Program Studi Manajemen - Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Program Studi Manajemen - Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara"

Transkripsi

1 ISSN JURNAL ILMIAH Program Studi Manajemen - Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Pengaruh Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Di Titipan Kilat JNE Medan BAGUS HANDOKO Analisis Bauran Promosi Lestari Abadi Medan ASWIN BANCIN Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Genset Pada PT.Sejahtera Pengaruh Atribut Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Honda Di Kota Medan BUNGA ADITI Efek Mediasi Kepuasan Kerja Pada Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan JUFRIZEN Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas Nasabah Melalui Kepuasan Nasabah Pada AJB Bumi Putera 1912 Kantor Wilayah Medan Cabang Medan Baru MUTHOLIB Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Ekonomi Mikro Melalui Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Metode Peerlesson Di Program Studi Manajemen RADIMAN Pengaruh Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Imam Bonjol RISNAWATI Pengaruh Pendidikan Dan Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PTPN III Medan SUNARYO Pengaruh Customer Relationship Management Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Investor PT. Danareksa Medan. TITIN FARIDA Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Jasa Marga Cabang (Belmera) Medan YUDI SISWADI VOL. 17NO. 01 April 2016

2 JURNAL ILMIAH ISSN VOL 17 NO. 01 APRIL 2016 MANAJEMEN & BISNIS Pelindung Agussani Pengarah ZulaspanTupti Januri Ade Gunawan PemimpinRedaksi Muslih SekretarisRedaksi Julita Redaktur Ahli AzuarJuliandi Tata Usaha RianSanjaya Rudi Hartono Rahardian AlamatRedaksi: FakultasEkonomi UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara Jl. Kapten Mukhtar Basri No. 3 Medan, Telp. (061) Fax. (061) Homepage: Jurnal umsu.ac.id jmanbis.umsu.ac.id PengantarRedaksi Bismillaahirrahmaanirrahiim Assalaamu alaikumwr. Wb. Jurnal Manajemen & Bisnis dapat di akses melalui Redaksi menerima draft makalah dari penulis yang dikirim melalui kami jmanbis.umsu.ac.id Edisi ini mengkaji masalah-masalah manajemen sumber daya manusia dari berbagai perspektif dengan menampilkan variabel yang bervariasi, Kepemimpinan dan kinerja, kualitas produk dan loyalitas, serta satu artikel berkenaan dengan manajemen keuangan. Tulisan-tulisan ilmiah ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam bidang ilmu manajemen dan bisnis bagi kalangan akademisi serta mahasiswa baik untuk kepentingan pengembangan ilmu teoritis maupun praktis. Redaksi terus berupaya mengoptimal kan jurnal, baik dari segi isi maupun penampilan. Dengan demikian Jurnal Manajemen & Bisnis memiliki nilai lebih pada edisi-edisi mendatang. Assalamu alaikumwr.wb Jurnal Manajemen & Bisnis merupakan publikasi dari hasil penelitian dan kajian teori yang berkaitan dengan ilmu dan ketrampilan manajemen.terbit dua kali setahun (April, Oktober). 2

3 3

4 ISSN Vol. 17 No. 1 April 2016 JURNAL ILMIAH MANAJEMEN & BISNIS Program Studi Manajemen - Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Pengaruh Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Di Titipan Kilat JNE Medan Bagus Handoko...1 Analisis Bauran Promosi Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Genset Pada PT.Sejahtera Lestari Abadi Medan Aswin Bancin...13 Pengaruh Atribut Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Honda Di Kota Medan Bunga Aditi...23 Efek Mediasi Kepuasan Kerja Pada Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Jufrizen...34 Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas Nasabah Melalui Kepuasan Nasabah Pada AJB Bumi Putera 1912 Kantor Wilayah Medan Cabang Medan Baru Mutholib...69 Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Ekonomi Mikro Melalui Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Metode Peerlesson Di Program Studi Manajemen Radiman Pengaruh Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Imam Bonjol Risnawati...89 Pengaruh Pendidikan Dan Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PTPN III Medan Sunaryo Pengaruh Customer Relationship Management Dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Investor PT. Danareksa Medan. Titin Farida Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Jasa Marga Cabang (Belmera) Medan Yudi Siswadi VOL. 17 NO. 01 April 2016

5 PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI TITIPAN KILAT JNE MEDAN BAGUS HANDOKO Prodi Manajemen, STIE Harapan Medan ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen di PT. JNE Medan. Hasil penelitian ini adalah Terdapat pengaruh yang signifikan Harga terhadap Kepuasan konsumen Besarnya pengaruh Harga terhadap Kepuasan konsumen adalah sebesar 68,4%.Terdapat pengaruh yang signifikan Kualitas pelayanan terhadap Kepuasan konsumen. Besarnya pengaruh Kualitas pelayanan terhadap Kepuasan konsumen adalah sebesar 12,1%.Harga dan Kualitas pelayanan secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan konsumen di JNE Medan, dengan tingkat kemampuan Harga dan Kualitas pelayanan untuk menjelaskan Kepuasan konsumen adalah sebesar 86,9% sedangkan sisanya sebesar 13,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini. Kata Kunci: Harga, Kualitas Pelayanan, Kepuasan PENDAHULUAN Tumbuhnya persaingan antar perusahaan titipan kilat yang semakin ketat dan tajam sehingga setiap perusahaan jasa titipan kilat dituntut untuk mempertinggi daya saing dengan berusaha memberikan kepuasan kepada semua pelanggannya. Kepuasan pelanggan merupakan satu elemen yang penting dalam mengevaluasi kualitas layanan dengan mengukur sejauh mana respon pelanggan setelah menerima jasa. Dengan adanya kualitas pelayanan yang baik dari perusahaan, akan menciptakan kepuasan bagi para pelanggan. Secara teorinya, kepuasan didefinisikan sebagai suatu reaksi konsumen terhadap pelayanan yang diterima dan ditinjau berdasarkan pengalaman yang dialami. Selain itu, kepuasan juga mempertimbangkan tentang apa yang dirasakan oleh konsumen. Konsumen akan memberikan penilaian tentang suatu yang mereka dapatkan. Berkembangnya jumlah perusahaan titipan kilat di Indonoesia menjadikan masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menentukan perusahaan titipan kilat mana yang akan mereka pilih. Masyarakat akan memilih perusahaan titipan kilat yang mereka pandang memberikan kepuasan yang maksimal bagi mereka. Itu alasannya setiap perusahaan titipan kilat hendaknya berorientasi pada kepuasan pelanggan untuk dapat bersaing dengan perusahaan pesaing lainnya. Pelanggan akan merasa puas apabila ada persamaan antara harapan dan kenyataan pelayanan yang diperoleh. Faktor faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam penelitian ini, diprediksi adalah harga yang ditawarkan oleh JNE itu sendiri dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh karyawan JNE. LANDASAN TEORI Harga Harga menurut Kotler (2001:124) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk 1

6 jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian. Sebagian konsumen bahkan mengidentifikasikan harga dengan nilai. Menurut Swasta (2001:89), harga merupakan sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungki n) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula (Tjiptono, 2005:97). Dalam penentuan nilai suatu barang atau jasa, konsumen membandingkan kemampuan suatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa subtitusi. Harga merupakan salah satu atribut penting yang dievaluasi oleh konsumen sehingga manajer perusahaan perlu benar-benar memahami peran tersebut dalam mempengaruhi sikap konsumen. Harga sebagai atribut dapatdiartikan bahwa harga merupakan konsep keanekaragaman yang memiliki arti berbeda bagi tiap konsumen, tergantung karakteristik konsumen, situasi dan produk (John C. Mowen dan Michael Minor, 2002:132). Dengan kata lain, pada tingkat harga tertentu yang telah dikeluarkan, konsumen dapat merasakan manfaat dari produk yang telah dibelinya. Dan konsumen akan merasa puas apabila manfaat yang mereka dapatkan sebanding atau bahkan lebih tinggi dari nominal uang yang mereka keluarkan. Pengertian Pelayanan Jasa Jasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa suatu tindakan yang ditawarkan pihak produsen kepada konsumen dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat dilihat, dirasa, didengar, atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi. Menurut Tjiptono (2005), jasa mempunyai 4 karakteristik yaitu : a. Intangibility(Tidak dapat dilihat, hanya dirasakan) Jasa bersifat intangibility artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium atau didengar sebelum pelanggan mencoba atau membeli. Karena sifat jasa ini tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa dan sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diinformasikan atau dipahami secara rohani. Maka dalam hal ini perusahaan jasa menghadapi tantangan untuk memberikan bukti-bukti fisik dan perbandingan pada penawaran abstraknya. b. Inseparability (Tidak dapat dipisahkan) Jasa pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari penyedia. Hal ini bisa dilihat dari faktorfaktor pendukung yang tidak kalah pentingnya dalam pemberian perhatian khususnya pada tingkat partisipasi atau keterlibatan pelanggan dalam proses jasa misalnya aktivitas dan peran serta pelajar atau mahasiswa dalam pendidikan disekolah maupun di perguruan tinggi. c. Variability (Keragaman) Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized out-put artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Dalam hal ini penyedia jasa dapat menggunakan 3 pendekatan dalam pengendalian kualitas jasa yaitu : 1) Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personalia yang baik. 2

7 2) Melakukan standarisasi proses pelaksanan jasa. Dalam hal ini dapat dilakukan dalam diagram jalur dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor potensial yang dapat menyebabkan kegagalan dalam jasa. 3) Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem sarana dan keluhan survey pelanggan sehingga pelayanan yang kurang baik dapat dideteksi dan dikoreksi. 4) Perishability (Tidak Tahan Lama) Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan dan jasa sangat bervariasi dalam melakukan pemasaran jasa yang di pengaruhi faktor musiman. Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen kualitas dalam organisasi jasa tertentu bukanlah sesuatu yang mudah didifinisikan karena hal tersebut sangat berhubungan erat dengan pandangan konsumen. Secara umum di katakan bahwa kualitas adalah karakteristik produk atau jasa yang di tentukan oleh pemakai dan di peroleh melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yang berkelanjutan. Kualitas pelayanan menurut wyckof adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengadaan atas tingkat keunggulan tersedia tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan atau konsumen (Tjiptono, 2005). Kualitas Pelayanan Untuk mengetahui dasar dan apa itu pelayanan, maka perlu dipahami definisi dari pelayanan yang telah dikemukakan. Menurut Yoeti (2001:1) Pelayanan adalah suatu produk yang tidak nyata (intangible) dari hasil kegiatan timbal balik antara pemberi jasa (producer) dan penerima jasa (customer) melalui suatu atau beberapa aktivitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Menelusuri arti pelayanan tidak lepas dari masalah kepentingan umum, yang menjadi asal usul timbulnya istilah pelayanan publik. Dengan kata lain antara kepentingan umum ada kaitannya dengan pelayanan umum. Pelayanan menurut Payne (2000:49), merupakan hal, cara atau melayani, menyediakan segala apa yang diperlukan orang. Sedangkan menurut Fitzsimmons (2001:51), Pelayanan adalah suatu usaha yang bertujuan untuk memuaskan individu dengan memenuhi kebutuhan (needs) ataupun keinginan (wants) individu tersebut. Dalam dunia bisnis dengan persaingan banyak perusahaan yang memberikan produk dan kualitas yang saling bersaing. Dalam situasi yang seperti ini, maka yang paling menentukan adalah organisasi yang dapat menghasilkan pelayanan yang terbaik. Memuaskan pengguna jasa sebenarnya adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sebagai pembeli pelayanan maka dihadapkan pada tantangan untuk dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa. Menurut Payne (2000 : 17), pelayanan yang diberikan kepada p engguna jasa sangat penting bagi perusahaan yang menghasilkan jasa karena : a. Pengguna jasa merupakan sumber pendapatan perusahaan karena pengguna jasa membayar jasa yang dijual. b. Kompensasi yang semakin hebat pada saat ini seiring dengan kemajuan teknologi. c. Hubungan erat antara jasa dengan pengguna jasa karena jasa dan pengguna jasa merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan. d. Masyarakat semakin kritis, semakin maju dan semakin mengetahui hak-hak untuk dilayani dengan sebaik-baiknya. e. Pelayanan merupakan produk kerjasama ketertiban satu unit kerja dengan unit kerja lainnya yang memerlukan perilaku dan sikap kerjasama dari para petugas. 3

8 Dimensi Kualitas Pelayanan Menurut Yoeti (2001 : 78), Dalam salah satu studi mengenai kualitas pelayanan yang melibatkan 800 (delapan ratus) pengguna jasa berusia 25 tahun ke atas disimpulkan bahwa terdapat lima dimensi kualitas pelayanan sebagai berikut : a. Tangibles atau bukti fisik adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perubahan dari keadaan lingkungan sekitar merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang dan sebagainya), perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi) serta penampilan karyawan. b. Reability atau andalan adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pengguna jasa yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pengguna jasa tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan akurasi yang tinggi. c. Responsiveness atau ketanggapan adalah suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat / responsif dan tepat kepada pengguna jasa dengan penyampaian informasi yang jelas. Tidak membiarkan pengguna jasa menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan. d. Assurance atau jaminan dan kepastian adalah pengetahuan, sopan santun dan kemampuan para karyawan perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pengguna jasa kepada perusahaan yang terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun. e. Empathy adalah memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pengguna jasa dengan berupaya memahami keinginan mereka. Suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan secara spesifik serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pengguna jasa. Kepuasan Konsumen Menurut Kotler (2001:56) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya. Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka layanan dapat dikatakan bermutu sedangkan jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka layanan dikatakan tidak bermutu. Apabila kenyataan sama dengan harapan, maka layanan dise but memuaskan. Dengan demikian service quality dapat didefinisikan sebagai jauhnya perbedaan antara kenyataan dan harapan konsumen atas layanan yang mereka terima (Lupiyoadi, 2001). Engel, et al dalam Tjiptono, (2005:89) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan. Bila kepuasan konsumen terhadap barang/jasa jauh dibawah apa yang diharapkan, maka konsumen akan kehilangan minat terhadap produsen/penyedia jasa dalam hal ini adalah rumah sakit. Demikian pula sebaliknya, jika barang/jasa yang mereka nikmati memenuhi/melebihi tingkat kepentingannya, maka konsumen akan cenderung memakai lagi barang/jasa tersebut (Kotler, 2001:59). Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan 4

9 kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya. Dengan demikian, kepuasan memang menjadi variabel yang sangat penting untuk mengukur pemasaran pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan hasil akhir dari pelayanan yang telah diberikan apaakah sesuai dengan harapan atau keinginan pasien. Menurut Lupiyoadi (2001:158) menyatakan bahwa dalam menentukan kepuasan, terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan, yaitu: a. Kualitas produk; Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. b. Kualitas pelayanan; Terutama untuk industri jasa, pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan. c. Emosional; Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai social atau self esteem yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek tertentu. d. Harga; Produk yang mempunyai kualitas sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggannya. e. Biaya; Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu. Perusahaan jasa harus dapat mengetengahkan secara konsisten jasa yang berkualitas lebih tinggi daripada para pesaingnya. Pelanggan (konsumen) memilih penyedia jasa dengan membandingkan pelayanan yang dirasakan ( perceivedservices) dengan yang diharapkan (expected services). Jika pelayanan yang dirasakan berada dibawah yang diharapkan, maka timbul suatu ketidak puasaan pelanggan, rasa kepercayaan pelanggan terhadap penyedia jasa menjadi berkurang (hilang), pendapatan perusahaan menurun dan akhirnya membahayakan kelangsungan hidup usahanya. Sebaliknya jika pelayanan yang dirasakan sama atau lebih besar dari yang diharapkan, maka pelanggan merasa puas. Mereka akan menggunakan kembali jasa tersebut dan memberitahukan kepada yang lain, sehingga menjadi alat promosi yang efektif, dan kelangsungan hidup perusahaan menjadi lebih terjamin. Oleh karena itu penyedia jasa harus dapat mengidentifikasikan keinginan konsumen dalam hal kualitas pelayanan secara umum maupun khusus. Hipotesis Berdasarkan pada kerangka konseptual, maka penulis menetapkan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh Harga terhadap Kepuasan Konsumen pada Titipan Kilat JNE Medan 2. Terdapat pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen pada Titipan Kilat JNE Medan 3. Terdapat pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen pada Titipan Kilat JNE Medan. 5

10 METODE PENELITIAN Operasional Variabel Secara ekperimental operasional variabel adalah defenisi yang dikemukakan atas sifatsifat hal yang didefenisikan yang dapat diamati. Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dua variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). Defisini Variabel Operasional Variabel Indikator Ukuran Skala Harga (X 1 ) Kualitas Pelayanan (X 2 ) Kepuasan Konsumen (Y) Harga yang Murah Kesesuaian harga dengan kemampuan beli konsumen Potongan harga Tangibles Reability Responsiveness Assurance Empathy Sumber : Berbagai Sumber, 2013 Kualitas Produk Kualitas Pelayanan Emosional Harga Biaya Tingkat harga yang murah Tingkat kesesuaian harga dengan daya beli konsumen Tingkat potongan harga Tingkat tangibles Tingkat Reability Tingkat Responsiveness Tingkat Assurance Tingkat Empathy Tingkat Kualitas produk Tingkat kualitas pelayanan Tingkat emosional Tingkat harga Tingkat biaya Interval Interval Interval Sumber Data Konsumen Konsumen Konsumen Kerangka Berpikir Berdasarkan pada penjelasan penjelasan diatas, seperti pada latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka penulis menyusun kerangka konseptual pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Harga (X 1 ) 1. Harga yang murah 2. Kesesuaian harga dengan daya beli konsumen 3. Potongan harga Kualitas Pelayanan (X 2 ) 1. Tangibles 2. Reability 3. Responsiveness 4. Assurance 5. Empathy Kepuasan Konsumen (Y) 1. Kualitas Produk 2. Kualitas Pelayanan 3. Emosional 4. Harga 5. Biaya 6

11 Populasi dan Sampel Populasi adalah sekumpulan satuan analisis yang didalamnya terkandung informasi yang ingin diketahui. Target populasi adalah sekumpulan satuan pengamatan atau objek yang memiliki informasi yang dibutuhkan peneliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang berkunjung di Titipan Kilat JNE Medan. Sampel menurut Jalaluddin (2002 : 83) adalah : sebahagian dari jumlah populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam penelitian yang diambil dengan mempergunakan caracara tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel adalah jumlah yang mewakili dari populasi yang akan dijadikan sebagai responden penelitian.dikarenakan populasi tidak diketahui maka untuk mengetahui jumlah sampel minimal, dapat digunakan rumus sebagai berikut : 4 pq n 2 d Sumber : Snedecor GW & Cochran WG, 1967), dan (Lemeshowb dkk, 1997), berdasarkanwww.suyatno.blog.undip.ac.id Dimana : n : jumlah sampel minimal yang dibutuhkan p : proporsi konsumen yang menggunakan jasa JNE Medan q : proporsi konsumen yang tidak menggunakan jasa JNE Medan d : limit dari error dikarenakan nilai p tidak diketahui maka nilai p dapat dilakukan dengan menggunakan maximal estimation yaitu sebesar 0,1. Maka dapat ditentukan besarnya sampel minimal adalah sebagai berikut : 4x0.10x0.95 n = 38 orang 2 0,10 Teknik Pengumpulan Data Dalammengumpulkandata penulismenggunakanbeberapa metode pengumpulandata berupa angket(kuesioner)yaitumembuatpertanyaanatau kuesioneryang akandibagikan kepadaresponden menggunakan SkalaLikert. Teknik Analisis Data Uji Validitas Tujuan dari dilakukannya uji validitas adalah untuk mengukur ketepatan suatu instrumen penelitian atau dengan kata lain bahwa uji ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana item pertanyaan yang digunakan dapat menguji suatu model dalam penelitian ini. Adapun kriteria pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai korelasi masing-masing item pertanyaan terhadap totalnya ( r- hitung ) dengan r-tabel, dimana item pertanyaan dikatakan valid jika r-hitung lebih besar dari r-tabel ( r-hitung > r-tabel ). Uji Reliabilitas Pengujian ini dilakukan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen handal, konsisten, stabil dan dependibalitas, sehingga apabila digunakan berulangulang maka akan menghasilkan yang sama.reliabilitas yang tinggi ditunjukkan dengan nilai 1, reliabilitas dianggap sudah cukup memuaskan atau tinggi adalah lebih besar atau sama dengan 0,60. Untuk pengujian ini dilakukan dengan teknik Cronbach Alfa. 7

12 Uji Statistik Pengolahan data dilakukan dengan SPSS V 16.0 Model analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda (Sugiyono, 2006:254) : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Dimana : Y a = Kepuasan Konsumen = Konstanta b 1 = Koefisien regresi variabel X 1 b 2 = Koefisien regresi variabel X 2 X 1 X 2 = Harga = Kualitas Pelayanan Untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, masing-masing dilakukan pengujian sebagai berikut : Uji Parsial ( Uji t ) Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan t- tabel yaitu : 1) Jika t-hitung > t-tabel, tolak H o terima H a pada taraf signifikan 95% 2) Jika t-hitung < t-tabel, terima H o tolak H a pada taraf signifikan 95% Uji Simultan ( Uji F ) Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara serempak ( simultan ). Adapun kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan F - hitung dengan F-tabel, sebagai berikut : 1) Bila F hitung F tabel pada taraf signifikan 95%, maka hipotesis alternatif diterima. 2) Bila F hitung F tabel pada taraf signifikan 95%, maka hipotesis alternatif ditolak. Uji Determinasi ( R 2 ) Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase variabel Harga dan Kualitas Pelayanan mampu menerangkan variabel Kepuasan Konsumen. Uji ini dapat dilihat dengan menggunakan rumus determinan sebagai berikut: D = R 2 x 100% HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengukur tingkat kebenaran, kemampuan indikator dalam mengukur variabelmenunjukkan seluruh indikator pada setiap variabel telah memenuhi syarat validitas, yaitu r hitung >r tabel. Oleh sebab itu, indikator indikator tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini. Uji Reliabilitas Uji ini dilakukan untuk melihat konsistensi dari indikator yang digunakan untuk mengukur variabel. Tingkat konsistensi ini dilihat dari konsistennya jawaban responden, 8

13 dalam kondisi dan keadaan apapun. Hasil uji reliabilitas ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alfa Hitung Harga.765 Kualitas pelayanan.865 Kepuasan konsumen.750 Cronbach Alfa Standar Keputusan.600 Realibel menunjukkan bahwa seluruh variabel telah memenuhi syarat uji reliabilitas, dimana nilai Cronbach Alfa hitung lebih besar dari nilai Cronbach Alfa standar. Dengan demikian, variabel X penelitian dapat digunakan sebagai prediktor atas variabel Y. Pengujan Hipotesis Regresi Linear Berganda Berdasarkan olahan data yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa model hubungan dari analisis regresi linear berganda ini dilihat dari tabel berikut ini : Coefficients a Model Unstandardized Coefficients B Std. Error Standardize d Coefficients Beta t Sig. 1 (Constant) Harga KualitasPelayan an a. Dependent Variable: KepuasanKonsumen Tabel 4 menunjukkan persamaan regresi linear berganda penelitian ini adalah sebagai berikut : Kepuasan konsumen = ,684Harga + 0,121KualitasPelayanan Persamaan regresi linear berganda tersebut dapat diartikan sebagai berikut: 1) Jika variabel Harga dan Kualitas pelayanan tidak ada, atau bernilai sama dengan nol, maka Kepuasan konsumen bernilai satuan. 2) Jika variabel Harga ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka Kepuasan konsumen akan meningkat sebesar 0,684 satuan. 3) Jika Kualitas pelayanan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka akan diikuti dengan peningkatan Kepuasan Konsumen sebesar 0.121satuan. 9

14 Uji t Uji ini dilakukan bertujuan untuk melihat tingkat signifikasi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients B Std. Error Standardize d Coefficients Beta t Sig. 1 (Constant) Harga KualitasPelayan an a.dependentvariable: KepuasanKonsumen Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai signifikan dari variabel Harga (X 1 ) adalah sebesar lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai alfa sebesar dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Harga berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan konsumen. Selanjutnya pada variabel Kualitas pelayanan (X 2 ) diketahui nilai signifikansi adalah sebesar 0,030 lebih kecil jika dibandingkan dengan niai alfa sebesar 0,050. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan konsumen. Uji F Uji serempak dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi kedua variabel bebas secara bersama sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Hasil uji secara serempak dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Model ANOVA b Sum of Squares Df Mean Square F 1 Regression Residual Total a. Predictors: (Constant), KualitasPelayanan, Harga b.dependentvariable: KepuasanKonsumen Sig a menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah sebesar lebih kecil dari nilai alfa sebesar 0.050, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Harga dan Kualitas pelayanan secara bersama sama berpengaruh terhadap Kepuasan konsumen. 10

15 Koefisien Determinasi Untuk dapat mengetahui besarnya determinasi Harga dan Kualitas pelayanan menjelaskan Kepuasan konsumen dapat dilihat pada tabel berikut ini : Model R Model Summary b R Square Adjusted Square R Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), KualitasPelayanan, Harga b. Dependent Variable: KepuasanKonsumen diketahui bahwa nilai R-Square adalah sebesar 0,869 atau sama dengan 86,9%. Artinya bahwa Harga dan Kualitas pelayanan mampu menjelaskan Kepuasan konsumen adalah sebesar 86,9% sisanya 13,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini. KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan pada penjelasan penjelasan sebelumnya maka Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan Harga terhadap Kepuasan konsumen di JNE. Besarnya pengaruh Harga terhadap Kepuasan konsumen adalah sebesar 68,4%. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan Kualitas pelayanan terhadap Kepuasan konsumen di JNE. Besarnya pengaruh Kualitas pelayanan terhadap Kepuasan konsumen adalah sebesar 12,1%. 3. Harga dan Kualitas pelayanan secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan konsumen di JNE Medan, dengan tingkat kemampuan Harga dan Kualitas pelayanan untuk menjelaskan Kepuasan konsumen adalah sebesar 86,9% sedangkan sisanya sebesar 13,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Kotler, Philip, (200 1). Manajemen Pemasaran di Indonesia, Buku I, Jakarta, Penerbit Salemba Empat Tjiptono, Fandy, (2005), Pemasaran Jasa. Edisi Pertama, Malang, Bayu Media Rangkuti, Freddy (2002), Riset Pemasaran, Penerbit Elex Media Computindo, Jakarta Lupiyoadi Rambat, (200 1), Menajemen Jasa, Teori dan Praktik, Edisi pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Khatimah, Husnul Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah (Studi pada Nasabah BRI Cabang Semarang Pattimura). Skripsi, Ekonomi-S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponogoro, Semarang 11

16 Atmaja, A.K Analisis pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi pada Tiket Garuda di PT. Falah Fantastic Tour Travel Bogor). Skripsi, Ekonomi-S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponogoro, Semarang Swasta Basu, 2001, Konsep dan Strategi Analisa Kuantitatif Saluran Pemasaran, Edisi Ketiga, Yogyakarta, BPFE-UGM,. John C Mowen dan Michael Minor, 2002, Perilaku Konsumen, Binarupa Aksara,Jakarta Yoeti, Oka A., (2001), Strategi Pemasaran Jasa, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Payne, Adrian, (2000), Yogyakarta. Pemasaran Jasa, Cetakan I, Edisi I, Penerbit Andi offset, Fitzsimmons, (2001),Pelayanan Barang dan Jasa, Terjemahan Alih Bahasa Ellen Gunawan Sitompul, Uka Wikarya, dan Anton Hendranata Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Sugiarto, Endar, (2002), Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Deli Putra, Naimuddin (2000), Karakteristik Pelayanan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sunarto (2003), Perilaku Konsumen, Yogyakarta, Penerbit AMUS dan CV dan Ngeksigndo Utama Alma, Buchari, (2004), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Penerbit Alfabeta, Bandung. 12

17 ANALISIS BAURAN PROMOSI DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN GENSET PADA PT. SEJAHTERA LESTARI ABADI MEDAN ASWIN BANCIN Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ABSTRAK Dalam suatu perusahaan, penjualan adalah kegiatan yang penting, karena dengan adanya penjualan tersebut maka akan diketahui volume penjualan dan keuntungan yang diperoleh untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif, yaitu metode penganalisa data dengan cara mengumpulkan data, menganalisis data, serta menafsirkan data yang memberikan gambaran objek yang diteliti. sumber data dalam penelitian ini adalah data skunder yaitu data yang diperoleh dari bagian marketing di PT. Sejaterah Lestari Abadi Medan berupa dokumen dan data lainnya seperti data penjualan marketing dan data agenda promosi penjualan tahun 2011 sampai Berdasarkan hasil penelitian dapat dikesimpulkan bahwa belum memaksimalnya pelaksanaan bauran promosi yang dijalankan oleh perusahaan, dimana kurang optimalnya promosi yang dilakukan oleh perusahaan, serta masih kurang luasnya penyebaran produk ke konsumen. Disisi lain banyaknya bermunculan produk sejenis yang menetapkan harga lebih murah serta memasuki pasaran dan wilayahnya yang cukup luas sehingga dengan keadaan yang ada tersebut cukup menyulitkan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan. Kata kunci : Bauran Promosi, Volume Penjualan PENDAHULUAN Dalam suatu perusahaan, penjualan adalah kegiatan yang penting, karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan diketahui volume penjualan dan keuntungan yang diperoleh untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Keberhasilan strategi pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dan analisis pasar, keputusan tentang produk, menetapkan harga, promosi dan distribusi. Menurut Tjiptono (2008,hal 219) aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima,membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan pesahaan yang bersangkutan. PT. Sejahtera Lestari Abadi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang otomotif Alasan penulis mengadakan penelitan pada perusahaan ini adalah karena permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam hal PT. Sejahtera Lestari Abadi dalam memperkenalkan produknya dan menarik konsumen sebagai pembeli dengan menggunakan bauran promosi yaitu antara lain : melalui periklanan ( surat kabar, brosur, dan sebagainya). Promosi penjualan (potongan harga ), penjualan pribadi ( melalui sales eksecutif dan sales counter). Banyaknya jenis genset yang bermunculan dari merek perusahaan lain menyebabkan persaingan semakin tinggi. Apalagi dengan menawarkan banyaknya keunggulan-keunggulan 13

18 tertentu, yang pastinya akan mempengaruhi volume penjualan. Hal ini membuat pihak PT. Sejahtera Lestari Abadi harus mampu memasarkan produknya dengan baik dan bersaing dengan merek lain yang menawarkan jenis genset yang sama. Sehingga masyarakat mempunyai keinginan untuk membeli genset di PT. Sejahtera Lestari Abadi. Adapun permasalahan yang terjadi pada PT. Sejahtera Lestari Abadi yaitu telah terjadi kenaikan dan penurunan terhadap volume penjualan selama 4 tahun terkhir. Namun dalam pelaksanaanya masih ditemui beberapa kendala yang dihadapi perusahaan kegiatan penjualan pribadi (personal selling) yang dilakukan team marketing kurang optimal, sehingga penjualanan yang diharapkan perusahaan tidak mencapai target. kurang optimalnya promosi yang dilakukan oleh perusahaan, serta masih kurang luasnya penyebaran produk ke konsumen. Disisi lain banyaknya bermunculan produk sejenis yang menetapkan harga lebih murah serta memasuki pasaran dan wilayahnya yang cukup luas sehingga dengan keadaan yang ada tersebut cukup menyulitkan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan. Dari latar belakang permasalahan dan melihat realitas volume penjualan yang tidak stabil penulis ingin mengetahui apakah perusahaan tersebut mampu menggunakan seluruh bauran promosi untuk bisa meningkatkan volume penjualan produk. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Volume Penjualan Penjualan adalah sebuah usaha atau langkah konkrit yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang ataupun jasa, dari produsen kepada konsumen sebagai sasarannya, dan mendatangkan keuntungan atau laba dari produk ataupun barang yang dihasilkan produsennya dengan pengelolaan yang baik. Menurut Kotler dan Armstrong (2008,hal. 181) menyatakan bahwa penjualan adalah interaksi interpribadi dengan pelanggan dan calon pelanggan untuk menghasilkan penjualan dan menjaga hubungan pelanggan. Menurut Blocher, et al (2007,hal. 322) menyatakan bahwa Volume penjualan adalah jumlah unit terjual aktual hasil dari kegiatan penjualan. Dari defenisi diatas dapat diketahui bahwa Volume penjualan merupakan jumlah total yang dihasilkan dari kegiatan penjualan barang. Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkan perusahaan, semakin besar kemungkinan laba yang akan dihasilkan perusahaan. 2. Pengertian Promosi Promosi Merupakan salah satu variabel dari kegiatan pemasaran sebagai unsur bauran pemasaran (marketing mix) dalam rangka menginformasikan dan mendorong permintaan terhadap produk, jasa, dan ide dari perusahaan dengan cara mempengaruhi para konsumen agar mau membeli produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Tjiptono (2008, hal. 219) Pada hakikatnya Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan menurut Assauri (2010, hal.265) Promosi adalah usaha untuk mempengaruhi dengan merayu (persuasive communication) calon pembeli, melalui pemakain segala unsur acuan pemasaran. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah cara perusahaan untuk memperkenalkan suatu produk kekonsumen dengan 14

19 membujuk dan dapat mengingatnya,sehingga timbul keinginan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan dan terjadi pembelian secara ulang. Hal ini dilakukan guna meningkatkan volume penjualan. METODOLOGI PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan deskriptif yaitu pendekatan yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tentang masalah yang diteliti. 2. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur, untuk mengetahui baik buruknya suatu penelitian. 3. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif, yaitu metode penganalisa data dengan cara mengumpulkan data, menganalisis data, serta menafsirkan data yang memberikan gambaran objek yang diteliti, berikut teknik analisis yang digunakan: 1. Menghiting peningkatan atau penurunan rata-rata penjualan setiap tahunnya, dengan menggunakan rumus: Rata rata penj = = 2. Menghitung presentase peningkatan atau penurunan setiap tahunnya: Presentasi Kenaikan = 100 Presentasi Penurunan = 100 Analisis prediksi volume penjualan jenset pada PT. Sejaterah Lestari Abadi Medan untuk tahun-tahun yang akan datang. 3. Metode kuadrat terkecil (Least Square Method) untuk mengetahui perkembangan volume penjualan di waktu yang akan datang dengan rumus. Y = + Julita,Jufrizen (2008, hal. 38) 15

20 b = n XY X Y n X ( ) = - b Dimana : Y = variabel terikat X = variabel bebas a = nilai konstanta b = koefisien arah regrasi n = jumlah data 4. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Pada PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan diketahui perkembangan volume penjualan diperoleh berdasarkan hasil penjualan yang dicapai oleh setiap devisi yang dijumlahkan seluruhnya. Disini penulis akan membuat tabel data yang menunjukan perkembangan volume penjualan dalam bentuk unit terjual tahun 2011 sampai tahun Dari tabel tersebut tampak jelas persentase perkembangan volume penjualan yang dicapai dari tiap-tiap tahunnya. Data mengenai keadaan atau perkembangan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan tahun 2011 sampai tahun 2014 dapat kita lihat dari tabel berikut Tabel IV.1 Perkembangan volume penjualan PT. Sejahtera lestari Abadi Medan ( ) Tahun Volume % Naik Turun Penjualan ,23% ,30% ,97% 5. Pembahasan 1. Analisis Bauran Promosi Untuk menghadapi persaingan yang kuat didunia industri genset dan untuk mencapai target-target penjualan yang harus dicapai perusahaan. PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan 16

21 menggunakan strategi bauran promosi. Adapun bauran promosi yang digunakan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan yaitu: penjualan pribadi, dan promosi penjualan. a. Personal selling(penjualan pribadi) Dalam memasarkan produknya PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan menggunakan salah satu dari aspek bauran promosi yaitu berupa personal selling (penjualan pribadi). Penjualan pribadi yang dilakukan yaitu memanfaatkan kemampuan tenaga penjual atau salesman dalam berkomunikasi langsung, presentasi penjualan, dan program insentif untuk meningkatkan volume penjualan. Berikut adalah data penjualan yang dihasilkan tenaga marketing di PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan tahun 2011 sampai tahun 2014: Tabel IV.2 Data Penjualan Marketing Pada PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan ( ) Tahun Sales Penjualan Total Penjua lan Team A = 7 Org -Team B = 7 Org -Team A= 116 unit -Team B = 133 unit 249 Unit Target Penjualan Unit Team A = 9 Org -Team B = 8 Org -TeamC = 10 Org -Team A= 34 unit -Team B= 42 unit -Team C =38 unit 114 Unit Unit Team A= 13 Org -Team B= 14 Org -Team A= 74 unit -Team B= 62 unit 136 Unit Unit Team A= 18 Org -Team B= 16 Org -TeamA=124 unit -TeamB=133 unit 257 Unit Unit Sumber : PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan (Diolah) Dari tabel IV.II tersebut dapat diketahui tenaga personal selling Yang digunakan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan pada tahun 2011 berjumlah 14 orang, yang dibagi menjadi 2 team yaitu team A dan Team B. Masing masing team menghasilkan volume penjualan yang berbeda team A 116 unit, team B 133 unit, jadi total penjualan yang diperoleh sepanjang tahun 2011 berjumlah 249 unit. Memasuki tahun 2012 PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan mencoba meningkatkan volume penjualannya dengan menambah tenaga marketing sebanyak 27 orang yang dibagi menjadi 3 team yaitu team A, team B, dan team C. Akan tetapi penjualan yang diharapkan dapat meningkat ternyata menurun hingga 54,23% dari penjualan tahun sebelumnya. Di tahun 2011 tenaga marketing hanya mampu menjual genset sebanyak 114 unit, total penjualan di tahun 2011 berjumlah 114 unit. Jumlah tenaga penjual yang banyak namun penjualan menurun dikarenakan team marketing dibagi menjadi 3, hal ini tentu saja membuat tertekan tenaga penjual baru yang harus bekerja keras mengejar target penjualan pertahunnya sebanyak 1000 unit sebelum tahun 2011 berakhir. Dapat disimpulkan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan kurang cepat dalam bertindak mengatasi kekurangan tenaga penjual yang dibutuhkan. 17

22 Untuk menyiasati penurunan penjualan di tahun 2012, PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan tidak mengurangi tenaga penjual yang digunakan ditahun sebelumnya, namun team marketing yang ditahun sebelumnya dibagi menjadi 3 team, ditahun 2013 hanya dibagi menjadi 2 team. Terlihat pada data di atas penjualan mengalami peningkatan 19,30% dari total penjualan 114 unit menjadi 136 unit. Hal tersebut membuktikan dengan membagi menjadi 2 team marketing, para salesmen dapat lebih bekerja sama dalam upaya meningkatkan volume penjualan. Di tahun 2014 dengan tetap mempertahankan kelompok salesmen menjadi 2 team dan menambah 7 orang tenaga penjual, hasilnya penjualan yang diperoleh PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan kembali mengalami peningkatan sebesar 88,97% angka yang menunjukan pertumbuhan penjualan yang cukup baik bagi perusahaan. Volume penjualan yang diperoleh PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan di tahun 2014 sebanyak 257 unit. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan sangat membutuhkan tenaga personal selling dalam upaya menjual produknya yang termaksud genset merek s a Power. Selama 4 tahun terakhir PT. Sejahtera lestari Abadi Medan terus menambah tenaga penjualnya dengan berbagai strategi pengelompokan tenaga penjual, hasilnya PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan mengalami peningkatan penjualan selama 2 tahun terakhir. Karena untuk menjual produk yang tergolong dalam barang yang dibutuhkan konsumen dibutuhkan komunikasi yang baik dan presentasi yang baik untuk membangun kepercayaan konsumen agar calon konsumen berminat membeli dan tidak pindah ke perusahaan lain mengingat persaingan dari dunia otomotif yang sangat ketat. Program insentif juga perlu diperhatihkan mengingat para salesmen yang bekerja keras demi meningkatkan penjualan butuh penyegaran dan penghargaan dari hasil kesrjanya, agar mereka termotivasi dan bekerja lebih maksimal lagi. b. Promosi Penjualan Untuk meningkatkan volume penjualan dan menarik minat masyarakat agar membeli genset di PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan, perusahaan melakukan promosi penjualan. Adapun promosi penjualan yang dilakukan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan yaitu adanya potongan harga, dan tukar tambah. Berikut agenda promosi penjualan yang dilakukan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan tahun 2011 sampai tahun Tabel IV.3 Agenda Promosi Penjualan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan Tahun 2011 sampai tahun 2014 Tahun Promosi Penjualan yang dilakukan Demonstrasi di depan PT. SLA -Potongan harga -Tukar tambah segala jenis genset Demonstrasi di depan PT. SLA -Potongan harga -Tukar tambah segala jenis genset -Even pameran di hari-hari besar 18

23 Demonstrasi di depan PT. SLA -Potongan harga -Tukar tambah segala jenis genset -Even pameran di hari-hari besar -Kupon hadiah/souvenir Tukar tambah segala jenis genset -Potongan harga - Demonstrasi di depan PT. SLA -Even pameran di hari-hari besar Sumber: PT. Sejahtera Lestari Abadi Dari data agenda kegiatan promosi penjualan yang dilakukan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan tersebut dapat kita lihat kegiatan yang dilakukan bervariasi mulai dari even pameran untuk mencari konsumen baru dikalangan masyarakat. Biasanya perusahaan sering mendatangkan sales ketempat proyek atau bangunan yang sedang dibangun guna untuk memperkenalkan produk baru tersebut. 2. Analisis Perkembangan Volume Penjualan Untuk meningkatkan volume penjualan dan daya saing perusahaan, PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan harus menempuh barbagai kebijakan promosi menarik, kreatif dan biaya yang minim dapat menarik perhatian masyarakat. Hal ini dilakukan perusahaan mengingat banyaknya perusahaan sejenis di kota medan yang menjadi pesaing dalam memasarkan produknya. Peningkatan jumlah volume penjualan perusahaan dapat dilihat dari data yang disajikan sebelumnya pada tabel IV.I, dimana volume penjualan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan mengalami fluktuasi selama 4 tahun terakhir. a. Pada tahun 2011, volume penjualan sebesar 249 unit. b. Pada tahun 2012, volume penjualan menurun menjadi 114 unit turun 135 unit atau menurun 54,23% dari penjualan di tahun c. Pada tahun 2013, volume penjualan mengalami kenaikan menjadi 136 unit atau naik 22 unit atau sebesar 19,30% dari tahun 2012 d. Pada tahun 2014, volume penjualan kembali naik menjadi 257 unit, atau naik 121 unit atau sebesar 88,97% dari tahun Volume penjualan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan mengalami fluktuasi selama 4 tahun terakhir. Ditahun 2012 penurunan terjadi cukup besar yaitu menurun hingga 135 unit atau sebesar 54,23%. Akan tetapi terlihat peningkatan yang cukup baik di tahun 2013 dan tahun 2014, hal ini menunjukkan ada upaya perbaikan yang dilakukan perusahaan untuk kembali meningkatkan volume penjualan. 3. Analisis Data Dalam analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode time series. Untuk mengetahui perkembangan tingkat penjualan, ada baiknya dilakukan analisis kuantitatif dengan menggunakan metode analisis Least Square dengan rumus sebagai berikut 19

24 Tabel IV.4 Volume Penjualan Genset di PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan (disederhanakan) Tahun Volume Penjualan Y = α + b x b = ( ) = - b Berdasarkan tabel IV. 4 sebelumnya dapat disusun kelompok data sebagai berikut : Tabel IV.5 Analisis Least Square Volume Penjualan Genset di PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan N Tahun Penjualan X X² XY (Y)

25 Dari tabel diatas diketahui 1. = = 6 3. ² = = = 4 Dengan menerapkan rumus tersebut maka pada data yang tersedia, dapat dihitung: = ( )² = ² ( )² = = 4,6 = - b ( ) = - 4,6 ( ) = 189 6,9 = 182,1 jadi persamaan yang diperoleh adalah: Y = 182,1 + 4,6 Dari persamaan yang diperoleh, harga koefisien b = 4,6 yang bertanda positif. Hal ini menunjukan kenaikan rata-rata volume penjualan sebesar 4,6 unit pertahun. Dengan memasukan nilai X untuk tahun penjualan yang akan diramalkan kedalam persamaan diatas, maka ramalan penjualan untuk tahun-tahun berikutnya akan diketahui seperti pada perhitungan dibawah ini: Tahun 2015 >Y = 182,1 + 4,6 (4) = 182,1 + 18,4 = 201 unit Tabel IV.6 Trend Penjualan Genset pada tahun 2015 sampai tahun 2018 pertahun PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan Tahun X Y Dari data diatas terlihat bahwa volume penjualan perusahaan mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Sedangkan penjualan yang akan datang menurun dibanding volume penjualan di tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi trend penjualanannya menunjukan kenaikan 21

26 setiap tahunnya. Jadi, persamaan trend volume penjualan PT. Sejahtera Lestari Abadi Medan termaksud jenis trend positif, sehingga apabila nilai X meningkat, maka nilai Y yaitu volume penjualan akan mengalami kenaikan. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan (2010). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Blocher, Edward J, Chen, Kung H, Cokin, Gary, Lin, Thommas W (2007). Manajemen Biaya. Buku 2. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Canon, Joseph P, Perreault, Jr., William D. McCarthy, E. Jerome (2009). Pemasaran Dasar. Buku 2. Edisi 16. Jakarta; Salemba Empat Jajat, Kristanto (2011). Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. Julita, Jufrizen (2008). Budgeting. Bandung: Cipta Pustaka Media Perintis. Mursid, M, (2010). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Bumi Persada Kotler, Philip, Armstrong Gary (2008). Prinsip Prinsip Pemasaran. Edisi 12, Jilid 2 : Erlangga. Sugiyono (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Tjiptono, Fandy (2008). Strategi Pemasaran. Edisi III. Yogyakarta. ANDI. Tjiptono, Fandy, Chandra, Gregorius (2012). Pemasaran Strategik. Edisi II. Yogyakarta. ANDI Taufik, Amir (2005). Dinamika Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS). Peranan Biaya Promosi dalam Meningkatkan Volume Penjualan (Studi Kasus pada Salah Satu Perusahaan Pembiayaan di Palembang. Vol I 22

27 PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL MEREK HONDA DI KOTA MEDAN BUNGA ADITI Dosenfakultas ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK Masyarakat kota Medan saat ini telah banyak menggunakan mobil sebagai sarana transportasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan alasan lebih nyaman. Hal ini juga diakibatkan transportasi pengangkutan roda empat kurang diminati seiring dengan pertumbuhan ekonomi, sehingga masyarakat lebih memilih mobil pribadi sebagai alat sarana transportasi dengan alasan nyaman dan mempercepat dalam melakukan aktivitas. Pada saat ini konsumen di kota Medan lebih bersifat selektif dan kritis dalam memilih produk yang akan dibeli serta tidak lagi membeli produk sekedar berdasarkan pertimbangan dalam fisik saja. Namun juga termasuk segala aspek pelayanan yang melekat pada produk dan tahap pra pembelian sampai tahap purna beli. Keputusan pembelian merupakan kegiatan konsumen yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Keputusan pembelian yang tinggi dari konsumen atas suatu produk merupakan aspek paling penting bagi suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Untuk meningkatkan pembelian yang tinggi dari konsumen, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, diantaranya adalah atribut produk dan adanya promosi.berdasarkan hasil uji statistika secara simultan atribut produk dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan. Berdasarkan hasil uji statistika secara parsial atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan. Berdasarkan hasil uji statistika secara parsial promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan. Kata Kunci : Atribut produk, Promosi dan Keputusan Pembelian.. 23

28 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada saat inikonsumen lebih bersifat selektif dan kritis dalam memilih produk yang akan dibeli serta tidak lagi membeliproduk sekedar berdasarkan pertimbangan dalam fisik saja. Namun juga termasuk segala aspek pelayananyang melekat pada produk dan tahap pra pembelian sampai tahap purna beli. Dalam lingkungan persaingan produk yang semakin ketat denganmasuknya produk-produk inovatif ke pasaran yang mana terdapat kondisipasar yang jenuh untuk produk-produk, di sisi lain usaha untuk mengelolaloyalitas konsumen menjadi tantangan yang tidak mudah, konsumen memilikiberaneka ragam kebutuhan dan keinginan yang dapat dipenuhi denganmengonsumsi produk tertentu. Konsumen biasanya membuat skala prioritas dan berusaha mencari dan membeli produk yang dinilai paling sesuai dan memuaskan, meningkatnya pembelian konsumen akan mampu meningkatkan daya saing perusahaan tersebut terhadap perusahaan pesaing. Suatu produk yang ditawarkan ke konsumen oleh perusahaan akanbertahan di pasaran jika atribut dari produk tersebut diterima, atribut produkadalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agarproduk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan olehpembeli, manfaat dari sebuah produk ini dikomunikasikan oleh atribut produkyang meliputi dari kualitas, fitur dan desain dari produk, atribut produkdiberikan kepada konsumen bertujuan untuk menarik pembeli. Produk memang tidak hanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan fungsionalnya saja namun juga memuaskan kebutuhan sosial dan psikologi dari konsumen sehingga produk yang menampilkan berbagai atribut produk yang meliputi kualitas, fitur dan desain yang sesuai dengan harapan konsumen yang pada akhirnya akan melahirkan keputusan kosumen untuk membeli produk tersebut. Keputusan pembelian konsumen dapat terjadi jika produk sertaatributnya sudah sesuai dengan keinginan dan harapannya. Konsumenmemberikan respon tertentu sebagai hasil evaluasinya terhadap kesenjanganantara harapan dengan kinerja produk.kesenjangan yang dievaluasi konsumenini menjadi penting mengingat hasil evaluasi itulah yang akan menentukan nilaiproduk bagi konsumen. Promosi merupakan salah satu bagian marketing mix yang sangat berperan dalam meningkatkan jumlah konsumen, karena dengan promosi baik itu melalui media cetak maupun media elektronik, perusahaan dapat memperkenalkan jenis produk atau jasa kepada masyarakat luas sehingga dengan demikian calon konsumen dapat tertarik dengan produk yang ditawarkan. Selain itu promosi merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen. Promosi dikatakan berhasil apabila jika pesan yang disampaikan dapat dipahami khalayak (audience), serta membuat audience melakukan sesuatu mengenai isi pesan tersebut. Masyarakat kota Medan saat ini telah banyak menggunakan mobil sebagai sarana transportasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan alasan lebih nyaman. Hal ini juga diakibatkan transportasi pengangkutan roda empat kurang diminati seiring dengan pertumbuhan ekonomi, sehingga masyarakat lebih

29 memilih mobil pribadi sebagai alat sarana transportasi dengan alasan nyaman dan mempercepat dalam melakukan aktivitas. Pada saat ini konsumen di kota Medan lebih bersifat selektif dan kritis dalam memilih produk yang akan dibeli serta tidak lagi membeli produk sekedar berdasarkan pertimbangan dalam fisik saja. Namun juga termasuk segala aspek pelayanan yang melekat pada produk dan tahap pra pembelian sampai tahap purna beli. Keputusan pembelian merupakan kegiatankonsumen yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Keputusan pembelian yang tinggi dari konsumen atas suatu produk merupakan aspek paling penting bagi suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Untuk meningkatkan pembelian yang tinggi dari konsumen, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, diantaranya adalah atribut produk dan adanya promosi. Sehubungan dengan minat dan kecendrungan masyarakat yang memilih kendaraan roda empat. Dengan semakin bertambahnya keinginan masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi sehubungan dengan semakin tingginya tingkat kepentingan akan suatu kendaraan, serta semakin kompetitifnya harga kendaraan, maka kebutuhan penjualan semakin meningkat. Dalam melakukan kegiatan bisnisnya perusahaan mobil merek Honda menjual produk dengan berbagai merek produk. Jumlah produk yang banyak terjual dari Tahun 2011 sampai dengan 2015 berviariasi. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen memilih produk tersebut dari alternatif penilaian konsumen terhadap produk tersebut memiliki kualitas yang berbeda-beda. Penjualan mobil merek Honda terlihat bahwa kegiatan promosi dan kualitas suatu produk sangat berperan dalam meningkatkan volume penjualan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas penulis tertarik untuk meneliti dengan judul: Pengaruh atribut produk dan promosi terhadap keputusan pembelian mobil merek honda di Kota Medan. TINJAUAN PUSTAKA Atribut Produk Atribut produk dapat diartikan sebagai unsur-unsurproduk yang dipandang penting oleh konsumen dandijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atributproduk meliputi merek, kemasan, label, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya (Tjiptono, 2008). Atribut produk adalahkomponen-komponen yang merupakan sifat-sifat produkyang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhikebutuhan dankeinginan yang diharapkan oleh pembeli.atribut-atribut produk selain tercermin dari bentuknya,daya tahannya, warnanya, aromanya, terdapat pula atributyang terdiri dari kemasan, merek, harga, mutu, harga,gambar logo, maupun labelnya. Berdasarkan uraian tersebutdapat disimpulkan bahwa atribut produk merupakan suatukarakteristik yang spesifik dari produk yang memberikanmanfaat penting bagi konsumen dan dapat dijadikan dasarpengambilan keputusan pembelian. Hasan (2013) "Promosi merupakan proses mengkomunikasikan variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi dimulai dari 25

30 perencanaan, implementasi dan pengendalian dari komunikasi untuk menjangkau target audience (konsumen - calon konsumen) - promosi sering dimaknai sebagai "the planning, implementing, and controlling ofthe communications with its customers and other target audiences. Inti dari kegiatan promosi adalah suatu bentuk kegiatan komunikasi pemasaran yang berusaha untuk menyebarkan informasi perusahaan, memengaruhi, mengingatkan pasar sasaran agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan (penjual dan pembeli)". Menurut Hamdani dalam Sunyoto (2013) "Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk memengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya". Keputusan Pembelian Konsumen Setiadi dalam Sopiah dan Mamang (2013) mendefenisikan bahwa inti dari "Keputusan pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku". Menurut Peter dan Olson dalam Sopiah dan Mamang (2013) inti dalam "Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses integrasi yang digunakan untuk mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu diantaranya. Hasil proses integrasi tersebut adalah suatu pilihan (choice), secara kognitif menunjukkan intensi perilaku (suatu rencana keputusan)". Schiffman dan kanuk dalam Sopiah dan Mamang (2013) "Mendefinisikan keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua pilihan alternatif atau lebih. Seorang konsumen yang hendak memilih harus memiliki pilihan alternatif. Suatu keputusan tanpa pilihan disebut "pilihan Hobson". Kerangka Konseptual Menurut Setiadi (2008) Keputusan pembel ian adalah perilaku konsumen dalam memperlakukan pengambilan keputusan konsumen sebagai pemecahan masalah yang dihadapinya. Keputusan pembelian merupakan tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, karena konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapat yang diharapkan. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tak terduga, karena keadaan tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian. Penempatan posisi produk yang tepat dibenak konsumen, terutama melaluipengembangan atribut produk menjadi salah satu kunci keberhasilan pemasarandari sebuah produk. Menurut Tjiptono (2008) Atribut produk adalah unsur-unsurproduk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan 26

31 dasarpengambilan keputusan pembelian. Dimana atribut produk meliputi merek,kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya. Atribut -atribut produkdipandang sebagai faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,yang mana semakin lengkap dan komplit atribut sebuah produk, semakin besarpeluang produk tersebut untuk diminati oleh konsumen. Promosi merupakan salah satu aspek dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses berlanjut. Ini disebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan dalam perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan berasal dari penjualan dalam setiap periodenya perusahaan perlu mengadakan promosi untuk memperkenalkan produknya pada pembeli dan masyarakat sehingga mereka tertarik untuk memiliki produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Menurut Mulyadi (2013) "Implikasi promosi ak an mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian dimana konsumen akan senantiasa merasa diingatkan kepada merek produk yang dipasarkan minat beli perusahaan". Menurut Hasan (2013) "Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksikan perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Minat beli masa mendatang sangat dipengaruhi oleh pengalaman konsumen yang berkaitan dengan harga, merek, promosi, iklan, rantai pasokan, kombinasi (mix) layanan, suasana, dan lokasi (tempat)". Menurut Kotler dan Keller (2007) "Perusahaan -perusahaan menggunakan alat promosi penjualan untuk memperoleh tanggapan pembeli yang lebih kuat dan lebih cepat. Seluruh alat-alat promosi penjualan sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen".maka dapat disusun sebuah kerangka konseptual dalam penelitian ini sebagai berikut: Atribut Produk (X 1 ) Promosi (X 2 ) Keputusan Pembelian (Y) Gambar 1 Kerangka Konseptual Dari permasalahan yang ada, dapat diambil suatu hipotesis simultan dan hipotesis parsial sebagai berikut : 1. Atribut produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian mobil merek honda di Kota Medan 27

32 Keputusan pembelian yang tinggi dari konsumen atas suatu produk merupakan aspek paling penting bagi suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Untuk meningkatkan pembelian yang tinggi dari konsumen, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, diantaranya adalah atribut produk dan adanya promosi. 1. Putusan pembelian mobil merek honda di Kota Medan. 2. Atribut produk dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian mobil merek honda di Kota Medan. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat semesta penelitian (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah seluruh konsumen yang menggunakan mobil merek Honda. Dalam penelitian ini untuk menentukan sampel dengan menggunakan Non-Probability Sampling yaitu sampling jenuh dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2010)Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk dijadikan sampel. Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling adalah: 1. Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen 2. Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara 2. Kuisioner Metode Analisis Data Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda ( multiple regression analysis). Analisis regresi berganda adalah analisis hubungan antara dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap satu variabel terikat (Y) dengan asumsi Y merupakan fungsi dari X. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel bebas. Secara matematis, hubungan variabel tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk sebagaiberikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 +e Uji Hipotesis: a.uji Simultan (Uji F) b.uji Parsial (Uji t) c.koefisien Determinasi (R 2 ) PEMBAHASAN Pada saat ini konsumen di kota Medan lebih bersifat selektif dan kritis dalam memilih produk yang akan dibeli serta tidak lagi membeli produk sekedar berdasarkan pertimbangan dalam fisik saja. Namun juga termasuk segala aspek pelayanan yang melekat pada produk dan tahap pra pembelian sampai tahap purna 28

33 beli. Keputusan pembelian merupakan kegiatan konsumen yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Analisis statistik Inferensial bertujuan untuk menguji data dan sampel yang ada sudah cukup kuat untuk menggambarkan populasinya dan mengukur derajat asosiasi antar variabel. Uji hipotesis dilakukan dengan analisis statistik inferensial dengan menggunakan analisis regresi berganda dalam menguji hubungan antara dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap satu variabel terikat (Y). Model Regresi Linier Berganda Model 1 (Constant ) Hasil Uji Koefisien Regresi Standardi Unstandardiz zed ed Coefficie Coefficients nts Std. B Error Beta t Sig X X maka persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah: Y = 2,979+ 0,395X 1 + 0,522X 2 1. Nilai konstanta regresi sebesar 2,979 artinya jika nilai atribut produk dan promosi = 0, maka Keputusan pembelian akan meningkat sebesar 2, Koefisien regresi X 1 untuk variabel atribut produk bernilai positif 0,395 artinya pengaruh Atribut produk sangat berpengaruh dalam meningkatkan Keputusan pembelian, atribut produk dapat memberikan dampak positif terhadap Keputusan pembelian. 3. Koefisien regresi X 2 untuk variabel Promosi bernilai positif 0,522 artinya bahwa pengaruh variabel promosi searah dengan peningkatan Keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Promosi mempunyai pengaruh positif dalam meningkatkan Keputusan pembelian. Berdasarkan pada Tabel 1 maka diperoleh hasil uji parsial sebagai berikut: 1. Nilai t hitung untuk Atribut produk (4,803) lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (1.66), atau nilai sig t untuk atribut produk (0.000) lebih kecil dari alpha (0,05). Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak Ho dan menerima H 1 untuk atribut produk. Dengan demikian, secara parsial atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan. 2. Nilai t hitung untuk variabel Promosi (4,613) lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (1,66), atau nilai sig t untuk variabel pomosi (0,000) lebih kecil dari alpha (0,05). Ber dasarkan hasil yang diperoleh maka menolak Ho dan 29

34 menerima H 1 untuk variabel Promosi. Dengan demikian, secara parsial Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan pembelian. Hal ini memberi arti bahwa Promosi berpengaruh nyata dalam meningkatkan Keputusan pembelian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan jika dibandingkan dengan atribut produk. Koefisien Determinasi (R 2 ) Besarnya pengaruhvariabel bebas terhadap variabel terikat adalah denganmenggunakan uji koefisien determinasi (R 2 ) berikut : Hasil Uji Determinasi Mod el R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a Di peroleh nilai AdjustedR Square adalah 0,655 artinya bahwa kemampuan atribut produk dan promosi dapat menjelaskan variasi Keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan adalah sebesar 65,5% sisanya sebesar 34,5% dijelaskan oleh variabel-variabel independen yang tidak diteliti. Model Hasil Uji F Simultan Sum of Mean Squares df Square F Sig. 1 Regression a Residual Total Berdasarkan Tabel 3diperoleh hasil F Hitung 95,144 sedangkan F Tabel pada α = 0,05 dengan derajat pembilang 2 dan derajat penyebut 97 diperoleh F tabel 3,15 dari hasil ini diketahui F hitung > F tabel, dan signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari α = 0,05 jadi posisi titik uji signifikansi berada pada wilayah penolakan H 0 atau dapat disimpulkan H 1 diterima yang artinya bahwa atribut produk dan promosi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan pembelian. Artinya Adanya atribut produk dan promosi yang dilakukan oleh perusahaan Hondan memberikan dampak positif terhadap keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan. 30

35 Pembahasan Hasil penelitian diperoleh bahwa atribut produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut produk memberikan manfaat positif dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan. Atribut produk sebagai komponen-komponen yang merupakan sifat-sifat produkyang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhikebutuhan dankeinginan yang diharapkan oleh pembeli. Menurut Gitosudarmo (2000), Atribut produk adalah suatu komponenyang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapatmemenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Menurut Hasil jawaban responden terhadap variabel atribut produk menunjukkan mayoritas responden menjawab setuju dan cukup setuju yaitu Merek produk, Kualitas produk, Desain produk, Label produk dan Warna produk. Hasil penelitian ini didukung penelitian terdahulu oleh Narjono (2012) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Merek,Mutu, Kemasan dan Harga berpengaruh secara signifikan baik secara simultan danparsial terhadap keputusan pembelian susu Dancow pada Citra Swalayan Singosari Kabupaten Malang. Faktor merek mempunyaipengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian susu Dancow pada Citra Swalayan Singosari Kabupaten Malang. Hasil penelitian diperoleh bahwa promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi memberikan manfaat positif dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan. Promosi sebagai kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut. Menurut Hasan (2013) "Promosi merupakan proses mengkomunikasikan variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Menurut Hasil jawaban responden terhadap variabel promosi menunjukkan mayoritas responden menjawab setuju dan cukup setuju yaitu merek produk, kualitas produk, desain produk, label produk dan warna produk. Hasil penelitian ini didukung penelitian terdahulu oleh Robby Selestio (2013) Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel citra merek, kualitas produk dan promosi dengan variabel keputusan pembelian. Dheany Arumsari (2011) Hasil penelitian membuktikan bahwa Kualitas Produk, harga, dan Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian yang telah dilakukansecara simultan Atribut produk dan promosi berpengaruh positif dan signifikanterhadap keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan. Hal ini menunjukkan bahwa atribut produk dan promosi berpengaruh nyata dalam meningkatkan keputusan pembelian, artinya atribut produk dan promosi secara bersama-sama dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan. 31

36 Nilai AdjustedR Square adalah sebesar 65,5% artinya bahwa kemampuan variabel atribut produk dan promosi dapat menjelaskan variasi keputusan pembelian konsumen yang membeli mobil merek Honda di Kota Medan cukup kuat sedangkan sisanya sebesar 34,5% dijelaskan oleh variabel-variabel independen yang tidak diteliti. Menurut Setiadi dalam Sopiah dan Mamang (2013) Keputusan pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku". Hasil jawaban responden terhadap keputusan pembelian menunjukkan mayoritas responden menjawab setuju dan cukup setuju pengenalan kebutuhan, pencarian alternatif informasi, penilaian berbagai macam informasi yang terkumpul, keputusan membeli dan evaluasi setelah pembelian. Hasil penelitian ini didukung penelitian terdahulu oleh Robby Selestio (2013) Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel citra merek, kualitas produk dan promosi dengan variabel keputusan pembelian. Dheany Arumsari (2011) Hasil penelitian membuktikan bahwa Kualitas Produk, harga, dan Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, dan Tantri, Manajemen Pemasaran. Raja Grafindo Persada. Depok. Arikunto, Suharsimi Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Assauri, Sofjan, Manajemen Pemasaran. Rajawali Pers. Jakarta. Fajar, Laksana Manajemen Pemasaran. Graha Ilmu. Yogyakarta. Gitosudarmo. Indriyo Manajemen Pemasaran. Yogyakarta:BPFE. Ghozali, Imam, Apilkasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Hasan, Ali Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta:CAPS (Center for Academic Publishing Service). Kotler, dan Armstrong Prinsip Prinsip Pemasaran. Edisi 12, Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Kotler, dan Amstrong, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium diterjemahkan Benyamin Molan, PT. Prenhallindo. Jakarta. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran. Jilid Satu, Edisi Keduabelas. Cetakan Ketiga. Penerbit Indeks. Nitisusastro, Mulyadi, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Kewirausahaan. Alfabeta, Bandung. Paul dan Olson Jerry C Consumer Behavior and Marketing Strategy 9 th ed.new York, USA: Mc Graw Hill. Rangkuti, Freddy, Mengukur Efektivitas Program Promosi dan Analisis Kasus Menggunakan SPSS. PT. Grafika Mardi Yuana. Bogor. Sanusi, Anwar Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat. Jakarta. 32

37 Sopiah, dan Mamang, Etta, Perilaku KonsumenPendekatan Praktis. Yogyakarta. Swastha, Basu dan Irawan Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua Cetakan Kesebelas. Liberty Offset. Yogyakarta. Sunyoto, Danang, Perilaku Konsumen, CAPS (Center of Academy Publishing Service). Yogyakarta. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keenam Belas, CV Alfabeta. Bandung. Tjiptono. Fandy, Manajemen Jasa. Edisi Pertama. Andi offset. Yogyakarta. Tsao, H Raffalovich, Monnat.Family Income at the Bottom and at the Top: Income Sources and Family Characteristics. Res Soc Stratif Mobil. Zulganef, Metode Penelitian Sosial & Bisnis. Edisi pertama.graha Ilmu. Yogyakarta. 33

38 EFEK MEDIASI KEPUASAN KERJA PADA PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN JUFRIZEN Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. ABSTRAK Penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja, mengetahui dan menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan, mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja pada PT. Socfin Indonesia Medan.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis yang digunakan adalah analisis statistik dengan analisis regresi. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan tetap pada PT. Socfin Indonesia Medan yang berjumlah 204 orang sedangkan sampel penelitian diperoleh sebanyak 135 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan observasi. Teknik analisis data menggunakan pendekatan asosiatif dan kuantitatif dengan alat ukur statistik koefisien jalur (path analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan, ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel kompensasi terhadap kinerja karyawan, ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan, tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel kompensasi terhadap kinerja karyawan melalui Kepuasan kerja karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan. Kata Kunci : Kompensasi, Kepuasan Kerja dan Kinerja. PENDAHULUAN Fenomena sekarang ini banyak bermunculan bermacam masalah perusahaan baik dalam skala kecil, menengah, maupun skala yang lebih besar. Fenomena ini mengindikasikan adanya perkembangan dalam bidang usaha perusahaan. Perkembangan dalam bidang usaha perusahaan ini diharapkan juga diikuti dengan perkembangan sarana dan prasarana yang memadai serta manajemen sumber daya yang handal. Sumber daya manusia mempunyai arti penting karena manusia berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi. Manusia dalam organisasi berperan sebagai penentu, pelaku, dan perencana dalam mencapai tujuan perusahaan sekaligus menentukan maju dan mundurnya perusahaan. 34

39 Manusia adalah sumber daya yang berbeda dari faktor produksi lainnya karena manusia mempunyai perasaan, pikiran, keinginan dan latar belakang yang heterogen. Manusia juga memiliki kebutuahan yang tidak terbatas, artinya kebutuhan manusia selalu bertambah dari waktu ke waktu. Kebutuhan manusia diartikan sebagai segala sesuatu yang dimilikinya, dicapai, dan dinikmati, oleh karena itu manusia terdorong untuk melakukan aktivitas dengan bekerja. Sumber daya manusia dalam perusahaan merupakan aspek penting yang menentukan keefektifan dan keberhasilan suatu perusahaan. Perusahaan yang lengkap dengan sarana dan prasarana tidak akan berarti tanpa adannya manusia sebagai pengelola dan pemuat gagasan.sebagai manusia, karyawan mempunyai tujuan pribadi selain tujuan perusahaan yang harus dicapai sehingga diperlukan suatu integrasi antar tujuan perusahaan dengan tujuan pribadi karyawan agar tidak terjadi tumpang tindih atau overlapping. Kebutuhan masing-masing karyawan perlu diketahui dan diperhatikan agar tujuan karyawan dapat terintegrasi dengan baik. Karyawan mempunyai beraneka ragam kebutuhan pribadi. Kebutuhan tersebut bersifat fisik maupun non fisik yang harus dipenuhi agar dapat hidup secara layak. Kebutuhan karyawan diusahakan dapat terpenuhi melalui imbalan dari pekerjaannya. Apabila kebutuhan seorang karyawan sudah terpenuhi dengan imbalan yang pantas dari hasil kerjanya, maka kepuasan kerja karyawan akan meningkat Salah satu tuntunan bagi perusahaan adalah menciptakan sumber daya manusia yang dapat menghasilkan kinerja yang optimal dengan menjaga kepuasan kerja karyawannya. Karyawan yang memiliki rasa puas pada perusahaan akan menunjukkan loyalitasnya kepada perusahaan serta memberikan effort kerja yang lebih pada pekerjaannya yang akhirnya dapat mendatangkan peluang pada keberhasilan perusahaan. Keberhasilan perusahaan tidak hanya dapat dicapai dengan menerapkan strategi bisnis tetapi harus didukung sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Jadi sumber daya manusia juga dianggap sebagai suatu kekuatan yang kompleks dimana kinerja karyawan memberikan dampak kepada perusahaan secara langsung. Apabila sumber daya manusia di dalam perusahaan dapat mencapai tujuan maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki daya kekuatan untuk berkompetisi dengan perusahaan pesaing. Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Kepuasan kerja akan mempengaruhi produktivitas yang sangat diharapkan manajer. Untuk itu, manajer perlu memhami apa yang harus dilakukan untuk menciptakan kepuasaan kerja karyawannya.untuk mencapai hal tersebut, maka perusahaan harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong dan memungkinkan karyawan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta ketrampilan yang dimiliki secara optimal. Salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh perusahaaan untuk menciptakan kondisi tersebut adalah dengan memberikan kompensasi yang memuaskan. Suatu cara meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan adalah dengan memberikan kompensasi. Dari informasi yang didapatkan bahwa karyawan PT. Socfin Indonesia Medan mengalami kepuasan kerja yang rendah walaupun perusahaan menaruh perhatian yang lebih terhadap karyawannya. Kepuasan kerja yang rendah ditunjukkan dengan kelambanan dalam pembuatan laporan kerjanya yang 35

40 dipengaruhi oleh kompensasi. Para pegawai merasa kompensasi yang terima tidak sesuai dengan harapan pegawai. Kebanyakan dari pegawai merasa kompensasi yang berupa gaji dan bonus diberikannya tidak sesuai dengan harapan para pegawai. Dalam hal tersebut pegawai akan merasa tidak puas dengan pekerjaannya. Perusahaan memberikan kompensasi berupa tunjangan pensiun hanya diberikan kepada karyawan tetap. Bentuk perhatian yang diberikan perusahaan pada karyawannya seperti perusahaan memperhatikan hak-hak karyawannya, memperhatikan kebutuhan karyawan, memberikan kompensasi seperti gaji, insentif, dan bermacam tunjangan. Kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang seharusnya sesuai dengan harapan karyawan yang sudah bekerja secara optimal di perusahaan tersebut. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual, kerean setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Kepuasan kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikap senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja. Kepuasaan kerja pegawai adalah suatu fenomena yang perlu dicermati oleh pimpinan organisasi. Kepuasaan kerja pegawai berhubungan erat dengan kinerja pegawai. Seseorang yang puas akan memiliki motivasi, komitmen pada organisasi dan partisipasi kerja yang tinggi, yang pada akhirnya akan terus memperbaiki kinerja mereka. Demikian juga sebaliknya kinerja pegawai yang tinggi akan mempengaruhi kepuasaan kerjanya. Kepuasaan kerja akan berhubungan keterikatan pegawai pada organisasi. Jika kepuasaan kerja tidak terjaga besar kemungkinan berakibat pada tingginya keluar masuk (trun over) pegawai dari organisasi. Selain itu, ketidakpuasan pegawai dapat diidentifikasi dari rendanya produktivitas pegawai, tingginya kemangkiran dalam pekerjaan, dan rendahnya komitmen organisasi (Sinambela, 2012). Seorang karyawan yang memiliki kepuasaan kerja yang tinggi maka kayawan tidak akan meninggalkan pekerjaannya. Sedangkan para karyawan yang tidak puas dengan hasil kerjanya maka karyawan tersebut akan mengalami kemunduran prestasi dalam bekerja. Kepuasan kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya, senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja (Rivai, 2005). Semakin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi kepuasan terhadap kegiatan tersebut pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individuil. Setiap individu akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda beda tergantung penilaian individu terhadap aspek-aspek pekerjaan seperti, bayaran, promosi jabatan, kondisi kerja, rekan kerja dan pengawasan yang dirasakan sesuai dnegan keinginan individu tersebut. Semakin banyak aspekaspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semkain tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya dan apabila semakin sedikit aspek-aspek dalam pekerjaan tersebut yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin rendah tingkat kepuasan yang dirasakannya. Kinerja karyawan menurut Simamora (2004) adalah tingkat hasil kerja karyawan dalam pencapaian persyaratan pekerjaan yang diberikan. Kinerja karyawan menjadi hal yang perlu diperhatikan dengan cukup serius oleh perusahaan, karena kinerja karyawan dengan berbagai aspek yang ada di 36

41 dalamnya akan memberikan dampak secara langsung terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hasibuan (2013) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Apabila kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan rendah akan memberikan dampak negatif terhadap perusahaan karena kinerja karyawan tersebut akan menurun dan akibatnya kinerja perusahaan akan terganggu. Kinerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan juga akan dipengaruhi oleh kompensasi yang diterimanya. Kompensasi menurut Nawawi (2005) merupakan penghargaan atau ganjaran pada para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan yang disebut bekerja. Kompensasi yang diterima karyawan akan memberikan dorongan lebih untuk bekerja. Pemberian kompensasi yang tepat akan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Adanya kompensasi berupa bonus, hadiah maupun penghargaan juga akan memberikan dampak yang positif bagi karyawan. Karyawan akan merasa termotivasi dan bersemangat dalam menyelesaikan tugas yang diberikan serta akan muncul dorongan karyawan untuk berprestasi. Perusahaan yang telah menyadari pentingnya tingkat kepuasan kerja karyawan, akan selalu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja karyawan salah satunya adalah memberi kompensasi yang adil dan layak. LANDASAN TEORI Kinerja Mangkunegara (2011) mengemukakan bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan Hasibuan (2013) mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Menurut Rivai (2004) kinerja adalah perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan menurut Simamora (2004) adalah tingkat hasil kerja karyawan dalam pencapaian persyaratan pekerjaan yang diberikan. Dari beberapa definisi kinerja karyawan yang diberikan oleh beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan merupakan hasil kerja dari karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dalam melakukan dan menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada karyawan tersebut oleh atasan atau pimpinannya berdasarkan perannya di dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Kinerja karyawan akan sangat mempengaruhi produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Produktivitas perusahaan akan rendah apabila kinerja karyawan dalam perusahaan tersebut rendah, dan sebaliknya perusahaan akan menjadi produktif dan semakin berkembang jika kinerja karyawannya tinggi. Kinerja karyawan akan sangat mempengaruhi hasil kerjanya. 37

42 Mangkunegara (2011) berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja, yaitu : 1) Kemampuan Manusia pada dasarnya memiliki dua kemampuan yaitu kemampuan potensi dan kemampuan reality. Kemampuan reality merupakan penggabungan antara pengetahuan ( knowledge) dan keterampilan ( skill). Dalam dunia kerja, untuk dapat mencapai kinerja yang baik, pegawai, karyawan atau pekerja harus memiliki kemampuan yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya. Misalnya karyawan bagian mesin harus mengetahui seluk beluk mesin atau otomotif begitu juga dengan karyawan di bagian keuangan harus mengetahui dan menguasai ilmu keuangan. 2) Motivasi Setiap pegawai atau karyawan memiliki motivasi di dalam dirinya untuk bekerja dalam mencapai tujuannya. Motivasi merupakan sebuah dorongan untuk melakukan aktivitas guna memperoleh atau mencapai tujuan. Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja yang menggerakkan dirinya secara terarah untuk mencapai tujuan kerjanya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Motivasi karyawan untuk bekerja biasanya terbentuk karena adanya alasanalasan tertentu, misalnya untuk memperoleh gaji, hadiah, dan lain sebagainya. Indikator kinerja menurut Mangkunegara (2011) adalah sebagai berikut : 1) Kualitas kerja Yaitu terdiri dari : ketepatan, ketelitian, keterampilan dan kebersihan 2) Kuantitas kerja Yaitu terdiri dari : output dan kecepatan dalam melaksanakan kerja extra 3) Keandalan kerja Yaitu terdiri dari : pelaksanaan dalam mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, dan kerajinan dalam melaksanakan kerja. 4) Sikap Sikap terdiri dari sikap terhadap perusahaan, karyawan lain, dan perusahaan serta kerjasama. 1. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja menurut Luthans dalam Engko (2008) dapat dipahami dalam tiga aspek. Pertama, kepuasan kerja merupakan bentuk respon pekerja terhadap kondisi lingkungan pekerjaan. Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan oleh hasil pekerjaan atau kinerja. Ketiga, kepuasan kerja terkait dengan sikap lainnya dan dimiliki oleh setiap pekerja. Menurut Mangkunegara (2011) kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Dole dan Schroeder dalam Koesmono (2005) menjelaskan bahwa kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan pekerjaannya. Testa dan Locke dalam Koesmono (2005) menjelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan kegembiraan atau pernyataan emosi yang positif hasil dari penilaian salah satu pekerjaan atau pengalaman pekerjaan. 38

43 . Menurut Hasibuan (2013) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap dan perasaan pegawai, karyawan atau pekerja terhadap pekerjaan yang dilakukannya, lingkungan kerjanya, ganjaran atau imbalan yang diterimanya dan penilaian terhadap hasil pekerjaannya. Perasaan tersebut dapat berupa perasaan senang, tidak senang, nyaman atau tidak nyaman. Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut pendapat Gilmer dalam As ad (2004) sebagai berikut : 1) Kesempatan untuk Maju. Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan pengalaman dan kemampuan kerja selama bekerja. Termasuk di dalamnya adalah kesempatan untuk promosi atau naik jabatan. 2) Keamanan Kerja. Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan kerja karyawan selama bekerja. Karyawan akan berhenti dan berpikir ulang apabila pekerjaan yang dilaksanakannya mengandung bahaya dan efek negatif di dalamnya. Misalnya bekerja pada pabrik cat atau zat kimia berbahaya. 3) Gaji Gaji merupakan salah satu bentuk kompensasi yang sering menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang yang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya. Gaji yang kecil dengan beban kerja yang cukup berat akan membuat karyawan kecewa dan merasa dirugikan. Gaji harus sesuai dan diberikan dengan adil kepada karyawan. 4) Manajemen Kerja. Manajemen kerja yang baik adalah yang memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil, sehingga karyawan dapat bekerja dengan nyaman. 5) Kondisi kerja. Dalam hal ini adalah sarana dan prasarana kerja seperti tempat kerja, ventilasi, penyinaran, kantin, dan tempat parkir. Sarana yang lengkap dan aman akan memberikan kenyamanan kerja pada karyawan. 6) Pengawasan (Supervisi). Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turnover yang tinggi. 7) Faktor intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan keterampilan tertentu. Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan. 8) Komunikasi. Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan pimpinan dapat meningkatkan kepuasan karyawan. Pemimpin yang bersedia untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat atau prestasi serta keluhankeluhan karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan kepuasan kerja. 39

44 Karyawan akan merasa diakui dan dihargai keberadaannya dalam lingkungan perusahaan. 9) Aspek sosial dalam pekerjaan. Aspek ini merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja. Misalnya, perusahaan atau manajemen memberikan santunan kepada karyawan yang sedang mengalami musibah, memberikan libur atau cuti kepada karyawan yang sakit dan sebagainya. 10) Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas. Ada beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan. Indikator - indikator kepuasan kerja menurut Hariandja (2006) meliputi : 1) Gaji Gaji adalah balas jasa berupa uang yang diberikan perusahaan kepada pegawai atau karyawannya. Apabila jumlah bayaran atau gaji yang diterima seseorang adil sesuai dengan beban kerjanya, prestasinya, dan kinerjanya dalam perusahaan maka karyawan akan merasa puas, karena merasa dihargai dengan setimpal. 2) Pekerjaan itu sendiri Kepuasan kerja yang dirasakan karyawan juga dipengaruhi oleh pekerjaan yang dikerjakannya. Isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan. 3) Rekan sekerja Rekan kerja dalam suatu perusahaan juga memberikan pengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan. Hubungan yang baik dengan sesama karyawan akan membuat suasana kerja yang nyaman, tidak tertekan dan dapat saling membantu. 4) Atasan Atasan atau pimpinan merupakan orang yang mengatur jalannya operasi perusahaan. Pemimpin yang menentukan kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan. Cara atau gaya pemimpin dalam mengelola perusahaan akan mempengaruhi kepuasan kerja yang dirasakan karyawan. 5) Promosi Perusahaan perlu mengadakan program promosi bagi karyawan yang memiliki prestasi yang bagus dan kinerja yang baik. Karyawan akan termotivasi untuk berprestasi dan meningkatkan kinerjanya sehingga karyawan akan merasa diakui eksistensinya dalam perusahaan. Luthans (2006) dalam Mahesa (2010) mengemukakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap : 1. Kinerja Karyawan yang tingkat kepuasannya tinggi, kinerjanya akan meningkat. Kepuasan yang dirasakan oleh karyawan dalam bekerja akan memberikan dorongan untuk bekerja lebih baik lagi dan berprestasi. Ada beberapa variabel moderating yang menghubungkan antara kinerja dengan kepuasan kerja, salah satunya adalah penghargaan. Jika karyawan menerima penghargaan yang 40

45 mereka anggap pantas mendapatkannya, dan puas, ia akan menghasilkan kinerja yang lebih besar. 2. Pergantian Karyawan Kepuasan kerja yang tinggi akan membuat pergantian karyawan menjadi rendah, karena karyawan merasa nyaman untuk terus bekerja pada perusahaan tersebut. Berbeda apabila terdapat ketidakpuasan kerja, karyawan merasa tidak nyaman, tertekan dan hasilnya karyawan tidak mapu bekerja dengan baik dan akibatnya pergantian karyawan akan tinggi. Kompensasi Kompensasi diberikan oleh perusahaan kepada karyawan sebagai sebuah bentuk penghargaan atau rasa terima kasih dan balas jasa. Pemberian kompensasi dapat memberikan pengaruh yang positif kepada karyawan, memunculkan motivasi kerja, semangat kerja dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja karyawan itu sendiri. Peningkatan kinerja karyawan akan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Kompensasi menurut Ivancevich dalam Kadarisman (2012) kompensasi adalah fungsi Human Resource Management (HRM) yang berhubungan dengan setiap jenis reward yang diterima individu sebagai balasan atas pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Pegawai menukarkan tenaganya untuk mendapatkan reward finansial maupun nonfinansial. Aritonang (2005) menyatakan kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada instansi. Notoatmodjo (2009) menyatakan bahwa kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja atau pengabdian mereka. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi adalah produktivitas, kemampuan untuk membayar, kesediaan untuk membayar, suplai dan permintaan tenaga kerja, organisasi karyawan dan peraturan dan perundangundangan. Berdasarkan uraian dan penjelasan tentang kompensasi dari para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung baik berupa pendapatan secara materi atau non meteri sebagai imbal jasa atas kontribusi, kerja, pengabdian terhadap perusahaan atau organisasi. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai indikator kompensasi, menurut Simamora (2004) indikator-indikator tersebut diantaranya adalah : 1) Upah dan Gaji Upah dan gaji merupakan hal yang berbeda. Upah merupakan basis bayaran yang kerap kali digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan atau untuk pekerja harian yang bukan pegawai atau karyawan tetap. Pemberian upah biasanya bersifat harian, mingguan atau bulanan sesuai dengan kesepakatan antara pekerja dengan pemberi kerja. Gaji umumnya berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan, atau tahunan yang diberikan secara tetap. 2) Insentif Insentif adalah tambahan kompensasi di atas atau di luar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi. Insentif biasanya diberikan oleh perusahaan atas dasar prestasi kerja karyawan atau produktivitas karyawan. Karyawan dengan 41

46 prestasi atau produktivitas kerja yang baik maka akan mendapat insentif dari perusahaan. 3) Tunjangan Tunjangan merupakan pembayaran atau jasa yang diberikan oleh perusahaan sebagai pelindung atau pelengkap gaji pokok. Contoh-contoh tunjangan adalah asuransi kesehatan dan jiwa, liburan yang ditanggung perusahaan, program pension, dan tunjangan lainnya yang berkaitan dengan hubungan kepegawaian. 4) Fasilitas Kompensasi yang berbentuk fasilitas diberikan oleh perusahaan untuk memperlancar dan mempermudah serta memotivasi karyawan atau pegawai dalam bekerja. Contoh fasilitas adalah kenikmatan/fasilitas seperti mobil perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir khusus, atau akses internet, seragam kerja, dan sebagainya. KERANGKA KONSEPTUAL 1. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Kompensasi merupakan pemberian dari perusahaan terhadap karyawan baik yang sifatnya materi maupun non materi sebagai imbalan atas jasa yang diberikan karyawan kepada perusahaan. Menurut Kadarisman (2012) kompensasi sangat penting dan berpengaruh terhadap perilaku dan kinerja karyawan. Kompensasi bermanfaat untuk menarik tenaga kerja atau karyawan baru, mempertahankan karyawan lama yang berkualitas, untuk memotivasi karyawan supaya bekerja dengan lebih baik, lebih giat, disiplin, dan mengembangkan kompetensinya demi tercapainya tujuan perusahaan. Organisasi /peru\ sahaan perlu memberikan imbalan ( reward) pada karyawan yang telah mengorbankan waktu, tenaga, kemampuan, dan keterampilan sehingga karyawan merasa puas karena usahanya tersebut dihargai. Sistem kompensasi yang baik adalah sistem kompensasi yang adil. Pemberian kompensasi harus dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kuantitas, kualitas, dan manfaat jasa yang dipersembahkan atau diberikan oleh karyawan kepada perusahaan. Kompensasi dapat juga berupa hadiah atau penghargaan terhadap karyawan. Karyawan yang berprestasi dan mempunyai keahlian, kemampuan atau keterampilan yang lebih menonjol dibandingkan karyawan lain serta karyawan yang mempunyai kinerja bagus, rajin dan disiplin sudah seharusnya mendapatkan apresiasi dari perusahaan berupa hadiah atau penghargaan. Kompensasi semacam ini akan memberikan dorongan karyawan untuk terus berprestasi. Karyawan akan merasa usaha yang dilakukannya dalam bekerja untuk perusahaan dibayar atau dihargai setimpal dengan kompensasi yang diterimanya sehingga karyawan akan merasa puas. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak menerapkan sistem kompensasi secara adil dan baik maka karyawan akan merasa dirugikan. Kompensasi berupa gaji yang adil maupun hadiah atau penghargaan atas prestasi karyawan akan membuat karyawan merasa puas dengan sistem kompensasi yang diterapkan perusahaan, karena usaha, pengorbanan, dan jasa yang diberikan karyawan kepada perusahaan dihargai secara setimpal. 2. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Kompensasi dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan. Kompensasi memegang peranan penting dalam menciptakan kinerja pegawai/karyawan karena salah satu alasan utama orang bekerja adalah untuk 42

47 memenuhi kebutuhan hidupnya dan kompensasi dari perusahaan merupakan sumber pendapatan untuk karyawan. Kompensasi yang diberikan perusahaan secara adil dan wajar akan memberikan sebuah dorongan positif kepada karyawan. Simamora (2004) mengatakan bahwa kompensasi dalam bentuk finansial adalah penting bagi karyawan, sebab dengan kompensasi ini mereka dapat memenuhi kebutuhannya secara langsung, terutama kebutuhan fisiologisnya. Jika sistem kompensasi diterapkan secara adil dan kompetitif oleh perusahaan maka karyawan akan mempertahankan posisinya dalam perusahaan atau dengan kata lain karyawan ingin tetap bekerja pada perusahaan tersebut. Konsekuensinya, karyawan akan berlomba-lomba menunjukkan kinerjanya yang terbaik, karena perusahaan hanya akan mempekerjakan karyawan yang kinerjanya bagus. Karyawan akan termotivasi untuk berprestasi dan meningkatkan kinerjanya. Kompensasi akan mempengaruhi kinerja karyawan secara langsung. Kompensasi yang baik akan mendorong karyawan bekerja dengan lebih baik, misalnya dengan adanya hadiah bagi karyawan yang berprestasi atau bonus bagi karyawan yang bekerja dengan baik. Maka karyawan akan selalu memperbaiki diri untuk meningkatkan kualitas kerjanya 3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Menurut Hasibuan (2013) kepuasan kerja dapat dijelaskan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya, sikap in dicerminkan oleh moral, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kepuasan kerja seorang karyawan, mulai dari kompensasi yang diterimanya sampai lingkungan kerja yang ada. Peningkatan kepuasan kerja merupakan salah satu tanda bahwa perusahaan telah mampu mengelola karyawan atau sumber daya manusia di dalam perusahaan dengan baik. Karyawan dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan mampu bekerja dengan baik tanpa adanya beban atau tekanan. Bekerja menjadi hal yang menyenangkan. Karyawan yang merasa puas baik dengan lingkungan kerja, sikap atasan maupun dengan sistem kompensasi yang diterapkan perusahaan, akan berusaha bekerja dengan maksimal dan meningkatkan kinerjanya serta berusaha untuk berprestasi. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui peningkatan kepuasan kerja, karena kepuasan kerja memberikan pengaruh yang nyata kepada para karyawan yaitu diantaranya munculnya semangat dan kepuasan kerja. 4. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Kompensasi adalah balas jasa dari perusahaan kepada karyawan atas pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. Kompensasi menjadi tujuan utama karyawan dalam bekerja, karena karyawan bekerja untuk memperoleh uang sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Hasibuan (2013), salah satu tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) adalah kepuasan kerja. Kompensasi dapat berbentuk finansial dan nonfinansial. Kompensasi finansial biasanya berbentuk gaji, upah, bonus dan tunjangan sedangkan kompensasi nonfinansial berbentuk hadiah barang, penghargaan, dan promosi jabatan. Baik kompensasi finansial maupun nonfinansial sama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Gaji, bonus dan tunjangan yang diberikan dengan adil akan memberikan rasa senang dan puas bagi karyawan. Begitu juga dengan 43

48 kompensasi nonfinansial seperti hadiah, penghargaan dan promosi jabatan, kompensasi jenis ini akan memberikan tingkat kepuasan pada karyawan karena kinerja dan prestasinya selama ini dihargai oleh perusahaan. Pemberian kompensasi akan memberikan dorongan kepada karyawan untuk bekerja secara maksimal, untuk lebih berprestasi dan mencapai target kerja yang telah ditentukan. Ketika karyawan telah puas dengan kompensasi yang diterimanya baik kompensasi dalam bentuk finansial seperti gaji, bonus atau tunjangan maupun nonfinansial yang berupa hadiah, penghargaan maupun promosi jabatan maka karyawan akan berusaha meningkatkan kinerjanya. Kompensasi akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan ketika karyawan merasa puas atau tidak puas dengan kompensasi yang diberikan. Kinerja karyawan akan maksimal dan terus meningkat apabila karyawan merasa puas dengan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan, dan begitu juga sebaliknya kinerja karyawan akan menurun apabila karyawan kecewa dengan kompensasi dari perusahaan. Kompensasi yang diberikan secara adil akan membuat karyawan puas dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan tersebut. Jadi dengan demikian, kinerja karyawan akan meningkat atau menurun sesuai dengan tingkat kepuasan kerja karyawan pada kompensasi yang diberikan oleh perusahaan. Dari penjelasan di atas maka dapat diambil hipotesis. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif. Menurut Juliandi dan Irfan (2013) asosiatif bertujuan menganalisis permasalahan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnyapendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis yang digunakan adalah analisis statistik dengan analisis regresi. Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian survey. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap pada PT. Socfin Indonesia Medan yang berjumlah 204orang yang diambil dari bebarapa bagian pekerjaan. Sugiyono (2010) mengatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penentuan jumlah sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin dalam Ruslan (2013) dan diperoleh sebanyak 135 orang karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan sebagai sampel. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara angket sebagai teknik untuk mengumpulkan data dari responden. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif dan kuantitatif dengan alat ukur statistik koefesien jalur (path analysis). HASIL PENELITIAN 1. Uji Asumsi Klasik a. Normalitas Menurut Gujarati dkk dalam Juliandi dkk (2014) Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak. Jika data menyebar di sekitara garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memiliki asumsi normalitas. 44

49 Gambar 1. Normalitas Model regresi penelitian cendrung normal atau merapat ke garis. Gambar diatas mengidentifikasikan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi yang telah dikemukakan sebelumnya, sehingga data dalam. b. Multikolinearitas Menurut Gujarati dkk dalam Juliandi dkk (2014) Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen, cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian ( variance inflasi faktor /VIF), yang tidak melebihi 4 atau 5. Model Multikolinearitas Coefficients a Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Tolerance VIF 1 (Constant) Kompensasi Kepuasan a. Dependent Variable: Kinerja Kedua variabel independen yakni X dan Z memiliki nilai VIP dalam batas toleransi yang telah ditentukan (tidak melebihi 5) sehingga tidak terjadi multikolinearitas dalam variabel independen penelitian ini. c. Heterokedastisitas Menurut Gujarati dkk dalam Juliandi dkk (2014). Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas Dasar pengambilan keputusannya adalah jika pola tertentu, seperti titik-titik (poin -poin) yang ada membentuk suatu tertentu teratur, maka terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas menyebar di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 45

50 Gambar IV-2 : Scatterplot Gambar di atas memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola yang jelas/teratur serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. 1. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Koefisien Regresi dalam Model Persamaan II Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) Kompensasi Kepuasan a. Dependent Variable: Kinerja Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai sig 0,000 < α0,05, maka H0 di tolak. Sehingga kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pada PT. Socfin Indonesia Medan. 2. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Std. B Error Beta t Sig. 1 (Constant) Kompensasi a. Dependent Variable: Kepuasan Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai sig 0,000 < α0,05, maka H0 di tolak. Sehingga kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pada PT. Socfin Indonesia Medan. 46

51 3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Koefisien Regresi dalam Model Persamaan II Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) Kompensasi Kepuasan a. Dependent Variable: Kinerja Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai sig 0,000 > α0,05, maka Ha di terima sehingga kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan. 4. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja a. Pengaruh langsung (direct effect) X ke Z : dilihat dari nilai koefisien regresi X terhadap Y yakni P2 sebesar 0,278 b. Pengaruh tidak langsung ( indirect effect) X ke Y melalui Z dengan nilai koefisien regresi Z terhadap Y yakni P1 x P3 = 0,652 x 0,414 = 0,2699 c. Pengaruh total ( total effect) X ke Y : dilihat dari nilai pengaruh langsung + pengaruh tidak langsung = 0,278+0,2699=0,5479 Nilai koefisien pengaruh tidak langsung < pengaruh langsung (P1 X P3<P2 yakni 0,2699 < 0,278 maka Ho diterima, dengan demikian X tidak berpengaruh signifikan terhadap Y melalui Z. Atau dengan kata lain Z bukan merupakan variabel intervening/variabel yang tidak kuat dalam memediasi hubungan X dengan Y. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh yang sebenarnya adalah antara X terhadap Y yaitu pengaruh langsung. PEMBAHASAN 1. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Hasil menunjukan bahwa kompensasi dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan PT. Socfin Indonesia Medan, terlihat dari nilai koefisien Sig 0,000 < α 0,05. Pada hipotesis ke dua menunjukan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja, dan sejalan dengan penelitian oleh Sri Pebriyanti dkk (2012) yang menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja hal ini ditunjukkan dari signifikansi kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan. Kompensasi merupakan pemberian dari perusahaan terhadap karyawan baik yang sifatnya materi maupun non materi sebagai imbalan atas jasa yang diberikan karyawan kepada perusahaan. Menurut Kadarisman (2012) kompensasi sangat penting dan berpengaruh terhadap perilaku dan kinerja karyawan. Kompensasi bermanfaat untuk menarik tenaga kerja atau karyawan baru, mempertahankan karyawan lama yang berkualitas, untuk memotivasi karyawan supaya bekerja dengan lebih baik, lebih giat, disiplin, dan mengembangkan kompetensinya demi tercapainya tujuan perusahaan. Organisasi /perusahaan perlu memberikan imbalan (reward) pada karyawan yang telah mengorbankan waktu, tenaga, kemampuan, dan keterampilan sehingga karyawan merasa puas karena usahanya tersebut dihargai. 47

52 Sistem kompensasi yang baik adalah sistem kompensasi yang adil. Pemberian kompensasi harus dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kuantitas, kualitas, dan manfaat jasa yang dipersembahkan atau diberikan oleh karyawan kepada perusahaan. Kompensasi dapat juga berupa hadiah atau penghargaan terhadap karyawan. Karyawan yang berprestasi dan mempunyai keahlian, kemampuan atau keterampilan yang lebih menonjol dibandingkan karyawan lain serta karyawan yang mempunyai kinerja bagus, rajin dan disiplin sudah seharusnya mendapatkan apresiasi dari perusahaan berupa hadiah atau penghargaan. Kompensasi semacam ini akan memberikan dorongan karyawan untuk terus berprestasi. Karyawan akan merasa usaha yang dilakukannya dalam bekerja untuk perusahaan dibayar atau dihargai setimpal dengan kompensasi yang diterimanya sehingga karyawan akan merasa puas. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak menerapkan sistem kompensasi secara adil dan baik maka karyawan akan merasa dirugikan. Kompensasi berupa gaji yang adil maupun hadiah atau penghargaan atas prestasi karyawan akan membuat karyawan merasa puas dengan sistem kompensasi yang diterapkan perusahaan, karena usaha, pengorbanan, dan jasa yang diberikan karyawan kepada perusahaan dihargai secara setimpal. 2. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Hasil menunjukan bahwa kompensasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan PT. Socfin Indonesia Medan. Terlihat dari nilai koefisien Sig 0,004 < α 0,05. Pada hipotesis ke dua menunjukan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dan sejalan dengan penelitian oleh Desy Purnami dkk (2014) yang menunjukkan bahwa kompensasi terhadap kinerja karyawan, begitu juga hasil penelitian Mahdi dkk (2015) antara kompensasi non finansial terhadap kinerja karyawan. Kompensasi dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan. Kompensasi memegang peranan penting dalam menciptakan kinerja pegawai/karyawan karena salah satu alasan utama orang bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kompensasi dari perusahaan merupakan sumber pendapatan untuk karyawan. Kompensasi yang diberikan perusahaan secara adil dan wajar akan memberikan sebuah dorongan positif kepada karyawan. Simamora (2004) mengatakan bahwa kompensasi dalam bentuk finansial adalah penting bagi karyawan, sebab dengan kompensasi ini mereka dapat memenuhi kebutuhannya secara langsung, terutama kebutuhan fisiologisnya. Jika sistem kompensasi diterapkan secara adil dan kompetitif oleh perusahaan maka karyawan akan mempertahankan posisinya dalam perusahaan atau dengan kata lain karyawan ingin tetap bekerja pada perusahaan tersebut. Konsekuensinya, karyawan akan berlomba-lomba menunjukkan kinerjanya yang terbaik, karena perusahaan hanya akan mempekerjakan karyawan yang kinerjanya bagus. Karyawan akan termotivasi untuk berprestasi dan meningkatkan kinerjanya. Kompensasi akan mempengaruhi kinerja karyawan secara langsung. Kompensasi yang baik akan mendorong karyawan bekerja dengan lebih baik, misalnya dengan adanya hadiah bagi karyawan yang berprestasi atau bonus bagi karyawan yang bekerja dengan baik. Maka karyawan akan selalu memperbaiki diri untuk meningkatkan kualitas kerjanya 48

53 3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Hasil menunjukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Socfin Indonesia Medan, hal ini terlihat dari nilai koefisien Sig 0,000 > α 0,05. Pada hipotesis ketiga menunjukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dan sejalan dengan penelitian oleh Desy Purnami dkk (2014) yang menunjukkan bahwa kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Menurut Hasibuan (2013) kepuasan kerja dapat dijelaskan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya, sikap in dicerminkan oleh moral, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kepuasan kerja seorang karyawan, mulai dari kompensasi yang diterimanya sampai lingkungan kerja yang ada. Peningkatan kepuasan kerja merupakan salah satu tanda bahwa perusahaan telah mampu mengelola karyawan atau sumber daya manusia di dalam perusahaan dengan baik. Karyawan dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan mampu bekerja dengan baik tanpa adanya beban atau tekanan. Bekerja menjadi hal yang menyenangkan. Karyawan yang merasa puas baik dengan lingkungan kerja, sikap atasan maupun dengan sistem kompensasi yang diterapkan perusahaan, akan berusaha bekerja dengan maksimal dan meningkatkan kinerjanya serta berusaha untuk berprestasi.berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui peningkatan kepuasan kerja, karena kepuasan kerja memberikan pengaruh yang nyata kepada para karyawan yaitu diantaranya munculnya semangat dan kepuasan kerja. 4. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Pada hipotesis keempat menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak memediasi hubungan kompensasi dengan kinerja karyawan atau dengan kata lain bahwa kepuasan kerja bukanlah variabel intervening. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Eko Supatmi dkk (2015) dan Dini Fitrianasari dkk (2015) menyimpulkan bahwa kompensasi berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja karyawan.kompensasi adalah balas jasa dari perusahaan kepada karyawan atas pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. Kompensasi menjadi tujuan utama karyawan dalam bekerja, karena karyawan bekerja untuk memperoleh uang sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.menurut Hasibuan (2013), salah satu tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) adalah kepuasan kerja. Komp ensasi dapat berbentuk finansial dan nonfinansial. Kompensasi finansial biasanya berbentuk gaji, upah, bonus dan tunjangan sedangkan kompensasi nonfinansial berbentuk hadiah barang, penghargaan, dan promosi jabatan. Baik kompensasi finansial maupun nonfinansial sama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Gaji, bonus dan tunjangan yang diberikan dengan adil akan memberikan rasa senang dan puas bagi karyawan. Begitu juga dengan kompensasi nonfinansial seperti hadiah, penghargaan dan promosi jabatan, kompensasi jenis ini akan memberikan tingkat kepuasan pada karyawan karena kinerja dan prestasinya selama ini dihargai oleh perusahaan. Pemberian kompensasi akan memberikan dorongan kepada karyawan untuk bekerja secara maksimal, untuk lebih berprestasi dan mencapai target kerja yang telah ditentukan. Ketika karyawan telah puas dengan 49

54 kompensasi yang diterimanya baik kompensasi dalam bentuk finansial seperti gaji, bonus atau tunjangan maupun nonfinansial yang berupa hadiah, penghargaan maupun promosi jabatan maka karyawan akan berusaha meningkatkan kinerjanya. Kompensasi akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan ketika karyawan merasa puas atau tidak puas dengan kompensasi yang diberikan. Kinerja karyawan akan maksimal dan terus meningkat apabila karyawan merasa puas dengan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan, dan begitu juga sebaliknya kinerja karyawan akan menurun apabila karyawan kecewa dengan kompensasi dari perusahaan. Kompensasi yang diberikan secara adil akan membuat karyawan puas dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan tersebut. Jadi dengan demikian, kinerja karyawan akan meningkat atau menurun sesuai dengan tingkat kepuasan kerja karyawan pada kompensasi yang diberikan oleh perusahaan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat disimpulkan dari analisis data dan pembahasan tersebut. Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan dikarenakan nilai Sig 0,000 < α 0,05 sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin baik kompensasi yang dilakukan akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan. 2. Ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan dikarenakan nilai Sig 0,004 < α0,05 sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompensasi yang dilakukan secara baik akan meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan. 3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan dikarenakan nilai Sig 0,000 < α 0,05 sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik kepuasan kerja karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan 4. Tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel kompensasi terhadap kinerja karyawan Melalui Kepuasan kerja karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan dikarenakan nilai koefisien pengaruh tidak langsung < pengaruh langsung (P1 X P3<P2 yakni 0,2699 < 0,278. Sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh antara kompensasi terhadap kinerja karyawan adalah langsung dan tidak Melalui Kepuasan kerja. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Asdi Mahasatya : Jakarta. Aritonang, Keke T. (2005). KompensasiKerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru SMP Kristen BPK PENABUR. Jurnal Pendidikan Penabur. No 4.Th IV. Jakarta. As ad, Mohamad. (2004). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty 50

55 Darodjat, Tubagus Achmad (2015). Konsep-Konsep Dasar Manajemen Personalia Masa Kini. Cetakan kesatu, PT. Refika Aditama, Bandung. Desy Purnami, Ni Luh, I Wayan Suwendra, Gede Putu Agus Jana Susila, 2014, Pengaruh Kompensasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada UD Mente Bali Sejahtera, Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia, e-journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Dhista Adi Prabowo (2014). Pengaruh Kompensasi Dan Pengawasan Pimpinan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Batang. Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang (2014). Dini Fitrianasari, Umar Nimran, Hamidah Nayati Utami, 2015, Pengaruh Kompensasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Dan Kinerja Karyawan, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang, Jurnal Profit Volume 7 No. 1 Eko Supatmi, Mamik, Umar Nimran, Hamidah Nayati Utami, 2015, Pengaruh Pelatihan, Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Dan Kinerja Karyawan, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang, Jurnal Profit Volume 7 No. 1 Engko, Cecilia. (2008). Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Individual dengan Self Esteem dan Self Efficacy sebagai Variabel Intervening. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 10.No. 1. April Universitas Patimura. Handoko, T. Hani (2012). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi kedua, Cetakan kesembilan belas, Yogyakarta : BPFE Handoko, T. Hani (2012). Manajemen. Edisi kedua, Cetakan keduapuluh, Yogyakarta : BPFE Hariandja, Marihot T.E. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo Hasibuan, Malayu S.P. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara, Jakarta. Herlambang, Susatyo (2013). Pengantar Manajemen Cara Mudah Memahami Ilmu Manajemen. Cetakan pertama, Gosyen Publishing, Yogyakarta. Indriyatni, Lies. (2009). Analisis Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Perawat dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Mediasi. Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi, No. 26,Th. XVI, pp Joko Sarwanto (2007). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di Kantor Departemen Agama Kabupaten Karanganyar. Program Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (2007) Juliandi, A,Irfan. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis, Konsep dan Aplikasi. Medan: UMSU Press Juliandi, Azuar dan Irfan (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Citapustaka Media Perintis, Bandung. Kadarisman (2012). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 51

56 Koesmono. (2005). Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur. Jurnal Manajemen &Kewirausahaan. Universitas Petra. Mahdi, Muhammad Rahmat Muntazar, Mochammad Djudi dan Mochammad Iqbal, 2015, Pengaruh Kompensasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang), Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 28 No. 1 November 2015 Mahesa, Deewar. (2010). Analisis Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Lama Kerja sebagai Variabel Moderating (Studi Pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia (Central Java). Universitas Diponegoro Semarang. Malayu S.P, Hasibuan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Mangkunegara, Anwar Prabu (2012). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama. Mangkunegara, Anwar Prabu (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nawawi, Handari. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Yang Kompetitif. Yogyakarta : UGM Notoatmodjo, Soekidjo. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:Rineksa Cipta. Rivai, Veithzal (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktik. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Rivai, Veithzal. (2005). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PTRaja Grafindo Persada. Riza Aprianita (2013 ). Pengaruh Pengawasan, Komitmen Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang (2013). Ruslan, Rosady. (2013). Kampanye Public Relations. Depok: Rajagrafindo Persada Simamora, Henry Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:SIEYKPN. Sinambela, Poltak. Lijan Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sri Pebriyanti, Ni Kadek, I Ketut Dunia, Kadek Rai Suwena, Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Columbus Megah Sarana Cabang Denpasar Tahun 2012, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi& Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Indonesia, ejournal.undiksha.ac.id Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta Sugiyono. (2013). Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta Sukarna (2011). Dasar-Dasar Manajemen. CV. Mandar Maju, Bandung. Sutrisno, Edy (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana Prenamedia Group, Jakarta. 52

57 Veithzal, Rivai. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Wibowo (2014). Manajemen Kinerja, edisi keempat, Jakarta Penerbit: Rajawali Pers, Zainal A Hasibuan. (2007). Metode Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi. E-book. Universitas Indonesia. 53

58 PENGARUH MARKETING RELATIONSHIP TERHADAP LOYALITAS NASABAH MELALUI KEPUASAN NASABAH PADA AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR WILAYAH MEDAN CABANG MEDAN BARU MUTHOLIB Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh marketing relationship terhadap loyalitas melalui kepuasan sebagai variabel intervaning. Populasi dalam penelitian ini adalah semua nasabah yang menggunakan asuransi Ajb Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan. data penelitian diperoleh dari angket, dengan menggunakan teknik qouta sebanyak 60 responden dan di uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis data yang digunakan uji asumsi klasik, model persamaan regresi dengan teknik analisis jalur. Hasil penelitian menunjukan, marketing relationship berpengaruh signifikan terhadap kepuasan dengan nilai koefisien Sig 0,002<,. marketing relationship berpengaruh signifikan terhadap loyalitas dengan nilai koefisien Sig 0,006<,. kepuasan tidak ada pengaruh signifikan terhadap loyalitas dengan nilai Sig 0,067 >,. Marketing relationship terhadap loyalitas melalui kepuasan dengan nilai kooefisien pengaruh tidak langsung < pengaruh langsug (P1 x P3 < P2) yakni 0,0893 < 0,357. Hasil penelitian ini menunjukan kepuasan bukan merupakan variabel intervening terhadap loyalitas nasabah. Kata Kunci : Marketing Relationship, Kepuasan, Loyalitas PENDAHULUAN Kepuasan dan Loyalitas merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, kepuasan memiliki awal peran penting dalam menciptakan loyalitas, sehingga setiap perusahaan perlu meningkatkan loyalitas pelanggan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah diteptapkan. Assauri (2012, hal. 15) Menyatakan menciptakan dan mempertahankan pelangan yang loyal, merupakan jantung setiap bisnis bagi perusahaan. Sedangkan menurut Sangadji dan Sopiah (2013, hal. 114) Mengemukakan pentingnya loyalitas pelanggan terhadap kelangsungan hidup perusahaan, perusahaan harus secara kontinu menjaga dan meningkatkan loyalitas dari para konsumenya. Lebih lanjut Tjiptono dan Chandra (2012, hal. 85) Menambahkan kepuasan dan loyalitas pelanggan merupakan elemen kunci yang menentukan implementasi konsep pemasaran. Temuan dari hasil identifikasi penelitian dari tempat penelitian, menemukan bahwa loyalitas nasabah mengalami penurunan ditandai dengan, 54

59 Masih banyak para nasabah yang tidak meneruskan pembayaran premi asuransinya sehingga loyalitas nasabah mengalami penurunan, masih banyak unit pemasaran yang lalai dalam pengutipan biaya premi asuransi sehingga nasabah merasa diabaikan, jadwal kunjungan rutin kerumah nasabah yang di lakukan unit pemasaran semakin berkurang kunjungan yang minim bisa-bisa menurunkan loyalitas nasabah. LANDASAN TEORI 1. Loyalitas Pelanggan Menurut Assauri (2012, ha l. 14) Loyalitas pelanggan merupakan kecendrungan pelanggan untuk memilih nilai organisasi yang ditawarkan diatas alternatif tawaran organisasi pesaing. Loyalitas juga menunjukan kecendrungan organisasi mendapatkan hasil imbalan dari pilihan berkelanjutan pelanggan atas tawaran tertentu. Sedangkan menurut Oliver dalam Kotler dan Keller (2009, hal. 138) Loyalitas adalah Komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai dimasa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih. Lebih lanjut Griffin (2005, hal. 31) Menyatakan pelanggan yang loyal adalah orang yang, melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antarlini produk dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari orang lain. Sedangkan menurut Sheth dan Mittal dalam Sugiyono (2014, hal. 624) Loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek atau pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Berdasarkan beberapa pengertian tentang loyalitas pelanggan dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelangan adalah suatu prilaku konsumen untuk memilih alternatif penyedia produk/jasa yang terbaik dan menetapkan komitmen mereka secara mendalam dan positif ditunjukan dengan pembelian berulang dari salah satu penyedia produk/jasa berdasarakan pada unit pengambilan keputusan pembelian dalam jangka panjang. 2. Faktor-Faktor Loyalitas Pelanggan Menurut Lupiyoadi (2 013, hal.232) Faktor-faktor yang mempengaruhi Loyalitas pelanggan biasanya berfokus pada Kepuasan dan Hambatan pindah (switching barrier) 1) Kepuasan pelanggan; Menurut Kotler dan Keller (2009, hal. 138) Secara umum kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. 2) Hambatan pindah (switching barrier). Mengacuh pada tingkat kesulitan untuk pindah / beralih kepenyedia barang /jasa yang dihadapi pelanggan yang tidak puas dengan jasa yang diterima atau mengacu pada kendala finansial, sosial, dan psikologis yang dirasakan seorang pelanggan ketika pindah kepenyedia jasa baru. Dan faktor-faktor lainnya menurut Lupiyoadi (2013, hal 237) yait u yang menjadi daya tarik alternatif mengacu pada reputasi, citra/kesan, dan kualitas jasa yang diharapkan superior (unggul). 55

60 3) Reputasi; Trimanah (2012, hal. 93) Reputasi merupakan penilaian terhadap sebuah organisasi/produk yang didalanya melekat faktor trust (kepercayaan) dari khalayak. 4) Citra (image); Kotler dalam Trimanah (2012, hal. 94) Secara lebih luas mendefinisikan citra sebagai jumlah dari keyakinan-keyakinan, gambaran gambaran dan kesankesan yang dipunyai seseorang. 5) Kualitas Produk/Jasa. Lupiyoadi (2013, hal. 268) Kualitas jasa/produk merupakan sistem informasi yang didalamnya terdapat usaha meningkatkan pelayanan, perusahaan harus memperhatikan dan mendengarkan pendapat yang dikeluarkan tiga jenis pelanggan mengenai produk/jasanya. Ketiga pelanggan tersebut adalah external costumer, competitor costumer dan internal costumer. Menurut Griffin (2005, hal 35) mengemukakan tahap -tahap loyalitas pelanggan sebagai berikut: 1) Terduga (suspects); Meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasa perusahaan, tetapi sama sekali belum mengenal perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan. 2) Prospek (prospects); Merupakan orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya, para prospek telah mengetahui keberadaan perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan karena seseorang telah merekomendasikan barang atau jasa tersebut kepadanya. 3) Prospek terdiskualifikasi; Prosfek yang telah mengetahui keberadaan barang atau jasa tertentu, tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa tersebut. 4) Pelanggan mula-mula; Pelanggan yang membeli untuk petama kalinya mereka masih menjadi pelanggan yang baru. 5) Pelanggan berulang; Pelanggan yang telah membeli produk yang sama sebanyak dua kali atau lebih, atau membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda pula. 6) Klien; Klien membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan dan dibutuhkan. Mereka membeli secara teratur. Hubungan dengan jenis pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh produk pesaing. 7) Pendukung; Seperti halnya klien, pendukung membeli barang atau jasa yang ditawarkan dan yang dibutuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur. Selain itu, mereka mendorong temen-temen mereka agar membeli barang atau jasa perusahaan yang merekomendasikan perusahaan tersebut pada orang lain. Dengan begitu secara tidak langsung mereka telah melakukan pemasaran dan 56

61 membawa pelanggan untuk perusahaan.selain itu, mereka mendorong tementemen mereka agar membeli barang atau jasa perusahaan yang merekomendasikan perusahaan tersebut pada orang lain. Dengan begitu secara tidak langsung mereka telah melakukan pemasaran dan membawa pelanggan untuk perusahaan. 8) Relationship. Merupakan bentuk hubungan yang paling kuat antara pelanggan dan perusahaan, dan langsung terus-menerus karena kedua pihaknya melihatnya sebagai hubungan yang saling menguntungkan. 3. Kepuasan Pelanggan Menurut Kotler dan Keller (2009, hal. 138) Secara umum kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Sedangkan Tjiptono dan Chandra (2012, hal. 55) Kepuasan pelanggan merupakan konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen. Selanjutnya Assauri (2012, hal. 11) Kepuasan pelanggan mer upakan pendorong utama bagi retensi dan loyalitas pelanggan. Atau suatu indikator kedepan akan keberhasilan, yang mengukur bagaimana baiknya tanggapan pelanggan terhadapa masa depan bisnis perusahaan. Zeithaml dan Bitner dalam Sangadji dan Sopiah (2013, hal. 180) Kepuasan konsumen merupakan customers evaluation of a product or service in terms of whether that product or service has met their needs and expectation. Konsumen yang merasa puas pada produk/jasa yang dibeli dan digunakanya akan kembali menggunkan jasa/ produk yang akan ditawarkan. Menurut Irawan (2009, hal. 37) Kepuasan pelanggan merupakan persepsi pelanggan atas peformance produk/jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Berdasarkan beberapa pengertian, tentang kepuasan pelanggan dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelangan adalah perasaan senang atau kecewa terhadap persepsi pelanggan atas peforma produk/jasa, yang merupakan awal pencapaian loyalitas pelanggan untuk kembali menggunakan produk yang ditawarkan sehingga menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen. 4. Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan Faktor-faktor pendorong kepuasan pelanggan menurut Irawan (2009, hal. 37) Berdasarkan studi literatur ada lima driver utama kepuasan pelanggan. 1) Kualitas Produk; Pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan produk tersebut, ternyata kualitas produknya baik. Kualitas produk ini adalah dimensi yang global dan paling tidak ada 6 elemen dari kualitas produk, yaitu performance, durability, feature, reliability, consistency, dan design. 2) Harga; Untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi. 3) Kualitas Pelayanan (Service Quality); Kualitas pelayanan sangat bergantung pada tiga hal, yaitu system, teknologi dan manusia. Salah satu konsep service quality yang popular adalah ServQual. Berdasarkan konsep ini, service quality diyakini mempunyai lima dimensi yaitu reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible. 57

62 4) Emosional; Kepuasan pelanggan dapat timbul pada saat menggunakan brand image yang baik. Pelanggan yang menggunakan brand image yang baik akan lebih puas karena emotional value yang diberikan oleh brand dari produk/jasa tersebut. 5) Biaya. Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan. Menurut Sangadji dan Sopiah (2013n hal.188) faktor pengembangan kepuasan pelanggan berdasarkan tujuh dimensi dasar kualitas adalah; 1) Kinerja; Tingkat absulut kinerja barang atau jasa pada atribut kunci yang diidentifikasi para pelanggan; sejauh mana produk atau jasa digunakan denga benar; jumlah atrubut yang ditawarkan; kemampuan pegawai untuk menangani masalah dengan baik; kualitas informasi yang diberikan kepada pelanggan. 2) Interaksi Pegawai; Keramahan, sikap hormat, dan empati yang ditunjukan oleh masyarakat pemberi jasa atau barang; kredibilitas menyeluruh para pegawai, termasuk kepercayaan konsumen kepada pegawai dan persepsi mereka tentang keahlian pegawai. 3) Reliabilitas; Konsisten kinerja barang, jasa dan tokoh 4) Daya Tahan; Rentang kehidupan produk dan kekuatan umum 5) Ketepatan Waktu dan Kenyamanan Seberapa cepat produk diserahkan atau diperbaiki; seberapa cepat informasi atau jasa diberikan; kenyamanan pembelian atau proses jasa, termasuk penerimaan kartu kredit, jam kerja took, dan tempat parker. 6) Estetika; Penampilan fisik barang atau tok; daya tarik penyajian jasa; kesenangan atmosfir dimana saja atau produk diterima; bagaimana desain produk yang akan diperlihatkan kepada masyarakat. 5. Marketing Relationship Menurut Tjiptono (2012, hal. 23) Relationship Marketing (RM), yaitu peralihan dari fokus pada transaksi tunggal menjadi upaya membangun relasi dengan pelanggan yang menguntungkan dalam jangka pajang. dari pengertian relationship marketing yang dimaksud yaitu memfokuskan hubungan relasi jangka panjang yang saling menguntungkan. Sedangakan menurut Supranto dan Limakrisna (207, hal. 247) Pemasaran hubungan merupakan pusat pada pemahaman kebutuhan konsumen pada tingkat konsumen secara individual. Lebih lanjut Lupiyoadi (2013, hal. 20) Pemasaran relasional pada dasarnya adalah suatu alternatif strategi terhadap pendekatan bauran pemasaran ( marketing mix) tradisional (yang cendrung transaksional) sebagai suatu cara memperoleh suatu keunggulan kompetitif yang berkelanjutan ( sustainable competitive advantage- SCA) dan cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan. Pemasaran relasional juga dikenal sebagai pemasaran hubungan, pemasaran relasional menekankan rekrutmen dan pemeliharaan (mempertahank an) pelanggan melalui peningkatan 58

63 hubungan pelanggan dengan perusahaan (Lupiyoadi 2013, hal. 20). Sedangkan Sangadji dan Sopiah (2013, hal.112) Pemasaran hubungan ( relationship marketing) yaitu pemasaran yang bertujuan untuk membangun hubungan baik dengan para pelanggan. Marketing Relationsship merupakan hubungan yang kuat dan erat antar pemasar dengan pelanggan untuk menciptakan kunci pemasaran jangka panjang (Kotler dan Keller 2009, hal. 153) Dari pengertian marketing relationship diatas dapat disimpulkan bahwa marketing relasionship adalah Pemahaman kebutuhan pelanggan dengan membangun hubungan relasi, sebagai alternatif strategi terhadap bauran pemasaran untuk pemeliharaan, mempertahankan dan membangun hubungan baik dalam jangka panjang antara perusahaan dengan pelanggan yang saling menguntungkan. 6.Faktor-Faktor Marketing Relationship Menurut Oliver dalam Prabowo (2008, hal.93) Marketing relationship diukur dari beberapa faktor antara lain: 1) Pertalian; Merupakan usaha untuk menciptakan kepercayaan pada perusahaan dan usaha untuk membangun hubungan yang erat dengan pihak lain. Faktor ini tercermin dari empat item yaitu; membangun hubungan, menciptakan kepercayaan, menjaga hubungan, mengajak kerjasama. 2) Emphaty; Merupakan pendekatan untuk memahami pelanggan secara baik melalui kemampuan untuk menangkap atau memahami sudut pandang ortang lain. Faktor ini meliputi tiga item, yaitu; memahami keinginan pelanggan, menjaga perasaan, situasi sudut pandang. 3) Timbal Balik; Usaha untuk memberikan kompensasi atau timbal balik atas apa yang telah diberikan atau yang diterima perusahaan. Faktor ini terdiri dari tiga item, yaitu; kesesuaian harga, memberikan kompensasi, kesesuaian produk. 4) Kepercayaan. Keyakinan konsumen atas kualitas dan keandalan pihak tertentu. Faktor ini terdiri empat item yaitu; kepercayaan konsumen, pengetahuan konsumen, keyakinan dan manfaat, keyakinan akan kualitas. Menurut Little dan Marandi dalam Lupiyoadi (2013, hal.21-22) mengemukakan terdapat beberapa konsep inti di dalam pemasaran relasional. Yaitu: 1) Horizon/orientasi jangka panjang; Orientasi jangka panjang merupakan ciri utama pemasaran relasional. Keberhasilan pemasaran relasional diukur dari seberapa lama pelanggan terjaga dalam hubungan dan seberapa besar bagian "dompet pelanggan ( customer wallet)" yang diperoleh. Dengan demikian, pemasaran relasional juga menyangkut estimasi mengenai nilai sepanjang hidup pelanggan (customer life time value-clv). Pemasaran relasional memandang pelanggan sebagai partner sehingga mendorong kolaborasi dan penciptaan nilai mutual dan situasi winwin (menang-menang) 59

64 2) Komitmen dan pemenuhan janji; Untuk dapat menjalin hubungan jangka panjang, pemasaran relasional menekankan pada upaya pemeliharaan sikap percaya dan komitmen dengan menjaga integritas masing-masing melalui pemenuhan janji dan empati di antara kedua belah pihak. Dengan demikian, arah pada pencapaian tujuan yang diinginkan dapat disatukan. Hal inilah yang diyakini dapat mendorong loyalitas konsumen. 3) Mempertahankan pelanggan; Pemasaran relasional tidak lagi berkonsentrasi pada pencapaian pangsa pasar (market share), tetapi pada upaya untuk mempertahankan pelanggan dan peningkatan bagian dompet pelanggan" dengan menjual lebih banyak produk yang sama atau penjualan silang kepada mereka. Hal ini berimplikasi bahwa pelanggan yang berpotensi tinggi diperlakukan sebagai individu. 4) Mengutamakan peningkatan kontribusi pelanggan; Mengingat biaya untuk menerapkan pemasaran relasional cukup besar maka tidaklah ekonomis untuk menginvestasi dalam hubungan jangka panjang dengan seluruh pelanggan. Tidak semua konsumen menginginkan hubungan jangka panjang. Jadi, perusahaan perlu mengidentifikasi pelanggan-pelanggan yang berpotensi menjalin hubungan jangka panjang dan kemudian menghitung CLV agar menguntungkan bagi perusahaan. 5) Adanya interaksi dua arah; Untuk mencapai hubungan yang diinginkan. diperlukan dialog dan komunikasi dua arah, karena pemasaran relasional adalah hubungan, jaringan, dan interaksi sebagaimana, pemasaran relasional bukan sekadar basis data atau pemasaran langsung! 6) Penyesuaian dengan tuntutan pelanggan (kustomisasi). Pemasaran relasional memberikan pemahaman lebih baik akan tuntutan dan keinginan konsumen sehingga memungkinkan penyediaan produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan. KERANGKA KONSEPTUAL 1. Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas Pelanggan Setiap perusahaanselalu berupaya agar tetap bertahan atau memenangkan persaingan yang semakin ketat, untuk terus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, suatu perusahaan akan selalu berupaya untuk dapat mempertahankan berkesinambungannya masa hidup loyalitas pelanggan yang diberikan. Pengaruh marketing relationship terhadap loyalitas pelanggan dinyatakan oleh Kotler dan Keller (2009, hal. 153) menciptakan hubungan yang kuat dan erat dengan pelanggan untuk membangun retensi dan menambah manfaat keuangan, manfaat sosial dan ikatan struktural agar dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. Dalam penelitian Erika (2009 ) mengatakan bahwa pemasaran relasional berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Sedangkan penelitian Prabowo (2008) mengkaji pengaruh marketing relasionship terhadap loyalitas pelanggan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif relationship marketing terhadap kepuasan pelanggan. Maka dari hasil penelitian tersebut dengan ditingkatkannya marketing relasionship maka akan meningkat pula loyalitas pelanggan. Berdasarkan dari uraian dan teori diatas tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan ada pengaruh marketing relationship terhadap loyalitas nasabah. 60

65 2. Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Kepuasan pelanggan merupakan suatu indikator kedepan akan keberhasilan bisnis perusahaan, yang mengukur bagaimana baiknya pelanggan terhadap masa depan bisnis perusahaan, dengan meningkatkan kepuasan pelanggan berarti awal untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan pada akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh pelanggan mengenai kepuasan yang dirasakan, oleh kerena itu banyak manfaat bagi perusahaan dengan tercapainya tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi, dimana akan meningkatkan loyalitas pelanggan (Lupiyoadi 2013, hal 228). Menurut Assauri (2012, hal. 11) menyatakan kepuasan pelanggan sangat berpengaruh atas tingkat loyalitas pelanggan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yulisa (2012) Bahwa kepuasan nasabah mempunyai hubungan yang signifikan terhadap loyalitas. Sedangkan penelitian Dinarti (2009) bahwa kepuasan konsumen ada pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. Ini berarti dengan semakin tingginya tingkat kepuasan pelanggan maka akan semakin tinggi pula tingkat loyalitas pelanggan. Kinerja kemajuan pemasaran perusahaan yang mendasar diukur dari kepuasan pelanggan, dengan mengukur peningkatan kepuasan pelanggan akan terlihat tingkat pertumbuhan keuntungan ekonomis atas kualitas produk barang/jasa. Maka dalam pengukuran kepuasan pelanggan perlu dicermati hubungan kualitas dengan produk preferensi dan kepuasan pelanggan yang mendasar. Seperti yang kita ketahui faktor yang menentukan loyalitas adalah kepuasan (Assauri 2012, hal. 12) Marketing Relationship Loyalitas Pelanggan Kepuasan Gambar II-1 : Paradikma Penelitian METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian mengunakan jenis penelitian asosisatif. Menurut Juliandi dan Irfan (2013, hal 90) pendekatan asosiatif digunakan karena menggunakan tiga variabel, serta bertujuan untuk menganalisis permasalahan hubungan suatu variabel dengan variabel. Adapun Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang bersifat mendasar, yang mencakup pengumpulan data dan menganalisis data kuantitatif dengan mengunakan metode pengujian statistik. Penelitian mengunakan 3(tiga) variabel, yang terdiri dari satu variabel bebas (X) yaitu Marketing Relationship, dua variabel terikat (Y) yaitu Loyalitas Pelanggan dan tiga variabel intervening (Z) yaitu Kepuasan Pelanggan. Masing - 61

66 masing akan dilihat korelasi hubungan antar variabel apakah kuat, cukup, atau lemah dalam hubungan dan berpengaruh antar variabel. B. Definisi Operasional 1. Variabel Terikat (Dependent Variable) Loyalitas Pelanggan loyalitas pelanggan adalah suatu prilaku konsumen untuk memilih alternatif penyedia produk/jasa yang terbaik dan menetapkan komitmen mereka secara mendalam dan positif ditunjukan dengan pembelian berulang dari salah satu penyedia produk/jasa berdasarakan pada unit pengambilan keputusan pembelian dalam waktu panjang. Indikator variabel Loyalitas Menurut Murray dan Raphel dalam Sugiyono (2014, hal 624) mengemukankan enam indikator yang bisa digunakan untuk mengukur loyalitas pelanggan, yaitu a. Penganjur; b. Klien; c. Pengulang; d. Kontak emosional; e. Prospek; 2. Variabel Perantara (Intervening Variable) Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelangan adalah perasaan senang atau kecewa terhadap persepsi pelanggan atas peforma produk/jasa, yang merupakan awal pencapaian loyalitas pelanggan untuk kembali menggunakan produk yang ditawarkan sehingga menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen. Indikator Variabel Kepuasan Menurut Berry dalam Hermawan (2007, hal ) Menyatakan dengan memberikan tingkat service melebihi harapan pelanggan di 5 (lima) indikator tersebut, maka kepuasan pelanggan pasti tercipta. Kepuasan inilah yang mengantar pada loyalitas pelanggan. Terdiri dari sebagai berikut : a. Reliability, c. Tangibles e. Respon Siveness b. Assurance, d. Empathy 3. Variabel Bebas (Independent Variable ) Marketing Relationship Marketing relasionship adalah Pemahaman kebutuhan pelanggan dengan membangun hubungan relasi, sebagai alternatif strategi terhadap bauran pemasaran untuk pemeliharaan, mempertahankan dan membangun hubungan baik dalam jangka panjang antara perusahaan dengan pelanggan yang saling menguntungkan.. Indikator variabel Marketing Relationship Kotler dalam Sangadji dan Sopiah (2013, hal.109 ) mengemukakan bahwa pada hakikatnya loyalitas pelanggan dapat diibaratkan sebagai perkawinan antara perusahaan dan publik (terutama pelang gan inti). Jalinan relationship ini akan langsung bila dilandasi prisip-prinsip pokok loyalitas pelanggan berikut: a. Kemitraan yang didasarkan pada etika dan integritas utuh; b. Nilai tambah (kualitas, biaya, waktu siklus, teknologi, profitabilitas, dan sebagainya), dalam kemitraan antara pelanggan dan pemasok; c. Sikap saling percaya antara manajer dan karyawan, serta antara perusahaan dan pelanggan inti; 62

67 d. Keterbukaan; e. Pemberian bantuan secara aktif dan konkret; f. Tindakan berdasarkan semua unsur antusiasme konsumen; g. Kedekatan dengan pelanggan internal dan eksternal pembinaan relasi dengan pelanggan pada tahap purnabeli; h. Pembinaan relasi dengan pelanggan pada tahap purna beli; C. Populasi dan Sampel 1. Populasi. Menurut Juliandi (2013, hal. 54) Populasi merupakan totalitas dari seluruh unsur yang ada dalam sebuah wilayah penelitian. Dengan demikian populasi yang diambil adalah seluruh nasabah nasabah di AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan. 2. Sampel. Menurut Juliandi (2013, hal. 54) sampel adalah wakil -wakil dari populasi. Dengan demikian cara pengambilan sampel dengan menggunakan metode non probabilitas. Karena jumlah populasi sangat besar maka pengambilan sampel dengan menggunakan teknik qouta sebanyak 60 nasabah AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan KC. Medan Baru. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket; Teknik penelitian dengan menggunakan angket yang berisi pernyataan yang sesuai dengan indikator dari setiap masing-masing variabel yang disebarkan secara langsung kepada nasabah yang telah ditetapkan dari hasil perhitungan sampel diatas. 2. Instrumen Penelitian. Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert yang terdiri dari lima obsi jawaban, berikut dari bentuk skala likert: Tabel III-2 Skala Likert Obsi Jawaban Nilai Sangat setuju 5 Setuju 4 Cukup setuju 3 Kurang setuju 2 Tidak setuju 1 E. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik a. Normalitas Menurut Juliandi dkk (2014, hal.160) Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Multikolinearitas Menurut Juliandi dkk (2014, hal.161) Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat 63

68 antar variabel independen. Dengan melihat nilai faktor inflasi varian (Variance Inflasi Factor/VIF) yang tidak melebihi 4 atau 5. c. Heterokedastisitas Menurut Juliandi dkk (2014, hal.161) H eterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika variasi residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heterokedastisitas, model yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Menurut Santoso dalam Juliandi dkk (2014, hal. 162) dasar pengambilan keputusannya adalah : jika pola tertentu, seperti titik-titik (poinpoin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur meka terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (poin -poin) menyebar kebawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 2. Analisis Jalur Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif dan kuantitatif dengan alat ukur statistik koefisien jalur ( fath analysis). Dengan persamaan sebagai berikut(juliandi dkk 2014, hal. 168): a. Model persamaan jalur I : Z = p1x + 1 b. Model persamaan jalur II: Y= p2x + p3z 2 Adapun model analisis satu jalur akan digambarkan sebagai berikut: X Z Y 2 Keterangan : X =Marketing relationship Z = Kepuasan pelanggan Y = Loyalitas pelanggan 1 = Error Term ( variabel yang tidak diteliti) 1 Gambar III.1 Diagram Analisis Jalur Jalur: - Pengaruh langsung : X Y - Pengaruh tidak langsung X melalui Z 1) Melakukan pendugaan parameter (perhitungan nilai koefisien jalur) a) Koefisien korelasi (r) b) Koefisien regresi model persamaan 1 (P1, P2) dan koefisien jalur dengan residual 1 (P 1) c) Koefisien regresi dengan persamaan 2 (P3) dan koefisien jalur dengan residual 2 (P 2) 2) Menguji hipotesis a) Uji hipotesis pengaruh langsung 1) Hipotesis = Ho : = 0 (tidak ada pengaruh signifikan), 0 (ada pengaruh signifikan) 2) Kriteria pengujian hipotesis 64

69 - Tolak Ho jika probabilitas (Sig <, ) - Terima Ho jika probabilitas (Sig <, ) b) Uji hipotesis pengaruh tidak langsung 1) Kriteria pengujian hipotesis : jika nilai P2 < (P1 X P3) maka kepuasan pelanggan bukan merupakan variabel intervening namun jika nilai P2 > (P1 X P3) maka kepuasan pelanggan merupakan variabel intervening. 2) Dalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu kepuasan pelanggan yang artinya jika hipotesis terbukti maka variabel intervening diakui dalam pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. HASIL PENELITIAN 1. Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Kepuasan Pada hipotesis ke 1 menunjukan penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan dengan penelitian ini yang dilakukan Prabowo (2008) berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif relationship marketing terhadap kepuasan pelanggan. Sedangkan penelitian Maria (2009) berdasarkan perhitungan ditemukan bahwa reationship marketing berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Ini berarti sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh peneliti terdahulu bahwa ada pengaruh yang positif/signifikan dari variabel marketing relationship terhadap kepuasan nasabah AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. Hasil menunjukan bahwa marketing relationship dapat mempengaruhi kepuasan pada nasabah untuk menggunakan asuransi AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. Terlihat dari nilai koefisien Sig 0,002<, Hasil menjelaskan bahwa marketing relationship merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif dalam meningkatkan kepuasan nasabah. Dengan demikian marketing relationship merupakan salah satu strategi pemasaran yang yang dapat meningkatkan kepuasan nasabah untuk tetap menggunakan asuransi Ajb Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. 2. Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas Pada hipotesis ke 2 menunjukan Dalam penelitian Erika (2009) mengatakan bahwa pemasaran relasional berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Sedangkan penelitian Prabowo (2008) mengkaji pengaruh marketing relasionship terhadap loyalitas pelanggan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif relationship marketing terhadap kepuasan pelanggan. Ini berarti sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh peneliti terdahulu bahwa adapengaruh yang positif/signifikan dari variabel marketing relationship terhadap loyalitsa nasabah AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. Hasil menunjukan bahwa marketing relationship dapat mempengaruhi loylitas pada nasabah untuk menggunakan asuransi AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. Terlihat dari nilai koefisien Sig 0,007<, Hasil menjelaskan bahwa marketing relationship merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif dalam menentukan loyalitas nasabah dalam menggunakan jasa asuransi Ajb Bumiputera Hasil ini menunjukan bahwa marketing relationship yang diterapkan oleh agen Ajb Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru memiliki reputasi baik dimata nasabah dan 65

70 selalu diingat oleh nasabah, memberikan nilai positif terhadap marketing relationship yang dilakukan agen sehingga dapat menciptakan loyalitas nasabah pada nasabah Ajb Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. 3. Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Pada hipotesis ke3 menunjukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Yulisa (2012) Bahwa kepuasan nasabah mempunyai hubungan yang signifikan terhadap loyalitas. Sedangkan penelitian Dinarti (2009) bahwa kepuasan konsumen ada pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. Ini berarti tidak sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh peneliti terdahulu bahwa tidak ada pengaruh positif/signifikan dari variabel Kepuasan terhadap loyalitas nasabah AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. Hasil menunjukan bahwa kepuasan tidak dapat menimbulkan loyalitas pada nasabah untuk menggunakan asuransi AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. Terlihat dari nilai koefisien Sig 0,071 >, Hasil menunjukan bahwa kepuasan nasabah tidak selalu memiliki reputasi yang baik di mata nasabah dan tidak selalu memberikan nilai positif terhadap kepuasan yang dapat menyebabkan loyalitas nasabah Ajb Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. 4. Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Pada hipotesis ke4 menunjukan dalam penelitian Colgate dan Danaher dalam Lupiyoadi (2013, hal. 233) pernah meneliti pengaruh implementasi strategi relationship ini terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan. Riset yang mereka lakukan berhasil memperlihatkan bahwa kualitas pelayanan karyawan terhadap pelanggan berpengaruh secara asimetri atas kepuasan pelanggan, dimana pelayanan yang buruk berakibat lebih besar terhadap kepuasan pelanggan dari pada pelayanan yang dikategorikan terbaik. Implementasi strategi dengan kategori terbaik akan meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan lebih besar dari pada tidak ada pemasaran relasional yang dilakukan. Berarti hal tersebut tidak sejalan dengan tidak ada tidak pengaruh yang positif/signifikan antara variabel marketing relationship terhadap loyalits nasabah melalui kepuasan nasabah Ajb Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. Terlihat dari nilai kooefisien pengaruh tidak langsung < pengaruh langsug (P1 x P3 < P2) yakni 0,0906 < 0,353. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat disipulkan dari analisis data dan pembahasan tersebut. Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 5. Ada pengaruh positif/signifikan antara variabel marketing relationship terhadap kepuasan nasabah dikarenakan nilai Sig 0,002<, sehingga hasil penelitian ini sesuai hipotesis yang penulis kemukankan pada Bab II yang menyatakan adanya pengaruh antara maketing relationship terhadap kepuasan nasabah pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. 6. Ada pengaruh positif/signifikan antara variabel marketing relationship terhadap loyalitas nasabah dikarenakan nilai Sig 0,007<, sehingga hasil penelitian ini sesuai hipotesis yang penulis kemukankan pada Bab II yang menyatakan adanya pengaruh antara maketing relationship terhadap 66

71 loyalitas nasabah pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. 7. Tidak ada pengaruh yang positif/signifikan antara variabel kepuasan nasabah terhadap loyalitas nasabah dikarenakan nilai Sig 0,071 >, sehingga hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis yang penulis kemukankan pada Bab II yang menyatakan adanya pengaruh antara kepuasan nasabah terhadap loyalitas nasabah pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru 8. Tidak ada pengaruh positif/signifikan antara variabel marketing relationship terhadap loyalitas nasabah melalui kepuasan nasabah dikarenakan nilai koefisien pengaruh tidak langsung < pengaruh langsung(p1 X P3<P2 yakni 0,0906 < 0,353. Sehingga hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis yang penulis kemukankan pada Bab II yang menyatakan adanya pengaruh antara maketing relationship terhadap loyalitas nasabah melalui kepuasan nasabah pada AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan K.C Medan Baru. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. (2012). Strategic Marketing, Depok: PT. Rajagrafindo Pesada Dinarti. (2009). Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Merek Pada Pengguna Kartu Pra-Bayar Simpati, Universitas Sumatera Utara. dikutip. 13 maret 2015 Erika. (2009). Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT. Olagafood Industri Medan, Universitas Sumatera Utara. dikutip. 13 maret 2015 Franky Susanto. (2013). Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Loyalitas Pelabnggan Pada PT. Mitra 10 Surabaya, Jurnal Marketing Relastionship, Vol.1, No.1 (2013). Griffin, Jill. (2005). Costumers Loyaltiy, Jakarta: Erlangga Hermawan, Kartajaya. (2007). Boosting Loyalty Marketing Performance, Jakarta: Markplus Irawan, Handi. (2009). 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, Jakarta: PT Gramedia Juliandi, Azuar. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Medan Juliandi, Azuar, Irfan dan Manurung, Saprinal. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis, Medan Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lana. (2009). Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama Lupiyoadi, Rambat. (2013). Manajemen Pemasaran Jasa, jakarta: Salemba Empat. Maria, Winda. (2012). Pengaruh Kualitas Relationship Marketing-Oriented PromotionTerhadap Loyalitas Pelanggan Pada Maskapai Penerbangan Lion Air di Surabaya dan Siderojo, dikutip 13 maret 2015 Prabowo, Budi. (2008). Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan Pada PT. Astra Surabaya, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, Vol.8, No.2 (2008) 67

72 Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. (2013). Prilaku Konsumen, Yogyakarta: C.V Andi Offset Supranto dan Limakrisna, Nandan. (2011).Prilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Jakarta: Mitra Wacana Media. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen, Bandung: Alfabeta Tim Penyusun. (2009). Pedoman Pembuatan Skripsi, Medan: FE-UMSU Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius. (2012). Pemasaran Strategik, Yogyakarta: C.V Andi Offset. Trimanah, (2012) Reputasi dalam Kerangka Kerja Public Relations, Jurnal Ilmiah Komunikasi, Vol.3, No.1, (2012) Wijayanti, Titi. Pengaruh Marketing Relationship Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Purwokerto. dikutip 13 maret 2015 Yulisa, (2012) Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah Bank,Universitas Gunadarma. dikutip 13 maret

73 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH EKONOMI MIKRO MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING METODE PEER LESSONS DI PROGRAM STUDI MANAJEMEN RADIMAN Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Ekonomi Mikro di Program Studi Manajemen antara sebelum dan setelah penerapan Model Pembelajaran Active learning Metode Peer lessons. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experimental). populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Semester Satu (I) Program Studi Manajemen yang terdaftar pada Tahun Akademik 2015/2016. Sedangkan teknik pengambilan sampel adalah dengan teknik cluster random sampling, yaitu pengambilan jumlah mahasiswa sebanyak 2 kelas dari seluruh kelas yang ada. Dari 2 kelas tersebut diundi kelas mana yang menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Untuk menganalisis data penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan hasil belajar mahasiswa kelas D Manajemen Malam (kelas kontrol) dengan hasil belajar mahasiswa Kelas A Manajemen Malam (kelas eksprimen) pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara pada taraf signifikan 5% dengan penerapan model pembelajaran active learning metode peer lessons. Kata Kunci : Active Learning, Peer Lessons, Hasil Belajar PENDAHULUAN Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi dosen, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi mahasiswa, hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh mahasiswa setelah kegiatan belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak dosen, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan kemampuan mental mahasiswa (Dimyati dan Mudjiono, 2000). Kemajuan mahasiswa tersebut diperoleh melalui penilaian, seperti tes. Hasil 69

74 mengerjakan tes atau tugas tersebut dapat mengungkapkan hasil belajar seorang mahasiswa, apakah mahasiswa mengalami kemajuan dalam belajar ataupun belum Hasil belajar mahasiswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Dan salah satu hal yang menentukan kualitas pembelajaran adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat dengan materi yang diajarkan. Namun pada kenyataannya, masih banyak sekolah yang kurang memperhatikan penggunaan model pembelajaran dalam setiap penampilan mengajar. Pembelajaran biasanya hanya disampaikan secara konvensional, dimana dosen yang berperan aktif, sementara mahasiswa cenderung pasif. Sikap mahasiswa yang pasif dapat mengurangi keterlibatannya dalam mengikuti proses pembelajaran yang dapat mengakibatkan turunnya minat mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan observasi awal penulis selama mengajar mata kuliah Ekonomi Mikro pada tahun-tahun sebelumnya, ternyata bahwa selama ini dosen bidang studi ekonomi dalam menyampaikan materi cenderung menggunakan metode ceramah saja. Setelah dosen selesai memberikan materi, mahasiswa dituntut untuk mengerjakan tugas/latihan yang ada pada buku paket. Pada pembelajaran ini memungkinkan mahasiswa bekerja secara individu dan selain itu pembelajaran ini cenderung tidak melibatkan mahasiswa secara aktif dalam pembelajaran. Jika proses pembelajaran terus-menerus seperti ini, maka minat mahasiswa akan semakin berkurang dalam mengikuti proses pembelajaran. Kurangnya minat mahasiswa akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap mahasiswa, peneliti menduga bahwa fakor penyebab kurangnya minat dan hasil belajar mahasiswa yaitu penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dan kurang variatif sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna dan peran dosen terlalu monoton sehingga mahasiswa tidak aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Fenomena ini perlu adanya inovasi dalam proses pembelajaran, yaitumenerapkan strategi pembelajaran yang merangsang keaktifan dan partisipasimahasiswa yang salah satunya strategi Active learning tipe Peer lessons. Menurut Silberman (2007) belajar aktif terbentuk dari kumpulan strategi pembelajaran yang komprehensif, meliputi berbagai cara untuk mengaktifkan mahasiswa sejak awal melalui aktivitas yang membangun kerja kelompok dan membuat berpikir tentang materi dalam waktu singkat. Selain itu, terdapat teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas, kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat, mempraktekkan keterampilan, serta mendorong munculnya pertanyaan dan membuat mahasiswa saling mengajar satu sama lain. Menurut Silberman (2007) Peer Lesson atau pelajaran teman sebaya merupakan cara yang digunakan untuk mengembangkan peer teaching dalam kelas. Kegiatan ini menempatkan tanggung jawab untuk mengajar para mahasiswa sebagai anggota kelas. Peer Lesson merupakan cara agar mahasiswa dapat saling berbagi pengetahuan dan informasi kepada teman dengan cara berdiskusi kelompok lalu dipresentasikan di depan kelas dengan berbeda topik tetapi saling berhubungan. Selain itu mahasiswa didorong untuk belajar efektif, menghindari ceramah, membaca laporan dan disediakan alat visual, point-point untuk presentasi dan saling tanya jawab. Itu sebabnya strategi pembelajaran ini 70

75 digunakan agar mahasiswa lebih aktif dan partisipatif untuk saling berbagi pengetahuan. Penelitian dengan strategi Active learning tipe Peer Lesson pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya antara lain penelitian Siti Choiriyah (2008), hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dalam pengelolaan kelas dan prestasi belajar Al-qur an Hadits. Selain itu penelitian Sri Utami (2 001), hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dalam peningkatan keaktifan dan hasil belajar Fiqh. Oleh sebab itu, peneliti mencoba melakukan inovasi pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran Active learning tipe Peer Lesson disertai media yang diharapkan lebih berpengaruh positif terhadap partisipasi dan hasil belajar biologi siswa. Dengan strategi pembelajaran Active learning tipe Peer Lesson diharapkan mampu meningkatkan partisipasi dan hasil belajar mahasiswa dari apa yang telah diperoleh dari pelajaran yang diselenggarakan dosen. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2008) mendefinisikan hasil belajar mahasiswa pada hakikatnya adal ah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Catharina Tri Anni (2002) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh mahasiswa setelah melalui kegiatan belajar (Nashar, 2004). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terdadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh mahasiswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalam Nashar, 2004). Menurut Gagne dalam Purwanto (2009), hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada pada lingkungan. Bloom,dkk menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perubahan prilaku yang mencakup ranah kognitif yakni berorientasi pada kemampuan berfikir dan ranah Afektif yaitu berhubungan dengan perasaan, emosi, system nilai, sikap dan hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu, serta ranah Psikomotor yang berorientasi pada keterampilan motorik berupa tindakan anggota tubuh yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot (Sudijono, 2004). Hasil belajar ( achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dan kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di kelas, hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan mahasiswa akan mata pelajaran tersebut di kelas dilambangkan dengan angkaangka atau huruf (Syaodih, 2003). Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki mahasiswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui 71

76 kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuanpembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yangmempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. (2007), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut: 1. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yangsedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis. 2. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat Sedangkan menurut Sanjaya (2008) faktor -faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara global dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: 1. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu, faktor ini meliputi aspek psiologis dan psikologis. Aspek psiologis adalah aspek yang menyangkut tentang keberadaan kondisi fisik (jasmani), sedangkan aspek psikologis meliputi tingkat kecerdasan, bakat, minat, motivasi dan sebagainya. 2. Faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu. Faktor ini meliputi faktor lingkungan sosial dan non-sosial, faktor lingkungan sosial meliputi keberadaan dosen, teman-teman dan lain sebagainya.sedangkan faktor lingkungan non-sosial meliputi gedung, tempat tinggal mahasiswa, alat-alat dan lain sebagainya Hasil belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik internalmaupun eksternal. Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapatdigolongkan menjadi empat, yaitu 1) bahan atau materi yang dipelajari; 2)lingkungan; 3) faktor instrumental; dan 4) kondisi mahasiswa. Faktor-faktor tersebut baik secara terpisah maupun bersama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap hasil belajar mahasiswa. 3. Model Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam hal ini pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan rancangan. Proses pembelajaran aktifitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam suatu interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tentunya setidaknya adalah pencapaian tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran. Kegiatan pembelajaran yang diprogamkan guru merupakan kegiatan integralistik antara pendidik dengan peserta didik. Kegiatan pembelajaran secara metodologis berakar dari pihak pendidik yaitu guru, dan kegiatan belajar secara pedagogis berakar dari pihak peserta didik (Dewi, 2004). Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para dosen dalam melaksanakan pembelajaran (Trianto, 2010). Berbeda dengan pendapat di atas, dikemukakan bahwa model 72

77 mengajar merupakan suatu kerangka konseptual yang berisi prosedur sistematik dan mengorganisasikan pengalaman belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang befungsi sebagai pedoman bagi dosen dalam proes belajar mengajar (Sagala, 2010). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu kerangka yang digunakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran digunakan oleh dosen sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelompok. 4. Pembelajaran Aktif (Active learning) Pembelajaran aktif ( Active learning) adalah suatu proses pembelajaran dengan maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/ strategi secara aktif. Pembelajaran aktif ( Active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif ( Active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/ anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Meyer dan Jones (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran aktif (Active learning) terjadi aktivitas berbicara dan mendengar, menulis, membaca, dan refleksi yang menggiring ke arah pemaknaan mengenai isi pelajaran, ide-ide, dan berbagai hal yang berkaitan dengan satu topik yang sedang dipelajari. Dalam pembelajaran aktif, dosen lebih berperan sebagai fasilitator bukan pemberi ilmu. Pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini dkk (2008) adalah suatu pembelajaran yang mengajak mahasiswa untuk belajar secara aktif. Ketika mahasiswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Beberapa aktivitas pembelajaran khas yang terjadi di dalam pembelajaran aktif (Active learning) di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Pengamatan terhadap beberapa model atau contoh yang memberikankesempatan pada mahasiswa untuk melihat dan mengetahui. 2. Refleksi yang dilakukan dengan cara mengungkapkan pengalamankepada teman dan dosen potensial mengundang dialog di dalam ruang kuliahsehingga memungkinkan muncul pengalaman atau pengetahuan baru(fink, 2003). 3. Pemecahan masalah yang disajikan memungkinkan mahasiswa beradadi dalam kondisi higher-order thinking (Bonwell & Eison, 1991) 4. Diskusi melatih mahasiswa untuk menganalisis, menilai, membandingkan,dan memecahkan masalah adalah metode belajar ko-operatif daninteraktif (Haller, 2000). 5. Self explanation adalah suatu proses menjelaskan mengenai pemahamanmahasiswa, baik kepada temannya maupun dosen memungkinkanterjadinya pemahaman yang lebih kuat. 6. Vicarious learning yang diperoleh pada saat mahasiswa menyaksikanperdebatan mengenai topik tertentu (Cox, 2006). Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif ( Active learning)memiliki karakteristik-karakteristik sebagaiberikut: 73

78 1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi olehdosen melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analisis dankritis terhadap topik atau permasalahan yang akan dibahas, 2. Mahasiswa tidak hanya mendengarkan perkuliahan secara pasif tetapi mengerjakansesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah, 3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materikuliah. 4. Mahasiswa dituntut lebih banyak untuk berpikir kritis, menganalisa danmelakukan evaluasi. 5. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran. Saat ini, banyak teknik pembelajaran aktif dari mulai yang sederhana (yang tidak memerlukanpersiapan lama dan rumit serta dapat dilaksanakan relatif dengan mudah) sampai denganyang rumit, yaitu yang memerlukan persiapan lama dan pelaksanaan cukup rumit.beberapa jenis teknik pembelajaran tersebut menurut Bellamy dan Foster (1999) antara lain adalah: 1. Think-Pair-Share Dengan teknik ini mahasiswa diberi pertanyaan atau soal untuk dipikirkan sendiri kurang lebih2-5 menit ( think), kemudian mahasiswa diminta untuk mendiskusikan jawaban ataupendapatnya dengan teman yang duduk di sebelahnya ( pair). Setelah itu dosen dapat menunjuk satu atau lebih mahasiswa untuk menyampaikan pendapatnya atas pertanyaan atau soal itu bagi seluruh ruang kuliah ( share). Teknik ini dapat dilakukan setelah menyelesaikan pembahasan satu topik, misalkan setelah menit kuliah biasa. Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan membahas topik berikutnya untuk kemudian dilakukan cara ini kembali setelah topik tersebut selesai dijelaskan. 2. Collaborative Learning Groups Dalam teknik ini, dibentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 mahasiswa yang dapat bersifat tetap sepanjang semester atau bersifat jangka pendek untuk satu pertemuan kuliah. Untuk setiap kelompok dibentuk ketua kelompok dan penulis. Kelompok diberikan tugas untuk dibahas bersama dimana seringkali tugas ini berupa pekerjaan rumah yang diberikan sebelum kuliah dimulai. Tugas yang diberikan kemudian harus diselesaikan bisa dalam bentuk makalah maupuncatatan singkat. 3. Student-led Review Session Jika teknik ini digunakan, peran dosen diberikan kepada mahasiswa. Dosen hanya bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator. Teknik ini misalkan dapat digunakan pada sesi review terhadap materi kuliah. Pada bagian pertama dari kuliah kelompok-kelompok kecil mahasiswa diminta untuk mediskusikan hal-hal yang dianggap belum dipahami dari materi tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mahasiswa yang lain menjawabnya. Kegiatan kelompok dapat juga dilakukan dalam bentuk salah satu mahasiswa dalam kelompok tersebut memberikan ilustrasi bagaimana suatu rumus atau metode digunakan. Kemudian pada bagian kedua kegiatan ini dilakukan untuk seluruh ruang kuliah. Proses ini dipimpin oleh mahasiswa dan dosen lebih berperan untuk mengklarifikasi hal-hal yang menjadi bahasan dalam proses pembelajaran tersebut. 4. Student Debate 74

79 Dalam teknik ini dilakukan dalam bentuk diskusi, dimana diskusi dalam bentuk debat dilakukan dengan memberikan suatu isu yang sedapat mungkin kontroversial sehingga akan terjadi pendapat-pendapat yang berbeda dari mahasiswa. Dalam mengemukakan pendapat mahasiswa dituntut untuk menggunakan argumentasiyang kuat yang bersumber pada materi-materi ruang kuliah. Dosen harus bisa mengarahkan debat ini pada inti materi kuliah yang ingin dicapai pemahamannya. 5. Exam questions writting Untuk mengetahui apakah mahasiswa sudah menguasai materi kuliah tidak hanya diperoleh dengan memberikan ujian atau tes. Meminta setiap mahasiswa untuk membuat soal ujian atau tes yang baik dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa mencerna materi kuliah yang telah diberikan sebelumnya. Dosen secara langsung bisa membahas dan memberi komentar atas beberapa soal yang dibuat oleh mahasiswa di depan ruang kuliah dan/atau memberikan umpan balik kemudian. 6. Class Research Symposium Teknik pembelajaran aktif jenis ini bisa diberikan untuk sebuah tugas perancangan atau proyek ruang kuliah yang cukup besar. Tugas atau proyek ruang kuliah ini diberikan mungkin pada awal kuliah dan mahasiswa mengerjakannya dalam waktu yang cukup panjang termasuk kemungkinan untuk mengumpulkan data atau melakukan pengukuran-pengukuran. Kemudian pada saatnya dilakukan simposium atau seminar ruang kuliah dengan tata cara simposium atau seminar yang biasa dilakukan pada kelompok ilmiah. 7. Analyze Case Studies Teknik seperti ini banyak diberikan pada kuliah-kuliah bisnis. Dengan cara ini dosen memberikan suatu studi kasus yang dapat diberikan sebelum kuliah atau pada saat kuliah. Selama proses pembelajaran, kasus ini dibahas setelah terlebih dahulu mahasiswa mempelajarinya. Sebagai contoh dapat diberikan suatu studi kasus produk rancangan engineering yang ternyata gagal atau salah, kemudian mahasiswa diminta untuk membahas apa kesalahannya, mengapa sampai terjadi dan bagaimana seharusnya perbaikan rancangan dilakukan. Berikut ini adalah perbandingan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran aktif menurut Bonwell dan Eison (2010) yaitu: Tabel 2.1 Perbandingan Pembelajaran Konvensional Dengan Pembelajaran Aktif Pembelajaran Konvesional Berpusat pada dosen Penekanan pada menerima pengetahuan Kurang menyenangkan Kurang memberdayakan semua indera dan potensi anak didik Menggunakan metode yangmonoton Kurang banyak media yangdigunakan Tidak perlu disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada. Pembelajaran Aktif Berpusat pada mahasiswa Penekanan pada menemukan Sangat menyenangkan Membemberdayakan semua indera dan potensi mahasiswa Menggunakan banyak metode Menggunakan banyak media Disesuaikan dengan pengetahuanyang sudah ada 75

80 Sumber : Bonwell dan Eison (2010) Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran aktif (Active learning)pada prinsipnya merupakan metode pembelajaran yang sangat menekankan aktifitas dan partisipasi mahasiswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, peran Dosen dalam metode pembelajaran ini tidak dominan menguasai proses pembelajaran, melainkan lebih berperan untuk memberikan kemudahan (fasilitator) dengan merangsang mahasiswa untuk selalu aktif dalam segi fisik, mental, emosional, sosial, dan sebagainya. Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berinteraksi dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajarinya. Dosen bukan menyampaikan materi pembelajaran, tetapi bagaimana menciptakan kondisi agar terjadi proses belajar pada mahasiswa sehingga dapat mempelajari materi pembelajaran sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Munir (2008) mengelompokan keaktifan mahasiswa ini menjadi beberapa aspek, antara lain yaitu: 1. Aktif secara jasmaniah seperti penginderaan, yaitu mendengar, melihat, mencium, merasa, dan meraba atau melakukan keterampilan jasmaniah. 2. Aktif berpikir melalui tanya jawab, mengolah dan mengemukakan ide-ide, berpikir logis, sistematik, dan sebagainya 3. Aktif secara sosial seperti aktif berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain (mahasiswa lain). Menurut teori pembelajaran aktif (Active learning), pengetahuan mahasiswa terbentuk melalui proses persepsi dan tanggapan terhadap informasi yang diterimanya melalui penginderaan. Oleh karena itu, pembelajaran dengan melibatkan penginderaan yang lebih banyak akan memungkinkan tingkat keberhasilan belajar mahasiswa pada level yang lebih tinggi. 5. Metode Pembelajaran Peer lessons Mengajar bukan semata persoalan menceritakan dan belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak mahasiswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja mahasiswa sendiri. Penjelasan serta pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang optimal, karenanya diperlukan suatu strategi sehingga dapat mendukung atau meningkatkan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Menurut Sanjaya (2005) dalam konteks pembelajaran strategi dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman (petun juk umum) agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Dalam Memilih suatu strategi, hendaknya dapat mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima pelajaran dari dosen, ada kecenderungan untuk cepat melupakan pelajaran yang telah diberikan. Salah satu bentuk pembelajaran aktif adalah pembelajaran menggunakan Strategi Peer lessons. Pembelajaran aktif ( Active learning) sendiri merupakan suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan 76

81 nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Sedangkan Peer lessons adalah suatu strategi pembelajaran yang merupakan bagian dari Active learning (pembelajaran aktif). Secara singkat menurut Silberman (2007) strategi Peer lessons merupakan strategi untuk mendukung pengajaran sesama mahasiswa di dalam kelas. Strategi ini menempatkan seluruh tanggung jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas. 6. Kerangka Berpikir Salah satu untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan hasil belajar yang lebih baik adalah penggunaan strategi atau pendekatan dan media pembelajaran. Karena hal itu dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Metode Peer lessons dalam pembelajaran mata kuliah Ekonomi Mikro sangat mendukung dan sesuai untuk mencapai keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar, karena implementasi metode pembelajaran Peer lessons mempunyai manfaat antara lain meningkatkan partisipasi mahasiswa, meningkatkan keberanian/ keantusiasan mahasiswa untuk bertanya, mengungkapkan ide, gagasan, maupun pendapat, mengembangkan kreativitas mahasiswa, meningkatkan keterampilan berfikir mahasiswa, menciptakan suasana/ iklim yang kompetitif sehingga mahasiswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Maka dengan implementasi metode pembelajaran Peer lessons dapat memberikan pengalaman belajar yang berkesan bagi mahasiswa, sehingga pembelajaran mata kuliah Ekonomi Mikro dapat berjalan lebih bermakna dan efektif, karena media lebih bervariasi dan dapat meningkatkan keterampilan dosen, aktivitas mahasiswa serta hasil belajar mahasiswa dalam pembelajaran mata kuliah Ekonomi Mikro. 7. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis adalah jawaban teoritis atas masalah penelitian atau berupapemyataan sementara tentang pengaruh, hubungan sebab akibat atau hubunganpertautan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis tersebut hams dapat diuji kebenarannya melalui melalui pengurapulan dan penganalisaan data empiris. Dalam penelitian hipotesis penelitian adalah: Ada pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Ekonomi Mikro di Program Studi Manajemen antara sebelum dan setelah penerapan Model Pembelajaran Active learning Metode Peer lessons 77

82 METODE 1. Rencana Tindakan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen ( Experimental Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari perbedaan perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Kondisi yang terkendalikan di maksud adalah adanya hasil dari penelitian dikonversikan ke dalam angka-angka, untuk analisis yang digunakan dengan menggunakan analisis statistik (Sugiyono, 2012). Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penelitian yang disusun sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan penelitian, mengontrol dan mengendalikan variabel penelitian. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Pre-Test Post-Test ControlGroup Design. 2. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2012) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Semester Satu (I) Program Studi Manajemen yang terdaftar pada Tahun Akademik 2015/2016. Sampel digunakan dalam penelitian untuk mempermudah pengambilan data dari populasi. Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Salah satu syarat dalam penarikan sampel yang ditetapkan adalah sampel itu harus bersifat representatif, artinya sampel yang ditetapkan harus mewakili populasi. Sifat karakteristik populasi harus tergambar dalam sampel. Sedangkan teknik pengambilan sampel adalah dengan teknik cluster random sampling, yaitu pengambilan jumlah mahasiswa sebanyak 2 kelas dari seluruh kelas yang ada. Dari 2 kelas tersebut diundi kelas mana yang menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes hasil belajar. Arikunto (2006), tes hasil belajar berupa serentetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi yang dilihat dari hasil belajar kognitif. Guna mengetahui kemajuan hasil belajar mahasiswa dan seberapa besar pemahaman setiap mahasiswa terhadap materi yang sedang diajarkan. 4. Teknik Analisis Data Pengujian hipotesis untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan yang signifikan mengenai hasil belajar mata kuliah Ekonomi Mikro pada kelas yang terpilih sebagi kelas Eksperimen dan kelas Kontrol. Uji hipotesis ini menggunakan uji-t (independent uji test). PEMBAHASAN Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar mahasiswa pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara setelah penerapan Model pembelajaran active learning metode peer lessons, maka penulis menggunakan rumus statistik analisa uji-t. Untuk mempermudah penulis dalam mekakukan perhitungan, maka penulis menggunakan program komputer SPSS versi 12,0 dalam mencari uji beda (t-test) dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1. T-Test 78

83 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Hasil Belajar Equal variances assumed Equal variances not assumed F Sig. t df Sig. (2-tailed) Berdasarkan tabel 1 di atas diperoleh t hitung sebesar 1,786 dengan probabilitas (Sig 0,077 ) Selanjutnya dilakukan perbandingan dengan t tabel pada taraf signifikan 0,05. Dari keterangan di atas, nilai t hitung berada di daerah penerimaan Ha, maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti tidak ada perbedaan signifikan hasil belajar mahasiswa kelas D Manajemen Malam (kelas kontrol) dengan hasil belajar mahasiswa Kelas A Manajemen Malam (kelas eksprimen) pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara pada taraf signifikan 5%. Dengan demikian berarti model pembelajaran active learning metode peer lessons belum meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada Mata Kuliah Ekonomi Mikro di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara - Medan atau dengan kata lain bahwa penerapan model pembelajaran active learning metode peer lessons belum mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Analisis Temuan Penelitian Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mahasiswa kelas kontrol dengan kelas eksprimen sama atau tidak berbeda signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan ini ditandai/dapat dilihat dari: a. Rata-rata tingkat hasil belajar mahasiswa kelas D Manajemen Malam (kelas kontrol) adalah 73,14. c. Rata-rata tingkat hasil belajar mahasiswa Kelas A Manajemen Malam (kel as eksprimen) adalah 76,03. Dari uraian di atas diketahui bahwa rata-rata hasil belajar mahasiswa Kelas A Manajemen Malam lebih tinggi dari mahasiswa untuk kelas D Manajemen Malam, namun perbedaan nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa itu tidak terlalu besar atau tidak signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mahasiswa Kelas Kontrol (kelas D Manajemen Malam) sama dibandingkan hasil belajar mahasiswa kelas eksprimen (Kelas A Manajemen Malam). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran active learning metode peer lessons belum dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada Mata Kuliah Ekonomi Mikro di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan hasil belajar mahasiswa kelas D Manajemen Malam (kelas kontrol) dengan hasil belajar mahasiswa Kelas A Manajemen Malam (kelas eksprimen) pada Program 79

84 Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara pada taraf signifikan 5% dengan penerapan model pembelajaran active learning metode peer lessons. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian- Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bellamy, L., Barry, W., & Foster, S A Learning Centered Approach to Engineering Education for the 21st Century: The Workshop. College of Engineering and Applied Sciences. Arizona State University. Bonwell CC & Eison JA, 1991, Active learning: Creating Excitement in the Classroom. Washington, DC : George Washington University Bonwell, C.C Active learning: Creating excitement in the classroom. Center for Teaching and Learning, St. Louis College of Pharmacy Bonwell, Charles C., dan Eison J.A., 2010, Active learning: Creating Excitement in the Classroom. Diakses tanggal 12 Agustus Cox, R, 2006, Vicarious Learning and Case Based Teaching of Clinical Reasoning Skills, Journal Online, Diakses tanggal 12 Agustus Dalyono, M, 1997, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Penerbit RINEKA CIPTA Dewi Rosmala, 2004, Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. UNIMED. Medan. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Dirjen Dikti. Haller, C.R, Gallagher, V.J, Weldon, T.L, Felder, R.M, 2000, Dynamics of Peer Education in Cooperative Learning Workgroups. Journal of Engineering Education. Vol. 89 No Hisyam Zaini, dkk Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyyakarta : pustaka Insan Madani Meyers, C. & Jones, T.M, 1993, Promoting Active learning Strategies for The College Classroom. John wiley & Sons, Inc. Munir, 2008, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung : Alfabeta Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Delia Press. Purwanto. M. Ngalim, Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sagala, Saiful, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina, 2008, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Silberman, Melvin L Active learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madina. Siti Khoiriyah, 2006, Pelaksanaan Pembelajaran pada Anak-anak Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Purwokerto, Skipsi, Fakultas Tarbiyah STAIN Purwokerto. Sudijono, Anas, 2004, Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya. Sugihartono, dkk Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus, 2011, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogaykarta : Pustaka Pelajar Syaodih Sukmadinata, Nana Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Trianto, 2010, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progesif, Jakarta : Kencana. 80

85 PENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MANDIRI (Persero) Tbk CABANG MEDAN IMAM BONJOL RISNAWATI Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelelahan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Imam Bonjol. Jumlah sampel yang diambil sebagai responden pada penelitian ini adalah berjumlah 50 orang karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Imam Bonjol. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket (Kuisioner) yaitu daftar pernyataan tentang kelelahan kerja dan kinerja karyawan. Angket (Kuisioner) dalam penelitian ini menggunakan 20 pernyataan yang dikembangkan dari indikator-indikator kelelahan kerja dan kinerja karyawan. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan variabel X (Kelelahan Kerja) terhadap variabel Y (Kinerja Karyawan) yang ditunjukkan nilai t hitung sebesar dengan probabilitas sig 0,013 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan hubungan seperti itu terkandung arti bahwa makin tinggi/baik variabel X(Kelelahan Kerja) maka akan tinggi/baik variabel Y (Kinerja Karyawan). Sedangkan besarnya pengaruh yang diberikan ditunjukan oleh nilai determinasi yaitu nilai R-Square yang diperoleh sebesar 0,121 menunjukan sekitar 12,1% variabel Y dapat dijelaskan oleh variabel X(Kelelahan Kerja). Secara praktis dapat dikatakan bahwa kontribusi variabel X(Kelelahan Kerja) terhadap variabel Y (Kinerja Karyawan) adalah sebesar 12,1% dan sisanya 87,9% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci : Kelelahan Kerja, Kinerja Karyawan PENDAHULUAN Pada umumnya setiap organisasi bertujuan untuk dapat bertahan dan menjaga kelangsungan hidupnya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka karyawan merupakan salah satu faktor yang paling penting bagi organisasi. Karyawan sangat dibutuhkan oleh organisasi untuk dapat melakukan seluruh kegiatan-kegiatan dalam proses manajemennya. Karyawan merupakan kekayaan utama dalam suatu perusahaan, karena tanpa adanya keikutsertaan mereka, aktifitas perusahaan tidak akan terlaksana. Bank Mandiri merupakan bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan deposit. Bank Mandiri merupakan gabungan dari Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Mandiri Persero (Tbk) Cabang Medan Imam Bonjol yang terletak di Jalan Imam Bonjol no.7. Berdasarkan survey awal pada tempat penelitian masih terdapat kecenderungan yang berkaitan dengan belum optimalnya kinerja karyawan. Ditandai dengan ada penurunan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan belum menunjukkan kinerja yang optimal. Sedangkan berdasarkan survey awal tentang kelelahan kerja ditemukan terdapat kecenderungan karyawan yang mempunyai beban kerja yang berlebihan dengan berkerja 81

86 lembur dalam menyelesaikan laporan-laporan. Serta waktu kerja yang berlebihan sering membuat karyawan lelah. Adapun faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan berdasarkan Hasibuan (2010, hal. 44) yaitu: faktor yang ada pada diri individu, yaitu: umur, tempramen, keadaan fisik individu, kelelahan, motivasi. Faktor yang ada diluar individu, yaitu: penerangan, waktu istirahat, lama kerja, upah, bentuk organisasi, lingkungan sosial, keluarga. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja berdasarkan teori sebagaimana yang dikemukakan oleh Suma mur (2009, hal.359) yaitu: perasaan berat dikepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki merasa berat, menguap, merasa kacau pikiran, mengantuk, merasa berat pada mata, kaku dan canggung dalam bergerak, tidak seimbang dalam berdiri, mau berbaring, merasa susah berfikir, lelah bicara, gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat memfokuskan perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang kepercayaan diri, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak dapat tekun dalam melakukan pekerjaan, sakit kepala, kekakuan dibahu, merasa nyeri di punggung, merasa pernafasan tertekan, merasa haus, suara serak, merasa pening, merasa kurang sehat. Kelelahan kerja merupakan faktor yang cukup penting dalam menentukan tinggi rendahnya kinerja seseorang. Temuan penelitian Rizkika (2014) menyatakan bahwa kelelahan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Sedangkan temuan penelitian Kurniawati (2012) menyatakan bahwa kelelahan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Teori yang melandasi hubungan antara kelelahan kerja dengan kinerja karyawan adalah dikemukakan oleh Nurmianto dalam Kurniawati (2012) kelelahan kerja merupaka n salah satu faktor penurunan kinerja yang dapat menambah tingkat kesalahan dalam bekerja. Semua pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja, dan kelelahan kerja akan menurunkan kinerja serta menambah tingkat kesalahan kerja. TINJAUAN PUSTAKA Moeheriono (2012, hal. 95) kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Mangkunegara ( 2012, hal. 9) kinerja karyawan (prestasi kerja) merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dalam mewujudkan tujuan organisasi. Mangkunegara, (2012 hal. 13) menyatakan faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah 1. faktor kemampuan (ability), secara psikologis, kemampuan (ability)terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill). Artinya, pimpinan dan karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ ) apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaaan sehar-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal. 2. faktor motivasi (motivation), motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif (pro) terhadap situ asi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja. 82

87 Selain itu, menurut Hasibuan (2010, hal. 44) yang mempengaruhi kinerja dapat disimpulkan menjadi dua golongan yaitu: 1. faktor yang ada pada diri individu, yaitu: umur, tempramen, keadaan fisik individu, kelelahan, motivasi. 2. faktor yang ada diluar individu, yaitu: penerangan, waktu istirahat, lama kerja, upah, bentuk organisasi, lingkungan sosial, keluarga. Indikator kinerja dipergunakan untuk aktifitas yang hanya dapat ditetapkan secara lebih kualitatif atas dasar perilaku yang dapat diamati. Mangkunegara (2011, hal.75) mengatakan unsur-unsur yang dinilai dari kinerja: 1. Kualitas kerja mencerminkan mutu standar yang telah ditentukan sebelumnya, biasanya disertai dengan peningkatan kemampuan, ketetapan, ketelitian, keterampilan dan kebersihan. 2. Kuantitas kerja mencerminkan peningkatan volume atau jumlah dari suatu kegiatan yang menghasilkan penyelesaian kerja dengan extra. Kuantitas kerja dapat diukur dengan melalui penambahan atas nilai fisik dari hasil kerja sebelumnya. 3. Keandalan terdiri dari mengikuti instruksi, inisiatif, kehati-hatian dan kerajinan. 4. Sikap kerja terdiri dari sikap terhadap perusahaan, karyawan lain, pekerjaaan dan serta kerja sama. Menurut Suma mur (2009, hal.358) kelelahan ditunjukkan oleh hilangnya kemauan untuk bekerja, yang penyebabnya adalah keadaan persarafan sentral atau kondisi psikispsikologis. Akar malah kelelahan adalah monotoninya pekerjaan, intensitas dan lamanya kerja mental dan fisik yang tidak sejalan dengan kehendak tenaga kerja yang bersangkutan, keadaan lingkungan yang berbeda dari estimasi semula, tidak jelasnya tanggung jawab, kekhawatiran yang mendalam dan konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. Selanjutnya Rivai (2008, hal.417) menyatakan: kelelahan kerja merupakan sejenis stress yang banyak dialamai oleh orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan pelayanan, seperti perawatan kesehatan, pendidikan, kepolisian, keagamaan dan sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana timbulnya emosional yang tinggi dalam diri seseorang yang merasa stress akan pekerjaannya. Kelelahan juga ditegaskan sebagai suatu sindrom atau keadaan fisik, emosional, dan kelelahan jiwa, serta sinisme terhadap pekerjaan dalam suatu organisasi yang mengalami pergolakan. Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kelelahan kerja adalah suatu kondisi seseorang pekerja baik fisik maupun mental yang mempengaruhi tingkat emosional sehingga membawa dampak negatif terhadap prestasi kerja karyawan. Menurut Suma mur (2009, hal. 359) f aktor-faktor kelelahan kerja terdiri dari: perasaan berat dikepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki merasa berat, menguap, merasa kacau pikiran, mengantuk, merasa berat pada mata, kaku dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri, mau berbaring, merasa susah berfikir, lelah bicara, gugup, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat memfokuskan perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang kepercayaan diri, cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak dapat tekun dalam melakukan pekerjaan, sakit kepala, kekakuan dibahu, merasa nyeri di punggung, merasa pernafasan tertekan, merasa haus, suara serak, merasa pening, merasa kurang sehat. Maslach dan Jackson (1981) mendefinisikan kelelahan sebagai kelelahan emosional (emotional exhaustion = EX), kurang manusiawi (depersonalisation = DEP) dan kurangnya pengakuan prestasi ( reduced personal accomplishments = RPA). 1. Kelelahan Emosional. Menurut Cordes & Dougherty (1993) kelelahan emosional ditandai dengan kekurangan energi emosional dan persepsi yang emosional dengan habisnya sumber daya. 2. Depersonalisasi. Menurut Maslach et al. (2001) Depersonalisasi adalah suatu usaha dari pekerjaan dan klien dengan aktif mengabaikan kualitas klien yang unik dan menarik. Depersonalisasi dapat menyebabkan dehumanisasi, memperlakukan orang sebagai obyek. Depersionalisasi merupakan kondisi yang ditandai dengan sikap sinis, merasa tidak berharga, 83

88 rasa benci, tidak peka terhadap orang lain (Anbar, 2008). 2. Prestasi Pribadi yang Menurun. Maslach & Leiter (1997) mendefinisikan prestasi pribadi yang menurun sebagai penurunan prestasi seseorang yang dianggap sebagai profesional dibidangnya. Menurut (Anbar, 2008) prestasi pribadi berkurang termasuk ke dalam kondisi yang ditandai dengan adanya perasaan tidak puas terhadap diri sendiri, pekerjaan dan kehidupan. KERANGKA KONSEPTUAL Kelelahan emosional Depersonalisasi Kinerja Karyawan Prestasi pribadi yang menurun Gambar 1. Paradigma Kelelahan emosional, Depersionalisasi, Prestasi pribadi yang berkurang terhadap Kinerja Karyawan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2006, hal. 59). Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan teoritis, maka hipotesis penelitian adalah : 1. Adanya pengaruh kelelahan emosional terhadap kinerja karyawan pada karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Medan Imam Bonjol. 2. Ada pengaruh depersonalisasi terhadap kinerja karyawan pada karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Medan Imam Bonjol. 3. Ada pengaruh prestasi pribadi yang menurun terhadap kinerja karyawan pada karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Medan Imam Bonjol. HASIL PENELITIAN Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara, menyebar angket atau kuisioner, teknik dan instrumen dalam penelitian yang digunakan adalah berupa kuesioner (angket/daftar pertanyaan). Kuesioner ini dibagikankepada semua yang menjadi sampel penelitian yaitu karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan Imam Bonjol dengan membubuhkan tanda checklist ( ). Di mana setiap pertanyaan memiliki lima opsi, jenis skala yang digunakan adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi orang/kelompok tentang fenomena sosial, dan studi dokumentasi, penulis mengumpulkan data yang berkaitan dengan dokumentasi perusahaan seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi, data-data jumlah karyawan yang ada diperusahaan. Dokumen 84

89 ini diperlukan untuk menyempurnakan/mendukung pembahasan di dalam penelitian ini dengan cara mempelajarinya. KARAKTERISTIK PENELITIAN Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka diperoleh deskripsi data penelitian sebagai berikut, karakteristik responden yang ada di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan Imam Bonjol yaitu, responden yang bekerja terdiri dari 30 orang laki-laki (60%) dan perempuan sebanyak 20 orang (40%). Responden yang bekerja pada kelompok <25 tahun sebanyak 7 orang (14%), tahun sebanyak 33 orang (66%), >35 tahun sebanyak 10 orang (20%). Responden yang bekerja di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Imam Bonjol pada pendidikan SMP-SMA sebanyak 7 orang (14%), D1 -D3 sebanyak 14 orang (28%), S1-S2 sebanyak 29 orang (58%). Hasil pengolahan data dengan SPSS tentang pengaruh variabel kelelahan kerja (X) terhadap variabel kinerja karyawan (Y) dapat dilihat pada tabel berikut ini. Persamaan regresi berganda dapat dilihat dari nilai koefisien B pada tabel berikut ini: Model 1 (Constant ) kelelahan kerja Unstandardized Coefficients B Tabel 1. Uji t Coefficients Std. Error a.dependent Variable :kinerja karyawan Standardiz ed Coefficients Beta t Sig Dari perhitungan dengan menggunakan program komputer dan dengan menggunakan aplikasi SPSS Versi 16 didapat hasil : Y = 50,327 + (-0,301) X Persamaan diatas memperlihatkan bahwa variabel bebas (X) memiliki koefisien b yang negatif, berarti variabel bebas mempunyai pengaruh yang tidak searah terhadap variabel Y (kinerja karyawan). Dari tabel diatas tentang variabel kelelahan kerja (X) terhadap kinerja karyawan (Y) diperoleh t hitung sebesar -2,569 < t tabel 1,67 dengan probabilitas sig 0,013 lebih kecil dari α = 0,05. Hal tersebut berarti bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan Ha diterima, dan dapat disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa kelelahan kerja (X) secara persial mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Medan Imam Bonjol

90 Model Tabel 2. Model Summary Ganda dan R Square Model Summary b R Square Adjusted Square R Std. Error of the Estimate Durbin-Watson a a. Predictors: (Constant), kelelahan kerja b.dependent Variable: kinerja karyawan Melalui tabel diatas terlihat nilai koefisien korelasi (r xy ) sebesar 0,348. Sedangkan R- Square adalah 0,121 atau 12,10%, menunjukkan sekitar 12,10% variabel Y (kinerja karyawan) dapat dijelaskan oleh variabel kelelahan kerja (X ), atau secara praktis dapat dikatakan bahwa kontribusi kelelahan kerja (X) terhadap variabel perilaku kinerja karyawan (Y) adalah 12,10%, sisanya 87,90% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. PENGUJIAN HIPOTESIS Untuk menguji apakah kelelahan kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dilakukan pengujian dengan menggunakan statistik uji F. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan uji dua arah dengan menggunakan tingkat signifikansi α = 0,05. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan kriteria keputusan adalah: Jika F hitung < F tabel : H 0 diterima atau H a ditolak Jika F hitung > F tabel : H a diterima atau H 0 ditolak Tabel 3. ANOVA ANOVA b Model 1 Regressio n Sum Squares of Df Mean Square F Sig a Residual Total a. Predictors: (Constant), kelelahan kerja b. Dependent Variable: kinerja karyawan Nilai F hitung pada tabel diatas adalah 6,602 > f tabel 4,04 dengan sig 0,013 < α = 0,05 atau nilai signifikan 0,013 < dari nilai probabilitas 0,05. Menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, berarti kelelahan kerja (X) dan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) pada taraf α = 0,05. PEMBAHASAN 86

91 Dari hasil pengujian terlihat bahwa variabel bebas (kelelahan kerja) berpengaruh terhadap Y (kinerja karyawan), lebih rinci hasil analisis dan pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengaruh Kelelahan Emosional terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil uji hipotesis yang penulis lakukan menunjukkan angka yang signifikan antara kelelahan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penemuan peneliti dapat diketahui bahwa kelelahan kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan, hal ini dapat diketahui melalui data hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa kerja yang berlebihan, tekanan/ keterdesakan waktu namun kinerja karyawan yang dihasilkan tinggi. Kinerja karyawan yang tibggi disebabkan oleh gaji yang diberikan serta lingkungan sosial yang nyaman sehingga karyawan merasa betah bekerja. Penelitian saya ini juga didukung oleh penelitian Fika (2014) Pengaruh M otivasi Berprestasi dan Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja yang menyatakan bahwa kelelahan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Ratna (2007) Analisis Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyaw an yang menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 2. Pengaruh Depersonalisasi terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil uji hipotesis yang penulis lakukan menunjukkan angka yang signifikan antara kelelahan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penemuan penelitian dapat diketahui bahwa kelelahan kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan, hal ini dapat diketahui melalui data hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa karyawan merasa kurangnya dukungan pimpinan dalam memotivasi untuk lebih percaya diri dengan demikian bukan berarti kinerja yang dihasilkan tidak baik. Depersonalisasi yang tinggi disebabkan oleh kepedulian terhadap pekerjaan. Penelitian saya ini juga didukung oleh penelitian Fika (2014) Pe ngaruh Motivasi Berprestasi dan Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja yang menyatakan bahwa kelelahan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Ratna (2007) Analisis Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerj a Karyawan yang menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 3. Pengaruh Prestasi Pribadi yang Menurun terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil uji hipotesis yang penulis lakukan menunjukkan angka yang signifikan antara kelelahan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penemuan penelitian penelitian dapat diketahui bahwa kelelahan kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan, hal ini dapat diketahui melalui data hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa karyawan merasa penurunan prestasi karena karyawan tidak dikoordinasikan dengan baik namun merupakan tantangan yang memacu untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Prestasi kerja yang tinggi disebabkan oleh pengembangan karir yang diberikan. Penelitian saya ini juga didukung oleh penelitian Fika (2014) Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja yang menyatakan bahwa kelelahan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Ratna ( 2007) Analisis Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan yang menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. 87

92 PENUTUP Perusahaan tetap mempertahankan kondisi kelelahan kerja dan kinerja karyawannya yang sudah sangat baik. Untuk itu perusahaan dapat melakukan beberapa upaya, antara lain dengan membuat program-program yang dapat mengurangi kelelahan kerja seperti pelatihan, konsultasi, dan kebijakan yang terkait dengan beban kerja dan penghargaan kepada karyawannya. Diharapkan dengan membuat program-program tersebut dapat mengendalikan tingkat kelelahan kerja, sehingga kinerja karyawan yang tinggi dapat dipertahankan. DAFTAR PUSTAKA Ernie Tisnawati Sule Kurniawan dan Saefullah. (2005). Pengantar Manajemen. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana. Hasibuan, Yusdarli. (2010). Hubungan Kelelahan kerja dan Kepuasan kerja dengan Produktivitas Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSU dr. Tengku Mansyur Tanjung Balai Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara. Juliandi, Azuar. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk ilmu-ilmu Bisnis. Medan: Percetakan M2000. Juliandi, Azuar dan Irfan. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Untuk Ilmu-Ilmu Bisnis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Kurniawati, Dian dan Solikhah. (2012). Hubungan Kelelahan Kerja dengan Kinerja Perawat di Bangsal Rawat Inap Rumah Sakit Islam Fatimah Kabupaten Cilacap. Jurnal Ilmiah. Kesehatan Masyarakat. Vol 6, no 2. Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. (2012). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama. Mangkunegara, A.A (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Moeheriono. (2012). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Berbasis Kompetensi Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Yani, M. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Media. Rivai, Veithzal. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik Edisi Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rizkika, Fika. (2014). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kelelahan Kerja Terhadap Kinerja Perawat Di RSUD DR Pringadi Medan. Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Kesepuluh. Bandung: Alfabeta. Sunyoto, Agus. (200 8). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. http// (diakses pada tanggal 18 desember 2014) Suma mur. (2009). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung Seto. 88

93 PENGARUH PENDIDIKAN DAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PTPN III MEDAN SUNARYO Prodi Manajemen, STIE Harapan Medan ABSTRAK Perumusan masalah penelitian ini adalah pengaruh pendidikan dan Penempatan kerja Karyawan, baik parsial maupun simultan terhadap kinerja Karyawan di PT. Perkebunan Nusnatara III (Persero) Medan. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di perusahaan. Dimana sampel yang diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 78 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi dan kuesioner. Data diuji dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas, Selanjutnya dilakukan uji analisa data dengan menggunakan analisis regresi berganda, ujit t, uji F, dan koefisien determinasi. Penelitian ini berkesimpulan bahwa berdasarkan hasil pengujian secara parsial dan simultan, Pendidikan dan Penempatan Kerja Karyawan berpengaruh terhadap Kinerja. Kemampuan Pendidikan dan Penempatan Kerja Karyawan dalam menjelaskan kinerja adalah sebesar 43.7% sedangkan sisanya sebesar 56.3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini. Kata Kunci: Pendidikan, Penempatan Karyawan, Kinerja PENDAHULUAN Menilaisuatukinerjakaryawandapatdilakukan denganberbagaicara penilaian, seperti seberapa banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan, seberapa cepatpekerjaan sulitdiselesaikan denganbaik,dan lain sebagainya. Kinerja tergangung kepada kwalitas dan kemampuan dari SDM yang diperoleh perusahaan pada saat melakukan rekrutment. Sebab salah rekrut maka dikhawatirkan tujuan perusahaan tidak akantercapai dengan baikdan mudah. Badan Pusat Statistik (2012) menyebutkan bahwa sebagian besar angkatan kerja pada tahun Februari 2012 sebesar 49,21% adalah berpendidikan dasar ke bawah, sedangkan yang berpendidikan menengah adalah sebesar 17,99% pekerja yang memiliki pendidikan diploma adalah sebesar 2.77% dan yang berpendidikan sarjana adalah sebesar 6,43%, oleh sebab itu, pendidikan dan pelatihan yang baik dari karyawan akan dapat meningkatkan kinerja dari karyawan itu sendiri. Agar setiap karyawan dapat memiliki kinerja yang baik, makasudah seharusnya setiap perusahaan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada setiap karyawannya, minimal pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Dengan pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan, maka akan dapat meningkatkan kemampuan karyawan menyelesaikan pekerjaan sehingga akan dapat meningkatkan prestasikerja karyawan. Namun pendidikan dan pelatihan yang diberikan haruslah memiliki dampak bagi karyawan yang mengikutinya, hal ini akan dapat mendukung tercapainya hal- hal yang diinginkan oleh perusahaan, ketika pendidikan dan pelatihan dilakukan oleh perusahaan. Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan merupakan pendidikan dan pelatihan yang tepat 89

94 dilakukan kepada karyawan yang menerima pendidikan dan pelatihan tersebut untuk dapat meningkatkan prestasi kerjanya diperusahaan, sehingga kinerjaperusahaanjuga dapat meningkat. Kinerja karyawan selain mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang baik dan benar, juga tergantung kepada bagaimana perusahaan mengatur penempatan sumber daya manusia secara seimbang sesuai dengan tuntutan melaluipenyeleksian yangdilakukan secarabaikdanbenar.ataudengankata lainbahwa, ketika pendidikan dan pelatihan telah dilakukan dengan benar, maka menempatkan SDM sesuia dengan kemampuan dan bidangnya juga menentukan Kinerja karyawan tersebut. LANDASAN TEORI Kinerja Mangkunegara (2000:67) mengatakan "Kinerja adalah hasil kerjasecara kualitasdankuantitas yangdicapai olehseseorangkaryawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya". Mathis danjackson (2006:78) berpendapat bahwa"kinerja padadasamya adalah apayangdilakukan atautidakdilakukan karyawan". Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja, dan sikap kooperatif. Hasibuan (2005: 105) mengatakan "Kinerja adalah suatuhasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan ataskecakapan, pengalaman, dankesungguhan sertawaktu. Menurut pengertian diatas, kinerja disamakan dengan hasil kerja dari seorang karyawan. Untuk mencapai kinerja yang baik, unsur yang paling dominan adalah sumber daya manusia. Walaupun perencanaan telah tersusun dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan tidak berkualitas dan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, maka perencanaan yang telah disusun tersebut akan sia sia. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Faktor yangmempengaruhi pencapaian kerja yang baikmenurut Mathis dan Jackson (2006:83) diantaranya adalah "Kernampuan, motivasi, dukungan yangditerima, keberadaanpekerjaan yangmereka lakukan dan hubungan yangditerima, keberadaan pekerjaan yangmereka lakukan dan hubungan mereka dengan organisasi",. Sedangkan menurut Mangkunegara (2000:67) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah: 1) Faktor Kemampuan Secarapsikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dankemampuan reality (Knowledge+skills).Artinya, karyawan yangmemiliki IQdiatasrata-rata (IQ ) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalammengerjakan pekerjaan sehari- hari, maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi yang diharapkan. Oleh sebab itu karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. 2) Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam menghadapi situasikerja. Motivasi merupakan kondisi menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuanorganisasi (tujuankerja). MenurutPandji Anoraga(2004:178),adafaktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawanadalah sebagaiberikut: 1) Motivasi Pimpinan organisasi perlu mengetahui motivasi kerja dari anggotaorganisasi karyawan.dengan mengetahui motivasi itu makapimpinan dapatmendorong karyawan bekerjalebihbaik. 90

95 2) Pendidikan Pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai kinerja yang lebih baik, hal demikian ternyata merupakan syaratyang penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Tanpa bekal pendidikan, mustahil orang akan mudah dalam mempelajari hal-hal yang bersifat baru dalamcaraatau suatusystem. 3) Disiplin Kerja Disiplinkerja adalah sikapkejiwaan seseorang ataukelompok yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti ataumernatuhi segala peraturan yang telah ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi, kedisiplinan dengan suatulatihan antara lain dengan bekerja menghargai waktu dan biaya akan memberikan poengaruh yangpositifterhadap kinerjakaryawan. 4) Keterampilan Keterampiian banyak pengaruhnya terhadapkinerja karyawan. Keterampilankaryawandalam perusahaandapatditingkatkan melalui training, kursus-kursus dan lain-lain. 5) Budaya Kerja Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang didalam kelompok maupun dengan kelompok lain. Budaya kerjasangat pentingkarena dengantercapainya hubunganseimbangantara perilaku dalamproduksi akanmeningkatkan kinerja. 6) Gizi dan Kesehatan Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi danmakananyangdidapat, halitumempengaruhi kesehatan karyawan, dengan semua itu akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 7) Tingkat Penghasilan Penghasilan yang cukup berdasarkan prestasikerja karyawan karenasemakintinggi prestasikaryawanmakasernakin besar penghasilan yangditerima. 8) Lingkungan kerja dan iklim kerja Lingkungan kerja dari karyawan termasuk hubungan kerja antarakaryawan, hubungandenganpimpinan, suhuserta lingkungan penerangan dansebagainya. Halinisangat penting untuk mendapatkan perhatiandariperusahaankarena sering karyawan engganbekerja,karenatidakadakekompakan dalam kelompok kerja. 9) Teknologi Dengan adanya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yangsemakin otomatis dancanggih akanmendapat dukungan tingkat produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan. 10) Sarana Produksi Faktor-faktor produksi harus memadai dansaling mendukung dalamproses produksi. 11) Jaminan Sosial Perhatiandan pelayananperusahaankepada setiapkaryawan, menunjang kesehatan dan keselamatan. Dengan harapan agar karyawan semakin bergairah danmempunyai semangat untuk bekerja. 12) Kepemimpinan Denganadanya kepemimpinan yangbaikmakakaryawan akan berorganisasi dengan baik, dengan demikian kinerja akan tercapai. 13) Kesempatan Berprestasi 91

96 Setiap orang dapat mengembangkan potensinya yang ada dalam dirinya,dengandiberikankesenpatanberprestasi,maka karyawan akanmeningkatkan kinerja. Sedangkan menurut Dharma dalam Yudha (2010:26) indikator yangdapatdigunakan untukmenilai kinerjakaryawan adalah: 1) Kuantitas kerja 2) Kualitas kerja 3) Ketepatan waktu Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan berkaitan dengan usaha untuk mempersiapkan calon tenaga kerjayang diperlukan olehsuatuinstansi atauorganisasi sehingga cara penekanannya pada kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Dalamhuman resourcesdevelopment,nilai-nilai kompetensiseorang karyawan/pekerja dapat dipupuk melalui program pendidikan, pengembangan atau pelatihan yang berorientasi pada tuntutan kerja actual dengan penekanan pada pengembangan skill, knowledge and ability yang secara signifikan akandapat mernberikan standar pendalamsistemdanproses kerjayangditerapkan. Pendidikan dengan berbagai programny mernpunyai peranan penting dalam proses memperoleh dan meningkatkan kualitas kemampuan professional individu. Melalui pendidikan seseorang dipersiapkan untukmemiliki bekalagar siapmengetahui, mengenal dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalah yang akandihadapi dalam kehidupan dikemudian hari(sedarmayanti, 2001:97). Bernardin & Russell dalam Gomes (2000) menyatakan bahwa Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki kinerjapekerja pada pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya,atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya, Pelatihan lebih berkaitan denganpeningkatan ketrampilan karyawan/pekerja yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu sehingga lebih menekankan padaketrampilan (skill). Yoder (Mangkunegara, 2000:159) membedakan antara istilah pelatihan (training) dan pengembangan developing),dimana pelatihan ditujukan untuk pegawai pelaksana dan pengawas.sedangkan pengembangan ditujukan untuk pegawai tingkat rnanajemen. Umar (2000), melihat perbedaan pelatihan dan pengembangan dari segi waktu, dimana pelatihan ditujukan pada kebutuhan saat ini untuk dapat menguasai berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja, sedangkan pengembangan bertujuan untuk dating. Program pendidikan dan pelatihan merupakan sarana pembinaan dan pengembangan karir, melalui keikutsertaan dalam program pendidikandanpelatihan, pegawaiterpilih secara sadardanberencana dipersiapkan oleh organisasinya untuk menerima tanggung jawab pekerjaan yang berbeda (rotasi) dan atau kedudukan/jabatan yang lebih tinggi (promosi) pada waktu yang akan dating (future oriented), dan karenanya program pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu investasisurnber dayamanusia (human invesment) yang sangatberharga bagisetiaporganisasi pemerintah (Lembaga Administrasi Negara, 2002). Penyelenggaraan pendidikan danpelatihan merupakan salah satuupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dalarn rangkameningkatkan sumber dayamanusia padasetiapunit kerjajuga akanberhubungan denganhakikat pendidikan dan pelatihan. Menurut Notoatmodjo (2003:93), Pendidikan dan pelatihan adalah merupakan upayauntuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan intelektual dan kepribadian manusia. Sedangkan menurut Hasibuan 2005:86), pendidikan dan pelatihan merupakan proses peningkatan keterampilan kerjabaiktekhnis maupun manajerial. Pendidikan berorientasi padateori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama dan biasanya menjawab why. Sedangkan pelatihan berorientasi di lapangan, berlangsung singkat dan menjawab how. 92

97 Menurut Simamora (2001:135),Pendidikan danpelatihan pegawai adalah suatu persyaratan pekerjaan yang dapat ditentukan dalam hubungannya dengan keterampilan dan pengetahuan berdasarkan aktivitas yang sesunggubnya dilaksanakan pada pekerjaani, Program pendidikan dan pelatihan merupakan sarana pembinaan dan pengembangan karir, melalui keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan, pegawai terpilih secara sadar danberencana dipersiapkan oleh organisasinya untuk menerima tanggung jawab pekerjaan yang berbeda (rotasi) danataukedudukan!jabatan yanglebihtinggi (promosi) pada waktu yang akan datang (future oriented), dankarenanya program pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu investasi sumber daya manusia (human invesment) yang sangat berharga bagisetiap organisasi pemerintah (Lembaga Administrasi Negara, 2002). Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dalam rangka meningkatkan sumber dayamanusia padasetiap unit kerja juga akan berhubungan dengan hakikat pendidikan dan pelatihan. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas makadapat disimpulkan bahwa pendidikan pegawai merupakan suatu keterampilan, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan aktivitas kerja yangsesungguhnya terinci dan rutin agar dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Penempatan Karyawan Menurut Veithzal (2004:211)penempatan adalah penugasan atau penugasankembaliseseorang karyawankepadapekerjaan barunya. Keputusan penempatan lebih banyak dibuatoleh manajer lini, biasanya supervisor seorang karyawan dengan berkonsultasi menentukan penempatan karyawan dimasayang akandating. Menurut Sastrohadiwiryo (2002:162) penempatan adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu mempertanggung jawabkan segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang sertatanggungjawab. Sedangkan menurut Hasibuan (2005:63)penempatan adalah penugasan seseoranguntukmendudukujabatan, menyelenggarakan fungsi, dan menjalankan aktivitas tertentu. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penempatan tenagakerja adalahsbb: 1) Kinerja Akademik Kinerja akademik yang dimiliki tenaga kerja selama mengikuti pendidikan sebelumnya harus dipertimbangkan, khususnya dalam penempatan tenaga kerja tersebut untuk menyelesaikan tugas pekerjaan, serta mengembangkan wewenang dan tanggungjawab 2) Pengalaman Pengalaman bekerja pada pekerjaan sejenis, perlu mendapat pertimbangan dalam penempatan tenaga kerja. Makin lama tenaga kerja bekerja, makin banyak pengalaman yang dimiliki tenaga kerja. Pengalaman bekarja banyak memberikan keahlian dan ketrampilan kerja. 3) Kesehatan Fisik dan Metal Dalam penempatan tenaga kerja faktor kesehatan fisik dan mental perlu dipertimbangkan untuk menghindari kerugian perusahaan. Untuk memastikannya perlu diadakan tes kesehatan. 4) Status Perkawinan Status perkawinan tenaga kerja juga merupakan hal yang penting untuk diketahui. Status perkawinan dapat menjadi bahan pertimbangan khususnya penempatan tenaga kerja tersebut 93

98 5) Usia Dalam penempatan tenaga kerja, faktor usia tenaga kerja yang lulus seleksi perlu dipertimbangkan seperlunya. Hal ini untuk menghindari Produktivitas yang dihasilkan oleh tenaga kerja kurang maksimal. Menurut Sastrohadiwiryo (2002:162) menyatakan faktor -faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penempatan pegawai adalah sebagai berikut: 1) Latar belakang pendidikan 2) Kesehatan jasmani dan rohani 3) Pengalaman kerja 4) Umur sumber daya manusia 5) Jenis kelamin 6) Status perkawinan 7) Minat dan hobi Kerangka Konseptual Kerangka konseptual pada penelitian ini dapat dilihat seperti pada tabel berikut ini: Pendidikan Penempatan Karyawan Pendidikan Gambar 1 Kerangka Konseptual Hipotesis Berdasarkan kepada penjelasan - penjelasan sebelumnya, maka dapat ditentukan hipotesis padapenelitian iniadalah sebagaiberikut: Ha 1 : Ada pengaruh pendidikan terhadap kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III Medan Ha 2 : Ada pengaruh penempatan kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III Medan Ha 3 : Ada pengaruh pendidikan dan penempatan kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III Medan METODE PENELITIAN Defisini Variabel Operasional Variabel Indikator Ukuran Skala Pendidikan (X 1 ) Peningkatan keahlian Kurang terlamat kerja Kurang kecelakaan Tingkat peningkatan keahlian Tingkat kurang terlambat kerja Tingkat Interval Sumber Data Konsumen 94

99 Penempatan Karyawan (X 2 ) Kinerja (Y) Peningkatan produktivitas Kecakapan kerja Rasa tanggungjawab Kinerja akademik Pengalaman Kesehatan fisik dan mental Status perkawinan Usia Faktor kemampuan Faktor motivasi Peningkatan Tingkat produktivitas Tingkat kecakapan kerja Tingkat rasa tanggungjawab Tingkat kinerja akademik Tingkat pengalaman Tingkat kesehatan fisik dan mental Tingkat status perkawinan Tingkat usia Tingkat faktor kemampuan Tingkat faktor motivasi Interval Interval Konsumen Konsumen Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kelompok ataukumpulan subjek atau objek yang akan digeneralisasikan dari hasil penelitian (Widiyanto, 2012:5) sedangkan menurutarikunto (2010:123)populasi adalahkeseluruhan subjek penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Medan yang berjumlah 345 orang. Sampel yangsering disebutjuga sebagaicontoh, adalahhimpunan bagian dari populasi. Sampel biasanya disebut juga sub group populasi yang dipilih untuk dilibatkan dalam penelitian. Dalam pengambilan sampel ini penulis menggunakan metode Slovin. Metode pengambilan sampel dilakukan secarastratified random sampling. Mudrajad (2003:115) menyebutkan stratified random samplingadalah pengambilan sampel dari populasi dimana terlebih dahulu harus melakukan pengelompokkan populasi dengankriteria tertentu kedalam beberapa strata.setiap elemen yang ada dalam populasi hanya boleh dimasukkan kedalam salah satu strata. Rumusslovinyangdigunakan padapenelitian iniadalah: N n 2 1 N Dimana: n : Sampel Penelitian N : Populasi Penelitian α : Taraf signifikansi penelitian Berdasarkan pada Rumus tersebut, maka ditentukan besarnya sampel adalahsebagaiberikut: 345 n (0.10) = 77,53 dibulatkan 78 orang 95

100 Berdasarkan pada rumus pengambilan sampel tersebut, maka dapat ditentukan yangmenjadi sampelpada penelitian iniadalah sebanyak 78 orang dengan teknik penentuan jumlah sampel berdasarkan kuota dari setiapjabatan yangdipilih secararandom Sampling. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Untukmemperoleh data tersebutdigunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Data Primer a. Wawancara Wawancara dilakukan secara langsung kepada narasumber, seperti kepada pegawai ataupun padabagian kepegawaian secara langsung di PT.PerkebunanNusantara IIIMedan. b. Angket Yaitu dengan menyebarkan daftar pertanyaan pada responden yang dijadikan sampel. Dimana responden memilih salahsatu jawaban yang telah disediakan. Jawaban pada kuesione menggunakan metode skala likert yang dapat dilihat seperti di bawah ini: Jawaban A (Sangat Setuju) Bobot = 5 Jawaban B (Sangat Setuju) Bobot = 4 Jawaban C (Sangat Setuju) Bobot = 3 Jawaban D (Sangat Setuju) Bobot = 2 Jawaban E (Sangat Setuju) Bobot = 1 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh melalui studi dokumen, yaitu mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dari dokumen yang dimiliki PT.Perkebunan Nusantara IIIMedan. Model Regresi Linear Berganda Model analisis yang akandigunakan dalam penelitian ini adalahanalisis RegresiLinier Berganda denganrumusumumsebagaiberikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Dimana : Y : Kinerja Karyawan a : Konstanta b 1 : Koefisien Regresi Variabel X 1 b 2 : Koefisien Regresi Variabel X 2 X 1 : Pendidikan X 2 : Penempatan Kerja Pengujian Hipotesis Uji Parsial Ujiparsialdilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan nilaisig.tdenganasebesar 0,05yaitu: a. JikaProbabilityValue> Alpha,makaterimaHotolak H a b. Jika ProbabilityValue<Alpha,makatolakHoterima H a Uji Simultan Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabelterikat 96

101 secara serempak (simultan). Adapun kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan sig. F dengan Alpha sebesar 0,05, sebagai berikut: a. JikaProbabilityValue> Alpha,makaterimaHotolak H a b. Jika ProbabilityValue<Alpha,makatolakHoterima H a Koefisien Determinasi Ujiinidilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase variabel pendidikan dan penempatan kerja karyawan mampu menerangkan variabel Kinerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III Medan. Rumus yang digunakan adalah sebagaiberikut: D = R 2 x 100% HASIL Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: a. Pendidikan Berdasarkan pada hasil olahan data, maka diketahui hasil uji validitas pada variabel motivasi menunjukkan seluruh indikator pada setiap variabel telah memenuhi syarat validitas, yaitu r hitung > r tabel. Oleh sebab itu, indikator indikator tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini. Sedangkan pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pendidikan Cronbach Cronbach Variabel Alfa Keputusan Alfa Standar Hitung Pendidikan 0,731 0,600 Realibel menunjukkan bahwa seluruh variabel Pendidikan telah memenuhi syarat uji reliabilitas, dimana nilai Cronbach Alfa hitung lebih besar dari nilai Cronbach Alfa standar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indicator variabel motivasi memiliki tingkat konsistensi yang baik dalam mengukur variabel pendidikan. b. Penempatan Kerja Berdasarkan pada hasil olahan data, maka diketahui hasil uji validitas pada variabel penempatan kerja menunjukkan seluruh indikator pada setiap variabel telah memenuhi syarat validitas, yaitu r hitung > r tabel. Oleh sebab itu, indikator indikator tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini. Sedangkan pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penemptan Kerja Cronbach Cronbach Variabel Alfa Keputusan Alfa Standar Hitung Penempatan Kerja 0,698 0,600 Realibel menunjukkan bahwa seluruh variabel Penemptan Kerja telah memenuhi syarat uji reliabilitas, dimana nilai Cronbach Alfa hitung lebih besar dari nilai Cronbach Alfa standar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indicator variabel Penemptan Kerja memiliki tingkat konsistensi yang baik dalam mengukur variabel Penemptan Kerja. 97

102 c. Kinerja Berdasarkan pada hasil olahan data, maka diketahui hasil uji validitas pada variabel kinerja menunjukkan seluruh indikator pada setiap variabel telah memenuhi syarat validitas, yaitu r hitung > r tabel. Oleh sebab itu, indikator indikator tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini. Sedangkan pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Cronbach Cronbach Variabel Alfa Keputusan Alfa Standar Hitung Kinerja 0,681 0,600 Realibel menunjukkan bahwa seluruh variabel Kinerja telah memenuhi syarat uji reliabilitas, dimana nilai Cronbach Alfa hitung lebih besar dari nilai Cronbach Alfa standar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indicator variabel Kinerja memiliki tingkat konsistensi yang baik dalam mengukur variabel Kinerja. Model Regresi Linear Berganda Berdasarkan olahan data yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa model hubungan dari analisis regresi linear berganda ini dilihat dari tabel berikut ini: Regresi Linear Berganda menunjukkan persamaan regresi linear berganda penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = ,294X 1 + 0,391X 2 Persamaan regresi linear berganda tersebut dapat diartikan sebagai berikut : 1) Jika variable Pendidikan, dan Penempatan kerja bernilai sama dengan nol, maka Kinerja akan bernilai sebesar satuan. 2) Jika variabel Pendidikan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka Kinerja akan meningkat sebesar 0,294 satuan, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan. 3) Jika Penempatan kerja ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka akan diikuti dengan peningkatan Kinerja sebesar satuan, dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan. 98

103 Pengujian Hipotesis Uji t Uji ini dilakukan bertujuan untuk melihat tingkat signifikasi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Uji t Berdasarkan pada kriteria pengambilan keputusan bahwa apabila nilai probabilitas < nilai alpha sebesar 0,05, maka hipotesis diterima dan sebaliknya, apabila nilai sig. probabilitas > nilai alpha sebesar 0,05, maka hipotesis ditolak (Ghozali, 2001). diketahui bahwa nilai signifikansi dari Pendidikan (X 1 ) adalah nilai ini lebih kecil dari nilai alphanya yang sebesar Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Selanjutnya diketahui bahwa nilai signifikansi dari Penempatan Kerja (X 2 ) adalah nilai ini lebih kecil dari nilai alphanya yang sebesar Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Penempatan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.. Uji F Uji serempak dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi kedua variabel bebas secara bersama sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Hasil uji secara serempak dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah sebesar Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai Alpha sebesar Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama sama Pendidikan dan Penempatan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero) Medan. Koefisien Determinasi (R 2 ) Untuk dapat mengetahui besarnya kemampuan Pendidikan dan Penempatan Kerja dalam menjelaskan Kinerja dapat dilihat pada koefisien determinasinya yang berada pada tabel 10 berikut : 99

104 Berdasarkan nilai R-Square adalah sebesar 0,437. Artinya bahwa Pendidikan dan Penempatan Kerja mampu menjelaskan kinerja adalah sebesar 43,7% sisanya 56,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anoraga,Pandji (2004), Manajemen Bisnis, Cetakan Keriga, Penerbit PT. RhinekaCipta,Jakarta Arikunto, Suharsimi, (2010), PenerbitRinekaCipta Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Badan Pusat Statistik (2012), Berita ResmiStatistik, No. 33/05/Th. XV,& Mei 2012 Gomes, F.C.(2000).Manajemen Sumberdaya Manusia. AndiOffset. Yogyakarta Hasibuan, Malayu, SP., (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ke2,PenerbitBumiAksara,Jakarta Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia (200 2), "Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah: Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Institut Pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN)RI. Mangkunegara, A.P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PenerbitRemajaRosdakarya, Bandung Manullang MdanManullang, Marihot (2001), Manajemen Personalia, Penerbit GajahMadaUniversity Press,Yogyakarta Mathis L.,RobertAnd Jackson, H. John(2006), Human Resource Management, EdisiKesepuluh, Penerbit SalembaEmpat, Jakarta Mudrajad Kuncoro (2003), Metode RisetUntuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga,Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,Jakarta Sastrohadiwiryo, Siswanto, B., (2002), Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, PenerbitBumiAksara,Jakarta Schuler Randall s., (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi keenam, 100

105 PenerbitErlangga, Jakarta Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusiadan Produktivitas MandarMaju Kerja. Bandung: Simamora, Henry (2001), Manajernen Sumber Daya Manusia. Pencrbit STIE YKPN, Yogyakarta Siswidiyanto., Hakim,Abdul., Fadillah,AsriNur(2012), "Pengaruh Penempatan Pegawai Terhadap Kinerja (Studi Pada Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Gresik), Jumal Administrasi Publik (JAP),Vol. 1No.5 Hal Umar,Hamalik.. (2000).Evaluasi kurikujum.bandung: PTRemajaRosdakarya Veithzal Raival, (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit PT.Raja Grafindo Persada,Jakarta Wahid Sulaiman, (2004) Analisis Regresi Menggunakan SPSS:Contoh Kasus &Pemecahannya, Penerbit AndiOffset, Yogyakarta Widiyanto, Joko(2012),SPSS ForWindows,Surakarta, PenerbitBadan Penerbit FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Yudha, Fredy Prima(2010), "Pengaruh Motivasi Kerja dankemampuan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada AJB BUMI PUTERA 1912 Kantor Cabang Kayutangan Malang), Skripsi Universitas Brawijaya, Malang 101

106 PENGARUH CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS INVESTOR PT DANAREKSA MEDAN TITIN FARIDA Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antar variabel independen Customer Relationship Management, kualitas layanan terhadap variabel dependen loyalitas investor dan kepuasan sebagai variabel interveningnya. Teori yang digunakan adalah teori manajemen pemasaran yang berkaitan dengan Customer Relationship Management, kualitas layanan, kepuasan, dan loyalitas investor. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian assosiatif. Penelitian ini mengunakan metode purposive sampling untuk mengambil data dari 96 orang investor dan keseluruhan investor adalah investor PT Danareksa. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis jalur, uji nilai probabilitas untuk hipotesis pertama sampai hipotesis ke tujuh dengan program SPSS. Hasil penelitian Customer Relationship Management secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan, Customer Relationship Management secara tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas investor melalui kepuasan, kualitas layanan secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan, kualitas layanan secara tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas investor melalui kepuasan, Customer Relationship Management secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas investor, kualitas layanan secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas investor, kepuasan secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas investor pada PT Danareksa Medan. Kata Kunci: Customer Relationship Management, Kualitas Layanan, Kepuasan, Loyalitas Investo 102

107 PENDAHULUAN Manajemen hubungan investor dapat membantu perusahaan meningkatkan laba dengan menerapkan strategi yang berfokus pada investor. Hal ini dapat terwujud apabila perusahaan telah melaksanakan Customer Relationship Management atau manajemen hubungan investor dengan baik. Untuk mendapatkan investor yang loyal sesuai dengan keinginan pihak perusahaan, dengan menciptakan hubungan ( relationship) antara pihak perusahaan dengan investor yang dikenal dengan Customer Relationship Management. Kotler dan Armstrong (20 08: 98) menjelaskan bahwa Customer Relationship Management menjadi modal perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas investornya dalam rangka meraih keuntungan jangka panjang dan jangka pendek. Fenomena biaya penyetoran awal produk/jasa PT Danareksa (Persero) Medan yang peneliti surve dari biaya administrasi dan penyetoran awal minimum lebih rendah dibandingkan pada empat perusahaan sekuritas di Kota Medan seperti Panin sekuritas, BNI sekuritas, dan Mandiri sekuritas, dapat dilihat dari Tabel1.1. Tabel. Penyetoran Awal Produk Sekuritas 2013 pada Empat Perusahaan Sekuritas di Kota Medan No Nama Perusahaan Sekuritas Biaya administrasi (%) Penyetoran awal minimum (Rp) 1. Danareksa 0,17 0, ,- 2. Panin 0,25-0, ,- 3. Mandiri 0,18-0, ,- 4. BNI 0, ,- Sumber : Majalah Tribun (data diolah, 2014) Tabel 1.1 menjelaskan bahwa biaya administrasi 0,17 0,27% dengan penyetoran awal minimum Rp ,- lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan sekuritas seperti Panin biaya administrasi 0,25-0,35% dengan penyetoran awal minimum Rp ,- Mandiri biaya administrasi 0,18-0,28 % dengan penyetoran awal minimum Rp ,- dan BNI, biaya administrasi 0,25 0,35% dengan penyetoran awal minimum Rp ,-. Sistem transaksi akan semakin cepat dan mudah dengan penggunaan tehnologi pendukung transaksi yang efektif dan efesien. Hasil wawancara (2014) PT Danareksa Medan dalam meningkatkan Customer Relationship Management kepada investor dengan cara : 1. Transaction marketing, yakni mengelola bauran pemasaran untuk menarik dan memuaskan investor. 103

108 2. Database marketing yakni memanfaatkan alat-alat berbasis teknologi untuk menargetkan dan mempertahankan investor. 3. Interaction marketing yakni mengembangkan relasi interpersonal dalam rangka menciptakan interaksi kooperatif antara pembeli dan penjual. 4. Network marketing yakni mengembangkan relasi antar perusahaan untuk mewujudkan koordinasi aktivitas antar berbagai pihak demi manfaat bersama, pertukaran sumber daya. Hasil wawancara (2014) PT Danareksa (Persero) Medan dalam memberikan kualitas layanan terhadap investor dengan acuan responsiveness (daya tanggap), reliability (kehandalan), assurance (jaminan), empathy(perhatian), tangibles (kemampuan fisik) sehingga investor puas akan kualitas layanan yang diberikan. Menyediakan kualitas layanan terbaik melalui produk/jasa yang inovatif, sistem keuangan yang hati-hati dan sistem operasional yang responsif. TINJAUAN PUSTAKA Customer Relationship Management Kotler dan Armstrong (2008) menjelaskan Customer Relationship Management adalah proses berkesinambungan dalam menjalin aktivitas dan program kooperatif dan kolaboratif dengan para investor perantara dan investor akhir dalam menciptakan atau meningkatkan nilai ekonomi yang saling menguntungkan dengan biaya yang lebih rendah. Unsur utama yang dibutuhkan dalam praktek pemasaran Customer Relationship Management adalah: 1. Transaction marketing adalah mengelolah bauran pemasaran untuk menarik dan memuaskan investor. 2. Database marketing adalah memanfaatkan alat-alat berbasis teknologi untuk menargetkan dan mempertahankan investor. 3. Interaction marketing adalah mengembangkan relasi interpersonal dalam rangka menciptakan interaksi kooperatif antara pembeli dan penjual. 4. Network marketing adalah mengembangkan relasi antar perusahaan untuk mewujudkan koordinasi aktivitas antar berbagai pihak demi manfaat bersama, pertukaran sumber daya. Kualitas Layanan Syafrudin (2011) mengemukakan kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk/ jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Tjiptono mengemukakan (2012) yang digunakan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan jasa, yaitu: 1. Responsiveness (daya tanggap) adalah suatu respon / kesigapan karyawan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap. 2. Reliability (kehandalan) adalah suatu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya. 104

109 3. Assurance (jaminan) adalah kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas, keramah-tamahan, perkataan atau kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. 4. Empathy(perhatian) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada para investor. 5. Tangibles (kemampuan fisik) adalah suatu bentuk penampilan fisik, peralatan personal, media komunikasi dan hal-hal yang lainnya yang bersifat fisik. Kepuasan Irawan (2008) menjelaskan kepuasan investor dikatakan sangat puas kalau setelah membeli atau menggunakan produk/jasa tersebut. Oleh karena itu, setiap transaksi ataupengalamam baru, akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan investor. Investoryang sangat puas adalah investor yang akan berbagi kepuasan dengan produsen atau penyediajasa, bahkan investor yang sangat puas akan berbagi rasa dan pengalaman dengan investor lain. Ini akan menjadi referensi bagi perusahaan yang bersangkutan. Sumarwan (2012) mengemukakan teori kepuasan adalah model yang menjelaskan proses terbentuknya kepuasan dan ketidakpuasan investor yaitu merupakan dampak perbandingan antara harapan investor sebelum pembelian/konsumsi dengan yang kinerja sesungguhnya yang diperoleh oleh investor. Hasil perbandingan tersebut dapat dikelompokan menjadi disconfirmation dan confirmation. Secara rinci hasil dampak perbandingan akan kepuasan tersebut. Loyalitas Investor Irawan (2008) mengemukakan loyalitas sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Kotler dan Keller (2009) menyebutkan loyalitas adalah komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai pada masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan investor beralih. Kerangka Konseptual Customer Relationship Managemen Kualitas Layana n Kepuasa n Loyalita s Investor Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut: 105

110 1. Customer relationship management secara langsung berpengaruh positifdan signifikan terhadap kepuasan pada PT Danareksa (Persero) Medan. 2. Kualitas layanan secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pada PT Danareksa (Persero) Medan. 3. Customer relationship management secara langsung berpengaruh positifdan signifikan terhadap loyalitas investor pada PT Danareksa (Persero) Medan. 4. Customer relationship management secara tidak langsung berpengaruh positifdan signifikan terhadap loyalitas investor melalui kepuasanpada PT Danareksa (Persero) Medan. 5. Kualitas layanan secara langsung berpengaruh positifdan signifikan terhadap loyalitas investor pada PT Danareksa (Persero) Medan. 6. Kualitas layanan secara tidak langsung berpengaruh positifdan signifikan terhadap loyalitas investor melalui kepuasan pada PT Danareksa (Persero) Medan. 7. Kepuasan secara langsung berpengaruh positifdan signifikan terhadap loyalitas investor pada PT Danareksa (Persero) Medan. METODE PENELITIAN Definisi Operasional 1. Customer Relationship Management (X 1 ) Customer Relationship Management adalah proses berkesinambungan dalam menjalin aktivitas dan program kooperatif dan kolaboratif dengan para perantara investor dan investor akhir dalam menciptakan atau meningkatkan nilai ekonomi yang saling menguntungkan dengan biaya yang lebih rendah. 2. Kualitas layanan (X 2 ) Kualitas layanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang tingkat kepuasan hanya dapat dirasakan oleh yang melayani maupun yang dilayani. 3. Kepuasan (Y 1 ) Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesan terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan. 4. Loyalitas investor (Y 2 ) Loyalitas investor adalah dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan membangun kesetiainvestor terhadap suatu produk/jasa maupun jasa yang ditawarkan Menurut Sugiyono (20 08) metodedeskriptif kuantitatif sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Populasi dan Sampel Berdasarkan datayang telahdiperoleh,diketahuibahwajumlah investorsampai tahun 2013 lebih dari2000 orang. 106

111 Menurut Sunyoto (2013) menyebutkan sampel adalah bagian dari populasi yang ingin, dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Penentuanbesarnyaukuransampelpenelitianditentukanmenggunakan rumusslovin(umar,2007)sebagaiberikut: N n 2 1 N( e) Dimana : n : Ukuransampel N : Ukuranpopulasi e : tingkat kesalahan maksimal yang ditolerirsebesar10% = 0,1 Jumlah sampeluntukpenelitianini adalah:96 investor Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuisioner. Adapun nilai kuantitatif yang telah disusun dilakukan dengan Skala Likert dan untuk satu nilai pilihan dinilai (score). Score dari pilihan tersebut antara lain 1, 2, 3, 4, dan 5. Skala Likert terdiri dari Sangat Tidak Setuju (STS dengan skor 1), Tidak Setuju (TS dengan skor 2), Kurang Setuju (KS dengan skor 3), Setuju (S dengan skor 4), dan Sangat Setuju (SS dengan skor 5). Teknik Analisis Data Metode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulkan berupa kuisioner yang telah diisi oleh sejumlah investor penelitian sehinggga diperoleh gambaran umum. Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis korelasi yang dibangun dari diagram jalur yang dihopetesis oleh peneliti dalam menjelaskan mekanisme hubungan kausal antar variabel dengan menguraikan koefisien korelasi menjadi pengaruh langsung dan tidak langsung (Yamin dan Heri, 2009). Bagan Struktur Analisis Jalur Customer Relationship Managemen Kualitas Layana n Kepuasa n Loyalita s Investor 107

112 Model Analisis Jalur Model diagram dua jalur tersebut terdiri atas dua persamaan struktural dengan dua substruktural, yaitu X 1, X 2 sebagai variabel independen dan Y 1 serta Y 2 sebagai variabel dependen dengan persamaan struktural, yaitu: Model persamaan substruktural 1: Y 1 = X 1 + X 2 + ɛ 1 Model persamaan substruktural 2: Y 2 = X 1 + X 2 + Y 1 + ɛ 2 Keterangan: Y 1 = Kepuasan Y 2 = Loyalitas Investor X 1 =Customer Relationship Management X 2 = Kualitas layanan ɛ= Term of Error Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan membandingkan probabilitas signifikansi (p) dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Apabila perbandingan nilai probabilitas signifikansi (p) lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai taraf signifikansi (α), maka hipotesis yang positip dan signifikan. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Menghitung Besar Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total 1. Pengaruh Langsung (direct effect) Pengaruh langsung ( direct effect) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat ditunjukkan pada tabel Coefficient a yakni pada kolom Beta StandardizedCoefficient a. Maka dapat di formulasikan sebagai berikut: a. Pengaruh variabel Customer Relationship Management(X 1 ) terhadap kepuasan (Y 1 ) secara langsung dapat diformulasikan sebagai berikut:x 1 Y 1 = b. Pengaruh variabel kualitas layanan (X 2 ) terhadap kepuasan (Y 1 ) secara langsung dapat diformulasikan sebagai berikut:x 2 Y 1 = c. Pengaruh variabel kepuasan (Y 1 ) terhadap loyalitas investor (Y 2 ) secara langsung dapat diformulasikan sebagai berikut: Y 1 Y 2 = 2. Pengaruh tidak langsung (Indirect effect) Pengaruh tidak langsung ( indirect effect) antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara tidak langsung melalui variabel kepuasan (Y 1 ) terhadap loyalitas investor (Y 2 ) maka dapat diformulasikan sebagai berikut: a. Pengaruh variabel Customer Relationship Management (X 1 ) terhadap loyalitas investor (Y 2 ) melalui kepuasan (Y 1 ) dapat diformulasikan sebagai berikut: 108

113 X 1 Y 1 Y 2 =( ) ( ) b. Pengaruh variabel kualitas layanan (X 2 ) terhadap loyalitas investor (Y 2 ) melalui kepuasan (Y 1 ) dapat diformulasikan sebagai berikut:x 2 Y 1 Y 2 =( ) ( ) 3. Pengaruh Total (Total Effect) Pengaruh total ( Total Effect) dari variabel variabel bebas terhadap variabel terikat ditotalkan dengan formula sebagai berikut: a. Total pengaruh variabel Customer Relationship Management (X 1 ) terhadap loyalitas investor (Y 2 ) melalui kepuasan (Y 1 ) dapat diformulasikan sebagai berikut: X 1 Y 1 Y 2 =( ) + ( ) b. Total pengaruh variabel kualitas layanan (X 2 ) terhadap loyalitas investor (Y 2 ) melalui kepuasan (Y 1 ) dapat diformulasikan sebagai berikut:x 2 Y 1 Y 2 =( ) + ( ) 11. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Cara yang digunakan untuk uji normalitas, yaitu: analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik melihat normalitas data dapat diketahui melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan grafik histogram dari residualnya sedangkan analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai variance factor (VIF). Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor. Tolerance mengukur variabilitas bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF (karena VIF = 1/ tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai yang dipakai oleh nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Apabila terdapat variabel bebas yang memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 nilai VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi (Ghozali, 2005). Uji Heterokedastisitas Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat Grafik Plot dan Uji Glesjer (Ghozali, 2005). Karakteristik Investor Responden dalam penelitian ini adalah investor PT Danareksa (Persero). Karakteristik investor dideskripsikan berdasarkan umur, jenis kelamin dan pendidikan. Karakteristik Investor Berdasarkan Umur 109

114 Karakteristik investor yang diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada investor PT Danareksa (Persero) Medan berdasarkan umur pada Tabel 4.1 berikut ini: Tabel. Komposisi Investor Berdasarkan Umur Umur Jumlah Investor Persentase (orang) (%) < 25 tahun 20 21, Tahun 33 34,4 >36 tahun 43 44,8 Total Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah Karakteristik Investor Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan Investor jenis kelamin 56 laki-laki sebanyak 58,3% dan 40 perempuan orang sebanyak 41,7% investor adalah laki-laki. Persentase investor laki-laki dan perempuan memiliki jumlah yang hampir sama banyaknya. Hal ini berarti komposisi berdasarkan jenis kelamin investor PT Danareksa (Persero) tidak didominasi jenis kelamin, tetapi laki-laki maupun perempuan memiliki loyalitas investor yang sama pada jasa/produk PT Danareksa (Persero). Untuk komposisi investor berdasarkan pendidikan diketahui bahwa investor berpendidikan SMA 10 orang (10,42%), investor berpindidikan Diploma 26 orang (27,08%), investor berpindidikan S1, 45 orang (46,88%) da n investor berpendidikan S2, 15 orang ( 15,62 %). Hal ini menunjukkan frekuensi investor memiliki karakteristik pendidikan S1 yang tinggi jumlah frekuensinya, sehingga dapat memahami indikator-indikator dalam menjawab pertanyaan pada kuisioner penelitian ini. Hasil Penelitian atas Variabel Penelitian Hasil Penelitian Tentang Variabel Customer Relationship Management (X 1 ) Penjelasan investor PT Danareksa (Persero) Medan, variabel Customer Relationship Managementpada indikator transaction marketing, sebagian besar investor memberikan opsi jawaban setuju, pada pernyataan mensosialisasi transaksi adminstrasi produk/jasa saham, obligasi dan reksadana sebagai unggulan untuk menarik minat investor dalam membeli, sebesar 58 orang (60,4%). Penjelasan investor PT Danareksa (Persero) Medan, variabel Customer Relationship Management pada indikator database marketing, sebagian besar investor memberikan opsi jawaban setuju, pada pernyataan investor PT Danareksa (Persero) Medan memberikan informasi yang akurat sesuai dengan bukti-bukti yang ada, sebesar 55 orang (57,3 %). Penjelasan investor PT Danareksa (Persero) Medan, variabel Customer Relationship Management pada indikator interaction marketing, sebagian besar investor memberikan opsi jawaban sangat setuju, pada pernyataan investor PT Danareksa (Persero) Medan menunjukkan interaksi yang baik antara pembeli dan penjual, sebesar 58 orang (60,4%). Penjelasan investor PT Danareksa (Persero) Medan, variabel Customer Relationship Management pada indikator network marketing, sebagian besar 110

115 investor memberikan opsi jawaban setuju, Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya yang ada baik tenaga kerja, sarana dan prasarana dimanfaatkan oleh perusahaan PT Danareksa (Persero) Medan, sebesar 54 orang (56,2%). Hasil Penelitian Tentang Variabel Kualitas Layanan (X 2 ) Penjelasan investor PT Danareksa (Persero) Medan, variabel kualitas layanan, sebagian besar investor memberikan opsi jawaban sangat setuju, karyawan PT Danareksa (Persero) Medan memberikan umpan balik yang baik pada investor dalam melayani investor untuk memberikan kepuasan investor, sebesar 71 orang (74%). Hasil Penelitian Tentang Variabel Kepuasan (Y 1 ) Penjelasan investor PT Danareksa (Persero) Medan variabel kepuasan, sebagian besar investor memberikan opsi jawaban sangat setuju, sarana dan prasarana yang disediakan yang ada di pergunakan investor dan pegawai untuk melancarkan kegiatan operasional, sebesar 65 orang (67,7%). Penjelasan Responden atas Variabel Loyalitas Investor (Y 2 ). Penjelasan investor PT Danareksa (Persero) Medan variabel loyalitas investor, sebagian besar investor memberikan opsi jawaban sangat setuju, memberikan penghargaan pada investor yang loyalitasnya tinggi dalam membeli produk/ jasa PT Danareksa ( Persero) Medan, sebesar 80 orang (83,3 %). 12. Analisis Statistik Inferensial Pengujian Substruktur I Analisis Jalur Variabel X dan Variabel Y Hasil Pengujian Substruktur I Variabel X dan Variabel Y Pengujian Asumsi Klasik Substruktur I a. Hasil Uji Normalitas Model Jalur yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan uji normality plot dengan melihat grafik P-Plot. Dasar pengambilan keputusan yakni jika data menyebar disekitar diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model jalur memenuhi asumsi normalitas. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014) Gambar. Hasil Uji Normalitas P-Plot Substruktur I Gambar diatas menunjukkan data terdistribusi menyebar di sepanjang garis diagonal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 111

116 Selanjutnya uji normalitas data dengan analisis statistik menggunakan alat uji non parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S), pada tabel diatas Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a Most Differences Mean Std. Deviation Extreme Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Tabel diatas menunjukkan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,710 dan tidak signifikan pada 0,695. Hal ini berarti data residual berdistribusi normal, dan hasilnya konsisten dengan uji sebelumnya. Gambar diatas menunjukan bahwa menyebar secara merata ke kiri dan ke kanan. b. Hasil Uji Multikolinearitas Hasil analisis hipotesis diperoleh nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) sebagai berikut: Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Substruktur I Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) Customer Relationship Management (X 1 ),946 1,068 Kualitas Layanan (X 2 ),937 1,068 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014) Tabel diatas menunjukkan nilai VIF untuk variabel bebas yang terdiri dari Customer Relationship Management dan kualitas layanan lebih kecil dari 10 (VIF 112

117 < 10), sedangkan nilai tolerance-nya mendekati 1.Dengan demikian persamaan substruktur- I Analisis Path terbebas dari asumsi multikolinearitas. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014) Gambar diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar titik menyebar diseputar titik nol sumbu Y. Hal ini berarti bahwa persamaan substruktur I analisis Path terbebas dari asumsi heteroskedastisitas dan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bersumber dari data yang terdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji statistik untuk menjamin keakuratan hasil. Adapun uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas adalah uji Glesjer. Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedasitas. Tabel. Hasil Uji GlesjerCoefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Std. Model B Error Beta t Sig. 1 (Constant) Customer Relationship Management Kualitas Layanan

118 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014) Model Analisis Jalur (Path Diagram) Substruktur I Tabel Hasil Uji Koefisien Jalur Substruktur I Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) Customer Relationship Management Kualitas Layanan Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014) Tabel diatas dapat diperoleh, persamaan Analisis Jalur untuk persamaan substruktur I dalam penelitian adalah: Y 1 = 0,123 X 1 + 0,280 X 2 Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah dengan menggunakan uji koefisien determinasi R berikut: Tabel Koefisien Determinasi Substruktur I Model R Adjusted Std. Error R Square R Square of the Estimate 1,423 a,179,162 1,44814 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014) Tabel diatas menjelaskan nilai Adjusted R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,162 atau 16,2% yang menunjukkan kemampuan variabel Customer Relationship Management, dan kualitas layanan dalam menjelaskan variasi yang terjadi pada kepuasan 16,2%, sedangkan sebesar 83,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan di dalam penelitian ini. Pengujian Hipotesis Nilai Probabilitas (P-Value) Substruktur I Hasil pengujian hipotesis nilai probabilitas ( p-value) dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut: 114

119 Tabel Uji Nilai Probabilitas (P-Value) Substruktur I Coefficients a Model 1 (Constant) Customer Relationship Management Kualitas Layanan Unstandardized Coefficients B Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014) Std. Error Beta Standardized Coefficients T Sig Tabel diatas, Menjelaskan sebagai berikut: 1. Nilai signifikan untuk Customer Relationship Management sebesar 0,036 < α = 0,05, variabel Customer Relationship Management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan, dengan demikian maka hipotesis diterima. 2. Nilai signifikan untuk kualitas layanan sebesar 0,01 < α = 0,05, variabel kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan, dengan demikian maka hipotesis diterima. Hasil Pengujian Substruktur II Variabel X dan Variabel Y Pengujian Asumsi Klasik Substruktur II a. Hasil Uji Normalitas Model Jalur yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2001). Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan uji normality plot dengan melihat grafik P-Plot. Dasar pengambilan keputusan yakni jika data menyebar disekitar diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model jalur memenuhi asumsi normalitas. 115

120 Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah) Gambar diatas Hasil Uji Normalitas P-Plot Substruktur II Gambar diatas menunjukkan data terdistribusi menyebar di sepanjang garis diagonal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 96 Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute.097 Differences Positive.057 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.950 Asymp. Sig. (2-tailed).328 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2014) Tabel diatasdiketahui besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,950 dan tidak signifikan pada 0,328. Hal ini berarti data residual berdistribusi normal, dan hasilnya konsisten dengan uji sebelumnya. 116

121 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2014) Gambar Grafik Histogram Substruktur II Gambar diatas menunjukkan menyebar secara merata ke kiri dan ke kanan.dari hasil analisis hipotesis diperoleh nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) sebagai berikut: Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Substruktur II Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) Customer Relationship Management (X 1 ),893 1,120 Kualitas Layanan (X 2 ),838 1,193 Kepuasan (Y 1 ),821 1,218 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2014) Tabel diatas menjelaskan bahwa nilai VIF untuk variabel bebas yang terdiri dari Customer Relationship Management, kualitas layanan dan kepuasan lebih kecil dari 10 (VIF < 10), sedangkan nilai tolerance-nya mendekati 1. Dengan demikian persamaan substruktur II Analisis Path terbebas dari asumsi multikolinearitas. b. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model jalur terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, sebaliknya jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Dengan pengujian menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas Substruktur II 117

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI TITIPAN KILAT JNE MEDAN. BAGUS HANDOKO Prodi Manajemen, STIE Harapan Medan ABSTRAK

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI TITIPAN KILAT JNE MEDAN. BAGUS HANDOKO Prodi Manajemen, STIE Harapan Medan ABSTRAK PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI TITIPAN KILAT JNE MEDAN BAGUS HANDOKO Prodi Manajemen, STIE Harapan Medan ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

ANALISIS BAURAN PROMOSI DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN GENSET PADA PT. SEJAHTERA LESTARI ABADI MEDAN

ANALISIS BAURAN PROMOSI DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN GENSET PADA PT. SEJAHTERA LESTARI ABADI MEDAN ANALISIS BAURAN PROMOSI DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN GENSET PADA PT. SEJAHTERA LESTARI ABADI MEDAN ASWIN BANCIN Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ABSTRAK Dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan). BAB II LANDASAN TEORI A. Jasa Jasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup

Lebih terperinci

Pengaruh Promosi, Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Titipan Kilat JNE Medan

Pengaruh Promosi, Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Titipan Kilat JNE Medan Pengaruh Promosi, Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Titipan Kilat JNE Medan Bagus Handoko Prodi Manajemen, STIE Harapan Medan, Indonesia Email: baguscipta@gmail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PENGARUH HARGA, PROMOSI DAN FASILITAS PENDUKUNG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PENGARUH HARGA, PROMOSI DAN FASILITAS PENDUKUNG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK PENGARUH HARGA, PROMOSI DAN FASILITAS PENDUKUNG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK ABSTRAK Eptarina Rosanti email: eptarina.rosanti89@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya

Lebih terperinci

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA Andi Setya Pratama, Nurul Qomari, Indah Noviandari Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK ABSTRAK Jimmy Email: jimmymannuel@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Service

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA Oleh : DIAN ASRI SHOFIYATUN B 100 070 057 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran 2.1.1 Definisi Manajemen Pemasaran Menurut Daryanto (2011:1), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH Karina Nidia Nandi Atmay Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK Yulisa Gardenia Email : yulisa_gardenia@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok. ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG HOTEL DI KOTA MAKASSAR (Studi pada Hotel TM Makassar) H A D I D U STIE-YPUP Makassar

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG HOTEL DI KOTA MAKASSAR (Studi pada Hotel TM Makassar) H A D I D U STIE-YPUP Makassar PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG HOTEL DI KOTA MAKASSAR (Studi pada Hotel TM Makassar) H A D I D U STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. JASA 1. Pengertian Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan investasi dan modal kerja maupun sebagai lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan investasi dan modal kerja maupun sebagai lembaga yang 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan industri jasa yang sangat penting dalam menunjang program pembiayaan pembangunan, baik sebagai penghimpun dana, sebagai lembaga pembiayaan investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan keuntungan. Hal ini dilakukan untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan Menurut Lupiyoadi (2001: 148 149), dimensi kualitas pelayanan ada 5 (lima) dimensi yaitu : 1. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individual dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan

Lebih terperinci

Oleh. B. Purnomo dan Y. Susanto (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

Oleh. B. Purnomo dan Y. Susanto (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MIKI TOUR AND TRAVEL CABANG KOTA SOLO Oleh B. Purnomo dan Y. Susanto (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan memasarkan produk suatu kelompok atau individu untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan memperoleh keuntungan. Maka pemasaran

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN KOPERASI KARYAWAN SEJAHTERA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN KOPERASI KARYAWAN SEJAHTERA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN KOPERASI KARYAWAN SEJAHTERA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO Eka Yuliana Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto Muchammad Agung Miftahudin

Lebih terperinci

Zakiah Jamal /4EA03 Manajemen

Zakiah Jamal /4EA03 Manajemen Zakiah Jamal 18212005/4EA03 Manajemen Prof.Dr.Ir.Euphrasia Susy Suhendra, M.S. Pengaruh Bauran Pemasaran 4P Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Konsumen Produk Merek Enzoro Toko

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak dan pada dasarnya tidak terwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan

BAB II URAIAN TEORITIS. Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan 15 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan oleh Elmasnun

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN ( Studi Kasus Alfamart Pasir Putih Sawangan Depok ) SITI AMINAH

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN ( Studi Kasus Alfamart Pasir Putih Sawangan Depok ) SITI AMINAH PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN ( Studi Kasus Alfamart Pasir Putih Sawangan Depok ) SITI AMINAH 18213522 LATAR BELAKANG Pada masa globalisasi sekarang ini melihat kondisi persaingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip khotler (2000) adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan, Citra Perusahaan Dan Loyalitas Pelanggan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BISNIS RETAIL DI LOTTEMART SURAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BISNIS RETAIL DI LOTTEMART SURAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BISNIS RETAIL DI LOTTEMART SURAKARTA Dra. Hj. Istiatin, SE. MM istiatinumi@gmail.com Hj. Sudarwati, SE. MM sudarwatiuniba@gmail.com (Dosen Fakultas Ekonomi Manajemen UNIBA)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemasaran Salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam upaya meningkatkan penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut William J. Stanton dalam Swastha (2008), menyatakan bahwa Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis

Lebih terperinci

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN II. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan jawaban responden yang telah diklasifikasikan menurut jenis kelamin, umur, pendidikan, jenis pekerjaan, dan pengeluaran dalam satu bulan,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MEDIA IKLAN TELEVISI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI MINUMAN FANTA KEMASAN PADA MASYARAKAT PURWOREJO

ANALISIS PENGARUH MEDIA IKLAN TELEVISI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI MINUMAN FANTA KEMASAN PADA MASYARAKAT PURWOREJO ANALISIS PENGARUH MEDIA IKLAN TELEVISI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI MINUMAN FANTA KEMASAN PADA MASYARAKAT PURWOREJO Sugiyanto (cristiansugiyanto243@yahoo.com) Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan yang telah diuraikan dalam metodologi penelitian, untuk menjawab tujuan penelitian perlu dilakukan analisis pengujian. Analisis data akan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD)

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD) ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KESENANGAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (STUDI KASUS TAKSI BLUE BIRD) Nama : Karina Oktaviani NPM : 11209873 Pembimbing : Dr. Budi Prijanto Latar Belakang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Jasa Pemasaran jasa merupakan disiplin ilmu yang masih relatif baru. Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Banyaknya persaingan dalam dunia usaha baik industri barang atau jasa menyebabkan perusahaan menentukan strategi pemasaran yang dapat memberikan kepuasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah masalah dalam bidang ekonomi, karena hal ini menyangkut kehidupan manusia baik secara individu

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA DI KOTA BEKASI

FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA DI KOTA BEKASI FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA DI KOTA BEKASI Izzati Amperaningrum 1 Annisa Putri 2 Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN, HARGA DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA TOKO RAMAYANA MOTOR POSO SULAWESI TENGAH. Timotius Garatu *) ABSTRAK

PENGARUH PELAYANAN, HARGA DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA TOKO RAMAYANA MOTOR POSO SULAWESI TENGAH. Timotius Garatu *) ABSTRAK PENGARUH PELAYANAN, HARGA DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA TOKO RAMAYANA MOTOR POSO SULAWESI TENGAH Timotius Garatu *) ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh pelayanan,

Lebih terperinci

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi Kasus Pada Bus Transjakarta Koridor X1 (Kampung Melayu-Pulo Gebang)) Nama NPM : 11208430

Lebih terperinci

Nora Tristiana Abstrak

Nora Tristiana Abstrak PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN FREKUENSI PENGGUNA PADA KERETA API BOGOWONTO EKONOMI AC JURUSAN PURWOREJO-JAKARTA Nora Tristiana raraalenna@yahoo.com Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN ANGGOTA KOPSYAKARDOS UNISBA A. Kepuasan Pelanggan Peluang usaha di Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG Oleh : Fitri Zakiyah (10208526) Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh para pengusaha dalam menjalankan bisnisnya untuk tetap mempertahankan kelangsungan usahanya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (Studi Pada PT Sariguna Prima Tirta) Oleh: Lilly Ibrahim (Dosen FE Unismuh Makassar)

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (Studi Pada PT Sariguna Prima Tirta) Oleh: Lilly Ibrahim (Dosen FE Unismuh Makassar) ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (Studi Pada PT Sariguna Prima Tirta) Latar Belakang Oleh: Lilly Ibrahim (Dosen FE Unismuh Makassar) Ada tiga faktor yang mempengaruhi pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Double Dipps Resto and Café Gorontalo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Double Dipps Resto and Café Gorontalo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Double Dipps Resto and Café Gorontalo Double Dipps Resto and Cafe Gorontalo adalah salah satu jenis usaha jasa yang bergerak

Lebih terperinci

PENGARUH PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP PENJUALAN PADA PT. GALANG BUANA SEJATI RAYA

PENGARUH PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP PENJUALAN PADA PT. GALANG BUANA SEJATI RAYA PENGARUH PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP PENJUALAN PADA PT. GALANG BUANA SEJATI RAYA Febriani 1 dan A. Mahendra 2 1 Alumni STIE Professional Manajemen College Indonesia Email : dark_angelzfebi@yahoo.com

Lebih terperinci

Pengaruh Kualitas Jasa, Lokasi dan Word Of Mouth

Pengaruh Kualitas Jasa, Lokasi dan Word Of Mouth Pengaruh Kualitas Jasa, Lokasi dan Word Of Mouth Terhadap Minat Beli Ulang Pada Bengkel Fery Motor Padang Yudhi Saputra ¹, Henny Sjafitri ², Yuni Candra ³ Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Butik Orange Butik Orange merupakan salah satu butik yang terkemuka di Indonesia, khususnya Jakarta. Butik Orange hanya menawarkan produk pakaian wanita. Saat

Lebih terperinci

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1 Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Tingkat Harga Terhadap Peningkatan Penjualan Mie Ayam Keriting Permana di Perumahan Harapan Baru 1 Nama :Farah Npm :122100606 Jurusan :Manajemen Pembimbing :Rooswhan Budhi

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BRITAMA PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA

PENGARUH PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BRITAMA PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA PENGARUH PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BRITAMA PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk CABANG SEMARANG PANDANARAN Sigit Sujarwo D2D 604 237 Pendahuluan Dewasa ini

Lebih terperinci

DWI RAHMAWATI PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

DWI RAHMAWATI PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Artikel Skripsi ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN, HARGA, DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HP SAMSUNG PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Survei pada Nasabah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang Pasuruan)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Survei pada Nasabah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang Pasuruan) PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Survei pada Nasabah PT. Bank Pasuruan) Sally Garar Murti Edy Yulianto Kadarisman Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam menjalankan suatu bisnis, pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Definisi pemasaran telah banyak dijabarkan oleh para pakar ekonomi. Adapun definisi pemasaran menurut para ahli yaitu: 1. Menurut Kotler dan Susanto (2000:11),

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan. Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM :

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan. Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM : Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM : 14210639 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi yang merupakan gambaran

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMBELIAN ULANG LAPTOP PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG. Fanny Liliana Wati

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMBELIAN ULANG LAPTOP PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG. Fanny Liliana Wati ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMBELIAN ULANG LAPTOP PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG Fanny Liliana Wati Mahasiswi Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI KARYA ILMIAH Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ANALISIS PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN RESTU BUNDO DI SEMARANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ABSTRAKSI Kepuasan konsumen merupakan perasaan

Lebih terperinci

PENGARUH KULAITAS PELAYANAN SALESMAN TERHADAP KEPERCAYAAN PELANGGAN PADA PT. KALBE FARMA TRADING DAN DISTRIBUTION DI KOTA PALOPO

PENGARUH KULAITAS PELAYANAN SALESMAN TERHADAP KEPERCAYAAN PELANGGAN PADA PT. KALBE FARMA TRADING DAN DISTRIBUTION DI KOTA PALOPO PENGARUH KULAITAS PELAYANAN SALESMAN TERHADAP KEPERCAYAAN PELANGGAN PADA PT. KALBE FARMA TRADING DAN DISTRIBUTION DI KOTA PALOPO ABDULLAH, I KETUT PATRA, HALIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Nama : Marissa Marla Matulandi NPM : Kelas : 3EA01

Nama : Marissa Marla Matulandi NPM : Kelas : 3EA01 Analisis Pengaruh Keragaman Menu, Promosi, dan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen McDonald s (Survey pada 100 Responden Mahasiswa Universitas Gunadarma Depok) Nama : Marissa Marla Matulandi NPM : 14211307

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. BMT MATRA Pekalongan yakni sebesar 100 orang, sehingga dalam penentuan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. BMT MATRA Pekalongan yakni sebesar 100 orang, sehingga dalam penentuan BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Dalam karakteristik responden ini, yang menjadi sampel penelitian adalah jumlah nasabah pemegang produk tabungan SIFITRI (Simpanan Idul Fitri) di BMT

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa pelanggan adalah seseorang yang beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Jasa Jasa merupakan aktifitas, manfaat,atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (Fandy Tjiptono,2002:6). Kesimpulan, jasa merupakan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN INOVASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BATIK BUNGO PADA RUMAH BATIK VINTO MUARA BUNGO

ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN INOVASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BATIK BUNGO PADA RUMAH BATIK VINTO MUARA BUNGO ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN INOVASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BATIK BUNGO PADA RUMAH BATIK VINTO MUARA BUNGO Supriyati, Darham, Herawati Universitas Muara Bungo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA SALON D MODE PURWOREJO

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA SALON D MODE PURWOREJO PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA SALON D MODE PURWOREJO Esty Ludriana Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Salah satu perilaku konsumen yang menarik bagi perusahaan adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Jasa Dunia usaha yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari dapat berkaitan dengan industri jasa dimana pada setiap tahunnya mengalami kemajuan yang cukup pesat seiring

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA KWH-METER PRABAYAR Yopi Kurniawan 1*, Istiatin, Eny Kustiyah 2, Ratna Damayanti 3 1,2,3 Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

Lucky Satriawan Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Lucky Satriawan Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ANALISIS PENGARUH PANGSA PASAR, MANFAAT (BENEFIT), DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PELAKU USAHA DALAM MEMILIH PAMERAN SEBAGAI SARANA PROMOSI PRODUK TANAMAN HIAS Lucky Satriawan Mahasiswa Prodi Manajemen

Lebih terperinci

Analisis Pelayanan Klaim Dan Dominasi Dimensi Kualitas Pelayanan Yang Diterima Oleh Nasabah Pemegang Polis PRUhospital.

Analisis Pelayanan Klaim Dan Dominasi Dimensi Kualitas Pelayanan Yang Diterima Oleh Nasabah Pemegang Polis PRUhospital. Prayoga Setioutomo 15210379 MANAJEMEN EKONOMI 2013 Analisis Pelayanan Klaim Dan Dominasi Dimensi Kualitas Pelayanan Yang Diterima Oleh Nasabah Pemegang Polis PRUhospital. Latar Belakang Masalah Salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK, TEMPAT, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMSUM GALAXY SATRIO

PENGARUH KUALITAS PRODUK, TEMPAT, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMSUM GALAXY SATRIO PENGARUH KUALITAS PRODUK, TEMPAT, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DIMSUM GALAXY SATRIO Nama : Isnaen Reza Saputra NPM : 13211740 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM Latar

Lebih terperinci

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93 Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93 Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hipotesis Gambar 4.1 Hubungan variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X 1 = Kompensasi X 2 = Iklim Organisasi Y = Kepuasan Kerja Hipotesis : 1. H 0 : r y1 = 0 H

Lebih terperinci

PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA. Risnandar

PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA. Risnandar PENGAUH KUALITAS PRODUK, HARGA, CITRA MEREK DAN DESAIN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL JENIS MPV MEREK TOYOTA AVANZA DI KOTA DEPOK Risnandar 16212478 Latar Belakang Di jaman modern seperti sekarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nento, SH. untuk mendirikan Perseroan Terbatas (PT) yang dinamkan PT.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nento, SH. untuk mendirikan Perseroan Terbatas (PT) yang dinamkan PT. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pada tanggal 9 Maret 1982 Bapak Young Liando, pengusaha yang bertempat tinggal di Jl. S. Parman Kota Gorotalo menghadap notaris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Kurniasari (2013:17) Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY PADA LOYALITAS NASABAH (SURVEI PADA PD. BPR BANK PURWOREJO) Oleh Sumaryatun Universitas Muhammadiyah Purworejo Sumaryatun19@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, DAN KEPERCAYAAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI CAFE HARMONY WARUJAYENG

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, DAN KEPERCAYAAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI CAFE HARMONY WARUJAYENG ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, DAN KEPERCAYAAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI CAFE HARMONY WARUJAYENG ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR KUALITAS PELAYANAN AIR BERSIH TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PDAM LAMONGAN

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR KUALITAS PELAYANAN AIR BERSIH TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PDAM LAMONGAN ANALISIS FAKTOR - FAKTOR KUALITAS PELAYANAN AIR BERSIH TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PDAM LAMONGAN Lilik Nurcholidah Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk melihat dan mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 85 nasabah, yang akan disajikan gambaran karakteristik dari nasabah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan. 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan disajikan gambaran data penelitian yang didapat dari hasil jawaban responden, proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kegiatan pelayanan kepada pengguna perpustakaan merupakan pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan untuk menyebarkan informasi dan pemanfaatan koleksi. Para

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT NUTRICIA INDONESIA SEJAHTERA

PENGARUH KEPUASAN KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT NUTRICIA INDONESIA SEJAHTERA PENGARUH KEPUASAN KERJA, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT NUTRICIA INDONESIA SEJAHTERA Khairiyah 1 Nur Syaima Annisa 2 1,2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang word of mouth BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era pasar bebas saat ini, persaingan dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan agar dapat lebih melakukan inovasi dalam melakukan usahanya. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Bab ini akan menyajikan data data yang telah peneliti dapatkan dari para responden. Data tersebut kemudian diolah dengan bantuan program SPSS 15.0 for Windows. Hasil

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN Heru Hermawan email : Heruhermawan1990@gmail.com ABSTRAK Heru Hermawan. Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen.

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA HOTEL KARTIKA POSO. Sudarto Usuli *) ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA HOTEL KARTIKA POSO. Sudarto Usuli *) ABSTRAK PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA HOTEL KARTIKA POSO Sudarto Usuli *) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK

PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK Nama NPM Kelas : Stevanus Immanuel : 1A214460 : 3EA10 Latar Belakang Suatu kondisi

Lebih terperinci

EXPERIENTAL MARKETING INFLUENCES TO CUSTOMER SATISFACTION IN PT. MANDIRI BANK BRANCH N KISARAN. Oleh : Syafrial Syah

EXPERIENTAL MARKETING INFLUENCES TO CUSTOMER SATISFACTION IN PT. MANDIRI BANK BRANCH N KISARAN. Oleh : Syafrial Syah EXPERIENTAL MARKETING INFLUENCES TO CUSTOMER SATISFACTION IN PT. MANDIRI BANK BRANCH N KISARAN Oleh : Syafrial Syah Intisari Perbankan saat ini dituntut untuk meningkatkan dan mempertahankan pangsa pasarnya

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA Nama : Ridwan Maulana NPM : 16212320 Pembimbing : Widiyarsih, SE.,

Lebih terperinci

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA Nama : SUNTORO AJI NPM : 17212198 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Toto

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didirikan oleh Bapak Yoce Pateda pada bulan Mei tahun 2008 yang beralamat di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didirikan oleh Bapak Yoce Pateda pada bulan Mei tahun 2008 yang beralamat di 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian CV. Intertech Computer Gorontalo adalah perusahaan milik sendiri yang didirikan oleh Bapak Yoce Pateda pada bulan Mei tahun 2008

Lebih terperinci

Nanik Zuliana B ABSTRAK

Nanik Zuliana B ABSTRAK PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KUALITAS PRODUK DAN NILAI PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN VARIABEL KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KENTUCKY FRIED CHICKEN CABANG PANDANARAN

Lebih terperinci

: Gina Ramadhani Sugiarto NPM :

: Gina Ramadhani Sugiarto NPM : ANALISIS PENGARUH DIMENSI KEHANDALAN, DIMENSI DAYA TANGGAP, DIMENSI JAMINAN, DIMENSI EMPATI, DAN IMENSI BUKTI NYATA TERHADAP KEPUASAN NASABAH BANK OCBC NISP CABANG KEMANG PRATAMA BEKASI Nama : Gina Ramadhani

Lebih terperinci

Andry Wirawan Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet.

Andry Wirawan Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet. Andry Wirawan 10210772 Manajemen Ekonomi 2013 Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet. Latar Belakang Sebagai studi kasus tentang produk dan harga,

Lebih terperinci