ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI FURNITURE ROTAN KABUPATEN SUKOHARJO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI FURNITURE ROTAN KABUPATEN SUKOHARJO"

Transkripsi

1 ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI FURNITURE ROTAN KABUPATEN SUKOHARJO Muhammad Fathul Anwar, Darsono, Agustono Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp./ Fax. (0271) fathulanwar32@yahoo.com Telp : Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis daya saing industri furniture rotan Kabupaten Sukoharjo serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode dasar yang digunakan adalah deskripsi analisis. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan Porter s Diamond, RCA (Revealed Comparative Advantage) dan OLS (Ordinary Least Square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan konsep Porter s Diamond dan konsep RCA, industri furniture rotan Kabupaten Sukoharjo telah memiliki kondisi yang cukup baik untuk pengembangan industri furniture rotan dan digolongkan memiliki daya saing yang kuat. Model fungsi daya saing industri furniture rotan Sukoharjo adalah Y = 42, ,074X 1 + 1, X 2 + 0,003X ,850D. Model ini mempunyai nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,643 yang berarti 64,3% dari variasi variabel tak bebas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. Hasil uji F menunjukkan bahwa semua variabel yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap daya saing industri furniture rotan Sukoharjo pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel harga ekspor furniture rotan Sukoharjo (X 1), nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah (X 3) dan kebijakan pemerintah (D) secara individu berpengaruh nyata terhadap daya saing industri furniture rotan Sukoharjo. Berdasarkan nilai standar koefisien regresi, variabel nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah (X 3) memberikan pengaruh terbesar. Kata kunci : Daya saing, Furniture Rotan Sukoharjo Abstract: The purpose of this research is to identify and analyze of rattan furniture industrial competitiveness in Sukoharjo Regency, to analyze factors that affect the amount of rattan furniture industrial competitiveness in Sukoharjo Regency. The method used is analytical descriptive implementation of records techniques. Data analysis methods used are Porter s Diamond, RCA (Revealed Comparative Advantage) and OLS (Ordinary Least Square). The results showed, based on the analysis of Porter s Diamond Theory and the analysis of RCA showed that the Sukoharjo rattan furniture industry has a good condition for the development of rattan furniture industry and classified as having a strong competitiveness. The model function of rattan furniture industrial competitiveness of Sukoharjo is Y = 42, ,074X 1 + 1, X 2 + 0,003X ,850D. This model has a coefficient of determination (R2) of 0,643 which means that 64,3% of the variation of the dependent variable ie rattan furniture industrial competitiveness of Sukoharjo can be explained by the independent variables. Based on the results obtained by the F test showed that all variables studied jointly significant effect on the rattan furniture industrial competitiveness in Sukoharjo Regency at 95% confidence level. T test results showed that variable the export price of Sukoharjo rattan furniture (X 1), the exchange rate of the U.S. Dollar against the Rupiah (X 3) and the government policy (D) individually significant effect on the rattan furniture industrial competitiveness of Sukoharjo. Based on the standard value of the regression coefficient, variable the exchange rate of the U.S. Dollar against the Rupiah (X 3) provide the greatest influence with a positive relationship. Key Words : Competitiveness, Sukoharjo Rattan Furniture

2 PENDAHULUAN Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Perdagangan internasional turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi dan kehadiran perusahaan multinasional (Rahimah, 2012). Indonesia merupakan salah satu negara yang telah lama melakukan perdagangan internasional. Salah satu dari kegiatan perdagangan internasional adalah ekspor. Tabel 1. Nilai Ekspor Migas dan Nonmigas Indonesia pada tahun (Juta US$) Tahun Migas Non Migas , , , , , , , , , ,6 Sumber : BPS 2012 Ekspor di Indonesia pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu ekspor migas dan ekspor non migas. Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa nilai ekspor nonmigas selalu lebih besar dibandingkan dengan nilai ekspor migas dari tahun ke tahun. Nilai ekspor migas memang lebih kecil, mengingat komoditi migas adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbarui, dan besarnya nilai ekspor nonmigas menjadi potensi besar untuk dikembangkan. Basri (2001) menyatakan bahwa dalam menghimpun devisa negara melalui sektor nonmigas, sektor pertanian memiliki peranan yang cukup besar. Salah satu komoditas pertanian yang cukup menyumbang pemasukan devisa negara melalui kegiatan ekspor adalah komoditas rotan. Rotan merupakan salah satu komoditas pertanian yang termasuk dalam komoditas hasil hutan nonkayu yang sangat banyak dijumpai di Indonesia. Rotan Indonesia mempunyai posisi yang dominan di pasar dunia, yaitu menguasai 80 persen bahan baku rotan dunia. Sejatinya Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan industri furniture rotan, dimana selain memiliki pasokan bahan baku yang berlimpah, Indonesia juga memiliki potensi tenaga kerja yang cukup banyak. Salah satu industri furniture rotan yang saat ini masih berkembang adalah industri furniture rotan di Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Industri rotan yang ada disana menghasilkan berbagai macam produk furniture rotan yang memiliki kualitas dunia. Sebagian besar hasil produksi furniture rotan yang ada di Sukoharjo telah diekspor ke berbagai negara di dunia. Hal tersebut menjadikan industri furniture rotan di Kabupaten Sukoharjo menjadi salah satu sektor industri unggulan dibanding dengan daerah lain yang memiliki sektor industri sama di Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya suatu analisa untuk mengetahui sejauh mana tingkat daya saing industri furniture rotan di Kabupaten Sukoharjo serta analisa terkait faktorfaktor yang mempengaruhinya, guna mendukung peningkatan daya saing industri furniture rotan di Kabupaten Sukoharjo. METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dengan menggunakan data berkala (time series) (Nazir, 2002). Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Kabupaten Sukoharjo. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang berasal dari beberapa instansi yang terkait dengan objek penelitian.

3 Analisis Daya Saing Porter s Diamond Metode ini merupakan metode kualitatif yaitu menganalisis tiap komponen dalam Porter s Diamond, yang antara lainnya adalah Factor Condition, Demand Condition, Related and Supporting Industries, Firm Strategy, Structure, and Rivalry. Selain itu terdapat komponen lain yang terkait dengan keempat komponen utama tersebut yaitu peran pemerintah dan kesempatan. Keempat faktor utama dan dua faktor pendukung tersebut saling berinteraksi. Hasil keseluruhan interaksi antar komponen yang saling mendukung sangat menentukan perkembangan yang dapat menjadi competitive advantage dari suatu industri. Analisis Daya Saing RCA (Revealed Comparative Advantage) Metode RCA didasarkan pada suatu konsep bahwa perdagangan antar wilayah sebenarnya menunjukkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh suatu wilayah. Penelitian ini tidak menggunakan RCA pada umumnya yang membandingkan ekspor suatu komoditi negara tertentu dengan ekspor suatu komoditi negara-negara dunia, melainkan ke dalam cakupan yang lebih kecil yaitu perbandingan ekspor furniture rotan Sukoharjo dengan ekspor furniture rotan Indonesia. Kinerja ekspor furniture rotan terhadap total ekspor dari Kabupaten Sukoharjo ke luar daerah, selanjutnya dibandingkan dengan pangsa nilai ekspor furniture rotan di wilayah Indonesia terhadap total nilai ekspor di wilayah Indonesia, digunakan rumus RCA : X RCA S = X total...(1) Y Y total Dimana, RCA S adalah daya saing industri furniture rotan Kabupaten Sukoharjo, X adalah nilai ekspor furniture rotan Kabupaten Sukoharjo, X total merupakan nilai total ekspor Kabupaten Sukoharjo, Y adalah nilai ekspor furniture rotan Indonesia dan Y total merupakan nilai total ekspor produk Indonesia. Nilai daya saing dari suatu komoditi ada dua kemungkinan, yaitu jika nilai RCA > 1, berarti suatu daerah memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata sehingga komoditi tersebut memiliki daya saing kuat. Jika nilai RCA < 1, berarti suatu daerah memiliki keunggulan komparatif di bawah rata-rata sehingga komoditi tersebut memiliki daya saing yang lemah. Indeks RCA merupakan perbandingan antara nilai RCA sekarang dengan nilai RCA tahun sebelumnya. Rumus indeks RCA adalah sebagai berikut : Indeks RCA = RCA t RCA t (2) Dimana RCA t merupakan nilai RCA tahun sekarang (t), sedangkan RCA t-1 merupakan nilai RCA tahun sebelumnya (t-1), data tahun tersebut merupakan data tahun berkala dari tahun 1993 hingga tahun Nilai indeks RCA berkisar dari nol sampai tak hingga. Nilai indeks RCA sama dengan satu berarti tidak terjadi kenaikan RCA atau kinerja ekspor di pasar tahun sekarang sama dengan tahun sebelumnya. Nilai RCA lebih kecil dari satu berarti terjadi penurunan RCA atau kinerja ekspor di pasar sekarang lebih rendah dari tahun sebelumnya. Nilai indeks RCA lebih besar dari satu berarti terjadi peningkatan RCA atau kinerja ekspor di pasar sekarang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Metode Regresi Linear Berganda Metode analisis yang digunakan untuk melakukan analisis faktor-faktor

4 yang mempengaruhi daya saing industri furniture rotan Kabupaten Sukoharjo adalah regresi linear berganda, yang secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut : DS = β0 + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4 + D...(3) Dimana, DS adalah daya saing industri furniture rotan Sukoharjo (nilai RCA), X1 merupakan harga ekspor furniture rotan Sukoharjo (FOB) (US$/Kg), X2 merupakan volume ekspor furniture rotan Sukoharjo (Kg), X3 merupakan nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah (Rp/US$) dan D adalah Kebijakan pemerintah dengan nilai 0 untuk kebijakan pembukaan ekspor bahan baku rotan dan nilai 1 untuk kebijakan pembatasan ekspor bahan baku rotan, sedangkan β0 adalah intercept. Dalam penggunaan alat analisis regresi, beberapa nilai yang perlu diperhatikan meliputi uji koefisien determinasi (R 2 ) yaitu digunakan untuk mengetahui besarnya ukuran ketepatan atau kecocokan suatu garis regresi yang diterapkan terhadap suatu kelompok data observasi. Nilai R 2 menyatakan berapa besar proporsi (%) variasi variabel tak bebas bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi (Gujarati, 2010). Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebasnya dengan tingkat kepercayaan dan tingkat signifikansi (α) tertentu. Sedangkan uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas pada tingkat signifikansi (α) dan tingkat kepercayaan tertentu. Untuk uji asumsi klasik, digunakan Uji multikolinieritas yaitu pendeteksian adanya multikolinearitas pada SPSS yaitu apabila nilai VIF > 5 (Sarwono, 2012), Uji heteroskedastisitas yaitu jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Nugroho, 2005), lalu Uji autokorelasi yaitu apabila nilai DW yaitu 1.5 > DW > 2.5 maka tidak terjadi autokorelasi (Getut, 2011). HASIL DAN PEMBAHASAN Daya Saing Industri Furniture Rotan Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan Konsep Porter s Diamond Industri furniture rotan Sukoharjo pada dasarnya telah memiliki kondisi faktor produksi yang cukup baik untuk pengembangan industri furniture rotan. Hal tersebut terlihat pada besarnya nilai produksi dari industri furniture rotan Sukoharjo pada tahun 2012, yaitu sebesar Rp ,00. Besarnya nilai produksi dari industri furniture rotan Sukoharjo tersebut dipengaruhi oleh adanya sumber daya tenaga kerja yang cukup dan pasokan bahan baku rotan yang cukup pula untuk pengembangan industri furniture rotan yang ada disana. Tercatat pada tahun 2012 terdapat 282 unit usaha industri furniture rotan di Sukoharjo, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak orang, serta pasokan bahan baku rotan mentah yang terus masuk ke industri furniture rotan tersebut, yaitu dengan nilai bahan baku sebesar Rp ,00. Industri furniture rotan Sukoharjo dapat dikatan memiliki perkembangan produksi yang cukup baik di tiap tahunnya, akan tetapi hal tersebut tidak diikuti oleh perkembangan inovasi desain produk furniture rotan dari para produsennya. Kondisi permintaan dalam negeri untuk produk furniture rotan Sukoharjo masih cukup rendah apabila dibandingkan dengan permintaan ekspornya. Dimana daerah pemasaran produk furniture rotan Sukoharjo di dalam negeri meliputi dua wilayah yaitu dalam kota dan luar kota, untuk wilayah dalam kota

5 meliputi area Solo dan sekitarnya sedangkan wilayah luar kota meliputi Yogyakata, Magelang, Salatiga, Semarang, Pati, Tuban, Madiun, Ponorogo, Malang, Surabaya, Gresik dan Jakarta. Permintaan di beberapa daerah dalam negeri tersebut hanyalah sekedar permintaan dari beberapa pesanan perorangan pelanggan saja, yang cenderung tidak dalam skala besar. Sebagian besar pengusaha di Industri furniture rotan Sukoharjo sendiri memang tidak terlalu berfokus pada pangsa dalam negeri. Untuk kondisi permintaan pasar luar negeri, produk industri furniture rotan Sukoharjo tergolong cukup banyak diminati terutama oleh negara Amerika Serikat, Eropa serta beberapa negara di daerah Timur Tengah dan ASEAN. Apabila dilihat lebih lanjut, dapat dikatakan bahwa industri furniture rotan Sukoharjo memang lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar luar negeri dibandingkan untuk memenuhi permintaan pasar domestik. Industri terkait dan pendukung dalam hal faktor produksi di industri furniture rotan Sukoharjo diantaranya adalah industri pengawetan rotan, distribusi, dan jasa pelatihan. Dalam hal industri pengawetan rotan, secara lingkup nasional di Indonesia sebenarnya sudah memiliki fasilitas industri yang cukup baik yang terletak di daerah-daerah sentra pengumpul rotan seperti Kalimantan dan Sulawesi. Satu hal yang menjadi permasalahan yaitu dalam hal pendistribusianya masih terbilang belum efisien, dimana jarak yang harus ditempuh antara industri pengolahan rotan mentah ke industri pengrajin berada sangat jauh, yaitu dari daerah luar jawa ke daerah Sukoharjo. Ketidakmampuan industri ini untuk memberikan layanan yang baik dalam penyaluran bahan baku ke industri pengrajin furniture rotan akan berakibat pada kurangnya pasokan bahan baku sehingga produksi akan menurun bahkan juga dapat berdampak tidak berjalannya industri. Industri pendukung lainnya yang tidak kalah penting adalah industri jasa pelatihan khususnya dalam pelatihan desain produk, dan hal ini adalah masalah yang cukup banyak dikeluhkan oleh para pengusaha industri furniture rotan di Sukoharjo. Industri furniture rotan Sukoharjo sendiri masih memiliki kualitas desain yang standar, dan masih kurang dapat bersaing dengan produsen furniture rotan dari negara lain. Beberapa faktor yang dapat dikategorikan kedalam faktor penentu persaingan adalah diferensiasi produk, identitas merk, dan informasi. Diferensiasi produk sebagai bagian dari strategi merebut pasar nampaknya masih belum begitu diperhatikan dari para perusahaan di industri furniture rotan Sukoharjo. Hal ini tampak dari kurangnya perhatian pengusaha terhadap desain akhir yang digunakan, dan cenderung masih terkesan kurang menarik perhatian pasar. Diferensiasi produk juga bisa ditambahkan melalui sistem pengepakan yang berbeda. Adanya merk tertentu pada suatu kemasan akan ikut mempengaruhi posisi serta kemampuan daya saing suatu perusahaan, dan hal tersebut juga masih kurang mendapat perhatian dari sebagian besar pengusaha industri furniture rotan di Sukoharjo. Dalam era globalisasi sekarang ini, siapa yang mempunyai akses terhadap informasi lebih banyak maka akan mampu memenangkan persaingan. Demikian juga dengan akses pasar terhadap produk industri furniture rotan. Kemungkinan yang berlaku pada permasalahan yang terjadi di industri furniture rotan Sukoharjo adalah importir luar negeri memiliki informasi yang cukup besar mengenai pasar yang ada. Akibatnya, para importir lebih berani untuk menawar lebih murah produk-produk yang di hasilkan oleh industri furniture rotan di Sukoharjo.

6 Secara hukum pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam mendukung tumbuh kembangnya industri furniture di Indonesia. Ssalah satunya adalah Melalui SK No. 28/M- DAG/PER/10/2011 pada tanggal 30 November tahun 2011, yang menyatakan bahan baku rotan mentah, rotan asalan, rotan W/S dan rotan setengah jadi dilarang untuk diekspor keluar negeri. Melalui pemberlakuan kebijakan baru tersebut, seharusnya dapat dijadikan kesempatan oleh industri furniture rotan Sukoharjo dalam meningkatkan daya saing industrinya. Para pengusaha dan para pengrajin di industri furniture rotan Sukoharjo diharapkan dapat lebih memaksimalkan peluang yang ada yaitu dengan lebih memacu produksi serta ekspor furniture rotannya, serta pembenahan di sisi perusahaan maupun infrastrukturnya, sehingga nantinya dapat meningkatkan daya saing kompetitifnya di pasara internasional. Daya Saing Industri Furniture Rotan Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan Metode RCA (Revealed Comparative Advantage) RCA dalam penelitian ini didefinisikan bahwa jika pangsa ekspor furniture rotan di dalam total ekspor komoditi dari suatu daerah lebih besar dibandingkan pangsa pasar ekspor komoditi furniture rotan di dalam total ekspor komoditi di suatu negara, diharapkan daerah tersebut memiliki keunggulan komparatif dalam produksi dan ekspor komoditi furniture rotan. Penelitian ini tidak menggunakan RCA pada umumnya yang membandingkan ekspor suatu komoditi Negara tertentu dengan ekspor suatu komoditi negaranegara dunia, melainkan ke dalam cakupan yang lebih kecil yaitu perbandingan ekspor furniture rotan Sukoharjo dengan ekspor furniture rotan Indonesia. Kinerja ekspor furniture rotan terhadap total ekspor dari Kabupaten Sukoharjo ke luar daerah, selanjutnya dibandingkan dengan pangsa nilai ekspor furniture rotan di wilayah Indonesia terhadap total nilai ekspor di wilayah Indonesia. Tabel 2. Perkembangan Nilai RCA dan Indeks RCA Industri furniture rotan Sukoharjo Tahun Tahun Nilai RCA Indeks RCA ,10 0, ,97 0, ,48 1, ,18 1, ,73 2, ,57 1, ,23 0, ,27 1, ,40 0, ,61 2, ,00 1, ,12 0, ,46 1, ,92 1, ,45 1, ,69 1, ,69 1, ,69 1, ,31 38,53 0,83 1,90 Total 418,49 23,02 Rata-Rata 29,92 1,15 Sumber : Data penelitian yang diolah, Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui bahwa dalam periode tahun , terlihat bahwa rasio RCA untuk komoditi furniture rotan Sukoharjo memiliki nilai di atas 1, yaitu sebesar 29,92. Hal ini memiliki arti bahwa komoditas furniture rotan Sukoharjo mempunyai keunggulan komparatif di pasar internasional dibanding dengan daya saing untuk jenis komoditas yang sama. Industri furniture rotan Kabupaten Sukoharjo digolongkan memiliki daya saing yang kuat. Industri furniture rotan Sukoharjo dapat bersaing di pasar internasional dikarenakan di Indonesia telah memberlakukan proteksi pada industri

7 dalam negerinya, yaitu dengan menerapkan kebijakan terkait pembatasan ekspor bahan baku rotan di tahun 1993 hingga 1998 serta di tahun 2004 dan Besarnya nilai daya saing industri furniture rotan Sukoharjo juga cukup dipengaruhi oleh nilai ekspor dan total ekspor furniture rotan, dimana keduanya sangat bergantung pada perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. Hal tersebut dapat terjadi karena nilai RCA yang ada dipengaruhi oleh nilai ekspor yang dihitung dalam Dollar AS, sehingga menguat atau melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS sangatlah penting pengaruhnya terhadap daya saing industri furniture rotan Sukoharjo. Fungsi Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan program SPSS diperoleh persamaan regresi daya saing industri furniture rotan Sukoharjo sebagai berikut: Y = 42, ,074 X1 + 1, X2 + 0,003 X3 + 15,850 D Dari hasil analisis, diperoleh nilai R 2 sebesar 0,643. Hal ini menunjukan bahwa 64,3% dari variasi variabel tak bebas yang dalam penelitian ini yaitu daya saing industri furniture rotan Sukoharjo dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya antara lain harga ekspor furniture rotan Sukoharjo (X1), volume ekspor furniture rotan Sukoharjo (X2), nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah (X3) dan kebijakan pemerintah (D), sedangkan 35,7% lainnya dijelaskan oleh variasi variabel lain di luar model yang digunakan. Tabel 3. Analisis Varian Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap Daya Saing Industri Furniture Rotan Sukoharjo Sumber Jumlah Derajat Rata-rata Varian Kuadrat Bebas Kuadrat Sig. Regression 2207, ,979 0,003** Residual 1226, ,754 Total 3434, Keterangan: ** : signifikan dimana α = 0,05. Sumber : Hasil Analisis Data Sekunder, 2014 Signifikansi F yaitu 0,003. Nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadapat variabel tak bebas yaitu daya saing industri furniture rotan Sukoharjo dengan α sebesar 0.05 (5%). Tabel 4. Analisis Varian Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap Daya Saing Industri Furniture Rotan Sukoharjo Model Harga ekspor furniture rotan Sukoharjo (X1) Volume ekspor furniture rotan Sukoharjo (X2) Nilai Tukar Dollar AS terhadap Rupiah (X3) Kebijakan Pemerintah (D) Koefisien Regresi Sig. 5,074 0,009 ** 1, ,060 ns 0,003 0,006 ** 15,850 0,006 ** Keterangan: ** : signifikan dimana α = 0,05. ns : tidak signifikan Sumber : Hasil Analisis Data Sekunder, 2014 Variabel bebas yang mempunyai signifikansi kurang dari 5% maka secara individu berpengaruh nyata terhadap daya saing industri furniture rotan Sukoharjo. Variabel bebas yang berpengaruh nyata secara individu terhadap daya saing industri furniture rotan Sukoharjo yaitu variabel harga ekspor furniture rotan Sukoharjo dengan nilai signifikansi sebesar

8 0,009, nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah dengan nilai signifikansi sebesar 0,006 dan kebijakan pemerintah dengan nilai signifikansi sebesar 0,006. Variabel lain yaitu volume ekspor furniture rotan Sukoharjo mempunyai nilai signifikansi melebihi nilai α = 0.05 yaitu sebesar 0,06 maka dapat disimpulkan bahwa tidak berpengaruh secara individu terhadap daya saing industri furniture rotan Sukoharjo. Terdapat beberapa metode untuk menguji multikolinearitas yaitu diantaranya dengan melihat nilai PC (Pearson Correlation) dan nilai VIF (Varians Inflation factors). Pengujian dengan menggunakan nilai matrik PC (Pearson Correlation) memiliki kriteria apabila nilai PC < 0,8, maka antar variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas (Soekartawi, 2001). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai PC tertinggi, yaitu 0,525 sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi multikolinearitas. Menurut Sarwono (2012), cara lain untuk menguji multikolinearitas adalah dengan melihat nilai VIF (Varians Inflation factors) yang mempunyai kriteria apabila nilai VIF > 5, maka dalam model regresi terjadi multikolinearitas. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS diketahui bahwa nilai VIF tertinggi, yaitu 1,571 sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi multikolinearitas. Gambar 1. Diagram Scatterplot Dari Gambar 1. terlihat bahwa titik-titk tidak menunjukkan adanya pola yang tidak jelas maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas. Menurut Getut (2011) apabila nilai D-W statistik terletak pada 1,5 sampai 2,5 maka tidak terdapat adanya gejala autokorelasi. Berdasarkan Tabel 3. diketahui bahwa nilai D-W sebesar 1,516. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak terjadi autokorelasi di dalam model, karena syarat tidak terjadi autokorelasi apabila nilai D-W statistik terletak pada 1,5 sampai 2,5 sesuai dengan pendapat dari Getut tersebut. Faktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap Daya Saing Industri Furniture Rotan Sukoharjo Tabel 6. Nilai Standar Koefisien Regresi Variabel Bebas yang Mempengaruhi Daya Saing Industri Furniture Rotan Sukoharjo Model Koefisien Sig. Regresi Beta Harga ekspor furniture rotan Sukoharjo (X1) 0,529 3 Nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah (X4) 0,626 1 Kebijakan Pemerintah (D) 0,605 2 Sumber : Hasil Analisis Data Sekunder, 2014 Berdasarkan Tabel 6. dapat diketahui bahwa variabel yang memiliki nilai standar koefisien regresi terbesar adalah variabel nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah (X4), yaitu sebesar 0,626 dengan hubungan yang positif. Dimana dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya nilai daya saing industri furniture rotan Sukoharjo lebih disebabkan karena lemah tidaknya nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah. Hubungan positif menjelaskan bahwa apabila nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah meningkat sebesar 1 Rupiah, maka akan meningkatkan nilai daya saing industri furniture rotan Sukoharjo sebesar 0,626 dan sebaliknya

9 SIMPULAN Berdasarkan konsep Porter s Diamond, industri furniture rotan Kabupaten Sukoharjo pada dasarnya telah memiliki kondisi yang cukup baik untuk pengembangan industri furniture rotan. Hal yang perlu lebih diperhatikan adalah dalam hal persaingan, struktur, dan strategi perusahaan (firm strategy, structure, and rivalry). Sedangkan berdasarkan konsep perhitungan nilai RCA (Revealed Comparative Advantage) dalam periode data penelitian tahun 1993 hingga 2012, industri furniture rotan Kabupaten Sukoharjo memiliki rata-rata nilai RCA sebesar 29,92 sehingga digolongkan memiliki daya saing yang kuat serta memiliki spesialisasi pada komoditas furniture rotan. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap daya saing industri furniture rotan Kabupaten Sukoharjo, yaitu harga ekspor furniture rotan Sukoharjo (X1), nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah (X3) dan kebijakan pemerintah (D). Artinya apabila terjadi peningkatan harga ekspor dan nilai tukar Dollar AS, serta diterapkannya kebijakan pembatasan ekspor bahan baku rotan oleh pemerintah, maka akan meningkatkan daya saing industri furniture rotan Kabupaten Sukoharjo. Faktor yang paling berpengaruh terhadap daya saing industri furniture rotan Sukoharjo adalah nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah (X3), yaitu dengan nilai standar koefisien regresi sebesar 0,626. Dimana dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya nilai daya saing industri furniture rotan Sukoharjo lebih disebabkan karena lemah tidaknya nilai tukar Dollar AS terhadap Rupiah. Saran yang ingin diberikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu Pemerintah diharapkan mampu memacu perkembangan kreativitas dari para produsen yang ada di industri furniture rotan Sukoharjo, dimana perlu adanya suatu bentuk program pelatihan inovasi desain produk bagi para pengusaha dan pengrajin yang ada di industri furniture rotan Sukoharjo. Produk industri furniture rotan dari Sukoharjo cukup banyak diminati oleh para konsumen dari luar negeri, melihat adanya potensi pengembangan pangsa pasar tersebut, maka perlu adanya suatu bentuk perluasan pangsa pasar melalui promosi produk. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan pameran-pameran di luar negeri (negara importir). Mengingat begitu pentingnya ketersediaan bahan baku bagi kelangsungan dan keberlanjutan industri furniture rotan Sukoharjo di masa yang akan datang, maka diperlukan adanya kekonsistenan dari pemerintah dalam menerapkan kebijakan terkait pembatasan bahan baku rotan. Selain itu diperlukan juga adanya suatu badan penyangga yang dapat berfungsi sebagai stabilisator ketersediaan bahan baku utama bagi industri furniture rotan di Sukoharjo baik dari segi kuantitas, kualitas maupun harga. DAFTAR PUSTAKA Arief, S Metodologi Penelitian Ekonomi. UI Press. Jakarta. BPS Statistik Indonesia Badan Pusat Statistik, Jakarta. Basri, F. H Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Harapan bagi Kebangkitan Ekonomi Indonesia. Erlangga: Jakarta. Departemen Perdagangan Pengembangan Industri Pengolahan Rotan Indonesia. Biro Umum dan Humas, Jakarta. Getut, Pramesti Spss 18.0 Dalam Rancangan Percobaan. PT Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta. Lipsey, Courant, Purvis, dan Steiner Pengantar Mikroekonomi.

10 Jilid I. Edisi Ke-10. Binarupa Aksara, Jakarta. Mankiw G Principles of Economics Pengantar Ekonomi Mikro Edisi 3. Salemba Empat, Jakarta. Nugroho, B.A Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penellitian dengan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta. Porter, M.E The Competitive Advantage of Nations. Free Press, New York. Rahimah, A Administrasi Kepabeanan & Ekspor Impor. Malang Sarwono, J Mengenal SPSS Statistik 20 Aplikasi Untuk Riset dan Eksperimental. PT Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta. Soekartawi Agrobisnis, Teori dan Aplikasi. PT Grafindo Perkasa, Jakarta

11

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA Indria Ukrita 1) ABSTRACTS Coffee is a traditional plantation commodity which have significant role in Indonesian economy,

Lebih terperinci

ANALISIS EKSPOR CENGKEH DI INDONESIA

ANALISIS EKSPOR CENGKEH DI INDONESIA ANALISIS EKSPOR CENGKEH DI INDONESIA Ratna Sartikasari Irawan, Darsono, Erlyna Wida Riptanti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Jalan Ir Sutami No 36-A Kentingan, Jebres,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb 13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Definisi Karet Remah (crumb rubber) Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN HARGA TERHADAP EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI PROVINSI JAWA TENGAH

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN HARGA TERHADAP EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI PROVINSI JAWA TENGAH PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN HARGA TERHADAP EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI PROVINSI JAWA TENGAH Vera Pradani Ayuningtyas, Karnowahadi, M.Nahar Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Negara Indonesia dari tahun 1985 sampai tahun 2014. Penentuan judul penelitian didasarkan pada pertumbuhan produksi beras Negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp ,

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp , ANALISIS TINGKAT DAYA SAING KARET INDONESIA Riezki Rakhmadina 1), Tavi Supriana ), dan Satia Negara Lubis 3) 1) Alumni Fakultas Pertanian USU ) dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR PANILI (Vanilla planifolia Andrews) DI INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR PANILI (Vanilla planifolia Andrews) DI INDONESIA 1 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR PANILI (Vanilla planifolia Andrews) DI INDONESIA Program Studi Agribisnis Oleh : Rosalina Dwi Rahmawati H 0808196 FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI FURNITURE ROTAN INDONESIA OLEH ADRIAN RAMADHAN H

ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI FURNITURE ROTAN INDONESIA OLEH ADRIAN RAMADHAN H ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI FURNITURE ROTAN INDONESIA OLEH ADRIAN RAMADHAN H14051439 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN ADRIAN RAMADHAN. Analisis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi 48 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor komoditi karet di Indonesia periode 1990-2006. Adapun variabelnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini dengan judul Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Modal Sendiri dan Pendapatan Margin terhadap Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilakukan. Objek dalam penelitian ini yaitu nilai tukar rupiah atas dollar Amerika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN 2001 2015 JURNAL Oleh: Nama : Ilham Rahman Nomor Mahasiswa : 13313012 Jurusan

Lebih terperinci

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis yaitu metode yang mempunyai ciri memusatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menganalisis data-data secara kuantitatif kemudian menginterpretasikan hasil analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilakukan. Objek dalam penelitian adalah impor migas Indonesia periode 1988-2007

Lebih terperinci

PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013)

PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013) PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013) Putri Sri Kasinta Purba Suhadak Raden Rustam Hidayat Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA Chairia*), Dr. Ir Salmiah, MS**), Ir. Luhut Sihombing, MP**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakutas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel atau unsur-unsur yang akan diteliti untuk memperoleh

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

PERNYATAAN ORISINALITAS...

PERNYATAAN ORISINALITAS... Judul : PENGARUH KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT, LUAS AREA BUDIDAYA, INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR, JUMLAH PRODUKSI TERHADAP EKSPOR UDANG INDONESIA TAHUN 2000-2015 Nama : I Kadek Widnyana Mayogantara NIM

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEH PTPN 6.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Teh PTPN Analisis regresi berganda dengan metode OLS didasarkan pada beberapa asumsi yang harus

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi Novita Homer 1, Jantje D. Prang 2, Nelson Nainggolan 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indeks harga saham gabungan (IHSG) merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi IHSG, salah satunya faktor makroekonomi. Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan objek Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan Dewan Syariah Nasional Majelis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

Pengaruh Jumlah Produksi, Harga Ekspor, Dan Kurs Dollar Amerika Serikat Terhadap Volume Ekspor Batu Bara Indonesia Tahun

Pengaruh Jumlah Produksi, Harga Ekspor, Dan Kurs Dollar Amerika Serikat Terhadap Volume Ekspor Batu Bara Indonesia Tahun E-Jurnal EP Unud, 4 [2] : 90-95 ISSN: 2303-0178 Pengaruh Jumlah Produksi, Harga Ekspor, Dan Kurs Dollar Amerika Serikat Terhadap Volume Ekspor Batu Bara Indonesia Tahun 1992-2012. I Gusti Bagus Kumbayana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah ekspor industri tekstil dan

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah ekspor industri tekstil dan 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah ekspor industri tekstil dan produk tekstil. Fokus yang akan diteliti adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN KERINCI Oleh : Hadi Ismanto, Efrizal Syofyan, Yulhendri ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN KERINCI Oleh : Hadi Ismanto, Efrizal Syofyan, Yulhendri ABSTRACT FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN KERINCI Oleh : Hadi Ismanto, Efrizal Syofyan, Yulhendri ABSTRACT This study aims to analyze and determine the effect of: (1) working

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Permintaan Beras di Kabupaten Kudus Faktor-Faktor Permintaan Beras Harga barang itu sendiri Harga barang lain Jumlah penduduk Pendapatan penduduk Selera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PROSPEK EKSPOR KOPI INDONESIA KE EROPA OLEH. Indra Ismayudi Tanjung

SKRIPSI ANALISIS PROSPEK EKSPOR KOPI INDONESIA KE EROPA OLEH. Indra Ismayudi Tanjung SKRIPSI ANALISIS PROSPEK EKSPOR KOPI INDONESIA KE EROPA OLEH Indra Ismayudi Tanjung 080501097 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Industri Kecil Mebel Di Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Industri Kecil Mebel Di Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso 1 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Industri Kecil Mebel Di Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso Analysis of Factors That Effect Income of Small Furniture Industry Entrepreneur

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini yakni pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini yakni pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini yakni pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Gorontalo Utara yang beralamat di jln Kusnodanupoyo

Lebih terperinci

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013

STEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013 Analisis Harga Domestik Dan Harga Ekspor Kubis Di Singapura Terhadap Ekspor Kubis (Brassica O.Capitata) Dari Kabupaten Karo Nomi br Sinuhaji *) *) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Quality Medan ABSTRACT

Lebih terperinci

SOCIETA III - 2 : , Desember 2014 ISSN

SOCIETA III - 2 : , Desember 2014 ISSN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR BIJI PALA INDONESIA Anis Sayidah 1, Sutarmo Iskandar 2, Harniatun Iswarini 2 1) Alumni dan 2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL SKRIPSI Disusun oleh : Wilis Ardiana Pradana J2E 009 006 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian pada bulan November 2010. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN 2002-2012 Julika Rahma Siagian Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana, Medan Sumatera Utara Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap jumlah wisatawan dan implikasinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup ekspor mebel di Kota Surakarta, dengan mengambil studi kasus di Surakarta dalam periode tahun 1990-2014. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier berganda sebagai alat analisis data. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, yang bertempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Dan waktu penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA Nurhidayati Ma rifah Sitompul *), Satia Negara Lubis **), dan A.T. Hutajulu **) *) Alumini Program Studi Agribisnis Departemen Agribisnis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Jenis Penelitian ini termasuk penelitian kausal, yang bertujuan menguji hipotesis tentang pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Penelitian kausal

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR KOPI DARI INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT (Studi pada Volume Ekspor Kopi Periode Tahun )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR KOPI DARI INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT (Studi pada Volume Ekspor Kopi Periode Tahun ) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR KOPI DARI INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT (Studi pada Volume Ekspor Kopi Periode Tahun 2010-2012) Edo Soviandre M. Al Musadieq Dahlan Fanani Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DI SUMATERA UTARA. Luthfi Ansyari*), Mozart B. Darus**), Lily Fauzia**) ABSTRAK

ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DI SUMATERA UTARA. Luthfi Ansyari*), Mozart B. Darus**), Lily Fauzia**) ABSTRAK ANALISIS PERMINTAAN DAGING AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DI SUMATERA UTARA Luthfi Ansyari*), Mozart B. Darus**), Lily Fauzia**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SIMPANAN WAJIB ANGGOTA DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA ANGGOTA

ANALISIS PENGARUH SIMPANAN WAJIB ANGGOTA DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA ANGGOTA ANALISIS PENGARUH SIMPANAN WAJIB ANGGOTA DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA ANGGOTA (Studi Kasus : Koperasi Perempuan Nuansa Mandiri Kota Semarang Tutup Buku Rapat Anggota Tahun 2016) SKRIPSI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN 1995-2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : 1306105133 ABSTRAK Kebutuhan sehari-hari masyarakat di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2014 dan mengambil data yang berasal dari situs resmi Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL

ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTED LAG MODEL ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 221-227 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah Penelitian Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Merumuskan spesifikasi model Langkah ini meliputi: a. Penentuan variabel,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014, yaitu dengan mengambil data di perusahaan manufaktur dengan objek penelitian kebijakan hutang, pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka penyusunan laporan dari suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software SPSS versi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini menekankan pada pengujian teori melalui

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Hasil 1. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 1991-2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah investasi swasta di Indonesia periode tahun 1988 2007. Sehingga data yang digunakan merupakan data time series

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO ANALISIS PENAWARAN CABAI BESAR DI KABUPATEN PURWOREJO Vica Tri Ariyani, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif yang merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor ekonomi makro seperti Interest Rate dan Foreign Exchange Rate selain itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan metode penelitian Menurut Winarno Surakhmad dalam Suharsimi Arikunto (1997:8) metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking,

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan hal yang sudah mutlak dilakukan oleh setiap negara. Pada saat ini tidak ada satu negara pun yang berada dalam kondisi autarki

Lebih terperinci

Analisis pengaruh biaya promotional mix terhadap volume penjualan pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta. Indah Wulansari F BAB I

Analisis pengaruh biaya promotional mix terhadap volume penjualan pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta. Indah Wulansari F BAB I Analisis pengaruh biaya promotional mix terhadap volume penjualan pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta Indah Wulansari F 0299059 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanatif asosiatif, di mana hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Size

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Termasuk dalam tujuan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena serangkaian observasi (pengukuran)

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO Suryanto, Mohd. Harisudin, R. R. Aulia Qonita Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERLAKUAN PAJAK EKSPOR TERHADAP HARGA DOMESTIK BIJI KERING KAKAO SUMATERA UTARA

PENGARUH PEMBERLAKUAN PAJAK EKSPOR TERHADAP HARGA DOMESTIK BIJI KERING KAKAO SUMATERA UTARA PENGARUH PEMBERLAKUAN PAJAK EKSPOR TERHADAP HARGA DOMESTIK BIJI KERING KAKAO SUMATERA UTARA Litna Nurjannah G 1), Salmiah 2), dan Lily Fauziah 3) Alumni Fakultas Pertanian USU dan Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series triwulanan dengan periode data 2000 2010. Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

Lebih terperinci

Disusun Oleh: NURUL FAJRINA B

Disusun Oleh: NURUL FAJRINA B ANALISIS RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2015) Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs www.bi.go.id dan www.idx.co.id. Sedangkan waktu yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dipilihnya Bursa Efek Indonesia sebagai tempat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DAN BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DAN BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DAN BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 2013 Skripsi Untuk memenuhi sebagian Persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar petani sebagai indikator kesejahteraan petani padi di Kabupaten Sragen menggunakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEINDUSTRIALISASI

VI. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEINDUSTRIALISASI VI. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEINDUSTRIALISASI 6.1. Pengujian Asumsi-Asumsi Klasik Regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan satu variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR KAKAO SUMATERA BARAT KE MALAYSIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR KAKAO SUMATERA BARAT KE MALAYSIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR KAKAO SUMATERA BARAT KE MALAYSIA OLEH MILNA 07 914 031 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... vii

Lebih terperinci