Wahyu Hidayat Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Wahyu Hidayat Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK"

Transkripsi

1 Kinerja ditinjau dari Strategi Coping pada Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia Direktorat Pembinaan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Performance in terms of Coping Strategy on Members of the State Police of the Republic of Indonesia Directorate of the Kepolisian Daerah Jawa Tengah) Wahyu Hidayat Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi coping dengan kinerja pada anggota Polri, serta mengetahui perbedaan strategi coping yang digunakan anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara strategi coping dengan kinerja pada anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng dan ada perbedaan strategi coping pada anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 42 orang anggota Dit BinMas Polda Jateng. Peneliti ini merupakan penelitian populasi. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan Skala Kinerja Anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng dan Skala Strategi Coping. Analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi Product Moment dan teknik uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara strategi coping dengan kinerja anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng yang ditunjukkan dengan nilai r xy = 0,326 (p < 0,05), sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan emotional focused coping dan problem focused coping pada anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng yang ditunjukkan dengan nilai t = 0,154 (p > 0,05), sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. Kata Kunci : kinerja anggota Direktorat Pembinaan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Tengah, strategi coping ABSTRACT The aim of this research is to discover the relationship between coping strategy and the performance of member of Polri, knowing the different of coping starategy which used by members of Polri Dit Binmas Polda Jateng. Hypothesis that presented in this research there are two positive corelative between coping strategy with members of Polri Dit Binmas Polda Jateng performance. Total of this research subject were 42 members of Dit Binmas Polda Jateng. This research was a population research. Data of ths research was submitted by using Polri Dit Binmas Polda Jateng work scale and the scale of strategy coping. Analysisof this data was undertaken by using the correlations product moment trial t technique. The result shown that there was a positive conections significantly between coping startegy with the performance of Polri Dit Binmas Polda Jateng members that show at rate r xy = 0,326 (p < 0,05), therefore the first hypothesis in this research is accepted. The result is also shows that there was no difference emotional focused coping and problem focused coping on Polri Dit Binmas Polda Jateng members that shows with t = 0,154 (p > 0,05), so that the second of this hypothesis is rejected. Keyword: performance of the members of the directorate general of police in Kepolisian Daerah Jawa Tengah, coping strategy 58

2 PENDAHULUAN Salah satu elemen yang menjadi kunci keberhasilan dalam mengantisipasi dan menyikapi perubahan dalam dunia kerja adalah faktor sumber daya manusia. Suatu organisasi akan mendapatkan keuntungan yang maksimal jika faktor sumber daya manusianya mempunyai kualitas yang baik. Setiap individu mempunyai kepandaian dan pekerjaan menurut kemampuan dan bidang yang disenangi, baik di lingkungan pemerintah maupun sebagai pengabdi negara dan masyarakat. Salah satu sasaran yang penting dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia adalah masalah pembinaan dan pemeliharaan yang cukup berarti dan kompleks, baik bagi anggota maupun bagi organisasi. Sumber daya manusia merupakan sebuah bentuk investasi yang amat berharga. Sumber daya yang berkualitas adalah sumber daya yang mampu menunjukkan kinerja yang maksimal demi pencapaian tujuan organisasi. Rai (2008: 41) menyatakan bahwa kinerja merupakan cara perseorangan atau kelompok dari organisasi menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas. Kinerja yang maksimal akan dapat menjadikan karyawan mampu mencapai hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai sumber daya manusia dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2007: 9). Fokus dalam penelitian ini adalah anggota Sat Binmas Polda Jateng yang memiliki tugas menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan masyarakat guna terwujudnya kesadaran hukum masyarakat, terbinanya peran serta masyarakat dalam sistem keamanan swakarsa dan terwujudnya situasi dan kondisi yang memperkecil kemungkinan terjadinya potensi gangguan Kamtibmas, termasuk mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat. Masalah Kamtibmas pada hakekatnya berakar pada kondisi dinamika masyarakat dari aspek idiologi, politik, sosial budaya dan ekonomi. Pada stadium tertentu gangguan Kamtibmas bisa memengaruhi kelangsungan hidup masyarakat. Bertambahnya jumlah penduduk, urbanisasi, modernisasi serta kemajuan pembangunan lainnya akan disertai dengan perkembangan kualitas dan kuantitas gangguan Kamtibmas. Kepolisian mempunyai tugas dan fungsi memberikan rasa aman kepada warga masyarakat dalam beraktifitas, melindungi dan mencegah bahaya muncul dari dampak negatif pembangunan serta bahaya dari orang lain. Tanggung jawab polisi dilakukan baik secara preventif, represif serta pre-emtif yang diemban oleh masing-masing fungsi dalam kepolisian. Situasi dan kondisi yang ada di wilayah Jawa Tengah tergolong rawan. Namun, 59

3 upaya pencegahan dengan melakukan patroli bersama masyarakat angka kejahatan belum mampu diturunkan dan ditekan sedemikian rupa sehingga menimbulkan angka kejahatan yang lebih besar selain upaya pembinaan yang sumbangan lebih berarti. Binmas Polda Jateng dalam hal ini bertugas dan berfungsi secara preventif dan pre-emtif sebagai mitra masyarakat yang manampilkan sosok aparat yang membantu dalam menyadarkan hukum kepada masyarakat melalui upaya pembinaan terhadap kelompok-kelompok dan lapisan masyarakat melalui metode penyuluhan, penerangan, sumbang desa, koordinasi, dialog, tatap muka, diskusi dan sebagainya sebagai sarana komunikasi mendidik masyarakat agar taat dan tertib hukum. Upaya penanggulangan gangguan kamtibmas yang dilakukan Binmas melalui pembinaan masyarakat ditujukan kepada lembaga pendidikan, remaja, pemuda, dan mahasiswa, instansi pemerintah dan swasta, tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat, potensi masyarakat dalam bidang keamanan swakarsa, dan pembinaan personil kepolisian. Anggota Binmas diharapkan dapat menunjukkan kinerja yang maksimal, sehingga setiap tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi kepolisian dapat tercapai. Kinerja diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan (Maier, dalam Moon, 2001: 47). Hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan merupakan bentuk dari kinerja. Karyawan dengan kinerja yang tinggi dapat memungkinkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut. Sebaliknya, rendahnya kinerja yang ditunjukkan karyawan dapat membawa ke arah kegagalan dalam pencapaian tujuan dari organisasi. Fakta yang terjadi terkait kinerja yang ditunjukkan anggota Polri, diketahui bahwa masyarakat masih menunjukkan berbagai keluhan (public complint), antara lain adalah polisi lalu lintas yang kerap terlambat hadir di jalan yang macet, atau anggota Sabhra yang meminta salam tempel dari kendaraan-kendaraan angkutan, sikap anggota Reserse yang ogah-ogahan dalam menuntaskan kasus, atau anggota Binmas yang asal sudah selesai saat memberi penyuluhan (Wordpress.com, 2009). Hasil analisis wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 08 Juni 2012 terhadap tiga orang anggta Binmas Polda Jateng, diketahui bahwa anggota masih menunjukkan kurangnya kinerja. Kondisi tersebut terlihat dari adanya kegiatan yang tidak terealisasikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Anggota juga 60

4 masih bekerja karena rasa takut akan adanya sanksi dari atasan, serta menganggap pekerjaan sebagai sesuatu yang membebani karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan. Keterlambatan anggota berangkat ke tempat kerja serta anggota yang pulang sebelum waktunya masih saja terjadi, sehingga dikhawatirkan dapat menghambat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Fenomena yang terjadi di anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng berdasarkan data dokumentasi, diketahui bahwa masih terdapat kegagalan dalam pencapaian target kerja yang ditetapkan oleh organisasi Kepolisian. Kegagalan pencapaian target kerja tersebut sebagai bentuk kurangnya kinerja, antara lain dalam hal pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai jadwal dan pelaporan yang terlambat dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, masih terdapat anggota Polri yang pulang sebelum waktunya, hingga terdapat anggota Polri yang tidak masuk kerja tanpa keterangan yang jelas. Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (Lakip) Dit Binmas Polda Jateng Tahun Anggaran 2011, diketahui bahwa masih terdapat pula kegagalan pencapaian kinerja maksimal pada anggota Dit Binmas Polda jateng. Adapun data ketidakmampuan dalam mencapai kinerja maksimal pada anggota Dit Binmas Polda Jateng dapat dilihat pada tabel 1. Sutrisno (2009: 115) menyatakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor individual yang berkaitan dengan coping strategi yang digunakan individu. Lazarus dan Folkman (dalam Smet, 1994: 143) menyatakan coping adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi yang penuh stres. Stres kerja merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan lingkungan yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam (Anoraga, 2006: 108). Stres yang menekan tersebut merupakan kondisi yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja yang ditunjukkan anggota Dit Binmas Polda Jateng. Jones (2004: 28) menyatakan bahwa strategi coping dalam lingkungan pekerjaan akan meningkatkan kesadaran, pengelolaan informasi, pengubahan perilaku dan penggunaan resolusi damai. Strategi coping yang dimiliki karyawan dapat digunakan 61

5 untuk dapat bertahan dengan kondisi pekerjaan, sekaligus menghadapi berbagai kesulitan. Karyawan dengan strategi coping yang efektif akan dapat menunjukkan kinerja maksimal, karena berani menghadapi dan bukan menghindari masalah dan dapat mengatasi stressor dengan cepat. Karyawan akan dapat menunjukkan manajemen waktu, keterampilan untuk bersikap asertif, komunikatif dan pemecahan masalah yang kreatif. Tekanan yang muncul dan dapat menghambat pencapaian kinerja maksimal akan dapat teratasi dengan adanya coping yang dimiliki individu, sehinga tetap dapat menunjukkan kinerja yang maksimal. Strategi coping yang diterapkan anggota Binmas, baik emotional focused coping maupun problem focused coping diharapkan dapat mengatasi setiap tekanan yang muncul dalam pekerjaan, sehingga anggota Binmas tetap dapat menunjukkan kinerja yang maksimal. Aldwin & Yancura (dalam Komar, 2011: 156) menyatakan bahwa strategi coping memiliki hubungan yang positif dengan kesehatan mental dan kinerja. Strategi coping stres yang sudah dimiliki individu dapat digunakan untuk mereduksi stres yang efektif pada aspek keadaan fisik, karakteristik pekerjaan maupun aspek perilaku, kognitif, emosi, lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Pekerjaan yang dilakukan individu dapat mendorong munculnya situasi yang menekan, sehingga individu akan merasa terbebani dengan pekerjaan tersebut. Kemampuan individu dalam menggunakan strategi coping yang tepat akan membantu dalam mengatasi situasi pekerjaan yang menekan, sehingga dapat menunjukkan kualitas kinerja yang baik. Hasil penelitian Lestarianita dan Fakhrurrozi (2007: 51) menunjukkan bahwa tuntutan pekerjaan untuk cepat dalam bertindak, menjadikan individu melakukan problem focused coping terlebih dahulu dan kemudian emotion focused coping atau religion koping. Kondisi tersebut sesuai dengan pekerjaan anggota Polri yang menuntut adanya kecepatan dalam pelayanan, sehingga rentan terhadap berbagai stressor yang dapat menghambat pencapaian kinerja yang maksimal. Kemampuan dalam menerapkan strategi coping yang tepat akan menjadikan anggota Binmas Polda Jateng tetap dapat menunjukkan kinerja yang maksimal. Secara umum coping mempunyai dua macam fungsi, yaitu: 1). Emotion focused coping yang digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres. Pengaturan ini melalui perilaku individu, seperti penggunaan alkohol, bagaimana 62

6 meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan melalui strategi kognitif. Bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang stressfull, individu akan cenderung untuk mengatur emosinya. 2). Problem-focused coping. Untuk mengurangi stressor, individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau ketrampilan-ketrampilan yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini, bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi. Metode atau fungsi masalah ini lebih sering digunakan oleh para dewasa (Smet, 1994: ). Kemampuan anggota Binmas Polda Jateng dalam menentukan perilaku atau strategi coping yang tepat akan dapat membantu anggota Binmas Polda Jateng dalam menghadapi situasi kerja yang penuh tekanan, sehingga tetap dapat menunjukkan kinerja yang maksimal. Kenyataannya, anggota Binmas Polda Jateng masih kesulitan menunjukkan kinerja maksimal yang ditandai dengan adanya target dari kepolisian yang belum tercapai meskipun pada dasarnya anggota Binmas Polda Jateng adalah individu yang terlatih dan dibekali dengan berbagai keterampilan untuk menyelesaikan pekerjaan. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah atasan pada Dit BinMas Polda Jateng yang berjumlah 6 orang, yang terdiri atas 1 orang Kabag Bin Opsnal (Kepala Bagian Pembinaan Operasional), 4 orang Kasubdit (Kepala Sub Direktorat), 1 orang Kasubbag (Kepala Sub Bagian). Penelitian ini menggunakan semua subyek yang sesuai dengan karakteristik pada populasi. Penelitian yang meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian disebut penelitian populasi atau disebut juga sampling jenuh atau sensus (Sugiyono, 2010: 85). Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data skala, yaitu Skala Kinerja Anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng dan Skala Strategi Coping. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hubungan strategi coping sebagai variabel bebas dengan kinerja Anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng sebagai variabel tergantung, dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Metode analisis data yang digunakan untuk membedakan jenis strategi coping yang digunakan anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng adalah teknik analisis uji- t. Tujuan penelitian ini adalah mencari perbedaan strategi coping yang digunakan anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 63

7 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara strategi coping dengan kinerja. Semakin tinggi strategi coping maka semakin tinggi kinerja pada anggota Polri, dan sebaliknya. Jones (2004: 28) menyatakan bahwa strategi coping dalam lingkungan pekerjaan akan meningkatkan kesadaran, pengelolaan informasi, pengubahan perilaku dan penggunaan resolusi damai. Strategi coping yang dimiliki karyawan dapat digunakan untuk dapat bertahan dengan kondisi pekerjaan, sekaligus menghadapi berbagai kesulitan. Aldwin & Yancura (dalam Komar, 2011: 156) menyatakan bahwa strategi coping memiliki hubungan yang positif dengan kesehatan mental dan kinerja. Strategi coping stres yang sudah dimiliki individu dapat digunakan untuk mereduksi stres yang efektif pada aspek keadaan fisik, karakteristik pekerjaan maupun aspek perilaku, kognitif, emosi, lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Pekerjaan yang dilakukan individu dapat mendorong munculnya situasi yang menekan, sehingga individu akan merasa terbebani dengan pekerjaan tersebut. Kemampuan individu dalam menggunakan strategi coping yang tepat akan membantu dalam mengatasi situasi pekerjaan yang menekan, sehingga dapat menunjukkan kualitas kinerja yang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang yang dilakukan Komar (2011: 162) tentang strategi coping stressor, menunjukkan bahwa strategi coping efektif dalam mereduksi stres fisik, perilaku dan kognitif dalam pekerjaan. Kemampuan mereduksi stres tersebut kemungkinan akan menimbulkan perasaan nyaman dalam diri karyawan, sehingga karyawan dapat menunjukkan kinerja yang maksimal dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kemampuan dalam menerapkan strategi coping yang tepat dalam mengatasi permasalahan akan dapat menghindarkan anggota Dit Binmas Polda Jateng dari penurunan kinerja. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan emotional focused coping dan problem focused coping pada anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan oleh Rutter (dalam Smet, 1994: 146) bahwa strategi koping yang paling efektif adalah strategi yang sesuai dengan jenis stres dan situasi. Keberhasilan coping lebih tergantung pada kemampuan menerapkan strategi coping yang sesuai dengan ciri masing-masing kejadian yang penuh stres dari pada mencoba menemukan satu 64

8 strategi coping yang berhasil. Baik emotional focused coping maupun problem focused coping dapat mengatasi tekanan yang muncul di dalam bekerja sesuai dengan tekanan yang muncul dalam pekerjaan. Secara umum coping itu sendiri mempunyai dua macam fungsi, yaitu: Emotion focused coping, digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres. Pengaturan ini melalui perilaku individu, seperti penggunaan alkohol, bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan, melalui strategi kognitif. Bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang 'stressful', individu akan cenderung untuk mengatur emosinya. Problem-focused coping digunakan untuk mengurangi stressor, individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau ketrampilan-ketrampilan yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini, bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi, sehingga tetap dapat bekerja secara maksimal meskipun bekerja di bawah tekanan. Berdasarkan hasil data penelitian yang diperoleh, variabel kinerja anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng diperoleh Mean Empirik sebesar 74,07, Mean Hipotetiknya sebesar 57,5 dan Standar Deviasi Hipotetiknya sebesar 11,5. Mean Empirik variabel kinerja anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng pada area (+) 1SD hingga (+) 2SD. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng pada kategori tinggi, bahwa anggota mampu menunjukkan kinerja sesuai dengan tanggung jawab yang diterimanya. Kinerja anggota Dit Binmas Polda Jateng berdasarkan penelitian berbeda dengan hasil yang diketahui pada awal pengambilan data, dimana terjadi peningkatan kinerja anggota Dit Binmas Polda Jateng. Kondisi tersebut kemungkinan dikarenakan adanya intervensi dari pimpinan agar anggota dapat bergerak lebih cepat, bekerja lebih keras dalam menyambut pengamanan hari raya. Pada variabel strategi coping diperoleh Mean Empirik sebesar 94,38, Mean Hipotetiknya sebesar 90 dan Standar Deviasi Hipotetiknya sebesar 18. Mean Empirik variabel strategi coping pada area (+) 1SD dari Mean Hipotetiknya. Hal ini mengindikasikan bahwa strategi coping tergolong pada kategori sedang. Hal ini berarti anggota cukup dapat menetapkan strategi pemecahan masalah sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Sumbangan efektif variabel strategi coping terhadap kinerja anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng 10,6%. Sisanya sebesar 89,4% dari variabel lain seperti faktor internal, meliputi kecerdasan, 65

9 keterampilan, kestabilan emosi, motivasi, persepsi, peran, kondisi keluarga, kondisi fisik seseorang, sikap, kepribadian, pembelajaran, upaya kerja (work effort), serta karakteristik kelompok kerja dan faktor eksternal, meliputi peraturan ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat buruh, kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja, kondisi pasar, dukungan organisasi, struktur organisasi, kebijakan pengelolaan, sistem informasi manajemen, serta sarana dan prasarana. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan ada hubungan positif antara strategi coping dengan kinerja anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng. Semakin tinggi strategi coping maka semakin tinggi kinerja pada anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng, dan sebaliknya, sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Berdasarkan hasil penelitian juga dapat diambil simpulan bahwa tidak ada perbedaan strategi coping pada anggota Polri Dit Binmas Polda Jateng, sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak. DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P Psikologi Kerja. Bandung : Trigendakarya. Jones Manajemen Stres. Alih Bahasa: Palupi Widyastuti. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Komar, T Pengembangan Strategi Coping Stressor Konselor. Jurnal Bmbingan dan Konseling. No. 1. Agustus Hal Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Lestarianita, P., dan Fakhrurrozi, M Pengatasan Stres pada Perawat Pria dan Wanita. Jurnal Psikologi. Vol. 1. No. 1. Hal Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Mangkunegara, A.A.A.P Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama. Moon, P Penilaian Karyawan. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Rai, I. G. A Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. Smet, B Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Grasindo. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA. Wordpress.com Profesionalisme Polisi Republik Indonesia di Mata Masyarakat sebagai Profesi Hukum. (Sabtu, 26 Mei 2012). 66

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA PETUGAS SECURITY. Oleh: SUPARJO ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA PETUGAS SECURITY. Oleh: SUPARJO ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA PETUGAS SECURITY Oleh: SUPARJO ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan perilaku prososial pada

Lebih terperinci

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH (COPING) DALAM PEMECAHAN KASUS PADA ANGGOTA RESERSE KRIMINAL DI KEPOLISIAN RESOR KOTA BESAR SEMARANG

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH (COPING) DALAM PEMECAHAN KASUS PADA ANGGOTA RESERSE KRIMINAL DI KEPOLISIAN RESOR KOTA BESAR SEMARANG STRATEGI PEMECAHAN MASALAH (COPING) DALAM PEMECAHAN KASUS PADA ANGGOTA RESERSE KRIMINAL DI KEPOLISIAN RESOR KOTA BESAR SEMARANG (Studi Kasus di Polrestabes Kota Semarang) Tri Yuli Arfianto Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Data yang diperoleh selama penelitian berlangsung, sebelum dianalisis lebih lanjut terlebih dahulu dilakukan uji asumsi dengan tujuan untuk mengetahui apakah data

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga data yang sudah valid dan reliabel menjadi data hasil penelitian. Selanjutnya dilakukan

Lebih terperinci

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 13 GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Anies Andriyati Devi 1 Dra.Retty Filiani 2 Dra.Wirda Hanim, M.Psi 3 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi manusia dengan lingkungannya sering kali menimbulkan berbagai macam masalah mulai dari standar kebutuhan hidup yang terus meningkat, membuat manusia

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Pudyastuti Widhasari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat

Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat GAMBARAN COPING STRESS PADA KARYAWAN SWASTA DALAM MENGHADAPI KEMACETAN LALU LINTAS Anes Eka Widya Pertiwi 10509673 Hally Weliangan Spsi, MPsi Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di era modern masa kini, banyak ditemukannya permasalahan yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak sesuai dengan rencana. Segala permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas

BAB I PENDAHULUAN. Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas pemeliharaan ketertiban, ada banyak pihak diantaranya adalah masyarakat yang memiliki peranan

Lebih terperinci

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP. Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP. Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara religiusitas dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas segala kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupannya. Seringkali hal ini yang mendasari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung mengalami stres apabila ia kurang mampu mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan

Lebih terperinci

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KINERJA DITINJAU DARI STATUS IDENTITAS ACHIEVEMENT PADA ANGGOTA DIREKTORAT SABHARA KEPOLISIAN DAERAH JAWA TENGAH ANGGUN WINARIS SUDIYONO PUTRO

KINERJA DITINJAU DARI STATUS IDENTITAS ACHIEVEMENT PADA ANGGOTA DIREKTORAT SABHARA KEPOLISIAN DAERAH JAWA TENGAH ANGGUN WINARIS SUDIYONO PUTRO KINERJA DITINJAU DARI STATUS IDENTITAS ACHIEVEMENT PADA ANGGOTA DIREKTORAT SABHARA KEPOLISIAN DAERAH JAWA TENGAH ANGGUN WINARIS SUDIYONO PUTRO Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KINERJA GURU DI SMA X

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KINERJA GURU DI SMA X ISSN 1410-9859 HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KINERJA GURU DI SMA X Sri Kandariyah Nawangsih, M.Psi. Fitria Linayaningsih, M.Psi. Abstrak Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN JOB DEMAND DENGAN CYBERLOAFING PADA GURU DI PUCCA LEARNING CENTER SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi.

HUBUNGAN JOB DEMAND DENGAN CYBERLOAFING PADA GURU DI PUCCA LEARNING CENTER SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi. HUBUNGAN JOB DEMAND DENGAN CYBERLOAFING PADA GURU DI PUCCA LEARNING CENTER SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh JULIANA EKA PUTRI 121301055 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES LOMBOK TENGAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES LOMBOK TENGAH KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TENGAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES LOMBOK TENGAH Praya, 30 Juni 2016 KEPOLISIAN NEGARA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA PERAWAT ICU DI RUMAH SAKIT TIPE C WILAYAH SEMARANG DAN PATI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA PERAWAT ICU DI RUMAH SAKIT TIPE C WILAYAH SEMARANG DAN PATI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA PERAWAT ICU DI RUMAH SAKIT TIPE C WILAYAH SEMARANG DAN PATI Eny Dwi Harsiwi, Ika Febrian Kristiana Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sebagai makhluk hidup senantiasa berinteraksi dengan dirinya, orang lain, dan lingkungannya guna memenuhi kebutuhan hidup. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika 76 BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian JAFEB-UB merupakan salah satu jurusan dari tiga jurusan yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB).

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016 KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016 Lembar, 26 Maret 2016 KEPOLISIAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA Sugianto 1, Dinarsari Eka Dewi 2 1 Alumni Program Studi Psikologi,Univ Muhammadiyah Purwokerto 2 Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. mengurangi distres. Menurut J.P.Chaplin (Badru, 2010) yaitu tingkah laku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. mengurangi distres. Menurut J.P.Chaplin (Badru, 2010) yaitu tingkah laku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coping Stress 1. Definisi Coping Stress Lazarus dan Folkman (Sugianto, 2012) yang mengartikan coping stress sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang ketika dihadapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu, khususnya individu yang telah menyandang gelar Strata Satu atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu, khususnya individu yang telah menyandang gelar Strata Satu atau BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri adalah keinginan setiap individu yang telah memasuki masa dewasa. Hal ini juga menjadi salah satu tuntutan pada tugas

Lebih terperinci

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA Rizki Ramadhani Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai

Lebih terperinci

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui strategi penanggulangan stres pada perawat instalasi bedah sentral/ operasi kamar (OK) di rumah sakit X Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS BAB I PENDAHULUAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS BAB I PENDAHULUAN 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT BINMAS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN a. Institusi Polri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 36 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai masalah penelitian, variabel penelitian, hipotesa penelitian, subyek penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian dan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri dari angkatan darat, angkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri dari angkatan darat, angkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua negara di dunia pasti memiliki institusi yang bertugas sebagai badan pertahanan dan keamanan negara, tak terkecuali Indonesia. Sebelum reformasi, Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang

I. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan manusia, masa remaja merupakan salah satu tahapan perkembangan dimana seorang individu mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PROFESIONALISME KERJA PADA POLISI LALU LINTAS S K R I P S I

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PROFESIONALISME KERJA PADA POLISI LALU LINTAS S K R I P S I HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PROFESIONALISME KERJA PADA POLISI LALU LINTAS S K R I P S I Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat S1 Diajukan oleh : DIAH ARIYANINGSIH F

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MURIA SEMARANG

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MURIA SEMARANG PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MURIA SEMARANG Aditya Nanda Wihardi 1, Ari Pradhanawati 2 & Hari Susanto 3 ABSTRACT Leadership an employer who responded positively

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan kesehatan dengan usaha menyeluruh, yaitu usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalanya masalah tersebut berbuntut pada stress. Dalam kamus psikologi (Chaplin,

BAB I PENDAHULUAN. kalanya masalah tersebut berbuntut pada stress. Dalam kamus psikologi (Chaplin, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman dan teknologi pada saat ini yang begitu pesat membuat banyak masalah kompleks yang terjadi dalam kehidupan manusia. Ada kalanya masalah tersebut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu 120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu lintas yang dilakukan di SMA Negeri I Cipatat maka penulis dapat mengambil kesimpulan

Lebih terperinci

PENGATASAN STRES PADA PERAWAT PRIA DAN WANITA

PENGATASAN STRES PADA PERAWAT PRIA DAN WANITA PENGATASAN STRES PADA PERAWAT PRIA DAN WANITA Prety Lestarianita 1 M. Fakhrurrozi 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme,

BAB III METODE PENELITIAN. diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sugiyono (2009:14), mengemukakan bahwa pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61)

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61) BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang sedang menyusun skripsi berjumlah 66 orang mahasiswa, dari 66 orang mahasiswa hanya 61 orang mahasiswa yang

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN DALAM RANGKA OPERASI LILIN 2014 TANGGAL 23 DESEMBER 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian Yang Saya

Lebih terperinci

Kumpulan Abstrak Jurnal Psikologika Nomor 13 Tahun VII

Kumpulan Abstrak Jurnal Psikologika Nomor 13 Tahun VII Kumpulan Jurnal Psikologika Nomor 13 Tahun VII - 2001 Resolusi Konflik dalam perspektif Psikologi Lintas Budaya Retno Kumolohadi Sonny Andrianto Tulisan ini bermaksud membahas tentang seluk beluk konflik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN MOTIF AFILIASI PADA SISWA KELAS X TEKNIK ELEKTONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN MOTIF AFILIASI PADA SISWA KELAS X TEKNIK ELEKTONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN MOTIF AFILIASI PADA SISWA KELAS X TEKNIK ELEKTONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 Oleh : KURNIA WATI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga kesehatan yang sangat vital dan secara terus-menerus selama 24 jam berinteraksi dan berhubungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN OPTIMISME DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES TELOGOREJO SEMARANG TESIS

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN OPTIMISME DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES TELOGOREJO SEMARANG TESIS HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN OPTIMISME DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES TELOGOREJO SEMARANG TESIS Oleh : Dwi Ari Sulistyowati 12.92.0063 MAGISTER SAINS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais ini berlangsung

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais ini berlangsung BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Profil Subjek Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais ini berlangsung mulai tanggal 4 Januari sampai dengan 16 Januari 2011. Profil subjek pada penelitian

Lebih terperinci

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang Gustri Wandi, Drs. Khairudin, M.Si, Ashabul khairi, S.T, M.Kom Pendidikan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi. Seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan otomotif khususnya mobil, akan terus berusaha untuk memproduksi unit-unit mobil dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk mendongkrak kualitas pendidikan. Inovasi ini dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk mendongkrak kualitas pendidikan. Inovasi ini dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan media dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dalam pelaksanannya terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pemerintah dalam

Lebih terperinci

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Yang saya hormati : Segenap

Lebih terperinci

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA Felicia Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 7, felicia_fc@ymail.com Agung Gita Subakti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun dan terbagi menjadi masa remaja

Lebih terperinci

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN THE PARTICIPATION OF SCHOOL BOARD IN CONDUCTING EXTRA CURRICULAR ACTIVITIES IN MOST OF STATE

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep koping 1.1. Pengertian mekanisme koping Koping adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, ancaman, luka, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa usia lanjut merupakan periode terakhir dalam perkembangan kehidupan manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi fisik,

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016 KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa dimasa yang akan datang. Untuk itu diharapkan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak 1. Pengertian Coping Stress Coping adalah usaha dari individu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dari lingkungannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan orang yang sedang dalam proses pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut maupun akademi. Mahasiswa adalah generasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 Roy Silitonga, Sri Hartati *) Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM KEAMANAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk di bahas. Perilaku pelajar yang anarkis

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Penelitian ini menemukan hubungan antara tingkat stres kerja dengan salah

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Penelitian ini menemukan hubungan antara tingkat stres kerja dengan salah BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5. 1 Simpulan Penelitian ini menemukan hubungan antara tingkat stres kerja dengan salah satu strategi coping stress. Berdasarkan data-data yang sudah dikumpulkan dan diolah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi seperti sekarang ini satu hal yang dijadikan tolak ukur keberhasilan perusahaan adalah kualitas manusia dalam bekerja, hal ini didukung oleh

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016 KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016 Lembar, 28 Januari 2016

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK

2015 EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia tidak pernah statis, tetapi cenderung mengalami berbagai perubahan dalam dirinya. Dengan berbagai perubahan itu manusia rentan terkena stres. Begitupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki harapan untuk bahagia dalam kehidupan perkawinannya. Karena tujuan perkawinan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam, berkembang dan berubah. Seseorang bekerja karena

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam, berkembang dan berubah. Seseorang bekerja karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalani suatu kehidupan, manusia selalu melakukan berbagai macam kegiatan dan aktivitas, hal itu biasanya direalisasikan dalam sebuah tindakan atau sebuah gerakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 16, didapatkan hasil bahwa data neuroticism memiliki nilai z = 0,605 dengan signifikansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia hidup selalu dipenuhi oleh kebutuhan dan keinginan. Seringkali kebutuhan dan keinginan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan segera. Selain itu

Lebih terperinci

Andi Kamrida, Muh. Nasrullah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar

Andi Kamrida, Muh. Nasrullah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Andi Kamrida, Muh. Nasrullah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penegak hukum, tetapi lebih memberikan rasa aman kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penegak hukum, tetapi lebih memberikan rasa aman kepada masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berlandaskan hukum, dimana segala aspek kehidupan masyarakatnya diatur dalam peraturan dan hukum yang berlaku. Dengan sistem

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 133 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang ada, dan memberikan saran sebagai pertimbangan dan masukan kepada pihak-pihak yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SEHAT DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SEHAT DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SEHAT DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh Ai Kurniasih, H. Yus Darusman dan H.Dedi Heryadi Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu institusi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu institusi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu institusi yang menggunakan sumber daya manusia. Peran sumber daya manusia sangat dibutuhkan di dalam proses berkembangnya

Lebih terperinci

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: IMPLEMENTASI SISTEM KEAMANAN SWAKARSA (STUDI PATROLI KEAMANAN POLISI) DI KECAMANTAN KATINGAN HILIR, KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Oleh Santi Bahar Ising dan Indra Chusin Program Studi Administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, Merupakan salah satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan Produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, yang diistilahkan dengan adolescence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Strategi Coping. ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku coping merupakan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Strategi Coping. ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku coping merupakan suatu 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Coping 1. Pengertian Strategi Coping Coping berasal dari kata cope yang dapat diartikan menghadang, melawan ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. gunakan dalam menghadapi situasi stressfull (dalam Smet, 1994).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. gunakan dalam menghadapi situasi stressfull (dalam Smet, 1994). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coping Stress 1. Definisi Coping Stress Coping stress menurut Lazarus dan Folkman (1984) adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan suatu institusi negara yang bertugas memastikan keamanan dan kenyamanan hidup masyarakat. POLRI mempunyai

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian ini. Selanjutnya juga akan dipaparkan hasil diskusi dan saran. 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : EVITA

Lebih terperinci

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SISWA SD ATHIRAH KOTA MAKASSAR 1 Nurhadifah Amaliyah, 2 Waddi Fatimah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat yang dapat. mengenai pembegalan yang meresahkan masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat yang dapat. mengenai pembegalan yang meresahkan masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini dengan semakin bertambahnya penduduk, berkembangnya teknologi, bertambahnya sarana/prasarana dan perkembangan ekonomi di negara

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PERSEPSI DISIPLIN KERJA KARYAWAN KPP PRATAMA KOTA BOGOR

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PERSEPSI DISIPLIN KERJA KARYAWAN KPP PRATAMA KOTA BOGOR HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PERSEPSI DISIPLIN KERJA KARYAWAN KPP PRATAMA KOTA BOGOR Laksmi M. Utami Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424,

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress/Coping Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress/Coping Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10 MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental Mengatasi Stress/Coping Stress Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 10 MK61112 Aulia Kirana, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa besar yang bersifat majemuk dan heterogen, yaitu terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang tersebar mulai

Lebih terperinci

KINERJA DITINJAU DARI STRES KERJA PADA KARYAWAN STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA. Ariana Sumekar

KINERJA DITINJAU DARI STRES KERJA PADA KARYAWAN STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA. Ariana Sumekar JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6/No. 2/2013: 113-119 KINERJA DITINJAU DARI STRES KERJA PADA KARYAWAN STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA Ariana Sumekar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Wira Husada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numeric (angka) yang diolah dengan metode statistik (Azwar, 2001:5).

BAB III METODE PENELITIAN. numeric (angka) yang diolah dengan metode statistik (Azwar, 2001:5). 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka)

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat

BAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan pengolahan hasil data yang terkumpul diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan premenstrual syndrome dan emotion focused

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari penjajahan. Walaupun terbebas dari penjajahan, seluruh warga negara Indonesia harus tetap

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN BAB I P E N D A H U L U A N 1. Umum a. Kepolisian Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya oleh masyarakat maupun pemerintahan Indonesia. Indonesia mewajibkan anak-anak bangsanya untuk mendapatkan

Lebih terperinci