LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA REINOVASI TUGAL SEMI MEKANIS DENGAN MATA TUGAL GANDA DALAM RANGKA PENINGKATAN KEEFEKTIFAN DAN EFISIENSI KEGIATAN BUDIDAYA TANAMAN UNTUK PERTANIAN SKALA KECIL DAN INSTITUSI PENDIDIKAN BIDANG KEGIATAN PKM-KC Oleh: Ainun Istiharoh A Reza Ramdan Rivai A Ragil Homsyatun M. A Nurul Fajriah A Ita Aprilia A Dibiayai oleh : Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Progam Kreatifitas Mahasiswa Nomor : 050/SP2H/KPM/Dit.Litabmas/V/2013, tanggal 13 Mei 2013 INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 ABSTRACT Drill is a traditional planter which use human power. Usually, after making the planting hole with the drill followed by planting seeds in the existing hole manually. The latest technology has made multifunction drill that made planting holes as well as doing the other work such as putting seed and fertilizer in the same hole and same time. However it is made for limited using especially seed crops and it has not been used for mass utilization.depending that condition, it can be modified again with a wider converage and can be used to the other seed types. The problem can be solved by using a drill which has more drill eye varies according the size of the required seeds. The tool consists of a towing in the top part, as well as a container for the seed drill rod and eyes discharge for the seed out way. The drill stem height is around 100 cm with the diameter is around 5 cm. The drill eyes height is around 7 cm. That size is based on the height average of Indonesian people. The storage capacity of the seed drill as much as cm 3. Hopefully, by making and using semi mechanical drill can aid the small scale farmers as well as to assist agriculture teaching and learning activities. Keywords: Reinovation, semi mechanical drill, small scale farming, education institution,the planting hole.

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan dan hidayah, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir PKM- KC yang berjudul Reinovasi Tugal Semi Mekanis Dengan Mata Tugal Ganda Dalam Rangka Peningkatan Keefektifan Dan Efisiensi Kegiatan Budidaya Tanaman Untuk Pertanian Skala Kecil Dan Institusi Pendidikan. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Ade Wachjar MS selaku pembimbing PKM yang telah memberikan masukan dan saran untuk pelaksanaan PKM-KC ini. 2. Bapak Endang selaku pemilik bengkel yang telah membantu proses pembuatan tugal semi mekanis. 3. Semua TIM PKM-KC tugal yang telah memberi konribusi yang baik. 4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal penelitian ini. Semoga laporan akhir dapat bermanfaat bagi berbagai pihak dan sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban atas berlangsungnya kegiatan PKM ini. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk mengoreksi laporan ini menjadi lebih baik. Bogor, Agustus 2013 Tim PKM-KC Tugal Semi Mekanis

5 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, maka diperlukan suatu perubahan atau penyesuaian khususnya dalam budidaya tanaman, sehingga selaras dengan perkembangan kondisi alam, perkembangan teknologi, sosial dan masyarakat (Afittra, 2012). Petani Indonesia yang kepemilikan lahannya rata rata 531 m 2 /kapita banyak yang membudidayakan tanaman pangan seperti jagung, kedelai, dan kacang tanah (Litbang Deptan, 2006). Selain para petani, beberapa lembaga pendidikan pertanian juga melakukan kegiatan budidaya tanaman sebagai kegiatan praktikum dan penelitian. Alat tugal sebagai alat tanam, seringkali digunakan oleh para petani kecil dan para mahasiswa dalam melakukan kegiatan penanaman. Pembuatan lubang tanam merupakan langkah awal dalam budidaya tanaman yang selanjutnya diikuti dengan menanam benih ke dalam lubang. Pelaksanaan penanaman pada umumnya membutuhkan sejumlah orang untuk menugal dan menanam benih. Cara manual ini tidak efisien bagi petani dalam skala kecil karena biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja lebih banyak dan waktu yang digunakan menjadi lebih lama. Hal ini membuat fungsi mekanisasi pertanian menjadi penting dalam rangka meningkatkan keefektifan dan efisiensi kegiatan budidaya tanaman. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin banyak teknologi maju dan modern yang mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja petani dalam skala besar seperti perusahaan dan pertanian skala luas. Misalnya dalam penggunaan jenis mesin menanam tipe drill, jenis alat pengeluaran benih horizontal feed, jenis tabung penyalur spiral, dan disk sebagai alat penutup benih merupakan teknologi modern yang biasa digunakan oleh perusahaan besar dan pertanian luar negeri. Sedangkan bagi para petani kecil mekanisasi modern tidak dapat dijangkau karena kurangnya modal dalam memenuhi alat modern tersebut dan terbatasnya lahan budidaya, sehingga masih menggunakan alat tradisional seperti alat pembuat lubang tanam yaitu tugal. Alat tradisional seperti tugal bisa dibuat inovasinya agar alat tersebut tidak hanya digunakan untuk pembuatan lubang tanam. Teknologi terbaru sudah dibuat tugal multifungsi yaitu selain membuat lubang tanam, alat ini juga mampu melakukan beberapa pekerjaan sekaligus yaitu meletakkan benih dalam lubang tanam dan pemupukan. Akan tetapi, alat ini dibuat hanya terbatas pada benih tanaman pangan dan penggunaannya belum secara massal, sehingga belum dirasakan manfaatnya oleh petani kecil atau pihak pengguna yang lain. Berdasarkan kondisi tersebut, alat ini bisa dimodifikasi kembali dengan cakupan yang lebih luas dan bisa digunakan untuk benih yang lebih banyak macamnya. Solusinya bisa dengan penggunaan mata tugal yang berbeda-beda sesuai dengan ukuran benih yang dibutuhkan. Harapannya dengan terciptanya tugal semi mekanis yang lebih inovatif dapat membantu petani-petani skala kecil serta dapat membantu kegiatan belajar mengajar bagi para siswa dan mahasiswa di bidang pertanian. Perumusan masalah 1. Menggunakan tugal manual membutukan waktu yang lama dan biaya menjadi meningkat seperti penambahan tenaga kerja

6 2 2. Inovasi tugal semi mekanis yang sudah ada hanya mencakup beberapa jenis benih tanaman pangan, sehingga tidak dapat digunakan untuk menanam benih yang lain. 3. Penggunaan tugal semi mekanis belum banyak digunakan oleh para petani kecil dan institusi pendidikan dalam proses belajar mengajar di bidang pertanian. B. Tujuan 1. Mendesain kembali inovasi tugal semi mekanis yang unik. 2. Menciptakan tugal semi mekanis yang efisien untuk memudahkan petani dalam bekerja. 3. Menciptakan tugal yang dapat menanam berbagai macam komoditas benih. C. Luaran yang diharapkan Luaran yang diharapkan dari pembuatan tugal semi mekanis adalah terciptanya inovasi tugal semi mekanis yang memiliki keunikan.unik karena dalam satu tugal dapat digunakan untuk penanaman beberapa benih dengan komoditas yang berbeda-beda.inovasi tugal semi mekanis ini diharapkan mampu memberi sumbangan dalam dunia pertanian baik bagi pihak petani maupun bagi para akademisi.alat ini diharapkan dapat mempermudah dan meringankan beban petani dalam bekerja dan wawasan untuk intitusi pendidikan bidang pertanian. D. Kegunaan Inovasi tugal semi mekanis ini berguna untuk mempermudah dan menambah efisiensi kerja petani dengan aplikasi sekali kerja yaitu membuat lubang tanam sekaligus menanam benih. Mekanisasi Pertanian TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan pertanian juga diiringi perkembangan teknologi untuk membantu kegiatan pertanian. Pada masyarakat kuno dan tradisional, teknologi dihasilkan semata-mata atas kreasi manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapi tanpa melalui tahapan ilmiah. Sebaliknya pada masyarakat modern digunakan untuk memecahkan masalah yang kompleks dan secara mutlak membutuhkan kegiatan keilmuan/ilmiah dan ilmu dasar. Teknologi ini dihasilkan dari tangan manusia untuk sarana dan membantu mempermudah pekerjaan dalam proses budidaya dan mengolah hasil dari budidaya tersebut. Semakin tinggi kesulitan suatu pekerjaan semakin tinggi tingkat teknologi yang digunakan dan memberi efek yang baik yakni mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya. (Mangunwidjaya, 2009). Mekanisasi pertanian dalam arti sempit diidentikan dengan agriculture mechanization yaitu semua kegiatan penggunaan alat mesin pertanian yang digerakkan baik oleh tenaga manusia, tenaga hewan, tenaga motor maupun tenaga mekanis lainnya. Penggunaan mekanisasi pertanian bertujuan untuk mengurangi

7 3 beban kerja dan meningkatkan ketepatan waktu dari berbagai kegiatan pertanian, sehingga dapat mengamankan produksi, memperbaiki mutu produksi dan meningkatkan efisiensi kerja. Sedangkan mekanisasi pertanian dalam arti luas diidentikan dengan agriculture engineering yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang penggunaan dan pemanfaatan bahan dan tenaga alam untuk mengembangkan daya karya manusia dalam bidang pertanian untuk kesejahteraan umat manusia (Birowo, 1986). Alat Tanam Menurut Surman (1989) dalam Afittra (2012) terdapat beberapa jenis alat tanam berdasarkan jenis sumber tenaganya, yaitu menggunakan tenaga manusia, hewan, dan traktor. Alat tanam dengan menggunakan tenaga manusia dibagi menjadi alat penanam tradisional dan alat penanam semi mekanis. Alat penanam tradisional dimana alat yang digunakan adalah alat yang disebut tugal. Tugal merupakan alat yang paling sederhana yang dapat digerakkan dengan tangan dan cocok untuk menanam benih dengan jarak tanam lebar. Sedangkan Alat penanam semi-mekanis merupakan alat yang memiliki bentuk bermacam-macam. Alat-alat penanam ini cocok digunakan, baik pada tanah-tanah ringan maupun berat serta cocok untuk benih-benih berukuran besar dan kecil. Dengan berat alat 12 sampai 15 kg. Perkembangan Tugal Menurut Afittra (2012), sejak tahun 2008 sudah ada Tugal semi mekanis yang menggunakan pegas pada saat mata tugal masuk ke dalam tanah. Pengatur pengeluaran benih tertekan ke atas oleh permukaan tanah. Kemudian mendorong tangkai pegas, sehingga lubang benih terbuka dan benih pun terjatuh ke bawah yang dibuat oleh mata tugal. Selanjutnya pada saat tugal diangkat dari permukaan tanah, benih kembali pada posisi semula karena kerja dari pegas, dan gerakan ini menutup lubang jatuhnya benih. Sutejo, et al. (2001) membuat tugal semi mekanis (TSM) yang terdiri atas batangan tugal, badan tugal dan mata tugal. Badan tugal memiliki mekanisme matering device yang mengambil biji/pupuk ketika TSM digerakkan ke bawah dan mengeluarkan biji ketika TSM digerakkan ke atas. Hal ini yang membuat TSM dapat dioperasikan seperti tugal konvensional tanpa menarik tuas apapun tetapi penanaman atau pemupukan dapat.dilakukan. Alat penanam dalam pertanian berskala luas sudah dikembangkan suatu alat penanam jagung semi mekanis. Alat ini dibuat berdasarkan prinsip kerja gerobak dorong, di mana pada sisi kanan dan kiri gerobak diberi roda bergigi yang berguna untuk membuat lubang pada tanah dan mengatur jarak tanam biji jagung. Alat penanam jagung semi mekanis ini tentunya memerlukan suatu pengujian teknis yang lebih spesifik agar nantinya dapat benar-benar berguna bagi para petani. Dengan mengetahui kekurangan yang terdapat pada alat, maka nantinya hasil analisis dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk membuat alat yang lebih baik lagi. Berdasarkan hasil uji keefektifan alat tugal, dapat diketahui bahwa akurasi kerja alat tugal benih jagung semi mekanis pada petak pertama yang diujicobakan tidak begitu berbeda dengan petak kedua dengan luas yang berbeda. Petak pertama dengan luas m 2 mempunyai efisiensi lapangan rata-

8 4 rata sebesar 37 %. Petak kedua dengan luas m 2 mempunyai efisiensi lapang rata-rata sebesar 39.7 %. (Basuki, 2008). METODE PENDEKATAN 1. Survey Perkembangan Tugal Semi Mekanis Saat ini sudah berkembang alat tugal semi mekanis menggunakan pegas yang memiliki multifungsi.fungsi tugal semi mekanis yang sudah berkembang adalah untuk membuat lubang, menanam benih, dan memberi pupuk.akan tetapi alat tersebut belum tesosialisasi dengan sehingga belum digunakan secara luas oleh petani skala kecil dan masih belum baik kinerjanya. 2. Perancangan Model Model tugal semi mekanis yang sudah ada merupakan model dasar untuk membuat pengembangan inovasi selanjutnya.model yang sudah ada yaitu penggunaan pegas pada tugal sehingga pada saat ujung tugal ditancapkan kedalam tanah pegas tertekan dan pintu benih terbuka kemudian jatuh ke lubang tanam saat tugal diangkat ke atas. Modifikasi terbaru dari model ini adalah penambahan model mata tugal sehingga ujung tugal dapat diganti dengan yang lain sesuai komoditas yang akan ditanam. Mata tugal ini dapat dibongkar pasang dengan menggunakan pengunci sekrup. Alat ini terdiri atas batang tugal dan mata tugal yang bersambung dengan tempat penampungan benih. Tinggi batang tugal 100 cm dengan diameter +5 cm dan tinggi mata tugal beserta tempat penampungan keluar benih yaitu 7 cm. Ukuran ini didasarkan pada tinggi orang rata-rata Indonesia. Survey bahan baku yang akan dipakai untuk membuat modifikasi tugal semi mekanis ini diharapkan sesuai dengan struktur benih yang akan ditanam dan yang berbahan ringan. Berdasarkan hasil survey ke bengkel las dan perdagangan umum diketahui bahwa bahan pembuatan mata tugal ini terbuat dari stenlis. Dorongan agar benih keluar yaitu menggunakan pegas. 3. Pembuatan Produk Langkah selanjutnya setelah mengetahui bahan baku dan model/prototype adalah pembuatan produk tugal semi mekanik. Gambar model/prototype bisa dilihat pada Lampiran. 4. Uji Analisis Kelayakan Pakai Alat tugal hasil inovasi ulang ini akan dianalisis kelayakan pakainya berdasarkan efisiensi biaya dan waktu, sehingga diketahui tingkat keefisienan penggunaan tugal dalam mengurangi biaya penambahan tenaga kerja dan waktu yang digunakan dalam pelaksanaan penanaman benih. Uji keefisienan waktu dapat diuji dengan menggunakan dua pembanding, yaitu petak 1 dengan perlakuan menggunakan alat tanam tugal tradisional dan petak 2 dengan perlakuan menggunakan alat tanam tugal semi mekanis, kemudian menghitung hari orang kerja (HOK) yang diperlukan. Uji keefisienan biaya dapat diuji setelah mengetahui berapa perbandingan keterlibatan orang dalam melakukan penanaman. PELAKSANAAN PROGAM

9 5 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Progam PKM-KC tugal semi mekanis ini berlangsung selama 7 bulan yaitu dari bulan Januari sampai Juli Tempat pelaksanaa progam belangsung di Bengkel Karindo Teknik untuk pembuatan tugal, di ruangan Dr. Ir. Ade Wachjar MS untuk konsultasi, dan di Kebun Percobaan Cikabayan untuk uji kelayakan alat. 1. Tahapan Pelaksanaan/Jadwal Faktual Pelaksanaan Adapun tahapan pelaksanaan dari progam ini adalah sebagai berikut : Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags PJ Survey v TIM perkembangan tugal Perancangan v Nurul model Survey bahan v Ita baku Pembuatan produk v v v v v Ainun dan Ragil v Reza Uji analisis kelayakan pakai Monev dikti v TIM Pembuatan v v TIM laporan akhir 2. Instrumen pelaksanaan Bahan yang digunakan untuk pembuatan tugal yaitu pipa stenlis, per besi, plat besi, cat, demplot, behel besi, baud untuk pengunci, dan sampel benih kedelai, jagung, kacang hijau, kacang merah untuk menguji keluaran benih. Sedangkan alat yang digunakan adalah las besi, alat pembuat lubang, kipas angin, palu, dan tang. 3. Rekapitulasi Rancangan dan Realisasi Biaya Rancangan alat yang kami buat adalah alat ini terdiri dari tiga bagian, penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Bagian atas sebagai penarik yang berfungsi untuk mendorong benih keluar. 2. Bagian batang tugal sebagai penambung benih dan terdapat behel yang menyambung kan antara penarik dan pegas. 3. Bagian alat keluaran benih, bagian ini bisa diganti-ganti sesuai ukuran benih dan terdapat pengunci yang bisa disambungkan dengan bagian batang tugal. Untuk rancangan alatnya terdapat di lampiran. Realisasi biaya selama progam ini adalah sebagai berikut : No Keterangan kegiatan Biaya 1. Pembelian sampel benih a. Kedelai b. Jagung

10 6 c. Kacang hijau d. Kacang merah Pembuatan tugal a. Transportasi b. Pembayaran honor+bahan + konsumsi c. Internet d. Komunikasi Pembuatan proposal dan laporan a. Berkas proposal dan laporan Uji kelayakan alat a. Tenaga kerja b. Transportasi Transportasi TIM dari lokasi KKP Biaya seragam TIM dan pembimbing Hasil Total HASIL DAN PEMBAHASAN Alat sudah dibuat sesuai rancangan yang telah di diskusikan antara dosen pembimbing, tim pkm dengan pihak bengkel Karindo teknik. Cara kerja yaitu tugal ditancapkan ke tanah untuk membuat lubang, lalu di angkat dan di tarik bagian atas untuk mendorong benih keluar, benih yang diharapkan keluar sebanyak dua biji. Tempat keluaran benih terdapat dua yang akan di sesuaikan dengan jarak tanam. Namun rancangan ini masih sulit untuk dibuat karena terdapat beberapa kendala dan desain tugal masih di ubah kembali karena alat yang sudah jadi sebelumnya masih belum bisa digunakan. Jadi kami memutuskan untuk membuat satu pengeluaran benih dan mengubah cara pengeluaran benihnya dengan ada tarikan dari atas untuk mendorong benih keluar. Setelah uji analaisis kelayakan pakai benih belum konsisten mengeluarakan benih maksimal dua biji. 2. Pembahasan Tugal semi mekanis yang sudah dibuat masih terdapat kekurangan yaitu teori rancangan yang dibuat tidak sesuai dengan yang diharapakan saat di uji dilapangan. Pada awalnya alat ini mengeluarkan benih maksimal 2 biji namun beberapa lama kemudian biji yang keluar bisa lebih dari dua. Hal ini dikarenakan posisi benih didalam penampung berbeda-beda posisisnya sehingga bisa menyebabkan tersumbat di lubang keluar benih. Lubang pengeluaran benih masih tersumbat oleh tanah. Tanah yang liat akan lebih mudah menyumbat tanah. Sehingga proses pengeluaran benih akan terhambat. Adapun permasalahan selama proses pengerjaan pkm yaitu Pemilik bengkel banyak pekerjaan lain dan banyak pemesanan sehingga penyelesaian pembuatan tugal terhambat. SDM sangat kurang dan pegawai yang membantu pemilik bengkel kurang mengerti cara membuat tugal semi mekanis. Selain itu sangat banyak proyek lain yang harus diselesaikan. Kesimpulan

11 7 - Alat ini masih belum bisa di demonstrasikan dalam waktu dekat karena setelah uji kelayakan alat ini belum konsisten dapat mengeluarkan benih. - Alat ini ringan dan mempunyai pengunci yang bisa di ganti-ganti mata tugalnya, sehingga bisa di gunakan untuk beberapa benih. - Tidak mudah untuk membuat agar benihnya konsisten mengeluarkan benih maks. 2 memerlukan waktu lagi untuk perbaikan agar sesuai dengan harapan namun rancangan yang sudah kami buat bisa menjadikan masukan. Saran Tugal semi meknis yang sudah dibuat harus di reinovasi kembali untuk kekonsistenan pengeluran benih. DAFTAR PUSTAKA Afittra, L.N Identifikasi dan kalibrasi alat tanam. [10 Oktober 2012]. Basuki, A.E Modifikasi dan uji teknis kinerja alat tugal benih jagung (Zea mays L) semi mekanis pada lahan tanpa olah tanah. Birowo, AT Strategi Pengembangan Mekanisasi Pertanian di Indonesia. Makalah pada Seminar Mekanisasi Pertanian untuk Pembangunan : Perhimpunan Mekanisasi Pertanian. Litbang Deptan Tanah untuk petani. Sinar Tani. Edisi 31 Mei 6 Juni Mangunwidjaya, D Pengantar Teknologi Pertanian. Cetakan ke-3. Penebar Swadaya. Jakarta. Surman, R.L Mengerjakan tanah dan alat-alat pertanian, SPMA Cetakan ke II, Jakarta. Dalam Afittra. Identifikasi dan Kalibrasi Alat Tanam. [11 Oktober 2012] Sutejo, A., Wartono, Zulfahrizal Tugal Semi Mekanis. IPB. Bogor. Model Alat LAMPIRAN penarik behel Tempat penampung benih pegas pengunci Jalur keluar benih

12 8 Dokumentasi kegiatan - Pembuatan alat di bengkel - Konsultasi dengan pembimbing - Uji kelayakan alat Foto nota pengeluaran

DESAIN DAN PENGUJIAN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ( Design and testing tools planting corn seeds)

DESAIN DAN PENGUJIAN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ( Design and testing tools planting corn seeds) DESAIN DAN PENGUJIAN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ( Design and testing tools planting corn seeds) Muhammad Iskandar, Syafriandi, Mustaqimah Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah

Lebih terperinci

Alat dan Mesin Penanam

Alat dan Mesin Penanam MATA KULIAH: MEKANISASI PERTANIAN Alat dan Mesin Penanam Oleh: Zulfikar, S.P., M.P DASAR Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi pertanian, maka diperlukan suatu perubahan (penyesuaian) khususnya

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN UJI TEKNIS KINERJA ALAT TUGAL BENIH JAGUNG (Zea mays L) SEMI MEKANIS PADA LAHAN TANPA OLAH TANAH

MODIFIKASI DAN UJI TEKNIS KINERJA ALAT TUGAL BENIH JAGUNG (Zea mays L) SEMI MEKANIS PADA LAHAN TANPA OLAH TANAH MODIFIKASI DAN UJI TEKNIS KINERJA ALAT TUGAL BENIH JAGUNG (Zea mays L) SEMI MEKANIS PADA LAHAN TANPA OLAH TANAH SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan Strata

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT

RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT Rindra Yusianto Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : rindrayusianto@yahoo.com ABSTRAK Salah satu

Lebih terperinci

ALAT DAN MESIN PENANAM

ALAT DAN MESIN PENANAM ALAT DAN MESIN PENANAM Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji diatas permukaan tanah atau menanamkan tanah didalam tanah. Hal

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENANAM BENIH JAGUNG MULTI FUNGSI BAGI MASYARAKAT SINGOROJO KENDAL

PERANCANGAN ALAT PENANAM BENIH JAGUNG MULTI FUNGSI BAGI MASYARAKAT SINGOROJO KENDAL PERANCANGAN ALAT PENANAM BENIH JAGUNG MULTI FUNGSI BAGI MASYARAKAT SINGOROJO KENDAL Imam Syafa at *1, Renan Subantoro 2 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Jln. Menoreh Tengah

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENERAPAN TEKNOLOGI. SS 46, Sepatu Penanam Benih Jagung Semi Mekanis Sederhana dan Tepat Guna

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENERAPAN TEKNOLOGI. SS 46, Sepatu Penanam Benih Jagung Semi Mekanis Sederhana dan Tepat Guna 1 LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENERAPAN TEKNOLOGI SS 46, Sepatu Penanam Benih Jagung Semi Mekanis Sederhana dan Tepat Guna Diusulkan oleh: Muhammad Sigit Gunawan (F14090083) / 2009 Muhammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses budidaya jagung di Indonesia mayoritas masih dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses budidaya jagung di Indonesia mayoritas masih dilakukan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses budidaya jagung di Indonesia mayoritas masih dilakukan secara manual. Pengolahan tanah, penanaman masih dilakukan dengan menggunakan cara manual dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT DAN MEKANIK PEMBUAT LUBANG UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS TANAM

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT DAN MEKANIK PEMBUAT LUBANG UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS TANAM RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT DAN MEKANIK PEMBUAT LUBANG UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS TANAM Rindra Yusianto Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro,

Lebih terperinci

Banyak jenis dari seed metering devices, namun secara garis besar dapat dibedakan menjadi : - horizontal feed / rotor metering devices - vertical

Banyak jenis dari seed metering devices, namun secara garis besar dapat dibedakan menjadi : - horizontal feed / rotor metering devices - vertical IV. MESIN PENANAM 4.1 Seeder Fungsi mesin penanam yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam menutup dengan tanah kembali.

Lebih terperinci

APLIKASI ALAT TANAM SEMI MEKANIS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PENANAMAN JAGUNG BAGI PETANI DI PASAMAN BARAT

APLIKASI ALAT TANAM SEMI MEKANIS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PENANAMAN JAGUNG BAGI PETANI DI PASAMAN BARAT Program PPM KOMPETITIF Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 4.500.000 Tim Pelaksana Renny Eka Putri, Andasuryani, Sandra dan Parwanto Fakultas Teknologi Pertanian Lokasi Kab. Pasaman

Lebih terperinci

Rancang Bangun dan Uji Performansi Tugal Semi Mekanis dengan Penambahan Multi Seed Control untuk Penanaman Jagung, Kedelai dan Padi Gogo

Rancang Bangun dan Uji Performansi Tugal Semi Mekanis dengan Penambahan Multi Seed Control untuk Penanaman Jagung, Kedelai dan Padi Gogo Rancang Bangun dan Uji Performansi Tugal Semi Mekanis dengan Penambahan Multi Seed Control untuk Penanaman Jagung, Kedelai dan Padi Gogo Febri Kristianto Alumni Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Kegiatan penelitian yang meliputi perancangan, pembuatan prototipe mesin penanam dan pemupuk jagung dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya

Lebih terperinci

Sepatagung, Inovasi Alat Tanam Jagung Terintegrasi dengan Sepatu Kerja Petani

Sepatagung, Inovasi Alat Tanam Jagung Terintegrasi dengan Sepatu Kerja Petani 1 LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENERAPAN TEKNOLOGI Sepatagung, Inovasi Alat Tanam Jagung Terintegrasi dengan Sepatu Kerja Petani Disusun oleh: Muhammad Shopia Ramdhan (F14110137) / 2011

Lebih terperinci

broadcasting ) atau menancapkan biji di permukaan tanah.

broadcasting ) atau menancapkan biji di permukaan tanah. Penempatan biji atau umbi di dalam tanah pada kedalaman tertentu, secara acak atau menyebarkan biji dipermukaan tanah ( broadcasting ) atau menancapkan biji di permukaan tanah. Tujuan penanaman : Memperoleh

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

JURNAL BETA (BIOSISTEM DAN TEKNIK PERTANIAN)

JURNAL BETA (BIOSISTEM DAN TEKNIK PERTANIAN) JURNAL BETA (BIOSISTEM DAN TEKNIK PERTANIAN) Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana http://ojs.unud.ac.id/index.php/beta Volume 5, Nomor 1, Maret, 2017 Rancang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Semi mekanis, alat Tanam, Pemupuk, Jagung, Pupuk.

ABSTRAK. Kata kunci : Semi mekanis, alat Tanam, Pemupuk, Jagung, Pupuk. v I Wayan Sugiana. 1211305019. 2016. Rancang Bangun Alat Penanam Dan Pemupuk Jagung (Zea mays) Tipe Tugal Semi Mekanis Yang Ergonomis. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Ida Bagus Putu Gunadnya, MS sebagai Pembimbing

Lebih terperinci

MODIFIKASI ALAT PERONTOK PADI TIPE HAMMER THRESHER [Modification of Rice Thresher-Hammer thresher Type]

MODIFIKASI ALAT PERONTOK PADI TIPE HAMMER THRESHER [Modification of Rice Thresher-Hammer thresher Type] Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 1, No. 1, Oktober 2012: 23-28 MODIFIKASI ALAT PERONTOK PADI TIPE HAMMER THRESHER [Modification of Rice Thresher-Hammer thresher Type] Oleh : Ahmad Harbi 1, Tamrin 2,

Lebih terperinci

SKRIPSI DESAIN RODA BESI BERSIRIP GERAK DENGAN MEKANISME SIRIP BERPEGAS UNTUK LAHAN SAWAH DI CIANJUR. Oleh: GINA AGUSTINA F

SKRIPSI DESAIN RODA BESI BERSIRIP GERAK DENGAN MEKANISME SIRIP BERPEGAS UNTUK LAHAN SAWAH DI CIANJUR. Oleh: GINA AGUSTINA F SKRIPSI DESAIN RODA BESI BERSIRIP GERAK DENGAN MEKANISME SIRIP BERPEGAS UNTUK LAHAN SAWAH DI CIANJUR Oleh: GINA AGUSTINA F14102037 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DESAIN RODA

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 hingga bulan November 2011. Desain, pembuatan model dan prototipe rangka unit penebar pupuk dilaksanakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG LONTONG KERUPUK MENGGUNAKAN TALI SENAR

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG LONTONG KERUPUK MENGGUNAKAN TALI SENAR Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 1 RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG LONTONG KERUPUK MENGGUNAKAN TALI SENAR Eska Hiola 1), Evi Sunarti Antu 2), Yunita Djamalu 2) 1) Mahasiswa Politeknik Gorontalo,

Lebih terperinci

ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM Dede Satriawan Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Email : satriawan.dede@yahoo.com Yunus Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

MODIFIKASI ALAT SEBAR BENIH TEMBAKAU JENIS SCATTERPLOT TOOL PILLEN (STP) DI PTPN X JEMBER

MODIFIKASI ALAT SEBAR BENIH TEMBAKAU JENIS SCATTERPLOT TOOL PILLEN (STP) DI PTPN X JEMBER MODIFIKASI ALAT SEBAR BENIH TEMBAKAU JENIS SCATTERPLOT TOOL PILLEN (STP) DI PTPN X JEMBER Septian Gagas 1,Siswoyo Soekarno 2, Tasliman 3 1 Dept of Agricultural Engineering, FTP, Universitas Jember, Jl

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2010 Pembuatan prototipe hasil modifikasi dilaksanakan di Bengkel Departemen Teknik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu bahan makanan penting yang dibutuhkan oleh manusia. Di dalam sayuran terkandung vitamin, karbohidrat, protein, dan mineral yang dibutuhkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Habis Susah Terbitlah Galaoo (Galah Otomatis), Inovasi Alat Pemetik Buah dengan Sistem Elektronik sebagai Solusi bagi Petani Manggis BIDANG KEGIATAN: PKM-KC

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Desember 2011 dan dilaksanakan di laboratorium lapang Siswadhi Soepardjo (Leuwikopo), Departemen

Lebih terperinci

ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN

ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN Pemupukan merupakan usaha memasukkan usaha zat hara kedalam tanah dengan maksud memberikan/menambahkan zat tersebut untuk pertumbuhan tanaman agar didapatkan hasil (produksi)

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENERAPAN TEKNOLOGI ARLIK, ALAT PEMANEN PADI YANG ERGONOMIS DAN NYAMAN. Oleh:

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENERAPAN TEKNOLOGI ARLIK, ALAT PEMANEN PADI YANG ERGONOMIS DAN NYAMAN. Oleh: LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENERAPAN TEKNOLOGI ARLIK, ALAT PEMANEN PADI YANG ERGONOMIS DAN NYAMAN Oleh: Holil F14110061 / 2011 Farrah Virginia F14110051 / 2011 Saepul Rohman F14110050

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI DAN KENYAMANAN MODIFIKASI ALAT PENGEBOR TANAH MEKANIS UNTUK MEMBUAT LUBANG TANAM ARIEF SALEH

UJI PERFORMANSI DAN KENYAMANAN MODIFIKASI ALAT PENGEBOR TANAH MEKANIS UNTUK MEMBUAT LUBANG TANAM ARIEF SALEH UJI PERFORMANSI DAN KENYAMANAN MODIFIKASI ALAT PENGEBOR TANAH MEKANIS UNTUK MEMBUAT LUBANG TANAM Oleh : ARIEF SALEH F14102120 2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Arief Saleh. F14102120.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA COW S URINE PUMP POMPA PEMERCEPAT PENGOLAHAN URINE SAPI MENJADI PUPUK CAIR

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA COW S URINE PUMP POMPA PEMERCEPAT PENGOLAHAN URINE SAPI MENJADI PUPUK CAIR LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA COW S URINE PUMP POMPA PEMERCEPAT PENGOLAHAN URINE SAPI MENJADI PUPUK CAIR BIDANG KEGIATAN: PKM PenerapanTeknologi Disusun Oleh: Noor Hasan Nawawi F14090064

Lebih terperinci

RAMGANG BANGUN ALAT PEWAMAM DAN PEMUPUK

RAMGANG BANGUN ALAT PEWAMAM DAN PEMUPUK RAMGANG BANGUN ALAT PEWAMAM DAN PEMUPUK KACANG TA NAM DEBGAN TENAGA Oleh TRISNANTO ED1 WlBOWO F 23 0408 7991 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Trisnanto Edi Wibowo, F23.0408,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PKM-M. Oleh: M Aldi Khusnul Khuluq D Ivan Noveanto D Fransiska Rahmadani D

LAPORAN AKHIR PKM-M. Oleh: M Aldi Khusnul Khuluq D Ivan Noveanto D Fransiska Rahmadani D 1 LAPORAN AKHIR PKM-M PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN MANAJEMEN PETERNAKAN ITIK DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK DAN POPULASI PLASMA NUTFAH TERNAK LOKAL DI KELOMPOK TERNAK ITIK KEBERSAMAAN (K-TIK)

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT IbM LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT IbM KAWASAN KAMPOENG VANNAME DI LAMONGAN, Feeder penyebar pakan udang untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi Ketua Tim Pelaksana : Dr.Ir.Nuddin Harahab,

Lebih terperinci

FORMAT LAPORAN MATERI 1 PENGOLAHAN TANAH

FORMAT LAPORAN MATERI 1 PENGOLAHAN TANAH Cover 1. Latar Belakang 2. Tujuan 3. Dasar Teori FORMAT LAPORAN MATERI 1 PENGOLAHAN TANAH 2.1 Definisi alat pengolahan tanah primer (2 sitasi) 2.2 Definisi alat pengolahan tanah sekunder (2 sitasi) 2.3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUJIAN PENDAHULUAN Pengujian ini bertujuan untuk merancang tingkat slip yang terjadi pada traktor tangan dengan cara pembebanan engine brake traktor roda empat. Pengujian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 di Laboratorium Daya, Alat, dan Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR PROSES PEMBUATAN KOMPONEN MODIFIKASI YAMAHA F1Z

LAPORAN PROYEK AKHIR PROSES PEMBUATAN KOMPONEN MODIFIKASI YAMAHA F1Z LAPORAN PROYEK AKHIR PROSES PEMBUATAN KOMPONEN MODIFIKASI YAMAHA F1Z Oleh: IBNU HADI PRATAMA NIM. I8610013 PROGRAM DIPLOMA TIGA TEKNIK MESIN OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Lebih terperinci

ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN Ahmad Tusi Jurusan Teknik Pertanian

ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN Ahmad Tusi Jurusan Teknik Pertanian ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN Ahmad Tusi Jurusan Teknik Pertanian TUJUAN INSTRUKSIONAL Umum: Setelah mengiktu matakuliah ini mahasiswa dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT Oleh : SUPRIYATNO F141 02 105 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A14104024 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 0 PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM 10712017 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS HARI SUDIRJO Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Abstrak RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI

Lebih terperinci

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. Pada era globalisasi saat ini menuntut orang untuk berperan aktif,

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. Pada era globalisasi saat ini menuntut orang untuk berperan aktif, BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini menuntut orang untuk berperan aktif, menggunakan kreatifitas dan kemampuan berinovasi guna menghasilkan suatu produk

Lebih terperinci

MODIFIKASI PROTOTIPE MESIN PEMANGKAS RUMPUT POTRUM MODEL BBE-01 MENJADI BBE-02 (BACK PACK BRUSH CUTTER ENGINE-02) SKRIPSI

MODIFIKASI PROTOTIPE MESIN PEMANGKAS RUMPUT POTRUM MODEL BBE-01 MENJADI BBE-02 (BACK PACK BRUSH CUTTER ENGINE-02) SKRIPSI MODIFIKASI PROTOTIPE MESIN PEMANGKAS RUMPUT POTRUM MODEL BBE-01 MENJADI BBE-02 (BACK PACK BRUSH CUTTER ENGINE-02) SKRIPSI Oleh: REZA PAHLEVI F141051251 2009 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dihasilkan dan disiapkan dengan menggunakan tenaga otot manusia. Berabadabad

PENDAHULUAN. dihasilkan dan disiapkan dengan menggunakan tenaga otot manusia. Berabadabad PENDAHULUAN Latar Belakang Pada mulanya semua tanaman budidaya untuk kebutuhan pangan manusia dihasilkan dan disiapkan dengan menggunakan tenaga otot manusia. Berabadabad lalu tenaga hewan digunakan untuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA VERTICAL ROTARY GARDEN UNTUK PERTANIAN SAYUR ORGANIK DI LAHAN SEMPIT PERKOTAAN OLEH : MOH. FIKRI POMALINGO G

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA VERTICAL ROTARY GARDEN UNTUK PERTANIAN SAYUR ORGANIK DI LAHAN SEMPIT PERKOTAAN OLEH : MOH. FIKRI POMALINGO G RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA VERTICAL ROTARY GARDEN UNTUK PERTANIAN SAYUR ORGANIK DI LAHAN SEMPIT PERKOTAAN OLEH : MOH. FIKRI POMALINGO G 621 08 010 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam

Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam 112 Risa Wentasari : Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam Sweet Corn s Growth and Productivity in Various Types of Cropping Systems

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PKM-K JUDUL PROGRAM. CELLO MINI (PARCEL ORGANIK MINI) : Paket Komplit Tanaman Organik Untuk Lahan Sempit

LAPORAN AKHIR PKM-K JUDUL PROGRAM. CELLO MINI (PARCEL ORGANIK MINI) : Paket Komplit Tanaman Organik Untuk Lahan Sempit LAPORAN AKHIR PKM-K JUDUL PROGRAM CELLO MINI (PARCEL ORGANIK MINI) : Paket Komplit Tanaman Organik Untuk Lahan Sempit BIDANG KEGIATAN: PKM Kewirausahaan Diusulkan oleh: Sukwanti Triani Karsad I24120102

Lebih terperinci

2 perbedaan mendasar mesin tanam

2 perbedaan mendasar mesin tanam MESIN PENANAMAN PENANAMAN Usaha untuk menempatkan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan tanaman di dalam tanah. Dimaksudkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Prototipe 1. Rangka Utama Bagian terpenting dari alat ini salah satunya adalah rangka utama. Rangka ini merupakan bagian yang menopang poros roda tugal, hopper benih

Lebih terperinci

IHWANUDIN NIM:

IHWANUDIN NIM: PERANCANGAN MESIN PENGADUK JENANG DENGAN KAPASITAS 75 KG/ MASAKAN Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jenjang Strata Satu (S-1) pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERALATAN PROSES PRODUKSI JAMU GENDONG TRADISIONAL UNTUK WIRAUSAHA KECIL DAERAH PINGGIRAN YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN PERALATAN PROSES PRODUKSI JAMU GENDONG TRADISIONAL UNTUK WIRAUSAHA KECIL DAERAH PINGGIRAN YOGYAKARTA LAPORAN KEGIATAN PROGRAM VUCER PENGEMBANGAN PERALATAN PROSES PRODUKSI JAMU GENDONG TRADISIONAL UNTUK WIRAUSAHA KECIL DAERAH PINGGIRAN YOGYAKARTA Ketua Pelaksana Subiyono Sudji Munadi Dwi Rahdiyanto Dibiayai

Lebih terperinci

MATA KULIAH: MEKANISASI PERTANIAN OLEH: ZULFIKAR, S.P., M.P

MATA KULIAH: MEKANISASI PERTANIAN OLEH: ZULFIKAR, S.P., M.P MATA KULIAH: MEKANISASI PERTANIAN OLEH: ZULFIKAR, S.P., M.P Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan (land preparation) yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai

Lebih terperinci

MODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2

MODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2 MODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2 Oleh : Galisto A. Widen F14101121 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

DESAIN DAN UJI PERFORMANSI TUGAL SEMI-MEKANIS PENANAM DAN PEMUPUK KEDELAI (PUPUK GRANULAR) UNTUK LAHAN KERING OLEH: RESMANANG WISNUBRATA F 31.

DESAIN DAN UJI PERFORMANSI TUGAL SEMI-MEKANIS PENANAM DAN PEMUPUK KEDELAI (PUPUK GRANULAR) UNTUK LAHAN KERING OLEH: RESMANANG WISNUBRATA F 31. DESAIN DAN UJI PERFORMANSI TUGAL SEMI-MEKANIS PENANAM DAN PEMUPUK KEDELAI (PUPUK GRANULAR) UNTUK LAHAN KERING OLEH: RESMANANG WISNUBRATA F 31.1017 2003 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANlAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh SUER SEPWAN ANDIKA A24052845 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (Studi Kasus: Pengelolaan Sampah Terpadu Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) Perumahan Pondok Pekayon Indah, Kelurahan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan)

Lebih terperinci

Pertemuan ke-11. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

Pertemuan ke-11. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa Pertemuan ke-11 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian. 2. Khusus

Lebih terperinci

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN UKURAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max, L. Merrill) SKRIPSI

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN UKURAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max, L. Merrill) SKRIPSI PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN UKURAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max, L. Merrill) SKRIPSI Oleh Moh. Syaifudin Zuhri NIM. 011510101099 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

MEMBANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI PAKAN TERNAK SAPI

MEMBANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI PAKAN TERNAK SAPI ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN PROGRAM PENGABDIAN PROGRAM VUCER TAHUN 2009 MEMBANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS KONSUMSI PAKAN TERNAK SAPI Oleh: 1. Andasuryani,STP,MSi / NIP.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PERAH JERMAN PEMASARAN BUAH JERUK MEDAN DENGAN KEMASAN SEBAGAI DAYA TARIK UNTUK PENINGKATAN DAYA JUAL PRODUK BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Disusun oleh:

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon)

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon) ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon) Engkos Koswara Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Majalengka Email : ekoswara.ek@gmail.com

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman jagung Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini, lalu teknologi

Lebih terperinci

SEPATAGUNG, INOVASI ALAT TANAM JAGUNG TERINTEGRASI DENGAN SEPATU KERJA PETANI. Abstract

SEPATAGUNG, INOVASI ALAT TANAM JAGUNG TERINTEGRASI DENGAN SEPATU KERJA PETANI. Abstract SEPATAGUNG, INOVASI ALAT TANAM JAGUNG TERINTEGRASI DENGAN SEPATU KERJA PETANI Muhamad Shopia Ramdhan ), Bayu Wicaksana 2), Via Mardiana 3), Yusuf Faizal 4), Nurmagfiroh ATD 5). ) Departeman Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan baik berskala domestik

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan baik berskala domestik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan baik berskala domestik hingga berskala internasional bersaing untuk menjadi yang terbaik. Perusahaan besar

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENEPAT UNTUK PENGELASAN PADA PAGAR RANJANG RUMAH SAKIT EKONOMIS DENGAN METODE MEJA PUTAR (BIAYA PRODUKSI) LAPORAN AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PENEPAT UNTUK PENGELASAN PADA PAGAR RANJANG RUMAH SAKIT EKONOMIS DENGAN METODE MEJA PUTAR (BIAYA PRODUKSI) LAPORAN AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENEPAT UNTUK PENGELASAN PADA PAGAR RANJANG RUMAH SAKIT EKONOMIS DENGAN METODE MEJA PUTAR (BIAYA PRODUKSI) LAPORAN AKHIR Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Meyelesaikan Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

50kg Pita ukur/meteran Terpal 5 x 5 m 2

50kg Pita ukur/meteran Terpal 5 x 5 m 2 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September 2009 sampai dengan Februari 2010. Pembuatan desain prototipe dilakukan di laboratorium Teknik

Lebih terperinci

PERFORMA KUDA DELMAN SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI DI KOTA BOGOR SKRIPSI ANGGA

PERFORMA KUDA DELMAN SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI DI KOTA BOGOR SKRIPSI ANGGA PERFORMA KUDA DELMAN SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI DI KOTA BOGOR SKRIPSI ANGGA DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN ANGGA. D14050172.

Lebih terperinci

DISAIN PENGERUK TANAH PADA DITCHER UNTUK SALURAN DRAINASE PADA BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING. Oleh: ALAM MUHARAM F

DISAIN PENGERUK TANAH PADA DITCHER UNTUK SALURAN DRAINASE PADA BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING. Oleh: ALAM MUHARAM F DISAIN PENGERUK TANAH PADA DITCHER UNTUK SALURAN DRAINASE PADA BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING Oleh: ALAM MUHARAM F14102005 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB V. ALAT MESIN PERTANIAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMETIK PEPAYA TIPE SEMI MEKANIS DESIGNING AND EVALUATING SEMI MECHANICAL PAPAYA HARVESTER.

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMETIK PEPAYA TIPE SEMI MEKANIS DESIGNING AND EVALUATING SEMI MECHANICAL PAPAYA HARVESTER. PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMETIK PEPAYA TIPE SEMI MEKANIS DESIGNING AND EVALUATING SEMI MECHANICAL PAPAYA HARVESTER Mustaqimah *1) 1) Staf pengajar Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

UJI UNJUK KERJA MESIN PENYOSOH JUWAWUT TIPE ROL TUNGGAL DAN TIPE ROL GANDA

UJI UNJUK KERJA MESIN PENYOSOH JUWAWUT TIPE ROL TUNGGAL DAN TIPE ROL GANDA UJI UNJUK KERJA MESIN PENYOSOH JUWAWUT TIPE ROL TUNGGAL DAN TIPE ROL GANDA Oleh : SALIX FINI MARIS F14104091 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR UJI UNJUK

Lebih terperinci

PERFORMANSI TRAKTOR TANGAN RODA DUA MODIFIKASI MENJADI RODA EMPAT MULTIFUNGSI (PENGOLAHAN DAN PENYIANGAN) UNTUK KACANG TANAH DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

PERFORMANSI TRAKTOR TANGAN RODA DUA MODIFIKASI MENJADI RODA EMPAT MULTIFUNGSI (PENGOLAHAN DAN PENYIANGAN) UNTUK KACANG TANAH DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 217 PERFORMANSI TRAKTOR TANGAN RODA DUA MODIFIKASI MENJADI RODA EMPAT MULTIFUNGSI (PENGOLAHAN DAN PENYIANGAN) UNTUK KACANG TANAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN, TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN, TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN Agritrop, Desember 2017 Agritrop, ISSN 1693-2877 Vol. 15 (2): 237-241 EISSN 2502-0455 Volume 15 (2) 237 http://jurnal.unmuhjember.ac.id/ index.php/agritrop APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manual yaitu menggunakan alat yang berasal dari kulit pelepah lontar atau kelapa

BAB I PENDAHULUAN. manual yaitu menggunakan alat yang berasal dari kulit pelepah lontar atau kelapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemecahan kulit kemiri sebagian besar masih dikerjakan secara manual yaitu menggunakan alat yang berasal dari kulit pelepah lontar atau kelapa bagian luar (tipis)

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMETIK PEPAYA TIPE SEMI MEKANIS

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMETIK PEPAYA TIPE SEMI MEKANIS PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMETIK PEPAYA TIPE SEMI MEKANIS DESIGNING AND EVALUATING SEMI MECHANICAL PAPAYA HARVESTER Mustaqimah* 1) 1) Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baja. Akan tetapi kayu yang juga merupakan salah satu bahan konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. baja. Akan tetapi kayu yang juga merupakan salah satu bahan konstruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, konstruksi bangunan modern banyak didominasi oleh beton dan baja. Akan tetapi kayu yang juga merupakan salah satu bahan konstruksi konvensional penggunaanya

Lebih terperinci

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 PENANAMAN Tujuan pembelajaran : Setelah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIK DAN MEKANIK JAGUNG DAN FURADAN Jagung memiliki sifat fisik yang sangat beragam baik beda varietas maupun dalam varietas yang sama. Dalam penelitian uji peformansi

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat sangat penting. Pengembangan usaha di bidang perikanan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat sangat penting. Pengembangan usaha di bidang perikanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan dan hewan air merupakan bahan makanan yang banyak mengandung protein dan dikonsumsi oleh manusia sejak beberapa abad yang lalu. Ikan banyak dikenal karena termasuk

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN BOR BANGKU BERPENGGERAK PNEUMATIK Oleh : 1. BAYU FEBRIANTO L0E 006 016 2. DANNY HARNANTO L0E 006 020 3. EKO WAHYU Y. L0E 006 033 4. HASBI ASIDIQI L0E 006 036 PROGRAM

Lebih terperinci

SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN LAHAN TANAMAN PANGAN DI WILAYAH KECAMATAN KALIWUNGU BERBASIS WEB. Oleh: FERRY ANDRIAWAN

SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN LAHAN TANAMAN PANGAN DI WILAYAH KECAMATAN KALIWUNGU BERBASIS WEB. Oleh: FERRY ANDRIAWAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN LAHAN TANAMAN PANGAN DI WILAYAH KECAMATAN KALIWUNGU BERBASIS WEB Oleh: FERRY ANDRIAWAN 2011-51-091 SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN PRESS HIDROLIK KAPASITAS MAKSIMAL 15 TON

PROSES PEMBUATAN PRESS HIDROLIK KAPASITAS MAKSIMAL 15 TON PROSES PEMBUATAN PRESS HIDROLIK KAPASITAS MAKSIMAL 15 TON Iik Hikmatul Akbar (1), Yudi Samantha (2), Engkos Koswara (3) Teknik Mesin, Universitas Majalengka email : I.hikmatulakbar@gmail.com ABSTRACT Hydraulic

Lebih terperinci

Q-DROS (QUICK DROP SEEDER) MESIN PENANAM KACANG KEDELAI PRAKTIS DAN EFISIEN

Q-DROS (QUICK DROP SEEDER) MESIN PENANAM KACANG KEDELAI PRAKTIS DAN EFISIEN Q-DROS (QUICK DROP SEEDER) MESIN PENANAM KACANG KEDELAI PRAKTIS DAN EFISIEN Ilham Surfani 1), Aris Munandar 2), Esti Windiarti 3), Lisa Perdana Pramusinta 4), dan Intan Ratna Sari 5) 1) Mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi saat ini, lebih-lebih di era globalisasi ini maka sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi saat ini, lebih-lebih di era globalisasi ini maka sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin majunya perkembangan dunia industri dan kemajuan teknologi saat ini, lebih-lebih di era globalisasi ini maka sebagai manusia dituntut untuk lebih

Lebih terperinci

POTENSI PENGEMBANGAN USAHA TERNAK JANGKRIK DI KELURAHAN RANGKAPANJAYA BARU, KECAMATAN PANCORAN MAS, KOTA DEPOK SKRIPSI REINA SANTI SIREGAR

POTENSI PENGEMBANGAN USAHA TERNAK JANGKRIK DI KELURAHAN RANGKAPANJAYA BARU, KECAMATAN PANCORAN MAS, KOTA DEPOK SKRIPSI REINA SANTI SIREGAR POTENSI PENGEMBANGAN USAHA TERNAK JANGKRIK DI KELURAHAN RANGKAPANJAYA BARU, KECAMATAN PANCORAN MAS, KOTA DEPOK SKRIPSI REINA SANTI SIREGAR PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

Pengujian Dan Evaluasi Alat Penanam Jagung Dan Kedelai Sistem Injeksi Pada Lahan Tanpa Olah Tanah

Pengujian Dan Evaluasi Alat Penanam Jagung Dan Kedelai Sistem Injeksi Pada Lahan Tanpa Olah Tanah Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 424-429 Pengujian Dan Evaluasi Alat Penanam Jagung Dan Kedelai Sistem Injeksi Pada Lahan

Lebih terperinci

PENENTUAN LAJU PENGERINGAN KACANG HIJAU PADA ROTARY DRYER

PENENTUAN LAJU PENGERINGAN KACANG HIJAU PADA ROTARY DRYER TUGAS AKHIR PENENTUAN LAJU PENGERINGAN KACANG HIJAU PADA ROTARY DRYER (determining the rate of drying green beans on the rotary dryer) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Pendekatan Rancangan dan Konstruksi Alat

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Pendekatan Rancangan dan Konstruksi Alat III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini meliputi penelitian pendahuluan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan dan perancangan desain yang dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KELAPA PARUT MENJADI SANTAN KAPASITAS 65 Kg/Jam LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KELAPA PARUT MENJADI SANTAN KAPASITAS 65 Kg/Jam LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KELAPA PARUT MENJADI SANTAN KAPASITAS 65 Kg/Jam LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III oleh : Tulus

Lebih terperinci