SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN DIFERENSIAL TERTUNDA MENGGUNAKAN METODE RUNGE- KUTTA UNTUK MIKROSIMULASI APLIKASI PYTHON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN DIFERENSIAL TERTUNDA MENGGUNAKAN METODE RUNGE- KUTTA UNTUK MIKROSIMULASI APLIKASI PYTHON"

Transkripsi

1 SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN DIFERENSIAL TERTUNDA MENGGUNAKAN METODE RUNGE- KUTTA UNTUK MIKROSIMULASI APLIKASI PYTHON Adrian Lukman, Fergyanto E. Gunawan, Alexander Agung S.G. Universitas Bina Nusantara, Jalan KH. Syahdan No. 9 Palmerah, Jakarta 11480, Indonesia Abstract Mikrosimulasi can be a good method in the optimization on traffic on various road conditions. Mikrosimulasi often involves differential equations need to be solved numerically. In this study, the equation in the form of Mikrosimulasi Intelligent Driver Model (IDM) is solved numerically using the Runge-Kutta method and the programming language Python. An application designed to allow users access the interaction of vehicles on a micro scale with ease. The results of numerical testing involves several cases show that the IDM models provide a description of the dynamics of the vehicle pretty well. In cases where a vehicle approching the obstacle, the IDM models show that the vehicle will slow down and stop right before it hit the barrier. Other case studies also show that the IDM models provide a realistic vehicle dynamics. Keyword : traffic, Mikrosimulasi, differential equations, Runge-Kutta, Python. Abstrak Simulasi mikro bisa menjadi metode yang baik dalam optimisasi lalu-lintas di berbagai kondisi jalan. Simulasi mikro seringkali melibatkan persamaan diferensial yang perlu dipecahkan secara numerik. Dalam penelitian ini, persamaan simulasi mikro dalam bentuk Intelligent Driver Model (IDM) dipecahkan secara numerik menggunakan metode Runge-Kutta dan bahasa pemrogaman Python. Sebuah aplikasi didisain yang memungkinkan pengguna mengkaji interaksi kendaraan-kendaraan pada skala mikro dengan mudah. Hasil-hasil pengujian secara numerik melibatkan beberapa kasus memperlihatkan bahwa model IDM memberikan deskripsi dinamika kendaraan dengan cukup baik. Pada kasus di mana satu kendaraan mendekati hambatan, model IDM memperlihatkan bahwa kendaraan akan melambat dan berhenti tepat sebelum menabrak hambatan. Studi kasus yang lain juga memperlihatkan bahwa model IDM memberikan dinamika kendaraan yang realistik. Kata Kunci : lalu lintas, Mikrosimulasi, persamaan differensial, Runge-Kutta, Python

2 Pendahuluan Kemacetan adalah masalah besar yang banyak dihadapi oleh kota-kota besar di banyak negara. Sebagai contoh, di kota Jakarta pengendara menghabiskan sekitar 60% waktu perjalanan mereka dalam kemacetan dan hanya sekitar 40% untuk bergerak(febriani, Decilya, & Endri, 2010). Kemacetan menimbulkan kerugian di berbagai bidang seperti bidang ekonomi, lingkungan, dan kesehatan. Di bidang ekonomi, kemacetan lalu-lintas menimbulkan kerugian sebesar kira-kira 5,5 triliun rupiah atau sekitar 600 juta dolar Amerika untuk nilai tukar 9000 rupiah per dolar di tahun Angka ini sekitar 3% sampai 6% dari pendapatan kotor Jakarta pada tahun yang sama menurut ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (Febriani, Decilya, & Endri, 2010). Biaya transportasi telah mencapai 30% dari pendapatan regular penduduk Jakarta (Ani, 2010). Kecepatan rata-rata kendaraan di tahun 2013 turun menjadi 12 km/jam dari 18 km/jam di tahun 2010, atau turun sebesar 15% dalam tiga tahun (Ninis, 2013). Sistem transportasi dapat didefinisikan sebagai gabungan beberapa elemen dan hubungan antara permintaan untuk perjalanan dan penyediaan jasa transportasi untuk memenuhi permintaan ini (lihat gambar 1.1). Penyediaan jasa transportasi contohnya ialah jalan raya, jalan bebas hambatan, dan transportasi publik. Permintaan dari pengguna jalan seringkali melebihi dari batas ketersediaan jasa transportasi yang ada. Panjang jalan yang ada di Jakarta hingga saat ini kata Setiabudi adalah sekitar 7208 kilometer sedangkan kebutuhan akan jalan di Jakarta hingga 2012 terhitung sebesar 12 ribu kilometer (Maruli, 2012). Bila penyediaan jasa tersebut tidak bisa memenuhi banyaknya permintaan yang dibutuhkan pengguna jalan, maka akan terjadi kemacetan. Kemacetan akan berdampak pada performa dari jasa transportasi. Kemacetan itu pula akan berdampak pada aktifitas ekonomi di suatu kota. Gambar 1.1. Hubungan antar sisi suplai dan sisi permintaan pada sistem transportasi (Rodrigue, 2013) Ada beberapa solusi untuk mengatasi kemacetan, salah satunya dengan membuat transportasi publik untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta. Bis Transjakarta dan MRT Jakarta merupakan transportasi publik yang ada di Jakarta yang dibuat untuk mengatasi masalah kemacetan. Solusi lain untuk mengatasi kemacetan adalah dengan optimasi lalu lintas. Cara mengoptimasi lalu lintas ini dengan membuat suatu aplikasi komputer untuk menganalisis kegiatan yang ada di lalu lintas, yakni dengan membuat Mikrosimulasi. Mikrosimulasi adalah suatu kategori dari alat analisis komputerisasi yang melakukan analisis kegiatan secara lebih rinci seperti pada contohnya arus lalu lintas yang melalui persimpangan, transaksi keuangan pada suatu bank, atau adanya penyebaran penyakit melalui populasi disuatu daerah. Mikrosimulasi sering juga digunakan untuk mengevaluasi efek intervensi yang diusulkan sebelum diimplementasikan di dunia nyata. Salah satu contohnya adalah model Mikrosimulasi lalu

3 lintas yang dapat digunakan untuk mengevaluasikan efektivitas lajur di suatu persimpangan. Model Mikrosimulasi lalu lintas ini mensimulasikan perilaku kendaraan individu dalam jaringan jalan yang telah ditetapkan dan digunakan untuk memprediksi kemungkinan dampak dari perubahan pola lalu lintas akibat perubahan arus atau dari perubahan lingkungan sekitarnya. Hasil dari Mikrosimulasi ini sampai pada hasil tingkat kejenuhan yang tinggi dan ke titik kemacetan mutlak. Suatu perubahan yang relatif kecil dapat diamati oleh model Mikrosimulasi ini. Mikrosimulasi dapat digunakan untuk mengembangkan sistem baru dan mengoptimalkan efektivitas suatu jaringan jalan. Persamaan diferensial memiliki peranan penting dalam kehidupan, sebab banyak permasalahan di dunia nyata yang dapat dimodelkan dengan bentuk persamaan diferensial. Ada dua jenis persamaan diferensial, yaitu persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial parsial. Persamaan diferensial biasa adalah sebuah persamaan diferensial yang melibatkan satu atau lebih turunan dari sebuah fungsi dan hanya memiliki satu variabel bebas. Persamaan diferensial parsial adalah persamaan yang di dalamnya terdapat suku-suku diferensial parsial, yang dalam matematika diartikan sebagai suatu hubungan yang mengaitkan suatu fungsi yang tidak diketahui, yang merupakan fungsi dari beberapa variabel bebas, dengan turunan-turunannya melalui variabel-variabel yang dimaksud. Tidak semua permasalah yang dimodelkan kedalam bentuk persamaan diferensial biasa dapat diselesaikan dengan mudah. Oleh karena itu, metode numerik digunakan untuk menyelesaikan persoalan dimana perhitungan secara analitik tidak dapat digunakan. Metode numerik itu dapat menyelesaikan suatu persamaan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang dapat dipertanggungjawabkan secara analitik. Dengan menggunakan metode pendekatan, setiap nilai hasil dari perhitungan akan mempunyai nilai kesalahan (nilai error). Metode Runge-Kutta merupakan salah satu metode numerik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial. Metode Runge-Kutta sangat praktis dan sering digunakan dalam menyelesaikan persamaan difernsial biasa karena metode ini tidak membutuhkan perhitungan turunan dan juga memiliki nilai kesalahan (error) yang sangat kecil dibandingkan dengan metodemetode yang lain. Landasan Teori Mikrosimulasi Lalu Lintas Mikrosimulasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam pemodelan lalu lintas. Model Mikrosimulasi lalu lintas mensimulasikan perilaku kendaraan individu dalam jaringan jalan yang telah ditetapkan dan digunakan untuk memprediksikan kemungkinan dampak dari perubahan pola lalu lintas akibat perubahan arus lalu lintas atau dari perubahan lingkungan fisik. Mikrosimulasi sangat berguna dalam pemodelan jaringan jalan yang padat karena Mikrosimulasi memiliki kemampuan untuk mensimulasikan kondisi antrian. Model ini akan memberikan hasil pada tingkat tinggi kejenuhan dan sampai ke titik kemacetan mutlak. Mikrosimulasi mencerminkan perubahan yang relatif kecil dalam lingkungan fisik seperti penyempitan jalur atau relokasi suatu persimpangan. Mikrosimulasi dapat digunakan untuk mengembangkan sistem baru dan mengoptimalkan efektivitas suatu jaringan jalan. Model Mikroskopik Model mikroskopik adalah model gerak kendaraan secara individu dalam sebuah sistem. Ini merupakan pemodelan dari kendaraan berurutan (car following) atau mengikuti kendaraan yang ada di depan yang berada dalam satu jalur dan diasumsikan tidak ada kendaraan yang saling mendahului. Hal-hal yang mempengaruhi dari model ini adalah fungsi posisi, kecepatan dan percepatan. Perilaku model ini ditentuka oleh kendaraan pemimpin, yang merupakan kendaraan yang berada di paling depan. Mobil lainnya yang dibelakang disebut dengan mobil pengikut. Gambar 2.8 Penomoran kendaraan model car following

4 Model Gipps Model Gipps adalah suatu pemodelan laju mobil yang didasarkan pada perilaku pengemudi dan parameter kendaraan yang bertujuan untuk keselamatan dalam berlalu lintas dengan menirukan ciri-ciri dari kendaraan yang ada di lalu lintas. Model Gipps menggunakan langkah waktu dalam fungsi waktu untuk mengurangi perhitungan yang diperlukan untuk analisis numerik. Dimana: = percepatan maksimum dimana pengemudi kendaraan n ingin melakukan percepatan = lokasi dari bagian depan kendaraan n pada waktu t = kecepatan kendaraan n pada waktu t v x = waktu reaksi yang jelas, konstan untuk semua kendaraan = konstanta. = selisih kecepatan pada waktu = selisih posisi kendaraan pada waktu Intelligent Driver Model (IDM) Model IDM ini menyimpulkan bahwa untuk setiap kendaraan yang bergerak di jalan, maka kendaraan akan memepercepat kecepatan laju kendaraannya. Model IDM ini dapat ditulis: dimana adalah jarak dari kendaraan n. Jarak ini adalah jarak satu kendaraan dimana adalah jarak dari kendaraan n. Jarak ini adalah jarak satu kendaraan dengan kendaraan di depannya, atau dalam matematika dapat dinyatakan sebagai: dimana adalah panjang kendaraan yang sebenarnya. pada rumus IDM menunjukkan jarak minimum yang diinginkan antar kendaraan yang dapat dinyatakan sebagai: Model percepatan IDM ini secara keseluruhan memiliki delapan parameter, yang dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama terdapat satu parameter yang menentukan gerak stabil dari suatu kendaraan. Pada kelompok kedua terdapat tiga parameter yang berguna untuk menentukan percepatan atau perlambatan dari suatu kendaraan. Kelompok yang ketiga terdapat empat parameter yang berguna untuk menentukan jarak aman kendaraan dengan kendaraan di depannya agar tidak terjadi tabrakan. Pada kelompok pertama terdapat kecepatan kendaraan yang diinginkan. Pada kelompok kedua terdapat percepatan maksimum kendaraan, perlambatan minimum dan juga dan juga kecepatan eksponen. Dan pada kelompok ketiga terdapat waktu antara satu kendaraan dengan kendaraan di depannya, jarak dan, dan panjang kendaraan. Metode Numerik Penggunaan metode numerik ini dapat mengatasi kelemahan-kelemahan metode yang sebelumnya. Pada umumnya permasalahan sains dan teknologi digambarkan dalam permasalahan matematika. Permasalahan ini sulit untuk diselesaikan maka diperlukan pendekatan numerik, dengan Metode Numerik terbebas dari perhitungan secara manual, sehingga waktu dapat digunakan dengan tujuan kreatif, seperti penekanan masalah atau interpretasi solusi dan tidak terjebak pada rutinitas hitung menghitung. Metode Runge-Kutta Metode Runge-Kutta merupakan metode dengan tingkat ketelitian yang lebih besar dibanding dengan metode Euler ataupun metode Heun. Metode ini memperkirakan turunan pada berbagai titik dalam interval dan kemudian menghitung rata-rata terbobot (weighthed average derivative).

5 Metode ini diklarifikasikan oleh urutan, urutan tersebut bergantung pada jumlah perkiraan kemiringan yang digunakan pada setiap langkah. Asumsikan Method = konstant yang memenuhi batasan. Berikut Metode yang paling populer untuk menyelesaikannya adalah fourth-order Runge-Kutta dan. dan adalah perkiraan tingkat kemiringan yang dihitung pada titik akhir interval adalah perkiraan tingkat kemiringan yang dihitung pada titik tengah interval. Langkah 1. Bagi interval menjadi subinterval dengan menggunakan titik-titik yang dibagi secara sama. Langkah 2. Untuk ; cari pendekatan urutan berikut Dimana : Hasil dan Bahasan Model parameter Tabel 4.1 Parameter Value contoh kasus Parameter Value Keterangan 4 Kecepatan eksponen Percepatan maksimum Perlambatan minimum Panjang kendaraan Jarak waktu antar kendaraan Kecepatan awal kendaraan

6 Kasus 1: Satu kendaraan bergerak maju menuju suatu kendala. Pada kasus ini, ada satu kendaraan yang berada di titik 0.0 akan melaju menuju ke suatu tujuan ataupun kendala yang ada di depannya yang berjarak 500 m. Kendaraan ini memulai perjalanan menuju kendala dalam kondisi diam, atau dengan kecepatan 0.0 m/s. Kecepatan kendaraan akan terus bertambah dari kecepatan awal. Kendaraan ini terus melaju sampai jarak yang ditentukan yakni 500m, tetapi mobil berhenti 5m dibelakang titik kendala karena memperhitungkan panjang dari kendaraan tersebut. Gambar 4.2 Grafik hasil kasus satu kendaraan bergerak maju menuju suatu kendala Pada gambar 4.2, Grafik yang atas merupakan grafik dari kecepatan kendaraan mendekati obstacle sebagai fungsi posisi. Terlihat kendaraan memulai perjalanan dengan kecepatan 0 m/s. lalu kecepatan terus meningkat lalu menurun lagi sesaat sebelum mencapai obstacle. Kendaraan berhenti 5m sebelum titik obstacle itu karena memperhitungkan panjang kendaraan tersebut. Di grafik yang tengah menunjukkan perubahan kecepatan kendaraan mendekati obstacle sebagai fungsi waktu. Grafik bawah menunjukkan posisi dan waktu (space-time diagram) kendaraan. Kasus 2: Interaksi antar dua kendaraan Pada kasus ini, terdapat dua kendaraan yang berada di jalan. Kondisi kendaraan pertama berada didepan dari kendaraan kedua. Kendaraan pertama atau kendaraan depan sudah bergerak di jalan dengan kecepatan tetap m/s. Sedangkan kendaraan kedua atau kendaraan pengikut memiliki kecepetan awal 0.0 m/s. Kecepatan kendaraan depan tetap di kecepatan awalnya, sedangkan kecepatan kendaraan pengikut akan terus bertambah dari kecepatan awal hingga dapat melebihi kecepatan kendaraan depan. Tetapi kendaraan pengikut akan selalu berada di belakang kendaraan depan.

7 Gambar 4.3 Grafik hasil kasus interaksi antar dua kendaraan Pada gambar 4.3, grafik atas menunjukkan perubahan kecepatan kendaraan pengikut yang memiliki kecepatan awal 0 m/s mendekati bahkan melewati kecepatan tetap dari kendaraan depan. Tetapi posisi kendaraan pengikut tetap berada di belakang kendaraan depan. Grafik yang berada di tengah menunjukkan perubahan kecepatan kendaraan hingga kendaraan pengikut mendekati kendaraan depan. Sedangkan grafik yang bawah menunjukkan posisi dan waktu (space-time diagram) kendaraan. Kasus 3: Interaksi dua kendaraan dengan kecepatan awal. Pada kasus ketiga ini, terdapat dua kendaraan yang berada di jalan. Kedua kendaraan ini sama-sama memiliki kecepatan awal yang tidak 0.0 m/s. Kedua kendaraan ini memulai perjalanan dengan waktu bersamaan, tetapi dari posisi yang berbeda. Satu kendaraan berada di depan dan kendaraan lain mengikutinya dari belakang. Kendaraan yang dibelakang memulai dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada kecepatan kendaraan yang ada di depan. Kendaraan di belakang tidak bisa melewati kendaraan yang ada di depannya, sehingga kecepatan kendaraan di belakang akan mengalami perlambatan untuk mengikuti kecepatan stabil dari kendaraan yang ada di depannya.

8 Gambar 4.4 Grafik hasil kasus interaksi dua kendaraan dengan kecepatan awal Pada gambar 4.4, grafik atas menunjukkan perubahan kecepatan kendaraan pengikut mendekati kendaraan depan sebagai fungsi posisi, dimana kedua kendaraan sama-sama memiliki nilai pada kecepatan awalnya (v0 tidak 0). Terlihat kendaraan belakang melakukan perlambatan untuk menyesuaikan kecepatan kendaraan yang di depannya yang memiliki kecepatan stabil. Grafik tengah menunjukkan perubahan kecepatan kendaraan dari kasus ketiga dengan masing-masing kendaraan memiliki kecepatan awal tidak dari keadaan diam. Grafik yang ada di bawah menunjukkan posisi dan waktu (space-time diagram) kendaraan. Kasus 4: Platoon Kasus keempat ini melibatkan lima kendaraan yang ada disatu jalan.kendaraan pertama atau kendaraan depan melaju dengan kecepatan awal m/s. Kendaraan pertama ini mulai dihitung perjalanannya dari posisi 500m (x1). Lalu kendaraan pertama ini diikuti oleh empat kendaraan lainnya yang berada di belakangnya masing-masing berada dititik 250m, 0m, -100m, dan -250m (x2, x3, x4, dan x5). Kendaraan x2 dan x5 memiliki kecepatan awal 2,78 m/s. Sedangkan kendaraan x3 dan x4 meiliki kecepatan awal 0 m/s atau dari keaadan diam. Disaat yang bersamaan, kelima mobil ini berjalan bersamaan dengan kecepatan masing-masing. Dari kelima kendaraan ini hanya mobil depan (x1) saja yang memiliki kecepatan tetap terus menerus, sedangkan keempat kendaraan lainnya yang berada dibelakangnya dapat menambah kecepatan hingga mendekati posisi dari kendaraan terdepannya.

9 Gambar 4.5 Grafik hasil kasus platoon Pada gambar 4.5, grafik yang paling atas menunjukkan perubahan kecepatan kendaraan pemimpin sebagai fungsi posisi. Terdapat 5 kendaraan yang ada dijalan dengan kecepatan awal yang berbedabeda dan posisi awal yang berbeda-beda pula. Kecepatan kendaraan dibelakang terus meningkat naik untuk mengejar kendaraan di depannya, tetapi tidak ada 1 mobil juga yang mendahului mobil lainnya. Grafik di tengah menunjukkan perubahan kecepatan kendaraan dan grafik yang bawah menunjukkan posisi dan waktu (space-time diagram) kendaraan. Tampilan hasil dari program yang dibuat menggunakan python untuk hasil dari contoh kasus platoon Gambar 4.6 Grafik Hasil kasus Platoon pada program

10 Kesimpulan Kesimpulan dan Saran 1. Kecepatan kendaraan dimodelkan oleh persamaan transport yang diberikan secara implicit, dengan syarat awal dan syarat batas diketahui. Solusi dari masalah nilai awal dan batas tersebut dapat memberikan gambaran mengenai kecepatan, posisi dan waktu pada sebuah ruas jalan dengan kondisi tertentu secara numerik. Solusi numerik memberikan kesesuaian baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Metode Runge-Kutta memberikan pendekatan yang lebih riil dari solusi matematika. 2. Tujuan dari pembuatan Mikrosimulasi ialah agar diperoleh hasil perhitungan secara numerik dengan Mikrosimulasi yang diselesaikan secara simulasi numerik yang dapat memecahkan persamaan differensial biasa. Hal tersebut bertujuan agar hasil yang diperoleh menjadi well posed, sedangkan jika diskritisasi waktu lebih besar atau sama dengan diskritisasi jarak, maka akan diperoleh hasil yang ill posed. Mikrosimulasi yang dibuat untuk memudahkan Saran Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Arah penelitian dapat dikembangkan dengan menggunakan metode Gipp s Model untuk memperoleh solusi kecepatan untuk dibandingkan dengan metode Euler yang lain. Dengan demikian kita dapat melihat metode mana yang lebih tepat untuk memodelkan space time velocity dan space velocity 2. Tampilan piranti lunak diharapkan lebih mudah untuk dibaca, serta memuat berbagai macam input parameter tertentu pada sebuah ruas jalan. Referensi Brackstone, M. & McDonald, M. (1999).Car-following: a historical review.transportation Research Part F, 2, Chairunnisa, N. (2013, November 7). Kecepatan kendaraan di Jakarta hanya 12 Km per jam. Tempo. Diakses pada 29 September 2014 dari Hanya-12-Km-per-Jam Dharwiyanti, S. (2003). Pengantar Unified Modeling Language. Modul UML, 6. Diakses pada 5 April 2014 dari: aterisuplemenuml-2.pdf Febriani, S, Decilya & Endri. (2010, Juni 13).Warga jakarta rugi triliunan rupiah akibat kemacetan. Tempo Interaktif. Diakses pada 5 April 2014 dari: Gunawan, Fergyanto E. (2012). Two-Vehicles Dynamics of the Car-Following Models on Realistic Driving Condition. Journal of Transportation Systems Engineering and Information Technology. Kiusalaas, J. (2010). Numerical method in engineering with python.cambridge University Press Kuang, Y. (1993). Delay differential equations with applications in population dynamics. Mathematics in Science and Engineering,191, M. H. Kabir, M. O. Gani, & L. S. Andallah.(2010). Numerical simulation of mathematical traffic flow. Maruli, A. (2012, Sept 13). Jakarta macet parah 2014?.antaranews.com. Diakses pada 4 April 2014 dari: Miller, S. (2011). Traffic Modeling. Jurnal of Engineering and City Planning, 2, Mulawarman. (2011). Memahami Penggunaan UML (Unified Modelling Language). Jurnal Informatika Mulawarman, 1. Nerem, S. (2013).Vehicle weight in Gipps car-following model. Master Thesis. Department of Civil and Transport Engineering.Norwegian University of Science and Technology. Pressman, R. S. (2011). Software Engineering: a practitioner's approach.mcgraw-hill. Pressman, R. S. (2012).Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Edisi 7 Buku 1. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

11 Pressman, R. S. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Edisi 7 Buku 2. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. Satzinger, J. W., Jackson, R. B., & Burd, D. S. (2005). Object-Oriented Analysis & Design with the Unified Process. Boston: Cengange Learning. Shneiderman, B. (2010). Designing the User Interface, Fifth Edition. Addison Wesley. Situs Resmi Kota Denpasar. Diakses pada 20 Juni 2014 dari: diakses 20 Juni 2014 Sommerville, I. (2007). Software Engineering 8. Addison Wesley. Taiwo, O.A. & O.S.Odetunde. (2009). On the numerical approximation of delay differential equations by a decomposition method. Maejo Int. Sci. Technologi, 3: Treiber, M. Traffic Simulation.Diakses 5 April 2014 dari diakses 5 April 2014 Wilson, R.E. (2001). An analysis of Gipp s car-following model of highway traffic.ima Journal of Applied Mathematics, 66, Riwayat Penulis Adrian Lukman lahir di kota Bogor pada 12 Nopember Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika dan Matematika pada 2014.

Analisis dan Perancangan Program Arus. Kepadatan Jalan Dengan Dinamika Fluida. Berbasis Python

Analisis dan Perancangan Program Arus. Kepadatan Jalan Dengan Dinamika Fluida. Berbasis Python Analisis dan Perancangan Program Arus Kepadatan Jalan Dengan Dinamika Fluida Berbasis Python Setiadi Sidarta Jalan Bumi Cirebon Adipura Lestari VIII no.1 Ssidarta30@gmail.com ABSTRAK Skripsi ini menganalisa

Lebih terperinci

PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT

PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 43 52 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT NANDA ARDIELNA, MAHDHIVAN SYAFWAN Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

Analisa Waktu Percepatan Kendaraan dengan Model Lorentz

Analisa Waktu Percepatan Kendaraan dengan Model Lorentz SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Analisa Waktu Percepatan Kendaraan dengan Model Lorentz Hartono 1, Fitriana Yuli Saptaningtyas 2, Kus Prihantoso Krisnawan Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB IV PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL SECARA NUMERIK

BAB IV PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL SECARA NUMERIK BAB IV PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL SECARA NUMERIK 41 METODE EULER Pertimbangkan masalah menentukan nilai uang saat ini dan akan datang dengan menggunakan suku bunga misalkan pada saat $ didepositokan

Lebih terperinci

SIMULASI LAJU PERTUMBUHAN PENJUALAN AUTOMOTIF DENGAN METODE EKSPONENSIAL DAN GUI MATLAB DI JAWA TIMUR

SIMULASI LAJU PERTUMBUHAN PENJUALAN AUTOMOTIF DENGAN METODE EKSPONENSIAL DAN GUI MATLAB DI JAWA TIMUR SIMULASI LAJU PERTUMBUHAN PENJUALAN AUTOMOTIF DENGAN METODE EKSPONENSIAL DAN GUI MATLAB DI JAWA TIMUR Yopi Andry Lesnussa Jurusan Matematika Universitas Pattimura yopi_a_lesnussa@yahoo.com Abstrak Laju

Lebih terperinci

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya Volume 1, Nomor 1, Agustus 26 Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya Dunat Indratmo Dosen D3 Teknik Sipil FTSP-ITS email: dunat@ce.its.ac.id ABSTRAK Jumlah

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA PENURUNAN HUKUM KEKEKALAN MASSA GUNA MENGURANGI KEMACETAN ARUS LALU LINTAS DI INDONESIA

KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA PENURUNAN HUKUM KEKEKALAN MASSA GUNA MENGURANGI KEMACETAN ARUS LALU LINTAS DI INDONESIA KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA PENURUNAN HUKUM KEKEKALAN MASSA GUNA MENGURANGI KEMACETAN ARUS LALU LINTAS DI INDONESIA Oleh: PRIHANTINI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. sekitar Kampus Anggrek dan Syahdan BINUS University.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. sekitar Kampus Anggrek dan Syahdan BINUS University. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ini akan dilakukan di jalan-jalan berjalur satu yang berada di sekitar Kampus Anggrek dan Syahdan BINUS University. Seperti yang telah diketahui

Lebih terperinci

SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV

SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.3 Desember 2015 Page 7940 SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV Erwin Budi Setiawan 1, Dede Tarwidi 2,

Lebih terperinci

OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL DENGAN MENGGUNAKAN SPREADSHEET

OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL DENGAN MENGGUNAKAN SPREADSHEET OPTIMASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL DENGAN MENGGUNAKAN SPREADSHEET Henny Sutjiono 1, Rudy Setiawan 2 ABSTRAK : Salah satu kendala dalam perhitungan kinerja simpang bersinyal baik secara manual maupun dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemodelan Transportasi Transportasi merupakan perpindahan manusia ataupun barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah prasarana bermotor ataupun tidak

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS JALUR SEPEDA MOTOR PADA JALAN PERKOTAAN MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI-MIKRO

EFEKTIVITAS JALUR SEPEDA MOTOR PADA JALAN PERKOTAAN MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI-MIKRO EFEKTIVITAS JALUR SEPEDA MOTOR PADA JALAN PERKOTAAN MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI-MIKRO Febri Zukhruf Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 Telp: +62-22-2502350

Lebih terperinci

SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV

SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV Erwin Budi Setiawan 1, Dede Tarwidi 2, Ilyana Fadhilah 3 1,2,3 Jurusan Ilmu Komputasi Universitas Telkom, Bandung 1 erwinbudisetiawan@telkomuniversity.ac.id,

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Greedy pada Optimasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Sederhana

Penerapan Algoritma Greedy pada Optimasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Sederhana Penerapan Algoritma Greedy pada Optimasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Sederhana Rocky Hartono 1, Devis Wawan Saputra 2, Joel THP Hutasoit 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pemodelan matematika telah berkembang seiring perkembangan matematika sebagai alat analisis berbagai masalah nyata. Dalam pengajaran mata kuliah pemodelan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh)

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh) KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh) Zufrimar 1, Junaidi 2 dan Astuti Masdar 3 1 Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

Simulasi Iringan Kendaraan Seragam dalam Satu Jalur

Simulasi Iringan Kendaraan Seragam dalam Satu Jalur OPEN ACCESS ISSN 2460-3295 socj.telkomuniversity.ac.id/indosc Simulasi Iringan Kendaraan Seragam dalam Satu Jalur R. R. Feryal #, 1,, M. Imrona #,2, P. H. Gunawan #, 3 # School of Computing, Telkom University

Lebih terperinci

Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)

Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) Judul Matakuliah Bobot Matakuliah Kode Matakuliah : Rekayasa Perangkat Lunak : 3 SKS : Deskripsi Matakuliah Kompetensi Umum Text Book Melalui mata ajar ini

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii. Kata kunci: satuan mobil penumpang, volume kendaraan, dan klasifikasi kendaraan.

ABSTRAK. vii. Kata kunci: satuan mobil penumpang, volume kendaraan, dan klasifikasi kendaraan. ABSTRAK Data lalulintas berupa satuan mobil penumpang merupakan salah satu data yang dibutuhkan dalam rekayasa lalulintas. Oleh karena itu diperlukan aplikasi satuan mobil penumpang ini untuk mempermudah

Lebih terperinci

MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING

MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2009 MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING Muahamd Syukur¹, Iwan Iwut Tritoasmoro², Koredianto Usman³

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, lalu lintas menjadi sarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.semakin banyak pengguna kendaraan bermotor, semakin besar pula ketergantungan

Lebih terperinci

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS DUNAT INDRATMO Teknik Sipil FTSP - ITS Telp. : (031) 8290332 ; Fax. : (031) 8292953 ;

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Tundaan Pada Persimpangan Bersinyal Terkoordinasi antara PTV Vissim 6 dan Transyt 12

Studi Perbandingan Tundaan Pada Persimpangan Bersinyal Terkoordinasi antara PTV Vissim 6 dan Transyt 12 Reka Racana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Agustus 2014 Studi Perbandingan Tundaan Pada Persimpangan Bersinyal Terkoordinasi antara PTV Vissim 6 dan Transyt

Lebih terperinci

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat terjadi di berbagai bidang tak terkecuali dalam bidang ekonomi dalam hal ini ada kaitannya dengan proses penjualan dan pembelian. Semakin tingginya

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Model LWR Pada skripsi ini, model yang akan digunakan untuk memodelkan kepadatan lalu lintas secara makroskopik adalah model LWR yang dikembangkan oleh Lighthill dan William

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada zaman sekarang, transportasi merupakan hal yang penting bagi masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di kota besar seperti DKI Jakarta. Bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hambatan Samping Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas akibat kegiatan di sisi jalan. Aktivitas samping

Lebih terperinci

ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING

ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING Sutandani Suriono, Bernardus Bandriyana, Tri Pudjadi Binus University, Jl. K. H. Syahdan No. 9, Kemanggisan / Palmerah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ELEMEN HINGGA UNTUK SOLUSI PERSAMAAN STURM-LIOUVILLE

PENERAPAN METODE ELEMEN HINGGA UNTUK SOLUSI PERSAMAAN STURM-LIOUVILLE PENERAPAN METODE ELEMEN HINGGA UNTUK SOLUSI PERSAMAAN STURM-LIOUVILLE Viska Noviantri Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK

JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK Kasus-kasus fisika yang diangkat pada mata kuliah Fisika Komputasi akan dijawab secara numerik. Validasi jawaban

Lebih terperinci

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA Masrul Indrayana Teknik Industri, FT, Universitas Widya Mataram Yogyakarta Email: masrul_indrayana@yahoo.com ABSTRAK Pertumbuhan

Lebih terperinci

PEMODELAN DINAMIKA KENDARAAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PEMODELAN DINAMIKA KENDARAAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PEMODELAN DINAMIKA KENDARAAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Satrio Dewanto Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN DAN BIFURKASI MODEL EPIDEMIK PENYEBARAN VIRUS PADA JARINGAN KOMPUTER BERBASIS DEKSTOP APPLICATION

ANALISIS KESTABILAN DAN BIFURKASI MODEL EPIDEMIK PENYEBARAN VIRUS PADA JARINGAN KOMPUTER BERBASIS DEKSTOP APPLICATION ANALISIS KESTABILAN DAN BIFURKASI MODEL EPIDEMIK PENYEBARAN VIRUS PADA JARINGAN KOMPUTER BERBASIS DEKSTOP APPLICATION Steven, Viska Noviantri dan Widodo Budiharto Matematika dan Teknik Informatika School

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom REKAYASA PERANGKAT LUNAK Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom ramadhan_rs@dsn.dinus.ac.id 085640989018 RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER W Pokok Bahasan 1 Pengenalan Teknologi Informasi 2 Konsep Sistem Komputer

Lebih terperinci

APLIKASI REKAM MEDIS KLINIK KECANTIKAN DI KLINIK AMALIA

APLIKASI REKAM MEDIS KLINIK KECANTIKAN DI KLINIK AMALIA APLIKASI REKAM MEDIS KLINIK KECANTIKAN DI KLINIK AMALIA 1 Melia Eka Lestiani, 2 Nurul Hadi Avriyanto Konsentrasi Sistem Informasi, Program Studi Manajemen Informatika Politeknik Komputer Bisnis LPKIA Jln.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, penggunaan teknologi informasi menjadi suatu kebutuhan utama dalam menunjang efektivitas dan efisiensi suatu proses bisnis perusahaan terutama

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SIMULASI DISTRIBUSI TEMPERATUR RUANGAN BERDASARKAN BENTUK ATAP MENGGUNAKAN FINITE DIFFERENCE METHOD BERBASIS PYTHON

ANALISIS DAN SIMULASI DISTRIBUSI TEMPERATUR RUANGAN BERDASARKAN BENTUK ATAP MENGGUNAKAN FINITE DIFFERENCE METHOD BERBASIS PYTHON ANALISIS DAN SIMULASI DISTRIBUSI TEMPERATUR RUANGAN BERDASARKAN BENTUK ATAP MENGGUNAKAN FINITE DIFFERENCE METHOD BERBASIS PYTHON Denny Pratama, Viska Noviantri, Alexander Agung S.G. Matematika dan Teknik

Lebih terperinci

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit Vol. 11, No. 2, 105-114, Januari 2015 Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit Rezki Setiawan Bachrun *,Khaeruddin **,Andi Galsan Mahie *** Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan baru seputar arus kepadatan jalan. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan baru seputar arus kepadatan jalan. Sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan sarana penting sebagai salah satu faktor pendukung berkembangnya suatu kota. Oleh karena itu kebutuhan akan jalur transportasi semakin bertambah.

Lebih terperinci

SIMULASI MANAJEMEN LALU LINTAS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA JARINGAN JALAN RAYA JEMURSARI DAN JALAN MARGOREJO INDAH

SIMULASI MANAJEMEN LALU LINTAS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA JARINGAN JALAN RAYA JEMURSARI DAN JALAN MARGOREJO INDAH SIMULASI MANAJEMEN LALU LINTAS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA JARINGAN JALAN RAYA JEMURSARI DAN JALAN MARGOREJO INDAH Suhartono 1, Christine Tjokrorahardjo 2, Rudy Setiawan 3 ABSTRAK : Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

SIMULASI MANAJEMEN LALULINTAS PADA KAWASAN JALAN RAYA NGINDEN DAN JALAN NGAGEL JAYA SELATAN

SIMULASI MANAJEMEN LALULINTAS PADA KAWASAN JALAN RAYA NGINDEN DAN JALAN NGAGEL JAYA SELATAN SIMULASI MANAJEMEN LALULINTAS PADA KAWASAN JALAN RAYA NGINDEN DAN JALAN NGAGEL JAYA SELATAN Ria Novitasari 1, Widya Stevanie Susanto 2, Rudy Setiawan 3 ABSTRAK: Seiring dengan berkembangnya kota Surabaya

Lebih terperinci

SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA

SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA Helmy Thendean, M.Kom 1) Albert, S.Kom 2) Dra.Chairisni Lubis, M.Kom 3) 1) Program Studi Teknik Informatika,Universitas

Lebih terperinci

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Purworejo merupakan suatu kota di Indonesia yang terletak di Jawa Tengah. Pertumbuhan tingkat kepadatan penduduk sangat mempengaruhi tingkat kebutuhan transportasi

Lebih terperinci

Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA.

Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA. Jurnal MIPA 37 (2) (2014): 192-199 Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm PENYELESAIAN PERSAMAAN DUFFING OSILATOR PADA APLIKASI WEAK SIGNAL DETECTION MENGGUNAKAN METODE AVERAGING Z A Tamimi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II Shelly Susilawati 1, Veronika Kris Andriyanti 2, Elvina Rahardi 3, Sugiarto

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3 PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3 Tornados P. Silaban 1, Faiz Ahyaningsih 2 1) FMIPA, UNIMED, Medan, Indonesia email: tornados.p_silaban@yahoo.com 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan rencana pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai pembangunan Bandar Udara baru di kecamatan Temon, Kulon Progo, akan menyebabkan kebutuhan transportasi

Lebih terperinci

PENGARUH MANUVER PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS ABSTRAK

PENGARUH MANUVER PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS ABSTRAK PENGARUH MANUVER PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS M. Gani 1, M. Hustim 1, A.Hamid Mustafa 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh manuver parkir badan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada saat ini perkembangan di bidang teknologi informasi sangat pesat, perkembangan yang begitu signifikan terjadi pada perangkat keras (hardware) maupun pada perangkat

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI MANAJEMEN STUDIO INTERAKTIF X BERBASIS WEB

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI MANAJEMEN STUDIO INTERAKTIF X BERBASIS WEB Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 22 September 2014 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI MANAJEMEN STUDIO INTERAKTIF X BERBASIS WEB Andri Pradipta 1), Meliana Christianti J. 2) 1,2 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Dedi Dermawan. Binus University, Jalan K.H. Syahdan no. 9, Palmerah, Jakarta (11480), Indonesia Rojali S.Si., M.Si.

Dedi Dermawan. Binus University, Jalan K.H. Syahdan no. 9, Palmerah, Jakarta (11480), Indonesia Rojali S.Si., M.Si. ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS PATI SINGKONG SEBAGAI BAHAN BAKU EDIBLE FILM MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS PHP Dedi Dermawan

Lebih terperinci

STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH A MEDIAN PERFORMANCE

STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH A MEDIAN PERFORMANCE STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH A MEDIAN PERFORMANCE Name : Saut Tua NRP: 0621006 Counselor : Silvia Sukirman, Ir. ABSTRACT One of moda transportation which is a lot of used

Lebih terperinci

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR)

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR) BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR) Pada permasalahan pencarian rute optimal dalam rangka penyebaran rute lalu lintas untuk mencapai keseimbangan jaringan lalu lintas sebagai upaya untuk mengurangi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG Wilton Wahab (1), Delvi Gusri Yendra (2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

ANALISIS WAKTU TEMPUH PERJALANAN KENDARAAN RINGAN KOTA SAMARINDA ( Studi Kasus JL. S. Parman- Ahmad Yani I- Ahmad Yani II- DI. Panjaitan- PM.

ANALISIS WAKTU TEMPUH PERJALANAN KENDARAAN RINGAN KOTA SAMARINDA ( Studi Kasus JL. S. Parman- Ahmad Yani I- Ahmad Yani II- DI. Panjaitan- PM. 1 ANALISIS WAKTU TEMPUH PERJALANAN KENDARAAN RINGAN KOTA SAMARINDA ( Studi Kasus JL. S. Parman- Ahmad Yani I- Ahmad Yani II- DI. Panjaitan- PM.Noor ) Faisal 1) Purwanto, ST.,MT 2) Zonny Yulfadly, ST.,MT

Lebih terperinci

Meeting 3_ADS. System Development Life Cycle (SDLC)

Meeting 3_ADS. System Development Life Cycle (SDLC) Meeting 3_ADS System Development Life Cycle (SDLC) Capaian Pembelajaran Mampu menjelaskan tentang System Development Life Cycle (SDLC) khususnya tahap planning, analysis dan design Mampu memaparkan tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya pembangunan gedung, pabrik, dan sebagainya merupakan bentuk nyata eksistensi perusahaan manufaktur di Indonesia. Peningkatan ini tentu memberikan

Lebih terperinci

I. Bab I Persyaratan Produk

I. Bab I Persyaratan Produk I. Bab I Persyaratan Produk Pada bab ini akan dijelaskan persyaratan produk aplikasi yang dibangun, yang terdiri dari tujuan dari pembuatan aplikasi, ruang lingkup proyek, definisi, akronim, dan singkatan,

Lebih terperinci

Mobile Application Untuk Traffic Monitoring Wilayah Provinsi Bali

Mobile Application Untuk Traffic Monitoring Wilayah Provinsi Bali Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Mobile Application Untuk Traffic Monitoring Wilayah Provinsi Bali Ricky Aurelius Nurtanto Diaz1), Kadek Dwi Pradnyani Novianti2),

Lebih terperinci

Analisa dan Perancangan Sistem E-Learning pada SMA Budi Mulia

Analisa dan Perancangan Sistem E-Learning pada SMA Budi Mulia Analisa dan Perancangan Sistem E-Learning pada SMA Budi Mulia Rendy., Suryadinata, W. Universitas Bina Nusantara Abstract The purpose of this research is to analyze the learning process that goes on SMA

Lebih terperinci

ANALISIS WAKTU TEMPUH ANGKUTAN PERKOTAAN TERMINAL AMPLAS TERMINAL SAMBU DI KOTA MEDAN

ANALISIS WAKTU TEMPUH ANGKUTAN PERKOTAAN TERMINAL AMPLAS TERMINAL SAMBU DI KOTA MEDAN ANALISIS WAKTU TEMPUH ANGKUTAN PERKOTAAN TERMINAL AMPLAS TERMINAL SAMBU DI KOTA MEDAN Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik USU Abstrak: Analisis waktu tempuh angkutan perkotaan pada rule

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. FASILITAS JEMBATAN PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI Sesuai dengan definisi yang tercantum dalam Tata Cara Perencanaan Jembatan Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki Di Perkotaan, Departemen

Lebih terperinci

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method)

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method) Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 320 Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method) Titis

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR KABUPATEN ACEH UTARA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR KABUPATEN ACEH UTARA IJCCS Dahlan Abdullah PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR KABUPATEN ACEH UTARA Dahlan Abdullah Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.7, November 2014 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.7, November 2014 ( ) ISSN: ANALISA PERSIMPANGAN TIDAK BERSINYAL MENGGUNAKAN PROGRAM aasidra (STUDI KASUS PERSIMPANGAN JALAN 14 FEBRUARI JALAN TOLOLIU SUPIT JALAN BABE PALAR, KOTA MANADO) Praycilia Inri Badar Theo K. Sendow, Freddy

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJUALAN SPAREPART DI BENGKEL ANUGRAH JAYA MOTOR BERBASIS DESKTOP

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJUALAN SPAREPART DI BENGKEL ANUGRAH JAYA MOTOR BERBASIS DESKTOP PENGEMBANGAN APLIKASI PENJUALAN SPAREPART DI BENGKEL ANUGRAH JAYA MOTOR BERBASIS DESKTOP Nugraha Setiadi 1, Ridwan Setiawan 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL SAINT-VENANT PADA ALIRAN AIR KANAL BERBASIS DESKTOP APPLICATION

ANALISIS MODEL SAINT-VENANT PADA ALIRAN AIR KANAL BERBASIS DESKTOP APPLICATION ANALISIS MODEL SAINT-VENANT PADA ALIRAN AIR KANAL BERBASIS DESKTOP APPLICATION Catherine, Viska Noviantri, dan Alexander Agung S. G. Matematika dan Teknik Informatika School of Computer Science Univeritas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Jenis penelitian deskriptif (Narbuko dan Achmadi, 2008) adalah jenis penelitian yang berusaha

Lebih terperinci

Pemodelan dan Simulasi Antrian Kendaraan di Gerbang Tol

Pemodelan dan Simulasi Antrian Kendaraan di Gerbang Tol Pemodelan dan Simulasi Antrian Kendaraan di Gerbang Tol Laporan Kemajuan Pekerjaan 2004 oleh Wahju Sediono Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Informasi dan Elektronika BPPT Gedung II Lt. 4, Jl. M.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mobil Penumpang Bus Truk Sepeda Motor

BAB 1 PENDAHULUAN. Mobil Penumpang Bus Truk Sepeda Motor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan data perkembangan jumlah kendaraan bermotor menurut jenis kendaraannya pada tahun 1987-2013 oleh Badan Pusat Statistik Indonesia, tercatat bahwa pada setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan latar belakang pembuatan sistem, tujuan penelitian dan hasil yang diharapkan dari penelitian tersebut. Selain itu, penulis juga akan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 ANALISIS KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 ANALISIS KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 ANALISIS KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS Kajian tentang Analisis kinerja jaringan jalan dalam kampus sebelumnya pernah diteliti oleh Kolinug dkk. (2013) yang menganalisis kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. instansi swasta, pemerintahan, pendidikkan, dan perbelanjaan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. instansi swasta, pemerintahan, pendidikkan, dan perbelanjaan yang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Simpang merupakan zona tempat terjadinya konflik pertemuan arah kendaraan dan memastikan menurunnya kinerja simpang diantaranya penurunan kecepatan, peningkatan

Lebih terperinci

MODEL POLA LAJU ALIRAN FLUIDA DENGAN LUAS PENAMPANG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

MODEL POLA LAJU ALIRAN FLUIDA DENGAN LUAS PENAMPANG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA MODEL POLA LAJU ALIRAN FLUIDA DENGAN LUAS PENAMPANG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA Vira Marselly, Defrianto, Rahmi Dewi Mahasiswa Program S1 Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS FLUKTUASI WAKTU PERJALANAN SAAT JAM SIBUK PADA SORE HARI DI JALAN UTAMA KELUAR KOTA MEDAN

ANALISIS FLUKTUASI WAKTU PERJALANAN SAAT JAM SIBUK PADA SORE HARI DI JALAN UTAMA KELUAR KOTA MEDAN ANALISIS FLUKTUASI WAKTU PERJALANAN SAAT JAM SIBUK PADA SORE HARI DI JALAN UTAMA KELUAR KOTA MEDAN (Studi Kasus : 5 Jalan Akses Paling Besar Keluar Kota Medan) Ikuten Tarigan¹ dan Medis S. Surbakti² ¹Mahasiswa

Lebih terperinci

LANGKAH PEMODELAN MAKROSIMULASI

LANGKAH PEMODELAN MAKROSIMULASI TUTORIAL VISSIM 8 LANGKAH PEMODELAN MAKROSIMULASI 1. Menginput background. 2. Membuat jaringan jalan. 3. Menentukan Jenis Kendaraan 4. Mengatur Kecepatan 5. Mengatur Komposisi Kendaraan 6. Membuat Nodes

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kemacetan Kemacetan adalah situasi atau keadaan terhentinya arus lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini bisnis perdagangan semakin meningkat, baik itu secara tradisional maupun secara online. Seiring dengan meningkatnya perdagangan maka perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persamaan diferensial biasa (ordinary differential equations (ODEs)) merupakan salah satu alat matematis untuk memodelkan dinamika sistem dalam berbagai bidang ilmu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS WEB

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS WEB PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS WEB Devie Firmansyah, S.Kom., M.Kom 1, Rudi Nugraha 2 1,2 Program Studi Sistem Informasi STMIK LPKIA Jln. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266,

Lebih terperinci

Sistem Informasi Penjualan Kredit Mobil pada PT. Mitsubishi Ratu Mobil Sejagat

Sistem Informasi Penjualan Kredit Mobil pada PT. Mitsubishi Ratu Mobil Sejagat Sistem Informasi Penjualan Mobil pada PT. Mitsubishi Ratu Mobil Sejagat Susanto STMIK IBBI Jl. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 Email: susanto@gmail.com Abstrak PT. Mitsubishi

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Kemacetan adalah situasi tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas

II.TINJAUAN PUSTAKA. Kemacetan adalah situasi tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas 5 II.TINJAUAN PUSTAKA A. Kemacetan Lalu Lintas Kemacetan adalah situasi tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan.kemacetan

Lebih terperinci

APLIKASI PENCARIAN RUMAH MAKAN BERBASISKAN GPS PADA PERANGKAT MOBILE ANDROID

APLIKASI PENCARIAN RUMAH MAKAN BERBASISKAN GPS PADA PERANGKAT MOBILE ANDROID APLIKASI PENCARIAN RUMAH MAKAN BERBASISKAN GPS PADA PERANGKAT MOBILE ANDROID Utsman Zulhakim Karim, Angga Kirana, Zicko Varianto Dosen Pembimbing : Budi Yulianto, S.Kom. Abstract Research objectives of

Lebih terperinci

ISSN (Media Cetak) ISSN (Media Online) Implementasi Metode Eliminasi Gauss Pada Rangkaian Listrik Menggunakan Matlab

ISSN (Media Cetak) ISSN (Media Online) Implementasi Metode Eliminasi Gauss Pada Rangkaian Listrik Menggunakan Matlab JITEKH, Vol, No, Tahun 27, -5 ISSN 28-577(Media Cetak) ISSN 2549-4 (Media Online) Implementasi Metode Eliminasi Gauss Pada Rangkaian Listrik Menggunakan Matlab Silmi, Rina Anugrahwaty 2 Staff Pengajar

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN E-COMMERCE PADA PT. TOTALINDO SOLUSI ANDALAN

ANALISA DAN PERANCANGAN E-COMMERCE PADA PT. TOTALINDO SOLUSI ANDALAN ANALISA DAN PERANCANGAN E-COMMERCE PADA PT. TOTALINDO SOLUSI ANDALAN RUDI SUMARNO 1 ; ADY PERMANA 2 ; JANUAR AWALUDDIN 3 ; PRASETYA CAHYA SAPUTRA 4 1,2,3,4 Information Systems Department, School of Information

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SKEMA RUNGE-KUTTA. Pada bab ini akan dibahas implementasi skema skema yang telah

BAB IV IMPLEMENTASI SKEMA RUNGE-KUTTA. Pada bab ini akan dibahas implementasi skema skema yang telah BAB IV IMPLEMENTASI SKEMA RUNGE-KUTTA Pada bab ini akan dibahas implementasi skema skema yang telah dijelaskan pada Bab II dan Bab III pada suatu model pergerakan harga saham pada Bab II. Pada akhir bab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Menurut Kamala (1993), transportasi merupakan fasilitas yang sangat penting dalam pergerakan manusia dan barang. Jalan sebagai prasarana transportasi darat memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan ibukota dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal sebagai kota wisata dan kota pelajar. Sehingga kota Yogyakarta banyak

Lebih terperinci

STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG

STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG Purnawan Titi Kurniati Deddy Noveyusa Staf Pengajar Staf Pengajar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI KELILING INDONESIA BERBASIS ANDROID

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI KELILING INDONESIA BERBASIS ANDROID ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI KELILING INDONESIA BERBASIS ANDROID Reinard Kanedy Binus University, Jl. Kebun Jeruk Raya no. 27, telp 021-53696969, reinardkanedy@hotmail.com Timotius Victory Binus University,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. luas dalam berbagai bidang pendidikan di Indonesia. Banyak universitas di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. luas dalam berbagai bidang pendidikan di Indonesia. Banyak universitas di Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, peranan teknologi informasi sudah sangat luas dalam berbagai bidang pendidikan di Indonesia. Banyak universitas di Indonesia telah

Lebih terperinci

ANALISA GELOMBANG KEJUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN SARAPUNG MANADO

ANALISA GELOMBANG KEJUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN SARAPUNG MANADO ANALISA GELOMBANG KEJUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN SARAPUNG MANADO Natalia Diane Kasenda Alumni Pascasarjana S2 Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi James A. Timboeleng, Freddy

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SOFTWARE VISSIM UNTUK ANALISIS SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG MIROTA KAMPUS TERBAN YOGYAKARTA)

PENGGUNAAN SOFTWARE VISSIM UNTUK ANALISIS SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG MIROTA KAMPUS TERBAN YOGYAKARTA) PENGGUNAAN SOFTWARE VISSIM UNTUK ANALISIS SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG MIROTA KAMPUS TERBAN YOGYAKARTA) Rama Dwi Aryandi Student Civil and Environmental Engineering, UGM Jl. Grafika 2, Kampus

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : sistem informasi, penilaian, ujian, dan menyontek.

ABSTRAK. Kata kunci : sistem informasi, penilaian, ujian, dan menyontek. ABSTRAK Dalam proses penilaian belajar mengajar terkadang dapat terjadi banyak kesalahan. Kesalahan pada saat perhitungan nilai mahasiswa dan kehilangan data ujian mahasiswa seringkali membingungkan pihak

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 329 PENENTUAN HARGA OPSI PADA MODEL BLACK-SCHOLES MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA DUFORT-FRANKEL (Determining Option Value of

Lebih terperinci

KOORDINASI PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS. (Studi Kasus : Ruas Jalan Gajah Mada Surapati Hayam Wuruk di Kodya Denpasar) TESIS

KOORDINASI PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS. (Studi Kasus : Ruas Jalan Gajah Mada Surapati Hayam Wuruk di Kodya Denpasar) TESIS KOORDINASI PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS (Studi Kasus : Ruas Jalan Gajah Mada Surapati Hayam Wuruk di Kodya Denpasar) TESIS oleh : PUTU KWINTARYANA W NIM : 25096050 BIDANG KHUSUS REKAYASA TRANSPORTASI PROGRAM

Lebih terperinci

SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI

SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI Siti Komsiyah Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu

ABSTRAK. Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu iv ABSTRAK Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu rambu tersebut adalah lampu lalu lintas. Namun seringkali terjadi kemacetan pada persimpangan jalan karena

Lebih terperinci

DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN STASIUN PNGISIAN BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR (SPBKB) RANUYOSO LUMAJANG

DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN STASIUN PNGISIAN BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR (SPBKB) RANUYOSO LUMAJANG DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN STASIUN PNGISIAN BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR (SPBKB) RANUYOSO LUMAJANG Kurnia Azizatul I. Akhmad Hasanuddin Willy Kriswardhana Prodi S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci