Simulasi Iringan Kendaraan Seragam dalam Satu Jalur
|
|
- Inge Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 OPEN ACCESS ISSN socj.telkomuniversity.ac.id/indosc Simulasi Iringan Kendaraan Seragam dalam Satu Jalur R. R. Feryal #, 1,, M. Imrona #,2, P. H. Gunawan #, 3 # School of Computing, Telkom University Jl. Telekomunikasi No. 1, Terusan Buah Batu, Bandung, 40275, Indonesia 1 ryanferyal17@gmail.com 2 mahmudimrona@telkomuniveristy.ac.id 3 phgunawan@telkomuniveristy.ac.id Corresponding author Ind. Symposium on Computing Sept pp doi: /indosc Abstract The aim of this paper is to study the car following model in one-line road with uniform vehicles. The model which is used in this paper is called the full velocity difference model (FVDM). This model is a modified model of optimal velocity model (OVM). The algorithm of the FVDM will be elaborated in detail. Some numerical experiments are given in order to see the behaviour of the model. In the numerical simulation, the steady state position of cars is obtained at time t = 10 s with initial positions 53, 46.5 and 22 meters for three vehicles. Keywords: cars. Car-following model, Full Velocity Difference Model (FVDM), steady state of Abstrak Tujuan dari makalah ini adalah untuk mempelajari model car following pada satu jalur jalan dengan kendaraan seragam. Model yang digunakan dalam penelitian ini disebut sebagai the full velocity difference model (FVDM). Model FVDM merupakan model baru yang dikembangkan dari model terdahulunya yakni optimal velocity model (OVM). Algoritma dari FVDM akan dibahas secara rinci dalam makalah ini. Beberapa percobaan numerik juga diberikan untuk melihat perilaku model. Dalam simulasi numerik, dengan memilih tiga posisi kendaraan secara acak yaitu 53, 46.5 dan 22.2 meter, terjadinya iringan kendaraan yang diperoleh pada saat t = 10 s. Car-following model, Full Velocity Difference Model (FVDM), Iringan ken- Kata Kunci: daraan. I. PENDAHULUAN Kemacetan merupakan salah satu masalah besar pada dinamika lalu lintas, dimana faktor paling berpengaruh yang dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas adalah peristiwa kecelakaan dalam lalu lintas. Jika dalam suatu lalu lintas terjadi peristiwa kecelakaan antar kendaraan, maka iringan kendaraan tidak akan terjadi dalam lalu lintas tersebut. Salah satu faktor yang juga mempengaruhi kekacauan lalu lintas seperti kecelakaan dalam sebuah iringan kendaraan di lalu lintas adalah perilaku pengendara. Jarak antar kendaraan yang terlalu kecil dan tidak sebanding dengan besarnya kecepatan kendaraan. Setiap pengendara memiliki keinginan untuk mengatur kecepatan, posisi kendaraan dan menentukan waktu kapan melakukan perlambatan maupun percepatan berdasarkan jarak minimum dengan kendaraan depannya dan waktu [3], [4], [7]. Penelitian ini menyimulasikan dan menganalisis suatu iringan kendaraan dalam satu jalan yang lurus dan satu lajur dengan pendekatan metode full velocity diference model atau yang lebih dikenal dengan FVDM. Model FVDM bertujuan untuk menyimulasikan iringan kendaraan dengan mengoptimalkan dan mengamati kecepatan, waktu dan jarak dengan mempertimbangkan parameter variabel fungsi langkah dan selisih antar kecepatan. Pembahasan mengenai FVDM dapat dilihat dalam beberapa pustaka [1], [2], [6], [9], [10] dan metode sebelumnya optimal velocity model (OVM) pada [5]. Selanjutnya tulisan ini disusun sebagai berikut, pada Bab II, model dinamika lalu lintas menggunakan model FVDM akan dibahas. Model numerik berupa algoritma dan hasil numerik akan dijelaskan pada Bab III. Terakhir, kesimpulan akan dipaparkan pada Bab IV. Received on August Accepted on Sept 2016
2 R. R. Feryal et.al. Simulasi Iringan Kendaraan Seragam II. MODEL DINAMIKA LALU LINTAS Gambar 1. Ilustrasi iringan kendaraan pada satu lajur di jalan raya Car following model atau model iringan kendaraan menjelaskan bagaimana suatu kendaraan dengan kendaraan lainnya saling beriringan dengan menyesuaikan percepatan dari laju kendaraan. Model ini juga merupakan suatu model yang telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam berkendara pada arus lalu lintas. Konsep dasar yang digunakan oleh model ini adalah dinamika molekul, yaitu suatu model yang diformulasikan untuk mewakili bagaimana pengemudi itu bereaksi terhadap perubahan posisi dari kendaraan terdepan atau leader (lihat Gambar 1). Persamaan perubahan kecepatan suatu kendara n dari car following model dapat ditulis sebagai berikut: v n (t) = v n (t) v n 1 (t), (1) dengan v n (t) merupakan beda kecepatan antara kendaraan ke-(n) dengan kendaraan ke-(n 1) dalam fungsi terhadap waktu t. Selanjutnya jarak kendaraan dari bumper ke bumper diberikan sebagai S n (t) = x n 1 (t) x n (t) l, (2) dengan x n menyatakan posisi kendaraan ke-n dan l merupakan panjang kendaraan, dalam hal ini semua kendaraan diasumsikan memiliki panjang yang sama. Dari dua persamaan (1) dan (2) sebelumnya, model car following dapat diperbaharui menjadi model yang disebut sebagai Full Velocity Difference Model (FVDM). Model ini merupakan suatu model yang dapat mempertahankan dua properti penting dalam berkendara, yakni kecepatan dan keamanan berkendara. Menurut Treiber et, al., [8], FVDM merupakan model yang dapat mewakili karakteristik lalu lintas yaitu kecepatan, posisi, dan percepatan kendaraan. Tabel I NILAI VARIABEL KONSTAN BERDASARKAN LOKASI KENDARAAN [8] Variabel Nilai pada jalan TOL Nilai pada jalan raya τ 0.65 s 0.65 s v m/s 15 m/s T g 1.4 s 1.2 s S 0 3 m 2 m FVDM sendiri merupakan pengembangan dari Optimal Velocity Model (OVM) [6]. Ide dari model ini adalah mencari kecepatan relatif antara kendaraan depan (leader) dengan kedaraaan dibelakangnya (follower) sehingga dapat dikategrikan sebagai kecepatan aman berkendara. Model ini dimulai dengan mencari percepatan terlebih dahulu yang didefinisikan sebagai berikut: dengan a n (t) = dv n(t) dt = v o(s n ) v n (t) τ λ v n (t), (3) [ ( v o (S n ) = max 0, min v 0, S )] n S 0. (4) T g Beberapa definisi variabel dari persamaan (3) dan (4) didefiniskan sebagai: τ = waktu adaptasi (s),
3 Ind. Symposium on Computing Sept v 0 = batas kecepatan maksimum (m/s), T g = waktu gap (s), S 0 = jarak gap minimum (m). Masing-masing nilai dari variabel konstan di atas dapat dilihat pada Tabel I berdasarkan lokasi kendaraan [8]. Perbedaan antara FVDM dengan OVM hanyalah ada dalam Persamaan (3). Dalam FVDM, terdapat bagian λ v n (t) yakni dapat mengontrol perubahan kecepatan sehingga dapat mendapatkan jarak aman. Sedangkan pada OVM, bagian tersebut tidak tersedia. Nilai variabel sensitivitas λ dapat diberikan sebagai berikut [1], [6]: { 0.6 s 1, jika S n S c, λ := 0 s 1, (5), lainnya. Selanjutnya, pada subbab berikut, akan dijelaskan algoritma umum dari FVDM dan simulasi numerik dengan menggunakan data percobaan. III. MODEL NUMERIK Pada bab ini, algoritma FVDM dan simulasi numerik akan diberikan. Dalam penelitian ini, simulasi numerik dengan menggunakan data random diberikan untuk melihat prilaku model dalam implementasinya. A. Algoritma Algoritma untuk mengimplementasikan metode FVDM dapat dilihat pada Algoritma 1 berikut ini: Algorithm 1 Prosedur simulasi dinamika lalu lintas menggunakan FVDM. 1: procedure FVDM(T f inal, t) 2: Start 3: For n = 1 : N do Pemberian nilai awal 4: Input nilai x[n] 5: Input nilai v[n] 6: EndFor 7: time=0 8: while time < T final do 9: time = time + t 10: Hitung jarak bamper menggunakan rumus 2 untuk n = 2,, N 11: If( S(n) 0m) then return End If. 12: Tentukan λ menggunakan (5). 13: Hitung kecepatan optimal v o (t) menggunakan (4). 14: Hitung percepatan a n (time) menggunakan (3). 15: Hitung kecepatan baru dengan v n (time) = v n (time t) + a n (time) t. 16: Hitung posisi baru dengan x n (time) = x n (time t) + v n (time) t. 17: If( v 10 5 &&a n (time) 10 5 ) then 18: OUTPUT Cetak hasil data a n, v n, x n. 19: return. 20: End If. 21: end while 22: End 23: end procedure B. Simulasi Numerik Dengan menggunakan metode FVDM ini memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut yaitu pada iterasi tertentu menghasilkan nilai perlambatan yang sangat ekstrim. Dengan nilai perlambatan yang sangat ekstrim tersebut dapat menyebabkan kendaraan mengurangi kecepatanya secara perlahan-lahan tetapi posisi kendaraan terus bertambah. Dalam simulasi numerik, nilai awal dipilih secara sembarang untuk
4 R. R. Feryal et.al. Simulasi Iringan Kendaraan Seragam beberapa variabel. Tujuan dari simulasi numerik ini tentunya untuk melihat prilaku model FVDM yang sudah dibahas pada bab sebelumnya. Dalam simulasi ini, kita asumsikan memiliki tiga buah kendaraan yang masing-masing memiliki nilai awal yang diberikan pada Tabel II. Tabel II DATA RANDOM UNTUK NILAI AWAL KECEPATAN DAN POSISI KENDARAAN kendaraan ke-1 kendaraan ke-2 kendaraan ke-3 Posisi (x(0)) 53 m 46.5 m 22.2 m Kecepatan (v(0)) 24.3 m/s 19 m/s m/s Dari hasil simulasi data acak tersebut, didapat bahwa pada saat t = 0.5 s perlambatan kendaraan follower kedua sebesar m/s 2, follower ketiga sebesar m/s 2. Selama simulasi berlangsung diasumsikan bahwa kendaraan leader melakukan gerak lurus beraturan (GLB) yang tidak berubah atau konstan selama simulasi berjalan. V (m/s) mobil 1 mobil 2 mobil a (m/s 2 ) mobil 2 mobil t (s) t (s) Gambar 2. (Kiri) Grafik simulasi kecepatan terhadap waktu. (Kanan) Grafik simulasi percepatan terhadap waktu Dapat dilihat pada Gambar 2 (kanan) grafik simulasi percepatan terhadap waktu. Pada saat (t=0.5 s) kendaraan follower kedua melakukan perlambatan yang ekstrim dan mengakibatkan follower kedua mengurangi kecepatannya secara perlahan-lahan apabila sudah aman maka, follower kedua menambah kecepatannya hingga mencapai keadaan beriringan. Begitu juga untuk follower ketiga, melakukan pengurangan kecepatan secara perlahan-lahan yang diakibatkan follower ketiga melakukan proses perlambatan, akan tetapi perlambatan yang dilakukan tidak terlalu ekstrim seperti follower kedua. Keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 2 (kiri). S (m) mobil 1 mobil 2 mobil t (s) Gambar 3. Grafik simulasi posisi terhadap waktu Dari hasil simulasi kecepatan dan percepatan terhadap waktu tersebut pada Gambar 2, dapat dilihat bahwa simulasi menggunakan FVDM memiliki kelemahan yaitu nilai perlambatannya terlalu ekstrim. Apabila
5 Ind. Symposium on Computing Sept nilai perlambatan terlalu ekstrim, maka kecepatan kendaraan juga akan menurun secara perlahan-lahan. Perlambatan tersebut terjadi karena follower pertama dan follower kedua mengerem atau mengurangi kecepatan kendaraannya agar tidak terjadi kecelakaan beruntun.pada saat pengereman tersebut, kendaraan terlihat lebih realistis karena nilai posisi kendaraan tetap atau bergerak maju seiring dengan bertambah tiap waktu. Gambar 3 merupakan grafik simulasi posisi terhadap waktu. Pada waktu t=0.5 s, posisi kendaraan follower pertama terletak pada jarak meter, sedangkan follower kedua sebesar meter. Kemudian, pada saat iterasi waktu mencapai t= 1 s, posisi kendaraan follower pertama berpindah sehingga terletak pada jarak 77.3 meter dan kendaraan follower kedua juga bergerak mencapai meter. Terlihat pula pada Gambar 3, terjadi iringan kendaraan pada waktu simulai t = 10 s, dengan ditunjukkan oleh grafik yang sejajar dengan memiliki jarak konstan setiap kendaraan untuk waktu seterusnya t. Sehingga model FVDM terlihat menghasilkan iringan kendaraan dengan baik, dengan hanya menggunakan data awal secara acak. Artikel ini tidak mengerjakan simulasi numerik menggunakan data pengamatan yang akan digunakan sebagai nilai awal simulasi. Tentu saja dengan menggunakan data pengamatan sangatlah penting. Artikel mengenai FVDM menggunakan data lapangan akan disiapkan terpisah pada artikel yang akan diterbitkan pada jurnal lain. IV. KESIMPULAN Model FVDM untuk menyimulasikan iringan tiga buah kendaraan pada satu lajur jalan sudah dijabarkan dalam teori dan simulasi numerik. Dalam simulasi numerik, data awal diberikan secara sembarang untuk melihat prilaku model sesuai dengan yang diharapkan. Menggunakan nilai awal dengan posisi kendaraan pertama, kedua dan ketiga pada jarak 53, 46.5 dan 22.2 meter secara berurutan, iringan kendaraan didapatkan pada waktu t = 10 s. DAFTAR PUSTAKA [1] R. Jiang, Q. Wu, and Z. Zhu. Full velocity difference model for a car-following theory. Physical Review E, 64(1):017101, [2] S. Jin, D. Wang, P. Tao, and P. Li. Non-lane-based full velocity difference car following model. Physica A: Statistical Mechanics and Its Applications, 389(21): , [3] A. Kesting and M. Treiber. Calibrating car-following models by using trajectory data: Methodological study. Transportation Research Record: Journal of the Transportation Research Board, 2088: , [4] A. Kesting, M. Treiber, and D. Helbing. General lane-changing model mobil for car-following models. Transportation Research Record: Journal of the Transportation Research Board, [5] A. Nakayama, Y. Sugiyama, and K. Hasebe. Effect of looking at the car that follows in an optimal velocity model of traffic flow. Physical Review E, 65(1):016112, [6] G. Peng, X. Cai, C. Liu, B. Cao, and M. Tuo. Optimal velocity difference model for a car-following theory. Physics letters A, 375(45): , [7] R. W. Rothery. Car following models. Trac Flow Theory, [8] M. Treiber and A. Kesting. Traffic flow dynamics. Traffic Flow Dynamics: Data, Models and Simulation, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, [9] S. Yu, Q. Liu, and X. Li. Full velocity difference and acceleration model for a car-following theory. Communications in Nonlinear Science and Numerical Simulation, 18(5): , [10] X.-m. Zhao and Z.-y. Gao. A new car-following model: full velocity and acceleration difference model. The European Physical Journal B-Condensed Matter and Complex Systems, 47(1): , 2005.
6 284
SIMULASI IRINGAN KENDARAAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMAL VELOCITY MODEL (OVM)
SIMULASI IRINGAN KENDARAAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMAL VELOCITY MODEL (OVM) Abdulloh Azzam 1, Mahmud Imrona 2, Nurul Ikhsan. 3 1 Prodi S1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Telkom 2 Prodi
Lebih terperinciSimulasi Jarak Aman Berkendara Besbasis Molecular Dynamic
Simulasi Jarak Aman Berkendara Besbasis Molecular Dynamic Fikri A.A 1, Nurul.I 2, Fitriyani 3 1,3 Prodi S1 Ilmu Komputasi, Fakultas Informatika, Universitas Telkom 1 fikriauzialhaq@yahoo.com 2 Nurix@gmail.com,
Lebih terperinciSIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.3 Desember 2015 Page 7940 SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV Erwin Budi Setiawan 1, Dede Tarwidi 2,
Lebih terperinciSIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV
SIMULASI NUMERIK ARUS LALU LINTAS PADA JARINGAN JALAN MENGGUNAKAN METODE GODUNOV Erwin Budi Setiawan 1, Dede Tarwidi 2, Ilyana Fadhilah 3 1,2,3 Jurusan Ilmu Komputasi Universitas Telkom, Bandung 1 erwinbudisetiawan@telkomuniversity.ac.id,
Lebih terperinciPEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT
Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 43 52 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT NANDA ARDIELNA, MAHDHIVAN SYAFWAN Program Studi Matematika, Fakultas
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. sekitar Kampus Anggrek dan Syahdan BINUS University.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ini akan dilakukan di jalan-jalan berjalur satu yang berada di sekitar Kampus Anggrek dan Syahdan BINUS University. Seperti yang telah diketahui
Lebih terperinciSIMULASI LAJU PERTUMBUHAN PENJUALAN AUTOMOTIF DENGAN METODE EKSPONENSIAL DAN GUI MATLAB DI JAWA TIMUR
SIMULASI LAJU PERTUMBUHAN PENJUALAN AUTOMOTIF DENGAN METODE EKSPONENSIAL DAN GUI MATLAB DI JAWA TIMUR Yopi Andry Lesnussa Jurusan Matematika Universitas Pattimura yopi_a_lesnussa@yahoo.com Abstrak Laju
Lebih terperinciDesign and Analysis of Algorithm
Design and Analysis of Algorithm Week 4: Kompleksitas waktu algoritma rekursif part 1 Dr. Putu Harry Gunawan 1 1 Department of Computational Science School of Computing Telkom University Dr. Putu Harry
Lebih terperinciAnalisa Waktu Percepatan Kendaraan dengan Model Lorentz
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Analisa Waktu Percepatan Kendaraan dengan Model Lorentz Hartono 1, Fitriana Yuli Saptaningtyas 2, Kus Prihantoso Krisnawan Jurusan Pendidikan Matematika
Lebih terperinciKONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA PENURUNAN HUKUM KEKEKALAN MASSA GUNA MENGURANGI KEMACETAN ARUS LALU LINTAS DI INDONESIA
KONSTRUKSI MODEL MATEMATIKA PENURUNAN HUKUM KEKEKALAN MASSA GUNA MENGURANGI KEMACETAN ARUS LALU LINTAS DI INDONESIA Oleh: PRIHANTINI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB V ANALISIS 5.1 Umum 5.2 Analisis Statistik untuk Uji Kecukupan Data
BAB V ANALISIS 5.1 Umum Analisis yang dilakukan pada penelitian ini meliputi analisis statistik untuk uji kecukupan data dan analisis mengenai arus jenuh dan nilai EMP yang dihasilkan dari proses pengolahan
Lebih terperinciDETEKSI MARKA JALAN DAN ESTIMASI POSISI MENGGUNAKAN MULTIRESOLUTION HOUGH TRANSFORM
DETEKSI MARKA JALAN DAN ESTIMASI POSISI MENGGUNAKAN MULTIRESOLUTION HOUGH TRANSFORM Charles Edison Chandra; Herland Jufry; Sofyan Tan Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University
Lebih terperinciJurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA.
Jurnal MIPA 37 (2) (2014): 192-199 Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm PENYELESAIAN PERSAMAAN DUFFING OSILATOR PADA APLIKASI WEAK SIGNAL DETECTION MENGGUNAKAN METODE AVERAGING Z A Tamimi
Lebih terperinciPOSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :
Penentuan Energi Keadaan Dasar Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Metode Kuantum Difusi Monte Carlo Nurul Wahdah a, Yudha Arman a *,Boni Pahlanop Lapanporo a a JurusanFisika FMIPA Universitas Tanjungpura,
Lebih terperinciDesign and Analysis of Algorithm
Design and Analysis of Algorithm Week 5: Kompleksitas waktu algoritma rekursif part 2 Dr. Putu Harry Gunawan 1 1 Department of Computational Science School of Computing Telkom University Dr. Putu Harry
Lebih terperinciBAB 1 PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan internet berbasis TCP/IP saat ini mendukung komunikasi end-to-end dengan fixed path antar peers yang tersedia [8], koneksi yang selalu tersedia dan maksimum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian yang mencakup gambaran pembuatan simulasi pengaturan lampu lalu lintas, algoritma yang digunakan dalam simulasi, dan manfaat penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
43 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metodologi penelitian merupakan suatu langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam menyelesaan masalah (Sugiyono, 2004). Bab ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1 Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Line) Jalur pejalan kaki (pedestrian line) menurut Peraturan Presiden No. 43 tahun 1993 tentang Prasarana Jalan Bag. VII pasal 39 adalah termasuk
Lebih terperinciANALISIS DAN SIMULASI DISTRIBUSI TEMPERATUR RUANGAN BERDASARKAN BENTUK ATAP MENGGUNAKAN FINITE DIFFERENCE METHOD BERBASIS PYTHON
ANALISIS DAN SIMULASI DISTRIBUSI TEMPERATUR RUANGAN BERDASARKAN BENTUK ATAP MENGGUNAKAN FINITE DIFFERENCE METHOD BERBASIS PYTHON Denny Pratama, Viska Noviantri, Alexander Agung S.G. Matematika dan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. instansi swasta, pemerintahan, pendidikkan, dan perbelanjaan yang memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Simpang merupakan zona tempat terjadinya konflik pertemuan arah kendaraan dan memastikan menurunnya kinerja simpang diantaranya penurunan kecepatan, peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan latar belakang pembuatan sistem, tujuan penelitian dan hasil yang diharapkan dari penelitian tersebut. Selain itu, penulis juga akan menjelaskan
Lebih terperinciDesign and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 4 Kompleksitas waktu algoritma rekursif part 1
Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 4 Kompleksitas waktu algoritma rekursif part 1 Dr. Putu Harry Gunawan (PHN) Quiz I 1. Tentukan operasi dasar, c op dan C(n) untung masing-masing algoritma
Lebih terperinciNama Soal Pembagian Ring Road Batas Waktu 1 detik Nama Berkas Ringroad[1..10].out Batas Memori 32 MB Tipe [output only] Sumber Brian Marshal
Nama Soal Pembagian Ring Road Batas Waktu 1 detik Nama Berkas Ringroad[1..10].out Batas Memori 32 MB Tipe [output only] Sumber Brian Marshal Deskripsi Soal Dalam rangka mensukseskan program Visit Indonesia,
Lebih terperinciMINIMALISASI KETERLAMBATAN KERETA API (STUDI KASUS PADA JADWAL KERETA API DI PT KERETA API INDONESIA DAOP IV SEMARANG)
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 MINIMALISASI KETERLAMBATAN KERETA API (STUDI KASUS PADA JADWAL KERETA API DI PT KERETA API INDONESIA DAOP
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PITA PENGGADUH UNTUK MEREDUKSI KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR
EFEKTIFITAS PITA PENGGADUH UNTUK MEREDUKSI KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR Steven Valerian Brouwer Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra Jln. Siwalankerto
Lebih terperinciModifikasi Kontrol untuk Sistem Tak Linier Input Tunggal-Output Tunggal
Vol 7, No2, 118-123, Januari 2011 Modifikasi Kontrol untuk Sistem Tak Linier Input Tunggal-Output Tunggal Abstrak Dalam tulisan ini diuraikan sebuah kontrol umpan balik dinamik Dari kontrol yang diperoleh
Lebih terperinciSIMULASI ARUS LALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN KECEPATAN MODEL KERNER KONHÄUSER
SIMULASI ARUS LALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN KECEPATAN MODEL KERNER KONHÄUSER Yessy Yusnita Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Riau Kepulauan Batam Abstract In the real situation, the
Lebih terperinciPensejajaran Rantai DNA Menggunakan Algoritma Dijkstra
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Pensejajaran Rantai DNA Menggunakan Algoritma Dijkstra Abduh Riski 1 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember riski.fmipa@unej.ac.id
Lebih terperinciGerak satu dimensi ialah : gerak benda dimana perubahan posisi benda hanya terjadi pada satu dimensi atau satu sumbu koordinat
Gerak Gerak adalah : perubahan posisi benda secara berkelanjutan (kontinu) Gerak dalam fisika terbagi 3 yaitu : Translasi (gerak mobil di jalan raya) Rotasi (gerak perputaran bumi pada sumbunya) Vibrasi
Lebih terperinciKendaraan Otonom Berbasis Kendali Teaching And Playback Dengan Kemampuan Menghindari Halangan
Kendaraan Otonom Berbasis Kendali Teaching And Playback Dengan Kemampuan Menghindari Halangan Aldilla Rizki Nurfitriyani 1, Noor Cholis Basjaruddin 2, Supriyadi 3 1 Jurusan Teknik Elektro,Politeknik Negeri
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA ENKRIPSI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN SKEMA TRANPOSISI BERBASIS FUNGSI CHAOS. Suryadi MT 1 Zuherman Rustam 2 Wiwit Widhianto 3
IMPLEMENTASI ALGORITMA ENKRIPSI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN SKEMA TRANPOSISI BERBASIS FUNGSI CHAOS Suryadi MT 1 Zuherman Rustam 2 Wiwit Widhianto 3 1,2,3 Departemen Matematika, FMIPA, Universitas Indonesia
Lebih terperinciKAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS
KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Lebih terperinciMODEL SIMULASI UNTUK PERGERAKAN KENDARAAN PADA RUANG DUA DIMENSI KONTINU DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN BERBASIS AGEN
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 MODEL SIMULASI UNTUK PERGERAKAN KENDARAAN PADA RUANG DUA DIMENSI KONTINU
Lebih terperinciSIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA
SIMULASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOBIL OTOMATIS MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA Helmy Thendean, M.Kom 1) Albert, S.Kom 2) Dra.Chairisni Lubis, M.Kom 3) 1) Program Studi Teknik Informatika,Universitas
Lebih terperinciCreated by : Firman Dwi Setiawan Approved by : Ir. Suntoyo, M.Eng., Ph.D Ir. Sujantoko, M.T.
Created by : Firman Dwi Setiawan Approved by : Ir. Suntoyo, M.Eng., Ph.D Ir. Sujantoko, M.T. Latar belakang permasalahan Awal gerak butiran sedimen dasar merupakan awal terjadinya angkutan sedimen di suatu
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU MENYIAP KENDARAAN RINGAN PADA RUAS JALAN ARTERI DI KOTA MAKASSAR
JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS PERILAKU MENYIAP KENDARAAN RINGAN PADA RUAS JALAN ARTERI DI KOTA MAKASSAR OLEH : FEBRIANTY HASANAH D111 10 264 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
Lebih terperinciSIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI. Abstract
ISBN: 978-602-71798-1-3 SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI Widiarti 1), Ayu Maidiyanti 2), Warsono 3) 1 FMIPA Universitas Lampung widiarti08@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DITINJAU DARI TIME HEADWAY DI JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA
Artikel ini telah di submit ke Ecorekayasa ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DITINJAU DARI TIME HEADWAY DI JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai
Lebih terperinciBAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius
BAB III GERAK LURUS Pada bab ini kita akan mempelajari tentang kinematika. Kinematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan penyebab timbulnya gerak. Sedangkan ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciAPLIKASI PENGATURAN TRAFFIC LIGHT DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO BERDASARKAN TINGKAT KEPADATAN KENDARAAN
APLIKASI PENGATURAN TRAFFIC LIGHT DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO BERDASARKAN TINGKAT KEPADATAN KENDARAAN Anita T. Kurniawati 1) dan Tutuk Indriyani 2) Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi
Lebih terperinciGERAK LURUS Kedudukan
GERAK LURUS Gerak merupakan perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap sebuah acuan tertentu. Perubahan letak benda dilihat dengan membandingkan letak benda tersebut terhadap suatu titik yang diangggap
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL KAPASITAS WEAVING DI INDONESIA (146T)
PENGEMBANGAN MODEL KAPASITAS WEAVING DI INDONESIA (146T) Efendhi Prih Raharjo 1 Bambang Sugeng Subagio 2 dan Sony Sulaksono Wibowo 3 1 Fakultas Tenik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Jl.
Lebih terperinciGerak satu dimensi ialah : gerak benda dimana perubahan posisi benda hanya terjadi pada satu dimensi atau satu sumbu koordinat
(Pertemuan ke 3) Gerak Gerak adalah : perubahan posisi benda secara berkelanjutan (kontinu) Gerak dalam fisika terbagi 3 yaitu : Translasi (gerak mobil di jalan raya) Rotasi (gerak perputaran bumi pada
Lebih terperinciMODEL PELATIHAN ULANG (RETRAINING) PEKERJA PADA SUATU PERUSAHAAN BERDASARKAN PENILAIAN REKAN KERJA
ISSN: 288-687X 13 ODEL PELATIHAN ULANG (RETRAINING) PEERJA PADA SUATU PERUSAHAAN BERDASARAN PENILAIAN REAN ERJA Dwi Lestari Jurusan Pendidikan atematika FIPA Universitas Negeri Yogyakarta E-mail: dwilestari@uny.ac.id
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Kerangka Umum Pendekatan. Mulai. Studi Litelatur. Penentuan Daerah Studi. Pengumpulan Data
BAB IV METODE PENELITIAN A. Kerangka Umum Pendekatan Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei lapangan dan dilakukan pemodelan lalulintas dengan sistem komputer. Bagan alir yang
Lebih terperinciPenerapan Algoritma Greedy pada Optimasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Sederhana
Penerapan Algoritma Greedy pada Optimasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Sederhana Rocky Hartono 1, Devis Wawan Saputra 2, Joel THP Hutasoit 3 Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik Informatika,
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PENGUKUR KECEPATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA32 DAN MODUL BLUETOOTH DBM 01
PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KECEPATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA32 DAN MODUL BLUETOOTH DBM 01 Disusun Oleh : Nama : Mulyawan NRP : 0622038 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciKata kunci: graph, graph database, GIndex, subgraph query, size-increasing support constraint, discriminative fragments, index, subgraph matching
Analisis dan Implementasi Graph Indexing Pada Graph Database Menggunakan Algoritma GIndex Analysis and Implementation of Graph Indexing for Graph Database Using GIndex Algorithm Hadyan Arif 1, Kemas Rahmat
Lebih terperinci3.1. IDENTIFIKASI MASALAH
BAB III METODOLOGI Secara garis besar, langkah kerja dalam penyusunan tugas akhir ini meliputi : 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH Identifikasi masalah merupakan peninjauan pokok permasalahan untuk dijadikan dasar
Lebih terperinciSoal Gerak Lurus = 100
Soal Gerak Lurus 1. Sebuah bola bergerak ke arah Timur sejauh 8 meter, lalu membentur tembok dan berbalik arah sejauh meter. Jarak yang ditempuh bola adalah... Jarak, berarti semua dijumlah 8 meter + meter
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan satu dengan kendaraan lainnya ataupun dengan pejalan kaki.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persimpangan Jalan Menurut Hobbs (1995), persimpangan jalan adalah simpul transportasi yang terbentuk dari beberapa pendekat, dimana arus kendaraan dari berbagai pendekat bertemu
Lebih terperinciAPLIKASI TEORI GELOMBANG KEJUT DALAM PENENTUAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA LENGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL
APLIKASI TEORI GELOMBANG KEJUT DALAM PENENTUAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA LENGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL Studi Kasus pada Persimpangan Jl. Ir. H. Juanda - JI. Ganesa Kodya Bandung TESIS MAGISTER Oleh
Lebih terperinciEFFECT OF CARRIAGEWAY WIDTH ON OVERTAKING BEHAVIOUR AND SPEED-FLOW RELATIONSHIPS ON TWO-LANE TWO-WAY ROADS
EFFECT OF CARRIAGEWAY WIDTH ON OVERTAKING BEHAVIOUR AND SPEED-FLOW RELATIONSHIPS ON TWO-LANE TWO-WAY ROADS S U M M A R Y EFFECT OF CARRIAGEWAY WIDTH ON OVERTAKING BEHAVIOUR AND SPEED-FLOW RELATIONSHIPS
Lebih terperinciOleh: Isna Kamalia Al Hamzany Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita W, M.Si. Dra. Nur Asiyah, M.Si
Oleh: Isna Kamalia Al Hamzany 1207 100 055 Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita W, M.Si. Dra. Nur Asiyah, M.Si Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciKINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom
KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran
Lebih terperinciPercobaan Perancangan Fungsi Pembangkit Bilangan Acak Semu serta Analisisnya
Percobaan Perancangan Fungsi Pembangkit Bilangan Acak Semu serta Analisisnya Athia Saelan (13508029) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH KEBIJAKAN ON-STREET PARKING TERHADAP TINGKAT KEMACETAN DI KOTA MEDAN
KAJIAN PENGARUH KEBIJAKAN ON-STREET PARKING TERHADAP TINGKAT KEMACETAN DI KOTA MEDAN ABSTRAK KAJIAN PENGARUH KEBIJAKAN ON-STREET PARKING TERHADAP TINGKAT KEMACETAN DI KOTA MEDAN oleh Ariostar NIM : 250
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini, terlihat perkembangan penelitian yang pesat pada berbagai bidang ilmu komputer, dan penggunaan ilmu komputer pada kendaraan telah mencapai
Lebih terperinciKata kunci: cermin Einstein, cermin Relativistik, foton, pemantulan cahaya.
1 PEMANTULAN CERMIN DATAR RELATIVISTIK: ANALISIS FREKUENSI DAN SUDUT PANTUL CAHAYA TERHADAP KECEPATAN CERMIN DAN SUDUT DATANG Muhammad Firmansyah Kasim, Muhammad Fauzi Sahdan, Nabila Khrisna Dewi Institut
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 ANALISIS SISTEM LALU LINTAS Pemahaman tentang sistem yang akan dirancang sangat diperlukan sebelum perangkat lunak dibangun. Pembangunan perangkat lunak dimulai
Lebih terperinciSOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN DIFERENSIAL TERTUNDA MENGGUNAKAN METODE RUNGE- KUTTA UNTUK MIKROSIMULASI APLIKASI PYTHON
SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN DIFERENSIAL TERTUNDA MENGGUNAKAN METODE RUNGE- KUTTA UNTUK MIKROSIMULASI APLIKASI PYTHON Adrian Lukman, Fergyanto E. Gunawan, Alexander Agung S.G. Universitas Bina Nusantara,
Lebih terperinciESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM) Abstract
Estimasi Parameter (Mika Asrini) ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM) Mika Asrini 1, Winita Sulandari 2, Santoso Budi Wiyono 3 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah ruas jalan atau lebih yang saling bertemu, saling berpotongan atau bersilangan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Persimpangan Jalan Persimpangan menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) adalah dua buah ruas jalan atau lebih yang saling bertemu, saling berpotongan atau
Lebih terperinciKompleksitas Algoritma Pengurutan Selection Sort dan Insertion Sort
Kompleksitas Algoritma Pengurutan Selection Sort dan Insertion Sort Setia Negara B. Tjaru (13508054) Program Studi Teknik Informatika ITB Bandung e-mail: if18054@students.if.itb.ac.id ABSTRAK Makalah ini
Lebih terperinciSIMULASI NUMERIK ALIRAN 3D UNTUK KONDISI QUASI STEADY DAN UNSTEADY PADA TURBIN UAP AKSIAL
SIMULASI NUMERIK ALIRAN 3D UNTUK KONDISI QUASI STEADY DAN UNSTEADY PADA TURBIN UAP AKSIAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciBAB II TNJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) karakteristik geometrik
BAB II TNJAUAN PUSTAKA 2.1 Geometrik Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997) karakteristik geometrik untuk jalan berbagai tipe akan mempunyai kinerja berbeda pada pembebanan lalu lintas tertentu
Lebih terperinciAnalisa Aplikasi Peredam Getaran Dinamik Pada Model Setengah Mobil Empat Derajat Kebebasan Berbasis Respon Amplitudo
Analisa Aplikasi Peredam Getaran Dinamik Pada Model Setengah Mobil Empat Derajat Kebebasan Berbasis Respon Amplitudo Apriyanto S. 247 1 6 Pembimbing : Ir. Jerri Susatio, M.T. 1954117 1983 1 5 Latar Belakang
Lebih terperinciPurwarupa Sistem Kendali Kecepatan Mobil Berdasarkan Jarak dengan Sistem Inferensi Fuzzy Tsukamoto
IJEIS, Vol.3, No.2, October 2013, pp. 117~126 ISSN: 2088-3714 117 Purwarupa Sistem Kendali Kecepatan Mobil Berdasarkan Jarak dengan Sistem Inferensi Fuzzy Tsukamoto Niko Karis Gunawan* 1, Abdul Rouf 2
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK SKEMA EULER UNTUK MODEL PREDATOR-PREY DENGAN EFEK ALLEE KUADRATIK
ANALISIS DINAMIK SKEMA EULER UNTUK MODEL PREDATOR-PREY DENGAN EFEK ALLEE KUADRATIK (DYNAMICAL ANALYSIS OF EULER SCHEME FOR PREDATOR- PREY WITH QUADRATIC ALLEE EFFECT) Vivi Aida Fitria 1, S.Nurul Afiyah2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor utama penyebab kecelakaan pada kendaraan roda 4 ialah selain dari faktor kesalahan sistem pada kendaraan ternyata terdapat faktor lain sebagai faktor terbesar
Lebih terperinciKODE SOAL B (NO ABSEN GENAP) SOAL ULANGAN FORMATIF II Nama : MATA PELAJARAN : FISIKA Kelas / No Absen :.../...
KODE SOL (NO SEN GENP) SOL ULNGN FORMIF II Nama : M PELJRN : FISIK Kelas / No bsen :.../... KELS : X Pilihlah Jawaban yang benar dengan memberi tanda silang pada pilihan jawaban yang tersedia!!! (Cara
Lebih terperinciABSTRAK. Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu
iv ABSTRAK Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu rambu tersebut adalah lampu lalu lintas. Namun seringkali terjadi kemacetan pada persimpangan jalan karena
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Litelatur. Penentuan Daerah Studi. Pengumpulan Data
BAB IV METODE PENELITIAN A. Kerangka Umum Pendekatan Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei lapangan dan dilakukan pemodelan lalulintas dengan sistem komputer. Bagan alir yang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Kerangka Umum Pendekatan Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei lapangan dan dilakukan pemodelan lalulintas dengan sistem komputer. Bagan alir yang
Lebih terperinciANALISIS GELOMBANG KEJUT PADA JALAN BEBAS HAMBATAN DAN PERSIMPANGAN BERLAMPU LALU LINTAS ( BUKU I ) TESIS. Oleh : Heru Budi Utomo
ANALISIS GELOMBANG KEJUT PADA JALAN BEBAS HAMBATAN DAN PERSIMPANGAN BERLAMPU LALU LINTAS ( BUKU I ) TESIS Oleh : Heru Budi Utomo 25094003 PENGUTAMAAN REKAYASA TRANSPORTASI JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gerak adalah perubahan kedudukan atau tempat suatu benda terhadap titik acuan atau titik asal tertentu. Jadi, bila suatu benda kedudukannya berubah setiap saat terhadap
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Beban Dan Sudut Kemiringan Jalan Terhadap Jarak Pengereman Pada Mobil Prototype Gasoline
Analisis Pengaruh Beban Dan Sudut Kemiringan Jalan Terhadap Jarak Pengereman Pada Mobil Prototype Gasoline Muhammad Rafqi, Cahyo Budi Nugroho S.T., M.Sc., Andrew Mantik S.T., GCEngSc. Batam Polytechnics
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh)
KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh) Zufrimar 1, Junaidi 2 dan Astuti Masdar 3 1 Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,
Lebih terperinciKAJIAN PARKIR DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN JALAN CIUMBULEUIT BANDUNG TESIS MAGISTER
KAJIAN PARKIR DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN JALAN CIUMBULEUIT BANDUNG TESIS MAGISTER Disusun oleh : Sihombing Aryananda NIM : 250 99 109 Pembimbing : Dr. Ir. Harun Al-Rasyid Sarah Lubis,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Jenis penelitian deskriptif (Narbuko dan Achmadi, 2008) adalah jenis penelitian yang berusaha
Lebih terperinciEstimasi Hazard Rate Temporal Point Process
Vol. 9, No.1, 33-38, Juli 2012 Estimasi Hazard Rate Temporal Point Process Nurtiti Sunusi 1 Abstrak Point process adalah suatu model stokastik yang dapat menerangkan fenomena alam yang sifatnya acak baik
Lebih terperinciMETODE STEEPEST DESCENT
METODE STEEPEST DESCENT DENGAN UKURAN LANGKAH BARU UNTUK PENGOPTIMUMAN NIRKENDALA D. WUNGGULI 1, B. P. SILALAHI 2, S. GURITMAN 3 Abstrak Metode steepest descent adalah metode gradien sederhana untuk pengoptimuman.
Lebih terperinciPemodelan Gerak Belok Steady State dan Transient pada Kendaraan Empat Roda
E97 Pemodelan Gerak Belok Steady State dan Transient pada Kendaraan Empat Roda Yansen Prayitno dan Unggul Wasiwitono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciEFEKTIVITAS JALUR SEPEDA MOTOR PADA JALAN PERKOTAAN MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI-MIKRO
EFEKTIVITAS JALUR SEPEDA MOTOR PADA JALAN PERKOTAAN MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI-MIKRO Febri Zukhruf Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 Telp: +62-22-2502350
Lebih terperinciKAJIAN KEBUTUHAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG 6 KUTABLANG LHOKSEUMAWE
KAJIAN KEBUTUHAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG 6 KUTABLANG LHOKSEUMAWE Wesli 1), Said Jalalul Akbar 2) 1), 2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh email: 1) ir_wesli@yahoo.co.id;
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya jaringan jalan diadakan karena adanya kebutuhan
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Pada dasarnya jaringan jalan diadakan karena adanya kebutuhan perpindahan barang dan manusia dari suatu tempat ke tempat lain. Adanya pasaran suatu produk dan penanaman
Lebih terperinciKISI KISI UJI COBA SOAL
KISI KISI UJI COBA SOAL Materi Indikator Soal Alat Evaluasi (soal) Gerak Lurus Disajikan 1. Perhatikan gambar dibawah ini! dengan gambar diagram S R O P Q T Kecepatan cartesius, Siswa dan -6-5 -4-3 -2-1
Lebih terperinciKinematika. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com 1
Kinematika Hoga saragih hogasaragih.wordpress.com 1 BAB II Penggambaran Gerak Kinematika Dalam Satu Dimensi Mempelajari tentang gerak benda, konsep-konsep gaya dan energi yang berhubungan serta membentuk
Lebih terperinciLKS Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan
LKS Gerak Lurus Beraturan dan Gerak Lurus Berubah Beraturan Mata Pelajaran : Fisika Kelas : X Materi : Gerak Lurus Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 kali pertemuan) Kompetensi Dasar 1.1 Bertambah keimanannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di bidang transportasi berkembang dengan cepat. Akan tetapi, perkembangan di bidang transportasi tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kuantitas
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) E120
JURNAL TEKNIK ITS Vol., No. 2, (216) ISSN: 2337-39 (231-9271 Print) E12 Perancangan dan Analisa Sistem Kemudi dan Sistem Suspensi Quadrilateral Pada Narrow Tilting Vehicle Rizal Pribadi Restuaji, dan Unggul
Lebih terperinciLINEAR MOTION ( Gerak Lurus ) KD: 4.1
LINEAR MOTION ( Gerak Lurus ) KD: 4.1 speed distance displacement ditandai MOTION IN A STRAIGHT MOTION IN LINE A STRAIGHT LINE memiliki velocity acceleration velocity macamnya Uniform Motion ( GLB ) Uniformly
Lebih terperinciBAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR)
BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR) Pada permasalahan pencarian rute optimal dalam rangka penyebaran rute lalu lintas untuk mencapai keseimbangan jaringan lalu lintas sebagai upaya untuk mengurangi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Simpang Persimpangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua sistem jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan jalan di daerah
Lebih terperinciPerbandingan Metode Model Based Tomography dan Grid Based Tomography untuk Perbaikan Kecepatan Interval
ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2014) Vol.04 No.1 Halaman 63 April 2014 Perbandingan Metode Model Based Tomography dan Grid Based Tomography untuk Perbaikan Kecepatan Interval ABSTRACT
Lebih terperinciTraffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel
1 Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel Andi Muhammad Ali Mahdi Akbar, Arief Kurniawan, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut
Lebih terperinciPengaruh Kebijakan 4 in 1 terhadap Kinerja Persimpangan Jl Dr. Djunjunan Tol Pasteur dengan Menggunakan Simulasi Mikro
Jurnal Rekayasa Hijau No.1 Vol. I ISSN 550-1070 Maret 017 Pengaruh Kebijakan 4 in 1 terhadap Kinerja Persimpangan Jl Dr. Djunjunan Tol Pasteur dengan Menggunakan Simulasi Mikro Andrean Maulana Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Perkotaan Menurut MKJI 1997, jalan perkotaan merupakan segmen jalan yang mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan,
Lebih terperinciPERKIRAAN ZONA DILEMA MOBIL PENUMPANG PADA PERSIMPANGAN BERLAMPU LALULINTAS DENGAN FASILITAS RUANG HENTI KHUSUS SEPEDA MOTOR.
PERKIRAAN ZONA DILEMA MOBIL PENUMPANG PADA PERSIMPANGAN BERLAMPU LALULINTAS DENGAN FASILITAS RUANG HENTI KHUSUS SEPEDA MOTOR. Dwi Prasetyanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinci