BAB IV CONTOH NUMERIK DAN ANALISIS KOMPUTASIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV CONTOH NUMERIK DAN ANALISIS KOMPUTASIONAL"

Transkripsi

1 BAB IV CONTOH NUMERIK DAN ANALISIS KOMPUTASIONAL IV.1. Karakteristik Data Hipotetik. Penyelesaian VRP dengan karakteristik fleet mix vehicle, multiple trips, split delivery, multiple products dan multiple compartments dengan teknik algoritma genetik diuji dengan menggunakan sembilan data hipotetik dari Komara (2006). Arvianto (2009) juga menggunakan kesembilan data hipotetik ini untuk penyelesaian VRP dengan karakteristik multiple trips, multiple time windows, split delivery, multiple products and multiple compartments. Sembilan contoh data ini dibagi menurut karakteristik lokasi pelanggan (random, berkelompok, dan campuran random dan berkelompok). Pada masing-masing set data hipotetik, terdapat 50 pelanggan dengan lokasi pelanggan dinyatakan dalam koordinat cartesisus (x,y) dengan batas-batas koordinat (0,0) hingga (10,10). Satu satuan dalam koordinat ekivalen dengan 1 kilometer (km). lokasi depot terdapat pada koordinat (5,5). Jarak antar lokasi didefinisikan sebagai jarak euclidian. Produk yang dikirimkan terdiri dari tiga jenis. Terdapat tiga tipe kendaraan yang digunakan dan mempunyai tiga kompartemen dengan kapasitas tertentu. Tabel IV.1 berikut memperlihatkan spesifikasi data kendaraan dan kompartemen. Tabel IV.1. Spesifikasi Data Kendaraan dan Kompartemen Tipe Kendaraan Fixed Cost (Rp/Hor.Perenc) Variabel Cost (Rp/jam) Kapasitas Kompartemen 1 (unit) Kapasitas Kompartemen 2 (unit) Kapasitas Kompartemen 3 (unit) Tipe Tipe Tipe Sebaran lokasi pelanggan yang teracak, terkelompok, dan tercampur diperlihatkan pada Gambar IV.1, IV.2, IV.3 di bawah ini 82

2 Gambar. IV.1. Lokasi Pelanggan Data Hipotetik Random 1 Gambar. IV.2. Lokasi Pelanggan Data Hipotetik Cluster 1 83

3 Gambar IV.3. Lokasi Pelanggan Data Hipotetik Campur 1 Pada beberapa pelanggan, demand pengiriman pelanggan melebihi kapasitas kendaraan sehingga harus melakukan split delivery. Kecepatan kendaraan adalah 50 mil/jam. Waktu loading sama dengan waktu discharging yaitu 30 unit/jam. Waktu setup sebesar 0,2 jam. Horison perencanaan sepanjang10 jam. Sembilan contoh data hipotetik yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran B. IV.2. Contoh Numerik Contoh numerik ini melakukan perhitungan permasalahan permasalahan VRP with fleet mix vehicle, multiple trips, Split delivery, multiple products and multiple compartments dengan menggunakan fungsi tujuan minimisasi total routing cost yang terdapat dalam persamaan 3-7. Tabel IV.2 dibawah ini memperlihatkan data input VRP dengan karateristik fleet mix vehicle, multiple trips, split delivery, multiple products dan multiple compartments untuk data hipotetik cluster 1. 84

4 Tabel IV.2. Input Data Hipotetik Cluster 1 Jumlah Depot 1 Jumlah Pelanggan 50 Jumlah Jenis Produk 3 Horison Perencanaan (Jam) 10 Tipe Kendaraan Heterogeneous Jumlah Tipe Kendaraan 3 Jumlah Kompartemen 3 Kecepatan Kendaraan (mil/h) 50 Waktu Setup (Jam) 0.2 Waktu Loading (Unit/Jam) 30 Waktu Unloading (Unit/Jam) 30 Kendaraan Tipe Kendaraan Fixed Cost Variabel Cost Komp 1 Komp 2 Komp 3 (Rp/Hor.pernc) (Rp/jam) (unit) (unit) (unit) Kendaraan Tipe Kendaraan Tipe Kendaraan Tipe Depot dan Pelanggan Pelanggan Position Position Produk 1 Produk 2 Produk 3 X Y (Unit) (Unit) (Unit)

5 Lanjutan Tabel Depot dan Pelanggan Nilai parameter dan nilai operator genetik yang di gunakan di tunjukan pada Tabel IV.3 di bawah ini. Tabel IV.3. Data Algoritma Genetik Populasi 20 Maksimum Generasi 50 Elitis 10 % Migrasi 40 % Mutasi 20 % Crossover 30 % Hasil pengolahan numerik secara rinci ditunjukkan pada Tabel IV.4 di bawah ini. Tabel IV.4. Solusi Contoh VRPFMVMTMPMC Individu Terbaik Generasi Data Hipotetik Cluster 1 SUMMARY of GENETIC ALGORITHM SOLUTION Created on : 4/30/ :37:36 PM File name Cluster 1.txt Name of Experiment Genetic Algorithm Process Time (second) detik Number of Vehicles 6 Kendaraan Total Tour Duration Time jam Range of Duration Time 2.6 jam Objective Function Rp /Hrsn Prnc. VERIFICATIONS All Customers are Assigned: TRUE Feasibility of Vehicle Compartments: TRUE Feasibility of Planning Horizon: TRUE Number of Customer Splitted: 6 Splitted Customers: 15, 25, 30, 35, 40,45 86

6 Lanjutan tabel solusi VRPFMVMTSDMPMC Individu Terbaik GenerasiData Hipotetik Cluster 1 DETAIL SCHEDULE Tour 1 Tipe Kendararaan : 1 Tour Duration Time : Jam Total % W. Setup 0.4 jam W. L/UL 1.6 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 1 jam W. L/UL 1.6 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 0.8 jam W. L/UL 1.6 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 0.8 jam W. L/UL 1.2 jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 1,

7 Lanjutan tabel solusi VRPFMVMTSDMPMC Individu Terbaik GenerasiData Hipotetik Cluster 1 Tour 2 Tipe Kendararaan : 2 Tour Duration Time : Jam Total % W. Setup 0.4 jam W. L/UL 2 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 1.2 jam W. L/UL 2 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 1.2 jam W. L/UL 2 jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 3,650. Tour 3 Tipe Kendararaan : 3 Tour Duration Time : Jam Total % W. Setup 1 jam W. L/UL 2.8 jam W. Temp jam 88

8 Lanjutan tabel solusi VRPFMVMTSDMPMC Individu Terbaik GenerasiData Hipotetik Cluster 1 Rute : Total % W. Setup 0.6 jam W. L/UL 2.8 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 0.6 jam W. L/UL 1.2 jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 3,471. Tour 4 Tipe Kendararaan : 1 Tour Duration Time : Jam Total % W. Setup 0.8 jam W. L/UL 1.6 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 1 jam W. L/UL 1.6 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 0.4 jam W. L/UL 1.6 jam W. Temp jam 89

9 Lanjutan tabel solusi VRPFMVMTSDMPMC Individu Terbaik GenerasiData Hipotetik Cluster 1 Rute : Total % W. Setup 0.8 jam W. L/UL 1.2 jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 4,858. Tour 5 Tipe Kendararaan : 3 Tour Duration Time : Jam Total % W. Setup 1 jam W. L/UL 2.8 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 0.6 jam W. L/UL 2.8 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 0.8 jam W. L/UL 1.2 jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 4,

10 Lanjutan tabel solusi VRPFMVMTSDMPMC Individu Terbaik GenerasiData Hipotetik Cluster 1 Tour 6 Tipe Kendararaan : 1 Tour Duration Time : Jam Total % W. Setup 0.4 jam W. L/UL 1.6 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 0.8 jam W. L/UL 1.6 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 0.8 jam W. L/UL 1.2 jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 4,868. Jmlh Kend Tipe 1 : 3 Kend Jmlh Kend Tipe 2 : 1 Kend Jmlh Kend Tipe 3 : 2 Kend NV 6 Kend. TDT jam RCT jam Biaya Total Perj. Rp. 23,165. Fitness Function 628, Gambar IV.4 sampai dengan gambar IV. 10 memperlihatkan map solusi keseluruhan tur dan setiap tur dari individu terbaik generasi untuk permasalahan VRP with fleet mix vehicle, multiple trips, Split delivery, multiple products and multiple compartments dengan data hipotetik Cluster 1, dimana dibutuhkan 6 tur dengan tur 1 dilayani oleh kendaraan tipe 1n tur 2 oleh kendaraan tipe 2, tur 3 oleh kendaraan tipe 3, tur 4 dilayani oleh kendaraan tipe 1, tur 5 dilyani oleh kendaraan tipe 3 dan tur 6 dilayani oleh kendaraan tipe 1. Jadi dibutuhkan 6 kendaraan (kendaraan tipe 1 91

11 sebanyak 3 kendaraan, kendaraan tipe 2 sebanyak 1 kendaraan dan kendaraan tipe 3 sebanyak 2 kendaraan) untuk melayani permintaan 50 pelanggan. Gambar IV.4. Map Solusi Keseluruhan Tur Data Hipotetik Cluster 1 Gambar IV.5. Map Solusi Tur 1 Data Hipotetik Cluster 1 92

12 Gambar IV.6. Map Solusi Tur 2 Data Hipotetik Cluster 1 Gambar IV.7. Map Solusi Tur 3 Data Hipotetik Cluster 1 93

13 Gambar IV.8. Map Solusi Tur 4 Data Hipotetik Cluster 1 Gambar IV.9. Map Solusi Tur 5 Data Hipotetik Cluster 1 94

14 Gambar IV.10. Map Solusi Tur 6 Data Hipotetik Cluster 1 Data-data output lain yang terkait dengan solusi permasalahan VRP with fleet mix vehicle, multiple trips, Split delivery, multiple products and multiple compartments data hipotetik Cluster 1 di tampilkan dalam bentuk grafik-grafik di bawah ini. Gambar IV.11. Grafik Pergerakan Nilai Fitnees Function Individu Terbaik Setiap Generasi Data Hipotetik Cluster 1 95

15 Dari Gambar IV.11 grafik fitness function untuk data hipotetik Cluster 1 menampilkan proses konvergensi untuk fitness function terjadi pada generasi ke sepuluh selama pembentukan 50 generasi. IV.3. Analisis Kestabilan Solusi Analisis kestabilan solusi akan diuji menggunakan sembilan set data hipotetik. Analisis ini dilakukan untuk melihat variansi dari solusi yang dihasilkan. Software aplikasi yang dirancang untuk pemecahan VRP dengan karakteristik fleet mix vehicle, multiple trips, split delivery, multiple products dan multiple compartements dengan menggunakan algoritma genetika, dilakukan dengan menggunakan spesifikasi perangkat komputer sebagai berikut: Processor : Intel Core 2 Duo 1,8 GHz Memory : DDR2 3 GB Opr. System : Microsoft Windows Vista Home Premium Developer : Microsoft Visual Basic Version 6.0 Nilai parameter dan nilai operator genetika yang digunakan adalah : Maksimum Generasi : 50 Jumlah Populasi : 20 Elitis : 10 % Migrasi : 40 % Mutasi : 20 % Crossover : 30 % Percobaan yang dilakukan menggunakan fungsi tujuan meminimumkan total routing cost. Karena hasil dari setiap percobaan berbeda-beda maka dilakukan perhitungan jumlah replikasi yang di butuhkan untuk sembilan data hipotetik. Perhitungan jumlah replikasi yang diperlukan menggunakan relative error yang diambil dari Harrell, et.al (2004). ( / 2 ) ' zα s n = re x (1 + re 2 (4-1) 96

16 dengan : α = tingkat kesalahan yang diijinkan digunakan 5% re = relative error 10% s = simpangan baku x = Nilai rata-rata. dicoba dengan n = 5 replikasi n' = Jumlah replikasi yang dibutuhkan. Berikut adalah rekapitulasi perhitungan jumlah replikasi untuk kesembilan data hipotetik ditunjukan pada Tabel IV.5. Data Hipotetik Tabel IV.5. Rekapitulasi Perhitungan Jumlah Replikasi Jumlah Replikasi (n ) Data Hipotetik Jumlah Replikasi (n ) Data Hipotetik Jumlah Replikasi (n ) Campur Cluster Random E 05 Campur Cluster Random Campur Cluster Random Dari Tabel IV.5. diatas terlihat jumlah replikasi yang dibutuhkan untuk sembilan data hipotetik adalah sebanyak satu replikasi, karena n < n maka n sebanyak 5 replikasi dinyatakan cukup untuk percobaan kesembilan data hipotetik. Tabel IV.6 sampai dengan Tabel IV.14 berikut akan menampilkan percobaan masing-masing data hipotetik dengan lima replikasi. Dari seluruh hasil percobaan dengan lima replikasi terlihat bahwa koofisien variansi untuk tiap data hipotetik nilainya mendekati nol, sehingga dapat disimpulkan bahwa solusi yang dihasilkan dari seluruh percobaan dapat dikatakan stabil. Tabel IV.6 Hasil Percobaan Data Hipotetik Campur 1 Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi

17 Tabel IV.7. Hasil Percobaan Data Hipotetik Campur 2 Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi Tabel IV.8. Hasil Percobaan Data Hipotetik Campur 3 Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi Tabel IV.9. Hasil Percobaan Data Hipotetik Cluster 1 Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi

18 Tabel IV.10. Hasil Percobaan Data Hipotetik Cluster 2 Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi Tabel IV.11. Hasil Percobaan Data Hipotetik Cluster 3 Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi Tabel IV.12. Hasil Percobaan Data Hipotetik Random 1 Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi

19 Tabel IV.13. Hasil Percobaan Data Hipotetik Random 2 Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi Tabel IV.14. Hasil Percobaan Data Hipotetik Random 3 Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi IV.4. Analisis Kemamputerapan Teknik GA. Analisis ini digunakan untuk melakukan pengukuran generalisasi teknik GA yang dikembangkan terhadap perubahan varian. Artinya seberapa jauh teknik GA yang dikembangkan pada penelitian ini dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam sistem nyata. Varian yang dipertimbangkan dalam penelitian ini terdiri dari fleet mix vehicle, multiple trips, split delivery, multiple product dan multiple compartement. Sebagai contoh perhitungan pada analisis ini, digunakan salah satu data hipotetik yaitu Campur 1 100

20 IV.4.1. Pengujian Teknik GA untuk VRP dengan Karakteristik Kendaraan Homogen, Single Product dan Single Compartement. Teknik GA yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dipakai untuk menyelesaikan VRP dengan karakteristik kendaraan homogen, single product dan single compartement. Data hipotetik yang digunakan adalah Campur 1 dengan mengubah inputan jenis produk, kapasitas kompartemen, tipe kendaraannya dan tidak mengubah varian yang lain yaitu multiple trips dan split delivery. Tabel IV. 15 berikut adalah input Data Hipotetik Campur 1 Tabel IV.15. Spesifikasi Data Kendaraan, Kompartemen Depot Pelanggan Tipe kendaraan Fixed Cost (Rp/Hor.Perc) Variabel Cost (Rp/jam) Kapasitas Kompartemen (unit) Kecepatan Kendaraan (mil/jam) Waktu Setup (jam) Waktu Loading / Unloading (unit/jam) Homogen ,2 30 Depot dan Pelanggan Pelanggan Position Position Produk 1 X Y (Unit)

21 Tabel lanjutan Depot dan Pelanggan Pelanggan Position Position Produk 1 X Y (Unit) Dengan menggunakan nilai parameter dan operator genetika yang sama seperti pada tabel IV.3, dan dengan dilakukan percobaan sebanyak 5 replikasi maka didapat hasil seperti pada tabel IV.16 berikut. Replikasi Tabel IV.16. Hasil Percobaan Data Hipotetik Campur 1 Waktu Komputasi (detik) Fitnnes Function (Rp)/HP NV (unit) TDT (Jam) RDT (Jam) Terbaik Rata rata Standart Deviasi Kooefisien Variansi E Tabel IV.17 berikut menunjukan solusi terbaik dari model single product, single compartement dan kendaraan homogen menggunakan data hipotetik campur 1 102

22 Tabel IV.17. Solusi Terbaik Model Single Product, Single Compartement dan Kendaraan Homogen Data Hipotetik Campur 1 SUMMARY of GENETIC ALGORITHM SOLUTION Created on : 5/14/2009 3:03:13 PM File name Name of Experiment Process Time Number of Vehicles Total Tour Duration Time Range of Duration Time Total Routing Cost Data Campur 1.txt Genetic Algorithm detik 3 Kendaraan jam 7.19 jam Rp. 321,368.00/Hrsn Prnc. VERIFICATIONS All Customers are Assigned: TRUE Feasibility of Vehicle Compartments: TRUE Feasibility of Planning Horizon: TRUE Number of Customer Splitted: 7 Splitted Customers: 5, 15, 20, 30, 35, 40, 45 DETAIL SCHEDULE Tour 1 Tipe Kendararaan : 1 Tour Duration Time : Jam Customer Prod. 1 Waktu Utilitas Biaya (Unit) (Jam) (Persen) (Rp) Total 5 100% W. Setup 0.8 jam W. L/UL jam W. Temp jam Rute : 2 Customer Prod. 1 Waktu Utilitas Biaya (Unit) (Jam) (Persen) (Rp) Total 5 100% W. Setup 1.2 jam W. L/UL jam W. Temp jam Rute : 3 Customer Prod. 1 Waktu Utilitas Biaya (Unit) (Jam) (Persen) (Rp) Total 5 100% W. Setup 1.2 jam W. L/UL jam W. Temp jam 103

23 Lanjutan tabel hasil model single product, single compartement dan kendaraan homogen Rute : 4 Customer Prod. 1 Waktu Utilitas Biaya (Unit) (Jam) (Persen) (Rp) Total 5 100% W. Setup 1 jam W. L/UL jam W. Temp jam Rute : 5 Customer Prod. 1 Waktu Utilitas Biaya (Unit) (Jam) (Persen) (Rp) Total 5 100% W. Setup 1.2 jam W. L/UL jam W. Temp jam Rute : 6 Customer Prod. 1 Waktu Utilitas Biaya (Unit) (Jam) (Persen) (Rp) Total 5 100% W. Setup 1.2 jam W. L/UL jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 5,916. Tour 2 Tipe Kendararaan : 1 Tour Duration Time : Jam Customer Prod. 1 Waktu Utilitas Biaya (Unit) (Jam) (Persen) (Rp) Total 5 100% W. Setup 1.2 jam W. L/UL jam W. Temp jam 104

24 Lanjutan tabel hasil model single product, single compartement dan kendaraan homogen Rute : 2 Customer Prod. 1 Waktu Utilitas Biaya (Unit) (Jam) (Persen) (Rp) Total 5 100% W. Setup 1.2 jam W. L/UL jam W. Temp jam Rute : 3 Customer Prod. 1 Waktu Utilitas Biaya (Unit) (Jam) (Persen) (Rp) Total 5 100% W. Setup 1.2 jam W. L/UL jam W. Temp jam Rute : 4 Customer Prod. 1 Waktu Utilitas Biaya (Unit) (Jam) (Persen) (Rp) Total 5 100% W. Setup 1.2 jam W. L/UL jam W. Temp jam Rute : 5 Customer Prod. 1 Waktu Utilitas Biaya (Unit) (Jam) (Persen) (Rp) Total 5 100% W. Setup 0.8 jam W. L/UL jam W. Temp jam 105

25 Lanjutan tabel hasil model single product, single compartement dan kendaraan homogen Rute : 6 Customer Prod. 1 Waktu Utilitas Biaya (Unit) (Jam) (Persen) (Rp) Total 3 60% W. Setup 0.6 jam W. L/UL 0.2 jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 9,120. Tour 3 Tipe Kendararaan : 1 Tour Duration Time : Jam Customer Prod. 1 Waktu Utilitas Biaya (Unit) (Jam) (Persen) (Rp) Total 5 100% W. Setup 0.8 jam W. L/UL jam W. Temp jam Rute : 2 Customer Prod. 1 Waktu Utilitas Biaya (Unit) (Jam) (Persen) (Rp) Total 3 60% W. Setup 0.6 jam W. L/UL 0.2 jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 3,332. Jmlh Kend Tipe 1 : 3 Kend NV 3 Kend. TDT jam RCT jam Biaya Total Perj. Rp. 18,368. Fitness Function 321, Dari Tabel IV.17 diatas terlihat masih terjadi adanya split delivery pada pelanggan 40, 20, 35, 30, 45, 5, dan 15. IV.5. Karakteristik Permasalahan Pendistribusian Produk Minyak di Maluku dan Irian Jaya. Penelitian ini menggunakan data yang diambil pada perusahan (PT Pertamina Region IVc UPMS VIII) tahun Terdapat permasalahan pendistribusian tiga produk minyak yaitu permium, minyak tanah, dan solar di kawasan Maluku, Maluku Utara, 106

26 Papua dan Papua Barat. Gambar IV.12 menunjukan pelabuhan-pelabuhan di Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat yang menjadi cakupan dalam penelitian ini. Terdapat satu depot (supply point) yaitu Ambon dan terdapat 19 (destination points) yaitu : 1. Biak (Pulau Biak) 11. Nabire (Pulau Irian Jaya) 2. Bula (Pulau Seram) 12. Namlea (Pulau Buru) 3. Dobo (Pulau Wokam) 13. Sanana (Pulau Sulabesi) 4. Fak-fak (Pulau Irian Jaya) 14. Saumlaki (Pulau Yamdena) 5. Jayapura (Pulau Irian Jaya) 15. Serui (Pulau Yapen) 6. Kaimana (Pulau Irian Jaya) 16. Sorong (Pulau Irian Jaya) 7. Labuha (Pulau Bacan)) 17. Ternate (Pulau Ternate) 8. Manokwari (Pulau Irian Jaya) 18. Tobelo (Pulau Halmahera) 9. Masohi (Pulau Seram) Tual (Pulau Kei Kecil) 10. Merauke (Pulau Irian Jaya) Berikut adalah Gambar IV.12. yang menunjukan daerah distribusi PT. PERTAMINA Region IVc UPMS VIII untuk Maluku dan Irian Jaya Gambar IV.12. Daerah distribusi PT. PERTAMINA Region IVc UPMS VIII Untuk Maluku dan Irian Jaya 107

27 Setiap pelabuhan memiliki kapasitas tangki timbun yang berbeda-beda yang menentukan jumlah maksimum produk minyak yang dapat disimpan. Setiap pelabuhan juga memiliki throughput, yaitu tingkat konsumsi produk minyak perhari, yang berbeda-beda, sehingga setiap pelabuhan memiliki daya tahan (waktu sampai suatu pelabuhan kekurangan stok) yang berbeda pula. Tabel IV.18 menunjukan kapasitas tangki timbun, throughput, dan daya tahan masing-masing pelabuhan. Tabel IV.18. Kapasitas Tangki Timbun, Throughput, dan Daya Tahan Pelabuhan. Nama Depot 1 (kl) Premium Minyak Tanah Minyak Solar (kl/hari) (Hari) (kl) (kl/hari) (Hari) (kl) (kl/hari) 3 (Hari) Biak ,3 64, ,1 323, ,9 145,3 Bula 684 8,0 85, ,5 29, ,2 36,0 Dobo 189 7,9 23, ,7 40, ,2 45,2 Fak fak ,4 29, ,6 30, ,7 114,1 Jayapura ,3 24, ,8 22, ,0 36,7 Kaimana ,8 11, ,2 21, ,6 19,8 Labuha ,5 43, ,9 37, ,5 83,7 Manokwari ,9 21, ,2 53, ,4 37,3 Masohi ,9 34, ,0 16, ,5 18,5 Merauke ,3 38, ,2 49, ,5 26,7 Nabire ,4 16, ,8 21, ,7 32,0 Namlea ,6 40, ,0 40, ,1 60,6 Sanana ,1 47, ,7 46, ,3 47,6 Saumlaki , ,0 30, ,1 24,4 Serui ,7 39, ,5 33, ,5 44,7 Sorong ,3 27, ,0 61, ,2 26,7 Ternate ,0 28, ,1 25, ,2 22,7 Tobelo ,7 15, ,5 33, ,1 32,2 Tual ,4 60, ,2 49, ,1 96,8 Keterangan: 1 = kapasitas (dalam kiloliter) 2 = throughput (dalam kiloliter perhari) 3 = daya tahan (dalam hari) Daya tahan adalah kapasitas tangki timbun dibagi dengan throughput. Ketiga produk minyak (premium, minyak tanah, solar) harus didistribusikan dari ambon ke sembilan belas pelanggan (relasi one to many) dengan menggunakan sejumlah kapal tanker. Diasumsikan jumlah kapal tanker yang tersedia tidak terbatas. Kapal tanker yang ada dapat mengangkut ketiga jenis produk minyak sekaligus 108

28 (premium, minyak tanah, solar) dengan kapasitas 1500 kiloliter, 3600 kiloliter, dan 7000 kiloliter. Kecepatan rata-rata kapal tanker adalah 10 knot/jam sampai 12 knot/jam. Dalam penelitian ini menggunakan kecepatan rata-rata kapal tanker adalah 10 knot/jam Tabel IV.19 menunjukan spesifikasi data kapal dan kompartemen Tabel IV.19. Spesifikasi Data Kapal dan Kompartemen Biaya Tipe Biaya Tetap Total Grade 1 Grade 2 Grade 3 Variabel COMP Kapal (Rp/HP) (kl) (kl) (kl) (kl) (Rp/jam) Tipe I komp Tipe II komp Tipe III komp Keterangan : Grade 1 untuk premium Grade 2 untuk minyak tanah Grade 3 untuk minyak solar Loading dan discharging untuk ketiga produk minyak tidak dilakukan bersamaan, setelah produk minyak yang satu selesai dialirkan ke/dari tanker, baru produk minyak yang lain dialirkan ke/dari tanker. Waktu loading dan discharging bersifat relatif tergantung dari kecepatan pengaliran produk minyak yang keluar / masuk tanker. Kecepatan berkisar antara 200 s/d 400 kiloliter/jam, tergantung dari sedikit banyaknya minyak yang dialirkan. Semakin sedikit minyak yang dialirkan seharusnya menggunakan kecepatan pengaliran rendah. Hal ini dilakukan untuk menjamin ketelitian. Dalam penelitian ini dipakai kecepatan loading dan discharging sebesar 200 kiloliter/jam. Waktu setup di dermaga adalah total waktu yang dipergunakan ketika tanker sampai di dermaga, sampai siap dilakukan loading dan discharging ditambah waktu yang dipergunakan setelah loading dan discharging untuk mempersiapkan keberangkatan. Total waktu setup di setiap pelabuhan adalah sebesar 2 jam, dan dimasukan kedalam waktu penyelesaian tur. Jarak antar pelabuhan, dalam mil laut (nautical mile), diberikan pada tabel IV.20 berikut ini. 109

29 Tabel IV.20. Jarak antar pelabuhan (mil laut) AMBON 631 BIAK BULA DOBO FAKFAK JAYAPURA KAIMANA LABUHA MANOKWARI MASOHI MERAUKE NABIRE NAMLEA SANANA SAUMLAKI SERUI SORONG TERNATE TOBELO TUAL 110

30 Informasi lainnya adalah sebagai berikut: 1. Waktu tempuh berbanding linear dengan jarak. 2. Tidak ada constariant arus laut dan faktor alam lainnya sehingga rute apapun dapat dijalani. IV.6. Penentuan Horison Perencanaan dan Demand Tiap Pelabuhan Dalam penelitian ini tidak menggunakan horison perencanaan dengan keadaan yang terjadi saat ini di PT Pertamina Region IVc UPMS VIII Terminal Transit Wayame Ambon yaitu sebesar 14 hari. Tetapi, penentuan horison perencanaan ditetapkan berdasarkan daya tahan terkecil pelabuhan pelanggan (Komara,2006). Dari data pada tabel IV.20, terlihat bahwa daya tahan terkecil adalah 11,1 hari, yaitu produk premium di Kaimana, sehingga horison perencanaan tidak boleh melebihi 11 hari. Oleh karena itu, untuk saat ini ditentukan horison perencanaan sebesar 11 hari. Untuk horison perencanaan sebelas hari, demand pada masing-masing pelabuhan dapat ditunjukan pada Tabel IV.21 sebagai berikut: Tabel IV.21. Demand selama Horison Perencanaan 11 hari Nama Depot Premium Minyak Tanah Minyak Solar (kl) (kl) (kl) Total Biak 377,3 221,1 779, ,3 Bula 88,0 137,5 112, Dobo 86,9 183,7 376,2 646,8 Fak fak 180,4 171,6 194, Jayapura 2.016, , , ,1 Kaimana 514,4 266, , ,6 Labuha ,9 225,5 570,9 Manokwari 592,9 244,2 697, ,5 Masohi 251,9 385,0 291,5 928,4 Merauke 696,3 376, , ,0 Nabire 521,4 239,8 524, ,9 Namlea 182,6 143,0 177,1 502,7 Sanana 111,1 161,7 157,3 430,1 Saumlaki 113,3 209,0 694, ,4 Serui 271,7 159,5 214,5 645,7 Sorong 1.037,3 715, , ,5 Ternate 913, , , ,3 Tobelo 480,7 247,5 716, ,3 Tual 213,4 266, , ,7 Total 8.819, , ,6 111

31 Untuk waktu perjalanan (dalam jam), merupakan jarak antar pelabuhan dibagi dengan kecepatan kapal (10 knot) IV.7. Analisis Hasil Algoritma Genetik untuk Pendistribusian Produk Minyak di Maluku dan Irian Jaya. Percobaan yang dilakukan menggunakan fungsi tujuan minimasi total routing cost Karena hasil dari setiap percobaan berbeda-beda maka dilakukan perhitungan jumlah replikasi yang di butuhkan (n ). Perhitungan jumlah replikasi yang diperlukan menggunakan relative error (4-1), dimana hasilnya adalah replikasi atau 1 replikasi. Tabel IV.22 menampilkan hasil rekapitulasi algoritma genetika dengan lima replikasi yang ditunjukan pada tabel dibawah ini : Tabel IV.22. Rekapitulasi Perhitungan dengan Lima Replikasi (Horison Perencanaan 11 hari) Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP , Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi Dari hasil percobaan dengan lima replikasi, terpilih replikasi keempat yang memiliki fitness function terbaik. Tabel IV.23 menunjukan hasil perhitungan lebih detail untuk genetic algorithm dari hasil percobaan replikasi yang keempat. Untuk hasil genetic algorithm terdapat delapan pelabuhan pelanggan yang mengalami split delivery yaitu : Jayapura, Kaimana, Masohi, Labuha, Namlea, Sanana, Ternate dan Sorong. Dari kedelapan pelanggan, enam pelanggan di split sebanyak dua kali yaitu Jayapura, Kaimana, Labuha, Namlea, Sanana, dan Ternate. Satu pelanggan di split sebanyak tiga kali yaitu Masohi, dan satu pelanggan di split sebanyak empat kali yaitu Sorong. Jumlah kapal tanker yang digunakan untuk melayani demand sembilan belas pelanggan adalah sebanyak 8 kapal tanker dengan jumlah masing adalah 1 kapal 112

32 tanker untuk tipe 1, 2 kapal tanker untuk tipe 2, dan 5 kapal tanker untuk tipe 3. Jika dibandingkan dengan keaadaan existing jumlah kapal tanker yang digunakan adalah 10 kapal tanker dengan 3 kapal tanker untuk tipe 1, 4 kapal tanker untuk tipe 2, dan 3 kapal tanker untuk tipe 3. Teknik genetic algorithm menghasilkan tur sebanyak 8 tur, dengan waktu penyelesaian tur terpanjang adalah 257,532 jam (tur 2) dan waktu penyelesaian tur tependek adalah 208,942 jam (tur 8) dengan TDT dan RDT adalah 1856,996 jam dan 48,58101 jam. Tabel VI.23. Hasil Individu Terbaik Generasi GA untuk Pendistribusian BBM di Maluku dan Irian Jaya. (Horison Perencanaan 11 hari) SUMMARY of GENETIC ALGORITHM SOLUTION Created on : 5/14/2009 4:54:52 PM File name Data Pelanggan Real Case.txt Name of Experiment Genetic Algorithm Process Time detik Number of Vehicles 8 Kendaraan Total Tour Duration Time 1, jam Range of Duration Time jam Total Routing Cost Rp. 477,729,800.00/Hrsn Prnc. VERIFICATIONS All Customers are Assigned: TRUE Feasibility of Vehicle Compartments: TRUE Feasibility of Planning Horizon: TRUE Number of Customer Splitted: 8 Splitted Customers: 5, 6, 7, 9, 12, 13, 17, 16 DETAIL SCHEDULE Tour 1 Tipe Kendararaan : 1 Tour Duration Time : Jam Ambon(0) 0 Saumlaki (14) Masohi (9) Namlea (12) Ambon(0) 0 Total % W. Setup 8 jam W. L/UL 15 jam W. Temp. 103 jam Rute : 2 Ambon(0) 0 Namlea (12) Masohi (9) Labuha (7) Sanana (13) Ambon(0) 0 Total % W. Setup 10 jam W. L/UL jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 13,693,

33 Lanjutan tabel hasil terbaik individu generasi GA untuk pendistribusian BBM (horison perencanaan 11 hari) Tour 2 Tipe Kendararaan : 3 Tour Duration Time : Jam Ambon(0) 0 Sanana (13) Masohi (9) Labuha (7) Bula (2) Fak fak (4) Dobo (3) Tual (19) Kaimana (6) Ambon(0) 0 Total % W. Setup 18 jam W. L/UL jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 20,651,310. Tour 3 Tipe Kendararaan : 2 Tour Duration Time : Jam Ambon(0) 0 Tobelo (18) Ternate (17) Ambon(0) 0 Total % W. Setup 6 jam W. L/UL 36 jam W. Temp jam Rute : 2 Ambon(0) 0 Kaimana (6) 2.3 Ambon(0) 0 Total % W. Setup 4 jam W. L/UL jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 17,045,880. Tour 4 Tipe Kendararaan : 2 Tour Duration Time : Jam Ambon(0) 0 Manokwari (8) Sorong (16) Ambon(0) 0 Total % W. Setup 6 jam W. L/UL 36 jam W. Temp jam 114

34 Lanjutan tabel hasil terbaik individu generasi GA untuk pendistribusian BBM (horison perencanaan 11 hari) Rute : 2 Ambon(0) 0 Ternate (17) Ambon(0) 0 Total % W. Setup 4 jam W. L/UL jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 16,767,750. Tour 5 Tipe Kendararaan : 3 Tour Duration Time : Jam Ambon(0) 0 Nabire (11) Serui (15) Biak (1) Sorong (16) Ambon(0) 0 Total % W. Setup 10 jam W. L/UL jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 16,491,660. Tour 6 Tipe Kendararaan : 3 Tour Duration Time : Jam Ambon(0) 0 Merauke (10) Sorong (16) Total % W. Setup 6 jam W. L/UL jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 22,335,520. Tour 7 Tipe Kendararaan : 3 Tour Duration Time : Jam Ambon(0) 0 Jayapura (5) Ambon(0) 0 Total % W. Setup 4 jam W. L/UL jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 20,640,

35 Lanjutan tabel hasil terbaik individu generasi GA untuk pendistribusian BBM (horison perencanaan 11 hari) Tour 8 Tipe Kendararaan : 3 Tour Duration Time : Jam Ambon(0) 0 Sorong (16) Jayapura (5) 101 Ambon(0) 0 Total % W. Setup 6 jam W. L/UL jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 21,532,980. Jmlh Kend Tipe 1 : 1 Kend Jmlh Kend Tipe 2 : 2 Kend Jmlh Kend Tipe 3 : 5 Kend NV 8 Kend. TDT jam RCT jam Biaya Total Perj. Rp. 149,158,200. Fitness Function Rp.477,729, Gambar IV.13 menunjukan proses kovergensi nilai fitness function terjadi pada generasi ke sepuluh selama pembentukan 50 generasi. Gambar IV.13. Grafik Pergerakan Nilai Fitnees Function Individu Terbaik Setiap Generasi Pada Gambar IV.14 sampai dengan gambar IV.21 memperlihatkan gambar keseluruhan tur dari hasil teknik genetic algorithm 116

36 Gambar IV.14. Peta Distribusi Produk Minyak Hasil GA untuk Tur 1 Gambar IV.15. Peta Distribusi Produk Minyak Hasil GA untuk Tur 2 117

37 Gambar IV.16. Peta Distribusi Produk Minyak Hasil GA untuk Tur 3 Gambar IV.17. Peta Distribusi Produk Minyak Hasil GA untuk Tur 4 118

38 Gambar IV.18. Peta Distribusi Produk Minyak Hasil GA untuk Tur 5 Gambar IV.19. Peta Distribusi Produk Minyak Hasil GA untuk Tur 6 119

39 Gambar IV.20. Peta Distribusi Produk Minyak Hasil GA untuk Tur 7 Gambar IV.21. Peta Distribusi Produk Minyak Hasil GA untuk Tur 8 120

40 IV.8. Analisis Sensitivitas Sistem Pendistribusian Produk Minyak Analisis sensitivitas dilakukan pada kasus pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) di Maluku dan Irian Jaya. Analisis ini digunakan untuk melihat perilaku perubahan parameter model terhadap solusi yang dihasilkan. IV.8.1. Analisis Sensitivitas Horison Perencanaan Horison perencanaan dalam penelitian ini merupakan lama waktu operasi kapal tanker yang direncanakan untuk melayani seluruh pelabuhan pelanggan. Horison perencanaan yang dipakai dan di cobakan nilainya yaitu 14 hari (ditentukan dari horizon perencanaan dengan keadaan existing ), 13 hari, 12 hari, dan 11 hari (ditentukan dari daya tahan terkecil pelabuhan pelanggan). Oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian demand sesuai dengan rata-rata tingkat konsumsi bahan bakar minyak per hari pada setiap pelabuhan pelanggan Data permintaan pada masingmasing horison perencanaan dapat dilihat pada lampiran B. Perhitungan jumlah replikasi yang dibutuhkan (n ) dengan menggunakan relative error untuk horison perencanaan 11 hari adalah , horison perencanaan 12 hari adalah 0,099 1 replikasi, horison perencanaan 13 hari adalah 0,819 1 replikasi, dan horison perencanaan 14 hari adalah 0,444 1 replikasi. Pada Tabel IV.24 samapai dengan Tabel IV.27 menunjukan hasil percobaan lima replikasi untuk masing-masing horizon perencanaan. Tabel IV.24. Rekapitulasi Perhitungan dengan Lima Replikasi (Horison Perencanaan 11 hari) Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP , Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi

41 Tabel IV.25. Rekapitulasi Perhitungan dengan Lima Replikasi (Horison Perencanaan 12 hari) Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi Tabel IV.26. Rekapitulasi Perhitungan dengan Lima Replikasi (Horison Perencanaan 13 hari) Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi Tabel IV.27. Rekapitulasi Perhitungan dengan Lima Replikasi (Horison Perencanaan 14 hari) Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi

42 Hasil pada Tabel IV.24 sampai dengan Tabel IV.27 menunjukan nilai fitness function terkecil untuk horison perencanaan 11 hari adalah Rp per horison perencanaan, horison perencanaan 12 hari adalah Rp per horison perencanaan, horison perencanaan 13 hari adalah Rp per horison perencanaan, horison perencanaan 14 hari adalah Rp per horison perencanaan. dengan total kendaraan untuk masing-masing horison perencanaan adalah 8 kendaraan. Untuk membandingkan apakah lebih baik digunakan horison perencanaan 11 hari, 12 hari, 13 hari atau 14 hari, tidak bisa langsung dilihat dari nilai fitness function terkecil untuk masing-masing horizon perencanaan tersebut, melainkan harus dalam waktu siklus yang sama. Waktu siklus yang digunakan disini diambil berdasarkan kontrak kerja untuk lamanya penyewaan kapal tanker, antara pihak perusahaan dengan pemilik kapal tanker yaitu 2 tahun (730 hari). Berikut adalah Tabel IV.28 menunjukan rekapitulasi nilai fitness function berdasarkan waktu siklus untuk masing-masing horison perencanaan. Tabel IV.28. Nilai Fitness Function Berdasarkan Waktu Siklus (730 hari) Horison Perencanaan (Hari) Siklus (Hari) Banyaknya Pengantaran Fitness Function (Rp/ HP) Fitness Function (siklus) (Rp/siklus) Dari Tabel IV.28 terlihat bahwa nilai fitness function terkecil atau nilai total routing cost yang minimum adalah Rp /siklus, yaitu pada horison perencanaan 14 hari. Penghematan yang terjadi pada horison perencanaan 14 hari jika dibandingkan dengan horison perencanaan 11 hari adalah sebesar Rp Tabel IV.29 berikut ini adalah perhitungan secara detail untuk horison perencanaan 14 hari. 123

43 Tabel VI.29. Hasil Individu Terbaik Generasi GA (horison perencanaan 14 hari) SUMMARY of GENETIC ALGORITHM SOLUTION Created on : 6/2/2009 5:37:48 PM File name Name of Experiment Process Time Number of Vehicles Total Tour Duration Time Range of Duration Time Total Routing Cost Data Pelanggan 14 Hari.txt Genetic Algorithm detik 8 Kendaraan 2, jam jam Rp. 507,028,600.00/Hrsn Prnc. VERIFICATIONS All Customers are Assigned: TRUE Feasibility of Vehicle Compartments: TRUE Feasibility of Planning Horizon: TRUE Number of Customer Splitted: 9 Splitted Customers: 1, 5, 6, 7, 11, 16, 17, 18, 19 DETAIL SCHEDULE Tour 1 Tipe Kendararaan : 2 Tour Duration Time : Jam Total % W. Setup 12 jam W. L/UL 36 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 12 jam W. L/UL jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 21,347,

44 Lanjutan tabel hasil terbaik individu generasi GA (horison perencananaa 14 hari) Tour 2 Tipe Kendararaan : 2 Tour Duration Time : Jam Total % W. Setup 10 jam W. L/UL 36 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 4 jam W. L/UL jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 24,505,940. Tour 3 Tipe Kendararaan : 1 Tour Duration Time : Jam Total % W. Setup 6 jam W. L/UL 15 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 4 jam W. L/UL 15 jam W. Temp jam Rute : Total % W. Setup 4 jam W. L/UL 15 jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 18,982,

45 Lanjutan tabel hasil terbaik individu generasi GA (horison perencananaa 14 hari) Tour 4 Tipe Kendararaan : 3 Tour Duration Time : Jam Total % W. Setup 8 jam W. L/UL 70 jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 26,393,440. Tour 5 Tipe Kendararaan : 3 Tour Duration Time : Jam Total % W. Setup 14 jam W. L/UL jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 23,985,810. Tour 6 Tipe Kendararaan : 3 Tour Duration Time : Jam Total % W. Setup 12 jam W. L/UL jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 27,229,890. Tour 7 Tipe Kendararaan : 3 Tour Duration Time : Jam Total % W. Setup 4 jam W. L/UL jam W. Temp jam 126

46 Lanjutan tabel hasil terbaik individu generasi GA (horison perencananaa 14 hari) Rute : Total % W. Setup 4 jam W. L/UL 31 jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 28,145,470. Tour 8 Tipe Kendararaan : 2 Tour Duration Time : Jam Total % W. Setup 8 jam W. L/UL jam W. Temp jam Biaya Perj. Tour Rp. 19,678,260. Jmlh Kend Tipe 1 : 1 Kend Jmlh Kend Tipe 2 : 3 Kend Jmlh Kend Tipe 3 : 4 Kend NV 8 Kend. TDT jam RCT jam Biaya Total Perj. Rp. 190,268,300. Fitness Function 507,028,600 Untuk hasil GA dengan horison perencanaan 14 hari terdapat sembilan pelabuhan pelanggan yang mengalami Split delivery yaitu : Biak, Jayapura, Kaimana, Labuha, Nabire, Sorong, Ternate, Tobelo, dan Tual. Jumlah kapal tanker yang digunakan untuk melayani demand sembilan belas pelanggan adalah sebanyak 8 kapal tanker dengan jumlah masing adalah 1 kapal tanker untuk tipe 1, 3 kapal tanker untuk tipe 2, dan 4 kapal tanker untuk tipe 3. IV.8.2. Analisis Sensitivitas Kecepatan Loading dan Discharging Kecepatan loading dan discharging saat ini yang digunakan adalah 200 kl/jam. Sekarang akan dicoba jika kecepatan loading dan discharging dinaikan menjadi 400 kl/jam. Tabel IV.30 menunjukan rekapitulasi perhitungan dengan lima replikasi untuk kecapatan loading dan unloading sebesar 400 kl/jam. 127

47 Tabel IV.30. Rekapitulasi Perhitungan dengan Lima Replikasi (Kecepatan Loading dan Unloading 400 kl/jam) Replikasi NV Waktu Fitnnes (unit) TDT RDT Komputasi Function Tipe Tipe Tipe (Jam) (Jam) (detik) (Rp)/HP Rata rata Simpangan Baku Kooefisien Variansi Dari hasil pada Tabel IV.30 menunjukan replikasi keempat yang terbaik, terlihat bahwa jika di gunakan kecepatan loading dan unloading sebesar 400 kl/jam akan menurunkan nilai fitness function atau total routing cost yaitu sebesar Rp /horison perencanaan, dan jumlah kendaraan yang digunakan adalah 7 kendaraan. Tabel IV.31 dibawah ini, menunjukan perhitungan secara detail untuk kecepatan loading dan unloading sebesar 400 kl/jam. Terdapat tujuh pelabuhan pelanggan yang mengalami Split delivery yaitu : Biak, Jayapura, Kaimana, Nabire, Serui, Sorong, Tobelo, dan Tual. Jumlah kapal tanker yang digunakan untuk melayani demand sembilan belas pelanggan adalah sebanyak 7 kapal tanker dengan jumlah masing adalah 2 kapal tanker untuk tipe 2 dan 5 kapal tanker untuk tipe 3. Tabel VI.31. Hasil Individu Terbaik Generasi GA (Kecapatan loading dan unloading sebesar 400 kl/jam) SUMMARY of GENETIC ALGORITHM SOLUTION Created on : 6/2/2009 6:12:59 PM File name Data Pelanggan Real Case.txt Name of Experiment Genetic Algorithm Process Time detik Number of Vehicles 7 Kendaraan Total Tour Duration Time 1, jam Range of Duration Time jam Total Routing Cost Rp. 445,137,600.00/Hrsn Prnc. VERIFICATIONS All Customers are Assigned: TRUE Feasibility of Vehicle Compartments: TRUE Feasibility of Planning Horizon: TRUE Number of Customer Splitted: 7 Splitted Customers: 1, 5, 6, 11, 15, 16,

TESIS. Karya Tulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik dan Manajemen Industri dari Institut Teknologi Bandung

TESIS. Karya Tulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik dan Manajemen Industri dari Institut Teknologi Bandung Pemecahan Vehicle Routing Problem dengan Karakteristik Fleet Mix Vehicle, Multiple Trips, Split Delivery, Multiple Products dan Multiple Compartments menggunakan Teknik Genetic Algorithm TESIS Karya Tulis

Lebih terperinci

Media Ilmuan dan Praktisi Teknik Industri

Media Ilmuan dan Praktisi Teknik Industri ISSN : 1978-1105 Media Ilmuan dan Praktisi Teknik Industri Vol. 09, Nomor 1 Pebruari 2015 PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN (Studi kasus : PT. Nisso Bahari Surabaya)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Dalam banyak perusahaan, pengaturan kegiatan distribusi barang dari produsen ke konsumen merupakan faktor yang memegang peranan penting, dikarenakan pengeluaran

Lebih terperinci

BAB III MODEL DAN TEKNIK PEMECAHAN

BAB III MODEL DAN TEKNIK PEMECAHAN BAB III MODEL DAN TEKNIK PEMECAHAN III.1. Diskripsi Sistem Sistem pendistribusian produk dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan permasalahan vehicle routing problem (VRP). Berikut ini adalah gambar

Lebih terperinci

Jl. Ir. M. Putuhena, KampusUnpatti, Poka-Ambon, Maluku

Jl. Ir. M. Putuhena, KampusUnpatti, Poka-Ambon, Maluku Jurnal Barekeng Vol. 8 No. 1 Hal. 51 59 (2014 APLIKASI ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM DALAM PENENTUAN RUTE OPTIMUM DISTRIBUSI BBM PADA PT. BURUNG LAUT Ant Colony System Algorithm Application to Determining

Lebih terperinci

Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas

Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas (Studi Kasus: ISG PT. PERTAMINA UPms V SURABAYA) Oleh : Deni Irawan 2506 100 179 Dosen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

Model Vehicle Routing Problem dengan Karakteristik Rute Majemuk, Multiple Time Windows, Multiple Products dan Heterogeneous Fleet untuk Depot Tunggal

Model Vehicle Routing Problem dengan Karakteristik Rute Majemuk, Multiple Time Windows, Multiple Products dan Heterogeneous Fleet untuk Depot Tunggal Jurnal Teknik Industri, Vol. 16, No. 2, Desember 2014, 85-96 ISSN 1411-2485 print / ISSN 2087-7439 online DOI: 10.9744/jti.16.2.85-96 Model Vehicle Routing Problem dengan Karakteristik Rute Majemuk, Multiple

Lebih terperinci

Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour (Studi Kasus di PT X)

Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour (Studi Kasus di PT X) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2014 Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour

Lebih terperinci

Dwi Satria Perkasa 1), Ary Arvianto 2)

Dwi Satria Perkasa 1), Ary Arvianto 2) Implementasi Teknik Relokasi 1-0 pada Pengembangan Algoritma Sequential Insertion Untuk Perbaikan Solusi Awal Model VRP dengan Karakteristik Heterogeneous Fleet Size and Mx Vehicle Routing Dwi Satria Perkasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Industri, Vol. 19, No. 2, December 2017, ISSN print / ISSN online

Jurnal Teknik Industri, Vol. 19, No. 2, December 2017, ISSN print / ISSN online Jurnal Teknik Industri, Vol. 19, No. 2, December 2017, 115-124 ISSN 1411-2485 print / ISSN 2087-7439 online DOI: 10.9744/jti.19.2.115-124 Algoritma Genetika untuk Pemecahan Masalah Rute Kendaraan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicle Routing problem (VRP) merupakan topik penelitian yang telah lama ada, yang pertama kali dilakukan oleh Dantzig dan Ramser (1959) dengan judul The Truck Dispatching

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN RUTE TERBAIK PENDISTRIBUSIAN BBM PADA PT BURUNG LAUT

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN RUTE TERBAIK PENDISTRIBUSIAN BBM PADA PT BURUNG LAUT IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN RUTE TERBAIK PENDISTRIBUSIAN BBM PADA PT BURUNG LAUT I Wayan Supriana Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Kesehatan, Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

Model Vehicle Routing Problem dengan Karakteristik Rute Majemuk, Multiple Time Windows, Multiple Products dan Heterogeneous Fleet untuk Depot Tunggal

Model Vehicle Routing Problem dengan Karakteristik Rute Majemuk, Multiple Time Windows, Multiple Products dan Heterogeneous Fleet untuk Depot Tunggal Jurnal Teknik Industri, Vol. 16, No. 2, Juni 2014, 83-94 ISSN 1411-2485 print / ISSN 2087-7439 online DOI: 10.9744/jti.16.2.83-94 Model Vehicle Routing Problem dengan Karakteristik Rute Majemuk, Multiple

Lebih terperinci

Penentuan Rute Kendaraan dalam Pendistribusian Beras Bersubsidi Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus Perum Bulog Sub Divre Cirebon) *

Penentuan Rute Kendaraan dalam Pendistribusian Beras Bersubsidi Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus Perum Bulog Sub Divre Cirebon) * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 Penentuan Kendaraan dalam Pendistribusian Beras Bersubsidi (Studi Kasus Perum

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN RUTE PENDISTRIBUSIAN ICE TUBE MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR DAN GENETIC ALGORITHM *

USULAN PERBAIKAN RUTE PENDISTRIBUSIAN ICE TUBE MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR DAN GENETIC ALGORITHM * Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 205 USULAN PERBAIKAN RUTE PENDISTRIBUSIAN ICE TUBE MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Program aplikasi rute pengiriman barang dengan algoritma Genetik ini dibuat

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Program aplikasi rute pengiriman barang dengan algoritma Genetik ini dibuat BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Program aplikasi rute pengiriman barang dengan algoritma Genetik ini dibuat dan diuji dengan menggunakan komputer dekstop

Lebih terperinci

Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion *

Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 204 Pembentukan Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma

Lebih terperinci

PENERAPAN SIMULASI DAN RELIABILITAS PADA MODEL VEHICLE ROUTING PROBLEM (VRP) DENGAN PERMINTAAN PROBABILISTIK

PENERAPAN SIMULASI DAN RELIABILITAS PADA MODEL VEHICLE ROUTING PROBLEM (VRP) DENGAN PERMINTAAN PROBABILISTIK PENERAPAN SIMULASI DAN RELIABILITAS PADA MODEL VEHICLE ROUTING PROBLEM (VRP) DENGAN PERMINTAAN PROBABILISTIK Ary Arvianto Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro Email: aryarvi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Suzuki Indomobil Sales (PT. SIS) adalah Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sepeda motor merek Suzuki di Indonesia. PT. SIS selaku ATPM hanya melakukan proses produksi

Lebih terperinci

Penentuan Rute Distribusi Es Balok Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour dan Local Search (Studi Kasus di PT. X)*

Penentuan Rute Distribusi Es Balok Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour dan Local Search (Studi Kasus di PT. X)* Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014 Penentuan Rute Distribusi Es Balok Menggunakan Algoritma Nearest Neighbour

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Rute Pendistribusian Beras Bersubsidi Menggunakan Algoritma Genetika *

Usulan Perbaikan Rute Pendistribusian Beras Bersubsidi Menggunakan Algoritma Genetika * Reka Integra ISSN: 2338-5081 eknik Industri Itenas No.2 Vol.1 Jurnal Online Institut eknologi Nasional Oktober 2013 Usulan Perbaikan Rute Pendistribusian Beras Bersubsidi Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK...

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GRAFIK... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (supply chain management). Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Anatan dan

BAB I PENDAHULUAN. (supply chain management). Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Anatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak cara dilakukan perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya di tengah kompetisi dengan perusahaan pesaing. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pengurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah perkotaan atau city development memiliki beberapa aspek penting salah satunya adalah logistik perkotaan atau city logistics. Alasan mengapa city

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi Sistem Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan agar program simulasi Tata Letak Tempat Sampah dengan Algoritma

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan beberapa teori pendukung untuk pembahasan selanjutnya. 2.1. Distribusi Menurut Chopra dan Meindl (2010:86), distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan barang

Lebih terperinci

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion *

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Penentuan Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor

Lebih terperinci

OPTIMASI POLA DISTRIBUSI BBM PERTAMINA MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIK

OPTIMASI POLA DISTRIBUSI BBM PERTAMINA MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIK OPTIMASI POLA DISTRIBUSI BBM PERTAMINA MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIK Oleh: Rif atul Khusniah 1209201715 Dosen Pembimbing: Subchan, M.Sc, Ph.D Dr. Imam Mukhlas, MT SPBU 1 Order Daily DEPO SPBU 2 SPBU

Lebih terperinci

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK MINIMASI TOTAL BIAYA TRANSPORTASI PADA PT XYZ DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK MINIMASI TOTAL BIAYA TRANSPORTASI PADA PT XYZ DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2566 PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK MINIMASI TOTAL BIAYA TRANSPORTASI PADA PT XYZ DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA

Lebih terperinci

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK MINIMASI TOTAL BIAYA TRANSPORTASI PADA PT XYZ DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK MINIMASI TOTAL BIAYA TRANSPORTASI PADA PT XYZ DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK MINIMASI TOTAL BIAYA TRANSPORTASI PADA PT XYZ DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA Astri Desiana 1, AriYanuar Ridwan 2, Rio Aurachman 3 1, 2, 3 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Penjadwalan Kapal dengan Menggunakan Insertion Heuristic

Penjadwalan Kapal dengan Menggunakan Insertion Heuristic Penjadwalan Kapal dengan Menggunakan Insertion Heuristic Richard Wibisono 1, I Gede Agus Widyadana 2 Abstract: PT. X is a company that deals in ship voyage at Surabaya, Jawa Timur. PT. X has problems to

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR MODEL PERENCANAAN PENGANGKUTAN DAN DISTRIBUSI SEMEN DI WILAYAH INDONESIA TIMUR. Oleh : Windra Iswidodo ( )

SIDANG TUGAS AKHIR MODEL PERENCANAAN PENGANGKUTAN DAN DISTRIBUSI SEMEN DI WILAYAH INDONESIA TIMUR. Oleh : Windra Iswidodo ( ) SIDANG TUGAS AKHIR MODEL PERENCANAAN PENGANGKUTAN DAN DISTRIBUSI SEMEN DI WILAYAH INDONESIA TIMUR Oleh : Windra Iswidodo (4107 100 015) Pembimbing : I G. N. Sumanta Buana, S.T., M.Eng. LATAR BELAKANG Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 111 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Aplikasi otomatisasi penjadwalan yang dibuat merupakan aplikasi desktop. Dalam pengoperasiannya, dibutuhkan perangkat keras dan piranti lunak dengan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

Studi inventory routing kapal pengangkut BBM PT.Pertamina berbasis Algoritma genetika

Studi inventory routing kapal pengangkut BBM PT.Pertamina berbasis Algoritma genetika Studi inventory routing kapal pengangkut BBM PT.Pertamina berbasis Algoritma genetika Betty Ariani ),A.A.Dinariyana 2) ) mahasiswa PPSTK- ITS 2) Staf pengajar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK - ITS

Lebih terperinci

PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU

PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU PRESENTASI TUGAS AKHIR KS091336 PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU Oleh : Maya Sagita W. 5208

Lebih terperinci

Penentuan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Metode (1-0) Insertion Intra Route (Studi Kasus di PT X) *

Penentuan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Metode (1-0) Insertion Intra Route (Studi Kasus di PT X) * Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.0 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 205 Penentuan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Metode (-0) Insertion Intra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam menjangkau produk yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu produk mempunyai peran yang penting dalam suatu mata rantai produksi. Hal yang paling relevan dalam pendistribusian suatu produk adalah transportasi

Lebih terperinci

PANDUAN APLIKASI TSP-VRP

PANDUAN APLIKASI TSP-VRP PANDUAN APLIKASI TSP-VRP oleh Dra. Sapti Wahyuningsih, M.Si Darmawan Satyananda, S.T, M.T JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 0 Pengantar Aplikasi ini dikembangkan

Lebih terperinci

Pengembangan Model dan Algoritma Tabu Search untuk Penjadwalan Kapal Tanker dengan Memperhatikan Kompatibilitas Muatan

Pengembangan Model dan Algoritma Tabu Search untuk Penjadwalan Kapal Tanker dengan Memperhatikan Kompatibilitas Muatan Pengembangan Model dan Algoritma Tabu Search untuk Penjadwalan Kapal Tanker dengan Memperhatikan Kompatibilitas Muatan Siti Nurminarsih dan Ahmad Rusdiansyah Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya,

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam mendapatkan produk yang diinginkan menjadi

Lebih terperinci

2.2.1 Definisi VRP Model Matematis VRP Model Matematis Berbasis Travelling Salesman Problem

2.2.1 Definisi VRP Model Matematis VRP Model Matematis Berbasis Travelling Salesman Problem ABSTRAK Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) merupakan salah satu distributor dan produsen produk olahan susu sapi di Bandung. Pada bulan September 2015, KPSBU melayani 65 pelanggan produk olahan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK PENYELESAIAN MASALAH VEHICLE ROUTING DI PT.MIF

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK PENYELESAIAN MASALAH VEHICLE ROUTING DI PT.MIF 92 Tanujaya : PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK PENYELESAIAN MASALAH VEHICLE... PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK PENYELESAIAN MASALAH VEHICLE ROUTING DI PT.MIF William Tanujaya 1), Dian Retno Sari Dewi

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS MODEL

BAB 5 ANALISIS MODEL BAB 5 ANALISIS MODEL 5.1. Solusi Model Model distribusi yang telah dikembangkan bertujuan untuk mencari alokasi logistik bencana ke setiap barak pengungsian, alokasi kendaraan yang digunakan, serta rute

Lebih terperinci

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2012 ISBN No. 978-979-96964-3-9 Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Fifi Herni Mustofa 1), Hari Adianto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Peranan jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital dalam proses bisnis dunia industri. Jaringan distribusi dan transportasi ini memungkinkan produk berpindah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem transportasi memegang peran penting dalam masalah pendistribusian, karena harus menjamin mobilitas produk di antara berbagai sistem dengan efisiensi tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah pemilihan lokasi usaha yang tepat merupakan salah satu faktor penunjang suksesnya suatu usaha. Dalam pemilihan lokasi usaha yang tepat diperlukan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Untuk menjalankan aplikasi ini ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pengguna. Spesifikasi kebutuhan berikut ini merupakan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan produk yang siap jual. Setelah menghasilkan produk yang siap jual, maka proses selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. : Intel T2130 (1.87GHz)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. : Intel T2130 (1.87GHz) BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi perangkat keras minimum yang diperlukan untuk dapat menjalankan aplikasi adalah sebagai berikut. Processor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai tempat, sering menjadi masalah dalam dunia industri sehari-hari. Alokasi produk

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011 PENGEMBANGAN ALGORITMA DIFFERENTIAL EVOLUTION UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN VEHICLE ROUTING PROBLEM SIMULTANEOUS DELIVERIES PICK-UP WITH TIME WINDOWS (VRPSDPTW) Heri Awalul, Budi Santosa, Stefanus Eko

Lebih terperinci

SKRIPSI PERENCANAAN RUTE TRANSPORTASI TERPENDEK PADA PT. MITRA INTERTRANS FORWARDING (MIF) DENGAN MODEL VRPTW

SKRIPSI PERENCANAAN RUTE TRANSPORTASI TERPENDEK PADA PT. MITRA INTERTRANS FORWARDING (MIF) DENGAN MODEL VRPTW 1 SKRIPSI PERENCANAAN RUTE TRANSPORTASI TERPENDEK PADA PT. MITRA INTERTRANS FORWARDING (MIF) DENGAN MODEL VRPTW DISUSUN OLEH: MARTHA ANANTASIA S (5303005013) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DASAR PELAKSANAAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran

DASAR PELAKSANAAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran DASAR PELAKSANAAN Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Kewajiban Publik Untuk Angkutan Barang di Laut Peraturan Menteri Perhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu universitas, salah satu analisis yang dapat dilakukan untuk melihat perkembangan prestasi akademik seorang mahasiswa adalah dengan memantau nilai

Lebih terperinci

A STUDY OF FUEL PRODUCT SUPPLYING IN EAST REGION WITH MARINE INVENTORY ROUTING BASIC CONCEPT

A STUDY OF FUEL PRODUCT SUPPLYING IN EAST REGION WITH MARINE INVENTORY ROUTING BASIC CONCEPT A STUDY OF FUEL PRODUCT SUPPLYING IN EAST REGION WITH MARINE INVENTORY ROUTING BASIC CONCEPT Betty Ariani Program Studi Teknik Perkapalan Universitas Muhammadiyah Surabaya Email : betty.ariani@gmail.com

Lebih terperinci

APLIKASI VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI AIR MINERAL CLUB DI KOTA BALIKPAPAN (Studi Kasus: PT Tirta Makmur Perkasa Balikpapan)

APLIKASI VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI AIR MINERAL CLUB DI KOTA BALIKPAPAN (Studi Kasus: PT Tirta Makmur Perkasa Balikpapan) APLIKASI VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI AIR MINERAL CLUB DI KOTA BALIKPAPAN (Studi Kasus: PT Tirta Makmur Perkasa Balikpapan) Hijri Virgiawan, Wahyuda, & Muriani Emelda Isharyani

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan depot suatu perusahaan, proses tersebut dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga ke luar pulau Jawa. Outlet-outlet inilah yang menjadi channel distribusi

BAB I PENDAHULUAN. hingga ke luar pulau Jawa. Outlet-outlet inilah yang menjadi channel distribusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Indoberka Investama merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang kontruksi, pabrikasi, dan distributor rangka atap. Bentuk badan usaha dari PT

Lebih terperinci

STRATEGIOPERASIONALISASIPERWUJUDANKAWASANANDALAN DI KEPULAUAN MALUKU

STRATEGIOPERASIONALISASIPERWUJUDANKAWASANANDALAN DI KEPULAUAN MALUKU STRATEGIOPERASIONALISASIPERWUJUDANKAWASANANDALAN DI KEPULAUAN MALUKU 1. Kawasan Andalan Seram Pertanian Kehutanan Perkebunan Perikanan Pariwisata a. mengembangkan Kawasan Andalan Seramuntuk kegiatan pertanian,

Lebih terperinci

Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential Insertion *

Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas.2 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2013 Penentuan Rute Distribusi Air Mineral Menggunakan Metode Clarke-Wright Algorithm dan Sequential

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Metodologi penelitian digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian agar hasil yang dicapai tidak menyimpang dari tujuan. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya kegiatan atau aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB IV STUDI KASUS. Saparua. Kep. Tenggara. Gambar 4.1 Wilayah studi

BAB IV STUDI KASUS. Saparua. Kep. Tenggara. Gambar 4.1 Wilayah studi BAB IV STUDI KASUS 4.1 DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN Wilayah kajian merupakan wilayah kepulauan yang berlokasi di propinsi Maluku. Pusat kegiatan akan diwakili oleh masing-masing pelabuhan di wilayah tersebut

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MINUMAN TEH KEMASAN BOTOL MENGGUNAKAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR DAN LOCAL SEARCH *

USULAN RANCANGAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MINUMAN TEH KEMASAN BOTOL MENGGUNAKAN ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR DAN LOCAL SEARCH * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 USULAN RANCANGAN RUTE PENDISTRIBUSIAN MINUMAN TEH KEMASAN BOTOL MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB 4 DATA DAN DEFINISI MASALAH

BAB 4 DATA DAN DEFINISI MASALAH BAB 4 DATA DAN DEFINISI MASALAH 4.1. Data Capacitated Vehicle Routing Problem Program CVRPLB yang dihasilkan diuji dengan data berupa contoh kasus yang disusun oleh peneliti terdahulu. Banyak contoh kasus

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK NDUSTRI ITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK NDUSTRI ITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK NDUSTRI ITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 PENGEMBANGAN ALGORITMA HYBRID CROSS ENTROPY-GENETIC ALGORITHM DALAM PENYELESAIAN MULTI-PRODUCT INVENTORY SHIP ROUTING PROBLEM DENGAN HETEROGENEOUS

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN Pada Bab IV ini, implementasi dari metode AM dan GRASP untuk menyelesaikan PFSP dibahas pada Subbab 4.1. Pengujian dilakukan dengan melakukan percobaan terhadap

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data aktual konsumsi bahan bakar minyak solar oleh alat-alat berat dan produksi yang dipergunakan PT. Pamapersada Nusantara adalah data konsumsi bahan bakar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai transportasi dan aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya studi

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Contoh Ilustrasi Kasus CVRP 13

Gambar 1.1 Contoh Ilustrasi Kasus CVRP 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vehicle Routing Problem (VRP) merupakan konsep umum yang digunakan untuk semua permasalahan yang melibatkan perancangan rute optimal untuk armada kendaraan yang melayani

Lebih terperinci

Kata Kunci - Ship Scheduling and Assignment, NP - Hard Problem, Metode Meta-heuristik, Simple Iterative Mutation Algoritm, Minimum requirement draft

Kata Kunci - Ship Scheduling and Assignment, NP - Hard Problem, Metode Meta-heuristik, Simple Iterative Mutation Algoritm, Minimum requirement draft 1 Pengembangan Simple Iterative Mutation Algorithm (SIM-A) untuk Menyelesaikan Permasalahan Ship Scheduling and Assignment (Studi Kasus: Distribusi Semen Curah Pada PT. X) Ketut Hendra Harianto, Nyoman

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan BAB III PEMBAHASAN Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan Algoritma Genetika dan Metode Nearest Neighbour pada pendistribusian roti di CV. Jogja Transport. 3.1 Model Matetematika

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA BWAS PADA APLIKASI SISTEM INFORMASI TRANSPORTASI UNTUK PERENCANAAN DISTRIBUSI YANG OPTIMAL

IMPLEMENTASI ALGORITMA BWAS PADA APLIKASI SISTEM INFORMASI TRANSPORTASI UNTUK PERENCANAAN DISTRIBUSI YANG OPTIMAL IMPLEMENTASI ALGORITMA BWAS PADA APLIKASI SISTEM INFORMASI TRANSPORTASI UNTUK PERENCANAAN DISTRIBUSI YANG OPTIMAL Ary Arvianto 1*, Singgih Saptadi 1, Prasetyo Adi W 2 Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas

BAB I PENDAHULUAN. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta adalah dinas pemerintahan yang bergerak di bidang lingkungan hidup daerah yang meliputi kegiatan dalam melakukan pengawasan,

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Rute Distribusi Menggunakan Metode Clarke Wright Savings Algorithm (Studi Kasus : PT Pikiran Rakyat Bandung) *

Usulan Perbaikan Rute Distribusi Menggunakan Metode Clarke Wright Savings Algorithm (Studi Kasus : PT Pikiran Rakyat Bandung) * Reka Integra. ISSN; 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Usulan Perbaikan Rute Distribusi Menggunakan Metode Clarke Wright Savings

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta tidak merupakan

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP

USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP USULAN RANCANGAN RUTE TRANSPORTASI MULTI TRIP UNTUK MEMINIMASI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN HETEROGENEOUS FLEET DAN TIME WINDOW MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA DI PT.XYZ Muhammad Zuhdi Aiman Anka 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, salah satu program dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, salah satu program dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat berpendapatan rendah merupakan program nasional dari Pemerintah Pusat hingga Pemerintah

Lebih terperinci

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Vehicle Routing Problem (VRP)

commit to user BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Vehicle Routing Problem (VRP) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Vehicle Routing Problem (VRP) Di dalam VRP setiap rute kendaraan dimulai pada depot, melayani semua pelanggan pada rute tersebut, dan kembali ke depot. Rute

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem distribusi/trasportasi adalah salah satu hal yang penting bagi perusahaan, karena berkaitan dengan pelayana kepada konsumen. Dalam sistem distribusi/trasportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendistribusian suatu barang merupakan persoalan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari baik oleh pemerintah maupun oleh produsen. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN an berkembang algoritma genetika (genetic algorithm) ketika I. Rochenberg dalam bukunya yang berjudul Evolution Strategies

BAB I PENDAHULUAN an berkembang algoritma genetika (genetic algorithm) ketika I. Rochenberg dalam bukunya yang berjudul Evolution Strategies BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teori graf sangat pesat dari tahun ke tahun, pada tahun 1960-an berkembang algoritma genetika (genetic algorithm) ketika I. Rochenberg dalam bukunya yang

Lebih terperinci

Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Rute Kendaraan Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Aziiz Sutrisno

Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Rute Kendaraan Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Aziiz Sutrisno Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Rute Kendaraan Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Aziiz Sutrisno Laboratorium Rekayasa, Simulasi dan Pemodelan Sistem Departemen

Lebih terperinci

Rancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net

Rancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net Rancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Widdya P. Sierliawati, Subiono Widdya P. Sierliawati 1 *, Subiono 2 Institut

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dalam pengembangan aplikasi adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

TOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT

TOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT DUKUNGAN KEBIJAKAN DALAM MENGOPTIMALKAN KAPASITAS, KUALITAS DAN DAYA SAING INDUSTRI PELAYARAN NIAGA DAN PELAYARAN RAKYAT SERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA DALAM MEWUJUDKAN KONEKTIVITAS NASIONAL DAN NORMALISASI

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu implementasi sistem tersebut dan juga evaluasi dari implementasi sistem untuk mengetahui

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah transportasi merupakan aspek penting dalam kehidupan seharihari. Transportasi juga merupakan komponen yang sangat penting dalam manajemen logistik

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Provinsi Dengan Kepadatan Penduduk Tertinggi Tahun 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015)

Gambar 1.1 Provinsi Dengan Kepadatan Penduduk Tertinggi Tahun 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan kepadatan penduduk tertinggi ke-4 dan ke-5 se- Indonesia (Badan Pusat Statistik,

Lebih terperinci

Optimasi Rute Pengangkutan Sampah Dengan Metode Vehicle Routing Problem With Time Window Menggunakan Binary Integer Programming

Optimasi Rute Pengangkutan Sampah Dengan Metode Vehicle Routing Problem With Time Window Menggunakan Binary Integer Programming Optimasi Rute Pengangkutan Sampah Dengan Metode Vehicle Routing Problem With Time Window Menggunakan Binary Integer Programming Dwi Sutrisno 1, M. Adha Ilhami 2, Evi Febianti 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI HETEROGENEOUS FLEET VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENDISTRIBUSIAN MULTIPLEK DI UD. GARUDA

IMPLEMENTASI HETEROGENEOUS FLEET VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENDISTRIBUSIAN MULTIPLEK DI UD. GARUDA IMPLEMENTASI HETEROGENEOUS FLEET VEHICLE ROUTING PROBLEM PADA PENDISTRIBUSIAN MULTIPLEK DI UD. GARUDA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Teknik Industri ADRIANUS

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat

Lebih terperinci