BAB I PENDAHULUAN. (supply chain management). Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Anatan dan
|
|
- Utami Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak cara dilakukan perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya di tengah kompetisi dengan perusahaan pesaing. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pengurangan biaya operasi melalui manajemen rantai pasokan (supply chain management). Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Anatan dan Ellitan, (2008) bahwa terdapat 3 tujuan utama supply chain management, yaitu penurunan biaya (cost reduction), penurunan modal (capital reduction), dan perbaikan pelayanan (service improvement). Dalam rangka menurunkan biaya, perusahaan dapat meminimalkan biaya logistik penyediaan produk melalui optimasi pemilihan pola suplai dan distribusi yang tepat, penggunaan moda atau alat transportasi yang sesuai, pergudangan, atau hal-hal lain yang dapat meminimalkan biaya. Secara definisi, optimasi sendiri diartikan sebagai cara untuk mendapatkan nilai yang optimal (nilai efektif yang dapat dicapai), baik berupa nilai ekstrim maksimum maupun nilai ekstrim minimum dari suatu fungsi tertentu (Wardy, 2007). Jika persoalan yang dianalisis bertujuan untuk memperoleh hasil maksimum, maka hasil akhirnya adalah maksimasi, sebaliknya jika persoalan yang dianalisis bertujuan untuk memperoleh hasil minimum, maka hasil akhirnya adalah minimasi. 1
2 Secara lebih spesifik, telah terdapat beberapa penelitian mengenai optimasi distribusi, yang menunjukkan adanya potensi efisiensi yang cukup besar dari proses transportasi & distribusi penyediaan produk. Beberapa diantaranya adalah: 1. Ariwibawa (2013) meneliti tentang penetapan alokasi distribusi gula pasir PT Madubaru ke wilayah-wilayah distribusi dan optimasinya dengan judul Optimalisasi Distribusi Gula Pasir Menggunakan Metoda Linear Programming Pada PT Madubaru PG PS Madukismo. Dari hasil optimasi yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program solver, biaya pengiriman gula pasir yang diperlukan adalah sebesar Rp ,00 per periode, sedangkan biaya yang dialokasikan perusahaan untuk pelaksanaan distribusi gula pasir adalah sebesar Rp ,00 sehingga terdapat potensi efisiensi sebesar Rp ,00 atau 26,6% dari yang dialokasikan perusahaan. 2. Akbar et al. (tanpa tahun), dalam penelitian yang berjudul Optimalisasi Aliran Distribusi dan Alokasi Material dengan Metode Linear Programming, yang membahas mengenai sebaran material untuk masingmasing warehouse dan menentukan aliran distribusi optimal dengan memanfaatkan semua warehouse di PT PLN (Persero) APJ Distribusi Malang. Dari hasil optimasi yang dilakukan, terdapat penurunan biaya distribusi material sebesar 3.04%, dari yang semula sebesar Rp ,00 per bulan, turun menjadi sebesar Rp ,00 per bulan, atau ada penghematan sebesar Rp ,00 per bulan. 2
3 3. Pratiwi et al. (2012), meneliti permasalahan optimalisasi pola distribusi Gas Elpiji yang dilaksanakan oleh PT Tonny Adie Pamungkas (perusahaan yang bergerak di bidang jasa distribusi / angkutan Gas LPG di wilayah Kabupaten Grobogan). Dalam penelitiannya yang berjudul Optimalisasi Distribusi Gas Elpiji Menggunakan Metode Transportasi dan Transshipment, hasil optimasi biaya pengiriman dengan menggunakan Metode Transportasi dan Transshipment pada bulan Maret 2012 yang dilakukan dengan bantuan program solver, diperoleh biaya pendistribusian sebesar Rp ,43 sedangkan aktual biaya yang dikeluarkan perusahaan pada bulan Maret 2012 sebesar Rp ,83 sehingga terdapat potensi efisiensi sebesar Rp ,40 atau 18,25% dari total baya yang dikeluarkan perusahaan. Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai optimasi penetapan supply point SPBU Pertamina wilayah Jawa Timur, yang mana diketahui bahwa di wilayah Jawa Timur terdapat 5 Terminal BBM yang berfungsi sebagai supply point distribusi BBM ke lembaga penyalur SPBU di wilayah Jawa Timur. Proses optimasi distribusi BBM dilakukan dengan Linear Programming dalam metode transportasi atau distribusi, sebagaimana dijelaskan oleh Tampubolon (2014) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Operasi dan Rantai Pemasok. Ada pun pemilihan wilayah Jawa Timur, didasarkan pada pertimbangan bahwa pola suplai dan distribusi di wilayah Jawa Timur memiliki kompleksitas yang dapat mewakili pola suplai dan distribusi di seluruh wilayah distribusi PT Pertamina (Persero) yang memungkinkan untuk dilakukan optimasi distribusi. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap pola suplai dan distribusi BBM 3
4 PT Pertamina (Persero), pola suplai dari main terminal ke end terminal dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis moda, yaitu: moda tanker, pipa, dan rail tank wagon (RTW), sedangkan untuk proses distribusi dari main terminal dan end terminal menuju lembaga penyalur SPBU hampir seluruhnya mempergunakan moda mobil tangki. Dari seluruh wilayah suplai dan distribusi BBM PT Pertamina (Persero), tidak seluruhnya memungkinkan untuk dilakukan optimasi biaya pengiriman BBM dengan metode transportasi, khususnya di wilayah kepulauan seperti Maluku, sebagian Nusa Tenggara, dan wilayah dengan kondisi geografis yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan pengiriman BBM ke satu lembaga penyalur SPBU dari lebih dari satu Terminal BBM seperti di wilayah Papua / Irian Jaya. Wilayah Jawa Timur dipilih sebagai object dalam penelitian ini karena pola operasi suplai dan distribusi BBM di wilayah Jawa Timur dapat merepresentasikan keseluruhan pola suplai dan distribusi BBM ke lembaga penyalur SPBU di seluruh wilayah yang memungkinkan untuk dilakukan optimasi. Kegiatan operasi penyediaan BBM wilayah Jawa Timur menggunakan moda tanker, pipa, dan RTW untuk pengiriman BBM dari main terminal ke end terminal, selain itu juga dimungkinkan dilakukannya pengiriman BBM dari seluruh Terminal BBM yang ada ke seluruh lembaga penyalur SPBU di wilayah Jawa Timur. Dari uraian di atas, maka dalam penelitian yang berjudul OPTIMASI PENETAPAN SUPPLY POINT SPBU PERTAMINA WILAYAH JAWA TIMUR ini, akan dievaluasi apakah biaya pengiriman BBM ke lembaga panyalur SPBU di wilayah Jawa Timur masih dapat lebih dioptimalkan lagi, seberapa besar 4
5 potensi efisiensinya, dan apakah solusi optimal yang ada dapat diterapkan sepanjang tahun mengikuti fluktuasi demand yang ada. 1.2 Rumusan Masalah Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah penetapan supply point atau pola distribusi BBM dari Terminal BBM ke lembaga penyalur SPBU di wilayah Jawa Timur masih dapat dioptimalkan lagi. Pemilihan Terminal BBM supply point ke lembaga penyalur SPBU saat ini, seringkali masih mengacu kepada pertimbangan jarak terdekat lokasi SPBU dari lokasi Terminal BBM. Padahal belum tentu kondisi tersebut merupakan kondisi ideal secara keekonomian, karena sebagian Terminal BBM (main Terminal) merupakan supply point bagi Terminal BBM (end Terminal) lainnya. Sebagai gambaran, saat ini Terminal BBM Tuban merupakan supply point bagi Terminal BBM Surabaya, Terminal BBM Surabaya menjadi supply point bagi Terminal BBM Malang, Madiun, dan Camplong. Landed cost di masing-masing Terminal BBM tentu berbeda-beda, semakin jauh rantai pasokan dari terminal asal, secara logika landed cost-nya pun akan semakin tinggi. Ditambah lagi dengan biaya operasional di masing-masing Terminal BBM yang berbeda-beda, sesuai dengan kondisi yang ada. Jika hanya memperhatikan biaya distribusi (distribution cost) BBM dari Terminal BBM ke lembaga penyalur SPBU, biaya terkecil yang diperlukan untuk melaksanakan distribusi BBM ke lembaga penyalur SPBU akan terjadi manakala lembaga peyalur SPBU disuplai dari Terminal BBM terdekat. Namun secara total cost PT Pertamina (Persero), sangat mungkin biaya yang dikeluarkan justru lebih 5
6 besar. Kondisi ini dapat terjadi manakala seluruh komponen biaya seperti landed cost BBM ke Terminal BBM, biaya operasional internal Terminal BBM (operational cost), dan biaya pengiriman BBM (distribution cost) ke lembaga penyalur SPBU dari Terminal BBM supply point existing, lebih besar dari Terminal BBM lain yang memiliki jarak lebih jauh. Penetapan supply point yang hanya berdasar kepada jarak terdekat, sangat rawan terjadi potensi inefisiensi biaya. Dari uraian di atas, maka evaluasi penetapan supply point lembaga penyalur SPBU di wilayah Jawa Timur menarik untuk dilakukan, sehingga diketahui apakah pola distribusi BBM ke lembaga penyalur SPBU saat ini sudah optimal, ataukah masih terdapat potensi untuk diperoleh efisiensi dengan melakukan perubahan / pengaturan kembali supply point pengiriman BBM ke lembaga penyalur SPBU. Hal lain yang membuat evaluasi di wilayah Jawa Timur ini menarik untuk dilakukan adalah bahwa 66% komponen biaya dari total Anggaran Biaya Operasi (ABO) di wilayah Kerja Supply & Distribution Region V Jawa Timur, merupakan biaya Product Transport Service (biaya untuk penyelengaraan distribusi BBM di wilayah Jawa Timur), sehingga jika diperoleh efisiensi di sisi ini, maka akan terdapat efisiensi yang cukup significant. Gambar 1.1: Komposisi Anggaran Biaya Operasi S&D Region V 6
7 1.3 Pertanyaan Penelitian Dalam penelitian ini akan dilakukan optimasi supply point SPBU dengan menggunakan Linear Programming dalam Metode Transportasi atau Distribusi, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana pola distribusi pengiriman BBM ke SPBU di kota / kabupaten wilayah Jawa Timur saat ini dan berapa total biaya delivery BBM ke lembaga penyalur SPBU di wilayah Jawa Timur saat ini? 2. Bagaimana pola distribusi pengiriman BBM yang optimal untuk wilayah Jawa Timur dan berapa total biaya delivery BBM ke lembaga penyalur SPBU di wilayah Jawa Timur setelah dioptimasi? 3. Apakah penetapan supply point pengiriman BBM ke SPBU di kota / kabupaten wilayah Jawa Timur saat ini sudah optimal? Jika belum, seberapa besar potensi efisiensi yang akan diperoleh dengan menerapkan pola distribusi baru? 4. Apakah pola baru tersebut dapat diterapkan sepanjang tahun (tetap optimal meskipun terjadi fluktuasi demand minimum dan maksimum sepanjang tahun)? 1.4 Tujuan Penelitian Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa hal sebagai berikut : 1. Mengetahui pola distribusi ke lembaga penyalur SPBU di wilayah Jawa Timur saat ini dan menghitung biaya yang diperlukan untuk proses 7
8 penyediaan BBM ke SPBU di wilayah kota / kabupaten wilayah Jawa Timur. 2. Melakukan perhitungan menggunakan metode Linear Programing untuk mendapatkan pola distribusi yang optimal dan menghitung total biaya delivery yang diperlukan. 3. Membandingkan pola distribusi BBM saat ini dengan pola distribusi BBM hasil optimasi, dan menghitung selisih total biaya delivery sesuai pola distribusi saat ini dengan pola suplai setelah dioptimasi, sehingga dapat diketahui potensi efisiensi yang akan diperoleh dengan menerapkan pola suplai baru. 4. Melakukan perhitungan secara Linear Programming kembali sebagaimana point nomor 2 dengan asumsi perubahan demand sebesar -20%, +20%, +40%, +60%, +80%, dan +100%, dan kemudian membandingkan pola distribusi yang dihasilkan dengan pola distribusi hasil optimasi pada point 2. Hasil perhitungan kembali ini juga dibandingkan dengan fluktuasi demand sepanjang tahun 2014, sehingga diketahui pola distribusi hasil optimasi tersebut dapat mengakomodir perubahan demand sepanjang tahun atau tidak. 1.5 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan akan dapat diperoleh penetapan supply point baru yang lebih optimal, sehingga berdampak terhadap terciptanya efisiensi bagi perusahaan PT Pertamina (Persero), khususnya di wilayah Jawa Timur yang merupakan bagian dari wilayah operasi Fungsi Supply & Distribution Region V. 8
9 Lebih jauh lagi, kajian seperti ini dapat dilakukan untuk wilayah operasi lain seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera, dan lain-lain yang memiliki kondisi tipikal. 1.6 Ruang Lingkup atau Batasan Penelitian Agar lebih fokus dalam melakukan analisis, maka dalam penelitian ini hanya akan dibahas mengenai optimasi pola suplai SPBU di wilayah Jawa Timur dan Madura, dengan beberapa asumsi sebagai berikut : 1. Penyebutan BBM dalam penelitian ini adalah produk Premium, tidak termasuk Bahan Bakar Minyak lain seperti Solar, Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamina DEX, karena untuk Solar & Pertamax pola operasinya identik dengan Premium, sedangkan produk lainnya tidak seluruhnya terdapat di semua TBBM yang ada di wilayah Jawa Timur (untuk Pertamina Dex dan Pertamax Plus hanya terdapat di TBBM Surabaya sehingga menjadi satu-satunya pilihan supply point). 2. Kemampuan / kapasitas suplai TBBM maksimal ditentukan berdasarkan kemampuan maksimal sarana & fasilitas pengisian (filling shed / gantry system) untuk produk Premium, dengan mengabaikan potensi terjadinya gangguan operasi akibat kerusakan sarana & fasilitas. 3. Penyebutan untuk biaya-biaya dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi: a. Landed Cost : merupakan biaya pengadaan BBM sampai tersedia di Terminal BBM 9
10 b. Transfer Cost : merupakan biaya transfer BBM dari Main Terminal ke End Terminal (misal: dari biaya transfer BBM dari Tuban ke Surabaya, dari Surabaya ke Malang, dan dari Surabaya ke Madiun) c. Operational Cost : merupakan biaya operasi Terminal BBM setelah dikurangi dengan Distribution Cost d. Distribution Cost : merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendistibusikan BBM dari Terminal BBM sampai ke SPBU e. Delivery Cost : merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengirimkan BBM per KL sampai di lembaga penyalur SPBU (penjumlahan dari landed cost, transfer cost, operational cost, dan distribution cost). 4. Biaya distribusi (distribution cost) BBM dari Terminal BBM supply point ke lembaga penyalur SPBU mengacu pada ketentuan SK No 53 tahun 2012 Direktur Pemasaran Pertamina tentang Tarif Angkutan BBM ke SPBU. 5. Data demand mengacu kepada realisasi penjualan Premiun di setiap kota / kabupaten di wilayah Jawa Timur pada periode bulan Januari Desember Jarak dari Terminal BBM suply point ke lembaga penyalur SPBU delivery point dihitung dengan pendekatan jarak antara lokasi Terminal BBM dengan ibu kota / kabupaten, dengan pertimbangan bahwa mayoritas SPBU terletak di sekitar pusat kota / kabupaten sehingga pusat demand berada di pusat kota / kabupaten. 10
11 7. Dalam penelitian ini, optimasi dilakukan terbatas pada sisi financial / efisiensi biaya, dan tidak mempertimbangkan faktor lain seperti jaminan ketersediaan Loading Order (LO) di SPBU. Dalam hal LO di SPBU tidak selalu tersedia, kecepatan delivery menjadi hal yang krusial, sehingga dari sisi operasional atau dari sudut pandang SPBU, kehandalan suplai akan lebih menguntungkan jika diambil dari terminal supply point terdekat. 1.7 Sistematika Penulisan Bab utama dalam penelitian ini meliputi beberapa bab sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan, Bab II: Tinjauan Pustaka, Bab III: Metode Penelitian, Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V: Kesimpulan dan Saran. 1. BAB I PENDAHULUAN Bab I berisi latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup atau batasan penelitian, dan sistematik 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II merupakan pengembangan dari tinjauan pustaka yang ditulis pada proposal penelitian. Bab II berisi teori-teori mengenai Supply Chain Management, Optimasi, Linear Programming, Metode Transportasi, Analisis Sentitivitas, dan sekilas mengenai program Solver yang merupakan Add On dari Program Excell sebagai program bantu yang dipergunakan dalam melakukan optimasi. 11
12 3. BAB III METODE PENELITIAN Bab III Bab ini memberikan penjelasan mengenai metodologi penelitian, langkah langkah yang dilakukan penulis serta instrumen penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan data-data serta analisisnya menggunakan metode yang telah disampaikan pada Bab sebelumnya. Hasil analisis kemudian diuraikan interpretasinya, sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagaimana tertulis pada Bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian akhir sekaligus penutup dari karya tulis ini. Dalam bab ini disampaikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil analisis data dan interpretasinya. 12
EFISIENSI BIAYA PENANGANAN FEEDSTOCK DALAM DISTRIBUSI SOLAR-INDUSTRI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING
FISINSI BIAYA PNANGANAN FDSTOCK DALAM DISTRIBUSI SOLAR-INDUSTRI DNGAN MTOD DISTRIBUTION RQUIRMNT PLANNING Dewi Shintya Pratiwi 1 dan Yudha Prambudia 2 Laboratorium Perancangan dan Optimasi Sistem Industri
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI JAWA BARAT
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI MASA PERSIDANGAN V TAHUN 2015-2016 KE PROVINSI JAWA BARAT Dalam Rangka Pengawasan Kesiapan Penyediaan Bahan Bakar Minyak dan Gas serta Ketenagalistrikan
Lebih terperinciOPTIMIZATION THE NUMBER OF GENTRY FILLING OIL (BBM) USING A LINEAR PROGRAMMING APPROACH TO FULFILL THE DEMAND (Case Study : PT.
OPTIMASI BANYAKNYA GENTRY PENGISIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DENGAN PENDEKATAN PROGRAM LINIER UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN (Studi Kasus : PT.XYZ Surabaya) OPTIMIZATION THE NUMBER OF GENTRY FILLING OIL (BBM)
Lebih terperinciRancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net
Rancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus Widdya P. Sierliawati, Subiono Widdya P. Sierliawati 1 *, Subiono 2 Institut
Lebih terperinciPENELITIAN TUGAS AKHIR OPTIMASI KONFIGURASI JARINGAN SUPPLY CHAIN HULU GAS LPG 3 KG DI INDONESIA
PENELITIAN TUGAS AKHIR OPTIMASI KONFIGURASI JARINGAN SUPPLY CHAIN HULU GAS LPG 3 KG DI INDONESIA Dystian Anggraini 2507.100.022 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., Ph.D Dosen Ko-Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang berdiri di tengah kehidupan masyarakat. Berdirinya suatu perusahaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat mempunyai tujuan
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG 2016-2017 02-04 Juni 2017 BAGIAN I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pemenuhan
Lebih terperinciOleh Kamis, 19 Oktober :36 - Update Terakhir Kamis, 02 November :21
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro hari Rabu (18/10) memaparkan kesiapan sektor ESDM terutama bidang listrik, migas dan geologi menghadapi Hari Raya Idul Fitri 1427 Hijriyah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, sumber daya alam ini menjadi salah satu penunjang utama untuk menigkatkan kegiatan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan kebutuhan akan energi di Indonesia terus meningkat karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan listrik merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan adanya peralatan
Lebih terperinciModel Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi
Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi Shofiyatul Mufidah a, Subiono b a Program Studi Matematika FMIPA ITS Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat literatur dan melakukan studi kepustakaan untuk mengkaji dan menelaah berbagai buku, jurnal, karyai lmiah, laporan dan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diciptakan dan disampaikan kepada user dari sudut struktural. Sebuah supply chain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kalakota dalam Hardiyanto (2010) definisi manajemen rantai suplai (supply chain management) adalah sebuah proses payung di mana produk diciptakan dan disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rantai pasok Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan kumpulan proses bisnis kompleks, tersebar mulai dari penyedia minyak, pengolahan minyak, pengangkutan minyak, pengecer
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi bisnis, diperlukan kemampuan untuk mengakomodasikan ketidakpastian internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian
Lebih terperinciRiset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan
Masalah transportasi, pada umumnya, berkaitan dengan mendistribusikan sembarang komoditi dari sembarang kelompok pusat pemasok (yang disebut SUMBER) ke sembarang pusat penerima (yang disebut TUJUAN) dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi adalah kegiatan manusia yang sangat penting dalam menunjang dan mewujudkan interaksi sosial serta ekonomi dari suatu wilayah kajian. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Pertamina (Persero) merupakan badan usaha milik negara yang bergerak dibidang energi meliputi minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan. PT. Pertamina menjalankan
Lebih terperinciPENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo
PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL Agus Nurhudoyo Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi agusn@p3tkebt.esdm.go.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik jumlahnya maupun macamnya. Usaha-usaha dalam pembangunan sarana angkutan laut yang dilakukan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan manufaktur semakin ketat. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari strategi yang tepat agar dapat
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE TBBM PENGAPON SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH
LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE TBBM PENGAPON SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH DALAM RANGKA PENGAWASAN KETERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK, LPG DAN LISTRIK MENJELANG HARI RAYA IDUL FITRI 2017/1438
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK
STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT SEMEN GRESIK Ikhyandini GA dan Nadjadji Anwar Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program
Lebih terperinciBAB IV RENCANA IMPLEMENTASI
BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Kesimpulan PT PERTAMINA (Persero) khususnya Divisi Supply dan Distribusi merencanakan, mengevaluasi dan mengoptimasi sistem distribusi dan transportasi serta kinerja internal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Analisis efektivitas..., Maulana Abdillah, FE UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah mencapai laba yang optimum guna memaksimalkan nilai para pemegang saham. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang industri semen, dengan kapasitas total produksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PT. Semen Gresik (Persero). Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri semen, dengan kapasitas total produksi kurang lebih 9 juta ton pertahun. Semen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin jeli dalam mengkonsumsi suatu produk. Lingkungan bisnis yang. berubah, kompetitif dan trubulent menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan lingkungan bisnis, pelanggan menjadi semakin jeli dalam mengkonsumsi suatu produk. Lingkungan bisnis yang berubah, kompetitif dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini disebabkan karena
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan depot suatu perusahaan, proses tersebut dapat terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah gencar - gencarnya program pemerintah mengenai konversi energi, maka sumber energi alternatif sudah menjadi pilihan yang tidak terelakkan, tak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan salah satu perusahaan dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang transportasi
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI JAWA TENGAH
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI JAWA TENGAH DALAM RANGKA PENGAWASAN KETERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK, LPG DAN LISTRIK MENJELANG HARI RAYA IDUL FITRI 2016/1437 H 24 26 Juni 2016
Lebih terperinciPENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia
PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Tulisan ini memaparkan tentang penerapan Metode
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Ke - 10
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Pertemuan Ke - 10 1 PENDAHULUAN Dalam melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, seringkali tidak bisa ditempuh dengan satu moda
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bagian simpulan ini penulis mengambil kesimpulan yang terkait dengan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian pada Bab I. 1. Pertamina memiliki kekuatan jaringan
Lebih terperinciBAB III METODE PENULISAN. organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi.
BAB III METODE PENULISAN 3.1 Sumber Data Berdasarkan cara memperolehnya, data dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : 1. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam sistem distribusi pupuk terdapat beberapa masalah yang mucul. Masalah sistem distribusi pupuk antara lain berupa masalah pengadaan pupuk, penentuan stock, proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013
KEBIJAKAN DAN ALOKASI ANGGARAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK TAHUN 2013 I. SUBSIDI BBM TAHUN 2013 a. Subsidi BBM Dalam Undang-undang No.19 Tahun tentang APBN 2013, anggaran subsidi BBM dialokasikan sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minyak tanah merupakan salah satu dari Bahan Bakar Minyak (BBM) yang keberadaannya disubsidi oleh Pemerintah. Setiap tahunnya Pemerintah menganggarkan dana
Lebih terperinciBAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS
BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS 3.1 Kerangka Pemodelan Kajian Outlook Energi Indonesia meliputi proyeksi kebutuhan energi dan penyediaan energi. Proyeksi kebutuhan energi jangka panjang dalam kajian
Lebih terperinciPOKOK-POKOK DALAM PENGATURAN PEMANFAATAN GAS BUMI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK (Peraturan Menteri ESDM No. 11 Tahun 2017) Jakarta, 10 Februari 2017
POKOK-POKOK DALAM PENGATURAN PEMANFAATAN GAS BUMI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK (Peraturan Menteri ESDM No. 11 Tahun 2017) Jakarta, 10 Februari 2017 MAKSUD DAN RUANG LINGKUP PENGATURAN Mengatur dari sisi teknis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya suatu perusahaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat mempunyai tujuan untuk menghasilkan suatu alat pemuas yang berupa barang dan jasa untuk memenuhi
Lebih terperinciModel Pengangkutan Crude Palm Oil
TUGAS AKHIR Model Pengangkutan Crude Palm Oil (CPO) Untuk Domestik Oleh : Wahyu Aryawan 4105 100 013 Dosen Pembimbing : Ir. Setijoprajudo, M.SE. Bidang Studi Transportasi Laut dan Logistik Jurusan Teknik
Lebih terperinciLAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM
LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM 1. Status BBM dan LPG a. Permasalahan Penyediaan BBM dan LPG: Secara Nasional, tidak terdapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan pengelolaan cash flow proyek, dan tentunya juga cost of money yang akan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkup pengadaan dalam proyek konstruksi yang menempati porsi dengan nilai terbesar akan berpengaruh secara langsung terhadap struktur pendanaan dan pengelolaan
Lebih terperinciLogistics BHL. Introduction. Visi BHL Logistics mempunyai visi Menjadi perusahaan terdepan dalam hal solusi Logistik diwilayah Sumatera
BHL Logistics Introduction BHL Logistics (CV. Bumi Hijau Lestari) adalah perusahaan Logistik yang potensial, dinamis dan berkembang dengan spesialisasi pada bidang Logistik. Pertumbuhan ekonomi di Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab 1 pendahuluan ini berisikan tentang apa-apa saja yang menjadi latar belakang permasalahan yang terjadi pada distribusi pengiriman produk pada distributor PT Coca Cola, posisi penelitian,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pengolahan data, maka diperoleh
100 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil pengolahan data, maka diperoleh beberapa kesimpulan: 1. Kegiatan pemasaran Pertamax dan Pertamax Plus dapat dilihat dari
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI SUMATERA UTARA
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM RANGKA PENGAWASAN KETERSEDIAAN BAHAN BAKAR MINYAK, LPG DAN LISTRIK MENJELANG HARI RAYA IDUL FITRI 2016/1437 H 24 26 Juni 2016
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN BERAS DI PENGGILINGAN PADI KARDI JAYA UTAMA TOLAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING
JIMT Vol. 13 No. 1 Juni 2016 (Hal. 38 48) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN BERAS DI PENGGILINGAN PADI KARDI JAYA UTAMA TOLAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE
Lebih terperinciPERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)
PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki total konsumsi bahan bakar minyak yang cukup tinggi. Konsumsi bahan bakar tersebut digunakan untuk menjalankan kendaraan seperti kendaraan bermotor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun yang lalu, pemerintah Indonesia begitu gencarnya mensosialisasikan konversi / penggantian bahan bakar dari minyak tanah ke gas, yakni LPG (elpiji)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Wilayah perkotaan identik dengan wilayah yang padat, dinamis dan juga memiliki perputaran ekonomi berlangsung secara cepat. Kombinasi kondisi tersebut tentu secara simultan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Usaha dibidang pertambangan pada akhir-akhir periode ini semakin pesat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha dibidang pertambangan pada akhir-akhir periode ini semakin pesat berkembang, ditandai dengan timbulnya lokasi tambang baru dimana untuk usaha seperti ini (yaitu
Lebih terperinciANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *)
ANALISIS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BBM PADA SPBU PT. MANASRI USMAN *) Jonathan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciModel Transportasi /ZA 1
Model Transportasi 1 Model Transportasi: Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan distribusi suatu barang tertentu dari sejumlah sumber (sources)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan di. sektor perdagangan dan jasa, maka Manajemen operasi memegang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan di sektor perdagangan dan jasa, maka Manajemen operasi memegang peranan penting bagi perusahaan dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Material sebagai salah satu sumber daya yang dibutuhkan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material sebagai salah satu sumber daya yang dibutuhkan merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk keberlangsungan dan kelancaran opersional suatu perusahaan atau bisnis.
Lebih terperinciURGENSI ANGKUTAN BARANG DALAM PERFORMANSI TRANSPORTASI 12/8/2014
Pertemuan ke - 14 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada URGENSI ANGKUTAN BARANG DALAM PERFORMANSI TRANSPORTASI Angkutan barang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses produksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dunia industri berkembang dan tumbuh secara cepat,
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini dunia industri berkembang dan tumbuh secara cepat, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut membawa pengaruh yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era modernisasi seperti ini, listrik merupakan salah satu energi yang paling penting dalam kehidupan. Listrik merupakan jantung utama dalam kehidupan
Lebih terperinciPenerapan Metode Saving Matrix Dalam Penjadwalan Dan Penentuan Rute Distribusi Premium Di SPBU Kota Malang
Penerapan Metode Saving Matrix Dalam Penjadwalan Dan Penentuan Rute Distribusi Premium Di SPBU Kota Malang Rahmi Yuniarti 1),Murti Astuti 2) Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab 1 pendahuluan ini berisikan tentang latar belakang permasalahan yang terjadi jaringan distirbusi, tujuan penelitian, rumusan masalah, batasan masalah dan asumsi penelitian serta sistematika
Lebih terperinciPENGALOKASIAN BBM DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN METODE FISHER. Khairul Umam Pendidikan Matematika, FKIPUniversitas Syiah Kuala
Jurnal Peluang, Volume 3, Nomor 2, April 2015, ISSN: 2302-5158 PENGALOKASIAN BBM DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN METODE FISHER Khairul Umam Pendidikan Matematika, FKIPUniversitas Syiah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan industri saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk melakukan berbagai usaha agar dapat selalu memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satu usaha
Lebih terperinciUNNES Journal of Mathematics
UJM 1 (2) (2012) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm OPTIMALISASI DISTRIBUSI GAS ELPIJI MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI DAN TRANSSHIPMENT Danny Pratiwi, Zaenuri M
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat :
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. SPBU di Indonesia memiliki 3 (tiga) macam SPBU yaitu diantaranya COCO
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan SPBU di Indonesia memiliki 3 (tiga) macam SPBU yaitu diantaranya COCO (Company Operation Company), DODO (Dealer Operation Dealer Owner), dan CODO (Company Owned Dealer Operated).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing di pasar global. Perluasan produksi yang sangat pesat telah terjadi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan jasa, perusahaan manufaktar maupun perusahaan dagang dalam menjalankan bisnisnya tidak terlepas dari strategi pemasaran yang digunakan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah pembangkit listrik di Indonesia merupakan akibat langsung dari kebutuhan listrik yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, karena listrik merupakan energi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam bertahan dan bersaing adalah dilakukan melalui proses sistem distribusi, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan penerbitan majalah keluarga islam yang berskala nasional. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan penerbitan majalah Nikah merupakan satu dari sekian banyak perusahaan penerbitan majalah keluarga islam yang berskala nasional. Dalam memenuhi permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsional Logistic merupakan unit bisnis yang memiliki fungsi sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Logistic merupakan bagian penting bagi setiap perusahaan, secara fungsional Logistic merupakan unit bisnis yang memiliki fungsi sebagai penghubung secara langsung maupun
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan telekomunikasi selular di Indonesia masih akan terus berkembang mengingat masih adanya area area yang mengalami blankspot atau tidak adanya layanan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan tercapai seefektif dan seefisien mungkin. salah satunya memproduksi pupuk urea. Produk ini di distribusikan ke berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan monitoring adalah kegiatan untuk mengetahui kecocokan dan ketepatan kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun. Monitoring digunakan
Lebih terperinciLAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM
LAPORAN HARIAN PELAKSANAAN POSKO NASIONAL SEKTOR ESDM IDUL FITRI 1438 H / TAHUN 2017 RESUME PELAKSANAAN POSKO ESDM 1. Status BBM dan LPG a. Permasalahan Penyediaan BBM dan LPG: Secara Nasional, tidak terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail dan chain store telah berkembang pesat dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan customer, baik dalam skala internasional, nasional, bahkan lokal. Walmart
Lebih terperinciBADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 06/P/BPH Migas/III/2005 TENTANG
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 06/P/BPH Migas/III/2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN BERSAMA FASILITAS PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN BAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai ibu kota Negara Indonesia, Jakarta merupakan salah satu kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan banyaknya perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang LPG merupakan bahan bakar berupa gas yang dicairkan (Liquified Petroleum Gasses) dan merupakan produk minyak bumi yang ramah lingkungan dan banyak digunakan oleh rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management. (SCM) telah menjadi komponen utama dari strategi persaingan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG DAN MASALAH Proses manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management (SCM) telah menjadi komponen utama dari strategi persaingan untuk meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciBAB 1 II TINJAUAN PUSTAKA
BAB 1 II TINJAUAN PUSTAKA Formatted: Font: (Default) Times New Roman Formatted: Space Before: 0 pt, Line spacing: 1.5 lines Formatted: Font: (Default) Times New Roman 2.1 Sistem Penyediaan dan Pendistribusian
Lebih terperinciUniversitas Tadulako Jalan Soekarno-Hatta Km. 9 Palu 94118, Indonesia
JIMT Vol. 14 No. 1 Juni 2017 (Hal 107-119) ISSN : 2450 766X PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING DALAM MENGOPTIMALKAN PENDISTRIBUSIAN BBM di KOTA POSO SERTA MEMINIMUMKAN KENDARAAN YANG DIGUNAKAN BERBASIS
Lebih terperinciAGEN LPG 3KG DAN ASPEK PERPAJAKANNYA KPP PRATAMA JEMBER
AGEN LPG 3KG DAN ASPEK PERPAJAKANNYA KPP PRATAMA JEMBER Latar Belakang Perpres /No.104/2007 tentang Konversi Minyak Tanah ke Gas LPG dimulai pada Tahun 2007. Surat Edaran HISWANA MIGAS yang menyatakan
Lebih terperinciPERSOALAN TRANSPORTASI
PERSOALAN TRANSPORTASI 1 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 2 Permintaan sama dengan penawaran Sesuai dengan namanya, persoalan transportasi pertama kali diformulasikan sebagai suatu prosedur khusus
Lebih terperinciProf. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Merupakan salah satu bentuk dari model jaringan kerja (network). Suatu model yang berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
21 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Sejak didirikan pada 10 Desember 1957, Pertamina menyelenggarakan usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga hilir. Bisnis sektor hulu
Lebih terperinciANALISIS PENATAAN LANJUTAN WILAYAH PENYALURAN PADA RANTAI PASOK PENDISTRIBUSIAN LPG TERTENTU: STUDI KASUS DI KOTA BATU MALANG
ANALISIS PENATAAN LANJUTAN WILAYAH PENYALURAN PADA RANTAI PASOK PENDISTRIBUSIAN LPG TERTENTU: STUDI KASUS DI KOTA BATU MALANG Setijadi Jurusan Teknik Industri Universitas Widyatama E-mail: setijadi@widyatama.ac.id
Lebih terperinciEFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI DENGAN METODE TRANSPORTASI
EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI DENGAN METODE TRANSPORTASI Hendi Nirwansah dan Widowati Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275 Abstrak Aplikasi matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuntut produsen BBM untuk menyediakan BBM ramah lingkungan. Produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu sumber energi yang paling banyak digunakan oleh penduduk Indonesia, sektor transportasi khususnya kendaraan bermotor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Berdasarkan Laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan Juli 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat tergantung pada sarana
IV-27 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat tergantung pada sarana transportasi laut sebagai sarana penghubung utama antara pulau. Distribusi barang antara
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) Menurut Sri Mulyono (1999), Program Linier (LP) merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kebutuhan Energi Domestik (5) Sumatera 22,6% Jawa 56,9% Kalimantan 9% Sulawesi Bali & NT.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri di Indonesia karena di pulau selain terdapat ibu kota pusat pemerintahan, DKI Jakarta juga sarat dengan perniagaan.
Lebih terperinci