BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK"

Transkripsi

1 BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Pengertian Proyek Proyek dalam bisnis dan ilmu pengetahuan biasanya didefinisikan sebagai sebuah usaha kolaboratif dan juga seringkali melibatkan penelitian atau desain, yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Proyek dapat juga didefinisikan sebagai usaha sementara,temporer, dan bukan permanen, yang memiliki sasaran khusus dengan waktu pelaksanaan yang tegas. Bila ditinjau dari segi aspek fungsi dan tujuannya, maka dapat diartikan sebagai suatu proses yang berawal dari gagasan manusia, baik perorangan maupun kelompok, yang selanjutnya melalui beberapa proses tertentu untuk mewujudkan sesuatu, baik dalam bentuk fisik maupun non fisik, sebagai tujuan akhir. Atau dengan kata lain diungkapkan sebagai berikut, proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai dimensi waktu, biaya dan mutu guna mewujudkan gagasan yang timbul dengan sumber daya manusia yang terbatas karena naluri manusia untuk berkembang. 3.2 Macam macam Proyek Proyek Pemerintah Yang dimaksud proyek pemerintah adalah proyek yang dibiayai pemerintah berdasarkan skala pengadaannya. Syarat resmi untuk menangani projek pemerintah adalah harus berbadan hukum. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur agar kontraktor selalu mematuhi segala peraturan yang ditetapkan. Kontraktor yang telah mendaftarkan dirinya ke Departemen Pekerjaan Umum (DPU) berhak mendapatkan projek dari pemerintah maupun dari pihak swasta. Dalam melaksanakan projek pemerintah, kontraktor mendapatkan pengawasan dari dinas jawatan gedung-gedung, konsultan ahli, dan owner. Untuk melaksanakan sebuah projek, harus diawasi oleh BPK (Badan Pengawas Keuangan). Badan ini akan mengadakan proses pemeriksaan guna mengatur keuangan yang berhubungan dengan 13

2 uang pemerintah. Proyek pemerintah dibedakan atas : a. Proyek Nasional b. Proyek sektoral Sumber dana ini berasal dari APBN, bantuan kredit, inpres maupun nono inpres dan bantuan asing. Untuk proyek bantuan pemerintah dilakukan standard yang menyangkut kelas bangunan dan komponen biaya pembangunan gedung yang meliputi biaya konstruksi, dan biaya pengawasan Proyek Swasta Proyek swasta merupakan proyek yang dibiayai oleh pihak swasta sehingga tingkatan standard dana pengelola proyek, terdiri dari pimpro ( Pimpinan Proyek ), pimbapro (Pimpinan Bagian Proyek) dan pengelola bagian proyek. Bila owner berbentuk perusahaan pada umumnya direktur erusahaan mengangkat seorang pemimpin projek tidak jarang perusahaan swasta menggunakan jasa konsultan untuk mengawasi pekerjaan proyek. 3.1 Usur unsur yang terlibat dalam proyek Proyek diadakan karena adanya kebutuhan suatu ruang atau bangunan yang dapat menunjanag kegiatan didalamnya. Untuk mewujudkan semua itu diperlukan sumber daya manusia yang mendukungnya. Oleh karena itu di dalam suatu proyek akan melibatkan beberapa unsur organisasi yang terkait. Secara garis besar unsur unsur yang terlibat dalam penanganan suatu proyek adalah : 14

3 3.3.1 Pemberi tugas atau Pemilik ( Bouwheer / Owner ) Yang dimaksud dengan pemilik,bouwheer atau owner ( Pemilik bangunan Atau pemberi tugas ) adalah yang memiliki bangunan, pemilik biasanya : - Orang biasa ( Perorangan ) - Wakil dari suatu Instansi ( dinas ) - Wakil dari suatu perusahaan swasta. Adapun kewajiban dari pemilik antara lain : 1. Wajib membayar semua biaya yang diperlukan unutk melaksanakan keinginannya membangun kepada : a. Perencana atau arsitek b. Pemborong bangunan, yaitu harga bangunan ( harga bangunan ) c. Dinas dinas instansi yang bersangkutan yaitu : Biaya perizinan, pajak dll. 2. Menunjuk perencana atau seorang arsitek. 3. Mengangkat direksi, seorang atau badan yang diangkat atau ditunjuk oleh pemilik dengan surat keputusan untuk bertindak sebagai wakilnya dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan. 4. Menetapkan kontraktor yang ditunjuk, untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. 5. Menandatangani surat perjanjian (kontrak), yaitu membuat kontrak antara pemilik dengan pihak pelaksana (kontraktor bangunan) yang berisikan antara lain : a. Pihak pemilik disebut pihak ke 1 dan pihak kontraktor bangunan (pemborong) disebut pihak ke II. b. Uraian dan syarat syarat pelaksanaan (bestek) dan gambar gambar pelaksanaan. c. Lima waktu pelaksanaan d. Cara pembayaran. Syarat syarat dari pemberi tugas / pemilik antara lain : Perorangan pemilik harus memiliki : a. Dana anggaran yang diperlukan b. Tanah untuk bangunan 2. dinas (pemerintah), pemilik harus memiliki : 15

4 a. Surat keputusan otorisasi, yaitu pejebat penerima SKO b. Dana anggaran biaya yang diperlukan c. Tanah bangunan 3. swasta, pemilik harus memilki : a. Surat pengangkutan, yaitu pejabat penerima surat pengangkatan (SP) b. Dana anggaran biaya yang diperlukan c. Tanah bangunan Konsultan perencana atau biro arsitektur Bertugas membantu pemilik proyek dalam perencanaan, mulai saat pemetaan lokasi sampai pada saat proses pelaksanaan proyek. Juga bertugas mengelola dokumen konstruksi dan memberikan penjelasan terhadap permasalahan permasalahan perencanaan yang timbul pada tahap konstruksiatai pelaksanaan. Yang dimaksud dengan perencana adalah ahli bangunan yang biasa disebut juga arsitek yaitu perorangan atau badan hukum yang mempergunakan keahliannya dan berdasarkan surat perintah kerja (SPK) dari pemilik untuk mengerjakan perencanaan bangunan. Perencana dapat berbentuk perorangan, yaitu seorang ahli arsitek (insinyur Arsitek), maupun biro biro perencana (konsultan arsitek). Arsitek adalah sebutan ahli yang mampu melakukan peran dalam proses kreatif menuju terwujudnya tata ruang dan tata masa guna memenuhi tata kehidupan masyarakat dan lingkungannya, yang mempunyai latar belakang atau dasar pendidikan tinggi arsitektur atau yang setara, mempunyai kompetensi yang diakui sesuai dengan ketentuan ikatan arsitektur Indonesia, serta melakukan praktek profesi arsitek. Syarat syarat sebagai pelaksana antara lain ; 1. Perencana dapat berupa perorangan atau berbentuk badan hokum. 2. Perencana harus mampu / mengusahakan semaksimal mungkin memenuhi keinginan pemilik. Oleh karenanya harus seorang ahli. 3. Perencana harus merupakan kepercayaan pemilik (owner) 4. Perencana harus sanggup dan mampu menjadi pemilik penasehat dalam pelaksanaan pekerjaan Adapun lingkup pekerjaan perencana antara lain : 16

5 1. Merencanakan dan merancang bangunan sesuai kaidah kaidah arsitektur yang meliputi struktur dan ME. 2. Memberikan gagasan atau pemecahan masalah kepada pemilik, bila terjadi permasalahan dan hambatan dalam proses perencanaan dan perancangan selama proses pelaksanaan proyek berjalan. 3. Menyelesaikan berbagai bagian tertentu berdasarkan keinginan pemilik dan syarat syarat dalam perencanaan dan perancangan sesuai dengan peraturan peraturan yang ada di wilayah tersebut. 4. Menyediakan dokumen gambar kerja sebagai acuan dari pelaksanaan arsitektural dan interior pada kontraktor pelaksana utama yang telah dikoordinasikan dengan gambar kerja struktur ME. 5. Pengawasan berkala dan koordinasi lapangan selama proses pembangunan agar pelaksanaan sesuai dengan desain dan detail detail yang dimaksud Manajemen Konstruksi Keberhasilan suatu proyek ditentukan oleh manajemen yang baik. Bukan hanya para pembangun atau sub kontraktornya, tetapi pemilik dan arsitek juga ikut menentukan keberhasilan tersebut. Pekerjaan ini bukan suatu pekerjaan yang ringan dan harus ditangani secara serius. Oleh karena itu, perlu adanya campur tangan dari konsultandalam tahap konstruksi baik ditingkat program maupun ditingkat operasional. Konsultan manajemen konstruksi ditentukan pada proyek yang jumlah dananya diatas satu milyar rupiah, atau pada proyek yang cukup canggih. Tujuan lain dari manajeman konstruksi adalah mengelola atau mengatur pelaksanaan atau pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil sesuai dengan persyaratan. Untuk keperluan mencapai tujuan ini perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan, dan waktu pelaksanaan pembangunan. Dalam rangak pencapaian hasil ini selalu diusahakan pencapaian pengawasan mutu (Qualiyi Control), pengawasan penggunaan biaya (Cost Control). Ketiga kegiatan ini harus dilaksanakan dalam waktu bersamaan. Penyimpangan yang 17

6 terjadi dari salah satu hasil kegiatan pengawasan dapat mengakibatkan hasil pembangunan tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditetepakan Konsultan pengawas Merupakan badan yang ditunjuk oleh pemilik untuk mengawasi pelaksanaan proyek oleh kontraktor dilapangan dengan memeberikan layanan jasa pengawasn baik keseluruhan maupun sebagian pekerjaan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, bukan pemilik bangunan, melainkan hanya mewakili pemilik dalam hal hal tertentu yang menyangkut teknik pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara fisik yang meliputi : 1. Member penjelasan tambahan untuk memperjelas maksud dan pengertian yang telah ditetapkan dalam dokumen proyek. 2. Memeriksa dan memberikan persetujuan dalam pembayaran angsuran biaya pelaksanaan. 3. Membuat gambar gambar atau syarat syarat tambahan untuk menyesuaikan dengan keadaan, bila dianggap perlu untuk memperjelas hal- hal yang dianggap belum cukup jelas dalam dokumen kontrak Quantity Surveyor ( QS) Adapun tugas dan tanggung jawab QSadala ; 1. Bertanggung jawab secara umum terhadap kesesuaian besaran volume palaksanaan sertamelakukan verifikasi terhadap volume pelaksanaan di lapangan dengan besaran yang tercantum dalam BQ (Bill Of Quantities ). 2. Menghitung rencana besaran volume pekerjaan sebelum pelaksanaan serta melakukan verifikasi terhadap volume terpasang untuk pekerjaan subcontractor. 3. Memeriksa setiap instruksi dari pemberi tugas dalam kaitannya dengan cost effect 4. Menyiapkan progress claim rutin kepada pemberi tugas termasuk perhitungan variation orders untuk menerima persetujuan atasan langsung. 18

7 5. Memastikan item dan volume tercantum dalam delivery order formido sesuai dengan sub RAP material Kontraktor Pelaksana atau Pemborong Bangunan Kontraktor adalah sebutan secara umum yang diterapkan untuk seorang yang melaksanakan pekerjaan dalam industry. Untuk membedakan satu kontraktor dengan menyetujui memikul tanggung jawab dari seluruh proyekdan yang hanya memikul sebagian dari pekerjaan tersebut digunakan istilah pertama disebut kontraktor utama, sedangkan yang kedua disebut sub kontraktor. Yang dimaksud dengan kontraktor pelaksana / pemborong adalah perorangan atau badan usaha baik swasta atau negeri yang bersifat perseorangan dan berbadan hukum dan bergerak dalam bidang jasa konstruksi / pelaksanaan pembangunan. Pekerjaan yang di tangani meliputi pekerjaan struktrur, pekerjaan arsitektur dan interior. Untuk mempercepat proses pelaksanaan tersebut, biasanya kontraktor utama menunjuk beberapa sub kontraktor. 1. Hak dan kewajiban kontraktor antara lain : a. Menerima uang pembayaran (borongan) sesuai dengan kontrak kerja. b. Melaksanakan tugaspelaksanaan sesuai dengan gambar (bestek). c. Mengikuti atau tunduk kepada direksi atas segala perintah/petunjuk yang tidak bertentangan dengan pelaksanaan. d. Membuat laporan / data mingguan kepada direksi mengenai perkembangan pekerjaan, material maupaun tenaga kerja. 2. Syarat syarat kontraktor antara lain : a. Memilki modal yang sesuai. b. Memilki kesanggupan menyelesaikan pekerjaan. c. Memilki tenaga ahli yang cukup. d. Memiliki kantor dan ruang kerja ( work shop ) e. Memilki peralatan kerja f. Memilki riwayat kerja yang baik. 3. Syarat syarat kontraktor antara lain : a. Mempunyai surat ijin usaha jasakonstruksi. 19

8 b. Mempunyai akte notaris. c. Mempunyai modal perusahaan. d. Mempunyai surat ijin usaha perdaganagan (SIUP ) e. Memilki tenaga ahli untuk masing masing bidangnya seperti bidang perencanaan, konstruksi dan tenaga ahli lain yang mendukung f. Memilki referensi Bank atau Bank garansi, serta sistem administrasi yang di lakukan secara professional. 3.4 Cara Mendapatkan Proyek Pada umumnya bangunan perorangan banyak yang dikerjakan sendiri, artinya tidak diborongkan kepada salaha satu kontraktor. Kadang kadang hanya bagian bagian pekerjaan saja yang diborongkan pada sub pemborong dan hanya borongan upah kerja, sedangkan bahan bahan disediakan oleh pemilik. Lain= halnya dengan bangunan pemerintah pada umumnya harus diborongkan (dikontrak) hal ini berkaitan dengan adanya peraturan pemerintah yang harus ditaati. Tentang bangunan swasta kadang kadang peraturannya harus diborongkan dan kadang kadang dikerjakan sendiri. Banyak cara bagi kontraktor untuk mendapatkan proyek, misalnya dengan cara mengikuti lelanngyang diadakan oleh principal (pemilik proyek) disamping itu ada juga cara- cara lainyang dilakukan olah pemilik proyek. Apabila semua persiapan persiapan untuk dapat melaksanakan pembuatan bangunan telah selesai, maka principal atau diwakili oleh direksi menawarkan pekerjaan tersebut kepada beberapa pemborong (kontraktor) dengan cara pelelangan. Pelelangan akan memberikan kesempatan kepada beberapa pemborong mengadakan penawaran biaya pekerjaan itu secara tertulis. Dan belum tentu tawaran yang rendah dapat diterima. Dengan segala pertimbangan baru dapat ditentukan pemborong yang mana yang dapat diteima. Menurut keppres nomor 16 tahun 1994, pelaksanaan pemborong untuk suatu proyek pemerintah dilakaukan melalui : Pelelangan umum Pelelangan umum adlah pelelangan yang dilakukan secar terbuka diumumkan secara luas melalui media masa, media cetak dan papan pengumuman secara resmi. 20

9 Pemberitahuan menurut peraturan dilakukan paling sedikit 14 hari sebelumnya. Pemborong semacam ini biasanya setiap orang berhak mendaftarkan. Tetapi disamping itu ada satu peraturan yang member hak hak tertentu kepada yang member perintah tentang pemberian pekerjaan bangunan kepada seseorang. Adapun syarat syarat lain pelelangan yang dilakukan antara calon pemborong yang tercatat dalam daftar rekanan yang mampu (DRM). Untuk ikut dalam pelealngan umum pemborong harus menyatakan surat penawaran sebgai berikut ; 1. Keterangan yang menyatakan pemborong memilki seperti : neraca perusahaan terakhir, daftar pemilik modal, susunan pengurus, pemilik modal, ijin usaha suatuperusahaan dan peralatan yang diperlikan. 2. Rekanan surat fiscal yang masih berlaku 3. Referensi Bank. 4. Surat jaminan Bank pemerintah atau Bank lain yang telah ditetapkan oleh pemerintah pemborongan dibawah tangan Dengan cara ini direktur, atas nama yang member perintah, mengundang beberapa pemborong saja mengajukan permintaan / menawar untuk mendaftarkan suatu pekerjaan bangunan yang akan dilaksanakan. Sedangkan pemborong yang dapat dipilih adalah a. Pemborong berpengalaman pada proyek proyek sjenis. b. Pemborong telah mempunyai alat alat pembantu yang cukup lengkap. c. Pemborong yang mempunyai cukup modal. d. Pemborong yang ahli pada bidangnya. Biasanya pekerjaan akan diberikan kepada pemborong yang penawarannya dalam pendaftaran paling rendah, atau harga pendaftarannya menurut para pendapat yang member perintah atau direksi tidak terlalu tinggi. Direksi biasanya akan menunjuk / mengundang suatu pemborong tertentu yang telah diketahui oleh direksi pernah melaksanakan pekerjaan yang semacam dan dikerjakan dengan hasil yang baik, atau pemborong yang ditunjuk tersebut 21

10 mempunyai alat alat pembantu yang lengkap untuk pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan Pemborong dengan undangan Pemborong dengan undangan merupakan system yang dilakukan oleh pemilik atau principal dengan cara mengundang pemborong / kontraktor yang telah mempunyai kemampuan lebih dalam mengerjakan proyek proyek dan dedikasinya tidak perlu diragkan lagi. Sedangkan yang memedakan dengan system pemborong dibawah tangan adalah : - Cara pertama calon calon pemborong diundang untuk mendaftar sebagai calon. - Calon kedua hanya satu pemborong yang diberi tahu, sedangkan perbedaan perbedaan lainnya hanya dibatasi oleh beberapa pasal dan tidak begitu jelas penunjukan Langsung Penunjukan langsung adalah pelaksanaan mengadakan barang / jasa tanpa melalui pelelangan, yang dilakukan dengan membandingkan sekurang kurangnya 3 penawar dan melakukan negosiasi, baik teknis maupun biaya / harga. Sehingga diperoleh harga yang wajar serta dapat dipertanggungjawabkan dari rekanan yang tercatat sebagai daftar rekanan 3.5 Kewajiban dn Wewenang Pihak yang Terlibat dalam Proyek Kewajiban dan wewenang para pihak dalam perjanjian pemborong / kontrak hanya sedikit sekali diatur dalam KUH perdata perjanjian itu sendiri sebagian besar masih diatur dalam kepress no.29 tahun 1984,kemusian dimuat secara terperinci dalam perjanjian pemborong, juga dalam bestek dan syarat. Adapun pihak pihak yang terlibat : Pihak I : Bouwheer, Aan besteder, kepala kantor, pimpro Pihak II : Pemborong, Rekanan, Kontraktor, Annemer Pihak III : Konsultan perencana, Biro Arsitek, Arsitek 22

11 Pihak IV : Konsultan pengawas, Civil Enginering Berikut pasal 28 Kepress 29 Tahun 1984 mengenai peserta dalam perjanjian kontrak Pemilik ( Bouwher ) Yang dimaksud pemilik / Bouwher / Owner adalah pemilik bangunan atau pemberi tugas. Kewajiban pemilik antara lain membayar semua biaya yang diperlukan untuk melaksanakan keinginan membangun kepada : a. Perencana atau biro arsitek, yaitu berupa uang honorium perencana. b. Pemborong bangunan, yaitu harga bangunan (harga borongan). c. Dinas dinas instansi yang bersangkutan yaitu berupa : 1. Biaya biaya perjanjian 2. Uang dana biaya pemeriksaan bahan bahan bangunan 3. Pajak pajak Kontraktor pelaksana / pemborong Menurut kepress 16 tahun 1984 tentang penetapan kualifikasi perusahaan jasa pemborong (kontraktor). Penggolongan kualifikasi pemborong dibagi menjadi golongan A, B, C1 dan C2. 1. Golongan kontraktor dengan kemampuan tinggi, A : Merupakan rekanan yang mampu melaksanakan perbaikan dan pembangunan dengan persyaratan teknis tinggi atau sangat tinggi bernilai diatas 1 milyar. 2. Golongan kontraktor dengan kemampuan mdaya, B : Merupakan rekanan yang mampu melaksanakan perbaikan dan pembangunan dengan persyaratan teknis madya persyaratan teknis tinggi bernilai diatas 500Juta samapai 1Milyar. 3. Golongan kontraktor C1 dan C2 C1, rekanan yang mampu melaksanakan perbaikan dan pembangunan dengan persyaratan teknis sederhana / bernilai diatas 200 juta sampai dengan 500 juta. 23

12 C2, rekanan yang mampu melaksanakan perbaikan dan pembangunan dengan persyaratan teknis sederhana / bernilai diatas 150 juta sampai dengan 200 juta. Dalam klarifikasi kontraktor perlu diperhatikan : a. Kemampuan keuangan b. Kemampuan personalia c. Kemampuan peralatan d. Kemampuan perusahaan Perencana atau biro Arsitek Yang bertindak sebagai perencana adalah : - Pemerintah diwakili oleh badan yang ditunjuk ( diberi kuasa) - Swasta diwakili oleh konsultan perencana Tugas perencana adalah sebagai berikut : 1. Sebagai penasehat, antara lain tentang : - Ide desain - Rencana anggaran biaya - Gambar detail (gambar kerja bestek) 2. Sebagai pengawas pekerjaan dilapangan yang bertugas sebagai bouwher (direksi lapangan) hubungan dengan bouwher diatur pada pasal KUH perdata. 3. Perencana / designer Tugas perencana akan menjabarkan gagasan bouwher hingga terwujud gambar desain siap untuk dilaksanakan. 3.6 Penilaian Kemampuan Rekanan Penilaian Keuangan Kontraktor / Pemborong Penilaian kemampuan keuangan kontraktor dihitung terhadap kekayaan bersih perusahaan berdasarkan neraca keuangan perusahaan tahun terakhir dari laporan keuangan lainnya sesuai rumusan sebagai berikut : 24

13 Kekayaan bersih = (a+b+c) ( d+e) Keterangan : a = Aktiva latar b = Aktiva tetap c = Aktiva lain d = utang jangka pendek e = utang jangka panjang Penilaian Kemampuan Personalia Penilaian kemampuan personalia dilakukan terhadap tenaga ahli tetap dari perusahaan yang digolongkan sebagai berikut : 1. Sarjana Teknik 2. Sarjana muda teknik atau pendidikan teknik setingkat seperti politeknik dan seterusnya 3. STM atau pendidikan teknik yang setingkat 4. Tenaga pendukung lainnya, seperti tenaga pembukuan, barang / jasa lainnya Nilai Pekerjaan Bagi Konsultan Nilai pekerjaan untuk rekanan bidang usaha jasa konsultasi / konsultan adalah sebagai berikut : 1. Kualifikasi A, apabila dapat menangani pekerjaan dengan nilai diatas Rp. 100 juta 2. Kualifikasi B, apabila dapat menangani pekerjaan dengan nilai diatas Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 100 juta 3. Kualifikasi C, apabila dapat menangani pekerjaan dengan nilai sampai dengan Rp. 50 juta Nilai pekerjaan bagi pemborong / kontraktor Nilai pekerjaan untuk rekanan bidang usaha pemborongan dan pengadaan barang / jasa adalah sebagai berikut : 25

14 1. Kualifikasi A, apabila dapat menangani pekerjaan dengan nilai diatas Rp. 1 Milyar 2. Kualifikasi A, apabila dapat menangani pekerjaan dengan nilai diatas Rp. 500 juta sampai dengan Rp. 1 Milyar. 3. Kualifikasi A, apabila dapat menangani pekerjaan dengan nilai diatas Rp. 200 juta sampai dengan Rp. 500 juta 4. Kualifikasi A, apabila dapat menangani pekerjaan dengan nilai diatas Rp. 15 juta sampai dengan Rp. 200 juta. 3.7 Prosedur dalam pelelangan Dalama pelelangan ada prosedur yang dijalankan berdasarkan fungsi dan tugasnya masing masing, antara lain : 1. Departemen : Pembuat surat keputusan otorisasi ( SKO ) 2. Pelelang (Owner) : penerima SKO yang mempunyai kewajiban menyelenggarakan : - Gambar rencana - Bestek - Surat undangan / pengumuman pelelangan - Penyelesaian status tanah bangunan - Penetapan direksi 3. Penunjukan pelelangan Yang harus hadir dalam rapat penunjukan / pelelangan adalah : - Pelelang / owner - Direksi dan panitia lelang - Kontraktor 4. Berita acara penjelasan Berita acara penjelasan dibuat oleh pelelang / direksi dan kebenarannya dikuatkan oleh wakil kontraktor yang hadir dalam rapat penunjukan selanjutnya berita acara penjelasan dikirim kepada : a. Kontraktor, untuk : - Perhitungan anggaran biaya 26

15 - Surat penawaran. - Uang jaminan pelelangan - Pedoman pelaksanaan pelelangan b. Direksi untuk : - Perhitungan anggaran biaya - Penelitian surat penawaran - Penelitian uang jaminan - Pedoman pengawasan pelaksanaan pekerjaan. 5. Kontrak Penawaran Surat penawaran dari peserta lelang dimasukan ke dalam kotak penawaran sebelum batas waktu yang telah ditentukan seperti tercantum dalam berita acara penjelasan pekerjaan. Yang harushadir dalam rapat pelelangan (pembukaan surat penawaran) adalah : 1. Pelelang ( Owner ) 2. Direksi dan panitia lelang 3. Kontraktor Cara pembukaan surat penawaran dibedakan menurut sifatnya : a. Pelelangan terbuka - Pembukaan dihadapan para peserta lelang - Terdiri dari 2 sampul yang tertutup o Sampul Administratif (kelengkapan persyaratan) o Sampul penawaran harga - Pembukaan sampul dan pemeriksaan oleh panitia lelang konsultandan dua wakil kontraktor peserta lelang. - Sampul administrativ dibuka dan diperiksa terlebih dahulu, bila dinyatakan sah baru kemudian dibuka, bila tidak sah maka sampul penawaran tidak perlu dibuka. - Dibuat berita acara pembukaan surat penawaran harga b. Pelelangan tertutup 27

16 - Pembukaan surat penawaran harga hanya oleh panitia lelang dan konsultan evaluasi. - Evaluasi penawaran harga oleh konsultan perencana - Volume yang hamper sama dari beberapa kontraktor dan konsultan menjadi acuan sebagai volume yang benar. - Hasil evaluasi dibuat rangking 1 3 untu klarifikasi dan negosiasi - Rangking berdasarkan harga penawaran yang paling rendah dan benar. 6. Penentuan Pemenang Lelang Penentuan pemenang lelang yang akan menjadi pelaksana dapat dinyatakan di dalam rapat pelelangan yang hadir oleh para peserta lelang atau melalui pemberitaan secara tertulis sesudah waktu tertentu. 7. Surat Pemberian Pekerjaan (SPK) Bagi perencana dan kontraktor yang memenangkan pelelangan akan mendapat pemberian pekerjaan dari pihak lelang (Owner ). Kontraktor segera melakukan persiapan guna manandatangani surat perjanjian pemborongan atau surat perintah kerja (surat kontrak) 8. Surat perjanjian pemborong ( Surat Kontrak ) Setelah masing masing pihak memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam surat perjanjian pemborongan maka selanjutnya dapat menandatangani surat perjanjian pemborongan antara pihak owner dan kontraktor. 28

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK. arsitektur yaitu PT. DEDATO INDONESIA dan konsultan struktur yaitu

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK. arsitektur yaitu PT. DEDATO INDONESIA dan konsultan struktur yaitu BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pemilik (Bouwheer/Owner) Dalam pembahasan laporan ini, pihak PT. AIR ASIA INDONESIA selaku owner dan pemilik lahan yang memberi tugas kepada konsultan arsitektur yaitu

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Profil Perusahaan PT. Tata Nusa Tiara International bergerak dalam bidang konsultan arsitektur dan Menejement Konstruksi. Berkantor di Jl. Taman Cilandak IV No. 54 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi PROSES TENDER KONTRAKTOR Kontrak kerja konstruksi dibuat sebagai dasar hukum dan pedoman pelaksanaan bagi kontraktor yang diberikan oleh pemilik proyek, kontrak kerja konstruksi juga dapat berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Sistem Organisasi Dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bab III -Sistem Organisasi dan manajemen proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Struktur organisasi pekerjaan yang sesuai dengan perencanaan pada setiap pekerjaan suatu proyek perlu dibentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PELELANGAN

DASAR-DASAR PELELANGAN DASAR-DASAR PELELANGAN PELELANGAN Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjaring pemberi jasa konstruksi dengan tujuan untuk mendapatkan jasa konstruksi yang terbaik dalam melakukan pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o BAB II DATA - DATA PROYEK 2.1 Pengertian Proyek Pengertian Proyek adalah suatu himpunan atau kumpulan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana memiliki suatu target kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( R K S )

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( R K S ) RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( R K S ) PT. PUPUK SRIWIDJAJA TIM TEKNIS & PELELANGAN PENJUALAN UREA KONSENTRASI RENDAH PT. PUPUK SRIWIDJAJA DIKETAHUI OLEH, KETUA TIM, dto Ir. Indrajaya HM Direktur Produksi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek III-1 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait dalam Proyek Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya, tentu banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. PRIMER EKA PROPERTI bergerak di bidang owner/pemilik proyek dengan berkantor pusat yang beralamat Jl. Gatot Subroto Km3 No.78, Cimone, Karawaci,

Lebih terperinci

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader 1. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan. 2. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli. 3. Bertanggung jawab dalam melaksanakan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOMITE PEMBANGUNAN SMA KEBERBAKATAN OLAHRAGA Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 35, Telepon 0431-863487, 852240, 862485, 863184 Facsimile 862485, 863184

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Lapangan Project Herry Putranto Project Manager Wisnu Yudi Administrasi Agung Logistik Asep Safety Officer Rizal Supervisior Prihartono

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1995 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 16 TAHUN 1994 TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN

PENJELASAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN PENJELASAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA INSTANSI PEMERINTAH PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 Angka 2 Angka 3

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH...

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH... 367 D. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencana dengan nilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT

Lebih terperinci

Owner (Pemilik Proyek)

Owner (Pemilik Proyek) Owner (Pemilik Proyek) Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Kontraktor (Pelaksana Proyek PIHAK TERKAIT seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK TCE-06 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Management Proyek Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

STUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000

STUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000 STUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000 HANS CHRISTIAN S. P. Nrp : 9521008 Nirm : 41077011951269 Pembimbing : YOHANES LIM D. A, Ir, M.T. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

2. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp ,00 (seratus juta rupiah);

2. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp ,00 (seratus juta rupiah); 1 Tujuan Untuk menjamin bahwa pelaksanaan proses Pemilihan Langsung sesuai dengan peraturan per undang-undangan yang berlaku, harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. 2 Ruang Lingkup

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA INSTANSI PEMERINTAH

PENJELASAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA INSTANSI PEMERINTAH PENJELASAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA INSTANSI PEMERINTAH PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang SEKRETARIAT DPRD PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TERM OF REFERENCE / KERANGKA ACUAN KERJA BELANJA JASA KONSULTANSI PENGAWASAN REHAB RUANG PARIPURNA GEDUNG DPRD PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

II. KEGIATAN PENGAWASAN

II. KEGIATAN PENGAWASAN KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN KONSULTANSI PENGAWASAN PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT BONEA BENTENG DI LINGKUP DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka 1. Prosedur Pengertian prosedur menurut Ismail masya (1994 : 74) bahwa Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan, oleh karena itu dapat dikatakan hukum tentang

Lebih terperinci

Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintahan

Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintahan Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintahan Pengertian Umum Seluruh pengadaan barang yang pembiayaannya melalui APBN/APBD, baik sebagian atau keseluruhan, harus mengacu kepada aturan yang berlaku (Keppres

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah berupaya meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat

Lebih terperinci

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN / KEGIATAN (AANWIJZING) Nomor : 09/POKJA ULP LP-Narkotika/XII/2013

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN / KEGIATAN (AANWIJZING) Nomor : 09/POKJA ULP LP-Narkotika/XII/2013 POKJA PENGADAAN BAHAN MAKANAN NARAPIDANA DAN TAHANAN ULP KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA MUARA BELITI Jalan Lintas Sumatera Km.19 Muara Beliti Kab.

Lebih terperinci

membutuhkan advice danskill yang dimiliki oleh konsultan atas permasalahan yang sedang mereka hadapi. Perusahaan klien biasanya membutuhkan expertise

membutuhkan advice danskill yang dimiliki oleh konsultan atas permasalahan yang sedang mereka hadapi. Perusahaan klien biasanya membutuhkan expertise BAB II DATA LITERATUR II.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Kerja Praktek Kerja Praktek adalah kegiatan mahasiswa yang dilakukan di masyarakat ar maupun di perusahaan atau instansi untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

Lebih terperinci

[CASA DOMAINE JAKARTA APARTMENTS (SHANGRI-LA RESIDENCE)] BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

[CASA DOMAINE JAKARTA APARTMENTS (SHANGRI-LA RESIDENCE)] BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi BAB III ORGANISASI DAN 3.1.1 Organisasi Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain yang mempunyai tugas dan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT PIBS adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pemborong bangunan dan kontraktor umum (general contractor) sebagai perencana,

Lebih terperinci

5. PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PENGADAAN LANGSUNG

5. PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PENGADAAN LANGSUNG 5. PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PENGADAAN LANGSUNG a. Pelaksanaan Pengadaan Jasa Lainnya Melalui Penunjukan Langsung Untuk Penanganan Darurat 1) Setelah adanya pernyataan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pelelangan Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang / jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedian

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi 3.1.1. Organisasi dan Pihak Yang Terkait Dalam organisasi suatu proyek banyak pihak yang terkait dan mempunyai tugas dan wewenang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A. U M U M 1. Setiap pelaksanaan

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas No.: Kep.122/Ket/7/1994 Tentang Tata Cara Pengadaan Jasa Konsultansi

Keputusan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas No.: Kep.122/Ket/7/1994 Tentang Tata Cara Pengadaan Jasa Konsultansi Keputusan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas No.: Kep.122/Ket/7/1994 Tentang Tata Cara Pengadaan Jasa Konsultansi KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KETUA

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan Konstruksi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan Konstruksi PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO JL. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6 8, Telp. 031-5501011-1013, Fax. 031-5022068, 5028735. SURABAYA - 60286 SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan

Lebih terperinci

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 408 H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI PENGAWASAN Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2005), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam

Lebih terperinci

URAIAN TAHAPAN TATA CARA KERJA SAMA

URAIAN TAHAPAN TATA CARA KERJA SAMA - 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 22 Tahun 2009 TANGGAL : 22 Mei 2009 A. Kerja Sama Antar Daerah URAIAN TAHAPAN TATA CARA KERJA SAMA 1. Persiapan a. Pembentukan Tim Koordinasi Kerja

Lebih terperinci

NPWP : Total Nilai Teknis : poin Harga Penawaran : Rp ,-(Seratus Sepuluh Juta Dua Puluh Ribu Rupiah) Harga

NPWP : Total Nilai Teknis : poin Harga Penawaran : Rp ,-(Seratus Sepuluh Juta Dua Puluh Ribu Rupiah) Harga KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PATTIMURA SATUAN KERJA PENYELENGGARA KEGIATAN DAN USAHA PENDIDIKAN TINGGI ULP BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2013 Kotak Pos 95 Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PENGADAAN BARANG DENGAN LELANG LANGKAH-LANGKAH PENGADAAN BARANG DENGAN LELANG LANGKAH-LANGKAH PENGADAAN BARANG DENGAN LELANG

LANGKAH-LANGKAH PENGADAAN BARANG DENGAN LELANG LANGKAH-LANGKAH PENGADAAN BARANG DENGAN LELANG LANGKAH-LANGKAH PENGADAAN BARANG DENGAN LELANG Pembentukan panitia Penyusunan dan pengesahan HPS/OE Penyusunan RKS/dokumen dan draft iklan Persetujuan draf RKS dan draft iklan Proyek membentuk panitia Panitia/tim ahli menyusun Harga Perkiraan Sendiri

Lebih terperinci

- 1 - URAIAN TAHAPAN TATA CARA KERJA SAMA

- 1 - URAIAN TAHAPAN TATA CARA KERJA SAMA - 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 22 Tahun 2009 TANGGAL : 22 Mei 2009 URAIAN TAHAPAN TATA CARA KERJA SAMA A. Kerja Sama Antar Daerah 1. Persiapan a. Pembentukan Tim Koordinasi Kerja

Lebih terperinci

I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 419 I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI PERENCANAAN Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan

Lebih terperinci

C. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawas dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

C. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawas dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 355 C. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawas dengan nilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan akta notaris nomor 61 oleh notaris H. Harjono Moekiran, SH., M.Kn, dan disahkan

Lebih terperinci

RISALAH DAN BERITA ACARA PENJELASAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA TANGERANG SELATAN

RISALAH DAN BERITA ACARA PENJELASAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA TANGERANG SELATAN RISALAH DAN BERITA ACARA PENJELASAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA TANGERANG SELATAN PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA

Lebih terperinci

Sistem Pengadaan Materiil Di Biro Pengadaan

Sistem Pengadaan Materiil Di Biro Pengadaan Sistem Pengadaan Materiil Di Biro Pengadaan Novan Haryono, ST Mahasiswa Program Studi Teknik & Manajemen Pembekalan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung Pendahuluan Kegiatan pengadaan materiil

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK 1. URAIAN UMUM

MANAJEMEN PROYEK 1. URAIAN UMUM MANAJEMEN PROYEK 1. URAIAN UMUM Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks.hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya proyek dapat berjalan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG SALINAN NOMOR 33, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA I. LATAR BELAKANG

KERANGKA ACUAN KERJA I. LATAR BELAKANG KERANGKA ACUAN KERJA I. LATAR BELAKANG a. Setiap bangunan Gedung harus diwujudkan dan dilengkapi dengan peningkatan Mutu atau Kualitas, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, dan dapat

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Definisi Proyek Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang owner atau pemilik pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN / KEGIATAN (AANWIJZING) Nomor : 03/Panbama.Beliti/2014

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN / KEGIATAN (AANWIJZING) Nomor : 03/Panbama.Beliti/2014 POKJA PENGADAAN BAHAN MAKANAN NARAPIDANA DAN TAHANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA LUBUKLINGGAU ULP KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI Jalan Jenderal Sudirman Km. 3,5 Palembang BERITA

Lebih terperinci

BAB I PROFILE PERUSAHAAN

BAB I PROFILE PERUSAHAAN Contoh Usulan Teknis Pekerjaan perencanaan Jalan BAB I PROFILE PERUSAHAAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan Perusahaan... merupakan perusahaan swasta umum yamg sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh warga negara

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 14 TAHUN 2010

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 14 TAHUN 2010 . BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG/JASA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada (tenaga kerja, dana,

Lebih terperinci

Pengertian manajemen secara umum

Pengertian manajemen secara umum Pengertian manajemen secara umum 1. Manajemen sebagai suatu proses, maksud disini dapat dilihat dari bagaimana cara orang melakukan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN I. PENDAHULUAN A. Umum 1. Setiap bangunan gedung harus diwujdkan dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

- 1 - URAIAN TAHAPAN TATA CARA KERJA SAMA

- 1 - URAIAN TAHAPAN TATA CARA KERJA SAMA - 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 22 Tahun 2009 TANGGAL : 22 Mei 2009 A. Kerja Sama Antar Daerah URAIAN TAHAPAN TATA CARA KERJA SAMA 1. Persiapan a. Pembentukan Tim Koordinasi Kerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek secara tepat.

BAB II LANDASAN TEORI. dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek secara tepat. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Konstruksi Manajemen konstruksi adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek secara tepat. Sumber

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Penjelasan Menimbang : Mengingat : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran

Lebih terperinci

dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu. Kegiatan tersebut dapat berupa membangun pabrik, membuat produk baru atau melakukan

dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu. Kegiatan tersebut dapat berupa membangun pabrik, membuat produk baru atau melakukan BAB II: TINJAUAN INSTANSIONAL PROYEK 2.1. Pengertian Proyek Menurut Grey, dkk. (2002), definisi proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah berupaya meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat

Lebih terperinci

11. PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PENGADAAN LANGSUNG

11. PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PENGADAAN LANGSUNG 11. PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PENGADAAN LANGSUNG a. Pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Untuk Penanganan Darurat 1) Setelah

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 61/KPTS/1981 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 61/KPTS/1981 TENTANG REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 61/KPTS/1981 TENTANG PROSEDUR POKOK PENGADAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA MENTERI PEKERJAAN UMUM Menimbang : a. Bahwa karena

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 06 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN LAIN PEMBANGUNAN FASILITAS PELAYANAN PUBLIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 06 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN LAIN PEMBANGUNAN FASILITAS PELAYANAN PUBLIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 06 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN LAIN PEMBANGUNAN FASILITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING). PENDAHULUAN A. Umum. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA KONSULTAN PENGAWAS Pekerjaan : Pengawasan Pembangunan/Rehabilitasi Pasar Doi-Doi Lokasi : Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Tahun Anggaran 2016 1 KERANGKA ACUAN KERJA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perusahaan nomor 11 tanggal 21 Februari 2003 dihadapan notaris

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perusahaan nomor 11 tanggal 21 Februari 2003 dihadapan notaris BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Harapan Indah Sentosa berdiri pada tahun 2003 beralamat di Jalan Tegal Sari Komplek Villa Mas Permai Blok A No. 15 Pekanbaru berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PERHITUNGAN BIAYA AKIBAT ADANYA PERUBAHAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA CARA KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK 2.1. Instansi yang Terlibat Dalam pelakasanaan suatu proyek baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan suatu proyek sangat diperlukan organisasi. Organisasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT. Module Tri Arba Pembangunan ekonomi baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta akan tetap dilakukan walaupun situasi perekonomian kita saat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan,kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Dalam setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci