BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK"

Transkripsi

1 BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Profil Perusahaan PT. Tata Nusa Tiara International bergerak dalam bidang konsultan arsitektur dan Menejement Konstruksi. Berkantor di Jl. Taman Cilandak IV No. 54 Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Kota Jakata Selatan Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 1991 oleh Takeshi Abe bersama beberapa partner dari Jepang. PT. Tata Nusa Tiara International semula bernama Design International. PT. Tata Nusa Tiara International telah merencanakan beberapa Bangunan Komersial dan spesialisasi bangunan Pabrik dan Pergudangan dengan client perusahaan nasional maupun international Sejarah Perusahaan Bangunan kami menampilkan citra kohesif modern modernisme saat ini dan teknologi, menjaga visi "yang terbaik dari kedua dunia". Dengan nama PT. Tata Nusa Tiara Internasional kita berkembang untuk memperluas ke negara-negara lain di dekat masa depan. Kami diakui secara internasional untuk perencanaan dan desain komersial kami untuk proyek penggunaan campuran, ritel dan Perhotelan dan pengembangan pabrik. Sejarah pengalaman perusahaan kumulatif mencakup proyek di seluruh dunia dari setiap layanan yang bisa dibayangkan Dedy Hermawan Program Studi Arsitektur 12

2 Terkait dengan master planning, arsitektur & interior. Hasilnya telah memenangkan banyak penghargaan dan penghargaan Dan menampilkan fitur dalam banyak publikasi internasional. Kekuatan kita ada pada orang-orangnya yang membawa ke setiap proyek pengetahuan, kreativitas dan komitmen itu Diperlukan untuk mengambil setiap perkembangan dengan potensi maksimalnya. Kualitas penting bagi bisnis kami karena kami menghargai pelanggan kami. Kami berusaha untuk menyediakan pelanggan kami Produk dan layanan yang memenuhi dan bahkan melebihi harapan mereka. Kami berkomitmen untuk terus menerus Perbaikan telah membentuk Sistem Manajemen Mutu yang menyediakan kerangka kerja untuk mengukur dan Meningkatkan kinerja kami Visi, Misi dan Komitmen Perusahaan Visi kami adalah mengembangkan bukan hanya karakter bangunan tapi juga rasa memiliki miliknya Pelanggan untuk mencapai hasil yang inovatif, namun bersimpati kepada lingkungan sekitar. Pada akhirnya, kami membuat Arsitektur, bukan hanya bangunan... Dedy Hermawan Program Studi Arsitektur 13

3 2.1.3 Struktur Organisasi Perusahaa n Gambar 1.1. Struktur Organisasi PT. Tata Nusa Tiaraa International 2.2 Definisi Proyek Pengertian Proyek Dalam mengerjakan suatu proyek, terlebih dahulu kita harus mengetahui mengenai pengertian proyek, berikut pengertiann proyek menurut : Hira Nahuja, adalah suatu pekerjaan yang unik untuk membangun ( konstruksi atau diluar konstruksi) dengann satu tujuan penting yang dibatasi oleh bidang, kualitas, waktu dan biaya. Imam Soeharto, suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas Macam-macam Proyek Menurut R.D. Achibald (1976) macamm macam proyek adalah sebagai beikut : Dedy Hermawan Program Studi Arsitekturr 14

4 2 Proyek Kapital (Modal) Meliputi : Pembebasan tanah, pembelian material dan peralatan dan konstruksi. 3 Proyek Pengembangan adalah proyek dimana perencana hanya mengembangkan proyek yang telah ada. 4 Proyek Pengembangan dan penelitian. 5 Proyek Sistem Informasi.Proyek yang berkaitan dengan manajemen perusahan Pemberi Tugas/Sumber Proyek Ditinjau dari asal proyek, terdapat dua sumber proyek seperti dalam diagram, yaitu : Tabel 1. Table diagram sumber proyek Pemberi Pemerintah Swasta Proses : Perencanaan, pengawasan, pelaksanaan 1. Proyek Pemerintah: Syarat resmi untuk menangani projek pemerintah adalah harus berbadan hukum. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur agar kontraktor selalu mematuhi segala peraturan yang ditetapkan. Kontraktor yang telah mendaftarkan dirinya ke Departemen Pekerjaan Umum (DPU) berhak mendapatkan projek dari pemerintah maupun dari pihak swasta. Dalam melaksanakan projek pemerintah, kontraktor mendapatkan pengawasan dari dinas jawatan gedung-gedung, konsultan ahli, dan owner. Untuk melaksanakan sebuah projek, harus diawasi oleh BPK (Badan Pengawas Keuangan). Badan ini akan mengadakan proses pemeriksaan guna mengatur keuangan yang berhubungan dengan uang pemerintah. 2. Proyek Swasta Bila owner berbentuk perusahaan pada umumnya direktur perusahaan mengangkat seorang pemimpin projek tidak jarang perusahaan swasta menggunakan jasa konsultan untuk mengawasi pekerjaan proyek. Dedy Hermawan Program Studi Arsitektur 15

5 Cara Mendapatkan Proyek Secara umum konsultan perencana untuk mendapatkan pekerjaan dari Bouwheer (pemilik proyek) baik swasta maupun pemerintah. Dan berdasarkan Peraturan Pemerintah 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, proyek didapat dengan cara : 1. Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa. 2. Pelelangan terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang diikuti oleh penyedia jasa yang dinyatakan telah lulus prakualifikasi dan 3. jumlahnya diyakini terbatas dengan pengumuman secara luas melalui media massa, 4. Pemilihan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawar dari penyedia jasa dan dapat dilakukan negosiasi. 5. Penunjukan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi yang dilakukan tanpa melalui pelelangan umum, pelelangan terbatas, atau pemilihan langsung yang dilakukan hanya terhadap 1 (satu) penyedia jasa dengan cara melakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun harga sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya perencana menerima Kerangka Acuan Kerja (TOR) dari pemberi tugas sebagai acuan dan pedoman untuk pekerjaan perencanaan. Setelah menerima TOR, maka konsultan perencana membuat usulan Pra Rencana sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pra Rencana ini meliputi : a. Konsep perencanaan. b. Design awal (denah, tampak). c. Usulan penawaran biaya (fee) perencanaan. Kemudian usulan desain dipresentasikan kepada pemberi tugas, di mana dalam tahap ini konsultan perencana akan mendapatkan koreksi atau langsung disetujui. Apabila belum disetujui, maka konsultan harus mengadakan revisi terhadap pra rencana yang diusulkan. Setelah usulan pra rencana disetujui, maka pemberi tugas Dedy Hermawan Program Studi Arsitektur 16

6 memberikan surat perintah (SPK) sebagai dasar konsultan perencana untuk melakukan kerja sepenuhnya Pihak Pihak Yang Terkait Dalam Pelaksanaan Proyek Suatu proyek merupakan suatu lingkup pekerjaan dan organisasi yang sangat kompleks susunannya terdapat bagian yang masing-masing merupakan ahli dalam bidangnya. Pembagian semacam ini adalah bertujuan untuk menciptakan suatu mekanisme kerja yang teratur dan rapi sehingga pelaksanaan proyek tersebut dapat berlangsung dengan lancar. Adapun pihak yang terlibat dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut : Pemberi Tugas : Adalah seseorang atau badan hukum, baik itu swasta maupun pemerintah yang mempunyai gagasan untuk membuat suatu bangunan serta menyampaikan keinginannya pada seorang ahli bangunan untuk merencanakan apa yang dikehendaki serta besarnya biaya yang diperlukan dalam proyek tersebut. Konsultan Perencana : Adalah seseorang atau badan hukum sebagai pihak yang menerima tugas dari pemilik proyek untuk merencanakan dan memberikan penjelasan yang tertuang dalam bentuk gambar rencana dalam batas yang telah ditentukan baik itu secara teknis maupun administratif. Adapun pihak yang bergabung dalam konsultan perencana ini meliputi bidang keahlian khusus, seperti; Arsitektural, Struktur dan konstruksi, Mekanikal dan elektrikal Jenis Konsultan (consultan) Dalam pelaksaan proyek perlu ditentukannya Konsultan untuk merencanakan atau mendesain bangunan, melakukan studi kelayakan, mengawasi berlangsungnya proses konstruksi, atau bahkan mengatur pelaksanaan proyek konstruksi. (Priyanto, 2012). Adapun jenis-jenis Konsultan menurut (Priyanto, 2012) sebagai berikut : Dedy Hermawan Program Studi Arsitektur 17

7 Konsultan Perencana (Planning & Design) Konsultan perencana merupakan suatu badan perorangan atau badan hukum yang dipilih oleh pemilik proyek ataupun kontraktor pelaksana untuk melakukan perencanaan. Konsultan perencana arsitektur yang ditunjuk oleh owner berada langsung dibawah owner Karena memegang peranan penting untuk perencanaan awal/konsep desain dari segi arsitektur dan estetika ruangan. (Priyanto, 2012) Konsultan Pengawas Menurut (Priyanto, 2012), Konsultan pengawas merupakan pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas merupakan badan usaha ataupun perorangan, konsultan pengawas dalam proyek memiliki tugas-tugas sebagai berikut: Melaksanakan pengawasan teratur dalam pelaksanaan proyek yang dikerjakan oleh kontraktor Mempublikasikan laporan prestasi kerja proyek kepada semua pihak yang terkait. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja dalam proyek. Dapat juga memberikan saran dan pertimbangan kepada pemilik proyek (owner) atau kontraktor dalam proyek di dalam pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung Konsultan Manajemen Kontruksi (Konsultan MK) Konsultan manajemen konstruksi (Konsultan MK) merupakan orang yang bertugas dalam pengelolaan dan pengawasan pelaksanaan konstruksi secara lengkap di bidang ke ahlian arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, serta lain-lain. Mulai sejak tahap proses, perancangan, pelaksanaan konstruksi, masa pemeliharaan, pengadaan peralatan dan perlengkapan secara menyeluruh sampai dengan beroperasinya bangunan tersebut sesuai dengan rancangan. (Priyanto, 2012). Konsultan yang menjadi tempat kerja praktik kali ini yaitu bertugas dalam pelaksanaan desain perencanaan awal/konsep desain dari segi arsitektur dan Dedy Hermawan Program Studi Arsitektur 18

8 estetika ruangan. Adapun jenis konsultan tersebut yaitu Konsultan Perencana (planning & design) Klasifikasi Konsultan Perencana Konsultan Swasta Badan usaha ini di dirikan oelh seseorang atau kelompok orang dengan modal sendiri, atas keuntungan perusahaan tersebut maka dikenakan pajak oleh seorang awam yang memiliki modal. Dalam hal demikian ini ia menjalin kerja sama dengan beberapa ahli teknik Konsultan Pemerintah Adalah konsultan perencana milik pemerintah yang didalamnya bergabung beberapa arsitek dan ahli teknik lainnya yang ditunjuk oleh pemerintah. Berdasarkan atas pelayanan, maka konsultan perencana dibedakan atas 2 macam, yaitu: 1. Konsutasn Perencana Murni Adalah kegiatannya hanya terbatas pada perencanaan dan perancangan semata. Adapun pelaksanaanya diserahkan kepada pihak lain. 2. Konsultan Perencana Campuran Konsultan jenis ini melakukan tugas dan fungsi yaitu perencana dan sebagai pelaksana. Atau paling tidak terlibat dalam proses pelaksanaanya Kualifikasi Konsultan Perencana Adapun kualifikasi konsultan perencana berdasarkan peraturan pemerintah No. 4/2010 pasal 8B yaitu sebagai berikut : 1. Kualifikasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi : Kualifikasi usaha besar Kualifikasi usaha menengah Kualifikasi usaha kecil Dedy Hermawan Program Studi Arsitektur 19

9 2. Setiap kualifikasi usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibagi menjadi beberapa subkualifikasi usaha jasa konstruksi. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian subkualifikasi usaha jasa konstruksi sebagai dimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan menteri. Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah mengenai kriteria usaha yaitu sebagai berikut : 1. Kriteria Usaha Mikro : Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50 Juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300 juta 2. Kriteria Usaha Kecil : Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50 juta sampai dengan paling banyak Rp.500 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.300 juta sampai dengan paling banyan Rp.2,5 milyar. 3. Kriteria Usaha Menengah : Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.500 juta sampai dengan paling banyak Rp.10 Milyar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2,5 Milyar sampai dengan paling banyak Rp.50 Milyar. Adapun batasan nilai pekerjaan menurut peraturan presiden No. 54 Tahun 2010, bahwa nilai paket pekerjaan pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya sampai dengan Rp. 2.5 Milyar diperuntukan bagi usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil. Hak dan Kewajiban, Tugas, Wewenang Konsultan Perencana Menurut IAI (Ikata Arsitek Indonesia) dan keputusan Dirjen Cipta Karya, 1991 mengenai hubungan kerja antara arsitek dan pemberi tugas. Perencana mempunyai beberapa hak antara lain : a. Perencana berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan peraturan Dedy Hermawan Program Studi Arsitektur 20

10 b. Perencana berhak meolak segala bentuk penilaian estesis dan hasil rancangan baik yang dilakukan oleh pengawasan maupun pemberi tugas. c. Perencana berhak mengembalikan tugas yang diberikan dengan alasanalasan sebagai berikut : Pertimbangan individu Adanya kekuasaan di luar kedua belah pihak Akibat kelalaian pemberi tugas Kewajiban perencana menurut aturan dari IAI adalah : a. Arsitek berkewajiban menanggung yang diderita oleh pemberi tugas sebagai akibat langsung dari kesalahan yang dibuat yang dapat dihindari dengan keahlian serta tata cara pelaksanaan yang lazim. b. Arsitek berkewajiban untuk menanggung semua akibat segala pekerjaan apabila kesalahan tersebut dilakukan oleh arsitek secara sengaja. Adapun tugas konsultan perencana berdasarkan acuan dari pedoman kerja antara arsitek dengan pemberi tugas dalam SK Dirjen Cipta Karya No. 5/KPT/CK 1984 dijelaskan bahwa tugas perencana mencakup beberapa lingkup pekerjaan, antara lain : a. Lingkup Pekerjaan Pokok Pembuatan sketsa gagasan rancangan pelaksanaan detail lengkap, Pembuatan uraian dan syarat pekerjaan yang mencakup uraian umum dan syarat administrasi serta teknis. Penyusunan rancangan anggaran biaya. Turut mengawasi dan menyeleksi proses perlelangan. b. Lingkup pekerjaan Lingkup pekerjaan pelengkap adalah kegiatan yang mungkin dilakukan dengan keadaan tertentu untuk mendukung perencanaan, yaitu : Pembuatan maket dan gambar prerspektif Penyelidikan tanah Penelitian dan pemetaan tapak Dedy Hermawan Program Studi Arsitektur 21

11 Pencarian dan pengadaan data c. Lingkup kerja khusus Merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus diluar bidang arsitektural, seperti perhitungan konstruksi beton bertulang, konstruksi baja, instalasi listrik, dan pekerjaan lainnya. Adapun wewenangan konsultan perencanaan adalah : Mengubah rancangan bangunan Perencanaan secara tertulis mempunyai wewenangan untuk memerintahkan pemborong memulai pengawasan terpadu dan mengadakan perubahan. Melakukan pekerjaan tambahan Perencana juga mempunyai wewenang untuk segera memerintahkan pemborong memulai pengawasan terpadu agar melakukan persetujuan terlebih dahulu dari pemberi tugas asal sesuai dengan jumlah biaya dalam pos pekerjaan tak terduga. Pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang tidak tercantum dalam uraian syarat-syarat serta tidak secara tegas disimpulkan dalam gambar-gambar arsitektural. Menilai pembayaran angsuran kontraktor Perencana berwenang menilai berdasarkan prestasi pekerjaan pada hari pemeriksaan, sehingga pemborong berhak atau tidak untuk menerima seluruh atau sebagian pembayaran Hak dan Kewajiban, Tugas, Wewenang Konsultan Perencana Menurut IAI (Ikata Arsitek Indonesia) dan keputusan Dirjen Cipta Karya, 1991 mengenai hubungan kerja antara arsitek dan pemberi tugas. Perencana mempunyai beberapa hak antara lain : d. Perencana berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan peraturan Dedy Hermawan Program Studi Arsitektur 22

12 e. Perencana berhak meolak segala bentuk penilaian estesis dan hasil rancangan baik yang dilakukan oleh pengawasan maupun pemberi tugas. f. Perencana berhak mengembalikan tugas yang diberikan dengan alasanalasan sebagai berikut : Pertimbangan individu Adanya kekuasaan di luar kedua belah pihak Akibat kelalaian pemberi tugas Kewajiban perencana menurut aturan dari IAI adalah : c. Arsitek berkewajiban menanggung yang diderita oleh pemberi tugas sebagai akibat langsung dari kesalahan yang dibuat yang dapat dihindari dengan keahlian serta tata cara pelaksanaan yang lazim. d. Arsitek berkewajiban untuk menanggung semua akibat segala pekerjaan apabila kesalahan tersebut dilakukan oleh arsitek secara sengaja. Adapun tugas konsultan perencana berdasarkan acuan dari pedoman kerja antara arsitek dengan pemberi tugas dalam SK Dirjen Cipta Karya No. 5/KPT/CK 1984 dijelaskan bahwa tugas perencana mencakup beberapa lingkup pekerjaan, antara lain : d. Lingkup Pekerjaan Pokok Pembuatan sketsa gagasan rancangan pelaksanaan detail lengkap, Pembuatan uraian dan syarat pekerjaan yang mencakup uraian umum dan syarat administrasi serta teknis. Penyusunan rancangan anggaran biaya. Turut mengawasi dan menyeleksi proses perlelangan. e. Lingkup pekerjaan Lingkup pekerjaan pelengkap adalah kegiatan yang mungkin dilakukan dengan keadaan tertentu untuk mendukung perencanaan, yaitu : Pembuatan maket dan gambar prerspektif Penyelidikan tanah Penelitian dan pemetaan tapak Dedy Hermawan Program Studi Arsitektur 23

BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN JASA PERENCANAAN KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN JASA PERENCANAAN KONSTRUKSI BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN JASA PERENCANAAN KONSTRUKSI Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, dinyatakan bahwa jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan

Lebih terperinci

BAB II:TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II:TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II:TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Definisi Proyek Menurut Nokes (2007) dalam (pratama, 2015), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK

BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK 3.1 Uraian Singkat Proyek 3.1.1. Data Umum Proyek : 3.1.1.1. Nama Proyek : (10 lantai) 3.1.1.2. Lokasi : Jl.Prapatan No. 14 16 Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN JASA PERENCANAAN KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN JASA PERENCANAAN KONSTRUKSI BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN JASA PERENCANAAN KONSTRUKSI Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, dinyatakan bahwa jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Pengertian Proyek Proyek dalam bisnis dan ilmu pengetahuan biasanya didefinisikan sebagai sebuah usaha kolaboratif dan juga seringkali melibatkan penelitian atau desain,

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK 2.1. Instansi yang Terlibat Dalam pelakasanaan suatu proyek baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan suatu proyek sangat diperlukan organisasi. Organisasi

Lebih terperinci

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi PROSES TENDER KONTRAKTOR Kontrak kerja konstruksi dibuat sebagai dasar hukum dan pedoman pelaksanaan bagi kontraktor yang diberikan oleh pemilik proyek, kontrak kerja konstruksi juga dapat berfungsi sebagai

Lebih terperinci

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Bab III -Sistem Organisasi dan manajemen proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Struktur organisasi pekerjaan yang sesuai dengan perencanaan pada setiap pekerjaan suatu proyek perlu dibentuk

Lebih terperinci

TAHAPAN KERJA ARSITEK DAN HONORARIUM

TAHAPAN KERJA ARSITEK DAN HONORARIUM TAHAPAN KERJA ARSITEK DAN HONORARIUM I. JENIS TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK Layanan Utama Jasa Arsitek dalam pekerjaan perencanaan dan perancangan Arsitektur akan dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Proyek adalah suatu pekerjaan yang unik untuk membangun (konstruksi atau di luar konstruksi) dengan satu tujuan penting yang dibatasi oleh bidang,

Lebih terperinci

LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK. : Tahap Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi

LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK. : Tahap Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi LINGKUP PEKERJAAN ARSITEK Layanan Utama Jasa Arsitek dalam pekerjaan perencanaan dan perancangan Arsitektur akan dilaksanakan dalam tahapan pekerjaan sebagai berikut: Pekerjaan Tahap ke 1 Pekerjaan Tahap

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. PRIMER EKA PROPERTI bergerak di bidang owner/pemilik proyek dengan berkantor pusat yang beralamat Jl. Gatot Subroto Km3 No.78, Cimone, Karawaci,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Definisi Proyek Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang owner atau pemilik pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PT. ROHEDA SEJATI

BAB II TINJAUAN UMUM PT. ROHEDA SEJATI BAB II TINJAUAN UMUM PT. ROHEDA SEJATI 2.1 Profil Perusahaan PT. Roheda Sejati adalah Perusahaan yang bergerak dibidang Properti dan General Contractor. Mengkhususkan diri dalam penyewaan perumahan di

Lebih terperinci

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o BAB II DATA - DATA PROYEK 2.1 Pengertian Proyek Pengertian Proyek adalah suatu himpunan atau kumpulan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana memiliki suatu target kuantitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode Pemilihan Kontraktor Dalam industri konstruksi, ada dua pihak yang sangat berperanan penting, yaitu owner dan kontraktor. Dimana owner adalah orang atau badan hukum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tahap- tahap dalam Proyek Konstruksi Pekerjaan proyek konstruksi dimulai dengan tahap awal proyek yaitu tahap perencanaan dan perancangan, kemudian dilanjutkan dengan tahap

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi 3.1.1. Organisasi dan Pihak Yang Terkait Dalam organisasi suatu proyek banyak pihak yang terkait dan mempunyai tugas dan wewenang

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2010 / 2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2010 / 2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2010 / 2011 ANALISIS DAN PERANCANGAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT BERBASIS SMS GATEWAY PADA CV. MITRA SEJATI

Lebih terperinci

PEMUTUSAN KONTRAK OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

PEMUTUSAN KONTRAK OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) PEMUTUSAN KONTRAK OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Dalam pengadaan barang/jasa pemerintah jika nilai pengadaan barang, pekerjaan konstruksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pelelangan Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang / jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedian

Lebih terperinci

STUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000

STUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000 STUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000 HANS CHRISTIAN S. P. Nrp : 9521008 Nirm : 41077011951269 Pembimbing : YOHANES LIM D. A, Ir, M.T. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Definisi Proyek Menurut Chase (1998), proyek didefinisikan sebagai sebuah rangkaian kegiatan unik yang saling terkait untuk mencapai suatu hasil tertentu dan dilakukan

Lebih terperinci

membutuhkan advice danskill yang dimiliki oleh konsultan atas permasalahan yang sedang mereka hadapi. Perusahaan klien biasanya membutuhkan expertise

membutuhkan advice danskill yang dimiliki oleh konsultan atas permasalahan yang sedang mereka hadapi. Perusahaan klien biasanya membutuhkan expertise BAB II DATA LITERATUR II.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Kerja Praktek Kerja Praktek adalah kegiatan mahasiswa yang dilakukan di masyarakat ar maupun di perusahaan atau instansi untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Penjelasan Menimbang : Mengingat : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran

Lebih terperinci

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED) PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD PADA

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED) PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD PADA P E M E R I N T A H K A B U P A T E N P U R B A L I N G G A DINAS PEKERJAAN UMUM Alamat Jl. Raya Purbalingga - Kaligondang Km. 2, Telp. (0281) 893158 - Purbalingga UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Lapangan Project Herry Putranto Project Manager Wisnu Yudi Administrasi Agung Logistik Asep Safety Officer Rizal Supervisior Prihartono

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Sistem Organisasi Dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENYUSUNAN DED RENOVASI GEDUNG OLAH RAGA (GOR) JATIDIRI A. PENDAHULUAN 1. Umum a. Paket Pekerjaan Penyusunan DED Renovasi GOR Jatidiri adalah perencanaan Renovasi

Lebih terperinci

BAB III PESERTA PROYEK KONTRUKSI

BAB III PESERTA PROYEK KONTRUKSI 3-1 BAB III PESERTA PROYEK KONTRUKSI 3.1 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Tahap Konseptual Beserta Pola 3.1.1 Tahap Perencanaan Pemilik (owner) PEMDA KAB. BANDUNG BARAT Konsultan Perencana CV DATUM KONSULTAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifat nya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : DED GEDUNG DINPERINDAGKOP PADA

UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KEGIATAN : DED GEDUNG DINPERINDAGKOP PADA P E M E R I N T A H K A B U P A T E N P U R B A L I N G G A DINAS PEKERJAAN UMUM Alamat : Jl. Raya Purbalingga - Kaligondang Km. 2, Telp. (0281) 893158 - Purbalingga UNTUK PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PEDOMAN HUBUNGAN KERJA ANTARA ARSITEK DENGAN PENGGUNA JASA. Kode Etik dan Kaidah Tata Laku. Perencanaan Perancangan Arsitektur

DAFTAR ISI PEDOMAN HUBUNGAN KERJA ANTARA ARSITEK DENGAN PENGGUNA JASA. Kode Etik dan Kaidah Tata Laku. Perencanaan Perancangan Arsitektur DAFTAR ISI PEDOMAN HUBUNGAN KERJA ANTARA ARSITEK DENGAN PENGGUNA JASA KATA PENGANTAR MUKADIMAH BAB 1 PENGERTIAN DAN BATASAN Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN : PERENCANAAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PASAR DALAM WILAYAH KOTA LANGSA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN : PERENCANAAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PASAR DALAM WILAYAH KOTA LANGSA KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN : PERENCANAAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PASAR DALAM WILAYAH KOTA LANGSA 1. LATAR BELAKANG Kota Langsa yang merupakan kota madya hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG SALINAN NOMOR 33, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. Arista Pratama Jaya merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan swasta yang sedang berkembang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

PEMBAYARAN ATAS HASIL PEKERJAAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

PEMBAYARAN ATAS HASIL PEKERJAAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI PEMBAYARAN ATAS HASIL PEKERJAAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Pengadaan jasa konsultansi dengan nilai di atas Rp50.000.000,- (lima puluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan Konstruksi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan Konstruksi PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO JL. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6 8, Telp. 031-5501011-1013, Fax. 031-5022068, 5028735. SURABAYA - 60286 SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek III-1 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PENYIAPAN LELANG AWAL TA.2017

KEBIJAKAN DAN PENYIAPAN LELANG AWAL TA.2017 t KEBIJAKAN DAN PENYIAPAN LELANG AWAL TA.2017 Oleh: Direktur Jenderal Bina Konstruksi TOPIK PEMBAHASAN Pedoman dan Acuan Pengadaan Barang dan Jasa Tugas dan Fungsi ULP dan Pokja Kebijakan Pelelangan Awal

Lebih terperinci

Mekanisme Pengadaan Langsung

Mekanisme Pengadaan Langsung Pengadaan langsung pada prinsipnya menggunakan prakualifikasi, dimana Pejabat Pengadaan sudah menentukan (pre-knowledge) calon penyedia yang akan ditugaskan. Namun proses prakualifikasinya lebih sederhana

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. swasta yang bergerak di bidang kontraktor. CV. Oki Suganda Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. swasta yang bergerak di bidang kontraktor. CV. Oki Suganda Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum Perusahaan CV. Oki Suganda Kabupaten Rokan Hilir merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang kontraktor. CV. Oki Suganda Kabupaten Rokan Hilir didirikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

NEGOSIASI DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

NEGOSIASI DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang NEGOSIASI DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang Kata Kunci Pelelangan umum, pelelangan terbatas, pelelangan sederhana, pemilihan langsung,

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 14 TAHUN 2010

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 14 TAHUN 2010 . BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG/JASA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek

Lebih terperinci

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN - 2

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN - 2 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN - 2

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK. arsitektur yaitu PT. DEDATO INDONESIA dan konsultan struktur yaitu

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK. arsitektur yaitu PT. DEDATO INDONESIA dan konsultan struktur yaitu BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pemilik (Bouwheer/Owner) Dalam pembahasan laporan ini, pihak PT. AIR ASIA INDONESIA selaku owner dan pemilik lahan yang memberi tugas kepada konsultan arsitektur yaitu

Lebih terperinci

LARANGAN PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN DENGAN CARA DUA TAHAP DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

LARANGAN PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN DENGAN CARA DUA TAHAP DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI LARANGAN PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN DENGAN CARA DUA TAHAP DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI (Abu Sopian Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak. Cara penyampaian dokumen penawaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek membutuhkan berbagai

Lebih terperinci

BAB II PEMBERIAN KUASA DIREKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN

BAB II PEMBERIAN KUASA DIREKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN 23 BAB II PEMBERIAN KUASA DIREKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN A. Bentuk dan Isi Pemberian Kuasa Apabila dilihat dari cara terjadinya, perjanjian pemberian kuasa dibedakan menjadi enam macam yaitu: 28

Lebih terperinci

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Management Proyek Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus memiliki kesiapan dalam menghadapi keprofesianalan pekerjaannya yang sesuai

Lebih terperinci

MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK

MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK (UU 2/2017 & PP 29/2000 Jo PP 54/2016) admikon2@gmail.com MODUL BIMBINGAN TEKNIS ADMINISTRASI KONTRAK KONSTRUKSI Modul 1 : Kebijakan Penyusunan Dok. Kontrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi, yaitu sebuah dokumen tertulis antara pemilik dan kontraktor untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi, yaitu sebuah dokumen tertulis antara pemilik dan kontraktor untuk 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perubahan Perintah (Change Order) Change order merupakan mekanisme untuk membuat perubahan selama konstruksi, yaitu sebuah dokumen tertulis antara pemilik dan kontraktor

Lebih terperinci

BAB 3 UNSUR UNSUR PEMBANGUNAN

BAB 3 UNSUR UNSUR PEMBANGUNAN BAB 3 UNSUR UNSUR PEMBANGUNAN 3.1 Pendahuluan 1. Tujuan Instruksional a) Memahami dan mengerti hak, kewajiban, wewenang owner b) Memahami dan mengerti hak, kewajiban, wewenang konsulan c) Memahami dan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT.MRC didirikan di Jakarta berdasarkan akte Notaris Jony Fredrik Berthold

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT.MRC didirikan di Jakarta berdasarkan akte Notaris Jony Fredrik Berthold BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Perusahaan PT.MRC didirikan di Jakarta berdasarkan akte Notaris Jony Fredrik Berthold Tumbelaka Sanjal, SH. No. 42 Tanggal 21

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Keputusan dan Pengambilan Keputusan Suatu masalah keputusan memiliki suatu lingkup yang berbeda dengan masalah lainnya. Perbedaan ini menonjol terutama karena adanya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan sebagai hasil dari penelitian ini, yaitu: perencana, dan persiapan dokumen lelang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan sebagai hasil dari penelitian ini, yaitu: perencana, dan persiapan dokumen lelang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dibahas di bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai hasil dari penelitian ini, yaitu: 1. Kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi

BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi Membangun sebuah bisnis tentunya membutuhkan banyak persiapan. Selain modal dan sumber daya, hal penting yang perlu dipersiapkan adalah legalitas

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PELELANGAN

DASAR-DASAR PELELANGAN DASAR-DASAR PELELANGAN PELELANGAN Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjaring pemberi jasa konstruksi dengan tujuan untuk mendapatkan jasa konstruksi yang terbaik dalam melakukan pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

MATERI 3 PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN-2. PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya

MATERI 3 PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN-2. PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya MATERI 3 PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN-2 PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya DAFTAR ISI 2 TUJUAN PELATIHAN PEMILIHAN METODE PENILAIAN KUALIFIKASI PENETAPAN

Lebih terperinci

2. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp ,00 (seratus juta rupiah);

2. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp ,00 (seratus juta rupiah); 1 Tujuan Untuk menjamin bahwa pelaksanaan proses Pemilihan Langsung sesuai dengan peraturan per undang-undangan yang berlaku, harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. 2 Ruang Lingkup

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner : Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi, memimpin, dan mengendalikan sumber

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen adalah suatu metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG 3.1. Deskripsi LINC WAREHOUSE CIKARANG 3.1.1. Data Proyek Nama Proyek Lokasi Perencana Owner : LINC Warehouse Cikarang : Jababeka 7, Cikarang, Jawa

Lebih terperinci

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Langkah pertama merancang pelaksanaan proyek ialah membaginya ke dalam kegiatan-kegiatan. Kegiatan perlu diidentifikasikan dan hubungan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

Owner (Pemilik Proyek)

Owner (Pemilik Proyek) Owner (Pemilik Proyek) Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Kontraktor (Pelaksana Proyek PIHAK TERKAIT seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain

Lebih terperinci

Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Kampus Terpadu UII unit VII

Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Kampus Terpadu UII unit VII BAB IV ADMINISTRASI PROYEK 4.1 Lmum Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Kampus Terpadu UII unit VII blok F, pihak pemilik ("Owner") diwakili oleh panitia pembangunan Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia

Lebih terperinci

KEBIJAKAN LOGISTIK Jasa penelitian dan konsultan dalam bidang manajemen dan keuangan.

KEBIJAKAN LOGISTIK Jasa penelitian dan konsultan dalam bidang manajemen dan keuangan. KEBIJAKAN LOGISTIK A. Pengertian Dalam Pedoman Sistem dan Prosedur ini yang dimaksud dengan : 1. Barang / Asset adalah meliputi barang-barang modal (Capital Expenditures) antara lain : tanah, bangunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan, oleh karena itu dapat dikatakan hukum tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

PELATIHAN PEMBUATAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) DIKELURAHAN NEGLASARI BANDUNG

PELATIHAN PEMBUATAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) DIKELURAHAN NEGLASARI BANDUNG PELATIHAN PEMBUATAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) DIKELURAHAN NEGLASARI BANDUNG Dani Dagustani dagustani@yahoo.com Gatot Iwan Kurniawan gatot.iwan@ekuitas.ac.id SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI EKUITAS ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan sebagai salah satu cara untuk. itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan sebagai salah satu cara untuk. itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang menuntut diimbanginya kemajuan dalam segala bidang membuat hampir semua negara berkembang berlomba-lomba untuk melaksanakan pembangunan nasional.

Lebih terperinci