Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pelalawan
|
|
- Sukarno Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Geografis Kabupaten Pelalawan terletak di Pesisir Pantai Timur pulau Sumatera antara Lintang Utara Lintang Selatan dan Bujur Timur. Kondisi Fisik Dilihat dari ketinggian beberapa daerah atau kota di Kabupaten Pelalawan dan permukaan laut berkisar antara 2 sampai dengan 40 m. Daerah atau kota yang tertinggi adalah Langgam (Langgam), Pangkalan Kerinci (Pangkalan Kerinci), Sorek I (Pangkalan Kuras), Pangkalan Lesung (Pangkalan Lesung), Ukui dan Bandar Sei kijang dengan tinggi masingmasing diatas 30 m dan yang terendah adalah Teluk Dalam (Kuala Kampar) 2 m. Curah hujan disuatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan ortographi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Rata-rata curah hujan pada tahun 2012 berkisar antara 82,9 mm (bulan Januari) hingga 457,5 mm (bulan November) Suhu dan kelembaban udara disuatu tempat antara lain ditentukan oleh rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2012 suhu udara rata-rata pada siang hari berkisar antara 33,0 C sampai dengan 35,0 C, sedangkan pada malam hari berkisar antara 20,1 C sampai dengan 23,2 C. Suhu udara maksimum 35,0 C terjadi pada bulan Juli 2012, sedangkan suhu udara minimum terendah 20,1 C terjadi pada bulan Juni Sedangkan kelembaban udara selama tahun 2012 berkisar antara 43 sampai dengan 100 persen. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11A/PRT/M/2006, Wilayah Kabupaten Pelalawan sebagian besar atau dominan terkena dengan Wilayah Sungai Kampar yang juga merupakan Wilayah Sungai Lintas Provinsi, yang pengelolaannnya merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Sebagian kecil wilayah Kecamatan Bandar Sei kijang berbatasan dengan Kabupaten Siak dan Kota Pekanbaru. Wilayah Sungai Kampar dengan sungai utamanya adalah Sungai Kampar, diwilayah Kabupaten Pelalawan merupakan bagian Hilir. Anak-anak sungainya yang terkena dan/atau berada di wilayah Kabupaten Pelalawan antara lain : Sungai Kampar kiri, Sungai Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 1
2 Segati, Sungai Nilo, Sungai Kerumutan (yang mengalir dari arah selatan Sungai Kampar), serta Sungai Pelalawan, Sungai Selempaya, dan Sungai Serkap (yang mengalir dari arah utara Sungai Kampar). Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai Di Wilayah Kabupaten Pelalawan Nama DAS Sungai Kampar kiri - Sungai Segati - Sungai Nilo - Sungai Kerumutan 1,12 Sungai Pelalawan 785,9 Sungai Selempaya - Sungai Serkap 24628,95 Luas (Ha) Sumber : Pelalawan dalam Angka 2012 Adiministratif Berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang pembentukan 8 (delapan) Kabupaten/Kota di Propinsi Riau yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri tanggal 12 Oktober 1999 di Jakarta dan Operasional Pemerintah Daerah tanggal 5 Desember 1999, salah satu di antaranya adalah Kabupaten Pelalawan, pada awal terbentuknya terdiri atas 4 kecamatan, yaitu kecamatan: Langgam, Pangkalan Kuras, Bunut, dan Kuala Kampar. Saat ini Luas wilayah Kabupaten Pelalawan kurang lebih Ha atau 14,73 % dari luas wilayah Propinsi Riau ( Ha). Kabupaten Pelalawan terdiri dari 12 kecamatan dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Teluk Meranti yaitu Ha (30,45 %) dan yang paling kecil adalah Kecamatan Pangkalan Kerinci dengan luas Ha atau 1,39 % dari luas Kabupaten Pelalawan. Kabupaten Pelalawan Berbatasan dengan wilayah : 1. Sebelah Utara - Kabupaten Siak (Kecamatan Sungai Apit dan Kecamatan Siak); - Kabupaten Bengkalis (Kecamatan Tebing Tinggi); 2. Sebelah Selatan - Kabupaten Indragiri Hilir (Kecamatan Kateman, Kecamatan Mandah, dan Kecamatan Gaung); - Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Kecamatan Pasir Penyu, Kecamatan Peranap, dan Kecamatan Kuala Cenaku); - Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan Kuantan Hilir, dan Kecamatan Singingi); Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 2
3 3. Sebelah Barat - Kabupaten Kampar (Kecamatan Kampar Kiri, Kecamatan Siak Hulu); Kota Pekanbaru (Kecamatan Rumbai dan Tenayan Raya); 4. Sebelah Timur - Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau. Lebih lengkapnya tentang luas dan pembagian wilayah administrasi Kabupaten Pelalawan dapat dilihat dalam tabel berikut (Berdasarkan Data Tahun 2012) : Tabel : 2.2 Nama, Luas wilayah per-kecamatan dan jumlah Kelurahan/Desa Luas Wilayah Jumlah Administrasi Terbangun Nama Kecamatan Kelurahan (%) thd (%) thd / Desa (Ha) (Ha) Total Total Langgam , ,97 Pangkalan Kerinci , ,85 Bandar Sei Kijang , ,34 Pangkalan Kuras , ,22 Ukui , ,11 Pangkalan Lesung , ,35 Bunut , ,89 Pelalawan ,81 Bandar Petalangan , ,69 Kuala Kampar , ,33 Kerumutan , ,05 Teluk Meranti , ,39 Jumlah Sumber : Pelalawan Dalam Angka 2013 Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 3
4 Peta 2.1 Daerah Aliran Sungai Kabupaten Pelalawan Sumber : RTRW Kabupaten Pelalawan Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 4
5 Peta 2.2 Administrasi Kabupaten Pelalawan Sumber : RTRW Kabupaten Pelalawan Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 5
6 2.2 Demografi Berdasarkan konsep yang dianut BPS, penduduk didefinisikan sebagai orang perorang atau sekelompok orang yang menetap atau berniat menetap di wilayah tertentu selama minimal 6 bulan. Berdasarkan konsep diatas, maka jumlah penduduk Kabupaten Pelalawan tahun 2012 adalah jiwa. Terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan jiwa yang tersebar di 12 kecamatan dengan penduduk terbanyak ada di Kecamatan Pangkalan Kerinci yaitu jiwa dan terendah di Kecamatan Bunut jiwa. Laju pertumbuhan penduduk menunjukkan rata-rata penambahan penduduk pada satu wilayah dan periode tertentu. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pelalawan sampai dengan tahun 2012 cukup tinggi, mencapai 6,71 persen. Tingginya angka pertumbuhan penduduk ini selain dikarenakan tingkat kelahiran yang tinggi juga karena tingginya jumlah pendatang dari luar wilayah Pelalawan terkait dengan penyerapan tenaga kerja di sektor industri pengolahan dan perkebunan Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 6
7 Tabel 2.3 Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 5 tahun terakhir Jumlah Penduduk /Tahun Jumlah Kk Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk /Tahun Kecamatan Langgam ,4 0,08-0,06 0, Pangkalan Kerinci ,0 0,12 0,12 0, Bandar Sei Kijang ,3 0,13-0,21 0, Pangkalan Kuras ,1 0,07 0,00 0, Ukui ,2 0,06-0,03 0, Pangkalan Lesung ,1 0,06-0,07 0, Bunut ,1 0,07 0,07 0, Pelalawan ,1 0,06-0,14 0, Bandar Petalangan ,0 0,04 0,10-0, Kuala Kampar ,2 0,00 0,10-0, Kerumutan ,1 0,03 0,12-0, Teluk Meranti ,3 0,02 0,00 0, Sumber : Kecamatan Dalam Angka Kabupaten Pelalawan Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 7
8 Tabel 2.4 Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Kecamatan Jumlah Penduduk /Tahun Jumlah KK/ Tahun Tingkat Pertumbuhan/Tahun Kepadatan Penduduk /Tahun Langgam , ,5 8201, ,25 0,18 0,04 0,04 0,04 0, Pangkalan Kerinci , , ,75 0,21 0,05 0,05 0,05 0, Bandar Sei Kijang , , , ,5 0,19 0,05 0,05 0,05 0, Pangkalan Kuras , , , ,25 0,19 0,05 0,05 0,05 0, Ukui , , , , ,5 0,18 0,05 0,04 0,05 0, Pangkalan Lesung , ,5 8928, ,5 0,18 0,04 0,04 0,04 0, Bunut , , , ,75 0,17 0,04 0,04 0,04 0, Pelalawan , , , , ,5 0,18 0,05 0,05 0,05 0, Bandar Petalangan , , , ,25 0,18 0,05 0,05 0,05 0, Kuala Kampar , , , , ,75 0,13 0,03 0,03 0,03 0, Kerumutan , , ,25 0,17 0,04 0,04 0,04 0, Teluk Meranti , ,5 4140, , ,25 0,13 0,03 0,03 0,03 0, Sumber : Kecamatan Dalam Angka Kabupaten Pelalawan Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 8
9 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah Salah satu indikator makro yang digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu daerah adalah perkembangan PDRB yang merupakan refleksi tingkat pertumbuhan ekonomi, disamping inflasi dan tingkat pengangguran. Laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah baik secara agregat maupun menurut lapangan usaha/sektoral dapat dihitung melalui angka PDRB atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pelalawan pada tahun 2014 tercatat Berdasarkan data perkembangan 5 (lima) tahun terakhir pada tahun 2010 APBD kab. Pelalawan tercatat sebesar Rp ,00 (enam ratus tujuh puluh empat miliyar delapan ratus empat puluh enam juta tiga ratus lima puluh empat ribu dua ratus enam puluh enam Rupiah) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar Rp ,80 (seratus lima puluh satu Miliyar delapan ratus dua puluh tiga juta empat ratus tujuh puluh tujuh ribu Sembilan ratus empat puluh enam koma delapan puluh Rupiah) maka pada tahun 2014 ini APBD kab. Pelalawan tercatat sebesar Rp ,00 (satu triliun empat ratus tiga puluh tiga miliyar Sembilan ratus enam puluh tiga juta tujuh ratus empat puluh empat ribu Rupiah). untuk pendanaan Sanitasi Kab. Pelalawan dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir mengalami penurunan sebesar Rp ,64 (delapan ratus enam puluh juta empat ratus dua puluh empat ribu delapan ratus delapan puluh enam koma enam puluh empat Rupiah), anggaran sanitasi tertinggi yaitu pada tahun anggaran 2012 sebesar Rp ,09 (empat puluh satu miliyar seratus tiga puluh Sembilan juta delapan ratus dua puluh ribu tujuh ratus Sembilan puluh tujuh koma nol Sembilan Rupiah) dan untuk tahun anggaran 2014 tercatat sebesar Rp ,00 (sebelas miliyar seratus empat juta empat ratus delapan puluh empat ribu Rupiah), anggaran tersebut merupakan angkat terendah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 9
10 No Realisasi Anggaran Tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Pelalawan Tahun Tahun Rata-Rata Pertumbuhan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) A PENDAPATAN DAERAH 674,846,354, ,146,346, ,020,357,707, ,174,615,266, ,433,963,744, ,823,477, a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 33,872,124, ,277,033, ,585,757, ,993,804, ,065,500, ,038,675, a.1.1 Pajak Daerah 4,480,000, ,815,000, ,333,500, ,246,500, ,214,500, ,946,900, a.1.2 Retribusi daerah 3,137,700, ,947,700, ,198,375, ,014,500, ,001,000, ,660, a.1.3 Hasil Pengolahan Kekayaan daerah yang dipisahkan 10,134,424, ,564,333, ,902,882, ,082,804, ,200,000, ,013,115, a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 16,120,000, ,950,000, ,151,000, ,650,000, ,650,000, ,506,000, a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 594,443,873, ,848,740, ,306,674, ,414,073, ,203,233,344, ,757,894, a.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil bukan Pajak 387,683,705, ,137,514, ,481,733, ,770,580, ,874,349, ,038,128, a.2.2 Dana Alokasi Umum 191,671,267, ,741,026, ,047,701, ,287,503, ,384,455, ,942,637, a.2.3 Dana Alokasi Khusus 15,088,900, ,970,200, ,777,240, ,355,990, ,974,540, (222,872,000.00) a.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 46,530,355, ,020,572, ,465,275, ,207,388, ,664,900, ,026,908, a.3.1 Pendapatan Hibah a.3.2 Dana darurat a.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Pemerintahan Daerah Lainnya 32,739,330, ,403,598, ,450,000, ,699,218, ,500,000, ,752,133, a.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 13,791,025, ,616,973, ,398,343, ,332,720, ,164,900, ,274,775, a.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya - - 4,969,792, ,175,450, a.3.6 Lain-lain Penerimaan yang sah - - 1,647,140, ,000,000, B BELANJA DAERAH 955,331,210, ,264,622,177, ,510,701,587, ,832,110,686, ,087,584,157, ,450,589, b.1 Belanja Tidak Langsung 407,223,628, ,226,397, ,594,998, ,989,403, ,728,960, ,501,066, b.1.1 Belanja Pegawai 313,502,786, ,589,882, ,426,588, ,410,625, ,624,689, ,824,380, b.1.2 Belanja Bunga b.1.3 Belanja Subsidi b.1.4 Belanja Hibah 15,453,453, ,412,251, ,829,279, ,451,978, ,609,471, ,031,203, Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 10
11 No Realisasi Anggaran Tahun Rata-Rata Pertumbuhan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) b.1.5 Belanja Bantuan Sosial 37,433,988, ,581,554, ,228,601, ,199,800, ,509,800, (4,384,837,768.60) b.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada Propinsi / Kabupaten / Kota dan Pemerintahan Desa 150,000, ,000, ,000, ,000, ,000, b.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Propinsi / Kabupaten / Kota dan Pemerintahan Desa 39,683,400, ,972,000, ,085,000, ,777,000, ,835,000, ,030,320, b.1.8 Belanja Tidak terduga 1,000,000, ,520,709, ,875,529, ,000,000, ,000,000, b.2 Belanja Langsung 548,107,581, ,395,779, ,004,106,588, ,195,121,282, ,417,855,197, ,949,523, b.2.1 Belanja Pegawai 52,647,102, ,259,278, ,226,222, ,177,526, ,974,464, ,665,472, b.2.2 Belanja Barang dan Jasa 222,915,093, ,554,123, ,320,897, ,806,358, ,212,370, ,059,455, b.2.3 Belanja Modal 272,545,386, ,582,378, ,559,468, ,137,398, ,668,362, ,224,595, C PEMBIAYAAN 280,484,856, ,475,830, ,343,879, ,495,419, ,620,413, ,627,111, C.1 Penerimaan 280,484,856, ,262,530, ,463,879, ,495,419, ,620,413, ,227,111, C.2 Pengeluaran - 3,786,700, ,120,000, ,000,000, ,000, SURPLUS/(DEFISIT) ANGGARAN (280,484,856,541.18) (369,475,830,736.78) (490,343,879,319.53) (657,495,419,315.46) (653,620,413,625.00) (74,627,111,416.76) Sumber : Perbub tentang penjabaran APBD Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi Kabupaten Pelalawan Tahun No SKPD Rata-Rata Pertumbuhan Dinas Pekerjaan Umum** ,765,541, ,372,360, (8,196,590,609.57) 1.a Investasi ,139,125, ,732,225, (6,203,450,209.57) 1.b Operasional/Pemeliharaan ,626,415, ,640,135, (1,993,140,400.00) 2 Badan Lingkungan Hidup 267,597, ,608, ,729,959, ,048,504, ,298,332, ,146, a Investasi 73,183, ,245, ,040, ,770, ,030, ,369, b Operasional/Pemeliharaan 194,414, ,363, ,919, ,916,734, ,302, ,777, DINAS KESEHATAN 566,265, ,632, ,397, ,027, ,615, (35,130,066.00) 3.a Investasi 144,585, ,200, ,345, ,670, (18,783,000.00) 3.b Operasional/Pemeliharaan 421,680, ,432, ,397, ,682, ,945, (16,347,066.00) Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 11
12 4 RSUD 60,000, ,250, ,250, ,000, ,000, ,800, a Investasi b Operasional/Pemeliharaan 60,000, ,250, ,250, ,000, ,000, ,800, Dinas Cipta Karya & Tata Ruang* 14,512,745, ,337,633, ,569,984, ,352,412, a Investasi 7,323,257, ,154,069, ,423,821, ,700,187, b Operasional/Pemeliharaan 7,189,488, ,183,563, ,146,162, ,224, Bappeda ,250, ,050, a Investasi ,250, ,650, b Operasional/Pemeliharaan ,000, ,400, BPMPD ,370, ,674, a Investasi ,745, ,349, b Operasional/Pemeliharaan ,625, ,325, Dinas Tata Kota Kebersihan & ,574,317, ,787,158, Pertamanan** 8.a Investasi ,683,242, ,621, b Operasional/Pemeliharaan ,891,075, ,945,537, Dishubkominfo ,240, ,248, a Investasi ,480, ,096, b Operasional/Pemeliharaan ,760, ,152, Dinas BM SDA* - - 2,696,229, ,743, a Investasi ,349, ,783, b Operasional/Pemeliharaan - - 2,657,880, ,960, Belanja Sanitasi 15,406,608, ,568,123, ,139,820, ,178,072, ,104,484, (860,424,886.64) 12 Total Pendanaan Investasi Sanitasi 7,541,025, ,642,514, ,192,211, ,315,240, ,146,642, (678,876,751.64) 13 Total Pendanaan OM 7,865,582, ,925,609, ,947,609, ,862,832, ,957,842, (181,548,135.00) 14 Belanja Langsung 548,107,581, ,395,779, ,004,106,588, ,195,121,282, ,417,855,197, ,949,523, Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja (0.00) Langsung 16 Proporsi Investasi Sanitasi - Total (0.02) Belanja Sanitasi 17 Proporsi OM Sanitasi - Total Belanja Sanitasi Sumber : Perbub tentang penjabaran APBD Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 12
13 Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi APBD Kabupaten Pelalawan No Uraian Belanja Sanitasi (Rp) Rata-Rata Pertumbuhan Belanja Sanitasi Air Limbah Domestik Sampah rumah tangga Drainase Perkotaan ( ) 1.4 PHBS Dana Alokasi Khusus 2.a DAK sanitasi 2.b DAK Lingkungan Hidup 2.c DAK Perumahan dan Permukiman 3 Pinjaman / Hibah untuk Sanitasi 4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk sanitasi Belanja APBD murni untuk Sanitasi Total Belanja Langsung 548,107,581, ,395,779, ,004,106,588, ,195,121,282, ,417,855,197, % APBD murni terhadap Belanja Langsung 1,09 2,53 2,26 3,23 2,42 2,31 Sumber : Perbub Penjabaran APBD , diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 13
14 Tabel.2. 8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Pelalawan Tahun No Deskripsi Rata-Rata Total Belanja Sanitasi Kabupaten Jumlah Penduduk 311, , , , , , Belanja Sanitasi Perkapita , Sumber : DPA Kabupaten Pelalawan dan Hasil analisis pokja sanitasi kabupaten pelalawan Tabel 2.9 Realisasi Dan Potensi Retribusi Sanitasi Perkapita Kabupaten Pelalawan Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) No SKPD Pertumbuhan(%) 1 Retribusi Air Limbah 1.a Realisasi retribusi 1.b Potensi retribusi 2 Retribusi sampah 2.a Realisasi retribusi % 2.b Potensi retribusi 3 Retribusi drainase 3.a Realisasi retribusi 3.b Potensi retribusi 4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2b+3a) 5 Total Potensi Retribusi Sanitasi (1a+2b+3a) 6 Proporsi Total Realisasi - Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) Sumber : Hasil Analisis DKP Kab. Pelalawan Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 14
15 2.10 PETA PEREKONOMIAN KABUPATEN PELALAWAN Tahun No DESKRIBSI Rata-Rata Pertumbuhan PDRB harga konstan (Struktur Perekonomian) 1,092,000, ,126,000, ,135,000, (218,400,000.00) (Rp) 2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp) 1,015,000, ,046,000, ,054,000, (203,000,000.00) 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) (1.47) Sumber : PDRB Kab. Pelalawan Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 15
16 2.4 Tata Ruang Wilayah Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Pelalawan Dengan mempertimbangkan berbagai aspek, yaitu: tujuan penataan ruang wilayah, karakter keruangan wilayah, dan isu-isu strategis wilayah Kabupaten Pelalawan, selanjutnya dirumuskan kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Pelalawan. Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Pelalawan bersifat terpadu atau saling berkaitan guna mewujudkan tujuan penataan ruang yang telah dikemukakan di depan. Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Pelalawan adalah: 1. peningkatan produktivitas kegiatan kehutanan, pertanian, dan perkebunan, didukung pengembangan industri pengolahan; 2. pengembangan kegiatan pariwisata; 3. pemanfaatan sumber daya alam sektor pertambangan berwawasan konservasi; 4. peningkatan fungsi-fungsi pelayanan sosial, ekonomi, dan budaya pada pusat-pusat kegiatan; 5. peningkatan aksesibilitas dari dan ke luar wilayah Kabupaten Pelalawan untuk mendukung keterkaitan ekonomi dan sosial budaya antara Kabupaten Pelalawan dengan wilayah di luarnya; 6. pemantapan dan peningkatan fungsi kawasan lindung; 7. peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara Potensi Rawan Bencana Berdasarkan Laporan Penyusunan Profil Daerah Rawan Bencana Kabupaten Pelalawan, Tahun 2008 diidentifikasikan potensi rawan bencana alam termasuk bencana alam geologi di wilayah Kabupaten Pelalawan mencakup bentuk atau jenis bencana dan lokasi/indikasi lokasinya dalam wilayah diuraikan sebagai berikut ini. a. Potensi Rawan Bencana Kebakaran Potensi rawan bencana kebakaran pada dasarnya hampir meliputi seluruh wilayah Kabupaten Pelalawan. Bencana kebakaran dimaksud adalah kebakaran lahan, hutan, termasuk lahan gambut, yang dapat mengakibatkan terjadinya kabut asap. Bencana kebakaran tersebut dapat terjadi secara alami bila terjadi musim kering atau kemarau, dan dapat terjadi karena akibat perilaku manusia terutama dalam pengolahan lahan pertanian atau perkebunan. b. Potensi Rawan Bencana Banjir Potensi rawan bencana banjir dibedakan atas 3 klasifikasi berdasarkan tingkat resikonya, yaitu: Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 16
17 a. lokasi rawan banjir resiko tinggi, terletak di tepi Sungai Kampar, yaitu yang terdapat di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kecamatan Pelalawan dan Kecamatan Teluk Meranti; b. lokasi rawan banjir resiko sedang, terletak di tepi Sungai Kampar dan anaknya Sungai Nilo, yaitu yang terdapat di Kecamatan Langgam, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kecamatan Pelalawan, Kecamatan Pangkalan Kuras, dan Kecamatan Ukui; c. lokasi rawan banjir resiko rendah, terletak pada aliran anak-anak Sungai Kampar lainnya, sehingga lokasi rawan banjir resiko rendah ini terletak di semua kecamatan di Kabupaten Pelalawan. Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 17
18 Peta 2.3 Rencana struktur ruang Kabupaten Pelalawan Sumber : RTRW Kabupaten Pelalawan Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 18
19 Berdasarkan PP 26/2008 Pasal 11 sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN (Pusat Kegiatan Nasional), PKW (Pusat Kegiatan Wilayah), dan PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Untuk PKN dan PKW telah ditetapkan dalam PP 26/2008 tersebut, sementara untuk PKL ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang dalam hal ini adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Riau (RTRWP Riau). Selain sistem perkotaan nasional tersebut di atas, dalam PP 26/2008 Pasal 13 ditetapkan pula PKSN (Pusat Kegiatan Strategis Nasional). Pengembangan PKSN ini untuk mendorong perkembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan sistem perkotaan nasional yang terkait dengan wilayah Kabupaten Pelalawan, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1.1, yaitu ditetapkannya PKW Pangkalan Kerinci dalam sistem perkotaan nasional. Pengembangan PKW pangkalan Kerinci ini adalah pengembangan/peningkatan fungsi sebagai pusat pertumbuhan nasional, yang diidentifikasikan dengan II/C/1. (C/1 adalah pengembangan/peningkatan fungsi dalam kerangka revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan nasional, dan II adalah untuk tahapan lima tahunan ke II dalam Indikasi Program Utama Lima Tahunan) Bila diperhatikan pada Gambar tersebut, dapat dilihat pusat-pusat lainnya di sekitar PKW Pangkalan Kerinci, yaitu: 1. PKN Pekanbaru; 2. PKW Rengat; 3. PKW Siak Sri Indrapura; 4. PKW Tembilahan; 5. PKW Taluk Kuantan; yang kelimanya di Provinsi Riau; 6. PKW Tanjung Balai Karimun di Provinsi Kepulauan Riau; dan 7. PKW Kuala Tungkal di Provinsi Jambi. Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 19
20 Peta 2.4 Rencana pola ruang Kabupaten Pelalawan Sumber : RTRW Kabupaten Pelalawan Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 20
21 Pada Gambar digambarkan Rencana Pola Ruang Nasional yang berkenaan dengan wilayah Kabupaten Pelalawan, yaitu berdasarkan Lampiran VII (Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional) dalam PP 26/2008 tentang RTRWN. Kawasan Lindung Nasional di Wilayah Kabupaten Pelalawan Berdasarkan Lampiran VII, yaitu seperti Gambar tersebut, dapat diidentifikasikan kawasan lindung nasional yang terletak di wilayah Kabupaten Pelalawan meliputi: Hutan Lindung dan Hutan Konservasi (Suaka Alam, Pelestarian Alam). Hutan Lindung yang tergambar pada Peta Pola Ruang Wilayah Nasional, secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut: - Hutan Lindung yang terletak di bagian hilir atau bagian timur wilayah Kabupaten Pelalawan adalah dominan merupakan Kawasan Bergambut, yang merupakan salah satu bentuk kawasan lindung yang penting di Kabupaten Pelalawan; - Hutan Lindung di bagian barat wilayah Kabupaten Pelalawan adalah dominan merupakan kawasan yang dikenal dengan Taman Nasional Tesso Nilo (dan termasuk rencana perluasan Taman Nasional Tesso Nilo tersebut). 2.5 Sosial dan Budaya Kondisi Sosial Budaya daerah dapat dilihat dari beberapa aspek, mulai dari pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Pendidikan sangatlah penting untuk kemajuan sebuah bangsa, karena pendidikan menyangkut masa depan sebuah negara. Maka dari itu pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan.tingkat kemajuan pendidikan dapat dilihat dari data fasilitas pendidikan atau jumlah sekolah yang ada di sebuah wilayah tersebut. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung kepada kualitas pendidikan, yaitu tenaga pengajar yang mumpuni, sarana dan prasarana yang memadai serta kurikulum yang berbasis pengembangan diri. Beberapa indikator pendidikan seperti ketersedian sarana pendidikan, jumlah bangunan sekolah Negeri yaitu Sekolah Dasar 198 unit, SLTP 47 unit dan SMU/SMK 26 unit. Sedangkan jumlah kelas sebanyak kelas untuk SD, 312 untuk SLTP dan 275 untuk SMU/SMK. Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 21
22 Tabel 2.11 Fasilitas Pendidikan yang tersedia Jumlah Fasilitas Pendidikan Kecamatan Umum (Negeri dan Swasta) Agama (Negeri dan Swasta) SD SLTP SMA SMK MI MTs MA Langgam Pangkalan Kerinci Bandar Sei Kijang Pangkalan Kuras Ukui Pangkalan Lesung Bunut Pelalawan Bandar Petalangan Kuala Kampar Kerumutan Teluk Meranti Jumlah Total Sumber : Pelalawan Dalam Angka 2013 Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Miskin PerKecamatan Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin(KK) 1 2 Langgam 699 Pangkalan Kerinci Bandar Sei Kijang 213 Pangkalan Kuras Ukui Pangkalan Lesung Bunut 623 Pelalawan Bandar Petalangan 867 Kuala Kampar Kerumutan Teluk Meranti Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2014 Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 22
23 Tabel 2.13 Jumlah Rumah PerKecamatan Nama Kecamatan Jumlah Rumah 1 2 Langgam Pangkalan Kerinci Bandar Sei Kijang Pangkalan Kuras Ukui Pangkalan Lesung Bunut Pelalawan Bandar Petalangan Kuala Kampar Kerumutan Teluk Meranti Sumber : Kecamatan Dalam Angka Kelembagaan Pemerintah Daerah Pembentukan Pemerintahan Kabupaten pelalawan dikukuhkan dengan Undangundang No.53 Tahun1999 tanggal 12 oktober Wilayah administrasi pemerintahan daerah ini terdiri dari 12 wilayah kecamatan, 12 kelurahan dan 106 desa,. Secara administrasi Kabupaten pelalawan dikepalai oleh seorang Bupati/Kepala Daerah dengan seorang Wakil Bupati. Dalam melaksanakan tugasnya, dibantu Sekretariat Daerah, Inspektorat, Dinas dan Badan. Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 23
24 Gambar 2.1 Struktur organisasi Pemerintah daerah Kabupaten Pelalawan Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 24
25 Gambar 2.2 Struktur SKPD Yang Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Pelalawan KETUA Sekretaris Daerah Kabupaten Pelalawan SEKRETARIS Asisten Administrasi Pembangunan Kabupaten Pelalawan SEKRETARIAT Bidang Fisik dan Prasarana Bappeda Kabupaten Pelalawan BIDANG PERENCANAAN BIDANG PENDANAAN BIDANG TEKNIS BIDANG PENYEHATAN, KOMUNIKASI DAN PEMBERDAYAAN BIDANG MONITORING DAN EVALUASI KETUA: Kepala Bappeda Kab. Pelalawan WAKIL KETUA Kabid. Fisik dan Prasarana Kab. Pelalawan ANGGOTA 1. Kasubbid. Permukiman, Pengairan, Perhubungan dan Pariwisata 2. Kasubbid. Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang KETUA: Asisten Administrasi Aset & keuangan Setda Kab. Pelalawan WAKIL KETUA Kepala Bagian Keuangan Setda Kab. Pelalawan ANGGOTA 1. Kasubbag Anggaran Bagian Keuangan Setda Kab. Pelalawan 2. Kasubbag. Perbendaharaan Bagian Keuangan Setda Kab. Pelalawan KETUA: Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pelalawan WAKIL KETUA Kabid. Cipta Karya Dinas PU Kab. Pelalawan ANGGOTA 1. Kasi. Perumahan Lingkungan dan Peermukiman Dinas PU 2. Kasi. Pengelolaan Sampah Dinas Tata Kota, Pertamanan dan Kebersihan KETUA: Kepala Dinas Kesehatan Kab. Pelalawan WAKIL KETUA Kabid. Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Dinkes Kab. Pelalawan ANGGOTA 1. Kabid. Komunikasi Dishubkominfo 2. Kabid Pengembangan Kelembagaan Masyarakat BPMPD 3. Kasi Penyehatan Lingkungan Dinkes 4. Kasi. Komunikasi dishubkominfo KETUA: Kepala Badan Lingkungan Hidup Kab. Pelalawan WAKIL KETUA Kabid. Penanggulangan & Pemulihan Kualitas Lingkungan BLH Kab. Pelalawan ANGGOTA 1. Kasubbid. Pemulihan Kualitas Lingkungan & Konservasi Keaneka Ragaman Hayati BLH. 2. Kasubbag Program Data & Informasi BLH Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 25
26 2.7 Komunikasi dan Media Di kabupaten Pelalawan terdapat beberapa media komunikasi antara lain : 1. Radio 2. TV setreaming Media-media komunikasi yang ada tersebut belum ada yang melaksanakan kegiatan dan pengembangan kerjasama terkait advokasi, sosialisasi, kampanye dan promosi higiene bidang sanitasi. Sampai saat ini yang melaksanakan kampanye dan promosi higiene dan sanitasi di Kabupaten pelalawan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten pelalawan. Hal ini dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini : Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 26
27 Tabel 2.14 Kegiatan Komunikasi Terkait Sanitasi No Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana 1 Pemicuan STBM 2014 Dinas Kesehatan Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran Meningkatkan peranserta masyarakat dalam penyediaan layanan sanitasi dan membiasakan PHBS dalam kehidupan sehari- hari. Sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak Terbatasnya tenaga bersih dan tidak fasilitator yang handal, Kelurahan/Desa yang sehat itu menjijikan, membuat pemicuan di mendapat program memalukan dan sejumlah RT kurang PAMSIMAS membuat sakit, sukses, perlu karenanya perlu kita peningkatan jumlah perbaiki sanitasi dan fasilitator handal. biasakan PHBS. Anggaran yang minim 2 Sosialisasi Informasi Sadar Hidup Sehat 2013 Dinas Kesehatan Meningkatkan masyarakat pentingnya sehat akan hidup Masyarakat Umum Dengan sadar hidup sehat mempunyai banyak keuntungan dan Tenaga teknis kesehatan yang kurang sehingga kurang sukses dilaksanakan serta tidak sampai pada pelosok daerah Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 27
28 Anggaran yang minim 3 Sosialisasi Informasi Sadar Hidup Sehat 2012 Dinas Kesehatan Meningkatkan masyarakat akan pentingnya hidup sehat Masyarakat Umum Dengan sadar hidup sehat mempunyai banyak keuntungan dan Tenaga teknis kesehatan yang kurang sehingga kurang sukses dilaksanakan serta Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan tidak sampai pada Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama Terkait Sanitasi No. Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Diangkat Pesan Kunci Efektivitas Sumber : Dishubkominfo kabupaten pelalawan ( Data tidak ada ) Pemerintah Kabupaten pelalawan belum menjalin kerjasama dengan media komunikasi untuk mensosialisasikan program dan kegiatan terkait sanitasi. Hal ini dikarenakan Pemerintah Kabupaten pelalawan belum terfokus ke dalam program sanitasi. Pokja Sanitasi Kabupaten Pelalawan II - 28
Gambaran Umum Wilayah
Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geogrfis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten Minahasa Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Amurang,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. Batas Administratif Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan,
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PELALAWAN BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempercepat proses pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemekaran wilayah pada dasarnya salah satu upaya untuk mempercepat proses pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Dalam
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administrasi, dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak
Lebih terperinciBAB 2. GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB 2. GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Kabupaten Kepulauan Aru dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2003 dengan maksud mengoptimalkan penyelenggaraan
Lebih terperinciPropinsi RIAU. Total Kabupaten/Kota Total Kecamatan
Propinsi RIAU Total Kabupaten/Kota Total Kecamatan Total APBN (juta) Total APBD (juta) Total (juta) : 12 : 126 : Rp. 98,653 : Rp. 10,498 : Rp. 109,150 45 of 342 PERDESAAN ALOKASI ALOKASI ALOKASI ALOKASI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH Kota Metro dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1999 dengan luas wilayah 6.874 Ha. Kota Metro terdiri dari 5 Kecamatan dengan 22 kelurahan, yang pembentukannya berdasarkan
Lebih terperinciBAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN SSK. III.1. Aspek Non Teknis
BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN III.1. Aspek Non Teknis Isu strategis aspek non teknis yang dimaksudkan dalam bagian ini merupakan isu strategis pada tataran penataan pengelolaan
Lebih terperinciRINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN
Lampiran IIa Peraturan Daerah Nomor : 13 Tahun 2015 Tanggal : 31 December 2015 PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN TAHUN ANGGARAN 2016 KODE 1.01.01
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH Kota Metro dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1999 dengan luas wilayah 6.874 Ha. Kota Metro terdiri dari 5 Kecamatan dengan 22 kelurahan, yang pembentukannya berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.
37 BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu 1. Wilayah Pembentukan Kabupaten Indragiri Hulu pada awainya ditetapkan dengan UU No. 12 Tahun 1956 tentang pembentukan
Lebih terperinci2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis
2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,
Lebih terperinciDATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)
KABUPATEN / KOTA : KAMPAR 14.01 KAMPAR 415.166 384.88 99.954 1 14.01.01 BANGKINANG 18.61 18.064 36.825 2 14.01.02 KAMPAR 26.00 25.246 51.316 3 14.01.03 TAMBANG 32.141 29.613 61.54 4 14.01.04 XIII KOTO
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH ` 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik 2.1.1 Letak Geografis merupakan salah satu dari 14 Kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan Timur dan merupakan hasil pemekaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah masalah yang penting dalam perekonomian suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh suatu negara bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan. Memorandom Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Pelalawan Hal 1
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan dokumen yang berisikan program dan kegiatan hasil konsolidasi dengan SKPD terkait dan terintegrasi dengan dokumen
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.
Lebih terperinciAPBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018
APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.
Lebih terperinciBUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN ANGGARAN 2014
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN Menimbang : a.
Lebih terperinciBUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciLampiran I.14 : PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 PROVINSI :
Lampiran I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 96/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinci03. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI RIAU
03. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI RIAU 55 Riau 1. Kuantan Mudik 200 75 50 180 75 0 175 25 30 Kuantan Sengingi 2. Singingi 200 100
Lebih terperinciLuas Baku Sawah (Ha) Bera Penggenangan
1 Riau 33.449 6.651 6.085 5.360 3.551 6.783 6.316 2.836 13.714 30.931 85.768 2 Bengkalis 638 52 108 281 87 214 209 77 81 976 1.751 3 Bantan 399 30 63 166 51 108 154 56 31 598 1.059 4 Bengkalis - - - -
Lebih terperinciSatuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi Riau
Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum 1. Kasatker SNVT Wilayah I Riau; 2. Kasatker SNVT Wilayah II Riau; 3. Para Kasatker, PPK dan Pokja di lingkungan BWWS III Riau. Pemerintah Provinsi Riau 1. Sekretaris
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2010 NOMOR 5
LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2010 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci4.1. Sejarah Berdirinya Pemerintah Provinsi Riau
54 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Berdirinya Pemerintah Provinsi Riau Provinsi Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957. Kemudian diundangkan dalam Undang-undang
Lebih terperinciGambaran Umum Wilayah`
Bab 2: Gambaran Umum Wilayah` 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan kabupaten hasil pemekaran berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2003 Tanggal 18 Desember 2003
Lebih terperinciBUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT
BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciRANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007
RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007 APBD merupakan penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah serta tugas pokok dan fungsi unit
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN ANGGARAN 2014
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN Menimbang : a.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2014
LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD
BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD 2.1. Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD Dalam penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD ini, perhatian atas perkembangan kondisi perekonomian Kabupaten Lombok
Lebih terperinciBUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN SIAK PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) TAHUN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB IV. Kota Pekanbaru terletak di tengah-tengah pulau Sumatera yang mengarah ke
BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH KAJLAN 4.1. Kota Pekanbaru 4.1.1. Geografis Kota Pekanbaru terletak di tengah-tengah pulau Sumatera yang mengarah ke daratan Sumatera. Secara geografis, kota Pekanbaru terletak
Lebih terperinciKERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
Kerangka Pengembangan Sanitasi 1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Dalam melakukan perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Pinrang ini terlebih dahulu ditentukan visi dan misi
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kerangka ekonomi makro daerah akan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang telah dicapai pada tahun 2010 dan perkiraan tahun
Lebih terperinciBAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Kabupaten Pelalawan dibentuk berdasarkan UU. No. 53 Tahun 1999, yang merupakan
BAB IV KEADAAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Sejarah Kabupaten Pelalawan 1 Kabupaten Pelalawan dibentuk berdasarkan UU. No. 53 Tahun 1999, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Kampar, dan diresmikan oleh
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN ANGGARAN 2015
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN Menimbang : a.
Lebih terperinciKERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
Kerangka Pengembangan Sanitasi 1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 1.1. Visi Misi Sanitasi Dalam melakukan perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Pinrang ini terlebih dahulu ditentukan visi dan misi
Lebih terperinciKAWASAN PESISIR KAWASAN DARATAN. KAB. ROKAN HILIR 30 Pulau, 16 KEC, 183 KEL, Pddk, ,93 Ha
LUAS WILAYAH : 107.932,71 Km2 LUAS DARATAN 86.411,90 Km2 LAUTAN 21.478,81 Km2 GARIS PANTAI 2.078,15 Km2 KAWASAN DARATAN KAB. ROKAN HULU 16 KEC,153 KEL, 543.857 Pddk, 722.977,68 Ha KAB. KAMPAR 21 KEC,245
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi, infrastrukur dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi
PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 2 TAHUN 2013
LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 02 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN ANGGARAN 2012
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN Menimbang : a.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciJumlah Anggaran 1 BELANJA , ,00 97, ,95
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR SKPD : 1.01.01. - DINAS PENDIDIKAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 2016 dan 2015 Dalam Rupiah
Lebih terperinciHalaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
1. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN i ii iii vi BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3. Maksud dan Tujuan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciBAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN
BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada
Lebih terperinciPROFIL SANITASI SAAT INI
BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana
Lebih terperinciBUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN NATUNA
BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN NATUNA TAHUN ANGGARAN 2015 BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 09 TAHUN 2011
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN MERANTI, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa sesuai Pasal
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017
GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013
SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang
Lebih terperinciLampiran 1. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten/Kota Provinsi Lampung Tahun (Juta Rupiah).
Lampiran 1. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Provinsi Lampung Tahun 1996-2012 (Juta Rupiah). KAB/KOTA 1996 1997 1998 1999 2000 LAMPUNG BARAT 216,288.15 228,209 240,651 254,944 269,325.00 LAMPUNG SELATAN 959,282.71
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
111 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan Geografis DKI Jakarta terletak di 6 0 12 lintang selatan dan 106 0 48 bujur timur dengan luas wilayah 661,26 km2, berupa daratan 661.52 km2 dan lautan 6,977,5
Lebih terperinci3.2.1 Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 1 Kebijakan pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jambi yang tergambar dalam pelaksanaan APBD merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam
Lebih terperinciTINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2012 SEBESAR 4,30 PERSEN
No 56/11/14/Tahun XIII, 5 November 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2012 SEBESAR 4,30 PERSEN Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Riau sebesar 4,30 persen, yang berarti
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar
BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN DINAS 2012
LAPORAN TAHUNAN DINAS 202 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN PELALAWAN - RIAU KATA PENGANTAR Bismillahhirrohmanirrohim, Dengan mengucapkan segala puji dan syukur kehadiran Allah SWT, sehingga Laporan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ANGGARAN 2009
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DI PROVINSI RIAU
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DI PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 8 Tahun 2014 SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciRANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH A. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kondisi makro ekonomi Kabupaten Kebumen Tahun
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG
n BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG KEGIATAN TAHUN JAMAK (MULTY YEARS) KABUPATEN SIAK TAHUN ANGGARAN
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG KEGIATAN TAHUN JAMAK (MULTY YEARS) KABUPATEN SIAK TAHUN ANGGARAN 2006 2008 BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN ANGGARAN 2016
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KARIMUN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN Menimbang : a.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim
IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum SNSE Kabupaten Indragiri Hilir yang meliputi klasifikasi SNSE Kabupaten Indragiri
Lebih terperinciQANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2014
QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2014 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Geografis dan Demografis Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru mempunyai Visi yang dirumuskan oleh aparat penyelenggara pemerintah kota Pekanbaru menuju
Lebih terperinciBUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESISIR SELATAN, Menimbang : a.
Lebih terperinci20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445 Tahun 1991);
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 T E N T A N G
- 1 - PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2016 T E N T A N G PEMBAGIAN DANA BAGI HASIL PENERIMAAN PAJAK PEMERINTAH PROVINSI UNTUK KABUPATEN/KOTA DALAM PROVINSI JAMBI TRIWULAN I TAHUN ANGGARAN 2016
Lebih terperinciBUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG KEGIATAN TAHUN JAMAK (MULTY YEARS) KABUPATEN SIAK TAHUN
Lebih terperinci2.1 Visi Misi Sanitasi
Penyiapan kerangka pembangunan sanitasi adalah merupakan milestone kedua dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dimana didalamnya terdapat sebuah tahapan yaitu formulasi visi misi. Berdasarkan Permendagri
Lebih terperinciTENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang :
Lebih terperinciIV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN
92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh
Lebih terperinciB A B V PROGRAM DAN KEGIATAN
B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP KESIMPULAN
BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator
Lebih terperinciBUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN NATUNA
BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN NATUNA TAHUN ANGGARAN 2015 BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN
Lebih terperinci