BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN SSK. III.1. Aspek Non Teknis
|
|
- Sudomo Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN III.1. Aspek Non Teknis Isu strategis aspek non teknis yang dimaksudkan dalam bagian ini merupakan isu strategis pada tataran penataan pengelolaan sektor sanitasi, sedangkan isu strategis aspek teknis yang terkait langsung dengan operasionalisasi setiap sub sektor sanitasi yang akan dipaparkan dalam sub bab isu strategis aspek teknis. III.1.1. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Dalam aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, yang menjadi isu strategis adalah: 1. Kebijakan Daerah Belum adanya tatanan substansi Perda Kabupaten Toba Samosir yang secara jelas dan tegas mengatur penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang baik dan sehat serta kebijakan dasar yang memuat substansi yang tegas untuk mengarahkan pola tindak seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, masyarakat maupun swasta. Kalaupun ada perda, hanya mengatur sektor sanitasi secara parsial (tidak terpadu dan terintegrasi) misalnya Perda No. 7 Tahun 2001 tentang Retribusi Sampah dan Perda No. 49 tahun 1999 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB); Saat ini Pemerintah Kabupaten Toba Samosir belum memiliki desain pola kerjasama yang spesifik dengan pemerintah propinsi, pemerintah pusat dan pihak ketiga dalam pengelolaan layanan sanitasi di Kabupaten Toba Samosir. III-1
2 2. Kelembagaan Belum adanya SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir yang secara khusus menangani pengelolaan sanitasi sehingga pembangunan sektor sanitasi masih ditangani secara parsial (tidak terintegrasi dan terpadu) tersebar di beberapa SKPD, sehingga program pembangunan yang dilakukan oleh SKPD masih kurang sinergis; Pendistribusian tugas terkait sanitasi pada setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir saat ini masih kurang jelas dan tegas. Sebagai contoh kasus dapat diketahui dalam hal penanganan persampahan dan air limbah sering terjadi tumpang tindih penanganannya antara Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan Kabupaten Toba Samosir dengan Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Toba Samosir; Mekanisme dan prosedur layanan sanitasi yang diterapkan oleh masingmasing SKPD penanggungjawab layanan sanitasi di Kabupaten Toba Samosir saat ini masih minim dalam mendukung penyediaan layanan sanitasi yang efektif dan efisien; SKPD penanggungjawab layanan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Toba Samosir saat ini masih berhadapan dengan masalah keterbatasan personil/aparatur yang memiliki pengetahuan, dan keterampilan teknis serta keterbatasan sarana dan prasarana sektor sanitasi. Adapun Badan/Dinas/ kantor/skpd di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir yang terkait dengan pengelolaan pembangunan dan pengembangan sektor sanitasi terdiri dari Bappeda yang didukung oleh Bagian Sekretariat Daerah Kabupaten melakukan fungsi tata kelola perencanaan, Koordinasi, Evaluasi dan Monitoring secara manajerial; Dinas Pasar, kebersihan dan Pertamanan (pengelola teknis kegiatan ) dibantu para camat, Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan (pengelola teknis kegiatan) dibantu para camat, Dinas Kesehatan (pengelola teknis kegiatan) dibantu para camat, Dinas Tata Ruang dan Permukiman (pengelola teknis kegiatan) dibantu para camat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (pengelola teknis kegiatan) dibantu para camat, III-2
3 Dinas Pendidikan (pengelola teknis kegiatan) dibantu para camat, Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah (pengelola teknis kegiatan keuangan) dan Inspektorat Wilayah Kabupaten Toba Samosir sebagai institusi pengawasan dan penilaian capaian pelaksanaan kegiatan; Kelompok Kerja (Pokja) Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010 yang dibentuk melalui Keputusan Bupati Toba Samosir Nomor 98 Tahun 2010, merupakan kelompok adhoc dan saat ini masih berhadapan dengan masalah keterbatasan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik pengelolaan sanitasi. Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada sisi kebijakan daerah dan kelembagaan: Kurangnya perhatian selama ini terhadap pembangunan dan pengembangan sektor sanitasi sehingga kebijakan daerah tentang sanitasi masih sangat terbatas; Tingkat kepatuhan masyarakat terhadap Perda No. 7 Tahun 2001 tentang Retribusi Sampah dan Perda No. 49 tahun 1999 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) secara umum masih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh masih rendahnya intensitas sosialisasi Perda dimaksud dan masih terbatasnya jangkauan layanan sarana prasarana pendukung pelaksanaan Perda dimaksud sehingga masyarakat merasakan jasa pemerintah daerah; III.1.2. Keuangan Dalam aspek keuangan, yang menjadi isu strategis adalah: Kemampuan APBD Kabupaten dalam membiayai pembangunan sanitasi masih sangat terbatas; Kurangnya inovasi dalam menggali sumber-sumber PAD dari sektor layanan sanitasi; Penggunaan dana yang masih belum tepat sasaran; III-3
4 Masih minimnya bantuan keuangan dari pemerintah daerah propinsi dan pemerintah pada sektor sanitasi. Adapun kondisi alokasi Anggaran untuk penataan sektor (meliputi drainase, pemberdayaan masyarakat, persampahan dan penataan lingkungan bersih dan sehat) di Kabupaten Toba Samosir dari APBD Kabupaten Toba Samosir mulai dari TA 2008, 2009 dan 2010 yang tersebar di Dinas Kesehatan, Dinas Tata Ruang Permukiman, Badan Lingkungan Hidup dan Pertambangan, Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah sebagai berikut: T.A Tabel III.1. Alokasi Anggaran Penataan Dari Belanja Langsung APBD Kabupaten Toba Samosir KONDISI BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN TOBA SAMOSIR TOTAL BELANJA ( Rp ) TOTAL BELANJA LANGSUNG (Rp) SKPD PAGU (Rp) TA 2008 TA 2009 TA Dinas Kesehatan Dinas Tarukim Dinas Pasar Badan Lingkungan Hidup & Pertambangan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Total TA Dinas Kesehatan Dinas Tarukim Dinas Pasar Badan Lingkungan Hidup & Pertambangan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Total TA Dinas Kesehatan Dinas Tarukim Dinas Pasar Badan Lingkungan Hidup & Pertambangan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Sumber Data: Dokumen APBD Kabupaten Toba Samosir Total TA III-4
5 Untuk melihat kondisi alokasi anggaran dari pos belanja APBD Kabupaten Toba Samosir TA 2008, 2009 dan Tahun Anggaran yang sedang berlangsung Tahun 2010 untuk penataan pembangunan sektor dilakukan dengan perhitungan proporsi Total Belanja Langsung untuk sektor dari setiap SKPD yang terlibat terhadap Total Belanja Langsung dari APBD Kabupaten Toba Samosir. Dari tabel III.1 dapat diperoleh proporsi penataan sektor sanitasi berturut turut untuk TA 2008 sebesar 5,87%, TA 2009 sebesar 3,65% dan angka sementara TA sebesar 5,32%. Berdasarkan tabulasi perkembangan pendapatan dan belanja Kabupaten Toba Samosir yang diuraikan dalam Tabel III.2, untuk menentukan kondisi keuangan daerah dalam keadaan baik/tidak baik dapat ditentukan melalui rasio/perbandingan antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Total Pendapatan APBD dengan ketentuan apabila hasilnya 10% menunjukkan bahwa kondisi keuangan daerah dalam keadaan baik. Maka merujuk pada rasio PAD terhadap total pendapatan pada APBD Kabupaten periode 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009 berturut turut sebesar 2,21%; 4,84%; 2,04%; 2,76% dan 2,13%. Dengan demikian keadaan keuangan di Kabupaten Toba Samosir berada pada posisi lemah/memerlukan bantuan/suntikan dana. III-5
6 Tabel III.2 Perkembangan Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Toba Samosir T.A Uraian Realisasi (Rp) 2005 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1. Pendapatan Pajak Daerah ,00 2. Retribusi Daerah ,00 3. Hasil Perusahaan Milik Daerah & Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah ,00 4. Lain-lain PAD yang sah ,62 Jumlah PAD ,62 Pendapatan Dana Perimbangan 1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak ,00 2. Bagi Hasil Bukan Pajak ,00 3. DAU ,00 4. DAK ,00 5. Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Propinsi ,00 Jumlah Pendapatan Dana Perimbangan ,00 Lain-lain Pendapatan yang Sah 1. Dana bantuan dari Pemerintah ,92 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah ,92 Total Pendapatan T.A ,54 Belanja Tidak Langsung ,00 Belanja Pegawai/Personalia ,00 Belanja Barang dan Jasa ,00 Belanja Pemeliharaan ,00 Belanja Langsung ,69 Belanja Aparatur ,00 Belanja Operasi Pemeliharaan ,00 Belanja Pegawai/Personalia ,00 Belanja Barang dan Jasa ,00 Belanja Perjalanan Dinas ,00 III-6
7 T.A Uraian Realisasi (Rp) Belanja Pemeliharaan ,00 Belanja Modal ,00 Belanja Publik ,69 Belanja Operasi Pemeliharaan ,50 Belanja Pegawai/Personalia ,00 Belanja Barang dan Jasa ,00 Belanja Perjalanan Dinas ,00 Belanja Pemeliharaan ,50 Belanja Modal ,19 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan ,00 Belanja Tidak Tersangka ,00 Total Belanja ,69 Pembiayaan ,28 Penerimaan Pembiayaan ,28 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu ,28 Pengeluaran Daerah ,00 Penyertaan Modal (Investasi) ,00 Pembayaran Hutang yang Jatuh Tempo 0,00 Jumlah Pembiayaan , Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1. Pendapatan Pajak Daerah ,00 2. Retribusi Daerah ,00 3. Hasil Perusahaan Milik Daerah & Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah ,00 4. Lain-lain PAD yang sah ,54 Jumlah PAD ,54 Pendapatan Dana Perimbangan 1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak ,00 2. Bagi Hasil Bukan Pajak ,00 3. DAU ,00 4. DAK ,00 III-7
8 T.A Uraian Realisasi (Rp) 5. Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Propinsi ,00 Jumlah Pendapatan Dana Perimbangan ,00 Total Pendapatan ,54 Belanja ,09 Belanja Aparatur ,00 Belanja Administrasi Umum ,00 Belanja Operasi dan Pemeliharaan ,00 Belanja Modal ,00 Belanja Publik ,09 Belanja Administrasi Umum ,00 Belanja Operasi dan Pemeliharaan ,00 Belanja Modal ,09 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan ,00 Belanja Tidak Tersangka 0,00 Jumlah Belanja T.A ,09 Surplus/(Defisit) ,45 Pembiayaan ,22 Penerimaan Daerah ,22 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu ,22 Transfer dari Dana Cadangan 0,00 Transfer dari Dana Depresiasi 0,00 Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 0,00 Hasil Penjualan Asset Daerah yang Dipisahkan 0,00 Pengeluaran Daerah ,00 Penyertaan Modal (Investasi) ,00 III-8
9 T.A Uraian Realisasi (Rp) Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo 0,00 Pembiayaan Netto , Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1. Pendapatan Pajak Daerah ,00 2. Retribusi Daerah ,00 3. Hasil Perusahaan Milik Daerah & Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah ,50 4. Lain-lain PAD yang sah ,00 Jumlah PAD ,50 Pendapatan Transfer 1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak ,00 2. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Bukan Pajak ( sumber daya alam ) ,00 3. DAU ,00 4. DAK ,00 5. Bagi Hasil Pajak ,00 Jumlah Pendapatan Transfer ,00 Lain-lain Pendapatan yang Sah 1. Pendapatan Dana Darurat ,00 2. Bantuan Keuangan dari Propinsi ,00 3. Pendapatan lainnya ,00 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah ,00 Total Pendapatan T.A ,50 Belanja ,00 Belanja Tidak Langsung ,00 Belanja Pegawai ,00 Belanja Bantuan Sosial ,00 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Propinsi/ ,00 Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Tidak Terduga ,00 III-9
10 T.A Uraian Realisasi (Rp) Belanja Langsung ,00 Belanja Pegawai ,00 Belanja Barang dan Jasa ,00 Belanja Modal ,00 Total Belanja T.A ,00 Surplus/(Defisit) ,50 Pembiayaan Penerimaan ,67 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu ,67 Transfer dari Dana Cadangan 0,00 Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 0,00 Hasil Penjualan Asset Daerah yang Dipisahkan 0,00 Pengeluaran ,00 Penyertaan Modal (Investasi) ,00 Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo 0,00 Pembiayaan Dana Bergulir ,00 Pembiayaan Netto , Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1. Pendapatan Pajak Daerah ,00 2. Retribusi Daerah ,00 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan ,13 4. Lain-lain PAD yang sah ,00 Jumlah PAD ,13 Pendapatan Transfer 1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak ,00 2. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Bukan Pajak (sumber daya alam) ,00 3. DAU ,00 4. DAK ,00 5. Bagi Hasil Pajak ,00 III-10
11 T.A Uraian Realisasi (Rp) 6. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak ,14 Jumlah Pendapatan Transfer ,14 Lain-lain Pendapatan yang Sah 1. Bantuan keuangan dari Propinsi ,00 2. Pendapatan Lainnya ,94 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah ,94 Total Pendapatan T.A ,21 Belanja ,69 Belanja Operasi ,60 Belanja Pegawai ,60 Belanja Barang ,00 Belanja Bunga 0,00 Belanja Subsidi 0,00 Belanja Hibah ,00 Belanja Bantuan Sosial ,00 Belanja Bantuan Keuangan ,00 Belanja Modal ,09 Belanja Tanah 0,00 Belanja Peralatan dan Mesin ,00 Belanja Gedung dan Bangunan ,00 Belanja Jalan, irigasi dan Jaringan ,09 Belanja Aset Tetap Lainnya ,00 Belanja Aset Lainnya 0,00 Belanja Tidak Terduga ,00 Belanja Tidak Terduga ,00 Jumlah Belanja T.A ,69 Surplus/(Defisit) ( ,48) Pembiayaan ,17 Penerimaan Daerah ,17 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu ,17 III-11
12 T.A Uraian Realisasi (Rp) Pencairan Dana Cadangan 0,00 Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 0,00 Hasil Penjualan Asset Daerah yang Dipisahkan 0,00 Pengeluaran Daerah 0,00 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 Penyertaan Modal (Investasi) 0,00 Pembayaran Hutang Pokok yang Jatuh Tempo 0,00 Pembiayaan Netto , Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) 1. Pendapatan Pajak Daerah ,00 2. Retribusi Daerah ,00 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan ,00 4. Lain - lain PAD yang sah ,00 Jumlah PAD ,00 Pendapatan Transfer 1. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Pajak ,00 2. Bagian Daerah dari Bagi Hasil Bukan Pajak ( sumber daya alam ) ,00 3. DAU ,00 4. DAK ,00 5. Bagi Hasil Pajak ,28 Jumlah Pendapatan Transfer ,28 Lain-lain Pendapatan yang Sah 1. Pendapatan Dana Darurat ,00 2. Bantuan Keuangan dari Propinsi ,00 3. Pendapatan lainnya ,00 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah ,00 Total Pendapatan T.A ,28 Belanja ,60 III-12
13 T.A Uraian Realisasi (Rp) Belanja Operasi ,00 Belanja Pegawai ,00 Belanja Barang ,00 Belanja Bunga 0,00 Belanja Subsidi 0,00 Belanja Hibah ,00 Belanja Bantuan Sosial ,00 Belanja Bantuan Keuangan ,00 Belanja Modal ,60 Belanja Tanah 0,00 Belanja Peralatan dan Mesin ,00 Belanja Gedung dan Bangunan ,71 Belanja Jalan, irigasi dan Jaringan ,89 Belanja Aset Tetap Lainnya ,00 Belanja Aset Lainnya 0,00 Belanja Tidak Terduga ,00 Belanja Tidak Terduga ,00 Jumlah Belanja T.A ,60 Surplus/(Defisit) - Pembiayaan ,69 Penerimaan Daerah ,69 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu ,69 Pencairan Dana Cadangan 0,00 Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 0,00 Hasil Penjualan Asset Daerah yang Dipisahkan 0,00 Pengeluaran Daerah 0,00 Pembentukan Dana Cadangan 0,00 Penyertaan Modal (Investasi) 0,00 Pembayaran Hutang Pokok yang Jatuh Tempo 0,00 Pembiayaan Netto ,69 Sumber Data : Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah Kab. Tobasa 2009 III-13
14 Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Untuk menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat dilakukan dengan membandingkan PAD perkapita terhadap PDRB perkapita dengan ketentuan bahwa apabila nilai rasio PAD perkapita terhadap PDRB perkapita 5% menunjukkan tingkat partisipasi yang baik. Maka merujuk pada rasio PAD perkapita terhadap PDRB perkapita atas dasar harga berlaku periode 2006, 2007, dan 2008 berturut turut sebesar 6,40%; 3,01% dan 3,82%. Dengan demikian keadaan keuangan di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2007 dan 2008 berada pada posisi tingkat partisipasi masyarakat yang lemah/memerlukan bantuan/suntikan dana. Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada sisi keuangan: 1. Kurangnya perhatian selama ini terhadap pembangunan dan pengembangan sektor sanitasi sehingga pengalokasian keuangan daerah masih belum mendukung pembangunan dan pengembangan sektor sanitasi; 2. Keterbatasan kemampuan sumber daya manusia aparatur dalam meningkatkan sumber-sumber pendapatan daerah. III.1.3. Komunikasi Dalam aspek komunikasi, yang menjadi isu strategis adalah: Advokasi isu sanitasi belum dilakukan secara terintegrasi (dilakukan secara parsial/sektoral dan tidak terpadu) oleh SKPD terhadap seluruh pemangku kepentingan; Belum optimalnya perluasan jaringan, aliansi dan kemitraan dari berbagai kelompok sasaran (media massa, sekolah, universitas, jaringan keagamaan, posyandu) bagi percepatan pembangunan sanitasi skala kota di Kabupaten Toba Samosir; Belum terbangunnya sistem informasi sanitasi kabupaten sebagai wahana bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) seperti adanya pertemuan berkala yang berpotensi sebagai pemicu dan focal point dalam mendukung percepatan pembangunan sanitasi. III-14
15 Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada sisi komunikasi: 1. Minimnya sarana dan prasarana pendukung penyebarluasan informasi layanan sanitasi; 2. Keterbatasan kemampuan sumber daya manusia aparatur dalam penyebarluasan informasi layanan sanitasi. III.1.4 Keterlibatan Pelaku Bisnis Dalam aspek keterlibatan pelaku bisnis, yang menjadi isu strategis adalah belum adanya keterlibatan pelaku bisnis dalam mengelola sektor sanitasi. Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada sisi keterlibatan pelaku bisnis: 1. Tingginya ketergantungan pengelolaan sanitasi pada pemerintah; 2. Kurangnya kepedulian terhadap pengelolaan sanitasi. III.1.5. Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan Dalam aspek pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan, yang menjadi isu strategis adalah: Masyarakat belum berkontribusi/swadaya dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi (air limbah, persampahan, drainase lingkungan dan air bersih); Dukungan SKPD terkait sanitasi masih terbatas dalam melibatkan masyarakat; Kurangnya kerelaan masyarakat dalam pelepasan lahan dan ketersediaan lahan untuk pembangunan dan pengembangan sektor sanitasi. Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada sisi pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan: 1. Kesejahteraan masyarakat yang relatif rendah; 2. Kesadaran masyarakat pada umumnya masih rendah. III-15
16 III.1.6. Monitoring dan Evaluasi Dalam aspek monitoring dan evaluasi, yang menjadi isu strategis adalah belum adanya mekanisme pemantauan berkala dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan kegiatan sanitasi. Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada sisi monitoring dan evaluasi: 1. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung; 2. Masih minimnya kemampuan sumber daya aparatur. III.2. Aspek Teknis dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat A. Perencanaan Wilayah Kabupaten Toba Samosir (sumber: Laporan Akhir Revisi RTRW Kabupaten Toba Samosir Tahun 2009) Sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan strategi pengembangan wilayah Kabupaten Toba Samosir ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Lokal (Mikro) adalah pemecahan masalah ketidakseimbangan perkembangan antara wilayah bagian utara dengan wilayah bagian selatan, termasuk didalamnya masalah kegiatan yang merusak lingkungan. 2. Secara Regional dan Nasional (Makro) adalah meningkatkan peran Kebupaten Toba Samosir terhadap wilayah sekitarnya baik secara ekonomi maupun fisik dan ikut mendorong terciptanya kawasan andalan Tapanuli dan sekitarnya (Unggulan kawasan pantai tengah (Toba Samosir) dan kawasan Strategis Nasional Danau Toba dan Sekitarnya. 3. Secara Internasional (Makro) adalah meningkatkan peran Kabupaten Toba Samosir dalam konteks perdagangan Internasional terutama dengan Negaranegara di Kawasan Timur Tengah dan Asia Selatan. Adapun dasar-dasar dalam penentuan strategi pengembangan wilayah ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis kebijaksanaan pembangunan dalam Konstelasi Nasional, Pulau Sumatera dan Provinsi Sumatera Utara; 2. Hasil perumusan Potensi dan Masalah Pengembangan Wilayah Kabupaten Toba Samosir. III-16
17 Berdasarkan hal tersebut, maka strategi pengembangan ruang wilayah Kabupaten Toba Samosir dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Mempertahankan kawasan yang berfungsi lindung 2. Mendorong pertumbuhan kawasan yang berfungsi budidaya yang terdiri dari: Kawasan yang sangat perlu didorong pertumbuhannya Kawasan yang perlu didorong pertumbuhannya Kawasan yang didorong pertumbuhannya 3. Mengendalikan pertumbuhan kawasan yang berlokasi 100 meter dari pinggir pantai dengan pertimbangan rawan bencana. Kondisi fisik wilayah Kabupaten Toba Samosir yang cenderung linier atau memanjang dari Utara ke Selatan, maka struktur pusat pengembangan yang sesuai untuk wilayah ini adalah Pusat Jamak (Pusat lebih dari satu). Adapun dasar pertimbangan dalam penyusunan rencana struktur pusat pengembangan wilayah Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut: 1. Hasil analisis struktur ruang berdasarkan RTRW Nasional, RTRW Pulau Sumatera dan RTRW Provinsi Sumatera Utara; 2. Hasil analisis skalogram; 3. Hasil perumusan potensi dan masalah pengembangan wilayah; 4. Strategi pengembangan wilayah Kabupaten Toba Samosir; 5. Kebijaksanaan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir (Visi, Misi, Arah Kebijakan Program Strategis). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Rencana Struktur Pusat Pengembangan Wilayah Kabupaten Toba Samosir dapat diuraikan sebagai berikut: A. Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki I Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki I untuk melayani kegiatan dengan skala Regional (Kabupaten Toba Samosir dengan Sekitarnya) dan Lokal (Kabupaten Toba Samosir) serta Lingkungan (Kecamatan). Sedangkan lokasi dari Pusat III-17
18 Pengembangan Wilayah Hirarki I ini adalah di Pusat Kecamatan Balige dengan pertimbangan: Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan Negara dan merupakan Ibukota Kabupaten (Pusat Pemerintahan); Sesuai dengan arahan RTRW Provinsi Sumatera Utara dan Balige sebagai PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) type II/C/1; Sesuai dengan potensi eksisting. Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Balige ini adalah : Pusat Pemerintahan Kabupaten & Kecamatan; Pusat Kawasan Industri Kecil (industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industri rumah tangga lainnya); Pusat Pendidikan umum dan Kejuruan (SD, SLTP, SLTA, PT/DIII); Pusat perdagangan dan jasa (Pasar dan Bank); Pusat Transportasi Danau. B. Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki II Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki II ini untuk melayani kegiatan dengan skala Lokal (Kabupaten Toba Samosir) dan skala lingkungan kecamatan. Sedangkan lokasi dari Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki II ini adalah sebagai berikut: 1. Pusat Kecamatan Porsea dengan pertimbangan: Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan Provinsi dan merupakan Ibukota Kecamatan Sesuai dengan arahan RTRW Nasional untuk mendorong pertumbuhan kawasan tertinggal, Porsea sebagai PKL (Perda RTRWP Usul Kabupaten) Sesuai dengan potensi eksisting. Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Porsea ini adalah: Pusat Pemerintahan Kecamatan Pusat Pertanian Industri Kertas (Toba Pulp Lestari) III-18
19 2. Pusat Kecamatan Sigumpar dengan pertimbangan: Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan Provinsi dan merupakan ibukota Kecamatan Sesuai dengan arahan RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Sumatera Utara Sesuai dengan potensi eksisting. Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Sigumpar ini adalah: Pusat Pemerintahan Kecamatan Pusat Pariwisata Rohani (Museum, Makam Nomensen) Pusat Pendidikan Menengah. 3. Pusat Kecamatan Lumban Julu dengan pertimbangan: Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan Provinsi dan merupakan Ibukota Kecamatan Sesuai dengan potensi eksisting. Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Lumban Julu ini adalah: Pusat Pemerintahan Kecamatan Pusat Pertanian dan pengolahan hasil pertanian Pusat Agropolitan (Pengembangan Tanaman Jagung) Pusat pendidikan menengah. 4. Pusat Kecamatan Habinsaran dengan pertimbangan: Lokasi strategis dilalui oleh jaringan jalan Negara dan merupakan Ibukota Kecamatan Sesuai dengan potensi eksisting Sesuai dengan arahan RTRW Provinsi Sumatera Utara. Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan Habinsaran ini adalah : Pusat Pemerintahan Kecamatan Pusat Perkebunan (PTP IV Kebun Teh Sibosur) Pusat Pertanian dan pengolahan hasil perkebunan Pusat pendidikan menengah dan kejuruan. III-19
20 C. Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki III Pusat Pengembangan Wilayah Hirarki III ini untuk kegiatan dengan skala lingkungan Kecamatan. Dasar pertimbangan pemilihan lokasinya adalah sesuai dengan potensi eksisting dan merupakan Ibukota Kecamatan. Adapun lokasi tersebut terdiri dari: 1. Pusat Kecamatan Laguboti 2. Pusat Kecamatan Tampahan 3. Pusat Kecamatan Siantar Narumonda 4. Pusat Kecamatan Silaen 5. Pusat Kecamatan Uluan 6. Pusat Kecamatan Meranti Pintu Pohan 7. Pusat Kecamatan Ajibata 8. Pusat Kecamatan Borbor 9. Pusat Kecamatan Nassau 10. Pusat Kecamatan Parmaksian 11. Pusat Bonatua Lunasi Pusat Kecamatan masing-masing dengan pertimbangan skala lingkungan: Lokasi strategis skala lingkungan sebahagian wilayah dilalui oleh jaringan jalan Provinsi dan jalan Kabupaten serta merupakan Ibukota Kecamatan Sesuai dengan potensi eksisting Sesuai dengan arahan RTRW Provinsi Sumatera Utara. Adapun fungsi primer dari Pusat Pengembangan masing-masing kecamatan adalah: Pusat Pemerintahan Kecamatan Pusat Perkebunan rakyat dan pengolahan hasil perkebunan rakyat Pusat Pertanian dan pengolahan hasil pertanian Pusat pendidikan menengah dan kejuruan. Isu strategis aspek teknis ini memuat tentang isu strategis dan tantangan layanan sanitasi sebagaimana berikut: III-20
21 III.2.1. Sub Sektor Air Limbah Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut: Sangat minimnya sarana prasarana pengelolaan air limbah; Alokasi anggaran pengelolaan air limbah sangat terbatas; Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan tanah/aset untuk kepentingan umum; Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah. Tantangan Layanan Kabupaten Pada Aspek Teknis Sub Sektor Air Limbah: 1. Minimnya ketersediaan data dan informasi kondisi lapangan (topografi, hidrologis, demografi, dsb); 2. Keterbatasan kemampuan sumber daya aparatur dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi; 3. Kondisi jarak hunian penduduk relatif dekat; 4. Mindset masyarakat belum terarah ke pengelolaan air limbah, apalagi dikemudian hari ada pungutan biaya untuk retribusi; 5. Tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat yang belum merata. III.2.2. Sub Sektor Persampahan Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut: Kesadaran masyarakat akan buang sampah dengan benar rendah; Sarana dan Prasarana persampahan masih sangat kurang; Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan tanah/aset untuk kepentingan umum; Sangat terbatasnya alokasi anggaran pengelolaan persampahan; Minimnya petugas kebersihan. Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada aspek teknis sub sektor persampahan: III-21
22 1. Tingkat pendidikan masyarakat yang belum merata; 2. Minimnya ketersediaan data dan informasi tentang volume timbunan sampah; 3. Keterbatasan kemampuan sumber daya aparatur dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan persampahan; 4. Mindset masyarakat belum terarah ke pengelolaan sampah, ditambah lagi adanya pungutan biaya untuk retribusi sampah. III.2.3. Sub Sektor Drainase Lingkungan Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan drainase di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut: Rendahnya kesadaran masyarakat; Alokasi anggaran terbatas; Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan tanah/aset untuk kepentingan umum; Kurangnya fasilitas sanitasi umum dan lingkungan permukiman. Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada aspek teknis sub sektor drainase: 1. Keterbatasan lahan dan tingkat kerelaan masyarakat dalam pelepasan lahan masih minim; 2. Tingkat pendidikan masyarakat yang belum merata; 3. Minimnya ketersediaan data dan informasi tentang kondisi lapangan (topografi, sebaran permukiman, hidrologi, dsb); 4. Keterbatasan kemampuan sumber daya aparatur dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan drainase. III.3.4. Sektor Air Bersih Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan air bersih di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut: Rendahnya kesadaran masyarakat atas pengelolaan & pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih; III-22
23 Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyerahkan tanah/aset untuk kepentingan umum; Alokasi anggaran pengelolaan air bersih sangat terbatas; Terbatasnya ketersedian dan keberfungsian sarana dan prasarana air bersih. Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada aspek teknis sub sektor air bersih: 1. Minimnya ketersediaan data dan informasi kondisi lapangan tentang sumbersumber air bersih; 2. Tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat yang belum merata; 3. Terbatasnya kemampuan sumber daya aparatur dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pengelolaan air bersih. III.2.5. Aspek Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan PHBS di Kabupaten Toba Samosir adalah sebagai berikut: Kesadaran masyarakat tentang arti penting PHBS masih terbatas; Alokasi anggaran sangat terbatas; Sarana prasarana pendukung jangkauan layanan PHBS masih terbatas. Tantangan layanan sanitasi kabupaten pada aspek teknis sub sektor PHBS adalah tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat yang belum merata. III-23
BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN PPSP STRATEGI SANITASI KOTA. III.1. Aspek Non Teknis
BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KABUPATEN III.1. Aspek Non Teknis Isu strategis aspek non teknis yang dimaksudkan dalam bagian ini merupakan isu strategis pada tataran penataan pengelolaan
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
(RPJMD) Tahun 20162021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan Kabupaten Pandeglang dikelola berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku diantaranya UndangUndang
Lebih terperinciBAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA
BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. Aspek Non-teknis Perumusan strategi layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur didasarkan pada isu-isu strategis yang dihadapi pada saat ini.
Lebih terperinci, ,00 10, , ,00 08,06
E. AKUNTABILITAS KEUANGAN Perkembangan realisasi pendapatan daerah selama 5 (lima) tahun terakhir sejak Tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 selalu menunjukkan peningkatan. Berdasarkan realisasi pendapatan
Lebih terperinciLampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK
Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK Lampiran 2 (dalam rupiah) Pemerintah Kabupaten Gresik Laporan Realisasi Anggaran (APBD) Tahun Anggaran 2011 Uraian Anggaran 2011 Realisasi 2011 Pendapatan
Lebih terperinciIV.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian
BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Toba Samosir tahun 2011-2015 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian serta
Lebih terperinciCAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN
CAPAIAN KINERJA Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan Undang Undang Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat
Lebih terperinciWALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012
WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang
Lebih terperinciRANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007
RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007 APBD merupakan penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah serta tugas pokok dan fungsi unit
Lebih terperinciBAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan
Lebih terperinciVI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI Dalam bab ini akan dijelaskan strategi untuk melakukan pemantauan/ monitoring dan evaluasi dengan fokus kepada pemantauan dan evaluasi Strategi Kabupaten Berskala Kota ()
Lebih terperinciBUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN TOBA
Lebih terperinciGAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu
BAB - III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Kinerja Keuangan Masa Lalu Arah Kebijakan Pengelolaan Keuangan Kebijakan Umum Anggaran Bab ini berisi uraian tentang gambaran umum mengenai pengelolaan keuangan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Gambaran pengelolaan keuangan daerah mencakup gambaran kinerja dan pengelolaan keuangan daerah tahuntahun sebelumnya (20102015), serta kerangka pendanaan. Gambaran
Lebih terperinciPenyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014
Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2014 STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)
Lebih terperinciWALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011
WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang
Lebih terperinciISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI
BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 22 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012
PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 22 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH, Menimbang : a. bahwa memenuhi
Lebih terperinciIVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN
STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana
Lebih terperinciBAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH A. KEBIJAKAN PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih, pendapatan daerah dimaksud
Lebih terperinciTahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan ( Lembaran Negara Republik
WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kerangka ekonomi makro daerah akan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang telah dicapai pada tahun 2010 dan perkiraan tahun
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja
Lebih terperinciKERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.
1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah XXXX 4 Kas di Bendahara Pengeluaran XXXX 5 Kas di Bendahara Penerimaan XXXX 6 Piutang Pajak XXXX 7 Piutang Retribusi XXXX 8 Bagian Lancar TGR XXXX 9 Piutang Lainnya
Lebih terperinciBAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD
BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD 2.1. Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD Dalam penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD ini, perhatian atas perkembangan kondisi perekonomian Kabupaten Lombok
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dalam Peraturan Daerah
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN
PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN NO 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3 Pendapatan Pajak Daerah LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN
Lebih terperinciGambaran Umum Wilayah
Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geogrfis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten Minahasa Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Amurang,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESISIR SELATAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA
BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian
Lebih terperinciBADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Lebih terperinciLAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
PEMERINTAH KOTA TEGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO. URUT URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 (%) REALISASI
Lebih terperinciBUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT
BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN POKOK
4 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR NERACA KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 URAIAN JUMLAH (Rp) 2008 2007 ASET ASET LANCAR Kas 5.252.211.953,56 53.229.664.501,08
Lebih terperinciAPBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018
APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 18 TAHUN 2009 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH NO 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI
Lebih terperinciNERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012
LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 No Uraian Reff (dalam rupiah) 1 ASET 2 ASET LANCAR 4.5.1.1 3 Kas di Kas Daerah 4.5.1.1.1) 90.167.145.260,56
Lebih terperinciANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2006
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2006 DIPERBANYAK OLEH: BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciGAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi) Disampaikan dalam Konsultasi Publik Rancangan Awal RPJMD Kab. Gunungkidul 2016-2021 RABU, 6 APRIL 2016 OUT LINE REALISASI (2011 2015) a. Pendapatan
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis perekonomian daerah, sebagai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 SALINAN WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG
Lebih terperinciKeuangan Kabupaten Karanganyar
Keuangan Kabupaten Karanganyar Realisasi Pendapatan 300,000 250,000 255,446 200,000 150,000 119,002 100,000 50,000 22,136 7,817 106,490 0 2009 2010 2011 PENDAPATAN ASLI DAERAH 2012 2013 2014 2,015 Pendapatan
Lebih terperinciPEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010
A. NERACA Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2011 PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah) ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah 1.506.460.908.360,30
Lebih terperinciKata Pengantar. Kupang, Februari 2014 KEPALA BAPPEDA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,
Kata Pengantar Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena atas penyertaan-nya maka penyusunan Buku Statistik Kinerja Keuangan Provinsi NTT Beserta SKPD 2009-2013 ini dapat diselesaikan. Dalam era
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BATU
SALINAN PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 9 2009 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011
Laporan Pemerintah Aceh Tahun 212 A. NERACA PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 212 dan 211 (Dalam Rupiah) URAIAN TAHUN 212 TAHUN 211 ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah 1,931,325,183,1.75 1,56,46,98,36.3
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 12 TAHUN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,
{{ PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa Penyusunan
Lebih terperinciBAB III PENGELOLAAN RETRIBUSI PARKIR KOTA SURABAYA. A. Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah
BAB III PENGELOLAAN RETRIBUSI PARKIR KOTA SURABAYA A. Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah Otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintah
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan
Lebih terperinciBAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan
Lebih terperinciJUMLAH ASET LANCAR , ,94
A. Neraca Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 21 PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 21 dan 29 (Dalam Rupiah) URAIAN TAHUN 21 TAHUN 29 (1) (3) (4) ASET ASET LANCAR Kas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s.
PENDAHULUAN Sebagai perwujudan pembangunan daerah dan tata kelola keuangan daerah, landasan kerja pemerintah adalah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah,
Lebih terperinciLAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO. URUT URAIAN ANGGARAN REALISASI REF (%) 2015 2015
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciWALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BENGKULU TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU,
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KOTA SERANG TAHUN ANGGARAN 2011
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KOTA SERANG TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN A. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berkaitan dengan manajemen keuangan pemerintah daerah, sesuai dengan amanat UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK
BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari Strategi Kabupaten Toba Samosir tahun 2011-2015 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian serta trategi
Lebih terperinciBAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang,
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah menerbitkan paket peraturan perundang undangan bidang pengelolaan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,
Lebih terperinciDRAFT QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN ANGGARAN 2015
DRAFT QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN ANGGARAN 2015 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI PIDIE
Lebih terperinciWALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG
WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 5 TAHUN 2013 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013
BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 5 TAHUN 2013 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 11 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi
Lampiran 2: Hasil analisis SWOT Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasi (teknis dan non-teknis) untuk sektor Air Limbah di Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut : a.
Lebih terperinciCatatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1
LAPORAN KEUANGAN 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN AGAM N E R A C A PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (AUDITED) NO. U R A I A N 2,014.00 2,013.00 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah 109,091,924,756.41
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang :
Lebih terperinciWALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014
WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa sehubungan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 13 TAHUN 2010 T E N T A N G
1 Menimbang Mengingat : a. b. c. 1. 2. PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 13 TAHUN 2010 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2.1.1.1 Pengertian APBD Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pelayanan
Lebih terperinciBAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pelaksanaan Otonomi Daerah secara luas, nyata dan bertanggungjawab yang diletakkan pada Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan
STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil
Lebih terperinciBUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR
BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat dan ridhonya semata Pemerintah Kabupaten Sampang dapat menyelesaikan Pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Kabupaten Jembrana dalam hal pengelolaan keuangan daerah telah menerapkan pola pengelolaan keuangan berbasis
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 No. URAIAN Ref 2014 2013 (dalam rupiah) 1 ASET 5.1.1 2 ASET LANCAR 5.1.1.1 3 Kas di Kas Daerah 5.1.1.1.1 102.915.303.038,76
Lebih terperinciAnda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.
Modal Calon Eksekutif & Legislatif Jember & Lumajang Gegapgempita dan hingar-bingar kampanye pemilu 2009 tengah berlangsung saat ini di seluruh penjuru Negara RI. Semua Caleg menunjukkan prestise mempublikasikan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014
PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (dalam rupiah) URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 % REALISASI 2013 PENDAPATAN
Lebih terperinciBUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN WAJO TAHUN ANGGARAN 2014 [ DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.
PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2014
SALINAN BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,
Lebih terperinci