BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. (MSDM), perlu diungkap tentang pengertian manajemen itu sendiri.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. (MSDM), perlu diungkap tentang pengertian manajemen itu sendiri."

Transkripsi

1 6 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum membahas tentang pengertian manajemen sumber daya manusia (MSDM), perlu diungkap tentang pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen diadopsi dari kata management. Adapun asal kata management tersebut merupakan pengembangan dari kata asal bahasa Latin yaitu manus yang berarti tangan dan kemudian mengalami perkembangan menjadi management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Perkembangan selanjutnya manajemen didefinisikan secara beragam oleh para pakar, seperti yang sering ditemukan dalam berbagai tulisan tentang studi manajemen Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Pemahaman tentang pengertian MSDM didefinisikan berbeda oleh para pakar. MSDM adalah pengelolaan SDM yang bekerja dalam organisasi berupa hubungan antara pekerjaan dengan pekerja, terutama untuk menciptakan pemanfaatan SDM secara produktif sebagai usaha mencapai tujuan organisasi/perusahaan dan dalam rangka perwujudan kepuasan SDM tersebut (Nawawi,2005). Karyawan atau sumber daya manusia merupakan satu-satunya aset perusahaan yang bernapas atau hidup di samping aset-aset lain yang tidak bernapas atau bersifat kebendaan seperti modal,

2 7 bangunan gedung, mesin, peralatan kantor, persediaan barang, dsb. Keunikan aset SDM ini memiliki pikiran, perasaan, dan perilaku, sehingga jika dikelola dengan baik mampu memberikan sumbangan bagi kemajuan perusahaan aktif (Istijanto,2008) Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Nawawi (2005) terdapat beberapa fungsi dari manajemen sumber daya manusia. Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia tersebut antara lain sebagai berikut: (1) Pelayanan (Service) MSDM berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada para pekerja dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya agar menjadi sumber daya manusia yang kompetitif. (2) Kontrol (Control) MSDM berfungsi untuk mengontrol perwujudan kontribusi para pekerja dalam mencapai tujuan bisnis perusahaan/industry. (3) Pengembangan MSDM berfungsi untuk memberikan kesempatan pada pekerja untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan profesionalitasnya dalam bekerja melalui berbagai kegiatan. (4) Kompensasi dan Akomodasi MSDM berfungsi untuk mewujudkan dan mengembangkan rasa aman dan kepuasan kerja di lingkungan para pekerja.

3 8 (5) Advis MSDM berfungi untuk pemberian informasi, bantuan, saran dan pendapat kepada para manajer dan bahkan manajer tertinggi (top manager) dalam mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah sumber daya manusia di lingkungannya masing-masing Praktik Manajemen Sumber Daya Manusia Praktik-praktik MSDM yang dijalankan secara efektif berguna untuk mendukung tujuan dan sasaran perusahaan. MSDM yang efektif telah terbukti dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui kontribusinya dalam menciptakan kepuasan karyawan dan pelanggan, inovasi, produktivitas, serta pengembangan reputasi yang baik di dalam komunitas perusahaan. Menurut Noe et al (2010), praktik-praktik MSDM tersebut meliputi berbagai aktivitas, antara lain: (1) Analisis dan perancangan pekerjaan (2) Perencanaan SDM (menetapkan kebutuhan SDM) (3) Perekrutan (menarik karyawan yang potensial) (4) Seleksi (memilih karyawan) (5) Pelatihan dan pengembangan (mengajarkan karyawan cara melaksanakan pekerjaannya dan mempersiapkan mereka dimasa mendatang) (6) Kompensasi (memberikan penghargaan kepada karyawan) (7) Manajemen kinerja (mengevaluasi kinerja karyawan) (8) Hubungan antar karyawan (menciptakan lingkungan kerja yang positif)

4 Kompensasi Tantangan yang dihadapi manajemen adalah menciptakan kondisi untuk memotivasi karyawan agar memberikan kinerja yang maksimal demi kemajuan perusahaan. Aspek kunci dari kondisi seperti itu adalah kompensasi sebagai imbalan atas kinerja pelayanan karyawan yang tidak hanya sekedar gaji dan upah, tetapi bisa juga termasuk program kesejahteraan pegawai Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah semua bentuk pembayaran atau hadiah yang diterima setiap karyawan sebagai pengganti jasa yang telah mereka berikan untuk tujuan dan kemajuan perusahaan (Dessler, 2007). Dari pengertian tersebut terlihat adanya dua pihak yang memikul kewajiban dan tanggung jawab yang berbeda, tetapi saling mempengaruhi dan saling menentukan. Pihak pertama adalah para karyawan yang memikul kewajiban dan tanggung jawab melaksanakan pekerjaan demi tujuan dan kemajuan organisasi atau perusahaan. Sedangkan pihak yang kedua adalah organisasi atau perusahaan yang memikul kewajiban dan tanggung jawab untuk memberikan penghargaan atau ganjaran atas pelaksanaan pekerjaan oleh pihak pertama. Kewajiban dan tanggung jawab itu muncul karena antara kedua belah pihak terdapat hubungan kerja di dalam sebuah organisasi atau perusahaan.

5 Jenis Kompensasi Kompensasi terdiri atas berbagai macam jenis sesuai dengan kegunaan masing-masing. Menurut Mondy (2008) kompensasi terdiri atas beberapa komponen, antara lain: (1) Kompensasi Finansial Langsung Kompensasi finansial langsung adalah bayaran yang diterima seseorang dalam bentuk upah, gaji, komisi, dan bonus. (2) Kompensasi Finansial Tidak Langsung (Tunjangan) Kompensasi finansial tidak langsung adalah seluruh imbalan finansial yang tidak termasuk dalam kompensasi finansial langsung. Tunjangan tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu tunjangan wajib, tunjangan tidak wajib dan program manfaat. Yang termasuk dalam tunjangan wajib seperti jaminan sosial, kompensasi pengangguran, kompensasi bagi karyawan, cuti keluarga dan pengobatan. Sedangkan yang termasuk dalam tunjangan tidak wajib seperti bayaran saat tidak bekerja, perawatan kesehatan, asuransi jiwa, rancangan pension, rancangan opsi saham karyawan, tunjangan pengangguran tambahan, layanan karyawan, bayaran premium. (3) Kompensasi Nonfinansial Kompensasi nonfinansial meliputi kepuasan yang diterima seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis maupun fisik tempat orang tersebut bekerja.

6 Keadilan dalam Kompensasi Dalam kompensasi, teori keadilan harus diciptakan karena penting bagi manusia. Organisasi/perusahaan harus memperhatikan keadilan yang diberikan kepada para karyawannya karena kompensasi merupakan faktor penting untuk memotivasi karyawan untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas diri agar dapat memberikan kinerja pelayanan yang baik. Teori keadilan (equity theory) adalah teori motivasi dimana orang menilai kinerja dan sikap mereka dengan membandingkan kontribusi mereka pada pekerjaan dan keuntungan yang mereka peroleh dari situ dengan kontribusi dan keuntungan dari orang lain sebanding yang mereka pilih dan yang dalam kenyataannya bisa menyerupai atau bisa tidak menyerupai mereka (Mondy,2008) Tantangan yang Dihadapi dalam Menetapkan Kompensasi Setiap metode yang dijalankan secara efektif juga memiliki tantangantantangan. Begitu pula pada metode penetapan kompensasi yang menghadapi berbagai tantangan-tantangan. Menurut Justine T. Sirait (2006), tantangan-tantangan itu antara lain: (1) Standar gaji yang memang berlaku (2) Kekuatan serikat buruh (3) Produktivitas (4) Kebijaksanaan gaji dan upah (5) Pembatasan dari pemerintah

7 12 (6) Nilai yang sebanding dengan pembayaran yang sama Pelatihan Karyawan Setelah karyawan direkrut, diseleksi dan ditempatkan, selanjutnya karyawan harus dikembangkan agar sesuai dengan pekerjaan dan organisasi/perusahaan. Pelatihan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya Pengertian Pelatihan Karyawan Pelatihan karyawan adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan yang dapat dilakukan untuk semua tingkat dalam organisasi karena mempengaruhi pengubahan sikap sehingga karyawan dapat melakukan pekerjaan lebih efektif dan efisien (Kaswan,2011). Pelatihan juga dapat diartikan sebagai sebuah teknik atau cara belajar yang melibatkan pengamatan individual pada pekerjaan dan sebagai peluang untuk memperbaiki kinerja karyawan di masa depan (Danim,2008). Pelatihan karyawan merupakan faktor penting dalam perusahaan karena hal ini merupakan salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan untuk mempertahankan, menjaga, dan memelihara karyawan dalam perusahaan serta sekaligus meningkatkan keterampilan dan keahlian karyawan agar dapat meningkatkan pelayanan produktivitasnya.

8 Tujuan Pelatihan Karyawan Program pelatihan karyawan dapat membantu karyawan untuk memperbaiki berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan agar menjalankan pekerjaannya dengan baik yang secara langsung akan mempengaruhi bisnis perusahaan/organisasi tersebut. Menurut Noe et al (2010) pelatihan karyawan yang dilakukan bertujuan untuk: (1) Meningkatkan pengetahuan para karyawan tentang para pesaing dan budaya asing yang sangat penting untuk keberhasilan di pasar-pasar luar negeri (2) Membantu memastikan para karyawan memiliki keterampilan-keterampilan dasar untuk bekerja dengan teknologi yang baru, seperti proses-proses manufaktur bantuan komputer (3) Membantu para karyawan dalam memahami cara bekerja secara efektif dan efisien di dalam tim agar dapat memberikan kontribusi terhadap produk dan kualitas pelayanan (4) Memastikan bahwa budaya perusahaan menekankan pada inovasi, kreativitas, dan pembelajaran (5) Menjamin keamanan pekerjaan dengan menyediakan berbagai macam cara yang baru bagi para karyawan untuk memberikan kontribusi pada organisasi/ perusahaan (6) Mempersiapkan para karyawan untuk menerima dan bekerja lebih efektif satu sama lain, terutama dengan kaum minoritas dan wanita

9 Proses Pelatihan Karyawan Pelatihan karyawan yang efektif dapat meningkatkan kinerja, memperbaiki semangat kerja dan mendongkrak potensi organisasi/perusahaan. Pelatihan yang kurang baik, tidak sesuai atau tidak memadai bisa menjadi sumber frustasi bagi setiap orang yang terlibat. Maka untuk memaksimalkan manfaat pelatihan, manajer atau pemimpin harus memantau proses dari pelatihan itu sendiri. Proses pelatihan menurut Kaswan (2011) adalah sebagai berikut: (1) Penilaian Kebutuhan Penilaian kebutuhan bertujuan untuk menentukan apa yang dibutuhkan dalam pelatihan demi kemajuan perusahaan dengan menggunakan beberapa analisis yaitu dengan analisis organisasi, analisis orang, dan analisis tugas. (2) Memastikan kesiapan karyawan untuk pelatihan Kesiapan pelatihan mengacu kepada apakah karyawan memiliki karakteristik pribadi yang dibutuhkan untuk mempelajari isi program pelatihan. Karakteristik itu antara lain sikap dan motivasi serta keterampilan dasar. (3) Menciptakan lingkungan belajar Lingkungan belajar mengacu kepada lingkungan pekerjaan yang memfasilitasi pembelajaran dan tidak menggangu kinerja serta program-program pelatihan yang diterapkan agar informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang disampaikan dapat dimengerti oleh para karyawan. (4) Memastikan terjadinya transfer pelatihan

10 15 Transfer pelatihan merupakan penggunaan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dipelajari di pelatihan pada pekerjaan atau pelayanan kerja yang diberikan. (5) Menyeleksi metode pelatihan Pemilihan metode pelatihan harus dilakukan secara efektif karena setiap metode yang berbeda dapat membantu karyawan menguasai pengetahuan, keterampilan, dan perilaku baru. (6) Evaluasi program pelatihan Evaluasi pelatihan dilakukan untuk meneliti apakah program pelatihan yang digunakan telah efektif dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan Langkah-langkah Pelatihan Karyawan Pelatihan karyawan merupakan sebuah proses untuk meningkatkan keterampilan karyawan, kemampuan karyawan, dan pengetahuan karyawan mengenai pekerjaannya serta segala sesuatu yang terjadi di dalam dan di luar perusahaan sehingga karyawan mampu mengatasi berbagai kemungkinan yang terjadi dalam pekerjaannya. Oleh karena itu, dibutuhkan langkah-langkah mulai dari kebutuhan pelatihan, metode pelatihan, serta cara pelaksanaan pelatihan agar dapat memberikan pelatihan karyawan yang sesuai dengan tujuan dari pelatihan itu sendiri. Langkahlangkah untuk pelaksanaan pelatihan tersebut akan ditunjukkan pada gambar 2.1 berikut ini :

11 16 Tentukan Kebutuhan yang Spesifik Tetapkan Tujuan yang Spesifik Pilih Metode dan Sistem Penyampaian Implementasikan Program Evaluasi Program Gambar 2.1 Langkah-langkah Pelatihan Karyawan Sumber: R. Wayne Mondy (2008) Metode Pelatihan Karyawan Perusahaan memiliki kewenangan dalam menentukan kebijakan metode yang akan digunakan dalam penyampaian program pelatihan untuk karyawannya. Menurut Gary Dessler (2006), ada berbagai metode yang digunakan perusahaan untuk menyampaikan pelatihan karyawan, diantaranya adalah: (1) On-the-job-training (OJT) On-the-job training berarti melatih seseorang untuk mempelajari pekerjaan sambil atau dengan langsung mengerjakannya. Metode OJT ini merupakan salah satu metode pelatihan yang sering diterapkan oleh perusahaan. Jenis

12 17 pelatihan OJT yang paling dikenal adalah metode coaching (membimbing) atau understudy (sambil belajar). (2) Magang Magang berarti suatu proses terstruktur dimana pekerja dilatih menjadi terampil melalui kombinasi pelajaran dikelas dan pelatihan langsung di pekerjaan. Hal ini digunakan dengan melibatkan orang yang belajar itu belajar di bawah bimbingan seorang yang ahli dalam bidangnya. (3) Job Instruction Training (JIT) Job instruction training berarti mendaftarkan urutan tugas setiap pekerjaan dengan memberikan langkah-langkah pelatihan secara bertahap kepada karyawan. Dalam setiap langkah daftarkan pula hal penting yang sesuai apabila ada. Langkah-langkah itu memperlihatkan apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan mengapa hal itu harus dilakukan. (4) Pelajaran yang Terprogram (Instruksi Terprogram) Pelajaran yang terprogram merupakan metode sistematis untuk mengajarkan keterampilan pekerjaan dengan memberikan pertanyaan atau fakta yang memungkinkan orang itu untuk memberikan respon dan memberikan orang yang belajar itu jawaban timbal balik yang akurat. Keuntungan dari metode ini adalah dapat mengurangi waktu pelatihan. (5) Pelatihan dengan Simulasi Pelatihan simulasi berarti melatih karyawan dengan peralatan yang sebenarnya atau dengan simulasi khusus yang akan digunakan dalam

13 18 pekerjaan, tetapi sebenarnya mereka dilatih di luar pekerjaan. Metode ini dilakukan karena biaya peralatan yang terlalu mahal atau terlalu bahaya untuk melatih karyawan pada pekerjaannya langsung Kinerja Pelayanan Karyawan Salah satu cara mengetahui keberhasilan suatu organisasi/perusahaan dapat dilihat dari kinerja pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Hal ini selalu menjadi kunci utama dalam menilai kepuasan konsumen terhadap perusahaan. Maka dari itu, perusahaan selalu mengupayakan berbagai cara untuk dapat meningkatkan kinerja pelayanan karyawannya Pengertian Kinerja Pelayanan Karyawan Kinerja merupakan sebuah kata yang disingkat dari kinetika energi kerja yang pada umumnya dalam bahasa Inggris disebut performance. Dimana kinerja itu sendiri diartikan sebagai hasil atau keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam kurun waktu tertentu (Wirawan,2009). Kinerja pelayanan karyawan juga dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi/perusahaan baik organisasi/perusahaan tersebut bersifat profit oriented atau non profit oriented yang dihasilkan selama periode waktu tertentu (Fahmi,2010).

14 Kriteria Kinerja Pelayanan Karyawan Setiap kinerja pelayanan karyawan yang dilakukan diukur berdasarkan kriteria atau ukuran standar tertentu. Menurut Wirawan (2009) kriteria pengukuran kinerja pelayanan karyawan adalah sebagai berikut: (1) Kuantitatif (seberapa banyak) Ukuran yang dilakukan dengan menghitung seberapa banyak unit keluaran kinerja yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu. (2) Kualitatif (seberapa baik) Ukuran yang melukiskan seberapa baik atau seberapa lengkap hasil yang harus dicapai. (3) Ketepatan waktu pelaksanaan tugas atau penyelesaian produk Ukuran yang menentukan keterbatasan waktu untuk memproduksi suatu produk, membuat sesuatu atau melayani sesuatu. (4) Efektivitas penggunaan sumber organisasi Ukuran yang digunakan pada saat mengerjakan suatu pekerjaan dengan menggunakan syarat sejumlah sumber tertentu. (5) Cara melakukan pekerjaan Ukuran yang digunakan apabila sikap personal atau perilaku karyawan merupakan faktor penentu keberhasilan melaksanakan pekerjaan. (6) Efek atas suatu upaya Ukuran yang diekspresikan akibat hasil yang diharapkan akan diperoleh dengan bekerja.

15 20 (7) Metode melaksanakan tugas Ukuran yang digunakan apabila ada undang-undang, kebijakan, prosedur standar, metode, dan peraturan untuk menyelesaikan tugas. (8) Standar sejarah Ukuran standar yang menyatakan hubungan antara standar masa lalu dengan standar masa kini atau sekarang. (9) Standar nol atau absolut Ukuran standar yang menyatakan tidak akan terjadi sesuatu apabila digunakan jika tidak ada alternatif lain Ukuran Kinerja Pelayanan Karyawan Kinerja pelayanan karyawan tidak hanya dinilai dari tingkat kepuasan konsumen tetapi juga dapat diukur dari kinerja pelayanan karyawan. Zeihmalh et al (1996) menyatakan bahwa dalam menilai kinerja jasa/pelayanan, terdapat sepuluh kinerja jasa/pelayanan, antara lain: (1) Tangible (nyata/berwujud) (2) Reliability (keandalan) (3) Responsiveness (cepat tanggap) (4) Competence (kompetensi) (5) Access (kemudahan) (6) Courtesy (keramahan) (7) Communication (komunikasi)

16 21 (8) Credibility (kepercayaan) (9) Security (keamanan) (10) Understanding the customer (pemahaman pelanggan) Kesepuluh dimensi dasar dari kualitas jasa ini disederhanakan menjadi lima dimensi kualitas jasa dan digunakan dalam mengembangkan metode pengukuran kualitas jasa yang disebut metode SERVQUAL atau dimensi SERVQUAL. Dimensi tersebut terdiri atas: (1) Tangible (berwujud) yang meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, karyawan dan alat-alat komunikasi. (2) Reliability (keandalan) yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah dijanjikan secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat). (3) Responsiveness (cepat tanggap) yaitu kemauan untuk membantu pelanggan (konsumen) dan menyediakan jasa/pelayanan yang cepat dan tepat. (4) Assurance (kepastian) yang mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para karyawan dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan, kesopanan serta sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko ata keragu-raguan. (5) Empathy (empati) yang meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual kepada pelanggan, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan pelanggan.

17 Tujuan Penilaian Kinerja Pelayanan Karyawan Setiap penilaian memiliki tujuan, hal ini juga termasuk dalam penilaian kinerja pelayanan karyawan yang memiliki berbagai tujuan. Menurut Noe et al (2010) berbagai tujuan dari penilaian kinerja pelayanan karyawan antara lain: (1) Tujuan Strategis Tujuan strategis maksudnya untuk mengidentifikasi berbagai kekuatan dan kelemahan dari para karyawannya agar dapat ditentukan langkah selanjutnya baik itu pelatihan yang sesuai dan aktivitas pengembangan. (2) Tujuan Administrasi Tujuan administrasi maksudnya untuk membantu berbagai macam keputusan administrasi seperti gaji, promosi, pemeliharaan-penghentian tenaga kerja, pemutusan hubungan kerja, dan pengakuan atas kinerja individu. (3) Tujuan Pengembangan Tujuan pengembangan adalah mengembangkan para karyawan yang efektif pada pekerjaan-pekerjaannya agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan tetapi justru dapat mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di perusahaan Proses Penilaian Kinerja Pelayanan Karyawan Kinerja pelayanan karyawan merupakan salah satu alat ukur bagi kemajuan atau keberhasilan suatu perusahaan/organisasi. Maka dari itu, penilaian terhadap kinerja pelayanan karyawan sebaiknya dilakukan untuk dapat mengevaluasi serta

18 23 memperbaiki dan meningkatkan kinerja pelayanan karyawan perusahaan itu sendiri. Proses dari penilaian kinerja pelayanan karyawan tersebut adalah sebagai berikut: Mengidentifikasi tujuan-tujuan penilaian spesifik Menetapkan kriteria-kriteria kinerja dan mengkomunikasikannya kepada para karyawan Memeriksa pekerjaan yang dijalankan Menilai kinerja Mendiskusikan penilaian bersama karyawan Gambar 2.2 Proses Penilaian Kinerja Pelayanan Karyawan Sumber : R. Wayne Mondy (2008)

19 Metode Penilaian Kinerja Pelayanan Karyawan Agar penilaian kinerja pelayanan karyawan dapat dilakukan secara maksimal maka diperlukan pengumupulan data, yaitu dengan melakukan observasi. Menurut Fahmi (2010) dalam rangka mengobservasi, penilai mengumpulkan data kinerja ternilai dan melakukan dokumentasi yang akurat berdasarkan metode penilaian. Metode penilaian itu antara lain: (a) Metode Objektif (Objective Methods) Metode objektif menyangkut dengan sejauh mana seseorang bisa bekerja dan menunjukkan bukti kemampuannya bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. (b) Metode Pertimbangan (Judgemental Methods) Metode pertimbangan adalah metode penilaian berdasarkan nilai ranking yang dimiliki oleh seorang karyawan, jika karyawan tersebut memiliki nilai ranking yang tinggi maka artinya karyawan tersebut memiliki kualitas kinerja pelayanan yang bagus, dan begitu pula sebaliknya Kajian Penelitian Terdahulu Alfianto, Eko Agus (2004) Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan karena dengan semakin besar kompensasi karyawan yang diterima, maka akan memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik yang mengakibatkan kinerja karyawan juga ikut meningkat. Selain itu, penelitian ini juga membuktikan

20 25 bahwa pelatihan karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan karena dengan adanya pelatihan karyawan akan meningkatkan kemampuan karyawan yang berdampak pada meningkatnya kinerja karyawan Gobel, Husein (2005) Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan motivasi memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Motivasi ini terdiri atas kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, dan aktualisasi diri. Dimana kebutuhan fisik, rasa aman, dan sosial merupakan kebutuhan yang diperoleh dengan diberikannya kompensasi kepada karyawan. Sedangkan aktualisasi diri merupakan pengembangan keterampilan dan kemampuan diri yang yang dapat diperoleh dengan adanya pelatihan karyawan Kerangka Pemikiran Melalui penelitian ini dapat diketahui seberapa jauh kompensasi dan pelatihan karyawan yang diberikan perusahaan memberikan pengaruh terhadap kinerja pelayanan karyawan perusahaan. Dimana kompensasi dan pelatihan karyawan merupakan variabel independen/bebas serta kinerja pelayanan karyawan merupakan variabel dependen/terikat dengan sumber data yang berasal dari Grand Hotel Preanger. Kerangka pemikiran dari masalah yang ada serta pemecahannya digambarkan sebagai berikut:

21 26 Kompensasi (X1) Pelatihan Karyawan (X2) Regresi Berganda Kinerja Pelayanan Karyawan (Y) Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran 2.3. Hipotesis Menurut Purwanto & Sulistyastuti (2011), hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris. Untuk dapat diuji, suatu hipotesis harus dinyatakan secara kuantitatif (dalam bentuk angka).

22 27 Hipotesis statistik (statistical hypothesis) adalah hipotesis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian (hipotesis yang digunakan dalam suatu penelitian) yang didasarkan atas data yang diperoleh dari sampel. Suatu pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang dipersoalkan/diuji. Ciri hipotesis yang baik adalah sebagai berikut: (a) Hipotesis merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih (b) Hipotesis harus didasarkan atas konsep, fakta, penelitian terdahulu (c) Hipotesis harus mampu menjelaskan masalah penelitian (d) Hipotesis harus sederhana dan spesifik (e) Hipotesis harus bisa diuji Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: Untuk T-1: Ho = tidak ada hubungan yang signifikan antara kompensasi dengan kinerja pelayanan karyawan Ha = ada hubungan yang signifikan antara kompensasi dengan kinerja pelayanan karyawan Untuk T-2: Ho = tidak ada hubungan yang signifikan antara pelatihan karyawan dengan kinerja pelayanan karyawan

23 28 Ha = ada hubungan yang signifikan antara pelatihan karyawan dengan kinerja pelayanan karyawan Untuk T-3: Ho = tidak ada hubungan yang signifikan antara kompensasi dan pelatihan karyawan dengan kinerja pelayanan karyawan Ha = ada hubungan yang signifikan antara kompensasi dan pelatihan karyawan dengan kinerja pelayanan karyawan Ho = tidak ada pengaruh antara kompensasi dan pelatihan karyawan dengan kinerja pelayanan karyawan Ha = ada pengaruh antara kompensasi dan pelatihan karyawan dengan kinerja pelayanan karyawan

Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen SDM Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pemafaatan para individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. (Mondy 2008) Tujuan manajemen

Lebih terperinci

Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi Finansial Langsung MSDM Materi 10 Kompensasi Finansial Langsung http://deden08m.com 1 Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka.

Lebih terperinci

Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi Finansial Langsung Kompensasi Finansial Langsung Pengertian Kompensasi Kompensasi adalah total dari seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti atas layanan mereka. Tujuan umum pemberian kompensasi adalah

Lebih terperinci

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM Materi 1 Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia http://deden08m.com 1 Pengertian Manajemen SDM Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pemafaatan para individu untuk mencapai tujuan-tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Layanan Kesehatan 1. Pengertian Kualitas Layanan Kesehatan Kualitas layanan adalah cara melayani, membantu menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang

Lebih terperinci

PEMAHAMAN MUTU. dr. Zaenal Sugiyanto, M.Kes

PEMAHAMAN MUTU. dr. Zaenal Sugiyanto, M.Kes PEMAHAMAN MUTU dr. Zaenal Sugiyanto, M.Kes 1 Beberapa Definisi Profesional tentang mutu, antara lain : Mutu gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum kita lebih jauh mengupas masalah kompensasi dan motivasi, ada perlunya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama harmonis, melalui

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen SDM Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pemafaatan para individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. (Mondy 2008) Tujuan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya kualitas yang tinggi diharapkan akan mendapat tingkat kepuasan pelanggan. Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang berasal dari perbandingan antara

Lebih terperinci

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia

Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM Materi1 Intoduction: Manajemen Sumber Daya Manusia http://deden08m.com 1 Pengertian Manajemen SDM Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pemafaatan para individuuntuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan beroperasi dengan cara mengkombinasikan antara sumber daya yang ada, untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat dipasarkan dan dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial BAB II TINJAUAN TEORI A. Penelitian Terdahulu. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja (Studi pada Karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang) tahun 2014. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja

Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja VARIABEL KINERJA Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja TAHAP 2: PERANCANGAN KELUARAN ORGANISASI PROSES INTERNAL VARIABEL KINERJA SISTEM MANAJEMEN KINERJA KEMAMPUAN SUMBER DAYA SEBAB AKIBAT KERANGKA KERJA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Responden pada penelitian ini mayoritas berjenis kelamin wanita, yaitu wanita sebesar 58% dan pria sebesar 42%, hal ini dikarenakan pada saat penyebaran kuesioner

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun 2.1 Uraian Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Imbalan Imbalan merupakan motivator yang positif bagi para karyawan untuk meningkatkan kinerja. Pemberian imbalan berguna baik bagi perusahaan maupun karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di jaman sekarang ini banyak perusahaan yang berusaha untuk memenangkan persaingan dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis. Banyak

Lebih terperinci

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN Faster, Better, Cheaper 8 Dimensi Kualitas: 1. Kinerja (Performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti: misal konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya suatu organisasi atau perusahaan beroperasi dengan cara mengkombinasikan antara sumber daya-sumber daya yang ada. Perusahaan merupakan tempat untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam mengatasi persaingan dalam dunia bisnis. Hal ini menimbulkan tantangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prestasi Kerja Kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berkembangnya dunia bisnis dan perdagangan di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter yang diawali sekitar pertengahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia yang tidak menentu pada saat ini menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia yang tidak menentu pada saat ini menuntut perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang tidak menentu pada saat ini menuntut perusahaan untuk lebih kreatif dalam mengelola usahanya. Hal ini menuntut perusahaan menciptakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja layanan kesehatan yang diterima setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh para pengusaha dalam menjalankan bisnisnya untuk tetap mempertahankan kelangsungan usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain agar mereka dapat terus eksis dalam bidang usahanya. Dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain agar mereka dapat terus eksis dalam bidang usahanya. Dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membawa perubahan besar terhadap teknologi dan ilmu pengetahuan, dimana setiap negara, setiap perusahaan harus siap bersaing dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingginya pendidikan masyarakat, maka orientasi sistem nilai dalam masyarakat pun

BAB I PENDAHULUAN. tingginya pendidikan masyarakat, maka orientasi sistem nilai dalam masyarakat pun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin membaiknya keadaan sosial ekonomi serta bertambah tingginya pendidikan masyarakat, maka orientasi sistem nilai dalam masyarakat pun telah mulai berubah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individual dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan kualitas pelayanan terhadap

Lebih terperinci

Subsistem Kompensasi

Subsistem Kompensasi Subsistem Kompensasi Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi tentunya mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber dayanya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia merupakan salah satu sumber daya yang berharga. Apabila sebagian besar jumlah penduduk yang termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kebutuhan manusia sangat ditunjang oleh kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komputerisasi

Lebih terperinci

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA BAHAN AJAR M S D M Oleh Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA 1 A. KOMPENSASI 1. Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA 2. 1. Manajemen Secara Umum Keberhasilan suatu produk sangat ditunjang dengan bagaimana organisasi melakukan manajemennya dengan baik. Oleh karena itu penulis akan menjelaskan tentang

Lebih terperinci

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia

Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Materi 9 Organizing: Manajemen Sumber Daya Manusia Dengan telah adanya struktur organisasi, manajer harus menemukan orang-orang untuk mengisi pekerjaan yang telah dibuat atau menyingkirkan orang dari pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan industri secara global, baik dampak positif maupun dampak negatif.

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan industri secara global, baik dampak positif maupun dampak negatif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada era globalisasi sekarang ini mempunyai dampak dalam persaingan industri secara global, baik dampak positif maupun dampak negatif.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang maksimal. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, maupun lembaga yang berhubungan dengan perguruan tinggi, yang mempunyai

Lebih terperinci

Non Financial Measures

Non Financial Measures Non Financial Measures Modul ke: Keluaran Organisasi, Proses Internal, Kemampuan Sumber Daya Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, MT Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Teknik Industri www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Robbins & Coulter, (2010) mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB I PENDAHULUAN. Robbins & Coulter, (2010) mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia (MSDM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan profit yang maksimum dari produk yang dihasilkannya. Hal ini tentunya menuntut seluruh bagian di dalam

Lebih terperinci

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN II PENGELOLAAN SDM. Fakultas FASILKOM. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA.

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN II PENGELOLAAN SDM. Fakultas FASILKOM. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA. Modul ke: 11 KEWIRAUSAHAAN II PENGELOLAAN SDM Fakultas FASILKOM Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi TEKNIK INFORMATIKA www.mercubuana.ac.id I. Pengantar : Pengorganisasian dan Pengelolaan SDM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika

BAB II LANDASAN TEORI. Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan barang. Menurut Kotler dan Armstrong (2004: 660) mendefinisikan jasa adalah tindakan atau manfaat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Ada berberapa pendapat para ahli mengenai pengertian manajemen sumber daya manusia seperti: Menurut Hasibuan (2013:10), Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan seseorang atau sekelompok orang bisa juga badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi guna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Dalam perusahaan bisnis, pemasaran menghasilkan pendapatan yang dikelola oleh orang-orang keuangan dan kemudian didayagunakan oleh orangorang produksi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan dunia bisnis menjadi semakin ketat karena persaingan bisnis sekarang ini bersifat mendunia sehingga hal tersebut mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

Motivasi Karyawan (Bab 10) Meningkatkan kepuasan Kerja Karyawan. Meningkatkan Kinerja Karyawan. Meningkatka n Kinerja Perusahaan

Motivasi Karyawan (Bab 10) Meningkatkan kepuasan Kerja Karyawan. Meningkatkan Kinerja Karyawan. Meningkatka n Kinerja Perusahaan Motivasi Karyawan (Bab 10) Meningkatkan kepuasan Kerja Karyawan Merekrut, Melatih dan Mengevaluasi Karyawan (Bab 11) Perekrutan Karyawan yang sesuai Pelatihan Karyawan yangh Sesuai Evaluasi Karyawan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur peraturan dilakukan melalui proses dan dilakukan berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Dalam Mulyadi (2015: 2) manajemen dapat didefinisikan adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pendayagunakan sumber daya manusia dengan sumber daya alam, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan Menurut Lupiyoadi (2001: 148 149), dimensi kualitas pelayanan ada 5 (lima) dimensi yaitu : 1. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan

Lebih terperinci

Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo

Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gorontalo HELFRIN TUKI PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN ABSTRAK HELFRIN TUKI NIM 931 409

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah ilmu atau seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Ekspansi Strategi Generik Wheelen dan Hunger menjelaskan bahwa strategi ekspansi adalah strategi perusahaan yang menekankan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Pengertian Sumber daya manusia Afrida (2003:143) sumber daya mansia adalah manusia yang mampu bekeja untuk memberikan jasa atau usaha kerja

Lebih terperinci

#13 KEPUASAN PELANGGAN

#13 KEPUASAN PELANGGAN #13 KEPUASAN PELANGGAN Manusia pasti tidak terlepas dengan segala sesuatu yang mereka butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kotler (2000), kebutuhan adalah deskripsi mengenai kehendak dasar manusia.

Lebih terperinci

KEPUASAN PELANGGAN #12

KEPUASAN PELANGGAN #12 #12 KEPUASAN PELANGGAN Manusia pasti tidak terlepas dengan segala sesuatu yang mereka butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kotler (2000), kebutuhan adalah deskripsi mengenai kehendak dasar manusia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya produktivitas kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Produktivitas kerja

Lebih terperinci

#14 KEPUASAN PELANGGAN

#14 KEPUASAN PELANGGAN #14 KEPUASAN PELANGGAN Manusia pasti tidak terlepas dengan segala sesuatu yang mereka butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kotler (2000), kebutuhan adalah deskripsi mengenai kehendak dasar manusia.

Lebih terperinci

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012). B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Sumber Daya Manusia a. Pengertian Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia dapat difenisikan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa pelanggan adalah seseorang yang beberapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia 2.1.1. Manajemen Sumberdaya Manusia Penilaian kualitas terhadap sumberdaya manusia dimaksudkan agar menjadi sumberdaya manusia yang professional,

Lebih terperinci

MSDM Materi 11 Tunjangan dan Imbalan Nonfinansial

MSDM Materi 11 Tunjangan dan Imbalan Nonfinansial MSDM Materi 11 Tunjangan dan Imbalan Nonfinansial http://deden08m.com 1 Pengertian Tunjangan Tunjangan (Kompensasi Finansial Tidak Langsung): Meliputi seluruh imbalan finansial yang tidak termasuk dalam

Lebih terperinci

Tunjangan dan Imbalan Nonfinansial

Tunjangan dan Imbalan Nonfinansial MSDM Materi 11 Tunjangan dan Imbalan Nonfinansial http://deden08m.com 1 Pengertian Tunjangan Tunjangan (Kompensasi Finansial Tidak Langsung): Meliputi seluruh imbalan finansial yang tidak termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model Penelitian Terdahulu Tanveer et al., (2011) melakukan penelitian tentang hubungan antara praktek sumber daya manusia dan kinerja karyawan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak perhatian dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kinerja Karyawan 2.1.1 Pengertian Kinerja Karyawan Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu tertentu, dimana dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Manajemen sumber daya manusia Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2011: 5) Manajemen sumber daya manusia adalah nilai kolektif dari kemampuan, pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Kurniasari (2013:17) Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang siap untuk berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dalam hal ini diperlukan dukungan karyawan yang cakap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna karena orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan, seperti kesesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan efesien dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan (Hasibuan,2006).

BAB I PENDAHULUAN. dan efesien dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan (Hasibuan,2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan harus mampu memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal, agar dapat menciptakan keunggulan yang diharapkan. Dalam hal ini fungsi menejemen memang peran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber Daya Manusia. Dan apabila Sumber Daya Manusia itu diperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail merupakan jenis bisnis yang sudah lama ada di dalam pasar. Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis retail merupakan jenis bisnis yang sudah lama ada di dalam pasar. Bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bisnis retail merupakan jenis bisnis yang sudah lama ada di dalam pasar. Bisnis retail ini merupakan bisnis yang potensial dikarenakan komoditas yang dijual

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan, sehingga tenaga kerja yang ada perlu dipelihara dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lain. (George R. Terry, Ph.D) Jasa adalah pendekatan keseluruhan dari perusahaan dalam mewujudkan

BAB II LANDASAN TEORI. lain. (George R. Terry, Ph.D) Jasa adalah pendekatan keseluruhan dari perusahaan dalam mewujudkan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Usaha jasa Manajemen sebagai proses yang khas yang terdiri dari tindakantindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan untuk Café Rumah Kopi TIKALA, disimpulkan beberapa hal seperti berikut ini: 1) Variabel-variabel

Lebih terperinci

KONSEP DASAR MUTU PELAYANAN

KONSEP DASAR MUTU PELAYANAN QUALITY ASSURANCE KONSEP DASAR MUTU PELAYANAN Dalam Kamus Indonesia-Inggris kata mutu memiliki arti dalam bahasa Inggris quality artinya taraf atau tingkatan kebaikan; nilaian sesuatu. Jadi mutu berarti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang terus menerus berkembang dari waktu ke waktu membuat kemajuan dalam segala hal. Salah satunya merupakan kemajuan dalam dunia usaha. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut ilmu bahkan para wisatawan yang berkunjung di kota Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut ilmu bahkan para wisatawan yang berkunjung di kota Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini bisnis Rumah Makan semakin tumbuh dan berkembang di Indonesia, Yogyakarta merupakan salah satu tempat komunitas pelajar, mahasiswa bahkan para wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan 19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesehatan merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan tuntutan masyarakat akan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi yang semakin canggih mengakibatkan perubahan dan kemajuan disegala bidang serta menentukan peran aktif dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ekonomi global membawa dampak persaingan pada industri jasa, sehingga mau tidak mau perusahaan jasa harus memperhatikan kualitas jasa atau pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat. Hal ini disebabkan karena, perekonomian dunia bergerak ke arah perekonomian terbuka dan global.

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK ABSTRAK Jimmy Email: jimmymannuel@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Service

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Dewasa ini konsep kualitas telah menjadi faktor yang sangat dominan terhadap keberhasilan suatu organisasi. Kualitas menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh para pengusaha dalam menjalankan bisnisnya untuk tetap mempertahankan kelangsungan usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk terus meningkatkan daya saingnya agar tidak ketinggalan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk terus meningkatkan daya saingnya agar tidak ketinggalan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentu memiliki keinginan untuk tetap bersaing dan terus mengembangkan usahanya ditengah persaingan yang semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peran penting dalam era globalisasi saat ini. Pada era ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peran penting dalam era globalisasi saat ini. Pada era ini diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi sebagai salah satu penyelenggara layanan pendididikan mempunyai peran penting dalam era globalisasi saat ini. Pada era ini diperlukan sumber daya manusia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Sebelum kompensasi diberikan, terlebih dahulu dilakukan

Lebih terperinci