PERHITUNGAN PENAMPANG HAMBURAN ELASTIK AHMAD YASIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERHITUNGAN PENAMPANG HAMBURAN ELASTIK AHMAD YASIN"

Transkripsi

1 PERHITUNGAN PENAMPANG HAMBURAN ELASTIK ELEKTRON SIGMA eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, DAN eσ eσ AHMAD YASIN DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul perhitungan penampang hamburan elastik elektron sigma eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ adalah benar karya saya dengan arahan pembimbing bapak Sidikrubadi Pramudito, M.Si dan belum diajukan kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2013 Ahmad Yasin NIM. G

3 ABSTRAK AHMAD YASIN, perhitungan penampang hamburan elastik elektron sigma eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ. Dibimbing oleh SIDIKRUBADI PRAMUDITO, M.Si. Perhitungan penampang hamburan elastik dari interaksi eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ dilakukan melalui studi pustaka untuk mempelajari ulang teori yang telah dikemukakan sebelumnya, kemudian dicocokkan dengan data yang telah dilakukan dalam eksperimen. Nilai yang didapat dari perhitungan tersebut bergantung pada energi elektron datang dan sudut hamburnya. Pada variasi sudut antara 5 0 sampai nilai penampang hamburan semakin kecil dengan pertambahan sudut. Serupa dengan itu pada selang energi elektron datang antara 0.3 GeV sampai 3.5 GeV terjadi penurunan nilai penampang hamburan dengan pertambahan energi. Perbedaan nilai penampang hamburan yang signifikan dari ketiga interksi tersebut terjadi pada sudut 5 0 terdapat perubahan kemiringan kurva setiap perubahan sudut. Kata kunci : penampang hamburan, sigma-negatif, sigma-nol, sigmapositif. ABSTRACT AHMAD YASIN, calculation of the elastic scattering cross section electron sigma eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, and eσ eσ. Supervised by SIDIKRUBADI PRAMUDITO, M.Si. Elastic scattering cross-section calculation of eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, and eσ eσ interaction research by literature study to review the theories that have been proposed, then the result matched with experiment data. Values obtained from these calculations depend on incoming electrons energy and scattering angle. On angular variation between 5 0 to the scattering cross section values was decreasing by increasing angle. Similarly, there was decreasing value of scattering cross section in energy range between 0.3 GeV to 3.5 GeV as well as increasing energy electron. Scattering cross section difference value of the three interactions perform in the 5 0 angle. There was a slope change in curve with every angle changes. Keywords: scattering cross section, sigma-negative, sigma-positive, sigma-zero.

4 PERHITUNGAN PENAMPANG HAMBURAN ELASTIK ELEKTRON SIGMA eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, DAN eσ eσ AHMAD YASIN Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Fisika DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

5 Judul Nama NIM : Perhitungan Penampang Hamburan Elastik Elektron Sigma eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ : Ahmad Yasin : G Disetujui oleh Drs. Sidikrubadi Premudito, M.Si. Pembimbing Diketahui oleh Dr. Akhiruddin Maddu, M.Si Kepala Departemen Fisika Tanggal :

6 PRAKATA Segala puji hanya untuk Allah SWT yang menciptakan segala sesuatunya dengan keteraturan. Tak lupa shalawat dan salam kepada utusannya Muhammad SAW sebagai pembawa risalah kenabian dan ilmu pengetahuan. Alhamdulillah, Penelitian tugas akhir dengan judul perhitungan penampang hamburan elastik elektron sigma eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ, akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada : 1. Abi dan Umi, Abdurrahman Tamin dan Suharni Sutono (alm.) atas dukungan serta doa tulusnya yang telah diberikan selama proses belajar di IPB. Juga Bunda yang sempat memberikan dorongan di akhir perjuangan. Adik-adikku Salsabila Khatibatunnisa, Ainun Mardhiah, Muhammad Kholil, Shoffa Adillah, Fathi Mubarak, Rif at Basya yang selalu memberikan inspirasi, semangat, dukungan, canda dan kebersamaan. 2. Bapak Drs. Sidikrubadi Pramudito, M.Si. atas kesabarannya sebagai dosen pembimbing dengan terus memberikan bimbingan, saran, bahkan kritik dan motivasi. Bapak Jajang Juansah, M.Si selaku pembimbing akasemik. Bapak Dr.Muhammad Nur Indro M.Si dan Bapak Dr.Akhiruddin Maddu M.Si atas masukan dan sarannya sebagai dosen penguji. Bapak Dr. Husin Alatas, M.Si. sebagai kepala bagian teori. Juga bapak kepala departemen fisika yang juga sudah disebutkan namanya serta segenap dosen fisika yang telah banyak memberikan ilmunya. 3. Kak Didik, Kak Gema Buana Putra, Kak Hari Bowo, Kak Erik Wahyu, Kak Maulana Syawal yang sempat memberi banyak Inspirasi tentang kehidupan dan pembelajaran. 4. Beasiswa Karya Salemba Empat (KSE), Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), Beasiswa Mandiri DPU-DT, serta semua pihak yang sempat membantu penulis untuk biaya perkuliahan. 5. Seluruh civitas Departemen Fisika IPB, Fakultas MIPA, Fisika 45, KMF, HIMAFI, Kader KAMMI Daerah Bogor juga Komisariat IPB, santri PPM Al- Inayah, pejuang Serum-G IPB, rekan-rekan DPM MIPA , Penghuni Badut, finalis nasional OSN Pertamina 2011, SAS 11, sahabat , keluarga El-Imtyaz, Designer salamart, BeM-dt, dan Laskar Mahameru, atas kenangan dan kebersamaan kita selama ini. 6. Semua pihak yang telah menemani, menginspirasi, menyemangati, memberikan masukan mengkritik penulis sepanjang perjalanan menuntut ilmu hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah membalas semuanya dengan yang lebih baik, agar silaturahmi kita tetap terjaga tanpa batas waktu. Dan semoga tulisan ini dapat member manfaat yang seluas-luasnya. Bogor, Maret 2013 Ahmad Yasin

7 vi DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vi PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Rumusan Masalah... 1 Tujuan Penelitian... 1 Hipotesa... 1 TINJAUAN PUSTAKA... 2 Penampang Hamburan... 2 Penampang Hamburan Elektron Sigma... 2 Kinematika Hamburan Elektron Sigma... 3 METODE... 4 Tempat dan Waktu Penelitian... 4 Alat dan Bahan... 4 Prosedur Penelitian... 4 HASIL DAN PEMBAHASAN... 6 Karakteristik Σ +, Σ 0, Dan Σ - sebagai Partikel Sasaran... 6 Penampang Hamburan Elektron Sigma... 6 Model Penampang Hamburan Pada Sudut Kecil... 7 Model Penampang Hamburan Pada Sudut Besar... 9 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP... 20

8 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Proses hamburan elastik elektron sigma Penampang hamburan elektron sigma eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ terhadap variasi energi elektron datang pada sudut Penampang hamburan elektron sigma eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ terhadap variasi energi elektron datang pada sudut Penampang hamburan elektron sigma eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ terhadap variasi energi elektron datang pada sudut Penampang hamburan elektron sigma eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ terhadap variasi sudut hamburan pada energi elektron datang 0,3 GeV DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Program Komputer Grafik Penampang Hamburan Pada Berbagai Sudut Hambur Data Hasil Perhitungan Penampang Hamburan pada Sudut di Bawah

9 PENDAHULUAN Latar Belakang Jauh pada masa lalu manusia telah menduga bahwa materi walaupun kelihatannya kontinyu, memiliki struktur tertentu pada tingkat mikroskopis di luar jangkauan indra. Dugaan ini mengambil bentuk yang nyata hingga kira-kita satu setengah abad yang lalu, ketika itu keberadaan atom dan molekul, partikel dasar dalam bentuk yang lazim telah dapat ditunjukkan. 1 Selanjutnya upaya pencarian partikel yang elementer terus berkembang, menghasilkan penemuan-penemuan sejumlah partikel yang dianggap sebagai penyusun alam semesta. Partikel tersebut dikelompokkan menjadi empat family, boson, lepton, meson, dan barion. Meson dan barion dikenal sdebagai hadron. Klasifikasi tersebut umumnya muncul dari spin, masa, dan jenis interaksi partikel. 2 Hadron kemudian diyakini merupakan partikel berstruktur yang tersusun atas kuark. Kuark dibayangkan sebagai partikel elementer seperti juga lepton, pada hakikatnya merupakan partikel titik yang tidak memiliki struktur internal, tetapi berbeda dengan lepton, kuar memiliki muatan listrik pecahan. 1 Sigma merupakan salah satu kelompok hadron dari kelas barion. Seperti hadron lainnya, ia tersusun dari kuark. Sigma-positif (Σ + ), sigma-nol (Σ 0 ), dan sigma-negatif (Σ ), ketiganya tersusun dari tiga buah kuark. Σ + memiliki dua buah kuark up(u) dan sebuah kuark strange(s). Σ 0 terdiri dari satu kuark u, satu kuark s dan satu kuark down(d). Dua buah kuark d dan sebuah kuark s juga terdapat pada pada Σ. 3 Perumusan Masalah 1. Bagaimana perumusan penampang hamburan elastik dari interaksi eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ? 2. Bagaimana nilai masing-masing penampang hamburan elastik dari eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ? Tujuan Penelitian Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk melakukan perhitungan penampang hamburan elastik eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ. Hipotesa Nilai penampang Hamburan elastik dari interksi eσ + eσ +, lebih besar dibanding nilai dari interaksi eσ 0 eσ 0, dan Nilai penampang Hamburan elastik dari interksi eσ 0 eσ 0, lebih besar dibanding nilai dari interaksi eσ eσ.

10 TINJAUAN PUSTAKA 2 Penampang Hamburan Pada fisika partikel, interaksi dan sifat-sifat partikel dapat diketahui dari eksperimen melalui hamburan dan peluruhan partikel. Pada proses hamburan, dilakukan pengukuran terhadap penampang hamburan dari interaksi pertikel tertentu. Hal tersebut berbeda dengan proses peluruhan yang melakukan pengukuran pada waktu hidup dari suatu partikel untuk meluruh menjadi dua, tiga, atau lebih. 2 Penampang hamburan didefinisikan sebagai peluang partikel penembak berinteraksi dengan partikel target. Partikel target dimisalkan memiliki suatu bidang dengan luas tertentu yang disebut sebagai penampang terhadap partikel datang. Setiap partikel datang yang masuk akan berinteraksi dengan partikel target. Besarnya peluang interaksinya ditentukan oleh luas penampang. 1, 2 Penampang Hamburan Elastik Elektron-Sigma Hamburan elektron merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menghitung penampang hamburan suatu partikel. Interaksi elektromagnetik antara elektron dengan hadron, dalam hal ini Sigma-positif (Σ + ), sigma-nol (Σ 0 ), dan sigma-negatif (Σ ) merupakan interaksi antara partikel-partikel bermuatan. Besar muatan untuk elektron, Σ +, Σ 0, dan Σ masing-masing secara berurutan adalah e, +e, 0, dan e. Pada interaksi ini medan elektromagnetik A μ dihasilkan dari arus transisi sigma. 2 Interaksi elektromagnetik terjadi tidak hanya oleh muatan total sigma, tetapi juga melibatkan struktur internal sigma. Sigma merupakan salah satu hadron dari kelas barion yang memiliki tiga buah kuark. Dimana Σ + memiliki dua buah kuark up(u) dan sebuah kuark strange(s). Σ 0 terdiri dari satu kuark u, satu kuark s dan satu kuark down(d). Dua buah kuark d dan sebuah kuark s juga terdapat pada pada Σ. Sehingga bentuk formulasi arus transisi sigma dituliskan sebagai berikut. 2, 3 J μ fi = eu p f F 1 q 2 γ μ + μ F 2M 2 q 2 iσ μv q v u p i e p i p f. x. (1) Dengan F 1 dan F 2 merupakan faktor bentuk, μ merupakan momen magnetik anomalus, dan M adalah massa sigma. 2, 4 Pada q 2 0, yaitu dalam pertukaran foton pada panjang gelomang yang besar sigma akan terlihat memiliki moment magnetik e. Sehingga pada 2M limit ini dapat dipilih F 1 (0) = 0, dan F 2 (0) = 1. 2, 5 Interaksi elektromagnetik penampang hamburan diferensial dapat dihitung denga menggunakan formula Rosenbluth pada persamaan berikut. 4, 5 1+μ dσ = α 2 dω 4E 2 sin 4θ 2 E E F 1 2 μ 2 q 2 1M 2 F 2 2 cos 2 θ 2 q 2 2M 2 (F 1 + μf 2 ) 2 sin 2 θ 2. (2)

11 Persaman tersebut dapat disederhanakan dengan memperkenalkan sepasang faktor bentuk lain yang merupakan kombinasi linear dari F 1 dan F 2 pada Persamaan (3) dan Persamaan (4). 4, 5 Sehingga Persamaan (2) dituliskan kembali G E = F 1 μτf 2 (3) G M = F 1 + μf 2 (4) 3 dσ = α 2 dω 4E 2 sin 4θ 2 E E G E 2 +τ G M 2 4M 2 cos 2 θ 2 + 2τ G M 2 sin 2 θ 2. (5) Dengan τ = F 1 + μ q 2 4M 2. 4 G E dan G M berturut-turut memiliki hubungan distribusi muatan dan momen magnetik sigma. Nilai numerik G E dan G M ditentukan dari berbagai eksperimen yang dinyatakan dalam parametrasi. 2, 5 G E = τμ τ G p E q 2 (6) G M = μg p E q 2 (7) G p E q 2 = 1 q 2 M2 v (8) M v merupakan masa dipole vektor yang bernilai 0.84 GeV dari hasil hamburan elektron proton. 5 Kinematika Hamburan Elektron-Sigma Dalam bentuk vektor-empat persamaan energi hamburan elektron sigma secara lengkap dapat dituliskan mengikuti Gambar 1. Dengan p dan p berturutturut merupakan energi sigma awal dan energi sigma setelah terhambur oleh elektron. Mengikuti kekekalan energy dapat diperlihatkan bahwa q = k k, dan p = q + p. Dalam bentuk vektor-empat di definisikan bahwa 4 k μ k μ k. k = k 2 = E 2 k 2. (9) Dari persamaan energi relativistik E 2 = k 2 + m 2, untuk nilai E m sehingga E 2 k 2 sehingga k 2 0. Karena q = k k maka dapat diperoleh q 2 2k k kemudian melalui perkalian vektor-empat sebagai mana didefinisikan sebelumnya didapat 4 q 2 2 E E k k cos θ 2 E E 1 cos θ. (10)

12 4 Gambar 1 Proses hamburan elastik elektron oleh sigma 4 Untuk p = q + p dengan cara yang sama akan didapatkan q 2 2p q sehingga q 2 2 v M. (11) Gambar 1 menunjukkan proses terjadinya hamburan elektron oleh sigma. Seperti ditunjukkan pada gambar tersebut dan dengan memasukkan Persamaan (11) didapatkan persamaan v E E = q 2. Sehingga E /E dapat dituliskan sebagai 2M E E = 1 (1 + 2E M sin θ 2 ). (12) METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada sejak bulan Maret 2012 hingga bulan Maret Bertempat di Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuian Alam, Institut Pertanian Bogor. Alat Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat lunak Microsoft Ofice 2007 dan MATLAB R2009a. Prosedur Penelitian Perhitungan penampang hamburan elastik eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ dengan beberapa macam factor bentuk dilakukan dengan metode sebagai berikut:

13 5 1. Persiapan Pada tahapan ini dilakukan upaya untuk memahami secara lebih mendalam konsep perhitungan penampang hamburan partikel. Persiapan penelitian dimulai dengan mempelajari teori-teori dasar tentang pertikel, lepton dan kuark. Perhitungan penampang hamburan elektron sigma diawali dengan proses analitik melalui melakukan kajian terhadap elektrodinamika partikel. Notasi vektor-empat digunakan untuk menyederhanakan perumusan pada relativitas khusus. Satuan alamiah disederhanakan dengan c = ħ = 1. Akibat dari penyederhanaan nilai c dan ħ tersebut satuan masa dan energi, juga satuan panjang dan waktu dapat disetarakan. Untuk mempermudah selanjutnya akan digunakan satuan GeV untuk masa dan energi, dan satuan GeV-1 untuk satuan panjang dan waktu. Persamaan elektromagnetik Maxwell digunakan untuk menganalisis interaksi elektromagnetik pada partikel-partikel bermuatan tersebut. Selain itu Persamaan Dirac memiliki peranan yang cukup penting dalam mengidentifikasikan keadaan partikel sesuai teori kuantum maupun relatifistik. 2,5,6,7 Tahapan ini penting untuk membangun landasan pemikiran dan pemahaman yang matang untuk proses selanjutnya. 2. Pengambilan data Pengambilan data tidak dilakukan secara langsung, melainkan mencari data yang sudah di publikasikan sebelumnya untuk dilakukan perhitungan ulang. Sumber yang diambil harus baik dan dapat dipercaya. 3. Pengolahan data Tahapan ini dimulai setelah dilakukan kajian pustaka tentang penurunan persamaan hamburan, dan didapat sejumlah data dari hasil eksperimen yang tidak dilakukan sendiri. Pada tahapan ini dilakukan perumusan ulang kinematika hamburan elastik elekton-sigma dengan mengikiti teori yang telah diajukan sebelumnya. Perhitungan penampang hamburan elastik eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ. Penampang hamburan diferensial elektron-sigma sebagaimana yang telah di definisikan pada Persamaan (5) merupakan pendekatan dari asumsi ( q 2 ) 0. 4 Akibatnya perlu diperhatikan nilai-nilai energi datang dan sudut θ agar memenuhi asumsi tersebut. Nilai ( q 2 ) pada Persamaan (11) harus bernilai positif. Dengan demikian energi datang bernilai minimum GeV. selanjutnya nilainya divariasikan hingga energi 3.5 GeV. Pengambilan batas akhir 3.5 GeV untuk menjaga keadaan elastik dari hamburan elektron sigma. Variasi nilai pada energy datang yang lebih kecil dibuat lebih banyak untuk memperhalus bentuk kurva yang dihasilkan. 2 Besarnya sudut (θ) berubah-ubah antara 0 0 samapi Karena pada sudut θ = 0 0 tidak terjadi hamburan. Sedangkan pada sudut yang tinggi (180 0 ) nilai penampang hamburan sangat kecil. Sehingga kita akan melakukan memulai perhitungan pada sudut hamburan 5, kemudian 10, kemudian 15. Selanjutnya sudut hamburan akan divariasikan dengan selisih 15 hingga sudut

14 4. Penarikan kesimpulan Pada tahapan ini dilakukan penarikan kesimpulan secara menyeluruh terkait metode, proses, serta hasil perhitungan yang telah dilakukan, sehingga dapat memberikan pandangan yang manyeluruh terkait kekurangan dan kelabihan dari panelitian yang telah dilakukan. pada akhirnya dilakukan pembandingan antara hasil penelitian dengan hipotesis. 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Σ +, Σ 0, Dan Σ Sebagai Partikel Sasaran Hiperon merupakan kelompok dari barion dengan masa yang lebih berat dari neutron. Karenanya keadaan hiperon tidak mantap, dan akan meluruh menjadi partikel yang lain yang lebih setabil. Umur rata-rata hiperon kurang dari 10-9 detik. Sehingga dengan karakteristik yang demikian, akan sulit dilakukan pengukuran secara langsung terhadap penampang hamburan dari hadron dalam eksperimen nyata. Namun upaya untuk melakukan hal tersebut tetap ada. Karena keterbatasan ini juga penulis hanya melakukan perhitungan secara teoritis terhadap penampang hamburan sigma. 1 Hiperon Sigma memiliki dari tiga kuark. Dua kuark diantaranya merupakan kuark up(u) atau kuark down(d) atau keduanya dan satu sisanya merupakan kuark strange(s). Dengan komposisi, Σ + memiliki dua buah kuark u dan sebuah kuark s. Σ 0 terdiri dari satu kuark u, satu kuark s dan satu kuark d. Sedangkan pada Σ terdapat dua buah kuark d dan sebuah kuark s. 3 Struktur internal sigma yang terdiri dari beberapa kuark tersebut mempengaruhi bentuk penampang hamburan diferensial yang dihasilkan pada perhitungan selanjutnya. Keberadaan struktur internal tersebut diwakili oleh faktor bentuk G E maupun G M sebagaimana yang dituliskan pada Persamaan (6) dan (7). Dari Partikel Data Group diperoleh data karakteristik sigma-positif, sigma-nol, Dan sigma-negatif. 6 Sigma-positif memiliki nilai masa sebesar GeV. Partikel ini memiliki waktu hidup Besar momen magnetiknya μn. Sigma-nol memiliki nilai masa sebesar GeV. Partikel ini memiliki waktu hidup Besar momen magnetiknya 1.61 μn. Sedangkan sigma-negatif memiliki nilai masa sebesar GeV. Partikel ini memiliki waktu hidup Besar momen magnetiknya μn. 6 Penampang Hamburan Elektron Sigma Hasil perhitungan analitik untuk penampang hamburan electron sigma mengikuti Persamaan (6), Persamaan (7) dan Persamaan (8). Ketiganya persamaan tersebut ditulis kembali sebagai berikut.

15 7 dσ dω = α 2 4E 2 sin 4 θ 2 E E G E 2 + τ G M 2 G E q 2 1 = τμ τ G E G M q 2 = μg p E q 2 G E p q 2 = 1 q2 M v 2 4M 2 cos 2 θ 2 + 2τ G M 2 sin 2 θ 2 2 p q 2 Dengan perbandingan nilai E /E sebagaimana seperti yang telah dituliskan pada Persamaan (12). Perhitungan penampang hamburan diferensial selanjutnya dilakukan secara numerik dengan memasukkan data tentang karakteristik Σ +, Σ 0, Dan Σ ke dalam Persamaan (5) dengan memvariasikan sudut dan energi datang elektron pada batasan yang telah ditentukan sebelumnya. Nilai G E q 2 dan G M q 2 diperoleh dari Persamaan (6) dan Persamaan (7) dengan memasukkan hasil dari Persamaan (8). Program komputer untuk menghitung nilai penampang hamburan menggunakan MATLAB R2009a diperlihatkan pada Lampiran 1. Nilai penampang hamburan diferensial untuk interaksi eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ akan berbeda satu dengan yang lainnya karena perbedaan masa dan momen magnetik dari masing-masing partikel yang terlibat. Lampiran 2 menunjukkan grafik hubungan antara energi datang elektron dengan penampang hamburan elastik untuk untuk eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ. Untuk sudut dibawah 30 0, nilai penampang hamburan terdapat pada Lampiran 3. Nilai penampang hamburan yang ditunjukkan pada Lampiran 2 menunjukkan angka yang semakin kecil dengan kenaikan energi elektron datang. Hal yang sama juga terjadi pada setiap kenaikan sudut. Hal ini menunjukkan interaksi elektromagnetik antara elektron dengan sigma-positif, elektron dengan sigma-nol, dan elektron dengan sigma-negatif lebih efektif pada sudut-sudut yang kecil. Kondisi yang sama ternyata juga terjadi pada hamburan elektron neutron pada perhitungan yang lain. 2 Perbedaan penampang hamburan dari interaksi antara elektron dengan sigma-positif, elektron dengan sigma-nol, dan elektron dengan sigma-negatif tidak hanya terjadi karena faktor perbedaan nilai momen magnetiknya tetapi juga karena perbedaan nilai masa. Ketiga interaksi tersebut pada dasarnya memberikan bentuk kurva penampang hamburan yang serupa pada setiap sudutnya, namun memiliki perbedaan pada nilai-nilai yang dihasilkannya. Model Penampang Hamburan Pada Sudut Kecil Hubungan antara penampang hamburan elektron sigma (eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ ) dan energi elektron datang untuik sudut 5 0, 15 0, dan 90 0 ditunjukkan oada Gambar 2, 3, dan 4. Untuk sudut-sudut yang lainnya (10 0, 30 0, 45 0, 60 0, 75 0, 105 0,120 0, ) ditunjukkan pada Lampiran 2, halaman 14.

16 dσ/dω pada sudt Energi elektron datang (GeV) Sigma+ Sigma0 Sigma- Gambar 2 Penampang hamburan elektron sigma eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ terhadap variasi energi elektron datang pada sudut 5 0. Gambar 2 menunjukkan perbandingan nilai penampang hamburan (dσ/dω) pada sudut 5 0. Sekilas dapat diperlihatkan bahwa penampang hamburan dari elektron oleh sigma-positif memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan penampang hamburan elektron oleh sigma-nol. Sedangkan penampang hamburan dari elektron oleh sigma-negatif menunjukkan nilai yang paling kecil diantara ketiganya. Pada energi dibawah 1 GeV nilai penampang hamburannya lebih besar, kemudian menurun bersamaan dengan peningkatan nilai energi datang. Nilai penampang hamburan terbesar pada sudut hamburan 5 0 dihasilkan dari hamburan eσ + eσ +, pada energi datang elektron sebesar 0.3 GeV dengan nilai penampang hamburan sebesar Nilai penampang hamburan eσ 0 eσ 0 adalah pada energi datang elektron 0.3 GeV. Masih pada energi datang elektron 0.3 GeV nilai penampang hamburan eσ eσ sebesar Sedangkan secara keseluruhan nilai terkecil terjadi pada eσ eσ pada energi datang elektron 3.5 GeV dengan nilai penampang hamburan sebesar Selisih terbesar terjadi pada energi elektron datang yang terkecil yaitu pada energi 0.3 GeV. Selisih penampang hamburan antara eσ + eσ + dengan eσ 0 eσ 0 adalah 0, Selisih penampang hamburan antara eσ + eσ + dengan eσ eσ adalah , dan Selisih penampang hamburan antara eσ 0 eσ 0 dengan eσ eσ adalah Pada setiap penambahan energi, selisih penampang antara ketiga partikel sasaran menjadi semakin kecil. Dari grafik yang pada lampiran 2 dapat dilihat selisih nilai penampang hamburan yang lebih besar terjadi pada sudut-sudut kecil dibandingkan dengan selisih yang terjadi pada sudut yang besar. Keadaan tersebut tampak pada kurvakurva yang berjauhan pada grafik-grafik yang menunjukkan nilai penampang hamburan pada sudut di bawah Pada Gambar 2 maupun Gambar 3 diperlihatkan penurunan nilai penampang hamburan pada sudut dibawah 30 0 seiring dengan bertambahnya energi elektron datang. Penurunan yang paling dominan terjadi pada selang energi datang antara 1 GeV sampai 3 GeV. Hal ini dapat dilihat dari tingginya nilai gradien kurva pada selang tersebut dibandingkan dengan selang energi yang lain.

17 dσ/dω pada sudt Energi elektron datang (GeV) Sigma+ Sigma0 Sigma- Gambar 3 Penampang hamburan elektron sigma eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ terhadap variasi energi elektron datang pada sudut Model Penampang Hamburan Pada Sudut Besar Gambar 4 menunjukkan perbandingan nilai penampang hamburan (dσ/dω) pada sudut Pada sudut-sudut yang besar nilai penampang hamburan jauh lebih kecil dibanding dengan nilai penampang hamburan pada sudut-sudut yang kecil atau dibawah Pada sudut 90 0 seperti diperlihatkan pada Gambar 3 nilai penampang hamburan tertingi terjadi pada energi elektron datang yang terendah yakni 0.3 GeV. Penampang hamburan elastik eσ + eσ + pada sudut 90 0 untuk energi elektron datang 0.3 GeV bernilai Nilai tersebut merupakan nilai penampang hamburan tertinggi untuk semua hasil perhitungan penampang hamburan pada sudut Selanjutnya nilai penampang hamburan eσ 0 eσ 0 untuk sudut dan energi datang yang sama adalah , sedangkan untuk hamburan eσ eσ bernilai Nilai penampang hamburan eσ + eσ + lebih besar dari nilai penampang hamburan oleh eσ 0 eσ 0, sedangkan nilai penampang hamburan eσ 0 eσ 0 lebih besar dibanding nilai penampang hamburan oleh eσ eσ. Selisih antara ketiganya terlihat lebih besar pada energi elektron datang yang kecil. Pada energi-energi yang lebih besar selisih nilai panampang hamburan antara ketiga interaksi partikel tersebut cenderung lebih kecil, bahkan hampir sama. Hal ini dapat ditunjukkan dari kurva yang berhimpit untuk nilai energi elektron datang yang tinggi pada Gambar 4. Untuk sudut hamburan yang besar umumnya dapat dilihat penurunan nilai penampang hamburan bersamaan dengan pertambahan nilai energi elektron yang datang. Penurunan yang sangat signifikan terjadi pada energi elektron datang yang lebih kecil dari 1 GeV. Pada energi diatas 1 GeV grafiknya cenderung lebih landai.

18 dσ/dω dσ/dω pada sudt E E E E E E-05 Sigma+ Sigma0 0.00E Energi elektron datang (GeV) Gambar 4 Penampang hamburan elektron sigma eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ terhadap variasi energi elektron datang pada sudut Terlihat perubahan nilai kelengkungan kurva antara energi datang dengan penampang hamburan. Perubahan kelengkungan ini terlihat cukup jelas pada selang antara 5 0 hingga Nilai penampang hamburan sendiri semakin kecil setiap pertambahan nilai sudut hamburnya. pada setiap nilai energi elektron datang yang sama, nilai penampang hamburan pada sudut-sudut yang kecil lebih bersar dibanding nilai penampang hambran pada sudut-sudut besar. Gambar 5 menunjukkan nilai penampang hamburan terhadap variasi sudut pada energi electron datang tertentu Sudut ( o ) sigma+ sigma0 Sigma- sigma- Gambar 5 Penampang hamburan elektron sigma eσ + eσ +, eσ 0 eσ 0, dan eσ eσ terhadap variasi sudut hamburan pada energi elektron datang 0,3 GeV

19 SIMPULAN DAN SARAN 11 Simpulan Penampang hamburan didefinisikan sebagai peluang partikel penembak berinteraksi dengan partikel target. Setiap partikel datang yang masuk akan berinteraksi dengan partikel target. Besarnya peluang interaksinya ditentukan oleh luas penampang. Perhitungan penampang hamburan elektron sigma diawali dengan proses analitik berupa kajian terhadap elektrodinamika partikel. Notasi vektor-empat digunakan untuk menyederhanakan perumusan pada relativitas khusus. Satuan alamiah disederhanakan dengan c = ħ = 1. Persamaan elektromagnetik Maxwell digunakan untuk menganalisis interaksi elektromagnetik pada partikel-partikel bermuatan tersebut. Selain itu persamaan Dirac memiliki peranan yang cukup penting dalam mengidentifikasikan keadaan partikel sesuai teori kuantum maupun relatifistik. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan nilai penampang hamburan elektron sigma pada berbagai sudut datang dan energi datang untuk interaksi elektron dengan sigma positif, elektron dengan sigma nol dan elektron dengan sigma negatif. Hasil perumusan penampang hamburan elektron sigma ditunjukkan pada Persamaan (5). Nilai hasil perhitungan penampang hamburan untuk sudut hambur dibawah 30 0 diperlihatkan pada Lampiran 3. Untuk sudut-sudut hambur yang lain diperlihatkan dalam bentuk grafik hubungan antara penampang hamburan dengan energi elektron datang pada Lampiran 2. Perbedaan nilai penampang hamburan dari ketiga interaksi tersebut terjadi karena perbedaan besar masa dan momen magnetik dari tiap-tiap partikel sasaran. Nilai penampang hamburan pada sudut yang besar, yakni antara 60 0 hingga hampir memiliki nilai yang sama pada energi elektron datang diatas 1 GeV. Pada kondisi itu nilai penampang hamburan mendekati nol. Pada sudut-sudut dibawah 30 0 nilai penampang hamburan dari masing - masing tadi memiliki perbedaan yang cukup terlihat. Pada energi datang yang tinggi, untuk sudut datang dibawah 30 0 tidak menunjukkan nilai penampang hamburan yang mendekati nol. Pada setiap pertambahan sudut sebagaimana digambarkan pada lampiran 2 terlihat perubahan nilai kelengkungan kurva antara energi datang dengan penampang hamburan. Perubahan kelengkungan ini terlihat cukup jelas pada selang antara 5 0 hingga Sedangkan untuk bentuk kurva di bawah 5 0 tidak tercantum pada lampiran penelitian ini. Hasil perhitungan penampang hamburan juga menujukkan perubahan kelengkungan kurva energi elektron datang dengan penampang hamburan pada setiap perubahan sudut. Saran Pada pengembangan penelitian selanjutnya dapat dianalisa kococokan hasil perhitungan teori yang dilakukan pada penelitian ini dengan hasil eksperimen jika memang mungkin untuk dilaksanakan. Selain itu dapat juga dilakukan perhitungan nilai penampang hamburan pada energi yang lain terutama pada sudut

20 yang kecil. Perlu juga dilakukan perhitungan untuk sudut hambur yang lebih kecil dari DAFTAR PUSTAKA 1. Beiser A. Konsep Fisika Modern Edisi Keempat. Terjemahan Liong. Jakarta: Erlangga. 2005, Pohan AS. Perhitungan Penampang Hamburan Elastik en en dengan Dua Macam Faktor Bentuk: Glaster dan Miler. Skripsi. Jurusan Fisika. Bogor: Institut Pertanian Bogor Wikipedia. Sigma Barion [internet] Sigma_baryon [Februari 2013] 4. Helzen F, Martin AD. Quark and Lepton: an Introduction Course in Modern Particle Physics. John Wiley and Son. 1984, Geis E, Kohl M, Ziskin V. The Charge Form Factor of the Neutron at Low Momentum Transfer from the 2 H(e, e n)p Reaction. arxiv: v Beringer J, et al. Σ Barion (S = 1/ I = 1). Partikel Data Group. PR D [internet] Sigma.pdf [Februari 2013]. 7. Pramudito S, Perhitungan Penampang Lintang Diferensial Proses Produksi Hiperon-Sigma Tak Bermuatan pada Hamburan Elektron-Netron. Depok : Universitas Indonesia. 2009

21 LAMPIRAN 13 Lampiran 1 Program Komputer clear all alpha = 1 / 137; MSp = ; % masa sigma+ dalam GeV MSnol = ; % masa sigma0 dalam GeV MSn = ; % masa sigma- dalam GeV MuSp = 2.458; % momen magnetik sigma+ dalam GeV MuSnol = 1.61; % momen magnetik sigma0 dalam GeV MuSn = ;% momen magnetik sigma0 dalam GeV Emin_el = 0.287; % energi datang elektron minimum dalam GeV Emin = 0.3; % dalam Gev Emax = 3.5; % dalam GeV Imax = 32; %... sdt=[ ]; for i=1:12 ; th(i)= sdt(i)*pi/180; n=10; de1 = (1-Emin)/(n-1); de2 = (Emax-1)/n; E(1)= Emin-dE1; for j= 2:(2*n+2); if E(j-1) <= 1 E(j)= E(j-1)+dE1; else E(j)= E(j-1)+dE2; end E2Sp(j,i)= E(j)/(1 + 2*E(j)*sin(th(i)/2)^2/MSp); E2Snol(j,i)= E(j)/(1 + 2*E(j)*sin(th(i)/2)^2/MSnol); E2Sn(j,i)= E(j)/(1 + 2*E(j)*sin(th(i)/2)^2/MSn); q2sp(j,i) =(4*E(j)*E2Sp(j,i)*sin(th(i)/2)^2); q2snol(j,i) =(4*E(j)*E2Snol(j,i)*sin(th(i)/2)^2); q2sn(j,i) =(4*E(j)*E2Sn(j,i)*sin(th(i)/2)^2); tausp(j,i) = q2sp(j,i)/(4*msp^2); tausnol(j,i) = q2snol(j,i)/(4*msnol^2); tausn(j,i) = q2sn(j,i)/(4*msn^2); GdSp(j,i) = 1.0/(1+q2Sp(j,i)/0.71)^2; GdSnol(j,i) = 1.0/(1+q2Snol(j,i)/0.71)^2; GdSn(j,i) = 1.0/(1+q2Sn(j,i)/0.71)^2; GeSp(j,i) = - MuSp*tauSp(j,i)*GdSp(j,i)/(1+5.6*tauSp(j,i)); GeSnol(j,i) = - MuSnol*tauSnol(j,i)*GdSnol(j,i)/(1+5.6*tauSnol(j,i)); GeSn(j,i) = - MuSn*tauSn(j,i)*GdSn(j,i)/(1+5.6*tauSn(j,i));

22 14 GmSp(j,i) = MuSp*GdSp(j,i); GmSnol(j,i) = MuSnol*GdSnol(j,i); GmSn(j,i) = MuSn*GdSn(j,i); dsosp(j,i) = alpha^2/(4*e(j)^2*sin(th(i)/2)^4)*(e2sp(j,i)/e(j))*(((gesp(j,i) ^2+tauSp(j,i)*GmSp(j,i)^2)/(1+tauSp(j,i))*cos(th(i)/2)^2)+2*tau Sp(j,i)*GmSp(j,i)^2*sin(th(i)/2)^2); dsosnol(j,i) = alpha^2/(4*e(j)^2*sin(th(i)/2)^4)*(e2snol(j,i)/e(j))*(((gesnol( j,i)^2+tausnol(j,i)*gmsnol(j,i)^2)/(1+tausnol(j,i))*cos(th(i)/2 )^2)+2*tauSnol(j,i)*GmSnol(j,i)^2*sin(th(i)/2)^2); dsosn(j,i) = alpha^2/(4*e(j)^2*sin(th(i)/2)^4)*(e2sn(j,i)/e(j))*(((gesn(j,i) ^2+tauSn(j,i)*GmSn(j,i)^2)/(1+tauSn(j,i))*cos(th(i)/2)^2)+2*tau Sn(j,i)*GmSn(j,i)^2*sin(th(i)/2)^2); end end

23 dσ/dω pada sudt 15 dσ/dω pada sudt 10 dσ/dω pada sudt 5 15 Lampiran 2 Grafik Penampang Hamburan Pada Berbagai Sudut Sigma+ Sigma0 Sigma Energi elektron datang (GeV) Sigma+ Sigma0 Sigma- Energi elektron datang (GeV) Sigma+ Sigma0 Sigma Energi elektron datang (GeV)

24 dσ/dω pada sudt 60 dσ/dω pada sudt 45 dσ/dω pada sudt Energi elektron datang (GeV) Sigma+ Sigma Energi elektron datang (GeV) Sigma+ Sigma Energi elektron datang (GeV) Sigma+ Sigma0 Sigma- Sigma- Sigma-

25 dσ/dω pada sudt 105 dσ/dω pada sudt 90 dσ/dω pada sudt E E E E E E E E E E Energi elektron datang (GeV) Sigma+ Sigma0 6.00E E E E E E E Energi elektron datang (GeV) Sigma+ Sigma0 4.00E E E E E E E E E Energi elektron datang (GeV) Sigma+ Sigma0 Sigma- Sigma- Sigma-

26 dσ/dω pada sudt 135 dσ/dω pada sudt E E E E E E-06 Sigma+ Sigma0 0.00E Energi elektron datang (GeV) 2.50E E E E E-06 Sigma+ Sigma0 Sigma- Sigma- 0.00E Energi elektron datang (GeV)

27 Lampiran 3 Data Hasil Perhitungan Penampang Hamburan pada Sudut di Bawah 30 0 sigma-plus sigma-nol sigma-minus E datang E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E-07

28 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 21 Desember Anak pertama dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak RahmanTamin dan Ibu Suharni (alm.). Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Iqro Bekasi pada tahun Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan menengah di SMPIT YAPIDH Bekasi (lulus 2005) dan SMA Negeri 21 Jakarta (lulus 2008). Tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengtahuan Alam. Selama menempuh pendidikan sarjananya, penulis juga pernah aktif sebagai pengurus di beberapa organisasi, yaitu di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) sebagai pengurs Komisariat IPB, dan pengurus Daerah Bogor. Pengulis juga terlibat di Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (DPM FMIPA), dan lembaga Dakwah Fakutas (LDF) Serum-G. Selain aktif dalam beberapa organisasi, penulis juga pernah mendapatkan juara satu Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina untuk bidang fisika tingkat Provinsi Jawa Barat pada tahun 2011.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.4. Hipotesis 1. Model penampang hamburan Galster dan Miller memiliki perbedaan mulai kisaran energi 0.3 sampai 1.0. 2. Model penampang hamburan Galster dan Miller memiliki kesamaan pada kisaran energi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PENAMPANG HAMBURAN ELASTIK PADA REAKSI ep ep DENGAN DUA MACAM FAKTOR BENTUK : GALSTER DAN MILLER ADI AGUS KURNIAWAN

PERHITUNGAN PENAMPANG HAMBURAN ELASTIK PADA REAKSI ep ep DENGAN DUA MACAM FAKTOR BENTUK : GALSTER DAN MILLER ADI AGUS KURNIAWAN PERHITUNGAN PENAMPANG HAMBURAN ELASTIK PADA REAKSI ep ep DENGAN DUA MACAM FAKTOR BENTUK : DAN ADI AGUS KURNIAWAN DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PENAMPANG LINTANG DIFERENSIAL PROSES PRODUKSI HIPERON-SIGMA TAK BERMUATAN PADA HAMBURAN ELEKTRON-NETRON

PERHITUNGAN PENAMPANG LINTANG DIFERENSIAL PROSES PRODUKSI HIPERON-SIGMA TAK BERMUATAN PADA HAMBURAN ELEKTRON-NETRON PERHITUNGAN PENAMPANG LINTANG DIFERENSIAL PROSES PRODUKSI HIPERON-SIGMA TAK BERMUATAN PADA HAMBURAN ELEKTRON-NETRON TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister SIDIKRUBADI

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PENAMPANG HAMBURAN ELASTIK en en DENGAN DUA MACAM FAKTOR BENTUK: GALSTER DAN MILLER AZRUL SULAIMAN KARIM POHAN G

PERHITUNGAN PENAMPANG HAMBURAN ELASTIK en en DENGAN DUA MACAM FAKTOR BENTUK: GALSTER DAN MILLER AZRUL SULAIMAN KARIM POHAN G PERHITUNGAN PENAMPANG HAMBURAN ELASTIK en en DENGAN DUA MACAM FAKTOR BENTUK: GALSTER DAN MILLER AZRUL SULAIMAN KARIM POHAN G74070002 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

Penentuan Fungsi Struktur Proton dari Proses Deep Inelastic Scattering e + p e + X dengan Menggunakan Model Quark - Parton

Penentuan Fungsi Struktur Proton dari Proses Deep Inelastic Scattering e + p e + X dengan Menggunakan Model Quark - Parton Penentuan Fungsi Struktur Proton dari Proses Deep Inelastic Scattering e + p e + X dengan Menggunakan Model Quark - Parton M.Fauzi M., T. Surungan, dan Bangsawan B.J. Departemen Fisika, Universitas Hasanuddin,

Lebih terperinci

APLIKASI BASIS L 2 LAGUERRE PADA INTERAKSI TOLAK MENOLAK ANTARA ATOM TARGET HIDROGEN DAN POSITRON. Ade S. Dwitama

APLIKASI BASIS L 2 LAGUERRE PADA INTERAKSI TOLAK MENOLAK ANTARA ATOM TARGET HIDROGEN DAN POSITRON. Ade S. Dwitama APLIKASI BASIS L 2 LAGUERRE PADA INTERAKSI TOLAK MENOLAK ANTARA ATOM TARGET HIDROGEN DAN POSITRON Ade S. Dwitama PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Efek Relativistik Pada Hamburan K + n

Efek Relativistik Pada Hamburan K + n Efek Relativistik Pada Hamburan K + n Putu Adi Kusuma Yudha l, Dr. Agus Salam 2, Dr. Imam Fachruddin 3 1. Departemen Fisika, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 2. Departemen Fisika, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem inti dapat dipelajari melalui kesatuan sistem penyusun inti sebagai akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi proton

Lebih terperinci

Verifikasi Perhitungan Partial Wave untuk Hamburan!! n

Verifikasi Perhitungan Partial Wave untuk Hamburan!! n Verifikasi Perhitungan Partial Wave untuk Hamburan n L dy Mascow Abdullah, Imam Fachruddin, Agus Salam 1. Departemen Fisika, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 2. Departemen Fisika, Universitas

Lebih terperinci

Pendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan

Pendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan 1 Pendahuluan Tujuan perkuliahan Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan 1. Mengetahui gambaran perkuliahan. Mengerti konsep dari satuan alamiah dan satuan-satuan dalam fisika partikel 1.1.

Lebih terperinci

SIFAT GELOMBANG PARTIKEL DAN PRINSIP KETIDAKPASTIAN. 39. Elektron, proton, dan elektron mempunyai sifat gelombang yang bisa

SIFAT GELOMBANG PARTIKEL DAN PRINSIP KETIDAKPASTIAN. 39. Elektron, proton, dan elektron mempunyai sifat gelombang yang bisa SIFAT GELOMBANG PARTIKEL DAN PRINSIP KETIDAKPASTIAN 39. Elektron, proton, dan elektron mempunyai sifat gelombang yang bisa diobservasi analog dengan foton. Panjang gelombang khas dari kebanyakan partikel

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CROSS SECTION HAMBURAN ELEKTRON-ATOM DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS GELOMBANG PARSIAL SKRIPSI TONI APRIANTO MANIK

PERHITUNGAN CROSS SECTION HAMBURAN ELEKTRON-ATOM DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS GELOMBANG PARSIAL SKRIPSI TONI APRIANTO MANIK PERHITUNGAN CROSS SECTION HAMBURAN ELEKTRON-ATOM DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS GELOMBANG PARSIAL SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains TONI APRIANTO MANIK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur atom Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran

Lebih terperinci

OPTIMASI EFISIENSI TUNGKU SEKAM DENGAN VARIASI LUBANG UTAMA PADA BADAN KOMPOR RIFKI MAULANA

OPTIMASI EFISIENSI TUNGKU SEKAM DENGAN VARIASI LUBANG UTAMA PADA BADAN KOMPOR RIFKI MAULANA OPTIMASI EFISIENSI TUNGKU SEKAM DENGAN VARIASI LUBANG UTAMA PADA BADAN KOMPOR RIFKI MAULANA DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRAK RIFKI MAULANA.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Program komputer program askp Real Mn, Mung, Munm Open(unit=5, file='hasilbaru.dat', status='unknown') pi = 3.

Lampiran 1. Program komputer program askp Real Mn, Mung, Munm Open(unit=5, file='hasilbaru.dat', status='unknown') pi = 3. LAMPIRAN Lampiran 1. Program komputer program askp Real Mn, Mung, Munm Open(unit=5, file='hasilbaru.dat', status='unknown') pi = 3.141592654 Alpa = 1.0/137.0!konstanta struktur halus elektromagnetik Mn

Lebih terperinci

MENGENAL FISIKA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB

MENGENAL FISIKA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB MENGENAL FISIKA Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB FISIKA Mempelajari alam semesta Alam semesta diciptakan dengan karateristik: Derajat Keteraturan Tinggi Derajat Kesimetrian Tinggi Aturannya

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII 1. Tumbukan dan peluruhan partikel relativistik Bagian A. Proton dan antiproton Sebuah antiproton dengan energi kinetik = 1,00 GeV menabrak proton

Lebih terperinci

Dualisme Partikel Gelombang

Dualisme Partikel Gelombang Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIK PERSAMAAN DIRAC DALAM PENGARUH MEDAN MAGNETIK HOMOGEN SKRIPSI

KAJIAN TEORITIK PERSAMAAN DIRAC DALAM PENGARUH MEDAN MAGNETIK HOMOGEN SKRIPSI KAJIAN TEORITIK PERSAMAAN DIRAC DALAM PENGARUH MEDAN MAGNETIK HOMOGEN SKRIPSI ELDA DESI D P 080801074 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT APATIT-KITOSAN DENGAN METODE IN-SITU DAN EX-SITU ASTRI LESTARI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT APATIT-KITOSAN DENGAN METODE IN-SITU DAN EX-SITU ASTRI LESTARI SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT APATIT-KITOSAN DENGAN METODE IN-SITU DAN EX-SITU ASTRI LESTARI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK

PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK Disusun oleh : Muhammad Nur Farizky M0212053 SKRIPSI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

SOLUSI PERSAMAAN SCHRÖDINGER UNTUK KOMBINASI POTENSIAL HULTHEN DAN NON-SENTRAL POSCHL- TELLER DENGAN METODE NIKIFOROV-UVAROV

SOLUSI PERSAMAAN SCHRÖDINGER UNTUK KOMBINASI POTENSIAL HULTHEN DAN NON-SENTRAL POSCHL- TELLER DENGAN METODE NIKIFOROV-UVAROV SOLUSI PERSAMAAN SCHRÖDINGER UNTUK KOMBINASI POTENSIAL HULTHEN DAN NON-SENTRAL POSCHL- TELLER DENGAN METODE NIKIFOROV-UVAROV Disusun oleh : NANI SUNARMI M0209036 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF

BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF 1. PROSES PROSES PELURUHAN RADIASI ALPHA Nuklida yang tidak stabil (kelebihan proton atau neutron) dapat memancarkan nukleon untuk mengurangi energinya dengan

Lebih terperinci

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Kuantum Dosen Pengampu: Drs. Ngurah Made Darma Putra, M.Si., PhD Disusun oleh kelompok 8:.

Lebih terperinci

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ). PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar

Lebih terperinci

Lembar Pengesahan JURNAL. Telaah Fundamental Weak Interaction dan Nambu-Goldstone. ( Suatu Penelitian Teori Berupa Studi Pustaka )

Lembar Pengesahan JURNAL. Telaah Fundamental Weak Interaction dan Nambu-Goldstone. ( Suatu Penelitian Teori Berupa Studi Pustaka ) Lembar Pengesahan JURNAL Telaah Fundamental Weak Interaction dan Nambu-Goldstone ( Suatu Penelitian Teori Berupa Studi Pustaka ) Oleh La Sabarudin 4 4 97 Telah diperiksa dan disetujui oleh TELAAH FUNDAMENTAL

Lebih terperinci

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon di dalam inti atom yang menggunakan potensial Yukawa. 2. Dapat

Lebih terperinci

I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu

I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu 1 Muatan Listrik Contoh klassik: Penggaris digosok-gosok pada kain kering tarik-menarik dengan

Lebih terperinci

RANCANGAN SOFTWARE UNTUK DESAIN KRISTAL FOTONIK SATU DIMENSI BERBASIS GRAPHICAL USER INTERFACE DICKY ARDIYANTO WIBOWO

RANCANGAN SOFTWARE UNTUK DESAIN KRISTAL FOTONIK SATU DIMENSI BERBASIS GRAPHICAL USER INTERFACE DICKY ARDIYANTO WIBOWO RANCANGAN SOFTWARE UNTUK DESAIN KRISTAL FOTONIK SATU DIMENSI BERBASIS GRAPHICAL USER INTERFACE DICKY ARDIYANTO WIBOWO DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT INTI. PERTEMUAN KEEMPt

SIFAT-SIFAT INTI. PERTEMUAN KEEMPt SIFAT-SIFAT INTI PERTEMUAN KEEMPt Sifat-sifat inti atom Tidak Bergantung pada waktu: Muatan inti (electric charge) Massa inti (mass) Jari-jari (radius) Momentum sudut (angular momentum) Momen magnetik

Lebih terperinci

FOTOPRODUKSI MESON-ETA PADA PROTON

FOTOPRODUKSI MESON-ETA PADA PROTON FOTOPRODUKSI MESON-ETA PADA PROTON Alhidayatuddiniyah T.W. Program Studi Informatika, Universitas Indraprasta PGRI alhida.dini@gmail.com Abstrak Telah diinvestigasi reaksi fotoproduksi γp ηp dengan tujuan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI PADA INTERAKSI TiO 2 - POLISTIRENA TERSULFONASI (PST) TERHADAP POTENSI TRANSFER PROTON

PENGARUH ORIENTASI PADA INTERAKSI TiO 2 - POLISTIRENA TERSULFONASI (PST) TERHADAP POTENSI TRANSFER PROTON PENGARUH ORIENTASI PADA INTERAKSI TiO 2 - POLISTIRENA TERSULFONASI (PST) TERHADAP POTENSI TRANSFER PROTON Disusun Oleh : RUDI HARYONO M0310047 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEK TEROBOSAN SINGLE PARTIKEL DALAM KEADAAN EKSITASI SKRIPSI. Oleh. Zainur Rasyid Ridlo. Nim

ANALISIS EFEK TEROBOSAN SINGLE PARTIKEL DALAM KEADAAN EKSITASI SKRIPSI. Oleh. Zainur Rasyid Ridlo. Nim ANALISIS EFEK TEROBOSAN SINGLE PARTIKEL DALAM KEADAAN EKSITASI SKRIPSI Oleh Zainur Rasyid Ridlo Nim. 060210102117 PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN HASIL DAN ANALISA NUMERIK SPEKTRA EMISI NEUTRON DARI PENEMBAKAN HAMBURAN PROTON

BAB IV PERBANDINGAN HASIL DAN ANALISA NUMERIK SPEKTRA EMISI NEUTRON DARI PENEMBAKAN HAMBURAN PROTON , /. BAB IV PERBANDINGAN HASIL DAN ANALISA NUMERIK SPEKTRA EMISI NEUTRON DARI PENEMBAKAN HAMBURAN PROTON Pada tugas akhir ini dilakukan perhitungan ulang dari tugas akhir sebelumnya [1]. Adapun program

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2 Xpedia Fisika Soal Fismod Doc. Name: XPPHY050 Version: 013-04 halaman 1 01. Peluruhan mana yang menyebabkan jumlah neutron di inti berkurang sebanyak satu? 0. Peluruhan mana yang menyebabkan identitas

Lebih terperinci

Inti Atom dan Penyusunnya. Sulistyani, M.Si.

Inti Atom dan Penyusunnya. Sulistyani, M.Si. Inti Atom dan Penyusunnya Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Eksperimen Marsden dan Geiger Pendahuluan Teori tentang atom pertama kali dikemukakan oleh Dalton bahwa atom bagian terkecil dari

Lebih terperinci

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu

Lebih terperinci

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Q3-1 Large Hadron Collider (10 poin) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Pada soal ini, kita akan mendiskusikan mengenai fisika dari

Lebih terperinci

ANALISIS SPEKTRUM ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG

ANALISIS SPEKTRUM ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG ANALISIS SPEKTRUM ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG KOMBINASI POTENSIAL MANNING-ROSEN HIPERBOLIK DAN ROSEN-MORSE TRIGONOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIPERGEOMETRI Disusun oleh : DWI YUNIATI M0209017 SKRIPSI

Lebih terperinci

FISIKA MODERN. Pertemuan Ke-7. Nurun Nayiroh, M.Si.

FISIKA MODERN. Pertemuan Ke-7. Nurun Nayiroh, M.Si. FISIKA MODERN Pertemuan Ke-7 Nurun Nayiroh, M.Si. Efek Zeeman Gerakan orbital elektron Percobaan Stern-Gerlach Spin elektron Pieter Zeeman (1896) melakukan suatu percobaan untuk mengukur interaksi antara

Lebih terperinci

RAPAT PROBABILITAS DAN TINGKAT ENERGI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN SKRIPSI. Oleh. Habib Mustofa NIM

RAPAT PROBABILITAS DAN TINGKAT ENERGI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN SKRIPSI. Oleh. Habib Mustofa NIM RAPAT PROBABILITAS DAN TINGKAT ENERGI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN SKRIPSI Oleh Habib Mustofa NIM 070210102109 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN (Studi Kasus: Preferensi Mahasiswa Statistika IPB Angkatan 44, 45, dan 46 terhadap Minat Bidang Kerja) DONNY ARIEF SETIAWAN SITEPU

Lebih terperinci

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5 Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember email: schrodinger_risma@yahoo.com

Lebih terperinci

APLIKASI FUNGSI GREEN MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO DALAM PERSAMAAN DIFERENSIAL SEMILINEAR

APLIKASI FUNGSI GREEN MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO DALAM PERSAMAAN DIFERENSIAL SEMILINEAR APLIKASI FUNGSI GREEN MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO DALAM PERSAMAAN DIFERENSIAL SEMILINEAR SKRIPSI Oleh TILSA ARYENI 110803058 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK RIDWAN IDHAM. Model

Lebih terperinci

PENERAPAN PERSAMAAN PROCA DAN PERSAMAAN MAXWELL PADA MEDAN ELEKTROMAGNETIK UNTUK ANALISIS MASSA FOTON

PENERAPAN PERSAMAAN PROCA DAN PERSAMAAN MAXWELL PADA MEDAN ELEKTROMAGNETIK UNTUK ANALISIS MASSA FOTON PENERAPAN PERSAMAAN PROCA DAN PERSAMAAN MAXWELL PADA MEDAN ELEKTROMAGNETIK UNTUK ANALISIS MASSA FOTON Disusun oleh: OKY RIO PAMUNGKAS M0213069 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

Lebih terperinci

Partikel Elementer dan Interaksi Alamiah

Partikel Elementer dan Interaksi Alamiah Partikel Elementer dan Interaksi Alamiah By. Agus Mulyono Atom adalah partikel kecil dengan ukuran jari-jari 1 Amstrong. Atom bukanlah partikel elementer. John Dalton (1766-1844) pada tahun 1803 memberikan

Lebih terperinci

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam Elektron Bebas Beberapa teori tentang panas jenis zat padat yang telah dibahas dapat dengan baik menjelaskan sifat-sfat panas jenis zat padat yang tergolong non logam, akan tetapi untuk golongan logam

Lebih terperinci

Disusun Oleh : DYAH AYU DIANAWATI M SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains

Disusun Oleh : DYAH AYU DIANAWATI M SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains PENYELESAIAN PERSAMAAN DIRAC UNTUK POTENSIAL SENTRAL ECKART PLUS HULTHEN DENGAN KOMBINASI POTENSIAL HYLLERAAS LIKE TENSOR TERMODIFIKASI PADA SPIN SIMETRI MENGGUNAKAN METODE POLINOMIAL ROMANOVSKI Disusun

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 RINGKASAN ALIFTA DIAH AYU RETNANI.

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN AIR PANAS DAN PEREKAT BENTONIT TERHADAP SIFAT FISIK RANSUM BROILER STARTER BENTUK CRUMBLE SKRIPSI SUBHAN ZAIN

PENGARUH PENAMBAHAN AIR PANAS DAN PEREKAT BENTONIT TERHADAP SIFAT FISIK RANSUM BROILER STARTER BENTUK CRUMBLE SKRIPSI SUBHAN ZAIN PENGARUH PENAMBAHAN AIR PANAS DAN PEREKAT BENTONIT TERHADAP SIFAT FISIK RANSUM BROILER STARTER BENTUK CRUMBLE SKRIPSI SUBHAN ZAIN PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT

Lebih terperinci

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDO-2 SKRIPSI MIZWAR ARIFIN SRG

PENGARUH PERUBAHAN PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDO-2 SKRIPSI MIZWAR ARIFIN SRG PENGARUH PERUBAHAN PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDO-2 SKRIPSI MIZWAR ARIFIN SRG 070803030 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

BAB 16. MEDAN LISTRIK

BAB 16. MEDAN LISTRIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI... BAB 6. MEDAN LISTRIK... 6. Muatan Listrik... 6. Muatan Listrik dalam Atom... 6.3 Isolator dan Konduktor...3 6.4 Hukum Coulomb...3 6.5 Medan Listrik dan Kondusi Listrik...5 6.6

Lebih terperinci

PENGUKURAN KADAR GULA DALAM LARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN SINAR LASER HeNe SKRIPSI

PENGUKURAN KADAR GULA DALAM LARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN SINAR LASER HeNe SKRIPSI PENGUKURAN KADAR GULA DALAM LARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN SINAR LASER HeNe SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan Program Studi Fisika (S1) dan mencapai

Lebih terperinci

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR. Oleh: LIA NURLIANA KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR Oleh: LIA NURLIANA PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi yang lebih tinggi dari sinar alpha. Partikel sinar beta memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan partikel alpha. Sinar β merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL Oleh: Endang Nurjamil G05497044 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN SIMULASI PENUKARAN UANG PECAHAN TUGAS AKHIR REZA AHMADI

PERANCANGAN SIMULASI PENUKARAN UANG PECAHAN TUGAS AKHIR REZA AHMADI PERANCANGAN SIMULASI PENUKARAN UANG PECAHAN TUGAS AKHIR REZA AHMADI 102406224 PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin

Lebih terperinci

Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H

Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H EVALUASI KINERJA PT. BALAI PUSTAKA (PERSERO) MENGGUNAKAN PENDEKATAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA FOR PERFORMANCE EXCELLENCE SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN KINERJA Oleh ADE YOLARDI SAPUTRA H24104126 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

HAMBURAN PARTIKEL BER-SPIN 1/2 DAN 3/2 DALAM BASIS MOMENTUM-HELISITAS SKRIPSI

HAMBURAN PARTIKEL BER-SPIN 1/2 DAN 3/2 DALAM BASIS MOMENTUM-HELISITAS SKRIPSI HAMBURAN PARTIKEL BER-SPIN 1/2 DAN 3/2 DALAM BASIS MOMENTUM-HELISITAS SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains HAMDANI PASARIBU 030801048 DEPARTEMEN FISIKA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Program Studi : Pendidikan Fisika/Fisika Nama Mata Kuliah :Fisika Inti Kode

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL SKRIPSI MUSTAFA KEMAL RAMBE

KAJIAN TENTANG PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL SKRIPSI MUSTAFA KEMAL RAMBE KAJIAN TENTANG PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL SKRIPSI MUSTAFA KEMAL RAMBE 090823073 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PEMEKARAN KOTA DEPOK (Studi Kasus : Kecamatan Sukmajaya dan Kecamatan Beji)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PEMEKARAN KOTA DEPOK (Studi Kasus : Kecamatan Sukmajaya dan Kecamatan Beji) ANALISIS TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PEMEKARAN KOTA DEPOK (Studi Kasus : Kecamatan Sukmajaya dan Kecamatan Beji) YAMIN SURYAMIN NRP A14304051 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS

Lebih terperinci

VISUALISASI PERBANDINGAN PERUBAHAN GRAFIK FUNGSI BINOMIAL DAN NORMAL; FUNGSI BINOMIAL DAN HIPERGEOMETRIK DENGAN MENGGUNAKAN SUATU SIMULASI TUGAS AKHIR

VISUALISASI PERBANDINGAN PERUBAHAN GRAFIK FUNGSI BINOMIAL DAN NORMAL; FUNGSI BINOMIAL DAN HIPERGEOMETRIK DENGAN MENGGUNAKAN SUATU SIMULASI TUGAS AKHIR VISUALISASI PERBANDINGAN PERUBAHAN GRAFIK FUNGSI BINOMIAL DAN NORMAL; FUNGSI BINOMIAL DAN HIPERGEOMETRIK DENGAN MENGGUNAKAN SUATU SIMULASI TUGAS AKHIR M. NANDA SADZALI 092407054 PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL SKRIPSI RIDWAN NASUTION

KAJIAN TENTANG PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL SKRIPSI RIDWAN NASUTION KAJIAN TENTANG PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL OLEH DISTRIBUSI NORMAL SKRIPSI RIDWAN NASUTION 060823034 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

PELURUHAN SINAR GAMMA

PELURUHAN SINAR GAMMA PELURUHAN SINAR GAMMA Pendahuluan Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif, yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti

Lebih terperinci

Setelah Anda mempelajari KB-1 di atas, simaklah dan hafalkan beberapa hal penting di. dapat dihitung sebagai beriktut: h δl l'

Setelah Anda mempelajari KB-1 di atas, simaklah dan hafalkan beberapa hal penting di. dapat dihitung sebagai beriktut: h δl l' Rangkuman: bawah ini! Setelah Anda mempelajari KB-1 di atas, simaklah dan hafalkan beberapa hal penting di 1. Elemen-elemen matrik L lm,l'm' = h l ( l +1) δ ll' L l m, l 'm' dapat dihitung sebagai beriktut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah banyak model fisika partikel yang dikembangkan oleh fisikawan untuk mencoba menjelaskan keberadaan partikel-partikel elementer serta interaksi yang menyertainya.

Lebih terperinci

SIMULASI DAN VISUALISASI DINAMIKA MOLEKUL DENGAN MODEL POTENSIAL LENNARD JONES SKRIPSI LILI ANGGRAINI HARAHAP

SIMULASI DAN VISUALISASI DINAMIKA MOLEKUL DENGAN MODEL POTENSIAL LENNARD JONES SKRIPSI LILI ANGGRAINI HARAHAP SIMULASI DAN VISUALISASI DINAMIKA MOLEKUL DENGAN MODEL POTENSIAL LENNARD JONES SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains LILI ANGGRAINI HARAHAP 040801016

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 2 Doc. Name: AR12FIS02UAS Version : 2016-09 halaman 1 01. Batas ambang frekuensi dari seng untuk efek fotolistrik adalah di daerah sinar ultraviolet. Manakah peristiwa

Lebih terperinci

FISIKA MODEREN. Edisi Ke - 2 SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS. Drs. Tarmizi, M.Pd

FISIKA MODEREN. Edisi Ke - 2 SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS. Drs. Tarmizi, M.Pd Edisi Ke - 2 Drs. Tarmizi, M.Pd FISIKA MODEREN Dicetak oleh : Percetakan & Penerbit SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS Telp. (0651) 8012221 Email. upt.percetakan@unsyiah.ac.id Darussalam, Banda Aceh SYIAH KUALA

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

PENENTUAN PROBABILITAS DAN ENERGI PARTIKEL DALAM KOTAK 3 DIMENSI DENGAN TEORI PERTURBASI PADA BILANGAN KUANTUM n 5

PENENTUAN PROBABILITAS DAN ENERGI PARTIKEL DALAM KOTAK 3 DIMENSI DENGAN TEORI PERTURBASI PADA BILANGAN KUANTUM n 5 PENENTUAN PROBABILITAS DAN ENERGI PARTIKEL DALAM KOTAK 3 DIMENSI DENGAN TEORI PERTURBASI PADA BILANGAN KUANTUM n 5 SKRIPSI Oleh Indah Kharismawati Nim. 070210102106 PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS METODE FORWARD TIME-CENTRE SPACE (FTCS) DAN LAX-WENDROFF PADA SIMULASI PENYELESAIAN PERSAMAAN ADVEKSI SKRIPSI

ANALISIS STABILITAS METODE FORWARD TIME-CENTRE SPACE (FTCS) DAN LAX-WENDROFF PADA SIMULASI PENYELESAIAN PERSAMAAN ADVEKSI SKRIPSI ANALISIS STABILITAS METODE FORWARD TIME-CENTRE SPACE (FTCS) DAN LAX-WENDROFF PADA SIMULASI PENYELESAIAN PERSAMAAN ADVEKSI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI PLAY GROUP ISLAM TERPADU PERMATA HATI NGALIYAN SEMARANG

PENERAPAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI PLAY GROUP ISLAM TERPADU PERMATA HATI NGALIYAN SEMARANG PENERAPAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI PLAY GROUP ISLAM TERPADU PERMATA HATI NGALIYAN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program

Lebih terperinci

PENENTUAN STOPPING POWER DAN INELASTIC MEAN FREE PATH ELEKTRON DARI POLIETILEN PADA ENERGI 200 ev 50 kev

PENENTUAN STOPPING POWER DAN INELASTIC MEAN FREE PATH ELEKTRON DARI POLIETILEN PADA ENERGI 200 ev 50 kev PENENTUAN STOPPING POWER DAN INELASTIC MEAN FREE PATH ELEKTRON DARI POLIETILEN PADA ENERGI 00 ev 50 kev Nur Harmila Sari 1, Dahlang Tahir 1, Suarga 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar

Lebih terperinci

ENERGI TOTAL KEADAAN EKSITASI ATOM LITIUM DENGAN METODE VARIASI

ENERGI TOTAL KEADAAN EKSITASI ATOM LITIUM DENGAN METODE VARIASI Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika Vol 01, No 01 (2017) 6 10 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran ENERGI TOTAL KEADAAN EKSITASI ATOM LITIUM DENGAN METODE VARIASI LIU KIN MEN* DAN SETIANTO Departemen

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild Analisis Lintasan Foton Dalam Ruang-Waktu Schwarzschild Urai astri lidya ningsih 1, Hasanuddin 1, Joko Sampurno 1, Azrul Azwar 1 1 Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura; e-mail: nlidya14@yahoo.com

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER POTENSIAL NUKLIR BAGI REAKSI FUSI ANTAR INTI-INTI BERAT

OPTIMASI PARAMETER POTENSIAL NUKLIR BAGI REAKSI FUSI ANTAR INTI-INTI BERAT JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 13 NOMOR 2 JUNI 2017 OPTIMASI PARAMETER POTENSIAL NUKLIR BAGI REAKSI FUSI ANTAR INTI-INTI BERAT Viska Inda Variani 1, Vivin Fitrya Ningsih 1, Muhammad Zamrun F. 1, 1 Jurusan

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Atom Pion Atom pion sama seperti atom hidrogen hanya elektron nya diganti menjadi sebuah pion negatif. Partikel ini telah diteliti sekitar empat puluh tahun yang lalu, tetapi

Lebih terperinci

FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON

FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON Rif ati Dina Handayani 1 ) Abstract: Suatu partikel yang bergerak dengan momentum p, menurut hipotesa

Lebih terperinci

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8 MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-8 CAKUPAN MATERI 1. MAGNET 2. FLUKS MAGNETIK 3. GAYA MAGNET PADA SEBUAH ARUS 4. MUATAN SIRKULASI 5. EFEK HALL

Lebih terperinci

EVALUASI KETEPATAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA ABADI ALUMINIUM, SAWIT

EVALUASI KETEPATAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA ABADI ALUMINIUM, SAWIT EVALUASI KETEPATAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA ABADI ALUMINIUM, SAWIT TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensial Coulomb untuk Partikel yang Bergerak Dalam bab ini, akan dikemukakan teori-teori yang mendukung penyelesaian pembahasan pengaruh koreksi relativistik potensial Coulomb

Lebih terperinci

PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL

PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL SKRIPSI Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro Disusun Oleh : MAULDIAN

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016

CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 CATATAN KULIAH ATOM, INTI DAN RADIOAKTIF Diah Ayu Suci Kinasih -24040115130099- Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016 FISIKA NUKLIR Atom, Inti dan Radioaktif 1. Pekembangan Teori Atom

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN WISATA PANTAI CARITA KABUPATEN PANDEGLANG Oleh: RINA MULYANI A14301039 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KAJIAN ANALITIK PERSAMAAN SPINOR FOTON DENGAN EFEK RELATIVISTIK SKRIPSI KHAIRUL RIZKI

KAJIAN ANALITIK PERSAMAAN SPINOR FOTON DENGAN EFEK RELATIVISTIK SKRIPSI KHAIRUL RIZKI KAJIAN ANALITIK PERSAMAAN SPINOR FOTON DENGAN EFEK RELATIVISTIK SKRIPSI KHAIRUL RIZKI 080801070 PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Lebih terperinci

BAB FISIKA ATOM. a) Tetes minyak diam di antara pasangan keping sejajar karena berat minyak mg seimbang dengan gaya listrik qe.

BAB FISIKA ATOM. a) Tetes minyak diam di antara pasangan keping sejajar karena berat minyak mg seimbang dengan gaya listrik qe. BAB FISIKA ATOM Contoh 9. Hitungan mengenai percobaan Milikan. Sebuah tetes minyak yang beratnya,9-4 N diam di antara pasangan keping sejajar yang kuat medan listriknya 4, 4 N/C. a) Berapa besar muatan

Lebih terperinci

FISIKA MODERN. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB

FISIKA MODERN. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB FISIKA MODERN Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika,, FMIPA, IPB 1 MANFAAT KULIAH Memberikan pemahaman tentang fenomena alam yang tidak dapat dijelaskan melalui fisika klasik Fenomena alam yang berkaitan

Lebih terperinci

SKRIPSI POLA INTENSITAS GELOMBANG TERHAMBUR PADA SISTEM TOMOGRAFI GELOMBANG MIKRO DENGAN KONFIGURASI COMMON MID POINT. Oleh : Sugiono

SKRIPSI POLA INTENSITAS GELOMBANG TERHAMBUR PADA SISTEM TOMOGRAFI GELOMBANG MIKRO DENGAN KONFIGURASI COMMON MID POINT. Oleh : Sugiono SKRIPSI POLA INTENSITAS GELOMBANG TERHAMBUR PADA SISTEM TOMOGRAFI GELOMBANG MIKRO DENGAN KONFIGURASI COMMON MID POINT Oleh : Sugiono 011810201141 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN FLUIDA MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pendidikan Sarjana pada Program Studi Fisika Institut

Lebih terperinci