BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA"

Transkripsi

1 48 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Didalam melakukan survei dalam penulisan skripsi/tugas akhir, penulis mengumpulkan data dengan melakukan wawancara, observasi, dan melakukan pencatatan terhadap data yang diberikan oleh perusahaan. Data - data yang dikumpulkan berupa data area workshop (bengkel), layout workshop, layout warehouse, data luas area tiap tiap area di workshop, dan data data lainnya Data Umum Perusahaan PT. ABC mempunyai 3 area pabrik (Plant) dan 4 area pendukung dalam pembuatan, perakitan, dan pendistribusian unit sepeda motor dengan hak pemegang merk dagang XYZ. Ketiga (3) area pabrik itu adalah Pabrik 1 (Sunter), Pabrik 2 (Pegangsaan), dan Pabrik 3 (Cikarang). Dan Keempat area pendukung adalah DMD Div, Part Centre, AHTC, serta Divisi Product. Dibagian Divisi Product inilah tugas akhir penulis lakukan untuk memenuhi syarat lulus Sarjana 1.

2 49 Divisi Product merupakan divisi yang bertujuan khusus untuk melakukan verifikasi unit sepeda motor dalam bentuk Model Baru ataupun Mass Pro Model. Dengan berlokasi di Jalan Tipar Cakung, memiliki luas keseluruhan sebesar yang terdiri dari satu gedung utama, yang meliputi area kantor (office) dengan dua lantai, serta area workshop yang meliputi lab-lab pengetesan unit motor, warehouse, dan lain-lain. Gambar 4.1. Gedung Divisi Product Lantai 1 gedung Divisi Product dibagi menjadi 2 area bagian utama yaitu area kantor (office) dan area bengkel (workshop). Area kantor mempunyai luas sebesar 984 m 2 terdiri dari : 1. Lobby 2. Toilet

3 50 3. Locker Room 4. Musholah 5. Project Room 1 6. Project Room 2 7. Meeting Room 2 8. CAD/CAE 9. Office 10. Gom Room 11. Ups Room 12. Electric Room 13. Dining Room Dan untuk area bengkel (workshop) mempunyai ukuran panjang dan lebar 42 m x 41 m dengan luas keseluruhan sebesar 1778 m 2 yang terdiri dari : 1. Workshop A 2. Workshop B 3. Workshop C 4. Workshop D 5. Workshop E 6. Workshop F 7. Workshop G 8. Workshop H

4 51 9. Warehouse (Gudang) 10. Parkir Unit 11. LAB LAB LAB LAB LAB Office Warehouse 17. R. Pengukuran 18. Workshop CNC & Drill 19. Toilet 20. Mushalah 21. Workshop Cutting & Welding 22. Workshop N Berikut adalah denah gedung Divisi Product lantai 1 untuk area kantor (office) dan area bengkel (workshop).

5 52 Gambar 4.2. Layout Gedung Divisi Product Office Lantai 1 dan Workshop Data Workshop Workshop (Bengkel) di Divisi Product yang mempunyai ukuran panjang dan lebar 42 m x 41 m dengan luas keseluruhan sebesar 1778 m 2, yang terdiri dari beberapa workshop, labotarium, dan area pendukung, yang akan dijelaskan pada gambar 4.3 dan tabel 4.1 berikut ini.

6 Gambar 4.3. Layout Workshop 53

7 Tabel 4.1. Data luas area bagian-bagian workshop 54

8 Layout Warehouse (Gudang) Warehouse (Gudang) di Divisi Product mempunyai luas area sebesar 110,22 m 2 dengan panjang 18,37 m dan lebar 6 m. Warehouse (Gudang) ini terbentuk atas lemari-lemari dan kerangkeng yang tersusun rapi, berdekatan satu sama lainnya. Lemari yang tersusun terbagi dua yaitu lemari pintu tanpa kaca dan lemari pintu dengan kaca. Untuk kerangkeng hanya 1 jenis saja. Berikut jumlah lemari-lemari dan kerangkeng yang tersusun membentuk warehouse (gudang). Tabel 4.2. Jenis lemari dan kerangkeng di Warehouse (Gudang) No Jenis Jumlah 1 Lemari Pintu Tanpa Kaca (LP) 24 pcs 2 Lemari Pintu Dengan Kaca (LK) 20 pcs 3 Kerangkeng (K) 30 pcs

9 56 Dari jumlah tersebut diatas, maka terbentuklah layout warehouse (Gudang) yang sekarang ini, seperti gambar 4.4 di bawah ini. Gambar 4.4. Layout Warehouse (Gudang) Saat ini

10 57 Lemari-lemari dan kerangkeng yang tersusun itu sehingga membentuk suatu layout warehouse (gudang) di Divisi Product yang sekarang ini. Selanjutnya untuk dimensi lemari pintu tanpa kaca (LP), lemari pintu dengan kaca (LK) dan kerangkeng (K) sebagai berikut : 1. Lemari pintu tanpa kaca (LP) Gambar 4.5. Lemari pintu tanpa kaca (LP) Lemari pintu tanpa kaca (LP) mempunyai spesifikasi sebagai berikut : 1. Panjang x Lebar x Tinggi = 910 mm x 460 mm x 1820 mm 2. Material = Plat Besi

11 58 3. Jumlah Tingkat = 4 Tingkat 4. Jenis Pintu = Open (width) 2. Lemari pintu dengan kaca (LK) Gambar 4.6. Lemari pintu dengan kaca (LK) Lemari pintu dengan kaca (LK) mempunyai spesifikasi sebagai berikut : 1. Panjang x Lebar x Tinggi = 910 mm x 460 mm x 1820 mm 2. Material = Plat Besi + Kaca (Pintu) 3. Jumlah Tingkat = 4 Tingkat

12 59 4. Jenis Pintu = Geser (Slide) 3. Kerangkeng (K) Gambar 4.7. Kerangkeng (K) Kerangkeng mempunyai spesifikasi sebagai berikut : 1. Panjang x Lebar x Tinggi = 1300 mm x 700 mm x 1600 mm 2. Material = Plat Besi + Besi Kotak 3. Jumlah Tingkat = 4 Tingkat 4. Jenis Pintu = Open (width)

13 60 Dari layout wokshop diatas input-output barang/part yang di-request oleh Divisi Product yang dikirimkan dari logistik, PPC, plant 1, plant 2 dan plant 3 diterima di area shipping yang kemudian barang dikirimkan ke office warehouse menggunakan trolly atau manual selanjutnya dilakukan pendataan dan proses memasukan ke dalam database. Dalam proses pengiriman barang dari area shipping ke office warehouse seorang operator menempuh jarak sebesar 41 meter, dan menghabiskan waktu rata-rata sebanyak 45 detik. Dari layout workshop diatas juga, area warehouse (gudang) dan office warehouse (kantor gudang) terpisah sejauh 36 meter untuk jarak terdekat untuk melakukan penyimpanan dan pengambilan part, dan jarak terjauh untuk melakukan penyimpanan dan pengambilan sebesar 56 meter, seperti dijelaskan pada tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.3. Jarak aktivitas penyimpanan dan pengambilan part

14 61 Tabel 4.4. Waktu tempuh untuk aktivitas penyimpanan dan pengambilan part Dalam aktivitas diatas kemungkinan akan terjadi proses bolak-balik (back ward) yang menyebabkan jarak yang ditempuh oleh operator semakin jauh dan waktu yang dibutuhkan akan semakin lama. Dalam 1 kali aktivitas barang/part yang diterima dari area shipping dan kemudian dibawa ke office warehouse selanjutnya di kirimkan ke warehouse (gudang), operator menempuh jarak terdekat (minimum) sebesar 77 meter (gambar 4.4) dengan rata-rata ± 1 menit 28 detik dan jarak terjauh (maksimum) sebesar 97 meter (gambar 4.5), dengan rata-rata ± 1 menit 45 detik waktu yang terbuang untuk melakukan aktivitas tersebut dalam 1 kali. Sehingga menyebabkan operator kelelahan dan keletihan yang lebih diakibatkan aktivitas tersebut. Berikut dibawah ini penjelasan gambarnya.

15 62 Gambar 4.8. Aktivitas pengiriman dan penyimpanan dengan jarak terdekat layout saat ini Untuk pengambilan yang diukur hanya jarak waktu pengambilannya sehingga jarak terdekat pengambilan barang sama dengan jarak terdekat penyimpanan.

16 63 Gambar 4.9. Aktivitas pengiriman dan penyimpanan dengan jarak terjauh layout saat ini Untuk pengambilan yang diukur hanya jarak waktu pengambilannya sehingga jarak terjauh pengambilan barang sama dengan jarak terjauh penyimpanan.

17 Jenis-Jenis Material / Barang yang disimpan Barang yang disimpan di warehouse (gudang) terdiri dari beberapa jenis-jenis barang yang memiliki karakteristik, ukuran, bentuk yang berbedabeda. Biasanya untuk setiap barang/part mempunyai identifikasi yang unik yaitu part number dan part name. Part number ini digunakan sebagai primary key dalam proses penyimpanan dan pengambilan barang/part project. Contoh : KWB -90 (part number); PIPE COMP STEERING HANDLE (part name). Berikut kelompok besar jenis barang/part di warehouse (gudang) yang disimpan didalam lemari-lemari dan kerangkeng, yaitu; 1. Barang Consumable Yaitu jenis barang/part yang digunakan rutin untuk kebutuhan sepeda motor seperti Oli, Battery, dan spare part lainnya. Gambar Contoh barang/part consumable

18 65 2. Barang Project Yaitu part-part sepeda motor yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengetesan-pengetesan yang dilakukan oleh masing-masing bagian di PQE, part jenis inilah yang banyak pada warehouse (gudang). Seperti rangka motor (Frame Body), Ban, part-part plastik, muffler, dan lain-lain. Gambar Contoh barang/part project 3. Barang Hasil Pengetesan Yaitu part-part yang merupakan hasil-hasil pengetesan yang masih di simpan untuk kebutuhan database part yang sewaktu-waktu dapat digunakan lagi untuk referensi pengetesan. Contohnya seperti mesin unit motor, muffler, dan lain-lain.

19 66 Gambar Contoh barang hasil pengetesan 4. Barang Non-Consumable Yaitu jenis barang/part yang digunakan pada waktu-waktu tertentu untuk kebutuhan support pengetesan. Seperti amplas, cat, dan lain-lain. Gambar Contoh barang non-consumable

20 Penyimpanan Barang Saat Ini Barang/part saat ini disimpan di warehouse (gudang) belum teridentifikasi dan tertata dengan baik, Sehingga operator mengalami kesulitan dalam melakukan penyimpanan dan pengambilan barang/part. Berikut adalah penyimpanan barang penyimpanan saat ini.

21 68 Gambar Penyimpanan di Warehouse (gudang) Keadaan saat ini juga masih ada barang-barang/part-part yang masih tidak dapat disimpan didalam lemari-lemari ataupun kerangkeng dikarenakan dimensi dari barang/part tersebut yang cukup panjang dan besar, biasanya barang/part tersebut adalah Frame Body (Rangka Motor) dan Tire (Ban Luar), sehingga barang/part tersebut diletakan dilantai dan membutuhkan tempat yang besar dan terlihat tidak tersusun dengan dengan baik, seperti gambar 4.15 dan 4.16 berikut ini.

22 Gambar Penyimpanan Frame Body (Rangka Motor) 69

23 70 Gambar Penyimpanan Ban (Tire) Jika barang/part tidak di tata secara optimal maka akan terjadi masalah baru yaitu area warehouse (gudang) menjadi berantakan, dapat menyebabkan dimensi barang/part menjadi NG (not good). Sehingga dibutuhkan suatu solusi untuk peletakan optimal dari Frame Body (Rangka Motor) dan Tire (ban luar).

24 Data Ban (Tire) dan Frame Body (Rangka Motor) Ban (Tire) Di PT. ABC mempunyai jenis yang beragam disesuaikan dengan type motor yang ada. Berikut Tabel 4.5 menjelaskan ukuran-ukuran ban (tire) yang dipakai. Gambar Contoh Ban (Tire)

25 72 Tabel 4.5. Ukuran Ban Dari tabel diatas penjelasannya sebagai berikut : 1. Kode Imperial 2,75-18 M/C 2.75 menyatakan lebar ban dalam satuan inchi, dan untuk 18 menyatakan ukuran velg/rim dalam satuan inchi yang digunakan. 2. Kode Metric 70/90 17 M/C 70 menunjukan lebar ban dalam satuan mili meter, 90 menunjukkan tinggi ban terhadap lebarnya, 90 berarti perbandingan tinggi ban 90% dari lebarnya. Jika lebar 70 mm maka tinggi ban 90% x 70 mm = 63 mm. 17 menunjukkan diameter velg / rim dalam satuan inchi.

26 73 Tabel 4.6. Ukuran Ban (Tire) Depan Tabel 4.7. Ukuran Ban (Tire) Belakang Dari data tabel ukuran ban (tire) detail dimensi yang digunakan untuk perhitungan pembuatan rak adalah 1. Lebar Ban (tire) Lebar ban (tire) yang digunakan adalah rata-rata dari rata-rata lebar ban depan dan ban belakang, yaitu :

27 74 Lebar Ban yang digunakan = = 75,985 mm + 88 mm 2 81,995 mm 2. Diameter ban Diameter ban merupakan hasil dari penjumlahan dari tinggi ban dan diameter velg. Jadi diameter rata-ratanya, yaitu Diameter Ban Depan = 69,885 mm + 403,86 mm = 473,745 mm Diamter Ban Belakang = 78,2 mm + 403,86 mm = 482,05 mm Diameter yang digunakan untuk perhitungan yaitu = 473,745 mm + 482,05 mm 2 = 477,8975 mm

28 Frame Body (Rangka Motor) PT. ABC mempunyai jenis frame body (rangka motor) yang berbedabeda untuk tipe sport, cub, dan matik. Sehingga proses penyimpanannya membutuhkan tempat khusus, agar part tersebut tidak rusak dan secara dimensi OK. Gambar Contoh Frame Body (Rangka Motor) Dimensi Frame Body (Rangka Motor) di PT. ABC berbeda-beda untuk tipe sport, cub dan skuter.

29 76 Tabel 4.8 Dimensi Frame Body (Rangka Motor) Flow Proses Gudang Saat Ini Sistem pada warehouse (gudang) Divisi Product terbagi dalam 3 bagian proses, yaitu : 1. Flow Proses Permintaan Part Gambar 4.19 Flow Proses Permintaan Part

30 77 Divisi Product disini terdiri dari sub-departemen sub-departemen yang terdapat di Divisi Product itu sendiri, dan EQ team yang menyerahkan list kebutuhan part untuk melakukan pengetesan. List tersebut kemudian diterima oleh TSAD (Technical Support Administration Data), selanjutnya dilakukan pendataan dan pengelompokan part, selanjutnya melakukan proses pembuatan dokumen permintaan yang ditujukan untuk ke logistik di PT. ABC Selanjutnya TSAD akan melakukan konfirmasi persediaan part ke bagian logistik, jika part sudah tersedia akan dilakukan konfirmasi waktu pengambilan part, selanjutnya TSAD melakukan pengambilan part dengan mengirimkan manpower ke PPC untuk pengambilan part, kemudian membawanya ke Divisi Product. 2. Flow Proses Penyimpanan Part Gambar Flow Proses Penyimpanan Part

31 78 Part atau barang yang datang, kemudian dilakukan proses cek part untuk memastikan jumlahnya, selanjutnya menggunakan hand pallet, trolly dan manual untuk dibawa ke office warehouse disini part yang datan g dimasukan kedalam database, kemudian barang/part tersebut dibawa untuk disimpan didalam warehouse (gudang). 3. Flow Proses Pendistribusian Part Gambar Flow Pendistribusian Part

32 Database Warehouse (Gudang) Dalam database yang ada di warehouse (gudang) Divisi Product terbagi menjadi dua database yaitu untuk database barang/part project dan barang/part consumable. Database tersebut menggunakan file excel sebagai tools untuk mengontrol proses penyimpanan dan pengambilan barang/part. Berikut akan dijabarkan database barang/part project dan barang/part consumable. 1. Database Barang/part Consumable Database barang/part Consumable hanya digunakan untuk part-part selain project, yaitu part yang sudah menjadi Mass Production dan part yang digunakan untuk kebutuhan test rutin. Berikut adalah database barang/part consumable:

33 Gambar Database Barang/part Consumable Note penjelasan gambar 4.22 : Nomor 1 : Urutan data barang/part yang ada diexcel Nomor 2 : Penjelasan untuk Part Number dari barang/part tersebut. Nomor 3 : Penjelasan untuk Part Name dari barang/part tersebut. Nomor 4 : Penjelasan untuk Model dari barang/part tersebut digunakan. Nomor 5 : Penjelasan untuk Section dari barang/part tersebut di-request.

34 81 Nomor 6 : Penjelasan untuk Stock Awal barang/part tersebut di bulannya. Nomor 7 : Penjelasan untuk Total IN yaitu total barang/part tersebut yang masuk pada bulan tersebut. Nomor 8 : Penjelasan untuk Total OUT yaitu barang/part tersebut yang keluar pada bulan tersebut. Nomor 9 : Penjelasan untuk transaksi barang/part yang datang, di-input pertanggal di bulan tersebut. Nomor 10 : Penjelasan untuk transaksi barang/part yang keluar, di-input pertanggal tersebut. Setiap bulan database tersebut diperbahuri sesuai dengan bulan yang ada, sehingga untuk last stock dibulan sebelumnya menjadi first stock di bulan berikutnya. Misal, untuk part number KPH-881, BATTERY GTZ5S(GS) last stock pada bulan oktober 2010 sebanyak 26 dan saat masuk ke bulan november 2010 jumlah last stock tersebut menjadi first stock. Data transaksi barang/part keluar atau masuk di-input-kan sesuai dengan di tanggal yang telah dicantumkan, selanjutnya jumlah data transaksi keluar dan masuk tersebut di jumlahkan, sehingga menghasil nilai stock barang/part yang tersedia.

35 82 2. Database Barang/part Project Database barang/part project digunakan untuk part-part project yang sedang berjalan, atau yang sedang berlangsung, database project ini berasal dari matrix kebutuhan part yang dibuat oleh tim project tersebut. Jika project yang sedang berjalan itu menjadi Mass Production, maka part tersebut berubah menjadi barang/part consumable, sehingga data part tersebut dipindahkan ke database barang/part consumable. Berikut contoh database part project; Gambar Database part-part project Note penjelasan gambar 4.17 : Nomor 1 : Urutan data barang/part yang ada diexcel.

36 83 Nomor 2 : Penjelasan untuk Part Name dari barang/part tersebut. Nomor 3 : Penjelasan untuk Part Number dari part tersebut. Nomor 4 : Penjelasan untuk Qty/jumlah dari part tersebut. Nomor 5 : Penjelasan untuk planning/requirement dari part-part tersebut. Nomor 6 : Penjelasan untuk jumlah part yang diterima di warehouse, jumlah part yang di-request dengan jumlah part yang diterima. Nomor 7 : Penjelasan untuk persentase (%) pencapaian dari part yang direquest dengan part yang diminta. Nomor 8 : Penjelasan untuk last stock, yaitu stock yang tersedia setelah part tersebut di distribusikan ke bagian yang requierment. Nomor 9 : Penjelasan untuk Total IN yaitu total barang/part tersebut yang masuk pada bulan tersebut. Nomor 10 : Penjelasan untuk Total OUT yaitu barang/part tersebut yang keluar pada bulan tersebut.

37 Pengolahan Data Activity Relationship Chart (ARC) Analisa untuk layout usulan dengan mencari hubungan-hubungan antara workshop secara kualitatif. Simbol kualitatif yang digunakan antara lain A (Mutlak perlu didekatkan), E (Sangat Penting didekatkan), I (Penting untuk didekatkan), O (Cukup/Biasa), U (Tidak Penting) dan X (Tidak di Kehendaki Berdekatan). Berikut ini workshop-workshop yang disertakan dalam mencari Activity Relationship Chart (ARC) antara lain : 1. Workshop A 2. Workshop B 3. Workshop C 4. Workshop D 5. Workshop E 6. Workshop F 7. Workshop G 8. Workshop H 9. Warehouse (Gudang) 10. Parkir Unit 11. Office Warehouse

38 R. Pengukuran 13. Workshop CNC & Drill 14. Toilet 15. Mushalah 16. Workshop Cutting & Welding 17. Workshop N Untuk Workshop N akan kedatangan mesin baru yang membutuhkan area yang lebih besar dan persyaratan-persyaratan untuk jauh dari getaran, bunyi, debu, dan ruangan yang lebih tertutup. Sehingga Workshop N akan mengalami perubahan dari kondisi saat ini. Untuk LAB - LAB yang disebutkan dibawah ini tidak akan mengalami perubahan dikarenakan lokasinya saat ini sudah fix, sehingga penulis melakukan pembatasan pada area area dibawah ini tidak dicantumkan didalam Activity Relationship Chart (ARC), yaitu 1. LAB 1 2. LAB 2 3. LAB 3 4. LAB 4 5. LAB 5 Activity Relationship Chart (ARC) ditunjukkan pada gambar 4.24 di bawah ini.

39 86 Gambar Activity Relationship Chart (ARC) Hasil dari Activity Relationship Chart (ARC) di rekapitulasi kedalam work sheet, bertujuan untuk memudahkan perancangan untuk mengetahui tingkat hubungan sebuah pusat kegiatan atau fasilitas satu dengan yang lainnya. Berikut hasil rekapitulasinya di tabel 4.9.

40 Tabel 4.9. Work Sheet Dari Activity Relationship Chart (ARC) 87

41 Gambar Activity Template Block Diagram (ATBD) 88

42 89 Gambar Activity Relationship Diagram (ARD) Gambar diatas menjelaskan hubungan keterkaitan masing-masin g workshop-workshop di Divisi Product. Office Warehouse (kantor gudang) mempunyai keterkaitan dengan Warehouse (gudang) dengan nilai rating A sangat mutlak perlu untuk di dekatkan, dengan alasan untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifan dalam proses penyimpanan dan pengambilan barang/part, dengan cara mendekatkan office warehouse (kantor gudang) dan warehouse (gudang) sehingga dapat mengurangi jarak dan waktu tempuh yang dilakukan oleh operator warehouse (gudang) dalam menjalankan pekerjaannya. Untuk Workshop N memiliki nilai Rating E sangat penting

43 90 untuk didekatkan dengan R. Pengukuran, dikarenakan Workshop N membutuhkan area, dan ruang, serta peralatan dan fasilitas yang sama. Dari hasil Activity Template Block Diagram (ATBD) maka penulis mendapatkan layout workshop usulan yang baru, seperti gambar berikut ini. Gambar Layout Workshop Usulan

44 Tabel Data layout workshop usulan 91

45 Pengembangan produk penyimpanan Ban (Tire) Berikut ini akan dijabarkan untuk pengembangan produk pembuatan tempat untuk penyimpanan barang/part Ban (Tire) dengan metode pengembangan produk, agar barang/part tersebut dapat di simpan lebih efektif Identifikasi kebutuhan pelanggan penyimpanan Ban (Tire) Tahap yang pertama dalam pengembangan produk penyimpanan Ban (tire) yaitu identifikasi kebutuhan pelanggan. Untuk kebutuhan pelanggan disini penulis melakukan observasi dan memutuskan identifikasi kebutuhan pelanggan, sehingga penulis tidak menggunakan kuesioner dan pertanyaan untuk pengembangan produk penyimpanan Ban (Tire) tersebut. Kebutuhan selanjutnya akan dijelaskan pada tabel dibawah ini: Tabel Daftar Kebutuhan Pengembangan Produk Penyimpanan Ban (Tire)

46 93 Dari kebutuhan tersebut diatas selanjutnya akan diberikan pembobotan berdasarkan kepentingan relatif dari pernyataan tersebut. Kepentingan relatif didasarkan dari asumsi penulis, dengan memberikan skala 1 sampai 5. Setiap skala menunjukan : 1. Tidak diinginkan 2. Tidak penting 3. Bagus untuk dimiliki 4. Sangat diinginkan 5. Sangat penting Tabel Menetapkan Kepentingan Relatif Setiap kebutuhan

47 Spesifikasi Produk Tempat Penyimpanan Ban (Tire) Setelah menetapkan kepentingan relatif setiap kebutuhan maka tahap identifikasi kebutuhan pelanggan sudah selesai dilakukan. Selanjutnya masuk ke tahap menentukan spesifikasi produk. Tetapi terlebih dahulu dibuat daftar kebutuhan pelanggannya serta tingkat kepentingannya agar mudah dalam membuat metrik untuk tempat penyimpanan Ban (Tire). Daftar ini mengacu pada daftar kepentingan relatif setiap kebutuhan pada tahap identifikasi kebutuhan pelanggan. Tabel 4.13.Daftar Kebutuhan PelangganTempat Penyimpanan Ban (Tire) Untuk membuat target spesifikasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat daftar metrik. Hubungan antara kebutuhan dan metrik merupakan inti dari proses penetapan spesifikasi. Dengan asumsi menerjemahkan kebutuhan pelanggan menjadi sekumpulan nilai spesifikasi yang tepat dan terukur dapat dilakukan dan diaplikasikan sehingga dapat

48 95 berfungsi dengan baik. Berikut daftar metrik untuk tempat penyimpanan ban (tire). Tabel Daftar Metrik Untuk Tempat Penyimpanan Ban (Tire) Dalam tabel memperlihatkan hubungan antara kebutuhan pelanggan dengan daftar metrik yang sering disebut dengan Matriks-metrik kebutuhan (need-metrics matrix).

49 96 Tabel Matriks-Metrik Kebutuhan Setelah melakukan membuat tabel matrik metrik kebutuhan, langkah selanjutnya adalah menentukan spesifikasi akhir. Dalam spesifikasi akhir, menggunakan nilai ideal yang merupakan hasil terbaik yang diharapkan untuk menuntun tahap pengembangan konsep. Berikut adalah tabel spesifikasi akhir Tabel Spesifikasi Akhir Tempat Penyimpanan Ban (Tire)

50 Konsep Produk Tempat Penyimpanan Ban (Tire) Sesudah menentukan spesifikasi akhir maka, langkah selanjutnya adalah tahap konsep produk. Pada tahap ini penulis membuat konsep produk dengan mendesain langsung produk berdasarkan spesifikasi akhir yang telah dibuat sebelumnya. Berikut adalah konsep produknya Produk mempunyai rak/tingkat untuk penyimpanan Ban (Tire) untuk menghemat tempat. Dimensi panjang tempat penyimpanan Max 3500 mm, Tinggi tempat penyimpanan Max 3100 cm. Produk mudah dibuat. Dapat menyimpan ban (tire) minimal 120 pcs Desain Produk Tempat Penyimpanan Ban (Tire) Berdasarkan identifikasi kebutuhan pelanggan, spesifikasi produk, dan konsep produk diatas, maka desain produk yang dirancang untuk tempat penyimpanan ban (tire), Seperti berikut ini :

51 Gambar Desain Tempat Penyimpanan Ban (Tire) 3 dimensi 98

52 99 Gambar Desain Tempat Penyimpanan Ban (Tire) 2 Dimensi Spesifikasi dari pembuatan rak ban (tire) seperti diatas menghabiskan material sebanyak 40 meter pipa berdiameter 100 mm atau sebanyak 7,4 potongan pipa berdiameter 100 mm. Dengan memiliki 4 tingkat rak dapat untuk menyimpan ban (tire) sebanyak 120 pcs minimal.

53 Pengembangan produk tempat penyimpanan Frame Body (Rangka Motor) Berikut ini akan dijabarkan untuk pengembangan produk pembuatan tempat untuk penyimpanan barang/part Frame Body (Rangka Motor) dengan metode pengembangan produk, agar barang/part tersebut dapat di simpan lebih efektif Identifikasi kebutuhan pelanggan Tahap yang pertama dalam pengembangan produk penyimpanan Frame Body (Rangka Motor) yaitu identifikasi kebutuhan pelanggan. Untuk kebutuhan pelanggan disini penulis melakukan observasi dan memutuskan identifikasi kebutuhan pelanggan, sehingga penulis tidak menggunakan kuesioner dan pertanyaan untuk pengembangan produk penyimpanan Frame Body (Rangka Motor) tersebut. Kebutuhan selanjutnya akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:

54 101 Tabel Daftar Kebutuhan Pengembangan Produk Penyimpanan Rangka Motor Dari kebutuhan tersebut diatas selanjutnya akan diberikan pembobotan berdasarkan kepentingan relatif dari pernyataan tersebut. Kepentingan relatif didasarkan dari asumsi penulis, dengan memberikan skala 1 sampai 5. Setiap skala menunjukan : 1. Tidak diinginkan 2. Tidak penting 3. Bagus untuk dimiliki 4. Sangat diinginkan 5. Sangat penting

55 102 Tabel Menetapkan Kepentingan Relatif Setiap kebutuhan Spesifikasi Produk Tempat Penyimpanan Frame Body (Rangka Motor) Setelah menetapkan kepentingan relatif setiap kebutuhan maka tahap identifikasi kebutuhan pelanggan sudah selesai dilakukan. Selanjutnya masuk ke tahap menentukan spesifikasi produk. Tetapi terlebih dahulu dibuat daftar kebutuhan pelanggannya serta tingkat kepentingannya agar mudah dalam membuat metrik untuk tempat penyimpanan frame body (rangka motor). Daftar ini mengacu pada daftar kepentingan relatif setiap kebutuhan pada tahap identifikasi kebutuhan pelanggan.

56 103 Tabel Daftar Kebutuhan Pelanggan Untuk membuat target spesifikasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat daftar metrik. Hubungan antara kebutuhan dan metrik merupakan inti dari proses penetapan spesifikasi. Dengan asumsi menerjemahkan kebutuhan pelanggan menjadi sekumpulan nilai spesifikasi yang tepat dan terukur dapat dilakukan dan diaplikasikan sehingga dapat berfungsi dengan baik. Berikut daftar metrik untuk tempat penyimpanan frame body (rangka motor). Tabel Daftar Metrik Untuk Tempat Penyimpanan Rangka Motor

57 104 Dalam tabel memperlihatkan hubungan antara kebutuhan pelanggan dengan daftar metrik yang sering disebut dengan Matriks-metrik kebutuhan (need-metrics matrix). Tabel Matriks-Metrik Kebutuhan Setelah melakukan membuat tabel matrik metrik kebutuhan, langkah selanjutnya adalah menentukan spesifikasi akhir. Dalam spesifikasi akhir, menggunakan nilai ideal yang merupakan hasil terbaik yang diharapkan untuk menuntun tahap pengembangan konsep. Berikut adalah tabel spesifikasi akhir.

58 105 Tabel Spesifikasi Akhir Tempat Penyimpanan Rangka Motor Konsep Produk Tempat Penyimpanan Rangka Motor Sesudah menentukan spesifikasi akhir maka, langkah selanjutnya adalah tahap konsep produk. Pada tahap ini penulis membuat konsep produk dengan mendesain langsung produk berdasarkan spesifikasi akhir yang telah dibuat sebelumnya. Berikut adalah konsep produknya Produk mempunyai tingkat untuk penyimpanan rangka motor untuk menghemat tempat. Dimensi panjang tempat penyimpanan Max 3000 mm, Tinggi tempat penyimpanan Max 2200 mm. Produk mudah dibuat. Dapat menyimpan rangka motor minimal 10 pcs

59 Desain Produk Tempat Penyimpanan Rangka Motor Berdasarkan identifikasi kebutuhan pelanggan, spesifikasi produk, dan konsep produk diatas, maka desain produk yang dirancang untuk tempat penyimpanan rangka motor, Seperti berikut ini : Gambar Desain Tempat Penyimpanan Frame Body (Rangka Motor) 3 Dimensi

60 107 Gambar Desain Tempat Penyimpanan Frame Body (Rangka Motor) 2 dimensi Spesifikasi dari tempat penyimpanan Frame Body (Rangka Motor) menghabiskan material besi siku 4 x 4 cm, sepanjang 14 meter dan 3 meter besi pejal diameter 3 cm. Tempat penyimpanan frame body (rangka motor) disain ini dapat menampung sebanyak 22 frame body (rangka motor).

61 Menghitung Kecepatan Rata-Rata Data kecepatan rata-rata ini dihitung untuk menghitung waktu tempuh dari layout workshop usulan, dengan mengasumsikan kecepatan operator adalah sama. Dalam satu aktivitas pengiriman part dari shipping ke warehouse menempuh jarak sejauh 41 meter dengan ditempuh rata-rata selama 44.4 detik, dan aktivitas penyimpanan dan pengambilan barang/part dari office warehouse ke warehouse (gudang) dengan jarak terdekat menempuh jarak sejauh 36 meter dengan ditempuh rata-rata selama 42 detik, dan aktivitas penyimpanan dan pengambilan barang/part dari office warehouse ke warehouse (gudang) dengan jarak terjauh menempuh sejauh 56 meter dengan ditempuh rata-rata selama 61.6 detik. Dari penjelasan diatas maka akan didapatkan kecepatan rata-rata dari operator dalam melakukan setiap aktivitas tersebut. Dengan persamaan dibawah ini : S = V x T dimana : S = Jarak Tempuh V = Kecepatan T = Waktu Tempuh

62 109 Untuk mengetahui berapa besar kecepatan rata-rata yang dilakukan operator dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang telah disebutkan sebelumnya. Maka persamannya berubah menjadi : V = S/T Dari persamaan diatas, kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan kecepatan untuk melakukan aktivitas tersebut. Tabel 4.4 dibawah ini adalah hasil perhitungan dengan persamaan diatas. Tabel Hasil Perhitungan Jarak dibagi Waktu Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai kecepatan rata-rata sebesar 0,89 (m/s). Data ini akan digunakan untuk perhitungan waktu tempuh pada layout workshop usulan.

63 Identifikasi Barang/Part Barang/part yang tersimpan didalam lemari-lemari dan kerangkeng mempunyai karakteristik, ukuran, dan jenis yang berbeda-beda, sehingga penyimpanannya pun tidak sama. Saat ini barang/part tersebut terjadi ketidakefektifan dalam penyimpanan, serta menyulitkan dalam proses pengambilan barang/part tersebut, karena proses penyimpanannya tidak teridentifikasi secara jelas dan mudah untuk mengetahui dimana lokasi barang/part itu disimpan. Sehingga operator harus melakukan pencarian terlebih dahulu untuk menemukan barang/part yang di-request oleh departemen lain untuk kebutuhan pengetesan atau kebutuhan lainnya. Sehingga diperlukan suatu cara/sistem dalam proses identifikasi penyimpanan barang/part. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Melakukan identifikasi pada lemari-lemari dan kerangkeng untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan barang/part. Identifikasi itu dengan cara pemberian nomor pada setiap lemarilemari dan kerangkeng, berikut adalah cara pemberian nomor : L Penjelasan : A B C D A : Kode pertama menunjukkan jenis lemari atau kerangkeng.

64 111 L : Lemari K : Kerangkeng B : Kode kedua menunjukkan urutan lemari atau kerangkeng. Exp : 01, 02, 03, 04, 05,..,dst. C : Kode ketiga menunjukkan urutan sekat (bin) vertikal, diberikan dari angka 1 hingga 4, dengan diurutkan dari atas kebawah. Exp: 1 Sekat (bin) 1 2 Sekat (bin) 2 3 Sekat (bin) 3 4 Sekat (bin) 4 D : Kode keempat menunjukkan urutan sekat (bin) horizontal, diberikan dari huruf A dan B, serta 0 dengan diurutkan dari kanan ke kiri, pemberian nomor ini untuk kerangkeng. Exp: A Sekat (bin) kanan B Sekat (bin) kiri 0 Tidak ada sekat Berikut ini contoh penomoran pada kerangkeng dan lemari pintu tanpa kaca. Untuk lemari pintu dengan kaca cara penomorannya sama, sehingga penulis tidak mencantumkanya.

65 112 Gambar Contoh Cara Pemberian Identifikasi di kerangkeng Gambar Contoh Cara Pemberian Identifikasi di Lemari Pintu Tanpa Kaca

66 Melakukan pemetaan lokasi penyimpanan barang/part berdasarkan karakteristik dan jenisnya, bertujuan untuk memudahkan operator dalam penyimpanan dan pengambilan dengan memperhatikan jarak dan waktu. Karakteristik dan jenisnya disini dibagi menjadi 3 yaitu; a. Barang/part Fast Moving yaitu barang/part yang mempunyai tingkat mobilitas / perpindahan yang cepat atau frekuensi pengambilan yang tinggi, serta yang serin g digunakan untuk proses pengetesan rutin. Contohnya : barang/part consumable, barang/part project yang sedang berjalan. b. Barang/part Slow Moving yaitu barang/part yang mempunyai tingkat mobilitas / perpindahan yang cenderun g lambat atau frekuensi pengambilan yang rendah. Contohnya : barang/part non-consumable, barang/part project yang sudah berjalan. c. Barang/part No Moving yaitu barang/part yang mempunyai tingkat mobilitas / perpindahan yang cenderung tidak ada atau frekuensi pengambilan yang sangat kecil sekali. Contohnya : barang/part hasil pengetesan, barang-barang lainnya yang

67 114 dimungkinkan tidak bergerak, kecuali dilakukan untuk penghancuran (Scraping). 3. Melakukan penataan di warehouse (gudang) sesuai dengan layout workshop dan layout warehouse (gudang) yang telah disetujui. 4. Membuat label untuk identifikasi pada barang/part yang disimpan didalam warehouse (gudang), sehingga barang/part mempunyai identitas yang jelas. Label ditempelkan di permukaan part yang mudah terlihat. Gambar Contoh Label Identifikasi Part 5. Menambahkan kolom baru lokasi pada kolom database, untuk identifikasi lokasi dimana barang/part disimpan, sehingga memudahkan dalam proses penyimpanan dan pengambilan part.

68 Gambar Database Usulan 115

69 Analisa Data Analisa Layout Usulan Dari layout workshop usulan terjadi perubahan yang signifikan pada warehouse (gudang). Di layout workshop yang lama warehouse (gudang) jauh dari office warehouse, untuk di layout workshop usulan warehouse (gudang) dekat dengan office warehouse sehingga meminimalisasi mobilitas/perpindahan operator dalam melakukan penyimpanan dan pengambilan barang/part. Berikut ini digambarkan office warehouse (kantor gudang) dan layout warehouse (gudang) detail dengan susunan lemari-lemari, dan kerangkeng, serta untuk rak frame body (rangka motor) dan ban (tire). Gambar Office Warehouse dan Layout Warehouse (Gudang) Usulan

70 117 Tabel Jarak Aktivitas Penyimpanan dan Pengambilan Barang/part di Layout Wokshop Usulan Jarak aktivitas penyimpanan dan pengambilan barang/part di layout usulan untuk pengiriman barang/part shipping ke office warehouse sebelumnya 41 meter menjadi 40 meter. Untuk penyimpanan dan pengambilan barang/part terdekat dari office warehouse ke warehouse (gudang) sebelumnya 36 meter menjadi 2,5 meter, dan untuk penyimpanan dan pengambilan barang/part terjauh dari office warehouse ke warehouse (gudang) sebelumnya 56 meter menjadi 22 meter. Dalam aktivitas penyimpanan barang/part dari shipping hingga lemarilemari dan kerangkeng di warehouse (gudang) jarak total terdekat yang ditempuh seorang operator sebesar 42,5 meter (sesuai gambar 4.20). Sedangkan untuk aktivitas pengambilan barang/part terdekat hanya dilakukan

71 118 dari office warehouse (kantor gudang) ke warehouse (gudang) sebesar 2.5 meter. Gambar Aktivitas penyimpanan dan pengambilan terdekat dari Layout Usulan Dalam aktivitas penyimpanan barang/part dari shipping hingga lemarilemari dan kerangkeng di warehouse (gudang) jarak total terjauh yang ditempuh seorang operator sebesar 62 meter (sesuai gambar 4.21). Sedangkan untuk aktivitas pengambilan barang/part terjauh hanya dilakukan dari office warehouse (kantor gudang) ke warehouse (gudang) sebesar 22 meter.

72 119 Gambar Aktivitas penyimpanan dan pengambilan terjauh dari layout usulan Berdasarkan pengolahan data untuk kecepatan rata-rata yang dilakukan oleh operator dalam melakukan aktivitas-aktivitas warehouse (gudang) dari pengiriman, penyimpanan hingga pengambilan barang/part didapat sebesar 0,89 m/s. Dari data tersebut maka dilakukan perhitungan untuk menentukan waktu tempuh yang dialami oleh operator di layout workshop usulan. Perhitungan dengan cara jarak dibagi kecepatan rata-rata, maka akan di dapatkan waktu tempuhnya. Tabel 4.25 berikut ini adalah hasil perhitungannya :

73 120 Tabel Hasil perhitungan waktu tempuh layout workshop usulan Dari tabel diatas didapatkan untuk aktivitas pengiriman barang/part dari shipping ke office warehouse di layout workshop usulan dengan jarak tempuh sejauh 40 meter ditempuh dengan waktu 44,94 detik, sedangkan di layout workshop yang lama jarak 41 meter ditempuh selama 44.4 detik. Untuk aktivitas penyimpanan dan pengambilan barang/part terdekat dengan jarak tempuh sejauh 2,5 meter ditempuh dengan waktu 2,81 detik, sedangkan di layout workshop yang lama jarak 36 meter ditempuh selama 42 detik. Dari layout workshop usulan aktivitas penyimpanan dan pengambilan barang/part terdekat dapat menghemat selama 39,19 detik. Untuk aktivitas penyimpanan dan pengambilan barang/part terjauh dengan jarak tempuh sejauh 22 meter ditempuh selama 24,72 detik, sedangkan di layout workshop yang lama jarak 56 ditempuh selama 61,6 detik. Dari layout workshop usulan aktivitas penyimpanan dan pengambilan barang/part terjauh dapat menghemat selama 36,88 detik.

74 Analisa Efektifitas Penyimpanan dan Pengambilan Part Setelah dilakukan penomoran pada kerangkeng, lemari-lemari dan penambahan 2 rak baru untuk frame body (rangka motor) dan ban (tire), maka disesuaikan dengan layout warehouse usulan. Maka layout warehouse dengan penomoran menjadi seperti gambar dibawah ini : Gambar Layout Warehouse dengan penomoran Keterangan : L01 - L20 Lemari Pintu Dengan Kaca L21 L42 Lemari Pintu Tanpa Kaca K-43 K70 Kerangkeng part (kecuali frame body dan ban) K-71 Kerangkeng Frame Body (Rangka Motor)

75 122 K-72 Kerangkeng Ban (Tire) Pada saat ini belum adanya sistem penomoran pada setiap kerangkeng, dan lemari-lemari dan juga pemberian label identifikasi part, menyebabkan terjadinya ketidakefektifan dalam aktivitas penyimpanan dan pengambilan part, karena banyak waktu yang akan terbuang untuk mencari dimana barang/part tersebut disimpan, dan dimana barang/part tersebut akan disimpan. Sehingga dimungkinkan akan terjadi masalah salah ambil part. Masalah lain yang akan timbul adalah barang/part akan disimpan disembarang tempat sehingga penataan menjadi terlihat tidak rapi. Pemberian nomor pada setiap kerangkeng, lemari-lemari dan pemberian label identifikasi part akan sangat membantu operator dalam aktivitas penyimpanan dan pengambilan part. Jika sistem identifikasi ini diterapkan maka akan timbul keefektifan dalam aktivitas penyimpanan dan pengambilan part. Dikarenakan waktu yang diperlukan untuk setiap aktivitas penyimpanan ataupun pengambilan akan lebih cepat, dan tidak akan terjadi kesalahan dalam proses pengambilan part, serta penataan part akan terbentuk dengan rapi.

USULAN PERBAIKAN LAYOUT WORKSHOP UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA WAREHOUSE DI DIVISI PRODUCT PT. ABC

USULAN PERBAIKAN LAYOUT WORKSHOP UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA WAREHOUSE DI DIVISI PRODUCT PT. ABC USULAN PERBAIKAN LAYOUT WORKSHOP UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA WAREHOUSE DI DIVISI PRODUCT PT. ABC TUGAS AKHIR Oleh SIGIT HARYANTO 1201006650 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNI K INDUS TRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Pada Bab ini akan menjelaskan secara rinci langkah-langkah yang diperlukan dalam memecahkan masalah penelitian. Untuk dapat memecahkan tersebut, jika

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS Disusun Oleh Tim Dosen dan Asisten PLO 2017 LABORATORIUM KOMPUTASI DAN ANALISIS SISTEM JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5. Analisa Perancangan Tata Letak dengan Metode Systematic Layout Planning (SLP). 5.. Activity Relationship Chart (ARC). Langkah awal yang dilakukan untuk merancang tata

Lebih terperinci

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3,4

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3,4 USULAN PERBAIKAN TATA LETAK RUANG LOGISTIK PADA PT. SCHNEIDER ELECTRIC MANUFACTURING BATAM LOT 208 Sutrisno 1,NandarCundara A 2, Refdilzon Yasra 3, Bambang W.Widodo 4 1 Program StudiTeknikIndustri, Universitas

Lebih terperinci

Systematic Layout Planning

Systematic Layout Planning Materi #3 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Systematic Layout Planning 2 (2) Aliran material (1) Data masukan dan aktivitas (3) Hubungan aktivitas (5a) Kebutuhan ruang (7a) Modifikasi (4) Diagram

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil & Analisa Dari hasil perancangan tata letak fasilitas, penempatan stasiun kerja disesuaikan dengan keterkaitan aktivitas antar stasiun kerja satu dengan stasiun kerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METDLGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dilapangan di pool tipar cakung, analisa yang akan dikembangkan adalah perbaikan layout dan aliran kendaraan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Indokarlo Perkasa didirikan pada tanggal 14 Desember 1988 di Jakarta. Perusahaan ini memproduksi komponen karet dan juga metal baik untuk industri otomotif dan non-otomotif.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata

Lebih terperinci

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair. BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Dalam bab ini akan dikemukakan hasil dari pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan pada bab IV dan kaitannya dengan teori yang menjadi landasan dalam pengolahan data tersebut.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 66 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari seluruh data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan data yang dapat dilihat secara keseluruhan pada lampiran. 4.2 Analisis Data 4.2.1 OPC (Operation

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data. 4.1.1 Sejarah Perusahaan Pada era perkembangan teknologi yang sedemikian pesatnya, banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan industri yang pesat, baik industri yang berskala besar maupun industri menengah ke bawah. Pengaruh perkembangan

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor

Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor Risthia Eriana Putri 1, Hery Irwan 2,Zaenal Arifin 3 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Keberhasilan suatu penelitian sangat ditentukan oleh langkah-langkah penelitian yang baik, sehingga penelitian tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi dan Pengolahan Data Hasil ekstrasi data yang penulis peroleh dari lapangan antara lain : 1) Ekstrasi data mesin, dapat dilihat pada halaman lampiran (halaman 99)

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengaturan Jam Kerja Berikut adalah kebijakan jam kerja di PT. XX Tabel 4.1 Jam Kerja Reguler Reguler Hari Jam Kerja Istirahat Total Waktu Kerja Senin - Kamis

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD.

USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. Fendi Staf Produksi, Industri Manufaktur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE, Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta

Lebih terperinci

Perancangan Gudang dan Sistem Manajemen Pergudangan di UD. Wirakarya

Perancangan Gudang dan Sistem Manajemen Pergudangan di UD. Wirakarya Perancangan Gudang dan Sistem Manajemen Pergudangan di UD. Wirakarya James Lee 1, Herry Christian Palit 2 Abstract: UD. Wirakarya is a trading company which sells steel material. Its focus mainly on construction

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gudang merupakan salah satu bagian terpenting dari seluruh proses pabrik. Gudang dapat didefinisikan sebagai suatu tempat atau bangunan yang dipergunakan untuk menimbun,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Penentuan Tujuan Penelitian Pengumpulan Data

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berikut ini merupakan simpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, yaitu: 1. Tata letak awal pada gudang produk jadi PT Amico Primarasa belum optimal dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata letak fasilitas merupakan pengorganisasian fasilitas-fasilitas fisik perusahaan untuk menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan. Perencanaan fasilitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan 5.1.1. Analisis Tata Letak Fasilitas Awal Pada kondisi awal lantai produksi, pengaturan tata letak pada PT TFI cenderung menempatkan

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS: PT. Kencana Andalan Nusantara) TUGAS AKHIR

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS: PT. Kencana Andalan Nusantara) TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS: PT. Kencana Andalan Nusantara) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGMPLAN DAN PENGOLAHAN DATA. Pengumpulan Data.. Profil Perusahaan CV. RIA PALLET merupakan sebuah perusahaan industri manufaktur yang memproduksi pallet, perusahaan ini mengolah bahan baku dasar

Lebih terperinci

PENENTUAN KEBUTUHAN LUAS AREA PERTEMUAN #8 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PENENTUAN KEBUTUHAN LUAS AREA PERTEMUAN #8 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PENENTUAN KEBUTUHAN LUAS AREA PERTEMUAN #8 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

Improvement Gudang Finished Good di PT. FSCM Manufacturing Indonesia

Improvement Gudang Finished Good di PT. FSCM Manufacturing Indonesia Jefton, et al. / Improvement Gudang FG di PT FSCM Manufacturing Indonesia / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 2, Juli 2016, pp. 37-42 Improvement Gudang Finished Good di PT. FSCM Manufacturing Indonesia Suyogo

Lebih terperinci

Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ

Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ Kusuma / Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, pp. 211-218 Perbaikan Manajemen Pergudangan Plant B di PT XYZ Erens Feliciano Kusuma 1 Abstract: PT.

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU Taufik Martha Andrianta 1, Slamet Setio Wigati 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Rancangan Perbaikan Penataan Gudang di PT. Bondi Syad Mulia

Rancangan Perbaikan Penataan Gudang di PT. Bondi Syad Mulia Setiadi, et al. / Perancangan Perbaikan Penataan Gudang di PT. Bondi Syad Mulia / Jurnal Titra, Vol. 3,. 2, Juli 2015, pp. 24252 Rancangan Perbaikan Penataan Gudang di PT. Bondi Syad Mulia Ardenus Milton

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat membuat persaingan antara industri satu dengan yang lainnya semakin ketat, hal ini juga didukung dengan kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flowchart Metode Penelitian Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai Studi Pendahuluan: Pengamatan flow process produksi Assembly

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #8

Pembahasan Materi #8 Materi #8 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan Materi #8 2 Dasar Penentuan Metode Penentuan Fasilitas Yang Dipertimbangkan Rancangan Alternatif Tata Letak Diagram Hubungan Ruangan Derajat

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #9

Pembahasan Materi #9 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Dasar Penentuan Metode Penentuan Fasilitas Yang Dipertimbangkan Rancangan Alternatif Tata Letak Diagram Hubungan Ruangan Derajat Nilai Kedekatan 6623

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini diawali dengan melakukan studi tahap awal di CV Massitoh Catering Services, yaitu mengenai struktur organisasi, ruang lingkup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi (Dionisius Narjoko, 2013). Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan setiap proses produksi (Dionisius Narjoko, 2013). Sistem pergudangan yang baik adalah sistem pergudangan yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia semakin terintegrasi dengan perekonomian global. Persaingan yang terjadi di sektor industri semakin pesat, hal tersebut memicu para pengusaha

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang)

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang) PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang) LAYOUT AND PALLET RACKING SYSTEM DESIGN FOR SUPPORTING

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas termasuk kedalam bagian dari perancangan tata letak pabrik. Perencanaan

Lebih terperinci

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Menerapkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1 Data Umum Perusahaan PT. Fyrom International berdiri pada tahun 2010 di Jl. Raya Narogong Km.10 Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. bermula

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan Perancangan sistem crane pada gudang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan metode FIFO sebagaimana mestinya. Berdasarkan kriteria perancangan maka dasar perancangan

Lebih terperinci

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3 USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PERKANTORAN DI PT. BPR MITRA ARTA MULIA BENGKALIS RIAU Triyono 1, Nandar Cundara A 2, Hery Irwan 3 1 Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006 / 2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006 / 2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006 / 2007 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN NEW LINE 1 WELDING FRAME BODY COMP PT ASTRA HONDA MOTOR, PABRIK

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Flow Process PT. ADM divisi Stamping Plant Start Press Line IRM 2A Line Single Part 3B Line Logistik PPC 4A Line Press Inspection Door Assy Inspection Dies Maintenance

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan BAB V ANALISIS HASIL 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan 5.1.1. Analisis Tata Letak Fasilitas Awal Pada kondisi awal lantai produksi, pengaturan tata letak pada PT IKP cenderung menempatkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pintu Masuk-Keluar Gudang Semenjak awal dibangunnya Gudang FG Ciracas, gudang ini memiliki dua pintu. Pintu tersebut terletak di bagian depan dan belakang gudang. Awalnya

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang ada pada bab sebelumnya, maka akan dilakukan analisis guna mengetahui hasil yang lebih optimal. Pembahasan ini dilakukan untuk memberikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENINGKATAN WAKTU PELAYANAN PRODUKSI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANALISIS PENINGKATAN WAKTU PELAYANAN PRODUKSI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENINGKATAN WAKTU PELAYANAN PRODUKSI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Hernadewita (1), H e n d r a (2) (1) Staf Pengajar Sekolah Tinggi Manajemen Industri Departemen Perindustrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout

BAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Dynaplast Plant Cikarang 3 adalah plant terbaru dari Dynaplast Group di mana semua investasi mesin dan bangunan masih baru dan belum diset dengan sempurna karena

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #10

Pembahasan Materi #10 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Dasar Penentuan Pertimbangan Penentuan Desain Fasilitas Pertimbangan Desain Fasilitas Luas Lantai (Gudang Bahan Baku, Mesin, Gudang Bahan Jadi, Perkantoran)

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Batik adalah budaya yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagianbagian tertentu

Lebih terperinci

PENGELOLAAN GUDANG & PERSEDIAAN. Pundu Learning Centre

PENGELOLAAN GUDANG & PERSEDIAAN. Pundu Learning Centre PENGELOLAAN GUDANG & PERSEDIAAN Pundu Learning Centre PERSEDIAAN Yang dimaksud Persediaan disini adalah Persediaan yang meliputi Pupuk, Pestisida, Suku Cadang, BBM, Bahan dan perlengkapan, pangan, dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan melihat langsung ke lantai produksi PT Indokemas Sukses Makmur. Data yang telah di kumpulakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gudang merupakan salah satu aspek penting didalam rantai pasok yang dapat menunjang proses produksi didalam industri manufaktur. Gudang memiliki tujuan utama untuk

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK BARU AKIBAT PERLUASAN PABRIK (Studi Kasus di PT. Mega Andalan Kalasan, Yogyakarta) SKRIPSI

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK BARU AKIBAT PERLUASAN PABRIK (Studi Kasus di PT. Mega Andalan Kalasan, Yogyakarta) SKRIPSI USULAN PERANCANGAN TATA LETAK BARU AKIBAT PERLUASAN PABRIK (Studi Kasus di PT. Mega Andalan Kalasan, Yogyakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Tata Letak Fasilitas (PTLF) 4.1.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di Mechanical Fabrication Department (lantai produksi Divisi Mekanik). Dari hasil

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ) Pembimbing MSIE. 1. Ir. Farry Firman, 2. Ir. Rakhma Oktavina, MT. Universitas Gunadarma 1. Teknik Industri

TUGAS AKHIR ) Pembimbing MSIE. 1. Ir. Farry Firman, 2. Ir. Rakhma Oktavina, MT. Universitas Gunadarma 1. Teknik Industri TUGAS AKHIR Analisis Perancangan Lintasan Trolly Pada Lintasan Perakitan Bodi Lengkap Mobil Sedan Mercedes Benz E Class Tipe W 211 Di PT.DaimlerChrysler Indonesia http://www.gunadarma.ac.id/ Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara Indonesia ini, perkembangan teknologi masa kini menuntut manusia untuk mengikuti perkembangan di berbagai sektor, salah satu diantaranya adalah sektor industri.

Lebih terperinci

di CV. NEC, Surabaya

di CV. NEC, Surabaya Perbaikan Tata Letak Gudang Mesin Fotokopi Rekondisi di CV. NEC, Surabaya Indri Hapsari 1 dan Albert Sutanto 2 Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut Surabaya Email: indri@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

III BAB I PENDAHULUAN

III BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu sistem manajemen rantai pasok memiliki peranan penting untuk meningkatkan kinerja dalam setiap aktivitas industri. Salah satu faktor pendukungnya adalah gudang.

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 (MENENTUKAN SPESIFIKASI & TARGET) KAMIS, 20 OKTOBER 2016

PERTEMUAN 3 (MENENTUKAN SPESIFIKASI & TARGET) KAMIS, 20 OKTOBER 2016 PERTEMUAN 3 (MENENTUKAN SPESIFIKASI & TARGET) KAMIS, 20 OKTOBER 2016 TAHAP PERANCANGAN PRODUK INTRODUCTION TO QFD QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT HOUSE OF QUALITY - INTRODUCTION HOUSE OF QUALITY - INTRODUCTION

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan PT PINDAD merupakan perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer komersial di Indonesia. Salah satu produk yang dibuat oleh perusahaan ini adalah kendaraan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri BERNADUS TOFAN ADI PRANATA 14 16 08097

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data Dalam proses penulisan skripsi mengenai perancangan tata letak ini, penulis mengumpulkan dan menyusun data-data yang berhasil dikumpulkan oleh penulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan,

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengaturan tataletak fasilitas produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu pabrik. Pengaturan tataletak lantai produksi meliputi

Lebih terperinci

Gambar I.1 Mesin CNC Haas Turning ST-20

Gambar I.1 Mesin CNC Haas Turning ST-20 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium yang berada di Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom. Laboratorium

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bengkel teknik ABC Jaya adalah suatu bengkel yang bergerak di bidang manufaktur. Bengkel tersebut memproduksi beberapa macam produk, antara lain accesories perhiasan, matres, medali, dan tabung

Lebih terperinci

LAPORAN MODUL KE-3 PRAKTIKUM MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ONGKOS MATERIAL HANDLING

LAPORAN MODUL KE-3 PRAKTIKUM MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ONGKOS MATERIAL HANDLING LAPORAN MODUL KE-3 PRAKTIKUM MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ONGKOS MATERIAL HANDLING DEVI JAYAWATI, ST., MT., MS Disusun Oleh : WAHYU PRADANA (15010010) FADJRI RAHMANTO (150100105) PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Bantalan Poros (KR3) Cast Steel Gandengan Gandengan (KR2) Round Bar Belakang (KB15) Depan (KB14) UNP 200 UNP 100 Plate Bar Besi Siku Besi Strip MS Plate 10 MS Plate 8 S-12 S-11 S-10 S-9 S-8 S-

Lebih terperinci

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Jurnal Teknik Industri, Vol.1,.1, Maret 2013, pp.29-34 ISSN 2302-495X Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Ayunda Prasetyaningtyas A. 1, Lely

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci

Perbaikan Manajemen Pergudangan pada PT. FSCM

Perbaikan Manajemen Pergudangan pada PT. FSCM Perbaikan Manajemen Pergudangan pada PT. FSCM Zeus Abdi Yuwono 1, Herry Christian Palit 2 Abstract: Management at finished goods warehouse owned by PT. FSCM Manufacturing Indonesia is less effective. That

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK BENGKEL JAT AKIBAT PERLUASAN BENGKEL SKRIPSI

PERANCANGAN TATA LETAK BENGKEL JAT AKIBAT PERLUASAN BENGKEL SKRIPSI PERANCANGAN TATA LETAK BENGKEL JAT AKIBAT PERLUASAN BENGKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Disusun Oleh Andria Kurniawan 11 16 06751 PROGRAM

Lebih terperinci

Optimasi Jarak dan Waktu Material Handling dengan Perbaikan Layout Berdasarkan Class Based Storage dan Simulasi

Optimasi Jarak dan Waktu Material Handling dengan Perbaikan Layout Berdasarkan Class Based Storage dan Simulasi Petunjuk Sitasi: Tama, I. P., ndriani, D. P., & Putri, N.. (0). Optimasi Jarak dan Waktu Material Handling dengan Perbaikan Layout Berdasarkan Class Based Storage dan Simulasi. Prosiding SNTI dan STELIT

Lebih terperinci

5.3 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini Perhitungan Utilisasi Saat Ini Perhitungan Utilisasi Rak Saat Ini

5.3 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini Perhitungan Utilisasi Saat Ini Perhitungan Utilisasi Rak Saat Ini Abstrak PT. Eigerindo Multi Produk Industri adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi tas dengan merk Eiger dan Bodypack. Perusahaan juga memproduksi dompet, topi, sepatu, sandal, jam tangan dan lain-lain

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 44 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan PT. XYZ adalah salah satu perusahaan yang begerak di bidang manufaktur pembuatan sepeda motor di Indonesia dengan kepemilikan saham

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia industri saat ini sedang berkembang pesat. Kebutuhan dan selera masyarakat yang semakin banyak ragamnya, serta daya beli masyarakat yang cenderung meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu : BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP 3.1. SISTEM MANUFAKTUR 3.1.1. JENIS SISTEM MANUFAKTUR Proses manufaktur merupakan suatu proses perubahan bentuk dari bahan baku atau bahan setengah jadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CORELAP PADA PT. VOLTAMA

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CORELAP PADA PT. VOLTAMA PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CORELAP PADA PT. VOLTAMA VISTA MEGAH ELECTRIC INDUSTRY TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator

BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR 3.1. Perencanaan Modifikasi Evaporator Pertumbuhan pertumbuhan tube ice mengharuskan diciptakannya sistem produksi tube ice dengan kapasitas produksi yang lebih besar, untuk

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #6

Pembahasan Materi #6 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Perencanaan Aliran Material Kelompok Analisa Aliran Pola Aliran Teknik Analisa Aliran Data Analisa Aliran 6623 - Taufiqur Rachman 1 Perencanaan Aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri dengan menjamurnya perusahaan industri. Setiap industri yang ada dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

PABRIK DAN POLA ALIRAN BAHAN (STUDI KASUS GARUDA BRASS PATI)

PABRIK DAN POLA ALIRAN BAHAN (STUDI KASUS GARUDA BRASS PATI) REDISAIN LAYOUT PABRIK DAN POLA ALIRAN BAHAN (STUDI KASUS GARUDA BRASS PATI) Manindo Simanjuntak, Nia Budi Puspitasari, ST. MT, Rani Rumita, ST. MT nona.nindo@gmail.com, niabudipuspitasari@gmail.com, ranirumita@gmail.com

Lebih terperinci

Berdasarkan data yang terkumpul dari

Berdasarkan data yang terkumpul dari Gambaran Umum Berdasarkan data yang terkumpul dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil pada tahun 2010 mencapai 745.390 unit, sedangkan pada tahun 2011 lalu kenaikan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan

Lebih terperinci

USULAN PEMILIHAN ALAT PEMINDAH DAN RAK PENYIMPANAN KACA DI GUDANG PT. MATAHARIJAYA MAKMUR, SEMARANG TUGAS AKHIR

USULAN PEMILIHAN ALAT PEMINDAH DAN RAK PENYIMPANAN KACA DI GUDANG PT. MATAHARIJAYA MAKMUR, SEMARANG TUGAS AKHIR USULAN PEMILIHAN ALAT PEMINDAH DAN RAK PENYIMPANAN KACA DI GUDANG PT. MATAHARIJAYA MAKMUR, SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri OLEH:

Lebih terperinci

(Sumber :

(Sumber : Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium pada program studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom. Laboratorium ini

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KERJA PRAKTEK

BAB 4 HASIL KERJA PRAKTEK BAB 4 HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 PERANAN PRAKTIKAN Desainer sedang membuat desain part sebelum membuat sub assembly, tampak sedang membuat lempengan plat yang sedang didesain, untuk perancangan rak small

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 2.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah umum perusahaan Safirah merupakan CV milik bapak Drs. H. Dodo Supardjioto yang bergerak di bidang konveksi serta memproduksi produk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Produk Meja Komputer LEX - 941 Sistem yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sistem perakitan komponen-komponen yang menyusun sebuah meja komputer (LEX 941).

Lebih terperinci