Erma Andhika Sari SMA Ma arif Pandaan Pasuruan PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Erma Andhika Sari SMA Ma arif Pandaan Pasuruan PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS X-B SMA MA ARIF PANDAAN-PASURUAN TAHUN AJARAN 008/00 Erma Andhika Sari SMA Ma arif Pandaan Pasuruan Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi kemampuan berbicara siswa kelas X-B SMA Ma arif Pandaan-Pasuruan yang masih rendah. Hasil observasi di SMA Ma arif Pandaan-Pasuruan menunjukkan bahwa siswa kelas X-B memiliki kemampuan berbicara yang kurang maksimal, penyebabnya antara lain teknik pembelajaran yang diterapkan guru membosankan bagi siswa, oleh sebab itu perlu menerapkan model TGT. Permasalahanya adalah bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan model TGT untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas X-B SMA Ma arif Pandaan-Pasuruan. Penelitian ini bertujuan menerapkan model TGT pada kemampuan berbicara siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Rancangan yang diterapkan adalah tindakan kelas dengan model TGT. Penelitian ini dilakukan di kelas X-B SMA Ma arif Pandaan-Pasuruan, sedangkan subyek penelitian ini adalah siswa kelas X-B SMA Ma arif Pandaan sebanyak 0 siswa dan guru Bahasa dan Sastra Indonesia. Data penelitian ini berupa perilaku guru dan siswa dalam proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan model TGT dan peningkatan kemampuan berbicara. Data tersebut diperoleh dengan teknik pengamatan, teknik wawancara, catatan lapangan, dokumen, teknik tugas dan tes. Peneliti bertindak sebagai pengamat dan instrumen, di samping itu digunakan instrumen pembantu berupa panduan observasi, kamera digital, rubrik penilaian dan panduan penilaian kegiatan siswa selama pembelajaran berbicara berlangsung, dan soal-soal tugas dan tes. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Adapun teknis analisis yang digunakan adalah reduksi, penyajian data, dan penarikan simpulan. Peneliti bertindak sebagai pengamat dan penilai kegiatan siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia bertugas sebagai pengajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ketuntasan siswa sebelum tindakan 5.7 %, siklus I persentase 61.7 %, siklus II persentase 80 %. Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan model TGT dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, Model TGT, dan Berbicara PENDAHULUAN Hasil observasi di SMA Ma arif Pandaan-Pasuruan menunjukan bahwa siswa kelas X-B memiliki kemampuan berbicara yang kurang maksimal. Metode pembelajaran berbicara yang efektif dan efesien kurang dikuasai, segingga kemampuan berbicara siswa kurang maksimal. Selanjutnya, tanpa adanya motivasi yang tinggi dari guru, kemampuan berbicara siswa tidak akan meningkat. Oleh karena itu, dibutuhkan metode pembelajaran baru yang dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. TGT (team-games-tournaments) ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif tersebut, siswa diharapkan mampu mengkontruksi dan menyusun pengetahuan sendiri. Tujuan yang ingin dicapai bukan hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, Jurnal Artikulasi Vol.1 No. Agustus 0 817

2 tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerjasama inilah yang menjadi ciri khas pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Tahapan pembelajaran model TGT ini melaui empat tahap yaitu mengajar, bekerja kelompok, game dan turnamen serta penghargaan. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kemampuan berbicara dengan menerapkan model TGT dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam bentuk penelitiana yang berjudul Penerapan Model TGT (Teams-Games-Tournaments) sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas X-B SMA Ma arif Pandaan-Pasuruan? Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (a). Bagaimanakah penerapan model TGT pada tahap mengajar dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas X-B di SMA Ma arif Pandaan-Pasuruan?, (b) Bagaimanakah penerapan model TGT pada tahap belajar kelompok dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas X-B di SMA Ma arif Pandaan-Pasuruan?, (c) Bagaimanakah penerapan model TGT pada tahap turnamen dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas X-B di SMA Ma arif Pandaan-Pasuruan?, (d) Bagaimanakah penerapan model TGT pada tahap penghargaan dalam meningkatkan kemamapuan berbicara siswa kelas X-B di SMA Ma arif Pandaan-Pasuruan?, dan (e) Bagaimanakah peningkatan kemampuan berbicara melalui pembelajaran kopperatif dengan model TGT pada siswa kelas X-B di SMA Ma arif Pandaan-Pasuruan? TEORI Kemampuan berbicara adalah kemamapuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Kemampuan berbicara melibatkan aspek keterampilan berbahasa. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh si pembicara untuk berbicara, yaitu faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan. ( Arsjad, 188: 17). Khusus untuk penilaian kemampuan berbicara, di samping mencatat kekurangankekurangan siswa, pengajar juga mencatat kemajuan yang sudah mereka capai. Hal ini sangat penting karena hasil penilaian itu harus disampaikan secara lisan kepada mereka. Untuk memotivasi mereka dalam berbicara, pengajar hendaknya menunjukan hasil yang sudah dicapai. Keefektifan berbicara ditunjang oleh dua faktor yaitu faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan. Untuk menghindari kebiasaan penilaian berdasarkan kesan umum, dibawah ini diberikan pedoman penilaian kegiatan berbicara berdasarkan faktor-faktor penunjang tersebut. Mengingat kemampuan berbicara ini memerlukan latihan dan bimbingan yang intensif, penilaian hendaknya jangan mengukur dan meniliai satu kegiatan saja, tetapi berlanjut dan bertujuan memperbaiki kegiatan berikutnya (Arsjad, 188 : 87). Faktor kebahasaan terdiri dari : (a) Lafal dan intonasi, mencakup : pengucapan vokal, pengucapan konsonan, penempatan tekanan, penempatan persendian, dan penggunaan nada/ irama., (b) Penggunaan kata, mencakup : pilihan kata, pilihan Jurnal Artikulasi Vol.1 No. Agustus 0 818

3 ungkapan, variasi kata, dan tata bentukan., (c) Susunan kalimat, mencakup : struktur kalimat dan susunan kalimat. kan factor non kebahasaan meliputi : (a) Keberanian dan semangat, (b)kelancaran, (c) Pandangan mata, (d) Gerak-gerik dan mimik, (e) Keterbukaan, (f) Gagasan, dan (g)penguasaan topik. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif yaitu untuk mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sebagaimana secara alami, melalui pengumpulan data dan latar belakang alami. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan ini, peneliti atau guru sudah melakukan sesuatu. Arah dan tujuan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru sudah jelas, yaitu demi kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan (Arikunto, 008: ). Penelitian dilaksanakan dalam siklus tindakan. Tahapan dalam setiap siklus terdiri dari, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Namun sebelum tindakan dilakukan peneliti mengadakan observasi awal dan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia untuk mengetahui permasalahan dan kondisi selama kegiatan belajar mengajar. Subyek penelitian ini terdari dari 0 siswa kelas X-B SMA Ma arif Pandaan. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data penelitian ini berupa pernyataan, perilaku guru dan siswa dan skor kemampuan berbicara siswa kelas X-B SMA Ma arif Pandaan. Untuk mendapatkan data yang akurat, maka peneliti menggunakan metode observasi, wawancara, catatan lapangan, angket dan tes. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini memerlukan adanya peneliti, lembar aktivitas siswa, soal turnamen, lembar observasi keaktivan berbicara siswa, tes, dan lembar wawancara. Analisa data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis data ini dilakukan dengan teknik reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam II siklus. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam sebuah cerpen siswa kelas X-B SMA Ma arif Pandaan. Sesuai dengan focus penelitian tersebut, maka hasil penelitian sebagai berikut. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pembelajaran siklus I dilaksanakan melalui tahapan-tahapan, tahap pertama penyusunan perencanaan, antara lain menyusun rencana pelaksanaan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Aktivitas Siswa (LAS), dan soal turnamen. Tahap kedua, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode TGT (Teams-Games-Tournaments) dalam kegiatan berbicara Metode TGT terdiri dari empat tahap, (a) mengajar, (b) Belajar kelompok, (c) Game dan turnamen, dan (d) penghargaan. Tahap ketiga evaluasi atau hasil penilaian, yaitu menilai kemajuan belajar dan kemampuan siswa dalam berbicara. Tahap keempat yaitu refleksi, untuk mengetahui ketuntasan belajar dan kelemahan belajar siswa dalam berbicara. Penerapan Model TGT Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama berlangsung selama X Jurnal Artikulasi Vol.1 No. Agustus 0 81

4 0 menit, yaitu pukul WIB. Materi pertama yang disampaikan pada pembelajaran berbicara, yaitu teknik atau tahapan dalam kegiatan berbicara yaitu dengan menggunakan model TGT. Indikator yang harus dicapai siswa adalah : 1) menceritakan isi cerita pendek, () mengungkapkan hal-hal yang menarik atau mengesankan dari karya tersebut, () mengungkapkan unsur-unsur instrinsik dalam cerpen dan () mengungkapkan nilainilai yang terdapat dalam cerpen. Pembelajaran berbicara sebagai upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa di kelas X-B SMA Ma arif Pandaan- Pasuruan menggunakan model TGT terdiri dari empat tahapan. Adapun tahapan tersebut adalah: a. Mengajar Sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru menyampaikan semua tujuan pelajaran terkait dengan materi yang akan diberikan. Guru mengingatkan kembali materi pelajaran minggu yang lalu dan memberikan sedikit penjelasan tentang cerpen. Di awal siklus I, keaktifan dan sikap siswa pada pelaksanaan proses belajar mengajar mulai ada peningkatan dari pembelajaran sebelum menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia model TGT. Berdasarkan hal tersebut, guru masih memegang peran penting dalam proses pembelajaran atau dengan kata lain guru sebagai fasilitator. Untuk itu dalam sikap pembelajaran harus terjadi interaksi antara guru-siswa dan antar siswa. Interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa terjadi melalui proses tanya jawab yang dilaksanakan pada saat mengajar. Pada saat guru memberikan motivasi belajar kepada siswa, siswa sudah mulai tertarik dan termotivasi untuk mempelajari materi yang disampaikan oleh guru. Pada saat guru mengeksplorasi kemampuan siswa, siswa sudah mulai aktif dalam menjawab pertanyaan guru walaupun masih ditunjuk oleh guru. b. Belajar Kelompok (Teams) Pada kegiatan berikut ini, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Kelompok ini dibentuk oleh guru Bahasa Indonesia. Siswa langsung dikelompokkan berdasarkan kemampuan akademik yang heterogen. Selanjutnya diberikan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) pada masing-masing kelompok. Pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan akademik heterogen diperoleh dari observasi awal yaitu siswa secara bergiliran maju kedepan untuk menceritakan kejadian yang mengesankan dalam hidupnya dengan waktu 5- menit per siswa. Hasil dari observasi awal dapat dilihat pada lampiran. Dalam tahapan ini siswa diharapkan untuk saling membantu dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang terdapat dalam Lembar Aktivitas Siswa (LAS). Guru meminta siswa untuk mengerjakan LAS dengan teman sekelompoknya.. Pada awalnya siswa masih belum memahami secara utuh dan kelas kurang terkondisi karena sebagian siswa tidak cocok dengan teman sekelompoknya, hal ini tergambar sesuai dengan cuplikan berikut ini : Guru : bisa tidak kalian bekerja sama dengan teman sekelompok kalian untuk menerjakan soal yang telah Bapak berikan! Siswa : Iya, Pak.. (serentak siswa menjawab) Guru : kalau begitu silakan kalian menerjakan soal yang telah Bapak berikan. Bapak harap kalian bisa bekerja sama. Keadaan kelas selama diskusi berlangsung cenderung gaduh dan ramai, hal ini disebabkan karena tidak adanya motivasi pada diri siswa untuk serius dalam mempelajari materi yang terdapat dalam Jurnal Artikulasi Vol.1 No. Agustus 0 80

5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS). Pada dasarnya harapan yang diinginkan adalah siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan dan mengemukakan jawaban atau pendapat berdasarkan pada isi materi dan soal-soal yang terdapat dalam Lembar Aktivitas Siswa (LAS). Setelah itu diadakan diskusi kelompok, dilanjutkan dengan diskusi kelas yang terdiri dari dari kelompok penyaji, kelompok pembanding dan kelompok moderator. c. Games dan Tournaments Pada tahapan games dan turnamen, siswa terlihat bingung ketika guru membagi kelompok lagi pada meja turnamen yang berdasarkan dengan kemampuan akademik homogen yang dapat dilihat pada lampiran karena hal ini merupakan pembelajaran yang baru bagi siswa. Hal ini digambarkan pada kutipan berikut : Siswa : Pak, kenapa dibagi kelompok lagi? Guru : ya, pada kegiatan ini kalian dibagi lagi dengan kelompok yang berbeda. Siswa : kenapa, pak? Siswa : Pak, kenapa dibagi kelompok lagi? Guru :.ya,.bapak ingin mengetahui kemampuan kalian berdasarkan kemampuan homogen. Siswa : oh begitu pak. Pada setiap meja turnamen terdapat kartu nomor soal dan kumpulan soal. Pada saat turnamen banyak terdapat meja turnamen sesuai dengan kemampuan akademik homogen. Setiap siswa bergiliran mengambil nomor soal dan dibacakan dengan keras oleh guru, siswa yang mengetahui jawabannya langsung mengacungkan tangan untuk menjawab. Apabila jawaban yang dikemukakan salah maka teman yang lainnya bergiliran untuk menjawabnya. Tapi hanya ada tiga kali menjawab apabila lebih dari tiga kali maka soal tersebut dianggap gugur. Pada pelaksanaan turnamen banyak mengalami kendala, karena masih banyak siswa yang belum paham tentang aturan permainannya dan masih asing bagi siswa sehingga dalam pelaksanaan turnamen cenderung gaduh dan ramai. Pada saat turnamen, meja turnamen yang terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah cenderung untuk menjawab soal hanya menebak-nebak saja. Beda halnya dengan siswa berkemampuan akademik tinggi. d. Penghargaan Pada akhir turnamen, masing-masing tim akan mendapatkan penghargaan dan julukan yang pantas bagi tim mereka berdasarkan skor yang di dapat. Adanya penghargaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat memotivasi siswa untuk lebih serius lagi dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan siswa ingin mendapatkan hasil yang lebih baik, sehingga para siswa berkompetensi untuk mendapatkan nilai yang paling tinggi. Penghargaan ini diberikan untuk tim yang mendapat nilai paling tinggi pada saat turnamen. Penghargaan itu diberikan dengan tingkatan juara I, juara II, dan juara III. Pada siklus I, kelompok yang mendapat juara I yaitu kelompok V dengan nilai total 86, juara II jatuh pada kelompok VI dengan total nilai 7, dan juara III jatuh pada kelompok IX dengan total 58. penghargaan yang diberikan pada setiap kelompok bisa berubah jika kelompok tersebut tidak mampu mempertahankannya Setelah proses pembelajaran selesai, dilaksanakan evaluasi. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari secara individual. Jurnal Artikulasi Vol.1 No. Agustus 0 81

6 Jurnal Artikulasi Vol.1 No. Agustus 0 8 Tabel 1 : Hasil Penilaian Berbicara pada Siklus I No. Nama Aspek-Aspek yang Dinilai Jumlah skor % Kualifikasi AMA AYA AY AH AI DLA DGI DI DA DF EK EA EP ED ES FH FJ F HA KJ KH LMI LH LR MAF MH MI NNL NK PSP PEY RIL RS RSU RRI RH SNI S UH VR

7 Jumlas Skor Rata-rata Presentase Kualifikasi K K K K Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 1 November 008 dengan waktu X 0 menit. Pada pembelajaran siklus II ini, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan sebagaimana pada pembelajaran siklus I, yaitu pertama, perencanaan pembelajaran dengan memperbaiki kekurangankekurangan pada perencanaan pembelajaran siklus I terkait dengan meteri yang disampaikan. Kedua, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan beberapa tahapan sesuai dengan model TGT. Ketiga, evaluasi atau penilaian dan refleksi. Dengan model TGT yang diterapkan di kelas X-B SMA Ma arif Pandan-Pasuruan, siswa sangat senang dan semangat untuk mengikuti pembelajaran berbicara. Adapun tabel di bawah ini, menunjukkan hasil pembelajaran berbicara siklus II Tabel : Hasil Penilaian Berbicara pada Siklus II No. Nama Aspek-Aspek yang Dinilai Jumlah 1 skor 1. AMA 1. AYA 1. AY 1. AH 1 5. AI DLA 1 7. DGI 1 8. DI 1. DA 1. DF 1. EK `1 1. EA 1 1. EP ED ES FH FJ F 1 1. HA 1 0. KJ 1 1. KH 1. LMI 1. LH 1 % Kualifikasi Sangat baik Sangat baik Jurnal Artikulasi Vol.1 No. Agustus 0 8

8 LR MAF MH MI NNL NK PSP PEY RIL RS RSU RRI RH SNI S UH VR Sangat baik Jumlah Skor Rata-rata Presentase Kualifikasi B S K SB Keterangan: Skor per aspek maksimal, minimal 0. Aspek-aspek yang dinilai meliputi : 1 : Lafal dan intonasi dan kenyaringan suara : Penguasaan isi mencakup : kelancaran, keterbukaan, gagasan, dan penguasaan topik. : Faktor kebahasaan mencakup : penggunaan kata dan susunan kalimat. : Faktor Nonkebahasaan mencakup : Keberanian semangat, pandangan mata, gerakgerik dan mimik Lafal dan intonasi Penentuan Skor = Jumlah skor yang diperoleh x 0 % =... Jumlah skor seluruhnya Kriteria ketuntasan belajar siswa adalah: - Ketuntasan individu, apabila siswa telah mencapai nilai dari nilai maksimal 0. - Ketuntasan klasikal (kelas), apabila terdapat minimal % jumlah siswa di kelas yang telah mencapai ketuntasan belajar. TEORI Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, pembelajaran dengan menggunakan model TGT dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa, hal itu dapat dilihat dalam presentase keberhasilan siswa siswa secara individu. Pada siklus I diperoleh secara keseluruhan presentase 61.7 % dengan kualifikasi kurang sedangkan pada siklus II diperoleh secara keseluruhan presentase 80 % kemampuan siswa dalam berbicara siswa dengan kualifikasi sangat baik. Persentase kemampuan siswa dalam aspek lafal intonasi dan kenyaringan suara setelah dilakukan siklus I meningkat dengan Jurnal Artikulasi Vol.1 No. Agustus 0 8

9 kualifikasi kurang dengan presentase %. Hal ini karenakan siswa tidak merasa malu lagi untuk maju ke depan dan mulai berani mengungkapkan jawabannya. Setelah dilakukan siklus II, presentase kemampuan siswa dalam aspek lafal dan intonasi meningkat dengan kualifikasi baik yaitu 8.1 %. Hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa mengungkapkan pendapatnya, siswa sudah mulai senang dengan model yang pembelajaran yang baru sehingga suasana kelas menjadi tenang dan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Jumlah siswa yang memiliki kemampuan berbicara dalam aspek penguasaan isi meningkat setelah dilaksanakan siklus I dengan kualifikasi kurang dengan presentase %, setelah dilaksanakan siklus II meningkat dengan kualifikasi sedang dengan presentase 71.5 %. Peningkatan ini mencakup kelancaran siswa dalam berbicara, siswa sudah mulai menguasai materi yang telah diberikan sehingga mereka lancar mengungkapkan apa yang telah mereka kerjakan. Gagasan yang dimiliki oleh siswa sudah meningkat, hal ini dikarenakan siswa sudah memahami materi sehingga daya nalar siswa baik. Peningkatan penguasaan topik ini terjadi karena siswa mulai serius dalam belajar, bahkan siswa yang belum mengerti tidak segan-segan untuk bertanya kepada guru atau temannya yang sudah mengerti. Jumlah siswa yang memiliki kemampuan berbicara dalam aspek faktor kebahasaan meningkat setelah dilaksanakan siklus I dengan kualifikasi kurang dengan presentase.7 %, setelah dilaksanakan siklus II meningkat dengan kualifikasi kurang dengan presentase %. Peningkatan kemampuan berbicara dalam aspek kebahasaan ini mencakup penggunaan kata dan susunan kalimat. Siswa sudah mampu memilih kata-kata dengan baik bahkan siswa sudah mampu merangkai katakata dengan baik sehingga susunan kalimat yang diucapkan pada saat berbicara sudah baik. Jumlah siswa yang memiliki kemampuan berbicara dalam aspek faktor nonkebahasaan meningkat setelah dilaksanakan siklus I dengan kualifikasi kurang dengan presentase 67.5 %, setelah dilaksanakan siklus II meningkat dengan kualifikasi sangat baik dengan presentase. %. Peningkatan kemampuan berbicara mencakup berani dan bersemangat, pandangan mata, gerak-gerik dan mimik. Siswa sudah Mulai berani ntuk mengungkapkan pendapat atau jawabannya tanpa ditunjuk oleh guru. Di samping itu, siswa juga mempunyai rasa tanggung jawab atas apa yang telah mereka kerjakan. Bahkan pandangan mata siswa terfokus. Gerak-gerik yang selaras dengan apa yang diucapkan, sehingga menunjang apa yang sedang dibicarakan oleh siswa. Dalam kegiatan berbicara ini, melibatkan aktivitas kognitif, aktivitas afektif, dan aktivitas psikomotor. Aspek kognitif melibatkan siswa dalam berfikir melibatkan siswa ke dalam proses berfikir seperti mengingat, memahami, menganalisis, menghubungkan, memecahkan masalah. Aspek kognitif menuntut aktivitas intelektual sederhana ke yang menuntut kerja intelektual tinggi, dalam hal ini siswa memahami bacaan secara tepat dan kritis, atau berupa kemampuan berbicara.. Pada siklus I untuk aspek kognitif, siswa sudah mampu menjawab pertayaan-pertanyaan dengan tepat hal ini dikarenakan siswa belum memahami pertanyaan dan sebagian siswa masih ramai sehingga hasil dalam kemampuan berbicara kurang maksimal, bahkan guru harus menunjuk siswa untuk pertanyaan. Untuk mengatasi kekurang tersebut guru memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa yang kurang paham. Pada siklus II, siswa sudah mampu memahami pertanyaan sehingga Jurnal Artikulasi Vol.1 No. Agustus 0 85

10 memperoleh hasil yang maksimal, kegiatan guru hanya memantau kegiatan siswa, guru tidak lagi harus menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan. Aspek afektif berhubungan dengan sikap dan kemauan siswa untuk berbicara, antara lain menyangkut perubahan sikap atau pandangan siswa terhadap kegiatan berbicara. Pada siklus I, sebagian siswa merasa takut apabila disuruh maju ke depan tetapi dengan arahan dan bimbingan siswa akhirnya mau maju ke depan untuk berbicara. Pada siklus II, dengan arahan dan bimbingan guru siswa begitu antusias untuk berbicara bahkan siswa tidak takut lagi untuk berbicara. Aspek psikomotor berupa aktivitas fisik siswa sewaktu berbicara, penilaian yang berkaitan dengan aspek psikomotor dilakukan dengan mencermati aktivitas siswa ketika berbicara. Dalam aspek psikomotor yaitu mengamati kegiatan siswa sewaktu berbicara. Pada siklus I, siswa masih takut untuk mengemukakan jawabannya, tetapi dengan adanya motivasi yang diberikan oleh guru akhirnya siswa tersebut mau untuk mengungkapkan jawabannya Pada siklus II, siswa sudah berani mengungkapkan jawabannya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut: a. Tahap perencanaan pembelajaran ada beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu: a). Penyusunan rancangan pembelajaran kegiatan yang dilakukan adalah: 1. menentukan standar kompetensi,. menentukan kompetensi dasar,. menentukan indikator,. menentukan materi pokok pembelajaran, 5. menentukan sumber pembelajaran, 6. menentukan strategi pembelajaran. b) Penyusunan lembar aktivitas siswa. lembar kerja siswa berupa soal-soal tugas yang diberikan kepada setiap individu pada saat pelaksanaan pembelajaran berbicara berlangsung, c). penyusunan soal turnamen yang diberikan pada saat game dan turnamen berlangsung. b. Tahap Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari siklus. Masing-masing siklus dengan menggunakan pembelajaran model TGT menggunakan tahapan yaitu, mengajar, belajar kelompok, game-turnamen dan penghargaan. c. Tahap Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilaksanakan dengan teknik pengamatan, yakni pengamatan terhadap kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung, teknik penugasan, dan tanya jawab. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pembelajaran berbicara dengan menerapkan model TGT memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Di samping itu, siswa menyukai pembelajaran berbicara, siswa lebih kreatif, aktif, senang, dan berani untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.. Evaluasi hasil dilaksanakan dengan teknik tes. d. Pembelajaran dengan menggunakan model TGT dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa, hal itu dapat dilihat dalam presentase keberhasilan siswa siswa secara individu. persentase ketuntasan siswa sebelum tindakan 5.7 %, siklus I persentase 61.7 %, siklus II persentase 80%. Jurnal Artikulasi Vol.1 No. Agustus 0 86

11 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Arsjad, Maidar. 18. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga Dinas Pendidikan Nasional Direktur Jendral Pendidikan Menengah Atas Kurikulum SM 00. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Djamarah, Syaiful. B Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Nurhadi, 00. Pembelajaran Kontekstual. Malang: Universitas Negeri Malang. Moleong, Lexy. J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Purwanto, Ngalim. M Psikolgi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Sudjana. 18. Cara Blajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Suryabrata, Sumadi Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali. Tarigan, Guntur Berbicara. Bandung: Angkasa. Tim Dosen Pengantar Dassar-Dasar Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Tim Penyusun Kamus Pusat bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Jurnal Artikulasi Vol.1 No. Agustus 0 87

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan 34 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bentuk kajian reflektif yang dilakukan peneliti untuk tujuan perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar dalam kehidupan sehari-hari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran matematika, di mana matematika merupakan pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar dalam kehidupan sehari-hari maupun pengembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS Ermayanti ermayanti@unsri.ac.id Abstrak. Telah dilakukan Penelitian

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2 Upaya Peningkatan Pembelajaran... UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1 Oleh: Sri Sudarminah 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 54 UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER POSITIF SISWA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAVEL GAME DI SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA Laela Sagita, M.Sc 1, Widi Asturi

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PERBAIKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV-B PADA BIDANG STUDI IPS DI SD NEGERI 106146 MULIOREJO EFENDI Guru Bidang Studi IPS Di SD Negeri

Lebih terperinci

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge Nurina T. Bindas, Sahrudin Barasandji dan Efendi ABSTRAK Permasalahan yang dikaji dalam

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini berjenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model Kemiss dan MC Taggart. PTK ini terdiri dari 2 siklus, dimana tiap siklus terdapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan (action research) dan bersifat kolaboratif, yaitu peneliti bersama guru bahasa Indonesia serta guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang menjadikan peserta

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.

Lebih terperinci

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek 114 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN BAGIAN TUMBUHAN MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MALASAN KECAMATAN

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR Oleh Ramadhani Rama_dhani62@rocketmail.com Absrak : Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I Irma Fajarwati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Meningkatkan kemampuan membaca dan hasil

Lebih terperinci

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 1 PEUSANGAN email: raudhatuljannah183@yahoo.com email: asrulkarim@ymail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII DI MTS NURUL JADID KABUPATEN PROBOLINGGO MELALUI TEKNIK STAD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII DI MTS NURUL JADID KABUPATEN PROBOLINGGO MELALUI TEKNIK STAD PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII DI MTS NURUL JADID KABUPATEN PROBOLINGGO MELALUI TEKNIK STAD Andriyanto Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 1 (2015) ISSN: 2460-3481 PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian yang akan dipaparkan peneliti di sini adalah data hasil rekaman tentang seluruh aktivitas dari pelaksanaan tindakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM-GAME-TOURNAMENTS)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM-GAME-TOURNAMENTS) Afiyah 13 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAM-GAME-TOURNAMENTS) Afiyah Sekolah Dasar Negeri Pelang II UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 93 A. Hasil Penelitian 1. Refleksi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VA SDN 25 Kota Bengkulu. Subyek penelitian ini yaitu guru dan seluruh siswa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana Masyita, Amram Rede, dan Mohammad Jamhari Mahasiswa Program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan III. METODE PEELITIA A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

Lebih terperinci

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI IIS 5 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Reni Rasyita Sari Program Studi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI Sekolah

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui. Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5 Tahun

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui. Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5 Tahun ISSN 2301-9905 Volume 6, No. 1, Juli 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Universitas Muhammadiyah Tangerang Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN NO. 1 OTI MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING Asdir, Gazali, dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio Hijria.H.Aliakir, Muh. Tahir, dan Saharudin Barsandji Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru 1 Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru Mariana Theresia,Otang Kurniaman,Munjiatun Theresia.mariana@yahoo.com,Otang.kurniaman@gmail.com,Munjiatunpgsd@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL GI (GROUP INVESTIGATION) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MULTIMEDIA 2 SMK NASIONAL MALANG Rizky Ridlo Rahmanda Putri Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup

Lebih terperinci

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: halaman 60-65

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: halaman 60-65 JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: 2407-1269 halaman 60-65 Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode TGT (Team Game Tournament) Materi Sistem Pencernaan Makanan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 3, Juli 2015 ISSN 2087-3557 SD Negeri 02 Rembun Siwalan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Peneliti menerapkan desain penelitian model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Peneliti menerapkan desain penelitian model 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Peneliti menerapkan desain penelitian model Kemmis

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Paparan Data a. Pra Tindakan Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan observasi awal di MI Al-Hidayah 02 Betak Kalidawir

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN 79 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Data hasil yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian pada bab I. Adapun deskriptif data hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meningkatan hasil belajar bagi siswa yang kurang mampu dalam memahami mata pelajaran biologi merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan tersebut. Menurut

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PERMAINAN BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI ISLAMI PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH NGUPASAN I KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Charlina Ribut Dwi Anggraini METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (INNOVATIVE LEARNING) TIPE PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (INNOVATIVE LEARNING) TIPE PICTURE AND PICTURE Prosiding Pluralisme Dalam Ekonomi Dan Pendidikan ISSN 2407-4268 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (INNOVATIVE LEARNING) TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KETUNTASAN BELAJAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suhardjono dan Suharsimi menyatakan bahwa PTK adalah penelitian tindakan (action research)

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI Yeni Sugianti Surel : yeni.sugianti00@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Upaya yang dilakukan untuk memecahkan masalah seperti yang telah diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1. Kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1. Kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT 90 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN 1. Kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kemampuan guru dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

Eka Asti Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Purworejo. Kata kunci: berbicara, pambagyaharja, metode pemodelan

Eka Asti Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Purworejo. Kata kunci: berbicara, pambagyaharja, metode pemodelan PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PAMBAGYAHARJA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PEMODELAN PADA SISWA KELAS XI SEKRETARIS 2 DI SMK N 1 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Eka Asti Nurhidayah priyayi_ayu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA SETEMPAT DI KELAS IV SD NEGERI 25 BANDA ACEH 54 Nina Aryani Guru SD Negeri 25 Banda

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 256 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Saepuloh 1, Dede Suhayat

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Atik Dwi Kurniati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: atikdwi_kurniati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research). Definisi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari tiga kata

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Journal of Mechanical Engineering Education, Vol.1, No.2, Desember 2014 323 MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Wisnu D. Yudianto 1, Kamin Sumardi 2, Ega

Lebih terperinci

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi pada Siswa Kelas XI MA Madani Alauddin Pao-Pao Kabupaten Gowa Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA Widyo Pramono Universitas Negeri Surabaya widyo@rocketmail.com

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Sumanti N. Laindjong, Lestari M.P. Alibasyah, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament Pada Siswa Kelas IV SD GKLB Sabang Kab. Banggai Kepulauan Sarmin Siolan Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACCELERATED TEACHING DENGAN SETTING COOPERATIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti ABSTRAK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 6 RSBI BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM GERAK MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN WORKSHEET BERBASIS WEB Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VC SDN 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VC SDN 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil penelitian 1. Refleksi Awal Proses Pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan di kelas VC SDN 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, deskripsi siklus II. Deskripsi pra siklus membahas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara Keterampilan berbicara memiliki cakupan materi mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE Nurkhatimah, Zainuddin, dan Sri Hartini Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin khatimah02@gmail.com

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana Jumiyanti, Saharudin Barasandji dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Kusuma, Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan... 81 Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun Nanin

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Umum SDN Plumutan Penelitian ini dilaksanakan di SDN Plumutan Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gedong 01, berada di Dusun Banyudono RT 02 RW 09 Desa Gedong, Kecamatan Bayubiru, Kabupaten

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGITHINK-PAIR SHARE DI MI MA ARIF SAMBENG BOROBUDUR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGITHINK-PAIR SHARE DI MI MA ARIF SAMBENG BOROBUDUR PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGITHINK-PAIR SHARE DI MI MA ARIF SAMBENG BOROBUDUR Chusniati, Muis Sad Iman, Kanthi Pamungkas Sari Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIIA SEMESTER II SMP NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIIA SEMESTER II SMP NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIIA SEMESTER II SMP NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Marsini * Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN TIC TAC TOE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 SUTOJAYAN BLITAR Alifa Hamiim Farida,

Lebih terperinci

PENERAPAN POLA PBMP MELALUI COOPERATIF LEARNING MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR DI KELAS V SDN KAYEN I PACITAN. Oleh: Sugeng Suryanto*

PENERAPAN POLA PBMP MELALUI COOPERATIF LEARNING MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR DI KELAS V SDN KAYEN I PACITAN. Oleh: Sugeng Suryanto* PENERAPAN POLA PBMP MELALUI COOPERATIF LEARNING MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR DI KELAS V SDN KAYEN I PACITAN Oleh: Sugeng Suryanto* Abstrak Setiap pendidik seharusnya menyadari pentingnya

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran meliputi kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Observasi Awal Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan dengan Kepala Sekolah dan Guru Matematika SD Inpres

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA DI KELAS IV SD NEGERI NO.76/IX MENDALO DARAT SKRIPSI OLEH

Lebih terperinci