BAB II KAJIAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Landasan Teori Konsep Pengelolaan Sulistiyo ( 1982 : 18 ), mengemukakan bahwa pengelolaan adalah seluk beluk liku usaha yang di jalankan oleh perusahan dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan potensi yang ada, yang di lakukan oleh personil yang di kerjakan di bawah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi serta evaluasi dari petugas yang bersangkutan. Sedangkan menurut Saiman ( 2002 : 16 ) pengelolaan adalah bermacam-macam kegiatan mengerjakan kegiatan yang dimaksud menyajikannya dalam bentuk yang lebih berguna. Istilah dari pengelolaan merupakan pedoman kata dari konsep manajemen sehingga pengelolaan tidak terlepas dari fungsi-fungsi manajemen yang ada, baik dari perencanaannya sampai dengan pengawasannya sehingga kegiatan yang dilakukan dapat terencana dan terstruktur dengan baik. Peran manajemen dilakukan oleh pimpinan dalam suatu organisasi. Sehubungan dengan konsep ini, Wanardi ( 2000:6), mengemukakan beberapa ciri pokok tentang manajemen yang secara ilmiah juga merupakan fungsi manajemen sebagai berikut : a. Perencanaan Menyebabkan dipilihnya arah tindakan yang akan mengarahkan sumber-sumber daya manusia serta alam suatu organisasi untuk masa yang akan datang. Rencana menggariskan batas batas dimana orang-orang mengambil keputusan dan melaksanakan aktifitas-aktifitas yang telah dirancang.

2 Sebagai suatu proses formal, maka perencanaan mencakup suatu pendekatan rasional yang melihat ke depan, yang akan mengembangkan alternatif dan kemudiaan dipilih arah tindakan yang baik. Secara subtansil, konsep perencanaan mencakup elemen-elemen sebagai berikut : 1. Penentuan sasaran 2. Peramalan masa mendatang 3. Pengampilan keputusan 4. Penggunaan pendekatan yang tepat b. Pengorganisasian Merupakan kegiatan mengkombinasikan berbagai macam sumber daya manusia dan alam menjadi keseluruhan yang berarti. Hal ini dapat dicapai dengan cara membagi pekerjaan dalam bidang-bidang spesialisasi, mengelompokkan aktifitas-aktifitas yang sejenis, mengidentifikasi hubungan-hubungan otoritas yang dikehendaki serta mendelegasikan otorisasi dan wewenang. Dengan jalan pengorganisasian orang-orang, pekerja yang akan dilaksanakan serta faktorfaktor fisik kedalam suatu struktur yang berarti, maka tujuan-tujuan yang akan di capai lebih efektif. Di samping hubungan-hubungan yang digariskan secara formal, para karyawan/bawahan sering kali membentuk hubungan-hubungan informal. c. Penggerakkan Mencakup kegiatan motivasi, kepemimpinan, komunikasi, pelatihan serta bentuk-bentuk pengaruh pribadi lainnya, untuk itu fungsi pengarahan hendaknya berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian serta pengawasan.

3 Untuk itu, fungsi pengarahan hendaknya dikaitkan dengan fungsi- fungsi lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian, serta pengawasan. d. Pengawasan Mencakup tindakan mengecek dan membandingkan hasil yang dicapai dengan standarstandar yang telah digariskan. Apabila hasil pekerjaan menyimpang dari standar-standar yang telah di tetapkan, maka perlu dilakukan tindakan-tindakan korektif untuk perbaikan selanjutnya yang meliputi : Memperbaiki peralatan yang rusak Merevisi sebuah rencana orisinal Mengorganisasi sebuah departemen 2.2 Arsip dan Kearsipan Pengertian Arsip Dilihat dari kata istilah arsip berasal dari bahasa yunani Arche, yang berarti permulaan, jabatan, fungsi, atau kuasa hukum. Kemudian kata Arche berubah menjadi teache yang berarti dokumen yang terkhir menjadi archevum yang dalam bahasa latin berarti balai kota. Menurut istilah bahasa inggris archeves yang berarti tempat atau dokumen. Menurut The Liang Gie ( 1999 : 127 ), mengemukakan bahwa pengertian arsip adalah suatu kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan secara cepat ditemukan kembali. Undang undang nomor 7 tahun 1971 tentang ketentuan-ketentuan pokok kearsipan pasal 1 ayat a dan b ( Soetrisno, 2003 : 50 ), menetapkan bahwa yang dimaksud dengan arsip adalah:

4 a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima badan-badan pemerintahan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal ataupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan pemerintah. b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta atau perorangan, dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam kehidupan berkebangsaan. Pada undang-undang arsip tersebut, arsip dapat di bedakan menurut fungsinya menjadi 2 golongan yaitu: 1. Arsip Dimanis Arsip Dimanis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan bangsa. Pada umumnya dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi Negara. 2. Arsip Statis Arsip Statis adalah arsip yang tidak dapat dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan kehidupan berbangsa pada umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari - hari administrasi Negara. Dalam bidang kearsipan dikenal istilah daur hidup arsip dinamis (life cycle of records ). Menurut model ini, arsip dinamis dianggap sebagai entitas fisik dan organik yang hidup, tumbuh dan terus berkembang seirama dengan tata kehidupan masyarakat maupun tata kelola pemerintahan. Dalam perundang-undangan kearsipan No. 7 Tahun 1971 tentang ketentuan-ketentuan pokok

5 kearsipan, dijelaskan bahwa fungsi arsip ada dua yakni arsip dinamis dan arsip statis. Bila dikaji pembedaan fungsi arsip ini, tamoak bahwa hal ini dipengaruhi oleh ide-ide kearsipandari T.R. Schellenberg, pemikir ulang kersipan dari Amerika, dengan modelnya terkait, life cycle of records. Model ini menekankan penentuan nilai guna yang ada pada records, yakni nilai guna primer dan sekunter, dan nilai guna sekunder masih dibagi lagi menjadi nlai guna kebuktian dan informsional. Dalam metode ini, schellenberg menekankan secara khusus akan tanggung jawab arsiparis untuk melakukan penilaian arsip dinamis yang bernilai sekunder, nilai guna riset, sehingga pembedaan arsip dinamis (records) dan arsip statis (archiver) semakin jelas. Menurut schellenberg, archives adalah those records of any public or private institution which are adjudgend worthy of permanent presertion for reference and secondary pusposes.( dalam Menurut schellenberg, nilai guna informasional didasarkan atas tiga kriteria : - Uniqueness : Informasi yang ada dalam arsip tidak ditemukan dalam rekaman informasi lainnya, sehingga bentuknya memang unik ( misalnya, bukan hasil duplikasi). - From: Seseorang arsiparis haruslah mempertimbangkan bukti informasinya ( sejauh mana esensi tingkat informasinya tersirat ) serta bentuk arsip itu sendiri ( apakah ia dapat dengan mudah dibaca atau tidak oleh orang lain, misalnya arsip dalam bentuk punchcards, dan rekaman pita akan memerlukan alat bantu baca khusus), serta - Importance: Ketika melakukan penilain, seseorang arsiparis pertama kali harus mempertimbangkan kebutuhan pemerintah itu sendiri, lalu kebutuhan para sejarawan/peneliti, maupun genealogists. Arsip adalah semua warkat yang masih berada diberbagai kantor, baik kantor pemerintah, swasta atau organisasi kemasyarakatan, karena kasih dipergunakan secara langsung dalam

6 perencanaan dan kegiatan administrasi lainnya, dan sering disebut record. Sedangkan arsip statis adalah arsip-arsip yang disamping di arsip nasional (Arnas) yang berada dalam arsip dinamis dan berbagai kantor, sering disebut Archieve. Amsyah (1990 : 3 ), menyatakan bahwa arsip adalah setiap catatan record / warkat yang tertulis, pencetak atau ketikan dalam bentuk huruf angka atau gambar yang mempunyai arti dan tujuan tertentu sebagai bahan komunikasi dan informasi,yeng terekam pada kertas (kartu, formulir), kertas film,( slide film strip, mikro film ),media komputer (peta tape, piringan tekaman / disket ), kertas fhoto copy dan lain-lain. Menurut Wiriadiharja ( 1987 : 1 ), mengemukakan arsip itu sangat penting sehingga perlu dijaga, peran arsip yaitu : 1. Menunjukan sejarah kehidupan bangsa dengan tepat 2. Menunjukan bukti otentik pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan pemerintahan 3. Menjadi bahan perencanaan dan membuat keputusan dalam pelaksanaan pembangunan serta 4. Menjadi bahan informasi ilmiah lainnya Pengertian Kearsipan Sama halnya dengan pengertian kearsipan, pengertian kearsipan berbeda bagi setiap ahlinya. Sebagai bahan pertimbangan dapat disimak dengan jelas pengertian kearsipan dari berbagai sudut pandang kamus administrasi ( dalam Anwar, 1990 : 24 ), menyatakan bahwa kearsipan adalah segenap rangkaian kegiatan perbuatan penyelenggaan kearsipan sejak saat dimulainya pengumpulan warkat sampai penyingkirannya. Sedangkan The Liang Gie ( 1999 : 124 ), mengemukakan bahwa kearsipan merupakan sekumpulan kegiatan menyimpang warkat yang tujuannya menemukan kembali secara tepat sesuai warkat yang diperlukan.

7 Kearsipan adalah pekerjaan perguruan arsip yang meliputi pencatatan, pengendalian, pendistribusian, dan pemusnahan. Kearsipan mempunyai peranan penting sebagai pusat ingatan, pusat informasi, alat pengawasan, yang sangat diperlukan dalam setiap organisasi dalam rangka kegiatan perencanaan, penganalisaan, pengembangan, perumusan kebijakan, pengampilan keputusan, pembuatan laporan, pertangung jawaban, dan pengendalian secepatnya. Setiap kegitan tersebut, baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta selalu ada kaitannya dengan masalah kearsipan. Kearsipan juga mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi bagi pemimpin untuk membuat keputusan dan juga membuat kebijakan. Menurut massofa dalam www. Risket.go.id bahwa dalam kegiatan kearsipan adalah proses kegiatan yang bersinambungan dalam pengelolaan arsip melalui berbagai bentuk media rekam di mulai dari proses penciptaan, pengelolaan informasi dan penggunaan, pengaturan, penyimpanaan, pelayanan duplikat, pemeriharaan dan penyusutan samapi dengan proses pelestariannya kegiatan pembinaannya. Kearsipan mempunyai peranan penting dalam proses manajemen informasi bagi pimpinan untuk membuat keputusan dan memutuskan kebijakan, oleh sebab itu untuk dapat menyajikan informasi yang lengkap, cepat dan benar harus ada sistem dan prosedur kerja yang baik di bidang kearsipan. Adanya arsip timbul pekerjaan kearsipan baik dengan peralatan yang paling sederhana maupun dengan peralatan yang paling canggih atau teknologi tinggi seperti komputer. Mengingat pengertian dan peranan kearsipan seperti dikemukan diatas, maka untuk melaksanakan tugas pemerintah dan tugas pembangunan dengan baik perlu diusahakan peningkatan dan penyempurnaan kearsipan secara optimal agar dapat berfungsi dengan baik, berdaya guna dan tepat guna.

8 Definisi lain mengenai kearsipan dikemukakan oleh Barthor ( 2003 : 2 ), sebagai suatu badan ( agency ) yang melakukan segala kegiatan pencatatan, penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan, surat - surat / warkat-warkat yang mempunyai arti penting baik kedalam maupun keluar, baik yang menyangkut pemerintah maupun non pemerintah, dengan menerapkan kebijakan dan sistem tertentu dapat di pertanggung jawabkan. Definisi ini menggariskan bahwa kearsipan secara umum dapat berlaku pada semua instansi, baik lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah. Wiyasa ( 2003 : 44 ), memambahkan pula bahwa dalam penyelenggaraan kearsipan yang efektif dan efisien, harus mememuhi karakteristik di antaranya: 1. Berkas yang diarsipkan sedikit tetepi benar-benar bermutu; 2. Berkas yang disisipkan adalah benar-benar efektif karena sudah melalui seleksi yang cermat; 3. Penyelenggaraan kearsipan tidak memerlukan biaya yang terlalu besar. Terkait dengan pemikiran diatas, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh sekretaris ( Wijasa, 2003 :44 ), diantaranya :1 ) petugas kearsipan harus mahir / profesional ; 2) Prosedur kerja yang cukup sederhana ; 3) Perlu adanya pengaturan pengaturan formulir yang sederhana ; 4) Perlengkapan lemari filling kabinet cukup memadai serta ; 5) Perlu adanya pelaporan berkala secara periodik / teratur Penciptaan dan Pendistribusian arsip

9 Menurut Wiyasa ( 2003 : 55 ), dalam bukunya tugas sekretaris dalam pengelolaan surat dan arsip dinamis, menjelaskan tentang penciptaan dan pendistribusian arsip menyangkut surat masuk dan keluar,yaitu: 1. Pengurusan surat masuk Surat masuk merupakan sarana komunikasi tertulis yang diterima dalam instansi lain atau perorangan, baik yang diterima melalui pos ( kantor pos ) maupun yang dari kurir ( pengirim surat ) dengan mempergunakan buku pengiriman ( ekspedisi). Woursanto ( 2003 : 4 ), dalam bukunya kearsipan 1 menyebutkan lima ( 5 ) langkah dalam pengurusan surat yaitu: a. Penerimaan surat Surat yang masuk diterima oleh petugas penerima surat, baik surat yang datang melalui pos maupun melalui kurir dan lain-lain. b. Penyortiran surat Menyortir adalah kegiatan memisahkan surat-surat yang diterima dari kantor/instansi lain kedalam kelompok atau golongan-golongan yang telah ditentukan. Surat surat yang masuk disortir untuk menentukan dan pengelompokan surat yang boleh dibuka (surat rahasia), dan surat-surat pribadi dan tertutup lainnya diberi stempel yang menunjukan saat ( pukul berapa) dan tanggal terima surat pada amplop/sampul bagian belakang. c. Pembukaan surat Surat-surat yang boleh di buka distempel pada halaman surat di bgian depan. Selanjutnya petugas meneliti apakah lampirannya sesuai dengan tercantum pada surat

10 - surat atau ada tidaknya tembusan dan lain-lain. Jika surat tidak jelas alamatnya bahkan tidak ada, maka amplop di klip dijadikan satu dengan suratnya. d. Pencatatan surat Setelah petugas pencatat surat menerima kumpulan surat, maka surat-surat ini dinilai untuk menentukan mana yang penting dan mana yang biasa saja. Untuk surat dinas penting dicatat di kartu kendali dan untuk surat biasa di catat di lembar pengantar ( disposisi ). e. Pengantar surat Kegiatan terakhir dalam mengurus surat masuk adalah mengarahkan surat kepala unit atau bagian mana yang berkepentingan dengan isi surat. 2. Pengurusan surat keluar Yang di maksud dengan surat keluar adalah surat yang sudah lengkap (bertanggal, bernomor, berstempel, dan telah ditanda tanggani oleh pejabat yang berwenang) yang dibuat oleh instansi/kantor atau lembaga yang ditujukan/dikirim kepada instansi, kantor atau lembaga lain. Pengurusan surat keluar diawali dengan pembuatan konsep surat oleh unit yang berkepentingan dalam pengeluaran surat. Konsep surat tersebut kemudian diketik oleh petugas di bidang kearsipan. Setelah itu diteliti kembali apakah telah sesuai dengan konsep. Jika telah sesuai surat dibuat rangkap kedua asli dan tindakan. Surat keluar yang asli kemudian di serahkan kembali kepada unit yang mengeluarkan untuk dimintai tandatangan/pengesahan kepada pimpinan atau pihak yang berwenang. Sedangkan tindakannya disimpan dibagian kearsipan.

11 Surat keluar yang asli di tandatangani dan diberi stempel. Kemudian surat tersebut di catat pada buku agenda dan di masukkan pada amplop yang telah tertuliskan alamat dari penerima surat. Pekerjaan terakhir dalam pengurusan surat keluar adalah penyampaian atau pendistribusian surat kepada lembaga/badan/kantor yang ditujui Sistem Penyimpanan Sistem penyimpanan adalah sistem yang digunakan dalam penyimpanan waktu agar kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan dan penemuan warkat yang sudah disimpan dapat dilakukan secepat, bilaman waktu tersebut sewaktu -waktu diperlukan ( Amsyah, 1990 :25 ), sebagai berikut : 1. Sistem abjad ( Alfabet ) Sistem abjad adalah penyimpanan atau penemuan kembali arsip berdasarkan abjad, nama orang, organisasi, atau kantor. Abjad dijadikan dasar kode adalah abjad pertama dari suatu nama atau judul. Berdasarkan kebiasaan, dalam sistem abjad diambil dari abjad pertama nama si pengirim atau si penerima surat. Hal ini sesuai dengan pendapat The Ling Gie ( 2000 : 120 ) bahwa penyimpanan sistem abjad yaitu warkat-warkat yang disimpan menurut abjad dari namanama organisasi atau organisasi utama yang tertera dalam tiap-tiap warkat. 2. Sistem pokok soal Dalam ini semua naskah / dokumen disusun dan di kelompokan berdasarkan masalah, satu masalah dipecahkan kedalam sub masalah sampai kepada masalah terkecil. Arsip mengenai masalah yang sama ditetapkan suatu atau lebih folder / map yang sudah diberi label / tab yang bertuliskan judulnya dan terletak dikanan atas secara horizontal. 3. Sistem nomor / angka ( numerical filling system )

12 Dalam sistem ini susunan dokumen di dalam file diatur berdasarkan nomor / kode klasifikasi persepuluhan, yang dijadikan kode surat adalah nomor yang ditetapkan sendiri oleh unit organisasi yang bersangkutan. 00 Personalia 100 Keuangan Main subjek 200 Materai Dan seterusnya 000 Personalia 010 Formasi 020 Lamaran Sub subyek 030 Pengangkatan Dan seterusnya 000 Personalia 010 Formasi 011 Formasi guru TK 012 Formasi guru SMP Sub-sub subyek 013 Formasi guru SMTA Dan seterusnya Langkah-langkah yang harus ditempuh panata arsip sama seperti pada sistem abjad dan sistem pokok soal. 4. Sistem wilayah / daerah

13 Dalam sistem ini susunan dokumen / arsip diatur berdasarkan judul, nama wilayah / daerah sistem ini sama halnya dengan subjet dan numeric filling. Susunan guide dan foldernya diatur menurut singkat caption goegraphyc (Negara, provinsi, kabupaten, dan sebagainya). 5. Sistem tanggal ( Chronological filling system ) Dalam sistem ini disusun berdasarkan waktu, seperti tanggal, bulan dan tahunan yang dijadikan petunjuk pokok adalah tahun kemudian diikut bulan dan tanggal dalam tahun yang bersangkutan mengunakan cara kronologis dalam filling. Jika arsip merupakan rangkaian yang menyangkut suatu masalah hanya didasarkan pada tanggal surat, karena itu indeksnya mungkin nama instansi atau maslah yang sama namun judulnya adalah tanggal. Penulisan indeks, tanggal bulan tahun atau sebaliknya ; tahun bulan tanggal. Bentuk penulisan harus dengan angka. Contoh : kode menyatakan tanggal 25, bulan februari, tahun 1999 atau sebaliknya. Kode menyatakan tahun 1999, bulan februari tanggal Pekerjaan Penyimpanan Arsip ( Filling ) Filling adalah proses pengaturan dan penyimpanan bahan secara sistematis, sehingga bahan-bahan tersebut dengan mudah dan cepat, tepat ditemukan kembali setiap kali diperlukan. Oleh karena itu suatu filling dapat dianggap sebagai ingatan dari suatu organisasi. Maka filling merupakan yang sangat penting dan harus disusun dengan sempurna dalam suatu organisasi. Soetrisno ( 2003 : 52 ), mengemukakan padangannya tentang filling sebagai proses mengklasifikasi, mengatur dan penyimpan arsip, agar arsip tersebut dapat secara cepat ditemukan pada saat dibutuhkan. Ada banyak sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang juru arsip dalam melaksanakan tugas filling agar dapat melakukan tugasnya dengan efektif dan efesien. Oleh itu sifat-sifat harus dimiliki adalah ketelitian, kerapian, serta menguasai bidangnya. Oleh karena itu, filling merupakan dasar pengetahuan harus dimiliki oleh setiap pegai kantor, karena

14 suatu organisasi yang tidak terlibat dari pada filling, dimana ia harus menyimpan segala catatan, menyimpan semua catatan setiap kali diperlukan, serta mengumpulkan atau menyatukan catatan yang mempunyai satu dengan yang lain menjadi suatu riwayat yang lengkap. Pekerjaan filling bukan hanya menyimpan surat-surat / dokumen untuk tujuan disimpan. Filling mencakup pada pekerjaan menempatkan ( placing ) dan mencari ( finding ) menempatkan surat dokumen pada arsip. Sistem yang disesuaikan dengan ( failor made ) karena tidak sistem yang terbaik yang dapat diterapkan dengan aktivitas sama terhadap semua kantor harus menggunakan sistem yang paling baik memenuhi kebutuhan-kebutuhan individunya. Pertimbangan-perimbangan yersebut disebabkan oleh jenis bahan yang digunakan, sifat dan luas perusahaan atau organisasi/ lembaga bersangkutan yang mempengaruhi dari sistem filling penyusutan Arsip Arsip mempunyai nilai dan arti penting karena merupakan bahan bukti resmi mengenai penyelenggaraan administrasi pemerintahan. Oleh karena itu, dalam rangka usulan menyelamatkan bahan bukti pertanggungjawaban nasional serta untuk meningkatkan daya guna dan tepat guna administrasi aparatur Negara, di tetepkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang ketentuan-ketentuan pokok kearsipan. Secara keseluruhan tujuan penyusutan arsip adalah: 1. mendapatkan penghematan dan efisiensi ; 2. pendayagunaan arsip dinamis (aktif dan inaktif) ; 3. memudahkan pengawasan dan pemeliharaan terhadap arsip yang masih diperlukan dan bernilai fungsi ; serta 4. menyelamatkan bahan bukti kegiatan organisasi.

15 Sebagai dasar pertimbangan dikeluarkannya peraturan- peraturan arsip Tahun 1979 disebutkan hal-hal yang berikut : 1. bahwa volume arsip sebagianh akibat kegiatan administrasi pemerintah pembangunan berkembang dengan cepat seirama dengan dinamika kehidupan bangsa 2. bahwa dalam rangka meningkatkan data guna dan tepat guna kearsipan untuk menjamin keselamatan bahan pertanggung jawaban nasional seperti dimaksud dalam undangundang No. 7 Tahun 1979, dipandang perlu mengatur penyusunan arsip dalam peraturan pemerintah. The Liang Gie ( 1974 : 238 ), mengemukakan beberapa langkah dalam penyusunan arsip, sebagai berikut : 1. Menggolong-golongkan semua warkat dari suatu organisasi dalam kelas-kelas tertentu menurut urutan. Pengelolaan yang banyak dipakai dibagi dalam 4 ( empat ) bagian yaitu vital, warkat penting, warkat berguna dan warkat tidak berguna ; 2. Kemudian oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan hendanya ditetapkan ukuran-ukuran dan ketentuan lainnya untuk menggolongkan suatu warkat yang termasuk kelas yang aman serta jangka waktu penyimpanan masing-masing kelas itu. Selanjutnya sebagaimana yang dikemukakan oleh The Gie ( 1999 :154 ), bahwa penyusutan arsip dapat diukur dengan mengunakan rumus sebagai berikut: Angka pemakaian =

16 Rumus diatas dapat dipergunakan untuk mengetahui bermutu tidaknya suatu arsip. Semakin besar presentasi angka pemakain, semakin baik pula arsip tersebut, karena hal itu berarti bahwa warkat-warkat yang disimpan masih memiliki faedah. Dalam arti arsip tersebut benar - benar masih aktif membantu jalannya organisasi bersangkutan. Sebagai contoh, arsip terdiri dari 1000 lembar surat, kemudian selama jangka waktu tertentu ada permintaan untuk mengambil kembali 100 lembar surat maka angka pemakainnya adalah: Angka permintaan = = = 10% Jadi, jumlah pemakain mencapai 10 %. Dengan demikian, dapat dikatakan tingkat penggunaan arsip mencapai arsip 10% dari totalitas yang ada. Hal ini menegaskan pula bahwa arsip yang dimaksud memberikan kotribusi sebesar 10% bagi kebutuhan-kebutuhan arsip organisasi yang bersangkutan secara ideal, angka pemakain untuk arsip aktif adalah harus mencapai angka 5% hingga 20% ( The Gie, 1974 : 237 ). 2.3 Klasifikasi Dalam Kearsipan Klasifikasi merupakan sarana kegiatan untuk menggolong-golongkan surat atau dokumen atas dasar perbedaan yang ada dan pengelompokan atas dasar persamaan dan adanya. Hubungan serta kaitan logis dan kronologis atas kepentingan yang terkandung didalamnya dikelompokan kedalam satu golongan. Prinsip klasifikasi ialah mengarah pada penataan susunan arsip yaitu mengatur, mengelompokan dan menyimpanan, kedalam unit-unit kecil. Menurut Mills ( 1991 : 48 ), bahwa pola klasifikasi itu efektif diperlukan syarat-syaratnya lain, sebagai berikut: a. Harus tertulis ;

17 b. Golongan masalah dan perincihan harus sesuai dengan fungsi dan kegiatan kantor ; c. Perincihan tidak terlalu terurai dan sebaiknya untuk melebihi dari tindakan masalah; d. Istilah yang dipakai untuk masalah harus singkat tetapi mampu memberikan pengertian, mudah dipergunakan secara teknis ilmiah tertentu ; e. Dilengkapi dengan berbagai penjelasn tentang arti dan ruang lingkup masing-masing subyek / masalah ; f. Dilengkapi dengan kode ( tanda ) baik berbentuk huruf ataupun angka ; g. Bentuk dan susunan pola hendaknya diatur dan luwes ; h. Di lengkapi dengan indeks subyek / masalah yang disusun secara alphabeta. Hal tersebut sesuai dengan Pendapat Barthos ( 2003 : 47 ), dimana surat-surat yang diterima disimpan berdasarkan tanggal surat, bulan dan tahun surat tersebut. Untuk memperoleh penghematan tenaga, waktu dan tempat, penulisan pokok surat harus ditulis dengan cara pemberian kode. Kode adalah alat untuk memastikan dan mengenal naskah utama sampai dengan perincihan, dan mengatur susunan berkas dalam penyimpanannya. Dalam membuat kode, dapat mempergunakan huruf angka, atau gabungan huruf dan angka. Menurut The Gie (1999 : 130 ), menjelaskan tentang sistem kearsipan pemberian kode pada setiap sistem yaitu : 1. Sistem Penyimpanan kode huruf (alphabetic) pada kode huruf dapat berupa Huruf tunggal seperti :A,B,C dan seterusnya,misalnya: Kode A - Kode B - Kode C - untuk Ketatausahaan Untuk Kepegawaian Untuk Keuangan Huruf yang merupakan singkatan dari man dan masalah,misalnya:

18 BANK ( badan administrasi kepegaian Negara BTN ( badan tabungan Negara ) LEN ( lembaga elektronika kepegawaian ) dan seterusnya Satuan huruf yang merupakan singkatan ( Akrinim, istilah-istilah masalah atau nama), misalnya : BULOG ( Badan Usaha Logistik ) DIKLAT ( Pendidikan dan Latihan ) PUSPEN ( Pusat Penerangan ) dan seterusnya 2. Penyimpanan kode Angka (Numeric) Pada kode angka dapat berupa: - Angka atau nomor urut 1, 2, 3, dan seterusnya, masing-masing nomor digunakan sebagai tanda suatu masalah, misalnya : a. untuk ketatausahaan b. untuk kepegawaian c. untuk keuangan dan seterusnya - suatu angka blok yang terdiri dari beberapa angka, misalnya dua (00), tiga (000), empat (0000), dan seterusnya sampai pada batas jumlah tertentu digunakan untuk suatu masalah pokok tertentu, misalnya : untuk ketatausahaan untuk kepegawaian untuk keuangan dan seterusnya - angka duplikasi, yaitu kesatuan angka tang dirangkaikan dengan garis penghubung, misalnya yang menandakan : angka pertama 20 untuk masalah utama ( pokok masalah )

19 angka kedua 10 untuk masalah kedua ( sub masalah ) angka ketiga 30 untuk masalah ketiga ( sub sub masalah ) kode-kode tersebut menggambarkan tentang sub-sub pemberian kode sistem kearsipan, sehingga bagi seorang arsiparis dapat dengan mudah mengetahui dan menemukan kembali setiap lembaran arsip yang telah disimpan. 3. Penyimpanan menurut pokok soal ( subject fillng ) Penyimpanan pokok soal ini artinya bahwa warkat-warkat mengenai iklan yang dibutuhkan dan dikumpulkan dalam satu tempat atau satu penyimpanan, oleh karena itu misalnya satu instansi pemerintah mempunyai kumpulan berkas yang disimpan menurut urutan pokok yaitu: Akte notaris Bak surat Buku pesanan Buku telepon Formasi pegawai Jepitan kertas Gedung Honorarium penerjemah Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa setiap warkat yang memiliki jenis yang sama dapat dikumpulkan menjadi satu kumpulan tertentu atau dapat diarsipkan berdasarkan klasifikasi jenis warkat. 4. Penyimpanan menurut wilayah ( Geographyc fillng ) Penyimpanan menurut wilayah adalah penyimpanan yang didasarkan pada wilayah yang ada. Untuk Indonesia yang memiliki wilayah yang luas yang terdiri dari beberapa daerah maka

20 sistem penyimpanan berdasarkan daerah masing-masing misalnya Sumatra, Jawa Barat, Sulawesi dan lain lain. 5. Penyimpanan menurut tanggal ( Chronological fillng ) Penyimpanan menurut tanggal adalah penyimpanan warkat-warkat menurut urutan tanggal yang tertera pada tiap-tiap warkat yang harus memperhatikan suatu jangka waktu tertentu, misalnya surat-surat tagihan atau surat lain yang berhubungan dengan instansi atau lembaga tertentu. Sistem ini umumnya banyak digunakan oleh lembaga lembaga pemerintahan karena dianggap lebih praktis dan efektif bila digunakan karena tidak memerlukan keahlian tertentu untuk setiap orang dalam mengetahuinya. 2.4 Pengorganisasian Penyimpanan Arsip Martono ( 1991 : 74 ), sistem pengorganisasian arsip didasarkan pada keperluan organisasi perusahaan/instansi adalah dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu: 1. Penyimpanan Terpusat (Sentralisasi) Penyimpanan secara terpusat berarti bahwa semua arsip aktif, kecuali yang masih dalam proses pekerjaan, disimpan pada lokasi terpusat ( satu lokasi ) sebagai berikut: a. arsip hilang atau salah penyimpanan, kecil terjadi, karena arsip dikelolah oleh tenaga-tenaga yang telah dipersiapkan untuk tugas pengelolaan arsip ( professional ) b. Kemungkinan penyimpanan arsip ganda, kecil sekali karena akan di ketahui arsiparsip yang bersangkutan akan merupakan duplikasi atau bukan. c. Penggunaan ruangan dan peralatan lebih efektif.

21 d. Pelaksanaan penyusutan arsip akan lebih lancar 2. Penyimpana Secara Terpadu ( Desentralisasi ) Kebalikan dari sentralisai adalah desentralisasi, dimana setiap unit mengawasi dan menyimpan arsip-arsipnya sendirinya. Ada beberapa pelaksanaan kerugian dari desentralisasi sebagai berikut: a. Akan terjadi penyimpanan duplikat yang berlebihan b. Penggunaan ruangan dan peralatan tidak efisien c. Tidak adanya pengawasan terhadap pelaksanaan tata kearsipan, khususnya pelaksanaan penataan berkas d. Kebijakan penyusutan arsip tidak diketahui, sehingga pertumbuhan arsip semakin meningkat memenuhi ruang kerja. e. Petugas kearsipan dan unit-unit kerja kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang-bidang kearsipan. 3. Desentralisasi Terawasi Sistem desentralisasi terawasi adalah dimana masih-masing unit kerja mempunyai tanggung jawab penyimpanan dan memeliharaan arsip aktif yang diciptakannya namun pelaksanaan tetap dalam pengawasan secara terpusat oleh unit kerja kearsipan. Dengan sistem pengendalian terpusat ini diharapkan ketertiban dipusat arsip aktif pada masing-masing unit, dapat memunjang kegiatan organisasi pada umumnya dan dengan mudah dapat dilakukan pengawasan terhadap arsip yang dimiliki informasi tinggi. 2.5 Kerangka Pikir

22 Pengelolaan arsip akan di rasakan bermanfaat oleh organisasi untuk menjadi bahan rujukan dalam pengambilan kebijakan-kebijakan strategi Lembaga / Instansi dengan memperhatikan data-data tersimpan. Sekaligus sebagai bukti yang sah dimata hukum dan merupakan Aset Negara. Kearsipan mempunyai peranan penting sebagai pusat ingatan, pusat informasi, alat pengawasan, yang sangat diperlukan dalam setiap organisasi dalam rangka kegiatan perencanaan, penganalisaan, pengembangan, perumusan kebijakan, pengampilan keputusan, pembuatan laporan, pertangung jawaban, dan pengendalian secepatnya. Menurut The Liang Gie ( 1999 : 127 ), mengemukakan bahwa pengertian arsip adalah suatu kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan secara cepat ditemukan kembali. Kearsipan Kumpulan Warkat Penyimpanan secara Sistematis Mudah Ditemukan

23

BAB II KAJIAN TEORETIS. Saiman (2000:16) pengelolaan adalah bermacam-macam kegiatan

BAB II KAJIAN TEORETIS. Saiman (2000:16) pengelolaan adalah bermacam-macam kegiatan BAB II KAJIAN TEORETIS 1.1 Konsep Pengelolaan Pengelolaan adalah suatu proses kegiatan yang merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengawasi terhadap suatu kegiatan usaha untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kearsipan Menurut Barthos (2000: 2), kearsipan mempunyai peranan sebagai pusat ingatan, sebagai sumber informasi dan sebagai alat pengawasan yang sangat diperlukan dalam setiap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Arsip Dan Kearsipan 1.1.1 Pengertian Arsip Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk menyimpan, sering juga kata tersebut di tulis Archeon

Lebih terperinci

Karena itu sekarang terdapat 2 (dua) jenis arsip ditinjau dari sudut umum dan perundang-undangan, yaitu (Depkes, 1971: 43)

Karena itu sekarang terdapat 2 (dua) jenis arsip ditinjau dari sudut umum dan perundang-undangan, yaitu (Depkes, 1971: 43) Pengertian Arsip Arsip adalah setiap catatan (record atau warkat) yang tertulis, tercetak, atau ketikan, dalam bentuk huruf, angka atau gambar, yang mempunyai arti dan tujuan tertentu sebagai bahan komunikasi

Lebih terperinci

Arsip Dinamis Arsip Statis

Arsip Dinamis Arsip Statis Naskah - naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga - lembaga dan badan - badan Pemerintah dalam bentuk apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan;

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. atau rakitan komponen atau bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan yang utuh

BAB II KAJIAN TEORI. atau rakitan komponen atau bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan yang utuh BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut (Moenir, 2008) bahwa sistem adalah suatu susunan atau rakitan komponen atau bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan yang utuh dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. arsip agar dapat dengan cepat bila arsip bilamana arsip sewaktu-waktu

BAB II LANDASAN TEORI. arsip agar dapat dengan cepat bila arsip bilamana arsip sewaktu-waktu 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Penyimpanan Arsip Menurut Donni dan Agus (2013:164-167) Sistem penyimpanan arsip (filling system) adalah sistem yang digunakan untuk menyimpan arsip agar dapat dengan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF 2.1. Pengertian Sebelum penulis melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai penggolongan arsip, maka terlebih dahulu membahas tentang sistem. Menurut (Nurlela,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Bahasan mengenai kearsipan memiliki banyak macam definisi dari berbagai sumber. Namun penulis hanya membahas tentang penataan kearsipan. Untuk itu penulis akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyimpanan Data Secara Umum Pengolahan Data adalah manipulasi data agar menjadi bentuk yang lebih berguna. Pengolahan data ini tidak hanya berupa perhitungan numeris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka melaksanakan segala kegiatan pada kantor-kantor, lembaga-lembaga negara,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka melaksanakan segala kegiatan pada kantor-kantor, lembaga-lembaga negara, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Arsip Kearsipan mempunyai peranan sebagai ingatan, sumber informasi serta alat pengawasan yang sangat diperlukan setiap organisasi khususnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea,

BAB II KAJIAN TEORITIS. Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea, BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Arsip Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea, lalu berubah lagi menjadi archeon. Arche berarti permulaan, jabatan, atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Arsip Kearsipan ialah mempunyai peranan penting sebagai ingatan, sumber informasi serta alat pengawasan yang sangat diperlukan bagi setiap organisasi khususnya perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Arsip BAB II TINJAUAN TEORITIS Kearsipan merupakan salah satu macam pekerjaan kantor atau tata usaha yang banyak dilakukan oleh setiap badan usaha pemerintah maupun swasta. Kearsipan menyangkut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Penulis mengutip beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengertian arsip. Adapun pengertian arsip yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Kata arsip berasal dari bahasa Belanda yakni archief, yang berarti tempat

BAB III LANDASAN TEORI. Kata arsip berasal dari bahasa Belanda yakni archief, yang berarti tempat BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Arsip Kata arsip berasal dari bahasa Belanda yakni archief, yang berarti tempat penyimpanan secara teratur bahan-bahan arsip: bahan tertulis, piagam-piagam, surat-surat,

Lebih terperinci

PENTINGNYA MANAJEMEN SISTEM PENYIMPANAN ARSIP. Oleh; Melizubaidah Mahmud Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

PENTINGNYA MANAJEMEN SISTEM PENYIMPANAN ARSIP. Oleh; Melizubaidah Mahmud Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo PENTINGNYA MANAJEMEN SISTEM PENYIMPANAN ARSIP Oleh; Melizubaidah Mahmud Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Arsip merupakan salah satu hal yang sangat penting dank fundamental

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Dinamis Arsip dinamis adalah suatu kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN Landasan Teori Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian

BAB III PEMBAHASAN Landasan Teori Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian BAB III PEMBAHASAN 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian Menurut Barthos (2005: 36) Surat adalah alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. menyangkut rangkaian kegiatan seperti merencanakan aktivitas kantor,

BAB II KAJIAN TEORI. menyangkut rangkaian kegiatan seperti merencanakan aktivitas kantor, BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Sistem Pengarsipan 1.1.1 Pengertian sistem Secara sepintas pekerjaan dalam sebuah organisasi kantor hanya menyangkut rangkaian kegiatan seperti merencanakan aktivitas kantor, mengorganisir

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN KEARSIPAN. Dari pengertian di atas dapat diambil ciri-ciri arsip yaitu:

BAB II MANAJEMEN KEARSIPAN. Dari pengertian di atas dapat diambil ciri-ciri arsip yaitu: BAB II MANAJEMEN KEARSIPAN 2.1. Pengertian Arsip Pengertian arsip adalah sekumpulan warkat yang memiliki kegunaan tertentu yang disimpan secara sistematis dan setiap saat diperlukan dan dapat ditemukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Istilah arsip yang sering didengar, ditulis, dan diucapkan adalah istilah yang mempunyai arti. Disatu segi arsip berarti warkat yang disimpan yang ujudnya dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Menurut The Liang Gie dalam Sugiarto dan wahyono (2005: 04), arsip adalah suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Menurut Barthos (2007: 2), berdasarkan Undang -undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan, pasal 1 ayat a dan ayat b, menetapkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.894, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Arsip. Dokumentasi. Informasi Publik. Pengelola. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.505, 2014 BNN. Kearsipan. Dinamis. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Arsip Penulis mengutip beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengertian arsip. Adapun pengertian arsip

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan pekerjaan yang berhubungan dengan clerical (ketatausahaan) dan

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan pekerjaan yang berhubungan dengan clerical (ketatausahaan) dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan tugas dan peranan seorang sekretaris disimpulkan bahwa sekretaris adalah orang yang bertanggung jawab mempersiapkan berbagai macam tugas dan pekerjaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI SERTA INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien

Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien 177 Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien Meirinawati 1, Indah Prabawati 2 1,2 Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FIS, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian manajemen menurut George R. Terry ( 2008:22) adalah: suatu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan

Lebih terperinci

KEARSIPAN. 16 JP (720 menit) Modul 01 PENGANTAR KOMPETENSI DASAR

KEARSIPAN. 16 JP (720 menit) Modul 01 PENGANTAR KOMPETENSI DASAR Modul 01 KEARSIPAN 16 JP (720 menit) PENGANTAR Arsip sebagai hasil kegiatan organisasi mengandung data dan informasi yang dapat dipergunakan sebagai pengetahuan atau pengalaman tentang apa yang pernah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. PENGERTIAN ADMINISTRASI KEARSIPAN 1. Pengertian Administrasi Pengertian administrasi dapat dibagi menjadi dua yaitu administrasi dalam arti luas dan administrasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. adalah sekelompok kegiatan yang saling berkaitan yang secara bersama-sama berusaha

BAB II KAJIAN TEORITIS. adalah sekelompok kegiatan yang saling berkaitan yang secara bersama-sama berusaha BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Sistem Kearsipan 2.1.1 Pengertian Sistem Kearsipan Sistem merupakan suatu kesatuan yang terorganisir yang mengatur hubungan dalam suatu kerangka tertentu untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden, Garibaldi Sujatmiko

KATA PENGANTAR. Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden, Garibaldi Sujatmiko KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2006 tentang Dewan Pertimbangan Presiden, disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tugas pemberian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005,

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kantor besar maupun kecil, swasta maupun instansi pemerintah mempunyai record dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Record itu disebut arsip. Arsip sebagai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Tata Usaha dan Rumah Tangga PT PELABUHAN INDONESIAIII (PERSERO)

BAB III LANDASAN TEORI. Tata Usaha dan Rumah Tangga PT PELABUHAN INDONESIAIII (PERSERO) 19 BAB III LANDASAN TEORI Menyelesaikan tugas tugas pada Divisi Sunber Daya Manusia Sub Dinas Tata Usaha dan Rumah Tangga PT PELABUHAN INDONESIAIII (PERSERO) CABANG TANJUNG PERAK SURABAYA, secara ilmiah

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN 2012 GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Menyurat Surat merupakan bagian yang sangat penting bagi organisasi atau instansi, karena surat dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tertulis dan juga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian

BAB II KAJIAN TEORI. memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengelolaan Arsip 2.1.1. Pengertian Pengelolaan Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan, dan

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan, dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengarsipan 2.1.1 Pengertian Pengarsipan Pengarsipan adalah suatu proses mulai dari penciptaan, penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan, dan perawatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan (Poerwadarminta,

BAB III LANDASAN TEORI. terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan (Poerwadarminta, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengelolaan 3.1.1 Pengertian Pengelolaan Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan organisasi atau proses yang memberikan pengawasan pada semua

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam menyelesaikan tugas tugas pada Divisi Research and. dipertanggungjawabkan adalah sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam menyelesaikan tugas tugas pada Divisi Research and. dipertanggungjawabkan adalah sebagai berikut : BAB III LANDASAN TEORI Dalam menyelesaikan tugas tugas pada Divisi Research and Development (R&D) dan Koperasi Karyawan PT. VITAPHARM, secara ilmiah landasan teori yang digunakan sebagai acuan yang dapat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU, Arsip. Retendi. Jadwal

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU, Arsip. Retendi. Jadwal No.1869, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU, Arsip. Retendi. Jadwal PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR SALINAN Menimbang Mengingat BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 46 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 46 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor 46 Tahun 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP FOTO DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENATAAN KEARSIPAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR

PENTINGNYA PENATAAN KEARSIPAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR PENTINGNYA PENATAAN KEARSIPAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR Tugas Akhir ini diajukan guna memenuhi syarat untuk memperoleh Ijazah Diploma III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tak lepas dengan kegiatan surat-menyurat atau biasa disebut dengan korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. tak lepas dengan kegiatan surat-menyurat atau biasa disebut dengan korespondensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Surat adalah alat penyampaian informasi atau keterangan (keputusan, pernyataan, pemberitahuan, permintaan, dan sebagainya) secara tertulis dari satu

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENYIMPANAN ARSIP OLEH PEGAWAI SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN KABUPATEN CIAMIS

PELAKSANAAN PENYIMPANAN ARSIP OLEH PEGAWAI SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN KABUPATEN CIAMIS PELAKSANAAN PENYIMPANAN ARSIP OLEH PEGAWAI SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN KABUPATEN CIAMIS Oleh : Kristi Winasari Kristiwinasari@gmail.com Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat 1 BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan 4.1.1. Tahap-Tahap Kearsipan Dalam melaksanakan tugas pekerjaan suatu instansi khususnya bagian yang menangani kearsipan harus

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN I. UMUM Dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I. Pengertian. A. Pengertian Arsip

BAB I. Pengertian. A. Pengertian Arsip BAB I Pengertian A. Pengertian Arsip Arsip adalah naskah naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga Negara dan Badan badan Pemerintahan, maupun naskah naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan badan

Lebih terperinci

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP SUBSTANTIF DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. banyak aktivitas atau kegiatan suatu organisasi, maka kegiatan surat

BAB III LANDASAN TEORI. banyak aktivitas atau kegiatan suatu organisasi, maka kegiatan surat BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Surat Menyurat 3.1.1 Pengertian Surat Menyurat Surat sebagai alat barometer kemajuan organisasi karena semakin banyak aktivitas atau kegiatan suatu organisasi, maka kegiatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN ARSIP DINAMIS (AKTIF & IN AKTIF)

MANAJEMEN ARSIP DINAMIS (AKTIF & IN AKTIF) MANAJEMEN ARSIP DINAMIS (AKTIF & IN AKTIF) Disampaikan Pada Pelatihan Kearsipan bagi Dosen dan Tenaga Administrasi PTS di Lingkungan KOPERTIS Wilayah IV Peran Aparatur dalam Kearsipan PENGGUNA PENCIPTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan administrasi Kearsipan di Sekretariat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sragen Dalam bagian ini penulis akan membahas secara lebih mendalam

Lebih terperinci

BAB III PENGURUSAN ARSIP

BAB III PENGURUSAN ARSIP BAB III PENGURUSAN ARSIP A. Pengertian Pengurusan Arsip adalah rangkaian kegiatan teknis kearsipan yang sistematis meliputi: penelitian, pengolahan, penyimpanan, pelayanan, pemeliharaan, dan penyusutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. kearsipan adalah pekerjaan yang meliputi, pencatatan, pengendalian,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. kearsipan adalah pekerjaan yang meliputi, pencatatan, pengendalian, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN Di setiap kegiatan atau aktivitas suatu lembaga saat ini banyak organisasi yang belum mampu mengelola arsipnya dengan baik. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 7 TAHUN 2014 TANGGAL 28 MARET 2014 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 7 TAHUN 2014 TANGGAL 28 MARET 2014 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 7 TAHUN 2014 TANGGAL 28 MARET 2014 I. PENGURUSAN DAN PENGENDALIAN NASKAH DINAS BNN A. Naskah Dinas Masuk 1. Pada Unit Pengolah

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker Follet,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT) PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 09y TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA KEARSIPAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Kantor dan Sistem Kearsipan. Menurut Maryati dalam bukunya Manajemen Perkantoran efektif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Kantor dan Sistem Kearsipan. Menurut Maryati dalam bukunya Manajemen Perkantoran efektif. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kantor dan Sistem Kearsipan Menurut Maryati dalam bukunya Manajemen Perkantoran efektif. (2008;8) kantor adalah : Unit organisasi yang terdiri atas tempat, staf personil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen diperlukan untuk menunjang keberhasilan dan kelancaran suatu perusahaan. Bagaimanapun sederhana atau kompleksnya suatu perusahaan, tanpa adanya manajemen

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Pengertian Surat Masuk dan Surat Keluar Surat masuk adalah surat yang diterima oleh suatu

Lebih terperinci

PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEARSIPAN PADA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SURAKARTA

PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEARSIPAN PADA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SURAKARTA digilib.uns.ac.id PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEARSIPAN PADA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Arsip 1. Pengertian Arsip Arsip sebagai naskah dinas yang dibuat dan diterima oleh pimpinan unit kerja dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok

Lebih terperinci

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektron

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektron BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1038, 2015 BAPPENAS. Tata Kearsipan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN BARAT Menimbang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sekretaris Istilah sekretaris berasal dari Bahasa latin secretum yang artinya rahasia dan secretarium yang berarti seseorang yang diberi kepercayaan menyimpan rahasia, dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Definisi aplikasi adalah penggunaan dan penerapan suatu konsep yang menjadi suatu pokok pembahasan (Eka Noviansyah, 2008 : 4). Aplikasi dapat diartikan juga sebagai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NO 342 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NO 342 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NO 342 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL Menimbang : a. Bahwa untuk menunjang peningkatan Penyelenggara pemerintah dan pembangunan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta No.1401, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Kearsipan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 6 2013 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1083, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Arsip. Penyusutan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK BUPATI GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK BUPATI GRESIK PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : a. bahwa arsip/dokumen sebagai bahan dan bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan serta membantu mekanisme kerja dari seluruh karyawan instansi yang

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan serta membantu mekanisme kerja dari seluruh karyawan instansi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pekerjaan dan kegiatan kantor, baik pemerintah maupun swasta memerlukan penyimpanan, pencatatan serta pengolahan surat, baik kedalam maupun keluar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Operasional perusahaan memerlukan dokumentasi yang berguna untuk menunjang dan memperlancar aktivitas dalam bekerja salah satunya adalah kelengkapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Arsip BAB II TINJAUAN TEORITIS Kearsipan menyangkut pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpana surat-surat atau dokumen kantor lainnya. Kearsipan sebenarnya sudah ada sejak adanya sejarah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 9 TAHUN 2009 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 92 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 92 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 92 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 32

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kearsipan Salah satu sumber data adalah arsip, karena arsip adalah bukti dan rekaman dari kegiatan atau transaksi mulai dari kegiatan terdepan sampai kepada kegiatankegiatan

Lebih terperinci

PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BAGIAN TATA USAHA SMA PERTIWI 1 KOTA PADANG

PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BAGIAN TATA USAHA SMA PERTIWI 1 KOTA PADANG PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BAGIAN TATA USAHA SMA PERTIWI 1 KOTA PADANG Mardiah Azizah 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pengertian manajemen menurut George R. Terry ( 2008:22) adalah: suatu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 129 TAHUN 2005 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN KEARSIPAN DAERAH PROVINSI

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011

LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011 LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011 PENYELENGGARAAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN BAB I PENGURUSAN DAN PENGENDALIAN NASKAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan,

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 8 TAHUN 2003 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi khususnya

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

Lebih terperinci