PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SKRIPSI OLEH : WAWAN SUTRISNO K PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit JULI to 2012 user

2 ii

3 IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI OLEH : WAWAN SUTRISNO K Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam PROGRAN STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2012 iii

4 iv

5 v

6 ABSTRAK Wawan Sutrisno. IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universiatas Sebelas Maret Surakarta. Juli Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono; (2) Pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono; (3) Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment research) menggunakan Posttest Only Control Design. Model pembelajaran sebagai variabel bebas. Motivasi belajar siswa dan hasil belajar biologi sebagai variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dengan Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data hasil belajar biologi menggunakan angket, teknik tes dan lembar observasi. Pengukuran motivasi belajar siswa menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan uji kruskal wallis. Hasil uji hipotesis: 1) pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa diperoleh nilai sig. sebesar 0,042. 2) pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar biologi diperoleh nilai sig. sebesar 0,754 (kognitif), 0,014 (afektif) dan 0,000 (psikomotor). 3) pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar biologi diperoleh nilai sig. sebesar 0,202 (kognitif), 0,000 (afektif) dan 0,045 (psikomotor). Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa 1) Ada pengaruh secara signifikan penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono. 2) Ada pengaruh secara signifikan penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar biologi ranah afektif dan psikomotor tetapi tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono. 3) Ada pengaruh secara signifikan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ranah afektif dan psikomotor tetapi tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif pada siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono. Kata kunci: Learning Cycle 7E, motivasi belajar siswa, hasil belajar biologi vi

7 ABSTRACT Wawan Sutrisno. THE IMPLEMENTATION OF LEARNING CYCLE 7E MODEL ON THE STUDENT LEARNING MOTIVATION AND THE RELATION OF IT TO BIOLOGY LEARNING ACHIEVEMENT. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. July The aims of this research are to find out: (1) the effect of Learning Cycle 7E model on the student learning motivation of the XI Science Graders of SMA Negeri (Public Senior High School) 1 Banyudono; (2) the effect of Learning Cycle 7E model on the Biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono; and (3) the effect of student learning motivation on biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono. This study was a quasi-experiment research and used was Posttest Only Control Design. Learning model as independent variable. Student learning motivation and biology learning achievement as dependent variable. The population of this research was all students in class XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono in the school year of 2011/2012. The sampling technique used was cluster random sampling. Techniques of collecting data used for biology learning achievement were questionnaire, test and observation sheet. The student learning motivation was measured using questionnaire. Technique of analyzing data used was Kruskal Wallis test. The result of hypothesis test: 1) the effect of Learning Cycle 7E model on the student learning motivation have sig. value 0,042. 2) the effect of Learning Cycle 7E model on the biology learning achievement have sig. value 0,754 (cognitive), 0,014 (affective) and 0,000 (psychomotor). 3) the effect of student learning motivation on the biology learning achievement have sig. value 0,202 (cognitive), 0,000 (affective) and 0,045 (psychomotor). The result of hypothesis test can be concluded that 1) there was a significant effect of Learning Cycle 7E model on the student learning motivation of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono. 2) There was a significant effect of Learning Cycle 7E model on the Biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono in affective and psychomotor domains, but not in cognitive domain. 3) There was a significant effect of student learning motivation on the biology learning achievement of the XI Science Graders of SMA Negeri 1 Banyudono in affective and psychomotor domains, but not in cognitive domain. Keywords: Learning Cycle 7E, student learning motivation, biology learning achievement. vii

8 MOTTO Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil. (Mario Teguh) Janganlah kamu berikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati padahal kamulah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang beriman (Surah Al-Imran Ayat 139) Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Surah Al-Baqarah Ayat 286) Yakinlah, bahwa kehidupan yang anda kejar, cukup berharga untuk diperjuangkan sampai mati (NN) viii

9 PERSEMBAHAN Dalam naungan Ridho ALLAH SWT, kupersembahkan karya ini untuk: Bapak dan Ibu Yang senantiasa memberikan doa, dukungan, Cinta, Kasih Sayang dan pengorbanan yang tiada henti... Pak Puguh dan Bu Tutik terima kasih atas bimbingan, kesabaran dan waktu yang telah diberikan... Bapak dan ibu dosen pendidikan biologi UNS terima kasih atas ilmunya semoga bermanfaat... Irma Y Wardhani, Teman teman biologi 2008 serta sahabat-sahabatku Terima kasih atas doa, dukungan, nasehat dan kebersamaan yang tidak akan pernah terlupakan... ix

10 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga skripsi yang berjudul IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui berbagai hambatan namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dra. Hj. Sri Dwiastuti, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan. 5. Puguh Karyanto, M.Si, Ph.D selaku Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan saran. 6. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Banyudono yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 7. Dra. Sri Haryanti selaku guru mata pelajaran biologi kelas XI IPA yang senantiasa membantu kelancaran penelitian dan kerja samanya. 8. Siswa - siswi kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Negeri 1 Banyudono x

11 9. Bapak dan Ibu yang tak henti-hentinya memberikan dukungan baik moral maupun spriritual. 10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Surakarta, Juli 2012 Penulis xi

12 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGAJUAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN... iv HALAMAN PENGESAHAN... v ABSTRAK... vi HALAMAN MOTTO... viii HALAMAN PERSEMBAHAN... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A.... Latar Belakang Masalah... 1 B.... Peru musan Masalah... 3 C.... Tujua n Penelitian... 4 D.... Manf aat Penelitian... 4 BAB II. LANDASAN TEORI... 5 A.... Tinja uan Pustaka B elajar... 5 xii

13 2.... F aktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar M otivasi Belajar H asil Belajar L earning Cycle 7E B.... Hasil Penelitian Yang Relevan C.... Kerangka Berpikir D.... Hipot esis BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A.... Temp at dan Waktu Penelitian Temp at Penelitian Wakt u Penelitian B.... Popul asi dan Sampel Popul asi Penelitian Samp el Penelitian Teknik Pengambilan Sampel C.... Tekni k Pengumpulan Data xiii

14 1.... Varia bel Penelitian Metode Pengumpuan Data Tekni k Penyusunan Instrumen Analisis Instrumen D.... Ranc angan Penelitian E.... Teknik Analisis Data Uji Keseimbangan Uji Hipotesis BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.... Desk ripsi data D eskripsi Data Ketelaksanan Sintaks Pembelajaran a.... Observasi Aktivitas Guru b.... Observasi Aktivitas Siswa Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi Deskripsi Motivasi Belajar Biologi B. Pengujian Hipotesis Hipotesis Pertama Hipotesis Kedua Hipotesis Ketiga xiv

15 C. Pembahasan Hasil Analisis BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.... Simp ulan B.... Impli kasi C.... Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xv

16 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbedaan Taksonomi Bloom Lama Dan Baru Tabel 2.2 Tahap-Tahap Dalam Model Learning Cycle 7E Tabel 3.1 Rangkuman Uji Validitas Tabel 3.2 Rangkuman Uji Reliabilitas Tabel 3.3 Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Tes Kognitif Tabel 3.4 Rangkuman Uji Daya Pembeda Tes Kognitif Tabel 3.5 Rancangan Penelitian Ramdomize Control Only Design Tabel 3.6 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal Dengan Mengunakan Uji Kolmogorof-Smirnov Tabel 3.7 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal dengan Mengunakan Uji Levene s Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Keseimbangan Kemampuan Awal dengan Menggunakan T-test Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor Tabel 4.6 Deskripsi Nilai Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen Tabel 4.7 Data Sebaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol Tabel 4.8 Data Sebaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Siswa Tinggi, Sedang dan Rendah xvi

17 Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Uji Kruskal-Wallis Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Uji Kruskal-Wallis Hasil Belajar Biologi Berdasarkan Model Pembelajaran Tabel 4.12 Rangkuman Analisis Uji Kruskal-Wallis Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Biologi xvii

18 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Tahapan perubahan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Menjadi 7E Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Gambar 3.1 Waktu Penelitian Gambar 3.2 Skema Paradigma Penelitian Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor Pada Kelas Kontrol dan Eksperimen Gambar 4.2 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen Gambar 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor Berdasarkan Motivasi Belajar Tinggi, Sedang dan Rendah xviii

19 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Penelitian Lampiran 2. Analisis Instrumen Lampiran 3. Data Hasil penelitian Lampiran 4. Uji Prasyarat Lampiran 5. Uji Hipotesis Lampiran 6. Dokumentasi Lampiran 7. Perizinan xix

20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber daya yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat untuk mencapai pembangunan. Salah satu wahana tersebut adalah peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dilakukannya pembaharuan dan perbaikan guna meningkatkan mutu pendidikan. Terkait dengan perbaikan mutu pendidikan di atas terdapat tiga hal utama yang perlu dilakukan dalam pembaharuan pendidikan, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas model pembelajaran. Model pembelajaran yang baik dalam proses belajar mengajar berguna agar siswa belajar secara efektif, efisien dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pengembangan model pembelajaran tidak dilakukan secara asal, melainkan mempunyai tujuan yang hendak di capai yaitu meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevensi proses pembelajaran, memberikan kesempatan fungsinya motivasi, membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual dan mendorong anak untuk belajar. Menurut Bloom proses belajar baik disekolah maupun diluar sekolah, menghasilkan menghasilkan tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy Bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sardiman, 2007:23). Inti utama dari pembelajaran adalah siswa yang belajar. Belajar dalam arti perubahan dan peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi. 1

21 2 Belajar biologi sebenarnya suatu hal yang menyenangkan. Tetapi hal itu adakalanya akan berbalik menjadi suatu yang tidak menyenangkan dan membosankan. Salah satu yang menyebabkan ketidaksenangan dan kebosanan siswa dalam mempelajari biologi adalah masih banyaknya guru yang menerapkan sistem pembelajaran yang menonton, baik dalam mengenal materi yang diajarkan maupun cara-cara pembelajaran serta media pembelajaran yang mendukung terlaksananya prosses pembelajaran. Ketidaksenangan dan kebosanan siswa akan mengakibatkan turunnya motivasi belajar siswa dan berujung pada menurunnya hasil belajar siswa. Dari uraian di atas menggambarkan bahwa motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi masih sangat rendah sehingga akan mengakibatkan prestasi belajar menurun. Memberikan motivasi kepada seorang siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu (Sardiman, 2007:77). Oleh karena itu penting menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu termotivasi dan ingin terus belajar. Memandang situasi dan kondisi itu, maka seorang guru yang kreatif harus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari biologi dengan mengusahakan suatu cara atau metode lain yang dapat membantu siswa agar lebih termotivasi dalam belajar biologi. Sehubungan dengan hal di atas maka alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan adalah dengan mengimplementasikan suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dimana siswa diajak lebih aktif mempresentasikan atau mengkomunikasikan pemahamannya dalam beberapa langkah atau siklus melalui model pembelajaran Learning Cycle 7E. Model pembelajaran Learning Cycle 7E merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa. Tahapan model Learning Cycle 7E terdiri dari Elicit, Engage, Exploration, Explaination, Elaboration, Evaluation dan Extend. Dalam penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E memiliki kelebihan antara lain merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya: memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah commit rasa to ingin user tahu siswa; melatih siswa belajar

22 3 menemukan konsep melalui eksperimen; melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari; memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari.; guru dan siswa menjalankan tahapan-tahapan pembelajaran yang saling mengisi satu sama lainnya. Learning Cycle 7E merupakan perwujudan dari filosofi konstruktivisme, dimana pengetahuan dibangun dalam pikiran pebelajar. Learning Cycle 7E pada dasarnya sesuai dengan teori konstruktivis Vigostky yang menyatakan bahwa pengetahuan melekat pada tindakan interaksi lingkungan budaya. Jadi kerja sama yang menjadi dasar dari belajar. Vigostky juga menekankan adanya hakikat sosial dari belajar dan menyarankan menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual (Mujis dan Reynolds, 2008:27). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian yang berjudul Implementasi Model Learning Cycle 7E Terhadap Motivasi Belajar Siswa Serta Kaitannya Dengan Hasil Belajar Biologi. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan umum dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Permasalahan umum tersebut dapat dirinci sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012? 2. Apakah ada pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012? 3. Apakah ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012?

23 4 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Secara khusus tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/ Pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/ Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012 D. Manfaat Penelitian 1. Model Learning Cycle 7E dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. 2. Meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi 3. Hasil penelitian ini dapat menjadi bekal untuk terjun langsung ke dunia pendidikan sebagai seorang calon pendidik. 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi sebagai acuan penelitian berikutnya

24 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Belajar menurut Yamin (2008:120) merupakan proses seseorang memperoleh kecakapan, ketrampilan dan sikap. Dalam pengertian yang umum, belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Menurut Sardiman (2007:3) belajar yang dilakukan siswa yang akan menghasilkan perubahan tingkah laku dan kemampuan. Hal senada juga diungkapkan oleh Uno (2010:194) belajar merupakan proses perubahan perilaku setelah mempelajari suatu objek (pengetahuan, sikap atau keterampilan) tertentu. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja yang akan menghasilkan perubahan tingkah laku dan kemampuan. Perubahan tingkah laku dan kemampuan siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap pengertian dan harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Selain itu belajar juga dikatakan sebagai tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan ajar. Belajar merupakan hal yang sangat mendasar bagi manusia dan merupakan proses yang tidak ada henti-hentinya. Belajar merupakan sebuah proses yang kesinambungan yang mengubah pebelajar dalam berbagai cara (Suparno, 2001:4). Dalam proses belajar tersebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuankemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, yang dibelajarkan dengan bahan ajar 5

25 6 menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan diriya. Hal ini akan memperkuat keinginan seseorang untuk semakin mandiri. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Slameto (2003:54-72) membagi faktor faktor yang mempengaruhi proses belajar menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal dibagi lagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan siswa. Faktor kelelahan meliputi kelelahan fisik dan kelelahan rohani. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang keluarga. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran dan metode belajar. Pengelolaan lingkungan yang tepat tentunya memberikan hasil belajar yang maksimal. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa dan teman bergaul. Faktor eksternal khususnya faktor sekolah mengindikasikan bahwa pembelajaran yang kurang mampu mengelola lingkungan kelas untuk menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan akan menyebabkan hasil belajar kurang dapat dicapai secara maksimal. 3. Motivasi Belajar Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Menurut Brophy (1998:3) Motivation is a theorical construct used to explain the initiation, commit to direction, user intensity, and persistence of

26 7 behavior, especially goal-directed behavior. Motivasi adalah sebuah teori yang membangun yang digunakan untuk menjelaskan permulaan, pengarahan, intensitas dan ketekunan perilaku, khususnya perilaku yang mengarah tujuan. Selanjutnya, Santrock (2009:199) mengemukakan bahwa motivasi melibatkan proses yang memberikan energi, mengarahkan dan mempertahankan. Dengan demikian, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang mengandung energi, memiliki arah dan dapat dipertahankan. Pendapat senada juga diungkapkan oleh Yamin (2008:95) motivasi merupakan perilaku yang akan menentukan kebutuhan (needs) atau wujud perilaku tujuan. Needs merupakan kecenderungan dalam diri seseorang yang bersifat relatif permanen bagi orang-orang yang termotivasi dan ia merupakan perubahan internal dalam diri akibat stimulus -stimulus yang didapat dari lingkungannya. Motivasi juga dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Sebagai alat motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi hasil belajar yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu Ditinjau dari tipe motivasi, para ahli membagi motivasi menjadi dua jenis yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaanya karena pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan merupakan keinginan dalam diri siswa untuk belajar. Tujuan individu melakukan kegiatan adalah mencapai tujuan yang terletak diluar aktivitas belajar itu sendiri atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar. Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan berdasarakan suatu penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Kebutuhan- kebutuhan yang timbul dari dalam diri subyek yang belajar ini yang disebut motivasi intrinsik. Akan tetapi bukan berarti motivasi instrisik dapat berdiri sendiri tanpa sokongan dari luar seperti peran guru, orang tua dalam commit menyadari to user anak didiknya untuk belajar, dan

27 8 memeiliki pengetahuan, peran yang seperti ini akan berpengaruh pada diri seseorang dalam menanamkan kesadaran dalam belajar. Pada intinya motivasi intrinsik adalah dorongan untuk mencapai suatu tujuan yang dapat dilalui dengan belajar, dorongan belajar itu tumbuh dari dalam diri subyek belajar. Antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik saling menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik (Wena, 2011:34). Hakikat motivasi belajar menurut Uno (2008:23) adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Prinsip-prinsip motivasi adalah memberi penguatan, sokongan, arahan, pada perilaku yang erat kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam belajar. Memberikan motivasi kepada siswa berarti memberdayakan afeksi mereka agar dapat melakukan sesuatu, melalui penguatan langsung (eksternal), penguatan pengganti, dan penguatan diri sendiri. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Keller (1983) mendefinisikan motivasi sebagai intensitas dan arah suatu perilaku serta berkaitan dengan pilihan yang dibuat seseorang untuk mengerjakan atau menghindari suatu tugas serta menunjukkan tingkat usaha yang dilakukannya. Secara operasional motivasi belajar ditentukan oleh indikatorindikator sebagai berikut. a) tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran, b) tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa, c) tingkat keyakinan siswa terhadap kemempuannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran, d) tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Jadi, untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dapat diketahui dari seberapa jauh perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran, seberapa jauh siswa merasakan ada kaitan atau relevansi isi pembelajaran dengan kebutuhannya, seberapa jauh siswa merasa yakin terhadap kemampuan dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran, serta seberapa jauh siswa merasa puas terhadap kegiatan belajar yang telah dilakukan. Keempat variabel tersebut merupakan kondisi-kondisi yang nampak dalam diri siswa selama mengikuti pembelajaran (Wena, 2011:33).

28 9 Dalam kegiatannya pembelajaran, motivasi merupakan tanggung jawab seorang guru agar pengajaran yang diberikan berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru dalam membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan belajar pada peserta didik. Apabila mempunyai motivasi yang kuat, peserta didik akan menujukkan minatnya, aktivitasnya, dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang dilaksanakan. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil. 4. Hasil belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan-ketrampilan (Suprijono, 2011:5). Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. a) Ranah kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir dan pemecahan masalah. Menurut Taksonomi Bloom yang direvisi pada tahun 2001 dalam Yamin (2008:33) mengungkapkan bahwa tujuan belajar ranah kognitif membedakan antara proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Ranah kognitif merupakan hasil belajar yang berkenaan dengan intelektual yang terdiri dari enam aspek dan disusun secara berjenjang meliputi mengingat (remember), mengerti (understand), mengaplikasikan (apply), menganalisis (analyze), menilai (evaluate) dan mencipta (create). Dimensi pengetahuan adalah fakta, konsep, prosedur dan metakognisi. Tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan berpikir, mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan commit to gagasan, user metode atau prosedur yang

29 10 sebelumnya dipelajari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ranah kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat mengingat sampai ke tingkat paling tinggi yaitu mencipta. Kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan (mengingat), memahami dan menerapkan hanya membutuhkan proses berfikir rendah (lower level of thinking process), sedangkan menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan membutuhkan proses berfikir tingkat tinggi (higher level of thinking process). Perbedaan taksonomi Bloom lama dan baru ditunjukkan pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Perbedaan Taksonomi Bloom Lama Dan Baru Tingkatan Lama Baru/dimensi proses kognitif C1 Pengetahuan (Knowlwdge) Ingatan (Remember) C2 Pemahaman (Understand) Pemahaman (Understand) C3 Penerapan (Apply) Penerapan (Apply) C4 Analisis (Analyze) Analisis (Analyze) C5 Sintesis (Synthesis) Evaluasi (Evaluate) C6 Evaluasi (Evaluate) Cipta (Create) b) Ranah afektif Ranah afektif berkenaan sikap dan nilai. tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya dalam pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Menurut Sudjana (2008:30) ada beberapa jenis ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yaang kompleks. a. Receving (attending) yakni semacam kepekaan yang dalam menerima rangsang (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

30 11 b. Responding atau jawaban yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. c. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimiulus tadi. Dalam evaluasi ini temasuk di dalamnya ketersediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. d. Organisasi yakni pengembangan dari pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas yang telah dimilikinya. yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-lain. e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam hirarki nilai. Peserta didik telah mimiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya sehingga membentuk karakteristik pola hidup. c) Ranah psikomotorik Ranah psikomotorik merupakan perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Hasil psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Anita harrow dalam Yulaelawati (2004:63) mengelola taksonomi ranah psikomotor menurut derajad koordinasi yang meliputi koordinasi ketidaksengajaan dan kemampuan yang dilatihkan. Taksonomi ini dimulai dengan gerak refleks yang sederhana pada tingkatan rendah ke gerakan otot yang lebih kompleks pada tingkatan tertinggi. Hirarki ranah psikomotor dapat digolongkan meliputi gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap (perceptual), kegiatan fisik dan komunikasi tidak berwacana.

31 12 1. Gerakan refleks merupakan tindakan yang ditunjukkan tanpa belajar dalam menanggapi stimulus. 2. Gerakan dasar Merupakan pola gerakan yang di vaariasi yang terbentuk berdasarkan campuran gerakan refleks daan gerakan yang lebih kompleks. 3. Gerakan tanggap (perceptual) Merupakan penafsiran terhadap segala rangsang yang membuat seseorang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan. 4. Kegiatan fisik Merupakan kegiatan yang memerlukan kekuatan otot, kekuatan mental, ketahanan, kecerdasan, kegesitan dan kekuatan suara. 5. Komunikasi tidak berwacana Merupakan komunikasi melalui gerakan tubuh. Gerakan tubuh ini merentang dari ekspresi mimik muka sampai dengan gerakan koreografi. 5. Learning Cycle 7E Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang berlandaskan pada pandangan konstruktif. Pandangan ini berasumsi bahwa mengajar bukan sebagai proses di mana gagasan-gagasan guru (dosen) diteruskan pada para peserta didik, melainkan sebagai proses untuk mengubah dan membangun gagasan-gagasan peserta didik yang sudah ada. Seperti yang diungkapkan oleh Renner et al (1988) dalam Nuhoglu dan Yalcin (2006:28), The leaning cycle is a well established inductive approach to learning scienc. Model Learning Cycle menekankan pada model pembelajaran yang berorientasi kehakikat sains yaitu sebagai produk, proses dan alat untuk mengembangkan sikap ilmiah. Siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran siklus adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siklus belajar (Learning commit to Cycle) user merupakan salah satu model

32 13 pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu Eksplorasi (exploration), Pengenalan konsep (concept introduction), dan Penerapan konsep (concept application). Pada proses selanjutnya, Tiga siklus tersebut saat ini dikembangkan menjadi lima tahap yang sering disebut dengan Learning Cycle 5E. Tahapan dari Learning Cycle 5E yaitu engage, explore, explain, extend dan evaluate (Wena, 2011:171). Pada proses selanjutya Eisenkraft (2003:57) mengembangkan siklus belajar menjadi tujuh tahap. Tujuh tahap dari model Learning Cycle 7E adalah menekankan pada pentingnya memperoleh pemahaman konsep sebelumnya atau transfer konsep. Dalam model ini, guru tidak lagi mengabaikan pengetahuan awal siswa dalam proses pembelajaran. Perubahan model Learning Cycle 5E menjadi 7E ditunjukkan pada Gambar 2.1. Engage Elicit Engage Explore Explore Explain Explain Elaborate Evaluate Elaborate Evaluate Extend Gambar 2.1 Tahapan Perubahan Model Learning Cycle 5E Menjadi 7E

33 14 Menurut Eisenkraft (2003:58-59) tahapan-tahapan model Learning Cycle 7E dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Elicit Pada fase ini, guru berusaha menimbulkan atau mendatangkan pengetahuan awal siswa. Pada fase ini guru dapat mengetahui sampai dimana pengetahuan awal siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran siswa serta menimbulkan kepenasaran tentang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan pelajaran yang akan dipelajari dengan mengambil contoh yang mudah yang diketahui siswa seperti kejadian dalam kehidupan sehari-hari. b. Engage Fase digunakan untuk memfokuskan perhatian siswa, merangsang kemampuan berpikir serta membangkitkan minat dan motivasi siswa terhadap konsep yang akan diajarkan. Fase ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan rasa keigintahuan siswa. c. Explore Pada fase ini siswa memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Siswa diberi kesempatan untuk bekerja dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk mengamati data, merekam data, mengisolasi variabel, merancang dan merencanakan eksperimen, membuat grafik, menafsirkan hasil, mengembangkan hipotesis serta mengatur temuan mereka. Guru merangkai pertanyaan, memberi masukan, dan menilai pemahaman. d. Explain Pada fase ini siswa diperkenalkan pada konsep, hukum dan teori baru. Siswa menyimpulkan dan mengemukakan hasil dari temuannya pada fase explore. Guru mengenalkan siswa pada beberapa kosa kata ilmiah, dan

34 15 memberikan pertanyaan untuk merangsang siswa agar menggunakan istilah ilmiah untuk menjelaskan hasil eksplorasi. e. Elaborate Fase yang bertujuan untuk membawa siswa menerapkan simbol, definisi, konsep, dan keterampilan pada permasalahan yang berkaitan dengan contoh dari pelajaran yang dipelajari. f. Evaluate Fase evaluasi model pembelajaran Learning Cycle 7E terdiri dari evaluasi formatife dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatife tidak boleh dibatasi pada siklus-siklus tertentu saja, sebaiknya guru selalu menilai semua kegiatan siswa. g. Extend Pada tahap ini bertujuan untuk berfikir, mencari menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari bahkan kegiatan ini dapat merangsang siswa untuk mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari. Ketujuh tahapan di atas adalah hal-hal yang harus dilakukan guru dan siswa untuk menerapkan model Learning Cycle 7E pada pembelajaran di kelas. Guru dan siswa mempunyai peran masing-masing dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan tahapan dari siklus belajar. Arah pembelajaran serta aktivitas guru dan siswa dalam setiap tahap dalam model Learning Cycle 7E dapat dijabarkan dalam Tabel 2. Tabel 2.2 Tahap-Tahap Dalam Model Learning Cycle 7e Fase 7e Arah pembelajaran Kegiatan guru Kegiatan siswa Elicit 1) Memfokuskan perhatian siswa 2) Menyelidiki Pengetahuan yang telah dimiliki siswa. 1) Memfokuskan siswa terhadap materi yang akan dipelajari 2) Mengajukan commit pertanyaan to user 1) Memfokuskan diri terhadap apa yang disampaikan oleh guru 2) Mengingat kembali materi yang telah

35 16 3) Menstiumulus berfikir kepada siswa dengan pertanyaan seperti Apa yang kamu pikirkan? atau Apa yang kamu ketahui? yang sesuai dengan permasalahan Dipelajari 3) Mengajukan pendapat jawaban berdasarkan pengetahuan sebelumnya atau pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari 3) Menampung semua jawaban siswa Engage 1) Demonstrasi/ menyajikan fenomena 2) Bertukar informasi dan pengalaman 1) Menyajikan demonstrasi atau bercerita tentang fenomena alam yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari 2) Memberikan pertanyaan untuk merangsang motivasi dan keingintahuan siswa 1) Memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan atau mendemonstrasikan sebuah fenomena 2) Mencari dan berbagi informasi yang mendukung konsep yang Explore 1) Menganalisis apa yang telah dieksplorasi 2) Diskusi 3) Aktivitas keterampilan berfikir: Membandingkan, mengklarifikasi, menganalisis 1) Membimbing siswa dalam menyiapkan laporan (data dan kesimpulan) eksperimen 2) Menganjurkan siswa untuk menjelaskan laporan 1) Melakukan presentasi dengan cara menjelaskan data yang diperoleh dari hasil eksperimen 2) Mendengarkan penjelasan kelompok lain

36 kesalahan, memecahkan masalah eksperimen dengan katakata mereka sendiri 3) Memfasilitasi siswa untuk melakukan presentasi laporan eksperimen 4) Mengarahkan siswa pada data dan petunjuk telah diperoleh dari pengalaman sebelumnya atau dari hasil eksperimen untuk mendapatkan kesimpulan 5) Memberikan pertanyaan arahan kepada siswa mengenai eksperimen yang dilakukan ketika diperlukan 6) Memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan eksperimen 3) Mengajukan pertanyaan terhadap penjelasan kelompok 4) Mendengarkan dan memahami penjelasan/ klarifikasi yang disampaikan oleh guru (jika ada) 5) Menyimpulkan hasil eksperimen berdasarkan data yang telah didapat dan petunjuk (penjelasan) dari guru 17 6) Diskusi dalam kelompok untuk menjawab permasalahan yang disajikan dalam LKS 7) Membuat kesimpulan awal berdasarkan data yang diperoleh dari hasil eksperimen Explain 1) Menganalisis apa 1) Membimbing yang telah siswa dalam dieksplorasi menyiapkan laporan (data 2) Diskusi dan kesimpulan) eksperimen 1) Melakukan presentasi dengan cara menjelaskan data yang diperoleh dari hasil eksperimen

37 18 3) Aktivitas Keterampilan berfikir: membandingkan, mengklarifikasi, menganalisis kesalahan 2) Menganjurka siswa untuk menjelaskan laporan eksperimen dengan katakata mereka sendiri 3) Memfasilitasi siswa untuk melakukan presentasi laporan eksperimen 4) Mengarahkan siswa pada data dan petunjuk telah diperoleh dari pengalaman sebelumnya atau dari hasil eksperimen untuk mendapatkan kesimpulan 2) Mendengarkan penjelasan kelompok lain 3) Mengajukan pertanyaan terhadap penjelasan kelompok lain 4) Mendengarkan dan memahami penjelasan/ klarifikasi yang disampaikan oleh guru (jika ada) 5) Menyimpulkan hasil eksperimen berdasarkan data yang telah didapat dan petunjuk (penjelasan) dari guru Elaborate 1) Menerapkan apa yang telah dijelaskan pada fase Explain 1) Mengajak siswa untuk menggunakan istilah umum 1) Menggunakan istilah umum dan pengetahuan yang baru 2) Mengaplikasi pengetahuan yang telah didapatkan 2) Memberikan soal atau permasalahan dan mengarahkan siswa untuk menyelesaikan 3) Menganjurkan siswa untuk menggunakan konsep yang telah mereka 2) Menggunakan Informasi sebelumnya yang didapat untuk bertanya, mengemukakan pendapat dan membuat keputusan 3) Menerapkan pengetahuan yang baru untuk

38 19 dapatkan menyelesaikan soal-soal Extend 1) Memecahkan masalah 2) Membuat keputusan 3) Aktivitas dalam berfikir: Membandingkan, mengklarifikasi menggunakan konsep yang telah dipejari sebelumnya 1) Memperlihatkan hubungan antara konsep yang dipelajari dengan konsep yang lain 2) Memberikan pertanyaan Untuk membantu siswa melihat hubungan antara konsep yang dipelajari dengan konsep/ topik yang lain 3) Mengajukan pertanyaan tambahan yang sesuai dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sebagai aplikasi konsep dari materi yang dipelajari 1) Melihat hubungan antara konsep yang dipelajari dengan konsep yang lain 2) Membuat hubungan antara konsep yang telah dipelajari dengan kehidupan seharihari sebagai gambaran aplikasi konsep yang nyata 3) Menggunakan pengetahuan dari hasil eksperimen untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, terkait dengan konsep yang telah dipelajari 4) Berfikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari Evaluate 1) Melakukan penilaian Internal dan eksternal terhadap aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terbangun 1) Memberikan penguatan terhadap konsep yang telah dipelajari 2) Melakukan penilaian kinerja melalui 1) Mengerjakan kuis 2) Menjawab pertanyaan lisan yang diajukan oleh guru (baik berupa pendapat maupun fakta)

39 2) Melakukan tes 3) Penilaian penampilan observasi selama proses pembelajaran 3) Memberikan kuis 3) Mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk menjelaskan konsep yang telah dipelajari 4) Menghasilkan sebuah karya (Lorsbach, 2006: Einskraft, 2009 dalam Hardiansyah, 2010: 20) 20 Adapun keunggulan dan kelemahan dari model siklus belajar adalah: 1. Keunggulan a. Dapat menumbuhkan kegairahan belajar peserta didik. b. Meningkatkan motivasi belajar, kerja sama, saling belajar, keakraban, saling menghargai, partisipasi, kemampuan berbahasa peserta didik. c. Lebih berpeluang untuk menyampaikan pendapat dan gagasan. d. Kegiatan belajar lebih mantap. e. Pengetahuan yang didapatkan lebih melekat. 2. Kelemahan a. Persiapannya memerlukan banyak tenaga, pikiran, alat dan waktu. b. Memerlukan pendidik yang mampu mengelola kelas dan mengatur kerja kelompok dengan baik. c. Membutuhkan media, fasilitas dan biaya yang cukup besar. B. Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Learning Cycle 7E Beberapa penelitian telah dilakukan yang menunjukkan keefektifan penerapan pembelajaran Learning Cycle 7E. Hasil penelitian yang telah dilakukan Tika (2008:200) menyimpulkan bahwa model pembelajaran learning cycle 5E dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan Soeprodjo et al (2008:229) di SMA Negeri 1 Temanggung yang menyimpulkan bahwa model Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap hasil belajar. Hasil penelitian dari Susilawati et al (2010:324) menunjukkan bahwa

40 21 model Learning Cycle 7E secara signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Peningkatan ranah kognitif siswa pada pembelajaran Learning Cycle 7E lebih tinggi dibandingkan hasil belajar ranah kognitif pada pembelajaran konvensional. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Liu et al (2009:355) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan model Learning Cycle dapat efektif meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari serta dapat meningkatkan motivasi belajar. 2. Motivasi Belajar Penelitian tentang motivasi belajar cukup banyak dilakukan di berbagai jenjang pendidikan dan berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran. Hasil penelitian Supartini (2008:30) di SMK Al-Hidayah 1 Jakarta menyimpulkan bahwa motivasi belajar berperan signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi, upaya untuk meningkatkan hasil belajar dapat dilakukan dengan memberikan fokus lebih terhadap motivasi belajarnya. Selain itu juga hasil penelitian dari Tonang (2007:17) di SMP Kristen BPK Penabur Jakarta menunjukkan bahwa motivasi belajar berperan penting dalam proses pembelajaran. Makin besar motivasi yang diberikan, makin tinggi hasil belajar yang diperoleh. Hasil penelitian yang sama juga diungkapkan oleh Hamdu dan Agustina (2011:95) di SD Tarumanegara kota Tasikmalaya menyimpulkan bahwa motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa memiliki pengaruh yang signifikan. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa. Semakin tinggi motivasi belajar siswa maka semakin tinggi pula tingkat prestasi belajarnya, sebaliknya semakin rendah pemberian motivasi maka semakin rendah pula tingkat prestasi belajarnyaa. C. Kerangka Berpikir Belajar dan mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik dalam situasi pendidikan. Setiap proses interaksi belajar mengajar ditandai commit dengan to sejumlah user unsur yakni tujuan yang akan

41 22 dicapai, adanya guru dengan peserta didik sebagai individu yang terlibat dalam proses interaksi tersebut, adanya bahan pelajaran dan adanya metode sebagai alat untuk menciptakan situasi belajar-mengajar. proses interaksi belajar-mengajar pada prinsipnya sagat bergantung pada guru dan peserta didik. Oleh karena itu, dari guru dalam belajar mengajar dituntut kesabaran, keuletan, dan sikap terbuka di samping kemampuan dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif. Demikian pula dari peserta didik di tuntut adanya semangat dan dorongan untuk belajar. Faktor faktor yang mempengaruhi proses belajar menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat (Slameto, 2003:54-72). Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran dan metode belajar. Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pembelajaran biologi adalah kurangnya keterlibatan atau peran serta siswa dalam kegiatan belajar. masih banyaknya guru yang menerapkan sistem pembelajaran yang menonton. Proses pembelajaran yang berlangsung belum menunjukkan adanya partisipasi siswa secara menyeluruh. Siswa cenderung pasif dan berperan sebagai objek dalam pembelajaran, hanya mendengarkan dan menulis informasi yang diberikan oleh guru. Ketidaksenangan dan kebosanan siswa akan mengakibatkan turunnya motivasi belajar siswa dan berujung pada kurang optimalnya hasil belajar yang dicapai siswa. Dalam pembelajaran biologi membutuhkan model pembelajaran yang efektif. Misalnya Learning Cycle 7E. Model pembelajaran Learning Cycle 7E merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa. Melalui kegiatan yang ada tiap fase Learning Cycle 7E mewadai siswa untuk secara aktif membangun konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial. Kerangka berpikir dalam melaksanakan kegiatan penelitian secara sederhana dapat dilihat pada Gambar commit 2.2 to user

42 23 Faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2003:54-72) Faktor internal meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologi, faktor kelelahan Faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat Faktor psikoalogi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan belajar Faktor sekolah : Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran dan metode belajar Motivasi belajar Model pembelajaran Pelaksanaan pada pembelajaran konvensional kurangnya keterlibatan atau peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan berperan sebagai objek dalam pembelajaran, hanya mendengarkan dan menulis informasi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran monoton sehingga menyebabkan turunnya motivasi belajar siswa Hasil belajar biologi yang dicapai siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik kurang optimal. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E Pengaruh Motivasi belajar meningkat Pengaruh Hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat mengalami peningkatan menjadi lebih baik Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

43 24 D. HIPOTESIS Berdasarkan tinjauan pustaka dan dihubungkan dengan permasalahan yang ada, maka peneliti mengajukan hipotesis berikut : 1. Ada pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/ Ada pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/ Ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA N 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012

44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Banyudono semester genap tahun pelajaran 2011/ Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan secara bertahap dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi permohonan pembimbing, survei sekolah yang bersangkutan, pengajuan judul skripsi, pembuatan proposal, pembuatan instrumen penelitian, dan perijinan penelitian. Persiapan penelitian direncanakan pada bulan Agustus 2011 sampai Januari b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan meliputi uji coba instrumen penelitian di SMA Negeri 1 Teras, pelaksanaan penelitian, dan pengambilan data yang dilaksanakan di SMA Negeri I Banyudono pada bulan Februari 2012 sampai April 2012 c. Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian, meliputi analisa data dan penyusunan laporan yang dilaksanakan bulan April 2012 sampai Juni Ketiga tahapan diatas mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai tahap penyelesaian disusun commit pada to user gambar

45 26 Tahap Persiapan Pelaksanaan Pengolahan data dan penyusunan laporan Kegiatan penelitian Bulan ke (dalam tahun ) Permohonan pembimbing 2. Survei sekolah 3. Konsultasi judul 4. Konsultasi draf proposal 5. Konsultasi instrument dan seminar proposal 1. Ijin penelitian dan melengkapi instrument 2. Try out instrumen penelitian 3. Pelaksanaan penelitian dan konsultasi bab I, II, dan III Pengolahan data hasil penelitian dan penyusunan laporan Gambar 3.1 Waktu Penelitian B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (2009:80) populasi dalalah wilayah generalisai yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari. Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri I Banyudono tahun pelajaran 2011/ Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:81). Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok XI IPA 1 sebanyak 32 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelompok XI IPA 2 sebanyak commit to 32 user siswa sebagai kelompok eksperimen.

46 27 3. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling dengan asumsi bahwa populasi terdistrubusi dalam kelompok pada katagori kelas. Pengambilan sampel selanjutnya dilakukan pada katagori kelas secara acak. Dari seluruh populasi kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Banyudono dilakukan pengambilan secara random dua kelompok untuk dijadikan sampel yaitu satu sebagai kelompok kontrol dan satu sebagai kelompok eksperimen C. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan dua variabel terikat yaitu: a. Variabel Bebas Penerapan model pembelajaran yaitu Learning Cycle 7E dan konvensional. b. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan hasil belajar. antara lain : 2. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data a). Teknik Dokumentasi Fungsi dari teknik dokumentasi pada penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan nilai Ujian Mid Semester kelas XI semester gasal tahun pelajaran 2011/2012 mata pelajaran biologi yang digunakan untuk uji keseimbangan. b). Teknik Angket Angket digunakan untuk mengambil data motivasi belajar siswa dan hasil belajar afektif. Pengukuran commit motivasi to user dan hasil belajar pada ranah afektif

47 28 menggunakan angket dalam bentuk ceklist yaitu bentuk angket dimana pengisi angket tinggal memberi tanda cek ( ) pada kolom yang telah disediakan. c). Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mengambil data penguasaan konsep biologi pada ranah kognitif. Tes berbentuk tes objektif yaitu dalam bentuk pilihan ganda. d). Metode observasi Metode observasi dimanfaatkan untuk mengukur keterlaksanaan sintak model Learning Cycle 7E yang diterapkan pada kelas eksperimen. Lembar observasi dinilai oleh observer yang berjumlah dua orang. Data tersebut digunakan sebagai penguat bahwa di kelas eksperimen benar-benar diterapkan model Learning Cycle 7E. Selain itu untuk pengukuran hasil belajar ranah psikomotor juga menggunakan lembar observasi yang dinilai oleh tiga observer. 3. Teknik Penyusunan Instrumen a. Pengukuran Motivasi Belajar Siswa Pengukuran motivasi belajar menggunakan angket dalam bentuk ceklist. Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert dalam Arikunto (2009:180) sebagai berikut: SS : sangat setuju dengan skor 5 S : setuju dengan skor 4 RR : ragu-ragu dengan skor 3 TS : tidak setuju dengan skor 2 STS : sangat tidak setuju dengan skor 1 Uji kesahihan angket motivasi belajar diukur dengan uji validitas dan uji reliabilitas (Arikunto, 2009:64-113).

48 29 b. Pengukuran Ranah Kognitif Pengukuran ranah kognitif menggunakan teknik tes dengan langkahlangkah penyusunan sebagai berikut: 1. Pemilihan materi berdasarkan kurikulum sesuai dengan Kompetensi Dasar 2. Penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran ranah kognitif 3. Pembuatan alat ukur sesuai indikator 4. Pembuatan kisi-kisi soal sesuai dengan indikator yang diharapkan 5. Soal-soal yang disusun menyangkut soal-soal yang mencakup 6 jenjang kemampuan yaitu C1 (mengingat), C2 (mengerti), C3 (memakai), C4 (menganalisis), C5 (menilai), C6 (mencipta) 6. Penyusunan item soal ranah kognitif 7. Pengujian kesahihan item dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas menurut Arikunto (2009:64-82) 8. Item diuji lagi dengan uji tingkat kesukaran item dan uji daya pembeda item soal. 9. Berdasarkan pengujian-pengujian yang dilakukan, soal digunakan untuk postes. c. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Afektif Pengukuran hasil belajar ranah afektif menggunakan angket dalam bentuk ceklist. Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert dalam Arikunto (2009:180) sebagai berikut: SS : sangat setuju dengan skor 5 S : setuju dengan skor 4 RR : ragu-ragu dengan skor 3 TS : tidak setuju dengan skor 2 STS : sangat tidak setuju dengan skor 1 Menurut Sudjana (2008:30) ada lima tingkatan bidang afektif yaitu: penerimaan (receiving), tanggapan (responding), penilaian (valuing), organisasi (organizing), karakterisasi (characterizing). Uji kesahihan angket ranah afektif diukur dengan uji validitas dan uji reliabilitas (Arikunto, 2009:64-113).

49 30 b. Pengukuran Hasil Belajar Ranah Psikomotor Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan lembar observasi. Cara pemberian skor lembar observasi dengan Ya dan Tidak (1 dan 0). Pengukuran ranah psikomotorik dengan lembar observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar. Hirarki ranah psikomotorik menurut Anita harrow dalam Yulaelawati (2004:63) meliputi 5 jenjang kemampuan yaitu meliputi gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan tanggap (perceptual), kegiatan fisik dan komunikasi tidak berwacana. Uji kesahihan diukur dengan uji validitas dan reliabilitas menurut Arikunto (2009:64-113). 4. Analisis Instrumen Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar dan ranah afektif siswa digunakan angket tertutup. Penilaian ranah kognitif menggunakan bentuk tes obyektif. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen yang berupa tes dan angket diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas instrumen. Untuk mengetahui kualitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian maka instrumen diuji dengan statistik sebagai berikut: a. Validitas Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2009:60). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi validitas konstruk, isi, dan butir soal. Instrumen yang akan dibuat terlebih dulu dibuat kisi-kisi yang selanjutnya dituangkan dalam instrumen berupa angket dan tes. Sebelum try out angket dan tes divalidasi konstruk dan isi (konten) oleh ahli yaitu dosen pembimbing maupun dosen ahli. Validitas butir soal dan butir angket dihitung dengan menggunakan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:

50 31 r xy = { N x N 2 xy x y x }{ N y y } Keterangan : r xy N x y : koefisien korelasi antara x dan y, dua variable yang dikorelasikan : cacah subyek yang dikenai tes (instrumen) : skor untuk butir ke-i : skor total (dari subyek uji coba) Jika harga r xy < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item pertanyaan dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika r xy > r tabel maka item pertanyaan dinyatakan valid. Dari perhitungan uji validitas try out soal kognitif didapatkan 21 item valid, untuk try out angket afektif didapatkan 29 item valid, sedangkan try out angket motivasi belajar didapatkan 37 item valid. Secara ringkas hasil try out disajikan dalam Tabel 3.1 selengkapnya pada Lampiran 2. Tabel 3.1 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Jumlah Item Keputusan Valid Invalid Kognitif Afektif Motivasi Belajar b. Reliabilitas Reliabel memiliki arti tingkat kepercayaan. Berasal dari dua suku kata Rely dan Ability atau dapat dipercaya (Agus dan Islandscript, 2011:37). Suatu tes dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulang-ulang. Reliabilitas instrumen tes hasil belajar kognitif diukur menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) sebagai berikut:

51 32 r 11= n n 1 S 2 pq 2 S Dengan : reliabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah ( q = 1 - p ) pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians ) Sedangkan untuk mengetahui tingkat reliabilitas angket motivasi belajar dan ranah afektif digunakan rumus Alpha yaitu sebagai berikut: r 11 = n n 1 1 Dengan : = indeks reliabilitas instrumen n = cacah butir instrumen Σ = variansi total s = variansi butir ke-i 2 i 2 s i 2 St (Riduwan, 2009: ) Acuan penilaian reliabilitas dari butir soal atau item menurut Riduwan (2004: 98) adalah: 0,8 1,00 : Sangat Tinggi (ST) 0,6 0,799 : Tinggi (T) 0,4 0,599 : Cukup (C) 0,2 0,399 : Rendah (R) 0,00 0,199 : Sangat Rendah (SR) Hasil uji reliabilitas tes try out kognitif, afektif, psikomotorik, dan aktivitas belajar siswa secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.2 dan selengkapnya pada Lampiran 2.

52 33 Tabel 3.2 Rangkuman Uji Reliabilitas Instrumen Jumlah No Indeks Penelitian Item Valid Item Reliabilitas Keputusan Uji Kognitif ,723 Reliabilitas tinggi ,652 Reliabilitas tinggi Afektif ,904 Reliabilitas sangat tinggi Motivasi ,936 Reliabilitas sangat tinggi Berdasarkan Tabel 3.2 hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas tes kognitif pertama (No. item 1-14) dan kedua (No. item 15-21) masing-masing diperoleh r 11 = dan r 11 = yang berarti bahwa koefisien reliabilitas soal tes kognitif tinggi. Hasil uji reliabilitas angket afektif diperoleh r 11 = hal ini berarti koefisien reliabilitas angket afektif sangat tinggi. Hasil uji reliabilitas angket motivasi belajar siswa diperoleh r 11 = hal ini berarti koefisien reliabilitas angket motivasi belajar siswa sangat tinggi. c. Analisis Butir soal a. Uji Taraf Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut : P = Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul J S = Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut : 0,10 0,30 : Sukar 0,30 0,70 : Sedang 0,70 1,00 : Mudah (Arikunto, 2009: )

53 Hasil try out uji taraf kesukaran tes kognitif secara ringkas disajikan pada Tabel 3.3 dan selengkapnya pada Lampiran 2 34 Tabel 3.3 Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Tes Kognitif Instrumen Kriteria Jumlah Butir Soal Valid Penelitian Mudah Sedang Sukar Kognitif Berdasarkan Tabel 3.4 menunjukkan bahwa hasil uji taraf kesukaran diperoleh soal yang mempunyai indeks kesukaran mudah sebanyak 10 soal, sedang 9 soal, dan sukar sebanyak 2 soal. b. Daya Pembeda Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda jika kelompok siswa yang pandai menjawab benar lebih banyak dari kelompok siswa yang kurang pandai. Arikunto (2009: ) mengemukakan bahwa untuk mengetahui daya beda butir soal digunakan rumus indeks diskriminasi sebagai berikut: D = Keterangan : J : Jumlah peserta tes : Banyaknya peserta kelompok atas : Banyaknya peserta kelompok bawah B A : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

54 Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2009:218) adalah sebagai berikut: D : : Jelek (poor) D: : Cukup (satisfactory) D: : Baik (good) D: : Baik sekali (excellent). D: Negatif : Semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif dibuang Butir soal yang baik memiliki indeks diskriminasi 0,4 0,7. Hasil analisis uji daya pembeda try out tes kognitif secara ringkas disajikan pada Tabel 3.4 dan selengkapnya pada Lampiran Tabel 3.4 Rangkuman Uji Daya Pembeda Tes Kognitif Instrumen Penelitian Jumlah Butir Soal Valid Kriteria Negatif Jelek Cukup Baik Baik Sekali Kognitif Berdasarkan Tabel 3.4 menunjukkan bahwa dari hasil uji daya beda diperoleh soal yang mempunyai indeks deskriminasi baik sebanyak 5 soal, cukup sebanyak 10 soal, jelek sebanyak 6 soal. Untuk soal yang mempunyai indeks deskriminasi jelek direvisi secara redaksional. D. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan metode eksperimen semu (Quasi exsperimental research) karena peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memberi perlakuan-perlakuan tertentu pada dua kelompok eksperimen. Kedua kelompok baik kontrol maupun eksperimen diberi perlakuan berupa strategi pembelajaran yang berbeda. Motivasi belajar digolongkan menjadi 3 tingkatan berdasarkan mean dan standar deviasi menurut Sudijono (2007:324) yaitu

55 36 Tinggi : X > X + 1SD Keterangan: SD : standar deviasi Sedang: X - 1SD X X + 1SD X : skor siswa Rendah: X < X - 1SD X : rerata skor seluruh siswa Hasil perhitungan motivasi belajar siswa sebagai berikut: a. Mean : 142,313 b. SD : 8,539 c. X < 150,852 : Motivasi Belajar Siswa Rendah d. 133,773 < X < 150,852 : Motivasi Belajar Siswa Sedang e. X > 133,773 : Motivasi Belajar Siswa Tinggi Desain penelitian adalah Posttest Only Control Design. Adapun bentuk rancangannya disajikan pada Tabel 3.5 Tabel 3.5 Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah Posttest Only Control Design Group Treatment Post Test Eksperimen (R) X T 2 Control (R) - T 2 Keterangan: X : Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen yaitu dengan penerapan Learning Cycle 7E T 2 : Tes akhir yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelompok control (R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random) (Sugiyono. 2009: 76) Keterkaitan antara variabel bebas yang berupa pendekatan pembelajaran Learning Cycle 7E dan pendekatan konvensional terhadap variabel terikat yang berupa motivasi dan hasil belajar tertuang dalam paradigma penelitian. Skema paradigma penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1

56 37 Gambar 3.2 Skema Paradigma Penelitian Keterangan : X = Model pembelajaran. X 0 = Model pembelajaran Konvensional X 1 = Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Ya = Motivasi belajar siswa. Ya 1 = Motivasi belajar siswa tinggi. Ya 2 = Motivasi belajar siswa sedang. Ya 3 = Motivasi belajar siswa rendah. X 0 Ya 1 Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran konvensional dengan motivasi belajar tinggi. X 0 Ya 2 Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran konvensional dengan motivasi belajar sedang. X 0 Ya 3 Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran konvensional dengan motivasi belajar rendah. X 1 Ya 1 Yb = Hasil belajar biologi(ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran Learning Cycle 7E dengan motivasi belajar tinggi. X 1 Ya 2 Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran Learning Cycle 7E dengan motivasi belajar sedang. X 1 Ya 3 Yb = Hasil belajar biologi (ranah afektif, kognitif dan psikomotor) pada pembelajaran Learning Cycle 7E dengan motivasi belajar rendah.

57 38 E. Teknik Analisis Data 1. Uji Keseimbangan Uji keseimbangan dilakukan pada saat kedua kelompok sebelum dikenai perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut seimbang. Sebelum uji-t, dilakukan uji prasyarat yaitu uji kolmogorof-smirnov dengan SPSS untuk uji normalitas dan uji Levene s dengan SPSS untuk uji homogenitas. a. Uji normalitas perhitungan uji normalitas sampel menggunakan uji kolmogorof-smirnov 1) Hipotesis H 0 : µ1 = µ2 (sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal) H 1 : µ1 µ2 (sampel tidak berasal populasi yang terdistribusi normal) 2) Signifikan (α) = 0,05 3) Keputusan uji untuk nilai Probabiiltas sigificance lebih besar dari nilai signifikasi α = 0,05, H 0 diterima. 4) Kesimpulan: a) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama jika H 0 diterima. b) Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H 0 ditolak. Hasil perhitungan uji normalitas kemampual awal dengan mengunakan uji kolmogorof-smirnov secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal Dengan Mengunakan Uji Kolmogorof-Smirnov Kemampuan Awal Probabilitas sigificance Kontrol Eksperimen Tes Kognitif 0,207 0,937 Kriteria Probabilitas sig. >0,05 Keputusan H 0 diterima Berdasarkan Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa untuk kelompok kontrol dan eksperimen memiliki nilai signifikasi lebih dari

58 0,05 maka H 0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal. 39 b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Levene s dari SPSS. 1) Hipotesis H 0 : μ1 = μ2 (samua variansi homogen) H 1 : μ1 μ2 (tidak semua variansi homogen) 2) Taraf signifikan (α) = 0,05 3) Keputusan uji untuk nilai Probabilitas sigificance lebih besar dari nilai signifikasi α = 0,05, H0 diterima 4) Kesimpulan: a) Semua variasi sampel homogen jika H 0 diterima. b) Tidak semua variasi homogen jika H 0 ditolak. Hasil perhitungan uji homogenitas kemampual awal dengan mengunakan uji Levene s secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.7. Tabel 3.7 Rangkuman Uji Normalitas Kemampual Awal Dengan Mengunakan Uji Levene s Kemampuan Probabiiltas Kriteria Keputusan Awal sigificance Tes Kognitif 0,747 Probabilitas sig. >0,05 H 0 diterima Berdasarkan Tabel 3.7 dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa untuk kelompok kontrol dan eksperimen memiliki nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka H 0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan semua variansi homogen.

59 40 c. Uji Keseimbangan Perhitungan uji keseimbangan sampel menggunakan T-test. 1) Hipotesis H 0 : μ1 = μ2 (kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama) H1 : μ1 μ2 (kedua kelas memiliki kemampuan awal yang tidak sama) 2) Taraf signifikan (α) = 0,05 3) Keputusan uji untuk nilai Probabilitas sigificance lebih besar dari nilai signifikasi α = 0,05, H 0 diterima. 4) Kesimpulan: a) Kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama jika H 0 diterima. b) Kedua kelas memiliki kemampuan awal yang tidak sama jika H 0 ditolak. Hasil perhitungan uji keseimbangan kemampuan awal dengan menggunakan T-test secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.8 Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Keseimbangan Kemampuan Awal Dengan Menggunakan T-test Kemampuan Probabilitas Kriteria Keputusan Awal sigificance Tes kognitif 0,213 Probabilitas sig. >0,05 H 0 diterima Berdasarkan Tabel 3.8 diketahui nilai signifikasi kemampuan awal siswa lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis menggunakan uji kruskal-wallis. Perhitungan uji hipotesis dilakukan menggunakan SPSS 16. Uji kruskal-wallis merupakan uji non parametrik yang digunakan untuk menguji tiga atau lebih sampel independen.

60 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Berdasarkan judul penelitian, maka tercakup satu variabel bebas, yaitu model pembelajaran serta dua variabel terikat yaitu motivasi belajar siswa dan hasil belajar biologi. Gambaran secara jelas hasil penelitian tersaji dalam deskripsi data. 1. Deskripsi Data Keterlaksanan Sintaks Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen meliputi beberapa tahapan yang dilakukan sesuai dengan sintaks model Learning Cycle 7E dan diukur dengan menggunakan lembar observasi untuk melihat seberapa jauh keterlaksanaan model Learning Cycle 7E. Lembar observasi tersebut dirancang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Observasi keterlaksanaan sintaks dilakukan setiap kali pertemuan yang meliputi aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran. Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi yang diisi oleh dua orang observer pada saat kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menerapkan model Learning Cycle 7E. a. Observasi Aktivitas Guru Secara ringkas hasil observasi aktivitas guru dalam model Learning Cycle 7E disajikan dalam Tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru No Tahapan Pembelajaran Keterlaksanan Sintaks Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3 Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 1 Elicit 2 Engagement 3 Eksplorasi 4 Explanation 5 Elaborasi 6 Extend commit to user 7 Evaluasi 41

61 42 Berdasarkan Tabel 4.1, secara umum dalam pembelajaran guru melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada pertemuan pertama, hasil pengamatan terhadap aktivitas guru cukup baik, namun pada saat kegiatan Engage dan Extend tidak berjalan secara maksimal. Pada pertemuan kedua dan ketiga kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Peran guru sebagai fasilitator semakin baik. Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran semakin baik dalam setiap pertemuannya. b. Observasi Aktivitas Siswa Secara ringkas hasil observasi aktivitas siswa dalam model Learning Cycle 7E disajikan dalam Tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa No Tahapan Pembelajaran Keterlaksanan Sintaks Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3 Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 1 Elicit 2 Engagement 3 Eksplorasi 4 Explanation 5 Elaborasi 6 Extend 7 Evaluasi Pengamatan terhadap aktivitas siswa menitikberatkan terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan Tabel 4.2 secara umum kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Pada pertemuan pertama siswa masih bingung dengan kegiatan Engagement dan Extend. Siswa masih cenderung pasif dalam memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Pertemuan kedua dan ketiga pembelajaran terus meningkat permasalahan yang terjadi pada pertemuan pertama semakin berkurang. Siswa mulai terbiasa dengan berdiskusi, berpendapat, dan menjawab pertanyaan. Berdasarkan Hasil Observasi aktivitas siswa meningkat dalam setiap pertemuannya.

62 43 2. Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi Data hasil belajar biologi diambil dari dua kelas yaitu kelas XI IPA1 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 32 siswa dengan model pembelajaran konvensional dan kelas XI IPA2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 32 siswa dengan model Learning Cycle 7E. Hasil belajar biologi ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada materi sistem pernapasan, secara ringkas disajikan dalam Tabel 4.3, 4.4 dan 4.5 Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif No Interval Kelas Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Jumlah Persentase Jumlah Persentase ,125 % 0 0,000 % ,250 % 9 28,125 % ,625 % 6 18,750 % ,250 % 15 46,875 % ,750 % 2 6,250 % Rata-rata 74,107 74,554 SD 9,822 7,516 Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Afektif No Interval Kelas Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Jumlah Persentase Jumlah Persentase ,500 % 0 0,000 % ,500 % 9 28,125 % ,750 % 11 34,375 % ,250 % 10 31,250 % ,000 % 2 6,250 % Rata-rata 77,091 80,991 SD 4,696 5,841

63 44 Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Belajar Biologi Ranah Psikomotor No Interval Kelas Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Jumlah Persentase Jumlah Persentase ,250% 0 0,000 % ,625% 0 0,000 % ,875% 0 0,000 % ,250% 0 0,000 % ,000 % 1 3,125% ,000 % 3 9,375% ,000 % 3 9,375% ,000 % 9 28,125% ,000 % 9 28,125% ,000 % 7 21,875% Rata-rata 23,047 80,404 SD 8,515 10,843 Berdasarkan Tabel 4.3, 4.4 dan 4.5 maka dapat dibuat diagram batang perbandingan hasil belajar biologi ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada kelas kontrol dan eksperimen yang tersaji dalam Gambar 4.1 Nilai rata-rata ,107 74,554 80,991 77,091 23,047 80,404 kontrol eksperimen Ranah kognitif Ranah afektif Ranah psikomotor Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor Pada Kelas Kontrol dan Eksperimen

64 45 3. Deskripsi Data Motivasi Belajar Siswa Data motivasi belajar biologi siswa diambil dari dua kelas yaitu kelas XI IPA1 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 32 siswa dengan model pembelajaran konvensional dan kelas XI IPA2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 32 siswa dengan model Learning Cycle 7E. Berikut ini disajikan secara ringkas Tabel data motivasi belajar siswa berdasakan model pembelajaran. Tabel 4.6 Deskripsi Nilai Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol Dan Eksperimen Kelompok Nilai tertinggi Nilai Terendah Rata-rata SD Kontrol ,125 8,665 Eksperimen ,5 7,951 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dibuat diagram batang perbandingan motivasi belajar siswa pada kelas kontrol dan eksperimen yang tersaji dalam Gambar , Nilai rata-rata ,125 motivasi belajar siswa Kontrol Eksperimen Gambar 4.2 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen Data motivasi belajar siswa tersebut dikategorikan menjadi tiga yaitu motivasi belajar tinggi, motivasi belajar sedang, dan motivasi belajar rendah. Data sebaran motivasi belajar siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat disajikan secara ringkas pada commit Tabel to 4.7 user dan 4.8

65 46 Tabel 4.7 Data Sebaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol No Motivasi Belajar Skor Frekuensi 1 Tinggi X1>150, Sedang 133,773<X2<150, Rendah X3<133,733 9 Tabel 4.8 Data Sebaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen No Motivasi Belajar Skor Frekuensi 1 Tinggi X1>150, Sedang 133,773<X2<150, Rendah X3<133,733 4 Tabel 4.7 dan 4.8 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi pada kelas eksperimen yaitu 7 siswa, lebih banyak daripada kelas kontrol yaitu 2 siswa, jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar sedang pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama yaitu 21 siswa. Sedangkan jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar rendah pada kelas kontrol yaitu 9 siswa lebih banyak daripada kelas eksperimen yaitu 4 siswa. Penggolongan hasil belajar biologi tidak hanya dilihat dari model pembelajaran pada kelas kontrol dan eksperimen tetapi juga didasarkan dari motivasi belajar siswa. Perbandingan hasil belajar biologi berdasarkan dari motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah pada kelas kontrol dan eksperimen secara ringkas disajikan pada Tabel 4.9 Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Belajar Berdasarkan Motivasi Belajar Siswa Tinggi, Sedang dan Rendah No Motivasi Belajar Hasil Belajar Biologi Kognitif Afektif Psikomotor Mean SD Mean SD Mean SD 1 Tinggi 70,370 7,019 83,908 4,551 69,213 29,679 2 Sedang 75,624 8,361 79,402 5,425 51,835 29,546 3 Rendah 72,894 9,986 74,218 3,078 39,179 30,165

66 47 Berdasarkan Tabel 4.9 maka dapat dibuat diagram batang perbandingan hasil belajar biologi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor ditinjau dari motivasi belajar siswa tinggi, sedang dan rendah yang tersaji dalam Gambar 4.3 Nilai rata-rata ,908 79,402 75,624 70,37 69,213 72,894 51,835 74,218 39,179 kognitif afektif psikomotor Tinggi Sedang Rendah Motivasi belajar siswa Gambar 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor Berdasarkan Motivasi Belajar Tinggi, Sedang dan Rendah B. UJI HIPOTESIS Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan hipotesis adalah tingkat signifikasi (α) : 0,05 atau 5% yaitu H 0 ditolak jika nilai sig. < α (0,05). Hal ini berarti jika nilai sig. < 0,05 maka hipotesis nihil (H 0 ) ditolak dan sebaliknya jika nilai sig. > 0,05 maka hipotesis nihil diterima. 1. Hipotesis Pertama Hasil analisis pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7E terhadap Motivasi belajar siswa menggunakan uji Kruskal-Wallis. Secara ringkas disajikan dalam Tabel 4.10

C026 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

C026 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI C026 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Wawan Sutrisno 1, Sri Dwiastuti 2, Puguh Karyanto 3 1,2,3 Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE

HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh: ENI RAHAYU X4306023 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK) PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITF DAN RANAH AFEKTIF SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 KARANGANYAR

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : VERA IRAWAN WINDIATMOJO NIM K4308058

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : LATIF SOFIANA NUGRAHENI K4308096 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ARTI WAHYU UTAMI

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA Skripsi Oleh: Triliana Nurprikawati K4306012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : FAISAL IMAM PRASETYO K4308035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : VITA ANGGUN CAHYANI K4308059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI OLEH: YENNY PUTRI PRATIWI K4308128 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

(Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS

(Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013) TESIS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DISERTAI TEKNIK FISHBONE DIAGRAM DAN CONCEPT MAPPING DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR SISWA (Pembelajaran Biologi Materi Sistem Pernapasan

Lebih terperinci

RIDA BAKTI PRATIWI K

RIDA BAKTI PRATIWI K PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VIII SMP N 1 KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR SKRIPSI Oleh: ASRI NAFI A DEWI X4307018 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: DISKA ASANI K4308016 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM DISERTAI TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R)

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R) HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R) DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012 Skripsi

Lebih terperinci

WHELLY YULIANA K

WHELLY YULIANA K PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DISERTAI MEDIA KOTAK DAN KARTU MISTERIUS (KOKAMI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SKRIPSI Oleh: WHELLY YULIANA K4308125

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RESTY HERMITA NIM K4308111 FAKULTAS

Lebih terperinci

RATIH DEWI PUSPITASARI K

RATIH DEWI PUSPITASARI K HUBUNGAN ANTARA IQ, MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: RATIH DEWI PUSPITASARI K4308021

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SKRIPSI Oleh: SRI MEKARWATI K2309074 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : WINDA MARTYAS MARA DEWI K4308062 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW DAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA DI PURWODADI GROBOGAN Tesis Untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT

PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT SKRIPSI Oleh: IVA YUNI LISTIANI NIM K4308094 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DISERTAI MODUL HASIL PENELITIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: YUNIAR PRASASTI

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: DIANA FATIHATUL ULUMI K4310020 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: DEVY ZULYKA P K4307023

Lebih terperinci

: CANDRA WRI WANDANA K

: CANDRA WRI WANDANA K HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KONSEP DIRI SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN ASAM BASA DAN GARAM KELAS VII SEMESTER GASAL SMP NEGERI 1 TASIKMADU TAHUN AJARAN 2009/2010 Skripsi

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 3 September 2012 Halaman 81-88 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA THE INFLUENCE

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DISERTAI MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 NGEMPLAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN SAVI

PENGARUH PENDEKATAN SAVI PENGARUH PENDEKATAN SAVI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: FATKHU ROKHMA DIANA K4308088 PROGRAM

Lebih terperinci

: FETI UTAMININGSIH NIMK

: FETI UTAMININGSIH NIMK HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI KEMAMPUAN METAKOGNISI, KESIAPAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 3 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh : FETI UTAMININGSIH NIMK4308038 FAKULTAS

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA Skripsi Oleh: Gilang Ramadhan K 2310046 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019

Lebih terperinci

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA

EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA EKSPERIMEN MODEL BLENDED LEARNING DAN JOYFULL LEARNING SUB TEMA EKOSISTEM AIR TAWAR DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VII SMPN 9 SURAKARTA Skripsi Oleh : Anantyas Kusuma D K2311006 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPUASAN SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Jurusan IPS SMA N 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2011/2012) SKRIPSI Oleh : Puji Wahono K7408252 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Eva M. Ginting dan Harin Sundari Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA

SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA Oleh : DANIK WAHYUNINGSIH X 4307023 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DILENGKAPI MEDIA ANIMASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP ISLAM DIPONEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP ISLAM DIPONEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP ISLAM DIPONEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : INDAH WULANDARI K4308092 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMORI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF SISWA SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMORI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF SISWA SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMORI DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF SISWA SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : AFRISA MUSTIKA HABSARI NIM K4307002

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: TITIK RAHAYU K 8408101 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : SRI WULANNINGSIH K4308057 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS VIII DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM TEKANAN ZAT CAIR SMP NEGERI 4 PURWANTORO HALAM AN JUDUL

ANALISIS ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS VIII DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM TEKANAN ZAT CAIR SMP NEGERI 4 PURWANTORO HALAM AN JUDUL ANALISIS ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS VIII DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM TEKANAN ZAT CAIR SMP NEGERI 4 PURWANTORO HALAM AN JUDUL SKRIPSI Oleh: CHARLY WAHYU PAMUJI K2308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

: AGUSNITA RAHAYU K

: AGUSNITA RAHAYU K PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (7E) DISERTAI MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : AGUSNITA RAHAYU K4309006 FAKULTAS

Lebih terperinci

: NOVITA TYAS SUVIANA NIM K

: NOVITA TYAS SUVIANA NIM K HUBUNGAN KAUSAL ANTARA MOTIVASI INTERNAL DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 1 CAWAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : NOVITA TYAS SUVIANA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN (MOODLE) BUDIDAYA JAMUR KUPING PADA POKOK BAHASAN FUNGI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SURAKARTA

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN (MOODLE) BUDIDAYA JAMUR KUPING PADA POKOK BAHASAN FUNGI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SURAKARTA PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN (MOODLE) BUDIDAYA JAMUR KUPING PADA POKOK BAHASAN FUNGI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: FATIH NGAISAH WIJAYANTI K4307029 FAKULTAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Seseorang akan mengalami perubahan pada tingkah laku setelah melalui suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

Lebih terperinci

SKRIPSI Oleh : K

SKRIPSI Oleh : K digilib.uns.ac.id KETERKAITAN EQ ( Emotional Quotient ), POLA BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KIMIA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMAN

Lebih terperinci

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI JUMAPOLO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ANDI WAHYUDI K4310005 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FISHBOWL

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FISHBOWL PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FISHBOWL DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI RANAH KOGNITIF KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : WAHYU

Lebih terperinci

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY DENGAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI-IIS 6 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Quasi Eksperimen KD Sebaran Flora Dan Fauna Kelas XI IPS SMA N 1 Karanganyar Tahun Ajaran

Lebih terperinci

PUTRI LESTARI K

PUTRI LESTARI K HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG SITUS KESEJARAHAN DAN PENGETAHUAN SEJARAH LOKAL DENGAN SIKAP CINTA TANAH AIR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Pendidikan Kimia

TESIS. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Pendidikan Kimia MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN PROYEK DAN EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN KIMIA DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS MAHASISWA Pembelajaran Kimia pada Materi Termokimia Mahasiswa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: YUNITA BUDI ASTUTI

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PERBANDINGAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN METODE CARD SORT DENGAN METODE CERAMAH BERVARIASI PADA MATA PELAJARAN KONSTRUKSI BANGUNAN KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA DENG

PEMBELAJARAN FISIKA DENG PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI ILMIAH SISWA PADA MATERI FLUIDA KELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Skripsi Oleh : Emilia Nur

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) STUDI KOMPARASI METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DAN MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS

Lebih terperinci

TEKNIK SELF MONITORING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN TATA TERTIB DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SURAKARTA

TEKNIK SELF MONITORING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN TATA TERTIB DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SURAKARTA TEKNIK SELF MONITORING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN TATA TERTIB DI SEKOLAH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : DEBBY AYU ARVIANOLA NIM K3111024 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : DESY FAJAR PRIYAYI K4308031 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI SNOW BALLING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMP N 1 SANDEN. Skripsi.

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI SNOW BALLING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMP N 1 SANDEN. Skripsi. PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI SNOW BALLING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMP N 1 SANDEN Skripsi Oleh: ADHI WISNU SASONGKO K4306001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Skripsi Oleh : May Shofiana Amalia K2308101 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA MAGNIT MELALUI ALAT PERAGA KIT IPA BAGI SISWA TUNADAKSA KELAS V SEMESTER II SLB/D YPAC SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: Sri Rahayuningsih

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO SKRIPSI Oleh : NIKEN TRI WIDAYATI K 2312049 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS X SMA

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS X SMA KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS X SMA SKRIPSI Oleh: Dwi Yuliani K2309017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TGB.B SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X-MIA 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X-MIA 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN METAKOGNISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X-MIA 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: ANGGRAENI ROSITA DAMAYANTI K4311009

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASPEK-ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

HUBUNGAN ANTARA ASPEK-ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 HUBUNGAN ANTARA ASPEK-ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ESTI RAHAYU NIM K4308004 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

: RISNA DIANTI K

: RISNA DIANTI K PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS- METAKOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI KELAS XI MIPA SMAN 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh seorang guru. Dewasa ini, telah banyak model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh seorang guru. Dewasa ini, telah banyak model pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah hal yang memiliki posisi penting di dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, pencarian suatu metode dan model pembelajaran yang dapat

Lebih terperinci

TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 TEKNIK ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS VII SMP N 1 KEBONARUM KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Oleh : ANIS PRASTIWI NIM K3111010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga proses pembelajarannya

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI DENGAN MEDIA ANIMASI POWTOON UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AK 2 SMK NEGERI I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA TENTANG MENGOMENTARI PERSOALAN FAKTUAL (Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas V SD Se-Gugus

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY BERBASIS MEDIA REALITA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS R.A KARTINI KEMUSU, BOYOLALI, TAHUN AJARAN 2012/2013 Skripsi Oleh: ZAINAL ARIFIN

Lebih terperinci

GALIH PRIAMBADA NIM K

GALIH PRIAMBADA NIM K PENGARUH PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI PANCA INDERA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII DI SLB C YPSLB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Disusun oleh : GALIH PRIAMBADA

Lebih terperinci

KOMPARASI METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE JIGSAW SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS SMA NEGERI 7 SURAKARTA

KOMPARASI METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE JIGSAW SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS SMA NEGERI 7 SURAKARTA KOMPARASI METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE JIGSAW SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IIS SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: MAHARANI INDAH

Lebih terperinci

(Materi Struktur Jaringan Tumbuhan Siswa Kelas VIII SMP BK Klego Pada Tahun Ajaran 2011/2012) TESIS

(Materi Struktur Jaringan Tumbuhan Siswa Kelas VIII SMP BK Klego Pada Tahun Ajaran 2011/2012) TESIS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE PROYEK DENGAN MEDIA POWER POINT DAN MACROMEDIA FLASH DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN GAYA BELAJAR SISWA (Materi Struktur Jaringan Tumbuhan Siswa Kelas VIII

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DISERTAI MIND MAPPING HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DISERTAI MIND MAPPING HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 84-89 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DISERTAI MIND MAPPING HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017, JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 17, 28-36 28 MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

Lebih terperinci

: LUSIA WAHYU PURBOWATI A

: LUSIA WAHYU PURBOWATI A PERBEDAAN PEMBELAJARAN JIGSAW DAN DISKUSI PRESENTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR UNDER THE BASKET SHOOT BOLA BASKET PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 8 SURAKARTA

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI OLEH : AMY TRISNA RAHMAWATI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang

Lebih terperinci

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

XI MIA 2 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SEKOLAH (PENELITIAN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014) SKRIPSI Oleh : ZAFIRAH FARIS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, pendekatan CTL, dan alat peraga. 2.1.1 Hasil

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika

Lebih terperinci

(Studi Pembelajaran pada Materi Ekosistem Kelas X Semester II MA Negeri 1 Praya Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013)

(Studi Pembelajaran pada Materi Ekosistem Kelas X Semester II MA Negeri 1 Praya Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013) PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PBL DENGAN METODE EKSPERIMEN DISERTAI TEKNIK VEE DIAGRAM DAN FISHBONE DIAGRAM DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA (Studi Pembelajaran pada

Lebih terperinci

KOMPARASI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

KOMPARASI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) KOMPARASI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN METODE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) SERTA PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IDENTITAS NASIONAL DENGAN SIKAP PATRIOTIK SISWA (Studi Korelasi Pada Siswa SMA Al Islam I dan III Surakarta Tahun Ajaran 2013/ 2014) APRI ARI MARTOPO K6409007 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN DIRI DENGAN RUBRIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN DIRI DENGAN RUBRIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK BATIK 1 SURAKARTA PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN DIRI DENGAN RUBRIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: TRI NURUL KHOMIDAH K7411161 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci