MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)"

Transkripsi

1

2 MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI J Penulis: Drs. Supandi, M.Pd. Drs. H. Haryono Adi Purnomo Rahma Tri Wulandari, S.Pd. Dr. Sri Untari, M.Si. Hj. Elita, M.Pd. Gatot Malady, S.I.P., M.Si. Magfirotun Nur Insani, S.Pd. Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum. Drs. Suparlan Al Hakim, M.S. Dra. Siti Mulyani Yudarini Probowati, S.Pd. Drs. Sumarno P.M. Henny Dwi Omegawati, S.Pd. Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Dra. Siti Mulyani Penyunting: Ahmad Hanif Hasan Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright 2017 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

3 PPKn SMP KK J Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring). Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal iii

4 Kegiatan Pembelajaran 1 Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru. Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP iv

5 PPKn SMP KK J Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya. v

6 Kegiatan Pembelajaran 1 Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini. Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita. Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Poppy Dewi Puspitawati NIP vi

7 PPKn SMP KK J Daftar Isi Kata Sambutan... iii Kata Pengantar... v Daftar Isi... vii Daftar Gambar... xi Daftar Tabel... xi Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Peta Kompetensi... 4 D. Ruang Lingkup... 5 E. Saran Penggunaan Modul... 6 Bagian I Kompetensi Profesional Kegiatan Pembelajaran 1 Paradigma PPKn A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 2 Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 3 Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negara. 53 A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Hal. vii

8 Kegiatan Pembelajaran 1 Kegiatan Pembelajaran 4 Pengembangan Amandemen Pasal-Pasal Dalam UUD Negara RI Tahun A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 5 Pengembangan Sikap dan Komitmen Mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun A. Tujuan B. Indikator Pencapain Kompeensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 6 Pengembangan Fungsi Lembaga-Lembaga Negara Dalam UUD Negara RI Tahun A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. LatihanKerja/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 7 Pengembangan Jaminan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. LatihanKerja/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 8 Indonesia Negara Hukum A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi viii

9 PPKn SMP KK J D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 9 Pengembangan Kerukunan dan Harmonisasi dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak lanjut Kegiatan Pembelajaran 10 Pengembangan Penerapan Persatuan Dan Kesatuan Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kopetensi C. Uraian Materi D. Aktifitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 11 Pengembangan Sikap dan Komitmen Menjaga, Memperkuat, dan Memperkokoh NKRI A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Bagian II Kompetensi Pedagogik Kegiatan Pembelajaran 12 Pengembangan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktifitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ix

10 Kegiatan Pembelajaran 1 Kegiatan Pembelajaran 13 Pengembangan Model-Model Pembelajaran PPKn SMP A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 14 Pengembangan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktifitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 15 Pengembangan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 16 Pengembangan Penyusunan RPP PPKn SMP 248 A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Rambu-rambu Jawaban Latihan/Kasus/Tugas Evaluasi Penutup Daftar Pustaka Glosarium x

11 PPKn SMP KK J Daftar Gambar Gambar 1. Ruang Lingkup... 6 Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka... 7 Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh... 7 Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In... 9 Gambar 5. Aktivitas Pembelajaran Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negara Gambar 6. Aktifitas pembelajaran pengembangan sumber dan media belajar 244 Hal Daftar Tabel Tabel 1. Peta Kompetensi... 4 Tabel 2. Daftar Latihan Kerja Modul Tabel 3. kisi-kisi ujian sekolah SMP/MTs PPKn Tabel 4. Aktivitas Pembelajaran Materi Paradigma PPKn Tabel 5. Rincian identifikasi moral dan etika Tabel 6. Aktivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan Amandemen Pasal-Pasal Dalam UUDNRI Tahun Tabel 7. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun Tabel 8. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun Tabel 9. HAM dalam UU Nomor 39 Tahun Tabel 10. Format Pertanyaan dan Jawaban Tabel 11. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Indonesia Negara Hukum Tabel 12. Akitivitas pembelajaran diklat dalam kegiatan pembelajaran Tabel 13. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Peserta diklat mampu mengembangkan semangat persatuan dan kesatuan untuk memperkuat dan memperkokoh NKRI Tabel 14. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih Hal xi

12 Kegiatan Pembelajaran 1 rendah hingga yang lebih tinggi Tabel 15. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP Tabel 16. Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah Tabel 17. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan model-modelpembelajaran PPKn SMP Tabel 18. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Tabel 19. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual oleh Walil Kelas dan Guru BK Tabel 20. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Sosial oleh Wali Kelas & Guru BK Tabel 21. Contoh Jurnal Sikap Spiritual dan Sosial oleh Wali Kelas & Guru BK Tabel 22. Contoh Jurnal Sikap Spiritual dan Sosial oleh Pendidik Tabel 23. Contoh Lembar Penilaian Diri Peserta didik Tabel 24. Contoh Lembar Penilaian Diri Peserta didik Tabel 25. Contoh Format Penilaian Antar Teman Tabel 26. Contoh Lembar Penilaian Antar Teman Tabel 27. Jenis, Subjenis, dan Contoh Dimensi Pengetahuan Tabel 28. Aktivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan Penilaian hasil belajar mata pelajaran PPKn SMP Tabel 29. Skenario pengembangan media Pembelajaran Sederhana Tabel 30. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Penyusunan RPP xii

13 PPKn SMP KK J Pendahuluan A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam siklus kehidupan manusia mulai dari lahir sampai akhir hayat. Secara konsep, pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak terlepas dari adanya peran keluarga, sekolah dan masyarakat yang biasa dikenal istilah Tri Pusat Pendidikan, yang meliputi: keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiga pusat pendidikan tersebut memiliki sifat-sifat fungsi serta peran masing-masing yang mana sangat berpengaruh terhadap perilaku dan sikap anak. Diharapkan ketika masing masing peran berjalan dengan baik maka anak akan memiliki tutur kata, perilaku dan sikap yang baik yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko Widodo Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama GNRM (religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas) ingin ditanamkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi Kepala Sekolah agar dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masingmasing. Modul ini bertujuan untuk memberikan seperangkat materi tentang permasalahan 1

14 Pendahuluan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. apa dan mengapa materi ini penting diberikan sebagai materi diklat guru yang akan ditingkatkan kualitasnya?. Untuk menjawab pertanyaan ini perlu diingat bahwa Pancasila adalah landasan ideologi bangsa Indonesia yang dijadikan acuan dalam berperilaku dan bersikap. Untuk itu materi yang berkenaan dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila yakni permasalahan penerapan bertutur kata, berperilaku dan bersikap harus dikuasai oleh guru dan merupakan hal penting yang harus menjadi perhatian bangsa Indonesia. Pada abad 21 yang menuntut warga bangsa ini memiliki kompetensi dan profesional untuk dapat bersanding dan bertanding secara global, maka materi ini merupakan materi strategis yang harus dikuasai guru PPKn agar semakin berkualitas atau guru semakin profesional. Keprofesian guru harus dikembangkan secara berkelanjutan melalui strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan agar dapat meningkatkan kemampuan guru dan tenaga kependidikan, sehingga dapat memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan secara berkelanjutan. Kegiatan Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan (PKB) diselenggarankan untuk mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. PKB merupakan kewajiban bagi Guru dan tenaga kependidikan baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK, salah satunya adalah di PPPPTK PKn dan IPS. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat, diantaranya adalah modul Revitalisasi nilai PPKn SMP dan pengembangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dan penilaian serta pengembangan RPP PPKn SMP Modul ini didesain sebagai bahan ajar yang dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat PKB Guru PPKn SMP kelompok kompetensi J Modul ini berisi materi, metode, batasan-batasan, tugas dan latihan serta petunjuk cara penggunaannya yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai 2

15 PPKn SMP KK J tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dasar hukum dari penulisan modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk guru PPKn SMP antara lain : 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 3. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja PPPPTK. 6. Dan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 21, 22, 23, dan 24 tahun 2016 Kompetensi peserta diklat PKB Kelompok Komptensi J bagi guru mata pelajaran PPKn SMP yang diharapkan melalui modul Revitalisasi nilai PPKn SMP dan pengembangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dan penilaian RPP PPKn SMP meliputi (1) Paradigma PPKn (2) Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila (3) Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negaradll. B. Tujuan Modul kelompok kompetensi J ini, merupakan kesatuan utuh dari materi-materi yang ada. Modul diklat ini sebagai panduan belajar bagi guru PPKn SMP dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah Pertama. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional materi PPKn SMP sebagai tindak lanjut dari UKG tahun Kita akan mengajak Anda, mengkaji terkait materi yang terdiri atas materi pedagogik dan profesional. Materi pedagogik berhubungan dengan materi yang mendukung proses pembelajaran seperti Pendekatan Pembelajaran dan Model- 3

16 Pendahuluan model Pembelajaran, RPP, Penilaian, Sumber dan Media, serta PTK. Materi profesional terkait dengan materi PPKn, yaitu mencakup Paradigma PPKn, Pembudayaan nilai-nilai Pancasila, Aktualisasi Pancasila sebagai Ideologi Negara, Pengembangan amandemen pasal-pasal dalam UUDNRI Tahun 1945, Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945, Pengembangan fungsi Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pengembangan jaminan dan perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia, Indonesia negara hukum, Pengembangan kerukunan dan harmonisasi dalam keberagaman masyarakat Indonesia, Pengembangan penerapan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, Pengembangan sikap dan komitmen menjaga, memperkuat dan memperkokoh NKRI, Pengembangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP, Pengembangan model-model pembelajaran PPKn SMP, Pengembangan penilaian hasil belajar PPKn SMP, Pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran PPKn SMP. C. Peta Kompetensi Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta diklat mempelajari Modul ini adalah: Tabel 1. Peta Kompetensi Kegiatan Pembelajaran Kompetensi ke - 1. Merumuskan Paradigma PPKn 2. Menyusun Pembudayaan nilai-nilai Pancasila 3. Merumuskan Aktualisasi Pancasila sebagai ideologi negara 4. Menyusun Pengembangan amandemen pasal-pasal dalam UUDNRI Tahun Menyusun Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun

17 PPKn SMP KK J Kegiatan Pembelajaran Kompetensi ke - 6. Menyusun Pengembangan fungsi Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Menyusun Pengembangan jaminan dan perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia 8. Merumuskan Indonesia negara hukum 9. Menyusun Pengembangan kerukunan dan harmonisasi dalam keberagaman masyarakat Indonesia 10. Menyusun Pengembangan penerapan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika 11. Menyusun Pengembangan sikap dan komitmen menjaga, memperkuat dan memperkokoh NKRI 12. Menyusun Pengembangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP 13. Menyusun Pengembangan model-model pembelajaran PPKn SMP 14. Menyusun Pengembangan penilaian hasil belajar PPKn SMP 15. Menyusun Pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran PPKn SMP 16. Menyusun Pengembangan RPP PPKn SMP D. Ruang Lingkup 5

18 Pendahuluan Paradigma PPKn Pembudayaan nilai-nilai Pancasila Aktualisasi Pancasila sebagai Ideologi Negara Pengembangan amandemen pasal-pasal dalam UUDNRI Tahun 1945 Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Profesional Pengembangan fungsi Lembaga-lembaga Negara dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pengembangan jaminan dan perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia Indonesia negara hukum Materi PPKn SMP Pengembangan kerukunan dan harmonisasi dalam keberagaman masyarakat Indonesia Pengembangan penerapan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Pengembangan sikap dan komitmen menjaga, memperkuat dan memperkokoh NKRI Pengembangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP Pengembangan model-model pembelajaran PPKn SMP Pedagogik Pengembangan penilaian hasil belajar PPKn SMP Pengembangan sumber belajar dan media pembelajaran PPKn SMP Pengembangan RPP Gambar 1. Ruang Lingkup E. Saran Penggunaan Modul Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah. 6

19 PPKn SMP KK J Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka 1. Deskripsi Kegiatan Tatap muka: Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah. Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh 7

20 Pendahuluan Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : Latar belakang yang memuat gambaran materi Tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi Kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran langkah-langkah penggunaan modul b. Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi J,fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. c. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus. Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran. d. Presentasi dan Konfirmasi Padakegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. Pada 8

21 PPKn SMP KK J bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran e. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini. Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In Sedangkan Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut, a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator member kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : Latar belakang yang memuat gambaran materi Tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi 9

22 Pendahuluan Kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran langkah-langkah penggunaan modul b. In Service Learning 1 (IN-1) Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensij, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indicator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1. Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning. c. On the Job Learning (ON) Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi J,guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugastugas yang ditagihkan kepada peserta. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada 10

23 PPKn SMP KK J modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON. Mengerjakan Latihan kerja/tugas/kasus Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning. d. In Service Learning 2 (IN-2) Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON dan yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. Pada bagian ini juga peserta dan penyaji mereview materi yang dianggap sulit bagi peserta untuk dibahas bersama fasiliotator berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran f. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. 3. Latihan Kerja Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok komptetansi J terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yangdidalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembela-jaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari. Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada tabel berikut. Tabel 2. Daftar Latihan Kerja Modul No Kode LK Nama LK Keterangan 1. LK.1.1 Mengidentifikasikan wujud perbuatan moral dan TM, IN1 etika pada saat sendirian, kejujuran melaksanakan profesi, dan penciptaan suasana sekolah 2. LK.1.2 Menjelaskan soal-soal paradigma PPKn TM, ON 3. LK.2.1 Mengerjakan latihan pembudayaan nilai-nilai TM, IN1 11

24 Pendahuluan No Kode LK Pancasila Nama LK 4. LK.2.2 Membuat bestpractice pembudayan nilai-nilai Pancasila 5. LK.2.3 Mengembangkan kisi-kisi USBN ON 6. LK.3.1 Mendiskusikan penguatan nilai-nilai luhur Pancasila 7. LK.3.2 mengobservasi berita terkait dengan pelaksanaan / aktualisasi nilai Pancasila di media massa 8. LK.3.3 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 9. LK.4.1. Menganalisis pengembangan amandemen dalam UUDNRI tahun LK.4.2. Buatlah rencana aksi untuk membiasakan pelaksanaan kewajiban sebagai warga negara di lingkungan sekolah 11. LK. 4.3 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 12. LK. 5.1 Mengidentifikasikan kasus-kasus yang bertentangan dengan isi pembukaan UUDNRI tahun 1945 Keterangan TM, ON TM, IN1 TM, ON TM, IN1 TM, ON TM, IN1 13. LK. 5.2 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 14. LK. 6.1 Menyusun sebuah proposal penelitian tentang TM, IN1, ON Desain Pengembangan Fungsi Lembagalembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun LK. 6.2 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 16. LK. 7.1 Menyusun pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia TM, ON 17. LK. 7.2 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 18. LK. 8.1 Membahas dan menganalisis Konsepsi hukum, TM, IN1 negara hukum, unsur negara hukum. 19. LK. 8.2 Membuat makalah Konsepsi hukum, negara ON, hukum, unsur negara hukum. 20. LK. 8.3 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 21. LK. 9.1 Mencari informasi dan berdiskusi permasalahan TM, IN1 mengembangkan kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia LK. 9.2 Buatlah Kliping dengan tema upaya dan ON, permasalahan mengembangkan kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia 23. LK. 9.3 Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 24. LK Mendiskusikan permasalahan penerapan TM, IN1 persatuan dan kesatuan di lingkungan pergaulan, 12

25 PPKn SMP KK J No Kode LK Nama LK sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. Keterangan 25. LK Membuat Rencana aksi dalam bentuk simulasi pembelajaran mengembangkan penerapan ON, persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan sekolah 26. LK Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 27. LK Membaca berdiskusi berita tentang teror ISIS, kemudian tentukan sikap saudara sebagai warga TM, IN1 negara sikap dan sikap apa yang perlu dikembangkan untuk mengantisipasinya 28. LK Mengembangkan sikap ddan perilaku warga ON, negara menjaga pulau terluar dan perbatasan 29. LK Pengembangan Soal USBN PPKn SMP ON 30. LK Membuat pengembangan pendekatan saintific TM, IN1, ON 31. LK Membuat implementasi pembelajaran sesuai dengan langkah langkah pengembangan model PJBL, PBL dan DL dalam pembelajaran PPKn SMP TM, IN1 32. LK Membuat implementasi Pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah salah satu ON, pengembangan alternatif model-model pembelajaran PPKn SMP, seperti Jigsaw, STAD, Think Paire and Share, NHT, dan sebagainya. 33. LK Membuat rencana pengembangan penilaian TM, IN1 sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk mata pelajaran PPKn SMP 34. LK Membuat kisi-kisi penilaian untuk aspek sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan. ON 35. LK Membuat skenario pengembangan media pembelajaran PPKn TM, IN1 36. LK 16.1 Membuat RPP satu kali tatap muka. TM, IN1 37. LK 16.2 Membuat secara lengkap untuk 4 pertemuan (melanjutkan LK 16.1) ON, Keterangan. TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning 13

26 Pendahuluan 4. Kisi kisi USBN PPKn Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 Tabel 3. kisi-kisi ujian sekolah SMP/MTs PPKn KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERAMA/MADRASAH TSANAWIYAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 Mata Pelajaran : PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN LEVEL KOGNITIF Pengetahuan dan Pemahaman Mengidentifikasi Menunjukkan Menjelaskan Mendeskripsikan ATURAN DAN IDEOLOGI Siswa dapat memahami dan menguasai: Norma Konstitusi dan Proklamasi Bahaya Korupsi Pancasila LINGKUP MATERI HAK DAN KEDAULATAN KEWAJIBAN RAKYAT WARGA NEGARA Siswa dapat Siswa dapat memahami mema-hami dan dan menguasai: menguasai: Demokrasi dan Kedaulatan Hak Asasi Manusia Usaha Bela Negara Kemerdekaan mengemukakan pendapat Otonomi daerah GLOBALISASI DDAN PRESTASI DIRI Siswa dapat memahami dan menguasai: Globalisasi Prestasi diri Aplikasi Memberi contoh Menentukan Menerapkan Menginterpretasi Mengurutkan Penalaran Menganalisis Mengevaluasi Mengaitkan Menyimpulkan Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Norma Konstitusi dan Proklamasi Bahaya Korupsi Pancasila Siswa dapat menganalisis : Norma Konstitusi dan Proklamasi Bahaya Korupsi Pancasila Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Hak Asasi Manusia Usaha Bela Negara Siswa dapat menganalisis : Hak Asasi Manusia Usaha Bela Negara Siswa dapat mene-rapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Demokrasi dan Kedaulatan Kemerdekaan mengemukakan pendapat Otonomi daerah Siswa dapat menganalisis: Demokrasi dan Kedaulatan Kemerdekaan mengemukakan pendapat Otonomi daerah Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang: Globalisasi Prestasi diri Siswa dapat menganalisis Globalisasi Prestasi diri 14

27 PPKn SMP KK J KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN LEVEL KOGNITIF Pengetahuan dan Pemahaman Mengidentifikasi Menunjukkan Menjelaskan Mendeskripsikan Aplikasi Membericontoh Menentukan Menerapkan Menginterpretasi Mengurutkan Penalaran Menganalisis Mengevaluasi Mengaitkan Menyimpulkan PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Siswa dapat memahami dan menguasai : Proses perumusan Pancasila Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Proses perumusan Pancasila Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila Siswa dapat menganalisis : Proses perumusan Pancasila Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila CAKUPAN MATERI NORMA DAN KONSTITUSI Siswa dapat memahami dan menguasai : Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945 Penerapan Norma Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945 Hak Asasi Manusia Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945 Penerapan Norma Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945 Hak Asasi Manusia Siswa dapat menganalisis : Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945 Penerapan Norma Lembaga negara berdasarkan UUD NRI 1945 Hak Asasi Manusia KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI Siswa dapat memahami dan menguasai : Aspek-aspek pengokohan NKRI Keberagaman dalam masyarakat Semangat persatuan dan kesatuan Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang : Aspek-aspek pengokohan NKRI Keberagaman dalam masyarakat Semangat persatuan dan kesatuan Siswa dapat menganalisis : Aspek-aspek pengokohan NKRI Keberagaman dalam masyarakat Semangat persatuan dan kesatuan 15

28 16 Pendahuluan

29 PPKn SMP KK J 1 BAGIAN I KOMPETENSI PROFESIONAL 17

30 18 Pendahuluan

31 PPKn SMP KK J Kegiatan Pembelajaran 1 Paradigma PPKn A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiksusi materi modul peserta diklat dapat merumuskan paradigma PPKn dari aspek etika secara benar 2. Dengan membaca dan berdiksusimateri modul peserta diklat dapat merumuskan paradigma PPKn dari aspek moral secara benar 3. Dengan membaca dan berdiksusimateri modul peserta diklat dapat merumuskan paradigma PPKn aspek civics secara benar. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Merumuskan aspek etika dalam PPKn 2. Merumuskan aspek moral dalam PPKn 3. Merumuskan aspek civics dalam PPKn 4. Menunjukkan integritas dan kemandirian dalam merumuskan paradigma PPKn C. Uraian Materi Pola penataan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dimasa depan menekankan pembahasannya kedalam tiga aspek yaitu Etika, Moral dan Civics dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Paradigma PPKn dari Aspek Etika Istilah Etika berasal dari: bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata etika yaitu: ethos, sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dan dalam bentuk jamak dimaknai adat istiadat atau kebiasaan. Dari bentuk jamak inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah etika dan diberikan arti sebagai ilmu tentang adat istiadat 17

32 Kegiatan Pembelajaran 1 atau kebiasaan atau tenrang apa yang bisa dilakukan manusia baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan kelompok. Fran Magnis Suseno (1996) menyatakan bahwa etika dalam arti yang sebenarnya berarti filsafat mengenai bidang moral. Jadi etika merupakan ilmu atau reflektif sistematik mengenai pendapat-pendapat, norma-norma dan istilah-istilah moral. Sedangkan Badudu-Zain (1994) menyatakan bahwa memiliki dua pengertian, yaitu (1) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik sesuai dengan ukuran moral atau akhlak yang dianut olah masyarakat luas, dan (2) ukuran nilai mengenai yang salah dan yang benar sesuai dengan anggapan umum. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988)menjelaskan bahwa etika dimaknai ke dalam tiga pengertian yaitu a. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak); b. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; c. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Bertens (2000) menjelaskan bahwa kata etika bisa dipakai dalam arti nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. Kata etika bisa dipakai dalam artikumpulan asas atau nilai moral.yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik, Kode Etik Guru. Kata etika juga bisa dipakai dalam artiilmu tentang yang baik atau buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral. Etika sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas moral selalu dihadapkan pada suatu pertanyaan, apa yang seharusnya dilakukan manusia. Jawaban pertanyaan yang demikian bisaditemukan manusia manakala manusia mau menggunakan 18

33 PPKn SMP KK J sifat kompleksitasnya khususnya sebagai makhluk intelektual. Sebagai makhlk intelektual manusia memiliki kemampuan berpikir dalam menghadapi setiap tantangan dari lingkungan sekitar di mana manusia berada. Setiap tantangan memerlukan keputusan untuk mencari solusinya. Namun demikian sebelum menetapkan keputusan, manusia harus selalu berpikir tentang tempat dan posisi di mana ia sedang berada di saat keputusan akan di ambil. Etika sebagai ilmu memberikan tuntutan bagaimana lewat pikir rasionalnya, manusia mengkaji berbagai perilaku moraldan Bertens (2000) menjelaskan bahwa ada beberapa pendekatan untuk mempelajari tingkah laku moral yaitu etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika. Etika deskriptif menggambarkan perilaku moral dalam arti umum misalnya adat istiadat, pandangan-pandangan tentang baik buruk, tindakan-tindakan yang boleh dilakukan dan yang dilarang atau tidak boleh dilakukan. Karena hanya bersifat menggambarkan maka etika deskriptif tidak melakukan penilaian melainkan hanya melukiskan moralitas yang terdapat pada manusia-manusia tertentu, pada kebudayaan-kebudayaan tertentu dan seterusnya. Etika normatif memposisikan diri untuk mengambil sikap yang mendasarkan pendiriannya atas norma tertentu. Dalam etika normatif bersifat memerintahkan dan menentukan baik buruknya, benar salahnya tingkah laku atau anggapan moral. Berkaitan dengan itu maka etika normatif mengetangahkan berbagai argumentasi mengenai alasan-alasan tingkah laku itu dikatakan baik atau tidak baik, benar atau salah. Dalam memberikan argumentasi ini etika normatif selalu bertumpu pada prinsip-prinsip etis atau norma-norma yang kebenarannyaatau kebaikannya tidak dapat ditawar-tawar lagi. Metaetika, dalam bahasa Yunani meta yang diartikan melebihi atau melampaui. Dalam hubungannya dengan etika menjadi metaetika dimaksudkan pengkajian yang tidak sekedar pada perilaku moral secara langsung, tetapi lebih dari itu, yaitu ucapan-ucapan yang berkenaan dengan perilaku moral atau bahasa etis. Jadi, metaetika mempelajari dan mengkaji secara khusus tentang ucapan-ucapan etis. Etika diberikan untuk peserta didik di SD/MI karena lebih banyak pada perilakuperilaku yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik pada jenjang tersebut. Karakteristik perkembangan kognitif pada peserta didik Sekolah Dasar menurut 19

34 Kegiatan Pembelajaran 1 teori Piaget, jika dihubungkan dengan kemampuan yang dapat didemonstrasikan berdasarkan taksonomi Bloom (revisi), maka aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis sudah dapat diterapkan. 2. Paradigma PPKn dari Aspek Moral (Integritas, komitmen moral) Istilah moral berasal dari bahasa Latin, mores, yaitu adat kebiasaan. Istilah ini erat dengan proses pembentukan kata, ialah: mos, moris, manner, manners, morals. Dalam bahasa Indonesia kata moral hampir sama dengan akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau hati nurani yang dapat menjadi pembimbing tingkah laku lahir dan batin manusia dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Oleh karena itu, moral erat kaitannya dengan ajaran tentang sesuatu yang baik dan buruk yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang dianut dan ditampilkan secara sukarela diharapkan dapat diperoleh melalui proses pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai transisi dari pengaruh lingkungan masyarakat hingga menjadi otoritas di dalam dirinya dan dilakukan berdasarkan dorongan dari dalam dirinya. Tindakan yang baik yang dilandasi oleh dorongan dari dalam diri inilah yang diharapkan sebagai hasil pendidikan nilai dalam pendidikan kewarganegaraan. Istilah moral mengandung makna integritas pribadi manusia, yaitu harkat dan martabat seseorang. Derajat keribadian seseorang amat ditentukan oleh moralnya. Moral pribadi seperti predikat atau atribut kemanusiaan seseorang. Moral adalah inti dan nilai kepribadian. Bahkan moral bermakna integritas dan identitas manusia. Secara praktis sehari-hari, istilah moral adalah kepribadian seseorang, citra pribadi manusia. Moral sebagai kata benda mengandung makna prinsip-prinsip benar salah mengenai tingkah laku dan karakter, dan pendidikan tentang ukuran tingkah laku yang baik. Morale berarti sikap mental seperti keberanian mengemukakan pendapat, kepatudan terhadap atasan, disiplin tinggi. Moralis berarti pribadi yang mencerminkan tingkahlaku dan kepribadian yang selalu baik (ideal). Moral sebagai kata sifat berarti berhubungan dengan karakter, tentang benar salah, tingkah laku yang baik, mulia dan benar. Makna moral adalah berkenaan dengan sikap dan 20

35 PPKn SMP KK J kepribadian manusia, tingkahlaku yang baik dan benar, sikap semangat, mental atau batin yang memancar dalam kepribadian (Dardji Darmodihardjo:1986). Moral merupakan ukuran nilai dan norma dalam kehidupan pribadi dan sosial manusia. Moral juga merupakan perwujudan kesetiaan dan kepatuhan manusia dalam mengemban nilai dan norma. Oleh sebab itu tujuan dan fungsi moral adalah pengamalan nilai dan norma, sekaligus perwujudan harkat-martabat kepribadian manusia. Moral menjamin keharmonisan antarhubungan sosial pribadi, karena moral memberikan landasan kepercayaan kepada sesama; percaya atas etiket baik dan kebaikan setiap orang karena moralitasnya yang luhur. Moral memberikan wawasan masa depan baik konsekuensi dan sanksi sosial dalam kehidupan di dunia yang selalu dipertimbangkan sebelum bertindak; juga konsekuensi tanggung jawab terhadap Tuhan dalam kehidupan di akherat. Moral memberikan landasan kesabaran, untuk bertahan terhadap segala dorongan naluri dan keinginan (nafsu); memberi daya tahan dalam menunda atau menolak dorongandorongan yang rendah dan yang mengancam martabat pribadi manusia. Fungsi moral lebih memberilan motivasi kebaikan dan kebajikan dalam tiap sikap dan tindakan manusia; manusia berbuat kebaikan dan kebajikan didasarkan atas kesadaran kewajiban yang dilandasi moral (Ketuhanan, keagamaan dan atau moral nasional/filsafat negara). Orang yang berusaha hidup baik secara tekun dapat mencapai keunggulan moral yang biasa disebut keutamaan moral. Keutamaan moral adalah kemampuan yang dicapai seseorang untuk bersikap batin maupun berbuat secara benar. Misalnya: kerendahan hati, kepercayaan kepada orang lain, keterbukaan, kebijaksanaan, ketekunan kerja, kejujuran, keadilan, keberanian, penuh harap, penuh kasih dan sebagainya (Al Purwa Hadiwardoyo:1990). Moral lebih diberikan pada peserta didik pada tingkatan SMP/MTs karena peserta didik pada periode ini ditandai dengan kemampuan untuk mengoperasionalkan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat oleh objek-objek yang bersifat kongkret. Perilaku kognitif yang tampak pada peserta didik antara lain: a. Kemampuan berpikir hipotesis-deduktif 21

36 Kegiatan Pembelajaran 1 b. Kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada. c. Kemampuan mengembangkan suatu proporsi atas dasar proporsi-proporsi yang diketahui d. Kemampuan menarik generalisasi dan inferensi dari berbagai katagori objek yang beragam. 3. Paradigma PPKn dari Aspek Civics (Karakter Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong dan Integritas) Menurut asal-usul katanya, civics berasal dari kata Latin civis (jenis kata genus communis generalis: masculinum atau femininum), yang berarti: warga, warganegara, sesama warganegara, sesama penduduk, orang setanah air, saudara, bawahan, kawula. Sejajar dengan kata itu ada kata lain, yaitu cives (jamak), yang berarti rakyat. Dari kata civis terjelma pula kata civicus (genus: adiectum), yang berarti: dari (tentang) warganegara, penduduk, rakyat. Dari kata itu dikenal pula kata civilis atau civile yang berarti sama. Selanjutnya, kata civis diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi civic (adj), dengan arti: mengenai warganegara atau kewarganegaraan. Dari kata itu diturunkan istilah civics (noun plural yang diterangkan atau dibentuk sebagai noun single). Di lingkungan ilmu Civics,istilah ini timbul sebagai hasil analogi dari istilah politics. Karena subyek sekaligus obyeknya adalah warga negara, maka sebagian tugas Civics serupa dengan Sosiologi, yakni menempatkan manusia di tengah peristiwa kemasyarakatan, tetapi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Manusia merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan negara; b. Di dalam sejarah perkembangan kemasyarakatan, manusia adalah pendukung utama kebudayaan. Manusia sebagai unsur terpenting di antara unsur-unsur lainnya tidak saja tampak dalam sejarah, melainkan juga dalam tata kehidupan masa kini. Tanda-tanda khusus yang membedakan manusia dari unsur lainnya ialah: a. Manusia adalah organ yang hidup, berpikir dan selalu terikat sebagai anggota/warganegara suatu negara. Semua orang memiliki tanda 22

37 PPKn SMP KK J kewarganegaraan tertentu (mereka yang karena suatu hal berstatus tanpa kewarganegaraan stateless tak termasuk dalam pembicaraan ini); b. Manusia sebagai warganegara melaksanakan kedaulatan negara. Dalam hal ini, negara memegang monopoli kekuasaan terhadap bentuk-bentuk kemasyarakatan. Warga negara melaksanakan syarat-syarat penghidupan umum yang bersifat lahiriah dan menentukan serta mempertahankan garisgaris besar kewajiban-kewajiban kemasyaraka-tan. Sebagai ilmu, Civics membutuhkan bantuan ilmu-ilmu lain untuk dapat melaksanakan tugasnya. Selain itu, terdapat sejumlah ilmu lain yang bersama-sama melahirkan Civics: Sebagai ilmu kemasyarakatan, mempelajari masalah hak dan kewajiban warganegara yang nyata ada dalam masyarakat, Civics bersifat praktis. Hak dan kewajiban itu meliputi sifat hakikatnya, dasar landasannya, proses berlangsungnya, luas lingkupnya serta hasil-hasil dan akibatnya. Hak dan kewajiban sebagai konsep fundamental Civics itu bukanlah hak dan kewajiban segolongan warga negara saja dan dipaksakan untuk tidak dimiliki pula oleh warganegara lainnya. Dengan kata lain, hak dan kewajiban itu melekat pada seluruh warga negara suatu negara tertentu.semakin jelaslah bahwa dalam ruang lingkup dan kewajiban warga negara yang luas itu, obyek Civics adalah usahausaha memperoleh kesadaran dan mempertahankan hak dan kewajiban, penggunaan hak dan kewajiban atau usaha-usaha yang akan menghambat penggunaan hak dan kewajiban itu. Selain itu,karena peserta didik berada dalam lingkungan kehidupan nyata dan berhadapan langsung dengan masalah praktis kewarganegaraan, maka berbagai isu dan masalah kewarganegaran yang aktual perlu mendapat porsi yang memadai. Dengan demikian proses pembelajaran akan semakin efektif apabila mampu memberikan pengalaman untuk memecahkan masalah-masalah kewarganegaraan baik pada tataran lokal, nasional, maupun global. Implikasinya materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan perlu diorganisasikan sebagai kajian masalah kenegaraan dan kemasyarakatan yang aktual. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menekankan pembahasannya kedalam tiga aspek penekanan yaitu Etika, Moral dan Civics. Berkaitan dengan 23

38 Kegiatan Pembelajaran 1 hal tersebut maka pola penataannya dapat dlakukan bahwa untuk Satuan Pendidikan SD/MI lebih menekankan pada aspek etika; Satuan Pendidikan SMP/MTs menekankan pada aspek moral, dan Satuan Pendidikan SMA/MA menekankan pada aspek civics. Penekanan aspek moral dalam pengembangan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada jenjang SMP/MTs dilandasi oleh pemikiran bahwa dimensi moral dalam pembentukan karakter kewarganegaraan sangat penting untuk usia peserta didik SMP/MTs. Menurut Piaget, anak usia tahun berada pada tahap operasional formal (formal operational stage). Pada tahap ini, individu telah mampu melampaui dunia nyata dan pengalaman-pengalaman yang bersifat konkrit. Para remaja telah mampu berpikir secara abstrak dan lebih logis. Strategi dasar penataan kurikukum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan perlu menekankan pengorganisasian substansi dan pengalaman belajarpembentukan karakter yang secara proporsional dan kontekstual mengorkestrasikan/ secara harmoni mengintegrasikan tiga pendekatan pengembangan nilai, moral dan karakter, yaitu: pendekatan nilai dan sikap moral (civic disposition-moral feeling)); pendekatan keterampilan kewarganegaraan (civic skills-moral behavior); dan pendekatan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge-moral reasoning), dengan pola orientasi kontekstual sebagai berikut. Untuk jenjang pendidikan dasar, bentuk pendidikan SD/MI lebih menekankan pendekatan nilai dan sikap moral (civic disposition-moral feeling) dan pendekatan keterampilan kewarganegaraan (civic skills-moral behavior )dengan pola orientasi konteks operasi psikologis konkrit sampai awal operasi formal/abstrak ( Perkembangan Kognitif anak usia 6-12 tahun) Untuk jenjang pendidikan dasar, bentuk pendidikan SMP/MTS menekankan pada pendekatan nilai dan sikap moral (civic disposition-moral feeling) dan pendekatan keterampilan kewarganegaraan (civic skills-moral behavior) dengan pola orientasi konteks operasi psikologis konkrit menuju konteks operasi psikologis awal formal/abstrak yang mulai diperkuat dengan pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge-moral reasoning). (Perkembangan Kognitif anak usia tahun). 24

39 PPKn SMP KK J D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Paradigma PPKn, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. Tabel 4. Aktivitas Pembelajaran Materi Paradigma PPKn Kegiatan Pendahuluan (menghargai) Kegiatan Inti (kerjasama, tanggung jawab, musyawarah mufakat) Deskripsi Kegiatan 1. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Paradigma PPKn. 2. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. 3. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok 1. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul 2. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); (kerjasama) 3. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi materi latihan/kasus/tugas/lk1 sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. (tanggungjawab terhadap tugas) 4. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (menghargai pendapat kelompok lain) Alokasi waktu menit menit 25

40 Kegiatan Pembelajaran 1 Kegiatan Kegiatan Penutup (komitmen atas keputusan bersama) Deskripsi Kegiatan 1. Menyimpulkan hasil pembelajaran (komitmen atas keputusan bersama) 2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut Alokasi waktu dapat dimusyawarahkan dengan peserta diklat. Alokasi waktu menit 2. Moda Tatap Muka In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Paradigma PPKn, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Paradigma PPKn. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Katihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Kegiatan In -2 26

41 PPKn SMP KK J Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar. (nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain. (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Merencanakan kegiatan tindak lanjut. (nilai tanggung jawab, disiplin) E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktivitas 1.1: Mengidentifikasi wujud perbuatan moral dan etika dalam kehidupan. LK.1.1: Identifikasikan wujud perbuatan moral dan etika pada saat sendirian, kejujuran melaksanakan profesi, dan penciptaan suasana sekolah Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi paradigma PPKn 2. Buatlah rincian identifikasi wujudan perbbuatan moral dan etika seperti yang ada pada LK pada tabel 3 3. Presentasikan hasil diskusi kelompok. Tabel 5. Rincian identifikasi moral dan etika NO. Wujud perbuatan moral dan etika 1. Saat Sendirian Identifikasi moral dan etika 27

42 Kegiatan Pembelajaran 1 NO. Wujud perbuatan moral dan etika 2. Kejujuran melaksanakan profesi Identifikasi moral dan etika 3. Penciptaan suasana sekolah Aktifitas 1.2: Menjawab konsep Paradigma PPKn LK 1.2: Jawablah soal soal tentang paradigma PPKn sebagai berikut : 1. Jelaskan pengertian etika! 2. Jelaskan etika sebagai ilmu! 3. Jelaskan pengertian moral! 4. Jelaskan makna moral! 5. Mengapa etika lebih ditekankan untuk diberikan di SD/MI, moral di SMP/MTs, dan civics di SMA/MA? Jelaskan! Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi paradigma PPKn 2. Kerjakan soal soal sesuai LK 1.2 di lembaran 3. Presentasikan hasil diskusi kelompok. 2. Tes Formatif Pilihlah jawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X) 1. Etika dalam arti yang sebenarnya berarti filsafat mengenai bidang moral. Merupakan pendapat dari... a. Fran Magnis Suseno b. Badudu Zain c. Bertens 28

43 PPKn SMP KK J d. Pieget 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menekankan pembahasannya kedalam tiga aspek penekanan yaitu Etika, Moral dan Civics. Sedangkan untuk pendidikan setingkat SMP, lebih menekankan pada aspek... a. Etika b. Moral c. Civics d. Metaetika 3. Pengkajian yang tidak sekedar pada perilaku moral secara langsung, tetapi lebih dari itu, yaitu ucapan-ucapan yang berkenaan dengan perilaku moral atau bahasa etis. Merupakan kajian... a. Etika b. Moral c. Civics d. Metaetika 4. Perhatikan pernyataan berikut! 1. Ukuran nilai dan norma dalam kehidupan pribadi dan sosial manusia. 2. perwujudan kesetiaan dan kepatuhan manusia dalam mengemban nilai dan norma. 3. menjamin keharmonisan antarhubungan sosial pribadi, Merupakan pernyataan terhadap... a. Etika b. Moral c. Civics d. Metaetika 5. Mempelajari masalah hak dan kewajiban warganegara yang nyata ada dalam masyarakat dan bersifat praktis,... a. Etika b. Moral c. Civics 29

44 Kegiatan Pembelajaran 1 d. Metaetika F. Rangkuman Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini. 1. Etika sebagai ilmu dapat mengendalikan berbagai kecenderungan manusia dalam kehidupan sehari-hari. 2. Etika sebagai sistem nilai dan moral yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok manusia dalam mengatur tingkah lakunya, pemahamannya tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan manusia sebagai makhluk pribadi/individu dan sebagai makhluk sosial. 3. Moral memberikan wawasan masa depan baik konsekuensi dan sanksi sosial dalam kehidupan di dunia yang selalu dipertimbangkan sebelum bertindak; juga konsekuensi tanggung jawab terhadap Tuhan dalam kehidupan di akherat. 4. Moral menjamin keharmonisan antarhubungan sosial pribadi, karena moral memberikan landasan kepercayaan kepada sesama; percaya atas etiket baik dan kebaikan setiap orang karena moralitasnya yang luhur. 5. Obyek civics adalah usaha-usaha memperoleh kesadaran dan mempertahankan hak dan kewajiban, penggunaan hak dan kewajiban atau usaha-usaha yang akan menghambat penggunaan hak dan kewajiban itu. 30

45 PPKn SMP KK J G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 1 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 2, jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 1, terutama yang masih belum dikuasai. 31

46 32 Kegiatan Pembelajaran 1

47 PPKn SMP KK J Kegiatan Pembelajaran 2 Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila A. Tujuan 1. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menjelaskan esensi pembudayaan Pancasila dengan benar 2. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menjelaskan sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kehidupan dengan benar 3. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menyusun pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan tentang esensi pembudayaan Pancasila 2. Menjelaskan sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kehidupan. 3. Menyusun pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat 4. Mempunyai komitmen sikap religius dan nasionalis dalam membudayakan nilai - nilai Pancasila C. Uraian Materi 1. Esensi Pembudayaan Pancasila Pada hakikatnya Pancasila bersumber dari nilai-nilai budaya dan keragamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sehingga sesuai dengan ciri khas bangsa Indonesia. Selain sebagai dasar negara, kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah sebagai budaya bangsa. Nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila merupakan nilai yang bersumber dari adat istiadat, kebudayaan dan nilai agama yang telah diyakini kebenarannya oleh masyarakat Indonesia. 33

48 Kegiatan Pembelajaran 2 Pancasila sebenarnya secara budaya merupakan kristalisasi nilai-nilai positif, yang digali dari bangsa Indonesia sendiri. Kemudian para pendiri Negara mengangkat nilai-nilai tersebut dan merumuskannya secara musyawarah berdasarkan moral yang luhur melalui sidang BPUPKI, Panitia Sembilan, dan sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Kelima sila dalam Pancasila merupakan serangkaian unsur-unsur tidak boleh terputus satu sama lainnya. Dengan landasan Pancasila maka kebudayaan yang tumbuh merupakan kebudayaan yang baik. Pancasila sebagai landasan dapat berperan sebagi filter untuk menyaring kebudayaan asing yang tidak baik. Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Pembudayaan pancasila dalam kehidupan sehari-hari telah digalakkan. Pancasila tidak muncul secara tiba-tiba tetapi melalui proses yang cukup panjang. Nilai-nilai Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Pancasila yang digali dari akar budaya dan nilai-nilai luhur bangsa mencakup kebutuhan dasar dan hak-hak azasi manusia secara universal, sehingga dapat dijadikan landasan dan falsafah hidup serta menjadi tuntunan perilaku seluruh warga negara dalam mewujudkan tujuan nasional. Dari pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa Pancasila terbentuk berdasarkan perbedaan. Pancasila sendiri hadir sebagai penengah adanya perbedaan yang ada. Dan sebagai bentuk kepribadian bangsa Pancasila membuat Indonesia hadir dengan ciri khas yang membedakannya dengan negara lain. Kita telah mengetahui bahwa kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang berdasarkan Pancasila. Hal ini berarti bahwa Pancasila berkaitan erat dengan kebudayaan Indonesia. Pengertian dari budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kebudayaan itulah yang memberi ciri khas ke- Indonesiaan. Bangsa Indonesia terkenal dengan kemajemukannya yang memiliki berbagi macam suku, agama, ras, kebudayaan, keragaman bahasa dan tradisi. Semua berbedaan itu diikat dalam satu semboyan yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Segala keragaman yang ada harus dapat dikelola dengan baik. Karena apabila 34

49 PPKn SMP KK J kemajemukan itu tidak dapat dibina dengan baik bukannya tidak mungkin menjadi bibit perpecahan dan sumber konflik. Bangsa Indonesia mewarisi nilai budaya yang melandasi tata kehidupannya. Pandangan hidup yang tertuang pada nilai Pancasila yang menjadi keyakinan dan pandangan hidup bangsa Indonesia terutama : 1. Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai Maha Pencipta Semesta, pengayom alam semesta. Kepada-Nya manusia menaruh kepercayaan dan harapan bagi hidup di dunia dan sesudah mati. Inilah asas kehidupan ketuhanan dan keagamaan (Religius) 2. Asas kekeluargaan, cinta kebersamaan sebagi satu keluarga, ayah, ibu, anakanak. Cinta dan kekeluargaan ini menjadi dasar terbentuknya masyarakat, kesatuan dan kerukunan. (Nasionalis) 3. Asas musyawarah mufakat : kebersamaan adalah kumpulan banyak pribadi, warga, dan keluarga. Keinginan dan kemampuan warga masyarakat berbedabeda. Supaya mereka tetap rukun bersatu, keputusan ditetapkan atas dasar musyawarah mufakat. (Gotong royong dan integritas) 4. Asas gotong royong : kebersamaan memikul beban tanggung jawab demi kepentingan bersama. Keputusan yang ditetapkan atas asas musyawarah mufakat untuk kebersamaan adalah tanggung jawab bersama. Jadi dilaksanakan bersama, secara gotong royong oleh dan untuk kedudukan bersama. (Gotong royong) 5. Asas tenggang rasa atau tepo silero : saling menghayati keadaan dan perasaan antar warga, antar pribadi, asas saling menghargai dan menghormati dalam keragaman dan perbedaan. Saling menghormati hak, pendapat, keyakinan dan agama masing-masing demi terpeliharanya kesatuan dan keharmonisan hidup bersama. (Gotong royong dan integritas) Asas mendasar ini merupakan sifat utama masyarakat kita sepanjang sejarah. Tata kehidupan berdasarkan asas-asas demikian membudaya dan merupakan watak masyarakat Indonesia. Karena itu pula nilai-nilai ini dianggap sebagai kepribadian bangsa. Nilai-nilai Pancasila sebagai ciri khas budaya bangsa Indonesia adalah sebagai berikut: 35

50 Kegiatan Pembelajaran 2 1. Ketuhanan Yang Maha Esa (Religius) Setiap individu memiliki hak asasi dalam menjalani kepercayaannya masingmasing tanpa bisa dipaksanakan oleh kehendak orang lain. Dengan adanya kepercayaan tersebut membuat masing-masing individu memperoleh ketenangan dan berusaha melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan sesuai petunjuk agama maupun kepercayaan masing-masing. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkan nilai rohani yang mengatur hubungan negara dan agama, hubungan manusia dengan Sang Pencipta, serta hubungan antar sesama manusia. Sikap positif terhadap Pancasila khususnya sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat kita tunjukkan dengan cara menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pengembangan sikap sila pertama adalah sebagai berikut: a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Tidak memaksanakan agama dan kepercayaan terhadap orang lain. c. Membina adanya kerjasama dan toleransi antar sesama pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Nasionalis, Gotong royong dan integritas) Sila kedua ini bisa dilihat dari masyarakat Indonesia yang terkenal dengan keramahannya. Bahkan sifat ramah ini dikenal dan diakui oleh bangsa lain. Sifat ramah merupakan bagian dari sikap kemanusiaan dimana masyarakat Indonesia ingin hidup berdampingan dengan siapapun secara damai. Dalam sila ini terkandung nilai cinta kasih, nilai kesopanan, membela kebenaran, sopan santun, dan menghormati orang lain. Sikap positif terhadap Pancasila sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dapat kita tunjukkan dengan cara mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang sama derajatnya, sama hak dan kewajiban asasinya. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab berarti menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan, gemar 36

51 PPKn SMP KK J melakukan kegiatan kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan keadilan. Pengembangan sikap terhadap sila kedua adalah sebagai berikut: a. Tidak saling membedakan warna kulit. b. Saling menghormati dengan bangsa lain. c. Saling bekerja sama dengan bangsa lain. d. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. 3. Persatuan Indonesia (Nasionalis, Mandiri dan integritas) Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwasanya Indonesia merupakan bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai perbedaan baik perbedaan pendapat, suku, agama, bahasa, budaya dan lainnya. Semua kemajemukan yang ada diikat peristiwa dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 merupakan suatu peristiwa bersejarah dimana pada saat itu pemuda pemudi dari berbagai suku, pulau berkumpul dan mengikrarkan sumpah yang antara lain mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia, bertanah air satu tanah air Indonesia serta menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia. Selain itu yang juga perlu diingat bahwasanya Indonesia juga memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Sila ketiga bermakna adanya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang meliputi politik, ekonomi, sosial dan budaya dan pertahanan keamanan. Tujuannya untuk mewujudkan persatuan antar warga negara yang memiliki keberagaman budaya sehingga dapat menumbuhkan rasa kesamaan, solidaritas, kebanggaan, dan cinta kepada bangsa dan negara Indonesia. Sikap positif terhadap Pancasila khususnya sila Persatuan Indonesia dapat kita tunjukkan dengan menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. Menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan berarti bahwa manusia Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa ketika diperlukan 37

52 Kegiatan Pembelajaran 2 Pengembangan sikap yang mencerminkan nilai sila ketiga adalah sebagai berikut: a. Menempatkan persatuan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. b. Menetapkan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. c. Bangga berkebangsaan Indonesia. d. Memajukan pergaulan untuk persatuan bangsa 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan (gotong royong) Bila dipahami maka sila keempat ini sebenarnya mencerminkan pengertian demokrasi. Sistem demokrasi yang dianut Indonesia adalah sistem demokrasi Pancasila yang mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan segala permasalahan yang ada. Sikap positif terhadap pancasila sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /perwakilan dapat kita perlihatkan dengan cara menunjukkan sikap persamaan kedudukan, hak dan kewajiban. Dengan demikian, tidak boleh ada suatu kehendak yang dipaksakan kepada pihak lain. Pengembangan sikap yang mencerminkan nilai terhadap sila keempat adalah sebagai berikut: a. Mengakui bahwa manusia Indonesia memiliki kedudukan dan hak yang sama. b. Melaksanakan keputusan bersama dengan penuh tanggung jawab dan itikad baik. c. Mengambil keputusan yang harus sesuai dengan nilai kebenaran dan keadilan. 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Gotong royong, integritas) Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan. Nilai-nilai dalam sila ini meliputi keselarasan, 38

53 PPKn SMP KK J keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta nilai kedermawanan terhadap sesama manusia. Sila kelima bermakna keadilan disegala aspek kehidupan, baik secara material maupun spiritual untuk semua rakyat Indonesia.. Pengembangan sikap yang mencerminkan nilai sila kelima adalah sebagai berikut: a. Adanya hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa atau dalam kehidupan seharihari dan kehidupan bernegara. b. Menjunjung tinggi sifat dan suasana gotong royong dengan rasa kekeluargaan dan penuh kegotong royongan. 2. Sikap dan Perilaku Yang Mencerminkan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Berbagai Kehidupan (Religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas) Berikut ini merupakan contoh sikap positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan sehari-hari: a. Wujud pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bermasyarakat 1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. 39

54 Kegiatan Pembelajaran 2 6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. 7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. b. Wujud pengamalan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab 1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. 3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. 4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. 5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. 6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 8) Berani membela kebenaran dan keadilan. 9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. 10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain. c. Wujud pengamalan sila Persatuan Indonesia 1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. 3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. 5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. 7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. 40

55 PPKn SMP KK J d. Wujud pengamalan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan 1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. 2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. 3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. 4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. 5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. 6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. 7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. 9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. 10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan. e. Wujud pengamalan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyta Indonesia 1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. 2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. 3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 4) Menghormati hak orang lain. 5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. 6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. 7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. 41

56 Kegiatan Pembelajaran 2 8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. 9) Suka bekerja keras. 10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. 11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. 3. Pembudayaan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat Pembudayaan nilai-nilai Pancasila dapat dlakukan dalam tatanan konkrit yang bisa langsung diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan keadaan masyarakat. Pembiasaan sikap dan perilaku yang sesuai dengan pengamalan dan nilai-nilai dari setiap butir dalam Pancasila sangat penting dalam kehidupan bangsa dan bernegara, dikarenakan Pancasila merupakan identitas dan jati diri bangsa Indonesia. Membiasakan perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan antara lain dalam : a. Lingkungan keluarga Berikut ini merupakan perilaku-perilaku yang menerapkan nilai-nilai pancasila dalam lingkungan keluarga : (1) Taat dan patuh terhadap orang tua (2) Bermusyawarah apabila ada permasalahan (3) Sopan santun terhadap seluruh anggota keluarga (4) Saling membantu dan menghormati (5) Saling menghormati antar sesama anggota keluarga (6) Saling menyayangi satu sama lain (7) Sebagai orang tua harus mendidik anak-anaknya agar selalu patuh terhadap agama dan hukum (8) Sebagai orang tua juga harus menjadi teladan yang baik bagi anakanaknya, dan memberikan contoh perilaku yang sesuai dengan norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum dan adat 42

57 PPKn SMP KK J (9) Sebagai orang tua harus mengajarkan/mendidik anak-anaknya untuk selalu berbuat kebaikan (seperti sedekah kepada orang lain, saling menghormati dll) (10) Sebagai orang tua bersikap adil terhadap anak-anaknya, tidak boleh pilih kasih (11) Sebagai anak harus berbakti kepada orang tua, dan lain-lain. b. Lingkungan sekolah Berikut adalah perilaku penerapan nilia-nilai pancasila dalam lingkungan sekolah : (1) Mentaati tata tertib sekolah (2) Tidak membeda-bedakan teman berdasarkan suku, adat, ras dan agama (3) Aktif dalam organisasi sekolah (4) Mengerjakan tugas sekolah dengan baik (5) Saling menghormati antar siswa (6) Menghormati guru dan karyawan (7) Selalu berusaha untuk berbuat baik kepada sesama siswa sekolah (8) Belajar yang giat agar mendapatkan prestasi dan mengharumkan nama sekolah (9) Membantu teman yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran (10) Selalu taat pada aturan sekolah (tata tertib sekolah) / Disiplin (11) Memberikan suara dalam pemilihan pengurus OSIS c. Lingkungan masyarakat Berikut ini beberapa perilaku yang mencerminkan nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila dalam lingkungan masyarakat : (1) Tidak mengganggu ibadah orang lain (2) Saling menghormati dan memberikan toleransi antar umat beragama (3) Rukun dengan tetangga yang berbeda agama, suku, ras dan golongan (4) Melakukan kerja bakti (5) Musyawarah untuk membantu lingkungan sekitar (6) Melakukan siskamling pada malam hari (7) Berbuat adil kepada tetangga, tidak membeda-bedakan tetangga. (8) Menyeimbangkan hak dan kewajiban kita di masyarakat. 43

58 Kegiatan Pembelajaran 2 (9) Mematuhi norma-norma dan aturan yang berlaku di dalam masyarakat. (10) Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, ronda malam dll. d. Lingkungan pergaulan (1) Menghargai pendapat teman (2) Tidak menyakiti hati teman (3) Tolong menolong terhadap teman yang sedang terkena musibah (4) Bekerjasama dengan teman e. Lingkungan kehidupan berbangsa dan bernegara (1) Menjamin dan melindungi kemerdekaan memeluk agama dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. (2) Menjamin keseimbangan antara hak dan kewajiban warga Negara. (3) Menjaga keutuhan bangsa dan tanah air Indonesia. (4) Mewujudkan tatanan pemerintahan yang demokratis. (5) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya di segala bidang. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat dibangun karakter bangsa yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur bangsa sehingga agenda reformasi dapat dilakukan dengan kaidah-kaidah yang benar. Pembudayaan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilakukan melalui tiga cara baik secara informal, formal maupun non-formal. D. Aktivitas Pembelajaran Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 2 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pembudayaan nilai-nilai Pancasila, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut. Langkah Kegiatan: 44

59 PPKn SMP KK J a) Peserta dalam kelas dibagi menjadi 6 kelompok, idealnya dalam satu kelompok terdiri dari 5-6 orang (Gotong royong, musyawarah mufakat) b) Peserta mempelajari hand out dan sumber bacaan yang relevan (Mandiri, etos kerja dan daya juang) c) Semua kelompok berdiskusi dan menyusun design pembudayaan Pancasila melalui pendidikan: (Integritas, tanggungjawab) (1) Kelompok 1 dan 2 In-Formal (2) Kelompok 3 dan 4 Formal (3) Kelompok 5 dan 6 Non-Formal d) Hasil kelompok berupa dipresentasikan dan ditanggapi oleh kelompok lain (kelompok 1 presentasi, ditanggapi oleh kelompok 2, dst) (tidak memaksakan kehendak, menghargai, kerjasama) e) Peserta memperbaiki hasil kerja kelompoknya berdasarkan masukan selama diskusi. (profesional, komitmen atas keputusan bersama) f) Klarifikasi dari fasilitator terhadap hasil diskusi kelas.(profesional, menghargai dan kerjasama) g) Refleksi (kejujuran, tanggungjawab) 2. Moda Tatap Muka In-On-In a. Aktivitas In -1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pembudayaan nilai-nilai Pancasila, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai Berikut : Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Pembudayaan nilai-nilai Pancasila. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual 45

60 Kegiatan Pembelajaran 2 Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) b. Kegiatan on Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Katihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Kegiatan In -2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktifitas 2.1: Mendeskripsikan upaya pembudayaan nilai nilai Pancasila LK 2.1: Mengerjakan latihan berikut : 1. Menurut pendapat anda, apakah kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam lingkungan formal sudah baik? Jelaskan! 2. Deskripsikan upaya yang bisa dilakukan untuk membudayakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari (kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, berbangsa dan bernegara)! 46

61 PPKn SMP KK J 3. Langkah konkrit apa telah anda lakukan dalam upaya pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari? Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi Pembudayaan nilai-nilai Pancasila 2. Kerjakan latihan sesuai LK 2.1 (pada lembaran tersendiri) 3. Presentasikan hasil diskusi kelompok bapak / ibu Aktifitas 2.2: Membuat laporan best practice tentang upaya pembudayaan nilai nilai Pancasila. LK 2.2: Buatlah best practice tentang upaya yang telah bapak / ibu lakukan dalam pembudayaan nilai nilai Pancasila di sekolah! Prosedur Kerja : 1. Buka kembali LK 1 pada latihan kerja 2. Pahami kembali penulisan best practice 3. Tuliskan dalam bentuk best practice langkah konkrit upaya yang telah anda lakukan dalam pembudayaan nilai nilai Pancasila di sekolah 2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas Aktifitas 2.3: Mengembangkan Penilaian Berbasis Kelas LK 2.3: Pengembangan soal USBN / Penilaian Berbais Kelas Prosedur Kerja : 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul Profesional Kelompok Kompetensi J 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) 47

62 Kegiatan Pembelajaran 2 KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Standar Kompet ensi 1 Menampi lkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasil a Kompetensi Dasar Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyakat Bahan Kelas VIII Materi Membias akan nilai-nilai Pancasil a Indikator Bentuk Soal PG Level Pengetahua n dan Pemahama n 2 PG Level VIII Aplikasi 3 PG Level VIII Penalaran 4 VIII Uraian b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No Kompetensi Bahan Urut Dasar kelas Materi Indikator Menganalisis VIII Membiasakan Disajikan informasi kedudukan berperilaku berprilaku sesuai nilainilai dan fungsi sesuai nilainilai Pancasila, siswa Pancasila menunjukkan contoh bagi bangsa Pancasila prilaku sesuai sila ke-2 2 dan negara sebagai dasar Disajikan informasi Indonesia Negara berprilaku sesuai nilainilai danpandanga Pancasila, siswa n hidup menerapkan prilaku bangsa sesuai sila ke-3 Pancasila 3 Disajikan informasi berprilaku sesuai nilainilai Pancasila, siswa mengaitkan contoh membiasa-kan berprilaku nilai Pancasila dengan sila Pancasila Bentuk soal PG Level Pengetah uan dan Pemaham an PG Level Aplikasi PG Level Penalaran 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal UN/USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. 48

63 PPKn SMP KK J Jenjang Mata Pelajaran Kelas Kompetensi : Level : KARTU SOAL : Sekolah Menengah Pertama : PPKn : VII Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 3. Tes Formatif Pilihlah Jjawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X) 1. Bangsa Indonesia terkenal dengan kemajemukannya yang memiliki berbagi macam suku, agama, ras, kebudayaan, keragaman bahasa dan tradisi, berbedaan itu diikat dalam satu semboyan yaitu... a. Binneka Tunggal Ika b. Bhinneka Tunggal Ika c. Binneka Tunggal Eka d. Bhinneka Tunggal Eka 2. Cinta dan kekeluargaan menjadi dasar terbentuknya masyarakat, kesatuan dan kerukunan, merupakan asas... a. Keyakinan b. Kekeluargaan c. Gotong royong d. Musyawarah 49

64 Kegiatan Pembelajaran 2 3. Kebiasaan dalam bergaul tanpa melihat perbedaan warna kulit, suku bangsa, merupakan pembiasaan sila... a. Kemanusiaan yang adil dan beradab b. Persatuan Indonesia c. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan d. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia 4. Menjunjung tinggi sifat dan suasana gotong royong dengan rasa kekeluargaan dan penuh kegotong royongan. Merupakan pengembangan sikap yang mencerminkan sila... a. Kemanusiaan yang adil dan beradab b. Persatuan Indonesia c. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan d. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia 5. Salah satu wujud pengamalan sila Persatuan Indonesia, yaitu... a. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. c. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. d. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. 50

65 PPKn SMP KK J F. Rangkuman 1. Nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila merupakan nilai yang bersumber dari adat istiadat, kebudayaan dan nilai agama yang telah diyakini kebenarannya oleh masyarakat Indonesia. 2. Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. 3. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 4. Pembudayaan nilai-nilai Pancasila dapat dlakukan dalam tatanan konkrit yang bisa langsung diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan keadaan masyarakat. Pembudayaan Pancasila bisa juga dilakukan dengan wujud budaya fisik, pendidikan formal maupun informal. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 2 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 3, jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 2, terutama yang masih belum dikuasai. 51

66 52 Kegiatan Pembelajaran 2

67 PPKn SMP KK J Kegiatan Pembelajaran 3 Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negara A. Tujuan 1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan makna nilai luhur Pancasila 2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan contohcontoh aktualisasi nilai Ketuhanan Yang Maha Esasecara benar 3. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan contohcontoh aktualisasi nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab secara benar 4. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan contohcontoh aktualisasi nilai persatuan Indonesia; 5. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan contohcontoh aktualusasi nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah kebijaksaan dalam permusyawaran /perwakilan secara benar; 6. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan contohcontoh akualisasi nilai Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia secara benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan makna nilai luhur Pancasila secara benar 2. peserta diklat mampu menunjukkan contoh-contoh aktualisasi nilai Ketuhanan Yang Maha Esa secara benar 3. peserta diklat mampu menunjukkan contoh-contoh aktualisasi nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab secara benar 4. peserta diklat mampu menunjukkan contoh-contoh aktualisasi nilai persatuan Indonesia secara benar; 5. peserta diklat mampu menunjukkan contoh-contoh aktualusasi nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah kebijaksaan dalam permusyawaran /perwakilan secara benar; 53

68 Kegiatan Pembelajaran 3 6. peserta diklat mampu menunjukkan contoh-contoh akualisasi nilai Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia secara benar 7. peserta diklat menunjukkan komitmen moral dalam mengaktualisasikan pancasila sebagai ideologi negara. C. Uraian Materi 1. Makna Nilai Luhur Pancasila Pengertian nilai sangat bervariasi,sehingga sulit untuk mencari kesimpulan yang komprehensif agar mewakili setiap kepentingan dan berbagai sudut pandang (Abdul Hakam,2000:31). Meskipun daribanyakpandangan intinya nilai merupakan sesuatu yang penting. Di bawah ini sejumlah pandangan tentang makna nilai yang dirujuk Untari(2012) yang diharapkan mewakili berbagai sudut pandang. a. Menurut Dardji Darmodihardjo yang menyatakan Nilai adalah yang berguna bagi kehidupan manusia jasmani dan rohani b. Menurut Jack R. Fraenkel menyatakan Value is an idea - a concept - about what someone thinks is importent in life. (Nilai adalah gagasan - konsep - tentang sesuatu yang dipandang penting oleh seseorang dalam hidup). c. Menurut Cheng berpandangan bahwa nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang seharusnya dimiliki. d. Menurut Charles R. Knikker, berpandangan nilai adalah Value is a cluster of attitude which generate either an action or decision to deliberately avoid an action. (Nilai adalah sekelompok sikap yang menggerakkan perbuatan atau keputusan yang dengan sengaja menolak perbuatan). e. Dictionary of Sociology and Related Science, Value,, the believed capacity of any object to satisfy human desire, the quality of any object which causes it to be of interest to an individual or a group. (Nilai adalah kemampuan yang diyakini terdapat pada suatu objek untuk memuaskan hasrat manusia, yaitu kualitas objek yang menyebabkan tertariknya individu atau kelompok). 54

69 PPKn SMP KK J Berdasarkan pandangan di atas dapat sarikan bahwa nilai merupakan kapasitas manusia yang dapat diwujudkan dalam bentuk gagasan atau konsep, kondisi psikologis atau tindakan yang berharga (nilai subyek), serta berharganya sebuah gagasan atau konsep, kondisi psikologis atau tindakan (nilai obyek) berdasarkan standar agama, filsafat (etika dan estetika), serta norma-norma masyarakat (rujukan nilai) yang diyakini oleh individu sehingga menjadi dasar untuk menimbang, bersikap dan berperilaku bagi individu dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat (value system) Berangkat dari pengertian nilai-nilai sebagaimana disebutkan di atas, maka nilainilai luhur Pancasila telah diterima masyarakat Indonesa. Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional, hal ini membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. 1. Aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa (Religius) Aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa berangkat dari pemikiran bangsa Indonesia bahwa manusia itu adalah makhluk Tuhan yang terdiri dari jasmani dan rokhani. Pemikiran yang demikian selanjutnya menimbulkan kepercayaan keagamaan serta kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan pengejawantahan dari naluri dan manisfestasi aspek kerokhanian manusia. Dengan demikian aktualisasi nilai Ketuhanan yang Maha Esa sebagaimana yang terdapat dalam Pedoman Penghayatan dan pengamalan Pancasila masih relevan (baca kembali Kegiatan Pembelajaran 2) 2. Aktualisasi sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Mandiri, gotong royong, integritas) Aktualisasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab bisa dikembangkan dari Pedoman Penghayatan dan pengamalan Pancasila masih relevan (baca kembali Kegiatan Pembelajaran 2). Aktualisasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab juga bisa dilihat dalam praktek politik, ekonomi, sosial budaya, hankam, dan hukum serta hak asasi manusia. 3. Aktualisasi sila Persatuan Indonesia (Nasionalis, mandiri, integritas) Aktualisasi sila persatuan Indonesia dapat dikembangkan dari Pedoman Penghayatan dan pengamalan Pancasila masih relevan (baca kembali Kegiatan Pembelajaran 2). Aktualisasi sila Persatuan Indonesia juga bisa dilihat 55

70 Kegiatan Pembelajaran 3 dalam praktek politik, ekonomi, sosial budaya, hankam, dan hukum serta hak asasi manusia.dalam mengakualisasikan sila Persatuan Indonesia di bidang politik dapat dipertimbangkan beberapa prinsip pemikiran implementatif, antara lain: a) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. b) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. c) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. d) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. f) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. g) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa 4. Aktualisasi Sila Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmah/ kebijaksa-naan dalam permusyawaratan/perwakilan (Gotong royong, integritas) Akualisasi Pancasila Sila ke empat juga bisa dikembangkan dari Pedoman Penghayatan dan pengamalan Pancasila yang masih relevan (baca kembali Kegiatan Pembelajaran 2) seperti Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiba yang sama, Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. 5. Aktualisasi Sila Keadilan sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Nasionalis, gotong royong, integritas) Aktualisasi sila ke lima Pancasila sebagai dasar negara dapat diwujudkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari sebagai berikut : a. Menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat indonesia. b. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur menceminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. 56

71 PPKn SMP KK J c. Bersikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati ha-hak orang lain. d. Memupuk sikap suka memberi pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan agar dapat berdiri sendiri, tidak menggunakan hak milik untuk pemerasan, pemborosan, bergaya hidup mewah dan perbuatan lain yang bertentangan dan merugikan kepentingan umum. e. Memupuk sikap suka bekerja keras dan menghargai karya orang lain yang bermanfaat, serta bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan kesejahteraan bersama. D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktifitas pembelajaran tatap muka penuh Pendekatan yang dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran 3 materiaktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi negara ini adalah pendekatan partisipatif dan humanistik, yang didasari oleh prinsip prinsip andragogi. (Mandiri, gotong royong, integritas) Penyampaian informasi oleh nara sumber dan membaca modul (Mengamati) 15 menit Curah Pendapat diiringi sharing pengalaman praktis (Menanya) 25 menit Kerja kelompok, diskusi kelompok (mencari informasi) 50 menit Tanggapan, masukan dan refleksi serta refisi hasil kerja kelompok 20 menit Presentasi hasil unjuk kerja kelompok (mengomunikasi) 50 menit Membuat Laporan hail keja kelompok (mengasosiasi) 20 menit Gambar 5. Aktivitas Pembelajaran Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negara 57

72 Kegiatan Pembelajaran 3 2. Aktifitas Pembelajaran IN ON IN a. Aktifitas IN 1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negara, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut : Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Aktualisasi Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) b. Aktifitas ON Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Katihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktifitas In -2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) 58

73 PPKn SMP KK J E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktifitas 1: mendiskusikan penguatan nilai nilai Pancasila sebagai ideologi negara dan observasi perilaku peserta diklat yang dikaitkan dengan aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. LK 3.1: Diskusikan dan tuangkan dalam tabel tentang penguatan nilai-nilai luhur Pancasila. Serta observasi peserta diklat selama diklat terkait perilaku kesehariannya. 1. Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia di masa yang akan datang semakin besar, terutama sejak tahun 2015 saat memasuki era MEA dilaksanakan di ASEAN, menjadi sangat terbuka untuk semua hal, barang, jasa dan juga budaya. Bagaimana penguatan nilai-nilai luhur Pancasila yang dapat dilakukan dengan aksi nyata melalui pendidikan PPKn. Tuangkan dalam tabel berikut: (Religius, Nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas) Tabel 3.1. Penguatan nilai-nilai luhur Pancasila yang dapat dilakukan dengan aksi nyata melalui pendidikan PPKn No Nilai-nilai Pancasila Aksi penguatan Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Lakukan observasi selama diklat, perilaku teman seangkatan diklat, terkait dengan praktek kesehariannya. Tuangkan juga dalam tabel observasi Tabel 3.2. Tabel Observasi No Nilai-nilai Pancasila Wujud perilakunya Ketuhanan Yang Maha Esa Prosedur Kerja : 1. Bacalah dengan cermat uraian materi dan sumber lain yang mendukung 2. Kerjakan latihan sesuai LK Presentasikan hasil diskusi kelompok bapak / ibu 59

74 Kegiatan Pembelajaran 3 Aktifitas 2: Mencari, mengobservasi dan membuat catatan berita terkait aktualisasi nilai nilai Pancasila di lingkungan dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara atau dari media massa (cetak/elektronik) LK 3.2: 1. Carilah dan obervasi berita terkait dengan pelaksanaan / aktualisasi nilai Pancasila di media massa (cetak atau elektronik) 2. Buatlah catatan singkat aktualisasi nilai nilai Pancasila tersebut, sebagai bagian dari implementasi Pancasila sebagai ideologi negara Prosedur Kerja : 1. Carilah sumber belajar yang terkait dengan atualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara dari lingkungan yang tampak atau dari media massa 2. Buatlah catatan singkat dalam lembaran yang bapak/ibu siapkan, terkait dengan sumber belajar yang dikaitkan dengan aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara 3. Hasil kerja bapak / ibu dipresentasikan dalam pertemuan IN Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas LK. 3.3: Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul Profesional Kelompok Kompetensi J 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) 60

75 PPKn SMP KK J KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbud nomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. Standar Kompeten Bahan Urut Kompetensi si Dasar Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilainilai Menguraik an nilainilai Pancasila VIII Ideologi Pancas ila PG Level Pengetahuan dan Pemahaman 2 Pancasila sebagai PG Level dasar Aplikasi 3 dan Penalaran 4 ideologi Uraian level.. negara negara PG Level b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah Mata Pelajaran No. Uru t Kompetensi Dasar 1. Menganalisis langkahlangkah untuk mewujudkan Pancasila sebagai dasar negara : SMP/MTs : PPKn Bahan Kelas IX Materi Indikator Bentuk Soal Langkahlangkah perwuju dan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam berbagai kehidupan PG Level Pengetahuan dan Pemahaman PG Level Aplikasi PG Level Penalaran 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. 61

76 Kegiatan Pembelajaran 3 Jenjang Mata Pelajaran Kelas Kompetensi : Level : KARTU SOAL : Sekolah Menengah Pertama : PPKn : VII Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 3. Tes Formatif Pilihlah salah satu jawaban a, b, c, dan d dengan memberi tanda silang (X) 1. Nilai adalah kemampuan yang diyakini terdapat pada suatu objek untuk memuaskan hasrat manusia, yaitu kualitas objek yang menyebabkan tertariknya individu atau kelompok, merupakan pengertian dari... a. dictionary of Sociology and Related Science b. Charles R. Knikker c. Jack R. Fraenkel d. Dardji Darmodihardjo 2. Yang bukan merupakan konsekuensi logis dari diterimanya nilai luhur Pancasila, maka nilai-nilai Pancasila dijadikan... a. Landasan pokok b. Dasar negara c. Landasar fundamental d. Landasan hukum adat 3. Aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa berangkat dari pemikiran... a. Manusia adalah mahluk Tuhan Yang Maha Esa 62

77 PPKn SMP KK J b. manusia Indonesia memiliki kedudukan dan hak yang sama. c. Manusia Indonesia padda dasarnya adalah satu d. keputusan yang harus sesuai dengan nilai kebenaran dan keadilan. 4. Yang bukan wujud dari nilai yang merupakan kapasitas manusia, yaitu. a. Gagasan atau konsep b. Kondisi geografis c. Tindakan yang berharga d. Kondisi psikologis 5. Sebagai orang tua harus mendidik anak-anaknya agar selalu patuh terhadap agama dan hukum. Berikut merupakan contohnya... a. Orang tua memboncengkan anaknya dengan motor, keduanya memakai helm b. Orang tua memboncengkan anaknya dengan motor, salah satunya memakai helm c. Orang tua memboncengkan anaknya dengan motor, tidak memakai helm d. Orang tua memboncengkan anaknya dengan motor, keduanya memakai helm ketika ada polisi lalu lintas F. Rangkuman 1. Nilai merupakan kapasitas manusia yang dapat diwujudkan dalam bentuk gagasan atau konsep, kondisi psikologis atau tindakan yang berharga (nilai subyek), serta berharganya sebuah gagasan atau konsep, kondisi psikologis atau tindakan (nilai obyek) berdasarkan standar agama, filsafat (etika dan estetika), serta norma-norma masyarakat (rujukan nilai) yang diyakini oleh individu sehingga menjadi dasar untuk menimbang, bersikaf dan berperilaku bagi individu dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat (value system) 2. Nilai-nilai luhur Pancasila telah diterima masyarakat Indonesa. Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional, hal ini membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia 63

78 Kegiatan Pembelajaran 3 3. Aktualisasi nilai Pancasila sebagai dasar negara sebagaimana dijabarkan dalam 36 butir nilaipancasila. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 3 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 4, jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 3, terutama yang masih belum dikuasai. 64

79 PPKn SMP KK J Kegiatan Pembelajaran 4 Pengembangan Amandemen Pasal-Pasal dalam UUD Negara RI Tahun 1945 A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan makna amandemen UUD 1945 dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis pengembangan amandemen pasal-pasal tentang kedaulatan negara dengan benar 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menganalisis pengembangan amandemen tentang hak dan kewajiban warganegara dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan makna amandemen UUD Peserta diklat mampu menganalisis pengembangan amandemen pasal-pasal tentang kedaulatan negara dengan benar 3. Peserta diklat mampu menganalisis pengembangan amandemen tentang hak dan kewajiban warganegara dengan benar 4. Peserta diklat menunjukkan komitmen moral dan integritas dalam pengembangan amandemen pasal pasal dalam UUDNRI tahun C. Uraian Materi 1. Makna Amandemen UUD 1945 Amademen UUD 1945 adalahperubahan konstitusi yang mana perubahannya tidak banyak, bersifat teknis prosedural yang tidak mempengaruhi paradigma pemikiran Undang-Undang Dasar. Menurut Budiardjo, ada empat macam prosedur dalam perubahan UUD,yaitu: 65

80 Kegiatan Pembelajaran 4 a. Sidang legislatif dengan ditambah syarat, misal dapat ditetapkan kuorum b. untuk membicarakan usul perubahan undang-undang dasar dan jumlah minimum anggota badan legislatif atau menerimanya; c. Referendum, pengambilan keputusan dengan cara menerima atau menolak usulan undang-undang; d. Perubahan yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh suatu lembaga khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan. e. Sedang dalam UUDNRItahun 1945 pasal 37 menjelaskan tentang tata cara perubahan yang secara garis besar adalah perubahan UUD 1945 bisa dilakukan jika sedikitnya dihadiri 1/3 anggota MPR. Sedang untuk keputusan diambil jika disetujui sedikitnya 2/3 anggota MPR.Ketentuan tersebut tentu memberi konsekwensi yang luas di MPR. Sebab, jika ada fraksi yang menguasai lebih dari dua pertiga kursi MPR yang mengatakan tidak setuju, maka kesepakatan akan sulit dicapai. Tujuan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk: 1) Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara dalam mencapai tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUDNRI tahun 1945 dan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. 2) Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan paham demokrasi. 3) Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak asasi manusia agar sesuai dengan perkembangan paham hak asasi manusia dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara hukum yang dicita-citakan oleh UUDNRI tahun ) Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan serta kepentingan bangsa dan negara Indonesia dewasa ini sekaligus mengakomodasi kecenderungannya untuk kurun waktu yang akan datang. Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang dilakukan MPR, merupakan bentuk tuntutan reformasi. Terdapat lima kesepakatan 66

81 PPKn SMP KK J dasar berkaitan dengan perubahan UUD 1945 (Komitmen atas keputusan bersama) yaitu: 1) Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun ) Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3) Mempertegas sistem pemerintahan presidensial. 4) Penjelasan UUDNRI tahun 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif dalam penjelasan dimasukkan dalam pasal-pasal. 5) Melakukan perubahan dengan cara adendum (artinya perubahan itu dilakukan dengan tetap mempertahankan naskah asli UUDNRI tahun 1945 sesuai dengan yang terdapat dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959 dan naskah perubahan diletakkan melekat pada naskah asli). 2. Pengembangan Amandemen Pasal - Pasal Tentang Kedaulatan Negara Sebagai negara yang merdeka, Indonesia berhak menentukan kekuasaan tertinggi dalam penyelenggaraan negaranya atau yang sering disebut dengan istilah kedaulatan, dari awal lahirnya negeri ini pada 17 Agustus 1945, Indonesia sudah dinyatakan sebagai negara yang menganut paham kedaulatan negara. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh negara (termasuk dalam membuat dan menjalankan undang-undang dan peraturan yang meliputi dan mengatasi semua dan harus diakui dan ditaati oleh semua). Kata kedaulatan merupakan hasil terjemahan dari kata souvereignity (Inggris); souverainite (Perancis); sovranus (italia); souvereiniteit (Belanda), yang berasal dari kata latin superanus/superanitas yang berarti yang tertinggi(supreme) serta dari bahasa arab daulah yang berarti kekuasaan atau pemerintahah. Kedaulatan juga terkait dengan 1. Kemerdekaan, artinya negara itu bebas dan tidak tergantung pada atau terikat oleh apapun juga atau siapapun juga. Negara bebas untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu dan berhak menentukan sepenuhnya nasib sendiri 2. Kuasa tertinggi, artinya tidak ada kuasa diatas kuasa negara. Siapapun atau kuasa apapun harus tunduk pada kuasa negara 3. Kekuatan, atinya kemerdekaan dan kekuasaan itu harus mempunyai kekuatan. Kekuasaan dan kemerdekaan tidak cukup hanya pada pernyaataan dan 67

82 Kegiatan Pembelajaran 4 pengakuan saja, tetapi haruslah terbukti bahwa ia benar-banar berlaku, ditaati dan diikui oleh semua rakyat. Ide kedaulatan pertama kali dikemukakan oleh Jean Bodin, sarjana Perancis, dalam bukunya six books concerning on the state. Kedaulatan yang absolut/monolitk dari Jean bodin mempunyai sifat : a. Asli, artinya tidak diturunkan dari sesuatu kekuasaan lain; b. Tertinggi, artinya tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi yang dapat membatasi kekuasaannya; c. Kekal (permanen), artinya kekuasaan negara berlangsung terus menerus tanpa interupsi, tanpa putus-putus, meski pemerintah dapat berganti-ganti, kepala negara dapat mati, bahkan susunan negara dapat berubah; d. Tidak dapat dibagi-bagi (indivisible), karena hanya ada satu kekuasaan tertinggi maka kekuasaan itu tak dapat dibagi-bagi; e. Tak dapat dialihkan, artinya tak dapat dipindahkan kepada suatu badan lain, tak dapat diserahkan, dilepaskan atau dilimpahkan. Sedangkan kedaulatan yang bersifat relatif mempunyai ciri-ciri yang sebaliknya. Kedaulatan tidak monolitik, tetapi bisa dualistik bahkan pluralistk. Misalnya kedaulatan itu bisa dialokasikan atau didelegasikan pada berbagai badan/tangan sesuai degan bidang kekuasaannya (misal dalam UUDNRI tahun 1945 sebelum amandemen, kedaulatan berada ditangan rakyat tetapi pelaksanaan sepenuhnya diserahkan kepada MPR, kemudian MPR memberi mandat kepada presiden, dan seterusnya). Sebelum amandemen UUDNRI tahun 1945 kedaulatan didelegasikan kepada lembaga negara yakni dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR, sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 ayat (2) UUDNRI tahun 1945 sebelum amandemen. Sehingga menjadikan MPR sebagai lembaga tertinggi negara. Namun setelah UUDNRI tahun 1945 diamandemen, kedaulatan tersebut didelegasikan kepada rakyat dilaksanakan berdasarkan UUD. Sebagaimana pasal 1 ayat (2) UUD 1945 setelah amandemen dikatakan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat, dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar, 3. Pengembangan Amandemen Tentang Hak Dan Kewajiban Warga Negara Hak dan kewajiban memiliki hubungan yang cukup erat dan tidak dapat dipisahkan. Segala akibat yang ditimbulkan dari adanya hak tentunya ada kewajiban, Untuk itu dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, antara hak dan 68

83 PPKn SMP KK J kewajiban dapat dijalankan dengan imbang, karena kalau tidak dijalankan dengan imbang maka akan menimbulkan pertentangan. Tiap manusia mempunyai Hak dan Kewajiban yang berbeda-beda sesuai tanggung jawab atas hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban tentunya kita harus mengetahui posisi sebagai warga negara Indonesia. Untuk mengembangkan hak dan kewajiban warga negara, maka bentuklah kelompok kemudian kajilah pasal-pasal dalam UUDNRI tahun 1945 yang mengandung hak dan kewajiban sebagai warga negara. Buatlah rencana aksi untuk membiasakan pemenuhan kewajiban sebagai warga negara di lingkungan sekolah. D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktifitas pembelajaran tatap muka penuh Aktivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan Amandemen Pasal-Pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 dengan diskusi kelompok, rinciannya sebagai berikut : Tabel 6. Aktivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan Amandemen Pasal-Pasal Dalam UUDNRI Tahun 1945 Kegiatan Pendahuluan... Menit (menghargai) Kegiatan Inti... menit (kerjasama, tanggung jawab, musyawarah mufakat) Deskripsi Kegiatan a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran; b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi perencanaan pembelajaran PPKn SMP. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok ( sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual.. 2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, s/d kelompok ) masingmasing beranggotakan 5 orang. 3) Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan 69

84 Kegiatan Pembelajaran 4 Kegiatan Kegiatan Penutup Menit (komitmen atas keputusan bersama) Deskripsi Kegiatan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet. 4) Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditentukan instruktur. 5) Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan konsep pembelajaran yang telah disepakati bersama/ 6) Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. 7) Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 8) Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. 1) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 2) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. *) Pembagian waktu kegiatan disepakati dengan peserta diklat 2. Aktifitas Pembelajaran IN ON IN a. Aktifitas IN 1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pengembangan amandemen pasal pasal dalam UUDNRI tahun 1945., maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai Berikut : Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Pengembangan amandemen pasal pasal dalam UUDNRI tahun Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) 70

85 PPKn SMP KK J b. Aktifitas ON Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Latihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktifitas In -2 Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktifitas 1: 1. Menganalisis pengembangan amandemen pasal-pasal dalam UUDNRI tahun Membuat rencana aksi pengembangan pasal pasal hasil amandemen UUDNRI tahun 1945 LK 4.1: Analisislah tentang pengembangan amandemen dalam pasal pasal UUDNRI tahun 1945 (sebelum dan sesudah diamandemen) tentang: a. kedaulatan negara b. hak dan kewajiban warga negara 71

86 Kegiatan Pembelajaran 4 LK 4.2: Buatlah rencana aksi untuk membiasakan pelaksanaan kewaji-ban sebagai warga negara di lingkungan sekolah. (Nasionalis, Mandiri, gotong royong dan integritas) Prosedur Kerja : 1. Baca kembali materi pengembangan amandemen pasal pasal dalam UUDNRI tahun Kerjakan sesuai LK 4.1 untuk TM, IN1 dan 4.2 untuk ON, IN2 3. Presentasikan hasil diskusi dan rencana aksi yang telah bapak/ibu buat. 2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas LK. 4.3: Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul Profesional Kelompok Kompetensi J 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbud nomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut 1 Standar Kompet si Memaha mi berbagai konstitusi yang pernah digunaka n di Indonesi a Kompetens i Dasar Menampilka n sikap positif terhadap pelaksanaan UUD 1945 hasil amandemen Bahan Kelas VIII Materi Indikator Bentuk Soal Amand emen UUDN RI tahun 1945 PG Level Pengetahuan dan Pemahaman 2 VIII PG Level Aplikasi 3 VIII PG Level Penalaran 4 VIII Uraian level... 72

87 PPKn SMP KK J b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. Bahan Kompetensi Dasar Urut Kelas 1 Memahami tata VIII urutanperaturan perundangundangan dalam sistem 2 hukum Nasional di Indonesia VIII 3 VIII Materi Indikator Bentuk Soal Proses pembentu kan peraturan perundangu ndangan PG Level Pengetahuan dan Pemahaman PG Level Aplikasi PG Level Penalaran 4 VIII Uraian level Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. Jenjang Mata Pelajaran Kelas Kompetensi : Level : KARTU SOAL : Sekolah Menengah Pertama : PPKn : VII Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 73

88 Kegiatan Pembelajaran 4 3. Tes Formatif Pilihlah salah satu jawaban a, b, c, atau d dengan tanda silang (X) 1. Salah satu prosedur dalam perubahan UUD, menurut Budiardjo... a. Melakukan perubahan dengan cara non-adendum b. Melakukan perubahan dengan cara adendum c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat d. perubahan UUD 1945 bisa dilakukan jika sedikitnya dihadiri 1/3 anggota MPR 2. Tujuan perubahan UUDNRI tahun 1945 adalah... a. Melakukan perubahan dengan cara non-adendum b. Melakukan perubahan dengan cara adendum c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat d. perubahan UUD 1945 bisa dilakukan jika sedikitnya dihadiri 1/3 anggota MPR 3. Kesepakatan dasar berkaitan dengan perubahan UUDNRI tahun 1945, yaitu... a. Melakukan perubahan dengan cara non-adendum b. Melakukan perubahan dengan cara adendum c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat d. perubahan UUD 1945 bisa dilakukan jika sedikitnya dihadiri 1/3 anggota MPR 4. Ide tentang kedaulatan pertama kali dikemukakan oleh... a. Jean Bodin b. Jean Jaques Rousseau c. Imanuel Kant d. FD. Rosevelt 74

89 PPKn SMP KK J 5. Perhatikan pernyataan berikut! 1. Kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan oleh MPR 2. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD 3. Kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan oleh DPR 4. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UU Pemegang kedaulatan (berdasarkan perubahan UUDNRI tahun 1945) yang tepat ditunjukkan nomor... a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 F. Rangkuman 1. Amandemen UUDNRI tahun 1945 adalah perubahan konstitusi yang mana perubahannya tidak banyak, bersifat teknis prosedural yang tidak mempengaruhi paradigma pemikiran Undang-Undang Dasar. 2. Pengembangan amandemen pasal-pasal tentang kedaulatan negara, salah satunya pada pasal 1 ayat 2, yang sebelumnya MPR sebagai lembaga tertinggi setelah diamandemen MPR hanya berkedudukan menjadi lembaga tinggi negara. 3. Pengembangan amandemen pasal-pasal tentang hak dan kewajiban warga negara setelah amandemen dirinci pada pasal 27 (3), 28 A-J, yang sebelumnya hanya pasal 27,,28,

90 Kegiatan Pembelajaran 4 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 4 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 5, jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 4, terutama yang masih belum dikuasai. 76

91 PPKn SMP KK J Kegiatan Pembelajaran 5 Pengembangan Sikap dan Komitmen Mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 A. Tujuan 1. Dengan membaca modul, berdiskusi serta brainstorming peserta dikat mampu menunjukkan Kesepakatan dasar amandemen UUDNRI tahun 1945 dengan benar, 2. Dengan membaca modul, berdiskusi serta brainstorming peserta diklat mampu menampilkan sikap dan komitmen bahwa Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 memuat dasar filosofi dan normatif. 3. Dengan membaca modul, berdiskusi serta brainstorming peserta diklat mampu menampilkan sikap dan komitmen bahwa Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 mengandung staatidee berdirinya NKRI, tujuan negara dan dasar negara B. Indikator Pencapain Kompeensi 1. Peserta dikat mampu menunjukkan Kesepakatan dasar amandemen UUDNRI tahun 1945 dengan benar, 2. Peserta diklat mampu menampilkan sikap dan komitmen bahwa Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 memuat dasar filosofi dan normatif.. 3. Peserta diklat mampu menampilkan sikap dan komitmen bahwa Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 mengandung staatsidee berdirinya NKRI, tujuan negara dan dasar negara 4. Peserta diklat menunjukkan sikap bertanggungjawan dan komitmen moral dalam pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan pembukaan UUDNRI tahun

92 Kegiatan Pembelajaran 5 C. Uraian Materi 1. Kesepakatan dasar Kesepakatan dasar dalam perubahan UUDNRI tahun 1945 itu disusun oleh Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam rangka mempersiapkan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun (baca kembali 5 kesepakatan dasardalam perubahan UUDNRI tahun 1945 pada pada pembelajaran 4). 2. Sikap dan komitmen bahwa Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 memuat dasar filosofi dan normative Sikap dan Komitmen Mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dapat kita lihat dari proses perubahan UUD 1945 yang melahirkan kesepakatan dasar dalam perubahan tersebut. Jika tidak ada kesepakatan dasar yang disepakati sebelumnya, perubahan tidak memiliki ketentuan yang jelas. Perubahan UUD 1945 muncul dari adanya tuntutan reformasi yang salah satu diantaranya menginginkan adanya perubahan UUD. Indonesia adalah negara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara Benua Asia dan Benua Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari kuranglebih pulau. Oleh karena itu, Indonesia disebut juga sebagai Nusantara. Bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia, tujuan negara terdapat dalam Alinea Keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu sebagai berikut. a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. b. Memajukan kesejahteraan umum. c. Mencerdaskan kehidupan bangsa. d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara merdeka dengan aneka corak keragaman dan warna-warni kebudayaan. NKRIadalah kesatuan wilayah dari Sabang di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) sampai Merauke di Irian 78

93 PPKn SMP KK J Jaya (Papua). Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama yang berbeda. Semboyan nasional Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, yang mempunyai arti berbeda-beda tetapi tetap satu. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia. Bangsa Indonesia yang lahir melalui Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 telah memiliki tekad yang sama, bahwa negara ini akan eksis di dunia internasional dalam bentuk negara kesatuan. Kesepakatan ini tercermin dalam rapat-rapat Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam menyusun UUD. Soepomo dalam Sidang BPUPKI menghendaki bentuk negara kesatuan sejalan dengan pahamnya negara integralistik yang melihat bangsa sebagai suatu organisme. Hal ini antara lain juga dikemukakan oleh Muhammad Yamin, bahwa kita hanya membutuhkan negara yang bersifat unitarisme dan wujud negara kita tidak lain dan tidak bukan adalah bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bentuk negara kesatuan tersebut didasarkan pada 5 (lima) alasan berikut. (Nasionalisme) a. Unitarisme sudah merupakan cita-cita gerakan kemerdekaan Indonesia. b. Negara tidak memberikan tempat hidup bagi provinsialisme. c. Tenaga-tenaga terpelajar kebanyakan berada di Pulau Jawa sehingga tidak ada tenaga di daerah untuk membentuk negara federal. d. Wilayah-wilayah di Indonesia tidak sama potensi dan kekayaannya. e. Dari sudut geopolitik, dunia internasional akan melihat Indonesia kuat apabila sebagai negara kesatuan. Gagasan untuk membentuk negara kesatuan, secara yuridis formal tertuang dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan secara tegas bahwa Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Pasal ini menunjukkan bahwa prinsip negara kesatuan Republik Indonesia adalah pemegang kekuasaan tertinggi atas segenap urusan negara ialah pemerintah pusat. 79

94 Kegiatan Pembelajaran 5 a. Bentuk negara kesatuan dan republik mengandung isi pokok pikiran kedaulatan rakyat. b. Negara Indonesia tidak akan mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang bersifat staat (negara). c. Daerah negara Indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi, dan daerah provinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil yang bersifat otonom atau bersifat daerah administrasi belaka menurut kesatuan undang-undang. d. Di daerah yang bersifat otonom akan diadakan badan perwakilan daerah dan pemerintahan akan bersendi atas dasar permusyawaratan. e. Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah istimewa dan mengingat hak-hak asal usul daerah tersebut. f. Tanggung jawab pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan pada dasarnya tetap berada di tangan pemerintah pusat di dalam Negara kesatuan Republik Indonesia. Akan tetapi, karena negara kesatuan Republik Indonesia menganut asas desentralisasi maka terdapat kewenangan dan tugas-tugas tertentu yang menjadi urusan pemerintahan daerah. Hal ini pada akhirnya akan menimbulkan hubungan kewenangan dan pengawasan antara pemerintah pusat dan daerah. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara persatuan yang mengatasi paham perseorangan ataupun golongan yang menjamin segala warga negara bersamaan kedudukan di hadapan hukum dan pemerintahan dengan tanpa terkecuali. Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, kepentingan individu diakui secara seimbang dengan kepentingan bersama. Negara persatuan mempersatukan seluruh bangsa Indonesia dalam wadah NKRI. Dalam konteks negara, Indonesia adalah negara kesatuan. Namun, di dalamnya terselenggara suatu mekanisme yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya keragaman antardaerah di seluruh tanah air. Kekayaan alam dan budaya antardaerah tidak boleh diseragamkan dalam struktur NKRI. Dengan kata lain, NKRI diselenggarakan dengan jaminan otonomi seluas-luasnya kepada daerah-daerah untuk berkembang sesuai dengan potensi dan kekayaan yang dimilikinya dengan dukungan dan bantuan yang diberikan pemerintah pusat. 80

95 PPKn SMP KK J Pasca Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, prinsip negara kesatuan sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 Ayat (1) diperkuat oleh Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota. Tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang. Demikian pula dalam Pasal 18 B Ayat (2) yang berisi rumusan, bahwa negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Rumusan katakata Negara Kesatuan Republik Indonesia tertulis dalam Pasal 25 A Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan rumusan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara, dengan wilayah dan batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 37 Ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai ketentuan penutup menyatakan secara tegas bahwa Khusus mengenai bentuk negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan. Hal ini menunjukan bahwa NKRI merupakan harga mati dan tidak dapat diganggu gugat. Pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut merupakan penguatan dan pengokohan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia agar semakin kokoh dan terjaga dalam konstitusi negara. 3. Sikap dan komitmen bahwa Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 mengandung staatsidee berdirinya NKRI, tujuan negara dan dasar negara Sikap dan Komitmen Mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 didasarkan pada argumentasi bahwa Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 memiliki kedudukan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia karena terlekat pada proklamasi 17 Agustus 1945, sehingga tidak bisa dirubah baik secara formal maupun material. 81

96 Kegiatan Pembelajaran 5 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 memiliki kedudukan hakiki dalam Negara RI yakni a) Pembukaaan Undang- Undang Dasar merupakan pernyataan kemerdekaan yang terperinci, yaitu proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang singkat dan padat itu ditegaskan dan dijabarkan lebih lanjut dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar b) Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengandung dasar, rangka dan suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia. Maksudnya adalah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan pengejawantahan dari kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral rakyat Indonesia yang luhur (Suhadi, 1998). Kedudukan hakiki Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang ketiga adalah bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memuat sendi-sendi mutlak bagi kehidupan negara, yaitu tujuan negara, bentuk negara, asas kerohanian negara, dan pernyataan tentang pembentukan UUD; c) Pembukaan UUD 1945 mengandung pengakuan terhadap hukum kodrat, hukum Tuhan dan adanya hukum etis atau hukum moral. Di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 terdapat unsur-unsur, bentuk-bentuk maupun sifat-sifat yang memungkinkan tertib hukum negara Indonesia mengenal adanya hukum-hukum tersebut. Semua unsur hukum itu merupakan sumber bahan dan sumber nilai bagi negara dan hukum positif Indonesia. Perlunya mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga dapat dilihat dari hubungan Pembukaan UUDNRI tahun 1945 dengan Pancasila. Dalam kaitan ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa Pancasila merupakan dasar negara. Sedangkan rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia itu sendiri tercantum dalam Pembukaan UUDNRI tahun 1945 alinea IV. Inilah yang disebut dengan hubungan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan Pancasila secara formal. Lebih jelasnya hubungan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan Pancasila secara formal adalah sebagai berikut : a. Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUDNRI tahun 1945 alenia IV. b. Bahwa Pembukaan UUDNRI tahun 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok kaedah Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai dua macam kedudukan yaitu : 82

97 PPKn SMP KK J c. Bahwa dengan demikian Pembukaan UUDNRI tahun 1945 berkedudukan dan berfungsi, selain sebgai Mukaddimah dan UUDNRI tahun 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal-pasalnya. Karena Pembukaan UUDNRI tahun 1945 yang intinya adalah Pancasila tidak tergantung pada batang tubuh UUDNRI tahun 1945, bahkan sebagai sumbernya. d. Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat,sifat,kedudukan dan fungsi sebagai pokokkaedah negara yang fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup negara Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17 Agustus e. Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUDNRI tahun 1945, dengan demikian mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat diubah dan terletak pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia. D. Aktivitas Pembelajaran Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945.Dibagi menjadi 2 point.peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On- In melakukan aktivitas pembelajaran pada point Aktifitas pembelajaran tatap muka penuh Tabel 7. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Kegiatan Pendahuluan (menghargai, profesionalisme) Deskripsi Kegiatan 1. Narasumber/instruktur mengkondisikan peserta diklat untuk siap menerima materi sajian serta memberi motivasi menunju profesionalisme 2. Melakukan penjajakan melalui tanya jawab sekitar Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Alokasi waktu menit 83

98 Kegiatan Pembelajaran 5 Kegiatan Kegiatan Inti (kerjasama, musyawarah mufakat, tanggungjawab) Deskripsi Kegiatan 3. Menampilkan kasus yang bertentangan dengan isi pembukaan, dan kasus-kasus yang merubah Pancasila dan UUD 1945 yang dibuat guru, kemudian dikaji kekurangan dan kelebihannya. 4. Menyampaikan tujuan dan garis besar materi pelatihan. 1. Meminta peserta membentuk kelompok pasangan (@ 2 orang) 2. Tiap kelompok pasangan menuliskan permasalahan yang dihadapi lapangan terkait dengan Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun Tiap pasangan diminta memilih pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri dari 4 orang (dua pasangan). 4. Masing-masing anggota kelompok berembuk terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan. 5. Narasumber memberi contoh kasus yang bertentangan dengan isi pembukaan UUD NRI Tahun Memberi kesempatan pada kelompok untuk mencari sumber, mengumpulkan informasi untuk memecah-kan masalah terebut. 7. Tiap kelompok kecil berdiskusi memecahkan permasalahan yang dihadapi 8. Tiap kelompok mempersiapkan presentasi hasil kerja kelompoknya. 9. Narsumber mengamati, mencermati hasil presentasi perserta diklat bila diperlukan diberi kesempatan kelompok lain memberi komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain. 10. Presentasi Hasil Kerja kelompok hasil kajian terhadap Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun Nara sumber mengklarifikasi bila terjadi kesalahan konsep, terkait Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 Alokasi waktu menit 84

99 PPKn SMP KK J Kegiatan Penutup (komitmen atas keputusan bersama) Deskripsi Kegiatan 1. Narasumber bersama peserta diklat membuat simpulan 2. Narasumber melakukan tes secara lisan. 3. Narasumber melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. 4. Memberi tugas tindak lanjut mengidentifikasi permasalahan terhadap permasalahan Pengembangan sikap dan komitmen memperta-hankan Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 berdasarkan Kompetensi Dasar mapel ybs. Alokasi waktu menit 2. Aktifitas Pembelajaran In On In a. Aktifitas IN1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pengembangan sikap dan komitmen mempertahankan pembukaan UUDNRI tahun1945., maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai Berikut : Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini; Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual;dan Mempersilahkan peserta diklat (secara individual); membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) b. Aktifitas ON Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Katihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktifitas In -2 a) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, 85

100 Kegiatan Pembelajaran 5 prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) b) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) c) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) d) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktifitas 5.1: Mengidentifikasi kasus kasus yang bertentangan dengan isi pembukaan UUDNRI tahun 1945 dan mengkaitkan dengan komitmen terhadap NKRI, tujuan negara dan dasar negara. LK 5.1: Identifikasikan kasus-kasus yang bertentangan dengan isi pembukaan UUDNRI tahun Kemudian kaitkan dengan komitmen terhadap NKRI, tujuan negara dan dasar negara Prosedur Kerja : Tugas dan Langkah Kerja untuk kelompok A, B, C dst. sebagai berikut : 1. Tugas dikerjakan secara kelompok. 2. Setiap kelompok mengidentifikasi kasus-kasus yang bertentangan dengan isi pembukaan UUDNRI Tahun Setiap kelompok berdiskusi mencari pemecahan masalah 4. Hasil diskusi di presentasikan. 86

101 PPKn SMP KK J 2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas LK. 4.3 : Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul Profesional Kelompok Kompetensi J 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Standar Kompeten Bahan Urut Kompetensi si Dasar Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 2 Mendeskripsik an makna Proklamasi Kemerdekaan dan konstitusi Mendeskri psikan suasana kebatinan konstitusi VII VII Pembuk aan UUDNR I tahun 1945 PG Level PG Level Pengetahuan dan Pemahaman pertama pertama Aplikasi 3 VII PG Level Penalaran 4 b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Bahan Kompetensi Dasar Urut Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 Mensintesiskan isi alinea dan pokok pikiran yang terkandung dalam alinea IX Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD Negara PG Level Pengetahuan dan Pemahaman 2 Pembukaan Undang- Republik PG Level Undang IX Indonesia Aplikasi Dasar Tahun 1945 PG Level 3 NegaraRepublik Penalaran Indonesia Tahun IX Uraian level.. 87

102 Kegiatan Pembelajaran 5 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. Jenjang Mata Pelajaran Kelas Kompetensi : Level : KARTU SOAL : Sekolah Menengah Pertama : PPKn : VII Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 3. Tes Formatif Pilihlah salah satu jawaban a, b, c atau d dengan memberi tanda silang (X) 1. Kesepakatan dasar dalam perubahan UUDNRI tahun 1945 itu disusun oleh... a. Badan Pekerja MPR b. Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR c. Panitia Ad Hoc II Badan Pekerja MPR d. Panitia Ad Hoc II Badan Pekerja MPR 2. Kesepakatan dasar yang terkait dengan sikap dan komitmen mempertahankan Pembukaan UUDNRI tahun 1945 yaitu... a. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

103 PPKn SMP KK J b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. c. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial. d. Penjelasan UUDNRI tahun 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif dalam penjelasan dimasukkan dalam pasal-pasal. 3. Tujuan Negara Republik Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUDNRI tahun 1945, alenia... a. I b. II c. III d. IV 4. Gagasan Moh. Yamin tentang bentuk negara yang disampaikan dalam sidang BPUPKI, adalah... a. bentuk negara kesatuan sejalan dengan pahamnya negara integralistik b. negara yang bersifat unitarisme c. Negara tidak memberikan tempat hidup bagi provinsialisme. d. negara yang diibartakan sebagai suatu organisme 5. Gagasan untuk membentuk negara kesatuan, secara yuridis formal tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pasal... a. 1 ayat 1 b. 1 ayat 2 c. 1 ayat 3 d. 2 ayat 1 89

104 Kegiatan Pembelajaran 5 F. Rangkuman 1. Ada 5 Kesepakatan dasar dalam perubahan UUD 1945 itu disusun oleh Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam rangka mempersiapkan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Sikap dan Komitmen Mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dapat kita lihat dari proses perubahan UUD 1945 yang melahirkan kesepakatan dasar dalam perubahan tersebut 3. Di dalam pembukaan terkandung cita-cita luhur bangsa Indonesia yang ingin dicapai, daar negara dan negara hukum. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 5 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 6, jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 5, terutama yang masih belum dikuasai. 90

105 PPKn SMP KK J Kegiatan Pembelajaran 6 Pengembangan Fungsi Lembaga-Lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945 A. Tujuan Setelah mempelajari modul dan berdiskusi, peserta diklat dapat : 1. Mengidentifikasi pengembangan fungsi lembaga negara dengan benar 2. Menganalisis pengembangan peran lembaga negara dalam mencapai tujuan nasional dengan baik 3. Menunjukan contoh hubungan secara seimbang antara lembaga eksekutif dengan legislativedengan benar 4. Menganalisis pengembangan kerjasama antar lembaga negara demi kesejahteraan bersama dengan benar 5. Menjelaskan desain fungsi lembaga-lembaga negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945 dengan baik B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat dapat mengidentifikasi pengembangan fungsi lembaga negara 2. Peserta diklat dapat menganalisis peran lembaga negara dalam mencapai tujuan nasional. 3. Peserta diklat dapat menunjukan contoh hubungan secara seimbang antara lembaga eksekutif dengan legislative. 4. Peserta diklat dapat menganalisis pengembangan kerjasama antar lembaga negara demi kesejahteraan bersama. 5. Peserta diklat dapat menjelaskan desain pengembangan fungsi lembaga negara menurut UUDNRI tahun Peserta diklat menunjukkan komitmen moral dalam pengembangan fungsi lembaga-lembaga negara menurut UUDNRI tahun

106 Kegiatan Pembelajaran 6 C. Uraian Materi 1. Fungsi, peran lembaga Negara dan hubungan antara lembaga Eksekutif dan Legislatif Perubahan UUD 1945 merupakan salah satu tuntutan yang paling mendasar dari gerakan reformasi Tuntutan reformasi yang lain diantaranya penghapusan dwifungsi ABRI, otonomi daerah seluas-luasnya, pemberantasan KKN, pengusutan kasus pelanggaran HAM, kebebasan berpolitik, kebebasan berekspresi dan lain-lain. Terkait dengan tuntutan perubahan UUD 1945, menunjukkan bahwa masyarakat tidak lagi melihat faktor penyebab otoritarian Orde Baru hanya pada manusia sebagai pelakunya, tetapi karena kelemahan sistem hukum dan ketatanegaraan. Sebelum diamandemen, UUD Negara RI Tahun 1945 membentuk struktur ketatanegaraan bertumpu pada kekuasaan tertinggi di tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat. Hal ini berakibat tidak terjadi proses saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances) pada institusi-institusi ketatanegaraan. Penyerahan kekuasaan tertinggi kepada MPR merupakan kunci yang menyebabkan kekuasaan pemerintahan negara seakanakan tidak memiliki hubungan dengan rakyat. Sementara itu, UUD Negara RI Tahun 1945 sebelum amandemen menempatkan dan memberikan kekuasaan yang sangat besar terhadap Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif. Oleh karenanya, muncul anggapan bahwa UUDNRI tahun 1945 sangat executive heavy. Kekuasaan dominan berada di tangan presiden (dominan eksekutif). Pada diri presiden terpusat kekuasaan menjalankan pemerintahan (chief executive) yang dilengkapi dengan berbagai hak konstitusional yang lazim disebut hak prerogatif (memberi grasi, amnesti, abolisi, dll) dan kekuasaan legislatif karena memiliki kekuasaan membentuk undangundang. Dua cabang kekuasaan negara yang seharusnya dipisahkan dan dijalankan oleh lembaga negara yang berbeda, tetapi nyatanya berada di satu tangan (Presiden) yang menyebabkan tidak ada prinsip saling mengawasi (checks and balances) dan berpotensi mendorong lahirnya kekuasaan yang otoriter. 92

107 PPKn SMP KK J Selain itu, ada anggapan di kalangan masyarakat bahwa UUDNRI tahun 1945 pada masa Orde Baru dianggap memberikan legitimasi terhadap kekuasaan yang cenderung otoriter karena terdapat pasal-pasal yang multitafsir sehingga memberi celah bagi penguasa saat itu untuk menafsirkan ketentuan dalam UUDNRI tahun 1945 sesuai dengan kepentingan penguasa. Secara umum, dalam amandemen UUDNRI tahun 1945 terdapat beberapa hal penting yaitu pertama semua fraksi di MPR sepakat untuk melakukan amandemen UUD Kedua, menyangkut ruang lingkup amandemen, bahwa Pembukaan UUD 1945 tidak diubah, yang diubah adalah Batang Tubuh dan Penjelasan UUD Ketiga, menyangkut prioritas perubahan UUD 1945 meripakan hal-hal yang mendesak. Priorotas-prioritas tersebut adalah (Suharizal dan Arifin, 2007:111): a. Pemberdayaan lembaga tinggi negara (MPR) b. Pengaturan kekuasaan pemerintah negara dan pembatasan masa jabatan presiden c. Peninjauan kembali lembaga tinggi negara dengan kekuasaan konsultatif yaitu DPA (Dewan Pertimbangan Agung) d. Pemberdayaan lembaga legislatif (DPR) e. Pemberdayaan lembaga auditing finansial (BPK) f. Pemberdayaan dan pertanggungjawaban Lembaga Kehakiman g. Pembahasan mengenai Bank Indonesia dan TNI/Polri Dalam Sidang Umum MPR tahun 1999, UUD 1945 mengalami perubahan sesuai dengan semangat reformasi di berbagai bidang termasuk dalam ketatanegaraan. Dalam perubahan, terdapat kesepakatan dasar yang dibuat oleh MPR tentang arah perubahan UUD 1945, yaitu (Jimly Asshiddiqqie, 2012:17): a. sepakat untuk tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 b. sepakat untuk mempertahankan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia c. sepakat untuk mempertahankan sistem presidensial d. sepakat untuk memindahkan hal-hal normatif yang ada dalam Penjelasan UUD 1945 ke dalam pasal-pasal UUD 1945 e. sepakat untuk menempuh cara adentum dalam melakukan amandemen terhadap UUD

108 Kegiatan Pembelajaran 6 Jika dilihat dari segi substansi materi dari hasil amandemen UUD 1945, dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu(syahuri.2005:214): a. Penghapusan atau pencabutan beberapa ketentuan, yaitu 1) Kekuasaan MPR sebagai lembaga tertinggi negara dengan kewenangan meminta petanggungjawaban presiden dan penyusunan Garis-Garis Besar Haluan Negara. Dengan pencabutan kekuasaan ini, posisi MPR bukan lagi sebagai lembaga tertinggi negara, tetapi sebagai lembaga tinggi negara yang kedudukannya sejajar dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti Presiden, Mahkamah Agung dan Dewan Perwakilan Rakyat 2) Kekuasaan presiden yang menyangkut pembentukan undang-undang. Kekuasaan pembentukan undang-undang berdasarkan pasal 20 perubahan pertama UUD 1945, tidak lagi dipegang presiden, melainkan dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Demikian juga kewenangan dalam hal pengankatan dan penerimaan duta negara lain serta pemberian amnesti dan abolisi. Kewenangan tersebut tidak lagi merupakan hak prerogatif presiden, tetapi harus atas pertimbangan DPR. b. Ketentuan dan Lembaga Baru Ketentuan atau lembaga baru yang baru diatur dalam Perubahan UUDNRI tahun 1945 dapat disebutkan antara lain: 1) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) diatur dalam pasal 22C dan 22D UUD 1945 perubahan ketiga 2) Mahkamah Konstitusi, diatur dalam pasal 24C perubahan ketiga 3) Komisi yudisial diatur dalam pasal 24B perubahan ketiga Pemilihan umum yang sebelumnya diatur oleh undang-undang, sekarang diatur langsung dalam bab baru (VIIB) UUD 1945 pasal 22E. Sementara itu, Bank sentral yang sebelumnya hanya diatur dalam undang-undang, sekarang diatur dalam pasal 23D perubahan keempat. c. Ketentuan dan Lembaga yang dimodifikasi Ketentuan-ketentuan yang merupakan modifikasi atas ketentuan atau lembaga lama yang diatur dalam Perubahan UUDNRI tahun 1945 dapat disebutkan antara lain: 1) Reposisi MPR yang merupakan modifikasi dari MPR lama, diatur dalam pasal 2 ayat (1) UUD 1945 perubahan keempat 94

109 PPKn SMP KK J 2) Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat, yang sebelumnya dipilih oleh MPR, diatur dalam pasal 6A perubahan ketiga 3) Ketentuan hak asasi manusia sebagai penambahan dari ketentuan hak asasi lama, diatur dalam pasal 28A sampai dengan 28J perubahan kedua 4) Usul perubahan undang-undang dasar dan pembatasan perubahan atas negara kesatuan, merupakan penambahan tata cara perubahan undangundang dasar, diatur dalam ayat (1) dan (5) pasal 37 perubahan keempat. Dengan adanya ketentuan-ketentuan yang baru dalam ketatanegaraan di Indonesia, maka bangsa Indonesia mengalami perubahan fundamental dalam sistem ketatanegaraannya menuju suatu sistem yang demokratis. Beberapa perubahan itu dapat dibahas yaitu reposisi MPR, kekuasaan membentuk undangundang yang merupakan representatif kekuasaan legislatif, kekuasaan Presiden yang menjalankan kekuasaan eksekutif serta kekuasaan Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial yang menjalankan kekuasaan yudikatif. 2. Penguatan Sistem Pemerintahan Presidensial Rumusan UUDNRI tahun 1945 sebelum amandemen telah memuat 2 karakteristik sistem presidensial. Pertama, posisi presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Kedua, hak prerogatif presiden untuk mengangkat menteri. Namun demikian, penerapan sistem presidensial tersebut belum murni. Hal ini karena mekanisme pemilihan presiden belum dipilih secara langsung oleh rakyat dan masa jabatan presiden belum bersifat tetap. Semangat untuk melaksanakan pemurnian sistem presidensial di Indonesia baru dimulai pada era-reformasi, seiring dengan hasil amandemen keempat UUD Negara RI Tahun Setidaknya ada 4 hal utama yang memperkuat pelembagaan sekaligus pemurnian sistem pemerintahan presidensial di Indonesia berdasarkan UUD Negara RI Tahun Pertama, pelembagaan sistem pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung (Pasal 6A Ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945). Kedua, pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden, sehingga masa jabatannya tetap (Pasal 7 UUD Negara RI Tahun 1945). Ketiga, penguatan posisi parlemen dengan harapan fungsi cheks and balance dapat berjalan ketika berhadapan dengan lembaga eksekutif. Lembaga legislative terdiri dari DPR dan (Pasal 19, 20, 20A, 21, 22, 22A, 22B, 22C, 22D UUD Negara 95

110 Kegiatan Pembelajaran 6 RI Tahun 1945) serta DPR tidak dapat dibubarkan oleh Presiden (Pasal 7C UUD Negara RI Tahun 1945). Dan keempat, presiden dan wakil presiden tidak bisa dijatuhkan oleh parlemen secara politik. Hal ini tertulis dalam Pasal 7A UUD Negara RI Tahun 1945 Presiden dan atau Wakil Presiden hanya dapat diberhentikan dalam masa jabatannya apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan atau Wakil Presiden. 3. Perubahan Format Kelembagaan Negara UUD Negara RI Tahun 1945 yang telah diamandemen berdampak pada skema dan format kelembagaan negara kita mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai ke tingkat yang paling rendah. Mulai dari MPR sebagai lembaga tertinggi negara sampai ke bentuk pemerintahan desa diharuskan mengalami perubahan mendasar menurut amanat UUD Negara RI Tahun Ada lembaga negara yang dikurangi kewenangannya dan menurun kedudukannya seperti MPR, ada yang diperkuat kewenangannya seperti DPR, adapula pembentukan lembaga negara baru seperti MK. Selain itu, ada pula lembaga negara yang dihapus dari sistem ketatanegaaraan kita, yaitu DPA, yang peran dan tugasnya kurang lebihnya digantikan oleh Dewan Pertimbangan Presiden. a. Reposisi MPR MPR dalam sidang tahunan 2002 melakukan langkah bijaksanan dengan mengubah posisinya, yang semula sebagai lembaga tertinggi negara dan pemegang sepenuhnya kedaulatan rakyat, berubah menjadi lembaga tinggi biasa. Anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui pemilu. Anggota DPD dapat dipandang sebagai pengganti anggota Utusan Daerah yang terdapat dalam naskah asli UUDNRI tahun 1945, selain Utusan Golongan dan anggota DPR. Kewenangan MPR mencakup: 1) mengubah dan menetapkan undang-undang dasar 2) melantik presiden dan wakil presiden 3) memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut undang-undang dasar 96

111 PPKn SMP KK J Berdasarkan keterangan diatas, kewenangan MPR sekilas nampak tidak ada perbedaan dengan kewenangan yang dimilikinya menurut naskah asli UUDNRI tahun Namun jika dilihat dari sisi perbandingan antara rumusan pasal 1 ayat (2) naskah asli dan naskah baru perubahan ketiga, maka akan jelas ditemukan bahwa telah terjadi pengurangan kekuasaan MPR yang sebelumnya sebagai pelaksana pemegang kedaulatan rakyat sepenuhnya berubah tidak lagi sebagai pelaksana pemegang kedaulatan rakyat. Di samping itu, memberhentikan presiden dan wakilnya dari jabatannya, MPR tidak bisa lagi bertindak sendiri seperti kasus pemberhentian Presiden Sukarno tahun 1967 dan Presiden Abdurrahman Wahid tahun 2001, tetapi harus melibatkan lembaga baru yaitu Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi inilah yang akan menentukan, apakah presiden atau wakil presiden melanggar hukum atau tidak. Dengan demikian, posisi presiden kuat karena interpretasi atau penentuan apakah presiden atau wakil presiden telah melanggar hukum, akan tergantung keputusan Mahkamah Konstitusi. Dengan meninjau posisi dan kewenangan MPR seperti dirumuskan di atas, dapat disimpulkan bahwa kekuasaan MPR telah banyak berkurang. b. Kekuasaan Membentuk Undang-Undang Sementara itu, menurut naskah asli UUDNRI tahun 1945 kekuasaan membuat undang-undang adalah kewenangan dipegang oleh presiden dengan persetujuan DPR namun dengan adanya amandemen UUDNRI tahun 1945, khususnya dalam perubahan pertama terjadi perubahan bahwa kekuasaan membentuk undang-undang berada ditangan DPR. Dengan demikian telah terjadi pergeseran kewenangan legislasi dari presiden dengan persetujuan DPR menjadi kewenangan DPR. Selain memiliki fungsi legislasi,dpr juga memiliki fungsi anggaran dan pengawasan. Sementara presiden diberi kewenangan mengajukan rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama. Rancangan undang-undang yang telah disetujuidpr dan presiden untuk menjadi undang-undang tidak lagi bersifat final, tetapi dapat diuji material (yudicial review) oleh Mahkamah Konstitusi atas permohonan pihak tertentu. Dalam pasal 24C ayat (1) UUD 1945 perubahan ketiga antara lain 97

112 Kegiatan Pembelajaran 6 disebutkan, mahkamah konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir, yang putusannya bersifat tetap untuk menguji undangundang terhadap undang-undang dasar. Mahkamah konstitusi ini harus sudah dibentuk pada tanggal 17 Agustus 2003, dan sebelum dibentuk, segala kewenangan dilakukan oleh Mahkamah Agung (Aturan Peralihan pasal III). Mengenai mahkamah konstitusi, Jimly Asshiddiqie berpendapat, bahwa dengan mengacu ketentuan Ketetapan MPR Nomor III/MPR/2000 yang menentukan hak uji material atas peraturan dibawah undang-undang oleh Mahkamah Agung bersifat aktif, maka kewenangan untuk menguji undang-undang oleh Mahkamah Konstitusi dapat pula dipahami bersifat aktif. Dalam rangka untuk pengembangan hukum, sifat aktif tersebut memang sangat diperlukan, namun demikian, sifat aktif ini jika diterapkan dalam praktik akan menemui kendala-kendala, mengingat produk undang-undang yang dibuat oleh pembentuk undang-undang tidak sedikit jumlahnya, sementara jumlah anggota hakim Mahkamah Konstitusi di batasi hanya 9 orang. Jadi, sifat aktif ini sebaiknya dipahami bukan sebagai suatu keharusan untuk bersikap aktif, melainkan dipahami sebagai dapat bersikap aktif. Dengan ketentuan-ketentuan baru yang mengatur kekuasaan membentuk undang-undang diatas, maka yang perlu digarisbawahi di sini adalah suatu kenyataan bahwa pengesahan rancangan undang-undang menjadi undangundang bukan merupakan sesuatu yang telah final. Undang-undang tersebut masih dapat dipersoalkan oleh masyarakat yang merasa akan dirugikan jika undang-undang tersebut jadi dilaksanakan, atau oleh segolongan masyarakat dinilai bahwa undang-undang itu bertentangan dengan norma hukum yang ada di atasnya, misalnya melanggar sila-sila dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar, dan / atau ketetapan MPR. c. Kekuasaan Presiden Presiden menurut naskah asli UUDNRI tahun 1945 mempunyai tiga macam kedudukan, yaitu: (1) sebagai kepala negara, (2) sebagai kepala pemerintahan, dan (3) sebagai pembentuk undang-undang (dengan 98

113 PPKn SMP KK J persetujuan DPR). Sebagaimana telah disebutkan diatas, kekuasaan presiden oleh amandemen UUDNRI tahun 1945 banyak dikurangi. Sebagai contoh dapat disebutkan disini, antara lain sebabagai berikut. Hakim agung tidak lagi diangkat oleh presiden, melainkan diajukan oleh komisi yudisial untuk diminta persetujuan DPR, selanjutnya ditetapkan oleh presiden. Demikian juga anggota Badan Pemeriksa Keuangan tidak lagi diangkat oleh presiden, tetapi dipilih oleh DPR dengan memperhatikan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh presiden. Selain itu, dalam Ketetapan MPR Nomor VII/MPR/ 2000 juga diatur keterlibatan DPR dalam proses pengangkatan Panglima Tentara Nasional dan Kepala Polri. Keterlibatan DPR dalam hal pengangkatan pejabat-pejabat tersebut mencerminkan suatu mekanisme ketatanegaraan yang mengarah kepada keseimbangan dan demokratisasi. Namun sayang, masih ada yang tertinggal, yakni pengangkatan seorang jaksa agung yang masih menjadi kewenangan presiden, tanpa melibatkan DPR. Rancangan undang-undang yang telah dibahas dan disetujui bersama antara DPR dan presiden apabila dalam waktu tigapuluh (30) hari semenjak rancangan undang-undang tersbut disetujui tidak disahkan oleh presiden, maka rancangan undang-undang rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan. Jadi, persetujuan atau pengesahan atas rancangan undang-undang menjadi undang-undang oleh presiden tidak mutlak. Namun demikian, di sisi lain, posisi presiden semakin kuat karena ia tidak akan mudah dijatuhkan (diberhentikan) oleh MPR, meskipun ia berada dalam kondisi berbeda pandangan dalam penyelenggaraan pemerintahannya dengan parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah). Selama presiden tidak diputus telah melanggar hukum oleh mahkamah konstitusi, maka posisi presiden akan aman. Selain itu, presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada MPR, karena presiden dipilih langsung oleh rakyat. 99

114 Kegiatan Pembelajaran 6 Memang MPR masih dapat menghentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya atas usul DPR Pasal 7A). namun, hal ini akan sangat tergantung kepada keputusan mahkamah konstitusi, karena menurut pasal 7B-nya, usul pemberhentian presiden dan atau wakil dapat diajukan oleh DPR kepada MPR hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada mahkamah konstitusi untuk memutus pendapat DPR bahwa presiden dan / atau wakil presiden telah melakukan pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum ini berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan / atau pendapat bahwa presiden dan / atau wakil presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan / atau wakil presiden. Jadi, putusan mahkamah konstitusi tersebut semata-mata atas dasar pertimbangan hukum. Majelis Permusyawaratan Rakyat juga dapat memilih presiden dan wakil presiden pengganti apabila tedapat kekosongan jabatan presiden dan wakil presiden di tengah masa jabatannya secara bersamaan (pasal 8 ayat (3)). Persoalannya di sini adalah pertanggungjawaban presiden dan wakil presiden pengganti yang dipilih oleh MPR tersebut. Apakah ia akan bertanggung jawab kepada rakyat atau kepada MPR yang telah memilih dan mengangkatnya? Ketentuan ayat (3) ini menurut Ismail Suny, menunjukkan bahwa MPR tidak konsisten dengan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. Sebaiknya dalam hal ini perlu dikaitkan sisa masa jabatan presiden dan / atau wakil presiden itu. Misalnya, majelis boleh memilih presiden dan / atau wakil presiden pengganti apabila sisa masa jabatn tersebut tinggal 12 bulan atau kurang, maka sebaiknya pemilihan presiden dan / atau wakil presiden pengganti itu hanya bersifat sementara dan semata -mata karena pertimbangan teknis. d. Kekuasaan Kehakiman Kekuasaan kehakiman menurut naskah asli UUDNRI tahun 1945 dilakukan oleh Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman. Setelah amandemen, kekuasaan kehakiman ini dilakukan, selain yang disebutkan diatas, juga dilakukan oleh mahkamah konstitusi. Mengenai tugas dan wewenang mahkamah konstitusi sudah sering disinggung di atas. 100

115 PPKn SMP KK J Dengan amandemen UUD 1945, posisi hakim agung menjadi kuat karena mekanisme pengangkatan hakim agung diatur sedemikian rupa dengan melibatkan tiga lembaga, yaitu : (1) Dewan Perwakilan Rakyat, (2) presiden, dan (3) komisi yudisial. Komisi yudisial ini merupakan lembaga baru yang memang sengaja dibentuk untuk menangani urusan yang terkait dengan pengangkatan hakim agung serta menegakkan kehormatan, keluhuran martabat dan perilaku hakim. Anggota komisi yudisial ini diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR. Berdasarkan uraian diatas, secara umum dapat disimpulkan bahwa UUDNRI tahun 1945 dan perubahan-perubahannya itu telah mengatur mekanisme penyelenggaraan ketatanegaraan, yang terkait dengan hubungan antar kekuasaan lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif secara berimbang. Atau dengan kata lain, terdapat hubungan check and balance antarketiga lembaga tersebut. Semangat untuk selalu melibatkan kedaulatan rakyat melalui lembaga perwakilan rakyat nampak dominan. Setiap pengangkatan pejabat negara seperti hakim agung, hakim mahkamah konstitusi, panglima Tentara Nasional Indonesia, kepala Polisi Republik Indonesia (KAPOLRI), anggota komisi yudisial, anggota Badan Pemeriksaan Keuangan, dan gubernur bank selalu melibatkan peran Dewan Perwakilan Rakyat. Kondisi demikian sejalan dengan prinsip-prinsip negara demokrasi. Jadi, dilihat dari segi konstitusi, Indonesia adalah negara demokratis. Perubahan format kelembagaan negara adalah wujud adaptasi dan adopsi berbagai perkembangan gagasan hukum dan demokrasi di tingkat dunia serta praktik penyelenggaraan negara-negara lain yang dianggap demokratis. Selain itu, perubahan format kelembagaan negara pascaamandemen UUD Negara RI Tahun 1945 ini sebagai antisipasi kecenderungan hukum dan demokrasi di masa mendatang. Dengan demikian, diharapkan Hak Asasi Manusia dapat lebih terjamin, kedaulatan rakyat dapat terlaksana sebaik-baiknya dan pembangunan berjalan secara efektif dan efisien serta transparan dan akuntabel. Kesemua itu diarahkan agar cita-cita berdirnya negara-sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun dapat lebih mungkin terwujudkan. 101

116 Kegiatan Pembelajaran 6 4. Desain Pengembangan Fungsi Lembaga Negara Lembaga-lembaga negara hasil perubahan konstitusi telah menjalankan fungsinya lebih dari sepuluh tahun. Baik itu lembaga tinggi negara yang dibentuk berdasarkan UUD Negara RI Tahun 1945, Undang-Undang, ataupun lembagalembaga negara dibentuk karena Peraturan Pemerintah serta Keputusan Presiden. Selama jangka waktu tersebut, praktik pelaksanaan wewenang lembaga-lembaga negara tersebut dalam melaksanakan amanat UUD Negara RI Tahun 1945 telah menghasilkan banyak perkembangan dan kemajuan bagi bangsa dan negara. Namun demikian, jika kita cermati masih terdapat pelaksanaan fungsi dan tugas lembaga negara yang overlapping. Memberikan masukan dan kritikan terhadap penataan dan konsolidasi lembaga negara adalah kewajiban kita semua sebagai warga negara. Khususnya Anda sebagai Guru PPKn tentunya mempunyai kewajiban yang lebih dibanding komponen warga negara yang lain. Melalui modul ini, Anda diharapkan dapat menyusun sebuah proposal penelitian tentang Desain Pengembangan Fungsi Lembaga-lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun Terkait dengan penugasan tersebut, Anda disarankan membaca terlebih dahulu buku-buku terbaru tentang Lembaga-lembaga Negara. Atau mungkin Anda bisa merujuk pada Jimly Asshiddiqqie (2012:327) dalam buku Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi berikut ini. Bandingkanlah peta kondisi kelembagaan negara dan kondisi pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun di daerah-daerah, baik yang lama maupun yang baru, baik di bidang politik, ekonomi, maupun kebudayaan. Periksalah kondisi internalnya masing-masing baik yang menyangkut SDM, kondisi keuangan, dan aset atau kekayaan negara yang dikelola, sistem aturan yang berlaku di dalamnya serta perangkat-perangkat sistem administrasi yang dijalankan, Lalu bandingkan tugas, pokok, fungsinya dengan hasil kerja dan kinerjanya dalam kenyataan, serta penghitungan nilai kegunaanya untuk kepentingan bangsa dan negara dengan membandingkannya dengan nilai dari segala perangkat yang dimilikinya itu seperti jumlah personel, nilai keuangan, dam kekayaan negara yang dikelolanya. Lalu bandingkan pula antara satu lembaga 102

117 PPKn SMP KK J dengan lembaga lain yang sejenis yang boleh jadi juga didesain untuk maksud yang sama atau mirip dengan lembaga yang bersangkutan. D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktifitas pembelajaran tatap muka penuh Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi, Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut : a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul. (etos kerja, tangguh, daya juang) b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.(menghargai) c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul baik yang dikerjakan secara individual atau kelompok. (menghargai, profesional) d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas terhadap materi modul (tanggungjawab) e. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); (kerjasama) f. Mempersilahkan kelompok untuk berdiskusi materi latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul.(solidaritas) g. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. (menghargai, komitmen atas keputusan bersama) h. Penyampaian hasil diskusi; (menghargai, komitmen atas keputusan bersama) i. Memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok (menghargai, kejujuran) j. Menyimpulkan hasil pembelajaran (komitmen atas keputusan bersama) k. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. (menghargai, kejujuran) l. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (menghargai, kejujuran) m. Merencanakan kegiatan tindak lanjut (tanggungjawab) 103

118 Kegiatan Pembelajaran 6 2. Aktifitas Pembelajaran In On In a. Aktifitas IN1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pengembangan Fungsi Lembaga-Lembaga Negara dalam UUDNRI Tahun 1945., maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai Berikut : Memberikan motivasi peserta diklat, Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini, Menyampaikan scenario kerja diklat dangan baran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indicator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual dan Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggungjawab, belajar sepanjang hayat) b. Aktifitas ON Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Katihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktifitas In -2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) 2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) 3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) 4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) 104

119 PPKn SMP KK J E. LatihanKerja/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktiitas 6.1: Menyusun proposal penelitian Desain Pengembangan Fungsi Lembaga-lembaga Negara alam UUDNRI tahun LK 6.1 : Susunlah sebuah proposal penelitian tentang Desain Pe-ngembangan Fungsi Lembaga-lembaga Negara dalam UUD Negara RI Tahun 1945 sesuai dengan sistematika di bawah ini. Tema/ Judul: A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Landasan Teori E. Definisi Konseptual F. Definisi Operasional G. Metodologi Penelitian G.1. Metode Penelitian G.2. Jenis Penelitian G.3. Teknik Pengumpulan Data G.4. Teknik Analisa Data G.5. Obyek Penelitian H. Daftar Pustaka Prosedur Kerja : 1. Baca kembali pembuatan desain pengembangan fungsi lembaga Negara dalam UUDNRI tahun Siapkan pula beberapa literatur atau sumber belajar yang mendukung tugas bapak / ibu 3. Buatlah proposal penelitian seperti pada LK Presentasikan hasil proposal penelitian bapak/ibu. 105

120 Kegiatan Pembelajaran 6 2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 6.2 : Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul Profesional Kelompok Kompetensi J 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Standar Kompetensi Bahan Bentuk Materi Indikator Urut Kompetensi Dasar Kelas Soal 1 Memahami Menunjukkan VIII Demokrasi PG Level kedaulatan sikap positif dan Pengetahua rakyat dalam terhadap Kedaulatan n dan sistem pemerintahan di Indonesia kedaulatan rakyat dan sistem Pemahama n 2 pemerintahan Indonesia VIII PG Level Aplikasi 3 VIII PG Level Penalaran 4 VIII Uraian level.. b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Bahan Kompetensi Dasar Urut Kelas 1 Memahami fungsi IX lembaga-lembaga negara dalam UUD Negara Republik 2 Indonesia Tahun 1945 IX 3 IX Materi Indikator Bentuk Soal Sikap positif terhadap lembaga negara sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PG Level Pengetahuan dan Pemahaman PG Level Aplikasi PG Level Penalaran 4 IX Uraan level.. 106

121 PPKn SMP KK J 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. Jenjang Mata Pelajaran Kelas Kompetensi : Level : KARTU SOAL : Sekolah Menengah Pertama : PPKn : VII Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 3. Tes Formatif Pilihlah salah satu jawaban a, b, c atau d dengan memberi tanda silang (X) 1. Penyebab tidak terjadi proses saling mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances) pada institusi-institusi ketatanegaraan, karena UUD Negara Republik Indonesia memberikan kekuasaan yang sangat... a. besar terhadap Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif b. besar terhadap MPR sebagai pemegang kekuasaan legislatif c. kecil terhadap DPR sebagai pemegang kekuasaan legislatif d. kecil terhadap Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif 107

122 108 Kegiatan Pembelajaran 6

123 PPKn SMP KK J 2. Substansi materi dari hasil amandemen UUD 1945, dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu Penghapusan atau pencabutan beberapa ketentuan; Ketentuan dan Lembaga Baru ; Ketentuan dan Lembaga yang dimodifikasi. Di bawah ini yang termasuk Penghapusan atau pencabutan beberapa ketentuan, yaitu... a. Kekuasaan presiden yang menyangkut pembentukan undang-undang, tidak lagi dipegang presiden, melainkan dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat b. Bank sentral yang sebelumnya hanya diatur dalam undang-undang, sekarang diatur dalam pasal 23D perubahan keempat. c. Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat, yang sebelumnya dipilih oleh MPR, diatur dalam pasal 6A d. Reposisi MPR yang merupakan modifikasi dari MPR lama, diatur dalam pasal 2 ayat (1) UUD Perhatikan pernyataan berikut 1. pelembagaan sistem pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. 2. pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden 3. penguatan posisi parlemen 4. presiden dan wakil presiden tidak bisa dijatuhkan oleh parlemen secara politik Merupakan gambaran memperkuat sistem pemerintahan... a. Parlementer b. Presidensil c. Demokrasi d. Parlementer konstitusional 4. Lembaga baru yang peran dan tugasnya kurang lebih sama dengan DPA adalah. a. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) b. Komisi Yudisial (KY) c. Dewan Pertimbangan Presien (DPP) d. Mahkamh Konstitusi (MK) 109

124 Kegiatan Pembelajaran 6 5. Pemberhentian presiden dan atau wakil dapat diajukan oleh DPR kepada MPR hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada... a. Majelis Permusyawarat Rakyat (MPR) b. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) c. Kepolisian Republik Indonesia ( POLRI) d. Mahkamh Konstitusi (MK) F. Rangkuman UUD Negara RI Tahun 1945 yang telah diamandemen berdampak pada skema dan format kelembagaan negara kita mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai ke tingkat yang paling rendah. Mulai dari MPR sebagai lembaga tertinggi negara sampai ke bentuk pemerintahan desa mengalami perubahan mendasar menurut amanat UUD Negara RI Tahun Ada lembaga negara yang dikurangi kewenangannya dan menurun kedudukannya seperti MPR, ada yang diperkuat kewenangannya seperti DPR, adapula pembentukan lembaga negara baru seperti MK. Selain itu, ada pula lembaga negara yang dihapus dari sistem ketatanegaaraan kita, yaitu DPA, yang peran dan tugasnya kurang lebihnya digantikan oleh Dewan Pertimbangan Presiden. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 6 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang 110

125 PPKn SMP KK J Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 7, jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 6, terutama yang masih belum dikuasai. 111

126 Kegiatan Pembelajaran 8 Kegiatan Pembelajaran 7 Pengembangan Jaminan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia Di Indonesia A. Tujuan Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat dapat : 1. Menguraikan/menjelaskan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia. 2. Menyusun pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia sesuai kaidah. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat dapat menjelaskan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia. 2. Peserta diklat dapat menyusun pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia 3. Peserta diklat menunjukkan komitmen moral dan integritas dalam menyusun pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia C. Uraian Materi 1. Pengembangan Jaminan Dan Perlindungan Hak Asasi Manusia Di Indonesia Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang bersifat mendasar dan melekat dengan jati diri manusia secara universal. Siapa pun manusianya berhak memiliki hak tersebut. Adanya hak pada seseorang berarti bahwa ia mempunyai suatu keistimewaan yang membuka kemungkinan baginya untuk diperlakukan sesuai dengan keistimewaan yang dimilikinya. 112

127 PPKn SMP KK J Pemikiran para pendiri negara dituangkan dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUDNRI tahun Pembukaan UUDNRI tahun 1945 secara tegas telah memuat pengakuan hak asasi manusia. Secara lebih jelas kandungan HAM dalam Pembukaan UUD 1945 diuraikan berikut ini : Tabel 8. HAM dalam Pembukaan UUD Tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 Alinea pertama, Dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945 dimuat pernyataan kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan: Aline kedua, Dalam alinea kedua merupakan penjabaran pernyataan Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Alinea kedua memuat pernyataan menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur: Aline ketiga, Dalam aline ketiga termuat kalimat Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Penjelasan Alinea pertama Pembukaan UUD 1945 memberikan jaminan universal bahwa kemerdekaan dan kebebasan adalah hak segala bangsa. Pernyataan inilah yang kemudian mengilhami bangsa Indonesia untuk aktif dalam memperjuangkan bagi bangsabangsa terjajah di seluruh dunia. Alinea kedua Pembukaan UUD 1945 mengandung pengertian bahwa setelah bangsa Indonesia merdeka maka rakyat Indonesia dijamin dan diwujudkan hak politik dan hak ekonomi atau hak kesejahteraannya. Hak politik termuat dalam pernyataan bersatu dan berdaulat dan hak ekonomi yaitu terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 mengandung pengertian bahwa hak-hak yang telah bangsa Indonesia dapatkan yaitu kemerdekaan dan berbagai hak yang melekat didalamnya, adalah tidak hanya hasil perjuangan manusia semata melainkan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Pernyataan tersebut akan menimbulkan kesadaran ketuhanan, 113

128 Kegiatan Pembelajaran 8 Pembukaan UUD 1945 Aline keempat, Dalam alinea keempat dimuat tentang tujuan negara dan dasar negara. Tujuan negara ada empat, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Penjelasan sebagai penyeimbang dari nilai-nilai keduniaan semata. Tujuan negara yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, didalamnya mengandung berbagai hak seperti hak perlindungan keamanan dan perlindungan hukum, hak ekonomi, dan hak sosial budaya. Serta hak kemerdekaan dan keamanan bagi seluruh dunia. Yang dimaksud dasar negara dalam alinea keempat tersebut adalah dasar negara Pancasila. Jaminan hak asasi manusia dalam batang tubuh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diatur dalam beberapa pasal (27 34). Buatlah laporan hasil perbandingan pasal-pasal yang ada dalam UUD Negara Republik Indonesia sebelum dan setelah amandemen. Sedangkan dalam Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia yang ditetapkan oleh MPR pada tanggal 13 November Ketetapan ini terdiri daripembukaan, 10 bab, 44 pasal yang mengatur bagaimana hak asasi manusia harus dilindungidan ditegakkan. Hak asasi manusia yang tercantum dalam ketetapan tersebut adalah : a. Hak untuk hidup b. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan c. Hak keadilan d. Hak kemerdekaan e. Hak atas kebebasan informasi f. Hak keamanan g. Hak kesejahteraan h. Kewajiban i. Perlindungan dan pemajuan 114

129 PPKn SMP KK J Sebagai penjabaran lebih lanjut terhadap hak asasi manusia di Indonesia, DPR menetapkan Jaminan HAM dalam UU No. 39 Tahun Undang-undang tentang HAM tersebut terdiri atas XI bab dan 106 pasal. Jaminan HAM dalam UU No. 39 Tahun 1999, meliputi : Tabel 9. HAM dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 NO. PASAL PROFIL HAM 1 9 Hak untuk hidup 2 10 Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan Hak mengembangkan diri Hak memperoleh keadilan Hak atas kebebasan pribadi Hak atas rasa aman Hak atas kesejahteraan Hak turut serta dalam pemerintahan Hak wanita Hak anak D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktifitas Pembelajaran Tatap Muka (Kerjasama, gotong royong, mandiri, integritas) Melalui diskusi kelompok peserta mampu menyusun pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia. Dengan Langkah Kegiatan sebagai berikut : a) Pelajari hand out atau modul yang relevan b) Tuliskan 10 pertanyaan yang terkait dengan materi di selembar kertas c) Setelah selesai lipatlah ke dalam kertas pertanyaan dengan rapi, sehingga pertanyaan tidak terlihat dari luar 115

130 Kegiatan Pembelajaran 8 d) Tukarkan kertas pertanyaan dengan kelompok lain secara acak e) Jawablah pertanyaan yang kelompok Anda dapatkan f) Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda g) Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain Format Pertanyaan dan Jawaban Tabel 10. Format Pertanyaan dan Jawaban No Pertanyaan dari Kelompok... Jawaban dari Kelompok Aktifitas Pembelajaran In On In a. Aktifitas IN-1 Aktifitas IN-1 memberikan skenario pembelajaran modul, dan melakukan aktifitas seperti pada aktifitas tatap muka. b. Aktifitas On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Latihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktifitas IN-2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) 116

131 PPKn SMP KK J 2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) 3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) 4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) E. LatihanKerja/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktifitas 7.1: Menyusun pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia LK 7.1: Susunlah dalam tabel pengembangan jaminan dan perlin-dungan hak asasi manusia di Indonesia Prosedur Kerja : 1. Baca kembali uraian materi modul ini, dan buku-buku yang relevan terkait pengembangan hak asasi manusia 2. Kerjakan LK 7.1 pada tabel 10 pengembangan dan perlindungan HAM 3. Apabila mengalami kesulitan, bapak/ibu bisa berkonsultasi dengan fasilitator atau nara sumber 4. Hasil dari pekerjaan bapak/ibu, di presentasikan pada pertemuan IN-2 Tabel 7.1. Pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia No. Ketentuan Hukum yang Berlaku di Indonesia Jaminan Hak AsasiManusia Perlindungan Hak Asasi Manusi 117

132 Kegiatan Pembelajaran 8 2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 7.2 : Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul Profesional Kelompok Kompetensi J 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Standar Kompeten Bahan Bentuk Materi Indikator Urut Kompetensi si Dasar Kelas Soal 1 Menampilka n sikap positif terhadap perlindungan Mengharga i upaya perlindung an HAM VII Hak Asasi Manus ia PG Level Pengetahu an dan Pemahama n 2 dan penegakan VII PG Level Aplikasi 3 Hak Azasi VII PG Level Manusia Penalaran 4 (HAM) Uraian level... b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn 118

133 PPKn SMP KK J No. Bahan Kompetensi Dasar Urut Kelas 1 Memahami Hak VIII Asasi Manusia (HAM) dalam 2 Undang-Undang Dasar Negara VIII Republik Indonesia 3 Tahun 1945 VIII Materi Indikator Bentuk Soal Perilaku positif sebagai pengharga an hak asasi manusia sesuai UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PG Level Pengetahuan dan Pemahaman PG Level Aplikasi PG Level Penalaran 4 Uraian level Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. Jenjang Mata Pelajaran Kelas : Kompetensi : Level : KARTU SOAL : Sekolah Menengah Pertama : PPKn Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 3. Tes Formatif Pilihlah jawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X) 119

134 Kegiatan Pembelajaran 8 1. kandungan HAM dalam Pembukaan UUD 1945 alenia kedua yaitu... a. Kebebassan / kemerdekaan b. Politik dan ekonomi / kesejahteraan c. Beragama / percaya pada Tuhan d. Hukum, sosial dan Hankam 2. Jaminan hak asasi manusia dalam batang tubuh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diatur dalam beberapa pasal a UUDNRI tahun 1945 b. 28 A 28 J UUDNRI tahun 1945 c. 28 UUDNRI tahun 1945 d UUDNRI tahun Jaminan husus terhadap hak anak dan hak wanita diatur dalam undang undang nomor... a. 38 tahun 1998 b. 38 tahun 1999 c. 39 tahun 1998 d. 39 tahun Dalam alenia kedua Pembukaan UUDNRI tahun 1945 terdapat pernyataan bersatu, dan berdaulat, hal ini menunjukkan jaminan hak... a. Ekonomi b. Sosial budaya c. Politik d. Perthanan Kemanan 5. Ketetapan MPR yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia adalah.. a. XVII/MPR/1998 b. XVIII/MPR/1998 c. XVII/MPR/1999 d. XVIII/MPR/

135 PPKn SMP KK J F. Rangkuman HAM merupakan hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu Negara wajib melindungi dan menjunjung tinggi HAM karena masyarakat telah menyerahkan sebagian hak-haknya kepada negara untuk dijadikan hukum (Teori Kontrak Sosial). Negara memiliki hak membuat hukum dan menjatuhkan hukuman atas pelanggaran HAM. Negara, pemerintah atau organisasi berkewajiban untuk melindungi hak asasi manusia pada setiap manusia. Pengembangan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUDNRI tahun 1945, pasal pasal UUDNRI tahun 1945, Tap MPR RI No. XVII/1998 dan UU nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 7 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 8, jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 7, terutama yang masih belum dikuasai. 121

136 Kegiatan Pembelajaran 8 Kegiatan Pembelajaran 8 Indonesia Negara Hukum A. Tujuan 1 Dengan membaca modul ini dan berdiskusi, peserta dikat mampu menjelaskan tentang pengertian, unsur-unsur, peran penting dan bentuk Negara hukum yang dianut Indonesia 2 Dengan membaca modul ini dan berdiskusi, peserta dikat mampu menunjukkan komitmen penerapan Indonesia sebagai negara hukum. pengertian, unsur-unsur, peran penting dan bentuk Negara hukum yang dianut Indonesia. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1 Peserta diklat mampu menjelaskan pengertian, unsur-unsur negara hukum 2 Peserta diklat mampu menganalisis peran penting hukum dalam kehidupan bernegara 3 Peserta diklat mampu menguraikan bentuk Negara hukum yang dianut Indonesia dengan benar. 4 Peserta dikat mampu menunjukkan komitmen penerapan Indonesia sebagai Negara Hukum. 5 Peserta diklat mampu menunjukkan integritas dalam mempelajari modul negara indonesia adalah negara hukum C. Uraian Materi 1. Pengertian Hukum dan Negara Hukum Tidak mudah memberikan definisi tentang hukum, karena sedemikian luasnya cakupan hukum dan latar belakang dari setiap orang yang memberikan definisi/pengertian tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat J. Van Aperldoorn bahwa tidak mungkin memberikan definisi mengenai Pengertian Hukum, karena 122

137 PPKn SMP KK J begitu luas yang diaturnya. hanya tujuan hukum saja yang mengatur pergaulan hidup secara damai. Namun dalam rangka memberikan pegangan akademik, berikut ini akan saya sampaikan berberapa definisi hukum menurut para sarjana, sebagai berikut: Menurut Plato: Hukum adalah seperangkat peraturan-peraturan yang tersusun dengan baik dan teratur dan bersifat mengikat hakim dan masyarakat. Immanuel Kant, memberikan definisi Hukum sebagai segala keseluruhan syarat dimana seseorang memiliki kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain dan menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan. Menurut E. Utrecht hukum adalah himpunan petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya di taati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan, oleh karenanya pelanggaran terhadap petunjuk hidup itu dapat menimbulkan tindakan dari pemerintah masyarakat itu. Hans Kelsen menyampaikan bahwa hukum adalah suatu keharusan yang mengatur tingkahlaku manusia sebagai mahluk rasional, bahwa hukum harus dibersihkan dari unsur-unsur non-yuridis. Hukum adalah sebuah ketentuan sosial yang mengatur perilaku mutual antar manusia, yaitu sebuah ketentuan tentang serangkaian peraturan yang mengatur perilaku tertentu manusia dan hal ini berarti sebuah sistem norma. Jadi hukum itu sendiri adalah ketentuan. Roscoe Pound berpendapat bahwa hukum merupakan realitas sosial yang mengatur warga masyarakat. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, memberikan definisi hukum sebagai keseluruhan kaidah serta semua asas yang mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat dan bertujuan untuk memelihara ketertiban serta meliputi berbagai lembaga dan proses guna mewujudkan berlakunya kaidah sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat. Dr. Soejono Dirdjosisworo, S.H. menyebutkan aneka arti hukum yang meliputi: (1) hukum dalam arti ketentuan penguasa (undang-udang, keputusan hakim dan sebagainya), (2) hukum dalam arti petugas-petugas-nya (penegak hukum), (3) 123

138 Kegiatan Pembelajaran 8 hukum dalam arti sikap tindak, (4) hukum dalam arti sistem kaidah, (5) hukum dalam arti jalinan nilai (tujuan hukum), (6) hukum dalam arti tata hukum, (7) hukum dalam arti ilmu hukum, (8) hukum dalam arti disiplin hukum. Selanjutnya menurut Achmad Ali, bahwa hukum merupakan seperangkat norma mengenai apa yang benar dan salah, yang dibuat dan diakui eksistensinya oleh pemerintah, baik yang tertuang dalam aturan tertulis maupun yang tidak, terikat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara menyeluruh, dan dengan ancaman sanksi bagi pelanggar aturan norma itu. Definisi lainnya disamapian oleh Prof.Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A., dan Purnadi Purbacaraka, S.H. menyebutkan arti yang diberikan masyarakat pada hukum sebagai berikut: a). Hukum sebagai ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan yang tersusun secara sistematis atas dasar kekuatan pemikiran. b). Hukum sebagai disiplin, yakni suatu sistem ajaran tentang kenyataan atau gejala-gejala yang dihadapi. c) Hukum sebagai kaidah, yakni pedoman atau patokan sikap tindak atau perikelakuan yang pantas atau diharapkan.d) Hukum sebagai tata hukum, yakni struktur dan proses perangkat kaidah-kaidah hukum yang berlaku pada suatu waktu. e) Hukum sebagai petugas, yakni pribadi-pribadi yang merupakan kalangan yang berhubungan erat dengan penegakan hukum. f) Hukum sebagai keputusan penguasa, yakni hasil proses diskresi yang menyangkut keputusan penguasa. g) Hukum sebagai proses pemerintahan, yaitu proses hubungan timbal-balik antara unsur-unsur pokok sistem kenegaraan. h) Hukum sebagai sikap tindak ajeg atau perikelakuan yang teratur, yaitu perikelakuan yang diulang-ulang dengan cara yang sama, yang bertujuan untuk mencapai kedamaian.i) Hukum sebagai jalinan nilai-nilai, yaitu jalinan-jalinan dari konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang siagap baik dan buruk. Dari beberapa perumusan mengenai hukum yang telah diberikan oleh para ahli hukum tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur antara lain: a. Peraturan tentang tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat, b. Peraturan tersebut dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, c. Peraturan tersebut bersifat memaksa, d. Sanksi terhadap pelangggaran peraturan tersebut bersifat tegas. 124

139 PPKn SMP KK J Hukum merupakan suatu ketentuan yang berlaku pada Negara hukum. Menurut R. Djokosutono, bahwa Negara Hukum adalah Negara yang berdasarkan pada kedaulatan hukum. Hukumlah yang berdaulat dan negara merupakan subjek hukum. Negara dipandang sebagai subjek hukum, sehingga jika ia bersalah dapat dituntut di depan pengadilan karena perbuatan melanggar hukum. Negara hukum mengandung pengertian bahwa Negara memberikan perlindungan hukum bagi warga negara melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak dan penjaminan hak asasi manusia. Negara hukum sering kali dikaitkan dengan Istilah rechtsstaat dan the rule of law. Pada hakikatnya kedua istilah tersebut mempunya makna berbeda. The rule of law banyak dikembangkan di negara-negara Anglo Saxon, Anglo Amerika, yang bertumpu pada common law yang lebih menitikberatkan pada judicial. Sumber Hukum yang utama dalam AngloSaxon adalah: a. Putusan Hakim (Judicial decission). Hakim berperan besar dlm membentuk tata kehidupan masyarakat. b. Kebiasaan c. Peraturan Perundangan. Selanjutnya istilah rechtsstaat, merupakan bentuk Negara hukum yangbanyak dianut di negara-negara eropa continental yang bertumpu pada sistem civil law. Civil law menitikberatkan pada administration law. Hukum civil dikembangkan dari kodifikasi hukum Romawi (Kaisar Justinianus abad VI SM) yang dikenal dengan istilah corpus Juris Civilis. Kodifikasi hukum tersebut dijadikan dasar perumusan dan kodifikasi hukum Jerman, Belanda, Perancis, Italia, Amerika Latin, dan beberapa Negara lainnya. Ketika Belanda menjajah Indonesia, pengembangan dari hukum Romawi tersebut juga diberlakukan di Indonesia. Sehingga sampai sekarang Indonesia banyak terpengaruh oleh sistem hukum civil. Namun demikian, Negara hukum Indonesia tidak dapat dikatakan sepenuhnya menganut sistem hukum civil, karena Indonesia memiliki sistem hukum tersendiri. 125

140 Kegiatan Pembelajaran 8 Prinsip-prinsip yang ada dalam sistem hukum civil (civil law system) antara lain: a. hukum memperoleh kekuatan mengikat karena diwujudkan dalam peraturan yang berbentuk Undang-undang dan terkodifikasi. b. Putusan hakim hanya mengikat para pihak yg berperkara (Res Ajudicata) 2. Ciri-Ciri/Unsur-Unsur Negara Hukum Guna membedakan antara Negara hukum dan bukan Negara hukum, maka dapat kita cermati dari ciri-cirinya. Ismail Suny, memberikan pendapat bahwa Negara hukum memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Menjunjung tinggi hukum; b. Adanya pembagian kekuasaan; c. Adanya perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia serta remedi-remedi prosedural untuk mempertahankannya; d. Dimungkinkan adanya peradilan administrasi. Menurut Montesquieu. Menurutnya negara yang paling baik ialah negara hukum, Dikarenakan di dalam konstitusi tersebut di banyak negara terkandung 3 inti pokok yakni : a. Perlindungan Hak Asasi Manusia, b. Ditetapkannya suatu ketatanegaraan negara, c. Membatasi kekuasaan serta juga wewenang organ-organ negara. Franz Magnis Suseno mengemukakan bahwa terdapat lima ciri dari negara hukum, yakni : a. Fungsi kenegaraan tersebut dijalankan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai ketetapan UUD. b. UUD tersebut menjamin HAM ialah yang paling penting. Disebabkan karena tanpa jaminan tersebut, maka hukum tersebut akan menjadi sarana penindasan. c. Lembaga atau badan negara menjalankan kekuasaan masing-masing dengan selalu dan juga hanya taat pada dasar hukum yang Sudah ditentukan. d. Terhadap tindakan badan atau lembaga negara, masyarakat tersebut bisa mengadu ke pengadilan. e. Badan kehakiman bebas serta juga tidak memihak. 126

141 PPKn SMP KK J Selanjutnya menurut hasil rumusan yang disampaikan oleh International Commission of Jurits, yang mengadakan konferensi Internasional di Bangkok pada tahun 1965, merumuskan bahwa ciri-ciri pemerintahan demokratis yang menganut Rule of Law, merupakan pemerintahan yang dinamis dengan ciri-ciri sebagai berikut : a. Terdapat Perlindungan konstitusional; b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak; c. Kebebasan untuk dapat menyatakan pendapat; d. Pemilihan umum yang bebas; e. Kebebasan untuk dapat berorganisasi serta beroposisi dan f. Dilakukannya Pendidikan kewarganegaraan. 3. Pentingnya Negara Hukum Negara merupakan organisasi kekuasaan yang mengatur hajat hidup orang banyak. Terdapat dua konsep Negara, yakni Negara kekuasaan (Machts Staat) dan negara hukum (Rechts Staat). Pada Negara kekuasaan, maka kekuasaan, Negara hanya diabdikan untuk kekuasaan. Sedangkan dalam Negara hukum, Negara memberikan perlindungan hukum bagi warga negara melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak dan penjaminan hak asasi manusia. Dalam kehidupan masyarakat, tentunya tidak hanya berkutat kepada kekuasaan Negara. Banyak hal-hal penting lainnya yang menyagkut hak-hak setiap orang. Agar tidak terjadi perselisihan masing-masing kepentingan tersebut, maka memerlukan perindungan dan pengaturan yang baik. Oleh karenanya, keberadaan hukum menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan. Arti penting keberadaan Negara hukum adalah untuk mewujudkan tata kehidupan yang baik, teratur, adil dan harmonis bagi seluruh pihak dan seluruh kepentingan yang terkait. Negara sebagai organisasi kekuasaan dan sekaligus selaku subyek hukum, berperan penting untuk mewujudkan tata kehidupan yang baik, teratur, adil dan harmonis tersebut. 127

142 Kegiatan Pembelajaran 8 4. Negara Hukum yang dianut Indonesia Sesuai ketentuan Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia dinyatakan dengan tegas bahwa, Negara Indonesia adalah negara hukum. Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah apakah Indonesia menganut konsep hukum rechtstaat yang berlaku di Eropa Kontinental atau menganut konsep rule of the law dari Anglo Saxon? Sekalipun Indonesia sudah lama dijajah belanda dan menerapkan sistem hukum civil, apa dengan serta merta pendiri Negara (The Founding Fathers) memberlakukan sistem hukum civil? Ternyata tidak. Indonesia memberlakukan Negara hukum yang berbeda dengan civil law sistem dan Eropa Continental. Indonesia memberlakukan Negara hukum yang berdasarkan pada Falsafah Dasar Bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Mengacu pendapat Rukmana Amanwinata, bahwa Indonesia sebagai suatu Negara hukum memiliki karaktristik mandiri. Kemandirian itu terlihat dari penerapan konsep atau pola Negara hukum yang dianut. Rochmat Soemitro bahwa Negara hukum yang berdasarkan pancasila bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan Negara dan bangsa yang tentram, aman, sejahtera, dan tertib, dalam mana kedudukan hukum warga Negara dlam masyarakat dijamin sehingga tercapai keserasian keseimbangan dan keselarasan antara kepentingan perorangan dan kepentingan masyarakat. Pada dasarnya, Pancasila tercantum dalam pembukaan UUDNRI tahun 1945 alinea ke 4. Di Indonesia dasar hukum yang tertinggi yaitu Pancasila. Pancasila mengandung nilai-nilai yang mendasar dan sebagai pedoman untuk merumuskan hukum-hukum yang lebih rendah dibawahnya. Oleh sebab itu, Pancasila disebut sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum. Oleh karena itu, Pancasila berkedudukan paling tinggi dalam hukum di Indonesia. Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan menyatakan bahwa: Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara. Dalam penjelasan pasal tersebut dinyatakan bahwa Penempatan Pancasila 128

143 PPKn SMP KK J sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis negara sehingga setiap materi muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dalam Negara hukum Pancasila, diatur jenis dan heirarki peraturan perundangundang, sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, yang terdiri atas: a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; d. Peraturan Pemerintah; e. Peraturan Presiden; f. Peraturan Daerah Provinsi; dan g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktivitass Pembelajaran Tatap muka Akitivitas pembelajaran diklat tatap muka dengan mata diklat Indonesia Negara Hukum sebagai berikut : Tabel 11. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Indonesia Negara Hukum Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu Pendahuluan 1. Narasumber/instruktur mengkondisikan menit (menghargai, profesionalisme) peserta diklat untuk siap menerima materi sajian serta memberi motivasi menunju profesionalisme 129

144 Kegiatan Pembelajaran 8 Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu Kegiatan Inti (kerjasama, musyawarah mufakat, tanggungjawab) 2. Melakukan penjajakan melalui tanya jawab terkait Negara hukum. 3. Menampilkan kasus-kasus terkait keberadaan Indonesia sebagai Negara hukum, 4. Menyampaikan tujuan dan garis besar materi pelatihan. 1. Meminta peserta membentuk kelompok pasangan (@ 2 orang) 2. Tiap kelompok pasangan menuliskan permasalahan yang dihadapi terkait tayangan kasus di atas dan dikatikan dengan pentingnya penegakan hukum di Indonesia 3. Tiap pasangan merumuskan pertanyaanpertanyaan sebanyak-banyak, 4. Tipa pasangan mencari informasi, data, sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang dimajukan. 5. Tiap pasangan berdiskusi dan curah pendapat, guna menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. 6. Bila sudah selesai tiap pasangan diminta memilih pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang (dua pasangan). 7. Masing-masing anggota kelompok berembuk terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan dan dijawab melalui pasangannya masing-masing. 8. Tiap anggota kelompok tersebut bebas mengemukakan hasil pemikiran/pemecahan masalah.. 9. Tiap kelompok mempersiapkan presentasi hasil kerja kelompoknya. 10. Presentasi Hasil Kerja kelompok. Narsumber mengamati, mencermati hasil presentasi perserta diklat, diberikan kesempatan kelompok lain memberi tanggapan terhadap hasil presentasi kelompok tersebut. 11. Nara sumber mengklarifikasi bila terjadi kesalahan konsep, prosedur, langkahlangkah dari hasil kerja menit 130

145 PPKn SMP KK J Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu Penutup (komitmen atas keputusan bersama) 1. Narasumber bersama peserta diklat membuat simpulan 2. Narasumber melakukan tes secara lisan. 3. Narasumber melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. 4. Memberi tugas tindak lanjut mengidentifikasi permasalahan berdasarkan Kompetensi Dasar mapel ybs. menit 2. Aktifitas Pembelajaran In On In a. Aktifitas IN-1 Aktifitas IN-1 memberikan skenario pembelajaran modul, dan melakukan aktifitas seperti pada aktifitas tatap muka. b. Aktifitas On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Latihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktifitas IN-2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) 2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) 3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) 4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) 131

146 Kegiatan Pembelajaran 8 E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktifitas 8.1: Membahas dan menganalisis Konsepsi hukum, negara hukum, unsur negara hukum. LK 8.1 : Setiap kelompok membahas dan menganalisis tema-tema sebagai berikut: 1. Konsepsi hukum, Negara hukum dan unsur-unsur Negara hukum. 2. Analisis tentang pentingnya keberadaan Negara hukum. 3. Analisis bentuk Negara hukum yang dianut Indonesia 4. Sikap dan perilaku sebagai wujud komitmen bagi terwujudnya Indonesia negara hukum 5. Upaya-upaya yang harus dilakukan agar dapat terwujud Indonesia Negara hukum yang baik, benar dan adil. LK 8.2: Buatlah makalah dari salah satu tema di LK 8.1 yang meliputi (Pendahuluan, Isi, Kesimpulan dan Saran) Prosedur Kerja: 1. Bacalah Kembali materi pada modul dengan materi Indonesia negara hukum 2. Ketika Kegiatan IN1 bekerjalah secara kelompok (5 kelompok) untuk membahas dan menganalisis tema tema pada LK8.1 (setiap kelompok 1 tema) 3. Sesuai tema yang diperoleh, setiap orang kemudian membuat makalah sekitar 6 10 halaman dan dikerjakan saat On service 4. Hasil dari diskusi dan pembuatan makalah dikomunikasikan pada saat In service 2 (Komunikasi bisa presentasi, atau dalam bentuk pamaren hasil makalah) 132

147 PPKn SMP KK J 2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 8.3 : Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul Profesional Kelompok Kompetensi J 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbud Nomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Standar Kompetensi Bahan Kompetensi Dasar Kelas Materi Indikator Bentuk Soal b. Kurikulum 2013 (Permendikbud Nomor 24 tahun 2016) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Kompetensi Bahan Urut Dasar Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 Memahami aturan hukum yang berlaku IX Arti penting hukum yang berlaku PG Level Pengetahuan dan Pemahaman 2 dalam dalam kehidupan IX kehidupan PG Level Aplikasi 3 bermasyarakat bermasyara dan bernegara IX kat dan PG Level Penalaran bernegara 4 Uraian level.. 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS. 133

148 Kegiatan Pembelajaran 8 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. Jenjang Mata Pelajaran Kelas : Kompetensi : Level : KARTU SOAL : Sekolah Menengah Pertama : PPKn Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 3. Tes Formatif Pilihlah jawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X) 1. Pengertian hukum menurut Van Aperldoorn, yaitu... a. tidak mungkin memberikan definisi mengenai Pengertian Hukum, b. seperangkat peraturan-peraturan yang tersusun dengan baik dan teratur dan bersifat mengikat hakim dan masyarakat. c. himpunan petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat d. suatu keharusan yang mengatur tingkahlaku manusia sebagai mahluk rasional 2. Negara memberikan perlindungan hukum bagi warga negara melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak dan penjaminan hak asasi manusia. Merupakan pengertian... a. Hukum dalam arti luas 134

149 PPKn SMP KK J b. Negara Hukum c. Negara demokrasi d. Hukum dalam arti sempit 3. Istilah rechtsstaat, merupakan bentuk Negara hukum yangbanyak dianut di negara-negara a. Anglo Amerika b. Eropa Continental c. Anglo Continental d. AngloSaxon 4. Ciri ciri negara hukum adalah... a. Sanksi terhadap pelangggaran peraturan tersebut bersifat tegas. b. Putusan hakim hanya mengikat para pihak yg berperkara c. Adanya perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia d. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak 5. Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini diatur dalam UUDNRI tahun 1945 pasal... a. 1 ayat 1 b. 1 ayat 2 c. 1 ayat 3 d. 2 ayat 1 F. Rangkuman 1. Tidak mudah memberikan definisi hukum. Namun untuk memahami hu-kum dapat dilihat dari unsur-unsurnya, yang meliputi: a) Peraturan tentang tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat,b) Peraturan tersebut dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, c) Peraturan tersebut bersifat memaksa; d) Sanksi terhadap pelangggaran peraturan tersebut bersifat tegas. 2. Negara Hukum adalah Negara yang berdasarkan pada kedaulatan hukum. Hukumlah yang berdaulat dan negara merupakan subjek hukum. Negara dipandang sebagai subjek hukum, sehingga jika ia bersalah dapat dituntut di 135

150 Kegiatan Pembelajaran 8 depan pengadilan karena perbuatan melanggar hukum. 3. Ciri-ciri Negara hukum menurut International Commission of Jurits adalahsebagai berikut :a) Terdapat Perlindungan konstitusional;b) Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak;c) Kebebasan untuk dapat menyatakan pendapat;d) Pemilihan umum yang bebas;e) Kebebasan untuk dapat berorganisasi serta beroposisi danf) Dilakukannya Pendidikan kewarganegaraan. 4. Arti penting keberadaan Negara hukum adalah untuk mewujudkan tata kehidupan yang baik, teratur, adil dan harmonis bagi seluruh pihak dan seluruh kepentingan yang terkait. Negara sebagai organisasi kekuasaan dan sekaligus selaku subyek hukum, berperan penting untuk mewujudkan tata kehidupan yang baik, teratur, adil dan harmonis tersebut. 5. Indonesia memberlakukan Negara hukum yang berdasarkan pada Falsafah Dasar Bangsa Indonesia yaitu Pancasila G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut. Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 8 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 9, jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 8, terutama yang masih belum dikuasai. 136

151 PPKn SMP KK J Setelah itu buatlah kelompok untuk membuat rencana aksi di lingkungan sekolah terkait dengan kesadaran hukum berlalu lintas. Rencana aksi dapat berupa gerakan peserta didik patuh tehadap peraturan lalu lintas atau Olimpiade Sekolah tentang Cerdas Cermat Berlalu Lintas. Tindak lanjut, dari rencana aksi tersebut adalah (1) Gerakan Kesadaran Tertib Lalu Lintas. atau (1) Gerakan Sekolah zero pelanggaran aturan sekolah. 137

152 Kegiatan Pembelajaran 9 Kegiatan Pembelajaran 9 Pengembangan Kerukunan dan Harmonisasi dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia A. Tujuan 1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menampilkan strategi dalam mengembangkan kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia; 2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menunjukkan strategi mengembangkan harmonisasi dalam keberagaman masyarakat Indonesia; B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menampilkan strategi mengembangkan kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia; 2. Peserta diklat mampu menunjukkan strategi mengembangkan harmonisasi dalam keberagaman masyarakat Indonesia; 3. Peserta didik menunjukkan komitmen moral dan toleransi dalam mengembangkan kerukunan dan harmonisasi dalam keberagaman masyarakat Indonesia. C. Uraian Materi 1. Makna dan Arti Penting Keberagaman masyarakat Indonesia Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai bidang di Indonesia. Perbedaan tersebut terutama dalam hal suku bangsa, ras, agama, keyakinan, sosial-budaya, kebiasaan, dan jenis kelamin. Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan kekayaan dan keindahan bangsa. Indonesia adalah Negara Kesatuan yang penuh dengan keragaman, yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. 138

153 PPKn SMP KK J Keberagaman budaya atau cultural diversity yang ada di Indonesia adalah fakta dan keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta tinggal tersebar di berbagai pulau besar dan kecil dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragam jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia dengan nuansa keagamaan. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitas yang tinggi, sehingga dengan keanekaragaman kebudayaannya itu, Indonesia mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungansinggungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Di sisi lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu. 2. Mengembangkan Kerukunan dan Harmonisasi dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia Keberagaman masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai suku, budaya, agama, tradisi, pendidikan, ekonomi dan sebagainya, adalah suatu keniscayaan dan tidak dapat dielakkan oleh setiap individu. Namun disitulah keindahan sebuah 139

154 Kegiatan Pembelajaran 9 komunitas sosial bila mampu merekat berbagai perbedaan itu dan menjadikannya sebagai sarana untuk saling memahami, saling mengerti, saling menghargai, tepo seliro dan toleransi, yang akan melahirkan keharmonisan dan kerukunan serta rasa saling cinta mencintai. Seringkali di tengah masyarakat kita berbagai perbedaan itu telah menjadi bom waktu dan sumbu pemicu terjadinya konflik horizontal berkepanjangan. Banyak faktor penyebab munculnya berbagai konflik. Bahkan bisa jadi konflik membara dapat muncul dari sebuah komunitas yang berasal dari latar belakang budaya, ekonomi, suku dan pendidikan yang sama. Konflik seperti ini kerap terjadi pada masyarakat Indonesia yang hidup di pedalaman dan tidak memiliki pendidikan memadai untuk mengkomunikasikan masalah yang terjadi di tengah mereka. Konflik dapat terjadi di mana saja, pada siapa saja dan komunitas manapun. Tidak peduli apakah ia berasal dari kalangan terpelajar, suku atau agama yang sama. Setiap orang dapat terlibat dalam arus konflik yang terjadi di hadapannya, atau bersentuhan langsung dengannya kecuali mereka yang memiliki pikiran yang jernih, hati yang lapang dan kendali nafsu yang kuat. Kerukunan, kedamaian, dan toleransi bukanlah sesuatu yang berjalan dengan sendirinya, melainkan perlu usaha dan kesadaran dari semua pihak yang terlibat. Keharmonisan sosial tidak bisa dipaksakan karena hanya akan menimbulkan keharmonisan yang semu. Disharmoni terjadi karena kurangnya komunikasi dan tiadanya saling memahami di antara komunitas yang berbeda. Di samping itu, disharmoni bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan yang benar dan lengkap tentang pengetahuan agama, baik agamanya sendiri maupun agama orang lain. Pandangan yang sempit terhadap agama sering melahirkan sikap yang emosional dan provokasi yang bisa merugikan semua pihak. 140

155 PPKn SMP KK J D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktivitas Pembelajaran Tatap muka Akitivitas pembelajaran diklat dalam kegiatan pembelajaran dengan mata diklat Pengembangan Kerukunan dan Harmonisasi dalam Keeberagaman Masyarakat Indonesia ini dirancang sebagai berikut: Tabel 12. Akitivitas pembelajaran diklat dalam kegiatan pembelajaran Kegiatan Pendahuluan (menghargai, profesiona lisme) Kegiatan Inti (kerjasama, musyawarah mufakat, tanggung jawab) Deskripsi Kegiatan a. Memberikan motivasi kepada peserta diklat agar mengikuti proses pembelajaran dalam diiklat dengan sungguh-sungguh; b. Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran modul ini. c. Menyampaikan proses dan langkah-langkah pembelajaran dalam modul yang harus diikuti oleh pesertadiklat. a. Penyamppaian pengantar pokok-pokok materi. b. Penyampaian permasalahan yang perlu dipecahkan melalui diskusi. c. Pembentukan kelompok peserta diklat: 1) Penyampaian tata kerja diskusi kelompok beserrta waktunya 2) Peserta diklat dibagi menjadi 6 kelompok (A, B, C, D, E, dan F) dengan anggota masing-masing sekiitar 5 orang. 3) Pemberian tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang harus dijawab atau dipecahkan oleh peserta diklat. Peserta bebas mengggunakan sumber belajar, internet. 4) Pelaksanaan diskusi kelompok dalam kelompok sesuai dengan tugasnya masing-masing dalam waktu yang telah disepakati bersama antara narasumber dan peserta diklat. 5) Penyusunan laporan hasil diskusi kelompok. 6) Presentasi hasil diskusi kelompok secara bergilliran. 7) Pemberian tanggapan oleh peserta diklat terhadap hasil diskusi kelompok. 8) Pemberian penegasan danklarifikasi dari narasumber atas proses dan hasil diskusi serta presentasi masing-masing kelompok. Alokasi Waktu Menit Menit 141

156 Kegiatan Pembelajaran 9 Kegiatan Penutup (komitmen atas keputusan bersama) Deskripsi Kegiatan a. Penyimpulan bersama antara narasumber dan peserta diklat atas hasil pembelajaran. b. Refleksi dan umpan balik atas proses dan hasil pemmbelajaran. c. Merencanakan pembelajaran berikutnya. Alokasi Waktu Menit 2. Aktivitas Pembelajaran In On In a. Aktifitas IN-1 Aktifitas IN-1 memberikan skenario pembelajaran modul, dan melakukan aktifitas seperti pada aktifitas tatap muka. b. Aktifitas On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Latihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktifitas IN-2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) 2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) 3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) 4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) 142

157 PPKn SMP KK J E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktifitas 9.1: Mencari informasi dan berdiskusi permasalahan mengembangkan kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia.. LK 9.1 : Carilah informasi dari berbagai sumber dan diskusikan beberapa permasalahan di bawah dalam kelompok masing-masing: Kelompok 1 dan 2: Jelaskan perbedaan dan hubungan antara harmonisasi dan kerukunan dalam keberagaman masyarakat Indonesia disertai dengan contoh. Kelompok 3 dan 4: Jelaskan strategi apa saja yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia.. Kelompok 5 dan 6: Jelaskan strategi apa saja yang bisa dilakukan untuk mengembangkan keharmonisan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia. LK 9.2 : Buatlah Kliping dengan tema upaya dan permasalahan mengem-bangkan kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia Prosedur Kerja: 1. Siapkan alat untuk mencari informasi terkait permasalahan mengembangkan kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia. 2. Diskusikan sesuai perintah pada setiap kelompok 3. Tulislah hasil diskusi pada lembaran tersendiri, Kemudian presentasikan. 4. Untuk LK 9.2 dikerjakan pada aktifitas On 5. Pajang dan pamerkan hasil kliping pada aktifitas In-2 2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 9.3 : Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul Profesional Kelompok Kompetensi J 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4 143

158 Kegiatan Pembelajaran 9 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Standar Kompetensi Bahan Kompetensi Dasar Kelas Materi Indikator Bentuk Soal b. Kurikulum 2013 (PermendikbudNomor 24 tahun 2016) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Bahan Kompetensi Dasar Urut Kelas 1 Menganalisis prinsip IX harmonidalam keberagaman sosial, budaya, ekonomi dan 2 genderdalam bingkai Bhinneka IX 3 Tunggal Ika IX Materi Indikator Bentuk Soal Harmoni Keberaga man Masyarak at Indonesia PG Level Pengetahuan dan Pemahaman PG Level Aplikasi PG Level Penalaran 4 Uraian level Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. 144

159 PPKn SMP KK J Jenjang Mata Pelajaran Kelas : Kompetensi : Level : KARTU SOAL : Sekolah Menengah Pertama : PPKn Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 3. Tes Formatif Jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Jelaskan makna arti penting keberagaman masyarakat Inddonesia 2. Jelaskan cara melahirkan keharmonisan dan kerukunan serta rasa saling cinta mencintai.dalam masyarakat! F. Rangkuman 1. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras, pemeluk agama, budaya, dan kebiasaan; 2. Keberagaman adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa Indonesia yang harus diterima dengan lapang dada dan penuh rasa syukur dengan segala dampakpositif dan negatifnya. 3. Keharmonisan dan kerukunan hidup dalam keberagaman masyarakat Indonesia bukanlah sesuatu yanng bisa tercipta dengan sendirinya, melainkan memerlukan usaha dengan mengunakan strategi yang tepat dan akurat. 145

160 Kegiatan Pembelajaran 9 G. Umpan Balik dan Tindak lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 9 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 10, jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 9, terutama yang masih belum dikuasai. 146

161 PPKn SMP KK J 147

162 Kegiatan Pembelajaran 10 Kegiatan Pembelajaran 10 Pengembangan Penerapan Persatuan dan Kesatuan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusimateri modul peserta diklat mampu menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan pergaulan dengan benar 2. Dengan membaca dan berdiskusimaterimodul peserta diklat mampu menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah dengan benar 3. Dengan membaca dan berdiskusimateri modul peserta diklat mampu menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat dengan benar 4. Dengan membaca dan berdiskusimateri modul peserta diklat mampu menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan bangsa dan Negara dengan benar B. Indikator Pencapaian Kopetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan pergaulan dengan tepat 2. Peserta diklat mampu menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah dengan tepat 3. Peserta diklat mampu menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat dengan tepat 4. Peserta diklat mampu menjelaskan persatuan dan kesatuan di lingkungan bangsa dan Negara dengan tepat 5. Peserta diklat menunjukkan integritas dan nasionalisme dalam mengembangkan penerapan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika 148

163 PPKn SMP KK J C. Uraian Materi 1. Pengembangan Penerapan Persatuan dan Kesatuan di Lingkungan Pergaulan Negara Kesatuan Republik Indonesia diberikan sebuah anugerah wilayah yang luas dan kekayaan alam yang beraneka ragam untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk, di indonesia terdapat banyak etnis, suku, agama, dan budaya. Keadaan geografis Indonesia yang merupakan wilayah kepulauan menyebabkan penduduk yang menempati satu pulau atau sebagian dari satu pulau tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa. Letak Indonesia diantara Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik serta diantara Benua Asia dan Australia, maka Indonesia berada di tengah-tengah lalu lintas perdagangan. Keutuhan wilayah sebuah negara sangat penting, karena keutuhan wilayah suatu negara sangat menentukan berlangsung tidaknya pemerintahan suatu negara. Maka, semua negara berusaha untuk menjaga keutuhan wilayahnya. Demikian juga dengan negara Indonesia yang selalu berusaha untuk menjaga keutuhan wilayahnya termasuk di dalamnya pemerintah dan aparat keamanan untuk bersama-sama dan bersatu padu menjaga keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikap Persatuan atau kesatuan. Sikap persatuan atau kesatuan berasal dari kata Satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Persatuan atau kesatuan mengandung arti bersatunya macammacam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi. (Alwi, Hasan. 2007). Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Bangsa Indonesia memandang bahwa Indonesia sebagai wilayah dan bangsa merupakan satu kesatuan yang bulat dalam segala bidang, tidak dapat dipecahpecahkan. Daratan, lautan, alam, dan manusia Indonesia yang tumbuh dan berkembang di atasnya adalah satu. Indonesia meskipun beragam suku bangsa dan banyak pulau adalah merupakan satu kesatuan. Kesatuan inilah yang harus 149

164 Kegiatan Pembelajaran 10 dijaga, dipertahankan, dan dikembangkan secara baik. Prinsip-prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa antara lain: a. Membina keserasian,keselarasan dan keseimbangan dalam berbagai lingkungan kehidupan b. Saling mengasihi, membina, dan memberi antar sesama c. Tidak menonjolkan perbedaan tetapi mencari kesamaan Sebagai warga negara yang baik kita harus menjaga dan mengamalkan sikap persatuan dan kesatuan baik di sekolah, masyarakat, dan dalam berbangsa dan bernegara. Persatuan dan kesatuan dapat memperkokoh ketahanan negara. Manfaat membina persatuan dan kesatuan bagi diri, masyarakat, bangsa dan negara diantaranya: a. Terwujudnya kehidupan yang serasi,selaras dan seimbang antar sesame, terwujudnya keselarasan dan keserasian adalah dambaan dari Negara, karena warga Negara sudah menjadi kewajibannya untuk mencapai keserasian, dan keselarasan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara. b. Pergaulan antara sesama akan lebih rukun dan akrab, menjadikan masyarakat akan tenang dalam melakukan pergaulan antara sesama anggota masyaraakat. c. Terwujudnya sikap saling mencintai dan saling membantu, saling mencintai dan membantu satu dengan yang lainnya juga akan terwujud dalam masyarakat yang menerapkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupannya. d. Dapat mengatasi semua perbedaan yang ada dengan penuh kesadaran, penyelesaian masalah yang muncul karena diakibatkan dari perbedaan akan mudah diselesaikan dengan kesadaran yang dimiliki. e. Pembangunan nasional akan berjalan lebih baik dan lancar, kelancaran dari pembangunan akan tercapai dengan optimal jika persatuan dan kesatuan tercipta dalam masyarakat maupun Negara, sehingga program pembangunan akan di ikuti dan dijalankan oleh masyarakat. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan setiap warga negara harus melaksanakan perilaku yang mencerminkan persatuan dan kesatuan. Perilaku yang mencerminkan perwujudan persatuan dan kesatuan dalam keluarga, sekolah, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara antara lain sebagai berikut. 150

165 PPKn SMP KK J (1) Menghargai serta menghormati perbedaan pendapat dalam masyarakat, saling menghargai serta menghormati perbedaan pendapat yang muncul dalam pergaulan adalah salah satu cara menerapkan persatuan dan kesatuan yang ada dalam masyarakat karena menghargai serta menghormati membuat kehidupan pergaulan masyarakat akan lebih berjalan dengan baik dikarenakan setiap individu dalam pergaulan akan lebih mengutamakan jalan terbaik untuk semua jika terjadi perbedaan dalam lingkungan pergaulan dalam masyaraakat. (2) Menjunjung tinggi norma-norma serta etika pergaulan dengan orang lain, menjunjung tingga norma-norma serta etika yang ada dalam pergaulan di masyarakat juga merupakan cara untuk menerapkan persatuan dan kesatuan, jika setiap individu menjunjung tinggi etika serta norma yang berlaku umum di masyaraakt maka tidak akan ada individu yang membuat aturan atau norma serta etika sendiri sehingga konflik yang akan muncul yang berpotensi akan memecah belah persatuan dan kesatuan dalam masyarakat akan mungkin dapat dihindari, sehingga masyarakat akan cenderung bersatu dan jauh dari konflik. (3) Saling tolong menolong antar teman dilingkungan pergaulan, saling tolong menolong adalah merupakan kebiasaan serta budaya bangsa Indonesia yang telah diwariskan dari nenek moyang kita, masyarakat yang sudah terbiasa melakukan budaya tolong menolong tentunya akan jauh dari konflik dan permsalahan yang mungkin timbul di masyarakat, tolong menolong antar teman akan menyebabkan semakin harmonis dan akrab serta akan terjadi ikatan emosional yang lebih baik sehingga tentunya antar teman akan tercipta kondisi persatuan dan kesatuan yang lebih baik. (4) Membicarakan dengan musyawarah setiap permasalahan yang muncul di lingkungan pergaulan, dalam pergaulan masyarakat tentunya akan terdapat konflik-konflik yang muncul karena antar anggota masyarakat biasanya terdapat ego masing-masing pribadi yang mungkin akan muncul dalam lingkungan pergaulan, konflik yang diselesaikan dengan cara musyawarah mengambil jalan terbaikuntuk semua akan membuat permasalahan yang muncul lebih mudah untuk diselesaikan dan lebih bisa diterima oleh semua dalam lingkungan masyarakat, masyarakat tidak akan mudah untuk terpecah belah dengan masalah yang muncul ketika masalah tersebut diselesaikan dengan jalan terbaik untuk semua. 151

166 Kegiatan Pembelajaran Penerapan Persatuan dan Kesatuan di Lingkungan Sekolah Pengembangan dan penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah melalui kegiatan berikut: a. Membersihkan lingkungan sekolah bersama-sama, membersihkan sekolah secara bersama-sama tanpa mengandalkan salah satu orang saja adalah cara penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah. Kegiatan ini yang dilakukan secara bersama-sama walaupun bentuknya sederhana hanya membersihkan lingkungan sekolah bisa menjadikan pembiasaan dalam diri siswa untuk bisa bekerjasama dengan sesama warga sekolah. b. Menjenguk salah satu teman yang sakit, memperhatikan teman atau orang lain yang sedang mengalami sebuah musibah adalah merupakan salah satu contoh penerapan persatuan dan kesatuan dalam sekolah. Perhatian yang diberikan sesama teman kepada teman yang lainnya dalam sekolah menjadikan satu teman dengan teman yang lainnya lebih akrab dan lebih bersatu. Dengan kegiatan itu bisa digunakan sebagai wahana peredam dan manajemen konflik diantara teman di lingkungan sekolah. c. Bekerja sama dalam menjaga ketertiban lingkungan sekolah. Menjaga keamanan serta ketertiban sekolah adalah kewajiban dari seluruh penghuni atau warga sekolah. Membudayakan masyarakat tertib dan komitmen terhadap aturan sekolah sebagai praktik penerapan persatuan dan kesatuan di sekolah. d. Saling menghormati penghuni sekolah yang berbeda agama dan suku, ras/etnis dan budaya dan gender. Perilaku tidak mempermasalahkan perbedaan agama, suku, ras, gender dan budaya dalam kehidupan sekolah sebagai bukti bahwa warga sekolah itutelah mampu mengembangkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan sekolah. Dengan praktik seperti itu, warga sekolah dapat berbaur dan bergaul dengan siapapun tanpa harus mempermasalahkan perbedaan dan keberagaman yang dimiliki oleh teman yang lainnya, sehingga persatuan dan kesatuan dilingkungan sekolah akan berjalan dengan baik. e. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira dalam kehidupan sekolah. Penerapan persatuan dan kesatuan yang ada dalam sekolah dapat juga dilakukan menjunjung tinggi sikap tenggang rasa dan tepa selira antar warga sekolah, karena dengan praktik itu bisa menjadikan persatuan dan 152

167 PPKn SMP KK J kesatuan akan mudah diwujudkan. Sikap tepa selira atau saling menghormati antar warga sekolah menjadikan indicator bahwa warga sekolah mampu mengembangkan empati kepada orang lain, yang dampaknya akan bisa memupuk rasa kekeluargaan di sekolah. 3. Penerapan Persatuan dan Kesatuan di Lingkungan Masyarakat a. Hidup rukun dengan semangat kekeluargaan antarwarga masyarakat, kehidupan rukun dan harmonis dalam lingkungan masyarakat adalah merupakan dambaan dalam kehidupan bermasyarakat, wujud penerapan persatuan dan kesatuan adalah memang dari lingkungan masyarakat, karena wujud sebenarnya dari persatuan dankesatuan yang nyata adalah kehidupan yang rukun dan penuh dengan semangat kekeluargaan yang ada dalam masyarakat, jika sebuah masyarakat sudah tercipta kerukunan maka tentunya akan menjadikan kehidupan yang harmonis dan rukun. b. Setiap warga masyarakat menyelesaikan masalah secara bersama-sama, penyelesaian masalah dengan cara bersama-sama atau musyawarah dalam masyarakat menjadikan kehidupan masyarakat menjadi lebih tertib dan teratur karena setiap permasalahan akan lebih mudah untuk diselesaikan dan hasil dari musyawarah dirasakan lebih bisa untuk diterima oleh banyak pihak sehingga potensi masalah yang muncul dari keputusan itu akan kecil, karena penyelesaian di harapkan adil untuk semua pihak. c. Bergaul dengan sesama warga masyarakat tidak membedakan-bedakan suku, agama, ras, ataupun aliran, dalam masyarakat (beraneka ragam suku, ras, maupun agama yang rawan terjadi perbenturan dan rawan terjadi konflik, potensi permasalahan yang akan muncul)merupakan cerminan dari masyarakat yang ber Bhineka Tunggal Ika yang diterapkan dalam pergaulan hidup pasyarakat. d. Menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam bergaul antarsuku bangsa, pengunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa wajib dalam bergaul adalah sebuah cara untuk mewujudkan perstuan dan kesatuan karena penggunaan bahasa nasional adalah cara untuk membuat persatuan dan persatuan, pengunaan bahasa daerah masing-masing tentunya akan rawan melahirkan konflik karena setiap bahasa daerah memiliki perbedaan arti di setiap daerah, bayangkan jika ada dua kubu yang 153

168 Kegiatan Pembelajaran 10 berbeda suku dan dan saling berbicara bahasa daerah masing-masing maka jika ternyata dialek daerah tersebut memiliki konotasi arti yang berbeda di bahasa daerah lain bukan tidak mungkin akan mengakibatkan permasalahan karena terjadi kesalah pahaman dari bahasa daerah yang di ucapkan, maka penggunaan bahasa nasional adalah mutlak adanya untuk persatuan dan kesatuan bangsa. e. Mengadakan bakti sosial di lingkungan masyarakat, Bakti sosial yang dilakukan oleh masyarakat untuk kepentingan masyarakat dan dilakukan di sekitar masyarakat, adalah wujud dari kebersamaan, persatuan dan kesatuan masyarakat, karena semua berawal dan berakhir dari masyarakat sendiri, kebersamaan yang terbangun dimasyarakat diwujudkan dengan melakukan aksi sederhana tetapi merupakan penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat. f. Tidak memaksakan kehendak pribadi, tidak memaksakan kehendak pribadi dalammasyarakat akan mengakibatkan kondisi lingkungan masyarakat cenderung lebih stabil, karena setiap individu masyarakat akan mencoba mangontrol dan menyaring kehendak pribadi mereka masing-masing untuk tidak dipaksakan dipergunakan dalam masyarakat. 4. Penerapan Persatuan dan Kesatuan di Lingkungan Negara a. Mendahulukan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan, adalah wujud nyata dari penerapan persatuan dan persatuan karena pribadi warga Negara yang secara sadar mendahulukan kepentingan bangsa dan Negara adalah sebuah jiwa yang harus dimiliki oleh individu warga Negara. b. Memberikan kesempatan yang sama kepada suku bangsa untuk memperkenalkan kesenian daerahnya ke daerah lainnya, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kebudayaan lokal adalah merupakan harta kekayaan dari bangsa Indonesia, dikenalnya bangsa Indonesia sebagai banga yang besar dan berbudaya adalah karena bangsa Indonesia memiliki ribuan kebudayaan daerah dan kearifan lokal di setiap daerah, dengan memberikan kesempatan terhadap budaya lokal untuk menjadi budaya nasional serta memberi kesempatan untuk memperkenalkan budaya tersebut ke daerah lain merupakan wujud dari semangat persatuan dan kesatuan. 154

169 PPKn SMP KK J c. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa, memperluas jaringan pergaulan yang bertujuan perluasan jaringan persahabatan tidak hanya lokal tetapi internasional yang bertujuan untuk keuntungan kepentingan bangsa adalah cara yang bisa menunjukkan jiwa dan semangat penerapan persatuan dan kesatuan, karena orang yang sudah memiliki pandangan untuk memperluas jaringan dan memberikan keuntungan pada bangsa dan negara, juga akan menguntungakan kepentingan nasional Indonesia seperti memperluas lapangan pekerjaan serta investasi yang semakin meningkat di Indonesia akibat dari perluasan jaringan pergaulan. Agar persatuan dan kesatuan tetap terjaga semua warga Negara harus menghindari tindakan-tindakan yang dapat memecah persatuan dan kesatuan. Berikut ini contoh perilaku yang tidak mencerminkan persatuan dan kesatuan: 1. Saling melempar tanggung jawab dalam membersihkan lingkungan 2. Tidak peduli terhadap keadaan lingkungan sekitar 3. Tidak mau ikut ronda karena alasan sibuk dengan pekerjaan 4. Hanya berteman dengan yang seagama atau yang sesuku saja 5. Mementingkan diri sendiri atau tidak mau bekerja sama D. Aktifitas Pembelajaran 1. Aktifitas Pembelajaran Tatap muka Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Penerapan Persatuan dan Kesatuan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika, Anda perlu melakukan aktivitas pembelajaran sebagai berikut. Pendahuluan (menghargai, kerjasama, tanggungjawab) a. Bangunlah motivasi belajar anda untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul Penerapan Persatuan dan Kesatuan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika b. Lakukan adaptasi modul (judul modul, lingkup Kegiatan Pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul) ini c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil 155

170 Kegiatan Pembelajaran 10 kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul. Kegiatan Inti (kerjasama, tanggungjawab, percaya diri) a. Tahapan konsentrasi. Bacalah dengan cerdas dan cermat (secara individual) agar anda mampu mendapatkan pemahaman terhadap materi modul Anda! b. Tahapan dialog Peserta membagi diri kedalam beberapa kelompok (sesuai dengan keperluan); Kelompok mendiskusikan materi latihan/kasus/tugas sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Presentasi kelompok, pertanyaan, saran dan komentar. Penyampaian hasil diskusi; Instruktur/nara sumbermemberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. c. Tahap kristalisasi Penyusunan rekomendasi serta komitmen peserta terhadap materipenerapan Persatuan dan Kesatuan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika Penutup (integritas) a. Peserta dengan di fasilitasi narasumber menyimpulkan hasil pembelajaran; b. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. Mencermati umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. 2. Aktifitas Pembelajaran In On In a. Aktifitas IN-1 Aktifitas IN-1 memberikan skenario pembelajaran modul, dan melakukan aktifitas seperti pada aktifitas tatap muka. b. Aktifitas On Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Latihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras 156

171 PPKn SMP KK J dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktifitas IN-2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) 2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) 3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) 4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktifitas 10.1: Mendiskusikan permasalahan penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan pergaulan, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. LK 10.1: Diskusikan bersama Kelompok Anda (4-5) orang teman diklat, beberapa persoalan berikut!masing-masing anggota kelompok diklat membahas 1 materi pembelajaran : a. Kelompok 1 membahas permasalahan penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan pergaulan b. Kelompok 2 membahas permasalahan penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah c. Kelompok 3 membahas permasalahan penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat d. Kelompok 4 membahas permasalahan penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan bangsa dan Negara 157

172 Kegiatan Pembelajaran 10 Prosedur Kerja: 1. Masing-masing anggota harus menjelaskan kepada anggota kelompok lain tentang materi yang di pelajari atau di bahas 2. Setelah menjelasakan masing-masing anggota kelompok membuat pertayaan yang diberikan kepada pemateri.misalnya, satu orang pemateri mempunyai 3 pertanyaan dari anggota kelompok 3. Masing-masing pemateri menjawab ke tiga pertanyaan yang didapatkan, setelah dicari jawabannya masing-masing pemateri membacakan jawaban dari masing-masing pertanyaan 4. Penanya harus mengomentari jawaban tersebut 5. Anggota kelompok lain juga bisa terlibat dalam pertanyaan tersebut dan mencari titik temu serta kesimpulan. 6. Kelompok harus menghasilkan kesimpulan serta rekomendasi dari diskusi yang telah dilakukan LK 10.2: Buatlah Rencana aksi dalam bentuk simulasi pembelajaran mengembangkan penerapan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan sekolah Prosedur Kerja : 1. Siapkan materi terkait model simulasi yang bapak/ibu rancang 2. Buatlah Rancangan rencana aksi simulasi pembelajaran mengembangkan penerapan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan sekolah 3. Hasil rancangan di diskusikan pada IN2 4. Rancangan terbaik dipraktekkan dalam kelas pada kegiatan IN2 2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 10.3: Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul Profesional Kelompok Kompetensi J 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4 158

173 PPKn SMP KK J 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah : SMP/MTs Mata Pelajaran : PPKn No. Urut Standar Kompet ensi Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. Kompetensi Bahan Urut Dasar Kelas Materi Indikator Bentuk Soal 1 Menganalisis prinsip persatuan dalam IX Prinsip persatuan dalam Keberagam PG Level Pengetahuan dan Pemahaman 2 keberagaman an suku, PG Level suku,agama,ra IX agama, ras Aplikasi 3 s, antar dan PG Level golongan IX antar Penalaran (SARA) dalam golongan 4 bingkai Bhinneka Tunggal Ika IX Uraian level Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. 159

174 Kegiatan Pembelajaran 10 Jenjang Mata Pelajaran Kelas : Kompetensi : Level : KARTU SOAL : Sekolah Menengah Pertama : PPKn Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 3. Tes Formatif KP 10 Jawablah pertanyaan berikut. 1. Sebutkan 3 Pinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa! 2. Sebutkan 2 manfaat membina persatuan dan kesatuan bagi masyarakat, bangsa dan negara! 3. Sebutkan Perilaku yang mencerminkan perwujudan persatuan dan kesatuan dalam! a. Kelurga b. Sekolah c. Bermasyarakat, d. berbangsa dan bernegara. F. Rangkuman 1. Sikap persatuan atau kesatuan berasal dari kata Satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Persatuan atau kesatuan mengandung arti bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh 160

175 PPKn SMP KK J dan serasi. Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. 2. Pengembangan dan penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah antara lain bekerja sama dalam menjaga ketertiban lingkungan sekolah. Di lingkungan, hidup rukun dengan semangat kekeluargaan antarwarga masyarakat, dan lingkungan negara, mendahulukan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan 3. Prinsip-prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa antara lain : a. Membina keserasian keselarasan dan keseimbangan dalam berbagai lingkungan kehidupan b. Saling mengasihi, membina, dan memberi antar sesama c. Tidak menonjolkan perbedaan tetapi mencari kesamaan 4. Persatuan dan kesatuan dapat memperkokoh ketahanan negara. Manfaat membina persatuan dan kesatuan bagi diri, keluarga, masyarakat,bangsa dan negara diantaranya : a. Terwujudnya kehidupan yang serasi,selaras dan seimbang antar sesama b. Dapat mengatasi semua perbedaan yang ada dengan penuh kesadaran c. Pembangunan nasional akan berjalan lebih baik dan lancer G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 10 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 11, jika masih di bawah 80%, Anda 161

176 Kegiatan Pembelajaran 10 harus mengulangi materi kegiatan pembelajarn 10, terutama yang masih belum dikuasai. pembelajaran berikutnya! 162

177 PPKn SMP KK J Kegiatan Pembelajaran 11 Pengembangan Sikap dan Komitmen Menjaga, Memperkuat, dan Memperkokoh NKRI A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menjelaskan pengembangan sikap dan komitmen untuk menjaga, memperkuat dan memperkokoh NKRI dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mendeskripsikan pengembangan sikap dan perilaku untuk penjagaan pulau terluar dan perbatasan NKRI dengan benar. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menjelaskan Pengembangan sikap dan komitmen untuk menjaga, memperkuat dan memperkokoh NKRI dengan benar. 2. Peserta diklat mampu mendeskripsikan Pengembangan sikap dan perilaku untuk penjagaan pulau terluar dan perbatasan NKRI dengan benar. 3. Peserta diklat mampu menunjukkan sikap nasionalisme dan integritas dalam menjaga, memperkuat dan memperkokoh NKRI. C. Uraian Materi Semangat persatuan dan kesatuan untuk memperkuat dan memperkokoh NKRI Indonesia adalah negara yang memiliki banyak suku, ras, agama, bahasa, budaya, dan kelompok yang beragam. Untuk itu Indonesia mempunyai upaya-upaya dalam memajukan bangsa agar bisa menjadikan bangsa yang maju dan kreatif. Salah satunya dengan menumbuhkan paham nasionalisme di kalangan individu warga negara Indonesia.Dengan adanya berbagai macam kebudayaan yang beragam dan dengan adanya rasa nasionalisme diharapkan toleransi antar kelompok makin 163

178 Kegiatan Pembelajaran 11 kuat. Sehingga dapat membentuk kemajuan kebudayaan bangsa. Jika terjadi suatu persoalan yang dilatarbelakangi agama, diharapkan diselesaikan lewat sebuah dialog supaya persoalan tersebut bisa segera diselesaikan tanpa adanya kelompok tertentu yang dirugikan. Sikap saling menghormati antar pemeluk agama lain mampu memperkokoh keutuhan NKRI yang tercinta ini. Bagi bangsa Indonesia semangat persatuan dan kesatuan ditegaskan dalam Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun Pengaturan semangat persatuan dan kesatuan dalam Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa semangat persatuan dan kesatuan sangat penting bagi bangsa Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara persatuan dalam arti sebagai negara yang warga negaranya erat bersatu, yang mengatasi segala paham perseorangan ataupun golongan yang menjamin segala warga negara bersamaan kedudukannya di hadapan hukum dan pemerintahan dengan tanpa kecuali. Dalam negara persatuan itu, otonomi individu diakui kepentingannya secara seimbang dengan kepentingan kolektivitas rakyat. Kehidupan orang perorang ataupun golongan-golongan dalam masyarakat diakui sebagai individu dan kolektivitas warga negara, terlepas dari ciri-ciri khusus yang dimiliki seseorang atau segolongan orang atas dasar kesukuan dan keagamaan dan lain-lain, yang membuat seseorang atau segolongan orang berbeda dari orang atau golongan lain dalam masyarakat. Hal yang harus kita tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Bagaimana agar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga? Salah satu caranya adalah kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Berpartisipasi artinya turut serta atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia. Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikap-sikap antara lain: 164

179 PPKn SMP KK J 1. Cinta tanah air Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah air. Cinta tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain: a. Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam negeri. b. Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. c. Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. d. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada negara. 2. Membina persatuan dan kesatuan Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang menunjukkan usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain: a. Menyelenggarakan kerja sama antar daerah. b. Menjalin pergaulan antarsuku bangsa. c. Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah. d. Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain. e. Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. f. Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah atau menyimpan dendam. g. Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun bahasa dan kebudayaan 3. Rela berkorban Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Dalam pengertian yang lebih sederhana, rela berkorban adalah sikap dan perilaku yang tindakannya dilakukan dengan ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri. Sikap rela berkorban ditunjukkan dengan cara membiasakan merelakan sebagian kepentingan kita untuk kepentingan orang 165

180 Kegiatan Pembelajaran 11 lain atau kepentingan bersama. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut: a. Partisipasi tenaga b. Partisipasi pikiran 4. Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut : Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan kemampuannya. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan. Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri / regional. Kesiapan perekonomian rakyat. Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugastugas internasional. 166

181 PPKn SMP KK J D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Peserta diklat mampu mengembangkan sikap dan komitmen menjaga, memperkuat dan memperkokoh NKRI, dengan kegiatan sebagai berikut : Tabel 13. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Peserta diklat mampu mengembangkan semangat persatuan dan kesatuan untuk memperkuat dan memperkokoh NKRI Kegiatan Pendahuluan (menghargai, profesiona lisme) Kegiatan Inti (kerjasama, musyawarah mufakat, tanggung jawab) Deskripsi Kegiatan a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran; b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok ( sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual.. 2) Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A-F) masing-masing beranggotakan 5 orang. 3) Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet. 4) Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta diklat hingga selesai dalam waktu yang sudah ditentukan instruktur. 5) Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 6) Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. Alokasi Waktu menit menit 167

182 Kegiatan Pembelajaran 11 Kegiatan Penutup (komitmen atas keputusan bersama) Deskripsi Kegiatan 1) Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 2) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. Alokasi Waktu menit 2. Aktivitas Pembelajaran In - On In a. Aktifitas IN1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi mengembangkan semangat persatuan dan kesatuan untuk memperkuat dan memperkokoh NKRI., maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini; Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual;dan Mempersilahkan peserta diklat (secara individual);serta membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) b. Aktifitas ON Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktifitas In -2 a) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) 168

183 PPKn SMP KK J b) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) c) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) d) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktifitas 11: Berdiskusi tentang berita yang terkait dengan kelompok radikal islam, yang mengancam NKRI. LK 11.1: Bacalah dan diskusikan berita di bawah ini, kemudian tentukan sikap saudara sebagai warga negara sikap dan sikap apa yang perlu dikembangkan untuk mengantisipasinya! Bacalah berita berikut ini : Teror Paris yang diduga kuat dilakukan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS pada 13 November 2015 lalu membuat sebagian besar negara waspada.negara-negara yang dianggap bertentangan dengan rencana ISIS, bakal diteror. ISIS kini pun mengancam akan menyerang di wilayah Tanah Air. Kelompok afiliasi peretas Anonymous, OpParisIntel, baru-baru ini menemukan rencana penyerangan ISIS ke wilayah RI. Di antaranya ISIS berencana menyerang komunitas Al-Jihad dan One Day One Juz. Al Jihad disebut-sebut sebuah masjid di Karawang, Jawa Barat. Sedangkan, One Day One Juz adalah komunitas pengajian online, yang menyemangati anggotanya membaca Al Quran setidaknya 1 Juz tiap harinya.ancaman kelompok radikan ISIS di Tanah Air ini bisa berbagai bentuk, mulai dari propaganda atau penyebaran ideologi, hingga ancaman secara terbuka dan terang-terangan kepada aparat dan Pemerintah RI.Sebut saja ledakan arus balik para TKI atau mahasiswa yang belajar di Timur Tengah, mereka sangat rentan bergabung ISIS. Ada ratusan WNI yang diduga pernah bergabung dan dilatih ISIS, yang sebagian mereka sudah 169

184 Kegiatan Pembelajaran 11 kembali ke Tanah Air. Ini menjadi ancaman besar di Tanah Air.(sumber: Liputan6.com, Jakarta) a. Permasalahan ISIS yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia? Bagaimana Anda sikap warga Negara dan pemerintah Indonesia dalam menghadapi permasalahan tersebut? b. Jelaskan sikap yang perlu dikembangkan untuk mengantisipasi pengaruh gerakan ISIS terhadap warga negara? LK 11.2: 1. Kembangkan beberapa sikap dan perilaku warga negara untuk penjagaan pulau terluar dan perbatasan! 2. Kembangkan beberapa sikapdan perilaku pemerintah untuk penjagaan pulau terluar dan perbatasan! Prosedur Kerja : 1. Baca berita yang disajikan pada LK Kemudian diskusikan dan tuliskan sikap warga negara dan pemerintah dalam menghadapi permasalahan yang mengancam keutuhan NKRI dan sikap yang perlu dikembangkan! 3. Hasil dari diskusi, kemudian presentasikan 4. Untuk LK 11.2 dikerjakan pada saat On service 5. Hasil sikap yang bapak/ibu kembangkan dipresentasikan pada saat IN2. 2. Aktifitas Mengembangkan Soal Penilaian Berbasis Kelas LK 11.3: Pengembangan soal USBN /Penilaian Berbais Kelas Prosedur Kerja: 1. Bacalah bahan bacaan berupa Modul Pengembangan Penilaian di Modul Profesional Kelompok Kompetensi J 2. Pelajari kisi-kisi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan seperti yang ada pada Bab 1 bagian E.4 3. Buatlah kisi-kisi soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran ini sesuai format berikut. (Sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah anda) 170

185 PPKn SMP KK J KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN BERBASIS KELAS a. Kurikulum 2006 (Permendikbudnomor 22 Tahun 2006) Jenis Sekolah Mata Pelajaran No. Urut Standar Kompet ensi : SMP/MTs : PPKn Kompetensi Dasar Bahan Kelas Materi Indikator Bentuk Soal b. Kurikulum 2013 Jenis Sekolah Mata Pelajaran : SMP/MTs : PPKn No. Bahan Kompetensi Dasar Urut Kelas 1 Memahami VIII pentingnya semangat dan komitmen kebangsaan 2 untuk memperkuat Negara Kesatuan VIII Republik Indonesia 3 VIII Materi Indikator Bentuk Soal Semangat dan komitmen kebangsaan untuk memperkuat NKRI PG Level Pengetahuan dan Pemahaman PG Level Aplikasi PG Level Penalaran 4 VIII Uraian level.. 4. Berdasarkan kisi-kisi diatas, buatlah soal USBN pada lingkup materi yang dipelajari pada modul ini. 5. Kembangkan soal-soal yang sesuai dengan konsep HOTS. 6. Kembangkan soal Pilhan Ganda (PG) sebanyak 3 Soal 7. Kembangkan soal uraian (Essay) sebanyak 3 Soal. 171

186 Kegiatan Pembelajaran 11 Jenjang Mata Pelajaran Kelas : Kompetensi : Level : KARTU SOAL : Sekolah Menengah Pertama : PPKn Materi : Bentuk Soal : Pilihan Ganda BAGIAN SOAL DISINI Kunci Jawaban : 3. Tes Formatif Pilihlah jawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X) 1. Cara kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia dengan cinta tanah air Indonesia, adalah.. a. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada negara. b. Menjalin pergaulan antarsuku bangsa. c. ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri. d. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan. 2. Cara kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia dengan rela berkorban, adalah.. a. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada negara. b. Menjalin pergaulan antarsuku bangsa. c. ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri. 172

187 PPKn SMP KK J d. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan. 3. Cara kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia dengan membina persatuan dan kesatuan adalah.. a. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada negara. b. Menjalin pergaulan antarsuku bangsa. c. ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri. d. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan. 4. Cara kita sebagai warga negara berpartisipasi dalam upaya menjaga keutuhan wilayah dan bangsa Indonesia dengan pengetahuan budaya adalah.. a. Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan kepada negara. b. Menjalin pergaulan antarsuku bangsa. c. ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri. d. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan. 5. Sikap dan perilaku yang tepat.menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu dengan memiliki... a. semangat persatuan yang berwawasan nusantara, b. Patriotisme yang mengdepankan kedaerahan c. Streotip terhadap suku dan golongan lain d. Chouvinisme terhadap bangsa ddan negara Inddonesia 173

188 Kegiatan Pembelajaran 11 F. Rangkuman Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukansikap-sikap: a. Cinta Tanah Air b. Membina Persatuan dan Kesatuan c. Rela Berkorban d. Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 11 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 12 (Pedagogik), jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 11 (profesional), terutama yang masih belum dikuasai. 174

189 PPKn SMP KK J 1 BAGIAN II KOMPETENSI PEDAGOGIK 175

190 176 Kegiatan Pembelajaran 11

191 PPKn SMP KK J Kegiatan Pembelajaran 12 Pengembangan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PPKn SMP A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan penerapan mengamati dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan penerapan menanya dalam pembelajaran PPKn SMP secara benar 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan penerapanmengumpulkan informasi/mencoba dalam pembelajaran PPKn SMP secara benar 4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan penerapan menalar/mengasosiasi dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar 5. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan penerapan mengkomunikasikan dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu mengembangkan penerapan mengamati dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar. 2. Peserta diklat mampu mengembangkan penerapan menanya dalam pembelajaran PPKn SMP secara benar 3. Peserta diklat mampu mengembangkan penerapan mengumpulkan informasi/mencoba dalam pembelajaran PPKn SMP secara benar 4. Peserta diklat mampu mengembangkan penerapan menalar/mengasosiasi dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar 5. Peserta diklat mampu mengembangkan penerapan mengkomunikasikan dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar 175

192 Kegiatan Pembelajaran Peserta diklat menunjukkan integritas dalam mengembangkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran SMP. C. Uraian Materi 1. Pengembangan penerapan mengamati dalampembelajaran PPKn SMP Kegiatan mengamati menuntut penggunaan indera seoptimal mungkin guna memahami sesuatu, Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Kegiatan belajar mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran(meaningfulllearning). Dalam belajar, kegiatan mengamati dapat dilakukan melalui berbagai media, sumber belajar, perisitwa nyata, video, film, grafik, bagan, peta dsb. Pengembangan kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini. a. Menentukan objek apa yang akan amati b. Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alatalat tulis lainnya. 2. Pengembangan penerapan menanya dalam pembelajaran PPKn SMP Kegiatan menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam 176

193 PPKn SMP KK J kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis.. Pertanyaan yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Peserta didik harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini. Tabel 14. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan Kognitif yang lebih rendah Kognitif yang lebih tinggi Pengetahuan (knowledge) Pemahaman (comprehensi on) Penerapan (application Analisis (analysis) Sintesis (synthesis) Evaluasi (evaluation) Apa...Siapa...Kapan...Dimana...Sebutkan...Jod ohkan atau pasangkan...persamaan kata...golongkan...berilah nama...dll. Terangkanlah...Bedakanlah...Terjemahkanlah...Simpulkan...Bandingkan...Ubahlah...Berikanla h interpretasi... Gunakanlah...Tunjukkanlah...Buatlah...Demons trasikanlah...carilahhubungan...tulislah contoh Siapkanlah...Klasifikasikanlah... Analisislah...Kemukakan bukti-bukti.. Mengapa Identifikasikan Tunjukkanlah sebabnya...berilah alasan-alasan Ramalkanlah Bentuk Ciptakanlah Susunla h Rancanglah...Tulislah Bagaimanakita dapat memecahkan Apa yang terjadi seaindainya Bagaimana kita dapat memperbaiki Kembangkan Berilah pendapat Alternatif mana yang lebih baik Setujukahanda Kritiklah Berilah alasan Nilailah Bandingkan Bedakanlah Untuk memahami materi ini, kembangkan langkah langkah membuat pertanyaan-pertanyaan dari tingkatan rendah hingga tinggi! 177

194 Kegiatan Pembelajaran Pengembangan penerapan mengumpulkan informasi/mencoba dalam pembelajaran PPKn SMP Dalam mengembangkan kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan data, informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara, dan media guna untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang dikemukakan peserta didik. Contoh mencari Informasi dari pertanyaan Bagaimana implementasi hak asasi manusia Indonesia setelah Orde Reformasi?, maka informasi bisa didapat dari: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Jurnal implementasi hak asasi manusia orde reformasi. Dsb. 4. Pengembangan penerapan menalar/mengasosiasi dalam pembelajaran PPKn SMP Mengasosiasi dapat diartikan sebagai kegiatan aktif siswa membentuk hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan atau panca indera.mengolah informasi melatih siswa mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Dalam mengembangkan penerapan menalar atau mengasosiasi adalah sebagai berikut : a. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, b. menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, c. mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan d. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. e. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan 178

195 PPKn SMP KK J f. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. 5. Pengembangan penerapan mengkomunikasikan dalam pembelajaran PPKn SMP Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Dalam mengembangkan penerapan kegiatan mengkomunikasikan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan, menayangkan, memajangkan, mendemonstrasikan, mempraktikan, menyiarkan, memaparkan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. D. Aktifitas Pembelajaran 1. Aktifitas Pembelajaran tatap muka Akitivitas pembelajaran tatap muka diklat dengan mata diklat Pengem-bangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP sebagai berikut : Tabel 15. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP Kegiatan Pendahuluan (menghargai, profesiona lisme) Deskripsi Kegiatan a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran; b. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. Alokas i Waktu Menit 179

196 Kegiatan Pembelajaran 11 Kegiatan Kegiatan Inti (kerjasama, musyawarah mufakat, tanggung jawab) Penutup (komitmen atas keputusan bersama) Deskripsi Kegiatan c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Instruktur 180ember informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan 180embe jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual.. b. Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C, s/d...kelompok) masing-masing beranggotakan 5 orang. c. Instruktur 180ember tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet. d. Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur. e. Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan konsep pembelajaran yang telah disepakati bersama. f. Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. g. Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. h. Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. a. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran b. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. Alokas i Waktu menit menit 180

197 PPKn SMP KK J 2. Aktifitas Pembelajaran In-On-In a. Aktifitas IN1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pengembangan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMP, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini; Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual;dan Mempersilahkan peserta diklat (secara individual);serta membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) b. Aktifitas ON Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktifitas In -2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) 2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) 3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) 4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) 181

198 Kegiatan Pembelajaran 11 E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktifitas 12.1: Mengembangkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran SMP LK 12.1: Buatlah pengembangan pendekatan saintific (Mengamati, berta nya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomuni-kasikan) dari obyek belajar yang disepakati oleh kelompok, seperti obyek belajar berupa foto atau berita. Prosedur Kerja : 1. Baca kembali langkah langkah pengembangan pendekatan saintific dalam pembelajaran SMP 2. Amati obyek belajar yang telah ditentukan oleh kelompok, kemudian kembangkan dengan menggunakan pendekatan saintific. 3. Hasil pengembangan pendekatan saintific berupa : a. Langkah langkah pengembangan pengamatan b. Pengembangan pertanyaan mulai tingkat rendah sampai tingkat tinggi c. Mengembangkan sumber informasi d. Langkah langkah pengembangan mengasosiasi e. Mengembangkan cara mengkomunikasikan 4. Hasil dari pengembangan saintific dipresentasikan dalam kegiatan IN Tes Formatif Pilihlah jawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X) 1. Perhatikan Pernyataan berikut 1) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi 2) Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi 3) Menentukan objek apa yang akan amati 4) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, 5) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, 6) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan Langkah langkah pengembangan kegiatan mengamati dalam pembelajaran yang tepat adalah

199 PPKn SMP KK J a. 1), 2), 3), 4), 5), 6) b. 2), 1), 3), 4), 5), 6) c. 3), 2), 4), 1), 6), 5), d. 4), 2), 3), 1), 6), 5) 2. Berikut Pengembangan kegiatan bertanya tingkat pemahaman dalam pembelajaran. a. Sebutkan! b. Interpretasikan! c. Identifikasikan! d. Bandingkan! 3. Perhatikan contoh soal berikut. Bagaimana implementasi hak asasi manusia Indonesia setelah Orde Reformasi?, maka sumber informasi yang tidak tepat adalah a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 c. Universal Declaration of Human Rights d. Jurnal implementasi hak asasi manusia orde reformasi 4. Berikut Pengembangan kegiatan mengasosiasi dalam pembelajaran a. menganalisis data dalam bentuk membuat kategori b. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, c. Informasi yang diperlukan tidak memerlukan pengolahan d. menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. 5. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi, merupakan kegiatan pengembangan... a. mengamati b. mengumpulkan informasi c. mangasosiasi d. mengkomunikasikan 183

200 Kegiatan Pembelajaran 11 F. Rangkuman 1. Pengembangan kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini: a.menentukan objek apa yang akan amati; b. Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi; c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder; d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi; e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar; f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi. 2. Pengembangan penerapan menanya dalam pembelajaran PPKn SMP diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis.. Dalam kegiatan bertanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. 3. Dalam mengembangkan kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan data, informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara, dan media guna untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang dikemukakan peserta didik 4. Dalam mengembangkan penerapan menalar atau mengasosiasi adalah sebagai berikut : a. mengolah informasi; b. menganalisis data; c. menghubungkan fenomena/informasi; d. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan; e. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai bersifat mencari solusi 5. Dalam mengembangkan penerapan kegiatan mengkomunikasikan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan, menayangkan, memajangkan, mendemonstrasikan, mempraktikan, menyiarkan, memaparkan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. 184

201 PPKn SMP KK J G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 12 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 13, jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 12, terutama yang masih belum dikuasai. 185

202 186 Kegiatan Pembelajaran 11

203 PPKn SMP KK J Kegiatan Pembelajaran 13 Pengembangan Model-Model Pembelajaran PPKn SMP A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan model PjBL dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan model PBL dalam pembelajaran PPKn SMP secara benar 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan model DL dalam pembelajaran PPKn SMP secara benar 4. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan salah satu alternatif model-model pembelajaran PPKn SMP secara benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu mengembangkan model PjBL dalam pembelajaran PPKn SMP dengan benar. 2. Peserta diklat mampu mengembangkan model PBL dalaml pembelajaran PPKn SMP secara benar 3. Peserta diklat mampu mengembangkan model DL dalaml pembelajaran PPKn SMP secara benar 4. Peserta diklat mampu mengembangkan salah satu alternatif model-model pembelajaran PPKn SMP dengan benar 5. Peserta diklat menunjukkan integritas dan tanggungjawab dalam mengembangkan model model pembelajaran. 187

204 Kegiatan Pembelajaran 13 C. Uraian Materi 1. Pengembangan model PJBL dalam pembelajaran PPKn SMP Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyekdirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Pembelajaran Berbasis proyekmemiliki karakteristik sebagai berikut: a. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja b. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik c. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan d. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan e. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu f. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan g. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan h. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan. i. Peran instruktur atau guru dalam Pembelajaran berbasis proyeksebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa. j. Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyekantara lain berikut ini. 188

205 PPKn SMP KK J 1) Pembelajaran berbasis proyekmemerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek. 2) Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki system baru. 3) Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional,dimana instruktur memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai teknologi. 4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik bertambah k. Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman, artinya belajar tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas. Selanjutnya guna mengembangkan model pembelajaran PjBL silahkan pilih salah satu KD PPKn SMP, buatlah langkah-langkah pembelajarannya. 2. Pengembangan model PBL dalam pembelajaran PPKn SMP Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat pengetahuan penting, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). 189

206 Kegiatan Pembelajaran 13 Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran. Berikut ini lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL). 1. Permasalahan sebagai kajian. 2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman. 3. Permasalahan sebagai contoh. 4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dariproses. 5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik. Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan berikut ini. Tabel 16. Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah Guru sebagai Pelatih 1. Asking about thinking (bertanya tentang pemikiran). 2. Memonitor pembelajaran. 3. Probbing ( menantang peserta didik untuk berpikir ). 4. Menjaga agar peserta didik terlibat. 5. Mengatur dinamika kelompok. 6. Menjaga berlangsungnya proses. Peserta Didik sebagai Problem Solver 1. Peserta yang aktif.terlibat langsung dalam pembelajaran. 2. Membangunpembelaj aran. Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi 1. Menarik untuk dipecahkan. 2. Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari. 190

207 PPKn SMP KK J Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah: a. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah b. Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. c. Pemodelan peranan orang dewasa. d. Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan. e. PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas. f. PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi peran yang diamati tersebut. g. PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu. h. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning) i. Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru. Silahkan Anda membentuk 4-5 orang, kemudian tentukan kompetensi dasar pengetahuan yang akan dibelajarkan, kemudian susunlah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 3. Pengembangan model Discovery Learning dalam pembelajaran PPKn SMP Dalam Konsep Belajar, sesungguhnya metode Discovery Learning merupakan pembentukan kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi. Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi.. 191

208 Kegiatan Pembelajaran 13 Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan (Sardiman, 2005:145). Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam metode Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historian, atau ahli matematika. Melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya. Berikut ini langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas. 1. Menentukan tujuan pembelajaran. 2. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya). 3. Memilih materi pelajaran 4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajaripeserta didik secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi) 5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik 6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik. 7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik. 8. Prosedur Aplikasi Metode Discovery Learning Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut: 1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi 192

209 PPKn SMP KK J generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal ini Bruner memberikan stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa padakondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai. 2) Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agendaagenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244), sedangkan menurut permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisispermasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah. 3) Data Collection (Pengumpulan Data) Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis. 193

210 Kegiatan Pembelajaran 13 Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki. 4) Data Processing (Pengolahan Data) Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22). Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis 5) Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak. 194

211 PPKn SMP KK J 6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi) Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsipprinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.contoh pengembangan discoveri learning adalah pengembangan model discovery learning yang diintegrasikan dengan Group investigation (GI). Group investigation (GI) adalah salah satu bentuk model pembelajaran kooperatifyang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi atau informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. GIdapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. 4. Model pembelajaran Pengembangan alternatif model-model pembelajaran PPKn SMP Disamping model pembelajaran PjBL, PBL, DL, masih banyak model-model pembelajaran yang dikembangkan dari pembelajaran kooperatif seperti Jigsaw, STAD, Think Paire and Share, NHT, dan sebagainya. Agar sesuai dengan pendekatan saintifik, maka langkah setiap model dapat dikembangkan atau diperkaya dengan berbagai cara (en-richment). Pilih salah satu KD pengetahuan kemudian jabarkan ke dalam indicator pencapaian kompetensi, susunlah model pembelajarannya. 195

212 Kegiatan Pembelajaran 13 D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktifitas Pembelajaran tatap muka Akitivitas pembelajaran diklat tatap muka dengan mata diklat Pengembangan model-modelpembelajaran PPKn SMP sebagai berikut : Tabel 17. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan modelmodelpembelajaran PPKn SMP Kegiatan Pendahuluan (menghargai, profesiona lisme) Kegiatan Inti (kerjasama, musyawarah mufakat, tanggung jawab) Deskripsi Kegiatan 1. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran; 2. mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. 3. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi. Membagi peserta diklat ke dalam beberapa kelompok(sesuai dengan tipe STAD) dimana langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual.. 2. Kelas dibagi menjadi 6 kelompok ( A, B, C,.s/d kelompok ) masing-masing beranggotakan 5 orang. 3. Instruktur memberi tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat. Peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar, termasuk dari internet. 4. Berdasarkan kelompok yang sudah dibentuk: setiap kelompok melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta didik hingga selesai dalam waktu yang sudah ditetntukan instruktur. 5. Peserta diklat mengerjakan kuis tentang permasalahan konsep pembelajaran yang telah disepakati bersama/ 6. Melaksanakan penyusunan laporan hasil diskusi. Alokasi Waktu menit menit 196

213 PPKn SMP KK J Kegiatan Penutup (komitmen atas keputusan bersama) Deskripsi Kegiatan 7. Masing masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi. 8. Instruktur/Nara sumber memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok. 1. Narasumber bersama-sama dengan peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 2. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran. Alokasi Waktu menit 2. Aktifitas Pembelajaran In-On-In a. Aktifitas IN1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pengembangan model-modelpembelajaran PPKn SMP, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini; Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual;dan Mempersilahkan peserta diklat (secara individual);serta membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) b. Aktifitas ON Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktifitas In

214 Kegiatan Pembelajaran 13 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) 2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) 3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) 4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktifitas 13: Mengimplementasikan langkah langkah pengembangan model PJBL, PBL dan DL dalam pembelajaran PPKn SMP LK 13.1: Buatlah implementasi pembelajaran sesuai dengan langkah langkah pengembangan model PJBL, PBL dan DL dalam pembelajaran PPKn SMP Prosedur kerja: 1. Baca kembali langkah langkah pengembangan model PJBL, PBL dan DL 2. Pilih salah satu Kompetensi dasar yang akan dikembangkan 3. Kerjakan secara kelompok untuk mengembangkan model PJBL, PBL dan DL 4. Hasil dari pengembangan tersebut, dipresentasikan! dan dikoreksi bersama untuk perbaikan. LK 13.2: Buatlah implementasi Pembelajaran sesuai dengan langkahlangkahsalah satu pengembangan alternatif model-model pembelajaran PPKn SMP, seperti Jigsaw, STAD, Think Paire and Share, NHT, dan sebagainya. Prosedur Kerja: Secara umum sama dengan prosedur pada LK 13.1, hanya saja fasilitator dapat membagi ke setiap peserta diklat, dengan mengundinya (setiap peserta diklat, sehingga ada yang dapat Jigsaw, STAD, dan sebagainya) 198

215 PPKn SMP KK J 2. Tes Formatif Pilihlah jawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X) 1. Pembelajaran berbasis proyekmemiliki karakteristik... a. membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja b. menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan c. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. d. Mendesain perencanaan proyek 2. Salah satu langkah Operasional Pembelajaran Berbasis Proyek adalah... a. membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja b. menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan c. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. d. Mendesain perencanaan proyek 3. Perhatikan pernyataan berikut! 1) Permasalahan sebagai kajian. 2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman. 3) Permasalahan sebagai contoh. 4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dariproses. 5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik. Lima permasalahan tersebut merupakan... dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL). a. Pendekatan b. Strategi c. Karakteristik d. Tahapan 4. Perhatikan pernyataan berikut!. 1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah 2) mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. 199

216 Kegiatan Pembelajaran 13 3) mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas. 4) mampu berpikir kritis, dan mengembangkan inisiatif. Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ditunjukkan pada.. a. 1) dan 2) b. 1) dan 3) c. 2) dan 3) d. 2) dan 4) 5. Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum,prosedur pertama yaitu... a. Stimulasi/Pemberian Rangsangan b. Problem Statement c. Data Collection d. Data Processing F. Rangkuman 1. Pengembangan model PJBL dalam pembelajaran PPKn SMP merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. 2. Pengembangan model PBL dalaml pembelajaran PPKn SMPmerupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. 3. Pengembangan model discovery Learning dalam pembelajaran PPKn SMP. Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai 200

217 PPKn SMP KK J proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. 4. Pengembangan alternatif model-model pembelajaran PPKn SMP Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Model Pembelajaran Kooperatif Numberd Heads Together Model Pembelajaran Kooperatif Group To Group Exchange Model Pembelajaran Kooperatif Decision Making Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Chips Model Pembelajaran Group Investigation G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 13 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 14, jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 13, terutama yang masih belum dikuasai. 201

218 202 Kegiatan Pembelajaran 13

219 PPKn SMP KK J Kegiatan Pembelajaran 14 Pengembangan Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP A. Tujuan 1. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menyusun instrumen penilaian sikap dalam mata pelajaran PPKn SMP dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menyusun instrumen penilaian pengetahuan dalam mata pelajaran PPKn SMP dengan benar 3. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menyusun instrumen penilaian ketrampilandalam mata pelajaran PPKn SMP dengan benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menyusun instrumen penilaian sikap dalam mata pelajaran PPKn SMP dengan benar. 2. Peserta diklat mampu menyusun instrumen penilaian pengetahuan dalam mata pelajaran PPKn SMP dengan benar 3. Peserta diklat mampu menyusun instrumen penilaian ketrampilan dalam mata pelajaran PPKn SMP dengan benar 4. Peserta diklat menunjukkan komitmen, integritas dan tanggungjawab dalam mengembangkan penilaian hasil belajar PPKn SMP. C. Uraian Materi Pengertian Penilaian hasil belajar : proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran 203

220 Kegiatan Pembelajaran Penilaian sikap dalam mata pelajaran PPKn SMP Penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku spiritual dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian/perkembangan sikap peserta didik dan memfasilitasi tumbuhnya perilaku peserta didik sesuai butirbutir nilai sikap dari KI-1 dan KI-2. a. Teknik Penilaian Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi atau teknik lainnya yang relevan, Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen berupa lembar observasi, atau buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal). Teknik penilaian lain yang dapat digunakan adalah penilaian diri dan penilaian antar teman. Penilaian diri dan penilaian antar teman dapat dilakukan dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik. 1) Observasi Penerapan teknik observasi dapat dilakukan menggunakan lembar observasi.lembar observasi merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh pendidikuntuk memudahkan dalam membuat laporan hasil pengamatan terhadap perilakupeserta didik yang berkaitan dengan sikap spiritual dan sikap sosial. Sikapyang diamati adalah sikap yang tercantum dalam indikator pencapaian kom petensi pada KD untuk mata pelajaran PABP dan PPKn. Pada mata pelajaranselain PABP dan PPKn, sikap yang diamati tercantum pada KI-1 dan KI-2. Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati sikap dapat berupa: a) Observasi terbuka, yaitu pendidik mengamati perilaku secara langsung pesertadidik yang diobservasinya. Pendidik dapat mencatat butir-butir inti dari perilakupeserta didik yang diamati secara terbuka. Hasil catatan tersebut kemudiandikonstruksi kembali di akhir pengamatan. Cara terbaik untuk melalukanobservasi adalah menyusun catatan sefaktual mungkin dan tidak melakukaninterpretasi apa pun sehingga hasil observasi valid. 204

221 PPKn SMP KK J b) Observasi tertutup, yaitu pendidik mengamati peserta didik melalui panduanyang sudah disiapkan sebelum pengamatan. Panduan tersebut dapat beruparating scale (skala rentang) atau daftar cek dsb. Dalam melakukan observasiterhadap sikap, hal yang perlu direkam adalah suasana atau keadaan ketika suatuperilaku terekam. Informasi tersebut penting karena perilaku itu terekamdalam suasana bebas tetapi terencana. Suasana terencana yang dimaksud adalahsuasana yang tercipta sebagai kegiatan dalam proses pembelajaran yangdirencanakan oleh pendidik, seperti pada proses pembelajaran di kelas atau ulangan. Hasil pengamatan sikap dituangkan dalam bentuk catatan anekdot (anecdotalrecord), catatan kejadian tertentu (incidental record), dan informasi lain yangvalid dan relevan yang dikenal dengan jurnal. Jurnal adalah catatan yang dibuatpendidik selama melakukan pengamatan terhadap peserta didik pada waktukegiatan pembelajaran tertentu. Jurnal biasanya digunakan untuk mencatatperilaku peserta didik yang ekstrim. Jurnal tidak hanya didasarkan pada apayang dilihat langsung oleh pendidik, walikelas, dan guru BK, tetapi juga informasilain yang relevan dan valid yang diterima dari berbagai sumber. Pengamatan dengan jurnal mencatat perilaku peserta didik yang muncul secaraalami selama satu semester. Perilaku peserta didik yang dicatat di dalam jurnalpada dasarnya adalah perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik yangberkaitandengan butir sikap yang terdapat dalam aspek sikap spiritual dansikap sosial. Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan waktu teramatinya perilaku tersebut, serta perlu dicantumkan tanda tanganpeserta didik.apabila seorang peserta didik pernah memiliki catatan sikap yang kurang baik,jika pada kesempatan lain peserta didik tersebut telah menunjukkan perkembangansikap (menuju atau konsisten) baik pada aspek atau indikator sikapyang dimaksud, maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta didiktersebut telah (menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat baik. Dengandemikian, yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang baik dansangat baik, tapi juga setiap perkembangan menuju sikap yang diharapkan. 205

222 Kegiatan Pembelajaran 14 Berdasarkan kumpulan catatan tersebut pendidik membuat deskripsi penilaian sikap untuk satu semester. Berikut ini contoh lembar observasi selamasatu semester. Pendidik dapat menggunakan lembar observasi dengan formatlain, misalnya dengan menambahkan kolom saran tindak lanjut. Tabel 18. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap NO Tanggal Nama Peserta didik Catatan Perilaku Butir sikap Tindak lanjut Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan teknik observasi: a) Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru matapelajaran, dan guru BK selama periode satu semester. b) Bagi wali kelas, 1 (satu) jurnal digunakan untuk satu kelas yang menjaditanggung-jawabnya; bagi guru mata pelajaran 1 (satu) jurnal digunakanuntuk setiap kelas yang diajarnya; bagi guru BK 1 (satu) jurnal digunakanuntuk setiap kelas di bawah bimbingannya. c) Perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik dapat dicatatdalam satu jurnal atau dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah. d) Peserta didik yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah mereka yangmenunjukkan perilaku yang sangat baik atau kurang baik secara alami (pesertadidik yang menunjukkan sikap baik tidak harus dicatat dalam jurnal). e) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tersebut tidak terbatas pada butir-butir nilai sikap (perilaku) yang hendak ditanamkanmelalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimanadirancang dalam RPP, tetapi juga butir-butir nilai sikap lainnya yangditumbuhkan dalam semester itu selama sikap tersebut ditunjukkan olehpeserta didik melalui perilakunya secara alami. 206

223 PPKn SMP KK J f) Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat (perkembangan)sikap peserta didik segera setelah mereka menyaksikan dan/atau memperolehinformasi terpercaya mengenai perilaku peserta didik sangat baik/kurang baik yang ditunjukkan peserta didik secara alami. g) Apabila peserta didik tertentu PERNAH menunjukkan sikap kurang baik,ketika yang bersangkutan telah (mulai) menunjukkan sikap yang baik (sesuaiharapan), sikap yang (mulai) baik tersebut harus dicatat dalam jurnal. h) Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas perkembangansikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik dan menyerahkanringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut. Tabel 20. dan Tabel 21. berturut-turut menyajikan contoh jurnal penilaian (perkembangan) sikap spiritual dan sikap sosial oleh wali kelas dan guru BK. Tabel 19. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual oleh Walil Kelas dan Guru BK Nama Sekolah : SMP Jaya Bangsaku Kelas/Semester : VII/Semester I Tahun pelajaran : 2016/2017 NO Waktu Nama Pesert a didik Catatan Perilaku 1 6/3/2017 Bahtiar Tidak mengikuti sholatjumat yang diselenggarakan di sekolah. 2 8/3/2017 Burhan Mengajak temannya untuk berdoa sebelumpertandi ngan sepakbola dilapangan olahraga sekolah Butir sikap Ketaqwaa n Ketaqwaa n Tindak lanjut Pembinaa n Teruskan 207

224 Kegiatan Pembelajaran 14 Tabel 20. Contoh Jurnal Perkembangan Sikap Sosial oleh Wali Kelas & Guru BK Nama Sekolah : SMP Jaya Bangsaku Kelas/Semester : VII/Semester I Tahun pelajaran : 2016/2017 N O Waktu 1 6/3/ /3/201 7 Nama Pesert a didik Bahtiar Ani Catatan Perilaku Menolong orang lanjut usiauntuk menyeberan g jalan didepan sekolah. Terlambat mengi-kuti upacaradi sekolah. Butir sikap Kepedulian Kedisiplina n Tindak lanjut Teruskan Pembinaa n Apabila catatan perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial dijadikan satu, perlu ditambahkan satu kolom KETERANGAN di sebelah kanan kolom butir sikap untuk menuliskan apakah perilaku tersebut sikap SPIRITUAL atau sikap SOSIAL. Lihat Tabel 22. untuk contoh. Tabel 21. Contoh Jurnal Sikap Spiritual dan Sosial oleh Wali Kelas & Guru BK Nama Sekolah : SMP Jaya Bangsaku Kelas/Semester : VII/Semester I Tahun pelajaran : 2016/2017 NO Waktu Nama Pesert a didik Catatan Perilaku 1 6/3/2017 Badu Tidak mengikuti sholat Jumat yangdiselen g-garakan disekolah. 2 Andri Menolong orang lanjut usia Butir sikap Ketaqwaan Ket Spiritual Sosial ttd Tindak lanjut Pembinaan dengan diberi teguran Kepedulian Teruskan 208

225 PPKn SMP KK J untukmenyeberang jalan didepan sekolah. Tabel 22. Contoh Jurnal Sikap Spiritual dan Sosial oleh Pendidik Nama Sekolah Kelas/Semester : SMP Jaya Makmur : VII/Semester I Tahun pelajaran : 2016/2017 NO Waktu Nama Peserta didik Catatan Perilaku 1 6/3/2017 Randi Mengambil cerita dariinternet dan diakuisebagai karyanyasendiri. Butir sikap Kejuju ran Positif (+)/ negatif (-) Tindak lanjut - Diberi pembinaan agar tidak melakukan plagiarisme b. Penilaian Diri Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap dirisendiri (peserta didik) dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sikapnyadalam berperilaku. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakansebagai data konfirmasi perkembangan sikap peserta didik. Selain itu penilaiandiri peserta didik juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilainilai kejujurandan meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas diri. Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi BUTIR- BUTIR PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG DIHARAPKAN dengankolom YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu lembar penilaian diri dapatdigunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus. Tabel 24 dan Tabel 25 menyajikan contoh lembar penilaian diri tersebut. 209

226 Kegiatan Pembelajaran 14 Tabel 23. Contoh Lembar Penilaian Diri Peserta didik Nama Kelas Semester :. :. :. Petunjuk: Berilah tanda centang ( ) pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengankeadaan yang sebenarnya. No Pernyataan Ya Tidak 1 2 Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas. Saya sholat lima waktu tepat waktu. 3 Saya tidak mengganggu teman saya yang bergama lain berdoa sesuai agamanya Saya berani mengakui kesalahan saya. Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.... Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir sikapyang dinilai. Tabel 24. Contoh Lembar Penilaian Diri Peserta didik Nama :. Kelas :. Semester :. Petunjuk: Berilah tanda centang ( ) pada kolom 1 (tidak pernah), 2 (kadang-kadang),3 (sering), atau 4 (selalu) sesuai dengan keadaan kalian yang sebenarnya. No Pernyataan Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas. 210

227 PPKn SMP KK J Saya sholat lima waktu tepat waktu. Saya tidak mengganggu teman saya yang beragama lain berdoa sesuai agamanya. Saya berani mengakui kesalahansaya. Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu.... Hasil penilaian diri perlu ditindak lanjuti oleh pendidik dengan melakukan fasilitasiterhadap peserta didik yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan. c. Penilaian Antar Teman Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh seorangpeserta didik (penilai) terhadap peserta didik yang lain terkait dengansikap/perilaku peserta didik yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaianantar teman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaianantar teman juga dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilaiseperti kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai. Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi BUTIR- BUTIR PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG DIHARAPKAN dengankolom YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale. Satu lembar penilaian diri dapatdigunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus. Tabel 26 dan Tabel 27 menyajikan contoh lembar penilaian antar teman tersebut. Tabel 25. Contoh Format Penilaian Antar Teman Nama Teman yang Dinilai :. Nama Penilai :. Kelas :. Semester :. 211

228 Kegiatan Pembelajaran 14 Petunjuk: Berilah tanda centang ( ) pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengankeadaan yang sebenarnya. No Pernyataan Ya Tidak Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas. Teman saya sholat lima waktu tepat waktu. Teman saya tidak mengganggu teman saya yang beragama lain berdoa sesuai agamanya. Teman saya tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan. Teman saya tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa 6. menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas.... Jumlah Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir sikapyang dinilai. Tabel 26. Contoh Lembar Penilaian Antar Teman Nama Kelas Semester :. :. :. Petunjuk: Berilah tanda centang ( ) pada kolom 1 (tidak pernah), 2 (kadang-kadang),3 (sering), atau 4 (selalu) sesuai dengan keadaan teman kalian yang sebenarnya. No Pernyataan Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas. Teman saya sholat lima waktu tepat waktu. Teman saya tidak mengganggu teman saya yang beragama lain berdoa sesuai agamanya. 212

229 PPKn SMP KK J Teman saya tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan. Teman saya tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas.... Jumlah Hasil penilaian antar teman perlu ditindak lanjuti oleh pendidik dengan memberikanbantuan fasilitasi terhadap peserta didik yang belum menunjukkan sikapyang diharapkan. 213

230 Kegiatan Pembelajaran 14 d. Perencanaan Penilaian 1) Mata pelajaran Pendidikan Agama Budi Pekerti dan PPKn Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016, mengenai kompetensi inti dan kompetensi dasar, diketahui bahwa KD dari KI-1 dan KI-2 hanya ada pada mata pelajaran PABP dan PPKn, sedangkan pada mata pelajaran lainnya tidak dikembangkan KD. Penilaian sikap pada mapel PABP dan PPKn akan diturunkan dari KD pada KI-1 dan KI-2, yang kemudian dirumuskan indikatornya. Indikator sikap ini diamati dan dicatat pada jurnal seperti pada mata pelajaran lainnya. Nilai-nilai yang akan diobservasi terkait dengan KD dan indikator yang dikembangkan di mapel PABP dan PPKn. Selanjutnya pendidik menentukan teknikpenilaian sikap, yaitu terutama teknik observasi. Teknik penilaian diri dan penilaianantar teman juga dapat dipilih. Penentuan teknik penilaian harus diikuti dengan mempersiapkan instrumen penilaian. 2) Mata pelajaran selain Pendidikan Agama Budi Pekerti dan PPKn Penilaian sikap pada mata pelajaran selain Pendidikan Agama Budi Pekerti (PABP) dan PPKn tetaplah harus melalui perencanaan. Perencanaan diawali dengan mengidentifikasi sikap yang ada pada KI-1 dan KI-2 serta sikap yang diharapkan oleh sekolah yang tercantum dalam KTSP. Sikap yang dinilai oleh guru mata pelajaran selain PABP dan PPKn adalah sikap spiritual dan sikap sosial yang muncul secara alami selama pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Berikut ini contoh sikap spiritual yang dapat digunakan dan dinilai pada semua mata pelajaran: a. berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; b. menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya; c. memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan; d. bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa; e. mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri; f. bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu; g. berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau berusaha; 214

231 PPKn SMP KK J h. memelihara hubungan baik sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa; i. bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia; j. menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai agamanya. Berikut contoh sikap sosial untuk semua mata pelajaran: a) Jujur, yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, misalnya: tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan; tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber); mengungkapkan perasaan apa adanya; menyerahkan barang yang ditemukan kepada yang berwenang; membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya; mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki. b) Disiplin,yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan, misalnya: datang tepat waktu; patuh pada tata tertib atau aturan bersama/sekolah; mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan, mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan benar. c) Tanggung jawab,yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirisendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa,misalnya: melaksanakan tugas individu dengan baik; menerima resiko dari tindakan yang dilakukan; tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat; mengembalikan barang yang dipinjam; mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan; menepati janji; tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan karena tindakan dirinya sendiri; melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa disuruh/diminta. 215

232 Kegiatan Pembelajaran 14 d) Santun,yaitu sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbahasa maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain, misalnya: menghormati orang yang lebih tua; tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur; tidak meludah di sembarang tempat; tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat; mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain; bersikap 3S (salam, senyum, sapa); meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain; memperlakukan orang lain seperti diri sendiri ingin diperlakukan e) Percaya diri,yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan, misalnya: berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu; mampu membuat keputusan dengan cepat; tidak mudah putus asa; tidak canggung dalam bertindak; berani presentasi di depan kelas; berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan. f) Peduli,adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan), misalnya: Membantu orang yang memerlukan Tidak melakukan aktivitas yang mengganggu dan merugikan orang lain Melakukan aktivitas sosial untuk membantu orang-orang yang memerlukan Memelihara lingkungan sekolah Membuang sampah pada tempatnya Mematikan kran air yang mengucurkan air Mematikan lampu yang tidak digunakan Tidak merusak tanaman di lingkungan sekolah 216

233 PPKn SMP KK J Indikator untuk setiap butir sikap dapat dikembangkan sesuai keperluan satuan pendidikan. Indikator-indikator tersebut dapat berlaku untuk semua mata pelajaran. Guru mata pelajaran selain PABP dan PPKn dapat memilih teknik penilaian observasi, tetapi juga dapat memilih teknik penilaian diri maupun penilaian antar teman. Penggunaan penilaian diri dan penilaian antar teman dapat digunakan minimal satu kali dalam satu semester. Penentuan teknik penilaian sikap harus diikuti dengan penentuan instrumen penilaian. Pendidik dapat memilih jurnal sebagai instrumen penilaian atau instrumen lain yang relevan. e. Pelaksanaan Penilaian Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama peserta didik di luar jam pelajaran). Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-menerus selama satu semester. Penilaian sikap spiritual dan sosial di dalam kelas maupun diluar jam pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mengikuti perkembangan sikap spiritual dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku peserta didik. Sebagaimana disebutkan pada uraian terdahulu, apabila seorang peserta didik pernah memiliki catatan sikap yang kurang baik, jika pada kesempatan lain peserta didik tersebut telah menunjukkan perkembangan sikap (menuju atau konsisten) baik pada aspek atau indikator sikap yang dimaksud, maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta didik tersebut telah (menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat baik. Dengan demikian, untuk peserta didik yang punya catatan kurang baik, yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang baik dan sangat baik saja, tetapi juga setiap perkembangan sikap menuju sikap yang diharapkan. Sikap dan perilaku peserta didik yang teramati oleh pendidik ini dan tercacat dalam jurnal, akan lebih baik jika dikomunikasikan kepada peserta didik yang bersangkutan dan kepadanya diminta untuk paraf di jurnal, sebagai bentuk 217

234 Kegiatan Pembelajaran 14 pengakuan sekaligus merupakan upaya agar peserta didik yang bersangkutan segera menyadari sikap dan perilakunya serta berusaha untuk menjadi lebih baik. 2. Pengembangan Penilaian Pengetahuan Dalam Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan secara eksplisit bahwa capaian pembelajaran (learning outcome) ranah pengetahuan mengikuti Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Lorin Anderson dan David Krathwohl (2001). Di sini ranah pengetahuan merupakan kombinasi dimensi pengetahuan yang diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dengan dimensi proses kognitif yang tersusun secara hirarkis mulai dari mengingat (remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing), menilai (evaluating), dan mengkreasi (creating). Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan penilaian pengetahuan dalam panduan ini adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, maupun metakognitif. Dimensi pengetahuan yang dinilai beserta contohnya tampak dalam Tabel 28ini (Anderson, et.al., 2001). Tabel 27. Jenis, Subjenis, dan Contoh Dimensi Pengetahuan Jenis dan sub jenis contoh A. PENGETAHUAN FAKTUAL: Elemen-elemen dasar yang harus diketahui peserta didik untuk mempelajari suatu ilmu atau menyelesaikan masalah di dalamnya 1. Pengetahuan tentang terminologi 2. Pengetahuan tentang detail elemen yang spesifik Kosakata teknis, simbol-simbol musik, legenda peta, sumber daya 218

235 PPKn SMP KK J Jenis dan sub jenis contoh alam pokok, sumber-sumber informasi yang reliabel B. PENGETAHUAN KONSEPTUAL: Hubungan-hubungan antarelemen dalam struktur besar yang memungkinkanelemennya berfungsi secara bersama-sama 1. Pengetahuan tentang klasifikasidan kategori 2. Pengetahuan tentang prinsip dangeneralisasi 3. Pengetahuan tentang teori, model,dan struktur Bentuk-bentuk badan usaha; periodewaktu geologi Rumus Pythagoras, hukumpermintaan dan penawaran Teori evolusi, struktur pemerintahan Desa C. PENGETAHUAN PROSEDURAL: Pengetahuan tentang bagaimana (cara) melakukan sesuatu, mempraktekkan metode-metode penelitian, dan kriteria-kriteria untuk menggunakan keterampilan, algoritma, teknik, dan metode 1. Pengetahuan tentangketerampilan dalam bidangtertentu dan algoritme 2. Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu 3. Pengetahuan tentang kriteriauntuk menentukan kapan harusmenggunakan prosedur yangtepat Keterampilan melukis dengan cat air, algoritma pembagian seluruhbilangan Teknik wawancara, penerapanmetode ilmiah dalam pembelajaran Kriteria untuk menentukan kapanharus menerapkan prosedur HukumNewton, kriteria yang digunakanuntuk menilai 219

236 Kegiatan Pembelajaran 14 Jenis dan sub jenis contoh fisibilitas metode. D. PENGETAHUAN METAKOGNITIF: Pengetahuan tentang kognisi secara umum dan kesadaran dan pengetahuantentang kognisi diri sendiri 1. Pengetahuan strategis 2. Pengetahuan tentang tugastugas kognitif 3. Pengetahuan diri Pengetahuan tentang skema sebagaialat untuk mengetahui struktur suatupokok bahasan dalam buku teks,pengetahuan tentang penggunaanmetode penemuan atau pemecahanmasalah Pengetahuan tentang macammacamtes yang dibuat pendidik,pengetahuan tentang beragam tugaskognitif Pengetahuan bahwa diri (sendiri) kuatdalam mengkritisi esai tapi lemahdalam hal menulis esai; kesadarantentang tingkat pengetahuan yangdimiliki diri (sendiri) Karena semua rumusan kompetensi dasar maupun indikator atau tujuan pembelajaran selalu terdiri atas proses kognitif, yang ditunjukkan dengan kata kerjaoperasional, dan dimensi pengetahuan, maka penilaian (kategori-kategori) pengetahuan tidaklah mungkin dilakukan tanpa menyertakan bagaimana pengetahuan tersebut digunakan dengan beragam proses kognitif. Teknik Penilaian Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik. Pendidik dapat memilih teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar, 220

237 PPKn SMP KK J indikator, atau tujuan pembelajaran yang akan dinilai. Segala sesuatu yang akan dilakukan dalam proses penilaian perlu ditetapkan terlebih dahulu pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. 3. Pengembangan Penilaian Keterampilan Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai kemampuanpeserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4. a. Teknik Penilaian Keterampilan 1) Penilaian Praktik Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktik adalah kualitas proses mengerjakan/melakukan suatu tugas. Penilaian praktik bertujuan untuk menilai kemampuan peserta didik mendemonstrasikan keterampilannya dalam melakukan suatu kegiatan. Penilaian praktik lebih otentik daripada penilaian paper and pencil karena bentuk-bentuk tugasnya lebih mencerminkan kemampuan yang diperlukan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Contoh penilaian praktik adalah membaca karya sastra, membacakan pidato (reading aloud dalam mata pelajaran bahasa Inggris), menggunakan peralatan laboratorium sesuai keperluan, memainkan alat musik, bermain bola, bermain tenis, berenang, menyanyi, menari, dan sebagainya. 2) Penilaian Produk Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan peserta didik dalam 221

238 Kegiatan Pembelajaran 14 mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir. Penilaian produk dilakukan terhadap kualitas suatu produk yang dihasilkan. Penilaian produk bertujuan untuk (1) menilai keterampilan peserta didik dalam membuat produk tertentu sehubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran di kelas; (2) menilai penguasaan keterampilan sebagai syarat untukmempelajari keterampilan berikutnya; dan (3) menilai kemampuan pesertadidik dalam bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain dan menunjukkan inovasi dan kreasi. Contoh penilaian produk adalah membuat kerajinan, membuat karya sastra, membuat laporan percobaan, menciptakan tarian, membuat lukisan, mengaransemenmusik, membuat naskah drama, dan sebagainya. 3) Penilaian Projek Penilaian projek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatuprojek dalam periode/waktu tertentu. Penilaian projek dapat dilakukan untuk menilai satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran. Instrumen tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan. Penilaian projek bertujuan untuk mengembangkan dan memonitor keterampilan peserta didik dalam merencanakan, menyelidiki dan menganalisis projek. Dalam konteks ini peserta didik dapat menunjukkan pengalaman dan pengetahuan mereka tentang suatu topik, memformulasikan pertanyaan dan menyelidiki topik tersebut melalui bacaan, wisata dan wawancara. Kegiatan mereka kemudian dapat digunakan untuk menilai kemampuannya dalam bekerja independen atau kelompok. Produk suatu projek dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam mengomunikasikan temuan- 222

239 PPKn SMP KK J temuan mereka dengan bentuk yang tepat, misalnya presentasi hasil melalui visua display atau laporan tertulis. Contoh penilaian projek adalah melakukan investigasi terhadap jenis keanekaragaman hayati Indonesia, membuat makanan dan minuman dari buah segar,membuat gerak tari berdasarkan level dan pola latih sesuai iringan, mencipta rangkaian gerak senam berirama, dan sebagainya. 4) Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan teknik lain untuk melakukan penilaian terhadap aspek keterampilan. Tujuan utama dilakukannya portofolio adalah untuk menentukan hasil karya dan proses bagaimana hasil karya tersebut diperoleh sebagai salah satu bukti yang dapat menunjukkan pencapaian belajar peserta didik, yaitu mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan. Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik, portofolio juga berfungsi untuk mengetahui perkembangan kompetensi peserta didik. a) Prinsip Penilaian Portofolio Ada beberapa prinsip yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio. Berikut adalah prinsip-prinsip tersebut. (1) Saling percaya (mutual trust) antara pendidik dan peserta didik. Dalam proses penilaian portofolio pendidik dan peserta didik harus memiliki rasa saling mempercayai, saling terbuka dan jujur satu sama lainagar tercipta hubungan yang wajar dan alami untuk berlangsungnya proses pendidikan yang baik. (2) Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara pendidik dan peserta didik. Kerahasiaan hasil pengumpulan bahan dan hasil penilaiannya perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak lain yang tidak berkepentingan. (3) Milik bersama (joint ownership) antara pendidik dan peserta didik. Pendidik dan peserta didik perlu memiliki bersama berkas portofolio. Dengan adanya rasa memiliki terhadap hasil karyanya, diharapkan akan tumbuh rasa tanggung jawab pada diri peserta didik. (4) Kepuasan (satisfaction) 223

240 Kegiatan Pembelajaran 14 Hasil karya portofolio hendaknya berisi keterangan-keterangan dan/atau bukti-bukti yang memuaskan bagi peserta didik dan pendidik dan merupakan bukti prestasi cemerlang peserta didik dan keberhasilan pembinaan pendidik. (5) Kesesuaian (relevance) Hasil karya yang dikumpulkan adalah hasil karya yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran. (6) Penilaian proses dan hasil Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan perilaku harian peserta didik. Penilaian hasil merupakan penilaian hasil akhir suatu tugas yang diberikan oleh pendidik. b) Jenis Portofolio Secara umum penilaian portofolio, menurut Fosters and Masters (1998), dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu portofolio kerja (working portfolio), portofolio dokumentasi (documentary portfolio), dan portofolio penampilan(show portfolio). Diharapkan pendidik membuat minimal portofolio penampilan (show portfolio) karena dalam pelaporan hasil belajar pendidik dituntut untuk dapat melaporkan capaian belajar peserta didik. Portofolio penampilan(show portfolio) tidak diskor lagi dengan angka karena penskoran sudah dilakukan melalui penilaian praktik, produk, dan projek. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi pendidik untuk membuat dua jenis portofolio lainnya untukkepentingan-kepentingan yang berbeda. Pendidik dapat memilih portofolio jenis apa saja sesuai dengan kepentingan mereka. Berikut adalah uraian masing-masing jenis portofolio. 1. Portofolio Kerja (Working Portfolio) Pengertian Portofolio kerja merupakan pekerjaan peserta didik yang berupa draf, pekerjaan setengah jadi, dan pekerjaan yang telah jadi yang digunakan untuk memantau perkembangan dan menilai cara peserta didik mengaturatau mengelola belajar mereka. Hasil pekerjaan peserta didik yangpaling baik dapat menjadi petunjuk apakah peserta didik telah memahamimateri pembelajaran dan dapat merupakan bahan masukan bagi pendidik untuk mengetahui pencapaian kurikulum maupun sebagaialat penilaian formatif. 224

241 PPKn SMP KK J Fungsi Portofolio kerja berfungsi sebagai sumber informasi bagi pendidik untuk mengetahui kemajuan peserta didik dan memungkinkan pendidik untuk membantu peserta didik mengidentifikasi kelemahan, kelebihan, serta kelayakan dalam merancang dan meningkatkan pembelajaran. Tujuan Portofolio kerja memiliki tujuan untuk menyediakan data tentang carapeserta didik mengorganisasikan dan mengelola kerja. Dengan demikian,hal-hal yang dinilai berupa draft, pekerjaan yang belum selesai, atau pekerjaan terbaik peserta didik. Hasil kerja ini digunakan dalam diskusi antara peserta didik dan pendidik. Manfaat Bagi peserta didik portofolio kerja memiliki beberapa manfaat, yaitu mengendalikan pekerjaannya, membuat peserta didik merasa bangga atas pekerjaannya, merefleksikan strategi belajar, merancang tujuan belajar, dan memantau perkembangan belajar. Bagi pendidik portofolio kerja memberi kesempatan untuk memikirkan kembali arti suatuhasil pekerjaan, meningkatkan motivasi mengajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. 2. Portofolio Dokumentasi (Documentary Portfolio) Pengertian Portofolio dokumentasi adalah koleksi hasil kerja peserta didik yangkhusus digunakan untuk penilaian. Berbeda dari portofolio kerja yang pengumpulannya dilakukan dari hari ke hari, dokumentasi portofolio merupakan seleksi hasil kerja terbaik peserta didik yang akan diajukan dalam penilaian. Jadi, portofolio jenis ini adalah koleksi sekumpulan hasil kerja peserta didik selama kurun waktu tertentu. Tujuan Tujuan utama dilakukannya portofolio dokumentasi adalah untuk penilaian sehingga pendidik harus mampu menentukan hasil kerja peserta didik sebagai salah satu bukti yang dapat menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. 225

242 Kegiatan Pembelajaran Portofolio penampilan (Show portfolio) Pengertian Portofolio penampilan (show portfolio) merupakan kumpulan sampel karya terbaik dari KD KD pada KI-4. Portofolio setiap peserta didik disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi tanggal pengumpulan oleh pendidik. Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetak dan/atau elektronik. Portofolio jenis ini digunakan untuk memilih halhalyang paling baik yang menunjukkan karya terbaik yang dihasilkan peserta didik. Dengan demikian, portofolio ini hanya berisi karya peserta didik yang telah selesai, dan bukan proses pengerjaan, perbaikan, dan penyempurnaan karya peserta didik. Fungsi Portofolio penampilan (show portfolio) berfungsi sebagai sumber informasi bagi pendidik dalam mendeskripsikan capaian kompetensi peserta didik baik dalam aspek pengetahuan maupun keterampilan dalam KD tertentu. Bagi peserta didik, portofolio ini berfungsi sebagai sumber informasi untuk melakukan refleksi diri. Bagi orang tua, portofolio berfungsi sebagai sumber informasi tentang capaian belajar peserta didik. Tujuan Portofolio penampilan (show portfolio) dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu (a) mendokumentasikan hasil karya ataucapaian kompetensi peserta didik, (b) memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik, (c) bertukar informasi denganorang tua/wali murid pendidik lain, (d) membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif peserta didik, dan (e) meningkatkan kemampuan peserta didik melakukan refleksi diri.portofolio penampilan (show portfolio) dirancang untuk menunjukkan karya terbaik peserta didik dalam mengukur kompetensi tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Portofolioini harus menggambarkan hasil karya peserta didik yang asli. Hasil karya yang asli merupakan hal yang paling penting. Selain itu, pendidik juga harus mempertimbangkan seberapa bagus karya 226

243 PPKn SMP KK J yang telah diselesaikan tersebut. Manfaat Portofolio penampilan (show portfolio) sangat berguna bagi peserta didik, pendidik, dan orang tua/wali peserta didik. Bagi peserta didik penilaian portofolio penampilan (show portfolio) sangat berguna untukmengetahui kemajuan dan kemampuan belajarnya, terutama dalamhal memberi umpan balik terhadap kemampuan pemahaman dan penguasaan peserta didik tentang tugas yang diberikan pendidik selama kurun waktu tertentu, memberikan umpan balik dalam mempertahankan prestasi yang telah dicapai, dan memahami keterbatasan kemampuan untuk menguasai materi atau bidang kajian tertentu. Bagi pendidik penilaian portofolio penampilan (show portfolio) sangat berguna untuk mengetahui kemajuan dan kemampuan belajarnya, terutama dalam hal memberikan umpan balik terhadap kemampuan pemahaman dan penguasaan peserta didik tentang tugas yang diberikan pendidik selama kurun waktu tertentu, mengetahui bagian yang belum diketahui peserta didik, dan memperoleh gambaran tingkat pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan peserta didik. Bagi orang tua/wali peserta didik, penilaian portofolio penampilan (show portfolio) sangat berguna bagi orang tua/wali peserta didikuntuk mengetahui kemajuan dan kemampuan belajar belajar putera puterinya antara lain dalam hal pemahaman tentang kelebihan dankelemahan putera-puterinya dalam belajar, peningkatan bimbingan yang hendak dilakukan orang tua peserta didik untuk meraih prestasi putera-puterinya, dan peningkatan komunikasi dengan pihak sekolah dalam mendidik putera-puterinya. 227

244 Kegiatan Pembelajaran 14 D. Aktifitas Pembelajaran 1. Aktifitas Pembelajaran Tatap Muka Aktivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan Penilaian hasil belajar mata pelajaran PPKn SMP, sebagai berikut : Tabel 28. Aktivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Pengembangan Penilaian hasil belajar mata pelajaran PPKn SMP Kegiatan Pendahuluan (menghargai, profesiona lisme) Kegiatan Inti (kerjasama, musyawarah mufakat, tanggung jawab) Diskripsi Kegiatan 1. Menyiapkan peserta diklat agar termotivasi mengikuti proses pembelajaran 2. Mengantarkan suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat. 3. Menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi tentang pengembangan penilaian hasil belajar mata pelajaran PPKn SMP 1. Membagi peserta diklat kedalam beberapa pasangan belajar sesuai model Think Paire Share dimana langkah-langkahnya sebagai berikut: 2. Instruktur memberi informasi proses pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang konsep pembelajaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual 3. Kelas dibagi kelompok-kelompok pasangan (pasangan A,pasangan B,...s/d kelompok) 4. Instruktur memberi tugas untuk merumuskan permasalahan yang diharapkan dalam menerapkan penilaian hasil belajar PPKn 5..Bila sudah merumuskan sejumlah pertanyaan tiap pasangan mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang diajukan dan ditanyakan peserta diklat.peserta bebas mengambil dan menemukan sumber belajar termasuk dari internet. 6. berdasarkan kelompok pasangan yang sudah dibentuk setiap kelompok pasangan melakukan diskusi untuk memecahkan permasalahan yang diajukan peserta diklat hingga selesai dalam waktu yang sudah ditentukan instruktur 7. Bila sudah selesai tiap pasangan kelompok belajar memilih kelompok pasangan belajar lain sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri dari 4 orang 8. Instruktur memerintahkan agar tiap kelompok kecil berbagi pendapat terhadap hasil pemecahan Alokasi waktu menit menit 228

245 PPKn SMP KK J Kegiatan Penutup (komitmen atas keputusan bersama) Diskripsi Kegiatan masalah terkait dengan pengembangan penilaian hasil belajar mapel PPKn 9. Bila sudah selesai kelompok kecil terdiri atas 4 orang menyusun laporan hasil diskusi 10. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil diskusi 11. Instruktur atau nara sumber memberikan klarivikasi berdasarkan hasil pengamatannya pada diskusi dan kerja kelompok 1. Instruktur bersama-sama peserta menyimpulkan hasil pembelajaran 2. Melakukan Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan 3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran Alokasi waktu menit 2. Aktifitas Pembelajaran In-On-In a. Aktifitas IN1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pengembangan Penilaian hasil belajar mata pelajaran PPKn SMP, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini; Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual;dan Mempersilahkan peserta diklat (secara individual);serta membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) b. Aktifitas ON Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) 229

246 Kegiatan Pembelajaran 14 c. Aktifitas In -2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) 2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) 3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) 4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktifitas 14: Membuat rencana pengembangan penilaian untuk mata pelajaran PPKn SMP LK 14.1: Buatlah rencana pengembangan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk mata pelajaran PPKn SMP Prosedur Kerja: 1. Baca dan cermati kembali modul pengembangan penilaian 2. Buatlah secara individu rencana pengembangan penilaian sikap, pengeta-huan, dan keterampilan 3. Pengembangan penilaian mengacu pada kompetensi dasar yang dibuat pada kegiatan pembelajaran sebelumnya 4. Tugas dikerjakan pada dikumpulkan dalam bentuk softfile. 5. Hasil dari pengembangan penilaian, kemudian dipresentasikan. 230

247 PPKn SMP KK J LK 14.2: Buatlah kisi-kisi penilaian untuk aspek sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Prosedur Kerja: 1. Pilihan salah satu Kompetensi dasar pengetahuan PPKn SMP 2. Buatlah kisi-kisi penilaian untuk aspek sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan ketrampilan. 3. Kembangkan instrumen dari penilaian sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan. penilaian di sekolah anda masing-masing 4. Hasil kerja diskusikan dengan kelompok 5. Buatkan bahan tayang untuk pelaporan. 2. Tes Formatif KP 14 Pilihlah jawaban a, b, c, atau d dengan memberi tanda silang (X) 1. Dalam mengimplementasikan penilaian sikap sosial dalam mata pelajaran PPKn, yang setiap hari dilakukan guru adalah... a. Observasi dan jurnal b. Observasi dan penilaian diri c. Jurnal dan penilaian antar teman d. Penilaian diri dan penilaian antar teman 2. Dalam melaksanakan penilaian sikap dengan observasi, maka guru harus membuat.. a. Tes tulis b. Tes lisan c. Lembar observasi d. Rubrik 3. Pernyataan yang tidak menunjukkan pelaksanakan penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan teknik observasi, yaitu... a. Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru matapelajaran, dan guru BK selama periode satu semester. 231

248 Kegiatan Pembelajaran 14 b. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat (perkembangan)sikap peserta didik segera setelah mereka menyaksikan dan/atau memperolehinformasi terpercaya mengenai perilaku peserta didik sangat baik/kurang baik yang ditunjukkan peserta didik secara alami. c. Pada tengah semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas perkembangansikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik dan menyerahkanringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut d. Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas perkembangansikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik dan menyerahkanringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut 4. Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016, mengenai kompetensi inti dan kompetensi dasar, diketahui bahwa KD dari KI-1 dan KI-2 ada pada mata pelajaran a. PABP dan PPKn, sedangkan pada mata pelajaran lainnya tidak dikembangkan KD b. PABP dan PPKn, sedangkan pada mata pelajaran lainnya cukup berbentuk Juknis c. PABP, PPKn dan Bahasa Indonesia d. Semua mata pelajaran 5. Ketika ada siswa A yang tidak mengerjakan tugas, maka perilaku siswa tersebut dapat kita tulis dalam jurnal, dengan catatan sebagai berikut... a. Siswa A; tanggal 24 Maret 2017; tidak mengerjakan tugas ; kategori sikap bertanggungjawab; tindak lanjut : dicatat b. Siswa A; tanggal 24 Maret 2017; tidak mengerjakan tugas ; kategori sikap bertanggungjawab; tindak lanjut : ditegur dan dibimbing untuk mengerjakan tugas c. Siswa A; tanggal 24 Maret 2017; tidak mengerjakan tugas ; kategori sikap disiplin; tindak lanjut : dicatat d. Siswa A; tanggal 24 Maret 2017; tidak mengerjakan tugas ; kategori sikap peduli; tindak lanjut : ditegur dan dibimbing untuk mengerjakan tugas 232

249 PPKn SMP KK J F. Rangkuman 1. Penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengetahui kecenderungan perilaku spiritual dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian/perkembangan sikap peserta didik dan memfasilitasi tumbuhnya perilaku peserta didik sesuai butirbutir nilai sikap dari KI-1 dan KI Penilaian pengetahuan dalam panduan ini adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, maupun metakognitif. Penilaian Kompetensi Pengetahuan melalui Tes tertulis.lisan, tugas 3. Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai kemampuanpeserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI

250 Kegiatan Pembelajaran 14 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 14 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 15, jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 14, terutama yang masih belum dikuasai. 234

251 PPKn SMP KK J 235

252 Kegiatan Pembelajaran 15 Kegiatan Pembelajaran 15 Pengembangan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran PPKn SMP A. Tujuan 1. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu menelaah sumber belajar PPKn SMP secara benar 2. Melalui membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu memperjelas prasyarat pengembangan sumber belajar PPKn SMP secara benar 3. Melalui praktik kerja peserta diklat mampu mengembangkan sumber belajar PPKn SMP secara kreatif B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu menelaah sumber belajar dan media PPKn SMP secara benar 2. Peserta diklat mampu memperjelas prasyarat dalam mengembangkan sumber belajar dan media PPKn SMP secara benar 3. Peserta diklat mampu mengembangkan sumber belajar dan media PPKn SMP secara kreatif 4. Peserta diklat menunjukkan integritas dan tanggungjawab dalam mengembangkan sumber belajar dan media pembelajaran PPKn SMP. C. Uraian Materi 1. Pengembangan sumber belajar PPKn SMP Pengembangan sumber belajar berbasis kompetensi merupakan suatu yang penting sumber belajar dikembangkan dengan terlebih dulu menetapkan faktor yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan sumber belajar, langkah-langkah pengembangan pembelajaran sesuai kompetensi yang ingin dicapai antara lain pertama-tama menentukan identitas matapelajaran. Setelah itu menentukan 236

253 PPKn SMP KK J standar kompetensi, kompetensi dasar, bahan ajar atau materi pembelajaran, strategi pembelajaran/pengalaman belajar, indikator pencapaian, dst. Setelah pokok-pokok bahan ajar atau materi pembelajaran ditentukan, bahan ajar atau materi tersebut kemudian diuraikan. Uraian bahan ajar atau materi pembelajaran dapat berisikan butir-butir bahan ajar atau materi penting (key concepts) yang harus dipelajari siswa atau dalam bentuk uraian secara lengkap seperti yang terdapat dalam buku-buku pelajaran. Sebagaimana dikemukakan sebelumya, bahan ajar atau materi pembelajaran (bahan ajar) merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar, bahan ajar materi pembelajaran (bahan ajar) berisikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa. Pengembangan sumber belajar berupa pengembangan Bahan ajar atau materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar seoptimal mungkin membantu siswa dalam mencapai kompetensinya. Masalah-masalah yang timbul berkenaan dengan pengembangan bahan ajar atau materi pembelajaran menyangkut jenis, cakupan, urutan, perlakuan (treatment) terhadap bahan ajar atau materi pembelajaran dan sumber bahan ajar. Jenis bahan ajar atau materi pembelajaran perlu diidentifikasi atau ditentukan dengan tepat karena setiap jenis bahan ajar atau materi pembelajaran memerlukan strategi, media, dan cara mengevaluasi yang berbeda-beda (Untari, 2013). Cakupan atau ruang lingkup serta kedalaman bahan ajar atau materi pembelajaran perlu diperhatikan agar tidak kurang dan tidak lebih. Urutan (sequence) perlu diperhatikan agar pembelajaranmenjadiruntut. Perlakuan (cara mengajarkan/menyampaikan dan mempelajari) perlu dipilih setepat-tepatnya agar tidak salah mengajarkan atau mempelajarinya (misalnya perlu kejelasan apakah suatu bahan ajar atau materi harus dihafalkan, dipahami, atau diaplikasikan). Faktor-faktor yang diperhatikan dalam mengembangkan sumber belajar PPKn SMP Secara umum dapat dikatakan bahwa Sumber Belajar merupakan suatu unit yang mendukung pencapaian hasil dalam kegiatan belajar mengajar yang efekif dan 237

254 Kegiatan Pembelajaran 15 efisien melalui sistem intstruksional. Efektivitas dan efisiensi itu akan diperoleh dengan memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan Sumber Belajar adalah sebagai berikut : a) Jumlah dan keragaman tujuan yang dicapai Kuantitas dan jenis sumber belajar hendaklah relevan dengan tujuan tersebut b) Kondisi siswa : tingkat kemampuan intelektual, penguasaan bahasa, minat, dan latar belakang kehidupannya. c) Startegi belajar mengajar atau alternatif pengalaman belajar yang dipilih. d) Bahan dan alat yang tepat untuk siswa dan guru atau tim pengajar, sehingga diperoleh interaksi yang maksimal dan multi arah dalam kegiatan belajar mengajar. e) Keserasian antara bahan dan alat dengan prosedur (langkah-langkah) pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. f) Keseragaman informasi untuk tiap sumber belajar, dalam hal tingkat dan isinya, agar dapat diperoleh materi komunikasi yang dapat dipercaya. g) Tersedianya kegiatan produksi untuk media yang tepat. h) Tersedianya fasilitas fisik yang memudahkan pelaksanaan program pengajaran. Guru berkewajiban menyusun sendiri satuan pelajaran atau satuan acara pelajaran yang akan disajikan, tetapi untuk mempertinggi produktivitas pengajaran ia dapat menggunakan atau memanfaatkan sumber-sumber belajar yang terdapat di dalam Sumber Belajar. Disamping itu apabila diperlukan ia dapat berkonsultasi dengan petugas Sumber Belajar. Untuk memperoleh informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. (Untari, 2009, Al Hakim,2010) 2. Pengembangan Media pembelajaran Pengertian pengembangan media merupakan konsep dalam kawasan teknologi pembelajaran adalah proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisiknya (Seels & Richey, 1994: 9). Perwujudan desain dalam bentuk media yang diinginkan juga meriupakan pengembangan. Dengan kata lain, pengembangan merupakan implementasi dari desain yang telah dibuat. Akan tetapi dalam pengembangan juga tidak terlepas dari desain, pemakaian, 238

255 PPKn SMP KK J pengelolaan dan evaluasi sebagaimana yang dikemukakan Seels & Richey (1994: 9) bahwa teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik desain, pengembangan, pemakaian, manajemen dan evaluasi proses dan sumber untuk belajar. Oleh karenanya pengembangan media pembelajaran dalam kawasan teknologi pembelajaran termasuk dalam domain pengembangan. Dalam domain pengembangan akan dikendalikan oleh teori dan desain yang memberi respon terhadap evaluasi, pemakaian, dan kebutuhan pengembangan. Pengembangan tidak hanya mengandalkan perangkat keras (hardware) saja, akan tetapi juga perangkat lunak (software). Bahkan dalam perkembangan terkini terjadi kolaborasi antara perangkat lunak, keras, foto, audio dan video. Faktor-Faktor yang Perlu diperhatikan dalam pengembangan Media pembelajaran PPKn SMP. a) Tujuan Pembelajaran. Media yang dipilih oleh guru hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Masalah tujuan ini merupakan persoalan yang paling pokok, sebab dengan tujuan, arah kegiatan pembelajaran dapat diketahui. Apabila tujuan pembelajaran yang dirumuskan itu agar siswa dapat menghafal kata-kata dengan sempurna, maka media audiovisual yang paling tepat; b) Ketepatgunaan. Penetapan suatu media dapat dikatakan tepat guna atau tidak, dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Jika materi pembelajaran berkaitan dengan bagian-bagian penting suatu benda, maka gambar mati seperti bagan, chart, slide dapat digunakan. Sedangkan apabila materi yang akan dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media film atau video dipandang tepat. c) Keadaan siswa. Sebuah program media, mungkin cocok untuk tujuan tertentu, akan tetapi tingkat kerumitannya jauh dengan kemampuan siswa. Jika hal ini terjadi, maka hal demikian tidak bisa dipilih. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan kondisi siswa, misalnya jenjang pendidikan (SD, SLTP atau SMU), besar-kecilnya kelompok siswa, serta perkembangan psikologis yang melekat pada mereka. d) Ketersediaan. Seringkali media yang dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, temyata tidak tersedia. Sedangkan untuk 239

256 Kegiatan Pembelajaran 15 memproduksi sendiri adalah jauh dari yang memungkinkan. Dalam kaitan ini, guru terpaksa harus memilih alternatif yang tidak telalu jauh dengan pilihan utama tersebut. e) Mutu teknis. Misalnya, guru akan menerangkan bagaimana proses pengambiian keputusan rapat. Media yang tersedia adalah slide atau film. Setelah diteliti, ternyata pengambilannya tidak memenuhi persyaratan teknis, sehingga ada bagian-bagian penting yang terlewatkan atau tidak jelas- Jadi karena mutu teknisnya rendah, maka media tersebut tidak dapat dipergunakan. f) Kemampuan guru. Kemampuan guru berpengaruh terhadap pemilihan media. Sebagai contoh, andaikata guru akan menggunakan Overhead Projector (OHP), maka diperiukan terlebih dahulu kemampuan guru dalam mengoperasikan alat tersebut. Misalnya, cara menyalakan, membuat transfaransi, meletakkan transfaransi terbalik/tidak, fokus atau variasi sinar dekat-jauh, iamaiiya menggunakan aliran listrik dan sebagainya; g) Pembiayaan. Kriteria yang tidak kalah penting, adaiah faktor biaya produksi media. Biaya yang digunakan untuk mendapatkan dan mempergunakan media; hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Apabila tujuan pembelajaran yang dinimuskan adaiah agar siswa dapat menyebutkan bagian-bagian lambang negara Indonesia, susunan atau struktur pemerintahan, tingkatan peradilan di Indonesia, dan sebagainya, cukup menggunakan media gambar mati atau mungkin bagan sebagai medianya, dan tidak perlu memilih media lain yang biayanya lebih besar. Skenario pengembangan media Pembelajaran Sederhana Apabila tujuan pembelajaran PKn diarahkan pada aspek pengetahuan, yaitu menggali definisi sebuah konsep norma masyarakat, kita dapat menggunakan media sederhana buatan guru berikut: 240

257 PPKn SMP KK J Tabel 29. Skenario pengembangan media Pembelajaran Sederhana Nama Media: Kartu klasifikasi Norma Mata Pelajaran : PPKn Kelas/Semester :VII/2 1. Kompetensi Inti 2. Kompetensi Dasar 3. Indikator Peserta didik dapat menemukan mengidentifikasi konsep norma menurut isi, sifat, sumber dan sanksinya. 4. Bentuk Media NORMA SIFAT SANKSI AGAMA TEGAS HUKUMANI 5. Alat dan Bahan a. Alat 1) Bolpoin/pensil 2) Gunting 3) Spidol permanen b. Bahan 1) Kertas karton warna 2) Plastik laminating 3) Tali raffia 4) Tempat menyimpan berupa filecase (amplop bertali atau sejenisnya) 5) Paku puspin dimasukkan plastik berperekat (tentatif) 6) Papan gabus 241

258 Kegiatan Pembelajaran Langkah-Langkah Pembuatan Model Kartu Pesan. 1) Potong karton dengan ukuran persegi panjang panjang 5 cm lebar 2 cm 2) Buat sesuai rencana jumlah kelompok/set kartu 3) Selanjutnya tuliskan pesan dalam potongan karton tadi tentang: norma, sifat, sumber, isi dan sanksi 4) Jika direncana 5 set media, maka masing sebagai berikut: Norma terdiri dari agama, kesusilaan, kesopanan dan Hukum, maka masing2 di buat 5 lembar, demikian seterusnya dengan pesan yang lain 7. Pengemasan a. Gunakan filecase (amplop bertali). b. Tuliskan nama media pembelajaran pada bagian depan amplop bertali. c. Masukkan media pembelajaran berupa kartu pesanyang sudah dibuat tersebut dan paku pushpin nya ke dalam filecase(amplop bertali). 8. Cara Penggunaan Media pembelajaran digunakan secara berkelompok untuk peserta didik dan tahapan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. a. Peserta didik dibuat dalam bentuk kelompok, yang terdiri dari 4-5 orang. b. Masing-masing kelompok diberikan 1 set model kartu pesan norma c. Masing-masing kelompok diberikan tugas sesuai kompetensi yang diharapkan. Contoh tugas untuk kelompok 1) Guru mengajak peserta didik untuk menemukan dan menjawab pertanyaan berikut : klasifikasikan norma masyarakat menurut sumber, isi, sifat dan sanksinya 2) Peserta didik diberi tugas untuk mengklasifikasi kartu-kartu pesan tadi dalam klaster yang telah di tetapkan d. Setelah selesai kelompok mengklasifikasikan kartu pesan norma, maka kartu dapat dibalik sehingga tulisan tidak terlihat 242

259 PPKn SMP KK J e. Tetapkan masing-masing kelompok 1 orang yang akan bertindak sebagai observer sekaligus penilai kinerja kelompok mitra, misalnya kelompok satu mengobservasi dan menikai kelompok 2, kelompok 2 ke kelompok 3 dan seterusnya f. Kelompok membuka kartu dan mempersilahkan observer mengamati hasil kerja kelompok g. Observer kembali ke kelompok semula h. Kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil kerja kelompok i. Observer memberikan penilaian Gambar berikut menunjukkan bagaimana kelompok berdiskusi dengan menggunakan media kartu 9. Kesimpulan Pada tahap ini guru dapat membimbing peserta didik untuk menyimpulkan sekaligus membandingkan 4 norma ditinjau dari sumber, isi, sifat dan sanksinya 243

260 Kegiatan Pembelajaran 15 D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktiftas Pembelajaran Tatap muka Aktifitas pembelajaran tatap muka dengan mata diklat Pengembangan Sumber Belajar Dan Media Pembelajaran PPKn SMP diatur dengan skenario atau alur aktivitas pembelajaran sebagai berikut: Penyampaian informasi oleh nara sumber dan membaca modul (Mengamati) Curah Pendapat diiringi sharing pengalaman praktis (Menanya) Kerja kelompok, diskusi kelompok (mencari informasi) Tanggapan, masukan dan refleksi serta refisi hasil kerja kelompok Presentasi hasil unjuk kerja kelompok (mengomunikasi) Membuat Laporan hasil keja kelompok (mengasosiasi) Gambar 6. Aktifitas pembelajaran pengembangan sumber dan media belajar 2. Aktifitas Pembelajaran In-On-In a. Aktifitas IN1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pembelajaran Pengembangan Sumber Belajar Dan Media Pembelajaran PPKn SMP, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini; Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual;dan Mempersilahkan Gambar 7. Aktifitas pembelajaran pengembangan sumber dan media belajar peserta diklat (secara individual);serta membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) 244

261 PPKn SMP KK J b. Aktifitas ON Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktifitas In -2 1) Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) 2) Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) 3) Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) 4) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktifitas 15: Membuat skenario pengembangan sumber dan media pembelajaran LK 15.1: Buatlah skenario pengembangan sumber dan media pembelajaran PPKn Prosedur Kerja : 1. Baca dan pelajari secara cermat dan kritis tentang materi pengembangan sumber dan media pembelajaran PPKN SMP. 2. Buat pemetaan KI, KD, Indikator dan Materi serta Rencana Media 3. Buatlah langkah pengembangan hasil pemetaan anda dengan skenario sebagai berikut : 245

262 Kegiatan Pembelajaran 15 Tabel Rencana Pengembangan Media Pembelajaran Rencana Pengembangan Sumber dan Media Pembelajaran Mata Pelajaran : PPKn Kelas :... Semester : 1 (satu) KompetensiInti KompetensiDasar Indikator Pencapaian Kompetensi MateriPembel ajaran Media pembel ajaran Sumber belajar Tes Formatif KP 15 Jawablah pertanyaan berikut. 1. Sebutkan prinsip-prinsip pengembangan sumber belajar PPKn! 2. Sebutkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pembuatan media pembelajaran PPKn! F. Rangkuman Langkah-langkah pengembangan sumber dan media pembelajaran sesuai kompetensi yang ingin dicapai antara lain pertama-tama menentukan identitas matapelajaran. Setelah itu menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, bahan ajar atau materi pembelajaran, strategi pembelajaran/ pengalaman belajar, indikator pencapaian dan media pembelajaran G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 15 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % 246

263 PPKn SMP KK J Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda dapat meneruskan dengan kegiatan pembelajaran 16, jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 15, terutama yang masih belum dikuasai. 247

264 Kegiatan Pembelajaran 16 Kegiatan Pembelajaran 16 Pengembangan Penyusunan RPP PPKn SMP A. Tujuan 1. Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan pengalaman belajar dalam menyusun RPP PPKn dengan benar. 2. Dengan membaca dan berdiskusi peserta diklat mampu mengembangkan RPP secara benar B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Peserta diklat mampu mengembangkan pengalaman belajar dalam menyusun RPP PPKn dengan benar. 2. Peserta diklat mampu mengembangkan RPP secara benar 3. Peserta diklat menunjukkan komitmen moral, integritas dan tanggungjawab dalam mengembangkan penyusunan RPP PPKn SMP. C. Uraian Materi 1. Pengembangan penyusunan RPP Pengembangan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) maksudnya adalah bagaimana dari model-model pembelajaran yang ada dikembangkan dalam pengemasan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip, sistematika, komponen RPP yang dipersyaratkan. (lihat permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses) atau petunjuk penyusunan RPP yang baru) 248

265 PPKn SMP KK J Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester PETUNJUK PENYUSUNAN SETIAP KOMPONEN RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP... : PPKn : (Misal: VII/Satu) Materi Pokok :... Alokasi Waktu A. Kompetensi Inti Petunjuk: Tulis keempat KI. : (Misal: 3 Pertemuan (6 JP) B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi CONTOH KD KD dari KI-1 (bila ada) KD dari KI-2 (bila ada) KD dari KI-3 KD dari KI-4 Indikator Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian kompetensi (bila ada KD-nya). Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian kompetensi (bila ada KD-nya). Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian kompetensi. Tulis 2 (dua) atau lebih indikator pencapaian kompetensi. C. Tujuan Pembelajaran Petunjuk : 1. Rumuskan 1 (satu) atau lebih tujuan pembelajaran untuk setiap indikator pencapaian kompetensi. 2. Dalam hal indikator pencapaian kompetensi sangat specific dan tidak dapat diuraikan lagi, rumusan tujuan pembelajaran sama dengan indikator pencapaian kompetensi tersebut. 3. Apabila sebuah indikator pencapaian kompetensi masih dapat dirinci lagi, indikator pencapaian kompetensi tersebut dijabarkan ke dalam lebih dari 1 (satu) tujuan pembelajaran. 4. Tujuan pembelajaran mengandung unsur: audience (A), behavior (B), condition (C), dan degree (D). 5. Tujuan pembelajaran dirumuskan untuk masing-masing pertemuan. 249

266 Kegiatan Pembelajaran 16 CONTOH Pertemuan pertama Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat: dan seterusnya Fokus penguatan karakter: (Tulis satu, dua, atau tiga nilai sikap utama yang hendak secara terencana ditanamkan/ditumbuhkan melalui pembelajaran yang direncanakan melalui RPP ini. Nilai-nilai sikap utama yang dimaksud adalah nilai-nilai sikap sebagaimana terkandung dalam kompetensi inti sikap spiritual dan sikap sosial serta nilai-nilai utama yang diprioritaskan oleh pemerintah dan satuan pendidikan yang bersangkutan. Nilai-nilai yang dijadikan fokus dipilih berdasarkan kesesuaiannya dengan materi/kompetensi yangdibelajarkan dan/atau metode pembelajaran yang diterapkan. Butir nilai sikap dituliskan dalam kata benda). Contoh: kejujuran, kedisiplinan D. Materi Pembelajaran Petunjuk: 1. Tulis tema/sub-tema/jenis teks dan/atau butir-butir materi yang dicakup untuk materi pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial. 2. Butir-butir materi yang dimaksud harus relevan dengan indikator pencapaian kompetensi yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan/atau metakognitif sesuai tuntutan/kandungan KD CONTOH 1. Materi pembelajaran reguler (Tulis tema/sub-tema/jenis teks dan/atau butir-butir materi sebagaimana dicakup oleh KD). 2. Materi pembelajaran pengayaan (Tulis sejumlah butir materi (kompetensi) pengayaan/perluasan/pendalaman dari yang dicakup oleh materi pembelajaran reguler). 3. Materi pembelajaran remedial (Tulis sejumlah butir materi reguler yang diperkirakan sulit dikuasai oleh sebagian/seluruh peserta didik). E. Metode Pembelajaran Petunjuk: 1. Tulis satu atau lebih metode pembelajaran yang diterapkan. 2. Metode pembelajaran yang dipilih adalah pembelajaran aktif yang efektif dan efisien memfasilitasi peserta didik mencapai indikator-indikator KD beserta kecakapan abad

267 PPKn SMP KK J F. Media dan Bahan Petunjuk: 1. Media Tulis spesifikasi semua media pembelajaran (video/film, rekaman audio, model, chart, gambar, realia, dsb.). CONTOH a. Video/film: Judul. Tahun. Produser. (Tersedia di situs internet lengkap dengan tanggal pengunduhan) b. Rekaman audio: Judul. Tahun. Produser. (Tersedia di situs internet lengkap dengan tanggal pengunduhan) c. Model: Nama model yang dimaksud d. Gambar: Judul gambar yang dimaksud e. Realia: Nama benda yang dimaksud 2. Bahan Tulis spesifikasi (misalnya nama, jumlah, ukuran) semua bahan yang diperlukan. G. Sumber Belajar Petunjuk: Tulis spesifikasi semua sumber belajar (buku siswa, buku referensi, majalah, koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb.). CONTOH 1. Buku siswa: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku. Kota penerbitan: Penerbit (halaman) 2. Buku referensi: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku. Kota penerbitan: Penerbit (halaman). 3. Majalah: Penulis artikel. Tahun terbit. Judul artikel. Nama majalah, Volume, Nomor, Tahun, (halaman). 4. Koran: Judul artikel, Nama koran, Edisi (tanggal terbit), Halaman, Kolom 5. Situs internet: Penulis. Tahun. Judul artikel. (Tersedia di situs internet lengkap dengan tanggal pengunduhan) 6. Lingkungan sekitar: Nama dan lokasi lingkungan sekitar yang dimaksud 7. Narasumber: Nama narasumber yang dimaksud beserta bidang keahlian dan/atau profesinya 8. Lainnya (sesuai dengan aturan yang berlaku) 251

268 Kegiatan Pembelajaran 16 H. Langkah-langkah Pembelajaran Petunjuk: 1. Tulis kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 2. Kegiatan pembelajaran pada KEGIATAN PENDAHULUAN dan KEGIATAN PENUTUP ditulis dalam rumusan kegiatan yang dilakukan oleh guru yang DAPAT dilengkapi dengan rumusan kegiatan peserta didik secara terintegrasi tidak dalam kalimat terpisah. 3. Kegiatan pembelajaran pada KEGIATAN INTI ditulis dalam rumusan kegiatan peserta didik YANG DAPAT dilengkapi dilengkapi dengan rumusan kegiatan guru dalam kalimat terpisah. 4. Langkah-langkah dan aktivitas pembelajaran pada KEGIATAN INTI menyesuaikan sintaks dan prinsip-prinsip belajar dari metode yang diterapkan. 5. Tulis jumlah JP untuk setiap pertemuan dan alokasi waktu untuk kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. CONTOH Pertemuan Pertama: 2 JP a. Kegiatan Pendahuluan (8 menit) CONTOH 1) Guru untukmengondisikansuasanabelajar yang menyenangkan. 2) Guru mengecekpenguasaankompetensi yang sudahdipelajarisebelumnya, yaitu dengancara. 3) Guru menyampaikankompetensi yang akandicapai, yaitu danmenunjukkanmanfaatnyadalamkehidupansehari-hari, yaitu. 4) Guru menyampaikangarisbesarcakupanmateridankegiatan yang akandilakukan, yaitu. 5) Guru menyampaikanlingkuppenilaian, yaitu danteknikpenilaian yang akandigunakan, yaitu. b. Kegiatan Inti (60 menit) CONTOH DENGAN METODE SAINTIFIK: Mengamati Misal: Peserta didik mengamati gunung Merapi yang meletus yang disajikan melalui tayangan video dan mencatat apa saja yang belum diketahui terkait dengan fenomena meletusnya gunung Merapi (IPS); Catatan: Fenomena yang diamati oleh peserta didik dapat berupa fenomena sebagaimana adanya di alam (pada situasi alami) dan/atau dalam bentuk model, gambar/foto, teks, grafik/tabel, diagram, charta, audio, video, dan/atau animasi. Menanya 252

269 PPKn SMP KK J Misal: Peserta didik merumuskan pertanyaan tentang hal-hal yang belum diketahui terkait dengan meletusnya gunung Merapi (untuk IPS),... Pertanyaan 1: (pengetahuan faktual) Pertanyaan 2: (pengetahuan konseptual) Pertanyaan 3: (pengetahuan prosedural) Pertanyaan 4: (pengetahuan metakognitif) Pertanyaan Mengumpulkan informasi/data/mencoba menalar/mengasosiasi mengomunikasikan 1 (MISALNYA untuk pertanyaan 1, 2, dan 3) Misal IPS: Peserta didik mewawancarai ahli kegunungapian dan/atau membaca buku siswa halaman untuk mengetahui kapan gunung Merapi meletus (tahun berapa saja dan dalam periode berapa tahunan), korban letusan terdahsyat, dan tandatanda gunung Merapi akan meletus (fenomena gunung meletus). Kemudian peserta didik menuliskannya pada selembar kertas untuk ditempelkan pada papan pajang pekerjaan peserta didik. c. Kegiatan Penutup (12 menit) Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir simpulan mengenai. Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran (yaitu kegiatan mengamati, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi dengan cara, menjawab pertanyaan dengan informasi yang diperoleh, dan mengomunikasikan jawaban dengan cara. Guru guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara. Guru menyampaikan kegiatan belajar yang dikerjakan sebagai PR yaitu. Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan berikutnya, yaitu. I. Penilaian 1. Teknik penilaian a. Sikap spiritual Tulis satu atau lebih teknik penilaian sikap spiritual dan tuangkan dalam tabel. 253

270 Kegiatan Pembelajaran 16 CONTOH No Teknik Observa si Penilaian diri Penilaian antar teman Bentuk Instrumen Jurnal Contoh Butir Instrumen Lihat Lampiran... LihatLampi ran... LihatLampi ran... Waktu Pelaksanaan Saat pembelajaran berlangsung Saat pembelajaran usai Setelah pembelajaran usai Keterangan Penilaian untuk dan pencapaian pembelajaran (assessment for and of learning) Penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning) Penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning) b. Sikap sosial Tulis satu atau lebih teknik penilaian sikap sosial dan tuangkan dalam tabel. CONTOH No Teknik Observa si Penilaian diri Penilaian antar teman Bentuk Instrumen Jurnal Contoh Butir Instrumen Lihat Lampiran... LihatLampi ran... LihatLampi ran... Waktu Pelaksanaan Saat pembelajaran berlangsung Saat pembelajaran usai Setelah pembelajaran usai Keterangan Penilaian untuk dan pencapaian pembelajaran (assessment for and of learning) Penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning) Penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning) c. Pengetahuan No Teknik Lisan Bentuk Instrumen Pertanyaan (lisan) dengan jawaban Contoh Butir Instrumen LihatLampiran... Waktu Pelaksanaan Saat pembelajaran berlangsung Keterangan Penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) 254

271 PPKn SMP KK J No Teknik Penuga san Tertulis Porto folio Bentuk Instrumen terbuka Pertanyaan dan/atau tugas tertulis berbentuk esei, pilihan ganda, benarsalah, menjodohka n, isian, dan/atau lainnya Pertanyaan dan/atau tugas tertulis berbentuk esei, pilihan ganda, benarsalah, menjodohka n, isian, dan/atau lainnya Sampel pekerjaan terbaik hasil dari penugasan atau tes tertulis Contoh Butir Instrumen LihatLampiran... LihatLampiran... Waktu Pelaksanaan Saat pembelajaran berlangsung Setelah pembelajaran usai Saat pembelajaran usai Keterangan Penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) dan sebagai pembelajaran (assessment as learning) Penilaian pencapaian pembelajaran (assessment of learning) Data untuk penulisan deskripsi pencapaian pengeta-huan (assessment of learning) d. Keterampilan No Teknik Praktik Produk Bentuk Instrumen Tugas (keterampil an) Tugas (keterampil an) Contoh Butir Instrumen Lihat Lampiran... Lihat Lampiran... Waktu Pelaksanaan Saat pembelajaran berlangsung dan/atau setelah usai Saat pembelajaran berlangsung dan/atau setelah usai Keterangan Penilaian untuk, sebagai, dan/atau pencapaian pembelajaran (assessment for, as, and of learning) Penilaian untuk, sebagai, dan/atau pencapaian pembelajaran (assessment for, as, and of learning) 255

272 Kegiatan Pembelajaran 16 No Teknik Proyek Porto folio Bentuk Instrumen Tugas besar Sampel produk terbaik dari tugas atau proyek Contoh Butir Instrumen Lihat Lampiran... Waktu Pelaksanaan Selama atau usai pembelajaran berlangsung Saat pembelajaran usai Keterangan Penilaian untuk, sebagai, dan/atau pencapaian pembelajaran (assessment for, as, and of learning) Penilaian untuk pembelajaran dan sebagai data untuk penulisan deskripsi pencapaian keterampilan 2. Pembelajaran Remedial Tulis kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk: pembelajaran ulang bimbingan perorangan belajar kelompok pemanfaatan tutor sebaya bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian. 3. Pembelajaran Pengayaan Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau pendalaman materi (kompetensi) antara lain dalam bentuk tugasmengerjakan soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi, meringkas buku-buku referensi dan mewawancarai narasumber. 256

273 PPKn SMP KK J D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktifitas Pembelajaran tatap muka Akitivitas pembelajaran tatap muka diklat dengan mata diklat Pengembangan penyusunan RPP PPKn SMP,sebagai berikut : Tabel 30. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat Penyusunan RPP Kegiatan Pendahulua n (menghargai, profesiona lisme) Kegiatan Inti (kerjasama, musyawarah mufakat, tanggung jawab) Deskripsi Kegiatan 1. Narasumber/instruktur memngkondisikan peserta diklat untuk sipap menerima materi sajian serta memberi motivasi menunju profesionalisme 2. Melakukan penjajakan melalui tanya jawab sekitar peyusunan RPP 3. Menampilkan contoh RPP yang dibuat guru, kemudian dikaji kekurangan dan kelebihannya. 4. Menyampaikan tujuan dan garis besar materi pelatihan. 1. Meminta peserta membentuk kelompok pasangan (@ 2 orang) 2. Tiap kelompok pasangan menuliskan permasalahan yang dihadapi lapangan terkait dengan penyusunan RPP 3. Tiap pasangan diminta memilih pasangan lain, sehingga terbentuk kelompok kecil terdiri dari 4 orang (dua pasangan). 4. Masing-masing anggota kelompok berembuk terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan. 5. Narasumber memberi contoh RPP untuk di analisis, dikaji kelebih dan kekurangannya. 6. Memberi kesempatan pada kelompok untuk mencari sumber, mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah terebut. 7. Tiap kelompok kecil berdiskusi memecahkan permasalahan yang dihadapi 8. Tiap kelompok mempersiapkan presentasi hasil kerja kelompoknya. Alokas i waktu menit menit 257

274 Kegiatan Pembelajaran 16 Kegiatan Penutup (komitmen atas keputusan bersama) Deskripsi Kegiatan 9. Narsumber mengamati, mencermati hasil presentasi perserta diklat bila diperlukan diberi kesempatan kelompok lain memberi komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain. 10. Kerja kelompok menyusun RPP sesuai denganmapel dan pebagian KD Pengetahuan masing-masing. (Misal: KD3.1 oleh Keloompok A, KD 3.2 kelompok, KD 3.3 kelompok C dst. 11. Presentasi Hasil Kerja kelompok penyusunan RPP. 12. Nara sumber mengklarifikasi bila terjadi kesalahan konsep, prosedur, langkahlangkah dari hasil kerja 1. Narasumber bersama peserta diklat membuat simpulan 2. Narasumber melakukan tes secara lisan. 3. Narasumber melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. 4. Memberi tugas untuk menyusun RPP berdasarkan Kompetensi Dasar mapel ybs. Alokas i waktu menit 2. Aktifitas Pembelajaran In-On-In a. Aktifitas IN1 Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi Pembelajaran Pengembangan Sumber Belajar Dan Media Pembelajaran PPKn SMP, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut: Memberikan motivasi peserta diklat; Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini; Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual;dan Mempersilahkan peserta diklat (secara individual);serta membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul. (nilai tanggung jawab, belajar sepanjang hayat) 258

275 PPKn SMP KK J b. Aktifitas ON Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ latihan Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.(nilai kemandirian, tanggung jawab, etos kerja, keberanian) c. Aktifitas In Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.(nilai keberanian, tanggung jawab, prestasi diri, disiplin mengerjakan LK) 2. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain (nilai keberanian, menghargai pendapat, percaya diri) 3. Fasilitator bersama peserta diklat menyimpulkan hasil pembelajaran. (nilai kerjasama, tanggung jawab) 4. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. 5. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 6. Merencanakan kegiatan tindak lanjut (nilai tanggung jawab, disiplin) E. Latihan/Kasus/Tugas 1. Latihan Kerja Aktifitas 16: Membuat RPP PPKn SMP untuk satu kali tatap muka LK 16.1: Buatlah RPP untuk satu kali tatap muka. Prosedur Kerja: 1. Baca kembali materi Pedadgogik pada modul 2. Tentukan KD PPKn SMP, 3. Kerjakan secara individu. 4. Kumpulkan secara soft copy kepada Instruktur. 5. Lengkapi dengan penilaian, program remedial dan pengayaan. Lengkapi media pembelajaran yang tepat dan efektif. 259

276 Kegiatan Pembelajaran 16 LK 16.2 (On): Buatlah secara lengkap untuk 4 pertemuan (melanjutkan LK 16.1) Prosedur Kerja: Sama dengan prosedur kerja pada LK

277 PPKn SMP KK J 2. Tes Formatif Jawablah pertanyaan berikut. 1. Sebutkan Komponen penyusunan RPP sesuai dengan petunujuk penyusunan RPP tahun 2017! 2. Sebutkan perubahan yang mendasar pengembangan RPP sesuai petunjuka penyusunan RPP tahun 2017! F. Rangkuman Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dirancang berdasarkan Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan yang berlaku, untuk saat ini sesuai dengan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar Proses dan petunjuk teknis yang berlaku. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan pembelajaran 16 Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar/jumlah soal x 100 % Arti tingkat penguasaan : % = baik sekali % = baik % = cukup < 70 % = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka Anda telah menyelesaikan seluruh kegiatan pembelajaran, Selamat! jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran 16, terutama yang masih belum dikuasai. 261

278 262 Kegiatan Pembelajaran 16

279 PPKn SMP KK J Rambu-rambu Jawaban Latihan/Kasus/Tugas Setelah mengerjakan latihan, anda dapat membaca rambu-rambu jawaban latihan untuk membandingkan tingkat ketepatan hasil kerja anda. Jika anda menganggap hasil latihan anda belum sempurna, maka sebaiknya anda menganalisis penyebabnya dan kemudian memperbaikinya. Rambu Rambu Jawaban latihan kerja 1 : 1. Identifikasi wujud perbuatan etika pada saat berjalan sendirian, seperti.. Hindari jalan sempoyongan seperti orang mabuk dan melangkahlah secara tegap dan pasti. 2. Identifikasi wujud perbuatan etika dalam melaksanakan kejujuran profesi onal. Seperti Menciptakan tradisi belajar untuk meningkatkan kualitas diri. 3. Identifikasi wujud perbuatan etika yang berkaitan dengan penciptaan suasana sekolah.antara lain:mengingatkan, mengajak dan sekaligus membimbing para peserta didik dan warga sekolah lainnya untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Rambu Rambu Jawaban latihan kerja 2 : dapat dilihat pada materi modul. RambuJawaban aktifitas pembelajaran 2, antara lain Kebijakan pembudayaan nilai nilai Pancasila dalam lingkungan formal sudah baik, terbukti dengan adanya pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam kurikulum 2013 menjadi 3 jam, disamping itu juga pendidikan kepramukaan yang bersifat wajib, tinggal bagaimana kebijakan tersebut diimplementasikan sebaik baiknya. Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 3 Karena tugas ini cakupan aktualisasinya cukup luas, dan bersifat subyektifitas, maka jawaban bapak/ibu dapat dikonfirmasi pada saat presentasi. Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 4 dapat dilihat pada materi modul. (jelas) 263

280 Rambu-rambu Jawaban Latihan/Kasus/Tugas Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 5 Kasus kasus yang bertentangandenganpembukaan UUDNRI tahun 1945.Terkait dengan NKRI (Negara kesatuan) antara lain : Pengibaranbendera GAM di Aceh. dan sebagainya (dikembangkan sendiri) Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 6 Untuk membuat proposal penelitian anda bisa mengembangkan sesuai dengan langkah-langkah pembuatan proposal penelitian. Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 7 Untuk menjawab aktifitas pembelajaran 7, hanya diberi contoh selanjutnya anda bisa mencari lebih banyak lagi. sebagai contoh rambu-rambu jawaban sebagai berikut : UUDNRI tahun 1945 pasal 27 ayat 1 bidang hukum---- Adanya lembaga penegak hukum seperti polisi, Jaksa, Hakim, dan LBH. Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 8 Petunjuk Pembuatan 1. Makalah adalah betul-betul karya Saudara sendiri. Hal-hal yang bukan karya Saudara dalam makalah tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. 2. Sistematika Makalah: a. Pendahuluan/ Latar belakang Masalah b. Isi c. Penutup/ Kesimpulan 3. Ketentuan lain a. Makalah terdiri dari 7 sampai 10 halaman. b. Jenis huruf: Arial c. Besar/ukuran huruf atau font adalah 11. d. Spasi:1,5 spasi Jangan lupa untuk mencantumkan identitas Saudara pada makalah Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 9 Untuk menjawab latihan/tugas aktifitas pembelajaran 9, anda bisa mencocokkan dengan penjelasan materi modul aktifitas pembelajaran 9 atau mencari sumber lain yang relevan. Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 10 Antara lain :Permasalahan penerapan persatuan dan kesatuan di lingkungan pergaulan antara lain : a. Pergaulan yang semakin global; b. Budaya yang semakin beraneka ragam; c. Egoisme pribadi masing-masing individu yang semakin tinggi 264

281 PPKn SMP KK J Selanjutnya silahkan dikembangkan sendiri Kunci Jawaban aktifitas pembelajaran 11 Kunci Jawaban aktifitas pembelajaran 11 ini hanya merupakan rambu rambu jawaban saja, anda bisa mengembangkannya, namun sesuai dengan materi. Sikap warga negara dan pemerintah dalam menghadapi permasalahan tersebut : Antara lain : Negara tidak boleh kalah dengan penyebar paham ISIS.. (jawaban yang lain silahkan dikembangkan sendiri) Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 12 Dalam mengerjakan langkah-langkah pendekatan saintific, anda bisa memahami lagi materinya, dan jika masih belum jelas bisa mengkonsul-tasikannya dengan fasilitator atau nara sumber. Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 13 Dalam mengerjakan model model pembelajaran, anda bisa memahami lagi materinya, dan jika masih belum jelas bisa mengkonsultasikannya dengan fasilitator atau nara sumber. Rambu Jawaban aktifitas pembelajaran 14 Dalam mengerjakan latihan pengembangan penilaian, anda bisa memahami lagi materinya, dan jika masih belum jelas bisa mengkonsultasikannya dengan fasilitator atau nara sumber. Kunci Jawaban aktifitas pembelajaran 15 Dalam mengerjakan latihan pengembangan sumber dan media pembelajaran, anda bisa memahami lagi materinya, dan jika masih belum jelas bisa mengkonsultasikannya dengan fasilitator atau nara sumber. Kunci Jawaban aktifitas pembelajaran 16 Dalam mengerjakan latihan pengembangan RPP, anda bisa memahami lagi materinya, dan mengambil dari latihan pada aktifitas 11 15, dan jika masih belum jelas bisa mengkonsultasikannya dengan fasilitator atau nara sumber. 265

282 Rambu-rambu Jawaban Latihan/Kasus/Tugas Kunci Jawaban Tes Formatif Kegiatan Pembelajaran 1 : 1.A; 2. B; 3. D; 4. B; 5. C. Kegiatan Pembelajaran 2 : 1.B; 2. B; 3. A; 4. D; 5. C. Kegiatan Pembelajaran 3 : 1.A; 2. D; 3. A; 4. B; 5. A. Kegiatan Pembelajaran 4 : 1.D; 2. C; 3. B; 4. A; 5. B. Kegiatan Pembelajaran 5 : 1.B; 2. A; 3. D; 4. B; 5. A. Kegiatan Pembelajaran 6 : 1.A; 2. A; 3. B; 4. C; 5. D. Kegiatan Pembelajaran 7 : 1.B; 2. D; 3. D; 4. C; 5. A Kegiatan Pembelajaran 8 : 1.A; 2. B; 3. B; 4. C; 5. C. Kegiatan Pembelajaran 9 : 1. dapat mengetahui perbedaan secara kewilayahan dan perbedaan sosial budaya masyarakat Indonesia.Aspek sosial budaya menjelaskan, bahwa masyarakat Indonesia diwarnai oleh berbagai macam perbedaan, baik perbedaan suku, ras, agama, kebudayaan, dan bahasa. Kondisi sosial budaya 2. Nilai-nilai serta norma-norma beretika dalam bermasyarakat perlu ditanamkan sejak seseorang masih kecil. Saling menghormati, menghindari menggunakan perkataan kasar yang dapat menyinggung perasaan orang lain adalah salah satu cara yang dapat kita lakukan agar kita bisa bermasyarakat dengan baik. (anda bisa menjelaskan lebih detil tentang cara cara yang lain). Kegiatan Pembelajaran 10 : 1. 3 Pinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa a. Membina keserasian,keselarasan dan keseimbangan dalam berbagai lingkungan kehidupan b. Saling mengasihi, membina, dan memberi antar sesama c. Tidak menonjolkan perbedaan tetapi mencari kesamaan 2. 2 manfaat membina persatuan dan kesatuan bagi masyarakat, bangsa dan negara a. Terwujudnya kehidupan yang serasi,selaras dan seimbang antar sesama, b. Dapat mengatasi semua perbedaan yang ada dengan penuh kesadaran 3. A. Di lingkungan keluarga antra lain saling tolong menolong antar anggota keluarga B. Di lingkungan sekolah, antara lain Membersihkan lingkungan sekolah 266

283 PPKn SMP KK J bersama-sama C. Di lingkungan Masyarakat, antar lain hidup rukun dengan semangat kekeluargaan antarwarga masyarakat, D. Di lingkungan betbangsa dan bernegara, antara lain Mendahulukan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan Kegiatan Pembelajaran 11 : 1.A; 2. C; 3. B; 4. D; 5. A. Kegiatan Pembelajaran 12 : 1.C; 2. B; 3. C; 4. A; 5. C. Kegiatan Pembelajaran 13 : 1.A; 2. D; 3. B; 4. B; 5. A. Kegiatan Pembelajaran 14 : 1.A; 2. C; 3. C; 4. A; 5. B. Kegiatan Pembelajaran 15 : 1. a. Relefansi, b. Konsistensi, c. kecukupan 2. (a) Tujuan Pembelajaran; (b) Ketepatgunaan; (c) Keadaan siswa; (d) Ketersediaan; (e) Mutu teknis; (f) Kemampuan guru; (g) Pembiayaan. Kegiatan Pembelajaran 16 : 1. Identitas (Sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/semester, Materi Pokok, Alokasi Waktu); Kompetensi Inti; Kompetensi Dasar dan Inikator Pencapaian Kompetensi; Tujuan Pembelajaran; Materi Pembelajaran; Metode Pembelajaran; Media dan bahan; Sumber Belajar; Langkah langkah pembelajaran; Penilaian 2. Adanya Materi Pokok; muncul kembali tujuan pembelajaran, Pada materi muncul kembali materi reguler, pengayaan dan remidila, disamping mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan/atau metakognitif sesuai tuntutan/kandungan KD; Adanya metode pembelajaran; pada langkah pembelajaran harus muncul secara eksplisit proses literasi dan penilaian menekankan pada berpikir tingkat tinggi (HOTS). 267

284 268 Rambu-rambu Jawaban Latihan/Kasus/Tugas

285 PPKn SMP KK J Evaluasi Petunjuk Umum: a. Periksa dan bacalah setiap butir tes dengan seksama sebelum menjawab pertanyaan. Apabila dijumpai tulisan yang kurang jelas, rusak, atau jumlah butir tes yang tidak lengkap, segera laporkanlah kepada pengawas. b. Tes terdiri atas 30 butir pilihan ganda, dengan rincian 20 butir soal Kompetensi Profesional dan 10 butir soal Kompetensi Pedagogik. c. awablah butir-butir pertanyaan di lembar jawaban yang disediakan. Tidak diperkenankan untuk mencoret, mengotori, atau merusak lembar soal. d. Apabila hendak memperbaiki atau mengganti jawaban, bersihkan atau coretlah huruf yang telah diberi tanda silang. e. Periksalah kembali seluruh pekerjaan sebelum lembar jawaban dan lembar soal diserahkan kepada pengawas. f. Bekerjalah dengan baik, serius, mandiri, dan tidak mencontek. Petunjuk Pengerjaan: a. Setiap butir pertanyaan mendapat nilai 1 (untuk jawaban betul) dan 0 (untuk jawaban salah). b. Pilihlah satu jawaban yang betul dengan memberi tanda silang pada huruf A, B, C, atau D di lembar jawaban. BAGIAN A KOMPETENSI PROFESIONAL 1) Mata pelajaran PPKn mencakup dimensi keterampilan kewarganegaraan yang materinya berisi... A. sikap terhadap pemilu B. pemecahan masalah sosial C. pemahaman konstitusi negara D. pemahaman hak asasi manusia 2) Apabila peserta didik diharapkan mampu memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara, maka dimensi yang dikembangkan adalah A. Civic skill B. Civic confident C. Civic disposition D. Civic knowledge 269

286 Evaluasi 3) Kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah sebagai budaya bangsa. Hal ini mengandung pengertian. A. Nilai-nilai Pancasila adalah murni hasil pemikiran para tokoh bangsa B. Pancasila adalah kristalisasi nilai-nilai bangsa Indonesia C. Pancasila tidak muncul secara tiba-tiba tetapi melalui proses yang cukup panjang. D. Nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila merupakan nilai yang bersumber dari adat istiadat, kebudayaan dan nilai agama yang telah diyakini kebenarannya oleh masyarakat Indonesia. 4) Perwujudan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap... A. Toleransi B. tenggang rasa C. mencintai sesama manusia D. menghormati hak-hak orang lain 5) Pentingnya sikap positif terhadap Pancasila adalah... A. menjadi petunjuk arah dalam kehidupan di semua bidang B. mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan C. kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia D. kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia 6) Penerapan Pancasila sebagai dasar Negara diwujudkan dalam. A. sistem pemerintahan Indonesia B. struktur organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat C. sistem pemilihan ketua umum partai politik D. kedaulatan di tangan rakyat dan dilaksanakan oleh MPR 7) Aktualisasi Pancasila sebagai Ideologi negara sangat penting bagi kita sebagai. A. alat menarik kepercayaan bangsa lain B. pedoman untuk mencapai tujuan Negara C. aturan untuk mendapatkan pengakuan bangsa lain D. dasar untuk mendapatkan investasi Negara sahabat 8) Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilakukan dengan cara adendum. Yang dimaksud Adendum adalah... A. tetap mempertahankan naskah asli B. naskah asli dan naskah perubahan dijadikan satu naskah C. naskah perubahan diletakkan secara terpisah dengan naskah asli D. tetap mempertahankan naskah asli dan naskah perubahan diletakkan melekat pada naskah asli 270

287 PPKn SMP KK J 9) Kesepakatan untuk tidak merubah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 adalah sangat benar, karena Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 alinea. A. Pertama B. Kedua C. Ketiga D. Keempat 10) Kesepakatan untuk tidak merubah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 adalah sangat benar, karena tujuan negara Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 alinea. A. Pertama B. Kedua C. Ketiga D. Keempat 11) MPR dalam sidang pleno dapat menghentikan Presiden sebelum masa jabatan, apabila. A. keputusan MK Presiden diberhentikan karena melanggar kontitusi B. sepakat untuk memberhentikan Presiden karena melanggar peraturannya sendiri C. DPR meminta MPR untuk mencopot Presiden karena sesuai dengan aspirasi rakyat D. atas usul DPR bahwa Presiden harus diberhentikan karena melanggar undang-undang 12) Fungsi legislasi DPR diwujudkan dalam bentuk... A. penggunaan anggaran B. pengawasan pemerintah C. membentuk Badan Anggaran D. pembuatan Rancangan Undang-Undang 13) Dukungan warga negara dalam upaya penegakkan HAM adalah... A. melaksanakan ketentuan hukum tentang HAM B. mendaftarkan diri sebagai anggota Komnas HAM C. membantu polisi menangkap dan mengadili pelanggar HAM D. ikut serta melakukan penyidikan dan penyelidikan pelanggaran HAM 271

288 Evaluasi 14) Perbuatan yang menunjukkan upaya perlindungan HAM, yaitu... A. mengatur kehidupan seseorang di masyarakat B. membatasi kebebasan seseorang dalam kehidupan di masyarakat C. tidak ada keberanian untuk melaporkan pelanggaran HAM yang terjadi. D. menghindarkan diri dari perbuatan yang merendahkan, melecehkan nilai kemanusiaan 15) Berikut ini merupakan hambatan dalam pelaksanaan negara hukum adalah A. adanya sistem ketatanegaraan B. pembagian kekuasaan negara C. pemerintahan dijalankan atas kekuasaan D. adanya jaminan perlindungan HAM dalam konstitusi 16) Salah satu pentinganya negara Indonesia adalah negara hukum adalah A. tidak adanya pengawasan dari parlemen B. pemerintahan dijalankan atas kekuasaan C. adanya perubahan konstitusi yang terus menerus D. adanya jaminan perlindungan HAM dalam konstitusi 17) Kunci utama terciptanya kerukunan dalam keberagaman sosial-budaya adalah.. A. kerja keras B. bekerjasama C. tolong menolong D. saling menghargai 18) Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia akan terwujud bila dapat dikembangkan pola pikir... A. Bhinneka Tunggal Ika B. mendiami wilayah Indonesia C. kehidupan kebangsaan yang bebas D. dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia 19) Perilaku yang harus dikembangkan dalam membina persatuan dan kesatuan Indonesia adalah A. melupakan budaya daerah masing-masing B. mentaati norma-norma yang berlaku saat ini C. menghi-langkan rasa perbedaan suku bangsa D. memilih teman yang sependapat dengan teman kita 272

289 PPKn SMP KK J 20) Sikap kita terhadap masuknya arus globalisasi ke Indonesia adalah... A. Menolak B. Menyaring C. tidak mau tahu D. menerima semuanya BAGIAN B KOMPETENSI PEDAGOGIK 21) Implementasi pendekatan saintifik sebagai metode ilmiah dalam pembelajaran, kegiatan bertanya lebih berfungsi sebagai pendorong dan menginspirasi peserta didik untuk... A. aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri B. memenuhi rasa keingintahuan tentang suatu tema atau topik pembelajaran C. saling memberi dan menerima pendapat, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok D. berani dan trampil dalam bertanya-jawab secara logis dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar 22) Implementasi pendekatan saintifik sebagai metode ilmiah dalam pembelajaran dapat ditengarai dengan... A. materi ajar berbasis fakta yang dapat dijelaskan dengan penalaran tertentu B. mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk selalu bertanya-jawab, sehingga terpenuhi rasa keingin tahuannya C. pembelajaran guru lebih objektif, sehingga sesuai dengan alur berpikir logis dan sistematis D. indikator dirumuskan berbasis fakta secara bebas namun jelas, sehingga mudah dalam pencapaian 23) Pembelajaran PPKn dengan discovery learning, antara lain dilakukan dengan menghadapkan peserta didik pada sesuatu yang membingungkan agar timbul keinginan untuk menyelidiki permasalahannya. Tahapan pembelajaran ini lebih dikenal dengan.... A. Stimulation B. Verification C. data collection D. problem statement 273

290 Evaluasi 24) Menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi atas permasalahan dunia nyata, maka penerapan model pembelajarannya adalah... A. inquiry learning B. discovery learning C. problem based learning D. project based learning 25) Dalam menyusun instrumen tes yang baik untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran adalah berbentuk A. Skala sikap B. Sosio-metri C. Jawaban singkat D. Lembar pengamatan 26) Analisis hasil penilaian atas hasil belajar peserta didik dengan menggunakan instrumen tes yang baik akan memberikan informasi tentang. A. Ketercapaian tujuan B. Ketercapaian indikator C. Keberhasilan pembelajaran D. Kriteria ketuntasan minimal 27) Dalam mengembangkan RPP, untuk menyajikan materi tentang norma hukum dengan pendekatan pembelajaran aktif, maka materinya dapat disusun, antara lain A. Konsep dan fungsi norma hukum, contoh kasus pelanggaran, latar belakang B. Konsep dan fungsi norma hukum, contoh kasus pelanggaran, sebab dan akibat C. Fakta tentang banyaknya pelanggaran, sebab dan akibat, konsep dan fungsi norma hukum D. Fakta dan fungsi norma hukum, contoh kasus pelanggaran, sebab/akibat dan latar belakang 28) Selama proses pembelajaran PPKn berbasis teknologi informasi dan komunikasi, guru ingin mengembangkan kegiatan tersebut agar peserta didik dapat mengaktualisasikan potensinya secara optimal salah satunya dengan mencari sumber belajar selain buku, hal ini dilakukan dengan menunjukan A. mailing list B. Daftar wordpress C. Daftar alamat situs D. Daftar laman blog 274

291 PPKn SMP KK J 29) Media pembelajaran yang memberikan manfaat lebih dalam hubungannya dengan prosedur pembelajaran adalah... A. Gambar diam B. Gambar hidup C. rekaman radio D. objek tiga dimensi 30) Sebagai pertimbangan dalam menyusun proposal, suatu permasalahan yang dapat dicarikan pemecahannya dengan melaksanakan PTK adalah masalahmasalah hasil refleksi tentang A. Proses belajar mengajar B. Hubu-ngan guru dengan peserta didik C. Latar belakang pendidikan peserita didik D. Kekurangan sarana belajar peserta didik Profesional Kunci Jawaban Evaluasi Kelompok Pedagogik No Jawaban No Jawaban 1 B 21 B 2 D 22 C 3 D 23 A 4 D 24 D 5 A 25 D 6 A 26 B 7 B 27 D 8 D 28 D 9 C 29 B 10 D 30 A 11 A 12 D 13 A 14 D 15 C 16 D 17 D 18 A 19 B 20 B 275

292 276 Evaluasi

293 PPKn SMP KK J Penutup Demikianlah modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok kompetensi J bagi guru Mata Pelajaran PPKn SMP. Mudah-mudahan anda dapat memahami secara menyeluruh apa yang diuraikan dalam modul ini, sebab pemahaman tersebut akan menjadi bekal dalam menyusun materi PPKn, pelaksanaan proses pembelajaran yang bermutu yaitu kesesuaian, daya tarik, efektivitas, efisiensi dan produktivitas pembelajaran serta bermakna bagi para peserta didik. Kemampuan-kemampuan yang anda kuasai setelah mempelajari modul ini akan berguna bagi anda dalam membimbing teman sejawat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Semoga bahan modul ini mampu memfasilitasi kinerja Anda tidak saja pada saat pendidikan latihan tetapi pada saat Anda melaksanakan tugas di daerah masingmasing Modul ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun berharap saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan modul. 277

294 278 Penutup

295 PPKn SMP KK J Daftar Pustaka Al Purwa Hadiwardoyo, Drs.,MSF, 1990, Moral dan Permasalahannya,Yogyakarta: Kanisius Akbar, Patrialis Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD Negara RI Tahun Jakarta: Sinar Grafika. Asshiddiqie, Jimly, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika. Ali, M Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan Menjalin Kebersamaan. Jakarta. PT Kompas Media Nusantara. Asshiddiqie, Jimly, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan Dalam UUD 1945, (Yogyakarta: UII Press, 2005). Alwi, Hasan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicial Theory), Termasuk Interpretasi Undang-undang (Legisprudence), vol. 1 Pemahaman Awal. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Andi Hamzah. Penegakan Hukum Lingkungan. Jakarta: Sinar Grafika, 2005 Abdul Arinanto, Satya Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politikdi Indonesia. Jakarta: Pusat Studi HTN FHUI Baehr, Peter., Van Dijk, Pieter., dkk Instrumen Internasional Pokok Hak- Hak Asasi Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Bagir manan, Dasar-dasar Perundang-undangan Indonesia. Jakarta: Penerbit IND-HILL.Co, Bertens, K, Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Budiarjo, Miriam Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Budiyanto Kewarganegaraan Untuk Kelas X SMA. Jakarta : Erlangga. Depdikbud PPKn Untuk Kelas 1 SLTA. Jakarta : Ditjen Dikdasmen, Depdikbud. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti. Djamarah, Syaful Bahri Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Depdiknas, 2003 Media Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Darji Darmodiharjo, Prof, S.H.; 1986; Pancasila Sebagai Filsafat dan Ideologi Nasional; Malang: Laboratorium IKIP Malang Darji Darmodiharjo, Prof, S.H.; 1986; Nilai, Norma, dan Moral; Jakarta: Aries Lima Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakata: Balai Pustaka 279

296 Daftar Pustaka El-Muhtaj, Majda Hak Asasi Indonesia dalam Konstitusi Indonesia. Jakarta: Kencana El-Muhtaj, Majda Hak Asasi Indonesia dalam Konstitusi Indonesia Dari UUD 1945 Sampai Dengan Perubahan UUD 1945 Tahun 2002 Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Gaffar, Afan Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta : Pusataka Pelajar. Hamalik Oemar, 1999, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara. Haryono, Anung, 2009, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Henyat Soetomo Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara. Hartono, Pancasila Ditinjau Dari Segi Historis, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992) zenosoft.files.wordpress.com/2013/01/nkri.docx Juliardi, Budi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Jutmini, Sri dan Winarno Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas 1 SMA. Surakarta : Tiga Serangkai. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemendikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013.Tentang 280

297 PPKn SMP KK J Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kemdikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP-MTs. Jakarta : Kemdikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun Tentang Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : 2014 Kaelan Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma Kaelan Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma Kansil, C.S.T, dkk Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs. Jakarta: Bumi Nusantara Kansil, Prof. Drs. C.S.T. Kansil. Pancasila dan Undang-undang Dasar Jakarta: PT Anem Kosong Anem Kansil, Prof. Drs. C.S.T. Kansil. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga KementerianPendidikandanKebudayaan PendidikanPancasiladanKewarganegaraan m.kompasiana.com taufikismailnuraya Kemdikbud Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum Jakarta: Kemdikbud Kemdikbud Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusbangprodik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Buku guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pengembangan Profesi Pendidik, Tim Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Jakarta: Kemendikbud. Malian, Sobirin dan Marzuki, Suparman Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: UII Press Mertokusumo, Sudikno Mengenal Hukum; Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty. Maarif, Ahmad Syafii, Bhinneka Tunggal Ika Pesan Mpu Tantular Untuk Keindonesiaan Kita, Makalah dalam Lokakarya Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Jakarta: MPR RI, Juni Noorsena Bambang, Bhinneka Tunggal Ika; Sejarah, Filosofi, dan Relevansinya sebagai Salah Satu Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Makalah dalam Lokakarya MPR RI, Jakarta: Juni Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, edisi revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

298 Daftar Pustaka M. Solly Lubis. Hukum Tata Negara. Bandung: Mandar Maju, Nickel, James W Hak Asasi Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Pranarka. A.M.W Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: Yayasan Proklamasi Prabaswara I Made, Tujuh Abad Sumpah Palapa & Bhinneka Tunggal Ika, Doa dan Renungan Suci Bali untuk Indonesia dalam Bali Post Online, 2 Maret Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembalajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Republik Indonesia. UUD Negara Republik Indonesia Tahun Suseno, FM Etika Dasar, Yogyakarta: Kanisius Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Kelas VIII.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Saksono, Ign. Gatut Pancaila Soekarno. Yogyakarta: Rumah Belajar Tabinkas Suteng, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga Sekretariat Negara Republik Indonesia, Tahun Indonesia Meredeka...Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Suharizal dan Arifin, Firdaus Refleksi Reformasi Konstitusi (Beberapa Gagasan Menuju Amandemen Kelima UUD 1945). Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Syahuri, Taufiqurrohman Hukum Konstitusi Proses dan Prosedur Perubahan UUD di Indonesia Jakarta: Ghalia Indonesia. Saraswati, LG Hak Asasi Manusia (Teori, Hukum, Kasus).Jakarta: Filsafat UI Press Soemantri, Sri Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi. Bandung: Alumni Sujatmoko, Andrey Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Suparyanto, Yudi dan Amin Suprihatini Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas X SMA. Klaten : Cempaka Putih. Supandi, 2015, Materi Pelatihan Kurikulum Tahun 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pengembangan Profesi Pendidik,. Jakarta: Kemendikbud Suprihatini, Amin dkk Kewarganegaraan Untuk Kelas X SMA Jilid 1. Klaten : Cempaka Putih. 282

299 PPKn SMP KK J Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana Nana, 2005, Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo. Taniredja, Tukiran, dkk Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta Thaib, Dahlan Reformasi Hukum Tatanegara; Mencari Model Alternatif Perubahan Konstitusi. Yogyakarta: UII Press Tim Dosen PKn UPI Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana Media Grafika. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM Wahidin, Samsul Dasar-dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar William Chang, HAM dan KAM di Indonesia, dalam Kompas edisi 9 Desember Wiriatmadja Perspektif Multikultural dalam Pengajaran Sejarah. Jurnal Pendidikan. Vol 15 (4): Yulies Tiena Masriani, Pengantar Hukum Indonesia. Yang menerbitkan PT Sinar Grafika: Jakarta Buku Pintar Politik Sejarah, Pemerintahan dan Ketatanegaraan. Yogyakarta: Great Publisher Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 283

300 284 Daftar Pustaka

301 PPKn SMP KK J Glosarium Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya, baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah hukum dasar tertulis (basic law) konstitusi pemerintahan Negara Republik Indonesia saat ini Bhineka Tunggal Ika adalah kata bhinneka berarti "beraneka ragam" atauberbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti "satu". Kata ika berarti "itu". Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan Global adalah secara umum dan keseluruhan; secara bulat; secara garis besar: memberikan penjelasan secara -- saja; 2 bersangkut paut, mengenai, meliputi seluruh dunia; Letak Geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Letak geografis ditentukan pula oleh segi astronomis, geologis, fisiografis dan social budaya. Individualisme adalah asas (kebenaran yg menjadi pokok dasar Berpikirbertindak, dsb); dasar; -- deskripsi asas perbedaan; -- konvensi asas persesuaian; ber prin sipv mempunyai (menganut) prinsip Kepentingan Golongan adalah Kepentingan yang yang didahulukan untuk kepentingan masing-masing anggota golongan atau kelompok tertentu untuk kepentingna kelompok tersebut Kristalisasi adalah perihal menjadi jernih dan jelas (tt suatu gagasan dsb): sbg -- idenya, disusunlah sebuah rencana pelaksanaan yg konkret Pancasila adalah Terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañcaberarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia 285

302 Glosarium Prinsip adalah asas (kebenaran yg menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dsb); dasar; -- deskripsi asas perbedaan; -- konvensi asas persesuaian; ber prin sipv mempunyai (menganut) prinsip Semboyan adalah tanda atau alamat untuk memberitahukansesuatu (tentang bunyi kentungan, nyala api, lambaian bendera, dan sebagainya Samudra Indonesia : Samudra Indonesia atau Samudra Indiaadalah kumpulan air terbesar ketiga di dunia, meliputi sekitar 20% permukaan air Bumi. Di utara dibatasi oleh selatan Asia; di barat oleh Jazirah Arabia dan Afrika; di timur oleh Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, dan Australia; di selatan oleh Antartika. Samudra ini dipisahkan dengan Samudra Atlantik oleh 20 timur meridian, dan dengan Samudra Pasifik oleh 147 timur meridian. Samudra Hindia atau Samudra India adalah satu-satunya samudra yang menggunakan nama negara yaitu India Sila adalah dasar; adab; akhlak; moral: -- dalam Pancasila saling terkait Kesatuan: hasil perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu dan utuh Landas kontinen: Landas Kontinen adalah dasar laut dan tanah di bawahnya yang bersambungan dengan pantai tetapi diluar laut teritorial, sampai pada kedalaman 200 meter atau lebih, sepanjang dalamnya air laut di atasnya masih memungkin kan untuk dapat mengekplorasi-nya dan mengekploitasi sumber-sumber daya alamnya Laut teritorial: wilayah yang menjadi hak kedaulatan penuh suatu Negara di laut. Lebarnya adalah 12 mil diukur dari pulau terluar kepulauan suatu Negara pada saat air laut surut. ZEE: yaitu wilayah laut suatu Negara yang lebarnya 200 mil ke laut bebas. Persatuan: Persatuan dapat diartikan sebagai perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk menjadi satu catatan anekdot: cara pengumpulan data melalui pengamatan langsung tentang sikap dan perilaku anak yang muncul secara tiba-tiba (peristiwa yang terjadi secara insidental). meaningfull learning: suatu proses pembelajaran dimana siswa lebih mudah memahami dan mempelajari, karena guru mampu dalam memberi kemudahan bagi siswanya sehingga mereka dengan mudah mengaitkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah ada dalam pikirannya. mecanical device: alat mekanik yang digunakan untuk memotret peristiwaperistiwa tertentu yang ditampilkan oleh responden. soft skill: suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada di dalam diri setiap manusia. pendekatan saintific: kerangka ilmiah pembelajaran yang diusung oleh Kurikulum Langkah-langkah pada pendekatan saintifik merupakan bentuk 286

303 PPKn SMP KK J adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains discovery Learning: metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri hipotesis: jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian Interprestasi: penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbolsimbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan). PJBL:.pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata problem Solving: engembangan model PBL dalaml pembelajaran PPKn SMP.Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata sintesis: intesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian menjadi satu kesatuan yang menyeluruh. 287

304 288 Glosarium

305

306

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MODUL GURU PEMBELAJAR

MODUL GURU PEMBELAJAR MODUL GURU PEMBELAJAR MATA PELAJARAN PPKn SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI J PROFESIONAL: REVITALISASI NILAI PPKn SMP PEDAGOGIK: PENGEMBANGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN DAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) IPS SMP KK J i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI DAN

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn No 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual 1.1. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H PEDAGOGIK: PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI PTK PROFESIONAL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN MELALUI TINDAKAN REFLEKTIF

PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI PTK PROFESIONAL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN MELALUI TINDAKAN REFLEKTIF MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI DAN PTK DALAM

Lebih terperinci

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima

Lebih terperinci

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) Kompetensi Utama Standar. Kompetensi Guru Standar Isi Kognitif Bloom Indikator Esensial Kompetensi Inti Komp. Guru Mapel Standar Kompetensi

Lebih terperinci

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono* STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn SMP @ Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono* PENDAHULUAN Standar Isi maupun SKL ( Lulusan) merupakan sebagian unsur yang ada dalam SNP (Standar Nasional

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI E

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI A PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK PESERTA

Lebih terperinci

Modul Guru Pembelajar

Modul Guru Pembelajar Modul Guru Pembelajar MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI G PROFESIONAL : PERMASALAHAN DALAM IMPLEMENTASI NILAI PPKn SMP PEDAGOGIK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK: PERANCANGAN PEMBELAJARAN YANG

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK: PENILAIAN

Lebih terperinci

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6 KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nama Madrasah: MTsN 1 Kota Serang Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : IX Kurikulum : KTSP/2006 No Standar Kompetensi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan UU Nomor

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI C

KELOMPOK KOMPETENSI C MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIOLOGI SMA TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS Dr. Yeni Hendriani, M.Si. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

Alokasi Waktu. Sumber Belajar Satuan Pendidikan : SMK/MAK Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas : XII (dua belas) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2

Lebih terperinci

MODUL GURU PEMBELAJAR

MODUL GURU PEMBELAJAR MODUL GURU PEMBELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELOMPOK KOMPETENSI I PROFESIONAL: PENGEMBANGAN IMPLEMENTAI NILAI PPKn SMP PEDAGOGIK: ANALISIS

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI I

KELOMPOK KOMPETENSI I MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL ` KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

PROFESIONAL PENGUASAAN DAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA

PROFESIONAL PENGUASAAN DAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI A PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI F PEDAGOGIK: RANCANGAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) KELAS: VII KOMPETENSI INTI 1. Menghargai dan menghayati ajaran

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI I PEDAGOGIK:

Lebih terperinci

PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK PROFESIONAL KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SD

PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK PROFESIONAL KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SD MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI A PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagaimana lazimnya semua mata pelajaran, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi, misi, tujuan, dan ruang lingkup isi. Visi mata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI C PEDAGOGIK:

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, 2.4 Uraian Materi 2.4.1 Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang

Lebih terperinci

ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran

ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran Oleh: Dr. Marzuki PUSAT PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN KULTUR LPPMP - UNY 12/05/2015 1 RIWAYAT PENDIDIKAN BIODATA SINGKAT S1 dari Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga

Lebih terperinci

S , 4 ( S M P I

S , 4 ( S M P I PENYUSUN Drs. H.Haryono Adipurnomo (PPPPTK PKn DAN IPS) Gatot Malady, S.IP., M.Si. (PPPPTK PKn DAN IPS) Rahma Tri Wulandari, S.Pd. (PPPPTK PKn DAN IPS) Magfirotun Nur Insani, S.Pd. (PPPPTK PKn DAN IPS)

Lebih terperinci

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 20. PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/ MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) KELAS: X KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1. Menghayati

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA (Pendahuluan) Modul 1

PENDIDIKAN PANCASILA (Pendahuluan) Modul 1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN PANCASILA (Pendahuluan) Modul 1 Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Mata Kuliah Umum Umum 01 MK Abstract Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moral merupakan suatu peraturan yang sangat penting ditegakkan pada suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta pelindung bagi

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) Komp. Utama Pedagogik Standar. Kompetensi Guru Standar Isi Kompetensi Inti Komp. Guru Mapel Standar Kompetensi Komptensi Dasar Indikator

Lebih terperinci

Mata Kuliah Kewarganegaraan

Mata Kuliah Kewarganegaraan Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke: 01 Fakultas Design Komunikasi dan Visual Program Studi Pokok Bahasan PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN Dosen : Cuntoko, SE., MM. Informatika

Lebih terperinci

KODE ETIK PSIKOLOGI. Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi

KODE ETIK PSIKOLOGI. Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi Modul ke: KODE ETIK PSIKOLOGI Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi Fakultas PSIKOLOGI Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) Komp. Utama Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

KISI KISI UKG 2015 PPKn SMP

KISI KISI UKG 2015 PPKn SMP KISI KISI UKG 2015 PPKn SMP No Komp. Utama STANDAR KOMPETENSI GURU Indikator Esensial/ KOMP. INTI GURU KOMP. GURU MATA PELAJARAN Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) a b c PPKn dsmp e Profesional 20.

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI D PEDAGOGIK: KURIKULUM

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN KI - KD DENGAN IPK DAN MATERI PEMBELAJARAN

ANALISIS KETERKAITAN KI - KD DENGAN IPK DAN MATERI PEMBELAJARAN No. Dokumen : F/751/WKS1/P/3 No. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2016 ANALISIS KETERKAITAN KI - KD DENGAN IPK DAN MATERI PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea

BAB I PENDAHULUAN. yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan UUD Negara Indonesia Tahun 1945 dalam Alinea ke Empat yaitu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

B. Tujuan C. Ruang Lingkup 27. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah (MA)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan di diharapkan

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Penilaian sering dianggap sebagai salah satu dari tiga pilar utama yang sangat menentukan kegiatan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI G PROFESIONAL : PENILAIAN DALAM BK Direktorat

Lebih terperinci

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PEMETAAN, MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ASPEK KELAS VII SEMESTER 1 1. Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 1.1

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA Rowland Bismark Fernando Pasaribu 9/9/2013 Penyajian perkuliahan Pendidikan Pancasila dimimbar Perguruan tinggi berdasarkan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan kepribadian manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN STANDAR KOMPETANSI / 2.2 Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi yang pertama 2 4

PROGRAM TAHUNAN STANDAR KOMPETANSI / 2.2 Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi yang pertama 2 4 PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMP NEGERI 21 PURWOREJO Alamat : Desa Brunorejo, Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo Kode Pos 54261 PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Pendidikan

Lebih terperinci

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar i ii DESKRIPSI SINGKAT BUKU PEGANGAN PEMBEKALAN ADMIN GURU PEMBELAJAR Buku pegangan ini disusun untuk membantu admin dalam melakukan persiapan dan mendukung kelancaran Guru Pembelajar (GP). Diharapkan

Lebih terperinci

PANCASILA PENDAHULUAN. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PENDAHULUAN. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PENDAHULUAN Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Pancasila PENDAHULUAN Kontrak perkuliahan, Rencana Pembelajaran, Deskripsi Perkuliahan,

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi MANAJEMENT MODUL 1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SUMBER : BUKU ETIKA BERWARGANEGARA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas pendidikan yang baik akan melahirkan generasi muda yang dapat diandalkan untuk memajukan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI B PEDAGOGIK: TEORI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI H PEDAGOGIK ESENSI PELAYANAN BIMBINGAN

Lebih terperinci

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO Beberapa Definisi Etika, dari bahasa Yunani ethos, artinya: kebiasaan atau watak Moral, dari bahasa Latin mos (jamak: mores), artinya: cara hidup atau kebiasaan /adat.

Lebih terperinci

Dinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017

Dinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017 Dinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan a. Konsep Dasar dan Sejarah PKn b. Analisis Landasan Yuridis, Historis, Sosiologis dan Politik PKn c. Urgensi PKn dan Tantangannya

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci