MODUL PEMBINAAN KARIER GURU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PEMBINAAN KARIER GURU"

Transkripsi

1 MODUL PEMBINAAN KARIER GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK PENGEMBANGAN POTENSI DAN MODIFIKASI MATERI i

2 MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: PENGEMBANGAN POTENSI DAN MODIFIKASI MATERI PROFESIONAL: PROFESIONALISME GURU Penulis: Adrian Iriana Prakarsa, M.Pd,, kangobos@gmail.com Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd, sugito72@yahoo.com Penelaah: Prof. Dr. Mulyana, M.Pd, gunmly@yahoo.co.id Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright 2017 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

3 PJOK SMP KK J Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring). Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal iii

4 Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru. Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP iv

5 PJOK SMP KK J Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya. v

6 Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini. Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita. Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Poppy Dewi Puspitawati NIP vi

7 PJOK SMP KK J i

8 MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: PENGEMBANGAN POTENSI DAN MODIFIKASI MATERI Penulis: Adrian Iriana Prakarsa, M.Pd, kangobos@gmail.com Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd, sugito72@yahoo.com Penelaah: Prof. Dr. Mulyana, M.Pd, gunmly@yahoo.co.id.au Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright 2017 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

9 PJOK SMP KK J Daftar Isi Hal. Kata Sambutan... iii Kata Pengantar... v Daftar Isi... ix Daftar Gambar... xi Daftar Tabel... xii Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Peta Kompetensi... 2 D. Ruang Lingkup... 9 E. Cara Penggunaan Modul... 9 Kegiatan Pembelajaran 1 Pengembangan Potensi Dan Aktualisasi Diri Peserta Didik A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus/ Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 2 Evaluasi Pembelajaran PJOK A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus/ Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 3 Memodifikasi Materi Pembelajaran ix

10 A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus/ Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Evaluasi Kunci Jawaban Penutup Daftar Pustaka Glosarium x

11 PJOK SMP KK J Daftar Gambar Hal. Gambar 1. Peta Kompetensi... 2 Gambar 2. Alur model pembelajaran tatap muka... 9 Gambar 3. Alur pembelajaran tatap muka penuh Gambar 4. Alur pembelajaran tatap muka model In-On-In Gambar 5. Hubungan antara kehidupan nyata dan mata pelajaran xi

12 Daftar Tabel Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul Tabel 2. Contoh Kesamaan dalam Elemen Identik dari Dua Olahraga Tabel 3. Hubungan Saling Menguntungkan Kolaborasi Tabel 4. Konteks Kecakapan Komunikasi Tabel 5. Penerapan Kreativitas Tabel 6. Penerapan dalam Kecakapan Teknologi Informasi Tabel 7. Penerapan Kecakapan Numerik Tabel 8. Penerapan Kecakapan Memecahkan Masalah Tabel 9. Penerapan Kecakapan Pengelolaan Diri Tabel 10. Fokus Pembelajaran pada Nilai dan Sikap Tabel 11. Penerapan Nilai dan Sikap dalam Pembelajaran PJOK Tabel 12. Macam-macam Gerak Tabel 13. Definisi Tugas Gerak xii

13 PJOK SMP KK J Pendahuluan A. Latar Belakang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasanbatasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dalam rangka mendukung kebijakan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Modul diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini mengintegrasikan lima nilai utama penguatan karakter bangsa yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul. Setelah mempelajari modul ini, selain Saudara dapat meningkatkan kompetensi pedagogik, saudara juga diharapkan mampu mengimplementasikan PPK khususnya PPK berbasis kelas. 1

14 Pendahuluan B. Tujuan Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi dalam mengembangkan potensi dan aktualisasi diri peserta didik, meliputi konsep, program, pelaksanaan, dan evaluasi. Saudara juga diharapkan mampu memahami pengolahan, pemaknaan, pelaporan penilaian, serta mampu memodifikasi materi pembelajaran. C. Peta Kompetensi Mengembangkan potensi dan aktualisasi diri peserta didik, mengevaluasi, dan memodifikasi materi pembelajaran PJOK Mengembangkan potensi dan aktualisasi diri peserta didik Mengevaluasi pembelajaran PJOK Memodifikasi materi pembelajaran PJOK 1. Menjelaskan konsep pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik 2. Menngidentifikasi jenis kegiatan pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik 3. Menyusun program pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik 4. Melaksanakan program pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik 5. Mengevaluasi program pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik 1. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran 2. Memaknai hasil penilaian pembelajaran evaluasi pembelajaran 3. Melakukan pelaporan dan tindak lanjut Hasil penilaian pembelajaran 1. Mengidentifikasi materi yang akan dimodifikasi 2. Menerapkan prinsip dan prosedur pemodifikasian materi Gambar 1. Peta Kompetensi 2

15 PJOK SMP KK J D. Ruang Lingkup Modul ini berisi tentang pengembangan potensi peserta didik dan aktualisasi diri peserta didik meliputi konsep, jenis, program, pelaksanaan, dan evaluasi, serta pengolahan, pemaknaan, pelaporan penilaian, dan modifikasi materi pembelajaran. E. Cara Penggunaan Modul Modul ini dapat Saudara gunakan dalam kegiatan pelatihan moda tatap muka penuh maupun In-On-In sebagaimana bagan berikut ini. Gambar 2. Alur model pembelajaran tatap muka 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh dilaksanan secara terstruktur pada satu kurun waktu yang dipandu oleh fasilitator. 9

16 Kegiatan Pembelajaran 1 Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah. Gambar 3. Alur pembelajaran tatap muka penuh Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut, a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : 1) latar belakang yang memuat gambaran materi 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi 3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran 5) langkah-langkah penggunaan modul b. Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedagogik J fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi 10

17 PJOK SMP KK J secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. c. Melakukan Aktivitas Pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus. Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. d. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran. e. Presentasi dan Konfirmasi Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran f. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In- 2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini. 11

18 Kegiatan Pembelajaran 1 Gambar 4. Alur pembelajaran tatap muka model In-On-In Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut, a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : 1) latar belakang yang memuat gambaran materi 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi 3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran 5) langkah-langkah penggunaan modul b. In Service Learning 1 (IN-1) 1) Mengkaji Materi 12

19 PJOK SMP KK J Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedagogik J, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. 2) Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1. Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning. c. On the Job Learning (ON) 1) Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedagogik J guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugastugas yang ditagihkan kepada peserta. 2) Melakukan Aktivitas Pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di 13

20 Kegiatan Pembelajaran 1 sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON. Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning. d. In Service Learning 2 (IN-2) Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran e. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. 3. Lembar Kerja Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan kelompok komptetansi pedagogik J teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari. Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut. Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul Kode No Nama LK Keterangan LK 1. LK.01. Pengembangan Potensi dan Aktualisasi TM Penuh, IN1 Peserta Didik 2. LK.02. Memaknai Hasil Penilaian Pembelajaran TM Penuh, IN1 3. LK.03. Modifikasi Pada Lingkup Pembelajaran TM Penuh, IN 1 PJOK Keterangan. TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning 14

21 Kegiatan Pembelajaran 1 Pengembangan Potensi Dan Aktualisasi Diri Peserta Didik PJOK SMP KK J A. Tujuan Peserta diklat dapat mengidentifikasi konsep, jenis, menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik secara terperinci dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, serta menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri, dan berintegritas. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mengidentifikasi konsep pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik di sekolah menengah pertama secara terperinci. 2. Mengidentifikasi jenis kegiatan pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik di sekolah menengah pertama secara terperinci. 3. Mengidentifikasi penyusunan program pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik di sekolah menengah pertama secara terperinci. 4. Mengidentifikasi pelaksanaan program pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik di sekolah menengah pertama secara terperinci. 5. Evaluasi program pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik di sekolah menengah pertama. C. Uraian Materi 1. Konsep Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta Didik Pendidikan berjalan setiap saat dan di segala tempat. Setiap orang, baik anakanak maupun orang dewasa mengalami proses pendidikan, lewat apa yang dijumpai atau apa yang dikerjakan. Walaupun seorang individu tidak mendapat pendidikan yang sengaja diberikan, baik formal maupun informal, secara alamiah 15

22 Kegiatan Pembelajaran 1 setiap orang akan terus belajar dari lingkungannya, meskipun derajat keterdidikannya bisa berbeda. Mungkin akan muncul pertanyaan, apa sebenarnya manfaat pendidikan, khususnya pendidikan jasmani dalam dikaitkan dengan potensi dan aktualisasi diri? Pendidikan sebagai suatu sistem pada dasarnya merupakan suatu sistematisasi dari proses perolehan pengalaman tersebut di atas. Oleh karena itu secara filosofis pendidikan diartikan sebagai proses perolehan pengalaman belajar yang berguna bagi peserta didik. Pengalaman belajar tersebut diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga siap digunakan untuk memecahkan problem kehidupan yang dihadapinya. Pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik diharapkan juga mengilhami mereka ketika menghadapi problema dalam kehidupan sesungguhnya (Senge, 2000). Secara historis pendidikan sudah ada sejak manusia ada di muka bumi. Ketika kehidupan masih sederhana, orang tua mendidik anaknya secara langsung, atau anak belajar kepada orang tua atau orang lain yang lebih dewasa di lingkungannya tanpa perantaraan sekolah; seperti cara makan yang baik, cara membersihkan badan, bahkan tidak jarang anak belajar dari alam sekitarnya. Anak-anak belajar bercocok tanam, berburu dan berbagai kegiatan kehidupan keseharian lainnya. Intinya anak belajar agar mampu menghadapi tugas-tugas kehidupan, mencari pemecahan untuk menyelesaikan dan mengatasi masalah yang dihadapi sehari-hari. Ketika kehidupan makin maju dan kompleks, masalah kehidupan dan fenomena alam kemudian diupayakan dapat dijelaskan secara keilmuan. Pendidikan juga mulai bermetamorfosa menjadi formal dan bidang keilmuan diterjemahkan menjadi mata pelajaran/mata kuliah/mata diklat di sekolah. Walaupun demikian sebenarnya tujuan pendidikan tetap saja sama, yaitu agar peserta didik mampu memecahkan dan mengatasi permasalahan kehidupan yang dihadapi, dengan cara lebih baik dan lebih cepat, karena sudah dijelaskan secara keilmuan. Mata pelajaran di sekolah memiliki fungsi untuk menjelaskan fenomena alam dan kehidupan sehingga lebih mudah difahami dan lebih mudah dipecahkan problemanya. Dengan kata lain, mata pelajaran adalah alat untuk membentuk 16

23 PJOK SMP KK J kecakapan/kemampuan, atau yang sering juga disebut potensi, yang dapat membantu mengembangkan dan memecahkan serta mengatasi permasalahan hidup dan kehidupan. Oleh karena itu, muncul pula istilah kecakapan hidup, yaitu kecakapan untuk memecahkan masalah-masalah aktual kehidupan, yang tentunya kecakapan tersebut harus dapat dimunculkan melalui usaha pendidikan formal, yang akhirnya membentuk tuntutan pendidikan kecakapan hidup. Semua mata pelajaran, termasuk PJOK, tentu harus memiliki kemampuan untuk membekali dan mengembangkan kecakapan hidup tersebut bagi anak-anak yang dididiknya. Landasan yuridis pendidikan kecakapan hidup mengacu pada UU Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Jadi pada akhirnya tujuan pendidikan adalah membantu peserta didik agar nantinya mampu meningkatkan dan mengembangkan potensi dirinya sebagai pribadi yang mandiri, sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara. Dengan demikian mata pelajaran yang Saudara asuh pun harus dipahami sebagai alat, dan bukan sebagai tujuan. Artinya, sebagai alat untuk mengembangkan potensi peserta didik, agar pada saatnya siap digunakan untuk bekal hidup dan kehidupan, bekerja untuk mencari nafkah dan bermasyarakat. Bagaimanakah hubungan antara kehidupan nyata dengan mata pelajaran? Pertanyaan tersebut wajar diajukan mengingat apa yang diajarkan di sekolah adalah pelajaran-pelajaran yang sepertinya tidak ada hubungannya dengan peranan seseorang dalam kehidupan nyata. Jika yang dituntut untuk dikembangkan pada diri individu peserta didik adalah seperangkat kemampuan untuk mampu mengarungi kehidupan, bukankah seharusnya yang diajarkan dan diujikan di sekolah adalah tema-tema kehidupan nyata? Jawaban para ahli terhadap pertanyaan di atas ditunjukkan melalui gambar di bawah ini: 17

24 Kegiatan Pembelajaran 1 KEHIDUPAN NYATA LIFE SKILL MATA PELAJARAN menunjukkan arah dalam pengembangan kurikulum menunjukkan arah kontribusi hasil pembelajaran Gambar 5. Hubungan antara kehidupan nyata dan mata pelajaran Gambar 5 di atas menunjukkan skema hubungan antara kenyataan hidup, kecakapan hidup dan mata pelajaran. Anak panah dengan garis putus-putus menunjukkan alur rekayasa kurikulum, yang meliputi beberapa tahap. Pada tahap awal dilakukan identifikasi kecakapan hidup yang diperlukan untuk menghadapi kehidupan nyata di masyarakat. Kecakapan hidup yang teridentifikasi, kemudian diidentifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mendukung pembentukan kecakapan hidup tersebut. Tahap selanjutnya diklasifikasikan dalam bentuk tema-tema/pokok bahasan/topik, yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran. Dari sisi pemberian bekal bagi peserta didik ditunjukkan dengan anak panah bergaris tegas, yaitu apa yang dipelajari pada setiap mata pelajaran diharapkan dapat membentuk kecakapan hidup yang nantinya diperlukan pada saat yang bersangkutan memasuki kehidupan nyata di masyarakat. Dari pemahaman tersebut, sekali lagi, mata pelajaran adalah alat, sedangkan yang ingin dicapai adalah pembentukan kecakapan hidup. Kecakapan hidup itulah yang diperlukan pada saat seseorang memasuki kehidupan sebagai individu yang mandiri, anggota masyarakat dan warga negara. Kompetensi yang dicapai pada mata pelajaran hanyalah kompetensi antara untuk mewujudkan kemampuan nyata yang diinginkan, yaitu kecakapan hidup. Persoalannya, bagaimanakah kecakapan hidup yang disinggung secara panjang lebar di atas mampu ditingkatkan melalui program pendidikan jasmani dan olahraga? Benarkah pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga mampu membekali kecakapan hidup kepada peserta didik-peserta didik yang mengikuti pelajaran PJOK dan kegiatan olahraga secara teratur? Syarat apakah yang harus dipenuhi agar PJOK dan olahraga yang selama ini lebih banyak 18

25 PJOK SMP KK J mengakibatkan sebagian besar peserta didik kecewa dan diperbodohkan mampu berperan dalam menumbuhkan potensi kecakapan peserta didik secara bermakna? Untuk itu, marilah kita bahas dulu konsep potensi dan aktualisasi diri yang dimaksud dalam modul ini. a. Konsep Potensi Potensi mengandung arti sesuatu yang kita miliki saat ini yang dapat dikembangkan menjadi kemampuan atau kecakapan yang lebih baik di masamasa mendatang. Setiap anak memiliki potensi yang sangat kaya ketika mereka lahir dan ketika mereka memasuki usia sekolah. Potensi ini ada yang diwariskan dari orang tua dalam bentuk keistimewaan yang dibawanya sejak lahir, ada pula yang merupakan pola asuhan atau pendidikan ketika dirinya masih menjadi seorang anak kecil sampai dirinya siap masuk sekolah. Semua pengasuhan dan semua pembimbingan tersebut, baik yang diperolehnya dari orang tua, keluarga, guru atau siapapun yang ditemuinya, akan membentuk potensi yang siap dikembangkan lagi lebih lanjut di masa-masa berikutnya. Dan potensi ini menggejala dalam berbagai jenis atau bidang, seperti dalam hal kecerdasan intelektual, kecerdasan numerikal, kecerdasan moral, emosional, bahkan kecerdasan sensorimotor (atau yang sering juga disebut bersifat gerak dan fisikal). Semakin dirinya terlibat dengan lebih banyak dan terarah dalam suatubidang, maka potensi di bidang tersebut akan semakin membesar. 1) Motivasi Siapapun yang pernah mengajar seseorang tentang satu hal pasti akan menyadari bahwa bahan dasar yang menentukan pembelajaran yang baik adalah motivasi anak atau yang sedang belajar. Orang yang memiliki motivasi tinggi, biasanya akan melakukan upaya yang cukup besar, lebih sadar dalam dan selama proses belajar, serta bersedia untuk berlatih atau belajar dalam waktu yang lebih lama. Individu yang tidak termotivasi untuk belajar tidak akan berusaha dengan baik, sehingga hanya melakukannya dengan setengah hati. Satu cara efektif yang dapat dimanfaatkan guru untuk meningkatkan motivasi anak adalah melibatkan mereka dalam proses penetapan tujuan 19

26 Kegiatan Pembelajaran 1 (goal setting). Kunci dari sifat motivasinya adalah relevansi pribadi dan orientasi proses. Ketika anak diberi kesempatan untuk memilih tujuannya sendiri dan kemudian didorong untuk mengevaluasi keberhasilannya dalam mencapai tujuan, mereka selalu dalam posisi untuk melihat dirinya sebagai pembelajar yang kompeten. 2) Pengalaman Masa Lalu Guru sering menggunakan konsep pengalihan belajar (transfer of learning) untuk merancang pengalaman belajar. Pada dasarnya, semua anak membawa pengalaman belajarnya masing-masing ke dalam situasi belajarnya. Jika, di antara pengalaman-pengalaman yang sudah pernah dipelajari tersebut berisi elemen yang menyerupai dengan yang sedang dipelajari, guru dapat memanfaatkan keserupaan tersebut untuk membantu anak dalam pembelajaran. Misalnya, anak yang ingin belajar keterampilan soft ball, bisa diingatkan terhadap tugas lain yang mirip yang sudah dipelajari, seperti kasti, bola bakar, atau rounders. Tabel 2. Contoh Kesamaan dalam Elemen Identik dari Dua Olahraga Aktivitas Elemen Gerak Elemen Perseptual Tenis dan Rotasi bahu Pelacakan visual Badminton sebelum thd bola dan cock pukulan Elemen Konseptual pemilihan pukulan bervariasi Hoki dan Sepak bola Menjaga keseimbangan ketika bergerak dan ketika memanipulasi obyek. Interpretasi akurat ttg gerakan lawan Memelihara jarak tepat dengan teman seregu Elemen gerakan berkaitan dengan pola-pola gerak dari aksi yang bervariasi. Misalnya, lemparan bola softball dan lemparan pancing di kolam atau di laut melibatkan pola gerak yang benar-benar serupa. Karenanya, guru dapat mengingatkan anak-anak yang sudah memiliki pengalaman melempar bola softball bahwa melempar pancing itu sama dengan melempar bola softball. Sedangkan bagi anak yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya, dapat didorong untuk berlatih lemparan 20

27 PJOK SMP KK J tersebut agar memiliki perasaan gerak yang lebih baik dalam mempelajari lemparan pancingnya. 3) Kemampuan (abilities) Semua anak mewarisi berbagai kemampuan yang berbeda yang akan memungkinkannya berhasil dalam mempelajari berbagai keterampilan gerak. Misalnya, anak yang mewarisi koordinasi yang baik dalam gerakan otot-otot kasarnya, diperkirakan akan mengalami sukses yang lebih besar dalam aktivitas olahraga yang juga didasari oleh koordinasi yang baik. Tidak diragukan lagi, bahwa anak yang memiliki kemampuan dasar yang baik pada tugas gerak atau olahraga yang dipelajarinya akan berhasil menjadi atlet yang baik pula nantinya jika mendapat pelatihan yang baik. Sedangkan bagi anak yang kemampuannya rendah, tujuan pembelajarannya tidak perlu diarahkan pada peningkatan prestasi elit, tetapi bisa lebih bersifat rekreasi, dengan keharusan menekuninya secara lebih tinggi karena memerlukan waktu yang lebih lama dari anak yang kemampuan awalnya baik. 4) Kecakapan Hidup Lalu kecakapan apakah yang benar-benar diperlukan agar anak dapat menempuh kehidupan dengan berhasil. Para ahli merumuskan bahwa kecakapan hidup sebenarnya amat bervariasi, dan bahkan dapat dikembangkan dalam bidang-bidang tertentu. Artinya, ketika seorang anak terlibat dalam pendidikan yang baik, meskipun yang dipelajari adalah bidang yang khusus seperti PJOK, pada dasarnya PJOK pun harus dapat atau harus menyebabkan kecakapan hidup dari anak tetap meningkat. Secara lebih khusus para ahli percaya bahwa potensi PJOK dalam pengembangan kecakapan hidup ini lebih ke arah pengembangan apa yang disebut kecakapan yang bersifat generik. Pengembangan keterampilan generic dalam pendidikan jasmani dapat diilustrasikan sebagai berikut: a) Kecakapan Bekerjasama (Kolaborasi) Pemecahan masalah, perencanaan dan pembuatan keputusan dalam kelompok kecil memerlukan kecakapan kolaborasi, yaitu, kecakapan 21

28 Kegiatan Pembelajaran 1 dalam hal mendengarkan, menghargai, berkomunikasi, bernegosiasi, membuat kompromi, ketegasan kepemimpinan, membuat penilaian, serta mempengaruhi dan memotivasi orang lain. Peserta didik dengan kecakapan ini akan dapat terlibat secara efektif dalam tugas dan kerja-kelompok serta bekerja dengan anak lain. Pada tahap berikutnya, peserta didik akan dapat membentuk hubungan yang saling menguntungkan. Tabel 3. Hubungan Saling Menguntungkan Kolaborasi Jabaran Hasil yang Diharapkan dari Contoh implementasi dalam Kurikulum Sekolah Pendidikan Jasmani Pengertian Hubungan Kerja Peserta didik: Peserta didik akan belajar untuk: Belajar peranan dan Menjelaskan dan menerima berbagai tanggung jawab yang peranan dan tanggung jawab anggota berbeda-beda sebagai individual dalam suatu tim dan memiliki pemain, pimpinan regu, keinginan untuk mengikuti aturan tim. pelatih, serta wasit dalam Mengakui bawa individu serta kelompok permainan beregu. harus menerima konsekuensi dari Mengembangkan rasa tindakannya masing-masing tanggung jawab pribadi dan semangat regu melalui olahraga dan kompetisi Memahami pengaruh penampilan perorangan Mengembangkan sikap yang menyumbang pada hubungan kerja yang baik Peserta didik akan belajar untuk: Terbuka dan responsif pada gagasan orang lain; menghargai dan mendorong dan mendukung gagasan dan usaha orang lain. Aktif dalam diskusi dan mengajukan pertanyaan pada orang lain, juga dalam bertukar, menegaskan, mempertahankan, serta memikirkan kembali gagasan. Menghargai perbedaan dan menghindari stereotipe dan berkukuh mempertahankan penilaian dini sebelum fakta terungkap. Berkemauan menyesuaikan perilaku mereka agar sesuai dengan dinamika kelompok dan situasi yang berbeda. Mencapai hubungan kerja yang efektif Peserta didik akan belajar untuk: Memilih strategi dan rencana secara bersama-sama untuk menuntaskan tugas kelompok. Memahami kekuatan dan kelemahan pada penampilan regu. Peserta didik: Secara aktif mengekspresikan dan mengkomunikasikan kepercayaan dan pendapat pribadi serta menerima dan memandang positif pandangan sesama teman dalam mengerjakan tugas bersama, sehingga dapat menyelesaikan tugas secara mulus.. Menerima prestasi orang lain, menghargai hak orang lain, dan memahami perasaan orang lain ketika berpartisipasi dalam aktivitas fisik dan olahraga. Peserta didik: Memaksimalkan kekuatan dan memperbaiki kelemahan pemain perorangan untuk meningkatkan penampilan 22

29 PJOK SMP KK J Jabaran Hasil yang Diharapkan dari Kurikulum Sekolah anggota serta mengembangkan kemampuan tersebut untuk memaksimalkan potensi kelompok. memandu, menegosiasi dan membuat kompromi dengan anak lain. Merefleksi dan mengevaluasi strategi yang digunakan oleh kelompok dan membuat penyesuaian yang dipandang perlu. Contoh implementasi dalam Pendidikan Jasmani kelompok. Merangkum pandangan yang berbeda melalui diskusi dan negosiasi, serta mengadopsi strategi yang tepat untuk memaksimalkan potensi regu. b) Kecakapan Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dan berlangsung terus menerus di mana dua atau lebih orang berinteraksi untuk mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan. Dalam mempelajari cara berkomunikasi yang efektif, peserta didik harus belajar berbicara, mendengar, membaca serta menulis secara efektif disesuaikan dengan siapa dia berhadapan. Mereka harus belajar memilih alat yang paling efektif untuk menyampaikan suatu pesan sesuai dengan tujuan dan konteks komunikasinya. Mereka harus menggunakan informasi yang tepat dan relevan serta mengaturnya secara sistematis dan logis untuk audiens yang dihadapi. Mereka juga harus mengevaluasi keefektifan komunikasi mereka serta mengidentifikasi langkah-langkah perbaikannya. 23

30 Kegiatan Pembelajaran 1 Tabel 4. Konteks Kecakapan Komunikasi Tahapan Usia Tahapan Usia SMP Jabaran Hasil yang Diharapkan dari Kurikulum Sekolah Peserta didik akan belajar untuk: mendengar dan membaca secara kritis, serta berbicara dan menulis dengan lancar untuk berbagai tujuan dan berbagai jenis audiens. menggunakan cara yang tepat untuk berkomunikasi untuk memberi informasi, membujuk, mendebat dan menyenangkan serta mencapai hasil yang diinginkan. Menilai secara kritis keefektifan komunikasi mereka. memecahkan konflik dan memecahkan masalah dengan pihak lain untuk menyelesaikan tugas. Contoh implementasi dalam Pendidikan Jasmani Peserta didik: mendiskusikan pengaruh sponsor komersial pada promosi olahraga dengan cara logis dan meyakinkan. bertindak sebagai reporter olahraga sekolah. c) Kreativitas Kreativitas adalah konsep yang penting tetapi bersifat abstrak. Konsep ini sudah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda. Beberapa pihak mendefinisikannya sebagai suatu kemampuan untuk menghasilkan gagasan yang orisinil dalam menghadapi persoalan.; sedangkan yang lain melihatnya sebagai suatu proses. Namun demikian, kreativitas tetap dipandang sebagai suatu kualitas kepribadian juga. Kreativitas merupakan suatu konssep yang kompleks dan multimuka. Dalam diri individu, perilaku kreatif dipandang sebagai hasil dari suatu kecakapan kognitif yang kompleks, faktor kepribadian, motivasi, strategi, dan kecakapan metakognitif. 24

31 PJOK SMP KK J Iklim kondusif untuk kreativitas: Menghargai sesuatu yang baru dan tidak umum, memberikan tantangan, menghargai individualitas dan keterbukaan, mendorong timbulnya diskusi terbuka, absennya konflik, memberikan waktu untuk berpikir, mendorong keyakinan dan kemauan untuk mengambil resiko, menghargai dan mendukung gagasan-gagasan baru, dsb. Tabel 5. Penerapan Kreativitas Deskripsi Pembelajaran yang Diharapkan Peserta didik akan belajar untuk: Memperkuat kemampuan dan kemauan kreatif mereka: kelancaran, keaslian, kelenturan, elaborasi, kepekaan pada persoalan, merumuskan masalah, visualisasi, imaginasi, berpikir analogis, analisis, sintesis, evaluasi, transformasi, intuisi, berpikir logis, dll. Mengembangkan sikap-sikap kreatif dan ciri-cirinya: imaginasi, keingintahuan, keyakinan diri, penilaian mandiri, kemauan kuat dan komitmen, toleransi untuk perbedaan, keterbukaan pada gagasan baru dan tak biasa, penundaan penilaian, penyesuaian, keinginan mengambil resiko logis, dll. Menggunakan dan menerapkan model Pemecahan Masalah Kreatif dan teknik berpikir kreatif: brainstorming, teknik berpikir 4 W 1 H (What, Why, When, Where, How), daftar ciri-ciri, checklist gagasan, sinektik, dan mind mapping, dll. Contoh Implementasi dalam Pendidikan Jasmani Peserta didik: Mengekspresikan diri melalui gerak-gerak dasar dan gerak tari, seperti tari daerah, tarian anakanak,dan tarian kreatif. Mengkreasi rangkaian gerakan dalam senam kependidikan. mentransfer keterampilan melempar pada aksi memukul pola dengan alat seperti raket atau bat. Melatih latihan mental pada shooting dalam basket untuk memperbaiki penampilannya. Meningkatkan kepekaan estetika melalui menonton pertunjukan senam dan pertunjukan tarian. Merancang slogan untuk tim cheer leader dan merancang program untuk acara festifal atau hari olahraga. Menggunakan peta mental atau mental map untuk merancang rencana kompetisi olahraga. 25

32 Kegiatan Pembelajaran 1 Keterangan: Kelancaran: Kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan sebagai jawaban pada permasalahan, pertanyaan atau tugas yang terbuka. Kelenturan: Kemampuan untuk mengambil pendekatan yang berbeda pada suatu tugas atau persoalan, berpikir tentang gagasan dalam kategori yang berbeda, atau memandang suatu situasi dari sudut pandang yang berbeda. Keaslian/Orisinalitas: Keunikan, tidak sama dalam pemikiran dan tindakan. Elaborasi: Kemampuan untuk menambahkan detil pada gagasan tertentu, mengembangkan dan menghiasi atau menyempurnakan suatu gagasan. Kepekaan pada masalah: Kemampuan untuk menemukenali masalah, mendaftar kesulitan, mendeteksi informasi yang hilang, dan mempertanyakan banyak pertanyaan yang baik. Perumusan masalah: Kemampuan untuk 1) menemukenali masalah yang sesungguhnya, 2) mengisolasi aspek penting dari suatu masalah, 3) memperjelas dan menyederhanakan masalah, 4) menemukenali sub-masalah, 5) mengajukan perumusan masalah alternatif, dan 6) mendefinisikan masalah secara umum. Visualisasi: Kemampuan untuk membayangkan dan menghayal, melihat sesuatu dalam mata pikiran dan secara mental memanipulasi citra dan gagasan. Berpikir analogis: Kemampuan meminjam gagasan dari satu konteks dan menggunakannya dengan cara yang berbeda, atau kemampuan untuk meminjam cara pemecahan masalah dan menggunakannya pada masalah lain. Transformasi: Kemampuan untuk menyesuaikan sesuatu untuk digunakan secara baru, melihat makna baru, implikasi, dan aplikasi, atau merubah suatu obyek atau gagasan ke dalam gagasan baru secara kreatif. 26

33 PJOK SMP KK J Mendaftar ciri-ciri: Suatu teknik berpikir kreatif yang meliputi tindakan membuat daftar semua ciri-ciri penting dari suatu benda dan mengusulkan perubahan atau perbaikan yang mungkin dalam berbagai ciri. Sinektik (Synectics): Mempersatukan elemen-elemen yang secara jelas tidak berhubungan menjadi satu. Teknik ini memanfaatkan analogi dan metapora untuk membantu anak menganalisis masalah dan membentuk sudut pandangan yang berbeda. d) Kecakapan Berpikir Kritis Berpikir kritis adalah proses penarikan makna dari data atau pernyataan yang diberikan. Hal tersebut berkaitan dengan ketepatan dari pernyataan yang diberikan. Tujuannya adalah untuk menciptakan dan menilai argumen. Berpikir kritis adalah mempertanyakan dan membuktikan penilaian yang kita buat, apakah harus dipercaya atau tidak. e) Kecakapan dalam Teknologi Informasi Kecakapan dalam teknologi informasi meliputi kemampuan untuk menggunakan TI tersebut untuk mencari, menyerap, menganalisis, mengolah, serta menyajikan informasi secara kritis dan cerdas. Di samping itu, TI akan memotivasi dan memberdayakan para peserta didik untuk belajar pada tingkat kemampuan dan kecepatan mereka sendiri dan membantu mereka mengembangkan pembelajaran mandiri, yang akan bermanfaat dalam hidup mereka. 27

34 Kegiatan Pembelajaran 1 Tabel 6. Penerapan dalam Kecakapan Teknologi Informasi Tahapan Usia Deskripsi Pembelajaran yang Diharapkan Contoh Implementasi dalam Pendidikan Jasmani Peserta didik akan belajar Peserta didik: untuk: browsing informasi di web page memperbaiki produktivitas olahraga favorit. diri. menggunakan kamera video menggunakan dan digital dan alat TI lain untuk menganalisis informasi. menganalisis keterampilan menghasilkan penyajian/ olahraga, serta menyajikannya presentasi multimedia. di kelas. memadukan penggunaan sebanyak mungkin peralatan TI untuk memenuhi tugas khusus. memilih dan menerapkan peralatan TI yang tepat dalam berbagai aspek pembalajaran, seperti pemanfaat e-book, gadget, dsb. Tahapan Usia SMP f) Kecakapan Numerik Kecakapan Numerik mencakup kemampuan untuk menampilkan penghitungan dasar, dengan menggunakan konsep matematik dasar dalam situasi praktis, membuat perkiraan yang masuk akal, memahami makna grafik, table dan konsep bilangan dalam bahasa, mengolah data, menangani uang dan menginventarisir barang. 28

35 PJOK SMP KK J Tabel 7. Penerapan Kecakapan Numerik Tahapan Usia Tahapan Usia SMP Deskripsi Pembelajaran yang Diharapkan Peserta didik akan belajar untuk: memecahkan masalah yang melibatkan angka dan symbol dengan menggunakan bukti kuantitatif dan alat yang tepat. menilai ketepatan alat dan strategi untuk mengumpulkan, mengolah, serta menyajikan informasi kuantitatif. menyesuaikan diri pada tuntutan matematika baru dalam kondisi yang berlainan sesuai kebutuhan. menggunakan informasi kuantitatif untuk pengaturan dan rencana pribadi serta untuk memahami permasalahan sosial. Contoh Implementasi dalam Pendidikan Jasmani Peserta didik: menggunakan hasil-hasil statistic untuk menghitung sumber daya manusia, anggaran, tempat serta waktu untuk penyelenggaraan aktivitas dan kompetisi olahraga sekolah. menggunakan table norma untuk memeriksa dan menganalisis hasil tes kebugaran jasmani serta merancang program latihan individu. g) Kecakapan Memecahkan Masalah Pemecahan masalah meliputi penggunaan keterampilan berfikir untuk memecahkan masalah atau kesulitan. Proses demikian mempersatukan fakta tentang permasalahannya dan menetapkan jalan tindakan terbaik. 29

36 Kegiatan Pembelajaran 1 Tabel 8. Penerapan Kecakapan Memecahkan Masalah Key Stage Tahapan Usia SMP Deskripsi Pembelajaran yang Diharapkan Peserta didik akan belajar untuk: mengenali kompleksitas permasalahan dan mencari informasi yang tepat untuk memecahkannya. merumuskan strategi yang tepat untuk memperoleh hasil yang optimal, mempertimbangkan tujuan jangka panjang maupunnjangka pendek. memonitor dan menggambarkan secara kritis kemajuan dalam pemecahan masalah. menilai keseluruhan strategi dan mengantisipasi permasalahan yang mungkin timbul di masa depan sebagai konsekuensi pemilihan pemecahannya. Contoh Implementasi dalam Pendidikan Jasmani Peserta didik: merumuskan rencana jangka panjang dan jangka pendek untuk memperbaiki keterampilan olahraga dan membina minat dalam hidup untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik. menyelidiki fasilitas olahraga di dalam dan di luar sekolah dalam mengelola kompetisi antar kelas, untuk memaksimalkan partisipasi merancang metode pendaftaran yang praktis dan efektif, pelaksanaan program, dan mempersiapkan alokasi tugas ketika membantu sekolah dalam mengelola hari olahraga. h) Kecakapan Pengelolaan Diri Kecakapan pengelolaan diri merupakan hal penting untuk membangun self esteem dan untuk penyelesaian tujuan. Peserta didik yang telah menguasai kecakapan pengelolaan diri memahami perasaan mereka sendiri dan mempertahankan keseimbangan emosinya. Mereka bersifat positif dan proaktif terhadap tugas. Mereka mampu menetapkan tujuan yang tepat, membuat rencana dan berinisiatif melakukan aksi untuk mencapainya. Mereka mengatur waktu, uang dan sumber lainnya. Mereka dapat menahan tekanan (stress) dan menerima ketidakpastian. 30

37 Tabel 9. Penerapan Kecakapan Pengelolaan Diri PJOK SMP KK J Deskripsi Pembelajaran yang Diharapkan Peserta didik akan belajar untuk: menilai perasaan mereka sendiri, kekuatan, kelemahan, kemajuan dan tujuan mereka (self assessment) menimbang aspek-aspek penampilan mereka, sikap dan perilaku dalam rangka merubah atau meningkatkan hasil berikutnya. (selfreflection). merasa yakin dengan penilaian dirinya, penampilan dan kemampuannya (selfconfidence). membuat keptusan yang baik dan pilihan yang aman dalam mencapai tujuan dan melaksanakan tugas, mengembangkan kebiasaan baik serta memelihara gaya hidup yang sehat (selfdiscipline). bekerja dalam kondisi yang tidak biasa, menekan dan tidak menyenangkan, menerima perubahan dan ide baru serta dapat menangani perbedaan dan mengatasi ketidakpastian (adaptability). membuat keputusan dan memulai tindakan dengan cara mereka sendiri serta menikmati kepuasan dari usaha sendiri (self-motivation) menjaga janji dan memenuhi kewajiban (responsibilities). mengontrol emosi dan impuls serta menjaga keseimbangan emosi (emotional stability). Contoh Implementasi dalam Pendidikan Jasmani Peserta didik: menetapkan tujuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas jasmani sesuai dengan kebutuhannya, mengembangkan satu gaya hidup aktif untuk menghilangkan stress dan mengendalikan emosi. menilai penampilan olahraga mereka dan menemukan cara memperbaikinya. merasa yakin diri dan berani untuk menghadapi tantangan ketika berpartisipasi dalam aktivitas jasmani dan pertandingan. memotivasi diri mereka sendiri dalam aktivitas jasmani dan menunjukkan semangat pantang menyerah untuk berlatih secara teratur. menunjukkan sportivitas dalam aktivitas jasmani dan mentransfer semangat pada kehidupan sehari-hari. 31

38 Kegiatan Pembelajaran 1 i) Kecakapan Belajar Kecakapan belajar membantu meningkatkan keefektifan dan efisiensi dalam belajar. Kecakapan ini memperkuat kebiasaan belajar, kemampuan dan sikap yang mendukung pembelajaran seumur hidup. 5) Nilai dan Sikap Nilai dan sikap positif merupakan hal penting dalam perkembangan manusia yang seutuhnya. Hal itu menjadi semacam dasar untuk pembelajaran sepanjang hayat. Meskiupun tidak bersifat komprehensif, pembelajaran yang difokuskan pada pengembangan nilai dan sikap dalam pelajaran PJOK dapat dilihat dari table di bawah ini. Tahapan Usia Tahapan Usia SMP Tabel 10. Fokus Pembelajaran pada Nilai dan Sikap Fokus Pembelajaran Peserta didik: mengeksplorasi budaya bangsa kita melalui kegiatan olahraga dan PJOK. menerapkan keterampilan tertentu untuk memikul tanggung jawab dalam kompetisi dan pelajaran PJOK. menuntaskan hak dan kewajiban ketika berpartisipasi dalam PJOK dan olahraga di sekolah dan di masyarakat. menghargai budaya olahraga dari Negara yang lain serta menyadari pengaruhnya terhadap sikap warganya. menerapkan ciri teguh dan pantang menyerah dalam kehidupan sehari hari, mengatur emosi dan menerima tantangan hidup ketika menghadapi kesulitan. Adalah penting bagi para guru untuk melakukan reformasi terhadap kurikulum PJOK ini dengan memprioritaskan reinforsmen pada lima konsep dari nilai dan sikap, yaitu: identitas dan kebanggaan nasional, tanggung jawab, komitmen, penghargaan pada orang lain, serta sikap pantang menyerah. Hal ini penting, mengingat selama ini pendidikan jasmani dan olahraga kita hampir-hampir tidak pernah diarahkan pada kelima aspek di atas, karena masih lebih banyak bermain-main di tahap wacana. 32

39 PJOK SMP KK J Melalui keikutsertaan dalam pelajaran PJOK yang baik, yang sudah diarahkan oleh guru pada upaya mengangkat peranan PJOK secara lebih tegas lagi, maka dapat dipastikan kelima konsep di atas dapat diwujudkan. Guru dapat menanamkan dan menuai nilai-nilai dan sikap tersebut pada dan dari peserta didik, baik melalui jalur kegiatan PJOK di sekolah maupun aktivitas olahraga di luar sekolah. Beberapa contoh kegiatan dapat dilihat dari table di bawah ini: Tabel 11. Penerapan Nilai dan Sikap dalam Pembelajaran PJOK Nilai dan Sikap Identitas & Kebanggaan Nasional Tanggung Jawab Komitmen Menghargai Contoh Perilaku dalam Olahraga Menghormati simbol bangsa Memahami peranan Indonesia dalam pertandingan internasional Secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan dan dapat secara layak menyelesaikan tugas yang diberikan Memprogramkan dan melaksanakan gaya hidup sehat dan aktif Kegiatan jasmani dan kompetisi Membantu dalam mempromosikan dan menyelenggarakan aktivitas PJOK Mentaati peraturan dan ketentuan serta menunjukkan sifat fair play Contoh Implementasi dalam Pendidikan Jasmani Merancang upacara yang khusuk seperti menaikkan bendera nasional dan menyanyikan lagu kebangsaan dalam kegiatan kompetisi di sekolah. Mengetahui pengaruh dan dampak menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade pada perkembangan PJOK, olahraga, politik, ekonomi dan budaya Indonesia. Menghadiri dan menuntaskan seluruh kegiatan atau kompetisi yang diikuti. Bertanggung jawab menyelesaikan tugas pembagian, pengumpulan dan merapikan kembali perlatan PJOK. (Implementasinya melalui Model Helisson) Berpartisipasi dalam program pengembangan kebugaran jasmani dan system penghargaannya. Merancang dan mencapai target individu dalam kegiatan jasmani. Berkemauan mewakili kelas dan sekolah dalam kompetisi olahraga. Secara aktif berpartisipasi dan menyelenggarakan aktivitas fisik di dalam maupun di luar sekolah. Peserta didik senior mengarahkan peserta didik yuniornya dalam aktivitas olahraga. Menghargai penilaian wasit dalam pertandingan dan menunjukkan sikap sportivitas. 33

40 Kegiatan Pembelajaran 1 Nilai dan Sikap Orang Lain Pantang Menyerah Contoh Perilaku dalam Olahraga Menerima kekuatan dan kekurangan orang lain Mencoba usaha terbaik Menerima tantangan sulit dan berusaha keras mencapai target Contoh Implementasi dalam Pendidikan Jasmani Menerima dan menghargai prestasi teman seregu dan anggota regu lawan. Mencoba hal terbaik dalam menyelesaikan tes dan pengukuran kebugaran jasmani dan mencapai target yang ditetapkan. (Implementasinya melalui Model Perspektif Sejarah Tokoh Olahraga) Berpartisipasi dalam berbagai jenis program kebugaran bersertifikat dan berusaha keras untuk mencapai hasil yang lebih baik. (Implementasinya melalui Model Perspektif Sejarah Tokoh Olahraga) 2. Jenis Kegiatan Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta Didik Meskipun saat ini kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam kondisi serba keterbatasan, namun perlu diupayakan cara-cara yang dianggap masih wajar untuk menfasilitasi peserta didik-peserta didik berbakat untuk mengekspresikan keberbakatannya. Upaya-upaya yang diduga dapat diterapkan adalah dengan pengembangan program Kompetisi Olahraga Ektra-kurikuler olahraga, PJOK Harian (Daily Physical Education), Model Kelas Olahraga, dll. Apa yang akan diuraikan dalam bagian ini adalah bagian dari Kegiatan Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta Didik melalui PJOK dan Olahraga di Sekolah. a. Program Kompetisi Sekolah seharusnya mampu membangkitkan sebuah dorongan untuk terbangunnya iklim berolahraga di sekolah. Satu kenyataan bahwa sekolah kita, khususnya di sekolah menengah pertama, iklim itu sudah mulai hilang, padahal iklim tersebut di jaman dulu sudah terkembangkan dengan baik. Iklim tersebut adalah iklim kompetisi olahraga sekolah, dari mulai kompetisi antar kelas (Class Meeting), hingga kompetisi antar sekolah (Schools Meeting). Kompetisi seharusnya mnjadi program sekolah dan merupakan kewajiban bagi semua sekolah, untuk minimal menyelenggarakan kompetisi antar kelas di lingkungan sekolah tersebut, atau lajim di sebut program 34

41 PJOK SMP KK J intramural. Bahkan kalau mungkin sekolah yang bersangkutan mampu (menciptakan) menyelenggarakan program kompetisi ekstramular (antar sekolah) dengan bekerja sama dengan sekolah lain yang bertetangga atau dalam satu wilayah di sebuah kota. Tidak perlu melibatkan banyak sekolah, dua atau tiga sekolah yang sepakat untuk menyelenggarakan kompetisi ini sudah dipandang mencukupi. 1) Kompetisi Antar Kelas Dalam konteks pembinaan jiwa bertanding dan pengembangan nilai-nilai sportivitas, di sekolah menengah pertama perlu sekali dikembangkan apa yang disebut Kompetisi Antar Kelas. Namun dalam kaitan ini, kompetisi ini bukan hanya mempertandingkan sekolah-sekolah yang memiliki kelas olahraga (lihat uraian berikutnya tentang Kelas Olahraga), tetapi melibatkan sekolah-sekolah yang memiliki program ekskul olahraga. Bagi peserta didik dari Kelas Olahraga, kompetisi semacam ini diperlukan untuk membangkitkan rasa kebanggaan mereka, agar secara luas, mereka dikenal sebagai anggota kelas olahraga yang ada di sekolah itu. Sedangkan bagi peserta didik yang non-kelas olahraga, keterlibatan mereka akan menjadi semacam pendorong semangat untuk berkenalan dan mengetahui keberhasilan program ekstra kurikuler olahraga di sekolah mereka. 2) Kompetisi Antar Sekolah Kompetisi antar sekolah sebenarnya merupakan perluasan dari kompetisi antar kelas yang terjadi di lingkungan sekolah masing-masing. Panitia untuk kompetisi antar sekolah ini adalah hendaknya dibentuk oleh disdik kota/kabupaten dibantu oleh guru-guru PJOK dari setiap sekolah. Tetapi jika memungkinkan, kompetisi antar sekolah ini dibatasi hanya untuk setiap kecamatan terlebih dahulu. Karena jumlah SMP di satu kecamatan biasanya tidak terlalu banyak, maka kompetisi antar sekolah benar-benar melibatkan semua sekolah yang ada di lingkungan kecamatan tersebut. 35

42 Kegiatan Pembelajaran 1 Adapun jenis kompetisi dan jumlah cabor yang diprogramkan tentu perlu dipertimbangkan dengan melihat jumlah sekolah yang ada (tentu berbeda-beda jumlahnya antar kecamatan), sehingga agenda dan waktu yang tersedia dapat disesuaikan. b. Model Kelas Olahraga Komponen utama dari model ini adalah (1) pemberdayaan sekolah sebagai sentra pembinaan olahraga prestasi yang terintegrasi dengan pelayanan kependidikan lainnya, (2) pemberdayaan masyarakat pendidikan, masyarakat olahraga, dan pemerintah daerah, untuk bersama-sama mewujudkan satu sentra pembinaan olahraga yang terintegrasi dengan layanan kependidikan dalam satu wadah sekolah, di mana para peserta didik berbakat digabungkan dalam satu atau beberapa kelas yang disebut kelas olahraga. Dikaitkan dengan kepentingan sistem keolahragaan nasional (SKN), banyaknya potensi atlet berprestasi dari kalangan pelajar dan lahirnya kebijakan Kelas Olahraga ini merupakan langkah awal dan modal dasar untuk membuka sebuah jalur khusus, yang dapat dipandang sebagai suatu sub-sistem keolahragaan nasional. Oleh sebab itu, perwujudannya perlu direncanakan secara strategis melalui usaha-usaha pengkajian yang tepat. Dari sisi pengertian, Kelas Olahraga adalah sebuah model pembinaan yang dilaksanakan di sekolah target yang melibatkan sekelompok peserta didik yang teridentifikasi berbakat olahraga (memiliki keunggulan olahraga) dalam lingkup sekolah. Dengan model ini, tugas peserta didik dari anggota Kelas Olahraga yang paling utama adalah mengikuti proses pembinaan olahraga, tetapi dengan tidak meninggalkan kewajiban mereka dalam bidang akademiknya. 1) Penetapan Rencana Strategis Kelas Olahraga a) Standard Sarana dan Prasarana Dari sisi sarana dan prasarana, Kelas Olahraga diharapkan memiliki standard minimal yang menyamai standard yang baik, minimal untuk satu atau beberapa cabang olahraga. Oleh karena itu, secara bertahap, sarana dan prasarana keolahragaan di sekolah yang bersangkutan dapat 36

43 PJOK SMP KK J terus ditingkatkan serta dipertahankan kualitasnya, syukur-syukur jika mendapat dukungan dari APBD melalui Dinas Pendidikan Provinsi atau minimal Kota/Kabupaten, yang secara progresif tentu harus ditingkatkan. b) Sistem Rekrutmen Calon Peserta didik Perekrutan calon peserta didik bagi Kelas Olahraga ini, tentunya didasarkan pada satu sistem yang mengakui kesatuan utuh calon peserta didik yang memiliki potensi secara nyata dalam berbagai aspek seperti aspek fisik, aspek mental, serta aspek moral dan emosional. Oleh karena itu, perekrutannya didasarkan pada seperangkat tes yang dapat mengukur kualitas fisik dan motoriknya, yang mengukur keunggulan dan kualitas mental-emosional, serta sekaligus mengukur aspek kepribadian serta potensi moralnya. Hal ini dipandang penting, karena atlet olahraga yang unggul, seharusnya memiliki kesemua kualitas tersebut, agar tidak drop-out dan menimbulkan masalah dalam perjalanan prosesnya, termasuk menjadi beban berat bagi pengembangan di masa-masa mendatang. Secara fisik, perekrutan atlet ini diawali dari pengukuran anthropometrik yang lengkap, dan hasilnya dibandingkan secara khusus dengan parameter anthropometrik modern dari setiap cabor yang relevan. Demikian juga dengan status kesehatan atlet, yang harus diperiksa seksama meliputi penelusuran dan anamnesa cermat hingga riwayat kesehatan si atlet dan keluarganya. Meskipun si atlet dianggap telah berprestasi baik dalam cabang yang ditekuninya, tetapi jika secara anthropometris dan riwayat kesehatan dan berbagai kualitas dasar fungsi organ-organ tubuhnya tidak memenuhi syarat, si atlet tidak punya harapan untuk diterima dalam program ini. Dilihat dari kondisi fisik, si atlet harus mengikuti serangkaian tes kebugaran jasmani dan tes kemampuan motorik (motor abilities) secara lengkap, sehingga akan tergambar potensi fisik dan motoriknya secara komprehensif. Tes semacam sport search yang dikembangkan di Australia, mungkin merupakan keharusan awal, syukur-syukur tes inipun 37

44 Kegiatan Pembelajaran 1 dapat langsung menggunakan tes keberbakatan cabang olahraga yang sudah dikembangkan oleh masing-masing cabor di tingkat dunianya. Dari sisi psikologis dan mental, atlet perlu dijaring melalui tes yang berkaitan dengan kemampuan psikologis dan mentalnya dalam menghadapi beban latihan yang berat. Serangkaian tes psikologis yang bersifat praktek perlu diberikan kepada setiap calon, untuk melihat ketahanan mental dan psikologisnya yang berkaitan dengan kecemasan (anxiety), kestabilan (steadiness), keberanian (courage), kesiapan (readiness), dan kemarahan (anger). Kualitas emosional yang tergambar, akan menetapkan bahwa atlet memiliki kualitas atlet yang berdaya juang tinggi serta memiliki kemampuan fokus pada tujuan yang telah ditetapkan. c) Standard Minimal Pelayanan dan Proses Pembinaan Proses pembinaan yang dilaksanakan di Sekolah Berbasis Olahraga adalah proses pembinaan lengkap yang dirancang melalui program latihan terpadu dengan penggunaan simulasi musim pertandingan utuh. Atlet sebagai peserta didik akan mengikuti program latihan tersebut secara teratur, dari mulai tahap Persiapan Umum, tahap Persiapan Khusus, serta Tahap atau Musim Pertandingan, dan diakhiri oleh Tahap Pascapertandingan. Proses pembinaan berlangsung sebagai sebuah siklus besar yang berulang pada setiap tahunnya, serta disesuaikan secara apik jika dihadapkan pada pertandingan yang sesungguhnya. Proses ini dilaksanakan secara serius, sehingga tergambar juga dalam beban-beban latihan dari setiap mikro-siklusnya (microcycle), yang mengharuskan atlet berlatih pada setiap harinya minimal dua sesi latihan, yaitu pagi dan sore dengan frequensi 4 sampai dengan 5 hari dalam seminggu. Bahkan, jika memungkinkan, kondisi mood para atlet pun dapat dipantau secara rutin, sehingga para pelatih mengetahui cara-cara penanggulangannya secara sederhana. Latihan yang intensif, tentu akan memberikan stress yang tinggi bagi kondisi mental atlet; termasuk pada mood atlet yang berkaitan dengan kesiapan (alertness), kebosanan 38

45 PJOK SMP KK J (boredom), kemarahan (anger), kecemasan (anxiety) serta keriangan (cheerfulness). Beberapa instrumen mood inventory sebenarnya tersedia, dan praktek pengukurannya dapat dilakukan oleh atlet sendiri, untuk diinterpretasikan hasilnya oleh para pelatih. c. Model Implementasi Kelas Olahraga Mengingat selama ini, akibat jadwal latihan dan kejuaraan yang ketat, para atlet cenderung memisahkan diri secara ekslusif, dan hanya bergaul dengan atlet lain dari cabang olahraga yang sama. Hal ini kurang baik dari sisi kependidikan, sehingga dipandang penting, menterjadikan mereka bergaul secara luas dengan sesama teman satu sekolah meskipun berasal dari cabang olahraga yang berbeda. 1) Rekrutmen Ketenagaan Satu faktor penting yang tidak boleh dilupakan oleh kita semua bahwa Kelas Olahraga perlu didukung oleh barisan SDM pendidik yang unggul pula. Membina orang-orang unggul memang harus dilakukan oleh orangorang yang unggul pula, baik dari sisi kepemimpinan, keahlian substantial, hingga keunggulan komitmen dan pengabdiannya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa para guru dan pelatih yang direkrut untuk bertugas di Sekolah ini adalah orang-orang pilihan yang siap menjalankan tugasnya dengan satu motto dan semboyan, yaitu building for the excellent. Kriteria Unggul pertama tentu harus diterapkan untuk para guru yang bertugas di sekolah, dari mulai guru Matematika, guru Bahasa, guru IPA, guru IPS, guru Kesenian, hingga Guru Pendidikan Jasmani. Kriteria Unggul kedua, dan ini yang akhirnya menjadi penentu kualitas Kelas Olahraga ini, yaitu kualitas para pelatih yang direkrut untuk setiap cabang olahraga. 39

46 Kegiatan Pembelajaran 1 2) Life Skill Center Lebih penting dari semuanya, Kelas Olahraga inipun harus sekaligus menjadi Life-Skill Center, yang di samping mempersiapkan atlet yang berhasil dari sisi prestasinya, juga sekaligus mempersiapkan anak sebagai manusia yang berhasil dalam karir di luar karir keatletannya. Artinya, para peserta didik anggota Kelas Olahraga ini diarahkan untuk memiliki keterampilan hidup yang diperlukan kelak untuk berhasil dalam menempuh hidupnya. 3) Pengembangan Kelas Olahraga Dari sisi program, hendaknya kelas olahraga ini dapat mengadopsi kurikulum yang dikembangkan federasi cabor yang dipilih. Kurikulum tersebut biasanya membagi para atlet dalam beberapa kelompok berdasarkan usia atau berdasarkan kemampuannya. Untuk di SMP mungkin dapat diberlakukan bahwa kelas olahraga adalah untuk anak kelas V dan kelas VI. Dengan demikian, kemampuan anak tidak terlalu jauh berbeda. Sejauh mungkin, mereka harus mengikuti program latihan yang sesuai dengan level-nya. Para peserta didik secara jelas terpetakan posisinya, apakah ia masuk level pemula, level lanjutan, atau level mahir. Bahkan untuk olahraga tertentu, misalnya pada cabor senam, level-level tersebut diperinci lagi misalnya dengan mengelompokkan pelevelan ini pada peringkat yang lebih detil: pemula dibagi ke dalam tiga level (level 1, level 2, dan level 3), level lanjutan dibagi ke dalam 3 level (level 4, level 5, dan level 6), kemudian level lanjutan juga dibagi ke dalam 3 level, yaitu level 7, level 8, dan level 9. Sedangkan di atas itu semua, level 10 mewakili tingkat senior. 4) Manajemen Kelas Olahraga Kelas olahraga tentu harus menjalankan pengelolaan programnya sesuai dengan manajemen olahraga modern, dengan menekankan aspek transparansi dan keterbukaan dalam hal program, keuangan, serta pelaksanaan pelatihannya. Termasuk dalam perekrutan pelatih, sekolah dapat melakukan intervensi dalam hal apakah pelatih yang direkrut dan ditugaskan memiliki kemampuan melatih dan mendidik anak, juga dalam hal kelengkapan formal kompetensinya, seperti sertifikat dan brevet yang 40

47 PJOK SMP KK J menyatakan dirinya memiliki kualifikasi tertentu. Selanjutnya, dengan masih memanfaatkan kerjasama dengan induk organisasi yang memayungi cabang olahraga yang dikembangkannya, setiap klub juga harus mampu melakukan pemantauan secara berkala untuk memilih peserta didik yang benar-benar berbakat, terutama dengan memanfaatkan pelaksanaan program Antar Kelas dan Antar-Sekolah. Peserta didik yang dipandang berbakat, diusulkan dan dilaporkan kepada pusat pelatihan olahraga wilayah atau nasional (Pelatda atau Pelatnas) untuk memndapatkan pemantauan lebih lanjut. Peserta didik yang diterima pada program Pelatda atau Pelatnas akan menjalani program itu secara berbeda, dan yang harus dipertimbangkan adalah mendukung kepindahan peserta didik tersebut agar terjamin kelanjutan sekolahnya serta status keatletan dari sisi domisilinya. 5) Prasyarat Pelaksanaan Kelas Olahraga. Pelaksanaan program Kelas Olahraga dengan model yang telah dikemukakan di atas dapat berlangsung dengan baik jika ditunjang oleh beberapa prakondisi atau prasyarat sebagai berikut: a) Pelatih Pelaksanaan program Kelas Olahraga yang baik mempersyaratkan hadirnya para pelatih yang memiliki wawasan kependidikan, bisnis, serta manajemen yang luas di samping perlu memiliki kemampuan mengatur dan mengorganisasikan proses pelatihan secara memadai. Pelatih ini bisa dihasilkan oleh institusi resmi seperti FPOK atau FIK, atau dapat juga merupakan produk dari sistem pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh induk-induk organisasi. Dalam hal ini, baik lembaga kependidikan maupun induk organisasi harus mencoba merumuskan sistem pendidikan pelatih secara serius, bahkan harus merupakan program bersama. Pelatih dididik secara sistematis, dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan pelatihan cabang olahraga yang ditekuninya serta beberapa ilmu pengetahuan pendukung, serta tidak kalah pentingnya termasuk ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pedagogi olahraga, sehingga mereka mampu memainkan peranannya baik sebagai 41

48 Kegiatan Pembelajaran 1 pelatih maupun sebagai pendidik. b) Program atau Kurikulum Setiap kelas olahraga sekolah hendaknya mampu melaksanakan programnya masing-masing secara tersistem, sehingga kemajuan pembelajaran dan hasil pelatihan yang dilakoni oleh peserta didik mampu berlangsung secara progresif sesuai dengan tahapan dari kelompok atau keluarga keterampilan yang diperlukan. Untuk itu, setiap klub dan pusat olahraga harus memiliki kurikulum dan program yang jelas bagi setiap kelompok atau peringkat peserta didik peserta, sehingga antara satu peserta didik baru dengan peserta didik yang sudah menjalani programnya ada perbedaan perlakuan. Dengan kurikulum itupun, akan dapat diketahui adanya perbedaan peringkat antara satu anak dengan anak lainnya, sehingga memudahkan tugas pelatih dalam menentukan tingkat kesulitan tugas gerak dan porsi latihannya. Untuk mendukung ke arah itu, bagi kelas olahraga yang induk organisasi cabornya sudah menyediakan sistem pengembangannya, dapat langsung mengadopsi sistem itu sebagai kurikulum bakunya. Bagi cabang olahraga yang kebetulan belum memiliki sistem, maka diperlukan upaya bersama dari para pelatih yang tergabung dalam cabang olahraga yang sama untuk bersama-sama merumuskan kurikulum atau sistem yang diperlukan. Sistem ini sungguh-sungguh diperlukan untuk menjaga kualitas dan keberlangsungan program, sehingga tidak seperti tumbuhnya jamur di musim penghujan. Cepat tumbuh dan berkembang, tetapi hanya bertahan pada musim tertentu saja. c) Fasilitas sekolah Pelaksanaan program kelas olahraga di sekolah pada dasarnya merupakan proses belajar yang berlangsung di sekolah atau di lingkungan sekolah, yang karenanya tentulah banyak memanfaatkan fasilitas olahraga yang ada di sekolah. Tergantung fasilitas apa yang tersedia di sekolah, tentu cabor yang dipilih pun sesuai dengan 42

49 PJOK SMP KK J keberadaan fasilitas tersebut. Jika pelaksanaan Kelas Olahraga di sekolah tidak dapat dilaksanakan karena dukungan infrastruktur keolahragaan yang diharapkan tidak memadai, maka kelas olahraga hendaknya dapat dilaksanakan dengan bekerja sama dengan sekolah atau lembaga lain yang peralatannya dipandang paling memadai. d) Pendanaan Pembiayaan program kelas olahraga idealnya dapat didukung oleh dana APBD setiap kota atau kabupaten melalui dinas pendidikannya, yang dikelola secara resmi. Dana ini diperlukan bagi perumusan program, pembayaran honor pelatih, honor pengelola, dan jika mungkin meng-cover pula pembiayaan penambahan peralatan. Apakah para peserta didik yang menjadi peserta kelas olahraga perlu ditanggung biaya kehidupannya? Itu tergantung kebijakan dan kemampuan daerah. Jika tidak pun, justru diharapkan orang tua para peserta masih bersedia dan mampu mengulurkan bantuan bagi kepentingan kemajuan anak-anaknya. Kalau memungkinkan, mereka mendapat dukungan dari bea-peserta didik pemerintah. e) Infrastruktur Infrastruktur lain tetap diperlukan. Kesemua itu meliputi misalnya tersedianya lapangan, gedung olahraga, stadion, hingga taman-taman kota yang dapat dimanfaatkan. Di samping itu tentu diperlukan pula peralatan utama seperti bola, matras, peluru, atau alat-alat pelindung badan. Jika mungkin, kebutuhan untuk penyediaan dan pembangunan infrastruktur ini dipenuhi oleh pemerintah daerah kota atau kabupaten, melalui dinas atau sub-dinas yang terkait. Mudahmudahan program kelas olahraga ini dapat membuka simpul kejumudan berfikir dari berbagai pimpinan lembaga/dinas yang selama ini sering terjadi. 43

50 Kegiatan Pembelajaran 1 D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktivitas Peserta a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator. b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang identifikasi jenis kegiatan untuk pengembangan potensi dan aktualisasi peserta didik yang disediakan oleh Fasilitator atau yang tersedia pada modul ini! c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan! d. Lakukan pemaparan hasil kerja Saudara di depan kelas, diskusikan, dan lakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari Fasilitator! (LK- 1) e. Berikanlah saran kepada kelompok lain yang memberikan pemaparan! f. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-1). g. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-1). 2. Lembar Kerja a. Lembar Kerja 01 Berikut adalah lembar kerja 01 (LK-01) yang harus Saudara selesaikan pada awal pembelajaran jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh atau in-1 jika pelatihan dilakukan dengan pola in on in. Saudara diminta untuk bekerja secara berkelompok, sehingga tumbuh nilai gotong royong antar sesama peserta, saling menghormati perbedaan, serta bertanggung jawab atas bagian pekerjaaan yang harus diselesaikan. LK-01 Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Peserta Didik 1. Berkelompoklah dengan anggota maksimum 4 orang! 2. Sediakanlah dan pelajari bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi.! 3. Tuliskanlah hasil identifikasi pengembangan potensi dan aktualisasi peserta didik sesuai karakter umum peserta didik di sekolah Saudara! No Jenis Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Peserta Didik Jenis Kegiatan Tujuan Nilai Karakter Peran Saudara 44

51 PJOK SMP KK J LK-01 Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Peserta Didik yang pada Kegiatan Dikembangkan Presentasikanlah hasil kerja kelompok Saudara, dan lakukan perbaikan jika mendapat saran dari kelompok lain! Refleksi: Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai gotong royong, tanggung jawab, kejujuran, dan menghargai perbedaan! 1. Gotong royong Tanggung jawab Kejujuran Menghargai perbedaan pendapat / orang lain

52 Kegiatan Pembelajaran 1 E. Latihan/ Kasus/ Tugas Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut ini! 1. Apakah yang dimaksud dengan kecakapan hidup dan apa hubungannya antara kecakapan hidup dan potensi peserta didik. Apa persamaan antara kecakapan hidup dan potensi Anak. Tambahkanlah contoh-contoh yang Saudara dapat pahami dari penjelasan materi pelajaran! 2. Bagaimana hubungan antara mata pelajaran PJOK dengan kecakapan hidup, dan kecakapan apa sajakah yang dapat dikembangkan melalui PJOK dan bagaimana penjelasannya? 3. Bagaimana Saudara menjelaskan hubungan antara potensi dan kemampuan gerak serta faktor individual apa saja yang menentukan keberhasilan pembelajaran? 4. Kecakapan apa sajakah yang termasuk ke dalam kecakapan generik? Sebutkan beberapa kecakapan tersebut dan bagaimana upaya pengembangannya dapat dilakukan dalam pembelajaran PJOK? 5. Bagaimana Saudara memahami arti dari motivasi dan peranannya dalam keberhasilan pembelajaran. Bagaimana pula cara yang tepat untuk membangkitkan motivasi dalam pembelajaran PJOK? Jelaskan pula bagaimana program sekolah terkait dengan kompetisi antar kelas dan antar sekolah dapat diluncurkan untuk mendukung potensi dan aktualisasi peserta didik? 46

53 PJOK SMP KK J F. Rangkuman Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya membekali anak dengan berbagai kemampuan dan kecakapan untuk mengatasi persoalan kehidupan dengan baik. Pendidikan juga mulai bermetamorfosa menjadi formal dan bidang keilmuan diterjemahkan menjadi mata pelajarant di sekolah. Walaupun demikian sebenarnya tujuan pendidikan tetap saja sama, yaitu agar peserta didik mampu memecahkan dan mengatasi permasalahan kehidupan yang dihadapi, dengan cara lebih baik dan lebih cepat, karena sudah dijelaskan secara keilmuan. Kecakapan hidup berkembang dari yang namanya potensi yang dikembangkan dan diarahkan sedemikian rupa oleh berbagai aktor pendidikan sehingga anak menguasai berbagai kompetensi untuk bisa hidup mandiri dan efektif. Kecakapan hidup tersebut meliputi kecakapan generik dan kecakapan spesifik. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Melalui program PJOK dan olahraga di sekolah, diharapkan anak dapat mengembangkan potensi dan aktualisasi dirinya, di antaranya jika sekolah menyediakan program olahraga yang kondusif, seperti program ekstra-kurikuler olahraga, program daily physical education, program kelas olahraga, termasuk penyelenggaraan kompetisi antar kelas dan antar sekolah. 47

54

55 PJOK SMP KK J Kegiatan Pembelajaran 2 Evaluasi Pembelajaran PJOK 2 A. Tujuan Peserta diklat dapat melakukan analisis hasil penilaian, pemaknaan, dan melakukan pelaporan dan tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran, serta menunjukkan perilaku gotong royong, religius, dan mandiri dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran. 2. Melakukan pemaknaan hasil penilaian pembelajaran. 3. Melakukan pelaporan dan tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran. 4. Menunjukkan perilaku gotong royong, religius, dan mandiri. C. Uraian Materi 1. Konsep Evaluasi Pembelajaran Penilaian atau evaluasi merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Menurut para ahli, tujuan penilaian adalah (1) Memberikan informasi yang dijadikan umpan balik tentang kemajuan belajar peserta didik tentang apa yang sudah dipelajarinya selama periode waktu pembelajaran tertentu, dan menyangkut kompetensi yang sudah dicapainya selama proses belajar-mengajar, dan (2) Memberikan informasi kepada para guru dan orang tua mengenai capaian kompetensi atau kemajuan belajar peserta didik. 49

56 Kegiatan Pembelajaran 2 Prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran tematik sama dengan prinsip yang harus dijadikan landasan dalam pembelajaran terpadu, yaitu prinsip utuh dan menyeluruh, berkesinambungan, dan objektif. Disamping itu penilaian harus berbasis unjuk-kerja peserta didik (proses dan produk), melibatkan peserta didik, memuat refleksi diri peserta didik, menggunakan penilaian non konvensional (penelitian alternative), memberi umpan balik kepada guru dan peserta didik, memperhatikan dampak pengiring pembelajaran (misalnya pendidikan karakter), dan sistematis (Pedoman Tematik Terpadu, 2014, hal. 260). Penilaian berbasis kinerja menuntut peserta didik berpartisipasi aktif, pembelajarannya memuat sejumlah tugas, dan peserta didik berusaha untuk dapat mencapat tujuan pembelajaran. Dengan perkataan lain peserta didik harus dapat mendemontrasikan kemampuannya sesuai dengan target pembelajaran. Penilaian berbasis kinerja adalah suatu prosedur penugasan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi sejauhmana peserta didik telah belajar. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan menuntut disusunnya instrumen observasi untuk melihat kemajuan otentik peserta didik. Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, jurnal, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation). Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (ratingscale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Penilaian Kompetensi Pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan perbuatan misalnya berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Di pihak lain, penilaian Kompetensi Keterampilan dilakukan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian portofolio adalah penilaian yang 50

57 PJOK SMP KK J dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Pada pembelajaran tematik terpadu penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Penilaian dilakukan secara holistik terkait aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil belajar). Kemudian laporan penilaian yang memuat diskripsi umum ditulis dalam bentuk narasi meliputi aspek: a. Sikap Spiritual Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya, aspek menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, percaya diri, dan cinta tanah air. b. Sikap Sosial Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek kemampuan mengurus diri sendiri, rasa keingintahuan, ketepatan melaksanakan tugas, menyelesaikan masalah bersama dengan benar, sikap percaya diri, menjalankan norma. c. Pengetahuan Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek mengingat dan memahami kompetensi per mata pelajaran. d. Keterampilan Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek melaporkan tugas yang diberikan, aktif bergaul bersama teman dan guru, menghasilkan karya yang estetis, menjalankan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat, kemampuan menanya dengan bahasa yang jelas, logis dan sistematis. 51

58 Kegiatan Pembelajaran 2 2. Analisis Hasil Pembelajaran dalam Penilaian Penilaian dalam pendidikan jasmani di SMP tentu terkait juga dengan upaya guru untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memperoleh manfaat positif dari pembelajaran PJOK yang diikutinya, terhadap perubahan holistik mereka. Oleh karena itu, penilaian dalam PJOK pun perlu dilakukan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Hasil penilaian digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap keberhasilan program sebagai umpan balik bagi guru, sekaligus mengetahui perkembangan yang terjadi pada peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, serta untuk membuat keputusan tentang tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Adapun aspek-aspek yang selengkapnya harus dinilai oleh guru adalah sebagai berikut: a. Penilaian Kesehatan Peserta Didik Pada awal tahun ajaran sebaiknya sekolah melakukan penilaian kesehatan terhadap seluruh peserta didik. Penilaian kesehatan ini dilakukan oleh tim dokter. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi derajat kesehatan dan penyakit-penyakit yang didertia oleh peserta didik, misalnya penyakit asma, jantung atau penyakit kronis lainnya. b. Aspek Anthropometrik Idealnya guru juga melakukan pengukuran terhadap aspek-aspek antropometrik anak, seperti tinggi berdiri, tinggi duduk, lebar bahu, lebar dada, lebar panggul, panjang tungkai, serta bentuk telapak kaki. Mengukur indeks massa tubuh (IMB) atau body mass indeks juga termasuk yang harus dilakukan. Pengukuran (BMI) IMT dihitung dari massa badan (M) dan kuadrat tinggi atau height (H), atau IMT= M/HxH, di mana M adalah massa tubuh dalam kg, dan H adalah tinggi badan dalam meter. BMI sebagai alat bantu untuk menyatakan seseorang terlalu kurus, ideal, di atas ideal, gemuk, dan obesitas. c. Mengukur derajat kebugaran jasmani secara umum Jenis instrumen untuk mengukur kebugaran jasmani sangat beragam sesuai dengan komponen dan cara pengukurannya. Salah satu contoh instrumen 52

59 PJOK SMP KK J yang sudah sangat dikenal adalah tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI). d. Penilaian sikap; Sikap peserta didik terhadap PJOK dan olahraga adalah unsur yang harus juga dinilai. Sikap adalah gambaran potensi perilaku yang mewujud dalam kecenderungan seorang anak untuk menunjukkan pilihannya pada sesuatu. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam menilai perkembangan sikap anak terhadap PJOK dan termasuk dalam hal bagaimana anak terdidik secara afektif dan sosial melalui PJOK, dapat dilakukan dengan cara berikut. 1) Observasi Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran. 2) Penilaian Diri Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. 3) Penilaian Antarteman Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. 4) Jurnal/Catatan guru Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi tentang hasil pengamatan tterkait kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi. e. Penilaian Pengetahuan; Penilaian terhadap aspek pengetahuan peserta didik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari domain kognitif anak. Dalam aspek pengetahuan ini 53

60 Kegiatan Pembelajaran 2 guru dapat mengukur sejauh mana anak menguasai tentang konsep dan prinsip gerak dari gerakan atau keterampilan yang dipelajari. Sejauh ini, para guru lebih banyak mengukur aspek pengetahuan anak dari sisi yang terlalu dangkal dan bersifat hapalan, misalnya hanya terkait dengan pengetahuan anak tentang ukuran lapangan, tentang sejarah, tentang aturan dan hal-hal seperti itu. Secara umum, cara menilai aspek kognitif anak tersebut meliputi teknik: a) Tes Tertulis Tes tertulis digunakan untuk mengukur pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Berdasarkan jenisnya tes tertulis dapat dilakukan dengan tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, Benar-salah, menjodohkan, dan uraian, sedangkan berdasarkan waktu pelaksanaannya tes dilakukan dalam situasi yang disediakan khusus, misalnya: ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester ataupun ulangan kenaikan kelas. Tes dapat juga dilakukan melekat dalam proses pembelajaran, misalnya dalam bentuk kuis, untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik dapat menguasai atau menyerap materi pelajaran. b) Tes Lisan Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara verbal (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara verbal juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf yang diucapkan. c) Penugasan Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya. Penugasan yang dimaksud di sini adalah dengan meminta peserta didik melakukan atau menguraikan sesuatu yang dapat dukur hasilnya sebagai penguasaan pengetahuannya. 54

61 PJOK SMP KK J f. Penilaian Keterampilan Keterampilan anak merupakan aspek utama yang sering diidentikkan dengan pelajaran PJOK. Hampir 90 persen waktu pembelajaran digunakan dalam pembelajaran praktik untuk meningkatkan keterampilan anak dalam gerak dan teknik dasar serta keterampilan keseluruhan. Oleh karena itu, sebagian besar waktu juga lebih banyak digunakan untuk mengukur kemajuan dalam keterampilan. Pengukuran di wilayah praktik ini meliputi teknik pengukuran: 1) Praktik Penilaian kinerja dapat berbentuk penilaian berupa melakukan suatu aktivitas keterampilan gerak (skill test). Melalui penilaian kinerja peserta didik diminta mendemonstrasikan kinerjanya dalam aktivitas jasmani atau melaksanakan berbagai macam keterampilan gerak sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. 2) Penilaian Portofolio Penilaian Portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik. 3) Penilaian Proyek Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, penyelidikan dan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran dan indikator/topik tertentu secara jelas. 55

62 Kegiatan Pembelajaran 2 3. Pemaknaan Hasil Penilaian a. Kebugaran Jasmani, Kebugaran jasmani dan kesehatan berkontribusi pada kehidupan yang efektif dan sejahtera. Terkait dengan kebugaran jasmani ini, peserta didik dituntut dapat mencapai taraf kebugaran yang diinginkan dan mengetahui secara pasti bahwa kebugaran jasmani merupakan kebutuhan bagi dirinya sepanjang hayat. Keikutsertaan peserta didik dalam aktivitas fisik secara reguler dapat mempertajam dan meningkatkan level kebugaran dan kesehatan, serta keterampilan fisik. Program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang baik menyediakan pengalaman bermakna dan kegemaran, serta motivasi beraktivitas fisik. Semakin baik dan bermakna program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang disediakan oleh sekolah, semakin meningkatkan peran serta peserta didik melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, yang pada akhirnya memberi sumbangsih dalam menciptakan masyarakat aktif yang sehat dan bugar (Permendikbud No. 58 Tahun PMP PJOK SMP dan SMA, 2014). Pelaksanaan pengukuran kebugaran jasmani ini dilakukan secara berangkai dan terus menerus dengan tahap-tahap yang telah ditentukan. Pada setiap pergantian kegiatan diberikan jeda waktu selama tiga menit untuk memberi kesempatan testee melakukan pemulihan. Perlu dipastikan, seluruh peserta didik dapat melakukan secara benar setiap gerakan agar pelaksanaan pengukuran tidak terganggu masalah teknis, dan data yang diperoleh valid. b. Sikap Perilaku positif harus dijadikan target (output) dari program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan di sekolah. Peserta didik melalui pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tidak diharapkan hanya bisa melihat apa yang seharusnya dikerjakan, tetapi harus secara sukarela dan langsung mempraktikkan perilaku positif dalam setiap aktivitas. Nilai-nilai sosial yang dapat dikembangkan adalah kerja sama, komitmen, kepemimpinan, ketaatan, jiwa sportif, serta kerelaan berkorban untuk kepentingan yang lebih besar. Aktivitas fisik dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan juga menyediakan saluran yang sesuai untuk merilis tekanan emosional, meningkatkan rasa kebanggaan diri, 56

63 PJOK SMP KK J mengembangkan inisiatif, arah diri, dan kreativitas. c. Pengetahuan Program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang diselenggarakan di sekolah seharusnya menjamin peserta didik memiliki pengetahuan dan memahami pentingnya aktivitas fisik dan keterkaitannya dengan kesehatan seseorang serta nilai-nilai esensial yang ada didalamnya. Pengetahuan yang diperlukan juga meliputi prinsip-prinsip ilmiah aktivitas fisik, latihan, dan kesehatan. Contoh dari pengetahuan lain yang diharapkan dari diselenggarakannya program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah kemampuan merancang dan menerapkan program kebugaran jasmani dan pengendalian berat badan, mengevaluasi kebugaran, serta keselamatan dalam melakukan aktivitas fisik. Penguasaan pengetahuan terhadap aturan permainan, strategi, dan teknik juga diperlukan dalam pembiasaan kemampuan peserta didik dalam menghadapi berbagai permasalahan pada situasi tekanan emosional yang tinggi. Selain itu peserta didik juga perlu menguasai pengetahuan tentang proses akuisisi gerak, prinsip dasar gerak (pusat keseimbangan, pengerahan tenaga, dan berbagai hal lain yang diperlukan dalam aktivitas fisik). d. Penilaian Keterampilan 1) Praktik Penilaian kinerja dapat berbentuk penilaian berupa melakukan suatu aktivitas keterampilan gerak (skill test). Melalui penilaian kinerja peserta didik diminta mendemonstrasikan kinerjanya dalam aktivitas jasmani atau melaksanakan berbagai macam keterampilan gerak sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Penilaian domain keterampilan dalam penilaian kinerja yang diterapkan pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan akan sangat tergantung dari jenis keterampilan yang akan dinilai. Guru dapat mengenali berbagai jenis keterampilan berdasarkan contoh pada tabel tersebut, dan menentukan/mendesain cara menilai keterampilan gerak berdasarkan jenis KD dan materi pokok. 57

64 Kegiatan Pembelajaran 2 Berdasarkan hasil dari uji tulis yang telah dilakukan, skor dapat diolah sebagai berikut: Perolehan skor peserta didik (P) dibagi dengan skor maksimum (Max) (sesuai contoh; 3 soal X 11 = 33) dikalikan dengan satuan penilaian (satuan, atau puluhan). Rumus : P/ Max X 100 Contoh : 8/ 11 X 100 Nilai Peserta Didik :72,72 Guru dapat mengenali berbagai jenis keterampilan berdasarkan contoh pada tabel tersebut, dan menentukan/mendesain cara menilai keterampilan gerak berdasarkan jenis KD dan materi pokok. 2) Penilaian Portofolio Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai peserta didik yang dilakukan secara berkelanjutan dan didasarkan atas kumpulan informasi perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Jenis-jenis portofolio dapat berupa: a) Portofolio personal jika dipegang dan dikelola oleh peserta didik. Biasanya berguna untuk menuliskan aktivitas fisik yang disenangi, harapan, refleksi diri, serta berbagi gagasan dari pengalaman yang diperoleh, sepanjang periode pembelajaran. b) Portofolio terekam dan tersimpan (record-keeping portofolios), portofolio ini dapat diisi dan disimpan oleh peserta didik, namun sebagian dari informasi yang direkam juga disimpan oleh guru. c) Portofolio tematik (thematic portofolios), portofolio ini menggambarkan kegiatan pembelajaran pada satu pokok bahasan (tema) yang berdurasi antara dua hingga enam minggu. Contohnya, untuk topik kerja sama pada sebuah tim permainan, peserta didik dapat mencatatkan refleksi mengenai pola penyerangan dan bertahan (kognitif), menerapkan keterampilan gerak pada strategi penyerangan dan bertahan (psikomotor), dan upaya mencapai hasil (kognitif). d) Portofolio terintegrasi (integrated portofolios), portofolio ini dapat digunakan untuk menggambarkan potret peserta didik secara keseluruhan, dan berbagai subyek pembelajaran. 58

65 PJOK SMP KK J e) Portofolio selebrasi (celebration portofolios) untuk mencatat prestasi cabang olahraga. f) Portofolio tahun jamak (multiyears potofolios), yaitu portofolio yang digunakan dengan jangka beberapa tahun dan digunakan oleh peserta didik dari satu tingkatan kelas ke kelas yang lebih tinggi. Diisi nama dokumen yang dibutuhkan untuk mencatat hasil akhir pembelajaran (contoh perkembangan peserta didik dalam melakukan keterampilan passing bawah, atau karya kreatif lainnya) Peserta didik/ mengisi apa yang dirasakan setelah mengalami pembelajaran yang dilaksanakan 4. Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian Pembelajaran Berdasarkan Permendikbud tentang penilaian laporan hasil penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Laporan oleh pendidik berbentuk deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan untuk penilaian sikap dilaporkan dalam bentuk deskripsi sikap. Laporan di disampaikan kepada kepala sekolah, serta pihak lain yang terkait. Laporan penilaian sikap spiritual dan sosial disampaikan secara periodik oleh wali kelas/guru kelas sebagai akumulasi dari laporan dari seluruh guru mata pelajaran dalam bentuk deskripsi kompetensi. Satuan pendidikan melaporkan hasil pembelajaran/pencapaian kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor. Selain itu laporan juga disampaikan kepada dinas pendidikan dan instansi lain yang terkait. Pelaporan hasil penilaian dijadikan pertimbangan dalam melakukan tindak lanjut, sebagai titik awal perbaikan program pembelajaran, peningkatan kinerja peserta didik, remedial dan pengayaan. Secara lebih rinci pelaporan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik Penerapan manajemen berbasis sekolah sebagai implementasi dari standar pengelolaan membawa konskuensi dilibatkannya masyarakat dalam pengelolaan sekolah, di mana peran-serta masyarakat di bidang pendidikan tidak hanya terbatas pada dukungan dana saja, tetapi juga di bidang akademik. Partisipasi masyarakat secara aktif, transparansi dan akuntabilitas 59

66 Kegiatan Pembelajaran 2 merupakan unsur penting dalam manajemen berbasis sekolah. Pelaporan hasil belajar hendaknya: Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan peserta didik; Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat. Menjamin orangtua mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar b. Bentuk Laporan Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam angka (skor), misalnya seorang peserta didik mendapat nilai 6 pada mata pelajaran matematika. Namun, makna nilai tunggal seperti itu kurang dipahami peserta didik maupun orangtua karena terlalu umum. Laporan harus disajikan dalam bentuk yang lebih komunikatif dan komprehensif agar profil atau tingkat kemajuan belajar peserta didik mudah terbaca dan dipahami). Dengan demikian orangtua/wali lebih mudah mengidentifikasi kompetensi yang belum dimiliki peserta didik, sehingga dapat menentukan jenis bantuan yang diperlukan bagi anaknya. Dipihak anak, ia dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya serta aspek mana yang perlu ditingkatkan. c. Isi Laporan Pada umumnya orangtua menginginkan jawaban dari pertanyaan sebagai berikut; 1) Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik, fisik, sosial dan emosional? 2) Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah? 3) Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai dengan baik? 4) Apa yang harus orangtua lakukan untuk membantu dan mengembangkan prestasi anak lebih lanjut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, informasi yang diberikan kepada orangtua hendaknya; 1) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami; 2) Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapai anak; 60

67 PJOK SMP KK J 3) Memberikan perhatian pada pengembangan dan pembelajaran anak; 4) Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus dicapai dalam kurikulum; 5) Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar. d. Rekap Nilai Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang berisi informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu 1 semester. Rekap nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru tentang perkembangan hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui kapan peserta didik memerlukan remedial. Nilai yang ditulis merupakan rekap nilai setiap KD dari setiap aspek penilaian. Nilai suatu KD dapat diperoleh dari tes formatif, tes sumatif, hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, nilai tugas perseorangan maupun kelompok. Rata-rata nilai KD dalam setiap aspek akan menjadi nilai pencapaian kompetensi untuk aspek yang bersangkutan. e. Rapor Rapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun waktu satu semester. Laporan prestasi mata pelajaran, berisi informasi tentang pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasarnya. Model rapor harus dapat menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada setiap mata pelajaran atau tema yang dipelajari. Nilai pada rapor merupakan gambaran kemampuan peserta didik, berbentuk deskripsi untuk menggambarkan kompetensi sikap, dan berbentuk nilai dan atau deskripsi untuk melaporkan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. 61

68 Kegiatan Pembelajaran 2 D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktivitas Peserta a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator. b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang memaknai hasil penilaian pembelajaran PJOK yang disediakan oleh Fasilitator atau yang tersedia pada modul ini! c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan! d. Cocokkanlah hasil kerja Saudara dengan uraian materi pada modul ini! (LK- 02) e. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan produk yang Saudara hasilkan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh atau in-2). f. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-2). 62

69 PJOK SMP KK J 2. Lembar Kerja LK-02 harus Saudara selesaikan pada pembelajaran lanjutan jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh atau on service jika pelatihan dilakukan dengan pola in on in. Dengan melakukan tugas ini secara perorangan Saudara diharapkan mampu menunjukkan kemandirian dalam bekerja sebagai salah satu nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter. Langkah Kerja: LK-02 Memaknai Hasil Penilaian Pembelajaran 1. Bekerjalah secara perorangan! 2. Sediakanlah dokumen Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Penilaian Pembelajaran! 3. Tuliskanlah prosedur penilaian proses dan hasil belajar yang harus dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah pada format berikut ini! Prosedur Penilaian Proses dan Hasil Belajar No. Pendidik Satuan Pendidikan Pemerintah 4. Selesaikanlah contoh kasus berikut ini! Diketahui pada akhir semester siswa A memiliki data skor berikut ini: KD 1 = 70, KKM 75 KD 2 = 85, KKM 80 KD 3 = 75, KKM 75 KD 4 = 80, KKM 75 Maka yang perlu dilakukan oleh guru adalah Refleksi: Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan (nilai utama karakter yang terinternalisasi) melalui kegiatan ini!

70 Kegiatan Pembelajaran 2 E. Latihan/ Kasus/ Tugas 1. Penugasan Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut ini! 1. Apa perbedaan konsep evaluasi dengan konsep assessment ditinjau dari dua model pembelajaran, yaitu: model atau pendekatan konvensional yang memperhatikan pada hasil pembelajaran (product) dan model atau pendekatan tematik integrative yang lebih menekankan pada proses pembelajaran (process)? Pembahasannya harus Saudara fokuskan pada esensi penilaian sebagai proses pengumpulan informasi untuk memberi umpan balik kepada guru dan penilaian sebagai upaya menentukan status capaian belajar anak. Tambahkan lah contoh-contoh yang Saudara alami di lapangan! 2. Apakah yang dimaksud dengan authentic assessment dan mengapa serta bagaimana model penilaian ini diberlakukan dalam model pembelajaran pendekatan ilmiah dan tematik terpadu dalam kurikulum Bagaimana kedudukan penilaian otentik dalam Kurikulum 2013 tersebut.? 3. Apa saja teknik penilaian yang dapat digunakan untuk masing-masing aspek penilaian yang hendak diukur. Uraikanlah bagaimana masing-masing aspek pembelajaran PJOK dapat dinilai dengan menggunakan teknik yang diuraikan dalam naskah Kegiatan Pembelajaran 2 tersebut! 4. Bagaimana Saudara dapat menghubungkan pembelajaran PJOK dengan upaya penguatan pendidikan karakter peserta didik? 5. Bagaimana cara menentukan nilai dari hasil penilaian Saudara dan bagaimana kah Saudara melaporkannya? Bagaimana penilaian Portopolio dapat dilakukan dan kemukakanlah pendapat Anda, apakah Saudara setuju dengan praktek penilaian tersebut? 64

71 PJOK SMP KK J 2. Latihan Pilihlah salah satu jawaban yang benar! 1. Dibawah ini adalah merupakan salah satu prinsip penilaian otentik adalah. A. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran B. Proses penilaian merupakan bagian yang terpisah dengan proses pembelajaran C. Penilaian harus mencakup aspek pengetahuan dan sikap D. Penilaian harus mencerminkan masalah abstrak 2. Salah satu prinsip penilaian otentik dibawah ini adalah. A. Penilaian harus bersifat holistic B. Penilaian yang dilakukan harus mencakup aspek pengetahuan dan keterampilan C. Penilaian harus menggunakan ukuran, metode, dan criteria yang sama D. Penilaian harus mencerminkan masalah abstrak maupun konkrit 3. Salah satu prinsip penilaian ontentik adalah. A. Hanya mencerminkan masalah dunia nyata B. Mencakup satu dari aspek dari tujuan pembelajaran C. Menggunakan metode yang sesuai dengan pengalaman belajar D. Merupakan proses yang terpisah dari pembelajaran 4. Yang dimaksud dari prinsip penilaian ontentik yang bersifat holistik adalah. A. Mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan B. Bergabung dengan proses pembelajaran C. Menggunakan berbagai metode D. Menyesuaikan karakteristik pembelajaran 5. Proses penilaian otentik harus merupakan satu kesatuan dengan proses pembelajaran karena dimaksudkan sekaligus untuk... A. Untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran B. Agar mempermudah dalam pembelajaran C. Meringankan pengajar dalam evaluasi D. Mengamati pencapaian pembelajaran peserta didik 65

72 Kegiatan Pembelajaran 2 6. Suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi atau data secara kuantitatif disebut. A. Pengukuran B. Penilaian C. Pengambilan keputusan D. Pengambilan kebijakan 7. Kegiatan untuk mengetahui keberhasilan suatu program tertentu disebut. A. Pengukuran B. Penilaian C. Pengambilan keputusan D. Pengambilan kebijakan 8. Tindakan yang diambil oleh seseorang atau lembaga berdasarkan data atau informasi yang diperoleh disebut. A. Pengukuran B. Penilaian C. Evaluasi D. Kebijakan 9. Pada tingkat makro penilaian diperlukan untuk. A. Penyempurnaan proses belajar-mengajar B. Menentukan strategi dan pengelolaan pendidikan C. Sebagai pengendali program berjalan yang besar D. Melihat efektifitas suatu program 10. Fungsi dari penilaian sumatif adalah. A. Penyempurnaan proses belajar-mengajar B. Menentukan strategi dan pengelolaan pendidikan C. Sebagai pengendali program berjalan yang besar D. Melihat efektifitas pada akhir keseluruhan program 66

73 PJOK SMP KK J 11. Syarat yang harus diperhatikan guru dalam menyusun alat ukur yang baik adalah A. Dapat mengukur lebih dari satu dimensi atau aspek B. Setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensi saja C. Setiap alat ukur harus baku D. Hanya mengukur satu dimensi saja dan harus handal 12. Untuk mengetahui peserta didik pada kemampuan di mata pelajaran pendidikan jasmani, sebaiknya mengukur hanya satu aspek, agar. A. Peserta didik tidak semata ditentukan oleh pengetahuannya B. Guru tidak kesulitan pada penilaiannya C. Kompetensi yang diharapkan dapat dicapai D. Peserta didik tidak terlalu banyak yang dipersiapkan 13. Untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran pjok di kelas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen tes. Instrumen tersebut antara lain. A. Tes tertulis, portofolio, dan tes keterampilan/kinerja B. Tes tertulis, pilihan ganda, uraian, isian, dan menjodohkan C. Tes tertulis, portofolio, dan produk D. Tes kinerja/keterampilan saja 14. Prinsip dari suatu tes kemampuan adalah. A. Tidak adanya batasan waktu di dalam pengerjaan tes B. Adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes C. Soal harus mudah D. Tugas harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu 15. Prinsip dari suatu tes kecepatan adalah. A. Tidak adanya batasan waktu di dalam pengerjaan tes B. Adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes C. Soal harus relative agak sulit D. Tugas harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu 67

74 Kegiatan Pembelajaran 2 F. Rangkuman Konsep evaluasi atau penilaian merupakan terminologi umum dalam proses pembelajaran di sekolah, yang menuntut guru untuk melaksanakannya meskipun prosesnya sering merepotkan. Penilaian dilakukan untuk tiga kepentingan, pertama untuk kepentingan pemberian umpan balik kepada guru, agar guru dapat meningkatkan efektivitas pembelajarannya; kedua, agara peserta didik memperoleh informasi dan umpan balik tentang hasil pemeblajaran mereka, dan ketiga, digunakan untuk memberikan laporan tentang hasil capaian peserta didik dalam belajar kepada lembaga dan kepada orang tua. Teknik evaluasi baru tersebut banyak melibatkan informasi yang menggabungkan seluruh unsur capaian anak dalam belajar yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Adapun teknik dan metode penilaian tersebut memerlukan langkah pengukuran yang bervariasi dari mulai pengkuran aspek pengetahuan, aspek afektif, serta aspek psikomotor serta menggunakan berbagai cara seperti praktik, penugasan, observasi, verbal, tertulis, projeck, serta portopolio. 62

75 PJOK SMP KK J G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat pada bagian akhir modul ini dan hitunglah jumlah jawaban Saudara yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara dalam materi Kegiatan Belajar 2 yang telah dipelajari. Rumus: Tingkat penguasaan =Jumlah jawaban Saudara yang benar x 100% 5 Makna dari tingkat penguasaan Saudara adalah: 90% - 100% = Baik Sekali 80% - 89% = Baik 70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang Setelah Saudara mengetahui skor yang Saudara peroleh dalam mengerjakan soal, Saudara dapat menetapkan tingkat pemahaman Saudara dalam memahami bahan atau materi diklat yang terdapat dalam Kegiatan Pembelajaran 2 ini. Jika Saudara sudah mencapai lebih dari 90%, Saudara dapat melanjutkan untuk mempelajari kegiatan pembelajaran selanjutnya. 63

76

77 PJOK SMP KK J Kegiatan Pembelajaran 3 Memodifikasi Materi Pembelajaran A. Tujuan Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Saudara diharapkan dapat mengidentifikasi materi yang akan dimodifikasi dan memodifikasi materi pembelajaran sesuai dengan prinsip dan prosedur yang baik, serta menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri, dan religius. B. Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah mempelajari materi yang terdapat pada uraian materi, saudara diharapkan memiliki kemampuan dalam: 1. Mengidentifikasi materi yang akan dimodifikasi 2. Memodifikasian materi pembelajaran sesuai dengan prinsip dan prosedur yang benar 3. Menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri, dan religius C. Uraian Materi 1. Identifikasi Materi yang Akan Dimodifikasi Pembelajaran PJOK di Sekolah merupakan tugas yang amat menantang bagi guru yang akibatnya kemampuan dan kesiapan anak dalam hal fisik, mental, emosional dan keterampilan sosialnya pun amat bervariasi. Akibatnya, banyak sekali unsur yang harus dipertimbangkan oleh guru manakala guru merencanakan suatu pembelajaran, termasuk dalam menentukan model dan gaya mengajar yang harus dipilih, peralatan dan pengaturan kelas yang akan digunakan, serta termasuk tugas ajar yang akan diberikan serta tingkat kesulitannya. 65

78 Kegiatan Pembelajaran 3 Menyadari dan mengakui bahwa anak berbeda satu sama lain, tentu akan mendorong guru untuk melakukan suatu upaya untuk mengatasinya. Upaya tersebut biasanya dilakukan dengan membuat sesuatu yang sudah baku sedikit berbeda dalam hal penampakannya, yang biasanya disebut upaya memodifikasi. Ketika mengajar anak yang memiliki banyak perbedaan, tentu guru harus melakukan modifikasi pada situasi pembelajaran, agar situasinya sesuai dengan kebutuhan anak. Hal itu dilakukan guru di manapun dan dalam pelajaran apapun, termasuk dalam pelajaran PJOK. Guru yang melakukan banyak modifikasi dalam berbagai aspek pembelajaran untuk mengakomodasi perbedaan dan kebutuhan anak, biasanya disebut guru yang reflektif. Pengajaran yang reflektif pada dasarnya adalah pengajaran yang mengakui bahwa anak berbeda dan guru melakukan sesuatu terhadap kenyataan tersebut. Kadang pengajaran yang demikian disebut juga pengajaran yang adaptif, sebab guru melakukan adaptasi terhadap isi pelajaran dan caranya mengajar, untuk menyesuaikan kebutuhan individu anak dan kelas. Adapun dasar-dasar pengakomodasian kebutuhan anak tersebut biasanya dikaitkan secara langsung dengan konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP), yaitu bahwa pengajaran dan tugas ajarnya disesuaikan tahap perkembangan anak. Sedangkan guru yang tidak peka dengan perbedaan dalam hal kebutuhan dan kemampuan anak dan tidak melakukan sesuatu dengan melakukan modifikasi, dapatlah disebut guru yang tidak reflektif. Oleh karena itu dalam modul ini penulis ingin menekankan konsep reflektifnya daripada menekankan konsep modifikasinya. Modifikasi selama ini sering disalahartikan oleh guru PJOK di Indonesia, karena PJOK di Indonesia sudah terlanjur diidentikkan dengan pengajaran atau bahkan pelatihan cabang olahraga, sehingga alat yang digunakan dan tugas ajar yang diberikan kepada anak biasanya lebih berupa alat dan tugas ajar yang terkait dengan konsep dan komponen olahraga. Lalu ketika dinyatakan bahwa alat dan tugas ajar tersebut tidak sesuai dengan anak yang sedang belajar, maka anjuran yang diberikan kepada guru adalah guru harus melakukan modifikasi, baik modifikasi terhadap alat maupun modifikasi terhadap tugas gerak, termasuk peraturannya. Sampai di situ seolah-olah persoalannya sudah dianggap selesai. 66

79 PJOK SMP KK J Artinya, jika guru sudah memodifikasi alat maupun tugas gerak yang diberikan, arti modifikasi sudah selesai. Tetapi, dalam konsep pengajaran reflektif, upaya mengadaptasi baik alat maupun tugas ajar termasuk cara dan metode guru dalam mengajar, tidak pernah selesai. Di dalam pembelajaran yang reflektif, guru harus terus mencari peluang dan kesempatan untuk terus-menerus memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran dengan cara memodifikasi dan mengadaptasi pembelajaran untuk kepentingan banyak anak. Sehingga dari situ, guru harus tetap dan dituntut, malahan, untuk menerapkan teaching skills nya yang berhubungan dengan content development, misalnya, atau yang berhubungan dengan mencobakan model pembelajaran lainnya. Di situlah bedanya antara reflective teaching dengan apa yang disebut modifikasi pembelajaran. Pengajaran reflektif tidak menunjuk pada metodologi atau gaya pengajaran tertentu; tetapi lebih menunjuk pada banyak keterampilan mengajar yang digunakan guru untuk selalu disesuaikan dengan kebutuhan (kalau perlu) setiap individu anak yang menjadi peserta pembelajaran. Oleh karena itu guru yang reflektif adalah guru yang dapat merancang dan mengimpelementasikan program pengajaran dan kependidikan yang kongruen dengan keistimewaan khusus situasi sekolah atau situasi pembelajaran yang sedang berlangsung. Sedangkan guru yang tidak reflektif biasanya dicirikan oleh penggunaan satu pendekatan tunggal dalam banyak atau semua situasi pembelajaran. a. Kebutuhan Pengajaran Reflektif Terkait Modifikasi Aksi mengajar, khususnya pelajaran PJOK, adalah suatu tindakan yang sangat menantang manakala guru selalu berusaha untuk menyesuaikan segala kondisi kelas, alat, kemampuan anak, serta kebutuhan anak, menjadi suatu kesatuan program yang utuh yang memberikan anak pengalaman belajar yang aktif yang dibutuhkan mereka. Guru yang reflektif memperhitungkan seluruh kondisi-kondisi yang berbeda tersebut dan secara terus menerus pula memodifikasi dan merubah cara pembelajaran dan tugas ajarnya didasarkan pada kebutuhan peserta didik di sekolah. Untuk guru yang demikian, sedikitnya ada lima variable yang harus diperhitungkan 67

80 Kegiatan Pembelajaran 3 dalam upaya menciptakan pembelajaran yang reflektif. Kelima variable tersebut adalah: nilai yang dianut guru, ukuran kelas, jumlah kelas dalam seminggunya, peralatan yang dimiliki, dan perilaku peserta didik. 1) Acuan Nilai yang Dianut Guru Salah satu variable yang paling penting adalah sikap dan kepercayaan guru yang dibawa pada situasi pembelajaran. Beberapa guru PJOK, misalnya, lebih berminat dalam pelatihan daripada dalam pengajaran, sehingga program pengajarannya menunjukkan kurangnya perencanaan dan minat untuk menumbuhkan kualitas PJOK yang tinggi. Sedangkan beberapa guru PJOK lainnya benar-benar berdedikasi tinggi kepada program pengajarannya dan mencurahkan waktu yang tidak terbatas dalam perencanaan aktivitas baru dan menarik, juga menyediakan waktu yang mencukupi untuk anak, baik sebelum maupun setelah pelajaran. Atau bisa jadi masih banyak juga guru PJOK yang masih melihat bahwa pelajaran Pendidikan Jasmani hanya sekedar memberi waktu istirahat dan leha-leha bagi anak sebagai selingan dari rutinitas kelas yang berat, sehingga pembelajaran PJOK dibuat sedemikian rupa sekedar memberi kesenangan dan keriangan tanpa harus benar-benar menekankan pentingnya anak belajar. Bahkan di beberapa sekolah, program PJOK masih menjadi tanggung jawab guru kelas. Sama halnya dengan guru PJOK, guru kelas pun bisa jadi memiliki nilai dan pandangan yang berbeda satu sama lain terhadap tujuan dan pentingnya PJOK bagi anak. Beberapa guru kelas misalnya, menemukan waktu dalam jadwalnya yang padat untuk menyusun program bagi anak agar benar-benar meningkatkan sikap dan pembelajaran positif anak melalui PJOK nya. Sebaliknya, guru kelas lainnya mungkin hanya melihat PJOK sebagai sebuah jeda (istirahat) bagi anak dan dirinya, sehingga mereka biasanya akan banyak membebaskan anak untuk bermain dan sibuk sendiri asal anak terhibur. Idealnya, semua guru PJOK harus menghargai pentingnya PJOK bagi anak sehingga berupaya keras mengembangkan program yang sesuai dengan perkembangan anak. Nyatanya, akan selalu 68

81 PJOK SMP KK J terdapat atau malah banyak guru yang menyerah dan cukup puas pada cara-cara lama daripada berjuang mengembangkan program yang inovatif bagi anak didik. Pada dasarnya, nilai atau kepercayaan guru ini, ditambah dengan variable lainnya, dapat berkontribusi pada bagustidaknya program PJOK yang diajarkannya bagi anak. 2) Ukuran Kelas Variabel yang memiliki dampak tertentu pada apakah guru dapat mencapai tujuan dalam pelajaran PJOK adalah ukuran kelas (jumlah anak dalam satu kelas). Jumlah anak yang ikut serta dalam PJOK biasanya berjumlah besar, karena kadang-kadang dua kelas yang berbeda digabung menjadi satu. Jumlah anak yang begitu banyak dapat dianggap variabel yang paling menentukan keberhasilan guru dalam menciptakan pelajaran yang berhasil. Agar guru mampu memberikan arah pada sekelompok anak yang banyak, guru tentu harus mendapat kesempatan untuk mengamati dan menganalisis dan memberi umpan balik. Permasalahan ketersediaan waktu untuk memberikan instruksi dan perhatian individual untuk setiap anak dalam suatu kelas yang berjumlah 50 anak tentu akan sangat membatasi guru. Dilihat dari temuan penelitian menyatakan bahwa guru yang efektif adalah yang mampu memberi lebih banyak tutorial pada anak dalam pembelajaran. Mereka bicara pada kelas secara keseluruhan untuk mengatur struktur dan memberikan pengarahan umum, tetapi kebanyakan instruksinya yang aktual lebih banyak diberikan kepada kelompok kecil dan individual. Ringkasnya, ukuran kelas akan mempengaruhi pendekatan pengajaran yang digunakan untuk membantu anak memperoleh pengalaman kependidikan yang berhasil. 3) Jumlah Pertemuan Dalam kurikulum 2013, sekolah dan guru diberi pilihan untuk menetapkan apakah alokasi waktu selama 3 jam mau digunakan untuk satu pertemuan ataukah mau dibagi ke dalam 2 atau 4 pertemuan. Jika alokasi waktu yang disediakan digunakan dalam 2 pertemuan, maka waktu 4 jam dibagi dua, jadi masing-masing berdurasi dua jam. 69

82 Kegiatan Pembelajaran 3 Demikian juga jika diplih 4 pertemuan, maka masing-masing pertemuan terdiri dari 1 jam pertemuan. Jika ada yang mempertanyakan, efektif manakah antara satu pertemuan dengan 4 jam langsung dibanding dengan 2 pertemuan atau 4 pertemuan dengan waktu yang lebih sedikit? Sebagai pedoman, dari sisi manfaat baik kebugaran maupun keterampilan gerak, ternyata yang jumlah pertemuannya lebih banyak lah yang akan memberikan manfaat yang lebih besar kepada anak. Alasannya karena dengan frekuensi yang Tantangan yang harus dijawab guru adalah memutuskan tentang apa yang harus diajarkan guru dalam setiap pertemuan yang dipandang akan bermanfaat bagi anak. 4) Fasilitas dan Peralatan Variabel keempat adalah kecukupan fasilitas dan peralatan yang tersedia di sekolah. Program PJOK yang baik tentu akan perlu didukung oleh jumlah peralatan yang memadai serta ketersediaan ruang atau lapangan yang diatur penggunaannya. Berkebalikan dengan sekolah yang didukung alat dan tempat yang baik, banyak juga sekolah yang tidak memiliki atau memiliki alat yang hanya terbatas sekali. Sehingga kadang para guru harus menggunakan ruang kelas yang bangkunya disisihkan ke ujung ruangan, agar anak-anak dapat bergerak di dalam kelas. Sebagian guru akan dan telah menjadi sangat ahli dalam memodifikasi kondisi dengan cara berimprovisasi, tetapi sebagian lain seolah-olah mati-kutu dengan tiadanya alat dan ruangan atau lapangan. Di beberapa sekolah situasinya sangat khas, di mana sekolah itu biasanya hanya memiliki satu atau dua buah bola untuk digunakan oleh sekitar anak dalam satu waktu. Biasanya, kondisi kelas yang demikian akan dicirikan oleh panjangnya barisan anak yang berbanjar menunggu giliran. Hanya dengan upaya memodifikasi lah guru biasanya mampu memecahkan persoalan keterbatasan alat tersebut agar membantu anak terbebas dari membuang-buang waktu dengan menunggu giliran. Tentu, modifikasi yang dimaksud di sini tidak terbatas hanya pada memodifikasi alat, tetapi juga menyangkut pengaturan tempat yang 70

83 PJOK SMP KK J tersedia, dan mengatur pengelompokkan anak dalam format pos-pos yang berbeda. 5) Perilaku anak Variabel lain yang mengharuskan guru menerapkan prinsip tindakan reflektif adalah perilaku anak-anak didiknya. Kemampuan mengatur formasi atau pergerakan anak dalam kelas PJOK biasanya akan menetukan juga perilaku anak yang sedang belajar. Kemampuan guru dalam mengatur anak satu kelas atau beberapa kelas secara efektif merupakan sebuah keterampiln mengajar (teaching skills) yang mutlak perlu dikuasi guru. Seorang guru harus mampu menciptakan dan memelihara lingkungan belajar yang baik pada saat anak belajar. Situasi belajar yang kondusif akan menjadi syarat bagi terjaganya perilaku anak yang positif untuk terjadinya pembelajaran yang efektif. 2. Prinsip dan Prosedur Pemodifikasian Materi a. Modifikasi Dalam Pendidikan Jasmani di sekolah menengah pertama Guru yang reflektif pada dasarnya adalah guru yang selalu berfikir kritis tentang anak dan kemudian mengadaptasikan pelajaran berdasarkan fasilitas, alat, dan tugas ajar agar memberikan lingkungan belajar yang produktif. Selanjutnya, akan diuraikan apa saja yang harus diadaptasi atau dimodifikasi dalam pembelajaran PJOK. Bisa jadi arti modifikasi yang akan diuraikan dalam bagian ini agak berbeda dengan uraian tentang modifikasi yang selama ini sering dijelaskan oleh para penulis lain. Dalam modul ini, makna modifikasi dikaitkan dengan seluruh aspek pembelajaran, dari mulai tugas gerak atau keterampilan yang dipelajari, penggunaan metode dan model pembelajaran, penataan ruang terkait dengan manajemen lapangan, pengaturan anak dalam ruang, serta termasuk peralatan. Sedangkan penulis lain biasanya hanya akan menghubungkan upaya modifikasi hanya pada peralatan yang digunakan. Sebagaimana diketahui, domain pembelajaran dalam pendidikan jasmani akan meliputi pembelajaran dalam domain psikomotor, domain kognitif dan domain afektif. Modifikasi yang diuraikan di bagian ini diharapkan dapat 71

84 Kegiatan Pembelajaran 3 meningkatkan kualitas pembelajaran yang mendukung ke arah terjadinya pembelajaran menyeluruh dalam seluruh domain, sehingga dapat diharapkan bahwa pembelajaran PJOK yang diselenggarakan dapat meningkatkan kualitas holistik anak didik. b. Modifikasi dalam Tugas Gerak Pembelajaran yang berada dalam wilayah psikomotor dalam PJOK biasanya selalu diarahkan pada 2 tujuan utama, yaitu tujuan yang berhubungan dengan pengembangan pencapaian keterampilan gerak dan peningkatan kebugaran jasmani anak (fitness). Kedua tujuan ini, oleh para ahli dianggap sebagai kelebihan yang terdapat dalam pelajaran pendidikan jasmani, yang tentunya tidak mungkin dapat dicapai oleh pelajaran lain. Oleh karena itu, kedua sub-wilayah dari domain psikomotor ini akan mendapat bahasan secara mendasar. Untuk melangsungkan pembelajaran dalam domain psikomotor, yang arah atau tujuannya mengarah kepada dua aspek yang berbeda di atas (penguasaan keterampilan dan kebugaran), tentunya para guru harus menentukan tugas ajar berupa tugas gerak yang harus dilakukan oleh peserta didik, yang selanjutnya disebut sebagai tugas gerak. Marilah kita bahas satu per satu. 1) Keterampilan Gerak Tugas agar anak menguasai keterampilan gerak dalam PJOK di sekolah menengah pertama, tentu merupakan tanggung jawab utama dari guru pendidikan jasmani. Guru PJOK memiliki tanggung jawab yang unik untuk mengembangkan keterampilan gerak, yang tujuan utamanya adalah meningkatkan penguasaan anak terhadap berbagai keterampilan gerak yang diajarkan. Keterampilan apa saja yang harus dikembangkan? Jawabannya adalah berbagai keterampilan yang sudah dirumuskan dan ditetapkan dalam kurikulum 2013, yang meliputi Aktivitas Pola Gerak Dasar, Aktivitas Kebugaran, Aktivitas Senam, Aktivitas Ritmik, dan Aktivitas Aquatik. Untuk dapat menentukan cara dan materi apa yang tepat untuk membuat anak meningkat keterampilannya, pertama- tama tentunya guru 72

85 PJOK SMP KK J perlu mengetahui apakah gerangan yang dimaksud dengan keterampilan, dan apa pula ciri dari keterampilan itu? Keterampilan yang dimaksud di sini adalah berbagai macam gerak yang sudah memiliki kualitas dan tujuan tertentu yang biasanya terkait dengan lingkungan. Dalam bentuknya yang paling dasar, sebuah keterampilan dibangun oleh berbagai macam gerak, tetapi gerak tersebut sudah diarahkan untuk menyelesaikan tugas tertentu dan sudah dilatih secara matang, sehingga memiliki kualitas tertentu. Biasanya para ahli akan membedakannya secara bertahap dengan menggambarkannya dalam berbagai situasi. Lihat tabel di bawah ini: Tabel 12. Macam-macam Gerak NAMA JENIS GERAK TUJUAN TUGAS TINGKAT PENGUASAAN NAMA GENERIK Gerakan kaki bergantian Tidak dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas atau tujuan tertentu Bisa jadi baru dilakukan anak, sehingga tidak kelihatan tingkatnya Gerak atau Gerakan Gerakan Kaki membentu k Jalan Kaki Untuk berpindah dari satu titik ke titik lain Tidak menunjukkan tingkat keterlatihan Pola gerak Gerakan kaki jalan cepat Untuk berpindah dari satu titik ke titik lain Memiliki kualitas terukur sebagai hasil latihan intensif Keterampi lan Dari tabel di atas kita dapat melihat bahwa sebuah gerakan dapat disebut secara berbeda, tergantung kandungan kualitas dan tujuannya. Contohnya, gerakan kaki sederhana ia tetap disebut sebuah gerak yang hanya terlihat secara nyata dari perpindahan bagian-bagiannya, dapat disebut sebagai pola gerak ketika ia sudah mengandung tujuan seperti memindahkan tubuh ke titik yang berbeda, kemudian dapat juga disebut keterampilan manakala hasil atau kualitasnya sudah terukur karena sudah dilatih secara baik. Dengan demikian, kita juga dapat 73

86 Kegiatan Pembelajaran 3 mendefinisikan ketiga tugas tadi dengan cara seperti di bawah ini: Tabel 13. Definisi Tugas Gerak TUGAS Gerak Pola Gerak Keterampilan DEFINISI Peristiwa perpindahan tubuh atau bagian tubuh dari satu titik ke titik lain Serangkaian gerak yang membentuk fungsi penyelesaian sebuah tujuan, meskipun tuntuan hasilnya masih rendah Serangkaian gerak (pola gerak) yang sudah mampu menyelesaikan tujuan tertentu dengan tuntutan hasil yang tinggi. Apakah yang dimaksud dengan tuntutan yang tinggi tersebut? Sedikitnya minimal ada tiga faktor yang harus dipenuhi manakala sebuah gerak atau pola gerak bisa disebut sebuah keterampilan, yaitu harus memenuhi unsur efektivitas, efisiensi, dan adaptabilitas. Jika sebuah gerak memenuhi tiga aspek tersebut, barulah ia bisa disebut sebuah keterampilan. Adapun orang yang melakukannya, manakala gerakannya sudah memiliki tigas aspek tersebut dapat disebut anak atau pemain yang terampil. Ketiga aspek di atas jika diuraikan lebih lanjut dapat menunjukkan pada tiga hal penting dari ciri keterampilan atau performa yang terampil. Contohnya, ketika seorang pemain (sepak bola, bola basket atau bola voli) mampu menempatkan bola secara akurat, sesuai yang diinginkan, berarti sudah menunjukkan adanya kualitas efektivitas. Kemudian ketika pemain itu melakukannya dengan cara yang benar sesuai dengan tuntutan teknik, dan ketika melakukannya tidak perlu mengerahkan tenaga yang tidak perlu, berarti pemain itu sduah menunjukkan adanya kualitas efisiensi. Dan ketika pemain itu dapat menggunakan pukulan tersebut dalam segala kondisi, termasuk di tempat yang berbeda-beda, hal itu menunjuk pada kualitas adaptasi. Kualitas efektivitas merupakan hasil dari tindakan yang beroientasi pada tujuan atau sasaran tertentu. Sebuah tembakan bebas (free throw) pada basket dianggap efektif jika bola itu masuk ke keranjang. Seorang pemanah dianggap efektif jika ia mampu mengarahkan atau 74

87 PJOK SMP KK J menembakkan panahnya tepat ke pusat targetnya. Dan seorang pemain bertahan dianggap efektif jika ia mampu menghadang pemain penyerang pada saat berusaha mencetak gol. Dengan kata lain, seluruh keterampilan gerak bisa dianggap efektif jika mampu menyelesaikan tujuannya secara terukur dan dalam tahap keberhasilan yang konsisten. Contohnya, dari sepuluh kali tembakan bebas, seluruh tembakannya hasilnya sepuluh atau sembilan bola masuk. Sedangkan pemain yang belum terampil mungkin hanya dua atau tiga kali saja bola yang masuk. Kualitas efisiensi, di pihak lain, menggambarkan penampilan atau gerakannya itu sendiri. Suatu keterampilan dilakukan secara efisien jika aksinya itu secara mekanika dianggap benar dalam situasi tertentu, sehingga menyebabkan usahanya dipandang lebih minimal. Ukuran minimal ini dapat berupa waktu tempuh atau penyelesaiannya yang lebih cepat, atau dapat juga menunjukkan pada tenaga atau energi yang dikeluarkannya lebih sedikit. Ini bisa dibandingkan misalnya dengan pemain yang belum terampil, di mana baik usaha maupun waktu untuk menyelesaikan tugasnya biasanya akan lebih lama dan benar-benar menguras tenaga. Kualitas adaptasi menggambarkan kemampuan pemain dalam menyesuaikan penampilan pada kondisi sekitarnya. Hal ini menunjuk pada keadaan lingkungan yang selalu berubah-ubah, sehingga ketika sebuah keterampilan dilakukan pada keadaan yang berbeda, pemain perlu melakukan penyesuaian agar sesuai dengan kebutuhan. Kualitas adaptasi merupakan faktor yang sangat menentukan dalam keterampilan, karena perubahan dalam hal kondisi ketika keterampilan dilangsungkan bisa terjadi terus menerus, terutama dalam cabang olahraga permainan. 75

88 Kegiatan Pembelajaran 3 D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktivitas Peserta a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator. b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang identifikasi lingkup pembelajaran PJOK yang disediakan oleh Fasilitator atau yang tersedia pada modul ini! c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan! d. Cocokkanlah hasil kerja Saudara dengan uraian materi pada modul ini! (LK- 3) e. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan produk yang Saudara hasilkan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh atau in-2). f. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-2). 2. Lembar Kerja Berikut adalah lembar kerja 03 (LK-03) yang harus Saudara selesaikan pada pembelajaran lanjutan jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh atau on jika pelatihan dilakukan dengan pola in on in. Saudara diminta untuk bekerja secara mandiri, sehingga tumbuh nilai kemandirian, integritas, serta bertanggung jawab atas pekerjaaan yang harus diselesaikan. LK-03 Modifikasi Pada Lingkup Pembelajaran PJOK 1. Bekerjalah secara perorangan! 2. Pelajari bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi! 3. Pilihlah salah satu kelas, kemudian lakukan analisis aspek apa saja yang dapat dimodifikasi! 4. Berikan tanda contreng hasil analisis yang Saudara pada format berikut, dan berikan alasannya! 76

89 Lingkup Pembelajaran Aktivitas Permainan dan Olahraga Bola Besar Aktivitas Permainan dan Olahraga Bola Kecil Aktivitas Atletik Aktivitas Beladiri Aktivitas Pengembangan Kebugaran Jasmani Aktivitas Senam Aktivitas Gerak Berirama Aktivitas Air Pola Hidup Sehat LK-03 Modifikasi Pada Lingkup Pembelajaran PJOK Modifikasi Pada Lingkup Pembelajaran pada Kelas... PJOK SMP KK J Peralatan Peraturan Lapangan Alasan 5. Cocokkanlah hasil kerja kelompok Saudara dengan dokumen yang tersedia, dan lakukan perbaikan jika terjadi ketidaksesuaian! Refleksi: Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai kemandirian, tanggung jawab, dan integritas! 1. Mandiri Tanggung jawab Integritas

90 Kegiatan Pembelajaran 3 E. Latihan/ Kasus/ Tugas 1. Esensi modifikasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani bermakna: A. Meruntunkan pelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial. B. Mengembangkan materi pelajaran dalam bentuk aktivitas belajar. C. Menyederhanakan alat Bantu pembelajaran. D. Menganalisa, mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar peserta didik dalam belajarnya. 2. Yang dimaksud dengan tujuan penghalusan adalah: A. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan tanpa memperhatikan aspek efisiensi dan efektivitasnya. B. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efisien. C. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efektif. D. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan gerakan secara efisien dan efektif. 3. Fasilitas pendidikan jasmani yang hanya berada di luar ruangan adalah: A. lapangan Bulutangkis C. Lintasan atletik B. lapangan Bolavoli D. lapangan Tenis Meja 4. Memodifikasi permainan sepak bola untuk kegiatan peserta didik putri agar bisa melakukan kegiatan dengan riang gembira adalah dengan jalan: A. Menambah jumlah pemain B. Memperkecil ukuran lapangan C. Merubah ukuran atau bahan bola jadi lebih empuk D. a, b dan c benar 5. Cara mengembangkan fasilitas pendidikan jasmani di luar ruangan antara lain dengan jalan: A. Memperluas lahan untuk kegiatan penjas B. Menambah fasilitas yang sudah ada menjadi lebih banyak C. Menata dan memanfaatkan lahan-lahan yang masih ada untuk 78

91 PJOK SMP KK J D. kegiatan PJOK seoptimal mungkin. E. Mengganti lapang yang lama dengan yang baru. 6. Media pembelajaran yang dapat digunakan guru PJOK untukmembantu peserta didik dalam melakukan suatu keterampilan bisa berupa: A. Gambar rangkaian gerak suatu keterampilan. B. Contoh dari teman-temannya. C. Demontrasi yang terus-menerus D. Radio atau televisi. 7. Modifikasi media pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus menjadi pertimbangan para guru PJOK. Salah satu alasannya adalah:. A. Peserta didik putra dan putri di sekolah jumlahnya seimbang. B. Alat yang dimodifikasi lebih murah. C. Sarana yang dimiliki masih kurang memadai dan anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa. D. Media pembelajaran yang dimodifikasi lebih mudah untuk di dapat. 8. Keuntungan penggunaan ban-ban sepeda bekas sebagai alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani adalah: A. Mudah dipindah-pindahkan dan ditata sesuai dengan keinginan kita B. Murah harganya C. Mudah untuk dibawa-bawa serta dirapihkan. D. Bisa digunakan untuk melakukan bermacam-macam gerak lari dan lompat serta dapat meningkatkan power tungkai, power lengan 9. Manfaat dari alat bantu pembalajaran pendidikan jasmani seperti kardus bekas dan bilah bambu cukup banyak seperti tertera di bawah ini: Kecuali: A. Dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran lompat tinggi B. Dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran gerak dasar lari C. Dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran gerak dasar D. Dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran gerak dasar lari 10. Pengembangan media PJOK dengan jalan memodifikasi alat bantu pembelajaran dapat dilaksanakan pada kegiatan: A. Kebanyakan cabang atletik saja B. Cabang olahraga dalam ruangan C. Cabang olahraga di luar ruangan 65

92 Kegiatan Pembelajaran 3 F. Rangkuman Pengajaran yang reflektif pada dasarnya adalah pengajaran yang mengakui bahwa anak berbeda dan guru melakukan sesuatu terhadap kenyataan tersebut. Kadang pengajaran yang demikian disebut juga pengajaran yang adaptif, sebab guru melakukan adaptasi terhadap isi pelajaran dan caranya mengajar, untuk menyesuaikan kebutuhan individu anak dan kelas. Adapun dasar-dasar pengakomodasian kebutuhan anak tersebut biasanya dikaitkan secara langsung dengan konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP), yaitu bahwa pengajaran dan tugas ajarnya disesuaikan tahap perkembangan anak. Sedangkan guru yang tidak peka dengan perbedaan dalam hal kebutuhan dan kemampuan anak dan tidak melakukan sesuatu dengan melakukan modifikasi, dapatlah disebut guru yang tidak reflektif. Modifikasi selama ini sering disalahartikan oleh guru PJOK di Indonesia, karena PJOK di Indonesia sudah terlanjur diidentikkan dengan pengajaran atau bahkan pelatihan cabang olahraga, sehingga alat yang digunakan dan tugas ajar yang diberikan kepada anak biasanya lebih berupa alat dan tugas ajar yang terkait dengan konsep dan komponen olahraga. Lalu ketika dinyatakan bahwa alat dan tugas ajar tersebut tidak sesuai dengan anak yang sedang belajar, maka anjuran yang diberikan kepada guru adalah guru harus melakukan modifikasi, baik modifikasi terhadap alat maupun modifikasi terhadap tugas gerak, termasuk peraturannya. Sampai di situ seolah-olah persoalannya sudah dianggap selesai. Artinya, jika guru sudah memodifikasi alat maupun tugas gerak yang diberikan, arti modifikasi sudah selesai. 66

93 PJOK SMP KK J G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat pada bagian akhir modul ini dan hitunglah jumlah jawaban Saudara yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara dalam materi Kegiatan Belajar 2 yang telah dipelajari. Rumus: Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban Saudara yang benar x 100% 5 Makna dari tingkat penguasaan Saudara adalah: 90% - 100% = Baik Sekali 80% - 89% = Baik 70% - 79% = Cukup < 70% = Kurang Setelah Saudara mengetahui skor yang Saudara peroleh dalam mengerjakan soal, Saudara dapat menetapkan tingkat pemahaman Saudara dalam memahami bahan atau materi diklat yang terdapat dalam Kegiatan Pembelajaran 2 ini. Jika Saudara sudah mencapai lebih dari 90%, Saudara dapat melanjutkan untuk mempelajari kegiatan pembelajaran selanjutnya.semua kegiatan pendidikan jasmani 67

94

95 PJOK SMP KK J Evaluasi 1. Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil... A. menyajikan materi pelajaran. B. Penilaian Kinerja Guru. C. Sikap guru D. Keaktipan dalam kegiatan sosial 2. Manakah diantara pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk kedalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). A. memperkecil jarak antara pengetahuan, B. peningkatan keterampilan, C. hubungan kompetensi sosial dan kepribadian D. upaya mencari perubahan. 3. Pilihlah menurut Saudara pernyataan yang paling tepat tentang Diklat fungsional. A. Kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan B. Kegiatan guru dalam mencapai standar kompetensi profesi yang ditetapkan.. C. Kegiatan guru yang dilakukan secara rutin D. Kegiatan guru dalam menerima sosialisai pembelajaran 4. Agar proses PKB lebih efektif dan efisien hendaknya dilakukan. A. Di sekolah sendiri B. Di luar lingkungan C. Lembaga tertentu D. Perguruan tinggi 5. Pada tingkat makro penilaian diperlukan untuk. A. penyempurnaan proses belajar-mengajar B. menentukan strategi dan pengelolaan pendidikan C. sebagai pengendali program berjalan yang besar D. melihat efektifitas suatu program 67

96 Evaluasi 6. Fungsi dari penilaian sumatif adalah. A. penyempurnaan proses belajar-mengajar B. menentukan strategi dan pengelolaan pendidikan C. sebagai pengendali program berjalan yang besar D. melihat efektifitas pada akhir keseluruhan program 7. Syarat yang harus diperhatikan guru dalam menyusun alat ukur yang baik adalah. A. dapat mengukur lebih dari satu dimensi atau aspek B. setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensi saja C. setiap alat ukur harus baku D. hanya mengukur satu dimensi saja dan harus handal 8. Untuk mengetahui peserta didik pada kemampuan di mata pelajaran pendidikan jasmani, sebaiknya mengukur hanya satu aspek, agar. A. peserta didik tidak semata ditentukan oleh pengetahuannya B. guru tidak kesulitan pada penilaiannya C. kompetensi yang diharapkan dapat dicapai D. peserta didik tidak terlalu banyak yang dipersiapkan 9. Untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran PJOK di kelas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen tes. Instrumen tersebut antara lain. A. tes tertulis, portofolio, dan tes keterampilan/kinerja B. tes tertulis, pilihan ganda, uraian, isian, dan menjodohkan C. tes tertulis, portofolio, dan produk D. tes kinerja/keterampilan saja 10. Prinsip dari suatu tes kemampuan adalah. A. tidak adanya batasan waktu di dalam pengerjaan tes B. adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes C. soal harus mudah D. tugas harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu 11. Prinsip dari suatu tes kecepatan adalah. A. tidak adanya batasan waktu di dalam pengerjaan tes B. adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes C. soal harus relative agak sulit D. tugas harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu 68

97 PJOK SMP KK J 12. Manakah diantara pernyataan berikut ini yang memperlihatkan cakupan terlengkap dari pengertian TIK? A. Perangkat keras dan perangkat lunak. B. Kandungan isi dan infrastruktur. C. Komputer dan internet. D. Perangkat keras dan lunak, kandungan isi, dan infrastruktur. 13. Pernyataan manakah di antara yang berikut ini yang tidak termasuk sebagai potensi TIK? A. Mendorong peserta didik belajar lebih mandiri. B. Mengembangkan keterampilan komunikasi. C. Membatasi kesempatan atau peluang untuk dapat belajar. D. Meningkatkan kualitas belajar. 14. Pernyataan manakah di antara yang berikut ini yang termasuk sebagai potensi TIK? A. Membuat peserta didik cenderung lebih malas mengikuti pelajaran. B. Meningkatkan efisiensi pengelolaan kegiatan pembelajaran. C. Menambah beban mengajar guru. D. Menambah kesulitan guru untuk menyajikan materi pelajaran. 15. Pilihlah pernyataan tentang fungsi TIK yang paling lengkap di antara yang berikut ini? A. TIK sebagai gudang pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, dan standar kompetensi. B. TIK sebagai referensi yang dapat diakses dari internet. C. TIK sebagai jaringan tenaga ahli. D. TIK sebagai perpustakaan digital (electronic library atau elib). 69

98 Kunci Jawaban Kunci Jawaban Kunci Jawaban KP-2 1. A. 6. A 11. B 2. A 7. B 12. A 3. C 8. D 13. A 4. A 9. B 14. A 5. D 10. D 15. B Kunci Jawaban KP-3 1. D 2. B 3. C 4. D 5. C 6. A 7. C 8. D 9. C 10. D 70

99 PJOK SMP KK J Penutup Penjelasan secara rinci mengenai pemahaman konsep dasar dan panduan praktik dari setiap materi pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang secara rinci dijabarkan ke dalam uraian materi tentang bekal awal peserta didik, serta ruang lingkup pembelajaran. Pada modul ini bukan merupakan satu-satunya rujukan yang dapat digunakan, untuk itu perlu pengetahuan tambahan dari berbagai sumber lain. Namun demikian berbagai deskripsi materi yang telah dijabarkan secara terinci ke dalam modul ini, diharapkan seorang guru Penjasorkes dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran Penjasorkes ke dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di sekolah. Selain itu mampu mengelola pembelajaran yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan dan melakukan penilaian. Semoga ini mampu meningkatkan kompetensi professional dan pedagogik guru dan berefek pada meningkatkan kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Harapan penulis semoga peserta diklat tidak puas dengan isi modul ini dan ingin mengeksplorasi lagi lebih jauh, baik lewat media cetak atau elektronik lainnya yang relevan. Selamat belajar dan teruslah belajar, demi terwujudnya tujuan penjasokes dalam mencapai tujuan pendidikan nasional seutuhnya. 71

100

101 PJOK SMP KK J Daftar Pustaka Agus Mulyadi, Tumbuhkembang Peserta didik SD, Bandung: PPPPSDSD dan PLB. Departemen Pendidikan Nasional Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 58 tahun 2007 tentang Standar Pendidikan Peserta didik SD, Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.2010.Pedoman Pembelajaran di Taman Kpeserta didik -kpeserta didik. Jakarta: Kemdiknas. Direktorat PADU, Kebijakan dan Strategi Direktorat PADU dalam Pembinaan Pendidikan Peserta didik Dini Usia. Jakarta. Ditjen Dikluepa Depdiknas; Dokter Kecil Pentingnya GIZI untuk KECERDASAN Peserta didik.diakses pada 20 Februari 2012 dari wordpress.com/tag/gizi/ Essa, L. E Introduction to Early Childhood Education, Fourth Edition, Canada: Thomson, Delmar Learning. Hari Amirullah, Adrian IP Modul Guru Pembelajar PJOK SMP Kelompok Kompetensi J, Bogor: PPPPTK Penjas dan BK Hurlock, B. Elizabeth Psikologi Perkembangan 5ed. Jakarta: Erlangga Jojoh Nurdiana Kurikulum dan Program Pembelajaran di Taman Kpeserta didik -kpeserta didik, Bandung : PPPPSDSD dan PLB Kasina Ahmad dan Hikmah Perlindungan dan Pengasuhan Peserta didik SD. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas Peraturan Pemerintah No_46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Guru, Kepala Sekolah Dan Guru Yang Diberi Tugas Tambahan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014., Badan PSDMPK PMP. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan jabatan Fungsional Guru dan Anbgka Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 73

102 Daftar Pustaka Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Santrock J. W Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humaniora Santrock, John W Live-Span Development 5 th edition.jakarta : Erlangga Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586) Wolfolk,A Educational Psychology.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Yusuf, S Psikologi Perkembangan Peserta didik dan Remaja. Bandung: Rosda Karya 74

103 PJOK SMP KK J Glosarium C Cyber teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. M Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna P Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan peserta didik. Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundangundangan. Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah. PPK = Penilaian Prestasi Kerja SKP=Sasaran Kerja Pegawai adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS T TIK = Teknologi informasi dan komunikasi mencakup perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan infrastruktur yang fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran). 75

104

105 i

106 MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI J PROFESIONAL: PROFESIONALISME GURU Penulis: Adrian Iriana Prakarsa, M.Pd, kangobos@gmail.com Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd, sugito72@yahoo.com Penelaah: Prof. Dr. Mulyana, M.Pd, gunmly@yahoo.co.id Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright 2017 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

107 Daftar Isi PJOK SMP KK J Hal. Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... iv Pendahuluan A. B. C. D. E. Latar Belakang Tujuan Peta Kompetensi Ruang Lingkup Cara Penggunaan Modul Kegiatan Pembelajaran 1 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan A. Tujuan B. Indikator C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus/ Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 2 Teknologi, Informasi, Dan Komunikasi Untuk Pengembangan Pembelajaran A. Tujuan B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus/ Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kunci Jawaban Evaluasi Penutup Daftar Pustaka iii

108 Glosarium Daftar Gambar Hal. Gambar 1. Peta Kompetensi Gambar 2. Alur model pembelajaran tatap muka Gambar 3. Alur pembelajaran tatap muka penuh Gambar 4. Alur pembelajaran tatap muka model In-On-In Gambar 5. Komponen PKB Gambar 6. Diagram Sumber-sumber PKB Gambar 7. Mekanisme PKB Gambar 8. Unsur Penilaian Prestasi Kerja Gambar 9. Jenis-jenis Perangkat TIK Daftar Tabel Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul Tabel 2: Kriteria Penilaian Unsur Perilaku Kerja Hal. iv

109 Pendahuluan PJOK SMP KK J A. Latar Belakang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasanbatasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Dalam rangka mendukung kebijakan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Modul diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini mengintegrasikan lima nilai utama penguatan karakter bangsa yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul. Setelah mempelajari modul ini, selain Saudara dapat meningkatkan kompetensi profesional, saudara juga diharapkan mampu mengimplementasikan PPK khususnya PPK berbasis kelas. 11

110 Pendahuluan B. Tujuan Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi dalam memahami materi terkait pengembangan kompetensi keprofesionalan guru agar Saudara semakin mampu memahami berbagai aspek pengembangan kompetensi yang mendukung profesionalitas Saudara. Oleh karena itu Saudara diharapkan mampu memahami materi tentang modifikasi pembelajaran, serta tidak kalah pentingnya adalah materi tentang TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk pengembangan diri. C. Peta Kompetensi Melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan dan menerapkan TIK untuk pengembangan diri Melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan Menerapkan TIK untuk pengembangan pembelajaran 1. Melakukan analisis sumber belajar dalam PKB 2. Memahami informasi terkini dalam PKB 1. Memanfaatkan TIK dalam Pengembangan Pengembangan Pembelajaran PJOK 2. Menerapkan TIK dalam Pembelajaran PJOK Gambar 1. Peta Kompetensi 12

111 PJOK SMP KK J D. Ruang Lingkup Modul ini berisi tentang Program Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri, Analisis Hasil Penilaian, Makna Hasil Penilaian, Evaluasi Hasil Penilaian, Pelaporan Hasil Penilaian, Modifikasi Materi Pembelajaran 2, Penilaian diri sendiri, Sumber belajar untuk peningkatan keprofesionalan berkelanjutan 2, Pemanfaatan perangkat TIK dalam pengembangan pembelajaran. E. Cara Penggunaan Modul Modul ini dapat Saudara gunakan dalam kegiatan pelatihan moda tatap muka penuh maupun In-On-In sebagaimana bagan berikut ini. Gambar 2. Alur model pembelajaran tatap muka 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh dilaksanan secara terstruktur pada satu kurun waktu yang dipandu oleh fasilitator. 13

112 Pendahuluan Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah. Gambar 3. Alur pembelajaran tatap muka penuh Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut, a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : 1) Latar belakang yang memuat gambaran materi 2) Tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi 3) Kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran 5) Langkah-langkah penggunaan modul b. Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi profesional J fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi 14

113 PJOK SMP KK J secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. c. Melakukan Aktivitas Pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus. Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran. d. Presentasi dan Konfirmasi Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran e. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini. 15

114 Pendahuluan Gambar 4. Alur pembelajaran tatap muka model In-On-In Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut, a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : 1) latar belakang yang memuat gambaran materi 2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi 3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. 4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran 5) langkah-langkah penggunaan modul 16

115 PJOK SMP KK J b. In Service Learning 1 (IN-1) 1) Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedagogik J, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. 2) Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1. Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning. c. On the Job Learning (ON) 1) Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedagogik J guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugastugas yang ditagihkan kepada peserta. 2) Melakukan Aktivitas Pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan 17

116 Pendahuluan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON. Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning. d. In Service Learning 2 (IN-2) Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran e. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. 3. Lembar Kerja Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan kelompok komptetansi pedagogik J teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari. Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut. Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul No Kode LK Nama LK Keterangan 1. LK.04. Cara Melakukan PKB TM Penuh, ON 2. LK.05. Identifikasi Manfaat TIK dalam TM Penuh, ON Pembelajaran Keterangan. TM : Digunakan pada tatap muka penuh IN1 : Digunakan pada in service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning 18

117 Kegiatan Pembelajaran 1 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 2 PJOK SMP KK J A. Tujuan Peserta diklat dapat melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan serta menganalisis informasi terkini dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan secara terinci melalui telaah isi modul. B. Indikator 1. Peserta diklat dapat melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan. 2. Peserta diklat dapat menganalisis informasi terkini dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan C. Uraian Materi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dalam kegiatan ini yang meliputi menganalisis dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan, dan menganalisis informasi terkini dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan. 1. Analisis Pengembangan dalam PKB Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang diklaksanakan oleh guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) didasarkan pada profil kinerja sebagai hasil dari pelaksanaan uji kompetensi guru. Hasil uji kompetensi ini menentukan kegiatan PKB guru PJOK yang harus dilaksanakan dan didukung dengan modul-modul sesuai dengan kebutuhan pelatihan guru. Oleh karena itu Saudara pelajari dan pahami penjelasan di bawah ini: Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan peserta didik. Dengan demikian semua peserta didik diharapkan dapat mempunyai pengetahuan lebih, 11

118 Kegiatan Pembelajaran 1 mempunyai keterampilan lebih baik, dan menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang materi ajar serta mampu memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan mampu melakukannya. PKB mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan dimana guru secara berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau pelatihan awal sebagai guru. PKB mendorong guru untuk memelihara dan meningkastkan standar mereka secara keseluruhan mencakup bidang-bidang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai profesi. Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya serta membangun kualitas pribadi yang dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya.melalui kesadaran untuk memenuhi standar kompetensi profesinya serta upaya untuk memperbaharui dan meningkastkan kompetensi profesional selama periode bekerja sebagai guru, PKB dilakukan dengan komitmen secara holistik terhadap struktur keterampilan dan kompetensi pribadi atau bagian penting dari kompetensi profesional.dalam hal ini adalah suatu komitmen untuk menjadi profesional dengan memenuhi standar kompetensi profesinya, selalu memperbaharuimya, dan secara berkelanjutan untuk terus berkembang. PKB merupakan kunci untuk mengoptimalkan kesempatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan baik saat ini maupun ke depan. Untuk itu, PKB harus mendorong dan mendukung perubahan khususnya di dalam praktik-prak tik dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Pada prinsipnya, PKB mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi yang didesain untuk meningkastkan karakteristik, pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan sebagaimana digambarkan pada diagram berikut ini (diadopsi dari Center for Continuous Professional Development (CPD). University of Cincinnati Academic Health Center. cpd_online2). Dengan perencanaan dan refleksi pada pengalaman belajar guru dan/atau praktisi pendidikan akan mempercepat pengembangan pengetahuan dan keterampilan guru serta kemajuan karir guru dan/atau praktisi pendidikan. Oleh karena itu, agar PKB dapat mendukung kebutuhan individu dan meningkastkan praktik -praktik keprofesianalan maka kegiatan PKB harus: a. menjamin kedalaman pengetahuan terkait dengan materi ajar yang d iampu ; 12

119 PJOK SMP KK J b. menyajikan landasan yang kuat tentang metodologi pembelaran (pedagogik) untuk mata pelajaran tertentu; c. menyediakan pengetahuan yang lebih umum tentang proses pembelajaran dan sekolah sebagai institusi di samping pengetahuan terkait dengan materi ajar yang diampu dan metodologi pembelaran (pedagogik) untuk mata pelajaran tertentu; d. mengakar dan merefleksikan penelitian terbaik yang ada dalam bidang pendidikan; e. berkontribusi terhadap pengukuran peningkatan keberhasilan peserta didik dalam belajarnya; f. membuat guru secara intelektual terhubung dengan ide-ide dan sumberdaya yang ada ; g. menyediakan waktu yang cukup, dukungan dan sumberdaya bagi guru agar mampu menguasai isi materi belajadan pedagogi serta mengintegrasikan dalam praktik -praktik pembelajaran sehari-hari ; h. didesain oleh perwakilan dari mereka yang akan berpartisipasi dalam kegiatan PKB bekerjasama dengan para ahli dalam bidangnya ; i. mencakup berbagai bentuk kegiatan termasuk beberapa kegiatan yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan saat itu. 2. Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelnjutan (PKB) Dalam konteks Indonesia, PKB adalah pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar kompetensi profesidan/atau meningkastkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya yang sekaligus berimplikasi kepada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru.pkb mencakup tiga hal; yakni pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. a. Pelaksanaan Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan agar mampu melaksankan tugas pokok dan kewajibannya dalam pembelajaran/pembimbingan termasuk pelaksanaan tugas -tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/ madrasah. 13

120 Kegiatan Pembelajaran 1 Kegiatan pengembangan diri terdiri dari diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru untuk mencapai dan/atau meningkatkan kompetensi profesi guru yang mencakup: kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sedangkan untuk mampu melaksanakan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, program PKB diorientasikan kepada kegiatan peningkatan kompetensi sesuai dengan tugas-tugas tambahan tersebut (misalnya kompetensi bagi kepala sekolah, kepala laboratorium, kepala perpustakaan, dsb). Kebutuhan pengembangan diri mencakup (a) kompetensi penyusunan RPP, program kerja, perencanaan pendidikan, evaluasi, dll; (b) penguasaan materi dan kurikulum; (c) penguasaan metode mengajar; (d) kompetensi melakukan evaluasi peserta didik dan pembelajaran; (e) penguasaan teknologi informatika dan komputer (TIK); (f) kompetensi inovasi dalam pembelajaran dan sistem pendidikan di Indonesia, dsb; (g) kompetensi menghadapi tuntutan teori terkini; dan (h) kompetensi lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas tambahan atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. b. Pelaksanaan Publikasi Ilmiah Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 kelompok kegiatan, yaitu: 1) presentasi pada forum ilmiah; sebagai pemrasaran/narasumber pada seminar, lokakarya ilmiah, koloqium, atau diskusi ilmiah; 2) publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal. Publikasi ilmiah ini mencakup pembuatan : a) karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolah yang : (1) diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk buku yang ber -ISBN dan diedarkan secara nasionalatau telah lulus dari penilaian ISBN, 14

121 PJOK SMP KK J (2) diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah/jurnal ilmiah tingkat nasional yang terakreditasi, provinsi, dan tingkat kabupaten/kota, (3) diseminarkan di sekolah atau disimpan di perpustakaan. b) tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikan yang dimuat di: (1) jurnal tingkat nasional yang terakreditasi ; (2) jurnal tingkat nasional yang tidak terakreditasi/tingkat provinsi (3) jurnal tingkat lokal (kabupaten/kota/sekolah/ -madrasah, dsb 3) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/ atau pedoman guru. Publikasi ini mencakup pembuatan: a) buku pelajaran per tingkat atau buku pendidikan per judul yang: (1) lolos penilaian BSNP (2) dicetak oleh penerbit dan ber ISBN (3) dicetak oleh penerbit dan belum ber ISBN b) modul/diklat pembelajaran per semester yang digunakan di tingkat : (1) provinsi dengan pengesahan dari Dinas Pendidikan Provinsi ; (2) Kabupaten/kota dengan pengesahan dari Dinas (3) Pendidikan Kabupaten/Kota ; (4) Sekolah/madrasah setempat. c) buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit yang ber-isbn dan/atau tidak ber -ISBN; d) karya hasil terjemahan yang dinyatakan oleh kepala sekolah/ madrasah tiap karya; e) buku pedoman guru. 3. Pelaksanaan Karya inovatif Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan, sains/ teknologi, dan seni. Karya inovatif ini mencakup: 15

122 Kegiatan Pembelajaran 1 a. penemuan teknologi tepat guna kategori kompleks dan/atau sederhana; b. penemuan/penciptaan atau pengembangan karya seni kategori kompleks dan/atau sederhana; c. pembuatan/pemodifikasian alat pelajaran/peraga/-prakti kum kategori kompleks dan/ atau sederhana; d. penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat nasional maupun provinsi. Secara singkat, gambar di bawah ini menggambarkan komponen PKB yang dapat diberikan angka kredit. Angka Kredit ini diperlukan untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. Gambar 5. Komponen PKB 4. Prinsip prinsip Dasar Pelaksanaan PKB Satu hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan PKB harus dapat mematuhi prinsip -prinsip sebagai berikut. a. PKB harus fokus kepada keberhasilan peserta didik atau berbasis hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, PKB harus menjadi bagian integral dari tugas guru sehari-hari. b. Setiap guru berhak mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri yang perlu diimplementasikan secara teratur, sistematis, dan berkelanjutan. Untuk menghindari kemungkinan pengalokasian kesempatan pengembangan yang tidak merata, proses penyusunan program PKB harus dimulai dari sekolah. c. Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk mengikuti program PKB dengan minimal jumlah jam per tahun sesuai dengan yang 16

123 PJOK SMP KK J ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun d. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau sekolah berhak menambah alokasi waktu jika dirasakan perlu. e. Bagi guru yang tidak memperlihatkan peningkatan setelah diberi kesempatan untuk mengikuti program PKB sesuai dengan kebutuhannya, maka dimungkinkan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan perundangundangan. Sanksi tersebut tidak berlaku bagi guru, jika sekolah tidak dapat memenuhi kebutuhan guru untuk melaksanakan program PKB. f. Cakupan materi untuk kegiatan PKB harus terfokus pada pembelajaran peserta didik, kaya dengan materi akademik, proses pembelajaran, penelitian pendidikan terkini, dan teknologi dan/atau seni, serta menggunakan pekerjaan dan data peserta didik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. g. Proses PKB bagi guru harus dimulai dari guru sendiri. Oleh karena itu, untuk men capai tujuan PKB, kegiatan pengembangan harus melibatkan guru secara aktif se hingga betul-betul terjadi perubahan pada dirinya, baik dalam penguasaan materi, pemahaman konteks, keterampilan, dan lain -lain sesuai dengan tujuan peningkatan kualitas layanan pendidikan di sekolah. h. PKB yang baik harus berkontribusi untuk mewujudkan visi, misi, dan nilai-nilai yang berlaku di sekolah dan/atau kabupaten/kota. Oleh k arena itu, kegiatan PKB harus menjadi bagian terintegrasi dari rencana pengembangan sekolah dan/atau kabupaten/ kota dalam melaksanakan peningkatan mutu pendidikan yang disetujui bersama antara sekolah, orangtua peserta didik, dan masyarakat. i. Sedapat mungkin kegiatan PKB dilakspeserta didik an di sekolah atau dengan sekolah di sekitarnya (misalnya di gugus KKG atau MGMP) untuk menjaga relevansi kegiatannya dan juga untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan yang disebabkan jika guru dalam jumlah besar bepergian ke tempat lain. j. PKB harus mendorong pengakuan profesi guru menjadi lapangan pekerjaan yang bermartabat dan memiliki makna bagi masyarakat dalam pencerdasan bangsa, dan sekaligus mendukung perubahan khusus di dalam praktik -prak tik dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang lebih obyektif, transparan dan akuntabel. 17

124 Kegiatan Pembelajaran 1 5. Lingkup Pelaksanaan Kegiatan PKB Lingkup pengembangan keprofesian berkelanjutan, seperti ditunjukkan dalam diagram di bawah ini (diadopsi dari TDA: Continuing Professional Development. ment.aspx).beberapa bentuk PKB dapat meliputi unsur-unsur yang bersifat int ernal sekolah, eksternal, antar sekolah maupun melalui jaringan virtual. Contoh : PPPP -SD, LPMP, LPSD, Asosiasi Profesi, dan PKB Provider lainnya Contoh: Program Induksi, mentoring, pembinaan, observasi pembelajaran, kemitraan pembelajaran, berbagi pengalaman, Pengembangan sekolah secara menyeluruh (WSD= whole school development) Contoh : Jaringan lintas sekolah (seperti KKG/MGMP, KKM, KKKS/MKKS, KKPS, MKPS, atau jaringan virtual. Gambar 6. Diagram Sumber-sumber PKB Ini dimaksudkan bahwa kegiatan PKB yang berupa kursus, pelatihan, penataran maupun berbagai bentuk diklat yang lain dapat diselenggarakan oleh sekolah secara mandiri (sumber PKB dalam sekolah), contohnya: program Induksi, mentoring, pembinaan, observasi pembelajaran, kemitraan pembelajaran, dan berbagi pengalaman antarguru, pengembangan sekolah secara menyeluruh 18

125 PJOK SMP KK J (WSD= whole school development ). Lebih rinci lagi, kegiatan PKB yang dapat dilakukan di dalam sekolah secara mandiri dapat dikelompokkan sebagai berikut. a. Dilakukan oleh guru sendiri, antara lain: 1) mengembangkan kurikulum yang mencakup topik-topik aktual/terkini yang berkaitan dengan sains dan teknologi, sosial, dsb, sesuai dengan kebutuhan peserta didik 2) merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik; 3) mengevaluasi, menilai dan menganalis hasil belajar peserta didik yang dapat menggambarkan kemampuan peserta didik sesungguhnya ; 4) menganalisis dan mengembangkan model pembelajaran berdasarkan umpan balik yang diperoleh dari peserta didik terhadap pembelajarannya; 5) menulis kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehari-hari sebagai bahan untuk melakukan refleksi dan pengembangan pembelajaran; 6) membaca dan mengkaji artikel dan/atau buku yang berkaitan dengan bidang dan profesi untuk membantu pengembangan pembelajaran; 7) melakukan penelitian mandiri (misalnya Penelitian Tindakan Kelas) dan menuliskan hasil penelitian tersebut ; b. Dilak ukan oleh guru bekerja sama dengan guru lain dalam satu sekolah, antara lain: 1) saling mengobservasi dan memberikan saran untuk perbaikan pembelajaran; 2) melakukan identifikasi, investigasi dan membahas permasalahan yang dihadapi di kelas/sekolah; 3) menulis modul, buku panduan peserta didik, Lembar Kerja Peserta didik, 4) membaca dan mengkaji artikel dan/atau buku yang berkaitan dengan bidang dan profesi untuk membantu pengembangan pembelajaran; 5) mengembangkan kurikulum dan persiapan mengajar dengan menggunakan TIK; 6) pelaksanan pembimbingan pada program induksi; Sumber PKB jaringan sekolah merupakan kegiatan PKB yang dilakspeserta didik an melalui kerjasama antar sekolah baik dalam satu rayon (gugus), antar rayon dalam kabupaten/kota tertentu, antarprovinsi bahkan imungkinkan melalui 19

126 Kegiatan Pembelajaran 1 jaringan kerjasama sekolah antarnegara secara langsung maupun melalui teknologi informasi (sumber PKB jaringan sekolah). Kegiatan PKB dilakukan oleh sekolah melalui jaringan yang ada dapat berupa: a. kegiatan KKG/MGMP ; b. pelatihan/seminar/lokakarya sehari atau lebih; c. kunjungan ke sekolah lain, dunia usaha dan industri, dsb; d. mengundang nara sumber dari sekolah lain, komite seko lah, dinas pendidikan, pengawas, asosiasi profesi, atau dari instansi lain yang relevan. e. Jika kebutuhan guru dalam rangka pengembangan keprofesional annya belum terpenuhi melalui kedua sumber dalam sekolah maupun jaringan sekolah, atau masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut, maka dapat menggunakan sumber-sumber PKB selain kedua sumber PKB tersebut, yakni sumber kepakaran luar lainnya. Sumber kepakaran lain ini dapat disediakan melalui kegiatan di LPMP, P4SD, Perguruan Tinggi atau institusi layanan la in yang diakui oleh pemerintah ataupun melalui pendidikan dan pelatihan jarak jauh m elalui jejaring virtual atau TIK yang diselenggarakan oleh institusi layanan luar negeri. Proses PKB dimungkinkan menjadi lebih efektif dan efisien bila dilakukan di sekolah sendiri atau dilakukan ber samasama dengan sekolah lain yang berdekatan (misalnya melalui KKG atau MGMP). Kegiatan PKB dapat dilakukan di luar lingkungan sekolah, misalnya oleh LPMP, Dinas Pendidikan, PT/LPSD atau penyedia jasa lainnya hanya untuk meme nuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh sekolah sendiri. 6. Mekanisme PKB Berdasarkan Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 yang dimaksud dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilakspeserta didik an sesuai dengan kebutuhan bertahap, berkelanjutan untuk meningkat kan profesionalisme. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ini diarahkan untuk dapat memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya itu. 20

127 PJOK SMP KK J Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil Penilaian Kinerja Guru yang didukung dengan hasil evaluasi diri. Bagi guru-guru yang hasil penilaian kinerjanya masih berada di bawah standar kompetensi atau dengan kata lain berkinerja rendah diwajibkan mengikuti program PKB yang diorientasikan untuk mencapai standar tersebut; sementara itu bagi guru-guru yang telah mencapai standar kompetensi, kegiatan PKB-nya diarahkan kepada peningkatan keprofesian agar dapat memenuhi tuntutan ke depan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kebutuhan sekolah dalam rangka memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik 7. Menganalisis Informasi Terkini dalam PKB a. Infomasi dalam PKB Dalam konteks informasi, PKB adalah pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar kompetensi profesi dan/atau meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya yang sekaligus berimplikasi kepada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. PKB mencakup tiga hal; yakni 1) Pengembangan diri meliputi : a) Mengikuti diklat fungsional b) Melaksanakan kegiatan kolektif guru 2) Publikasi ilmiah meliputi: a) Menemukan tenologi tepat guna b) Menemukan/mencipta karya seni c) Membuat/memodifikasi alat pelajaran d) Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya. 3) Karya Inovatif a) Menemukan teknologi tepat guna b) Menemukan/menciptakan karya seni c) Membuat/memodifikasi alat pelajaran d) Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya 21

128 Kegiatan Pembelajaran 1 8. Prinsip pelaksanaan PKB Satu hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan PKB harus dapat mematuhi prinsip-prinsip sebagai berikut. a. PKB harus fokus kepada keberhasilan peserta didik atau berbasis hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, PKB harus menjadi bagian integral dari tugas guru sehari-hari. b. Setiap guru berhak mendapat kesempatan untuk mengembangkan PKB secara teratur, sistematis, dan berkelanjutan. Untuk menghindari kemungkinan pengalokasian kesempatan pengembangan yang tidak merata, perlu disusun program PKB dimulai dari sekolah berdasarkan hasil analisis evaluasi diri, PK Guru, dan atau uji kompetensi c. Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk mengikuti program PKB. d. Bagi guru yang tidak memperlihasdan peningkatan setelah diberi kesempatan untuk mengikuti program PKB sesuai dengan kebutuhannya, maka dimungkinkan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan perundangundangan. e. Cakupan materi untuk kegiatan PKB harus terfokus pada pembelajaran peserta didik, dengan materi akademik, proses pembelajaran, penelitian pendidikan terkini, dan teknologi dan/atau seni, f. Proses PKB bagi guru harus dimulai dari guru sendiri di sekolahnya. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan PKB, kegiatan pengembangan harus melibasdan guru secara aktif sehingga betul-betul terjadi perubahan pada dirinya, baik dalam penguasaan materi, pemahaman konteks, keterampilan, dan lain-lain sesuai dengan tujuan peningkatan kualitas layanan pendidikan di sekolah. g. Kegiatan PKB dilakspeserta didik an di sekolah atau dengan sekolah di sekitarnya (misalnya IHT, MGMP) Secara umum, mekanisme PKB dapat digambarkan dalam mekanisme yang mencakup tahapan sebagai berikut: 22

129 PJOK SMP KK J Guru mengevaluasi diri menjelang akhir tahun ajaran, Format-1 (1.1) Guru melalui proses Penilaian Kinerja Formatif (1.2) Koordinator PKB dan Guru membuat perencanan PKB, (1.3) Guru menjalankan program PKB sepanjang tahun (1.6) Guru menerima rencana final kegiatan PKB, Format-2 (1.5) Guru menyetujui rencana kegiatan PKB, Format-2 (1.4) Koordinator PKB melaksanakan monev. kegiatan PKB (1.7) Guru mengikuti Penilaian Kinerja Sumatif dan menerima perkiraan angka kredit (1.8) Guru melakukan refleksi kegiatan PKB Format-3 (1.9) Gambar 7. Mekanisme PKB Sekolah berkewajiban menjamin bahwa kesibukan guru dengan tugas tambahannya sebagai Guru Pendamping/Mentor atau sebagai Koordinator PKB tingkat sekolah sebagaimana halnya guru yang mengikuti kegiatan PKB tidak mengurangi kuantitas dan kualitas mengajarnya. Masa kerja koordinator PKB, penilai, dan guru pendamping/ mentor adalah 3 (tiga) tahun. Setelah habis masa kerjanya, akan dilakukan evaluasi untuk menentukan masa kerja berikutnya. Pemilihan koordinator PKB, penilai, dan guru pendamping/mentor dilakukan oleh kepala sekolah dengan persetujuan pengawas dan semua guru di sekolah tersebut, sedangkan penetapan dan pengangkatannya dilakukan oleh kepala sekolah dengan diketahui oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Secara formal kepala sekolah menerbitkan SK penetapan koordinator PKB, penilai dan guru pendamping. Selain itu, sekolah dan Dinas Pendidikan setempat harus menjamin keterlaksanaan tugas Guru Pendamping/Mentor atau sebagai Koordinator PKB agar pelaksanaan PKB dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip PKB yang telah ditetapkan dan sekaligus dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam rangka peningkatan kualitas layanan pendidikan bagi peserta didik. 23

130 Kegiatan Pembelajaran 1 9. Penilaian Prestasi Kerja dan SKP Selanjutnya informasi yang akan dibahas dan diuraikan tentang tentang Penilaian Prestasi Kerja (PPK) dan SKP a. Penilaian Prestasi Kerja (PPK) PPK bagi guru dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, yang dapat memberi petunjuk bagi pejabat yang berkepentingan dalam rangka pembinaan profesi guru secara objektif. Hasil penilaian prestasi kerja akan dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan penetapan keputusan kebijakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang berkaitan dengan bidang pekerjaan, pengangkatan dan penempatan, pengembangan, penghargaan, serta disiplin. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru yang mengamanatkan guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan berhak mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. Berkenaan dengan hal tersebut, penilaian prestasi kerja dilaksanakan secara sistematis yang penekanannya pada tingkat capaian sasaran kerja atau tingkat capaian hasil kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah sebagaimana telah direncanakan, disusun dan disepakati bersama oleh guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dengan atasan langsung (pejabat penilai)nya. Penilaian prestasi kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yaitu Kepala Sekolah/Madrasah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Laboratorium, Kepala Perpustakaan, Kepala Bengkel, Ketua Program Keahlian, dan Guru Pembimbing Khusus secara strategis diarahkan melalui penilaian SKP dan perilaku kerja sesuai dengan tugas dan fungsi guru dan kepala sekolah. PPK bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah dan dilaksanakan berdasarkan prinsip objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, 24

131 PJOK SMP KK J dan transparan. Untuk memenuhi prinsip penilaian yang objektif, terukur, akuntabel, partispatif, dan transparan diperlukan pedoman penilaian prestasi kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Unsur PPK adalah sebagai berikut SKP (bobot 60%) PPK PERILAKU KERJA (bobot 40%) Gambar 8. Unsur Penilaian Prestasi Kerja Perangkat penilaian prestasi kerja merupakan seperangkat alat yang digunakan oleh penilai untuk melaksanakan tugas mengukur dan menilai prestasi kerja guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan. Diharapkan hasil penilaian yang diperoleh obyektif, akurat, tepat, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan. Perangkat penilaian tersebut terdiri dari: 1) Formulir Sasaran Kerja Pegawai (Lampiran 1) 2) Formulir Penilaian Sasaran Kerja Pegawai (Lampiran 2) 3) Surat Keterangan Melaksanakan Tugas Tambahan (Lampiran 3) 4) Rekap Hasil Penilaian Perilaku Kerja Bagi Guru (Lampiran 4) 5) Formulir Buku Catatan Penilaian Perilaku Kerja PNS (Lampiran 5) 6) Format Penilaian Prestasi Kerja (Lampiran 6) Catatan: Format lengkap ada di Pedoman PPK GURU,KEPALA SEKOLAH DAN GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN TAHUN

132 Kegiatan Pembelajaran 1 Terkait dengan pelaksanaan PPK maka alur PPK guru dan/atau guru yang memperoleh tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala laboratorium, kepala perpustakaan, kepala bengkel, ketua program keahlian, dan pembimbing khusus) dapat digambarkan berikut ini: 1) Sasaran Kerja Pegawai a) Konsep SKP Perkalan BKN No.1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, yang dimaksud pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan. Sedangkan penilaian prestasi Kerja PNS adalah suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh Pejabat Penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja PNS. Prestasi Kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada suatu satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS, yang dimaksud dengan uraian Tugas adalah suatu paparan semua tugas jabatan yang merupakan tugas pokok pemangku jabatan dalam memproses bahan kerja menjadi hasil kerja dengan menggunakan perangkat kerja dalam kondisi tertentu. Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas jabatan Penilaian terhadap SKP yaitu penilaian yang dilaksanakan terhadap seluruh tugas jabatan dan target yang harus dicapai selama kurun waktu pelaksanaan pekerjaan dalam tahun yang berjalan. Penilaian tersebut didasarkan kepada ukuran tingkat capaian SKP yang dinilai dari aspek: Kuantitas, Kualitas, Waktu dan Biaya. Guru dan/atau guru yang memperoleh tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah sebagai pejabat fungsional tertentu, target SKP nya adalah pemenuhan angka kredit yang akan didapat untuk tahun yang berjalan mengingat kenaikan pangkat guru dan/atau guru yang memperoleh tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasahdidasarkan kepada perolehan 26

133 PJOK SMP KK J angka kredit. Dengan demikian, penilaian terhadap komponen SKP nya mengacu kepada target perolehan angka kredit dari komponen kegiatan yang direncanakan selama satu tahun. Dalam menentukan tugas jabatan untuk memperoleh angka kredit yang dicapai mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. (Kemdikbud, 2014) b) Prosedur Penyusunan SKP Setiap guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah wajib menyusun SKP Guru berdasarkan RKT sekolah dan dokumen lainnya, seperti Evaluasi Diri Sekolah (EDS), tugas pokok guru, serta Program Tahunan Guru.Khusus untuk kepala sekolah, penyusunan SKP juga perlu mempertimbangkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Dalam menyusun kegiatan tugas jabatan dalam SKP gurudan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasahharus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Jelas: Kegiatan yang dilakukan harus dapat diuraikan secara jelas. (2) Terukur artinya dapat: Diukur Kegiatan yang dilakukan harus dapat diukur secara kuantitas dalam bentuk angka seperti jumlah satuan, jumlah hasil, dan lain-lain, maupun secara kualitas seperti hasil kerja sempurna, tidak ada kesalahan, tidak ada revisi dan pelayanan kepada masyarakat memuaskan, dan lain-lain. (3) Relevan: Kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas jabatan masing-masing. (4) Dapat Dicapai: Kegiatan yang ditakukan harus disesuaikan dengan kemampuanguru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. (5) Memiliki Target Waktu: Kegiatan yang dilakukan harus dapat ditentukan waktunya. SKP Guru memuat kegiatan tugas jabatan dan target angka kredit yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu yang kegiatannya bersifat nyata dan dapat diukur. 27

134 Kegiatan Pembelajaran 1 (1) SKP memuat kegiatan tugas jabatan, angka kredit dan target yang meliputi kuantitas, kualitas, waktu, dan/atau biaya, yang harus dicapai dalam satu tahun yang kegiatannya bersifat nyata dan dapat diukur. Penentuan angka kredit dalam SKP menggunakan asumsi untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi secara normatif yang harus dicapai dalam waktu 4 (empat) tahun. Oleh karena itu, target angka kredit dalam satu tahun adalah jumlah angka kredit kumulatif minimal yang akan dicapai dibagi 4 (empat). (2) SKP yang telah disusun harus dinegosiasikan dan disetujui oleh pejabat penilai, u3ntuk selanjutnya ditetapkan oleh Pejabat Penilai sebagai kontrak kerja yang harus ditandatangani oleh kedua belah pihak (Pejabat Penilai dan guru yang dinilai (3) Jika SKP yang telah disusun tidak disetujui oleh Pejabat Penilai maka keputusannya diserahkan kepada Atasan Pejabat Penilai dan hasilnya bersifat final. (4) SKP ditetapkan setiap tahun pada awal bulan Januari. (5) Apabila terjadi perpindahan tempat tugas guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan setelah bulan Januari maka yang bersangkutan menyusun SKP pada awal bulan di tempat yang baru sesuai dengan surat perintah/surat keputusan melaksanakan tugas, dengan terlebih dahulu dilakukan pengukuran oleh atasan langsung di tempat tugas yang lama. (6) Apabila terjadi mutasi/perpindahan satminkal/tempat tugas setelah bulan Januari tahun berjalan, maka guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan yang bersangkutan wajib menyusun SKP pada satminkal lama dan satminkal baru. Pada akhir tahun yang bersangkutan memperoleh penilaian SKP tempat tugas lama ditambah penilaian SKP tempat tugas baru, lalu hasilnya dibagi 2 (dua). Pejabat penilai pada tempat tugas lama harus melakukan penilaian SKP dan perilaku kerja sampai dengan yang bersangkutan ditetapkan Keputusan mutasinya. Sedangkan penentuan rentang waktu penetapan target SKP pada tempat tugas baru dilakukan sesuai surat pernyataan perintah melaksanakan tugas pada tempat tugas bar 28

135 PJOK SMP KK J (7) SKP Guru yang telah disusun harus dinegosiasikan dan disetujui, untuk selanjutnya ditetapkan oleh PejabatPenilai sebagai kontrak kerja yang harus ditanda-tangani oleh kedua belah pihak (Pejabat Penilai dan Guru dan/atau yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah)dan digunakan sebagai dasarppk. Jika SKP Guru yang telah disusun tidak disetujui oleh Pejabat Penilai maka keputusannya diserahkan kepada Atasan Pejabat Penilaidan bersifat final. c) Unsur-unsur SKP (1) Kegiatan Tugas Jabatan Uraian tugas jabatan guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan mengacu kepada unsur utama dan unsur penunjang sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta berkaitan dengan visi misi sekolah dan Rencana Kerja Tahunannya (RKT). (2) Angka Kredit (3) Angka Kredit yang dimasukkan ke dalam formulir SKP adalah target angka kredit yang akan dicapai untuk setiap uraian tugas jabatan yang meliputi beberapa butir kegiatan dalam 1 (satu) tahun berjalan. Angka Kredit kegiatan tugas jabatan yang akan dilaksanakan meliputi angka kredit untuk unsur utama dan angka kredit untuk unsur penunjang. (4) Target Dalam SKP Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas jabatan. Target yang akan dicapai diwujudkan dengan jelas sebagai ukuran prestasi kerja, baik dari aspek kuantitas, kualitas, waktu dan/atau biaya. (a) Kuantitas (Target Output), dalam menentukan Target Output (TO) dapat berupa dokumen, konsep, naskah, surat keputusan, paket, laporan, dan lain-lain. Contoh : Laporan dan Evaluasi Penilaian Kinerja guru kelas/mata pelajaran dengan kolom persetujuan antara penilai PK Guru dan guru yang dinilai; 29

136 Kegiatan Pembelajaran 1 Format Hasil Sebelum Pengamatan, Selama Pengamatan, dan Setelah Pengamatan; Format Hasil Pemantauan dan Jurnal Hasil Pemantauan (jika ada); Format Hasil Nilai per Kompetensi yang memuat skor per indikator dalam satu kompetensi, untuk semua kompetensi (misal untuk guru kelas/mata pelajaran adalah 14 kompetensi (b) Kuantitas terkait dengan tugas kepala sekolah Hasil PK Kepala Sekolah; Rencana Kerja Tahunan Sekolah dan realisasinya; dan Laporan hasil pelaksanaan pengelolaan kepeserta didikan, kurikulum, sarana dan prasarana, hubungan dengan masyarakat, pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan, dan pembi ayaan sekolah Kuantitas terkait dengan target kegiatan pengembangan diri yang dapat berupa diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru. Target outputnya adalah laporan hasil kegiatan diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru sesuai dengan jumlah dan jenis kegiatan yang dilakukan. Contoh: Rahmat S.Pd, seorang guru PJOK SMP Tunas Mandiri, melaksanakan kegiatan pengembangan diri melalui kegiatan kolektif guru di KKG dengan mengambil 4 (lempat) paket kegiatan dengan topik yang berbeda. Dengan demikian, target output dari Rahmat adalah 4 (empat) laporan hasil kegiatan sesuai dengan topiknya. Kualitas (Target Kualitas), dalam menentukan Target Kualitas (TK) harus memprediksi pada mutu hasil kerja yang terbaik, target kualitas diberikan nilai paling tinggi 100 (seratus). Dengan arti bahwa angka kredit yang ditargetkan dapat dicapai sepenuhnya. Contoh; Khusus untuk target kualitas pelaksanaan pembelajaran adalah target angka kredit dengan sebutan baik atau amat baik yang harus dicapai dalam satu tahun sesuai dengan golongan yang 30

137 PJOK SMP KK J bersangkutan. Untuk rencana ketercapaian target angka kredit baik atau amat baik di dalam target kualitas dicantumkan angka 100 (seratus). Contoh : Penulisan target kualitas untuk pelaksanaan pembelajaran. Dari contoh atas nama Rahmat Peristiwa di atas, target kualitas yang harus dicapai adalah 100% (seratus persen) yang setara dengan sebutan baik atau amat baik pada hasil penilaian kinerja guru. Penulisan target kualitas untuk PKB dalam kegiatan pengembangan diri. Contoh: Rahmat mengikuti diklat dan kegiatan kolektif guru, target kualitas yang dicantumkan dalam SKP sebagai berikut. 24 Mengikuti diklat selama 60 jam terkait dengan pembelajaran berbasis IT memiliki target kualitas 100%; Mengikuti kegiatan kolektif guru dengan 4 paket kegiatan terkait dengan kegiatan peningkatan kemampuan dalam penyusunan perangkat pembelajaran memiliki target kualitas 100% Waktu (Target Waktu), Target waktu ditetapkan dengan memperhitung kan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap uraian kegiatan, misalnya 7 (tujuh) hari, 1 (satu) minggu, 1 (satu) bulan, 2 (dua) bulan, 3 (tiga) bulan, dan seterusnya sampai dengan 12 (dua belas) bulan. Contoh: Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 12 (dua belas) bulan. Kegiatan tugas tambahan sebagai kepala sekolah dilaksanakan selama 12 (dua belas) bulan. Kegiatan diklat 60 (enam puluh) JP direncanakan dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari. Kegiatan kolektif guru dilaksanakan selama 12 (dua belas) bulan. Biaya (Target Biaya), dalam menentukan Target Biaya (TB) harus memperhitungkan berapa biaya yang dibutuhkan untuk 31

138 Kegiatan Pembelajaran 1 menyelesaikan suatu pekerjaan dalan 1 (satu) tahun, misalnya ratusan ribu, jutaan, dan lain-lain. Target biaya diisi hanya untuk kepala sekolah. Contoh SKP dengankegiatan Tugas Jabatan: Unsur Utama (minimum angka kredit untuk 1 tahun = 22,50) Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai hasil pembelajaran, melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian sebagai guru kelas: AK pembelajaran = AK Kumulatif AK Pengembangan Diri AK Publikasi Ilmiah dan/atau Karya Inovatif = 22, = 19,50 AK Melaksanakan pembimbingan pada kelas yang menjadi tanggung jawabnya: AK = 5% x 19,50 = 0,98 AK Melaksanakan kegiatan PKB guru yang meliputi: mengikuti diklat fungsional Pengembangan Model Pembelajaran selama 82 jam = 2 AK; mengikuti kegiatan kolektif guru dengan 5 paket kegiatan terkait dengan peningkatan kemampuan dalam membuat perangkat pembelajaran AK = 5 paket x 0,15 = 0,75; membuat 1 artikel ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya dan dimuat di jurnal tingkat nasional yang terakreditasi = 2 AK; Unsur Penunjang (maksimum 2,25 AK) Maksimum angka kredit = 10% x AK unsur utama = 2,5 Menjadi pengawas ujian sekolah = 0,08 AK; dan Menjadi anggota aktif kegiatan kepramukaan = 0,75 32

139 PJOK SMP KK J d) Penilaian Ketercapaian SKP Proses dan Prosedur Penilai dalam SKP Pelaksanaan PPK dilakukan dengan cara menggabungkan antara unsur penilaian SKP dan unsur penilaian perilaku kerja.masing-masing unsur berkontribusi dalam PPK dengan rincian yaitu penilaian SKP sebesar 60% (enam puluh persen) dan Penilaian Perilaku Kerja sebesan 40% 33

140 Kegiatan Pembelajaran 1 (empat puluh persen) sebagaimana formulir PPK pada Lampiran 6. Nilai PPK dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut: 91 ke atas : Sangat Baik : Baik : Cukup : Kurang 50 ke bawah : Buruk e) Penilaian SKP Guru Penilaian SKP Guru merupakan penilaian terhadap seluruh tugas jabatan dan target yang harus dicapai selama kurun waktu tertentu dengan aspek kualitas, kuantitas, waktu dan biaya.adapun format penilaian SKP Guru adalah sebagai berikut: Prosedur penilaian SKP dalam format di atas mengikuti tata cara pengisian sebagai berikut. (1) Kolom 1 sampai 7 diisi dengan memindahkan dari SKP yang telah disetujui oleh atasan langsung. 34

141 PJOK SMP KK J (2) Kolom 8 diisi dengan hasil perolehan angka kredit berdasarkan tata cara sebagaimana diatur dalam Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. (3) Kolom 9 diisi dengan Realisasi Output (RO) yang telah dihasilkan untuk masing-masing kegiatan tugas jabatan yang dihitung berdasarkan rumus sesuai dengan Perka BKN No. 1 Tahun Realisasi Output Penilaian SKP = X 100 (Aspek Kuantitas) Target Output Contoh : Achmad Peristiwa di atas di dalam target pelaksanaan pembelajarannya, ia harus memenuhi 1 (satu) buah laporan hasil PK Guru. Dalam realisasinya yang bersangkutan dapat memenuhinya. Maka perhitungan penilaian SKP aspek kuantitasnya adalah: 1 laporan Penilaian SKP = X 100 = 100 (Aspek Kuantitas) 1 laporan (4) Kolom 10 diisi dengan Realisasi Kualitas (RK) yang telah dihasilkan untuk masing-masing kegiatan tugas jabatan yang dinilai. Penilaian pada RK dikaitan dengan ketercapaian hasil penilaian kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan dengan rumus perhitungan sebagai berikut. 35

142 Kegiatan Pembelajaran 1 (5) Kolom 11 diisi dengan Realisasi Waktu (RW) yang telah digunakan untuk masing-masing kegiatan tugas jabatan yang dinilai. Perhitungan persentase tingkat efisiensi waktu dari target waktu. Jika kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu 0 (nol). Jika aspek waktu yg tingkat efisiensinya 24 % maka perhitungan realisasi aspek waktu adalah: 36

143 PJOK SMP KK J Dalam melakukan penilaian SKP Guru, pejabat penilai perlu memperhatikan hal-hal berikut ini: 1) Penilaian Tugas Jabatan Tugas jabatan bagi guru sebagaimana dijelaskan dalam Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional Guru dan Angka Kreditnya mencakup: b) Unsur utama: 37

144 Kegiatan Pembelajaran 1 Penilaian unsur utama dilakukan dengan menggunakan sistem penilaian kinerja guru (PKG) berdasarkan Permendikbud Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. c) Unsur Penunjang: Penilaian unsur penunjang dilakukan sesuai dengan ketentuan pada Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional Guru dan Angka Kreditnya dan angka kreditnya ditetapkan oleh Tim Penilai Angka Kredit. 10. Penilaian dan Penandatanganan Capaian SKP Penilaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi kerja dengan cara membandingkan antara realisasi kerja dengan target. Nilai capaian SKP dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut: 91 ke atas : Sangat Baik : Baik : Cukup : Kurang 50 ke bawah : Buruk Penandatangan hasil penilaian capaian SKP dilakukan oleh pejabat penilai pada formulir penilaian SKP. Adapun contoh Penilaian dan Penandatanganan Capaian SKP adalah sebagai berikut: a) Contoh Penilaian dan Penandatanganan Capaian SKP bagi Guru 38

145 PJOK SMP KK J PENILAIAN CAPAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL Jangka Waktu Penilaian 02 Januari s.d. 31 Desember ,3565 TARGET REALISASI NO I. Kegiatan Tugas Jabatan AK AK Kuant/ Output Kual/Mutu Waktu Biay a Kuant/ Output Kual/Mutu Waktu Biay a PENGHITUNGAN NILAI CAPAIAN Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, Laporan Laporan mengev aluasi dan menilai hasil pembelajaran 1 9,50 1 Penilaian Bulan - 7,13 1 Penilaian Bulan - 251,00 83,67 menganalisis hasil pembelajaran, melaksanakan Kinerja Kinerja tindak lanjut hasil penilaian Laporan 2 Menjadi Wali Kelas 0,48 1 Penilaian Bulan - 0,36 1 Kinerja Surat Tugas, Mengikuti Kegiatan Kolektif Guru dalam Meny usun 3 Perangkat Pembelajaran (0.15 AK/Surat 4,00 4 Keterangan dan Laporan Kegiatan) Mengikuti Diklat Fungsional Lamany a 30 s.d 80 4 Jam** (1 AK/Surat Tugas, Laporan Deskripsi Hasil 0,15 1 Pelatihan, Sertifikat) Membuat kary a tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahny a, 5 diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah ilmiah 1,00 1 tingkat kabupaten/kota.*** (1 AK/Kary a Tulis dalam Majalah/Jurnal Ilmiah) 6 9 Laporan Deskripsi Bulan - 4,00 4 Hasil Pelatihan, Sertifikat Surat Keterangan Bulan - 0,15 1 dan Laporan Kegiatan Kary a Tulis dalam Bulan - 1,00 1 Majalah/Jurn al Ilmiah Laporan Penilaian Bulan - 251,00 83,67 Kinerja Surat Tugas, Laporan Deskripsi Bulan - 266,00 88,67 Hasil Pelatihan, Sertifikat Surat Keterangan dan Bulan - 276,00 92,00 Laporan Kegiatan Kary a Tulis dalam Bulan - 276,00 92,00 Majalah/Ju rnal Ilmiah Membuat Alat Peraga Kategori Kompleks**** (2 2,00 1 Alat Peraga Bulan - 0,00 1 Laporan 0 12 Bulan - 176,00 58,67 AK/alat peraga) 2 JP (bukti :Surat 7 Menjadi Pelatih/Tutor/Instruktur (0.04 AK/2 JP) 0,20 10 Tugas, Bulan - 0,20 10 jadw al, Laporan) 2 JP (bukti :Surat Tugas, Bulan - 276,00 92,00 jadw al, Laporan) 8 Menjadi pengawas Ujian Sekolah (0.08 AK/1 SK) 0,08 1 SK Bulan - 0,08 1 SK Bulan - 276,00 92,00 Menjadi Pengurus Aktif Asosiasi Profesi (1 AK/1 1,00 1 SK Bulan - 1,00 1 SK Bulan - 276,00 92,00 SK) JUMLAH 18,41 13,91 II. TUGAS TAMBAHAN DAN KREATIVITAS : 1 (tugas tambahan) (tugas tambahan) 2 (kreatifitas) (kreatifitas) Nilai Capaian SKP 86,07 (Baik).., 31 Desember... Pejabat Penilai, Drs. Johan Edy Prastiwo, M.Pd

146 Kegiatan Pembelajaran 1 PENILAIAN CAPAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL Jangka Waktu Penilaian 02 Januari s.d. 31 Desember ,3565 TARGET REALISASI NO I. Kegiatan Tugas Jabatan AK AK Kuant/ Output Kual/Mutu Waktu Biay a Kuant/ Output Kual/Mutu Waktu Biay a PENGHITUNGAN NILAI CAPAIAN Melaksanakan Proses Pembelajaran (paket kegiatan) *** 2 Menunaikan tugas sebagai Kepala Sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan pengembangan sekolah(paket kegiatan) **** 3 Mengikuti diklat Fungsional lamanya 180 jam ( 2 2,38 1 7,13 1 AK/Surat Tugas, Laporan Deskripsi Hasil Pelatihan, Sertifikat) ***** 2, Menjadi peserta pada kegiatan ilmiah (0,1 AK/Surat Keterangan dan Laporan Per Kegiatan) 0, Membuat laporan penelitian tindakan kelas atau tindakan sekolah (2 AK/Karya Tulis dalam majalah/jurnal ilmiah) 8,00 2 laporan PKG laporan PKKS Surat Tugas, Laporan Deskripsi Hasil Pelatihan, Sertifikat Surat Keterangan dan Laporan Per Kegiatan Karya Tulis dalam majalah/jurnal ilmiah bln - 1,78 1 laporan PKG bln - 251,00 83, bln ,13 1 laporan PKKS bln ,00 88, bln - 2, bln - 0, bln - 8,00 2 Surat Tugas, Laporan Deskripsi Hasil Pelatihan, Sertifikat Surat Keterangan dan Laporan Per Kegiatan Karya Tulis dalam majalah/jurnal ilmiah 90 6 bln - 266,00 88, bln - 276,00 92, bln - 276,00 92,00 6 Menjadi pengurus aktif organisasi profesi (1 AK/SK) 1, Menjadi tim penilai angka kredit (0,04 AK/Dupak) 0,40 10 SK Dupak bln - 1,00 1 Laporan bln - 276,00 92, bln - 0,40 10 Dupak bln - 276,00 92,00 12 JUMLAH 21,00 20,41 II. TUGAS TAMBAHAN DAN KREATIVITAS : 1 (tugas tambahan) (tugas tambahan) 2 (kreatifitas) (kreatifitas) Nilai Capaian SKP 89,83 (Baik).., 31 Desember... Pejabat Penilai, Drs. Taspen, M.Pd

147 PJOK SMP KK J 11. Penilaian Perilaku Kerja a. Komponen Perilaku Kerja Penilaian perilaku kerja yaitu penilaian terhadap perilaku kerja Kepala Sekolah/ Madrasah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Laboratorium, Kepala Perpustakaan, Kepala Bengkel, Ketua Program Keahlian, dan Guru Pembimbing Khusus dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Penilaian perilaku meliputi aspek: orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, dan kerjasama. Unsur perilaku kerja yg mempengaruhi prestasi kerja yg dievaluasi harus relevan dan berhubungan dengan pelaksanaan tugas jabatan guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yg dinilai Uraian pada unsur perilaku kerja adalah sebagai berikut: No Aspek Yang Dinilai 1 Orientasi Pelayanan 2 Integritas 3 Komitmen 4 Disiplin 5 Kerjasama 6 Kepemimpinan b. Prosedur Penilaian Perilaku Kinerja Cara menilai perilaku kerja dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat penilai terhadap guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang dinilai. Penilaian perilaku kerja dapat mempertimbangkan masukan dari Pejabat Penilai lain yang setingkat di lingkungan unit kerja masing-masing. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama, dan kepemimpinan. Bagi guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, penilaian unsur perilaku kerja hanya pada aspek orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, dan kerjasama, sedangkan aspek kepemimpinan ditujukan pada pejabat struktural. Bagi guru dengan tugas lain sebagai kepala sekolah, 41

148 Kegiatan Pembelajaran 1 aspek kepe mimpinan sudah dinilai dalam penilaian kinerjanya, sehingga tidak perlu dinilai lagi dalam unsur perilaku kerja. Nilai perilaku kerja PNS dinyatakan dengan angka dan sebutannya: (1) = Sangat Baik (2) = Baik (3) 6I 75 = Cukup (4) = Kurang; dan (5) 50 ke bawah = Buruk. Penilaian unsur perilaku kerja bagi guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan disesuaikan dengan perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. sebagai berikut. Tabel 2: Kriteria Penilaian Unsur Perilaku Kerja ASPEK NO YANG DINILAI 1 Orientasi Pelayanan URAIAN a Selalu dapat menyelesaikan tugasutama sebagai guru sebaikbaiknya dengan sikap sopan dan sangat memuaskan baik untuk perserta didik orang tua peserta didik, dan satuan pendidikannya. b Pada umumnya dapat menyelesaikan tugas utama sebagai guru dengan baik dan sikap sopan serta memuaskan baik untuk perserta didik orang tua peserta didik, dan satuan pendidikannya c Adakalanya dapat menyelesaikan tugas utama sebagai guru dengan cukup baik dan sikap cukup sopan serta cukup memuaskan baik untuk perserta didik orang tua peserta didik, dan satuan pendidikannya. d Kurang dapat menyelesaikan tugas utama sebagai guru dengan baik dan sikap kurang sopan serta kurang memuaskan baik untuk perserta didik orang tua peserta didik, dan satuan pendidikannya NILAI ANGKA SEBUTAN Sangat baik Baik Cukup Kurang 42

149 PJOK SMP KK J NO ASPEK YANG DINILAI e URAIAN Tidak pernah dapat menyelesaikan tugas utama sebagai guru dengan baik dan sikap tidak sopan serta tidak memuaskan baik untuk perserta didik orang tua peserta didik, dan satuan pendidikannya 2 Integritas a Selalu dalam melaksanakan tugas bersikap jujur, ikhlas sesuai dengan norma dan etika satuan pendidikan dan tidak pernah menyalahgunakan wewenangnya serta berani menanggung risiko dari tindakan yang dilakukannya b Pada umumnya dalam melaksanakan tugas bersikap jujur, ikhlas sesuai dengan norma dan etika sebagai pendidik dalam satuan pendidikan dan tidak pernah menyalahgunakan wewenangnya tetapi berani menanggung risiko dari tindakan yang dilakukannya. c Adakalanya dalam melaksanakan tugas bersikap cukup jujur, cukup ikhlas sesuai dengan norma dan etika sebagai pendidik dalam satuan pendidikan dan kadang-kadang menyalahgunakan wewenangnya serta berani menanggung risiko dari tindakan yang dilakukannya. d Kurang bersikap jujur, kurang ikhlas dalam melaksanakan tugas sesuai dengan norma dan etika sebagai pendidik dalam satuan pendidikan dan sering menyalahgunakan wewenangnya tetapi kurang berani menanggung risiko dari tindakan yang dilakukannya e Tidak pernah jujur, tidak ikhlas dalam melaksanakan tugas sesuai dengan norma dan etika sebagai pendidik dalam satuan pendidikan dan selalu menyalahgunakan wewenangnya serta tidak berani menanggung risiko dari tindakan yang dilakukannya. ANGKA 50 ke bawah NILAI SEBUTAN Buruk Sangat baik Baik Cukup Kurang 50 ke bawah Buruk 43

150 Kegiatan Pembelajaran 1 NO ASPEK YANG DINILAI URAIAN 3 Komitmen a Selalu berusaha dengan sungguh sungguh menegakkan pancasila sebagai ideologi negara, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Bhineka Tunggal Ika dan rencana - rencana pemerintah dalam melaksanakan tugas utamanya secara berdaya guna dan berhasil guna serta mengutamakan kepentingan satuan pendidikan di atas kepentingan pribadi berdasarkan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. b Pada umumnya berusaha dengan sungguh-sungguh menegakkan pancasila sebagai ideologi negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Bhineka Tunggal Ika dan rencana-rencana pemerintah dalam melaksanakan tugas utamanya secara berdaya guna dan berhasil guna serta mengutamakan kepentingan satuan pendidikan di atas kepentingan pribadi berdasarkan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. c Adakalanya berusaha dengan sungguh-sungguh menegakkan pancasila sebagai ideologi negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),Bhineka Tunggal Ika dan rencana - rencana pemerintah dalam melaksanakan tugas utamanya secara berdaya guna dan berhasil guna serta mengutamakan kepentingan satuan pendidikan di atas kepentingan pribadi berdasarkan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. NILAI ANGKA SEBUTAN Sangat baik Baik Cukup 44

151 PJOK SMP KK J NO ASPEK YANG DINILAI URAIAN d Kurang berusaha dengan sungguhsungguh menegakkan pancasila sebagai ideologi negara, Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Bhineka Tunggal Ika dan rencana-rencana pemerintah dalam melaksanakan tugas utamanya secara berdaya guna dan berhasil guna serta mengutamakan kepentingan satuan pendidikan di atas kepentingan pribadi berdasarkan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. e Tidak pernah berusaha dengan sungguh-sungguh menegakkan pancasila sebagai ideologi negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Bhineka Tunggal Ika dan rencana-rencana pemerintah dengan tujuan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna serta mengutamakan kepentingan satuan pendidikan di atas kepentingan pribadi berdasarkan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan 4 Disiplin a Selalu mentaati peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang berlaku dengan rasa tanggung jawab dan selalu mentaati ketentuan jam kerja dan pemenuhan beban kerja serta mampu menyimpan dan/atau memelihara barang-barang milik negara yang dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya b Pada umumnya mentaati peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang berlaku dengan rasa tanggung jawab, ANGKA NILAI SEBUTAN Kurang 50 ke bawah Buruk Sangat baik Baik 45

152 Kegiatan Pembelajaran 1 NO ASPEK YANG DINILAI URAIAN mentaati ketentuan jam kerja dan pemenuhan beban kerja serta mampu menyimpan dan/atau memelihara barang-barang milik negara yang dipercayakan kepadanya dengan baik. c Adakalanya mentaati peraturan perundang- undangan dan/atau peraturan kedinasan yang berlaku dengan rasa cukup tanggung jawab, mentaati ketentuan jam kerja dan pemenuhan beban kerja serta cukup mampu menyimpan dan/atau memelihara barang- barang milik negara yang dipercayakan kepadanya dengan cukup baik, serta tidak masuk atau terlambat masuk kerja dan lebih cepat pulang dari ketentuan jam kerja tanpa alasan yang sah selama 5 (lima) sampai dengan 15 (lima belas) hari kerja d Kurang mentaati peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang berlaku dengan rasa kurang tanggung jawab, mentaati ketentuan jam kerja dan pemenuhan beban kerja serta kurang mampu menyimpan dan/atau memelihara barang- barang milik negara yang dipercayakan kepadanya dengan kurang baik, serta tidak masuk atau terlambat masuk kerja dan lebih cepat pulang dari ketentuan jam kerja tanpa alasan yang sah selama 16 (enam belas) sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kerja. e Tidak pernah mentaati peraturan perundang undangan dan / atau peraturan kedinasan yang berlaku dengan rasa tidak tanggung jawab, mentaati ketentuan jam kerja dan pemenuhan beban kerja serta tidak mampu menyimpan dan/atau NILAI ANGKA SEBUTAN Cukup Kurang 50 ke bawah Buruk 46

153 PJOK SMP KK J NO ASPEK YANG DINILAI URAIAN memelihara barang- barang milik negara yang dipercayakan kepadanya dengan kurang baik, serta tidak masuk atau terlambat masuk kerja dan lebih cepat pulang dari ketentuan jam kerja tanpa alasan yang sah lebih dari 31 (tiga puluh satu) hari kerja. 5 Kerjasama a Selalu mampu bekerjasama dengan rekan kerja, atasan/bawahan baik di dalam maupun di luar organisasi/ satuan pendidikan serta menghargai dan menerima pendapat orang lain,bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah yang telah menjadi keputusan bersama. b Pada umumnya mampu bekerjasama dengan rekan kerja, atasan/bawahan baik di dalam maupun di luar organisasi/satuan pendidikan serta menghargai dan menerima pendapat orang lain, bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah yang telah menjadi keputusan bersama. c Adakalanya mampu bekerja sama dengan rekan kerja, atasan/ bawahan baik di dalam maupun di luar organisasi/satuan pendidikan serta adakalanya menghargai dan menerima pendapat orang lain, kadang-kadang bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah yang telah menjadi keputusan bersama. d Kurang mampu bekerjasama dengan rekan kerja, atasan/ bawahan baik di dalam maupun di luar organisasi/satuan pendidikan serta kurang menghargai dan menerima pendapat orang lain, kurang bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah yang tela h menjadi keputusan bersama. NILAI ANGKA SEBUTAN Sangat baik Baik Cukup Kurang 47

154 Kegiatan Pembelajaran 1 NO ASPEK YANG DINILAI e URAIAN Tidak pernah mampu bekerjasama dengan rekan kerja, atasan/ bawahan baik di dalam maupun di luar organisasi/satuan pendidikan serta tidak menghargai dan menerima pendapat orang lain, tidak bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah yang telah menjadi keputusan bersama. NILAI ANGKA SEBUTAN 50 ke bawah Buruk Aspek ke-enam kepemimpinan bagi guru atau kepala sekolah tidak dinilai kerena bukan pejabat eselon. Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan. Penilaian unsur perilaku kerja bagi guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah disesuaikan dengan perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah. Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100 jika guru yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dijelaskan di atas. Untuk memudahkan penilaian perilaku kerja guru dikembangkan instrumen untuk mengukur perilaku kerja. Instrumen yang dikembangkan meliputi seluruh aspek penilaian dalam perilaku kerja. Instrumen yang dikembangkan menggunakan indikator perhitungan sebagai berikut: skor 0 menyatakan tidak ada atau tidak tampak; skor 1 menyatakan sedikit tampak; dan skor 2 menyatakan tampak jelas dalam perilaku sehari-hari. Selanjutnya untuk mendapatkan nilai aspek perilaku kerja adalah dengan menjumlahkan skor indikator dibagi skor maksimum indikator sebagaimana dalam rumus berikut ini. Total skor indikator x100 skor maksimum indikator Contoh Instumen untuk mengukur setiap aspek perilaku kerja adalah sebagai berikut. 48

155 PJOK SMP KK J Orientasi Pelayanan INDIKATOR SKOR Orientasi Pelayanan Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan bertingkah laku sopan dan ramah terhadap semua peserta didik, orang tua, dan teman sejawat Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan ramah dalam berkomunikasi terhadap semua peserta didik, orang tua, dan teman sejawat Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan berpenampilan rapi dan sopan Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan memperlakukan semua peserta didik secara adil, memberikan perhatian dan bantuan sesuai kebutuhan masing-masing, tanpa memperdulikan faktor personal Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan mau membagi pengalamannya dengan kolega, termasuk mengundang mereka untuk mengobservasi cara mengajarnya dan memberikan masukan Guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan menyediakan layanan informasi terkait dengan perkembangan prestasi dan potensi peserta didik kepada orang tua TOTAL SKOR

156 Kegiatan Pembelajaran 1 SKOR MAKSIMUM 16 NILAI ASPEK DAN SEBUTAN Nilai Aspek = Total skor indikator x100 skor maksimum indikator (Instrumen selengkapnya lihat PedomanPenilaian Prestasi Kerja Guru, Kepala Sekolah, Dan Guru Yang Diberi Tugas Tambahan, 2014) Untuk memudahkan monitoring dan evaluasi perilaku kerja, pejabat penilai dapat menggunakan formulir buku catatan penilaian perilaku kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang dinilai sebagaimana pada Lampiran berikut. BUKU CATATAN PENILAIAN PERILAKU KERJA PNS Nama : NIP : No Tanggal Uraian Nama/NIP dan Paraf Pejabat Penilai

157 PJOK SMP KK J D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktivitas Peserta a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator. b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang memaknai hasil penilaian pembelajaran PJOK yang disediakan oleh Fasilitator atau yang tersedia pada modul ini! c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan! d. Cocokkanlah hasil kerja Saudara dengan uraian materi pada modul ini! (LK-04) e. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan produk yang Saudara hasilkan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh atau in-2). f. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-2). 2. Lembar Kerja LK-02 harus Saudara selesaikan pada pembelajaran lanjutan jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh atau on service jika pelatihan dilakukan dengan pola in on in. Dengan melakukan tugas ini secara perorangan Saudara diharapkan mampu menunjukkan kemandirian dalam bekerja sebagai salah satu nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter. LK-04 Cara Melakukan PKB Petunjuk Kerja: 1. Identifikasi dan tuliskan sembilan tahapan PKB yang harus Saudara ketahui! 2. Rincilah uraian dari sembilan tahapan PKB tersebut! 51

158 Kegiatan Pembelajaran 1 No : Tahapan PKB : Uraian Tahapan PKB. 1. Evaluasi Diri Penilaian Kinerja : Perencanaan PKB : Persetujuan Rencana PKB : Refleksi: Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan (nilai utama karakter yang terinternalisasi) melalui kegiatan ini!

159 PJOK SMP KK J E. Latihan/ Kasus/ Tugas 1. Manakah diantara pernyataan berikut ini yang tidak termasuk kedalam prinsip kegiata PKB? A. Perencanaan B. Pelaksanaan C. Pengawasan D. Evaluasi 2. Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan agar mampu. A. Melaksankan tugas pokok B. Meningkatkan tingkat sosial C. Meningkatkan kesejahteraan D. Meningkan profesional 3. Karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah. Pernyataan tersebut adalah. A. Karya tulis B. Karya ilmah C. Karya inovati D. Karya seni 4. Berdasarkan Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor berapa yang isinya tentang pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakann sesuai dengan kebutuhan bertahap, berkelanjutan untuk meningkat kan profesionalisme A. Nomor 16 Tahun 2009 B. Nomor 17 tahun 2009 C. Nomor 18 tahun 2009 D. Nomor 19 tahun Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil... A. Menyajikan materi pelajaran B. Penilaian Kinerja Guru 53

160 Kegiatan Pembelajaran 1 C. Sikap guru D. Keaktipan dalam kegiatan social 6. Manakah diantara pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk kedalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) A. Memperkecil jarak antara pengetahuan, B. Peningkatan keterampilan, C. Hubungan kompetensi sosial dan kepribadian D. Upaya mencari perubahan 7. Pilihlah menurut Saudara pernyataan yang paling tepat tentang Diklat fungsional. A. Kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan B. Kegiatan guru dalam mencapai standar kompetensi profesi yang ditetapkan.. C. Kegiatan guru yang dilakukan secara rutin D. Kegiatan guru dalam menerima sosialisai pembelajaran 8. Agar proses PKB lebih efektif dan efisien hendaknya dilakukan A. Di sekolah sendiri B. Di luar lingkungan C. Lembaga tertentu D. Perguruan tinggi 9. Penilaian Prestasi Kerja (PPK) bagi guru dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja guru dan/atau guru dalam rangka. A. Pembinaan profesi guru secara objektif B. Peningkatan kinerja guru C. Peningkatan kompetensi D. Sosialisasi program 10. Penilaian yang dilaksanakan terhadap seluruh tugas jabatan dan target yang harus dicapai selama kurun waktu pelaksanaan pekerjaan dalam tahun yang berjalan di sebut A. SKP B. TIK C. PPK D. PNS 54

161 PJOK SMP KK J F. Rangkuman PKB berdasarkan Permenneg PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 yang dimaksud dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilakspeserta didik an sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkastkan profesionalisme. Unsur/komponen PKB guru, kepala sekolah, dan pengawas terdiri dari pengembangan diri. Publikasi ilmiah/pengembangan profesi dan karya inovatif. Lingkup PKB dilakukan di dalam sekolah, jaringan sekolah dan kepakaran luar lainnya. Rencana PKB berdasarkan hasil penilaian kinerja, evaluasi diri, rekomendasi EDS dan RKT sekolah. Sebagai guru, mereka perlu berpikir dan meningkatkan pengetahuannya, serta melakukan refleksi apakah kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan bagaimana menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa refleksi termasuk dalam proses perencanaan PKB. diperlukan penyediaan dukungan yang dapat membantu guru dalam melaksanakan PKB dan menggunakan hasilnya. Penyediaan dukungan bertujuan untuk menjamin bahwa pelaksanaan PKB menarik dan hasilnya berguna untuk membantu guru dalam melaksanakan tugasnya di kelas. Hal ini sangat berguna untuk menciptakan suasana baru bagi guru yang telah mengajar di tingkat kelas yang sama selama bertahun tahun, serta dapat menambah pengetahuan bagi guru terkait dengan perkembangan kurikulum. Hal-hal yang dapat membantu guru untuk mempertahankan kinerja yang baik dalam menjalankan tugasnya adalah, misalnya, dengan mencoba metoda baru, mempelajari keberagaman peserta didik, mempelajari bagaimana memberikan solusi kepada peserta didik dalam menghadapi permasalahan dalam proses pembelajaran. 55

162 Kegiatan Pembelajaran 1 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini.hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi ini Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benarx 100% 10 Keteterangan = baik sekali 80 89% = baik % = cukup 60% = kurang Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 80% atau lebih, Saudara telah menyelesaikan pembelajaran ini. Jika masih di bawah 80%, Saudara harus mengulangi materi ini, terutama bagian yang belum Saudara kuasai. 56

163 Kegiatan Pembelajaran 2 Teknologi, Informasi, Dan Komunikasi Untuk Pengembangan Pembelajaran PJOK SMP KK J A. Tujuan Peserta diklat dapat menganalisis manfaat TIK, dan menganalisis penerapan TIK dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, serta menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri, dan berintegritas. B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menganalisis manfaat TIK dalam pengembangan pembelajaran pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2. Menganalisis penerapan TIK dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3. Menunjukkan perilaku gotong royong, mandiri, dan berintegritas C. Uraian Materi Kegiatan pembelajaran yang menarik dan mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik SMP yang salah satu pengaruhnya adalah dari perkembanganperkembangan yang terjadi dalam teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Oleh karena itu TIK dalam kegiatan pembelajaran PJOK di SMP sangatlah diperlukan. Berikut adalah uraian dari materi yang berhubungan dengan TIK dalam pengembangan pembelajaran PJOK di SMP: 1. Manfaat TIK dalam Pengembangan Pembelajaran PJOK Sebelum Anda, memahami tentang manfaat dari TIK, maka pelajari penjelasan di bawah ini: 57

164 Kegiatan Pembelajaran 2 a. Pengertian Teknologi Informasi Komunikasi Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah sering digunakan di dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Sekalipun sudah sering digunakan, namun tampaknya masih terjadi pemahaman yang berbeda mengenai istilah TIK. Bahkan ada sebagian orang yang agak berlebihan pemahamannya, yaitu yang mengidentikkan TIK itu dengan komputer atau internet saja. Akibatnya, setiap ada pembicaraan mengenai TIK, maka yang terlintas di dalam pemikiran yang bersangkutan adalah komputer atau internet. Di dalam pembelajaran, apabila ada topik pembicaraan mengenai TIK, ternyata masih ada sebagian guru yang pemahamannya langsung mengarah atau terpusat pada komputer atau internet. Pemahaman yang demikian ini mengakibatkan bervariasinya sikap para guru dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Ada sebagian guru yang secara spontan mengemukakan bahwa belum saatnya dilakukan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Penyampaian pendapat ini disertai dengan sejumlah argumentasi pembenaran terhadap pendapat atau sikap mereka. Tetapi ada juga sebagian guru yang mengatakan bahwa pada dasarnya sebagian guru sudah mulai memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Perbedaan pendapat atau sikap guru ini dapat saja diakibatkan oleh berbedanya pemahaman mereka mengenai TIK itu sendiri. Dalam konteks pembelajaran di kelas, teknologi dapat difahami sebagai alat atau sarana (Haddad, 2005) yang digunakan untuk melakukan perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran sehingga para peserta didik menjadi lebih otonom dan kritis dalam menghadapi masalah, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar peserta didik (Karsenti, 2005). Teknologi dapat dan benar-benar membantu peserta didik mengembangkan semua jenis keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat mendasar sampai dengan tingkat keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi (MacKinnon, 2005). Kementerian Negara Riset dan Teknologi juga memberikan rumusan pengertian mengenai TIK sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Lebih jauh dikemukakan bahwa TIK secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan 58

165 PJOK SMP KK J pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Pemahaman TIK yang demikian ini mencakup semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas mengenai TIK, maka penerapannya di lingkungan pendidikan/pembelajaran dapatlah dikatakan bahwa TIK mencakup perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan infrastruktur yang fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran). TIK tidak hanya sebatas pada hal-hal yang canggih (sophisticated), seperti komputer dan internet, tetapi juga mencakup yang konvensional, seperti bahan cetakan, kaset audio, Overhead Transparancy (OHT)/Overhead Projector (OHP), bingkai suara (sound slides), radio, dan TV. b. Jenis-jenis Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi Silahkan Saudara baca dan pahami materi yang akan disajikan tentang jenisjenis perangkat TIK seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini, dapatkah Saudara mengidentifikasi fungsi dari masing-masing perangkat TIK tersebut? Laptop/ PC Internet Intranet Radio TIK LCD projector Telepon Printer Televisi Gambar 9. Jenis-jenis Perangkat TIK 59

166 Kegiatan Pembelajaran 2 Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa TIK mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware atau perangkat keras adalah segala sesuatu peralatan teknologi yang berupa fisik. Cirinya yang paling mudah adalah terlihat dan bisa disentuh. Sementara Software atau perangkat lunak adalah sistem yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam perangkat keras tersebut. Software dapat berupa operating system (OS), aplikasi, ataupun konten. c. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Coba Saudara perhatikan yang dimaksud dengan Interaktif, multimedia, dan jaringan. Interaktif, multimedia, dan jaringan merupakan beberapa bagian dari perkembangan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll. Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya.[2] Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana peserta didik belajar. Dalam pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang sangat umum. Herbert Spencer (1980) menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian yang berkenaan dengan 60

167 PJOK SMP KK J 1) Kegiatan demi kelangsungan hidup 2) Mencari nafkah 3) Pendidikan anak 4) Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan Negara 5) Penggunaan waktu senggang. Dalam rangka Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui The International Commission on Education for the Twenty First Century merekomendasikan pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran, yaitu: Learning to know (belajar untuk menguasai pengetahuan), Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ), Learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together (belajar untuk hidup bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat pilar pendidikan di era globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai agen pembelajaran perlu menguasai dan menerapkan TIK dalam pembelajaran di sekolah. Menurut pendapat Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: 1) dari pelatihan ke penampilan, 2) dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja, 3) dari kertas ke on line atau saluran, 4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan 5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, , dan sebagainya. Interaksi antara guru dan peserta didik tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan peserta didik. Demikian pula peserta didik dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Di sinilah peran guru untuk membuat kurikulumnya sendiri yang dapat membuat peserta didik belajar secara aktif. 61

168 Kegiatan Pembelajaran 2 Oleh karena itu hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut cyber teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin popuper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001), e- learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: 1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, 2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, 3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. Sejalan dengan perkembangan TIK itu sendiri pengertian e-learning menjadi lebih luas yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, video tape, transmisi satellite atau komputer (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002). d. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) belum banyak, bahkan mungkin tidak pernah digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani (penjas) di sekolah-sekolah. Permasalahan yang dihadapi sekolah saat ini adalah pada tingkat kesiapan peserta belajar peserta didik, SDM dalam hal ini guru, infrastruktur sekolah, pembiayaan, efektifitas pembelajaran, sistem penyelenggaraan dan daya dukung sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran PJOK berbasis TIK. Dalam penyampaian pelajaran penjas, TIK dapat membantu mempermudah peserta didik untuk memahami serta menyenangi materi yang diajarkan. Beberapa hal yang dapat dimanfaatkan melalui teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran PJOK adalah: 62

169 PJOK SMP KK J 1) CD pembelajaran Salah satu alat dalam TIK untuk pembelajaran adalah CD pembelajaran dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Pembelajaran penjas yang menitikberatkan pada penguasaan gerak, yang dalam prakteknya memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Beberapa gerakan dalam olahraga tidak bisa diajarkan bagian-perbagian karena gerakan tersebut menjadi suatu rangkaian yang cepat. Padahal jika ingin menguasai gerakan tersebut peserta didik harus mengetahui tahapan-tahapan atau prosesnya secara perlahan. Dengan penggunaan CD pembelajaran, proses gerakan yang tidak dapat diamati secara jelas dengan demonstrasi akan dapat diamati oleh peserta didik melalui gerakan slow motion melalui pemutaran CD pembelajaran tersebut. 2) Film yang berhubungan dengan olahraga Pada saat ini banyak terdapat film-film yang bertemakan olahraga. Pemutaran film-film olahraga dapat membantu guru menjelaskan sisi afektif yang ingin dikembangkan dan dicapai melalui pembelajaran penjas, seperti kerjasama, disiplin, sikap sportif, tanggungjawab, kerja keras, dan lain-lain. Melalui pemutaran film tersebut diharapkan peserta didik dapat mengambil pesan-pesan yang terkandung di dalamnya terkait sikap afeksi dalam olahraga 3) Video recorder Video recorder dapat dipergunakan untuk merekam gerakan peserta didik. Hasil rekaman diharapkan menjadi feedback serta bahan evaluasi peserta didik sejauh mana menguasai materi yang diajarkan 4) Internet Dewasa ini penggunaan internet sangatlah mebantu karena internet akan mempermudah mengakses sumber-sumber informasi dan pengetahuan disegala bidang termasuk penjas. Dengan adanya internet, peserta didik tidak lagi menganggap guru sebagai satu-satunya sumber atau pusat informasi. Internet juga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran apabila berhalangan hadir dalam proses pembelajaran. Sebab banyak guru penjas juga berprofesi sebagai atlet, pelatih maupun pembina olahraga. 63

170 Kegiatan Pembelajaran 2 Media komunikasi antara guru dan peserta didik dapat menggunakan internet. Peserta didik dapat bertanya dan berbagi informasi mengenai materi penjas misalnya melalu blog, facebook, twitter, ym dan lain sebagainya sehingga pertukaran informasi tidak hanya terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah saja, tetapi waktunya fleksibel bisa kapan dan dimana saja. Walaupun TIK memiliki banyak peranan dalam menunjang proses pembelajaran secara lebih efektif dan produktif, namun disisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangannya, antara lain: a) Dilihat dari sisi motivasi kadang-kadang anak-anak lebih termotivasi dengan internetnya sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Anak-anak lebih senang bermain games dibandingkan belajar materi yang diberikan oleh guru. b) TIK sebagai sumber belajar menjadikan anak melakukan proses pembelajaran yang bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Selain itu dapat mengabaikan peningkatan kemampuan anak yang bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dan sebagainya. c) Dari segi informasi yang diperoleh dari TIK sebagai penyampai pesan dan sumber informasi juga kurang optimal, karena tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet misalnya sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh. e. Contoh pemanfaatan TIK sebagai media dalam pembelajaran pendidikan jasmani yaitu: 1) Slide presentation dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pendidikan jasmani untuk menyampaikan materi terutama yang berhubungan dengan tujuan, penguasaan konsep, pengertian materi yang diajarkan. Dalam slide presentantion dapat dikombinasikan dengan gambar-gambar visual yang berhubungan dengan materi pembelajaran agar menjadi lebih menarik dan pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dimengerti oleh peserta didik. 2) Video tutorial juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. 64

171 PJOK SMP KK J Beberapa gerakan dalam olahraga tidak bisa diajarkan bagian-perbagian karena gerakan tersebut menjadi suatu rangkaian yang cepat. Padahal jika ingin menguasai gerakan tersebut peserta didik harus mengetahui tahapan-tahapan atau prosesnya secara perlahan. Dengan penggunaan video tutorial yang dirancang sedemikian rupa, proses gerakan yang tidak dapat diamati secara jelas dengan demonstrasi akan dapat diamati oleh peserta didik melalui gerakan slow motion melalui pemutaran video tersebut. 3) Film bertemakan olahraga. Dewasa ini banyak terdapat film-film yang bertemakan olahraga. Pemutaran film-film olahraga dapat membantu guru menjelaskan sisi afektif yang ingin dikembangkan dan dicapai melalui pembelajaran penjas, seperti kerjasama, disiplin, sikap sportif, tanggungjawab, kerja keras, dan lain-lain. Melalui pemutaran film tersebut diharapkan peserta didik dapat mengambil pesan-pesan yang terkandung di dalamnya terkait sikap afeksi dalam olahraga. Namun, dalam pemutaran film tersebut guru harus merancang sedimikian rupa, mulai dari pemilihan film yang akan ditampilkan, menyiapkan lembar kerja peserta didik untuk dikerjakan selama proses pembelajaran dll. Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam penggunaan TIK sebagai media pembelajaran dalam pendidikan jasmani, yaitu: 1) Kontrol ada di tangan pengguna dalam hal ini guru sehingga dalam merancang dan menggunakan TIK sebagai media pembelajaran guru harus merancang dengan teliti agar penggunaannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 2) Proses pembuatan media pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama, namun media yang telah dibuat dapat digunakan berkali-kali. 3) SDM yang terbatas dalam hal ini guru. Sebagian guru pendidikan jasmani terutama di daerah-daerah kurang mampu memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran. 4) Tidak ada sentuhan kemanusian, saat pembelajaran berlangsung apabila menggunakan media tidak ada interaksi yang terjadi sehingga unsur kemanusiaanya hampir tidak ada. Terdapat 6 peranan TIK dalam bidang pendidikan, antara lain : 65

172 Kegiatan Pembelajaran 2 1) TIK sebagai skill dan kompetensi Penggunaan TIK harus proporsional maksudnya TIK bisa masuk ke semua lapisan masyarakat tapi sesuainya dengan porsinya masingmasing. 2) TIK sebagai infratruktur pembelajaran 3) Tersedianya bahan ajar dalam format digital 4) The network is the school 5) Belajar dimana saja dan kapan saja 6) TIK sebagai sumber bahan belajar a) Ilmu berkembang dengan cepat b) Guru-guru hebat tersebar di seluruh penjuru dunia c) Buku dan bahan ajar diperbaharui secara kontinyu d) Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran e) Tanpa teknologi, pembelajaran yang up-to-date membutuhkan waktu yang lama 7) TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran a) Penyampaian pengetahuan mempertimbangkan konteks dunia nyata b) Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar c) Pelajar melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih luas dan mandiri d) Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi peserta didik dan guru e) Rasio antara pengajar dan peserta didik sehingga menentukan proses pemberian fasilitas 8) TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran a) Tiap individu memerlukan dukungan pembelajaran tanpa henti tiap harinya b) Transaksi dan interaksi interaktif antar stakeholder memerlukan pengelolaan back office yang kuat c) Kualitas layanan pada pengeekan administrasi ditingkatkan secara bertahap d) Orang merupakan sumber daya yang bernilai 9) TIK sebagai sistem pendukung keputusan a) Tiap individu memiliki karakter dan bakat masing-masing dalam 66

173 PJOK SMP KK J pembelajaran b) Guru meningkatkan kompetensinya pada berbagai bidang ilmu c) Profil institusi pendidikan diketahui oleh pemerintah. f. Menganalisis Penerapan TIK dalam Pembelajaran PJOK Setelah Anda, memahami tentang manfaat dari TIK, kemudian pelajarilah penjelasan menganalisis penerapan TIK dalam Pembelajaran PJOK. g. Penerapan TIK dalam Pembelajaran Mungkin Saudara sudah merasakan bahwa Teknologi Informasi dewasa ini mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat pesat. Semua bidang penerapan TIK untuk mendukung kemudahan dalam penyelesaian pekerjaan. Untuk dapat menggunakan TIK dalam kehidupan sehari-hari menuntut pengembangan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengoperasikan teknologi yang canggih tersebut. Pemerintah melalui kebijak nasional dalam bidang TIK telah melakukan terobosan yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun yang meruapakan penerapan TIK dalam pembelajaran sebagai pendukung terselenggaranya layanan prima pendidikan untuk membentuk peserta didik yang cerdas komprehensi. Penerapan TIK untuk pembelajaran jenjang pendidikan dasar terdiri dari: 1) Tantangan guru di era global 2) Desain pembelajaran berbasis TIK 3) Desain komunikasi visual dalam penyusunan media pembelajaran 4) Aplikasi VBA dalam penyusunan media pembelajaran Dalam penerapan TIK untuk pembelajaran jenjang pendidikan dasar Semua guru jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) selayaknya dibekali ilmu cara membuat media pembelajaran interaktif menggunakan power point berbasis macros dan VBA. Sedangkan Hasil yang diharapkan adalah semua guru PJOK mampu membuat media pembelajaran interaktif dan diaplikasikan dalam tugasnya, sehingga pelaksanaan pembelajaraan dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. 67

174 Kegiatan Pembelajaran 2 2. Penerapan TIK dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) a. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan disamakan dengan pendidikan, maka segala aktivitas jasmani membawa nilai-nilai pendidikan, yang tidak terikat ataupun tertuju kepada gerakan-gerakan dalam peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang umum berlaku seperti olahraga. Oleh karena itu, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh rana, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap peserta didik. Konsep pendidikan jasmani yang diuraikan Nixon dan Jewet, dapat dikatakan searah dengan pemahaman di Indonesia yang diuraikan Rusli Lutan (2001: 18), bahwa pendidikan jasmani sebagai sebuah subjek yang penting bagi pembinaan fisik yang dipandang sebagai mesin dalam konteks pendidikan jasmani yang mengandung isi pendidikan melalui aktivitas jasmani. Karenanya konsep pendidikan jasmani perlu dikuasai oleh para calon guru (mahapeserta didik penjas) dan guru yang bersangkutan, sehingga dalam penerapannya memperlihatkan kesetaraan pemahaman. Maka dari itu diharapkan dapat melakukan pemetaan konsep dalam penerapan pendidikan jasmani berdasarkan jenjang pendidikan (kesesuaian kurikulum pendidikan jasmani), termasuk memaksimalkan potensi-potensi lokal, dalam hal ini permainan tradisional yang dapat dimodifikasi. Sebagai batasan atau rumusan dari konsep pendidikan jasmani, Arma Abdoellah (2003;42) menguraikan sebagai salah satu aspek dari proses pendidikan keseluruhan peserta didik melalui kegiatan jasmani yang dirancang secara cermat, yang dilakukan secara sadar dan terprogram dalam usaha meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani dan sosial serta perkembangan kecerdasan. 68

175 PJOK SMP KK J Inti dari substansi pendidikan jasmani ialah pengetahuan tentang gerak insani dalam konteks pendidikan yang terkait dengan semua aspek pengetahuan yang berlangsung secara didaktik, rekreatif, untuk dipahami dan dapat dilakukan oleh peserta didik secara utuh. Oleh karena itu, pendidikan jasmani dan olahraga adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan beiajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh rana, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap peserta didik. Akhirnya tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terletak dalam peranannya sebagai wadah unik. Penyempurnaan watak, dan sebagai wahana untuk memiliki dan membentuk kepribadian yang kuat, watak yang baik dan sifat yang mulia. Jadi orang-orang yang memiliki kebajikan moral seperti inilah yang akan menjadi warga masyarakat yang baik dan berguna. (Baron Piece de Coubertin, Penggagas Kebangkitan Olympiads Modern, Perancis). Dengan demikian, yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga yaitu: 1) Pendidikan merupakan upaya penyiapan peserta didik menghadapi dan berperan dalam lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat dan pluralistik; 2) Pendidikan merupakan upaya peningkatan kualitas kehidupan pribadi masyarakat dan berlangsung seumur hidup; 3) Pendidikan merupakan mekanisme sosial dalam mewariskan nilai, norma, dan kemajuan yang telah dicapai masyarakat; 4) Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya; 5) Dalam undang undang ri no. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk rnemiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, 69

176 Kegiatan Pembelajaran 2 serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Rencana pembelajaran yang disiapkan dengan seksama dipelajari oleh semua. anggota. kemudian melaksanakan pelajarannya ketika anggota kelompok dan guru lain melihat. Orang yang bertanggung jawab dalam pendidikan jasmani sehingga dapat mendapatkan masukan. Upaya mempengaruhi peserta didik dalam belajar tentang pentingnya kekuatan teman sebaya. Mereka juga belajar tentang kegiatan kerjasama untuk merespon perbedaan. Guru dalam kelompok mendapatkan pandangan positif tentang manfaat pembelajaran kelompok, sebagai cara membantu anak mengemukakan isu-isu mereka sendiri agar dipecahkan oleh mereka sendiri. Maka untuk Lebih penting lagi, sebaiknya semua guru mendiskusikan dan mengevaluasi pelajaran, yang memampukan mereka berbagi topik penting ke seluruh sekolah. Sekarang ini, kebanyakan guru memahami situasi tiap anak dan berbagi peran tanpa memandang kelas mana yang ditugaskan kepada mereka. ke arah penyediaan lingkungan yang lebih baik untuk individu anak. Keefektifan kolaborasi antar guru selama studi pelajaran secara lugas diakui sebagai elemen yang kuat dalam mengembangkan budaya sekolah yang inklusif dan terbuka. b. Penerapan TIK Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pada zaman yang dituntut serba cepat dan serba praktis ini kita harus dapat mengakal akali nya. Salah satu caranya dengan pemanfaatan teknologi yang sudah ada. Kita ambil sebuah contoh. Pengembangan kemampuan Iptek menjadi salah satu faktor dominan bagi negara manapun untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kemakmuran rakyat, serta melindungi kepentingan dan kedaulatan negara. Terlebih lagi dengan laju perkembangan Iptek yang terus meningkat dengan kecepatan semakin tinggi, maka tiada pilihan lain bagi setiap negara kecuali berupaya semaksimal mungkin untuk mengikuti dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Penguasaan IPTEK bagi generasi muda dinilai sangat penting. Hal tersebut dikarenakan Migrasi atau berpindahnya para ilmuwan dan insinyur terbaik 70

177 PJOK SMP KK J yang dimiliki Indonesia ke negara lain setelah sebelumnya disekolahkan dan diinvestasikan oleh negara dalam program-program pengembangan teknologi.sehingga sebagai generasi selanjutnya kita diharuskan untuk menguasai IPTEK untuk menyelesaikan masalah masalah pengembangan teknologi di Indonesia. Meskipun teknologi itu diciptakan untuk kepentingan bersama dan untuk memudahkan masyarakat dalam beraktivitas, akan tetapi tetap saja ada efek samping negatif seperti yang telah dipaparkan di atas. Semua itu kembali kepada individu yang menjalani, bagaimana ia memanfaatkan dan akan digunakan untuk apa teknologi. Bangsa Indonesia masih harus berjuang keras dalam pengembangan kemampuan Iptek, karena menghadapi beberapa permasalahan utama dan mendasar, antara lain: a) tingkatan secara umum dalam menyerap dan mengembangkan Iptek masih terbatas pada kemampuan untuk menggunakan dan atau modifikasi. Pada tingkatan seperti ini masih memerlukan upaya lebih besar untuk mampu mengembangkan, menemukan dan menerapkan teknologi baru. Penemuan, pengembangan, dan penerapan teknologi yang benar-benar baru dan sesuai dengan keunggulan komparatif yang ada, untuk yang selanjutnya mampu menempatkan kita pada keunggulan kompetitif. b) Pengembangan kemampuan Iptek membutuhkan sumber daya manusia yang cukup, baik dalam kuantitas maupun kualitasnya, sementara itu sumber daya manusia yang tersedia masih sangat terbatas. Gambaran mengenai keadaan ini dengan segera dapat dipahami bilamana dilakukan pembandingan dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia di negara-negara yang telah maju dalam pengembangan kemampuan Ipteknya. c) Anggaran dari usaha pemerintah yang tersedia untuk kegiatan penelitian dan pengembangan yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan kemampuan Iptek masih terbatas pula, sedangkan peran serta swasta dan kalangan industri belum berjalan secara optimal. 71

178 Kegiatan Pembelajaran 2 d) Pada tingkatan operasional, sistem dan kelembagaan dalam pengembangan kemampuan Iptek diperkirakan belum memenuhi kebutuhan minimal yang dipersyaratkan agar proses pengembangan kemampuan Iptek berjalan secara efektif dan efisien. Meskipun seara konseptual sistem dan kelembagaan yang ada nampaknya telah cukup mampu menggerakkan, mengarahkan, dan mengendalikan derap langkah pengembangan kemampuan Iptek; namun keluaran yang dihasilkan dalam proses pengembangan kemampuan Iptek belum berjalan secara efektif dan efisien. Tingkatan optimal proses pengembangan kemampuan Iptek yang efektif dan efisien, hanya mungkin dicapai bila kesetaraan dan kesepadanan dalam sisi peningkatan kapasitas Iptek sebanding dengan kebutuhan pemanfaatannya dalam dunia industri dan dunia usaha pada umumnya. c. Peranan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga Menghadapi masa depan, bahwa kita hurus sudah memahami dan disadari akan berhadapan dengan situasi serba kompleks dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, sebut saja antara lain; cloning, cosmology, cryonics, cyberneties, exobiology, genetic, engineering dan nanotechnology. Cabangcabang IPTEK itu telah memunculkan berbagai perkembangan yang sangat cepat dengan implikasi yang menguntungkan bagi manusia atau sebaliknya. Upaya untuk mendayagunakan Iptek diperlukan nilai-nilai luhur agar dapat dipertanggung jawabkan. Rumusan 4 (empat) nilai luhur pembangunan Iptek Nasional, yaitu : a) Accountable, penerapan Iptek harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral,lingkungan, finansial, bahkan dampak politis. b) Visionary, pembangunan Iptek memberikan solusi strategis dan jangka panjang, tetapi taktis dimasa kini, tidak bersifat sektoral dan tidak hanya memberi implikasi terbatas. c) Innovative, asal katanya adalah innovere yang artinya temuan baru yang bermanfaat. Nilai luhur pembangunan Iptek artinya adalah berorientasi pada segala sesuatu yang baru, dan memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya untuk memproduksi inovasi baru dalam upaya 72

179 PJOK SMP KK J inovatif untuk meningkatkan produktifitas. d) Excellence, keseluruhan tahapan pembangunan Iptek mulai dari fase inisiasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, implikasi pada bangsa harus baik, yang terbaik atau berusaha menuju yang terbaik. Berkembangnya kemajuan Iptek memerlukan penguasaan, pemanfaatan, dan kemajuan Iptek untuk memperkuat posisi daya saing Indonesia dalam kehidupan global. 3. Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Bidang Penjas dan Olahraga a. Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Bidang Kesehatan Pemanfaatan internet di bidang kesehatan selain mudahnya mengakses informasi kesehatan secara otomatis juga mempengaruhi pola berfikir masyarakat di bidang kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Selain itu, informasi mengenai penyakit hingga terapi sudah sangat marak di situs internet yang bisa dijadikan referensi pengetahuan kesehatan masyarakat. Teknologi komputer (informasi) yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi komputer relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasi komputer, rumah sakit rata-rata hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi. Peranan komputer banyak membantu di dunia kesehatan antara lain : 1) Adminstrasi. 2) Obat-obatan. 3) Penyakit diagnostik, terapi, perawatan (monitoring status pasien). 73

180 Kegiatan Pembelajaran 2 Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) komputer, atau yang biasa disebut sebagai e-health, tengah mendapat banyak perhatian dunia. Terutama disebabkan oleh janji dan peluang bahwa teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Tulisan ini mencoba mengulas bagaimana sebenarnya e-health tersebut dan bagaimana implikasi teknologi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Pengertian e-health sendiri secara luas dapat bermakna bidang pengetahuan baru yang merupakan persilangan dari informasi medis, kesehatan public, dan usaha, berkaitan dengan jasa pelayanan dan informasi kesehatan yang dipertukarkan atau ditingkatkan melalui saluran internet dan teknologi berkaitan dengannya. Pengertian lebih luas tentang, e-health dapat diartikan sebagai alat pengembangan teknologi pelayanan kesehatan, namun juga mencakup pengembangan sikap, perilaku, komitmen, dan tata cara berpikir untuk mengembangkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. b. Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di bidang Olahraga Informasi sudah menjadi unsur dominan dalam kehidupan saat ini, media massa memegang peranan penting dalam menyebarkan dan menyampaikan informasi kepada masyarakat, informasi yang disampaikan kepada masyarakat dikemas melalui berita. Setiap hari masyarakat disuguhkan dengan berbagai macam berita seperti berita olahraga, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Internet merupakan media audio visual, artinya media menampilkan gambar hidup dan mempunyai suara sehingga menarik minat masyarakat. Tetapi berbagai media internet lebih ke media visual nya saja. Berbeda dengan media elektronik, media cetak hanya berupa tulisan dan gambar yang dicetak pada kertas tertentu. Informasi olahraga sangatlah beragam, khususnya pada bidang Sepak bola yang saat ini sedang mendunia. Kabar tersebut sangatlah dibutuhkan oleh para pecinta bola, siapapun para pecinta bola pasti ingin mendapatkan kabar informasi tentang tim atau kabar lainnya yang disukai. Dengan demikian 74

181 PJOK SMP KK J media internet ini menjadi jembatan dimana pecinta bola ingin mendapatkan informasi sepak bola, kali ini di dalam artikel akan dijelaskan dimana pemanfaatan komputer di bidang olahraga, yang di bantu oleh media internet sebagai penerimaan informasi olah raga. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat bahwa informasi yang didalamnya sangat membantu para pecinta olahraga untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas. Dengan demikian pemanfaatan komputer di bidang olahraga menjadi populer pada saat ini, dikarenakan banyak sekali kelebihan untuk mengakses informasi olahraga. Berikut perbandingan antara penerimaan informasi dengan pemanfaatan komputer dan media cetak : Pembanding Media Iptek Media Cetak Akses Mudah Lebih Mudah Referensi Banyak Terbatas Efesien Efesien Kurang efesien Efektif Efektif Kurang efektif Fleksibel Sangat Fleksibel Terbatas Populasi presentase pengguna internet di Indonseia adalah sebagian besar memanfaatkan komputer di bidang olahraga dengan cara mencari informasi olahraga di media internet. Sebagaimana dilansir oleh ANTARA News, bahwa Internet menjadi platform berita paling populer ketiga di Amerika Serikat, di bawah siaran televisi daerah dan nasional di negara itu, demikian survei Internet & American Life Project dan Project for Excellence in Journalism, Pew Research Center, Senin. Menurut survei itu, 78 persen dari orang dewasa AS yang dijaring oleh jajak pendapat itu, mengatakan bahwa pada hari biasa mereka mendapatkan berita dari stasiun TV daerah. Lalu, 73 persen mengaku mendapatkan berita dari jaringan televisi nasional seperti CBS atau stasiun tv kabel semisal CNN atau Fox. 61 persen mengaku, di hari biasa, mereka mendapatkan berita dari laman berita Internet. 75

182 Kegiatan Pembelajaran 2 D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktivitas Peserta a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator. b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang memaknai hasil penilaian pembelajaran PJOK yang disediakan oleh Fasilitator atau yang tersedia pada modul ini! c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan! d. Cocokkanlah hasil kerja Saudara dengan uraian materi pada modul ini! (LK-05) e. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan produk yang Saudara hasilkan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh atau in-2). f. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-2). 2. Lembar Kerja LK-02 harus Saudara selesaikan pada pembelajaran lanjutan jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh atau on service jika pelatihan dilakukan dengan pola in on in. Dengan melakukan tugas ini secara perorangan Saudara diharapkan mampu menunjukkan kemandirian dalam bekerja sebagai salah satu nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter. 76

183 PJOK SMP KK J Petunjuk Kerja: LK-05 Identifikasi Manfaat TIK dalam Pembelajaran 1. Identifikasi dan tuliskan peran TIK sebagai alat bantu fasilitas pembelajaran! 2. Jelaskan pengertian setiap fungsi tersebut! 3. Berikan contoh dalam pelaksanaan pembelajaran PJOK! No. Peran TIK Pengertian Peran Contoh dalam Pembelajaran 1. Penyampaian pengetahuan 2. Pemberi Ilustrasi 3. Memperluas/ Eksplorasi Pengetahuan 4. Akuisisi Pengetahuan dan Keterampilan 5. Memperkecil Rasio Guru dan Peserta Didik Refleksi: Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan (nilai utama karakter yang terinternalisasi) melalui kegiatan ini!

184 Kegiatan Pembelajaran 2 E. Latihan/ Kasus/ Tugas 1. Manakah diantara pernyataan berikut ini yang memperlihatkan cakupan terlengkap dari pengertian TIK? A. Perangkat keras dan perangkat lunak. B. Kandungan isi dan infrastruktur. C. Komputer dan internet. D. Perangkat keras dan lunak, kandungan isi, dan infrastruktur. 2. Pernyataan manakah di antara yang berikut ini yang tidak termasuk sebagai potensi TIK? A. Mendorong peserta didik belajar lebih mandiri. B. Mengembangkan keterampilan komunikasi. C. Membatasi kesempatan atau peluang untuk dapat belajar. D. Meningkatkan kualitas belajar. 3. Pernyataan manakah di antara yang berikut ini yang termasuk sebagai potensi TIK? A. Membuat peserta didik cenderung lebih malas mengikuti pelajaran. B. Meningkastkan efisiensi pengelolaan kegiatan pembelajaran. C. Menambah beban mengajar guru. D. Menambah kesulitan guru untuk menyajikan materi pelajaran. 4. Pilihlah pernyataan tentang fungsi TIK yang paling lengkap di antara yang berikut ini? A. TIK sebagai gudang pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, dan standar kompetensi. B. TIK sebagai referensi yang dapat diakses dari internet. C. TIK sebagai jaringan tenaga ahli. D. TIK sebagai perpustakaan digital (electronic library atau elib). 5. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran menurut saya. A. Hanya menambah beban para guru. B. Perlu ditunjang dengan pemberian tambahan honor atau insentif agar pemanfaatannya dapat dilakukan guru secara teratur. 78

185 PJOK SMP KK J C. haruslah diperlakukan guru sebagai mitra yang sejajar dalam membelajarkan para peserta didik. D. perlu memperhatikan kesiapan para guru untuk menerapkannya. 6. Sebagai guru, saya berpendapat bahwa. A. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sebaiknya haruslah berasal dari Kepala Sekolah dan kemudian disosialisasikan kepada para guru. B. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya haruslah berasal dari masing-masing guru yang diberikan kebebasan untuk melaksanakannya dan Kepala Sekolah mendukungnya. C. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya haruslah berasal dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan menyosialisasikannya kepada para Kepala Sekolah serta mempersiapkan para guru melalui pelatihan. D. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran tidak menjadi masalah berasal dari mana saja tetapi yang penting adalah komitmen dari para guru untuk teratur memanfaatkannya dengan dukungan penuh dari Kepala Sekolah. 7. Menurut ANDA, apa saja yang menjadi dampak dari pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran? A. Terjadinya pergeseran paradigma dalam berbagai komponen di bidang pendidikan/ pembelajaran. B. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi para peserta didik tetapi hanya sebagai salah satu sumber belajar saja. C. Peserta didik (peserta didik) bukan lagi sebagai obyek yang harus disuapi sepenuhnya oleh guru dalam membelajarkan mereka. D. Pembelajaran tidak lagi berfokus pada guru tetapi telah bergeser menjadi berfokus pada peserta didik (students-centered instruction). 8. Salah satu ciri kegiatan pembelajaran di masa depan adalah... A. bersifat mekanis B. penggunaan metode yang bervariasi. C. berdasarkan standar D. menggunakan kendali eksternal 79

186 Kegiatan Pembelajaran 2 9. Dengan jaringan komputer peserta didik dapat melakukan kegiatan atau aplikasi... A. pengolah kata B. pemrosesan data C. pencarian informasi D. desain dan pengembangan 80

187 PJOK SMP KK J F. Rangkuman Materi pembelajaran ini yang mengkaji pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran peserta didik SMP ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Dari uraian yang telah dikemukakan di atas mengenai TIK, maka penerapannya di lingkungan pendidikan/pembelajaran dapatlah dikatakan bahwa TIK mencakup perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan infrastruktur yang fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran). TIK tidak hanya sebatas pada hal-hal yang canggih (sophisticated), seperti komputer dan internet, tetapi juga mencakup yang konvensional, seperti bahan cetakan, kaset audio, Overhead Transparancy (OHT)/Overhead Projector (OHP), bingkai suara (sound slides), radio, dan TV. Perkembangan teknologi informasi khususnya internet memberi peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang salah satu persoalan penting yang dihadapi sehari-hari, yaitu kesehatan. Peningkatan pemahaman tentang kesehatan ini dapat membawa pengaruh yang sangat besar terhadap cara pandang masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehari-hari yang dapat memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh konsumsi makanan yang menyehatkan dan penjelasan berbagai alternatif bahan obatobatan yang dapat membantu mengobati penyakit yang sedang diderita. Pengalaman pribadi kita, melalui internet kita dapat lebih kritis pada saat membeli obat dan menilai resep obat yang diberikan oleh dokter. Penggunaan komputer untuk mencari informasi di bidang olahraga sering dimanfaatkan oleh para pecinta bola di tanah air. Sehingga tidak heran apabila para masyarakat luas sangat antusias di bidang olahraga, seperti contoh para pendukung timnas sepakbola. Ketika kabar persepakbolaan di tanah air sedang memanas, banyak masyarakat luas mengikuti perkembangannya. Sehinnga dapat disimpulkan bahwa peranan internet sangat penting di bidang informasi olahraga. 81

188 Kegiatan Pembelajaran 2 Kenyataan mengindikasikan bahwa apabila dimanfaatkan secara efektif, pendayagunaan TIK dapat mendukung keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan cara melibatkan (engaging) peserta didik melaksanakan tugas-tugas yang autentik dan kompleks dalam konteks belajar kolaboratif (Means, Blando, Olson, Middleton, Morocco, Remz & Zorfass, 1993). Selanjutnya, Soledad MacKinnon mengemukakan bahwa hanya sebagian kecil aplikasi teknologi (misalnya: drill, latihan, tutorial) yang berkaitan dengan pembelajaran yang terarah (directed instruction); sebagian besar lainnya (misalnya: pemecahan masalah, aplikasi multimedia, telekommunikasi) dapat meningkatkan tidak hanya pembelajaran yang terarah tetapi juga lingkungan yang konstruktif tergantung pada bagaimana para guru mengintegrasikannya ke dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Desain pembelajaran yang dibuat, dapat digunakan untuk waktu yang bervariasi misalnya untuk satu kali pertemuan tatap muka atau untuk satu semester. Guru sebaiknya membuat rancangan atau desain pembelajaran untuk setiap kali pertemuan tatap muka. Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini tergantung pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen peserta dalam mempelajari dan mempraktekan materi yang disajikan.modul ini hanyalah merupakan salah satu bentuk stimulasi bagi peserta untuk mempelajari lebih lanjut substansi materi yang disajikan serta penguasaan kompetensi lainnya. 82

189 PJOK SMP KK J G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini.hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi ini Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar X 100% 10 Keteterangan = baik sekali 80 89% = baik % = cukup 60% = kurang Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 80% atau lebih, Saudara telah menyelesaikan pembelajaran ini. Jika masih di bawah 80%, Saudara harus mengulangi materi ini, terutama bagian yang belum Saudara kuasai. 83

190 Kunci Jawaban Kunci Jawaban Kunci Jawaban KP D 6. A 2. B 7. C 3. C 8. D 4. D 9. C 5. C 10. D Kunci Jawaban KP 2 1. C 6. D 2. A 7. B 3. C 8. A 4. A 9. A 5. B 10. A Kunci Jawaban KP 3 1. D 6. D 2. C 7. A 3. B 8. B 4. A 9. C 5. C 84

191 Evaluasi PJOK SMP KK J 1. Pernyataan berikut ini yang tidak termasuk kedalam prinsip kegiata PKB adalah... A. pengawasan B. perencanaan C. pelaksanaan D. evaluasi 2. Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan agar mampu. A. melaksankan tugas pokok B. meningkatkan tingkat sosial C. meningkatkan kesejahteraan D. meningkan profesional 3. Karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah. Pernyataan tersebut adalah. A. karya inovati B. Karya tulis C. Karya ilmah D. karya seni 4. Berikut adalah Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor yang berisi tentang pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakann sesuai dengan kebutuhan bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalisme, yaitu... A. nomor 16 Tahun 2009 B. nomor 17 tahun 2009 C. nomor 18 tahun 2009 D. nomor 19 tahun

192 Evaluasi 5. Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasil... A. penilaian kinerja guru B. menyajikan materi pelajaran C. sikap guru D. keaktipan dalam kegiatan social 6. Berikut adalah pernyataan yang tidak termasuk ke dalam Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), yaitu... A. upaya mencari perubahan B. memperkecil jarak antara pengetahuan, C. peningkatan keterampilan, D. hubungan kompetensi sosial dan kepribadian 7. Pernyataan yang paling tepat tentang diklat fungsional adalah... A. kegiatan guru dalam mencapai standar kompetensi profesi yang ditetapkan. B. kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan C. kegiatan guru yang dilakukan secara rutin D. kegiatan guru dalam menerima sosialisai pembelajaran 8. Jenis kegiatan Pengembangan diri yang bisa dilakukan yaitu... A. diklat fungsional dan Kegiatan Kolektif Guru (KKG) B. diklat Berjenjang dan MGMP C. modifikasi media pembelajaran D. melakukan kursus dan penataran 9. Peningkatan koompetensi guru bisa didapat melalui. A. media online, buku pembelajaran dan video pembelajaran B. media online, dan video pembelajaran C. buku pembelajaran dan video pembelajaran D. media online dan media elektronik 86

193 PJOK SMP KK J 10. Hasil penilaian kinerja mandiri dilakukan bagi para guru secara pribadi untuk menentukan langkah berikutnya, sehingga. A. guru memiliki rencana baru untuk perbaikan KBM B. guru dapat menyiapkan media pembelajaran yang terbatas C. guru mendapat menentukan materi ajar D. guru dapat bekerjasama dengan pihak manapun 11. Hasil penilaian kinerja guru harus ditindaklanjuti dengan... A. pengembangan keprofesian berkelanjutan yang harus dilakukan sesuai dengan PKGnya B. guru membuat semua rencana pembelajaran sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan C. workshop yang dilakukan oleh sekolah D. menentukan diklat fungsional yang sesuai dengan karakteristik guru tersebut 12. Seorang guru dikatakan memiliki kompetensi profesional antara lain bercirikan. A. menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam B. memiliki pengalaman pendidikan minimal S1 dalam bidannya C. mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan peserta didik dan sesama guru D. mampu bekerja seperti seorang dokter profesional 13. Menurut UU nomor 14 tahun 2005, seorang guru harus memiliki 4 kompetensi/ kemampuan, yaitu. A. kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional B. sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan C. kompensi kognitif, afektif, pengalaman, dan psikomor D. kompetensi kepribadian, profesional, afektif, dan social 87

194 Evaluasi 14. Salah satu kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah... A. penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu B. menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik C. penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu D. komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, dan masyarakat 15. Saat ini guru dinyatakan sebagai profesi, dikatakan dikatakan guru profesional bila... A. memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi B. memiliki penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja C. memiliki bakat dan kemampuan yang tinggi D. memiliki bakat kuat, jiwa nasionalisme dan anggota profesi 16. Berikut ini yang termasuk sebagai potensi TIK adalah... A. membuat peserta didik cenderung lebih malas mengikuti pelajaran. B. meningkasdan efisiensi pengelolaan kegiatan pembelajaran. C. menambah beban mengajar guru. D. menambah kesulitan guru untuk menyajikan materi pelajaran. 17. Berikut adalah pernyataan tentang fungsi TIK yang paling lengkap yaitu... A. TIK sebagai gudang pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, dan standar kompetensi. B. TIK sebagai referensi yang dapat diakses dari internet. C. TIK sebagai jaringan tenaga ahli. D. TIK sebagai perpustakaan digital (electronic library atau elib). 88

195 PJOK SMP KK J 18. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran menurut saya. A. hanya menambah beban para guru. B. perlu ditunjang dengan pemberian tambahan honor atau insentif agar pemanfaatannya dapat dilakukan guru secara teratur. C. haruslah diperlakukan guru sebagai mitra yang sejajar dalam membelajarkan para peserta didik. D. perlu memperhatikan kesiapan para guru untuk menerapkannya. 19. Sebagai guru, saya berpendapat bahwa. A. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sebaiknya haruslah berasal dari Kepala Sekolah dan kemudian disosialisasikan kepada para guru. B. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya haruslah berasal dari masing-masing guru yang diberikan kebebasan untuk melakspeserta didik annya dan Kepala Sekolah mendukungnya. C. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya haruslah berasal dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan menyosialisasikannya kepada para Kepala Sekolah serta mempersiapkan para guru melalui pelatihan. D. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran tidak menjadi masalah berasal dari mana saja tetapi yang penting adalah komitmen dari para guru untuk teratur memanfaatkannya dengan dukungan penuh dari Kepala Sekolah. 20. Dengan jaringan komputer peserta didik dapat melakukan kegiatan atau aplikasi... A. pengolah kata B. pemrosesan data C. pencarian informasi D. desain dan pengembangan 89

196

197 Penutup PJOK SMP KK J Penjelasan secara rinci mengenai pemahaman konsep dasar dan panduan praktik dari setiap materi pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang secara rinci dijabarkan ke dalam uraian materi tentang bekal awal peserta didik, serta ruang lingkup pembelajaran. Pada modul ini bukan merupakan satu-satunya rujukan yang dapat digunakan, untuk itu perlu pengetahuan tambahan dari berbagai sumber lain. Namun demikian berbagai deskripsi materi yang telah dijabarkan secara terinci ke dalam modul ini, diharapkan seorang guru Penjasorkes dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran Penjasorkes ke dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di sekolah. Selain itu mampu mengelola pembelajaran yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan dan melakukan penilaian. Semoga ini mampu meningkatkan kompetensi professional dan pedagogik guru dan berefek pada meningkatkan kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Harapan penulis semoga peserta diklat tidak puas dengan isi modul ini dan ingin mengeksplorasi lagi lebih jauh, baik lewat media cetak atau elektronik lainnya yang relevan. Selamat belajar dan teruslah belajar, demi terwujudnya tujuan penjasokes dalam mencapai tujuan pendidikan nasional seutuhnya. 91

198

199 Daftar Pustaka PJOK SMP KK J Agus Mulyadi, Tumbuhkembang Peserta didik SD, Bandung: PPPPSDSD dan PLB. Departemen Pendidikan Nasional Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 58 tahun 2007 tentang Standar Pendidikan Peserta didik SD, Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.2010.Pedoman Pembelajaran di Taman Kpeserta didik -kpeserta didik. Jakarta: Kemdiknas. Direktorat PADU, Kebijakan dan Strategi Direktorat PADU dalam Pembinaan Pendidikan Peserta didik Dini Usia. Jakarta. Ditjen Dikluepa Depdiknas; Dokter Kecil Pentingnya GIZI untuk KECERDASAN Peserta didik.diakses pada 20 Februari 2012 dari wordpress.com/tag/gizi/ Essa, L. E Introduction to Early Childhood Education, Fourth Edition, Canada: Thomson, Delmar Learning. Hari Amirullah, Adrian IP Modul Guru Pembelajar PJOK SMP Kelompok Kompetensi J, Bogor: PPPPTK Penjas dan BK Hurlock, B. Elizabeth Psikologi Perkembangan 5ed. Jakarta: Erlangga Jojoh Nurdiana Kurikulum dan Program Pembelajaran di Taman Kpeserta didik -kpeserta didik, Bandung : PPPPSDSD dan PLB Kasina Ahmad dan Hikmah Perlindungan dan Pengasuhan Peserta didik SD. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas Peraturan Pemerintah No_46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Guru, Kepala Sekolah Dan Guru Yang Diberi Tugas Tambahan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014., Badan PSDMPK PMP. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan jabatan Fungsional Guru dan Anbgka Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun

200 Daftar Pustaka tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Santrock J. W Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humaniora Santrock, John W Live-Span Development 5 th edition.jakarta : Erlangga Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586) Wolfolk,A Educational Psychology.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Yusuf, S Psikologi Perkembangan Peserta didik dan Remaja. Bandung: Rosda Karya 94

201 Glosarium PJOK SMP KK J C Cyber teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. M Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna P Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan peserta didik. Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah. PPK = Penilaian Prestasi Kerja SKP=Sasaran Kerja Pegawai adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS T 95

202 Glosarium TIK = Teknologi informasi dan komunikasi mencakup perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan infrastruktur yang fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran). 96

203 PJOK SMP KK J 97

204

205

206

KELOMPOK KOMPETENSI J

KELOMPOK KOMPETENSI J SD KK-I-PEDAGOGIK MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI J

KELOMPOK KOMPETENSI J MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN SEKOLAH DASAR (SD) KELOMPOK KOMPETENSI J

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN SEKOLAH DASAR (SD) KELOMPOK KOMPETENSI J GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN SEKOLAH DASAR (SD) KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK PENGEMBANGAN POTENSI, DAN MODIFIKASI MATERI DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

Pengembangan Kecakapan Hidup dalam Pendidikan Jasmani

Pengembangan Kecakapan Hidup dalam Pendidikan Jasmani Pengembangan Kecakapan Hidup dalam Pendidikan Jasmani Oleh: AGUS MAHENDRA Makalah Disampaikan pada Lokakarya Pengembangan Profesionalisme Guru Bidang Studi Pendidikan Jasmani SMK Kota Bandung Yang dilaksanakan

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu kritis dalam bidang pendidikan dewasa ini adalah kenyataan bahwa sekolah kurang mampu memberikan bekal kecakapan hidup yang bermakna bagi para peserta didiknya.

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI I

KELOMPOK KOMPETENSI I MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL ` KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI DAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) IPS SMP KK J i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

Lebih terperinci

PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI PTK PROFESIONAL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN MELALUI TINDAKAN REFLEKTIF

PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI PTK PROFESIONAL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN MELALUI TINDAKAN REFLEKTIF MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H PEDAGOGIK: PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI C

KELOMPOK KOMPETENSI C MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA(SMP) KELOMPOK KOMPETENSI J

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA(SMP) KELOMPOK KOMPETENSI J GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA(SMP) KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK PENGEMBANGAN POTENSI, DAN MODIFIKASI MATERI DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI DAN PTK DALAM

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI A PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK PESERTA

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK: PERANCANGAN PEMBELAJARAN YANG

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI D PEDAGOGIK: KURIKULUM

Lebih terperinci

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI G PROFESIONAL : PENILAIAN DALAM BK Direktorat

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI E

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI I PEDAGOGIK:

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK: PENILAIAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI F PEDAGOGIK: RANCANGAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PROFESIONAL PENGUASAAN DAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA

PROFESIONAL PENGUASAAN DAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI A PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK PROFESIONAL KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SD

PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK PROFESIONAL KAJIAN MATERI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SD MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI A PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Lingkungan Hidup Pendidikan merupakan perkembangan yang terorganisis dan kelengkapan dari semua potensi manusia, moral, intelektual dan jasmani, oleh dan daya dukung

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN POTENSI PESERTA DIDIK

PERKEMBANGAN DAN POTENSI PESERTA DIDIK MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIOLOGI SMA TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PERKEMBANGAN DAN POTENSI PESERTA DIDIK Dr. Elly Herliani,M.Phil., M.Si. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta

Lebih terperinci

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Profesional Inti Guru Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik

Lebih terperinci

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG SD

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG SD KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG SD STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI KOMPETENSI GURU Indikator Esensial/ INTI GURU MATA PELAJARAN/ Indikator Pencapaian

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba model, dan uji validasi model, serta pembahasan penelitian,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun 1970-an. Model Problem Based Learning berfokus pada penyajian suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan seyogyanya menyiapkan generasi yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian yang melengkapi dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan GURU PEMBELAJAR Budi Kusumawati Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan PROGRAM PENGEMBANGAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (RPJMN 2015 2019) Sasaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI C

KELOMPOK KOMPETENSI C MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS Utama Profesional Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola

Lebih terperinci

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI H PEDAGOGIK ESENSI PELAYANAN BIMBINGAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI E

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI E MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI E PEDAGOGIK: PENILAIAN PROSES DAN HASIL

Lebih terperinci

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar i ii DESKRIPSI SINGKAT BUKU PEGANGAN PEMBEKALAN ADMIN GURU PEMBELAJAR Buku pegangan ini disusun untuk membantu admin dalam melakukan persiapan dan mendukung kelancaran Guru Pembelajar (GP). Diharapkan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN Judul PkM:

LAPORAN KEGIATAN. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN Judul PkM: LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN 2014 Judul PkM: PELATIHAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS LUAR KELAS BAGI GURU PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR Oleh: F. Suharjana, M.Pd. Sriawan, M.Kes.

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SD

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SD KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SD STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

Lebih terperinci

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya transformasi struktur ekonomi nasional dari struktur ekonomi agraris ke arah struktur ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) KURIKULUM 2013 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) KELAS VII - IX MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama Guru NIP/NIK Sekolah : : : 1

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI B PEDAGOGIK: TEORI

Lebih terperinci

Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan kehidupannya tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia itu sendiri baik individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih kepekaan dan keterampilan melalui media suara. Unsur-unsur musik menurut Jamalus (1998 :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional mengamanatkan negara menjamin hak dasar setiap warga negara terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan serta pengembangan diri dan memperoleh

Lebih terperinci

RAPOR RAPOR PETUNJUK PENGELOLAAN PETUNJUK PENGELOLAAN

RAPOR RAPOR PETUNJUK PENGELOLAAN PETUNJUK PENGELOLAAN PETUNJUK PENGELOLAAN RAPOR PETUNJUK PENGELOLAAN RAPOR DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN DIKDASMEN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAN PERTAMA TAHUN 2006 DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

Interaksi elearning dapat mencakup kuis pilihan ganda, tes, skenario elearning, simulasi, video animasi dll.

Interaksi elearning dapat mencakup kuis pilihan ganda, tes, skenario elearning, simulasi, video animasi dll. 1 Interaktivitas elearning didefinisikan sebagai "dialog" antara peserta didik dan alat elearning dimana peserta didik terlibat dan terlibat dalam proses elearning Ini adalah elemen kunci dari proses perancangan

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika membutuhkan sejumlah kemampuan. Seperti dinyatakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006) bahwa untuk menguasai

Lebih terperinci

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

GUMELAR ABDULLAH RIZAL, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek pendidikan merupakan kegiatan mengimplementasikan konsep prinsip, atau teori oleh pendidik dengan terdidik dalam berinteraksi yang berlangsung dalam suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini, membuat dunia sangat sukar untuk diprediksi. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas memegang

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIOLOGI SMA TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS Dr. Yeni Hendriani, M.Si. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 G. URAIAN PROSEDUR KEGIATAN 18 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistematis dalam menyelesaikan persoalan kehidupan sehari-hari atau dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistematis dalam menyelesaikan persoalan kehidupan sehari-hari atau dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai bagian dari kurikulum, memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan yang mampu bertindak atas dasar pemikiran

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA. IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR e-learning suatu istilah yang digunakan terhadap proses belajar mengajar berbasis online tanpa dibatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan yang semakin kompleks, terutama kita yang hidup di perkotaan yang sangat rentan pada perkembangan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SMA

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SMA KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SMA STANDAR GURU GURU MATA 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,emo

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran dianggap dapat berhasil apabila proses dan hasil belajarnya baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI D MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI D MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI D PEDAGOGIK: METODOLOGI PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR Penulis: Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling strategis guna mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh sebuah lembaga pendidikan,

Lebih terperinci

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Manusia sebagai pemegang dan penggerak utama dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Melalui

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengembangan Diri Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Publikasi Ilmiah Karya InovaLf Kedudukan Program Pengembangan

Lebih terperinci

1.5 Mengidentifikasi potensi peserta Mengidentifikasi potensi kognitif peserta didik sekolah menengah pertama dalam

1.5 Mengidentifikasi potensi peserta Mengidentifikasi potensi kognitif peserta didik sekolah menengah pertama dalam KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 KISI KISI UKG 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang SMP STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/ KELAS/ 1. Menguasai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI 1 PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI Pendahuluan Guru-guru pendidikan jasmani (penjas) sudah mengetahui dan menyadari sepenuhnya bahwa aktivitas jasmani di samping mengembangkan aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah komunikasi dalam konteks pedagogi adalah hal yang penting karena ketika proses pembelajaran berlangsung didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI C PEDAGOGIK:

Lebih terperinci