MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)"

Transkripsi

1

2 MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI B PEDAGOGIK: PENGEMBANGAN KURIKULUM 1 Penulis: Dr. Sugito Adiwarsito Imam Zulkarnaen, M.Pd PROFESIONAL: PENGEMBANGAN MATERI PHS, AKTIVITAS AIR, DAN SENAM Penulis: Dr. Sugito Adiwarsito Imam Zulkarnaen, M.Pd Penelaah: Prof. Dr. Mulyana, M.Pd Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright 2017 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan

3 PJOK SMP KK B Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring). Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal iii

4 Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru. Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP iv

5 PJOK SMP KK B Kata Pengantar Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya. v

6 Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini. Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita. Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Poppy Dewi Puspitawati NIP vi

7

8 MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI B PEDAGOGIK: PENGEMBANGAN KURIKULUM 1 Penulis: Imam Zulkarnaen, M.Pd Dwi Cahyo Widodo, M.Pd Penelaah: Prof. Dr. Mulyana, M.Pd Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright 2017 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

9 PJOK SMP KK B Daftar Isi Hal. Kata Sambutan... iii Kata Pengantar... v Daftar Isi... ix Daftar Gambar... xi Daftar Tabel... xii Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Peta Kompetensi... 2 D. Ruang Lingkup... 3 E. Cara Penggunaan Modul... 3 Kegiatan Pembelajaran 1 Perumusan Tujuan Pembelajaran Pemanfaatan Dan Pelaporan Hasil Penilaian A. Tujuan B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 2 Pengembangan Instrumen Penilaian A. Tujuan B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus ix

10 Kegiatan Pembelajaran 3 Komunikasi Efektif A. Tujuan B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus Kegiatan Pembelajaran 4 Analisis Materi Pembelajaran Dan Bekal Ajar A. Tujuan B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Evaluasi Penutup Daftar Pustaka Glosarium x

11 PJOK SMP KK B Daftar Gambar Hal. Gambar 1. Peta Kompetensi... 2 Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka... 3 Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh... 4 Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In... 6 xi

12 Daftar Tabel Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul... 8 Tabel 2 Intrumen Penilaian Sikap Tabel 3 Lembar Pengamatan Sikap Hal. xii

13 PJOK SMP KK B Pendahuluan A. Latar Belakang Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib meningkatkan kompetensinya secara berkelanjutan, sesuai kebutuhan, dan bertahap agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Program Pembinaan Karier Guru sebagai salah satu strategi pembinaan guru diharapkan dapat menjamin guru untuk mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Pembinaan Karier Guru akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetika), olah pikir (literasi), dan olahraga (kinestetik dengan dukungan pelibatan publik dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan berbasis masyarakat (keluarga dan komunitas). Program Pembinaan Karier Guru dilakukan secara mandiri maupun kelompok dalam bentuk diklat yang dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Pelaksanaan diklat memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. 1

14 Pendahuluan Modul pembinaan karier guru ini disusun untuk digunakan guru Penjas pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Modul ini memberi informasi konseptual dan panduan praktik bagi guru PJOK mengenai; pemahamahan dasar keilmuan, serta implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Modul ini mengintegrasikan lima nilai utama PPK yaitu religius, nasionalis,mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul. B. Tujuan Modul ini disajikan agar saudara memiliki kompetensi dalam pengembangan kurikulum 1 dalam kelompok kompetensi pedagogik B yang dijabarkan ke dalam rumusan tujuan pembelajaran, landasan yuridis kompetensi mata pelajaran PJOK, instrumen penilaian, dan analisis materi pembelajaran, kemudian mengimplementasikan nilai-nilai utama pendidikan karakter. C. Peta Kompetensi Gambar 1. Peta Kompetensi 2

15 PJOK SMP KK B D. Ruang Lingkup Modul ini berisi tentang bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun instrument pembelajaran PJOK, serta menganalisis materi pembelajaran sesuai dengan bekal ajar. Setelah itu mengintegrasikan pendidikan penialain karakter dalam kegiatan pembelajarannya. E. Cara Penggunaan Modul Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada gambar di bawah. Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator. 3

16 Pendahuluan Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada gambar di bawah. Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut, a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : latar belakang yang memuat gambaran materi tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran langkah-langkah penggunaan modul b. Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik B, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. 4

17 PJOK SMP KK B c. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus. Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran. d. Presentasi dan Konfirmasi Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran e. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. E. 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In- 2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada gambar alur berikut ini. 5

18 Pendahuluan Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut, a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : latar belakang yang memuat gambaran materi tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran langkah-langkah penggunaan modul 6

19 PJOK SMP KK B b. In Service Learning 1 (IN-1) Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik B, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1. Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning. c. On the Job Learning (ON) Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik B, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan 7

20 Pendahuluan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON. Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning. d. In Service Learning 2 (IN-2) Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran f. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. E. 2. Lembar Kerja Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok komptetansi B teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitasaktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari. Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut. Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul No Kode LK Nama LK Keterangan 1. LK.01. Menyusun tujuan pembelajaran untuk ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan 2. LK.02. Menyusun instrument penilaian untuk keterampilan TM, ON TM, ON 3. LK.03. Merekam komunikasi efektif dalam kegiatan ON 8

21 PJOK SMP KK B pembelajaran 4. LK.04. Membuat bahan ajar pembelajaran PJOK TM, ON Keterangan. TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning 9

22 Pendahuluan

23 PJOK SMP KK B Kegiatan Pembelajaran 1 Perumusan Tujuan Pembelajaran Pemanfaatan Dan Pelaporan Hasil Penilaian A. Tujuan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 1 (satu) ini. Saudara diharapkan dapat memahami bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan ranah pembelajaran serta menerapkan nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran. B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mengidentifikasi ranah pembelajaran (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) 2. Merumuskan tujuan pembelajaran 3. Menunjukkan sikap mandiri 4. Menunjukkan sikap tanggung jawab C. Uraian Materi 1. Ranah Pembelajaran Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian. a. Perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan adalah: konstruksi holistik, didukung oleh semua materi atau mapel, terintegrasi secara vertikal maupun horizontal. b. Perubahan Kurikulum 2013 pada materi pembelajaran dikembangkan berbasis kompetensi sehingga memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan, kemudian mengakomodasi konten lokal, nasional, dan internasional. 11

24 Kegiatan Pembelajaran 2 c. Perubahan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran mencakup: a) berorientasi pada karakteristik kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. Untuk SD: tematik terpadu; untuk SMP: tematik terpadu untuk IPA dan IPS, serta mapel; untuk SMA: tematik dan Mapel; c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based Learning. d. Perubahan Kurikulum 2013 pada penilaian mencakup penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, rapor memuat penilaian deskripsi kualitatif tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan. Elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam kompetensi lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran (isi) adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Elemen pendekatan (isi) kompetensi yang dikembangkan di SD adalah tematik terpadu dalam semua mata pelajaran dengan pendekatan saintifik, di SMP tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan mapel, di SMA mapel, di SMK vokasional. Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adanya keseimbangan antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk membangun soft skills dan hard skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang diungkapkan Marzano (1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan ranah skills dan attitude. 12

25 PJOK SMP KK B Terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses pencapaian kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT memadukan lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan Pengetahuan (knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan di mana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif. Terdapat beberapa perkembangan pemahaman tentang kreativitas. Pemahaman lama terhadap istilah kreatif hanya berlaku untuk dunia seni, kini berkembang untuk bidang yang lain termasuk pendidikan. Menurut Dyers, 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kreativitas terbentuk bukan hanya karena bakat namun dapat dipelajari. Terdapat beberapa hukum dalam kreativitas, yakni (1) kreativitas itu menular (Einstein Law), (2) kretivitas itu benda gas (Nathan Law), (3) kreativitas hanya dibatasi oleh ambisi dan imajinasi, (4) berlaku hukum universal pengetahuan (Wiener). Pada kreativitas juga tidak berlaku hukum kekekalan massa, tidak berlaku hukum kekekalan energi, tidak berlaku hukum beda potensial. Hukum tersebut menjelaskan bahwa kreativitas merupakan sesuatu aktivitas yang bisa dipelajari bersama. Kegiatan yang dilakukan secara kolaboratif akan menularkan kreativitas dalam kelompoknya. Pada pelaksanaan pembelajaran guru juga perlu menyediakan ruang pada anak untuk mengembangkan kreativitasnya seluas mungkin karena kreativitas memiliki hukum layaknya gas yang menempati ruangnya. Untuk itu aktivitas pembelajaran hendaknya dirancang agar peserta didik bisa bebas mengeksplorasi ide-ide dan kemampuannya dalam mengerjakan tugas. Tampunglah semua ide-ide tersebut, kemudian diskusikan bersama untuk menetapkan ide mana yang bisa diwujudkan. Dengan demikian peserta didik akan terbiasa untuk menggali potensi dan kreativitasnya dalam proses belajar. Ruang lingkup keterpaduan dan prosesnya yang mencakup: a) keterpaduan dalam mapel (integrasi vertikal) bersifat intradisipliner, b) keterpaduan antarmapel (integrasi horizontal) yang bersifat multidisipliner dan interdisipliner, 13

26 Kegiatan Pembelajaran 2 dan c) keterpaduan luar mapel (transdisipliner) yang bersifat berbasis konteks melalui observasi. Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Penguatan pada proses pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a) menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan karakteristik peserta didik, b) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran, c) menuntun peserta didik untuk mencari tahu, bukan diberitahu (discovery learning), dan d) menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a) mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi, b) menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan), c) mengukur proses kerja peserta didik, bukan hanya hasil kerja peserta didik, dan d) menggunakan portofolio pembelajaran peserta didik. 2. Prinsip Perumusan Tujuan Pembelajaran Dalam aliran teori psikologi behaviorisme diseyogyakan pembelajaran memiliki tujuan. Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh peserta didik pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh peserta didik setelah berlangsung pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Menurut Permendikbud No 81 A Tahun 2013 Lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Pembelajaran (Kemdikbud, 2013: 38) RPP paling sedikit 14

27 PJOK SMP KK B memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Tujuan dalam pembelajaran dapat dipakai guru untuk memandu dalam pembuatan soal karena dalam setiap tujuan terkandung perilaku peserta didik yang akan diukur sesuai dengan materi dan kompetensi dasar yang sudah disampaikan. Pembelajaran pendidikan jasmani tidak hanya bertujuan mengembangkan aspek psikomotor atau fisik, tetapi juga aspek kognitif dan afektif. Menentukan tujuan yang dimaksud adalah menentukan hasil atau sasaran yang ingin dicapai atau ingin ditingkatkan. Ada dua tujuan yang dapat dirumuskan, yaiu (1) tujuan utama (main effect); dan (2) tujuan penyerta (nurturant effect). Tujuan utama berkaitan dengan aspek psikomotor atau fisik, yaitu keterampilan gerak dan unsur-unsur fisik (kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelincahan dan unsur fisik lainya). Tujuan penyerta berkaitan dengan dampak atau pengaruh yang diakibatkan karena melakukan aktivitas fisik, seperti unsurunsur kerjasama, menghargai orang lain, mengendalikan diri, sportif, pemecahan masalah, dan lain-lain. Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan setiap pertemuan. Tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan baik mulai dengan menyebut Audience peserta didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan itu kemudian mencantumkan Behavior atau kemampuan yang harus didemonstarsikan dan Condition seperti apa perilaku atau kemampuan yang akan diamati. Akhirnya, tujuan itu mencantumkan Degree keterampilan baru itu harus dicapai dan diukur, yaitu dengan standar seperti apa kemampuan itu dapat dinilai. Menurut Lukmanul Hakiim (2008) yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran adalah arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses pembelajaran. Dalam setiap kegiatan sepatutnya mempunyai tujuan. Karena tujuan menuntun kepada apa yang hendak dicapai, atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dari sesuatu kegiatan. Dengan mempunyai gambaran jelas tentang hasil yang hendak dicapai itu dapatlah diupayakan berbagai kegiatan ataupun perangkat untuk mencapainya. 15

28 Kegiatan Pembelajaran 2 Selanjutnya Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008) dalam perumusan tujuan haruslah memiliki ketentuan sebagai berikut : a) Leraner Oriented, yaitu berpatokan kepada perilaku siswa bukan perilaku guru. Sehingga dalam perumusannya kata-kata siswa secara eksplisit harus dituliskan. Selain itu perilaku yang diukur harus mungkin dapat dilakukan siswa bukan perilaku yang tidak mungkin dilakukan siswa. b) Operational, yaitu rumusan tujuan harus dibuat secara spesifik dan operasional sehingga mudah untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Dalam hal ini tidak terlepas dari penggunaan kata kerja operasional menurut Bloom dan Anderson. Sebab penggunaan kata yang masih umum (banyak penafsiran) akan menghasilkan perilaku siswa yang umum dan demikian sebaiknya penggunaan kata kerja yang khusus akan menghasilkan perilaku yang khusus pula. c) Formula ABCD (Adience, Behaviour, Conditioning, Degree) Menurut Baker (1971) yang dikutip dari Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008) bahwa tujuan pembelajaran yang baik adalah mengandung unsur Adience, Behaviour, Conditioning, Degree, biasanya unsur Conditioning (C) berada diawal kalimat tujuan, baru diikuti unsur yang lain. Adapun penjelasan dari Formula Baker sebagai berikut: A B C Audience, artinya sasaran sebagai pembelajar yang perlu dijelaskan secara spesifik agar jelas untuk siapa tujuan tersebut diberikan. Misalnya: Siswa kelas V MI, Kelas IX MTs, Kelas XII MA, dan lainnya. Behaviour, adalah perilaku spesifik yang diharapkan dilakukan atau dimunculkan siswa setelah pembelajaran berlangsung. Behaviour ini dirumuskan dalam bentuk kata kerja operasional. Misalnya: Merinci, Membedakan, Mengidentifikasi, Mengklasifikasikan, dan lainnya. Conditioning, yaitu keadaan yang harus dipenuhi atau dikerjakan siswa pada saat dilakukan pembelajaran. Misalnya: Dengan cara mengamati, Dengan berdiskusi, Dengan menyimak penjelasan guru, Dengan membaca buku sumber, Dengan menggunakan kamus, Dengan menggunakan internet, dan lainnya. 16

29 PJOK SMP KK B D Degree, adalah batas minimal tingkat keberhasilan terendah yang harus dipenuhi dalam mencapai perilaku yang diharapkan. Penentuan ini tergantung jenis materi, dan penting tidaknya materi. Misalnya: 3 contoh, 4 jenis, minimal 4 macam, dan lainnya. D. Aktivitas Pembelajaran Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang penyusunan tujuan pembelajaran untuk ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan Kerjakanlah LK-LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan! Lakukan pemaparan hasil kerja Saudara di depan kelas, diskusikan, dan lakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari Fasilitator! Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir pembelajaran. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator. Internalisasi nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam kegiatan ini diantaranya sikap mandiri. Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain. Tuliskan refleksi setelah saudara mengerjakan LK tersebut yaitu nilai-nilai karakter yang saudara dapatkan selama dan sesudah mengerjakan tugas. Berikut adalah LK 1 yang harus saudara kerjakan! LEMBAR KERJA 01 Kegiatan : Menyusun tujuan pembelajaran untuk ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Bahan : Perumusan Tujuan Pembelajaran Tujuan : Merumuskan Tujuan Pembelajaran Skenario Kegiatan : 1. Siapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi 17

30 Kegiatan Pembelajaran 2 2. Pilih salah satu materi dalam pembelajaran PJOK 3. Susunlah tujuan pembelajaran pada materi tersebut 1. Ranah Sikap 2. Ranah Pengetahuan 3. Ranah Keterampilan 18

31 PJOK SMP KK B E. Latihan / Kasus / Tugas 1. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor setelah peserta didik... a. Lulus dalam satu kelompok kompetensi dasar b. Lulus dalam menghadapi ujian semester c. Menyelesaikan masa belajar pada satuan pendidikan d. Menyelesaikan masa belajar pada kelas tertentu 2. Pernyataan yang tepat tentang kompetensi dasar dalam silabus... a. Disesuaikan dengan urutan yang ada pada contoh BSNP b. Boleh dimodifikasi sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah c. Disesuaikan dengan urutan yang ada pada contoh silabus Pusat Kurikulum d. Dijadikan sebagai dasar bagi pengembangan komponen silabus lainnya 3. Dalam menentukan SKL harus adanya keseimbangan antara soft skill dan hard skill yang meliputi... a. Kompetensi sosial, keterampilan, dan pengetahuan b. Kompetensi sikap, keterampilan, dan gerakan c. Kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan d. Kompetensi spiritual, keterampilan, dan pengetahuan 4. Pada jenjang SD yang harus lebih dominan dikenalkan adalah... a. Attitude b. Skill c. Keterampilan d. Pengetahuan umum 5. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan harus berdasarkan... a. SK b. KI c. SKKD d. KD 19

32 Kegiatan Pembelajaran 2 F. Rangkuman Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam kegiatan pembelajaran ada dua tujuan yang dapat dirumuskan, yaiu (1) tujuan utama (main effect); dan (2) tujuan penyerta (nurturant effect). Tujuan utama berkaitan dengan aspek psikomotor atau fisik, yaitu keterampilan gerak dan unsurunsur fisik (kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelincahan dan unsur fisik lainya). Tujuan penyerta berkaitan dengan dampak atau pengaruh yang diakibatkan karena melakukan aktivitas fisik, seperti unsur-unsur kerjasama, menghargai orang lain, mengendalikan diri, sportif, pemecahan masalah, dan lain-lain. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran, maka diharapkan saudara memiliki pondasi wawasan yang utuh mengenai materi yang telah disampaikan sesuai kompetensi yang diharapkan. Hal tersebut dapat dapat dilihat dari kebenaran dalam menjawab soal yang telah diberikan. Jika saudara masih mengalami kendala dalam menjawab soal sebaiknya melakukan telaah ulang secara mendalam atas materi. Untuk menunjang proses pemahaman dan praktik pembuatan program tahunan, program semester, silabus, dan rencana pelaksanan pembelajaran saudara didapat melakukan melalui internet reseaarch. Setelah mempelajari berbagai deskripsi tersebut maka saudara dituntut untuk menguasai kompetensi secara konsep mengenai ranah pembelajaran dan prinsip perumusan tujuan pembelajaran serta mampu mengejawantahkan materi tersebut dalam bentuk keterampilan. 20

33 PJOK SMP KK B Kegiatan Pembelajaran 2 Pengembangan Instrumen Penilaian 1 A. Tujuan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 2 (dua) ini. Saudara diharapkan dapat melakukan pengembangan instrumen penilaian sesuai kebijakan yang berlaku dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama penguatan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran. B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi 1. menjelaskan konsep dasar instrumen penilaian PJOK 2. menjelaskan aspek-aspek penilaian pembelajaran 3. menjelaskan instrumen penilaian proses dan hasil belajar 4. Menunjukkan sikap kerja keras 5. Menunjukkan sikap kerjasama C. Uraian Materi 1. Intrumen Penilaian Secara umum yang dimaksud instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai variabel variabel penelitian untuk kebutuhan penelitian, sementara dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, 21

34 keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu. Pengertian lainnya menjelaskan, bahwa instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data, dapat berupa tes atau nontes. Tes atau penilaian merupakan alat ukur pengumpulan data yang mendorong peserta memberikan penampilan maksimal. Sedangkan Instrumen non-tes merupakan alat ukur yang mendorong peserta didik untuk memberikan penampilan tipikal, yaitu melaporkan keadaan dirinya dengan memberikan respons secara jujur sesuai dengan pikiran dan perasaannya. Instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai capaian pembelajaran peserta didik. Sedangkan berdasarkan permendikbud No. 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan, instrmen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan perorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Dalam pendidikan terdapat bermacam-macam instrumen penilaian yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan menilai proses dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan terhadap peserta didik. Instrumen tersebut terdapat dua bagian, yaitu; tes dan nontes. Yang termasuk kelompok tes adalah tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan tes kemampuan akademik. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok non-tes adalah skala sikap, skala penilaian, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket, pemeriksaan dokumen dan sebagainya. Instrumen yang berbentuk tes bersifat performansi maksimum sedang instrumen non-tes bersifat performansi tipikal. a. Tes Ada dua jenis tes, yakni: tes uraian (subjektif) dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas, uraian terbatas, dan uraian terstruktur. Sedangkan tes objektif

35 PJOK SMP KK B terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar salah, pilihan ganda dengan banyak variasi, menjodohkan, dan isian pendek atau melengkapi. 1) Tes Uraian Tes Uraian yang dalam uraian disebut juga essay, merupakan instrumen penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Bentuk tes uraian dibedakan menjadi tiga, yaitu: uraian bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur. 2) Tes Objektif Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored item) karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, antara lain: pilihan ganda, benarsalah, menjodohkan, melengkapi. 3) Tes Lisan Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. 4) Tes Perbuatan Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau unjuk kerja. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa agar pendidik dapat menuliskan angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya menggunakan format pengamatan individual. Untuk tes perbuatan yang dilaksanakan secara kelompok digunakan format tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok. 23

36 b. Non-tes sebagai instrumen penilaian Instrumen non-tes sangat penting dalam mengevaluasi peserta didik pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan instrumen tes yang lebih menekankan aspek kognitif. Ada beberapa macam instrumen non-tes, yakni: pengamatan (observation), wawancara (interview), kuesioner atau angket (quetionaire). 1) Observasi/pengamatan Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik, seperti tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Instrumen yang digunakan untuk melakukan observasi disebut pedoman observasi. Pengamatan terhadap kinerja dilakukan untuk mengumpulkan data, sehingga dapat diketahui seberapa jauh peserta didik telah menguasai suatu kompetensi berdasarkan kinerja yang ditampilkan selama, sesudah, dan atau setelah beberapa kali proses pembelajaran PJOK. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan dipandu dengan pedoman pengamatan perilaku. Pengamatan juga dilakukan terhadap perilaku yang ditampilkan peserta didik terkait dengan ranah afektif. Kompetensi afektif meliputi perwujudan sikap dalam pembelajaran PJOK yang dapat diidentifikasi sebagai sikap menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan kemampuannya sebagai anugrah Tuhan yang tidak ternilai, percaya diri dalam melakukan berbagai aktivitas fisik dalam bentuk permainan dan santun kepada teman dan guru selama pembelajaran. 2) Wawancara Wawancara merupakan salah satu bentuk instrumen evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui wawancara, data bisa diperoleh dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Pertanyaan yang tidak jelas dapat diulang dan dijelaskan lagi, begitupun dengan

37 PJOK SMP KK B jawaban yang belum jelas. Ada dua jenis wawancara, yakni: wawancara terstruktur dan wawanncara bebas. 1) Angket Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Angket adalah instrumen penilaian hasil belajar yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tentang sesuatu, misalnya tentang latar belakang keluarga peserta didik, kesehatan peserta didik, tanggapan peserta didik terhadap metode pembelajaran, media, dan lain- lain. Angket umumnya dipergunakan pada ranah afektif. 2) Daftar Cek Daftar cek adalah deretan pertanyaan singkat dimana responden yang dievaluasi tinggal membubukan tanda centang ( ) pada aspek yang diamati sesuai dengan hasil penilaiannya. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baiktidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar. 3) Studi Kasus Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya mempelajari secara khusus anak nakal, anak yang tidak bisa bergaul dengan orang lain, anak yang selalu gagal dalam belajar, dan lain lain. Kasus tersebut dipelajari secara mendalam dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Mendalam artinya mengungkapkan semua variabel yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang mempengaruhi dirinya. Penekanan yang utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melalukan apa yang dilakukannya dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Datanya bisa diperoleh dari 25

38 berbagai sumber, seperti; orang tua, teman dekatnya, guru, bahkan juga dari dirinya. 4) Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, lembar jawaban tes yang menunjukkan soal yang mampu dan tidak mampu dijawab (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain : (1) Karya peserta didik adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri; Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri. (2) Saling percaya antara guru dan peserta didik; Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik. (3) Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik; Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga

39 PJOK SMP KK B dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan (4) Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru; Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya. (5) Kepuasan; Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri. (6) Kesesuaian; Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum. (7) Penilaian proses dan hasil; Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta didik. (8) Penilaian dan pembelajaran; Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik. Prinsip dalam penilaian portofolio (portfolio assesment) adalah dokumen atau data hasil pekerjaan peserta didik, baik berupa pekerjaan rumah, tugas atau tes tertulis seluruhnya digunakan untuk membuat inferensi kemampuan dan perkembangan kemampuan peserta didik. Informasi ini juga digunakan untuk menyusun strategi dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran. 2. Aspek-aspek Penilaian Pembelajaran Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasa dan pendidikan menengah meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. a. Penilaian sikap 1) Pengertian 27

40 Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku. Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara individual. Penialan sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan. 2) Teknik dan Bentuk Intrumen Penilaian Sikap a) Teknik Observasi Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang lain. Sedangkan observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti guru lain, orang tua, peserta didik, dan karyawan sekolah. Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Daftar cek digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku. Sedangkan skala penilaian menentukan posisi sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu rentangan sikap. Pedoman observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau perilaku yang diamati dan hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan. Pernyataan memuat sikap

41 PJOK SMP KK B atau perilaku yang positif atau negatif sesuai indikator penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar. Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk penskoran. Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek. Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara memberikan skor dan mengolah skor menjadi nilai akhir. Agar observasi lebih efektif dan terarah hendaknya : 1) Dilakukan dengan tujuan jelas dan direncanakan sebelumnya. Perencanaan mencakup indikator atau aspek yang akan diamati dari suatu proses. 2) Menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala penilaian. 3) Pencatatan dilakukan selekas mungkin. 4) Kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan. b. Penilaian Diri Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic differential. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena. Sedangkan skala semantic differential yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang. Kriteria penyusunan lembar penilaian diri: 1) Pertanyaan tentang pendapat, tanggapan dan sikap, misal : sikap responden terhadap sesuatu hal. 29

42 2) Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden. 3) Usahakan pertanyaan yang jelas dan khusus 4) Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian 5) Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti 6) Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden a) Penilaian Antarpeserta didik Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating scale) dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari keduanya atau menggunakan dua-duanya. b) Jurnal Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa sehingga dapat mengganggu perhatian dan tugas guru, apabila pencatatan tidak dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya berkurang. Terkait dengan pencatatan jurnal, maka guru perlu mengenal dan memperhatikan perilaku peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aspek-aspek pengamatan ditentukan terlebih dahulu oleh guru sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajar. Aspek-aspek pengamatan yang sudah ditentukan tersebut kemudian dikomunikasikan terlebih dahulu dengan peserta didik di awal semester.

43 PJOK SMP KK B c. Penilaian pengetahuan 1) Pengertian Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan, penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Adapaun penilaian pengetahuan dapat diartikan sebagai penilain potensi intelektual yang terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi (Anderson & Krathwohl, 2001).Seorang pendidik perlu melakukan penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi pengetahuan peserta didik. Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Kegiatan penilaian terhadap pengetahuan tersebut dapat juga digunakan sebagai pemetaan kesulitan belajar peserta didik dan perbaikan proses pembelajaran. 2) Cakupan Penilaian Pengetahuan Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik pada ranah pengetahuan adalah memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. a) Pengetahuan Faktual Pengetahuan faktual berisi konvensi (kesepakatan) dari elemen-elemen dasar berupa istilah atau simbol (notasi) dalam rangka memperlancar pembicaraan dalam suatu bidang disiplin ilmu atau mata pelajaran (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001). Pengetahuan faktual meliputi aspekaspek pengetahuan istilah, pengetahuan khusus dan elemen-elemennya berkenaan dengan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, dan sebagainya. Sebagai contoh dari pengetahuan faktual adalah sebagai berikut: 1) pengetahuan tentang langit, bumi, dan matahari; 31

44 2) pengetahuan tentang fakta-fakta mengenai kebudayaan dan pranata sosial; 3) pengetahuan tentang karya tulis ilmiah dalam bentuk buku dan jurnal; 4) pengetahuan tentang simbol-simbol dalam peta; 5) pengetahuan tentang matahari yang mengeluarkan sinar panas; 6) pengetahuan tentang fakta-fakta yang penting dalam bidang kesehatan; 7) pengetahuan tentang desa dan kota; 8) pengetahuan tentang bola dan bentuk peralatan olahraga lainnya; 9) pengetahuan tentang berbagai tindakan kriminal di masyarakat; 10) lambang-lambang dalam matematika seperti, lambang 5, +,, dan ; 11) pengetahuan tentang berbagai bentuk lukisan yang dipamerkan. b) Pengetahuan Konseptual Pengetahuan konseptual memuat ide (gagasan) dalam suatu disiplin ilmu yang memungkinkan orang untuk mengklasifikasikan sesuatu objek itu contoh atau bukan contoh, juga mengelompokkan (mengkategorikan) berbagai objek. Pengetahuan konseptual meliputi prinsip (kaidah), hukum, teorema, atau rumus yang saling berkaitan dan terstruktur dengan baik (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001). Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan klasifikasi dan kategori, pengetahuan dasar dan umum, pengetahuan teori, model, dan struktur. Contoh pengembangan konsep yang relevan misalnya sebagai berikut: 1) pengetahuan tentang teori evolusi dan rotasi bumi; 2) pengetahuan tentang macam-macam hubungan interaksi dan sistem sosial; 3) pengetahuan tentang struktur kalimat yang benar dan bagian-bagiannya; 4) pengetahuan tentang fungsi peta dalam geografi; 5) pengetahuan tentang hukum-hukum fisika dasar; 6) pengetahuan tentang makanan sehat; 7) pengetahuan tentang prinsip-prinsip pemerintahan desa; 8) pengetahuan tentang prinsip-prinsip pertandingan dan perlombaan dalam olahraga; 9) pengetahuan tentang dasar-dasar pengembangan karakter mulia;

45 PJOK SMP KK B pengetahuan tentang penjumlahan dan pengurangan; c) Pengetahuan Prosedural Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana urutan langkah-langkah dalam melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural meliputi pengetahuan dari umum ke khusus dan algoritma, pengetahuan metode dan teknik khusus dan pengetahuan kriteria untuk menentukan penggunaan prosedur yang tepat (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001). Contoh pengetahuan prosedural antara lain sebagai berikut: 1) pengetahuan tentang prosedur pemanfaatan panas matahari sebagai sumber tenaga; 2) pengetahuan tentang prosedur pendirian organisasi sosial; 3) pengetahuan tentang mengartikan kata yang didasarkan pada analisis struktur kalimat; 4) pengetahuan tentang langkah-langkah pembuatan gambar peta; 5) pengetahuan tentang langkah-langkah pengukuran tegangan listrik; 6) pengetahuan tentang pola makan yang baik dan sehat; 7) pengetahuan tentang tata cara pemilihan kepala desa; 8) pengetahuan tentang langkah-langkah yang benar dalam start pada nomor lari dan nomor jalan; 9) pengetahuan tentang langkah-langkah pengembangan karakter mulia bagi peserta didik di sekolah; 10) pengetahuan tentang langkah-langkah penjumlahan bilangan yang terdiri atas tiga angka; 11) pengetahuan tentang teknik-teknik penerapan dan pembuatan karya lukis menggunakan cat air di atas kanvas. d. Penilaian keterampilan Penilaian pencapaian kompetensi keterampilan merupakan penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik untuk menilaisejauh mana pencapaian SKL, KI, dan KD khusus dalam dimensi keterampilan. Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukanuntuk mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu. 33

46 Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Cakupan penilaian dimensi keterampilan meliputi keterampilan peserta didik yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Keterampilan ini meliputi: keterampilan mencoba, mengolah, menyaji, dan menalar. Dalam ranah konkret keterampilan ini mencakup aktivitas menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat.sedangkan dalam ranah abstrak, keterampilan ini mencakup aktivitas menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang. pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. 3. Instrumen Penilaian Proses dan Hasil Belajar a. Instrumen Penilaian Sikap Instrumen penilaian sikap disusun untuk dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik, teman sebaya, orangtua, maupun guru. Pada prinsipnya secara garis besar penilaian sikap diarahkan untuk mengungkap tanggung jawab peserta didik terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain (personal and social responsibility). Pada konteks kurikulum 2013 diarahkan untuk menilai kompetensi inti I (sikap spiritual) dan kompetensi inti II (sikap sosial). b. Instrumen Penilaian Pengetahuan Pengetahuan yang akan dinilai pada pembelajaran PJOK berdasarkan pendapat Baufard dan Wall dalam Allen W Burton (1998: 149) meliputi pengetahuan deklaratif (declarative knowledge) berupa pengetahuan yang bersifat fakta tentang peraturan, hukum, prinsip-prinsip latihan dan lainnya. Pengetahuan ini dapat diukur melalui paper and pencils test, dan interviu. Sedangkan pengetahuan lain adalah pengetahuan prosedural yang berkenaan dengan bagaimana keterampilan dilakukan (how do thing), tahapan serta langkahlangkahnya. Pengetahuan ini menurut Thomas & Thomas dapat diukur dengan melalui tes lisan dan tulis, serta penampilan fisik secara aktual (actual physical performance).

47 PJOK SMP KK B c. Instrumen Penilaian Keterampilan Gerak Keterampilan gerak yang dikenal dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan meliputi gerak awal pada usia dini (early movement milestone), keterampilan gerak dasar (fundamental movement skill), dan keterampilan gerak khusus (specialized movement skill). Namun, berdasarkan Davis dan Burton terbagi ke dalam keterampilan memindahkan posisi tubuh (locomotion), keterampilan menggerakkan obyek atau berbagai benda (locomotion on object), keterampilan dalam menggunakan berbagai anggota tubuh di tempat (propulsion), keterampilan menerima benda lain (reception), dan kemampuan merubah posisi anggota tubuh dan tubuh terhadap benda lain (orientation). Selain itu juga dijelaskan perpaduan berbagai keterampilan tersebut berupa permainan. Penyusunan instrument penilaian keterampilan gerak semestinya didasarkan pada jenis (category) gerak berdasarkan pengaruh lingkungan (terbuka (open loop skill), tertutup (close loop skill)), berdasarkan akhirnya gerakan (tunggal/ terpenggal (descret), berkelanjutan (serial), dan berulang (continuum). Selain itu keterampilan juga dapat didasarkan pada otot yang digunakan gerak dengan otot halus (fine motor skill) dan gerak dengan menggunakan otot besar/ kasar (gross motor skill). Di dalam penilaian keterampilan gerak perlu pula diperhatikan unsur yang dinilai, yaitu proses gerak (movement process) bukan penilaian proses yaitu bagaimana suatu gerakan dilakukan atau sering disebut teknik gerak, dan hasil gerakan (movement product) atau keluaran gerak (output movement). Hasil gerak ini dapat dikukur seberapa jauh dan tinggi peserta didik melompat, seberapa cepat peserta didik dapat berlari dalam jarak 50 meter, berapa kali peserta didik dapat melakukan passing bawah bolavoli dalam kurun waktu satu menit, dan seterusnya. Semua jenis penilaian dapat dilakukan, namun demikian sangat tergantung dengan kompetensi yang harus diperoleh oleh peserta didik. Selain itu, mengacu pada penilaian otentik berbasis kinerja, berbagai penilaian terhadap keterampilan tersebut dapat lebih bermakna ketika dilakukan dalam suasana permainan yang sesungguhnya. 35

48 Selengkapnya kisi-kisi penyusunan instrument penilaian akan lebih banyak dibahas di modul D. D. Aktivitas Pembelajaran Untuk memahami dan mampu melaksanakan seluruh isi di dalam modul peserta Diklat diharapkan membaca secara seksama, menelaah informasi tambahan yang diberikan oleh fasilitator, serta menggali lebih dalam informasi yang diberikan melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta upaya lain yang relevan. Setelah itu mencoba mengerjakan latihan-latihan untuk mengukur kompetensi yang sudah dimiliki. Berikut petunjuk pelaksanaan tugas untuk kegiatan pembelajaran 2: 1. Peserta dibagi dalam empat kelompok 2. Masing-masing kelompok mengerjakan LK 2 pada kegiatan pembelajaran kedua 3. Setelah selesai salah seorang perwakilan dari anggota kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. 4. Kelompok yang lain menyimak dan memperhatikan paparan dari kelompok yang melakukan presentasi. 5. Diberikan kesempatan untuk tanya jawab tentang masalah yang sedang dibahas 6. Hasil tanya jawab dicatat oleh kelompok yang melakukan presentasi dan menyimpulkan hasil presentasi. 7. Fasilitator memberikan penguatan tentang materi yang didiskusikan 8. Fasilitator memberikan penilaian terhadap proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan. 9. Nilai karakter yang dikembangkan dalam kegiatan ini yaitu antara lain, sikap kerjasama antar teman dalam menyelesaikan semua tugas, mau berbagi informasi dengan kelompok lain, kerja keras dan bertanggung jawab. 10. Tuliskan refleksi setelah saudara mengerjakan LK tersebut, sesuai dengan nilai-nilai penguatan dan pendidikan karakter selama dan sesudah saudara mengikuti mengerjakan semua tugas. Di bawah ini LK yang harus dikerjakan pada kegiatan pembelajaran kedua!

49 PJOK SMP KK B LEMBAR KERJA 02 Kegiatan : Menyusun instrumen penilaian untuk keterampilan Bahan : Modul Kelompok Kompetensi B Kegiatan Pembelajaran 2 Tujuan : Memahami konsep dasar instrumen penilaian dan teknik penilaian PJOK Skenario Kegiatan : 1. Siapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi 2. Buatlah instrumen penilaian keterampilan (unjuk kerja) pada salah satu materi aktivitas permainan Format Instrumen Penilaian Keterampilan Kompetensi Dasar : Topik/Subtopik : Indikator Pencapaian Kompetensi : NO ASPEK YANG DINILAI Tabel 2 Intrumen Penilaian Sikap URAIAN GERAK YA TIDAK Kepala... 1 SIKAP AWAL Badan... Tangan... 2 PELAKSANAAN GERAK Kaki SIKAP AKHIR

50 E. Latihan / Kasus / Tugas Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang merupakan jawaban paling benar! 1. Suatu kegiatan yang dilakukan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi dasar setelah mengikuti proses pembelajaran... a. penilaian kelas b. penilaian kognitif c. penilaian afektif d. penilaian psikomotor 2. Yang tidak termasuk teknik atau cara penilaian kelas yang dilaksanakan oleh guru berikut ini adalah... a. penilaian unjuk kerja b. penilaian sumatif c. penilaian tertulis d. penilaian produk 3. Penilaian yang paling besar bobotnya dalam menentukan hasil belajar peserta didik mata pelajaran Penjasorkes adalah... a. penilaian unjuk kerja b. penilaian portofolio c. penilaian tertulis d. penilaian produk 4. Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi merupakan... a. fungsi penilaian kelas b. tujuan penilaian kelas c. manfaat penilaian kelas d. makna penilaian kelas 5. Memberikan informasi kepada orang tua dan komite satuan pendidikan tentang efektivitas pendidikan merupakan... a. fungsi penilaian kelas b. tujuan penilaian kelas c. manfaat penilaian kelas

51 PJOK SMP KK B d. makna penilaian kelas 6. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan merupakan... a. makna penilaian kelas b. fungsi penilaian kelas c. tujuan penilaian kelas d. manfaat penilaian kelas 7. Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Hal ini merupakan penilaian dilihat dari prinsip... a. validitas b. realibitas c. menyeluruh d. berkenambungan 8. Menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Hal ini merupakan penilaian dilihat dari prinsip... a. validitas b. realibitas c. menyeluruh d. berkenambungan 9. Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Hal ini merupakan penilaian dilihat dari prinsip... a. realibitas b. menyeluruh c. obyektif d. mendidik 10. Penilaian hasil belajar Penjasorkes sebaiknya harus menggunakan ranah... a. kognitif b. afektif 39

52 c. psikomotor d. kognitif, afektif, psikomotor F. Rangkuman Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi dasar setelah mengikuti proses pembelajaran. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian tertulis (paper and pencil test) atau lisan, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri. Manfaat penilaian kelas antara lain sebagai berikut: untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik, memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar, umpan balik bagi pendidik dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, masukan bagi pendidik guna merancang kegiatan belajar, memberikan informasi kepada orang tua dan komite satuan pendidikan tentang efektivitas pendidikan, memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah) dalam mempertimbangkan konsep penilaian kelas yang digunakan.prinsip-prinsip penilaian kelas antara lain: valid, reliabel, menyeluruh, berkesinambungan, obyektif, dan mendidik. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Penjelasan secara rinci mengenai konsep pengembangan penilaian yang mengulas tentang pengertian penilaian kelas, manfaat penilaian kelas, fungsi penilaian kelas, prinsip-prinsip penilaian kelas, penilaian hasil belajar masingmasing kelompok mata pelajaran, rambu-rambu penilaian kelas, dan ranah penilaian memperkuat latar belakang pemilihan materi ini dalam usaha mencapai kompetensi dalam pengembangan penilaian mata pelajaran pendidikan jasmani,

53 PJOK SMP KK B olahraga, dan kesehatan (penjasorkes). Dengan berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi secara konsep mengenai pengembangan penilaian sebagai materi diklat, dan bagaimana konsep tersebut diaplikasikan dalam bentuk keterampilan dan dalam melakukan penilaian hasil pembelajaran. H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus 41

54

55 PJOK SMP KK B Kegiatan Pembelajaran 3 Komunikasi Efektif 1 A. Tujuan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 3 (tiga) ini. Saudara diharapkan dapat menjelaskan konsep komunikasi yang efektif, prinsip pengiriman pesan, serta mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajarannya. B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan konsep komunikasi yang efektif. 2. Menjelaskan prinsip pengiriman pesan. 3. Menunjukkan sikap mandiri 4. Menunjukkan sikap bertanggung jawab 5. Menunjukkan sikap kerja keras C. Uraian Materi 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses berbagi informasi yang melibatkan lebih dari satu orang. Komunikasi ini bisa disebut efektif ketika apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dapat dipahami dengan mudah oleh si penerima. Keterampilan berkomunikasi secara efektif diyakini memiliki manfaat dalam mempererat hubungan dengan orang lain, meningkatkan kapasitas bekerjasama, mengambil keputusan, dan menyelesaikan masalah. Lantas, sebagai guru bagaimakah komunikasi kepada peserta didik saudarabisa disebut efektif? Sama seperti konsep komunikasi efektif di atas, bahwa 43

56 komunikasi guru-peserta didik bersifat efektif ketika apa yang dimaksud guru relatif sama dengan apa yang diterima peserta didik sehingga memungkinkan peserta didik memahami apa yang diajarkan atau yang ditanyakan oleh guru. Selain itu, mengukur efektifitas komunikasi guru juga bisa dilihat dari bagaimana guru menghabiskan waktu sesedikit mungkin dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik. 2. Prinsip-prinsip Komunikasi Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy Mulyana, Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu: a) Komunikasi adalah suatu proses simbolik Lambang atau simbol adalah ssuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi katakata (pesan verbal), perilaku non-verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama, misalnya memasang bendera dihalaman rumah untuk menyatakan penghormatan atau kecintaan kepada negara. Kemampuan manusia menggunakan lambnag verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan objek ( baik nyata ataupun abstrak) tanpa kehadiran manusia dan objek tersebut. b) Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus. Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komuniaksi. c) Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihakpihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang

57 PJOK SMP KK B sahabat dan antara dosen dan mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda. Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. d) Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai) e) Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung. Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk iklim, suhu, intensitas cahaya, dan sebagainya), waktu, sosial dan psikologis. f) Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya, orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari dan sering berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya. g) Komunikasi itu bersifat sistemik Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi. h) Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi 45

58 Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi). Dalam kenyataannya, tidak pernah ada dua manusia yang persis sama, meskupun mereka kembar yang dilahirkan dan diasuh dalam keluarga yangsama, diberi makanan yang sama dan di didik dengan cara yang sama. Namun adanya kesamaan sekali lagi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya karena kesamaan tersebut komunikasi mereka menjadi lebih efektif. i) Komunikasi bersifat nonsekuensial Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti. j) Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi. k) komunikasi bersifat irreversible Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut. l) Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masaalh komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujrab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena konflik atau persoalan tersebut mungkin berkaitan denagn masalah struktural. 3. Strategi Komunikasi Efektif Dalam pendidikan jasmani, komunikasi yang efektif biasanya dilihat dari bagaimana peserta didik melakukan apa yang diminta oleh guru. Tentu saja ada banyak faktor yang menentukan hal di atas. Bahkan beberapa faktor bisa jadi di luar kemampuan guru. Walaupun demikian guru masih dapat meningkatkan efektifitas komunikasi dengan beberapa strategi yang kami sarikan dari Metzler (2005) dan Rink (2009). Strategi ini adalah: (1) menarik

59 PJOK SMP KK B perhatian peserta didik, (2) menyampaikan orientasi pembelajaran, (3) melakukan penyajian materi secara runtut dan logis, (4) memberi contoh dan yang bukan contoh, (5) membuat presentasi menjadi personal, (6) mengulangi pelajaran sulit, (7) menggambarkan pengalaman pribadi peserta didik, (8) mengecek pemahaman peserta didik, dan (9) menyajikan materi secara dinamis. a. Menarik perhatian peserta didik Sebagai guru, tidak akan mampu membuat komunikasi Saudaraefektif jika peserta didik Saudaramasih belum siap untuk menerima informasi/instruksi yang akan Saudarasampaikan. Oleh sebab itu, sebelum memulai memberi informasi/instruksi pastikan Saudaramenarik perhatian peserta didik. Metzler (2005) menganjurkan bahwa guru bisa melakukannya dengan cara seperti berikut ini sebelum guru mulai berbicara: 1) Gunakan isyarat yang dapat membuat peserta didik perhatian. Untuk menghentikan aktifitas peserta didik atau meminta anak diam, guru dapat membangun kesepakatan dengan peserta didik bahwa membunyikan peluit 3 kali atau menunjuk 2 jari yang berarti peserta didik harus berhenti melakukan apa saja dan kemudian memperhatikan guru. Kesepakatan ini bersifat prosedural dan rutin dalam pembelajaran. Gunakan isyarat ini secara konsisten. 2) Meminta peserta didik datang mendekat. Hal ini sering sekali terjadi ketika peserta didik menyebar di lapangan atau aula dimana meminta perhatian mereka akan sangat sulit. Mengapa demikian? Jawabnya sangat mudah, karena peserta didik tidak bisa melihat dan mendengar dengan jelas jika jaraknya terlalu jauh. Guru bisa meminta peserta didik untuk mendekat sebelum diberi instruksi atau informasi lebih lanjut. 3) Meminta peserta didik diam. Tidak seperti di ruang kelas dimana peserta didik cenderung tidak aktif, di lapangan peserta didik akan aktif tidak hanya fisiknya saja tapi juga aktif berbicara. Guru bisa meminta peserta didik untuk diam sebagai bagian dari meminta perhatian mereka. 4) Mengurangi sesuatu yang memecah perhatian. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani di luar kelas, peserta didik memiliki banyak kemungkinan 47

60 untuk terpecah perhatiannya. Bahkan peserta didik mudah terpecah perhatiannya dengan berbagai sarana seperti bola, raket, tali dan lain-lain. Jauhkan peserta didik dari hal-hal yang memecah perhatian sebelum saudaramemulai berbicara kepada mereka. b. Menyampaikan orientasi pembelajaran Saudara, kami, atau siapapun tentu akan merasa nyaman kalau kita mengerti apa yang akan kita lakukan. Demikian juga peserta didik, mereka akan merasa nyaman ketika guru menyampaikan apa yang akan mereka lakukan dalam pembelajaran. Selain membuat peserta didik merasa nyaman, Rink (2009) berpendapat bahwa menyampaikan orientasi pembelajaran dapat membantu peserta didik mengkaitkan beberapa bagian dari pelajaran dengan keseluruhan. Misalnya, dengan orientasi memungkinkan peserta didik menghubungkan antara keterampilan mengumpan, mengontrol, menggiring bola, dan memahami taktik bertahan-menyerang (bagian) dengan bermain sepak bola (keseluruhan). Berikut ini contoh bagaimana guru menyampaikan orientasi pembelajaran: Hari ini kita akan belajar tentang keterampilan mencetak goal. Masih ingat dalam pelajaran sebelumnya? Kita belajar tentang beberapa keterampilan bola tangan. Minggu lalu kalian belajar menggiring. Minggu sebelumnya kalian belajar mengumpan dan menerima bola. Kali ini kalian akan belajar menembak ke gawang. Harapannya, setelah kalian menguasai 3 keterampilan ini, maka akan dapat Saudara gunakan dalam bermain bolatangan. Mari kita mulai.. c. Melakukan penyajian materi secara runtut dan logis Menyusun dan menyampaikan materi secara runtut dan logis akan memudahkan komunikasi. Runtut dan logis artinya bergerak bertahap dari lingkup kecil (sederhana, sukar) ke arah yang lebih besar (kompleks, sulit) atau sebaliknya. Dalam pelajaran penjas, seringkali lebih mudah menyajikan materi mulai dari bagian yang paling penting terlebih dahulu sebelum kemudian bagianbagian lainnya disampaikan (Rink, 2009). Artinya, kadangkala guru pendidikan jasmani tidak harus menyampaikan materi secara kronologis, walaupun tetap harus logis. Misalnya, dalam lompat jauh, banyak guru yang justru lebih efektif mengajarkan melompat tanpa awalan lebih dulu sebelum peserta didik harus

61 PJOK SMP KK B melakukannya dengan tahapan-tahapan lompat jauh secara keseluruhan. Rink menyebut hal ini sebagai untaian yang bergerak mundur (backward chaining) dan untuk beberapa tugas gerak boleh jadi justru lebih logis dan bermakna dari pada dimulai dari tahapan persiapan/ awalan. Namun demikian, banyak tugas gerak yang harus disampaikan secara runtut berdasarkan urutan-urutan melakukan gerak/keterampilan dimana awal melakukan disampaikan terlebih dahulu. Hal ini lebih nampak pada tugas gerak yang sifatnya lebih rumit yang penyampaiannya mengharuskan tahapan seperti persiapan, eksekusi, dan follow- through (Rink, 2009: 68). d. Memberi contoh dan yang bukan contoh Gerak atau keterampilan dalam pendidikan jasmani memiliki konsep. Konsep ini yang harus dipahamkan kepada peserta didik. Seringkali konsep-konsep penting dalam satu tugas gerak akan lebih mudah untuk dipahami peserta didik jika kita memberi contoh dan yang bukan contoh. Misalnya, peserta didik akan lebih mudah menangkap ketika diberi contoh tentang apa yang disebut sebagai follow-through dan apa yang bukan follow-thorugh dalam pukulan backhand. Konsep tentang posisi sit-up yang benar akan lebih mudah dipahami jika dibarengi dengan contoh apa yang bukan sit-up yang benar. Menurut Rink (2009) memberikan contoh dan yang bukan contoh dalam satu waktu akan banyak membantu guru berkomunikasi secara efektif. e. Membuat penyajian materi menjadi bersifat personal Apa yang dimaksud dengan bersifat personal adalah menyajikan materi dengan merujuk pada pengalaman guru atau peserta didik. Misalnya, ketika menerangkan suatu konsep gerak, guru bisa mengatakan bahwa ketika saya memanjat tebing sesungguhnya, saya (pengalaman guru) atau Seperti Agus itu, dia beberapa kali tampil mewakili tim kecamatan dalam (pengalaman peserta didik). Rink (2009) berpendapat bahwa mengkaitkan materi ajar dengan pengalaman pribadi guru/peserta didik akan memudahkan peserta didik mengidentifikasi matari apa yang sedang diajarkan guru saat itu. f. Mengulangi pelajaran sulit 49

62 Kita semua sebagai pendidik kadang sering beranggapan bahwa peserta didik akan bisa mengerti materi yang kita sampaikan hanya dengan sekali penjelasan. Bagaimanapun, mengulang-ulang penjelasan sepanjang pembelajaran akan bermanfaat bagi peserta didik. Pengulangan ini khususnya menjadi sangat penting ketika saudaramenyampaikan materi yang sangat sulit untuk dicerna. Memang mengulang penjelasan beberapa kali sangat berpotensi membuat peserta didik bosan. Di sinilah guru harus cermat dalam mengulang penjelasan dengan pendekatan yang berbeda dan momentum yang tepat. Rink (2009) mencontohkan bahwa mengulang tanda-tanda (cues) yang pokok dalam suatu gerak/keterampilan sebelum peserta didik melakukan akan membuat komunikasi guru menjadi lebih efektif. Sama halnya dengan mengulang kembali informasi yang penting ketika/setelah peserta didik melakukan keterampilan barunya akan lebih bermakna dalam pembelajaran peserta didik. g. Menghubungkan materi ajar dengan pengalaman peserta didik. Bagaimana guru mengajar secara efektif juga ditentukan oleh bagaimana guru mampu menjembatani apa yang sudah pernah dipelajari peserta didik sebelumnya. Secara lebih khusus, guru dapat membandingkan bahwa apa yang akan dilakukan hari itu sama dengan atau berbeda dengan apa yang pernah mereka lakukan. Dengan demikian, peserta didik akan dapat menggunakan materi baru secara lebih efektif. Rink (2009) memberi contoh dalam bola voli: Servis atas hampir sama dengan pola melempar bola secara overhead, bedanya servis atas tidak diikuti follow-through. Selain itu guru juga dapat merujuk secara waktu ketika menjembatani materi ajar dengan pengalaman peserta didik. Rink berpendapat bahwa hal ini akan meningkatkan efektifitas transfer pembelajaran. Coba perhatikan contoh berikut ini: Masih ingat dengan apa yang kita pelajari bulan lalu? Kita belajar tentang taktik membuka ruang untuk melakukan serangan dalam permainan sepak bola. Hari ini kita akan belajar taktik yang sama dalam bola basket. Prinsipprinsip taktik membuka ruang dalam bola basket dan sepak bola relatif sama. Mari kita mendiskusikannya kembali. h. Mengecek pemahaman peserta didik

63 PJOK SMP KK B Ketika menjelaskan kepada peserta didik, Saudaratidak mau menyia- nyiakan waktu ketika ternyata peserta didik tidak paham sepenuhnya dengan apa yang saudarasampaikan. Seringkali kami menemui guru yang tidak mengerti apakah peserta didiknya sudah paham dengan instruksi guru sampai ketika peserta didik akan melakukan tugas gerak. Kejadian yang paling sering adalah ketika guru hendak mengatur kelas, misalnya pembagian kelompok dengan tugas masing-masing kelompok yang berbeda. Ketika peserta didik tidak paham instruksi guru, sering kali yang terjadi adalah kekacauan. Di sinilah pentingnya guru mengecek apakah peserta didik sudah memahami instruksi guru, khususnya sebelum peserta didik melakukan tugas gerak. Caranya mudah, guru bisa menanyakan kepada peserta didik atau meminta peserta didik mendemonstrasikan apa yang sudah diinstruksikan. i. Menyajikan materi secara dinamis Apakah syarat menjadi guru adalah kemampuan berbicara seperti seorang orator? Tentu saja tidak, kunci dari komunikasi yang efektif adalah kemampuan menarik perhatian peserta didik ketika guru memberi instruksi. Untuk itu, Rink (2009) menyarankan guru dalam menyampaikan instruksi guru mengkombinasikan suara yang keras dengan suara yang lembut, suara tinggi dengan suara yang rendah, dan cara bicara cepat dengan lambat. Tanpa harus menjadi ahli pidato, guru harus mengerti kapan menggunakan suara secara dinamis untuk membuat komunikasinya jelas dan efektif. D. Aktivitas Pembelajaran Pemateri menyampaikan secara teoritik tentang komunikasi yang efektif dalam pendidikan jasmani. Setelah itu, pemateri membagi peserta menjadi kelompokkelompok kecil. Tiap kelompok akan melakukan analisis video pembelajaran penjas untuk menemukan berbagai strategi yang digunakan guru untuk melakukan komunikasi. Peserta juga diberi tugas untuk memberikan masukan pada guru dalam video tersebut untu meningkatkan efektivitas komunikasi. Tugas on service 51

64 Tugas individu Siapkan alat perekam suara (tape recorder, tablet, handphone). Pastikan suara saudara dapat terekam dengan baik. Rekam seluruh proses pembelajaran saudaradari awal sampai akhir. Putar kembali rekaman saudaradan analisis komunikasi saudaradalam pembelajaran tersebut dengan tabel berikut ini. Petunjuk: pada saat saudaramen dengarkan rekaman saudaramengajar dan saudara menemukan kriteria komunikasi efektif, beri tanda centang pada kolom waktu dimana peristiwa itu terjadi. Misalnya, saudara memberikan orientasi pembelajaran dengan menyampaikan apa yang akan dipelajari hari itu di menit ke 3. Maka pada kolom waktu MENIT KE 5, dan pada baris Orientasi Pembelajaran berikan tanda centang. Contoh lain, pada menit ke 14 saudara memastikan apakah peserta didik sudah paham dengan instruksi diberikan. Saudara menanyakan apakah peserta didik sudah mengerti apa yang tadi disampaikan dan meminta mereka bertanya jika mereka belum jelas. Maka, saudara akan mencentang pada kolom MENIT KE 15 pada baris Mengecek pemahaman peserta didik. Tabel 3 Lembar Pengamatan Sikap Kriteria Komunikasi Efektif Menit ke Menarik perhatian peserta didik Orientasi pembelajaran Penyajian runtut dan logis Memberi contoh dan yang bukan contoh Membuat presentasi menjadi personal Mengulangi pelajaran sulit

65 PJOK SMP KK B Menggambarkan pengalaman peserta didik E. Latihan / Kasus / Tugas Berikan tanda silang untuk jawaban yang benar. 1. Komunikasi adalah: a. Proses percakapan dua orang b. Proses berbagi informasi yang melibatkan lebih dari satu orang c. Percakapan lewat handphone d. Proses mengumpulkan informasi tentang hasil belajar peserta didik 2. Strategi komunikasi guru yang efektif ada di bawah ini, KECUALI: a. Menarik perhatian peserta didik b. Berbicara secara lantang c. Menyampaikan orientasi pembelajaran d. resentasi yang runtut 3. Sebelum mulai bicara, hendaknya guru memastikan: a. Peserta didik tidak mengantuk b. Kehadiran peserta didik c. Peserta didik berada dalam jarak yang deka dengan guru d. Peralatan tersedia 4. Untuk materi yang sulit ditangkap peserta didik, guru harus: a. Meminta wali peserta didik memberi les tambahan b. Memberi pekerjaan rumah c. Mengulang kembali materi tersebut d. Mengganti dengan materi lain 5. Komunikasi guru akan efektif jika peserta didik: a. Tenang b. Siap menerima informasi/instruksi c. Berbaris d. Sudah sarapan pagi 6. Tujuan utama menyampaikan orientasi pembelajaran adalah: a. Cara mengajar guru menjadi nampak lebih bagus b. Mengarahkan peserta didik 53

66 c. Membuat cara mengajar guru menjadi lebih mudah d. Peserta didik akan merasa nyaman jika mengetahui apa yang akan dilakukan 7. Agar peserta didik dapat menggunakan materi baru secara lebih efektif, guru seyogyanya mengkomunikasikan: a. Materi yang pernah dipelajari sebelumnya b. Bagaimana peserta didik nanti akan dites c. Buku yang akan digunakan d. Materi secara pelan-pelan 8. Untuk memastikan apakah peserta didik sudah paham dengan apa yang disampaikan, guru: a. Statis b. Monoton c. Microphone d. Dinamis 9. Agar komunikasi guru tidak membosankan, gaya bicara guru sebaiknya: a. Jawaban benar-salah b. Isian singkat c. Pilihan ganda d. Menganalisis suatu kasus 10. Komunikasi guru bisa disebut efektif jika apa yang dimaksud guru: a. Relatif sama dengan apa yang diterima peserta didik b. Dituruti oleh peserta didik c. Relatif sama dengan apa yang diterima wali peserta didik d. Sama dengan yang dimaksud kepala sekolah F. Rangkuman Komunikasi adalah proses berbagi informasi yang melibatkan lebih dari satu orang. Komunikasi yang efektif terjadi pesan yang disampaikan pengirim dapat dipahami oleh si penerima. Dalam konteks pendidikan, komunikasi yang dilakukan guru bersifat efektif ketika apa yang dimaksud guru relatif sama dengan apa yang diterima peserta didik sehingga memungkinkan peserta didik memahami apa yang diajarkan atau yang ditanyakan oleh guru dengan waktu yang sesingkat mungkin. Strategi komunikasi yang efektif meliputi: (1) menarik

67 PJOK SMP KK B perhatian peserta didik, (2) menyampaikan orientasi pembelajaran, (3) melakukan penyajian materi secara runtut dan logis, (4) memberi contoh dan yang bukan contoh, (5) membuat presentasi menjadi personal, (6) mengulangi pelajaran sulit, (7) menggambarkan pengalaman pribadi peserta didik, (8) mengecek pemahaman peserta didik, dan (9) menyajikan materi secara dinamis. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Soal latihan pada pilihan ganda memberikan informasi sejauh mana Saudara menguasai materi pada tataran yang paling rendah: menginga fakta-fakta. Jika hasil saudara masih di bawah 70% (jawaban benar tidak lebih dari 7), saudara sebaiknya membaca ulang kegiatan pembelajaran ini. Jika saudara sudah mampu menjawab lebih dari 70% tapi belum mencapai 100%, ada baiknya saudara meninjau ulang beberapa materi yang saudara merasa kesulitan sebelum melajutkan ke kegiatan pembelajaran berikutnya. Dalam tugas individu, saudara telah melakukan analisis komunikasi saudara dalam melakukan pengajaran. Hasil dari analisis tersebut akan sangat membantu dalam merefleksikan bagaimana saudara mengajar, terutama dalam hal komunikasi. Saudara bisa melihat apakah saudara sudah secara memadai menggunakan strategi komunikasi efektif. Dengan kata lain, saudara akan memfokuskan apakah keseluruhan komunikasi yang efektif tersebut di atas sudah saudara terapkan. Jika masih ada strategi yang terlewat, saudara dapat melihat strategi mana yang terlewat dan dapat merancang bagaimana saudaraakan menggunakannya dalam mengajar. Kembali ulangi mengajar dan usahakan memenuhi semua strategi tersebut. Rekam dan analisis kembali. Jika saudara sudah menggunakan semua strategi tersebut secara keseluruhan, coba frekuensi (pengulangan) tiap item strategi ditambah jika memungkinkan. Teruslah berlatih sampai komunikasi yang efektif terjadi secara otomatis. H. Pembahasan Latihan / Tugas / Kasus 55

68

69 Kegiatan Pembelajaran 4 Analisis Materi Pembelajaran Dan Bekal Ajar 2 PJOK SMP KK B A. Tujuan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 4 (empat ) ini. Saudara diharapkan dapat mengidentifikasikan bekal ajar peserta didik, mengelompokkan materi ajar yang sesuai, serta mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajarannya. B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Identifikasi bekal ajar peserta didik (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) 2. Mengelompokan materi ajar yang sesuai 3. Menunjukkan sikap kerjasama 4. Menunjukkan sikap tanggung jawab 5. Menunjukkan sikap kerja keras C. Uraian Materi Identifikasi bekal ajar peserta didik (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) Setiap peserta didik dapat dipastikan memiliki perilaku dan karakteristik yang cenderung berbeda. Kondisi ini penting diperhatikan dalam pembelajaran, karena dengan mengidentifikasi kondisi awal peserta didik dapat memberikan informasi penting untuk guru dalam pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan komponenkomponen strategi pengajaran yang efektif dan sesuai dengan karakteristik perseorangan peserta didik sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Kegiatan menganalisis peserta didik dalam pengembangan pembelajaran merupakan pendekatan yang menerima peserta didik apa adanya. Hal ini dilakukan untuk menyusun sistem pembelajaran atas dasar keadaan peserta 57

70 Kegiatan Pembelajaran 4 didik tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, maka mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik adalah bertujuan untuk menentukan apa yang harus diajarkan tidak perlu diajarkan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Karena itu, kegiatan ini sama sekali bukan untuk menentukan prasyarat dalam menyeleksi peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran. Kemampuan awal menunjukkan status pengetahuan dan keterampilan peserta didik sekarang untuk menuju ke status yang akan datang yang diinginkan guru agar tercapai oleh peserta didik. Dengan kemampuan ini dapat ditentukan darimana pengajaran harus dimulai. Esensinya tidak ada peserta didik di muka bumi ini benar-benar sama. Hal ini bermakna bahwa masing-masing peserta didik memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik peserta didik adalah totalitas kemampuan dan perilaku yang ada pada pribadi mereka sebagai hasil dari interaksi antara pembawaan dengan lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitasnya dalam mewujudkan harapan dan meraih cita-cita. Identifikasi bekal ajar awal peserta didik bertujuan untuk: Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan awal peserta didik sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu; Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan serta kecendrungan peserrta didik berkaitan dengan pemilihan program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka; dan Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik. Teknik mengaktifkan bekal ajar awal peserta didik digunakan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Seorang pendidik dapat melakukan tes awal (pre-test). Tes yang diberikan dapat berkaitan dengan materi ajar sesuai dengan panduan kurikulum. Selain itu pendidik dapat melakukan wawancara, observasi, dan memberikan kuesioner kepada peserta didik atau calon peserta didik, serta guru yang biasa mengampu pelajaran tersebut. 58

71 PJOK SMP KK B Teknik yang paling tepat untuk mengetahui bekal ajar awal peserta didik yaitu tes. Teknik tes ini menggunakan tes prasyarat dan tes awal. Sebelum memasuki pelajaran sebaiknya guru membuat tes prasyarat dan tes awal. Tes prasyarat adalah tes untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki pengetahuan keterampilan yang diperlukan atau di syaratkan untuk mengikuti suatu pelajaran. Sedangkan tes awal adalah tes untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah memiliki pengetahuan atau keterampilan mengenai pelajaran yang hendak diikuti. Benjamin S. Bloom melalui beberapa eksperimen membuktikan bahwa untuk belajar yang bersifat kognitif apabila pengetahuan atau kecakapan pra syarat ini tidak dipenuhi, maka betapa pun kualitas pembelajaran tinggi, maka tidak akan menolong untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi. Hasil pretest juga sangat berguna untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan yang dimiliki dan sebagai perbandingan dengan hasil yang dicapai setelah mengikuti pelajaran. Jadi kemampuan awal sangat diperlukan untuk menunjang pemahaman siswa sebelum diberi pengetahuan baru karena kedua hal tersebut saling berhubungan. Contoh angket sederhana untuk mengetahui bekal ajar awal peserta didik sebagai berikut: 1. Seberapa luas pengetahuanmu tentang native speaker: 2. Saya belum pernah mendengar istilah itu 3. Saya pernah mendengar tapi belum tahu tentang native speaker 4. Saya hanya tahu sedikit tentang native speaker 5. Saya belum tahu pengertian native speaker secara luas 1. Mengelompokan Materi Ajar yang Sesuai Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy). 59

72 Kegiatan Pembelajaran 4 Relevansi atau kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Konsistensi atau keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada dua macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi dua macam. Adequacy atau kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan Kompetensi). Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikan beberapa aspek berikut: 1. Aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. 2. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materimateriyang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yangterkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik. 3. Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. 60

73 PJOK SMP KK B Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya, materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis. 2. Memilih Bahan Ajar Berdasarkan Karakteristik Kompetensi a. Langkah-langkah memilih bahan ajar Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari peserta didik hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi : (1) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, (2) mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (3) memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi, dan (4) memilih sumber bahan ajar. Secara lengkap, langkah-langkah pemilihan bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara 61

74 Kegiatan Pembelajaran 4 terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). 2) Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik.materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin. 3) Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah demonstrasi. Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai standar kompetensi. Berpijak dari aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih jenis materi yang 62

75 PJOK SMP KK B sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran: (1) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa mengingat nama suatu objek, simbul atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya ya maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah fakta. (2) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya ya berarti materi yang harus diajarkan adalah konsep. (3) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menjelaskan atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Bila ya maka materi yang harus diajarkan adalah prosedur. (4) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila jawabannya ya, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori prinsip. (5) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya Ya, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek afektif, sikap, atau nilai. 63

76 Kegiatan Pembelajaran 4 (6) Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya Ya, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik. b. Cakupan dan urutan bahan ajar Masalah cakupan atau ruang lingkup, kedalaman, dan urutan penyampaian materi pembelajaran penting diperhatikan. Ketepatan dalam menentukan cakupan, ruang lingkup, dan kedalaman materi pembelajaran akan menghindarkan guru dari mengajarkan terlalu sedikit atau terlalu banyak, terlalu dangkal atau terlalu mendalam. Ketepatan urutan penyajian (sequencing) akan memudahkan bagi peserta didik mempelajari materi pembelajaran. 1) Penentuan cakupan bahan ajar Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik, sebab nantinya jika sudah dibawa ke kelas maka masing-masing jenis materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi pembelajaran juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materimateri yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh peserta didik. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh peserta didik terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. 64

77 PJOK SMP KK B 2) Penentuan urutan bahan ajar Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis. 3. Strategi dalam memanfaatan bahan ajar Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat dua strategi, yaitu: (1) Strategi penyampaian bahan ajar oleh Guru dan (2) Strategi mempelajari bahan ajar oleh peserta didik. a) Strategi urutan penyampaian simultan Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (metode global). Misalnya guru akan mengajarkan materi Silasila Pancasila yang terdiri dari lima sila. Pertama-tama Guru menyajikan lima sila sekaligus secara garis besar, kemudian setiap sila disajikan secara mendalam. b) Strategi urutan penyampaian suksesif Jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula. Contoh yang sama, misalnya guru akan mengajarkan materi Sila-sila Pancasila. Pertama-tama guru menyajikan sila pertama yaitu sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Setelah sila pertama disajikan secara mendalam, baru 65

78 Kegiatan Pembelajaran 4 kemudian menyajikan sila berikutnya yaitu sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab. c) Strategi penyampaian fakta Jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dsb.) strategi yang tepat untuk mengajarkan materi tersebut adalah sebagai berikut: (1) Sajikan materi fakta dengan lisan, tulisan, atau gambar. (2) Berikan bantuan kepada peserta didik untuk menghafal. Bantuan diberikan dalam bentuk penyampaian secara bermakna, menggunakan jembatan ingatan, jembatan keledai, atau mnemonics, asosiasi berpasangan, dsb. Bantuan penyampaian materi fakta secara bermakna, misalnya menggunakan cara berpikir tertentu untuk membantu menghafal. Sebagai contoh, untuk menghafal jenis-jenis sumber belajar digunakan cara berpikir: Apa, oleh siapa, dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan lingkungan seperti apa? Berdasar kerangka berpikir tersebut, jenis-jenis sumber belajar diklasifikasikan manjadi: Pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Bantuan mengingat-ingat jenis-jenis sumber belajar tersebut menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics) menjadi POBATEL (Pesan, orang bahan, alat, teknik, lingkungan). Bantuan menghafal berupa asosiasi berpasangan (pair association) misalnya untuk mengingat-ingat di mana letak stalakmit dan stalaktit pada pelajaran sains. Apakah stalaktit di atas atau di bawah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pasangkan huruf T pada atas, dengan T pada tit-nya stalaktit. Jadi stalaktit terletak di atas, sedangkan stalakmit terletak di bawah. Contoh lain penggunaan jembatan keledai atau jembatan ingatan: (1) PAO-HOA (Panas April-Oktober, Hujan Oktober-April), (2) Untuk menghafal nama-nama bulan yang berumur 30 hari digunakan AJUSENO (April, Juni, September, Nopember). d) Strategi penyampaian konsep 66

79 PJOK SMP KK B Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar peserta didik paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, meng-generalisasi, dan sebagainya. Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes. e) Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dan sebagainya. Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis prinsip adalah : (1) Sajikan prinsip (2) Berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip (3) Berikan soal-soal latihan (4) Berikan umpan balik (5) Berikan tes. f) Strategi penyampaian prosedur Tujuan mempelajari prosedur adalah agar peserta didik dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkahlangkah mengerjakan suatu tugas secara urut. Misalnya langkah-langkah menyetel televisi. Langkah-langkah mengajarkan prosedur meliputi: (1) Menyajikan prosedur (2) Pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana cara melaksanakan prosedur (3) Memberikan latihan (praktek) (4) Memberikan umpan balik (5) Memberikan tes. g) Strategi mengajarkan/menyampaikan materi aspek afektif 67

80 Kegiatan Pembelajaran 4 Termasuk materi pembelajaran aspek sikap (afektif) menurut Bloom (1978) adalah pemberian respons, penerimaan suatu nilai, internalisasi, dan penilaian. Beberapa strategi mengajarkan materi aspek sikap antara lain: penciptaan kondisi, pemodelan atau contoh, demonstrasi, simulasi, penyampaian ajaran atau dogma. h) Strategi penyampaian bahan ajar oleh peserta didik Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau mengajarkan kepada peserta didik. Sebaliknya, ditinjau dari segi peserta didik, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, kegiatan peserta didik dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu menghafal, menggunakan, menemukan, dan memilih. D. Aktivitas Pembelajaran Untuk memahami dan mampu melaksanakan seluruh isi di dalam modul Peserta Diklat diharapkan membaca secara seksama, menelaah informasi tambahan yang diberikan oleh fasilitator, serta menggali lebih dalam informasi yang diberikan melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta upaya lain yang relevan. Setelah itu mencoba mengerjakan latihan-latihan untuk mengukur kompetensi yang sudah dimiliki. Berikut petunjuk pelaksanaan tugas untuk kegiatan pembelajaran 4: 1. Peserta dibagi dalam empat kelompok 2. Masing-masing kelompok mengerjakan LK 2 pada kegiatan pembelajaran kedua 3. Setelah selesai salah seorang perwakilan dari anggota kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. 4. Kelompok yang lain menyimak dan memperhatikan paparan dari kelompok yang melakukan presentasi. 5. Diberikan kesempatan untuk tanya jawab tentang masalah yang sedang dibahas 68

81 PJOK SMP KK B 6. Hasil tanya jawab dicatat oleh kelompok yang melakukan presentasi dan menyimpulkan hasil presentasi. 7. Fasilitator memberikan penguatan tentang materi yang didiskusikan 8. Fasilitator memberikan penilaian terhadap proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan 9. Nilai karakter yang dikembangkan dalam kegitan ini yaitu kerjasama, saling menghargai dan kerja keras untuk menyelesaikan tugas yang dikerjakan Di bawah ini LK yang harus dikerjakan pada kegiatan pembelajaran ketiga! LEMBAR KERJA 04 Kegiatan : Membuat bahan ajar pembelajaran PJOK. Bahan : Modul kelompok kompetensi B KP 4 Tujuan : Menjelaskan cara memilih dan mengelompokkan materi ajar yang sesuai Skenario Kegiatan : 1. Siapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi 2. Pilih salah satu materi dalam pembelajaran PJOK 3. Buatlah bahan ajar sesuai dengan materi yang sudah dipilih 1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi dasar. 2. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar 69

82 Kegiatan Pembelajaran 4 3. Memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi 4. Memilih sumber bahan ajar 5. Setelah saudara menentukan langkah-langkah penyusunan bahan ajar tersebut buatlah bahan ajar sederhana sesuai dengan materi ajar yang sudah ditentukan! E. Latihan / Kasus / Tugas Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang merupakan jawaban paling benar! 1 Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari... a. pengetahuan b. keterampilan c. sikap d. pengetahuan, keterampilan, sikap 70

83 PJOK SMP KK B 2 Nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dsb (Ibu kota Negara RI adalah Jakarta; Negara RI merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah jenis materi bahan ajar... a. prosedur b. konsep c. fakta d. prinsip 3 Pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian suatu obyek (Contoh kursi adalah tempat duduk berkaki empat, ada sandaran dan lengan-lengannya) adalah jenis materi bahan ajar... a. prosedur b. konsep c. fakta d. prinsip 4 Dalil, rumus, adagium, postulat, teorema, atau hubungan antar konsep yang menggambarkan jika. maka., misalnya Jika anak berlari maka akan akan terjadi perpindahan tempat, merupakan jenis materi bahan ajar... a. prosedur b. konsep c. fakta d. prinsip 5 Materi yang berkenaan dengan sikap atau nilai, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, semangat bekerja, merupakan materi bahan ajar... a. sikap b. pengetahuan c. keterampilan d. sikap, pengetahuan, keterampilan 6 Materi pembelajaran hendaknya memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini merupakan prinsipprinsip pemilihan bahan ajar dilihat dari... a. relevansi b. konsistensi 71

84 Kegiatan Pembelajaran 4 c. cakupan d. kedalaman materi 7 Adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Hal ini merupakan prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar dilihat dari... a. relevansi b. konsistensi c. cakupan d. kedalaman materi 8 Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Hal ini merupakan prinsip-prinsip pemilihan bahan ajar dilihat dari... a. relevansi b. konsistensi c. cakupan d. kedalaman materi 9 Langkah-langkah pertama dalam pemilihan bahan ajar adalah... a. mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar b. memilih bahan ajar yang sesuai dan relevan c. memilih sumber bahan ajar d. mengidentifikasi SK dan KD 10 Selain memperhatikan jenis materi pembelajaran juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut... a. kelengkapan materi bahan ajar b. kekurangan dan kelebihan bahan ajar c. kompleksitas bahan ajar d. keluasan dan kedalaman materi 72

85 PJOK SMP KK B F. Rangkuman Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (1) prinsip relevansi, (2) konsistensi, dan (3) kecukupan. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi : (1) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, (2) mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (3) memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi, dan (4) memilih sumber bahan ajar. Secara garis besarnya, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat dua strategi, yaitu: (1) Strategi penyampaian bahan ajar oleh Guru dan (2) Strategi mempelajari bahan ajar oleh peserta didik. Dalam mempelajari materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar terdapat beberapa kemungkinan pada diri peserta didik, yaitu peserta didik belum siap bekal pengetahuannya, peserta didik mengalami kesulitan, atau peserta didik dengan cepat menguasai materi pembelajaran. Kemungkinan pertama peserta didik belum memiliki pengetahuan psyarat. Pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari suatu bahan ajar baru. Misalnya, untuk mempelajari perkalian peserta didik harus sudah mempelajari penjumlahan. Untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki pe1ngetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisite test). Jika berdasar tes tersebut peserta didik belum memiliki pengetahuan prasyarat, maka peserta didik tersebut harus diberi materi atau bahan pembekalan. 73

86 Kegiatan Pembelajaran 4 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Penjelasan secara rinci mengenai konsep pengembangan bahan ajar Penjasorkes yang mengulas tentang identifikasi landasan yuridis penyusunan bahan ajar; konsep dasar penyusunan bahan ajar; dan identifikasi jenis bahan ajar berdasarkan karakteristik kompetensi; serta analisis kesesuaian bahan ajar; Secara praktik berisi tentang praktik pemilihan bahan ajar berdasarkan karakteristik kompetensi; penyusunan bahan ajar penjasorkes; dan pengembangan bahan ajar memperkuat latar belakang pemilihan materi ini dalam usaha mencapai kompetensi dalam pengembangan penilaian mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK). Dengan berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi secara konsep mengenai pengembangan bahan ajar Penjasorkes sebagai materi diklat, dan bagaimana konsep tersebut diejawantahkan dalam bentuk keterampilan dan dalam melakukan proses pembelajaran PJOK. Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri guru sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi peserta didik. 74

87 PJOK SMP KK B KUNCI JAWABAN 1. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 1 1. C 2. D 3. C 4. A 5. D 2. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 2 1 A 2 D 3 A 4 C 5 C 6 B 7 B 8 A 9 C 10 C 3. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 3 1. D 2. C 3. B 4. D 5. A 6. A 7. B 8. C 9. D 10. D 75

88

89 PJOK SMP KK B Evaluasi Pilihlah jawaban yang paling tepat pada soal di bawah ini! 1. Sehat atau tidaknya suatu lingkungan dapat ditentukan oleh faktor... A. alam sekitar B. manusia C. habitat ketempat D. penduduk sekitar 2. Dalam kehidupannya, manusia tidak pernah bebas dari kontak dan interaksi dengan berbagai macam bibit penyakit. Dari berbagai kontaknya tersebut, tidak semua orang bisa langsung jatuh sakit. Hal ini disebabkan oleh... A. tingkat kebugaran jasmani yang baik B. tingkat daya tahan tubuh yang baik C. faktor bawaan manusia D. kekebalan tubuh secara alami 3. Segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia serta masyarakat di sekitarnya... A. lingkungan hidup B. lingkungan fisik C. lingkungan biologis D. lingkungan hidup ekonomis 4. Hal yang perlu dilakukan sebagai upaya penanggulangan kesehatan lingkungan adalah... A. menanggulangi masalah pencemaran B. memberantas sumber penyakit C. mencegah sumber-sumber penyakit D. menanggulangi pencemaran dan memberantas sumber penyakit 5. Zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit, tetapi penting untuk mempertahankan gizi yang normal dan hanya dapat diperoleh dari makanan adalah... A. lemak B. protein C. karbohidrat 77

90 Kegiatan Pembelajaran 4 D. vitamin 6. Berikut termasuk hal yang penting dalam pembelajaran aktivitas air sebelum dilakukan belajar renang gaya, kecuali... A. pengenalan air B. kontrol pernafasan C. renang lengkap D. masuk kolam 7. Alat-alat yang dominan digunakan dalam aktivitas air termasuk di bawah ini, kecuali... A. Kacamata renang B. Papan luncur C. Barbel D. Pelampung kaki 8. Berenang gaya bebas/crawl dengan posisi telungkup sambil meluncur rileks, maka akan nampak secara berurutan pola gerakan... A. pernafasan, koordinasi tangan-kaki, gerakan mengayun kaki, dan gerakan mengayuh tangan B. koordinasi tangan-kaki, gerakan mengayun kaki, gerakan mengayuh tangan, pernafasan C. gerakan tangan, gerakan kaki, pernafasan, koordinasi tangan-kaki, dan D. gerakan mengayun kaki, gerakan mengayuh tangan, koordinasi tangankaki, dan pernafasan. 9. Satu siklus (cycle) lengkap renang gaya dada dalam perlombaan adalah... A. dua tendangan kaki satu tarikan tangan pada kejadian itu bagian kepala harus harus memecah permukaan air. B. satu tarikan tangan satu tendangan kaki pada kejadian itu bagian kepala harus harus memecah permukaan air. C. satu tendangan kaki satu tarikan tangan. D. satu tarikan tangan satu tendangan kaki. 10. Kesalahan yang sering dilakukan dalam gerakan kaki renang gaya dada adalah... A. gerakan dorongan menggunakan telapak kaki. B. gerakan membuka kaki dibatasi selebar bahu. C. gerakan dorongan menggunakan punggung kaki 78

91 PJOK SMP KK B D. tekuk pergelangan kaki dan putar telapak kaki keluar. 11. Gerakan meroda, salto ke depan dan belakang termasuk rangkaian dalam senam... A. Ritmik B. Ketangkasan C. Prestasi D. Alat 12. Pada waktu melakukan gerakan senam lantai berguling ke depan, bagian untuk pertama kali kena matras adalah... A. Kepala B. Tengkuk C. Pundak D. Punggung 13. Pada waktu melakukan gerakan salto ke depan, salah satu unsur fisik dominan yang dibutuhkan saat badan berputar di udara adalah... A. Kekuatan B. Kelentukan C. Kecepatan D. Kekuatan dan kelentukan 14. Komponen standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam silabus... A. Disesuaikan dengan urutan yang ada pada contoh BSNP B. Boleh dimodifikasi sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah C. Disesuaikan dengan urutan yang ada pada contoh silabus Pusat Kurikulum D. Dijadikan sebagai dasar bagi pengembangan komponen silabus lainnya 15. Dalam menentukan SKL haaraus adanya keseimbangan antara soft skill dan hard skill yang meliputi:... A. Kompetensi sosial, keterampilan, dan pengetahuan B. Kompetensi sikap, keterampilan, dan gerakan C. Kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan D. Kompetensi spiritual, keterampilan, dan pengetahuan 16. Pada jenjang SD yang harus lebih dominan dikenalkan adalah... A. Attitude B. Skill 79

92 Kegiatan Pembelajaran 4 C. Keterampilan D. Pengetahuan umum 17. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan harus berdasarkan... A. SK B. KI C. SKKD D. KD 18. Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Hal ini merupakan penilaian dilihat dari prinsip... A. realibitas B. menyeluruh C. obyektif D. mendidik 19. Penilaian hasil belajar Penjasorkes sebaiknya harus menggunakan ranah... A. kognitif B. afektif C. psikomotor D. kognitif, afektif, psikomotor 20. Strategi komunikasi guru yang efektif ada di bawah ini, KECUALI... A. Menarik perhatian peserta didik B. Berbicara secara lantang C. Menyampaikan orientasi pembelajaran D. Presentasi yang runtut 21. Sebelum mulai bicara, hendaknya guru memastikan... A. Peserta didik tidak mengantuk B. Kehadiran peserta didik C. Peserta didik berada dalam jarak yang deka dengan guru D. Peralatan tersedia 22. Untuk materi yang sulit ditangkap peserta didik, guru harus... A. Meminta wali peserta didik memberi les tambahan B. Memberi pekerjaan rumah C. Mengulang kembali materi tersebut 80

93 PJOK SMP KK B D. Mengganti dengan materi lain 23. Komunikasi guru akan efektif jika peserta didik... A. Tenang B. Siap menerima informasi/instruksi C. Berbaris D. Sudah sarapan pagi 24. Tujuan utama menyampaikan orientasi pembelajaran adalah... A. Cara mengajar guru menjadi nampak lebih bagus B. Mengarahkan peserta didik C. Membuat cara mengajar guru menjadi lebih mudah D. Peserta didik akan merasa nyaman jika mengetahui apa yang akan dilakukan 25. Agar peserta didik dapat menggunakan materi baru secara lebih efektif, guru seyogyanya mengkomunikasikan... A. Materi yang pernah dipelajari sebelumnya B. Bagaimana peserta didik nanti akan dites C. Buku yang akan digunakan D. Materi secara pelan-pelan 81

94

95 PJOK SMP KK B Penutup Modul Diklat Pembinaan Karier Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Kelompok Kompetensi B ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sepuluh modul lainnya dalam Diklat Pembinaan Karier Guru PJOK. Perluasan wawasan dan pengetahuan Saudara berkenaan dengan substansi materi ini penting dilakukan, baik melalui kajian buku, jurnal, maupun penerbitan lain yang relevan. Di samping itu, penggunaan sarana perpustakaan, media internet, serta sumber belajar lainnya merupakan wahana yang efektif bagi upaya perluasan tersebut. Demikian pula dengan berbagai kasus yang muncul dalam penyelenggaraan pembelajaran PJOK, baik berdasarkan hasil pengamatan maupun dialog dengan praktisi pendidikan PJOK akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan Saudara. Dalam tataran praktis, mengimplementasikan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperolah setelah mempelajari modul ini, penting dan mendesak untuk dilakukan. Melalui langkah ini, kebermaknaan materi yang dipelajarai akan sangat dirasakan oleh Saudara. Di samping itu, tahapan penguasaan kompetensi Saudara sebagai guru PJOK secara bertahap dapat diperoleh. Pada akhirnya, keberhasilan Saudara dalam mempelajari modul ini tergantung pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen Saudara dalam mempelajari dan mempraktekan materi yang disajikan. Modul ini hanyalah merupakan salah satu bentuk stimulasi bagi Saudara untuk mempelajari lebih lanjut substansi materi yang disajikan serta penguasaan kompetensi lainnya. 83

96

97 PJOK SMP KK B Daftar Pustaka Forster, Margaret, dan Masters, G. (1996). Project Assessment Resource Kit. Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research Ltd. (1998). Product Assessment Resource Kit. Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research Ltd.. (1999). Paper amd Pen Assessment Resource Kit. Camberwell, Melborne: The Australian Council for Educational Research Ltd. Gronlund, E. Norman. (1982). Constructing Achievement Tests. London: Prentice Hall. Kemendikbud, Peraturan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan N0. 20 Tahun 2016 tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta Balitbang, 2016 Peraturan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan N0. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasa dan Menengah, Jakarta Balitbang, 2016 Peraturan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan N0. 23 Tahun 2016 tentang Standar Proses Dikdasmen, Jakarta Balitbang, 2016 Peraturan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan N0. 24 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian, Jakarta Balitbang, 2016 Linn, R.L., dan Gronlund, N.E. (1995). Measurement and Assessment in Teaching. New Jersey: Prentice Hall. Muhajir. (2006). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Untuk SMP. Jakarta : PT. Yudhistira. Mukhtar, Martinis Yamin, Metode Pembelajaran yang Berhasil, Jakarta: P.T. SESAMA MITRA SUKSES, 2003 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru: Berdasar Pendekatan Kompetensi, Jakarta: P.T BUMI AKSARA, 2002 Popham, W.J. (1995) Classroom Assessment, What Teachers Need to Know. Boston: Allyn & Bacon. Sukintaka, Teori Penjas: Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan, Bandung: Nuansa, 2001 tentang Kurikulum 2013 Tim penyusunan Bahan Ajar. (2010). Buku Bahan Ajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Bogor : PPPPTK Penjas & BK. Tim Penyusun, Modul Guru Pembelajar (2015), Pengembangan Kurikulum 1, PPPPTK Penjas dan BK 85

98 Daftar Pustaka mengidentifikasi materi pre.html sabtu/18/2/ /2016/01/27 / instrumen-penilaian/ 21/2/ instrument penilaian.html 21/2/2017. /2014/04/bentuk-bentuk merumuskan tujuan pembelajaran.html/ 21/02/

99 PJOK SMP KK B Glosarium 1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. 2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. 3. Mendidik; Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal. 4. Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. 5. Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. 6. Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. 7. Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. 8. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. 9. Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. 87

100

101

102 MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI B PEDAGOGIK: PENGEMBANGAN MATERI PHS, AKTIVITAS AIR, DAN SENAM Penulis: Imam Zulkarnaen, M.Pd Dwi Cahyo Widodo, M.Pd Penelaah: Prof. Dr. Mulyana, M.Pd Desain Grafis dan Ilustrasi: Tim Desain Grafis Copyright 2017 Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

103 Daftar Isi PJOK SMP KK B Hal. Daftar Isi... iii Daftar Gambar... v Daftar Tabel... vi Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Peta Kompetensi... 2 D. Ruang Lingkup... 3 E. Cara Penggunaan Modul... 3 Kegiatan Pembelajaran 1 Pengembangan Budaya Hidup Sehat Di Sekolah Menengah Pertama A. Tujuan B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 2 Pembelajaran Aktivitas Air Sekolah Menengah Pertama A. Tujuan B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 3 Pembelajaran Aktivitas Senam Sekolah Menengah Pertama... 83

104 A. Tujuan B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 4 Landasan Yuridis Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatann Manfaatan dan Pelaporan Hasil Penilaian A. Tujuan B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan / Kasus / Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Evaluasi Penutup Daftar Pustaka Glosarium iv

105 Daftar Gambar PJOK SMP KK B Hal. Gambar 1. Peta Kompetensi... 2 Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka... 3 Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh... 4 Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In... 6 Gambar 5. Latihan pengenalan air renang gaya bebas Gambar 6. Latihan mengapung di air Gambar 7.Latihan mengapung di air Gambar 8: Penyelamatan di air Gambar 9: Penyelamatan di air Gambar 10. Peralatan aktivitas air Gambar 11. Latihan gerakan ayunan renang gaya bebas Gambar 12. Pola kayuhan tangan huruf-s Gambar 13. Daya dorong pertama dari kayuhan tangan, dilihat dari depan (a) dan dari samping (b) Gambar 14. Daya dorong kedua dari kayuhan tangan, dilihat dari depan (a) dan dari samping (b) Gambar 15. Tampak muka (a) dan samping (b) dari daya dorong yang dihasilkan oleh seluruh lengan Gambar 16. Daya dorong dari telapak tangan Gambar 17. Posisi akhir-kayuhan Gambar 18. Posisi melewati atas-tabung-imajinasi Gambar 19. Tahap Pelaksanaan (Bernafas ke sisi sebelah kiri) Gambar 20. Rangkaian Gambar : Kayuhan Tangan Gaya Dada ( Gambar 21 Ayunan kaki gaya dada Gambar 22. Gerakan Meluncur Gambar 23 Rangkaian gambar gerakan lengkap gaya dada untukperlombaan. 70 v

106 Daftar Tabel Hal.. Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul... 9 Tabel 2. Kompetensi Dasar Dan Indikator Tabel 3. Kompetensi Dasar dan Indikator Aktivitas Air vi

107 Pendahuluan PJOK SMP KK B A. Latar Belakang Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib meningkatkan kompetensinya secara berkelanjutan, sesuai kebutuhan, dan bertahap agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru diharapkan dapat menjamin guru untuk mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetika), olah pikir (literasi), dan olahraga (kinestetik dengan dukungan pelibatan publik dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan berbasis masyarakat (keluarga dan komunitas). Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilakukan secara mandiri maupun kelompok dalam bentuk diklat yang dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Pelaksanaan diklat memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. 1

108 Kegiatan Pembelajaran 2 Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini disusun untuk digunakan guru Penjas pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Modul ini memberi informasi konseptual dan panduan praktik bagi guru PJOK mengenai; pemahamahan dasar keilmuan, serta implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Modul ini mengintegrasikan lima nilai utama PPK yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul. B. Tujuan Modul ini disajikan agar Saudara guru PJOK memiliki kompetensi professional dalam lingkup pembelajaran menganalisis materi pembelajaran dari berbagai lingkup pembelajaran pengembangan budaya hidup sehat, aktivitas air, aktivitas senam, dan landasan yuridis kompetensi mata pelajaran PJOK, serta menerapkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai pendidikan penguatan karakter sebagai tauladan bagi peserta didik di kelas, sekolah, maupun di masyarakat. C. Peta Kompetensi Memahami konsep dasar aspek-aspek pembelajaran PJOK serta menganalisis landasan yuridis kompetensi mata pelajaran PJOK Memahami konsep dasar Pembelajaran Pengembangan Budaya Hidup Sehat di SMP Memahami konsep dasar Pembelajaran Aktivitas Air di SMP Memahami konsep dasar Pembelajaran Aktivitas Senam di SMP Memahami konsep landasan yuridis kompetensi mata pelajaran PJOK Gambar 1. Peta Kompetensi 2

109 D. Ruang Lingkup PJOK SMP KK B Modul ini berisi tentang pembelajaran pengembangan budaya hidup sehat (BHS), pembelajaran aktivitas air, dan pembelajaran aktivitas senam, serta landasan yuridis kompetensi mata pelajaran PJOK E. Cara Penggunaan Modul Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada gambar di bawah. Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka E. 1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator. 3

110 Kegiatan Pembelajaran 2 Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada gambar d ibawah. Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut, a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : latar belakang yang memuat gambaran materi tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran langkah-langkah penggunaan modul 4

111 b. Mengkaji Materi PJOK SMP KK B Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik B, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. c. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus. Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran. d. Presentasi dan Konfirmasi Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran e. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. E. 2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In 5

112 Kegiatan Pembelajaran 2 Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In- 2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada gambar alur berikut ini. Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut, a. Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari : latar belakang yang memuat gambaran materi tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi 6

113 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran langkah-langkah penggunaan modul PJOK SMP KK B b. In Service Learning 1 (IN-1) Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik B, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1. Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning. c. On the Job Learning (ON) Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik B, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta. Melakukan aktivitas pembelajaran 7

114 Kegiatan Pembelajaran 2 Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON. Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning. d. In Service Learning 2 (IN-2) Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran f. Persiapan Tes Akhir Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. E. 3. Lembar Kerja Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kelompok komptetansi B teridiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitasaktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari. Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut. 8

115 PJOK SMP KK B Tabel 1. Daftar Lembar Kerja Modul No Kode Nama LK Keterangan LK 1. LK.01. Analisis Materi Pembelajaran Pengembangan Budaya Hidup Sehat 2. LK.02. Identifikasi Pencemaran dan Penanggulangannya TM, ON TM, IN1 3. LK.03. Analisis Materi Pembelajaran Aktivitas Air TM, ON 4. LK.04. Analisis Materi Pembelajaran Aktivitas Senam 5. LK 05 Analisis Keterkaitan KI dan KD dengan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Materi Pembelajaran TM, ON TM, ON Keterangan. TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning 9

116

117 Kegiatan Pembelajaran 1 Pengembangan Budaya Hidup Sehat Di Sekolah Menengah Pertama PJOK SMP KK B A. Tujuan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 1 (satu) ini, Saudara diharapkan dapat memahami berbagai konsep dalam pengembangan budaya hidup sehat di Sekolah Menengah Pertama serta bagaimana melakukan penilaian pengembangan budaya hidup sehat, kemudian mampu mengintegrasikan nilainilai penguatan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajarannya. B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mengidentifikasikan Kompetensi Dasar dan Indikator pengembangan budaya hidup sehat 2. Menjelaskan Pengembangan Budaya Hidup Sehat (BHS) kebersihan diri 3. Menjelaskan Pengembangan Budaya Hidup Sehat (BHS) kebersihan lingkungan 4. Menjelaskan Pengembangan Budaya Hidup Sehat (BHS) makanan sehat dan seimbang 5. Menjelaskan lingkup pembelajaran pengembangan budaya hidup sehat (BHS) manfaat aktivitas fisik, istirahat dan kesehatan 6. Menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan pengembangan budaya hidup sehat (penyakit menular dan tidak menular) 7. Menunjukkan sikap kerja sama. 8. Menunjukkan sikap tanggung jawab. 9. Menunjukkan sikap kerja keras. 11

118 Kegiatan Pembelajaran 2 C. Uraian Materi Kompetensi Dasar dan Indikator Pengembangan Budaya Hidup Sehat (BHS) Kompetensi Dasar pengembangan budaya hidup sehat dapat dilihat dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada. Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Tabel 2. Kompetensi Dasar Dan Indikator Kelas Kompetensi Dasar Indikator VII VIII 3.10 Memahamipola makan sehat, bergizi dan seimbang serta pengaruhnya terhadap kesehatan 4.10 Memaparkan pola makan sehat, bergizi dan seimbang serta pengaruhnya terhadap kesehatan. 3.9 Memahami perlunya pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas 4.9 Memaparkan perlunya pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas Menjelaskan pola makan sehat dan seimbang serta pengaruhnya terhadap kesehatan Menjelaskan makanan bergizi dan seimbang serta pengaruhnya terhadap kesehatan Mempresentasikan pola makan sehat serta pengaruhnya terhadap kesehatan Mempresentasikan makanan bergizi dan seimbang serta pengaruhnya terhadap Menjelaskan perlunya pencegahan terhadap pergaulan bebas Menyebutkan caracara melakukan pencegahan terhadap pergaulan bebas Mempresentasikan perlunya pencegahan terhadap pergaulan bebas 12

119 Kelas Kompetensi Dasar Indikator IX 3.10 Memahami peran aktivitas fisik terhadap pencegahan penyakit Mempresentasikan peran aktivitas fisik terhadap pen cegahan penyakit. PJOK SMP KK B Menjelaskan peran aktivitas fisik terhadap pencegahan penyakit Mengidentifikasikan aktivitas fisik terhadap pencegahan penyakit Mempresentasikan peran aktivitas fisik terhadap pencegahan penyakit. 1. Kesehatan Diri a. Pengertian Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization) WHO memberikan batasan tentang arti sehat. Yang dimaksud dengan kesehatan ialah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani atau mental dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacad atau kelemahan. Pembangunan kesehatan diarahkan kepada peningkatan kesehatan sumberdaya manusia dan kualitas kehidupan sejahtera serta mmepertinggi kesadaran masyarakat untuk tetap hidup sehat. Memang sangat sukar bagi seseorang untuk mengikuti semua peraturan-peraturan kesehatan, tetapi jika kita menyadari akan pentingnya dan besarnya arti kesehatan itu tidak susah kita untuk menjauhi diri dari serangan penyakit. Kesenangan hidup hanya dapat terlaksanakan dengan bekal kesehatan. Meningkat atau tidaknya kondisi kesehatan seseorang, tergantung kepada usaha-usaha yang dilakukan dan di samping faktor pembawaan faktor lingkungan sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Untuk hal tersebut di atas marilah kita bahas bagaiamana usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, baik dengan car preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif. 13

120 Kegiatan Pembelajaran 2 b. Kebersihan Kulit Kulit memiliki fungsi yang penting bagi tubuh manusia antara lain: 1) Perlindungan tubuh terhadap sengatan matahari, mencegah masuknya kuman-kuman penyakit, dan mencegah penguapan air karena pengaruh suhu dari luar. 2) Mengatur suhu tubuh melalui penguapan (pengeluaran keringat) 3) Mengeluarkan zat-zat sisa atau sampah dalam tubuh seperti garam Na CL, dan asam-asam. 4) Sebagai alat penerima rangsangan. 5) Sebagai zat penampung cadangan makanan (zat lemak) Bagian-bagian kulit terdiri dari: 6) Kelenjar Keringat 7) Kelenjar lemak 8) Saluran kelenjar keringat 9) Rambut 10) Kelenjar minyak 11) Otot penegak rambut 12) Akar rambut Susunan kulit terdiri dari: 1) Kulit ari, ialah bagian kulit terdapat lapisan zat tanduk dan lapisan malpighi. 2) Kulit jangat, ialah bagian kulit terdapat pembuluh-pembuluh darah. 3) Jaringan ikat bagian bawah kulit, ialah bagian kulit yang berisi lemak. 4) Merawat atau memelihara kulit merupakan hal yang sangat penting dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan tubuh, sebab kalau kulit kita bersih dapat mencegah bibit penyakit yang masuk pori-pori kulit. Dan apabila pori-pori kulit tertutup oleh kotoran akan mengakibatkan sulitnya mengeluarkan sisa-sisa makanan atau sampah yang berupa keringat. c. Kebersihan Kuku Kuku mempunyai kegunaan bermacam-macam antara lain: memberi bentuk dan memberi kekuatan pada ujung jari. Kuku harus pula dijaga 14

121 PJOK SMP KK B kesehatannya terutama hal kebersihan dipelihara dengan sebaik mungkin, kebersihan kuku dapat dialaksanakan dengan mencuci dengan air hangat dan sabun. Kebersihan kuku dapat dilaksanakan dengan cara: Direndam dalam air hangat-hangat kuku yang diberi sedikit garam dapur. dicuci dengan sabun disikat engan sikat yang tidak terlalu kaku. Membersihkannya tidak hanya dibagian atas dan samping kukunya saja tetapi juga sebelah bawah, oleh karena itu pertumbuhan kuku harus kita rawat dan pelihara dengan cara-cara tersebut di atas dan memotong secara teratur. d. Kebersihan Tangan dan Kaki Telah kita ketahui bahwa tangan dan kaki merupakan bagian anggota gerak atas dan bawah yang sangat banyak fungsinya. Karena banyak fungsinya untuk memegang atau memakai untuk mengani benda lain maka tangan dan aki gampang menjadi kotor dan luka. Oleh sebab itu, penjagaan agar tangan dan kaki tetap sehat harus kita ketahui benarbenar. Penjagaan tangan dan kaki pada umumnya dijalankan dengan cara membersihkan dengan teratur setiap hari. Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan mencuci kaki sebelum tidur itu tindakan yang baik. e. Kebersihan Hidung dan Mulut Dalam kesehatan pribadi, kesehatan hidung dan mulut yang perlu diperhatikan adalah kebersihannya. Penyakit yang menular melalui hidung dan mulut sangat banyak macamnya. Hidung merupakan alat indra yang mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Alat pernapasan 2) Alat penciuman 3) Pembersih udara melalui bulu-bulu hidung dan selaput lendir. 4) Alat untuk menyesuaikan suhu udara. Bagian-bagian hidung meliputi: 1) Bulu-bulu hidung 2) Sel-sel selaput lendir 15

122 Kegiatan Pembelajaran 2 3) Ujung-ujung syaraf penciuman 4) Mulut Bagian-bagian mulut meliputi: 1) Bibir atas/bawah 2) Gusi 3) Lengkung gigi atas/bawah 4) Langitan 5) Anak langitan 6) Tonsil (amandel) 7) Lidah 8) Lubang tekak f. Kesehatan Gigi Gigi adalah merupakan salah satu alat pencernaan makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan sebagai pencernaan awal. Pada umumnya makanan yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut akan dikunyah terlebih dahulu oleh gigi, kemudian makanan tersebut diteruskan dengan cara ditelan melalui tenggorokan dan masuk lambung. Gigi sangat berguna untuk menghaluskan makanan, dan selain dari pada gigi juga digunakan untuk memperjelas artikulasi bahasa. Apabia gigi sudah tanggal, maka pembicaraan akan tidak jelas sehingga akan merepotkan orang lain untuk menangkap pembicaraan yang disampaikan. Sekalipun gigi dapat diganti dengan gigi palsu, akan tetapi gigi palsu tidak akan sama dengan gigi asli. Oleh karena itu perawatan dan pemeliharaan terhadap gigi sangat penting, sehingga kerusakan-kerusakan pada gigi akan dapat teratasi dengan baik. Bagaimana cara untuk merawat atau memelihara gigi dengan baik? Perawatan dan pemeliharaan gigi adalah sebagai berikut: 1) Cara Penggunaannya: Gigi harus digunakan sesuai dengan bentuk dan jenis makanan dan jangan digunakan untuk hal-hal yang dapat merusak gigi. Makanan yang manis-manis seperti gula pada umumnya kurang baik terhadap pertumbuhan gigi. Namun bukan tidak tidak boleh sama sekali akan tetapi makannya dikurangi dan sesudahnya dibersihkan. Makanan 16

123 PJOK SMP KK B yang kurang mengandung calcium dan phospor akan mengganggu terhadap pertumbuhan gigi terutama pada usia anak-anak. Dan makanan yang masih panas, apabila makan yang panas-panas kemudian minumnya dengan air dingin. Hal tersebut akan merusak terhadap gigi, bahkan akan mempercepat terjadinya kerusakan gigi. 2) Cara membersihkan Gigi: Cara membersihkan gigi dapat dilakukan untuk membersihkan gigi adalah sebagai berikut: Dengan menggunakan tusuk gigi, sebab tusuk gigi dapat menghilang sisa-sisa makanan yang terdapat pada celah-celah antara gigi satu dengan yang lainnya. Cara ini sebenarnya dapat merusak gigi kalau melakukannya atau membersihkannya tidak hati-hati dan benar. Dengan cara menggosok gigi, cara ini merupakan cara yang paling baik dibandingkan dengan cara yang pertama. Menyikat gigi pada umumnya merupakan hal biasa dilakukan saat mandi, setelah bangun tidur, dan sebelum tidur. Paling sedikit menggosok gigi sehari 3 kali. Dan cara melakukan menggosok gigi yang baik adalah ke atas-ke bawah bukan ke arah kiri-kanan, sebab gerakan tersebut akan merusak lapisan yang tipis pada bagian leher gigi. g. Kesehatan Mata Mata adalah indra pertama bagi manusia yang mempunyai fungsi utama untuk melihat. Seperti kita ketahui dalam ilmu manusia/alam bahwa mata kita dapat berbahaya apabila ada cahaya pantulan yang masuk ke dalam melalui lensa diterima oleh retina. Dari retina diteruskan ke otak dan diindrakan. Jadi indra penglihatan dapat bekerja dengan baik bila memenuhi syarat: 1) Harus ada cahaya, benda yang memantulkan cahaya. 2) Sklera mata harus bening dan tembus cahaya dengan baik serta sklera dengan lensa terang dan tidak keruh, lensa mata jernih dan elastis untuk akomodasi. 17

124 Kegiatan Pembelajaran 2 3) Benda semacam kaca (corpus vitreum) harus jernih dan tembus cahaya. 4) Retina harus hidup sehat dan mampu menerima cahaya untuk diteruskan melalui syaraf mata ke sel-sel otak yang berfungsi untuk mata, yaitu mengindrakan rangsangan-rangsangan yang masuk. Mata maka penjagaan kesehatan mata sangat perlu dipelajari dengan sungguh-sungguh. Kita dapat melihat bahwa orang yang matanya buta atau orang yang matanya rusak kelihatan sangat menderita dan dengan susah payah ia melaksanakan pekerjaannya. Penyakit mata yang sering menyerang mata adalah: 1) Radang selaput mata (conjunctivitis), penyebabnya bakteri atau virus. 2) Radang selaput mata, penyebabnya kuman. 3) Trakhom (trachoom), penyebabnya virus. 4) Xerophthalmia, penyebabnya kekurangan vitamin. h. Membersihkan Badan dan Mandi Membersihkan badan/mandi pada umumnya merupakan hal yang sudah biasa dilakukan oleh setiap orang, dari usia bayi sampai kepada usia dewasa/tua, sudah pasti pernah melaksanakan membersihkan badan/mandi. Apabila kita melaksanakan membersihkan badan, kotoran-kotoran yang menempel pada permukaan kulit atau bagian-bagian tubuh yang tertutup dengan sendirinya akan segera hilang, sehingga tubuh atau badan menjadi bersih. Selain dari itu, apabila kita melaksanakan mandi kondisi tubuh akan terasa segar dan penuh semangat. Lebih-lebih kalau sudah melakukan aktivitas atau kerja berat, perasaan capek, lelah dan kurang semangat akan segera hilang dan timbul kembali gairah atau semangat untuk melakukan aktivitas kerja. Usia anak pada umumnya sangat sulit sekali untuk membersihkan badan, sehingga pada waktunya harus selalu disuruh. Oleh sebab itu, pada usia tersebut harus banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari kedua orang tua atau saudara-saudaranya yang sudah dewasa, dengan tujuan agar menanamkan kebiasaankebiasaan yang baik bagi anak, yang nantinya anak akan melakukan membersihkan badan secara mandiri. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat akan melaksanakan mandi, diantaranya: 18

125 PJOK SMP KK B 1) Sebelum Mandi (a) Menyiapkan air. Air yang harus dipersiapkan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak bau dan bebas bibit penyakit. (b) Menyiapkan perlengkapan mandi. Perlengakapan yang harus dipersiapkan pada saat akan melaksanakan, membersihkan badan diantaranya sabun atau sampoo, sikat gigi, pasta gigi/odol, handuk, dan karet busa. Usahakan semua perlengakapan yang akan digunakan merupakan kepunyaan atau milik sendiri. Waspadalah terhadap timbulnya penyakit, karena tidak ada tubuh/ badan yang bebas penyakit. 2) Waktu Mandi Untuk pemeliharaan kebersihan badan, biasakan agar mandi setiap harus secara teratur minimal dua kali dalam sehari (pagi dan sore). Adapun cara mandi dapat dlakukan adalah sebagai berikut: (a) Basahilah seluruh badan atau bagian-bagian tubuh secara merata dengan air yang telah disediakan sebelumnya. (b) Berilah sabun secara merata ke seluruh tubuh atau bagian-bagian tubuh yang tertutup seperti ketiak, selangkangan, bagian bawah dagu dan bagian belakang dari kedua daun telinga. (c) Setelah sabun merata ke seluruh tubuh, siramlah dengan air secara berulang-ulang sambil menggosok tubuh, sehingga sabun yang menempel pada permukaan kulit atau seluruh bagian tubuh menjadi hilang. Gunakanlah karet busa atau sejenisnya pada saat menggosok gosok tubuh. (d) Siramlah tubuh sekali lagi dengan air secara berulang-ulang, sehingga tubuh menjadi bersih 3) Setelah mandi Setelah melaksanakan membersihkan badan, ambillah handuk dan gosokkanlah secara perlahan-lahan ke seluruh tubuh sampe ke bagian-bagian tubuh yang tertutup. Gunakanlah handuk yang halus supaya tidak merusak terhadap kehalusan kulit. i. Kebersihan pakaian 19

126 Kegiatan Pembelajaran 2 Pakaian yang kita pakai harus senantiasa dijaga kebersihannya, kegunaan pakaian bagi tubuh adalah: 1) Untuk melindungi tubuh dari udara panas dan dingin. 2) Untuk keindahan badan. 3) Sebagai pencerminan pribadi. Hal-hal yang harus diperhatikan tentang pakaian yang dapat digunakan, diantaranya: Bentuk pakaian yang tidak sempit, sehingga tidak mengganggu terhadap fungsi tubuh, seperti: 1) Peredaran darah 2) Pernapasan 3) Perkembangan otot 4) Bahan pakaian tidak merusak kulit. 5) Warna pakaian tidak menyolok. Pakaian harus sering ganti, apalagi pakaian dalam.janganlah membiasakan menggunakan pakaian yang kotor, karena dapat membahayakan terhadap layanan kesehatan. 2. Kebersihan Lingkungan a. Pengertian Lingkungan Lingkungan adalah suatu tempat yang didiami oleh sekelompok orang yang berinteraksi satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, serta lingkungan kerja. Lingkungan terminal adalah tempat di mana orang-orang yang berada di terminal atau stasion termasuk pekerja, pedagang, dan para penumpang. Sehat atau tidaknya suatu lingkungan dapat ditentukan oleh faktor manusia yang berada di lingkungan tersebut. Selain itu, kesehatan lingkungan dapat pula ditentukan oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu. Semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang kesehatan, semakin sadar orang menjaga lingkungannya. 20

127 PJOK SMP KK B b. Kesehatan yang Berhubungan dengan Lingkungan serta Upaya Penanggulangannya Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan adalah faktor penyakit, manusia dan lingkungan hidup. Faktor-faktor tersebut akan diuraikan secara rinci sebagai berikut: 1) Sebab-sebab timbulnya penyakit Ada dua faktor penyebab timbulnya penyakit, yaitu: faktor dari dalam diri manusia itu sendiri dan faktor dari luar diri manusia. Secara umum, kedua faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Penyebab dari dalam tubuh Penyebab penyakit yang timbul dari dalam diri manusia yang dapat menyerang perorangan atau masyarakat disebut faktor endogen. Menurut peneliti, penyakit yang disebabkan dari dalam tubuh manusia merupakan bawaan sejak lahir. Dengan demikian, hal ini dapat memudahkan timbulnya penyakit tertentu. Penyebab penyakit dari dalam tubuh, antara lain: 1) Faktor Habitus Golongan habitus dapat dilihat dari ciri tubuh/perawakan dengan ciri-ciri seperti tinggi, kurus, dan dada sempit. 2) Faktor Bawaan Faktor bawaan suatu penyakit yang disebabkan oleh turunan dari orang tuanya, contohnya asma, buta warna, jantung, diabetes, dan lain-lain. 3) Faktor Usia Faktor usia mempengaruhi daya tahan tubuh. Contohnya tingkat daya tahan tubuh berdasarkan usia bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua jelas berbeda. b. Penyebab dari luar Penyebab penyakit dari luar tubuh manusia disebut juga faktor eksogen. Penyebab dari luar dapat dibagi menjadi : 1) Penyebab penyakit yang tampak hidup 21

128 Kegiatan Pembelajaran 2 Penyebab penyakit seperti ini sering disebabkan oleh bibit penyakit berbentuk virus, bakteri, jamur, protozoa, dan lainlain. 2) Penyebab penyakit yang nyata dan tak hidup Penyebab penyakit ini ditimbulkan oleh zat kimia, trauma (ruda paksa), dan makanan. 3) Penyebab penyakit abstrak Penyakit ini sering ditimbulkan akibat keadaan ekonomi (kemiskinan), sifat sosial, sifat kejiwaan, misalnya, rasa takut, cemas, gelisah, dan kesusahan. c. Upaya penanggulangan faktor penyebab penyakit Beberapa upaya penanggulangan penyebab penyakit: 1) Memberantas sumber penularan penyakit dengan mengobati penderita ataupun dengan menghilangkan sumber penyakitnya. 2) Mencegah terjadinya kecelakaan di tempat umum atau tempat kerja. 3) Meningkatkan taraf hidup masyarakat, sehingga mereka dapat memperbaiki dan memelihara kesehatannya. 4) Mencegah terjadinya penyakit keturunan yang disebabkan oleh pembawaan sejak lahir. d. Upaya Penanggulangan Kesehatan Lingkungan secara Sederhana Hal yang perlu dilakukan sebagai upaya penanggulangan kesehatan lingkungan adalah menanggulangi masalah pencemaran dan memberantas penyebab penyakit sehingga tidak akan terjadi wabah penyakit dalam lingkungan sendiri. Tujuan dari usaha penanggulangan kesehatan lingkungan adalah untuk meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat seoptimal mungkin. 1) Pencemaran udara Pencemaran udara sudah menjadi masalah yang besar di lingkungan masyarakat, terutama yang bertempat tinggal di kawasan industri dan kota-kota besar, seperti: Jakarta, Bandung, Surabaya. Apa yang menjadi penyebab pencemaran udara sebenarnya sehingga dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan lingkungan? 2) Penyebab pencemaran udara 22

129 PJOK SMP KK B Penyebab pencemaran udara adalah adanya sisa-sisa pembakaran dari pabrik-pabrik, asap kendaraan bermotor, debu, tanah dan sebagainya. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara sangat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia. Apabila kita menghirup udara yang kotor, udara tersebut akan mengendap dalam paru-paru sehingga dapat mengakibatkan penyakit saluran pernafasan, misalnya sesak napas, batuk-batuk dan cepat lelah. Dengan demikian, kekebalan tubuh menjadi berkurang dan efektifitas kerja menurun. Selain itu, pencemaran udara dapat mempengaruhi kelangsungan hidup binatang dan tumbuh-tumbuhan. 3) Penanggulangannya Usaha penanggulangan pencemaran udara yang kotor agar lingkungan bebas dari polusi adalah sebagai berikut: a) Penanggulangan udara kotor dari pabrik-pabrik yang mengandung gas dan uap adalah dengan cara mencucinya. Caranya udara yang kotor dialirkan ke dalam air yang mudah bereaksi dengan gas dan uap, sehingga udara yang kotor menjadi terikat. Cara lainnya adalah dengan jalan membakarnya, yaitu udara yang kotor melewati alat pembakaran agar dapat terbakar dengan sempurna. b) Penanggulangan udara yang mengandung debu atau aerosol adalah dengan cara menggunakan kamar pengendap. Udara uang dibuang dialirkan melalui kamar pengendap debu-debunya dapat mengendap di ruangan tersebut. Cara lainnya adalah menggunakan perangkap kelembaban yang akan merubah arah pertikal yang dialirkan sehingga partikel yang ada di dalamnya ikut terbawa dengan aliran udara. c) Penanggulangan udara kotor dari kendaraan bermotor. Kendaraan diusahakan agar lebih banyak menggunakan bahan bakar yang sedikit mengotori udara atau dengan cara penghijauan di kotakota. Pada siang hari, tumbuh-tumbuhan bisa melakukan fotosintesis karena tumbuhan mengambil CO2 dari sisa hasil pembakaran dan mengahsilkan O2 yang berguna untuk manusia. 23

130 Kegiatan Pembelajaran 2 3. Makanan Sehat dan Seimbang Semua makhluk hidup memerlukan makanan untuk melangsungkan hidupnya demikian juga manusia. Makanan yang kita makan hendaknya dapat memenuhi fungsi-fungsi yang penting di dalam tubuh. Baik hewan maupun manusia mendapatkan zat-zat gizi dalam bentuk makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Tiap bahan makanan mengandung jenis dan jumlah zat-zat gizi yang berbeda-beda. Mengingat tidak adanya bahan makanan yang mengandung semua zat-zat gizi dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tubuh, maka manusia memerlukan berbagai bahan makanan agar jenis dan jumlah zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dapat terpenuhi. Bahan makanan mengandung zat-zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Semuanya diperlukan oleh manusia untuk mempertahankan kehidupannya. Selain zat-zat gizi tersebut, diperlukan juga zat oksigen (O 2 ) yang diperoleh dari udara sewaktu kita bernafas. Berdasarkan fungsinya di dalam tubuh, zat-zat gizi dapat dibagi atas 3 golongan yaitu: (1) Zat gizi sumber tenaga yaitu karbohidrat, lemak dan protein, (2) Zat pembangun yaitu protein, mineral, dan air, dan (3) Zat pengatur yaitu mineral, vitamin dan protein. Fungsi makanan bagi manusia adalah sebagai berikut: a. Untuk pembentukan tenaga. Tenaga diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Makanan juga memberikan panas yang berguna untuk memelihara suhu badan. Fungsi makanan tidak berbeda dengan fungsi bahan bakar bagi suatu mesin. b. Untuk pertumbuhan dan mengganti bagian-bagian yang haus. Anak-anak yang sedang tumbuh memerlukan makanan yang cukup mengandung zat pembangun, guna pembentukan sel-sel baru dan mengganti bagianbagian yang aus. Apabila kualitas dan kuantitas makanan tidak sesuai dengan kebutuhan anak, maka pertumbuhan badannya dapat terganggu. c. Untuk mengatur proses-proses dalam badan Untuk mengatur proses-proses dalam badan dibutuhkan adanya keseimbangan bahan-bahan pengatur. Zat-zat gizi yang diperlukan untuk keperluan tersebut ialah vitamin, mineral, dan asam amino tertentu. 24

131 PJOK SMP KK B 1) Karbohidrat Tubuh kita memerlukan sejumlah tenaga untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh dan untuk dapat melakukan berbagai pekerjaan, serta untuk memanaskan tubuh. Karbohidrat merupakan sumber tenaga utama bagi tubuh. Setiap gram karbohidrat yang dibakar dalam tubuh memberikan 4,1 kalori. Zat karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan antara lain sebagai berikut: 2) Monosakarida Yang termasuk dalam golongan ini ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiganya terdapat dalam sari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Sifat monosakarida ialah larut dalam air dan rasanya manis. Monosakarida merupakan hasil pemecahan terakhir dari karbohidrat dalam proses pencernaan. 3) Disakarida Yang termasuk dalam golongan ini ialah sukrosa, maltosa, dan laktosa. Gula pasir yang kita makan ialah sukrosa. Gula ini terdapat dalam sari tebu dan bit. Maltosa merupakan zat antara yang terjadi dalam proses pencernaan zat tepung di dalam tubuh dan juga terdapat di dalam biji-bijian yang dibuat taoge. Laktosa disebut juga gula susu, yaitu suatu karbohidrat yang terdapat dalam bahan makanan yang berasal dan hewan misalnya susu. Supaya dapat diserap oleh tubuh ketiga macam disakarida harus dipecah dahulu menjadi monosakarida dan selanjutnya diubah menjadi glukosa. 4) Polisakarida Yang termasuk dalam golongan ini ialah pati, dekstrin, glikogen, selulosa atau serat dan lain-lain. Pati merupakan suatu bentuk simpanan bagi tumbuh-tumbuhan untuk digunakan sebagai tenaga di kemudian hani. Tepung tidak larut dalam air dan rasanya tidak manis. Dekstrin merupakan zat antara pada pemecahan zat tepung dan agak mudah larut dalam air. Glikogen adalah simpanan karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan, tetapi jumlahnya terbatas. Glikogen terdapat dalam hati dan sedikit dalam otot. Bahan makanan sumber karbohidrat antara lain sebagai berikut: 25

132 Kegiatan Pembelajaran 2 a) Macam-macam padi-padian misalnya. beras, jagung, gandum dan lain-lain. b) Macam-macam tepung misalnya tepung beras, tepung terigu. c) Macam-macam umbi misalnya ubi, singkong, kentang. d) Macam-macam gula misalnya gula pasir dan gula merah. 5) Lemak Walaupun lemak terdiri dari unsur-unsur yang sama dengan karbohidrat, tetapi susunan lemak lebih komplek. Lemak juga merupakan bahan makanan yang memberikan kalori. Setiap gram lemak yang dibakar dalam tubuh menghasilkan 9,3 kalori. Lemak merupakan simpanan energi bagi manusia dan hewan. Berbagai tumbuh-tumbuhan juga menyimpan lemak di dalam biji, buah, lembaga, dan dipergunakan oleh manusia sebagai sumber lemak pada hidangan. Lemak tidak larut dalam air, tetapi larut dalam ether, khloroform, dan cairan organik yang lain. Lemak dapat membentuk emulsi dengan air. Pembentukan emulsi daripada lemak merupakan persyaratan supaya lemak dapat dicernakan, diserap, dan diangkut. Pembentukan emulsi daripada lemak terjadi karena adanya empedu. Selain pemberi energi bagi tubuh, lemak merupakan pelarut dari beberapa vitamin yaitu vitamin A, D, E dan K. Di dalam tubuh lemak juga berfungsi melindungi berbagai alat tubuh yang halus, mengatur panas badan, menghemat penggunaan protein tubuh, dan lain-lain. Kebutuhan lemak sehari kira-kira 20% dari jumlah kebutuhan kalori sehari. Bahan makanan sumber lemak adalah: (1) Yang berasal dari tumbuh-tumbuhan misalnya kelapa, kacang tanah, kemiri, marganin, dan minyak goring dan (2) Yang berasal dari hewan misalnya mentega, minyak ikan, kuning telur, kepala susu, lemak babi, dan lemak sapi. 6) Protein Protein adalah zat gizi yang sangat penting bagi tubuh karena tergolong dalam zat pembangun. Protein adalah zat gizi yang mengandung nitrogen (N), karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (0), sedangkan karbohidrat dan lemak tidak mengandung nitrogen. 26

133 PJOK SMP KK B Protein juga mengandung fosfor, belerang, dan beberapa jenis protein mengandung besi, yodium, dan tembaga. Sebagai bahan dasar, molekul protein tersusun dari sejumlah asam amino. Suatu molekul protein dapat terdiri atas 12 sampai 18 macam asam amino, bahkan dapat mencapai jumlah ratusan. Di antara asamasam amino ada 8 buah asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh, karena itu harus didapat dari makanan sehari-hari. Kedelapan asam amino itu disebut asam amino esensieel, yaitu lysine, isoleucine, leucine, methionine, phenylalanine, threonine, tryptophan dan valine. Selain itu ada asam amino semi esensieel yaitu arginine, cystine, dan tyrosine. Masih ada lagi asam amino yang tidak esensieel yaitu alanine, aspartic acid, glutamic acid, glycine, hydroxyproline, proline dan serine. 1) Jenis-jenis protein Berdasarkan susunan asam amino yang terdapat dalam protein, maka protein dapat digolongkan sebagai berikut: a) Protein sempurna: yaitu protein yang mengandung asamasam amino esensial yang lengkap macam dan jumlahnya. Protein yang termasuk golongan ini menjamin pertumbuhan di samping mempertahankan jaringan yang sudah ada. b) Protein tidak sempurna: yaitu protein yang tidak atau sangat sedikit mengandung salah satu atau lebih asam-asam amino esensial. Protein yang termasuk dalam golongan ini tidak menjamin pertumbuhan, dan tidak dapat dipergunakan untuk mempertumbuhkan jaringan. c) Protein kurang sempurna: protein ini tidak dapat menjamin pertumbuhan, akan tetapi cukup untuk mempertahankan jaringan yang ada. 2) Guna protein bagi tubuh a) Sebagai zat pembangun Protein merupakan bahan pembentuk jaringan tubuh yang baru. Pembentukan jaringan baru selalu terjadi di dalam tubuh pada masa pertumbuhan, masa hamil, dan sesudah sembuh dari suatu penyakit. Selain itu protein berguna juga 27

134 Kegiatan Pembelajaran 2 untuk mengganti jaringan tubuh yang sudah rusak. b) Sebagai bahan bakar Protein dapat pula digunakan sebagai bahan bakar, karena protein mengandung karbon. Protein juga akan dibakar apabila kebutuhan tubuh akan energi tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Walaupun protein dapat digunakan sebagai bahan bakar, tetapi hal tersebut tidak menguntungkan selama kita dapat memenuhi kebutuhan energi dengan karbohidrat dan lemak. Setiap gram protein jika dibakar dalam tubuh menghasilkan 4,1 kaloni. c) Sebagai zat pengatur Protein termasuk pula dalam golongan zat pengatur, karena ikut pula mengatur berbagai proses dalam tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai contoh protein darah bekerja sebagai pengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan saluran darah. Berbagai proses kimia dalam tubuh terjadi dengan adanya enzim dan hormon yang bekerja sebagai pengatur. Bahan utama pembentuk enzim dan hormon adalah protein. 7) Garam-garam Mineral Kurang lebih 4% dari tubuh manusia terdiri dari garam-garam mineral. Garam-garam mineral diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang umumnya sangat sedikit. Karena peranannya yang penting dalam berbagai proses dalam tubuh, garam-garam mineral sangat diperlukan. Kekurangan garam-garam mineral dapat mengganggu proses dalam tubuh. Fungsi garam-garam mineral dalam tubuh antara lain: (1) Sebagai bahan pembentuk berbagai jaringan tubuh yaitu untuk pembentukan tulang, gigi, rambut, kuku, kulit, dan lain-lain dan (2) Sebagai bahan pengatur saraf, pengatur otot-otot, proses pembekuan darah dan lainlain. 8) Vitamin Vitamin adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit, tetapi penting untuk mempertahankan gizi yang normal dan 28

135 PJOK SMP KK B hanya dapat diperoleh dari makanan. Manusia dan hewan mendapat hampir semua vitamin dari makanan, karena tubuh tidak dapat membuatnya sendiri. Dalam beberapa hal tubuh manusia dapat membuat zat-zat tertentu menjadi vitamin. Zat-zat yang dapat diubah menjadi vitamin disebut pro-vitamin. Jika seseorang kekurangan vitamin maka akan timbul kelainankelainan dalam badan. Demikian pula sebaliknya jika terdapat vitamin yang berlebihan di dalam makanan, maka akan menimbulkan kelainan pula. Jika seseorang kekurangan vitamin tetapi belum memperlihatkan tanda-tanda penyakit yang nyata, maka orang tersebut dikatakan menderita hipovitaminosis. Akan tetapi apabila telah kelihatan tanda-tanda yang nyata disebut avitaminosis. Apabila terlalu banyak mendapat vitamin sehingga menimbulkan akibat-akibat yang tidak baik, maka disebut hipervitaminosis. Fungsi vitamin dalam tubuh antara lain: (1) Sebagai bagian dari suatu enzim yang mengatur berbagai proses metabolisme, (2) Mempertahankan fungsi berbagai jaringan misalnya jaringan apitel, (3) Mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan sel baru, (4) Membantu dalam pembuatan zat-zat tertentu dalam tubuh. Semua jenis vitamin dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: (1) Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K dan (2) Vitamin-vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B komplek dan vitamin C. 4. Manfaat Aktivitas Fisik, Istirahat dan Kesehatan Istilah istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai menyegarkan diri, dalam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang melelahkan, menyulitkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan beban dari kecemasan. Manfaat istirahat yang cukup ini dirasakan dari rutinitas tidur malam. Saat tidur malam bukan hanya sekedar kebutuhan biologis makhluk hidup namun, lebih bertujuan kepada tahap regenarasi tubuh di setiap harinya. Dalam tahap fase pertumbuhan manusia, kebutuhan terhadap istirahat yang cukup 29

136 Kegiatan Pembelajaran 2 ini berbeda-beda namun, memiliki keutamaan yang kurang lebih sama untuk kesehatan tubuh, seperti berikut ini: a. Meningkatkan daya tahan tubuh b. Waktu untuk toksin racun c. Melancarkan pencernaan d. Mengoptimalkan kemampuan otak e. Menghilangkan kantung mata hitam. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup. Tujuan untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis, dan kesehatan. Oleh karena itu, tidur sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan tidur merupakan kebutuhan dasar manusia; tidur merupakan sebuah proses biologis yang umum pada semua orang. Ditinjau dari sejarahnya, tidur dianggap sebagai keadaan tidak sadar. Tidur dicirikan dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran bervariasi, perubahan pada proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Kondisi disiang hari adalah waktu lingkungan sekitar beraktivitas yang tentu saja tidak setenang dan senyaman tidur malam sehingga tidur siang ini sangat mungkin untuk terganggu misalnya, oleh suara bising. Selain itu regenerasi sel terjadi saat beristirahat malam yang tidak bisa digantikan saat tidur siang, meskipun sesibuk apapun aktivitas yang sedang dijalani, jangan lupakan istirahat yang cukup. Jadi manfaat Istirahat yang cukup untuk kesehatan tubuh salah satunya diperoleh dari tidur malam. Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis. a. Fungsi Tidur 1) Tidur memberi pengaruh fisiologis pada sistem saraf dan struktur tubuh lain. 2) Tidur memulihkan tingkat aktivitas normal dan keseimbangan normal di antara bagian sistem saraf. 3) Tidur juga penting untuk sintesis protein, yang memungkinkan terjadinya proses perbaikan. 30

137 PJOK SMP KK B Peran tidur dalam kesejahteraan psikologis paling terlihat dengan memburuknya fungsi mental akibat tidak tidur. Individu dengan jumlah tidur yang tidak cukup cenderung menjadi mudah marah secara emosional, memiliki konsentrasi yang buruk, dan mengalami kesulitan dalam membuat keputusan 1) Jenis-Jenis Tidur Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tidur dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement REM), dan tidur dengan gerakan bola mata lambat (Non-Rapid Eye Movement NREM). a) Tidur REM Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial. Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata cepat (mata cenderung bergerak bolak-balik), sekresi lambung meningkat, ereksi penis pada laki-laki, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung, dan pernafasan tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat. b) Tidur NREM Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain: mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat. c) Siklus Tidur Secara normal, pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan period sebelum tidur, selama seorang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap berkembang secara teratur. Periode ini secara normal berakhir 10 hingga 30 menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tertidur, akan berlangsung satu jam atau lebih. 31

138 Kegiatan Pembelajaran 2 Ketika seseorang tertidur, biasanya melewati 4 sampai 6 siklus tidur penuh, tiap siklus terdiri 4 tahap dari tidur NREM dan 1 periode dari tidur REM. Pola siklus biasanya berkembang dari tahap 1 menuju ke tahap 4 NREM, diikuti kebalikan tahap 4 ke-3, lalu ke-2, diakhri dengan periode dari tidur REM. Seseorang biasanya mencapai tidur REM sekitar 90 menit ke siklus tidur. 5. Penyakit Menular dan Tidak Menular a. Penyakit Menular 1) Penyakit Cacar (Variola = Smallpox) a) Penyebab: Virus Variola Masa inkubasi antara 7 sampai 14 hari. Menurut undang-undang karantina ditetapkan 14 hari. b) Cara penularan: Penularan melalui kontak langsung ataupun tidak langsung, tapi infeksi primernya selalu melalui hawa napas. Virusnya yang terdapat di udara, berasal dan debu pakaian, tempat tidur, dan keropeng yang jatuh di tanah ataupun dan hawa napas si penderita, terhirup bersama hawa pernapasan sehingga terjadi penularan. Cacar adalah penyakit yang sangat menular. c) Gejala-gejala: Penyakit cacar adalah suatu penyakit infeksi yang akut dengan gejala-gejala berupa demam, sakit kepala, sakit pinggang, dan anggota gerak, kadang-kadang menggigil disertai rasa mual atau muntah yang berlangsung selama 3-4 hari. Kemudian panasnya menurun dan timbul kelainan-kelainan pada kulit berturutturut: (1) Erythem = titik kemerahan pada kulit (2) Makula=bercak-bercak kemerahan pada kulit (3) Papula = bercak kemerahan pada kulit yang agak menonjol dari rmukaan kulit (bentolan) (4) Vesikula = gelembung benisi cairan bersih (5) Pustul = gelembung benisi nanah 32

139 PJOK SMP KK B (6) Crusta = keropeng, terjadi karena nanah pada postula mengering. 2) Cholera (Kolera) a) Cholera Asiatica: disebabkan oleh virus Vibrio Cholera Para Cholera Eltor: disebabkan oleh virus Vibrio Eltor. Masa inkubasi antara beberapa jam sampai lima hari. Menurut undangundang karantina ditetapkan 5 hari. b) Cara penularan: Penularan melalui makanan dan minuman yang tenkontaminasi oleh bibit penyakit. c) Gejala-gejala: Gejala kolera datang secara mendadak berupa muntah dan berak diarrhoea (diane) yang sangat sering. Biasanya gejala muntahnya datang lebih belakangan dan diarrhoeanya. Faeces penderita cair keputih-putihan dengan sedikit lendir yang mengambang (rice water Stol). Karena muntah dan berak yang sangat sering ini, penderita akan sangat banyak kehilangan cairan dan elektnolit (dehidrasi), yang akan menyebabkan kematian dalam waktu l2 jam dari permulaan penyakitnya. d) Usaha-usaha pencegahan dan penanggulangannya Dalam garis besarnya, pemberantasan penyakit kolera dilaksanakan dengan usaha-usaha: 1) Penemuan penderita sedini mungkin dan pelaporan penyakit yang secepat-cepatnya. 2) Isolasi penderita dan desinfeksi benda-benda yang berbahaya untuk penularan. 3) Pengobatan penderita untuk penyembuhan dan meniadakan sumber penularan. Penyelidikan dan pemeriksaan epidemiologis di lapangan berupa: (1) pemeriksaan contact (2) pemeriksaan persediaan air yang dikonsumsi penderita (3) pemeriksaan makanan dan minuman yang dikonsumsi penderita 4) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. 33

140 Kegiatan Pembelajaran 2 5) Penyediaan air yang baik untuk masyarakat. 6) Peningkatan hygienis lingkungan terutama perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran, dan air limbah. 3) Pes (Plague = Sampar) a) Etilogi: Bakteri Pasteurela pestis. Masa Inkubasi Pes bubo antana 2-6 hari. Pes paru-paru (pes pneumonia) antara 3-4 hari. Menurut undang-undang karantina ditetapkan 6 hari. b) Cara penularan: Cara penularan pes bubo terjadi karena gigitan kutu tikus (Xenopsylla cheopis) yang memindahkan bibit penyakitnya dari tikus yang menderita pes ke manusia sehat. Penularan pes paruparu terjadi melalui hawa napas. c) Gejala-gejala penyakit : Pes merupakan penyakit yang akut dengan gejala-gejala yang sangat berat berupa demam yang tinggi, muntah-muntah kesadaran yang menurun, shock yang sangat lemah. d) Penyebaran penyakit pes Penyakit pes sebenarnya bukanlah penyakit pada manusia, melainkan penyakit pada rodent (binatang mengerat) terutama tikus. Bila di suatu daerah akan terjadi wahah pes, biasanya didahului oleh wabah binatang (epizootie), yaitu pada tikus. Hal ini disebabkan bila seekor tikus menderita pes, sebelum penyakitnya menjadi parah, ia masih dapat bergaul dengan tikustikus yang lainnya, sehingga terjadi penularan di antara tikustikus dan dalam waktu yang bersamaan banyak sekali tikus-tikus yang menderita pes (epizooties). Setelah sakitnya berat, tikus-tikus ini akan mencari tempat yang sunyi dan biasanya mendekati manusia,masuk kerumah-rumah. Bila tikusnya mati, kutunya akan keluar dan kelaparan. Kutu yang lapar ini sangat agresifdan menyerang apa yang ada terutama manusia. 34

141 PJOK SMP KK B Cara pencegahan dan penanggulangannya: Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular mempunyai banyak fase, dan tidak pernah tergantung pada satu fase belaka, terlebih-lebih pada penyakit pes, dimana manusia sebenarnya hanya merupakan cabang dan siklus kuman yang berpusat pada tikus dan kutunya. Karena itu, menjauhkan tikus dan tempat kediaman manusia, tetap merupakan usaha yang aman. Rumah dari tembok yang terang dan bersih tidak banyak sisasisa makanan berceceran ataupun sampah lebih tidak disukai tikus-tikus dari pada rumah bambu yang gelap dan kotor. Untuk mendapatkan kekebalan terhadap pes, di Indonesia dipergunakan vaksin otten, yang terdiri atas bakteri yang masih hidup tapi avirulen (tidak ganas) yang ditemukan oleh dr. Otten di Ciwidey, Jawa Barat. Dalam garis besannya, usaha pencegahan dan pemberantasan pes dijalankan dengan: Pemberantasan tikus terutama di daerah yang diduga daerah pes. Penyemprotan kutunya dengan DDT. Pemeriksaan tikus dan kutunya terhadap adanya Pasteurella pestis di laboratorium. Vaksinasi. 4) TBC (Tuberculosa) Masa inkubasi : 4-6 minggu (1) Cara penularan: Melalui hawa napas. Bakteri masuk ke dalam paru-paru bersama udara. Melalui susu sapi yang diminum tanpa dipasteurisasi terlebih dahulu. (2) Gejala-gejala Penyakit TBC merupakan penyakit yang kronis. Seringkali gejala permulaannya sangat ningan berupa nasa lesu, demam yang tidak 35

142 Kegiatan Pembelajaran 2 begitu tinggi, berat badan yang tidak mau naik, berkeringat pada malam hari, batuk-batuk yang sukar sembuh. Kadang-kadang penyakit ini tidak menunjukkan gejala sama sekali, sehingga sangat berbahaya untuk penularan. Penyakit TBC terutama menyerang paru-paru. Paru-paru merupakan organ tubuh yang sangat rapuh (gelembung parupam) sehingga bila terserang TBC dapat jadi bolong-bolong (cavarne) dalam paru-paru. Bila penyakitnya bertambah berat, penderita makin kurus, pucat, sangat lemah, dan batuk darah. Kidangkadang terjadi pendarahan yang hebat karena terputusnya pembuluh darah yang besar di dalam paru-paru. Selain menyerang paru-paru, TBC dapat pula menyerang ginjal, tulang, usus, alat kandungan, kelenjar limfa, dan otak. TBC otak, pengobatannya sangat sulit dan bila sembuh, seringkali meninggalkan sisa (cacat) berupa kelumpuhan, kecerdasan yang menurun, dan gejala-gejala kelainan syaraf yang lainnya. Cara pencegahan dan penanggulangannya: Pada prinsipnya pencegahan dan pemberantasan TBC dijalankan dengan usaha-usaha sebagai berikut: Pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit TBC, bahaya-bahaya, cara penularannya, serta usaha-usaha pencegahannya. Pencegahan dengan cara: Vaksinasi BCG pada naak-anak umur 0-14 tahun. Chemoprohylactic dengan INH pada keluarga penderita atau orang-orang yang pernah kontak dengan penderita. Menghilangkan sumber penularan dengan mencari dan mengobati semua penderita dalam masyarakat. Memberikan pengetahuan tentang pencegahan penyakit TBC pada setiap keluarga dan masyarakat pada umumnya. 36

143 PJOK SMP KK B b. Penyakit Tidak Menular 1) Pengertian Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit menahun/ kronis yang diakibatkan oleh pola gaya hidup yang tidak sehat seperti perilaku mengkonsumsi makanan rendah serat dan tinggi lemak, dan kurang beraktivitas fisik serta kebiasaan merokok setiap hari. Pengendalian penyakit tidak menular diartikan sebagai pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit noninfeksi adalah suatu penyakit yang tidak disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan adanya masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Biasanya penyakit ini terjadi karena pola hidup yang kurang sehat seperti merokok, faktor genetik, cacat fisik, penuaan/usia, dan gangguan kejiwaan. Penyakit tidak menular merupakan proses penyakit yang tidak dapat menular atau dipindahkan dari satu individu manusia ke individu lain. Deteksi dini adalah usaha untuk mengidentifikasi penyakit/kelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara tepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat dengan tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan. Cara untuk mendeteksi dini penyakit tidak menular antara lain: a) Memeriksa tekanan darah b) Memeriksa kadar gula darah c) Kontrol berat badan 2) Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Sesuatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu penyakit tidak menular pada seseorang atau kelompok tertentu, yaitu merokok (aktif & pasif), kegemukan, minum minuman beralkohol, kurang aktivitas fisik/olahraga, kurang makan buah dan sayur, makanan tinggi karbohidrat & lemak, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan stres. 37

144 Kegiatan Pembelajaran 2 3) Jenis-Jenis Penyakit Tidak Menular a. Hipertensi Hipertensi adalah tekanan darah persisten di mana tekanan sistoliknya di atas 140mmHg dan teknan diastolic di atas 90 mmhg (smelz&bare, 2002). b. Penyakit Jantung Penyakit jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan Jantung tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal tersebut antara lain Otot jantung yang lemah (kelainan bawaan sejak lahir) dan atau adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan darah kotor tercampur. c. Diabetes Mellitus Diabetes atau yang sering disebut dengan Diabetes Mellitus merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya produksi insulin, zat yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Bisa pula karena adanya gangguan pada fungsi insulin,meskipun jumlahnya normal. Seseorang dikatakan menderita Diabetes jika kadar glukosa dalam darahnya di atas 120mg/dl (dalam kondisi berpuasa) dan di atas 200mg/dl (dua jam setelah makan). d. Kanker Penyakit Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker adalah istilah yang mencakup sekelompok kompleks lebih dari berbagai jenis penyakit kanker. Kanker dapat mempengaruhi hampir setiap organ dalam tubuh manusia. e. Osteoporosis Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, 38

145 PJOK SMP KK B osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009). f. Stroke Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang si penderita mengalami kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Untuk menggaris bawahi betapa seriusnya stroke ini, beberapa tahun belakangan ini telah semakin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, serangan jantung. stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. emboli bisa berupa kolesterol atau mungkin udara. 4) Bahaya Penyakit Tidak Menular a) Menurunnya produktivitas b) Mengakibatkan c) kecacatan d) Ketidakmampuan beraktivitas e) Komplikasi berbagai penyakit f) Beban ekonomi keluarga g) Kematian 39

146 Kegiatan Pembelajaran 2 5) Pencegahan Penyakit Tidak Menular a) Beraktivitas fisik paling tidak 30 menit setiap hari b) Tidak merokok atau mengkonsumsi tembakau dan tidak minum alkohol c) Hindari minuman mengandung pemanis, batasi konsumsi makanan energi padat (terutama makanan olahan tinggi kadar gula, atau rendah serat, atau tinggi kadar lemak). d) Perbanyak makan beraneka ragam sayuran, buah-buahan, semua biji-bijian dan kacang-kacangan seperti buncis e) Batasi konsumsi daging merah dan hindari daging olahan f) Batasi konsumsi makanan yang asin g) Capai berat badan ideal h) Berikan ASI Ekslusif 6 bulan pada bayi 6. Penilaian Pembelajaran Pengembangan Budaya Hidup Sehat Untuk dapat menyusun instrumen penilaian pembelajaran pengembangan budaya hidup sehat, Saudara dapat membaca modul pedagogik Kelompok Kompetensi B, C, D, E, F, dan J, serta sumber lain yang relevan. a. Penyusunan kisi-kisi dan soal pilihan ganda Kisi-Kisi Penulisan Soal Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kompetensi No. Dasar Memahami perlunya pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas Kelas Indikator Materi VIII Menjelaskan perlunya pencegahan terhadap pergaulan bebas Menyebutkan caracara melakukan pencegahan terhadap pergaulan bebas. Bahaya pergaulan bebas Bahaya Pergaulan Bebas Bentuk Soal Pilihan Ganda Pilihan Ganda 40

147 KARTU SOAL PILIHAN GANDA Tahun Ajaran : 2017/2018 PJOK SMP KK B Jenis Sekolah : SMP Nama Penyusun : Kls/Smt : VIII/ I Mata Pelajaran : PJOK Kompetensi Dasar 3.9 Memahami perlunya pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas. Indikator Menjelaskan perlunya pencegahan terhadap pergaulan bebas Buku Sumber : SOAL: Jelaskan bagaimana cara mencegah pergaulan bebas pada usia remaja! A. Melakukan pernikahan dengan tanpa paksaan B. Memberikan pendidikan formal pada remaja C. Memberikan pengetahuan tentang bahaya pergaulan bebas pada usia remaja D. Membatasi anak remaja dalam pergaulan dengan lawan jenis KUNCI JAWABAN: C. Memberikan pengetahuan tentang bahaya pergaulan bebas pada usia remaja Materi Bahaya Pergaulan Bebas N0 SOAL 5 b. Penyusunan kisi-kisi dan soal uraian Kisi-Kisi Penulisan Soal Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan No. Kompetensi Dasar Kelas Indikator Materi Bentuk Soal 41

148 Kegiatan Pembelajaran Memahami perlunya pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas VIII Menjelaskan perlunya pencegahan terhadap pergaulan bebas Menyebutkan caracara melakukan pencegahan terhadap pergaulan bebas. Bahaya pergaulan bebas Bahaya Pergaulan Bebas Uraian Uraian KARTU SOAL PILIHAN URAIAN Tahun Ajaran : 2017/2018 Jenis Sekolah : SMP Nama Penyusun : Kls/Smt Mata Pelajaran Kompetensi Dasar 3.9 Memahami cara menjaga kebersihan lingkungan (tempat tidur, rumah, kelas, lingkungan sekolah, dll). : VIII/I : PJOK Buku Sumber : SOAL: Sebutkan 3 hal dapat dilakukan dalam mencegah pergaulan bebas! Indikator Menyebutkan cara-cara melakukan pencegahan terhadap pergaulan bebas. Materi KUNCI JAWABAN: Hal yang dapat dilakukan dalam mencegah pergaulan bebas 1. Membekali diri dengan pengetahuan agama 2. Memberikan pengetahuan pada remaja tentang bahaya pergaulan bebas 3. Mengikutsertakan remaja dalam kegiatan-kegiatan yang positif Bahaya Pergaulan Bebas N0 SOAL2 42

149 D. Aktivitas Pembelajaran PJOK SMP KK B Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi pelatihan ini mencakup aktivitas individual dan aktivitas kelompok. 1. Aktivitas Individual meliputi: a) memahami dan mencermati materi pelatihan BHS b) mengerjakan LK 02 yang sudah disediakan c) menyimpulkan mengenai Pengembangan Budaya Hidup Sehat d) melakukan refleksi. 2. Aktivitas kelompok meliputi: a) mendiskusikan materi pelatihan budaya hidup sehat b) bertukar pengalaman (sharing) dalam melakukan latihan menyelesaikan masalah/kasus dan LK 01 c) membuat rangkuman. LK 01 LK-01 Analisis Materi Pembelajaran Pengembangan Budaya Hidup Sehat 1. Bekerjalah secara perorangan! 2. Pilihlah salah satu materi pada lingkup pembelajaran pengembangan budaya hidup sehat 3. Sediakanlah Kompetensi Dasar (KD) setiap kelas! dan pelajari bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi! 4. Pilihlah KD pembelajaran pengembangan budaya hidup sehat dari kelas 1 sampai dengan 6, kemudian lakukan analisis materi tersebut! 5. Tuliskanlah hasil analisis yang Saudara lakukan pada format berikut! Pembelajaran Pengembangan Budaya Hidup Sehat KD KD Budaya Hidup Sehat kelas VII KD... KD... KD Budaya Hidup Sehat kelas VIII KD... KD... KD Budaya Hidup Sehat kelas IX KD... KD... Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pembelajaran (Terperinci)

150 Kegiatan Pembelajaran 2 LK-01 Analisis Materi Pembelajaran Pengembangan Budaya Hidup Sehat 6. Cocokkanlah hasil kerja kelompok Saudara dengan dokumen yang tersedia, dan lakukan perbaikan jika terjadi ketidaksesuaian! Refleksi: Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai gotong royong, kemandirian, tanggung jawab, dan integritas! 1. Kerja sama Kerja keras Tanggung jawab LK. 02 IDENTIFIKASI PENCEMARAN DAN PENANGGULANGANNYA Langkah Kegiatan: 1. Siapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi 2. Buatlah identifikasi penyebab pencemaran dan cara penanggulangannya Nama Asal Sekolah : : Format Identifikasi Pencemaran Lingkungan No Penyebab Pencemaran Penanggulangan

151 E. Latihan / Kasus / Tugas PJOK SMP KK B Untuk lebih meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran 1 (satu), kerjakan latihan dibawah ini: Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang merupakan jawaban benar! 1. Suatu tempat yang didiami oleh sekelompok orang yang berinteraksi satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut... A. lingkungan B. tempat tinggal C. pemukiman D. perkampungan 2. Sehat atau tidaknya suatu lingkungan dapat ditentukan oleh faktor... A. alam sekitar B. manusia C. habitat ketempat D. penduduk sekitar 3. Penyebab penyakit yang timbul dari dalam diri manusia yang dapat menyerang perorangan atau masyarakat disebut faktor... A. eksoogen B. indogen C. endogen D. introgen 4. Dalam kehidupannya, manusia tidak pernah bebas dari kontak dan interaksi dengan berbagai macam bibit penyakit. Dari berbagai kontaknya tersebut, tidak semua orang bisa langsung jatuh sakit. Hal ini disebabkan oleh... A. tingkat kebugaran jasmani yang baik B. tingkat daya tahan tubuh yang baik C. faktor bawaan manusia D. kekebalan tubuh secara alami 45

152 Kegiatan Pembelajaran 2 5. Segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia serta masyarakat di sekitarnya... A. lingkungan hidup B. lingkungan fisik C. lingkungan biologis D. lingkungan hidup ekonomis 6. Hal yang perlu dilakukan sebagai upaya penanggulangan kesehatan lingkungan adalah... A. menanggulangi masalah pencemaran B. memberantas sumber penyakit C. mencegah sumber-sumber penyakit D. menanggulangi pencemaran dan memberantas sumber penyakit 7. Tubuh kita memerlukan sejumlah tenaga untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh dan untuk dapat melakukan berbagai pekerjaan, serta untuk memanaskan tubuh. Sumber tenaga utama bagi tubuh manusia adalah... A. lemak B. protein C. karbohidrat D. mineral 8. Zat gizi yang sangat penting bagi tubuh manusia karena tergolong dalam zat pembangun adalah... A. lemak B. protein C. karbohidrat D. vitamin 9. Zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit, tetapi penting untuk mempertahankan gizi yang normal dan hanya dapat diperoleh dari makanan adalah... A. lemak B. protein C. karbohidrat 46

153 D. vitamin PJOK SMP KK B 10. Makanan yang cukup mengandung semua zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dan memberikan rasa kenyang atau puas disebut... A. makanan seimbang B. makanan bergizi tinggi C. gizi seimbang D. makanan 4 sehat 5 sempurna F. Rangkuman Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan adalah faktor penyakit, manusia dan lingkungan hidup. Penyebab penyakit yang timbul dari dalam diri manusia yang dapat menyerang perorangan atau masyarakat disebut faktor endogen. Menurut peneliti, penyakit yang disebabkan dari dalam tubuh manusia merupakan bawaan sejak lahir. Dengan demikian, dapat memudahkan timbulnya penyakit tertentu. Penyebab penyakit dari luar tubuh manusia disebut juga faktor eksogen. Penyebab dari luar dapat dibagi menjadi : (1) Penyebab penyakit yang tampak hidup, (2) Penyebab penyakit yang nyata dan tak hidup, dan (3) Penyebab penyakit abstrak Hal yang perlu dilakukan sebagai upaya penanggulangan kesehatan lingkungan adalah menanggulangi masalah pencemaran dan memberantas penyebab penyakit sehingga tidak akan terjadi wabah penyakit dalam lingkungan sendiri. Tujuan dari usaha penanggulangan kesehatan lingkungan adalah untuk meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat seoptimal mungkin. Makanan yang kita makan hendaknya dapat memenuhi fungsi-fungsi yang penting di dalam tubuh. Baik hewan maupun manusia mendapatkan zat-zat gizi dalam bentuk makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Tiap bahan makanan mengandung jenis dan jumlah zat-zat gizi yang benbeda-beda. Bahan makanan mengandung zat-zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Semuanya diperlukan oleh manusia untuk mempertahankan kehidupannya. Selain zat-zat gizi tersebut, diperlukan juga zat oksigen (O 2 ) yang diperoleh dari udara sewaktu kita bernafas. Berdasarkan fungsinya di dalam tubuh, zat-zat gizi dapat dibagi atas 3 golongan 47

154 Kegiatan Pembelajaran 2 yaitu : (1) Zat gizi sumber tenaga yaitu karbohidrat, lemak dan protein, (2) Zat pembangun yaitu protein, mineral, dan air, dan (3) Zat pengatur yaitu mineral, vitamin dan protein. Makanan seimbang ialah makanan yang cukup mengandung semua zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dan memberikan rasa kenyang atau puas. Untuk memudahkan penyediaan makanan yang sehat dapat dipergunakan pedoman pola makanan 4 sehat 5 sempurna. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mengerjakan Latihan 1, bandingkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat pada akhir modul ini. Untuk mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi ini, hitunglah dengan menggunakan rumus: Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar Jumlah soal x 100% Keterangan : A % = baik sekali B % = baik C % = cukup D. < 70% = kurang Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 80% atau lebih, Saudara dapat meneruskan materi berikutnya.jika masih di bawah 80%, Saudara harus mengulangi materi ini, terutama bagian yang belum Saudara kuasai. Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini.hitunglah jawaban yang benar.kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi ini. 48

155 Kegiatan Pembelajaran 2 Pembelajaran Aktivitas Air Sekolah Menengah Pertama PJOK SMP KK B A. Tujuan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 2 (dua) ini, Saudara diharapkan dapat memahami berbagai konsep dalam pengembangan aktivitas air di Sekolah Menengah Pertama serta mampu mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajarannya. B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar dan Indikator Aktivitas Air di Sekolah Menengah Pertama. 2. Menjelaskan Pengenalan Air 3. Menjelaskan Bermain di Air 4. Mengidentifikasi Keselamatan di Air 5. Menjelaskan Dasar-dasar Renang Gaya Bebas 6. Menunjukkan sikap kerja sama 7. Menunjukkan sikap tanggung jawab C. Uraian Materi Kompetensi Dasar dan Indikator Aktivitas Air di Sekolah Menengah Pertama Kompetensi Dasar pembelajaran aktivitas air di Sekolah Dasar dapat dilihat dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 tahun2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 49

156 Kegiatan Pembelajaran 2 Tabel 3. Kompetensi Dasar dan Indikator Aktivitas Air Kelas Kompetensi Dasar Indikator VII 3.8 Memahami gerak spesifik salah satu gaya renang dengan koordinasi yang baik. *** Menjelaskan konsep keterampilan dasar renang gaya dada Menjelaskan konsep keterampilan dasar renang gaya bebas VIII 4.8 Mempraktikkan konsep gerak spesifik salah satu gaya renang dengan koordinasi yang baik. ***) 3.8 Memahami gerak spesifik salah satu gaya renang dalam permainan air dengan atau tanpa alat ***) 4.8 Mempraktikkan gerak spesifi salah satu gaya renang dalam permainan air dengan atau tanpa alat *** Mempraktikkan keterampilan dasar renang gaya dada Mempraktikkan keterampilan dasar renang gaya bebas Menjelaskan konsep keterampilan renang gaya dada dalam bentuk permainan tanpa alat Menjelaskan konsep keterampilan renang gaya dada dalam bentuk permainan dengan alat Mempraktikkan keterampilan renang gaya dada dalam bentuk permaian dengan alat Mempraktikkan keterampilan renang gaya dada dalam 50

157 IX 3.8 Memahami gerak spesifik salah satu gaya renang dalam bentuk perlombaan *** 4.8 Mempraktikkan gerak spesifik salah satu gaya renang dalam bentuk perlombaan *** PJOK SMP KK B bentuk permainan tanpa alat Menjelaskan konsep gerak dasar renang gaya dada dalam bentuk perlombaan Mempraktikkan keterampilan dasar renang gaya dada dalam bentuk perlombaan 1. Pengenalan Air Aktivitas air dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah belum banyak diaplikan oleh guru penjasorkes walaupun sangat jelas merupakan bagian dari salah satu ruang lingkup (strand) PJOK yang termuat di dalam lampiran standar isi satuan pendidikan dasar dan menengah, yang diberi tanda (bintang) artinya diajarkan sebagai kegiatan pilihan, disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Berbagai alasan lainnya seperti; kebijakan sekolah atau pemerintah daerah yang tidak memberikan dukungan dalam pembelajaran aktivitas air, sarana kegiatan aktivitas air yang tidak mendukung, dan lain sebagainya. Aktivitas air (akuatik) merupakan sebuah aktivitas dengan menggunakan media air. Secara umum media tersebut dapat berupa kolam renang, ataupun tempat sejenis yang mempunyai karakteristik sama yaitu dapat digunakan sebagai tempat untuk melakukan berbagai bentuk aktivitas fisik, seperti pantai, sungai, danau atau simulator lainnya seperti ember atau bahan yang terbuat dari balon plastik. Bentuk kegiatan dalam aktivitas air dapat berupa renang, polo air, selancar, menyelam, dayung, kano, dan beragam bentuk lainnya. Aktivitas yang lazim sering dilakukan adalah renang. Aktivitas air, anak-anak akan lebih mudah menguasai keterampilan renang apabila pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya mereka sudah siap, memiliki motivasi, umpan balik yang positif dari instruktur/guru, dan bila pengalaman akuatiknya menyenangkan. Jika anak-anak sudah mampu dalam program 51

158 Kegiatan Pembelajaran 2 aktivitas air, dalam diri mereka akan tumbuh sikap preventive terhadap risiko tenggelam. Beberapa hal yang penting dalam membelajarkan aktivitas air maka guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan setidaknya: pengenalan air (water orientation), masuk kolam (water entry), kontrol nafas (breath control), posisi badan (body position), dorongan lengan (arm propulsion), istirahat lengan (arm recovery), gerakan tungkai (leg action), renang lengkap (combined movement). Pengenalan aktivitas air adalah suatu bentuk latihan dasar sebelum peserta didik diajarkan masing-masing gaya renang. Tujuan akhir yang diharapkan dari pembelajaran aktivitas air adalah untuk membentuk sikap, kemampuan dan keterampilan mengapung dan meluncur pada permukaan air. Dengan kemampuan mengapung dan meluncur akan mempermudah peserta didik melakukan bentuk-bentuk gerakan lanjutan. Dalam pengenalan air dapat menggunakan permainan sebagai media penyampaian materi, untuk itu permainan dibagi menjadi 2, yaitu permainan tanpa alat dan menggunakan alat. Agar anak didik tidak bosan dalam pelajaran renang, maka diperkenankan menggunakan cara mengajar dengan permainan. Cara ini lebih efektif dalam pencapaian hasil didik. Perhatikan gambar berikut ini: Gambar 5. Latihan pengenalan air renang gaya bebas (David G. Thomas, MS, 1996) Bagi peserta didik pemula maka pengenalan air dalam pembelajaran aktivitas air memiliki tujuan antara lain: a. Agar peserta didik mengetahui dan dapat merasakan adanya perbedaan bergerak di darat dengan di dalam air. 52

159 PJOK SMP KK B b. Agar peserta didik dapat mengetahui dan merasakan adanya pengaruh air terhadap gerakan yang dilakukan. c. Agar peserta didik dapat mengetahui dan merasakan adanya pengaruh dan rangsangan terhadap pernafasan. d. Agar peserta didik dapat mengetahui dan merasakan pengaruh air terhadap keseimbangan tubuh dan gerak. e. Memupuk rasa keberanian peserta didik, menghilangkan rasa takut terhadap air, dan memupuk rasa percaya diri. f. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang makin lama makin senang terhadap pembelajaran dalam air. 2. Bermain di Air Bermain adalah merupakan sesuatu aktivitas untuk bersenang-senang, kata bermain ditambah satu kata air menjadi bermain air berarti melakukan permainan air untuk bersenang-senang. Pada usia anak SMP bermain air sangat disenangi, karena disamping menyenangkan bermain air juga bisa dijadikan pembelajaran. Pada usia SMP, umumnya anak menyukai aktivitas di kolam renang. Biasanya anak akan menepuk-nepuk air disekitarnya hingga badannya terpercik air. Seorang guru PJOK harus memastikan di mana posisi anak dalam kolam tersebut. Kalau permukaan air kolam tidak sampai melewati dada anak, itu artinya masih aman. Berbahaya apa bila kolam itu tidak menunjukkan batas antara kolam yang dangkal dengan yang dalam. Setelah pengenalan air dan bermain dengan air yang menyenangkan, tahap materi selanjutnya yaitu guru PJOK memberikan suatu materi yang diberikan kepada peserta didik yaitu dari yang mudah ke yang sulit. Teknik-teknik sebagai dasar renang adalah sebagai berikut: a. Mengapung Mengapung adalah aktivitas berusaha menjaga tubuhnya agar tidak tenggelam di dalam kolam. Latihan mengapung dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: 1) Peserta didik memegang lututnya masing-masing dan kepala dimasukkan kedalam air, usahakan tidak menyentuh dasar kolam. 2) Peserta didik melentangkan tubuhnya dan kepala menghadap keatas. 53

160 Kegiatan Pembelajaran 2 3) Peserta didik melentangkan tubuhnya, dengan kepala menghadap kebawah atau melihat dasar kolam. Gambar 6. Latihan mengapung di air (David G. Thomas, MS, 1996) b. Menyelam Menyelam yaitu memasukkan tubuh ke dalam kolam. Guru memberikan materi ini kepada peserta didik dengan intruksi memberikan permainan, misalnya mencari koin atau kelereng kedasar air. Teknik tersebut adalah salah satu cara mengajar menyelam dengan cara permainan, guru PJOK juga bisa memberikan teknik menyelam dengan cara guru menginsturuksikan anak didik meluncur dari tepi kolam dan berusaha menyelam sejauh-jauhnya. Kemudian setelah teknik menyelam dapat diterima peserta didik dengan baik dan dilakukan berulang ulang. c. Meluncur Meluncur dilakukan dengan berdiri bersandar dinding kolam kemudian kaki menolak pada dinding agar badan memperoleh gaya dorong ke depan sehingga dapat meluncur di air. Saat meluncur lengan lurus ke depan dan tungkai juga lurus ke belakang. Latihan meluncur juga bisa dibantu oleh teman, dengan cara peserta didik disuruh telungkup kemudian temannya medorong kakinya agar bisa meluncur. Dilakukan secara berulang ulang apakah gerakan meluncur sudah benar-benar lancar. Perhatikan gambar berikut: 54

161 PJOK SMP KK B 3. Keselamatan Diri di Air Gambar 7.Latihan mengapung di air (David G. Thomas, MS, 1996) Hal yang mendasar dalam kegiatan pembelajaran aktivitas air agar tidak terjadi kecelakaan maka usaha-usaha pencegahan, kewaspadaan dan antisipasi perlu ditekankan dalam kegiatan pembelajaran pada peserta didik. Hal ini harus ditekankan kepada peserta didik, baik saat sebelum berada di air atau bahkan saat di dalam air. Kemampuan untuk mengapung, meluncur, berputar haluan, terjun, menekuk tubuh, menyelam, timbul, dan berputar di tempat dalam keadaan tanpa berat dapat membawa kesenangan tersendiri untuk merasa nyaman di air bagaikan merasa di rumah sendiri. Kemampuan itulah yang harus dikuasai sebelum belajar renang. Pada umumnya orang yang dapat mengatasi berbagai kondisi di air akan lebih aman dari pada orang yang tidak lebih nyaman berada di air. Namun demikian, bukan berarti seoraang perenang tidak dapat tenggelam. Bahkan perenang terbaik sekalipun akan menghadapi kesulitan dalam situsi dimana dirinya cidera atau sangat lelah sehingga dapat tenggelam. Keselamatan jiwa merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan untuk itu, sejak awal kepada peserta didik harus diajarkan tata cara memasuki daerah kolam renang/danau/sungai/lingkungan yang dituju. Baik aturan oleh guru maupun peraturan lingkungan kolam. Ketakutan yang berlebihan terhadap air tidak ada gunanya, tetapi rasa segan terhadap hukum-hukum fisik yang mengatur 55

162 Kegiatan Pembelajaran 2 air tersebut sangat diperlukan. Hati-hati merupakan kunci dari keselamatan, berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas di air: a. Jangan berenang sendirian. Aktivitas di air perlu didampingi seseorang untuk dimintai pertolongan dalam keadaan darurat. b. Kenali daerah di mana akan melakukan aktivitas di air, seperti kedalaman air karena bahaya-bahaya tersembunyi tidak terlihat dari atas permukaan air. c. Jangan memasukkan sesuatu/makanan di mulut sewaktu berenang. Pola pernafasan dalam renang memerlukan kerongkongan dan mulut yang kosong. d. Hindari makan besar dalam rentang satu jam sebelumnya untuk melakukan aktivitas renang. e. Jangan berlari-larian, dorong-dorongan atau kuda-kudaan di tepi kolam. Daerah pelataran kolam biasanya basah, licin, dan kecelakaan dapat dengan mudah terjadi. Keselamatan di air adalah suatu yang menelaah tentang penanggulangan, pencegahan, dan penghindaran terhadap terjadinya kecelakaan dan cedera. Selamat, artinya terhindar dari bencana, kecelakaan, atau tidak mendapat hambatan dan gangguan fisik. Beberapa penyebab kecelakaan di air, khususnya di sungai atau di kolam renang adalah faktor keteledoran manusia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman, keterampilan, kehatihatian, lalai atau lengah, atau keadaan fisik dan mental yang kurang sehat. Secara umum hal-hal yang lebih rinci saat belajar aktivitas air berhubungan dengan keselamatan di air adalah: a. Disarankan berhati-hati akan bahaya beraktivitas air baik di lingkungan kolam, danau, pantai atau lainnya setiap waktu. b. Pemanasan sangat disarankan sebelum melakukan aktivitas air untuk mencegah cedera sendi maupun kram otot. c. Mengetahui keterampilan berenang, dan mengetahui apa yang pantas dilakukan dan tidak pantas dilakukan, jangan mengambil resiko di sekitar tempat beraktivitas air untuk menghindari kecelakaan. d. Jika peserta didik baru saja belajar berenang, sebaiknya belajar di tempat yang dangkal. 56

163 PJOK SMP KK B e. Jika sedang bertugas mengawasi anak-anak yang berenang, jangan sekalikali melepaskan pandangan dari kolam. f. Bagi orang yang belum terampil berenang, upayakan menggunakan pelampung yang sempurna. g. Jika mendapatkan kram di lengan tangan, betis dan telapak kaki ketika berenang, segera berhenti dan meregangkan otot di luar kolam dan jika segera berubah arah tujuan menepi. h. Meminta bantuan manakala jika mendapatkan kesulitan dengan berteriak dan melambaikan tangan. i. Jangan berlari di tepi kolam, karena dapat mengakibatkan tergelincir dan mendapatkan luka atau jatuh. j. Hindari bahaya-bahaya bertabrakan atau tertimpa dengan orang lain saat di air. k. Jika diijinkan menggunakan peralatan, gunakanlah dengan hati-hati. l. Jangan melompat ke kolam tanpa memperhatikan apakah seseorang lain di bawah. m. Jangan bercanda di kolam, karena dapat melukai teman anda dengan dinding tepi kolam. n. Pastikan kolam tempat latihan anda tersedia alat pengapungan dan peralatan penolong. o. Jangan pernah meninggalkan anak-anak kecil tanpa pengawasan siapapun di kolam, karena anak-anak tidak pernah berpikir air sebagai bahaya, yang secara insting sangat lengah. Meninggalkan anak-anak sendiri di kolam tanpa pengawasan dapat berakibat FATAL. p. Angkatlah anak-anak kecil keluar dari kolam jika ada telepon berbunyi atau jika harus melaksanakan beberapa tugas ringkas. q. Jika ada seorang anak yang hilang carilah dikolam pertama kali untuk menyelamatkannya. r. Ingat bahkan perenang yang baikpun dapat tenggelam 57

164 Kegiatan Pembelajaran 2 Perhatikan gambar berikut ini: Gambar 8: Penyelamatan di air Gambar 9: Penyelamatan di air (David G. Thomas, MS, 1996) Untuk membantu penguasaan keterampilan akitivitas air khususnya pembelajaran renang dibutuhkan alat-alat, seperti: papan pelampung (kickboard), sabuk pelampung (float belt), pelampung kaki (pull buoy atau leg float), masker (Mask), snorkel, kacamata renang (goggles), penjepit hidung (noseclip), sepatu katak (fins) dan kaos kaki, stopwatch, dan sebagainya. Dari beberapa alat tersebut yang dominan dan dipergunakan untuk berlatih yaitu; kacamata renang, papan pelampung, fins dan pelampung kaki. 58

165 PJOK SMP KK B Gambar 10. Peralatan aktivitas air (Sumber: David G. Thomas, MS,1996; 3) Prinsip pertolongan pertama pada korban yang mengalami kecelakaan di kolam renang, adalah berikut: a. Upayakan agar si penderita tenang dan tidak panik. b. Jika penderita masih dapat menggerakkan anggota tubuh, pertolongan dapat dilakukan dengan mendorong badan si penderita ke arah pinggir kolam secara perlahan-lahan. c. Jika si penderita tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya atau pingsan, dapat dilakukan pertolongan dengan cara membuat korban tenang dan upayakan muka korban berada di atas permukaan air saat dibawa ke pinggir kolam. 4. Renang Gaya Bebas Segala jenis gaya dalam renang yang diperlombakan merupakan hal yang penting untuk dipelajari, gaya bebas adalah satu-satunya gambaran berenang karena gaya ini merupakan gaya yang tercepat, dan berdasarkan gaya ini pula kehebatan berenang seseorang dinilai. Pada umumnya orang-orang yang menonton kompetisi renang tidak akan kagum dengan seberapa kuat ayunan kaki menggunting yang dilakukan, ataupun seberapa jauh untuk meluncur pada setiap kayuhan renang gaya dada seseorang, tetapi bila melihat bagaimana mulusnya dan mudahnya renang seseorang dalam gaya bebas. Untuk berenang dengan baik harus diingat bahwa berenang bukan supaya seseorang tetap mengapung, tetapi bahwa daya apung tubuh seseorang akan 59

166 Kegiatan Pembelajaran 2 selalu membuat tubuh itu mengapung, baik bila seseorang berenang maupun tidak. Oleh karena itu berenang gaya bebas dengan posisi telungkup sambil meluncur dengan santai, kemudian akan terlihat secara berurutan pola gerakan yang benar dari gerakan mengayun kaki, mengayuh, koordinasi tangan-kaki, dan pernapasan. a. Ayunan kaki gaya bebas Mulai gerakan mengayun kaki secara teratur dengan jenis ayunan kaki bebas yang santai. Pergelangan kaki harus benar-benar lemas hingga telapak kaki berayun tepat pada pergelangan kaki tersebut. Tekanan air yang diakibatkan oleh ayunan ke arah bawah akan menekan bagian punggung telapak kaki sehingga telapak kaki menjadi lurus. Lutut harus berhenti bergerak ke bawah pada kedalaman sekitar 23 sentimeter, dan bagian bawah kaki, pergelangan dan telapak kaki harus terus bergerak ke bawah sampai lutut menjadi lurus. Pada saat lutut dalam posisi lurus maka seluruh kaki yang sedang dalam keadaan lurus tersebut diayun kembali ke atas. Dengan pergelangan kaki benar-benar lemas, ayunan ke atas tersebut akan membuat pergelangan kaki tertekuk oleh tekanan air pada telapak kaki. Kaki harus terus bergerak ke atas sampai tumit kaki anda mencapai permukaan air. Pada saat tumit mencapai permukaan, stop gerakan ke atas dan lanjutan dengan ayunan kaki kembali ke bawah. Kaki yang sebelah bergerak dalam pola gerakan yang sama, tapi ke arah berlawanan.. Cara melakukan posisi tubuh di atas kolam renang gaya bebas adalah sebagai berikut: 1) Posisi tubuh hampir sejajar dengan permukaan air. 2) Tubuh harus berputar pada garis pusat atau pada rotasinya. 3) Hindarkan kemungkinan terjadinya gerakan-gerakan tangan atau kaki yang berakibat tumbuh menjadi naik-turun atau meliuk-liukkan badan. 4) Sikap kepala yang normal: Untuk perenang jarak pendek, sikap kepala cenderung agak naik (pandangan agak lurus ke depan). 60

167 PJOK SMP KK B Perhatikan gambar berikut ini: Gambar 11. Latihan gerakan ayunan renang gaya bebas (Sumber: David G Thomas, MS, 1996) b. Ayuhan tangan gaya bebas Kayuhan tangan dapat dimulai dengan tangan kanan ataupun kiri. Namun demikian, supaya lebih jelas dan lebih singkat, dijelaskan gerakan tangan dengan menggunakan tangan kanan lebih dahulu dan tangan tersebut akan mengayuh sesuai jalur huruf-s. Perhatikan gambar! Gambar 12. Pola kayuhan tangan huruf-s (David G. Thomas, MS, 2003: 14) 61

168 Kegiatan Pembelajaran 2 Dalam posisi meluncur telungkup dengan kedua tangan terjulur ke depan, telapak tangan sekitar 3 centimeter di bawah permukaan air dengan jari-jari lurus rapat tetapi lemas. Tekuk pergelangan tangan ke dalam, jari-jari miring menunjuk ke bawah dan keluar sekitar 45 derajat. Tekuk sedikit sikut pada saat memutar tangan, sehingga telapak tangan sedikit menghadap keluar. Pertahankan posisi tangan dan sikut tersebut kuat-kuat dan gerakan tangan ke arah luar sehigga telapak tangan bergerak miring sejauh 5-7 sentimeter. Gambar 13. Daya dorong pertama dari kayuhan tangan, dilihat dari depan (a) dan dari samping (b) (David G. Thomas, MS, 2003: 14) Pada saat telapak tangan selesai bergerak ke luar putarlah tangan dengan mulus, luruskan pergelangan tangan, dan tekuk sikut membentuk sudut 100 derajat, sehingga jari-jari tangan menunjuk miring ke bawah, menyilang dan ke belakang menuju garis tengah dari tubuh pada ketinggian setinggi dagu. Gerakan ini sebagian barupa gerakan mendayung dan sebagian berupa gerakan mengayuh. 62

169 PJOK SMP KK B Gambar 14. Daya dorong kedua dari kayuhan tangan, dilihat dari depan (a) dan dari samping (b) ( David G. Thomas, MS, 2003: 15) Sikut tetap ditekuk 90 derajat sementara seluruh tangan, mulai dari bahu, meneruskan gerakan mengayuh. Pada titik ini, lengan atas harus setinggi bahu dan agak miring sedikit ke luar, sehingga, dengan sikut ditekuk 90 derajat, telapak tangan tepat berada di bawah dagu pada garis tengah tubuh. Sekarang lengan sudah dalam posisi terbaik untuk melakukan kayuhan. Seluruh bagian tangan-lengan bawah, pergelangan tangan, telapak tangan, dan lengan atas dalam posisi tegak lurus dengan arah kayuhan Gambar 15. Tampak muka (a) dan samping (b) dari daya dorong yang dihasilkan oleh seluruh lengan ( David G. Thomas, MS, 2003: 15) Sambil mendorong, pergelangan tangan mulai dilemaskan, dan tekanan air akan menekuk pergelangan tangan ke belakang sehingga telapak tangan tetap tegak lurus dengan arah dorongan. 63

170 Kegiatan Pembelajaran 2 Gambar 16. Daya dorong dari telapak tangan (David G. Thomas, MS, 2003: 15) Luruskan sikut sambil tetap mendorong, dan telapak tangan bergerak sampai ke samping paha atas. Dalam melakukan kayuhan-dorongan ini tubuh akan sedikit berputar sehingga bahu kanan akan ke luar menembus permukaan air. Dalam posisi-akhir-kayuhan ini, ibu jari tangan harus berada pada posisi sekitar 2 sentimeter di atas paha, sikut lurus, dan telapak tangan menghadap ke atas. Gambar 17. Posisi akhir-kayuhan ( David G. Thomas, MS, 2003: 15) Gerakan pemulihan tangan dengan mengangkat sikut ke atas dan ke depan, dengan hanya menggunakan otot bahu, sementara sikut, pergelangan tangan dan telapak tangan tetap lemas. Pastikan bahwa gerakan tangan memutar ke arah dalam dari pangkal bahu, pada waktu tangan bergerak ke depan sampai lengan bawah setinggi bahu. Pada saat telapak tangan melewati bahu dan bergerak ke depan, mulai meluruskan sikut, dengan bahu kanan tetap terangkat, dan mulai untuk menjangkau melewati atas tabung imajinasi untuk kemudian menyentuh air dengan ujung jari pada titik sejauh mungkin di depan kepala. 64

171 PJOK SMP KK B Gambar 18. Posisi melewati atas-tabung-imajinasi (David G. Thomas, MS, 2003: 16) Mulai mengayuh dengan tangan kiri pada saat ujung jari tangan kanan berada dalam posisi setinggi sekitar 4 sentimeter di atas air dalam gerakan pemulihan tangan kanan. Gerakan tangan kiri juga mengikuti pola huruf-s yang serupa dengan gerakan tangan kanan. c. Koordinasi Tangan-Kaki Gaya bebas modern memberikan lebih banyak keleluasaan untuk memilih pola koordinasi tangan kaki daripada gaya bebas klasik Amerika 6-hitungan atau gaya bebas Australia 4-hitungan yang lebih kuno. Ayunan dalam gaya bebas semakin berkurang pentingnya bila kita ingat bahwa ayunan kaki bebas memerlukan tenaga yang cukup banayak padahal daya dorong yang dihasilkannya sedikit. Ada berbagai variasi dalam pola koordinasi yang sering digunakan oleh perenang kelas dunia. Ada yang menggunakan pola klasik 6-hitungan, terutama para perenang cepat. Ada yang menggunakan pola 4 atau 2-hitungan, terutama perenang jarak jauh, dan ada juga yang menggunakan ayunan kaki hanya sebagai penjaga keseimbangan. d. Koordinasi Gerakan Tangan-kaki Gaya bebas Amerika Jika belum terbiasa pola ini, terlebih dahulu harus menghitung setiap ayunan kaki ke bawah dalam putaran 6-hitungan. Mulai mengayuh dengan tangan kanan pada saat kaki kiri mengayun ke bawah pada hitungan 1. Biarkan tangan kiri rileks dalam posisi meluncur lurus. Kayuh dengan tangan kanan pada saat kaki kanan mengayun ke bawah pada hitungan 2, dan lakukan gerakan pemulihan tangan kanan pada waktu kaki kiri mengayun ke bawah pada hitungan 3. Tangan kanan harus masuk masuk ke dalam air, dengan ujung jari menyentuh air lebih dahulu sejauh mungkin di depan, pada saat 65

172 Kegiatan Pembelajaran 2 kaki kanan diayun ke bawah pada hitungan 4. Tangan kiri mulai bergerak mengayuh sesaat sebelum hitungan ke-4, dari posisi meluncur dengan telapak tangan pada kedalaman sekitar 20 sentimeter kayuh terus ke belakang pada hitungan ke-5 ayunan kaki kiri, pulihkan pada hitungan ke-6 ayunan kaki kanan, dan masuk kembali ke air pada hitungan 1 dan 4 sebagai hitungan kunci untuk mempertahankan koordinasi gerakan tangan dan kaki. Catat bahwa masing-masing tangan mulai bergerak mengayuh pada saat tangan yang lain sedang akan kembali masuk ke air. e. Pernapasan Pernafasan dikoordinasikan dengan gerakan tangan. Tolehkan kepala pada hitungan 1 atau 4 dan hirup napas pada hitungan 2 atau 5, tergantung pada apakah ingin bernapas ke sisi kiri atau sisi kanan. Perhatikan bahwa untuk mengambil napas harus menolehkan kepala, dan bukan mengangkatnya. Penghirupan napas pada hitungan ke-2 (atau ke-5), tangan anda menyelesaikan gerakan mengayuh, telapak tangan tetap dalam air, dan bahu anda berputar agar lengan dapat terangkat untuk gerakan pemulihan. Gambar 19. Tahap Pelaksanaan (Bernafas ke sisi sebelah kiri) (David G. Thomas, MS, 2003) Jika menunggu untuk bernapas sampai tangan sudah di atas air dalam gerakan pemulihan, beban tambahan yang diakibatkan oleh tangan yang sudah tidak didukung daya apung tersebut akan memaksa untuk mendapatkan daya apung tambahan dengan mendorong air ke bawah 66

173 PJOK SMP KK B menggunakan tangan yang terjulur ke depan, mulut tetap terangkat sewaktu mengambil nafas. Sehingga, tangan depan menjadi terlalu dalam pada waktu kayuhan berikutnya dilakukan. Akibatnya, akan kehilangan koordinasi dan daya dorong. Putar kembali kembali ke dalam air pada hitungan 4 (atau 1). Mulailah penghembusan napas pada saat wajah sudah di dalam air, tapi ada lain untuk menghembuskan napas. Ada perenang yang lebih menyukai untuk menghembuskan hanya sedikit udara pada waktu mengayuh dengan tangan sisi bukan pernapasan tersebut, menahan napas sampai sesaat sebelum wajah menembus permukaan untuk pengambilan napas berikutnya. Kemudian, sebagian besar udara dihembuskan sekuatnya pada saat mulut mulai naik menembus permukaan. 5. Renang gaya dada Renang gaya dada merupakan gaya yang paling mudah dan paling cepat untuk dipelajari. Tapi dalam segi kecepatan, gaya ini merupakan gaya yang paling lambat. Segala jenis gaya dalam renang yang diperlombakan merupakan hal yang penting untuk dipelajari, gaya dada merupakan salah satu dari empat gaya yang diperlombakan. a. Kayuhan Gaya Dada Mulai dari posisi mengapung tertelungkup, tangan terjulur ke depan. Lenturkan pergelangan tangan, jari-jari tangan menunjuk miring ke bawah, dan angkat siku ke posisi di-atas-tabung-imajinasi seperti dalam gaya bebas (lihat gambar 1.a dan b). Hadapkan telapak tangan sedikit keluar. Angkat dagu saat menggerakkan masing-masing tangan dalam gerakan mengayuh setengah lingkaran-ke luar, ke belakang, dan ke dalam-dengan sikut ditekuk 90 derajat dan ujung jari menunjuk ke bawah dagu (lihat gambar 1 c). Ambil nafas pada saat menyelesaikan kayuhan dengan sikut ke luar dan telapak tangan menghadap ke atas pada posisi di bawah dagu (lihat gambar 1 d). Untuk pemulihan, masukkan kembali wajah ke air, gerakkan sikut ke samping tubuh, dan hadapkan telapak tangan ke bawah dan sentakkan telapak tangan ke depan tepat di bawah permukaan air, dengan ujung jari lurus ke 67

174 Kegiatan Pembelajaran 2 depan, sehingga tangan kembali dalam posisi terjulur ke depan (lihat gambar 1 e dan f). Gambar 20. Rangkaian Gambar : Kayuhan Tangan Gaya Dada (David G. Thomas, MS, 1996) Kayuhan yang dilakukan harus terasa seperti sedang memegang air di depan kepala dengan kuat lalu menarik tubuh ke depan. Sikut harus tetap berada sejauh mungkin di depan sampai menarik mereka ke sisi tubuh. Daya dorong harus dihasilkan oleh tarikan telapak tangan ke arah luar dan belakang, dan kemudian ke dalam dan kembali ke dagu. Selesaikan satu kayuhan penuh di depan bahu, dan telapak tangan tidak boleh mengayuh melewati garis bahu. Masing-masing telapak tangan bergerak dalam setengah lingkaran dari posisi terjulur ke depan ke arah dagu. b. Ayunan Kaki Gaya Dada Ayunan kaki gaya dada mirip dengan ayunan kaki yang digunakan dalam gaya punggung elementer, hanya posisinya tebalik. Mulai dari posisi meluncur tertelungkup dengan kaki dan jari-jari kaki lurus. Biarkan bagian tubuh untuk agak tenggelam sehingga tumit tetap di bawah permukaan air pada saat menekuk lutut dan pergelangan kaki dan mengangkat kaki ke atas dan ke depan sejauh mungkin ke arah pantat. Dengan kedua pergelangan kaki dan lutut tertekuk dan terbuka lebar tapi tidak melebihi lebar bahu, hadapkan jari-jari kaki ke arah luar sejauh mungkin (lihat gambar 2). 68

175 PJOK SMP KK B Gambar 21 Ayunan kaki gaya dada (David G. Thomas, MS, 1996) Dari posisi terkokang ini, gerakan telapak kaki keluar ke samping tubuh dan biarkan kedua lutut terpisah saat menendang keluar, berputar, ke belakang, dan kembali saling merapat dalam keadaan lurus terjulur. c. Koordinasi Gaya Dada Untuk Perlombaan Koordinasi gerakan tangan dan kaki untuk perlombaan sedikit berbeda dari koordinasi untuk santai. Ayunan kaki dimulai lebih lambat, dan sentakan tangan ke depan dimulai lebih cepat, hasilnya waktu meluncur yang lebih pendek. Dari posisi mengapung terlungkup, mulai lakukan kayuhan tangan gaya dada dan angkat kepala. Jika kayuhan sudah dipersiapkan dengan baik, gerakkan kedua tumit ke atas di belakang dalam gerakan pemulihan ayunan kaki gaya dada. Hirup napas secepatnya; saat telapak tangan berputar dalam gerakan memeras menggunakan sikut, telapak kaki harus berputar keluar bersiap-siap untuk melakukan dorongan kaki. Masukkan wajah ke dalam air dan dorong telapak tangan ke depan, sehingga tangan hampir terjulur penuh saat ayunan kaki sedang menghasilkan kekuatan maksimum. Luruskan tubuh dan bersiap untuk memulai kayuhan berikutnya dengan meluncur sesingkat mungkin. Hembuskan napas saat meluruskan lengan ke depan. 69

176 Kegiatan Pembelajaran 2 Perhatikan gambar! 1. Tahap Persiapan Gambar 22. Gerakan Meluncur (David G.Thomas, MS, 1996) Tahap Pelaksanaan 1. Mulai mengayuh, kemudian naikkan kepala, tumit ke atas Tahap Penyelesaian 2. Telapak kaki tertekuk, menghadap keluar 3. Tangan mulai ke depan, telapak kaki bergerak Gambar 23 Rangkaian gambar gerakan lengkap gaya dada untukperlombaan (David G.Thomas, MS, 1996) 70

177 Penilaian Pembelajaran Aktivitas Air PJOK SMP KK B Untuk dapat menyusun instrumen penilaian pembelajaran aktivitas air, Saudara dapat membaca modul pedagogik Kelompok Kompetensi B, C, D, E, F, dan J, serta sumber lain yang relevan. a. Penyusunan kisi-kisi dan soal pilihan ganda Kisi-Kisi Penulisan Soal Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kompetensi No. Dasar Memahami gerak spesifik salah satu gaya renang dengan koordinasi yang baik Kelas Indikator Materi VII Menjelaskan konsep keterampilan dasar renang gaya dada Renang Gaya Dada Bentuk Soal Pilihan Ganda KARTU SOAL PILIHAN GANDA Tahun Ajaran : 2017/2018 Jenis Sekolah : Sekolah Menengah Pertama Nama Penyusun : Kls/Smt Mata Pelajaran : VII/ II : PJOK Kompetensi Dasar 3.8 Memahami gerak spesifik salah satu gaya renang dengan koordinasi yang baik Indikator Menjelaskan Buku Sumber : SOAL: Pada tahap pelaksanaan renang gaya dada di bawah ini merupakan hal yang harus diperhatikan dalam melakukannya, yaitu. a. kepala menghapad ke kanan untuk pengmbilan nafas b. Kaki dibengkokkan c. pandangan mengikuti gerakan tangan d. telapak kaki ditekuk menghadap keluar 71

178 Kegiatan Pembelajaran 2 konsep keterampilan dasar renang gaya dada KUNCI JAWABAN: d. telapak kaki ditekuk menghadap keluar Materi Renang gaya dada N0 SOAL 4 b. Penyusunan kisi-kisi dan soal uraian Kisi-Kisi Penulisan Soal Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kompetensi No. Dasar Memahami gerak spesifik salah satu gaya renang dengan koordinasi yang baik Kelas Indikator Materi VII Menjelaskan konsep keterampilan dasar renang gaya dada Konsep dasar renang gaya dada Bentuk Soal Uraian KARTU SOAL URAIAN Tahun Ajaran : 2017/2018 Jenis Sekolah : SMP Nama Penyusun : Kls/Smt Mata Pelajaran : VIII/II : PJOK Kompetensi Dasar Buku Sumber : 72

179 3.8 Memahami gerak spesifik salah satu gaya renang dengan koordinasi yang baik SOAL: PJOK SMP KK B Sebutkan tahapan gerak pada pelaksanaan gerakan renang gaya dada! Indikator Menjelaskan konsep keterampilan dasar renang gaya dada Materi Renang Gaya Dada KUNCI JAWABAN: 1. mulai mengayuh, kemudian naikkan kepala, tumit ke atas 2. telapak kaki tertekuk, menghadap keluar 3. tangan mulai ke depan, kaki bergerak keluar N0 SOAL 5 c. Penyusunan kisi-kisi dan soal uji keterampilan Instrumen uji keterampilan dapat disusun dan digunakan dengan baik jika penyusunannya didasarkan pada kategori gerak yang akan diujikan. Berikut adalah kategori gerak yang didasarkan pada kriteria pengaruh lingkungan, akhir suatu gerak, serta jenis otot yang digunakan. Berdasar Pengaruh Lingkungan Keterampil an Terbuka (Open Loop Skill) Passing dalam permainan sepakbola Keterampil an Tertutup (Close Loop Skill) Shooting pada permainan bolabaske t Terputus (Descret) Roll depan Berdasarkan Akhir Gerakan Rangkaian (Serial) Lay up shoot pada permainan bola basket Berulang (Continum) Renang Berdasar Penggunaan Otot Keterampila n dengan Otot Halus Melentikkan jari tangan pada senam irama Keterampil an dengan Otot Kasar (Gross Motor Skill) Menendan g bola 73

180 Kegiatan Pembelajaran 2 Kisi-kisi Uji Keterampilan Proses dan Hasil Gerak No Kompetensi Dasar Mempraktikkan konsep gerak spesifik salah satu gaya renang dengan koordinasi yang baik. ***) Indikator Uraian Gerak Pen-skoran Uji Keterampilan Proses Gerak (gerak diskrit/tertutup) a. Melakukan posisi dan sikap awal prosedur renang gaya dada b. Melakukan gerakan renang gaya dada c. Melakukan posisi dan sikap akhir prosedur renang gaya dada 1. Kedua tangan lurus ke depan 2. Kedua kaki diluruskan 3. Kepala di masukkan ke air 4. Pandangan mata ke dasar kolam 1. Mulai mengayuh, kemudian naikkan kepala, tumit ke atas 2. Telapak kaki tertekuk, menghadap keluar 3. Tangan mulai ke depan, kaki bergerak keluar 4. Kepala keluar dari permukaan air untuk tarikan nafas 1. Kedua tangan kembali diluruskan 2. Kedua kaki diluruskan 3. Kepala di masukkan ke air 4. Pandangan mata ke dasar kolam Skor 4, jika seluruh uraian gerak dilakukan dengan benar Skor 3, jika tiga uraian gerak dilakukan dengan benar Skor 2, jika hanya dua uraian gerak dilakukan dengan benar Skor 1, jika hanya satu uraian gerak dilakukan dengan benar Skor 4, jika seluruh uraian gerak dilakukan dengan benar Skor 3, jika tiga uraian gerak dilakukan dengan benar Skor 2, jika hanya dua uraian gerak dilakukan dengan benar Skor 1, jika hanya satu uraian gerak dilakukan dengan benar Skor 4, jika seluruh uraian gerak dilakukan dengan benar Skor 3, jika tiga uraian gerak dilakukan dengan benar Skor 2, jika hanya dua uraian gerak dilakukan dengan benar Skor 1, jika hanya satu uraian gerak dilakukan dengan benar 74

181 PJOK SMP KK B Mempraktikkan konsep gerak spesifik salah satu gaya renang dengan koordinasi yang baik. ***) Uji Keterampilan Produk Gerak Secara Terpisah (gerak tertutup) Melakukan gerakan renang gaya dada mencapai jarak tertentu Peserta didk berdiri di depan dinding kolam dalam air. Setelah ada abaaba ya peserta melakukan renang gaya dada sejauh mungkin yang dapat dilakukan oleh peserta didik, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jarak tempuh yang dihitung adalah jarak yang terjauh dalam kesempatan yang diberikan 2. Jarak yang dihitung pada saat peserta didik kembali berdiri setelah meluncur Perolehan Meluncur Putera Puteri Skor >10 meter >8 100 meter 8 meter 7 meter 90 5 meter 4 meter 80 <4 meter <3 meter 70 75

182 Kegiatan Pembelajaran 2 D. Aktivitas Pembelajaran 1. Aktivitas Peserta a. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator. b. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang analisis materi ajar aktivitas air yang disediakan oleh Fasilitator/atau yang tersedia pada modul ini! c. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan! d. Lakukan pemaparan hasil kerja Saudara di depan kelas, diskusikan, dan lakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari Fasilitator jika Saudara mengikuti diklat model tatap muka penuh. Jika Saudara mengikuti diklat model in-on-in, kerjakan ketika pelaksanaan On, kemudian paparkan pada saat In-2 berlangsung! e. Berikanlah saran kepada peserta lain yang memberikan pemaparan! f. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir pembelajaran (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-1). Jika Saudara mengikuti diklat model tatap muka in-on-in, hasil pekerjaan Saudara akan dinilai pada saat pemaparan pada In-2. g. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator (pada pembelajaran tatap muka penuh dan in-2). 76

183 2. Lembar Kerja PJOK SMP KK B a. Lembar Kerja 03 Berikut adalah lembar kerja 03 (LK-03) yang harus Saudara selesaikan pada pembelajaran lanjutan jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh atau On jika pelatihan dilakukan dengan pola in on in. Saudara diminta untuk bekerja secara perorangan, sehingga tumbuh nilai kemandirian, integritas, serta bertanggung jawab atas pekerjaaan yang harus diselesaikan. LK 03 LK-03 Analisis Materi Pembelajaran Aktivitas Air 1. Bekerjalah secara perorangan! 2. Pilihlah salah satu materi pada lingkup pembelajaran pengembangan budaya hidup sehat 3. Sediakanlah Kompetensi Dasar (KD) setiap kelas! dan pelajari bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi! 4. Pilihlah KD pembelajaran aktivitas air dari kelas 1 sampai dengan 6, kemudian lakukan analisis materi tersebut! 5. Tuliskanlah hasil analisis yang Saudara lakukan pada format berikut! Pembelajaran Pengembangan Budaya Hidup Sehat KD KD Aktivitas Air kelas VII KD... KD... KD Aktivitas Air kelas VIII KD... KD... KD Aktivitas Air kelas IX KD... KD... Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pembelajaran (Terperinci) Cocokkanlah hasil kerja kelompok Saudara dengan dokumen yang tersedia, dan lakukan perbaikan jika terjadi ketidaksesuaian! Refleksi: Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai gotong royong, kemandirian, tanggung jawab, dan integritas! 1. Mandiri Tanggung jawab Integritas

184 Kegiatan Pembelajaran 2 E. Latihan / Kasus / Tugas Untuk lebih meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran 1 (satu), kerjakan latihan dibawah ini: Pilihan Ganda 1. Secara umum media air yang dapat digunakan sebagai tempat untuk belajar aktivitas air termasuk dibawah ini, kecuali... A. laut B. danau C. sungai D. kolam renang 2. Berikut termasuk hal yang penting dalam pembelajaran aktivitas air sebelum dilakukan belajar renang gaya, kecuali... A. pengenalan air B. kontrol pernafasan C. renang lengkap D. masuk kolam 3. Berikut termasuk yang perlu diperhatikan dalam keselamatan di air dalam aktivitas di air... A. Tidak perlu mengenali daerah/lokasi beraktivitas air. B. Bebas mengkonsumsi makanan saat melaksanakan aktivitas air. C. Diperbolehkan berlari-larian atau bercanda di atas permukaan lantai pinggir kolam renang. D. Diperingatkan untuk tidak berenang sendirian, karena jika terjadi suatu bahaya di air tidak ada yang menolong 4. Pembelajaran pengenalan air dapat diberikan berbagai bentuk permainan yang menyerupai di darat, yang dilakukan di kolam dangkal, sepert... A. Galasin B. Mencari jumlah kelompok C. Sondah manda D. Petak umpet 78

185 PJOK SMP KK B 5. Alat-alat yang dominan digunakan dalam aktivitas air termasuk di bawah ini, kecuali... A. Kacamata renang B. Papan luncur C. Masker D. Pelampung kaki 6. Berenang gaya bebas/crawl dengan posisi telungkup sambil meluncur rileks, maka akan nampak secara berurutan pola gerakan... A. pernafasan, koordinasi tangan-kaki, gerakan mengayun kaki, dan gerakan mengayuh tangan B. koordinasi tangan-kaki, gerakan mengayun kaki, gerakan mengayuh tangan, pernafasan C. gerakan tangan, gerakan kaki, pernafasan, koordinasi tangan-kaki, dan D. gerakan mengayun kaki, gerakan mengayuh tangan, koordinasi tangan-kaki, dan pernafasan 7. Gerakan mengayun kaki dalam renang gaya bebas, dicirikan dengan beberapa kriteria tersebut dibawah ini, kecuali... A. Pergelangan kaki lemas hingga telapak kaki berayun tepat pada pergelangan kaki. B. Tekanan air diakibatkan oleh ayunan bagian punggung telapak kaki sehingga kaki menjadi lurus. C. Lutut harus berhenti bergerak ke bawah pada kedalaman sekitar 25 centimeter, dan bagian bawah kaki, pergelangan telapak kaki harus terus bergerak ke bawah sampai lutut menjadi lurus. D. Pada saat tumit mencapai permukaan, gerakan dilakukan sampai ke atas permukaan air hingga lutut membentuk siku dan lanjutan dengan ayunan kaki kembali ke bawah 8. Pada renang gaya bebas/crawl gerakan kayuhan tangan, melalui tahapan gerakan tangan dengan fase... A. pemulihan, memasukkan, menangkap, menarik, dan mendorong B. memasukkan, menangkap, menarik, mendorong, dan pemulihan C. menangkap, menarik, mendorong, pemulihan, dan memasukkan 79

186 Kegiatan Pembelajaran 2 D. menarik, mendorong, pemulihan, memasukkan, dan menangkap 9. Satu siklus (cycle) lengkap renang gaya dada dalam perlombaan adalah... A. dua tendangan kaki satu tarikan tangan pada kejadian itu bagian kepala harus harus memecah permukaan air. B. satu tarikan tangan satu tendangan kaki pada kejadian itu bagian kepala harus harus memecah permukaan air. C. satu tendangan kaki satu tarikan tangan. D. satu tarikan tangan satu tendangan kaki. 10. Kesalahan yang sering dilakukan dalam gerakan kaki renang gaya dada adalah... A. gerakan dorongan menggunakan telapak kaki. B. gerakan membuka kaki dibatasi selebar bahu. C. gerakan dorongan menggunakan punggung kaki D. tekuk pergelangan kaki dan putar telapak kaki keluar. 80

187 F. Rangkuman PJOK SMP KK B Aktivitas air (akuatik) merupakan sebuah aktivitas dengan menggunakan media air. Secara umum media tersebut dapat berupa kolam renang, ataupun tempat sejenis yang mempunyai karakteristik sama yaitu dapat digunakan sebagai tempat untuk melakukan berbagai bentuk aktivitas fisik, seperti pantai, sungai, danau atau simulator lainnya seperti ember atau bahan yang terbuat dari balon plastik. Bentuk kegiatan dalam aktivitas air dapat berupa renang, polo air, selancar, menyelam, dayung, kano, dan beragam bentuk lainnya. Aktivitas yang lazim sering dilakukan adalah renang. Setelah pengenalan air dan bermain dengan air yang menyenangkan, tahap materi selanjutnya yaitu guru PJOK memberikan suatu materi yang diberikan kepada peserta didik yaitu dari yang mudah ke yang sulit. Segala jenis gaya dalam renang yang diperlombakan merupakan hal yang penting untuk dipelajari, gaya bebas adalah satu-satunya gambaran berenang karena gaya ini merupakan gaya yang tercepat, dan berdasarkan gaya ini pula kehebatan berenang seseorang dinilai. Dalam melakukan posisi tubuh di atas kolam renang gaya beba adalah sebagai berikut: Posisi tubuh hampir sejajar dengan permukaan air. Tubuh harus berputar pada garis pusat atau pada rotasinya. Hindarkan kemungkinan terjadinya gerakan-gerakan tangan atau kaki yang berakibat tumbuh menjadi naik-turun atau meliuk-liukkan badan. Sikap kepala yang normal: Untuk perenang jarak pendek, sikap kepala cenderung agak naik (pandangan agak lurus ke depan). 81

188 Kegiatan Pembelajaran 2 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mengerjakan Latihan 1, bandingkanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat pada akhir modul ini. Untuk mengetahui tingkat penguasaan saudara terhadap materi ini, hitunglah dengan menggunakan rumus: Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar Jumlah soal x 100% Keterangan: A % = baik sekali B % = baik C % = cukup D. < 70% = kurang Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 80% atau lebih, Saudara dapat meneruskan materi berikutnya.jika masih di bawah 80%, Saudara harus mengulangi materi ini, terutama bagian yang belum Saudara kuasai. Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus tersebut untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi ini. 82

189 Kegiatan Pembelajaran 3 Pembelajaran Aktivitas Senam Sekolah Menengah Pertama PJOK SMP KK B A. Tujuan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 3 (tiga) ini, Saudara diharapkan dapat memahami berbagai konsep dalam pembelajaran aktivitas senam di Sekolah Menengah Pertama serta mampu mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajarannya. B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar dan Indikator Aktivitas Senam di Sekolah Menengah Pertama 2. Menjelaskan Konsep Pola Gerak Dominan 3. Menjelaskan Konsep Variasi dan Kombinasi Gerak Dasar Dominan 4. Menjelaskan Keterampilan Dasar Senam 5. Merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran aktivitas senam. 6. Menunjukkan sikap mandiri 7. Menunjukkan sikap tanggung jawab 8. Menunjukkan sikap kerja keras C. Uraian Materi 1. Kompetensi Dasar dan Indikator Aktivitas Senam di Sekolah Menengah Pertama Proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes) dirancang dengan seksama dan teliti untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, dan perilaku hidup aktif dan sikap sportif. Pendidikan jasmani yang ada di sekolah terutama dalam 83

190 Kegiatan Pembelajaran 3 pembelajarannya harus diatur untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, psikomotor, kognitif, dan afektif bagi setiap peserta didik. Salah satu tujuan pembelajaran pendidikan jasmani adalah mencapai tujuan membantu peserta didik mengembangkan gaya hidup aktif secara fisik, sehat dan memiliki motivasi untuk menjadikan aktivitas jasmani sebagai bagian dari kehidupannya. Sebagai bentuk pengalaman yang terencana, pembelajaran pendidikan jasmani memberikan jalan untuk mengembangkan gaya hidup aktif bagi anak, seperti dinyatakan bahwa: physical education may be the only opportunity for all school-aged children to learn about the comprehensive health benefits of physical activity and the necessary motor and behavior management skills to effectively participate in a variety of sports, physical activities, and exercises (Chen; Ennis, 2004: )..Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah satu-satunya kesempatan untuk peserta didik belajar tentang kesehatan secara komprehensif serta memperoleh manfaat dari berbagai aktivitas jasmani, olahraga dan latihan melalui berbagai model pembelajaran yang disusun berdasarkan tujuan kurikulum. Konsekuensi logisnya adalah tersedianya seperangkat peralatan juga metode yang memungkinkan proses pembelajaran penjasorkes sehingga dapat berjalan dengan baik. Salah satu yang mendukung adalah kemampuan guru penjasorkes dalam mengelola kelasnya dengan menyajikan pembelajaran yang dimodifikasi secara unik, menarik, inovatif dan kreatif dan dilaksanakan dalam bentuk permainan yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan pembelajaran. Karakteristik Kurikulum 2013 adalah adanya keseimbangan antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk membangun soft skills dan hard skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang diungkapkan Marzano (1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan 84

191 PJOK SMP KK B diajarkan dibandingkan ranah skills dan attitude. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut: a. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; b. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2; c. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasasr pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; d. Kelompok 4: kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI- 4. Kompetensi Dasar pembelajaran aktivitas air di Sekolah Dasar dapat dilihat dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 tahun2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. KOMPETENSI DASAR AKTIVITAS SENAM SMP Kelas VII VIII IX Kompetensi Dasar 3.6 Memahami berbagai keterampilan dasar spesifik senam lantai 4.6 Mempraktikkan berbagai keterampilan dasar spesifik senam lantai 3.6 Memahami kombinasi keterampilan berbentuk rangkaian gerak sederhana dalam aktivitas spesifik senam lantai 4.6 Mempraktikkan kombinasi keterampilan berbentuk rangkaian gerak sederhana dalam aktivitas spesifik senam lantai 3.6 Memahami kombinasi keterampilan berbentuk rangkaian gerak sederhana secara konsisten, tepat, dan terkontrol dalam aktivitas spesifik senam lantai 4.6 Mempraktikkan kombinasi keterampilan berbentuk rangkaian gerak sederhana secara konsisten, tepat, dan terkontrol dalam aktivitas spesifik senam lanta 85

192 Kegiatan Pembelajaran 3 2. Pola Gerak Dominan Pembelajaran senam di sekolah (dalam pelajaran penjas) berbeda sifatnya dengan pelatihan senam yang ada di klub-klub senam. Dalam pendidikan jasmani, anak hadir di hall senam bukan karena mereka ingin ada disana, melainkan mereka harus ada disana. Tidak mengherankan jika sebagian dari mereka terlihat antusias, sementara tidak sedikit pula yang terlihat terpaksa, ragu-ragu, atau malah terlihat malas. Tidak ada dua anak yang sama dalam segala hal. Mereka biasanya berbeda dalam hal fisik, begitu pula dalam hal kepribadian dan perbedaan individu lainnya. Apa yang disenangi seorang atau sebagian anak bisa jadi sesuatu yang membosankan atau menakutkan bagi anak lain. Kemungkinan tersebut bisa berlaku dalam pembelajaran senam, dimana proses pembelajarannya bersifat sangat khusus dan berbeda dari pelajaran keterampilan gerak lainnya seperti permainan. Dalam senam anak biasanya melihat alat yang asing bagi mereka. Belum lagi gerakan-gerakan yang harus dikuasai di dalamnya bersifat sangat khas, seolah sangat ditentukan oleh kemampuan dan ciri fisik anak yang melakukannya. Anak yang gemuk, misalnya, akan merasa bahwa dirinya tidak akan mudah melakukan gerakan yang diminta oleh guru, sehingga belum apa-apa (mencoba) dia akan serta-merta mengatakan tidak mau, atau tidak bisa. Demikian juga dengan anak yang mungkin merasa dirinya tidak punya kekuatan, iapun akan menolak untuk melakukan handstand atau bertumpu di palang, dsb. Pengajaran senam, termasuk di dalamnya senam lantai, sangat menuntut kerja fisik dan mental. Beban ini biasanya meningkat manakala mengajarkan dan memperkenalkan keterampilan baru, terutama gerakan yang kompleks. Pada tahap ini, guru seolah diwajibkan memberikan bantuan terus menerus, yang bantuan tersebut lebih sering berupa upaya mendukung atau mengangkat tubuh peserta didik pada setiap tahap gerakannya. Dapat dibayangkan, betapa besar energi yang dikeluarkan guru, jika jumlah peserta didik di dalam kelas mencapai 40 orang peserta didik, dan setiap peserta didik melakukan minimal dua hingga tiga kali ulangan. Jika guru tidak mengerti teknik bantuan dan bagaimana memanfaatkan peserta didik atau peserta didik lain untuk saling membantu, maka tugas mengajar senam akan sangat memberatkan. 86

193 PJOK SMP KK B Di samping usaha dari pihak guru peserta didikpun harus banyak berusaha mengulang-ulang gerakan dimaksud agar dapat menguasainya. Umumnya, semakin sulit gerakan itu, semakin banyak usaha yang diperlukan untuk menguasainya. Persoalan ini ternyata tidak mudah dipecahkan karena bahkan setelah anak berusaha dengan baik sekalipun, dirinya tidak serta-merta mampu menguasai keterampilan tersebut. Belum lagi jika faktor ketakutan peserta didik mulai diperhitungkan. Salah satu isu yang paling santer dalam pembelajaran senam adalah bagaimana peserta didik dapat termotivasi ketika mengikuti pelajaran. Kenyataan menunjukkan, bahwa dalam banyak situasi pembelajaran senam, banyak sekali peserta didik yang nampaknya tidak tertarik untuk betulbetul menguasai keterampilan senam. Dari pengalaman malahan hampir semua peserta didik putri sepertinya takut mengikuti pelajaran senam. Sebenarnya persoalan takutnya anak dalam mengikuti pelajaran senam bukan masalah baru. Dan itu terjadi bukan hanya di sekolah-sekolah Indonesia yang peralatannya sangat tidak memadai. Bahkan di negara majupun keadaan di atas tampak sangat mencolok. Di mana sebenarnya letak kesalahannya? menurut para ahli, kesalahannya justru pada pendekatan pengajaran senam yang ditempuh para guru. Jika para guru memilih pendekatan pengajaran formal terhadap senam prestasi, maka akan banyak anak yang merasa dirinya tidak mampu dan karena itu tidak termotivasi sama sekali. Untuk itu agar peserta didik termotivasi guru perlu mengubah pendekatan pengajaran senamnya dengan pendekatan yang berorientasi permainan, atau pendekatan Pola Gerak Dasar (PGD). Karena itu disarankan agar guru bisa menempuh pendekatan baru, dengan menerapkan serta memanfaatkan bermacam-macam keterampilan mengajar, metode dan gaya mengajar yang dapat berinteraksi secara efektif dengan lingkungan belajar yang khusus (Mosston & Asworth, 1994). Untuk mengusung niat pengajaran senam yang menyenangkan, tentu perlu diwujudkan melalui pemilihan pendekatan pengajaran yang tepat. Sejauh ini ada berbagai pendekatan yang dikenal dalam pengajaran dan pelatihan senam, misalnya pendekatan melalui pengelompokan keterampilan formal, pendekatan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak, serta pendekatan pola gerak dasar 87

194 Kegiatan Pembelajaran 3 (PGD). Pendekatan terakhirlah yang akan dipilih. Dalam pendekatan ini ada fasefase keterampilan gerak antara lain : Keterampilan gerak dasar pada fase psikomotor 1. lokomotor 2. non lokomotor 3. manipulatif 4. persepsi motorik/kinetik a. Kemampuan biomotorik dasar: daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelentukan, komposisi tubuh b. Kemampuan biomotorik pendukung: kelincahan, koordinasi, keseimbangan, daya ledak otot. Pengembangan Keterampilan gerak fase kognitif 1. Kreatifitas 2. Pemecahan masalah 3. Kesiapan anak 4. Pemahaman nilai-nilai (peraturan, taktik, wasit) 5. Pemahaman nilai-nilai etika 6. Pengembangan keterampilan fase afektif a. Hubungan sosial b. Hubungan antar personal c. Kejujuran d. Konsep diri e. Tanggung jawab f. Disiplin g. Kebersamaan/team work 3. Klasifikasi Keterampilan gerak Pengklasifikasian keterampilan gerak dapat dibuat berdasarkan beberapa sudut pandang, berikut ini disajikan beberapa klasifikasi keterampilan gerak: a. Berdasarkan kecermatan gerak b. perbedaan titik awal dan titik akhir c. Stabilitas lingkungan 88

195 Uraian mengenai tiap klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut: PJOK SMP KK B Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerakan keterampilan gerak dapat dikaji berdasarkan kecermatan pelaksanaannya. Kecermatan pelaksanaan gerakan dapat ditentukan antara lain oleh jenis otot-otot yang terlibat. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan jenis otot-otot halus. Berdasarkan kecermatan gerakan atau jenis totot-otot yang terlibat, keterampilan gerak dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu: a. Keterampilan gerak agal (gross motor skills) b. Keterampilan gerak halus (fine motor skills) Keterampilan gerak agal adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, contohnya antara lain keterampilan gerak loncat tinggi dan lempar lembing. Keterampilan gerak halus adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan. contohnya antara lain adalah keterampilan gerak menarik pelatuk senapan dan pelepasan busur dalam memanah. Pada keterampilan gerak agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh secara keseluruhan, sedang pada keterampilan gerak halus hanya melibatkan sebagian dari anggota badan yang digerakan oleh otot-otot halus. a. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan titik akhir Apabila diperlukan, gerakan keterampilan ada yang dengan mudah dapat diketahui bagian awal dan bagian akhir dari gerakannya, tetapi ada juga yang susah diketahui. Dengan karakteristik seperti itu, keterampilan gerak dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu: 1) Keterampilan gerak diskret (discrete motor skill) 2) Keterampilan gerak serial (serial motor skill) 3) Keterampilan gerak kontinyu (continuous motor skill) Keterampilan gerak dikret adalah keterampilan gerak di mana dalam pelaksanaannya dapat dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari gerakan. Contohnya adalah gerakan berguling kedepan satu kali. titik awal gerakan adalah pada saat pelaku berjongkok dan meletakan kedua telapak 89

196 Kegiatan Pembelajaran 3 tangan dan tengkuknya ke matras, sedangkan titik akhirnya adalah pada saat pelaku sudah dalam keadaan jongkok kembali. Keterampilan gerak serial adalah keterampilan gerak diskret yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut. Contohnya gerakan berguling ke depan beberapa kali. Keterampilan gerak kontinyu adalah keterampilan gerak yang tidak dapat dengan mudah ditandai titik awal dan akhir dari gerakannya. Contohnya adalah keterampilann gerak bermain tenis atau permainan olahraga lainnya. Di sini titik awal dan akhir tidak mudah untuk diketahui karena merupakan rangkaian dari bermacan-macam rangkaian gerakan. Pada keterampilan gerak kontinyu, untuk melaksanakannya lebih dipengaruhi oleh kemampuan sipelaku dan stimulus eksternal. dibandingkan dengan pengaruh bentuk gerakannya sendiri. Misalnya pada saat menggiring bola, yang menentukan adalah keadaan bola dan maunya si pelaku untuk menggiringnya, sedang bentuk gerakkannya sendiri dapat berubah-ubah atau tidak berpaku pada bentuk gerakan tertentu yang baku. b. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan Di dalam melakukan suatu gerakan keterampilan, ada kalanya pelaku menghadapi kondisi lingkungan yang tidak berubah-ubah ada kalanya berubah-ubah. Berdasarkan keadaan kondisi lingkungan seperti itu, gerakan keterampilan dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu: 1) Keterampilan tertutup (clossed skill) Ketrampilan tertutup adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan mengguling pada senam lantai, dalam gerakan ini pelaku memulainya setelah siap untuk melakukannya, dan bergerak berdasarkan apa yang direncanakannya, 2) Keterampilan Terbuka (open skill) Keterampilan terbuka adalah keterampilan gerak dimana dalam pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah- ubah, dan pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari 90

197 PJOK SMP KK B lingkungannya. Perubahan kondisi lingkungan dapat bersifat temporal dan bisa bersifat spesial. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan memukul bola yang dilambungkan. Dalam gerakan ini pelaku memukul bola dengan menyesuaikan dengan kondisi bolanya agar pukulanya mengena. Pelaku dipaksa untuk mengamati kecepatan, arah, dan jarak bola; kemudian menyesuaikan pukulannya. 4. Variasi dan kombinasi Pola Gerak Dasar Dominan Keterampilan gerak dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik. Semakin baik penguasaan keterampilan gerak, maka semakin efisien pelaksanaan gerakannya. Efisiensi pelaksanaan dapat dicapai apabila secara mekanis gerakan dilakukan dengan benar dan bisa dikuasai, maka yang menguasai dikatakan terampil. Harrow mengemukakan bahwa gerak dasar merupakan pola gerak yang inheren yang membentuk dasar-dasar untuk keterampilan gerak yang kompleks, yang meliputi (1) gerak lokomotor; (2) gerak non lokomotor; dan (3) gerak manipulatif. Kemampuan gerak dasar akan berkembang menjadi suatu keterampilan motorik tertentu, hal ini akan bergantung pada sejauh mana mereka mendapatkan pengalaman gerak dari lingkungannya yang kemudian akan membentuk long term memory untuk mempelajari gerak yang lebih kompleks. Peran orang tua, anda sebagai guru Penjas, teman, dan orang-orang terdekat serta sarana prasarana akan sangat mempengaruhi hal itu. Berikut ini akan dibahas mengenai keterampilan gerak dasar dalam senam. a. Gerak Dasar Lokomotor (Locomotor skills) Keterampilan lokomotor didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya individu dari satu empat ke tempat yang lain. Sebagian besar keterampilan lokomotor berkembang dari hasil dari tingkat kematangan tertentu, namun latihan dan pengalaman juga penting untuk mencapai kecakapan yang matang. Keterampilan lokomotor misalnya berlari cepat, mencongklang, meluncur, dan melompat lebih sulit dilakukan karena merupakan kombinasi dari pola-pola gerak dasar yang lain. Keterampilan lokomotor membentuk 91

198 Kegiatan Pembelajaran 3 dasar atau landasan koordinasi gerak kasar (gross skill) dan melibatkan gerak otot besar. Jenis-jenis lokomotor. Dalam kaitan ini, lokomotor dapat dibagi dalam empat bagian besar, yaitu : (1). lokomotor pada kedua kaki, misalnya berlari, hop, melompat, skip, berderap dan gerakan- gerakan tarian, dll. Untuk membuat variasi pada gerak di atas, bisa dilakukan dengan merubah arahnya, merubah jalurnya, merubah tingkat ketinggiannya, serta merubah iramanya, termasuk tempat gerakan dilakukan, apakah di lantai atau di atas alat tertentu (2) lokomotor dalam posisi bertumpu, misalnya gerakan-gerakan lokomotor menirukan gerakan-gerakan binatang seperti ulat ukur, anjing, gajah, buaya, kepiting, dll, serta (3) gerak lokomotor bertumpu di atas alat senam seperti palang sejajar dan kuda pelana. (4) gerak lokomotor dalam posisi menggantung, misalnya naik tambang, menggantung di palang sejajar sambil bergerak, dsb. Lokomotor yang lain, misalnya roll depan atau roll belakang sebagai contoh putaran, loncat-loncat dengan tangan maupun dengan kaki. Contoh gerakan lokomotor dalam senam adalah berguling ke depan, Gerakan berguling ini merupakan gerakan atau teknik dasar dari semua gerakan senam. b. Gerak Dasar Nonlokomotor (Non locomotor skills) Keterampilan nonlokomotor disebut juga keterampilan stabilitas (stability skill), didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan dengan gerakan yang memerlukan dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak memerlukan penyangga sama sekali atau gerak tidak berpindah tempat, misalnya gerakan berbelok-belok, menekuk, mengayun, bergoyang. Kemampuan melaksanakan keterampilan ini paralel dengan penguasaan keterampilan lokomotor. Pesenam yang sedang dalam posisi non lokomotor adalah pesenam yang sedang dalam posisi seimbang atau statis. Pada saat demikian, titik pusat berat tubuhnya sedang tidak bergerak. Yang dimaksud posisi statis adalah posisi tubuh yang dibuat oleh semua posisi bertahan atau diam yang sangat umum dalam senam. Posisi ini biasanya dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu bertumpu (support), menggantung (hang), dan keseimbangan (Balance). Contoh gerakan non lokomotor terlihat pada gambar. 92

199 c. Gerak Dasar Manipulaif (Manipulative skills) PJOK SMP KK B Keterampilan manipulatif didefinisikan sebagai keterampilan yang melibatkan pengendalian atau kontrol terhadap objek tertentu, terutama dengan menggunakan tangan atau kaki. Ada dua klasifikasi keterampilan manipulatif, yaitu (1) keterampilan reseptif (receptive skil); dan (2) keterampilan propulsif (propulsive skill). Keterampilan reseptif melibatkan gerakan menerima objek, misalnya menangkap, menjerat, sedangkan keterampilan propulsif bercirikan dengan suatu kegiatan yang membutuhkan gaya atau tenaga pada objek tertentu, misalnya melempar, memukul, menendang. walaupun sebagian besar keterampilan manipulatif menggunakan tangan dan kaki, tetapi bagian-bagian tubuh yang lain juga dapat digunakan. Manipulasi terhadap objek tertentu mengarah pada koordinasi mata-tangan dan matakaki yang lebih baik, terutama penting untuk gerakan-gerakan yang mengikuti jalan atau alur (tracking) pada tempat terentu. Keterampilan manipulatif merupakan dasar-dasar dari berbagai keterampilan permainan (game skill). Gerakan yang memerlukan tenaga, seperti melempar, memukul, dan menendang dan gerakan menerima objek, seperti menangkap merupakan keterampilan yang penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan berbagai jenis bola. Gerakan melambungkan atau mengarahkan objek yang melayang, seperti bola voli merupakan bentuk keterampilan manipulatif lain yang sangat penting. Kontrol terhadap suatu objek yang dilakukan secara terus menerus, seperti menggunakan tongkat atau simpai juga merupakan aktivitas manipulatif. Secara skema pola gerak dasar bisa digambarkan sebagai berikut: Gerak Dasar Gerak Stabilitas Gerak Lokomotor Gerak Manipulasi Membungkuk Berjalan Melempar Meregang Memutar Berlari Meloncat Menangkap Menendang 93

200 Kegiatan Pembelajaran 3 Mengayun Handstand Memutar tubuh Mendarat Berhenti Mengelak Keseimbangan Dll Melompat Melayang Meluncur Berjingkrak Memanjat Dll Menjerat/menjebak Menyerang Memvoli Melambung Memelanting Bergulir Menggelinding menyepak 5. Keterampilan Dasar Senam a. Guling Depan. Sikap awal atau posisi awal suatu gerakan sangat penting karena akan menentukan benar dan tidaknya suatu gerakan, begitu juga dalam melakukan gerakan berguling ke depan, berikut adalah sikap awal yang harus dilakukan sebelum melakukan gerakan berguling ke depan : 1) Jongkok dengan sempurna. 2) Letakkan ketiak tepat diatas lutut. 3) Kedua lengan lurus ke depan. 4) Letakkan kedua telapak tangan di atas matras dengan jari-jari terbuka. Setelah mengetahui dan memahami sikap awal diatas maka selanjutnya, diberikan latihan bagian per bagian sebelum melakukan rangkaian gerakan berguling ke depan. 1) Latihan menggulingkan badan dengan bulat Pada tahap latihan ini diawali dengan posisi jongkok, kedua kaki rapat, kedua tumit diangkat, kedua lutut ditekuk, badan dibulatkan, kedua tangan memeluk lutut, dagu rapat pada dada. Gerakan selanjutnya adalah gulingkan badan ke belakang, dengan cara menjatuhkan kedua tumit lebih dulu ke matras/permadani, meyusur ke pinggul, pinggang, punggung, dan berakhir pada pundak, kemudian cepat jongkok kembali. Pada waktu berguling maupun jongkok kembali, badan tetap bulat, kedua tangan tetap memeluk lutut, dan dagu tetap rapat ke dada. 2) Latihan mengangkat pinggul dan memindahkan berat badan 94

201 PJOK SMP KK B Seperti posisi latihan sebelumnya, untuk latihan ini posisi awal masih sama yaitu jongkok, kedua kaki rapat, kedua tumit diangkat, kedua lutut ditekuk. Kedua telapak tangan diletakkan pada matras, dengan kedua lengan sejajar bahu. Pandangan ke depan. Setelah itu dilanjutkan dengan meluruskan kedua lutut, angkat pinggul ke atas hingga seluruh kaki lurus dan tumit terangkat. Kemudian, pindahkan/dorongkan badan ke depan, hingga berat badan berada pada kedua belah tangan, kepala mengikuti gerakan badan, mata melihat ujung kaki. Pertahankan sikap ini selama 8 10 detik (antara 8 10 hitungan). Lakukan latihan ini berulang-ulang, hingga kedua tangan benar-benar dapat menahan berat badan. Apabila kedua tangan itu sudah benar-benar dapat menahan berat badan, maka latihan dilanjutkan dengan membengkokkan kedua siku ke samping. 3) Latihan meletakkan pundak Untuk latihan ini sama seperti latihan mengangkat pinggul, hanya kedua kaki dibuka, Kemudian angkat pinggul ke atas hingga kedua kaki lurus, dan tumit terangkat. Setelah itu dorong badan ke depan, hingga berat badan berada pada kedua tangan. Kemudian, bengkokkan siku ke samping, masukkan kepala di antara dua tangan dan usahakan sampai pundak seluruhnya kena pada matras. Kemudian, kembali ke sikap permulaan lagi. Lakukan latihan ini secara berulang-ulang hingga dapat meletakkan pundak pada matras dengan lebih lancar, dengan demikian kepala tidak akan kena pada matras. Bila badan berguling, segera lipat kedua lutut, hingga badan berbentuk bulat. 4) Rangkaian gerakan berguling ke depan secara keseluruhan Untuk melakukan gerakan berguling ke depan langkah pertama adalah jongkok, kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua tumit diangkat, lengan lurus dengan telapak tangan diletakkan di matras, dengan posisi telapak tangan atau jari-jari terbuka, ini dimaksudkan untuk meminimalisir atau mencegah cedera pada pergelangan tangan, pandangan ke depan. Gerakannya: Angkat panggul ke atas hingga kedua kaki lurus, pandangan ke belakang, dorong badan pelan-pelan ke depan, bersamaan dengan membongkokkan kedua siku ke samping, masukkan kepala di antara 2 95

202 Kegiatan Pembelajaran 3 tangan hingga pundak seluruhnya kena pada matras. Pada saat seluruh pundak kena matras, badan segera didorong ke depan dengan kedua lutut dilipat, dan kedua tangan segera memeluk lutut. 5) Sikap Akhir Berguling Ke Depan Posisi akhir dari rangkaian gerakan berguling ke depan adalah: a) Kembali pada posisi jongkok. b) Kedua tangan memeluk lutut. c) Pandangan lurus ke depan. d) Setelah posisi badan stabil dilanjutkan dengan berdiri dan kedua tangan lurus keatas. e) Berdiri sempurna. a) Guling Belakang Guling ke belakang (back roll) adalah menggelundung ke belakang, posisi badan tetap harus membulat yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditundukkan sampai dagu melekat di dada. Gerakan guling ke belakang dapat dilakukan dengan cara guling ke belakang dengan sikap jongkok. 1) Cara melakukan gerakan guling belakang adalah sebagai berikut. (a) Sikap awal dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat. (b) Kepala ditundukkan kemudian kaki menolak ke belakang. (c) Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segera dilipat ke samping telinga dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak. (d) Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala, dengan dibantu oleh kedua tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di atas matras, ke sikap jongkok. 2) Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat guling belakang Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan guling belakang adalah sebagai berikut; (a) Sikap tubuh kurang bulat, sehingga keseimbangan tubuh kurang baik saat mengguling ke belakang. 96

203 PJOK SMP KK B (b) Salah satu tangan yang menumpu kurang kuat atau bukan telapak tangan yang digunakan untuk menumpu di atas matras. (c) Tangan yang digunakan untuk menolak kurang kuat, sehingga tidak bisa mengguling ke belakang. (d) Kepala menoleh ke samping, akibatnya posisi mengguling tidak sempurna (menyamping). (e) Mendarat dengan menggunakan lutut, sehingga keseimbangan tidak terjaga dan oleng 3) Cara memberi bantuan guling belakang Cara memberi bantuan gerakan guling belakang adalah sebagai berikut. (a) Menopang dan mendorong pinggang ke arah guling (ke belakang) dan membawanya ke arah guling. (b) Mengangkat panggul peserta didik dan membawanya ke arah guling. 6. Penilaian Aktivitas Senam Penilaian untuk aktivitas senam ini saudara dapat melihat contoh penilaian yang ada pada kegiatan pembelajaran 2 tentang aktivitas air, dan itu bisa dijadikan rujukan dalam melakukan penilaian untuk aktivitas senam. Saudara diharapkan dapat mencoba melakukan penilaian untuk kegiatan pembelajaran 3 ini yaitu aktivitas senam dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Menentukan kompetensi dasar berdasarkan permendikbud no 24 tahun 2016 yang berkaitan dengan kompetensi dasar mata pelajaran PJOK b) Menentukan indikator sesuai kompetensi dasar yang sudah ditentukan c) Membuat kisi-kisi soal d) Membuat soal baik untuk pengetahuan maupun keterampilannya Dari kegiatan ini diharapkan tumbuh dalam diri saudara rasa tanggung jawab, percaya diri dan mau bekerja keras dalam mencari informasi untuk menyelasaikan semua tugas yang diberikan, selain nanti harus mengerjakan sejumlah lembar kerja. 97

204 Kegiatan Pembelajaran 3 D. Aktivitas Pembelajaran Diskusikan berbagai permasalahan yang berkenaan dengan pembelajaran aktivitas senam dengan tahapan yang dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Saudara dipersilahkan menyimak penjelasan tujuan dan skenario pembelajaran dari Fasilitator. a. Salinlah berkas (file) lembar kerja/work sheet (LK) tentang penyusunan tujuan pembelajaran untuk ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan b. Kerjakanlah LK tersebut sesuai dengan langkah kerja yang disarankan! c. Lakukan pemaparan hasil kerja Saudara di depan kelas, diskusikan, dan lakukan perbaikan sesuai dengan hasil diskusi dan saran dari Fasilitator! d. Saudara akan dinilai oleh Fasilitator selama proses dan di akhir pembelajaran. e. Saudara dipersilahkan menyimak penguatan yang diampaikan oleh Fasilitator. f. Internalisasi nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam kegiatan ini diantaranya sikap mandiri. Mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain. g. Tuliskan refleksi setelah saudara mengerjakan LK tersebut, sesuai dengan format yang sudah disediakan. 98

205 PJOK SMP KK B Berikut adalah lembar kerja 04 (LK-04) yang harus Saudara selesaikan pada pembelajaran lanjutan jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh atau On jika pelatihan dilakukan dengan pola in on in. Saudara diminta untuk bekerja secara perorangan, sehingga tumbuh nilai kemandirian, integritas, serta bertanggung jawab atas pekerjaaan yang harus diselesaikan. LK 04 LK-04 Analisis Materi Pembelajaran Aktivitas Senam 1. Bekerjalah secara perorangan! 2. Pilihlah salah satu materi pada lingkup pembelajaran aktivitas senam 3. Sediakanlah Kompetensi Dasar (KD) setiap kelas! dan pelajari bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi! 4. Pilihlah KD pembelajaran aktivitas air dari kelas XI sampai dengan XIII, kemudian lakukan analisis materi tersebut! 5. Tuliskanlah hasil analisis yang Saudara lakukan pada format berikut! KD KD Aktivitas Senam kelas VII KD... KD... KD Aktivitas Senam kelas VIII KD... KD... KD Aktivitas Senam kelas IX KD... KD... Pembelajaran Aktivitas Senam Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pembelajaran (Terperinci) Cocokkanlah hasil kerja kelompok Saudara dengan dokumen yang tersedia, dan lakukan perbaikan jika terjadi ketidaksesuaian! Refleksi: Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai, kemandirian, tanggung jawab, dan integritas! 1. Mandiri Tanggung jawab Kerja keras

206 Kegiatan Pembelajaran 3 E. Latihan / Kasus / Tugas 1. Gerakan meroda, salto ke depan dan belakang termasuk rangkaian dalam senam... A. Ritmik B. Ketangkasan C. Prestasi D. Alat 2. Pada waktu melakukan gerakan senam lantai berguling ke depan, bagian untuk pertama kali kena matras adalah... A. Kepala B. Tengkuk C. Pundak D. Punggung 3. Pada waktu melakukan gerakan salto ke depan, salah satu unsur fisik dominan yang dibutuhkan saat badan berputar di udara adalah... A. Kekuatan B. Kelentukan C. Kecepatan D. Kekuatan dan kelentukan 4. Bloom dan kawan-kawan mengklasifikasi tujuan pendidikan menjadi 3 domain afektif, kognitif, psikomotor. Di bawah ini yang termasuk katagori domain afektif adalah. A. Aplikasi B. Pengetahuan C. Pemahaman D. Konsep diri 5. Sehubungan dengan perumusan tujuan pengajaran, kita simak contoh berikut : Peserta didik dapat mendemontrasikan 4 cara melakukan guling ke depan. Sehubungan dengan tujuan pengajaran tersebut materi pembelajaran yang tepat adalah... A. Senam ketangkasan B. Aktifitas ritmik C. Aktifitas senam 100

207 PJOK SMP KK B D. Senam lantai(artistik) 6. Fungsi utama indikator dalam silabus adalah... A. Untuk merumuskan materi pokok B. Untuk merumuskan bentuk dan jenis penilaian C. Untuk menetapkan alokasi waktu D. Untuk menentukan sumber belajar 7. Dalam penerapan pola gerak dasar dalam pembelajaran penjasorkes agar peserta didik lebih mudah menguasai tugas gerak yang diberikan guru, maka... A. Penyampaian materi dari yang mudah menuju yang sulit B. Guru selalu mendemontrasikan tugas gerak C. Memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak D. Guru Memperhatikan kemampuan awal peserta didik 8. Dalam pembelajaran Penjasorkes di sekolah hendaknya lebih menekankan pada kemampuan gerak dasar anak, adapun kemampuan gerak dasar yang dimaksud adalah... A. Lokomotor, non lokomotor, manipulatif B. Jalan, lari, lompat, loncat dan lempar C. Kognitif, asosiatif dan otomatis D. Lempar-tangkap, jalan-lari, lompat-loncat 101

208 Kegiatan Pembelajaran 3 F. Rangkuman Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 tahun 2016 mengatur tentang bagaimana menentukan KI dan KD pada tiap-tiap materi pembelajaran. Untuk aktivitas senam sendiri di Sekolah Menengah Pertama sudah mulai pada gerakan spesifik senam lantai dan diajarkan rangkaian gerak sederhana. Salah satu contoh materi yang diajarkan adalah materi rangkaian gerak guling dpan dan guling belakang. Pengajaran senam, termasuk di dalamnya senam lantai, sangat menuntut kerja fisik dan mental. Beban ini biasanya meningkat manakala mengajarkan dan memperkenalkan keterampilan baru, terutama gerakan yang kompleks. Hal ini membutuhkan kerja keras dalam kegiatan pembelajarannya, di samping usaha dari pihak guru peserta didikpun harus banyak berusaha mengulang-ulang gerakan dimaksud agar dapat menguasainya. Dalam pembelajaran aktivitas senam berguling adalah dasar dari sekian banyak gerakan dan teknik dalam senam, tanpa dasar yang kuat maka semuanya tidak akan menjadi bagus, untuk mendapatkan rangkaian gerakan senam yang baik maka teknik dasar berguling harus benar-benar dipahami oleh seluruh peserta didik. 102

209 G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut PJOK SMP KK B Setelah mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran, maka diharapkan anda memiliki pondasi wawasan yang utuh mengenai materi yang telah disampaikan sesuai kompetensi yang diharapkan. Hal tersebut dapat dapat dilihat dari kebenaran dalam menjawab soal yang telah diberikan. Jika anda masih mengalami kendala dalam menjawab soal sebaiknya melakukan telaah ulang secara mendalam atas materi. Untuk menunjang proses pemahaman dan praktik pembuatan program tahunan, program semester, silabus, dan rencana pelaksanan pembelajaran anda didapat melakukan melalui internet reseaarch. Setelah mempelajari berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi secara konsep mengenai aktivitas senam sebagai materi pembelajaran, konsep perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, serta bagaimana konsep tersebut diejawantahkan dalam bentuk keterampilan (penguasaan gerak dasar) dan dalam praktik pembelajaran. 103

210

211 Kegiatan Pembelajaran 4 Landasan Yuridis Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatann Manfaatan dan Pelaporan Hasil Penilaian PJOK SMP KK B A. Tujuan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran 4 (empat) ini. Saudara diharapkan dapat melakukan analisis landasan yuridis kompetensi mata pelajaran PJOK sesuai kebijakan yang berlaku dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama penguatan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran. B. Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menganalisis Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang SKL 2. Menganalisis Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi 3. Menunjukkan sikap kemandirian 4. Menunjukkan sikap tanggung jawab 5. Menunjukkan sikap kerja keras C. Uraian Materi 1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian. a. Perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan adalah: konstruksi holistik, didukung oleh semua materi atau mapel, terintegrasi secara vertikal maupun horizontal. 105

212 Kegiatan Pembelajaran 4 b. Perubahan Kurikulum 2013 pada materi pembelajaran dikembangkan berbasis kompetensi sehingga memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan, kemudian mengakomodasi konten lokal, nasional, dan internasional. c. Perubahan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran mencakup: a) berorientasi pada karakteristik kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. Untuk SD: tematik terpadu; untuk SMP: tematik terpadu untuk IPA dan IPS, serta mapel;untuk SMA: tematik dan Mapel; c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based Learning. d. Perubahan Kurikulum 2013 pada penilaian mencakup penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, rapor memuat penilaian deskripsi kualitatif tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan. 2. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 106

213 PJOK SMP KK B Penetapan pendekatan kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi apa yang hendak dibentuk, dibangun, dan diberdayakan dalam diri peserta didik sebagai jaminan yang akan mereka capai setelah menyelesaikan pendidikannya pada satuan pendidikan tertentu. Pendekatan kompetensi lulusan menekankan pada kemampuan holistik yang harus dimiliki setiap peserta didik. Hal itu akan membawa implikasi terhadap apa yang seharusnya dipelajari oleh setiap individu peserta didik, bagaimana cara mengajarkan, dan kapan diajarkannya. Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan elemen-elemen yang harus dicapai dapat dilihat dalam tabel berikut ini. SD/MI/SDLB/ Paket A Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2. berkarakter, jujur, dan peduli, 3. bertanggungjawab, 4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara. SMP/MTs/SMPLB/ Paket B RUM USA Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2. berkarakter, jujur, dan peduli, 3. bertanggungjawab, 4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional. SMA/MA/SMALB/ Paket C Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2. berkarakter, jujur, dan peduli, 3. bertanggungjawab, 4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional. 107

214 Kegiatan Pembelajaran 4 Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/ SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/ SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan sebagai berikut Dimensi Pengetahuan SD/MI/SDLB/ Paket A Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar berkenaan dengan: 1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi, 3. seni, dan 4. budaya. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara. SMP/MTs/SMPLB/ Paket B RU MU Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berkenaan dengan: 1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi, 3. seni, dan 4. budaya. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional. SMA/MA/SMALB/ Pak et C Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan: 1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi, 3. seni, 4. budaya, dan 5. humaniora. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, 108

215 PJOK SMP KK B Istilah pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif pada masingmasing satuan pendidikan dijelaskan pada matriks berikut: PENJELASAN SD/MI/SDLB/ Paket A SMP/MTs/SMPLB/ Paket B SMA/MA/SMALB/ Paket C Faktual Pengetahuan dasar berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara. Pengetahuan teknis dan spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional. Pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional. Konseptual Terminologi/ Terminologi/ istilah Terminologi/ istilah dan istilah yang dan klasifikasi, klasifikasi, kategori, digunakan, kategori, prinsip, prinsip, generalisasi, klasifikasi, generalisasi dan teori, teori,model, dan struktur kategori, prinsip, yang digunakan terkait yang digunakan terkait dan generalisasi dengan pengetahuan dengan pengetahuan berkenaan teknis dan teknis dan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam masyarakat dan lingkungan alam bangsa, negara, dan kawasan regional sekitar, bangsa, negara, kawasan 109

216 Kegiatan Pembelajaran 4 PENJELASAN SD/MI/SDLB/ Paket A SMP/MTs/SMPLB/ Paket B SMA/MA/SMALB/ Paket C Prosedural Pengetahuan tentang cara Pengetahuan tentang cara Pengetahuan tentang cara melakukan melakukan melakukan sesuatu sesuatu atau kegiatan sesuatu atau atau kegiatan yang yang terkait dengan kegiatan yang terkait dengan pengetahuan teknis, berkenaan dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, ilmu pengetahuan, spesifik, algoritma, metode, dan kriteria teknologi, seni, metode tingkat untuk menentukan dan budaya terkait sederhana berkenaan prosedur yang sesuai dengan diri sendiri, dengan ilmu berkenaan dengan ilmu keluarga, sekolah, pengetahuan, pengetahuan, teknologi, masyarakat dan teknologi, seni, dan seni,dan budaya, terkait lingkungan budaya terkait dengan masyarakat dan alam sekitar, dengan masyarakat lingkungan alam sekitar, bangsa dan dan lingkungan alam bangsa, negara, negara. sekitar, bangsa, kawasan regional, dan negara, dan internasional. Metakognitif Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan menggunakanny a dalam mempelajari ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam kawasan regional Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis dan spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional. Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis, detail, spesifik, kompleks, kontekstual dan kondisional berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan sekitar, bangsa internasional 110

217 Dimensi Keterampilan PJOK SMP KK B SD/MI/SDLB/ Paket A Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis, 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6. komunikatif melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan tahap perkembangan anak yang relevan dengan tugas yang diberikan 3. Standar Isi SMP/MTs/SMPLB/ Paket B RUMUSAN Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis, 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6. komunikatif melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri SMA/MA/SMALB/ Paket C Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis, 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6. komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus dipenuhi atau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran. Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan yang berbeda. Sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, 111

218 Kegiatan Pembelajaran 4 dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas- aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi Standar Isi. Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan. Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi yang berjenjang. Selain itu Tingkat Kompetensi juga memperhatikan tingkat kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan pendidikan, dan keterpaduan antar jenjang yang relevan. Untuk menjamin keberlanjutan antar jenjang, Tingkat Kompetensi dimulai dari Tingkat Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini. Uraian Kompetensi Inti untuk SMP disajiakan dalam table berikut: KOMPETENSI INTI Sikap Spritual Sikap Sosial DESKRIPSI KOMPETENSI 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku: a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. percaya diri, e. peduli, dan f. bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional. 112

219 PJOK SMP KK B Pengetahuan Keterampilan 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang: a. ilmu pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan 4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. kreatif b. produktif, c. kritis, d. mandiri, e. kolaboratif, dan f. komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yangdipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori. Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan Kompetensi inti menggunakan notasi berikut ini. 1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual. 2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial. 3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan. 4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. D. Aktivitas Pembelajaran Untuk memahami dan mampu melaksanakan seluruh isi di dalam modul peserta diklat diharapkan membaca secara seksama, menelaah informasi tambahan yang diberikan oleh fasilitator, serta menggali lebih dalam informasi yang diberikan melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta upaya 113

220 Kegiatan Pembelajaran 4 lain yang relevan. Setelah itu mencoba mengerjakan latihan-latihan untuk mengukur kompetensi yang sudah dimiliki. Selanjutnya saudara diminta untuk mengerjakan LK 05 terkait dengan analisis KD dan KD sesuai dengan permendikbud No 24 tahun Dalam kegiatan ini saudara diharapkan dapat mengintegrasikan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter antara lain kemandirin, kerja keras, dan tanggung jawab dalam melaksanakan setiap aktivitas pembelajaran. Berikut adalah LK 05 yang harus saudara selesaikan! LK 05. Analisis keterkaitan KI dan KD dengan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Materi Pembelajaran Langkah Kegiatan: 1. Siapkan dokumen kurikulum KI KD (Permendikbud no 24 tahun 2016) 2. Rumuskan indikator pencapaian kompetensi ( IPK) hasil penjabaran KD tersebut, cantumkan pada kolom yang tersedia 3. Tentukan materi/topik pembelajaran yang sesuai dengan KD dan rumusan indikator Mata Pelajaran Kelas : : Semester : Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pembelajaran Topik/Subtopik 114

221 E. Latihan / Kasus / Tugas PJOK SMP KK B 1. Jelaskan pemahaman saudara tentang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah Apa yang Saudara telah pahami dan peroleh setelah membaca dan menyimak paparan elemen perubahan kurikulum 2013? Apa pengaruh dan manfaat penguasaan konsep kurikulum 2013 terhadap peran, tugas dan fungsi Saudara sebagai guru PJOK di sekolah?

222 Kegiatan Pembelajaran 4 F. Rangkuman Mengingat pentingnya pemahaman tentang Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia sesuai tentang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, maka tuntutan guru penjas terutama pada sekolah dasar harus benar-benar paham dan mengerti kemudian mempraktikkan dalam pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dalam satuan pendidikan yang lebih tinggi (SMP, SMA) yang sudah mulai intens dengan pembelajaran penerapan teknik dasar dalam pemainan dan olahraga tergantung dari entry behavior dari peserta didik, jika ada kasus rendahnya penguasaan gerak dasar pada jenjang SMP atau SMA, ini berarti kurang berhasilnya tujuan yang dicapai pada tingkat sekolah dasar, dan ini akan berdampak pada target yang dicapai pada pembelajaran pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Setelah mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran, maka diharapkan anda memiliki pondasi wawasan yang utuh mengenai materi yang telah disampaikan sesuai kompetensi yang diharapkan. Hal tersebut dapat dapat dilihat dari kebenaran dalam menjawab soal yang telah diberikan. Jika Saudara masih mengalami kendala dalam menjawab soal sebaiknya melakukan telaah ulang secara mendalam atas materi. 116

223 Kunci Jawaban PJOK SMP KK B Kegiatan Pembelajaran No. Soal Jawaban Kegiatan Pembelajaran No. Soal Jawaban 1. A 1. A 2. B 2. C 3. C 3. C 4. D 4. D Kegiatan Pembelajaran 1 5. A Kegiatan 5. C 6. D Pembelajaran 2 6. D 7. C 7. D 8. B 8. B 9. D 9. B 10. C 10. C 1. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 3 1. B 2. C 3. C 4. A 5. A 6. B 7. D 8. A 2. Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 4 a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 yang ditetapkan pada tanggal 7 Juni 2016 dan diundangkan pada 29 Juni 2016 menyebutkan bahwa Kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah mencakup Sekolah Dasar/Madrasah 117

224 Kunci Jawaban Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK). Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu, kecuali untuk mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri untuk kelas IV, V, dan VI. b. Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian. 1) Perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan adalah: konstruksi holistik, didukung oleh semua materi atau mapel, terintegrasi secara vertikal maupun horizontal. 2) Perubahan Kurikulum 2013 pada materi pembelajaran dikembangkan berbasis kompetensi sehingga memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan, kemudian mengakomodasi konten lokal, nasional, dan internasional. 3) Perubahan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran mencakup: a) berorientasi pada karakteristik kompetensi b) menggunakan pendekatan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. Untuk SD: tematik terpadu; untuk SMP: tematik terpadu untuk IPA dan IPS, serta mapel;untuk SMA: tematik dan Mapel; c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based Learning. 4) Perubahan Kurikulum 2013 pada penilaian mencakup penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, rapor memuat penilaian deskripsi kualitatif tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan. c. Mempengaruhi keefektifan pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah-sekolah termasuk perbaikan kurikulum, peningkatan kemampuan guru, penyediaan lapangan dan fasilitasnya 118

225 Evaluasi PJOK SMP KK B Pilihlah jawaban yang paling tepat pada soal di bawah ini! 1. Sehat atau tidaknya suatu lingkungan dapat ditentukan oleh faktor... A. alam sekitar B. manusia C. habitat ketempat D. penduduk sekitar 2. Dalam kehidupannya, manusia tidak pernah bebas dari kontak dan interaksi dengan berbagai macam bibit penyakit. Dari berbagai kontaknya tersebut, tidak semua orang bisa langsung jatuh sakit. Hal ini disebabkan oleh... A. tingkat kebugaran jasmani yang baik B. tingkat daya tahan tubuh yang baik C. faktor bawaan manusia D. kekebalan tubuh secara alami 3. Segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia serta masyarakat di sekitarnya... A. lingkungan hidup B. lingkungan fisik C. lingkungan biologis D. lingkungan hidup ekonomis 4. Hal yang perlu dilakukan sebagai upaya penanggulangan kesehatan lingkungan adalah... A. menanggulangi masalah pencemaran B. memberantas sumber penyakit C. mencegah sumber-sumber penyakit D. menanggulangi pencemaran dan memberantas sumber penyakit 5. Zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit, tetapi penting untuk mempertahankan gizi yang normal dan hanya dapat diperoleh dari makanan adalah... A. lemak B. protein C. karbohidrat 119

226 Evaluasi D. vitamin 6. Berikut termasuk hal yang penting dalam pembelajaran aktivitas air sebelum dilakukan belajar renang gaya, kecuali... A. pengenalan air B. kontrol pernafasan C. renang lengkap D. masuk kolam 7. Alat-alat yang dominan digunakan dalam aktivitas air termasuk di bawah ini, kecuali... A. Kacamata renang B. Papan luncur C. Barbel D. Pelampung kaki 8. Berenang gaya bebas/crawl dengan posisi telungkup sambil meluncur rileks, maka akan nampak secara berurutan pola gerakan... A. pernafasan, koordinasi tangan-kaki, gerakan mengayun kaki, dan gerakan mengayuh tangan B. koordinasi tangan-kaki, gerakan mengayun kaki, gerakan mengayuh tangan, pernafasan C. gerakan tangan, gerakan kaki, pernafasan, koordinasi tangan-kaki, dan D. gerakan mengayun kaki, gerakan mengayuh tangan, koordinasi tangankaki, dan pernafasan. 9. Satu siklus (cycle) lengkap renang gaya dada dalam perlombaan adalah... A. dua tendangan kaki satu tarikan tangan pada kejadian itu bagian kepala harus harus memecah permukaan air. B. satu tarikan tangan satu tendangan kaki pada kejadian itu bagian kepala harus harus memecah permukaan air. C. satu tendangan kaki satu tarikan tangan. D. satu tarikan tangan satu tendangan kaki. 10. Kesalahan yang sering dilakukan dalam gerakan kaki renang gaya dada adalah... A. gerakan dorongan menggunakan telapak kaki. B. gerakan membuka kaki dibatasi selebar bahu. C. gerakan dorongan menggunakan punggung kaki 120

227 D. tekuk pergelangan kaki dan putar telapak kaki keluar. PJOK SMP KK B 11. Gerakan meroda, salto ke depan dan belakang termasuk rangkaian dalam senam... A. Ritmik B. Ketangkasan C. Prestasi D. Alat 12. Pada waktu melakukan gerakan senam lantai berguling ke depan, bagian untuk pertama kali kena matras adalah... A. Kepala B. Tengkuk C. Pundak D. Punggung 13. Pada waktu melakukan gerakan salto ke depan, salah satu unsur fisik dominan yang dibutuhkan saat badan berputar di udara adalah... A. Kekuatan B. Kelentukan C. Kecepatan D. Kekuatan dan kelentukan 14. Komponen standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam silabus... A. Disesuaikan dengan urutan yang ada pada contoh BSNP B. Boleh dimodifikasi sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah C. Disesuaikan dengan urutan yang ada pada contoh silabus Pusat Kurikulum D. Dijadikan sebagai dasar bagi pengembangan komponen silabus lainnya 15. Dalam menentukan SKL haaraus adanya keseimbangan antara soft skill dan hard skill yang meliputi:... A. Kompetensi sosial, keterampilan, dan pengetahuan B. Kompetensi sikap, keterampilan, dan gerakan C. Kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan D. Kompetensi spiritual, keterampilan, dan pengetahuan 16. Pada jenjang SD yang harus lebih dominan dikenalkan adalah... A. Attitude B. Skill C. Keterampilan D. Pengetahuan umum 17. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan harus berdasarkan

228 Evaluasi A. SK B. KI C. SKKD D. KD 18. Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Hal ini merupakan penilaian dilihat dari prinsip... A. realibitas B. menyeluruh C. obyektif D. mendidik 19. Penilaian hasil belajar Penjasorkes sebaiknya harus menggunakan ranah... A. kognitif B. afektif C. psikomotor D. kognitif, afektif, psikomotor 20. Strategi komunikasi guru yang efektif ada di bawah ini, KECUALI... A. Menarik perhatian peserta didik B. Berbicara secara lantang C. Menyampaikan orientasi pembelajaran D. Presentasi yang runtut 21. Sebelum mulai bicara, hendaknya guru memastikan... A. Peserta didik tidak mengantuk B. Kehadiran peserta didik C. Peserta didik berada dalam jarak yang deka dengan guru D. Peralatan tersedia 22. Untuk materi yang sulit ditangkap peserta didik, guru harus... A. Meminta wali peserta didik memberi les tambahan B. Memberi pekerjaan rumah C. Mengulang kembali materi tersebut D. Mengganti dengan materi lain 23. Komunikasi guru akan efektif jika peserta didik... A. Tenang 122

229 PJOK SMP KK B B. Siap menerima informasi/instruksi C. Berbaris D. Sudah sarapan pagi 24. Tujuan utama menyampaikan orientasi pembelajaran adalah... A. Cara mengajar guru menjadi nampak lebih bagus B. Mengarahkan peserta didik C. Membuat cara mengajar guru menjadi lebih mudah D. Peserta didik akan merasa nyaman jika mengetahui apa yang akan dilakukan 25. Agar peserta didik dapat menggunakan materi baru secara lebih efektif, guru seyogyanya mengkomunikasikan... A. Materi yang pernah dipelajari sebelumnya B. Bagaimana peserta didik nanti akan dites C. Buku yang akan digunakan D. Materi secara pelan-pelan 123

230

231 Penutup PJOK SMP KK B Modul Diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Kelompok Kompetensi B ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sepuluh modul lainnya dalam Diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Perluasan wawasan dan pengetahuan Saudara berkenaan dengan substansi materi ini penting dilakukan, baik melalui kajian buku, jurnal, maupun penerbitan lain yang relevan. Di samping itu, penggunaan sarana perpustakaan, media internet, serta sumber belajar lainnya merupakan wahana yang efektif bagi upaya perluasan tersebut. Demikian pula dengan berbagai kasus yang muncul dalam penyelenggaraan pembelajaran PJOK, baik berdasarkan hasil pengamatan maupun dialog dengan praktisi pendidikan PJOK akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan Saudara. Dalam tataran praktis, mengimplementasikan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperolah setelah mempelajari modul ini, penting dan mendesak untuk dilakukan. Melalui langkah ini, kebermaknaan materi yang dipelajarai akan sangat dirasakan oleh Saudara. Di samping itu, tahapan penguasaan kompetensi Saudara sebagai guru PJOK secara bertahap dapat diperoleh. Pada akhirnya, keberhasilan Saudara dalam mempelajari modul ini tergantung pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen Saudara dalam mempelajari dan mempraktekan materi yang disajikan. Modul ini hanyalah merupakan salah satu bentuk stimulasi bagi Saudara untuk mempelajari lebih lanjut substansi materi yang disajikan serta penguasaan kompetensi lainnya. 125

232

233 Daftar Pustaka PJOK SMP KK B David G. Thomas, MS, 1996, Renang Tingkat Pemula, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2003, Renang Tingkat Mahir, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Entjang, Indan. (1993). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Hendromartono, Soejoko. (1992). Renang. Jakarta : Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Kemendikbud, Peraturan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan N0. 20 Tahun 2016 tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta Balitbang, 2016 Peraturan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan N0. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasa dan Menengah, Jakarta Balitbang, 2016 Peraturan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan N0. 23 Tahun 2016 tentang Standar Proses Dikdasmen, Jakarta Balitbang, 2016 Peraturan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan N0. 24 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian, Jakarta Balitbang, 2016 Kuntaraf, Jonathan. (1992). Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung : Percetakan Advent Indonesia. Linn, R.L., dan Gronlund, N.E. (1995). Measurement and Assessment in Teaching. New Jersey: Prentice Hall. Muhajir. (2004). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Untuk SD. Jakarta : PT. Erlangga., (2006). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Untuk SMP. Jakarta : PT. Yudhistira. Mukhtar, Martinis Yamin, Metode Pembelajaran yang Berhasil, Jakarta: P.T. Sesama Mitra Sukses, 2003 Murni, Muhammad. (2005). Renang. Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Oemar Hamalik, Pendidikan Guru: Berdasar Pendekatan Kompetensi, Jakarta: P.T BUMI AKSARA, 2002 Popham, W.J. (1995) Classroom Assessment, What Teachers Need to Know. Boston: Allyn & Bacon. Suherman, Adang dan Suryatna, Ermat. (2004). Renang Kompetitif Alternatif untuk SLTP. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat 127

234 Daftar Pustaka Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga Sukintaka, Teori Penjas: Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan, Bandung: Nuansa, 2001tentang Kurikulum 2013 Tim penyusunan Bahan Ajar. (2010). Buku Bahan Ajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Bogor : PPPPTK Penjas & BK. Tim Penyusun, Modul Guru Pembelajar (2015), Pengembangan Materi PHS, Aktivitas Air, dan Senam, PPPPTK Penjas dan BK istirahat yang cukup rabu/21/10/ macam penyakit tidak menular /sabtu/17/10/ istirahat yang cukup untuk.html.rabu 21/10/ khasiat manfaat.com/artikel/manfaat berenang bagi kesehatan tubuh-kita./sabtu16/10/

235 Glosarium 1. Lingkungan adalah suatu tempat yang didiami oleh sekelompok orang yang berinteraksi sama sama lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 2. Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia serta masyarakat di sekitarnya. 3. Pengenalan aktivitas air adalah suatu bentuk latihan dasar sebelum peserta didik diajarkan masing-masing gaya renang 4. Pes merupakan penyakit yang akut dengan gejala-gejala yang sangat berat. 5. Protein adalah zat gizi yang mengandung nitrogen (N), karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) 6. Protein sempurna : yaitu protein yang mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap macam dan jumlahnya. 7. Protein tidak sempurna : yaitu protein yang tidak atau sangat sedikit mengandung salah satu atau lebih asam-asam amino esensial. 8. Protein kurang sempurna : protein ini tidak dapat menjamin pertumbuhan, akan tetapi cukup untuk mempertahankan jaringan yang ada. 9. Vitamin adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit, tetapi penting untuk mempertahan-kan gizi yang normal dan hanya dapat diperoleh dari makanan. 10. WHO merupakan organisasi kesehatan sedunia

236

237

238

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS AWAL KELOMPOK KOMPETENSI H DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI C PROFESIONAL: PROGRAM BIMBINGAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK: PENILAIAN

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI KELOMPOK KOMPETENSI I DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI C

KELOMPOK KOMPETENSI C MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik

Lebih terperinci

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1 Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1 Dasar Hukum Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI DAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI I PEDAGOGIK:

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI H PEDAGOGIK: PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK BAB VIII PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN GURU

MATERI PELATIHAN GURU MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP KEMENTERIAN AGAMA 2013 i Diterbitkan oleh: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI D PEDAGOGIK: KURIKULUM

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK: PERANCANGAN PEMBELAJARAN YANG

Lebih terperinci

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI G PROFESIONAL : PENILAIAN DALAM BK Direktorat

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI F PEDAGOGIK: RANCANGAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SENI TEATER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI E

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI I

KELOMPOK KOMPETENSI I MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL ` KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI PTK PROFESIONAL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN MELALUI TINDAKAN REFLEKTIF

PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI PTK PROFESIONAL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN MELALUI TINDAKAN REFLEKTIF MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN TINDAK LANJUTNYA MELALUI

Lebih terperinci

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN Mata pelajaran : Gambar Teknik Kelas/Semester : XI / 2 Materi Pokok/Topik : Pengenalan Tanda Dan Letak Hasil Gambar

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK: REFLEKSI DAN PTK DALAM

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) IPS SMP KK J i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J

PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J PERANGKAT MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SD AWAL KELOMPOK KOMPETENSI J DIREKTORRAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI C PEDAGOGIK:

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN SEKOLAH DASAR (SD) KELOMPOK KOMPETENSI B

GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN SEKOLAH DASAR (SD) KELOMPOK KOMPETENSI B GURU PEMBELAJAR MODUL PELATIHAN GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN SEKOLAH DASAR (SD) KELOMPOK KOMPETENSI B PEDAGOGIK PENGEMBANGAN KURIKULUM 1 DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) i MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI A PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK PESERTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat disepanjang kehidupan, melalui berbagai upaya yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masuk pada era globalisasi yang menuntut adanya perubahan di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI E

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI E MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS TINGGI TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI E PEDAGOGIK: PENILAIAN PROSES DAN HASIL

Lebih terperinci

LAPORAN MENGIKUTI PELATIHAN KURIKULUM 2013

LAPORAN MENGIKUTI PELATIHAN KURIKULUM 2013 LAPORAN MENGIKUTI PELATIHAN KURIKULUM 2013 A. PENDAHULUAN secara bertahap dan terbatas telah dilaksanakan pada tahun 2013 di 6.326 sekolah, mulai jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Pada Tahun 2014 Kementerian

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013

MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013 Kode Kuesioner Tanggal Lokasi Kota : : - -2014 : MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013 Satuan Pendidikan SD SMP SMA SMK (tandai salah satu) A. DATA RESPONDEN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

PLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR

PLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR PLPG CEPI SAFRUDDIN ABD. JABAR ELEMEN PERUBAHAN SKL terstruktur dalam: SKL Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar SKL Menyeimbangkan kognitif, afektif, dan psikomotor Kompetensi inti mengikat kompetensi-kompetensi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA MATERI :. KELAS 10/11/12 MA SEMESTER GANJIL/GENAP

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA MATERI :. KELAS 10/11/12 MA SEMESTER GANJIL/GENAP PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK PADA MATERI :. KELAS 10/11/12 MA SEMESTER GANJIL/GENAP Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Ujian Tengah Semester pada Mata Kuliah Pembelajaran Akidah

Lebih terperinci

MODUL PEMBINAAN KARIER GURU

MODUL PEMBINAAN KARIER GURU MODUL PEMBINAAN KARIER GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI J PEDAGOGIK PENGEMBANGAN POTENSI DAN MODIFIKASI

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengembangan Diri Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Publikasi Ilmiah Karya InovaLf Kedudukan Program Pengembangan

Lebih terperinci

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO Click to edit Master title style PP 32 Tahun 2013 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Permendikbud

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar

Buku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar i ii DESKRIPSI SINGKAT BUKU PEGANGAN PEMBEKALAN ADMIN GURU PEMBELAJAR Buku pegangan ini disusun untuk membantu admin dalam melakukan persiapan dan mendukung kelancaran Guru Pembelajar (GP). Diharapkan

Lebih terperinci

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN GURU

MATERI PELATIHAN GURU MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMP/MTs SENI BUDAYA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013 Seni Budaya - SMP i Diterbitkan oleh: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN GURU

MATERI PELATIHAN GURU MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMP BAHASA INGGRIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013 Pendahuluan i Diterbitkan oleh: Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP

Kata Sambutan. Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

Kata Sambutan. Jakarta, Maret 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP

Kata Sambutan. Jakarta, Maret 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK

STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK DR. IMRAN AKHMAD, M.PD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BIOLOGI SMA TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS Dr. Yeni Hendriani, M.Si. Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara terpadu. Penilaian pada kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP PANDUAN PENGEMBANGAN RPP 1. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN

Lebih terperinci

KIMIA SMA TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Kelompok Kompetensi

KIMIA SMA TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Kelompok Kompetensi MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN KIMIA SMA TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER Kelompok Kompetensi F PEDAGOGIK Penilaian Proses dan Hasil Belajar Dr. Poppy Kamalia Devi, M.Pd. PROFESIONAL

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK DR. IMRAN AKHMAD, M.PD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015 DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA Degi Alrinda Agustina Prodi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 2017

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 2017 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 2017 Struktur Modul Tatap Muka Kegiatan pelatihan 60 JP atau 100 JP dilaksanakan secara tatap muka antara peserta dan Instruktur Nasional (IN) sebagai fasilitator.

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG MATA PELAJARAN PEDAGOGI

SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG MATA PELAJARAN PEDAGOGI SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG MATA PELAJARAN PEDAGOGI Kurikulum 13 Penulis: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si Penelaah: Prof. Dr. rer. nat. Sadjidan, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) UU No. 14/2005 (UUGD) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

Lebih terperinci

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN Dr. Marzuki marzukiwafi@yahoo.co.id UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 13 May 2015 1 Pendahuluan Pendidikan harus dikelola dengan baik dan benar agar

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 MANAJEMEN PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Kurikulum 2013 MANAJEMEN PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Kurikulum 2013 MANAJEMEN PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ELEMEN PERUBAHAN Standar Kompetensi Lulusan Standar Proses Elemen Perubahan Standar Isi Standar Penilaian 8/30/2016 DRAFT 2 ELEMEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI B PEDAGOGIK: TEORI

Lebih terperinci

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013

UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) TAILOR MADE PELAKSANAAN PLPG PSG RAYON 107 UNIVERSITAS LAMPUNG UNIT PENJAMINAN MUTU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 Panitia Sertifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) BAB I PENDAHULUAN Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B) rumusan masalah, (C) tujuan penelitian, (D) manfaat penelitian, (E) definisi operasional. Berikut ini merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto, S (2006: 58) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JENJANG SMA/SMK Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Pengembangan Soal USBN Kelompok Kompetensi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN GURU

MATERI PELATIHAN GURU MATERI PELATIHAN GURU IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMP/MTs ILMU PENGETAHUAN ALAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013 i Diterbitkan oleh: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI B PEDAGOGIK: TEORI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan mampu mempercedaskan kehidupan bangsa. Seperti yang diamanatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati 93 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses pengembangan pendidikan pada saat ini. Kegiatan evaluasi pendidikan menempati posisi penting

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berbasis Karakter sesuai Kurikulum 2013 Oleh Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) UKD Lampung Mengapa

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK:

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK

Lebih terperinci

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan GURU PEMBELAJAR Budi Kusumawati Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan PROGRAM PENGEMBANGAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (RPJMN 2015 2019) Sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Bangsa akan menjadi maju jika pendidikan diperhatikan dengan serius oleh para pemegang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan istilah PTK. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada hakikatnya merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan

Lebih terperinci

PROFESIONAL PENGUASAAN DAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA

PROFESIONAL PENGUASAAN DAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN SOAL KELOMPOK KOMPETENSI A PEDAGOGIK: KARAKTERISTIK & PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut saling berkaitan

Lebih terperinci

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SEJARAH KELAS VII SMP NEGERI 1 MALANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 JURNAL OLEH YENI

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI D MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI D MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN SEKOLAH DASAR (SD) KELAS AWAL TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER KELOMPOK KOMPETENSI D PEDAGOGIK: METODOLOGI PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR Penulis: Dr.

Lebih terperinci