BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
|
|
- Suharto Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) khususnya di industri perbankan dibutuhkan sebuah bank nasional yang besar, kuat, kompeten, maju, dan mampu bersaing untuk menghadapi bankbank Asia yang akan masuk ke Indonesia pada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang. Untuk itu, rencana akuisisi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau disingkat BTN oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk atau disingkat Bank Mandiri dinilai sangat bagus untuk kemajuan industri perbankan nasional kedepannya. Hal tersebut dikarenakan kedua bank ini dinilai sangat bersinergi dengan cukup baik. Peluang akuisisi cukup besar jika dilihat dari dana yang dimiliki oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sekitar Rp Triliun dengan memiliki jaringan luas serta permodalan yang kuat. Sedangkan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk kuat dalam sektor kepemilikan rumah (KPR) dengan komposisi saham 60,14% dimiliki oleh pemerintah, 25,45% dimiliki oleh pihak asing dan sisanya 14,41% dimiliki oleh perseorangan, masyarakat dan lain-lain. Menurut Meilani (2014), Pemerintah melalui Kementerian Badan Umum Milik Negara (BUMN) berencana melepas kepemilikan sahamnya di 1
2 2 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk disebut sebagai calon kuat untuk mengakuisisi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Alasan rencana akuisisi tersebut adalah karena BTN selama ini memiliki kapasitas kecil dalam membiayai pembangunan perumahan rakyat, hampir setiap tahunnya BTN kekurangan biaya untuk 1,5 juta unit rumah (backlog). Berdasarkan rapat internal BUMN akhirnya diputuskan Bank Mandiri yang mengakuisisi BTN. Pertumbuhan perusahaan dapat dilakukan secara organik maupun anorganik. Pertumbuhan organik adalah pertumbuhan perusahaan secara normal dengan cara menghasilkan laba kemudian laba tersebut ditahan (retained earning) atau disetorkan menjadi setoran modal. Pertumbuhan seperti ini memerlukan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan pertumbuhan anorganik. Pertumbuhan anorganik adalah pertumbuhan suatu perusahaan dengan melakukan merger atau akuisisi perusahaan lain sehingga perusahaan hasil merger atau akuisisi menjadi lebih besar dibandingkan dengan perusahaan asalnya. Hariyani (2011:5), akuisisi merupakan suatu pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Akuisisi adalah bentuk pengambilalihan kepemilikan perusahaan oleh pihak pengakuisisi (acquirer), sehingga akan mengakibatkan berpindahnya kendali atas perusahaan yang diambil alih (acquirer) tersebut. Perusahaan yang diambil alih sahamnya badan hukumnya tidak menjadi bubar
3 3 atau berakhir, akan tetapi hanya terjadi beralihnya pengendalian saja. Alasan perusahaan melakukan akuisisi adalah untuk meningkatkan nilai suatu kombinasi bisnis yang bersangkutan, meningkatkan economic scale sebagai akibat konsentrasi usaha, dan mendapatkan keuntungan lebih serta nilai tambah. Falatehan (2011:14), menyatakan bahwa Bank Mandiri sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia dalam hal aset pada akhir tahun 2010 mendapatkan tantangan baru yakni secara aset bank tersebut akan dilampaui oleh salah satu pesaingnya yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. untuk itu Bank Mandiri perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk tetap mempertahankan predikat sebagai bank terbesar. Salah satu langkah yang dilakukan adalah penjajakan atau mengakuisisi bank kelas menengah, yaitu bank dengan aset antara Rp. 10 Triliun sampai dengan Rp. 20 Triliun, salah satunya adalah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Ada sisi positif dan negatifnya tentang rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri. Penyatuan kedua Bank BUMN tersebut merupakan upaya efisiensi industri perbankan nasional. Selain efisiensi, akusisi BTN oleh Bank Mandiri memberikan dampak positif yaitu memperkuat industri perbankan domestik. Namun, sisi negatifnya adalah dikhawatrikan BTN tidak lagi fokus dalam pembiayaan bidang perumahan, terutama untuk kalangan menengah kebawah dan akan terbawa ke bisnis inti Bank Mandiri dan harus mengikuti
4 4 Visi dan Misi bank tersebut salah satunya adalah core dari Bank Mandiri adalah kredit korporasi. Terdapat 4 (empat) alasan perlunya BTN diakuisisi oleh Bank Mandiri. Pertama, gagasan akuisisi kedua Bank BUMN tersebut sangat bagus untuk kemajuan Indonesia. Kedua, BTN harus dibesarkan agar bisa memiliki kemampuan membangun perumahan rakyat yang memadai. Ketiga, Indonesia sudah waktunya memiliki bank yang lebih besar dari Bank Malaysia dan negara lain di ASEAN. Keempat, perusahan-perusahaan di Indonesia semakin besar sehingga memerlukan Bank yang besar. Kalau perusahaan di Indonesia semakin besar dan berkembang sedangkan Bank Nasional tidak berkembang maka hanya Bank-bank asinglah yang akan merajalela menguasai Perbankan Nasional. Akuisisi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk diperkirakan dapat mengatasi kekurangan hunian rumah serta memiliki posisi yang strategis untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi Rakyat Indonesia khususnya bagi kalangan menengah kebawah. Namun, hingga kondisi saat ini BTN tidak mampu untuk membiayai kebutuhan rumah yang semakin besar yang disertai dengan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah hal ini dikarenakan modal dan pendanaan yang terbatas serta ruang pembiayaan KPR kian mengecil. Saat ini, modal BTN sekitar Rp. 11, 5 Triliun dengan loan to deposit lebih dari 104 persen sedangkan lebih dari 55 persen adalah dana pihak ketiga
5 5 (DPK) merupakan dana mahal sehingga tingkat suku bunga KPR menjadi sangat mahal. Jika modal BTN diperkuat dengan memperoleh sumber pendanaan yang besar sehingga dapat mendukung pemerintah menyediakan perumahan bagi masyarakat. Rencana akusisi BTN oleh Bank Mandiri akan menjadi solusi dan tidak akan mengubah struktur di internal BTN sendiri serta tidak ada karyawan yang akan kehilangan pekerjaannya. Berdasarkan sensus perumahan tahun 2010, kekurangan pasokan (backlog) perumahan sudah mencapai 13,6 juta unit. Dengan asumsi kebutuhan rumah pertahun 800 ribu unit dan haya 400 ribu unit yang mampu dibiayai, maka 20 tahun kedepan akan terjadi backlog perumahan mencapai 21,6 juta rumah Selain itu, konsolidasi perbankan sangat dibutuhkan untuk memperkuat daya saing bank nasional dalam menghadapi persaingan dengan bank asing, baik di pasar domestik maupun internasional. Penguatan bank BUMN melalui konsolidasi bank-bank BUMN juga sangat dibutuhkan untuk menjadi lokomotif penggerak ekonomi nasional. Konsolidasi BTN dan Bank Mandiri dianggap sebagai momentum yang tepat untuk melahirkan bank yang besar, kuat, dan memiliki daya saing untuk berbagai segmen pasar. Dengan menjadi anak perusahaan Bank Mandiri yang didukung oleh permodalan yang kuat, pendanaan yang besar serta jaringan yang luas, BTN nantinya akan memiliki ruang untuk bisa berkembang dan memaksimalkan potensi pasar perumahan yang semakin besar juga.
6 6 Rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri merupakan opsi terbaik jika dilihat dari konteks yang lebih luas yaitu sebagai aksi korporasi dalam rangka memperluas pangsa pasar Mandiri ke sektor pembiayan perumahan serta rencana makro konsolidasi perbankan nasional untuk memperkuat industri perbankan nasional dari sisi permodalan dan asset bersaing dengan bank-bank dari Malaysia, Thailand, Vietnam dan Singapura meskipun tidak bisa menyaingi bank dari Singapura, setidaknya sudah cukup untuk mengimbangi penetrasi perbankan asing tersebut pasca implementasi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 mendatang dan liberalisasi perbankan ASEAN tahun Rencana akusisi kedua Bank BUMN tersebut harus melalui tahapan dan prosedur yang berlaku yakni melalui Komite Privatisasi beranggotakan Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Menteri BUMN yang diketuai oleh Presiden Republik Indonesia. Selanjutnya, meminta persetujuan juga kepada DPR RI yaitu Komisi VI dan Komisi XI. Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. IX.G.I. terdapat empat persyaratan utama yang harus dipenuhi oleh emiten atau perusahaan publik dalam hal akan melakukan akuisi yaitu : 1) Direksi dan komisaris wajib membuat pernyataan bahwa kegiatan penggabungan usaha/peleburan usaha dilakukan dengan memperhatikan kepentingan perseorangan, pemegang saham, persaingan usaha yang sehat dan karyawan;
7 7 2) Pernyataan tersebut harus didukung oleh pihak independen; 3) Perusahaan publik atau emiten wajib menyampaikan pernyataan penggabungan usaha atau peleburan usaha yang berisi rancangan penggabungan usaha maupun peleburan usaha; 4) Adanya pesetujuan rapat umum pemegang saham emiten/perusahaan publik. Butir (1), (3) dan (4) di atas belum dilaksanakan, yakni menungu pesetujuan dari Komite Privatisasi. Dengan adanya rencana akuisisi tersebut, saham BTN melonjak hingga 11 persen ke posisi Rp1.405 per saham pada tanggal 16 April 2014, sedangkan Mandiri berada diposisi Rp per saham pada tanggal 17 April Oleh karena itu, rencana akuisisi memiliki pengaruh terhadap harga saham baik itu BTN maupun Mandiri. Dalam proses rencana pengambilalihan atau akuisisi BTN oleh Bank Mandiri harus memperhitungkan harga wajar saham untuk kedua perusahaan, baik yang mengambil alih ataupun yang akan diambil alih. Penilaian harga wajar saham ini penting mengingat dua perusahaan BUMN tersebut merupakan perusahaan terbuka yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat. Harga saham merupakan cerminan tingkat keberhasilan pengelolaan perusahaan. Perubahan harga saham akan menimbulkan keuntungan maupun kerugian. Saat rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri disampaikan ke publik, maka investor maupun pemegang saham di luar pemerintah harus mampu menganalisis harga saham, salah satunya adalah dengan melakukan
8 8 penilaian (valuasi) saham. Penilaian harga wajar saham ini diperlukan agar dapat mengetahui nilai wajar saham kedua Bank BUMN tersebut apakah overvalued (mahal) yakni jika harga pasarnya berada diatas harga wajar sahamnya, undervalued (murah) jika harga pasarnya berada dibawah harga wajar sahamnya, dan normal jika harga pasarnya sama dengan harga wajar saham, sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat apakah menjual, membeli ataupun menahan saham tersebut. Sebagai contoh akusisi adalah kasus pengambilalihan PT. Astra Seadaya Finance (ASF) oleh PT. Bank Permata Tbk (BNLI) melalui perjanjian pengambilan bagian saham, telah mengakuisisi 237,6 juta saham baru atau 24,999 persen dari total saham yang dikeluarkan atau sebesar Rp. 2,19 Triliun. Untuk mendanai transaksi tersebut, perseroan telah melakukan penawaran umum terbatas VI (Rights Issue) dan menerbitkan obligasi subordinasi (Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Permata Tahap I Tahun 2013) yang diselesaikan pada awal Selain itu, proses pengambilalihan PT. Bank Agro Tbk (AGRO) oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), pemegang saham BBRI telah merestui akuisisi saham PT. Bank Agro Tbk tersebut sebesar 88,65% dari total saham AGRO dengan harga Rp. 109 per lembar dan dana yang dikeluarkan sebanyak Rp. 330 Miliar. Persetujuan tersebut dituangkan dalam bentuk penandatanganan akta akusisi saham pada tanggal 3 Maret 2011 oleh PT. Bank BRI Tbk.
9 9 Contoh akuisisi lainnya, yaitu akuisisi PT. Semen Tanosa (Persero) dan PT. Semen Padang (Persero) oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, yang menyebabkan perluasan jaluran pemasaran meliputi daerah Sumatera serta Indonesia Bagian Tengah (WITA) dan Indonesia Bagian Timur (WIT), sehingga PT. Semen Gresik (Persero) Tbk menjadi satu-satunya produsen semen di Indonesia yang memiliki tiga merek dagang terkenal, jaringan distribusi nasional, serta lokasi strategis yang tersebar di seluruh Indonesia. Tujuan dilakukannya akuisisi oleh perusahaan adalah untuk mendapatkan sinergi atau nilai tambah. Upaya sinergi ini merupakan kondisi dimana keadaan secara keseluruhan lebih besar daripada jumlah masingmasing bagian, sehingga dengan dilakukannya akuisisi sinergi dan nilai setelah akuisisi seharusnya melebihi jumlah nilai dari perusahaan secara terpisah sebelum akuisisi. Rencana akusisi BTN oleh Bank Mandiri akan memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap harga saham, yaitu bisa jadi harga sahamnya naik ataupun turun. Oleh karena itu, para investor maupun pemegang saham di luar pemerintah harus mengetahui harga wajar saham PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, untuk itu perlunya penilaian (valuasi) saham. Industri keuangan khususnya perbankan, memiliki karakteristik yang menarik dalam penilaian yaitu sulitnya dalam mendefinisikan reinvestment dimana perusahaan meminjam dana dari pihak ketiga (depositors) dan meminjamkan kembali dana tersebut kepada pihak
10 10 lain (borrowers), maka diperlukan pendekatan valuasi dengan menilai ekuitas dan pengukuran cash flow yang tidak membutuhkan estimasi reinvestment. Metode Free Cash Flow to Equity merupakan pilihan tepat, dan sebagai pembandingnya menggunakan metode Relative Valuation dengan melakukan pengukuran PER, PBV, dan P/S. Metode ini banyak digunakan oleh para investor karena kesederhanaan dan kemudahan dalam perhitungannya. Selain itu, valuasi saham selanjutnya adalah Gordon Growth Model yang mengasumsikan bahwa dividen meningkat pada tingkat yang konsisten untuk jangka waktu yang tidak terbatas, serta sering digunakan dalam melakukan valuasi saham perusahaan go public, dimana kedua Bank BUMN tersebut yakni BTN dan Mandiri adalah perusahaan go public. Dari penjelesan diatas penulis berminat untuk melakukan penelitian. dengan mengambil judul Penilaian Harga Wajar Saham Menjelang Akuisisi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.2 Identifikasi Masalah Rencana pengambilalihan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk diperlukan perhitungan yang jelas terhadap nilai perusahaan secara menyeluruh melalui harga per lembar sahamnya tujuannya adalah untuk mengetahui harga wajar saham kedua perusahaan BUMN tersebut. Dalam berinvestasi di saham tentunya
11 11 masyarakat atau calon investor dapat berekspektasi dalam meramalkan harga saham yang akan terbentuk di masa depan. Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah metode analisis yang dapat mendukung harapan investor. Yakni dengan cara melakukan perhitungan abnormal return, apakah ada perbedaan antara 2 hari sebelum dan sesudah adanya informasi tentang rencana akuisisi dan penilaian dengan cermat untuk meminimalkan resiko dan untuk menghindari kesalahan dalam membuat keputusan apakah saham yang diperdagangkan di pasar modal memiliki nilai yang wajar, dan juga apakah saham kedua perusahaan BUMN tersebut harganya terlalu murah (undervalued) atau terlalu mahal (overvalued). Oleh karena itu, diperlukan metode untuk menghitung abnormal return yakni dengan menggunakan market adjusted model dan menilai kewajaran harga saham dengan menggunakan metode Free Cash Flow to Equity, Relative Valuation, Gordon Growth Model. Dengan ke-3 (tiga) metode tersebut diharapkan akan diketahui berapa harga wajar saham PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.3 Rumusan Masalah Dalam menentukan harga wajar saham PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
12 12 1) Apakah terdapat perbedaan return saham PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sebelum dan sesudah adanya Informasi pengumuman Akuisisi? 2) Berapakah harga wajar saham PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dengan menggunakan metode Free Cash Flow to Equity, Raltive Valuation dan Gordon Growth Model? 3) Berapakah harga wajar saham PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan menggunakan metode Free Cash Flow to Equity, Raltive Valuation dan Gordon Growth Model? 1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan Maksud dan tujuan penelitian ini adalah : 1) Menganalisis perbedaan abnormal return antara 2 hari sebelum dan 2 hari sesudah adanya informasi pengumuman akuisisi; 2) Untuk mengetahui harga wajar saham PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk; 3) Untuk Mengetahui harga wajar saham PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk; 1.5 Manfaat dan Kegunaan Manfaat penulisan Karya Akhir ini adalah untuk dapat memberikan literatur tentang valuasi saham yang dapat dijadikan panduan bagi investor maupun pemegang saham suatu perusahaan terbuka atau calon investor dalam
13 13 menentukan nilai wajar suatu saham dan keputusan investasi serta dapat memberikan masukan dan evaluasi kepada pihak manajemen perusahaan untuk mengetahui nilai wajar saham perusahaan dalam melaksanakan kebijakan dan peningkatan kinerja perusahaan. Sedangkan untuk akademisi dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan penelitian kembali tentang penilaian harga wajar saham suatu perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tanggal 10 April 2014 PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah salah satu bank yang memiliki masalah
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha.
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Harga pasar saham merupakan cerminan dari kinerja keuangan sebuah perusahaan. Jika kinerja perusahaan meningkat maka hal ini akan diapresiasi oleh pasar dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia perbankan mengharuskan setiap bank melakukan langkahlangkah
BAB I PENDAHULUAN Persaingan dalam dunia perbankan mengharuskan setiap bank melakukan langkahlangkah manajemen untuk memperkuat modal perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Saat ini salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melaksanakan privatisasi Bank Tabungan Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia melaksanakan privatisasi Bank Tabungan Negara (Bank BTN), salah satu bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, melalui Initial Public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus, bertindak keluar untuk memperoleh penghasilan dengan cara memperdagangkan barang-barang,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat dan kompetitif, mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam industri maupun strategi keunggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk atau disingkat BRI, merupakan salah satu pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk atau disingkat BRI, merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi dalam dunia perekonomian nasional. Di Indonesia, PT. Bank Rakyat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlambatan ekonomi sepanjang tahun 2015 memberikan pengaruh tersendiri terhadap pertumbuhan beberapa sektor industri dalam negeri, tak terkecuali bagi sektor properti.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Bank sebagai lembaga keuangan yang berfungsi sebagai intermediasi untuk menghimpun
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A20110 TENTANG
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A20110 TENTANG PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) PT BANK AGRONIAGA, TBK OLEH PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) I. LATAR BELAKANG 1.1 Pada tanggal 13 Oktober 2010,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini dapat dipenuhi dengan pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahun 2012 merupakan tahun yang menggembirakan bagi Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2012 merupakan tahun yang menggembirakan bagi Indonesia. Kondisi perekonomian bangsa terus membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Perekonomian Indonesia tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan simbol
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana untuk mengembangkan bisnis dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar target pengembangan bisnis tercapai. Perolehan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika perusahaan tidak memiliki sumber dana internal yang mencukupi, pasar modal merupakan salah satu tempat bagi perusahaan mencari sumber dana alternatif selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bank, maka dituntut adanya pelaksanaan usaha yang berkaitan erat dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan terpenting dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latarbelakang. Dengan berkembang pesatnya industri telekomunikasi baik yang Global
BAB I PENGANTAR. Latarbelakang Dengan berkembang pesatnya industri telekomunikasi baik yang Global System for Mobil Communication (GSM) maupun Code Division Multiple Access (CDMA) masing-masing perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terakhir sejak 2000 sampai 2010 selain mengubah kepemilikan saham diharapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gelombang akuisisi perbankan yang melanda Indonesia selama dekade terakhir sejak 2000 sampai 2010 selain mengubah kepemilikan saham diharapkan akan memengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1913 dan kini telah menjadi salah satu perusahaan rokok terkemuka di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), selanjutnya disebut Sampoerna, berdiri pada tahun 1913 dan kini telah menjadi salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia. Sampoerna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan aktivitas yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan nilai atau jumlah sumber daya yang dimiliki saat ini untuk masa yang akan datang (Tandelilin,
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. dan penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012 melalui top-down analysis serta
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. per tanggal 15 Juli 2013 pasca Penawaran Umum Terbatas V, dan penerbitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal keuangan sebagai suatu upaya untuk menciptakan uang lebih banyak (the use of financial capital in
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dalam menentukan keputusan, pimpinan perusahaan dituntut untuk
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Dalam menentukan keputusan, pimpinan perusahaan dituntut untuk mengambil keputusan yang dapat memaksimalkan nilai perusahaannya. Di lain pihak, pimpinan juga dituntut
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengembangan usaha sangat diperlukan perusahaaan untuk dapat terus tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini seringkali menghadapi kendala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemegang saham (Maximization shareholder wealth) dalam bentuk peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Maximization shareholder wealth) dalam bentuk peningkatan nilai saham perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini bisnis di bidang jasa telekomunikasi telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini bisnis di bidang jasa telekomunikasi telah menjamur di Indonesia sehingga banyak bermunculan perusahaan yang bergerak dalam bidang ini.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR GRAFIK... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR GRAFIK.... viii DAFTAR LAMPIRAN.... ix I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Identifikasi Masalah. 6 1.3 Rumusan Masalah..
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah pendanaan dari dalam negeri maupun luar negeri. Dimana penghimpunan
Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Dalam melaksanakan pembangunan di berbagai aspek negara, diperlukan sebuah pendanaan dari dalam negeri maupun luar negeri. Dimana penghimpunan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu organisasi jasa yang mempunyai peranan penting dalam upaya pembangunan ekonomi nasional. Bank berperan sebagai lembaga intermediasi penyalur dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, dimana pasar modal berfungsi sebagai pendanaan usaha atau untuk mendapatkan dana dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Pakto 88), menjadi 240 bank pada tahun Sedangkan Bank
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Laporan Keuangan Bank CIMB Niaga Tahun 2006, 2007 Dan 2008... 83 Lampiran II : Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Bank CIMB Niaga Tahun 2006, 2007 dan 2008... 93 Lampiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinvestasi dalam bentuk investasi berwujud seperti emas, tanah ataupun rumah. Akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum pemilik dana mengenal saham, banyak pemilik dana lebih memilih berinvestasi dalam bentuk investasi berwujud seperti emas, tanah ataupun rumah. Akan tetapi muncul
Lebih terperinci2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 T
No.577, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LPS. Penanganan Bank Sistemik. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 16) PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Goyahnya perekonomian global, terutama di Amerika Serikat dan Eropa,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Goyahnya perekonomian global, terutama di Amerika Serikat dan Eropa, tidak menjadikan perekonomian Indonesia menjadi stagnan. Indonesia mampu bertahan dari gejolak
Lebih terperinci*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK
Copyright (C) 2000 BPHN PP 28/1999, MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK *36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH xi xi xii xii 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 8 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat persaingan antar perusahaan pun semakin tinggi dan pada akhirnya menjadi suatu tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi persaingan dunia usaha di Indonesia semakin ketat. Setiap perusahaan ditantang untuk dapat merancang strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar keuangan terbagi menjadi dua jenis segmen pasar yang berbeda yaitu pasar uang dan pasar modal dimana pasar uang merupakan pasar untuk efek utang jangka pendek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengukuran kinerja atau analisis kinerja keuangan perusahaan digunakan untuk mengevaluasi perubahan sumber daya yang ada dalam perusahaan sehingga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, semakin meningkatnya peran pasar modal di Indonesia, sehingga pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengawasan
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan. Gambar 1.1 Logo Perusahaan. Sumber: waskita.co.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber: waskita.co.id Didirikan pada 1 Januari 1961 Waskita Karya adalah salah satu BUMN terkemuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakibatkan dari pemberian ijin oleh pemerintah untuk memberikan Kredit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi pada tahun 2008 yang terjadi di Amerika Serikat, yang diakibatkan dari pemberian ijin oleh pemerintah untuk memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Lebih terperinciBERITA PERS. MPMX Bukukan Kenaikan Laba Bersih 41% dan Pendapatan 29% di Tahun 2013
BERITA PERS Dapat Diterbitkan Segera MPMX Bukukan Kenaikan Laba Bersih 41% dan Pendapatan 29% di Tahun 2013 Targetkan Kenaikan Pendapatan 20% 25% di 2014 JAKARTA, 16 Maret 2014 PT Mitra Pinasthika Mustika
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,
Lebih terperinciPT Trimegah Securities Tbk ( Perseroan )
K E T E R B U K A A N I N F O R M A S I Dalam Rangka Memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 2/POJK.04/2013 Sehubungan dengan Rencana Perseroan untuk Melakukan Pembelian Kembali Saham Perseroan (Buy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahun 2012 merupakan tahun yang penuh gejolak bagi perekonomian dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2012 merupakan tahun yang penuh gejolak bagi perekonomian dunia sebagai dampak dari krisis keuangan di kawasan Eropa, perekonomian global tumbuh melambat 3,2
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perdana yang dilakukan perusahaan yang hendak go-public. Saham adalah satuan
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Initial Public Offering (IPO) Menurut Hartono dan Ali (2002), IPO merupakan penawaran saham di pasar perdana yang dilakukan perusahaan yang hendak go-public.
Lebih terperinciBAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang penting di dalam perekonomian nasional, yang bersama-sama dengan pelaku ekonomi lain
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia, sepanjang tahun 2012, kinerja industri perbankan syariah nasional yang
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Indonesia yang dinamis beberapa tahun belakangan membawa dampak angin segar pada industri perbankan syariah. Berdasarkan data Laporan Perkembangan Perbankan
Lebih terperinciPENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10310
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10310 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT GENERAL ELECTRIC FINANCE INDONESIA OLEH PT BANK PERMATA Tbk. I. LATAR BELAKANG 1.1 Berdasarkan Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Sesuai dengan Pasal 33 UUD 45, Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan Pasal 33 UUD 45, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah salah satu penggerak utama perekonomian nasional disamping perusahaan swasta dan koperasi. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fragmentasi pasar telah menciptakan persaingan yang sangat ketat antarperusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini lingkungan bisnis mengalami perubahan yang cukup signifikan, seperti globalisasi, deregulasi, kemajuan ilmu teknologi komputer dan telekomunikasi, serta fragmentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian menciptakan berbagai kebutuhan baru untuk mampu berkembang ataupun bertahan pada kondisi yang memiliki persaingan tinggi. Perusahaan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki nilai pasar yang ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap saham tersebut (Hartono 2009:
Lebih terperinciBAB III KAJIAN PUSTAKA
BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Harga Saham Harga saham yang digunakan dalam melakukan transaksi dipasar modal merupakan harga yang terbentuk dari mekanisme pasar yaitu permintaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit. Seseorang dapat membeli rumah secara tunai apabila orang tersebut memiliki uang yang nilainya sama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mengindikasi kebutuhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mengindikasi kebutuhan penyedia jasa keuangan yang tinggi pula. Bank menjalankan operasionalnya dengan menghimpun dana masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia setiap tahun semakin menjadi-jadi, dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan terjadinya krisis ekonomi dan moneter di Indonesia sektor properti menjadi salah satu sektor yang paling parah menderita kerugian karena peristiwa tersebut.
Lebih terperinciBAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi, keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran penting untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pasar modal bagi perusahaan bagaikan lumbung dana yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya perekonomian di Indonesia, investasi dalam pasar modal pun turut mengalami perkembangan. Keberadaan pasar modal memiliki peran penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manufaktur merupakan sektor industri yang penting di lingkup perekonomian Indonesia, jumlah perusahaannya yang sangat besar dibagi menjadi sektor-sektor, salah
Lebih terperinciDasar Hukum Privatisasi
Dasar Hukum Privatisasi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Pasal 74 84) Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan (Persero)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis keuangan global yang terjadi di tahun 2008 harus diakui telah memberikan dampak negatif ke seluruh dunia dan juga berimbas buruk kepada perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Earning per Share (EPS), Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan investasi serta bank keuangan senior dan terbesar ke-4 di Amerika merupakan awal dari terjadinya krisis
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan
1 1. PENDAHULUAN 2. 2.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah lembaga
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini pasar modal memegang peranan penting bagi keberlangsungan perusahaan, baik perusahaan perbankan maupun perusahaan non bank. Munculnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Bank
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi atau perantara bagi masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara. Kinerja perbankan yang kuat akan menopang berbagai sektor ekonomi termasuk didalamnya sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif pendanaan dan investasi bagi masyarakat. menyebabkan pertumbuhan pasar modal melambat dan penundaan Initial Public
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam) dengan cara memperjualbelikan sekuritas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (www.sahamok.com).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1997 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari 56 emiten pada tahun 1989 menjadi 288 emiten pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa indikator ekonomi yang bisa mencerminkan tingkat kegiatan ekonomi di masyarakat. Salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1997 kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis yang hebat, yang berdampak pada semua aktivitas bisnis di sektor riil. Selama dua tiga tahun terakhir
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai analisis Kesehatan Bank terhadap Harga Saham pada Perbankan BUMN Go Public periode tahun 2007-2011,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Perkembangan ekonomi selalu dijadikan faktor yang paling penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap negara di dunia menjadikan perkembangan ekonomi sebagai target ekonomi. Perkembangan ekonomi selalu dijadikan faktor yang paling penting dalam keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang Termasuk dalam Industri Pertanian di BEI Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek studi dilakukan pada perusahaan go public yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI merupakan pusat transaksi capital market di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha merupakan salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan dengan usaha kecil menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin majunya peradaban masyarakat, pilihan investasi pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk
64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 LOGO PT. BANK CIMB NIAGA TBK. Sumber :www.cimbniaga.com
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di sektor keuangan subsektor perbankan milik swasta yang terdaftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:8/16/PBI/2006 mengenai Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia. Peraturan ini dikeluarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di tengah iklim dunia usaha yang kurang mendukung dewasa ini dan dengan semakin ketatnya persaingan baik di tingkat nasional, regional maupun internasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini persaingan usaha diantara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini persaingan usaha diantara perusahaan semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Sumber dari luar tidak mungkin selamanya diandalkan untuk pembangunan.
Lebih terperinciMATERI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA 2015 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Jakarta, 2 September 2015
MATERI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA 2015 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk Jakarta, 2 September 2015 Mata Acara 1. Perubahan Susunan Pengurus Perseroan. 2. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kegiatan privatisasi Badan Usaha Milik Negara atau disingkat BUMN menjadi isu yang sangat kontroversial. Privatisasi BUMN yang banyak dijalankan terutama di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Seiring pesatnya perkembangan dunia usaha dalam
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi, dimana pelaku usahanya baik individu maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan yang dibangun oleh pemilik modal bertujuan untuk menjalankan bisnis yang dapat memberikan return tertentu bagi pemilik modal. Dalam menjalankan bisnisnya,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pembinaan
Lebih terperinci