pakan -1 pakan dengan protokol pemberian 7 hari pakan yang ditambahkan
|
|
- Liana Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 77 PEMBAHASAN UMUM Budidaya udang vaname mendapat perhatian serius dari pemerintah Indonesia untuk dikembangkan. Udang ini diimpor ke Indonesia pada tahun 2000 dengan alasan untuk mengganti udang windu yang telah banyak terserang penyakit. Namun dalam perjalanan usaha ini yakni sejak tahun 2000 sampai sekarang, banyak petani udang menderita kerugian ekonomi yang cukup besar karena munculnya serangan penyakit terutama yang disebabkan oleh virus dan bakteri. WSSV telah menghancurkan banyak usaha budidaya sejak tahun 1992/1993, dan sejak tahun 2006, Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) telah ditemukan menginfeksi banyak usaha budidaya di Indonesia. Kedua penyakit virus ini belum dapat diatasi sampai sekarang. Beberapa strategi pencegahan penyakit yang telah diaplikasikan dalam budidaya udang meliputi penggunaan bakteri probiotik, SPR/SPF (specific pathogen resistance/specific pathogen free), dan biosekuriti. Banyak laporan telah membuktikan bahwa meskipun metoda-metoda ini mampu meningkatkan produksi namun penyakit terus terjadi secara berulang. Hal ini disebabkan suseptibilitas udang terhadap patogen berbeda-beda berdasarkan fase hidup, serta adanya mutasi genetik patogen dalam lingkungan budidaya. Sampai saat ini, antibiotik merupakan metoda yang paling banyak digunakan untuk pencegahan dan pengobatan, namun bahan ini telah diketahui dapat menyebabkan munculnya patogen kebal antibiotik (antibiotic-resistance pathogen) serta berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Peningkatan respon imun nonspesifik melalui penggunaan imunostimulan mungkin merupakan metoda yang paling efektif untuk mencegah terjadinya serangan penyakitpada udang yang dipelihara. Beberapa jenis imunostimulan telah terbukti dapat meningkatkan respon imun nonspesifik dan resistensi udang seperti beta glukan, lipopolisakarida, dan peptidoglikan. Nukleotida merupakan imunostimulan yang baru mulai diteliti penggunaannya bagi ikan. Pada udang, serangkaian penelitian telah dikerjakan untuk mengevaluasi peranan nukleotida sebagai imunostimulan dalam meningkatkan respon nonspesifik, resistensi dan pertumbuhan udang vaname.
2 78 Penelitian pertama mengevaluasi pengaruh dosis nukleotida dalam pakan terhadap respon imun nonspesifik, resistensi dan pertumbuhan udang vaname. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian oral nukleotida memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan total hemocyte count (THC) dan aktivitas PO udang setelah diberikan selama 4 minggu berturut-turut (p<0.01). THC tertinggi teramati pada udang yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida 300 mg.kg -1 pakan, kemudian 400 mg.kg -1 yang masing-masing mencapai 76% dan 73% lebih tinggi dari udang kontrol. Hal yang sama juga teramati pada nilai aktivitas PO dengan nilai >0.35 yang berati memiliki aktivitas tinggi (Gullian et al. 2004). Namun demikian, antara udang yang diberi pakan dengan suplementasi nukleotida 300 mg.kg -1 dan 400 mg.kg -1, kedua paramater imun ini tidak berbeda nyata. Nukleotida yang ditambahkan dalam pakan dapat meningkatkan hemosit udang sebab nukleotida merupakan nutrien semi esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbanyakan sel, termasuk sel-sel imun (Barnes 2006; Sajeevan et al. 2006). Nukleotida juga meningkatkan aktivitas PO udang,namun bagaimana proses peningkatan ini terjadi masih belum diketahui dan perlu diteliti secara lebih detil.menurut Li & Galtin (2006), nukleotida yang ditambahkan dalam pakan selain digunakan sebagai nutrien untuk proses-proses biosintesa, juga akan berfungsi dalam cell signaling. Dalam penelitian ini terlihat bahwa udang yang memiliki THC yang tinggi (perlakuan D dan E) juga memiliki aktivitas PO yang tinggi. Kondisi ini terjadi karena hemosit berperan dalam produksi dan pelepasan propo ke dalam hemolim (Sahoo et al. 2008; Morales et al. 2007). Dalam keadaan normal, jumlah hemosit yang tinggi akan diikuti pula oleh aktivitas PO yang tinggi. Nukleotida juga dapat meningkatkan resistensi udang vaname terhadap infeksi bakteri Vibrio. Setelah diuji-tantang dengan larutan bakteri Vibrio harveyi 1x10 6 cfu.udang -1, udang yang diberi pakan dengan penambahan nukleotida 400 mg.kg -1 pakan selama 4 minggu memiliki tingkat resistensi (diukur berdasarkan tingkat sintasan) tertinggi yakni 83.33±7.21%.Status kesehatan yang tinggi (THC dan aktivitas PO) mungkin mendukung tercapainya resistensi yang tinggi.
3 79 Sekalipun demikian, mekanisme imun mana yang paling penting bagi resistensi penyakit belum dapat ditetapkan. Menurut Rodrique & Le Moullac (2000), sampai saat ini belum ada model percobaan infeksi yang dapat memperlihatkan korelasi antara parameter-parameter imun dengan resistensi penyakit. Oleh karena, data sintasan udang yang dicapai setelah diuji-tantang dengan patogen dipakai sebagai ukuran resistensi udang terhadap penyakit. Pemberian nukleotida selama 4 minggu berturut-turut dapat meningkatkan pertumbuhan udang vaname. Pertumbuhan udang yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida 400 mg.kg -1 pakan berbeda nyata jika dibandingkan dengan udang kontrol maupun dengan perlakuan lainnya. Setelah 4 minggu pemberian pakan yang ditambahkan nukleotida, udang dengan berat awal 6 g dapat tumbuh mencapai berat 11.05±0.40 g dengan perolehan 5.05±0.40 g atau mencapai 50.75% lebih besar dari perolehan berat udang kontrol. Penambahan nukleotida dalam pakan akan meningkatkan napsu makan udang sehingga efisiensi dan pengambilan pakan meningkat. Hal ini terjadi karena beberapa nukleotida seperti IMP, AMP dan guanine merupakan feed enhancer yang dapat meningkatkan napsu makan udang. Dalam penelitian ini juga teramati bahwa pada dosis yang lebih tinggi (500 mg.kg -1 pakan), penambahan nukleotida tidak akan memacu pertumbuhan tetapi sebaliknya menekan pertumbuhan. Dapatlah disimpulkan bahwa penambahan nukleotida 400 mg.kg dan diberikan selama 4 minggu secara berlanjut dapat meningkatkan respon imun nonspesifik, resistensi serta pertumbuhan udang vaname. Hasil ini mengindikasikan bahwa penggunaan nukleotida sangat penting bagi manajemen kesehatan dalam budidaya udang. Penelitian kedua mencoba menetapkan lama waktu (protokol) pemberian pakan yang ditambahkan nukleotida yang dapat mengoptimalkan respon imun dan pertumbuhan udang vaname. Udang diberi pakan dengan penambahan nukleotida 400 mg.kg -1 pakan dengan protokol pemberian 7 hari pakan yang ditambahkan nukleotida dan 7 hari pakan standar secara bergantian selama 49 hari. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa pemberian pakan yang ditambahkan nukleotida dengan protokol yang ditetapkan tidak berpengaruh terhadap peningkatan -1 pakan
4 80 parameter imun maupun pertumbuhan udang vaname. Hal ini mungkin terjadi karena: 1) lama waktu pemberian nukleotida dalam percobaan ini mungkin belum cukup untuk dapat menghasilkan peningkatan imunitas dan pertumbuhan udang. Oleh karena itu maka penelitian dengan interval pemberian yang sama namun dengan waktu yang lebih panjang mungkin perlu dilakukan untuk mendapatkan protokol pemberian nukleotida yang efektif meningkatkan respon imun, resistensi, dan pertumbuhan udang vaname; 2)udang mungkin membutuhkan suplementasi nukleotida secara kontinyu untuk meningkatkan imunitas dan pertumbuhannya. Halini terlihat pada hasil penelitian pertama dimana pemberian nukleotida secara berlanjut selama 4 minggu mampu meningkatkan respon imun, resistensi dan pertumbuhan udang vaname. Penelitian ketiga membandingkan pengaruh suplementasiβ glukandan nukleotida dalam pakan terhadap respon imun nonspesifik, resistensi dan pertumbuhan udang vaname. THC meningkat secara signifikan pada udang yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida selama 4 minggu. THC udang yang diberi pakan yang ditambahkannukleotida meningkat mencapai 87% lebih banyak dari udang kontrol. Penambahan β glukan juga dapat meningkatkan THC meskipun tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan kontrol. Meningkatnya THC udang akibat pemberian oral nukleotida dan β glukan juga diikuti oleh meningkatnya aktivitas PO. Secara nyata, peningkatan aktivitas PO teramati pada udang yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida sedangkan pada udang yang diberi pakan dengan suplementasi β glukan, aktivitas PO udang meskipun meningkat namun jika dibandingkan dengan kontrol, nilai peningkatan yang terjadi tidak berbeda nyata. Dalam penelitian ini, nilai aktivitas PO udang, baik yang diberi suplementasi nukleotida maupun β glukan mencapai nilai >0.35, yang berarti memiliki aktivitas tinggi (high activity) sedangkan udang yang hanya diberi pakan standar memiliki aktivitas PO normal ( ). Beberapa laporan penelitian telah memperlihatkan bahwa pemberian oral β-glukan secara nyata meningkatkan respon imun nonspesifikbeberapa spesies udang seperti L. vannamei, P. monodon, Penaeus japonicus, dan M. rosenbergii. β-glukan yang ditambahkan dalam pakan akan mengikat molekul reseptor yang
5 81 terdapat pada permukaan sel-sel fagosit sehingga sel fagosit menjadi lebih aktif dalam melakukan fagositosis terhadap patogen atau partikel asing. Sel-sel fagosit selanjutnya mengeluarkan molekul-molekul signal (sitokin) yang merangsang pembentukan sel-sel hemosit yang baru. Dalam penelitian ini, β glukan yang diberikan secara oral tidak memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan THC dan aktivitas PO udang vaname. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi efikasi β glukan antara lain perbedaan sumber bahan yang digunakan, penanganan serta metoda ekstraksi yang digunakan. β glukan yang digunakan dalam penelitian ini diekstrak dari yeast S. cereviciae dengan metoda asam-basa (alkaline-acid method). Pemberian oral β glukan dan nukleotida secara nyata meningkatkan resistensi udang vaname terhadap infeksi vibrio. Dibandingkan dengan β-glukan, udang yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida memiliki sintasanlebih tinggi (79.17±7.22%) setelah diuji-tantang dengan bakteri Vibrio harveyi1 x 10 6 cfu -1.udang. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian tahap pertama dimana udang yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida 400 mg.kg -1 pakan selama 4 minggu dan diinfeksi dengan bakteri vibrio memiliki tingkat sintasan83.33±7.21%. Pada beberapa spesies ikan, penambahan nukleotida dalam pakan sudah terbukti mampu meningkatkan respon imun nonspesifik yang menghasilkan peningkatan resistensi terhadap penyakit. Dalam penelitian tahap ketiga ini, jelas terlihat bahwa THC dan nilai aktivitas PO tertinggi yang dicapai pada udang yang diberi pakan dengan suplementasi nukleotida menghasilkan resistensi yang tertinggi pula. β-glukan meningkatkan resistensi dengan cara meningkatkan aktivitasfagositosis dari sel-sel fagosit serta meningkatkan aktivitas PO untuk menjalankan proses melanisasi. Pemberian oral β glukan maupun nukleotida juga dapat meningkatkan pertumbuhan udang vanamedimanapertumbuhan yang lebih baik teramati pada udang yang diberi tambahan nukleotida. Setelah 4 minggu pemberian, udang dengan berat rata-rata 5.39±0.56g dapat tumbuh mencapai 10.12±0.57g dengan perolehan berat4.73±0.57g atau mencapai 65.38% lebih besar dari perolehan berat udang kontrol. Hasil ini dapat mengkonfirmasi hasil penelitian tahap pertama
6 82 dimana perolehan berat udang yang diberi suplementasi nukleotida selama 4 minggu mencapai 50.74% lebih besar dari kontrol. Peningkatan pertumbuhan terjadi karena nukleotida yang ditambahkan dalam pakan dapat meningkatkan napsu makan udang sehingga efisiensi dan pengambilan pakan meningkat. Penambahan β glukan juga berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan udang vaname. Beberapa laporan penelitian telah menunjukkan bahwa β glukandapat meningkatkan pertumbuhan beberapa spesies udang seperti Metapenaeus japonicus dan Litopenaeus vannamei, namun bagaimana mekanisme kerja bahan ini dalam meningkatkan pertumbuhan belum diketahui dengan jelas. Penelitian keempat bersifat demonstratif dengan maksud untuk mengaplikasikan nukleotida secara langsung dalam manajemen kesehatan budidaya udang vaname. Udang dalam penelitian ini dipelihara dalam dua rangkaian 3-hapa yang diletakkan dalam tambak dimana usaha pemeliharaan sedang berlangsung. Pada rangkaian Hapa I, udang diberi suplementasi nukleotida dalam pakan sedangkan pada rangkaian Hapa II, udang diberi pakan standar tanpa suplementasi nukleotida. Masing-masing hapa berukuran 2x1x1m dengan padat tebar 175 ekor/hapa. Sintasan antara udang yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida dan pakan standar tidak berbeda nyata, masing-masing sebesar 83.24±9.42% dan 81.71±3.56%. Kematian udang selama masa pemeliharaan terjadi disebabkan oleh adanya kanibalisme terhadap udang molting dan penyakit myo (Infectious Myonecrosis Virus, IMNV) namun jumlahnya tidak banyak. Myo merupakan penyakit baru yang dihadapi dalam budidaya udang di areal pertambakan Bakauheni dimana uji lapang ini dilaksanakan. Virus ini umumnya menyerang juvenil dan udang muda dimana perkembangan infeksinya berlangsung secara lambat (Lightner 2009b). Wabah myo tidak terjadi selama masa percobaan berlangsung sehingga sulit untuk menjelaskan pengaruh nukleotida terhadap sintasan udang percobaan. Pertumbuhan udang meningkat secara nyata setelah diberi pakan yang ditambahkan nukleotida 400 mg.kg -1 pakan selama 2 minggudan peningkatan
7 83 pertumbuhan terus berlanjut sampai minggu ke 4 pemberian pakan. Setelah 4 minggu pemeliharaan, udang dengan berat awal 4.5 g/ekor dapat tumbuh mencapai berat akhir 11.98±1.08 g jika diberi pakan yang ditambahkan nukleotida dan 10.01±1.36 g jika hanya diberi pakan standar. Udang yang dipelihara dalam tambak pada umur yang sama memiliki berat akhir rata-rata 8.93±0.21 g. Pada penelitian tahap pertama, pemberian nukleotida 400 mg.kg -1 pakan baru memperlihatkan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan setelah diberikan selama 4 minggu.dalam penelitian lapang ini, ditemukan bahwa pemberian nukleotida dengan dosis yang sama sudah memperlihatkan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan udang setelah 2 minggu pemberian. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh kondisi dan kualitas air tambak yang lebih baik dan segar, massa air yang lebih besar serta tersedianya ruang gerak yang lebih luas bagi udang. Faktor stresor eksternal juga sangat mempengaruhi pertumbuhan udang seperti penyiponan dan penggantian air, dan pemberian pakan. Perolehan berat udang yang diberi pakan dengan suplementasi nukleotida mencapai 7.48±1.08 g atau 35.75% lebih besar dari perolehan berat udang kontrol (5.51±1.36 g) dan 68.85% lebih besar dari perolehan berat udang yang dipelihara di tambak (4.43±0.21 g). Pertumbuhan harian rata-rata udang yang diberi suplementasi nukleotida mencapai 0.277±0.039 g dengan ratio konversi pakan (FCR) sebesar Pada udang yang diberi pakan standar, pertumbuhan harian rata-rata sebesar 0.204±0.049 g dengan FCR Hasil penelitian ini membuktikan bahwa nukleotida sangat potensial untuk diaplikasikan dalam manajemen kesehatan budidaya udang vaname. Namun demikian, harga nukleotida perlu dipertimbangkan sebab harga akan mempengaruhi biaya dan keuntungan produksi. Dalam penelitian ini, nukleotida yang digunakan adalah nukleotida murni (Sigma-Aldricht) dengan harga yang cukup mahal sehingga tidak memungkinkan untuk diaplikasikan secara langsung dalam usaha budidaya udang. Oleh karena itu, penggunaan sumber bahan alternatif yang lebih murah, mudah diperoleh dan mudah dicerna oleh udang perlu diteliti. Kebanyakan laporan penelitian tentang suplementasi nukleotida pada ikan menggunakan produk nukleotida komersil berupa ekstrak yeast seperti ascogen
8 84 dan optimun (Chemoforma Co., Switzerland) yang diperuntukkan bagi hewan ternak. Saat ini telah tersedia pula vannagen untuk pakan udang dan ikan. Bahan substitusi yang potensial digunakan adalah sel hidup bakers yeast atau ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) dan produk samping dari industri ragi roti. Ragi roti mengandung berbagai bahan imunomudulator seperti asam nukleat, mannan, β glukan yang dapat meningkatkan respon imun beberapa spesies ikan (Abdel-Tawwab et al. 2008;Li & Galtin 2003, 2004). Pada ikan, hasil penelitian Li & Galtin (2003) menunjukkan bahwa penambahan 1% ragi roti dalam pakan selama 16 minggu dapat meningkatkan pertumbuhan hybrid striped bass. Respon imun nonspesifik seperti serum lisosim dan produksi superoxide anion juga meningkat yang menghasilkan peningkatan resistensi terhadap infeksi Streptococcus iniae. Pada ikan nila (Oreochromis niloticus L), Abdel-Tawwab et al. (2008) melaporkan bahwa penambahan 1 g ragi roti per kg pakan selama 12 minggu dapat meningkatkan performa pertumbuhan dan pengambilan pakan serta meningkatkan respon imun nonspesifik dan resistensi ikan terhadap infeksi Aeromonas hydrophila. Ragi roti yang ditambahkan dalam pakan akan meningkatkan napsu makan ikan sehingga meningkatkan pengambilan pakan dan karenanya meningkatkan pertumbuhan ikan. Selanjutnya Wache et al.(2006) melaporkan bahwa penambahan ragi hidup akan meningkatkan kecernaan pakan dan protein sehingga menghasilkan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang lebih baik. Sakai et a.l(2001) melaporkan bahwa pada ikan nila, nukleotida yang diekstrak dari bakers yeast dan ditambahkan dalam pakan dapat meningkatkan fagositosis, oxidative radical sel fagositik ginjal, dan lisosim serta meningkatkan resistensi ikan terhadap infeksi A. hydrophila. Pada udang vaname, Scholz et al. (1999) melaporkan bahwa kelangsungan hidup udang yang diberi pakan yang ditambahkan 1% yeast S. cereviciaeatau1% yeast P.rhodozyma lebih tinggi dibandingkan dengan udang yang diberi pakan dengan suplementasi β-glukan maupun dengan pakan kontrol. Dua puluh tujuh jam setelah diuji-tantangsecara imersi dengan V. harveyi, udang yang diberi S.cerevisiae dan P. rhodozyma secara efektif mampu membersihkan bakteri dari hemolim dan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan udang kontrol (tidak diuji tantang). Pertumbuhan udang yang diberi S.cerevisiaejuga meningkat dibandingkan dengan kontrol, namun
9 85 tidak berbeda jika dibandingkan dengan udang yang diberi pakan mengandung yeast P. rhodozyma. Burgents et al. (2004) juga melaporkan bahwa penambahan produk fermentasi S.cereviciaesebanyak 1% dan diberikan selama 3 minggu meningkatkan resistensi udang vaname setelah diuji tantang dengan V. harveyi.produk samping (yeast-by product) dari industri ragi roti dapat juga digunakan sebagai suplemen pakan dan telah diketahui memberi pengaruh positif terhadap respon imun nonspesifik dan pertumbuhanbeberapa spesis ikan (Olivia- Teles & Goncalves 2001). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Sintasan Sintasan pada penelitian ini dibagi dalam dua tahap, yakni setelah 30 hari perlakuan sinbiotik dan setelah uji tantang dengan IMNV selama 12 hari. Nilai
Lebih terperinciJUDUL 4 APLIKASI NUKLEOTIDA DALAM BUDIDAYA INTENSIF UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK
63 JUDUL 4 APLIKASI NUKLEOTIDA DALAM BUDIDAYA INTENSIF UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK Abstrak Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian oral nukleotida terhadap resistensi
Lebih terperinciAbstrak. TOPIC 2NONSPECIFIC IMMUNE RESPONSE AND GROWTH OFSHRIMP (Litopenaeusvannamei)FED NUCLEOTIDE- SUPPLEMENTED DIET AT DIFFERENT FEEDING TIME
36 JUDUL 2 RESPON IMUN NONSPESIFIK DAN PERTUMBUHAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)yang DIBERI PAKAN YANG DITAMBAHKAN NUKLEOTIDA DENGAN LAMA PEMBERIAN BERBEDA Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Sintasan Sintasan atau kelangsungan hidup merupakan persentase udang yang hidup pada akhir pemanenan terhadap jumlah ikan saat ditebar. Sintasan merupakan parameter utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tawar yang cukup digemari masyarakat Indonesia. Ikan ini memiliki nilai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan tawes (Barbonymus gonionotus) termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang cukup digemari masyarakat Indonesia. Ikan ini memiliki nilai ekonomis yang cukup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. budidaya karena memiliki nilai ekonomis tinggi ( high economic value) serta
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udang merupakan salah satu komoditas utama dalam industri perikanan budidaya karena memiliki nilai ekonomis tinggi ( high economic value) serta permintaan pasar tinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan salah satu jenis ikan air tawar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat populer di masyarakat. Selain dagingnya yang enak, ikan mas juga memiliki nilai jual
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Budidaya udang merupakan salah satu industri skala besar dengan tingkat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budidaya udang merupakan salah satu industri skala besar dengan tingkat produksi sekitar 30% dari total suplai udang dunia. Tingginya produksi tersebut adalah sebagai
Lebih terperinciBudidaya Perairan Januari 2014 Vol. 2 No. 1: 30 37
Respon imun nonspesifik dan pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang diberi pakan yang ditambahkan nukleotida dengan lama pemberian berbeda (Nonspecific immune response and growth of shrimp
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), produksi udang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas unggulan di bidang perikanan baik dalam skala nasional maupun global. Berdasarkan data Kementerian Kelautan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele dumbo (Clarias sp.) merupakan ikan air tawar yang banyak dibudidaya secara intensif hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini disebabkan ikan lele dumbo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan air tawar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan air tawar yang sering dipelihara dan dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Alasan utama masyarakat memelihara
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. pendapatan perkapita masyarakat, kebutuhan bahan makanan semakin
PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan perkapita masyarakat, kebutuhan bahan makanan semakin meningkat, tidak terkecuali pangan asal hewan terutama
Lebih terperinciPENGGUNAAN EKSTRAK Gracilaria verrucosa UNTUK MENINGKATKAN SISTEM KETAHANAN UDANG VANAME Litopenaeus vannamei YUDIANA JASMANINDAR
PENGGUNAAN EKSTRAK Gracilaria verrucosa UNTUK MENINGKATKAN SISTEM KETAHANAN UDANG VANAME Litopenaeus vannamei YUDIANA JASMANINDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udang galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang sangat potensial, karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terdapat sekitar 2500 jenis senyawa bioaktif dari laut yang telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi, dan 93 % diantaranya diperoleh dari rumput laut (Kardono, 2004).
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
2.1 Perlakuan Penelitian II. BAHAN DAN METODE Rancangan penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan masing-masing 4 ulangan. Adapun perlakuan yang diberikan dapat dilihat pada
Lebih terperinciRespon kebal nonspesifik ikan mas yang diberi imunostimulan ragi roti secara oral
Respon kebal nonspesifik ikan mas yang diberi imunostimulan ragi roti secara oral (Nonspecific immune response of carp fed pellet supplemented with baker s yeast as immunostimulant) Aditya P. Yanuar 1,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan lele sangkuriang (C. gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele sangkuriang (C. gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang digemari masyarakat Indonesia dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Hal inilah
Lebih terperinciPeningkatan Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Melalui Pemberian Immunostimulan Ragi Roti (Saccharomyces cereviciae)
Peningkatan Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Melalui Pemberian Immunostimulan Ragi Roti (Saccharomyces cereviciae) (Enhancement of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) Growth by Application
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. *Tanda titik dibaca sebagai desimal
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udang merupakan komoditas penting yang harus dikembangkan, karena permintaan konsumsi dalam maupun luar negeri cukup tinggi. Pemerintah telah mencanangkan budidaya udang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Udang Vaname Klasifikasi udang vaname menurut (Effendie, 1997) adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea Ordo : Decapoda Famili
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama ikan air tawar. Ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani dari ikan mengalami peningkatan pesat di setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat konsumsi ikan nasional
Lebih terperinciANALISIS UJI TANTANG BENUR WINDU (Penaeus monodon Fabricius) YANG TELAH DIBERI PERLAKUAN PROBIOTIK DAN ANTIBIOTIK DENGAN DOSIS BERBEDA
Jurnal Galung Tropika, September, hlmn. 7-1 ANALISIS UJI TANTANG BENUR WINDU (Penaeus monodon Fabricius) YANG TELAH DIBERI PERLAKUAN PROBIOTIK DAN ANTIBIOTIK DENGAN DOSIS BERBEDA ANALYSIS CHALLENGE TEST
Lebih terperinciUJI TANTANG PASCA LARVA UDANG WINDU Penaeus monodon DENGAN Vibrio harveyi
729 Uji tantang pasca larva udang windu... (B.R. Tampangalo) UJI TANTANG PASCA LARVA UDANG WINDU Penaeus monodon DENGAN Vibrio harveyi ABSTRAK B.R. Tampangallo dan Nurhidayah Balai Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Parameter pada penelitian pembesaran ikan lele ini meliputi derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan harian, perhitungan jumlah bakteri
Lebih terperinciPENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA PADA BUDIDAYA UDANG PENAEID DI TAMBAK
729 Penambahan tepung tapioka pada budidaya udang... (Gunarto) PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA PADA BUDIDAYA UDANG PENAEID DI TAMBAK Gunarto dan Abdul Mansyur ABSTRAK Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
Lebih terperinciSekolah Tinggi Teknologi Kelautan Balik Diwa Makassar ABSTRAK
OPTIMALISASI PENGGUNAAN BAKTERI Vibrio alginolyticus UNTUK MENINGKATKAN TOTAL HAEMOCITE COUNT, DIFFERENTIAL COUNT DAN TOTAL PROTEIN PLASMA PADA UDANG WINDU (Penaeus monodon) Agus suryahman Sekolah Tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Jawa Tengah (Purwanti et al., 2014). Lele dumbo merupakan jenis persilangan lele
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang bernilai ekonomis tinggi dan dapat dipelihara pada padat penebaran tinggi. Ikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi. Budidaya ikan mas telah lama berkembang di Indonesia, karena selain
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi. Budidaya ikan mas telah lama berkembang di Indonesia, karena selain mudah, peluang usaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan di Indonesia dewasa ini sudah berkembang sangat pesat, seiring dengan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya kebutuhan gizi terutama protein yang berasal
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
11 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada Januari sampai Mei 2011 bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang banyak digemari
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Ikan nila adalah memiliki resistensi yang relatif tinggi terhadap
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA TRADISIONAL PLUS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA
853 Upaya peningkatan produksi pada budidaya... (Gunarto) UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA TRADISIONAL PLUS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA ABSTRAK Gunarto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia). Penyakit ini juga dikenal sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan patin siam (P. hypophthalmus) merupakan salah satu komoditas ikan konsumsi air tawar yang bernilai ekonomis penting karena beberapa kelebihan yang dimiliki seperti
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
PENDAHULUAN Latar Belakang Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomi penting. Namun dalam budidayanya sering mengalami kendala seperti adanya serangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terutama untuk beberapa pasar lokal di Indonesia. Ikan mas atau yang juga
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang saat ini menjadi primadona di sub sektor perikanan. Ikan ini di pasaran memiliki nilai
Lebih terperinciAlina Nurul Chifdhiyah *) ABSTRAK
1 PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Kaempferia rotunda) TERHADAP JUMLAH TOTAL HEMOSIT DAN AKTIFITAS FAGOSITOSIS UDANG WINDU (Penaeus monodon) Alina Nurul Chifdhiyah *) Program Studi Budidaya Perairan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein hewani menjadi hal penting yang harus diperhatikan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat dipenuhi dari produk peternakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. relatif mudah, dapat memanfaatkan berbagai jenis bahan sebagai makanannya,
i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) adalah salah satu ikan air tawar yang memiliki sejumlah keistimewaan yaitu pertumbuhannya cepat, pemeliharaanya relatif mudah,
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Tahunan Ke-V Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan
Aplikasi Ekstrak Allisin Untuk Pengendalian Penyakit Kotoran Putih Pada Udang Vanamei (Litopenaus vanamei) di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara Oleh Kaemudin*, Antik Erlina, Arif Taslihan
Lebih terperinciPERAN NUKLEOTIDA SEBAGAI IMUNOSTIMULAN TERHADAP RESPON IMUN NONSPESIFIK DAN RESISTENSI UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) HENKY MANOPPO
PERAN NUKLEOTIDA SEBAGAI IMUNOSTIMULAN TERHADAP RESPON IMUN NONSPESIFIK DAN RESISTENSI UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) HENKY MANOPPO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN
Lebih terperinciSUPLEMENTASI MINYAK IKAN UNTUK PENINGKATAN IMUNITAS NON SPESIFIK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)
AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) SUPLEMENTASI MINYAK IKAN UNTUK PENINGKATAN IMUNITAS NON SPESIFIK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Vina Olivia Indraswati 1 Supono 2 Asep Saefulloh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sistem Imun Tubuh Udang
TINJAUAN PUSTAKA Sistem Imun Tubuh Udang Sistem pertahanan tubuh utama pada udang terdiri dari dua bagian yaitu sistem pertahanan tubuh seluler dan sistem pertahanan humoral. Sistem pertahanan seluler
Lebih terperinciPeningkatan respons imun non-spesifik, resistensi, dan pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei) melalui pemberian pakan nukleotida
Henky Manoppo Jurnal et Akuakultur al. / Jurnal Indonesia Akuakultur 10 Indonesia (1), 1 7 (2011) 10 (1), 1 7 (2011) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Aeromonas salmonicida merupakan jenis bakteri Aeromonas sp, yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aeromonas salmonicida merupakan jenis bakteri Aeromonas sp, yang diindikasikan mampu menyerang semua spesies ikan baik ikan air tawar maupun air laut, tergolong hama penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN meningkat menjadi 31,64 kg per kapita per tahun (KKP, 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani dari ikan mengalami peningkatan pesat di tiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat konsumsi ikan nasional
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Parameter Imun Udang Vaname diberi Dosis Kappa-Karagenan Berbeda Parameter imun udang vaname yang diamati untuk mengetahui pengaruh pemberian k-karagenan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budidaya udang merupakan salah satu komuditas perikanan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budidaya udang merupakan salah satu komuditas perikanan dengan prospek pengembangan yang sangat baik. Budidaya ini pada tahun 2002 pernah menjadi komuditas unggulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu ikan air tawar yang terus dikembangkan di Indonesia yaitu ikan mas.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ikan air tawar yang terus dikembangkan di Indonesia yaitu ikan mas. Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat populer
Lebih terperinciTeknologi Pengelolaan Kualitas Air. KUALITAS BIOLOGIS dan MANIPULASI MIKROBA: Probiotik
Teknologi Pengelolaan Kualitas Air KUALITAS BIOLOGIS dan MANIPULASI MIKROBA: Probiotik Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA SEAMOLEC, 2009 LATAR BELAKANG Akuakultur ikan, krustasea,
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN 2.1 Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan, dimulai dengan pemeliharaan udang vaname ke stadia uji, persiapan wadah dan media, pembuatan pakan meniran, persiapan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan Februari 2012. Pemeliharaan dan pemberian perlakuan serta analisa parameter
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pertahanan Tubuh Udang
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pertahanan Tubuh Udang Mekanisme pertahanan pada krustasea sebagian besar bergantung pada selsel darah dan proses hemolim. Darah udang tidak mengandung haemoglobin, sehingga
Lebih terperinciDepik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan ISSN: , e-issn: http://jurnal.unsyiah.ac.id/depik
SHORT COMMUNICATION DOI: 10.13170/depik.6.3.7613 Potensi sinbiotik lokal terhadap respon imun non spesifik udang vaname Litopenaeus vannamei (Boone, 1931) Local sinbiotic potential for nonspesifik immune
Lebih terperinciPENGGUNAAN KAPPA-KARAGENAN SEBAGAI IMUNOSTIMULAN UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT VIBRIOSIS PADA UDANG VANAME Litopenaeus vannamei DI KARAMBA JARING APUNG
PENGGUNAAN KAPPA-KARAGENAN SEBAGAI IMUNOSTIMULAN UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT VIBRIOSIS PADA UDANG VANAME Litopenaeus vannamei DI KARAMBA JARING APUNG DUTA ENGGARTYASTO DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas air tawar yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas air tawar yang mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah serta pemerhati masalah perikanan
Lebih terperinci(Survival Rate of Nile Tilapia Larvae Derived From Broodstock Fed Immunostimulated Feed) Abstract
Kelangsungan Hidup Larva Ikan Nila yang Berasal Dari Induk yang Diberi Pakan Berimunostimulan (Survival Rate of Nile Tilapia Larvae Derived From Broodstock Fed Immunostimulated Feed) Ayu Moleko 1, Hengky
Lebih terperinciPEMBAEIASAN. leukosit, jenis leukosit, nilai indeks fagositik serta adanya perbedaan tingkat
PEMBAEIASAN Penambahan Spirulina platensis dalam pakan ikan sebanyak 296, 4% dan 6% baik secara kontinyu maupun diskontinyu dapat meningkatkan respon kekebalan ikan patin. Peningkatan ini dapat dilihat
Lebih terperinciPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA EKSTENSIF PLUS DI LAHAN MARGINAL
755 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA EKSTENSIF PLUS DI LAHAN MARGINAL ABSTRAK Markus Mangampa Balai Penelitian
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEPUNG MENIRAN (Phyllanthus niruri) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN HERBAL PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK
3 PEMANFAATAN TEPUNG MENIRAN (Phyllanthus niruri) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN HERBAL PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK DONI NURDIANSAH DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nilem (Osteochilus vittatus) merupakan ikan air tawar yang termasuk kedalam famili Cyprinidae yang bersifat herbivore. Ikan ini menyebar di Asia Tenggara, di Indonesia
Lebih terperinciEvaluation of Baker s Yeast (Saccharomyces cereviciae) In Enhancing Non Specific Immune Response and Growth of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus)
Evaluation of Baker s Yeast (Saccharomyces cereviciae) In Enhancing Non Specific Immune Response and Growth of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) Usy N. Manurung, Henky Manoppo, Reiny A. Tumbol ABSTRACK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Potensi budidaya ikan air tawar di Indonesia sangat baik, mengingat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi budidaya ikan air tawar di Indonesia sangat baik, mengingat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya protein hewani, khususnya ikan, sudah meningkat. Kementrian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budidaya lele dumbo tergolong mudah dan pertumbuhannya relatif cepat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) adalah salah satu spesies ikan air tawar yang memiliki prospek yang baik untuk dibudidayakan. Ikan tersebut memiliki laju pertumbuhan
Lebih terperinciSekolah Tinggi Teknologi Kelautan Balik Diwa Makassar ABSTRAK
Volume 4 Nomor 1 Januari-Juni 2013 PENGGUNAAN PREBIOTIK DAN PROBIOTIK PADA PAKAN BUATAN TERHADAP EFESIENSI PAKAN DAN KUALITAS AIR MEDIA PEMELIHARAAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Buana Basir dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perairan nasional Indonesia menyimpan potensi perikanan yang besar untuk dikembangkan. Dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang terus meningkat, maka sektor perikanan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Probiotik Penggunaan bakteri untuk kesejahteraan manusia seperti kesehatan dan pertanian sangat menarik perhatian lebih dari satu dekade terakhir. Probiotik sudah digunakan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah lele dumbo (C. gariepinus). Ikan ini memiliki pertumbuhan yang cepat,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hewan yang memiliki potensi budidaya yang menjanjikan di Indonesia. Berbagai macam ikan dapat dibudidayakan, terutama ikan air tawar yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Udang windu merupakan komoditas perikanan laut yang memiliki peluang usaha cukup baik karena sangat digemari konsumen lokal (domestik) dan konsumen luar negeri. Hal
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Persiapan Prebiotik (Oligosakarida)
10 melibatkan pelepasan enzim ke dalam phagosome dan produksi Reactive Oxygen Intermediate (ROI) yang kini disebut respiratory burst (Rodriquez and Le Moullac 2000). Klasifikasi tipe hemosit pada krustasea
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS UDANG PUTIH PADA TAMBAK INTENSIF DI TULANG BAWANG LAMPUNG
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 2, No. 1, 2006: 48 53 PRODUKTIVITAS UDANG PUTIH PADA TAMBAK INTENSIF DI TULANG BAWANG LAMPUNG The Productivity of White Shrimp at Intensif Fishpond in Tulang Bawang Lampung
Lebih terperinciPEMBERIAN SINBIOTIK DENGAN FREKUENSI BERBEDA PADA PAKAN UDANG VANAME Litopenaeus vannamei UNTUK PENCEGAHAN IMNV (INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS)
PEMBERIAN SINBIOTIK DENGAN FREKUENSI BERBEDA PADA PAKAN UDANG VANAME Litopenaeus vannamei UNTUK PENCEGAHAN IMNV (INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS) GHITA RYAN SEPTIANI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS
Lebih terperinciBudidaya Perairan Mei 2014 Vol. 2 No. 2: Respon imun krustase (Crustacean immune response) Henky Manoppo, Magdalena E.F. Kolopita.
Review Artikel Respon imun krustase (Crustacean immune response) Henky Manoppo, Magdalena E.F. Kolopita Abstract Crustacean does not have adaptive immune system and mostly depends on innate or nonspecific
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus) Menurut Kottelat (1999) ikan tawes dapat diklasifikasikan yaitu:
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus) 2.1.1 Klasifikasi Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus) Menurut Kottelat (1999) ikan tawes dapat diklasifikasikan yaitu: Kerajaan Filum Kelas
Lebih terperinciPenggunaan ragi roti (Saccharomyces cereviciae) secara in situ untuk meningkatkan respon kebal non-spesifik ikan nila (Oreochromis niloticus)
Penggunaan ragi roti (Saccharomyces cereviciae) secara in situ untuk meningkatkan respon kebal non-spesifik ikan nila (Oreochromis niloticus) (The use of Saccharomyces cereviciae in situ to enhance non-specific
Lebih terperinciGambar 1 Rata-rata Jumlah Sel Darah Putih Ikan Lele Dumbo Setiap Minggu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) Ikan Lele Dumbo Pada penelitian ini dihitung jumlah sel darah putih ikan lele dumbo untuk mengetahui pengaruh vitamin dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi pasca krisis ekonomi saat ini, sub sektor perikanan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam situasi pasca krisis ekonomi saat ini, sub sektor perikanan merupakan tumpuan harapan yang diandalkan oleh pemerintah untuk ikut berperan dalam upaya pemulihan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Tahap I : Penentuan Sumber Ion (Flokulan) Flokulan yang berbeda ternyata memberikan efek yang berbeda pula terhadap profil kekeruhan air. Gambar 3 menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan pakan, yang mana ketersedian pakan khususnya untuk unggas harganya dipasaran sering
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Volume Usus Besar Pasca Transportasi
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Perlakuan terhadap Volume Usus Besar Pasca Transportasi Rataan volume usus besar ayam broiler pada berbagai perlakuan pasca transportasi disajikan pada Tabel 7. Tabel
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7. Bakteri Bacillus Sumber : Dokumentasi Pribadi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembentukan Organisme Bioflok 4.1.1 Populasi Bakteri Populasi bakteri pada teknologi bioflok penting untuk diamati, karena teknologi bioflok didefinisikan sebagai teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi dalam usaha
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ikan merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi dalam usaha budidaya ikan. Akibat yang ditimbulkan biasanya tidak sedikit antara lain dapat menyebabkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Peubah* Konsumsi Ekstrak Daun Konsumsi Saponin
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ekstrak Daun Mengkudu dan Saponin Dosis pemberian ekstrak daun mengkudu meningkat setiap minggunya, sebanding dengan bobot badan ayam broiler setiap minggu. Rataan konsumsi
Lebih terperinciTEKNOLOGI BIOFLOK DAN PROBIOTIK TERHADAP KOINFEKSI INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS
KINERJA IMUNITAS UDANG VANAME Litopenaeus vannamei DALAM TEKNOLOGI BIOFLOK DAN PROBIOTIK TERHADAP KOINFEKSI INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS DAN Vibrio harveyi TITI NUR CHAYATI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan budidaya
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan budidaya yang banyak diminati oleh masyarakat.perkembangan dan perawatan lele dumbo yang mudah menjadi alasan
Lebih terperinciPEMANFAATAN BAKTERI PROBIOTIK SEBAGAI IMUNOSTIMULAN UNTUK MENINGKATKAN RESPON IMUN SELULER PADA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Agus Suryahman
PEMANFAATAN BAKTERI PROBIOTIK SEBAGAI IMUNOSTIMULAN UNTUK MENINGKATKAN RESPON IMUN SELULER PADA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Agus Suryahman Program Studi Budidaya Perairan STITEK Balik Diwa Makassar
Lebih terperinciRESPON IMUN UDANG WINDU (Penaeus monodon) YANG DIPAPAR BAKTERI Vibrio harveyi
PG-265 RESPON IMUN UDANG WINDU (Penaeus monodon) YANG DIPAPAR BAKTERI Vibrio harveyi Bunga R. Tampangallo *, Chalvyn Silasa Pakidi** dan A. Rantetondok*** *)Peneliti Pada Balai Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciPENGUJIAN APLIKASI PROBIOTIK POWDER DALAM MEMPERBAIKI PERFORMA BENIH BANDENG (Chanos chanos Forskal) YANG BERKUALITAS
PENGUJIAN APLIKASI PROBIOTIK POWDER DALAM MEMPERBAIKI PERFORMA BENIH BANDENG (Chanos chanos Forskal) YANG BERKUALITAS Abdul Gafur, Khairil Jamal, Hasmawati, Mohammad Syaichudin Penggunaan antibiotik secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dumbo (Clarias gariepinus) ke Indonesia pada tahun Keunggulan lele
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang digemari masyarakat. Pengembangan usaha budidaya lele semakin meningkat setelah masuknya lele dumbo (Clarias gariepinus)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masamo (Clarias gariepinus >< C. macrocephalus) merupakan lele varian baru.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lele merupakan salah satu jenis ikan unggulan budidaya ikan air tawar. Lele masamo (Clarias gariepinus >< C. macrocephalus) merupakan lele varian baru. Lele masamo diperoleh
Lebih terperinciMENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS
MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda
Lebih terperinciPENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Broiler merupakan unggas penghasil daging sebagai sumber protein hewani yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat. Permintaan daging
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan konsumsi yang dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan mas. Data KKP menunjukkan bahwa produksi ikan mas pada tahun 2010 mencapai 282.695 ton, dengan persentasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bidang perikanan memegang peranan penting dalam penyediaan protein
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang perikanan memegang peranan penting dalam penyediaan protein hewani bagi rakyat Indonesia. Sebagian besar (74%) berasal dari laut dan sisanya (26%) dari air tawar.
Lebih terperinciMekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang
Mekanisme Pertahanan Tubuh Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar
Lebih terperinciMuhammad Nur Syafaat* & Abdul Mansyur
ISBN: 978-602-71759-2-1 Pertumbuhan, Sintasan dan Produksi Polikultur Udang Windu (Penaeus monodon) dan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dengan Komposisi Padat Tebar dan Waktu Penebaran yang Berbeda
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. tidak saja dapat tumbuh baik di air tawar, namun juga air payau dan laut. Sebagai
PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan konsumsi yang tidak saja dapat tumbuh baik di air tawar, namun juga air payau dan laut. Sebagai sebuah komoditas perikanan,
Lebih terperinciNURLITA CHRISTYANINGSIH
PEMBERIAN SINBIOTIK DENGAN DOSIS PREBIOTIK BERBEDA UNTUK PENCEGAHAN INFEKSI IMNV (INFECTIOUS MYONECROSIS VIRUS) PADA PEMELIHARAAN UDANG VANAME Litopenaeus vannamei NURLITA CHRISTYANINGSIH DEPARTEMEN BUDIDAYA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Maggot merupakan larva lalat black soldier atau serangga bunga, memiliki
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maggot merupakan larva lalat black soldier atau serangga bunga, memiliki tekstur yang kenyal, dan memiliki kemampuan untuk mengeluarkan enzim alami. Sehingga bahan yang
Lebih terperinci