BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Handoko Suharto Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data nilai hasil observasi terhadap kinerja mengajar guru bersertifikasi dalam penelitian ini adalah instrumen sejumlah 25 item. Skor yang digunakan dalam instrumen (observasi) antara 1-4, maka skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100 dan skor terendah yangmungkin dicapai adalah 25. Berdasarkan analisis dengan program SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Observasi Kinerja Mengajar Guru Bersertifikasi Instrumen N Min. Max. Mean Std. Dev Observasi Kinerja Mengajar Guru Berserfitikasi Sumber: Data primer yang diolah, ,00 97,00 84,89 6,81 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mean empirik hasil observasi kinerja mengajar bersertifikasi sebesar 84,89. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen observasi kinerja mengajar guru 39
2 bersertifikasi 25, nilai butir tertinggi 4 sedangkan nilai butir terendah 1, maka mean hipotetik dapat dihitung sebagai berikut: Mean Hipotetik = ((JBV NBT) + (JBV NBR))/2 = ((25 4) + (25 1)) / 2 = ( ) / 2 = 62,5 Hasil tersebut menunjukkan bahwa mean empiric > mean hipotetik. Jadi dinyatakan bahwa kinerja mengajar guru bersertifikasi baik. Selanjutnya untuk mengetahui kecenderungan skor variabel observasi kinerja mengajar guru bersertifikasi diperoleh hasil sebagai berikut: Mi = 84,89 dan SDi = 6,81, maka rentang skor kategori kinerja mengajar guru bersertifikasi dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Kecenderungan Skor Observasi Kinerja Mengajar Guru Bersertifikasi Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase Tinggi >91, ,51% Sedang 79,09-91, ,98% Rendah <78, ,51% Jumlah ,00% Sumber: Data primer yang diolah,
3 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari hasil observasi kinerja mengajar guru bersertifikasi dalam kategori tinggi sebanyak 5 guru (13,51%), kinerja mengajar guru bersertifikasi dalam kategori sedang sebanyak 27 guru (72,98%), dan kinerja mengajar guru dalam kategori rendah sebanyak 5 guru (13,51%). Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum rata-rata kinerja mengajar guru setelah lulus sertifikasi dan memperoleh tunjangan profesi berada pada kategori baik. 4.2 Hasil Angket Data nilai hasil angket terhadap kinerja mengajar guru bersertifikasi dalam penelitian ini adalah instrumen sejumlah 30 item. Skor yang digunakan dalam instrumen (angket) antara 1-4, maka skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 120 dan skor terendah yang mungkin dicapai adalah 30, maka mean hipotetik angket kinerja mengajar guru bersertifikasi dapat dihitung sebagai berikut: Mean Hipotetik = ((JBV NBT) + (JBV NBR))/2 = ((30 4) + (30 1)) / 2 = ( ) / 2 = 75 41
4 Berdasarkan analisis dengan program SPSS, diperoleh hasil statisrik deskriptif angket kinerja mengajar guru bersertifikasi sebagai berikut: Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Angket Kinerja Mengajar Guru Bersertifikasi Instrumen N Min. Max. Mean Std. Dev Observasi Kinerja Mengajar Guru Berserfitikasi 37 87,00 120,00 101,30 10,33 Sumber: Data primer yang diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mean empirik hasil observasi kinerja mengajar bersertifikasi sebesar 101,30. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mean empirik > mean hipotetik. Jadi dinyatakan bahwa kinerja mengajar guru bersertifikasi cenderung baik. Selanjutnya untuk mengetahui kecenderungan skor variabel angket kinerja mengajar guru bersertifikasi diperoleh hasil sebagai berikut: Mi = 101,30 dan SDi = 10,33, maka rentang skor kategori kinerja mengajar guru bersertifikasi dapat dilihat pada Tabel
5 Tabel 4.4 Kecenderungan Skor Angket Kinerja Mengajar Guru Bersertifikasi Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase Tinggi >111, ,62% Sedang 90,96-111, ,27% Rendah <90,96 3 8,11% Jumlah ,00% Sumber: Data primer yang diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari hasil angket kinerja mengajar guru bersertifikasi dalam kategori tinggi sebanyak 8 guru (21,62%), kinerja mengajar guru bersertifikasi dalam kategori sedang sebanyak 26 guru (70,27%), dan kinerja mengajar guru dalam kategori rendah sebanyak 3 guru (8,11%). Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum rata-rata kinerja mengajar guru setelah lulus sertifikasi dan memperoleh tunjangan profesi berada pada kategori baik. 4.3 Pembahasan Berdasarkan data hasil observasi dan angket yang dipaparkan di atas, diketahui bahwa rata-rata kinerja mengajar guru bersertifikasi menunjukkan kategori baik, namun masih ada sebagian guru yang menunjukkan kinerja dalam kategori rendah. Artinya, 43
6 kinerja guru setelah lulus sertifikasi dan mendapat tunjangan profesi berada pada standar umum kinerja. Pada instrumen no 1 yaitu kemampuan menyajikan materi, instrumen no 3 penggunaan metode dan no 5 tentang kesesuaian alat peraga yang digunakan dengan materi serta tujuan pembelajaran dalam Rencana Pembelajaran rata-rata memperoleh skor 3. Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan pembelajaran baru pada batas biasa belum maksimal. Dalam penyajian materi alat peraga belum digunakan secara maksimal artinya alat peraga yang digunakan masih menggunakan produk perusahaan belum hasil buatan guru itu sendiri. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran seperti pada instrumen no 7 juga masih didominasi oleh guru, siswa belum terlibat sepenuhnya.instrumen no 11 yaitu pada akhir pembelajaran guru membuat rangkuman tetapi belum ada tidak lanjut atau reflaksi. Rangkuman yang dibuat merupakan hasil rangkuman dari guru bersama-sama dengan siswa. Pada instrumen no 12, 14 tentang pengelolaan kelas juga pada no 17 yaitu kemampuan penggunaan bahasa juga mencapai skor 3 ini menunjukkan bahwa ke tiga aspek tersebut guru masih perlu berusaha, berinovasi bagaimana agar terjadi perubahan secara maksimal sehingga tujuan dapat tercapai. 44
7 Pada butir evaluasi yaitu pada no 19 sampai dengan no 25 rata-rata guru sudah melaksanakan, hanya saja masih standar, misalny dalam memberikan evaluasi belum diadakan tindak lanjut sesuai dengan kemampuan dan kesulitan siswa masing-masing. Tetapi ada juga butir yang menonjol yang memperoleh skor 4 yaitu instrumen no 2,9,13,16,20,dan 24. Pada instrumen no 2 menunjukkan kemampuan guru dalam memberikan penjelasan disertai contoh sehingga siswa lebih cepat memahami materi. Instrumen no 9 dan 16 tentang cara guru bertanya dalam pembelajaran sangat memotivasi siswa,sehingga kemampuan untuk bertanya semakin tinggi. Dalam pembelajaran di kelas pun suasana sangat mendukung sesuai dengan instrumen no 20. Anak tertarik untuk belajar lebih dalam di sekitar siswa ditemui berbagai pendukung yang memungkinkan siswa mempunyai rasa ingi tau. Waktu yang digunakan guru dalam pembelajaran sesuai dengan materi yang disiapkan. Secara keseluruhan hasil observasi kinerja mengajar guru bersertifikasi pada kategori baik. Berdasarkan angket yang disebar oleh peneliti pada item no 1 sampai dengan no 6 tentang perencanaan pembelajaran yang meliputi penyusunan RPP, administrasi evaluasi, dan pengetahuan yang dicakup yaitu koqnitif, afektif, psikhomotorik juga 45
8 meliputi kegiatan pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi pada kategori sangat setuju artinya baik. Dari beberapa item di atas menunjukkan bahwa hasil angket yang disebar menunjukkan hasil baik. Hanya pada pembuatan RPP saja yang masih perlu penekana untuk dapat membuat sendiri, karena rata-rata RPP copy paste. Adapun dalam pelaksanaan pembelajaran seperti pada item no 7 sampai dengan no 23 masuk pada kategori setuju. Item item tersebut yaitu kemmpuan menyajikan materi, penggunaan alat bantu, serta langkah yang dilaksanakan guru sudah melaksanakan dengan baik, runtut, dan menggunakan alat peraga. Pada item pemberian motivasi, refleksi, keaktifan siswa dan kemampuan bertanya rata-rata pada kategori setuju. Kesimpulan dari item tersebut adalah bahwa kinerja guru pada dasarnya baik. Item evaluasi yaitu no 21 sampai dengan no 30 tentang pelaksanaan evaluasi pada akhir pembelajaran, alat bantu yang digunakan untuk evaluasi, tindak lanjut bagi siswa yang kurang mencapai KKM dan siswa yang telah melampaui KKM juga baru mencapai kategori cukup baik hanya saja masih perlu tindakan yang tepat untuk membedakan tindakan pada siswa yang belum dan sudah mencapai KKM. 46
9 Dengan berbekal kebiasaan yang mereka lakukan tanpa perencanaan pun pembelajaran dapat berjalan. Guru sudah hafal dengan materi pembelajaran yang karena sudah bertahun-tahun mengajar. Dalam proses pembelajaran juga masih konvensional, guru mendominasi tanpa memberi kesempatan pada siswa untuk dapat aktif dalam pembelajaran seperti yang tertera pada instrumen nomor 7. Pembelajaran yang dicapai mencakup semua ranah yaitu afektif, koqnitif, dan psikomotorik Tetapi Guru hanya menekankan faktor ingatan saja tanpa memperhatikan bahwa anak butuh yang lain. Penanaman sikap pada siswa sering terabaikan misalnya etika dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana sikap anak jika berbicara dengan orang yang lebih tua, bagaimana jika kita diberi sesuatu dari orang lain dan masih banyak hal lain yang semestinya anak dalam bimbingan guru. Guru beranggapan anak sudah dapat menanggapi dengan situasi yang mereka hadapi. Dilihat dari segi keterampilan siswa masih perlu arahan dan bimbingan, akan tetapi kesem-patan ini masih terbatas. Penggunaan metode pembelajaran cukup beragam, namun ada sebagian guru menggu-nakan metode yang sama belum variatif. Penggunaan metode yang tidak variatif akan membuat siswa jenuh dan bosan. Hal lain yang ditemui penulis di lapangan yaitu 47
10 pada item memberi motivasi pada siswa ini dilakukan oleh guru tetapi hanya pada anak-anak tertentu saja. Pengukuran anak pandai hanya tampak jika hasil ulangannya baik. Sementara sikap anak belum dijadikan standar dalam penilaian, hal ini tampak dalam hasil observasi bahwa dalam melaksanakan penilaian guru menggunakan instrumen yang belum lengkap. Penggunaan metode, alat peraga dan fasilitas yang lain masih didominasi oleh guru. Hal lain yang menunjukkan kinerja tidak tinggi karena penguasaan materi. Penguasaan materi sangat berpengaruh terhadap kinerja guru. Dengan berbekal materi yang kuat guru akan dapat memaksimalkan kinerjanya. Dilihat dari angket yang disebarkan oleh penulis bahwa 8 orang menunjukkan kinerja tinggi, 26 orang menunjukkan kinerja cukup, dan 3 orang menunjukkan kinerja rendah. Pada item menyajikan materi pembelajaran masuk kategori sedang, hal tersebut berkaitan dengan pernyataan guru yang mengisi angket dikarenakan dalam menyajikan materi guru masih mendominasi. Siswa belum aktif dalam pembelajaran. 48
11 Hal yang menunjukkan kinerja mengajar guru pada kategori cukup baik dapat dilihat dari langkahlangkah dalam pembelajaran serta keterlibatan siswa dalam penggunaan alat peraga. Langkah dalam penyampaian materi sudah runtut sesuai dengan yang ada pada perncanaannya, hanya masih perlu untuk dikembangkan. Dalam penyajian materi guru belum maksimal hanya berbekal satu atau dua bahan ajar saja, belum dapat memanfaatkan fasilitas yang ada misalnya komputer atau internet. Pada era seperti sekarang banyak pengetahuan yang bisa diperoleh dari internet sementara guru belum menguasai. Dalam hal pengelolaan kelas dan waktu yang digunakan juga masuk dalam kategori cukup baik, ini tercermin saat pembelajaran berlangsung bahwa interaksi yang terjadi antara guru dan siswa cukup baik, namun guru kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mau bertanya, mampu menganalisis apa yang pelajari sehingga siswa dapat menemukan hasil belajar yang mereka inginkan. Berdasarkan hasil wawancara, alat peraga yang digunakan adalah hasil karya perusahaan belum memberdayakan siswa padahal siswa pandai jika guru mampu mengarahkan. Pada aspek evaluasi guru belum mengadakan penilaian berdasarkan standar karena alat yang digunakan untuk evaluasi kurang 49
12 lengkap. Siswa yang berhasil menuntaskan KKM juga masih diperlakukan sama dengan yang lain, belum rutin dalam memberikan pengayaan. Perlakuan ini juga merupakan penyebab hasil angket pada item guru melakukan langkah yang tepat pada siswa yang belum dan sudah mencapai KKM, karena perlakuan guru yang sama terhadap siswa tersebut. Pada saat memberikan refleksi setelah proses pembelajaran sedikit guru yang sudah melaksanakannya, rata-rata guru belum melakukan refleksi, juga dalam pemantauan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja guru. Pada 3 item berikut yaitu, memotivasi siswa untuk bertanya, membuat siswa aktif, dan memberikan perhatian pada siswa yang kurang mampu atau lambat dalam menerima materi, di sini guru juga dalam kategori baik. Guru cukup mampu membuat siswa berani bertanya karena beranggapan jika bertanya akan menunjukkan kekurangannya ini yang belum dapat dilakukan oleh guru agar menanamkan pengertian tersebut. Untuk dapat membuat siswa aktif bukan pekerjaan yang mudah, seorang guru harus menarik, menanamkan konsep dengan baik dan mampu melbatkan materi terhadap lingkungan sekitar sehingga siswa telibat aktif dalam pembelajaran, 50
13 begitu juga dalam hal memberikan perhatian terhadap siswa yang kurang mampu dalam arti dengan cepat dapat menerima pelajaran. Di sini guru dituntut untuk dapat mengubah peran, bagaimana siswa yang kurang tersebut tidak merasa kurang sehingga tidak merasa minder dengan demikian akan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Kriteria yang menunjukkan hasil tinggi pada angket adalah penggunaan bahasa dalam menyampaikan pembelajaran. Hampir semua responden mengisi sangat setuju. Hal ini juga di tunjukkan saat penulis mengadakan observasi di lapangan. Komunikasi dan penggunaan bahasa yang baik akan mempercepat proses pembelajaran. Dibanding hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmini dalam persepsi guru non sertifikasi terhadap etos dan kinerja guru bersertifikasi yang menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru-guru bersertifikasi cenderung sama denga guru-guru yang belum sertifikasi tidak ada perbedaan yang signifikan. Hanya beberapa orang guru saja yang mempunyai kinerja tinggi dan hal ini terjadi di gugus cengkeh kecamatan Kandangan. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Yari Dwikurnaningsih dalam penelitiannya tentang Perbedaan kinerja mengajar guru bimbingan dan konseling berdasarkan perolehan sertifikat pendidik dan 51
14 latar belakang pendidikan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan. Jika dibandingkan dengan dua peneliti terdahulu, maka hasil penelitian yang dilakukan saat ini dengan judul Kinerja mengajar guru-guru bersertifikasi pada daerah binaan 3 Kecamatan Kranggan juga menunjukkan hasil yang sama yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan kinerja mengajar guru bersertifikat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program sertifikasi yang digelontorkan pemerintah dengan dana yang tidak sedikit tidak membuat kinerja para guru menjadi optimal. Hasil telaah dokumen menunjukkan bahwa kualitas RPP yang disusun oleh guru baru mencapai nilai cukup dari kualitas yang diharapkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kualitas RPP yang disusun oleh para guru yang sudah sertifikasi dan mendapatkan tunjangan profesi masih belum optimal. Hal ini terjadi karena sebagian besar guru dalam membuat silabus dan RPP copy paste dari teman profesi guru lain dan ada juga yang mengedit silabus dan RPP tahun ajaran sebelumnya. Sedangkan dalam membuat RPP harus berdasarkan kondisi siswa, kurikulum yang berlaku, memperhitungkan waktu yang tersedia, sistematis, bersifat fleksibel dan herus berdasarkan pada pende- 52
15 katan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan/kompetensi, materi, kegiatan belajar dan evaluasi (Niron, 2009: 26). Maka apabila guru dalam membuat silabus dan RPP hanya mengandalkan copy paste akan membuat guru menjadi kurang atau bahkan tidak kreatif, sehingga proses pembelajaran menjadi monoton dan tidak berkembang. Hal inilah yang membuat peneliti tidak mencamtumkan secara rinci tentang dokumen RPP yang dibuat oleh guruguru. Burhanuddin (2001:272) menyatakan bahwa ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru selaku individu, yakni: 1. Kemampuan. Penguasaan terhadap kompetensi kerja mutlak diperlukan guna mencapai sasaran kerja. Kemampuan guru dalam halini mampu menguasai empat kompetensi dasar sebagaimana dipersyaratkan Undang-Undang; 2. Motivasi, yaitu pemberian suatu insentif yang bisa menarik keinginan seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Motivasi tidak terlepas dari kebutuhan dan dorongan yangada dalam diri seseorang yang menjadi penggerak, energi dan pengaruh segenap tindak manusia; 3. Dukungan yang diterima, merupakan menifestasi kebutuhan sosial terhadap tugas dan tanggung jawab yang telah dilaksanakan; 4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan. Pada dasarnya pekerjaan yang guru lakukan harus dapat diakui sehingga memberikan dampak positif dan menjadi motivasi bagiguru. Sebaik apapun tugas yang dilaksanakan,jika tidak memperoleh pengakuan makatidak dapat 53
16 memberikan manfaat baik bagi individu pelaksana tugas maupun orang lain,terutama dalam satuan organisasi kerja; 5. Hubungan mereka dengan organisasi. Hubungan antara guru dengan organisasi harus berjalan secara kondusif. Hubungan yang kondusif dapat diciptakan apabila masing masing anggota organisasi mengetahui batas-batas tugas, tanggung jawab dan wewenangnya dalam menjalankan tugas. Mangkunegara (2001: 87) menyoroti faktor internal yang mempengaruhi kinerja, yaitu: (1) Faktor kemampuan. Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya; (2) Faktor motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. David McClelland (Mangkunegara, 2001:68), berpendapat bahwa, Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji. 54
17 55
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses yang dilakukan oleh guru dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak utama kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan
60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Kutowinangun 09 Salatiga Sekolah ini didirikan pada tahun 1972 dengan biaya INPRES dan merupakan tanah hibah dari masyarakat dan terakreditasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan tematik tentang materi pengalaman melalui model Pembelajaran SQ3R pada siswa kelas III SD 2 Ngemplak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang telah diperoleh melalui angket, selanjutnya diolah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data penelitian yang telah diperoleh melalui angket, selanjutnya diolah dengan berbantuan komputasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah keadaan siswa kelas 3 MIN Wonoketingal pada semester satu diperoleh data yaitu dari 28 siswa dikategorikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Turi yang beralamatkan di Desa Turi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permendiknas 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi satuan pendidikan dasar dan menengah dinyatakan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatkan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru Sekolah Dasar (SD) yang merupakan ujung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaraan merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaraan merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru, dalam menyampaikan suatu materi untuk diajarkan kepada siswa dalam suatu
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli
Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Pajerukan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Pada semester II
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan Survei. Metode deskriptif menurut Moch. Nazir
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan Survei. Metode deskriptif menurut Moch. Nazir (2003: 54),
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental
Lebih terperinciyang berjumlah kurang lebih 211 orang guru, terdiri dari tiga SMA Negeri se-kota
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif asosiatif, karena peneliti akan mengetahui korelasi antara satu variabel
Lebih terperinciPenggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 6 Tolitoli
Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 6 Tolitoli Posia, Jamaluddin, dan Abduh H. Harun Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bahasa terbaik yang mengajarkan bahasa Prancis kepada siswa siswinya dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini diadakan di SMA N 7 Purworejo. Dipilihnya SMA N 7 Purworejo sebagai lokasi penelitian karena SMA N 7 Purworejo merupakan sekolah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek
22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek penelitian adalah kelas VI yang berjumlah 28 siswa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciVariasi : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim, Volume 9, Nomor 3, September 2017 ISSN :
9-14 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BERPUSAT KOOPERATIF MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SD NEGERI 13 LANGSA TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Jasimah Sekolah Dasar Negeri 13 Langsa Diterima
Lebih terperinci3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung pada kelas 4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan. tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era kompetitif, semua negara berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Suryosubroto (2010:130) menuliskan mengenai undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN 1 Ringinharjo Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Ringinharjo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Dilihat dari segi geografisnya SDN 1 Ringinharjo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kemmis (dalam Rochiati, 2008) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan
Lebih terperinciANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM
ANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM Nama : NIP : Sekolah : Bagian A. Standar Isi Berilah tanda checklist ( ) pada pilihan yang sesuai bagi setiap pertanyaan berikut: 1. Pembelajaran didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi dalam situasi global. Hal tersebut menjadi alasan penting bagi Indonesia untuk melakukan reformasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
Lebih terperincisendiri dari hasil pengalaman belajarnya.
1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meningkatan hasil belajar bagi siswa yang kurang mampu dalam memahami mata pelajaran biologi merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan pelaksanaannya
Lebih terperinciYANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri
PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA INDIKATOR KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN NGLETIH KABUPATEN KEDIRI YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 pada tingkat dasar menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik saintifik mengedepankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kegiatan proses pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Banyak perhatian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen, dan Tingkat Kesukaran 1. Instrumen soal Uji coba instrumen soal dilakukan pada 45 responden di SD Negeri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester
Lebih terperinciMUCHAMAD SYAMSUL HUDA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR GULING DEPAN DALAM SENAM LANTAI (Studi pada Siswa Kelas V Sekolah Kreatif
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal A. Aktivitas Pembelajaran Ekonomi Dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam penugasan, siswa cenderung pasif kurang termotivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru yang secara langsung bertanggung jawab terhadap bagaimana cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia pendidikan adalah guru. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Dalam konteks ini, guru mempunyai peranan
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KORESPONDENSI
PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KORESPONDENSI Azalia Harumi & Joko Kumoro Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Email: harumiazalia@gmail.com
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X3 SMAN 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Hardani Endarwati
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Dologan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1.1 Kondisi Proses Pembelajaran Kondisi pembelajaran yang terpusat pada guru terjadi pada pembelajaran matematika di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diupayakan melalui
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang
14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang Bandar Lampung. Alasan menggunakan lokasi atau tempat ini yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika mempunyai peranan penting dalam mengembangkan keterampilan dan kemampuan bernalar, yaitu berpikir logis, berpikir kritis, sistematis,
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peranan penting dalam membangun sebuah negara, hal ini dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Lebih terperinciBab III Metode Penelitian
24 Bab III Metode Penelitian 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2008) penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga yang terletak di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan 8 langkah yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan, yakni penelitian pendahuluan, mengembangkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keterampilan membaca nyaring dengan pemahaman bacaan siswa kelas II SD
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara keterampilan membaca nyaring dengan pemahaman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di ruang kelas IV di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga pada mata pelajaran IPA tentang Gaya semester
Lebih terperinciKeterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah keadaan siswa kelas III MI Tholabiyah Gaji pada semester satu diperoleh data yaitu dari 28 siswa dikategorikan
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
Lebih terperinciElistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berbantuan Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 5 Basi Kecamatan Basidondo Tolitoli Elistina Mahasiswa
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis Data Penelitian
Daftar Lampiran Lampiran 1. Analisis Data Penelitian Lampiran 2. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Lampiran 3. Expert Judgement Instrumen Lampiran 4. Instrumen Penelitian Lampiran 5. Surat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di
Lebih terperinciPERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA
PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Niken Ayu Larasati 10502247004 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga. Subjek penelitian siswa kelas 1 SD dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 siswa
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.
PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Leni MAYASARI 1), Jodion SIBURIAN 1), Retni S. BUDIARTI 1) 1) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciMeningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai
Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciINSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Nama Nim Tempat Praktek :... Kelas :... Mata Pelajaran :... Tanggal :... Berilah skor pada butir-butir perencanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Cepokokkuning berlokasi di Desa Cepokokuning, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung terletak di Desa Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2016,
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2016, 951-956 Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengajarkan suatu keterampilan pada siswa yaitu model pembelajaran langsung.
Lebih terperinciEka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK
Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Kondisi Pra Siklus Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Jimbaran yang terletak di jalan Mawar 6 Desa Jimbaran Kecamatan
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA Intan Pertama Sari 1), Usada 2), A. Dakir 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. F. J. McDonald, Education Psychology, (San Fransisco: Wadsworth Publishing, 1959), hlm. 4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD
Lebih terperinciBAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciP N E D N A D H A U H L U U L A U N
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Baik perubahan dalam kurikulum, program pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran. Perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 03 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dengan subjek penelitian siswa kelas 4 yang terdiri dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SD Negeri 3 Kandangan Kabupaten Grobogan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SD Negeri 3 Kandangan Kabupaten Grobogan SD Negeri 3 Kandangan terletak di Desa Kandangan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Sekolah Dasar ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pra Siklus (Kondisi Awal) Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Gajahkumpul kelas 5 semester 1 tahun 2013/2014 pada mata
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran matematika pada pra siklus guru menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru
Lebih terperinci2015 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten karena sumber daya manusia memiliki peranan penting dalam mendorong kontribusi berupa prestasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan aktifitas peserta didik dengan pembelajaran menggunakan metode TPR
71 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (UAS). Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam. emosi. Hal semacam ini sering diabaikan oleh guru karena guru lebih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di masa sekarang banyak orang mengukur keberhasilan suatu pendidikan hanya dilihat dari segi hasil, seperti Ujian Nasional (UN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS).
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sekarang ini sedang mengalami berbagai macam permasalahan, terutama yang erat kaitannya dengan sumber daya manusia yakni guru dan siswa. Untuk
Lebih terperinci