PENGARUH RESUFFLE KABINET TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM LQ45 DI INDONESIA. Universitas Gunadarma

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH RESUFFLE KABINET TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM LQ45 DI INDONESIA. Universitas Gunadarma"

Transkripsi

1 PENGARUH RESUFFLE KABINET TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM LQ45 DI INDONESIA 1 Corry PH 2 Prihantoro 1 Mahasiswa Fakultas Ekonomi 2 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta (corry_000@yahoo.com) 2 Staff Pengajar FE-Universitas Gunadarma, Jakarta (prihantoro@staff.gunadarma.ac.id) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis reaksi pasar terhadap pengumuman reshuffle kabinet Indonesia Bersatu yang dilakukan pada tanggal 7 Mei Penelitian ini menganalisis menggunakan sampel yang terdiri dari 45 perusahaan yang tergabung dalam saham LQ45 periode Februari 2007-Juli Pengujian pengaruh pengumuman Reshuffle Kabinet terhadap pergerakan saham LQ45 dilakukan melalui pengamatan terhadap return tidak normal (abnormal return) selama periode pengamatan tujuh hari sebelum dan tujuh hari sesudah tanggal pengumuman. Hal ini disebabkan karena, suatu pasar dapat dikatakan efisien secara informasi atau tidak tergantung dari abnormal return yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengumuman reshuffle kabinet, tidak memberikan pengaruh yang terlalu kuat terhadap pergerakan saham, ini dibuktikan dari abnormal return pada periode (t+1) setelah pengumuman sebesar 0,32% tapi pengujian statistiknya menunjukkan tidak signifikan. Analisis dengan menggunakan Paired Sample t test juga menunjukkan bahwa t hitung (-1,086) < t tabel (2,015), sehingga Ho diterima. Berdasarkan hal tersebut, maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah reshuffle kabinet yang dilakukan tanggal 7 Mei Hal ini tidak terlalu mengejutkan karena persitiwa reshuffle kabinet memang sudah diketahui secara umum akan dilakukan pada awal Mei, selain itu sikap pesimis pasar terhadap perbaikan kinerja para mentri pasca reshuffle kabinet ini juga menjadi indikasi yang mengakibatkan pasar tidak terlalu bereaksi terhadap pengumuman reshuffle kabinet yang dilakukan oleh pemerintah. Kata kunci: resuffle kabinet, saham LQ45, abnormal return. PENDAHULUAN Salah satu lembaga yang memegang peranan cukup penting dalam kegiatan perkonomian secara makro adalah pasar modal. Pasar modal merupakan salah satu sarana penggerak kegiatan perekonomian suatu negara, yang berperan sebagai wahana untuk mempertemukan pihak-pihak yang memerlukan dana jangka panjang dan pendek. Akumulasi dana tersebut diinvestasikan dalam bentuk surat berharga yang biasanya disebut dengan efek. Aktivitas dan kegiatan yang berlangsung di pasar modal juga mencerminkan fluktuasi dan perputaran kegiatan roda perekonomian. Salah satu pasar modal utama di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ). Aktivitas dan perputaran perdagangan di BEJ didominasi oleh saham sebesar 73%, dan kemudian diikuti oleh obligasi sebesar 27%. Selain itu, di dalam pasar sekunder tersebut terdapat beberapa macam indeks harga saham seperti IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), Indeks sektoral, Indeks LQ45, Indeks Islam / syariah, dan Indeks Harga Saham Individual. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal Menurut Patrick & Wai (1999) pasar modal adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisir, termasuk bank-bank komersiil dan semua perantara di bidang keuangan, surat berharga/klaim jangka pendek, jangka panjang, primer dan yang tidak langsung. Selain itu, pasar modal juga merupakan kumpulan seluruh pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat warkat kredit (biasanya yang berjangka lebih dari 1 tahun) termasuk saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotik, tabungan dan deposito berjangka. Sedangkan dalam ruang lingkup yang sempit, pasar modal adalah pasar terorganisir yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan menggunakan jasa makelar dan underwriter (Patrick & Wei, 1999). Di Indonesia pasar modal dilindungi oleh Keputusan Presiden dan Undang Undang. Menurut Kepres No. 60 tahun 1988, pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang dalam bentuk efek. Konsep pasar modal yang lain adalah bursabursa perdagangan di Indonesia, yang didirikan untuk perdagangan uang dan efek-efek A202

2 termasuk semua pelelangan efek (Undang- Undang No. 15 tahun 1952). Konsep pasar modal lain yang juga diajukan oleh beberapa peneliti adalah merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang biasa diperjual-belikan baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. (Suad Husnan, 2001). Sedangkan menurut Jogiyanto (2003) perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat berharganya di pasar modal. Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar primer (primary market). Surat berharga yang baru dijual dapat berupa penawaran perdana ke publik (Initial Public Offering / IPO) atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah going public (sekuritas tambahan ini dikenal dengan seasoned new issue). Selanjutnya surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar sekunder (secondary market). Berdasarkan beberapa konsep dan pendapat tentang pasar modal, maka dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah tempat untuk mempertemukan antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan jalan melakukan transaksi jual beli berbagai jenis sekuritas baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun oleh perusahaan swasta. Sehingga seluruh kegiatan di pasar modal memerlukan partisipasi aktif masyarakat baik sebagai investor maupun sebagai pihak yang memerlukan dana. Hal ini terkait dengan peran pasar modal sebagai salah satu lembaga perantara keuangan (financial intermediary) dalam perekonomian. Untuk menarik minat pihak investor dan pihak yang memerlukan dana berpartisipasi aktif di pasar modal, maka pasar modal harus menjadi lembaga yang terpercaya. bersifat likuid dan efisien (Patrick & Wei, 1999). Suatu pasar dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan membeli surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal dapat dikatakan efisien jika harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai perusahaan secara akurat (Jogiyanto, 2003). Menurut Suad Husnan (2001) faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal diantaranya adalah: Pertama, supply sekuritas yaitu faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. Kedua, demand akan sekuritas, yaitu faktor ini berarti bahwa harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. Ketiga, kondisi politik dan ekonomi yaitu kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. Keempat, masalah hukum dan peraturan. Pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Oleh karena itu kebenaran informasi menjadi sangat penting, disamping ketepatan dan kelengkapan informasi. Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan menyesatkan menjadi mutlak diperlukan. Kelima, keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara efisien. Efisiensi Pasar Menurut Jogiyanto (2003), perilaku suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien (Husnan, 2001). Menurut Jogiyanto (2003), bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasinya saja atau dapat juga dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan. Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market). Menurut Fama (1991) pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut dengan efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market). Menurut Fama (1991) untuk melakukan pengujian efisiensi pasar menjadi tiga kategori yang dihubungkan dengan bentuk-bentuk efisiensi pasarnya, meliputi pendugaan return (test for return predictability), adalah seberapa kuat informasi masa lalu dapat memprediksi return masa depan; studi peristiwa (even studies) adalah seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang dipublikasikan; pengujian-pengujian terhadap informasi privat (test for private information) adalah untuk menjawab apakah investor mempunyai informasi privat yang tidak terefkesi di harga sekuritas. Pengaruh Reshuffle Kabinet terhadap.. A203

3 METODE PENELITIAN Data dan Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder semua perusahaan yang tergabung dalam LQ45 periode Februari 2007-Juli 2007 yaitu sebanyak 45 perusahaan yang didapat dari homepage Bursa Efek Jakarta. Data yang digunakan adalah data harga saham harian periode 26 april Mei 2007 (tujuh hari sebelum, saat dan tujuh hari sesudah peristiwa). Tahapan Penelitian dan Alat Analisis Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya adalah mencari ratarata harga saham yang tergabung dalam indeks LQ45, mencari return sesungguhnya dan return pasar saham LQ45, mencari return tidak normal (abnormal return) saham LQ45, mencari ratarata return tidak normal (abnormal return) saham LQ45, menentukan kesalahan standard error saham yang tergabung dalam indeks LQ45, serta yang terakhir adalah melakukan pengujian statistik dengan mencari nilai t hitung dan nilai paired sample t test. Alat analisis dan model perhitungan return saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal return, dan uji-t. Penentuan abnormal return dan rata-rata harga saham LQ45 selengkapnya adalah sebagai berikut Rata-Rata Harga Saham Yang Tergabung Dalam Indeks LQ45 Rata-rata harga saham ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai seluruh saham pada masing masing hari pengujian kemudian dibagi dengan jumlah saham yang digunakan sebagai sampel penelitian, dalam hal ini pembaginya adalah 45 perusahaan. Return Sesungguhnya Dan Return Pasar Saham LQ45 Menurut Jogiyanto (2003), Return sesungguhnya merupakan return harga yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Untuk mencari nilai dari return sesungguhnya maka Pi,t Pi,t 1 digunakan R i,t = dimana P i,t Pi,t 1 adalah harga saham ke-i periode ke-t, dan P i,t-1 adalah harga saham ke-i periode ke-t-1. Menurut Jogiyanto (2003), Return pasar merupakan nilai IHSG yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih IHSG sekarang relatif terhadap IHSG sebelumnya. Untuk mencari nilai dari return pasar maka digunakan IHSGt IHSG 1 rumus : R =, dimana R m,t m,t IHSG 1 adalah Return Pasar, IHSG t adalah Indeks harga saham gabungan periode ke-t, dan IHSG t-1 adalah Indeks harga saham gabungan periode ke t-1 Return Tidak Normal (Abnormal Return) Saham LQ45. Abnormal return dicari dengan menggunakan model disesuaikan pasar (maket-adjusted model). Untuk mencari nilai dari Abnormal return maka digunakan rumus : RTN i,t = Ri,t Rmt dimana RTN i,t adalah Return tidak normal sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t, R i,t adalah Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke t, dan R m,t adalah Return Pasar Rata-Rata Return Tidak Normal (Abnormal Return) Saham LQ45 Setelah melakukan penghitungan terhadap return tidak normal, maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai dari ratarata return tidak normal (abnormal return) saham dengan menggunakan rumus k i = 1 RTN i,t : RRTNt = k, dimana : RRTN t adalah rata-rata return tidak normal (abnormal return) pada hari ke-t, RTN i,t adalah Return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t, dan k adalah jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa. Kesalahan Standard Error Saham Yang Tergabung Dalam Indeks LQ45. Penentuan kesalahan Standard Error saham dapat dicari dengan menggunakan rumus 2 ( RTNi,t RRTNt ) 1 : KSEt = ( k 1) k, dimana : RTN i,t adalah Return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t, RRTN t adalah Rata-rata return tidak normal (abnormal return) pada hari ke-t, dan k adalah jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa Pengujian Statistik Dengan Mencari Nilai t hitung dan Nilai Paired Sample t Test A204

4 Menurut Jogiyanto (2003) pengujian statistik terhadap abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi abnormal return yang ada di periode peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara statistik tidak sama dengan nol. Pengujian t (t test) digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis yang telah dibangun. Untuk mengetahui pengaruh yang kuat terhadap pergerakan saham LQ45 antara sebelum dan sesudah pengumuman Reshuffle Kabinet menurut Trihendardi (2005) Paired Sample t test digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara dua sampel berpasangan. Uji ini biasanya melibatkan pengukuran pada suatu variabel atas pengaruh atau perlakuan tertentu. Sebelum dan sesudah pemberian pengaruh atau perlakuan tertentu variabel tersebut diukur, apakah terjadi perubahan yang signifikan atau tidak. Dasar pengambilan keputusan berdasar nilai probabilitas : nilai (Sig 2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima atau nilai (Sig 2-tailed) < 0,05, maka Ho ditolak.kegiatan pengujian ini digunakan alat bantu program komputer dengan menggunakan software SPSS versi 13.0 HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Objek Penelitian Menurut BEJ saham LQ45, merupakan indeks saham yang terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar dari saham-saham tersebut. Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997, hari dasar untuk penghitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar dari Juli 1993-Juni 1994, hingga terpilih 45 emiten yang meliputi 72% dari total kapitalisasi pasar dan 72,5% dari total nilai transaksi di pasar regular. Bursa Efek Jakarta (BEJ) secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan review pergerakan ranking saham akan digunakan dalam kalkulasi indeks LQ45. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi indeks LQ45, maka saham tersebut dikeluarkan dari penghitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel saham yang terdaftar dalam indeks LQ45 periode Februari 2007 Juli Adapun jumlah dan komposisi sektor industri yang tergabung dalam LQ45 ini terdiri dari saham sektor pertanian (3 perusahaan), sektor pertambangan (7 perusahaan), sektor industri dasar dan kimia (4 perusahaan), sektor aneka industri (2 perusahaan), sektor industri barang konsumsi (5 perusahaan), sektor property dan real estate (6 perusahaan), sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi (7 perusahaan), sektor keuangan (8 perusahaan), sektor perdagangan, jasa dan investasi (3 perusahaan). Komposisi sektor yang tergabung dalam LQ45 dengan proporsi terbesar sampai terkecil diantaranya adalah sektor keuangan (17%), sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi (16%), sektor pertambangan (16%), sektor property dan real estate (13%), sektor industri barang konsumsi (11%), sektor industri dasar dan kimia (9%), sektor perdagangan, jasa dan investasi (7%), sektor pertanian (7%), sektor aneka industri (4%). Rata-rata Harga Saham Data harga saham yang telah dipaparkan pada Lampiran 1 akan diolah melalui beberapa tahapan. Tahap yang pertama adalah menghitung rata-rata harga saham. Berikut ini adalah grafik rata-rata harga saham 45 perusahaan pada saat periode pengujian yaitu 8 hari sebelum peristiwa (t-8,t-7,t-6,t-5,t-4,t-3,t-2,t- 1), saat peristiwa (t0), dan 7 hari setelah peristiwa (t+1,t+2,t+3,t+4,t+5,t+6,t+7). Seluruh data pergerakan harga saham tersebut disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 6. Secara sekilas dapat dilihat pada grafik diatas bahwa harga saham mengalami kenaikan pada t-5 sampai dengan t0 dan sempat mengalami penurunan pada t+1 namun harga saham kembali menguat pada t+2. Return Sesungguhnya dan Return Pasar Pertama-tama dalam menganalisis ditentukan return sesungguhnya (R i,t ) dan return pasar (R mt ) dari saham 45 perusahaan tersebut. Salah satu yang disajikan adalah return dari saham Astra Argo Lestari Tbk (AALI) 0,0983. Artinya return sesungguhnya saham Astra Argo Lestari Tbk (AALI) pada periode 7 hari sebelum peristiwa Pengaruh Reshuffle Kabinet terhadap.. A205

5 Reshuffle Kabinet yaitu pada tanggal 26 April 2007 (t-7) adalah 0,0983 atau 9,83% (0,0983 x 100%) lebih tinggi dari periode sebelumnya. Perhitungan ini berlaku untuk 44 perusahaan lainnya. Tabel 1. Tabel Pergerakan Saham Rata-rata 45 Perusahaan Periode Harga Saham Periode Harga Saham t ,0667 t0 5164,7333 t ,3333 t ,3778 t ,4667 t ,6444 t ,5778 t ,6000 t ,8667 t ,0889 t ,8000 t ,8444 t ,7778 t ,5556 t ,6000 t ,1111 Sumber : Data diolah Pergerakan Harga Saham Harga Saham t-8 t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 Series1 Periode Sumber : Hasil pengolahan data Gambar 6. Grafik Pergerakan Saham Rata-rata 45 Perusahaan Return pasar pada periode 7 hari sebelum peristiwa Reshuffle Kabinet yaitu pada tanggal 26 April 2007 (t-7) adalah 0,0148 atau 1,48 % (0,0148 x 100%) lebih tinggi dari periode sebelumnya. Perhitungan ini berlaku untuk 44 perusahaan lainnya. Return Tidak Normal Langkah selanjutnya ditentukan return tidak normal (abnormal return). Return tidak normal (abnormal return) adalah kelebihan atau kekurangan return sesungguhnya (R i,t ) terhadap return pasar (R mt ). Tabel return tidak normal (abnormal return) 45 perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 3. Adapun perhitungan return tidak normal (abnormal return) saham Astra Argo Lestari Tbk (AALI), adalah sebagai berikut: 2). - R RTNt AALI t-7 = R i,t-7aali mt-7 = 0,0983-0,0148 = 0,0835. (R i,t dan R mt berasal Lampiran Return tidak normal (abnormal return) saham Astra Argo Lestari Tbk (AALI) pada periode 7 hari sebelum peristiwa Reshuffle yaitu pada tanggal 26 April 2007 (t-7) adalah 0,0835. Return tidak normal (abnormal return) saham Astra Argo Lestari Tbk yang positif menunjukkan bahwa saham tersebut memperoleh keuntungan sebesar 8,35 % (0,0835x 100%) di atas return pasar (R mt ). RTN AALI,t-6 = R i,t - R mt-6 = - 0,0370 0,0018 = -0,0388 Return tidak normal (abnormal return) saham Astra Argo Lestari Tbk (AALI) pada periode 6 hari sebelum peristiwa Reshuffle yaitu pada tanggal 27 April 2007 (t-6) adalah -0,0388. Return tidak normal (abnormal return) saham Astra Argo Lestari Tbk yang negatif menunjukkan bahwa saham tersebut menderita kerugian sebesar 3,88 % (0,0388 x 100%) di bawah return pasar (R mt ). Demikian seterusnya untuk semua periode pengujian 44 perusahaan yang lain. Rata-rata Return Tidak Normal A206

6 Setelah ditentukan return tidak normal, langkah selanjutnya adalah menentukan ratarata return tidak normal (average abnormal return). Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji ratarata return tidak normal (average abnormal return) seluruh sekuritas secara cross section (menggunakan observasi untuk suatu periode tertentu tetapi melibatkan banyak sekuritas). Berikut ini rata-rata return tidak normal selama 7 hari sebelum peristiwa (t-7,t-6,t-5,t-4,t-3,t-2,t-1), saat peristiwa (t0), dan 7 hari setelah peristiwa (t+1,t+2,t+3,t+4,t+5,t+6,t+7) Tabel 2. Rata-Rata Return Tidak Normal Periode RRTN Periode RRTN t-7 0,0038 t+1 0,0032 t-6 0,0009 t+2 0,0015 t-5-0,0015 t+3 0,0031 t-4-0,0002 t+4 0,0029 t-3 0,0105 t+5 0,0038 t-2-0,0091 t+6-0,0001 t-1 0,0003 t+7-0,0004 t0-0,0030 t+1 0,0032 Sumber : Hasil pengolahan data Seluruh data average abnormal return tersebut disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 7 berikut ini. Grafik Rata-Rata Return Tidak Normal Rata-Rata Return Tidak Normal t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 Series1 Periode Sumber : Hasil pengolahan data Gambar 7. Grafik Rata-Rata Return Tidak Normal RRTN t-7 mempunyai nilai 0,0038. Besarnya nilai average abnormal return yang diperoleh dari perhitungan adalah sebesar Pengujian Hipotesis Pengujian statistik terhadap abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikasi abnormal return yang ada di periode peristiwa. Signifikasi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara statistik tidak sama dengan nol. Pengujian t (t test) digunakan untuk maksud ini. Berikut ini adalah tabel pengujian statistik return tidak normal (abnormal return) selama 7 hari sebelum dan 7 hari sesudah peristiwa dengan α = 5% dan jumlah saham yang dianalisis (k) adalah 45 saham. Pengujian t (t test) digunakan untuk Hipotesis sebagai berikut : Ho 1 : AAR=0, Informasi tentang Reshuffle Kabinet tidak mempengaruhi pergerakan saham LQ45 secara signifikan. Ha 1 : AAR 0, Informasi tentang Reshuffle Kabinet mempengaruhi pergerakan saham LQ45 secara signifikan. t tabel ditentukan dengan degree of freedom = k-1 = 45-1 = 44 t tabel = t α/2(k-1) = t 0,05/2 (45-1) = ± 2,015 t hitung < t tabel, maka Ho diterima. Pengaruh Reshuffle Kabinet terhadap.. A207

7 Tabel 3. Uji Statistik Abnormal Return Periode RRTNt KSEt t hitung Keterangan t-7 0,0038 0,0047 0,8085 Tidak Signifikan t-6 0,0009 0,0037 0,2432 Tidak Signifikan t-5-0,0015 0,0029-0,5172 Tidak Signifikan t-4-0,0002 0,0040-0,0500 Tidak Signifikan t-3 0,0105 0,0064 1,6406 Tidak Signifikan t-2-0,0091 0,0037-2,4595 Signifikan t-1 0,0003 0,0030 0,1000 Tidak Signifikan t0-0,0030 0,0027-1,1111 Tidak Signifikan t+1 0,0032 0,0033 0,9697 Tidak Signifikan t+2 0,0015 0,0039 0,3846 Tidak Signifikan t+3 0,0031 0,0033 0,9394 Tidak Signifikan t+4 0,0029 0,0041 0,7073 Tidak Signifikan t+5 0,0038 0,0037 1,0270 Tidak Signifikan t+6-0,0001 0,0030-0,0333 Tidak Signifikan t+7-0,0004 0,0027-0,1481 Tidak Signifikan Sumber : Hasil pengolahan data Hal ini berarti peristiwa reshuffle kabinet tidak mempengaruhi pergerakan saham LQ45 pada periode (t-7) secara signifikan. Pada tabel 3 terlihat bahwa nilai RRTN t pada periode (t-7), (t-6), (t-3) dan (t-1) bernilai positif yaitu 0,0038, 0,0009, 0,0105 dan 0,0003, menunjukkan bahwa rencana reshuffle kabinet yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah diketahui sebelumnya oleh pasar, karena seharusnya pada periode sebelum pengumuman reshuffle kabinet tidak ada abnormal return. Sedangkan pada (t-5), (t-4) dan (t-2) menunjukkan arah yang negatif yaitu -0,0015, -0,0002 dan -0,0091. Pergerakan RRTN t dari positif ke negatif pada hari-hari sebelum reshuffle kabinet menunjukkan bahwa pasar meragukan apakah reshuffle kabinet dapat membawa perubahan positif bagi perekonomian Indonesia. RRTN t mulai dinikmati pasar pada periode (t+1) sampai dengan periode (t+5) setelah pengumuman reshuffle kabinet yaitu 0,0032, 0,0015, 0,0031, 0,0029 dan 0,0038 menunjukkan bahwa pasar bereaksi dan menganggap pengumuman reshuffle kabinet yang dilakukan oleh pemerintah merupakan berita baik. Pada tabel 3 menunjukkan bahwa RRTNt selama 15 hari periode peristiwa secara statistik tidak signifikan kecuali pada periode (t- 2). Pergerakan RRTNt dari positif ke negatif pada hari-hari sebelum pengumuman reshuffle kabinet menunjukkan bahwa pasar meragukan apakah pengumuman reshuffle kabinet yang dilakukan oleh pemerintah sesuai dengan yang diharapkan oleh pasar atau tidak. Periode (t-2) sebelum pengumuman adalah saat dimana pasar paling meragukan apakah reshuffle kabinet dapat membawa perubahan positif dibuktikan dari abnormal return yang negatif dan pengujian statistik yang signifikan. Pada tabel 3. RRTN t periode (t+1) sampai dengan periode (t+5) positif memberikan bukti bahwa pengumuman reshuffle kabinet mengandung informasi bagi pasar, sedangkan pengujian statistik menunjukkan tidak signifikan. Berarti reaksi pasar tidak terlalu kuat terhadap pengumuman reshuffle kabinet. Analisis dengan Menggunakan Paired Sample T test Dari hasil uji statistik di atas, besarnya t hitung = - 1,086 t tabel adalah t (44:0.025) = 2,015 (dapat dilihat pada tabel statistik) dimana 44 adalah df (degree of freedom) n-1 = 44 dan 0,025 merupakan setengah dari nilai α (0,05) = 0,025. Karena t hitung (-1,086) < t tabel (2,015) maka Ho diterima. Selain itu juga keputusan ini diambil dengan melihat nilai signifikan (sig). nilai Sig (2- tailed) = 0,284 > 0,05 maka Ho diterima. Jadi tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan saham LQ45 antara sebelum dan sesudah reshuffle kabinet yang dilakukan tanggal 7 Mei Analisis Saham LQ45 yang digunakan sebagai objek penelitian dalam penulisan ini, merupakan indeks saham yang terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria A208

8 sehingga indeks ini terdiri dari saham-saham yang mempunyai likuiditas yang tinggi. Bursa Efek Jakarta (BEJ) secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi indeks LQ45, maka saham tersebut dikeluarkan dari penghitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. Peristiwa pengumuman Reshuffle Kabinet yang terjadi pada tanggal 7 Mei 2007 dipicu oleh ketidakpuasan rakyat terhadap kinerja pemerintah terutama kinerja para menteri yang dianggap kurang baik. Terlihat dari kemerosotan bidang ekonomi yang dicerminkan dengan makin banyaknya jumlah rakyat miskin dan pengangguran. Presiden dihadapkan pada pilihan yang realistis untuk mengganti menterinya yang dinilai kurang baik kinerjanya sehingga kerja pemerintah tidak maksimal dan perekonomian Indonesia sulit bangkit yaitu dengan cara melakukan perombakan (reshuffle) kabinet. Melalui penulisan ini diketahui bahwa pengumuman Reshuffle Kabinet yang dilakukan pemerintah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham LQ45. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata harga saham dan rata-rata return tidak normal yang mengalami pergerakan yang sangat fluktuatif pada periode pengumuman Reshuffle kabinet akan tetapi pengujian statistik yang dihasilkan tidak signifikan. Hasil yang tidak signifikan tersebut mungkin saja terjadi karena beberapa hal diantaranya rencana reshuffle kabinet memang sudah gencar diberitakan akan dilakukan pada awal Mei sehingga pasar sudah dapat mengantisipasi pengumuman ini. Selain itu sisa waktu dua setengah tahun yang dimiliki oleh Kabinet Indonesia Bersatu dianggap tidak cukup untuk memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia, sehingga pasar cenderung pesimis menghadapi pengumuman reshuffle kabinet ini. Kesimpulan dan Implikasi Berdasarkan analisis dan pengujian yang dilakukan terhadap peristiwa Reshuffle Kabinet, maka kesimpulan penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Pergerakan harga saham pada periode (t-7) sampai dengan (t+7) sangat fluktuatif namun cenderung mengalami penguatan. Terlihat pada periode (t-5) sampai dengan (t0) harga saham cenderung menguat. Ratarata return tidak normal juga mengalami pergerakan yang sangat fluktuatif. Di beberapa periode mengalami penguatan seperti pada periode (t+1) namun sempat melemah pada periode (t+2) dan kembali menguat pada periode (t+3). 2. Saham LQ45 menunjukkan reaksi yang tidak signifikan setelah pengumuman Reshuffle tersebut. Walaupun pada periode (t+1) sampai dengan periode (t+5) abnormal return yang dihasilkan positif (memberikan bukti bahwa pengumuman reshuffle kabinet mengandung informasi bagi pasar), akan tetapi pengujian statistik tidak signifikan. 3. Hasil analisis juga menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah reshuffle kabinet yang dilakukan tanggal 7 Mei Sedangkan implikasi hasil penelitian yang disarankan kepada pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian ini adalah investor tidak perlu ragu-ragu untuk melakukan investasi pada saham yang tergabung dalam indeks LQ45, karena terbukti peristiwa politik tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45. Seperti diketahui indeks LQ45 merupakan gabungan saham yang memiliki nilai cukup stabil. Sehingga investor dapat membeli saham tanpa harus mengkhawatirkan peristiwa-peristiwa politik yang terjadi. Terutama bila peristiwa tersebut tidak mengandung kebijakan yang dapat mempengaruhi perekonomian secara langsung seperti penetapan pajak, maupun tingkat bunga. DAFTAR PUSTAKA Aan, Hazairin. Studi Peristiwa Reaksi Pasar Terhadap Pemilu tanggal 5 April 2004 Pada Bursa Efek Jakarta. Jakarta: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Ayub, Setiadi. Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Deviden Yang Telah Dibersihkan Dari Efek Penggangu. Jakarta: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Budiarto. Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Right Issue ( ) di BEJ, Jurnal Ekonomi Dola, Adhipradana. Pengaruh Pemberitaan Kasus Blok Cepu Terhadap Peregerakan Saham LQ45 Dengan Metode Abnormal Return. Jakarta: Pengaruh Reshuffle Kabinet terhadap.. A209

9 Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Enjar, Haerudin. Pembahasan Reaksi Pasar Terhadap Isu Persengketaan Blok Ambalat Antara RI Dengan Malaysia Pada Bursa Efek Jakarta. Jakarta: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Frank, Fabbozzi. Manajemen Investasi. Jakarta : Salemba Empat, Ignatius, R.S. Perilaku Harga Saham : Pengamatan Sebelum dan Sesudah Peristiwa Peledakan Bom di BEJ tanggal 13 September Publikasi Permias, vol 1, No. 1:1-13, Jogiyanto, H.M, D.R., M.B.A., Akt. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.Yogyakarta: BPFE, Edisi Ketiga, Singgih, Santoso dan Fandy Tjiptono. Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo, Suad, Husnan. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: AMP YKPN, Sunaryah. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2002Supranto, J. Statistik Pasar Modal Keuangan dan Perbankan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, (Di akses tanggal 8 Mei 2007) (Di akses tanggal 4 Juni 2007) (Di akses tanggal 26 April Mei 2007) (Di akses tanggal 4 Juni 2007) (Di akses tanggal 26 April Mei 2007) A210

STUDI PERISTIWA REAKSI PASAR TERHADAP PEMILIHAN UMUM TANGGAL 5 APRIL 2004 PADA BURSA EFEK JAKARTA

STUDI PERISTIWA REAKSI PASAR TERHADAP PEMILIHAN UMUM TANGGAL 5 APRIL 2004 PADA BURSA EFEK JAKARTA STUDI PERISTIWA REAKSI PASAR TERHADAP PEMILIHAN UMUM TANGGAL 5 APRIL 2004 PADA BURSA EFEK JAKARTA Chairul Anwar Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok

Lebih terperinci

REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2009 PADA BURSA EFEK INDONESIA

REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2009 PADA BURSA EFEK INDONESIA REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2009 PADA BURSA EFEK INDONESIA Vini Sundari E-mail: vinisundari@yahoo.com Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi Jabatan politik tertentu. Dalam Pemilu, para pemilih dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pratama (2011), peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan berupa return dan abnormal return pada sampel saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan memperjual-belikan instrumen keuangan jangka panjang, seperti surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN III.METODE PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan event study yaitu salah satu desain statistik yang popular di bidang keuangan yang menggambarkan sebuah teknik riset yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan event study yang mengamati pengaruh suatu

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan event study yang mengamati pengaruh suatu 27 BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan event study yang mengamati pengaruh suatu peristiwa/peraturan atau kebijakan pemerintah pada suatu periode tertentu terhadap

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Electronic Library (ICaMEL). Populasi dari penelitian ini

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi kasus pada perusahaan go public di BEI periode 2010-2013) Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2009, peristiwa pemilu mempengaruhi harga saham (Suwaryo, 2008). Setiap investor sangat

BAB I PENDAHULUAN. 2009, peristiwa pemilu mempengaruhi harga saham (Suwaryo, 2008). Setiap investor sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa politik bisa mempengaruhi harga saham. Pada pemilu sebelumnya di tahun 2009, peristiwa pemilu mempengaruhi harga saham (Suwaryo, 2008). Setiap investor sangat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode Februari Juli yaitu indeks yang terdiri dari 45 perusahaan yang tercatat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini karena pasar modal merupakan sarana yang dapat menggalang perolehan

Lebih terperinci

ANALISIS REAKSI HARGA SAHAM TERHADAP DUA PERISTIWA (STUDY KASUS TERHADAP SAHAM- SAHAM LQ 45 DI BEI) Prastian Bayang Januar

ANALISIS REAKSI HARGA SAHAM TERHADAP DUA PERISTIWA (STUDY KASUS TERHADAP SAHAM- SAHAM LQ 45 DI BEI) Prastian Bayang Januar ANALISIS REAKSI HARGA SAHAM TERHADAP DUA PERISTIWA POLITIK DI AWAL TAHUN 2013 (STUDY KASUS TERHADAP SAHAM- SAHAM LQ 45 DI BEI) Prastian Bayang Januar 25210371 LatarBelakang Pasar modal merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah. Di samping itu, para investor juga menggunakan pasar modal sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berdasarkan data empiris dan melakukan uji hipotesis atas perbedaan abnormal return dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi keduanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal sebagai tempat jual beli saham merupakan salah satu tempat berinvestasi bagi para investor. Pasar modal memilki peran yang penting dalam perekonomian negara.

Lebih terperinci

DAMPAK PERGANTIAN MENTERI KEUANGAN RI TAHUN 2010 TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

DAMPAK PERGANTIAN MENTERI KEUANGAN RI TAHUN 2010 TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI e-jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1 No. 1, September 2012 ISSN 2303-1522 DAMPAK PERGANTIAN MENTERI KEUANGAN RI TAHUN 2010 TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI Rica Syafitri Sirait,

Lebih terperinci

kewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat

kewajiban, apabila pemegang saham tidak ingin melakukan haknya maka ia dapat BAB I PENDAHULUAN Return saham di pasar modal merupakan satu indikator yang penting untuk mengetahui tingkah laku pasar. Para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal, biasanya mereka akan mendasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK Peristiwa pengumuman penerbitan sukuk dan obligasi adalah informasi menarik bagi investor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saat ini dimana pasar modal dapat menjadi cerminan aktivitas perekonomian. Pasar

I. PENDAHULUAN. saat ini dimana pasar modal dapat menjadi cerminan aktivitas perekonomian. Pasar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di negara-negara maju sejak lama telah merupakan lembaga yang sangat diperhitungkan bagi perkembangan ekonomi. Sama halnya dengan keadaan di Indonesia saat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 60 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-ekperimental, dengan jenis deskriptif, dan komparatif. Dilihat dari pengendalian variabel, penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA Siti Murtopingah Rina Mudjiyanti Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT This study is to analysis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Pasar Modal Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ledakan bom berkekuatan dasyat di kawasan wisata di Pulau Dewata, Bali,

BAB I PENDAHULUAN. Ledakan bom berkekuatan dasyat di kawasan wisata di Pulau Dewata, Bali, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Ledakan bom berkekuatan dasyat di kawasan wisata di Pulau Dewata, Bali, yang terjadi pada tanggal 12 Oktober 2002 lalu membuat Indonesia kembali menjadi sorotan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan penting sebagai salah satu sumber pembiayaan dana usaha di Indonesia, sedangkan disisi lain, pasar modal merupakan wahana investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktifitas.

BAB I PENDAHULUAN. dimasa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktifitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih investor dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan studi peritiwa (event study). Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa (event) yang

Lebih terperinci

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ZAINUL BACHTIAR B 200 090 031 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang 1 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, ada banyak cara yang dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, pasar modal mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, pasar modal mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia bisnis, pasar modal mempunyai peranan penting dalam kehidupan ekonomi yang dijadikan sebagai alternatif sumber pendanaan. Untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, pasar modal tidak lepas dari pengaruh lingkungan, terutama

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, pasar modal tidak lepas dari pengaruh lingkungan, terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh gejolak moneter yang terjadi di beberapa negara Asia dan Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah menimbulkan kesulitan yang sangat besar terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GAJAYANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS M A L A N G

UNIVERSITAS GAJAYANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS M A L A N G REAKSI PASAR MODAL INDONESIA ATAS PERISTIWA POLITIK TERPILIHNYA DONALD TRUMP SEBAGAI PRESIDEN AMERIKA SERIKAT (Studi pada Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia) RINGKASAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin ramainya transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap 45 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap kandungan informasi pengumuman dividen terhadap return saham yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap 37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar saham di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat beberapa tahun

I. PENDAHULUAN. Pasar saham di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat beberapa tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar saham di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat beberapa tahun terakhir ini. Pertumbuhan investasi di pasar modal Indonesia mengalami peningkatan dari tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang pesat selalu diiringi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. peneliti untuk menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu terhadap harga saham dari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. peneliti untuk menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu terhadap harga saham dari BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan event study yaitu salah satu desain statistik yang popular di bidang keuangan yang menggambarkan sebuah teknik riset yang memungkinkan

Lebih terperinci

Andika Putra Pratama, Saryadi, Sendhang Nurseto. Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro.

Andika Putra Pratama, Saryadi, Sendhang Nurseto. Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro. ANALISIS PERBEDAAN HARGA SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM, RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH INFORMASI RENCANA AKUISISI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. OLEH PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. Andika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor pasar modal Indonesia seringkali menggunakan pertimbangan berupa data harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting di dalam kegiatan perekonomian sehingga efektivitas pasar modal seringkali dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dalam Undang-

I. PENDAHULUAN. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dalam Undang- 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri,

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi. BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

Lebih terperinci

PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT SECARA KEPUTUSAN AKIBAT PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT DI BURSA EFEK JAKARTA ABSTRAK

PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT SECARA KEPUTUSAN AKIBAT PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT DI BURSA EFEK JAKARTA ABSTRAK PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT SECARA KEPUTUSAN AKIBAT PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT DI BURSA EFEK JAKARTA Oleh GITA DANUPRANATA* NUR AFIANINGSIH** ABSTRAK A. LATAR BELAKANG Pasar modal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer yang diperjual

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer yang diperjual BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer yang diperjual belikan di pasar modal. Saham adalah surat berharga yang bersifat kepemilikan dimana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah atau mengurangi jumlah saham yang beredar menjadi n

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. satu tahun (Tandellin 2013). Menurut Suad Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. satu tahun (Tandellin 2013). Menurut Suad Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pasar modal Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya anatara permintaan dan penawaran atas instrument keuangan jangka panjang yang umumnya lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana jangka panjang. Pasar modal juga dapat didefinisikan sebagai pasar ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. dana jangka panjang. Pasar modal juga dapat didefinisikan sebagai pasar ekuitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah pasar untuk perdagangan surat berharga (baik simpanan maupun hutang) dimana perusahan swasta ataupun pemerintah dapat mencari sumber dana jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang dalam bentuk efek dan saham. Fungsi dari bursa efek di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal A. Landasan Teori 1.Pasar Modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian terutama dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar modal harus bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman peristiwa bencana banjir yang melanda daerah khusus

Lebih terperinci

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah Pasar & Pasar Modal Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah Pasar untuk menunjuk pada sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis dan juga masyarakat dalam usaha untuk menggali potensi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pelaku bisnis dan juga masyarakat dalam usaha untuk menggali potensi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan perekonomian, maka peran pasar modal menjadi sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, pasar modal semakin banyak mendapat perhatian, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, pasar modal semakin banyak mendapat perhatian, baik BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, pasar modal semakin banyak mendapat perhatian, baik dari kalangan investor, emiten, maupun pemerintah, karena perannya yang sangat mendukung bagi perekonomian.

Lebih terperinci

I Made Widi Hartawan, 1 I Made Pradana Adiputra, 2 Nyoman Ari Surya Darmawan

I Made Widi Hartawan, 1 I Made Pradana Adiputra, 2 Nyoman Ari Surya Darmawan ANALISIS PERUBAHAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PEMILU LEGISLATIF 9 APRIL 2014 (EVENT STUDY PADA SEKTOR-SEKTOR INDUSTRI DI BURSA EFEK INDONESIA) 1 I Made Widi Hartawan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang datanya diperoleh melalui www.idx.co.id. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder. Data sekunder yang diperlukan terdiri dari : 1. Tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Studi Penelitian ini menggunakan metode event study, yaitu metode yang digunakan untuk mengukur reaksi harga saham terhadap suatu peristiwa yang ditandai dengan

Lebih terperinci

Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu. Judul Penelitian Variabel Analisis Data. sample t- (Initial Public

Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu. Judul Penelitian Variabel Analisis Data. sample t- (Initial Public No Peneliti/ Tahun 9 Meidiaswati (2008) Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Metode Judul Penelitian Variabel Analisis Data Kinerja Jangka Abnormal Return One Panjang pada IPO sample t- (Initial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital market) adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Saham Saham (stock atau share) adalah surat berharga yang paling populer diantara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin terasa wujudnya terutama pada tahun-tahun terakhir dekade 90 an.

BAB I PENDAHULUAN. dan semakin terasa wujudnya terutama pada tahun-tahun terakhir dekade 90 an. BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Isu globalisasi memang tidak dapat dielakkan lagi, isu ini terus berkembang dan semakin terasa wujudnya terutama pada tahun-tahun terakhir dekade 90 an. Dampaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jangka menengah dan dan jangka panjang. Bertemunya pihak yang memerlukan modal

I. PENDAHULUAN. jangka menengah dan dan jangka panjang. Bertemunya pihak yang memerlukan modal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah dan dan jangka panjang. Bertemunya pihak yang memerlukan modal jangka panjang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif memperoleh sumber dana yang dibutuhkan oleh perusahaan yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana modal untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Pemilik dana pada

Lebih terperinci

Pengaruh Informasi Arus Kas dan Laba Akuntansi terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh Informasi Arus Kas dan Laba Akuntansi terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Informasi Arus Kas dan Laba Akuntansi terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Al Azhar L Rofika Lilis Rohayati Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penanaman modal yang dilakukan saat ini dengan harapan keuntungan dimasa yang akan datang. Kegiatan investasi menjadi semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal, banyak sekali yang dapat diperoleh investor baik yang tersedia di publik maupun pribadi (privat). Salah satu yang ada adalah pengumuman stock split

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA TIGA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI PORTOFOLIO. (STUDI KASUS PADA SAHAM PT GUDANG GARAM Tbk,

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA TIGA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI PORTOFOLIO. (STUDI KASUS PADA SAHAM PT GUDANG GARAM Tbk, ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA TIGA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI PORTOFOLIO (STUDI KASUS PADA SAHAM PT GUDANG GARAM Tbk, SAHAM PT HM SAMPOERNA Tbk DAN SAHAM PT TIMAH Tbk) Elvida Julianti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mempunyai surplus dana dalam masyarakat (penabung atau investor)

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mempunyai surplus dana dalam masyarakat (penabung atau investor) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyaarakat. Pasar modal memberikan kepada pihak yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperdagangkan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bidang keuangan, event study digunakan untuk meneliti dampak suatu peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan IV. PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yakni

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yakni 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yakni data yang berupa angka-angka. Sedangkan menurut dimensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempunyai surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. mempunyai surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah dan dan jangka panjang. Bertemunya pihak yang memerlukan modal jangka panjang dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSIPASAR MODAL INDONESIA Oleh Fudji Sri Mar ati,se,m.si Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AMA Salatiga

ANALISIS EFISIENSIPASAR MODAL INDONESIA Oleh Fudji Sri Mar ati,se,m.si Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AMA Salatiga 35 ANALISIS EFISIENSIPASAR MODAL INDONESIA Oleh Fudji Sri Mar ati,se,m.si Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AMA Salatiga Abstrak Pasar yang efisien adalah pasar dimana semua harga sekuritas yang diperdagangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman yang semakin berkembang ini, masyarakat dapat menginvestasikan dananya dengan memperjualbelikan instrumen keuangan di dalam pasar modal. Pasar modal memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi sebagai alat ukur dalam menganalisa seberapa besar perkembangan perekonomian di suatu negara. Selain meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu negara, sehingga dalam melakukan investasi seorang investor memerlukan suatu analisis

Lebih terperinci

Pokok Bahasan 10/1/2011. Pengertian Pasar Modal Pasar Perdana Pasar Sekunder. Lecture Note:

Pokok Bahasan 10/1/2011. Pengertian Pasar Modal Pasar Perdana Pasar Sekunder. Lecture Note: Pokok Bahasan Lecture Note: Pengertian Pasar Modal Pasar Perdana Pasar Sekunder Instrumen Pasar Modal Saham Obligasi Reksadana Sekuritas Derivatif: Right issue, waran, opsi 1 2 Definisi Pasar Modal Pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya antara demand dan supply

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya antara demand dan supply 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya antara demand dan supply dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat di perdagangkan dalam bentuk hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI IHSG

BAB II DESKRIPSI IHSG BAB II DESKRIPSI IHSG 2.1 Sejarah Singkat IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pasar modal sebagai salah satu pilihan dalam melakukan invetasi telah banyak

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pasar modal sebagai salah satu pilihan dalam melakukan invetasi telah banyak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pasar modal sebagai salah satu pilihan dalam melakukan invetasi telah banyak dikenal luas oleh masyarakat. Investasi dalam saham melalui pasar modal merupakan

Lebih terperinci