BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. antara lain material limbah spanduk MMT, pemahaman ruang open plan, visual

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. antara lain material limbah spanduk MMT, pemahaman ruang open plan, visual"

Transkripsi

1 BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Beberapa permasalahan yang digadapi dalam proyek perancangan ini antara lain material limbah spanduk MMT, pemahaman ruang open plan, visual desain, teknik produksi dan proses produksi. Perancangan produk tekstil pelengkap interior sebagai partisi memanfaatkan limbah spanduk MMT. Material dari limbah spanduk MMT perlu dianalisis untuk mengetahui karakteristik material ini sehingga dapat diterapkan dalam perancangan produk tekstil interior sebagai partisi. Pemahaman ruang dengan konsep open plan yaitu pemahaman mengenai bentuk dan ukuran ruang serta fungsi ruang yang diterapkan pada hunian dengan menerapkan konsep open plan. Perlu dianalisis juga bagaimana peranan partisi atau penyekat ruang dalam hunian sehingga penyekat ruang tersebut tidak merusak konsep open plan yang sudah ada. Visual desain dalam perancangan produk partisi mencakup tema, bentuk, warna, ukuran, maupun jenisnya. Pada perancangan ini bagaimana menentukan visual yang sesuai dan tepat, mulai dari tema, bentuk, warna, ukuran dan jenis partisi yang akan diproduksi dalam hunian dengan konsep open plan. Teknik pembuatan produk tekstil interior dengan memanfaaatkan limbah spanduk MMT perlu dianalisis, teknik yang tepat dengan menyesuaikan karakter material yang digunakan akan menentukan juga hasil akhir perancangan maka, perlu dianalisis teknik yang akan digunakan dalam pengerjaan limbah spanduk 13

2 14 MMT untuk partisi. Teknik termasuk dalam tahapan proses produksi. Tahapan ini perlu dianalisis untuk menentukan teknik, visual, material yang digunakan sehingga sesuai dengan konsep rumah hunian open plan. A. Strategi Pemecahan Masalah Agar permasalahan-permasalahan dalam perancangan dapat terselesaikan dengan baik diperlukan strategi penyelesaian masalah. Berikut beberapa strategi penyelesaian masalah dalam proyek perancangan ini: Analisis permasalahan diatas merupakan tahap awal dalam perancangan ini. Berkaitan dengan beberapa analisis tersebut, maka dibutuhkan strategi sebelum melaksanakan perancangan produk. Strategi mengenai pemahaman limbah spanduk MMT yang digunakan dalam perancangan produk tekstil interior. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik limbah spanduk MMT mulai dari bahan, proses produksi, karakter bahan dan sejauh mana limbah spanduk MMT tersebut digunakan oleh masyarakat. Pemanfaatan limbah akan diterapkan pada hunian dengan konsep open plan dengan produk akhir berupa partisi, maka dari itu pemahaman tentang hunian dengan konsep open plan perlu diperdalam. Strategi yang dilakukan dengan studi pustaka, observasi terhadap beberapa perumahan dan wawancara dengan pemilik rumah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tipe hunian yang tepat dan keadaan ruangan yang tepat untuk diaplikasikan partisi sehingga tidak merusak konsep open plan tersebut.

3 15 Berkaitan dengan visual desain dalam perancangan ini, strategi yang dilakukan yaitu dengan studi pustaka mengenai standar pembuatan partisi dan observasi ke berbagai tempat produksi dan showroom penjual produk partisi serta wawancara. Observasi juga dilakukan pada beberapa perumahan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui selera masyarakat serta mengetahui daya beli masyarakat. Menentukan teknik yang akan digunakan dalam perancangan ini dilakukan dengan studi pustaka tentang beberapa teknik tekstil dan melakukan eksprimen dengan menggunakan material limbah spanduk MMT. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui teknik yang tepat untuk karakter limbah spanduk MMT. Proses produksi perlu adanya beberapa studi pustaka dan wawancara untuk mengetahui bagaimana tahapan proses yang harus dilakukan sehingga dapat menciptakan produk tekstil interior berupa partisi dengan menggunakan limbah spanduk MMT yang dapat diterima masyarakat. B. Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui secara teoritis dasar pembuatan partisi dan mengetahui karakter limbah spanduk MMT sebagai bahan dasar pembuatan produk pelengkap interior berupa partisi. Penulis juga melakukan pencarian melalui internet dan beberapa artikel surat kabar atau majalah guna melengkapi data.

4 16 Buku dengan judul Ragam Inspirasi Partisi dijadikan panduan untuk mengetahui pengertian partisi dan ragamnya. Buku ini dikarang oleh Agah Nugraha muharam, kiranasasi wiryawan dan taufik hidayat. Buku yang diterbitkan oleh griya kreasi pada tahun 2008 ini berisi tentang berbagai panduan yang dapat menginspirasi untuk menciptakan partisi sehinggadapat menciptakan ruang-ruang baru yang nyaman. Kenyamanan itulah yang berusaha ditawarkan dalam buku ini. Macam-macam inspirasi tentang partisi disajikan dalam buku ini. Buku dengan judul teknologi tekstil dikarang oleh N.Sugiarto Hartanto dan Shigeru Watanabe. Buku yang diterbitkan oleh Pradnya Paramita pada tahun 1980 ini merupakan cetakan kedua dari cetakan pertama pada tahun Buku ini menjelaskan pengetahuan dasar dari proses-proses yang terdapat dalam dunia pertekstilan. Proses pembuatan benang hingga pembuatan pakaian jadi. Buku ini dijadikan acuan untuk mengetahui sifatsifat serat dan memngetahui proses pembuatannya. Buku dengan judul Tekstil Design dikarang oleh Jumaeri. Buku ini diterbitkan oleh Institut Teknologi Tekstil pada tahun Buku ini berisi pengetahuan tentang dunia pertekstilan khususnya dalam bidang design. Buku ini digunakan sebagai pustaka untuk mengetahui desain permukaan dan cara pembuatannya. Buku dengan judul Seri Rumah Ide dikarang oleh Imelda Akmal diterbitkan oleh Apartemen The Lava pada tahun Buku ini membahas

5 17 tentang partisi dan jenis-jenisnya. Penulis mengambil data mengenai jenis partisi, material partisi, dan fungsi partisi. Buku dengan Judul Motif anyaman bambu dikarang oleh Sutimin. Buku ini berisi berbagai motif anyaman dan cara membuatnya. Penulis mengambil data mengenai berbagai motif anyaman. b. Observasi Observasi dilakukan pada hunian yang menerapkan konsep rumah open plan, yaitu rumah hunian bapak Mulyadi (49) yang tinggal di daerah Karanganyar dan bapak Taat (47) yang tinggal di Sukoharjo, perumahan Sentosa Regency, perumahan Peni Regency, perumahan Winong, dan perumahan Graha Mandiri. Observasi bertujuan untuk mengetahui mengapa mereka menerapkan konsep rumah open plan dan type rumah apa yang paling laku. Observasi produk partisi dilakukan di showroom furnitur yang khusus mengerjakan partisi dari bahan serat alam. Showroom terletak di jln. Solo jogja Km 14 Trangsang gatak sukoharjo. Observasi juga dilakukan di Podomoro Rotan yang terletak di Jln. Raya Songgolangit Gentan Sukoharjo. Observasi yang dilakukan untuk mengetahui selera pembeli dan bagaimana daya beli masyarakat untuk sebuah partisi. c. Wawancara Wawancara dilakukan dengan pemilik rumah dengan konsep open plan, pengembang konsep rumah hunian pada perumahan Sentosa Regency, perumahan Peni Regency, perumahan Winong, Graha mandiri, dan perumahan

6 18 mayang asri. Wawancara juga dilakukan pada beberapa perusahan advertising seperti Tecma Advertising dengan bapak Erwan selaku HRD di perusahaan tersebut, Bapak Roksi selaku pemilik Roxcy Advertising. Wawancara bertujuan untuk mengetahui tentang spanduk MMT dan karakternya. Wawancara kepada karyawan show room partisi yaitu Ibu Niken (24), serta pembuat produk partisi. 2. Hasil Data a. Limbah spanduk MMT Gambar 4. Limbah spanduk MMT Foto: Desy Dwimawati,2015 Spanduk jenis MMT (Metromedia Technologies ) merupakan media cetak yang di gunakan untuk outdoor maupun indoor dengan digital printing large format. Spanduk MMT berbahan Serat nylon dan dilapisi plastik. Serat nylon merupakan polyamida sintetis yang berantai panjang dan memiliki strukturmolekul dari rantai yang mengandung amida, berulang dan teratur. Sedangkan plastik merupakan salah satu barang tekstil berupa kain lapis. Kain lapis adalah penggabungan atau perekatan 2 lembar kain atau lebih sehingga menjadi lembaran kain. Kain yang digabungkan dapat bermacam macam,

7 19 misalnya: kain tenun, kain rajut, kain nonwoven, lembaran plastik, kertas dan lainnya (Jumaeri, 1977:253). Spanduk jenis MMT dibuat dengan dipress antara lapisan serat nylon dan serat poliolofin (PE) 1. Spanduk Jenis MMT ini bisa diketahui menggunakan serat nylon dan PE dengan uji bakar. Sejauh ini uji bakar merupakan pengujian yang paling mudah dilakukan dan akurat. Uji bakar dilakukan dengan membakar sampel limbah spanduk MMT kemudian mengamati reaksi yang terjadi. Hal hal yang perlu diamati antara lain nyala api mulai dari warna dan pergerakan api ketika limbah MMT dibakar. Serta diamati juga abu dari hasil pembakaran limbah tersebut. Hasil uji coba bakar dapat diperoleh hasil bahwa limbah spanduk MMT yang dibakar asapnya berwarna kuning kebiru-biruan, bau seperti paraffin (lilin) dan meninggalkan lelehan atau abu menggumpal. Pergerakan api ketika dibakar berjalan lambat. Serat Limbah spanduk MMT Didekatkan nyala Melebur dan susut Dalam nyala Terbakar lambat dan meleleh Dikeluarkan dari nyala Padam sendiri Bau Berbau tajam Tabel 1. Hasil Uji Bakar limbah spanduk MMT Sifat khas abu Meninggalkan bundaran yang keras,hitam Spanduk MMT memiliki berbagai macam kualitas. Kualitas ini digunakan dalam penentuan harga. Dilihat dari jenis MMT sesuai gramaturnya ada 4 Jenis MMT. Pertama China Tipis 280 grm/ 260 gr. Spanduk MMT jenis ini mampu bertahan 3 6 bulan pemasangan saja. Harga ± / meter. Kedua, China Tebal 320 gr / 340 gr. Spanduk 1 Wawancara dengan Setyo Legowo, S.Tek (08/11/2014), Ahli kimia tekstil

8 20 MMT jenis ini mampu bertahan hingga 6 10 bulan pemasangan. Harga ± /meter. Ketiga, Korea 440 gr Spanduk MMT jenis ini mampu bertahan bulan pemasangan. Harga ± /meter. Keempat, Jerman 550 gr. Spanduk MMT jenis ini bertahan sampai ± 2 tahun pemasangan dengan harga ± 80 / meter. 2 Penggunaan MMT sangat luas, mulai dari iklan, promosi dan acara acara tertentu. Pemakaian spanduk ini biasanya hanya beberapa waktu saja. Spanduk yang sudah dilepas biasanya orang hanya membuangnya begitu saja. Ada beberapa orang yang memanfaatkannya menjadi sebuah produk fungsional yang dapat meningkatkan nilai ekonomi suatu limbah spanduk. Pemanfaatan ini berkembang dalam bidang kerajinan. Salah satu contoh adalah pemanfaatan limbah spanduk menjadi tas belanja. Pembuatan tas dari limbah spanduk ini berkembang di kalangan ibu ibu dan bahkan menjadi suatu peluang usaha di rumah. Limbah spanduk juga dapat dibuat beberapa produk lain seperti; dompet, sampul buku dan tas belajar. Pemanfaatan limbah yang terus berkembang, plastik juga menjadi masalah bagi kelestarian lingkungan karena pengolahan limbah plastik yang kurang tepat. Menurut Kadir (2012:223) plastik yang beredar di pasaran saat ini merupakan polimer sintetik yang terbuat dari minyak bumi yang sulit untuk terurai di alam. Kesimpulannya bahwa semakin banyak yang menggunakan plastik maka meningkat pula pencemaran lingkungan, salah satunya adalah pencemaran tanah. 2 Wawancara dengan Erwan (11/11/2014 ), staff HRD di Tecma Advertising

9 21 b. Kebutuhan Partisi untuk Hunian dengan konsep open plan Menurut observasi yang telah dilakukan dibeberapa perumahan tersebut, type rumah open plan yang sering laku terjual yaitu type rumah antara type 48 sampai type 60. Menurut pemilik rumah apabila mengunakan partisi justru akan mempersempit ruangan yang sudah ada. Sedangkan untuk tipe rumah 48 sampai 60, pemilik rumahmenginginkan adanya partisi. Ruang yang banyak membutuhkan partisi yaitu antara ruang tamu dengan ruang keluarga. Penghuni menginginkan partisi yang transparan dan dapat dipindah pindah agar interaksi kedua ruangan masih dapat terjadi tanpa harus menutup keseluruhan. Ukuran standar partisi menurut observasi dan studi pustaka untuk pembatas antara ruang tamu dan ruang keluarga yaitu dengan tinggi antara 170 cm sampai 200 cm dengan lebar antara 100 cm sampai 200 cm atau 3/4 dari lebar ruangan. Mereka juga menginginkan partisi yang multifungsi untuk memaksimalkan ruang yang ada. Partisi tidak hanya sebagai pembatas ruang namun juga dapat digunakan sebagai tempat menyimpan barang, meletakkan pajangan, dan lain sebagainya.

10 22 Gambar 5. Rumah konsep open planhasil Observasi di Perum.Sentosa Regency Gentan, Sukoharjo Foto:Desy Dwimawati,2015 Gambar 6. Denah Rumah Type 46 Sumber :

11 23 Gambar 7. Denah Rumah Type 60 Sumber : Berdasarkan obervasi ke show room dan wawancara kepada penjual partisi, partisi mayoritas dibuat dengan material kayu, serat alam, fiber, glass block, dan kain. Bentuk partisi juga kurang bervariasi, partisi tidak hanya dibuat dengan material, bentuk maupun warna yang monoton. Perkembangan partisi berdasarkan pustaka yaitu partisi yang mempunyai fungsi sederhana hingga mempunyai fungsi ganda dengan material bervariasi dengan harga juga bervariasi. Model partisi yang trend yang masih banyak jadi pilihan masyarakat yaitu partisi dengan model lipatan yang terbuat dari kertas, kain, lidi, partisi foto frame, partisi klasik dan partisi modern. Partisi tersebut dijual dengan harga pasar antara Rp ,- sampai dengan Rp ,-. Gambar 8. Partisi rotan sintetis Hasil Observasi di Toko Podomoro Rotan Gentan, Sukoharjo Foto: Desy Dwimawati, 2015

12 24 c. Teknik Produksi Proses pemecahan masalah pada teknik yang akan digunakan terlebih dahulu dilakukan pengamatan dan eksplorasi teknik produksi yang memungkinkan untuk pembuatan produk perancangan. Studi proses produksi merupakan sebuah gambaran hasil pengamatan terhadap teknik proses tekstil yang dapat dijadikan sebuah alternatif dalam pembuatan produk. Hasil pengamatan yang telah dilakukan maka ditemukan teknik yang dapat digunakan untuk realisasi pembuatan produk partisi ini. Perkembangan pasar saat ini produsen - produsen partisi dituntut untuk selalu mengeluarkan inovasi-inovasi baru. Agar harga dapat lebih terjangkau dari berbagai kalangan dan menghilangkan kejenuhan konsumen yang penuh dengan keinginan. Berbagai macam bentuk diciptakan mulai dari bentuk bentuk yangsederhana sampai bentuk bentuk yang rumit. Tingkat kesulitan pembuatannya dan bahan yang digunakan juga menentukan harga ketika dipasarkan. Partisi dapat dibuat dari berbagai macam material, baik material buatan maupun material alami, material yang lazim digunakan sebagai pembatas ruang antara lain ; kayu, rotan, ranting dan akar akaran, besitempa, kain tenunan, kaca, gipsum dan tanaman ( Taufik Hidayat,209: 12-16). Dalam perancangan ini menggunakan bahan yang tidak lazim yaitu memanfaatkan limbah spanduk MMT. Proses produksi yang dipilih yaitu dengan menggunakan teknik anyam. Alasan memilih teknik anyam karena

13 25 melihat karakter spanduk MMT itu sendiri, teknik ini yang memungkinkan untuk digunakan pada spanduk MMT. Proses anyaman bisa disebut juga dengan teknik tenun. Proses pertenunan atau Weaving yaitu suatu proses penganyaman antara benang lusi dan pakan yang letaknya tegak lurus satu sama lain tenun (Jumaeri, 1974:2). Teknik Anyaman berarti menyilang nyilangkan lembaran pita lidi atau bahan lainnya secara teratur dan berulang ulang (BBKB,1983). Anyaman merupakan salah satu hasil kerajinan masyarakat Indonesia. Banyak benda yang dihasilkan dari menganyam. Mulai dari perlengkapan rumah tangga sampai pada properti interior ruangan. Masyarakat semakin banyak menggunakan teknik anyaman sebagai pelengkap kebutuhan. Hal ini tidak mengherankan karena di Indonesia, terdapat banyak tumbuhtumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan untuk menganyam. Beberapa tanaman yang sangat baik digunakan sebagai bahan menganyam adalah bambu, pandan, rotan, paku-pakis, dan lidi. Semua bahan tersebut harus melewati beberapa proses agar dapat menjadi bahan jadi yang siap untuk dianyam. Bahan yang dapat digunakan untuk anyaman juga dapat berasal dari material sintetis berupa plastik dan lain- lain. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini melibatkan plastik sebagai bahan yang kerap sekali dipakai dalam berbagai bidang industri salah satunya adalah industri kerajinan.

14 26 Anyaman merupakan suatu teknik yang dapat dikerjakan sendiri, namun dalam pengerjaannya diperlukan pemahaman mengenai teknik anyaman. Jenis anyaman dasar dapat digolongkan menjadi 3, yaitu; 1). Anyaman Polos Anyaman datar ialah cara menganyam untuk menghasilkan benda anyaman yang berbentuk lembaran lembaran, dalam hal ini anyaman datar dapat dibedakan dalam 2 bagian, yaitu : 2). Anyaman Tegak Anyaman yang lusinya tegak lurus terhadap pakannya. Contoh dari anyaman tegak adalah anyaman dengan satu langkah, anyaman dengan dua landkah, anyaman dengan variasi langkah (satu tiga), Anyaman dengan langkah variasi iratan, dan anyaman variasi warna. No. Nama Gambar 1. Anyaman polos

15 27 2. Anyaman Keper Kombinasi 3. Anyaman kombinasi 4. Anyaman Bayangan 5. Anyaman Zig-Zag

16 28 6. Anyaman Zig-Zag Kombinasi Tabel 2. Motif Anyaman Tegak Sumber : Sutimin, 2002: ). Anyaman Serong atau miring Anyaman yang lusi dan pakannya masing masing serong ke kanan dan ke kiri. Anyaman ini banyak dipergunakan pada pembuatan pembuatan produk tertentu dimana menganyamnya harus dikerjakan dari awal sekaligus sampai anyaman akhir hingga menjadiproduk jadi misalnya gaben, sokan, gegandeg, dompet, topi dan lain- lain. Sistem pengerjaan dalam anyaman miring ini sama dengan anyaman biasanya hanya saja dikerjakan dalam posisi miring. Ada beberapa motif yang dihasilkan dari anyaman miring, yaitu : Iris Tempe, Kepang walik, Ketan Ireng, Moto Walik, Kepang Kembang, Huruf Balok dan Angka dan Huruf Jalan. No. Nama Gambar

17 29 1. Anyaman zigzag 2. Anyaman kombinasi 3. Anyaman Kepang 4. Anyaman Huruf Balok

18 30 5. Anyaman Huruf latin Tabel 3. Motif Anyaman Miring Sumber : Sutimin, 2002:2-11 4). Anyaman Bakul Di dalam anyaman bakul / keranjang dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: anyaman keranjang langsung dan anyaman keranjang tak langsung Anyaman keranjang langsung ialah anyaman keranjang yang dasar dan dindingnya hingga tepi penghabisannya dianyam langsung, misalnya : kreneng, tompo, besek. Anyaman keranjang tak langsung ialah anyaman keranjang yang dasar dan dindingnya masing masing dianyam sendiri sendiri, sedangkan bagian dasarnya dapat tunggal atau rangkap lalu di variasi. Biasanya pada bagian dasarnya di buat dengan anyaman segi 6 ( anyaman truntum). Anyaman keranjang tak langsung paling banyak dikerjakan dengan teknik anyaman bulat, kebanyakan anyaman dengan teknik ini dipergunakan untuk tempat buah. Penyelesaian pada tepi anyaman dapa di bingkai rata dan di tali atau dalam bahasa jawanya di jejet.

19 31 Anyaman kombinasi atau anyaman campuran sering digunakan dalam pembuatan motif dan memberikan efek nyata terhadap permukaan anyaman. Anyaman dua muka adalah anyaman yang dibuat menggunakan 2 benang lusi dan 1 buah benang pakan. Tujuan pembuatan kain ini adalah untuk membuat anyaman yang relatif tebal dengan dua motif yang berbeda depan dan belakang. Beberapa jenis kain dua muka, antara lain; anyaman dua muka pakan, anyaman dua muka pakan bolak-balik, anyaman dua muka lusi, kain dua muka lusi bolak-balik dan sebagainya. Anyaman Rangkap adalah anyaman yang terdiri dari dua lusi dan dua pakan tau lebih. Masing-masing lusi dan pakan membentuk anyaman sendiri. Tujuan dari pembuatan anyaman ini adalah menambah ketebalan dan memberikan efek yang berbeda antara depan dan belakang. Anyaman rangkap dapat diklasifikasikan beberapa macam,antara lain; anyamanrangkap dengan ikatan sendiri, anyaman rangkap dengan ikatan tengah, anyaman rangkap dengan pertukaran benang, anyaman rangkap membentuk trowongan dan sebagainya. C. Uji Coba Uji coba dilakukan sbelum melakukan proses produksi, karena fungsi uji coba adalah untuk menemukan teknik seperti apa yang tepat untuk digunakan dalam proses produksi. Uji coba juga dapat meminimalisir kegagalan dalam proses produksi. Pada proses ini, uji coba dilakukan pada material yang dipilih yaitu limbah spanduk MMT. Percobaan ini dilakukan atas beberapa

20 32 pertimbanagan. Dilihat dari material yang digunakan adalah spanduk yang bersifat fleksibel.material ini lentur, tidak kaku namun tidak mudah patah. Spanduk dengan kualitas rendah biasanya tidak tahan lama terhadap sinar matahari, maka dari itu material yang di jadikan percobaan menggunakan limbah spanduk yang belum lama dilepas. Motif yang digunakan dalam percobaan ini menggunakan motif dengan tingkat kerenggangan rendah dan tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hasil jadi anyaman untuk diterapkan dalam sebuah produk. 1. Uji coba motif Uji coba motif dilakukan untuk mencari motif yang sesuai yang dapat digunakan untuk motif partisi. Uji coba dilakukan pada motif yang memiliki kerenggangan besar dan kerenggangan paling kecil. Spanduk yang dijadikan anyaman menggunakan potongan limbah spanduk MMT dengan ukuran 1 cm. Potongan limbah spanduk MMT ini ada yang tipis dan ada yang dibuat tebal. Ukuran limbah spanduk MMT yang tebal 3 cm kemudian dilipat menjadi 1 cm sehingga lebih tebal. N o Nama Hasil Keterangan

21 33 1Truntum Material: Limbah spanduk MMT dan Bambu Teknik : Anyam potongan limbah spanduk dengan uuran 1 cm, 0,5 cm dan iratan bambu ukuran 0,25 cm 2 Kepang Walik Ketan Ireng Material: Limbah spanduk mmt Teknik : Anyam Pembuatan lembaran anyaman dengan pemotongan Limbah spanduk ukuran 1 cm dan dianyam mengikuti rumus yang sudah ada selanjutnya diulang sesuai yang diinginkan Kembang mlati

22 34 Kembang Jeruk Iris Tem Turunan Polos

23 35 3 Kitiran Material : Limbah spanduk Teknik: anyaman tas Proses pembuatan anyaman ini cukup mudah dengan menyambung potongan spanduk ukuran 3 cm. 4 Pipih bergerigi Material:Limbah spandukmmt Teknik : Anyam pembuatan dengan dianyam. Pelipatan dari atas membentuk suduk disamping sampingnya dari bawah sampai atas. Tabel 3. Uji Coba Motif Anyaman Dari limbah Spanduk MMT 2. Uji coba Produk Sumber : Desy Dwimawati, 2014 Selain uji coba teknik anyam, uji coba produk juga dilakukan untuk mengetahui kualitas limbah spanduk MMT setelah menjadi produk produk tertentu. Beberapa produk yang telah dibuat antara lain ; partisi, kap lampu tidur dan dompet. a. Partisi

24 36 Analisa : Gambar 9. Partisi Dari Limbah Spanduk MMT Karya: Desy Dwimawati,2014 Hasil uji coba produk yang dilakukan dapat dianalisa bahwa limbah spanduk MMT dapat dianyam membentuk motif bergelombang. Namun hasil anyaman tidak bisa bersifat realis namun motifnya geometris. Dibutuhkan spanduk yang memiliki dominan warna sama agar dapat membentuk motif yang diinginkan karena dalam pembuatan motif ini memerlukan olah warna. b. Kap lampu

25 37 Gambar 10. Kap Lampu dari Limbah Spanduk MMT Karya: Desy Dwimawati,2014 Analisa : Hasil uji coba produk yang dilakukan dapat dianalisa bahwa limbah spanduk MMT yang dianyam dengan lebar 0,5 cm memiliki tingkat kerumitan tersendiri karena ukuran yang kecil dan harus membentuk motif yang diinginkan. Perekatan pada anyaman ini cukup sulit karena harus di berikan lem satu per satu pada tiap lusi dan pakannya oleh karena itu kurang efisien. c. Dompet Gambar 11. Dompet Dari Limbah Spanduk Karya: Desy Dwimawati,2014

26 38 Analisa : Hasil uji coba produk yang dilakukan dapat dianalisa bahwa limbah spanduk dalam perekatannya cukup sulit karena harus di berikan lem satu per satu pada tiap lusi dan pakannya oleh karena itu kurang efisien. D. Gagasan Awal Perancangan Berdasarkan analisis dari permasalahan yang timbul dan setelah melakukan pengamatan, serta pengumpulan data yang didukung dengan proses uji coba. Gagasan awal perancangan adalah pemanfaaatan limbah spanduk menjadi produk pelengkap interior sebagai partisi. Kebutuhan pasar akan barang barang pelengkap interior sangat tinggi. Peminatnya dari kelas menengah keatas. Di zaman sekarang ini masyarakat lebih menyukai produk produk yang unik dan beda dari yang lainnya. Kesempatan untuk mengembangkan produk pelengkap interior sebagai partisi dapat dijalankandan mendapat ruang dimasyarakat. Dalam perancangan ini yang akan difokuskan adalah estetis dari motif yang dihasilkan. Anyaman yang digunakan menggunakan anyaman yang sudah dikembangkan dan berbeda beda motif. Pengembangan dilakukan dengan menggunakan anyaman rangkap. Penggunaan 2 motif yang berbeda antara depan dan belakang akan menambah nilai estetis pada partisi. Partisi dibuat dengan kesan modern. Kerangka yang digunakan adalah kerangka dari blockboard. Produk pelengkap interior sebagai partisi digunakan untuk pembatas antara ruang tamu dan ruang keluar

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Limbah spanduk MMT (Metromedia Technologi\ Riset kebutuhan dan peluang pemanfaatan limbah spanduk MMT Gagasan pemanfaatan limbah spanduk MMT untuk

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SPANDUK MMT SEBAGAI MATERIAL DALAM PERANCANGAN PRODUK TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR SEBAGAI PARTISI

PEMANFAATAN LIMBAH SPANDUK MMT SEBAGAI MATERIAL DALAM PERANCANGAN PRODUK TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR SEBAGAI PARTISI PEMANFAATAN LIMBAH SPANDUK MMT SEBAGAI MATERIAL DALAM PERANCANGAN PRODUK TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR SEBAGAI PARTISI PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi

Lebih terperinci

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB III SURVEY LAPANGAN BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain produk menjadi hal yang penting dalam mempertahankan serta menjaga minat beli konsumen maupun pasar. Produk yang terkesan monoton dan tidak variatif akan menimbulkan

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

BAB VI MENGANYAM UNTUK ANAK USIA DINI. menggunakan teknik anyaman sebagai pelengkap kebutuhan. Hal ini tidak

BAB VI MENGANYAM UNTUK ANAK USIA DINI. menggunakan teknik anyaman sebagai pelengkap kebutuhan. Hal ini tidak BAB VI MENGANYAM UNTUK ANAK USIA DINI Anyaman merupakan salah satu hasil kerajinan masyarakat Indonesia. Banyak benda yang dihasilkan dari menganyam. Dari perlengkapan rumah tangga sampai pada properti

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk sejenis yang berkaitan dengan dompet kulit yang ingin penulis buat yaitu dompet kulit produksi Guten Inc. Dompet Guten Inc dibuat khusus untuk pria dengan

Lebih terperinci

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Terbentuknya kain tenun, pada mulanya manusia purba menemukan cara membuat tambang, kemudian tali dan juga benang dari tumbuhantumbuhan merambat dan

Lebih terperinci

Salah satu dari 6M yang dapat dipahami sebagai pasar sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha adalah... a. Mooney b.

Salah satu dari 6M yang dapat dipahami sebagai pasar sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha adalah... a. Mooney b. PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK TEKSTIL INTERIOR SEBAGAI PARTISI RUMAH TINGGAL DENGAN KONSEP OPEN PLAN

PERANCANGAN PRODUK TEKSTIL INTERIOR SEBAGAI PARTISI RUMAH TINGGAL DENGAN KONSEP OPEN PLAN PERANCANGAN PRODUK TEKSTIL INTERIOR SEBAGAI PARTISI RUMAH TINGGAL DENGAN KONSEP OPEN PLAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Kriya

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi Saat ini, keterbatasan lahan dan biaya menyebabkan masyaratkat Indonesia semakin sulit untuk menemukan dan membuat rumah dengan luasan yang cukup besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Indonesia termasuk negara agraris yang berpotensi menghasilkan Sumber Daya Alam dan memanfaatkannya lebih lanjut untuk kesejahteraan rakyatnya. Hasil alam yang mampu

Lebih terperinci

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN 6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK MENGANYAM Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik menganyam, desain dan prinsip teknik menganyam, jenis

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akar wangi merupakan tumbuhan jenis rumput yang memiliki banyak manfaat dan BAB 1 PENDAHULUAN dikenal dengan aromanya yang khas. Akar tumbuhan yang termasuk dalam jenis rumput yang

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga

Lebih terperinci

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain meja belajar ini dibuat untuk turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia melalui lemari minimalis yang mengandung esensi

Lebih terperinci

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen. BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Senin, 2 Maret 2015, WIB)

BAB I PENDAHULUAN.  Senin, 2 Maret 2015, WIB) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manik adalah benda indah. Setiap butir merupakan karya seni kecil. Sesungguhnya manik adalah bentuk seni pertama yang dikenal di mana pun. Semua orang menggemarinya

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN A. Ide Desain Perancangan Ide ini muncul dari teman penulis yang memang mempunyai suatu usaha dari produk lampu hias. Walaupun teman penulis usahanya lampu hias ruangan, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: sebagai jaring nelayan untuk menangkap ikan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: sebagai jaring nelayan untuk menangkap ikan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. KESIMPULAN Dari hasil tinjauan data, baik data teoritis maupun data lapangan, dan hasil eksplorasi estetis atas kain seser, diperoleh kesimpulan bahwa: a. Kain seser adalah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Gambar 5 Sampah yang berada dilingkungan pabrik (sumber: Data Pribadi 2015) Kulit Sintetis adalah Kulit imitasi yang tidak menggunakan kulit hewan.

Lebih terperinci

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Perancangan Kemasan Hadiah Berikut Hadiah yang ditentukan : HADIAH UTAMA Jam dinding Kaos Tempat pensil Tempat makan Tempat sayur Tempat minum Hadiah lain lain : o Minuman

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. Metodologi. Fenomena. A. Kerangka Berfikir Studi

II. METODOLOGI. Metodologi. Fenomena. A. Kerangka Berfikir Studi II. METODOLOGI A. Kerangka Berfikir Studi Metodologi Mencari data mengenai produk lampu ruang belajar. Mencari studi pustaka yang bersumber dari buku ataupun internet. Melakukan studi banding dengan karya

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Dalam melakukan pembelian produk konsumen tidak mengetahui produk edisi terbaru hold project, konsumen mengeluhkan untuk mencari produk edisi terbaru, dikarenakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Sepanjang Januari 2015, tercatat 32 kasus pohon tumbang dan 14 pohon sempal di wilayah Jakarta. Beberapa jenis pohon yang tumbang adalah angsana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam proses perancangan desain gerobak kopi keliling renceng sepeda ini, digunakan metode yang merujuk pada konsep perancangan. Sebuah konsep dalam proses perancangan dirasa

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Produk yang penulis buat merupakan salah satu produk yang berwawasan lingkungan dimana penulis menjadikan sebuah limbah untuk di daur ulang kembali menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia konstruksi saat ini telah berkembang pesat. Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi, industri dan kebutuhan manusia akan hunian, serta berbagai sarana

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Proses perancangan Bahan dasar Serat katun Tali katun Pewarnaan Simpul Eksplorasi Hasil eksplorasi terpilih Perancangan produk Proses produksi KARYA Proses perancangan 42

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan tradisi yang memiliki latar belakang kuat dengan bangsa dan rakyat Indonesia dalam segala bidang dan bentuk kebudayaan maupun kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah

A. Bagan Pemecahan Masalah 39 BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan Merancang karya tekstil dengan eco printing yang maksimal dengan menggunakan potensi alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Di berbagai bidang, suatu penelitian yang berkaitan dengan suatu rancangan produk atau proses, kualitas menjadi hal yang sangat diperhitungkan. Kualitas

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. harus diselesaikan dalam proyek perancangan karya tekstil dengan eksplorasi eco

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. harus diselesaikan dalam proyek perancangan karya tekstil dengan eksplorasi eco 21 BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan, terdapat beberapa permasalahan yang harus diselesaikan dalam proyek perancangan karya tekstil dengan eksplorasi eco

Lebih terperinci

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Buku merupakan salah satu media yang bisa digunakan dalam hal penyampaian informasi. Diantara faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kerajinan anyam di Indonesia sudah banyak digemari oleh para turis dalam dan luar negeri. Karena kerajinan anyam ini sudah berkembang, bentuk kerajinan

Lebih terperinci

Pengertian sticker dan jenisnya

Pengertian sticker dan jenisnya 1 Prakarya dan Kewirausahaan 4 Pengertian sticker dan jenisnya A. Pengertian sticker Pengertian sticker adalah sejenis label yang dicetak pada sepotong kertas, plastik atau bahan lainnya dengan perekat

Lebih terperinci

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi 36 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Uraian Menurut Humardani (dalam Kartika, 2004, hlm. 3) mengemukakan bahwa memahami kesenian itu berarti menemukan sesuatu gagasan atau pembatasan yang berlaku

Lebih terperinci

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu Gambar di atas adalah Tempat tidur karya sejenis dari segi bahan dan materialnya produk di atas menggunakan bahan baku kayu,

Lebih terperinci

Jual Karpet Masjid Jakarta: Solusi Masjid Indah, Nyaman, dan Rapi

Jual Karpet Masjid Jakarta: Solusi Masjid Indah, Nyaman, dan Rapi Jual Karpet Masjid Jakarta: Solusi Masjid Indah, Nyaman, dan Rapi Karpet masjid sejatinya bukan hanya menjadi sebuah alas lantai, melainkan juga berfungsi sebagai alas salat dan salah satu elemen yang

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN 1. Furniture Fleksibel Fleksibilitas merupakan sifat kelenturan yang dapat menyesuaikan diri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di

BAB I PENDAHULUAN. setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ikat celup merupakan upaya penciptaan ragam hias permukaan kain setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di Indonesia tersebar

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I. PENDAHULUAN1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated. MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DIREKTORAT PEMBEKALAN ANGKUTAN SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : 20-251 I. BAHAN. 1. Kain filament polyester 100% double side coated. a. Lebar kain,cm (inchi)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK KERAJINAN TEKSTIL Disusun Oleh : Drs. Syamsudin, M. Sn. Ir. Sri Herlina, M.Si. PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

Studi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan

Studi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan Studi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan Dody Hadiwijaya Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas Cikarang E-mail : dodydp@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB II. METODE PERANCANGAN BAB II. METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sepatu wedges memiliki ciri tersendiri yaitu terdapat pada bagian solnya yang tebal dan mengikuti tapak kaki wanita. Sepatu wedges memberikan efek tinggi saat

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01 DOKUMEN SEKOLAH SANGAT RAHASIA UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Mata Pelajaran Tata Busana/Ketrampilan Paket 01/Utama Hari/Tanggal... Waktu 08.30 09.30 (60 menit) P - 01 PETUNJUK UMUM :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi A. Latar Belakang Pemilihan Studi I. PENDAHULUAN Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan oleh suatu perusahaan dan organisasi kepada konsumen. Produk dapat diwujudkan berdasarkan bentuk, ukuran dan jenisnya.

Lebih terperinci

PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA

PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA PELATIHAN MEMBUAT TAS MAKRAME BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI UPTD BINA HARAPAN REMAJA PADANGPANJANG UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA Desi Trisnawati, Ranelis, Wendra, Lucy Prasilia Prodi Desain Komunikasi

Lebih terperinci

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Hasil rancangan ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi para pengguna untuk meningkatkan kualitas tidur secara maksimal. Dari

Lebih terperinci

Menata Pola Ragam Hias Tekstil

Menata Pola Ragam Hias Tekstil MENATA POLA RAGAM HIAS TEKSTIL 81 Menata Pola Ragam Hias Tekstil A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan belajar menata pola ragam hias tekstil. Sebelumnya kita telah memiliki pengetahuan tentang keragaman

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman

BAB I PENDAHULUAN. anyaman rata, anyaman soumak, anyaman giordes, dan anyaman ikal. Anyaman digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Tapestri adalah suatu karya pertenunan dari benang yang berwarna dan tidak berwarna yang biasanya difungsikan untuk bahan penutup lantai,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Konsep Dasar Penataan Display Penataan berasal dari kata bahasa Inggris display yang artinya mempertunjukkan, memamerkan, atau memperagakan sesuatu

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan mengenai limbah hingga saat ini masih marak terjadi dimana-mana akibat kurangnya kesadaran masyarakat akan pemanfaatan limbah dari produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-6 1 Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya Gladwin Sogo Fanrensen, Esti Asih Nurdiah Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH

15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH 15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH 1. Tas Laptop Dari Kain Perca Anda punya baju/rok batik yang kekecilan/robek? Mau makai bikin nggak pede, padahal kain batiknya masih bagus. Apa boleh buat, daur ulang

Lebih terperinci

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari RANGKAIAN BUNGA dari Tali Satin OLGA JUSUF RANGKAIAN BUNGA dari Tali Satin Penerbit PT Gramedia pustaka Utama Jakarta oleh: OLGA JUSUF GM 210 01100049 Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia

Lebih terperinci

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo Trifandi Lasalewo Jurusan Teknik Industri - Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Setiap

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY

Lebih terperinci

PERFECT 2012 NAMA LENGKAP JURUSAN FEB - UB NAMA KELOMPOK (NO. KEL) FORMAT PAPAN NAMA PRIBADI. 19cm. 26cm NO URUT DLM KELOMPO K 3,5. 3 cm.

PERFECT 2012 NAMA LENGKAP JURUSAN FEB - UB NAMA KELOMPOK (NO. KEL) FORMAT PAPAN NAMA PRIBADI. 19cm. 26cm NO URUT DLM KELOMPO K 3,5. 3 cm. FORMAT PAPAN NAMA PRIBADI 9 4 PERFECT 0 FEB - UB 4 7,5 FOTO 4 x 6 7,5 6,5,5,5 JURUSAN,5,5 NO URUT KELOMPO K,5 NAMA KELOMPOK (NO. KEL),5 Keterangan papan nama pribadi. Terbuat dari kardus yang berbentuk

Lebih terperinci

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT Oleh : Drs. MARSUDI, M.Pd. WIDYAISWARA PPPPTK SENI BUDAYA Abstrak Produk kriya yang bersifat manual banyak digemari konumen dengan kreatifitas pembuatan produk

Lebih terperinci

V. ULASAN PERANCANGAN

V. ULASAN PERANCANGAN V. ULASAN PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Desain Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Konsep berisi suatu gagasan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Meskipun perempuan tinggal di tempat tinggal yang kecil mereka membutuhkan furniture untuk segala perlengkapannya khususnya perlengkapan kecantikan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul Perancangan Promo Eksplorasi Dan Aplikasi Ragam Hias Ulos Batak merupakan kegiatan rancangan kerja yang berlandaskan pada teknik eksplorasi dan aplikasi kain tenun

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia BAB 4 PENUTUP Tembikar merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang penting dalam mempelajari kehidupan manusia masa lalu. Berbagai informasi dapat diperoleh dari artefak berbahan tanah liat ini, mulai

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN 1. Pengertian Sepatu Pada awalnya perkembangan sepatu adalah sebagai protection of the foot,

Lebih terperinci

Pengadaan Tutup Kepala Biro Sarpras Polda Kep. Babel TA. 2015

Pengadaan Tutup Kepala Biro Sarpras Polda Kep. Babel TA. 2015 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIRO SARANA DAN PRASARANA Pengadaan Tutup Kepala Biro Sarpras Polda Kep. Babel TA. 2015 SPESIFIKASI TEKNIS BEKAL UMUM : BARET POLRI

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas 1. Lingkungan Fisik a. Penggunaan Tas Tas ini merupakan tas dalam kebutuhan sekunder, maksud dari tas dalam kebutuhan sekunder yakni tas ini merupakan

Lebih terperinci

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH ARFIEL ZAQTA SURYA 13-57 Teori dan konsep interior desain merupakan sebuah gagasan atau dasar pemikiran desainer di dalam memecahkan permasalahn atau problem desain. Konsep desain

Lebih terperinci

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL TOPIK 2 JENIS MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL TOPIK 2 JENIS MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DESAIN KOMUNIKASI VISUAL TOPIK 2 JENIS MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL 1. TUJUAN INSTRUKSIONAL 2. MATERI PERKULIAHAN 3. BUKU REFERENSI 4. QUIZ 5. LINLS KE INTERNET TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mengikuti

Lebih terperinci

Peta Materi KERAJINAN TEKSTIL. Jenis dan Karakteristik. Kerajinan Tekstil. 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas

Peta Materi KERAJINAN TEKSTIL. Jenis dan Karakteristik. Kerajinan Tekstil. 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas Peta Materi II KERAJINAN TEKSTIL Fungsi dan Prinsip Kerajinan Teksti Jenis dan Karakteristik Kerajinan Tekstil Proses Produksi Kerajinan Tekstil 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas Bahan Kerajinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Sejak zaman purba, manusia sudah mulai menghias benda-benda yang mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk membuat suatu benda agar nampak

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia merupakan salah satu negara yang mengikuti perkembangan mode (trend) di dunia. Menurut buku Perancangan Buku Ilustrasi Motif Navajo pada Pelaku

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar desain kemasan toko cemilan Abang None adalah dengan membuat packaging untuk produk makanan khas betawi cemilan Abang None yang terlanjur

Lebih terperinci

IV KONSEP PERANCANGAN

IV KONSEP PERANCANGAN IV KONSEP PERANCANGAN A. Ide/Gagasan Perancangan 1. Ide Desain Melihat perkembangan penjualan sepeda motor diindonesia yang semakin pesat dari tahun ketahun, sejalan dengan semakin banyaknya komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Produk : Gambar 1 : Pakaian dan Celana yang beredar di pasaran (Sumber : www. Pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa jenis pakaian dan celana yang

Lebih terperinci

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Desi Widi Astuti (1401414320/2014) Dianita Utami (1401414266/2014) Muzoda

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIRO SARANA DAN PRASARANA. Pengadaan Tutup Kepala TA. 2015

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIRO SARANA DAN PRASARANA. Pengadaan Tutup Kepala TA. 2015 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIRO SARANA DAN PRASARANA Pengadaan Tutup Kepala TA. 2015 SPESIFIKASI TOPI RIMBA BRIMOB DAN SPN 1. BENTUK/DESAIN Bentuk/desain Topi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, perancangan pembuatan paper log dan paper board ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu konsep

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan yang terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai bentuk, salah satunya dalam

Lebih terperinci

Packaging: I. PENDAHULUAN Latar Belakang Judul perancangan Penjelasan judul PACKAGING MULTIFUNGSI PERJALANAN CIUNG DAN KAWAN-KAWAN

Packaging: I. PENDAHULUAN Latar Belakang Judul perancangan Penjelasan judul PACKAGING MULTIFUNGSI PERJALANAN CIUNG DAN KAWAN-KAWAN I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Judul perancangan Penjelasan judul PACKAGING MULTIFUNGSI PERJALANAN CIUNG DAN KAWAN-KAWAN Packaging: - Packaging (kemasan) merupakan wadah atau pembungkus yang

Lebih terperinci