PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) TINGKAT DESA/KELURAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) TINGKAT DESA/KELURAHAN"

Transkripsi

1 PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) TINGKAT DESA/KELURAHAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) TAHUN 2016

2

3 PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) DI TINGKAT KELURAHAN / DESA Diterbitkan Oleh: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa i

4

5 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah, sehingga penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) tingkat kelurahan/desa akhirnya dapat diselesaikan. Tersusunnya Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat kelurahan/desa bermaksud memberikan gambaran tentang bagaimana melaksanakan tahapan penyelenggaraan Program KOTAKU tingkat kelurahan/desa. Sesuai dengan amanat Undang- Undang Dasar 1945 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) , Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menetapkan sasaran pembangunan kawasan permukiman yaitu tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen pada tahun Sebagai satu sub sistem wilayah kabupaten/kota, maka Pemerintah Kelurahan/desa dipandang perlu melakukan hal yang sama secara sinergi dan kolaborasi untuk merumuskan program- program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di wilayahnya. Program- program tersebut tentunya harus terakomodasi dalam RPJM/RKP Desa, Renstra/Renja Kecamatan yang dilengkapi perencanaan rinci dalam dokumen RPLP. Perencanaan di tingkat Kelurahan/desa tersebut tentunya harus selaras dengan perencanaan tingkat kabupaten/kota dan merupakan penjabaran dari visi, misi, strategi dan rencana tahapan pelaksanaan program penanganan permukiman kumuh diwilayah Kabupaten/Kota. Petunjuk Pelaksanaan ini akan menjadi acuan pelaksana program ditingkat Kelurahan/desa yang menjadi lokasi sasaran Program KOTAKU. Ii Kami harapkan, Petunjuk Pelaksanaan ini dapat dipahami dan dilaksanakan dengan sebaik- baiknya oleh semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan program KOTAKU ditingkat Kelurahan/desa, sehingga pelaksanaan ditingkat Kelurahan/desa dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Jakarta, Desember 2016 Ir. Rina Farida, MT Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa i

6

7 KEDUDUKAN PETUNJUK PELAKSANAAN 1 PENGGUNA PETUNJUK PELAKSANAAN 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Tujuan Strategi Pelaksanaan Keluaran Prinsip Prinsip Penataan Permukiman Di Tingkat Kelurahan/Desa Lokasi Sasaran Ketentuan Pelaksanaan 7 BAB II KOMPONEN PROGRAM DI TINGKAT KELURAHAN/DESA 9 BAB III TAHAPAN PROGRAM KOTAKU TINGKAT KELURAHAN/DESA Tahap Persiapan Tahap Perencanaan Tahap Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Langkah- Langkah Penyusunan Rtplp Kawasan Prioritas Kumuh Tahap Penyusunan RTPLP Kawasan Prioritas Penyusunan Anggaran Dan Pemasaran Program Penataan Permukiman Perumusan Rencana Investasi, Aturan Bersama Dan Rencana Pengelolaan Kawasan Rencana Aksi P2BM Tahap Pelaksanaan Tahap Keberlanjutan Kegiatan Menerus Dan Berkala 58 BAB IV PERAN PELAKU PROGRAM KOTAKU.TINGKAT KELURAHAN/DESA 59 PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa iii

8

9 KEDUDUKAN PETUNJUK PELAKSANAAN Petunjuk Pelaksanaan ini merupakan penjabaran dari Pedoman Teknis Program KOTAKU dan merupakan satu kesatuan sub- sistem dengan petunjuk pelaksanaan kegiatan di tingkat kabupaten/kota. Isi, ketentuan, tujuan, komponen, tahapan pelaksanaan, mengacu kepada Pedoman Teknis KOTAKU. PENGGUNA PETUNJUK PELAKSANAAN Petunjuk pelaksanaan ini disusun sebagai acuan untuk : No Pelaku Kegunaan 1. Pelaku tingkat Nasional Acuan Bantuan Teknis 2. Pemerintah Daerah dan Pokja PKP Acuan Bantuan Teknis 3. Camat, Lurah/Kepala Desa, lembaga tingkat kelurahan/desa dan kecamatan Acuan pelaksanaan 4. BKM/LKM Acuan pelaksanaan 5. TIPP atau Tim Penyusun RPJM Desa Acuan Pelaksanaan 6. Relawan, para pemangku kepentingan lainnya di tingkat kota dan kelurahan/desa Acuan Pelaksanaan 7. Konsultan tingkat regional dan kota (Tim Korkot dan Fasilitator) Acuan Pelaksanaan PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 1

10

11 BAB I PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 3

12 1.1. LATAR BELAKANG Kota layak huni, produktif dan berkelanjutan merupakan tujuan yang akan dicapai melalui Program KOTAKU (Program Kota Tanpa Kumuh). Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut dilakukan serangkaian kegiatan di tingkat kabupaten/kota dan tingkat kelurahan/desa. Program KOTAKU diterjemahkan ke dalam dua kegiatan yaitu peningkatan kualitas permukiman dan pencegahan permukiman kumuh yang dilakukan melalui pendekatan partisipatif. Pendekatan tersebut mempertemukan perencanaan makro (top- down) dengan perencanaan mikro (bottom- up). Pemerintah kabupaten/kota memimpin keseluruhan proses kegiatan penanganan tersebut. Di tingkat kelurahan/desa, masyarakat bekerja bersama dengan pemerintahan kelurahan/desa dan kelompok peduli lainnya berpartisipasi aktif dan turut serta dalam seluruh proses pengambilan keputusan untuk penanganan permukiman kumuh di wilayahnya. Penanganan permukiman kumuh membutuhkan kolaborasi banyak sektor oleh banyak pihak untuk dapat mengerahkan beragam sumber daya dan dana dari tingkat pusat, provinsi, kota/kabupaten, kelurahan/desa, termasuk pihak swasta, perguruan tinggi dan kelompok peduli lainnya melalui keterpaduan program. Pemerintah kabupaten/kota diharapkan mampu menggalang kolaborasi tersebut dalam peningkatan kualitas permukiman di wilayahnya untuk mewujudkan 0 ha permukiman kumuh hingga tahun Sebagai satu kesatuan sub- sistem wilayah kabupaten/kota, maka pemerintah kelurahan/desa bersama Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadaayaan Masyarakat (BKM/LKM) perlu melakukan hal yang sama secara sinergi dan berkolaborasi untuk merumuskan program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman di wilayahnya. Program tersebut tentunya harus terintegrasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah/Rencana Kerja Pembangunan (RPJM/RKP) Desa atau Rencana Strategis/Rencana Kerja (Renstra/Renja) Kecamatan yang dilengkapi dengan perencanaan rinci dalam dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman/Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP/RTPLP). Perencanaan di tingkat kelurahan/desa tersebut tentunya harus terkoneksi dengan sistem perencanaan penanganan permukiman kumuh kab/kota dan selaras dengan perencanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kabupaten/kota dan merupakan penjabaran dari visi, misi, strategi dan rencana tahapan pelaksanaan program penanganan permukiman kumuh di wilayah kabupaten/kota TUJUAN Tujuan program KOTAKU adalah meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan. Mengacu pada tujuan tersebut, tujuan antara penyelenggaraan Program KOTAKU tingkat kelurahan/desa adalah terwujudnya peningkatan kualitas hidup 1 masyarakat, terutama masyarakat di kawasan permukiman kumuh, dengan penataan permukiman yang layak huni 2 dan berkelanjutan melalui peningkatan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di tingkat desa/kelurahan. 1 Peningkatan kualitas hidup mencakup aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. 2 Layak huni termasuk inklusif, teratur, aman, sehat, dan tangguh baik terhadap perubahan iklim maupun bencana. 4 PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa

13 1.3. STRATEGI PELAKSANAAN a. Melakukan pengembangan kapasitas kelembagaan masyarakat, pemerintah kabupaten/kota dan pemerintahan kelurahan/desa dalam mengelola penataan lingkungan permukiman, termasuk pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, secara mandiri dan berkelanjutan; b. Mendorong terjadinya kolaborasi banyak pihak, berbagai tingkatan, dan banyak sektor antara pemerintah kabupaten/kota termasuk pemerintahan kecamatan dan pemerintahan kelurahan/desa, BKM/LKM, masyarakat dan kelompok peduli terkait penataan lingkungan permukiman, utamanya dalam mewujudkan permukiman yang layak huni, produktif dan berkelanjutan di tingkat desa/kelurahan; c. Mendorong proses perencanaan dan penganggaran yang partisipatif, berorientasi ruang, responsif gender, tanggap bencana, serta mengarusutamakan pengamanan sosial dan lingkungan 3 ; d. Mendorong keterpaduan kelembagaan, keterpaduan produk perencanaan, dan keterpaduan penganggaran dari beragam sumber pendanaan untuk penataan lingkungan permukiman di tingkat kelurahan/desa, utamanya penanganan permukiman kumuh; e. Mendorong terjadinya perubahan sikap dan perilaku masyarakat dan pemerintahan kelurahan/desa dalam mengelola lingkungan permukiman agar layak huni, produktif dan berkelanjutan; dan f. Meningkatnya kepastian bermukim bagi masyarakat berpenghasilan rendah, utamanya di kawasan permukiman kumuh. g. Mengembangkan potensi ekonomi lokal sebagai sarana peningkatan penghidupan berkelanjutan; 1.4. KELUARAN a. Tersusunnya Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) dan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) 4 tingkat kelurahan/desa dan atau antar kelurahan/desa dibawah koordinasi pemerintah kecamatan; b. Tersusunnya Aturan Bersama (AB), rencana pengelolaan kawasan, termasuk di dalamnya kelembagaan yang mengelola lingkungan permukiman; c. Terlaksananya pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar sesuai standar pelayanan minimum permukiman 5 ; d. Menurunnya luas permukiman kumuh menjadi 0 Ha; e. Terlembaganya Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) yang berfungsi untuk peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh serta pencegahan munculnya kumuh baru di kelurahan/desa; dan f. Meningkatnya penghasilan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui penyediaan infrastruktur dan kegiatan peningkatan penghidupan masyarakat untuk mendukung pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh. 3 Penjelasan lebih rinci mengenai Pengamanan Sosial dan Lingkungan dapat dilihat pada Buku Petunjuk Teknik Pengamanan Sosial dan Lingkungan 4 Untuk desa, RPLP dan RTPLP menjadi bagian yang dari RPJM Desa dan RKP Desa atau Renstra Kecamatan. Pengertian RPLP dan RTPLP dapat dilihat pada Bab 3 Tahapan Program Kotaku tingkat desa/kelurahan. 5 Standar pelayanan minimum permukiman mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 1 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 5

14 1.5. PRINSIP PRINSIP PENATAAN PERMUKIMAN DI TINGKAT KELURAHAN/DESA Selain prinsip- prinsip yang sudah disebutkan dalam Pedoman Teknis KOTAKU, di bawah ini prinsip- prinsip penataan permukiman di tingkat kelurahan/desa: a. Berorientasi pada pembangunan manusia dan aktifitasnya Penataan permukiman mengakomodasi pembangunan manusia - masyarakat penghuninya dan kegiatan yang ditimbulkan dalam bermukim. Kegiatan sosial, ekonomi dan lingkungan/infastruktur (SEL) dalam penataan lingkungan permukiman harus berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat penghuninya. b. Penataan permukiman berbasis komunitas Masyarakat kelurahan/desa merupakan salah satu pelaku utama pembangunan tingkat kelurahan/desa. Masyarakat mempunyai hak dan kewajiban untuk seluruh proses pengambilan keputusan berkaitan dengan penataan lingkungan permukimannya, mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, operasi & pemeliharaan, dan keberlanjutan program. Masyarakat dimampukan untuk berpartisipasi aktif dan bekerja bersama dengan pemerintahan kelurahan/desa, antar pemerintah kelurahan/desa dibawah koordinasi pemerintah kecamatan dan kelompok peduli dalam penataan lingkungan permukimannya. Masyarakat kelurahan/desa merupakan bagian dari masyarakat kabupaten/kota. Masyarakat bukan hanya berperan di kawasan prioritas dan tingkat kelurahan/desa, namun juga berperan di tingkat kabupaten/kota. Partisipasi masyarakat di tingkat kelurahan/desa harus dikaitkan dengan kepentingan penataan permukiman antar kelurahan/desa dibawah koordinasi pemerintah kecamatan dan kepentingan di tingkat kabupaten/kota secara menyeluruh dan terpadu. c. Penataan permukiman kelurahan/desa merupakan urusan bersama Permukiman kelurahan/desa merupakan bagian dan pembentuk wajah permukiman kabupaten/kota. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintahan kelurahan/desa dan kecamatan, BKM/LKM, kelompok peduli, serta masyarakat harus aktif berpartisipasi dan bekerja bersama dalam kegiatan penataan lingkungan permukiman tingkat kelurahan/desa tersebut, utamanya penanganan permukiman kumuh. Demikian pula sebaliknya, penataan permukiman tingkat kelurahan/desa atau antar kelurahan/desa merupakan bagian dari penataan permukiman tingkat kabupaten/kota. Seluruh proses kegiatan penataan permukiman yang melibatkan pelaku tingkat kelurahan/desa perlu memperhatikan kepentingan yang lebih luas dari sekedar kelurahan/desanya, yaitu kepentingan wilayah sekitar (antar kelurahan/desa dibawah koordinasi kecamatan) termasuk kepentingan kota/kabupaten. d. Berkeadilan dan berpihak pada yang terabaikan/terpinggirkan Penataan Permukiman untuk seluruh wilayah kelurahan/desa. Prioritas penanganan permukiman kumuh dilakukan sebagai bagian dalam penataan permukiman. Prioritas dilakukan dengan memperhatikan prinsip berkeadilan, berpihak pada yang terabaikan/terpinggirkan (marginal), serta memperhatikan kelompok rentan. Misalnya saat seleksi dan penentukan lokasi prioritas penanganan permukiman kumuh dilakukan berdasarkan kriteria kebutuhan dan bukan prinsip pemerataan dengan bagi rata program. Kelompok rentan, miskin, perempuan, anak dan pemuda harus dilibatkan dalam seluruh 6 PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa

15 proses pengambilan keputusan penataan Permukiman, terutama mereka yang tinggal di Permukiman kumuh. e. Bijaksana memanfaatan sumber daya yang memperhatikan masa depan Penataan lingkungan permukiman bukan hanya untuk menjawab persoalan yang ada saaat ini (problem solving), namun juga untuk merencanakan agar masa depan lingkungan Permukiman layak huni secara berkelanjutan (visioner). Beragam sumber daya perlu baik yang ada saat ini maupun di masa yang akan datang perlu dikelola secara bijaksana dengan terus menumbuhkan iklim kreatifitas agar tumbuh beragam inovasi dalam penataan Permukiman yang layak huni tersebut. f. Optimalisasi swadaya masyarakat dan kerelawanan Masyarakat berhak dan bertanggung jawab berpartisipasi dalam penataan permukimannya. Rasa memiliki terhadap permukimannya perlu terus dibangun secara menerus agar dapat menggalang swadaya dan kerelawanan masyarakat. Membangun dari dalam masyarakat dikedepankan dalam seluruh proses kegiatan KOTAKU LOKASI SASARAN a. Lokasi penataan permukiman mencakup seluruh kelurahan/desa yang menjadi lokasi sasaran Program KOTAKU. b. Lokasi sasaran penerima Bantuan Dana Investasi (BDI) untuk peningkatan kualitas permukiman kumuh akan diatur secara terpisah melalui surat penetapan lokasi dari Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman KETENTUAN PELAKSANAAN a. Adanya komitmen pemerintahan kelurahan/desa/kecamatan, masyarakat, dan BKM/LKM untuk mengsinergikan program dan kegiatan prioritas penanganan permukiman kumuh dalam RPJM/RKP Desa, Renstra/Renja Kecamatan dan dengan perencanaan tingkat kabupaten/kota; b. Kelembagaan BKM/LKM yang berfungsi dengan baik 6. c. Pemerintah kelurahan/desa bersama BKM/LKM memfungsikan Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) yang sudah ada atau membentuk TIPP baru untuk memfasilitasi perencanaan penanganan permukiman kumuh di bawah koordinasi Pokja PKP kabupaten/kota ; d. Perencanaan berorientasi pada pencapaian visi (dengan segala kendala dan potensi yang dimiliki), bukan hanya pemecahan masalah penanganan permukiman kumuh yang ada saat ini. e. Bagi kelurahan/desa yang termasuk dalam kategori kumuh, kegiatan penanganan permukiman kumuh harus menjawab kebutuhan dasar masyarakat berpenghasilan rendah, seperti peningkatan kualitas pelayanan lingkungan, sarana dan prasarana serta kebutuhan untuk penghidupan yang berkelanjutan; 6 Untuk kelurahan/desa yang belum memiliki BKM/LKM akan difasilitasi oleh tim faskel sesuai rekomendasi Pemerintah Kab/Kota dengan pembiayaan dari APBD PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 7

16 f. Melibatkan masyarakat lokasi sasaran sebagai pelaku utama dalam proses pengambilan keputusan di setiap tahapan pembangunan partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemanfaatan/pengelolaan dan pemeliharaan. 8 PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa

17 BAB II KOMPONEN PROGRAM DI TINGKAT KELURAHAN/DESA PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 9

18 Sesuai dengan Pedoman Teknis Program KOTAKU, komponen program di tingkat kelurahan/desa terdiri dari: 1. Pengembangan kelembagaan dan kebijakan Pengembangan kelembagaan di tingkat kelurahan/desa yang terkait penataan permukiman, utamanya adalah agar beragam lembaga dan sektor yang terkait dapat bekerja bersama dalam platform kolaborasi untuk pencapaian tujuan program serta visi Permukiman tingkat kelurahan/desa. Iklim bekerja bersama yang kondusif perlu diciptakan secara internal di tingkat kelurahan/desa maupun eksternal yaitu antar kelurahan/desa, dengan pelaku tingkat kecamatan dan pelaku tingkat kota/kabupaten. BKM/LKM, lurah/kades dan lembaga lain tingkat kelurahan/desa memegang peranan penting dalam bekerja bersama untuk melaksanakan Program KOTAKU. Untuk melaksanakan tahapan program KOTAKU di tingkat kelurahan/desa dibangun lembaga- lembaga sesuai dengan kebutuhan. Lembaga tersebut dapat memampukan yang sudah ada atau membentuk baru. Untuk tahap perencanaan program, dibangun Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) untuk mengelola dan mengkoordinasikan seluruh proses tahapan perencanaan partisipatif penataan Permukiman tingkat kelurahan/desa. TIPP dapat membuat beragam kelompok kerja beranggotakan relawan sesuai dengan kebutuhan tahapan kegiatan program. Unit- unit pengelola kegiatan yang sudah ada (misalnya UPL, UPS, UPK) bekerja bersama dengan TIPP untuk melaksanakan hasil perencanaan. Dalam penanganan Permukiman kumuh seringkali dijumpai isu- isu yang cukup rumit dan kompleks untuk diselesaikan di tingkat kelurahan/desa, misalnya isu lahan. Isu tersebut perlu diselesaikan dengan bekerja bersama dengan pihak terkait di luar kelurahan/desa dengan bantuan teknis dari Pokja PKP dan bimbingan teknis dari konsultan. Kajian- kajian cepat dapat dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah kabupaten/kota untuk mengetahui akar penyebab masalah dan alternative penyelesaian/scenario. Isu- isu yang muncul di tingkat kelurahan/desa dapat menjadi masukan atau umpan balik bagi kebijakan tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau nasional. 2. Integrasi perencanaan dan pengembangan kapasitas untuk pemerintah kecamatan, pemerintah kelurahan/desa, BKM/LKM, dan masyarakat. RPLP dan RTPLP yang disusun oleh masyarakat harus diintegrasikan dengan perencanaan pembangunan reguler di tingkat kelurahan/desa, yaitu RPJM Desa dan RKP/Renstra Kelurahan/Kecamatan. Demikian pula, RPLP dan RTPLP harus mengacu dan terkoneksi dengan rencana tingkat kabupaten/kota terkait Permukiman yaitu: Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KP- KP), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta dokumen perencanaan sektoral lain tingkat kota/kabupaten yang terkait penataan permukiman. Sinergi pembiayaan penataan Permukiman tingkat kelurahan/desa harus dilakukan agar program lebih efisien dan pembiayaan dari swadaya masyarakat merupakan hal pertama yang harus digalang. Beragam sumber daya pembiayaan lainnya yang berasal dari dana desa, APBD, APBN, dll perlu digalang demi tercapainya tujuan program. 10 PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa

19 Forum konsultasi tingkat kabupaten/kota adalah media atau ruang yang dikoordinasikan oleh Pokja PKP/tim teknis agar seluruh rangkaian program di tingkat masyarakat sinergis dengan tingkat kabupaten/kota. Forum digunakan sebagai media untuk memastikan bahwa RPLP dan RTPLP sesuai dengan beragam rencana kabupaten/kota khususnya dengan RP2KPKP dan memudahkan akses pendanaan dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Jadwal kegiatan program tingkat kelurahan/desa disesuaikan dengan jadwal dan kebutuhan tahapan rencana pembangunan reguler dan musrenbang tingkat kelurahan/ desa, kecamatan, dan kabupaten/kota. Peningkatan kapasitas dilakukan secara menerus selama masa program. Materi peningkatan kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan setiap pelaku dalam melaksanakan program. Setiap tahapan kegiatan program KOTAKU dimulai dengan peningkatan kapasitas, misalnya pelatihan, coaching, on the job training, dll. Demikian pula sosialisasi selalu dilakukan di awal dan akhir setiap tahapan kegiatan. Peningkatan kapasitas diberikan kepada BKM/LKM, pemerintah kelurahan/desa, TIPP, UPL- UPS- UPK, KSM, TAPP, masyarakat, dan kelompok lainnnya oleh tim faskel, tim korkot, pemda, Pokja PKP/tim teknis, dan pelaku lain. 3. Perbaikan infrastruktur tersier atau infrastruktur lingkungan dan pelayanan tingkat kelurahan/desa termasuk dukungan untuk penghidupan berkelanjutan di kawasan permukiman kumuh kelurahan/desa. Berdasarkan RPLP dan RTPL, kegiatan sosial, ekonomi, dan infrastruktur dilaksanakan di tingkat kelurahan/desa. Dana untuk pelaksanaan kegiatan dalam RPLP dan RTPLP tersebut berasal dari beragam sumber daya. Salah satu sumber untuk pelaksanaan program infrastruktur tersier atau lingkungan dan pelayanan tingkat kelurahan/desa termasuk dukungan untuk penghidupan berkelanjutan di permukiman kumuh kelurahan/desa adalah dari dana Bantuan Dana Investasi (BDI). Jenis bantuan dana, mekanisme seleksi lokasi, besaran dana, mekanisme pencairan dan pemanfaatan dana akan ditentukan kemudian disesuaikan dengan sumber pendanaan. 4. Dukungan pelaksanaan dan bantuan teknis. Program KOTAKU di tingkat kelurahan/desa mendapatkan dukungan teknis dari pemerintah kabupaten/kota, termasuk Pokja PKP dan/atau tim teknis, dan tim konsultan, yaitu terdiri dari tim fasilitator, tim coordinator kota, konsultan regional dan nasional. Pemerinta kabupaten/kota dapat merekrut tenaga ahli dan/atau konsultan untuk membantu program KOTAKU di tingkat kelurahan/desa. Pokja PKP/tim teknis perlu bekerja sama dengan beragam individu/lembaga/institusi untuk menggalang keahlian yang dibutuhkan, misalnya dengan perguruan tinggi. Masyarakat pun dapat merekrut sendiri beragam tenaga ahli yang dibutuhkan dalam penataan permukiman kelurahan/desa 5. Dukungan untuk kondisi darurat bencana. Seluruh proses penataan Permukiman di tingkat kelurahan/desa harus mengarusutamakan pengelolaan risiko bencana tingkat mikro kelurahan/desa dan tingkat makro skala kabupaten/kota. Misalnya, dalam RPLP dan RTPLP harus memuat analisis risiko bencana, rencana pengelolaan risiko bencana, termasuk rencana kontinjensi tingkat kelurahan/desa yang dibuat untuk lokasi dengan kerentanan bencana tertentu yang sinkron dengan rencana PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 1 1

20 pengelolaan resiko bencana tingkat kabupaten/kota (regional). Kesiapsiagaan dan mitigasi bencana dibangun selama program KOTAKU. Jika terjadi bencana, tahap tanggap darurat dan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dilakukan dengan semangat membangun yang lebih baik. 12 PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa

21 BAB III TAHAPAN PROGRAM KOTAKU TINGKAT KELURAHAN/DESA PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 1 3

22 Program KOTAKU di tingkat kelurahan/desa dan kecamatan mempunyai tahapan siklus program yang sinergis dengan program pembangunan regular tingkat kelurahan/desa dan kecamatan serta berkoordinasi dengan program tingkat kabupaten/kota. Untuk mewujudkan tujuan program berikut tahapan pelaksanaan di tingkat kelurahan/desa adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan 2. Tahap Perencanaan 3. Tahap Pelaksanaan 4. Tahap Keberlanjutan Tahapan tersebut dapat berulang secara dalam kurun waktu tertentu mengikuti tahapan kegiatan perencanaan pembangunan regular. Secara detail tahapan kegiatan di tingkat kelurahan/desa sebagai berikut: Diagram 1 Tahapan kegiatan tingkat kelurahan/desa 14 PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa

23 3.1. TAHAP PERSIAPAN Pada tahapan ini beberapa kegiatan akan dilakukan, yaitu sosialisasi awal di tingkat kelurahan/desa, Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM), serta pembangunan kelembagaaan perencanaan partisipatif tingkat desa/kelurahan. 1. Sosialisasi Awal dan Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Tabel 1. Kegiatan Tahap Rangkaian Sosialisasi Awal dan Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Tujuan 1. Terlaksananya sosialisasi awal kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh tingkat kelurahan/desa. Metode 2. Tergalangnya relawan dan agen sosialisasi untuk membantu masyarakat dalam kegiatan penataan permukiman, terutama penanganan permukiman kumuh, tingkat kelurahan/desa dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman layak huni dan berkelanjutan. 3. Terbangunnya kepedulian masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan penataan permukiman kelurahan/desa melalui program KOTAKU. 4. Menggalang komitmen untuk melaksanakan kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di wilayah desa/kelurahan sampai 2019 untuk mencapai 0 ha permukiman kumuh. Lokakarya, sosialisasi massal, diskusi, serta metode inovatif yang disepakati di tingkat kelurahan/desa Proses 1. Sosialisasi awal kota/kabupaten. Pemerintah kota/kabupaten termasuk pemerintah kecamatan melakukan sosialisasi awal kepada pemerintah kelurahan/desa dan BKM/LKM mengenai program KOTAKU. 2. Perancangan pesan sosialisasi. Lurah/kades, camat dan BKM/LKM difasilitasi tim fasilitator merancang pesan, media, dan saluran komunikasi yang tepat untuk melakukan rangkaian kegiatan sosialisasi awal program KOTAKU. Kegiatan ini didahului oleh kegiatan Pemetaan Sosial oleh Unit Pengelola Sosial (UPS) dan BKM/LKM untuk mengetahui tokoh kunci, potensi agen sosialisasi, pesan, media, dan saluran yang paling sesuai untuk melakukan sosialisasi Program KOTAKU. 3. Sosialisasi awal kelurahan/desa atau antar kelurahan/desa. Lurah/kades, camat dan BKM/LKM mengundang masyarakat untuk hadir dan berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan sosialisasi awal. Sosialisasi awal KOTAKU dilakukan melalui berbagai media dan saluran mulai dari tingkat akar rumput sampai tingkat kelurahan/desa. Kelompok rentan, miskin, perempuan, anak dan kelompok muda harus dilibatkan dalam PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 15

24 kegiatan ini. 4. Penggalangan relawan 7 dan agen sosialisasi. Relawan adalah pelopor- pelopor penggerak dari masyarakat yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan memiliki komitmen kuat dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan. Adapun Relawan Teknik dibentuk dari para relawan yang memiliki keahlian khusus di bidang Prasarana dan Sarana Umum (PSU) untuk memastikan kualitas PSU yang dibangun oleh masyarakat (KSM/panitia pelaksana) sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Relawan yang ada secara langsung menjadi relawan dan agen sosialisasi permukiman. UPS mengelola kegiatan penggalangan tersebut dan menjadi coordinator relawan dan agen sosialisasi selama program KOTAKU. Tata cara penggalangan dan koordinasi relawan dan agen sosialisasi disepakati oleh BLM/LKM dan Lurah/Kades. 5. Rembug Kesiapan Masyarakat. Lurah/kades dan BKM/LKM melakukan lokakarya tingkat kelurahan/desa untuk membangun kepedulian seluruh pelaku menyukseskan kegiatan penataan permukiman, utamanya penanganan permukiman kumuh; pengumuman relawan yang mendaftar; dan pernyataan komitmen keikutsertaan dalam program KOTAKU. Komitmen tersebut antara kesediaan untuk i) komitmen menurunkan luas permukiman kumuh menjadi 0 ha kumuh pada tahun 2019; ii) partisipasi aktif seluruh pelaku kelurahan/desa; iii) adanya relawan dan agen sosialisasi; iv) swadaya; iv) mengikuti seluruh tahapan Program KOTAKU; dan v) lainnya. 6. Sosialisasi hasil RKM. Sosialisasi hasil RKM tingkat Kelurahan/Desa melalui berbagai media dan saluran. Keluaran 1. Peta sosial 2. Masyarakat mengetahui adanya kegiatan KOTAKU 3. Daftar relawan dan agen sosialisasi 4. Berita acara komitmen untuk berpartisipasi dalam Program KOTAKU Pelaksana Peserta Narasumber Fasilitator 1. Lurah/Kepala Desa 2. BKM/LKM 3. Unit Pengelola Sosial (UPS) BPD, LPM, PKK, Karang taruna, RT/RW, relawan, warga Pokja PKP, Pemda, Camat Tim Fasilitator 7 Relawan dapat berpartisipasi di seluruh tahapan Program KOTAKU atau pada tahapan tertentu yang menjadi keahlian, kesediaan atau komitmennya. Misalnya, relawan untuk Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) 16 PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa

25 2. Pembangunan Kelembagaaan Perencanaan Partisipatif Penataan Lingkungan Permukiman tingkat Desa/Kelurahan 8 Tabel 2. Kegiatan Tahap Pembangunan Kelembagaaan Perencanaan Partisipatif Penataan Lingkungan Permukiman tingkat Desa/Kelurahan Tujuan Metode 1. Terlaksananya review kelembagaan di tingkat kelurahan/desa yang bertanggungjawab untuk merencanakan penataan permukiman secara partisipatif. 2. Berfungsinya lembaga perencanaan partisipatif permukiman yang ada di kelurahan/desa atau membentuk Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) baru bagi kelurahan/desa yang belum memiliki lembaga tersebut. 3. Terlaksananya penguatan kapasitas lembaga perencana/tipp, lurah/kades, dan BKM/LKM untuk memberikan peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam memfasilitasi perencanaan partisipatif penataan lingkungan permukiman. 4. Terbangunnya komitmen dan rencana kerja lembaga perencana/tipp untuk melaksanakan program KOTAKU dengan sepenuh hati, mencurahkan kapasitas dan sumber daya dalam memfasilitasi perencanaan partisipatif. Rangkaian diskusi, lokakarya, dan pelatihan/coaching, dan kegiatan inovatif lain Proses 1. Sosialisasi pembangunan lembaga. Melakukan sosialisasi untuk pembangunan lembaga perencanaan permukiman tingkat kelurahan/desa. Kegiatan ini dapat dilakukan bersamaan dengan sosialisasi awal. Dalam sosialisasi dijelaskan mengenai peran dan fungsi lembaga. Tujuan sosialisasi adalah: a. agar seluruh pihak memahami pentingnya lembaga perencanaan permukiman tingkat kelurahan/desa; serta b. membangkitkan kesadaran warga peduli dan memiliki keterampilan di bidang permukiman untuk bergabung dan terlibat aktif dalam perencanaan permukiman. 2. Review kelembagaan. Melakukan review kelembagaan di tingkat kelurahan/desa yang bertanggungjawab untuk merencanakan penataan permukiman secara partisipatif. Review dilakukan untuk mengetahui apakah sudah ada lembaga yang mempunyai peran tersebut dengan memfungsikan lembaga yang ada 9 atau harus membentuk TIPP baru. Selanjutnya baik lembaga yang sudah ada atau lembaga yang dibentuk baru secara generik 8 Tahapan Review Kelembagaaan dapat diselenggarakan bersamaan dengan Lokakarya sosialisasi awal dan RKM 9 Untuk status administrasi desa, Review Kelembagaan dapat mengkaji Tim Penyusun RPJM Desa yang ada sudah apakah memenuhi syarat, komitmen dan kapasitas sebagai perencana permukiman tingkat desa. PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 17

26 akan disebut sebagai TIPP. 3. Penggalangan relawan sebagai anggota TIPP 10. Melakukan identifikasi warga dan pendaftaran/penjaringan relawan yang memiliki potensi untuk terlibat dalam TIPP. Sebaiknya dalam melakukan identifikasi warga/relawan perlu diperhatian keahlian yang dimilikinya misalnya keahlian membuat peta, infrastruktur, menyusun dokumen perencanaan, pembukuan, dll; 4. Pembangunan TIPP. Bagi kelurahan/desa yang belum memiliki TIPP dilkukan pembentukan TIPP, sedangkan bagi kelurahan/desa yang sudah memiliki TIPP, maka dilakukan review untuk melengkapi kekurangannya. TIPP dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada masyarakat. TIPP dikukuhkan oleh BKM/LKM dan Lurah/Kades. Anggota TIPP terdiri dari unsur kecamatan, kelurahan/desa, BKM/LKM, relawan, dan kelompok masyarakat termasuk kelompok perempuan. TIPP harus memperhatikan keseimbangan komposisi anggota perempuan dan laki- laki serta mengikutsertakan kelompok rentan sebagai anggotanya. 5. Peningkatan kapasitas TIPP. Tim fasilitator bersama UPS melakukan rangkaian pelatihan/coaching untuk TIPP, lurah/kades dan BKM/LKM mengenai perencanaan partisipatif. Pelaku tingkat kota (Pokja PKM, city changer, dll) dapat menjadi narasumber dalam kegiatan ini. 6. Penyusunan rencana kerja Program KOTAKU. TIPP menyusun rencana kerja untuk program KOTAKU tingkat kelurahan/desa dan rencana kerja terinci perencanaan partisipatif tingkat kelurahan/desa. Rencana kerja tersebut harus diketahui oleh lurah/kades dan disepakati oleh BKM/LKM. Perlu diperhatikan bahwa rencana kerja Program KOTAKU sebaiknya mengikuti jadwal perencanaan pembangunan regular tingkat kelurahan/desa. Keluaran 1. TIPP siap memfasilitasi pelaksanaan perencanaan partisipatif di kelurahan/desa; Pelaksana Peserta Narasumber Fasilitator 2. TIPP memiliki pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan memfasilitasi kegiatan perencanaan partisipatif; 3. Rencana kerja program KOTAKU tingkat kelurahan/desa dan rencana kerja terinci perencanaan partisipatif tingkat kelurahan/desa. 1. Lurah/Kepala Desa 2. BKM/LKM 3. UPS TIPP Pokja PKP, Pemda, Camat, City Changer Tim Fasilitator 10 Tahapan ini dapat dilakukan bersamaan dengan tahap penggalangan relawan dan agen sosialisasi saat sosialisasi awal. 18 PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa

27 3.2. TAHAP PERENCANAAN Tahap Perencanaan dimulai dengan merumuskan kondisi permukiman layak huni di tingkat kelurahan/desa atau antar kelurahan/desa yang diinginkan oleh masyarakat pada masa mendatang, sesuai dengan visi dan misi pembangunan permukiman tingkat kelurahan/desa untuk mencapai 0 ha permukiman kumuh yang dituangkan dalam Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) dan Rencana TIndak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP). Dokumen RPLP/RPP/PJM Kumuh atau perencanaan yang setara, merupakan rencana makro Kelurahan/Desa yang memuat arahan pencegahan dan rencana peningkatan kualitas permukiman kumuh yang terintegrasi antar Kelurahan/Desa yang berbatasan. Perencanaan disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:5000 Dokumen RTPLP, merupakan bagian dari perencanaan RPLP yang fokus pada perencanaan kawasan prioritas kumuh yang terpilih untuk ditangani pada tahap pertama secara komprehensif. Hasil perencanaan disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:1000 atau pada lokasi tertentu dapat disajikan pada peta dengan skala ketelitian 1:500 atau 1:100 sesuai kebutuhan. Sedangkan dokumen Aturan bersama memuat aturan- aturan kesepakatan bersama ditingkat komunitas,. Aturan tersebut diikuti secara konsisten untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang bersih dan layak huni. Dokumen perencanaan tingkat Desa/ kelurahan disusun selaras/sinkron dengan dokumen perencanaan RP2KPKP tingkat Kabupaten/Kota. Proses sinkronisasi tersebut terselenggara melalui media forum konsultasi, secara berkala dan sesuai kebutuhan dan tingkat kepentingan perencanaan kelurahan /desa dan kabupaten/kota. Forum konsultasi ini tidak dibatasi hanya konsultasi persoalan permukiman saja tetapi dapat diperluas melalui kegiatan sosialisasi dan konsultasi pembangunan kota. Langkah- langkah penyelenggaraan forum konsultasi tingkat kabupaten/kota dan kecamatan, adalah: a) Melakukan pemetaan forum- forum, kelompok- kelompok atau organisasi pemerhati pembangunan kota yang sudah terbentuk, seperti misalnya forum air minum, forum sampah dan forum lainnya. Forum- forum tersebut dapat didayagunakan oleh tim perencana kelurahan/desa dan kabupaten kota untuk melakukan konsultasi dan sosialisasi persoalan dan kendala penanganan permukiman kumuh yang perlu didiskusikan bersama sesuai content, tugas pokok dan keahlian kelompok- kelompok diskusi. Forum konsultasi wajib melibatkan anggota Pokja PKP sesuai tugas pokoknya b) Memastikan anggota Pokja PKP melakukan bimbingan teknis ke tim perencana tingkat kelurahan dan sekaligus melakukan sosialisasi hasil kesepakatan perencanaan RP2KPKP secara berkala ke tim Perencana penyusunan RPLP dan RTPLP c) Memastikan tim perencana tingkat kelurahan melakukan konsultasi terhadap persoalan dan kendala, hasil analisis dan rancangan perencanaan penanganan permukiman kumuh kepada anggota Pokja PKP dan forum atau organisasi yang sesuai contennya. seperti, bila teridentifikasi ada persoalan sampah maka kegiatan konsultasi dapat dilakukan oleh tim perencana kelurahan/desa langsung ke anggota Pokja terkait. d) Memastikan proses forum konsultasi berlangsung secara berkala sesuai kebutuhan conten yang perlu disepakati bersama antar anggota pokja PKP. e) Proses forum konsultasi secara garis besar disajikan pada setiap tahapan pelaksanaan program. Khusus penetapan kawasan prioritas RTPLP harus sinkron dengan kawasan prioritas tingkat kota yang disajikan dalam dokumen RP2KPKP PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 19

28 Penanggung jawab perencanaan penanganan permukiman kumuh di tingkat kelurahan/desa adalah lurah/kepala desa, sedangkan permukiman kumuh antar kelurahan/desa dalam pelaksanaannya dibawah koordinasi pemerintah kecamatan. Pelaksanaan penanganan permukiman kumuh kelurahan/desa dibantu oleh BKM/LKM, TIPP, serta lembaga yang ada di kelurahan/desa atau di wilayah kecamatan. Masyarakat bekerja bersama dengan pemerintah kelurahan/desa, kecamatan, dan kota/kelurahan dengan didampingi fasilitator dan tenaga ahli terlibat aktif dalam seluruh proses pengambilan keputusan perencanaan partisipatif ini. Tujuan perencanaan ini adalah untuk menyelesaikan semua persoalan kumuh yang muncul sebagai indikator/gejala dan akar penyebab permukiman kumuh dari berbagai aspek (pelayanan prasarana, sarana dan utilitas, sosial- budaya, ekonomi, lahan dan legal) serta merumuskan program yang akan dilaksanakan dalam mewujudkan visi permukiman kelurahan/desa. Selama tahap Perencanaan Partisipatif, Lurah/kades dan BKM/LKM, dibantu TIPP, melakukan penggalangan bantuan teknis untuk meningkatkan kualitas data, analisis, dan rencana. Dalam melaksanakan kegiatan perencanaan, TIPP didampingi Tenaga Ahli Pendamping Kelurahan dan mendapatkan bimbingan teknis secara berkala dari Pokja PKP Membangun Visi Permukiman dan Refleksi Perkara Kritis (RPK) Membangun visi permukiman merupakan kegiatan merumuskan cita- cita masyarakat terhadap kondisi permukiman layak huni dan berkelanjutan yang akan dicapai pada masa mendatang dengan tujuan agar perencanaan masyarakat lebih terarah sesuai dengan visi yang ingin dicapai. Hal ini bertujuan agar perencanaan yang dibuat oleh masyarakat lebih terarah dan masyarakat dapat menyusun strategi untuk mengurangi perbedaan/jarak antara kondisi saat ini dengan visi yang ingin dicapai Berdasarkan hasil visi Permukiman, kemudian dilaksanakan Refleksi Perkara Kritis (RPK) dengan tujuan menumbuhkan kesadaran kritis dan kepedulian masyarakat terhadap kondisi lingkungan permukiman saat ini serta menemukenali potensi dan masalah sosial, ekonomi dan lingkungan untuk pencapaian visi permukiman. Disamping itu, kegiatan ini dilaksanakan untuk membangun kesadaran masyarakat untuk berkontribusi dalam perbaikan terhadap kondisi permukiman di wilayahnya, bahwa masyarakat mampu memberikan solusi dan perbaikan terhadap kondisi permukiman yang dapat yang dimulai dari diri sendiri. Sehingga setiap anggota masyarakat mampu berkontribusi (baik tenaga, waktu, pikiran, uang bagi kelompok lain untuk berpartisipasi, berdemokrasi, dsb) secara bersama- sama melakukan penataan permukiman Tabel 3. Kegiatan Tahap Membangun Visi Permukiman dan Refleksi Perkara Kritis (RPK) Tujuan a. Terbangunnya visi masyarakat mengenai permukiman kelurahan/desa. b. Terbangunnya kesadaran masyarakat terhadap kondisi saat ini dan persoalan permukiman di kelurahan/desa, termasuk adanya Permukiman kumuh; c. Terbangunnya kepedulian masyarakat tentang pentingnya kebersamaan untuk penataan lingkungan Permukiman, terutama penanganan permukiman kumuh dan penghidupan berkelanjutan; 20 PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa

29 Metode Proses Keluaran Rembug, diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion/FGD), dan kegiatan inovatif lain. 1. Melakukan coaching/on the job training (OJT) mengenai membangun visi permukiman dan RPK kepada perangkat kelurahan/desa, TIPP, BKM/LKM. 2. Menyusun rencana dan jadwal pelaksanaan membangun visi permukiman dan RPK. 3. Melakukan sosialisasi kegiatan membangun visi Permukiman dan RPK melalui berbagai media. 4. Melakukan kegiatan membangun visi permukiman melalui serangkaian rembug dan kegiatan lainnya. Proses membangun visi Permukiman ini dapat dilaksanakan dengan berbagai cara dan metode seperti FGD, perlombaan, maupun ide- ide kreatif lainnya. Visi Permukiman tingkat kelurahan/desa harus sejalan dengan visi/misi kelurahan/desa di dalam Renstra Kecamatan / RPJM Desa. 5. Melakukan pelaksanaan FGD RPK. Kegiatan ini untuk membangun kesadaran masyarakat mengenai: i) kondisi permukiman saat ini dikaitkan dengan target (utamanya jika ada Permukiman kumuh), ii) jika ada masalah untuk penanganan permukiman kumuh, FGD membahas akar penyebab dan potensi penyelesaian masalah serta permukiman kumuh adalah masalah bersama yang harus ditangani secara bersama- sama pula; iii) FGD membahas sumber dan potensi penhidupan berkelanjutan, serta iv) komitmen pencapaian visi permukiman yang diharapkan. 6. Melakukan lokakarya tingkat kelurahan/desa untuk menetapkan visi permukiman, menyepakati hasil RPK, serta komitmen untuk pencapaian visi permukiman. 7. Sosialisasi hasil pelaksanaan membangun visi Permukiman dan RPK melalui berbagai media. Visi Permukiman harus disosialisasi secara menerus melalui beragam media dan saluran agar diketahui oleh seluruh masyarakat. 8. Berdasarkan hasil sosialisasi hasil visi permukiman dan RPK, lurah/kades dan BKM/LKM, dibantu oleh TIPP, dapat menggalang bantuan teknis terkait perencanaan dan pelaksanaan penataan Permukiman kumuh ke berbagai pihak, misalnya universitas, pemda, lembaga penelitian, LSM Permukiman, dll. 1. Visi masyarakat kelurahan/desa terhadap kondisi ideal permukiman yang diharapkan. 2. Kepedulian dan kesadaran kritis masyarakat terhadap kondisi dan persoalan penataan permukiman di kelurahan/desa, terutama jika ada 11 Hasil baseline berupa Profil Permukiman Kelurahan/Desa digunakan sebagai bahan penggerak diskusi FGD RPK. PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 21

30 Pelaksana Peserta Narasumber Fasilitator permukiman kumuh. 3. Kesadaran dan komitmen masyarakat dan pelaku tingkat kelurahan/desa untuk pencapaian visi permukiman, termasuk menangani permukiman kumuh. 4. Komitmen bantuan teknis penataan permukiman 1. TIPP 2. Lurah/Kepala Desa 3. BKM/LKM masyarakat Pokja PKP, Pemda, Camat, City Changer dan kelompok peduli lainnya Tim Fasilitator Penyelenggaraan Forum Konsultasi 1 Menyelenggarakan forum Konsultasi 1 ditingkat Kecamatan dan di tingkat Kota untuk menyepakati visi/gagasan yang telah disepakati ditingkat Kelurahan/Desa. Forum konsultasi ditingkat Kecamatan dimaksudkan untuk meyepakati visi tematik antar Kelurahan/ Desa. Sedangkan forum konsultasi ditingkat kota/kabupaten difokuskan untuk menyelaraskan visi permukiman Kabupaten/kota dengan visi tematik Kelurahan/Desa. Tujuan Tabel 2. Tahap Forum Konsultasi 1 Menyepakati visi pembangunan permukiman Kelurahan di tingkat Kecamatan. Melakukan sinkronisasi visi/gagasan pengembangan permukiman Kelurahan dengan visi permukiman tingkat Kabupaten/kota. Metode Lokakarya/FGD Proses Melakukan coaching/on the job training terkait penyelenggaraan forum konsultasi visi/gagasan penanganan permukiman Desa/Kelurahan kepada Lurah/kepala Desa, Camat, TIPP, BKM/LKM dan Pokja PKP Menyusun rencana kegiatan Melakukan lokakarya/diskusi & konsultasi untuk menyepakati sinkronisasi hasil visi penanganan permukiman kumuh kelurahan dengan visi permukiman tingkat Kabupaten/Kota. Melakukan sosialisasi hasil forum konsultasi melalui berbagai 22 PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa

31 media Keluaran Visi dipahami masyarakat Visi pengembangan permukiman Desa/Kelurahan telah sinkron dengan visi permukiman tingkat Kabupaten/Kota Pelaksana Peserta Narasumber Fasilitator TIPP bersama Pokja PKP Lurah, Kepala Desa, Camat dan Warga masyarakat termasuk perempuan, masyarakat rentan dan remaja Perangkat Kelurahan, Desa diwilayah yang berbatasan Pemerintah Kabupaten/Kota, Camat, city changer dan kelompok peduli lainnya Tim Fasilitator dan Tim Korkot Kegiatan Pemetaan Swadaya Pemetaan Swadaya adalah proses pengumpulan data, identifikasi dan kajian kendala serta potensi yang dilakukan oleh warga masyarakat terhadap kondisi riil wilayah permukiman. Kegiatan pemetaan swadaya difokuskan pada kegiatan konsolidasi data base (base line) dan kajian data & informasi persoalan, potensi, kendala pengembangan sosial ekonomi dan lingkungan serta pengaruh kebijakan pembangunan kota terhadap permukiman kumuh. Kegiatan Pemetaan Swadaya yang dilakukan, adalah: a. Konsolidasi/Review Data Base (base line) Kegiatan konsolidasi/review ini merupakan tahap persiapan Pemetaan Swadaya untuk memahami isi data base (base line) dan selanjutnya disepakati sebagai data dasar penyusunan perencanaan tingkat Kelurahan/Desa dan tingkat Kabupaten/Kota. Kegiatan yang dilakukan, adalah: Tabel 3. Tahap Konsolidasi dan Review data base (base line) Tujuan Memahami isi data base (base line) Metode Melakukan identifikasi kelengkapan dan akurasi data Melakukan sinkronisasi data antar Kelurahan/Desa yang berbatasan Membangun kesepakatan untuk memanfaatkan data base (base line) sebagai data dasar penyusunan perencanaan dengan menerbitkan memorandum/sk di tingkat Kabupaten/Kota Rembug, FGD Proses Melakukan coaching/on the job training mengenai kegiatan konsolidasi/review data base (base line ) kepada Lurah/kepala Desa, Camat, TIPP, BKM/LKM PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 23

32 Mempersiapkan kelengkapan data base (base line) Melakukan rembug/fgd untuk memahami kelengkapan dan akurasi data base (base line) di tingkat Kelurahan/Desa. Melakukan rembug/fgd di tingkat Kecamatan untuk sinkronisasi data base , antar Kelurahan/Desa yang berbatasan.kegiatan ini dilakukan di wilayah kelurahan/desa Melakukan forum konsultasi 3 di tingkat kota untuk menyepakati hasil review data base (base line) Kelurahan/desa Merumuskan kesepakatan bersama melalui memorandum atau penerbitan SK Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menyepakati data base (base line) sebagai data dasar penyusunan perencanaan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman diwilayahnya. Keluaran Memorandum atau SK Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memanfaatkan hasil review data base (base line) sebagai data dasar penyusunan perencanaan pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman diwilayahnya. Pelaksana TIPP bersama Lurah, Kepala Desa dan Camat Peserta Perangkat kelurahan, Desa,Kecamatan dan Warga (laki- laki, perempuan, kaum rentan dan remaja) termasuk warga wilayah yang berbatasan. Narasumber Fasilitator Pokja PKP, Pemda, Camat, city changer dan kelompok peduli lainnya Tim Fasilitator dan Tim Korkot b. Pelaksanaan Pemetaan Swadaya Tujuan Tabel 4. Kegiatan Tahap Review Pemetaan Swadaya Melakukan identifikasi persoalan, potensi dan kendala (sosial, ekonomi, lingkungan, nilai- nilai) untuk melengkapi hasil data base (base line) Melakukan kajian pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman berdasarkan data persoalan, potensi dan kendala serta berbegai perencanaan dan kebijakan pemerintah kabupaten/kota yang mempengaruhi perkembangan kawasan permukiman Melakukan kajian kebutuhan pengembangan (Sosial, Ekonomi dan Lingkungan) kawasan permukiman sesuai standar pelayanan minimum dan sesuai Standar pengembangan kawasan Permukiman (SNI) Memberikan pembelajaran pada masyarakat untuk melakukan proses pemetaan kendala dan potensi yang ada di wilayah Kelurahan/Desa secara partisipatif 24 PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa

33 Metode Proses Rembug, FGD, Survei 1. Melakukan penguatan Tim PS yang telah terbentuk 2. Melakukan coaching/on the job training mengenai pemetaan swadaya kepada Lurah/kepala Desa, TIPP, BKM/LKM 3. Menyiapkan peta dasar, Data Base (Base line) Permukiman, alat ukur dan peralatan survey lainnya Isi peta dasar skala 1:5000, minimal memuat : a. Jaringan b. Hamparan Jaringan jalan dan batas- batasnya Jaringan pola aliran air (spt selokan, sungai, dsb) Batas- batas administratif desa/kelurahan Batas- batas lahan/persil Batas- batas deliniasi kawasan permukiman kumuh dan kawasan permukiman yang berpotensi menjadi kumuh. Batas- batas kawasan sesuai fungsinya seperti kawasan industri, kebun, sawah, bukit, danau, sungai, jurang dll. c. Bangunan Batas- batas dataran rendah atau tanah yang terendam air. Batas- batas kawasan khusus (kuburan, lindung, dsb) Bangunan rumah yang masih berdiri. Bangunan khusus (mesjid, gereja, kantor kelurahan/desa, dsb) Sisa- sisa bangunan dll. 4. Menyiapkan dokumen peraturan daerah, kebijakan dan perencanaan- perencanaan pembangunan Kabupaten/kota yang akan mempengaruhi perkembangan kawasan permukiman tingkat Desa/Kelurahan, seperti RKPKP, RP2KPKP, SIAP,Perda Bangunan dan gedung, Perda tentang air minum, Standar permukiman (SNI), RTRW, RDTR, RTBL, SPPIP, RISPAM, SSK, dan perencanaan lain yang terkait. Data Kebijakan ini penting sebagai materi pendukung kegiatan kajian hasil PS 5. Melakukan Kajian PS (data base) Melakukan kajian persoalan, potensi dan kendala pengembangan sosial, ekonomi dan lingkungan Melakukan kajian terhadap persoalan dan kebutuhan penanganan persoalan 8 indikator kumuh Melakukan kajian persoalan sumber kehidupan dan penghidupan (potensi sumber daya manusia, potensi sumber daya alam, potensi PETUNJUK PELAKSANAAN Program KOTAKU Tingkat Kelurahan/Desa 25

PENYELENGGARAAN PROGRAM KOTAKU TINGKAT DESA/KELURAHAN

PENYELENGGARAAN PROGRAM KOTAKU TINGKAT DESA/KELURAHAN PENYELENGGARAAN PROGRAM KOTAKU TINGKAT DESA/KELURAHAN Program KOTAKU di tingkat kelurahan/desa dan kecamatan mempunyai tahapan siklus program yang sinergis dengan program perencanaan pembangunan tingkat

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman OUTLINE Latar Belakang Program Arahan Kebijakan DJCK: ATAR BELAKANG Kebijakan

Lebih terperinci

Bersama Program KOTAKU Kita Tuntaskan Kumuh.

Bersama Program KOTAKU Kita Tuntaskan Kumuh. Bersama Program KOTAKU Kita Tuntaskan Kumuh. Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) merupakan Program lanjutan dari Program PNPM Mandiri Perkotaan. Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)telah disosialisasikan di

Lebih terperinci

Rumusan Hasil-hasil Sosialisasi dan Lokakarya Nasional Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) yang diselenggarakan pada tanggal 26 sampai 29 April 2016.

Rumusan Hasil-hasil Sosialisasi dan Lokakarya Nasional Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) yang diselenggarakan pada tanggal 26 sampai 29 April 2016. RUMUSAN HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTAKU (KOTA TANPA KUMUH) SOSIALISASI DAN WORKSHOP NASIONAL KOTAKU 2016 HOTEL SHERATON HOTEL AMBHARA HOTEL SAHID JAKARTA, 26 29 APRIL 2016 Rumusan Hasil-hasil Sosialisasi

Lebih terperinci

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

Bab I. Gambaran Umum Program

Bab I. Gambaran Umum Program Bab I. Gambaran Umum Program 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28H Ayat 1 menyatakan bahwa: Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK

PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK APA PERENCANAAN PARTISIPATIF? Proses perumusan dan penyepakatan produk perencanaan dengan melibatkan partisipasi aktif warga dan Pemda Proses penyelarasan perencanaan

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat

Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat A. Lokasi Peningkatan Kualitas. Pelatihan BKM/, Lurah/Kepala Desa a. Meningkatkan pemahaman isi dokumen RPLP b. Meningkatkan pemahaman peserta mengenai kolaborasi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 Tahun Propinsi Kota Kelurahan 2008 (Pilot) Lokasi Kegiatan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

Arah Kebijakan Percepatan Penanganan Kumuh dan Gambaran Umum Program KOTAKU

Arah Kebijakan Percepatan Penanganan Kumuh dan Gambaran Umum Program KOTAKU Z Arah Kebijakan Percepatan Penanganan Kumuh 2015-2019 dan Gambaran Umum Program KOTAKU Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Latar Belakang & Kebijakan Amanat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2014-2015 Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya LINGKUP PAPARAN 1 Pendahuluan 2 Landasan Kebijakan 3 Arah

Lebih terperinci

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri

Lebih terperinci

Buletin Warta Desa. Tentang Program Kotaku. Manfaat & Target Program. Tujuan. Tujuan Antara

Buletin Warta Desa. Tentang Program Kotaku. Manfaat & Target Program. Tujuan. Tujuan Antara Tentang Program Kotaku Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh nasional yang merupakan penjabaran dari pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat

Lebih terperinci

Sambutan Pembukaan. Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D. Direktur Pengembangan Permukiman. Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA.

Sambutan Pembukaan. Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D. Direktur Pengembangan Permukiman. Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA. Sambutan Pembukaan Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D Direktur Pengembangan Permukiman Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA Pada Acara Rapat Koordinasi Nasional Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP)

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat

Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat Kurikulum Pelatihan Pelatihan Masyarakat A. Lokasi Peningkatan Kualitas. Pelatihan BKM/, Lurah/Kepala Desa a. Meningkatkan pemahaman isi dokumen RPLP b. Meningkatkan pemahaman peserta mengenai kolaborasi

Lebih terperinci

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh

Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah tersusunnya buku Laporan Akhir Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Kelurahan Taipa Kota Palu.

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PROGRAM KOTAKU TINGKAT KABUPATEN/KOTA

PENYELENGGARAAN PROGRAM KOTAKU TINGKAT KABUPATEN/KOTA PENYELENGGARAAN PROGRAM KOTAKU TINGKAT KABUPATEN/KOTA Penyelenggaraan program KOTAKU di tingkat Kabupaten/Kota merupakan upaya untuk mendorong kolaborasi kegiatan ditingkat Kabupaten/Kota dengan kegiatan

Lebih terperinci

MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH SEBAGAI JALAN MENUJU KOTA LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN

KEBIJAKAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH SEBAGAI JALAN MENUJU KOTA LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN KEBIJAKAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH SEBAGAI JALAN MENUJU KOTA LAYAK HUNI DAN BERKELANJUTAN Oleh: Dr. Ir. Andreas Suhono, MSc Direktur Jenderal Cipta Karya Disampaikan pada acara: SOSIALISASI NASIONAL

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP)

Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) Disampaikan Oleh: Mita D Aprini Jakarta, Juni 2015 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat a. LATAR BELAKANGLatar

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG BAB 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi: tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas : BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perancangan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas di Desa Jomblang

Lebih terperinci

Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016

Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016 Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016 Persentase Juta Jiwa MENGAPA ADA PERMUKIMAN KUMUH? Urbanisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai salah satu target dalam Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016-2035 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) Jurusan Arsitektur Universitas Merdeka Malang; budiyanto_hery@yahoo.com Abstract Program

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB

KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB 2016-2020 NO INDIKATOR SATUAN TARGET KINERJA (TAHUN) 2016 2017 2018 2019 2020 STRATEGI OPERASIONAL KOMPONEN PENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET 2 Key Performance Indicator NSUP-IDB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Grobogan 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang    Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Grobogan 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil

Lebih terperinci

STRATEGI UMUM PENCAPAIAN TARGET PROGRAM KOTAKU. 25 Januari 2017

STRATEGI UMUM PENCAPAIAN TARGET PROGRAM KOTAKU. 25 Januari 2017 STRATEGI UMUM PENCAPAIAN TARGET PROGRAM KOTAKU 25 Januari 2017 Pengantar Program KOTAKU (NSUP) merupakan upaya strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, dalam rangka memberdayakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM NASIONAL PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Jakarta, 22 Desember 2014

KEBIJAKAN DAN PROGRAM NASIONAL PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Jakarta, 22 Desember 2014 KEBIJAKAN DAN PROGRAM NASIONAL PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH 2015-2019 Jakarta, 22 Desember 2014 Persentase Juta Jiwa Kondisi dan Tantangan Permukiman Kumuh Urbanisasi yang pesat memberikan implikasi terhadap

Lebih terperinci

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS

Lebih terperinci

A. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN

A. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN A. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN 1. Form 1-1 MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN SOSIALISASI 2. Form 1-2 MONITORING DAN EVALUASI KEIKUTSERTAAN DALAM KONSOLIDASI TINGKAT PROVINSI

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan perlu ditingkatkan. Ketidaktahuan dan pemahaman masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan 1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N Bab I tediri dari ; Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran, Ruang Lingkup, Kedudukan Dokumen RP2KPKP dalam Kerangka Pembangunan Kota Medan dan Sistematika Pembahasan 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping

Lebih terperinci

PANDUAN PERENCANAAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

PANDUAN PERENCANAAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN PANDUAN PERENCANAAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KATA PENGANTAR Pemerintah melakukan upaya penyelenggaraan kawasan permukiman sesuai amanat UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan

Lebih terperinci

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 Oleh : Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Disampaikan

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KINERJA BKM (PK-BKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)

Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KINERJA BKM (PK-BKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KINERJA BKM (PK-BKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) A. LATAR BELAKANG Program KOTAKU sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pembangunan sanitasi yang ditetapkan untuk memecahkan permasalahan sanitasi seperti yang tertera

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Penyediaan Hunian Layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Penyediaan Hunian Layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Penyediaan Hunian Layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 Disampaikan oleh: Direktur Permukiman dan Perumahan, Kementerian PPN/Bappenas

Lebih terperinci

PROGRAM KOTAKU (NSUP & NUSP-2) DALAM PENANGANAN KUMUH

PROGRAM KOTAKU (NSUP & NUSP-2) DALAM PENANGANAN KUMUH PROGRAM KOTAKU (NSUP & NUSP-2) DALAM PENANGANAN KUMUH TAHUN ANGGARAN 2017 Ir. Didiet Arief Akhdiat, M.Si Kepala PMU NSUP & NUSP-2 Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, DJCK Rapat Koordinasi Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi Kabupaten (SSK) Bone adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten.

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan kebijakan pembangunan sanitasi sebagai bagian dari strategi nasional bidang sanitasi dan higienitas untuk diterapkan

Lebih terperinci

DRAFT JUKNIS PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PEMASARAN PLPBK

DRAFT JUKNIS PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PEMASARAN PLPBK DRAFT JUKNIS PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PEMASARAN PLPBK POKOK BAHASAN JUKNIS Ketentuan Tahapan PLPBK Ketentuan Review Pemetaan Swadaya Ketentuan Penyusunan RTPLP Kawasan Prioritas Ketentuan Pencairan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 3 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Kemiskinan adalah masalah kompleks sehingga Penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan secara komprehensif Kondisi lingkungan dan permukiman yang

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72% BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, daerah kumuh dan akhirnya pada

Lebih terperinci

Bab I : Pendahuluan I Latar Belakang

Bab I : Pendahuluan I Latar Belakang 1 Bab : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Belajar dari pengalaman kegagalan berbagai daerah dalam mengelola pembangunan khususnya yang berkaitan dengan dampak negatif dari pembangunan yang kurang peduli terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kota yang dimaksudkan

Lebih terperinci

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan 7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.1312, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Raperda tentang RPJP Daerah dan RPJM Daerah serta Perubahan RPJP

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis BUKU 6 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM

Lebih terperinci

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI KUDUS, Menimbang :

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor: 40/SE/DC/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM KOTA TANPA KUMUH

SURAT EDARAN Nomor: 40/SE/DC/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM KOTA TANPA KUMUH Kepada yang terhormat, 1. Gubernur Seluruh Republik Indonesia; 2. Bupati/Walikota Seluruh Republik Indonesia; 3. Kepala Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi; 4. Kepala Satuan Kerja Perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN HALMAHERA BARAT

STRATEGI SANITASI KABUPATEN HALMAHERA BARAT 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Halmahera Barat adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategis pembangunan sanitasi secara komprehensif pada

Lebih terperinci

Kata Pengantar. dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai

Kata Pengantar. dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai Page 0 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke Tuhan yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 4 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAANN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAANN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR LEMBARAN DAERAH NOMOR 36 KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAANN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR DENGANN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Akhir kata kami ucapkan, terima kasih. Jakarta, Direktur Jenderal Cipta Karya

Kata Pengantar. Akhir kata kami ucapkan, terima kasih. Jakarta, Direktur Jenderal Cipta Karya Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena hanya berkat rakhmat dan ridho-nya, Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Kabupaten/Kota dapat disusun. Tersusunnya Petunjuk Pelaksanaan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.57, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. Peningkatan. Pengawasan. Pengendalian. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor: 01/PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBERHASILAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA GORONTALO

ANALISIS KEBERHASILAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA GORONTALO ANALISIS KEBERHASILAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA GORONTALO Beby. S.D. Banteng Pusat Kajian dan Pengembangan Wilayah Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci