MOTIVASI PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DAN KEBUTUHAN AFILIASI. (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MOTIVASI PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DAN KEBUTUHAN AFILIASI. (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap"

Transkripsi

1 MOTIVASI PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DAN KEBUTUHAN AFILIASI (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Disusun oleh: MELISA TANDUN DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI INI DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN OLEH: NAMA : MELISA TANDUN NIM : JUDUL : MOTIVASI PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DAN KEBUTUHAN AFILIASI (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan) Pembimbing Ketua Departemen Drs.HR Danan Djaja,M.A Drs.Amir Purba,M.A Dekan Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A

3 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Pada Hari : Tanggal : Pukul : Tim Penguji: 1. Ketua : 2. Anggota 1 : 3. Anggota 2 :

4 KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk melengkapi syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak menghadapi kesulitan karena keterbatasan dan kemampuan, namun penulis bersyukur dan berterima kasih karena telah mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini. Maka, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orangtua tercinta, Ayah Tehdy Susanto dan Ibu Linna Tandun yang selalu memberikan dukungan dan semangat di setiap saat. Semoga penulis dapat membuat Ayah dan Ibu selalu tersenyum bahagia dan bangga. 2. Bapak Prof. Dr. M. Arief Nasution, M.A selaku Dekan FISIP USU. 3. Bapak Drs. Amir Purba, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi. 4. Bapak Drs. HR Danan Djaja, M.A selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu yang sangat banyak dan berbagi ilmu yang sangat berharga selama membimbing penulis. 5. Kakak Emilia Ramadhani, S.Sos selaku dosen wali penulis. 6. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bekal pengetahuan selama masa perkuliahan. 7. Ibu Dra. Dewi Kurniawati selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU beserta Kak Cut, Kak Maya, dan Kak Ros.

5 8. Kak Hanim, Kak Puan, dan staf Laboratorium Ilmu Komunikasi. 9. Keluarga IEC yang telah sangat membantu selama penelitian skripsi. 10. Adik satu-satunya, Haris Susanto yang telah bersedia membantu penulis saat membutuhkan dan berbagi suka dan duka yang dapat membuat penulis tertawa dan menangis bersama. 11. Keluarga besar Susanto dan Tandun dimanapun mereka berada yang terus mendorong penulis dengan bertanya kapan wisuda. Tanpa disadari, hal itu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan perkuliahan dan mendapat gelar kesarjanaan. 12. Anggota Akselerasi SMP Chandra Kusuma, yaitu Yuriko, William, Valen, Albert, Sherly, Harry, Ira, Andi, Rara, dan Andrew, yang telah menjadi sahabat penulis tanpa mengenal batas negara, waktu, dan hambatan lainnya. Rasa persahabatan ini sudah tertanam di benak penulis seperti layaknya rasa persaudaraan. Semoga suatu hari nanti, kita bersebelas dapat berkumpul kembali dengan profesi yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan masing-masing. 13. Anggota Walky Talky, yaitu Rianty, Mona, Ameliya, dan Ingres yang selalu setia berbagi cerita tentang apapun. Meskipun kita semua memiliki sifat dan selera yang berbeda, namun penulis merasa senang meluangkan waktu bersama kalian. Semoga persahabatan ini akan selalu terbina dengan baik. 14. Anggota Happy Yummy yang terus berubah jumlahnya namun sudah menjadi bagian dari cerita penulis selama perkuliahan. Mereka adalah Yuli, Dhika, Wana, Vega, Fiqi, Novi, Desi, dan Putrou. Meskipun kadang

6 kita sering berselisih paham, namun penulis sangat menyayangi kalian semua. Semoga segala perbedaan yang ada pada diri kita tidak memudarkan persahabatan ini dan suatu hari nanti kita akan berkumpul kembali sebagai orang yang sukses. 15. Keluarga Power Rangers, Jula-jula, Telenovela, Flickazone, dan temanteman Komunikasi stambuk 2006 yang menjadi teman yang sangat baik bagi penulis selama masa perkuliahan. Canda tawa yang dibagi sangat berkesan dan berarti. Penulis merasa sangat senang karena telah menjadi bagian dari stambuk 2006 yang sangat kompak. 16. Semua pengarang buku yang telah memotivasi dan menjadi narasumber bagi penulis serta semua supir angkot no.10 dan tukang becak yang telah mengantar penulis untuk menempuh perjalanan selama masa perkuliahan. 17. Semua pihak yang turut membantu kelancaran skripsi ini baik disadari ataupun tidak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini belum mencapai kesempurnaan, namun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya dengan baik. Dengan segala kerendahan hati, penulis bersedia untuk diberikan saran maupun kritik yang sifatnya membangun. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah kepada kita semua. Terima kasih. Penulis Melisa Tandun

7 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah DAFTAR ISI 1.3 Pembatasan Masalah 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5 Kerangka Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa Teori Uses and Gratification Motivasi Penggunaan Media Facebook Kebutuhan Afiliasi 1.6 Kerangka Konsep 1.7 Model Teoritis 1.8 Operasional Variabel 1.9 Definisi Operasional 1.10 Hipotesa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa Definisi Komunikasi Unsur-unsur Komunikasi Fungsi Komunikasi Definisi Komunikasi Massa Unsur-unsur Komunikasi Massa Ciri-ciri Komunikasi Massa Fungsi Komunikasi Massa 2.2 Teori Uses and Gratification Sejarah Teori Uses and Gratification Kelebihan dan Kritik terhadap Teori Uses and Gratification 2.3 Motivasi Penggunaan Media

8 2.4 Facebook 2.5 Kebutuhan Afiliasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Sejarah International Education Centre Logo International Education Centre Program Kursus International Education Centre Daftar Jumlah Murid IEC Per 2009 di Malaka Struktur Organisasi International Education Centre 3.2 Metodologi Penelitian Metode Penelitian Lokasi Penelitian 3.3 Populasi dan Sampel Populasi Sampel 3.4 Teknik Penarikan Sampel 3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.6 Analisis Data BAB IV ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.2 Pengolahan Data 4.3 Analisis Deskriptif Karakteristik Responden Motivasi Penggunaan Facebook Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi 4.4 Analisis Korelasional BAB V 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN KESIMPULAN DAN SARAN

9 DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Operasional Variabel Jumlah Murid Populasi Sampel Jenis Kelamin Usia Lama Kepemilikan Akun Facebook Lama Pengaksesan per Hari Pengetahuan tentang Aplikasi Dasar yang Ada pada Situs Facebook Penambahan Pengetahuan Setelah Mengakses Situs Facebook Perasaan Ketika Mengakses Situs Facebook Pendapat Tentang Aplikasi Pada Situs Facebook Waktu yang Tepat Dalam Mengakses Situs Facebook Jumlah Teman yang Dimiliki Pada Situs Facebook Alasan Penambahan Teman Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Teman Frekuensi Melakukan Kontak Dengan Anggota Keluarga Dalam Facebook Menjadikan Facebook Sebagai Topik Pembicaraan di Sekolah Peranan Facebook Dalam Menemukan Teman Lama Kepercayaan Diri Setelah Memiliki Akun Facebook Penjadian Pengaksesan Facebook Sebagai Salah Satu Hobi Peranan Facebook Dalam Melepaskan Tekanan Sekolah Kegiatan yang Paling Sering Dilakukan di Situs Facebook Rasa Lebih Dihargai atau Diterima si Sekolah Bila Memiliki Akun Facebook Jumlah Grup yang Diikuti Dalam Situs Facebook Perasaan Saling Memiliki Bila Bergabung Dengan Grup Tertentu Pada Situs Facebook

10 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 35 Keikutsertaan Dalam Memecahkan Masalah Teman yang Dibagi Dalam Situs Facebook Keterlibatan Diri Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook Fungsi Facebook Dalam Membantu Untuk Menjalin Persahabatan yang Erat Situs Facebook Sebagai Situs Jejaring Sosial yang Baik Jenis Kelamin dan Perasaan Saling Memiliki Usia dan Rasa Diterima di Lingkungan Sekolah Pengetahuan Bertambah Setelah Mengakses Situs Facebook dan Keikutsertaan Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook Perasaan Saat Sedang Mengakses Situs Facebook dan Keikutsertaan Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook Koefisien Korelasi Spearman Rho

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12 Gambar 13 Gambar 14 Gambar 15 Gambar 16 Gambar 17 Gambar 18 Gambar 19 Gambar 20 Gambar 21 Gambar 22 Gambar 23 Gambar 24 Gambar 25 Gambar 26 Model Teoritis Uses and Gratification Logo IEC Jenis Kelamin Usia Lama Kepemilikan Akun Facebook Lama Pengaksesan per Hari Pengetahuan tentang Aplikasi Dasar yang Ada pada Situs Facebook Penambahan Pengetahuan Setelah Mengakses Situs Facebook Perasaan Ketika Mengakses Situs Facebook Pendapat Tentang Aplikasi Pada Situs Facebook Waktu yang Tepat Dalam Mengakses Situs Facebook Jumlah Teman yang Dimiliki Pada Situs Facebook Alasan Penambahan Teman Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Teman Frekuensi Melakukan Kontak Dengan Anggota Keluarga Dalam Facebook Menjadikan Facebook Sebagai Topik Pembicaraan di Sekolah Peranan Facebook Dalam Menemukan Teman Lama Kepercayaan Diri Setelah Memiliki Akun Facebook Penjadian Pengaksesan Facebook Sebagai Salah Satu Hobi Peranan Facebook Dalam Melepaskan Tekanan Sekolah Kegiatan yang Paling Sering Dilakukan di Situs Facebook Rasa Lebih Dihargai atau Diterima si Sekolah Bila Memiliki Akun Facebook Jumlah Grup yang Diikuti Dalam Situs Facebook Perasaan Saling Memiliki Bila Bergabung Dengan Grup Tertentu Pada Situs Facebook Keikutsertaan Dalam Memecahkan Masalah Teman yang Dibagi Dalam Situs Facebook

12 Gambar 27 Gambar 28 Gambar 29 Keterlibatan Diri Dalam Event yang Dipromosikan Dalam Facebook Fungsi Facebook Dalam Membantu Untuk Menjalin Persahabatan yang Erat Situs Facebook Sebagai Situs Jejaring Sosial yang Baik

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Lampiran II Lampiran III Kuesioner Penelitian Tabel SPSS Surat permohonan penelitian dari Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik USU Lampiran IV Surat balasan untuk memberikan izin penelitian dari IEC Malaka Medan Lampiran V Lampiran VI Lembar catatan bimbingan skripsi Biodata

14 ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul Motivasi Penggunaan Situs Jejaring Sosial dan Kebutuhan Afiliasi (Studi Korelasional tentang Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan). Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi pada murid IEC Malaka Medan dengan menggunakan perspektif Uses and Gratification. Model ini menekankan bahwa khalayak adalah pihak yang aktif terhadap penggunaan media. Khalayak bebas mengkonsumsi media yang disukainya. Sampel dalam penelitian ini adalah murid-murid IEC Malaka Medan yang tergolong usia remaja awal yaitu umur 12 hingga 17 tahun dan mengambil program bahasa Inggris yang berada pada tingkatan Step 1 sampai dengan Step 10. Jumlah sampel yang diambil sebesar 28 orang dengan menggunakan rumus dari Arikunto. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik stratifikasi proporsional dan purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup sejumlah 26 buah. Analisa data menggunakan bentuk tabel deskriptif lalu dihubungkan menjadi tabel korelasional. Selanjutnya uji hipotesa dan tes signifikansi. Semuanya dilakukan dengan program SPSS for Windows version Dari hasil penelitian, terbukti bahwa hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi murid IEC Malaka Medan adalah cukup berarti. Untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil hipotesis, dilakukan dengan menghitung nilai tabel temuan. Nilai tabel untuk murid IEC Malaka Medan adalah Pernyataan t hitung < t tabel yang berarti bahwa hubungan kedua variabel adalah tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisa tabel tunggal yaitu terdapat perbedaan antara sesama murid dalam alasan penggunaan situs jejaring sosial Facebook. Hasil uji hipotesa yang diperoleh adalah terdapat hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi para murid IEC Malaka Medan.

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebutuhan manusia adalah berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara orang per orang, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok-kelompok manusia (Soekanto, 2002: 62). Interaksi sosial dapat dikatakan terjadi dalam sebuah masyarakat apabila ada kontak sosial (social contact) dan komunikasi (communication). Kontak sosial secara fisik dapat terjadi apabila ada hubungan fisikal, sedangkan kontak sosial adalah gejala sosial yang dapat terjadi tanpa harus menyentuh seseorang. Komunikasi adalah sebuah proses memaknai yang dilakukan seseorang terhadap informasi, sikap, prilaku, dan perasaan sehingga seseorang dapat membuat reaksi terhadap informasi, sikap, prilaku, dan perasaan berdasarkan pengalaman yang pernah ia alami. Tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa adanya komunikasi. Ada tiga unsur penting dalam komunikasi yaitu komunikator yaitu seseorang atau institusi yang memiliki bahan informasi untuk disebarkan kepada masyarakat luas, saluran (media) yang merupakan perantara yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita berupa media interpersonal yang digunakan untuk khalayak umum dan komunikan yaitu pihak yang menjadi sasaran informasi atau yang menerima informasi.

16 Seiring dengan perkembangan zaman, beragam media komunikasi dan cara berinteraksi pun semakin berubah. Menurut Burhan Bungin (2007), ada beberapa catatan bentuk orang-orang berhubungan dan melakukan kontak sosial, yaitu: 1. Komunikasi pos berkuda Komunikasi di Tiongkok dahulu menggunakan sistem pos berkuda. Metode ini digunakan para penunggang kuda yang ingin mengirimkan pesan-pesan. Tiongkok yang merupakan daerah luas, pada saat itu masih memiliki keterbatasan dalam jaringan telekomunikasi sehingga sistem pos berkuda ini dianggap sebagai metode transmisi yang sangat nyaman dan cepat. 2. Telegraf dan telepon Pada tahun 1837, Samuel Finley Breese Morse untuk pertama kalinya mendemonstrasikan telegrafi di depan publik. Ia menemukan kode morse yang menggunakan sirkuit terbuka dan tertutup untuk mewakili tanda nol dan satu. Lewat pengkodean tersebut, kita dapat mengetahui isi pesan di transmisi. Setelah itu, Alexander Graham Bell menemukan telepon dan sukses menggunakan fasilitas teleponnya untuk mentransmisikan suara pada tanggal 10 Maret 1876 dan menjadikan saat itu sebagai hari pertama dilakukan komunikasi jarak jauh. 3. Teleks dan faksimili Teleks dikembangkan langsung setelah telepon. Teleks menggunakan sambungan telepon dan mengharuskan pengirim maupun penerima memiliki alat yang sama. Teleks dapat mengirimkan teks seketika (real

17 time), kemudian dalam sekejap posisi teleks dapat digantikan dengan mesin faksimili dengan menggabungkannya dengan telepon. Alat ini dapat mengirimkan teks, grafik, suara, maupun musik. 4. Pesawat pager dan SMS Cara kerja SMS pager adalah seseorang mengirimkan pesan kepada orang lain yang memiliki pesawat pager dengan menggunakan telepon yang digunakan untuk menghubungi stasiun radio pager, kemudian setelah operator pager menerima pesan tersebut, pesan pun diteruskan ke pesawat pager. Ketika pager berbunyi, maka pemilik pager dapat membaca pesan tersebut. Setelah teknologi pager ini semakin populer, lahirlah ide tentang pesawat seluler, dimana orang-orang dapat mengirim pesan langsung melalui telepon seluler. 5. Telepon seluler Telepon seluler yang telah disinggung sebelumnya merupakan alat komunikasi paling populer. Hampir setiap lini masyarakat memiliki telepon seluler. Teknologi ponsel ini kini telah sampai pada tahap generasi ketiga (3.5G). Hampir semua fasilitas ponsel memberikan kenyamanan terhadap penggunanya. Mulai dari sambungan telepon jarak jauh, fitur SMS, jaringan internet, dan lain sebagainya. 6. Jaringan internet Kekuatan jaringan internet bukan hanya terletak pada kecanggihan hardware tetapi juga pada kerumitan software-nya. Aplikasi software komunikasi dan kolaborasi jaringan digunakan untuk mendukung komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi jaringan yang ada dalam cyber

18 communication. Jaringan internet juga memfasilitasi terjadinya hyperlink. Hyperlink (hubungan yang sangat banyak) ini mulai dipergunakan untuk perdagangan cyber atau e-commerce. Tak bisa disangkal bahwa bumi telah menjadi sebuah kampung global. Dunia kini tak lebih sebagai tempat dimana umat manusia bisa saling bersua, berbagi pesan, dan berhubungan dengan cepat tanpa membutuhkan waktu dan tenaga yang berlebihan. Kutub-kutub pemisah jarak dan waktu, seolah sudah sedemikian dekat sehingga kesenjangan yang sebelumnya melebar, kini menjadi kian sempit. Internet sebagai salah satu produk manusia yang kehadirannya telah membuat aktivitas lintas batas antarnegara dan penggunaan teknologi informasi dilakukan hampir dalam hitungan detik. Kehadiran internet tidak hanya tentang kecepatan dan kedekatan, namun juga tentang penjungkirbalikkan cara berpikir dan bertindak manusia. Thomas Friedman dalam buku The World is Flat mengungkapkan bahwa perubahan yang terjadi di dunia ini tidak lagi dilakukan oleh negara (versi 1), perusahaan (versi 2), namun oleh individu dan kelompokkelompok kecil (versi 3). Maraknya situs yang beredar di dunia maya dapat mendorong perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Pola interaksi pun ikut berpengaruh. Pergeseran pemanfaatan media pun terjadi. Masyarakat yang sebelumnya menggemari fitur SMS di telepon genggam untuk bertukar pesan maupun menjalin interaksi sudah berganti kepada pemanfaatan situs jejaring sosial. Berbagai cara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan afiliasi mereka. Menurut Kamus Lengkap Psikologi, afiliasi adalah pertalian, gabungan, perhubungan, persatuan, sedangkan kebutuhan afiliasi

19 adalah kebutuhan akan pertalian perkawanan dengan orang lain, pembentukan persahabatan ikut serta dalam kelompok tertentu, kerja sama, dan koperasi. Situs jejaring sosial memang menyedot banyak minat masyarakat dari berbagai kalangan, baik itu anak-anak hingga orang dewasa. Hampir semua tahu dan ikut berinteraksi di dalamnya. Yang paling fenomenal saat ini adalah Facebook. Facebook telah mengubah cara berkomunikasi. Facebook adalah jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Elliot Zuckerberg, yang sempat terdaftar sebagai mahasiswa Ilmu Psikologi Harvard. Situs ini pada awalnya dibentuk hanya untuk siswa dari Harvard College. Namun, dalam hitungan jam, jejaring sosial ini kemudian dengan cepat menyebar ke kampus-kampus lain. Sebulan kemudian, mahasiswa Stanford, Columbia, dan Yale juga bergabung. Fenomena ini pun terus berkembang. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat ( ) apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis. Facebook menawarkan keprivasian dan beragam fitur yang sangat lengkap bila dibandingkan dengan situs jejaring sosial sejenis. Facebook menyediakan fitur gabungan antara aplikasi social networking, chatting, blogging, multimedia, photo sharing, dan bahkan . Beberapa bagian dalam Facebook adalah Profile, News Feed, Wall, Application, Photo, Video, Poke, Group, Events, Marketplace, Post, Notes, dan Gifts. Dalam satu akun Facebook, seseorang bisa melakukan beragam aplikasi tersebut. Seseorang juga bisa menemukan teman di Facebook dengan berbagai cara, antara lain dengan mengakses dan bergabung

20 dalam sebuah jaringan yang disusun dalam empat kategori, yaitu daerah, akademi, tempat kerja, dan sekolah. Hingga Juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi. Dan pada April 2009, jumlah pengguna Facebook telah mencapai 200 juta. Menurut data statistik yang dilansir CheckFacebook.com, jumlah pengguna Facebook di Indonesia telah masuk 10 besar jumlah pengguna Facebook terbesar di dunia. Indonesia bertengger di peringkat tujuh, mengatasi Australia, Spanyol, dan Kolombia di peringkat 10. Menurut data tersebut, yang dikutip VIVAnews, diketahui Indonesia merupakan negara dengan jumlah Facebook terbesar kedua setelah Turki di Benua Asia, yakni sebesar pengguna. Sementara Turki, yang menduduki peringkat keempat di dunia, memiliki pengguna per Selasa, 16 Juni 2009 pukul WIB. Dalam hal persentase populasi online, Indonesia mencapai angka 23,8 persen. Artinya, kurang lebih 23,8 persen dari total populasi penduduk di Indonesia telah terdaftar di Facebook. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka Medan.

21 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Sejauhmanakah hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial dengan pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka Medan? 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari terlalu luasnya ruang lingkup penelitian, maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah yang akan diteliti sehingga lebih fokus dan spesifik. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini bersifat korelasional yang bertujuan untuk mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis. 2. Penelitian ini menganalisis motivasi penggunaan dan pemenuhan kebutuhan afiliasi murid IEC Malaka Medan terhadap situs jejaring sosial yaitu Facebook. 3. Lokasi penelitian yang dipilih adalah lembaga kursus bahasa asing yaitu IEC pusat yang terletak di Jalan Malaka no. 29/59 Medan. 4. Objek penelitian adalah murid pada program Bahasa Inggris di IEC Malaka yang tergolong remaja awal, yaitu usia tahun yang berada pada tingkatan kelas Step 1-Step Penelitian dimulai pada bulan November 2009, dengan lama penelitian yang akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

22 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a) Untuk mengetahui motivasi murid IEC Malaka dalam menggunakan situs jejaring sosial. b) Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan afiliasi murid IEC Malaka. c) Untuk mengetahui intensitas penggunaan situs jejaring sosial di kalangan murid IEC Malaka. d) Untuk mengetahui hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial dengan pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka. Manfaat penelitian: a) Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah penelitian dan sumber bacaan kepada mahasiswa departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. b) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai komunikasi, khususnya komunikasi massa. c) Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada siapa saja yang tertarik terhadap perkembangan media massa, khususnya internet.

23 1.2 Kerangka Teori Dalam penelitian ilmiah, teori berperan sebagai landasan berpikir. Dengan demikian pemecahan masalah yang diteliti tampak jelas dan sistematis sesuai dengan pengertian teori itu sendiri yakni serangkaian asumsi, konstruk, definisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. (Singarimbun, 1995: 37) Nawawi (1991: 39-41) mempertegas bahwa kerangka teori merupakan landasan dan kerangka berpikir yang berguna sebagai pendukung pemecahan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian itu disoroti. Dalam penelitian ini, landasan teori yang digunakan adalah: Komunikasi dan Komunikasi Massa Pada abad ke-5 SM, di Yunani, berkembang suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antarmanusia, namanya retorika, kemudian muncul istilahistilah baru seperti dialog, dan orasi. Pada perkembangan awal ini batasan komunikasi yang dapat kita terapkan adalah percakapan atau penyampaian gagasan antarmanusia secara lisan dan bertatap muka baik berupa pidato maupun diskusi. Penyampaian gagasan ini bukan tanpa tujuan, melainkan demi mendidik, membangkitkan kepercayaan, dan menggerakkan perasaan orang lain atau masyarakat. Komunikasi terus berkembang tidak hanya menyampaikan gagasan melalui lisan. Pada zaman kekaisaran Romawi, salah seorang kaisarnya yang bernama Julius Caesar membuat papan pengumuman yang disebut Acta Diurna.

24 Hal ini terus berkembang setelah ditemukannya kertas, penemuan mesin cetak oleh Johannes Guttenberg dan terbitnya surat kabar pertama (Avisa Relation Oder Zeitung) di Jerman dan Weekly News di Inggris pada tahun Setelah surat kabar, peradaban manusia juga lebih berkembang dan ditemukanlah radio, film, televisi, dan sejumlah media lain seperti yang kita miliki saat ini. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna, maksudnya bila seseorang mengadakan kegiatan komunikasi dengan satu pihak, maka orang tersebut cenderung mengadakan berusaha untuk mengadakan persamaan arti dengan pihak lain yang menjadi lawan komunikasinya. Joseph A.Devito (1978) dalam bukunya Communicologi: An Introduction to the Study of Communication menjelaskan komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau lebih dari kegiatan menyampaikan dan menerima pesan komunikasi yang terganggu keributan, dalam suatu kompleks, bersama dengan beberapa efek yang timbul dari kesempatan arus balik. Howard Stephenson (1971) dalam bukunya Handbook of Public Relations menjelaskan komunikasi merupakan proses penyampaian peran komunikasi dan efek komunikasi dari seseorang atau kelompok, kepada orang atau kelompok lainnya (Lubis, 2005: 10). Berikut beberapa definisi yang dapat dirinci: 1. Miller (1966) menyebutkan komunikasi sebagai suatu hal yang mempunyai pusat perhatian dalam situasi prilaku dimana sumber

25 menyampaikan pesan kepada penerima secara sadar untuk mempengaruhi prilaku. 2. Gerbner (1966) menyebutkan komunikasi adalah interaksi sosial melalui simbol dan sistem pesan. 3. Emery, Ault, dan Agee (1963) menyebutkan bahwa komunikasi diantara manusia merupakan seni menyampaikan informasi, ide, dan tingkah laku dari satu orang ke orang lain (Ardianto, 2007: 18-19) Pengertian komunikasi massa merujuk pada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri (1991), merupakan bentuk komunikasi yang mengemukakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu, sedangkan definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa ini menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dan jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwi mingguan, atau bulanan. Komunikasi massa bisa didefinisikan dalam tiga ciri: 1. komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim. 2. pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara. 3. komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

26 Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan perorangan, melainkan harus lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri (Severin, 2007: 4) Teori Uses and Gratification Pendekatan uses and gratification dijabarkan pertama kali dalam sebuah artikel yang ditulis Elihu Katz (1959). Katz berpendapat bahwa penelitian komunikasi pada masa itu kebanyakan bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan, Apa yang dilakukan media terhadap orang banyak?. Katz dan Blumler, dan Michael Gurevitch (1974) mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan-harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat yang lain, termasuk yang tidak kita inginkan (Kriyantono, 2006: 204). Teori uses and gratification digambarkan sebagai a dramtic break with effect tradition of the past, suatu loncatan dramatis dari teori jarum hipodemik. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya (Rakhmat, 2004: 65) Studi ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Sebagian besar prilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan individu. Model ini meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan

27 sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan uses and gratification memusatkan pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan (Ardianto, 2004: 70). Menurut teori ini, konsumen media memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bebas memilih media mana yang mampu memuaskan kebutuhan khalayak, serta bagaimana media itu akan berdampak bagi khalayak itu sendiri. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi media ini berlaku untuk semua jenis media baik cetak maupun elektronik. Katz, Blumler, dan Michael Gurevitch mengemukakan konsep dasar teori ini yaitu meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis sosial, yang menimbulkan harapan-harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber yang lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali juga termasuk yang tidak kita inginkan (Kriyantono, 2006: 204). Mereka mengutip dua peneliti Swedia yang pada tahun 1968 mengusulkan suatu model manfaat dan gratifikasi yang mencakup unsur-unsur: 1. audiens dipandang bersikap aktif, artinya peranan penting manfaat media massa diasumsikan berorientasi pada sasaran. 2. dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif pengaitan antara gratifikasi kebutuhan dan pilihan media yang terletak pada audien. 3. media bersaing dengan sumber-sumber pemenuhan kebutuhan yang lain.

28 Teori ini dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan khalayak. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai berikut (Effendy, 2003: 294) : 1. Kebutuhan kognitif (cognitive needs) Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. 2. Kebutuhan afektif (affective needs) Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional. 3. Kebutuhan pribadi secara integratif (personal integrative needs) Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut didapat dari hasrat akan harga diri. 4. Kebutuhan sosial secara integratif (social integrative needs) Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. 5. Kebutuhan pelepasan (escapist needs) Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, pelepasan emosi, ketegangan dan kebutuhan akan hiburan.

29 1.2.3 Motivasi Penggunaan Media Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda-beda dalam melakukan sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku dalam prilaku penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi, semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan (Ardianto, 2004: 81). Motif timbul karena adanya motivasi. Motivasi adalah pernyataan dari dalam berupa gerakan yang sering muncul sebelum melakukan tingkah laku, hubungan antara motivasi dan tingkah laku berdekatan. Seseorang dapat bertingkah laku dan seseorang dapat termotivasi untuk bertingkah laku. Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. seseorang senang terhadap sesuatu, apabila ia dapat mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan kegiatan itu 2. apabila orang merasa yakin mampu menghadapai tantangan maka biasanya orang terdorong melakukan kegiatan tersebut (Hamzah, 2007: 8). David Mc Clelland berpendapat bahwa : a motive is the redintegration by acue of a change in an affective situation, yang berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari (redintegration) dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber utama munculnya motif adalah dari

30 rangsangan (stimulasi) perbedaan situasi sekarang dengan situasi yang akan datang, sehingga tanda perubahan tersebut tampak pada adanya perbedaan afektif saat munculnya motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Motivasi dalam pengertian tersebut memiliki dua aspek yaitu adanya dorongan dalam dan luar untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaaan yang diharapkan, dan usaha untuk mencapai tujuan (Hamzah, 2007: 9). Dapat disimpulkan bahwa motif adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut: 1. adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan 2. adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan 3. adanya harapan dan cita-cita 4. penghargaan dan penghormatan atas diri 5. adanya lingkungan yang baik 6. adanya kegiatan yang menarik (Hamzah, 2007: 10) Facebook Facebook adalah situs jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Elliot Zuckerberg. Situs ini pada awalnya dibentuk hanya untuk siswa dari Harvard College. Namun, dalam hitungan jam, jejaring sosial ini kemudian dengan cepat menyebar ke kampus-kampus lain. Sebulan kemudian, mahasiswa Stanford, Columbia, dan Yale juga bergabung. Fenomena ini pun terus berkembang. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat ( ) apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk

31 bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis. Facebook menawarkan keprivasian dan beragam fitur yang sangat lengkap bila dibandingkan dengan situs jejaring sosial sejenis. Facebook menyediakan fitur gabungan antara aplikasi social networking, chatting, blogging, multimedia, photo sharing, dan bahkan . Beberapa bagian dalam Facebook adalah Profile, News Feed, Wall, Application, Photo, Video, Poke, Group, Events, Marketplace, Post, Notes, dan Gifts. Dalam satu akun Facebook, seseorang bisa melakukan beragam aplikasi tersebut. Seseorang juga bisa menemukan teman di Facebook dengan berbagai cara, antara lain dengan mengakses dan bergabung dalam sebuah jaringan yang disusun dalam empat kategori, yaitu daerah, akademi, tempat kerja, dan sekolah Kebutuhan Afiliasi Abraham Maslow mengembangkan teori motivasi yang berintikan pendapat bahwa kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan pada lima hierarki kebutuhan, yaitu: 1. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan, dan papan. 2. Kebutuhan keamanan adalah kebutuhan akan rasa aman secara fisik maupun psikologis. 3. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang berkisar pada pengakuan, akan keberadaan seseorang dan penghargaan atas harkat dan martabatnya.

32 4. Kebutuhan esteem adalah kebutuhan akan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. 5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk mengembangkan potensi dalam diri menjadi kemampuan efektif. David McClelland dikenal menjelaskan tiga jenis motivasi, yang diidentifikasi dalam buku The Achieving Society : 1. Motivasi untuk berprestasi (n-ach) adalah keinginan untuk dipandang berhasil dalam hidup. 2. Motivasi untuk berkuasa (n-pow) adalah keinginan akan kekuasaan menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. 3. Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (n-affil) adalah kebutuhan yang muncul sebagai sifat manusia sebagai makhluk sosial. Dari kedua pendapat diatas, maka kebutuhan sosial menurut Abraham Maslow sama dengan kebutuhan afiliasi menurut David McClelland. Kebutuhan akan afiliasi menggambarkan seseorang perlu merasakan rasa keterlibatan dan 'milik' dalam kelompok sosial. Kebutuhan ini adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Kebutuhan berafiliasi adalah dorongan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan positif dan berafeksi pada orang lain; keinginan untuk

33 disukai dan diterima serta berusaha menjaga hubungan itu agar tetap ada; dan kebutuhan untuk bergantung dengan teman-teman. Manusia sebagai makhluk yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang lain. Ia ingin memelihara hubungan baik dalam hubungan interpersonal dengan saling membantu dan saling mencintai. Dalam hubungannya dengan gratifikasi media, dikatakan bahwa salah satu fungsi media adalah menghubungkan individu yang satu dengan individu yang lain. Harold D.Laswell menyebut media massa memiliki fungsi correlation. Asumsi pokok dari Katz, Gurevitz, dan Hass adalah pandangan bahwa komunikasi massa digunakan individu untuk menghubungkan dirinya melalui hubungan instrumental, afektif, dan integratif dengan orang-orang lain baik itu diri sendiri, keluarga, teman, bangsa, dan sebagainya. Isi media menegaskan fungsi khalayak sebagai peserta dalam drama kemanusiaan yang lebih luas. Tidak jarang isi media massa juga dipergunakan seseorang sebagai bahan percakapan dalam membina interaksi sosial. Media massa juga dapat menjadi sahabat karib bagi khalayaknya yang setia. 1.3 Kerangka Konsep Didalam setiap penelitian sosial, seorang peneliti harus terlebih dahulu menetapkan variabel-variabel penelitian sebelum memulai pengumpulan data. Hal ini tertuang dalam kerangka konsep karena dengan menetapkan variabel akan mempermudah penelitian si peneliti. Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang bersifat dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Namawi, 1983:

34 40). Kerangka konseptual merupakan definisi yang dipakai untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial ataupun fenomena alami (Singarimbun, 1989: 17). Adapun kerangka konsep yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Adalah gejala/faktor/unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala/faktor/unsur yang lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook dan karakteristik responden. 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Adalah sejumlah gejala yang muncul dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan afiliasi. 1.4 Model Teoritis Gambar 1 Model Teoritis Variabel bebas (X) Motivasi Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Variabel terikat (Y) Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi Karakteristik Responden

35 1.5 Operasional Variabel Operasional variabel berguna untuk memudahkan penggunaan kerangka konsep yang telah disusun dalam operasionalisasinya. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut: Tabel 1 Operasional Variabel Variabel Teoritis Variabel Bebas (X) Motivasi Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Variabel Operasional 1. Kebutuhan kognitif a) Informasi b) Pengetahuan 2. Kebutuhan afektif a) Kesenangan b) Kepuasan 3. Kebutuhan pribadi secara integratif 4. Kebutuhan sosial secara integratif a) Peneguhan kontak keluarga b) Peneguhan kontak rekan 5. Kebutuhan pelepasan a) Hobi b) Tekanan 1. Jenis Kelamin 2. Usia

36 3. Lama kepemilikan akun profil 4. Lama pengaksesan per hari Karakteristik Responden Variabel Terikat (Y) Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi 1. Penerimaan 2. Rasa memiliki 3. Kerja sama 4. Sosial 5. Hubungan yang erat 1.6 Definisi Operasional Menurut Singarimbun (1995: 46), definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasioanal adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Kebutuhan kognitif yaitu pemenuhan kebutuhan informasi yang dilakukan oleh murid terhadap fasilitas situs jejaring sosial. a. Informasi, yaitu informasi mengenai adanya fitur-fitur yang disediakan situs jejaring sosial Facebook. b. Pengetahuan, yaitu pengetahuan yang diperoleh setelah mengakses situs jejaring sosial Facebook.

37 2. Kebutuhan afektif yaitu kebutuhan murid yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan terhadap situs jejaring sosial. a. Kesenangan, yaitu rasa senang yang muncul saat mengakses atau menggunakan fitur pada situs jejaring sosial Facebook. b. Kepuasan, yaitu kepuasaan dari murid terhadap fitur-fitur situs jejaring sosial Facebook. 3. Kebutuhan pribadi secara integratif yaitu kebutuhan murid akan harga diri terhadap penggunaan situs jejaring sosial. Menyangkut suasana emosional, yaitu perasaan yang melatarbelakangi murid menggunakan situs jejaring sosial Facebook. 4. Kebutuhan sosial secara integratif, yaitu kebutuhan murid terhadap jiwa sosial. a. Peneguhan kontak keluarga, yaitu peneguhan murid terhadap keluarga setelah menggunakan situs jejaring sosial Facebook. b. Peneguhan kontak rekan, yaitu peneguhan murid terhadap lingkungan rekan-rekan setelah menggunakan situs jejaring sosial Facebook. 5. Kebutuhan pelepasan a. Hobi, yaitu kesenangan seseorang dalam menggunakan situs jejaring sosial Facebook. b. Tekanan, yaitu pelepasan tekanan dari dalam diri murid setelah menggunakan situs jejaring sosial Facebook. 6. Jenis kelamin, yaitu jenis kelamin yang dimiliki oleh responden yaitu pria atau wanita. 7. Usia, yaitu umur responden.

38 8. Lama kepemilikan akun profil, yaitu lama responden terdaftar sebagai pengguna Facebook. 9. Lama pengaksesan per hari, yaitu lamanya responden mengakses situs jejaring sosial Facebook per hari. 10. Penerimaan, yaitu bentuk penghargaan atau pengakuan yang diberikan pihak lain kepada dirinya. 11. Rasa memiliki, yaitu rasa kebersamaan antaranggota dalam suatu grup Facebook. 12. Kerja sama, yaitu bentuk tindakan yang dilakukan sesama teman dalam Facebook dalam melakukan sesuatu. 13. Sosial, yaitu melibatkan diri dalam kegitan yang diselenggarakan dalam event Facebook. 14. Hubungan yang erat, yaitu membina hubungan persahabatan yang mendalam, tidak hanya sebatas status dalam Facebook. 1.7 Hipotesa Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun, 1995: 43). Hipotesa adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Namawi, 1991: 44). Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka.

39 Ha : Terdapat hubungan antara motivasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook terhadap pemenuhan kebutuhan afiliasi di kalangan murid IEC Malaka. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Komunikasi Dan Komunikasi Massa Definisi Komunikasi Secara epistemologi, istilah kata komunikasi berasal dari bahasa latin, yakni communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Jika diartikan secara sederhana, berarti sebuah proses komunikasi yang bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna dan pemahaman pada subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut. Menurut Dr. Everett Keinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya dengan bernafas, jadi sepanjang manusia ingin hidup, maka ia perlu berkomunikasi (Cangara, 2003: 1). Beberapa pakar menilai bahwa komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang yang hidup bermasyarakat. Suatu teori dasar biologi mengatakan bahwa yang mendorong manusia untuk berkomunikasi adalah kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Teori tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan oleh Wilbur Schramm bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan karena kedua aspek itu saling

40 melengkapi dalam pelaksanaannya. Harold D.Laswell menyebutkan tiga fungsi yang menyebabkan manusia berkomunikasi, yaitu: 1. Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya 2. Upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya 3. Upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi Harold juga mengatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan siapa-berkata apa-melalui saluran apa-kepada siapa-dengan efek apa. Jika dilihat dari definisi komunikasi yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada dasarnya komunikasi dapat dilihat dari berbagai dimensi yakni sebagai proses, sebagai simbolik, sebagai sistem, dan sebagai multi-dimensional. Maka tidak heran bila komunikasi juga mempunyai tujuan yang sangat universal. Tujuan dari sebuah proses komunikasi yaitu: 1. Untuk mengubah sikap (to change the attitude) 2. Untuk mengubah opini dan/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Untuk mengubah prilaku (to change the behaviour) 4. Untuk mengubah masyarakat (to change the society) Selain itu, komunikasi juga memiliki fungsi: 1. Untuk menginformasikan (to inform) 2. Untuk mendidik (to educate) 3. Untuk menghibur (to entertain) 4. Untuk mempengaruhi (to influence) Unsur-unsur Komunikasi

41 Komunikasi dapat berjalan baik dan lancar jika pesan yang disampaikan seseorang yang didasari dengan tujuan tertentu dapat diterimanya dengan baik dan dimengerti. Suksesnya suatu komunikasi apabila dalam penyampaiannya menyertakan unsur-unsur berikut: 1. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok, misalnya partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator, atau source, sender, atau encoder. 2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat, atau propaganda. Sering disebut juga sebagai message, content, atau informasi. 3. Media Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi, panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Termasuk juga telepon, surat kabar, dan media massa lainnya. 4. Penerima

42 Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima biasanya terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai bahkan negara. Sering juga disebut sebagai khalayak, sasaran, komunikan, atau audience. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, maka akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran. 5. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biasa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan sebagai perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. 6. Tanggapan balik Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetaoi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. 7. Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.

43 Aristoteles mengatakan suatu pesan akan terlaksana dengan baik hanya cukup dengan tiga unsur saja, yaitu sumber, pesan, dan penerima. Sedangkan Claude E.Shannon dan Warren Weaver (1949) menyatakan bahwa proses komunikasi memerlukan unsur pengirim, transmitter, signal, penerima, dan tujuan. (Cangara, 2003: 22) Fungsi Komunikasi Karlinah, dalam Karlinah, dkk (1999) mengemukakan fungsi komunikasi secara umum adalah (dalam Ardianto, 2004: 19): 1. Fungsi informasi Media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak. 2. Fungsi pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara yang mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku pada pemirsa atau pembaca. 3. Fungsi mempengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. 4. Fungsi proses pengembangan mental Untuk mengembangkan wawasan, kita membutuhkan berkomunikasi dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah

44 pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal tersebut diperoleh dari pengalaman pribadinya dan dari orang lain. 5. Fungsi adaptasi lingkungan Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuaian tersebut. 6. Fungsi memanipulasi lingkungan Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan Definisi Komunikasi Massa Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Namun, dari sekian banyak definisi itu, ada benang merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa yang dimaksud adalah media massa yang dihasilkan oleh teknologi modern.

45 Komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Dalam hal ini, juga perlu membedakan massa dalam arti umum dengan massa dalam arti komunikasi massa. Kata massa dalam hal ini lebih mendekati arti secara sosiologis. Dengan kata lain, massa yang dimaksud adalah kumpulan individu yang berada di suatu lokasi tertentu. Massa dalam komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan prilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa disini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, atau pembaca. Dalam komunikasi massa, kita membutuhkan gatekeeper (penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape, compact disc, dan buku). Definisi yang dikemukakan diatas menekankan arti pentingnya gatekeeper dalam proses komunikasi massa. Intinya adalah dalam proses komunikasi massa disamping melibatkan unsur-unsur komunikasi sebagaimana umumnya, ia membutuhkan atau menyebarkan informasi. Media massa tidak berdiri sendiri. Didalamnya ada beberapa individu yang bertugas melakukan pengolahan informasi sebelum informasi itu sampai kepada audiensnya. Mereka yang bertugas itu sering disebut sebagai gatekeeper. Jadi, informasi yang diterima audience dalam komunikasi massa sebenarnya sudah diolah oleh gatekeeper dan

46 disesuaikan dengan misi, visi media yang bersangkutan, khalayak sasaran dan orientasi bisnis atau ideal yang menyertainya. Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tersendiri, dilihat dari sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan maupun dari segi kebutuhan. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas, sedangkan dari sifat penyebarannya pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak, dan luas (Cangara, 2003: 27) Komunikasi massa juga memiliki jumlah sasaran ataupun komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Sejarah dan penggambaran media massa sudah cukup menjadi bukti bahwasanya segala unsur komunikasi massa akan kita rasakan melalui media massa. Ini dikarenakan sumber dari komunikasi massa bukanlah seorang individu ataupun satu orang, melainkan suatu organisasi formal dan pengirimnya adalah komunikator profesional. Pesan yang disampaikan beraneka ragaman dan pesan tersebut merupakan suatu produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar serta acuan simbolik yang mengandung nilai kegunaan. Hubungan satu arah yang tercipta, jarang sekali bersifat interaktif. Hubungan lebih mengarah kepada interpersonal, bahkan juga terkadang bersifat non moral dan kalkulatif, artinya komunikator tidak bertanggung jawab atau konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan yang dijual belikan dengan uang ataupun menukarnya dengan perhatian tertentu (McQuail, 1996: 33). Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada

47 penerima saluran media massa seperti televisi, surat kabar, radio, majalah, atau film. Definisi sederhana dari komunikasi massa juga dikemukakan oleh Bitner, yaitu pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Terlihat bahwa hal penting dalam komunikasi massa adalah media massa itu sendiri. Itu artinya, jika suatu pesan disampaikan kepada khalayak yang jumlahnya cukup banyak sekalipun, jika tidak menggunakan media massa maka tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi massa. Gerbner (1967) mendefinisikan komunikasi massa sebagai produksi dan distribusi yang berlandaskan pada teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berlanjut serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Ia menekankan bahwa komunikasi massa itu akan menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Ardianto, 2004: 7) Unsur-unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa terdiri atas unsur-unsur (source), pesan (message), saluran (channel), dan penerima (receiver) serta efek (effect). Harold D.Laswell mengatakan untuk memahami komunikasi massa dapat dipahami dengan bentuk pertanyaan yang dibuatnya, who says what in which channel to whom and with what effect (Wiryanto, 2000: 5-10): 1. Who (sumber atau komunikan)

48 Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga. Lembaga yang dimaksudkan adalah surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film, penerbit buku dan majalah. 2. What (pesan) Organisasi memiliki rasio keluaran yang tinggi atas masukannya dan sanggup melakukan encode terhadap pesan-pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Pesan dalam komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang besar dan menjangkau audiens yang jumlahnya cukup banyak. 3. Which (saluran atau media) Menyangkut pada peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media itu bisa berupa televisi, surat kabar, majalah, radio, film, dan internet. 4. Whom (penerima atau mass audience) Unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa. Menurut Charles Wright, ada tiga karakteristik audiens, yaitu: (1) large, dimana besarnya mass audience yang relatif dan menyebar diberbagai lokasi tidak dilakukan dengan tatap muka dan tidak terikat ditempat yang sama; (2) heterogen, dalam hal ini diartikan sebagai semua lapisan masyarakat dengan berbagai keanekaragamannya; dan (3) anonim diartikan sebagai anggota-anggota dari mass audience, pada umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikator (vice versa)

49 5. What (unsur efek atau akibat) Dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil dibandingkan dengan jumlah khalayak secara keseluruhan yang merupakan sasaran komunikasi massa dan sering tidak mewakili seluruh khalayak. Oleh karena itu, pengetahuan mass communication atau mass audience sangat terbatas dan cenderung terlambat atau delayed Ciri-ciri Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tertentu, seperti: 1. komunikator bersifat melembaga Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri-ciri berupa kumpulan individu, dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis. 2. komunikan bersifat heterogen Artinya, mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan, berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat, tidak saling mengenal, tidak saling berinteraksi secara langsung, tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.

50 3. pesannya bersifat umum Artinya, dapat ditujukan kepada semua kalangan, pesan-pesan tidak boleh bersifat khusus, tidak disengaja untuk golongan tertentu. 4. komunikasinya berlangsung satu arah Artinya, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback). 5. menimbulkan keserempakan Artinya, ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa hampir bersamaan. 6. mengandalkan peralatan teknis Artinya, media massa sebagai alat utama dalam penyampaian pesan kepada khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis. Agar proses pemancaran atau penyebaran pesan lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar. 7. dikontrol oleh gatekeeper gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. II.1.7 Fungsi Komunikasi Massa

51 Sean Mac Bride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi massa dapat berfungsi sebagai: 1. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta, dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaaan yang terjadi diluar dirinya. 2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. 3. Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar dari media massa. 4. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak. 5. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun non formal. 6. Memajukan kebudayaan, yakni menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran. 7. Hiburan, yakni media massa memberikan situasi yang menyenangkan atau hiburan bagi khalayaknya. Karena salah satu kebutuhan manusia adalah mendapatkan hiburan yang cukup. 8. Integrasi, yakni menjembatani perbedaan-perbedaan dari khalayak di seluruh tempat. 2.2 Teori Uses And Gratification

52 2.2.1 Sejarah Teori Uses And Gratification Salah satu teori dalam komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah Uses and Gratifications. Model Uses and Gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz (1959) dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Barelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Katz menegaskan bahwa bidang kajian yang sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi. Dia menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye persuasi pada khalayak. Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan, apa yang dilakkukan media untuk khalayak? Atau what do media do to people? Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak (Effendy, 2003: 289). Model ini merupakan suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodemik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah Uses and Gratifications, penggunaan dan pemeuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa komunikasi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa prilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu (stubborn).

53 Karena penggunaan media hanyalah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. Model Uses and Gratifications dapat dilukiskan seperti terlihat pada gambar dibawah ini: Gambar 2 Uses and Gratification Anteseden Motif Penggunaan media Efek Variabel individual Personal Hubungan Kepuasan Variabel lingkungan Diversi Macam isi Pengetahuan Personal identity Hubungan dengan isi Anteseden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan strukur sosial. Motif dapat dioperasionalkan dengan berbagai cara: unfungsional (hasrat melarikan diri, kontak sosial, atau bermain), bifungsional (informasi-edukasi, fantasist escapist, atau gratifikasi segera tertangguhkan), empat fungsional (diversi, hubungan personal, identitas personal dan surveillance; atau surveillance (bentuk-bentuk pencarian informasi), korelasi, hiburan, transmisi budaya) dan multifungsional. Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Efek media dapat dioperasionalkan sebagai evaluasi

54 kemampuan media untuk memberikan kepuasan, sebagai depedensi medis, dan sebagai pengetahuan (Rakmat, 2004: 65). Banyak orang membaca karena merasa bahwa hal itu berterima secara sosial, dan sebagian orang merasa bahwa surat kabar merupakan hal yang tak tergantikan dalam mencari informasi mengenai berbagai persoalan yang ada di dunia. Namun demikian, banyak juga yang mencari pelarian, relaksasi hiburan, dan prestise sosial. Orang-orang ini mengerti bahwa kesadaran akan persoalanpersoalan umum sangat berharga dalam percakapan. Sebagian yang lain mencari bantuan untuk kehidupan sehari-hari mereka dengan membaca materi berkenaan dengan mode, resep makanan, ramalan cuaca maupun informasi bermanfaat lainnya. Apa yang mendorong kita untuk menggunakan media? Mengapa kita senang acara X dan membenci acara Y? Bila anda kesepian, mengapa anda lebih senang mendengarkan musik klasik dalam radio daripada membaca novel? Apakah media massa berhasil memenuhi kebutuhan kita? Inilah diantara sekian banyak pertanyaan yang berkenaan dengan Uses and Gratifications. Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Teori ini menekankan bahwa khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratification) atau kebutuhan seseorang. Penggunaan isi media untuk mendapatkan pemenuhan atas kebutuhan seseorang atau Uses and Gratifications salah satu teori dan pendekatan yang

55 sering digunakan dalam komunikasi. Teori dan pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar prilaku audiens hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan pesan media (Bungin, 2006: 284). Efek merupakan perubahan prilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Karena fokusnya pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan disampaikan media massa. Kita cenderung melihat efek media massa baik yang berkaitan dengan pesan maupun dengan media itu sendiri. Pendekatan kedua ialah melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa, penerimaan informasi, perubahan perasaan atau sikap, dan perubahan prilaku atau dengan istilah lain perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Pendekatan yang ketiga meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa individu, kelompok, atau bangsa (Rahkmat, 2005: 218). Riset yang lebih mutakhir dilakukan oleh Dennis McQuail dan kawankawan dan mereka menemukan empat tipologi motivasi khalayak yang terangkum dalam skema media persons interactions sebagai berikut (Severin dan Tankard, 2007: 356) : 1. pengalihan pelarian dari rutinitas dan masalah; pelepasan emosi 2. hubungan personal manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan. 3. identitas pribadi atau psikologi individu penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman diri, eksplorasi realitas, dan sebagainya.

56 4. pengawasan informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu. Katz, Blumer & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori Uses and Gratifications yaitu: 1. khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari penggunaan media diasumsikan mempunyai tujuan 2. dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak. 3. media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada prilaku khalayak yang bersangkutan. 4. tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Herbert Blumer dan Elihu Katz dalam Rakmat (1993: 204) adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif dalam memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik didalam usaha memenuhi kebutuhannya.

57 Menurut mereka, asumsi-asumsi dasar dari teori ini dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa mempunyai tujuan. Dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia. Teori ini bertujuan untuk menjawab atau menjelaskan bagaimana pertemuan antara kebutuhan seseorang dengan media atau lebih khusus informasi yang terdapat dalam media, terutama media massa. Konsep dasar dari model uses and gratification oleh para pendirinya Elihu Katz adalah sebagai berikut: (1) sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan yang melahirkannya (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sember-sumber yang menyebabkan (5) perbedaan pada terpaan media massa (keterlibatan dalam kegiatan lain) dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain seringkali akibat yang tidak dikehendaki. Oleh karena adanya kebutuhan manusia yang berbeda maka khalayak cenderung memilih media atau jenis media yang dirasakan dapat memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan. Dengan perkataan lain, pendekatan uses and gratification menunjukkan bagaimana tinglah laku khalayak bukanlah permasalahan penting, tetapi yang lebih utama adalah dapat memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, penekanannya adalah khalayak menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan pribadinya.

58 2.2.2 Kelebihan dan Kritik terhadap Teori Uses and Gratification Menurut E.Rossi, model Uses and Gratifications memiliki kelebihan tersendiri dari teori komunikasi yang lainnya, dimana model ini menekankan pada keaktifan masyarakat sebagai pengguna media. Dengan demikian, dapat diketahui media mana yang disukai khalayak dan media mana yang tidak disukai khalayak. Selain memiliki kelebihan, model ini juga tidak terhindar dari beberapa kritikan, seperti yang dikemukakan oleh David Morley, yaitu: 1. Teori Uses and Gratifications terlalu membesar-besarkan paham kepuasan, terlalu individualistik dan psikologistik sehingga mengabaikan konteks sosial budaya. 2. Disamping perbedaan interpretasi individu, perbedaan sosial ekonomi khalayak juga sangat berpengaruh dalam pemilihan media. 3. Teori Uses and Gratifications terlalu mengagungkan keaktifan khalayak dan kesadaran memilih, sehingga secara tidak langsung, teori ini mengatakan bahwa media dapat dipaksa untuk memenuhi kebutuhan khalayak. 4. Teori ini mengabaikan wawancara dan lebih menekankan penggunaan kuesioner dalam penelitian. Sebenarnya dalam kesempatan tertentu wawancara sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang sempurna. Para pengguna media bersikap selektif dan rasional dalam memproses pesan-pesan media, namun pada saat yang lain, mereka memanfaatkan media untuk bersantai atau sebagai tempat pelarian. Perbedaan jenis maupun tingkat aktivitas audiens mungkin juga merupakan akibat dari efek-efek media.

59 Arah baru lainnya difokuskan pada manfaat media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Misalkan saja, salah satu kemungkinan manfaaat media adalah untuk mengatasi rasa kesepian. Canary dan Spitzberg (1993) menemukan bukti yang mendukung manfaat ini, namun kaitannya tergantung pada kadar kesepiannya. Mereka menemukan bahwa manfaat media yang paling besar dalam mengatasi kesepian adalah dalam kondisi sepi secara situasional, atau mereka yang kesepian untuk sementara waktu. Mereka menemukan manfaat media yang tidak begitu besar untuk mengatasi kesepian pada kondisi sepi secara kronis atau mereka yang merasa kesepian dalam jangka waktu bertahun-tahun. Penjelasan atas temuan ini agaknya adalah bahwa mereka yang sepi secara kronis merekatkan sifat-sifat kesepian mereka pada faktor-faktor internal dan dengan tidak meyakini bahwa komunikasi itu dengan sendirinya akan menjadi pelepasan (Severin dan Tankard, 2007: 363). Salah satu kritik pendekatan manfaat dan gratifikasi adalah bahwa pendekatan ini terlalu sempit fokusnya, yaitu pada individu. Pendekatan ini bersandar pada konsep-konsep psikologis seperti kebutuhan dan mengabaikan struktur sosial maupun tempat media itu berada dalam struktur tersebut. Salah satu jawaban atas kritik ini datang dari Robin dan Windahl (1986) yang telah mengusulkan suatu sintesis antara pendekatan manfaat dan gratifikasi dengan teori ketergantungan. Model manfaat dan ketergantungan mereka menempatkan individu di dalam sistem kemasyarakatan yang membantu membentuk kebutuhankebutuhan mereka. Perspektif pendekatan manfaat dan gratifikasi juga dikritik oleh para penulis yang memiliki perhatian pada persoalan hegemoni media. Mereka

60 mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang bebas memilih agenda media maupun interpretasi-interpretasi sesuai kehendak mereka. Pesan-pesan media massa cenderung memperkuat pandangan kebudayaan yang dominan dan audiens merasa sukar untuk mengelak (Severin dan Tankard, 2007: 358). 2.3 Motivasi Penggunaan Media Semua tingkah laku manusia pada hakekatnya mempunyai motif sama. Motif merupakan suatu pengertian yang melengkapi semua gerak, alasan-alasan, atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Ardianto dan Erdinaya, 2004: 87) Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda-beda dalam melakukan sesuatu. Perbedaan motif ini juga berlaku dalam prilaku penggunaan media. Berbedanya motif seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan pula dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi, semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan (Erdianto, 2004: 87). Motif adalah pernyataan dari dalam berupa gerakan yang sering muncul sebelum melakukan tingkah laku, hubungan antara motif dan tingkah laku sangat berdekatan. Seseorang dapat bertingkah laku dan seseorang juga bisa termotivasi untuk bertingkah laku. Idealnya, kita tidak berpengalaman tinggi dalam gerakan,

61 tetapi kita juga berkesempatan untuk bertingkah laku dengan maksud memenuhi kebutuhan (Epstein, 2004: 2). Motivasi berasal dari kata motif yang menurut Effendy (1978: 69) dijadikan sebagai konsisi seseorang yang mendrong untuk mencapai kepuasan suatu tujuan. Menurut Gerungan (1991: ), motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasasan-alasan atau dorongandorongan dalam diri manusia yang memyebabkan ia berbuat sesuatu. Motif itu memberi tujuan dan arah kepada tingkah laku kita. Kebutuhan dapat dipenuhi dari penggunaan media dan non media sehingga tercapainya kepuasan. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan individual khalayak, dimana digolongkan ke dalam lima kategori, yakni: Dikutip dalam Peterson (2003: 311), Wilbur Schramm mengajukan dua prinsip dasar yang menjelaskan faktor pendorong khalayak untuk memilih media, yakni: 1. Prinsip kemudahan Schramm menyatakan bahwa pendengar, pembaca, atau pemirsa memilih suatu media yang palin gmudah diperolehnya. Dijelaskannya bahwa manusia memang cenderung memilih yang gampang-gampang saja dan ini diterapkan pula dalam memilih media. Selama medianya tersedia, khalayak akan memilih yang paling dekat dalam jangkauannya. Biaya juga termasuk dalam prinsip ini, bila sebuah keluarga sudah menghabiskan sekian ratus dolar untuk membeli televisi, maka mereka takkan tertarik bergabung dalam klub membaca atau berlangganan koran atau majalah baru.

62 Waktu pun jadi bahan pertimbangan. Memang ada orang yang mau berjalan jauh untuk menemukan koran yang disukainya atau sengaja berputar-putar dengan mobilnya hanya untuk mendengarkan radio. Namun, umumnya orang menikmati media pada waktu-waktu tertentu yang tidak merepotkannya. 2. Prinsip harapan memperoleh imbalan Schramm menjelaskan bahwa prinsip ini berarti orang-orang akan memilih media yang menurut harapannya akan memberikan imbalan besar. Ia juga mendefinisikan dua macam imbalan, yakni imbalan langsung dan imbalan tertunda. Jika seseorang merasa senang dengan membaca suatu artikel tentang meningkatnya kriminalitas lalu bersikap lebih hati-hati, maka ia memperoleh imbalan yang tertunda. McGuire dalam Rakhmat (2005: 209) menjelaskan motif kognitif yang menekankan kebutuhan manusia akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat ideasional tertentu. Berbagai motif yang mendorong orang menggunakan media sangat tergantung kepada konsumsi komunikasi massa. Bagi sebagian orang, terpaan media lebuh merupakan kegiatan yang kebetulan dan amat dipengaruhi faktor eksternal. Sebagian yang lain memandang pemuasan kebutuhan dengan media begitu kecil dibandingkan dengan kebutuhan khalayak sehingga faktor motivasional hampir tidak berperan dalam menentukan terpaan media. Sebagian yang lain lagi berpendirian bahwa walaupun ada pemuasaan potensial dalam komunikasi massa, kita tidak begitu berhasil dalam menentukan pemenuhan

63 kebutuhan karena media massa tidak memberikan petunjuk tentang ganjaran yang dapat diberikannya. Menurut Mc Quail (1994: 216), untuk mengetahui minat audiens suatu media, berarti menyangkut kadar sejauhmana selektivitas kadar dan jenis motivasi yang menimbulkan penggunaan media, terhadap pengaruh yang tidak diinginkan, jenis, dan jumlah tanggapan yang diajukan audiens media. Barelson (1989) mengemukakan alasan khalayak membaca surat, alaasan tersebut ternyata terbagi ke dalam lima kategori yaitu membaca untuk memperoleh informasi, membaca untuk memperoleh prestise sosial, membaca untuk melarikan diri dari ketegangan atau stress, membaca sebagai kebutuhan sehari-hari, dan membaca untuk megetahui keadaan lingkungan sosial Jika dihubungkan dengan penggunaan media, motif seorang angaota kahalayak adalah untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan fungsi media itu sendiri. Adapun fungsi media yang sesuai dengan pendekatan UG adalah: 1. Informasi Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum Belajar, pendidikan sendiri 2. Identitas diri menemukan penunjang nilai-nilai pribadi menemukan model prilaku

64 mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri 3. Integrasi dan interaksi sosial menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial memperoleh teman memperoleh pegetahuan tentang orang lain, empati sosial 4. Hiburan melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan bersantai memperoleh kenikmatan jiwa (Mc Quail, 1994: 72) 2.4 Facebook Facebook adalah situs jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Elliot Zuckerberg. Situs ini pada awalnya dibentuk hanya untuk siswa dari Harvard College. Namun, dalam hitungan jam, jejaring sosial ini kemudian dengan cepat menyebar ke kampus-kampus lain. Sebulan kemudian, mahasiswa Stanford, Columbia, dan Yale juga bergabung. Fenomena ini pun terus berkembang. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat ( ) apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis. Facebook menawarkan keprivasian dan beragam fitur yang sangat lengkap bila dibandingkan dengan situs jejaring sosial sejenis. Facebook menyediakan fitur gabungan antara aplikasi social networking, chatting, blogging, multimedia,

65 photo sharing, dan bahkan . Beberapa bagian dalam Facebook adalah Profile, News Feed, Wall, Application, Photo, Video, Poke, Group, Events, Marketplace, Post, Notes, dan Gifts. Dalam satu akun Facebook, seseorang bisa melakukan beragam aplikasi tersebut. Seseorang juga bisa menemukan teman di Facebook dengan berbagai cara, antara lain dengan mengakses dan bergabung dalam sebuah jaringan yang disusun dalam empat kategori, yaitu daerah, akademi, tempat kerja, dan sekolah. 2.5 Kebutuhan Afiliasi David McClelland dikenal menjelaskan tiga jenis motivasi, yang diidentifikasi dalam buku The Achieving Society : 1. Motivasi untuk berprestasi (n-ach) adalah keinginan untuk dipandang berhasil dalam hidup. 2. Motivasi untuk berkuasa (n-pow) adalah keinginan akan kekuasaan menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. 3. Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (n-affil) adalah kebutuhan yang muncul sebagai sifat manusia sebagai makhluk sosial. Kebutuhan akan afiliasi menggambarkan seseorang perlu merasakan rasa keterlibatan dan 'milik' dalam kelompok sosial. Kebutuhan ini adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi

66 yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Kebutuhan berafiliasi adalah dorongan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan positif dan berafeksi pada orang lain; keinginan untuk disukai dan diterima serta berusaha menjaga hubungan itu agar tetap ada; dan kebutuhan untuk bergantung dengan teman-teman. Manusia sebagai makhluk yang mencari kasih sayang dan penerimaan orang lain. Ia ingin memelihara hubungan baik dalam hubungan interpersonal dengan saling membantu dan saling mencintai. Dalam hubungannya dengan gratifikasi media, dikatakan bahwa salah satu fungsi media adalah menghubungkan individu yang satu dengan individu yang lain. Orang dengan kebutuhan afiliasi tinggi memerlukan hangat hubungan interpersonal dan persetujuan dari orang-orang dengan siapa mereka kontak teratur. Orang-orang yang menempatkan penekanan pada afiliasi tinggi cenderung mendukung anggota tim, tetapi mungkin kurang efektif dalam kepemimpinan posisi. Afiliasi dapat didefenisikan sebagai positif, kadang-kadang intim, pribadi hubungan. Ada banyak situasi di mana orang merasa perlu untuk afiliasi. Satu situasi yang menyebabkan kebutuhan yang lebih besar untuk afiliasi adalah selama situasi stres. Motif afiliasi yang mungkin terkait dalam beberapa hal untuk semakin besar kesempatan bahwa manusia yang afiliasi, berkelompok, akan menerima dukungan dari fakta bahwa motivaasi afiliasi muncul menjadi lebih kuat ketika kita takut tentang kesejahteraan kita.

67 Beberapa percaya bahwa kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan bawaan yang didasarkan pada seleksi alam. Dahulu, manusia yang memilih untuk berburu sendirian akan kurang mampu membunuh binatang besar untuk makanan dan untuk menghindari menjadi mangsa binatang lain, dan untuk bertahan hidup, daripada manusia yang merasa perlu untuk hidup dan berburu dengan orang lain. Dengan demikian, kekuatan alam mungkin dipilih orang manusia dengan kebutuhan untuk afiliasi karena mereka adalah orang-orang yang selamat. Psikolog percaya bahwa setiap manusia belajar motif untuk afiliasi melalui sendiri pengalaman pembelajaran. Karena pengalaman bayi diberi makan, dibersihkan, menggelitik, tetap hangat, dan bentuk-bentuk positif lainnya dalam memelihara kehadiran manusia lain, manusia lain mungkin menjadi rangsangan positif melalui pengkondisian klasik. Demikian juga karena tindakan kita yang menyebabkan kita berada dalam kehadiran orang lain tersenyum, mengulurkan tangan bayi untuk memeluk, dan sejenisnya sering mengakibatkan hasil yang menyenangkan kemudian prilaku afiliasi cenderung positif diperkuat (Houston, 1985). Kebutuhan untuk afiliasi bagi seorang individu dapat bervariasi dalam jumlah pendek waktu, disini adalah saat-saat ketika individu ingin dengan orang lain dan lain waktu untuk sendirian. Kebutuhan afiliasi hadir dalam semua manusia normal, tetapi kebanyakan penelitian tentang topik ini menyangkut perbedaan antara individual yang memiliki tingkat yang berbeda ini motif. Individu yang tinggi dalam kebutuhan affliasi, misalnya, cenderung lebih suka dengan orang lain.

68 Harold D.Laswell menyebut media massa memiliki fungsi correlation. Asumsi pokok dari Katz, Gurevitz, dan Hass adalah pandangan bahwa komunikasi massa digunakan individu untuk menghubungkan dirinya melalui hubungan instrumental, afektif, dan integratif dengan orang-orang lain baik itu diri sendiri, keluarga, teman, bangsa, dan sebagainya. Isi media menegaskan fungsi khalayak sebagai peserta dalam drama kemanusiaan yang lebih luas. Tidak jarang isi media massa juga dipergunakan seseorang sebagai bahan percakapan dalam membina interaksi sosial. Media massa juga dapat menjadi sahabat karib bagi khalayaknya yang setia. Memenuhi kebutuhan berafiliasi dengan cara mengadakan kontak sosial seperti menghubungi atau mengunjungi teman merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh individu yang sedang mengalami kesepian (Peplau & Perlman, 1982). Penelitian yang ia lakukan bertujuan untuk membuktikan secara empiris hubungan antara kesepian dengan kebutuhan berafiliasi pada remaja. Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara kesepian dengan kebutuhan berafiliasi. Kesepian merupakan suatu pengalaman yang dirasakan tidak menyenangkan, yang diakibatkan karena tidak terpenuhinya pengalaman untuk menjalin hubungan kedekatan dengan orang lain, atau perasaan kurang puas dalam berhubungan dengan orang lain, yang disebabkan oleh factor dari dalam diri maupun dari luar diri yang akan berpengaruh terhadap emosi maupun perilaku individu. Kebutuhan berafiliasi adalah dorongan untuk membentuk dan mempertahankan hubungan positif dan berafeksi pada orang lain; keinginan untuk disukai dan diterima serta berusaha menjaga hubungan itu agar tetap ada; dan kebutuhan untuk bergantung dengan teman-teman. Subjek pada

69 penelitian ini secara keseluruhan berjumlah 50 responden. Alat ukur yang akan dipakai untuk mengukur kesepian dan kebutuhan berafiliasi dalam penelitian ini adalah Skala Kesepian yang diadaptasi dari Sita (2003) yang disusun berdasarkan karakteristik kesepian dikemukakan oleh Peplau & Perlman, (1982), dan Skala Kebutuhan Berafiliasi yang diadaptasi dari Runikasari (1991) yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi kebutuhan berafiliasi, yaitu akan tampil lebih baik jika ada insentif afiliasi, mempertahankan hubungan, kerjasama,konformitas, menghindari konflik, tingkah laku kepemimpinan kurang, dan rasa takut akan penolakan. Hasil penelitian menyimpulakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesepian dengan kebutuhan berafiliasi pada renaja. Dikatakan semakin tinggi kesepian maka semakin tinggi kebutuhan berafiliasinya dan sebaliknya, semakin rendah kesepian maka semakin rendah pula kebutuhan berafiliasinya.

70 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Sejarah International Education Centre Lembaga kursus bahasa International Education Centre (IEC) dimulai pada tahun Pak Wesley sebagai salah satu dari pemegang saham IEC, menjelaskan bahwa gagasan untuk memulai sekolah pada saat itu, sebenarnya bukan waktu yang sangat baik. Pemegang saham menyadari bahwa untuk memulai usaha baru disaat semua negara di Asia Tenggara masih berjuang untuk membebaskan diri dari moneter krisis di seluruh Asia dan resesi ekonomi di Indonesia adalah usaha yang penuh resiko. Empat pemegang saham yang terdiri dari Pak Gunawan, Pak Indra, Pak Wesley dan Pak Hasan adalah pengusaha-pengusaha dengan banyak pengalaman di bidang ekonomi dan komersil. Mereka tahu bahwa jalan ke depan bagi Indonesia untuk masa depan yang lebih baik adalah untuk tumbuh tidak hanya secara internal tetapi juga eksternal. Salah satu usaha untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menyediakan sarana bagi orang-orang muda untuk memperluas pengetahuan mereka tentang dunia. Pengetahuan tentang dunia tentu berkaitan dengan penguasaan bahasa internasional. Bahasa internasional yang paling diakui adalah Inggris, Mandarin, dan Jepang. Hal ini lah yang menjadi daya tarik bagi

71 keempat orang tersebut untuk memberikan kesempatan bagi generasi muda Indonesia untuk dapat mempelajari beragam bahasa asing tersebut. Seperti halnya dengan usaha baru lainnya, tahun pertama adalah tahun yang sangat sulit. Hal yang membuatnya semakin sulit adalah karena IEC dimulai tidak hanya dengan satu departemen baru, tetapi empat, yaitu: Playgroup, Inggris, Mandarin, dan Jepang. Namun, tantangan yang besar ini diambil dan dilaksanakan oleh semua anggota sekolah baru, dan dari awal kecil sekolah kini telah tumbuh menjadi salah satu yang terbesar dan terkenal di Medan, dengan 3 cabang sekolah, yaitu di Jalan Malaka (1999), Kompleks Jemadi Indah (2004), dan Hayam Wuruk (2007). IEC sudah memiliki lebih dari 3000 siswa, dan banyak lagi dalam daftar tunggu untuk semester baru. Salah satu ukuran keberhasilan IEC adalah bahwa banyak murid yang telah bersama IEC sejak 1999 masih bertahan sampai sekarang. Bahkan, tak jarang yang merekomendasikannya kepada orang lain karena menyadari kualitas yang dimiliki oleh IEC. Berbagai langkah dilakukan para pemegang saham dalam membangun IEC. Mereka menggunakan pengetahuan mereka yang luas dalam bidang pembangunan dan komersil perusahaan. Diantaranya, memilih lokasi yang strategis, dimana berada dalam lingkungan yang menyenangkan dan memiliki area luas bagi tempat parkir maupun tempat bermain anak, kemudian penggunaan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran proses belajar mengajar, seperti sistem audio visual yang dilengkapi dengan MP3 player dan sound system yang mendukung untuk kegiatan movie watching para siswa, study centre (ruang belajar khusus yang dilengkapi komputer dan jaringan internet), dan pemilihan

72 staf akademis maupun non akademis yang berkualitas dan menunjang program IEC secara maksimal. Para pemegang saham telah melaksanakan tugas awalnya dengan baik dan selanjutnya pengembangan sekolah diserahkan kepada orang-orang yang berkualitas dan memiliki wawasan dan kemampuan dalam bidang akademis maupun bidang yang mendukung lainnya. Namun, tentu tidak terlepas dari pengawasan dari para pemegang saham. Dukungan dan ide-ide baru selalu dikembangkan dan didiskusikan demi kelancaran usaha tiga sekolah IEC. Sikap keterbukaan dan kebersamaan sangat erat dan terlihat dalam manajemen IEC. Inilah yang membuat sekolah ini terus bertahan dan mampu membuka dua cabang lainnya di dua tempat yang berjauhan dengan pangsa pasar yang berbeda pula. IEC selalu berpartisipasi dalam perayaan internasional maupun keagamaan seperti Valentine, Halloween, Idul Fitri, Imlek, Natal, dan lain sebagainya. Partisipasi yang dilakukan adalah dalam bentuk dekorasi dan juga menyelenggarakan beragam kegiatan yang sifatnya menghibur dan juga informatif. IEC memandang bahwa kesuksesan yang didapat adalah kerja keras dari segala pihak, dari direktur hingga petugas keamanan. Namun, yang terpenting adalah para murid dan orangtua murid yang mempercayakan IEC untuk terlibat dalam proses belajar mengajar anaknya. Oleh sebab itulah, IEC selalu berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan staf juga muridnya dengan beragam kegiatan. Seperti, barbeque party yang rutin dilakukan setiap tahun untuk mempererat hubungan antara guru dan murid, dan kegiatan outdoor lainnya yang ditujukan untuk para staf di tiga sekolah dan juga para murid tanpa memandang perbedaan yang ada.

73 IEC tidak pernah berhenti berinovasi demi kesuksesan lembaganya sendiri maupun kesuksesan murid didiknya. Semua dilakukan untuk kepentingan bersama yang tidak hanya difokuskan pada jangka pendek semata tetapi untuk keberlangsungan yang sifatnya permanen Logo International Education Centre Gambar 3 Logo IEC Program Kursus International Education Centre IEC memiliki 4 departemen yaitu Playgroup, English, Mandarin, dan Japanese. Masing masing departemen memiliki Academic Coordinator yang mengepalai guru full time dan part time. Khusus untuk Playgroup dan English, staf pengajar yang disediakan ada local dan native (Inggris, Kanada, Australia dan Amerika). Semuanya adalah yang terbaik. Untuk anak anak berusia 2 6 tahun, ada program Playgroup dengan menggunakan Bahasa Inggris dan Mandarin. Program ini menawarkan lingkungan yang sangat nyaman, dengan pendekatan belajar yang ramah, bersifat

74 membangun, dan sangat mendidik. Staf pengajarnya juga terlatih untuk mencermati perkembangan anak karena pada usia inilah, seorang anak mulai belajar tentang banyak hal. Anak-anak tidak hanya diajari untuk belajar, tetapi juga mencari tahu hal-hal baru. Sistem belajarnya sangat interaktif dan kreatif dengan beraneka ragam kegiatan yang pasti disukai oleh anak-anak. Didalamnya, sudah termasuk program speaking, listening, reading, dan writing. Tingkatannya: 1. Early Kids 2. Junior Plus 3. Pre Nursery 4. Nursery A 5. Nursery B Untuk anak anak usia 5 hingga 7 tahun, programnya menggunakan bahasa Inggris, dengan mengutamakan pengembangan kemampuan membaca dan berbahasa, kreativitas, dan pengembangan diri dan sosial. Tingkatannya: 1. Kindergaten 1 2. Kindergarten 2 3. Way Ahead 1 4. Way Ahead 2 5. Way Ahead 3 6. Way Ahead 4 Untuk anak anak SD (usia 7-14 tahun), programnya mengutamakan peningkatan grammar dan vocabulary, percaya diri dalam berbahasa Inggris, dan kreativitas diri. Tingkatannya: Level 1 Level 10.

75 Untuk anak anak SMP dan SMA, programnya cenderung membantu pelajaran Bahasa Inggris di sekolah. Tingkatannya: 1. Beginner Step 1 Step 2 2. Elementary Step 3 Step 4 3. Pre Intermediate Step 5 Step 6 4. Intermediate Step 7 Step 8 5. Upper Intermediate Step 9 Step 10 Untuk tingkatan dewasa, ada program yang dirancang khusus untuk meningkatkan kepercayaan dalam berbahasa Inggris, meningkatkan pengetahuan grammar, pronounciation, intonasi, vocabulary, reading, dan writing. Pembagiannya : 1. Beginner English BE 1 BE 2 2. Elementary English EE 1 EE 2 3. Pre - Intermediate English SE 1 SE 2 4. Intermediate English PE 1 PE 2 5. Upper Intermediate English UE 1 UE 2 6. Advanced AE 1 AE 2 Sedangkan untuk program Bahasa Mandarin, IEC menawarkan sistem pembelajaran yang komprehensif, mengutamakan keinteraktifan dan penekanan pada kemampuan berkomunikasi dan pelafalan yang tepat. Tingkatannya: 1. Children First Starter 2. Children Express Primary 3. Children Express Secondary 4. Chinese Communicative

76 Untuk program Bahasa Jepang, IEC menawarkan 2 tingkatan: 1. Untuk anak-anak (usia 7-12 tahun) Pembelajaran dilakukan melalui film maupun gambar. Anak-anak dituntut untuk mengenal kosa kata dalam Bahasa Jepang melalui hal-hal yang sederhana terlebih dahulu. Nantinya, mereka akan mampu membaca dan menulis Hiragana, Katakana, dan beberapa kata Kanji dasar. Mereka juga mampu membuat kalimat dan berbicara Bahasa Jepang dengan lancar. 2. Untuk dewasa IEC akan melatih berbahasa Jepang hingga mahir. Ditambah dengan pengenalan budaya dan kehidupan Jepang. Tingkatannya: Basic Japanese Junior Japanese Elementary Japanese Intermediate Japanese Advanced Japanese Daftar Jumlah Murid IEC Per 2009 di Malaka Tabel 2 Jumlah Murid JAN - JUN'09 NEW INTAKE (JUL - DEC'09) CLASS STUDENT TOTAL CLASS STUDENT TOTAL Early Kids 57 Early Kids 58 Junior Plus Junior Plus Pre-Nursery 64 Pre-Nursery 74

77 Nursery A 71 Nursery A 54 Nursery B 57 Nursery B 65 Kindergarten 1 68 Kindergarten 1 62 Kindergarten 2 74 Kindergarten 2 58 Way Ahead Way Ahead Way Ahead 2 58 Way Ahead 2 52 Way Ahead 3 41 Way Ahead 3 56 Way Ahead 4 84 Way Ahead 4 45 Level 1 87 Level 1 84 Level 3 55 Level 3 83 Level 4 57 Level 4 51 Level 5 44 Level 5 56 Level 6 53 Level 6 42 Level Level 7 43 Level 8 67 Level Level 9 38 Level 9 56 Level Level Step 1 22 Step 1 37 Step 2 42 Step 2 22 Step Step Step 6 76 Step 4 58 Step 8 46 Step 7 71

78 Step 9 9 Step 9 39 Step 10 9 PE-1 14 TOEFL I 9 36 Private Classes 7 7 Private Classes 13 Basic Japanese 6 Basic Japanese 12 Junior 4 Junior 4 16 Advanced 3 Advanced 3 27 Young Japanese 3 Young Japanese 8 CFS-N2 (NEW) 48 CFS-N2 (NEW) 37 CFS-N2 (OLD) 36 CFS-N2 (OLD) 33 CFS-K1 (NEW) 33 CFS-K1 (NEW) 27 CFS-K1 (OLD) 22 CFS-K1 (OLD) 37 CFS-K2 (NEW) 31 CFS-K2 (NEW) 14 CFS-K2 (OLD) 11 CFS-K2 (OLD) 34 CP 1A 38 CP 1A 8 CP 1B 8 CP 1B 49 CP 2A CP 2A 24 CP 2B CP 2B 17 CP 3A 13 CP 3A 29 CP 3B 25 CP 3B 28 CP 4A 22 CP 4A 16 CP 4B 14

79 CP 4B 14 CP 5A 12 CP 5A 1 CP 5B 0 CP 5B 11 CP 6A 3 CP 6B 2 SEC-1A 2 SEC-1B 3 SEC-2A 2 SEC-2A 1 SEC-2B 1 Private Mandarin 3 TOTAL Sumber: IEC Malaka Medan

80 3.1.4 Struktur Organisasi International Education Centre BOARD OF DIRECTOR Admin Staff School Director Marketing and PR PG / Kindergarten Coordinator English Coordinator Mandarin Coordinator Project Coordinator CUSTOMER SERVICE General Affair Native TEACHERS Native TEACHERS TEACHERS DRIVER OFFICE BOY SECURITY GUARD Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Pemenuhan Kebutuhan Afiliasi di Kalangan Murid IEC Malaka Medan),

81 3.2 Metodologi Penelitian Metode dalam pembuatan penelitian ini menggambarkan tentang tata cara pengumpulan data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang ada dalam kegiatan ilmiah. Meodologi merupakan hal yang penting untuk menentukan secara teoritis tentang teknik operasional yang dipakai sebagai pegangan dalam mengambil langkah-langkah sehingga diketahui tentang: Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Metode ini digunakan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi variabel yang lain (Rakhmat, 2004: 27). Metode ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan, dan apabila ada, seberapa erat hubungannya dan berarti atau tidaknya hubungan tersebut Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah IEC (International Education Centre) yang terletak di Jalan Malaka nomor 29/59 Medan. 3.3 Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Namawi, 1995: 141).

82 Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh murid remaja yang mengambil program Bahasa Inggris tingkatan Step 1-Step 10 di IEC Jalan Malaka nomor 29/59 Medan. Tabel 3 Populasi No Keterangan N % 1 Step Step Step Step Step Step Step JUMLAH Sumber: IEC Malaka Medan Sampel Sampel merupakan sebagian populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu yang diteliti. Penelitian sampel dilaksanakan apabila keadaan subjek benar-benar sama (Arikunto, 2006: 134). Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi, maka penneliti menggunakan pendapat Arikunto, yaitu jika populasi lebih besar atau lebih dari 100 orang, maka dapat dimabil 10-15% atau 20-25%, tetapi jika populasi kecil atau kurang dari 100, maka seluruh populasi dijadikan sampel. (Arikunto, 1998: 120).

83 Mengingat keterbatasan dari faktor waktu, dana, tenaga dan juga sifat populasi yang cukup homogen, maka dalam penelitian ini, sampel yang diambil hanya 10% dari jumlah populasi dengan perhitungan sebagai berikut: Jumlah sampel : 10% x 283 orang = 28 orang Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 28 orang. 3.4 Teknik Penarikan Sampel Teknik pengambilan sampel yang dipilih adalah teknik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1. Sampel Stratifikasi Proporsional (Proportional Stratified Sampling) Dalam teknik ini, populasi dikelompokkan kedalam kelompok atau kategori yang disebut strata dengan tujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen (Kriyantono, 2006: 151). Dalam jenis pengambilan sampel ini, jumlah sampel yang diambil dari setiap strata harus proporsional. Oleh karena itu, populasi yang lebih kecil tetap memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Rumus pengambilan sampelnya adalah: N n n N = 1 Keterangan: n 1= jumlah jiwa n = jumlah sampel N = populasi

84 Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung sampel yang dipilih di setiap tingkatan kelas adalah: Tabel 4 Sampel No Keterangan N % 1 Step 1 37x28 = Step 2 22x28 = Step 3 47x28 = Step 4 58x28 = Step 7 71x28 = Step 9 39x28 = Step 10 9x28 = JUMLAH Sampel Purposive Dalam teknik ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Kriyantono, 2006: 154). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah murid yang berusia

85 antara tahun yang berada pada tingkatan Step 1 hingga Step 10 dan memiliki akun profil pada situs jejaring sosial Facebook. 3. Accidental Sampling Karena tidak ada kerangka sampel yang mencantumkan siapa saja yang memiliki akun profil Facebook, maka pemilihan sampel dipilih dengan bertanya terlebih dahulu. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Penelitian kepustakaan (Library Research) Yaitu penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data-data dan literatur serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Dapat juga didapat dari buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar dan internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. b) Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam penelitian ini, untuk menghimpun data hasil penelitian, peneliti menggunakan kueinoner. Pertanyaan melalui kuesioner disusun secara lebih sistematis. Adapun model pertanyaan yang digunakan adalah dalam bentuk projective questionaire. Projective questionaire adalah suatu model pertanyaan yang mengajukan pilihan jawaban kepada responden.

86 3.6 Analisis Data Menurut Bogdan & Biklen (Moleong, 2006: 248), analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis, yaitu: a) Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan dengan membagibagi variabel peneliti kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisis deskriptif merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom frekuensi dan presentase setiap kategori (Singarimbun, 1995: 266). b) Analisis Korelasional Analisis korelasional adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 1995: 273). c) Uji Hipotesis Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam uji hipotesis, peneliti menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Product and System Solution) for Windows versi 17 dimana peneliti akan memberikan analisis

87 yang lebih terukur. Namun, dalam mengukur tingkat validitasnya, secara konvensional masih menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman (Spearman s Rho Rank Order Correlations). Dalam rumus Spearman, data dari variabel-variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar (Kriyantono, 2006: 174). Rumus koefisien korelasinya adalah: Rho = 2 6 Σd N( N 1) 1 2 Keterangan: Rho d Σ N = koefisien korelasi rank-order = perbedaan antara pasangan jenjang = sigma atau jumlah = jumlah individu dalam sampel 1 = bilangan konstan 6 = bilangan konstan Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rho < 0, maka hipotesis ditolak Jika rho > 0, maka hipotesis diterima Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford, yaitu sebagai berikut:

88 Kurang dari 0.20 : hubungan rendah sekali : hubungan rendah ,70 : hubungan yang cukup berarti 0, : hubungan yang tinggi; kuat Lebih dari 0.90 : hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan. Untuk melihat tingkat signifikansi, Jika t hitung > t tabel, maka hubungannya signifikan Jika t hitung < t tabel, maka hubungannya tidak signifikan

89 BAB IV ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : c) Penelitian kepustakaan (Library Research) Yaitu penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data-data dan literatur serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Dapat juga didapat dari buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar dan internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. d) Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam penelitian ini, untuk menghimpun data hasil penelitian, peneliti menggunakan kuesioner. Pertanyaan melalui kuesioner disusun secara lebih sistematis. Adapun model pertanyaan yang digunakan adalah dalam bentuk projective questionaire. Projective questionaire adalah suatu model pertanyaan yang mengajukan pilihan jawaban kepada responden. Tahapan penelitian lapangan adalah: - Penyebaran kuesioner penelitian pada tanggal 19 dan 20 November Pemilihan sampel dilihat dari syarat kepemilikan akun Facebook. - Peneliti memberikan keterangan seperlunya tentang kuesioner penelitian. Hampir keseluruhan murid tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam mengisi kuesioner penelitian yang berisi 26 pertanyaan tersebut.

90 4.2 Pengolahan Data Setelah data dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data hasil jawaban murid dalam kuesioner penelitian. Pengolahan data ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Penomoran kuesioner, proses ini dilakukan dengan memberikan nomor dalam kotak yang tersedia di sebelah kanan kuesioner. b. Editing, tahap ini dilakukan untuk memperbaiki apabila ada kesalahan dalam pengisian. c. Tabulasi data, tahap ini dilakukan dengan memasukkan data kuesioner penelitian ke dalam tabel frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisa kecenderungan jawaban sebagai jawaban mayoritas yang menunjuk keadaan umumnya. d. Pengujian hipotesa, tahap pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data yang ditemukan menolak atau menerima hipotesa penelitian yang diajukan. Untuk mengukur hubungan tinggi atau rendahnya hubungan antarvariabel digunakan skala Guilford. 4.3 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan peneliti dengan membagi variabel ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisis data ini terdiri dari kolom frekuensi, persentase, kumulatif persentase dari masing-masing jawaban dalam kuesioner penelitian. Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal penelitian ini masingmasing sebagai berikut:

91 4.3.1 Karakteristik Responden Tabel 5 Jenis Kelamin Berdasarkan SPSS Statistics Viewer, adapun analisis deskriptif mengenai Jenis Kelamin dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: diketahui responden yang berjenis kelamin laki-laki adalah sejumlah 16 orang (57.1 %) dan responden yang berjenis kelamin perempuan adalah sejumlah 12 orang (42.9 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Jenis Kelamin dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui pie chart : Gambar 4 Jenis Kelamin

92 Tabel 6 Usia Berdasarkan SPSS Statistics Viewer, adapun analisis deskriptif mengenai Usia dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang berusia 12 sampai dengan 13 tahun adalah 8 orang (28.6 %), 14 sampai dengan 15 tahun adalah 13 orang (46.4 %), dan 16 sampai dengan 17 orang adalah 7 orang (25 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Usia dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui pie chart : Gambar 5 Usia

93 Tabel 7 Lama Kepemilikan Akun Facebook Berdasarkan SPSS Statistics Viewer, adapun analisis deskriptif mengenai Lama Kepemilikan Akun dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang memiliki akun kurang dari setahun adalah 13 orang (46.4 %), responden yang memiliki akun 1 sampai dengan 2 tahun adalah 13 orang (46.4 %), dan yang memiliki akun lebih dari 2 tahun adalah 2 orang (7.1%). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Lama Kepemilikan Akun dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui pie chart : Gambar 6 Lama Kepemilikan Akun Facebook

94 Tabel 8 Lama Pengaksesan Per Hari Berdasarkan SPSS Statistics Viewer, adapun analisis deskriptif mengenai Lama Pengaksesan per Hari dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang mengakses situs kurang dari 30 menit adalah 5 orang (17.9 %), responden yang mengakses situs 30 sampai dengan 60 menit adalah 12 orang (42.9 %), responden yang mengakses lebih dari 1 jam adalah 11 orang (39.3%). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Lama Pengaksesan per Hari dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui pie chart : Gambar 7 Lama Pengaksesan Per Hari

95 4.3.2 Motivasi Penggunaan Situs Facebook (Variabel X) Tabel 9 Pengetahuan tentang Aplikasi Dasar yang Ada pada Situs Facebook Berdasarkan SPSS Statistics Viewer, adapun analisis deskriptif mengenai Pengetahuan tentang Aplikasi Dasar yang Ada pada Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang mengetahui adalah 21 orang (75 %) dan yang tidak mengetahui adalah 7 orang (25 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Pengetahuan tentang Aplikasi Dasar yang Ada pada Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui pie chart : Gambar 8 Pengetahuan tentang Aplikasi Dasar yang Ada pada Situs Facebook

96 Tabel 10 Penambahan Pengetahuan Setelah Mengakses Situs Facebook Berdasarkan SPSS Statistics Viewer, adapun analisis deskriptif mengenai Penambahan Pengetahuan Setelah Mengakses Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang mengaku bertambah adalah 23 orang (82.1 %) dan responden yang mengaku tidak bertambah adalah 5 orang (17.9 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Penambahan Pengetahuan Setelah Mengakses Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui pie chart : Gambar 9 Penambahan Pengetahuan Setelah Mengakses Situs Facebook

97 Tabel 11 Perasaan Ketika Mengakses Situs Facebook Berdasarkan SPSS Statistics Viewer, adapun analisis deskriptif mengenai Perasaan Ketika Mengakses Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang merasa senang adalah 12 orang (42.9 %), responden yang merasa biasa saja adalah 16 orang (57.1 %) dan tidak ada responden yang merasa tidak senang. Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Perasaan Ketika Mengakses Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui pie chart : Gambar 10 Perasaan Ketika Mengakses Situs Facebook

98 Tabel 12 Pendapat Tentang Aplikasi Pada Situs Facebook Berdasarkan SPSS Statistics Viewer, adapun analisis deskriptif mengenai Pendapat Tentang Aplikasi Pada Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang merasa puas adalah 19 orang (67.9 %), responden yang merasa tidak puas adalah 1 orang (3.6 %) dan responden yang merasa kurang puas adalah 8 orang (28.6 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Pendapat Tentang Aplikasi Pada Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui pie chart : Gambar 11 Pendapat Tentang Aplikasi Pada Situs Facebook

99 Tabel 13 Waktu yang Tepat Dalam Mengakses Situs Facebook Berdasarkan SPSS Statistics Viewer, adapun analisis deskriptif mengenai Waktu yang Tepat Dalam Mengakses Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang mengakses pada saat sedang bosan adalah 7 orang (25%), responden yang mengakses pada saat kapan saja adalah 21 orang (75 %) dan tidak ada responden yang mengakses pada saat sedang sedih maupun senang. Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Waktu yang Tepat Dalam Mengakses Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui pie chart : Gambar 12 Waktu yang Tepat Dalam Mengakses Situs Facebook

100 Tabel 14 Jumlah Teman yang Dimiliki Pada Situs Facebook Berdasarkan SPSS Statistics Viewer, adapun analisis deskriptif mengenai Jumlah Teman yang Dimiliki Pada Situs Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang memiliki kurang dari 100 teman adalah 6 orang (21.4 %), responden yang memiliki 100 sampai dengan 300 teman adalah 15 orang (53.6 %), responden yang memiliki 301 sampai dengan 500 teman adalah 1 orang (3.6 %), responden yang memiliki 501 sampai dengan 700 teman adalah 3 orang (10.7 %), dan yang memiliki lebih dari 700 teman adalah 3 orang (10.7 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Jumlah Teman yang Dimiliki Pada Situs Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui pie chart : Gambar 13 Jumlah Teman yang Dimiliki Pada Situs Facebook

101 Tabel 15 Alasan Penambahan Teman Berdasarkan SPSS Statistics Viewer, adapun analisis deskriptif mengenai Alasan Penambahan Teman dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang menambah orang yang telah dikenal saja adalah 5 orang (17.9 %), responden yang menambah orang tidak dikenal, namun sesama warga Indonesia adalah 1 orang (3.6 %), dan responden yang menerima siapa saja adalah 22 orang (78.6 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Alasan Penambahan Teman dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui pie chart : Gambar 14 Alasan Penambahan Teman

102 Tabel 16 Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Teman Berdasarkan SPSS Statistics Viewer, adapun analisis deskriptif mengenai Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Teman dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang tidak memiliki anggota keluarga dalam Facebook adalah 4 orang (14.3 %), responden yang memiliki 1 sampai dengan 5 anggota keluarga adalah 10 orang (35.7 %), responden yang memiliki 6 sampai dengan 10 anggota keluarga adalah 8 orang (28.6 %) dan responden yang memiliki lebih dari 10 anggota keluarga adalah 6 orang (21.4 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Teman dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui pie chart : Gambar 15 Jumlah Anggota Keluarga yang Menjadi Teman

103 Tabel 17 Frekuensi Melakukan Kontak Dengan Anggota Keluarga Dalam Facebook Berdasarkan SPSS Statistics Viewer, adapun analisis deskriptif mengenai Frekuensi Melakukan Kontak Dengan Anggota Keluarga Dalam Facebook dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang tidak pernah melakukan kontak adalah 10 orang (35.7%), responden yang jarang melakukan kontak adalah 15 orang (53.6 %) dan responden yang sering melakukan kontak adalah 3 orang (10.7 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Frekuensi Melakukan Kontak Dengan Anggota Keluarga Dalam Facebook dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui pie chart : Gambar 16 Frekuensi Melakukan Kontak Dengan Anggota Keluarga Dalam Facebook

104 Tabel 18 Menjadikan Facebook Sebagai Topik Pembicaraan di Sekolah Berdasarkan SPSS Statistics Viewer, adapun analisis deskriptif mengenai Menjadikan Facebook Sebagai Topik Pembicaraan di Sekolah dari jumlah sampel N=28 orang dapat diuraikan sebagai berikut: Diketahui responden yang menjadikan Facebook sebagai topik pembicaraan adalah 18 orang (64.3 %) dan responden yang tidak menjadikannya sebagai topik pembicaraan adalah 10 orang (35.7 %). Berdasarkan analisa deskriptif dari variabel Menjadikan Facebook Sebagai Topik Pembicaraan di Sekolah dapat diilustrasikan dengan maksud memudahkan pemahaman akan variabel yang diteliti tersebut diatas melalui pie chart : Gambar 17 Menjadikan Facebook Sebagai Topik Pembicaraan di Sekolah

PERBANDINGAN GRATIFICATION SOUGHT DAN GRATIFICATION OBTAINED PENDENGAR TERHADAP PROGRAM STASIUN RADIO

PERBANDINGAN GRATIFICATION SOUGHT DAN GRATIFICATION OBTAINED PENDENGAR TERHADAP PROGRAM STASIUN RADIO PERBANDINGAN GRATIFICATION SOUGHT DAN GRATIFICATION OBTAINED PENDENGAR TERHADAP PROGRAM STASIUN RADIO (Studi Komparatif tentang Motif dan Kepuasan Pendengar terhadap Program Stasiun Radio Kiss FM dan Prambors

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KEIKUTSERTAAN PUTERI INDONESIA PADA AJANG MISS UNIVERSE. (Study Deskriptif Mengenai Persepsi Mahasiswa USU Terhadap

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KEIKUTSERTAAN PUTERI INDONESIA PADA AJANG MISS UNIVERSE. (Study Deskriptif Mengenai Persepsi Mahasiswa USU Terhadap PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KEIKUTSERTAAN PUTERI INDONESIA PADA AJANG MISS UNIVERSE (Study Deskriptif Mengenai Persepsi Mahasiswa USU Terhadap Keikutsertaan Puteri Indonesia 2009 pada Ajang Miss Universe)

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Uses and Gratification Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah

Lebih terperinci

DETIK.COM DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI TEKNOLOGI

DETIK.COM DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI TEKNOLOGI DETIK.COM DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI TEKNOLOGI (Studi Deskriptif Tentang Situs Berita Detik.com terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi akan Teknologi Informasi di Kalangan Mahasiswa Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

STRATEGI MARKETING COMMUNICATION DAN PENINGKATAN LOYALITAS PELANGGAN

STRATEGI MARKETING COMMUNICATION DAN PENINGKATAN LOYALITAS PELANGGAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION DAN PENINGKATAN LOYALITAS PELANGGAN (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Strategi Marketing Communication Terhadap Peningkatan Loyalitas Pelanggan PT Indosat, Tbk NSR di

Lebih terperinci

IDENTITAS PERUSAHAAN DAN CITRA PERUSAHAAN. (Studi Korelasional Tentang Peranan Identitas Perusahaan Melalui Media Below The

IDENTITAS PERUSAHAAN DAN CITRA PERUSAHAAN. (Studi Korelasional Tentang Peranan Identitas Perusahaan Melalui Media Below The IDENTITAS PERUSAHAAN DAN CITRA PERUSAHAAN (Studi Korelasional Tentang Peranan Identitas Perusahaan Melalui Media Below The Line Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan PT Indosat Tbk Northern Sumatera Region

Lebih terperinci

PROGRAM ASAL USUL DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI AKAN MITOS. (Studi Korelasional Tentang Program Asal Usul di Trans7 Terhadap

PROGRAM ASAL USUL DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI AKAN MITOS. (Studi Korelasional Tentang Program Asal Usul di Trans7 Terhadap PROGRAM ASAL USUL DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI AKAN MITOS (Studi Korelasional Tentang Program Asal Usul di Trans7 Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Akan Mitos di Kalangan Masyarakat Kelurahan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL

KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL KOMUNIKASI PENYULUHAN DAN PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Penyuluhan Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Simalungun Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional

Lebih terperinci

STRATEGI HUMAS DAN CITRA PERUSAHAAN. (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Humas Terhadap Citra Perusahaan di. Kantor Bank Indonesia Medan) SKRIPSI

STRATEGI HUMAS DAN CITRA PERUSAHAAN. (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Humas Terhadap Citra Perusahaan di. Kantor Bank Indonesia Medan) SKRIPSI STRATEGI HUMAS DAN CITRA PERUSAHAAN (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Humas Terhadap Citra Perusahaan di Kantor Bank Indonesia Medan) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1) Di Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu sosial.

Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1) Di Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu sosial. Persepsi Mahasiswa Terhadap Standar Jurnalistik Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 Terhadap Standar Jurnalistik

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PENDENGAR RADIO SKRIPSI

PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PENDENGAR RADIO SKRIPSI PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PENDENGAR RADIO (Studi Korelasional Konsumsi Radio 95.9 City FM terhadap Pemenuhan Kebutuhan dalam Bahasa Mandarin Mahasiswa Sastra China STBA-PIA) SKRIPSI Diajukan sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai segi aspek kehidupan yang dijalaninnya, baik dari segi politik,

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai segi aspek kehidupan yang dijalaninnya, baik dari segi politik, BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari merupakan makhluk sosial yang setiap saat membutuhkan informasi. Informasi tersebut dapat meliputi bagian kehidupan manusia

Lebih terperinci

PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP SIKAP

PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP SIKAP PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP SIKAP (Studi Korelasional Pengaruh Acara Dahsyat di Stasiun Televisi RCTI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU) Diajukan Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BERITA KRIMINAL DAN PERHATIAN ORANG TUA. Chalid Mawardi Nasution

BERITA KRIMINAL DAN PERHATIAN ORANG TUA. Chalid Mawardi Nasution BERITA KRIMINAL DAN PERHATIAN ORANG TUA (Studi Korelasional Penyajian Berita Kriminal Di Harian Global Terhadap Perhatian Orang Tua Kepada Anak di Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deliserdang).

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI EKSTENSION FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI EKSTENSION FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Penggunaan Internet Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penggunaan Fasilitas Internet Di Perpustakaan USU Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Kalangan Mahasiswa

Lebih terperinci

PROGRAM TERMEHEK-MEHEK DI TRANS TV DAN KEPUASAN PEMIRSA

PROGRAM TERMEHEK-MEHEK DI TRANS TV DAN KEPUASAN PEMIRSA PROGRAM TERMEHEK-MEHEK DI TRANS TV DAN KEPUASAN PEMIRSA (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Termehek-Mehek di Trans TV Terhadap Kepuasan Pemirsa di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan) SKRIPSI

Lebih terperinci

TALKSHOW SATU JAM LEBIH DEKAT DI TVONE DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN MAHASISWA

TALKSHOW SATU JAM LEBIH DEKAT DI TVONE DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN MAHASISWA TALKSHOW SATU JAM LEBIH DEKAT DI TVONE DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN MAHASISWA (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Talkshow Satu Jam Lebih Dekat di TvOne dan Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa FISIP

Lebih terperinci

IKLAN NOTEBOOK ACER DAN MINAT BELI

IKLAN NOTEBOOK ACER DAN MINAT BELI IKLAN NOTEBOOK ACER DAN MINAT BELI (Studi Korelasional mengenai Pengaruh Iklan Notebook Acer di Media Cetak terhadap Minat Beli Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN PT. INDOSAT MEDAN TERHADAP BLACKBERRY SKRIPSI. Disusun oleh: Ruth Octavia Lyres

PERSEPSI KARYAWAN PT. INDOSAT MEDAN TERHADAP BLACKBERRY SKRIPSI. Disusun oleh: Ruth Octavia Lyres PERSEPSI KARYAWAN PT. INDOSAT MEDAN TERHADAP BLACKBERRY (Studi Deskriptif Terhadap Blackberry Sebagai Penunjang Gaya Hidup Terhadap Karyawan PT. Indosat Medan) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjadi salah satu bagian penting bagi kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan jaman, beragam media komunikasi dan cara berinteraksi mulai berubah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

Program Acara You ve Got A Friend di Delta FM dan Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion)

Program Acara You ve Got A Friend di Delta FM dan Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion) Program Acara You ve Got A Friend di Delta FM dan Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion) (Studi Korelasional Tentang Program Acara You ve Got A Friend di Delta FM Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan

Lebih terperinci

Tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan Motivasi Pengembangan Diri

Tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan Motivasi Pengembangan Diri Tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV Terhadap Motivasi Pengembangan Diri di Kalangan

Lebih terperinci

PROGRAM DAHSYAT DI RCTI DAN GAYA HIDUP

PROGRAM DAHSYAT DI RCTI DAN GAYA HIDUP PROGRAM DAHSYAT DI RCTI DAN GAYA HIDUP (Studi Korelasional Tentang Program Dahsyat di RCTI Terhadap Gaya Hidup di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Bidang teknologi informasi saat ini telah berkembang secara massal dan cepat. Teknologi tersebut telah berhasil mengubah bentuk masyarakat manusia, dari masyarakat

Lebih terperinci

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR. Diajukan Oleh : YOHANNA ILMU KOMUNIKASI

REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR. Diajukan Oleh : YOHANNA ILMU KOMUNIKASI REPRESENTASI ETNIS TIONGHOA DALAM NOVEL DIMSUM TERAKHIR (Studi Analisis Wacana Tentang Representasi Etnis Tionghoa dalam Novel Dimsum Terakhir oleh Clara Ng) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP POLA MENGAJAR GURU

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP POLA MENGAJAR GURU PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP POLA MENGAJAR GURU (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Siswa Terhadap Pola Mengajar Guru Dengan Menggunakan Bahasa Inggris di Kelas Internasional SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan komunikasi non verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan. melalui isyarat, simbol, tanpa menggunakan kata-kata.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan komunikasi non verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan. melalui isyarat, simbol, tanpa menggunakan kata-kata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan sehari-hari bagi seluruh umat manusia. Tiada hari tanpa berkomunikasi. Karena pada dasarnya manusia membutuhkan orang lain untuk bertahan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Blog, Catatan Harian, Konsep Diri, Keterbukaan Diri.

Kata Kunci : Blog, Catatan Harian, Konsep Diri, Keterbukaan Diri. BLOG DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI (Studi Korelasional Tentang Penggunaan Fasilitas Blog Di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 203 FISIP Universitas Sumatera Utara)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam era informasi sekarang ini, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peran media. Dari zaman ke zaman media massa mengalami perkembangan yang pesat.

Lebih terperinci

PENGARUH RADIO TERHADAP SIKAP MAHASISWA YESSI OKTAVIANA

PENGARUH RADIO TERHADAP SIKAP MAHASISWA YESSI OKTAVIANA PENGARUH RADIO TERHADAP SIKAP MAHASISWA (Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM Terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini sangat cepat. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kehidupan masyarakat termasuk

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Proposal Penelitian PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN CITRA PERUSAHAAN (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) Satu untuk Sepuluh Terhadap Citra

Lebih terperinci

TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DI TRANSTV DAN KONSEP DIRI MAHASISWA. ( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Jika Aku Menjadi di TransTV

TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DI TRANSTV DAN KONSEP DIRI MAHASISWA. ( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Jika Aku Menjadi di TransTV TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DI TRANSTV DAN KONSEP DIRI MAHASISWA ( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Jika Aku Menjadi di TransTV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU) diajukan Oleh : MILA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang dipergunakannya. Semua digunakan

Lebih terperinci

PENGARUH PROGRAM RADIO DAN MINAT DENGAR SKRIPSI

PENGARUH PROGRAM RADIO DAN MINAT DENGAR SKRIPSI PENGARUH PROGRAM RADIO DAN MINAT DENGAR (Studi Korelasional Pengaruh Acara O Tano Batak di RadioTeladan FM terhadap Minat Dengar Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kota Medan) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu kelompok dikatakan efektif apabila kelompok tersebut dapat menjalankan fungsi-nya yaitu untuk saling berbagi informasi. Karena itu keefektifan suatu kelompok dapat

Lebih terperinci

MOTIVASI KONSUMSI TERHADAP TAYANGAN MUSIK DAHSYAT DI RCTI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASINYA SKRIPSI. Disusun oleh : Raisha Fithrie Ramazhanna

MOTIVASI KONSUMSI TERHADAP TAYANGAN MUSIK DAHSYAT DI RCTI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASINYA SKRIPSI. Disusun oleh : Raisha Fithrie Ramazhanna MOTIVASI KONSUMSI TERHADAP TAYANGAN MUSIK DAHSYAT DI RCTI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASINYA (Studi Korelasional tentang motivasi konsumsi terhadap tayangan musik Dahsyat di RCTI dan pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

TAYANGAN BANG ONE SHOW DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA. (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bang One Show di TVOne

TAYANGAN BANG ONE SHOW DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA. (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bang One Show di TVOne TAYANGAN BANG ONE SHOW DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Bang One Show di TVOne Dalam Meningkatkan Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Hukum USU) Skripsi Diajukan

Lebih terperinci

PERANAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI KERJA. (Studi Korelasional Tentang Peranan Komunikasi Terhadap Motivasi Kerja Karyawan

PERANAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI KERJA. (Studi Korelasional Tentang Peranan Komunikasi Terhadap Motivasi Kerja Karyawan PERANAN KOMUNIKASI DAN MOTIVASI KERJA (Studi Korelasional Tentang Peranan Komunikasi Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di PT. Asianagro Agungjaya Tanjung Balai Asahan) Diajukan Oleh : Ade Pertiwi 070904102

Lebih terperinci

Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi

Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi Tiga konseptualisasi komunikasi 1. Komunikasi sebagai tindakah satu-arah Penyampaian pesan Co: Seseorang bercerita mengenai suatu masalah. Menurut Michael Burgoon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1) Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1) Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik TAYANGAN IKLAN DI TELEVISI DAN PERSEPSI MAHASISWA (Studi Deskriptif Mengenai Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go ahead di Televisi dan Persepsi Mahasiswa USU) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI KELOMPOK TERHADAP AKTUALISASI DIRI

PENGARUH KOMUNIKASI KELOMPOK TERHADAP AKTUALISASI DIRI PENGARUH KOMUNIKASI KELOMPOK TERHADAP AKTUALISASI DIRI (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Aktualisasi Diri pada Mahasiswa UKM Sepak Bola Universitas Sumatera Utara) SKRIPSI

Lebih terperinci

IKLAN KARTU XL DAN TINDAKAN MEMBELI (BUYING ACTIONS) PENGGUNA TELEPON SELULAR. (Studi Kasus tentang Pengaruh Iklan Televisi Kartu XL Versi

IKLAN KARTU XL DAN TINDAKAN MEMBELI (BUYING ACTIONS) PENGGUNA TELEPON SELULAR. (Studi Kasus tentang Pengaruh Iklan Televisi Kartu XL Versi IKLAN KARTU XL DAN TINDAKAN MEMBELI (BUYING ACTIONS) PENGGUNA TELEPON SELULAR (Studi Kasus tentang Pengaruh Iklan Televisi Kartu XL Versi Kawin Sama Monyet terhadap Tindakan Membeli Kartu XL oleh Siswa-Siswi

Lebih terperinci

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke:  Fakultas Ilmu Komunikasi Modul ke: 09 Fakultas Ilmu Komunikasi MEDIA RELATIONS Pokok Bahasan TV RELEASE Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations http://mercubuana.ac.id POKOK BAHASAN TV Release: Perbedaan Release

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DAN MINAT BEROLAHRAGA SKRIPSI. Daniel Karo Sekali

PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DAN MINAT BEROLAHRAGA SKRIPSI. Daniel Karo Sekali PERAN KOMUNIKASI KELOMPOK DAN MINAT BEROLAHRAGA (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok Terhadap Minat Berolahraga Pada Anggota Asosiasi BMX Indonesia Pengda Sumatera Utara di Taman Sri

Lebih terperinci

PERSONAL SELLING DAN MINAT MEMBELI

PERSONAL SELLING DAN MINAT MEMBELI PERSONAL SELLING DAN MINAT MEMBELI (Studi Korelasional Mengenai Kegiatan Personal Selling Parfum Lomani dan Minat Beli Customer di Matahari Departemen Store Grand Palladium Medan) SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

KETERGANTUNGAN REMAJA TERHADAP MEDIA TELEPON SELULER

KETERGANTUNGAN REMAJA TERHADAP MEDIA TELEPON SELULER KETERGANTUNGAN REMAJA TERHADAP MEDIA TELEPON SELULER (Studi Deskriptif melalui Pendekatan Teori Dependensi tentang Ketergantungan Siswa SMP Negeri 1 Sei Suka Kabupaten Batu Bara terhadap Ponsel yang Memiliki

Lebih terperinci

TELEVISI DAN BUDAYA POPULER. Disusun Oleh: YULIYATI JAMILAH

TELEVISI DAN BUDAYA POPULER. Disusun Oleh: YULIYATI JAMILAH TELEVISI DAN BUDAYA POPULER (Studi Korelasional Pengaruh Terpaan Tayangan Drama Asia (Korea) di Indosiar terhadap Perilaku Budaya Populer di Kalangan Siswa/i SMAN 1 Medan) Disusun Oleh: YULIYATI JAMILAH

Lebih terperinci

PROGRAM INDONESIA MENCARI BAKAT 2 DAN MOTIVASI PENGEMBANGAN DIRI

PROGRAM INDONESIA MENCARI BAKAT 2 DAN MOTIVASI PENGEMBANGAN DIRI PROGRAM INDONESIA MENCARI BAKAT 2 DAN MOTIVASI PENGEMBANGAN DIRI (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV terhadap Motivasi Pengembangan Diri Siswa SMP St. Thomas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa informasi seperti sekarang, perkembangan dunia komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa informasi seperti sekarang, perkembangan dunia komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa informasi seperti sekarang, perkembangan dunia komunikasi telah memasuki babak baru seiring dengan perkembangan sarana telekomunikasi yang pesat.

Lebih terperinci

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasaan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja di Kota Medan) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BEASISWA DAN CITRA PERUSAHAAN

PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BEASISWA DAN CITRA PERUSAHAAN PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BEASISWA DAN CITRA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 STRATEGI MARKETING COMMUNICATION DAN CITRA PERUSAHAAN (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Strategi Marketing Communication dan Citra Perusahaan PT Indosat,Tbk NSR di Kalangan Pengunjung Galeri Indosat,Tbk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. pendekatan analisis kuantitatif, diperlukan suatu prediksi mengenai. perumusan pertanyaan penelitian. 1

BAB IV ANALISIS DATA. pendekatan analisis kuantitatif, diperlukan suatu prediksi mengenai. perumusan pertanyaan penelitian. 1 BAB IV ANALISIS DATA A. Pengujian Hipotesis Pada penelitian yang bersifat inferensial, yang umumnya melakaukan pendekatan analisis kuantitatif, diperlukan suatu prediksi mengenai jawaban terhadap pertanyaan

Lebih terperinci

SKRIPSI PROGRAM ACARA MATA LELAKI DAN PERSEPSI MAHASISWA

SKRIPSI PROGRAM ACARA MATA LELAKI DAN PERSEPSI MAHASISWA SKRIPSI PROGRAM ACARA MATA LELAKI DAN PERSEPSI MAHASISWA (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penayangan Program Acara Mata Lelaki di Stasiun Televisi Trans7 Terhadap Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

IKLAN POLITIK PARTAI GERINDRA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TANI

IKLAN POLITIK PARTAI GERINDRA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TANI IKLAN POLITIK PARTAI GERINDRA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TANI (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Politik Partai Gerindra Terhadap Partisipasi Masyarakat Tani Pada Pemilu 2009 di Desa Paya Bakung Kecamatan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI IBU DAN REMAJA PUTRI TERHADAP PENGETAHUAN PENDIDIKAN SEKS REMAJA PUTRI FITRI NOVALINA SITORUS

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI IBU DAN REMAJA PUTRI TERHADAP PENGETAHUAN PENDIDIKAN SEKS REMAJA PUTRI FITRI NOVALINA SITORUS 1 KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI IBU DAN REMAJA PUTRI TERHADAP PENGETAHUAN PENDIDIKAN SEKS REMAJA PUTRI (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Ibu dan Remaja Putri terhadap Pengetahuan Pendidikan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN KETERAMPILAN BERBAHASA

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN KETERAMPILAN BERBAHASA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN KETERAMPILAN BERBAHASA (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Guru Bahasa Inggris Terhadap Keterampilan Berbahasa Inggris Siswa di SMP Swasta Pertiwi Medan) SKRIPSI

Lebih terperinci

Efektivitas Sosialisasi Program Konversi Minyak Tanah ke LPG

Efektivitas Sosialisasi Program Konversi Minyak Tanah ke LPG Efektivitas Sosialisasi Program Konversi Minyak Tanah ke LPG (Studi Korelasional Terhadap Efektivitas Sosialisasi Program Konversi Minyak Tanah ke LPG kepada Ibu-ibu Rumah Tangga dalam Rangka Mengubah

Lebih terperinci

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP TINGKAT KEINTIMAN KOMUNIKAS INTERPERSONAL (Kasus penggunaan Smartphone Blackberry Pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Program Studi Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

Skripsi. Komunikasi Antar Pribadi dan Peningkatan Kualitas Kerja Karyawan

Skripsi. Komunikasi Antar Pribadi dan Peningkatan Kualitas Kerja Karyawan Skripsi Komunikasi Antar Pribadi dan Peningkatan Kualitas Kerja Karyawan (Studi Deskriptif Peranan Komunikasi Antar Pribadi Team Leader pada PT. Infomedia Medan terhadap Peningkatan Kualitas Kerja Caroline

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau

Lebih terperinci

TAYANGAN STAND UP COMEDY DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIBURAN

TAYANGAN STAND UP COMEDY DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIBURAN TAYANGAN STAND UP COMEDY DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIBURAN (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Stand Up Comedy di Metro TV terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hiburan di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran teknologi tak pelak memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan teknologi hampir dalam setiap gerak kehidupannya.

Lebih terperinci

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT HEMAT LISTRIK P.T PLN DAN SIKAP MASYARAKAT (Studi Deskriptif pada Masyarakat di Kecamatan Medan Baru)

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT HEMAT LISTRIK P.T PLN DAN SIKAP MASYARAKAT (Studi Deskriptif pada Masyarakat di Kecamatan Medan Baru) IKLAN LAYANAN MASYARAKAT HEMAT LISTRIK P.T PLN DAN SIKAP MASYARAKAT (Studi Deskriptif pada Masyarakat di Kecamatan Medan Baru) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan. mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi

BAB I PENDAHULUAN. public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan. mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, baik itu yang berorientasi sosial apalagi profit, keberadaan public relations sangat penting. Pengertian public relations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Komunikasi Verbal - Nonverbal Fatis dan Komunikasi Efektif. (Studi Korelasi tentang Penggunaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal yang

SKRIPSI. Komunikasi Verbal - Nonverbal Fatis dan Komunikasi Efektif. (Studi Korelasi tentang Penggunaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal yang SKRIPSI Komunikasi Verbal - Nonverbal Fatis dan Komunikasi Efektif (Studi Korelasi tentang Penggunaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal yang bersifat Fatis dalam Penciptaan Komunikasi Efektif antara Dosen

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. beragam, sehingga makin disadari bahwa pelayanan dan kepuasan pelanggan

B A B I PENDAHULUAN. beragam, sehingga makin disadari bahwa pelayanan dan kepuasan pelanggan B A B I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini banyak perusahaan yang menyatakan bahwa tujuan perusahaan yang bersangkutan adalah untuk memuaskan pelanggan. Cara pengungkapannya pun sangat beragam,

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI DALAM KOPERASI

POLA KOMUNIKASI DALAM KOPERASI POLA KOMUNIKASI DALAM KOPERASI (Studi Deskriptif tentang Pola Komunikasi Organisasi dalam Koperasi Syariah Berkah Mandiri Jln Setia Budi No. 175 C Lantai 2 Tanjung Sari, Medan) SKRIPSI DIAJUKAN OLEH: Putri

Lebih terperinci

Majalah Dinding dan Tindakan Berkreasi

Majalah Dinding dan Tindakan Berkreasi Majalah Dinding dan Tindakan Berkreasi (Studi Korelasional Pengaruh Majalah Dinding terhadap Tindakan Berkreasi Siswa di SMP Negeri 9 Medan) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

TAYANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT DAN SIKAP SISWA MENGENAI PROGRAM GENERASI BERENCANA. (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat

TAYANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT DAN SIKAP SISWA MENGENAI PROGRAM GENERASI BERENCANA. (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat TAYANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT DAN SIKAP SISWA MENGENAI PROGRAM GENERASI BERENCANA (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Dua Anak Lebih Baik di Televisi Terhadap Sikap Siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan lingkungan kehidupan yang melingkupinya. Untuk itu, manusia

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan lingkungan kehidupan yang melingkupinya. Untuk itu, manusia BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Penelitian Sebagai makhluk sosial, secara kodrati manusia hidup bersama dengan orang lain dan lingkungan kehidupan yang melingkupinya. Untuk itu, manusia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala produknya mulai dari keberadaan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter,

BAB I PENDAHULUAN. segala produknya mulai dari keberadaan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet adalah media komunikasi dan informasi yang dapat memungkinkan seseorang berkomunikasi, berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, berkomunitas, atau berkolaborasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster.

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun belakangan ini kita sering mendengar tentang social networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster. Hampir semua orang

Lebih terperinci

PERNYATAAN VISI MISI DAN PRODUKTIVITAS KERJA. (Studi Korelasional Tentang Pernyataan Visi dan Misi PT. PLN (Persero)

PERNYATAAN VISI MISI DAN PRODUKTIVITAS KERJA. (Studi Korelasional Tentang Pernyataan Visi dan Misi PT. PLN (Persero) PERNYATAAN VISI MISI DAN PRODUKTIVITAS KERJA (Studi Korelasional Tentang Pernyataan Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara) SKRIPSI

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak dapat terbendung lagi. Perkembangan tersebut diiringi juga dengan perkembangan media internet yang biasa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: Sona Adha Rizky

SKRIPSI. Disusun Oleh: Sona Adha Rizky ACARA DI TELEVISI DAN PEMENUHAN INFORMASI PADA MAHASISWA (Studi Korelasional Tentang Acara Wide Shot di Metro TV Terhadap Upaya Pemenuhan Informasi pada Mahasiswa Komunikasi FISIP USU) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, informasi mengenai berbagai hal bisa kita dapatkan dengan mudah dan cepat. Berkomunikasi adalah cara yang digunakan manusia

Lebih terperinci

Komunikasi Massa, Untirta Press

Komunikasi Massa, Untirta Press Komunikasi Massa, oleh Isti Nursih Wahyuni Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id Buku ini diterbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fitur-fitur yang ditawarkan internet yang disebut juga dengan jejaring sosial

BAB I PENDAHULUAN. Fitur-fitur yang ditawarkan internet yang disebut juga dengan jejaring sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi sekarang ini telah banyak menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Ini terbukti dengan hadirnya internet sebagai sebuah media baru yang memberikan

Lebih terperinci

EKSTERNAL PUBLIC RELATIONS

EKSTERNAL PUBLIC RELATIONS EKSTERNAL PUBLIC RELATIONS DAN CITRA PERUSAHAAN (Studi korelasional tentang Pengaruh Eksternal Public Relations dalam Meningkatkan Citra Perusahaan di Kalangan Nasabah Bank Sumut Cabang Marendal Kota Medan)

Lebih terperinci

ACARA TALKSHOW MARIO TEGUH GOLDEN WAYS DAN PENGEMBANGAN DIRI

ACARA TALKSHOW MARIO TEGUH GOLDEN WAYS DAN PENGEMBANGAN DIRI ACARA TALKSHOW MARIO TEGUH GOLDEN WAYS DAN PENGEMBANGAN DIRI (Studi Korelasional tentang Pengaruh Acara Talkshow Mario Teguh Golden Ways di Metro TV Terhadap pengembangan diri di Kalangan Mahasiswa STMIK

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN PENGURUSAN SURAT IZIN MENGEMUDI DI KANTOR SATUAN LALU LINTAS POLRES KOTA MEDAN

PENGARUH PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN PENGURUSAN SURAT IZIN MENGEMUDI DI KANTOR SATUAN LALU LINTAS POLRES KOTA MEDAN PENGARUH PROFESIONALISME KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN PENGURUSAN SURAT IZIN MENGEMUDI DI KANTOR SATUAN LALU LINTAS POLRES KOTA MEDAN SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

POLA PENYIARAN RADIO BAHANA KUSUMA FM (99,5 MHz) DAN MINAT DENGAR SKRIPSI

POLA PENYIARAN RADIO BAHANA KUSUMA FM (99,5 MHz) DAN MINAT DENGAR SKRIPSI POLA PENYIARAN RADIO BAHANA KUSUMA FM (99,5 MHz) DAN MINAT DENGAR (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio Bahana Kusuma FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kabanjahe) SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi TWITTER DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI (Studi Korelasional tentang Fasilitas Twitter di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ) Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

TAYANGAN KRIMINAL REPORTASE INVESTIGASI TERHADAP TINGKAT KEWASPADAAN MASYARAKAT

TAYANGAN KRIMINAL REPORTASE INVESTIGASI TERHADAP TINGKAT KEWASPADAAN MASYARAKAT TAYANGAN KRIMINAL REPORTASE INVESTIGASI TERHADAP TINGKAT KEWASPADAAN MASYARAKAT (Studi Korelasional antara Tayangan Kriminal Reportase Investigasi di Trans TV terhadap Tingkat Kewaspadaan Masyarakat di

Lebih terperinci

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Wartawan atau jurnalis merupakan orang yang bertugas atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Wartawan atau jurnalis merupakan orang yang bertugas atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wartawan atau jurnalis merupakan orang yang bertugas atau bekerja untuk mencari, mengumpulkan, memilih, mengolah berita dan menyajikannya secara cepat kepada

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN (Studi Korelasional Peranan Komunikasi Antarpribadi Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) Unit Kebun Laras)

Lebih terperinci

SKRIPSI. (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Departemen Ilmu Komunikasi. Diajukan Oleh : ROBERT.SIANTURI

SKRIPSI. (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Departemen Ilmu Komunikasi. Diajukan Oleh : ROBERT.SIANTURI TERPAAN MEDIA DAN TINGKAT KECEMASAN MASYARAKAT ( Studi Korelasional Tentang Pengaruh Terpaan Media Tentang Kasus Flu H1N1 di Televisi Terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, komunikasi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi dalam wujud ponsel merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya, karena termasuk benda elektronik yang mudah digunakan

Lebih terperinci