LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA PELATIHAN PENGASUHAN ANAK USIA DINI UNTUK MASYARAKAT DI WILAYAH PEDESAAN KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG Ketua Tim Pelaksana Nama : Putu Rahayu Ujianti M.Psi. Psikolog NIDN : Anggota Tim Pelaksana Nama : Didith Pramunditya Ambara S.Psi. M.A NIDN : Nama : Mutiara Magta, M.Pd NIDN : Dibiayai dari DIPA UNDIKSHA SPK Nomor:127/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 19 Mei 2014 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014

2 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT a. Judul Program : Pelatihan pengasuhan anak usia dini untuk masyarakat di wilayah pedesaan kecamatan Sawan kabupaten Buleleng b. Jenis Program : Pelatihan dan Pendampingan c. Bidang Kegiatan : Pendidikan Orang Tua (Parenting Education) d. Identitas Pelaksana 1. Ketua : - Nama : Putu Rahayu Ujianti M.Psi. Psikolog - NIP : NIDN : Pangkat/ Golongan : Penata Muda/ IIIa - Alamat Kantor/Telp. : Jl. Udayana (kampus tengah)/(0362) Alamat Rumah/Telp. : Perum Banyuning Indah Blok D/6 Singaraja 2. Anggota 1 - Nama Lengkap : Didith Pramunditya Ambara S.Psi. M.A. - NIP/ Pangkat/ Golongan : / Penata Muda/ IIIa - Alamat Kantor/Telp. : Jl. Udayana (kampus tengah)/(0362) Alamat Rumah/Telp. : Jl. Ki Barak Panji Perum Panji Lestari blok A 8 3. Anggota 2 - Nama Lengkap : Mutiara Magta, M.Pd - NIP/ Pangkat/ Golongan : / Penata Muda/ IIIa - Alamat Kantor/Telp. : Jl. Udayana (kampus tengah)/(0362) Alamat Rumah/Telp. : Jl. Dewi Sartika Selatan 11D e. Biaya yang Diperlukan a. Dana DIPA Undiksha : Rp ,- (tujuh juta rupiah) f. Lama Kegiatan : 8 (delapan) bulan Singaraja, 23 September 2014 Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Ketua Pelaksana Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd Putu Rahayu Ujianti M.Psi. Psikolog NIP NIP Mengetahui: Ketua LPM Undiksha Prof. Dr.Ketut Suma, MS NIP

3 PRAKATA Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga Laporan Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Selesainya kegiatan dan laporan pengabdian kepada masyarakat ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan berharga. Untuk itu, diucapkan terimakasih kepada pihak-pihak berikut ini. 1. Ketua LPM Undiksha atas kesempatan dan bimbingan yang diberikan selama pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat. 2. Ketua UPP Kecamatan Sawan yang telah memberikan izin pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di wilayah tersebut. 3. Kepala sekolah TK Budhi Yasa beserta para guru yang telah banyak memberikan informasi berharga dan membantu pelaksanaan kegiatan hingga selesai. 4. Peserta Pengabdian kepada masyarakat yang telah antusias mengikuti kegiatan hingga selesai pada waktunya. 5. Rekan-rekan tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat yang telah bekerja dengan penuh tanggung jawab untuk menyelesaikan runtutan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Sangat disadari bahwa masih ada kekurangan dari laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan laporan. Singaraja, September 2014 Penulis 2

4 DAFTAR ISI Lembar Pengesahan..1 Prakata.. 2 Daftar Isi 3 Daftar Tabel...4 Daftar Gambar...5 Bab I Pendahuluan Analisis Situasi Identifikasi dan Perumusan Masalah Tujuan Kegiatan Manfaat Kegiatan...13 Bab II Metode Pelaksanaan 15 Bab III Hasil dan Pembahasan 17 Bab IV Penutup Simpulan Saran 19 Lampiran Foto-Foto Kegiatan 3

5 DAFTAR TABEL Tabel 1. Data Lembaga PAUD di wilayah Kecamatan Sawan 10 Tabel 2.1 Waktu, Kegiatan, Nara Sumber dan Jumlah Peserta 15 Tabel 2.2 Evaluasi Program.16 4

6 Daftar Gambar Bagan 2.1 Alur Kegiatan Pelatihan.14 5

7 BAB I PENDAHULUAN Ketika seorang anak usia dini berangsur-angsur menjadi dirinya sendiri, pengasuhan terhadap anak-anak ini dapat menjadi hal yang menantang bagi para orang tua. Orang tua melakukan investasi dan komitmen abadi pada seluruh periode perkembangan yang panjang dalam kehidupan anak untuk memberikan tanggungjawab dan perhatian yang mencakup (Brooks, 2011) : a. Kasih sayang dan hubungan dengan anak yang terus berlangsung b. Kebutuhan material seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal c. Akses kebutuhan medis d. Disiplin yang bertanggungjawab, menghindarkan dari kecelakaan dan kritikan pedas serta hukuman fisik yang berbahaya. e. Pendidikan intelektual dan moral f. Persiapan untuk bertanggungjawab sebagai orang dewasa g. Mempertanggungjawabkan tindakan anak kepada masyarakat Anak-anak mulai berubah ketika mereka tumbuh dari bayi ke masa kanak-kanak, kemudian masa pertengahan dan akhir masa kanak-kanak serta masa dewasa. Anak usia 5 tahun dan anak usia 2 tahun memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda. Sehingga orang tua harus berhadapan dengan seseorang yang memiliki keinginan dan pikiran sendiri, tetapi masih harus belajar banyak mengenai perilaku yang sesuai dalam masyarakat. Lebih dari itu, setiap anak berbeda dan karakteristik individual ini mempengaruhi tipe pola asuh yang diterima anak. Semua orang tua yang baik pasti menginginkan anak mereka mereka tumbuh menjadi pribadi yang sehat, bahagia, dan matang secara sosial, tetapi belum semua orang tua yang mengetahui bagaimana metode efektif untuk membantu anak mencapai tujuan ini. Memahami bagaimana anak berkembang dapat membantu seseorang menjadi orang tua yang lebih baik (dalam Santrock, 2007). Orang tua yang baik menyesuaikan diri terhadap perubahan perkembangan anak tersebut. Penyesuaian diri orang tua tidak terlepas dari masih banyaknya orang tua yang mempelajari tradisi pengasuhan anak dari orang tua mereka. Sayangnya, ketika tradisi pengasuhan anak diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, baik yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan biasanya muncul. Pengasuhan anak memang membutuhkan waktu yang panjang sehingga orang tua harus mempunyai komitmen yang kuat dan berkelanjutan untuk memberi anak lingkungan yang 6

8 hangat, mendukung, aman dan merangsang sehingga mampu membuat anak merasa aman dan memungkinkan mereka untuk meraih potensi sepenuhnya. Pengasuhan anak (parenting) juga memerlukan sejumlah kemampuan interpersonal dan mempunyai tuntutan emosional yang besar, namun sangat sedikit pendidikan formal mengenai tugas pada orang tua ini. Kebanyakan orang tua mempelajari praktik pengasuhan dari orang tua mereka sendiri. Sebagian praktik tersebut mereka terima, namun sebagian mereka tinggalkan. Suami dan isteri mungkin saja membawa pandangan yang berbeda mengenai konsep dan cara pengasuhan anak ke dalam pernikahan. Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua dapat mempengaruhi kompetensi anak dalam menghadapi dunia. Salah satu penelitian pertama mengenai pola asuh dilakukan oleh Baumrind yang dilakukan terhadap 103 anak-anak prasekolah dari 85 keluarga. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi empat model pola asuh orang tua dan memberikan gambaran pola perilaku umum dari anak yang dibesarkan dengan masingmasing cara. Keempat model ini kemudian lebih dikenal sebagai model Baumrind yang meliputi (dalam Papalia, Olds & Feldman, 2009): 1. Orang tua yang otoritarian (autoritharian) yaitu orang tua yang menghargai kontrol dan kepatuhan tanpa banyak tanya. Orang tua dengan model ini berusaha membuat anak mematuhi standar perilaku dan menghukum mereka secara tegas jika melanggarnya. Mereka lebih mengambil jarak dan kurang hangat dalam berinteraksi dengan anaknya. Anak mereka cenderung menjadi lebih tidak puas, menarik diri dan tidak percaya kepada orang lain. 2. Orang tua yang permisif (permissive) adalah orang tua yang menghargai ekspresi diri dan pengaturan diri. Mereka hanya membuat sedikit permintaan dan membiarkan anak memonitor aktivitas mereka sendiri sedapat mungkin. Ketika membuat aturan, orang tua menjelaskan alasannya kepada anak, berkonsultasi dengan anak mengenai keputusan kebijakan dan jarang menghukum. Orang tua dengan model ini biasanya hangat, tidak banyak mengontrol dan tidak menuntut, membiarkan anak melakukan apa yang ia inginkan. Hasilnya adalah anak tidak pernah belajar mengendalikan tingkah lakunya sendiri dan selalu berharap mendapatkan keinginannya. Beberapa orang tua sengaja membesarkan anaknya dengan cara ini karena mereka percaya bahwa kombinasi antara interaksi yang hangat dan sedikit batasan akan menghasilkan anak yang kreatif dan percaya diri. Namun, anak yang mempunyai orang tua yang selalu menurutinya akan jarang belajar menghormati orang lain dan mengalami kesulitan untuk mengendalikan tingkah lakunya. Anak mungkin 7

9 mendominasi,egosentris, tidak menuruti aturan dan kesulitan dalam hubungan dengan teman sebaya (Santrock, 2007). 3. Orang tua yang otoritatif (authoritative) adalah orang tua yang menghargai individualitas anak tetapi juga menekankan batasan-batasan sosial. Orang tua yakin terhadap kemampuannya dalam membimbing anak tetapi juga menghargai keputusan mandiri, minat, pendapat dan kepribadian anak. Orang tua dengan pola ini terlihat menyayangi dan menerima, tetapi juga meminta perilaku yang baik, tegas dalam menetapkan standar dan berani menerapkan hukuman yang terbatas dan adil jika dibutuhkan dalam konteks hubungan yang hangat dan mendukung. Mereka menjelaskan alasan di balik pendapat mereka dan mendorong komunikasi verbal timbal balik. Anak mereka merasa aman karena mengetahui dicintai, tapi juga diarahkan dengan tegas. Anak prasekolah dengan orang tua yang otoritatif cenderung paling mengandalkan diri, mengontrol diri dan lebih terbuka. Santrock (2007) menyebutkan bahwa anak dengan orang tua otoritatif sering kali ceria, bisa mengendalikan diri dan mandiri, berusaha mempertahankan hubungan yang ramah dengan teman sebaya serta bisa bekerja sama dengan orang dewasa. 4. Orang tua yang mengabaikan atau tidak terlibat adalah orang tua yang kadang hanya fokus pada kebutuhannya sendiri dan mengabaikan kebutuhan anak karena mengalami stress atau depresi. Anak merasa aspek kehidupan orang tua lebih penting daripada diri mereka. Anak-anak dari orang tua yang mengabaikan cenderung tidak mempunyai kemampuan sosial, memiliki pengendalian diri yang buruk, harga diri rendah, tidak dewasa dan mungkin terasing dari keluarga (Santrock, 2007). Keempat klasifikasi pengasuhan ini melibatkan kombinasi antara penerimaan dan sikap responsif di satu sisi serta tuntutan dan kendali di sisi lain (Maccoby & Martin, 1983 dalam Santrock, 2007). Pengasuhan otoritatif cenderung merupakan gaya yang paling efektif karena beberapa alasan yaitu (Hart, Newell, & Olsen, 2003; Steinberg & Silk, 2002 dalam Santrock, 2007) : 1. Menerapkan keseimbangan yang tepat antara kendali dan otonomi, sehingga memberi anak kesempatan untuk membentuk kemandirian sembari memberikan standar, batas dan panduan yang dibutuhkan anak. 2. Melibatkan anak dalam kegiatan memberi dan menerima secara verbal serta memperbolehkan anak mengutarakan pandangan mereka. Jenis diskusi keluarga ini membantu anak memahami hubungan sosial dan mengetahui apa yang dibutuhkan untuk menjadi orang yang kompeten secara sosial. 8

10 Kehangatan dan keterlibatan orang tua yang otoritatif membuat anak lebih bisa menerima pengaruh orang tua. 1.1 Analisis Situasi Berdasarkan data yang ada di situs internet yang dimiliki kantor Kecamatan Sawan maka diperoleh gambaran awal mengenai kondisi geografis kecamatan Sawan. Kecamatan Sawan merupakan salah satu dari 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng yang mempunyai luas wilayah ± 92,52 km2, terdiri dari 14 Desa dan 18 Desa Pakraman. Dilihat dari topografi wilayah, wilayah Kecamatan Sawan sebagian besar merupakan daerah pegunungan dan perbukitan dengan ketinggian meter di atas permukaan laut dan sebagian kecil merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-15 meter di atas permukaan laut (Kecamatan Sawan, 2013). Sedangkan batas-batas wilayah Kecamatan Sawan meliputi : a. Sebelah Utara : Laut Bali b. Sebelah Selatan : Kecamatan Sukasada c. Sebelah Barat : Kecamatan Buleleng d. Sebelah Timur : Kecamatan Kubutambahan Berdasarkan atas laporan bulanan penduduk, jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Sawan sampai dengan awal Januari 2011 adalah sebanyak jiwa, terdiri dari jiwa penduduk laki-laki dan jiwa penduduk perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak KK. Seddangkan dilihat dari sisi mata pencaharian penduduk, sebagian besar bergerak pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Di wilayah kecamatan Sawan sudah banyak didirikan lembaga PAUD yang kebanyakan dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan adanya perhatian yang baik dari beberapa desa di wilayah kecamatan Sawan terhadap peningkatan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anak-anak usia dini atau prasekolah. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs internet milik Direktorat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI, 2013) maka didapatkan data mengenai desa yang sudah memiliki lembaga PAUD sebagaimana yang tercantum dalam tabel dibawah ini : 9

11 Tabel 1. Data Lembaga PAUD di wilayah Kecamatan Sawan No. Lembaga Alamat Kelurahan 1 TK SARASWATI BANJAR DINAS DESA LEMUKIH 2 TK WANA SUNDARA GALUNGAN GALUNGAN 3 SATRIA WIGUNA BANJAR DINAS LEBAH SEKUMPUL 4 TK WISATA KUMARA SEKUMPUL SEKUMPUL 5 TK WIDYA KUMARA DUSUN KUSIA BEBETIN GRAHA 6 KB WIDYA KUMARA KUSIA BEBETIN GRAHA 7 WIDYA KUMARA DUSUN KUSIA BEBETIN GRAHA 8 TK BUDHI LUHUR SUDAJI SUDAJI SUDAJI 9 TK WIDYA DHARMA PURA BATU BOLONG SAWAN 10 TK SATRIA WIGUNA DESA PAKRAMAN LEBAH SAWAN SEKUMPUL 11 TK KUMARA SANDHI MENYALI MENYALI 12 TK KARYA SANDI JL. RAYA SABI SUWUG UTAMA 13 KB KARYA SANDI JALAN RAYA SABI SUWUG UTAMA 14 TK SUPUTRA BANJAR DINAS KAUH TEBEH JAGARAGA JAGARAGA 15 PAUD SANTHI DUSUN DALEM SINABUN KUMARA 16 PAUD TUNAS BANJAR DINAS DALEM KEROBOKAN WAIRAGYA 17 PAUD WIDYA SESANA JALAN BANJAR ABASAN SANGSIT 18 TK WIDYA SESANA BANJAR ABASAN SANGSIT 19 KELOMPOK BERMAIN WIDYA SESANA BANJAR DINAS ABASAN SANGSIT 10

12 No. Lembaga Alamat Kelurahan 20 PAUD WIDYA BAHARI JALAN NENGAH TEKEN BANJAR SANGSIT DINAS PABEAN SANGSIT 21 POS PAUD CEMPAKA BANJAR ALASHARUM BUNGKULAN 22 TK JANA RAMKES DESA BUNGKULAN BUNGKULAN 23 TK TUJUH BELAS JALAN RAYA AIR SANIH BUNGKULAN AGUSTUS BUNGKULAN 24 PAUD JANA RAMKES BANJAR ANCAK BUNGKULAN 25 TK SATAP BHAKTI JALAN RAYA SINGARAJA BUNGKULAN PERTIWI BUNGKULAN 26 POS PAUD ANGGREK DUSUN KUBU KELOD BUNGKULAN 27 POS PAUD MAWAR DUSUN DAUH MUNDUK BUNGKULAN 28 TK WIDYA SESANA GIRI EMAS JALAN RAYA SANGSIT GIRI EMAS Berdasarkan data yang ada di tabel 1 diatas maka dapat diperoleh informasi bahwa dari 14 desa yang berada di wilayah kecamatan Sawan maka kesemuanya sudah mempunyai lembaga PAUD dengan total lembaga mencapai 28 buah. Wilayah yang paling banyak mempunyai lembaga PAUD adalah desa Bungkulan sebanyak 7 lembaga PAUD, sedangkan yang paling sedikit yaitu sejumlah 1 lembaga meliputi desa Galungan, desa Sinabun, Desa Giri Emas, Desa Kerobokan, desa Lemukih, desa Menyali dan Desa Jagaraga. Apabila melihat fenomena yang berkembang di masyarakat pada saat ini tidak menutup kemungkinan bahwa pengasuhan seorang anak tidak sepenuhnya dilakukan oleh kedua orang tuanya dengan berbagai alasan, seperti terhalang oleh pekerjaan mencari nafkah untuk keluarga. Tuntutan pemenuhan kebutuhan ekonomi terutama pada masyarakat di wilayah pedesaan telah membuat banyak ibu yang mempunyai anak usia dini untuk ikut bekerja membantu suaminya sehingga pengasuhan terhadap seorang anak harus diserahkan kepada orang dewasa selain kedua orangtuanya, misalnya ibu mertua, nenek, kakak, atau bahkan pengasuh anak. Selain itu para orang tua yang mempunyai kesempatan melakukan pengasuhan secara langsung terhadap anak-anaknya juga tidak dapat dikatakan secara otomatis telah melakukan pengasuhan yang juga berkualitas. 11

13 Kurangnya kualitas pengasuhan bisa terjadi karena ketidakmampuan orang tua untuk berkomunikasi dengan anaknya dan kurangnya pemahaman orang tua terhadap kebutuhan anak yang sesuai dengan usia tumbuh kembangnya. Di sisi lain kebutuhan anak atas perhatian dan pengasuhan yang sangat intensif dari orang tuanya tidak dapat ditunda. Kondisi ini memperlihatkan keluarga masa kini mempunyai tekanan dan tantangan yang lebih besar dibandingkan generasi terdahulu dalam meluangkan waktu dan usaha untuk mengasuh anak. Lingkungan awal seorang anak terutama terbatas pada rumah sehingga mereka sangat tergantung pada orang dewasa di dekatnya yakni orang tuanya, maka hubungan antara anak dan orangtua mempunyai peran yang penting dalam menentukan pola perkembangan psikis, sosial, dan emosionalnya di masa depan (Bonang, 2011). Semakin banyak waktu yang berkualitas dengan pola asuh yang tepat untuk anak-anak, maka kedekatan emosi antara orang tua dengan anak akan terjaga. Kedekatan tersebut akan memudahkan orang tua untuk mentransfer nilai-nilai kepada anak-anaknya. Dan ini memberi peluang yang besar untuk membentuk karakter yang baik dan mengasah banyak jenis kecerdasan. Bertolak dari permasalahan tersebut maka diperlukan pelatihan untuk membantu orang tua menjadi lebih paham dan peka mengenai perkembangan anaknya serta sekaligus mampu menerapkan pengasuhan yang tepat berdasarkan latar belakang anak serta meninggalkan pola asuh yang kurang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan analisis situasi di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah cara mengasuh anak yang sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangan anak sebagai pedoman untuk menjadi orang tua yang baik bagi anak usia dini? 2. Bagaimana cara menerapkan pengasuhan anak yang sejalan dengan tahapan perkembangan anak? 1.3 Tujuan Kegiatan Tujuan umum dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah memberikan gambaran bentuk pengasuhan yang sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangan anak sebagai pedoman untuk menjadi orang tua yang baik bagi anak usia dini. 12

14 Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk memberikan keterampilan cara menerapkan model-model pola asuh orang tua yang sejalan dengan tahapan perkembangan anak dalam pengasuhan anak usia dini. 1.4 Manfaat Kegiatan Hasil kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengasuhan orang tua pada anak usia dini dengan : a. peningkatan kualitas pengetahuan orang tua untuk mendidik dan mengasuh anak usia dini b. Meningkatkan penguasaan keterampilan orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak usia dini. 13

15 BAB II METODE PELAKSANAAN Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode pelatihan dan observasi di lokasi wilayah pedesaan, identifikasi masalah di lapangan, ceramah, simulasi dan diskusi terkait masalahmasalah yang berhasil diidentifikasi, dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) melakukan identifikasi calon peserta, 2) melakukan pendampingan pada orang tua anak yang bermasalah dalam pengasuhan, 3) melakukan diskusi dengan ahli PAUD yang terdiri dari : (1) memberikan informasi terkait jenis-jenis model pengasuhan anak, (2) mempraktekkan model pengasuhan dalam kehidupan sehari-hari, (3) melakukan penilaian atas model pengasuhan yang paling cocok dengan latar belakang anak. Identifikasi Peserta Perizinan pada instansi terkait Pemaparan Materi dan demonstrasi oleh pakar Pelatihan pengasuhan anak usia dini Pendampingan praktek pengasuhan Evaluasi Kegiatan Bagan 2.1 Alur Kegiatan Pelatihan Pengasuhan Anak Usia Dini untuk Masyarakat di Wilayah Pedesaan Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng 14

16 Peningkatan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan para orang tua untuk melakukan praktek pengasuhan dilakukan dengan metode-metode berikut: 1. Metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan praktik digunakan dalam kegiatan pelatihan pengasuhan terhadap anak usia dini. 2. Metode konseling, role play dan refleksi digunakan dalam proses pendampingan pada saat praktek pengasuhan terhadap anak usia dini Tabel 2.1 Waktu, Kegiatan, Nara Sumber dan Jumlah Peserta Waktu Kegiatan Nara Sumber Jumlah Peserta (Hari Ke-) I Ceramah, tanya jawab, diskusi dan praktek pengasuhan anak usia dini Tim 70 II Pendampingan praktek Tim 20 pengasuhan anak usia dini. Orang tua dan tim bertatap muka dalam kelompok maupun one on one melakukan konseling, atau role play tentang hambatan dalam praktek pengasuhan dan solusi yang bisa diterapkan Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, maka target luaran kegiatan adalah peningkatan kemampuan dan ketrampilan peserta pelatihan untuk melakukan praktek-praktek pengasuhan yang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak. Peserta dapat mengevaluasi apakah praktek pengasuhan yang dilakukannya selama ini telah sesuai dengan tahap perkembangan anak dan apakah kedekatan dengan anak telah mampu dijalin, serta hal-hal apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengasuhan terhadap anak. Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilihat dari : a. Evaluasi proses yaitu dari jumlah dan antusiasme peserta yang mengikuti pelatihan ini b. Evaluasi Produk yaitu kemampuan peserta pelatihan memahami dan menerapkan pengasuhan anak usia dini secara baik dan benar berdasarkan kaidah-kaidah dalam perkembangan anak. 15

17 Tabel 2.2 Evaluasi Program No Indikator 1 Perhatian peserta ketika mengikuti pelatihan 2 Keseriusan peserta mengerjakan tugas 3 Hasil diskusi peserta Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik Kegiatan diskusi kelompok dan pelatihan di laksanakan di lokasi pedesaan yang termasuk di dalam wilayah kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Pendampingan dilaksanakan oleh tim P2M PG PAUD FIP yang mendatangi wilayah pedesaan kecamatan Sawan kabupaten Buleleng. Selepas pelatihan, peserta terutama yang masih memiliki kesulitan dalam menjalin kedekatan dengan anak didampingi oleh tim, dengan cara tatap muka one on one (konseling). Dua orang anggota tim berasal dari bidang ilmu psikologi sedangkan satu dari latar belakang PAUD. 16

18 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan di kecamatan Sawan dengan menggunakan tempat di TK Budhi Yasa yang berlokasi di sebuah bale banjar di desa Sangsit. Antusiasme peserta sungguh luar biasa, melebihi perkiraan tim pelaksana. Dari target peserta sebanyak enam puluh orang, peserta yang hadir ternyata mencapai tujuh puluh orang, termasuk di antaranya Ketua UPP Kecamatan Sawan, pengawas TK, guru-guru TK dan Kepala Sekolah TK, dan para orang tua utamanya yang memiliki anak usia dini. Berkaitan dengan tim pelaksana, tim terdiri dari tiga orang dosen PGPAUD. Dua orang anggota tim memiliki bidang keahlian psikologi pendidikan dan perkembangan anak (salah seorang adalah psikolog) dan satu orang anggota memiliki bidang keahlian Pendidikan Anak Usia Dini. Kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan judul Pelatihan Pengasuhan Anak Usia Dini bagi Masyarakat Pedesaan di Kecamatan Sawan dilaksanakan dalam dua bagian. Bagian pertama adalah seminar, tanya jawab dan diskusi tentang praktek pengasuhan anak usia dini yang sesuai aspek perkembangan anak, bagian kedua adalah pendampingan kepada peserta pelatihan dengan konseling. Jenis kegiatan pendampingan dilaksanakan hingga bulan September Seluruh rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dengan anggaran DIPA Undiksha SPK No 127/UN48.15/LPM/2014 Mengacu pada kegiatan pertama, yaitu seminar, dilaksanakan dalam rangka menyatukan persepsi dengan orang tua, memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai pengasuhan anak usia dini yang sesuai dengan aspek-aspek perkembangan. Berdasarkan hasil observasi, 90% peserta telah mampu memahami jenis-jenis pengasuhan yang dilakukan orang tua dan manakah jenis pengasuhan yang membuat anak dapat menjadi anak yang mandiri dan percaya diri serta memiliki kedekatan dengan orang tua. Peserta memberikan perhatian penuh sepanjang sesi seminar dan tanya jawab serta mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh tim penyaji. Tugas tersebut berupa menuliskan hal-hal apa saja yang selama ini telah mereka lakukan kepada atau bersama anak, sehingga orang tua dan anak dapat menjalin kedekatan di tengah kesibukan orang tua dalam bekerja. Sedikit kendala yang dihadapi adalah beberapa orang tua membawa serta anaknya sehingga beberapa anak ribut saat sesi seminar dan tanya jawab berlangsung. Namun kendala tersebut dapat diatasi dengan mengajak anakanak untuk bermain di luar dan bahkan melibatkan anak di akhir sesi, dimana orang tua dan anak dipandu untuk melakukan role play tentang interaksi orang tua dan anak. Kendala lain 17

19 adalah kehadiran jumlah peserta melebihi target sehingga panitia agak kesulitan mencari dan mengatur tempat duduk sesuai kapasitas ruangan dan jumlah kursi. Mengacu pada kegiatan pendampingan, peserta yang membutuhkan konsultasi lebih menghubungi para anggota tim dan dilakukan konseling. Dalam konseling dibahas tentang permasalahan yang dihadapi oleh orang tua terkait dengan tumbuh kembang anak. Masalah disiplin menjadi masalah yang umum dihadapi oleh orang tua. Beberapa sesi konseling dibarengi dengan role play agar orang tahu bagaimana cara mempraktekkannya kepada anak mereka di rumah. Beberapa temuan lain adalah sebagai berikut: 2. tidak hanya orang tua sebagai peserta yang disasar oleh pelatihan ini yang nampak antusias, namun undangan yang hadir dari dinas pendidikan maupun guru-guru TK juga banyak memberikan sharing pengalaman mereka 3. keinginan orang tua dan guru untuk mendapatkan informasi-informasi terbaru seputar tumbuh kembang anak melalui kegiatan seminar maupun pelatihan dari pihak terkait sehingga mereka tahu bagaimana cara yang tepat dalam mendidik dan mengasuh anak di tengah tantangan kemajuan teknologi, agar anak dapat menjadi pribadi yang mandiri, santun dan berbudi pekerti. 18

20 BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan uraian di bab-bab sebelumnya maka simpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut: 1. terjadi peningkatan kualitas pengetahuan para orang tua di lingkungan pedesaan kecamatan Sawan dalam hal pengasuhan anak usia dini yang sesuai dengan tahaptahap perkembangan anak 2. terjadi peningkatan praktek pengasuhan anak usia dini yang dilakukan oleh orang tua 4.2 Saran Beberapa saran yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan pelatihan belum dapat memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta untuk berlatih. Untuk itu kegiatan pelatihan perlu dilakukan dalam bentuk workshop yang berlangsung 2-3 hari 2. Beberapa problem yang muncul dari sesi pelatihan dan pendampingan bukan hanya terkait dengan masalah pengasuhan secara umum namun juga problem-problem yang terkait dengan tumbuh kembang anak, misalnya problem kesehatan, problem yang terkait dengan ketrampilan sosial dan emosi anak, sehingga perlu diberikan sesi pelatihan khusus mengenai aspek perkembangan anak, melatih social skill dan self help skill anak yang menyasar selain orang tua juga para guru. 19

21 LAMPIRAN FOTO KEGIATAN a. Pendaftaran peserta b. Sambutan Ketua UPP Kecamatan Sawan c, d, dan e. Peserta dan Tim P2M 20

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan RPP Bermuatan Kebudayaan Lokal dan Pendidikan Karakter Bangsa Untuk Guru-Guru Sekolah Dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kecamatan merupakan bagian integral dari pembangunan daerah dan pembangunan nasional. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt Oleh: Ketua Tim Pengusul Dra. Ni

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG Ketua : Fridayana Yudiaatmaja, M.Sc / 0012047414 Anggota

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAAN PENGGUNAAN IC 555 UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU FISIKA SMP DAN SMA PEMBINA EKSTRAKURIKULER ELEKTRONIKA DI KECAMATAN BULELENG Oleh Luh Putu Budi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN GURU SMP DAN SMA PEMBINA ESKTRAKURIKULER ELEKTRONIKA DI KECAMATAN BULELENG DAN SUKASADA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU PEMBINA ELSTRAKURIKULER ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT

PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT LAPORAN P2M PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT TUBERKULOSIS PADA KADER KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULELENG I TAHUN 2014 Oleh: dr. Made Suadnyani Pasek, S.Ked.,M.Kes/0021088103

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara berpikir remaja mengarah pada tercapainya integrasi dalam hubungan sosial (Piaget dalam Hurlock, 1980).

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG Oleh: Drs. Ndara Tanggu Renda, M.Pd. (Ketua) NIDN : 0006095709

Lebih terperinci

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR (Ditinjau dari pandangan dan harapan orangtua) Oleh: Dra. Pudji Asri.M.Pd. Seminar Sehari Pola Pembelajaran PAUD bagi Pembentukan Pribadi Integral, Kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses dalam rangka memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia berbudaya dan beradab. Pendidikan

Lebih terperinci

PERAN KELUARGA STRATEGIS DAN KRUSIAL

PERAN KELUARGA STRATEGIS DAN KRUSIAL PERAN KELUARGA STRATEGIS DAN KRUSIAL Belum memiliki budi pekerti tertentu, belum memiliki bentuk jiwa yang tetap dan masih bersifat global. Anak masih mudah menerima pengaruh dari lingkungan POTENSI KELUARGA

Lebih terperinci

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada Oleh: Drs. I Made Suarjana, M.Pd. (Ketua) NIP. 196012311986031022 I Gede Margunayasa, S.Pd.,M.Pd.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN IMPLEMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG Oleh: Drs. I Ketut Dibia,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) IbM Peningkatan Kualitas PAUD di Kecamatan Sawan OLEH: Didith Pramunditya Ambara S.Psi. M.A NIDN 0020057408 Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd., M.S. NIDN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Formal Ibu 1. Pengertian Ibu Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada pada diri anaknya dalam hal mengasuh, membimbing dan mengawasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakterikstik yang unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia, khususnya dalam setiap dunia pendidikan, sehingga tanpa belajar tak pernah ada pendidikan. Belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak awal biasanya dikenal dengan masa prasekolah. Pada usia ini, anak mulai belajar memisahkan diri dari keluarga dan orangtuanya untuk masuk dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini ingin mengetahui gambaran pola asuh yang diberikan oleh orang tua pada remaja yang melakukan penyalahgunaan narkoba. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT JUDUL Pelatihan Pembuatan dan Implementasi Perangkat Pembelajaran Berorientasi I2M3 dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar di Gugus XIV Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan partisipasi penuh dari putra-putri bangsa Indonesia di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan partisipasi penuh dari putra-putri bangsa Indonesia di berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang giatgiatnya membangun. Agar pembangunan ini berhasil dan berjalan dengan baik, maka diperlukan partisipasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh 1.1 Definisi Pengasuhan adalah kegiatan kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh anak (Darling,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS JUDUL PROGRAM PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL Oleh Drs. Putu Yasa, M.Si (Ketua) NIP. 196111041987031002 Drs. I Made

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah rangkaian proses yang dijalani seseorang untuk mengembangkan potensi serta perilakunya dalam setiap pengalaman hidup (Tardif, 1987 dalam Syah,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak 7 TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan. Berdasarkan Undang-undang nomor 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa menjadi orang tua merupakan masa yang alamiah terjadi dalam kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan. Menjadi orangtua membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

POLA PENGASUHAN ANAK DALAM KELUARGA OLEH : ADE JUWAEDAH. Abstrak

POLA PENGASUHAN ANAK DALAM KELUARGA OLEH : ADE JUWAEDAH. Abstrak POLA PENGASUHAN ANAK DALAM KELUARGA OLEH : ADE JUWAEDAH Abstrak Kontrol belajar pada implementasi pendidikan praktis di rumah, terutama untuk anak usia dini dan usia sekolah seyogiyanya ada di bawah kendali

Lebih terperinci

Materi kuliah e-learning HUBUNGAN ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA oleh : Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu

Materi kuliah e-learning HUBUNGAN ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA oleh : Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Materi kuliah e-learning HUBUNGAN ORANG TUA DENGAN ANAK REMAJA oleh : Dr. Triana Noor Edwina DS, M.Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Selamat membaca, mempelajari dan memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap perkembangan yang harus dilewati. Perkembangan tersebut dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, baik terhadap

Lebih terperinci

BAB I DESKRIPSI KEGIATAN. 1.1 Judul Mewujudkan Masyarakat Mandiri Melalui Gerakan Indonesia Melayani, Bersih dan Tertib di Desa Sudaji

BAB I DESKRIPSI KEGIATAN. 1.1 Judul Mewujudkan Masyarakat Mandiri Melalui Gerakan Indonesia Melayani, Bersih dan Tertib di Desa Sudaji BAB I DESKRIPSI KEGIATAN 1.1 Judul Mewujudkan Masyarakat Mandiri Melalui Gerakan Indonesia Melayani, Bersih dan Tertib di Desa Sudaji 1.2 Lokasi KKN RM XIII berlokasi di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya anak-anak. Anak menghabiskan hampir separuh harinya di sekolah, baik untuk kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) PADA GURU-GURU SD DI DESA PANJI Oleh: dr. Ni Made Sri Dewi Lestari, S.Ked.,M.Kes / NIP 198207022008122002 dr. Adnyana Putra, S.Ked.,M.Kes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan sangat menentukan bagi perkembangan serta kualitas diri individu dimasa

Lebih terperinci

PERANAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN TERHADAP PEMERINTAHAN DESA DI KECAMATAN SAWAN

PERANAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN TERHADAP PEMERINTAHAN DESA DI KECAMATAN SAWAN PERANAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBINAAN TERHADAP PEMERINTAHAN DESA DI KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG Oleh Nyoman Radiasa [1] Abstrak: Sebagai pimpinan di wilayah kecamatan, peran camat dalam menciptakan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN Nomor: 1839/C.C2/TU/2009

SURAT EDARAN Nomor: 1839/C.C2/TU/2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Gedung E Lt 5, Komplek Depdiknas Jl. Jend. Sudirman, Senayan Jakarta 10270 (021) 5725610, 5725611, 5725612, 5725613,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS CAIR DI BANJAR JERO GUSTI DESA BUNGKULAN KECAMATAN SAWAN Dr. rer. nat. I Gusti Ngurah Agung Suryaputra, S.T., M.Sc. / NIDN: 0017127704 I Nyoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

PANDUAN USULAN PROPOSAL P2M DAN DIPA UNDIKSHA TAHUN 2012

PANDUAN USULAN PROPOSAL P2M DAN DIPA UNDIKSHA TAHUN 2012 PANDUAN USULAN PROPOSAL P2M DAN DIPA UNDIKSHA TAHUN 2012 LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012 0 PANDUAN USULAN PROPOSAL P2M DAN DIPA UNDIKSHA TAHUN 2012 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PENGGUNAAN ONLINE TRADING APPLICATION UNTUK TRANSAKSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA BAGI CREW KAPAL PESIAR DESA SEMBIRAN Oleh Fridayana Yudiaatmaja, M.Sc. (Ketua)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) serta penerus cita perjuangan bangsa. Untuk mampu melaksanakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia pendidikan, kini orangtua semakin memiliki banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk mendaftarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu, learning to know,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era kompetitif ini, Indonesia adalah salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN Judul PkM:

LAPORAN KEGIATAN. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN Judul PkM: LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN 2014 Judul PkM: PELATIHAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS LUAR KELAS BAGI GURU PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR Oleh: F. Suharjana, M.Pd. Sriawan, M.Kes.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber

PENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai modal penting untuk membangun

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini Perkembangan Sosial Emosional pada Anak Usia Dini, oleh Luh Ayu Tirtayani, M.Psi., Psikolog Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057;

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja itu sendiri maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja itu sendiri maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang menarik untuk dikaji, karena pada masa remaja terjadi banyak perubahan yang dapat mempengaruhi kehidupan, baik bagi remaja itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan begitu banyak perguruan tinggi seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) hendaknya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hidup manusia berkembang dari mulai masa konsepsi, bayi, balita, anak-anak, remaja hingga menjadi dewasa. Masa anak-anak merupakan saat yang terbaik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan berperan aktif dalam pembangunan suatu negara. Sebagaimana dijelaskan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAAN PENGGUNAAN KIT LISTRIK BAGI GURU IPA SMP/MTS NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN BULELENG Oleh Dewi Oktofa Rahmawati, S.Si., M.Si./ 0010127001 Luh Putu Budi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA DAN DIPLOMA 3 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (EDISI REVISI)

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA DAN DIPLOMA 3 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (EDISI REVISI) A. ]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]]] PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI DAN TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA DAN DIPLOMA 3 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (EDISI REVISI) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan dan merupakan usia emas dalam proses perkembangan anak. Apabila pada masa tersebut anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan yang terjadi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan baik itu secara biologis

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS KEARIFAN LOKAL

PANDUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS KEARIFAN LOKAL PANDUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS KEARIFAN LOKAL LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012 1 PANDUAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan dan keinginan, misalnya dalam bersosialisasi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas dan kewajiban orang tua bukan hanya memberikan kewajiban secara jasmani anak melainkan juga secara rohani yaitu dengan memberikan pendidikan akhlak yang baik,yaitu

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DI YOGYAKARTA

PELATIHAN MANAJEMEN PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DI YOGYAKARTA LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PELATIHAN MANAJEMEN PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DI YOGYAKARTA OLEH: SUMARNO, Ph.D PROF. DR. WURADJI, MS. ENTOH TOHANI, S.Pd Nomor Kontrak:

Lebih terperinci

Oleh: ITA HARIYANTI NIM

Oleh: ITA HARIYANTI NIM PERANAN PENDIDIK DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI KELOMPOK BERMAIN FATAYAT NU RANTING SUMBERANYAR KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang tercantum pada Undang-undang

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) BANTUL KABUPATEN BANTUL

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) BANTUL KABUPATEN BANTUL LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) BANTUL KABUPATEN BANTUL Jl. Imogiri Barat Km.7, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta Telp: (0274) 4396012 Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap individu. Sejak lahir, setiap individu sudah membutuhkan layanan pendidikan. Secara formal, layanan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan manusia menuju kedewasaan (KH. Dewantara dalam Djumali dkk, 2011: 2). Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini non formal dipandang memiliki peran penting dalam pembentukan sumber daya manusia ke depan. Namun kesiapan tenaga pendidik di lembaga PAUD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam pasal 1, butir 14 bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 Coffee Morning Global Sevilla School Jakarta, 22 January, 2016 Rr. Rahajeng Ikawahyu Indrawati M.Si. Psikolog Anak dibentuk oleh gabungan antara biologis dan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis moneter yang berkepanjangan di negara kita telah banyak menyebabkan orang tua dan keluarga mengalami keterpurukan ekonomi akibat pemutusan hubungan kerja atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan kehadiran seorang anak sebagai buah cinta dan kasih sayang mereka, tetapi untuk dapat mendidik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana guru mengajar, berperilaku dan bersikap memiliki pengaruh terhadap siswanya (Syah, 2006). Biasanya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan kearah yang lebih baik tetapi perubahan ke arah yang semakin buruk pun terus berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua, anak beradaptasi dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Siswa 1. Pengertian Siswa Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses di dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualiatas

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL,

Lebih terperinci

PENERIMA HIBAH TAHUN ANGGARAN NO SK NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA JUMLAH (Rp)

PENERIMA HIBAH TAHUN ANGGARAN NO SK NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA JUMLAH (Rp) LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG : KEPUTUSAN BUPATI BULELENG : 900/ 375 /HK/2017 : 27 APRIL 2017 : PENERIMA HIBAH TAHUN ANGGARAN 2017 NO 1 2 3 4 5 A. HIBAH BERUPA UANG KECAMATAN SERIRIT 1 1 Hibah Kepada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu usaha dalam menjawab permasalahan serta berbagai tantangan yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan lingkungannya agar mampu bertahan dalam berbagai aspek kehidupan. Individu dituntut mampu menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

PENGASUHAN POSITIF. Hj. Fitriani F. S., MSi. Psikolog. Disampaikan pada Parenting TKIT Teratai Hijau Kota Depok, 17 Desember 2016

PENGASUHAN POSITIF. Hj. Fitriani F. S., MSi. Psikolog. Disampaikan pada Parenting TKIT Teratai Hijau Kota Depok, 17 Desember 2016 PENGASUHAN POSITIF Hj. Fitriani F. S., MSi. Psikolog Disampaikan pada Parenting TKIT Teratai Hijau Kota Depok, 17 Desember 2016 SEKILAS PROFIL Istri H. Syahrul SH.MBA (Pendiri dan Ketua Yayasan Lenera

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006 1 LAPORAN KEGIATAN PPM SOSIALISASI MENGENAI PENTINGNYA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BAGI PARA IBU MUDA Oleh: Ririn Darini, M.Hum. Puji Lestari, M.Hum. Dyah Kumalasari, M.Pd. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

Lebih terperinci