BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Katup Kontrol Sebelum membahas lebih jauh tentang fungsi dan cara kerja katup kontrol berikut ini adalah pengetahuan singkat tentang sejarah definisi fungsi katup, yaitu suatu alat yang dipergunakan untuk mengatur suatu aliran air yang digunakan pada tahun B.C 3000 pada peradaban Aegean yaitu istilah umum untuk peradaban Zaman Perunggu dari Yunani di sekitar laut Aegea, dimana pertama kali katup di buat dari bahan kayu yang dioperasikan secara manual. Kemudian pada tahun A.D 12 katup mulai dibuat dari bahan perunggu, yaitu katup yang dipasang pada tangki air kapal perang Romawi. Jika di tinjau dari penemuan awal katup hingga saat ini, fungsi katup di gunakan untuk : 1. Peran Jaman kuno, fungsi katup untuk menahan laju suatu aliran. 2. Revolusi industri, katup di pasang pada mesin uap. 3. Perkembangan modern saat ini, katup berfungsi untuk menjaga tekanan agar tetap stabil dan dapat mencegah kavitasi, anti erosi dan lain sebagainya. 6

2 Gambar 2.1 Permulaan Sebuah Katup Sumber : PT. Azbil Berca Indonesia Control Valve Elementary Course, Halaman 5 Perkembangan penggunaan katup di segala bidang khususnya di dunia industri yang begitu pesat saat ini, membutuhkan manufaktur / pabrikan yang dapat memenuhi persyaratan - persyaratan mutlak yang diperlukan oleh pengguna katup ( end user ), antara lain; 1. Material bodi katup yang tahan terhadap fluida yang bersifat korosif, abrasif dan memiliki nilai jual yang ekonomis. 2. Katup yang memiliki standard keamanan yang tinggi saat di pasang pada area berbahaya. 3. katup yang memiliki cara perawatan yang mudah serta memiliki nilai efisiensi yang tinggi terhadap nilai produksi. 7

3 Maka dapat disimpulkan bahwa katup control adalah suatu jenis elemen pengendali akhir yang paling umum digunakan untuk memanipulasi laju aliran fluida proses. Kata katup control dapat juga di artikan bahwa prinsip kerjanya bisa secara otomatis maupun manual. Suatu aliran fluida proses pada katup control bekerja tidak hanya pada posisi menutup secara penuh ( fully closed ) atau membuka secara penuh ( fully opened ) tetapi dapat juga di kendalikan melalui manipulated variabel atau input dari suatu proses yang dapat dimanipulasi atau diubah-ubah untuk mengatur besaran bukaan katup agar proses variabel selalu sama dengan set point yang di kehendaki. Pada tugas akhir ini pembahasan lebih lanjut adalah katup control dengan tipe bola. Dinamakan katup bola dikarenakan bentuk alirannya yang menyerupai bola. katup tipe bola ini paling populer di pakai pada sistem pengendalian proses dikarenakan jangkauan yang luas serta dapat mengontrol aliran fluida proses secara akurat. Tipe globe control valve pada umumnya terdiri dari dua jenis, yaitu dudukan tunggal (single-seated ) dan dudukan ganda (double-seated ). Pada tipe dudukan ganda, aliran fluida proses dipecah menjadi dua bagian, sehingga pressure drop dimasing-masing bagian hanya setengah dari pressure drop di antara inlet-oulet. Hal ini sangat menguntungkan karena dapat mengurangi terjadinya korosi akibat fluida proses yang mengalir secara kontinyu. Katup kontrol Globe adalah salah satu tipe yang paling banyak di gunakan pada suatu proses area industri, baik di industri migas dan petrochemical. 8

4 2.1.1 Terminologi Proses Kontrol Istilah proses kontrol adalah gabungan disiplin ilmu Statistik dan Teknik yang berhubungan langsung dengan ilmu Arsitektur, Enginering dan Algoritma dimana untuk menjaga atau mengendalikan output / keluaran dari suatu proses tertentu dalam kisaran yang dikehendaki. Kata proses dalam bidang enginering / rekayasa adalah seperangkat alat yang memiliki tugas yang saling terkait satu dengan yang lain, untuk bersama-sama mengubah input menjadi output agar sesuai yang diinginkan. Sedang kata kontrol adalah cabang antara ilmu pengetahuan enginering dan matematika yang berhubungan dengan peralatan yang bersifat dinamis dan dapat dimanipulasi atau diubah-ubah besaran outputnya. Gabungan kerja alat-alat pengendali otomatis itulah yang sering dinamakan dengan sistem pengendalian proses. Sedangkan semua peralatan yang membentuk sistem pengendali disebut instrument pengendali proses. Maka dapat disimpulkan bahwa katup kontrol adalah bagian dari istilah proses kontrol yaitu suatu perangkat yang telah dilengkapi beberapa komponen yang menjadi satu kesatuan unit katup kontrol berupa aktuator, positioner, regulator udara bertekanan, solenoid dan limit switch Aktuator Aktuator / penggerak pada katup kontrol adalah perangkat elektromekanik yang menghasilkan daya gerakan baik menggunakan sistem pneumati ( perangkat kompresi berbasis udara atau nitrogen ), hidrolik ( berbasis bahan cair seperti oli ) 9

5 maupun secara elektrik yang fungsinya untuk menutup atau membuka laju aliran fluida dalam katup. Pada tipe pneumatik aktuator diaphragm / diafragma, secara umum dapat di bagi menjadi dua prinsip kerjanya, yaitu: a. Air-to-Open Tipe air to open adalah aktuator akan bekerja jika masuknya sinyal udara bertekanan ( air compressor ) pada kisaran 2.8 kgf/cm2 maka katup kontrol akan terbuka. b. Air-to-Close Tipe air to close adalah aktuator akan bekerja jika masuknya sinyal udara bertekanan ( air compressor ) pada kisaran 2.8 kgf/cm2 maka katup kontrol akan menutup laju aliran fluida a. Aktuator Pneumatik b. Aktuator Motorized c. Aktuator Hidrolik Gambar 2.2 Tipe Aktuator Katup Kontrol Sumber : PT.Azbil Berca Indonesia Control Valve Elementary Course, Halaman 18 10

6 Positioner Positioner dalam suatu unit katup kontrol memiliki fungsi yaitu untuk memastikan posisi yang benar sesuai input sinyal control untuk mengirimkan permintaan membuka atau menutup katup kontrol, tetapi tidak dapat mengkonfirmasi posisinya. Dengan perkembangan teknologi positioner katup kontrol saat ini, jika di tinjau dari input sinyal kontrol, maka positioner dapat dibedakan sebagai berikut: a. Positioner Pneumatik Positioner akan bekerja untuk memastikan dengan benar posisi pembukaan atau penutupan katup kontrol jika menerima sinyal input berupa udara bertekanan pada kisaran 0.2 ~ 1.0 kgf/cm2 dimana pada posisi katup kontrol terlihat masih menggunakan sistem analog. Pada umumnya pembacaan posisi katup kontrol pada tekanan 0.2 kgf/m2 yaitu katup kontrol pada posisi tertutup ( full close ) sedangkan pada posisi 1.0 kgf/cm2 posisi katup kontrol adalah terbuka ( full open ). Jika disimpulkan range input sinyal pneumatik positioner terhadap bukaan control yaitu; kgf/cm 2 bukaan katup kontrol sebesar 0% kgf/cm 2 bukaan katup kontrol sebesar 25% kgf/cm 2 bukaan katup kontrol sebesar 50% kgf/cm 2 bukaan katup kontrol sebesar 75% kgf/cm 2 bukaan katup kontrol sebesar 100% 11

7 b. Positioner Smart Positioner akan bekerja untuk memastikan dengan benar posisi pembukaan atau penutupan katup kontrol jika menerima sinyal input berupa sinyal elektronik pada kisaran 4 ~ 20 ma DC dimana pada posisi katup kontrol terlihat sudah menggunakan sistem digital. Pada umumnya pembacaan posisi katup kontrol pada 4 ma DC yaitu katup kontrol pada posisi tertutup ( full close ) sedangkan pada posisi 20 ma DC posisi katup kontrol adalah terbuka ( full open ). Jika disimpulkan range input sinyal elektronik positioned terhadap bukaan kontrol yaitu; - 4 ma DC bukaan katup kontrol sebesar 0% - 8 ma DC bukaan katup kontrol sebesar 25% - 12 ma DC bukaan katup kontrol sebesar 50% - 16 ma DC bukaan katup kontrol sebesar 75% - 20 ma DC bukaan katup kontrol sebesar 100% c. Positioner Smart dengan HART Communication Protocol Positioner ini adalah pengembangan dari positioner smart yang cara kerjanya masih menggunakan sinyal input elektronik 4-20mA DC. HART ( High Addressable Remote Transducer ), dimana jika positioned telah menggunakan memiliki kelebihan antara lain: - Dapat mengkonfigurasi program secara otomatis - Kalibrasi secara otomatis - Mendiagnosa secara otomatis 12

8 a. Positioner Pneumatik/Ty pe HTP e. Positioner Smart/Type b. Positioner HART/Type Gambar 2.3 Tipe tipe positioner Sumber : Yamatake Corporation Kawana, Fujisawa, Kanagawa , Japan AGVB / AGVM Top- Guide Single seat Control Valve Pressure Air Regulator Peran regulator udara bertekanan yang terdapat saringan / filter di dalamnya yang terpasang pada unit katup kontrol memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: - Mengatur dan menyaring udara yang masuk - Membuang / drain partikel - partikel asing yang dibawa oleh udara bertekanan, sehingga udara yang masuk ke dalam sistem kontrol benar-benar bersih. - Memonitor tekanan udara yang masuk ke dalam sistem katup kontrol 13

9 Gambar 2.4 Pressure Air Regulator type KZ03 Sumber : Yamatake Corporation Kawana, Fujisawa, Kanagawa , Japan AGVB / AGVM Top- Guide Single seat Control Valve Katup Solenoid Katup solenoid adalah gabungan antara sistem elektrik dan mekanis ( katup elektromekanis ) yang terpasang pada sistem katup kontrol berfungsi mengendalikan tekanan udara yang masuk ke aktuator. Arus yang di gunakan secara umum adalah arus searah / DC ( direct current ) yaitu 24 VDC. 14

10 Gambar 2.5 Solenoid Valve Type J320b175 Sumber : Yamatake Corporation Kawana, Fujisawa, Kanagawa , Japan AGVB / AGVM Top- Guide Single seat Control Valve Terminologi Sliding-Stem Katup Kontrol Pada umumnya istilah tipe sliding-stem katup kontrol yaitu katup sorong / dorong dimana stem / as / shaft katup pergerakkan untuk menutup atau membuka aliran fluida. Tipe yang lazim menggunakan tipe sliding / dorong yaitu tipe bola katup Adapun persentase pergerakkan menutup / membuka katup dapat di monitor travel katup tesebut. Gambar dibawah ini adalah tipe sliding-stem katup kontrol, dimana item katup stem yang telah terangkai sedemikian rupa akan bekerja mendorong plug stem untuk menutup dan mengangkat plug stem untuk membuka aliran fluida. 15

11 Gambar 2.6 Konstruksi / bagian bagian katup kontrol Sumber: PT. Azbil Berca Indonesia Control Valve Elementary Course, Halaman Terminologi Rotary-Shaft katup kontrol Istilah rotary-shaft katup kontrol adalah dimana bagian dari katup yaitu disc / lempengan / plug yang berfungsi sebagai menutup atau membuka aliran fluida bekerja dengan cara berputar mengikuti poros / shaft katup tersebut dengan membentuk sudut 25 o, 45 o, 60 o dan 90 o yang disesuaikan oleh Cv katup kontrol. Tipe katup yang bekerja secara rotasi bisa berupa tipe: katup bola, katup kupu - kupu, plug katup dan lain sebagainya. Beberapa pabrikan katup putar telah banyak 16

12 memberikan informasi kepada praktisi di industri dalam untuk menentukan bukaan / perjalanan katup yang diinginkan. Gambar 2.7 Posisi Membuka Pada Katup Kontrol Rotari Shaft Sumber: PT. Azbil Berca Indonesia Control Valve Elementary Course, Halaman Klasifikasi Katup Kontrol Ditinjau dari cara kerja Katup dan fungsinya, maka katup dapat di kelompokkan menjadi dua bagian, yaitu katup manual dan katup otomatis Katup manual Katup Manual adalah katup-katup yang terpasang disaluran fluida gas atau cair yang cara pengoperasiannya masih di dominan oleh manusia, yaitu pada saat membuka atau menutup aliran fluidanya. Tipe katup yang dioperasikan secara manual banyak ragamnya, antara lain: bola, kupu - kupu, gate dan lain-lain. Adapun alat untuk membuka / menutup katup secara manual yaitu tipe: lever / tungkai, hand wheel / berbentuk steer mobil yang terdapat pada katup tersebut. 17

13 Gambar 2.8 katup bola dengan penggerak Lever / Tungkai Gambar 2.9 katup gerbang dengan penggerak Hand Wheel / tungkai Gambar 2.10 katup kupu kupu dengan penggerak Lever/Tungkai Gambar 2.11 katup bola dengan penggerak hand Sumber: Yamatake Corporation Kawana, Fujisawa, Kanagawa , Japan AGVB/AGVM Top-Guide Single Seat Control Valve 18

14 2.2.2 Katup On-Off Prinsip kerja suatu tipe katup On-Off yang terpasang pada rangkaian pipa, yaitu ketika Katup di buka maka fluida mulai mengalir dan sebaliknya ketika katup di tutup, maka fluida pun berhenti mengalir. Garis besar tugas katup on-off ialah untuk menutup penuh ( fully closed ) ataupun membuka penuh ( fully opened ).Komponen-komponen yang terpasang pada katup On-Off yaitu berupa air regulator dan katup solenoid. Gambar 2.12 on-off valve Sumber: PT. Azbil Berca Indonesia Control Valve Elementary Course, Halaman katup Self Operated Pada katup Self operated, tidak membutuhkan energi luar seperti listrik dan udara bertekanan. Sistem katup ini dapat bekerja sendiri dengan bantuan sensor sensor, sesuai dengan tujuan pengoperasian katup ini. Katup Self operated sering dipakai sebagai pengatur temperatur, flow, pressure, ataupun differential pressure suatu fluida kerja. 19

15 Gambar 2.13 Self Operated Valve Sumber: PT. Azbil Berca Indonesia Control Valve Elementary Course, Halaman Katup Kontrol Katup Kontrol merupakan elemen pengendali akhir yang banyak digunakan pada industri modern. Pada umumnya katup kontrol terdiri dari tiga bagian utama yaitu ; bodi katup, aktuator, serta positioner. Bodi katup adalah tempat dimana fluida yang mengalir akan dikondisikan sesuai kebutuhan perancang baik dari segi flow, temperatur, maupun tekanan. Sedangkan Aktuator berfungsi sebagai penggerak dari komponen bodi katup setelah merubah signal pneumatik maupun elektrik dari positioner menjadi energi mekanik untuk mengatur pembukaan katup tersebut. Positioner berperan sebagai pemberi signal pengaturan kepada aktuator setelah mendapat data-data kondisi kerja dari sensor

16 sensor serta berdasarkan penyetelan awal yang dikondisikan sesuai kebutuhan penggunanya. Gambar 2.14 Katup kontrol Sumber: PT. Azbil Berca Indonesia Control Valve Elementary Course, Halaman Konsep Kerja Katup Kontrol Katup adalah komponen dengan lubang variabel,yang memungkinkan bisa mengatur aliran fluida. Katup kontrol adalah aktuator sistem yang teregulasi, dan ini berarti bahwa komponen katup kontrol sangat signifikan penting. Hal ini untuk alasan bahwa katalog yang diterbitkan oleh produsen katup sangat baik disajikan dan merupakan terbaik 21

17 2.3.1 Dead Band Zona Katup Kontrol Dead band mempunyai peran utama untuk variabilitas proses yang berlebihan, dan katup kontrol assemblies dapat menjadi sumber utama dead band dalam instrumentasi loop akibat berbagai penyebab seperti gesekan ( friction ), poros backlash (serangan balik), wind-up, relay atau spul katup dead zona, dll. Dead band adalah sebuah fenomena umum di mana berbagai atau band dari kontroler output (CO) nilai gagal untuk menghasilkan perubahan dalam proses variabel- mampu diukur (PV) ketika sinyal masukan berbalik arah. (Lihat definisi istilah-istilah dalam Bab 1) Bila terjadi gangguan beban., proses variabel (PV) menyimpang dari set point. Penyimpangan ini memulai-koreksi tindakan melalui controller dan kembali melalui proses. Namun, perubahan awal dalam output controller dapat tidak menghasilkan korektif perubahan dalam variabel proses. Hanya ketika output kontroler memiliki berubah cukup untuk kemajuan melalui mati band melakukan yang sesuai perubahan dalam variabel proses terjadi. Setiap kali output pengontrol ulang searah, sinyal pengendali harus melalui dead band menjadi-kedepan setiap perubahan korektif dalam variabel proses akan terjadi. Kehadiran band mati dalam proses memastikan deviasi variabel proses dari set point akan meningkat sampai cukup besar untuk mendapatkan melalui dead band. Hanya kemudian dapat tindakan korektif terjadi Desain Aktuator-Positioner Aktuator dan desain positioner harus dipertimbangkan bersama-sama. Kombinasi dari kedua peralatan ini sangat mempengaruhi kinerja statis,serta 22

18 respon dinamis dari perakitan katup kendali dan konsumsi udara instrumentasi katup secara keseluruhan. Positioner digunakan dengan sebagian besar aplikasi katup kontrol yang telah ditentukan. Positioner memungkinkan untuk akurasi posisi yang tepat dan respon lebih cepat ketika terjadi gangguan proses untuk digunakan dengan sistem kontrol konvensional digital. Dengan meningkatnya penekanan pada kinerja proses kontrol yang ekonomis, positioner harus dipertimbangkan untuk setiap aplikasi di mana katup proses optimasi adalah penting. Karakteristik yang paling penting dari positioner yang baik untuk mengurangi variabilitas proses adalah bahwa hal itu menjadi penguatan perangkat yang tinggi. Keuntungan positioner terdiri dari dua macam : keuntungan statis dan keuntungan dinamis. Keuntungan statis berhubungan dengan sensitivitas perangkat untuk mendeteksi terkecil ( kurang dari 0,125% ) perubahan sinyal input. Kecuali perubahan sinyal sensitif terkecil dari perangkat ini, tidak bisa menanggapi gangguan kecil dalam variabel proses. Ini Keuntungan statis tinggi dari positioner diper oleh melalui preamplifier, mirip dalam fungsi kepreamplifier yang terkandung dalam ketepatan sound sistem yang tinggi. Dalam banyak positioner pneumatik, nozzle flapper atau serupa perangkat ini berfungsi sebagai Keuntungan statis tinggi preamplifier. 2.4 Fungsi Katup Kontrol Di era industri yang maju begitu pesat saat ini, penggunaan katup kontrol sebagai final kontrol element dalam suatu proses produksi telah banyak digunakan sesuai dengan peruntukannya, misalnya katup kontrol tersebut dititik beratkan 23

19 untuk di aplikasikan pada aliran, temperatur, tekanan dan lain sebagainya. Berikut adalah : Pengatur Aliran Untuk memudahkan identitas sebuah katup kontrol yang di aplikasi pada area tertentu, maka perlu di berikan Tag. No agar lebih mudah di monitor. Sebuah katup kontrol yang dititik beratkan untuk mencapai aliran tertentu, maka sering di singkat dengan nama FCV ( flow control valve ) Pengatur Tekanan Untuk memudahkan identitas sebuah katup kontrol yang di aplikasi pada area tertentu, maka perlu di berikan Tag. No agar lebih mudah di monitor. Sebuah katup kontrol yang dititik beratkan untuk mencapai pressure tertentu, maka sering di singkat dengan nama PCV ( pressure control valve ) Pengatur Level Untuk memudahkan identitas sebuah katup kontrol yang di aplikasi pada area tertentu, maka perlu di berikan Tag. No agar lebih mudah di monitor. Sebuah katup kontrol yang dititik beratkan untuk mencapai level sebuah permukaan, maka katup kontrol pada area tersebut sering di singkat dengan nama LCV ( level control valve ). 24

20 2.4.4 Pengontrol Temperatur Untuk memudahkan identitas sebuah katup kontrol yang di aplikasi pada area tertentu, maka perlu di berikan Tag. No agar lebih mudah di monitor. Sebuah katup kontrol yang dititikberatkan untuk menghandle temperature tertentu, maka sering di singkat dengan nama TCV ( temperature control valve ). Biasanya tipe TCV banyak di aplikasikan pada sistem line boiler. 2.5 Terminologi Aliran Katup Kontrol Flow Coefficient ( Cv ) Prinsipal Koefisien aliran Cv, digunakan untuk pertama kalinya oleh Masoneilan pada tahun1944, dengan cepat menjadi referensi yang universal untuk mengukur aliran fluida melalui sebuah katup. Hal ini karena koefisien begitu praktis sehingga sekarang hamper selalu digunakan dalam perhitungan untuk semua ukuran katup atau untuk menentukan aliran yang melewatinya Dalam menentukan suatu aplikasi unit katup kontrol pada proses aliran fluida atau gas maka perlu menentukan aliran coefficient atau Cv yaitu gunanya untuk menentukan kapasitas aliran terhadap kekuatan bodi katup dan ukuran trim ( bagian katup yang bekerja secara dinamis, seperti plug, stem / as dan seat ring / dudukan untuk plug ). Definisi kenaikan 1 Cv yaitu pada 1 galon per menit ( gpm ) pada temperature 60 o F pada saat fluida mengalir padakatup dengan beda tekanan / pressure drop 1 psi. Pada umumnya, untuk mendapatkan Cv yang tepat dapat menggunakan persamaan sebagai berikut : 25

21 q G f Cv = ( 2.1 ) [1] F P f a Sumber : Masonelaine Control Valve Handbook hal.5 Dimana: Cv = Flow Coefiscient Q = aliran dalam gpm F f = Piping Geometry Factor Pa = Allowable pressure drop melalui katup,psi Gf = Specific grafity P = pressure drop dalam psi Perhitungan Cv Untuk Fluida air Dalam memenentukan ukuran, rating serta flow coefficient katup kontrol yang akan dialirkan pada fluida cair atau gas sering disebut dengan istilah ukuran katup kontrol, maka dari itu diperlukan pemahaman yang memadai dengan suatu acuan persamaan yang telah di sepakati oleh pabrikan katup kontrol di seluruh dunia dengan nama organisasi ANSI /I SA ( IEC Mod ) yaitu Flow Equations for Sizing Control Valves. ISA sendiri kepanjangan dari The Instrumentation, Systems, and Automation Society. Berikut adalah tahapantahapan yang harus diperhatikan dalam men-sizing katup kontrol, yaitu: 26

22 1. Menghitung aktual pressure drop/penurunan tekanan dengan persamaan: P = P 1 P 2 (2.2) [2] Sumber : Masonelaine Control Valve Handbook hal.5 Dimana : P 1 =Tekanan masuk ( Inlet Pressure ) P 2 = Tekanan keluar ( Outlet Pressure ) 2. Memeriksa aliran tersedak, kavitasi dan flashing dengan persamaan: 2 P = F P F P ) (2.3) [3] L ( 1 F L = 0.85 Dimana: F V F F L F = = PV = P = 1 Liquid pressure recovery Liquid critical pressure ratiofactor Vapor pressure pada temperature inlet, psia Inlet pressure, psia factor Jika P ch ( persamaan 2.3 ) kurang dari actual P ( persamaan 2.5 ), gunakan P ch untuk P a dalam persamaan

23 tabel 2.1: Katup Khas Pemulihan Koefisien Dan Faktor kavitasi Sumber: Yamatake Corporation Kawana, Fujisawa, Kanagawa , Japan AGVB/AGVM Top-Guide Single Seat Control Valve Diagram (1) Karakteristik Aliran Katup Kontrol Sumber: Yamatake Corporation Kawana, Fujisawa, Kanagawa , Japan AGVB/AGVM Top-Guide Single Seat Control Valve 28

24 F F dapat di estimasikan dengan persamaan: F 28 P V F = (2.4) [4] PC Sumber : Masonelaine Control Valve Handbook Tech. Ref. Hal 6 Dimana: F F = Liquid critical pressure ratio P v = vapor pressure dari liquid, psia P c = Critical pressure dari liquid, psia 29

25 Table 2.2 : Tekanan Kritis Sumber: Yamatake Corporation Kawana, Fujisawa, Kanagawa , Japan AGVB/AGVM Top-Guide Single Seat Control Valve 3. Menghitung perkiraan C v F p menggunakan persamaan 2.1 dan mengasumsikan F p adalah 1.0 Pada umumnya efek dari aliran non-turbulent dapat di abaikan, asalkan katup tidak beroperasi pada suatu aliran laminar atau area aliran trasitional yang mengakibatkan viskositas naik, kecepatan fluida menjadi rendah atau C v yang kecil. 30

26 4. Menghitung masuk atau keluar velocity dalam suatu aliran fluida dengan menggunakan persamaan: 2.6 Karakteristik Aliran Katup Kontrol Karakteristik aliran sebuah katup kontrol adalah hubungan antara laju aliran melalui pembukaan katup dengan variasi rentang dari 0-100%. Karakter aliran yang melekat pada sebuah katup kontrol mengacu pada pengamatan secara terus menerus penurunan tekanan melalui katup. Menetapkan suatu karakteristik aliran berarti satu peralatan digunakan untuk mendapatkan variasi penurunan tekanan terhadap aliran yang berhubungan dengan perubahan system lainnya. Diperlukannya karakteristik aliran bertujuan untuk menyeragamkan secara keseluruhan keseimbangan putaran katup selama rentang yang diharapkan terhadap kaitannya dengan kondisi operasi. Dalam memilih karakteristik aliran diperlukan untuk menyeragamkan suatu sistem yang di syaratkan pada sebuah analisis dinamis terhadap putaran katup. Analisis proses harus terlebih dulu di lakukan, agar panduan pemilihan karakteristik aliran yang akan di pilih menjadi akurat katup kontrol pada umumnya memiliki 3 ( tiga ) karakteristik aliran yang ideal, yaitu Quick Opening, Linear dan Equal Percentage, dimana aliran yang melalui sebuah katup adalah sebanding dengan luasan dari bukaan dan akar kuadrat dari penurunan tekanan yang terjadi pada katup 31

27 Diagram (2) Karakteristik Aliran Katup Kontrol Sumber KLM Technology Group Practical Engineering Guidelines for Processing Plant Solutions Quick Opening Pada area bukaan katup ( travel ) yang kecil dapat membuat suatu perubahan aliran yang besar ( flow rate ). Dengan kata lain, karakteristik quick opening / bukaan cepat merupakan perubahan maksimum yang terjadi pada bukaan katup / travel yang relatif kecil. Karakteristik quick opening sangat tepat di aplikasikan pada katup on-off. 32

28 Gambar 2-15 Counter Cage untuk aliran Quick Opening Sumber : Emerson Process Management Control Valve Handbook, Fourth Edition of Fisher, hlm Equal Percentage Karakteristik equal percentage / persentase sama sering digunakan pada proses kontrol yaitu aliran yang menyatakan perubahan travel bukaan katupyang besar namun aliran semakin lambat. Berikut adalah bentuk cage / tempat dudukan plug untuk karakteristik aliran equal percentage. Gambar 2.16 Counter Cage untuk aliran Equal Percentage Sumber : Emerson Process Management Control Valve Handbook, Fourth 33 Edition of Fisher, hlm. 24

29 2.6.3 Linear Karakteristik ini menyatakan bahwa besarnya aliran yang proporsional dengan bukaan katup / travel atau dengan kata lain travel bukaan berbanding lurus dengan aliran ratenya. Jika bukaan katupsebesar sepuluh persen maka aliran rate pun mengalir sebesar sepuluh persen. Katup kontrol jenis linear banyak di aplikasikan pada pengendalian level permukaan dengan gain yang tetap. Berikut adalah bentuk cage / tempat dudukan plug untuk karakteristik aliran linear. Gambar 2.17 Counter cage aliran linear Sumber : Emerson Process Management Control Valve Handbook, Fourth Edition of Fisher, hlm

30 2.7. Analisa aliran tersedak Pada katup kontrol AGVB ANSI Aliran Tersedak Dalam pengertian Aliran Tersedak ( Choked Flow ) adalah efek aliran kompresibel. Parameter yang menjadi mencekik atau terbatas adalah kecepatan atau laju aliran massa. Pengertian lain dari aliran tersedak adalah Fluida dinamis yang kondisinya berhubungan dengan efek Venturi. Ketika suatu Fluida mengalir yang diberikan tekanan dan temperatur melewati pembatasan ( seperti tenggorokan dari Nozzel Konvorgen Divergen atau katup dalam pipa ) ke dalam lingkungan tekanan rendah meningkat kecepatan Fluida.Pada awalnya kondisi hulu Subsonic, dengan kekekalan massa prinsip memerlukan cairan kecepatan meningkat karena mengalir melalui luas penampang lebih kecil dari pembatasan. Pada saat yang sama, efek Venturi menyebabkan tekanan statis, dan karena kepadatan, untuk mengurangi hilir pembatasan masa lalu. Aliran tersumbat adalah kondisi pembatas yang terjadi saat laju aliran massa tidak akan meningkat dengan penurunan lebih lanjut dalam lingkungan tekanan hilir sementara tekanan hulu adalah tetap. 35

31 Gambar 2.18 perbandingan profil presurre untuk katup tinggi dan rendah Sumber : Emerson Process Management Control Valve Handbook, Fourth Edition of Fisher, hlm. 136 Aliran tersedak juga dikenal sebagai aliran kritis dan itu terjadi ketika peningkatan penurunan tekanan pada katup tidak lagi menciptakan peningkat analiran. Dalam aplikasi cair kapasitas katup sangat terbatas jika kondisi tekanan untuk cairan cukup rendah untuk menyebabkan berkedip dan kavitasi Untuk gas dan uap kapasitas terbatas jika kecepatannya mencapai kecepatan sonik. Untuk memahami bagaimana kondisi ini terjadi pertama-tama kita perlu melihat pada tekanan normal untuk aliran hubungan dan kemudian melihat bagaimana perubahan ketika kondisi aliran tersedak terjadi. Seperti perbedaan tekanan meningkatkan aliran akan mencapai kondisi arus tersendat dimana tidak ada lagi meningkatkan aliran dapat diperoleh. Gambar2.18 menunjukkan efek ini untuk cairan mana tersedak aliran kondisi terjadi ketika pembentukan uap terjadi pada titik contractavena dalam katup. 36

32 Gambar 2.19 katup kontrol menampilkan aliran tersedak Sumber : Emerson Process Management Control Valve Handbook, Fourth Edition of Fisher, hlm. 9 Pembentukan uap dalam aliran cairan umumnya disebut berkedip dan menghasilkan baik dalam aliran uap atau gelembung terus hilir dari katup, jika gelembung kental lagi efek transien digambarkan sebagai kavitasi. Aliran tersedak atau kritis juga terjadi dalam aplikasi gas dan uap saat gas mencapai kecepatan sonic seperti meremas melalui pembukaan katup. Dalam kondisi kecepatan gas tidak dapat ditingkatkan lebih lanjut dan meningkatkan tekanan diferensial tidakakan sendiri meningkatkan arus. Gambar 2.19 menunjukkan capping dari kecepatan gas.namun, dalam kasus gas dan uap laju aliran masih dipengaruhi oleh densitas gas pada mengalir kondisi. Meningkatkan P1 tekanan inlet akan meningkatk analiran dan meningkatkan mengalir suhu akan mengurangi aliran. 37

33 Gambar 2.20 profil untuk aliran kritis katup kursi tunggal dunia Sumber : Emerson Process Management Control Valve Handbook, Fourth Edition of Fisher, hlm Penyebab Terjadinya Aliran Tersedak Penyebab terjadinya aliran tersedak adalah karena besarnya hilang tekan ( pressure loss ) yang diakibatkan oleh adanya penyempitan area fluida. Maka besarnya hilang tekan permanen ini cukup besar sehingga perbedaan antara tekanan upstream dan tekanan downstream cukup mencolok. Dalam kasus ini,aliran fluida dalam keadaan dicekik. Fenomena aliran tersedak sendiri adalah terjadinya mass flowrate yang konstan meskipun downstream pressure-nya menurun akibat sonic velocity. 38

34 2.7.3 Jumlah Aliran Pada sistem katup kontrol, jumlah aliran sangat berpengaruh terhadap design katup kontrol, untuk itu jumlah aliran menjadi dasar dalam pemilihan katup kontrol. Design dari katup diharuskan mampu menahan hingga 10 sampai 15% diatas dari spesifikasi maximum aliran katup kontrol tersebut. Di beberapa system, menurunkan jumlah aliran sama artinya dengan kenaikan pressure drop, untuk mengatasi hal ini maka Cv ( Coefficient Of Valve ) harus lebih besar dari kondisi kerja actualnya Koefisien katup untuk fluida Air Ketika terjadi aliran tersedak yaitu ketika terjadi penguapan pada fluida air tersebut dikarenakan penurunan tekanan didalam katup sampai ke tekanan penguapan dari fluida cair tersebut maka berlaku persamaan dibawah ini : Aliran liquid terjadi tersedak jika ΔP =FL² (P1 FF PV) Pada aliran nonturbulent, atau disebut aliran laminar ataupun transisional diperlukan faktor koreksi dimana faktor koreksi ini disebut faktor koreksi Reynold number (R), adapun untuk mencari faktor koreksi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan dibawah ini : 39

35 R = xx GG CCCC xx MMMMMMMM Sumber : Azbil Berca Control Valve Elementary course hal 115 Sehingga untuk harga cv pada aliran nonturbulent adalah : Cv (Laminar) = Cv (Turbulent) x R Jika proses kerja dari sistem berada pada temperatur saturasi dan ketika penurunan tekanan terjadi saat fluida kerja melewati katup maka tekanan pada downstream akan menurun dan lebih kecil dari tekanan saturasi meskipun tekanan upstream lebih besar dari tekanan saturasi. Jika kondisinya seperti ini, kemungkinan penguapan dan flashing akan terjadi serta untuk perhitungan koefisien valvenya dapat dicari dengan persamaan persamaan berikut ; 1. Jika fluida kerjanya air ; a. Untuk dt < 2.8 º C dpc = 0.06 x P1 b. Untuk dt > 2.8 ºC dpc = 0.9 x (P1-Pv) 2. Jika Fluida kerjanya selain air ; X = ii1 ii2 rr2 = CCCC xx (TT1 TT2) rr2 40

36 2.7.5 Koefisien Valve Untuk Fluida Kerja Gas Untuk Laju aliran Gas berlaku persamaan berikut ini ; 1. Jika dp < PP1 2 Cv = QQ 287 GG xx ( 273+tttt ) dddd xx (PP1+PP2) 2. Jika dp > PP1 2 Cv = QQ GG xx (273+tttt ) 249 xx PP1 Pada aliran fluida gas kecepatan aliran fluida akan mencapai kecepatan sonic ketika nilai dari dp > PP Koefisien Valve Untuk Fluida kerja Uap Cair Untuk Laju aliran Uap cair berlaku persamaan berikut ini ; 1. Jika dp < PP1 2 Cv = WWWW xx dddd xx (PP1+PP2) 41

37 2. Jika dp > PP1 2 Cv = WWWW 11.9 xx PP Jenis Aliran Jenis aliran yang melalui sebuah katup kontrol turut berpengaruh terhadap kinerja dari katup kontrol itu sendiri. Faktor faktor yang mempengaruhi jenis / pola aliran antara lain ; 1. Kecepatan fluida 2. Suhu Fluida 3. Diameter Pipa 4. Besar bukaan katup kontrol Sebagai gambaran untuk pola aliran tersebut dapat dilihat seperti gambar di bawah ini : Gambar 2.21 Pola Aliran laminer dan turbulen 42

38 Pola aliran dapat diketahui dengan cara antara lain ; 1. Visual 2. Secara perhitungan Analisa secara Visual didapat dengan cara melihat langsung diaplikasi dan dapaat dibandingkan dengan gambar 2.21 untuk mengetahui jenis aliran tersebut apakah laminer atau turbulen. Untuk analisa perhitungan didapat dengan cara menghitung besarnya renold number pada aliran di katup kontrol. Reynold number merupakan parameter untuk mengetahui pola aliran adapun untuk mengetahui jenis aliran berdasarkan reynold number adalah sebagai berikut : Aliran Laminer mempunyai Re < 2100 Aliran Turbulen mempunyai Re > 4100 Aliran Transisi mempunyi Re antara Secara umum dapat didefiniskan untuk jenis aliran sebagai berikut : Aliran laminer merupakan aliran yang lambat, fluida mengalir pada kecepatan maksimum pada bagian sumbu pipa dan kecepatan yang paling rendah pada bagian dinding pipa. Aliran Turbulen merupakan Sedangkan aliran turbulen kecepatan fluida konstan pada setiap jarak lintas pada pipa. Berdasarkan penjelasan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa reynold number berbanding lurus dengan kecepatan, 43

39 2.7.8 Menentukan Variabel yang diperlukan Adapun variabel yang diperlukan untuk mengukur / merancang sebuah katup adalah sebagai berikut : Ukuran diameter pipa inlet dan outlet (diameter 1 dan 2 (2,5) inchi) Data pressure (tekanan) fluida yang bekerja - Tekanan Upstream - Tekanan Downstream - Tekanan turun (Pressure Drop) - Tekanan uap (vapor pressure) Data temperatur Flowrate (tingkat aliran) : liquid / gas Viskositas (kekentalan) fluida Choke Drop Valve Velocity Flow Capacity 44

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Control Valve Sebelum membahas lebih jauh tentang fungsi dan cara kerja control valve berikut ini adalah pengetahuan singkat tentang sejarah definisi fungsi valve,

Lebih terperinci

Analisa Aliran Control Valve HCB BAB IV ANALISA FLOW CONTROL VALVE HCB UNTUK STEAM PADA PT POLICHEM INDONESIA TBK

Analisa Aliran Control Valve HCB BAB IV ANALISA FLOW CONTROL VALVE HCB UNTUK STEAM PADA PT POLICHEM INDONESIA TBK 38 BAB IV ANALISA FLOW CONTROL VALVE HCB UNTUK STEAM PADA PT POLICHEM INDONESIA TBK 4.1 Aplikasi Control Valve Pada PT Polichem Indonesia Tbk. PT Polichem Indonesia Tbk. adalah sebuah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

Analisa Noise PAda Control Valve AGVB ANSI 150 BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membahas lebih jauh tentang fungsi dan cara kerja control valve

Analisa Noise PAda Control Valve AGVB ANSI 150 BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membahas lebih jauh tentang fungsi dan cara kerja control valve BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Control Valve Sebelum membahas lebih jauh tentang fungsi dan cara kerja control valve berikut ini adalah pengetahuan singkat tentang sejarah definisi fungsi valve,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGOLAHAN DATA BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1 Aplikasi Katup Kontrol Pada PT Polychem PT Polychem adalah sebuah perusahaan yang memproduksi produkproduk kimia, di perusahaan ini banyak menggunakan katup kontrol dalam proses

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Analisa Aliran Turbulen Terhadap Aliran Fluida Cair Pada Control Valve AGVB ANSI 150 Dan ANSI 300

TUGAS AKHIR. Analisa Aliran Turbulen Terhadap Aliran Fluida Cair Pada Control Valve AGVB ANSI 150 Dan ANSI 300 TUGAS AKHIR Analisa Aliran Turbulen Terhadap Aliran Fluida Cair Pada Control Valve AGVB ANSI 150 Dan ANSI 300 Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL BAB 5 KOMPONEN ASAR SISTEM KONTROL 5. SENSOR AN TRANSMITER Sensor: menghasilkan fenomena, mekanik, listrik, atau sejenisnya yang berhubungan dengan variabel proses yang diukur. Trasmiter: mengubah fenomena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Kavitasi Istilah cavitation diambil dari bahas latin cavitare yang berarti to hollow out yang menimbulkan pembentukan cavities. Kavitasi dan terjadi pada katup

Lebih terperinci

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

VIII Sistem Kendali Proses 7.1 VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga

Lebih terperinci

Latar Belakang. Load On A Globe Valve Stem Under Variuos Cavitation Conditions memfokuskan. Batasan Masalah. Permasalahan. Tinjauan Pustaka.

Latar Belakang. Load On A Globe Valve Stem Under Variuos Cavitation Conditions memfokuskan. Batasan Masalah. Permasalahan. Tinjauan Pustaka. SIMULASI FENOMENA KAVITASI PADA KONTROL VALVE (STUDI KASUS : GLOBE VALVE) Oleh : Danang Arif Agustiyan 404 00 075 Latar Belakang Fenomena kavitasi sering terjadi pada kontrol valve. Fenomena kavitasi pada

Lebih terperinci

REDESAIN GAS METERING STATION

REDESAIN GAS METERING STATION REDESAIN GAS METERING STATION A m i n B a k r i H. S u g e n g Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam 45 (UNISMA) Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi, Indonesia Telp. 021-88344436, 021-8802015

Lebih terperinci

X Sistem Pengendalian Advance

X Sistem Pengendalian Advance X Sistem Pengendalian Advance KENDALI CASCADE Control cascade adalah sebuah metode control yang memiliki minimal dua buah loop pengontrolan : a. loop pengontrolan primer atau master b. loop pengontrolan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Control Valve 2.1 Sebelum membahas lebih jauh tentang fungsi dan cara kerja control valve berikut ini adalah pengetahuan singkat tentang sejarah definisi fungsi valve,

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Lilik Kurniawan (L2F008053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Analisa Noise PAda Control Valve AGVB ANSI 150 BAB I PENDAHULUAN. Mengikuti kehidupan modern sekarang ini, control valve mempunyai

Analisa Noise PAda Control Valve AGVB ANSI 150 BAB I PENDAHULUAN. Mengikuti kehidupan modern sekarang ini, control valve mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengikuti kehidupan modern sekarang ini, control valve mempunyai penggunaan yang sangat luas di hampir seluruh bidang kegiatan proses industri. Sebagai final

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

Strategi Pengendalian

Strategi Pengendalian Strategi Pengendalian Strategi apa yang dapat kita gunakan dalam pengendalian proses? Feedback (berumpan-balik) Feedforward (berumpan-maju) 1 Feedback control untuk kecepatan 1. Mengukur kecepatan aktual

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic

2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic 2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic Keuntungan : Pengontrolan mudah dan responnya cukup cepat Menghasilkan tenaga yang besar Dapat langsung menghasilkan gerakan rotasi dan translasi 1 P a g

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi elektronika dewasa ini, sudah sangat maju baik dibidang industri, pertanian, kesehatan, pertambangan, perkantoran, dan lain-lain.

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengontrolan Sistem pengontrolan telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Disamping sangat diperlukan pada pesawat ruang angkasa,

Lebih terperinci

Pengukuran Besaran Listrik. Kuliah-2 Sistem Pengukuran

Pengukuran Besaran Listrik. Kuliah-2 Sistem Pengukuran Pengukuran Besaran Listrik Kuliah-2 Sistem Pengukuran Quiz-1 (Pre-test) 1. Buat rangkaian Sistem Instrumentasi elektronik! 2. Jelaskan fungsi dari: Controller Data Processor Recorder Signal Conditioner

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP Pengaruh Getaran Terhadap Pengukuran Kecepatan Aliran Gas Dengan Menggunakan Orifice Plate Oleh: Rizky Primachristi Ryantira Pongdatu 2410100080 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP. 19650309

Lebih terperinci

IX Strategi Kendali Proses

IX Strategi Kendali Proses 1 1 1 IX Strategi Kendali Proses Definisi Sistem kendali proses Instrumen Industri Peralatan pengukuran dan pengendalian yang digunakan pada proses produksi di Industri Kendali Proses Suatu metoda untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ketempat lainnya, melalui suatu media aluran pipa dengan cara menambahkan energi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini penulis meneliti tentang pengaruh konstruksi control valve dan bahan packing terhadap besaran kebocoran fluida proses. Nilai kebocoran bisa dipekirakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu BAB II DASAR SISTEM KONTROL II.I. Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan BAB II TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas sehari-hari dari konsep

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Bambang Nur Cahyono (L2F008013) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Jln.

Lebih terperinci

DISAIN DAN ANALISIS UNJUK KERJA KATUP PENGATUR ALIRAN UAP PADA PLTN AP600

DISAIN DAN ANALISIS UNJUK KERJA KATUP PENGATUR ALIRAN UAP PADA PLTN AP600 B. Bandriyana, dkk. ISSN 016-318 197 DISAIN DAN ANALISIS UNJUK KERJA KATUP PENGATUR ALIRAN UAP PADA PLTN AP600 B.Bandriyana PSRM-BATAN Utaja PPN-BATAN ABSTRAK DISAIN DAN ANALISIS UNJUK KERJA KATUP PENGATUR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Contoh : sistem instrumentasi pesawat terbang, sistem instrumentasi

Lebih terperinci

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA POMPA Kriteria pemilihan pompa (Pelatihan Pegawai PUSRI) Pompa reciprocating o Proses yang memerlukan head tinggi o Kapasitas fluida yang rendah o Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

4.4 Elektro Pneumatik

4.4 Elektro Pneumatik 4.4 Elektro neumatik 4.4. endahuluan neumatik mempunyai peranan yang penting dalam industri modern, penggunaannya meningkat seiring dengan perkembangan teknologi di dunia industry, khususnya di bidang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA NOISE PADA CONTROL VALVE ANSI 150 PADA. PT.POLICHEM INDONESIA Tbk

BAB III ANALISA NOISE PADA CONTROL VALVE ANSI 150 PADA. PT.POLICHEM INDONESIA Tbk BAB III ANALISA NOISE PADA CONTROL VALVE ANSI 150 PADA PT.POLICHEM INDONESIA Tbk 3.1 Pengumpulan data dari PT. POLYCHEM INDONESIA 3.1.1 Data data control valve ansi 150 PT.POLYCHEM INDONESIA tbk Universitas

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN MATERI DEFINISI PNEUMATIK SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN HUKUM-HUKUM FISIKA DALAM PNEUMATIK PEMAHAMAN DAN PENGGAMBARAN SIMBOL KOMPONEN PNEUMATIK SESUAI DENGAN STANDARISASI ISO 1219 PENGENALAN

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS INTEGRASI PLC SIEMENS S7 Lite300DAN DCS CENTUM CS 3000 UNTUK IMPLEMENTASI PENGATURAN CONTROL VALVE Samsul Rajab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Pengukuran Level Alat-alat Instrument yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan cairan dikenal dengan istilah Level. Pengukuran level adalah

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUJIAN

BAB III SISTEM PENGUJIAN BAB III SISTEM PENGUJIAN 3.1 KONDISI BATAS (BOUNDARY CONDITION) Sebelum memulai penelitian, terlebih dahulu ditentukan kondisi batas yang akan digunakan. Diasumsikan kondisi smoke yang mengalir pada gradien

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Laju Aliran Fluida dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya berasal dari hukum kekekalan massa seperti yang terlihat pada Gambar

Lebih terperinci

Elemen Dasar Sistem Otomasi

Elemen Dasar Sistem Otomasi Materi #4 Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 3 Elemen Dasar Sistem Otomasi 2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam banyak jenis seperti: turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak seragam, rotasional,

Lebih terperinci

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 5 Materi #6 Peralatan Ukur 2 Terdapat berbagai

Lebih terperinci

PERTEMUAN #4 SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

PERTEMUAN #4 SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI SENSOR, AKTUATOR & KOMPONEN KENDALI Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 5 PERTEMUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Alat Ukur Level Setiap alat ukur instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. Pengukuran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? Tujuan Penulisan 1

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? Tujuan Penulisan 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? 1 1.2. Tujuan Penulisan 1 BAB II. SEJARAH PERKEMBANGAN INSTRUMENTASI & SISTEM KONTROL 3 2.1. Mengapa

Lebih terperinci

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN 7.1. TUJUAN PENGUKURAN Ada banyak alasan untuk membuat pengukuran kebisingan. Data kebisingan berisi amplitudo, frekuensi, waktu atau fase informasi, yang

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Paisal Tajun Aripin 1, Erna Kusuma Wati 1, V. Vekky R. Repi 1, Hari Hadi Santoso 1,2 1 Program Studi

Lebih terperinci

Rotameter adalah suatu alat ukur yang mengukur laju aliran berupa cairan atau gas dalam tabung tertutup.

Rotameter adalah suatu alat ukur yang mengukur laju aliran berupa cairan atau gas dalam tabung tertutup. 12/10/2014 1 DEFINISI Rotameter adalah suatu alat ukur yang mengukur laju aliran berupa cairan atau gas dalam tabung tertutup. 12/10/2014 2 CODE DAN STANDARD ASME MFC-18M, Measurement of Fluid Flow Using

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level Setiap alat instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukan tinggi permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level, baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. BAB II LANDASAN TEORI II.I. Pengenalan Alat Ukur. Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang

Lebih terperinci

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp Strategi Dalam Teknik Pengendalian Otomatis Dalam merancang sistem pengendalian ada berbagai macam strategi. Strategi tersebut dikatakan sebagai strategi konvensional, strategi modern dan strategi berbasis

Lebih terperinci

PERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

PERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI TEORI DASAR OTOMASI Sumber: Mikell P. Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 3 PERTEMUAN #3 TKT312

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN PENGANTAR Sistem pengaturan khususnya pengaturan otomatis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam bahasan ini, akan diberikan

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI FUNGSI DAN CARA KERJA DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB III FUNGSI DAN

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek CONTROL SYSTEM PADA FURNACE 12F1(FOC I) PT. PERTAMINA RU IV CILACAP

Makalah Seminar Kerja Praktek CONTROL SYSTEM PADA FURNACE 12F1(FOC I) PT. PERTAMINA RU IV CILACAP Makalah Seminar Kerja Praktek CONTROL SYSTEM PADA FURNACE 12F1(FOC I) PT. PERTAMINA RU IV CILACAP Indra Permadi (L2F006080) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah

Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah Jika hasil pengukuran (input sistem pengendalian) salah,

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia. 01. Berikut ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen BAB II PNEUMATIK 2. 1. Dasar-dasar Pneumatik 2.1.1. Sifat-sifat fisika dari udara Permukaan bumi ini ditutupi oleh udara. Udara adalah campuran gas yang terdiri atas senyawa : - sekitar 78 % dari volum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan mebandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laju ALir Fluida Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GETARAN DAN TEKANAN RUANG SILINDER AKIBAT VARIASI PUTARAN KOMPRESOR PADA LIMA MODEL PROFIL DUDUKAN KATUP TEKAN SEBUAH KOMPRESOR TORAK

KARAKTERISTIK GETARAN DAN TEKANAN RUANG SILINDER AKIBAT VARIASI PUTARAN KOMPRESOR PADA LIMA MODEL PROFIL DUDUKAN KATUP TEKAN SEBUAH KOMPRESOR TORAK KARAKTERISTIK GETARAN DAN TEKANAN RUANG SILINDER AKIBAT VARIASI PUTARAN KOMPRESOR PADA LIMA MODEL PROFIL DUDUKAN KATUP TEKAN SEBUAH KOMPRESOR TORAK Muhamad Abdurrochman 2108 100 147 Pembimbing : Ir. Bambang

Lebih terperinci

5/12/2014. Plant PLANT

5/12/2014. Plant PLANT Matakuliah : Teknik Kendali Tahun : 2014 Versi : Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : menjelaskan gambaran umum dan aplikasi sistem pengaturan di industri menunjukkan kegunaan dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENGENALAN SISTEM KONTROL. Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali?

BAB I PENDAHULUAN PENGENALAN SISTEM KONTROL. Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali? 1 BAB I PENDAHULUAN PENGENALAN SISTEM KONTROL 1. Pendahuluan Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita dapat mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, terdapat

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

Gambar 2.32 Full pneumatik element

Gambar 2.32 Full pneumatik element 2. Two control valve Katup dua tekanan mempunyaidua saluran masuk X dan Y satu saluran keluar A. udara kempaan dapat mengalir melaluinya jika sinyal masukan ke X dan Y alirannya akan tertutup. Jika sinyal

Lebih terperinci

ISTILAH ISTILAH DALAM SISTEM PENGENDALIAN

ISTILAH ISTILAH DALAM SISTEM PENGENDALIAN ISTILAH ISTILAH DALAM SISTEM PENGENDALIAN PENGANTAR Sistem pengendalian khususnya pengendalian otomatis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam bahasan ini, akan

Lebih terperinci

1 P a g e SISTEM KONTROL

1 P a g e SISTEM KONTROL 1 P a g e SISTEM KONTROL SISTIM KONTROL Alat ukur adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk mengukur besaran fisik pada suatu tempat yang tidak terjangkau oleh manusia. Instrument Mekanik DEFINISI-DEFINISI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas Metering Station Gas Metering station adalah suatu kumpulan beberapa metering skid dan aksesorisnya yang digunakan sebagai media custody transfer. 2.1.1 Metering Skid Satu

Lebih terperinci

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian 1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran

Lebih terperinci

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Lembar Latihan. Lembar Jawaban. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA 3.1. Deskripsi Alat Adsorpsi Alat adsorpsi yang diuji memiliki beberapa komponan utama, yaitu: adsorber, evaporator, kondenser, dan reservoir (gbr. 3.1). Diantara

Lebih terperinci

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Lokasi pabrik perlu ditentukan dengan tepat agar dapat memberikan keuntungan, baik secara teknis maupun ekonomis. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI

BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI Bab 1 ini berisi tentang konsep kendali dan terminologi yang dipakai dalam pembahasan tentang sistem kendali. Uraiannya meliputi pengertian kendali, sistem kendali,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendali suhu Pembatasan suhu sebenarnya adalah pada turbin inlet yang terdapat pada first stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu pengapian

Lebih terperinci

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL AUFA FAUZAN H. 03111003091 TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve ROFIKA NUR AINI 1206 100 017 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KONSEP DASAR SISTEM KONTROL Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 0 BAB I KONSEP DASAR

Lebih terperinci

PENENTUAN UKURAN CONTROL VALVE PADA UNIT PENGOLAHAN AIR BEBAS MINERAL IRADIATOR GAMMA PRFN

PENENTUAN UKURAN CONTROL VALVE PADA UNIT PENGOLAHAN AIR BEBAS MINERAL IRADIATOR GAMMA PRFN PENENTUAN UKURAN CONTROL VALVE PADA UNIT PENGOLAHAN AIR BEBAS MINERAL IRADIATOR GAMMA PRFN Rissa Damayanti, Puji Santosa, Budi Santoso PRFN-BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 71, Tangerang Selatan - 15310 rissa@batan.go.id,

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci