Kemampuan Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Teknik Pemodelan (Modeling) Siswa Kelas VIII.1 SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Transkripsi

1 Kemampuan Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Teknik Pemodelan (Modeling) Siswa Kelas VIII.1 SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Oleh,, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The research was motivated by five bases. First, students are not able to develop an ideas or looking for new ideas at writing plays. Second, in the writing, students could not use Bahasa Indonesia properly and correctly. Third, students also did not have good understanding of playwriting materials as they played in the class. Fourth, lecturing students to write a play make most students got saturated. Fifth, evaluation results show that only half of the students able to write a play. This study aimed to determine the ability of the students at writing plays using modeling techniques (modeling). The students are of the class VIII.1 of SMPN 4 Lengayang, South Coast District of West Sumatera. The type of this research is quantitative. The technigue used this study are pre with the research design of pre-test and post-test. The population is 27 students of the class VIII.1 of SMPN 4 Lengayang using a random technique class or purposive sampling. Data collected through performance tests. Data were analyzed with particular steps. First, read and check out the plays written by the students. Second, scoring. Third, convert the scores to values. Fourth, group the values in scale of 1. Fifth, group the values into a frequency distribution table. Sixth, determine the arithmetic mean of the students skill at writing plays. Results of data analysis showed that the ability to write a play before using the modeling technique is average (C) and the ability to write a play after using modeling techniques are classified as good (B) 72.7 so there are clear difference between before and after this research. Based on the t test known that t value is 4.52 while the t table is 1.71, proved that t > t table. The t-test research show that the ability to write a play with modeling techniques of the students of the class VIII.1 SMPN 4 Lengayang is better than the ability to write a play without using modeling techniques. Key word : Writing, plays, modeling technigue

2 Kemampuan Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Teknik Pemodelan (Modeling) Siswa Kelas VIII.1 SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Oleh,, 2) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Penelitian ini dilatar belakangi oleh lima landasan. Pertama, siswa tidak bisa mengembangkan ide atau mencari ide baru saat menulis naskah drama. Kedua, dalam penulisan kata siswa kurang mampu mengunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ketiga, siswa juga kurang memahami materi saat guru memberikan materi menulis naskah drama siswa banyak bermain sehingga kurang mengerti dengan materi tersebut. Keempat, pada pembelajaran menulis naskah drama metode yang digunakan adalah metode cerama sehingga menyebabkan siswa jenuh. Kelima, dari evaluasi siswa hanya separuh yang memahami menulis naskah drama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakn teknik pemodelan ( modeling) siswa kelas VIII. 1 SMPN 4 Lengayang Kebupaten Pesisir Selatan. Jenis penelitian ini kuantitatif, teknik yang digunakan dalam mengajar dengan dua cara yaitu pre-tes dan post-tes. populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII.1 SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan yang berjumlah 27 orang dengan menggunakan teknik acak kelas atau sampling purposive. Pengumpulan data dilakukan melalui tes unjuk kerja. Data dianalisis dengan langkah-langkah. Pertama, membaca dan memeriksa naskah drama yang ditulis siswa. Kedua, pemberian skor. Ketiga, mengelolah skor menjadi nilai. Keempat, mengelompokan nilai dengan menggunakan skala 1. Kelima, menyajikan nilai yang diperoleh ke dalam tabel distribusi frekuensi. Keenam, menentukan nilai rata-rata hitung keterampilan menulis naskah drama. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan menulis naskah drama sebelum menggunakan teknik pemodelan tergolong cukup (C) 58,52 dan sesudah menggunakan teknik pemodelan tergolong baik (B) 72,7 terdapat perbedaan yang antara sebelum dan sesudah. Berdasarkan uji t diketahui bahwa nitai t hitung 4,52 sedangkan t tabel 1,71 maka terbukti bahwa t hitung > t tabel. Setelah uji t tersebut maka penelitian dengan teknik pemodelan di kelas VIII.1

3 SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan lebih baik dari menulis naskah drama tanpa menggunakan teknik pemodelan. kemampuan PENDAHULUAN Keterampilan membaca dan menulis sangat penting, baik dalam kegiatan belajar maupun dalam kehidupan dengan menulis siswa kembali informasi dan ide-ide kedalam tulisan dengan menulis, seorang dapat menggambarkan pola pikiran dalam menuangkan dan ideide yang dimiliki. dapat menuangkan ide, pikiran dan inspirasi ke dalam bentuk lambang yang menggambarkan suatu kode atau bahasa yang dapat di pahami oleh pembaca. Dalam kegiatan belajar keterampilan berbahasa di sekolah bertujuan untuk Dalam proses belajar mengajar, siswa dituntut untuk mampu menulis, tidak hanya memahami teori sebagai suatu keterampilan, menulis memerlukan latihan untuk membantu siswa mampu menulis dengan benar. mengembangkan keterampilan Keterampilan menulis dapat berbahasa siswa, baik keterampilan menyimak, berbicara, membaca ataupun menulis. Dari keempat keterampilan tersebut menulis merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam seluruh kegiatan proses belajar yang dialami siswa selama disekolah. Menulis pada menentukan keberasilan siswa dalam proses belajar mengajar, hasil akhir yang harus diperoleh siswa pada pelajaran keterampilan menulis adalah dapat menghasilkan tulisan, salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa adalah. hakikatnya memproduksikan

4 Naskah drama merupakan bentuk karangan yang mengambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku yang dipentaskan. Drama juga disebut seni petunjukkan atau teater. Dalam naskah drama selain cerita dialognya bersifat naratif yang dilengkapi dengan petunjuk tentang keadaan panggung dan petunjuk gerak-gerik pelaku. Agar siswa mampu menghasilkan sebuah naskah drama yang berkualitas, selain latihan menulis yang berkesinambungan siswa juga dituntut memiliki dengan baik. Menulis naskah drama merupakan kemampuan yang harus dikuasai siswa. Hal ini sebagaimana tercantum dalam standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tentang menulis naskah drama. Salah satu keterangan menulis yang diajurkan adalah menulis naskah drama. Menulis naskah drama pada kelas VIII.1 semester I dengan Standar Kompetensi (SK) ke -8 Menulis dan mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama. Kompetensi Dasarnya (KD) adalah (8.1) Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini, siswa dituntut lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hal yang dapat menunjang dalam proses pembelajaran agar tidak membosankan atau monoton. Salah satunya dengan pemilihan media pembelajaran yang tepat yang diharapkan oleh guru mata pelajaran, terutama guru bahasa Indonesia.

5 Berdasarkan wawancara menyebabkan siswa jenuh. Kelima, secara nonformal pada tanggal 16 dari hasil evaluasi, siswa hanya November 212 dengan guru bahasa dan sastra Indonesia di SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan, ditemui adanya kesulitan yang dialami siswa dalam menulis naskah drama adalah sebagai berikut. Pertama, siswa tidak bisa mengembangkan ide atau mencari ide baru saat menulis naskah drama. Kedua, dalam penulisan kata siswa kurang mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ketiga, siswa juga kurang memahami materi, saat guru memberikan materi menulis naskah drama siswa banyak bermain sehingga kurang mengerti dengan materi Stersebut. Keempat, pada pembelajaran menulis naskah drama, metode yang digunakan adalah metode ceramah sehingga separuh yang memahami menulis naskah drama. Pemakaian metode yang kurang tepat juga ikut mempengaruhi hasil belajar siswa. Pembelajaran yang dilakukan didominasi oleh metode ceramah membuat siswa jenuh, dan bosan pada materi pembelajaran yang diajarkan. Sehingga hal ini menyebabkan siswa malas untuk mengerjakan latihan menulis naskah drama yang diberikan oleh guru. Salah satu cara untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis naskah drama, antara lain guru haruslah menggunakan teknik yang bervariasi. Salah satu teknik yang diperkirakan dapat digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis naskah drama, antara lain

6 teknik pemodelan. Selama ini, teknik pemodelan dipandang cukup berhasil untuk tingkat kemampuan siswa dalam menulis naskah drama. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti VIII.1 SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan untuk dapat menarik minat siswa dalam menulis naskah drama dengan menggunakan teknik pemodelan. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Disebut kuantitatif karena data yang akan dikumpulkan berupa angka dan analisis dengan rumus statistik. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (26:12), Penelitian kuantitatif sesuai dengan menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal Mei 213 dan penampilan hasilnya. Angka dalam penelitian ini adalah skor dengan teknik pemodelan di kelas VIII.1 SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. HASIL PENELITIAN Data diperoleh melalui hasil dari sebelum mengunakan teknik pemodelan dan sesudah menggunakan teknik pemodelan siswa kelas VIII.1 SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. namanya, banyak dituntut

7 PEMBAHASAN Berdasarkan deskripsi data dan analisis data, pada bab ini akan dibahas tiga hal. Pertama, sebelum menggunakan teknik pemodelan di kelas VIII.1 SMPN 4 Lengayang Pesisir Selatan. Kedua, dengan teknik pemodelan di kelas VIII.1 SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Ketiga, perbandingan kemampuan menulis naskah drama sebelum dan sesudah menggunakan teknik pemodelan di kelas VIII.1 SMPN 4 Lengayang 1. Kemampuan Menulis Naskah Drama sebelum Menggunakan Teknik Pemodelan (Pre-test) di Kelas VIII.1 SMPN 4 Lengayang kabupaten Pesisir Selatan No Tingkat Penguas aan Kualifikasi Sempurna 1% (S) % Baik Sekali (BS) Fre kue nsi % Baik (B) % Lebih dari Cukip (LDC) % Cukup (C) % Hampir Cukup (HC) % Kurang(K) % Kurang Sekali (KS) % Buruk (BR) 1-15% Buruk Sekali (BRS) Jumlah 27 Kabupaten Pesisir Selatan.

8 Setelah dilakukan uji t maka di peroleh nilai t sebesar 4,25, karena 2. Kemampuan Menulis Naskah Drama Sesudah Teknik Pemodelan di Kelas VIII.1 SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan No Tingkat Penguas aan Kualifikasi Sempurna 1% (S) % Baik Sekali (BS) Fre kue nsi % Baik (B) % Lebih dari Cukip (LDC) % Cukup (C) % Hampir Cukup (HC) % Kurang(K) % Kurang Sekali (KS) % Buruk (BR) 1-15% Buruk Sekali (BRS) Jumlah Perbandingan Kemampuan Menulis Naskah Drama Sebelum dan sesudah Menggunakan Teknik Pemodelan di Kelas VIII.I SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. 1 nilai t hitung lebih besar dari t table pada derajat kebebasan n-1 (27) dan taraf kepercayaan 95% sebesar 1,71 (4,25 > 1,71). Berdasarkan hasil uji t tersebut, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kemampuan menulis naskah drama signifikasian antara sebelum dan sesudah menggunakan teknik pemodelan di kelas VIII.1 SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan deskripsi data, analisis data, dan pembahasan mengenai kemampuan menulis naskah drama dengan teknik pemodelan di kelas VIII SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan, dapat disimpulkan tiga hal

9 sebagai berikut. Pertama, sebelum menggunakan teknik pemodelan di kelas VIII.1 SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan berada pada kualifikasi cukup (56-65%) dengan rata-rata 58,48. Kedua, kemampuan menulis naskah drama dengan teknik dari t tabel (1,71) pada derajat kebebasan 27 dan taraf signifikan 95%. Berdasarkan pengujian tersebut, disimpulkan H ditolak dan H1 diterima karena hasil pengujian membuktikan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 4,52> 1,71. Saran Berdasarkan hasil penelitian pemodelan di kelas VIII.1 SMP dan kesimpulan, dapat diberikan Negeri 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan berada pada kualifikasi lebih dari cukup (66-75%) dengan rata-rata 72,7. Ketiga, terdapat perbedaan kemampuan menulis naskah drama yang signifikan antara sebelum dan sesudah penggunaan teknik pemodelan di kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan pada derajat kebebasan n-1 dan taraf signifikan saran-saran sebagai berikut. Pertama, bagi siswa teknik pemodelan dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama. Kedua, bagi guru bidang studi pendidikan bahasa Indonesia SMPN 4 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan dan guru-guru SMP, penelitian ini bermanfaat untuk wawasan dalam mengembangkan. 95%. Nilai t hitung (4,25) lebih besar

10 KEPUSTAKAAN Abdurrahman dan Ellya Ratna. 23. Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahan Ajar. Padang: UNP Press. Arikunto, Suharsimi. 26. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.. Dewojati, Cahyaningrum Drama Sejarah, Teori dan Penerapannya. Jakarta: Javakarsa Media. Hasanuddin WS Karya dalam Dua Dimensi Kajian Teori, Sejarah, dan Analisis. Bandung: Angkasa. Rusman Model-model pembelajaran. Jakarta: Gramedia. Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Rdd. Bandung: Alfabeta Bandung.