FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN KRIM PELEMBAB DIMETHYLSILANOL HYALURONATE DENGAN PENAMBAHAN BASIS NANO DAN FASE MINYAK KELAPA MURNI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN KRIM PELEMBAB DIMETHYLSILANOL HYALURONATE DENGAN PENAMBAHAN BASIS NANO DAN FASE MINYAK KELAPA MURNI"

Transkripsi

1 FORMULASI DAN EVALUASI FISIK SEDIAAN KRIM PELEMBAB DIMETHYLSILANOL HYALURONATE DENGAN PENAMBAHAN BASIS NANO DAN FASE MINYAK KELAPA MURNI Sani Nurlaela Fitriansyah 1,2, Dolih Gozali 2 1 Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, 2 Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran Abstrak Basis nano merupakan aplikasi hasil nanoteknologi dalam farmasi. Penelitian formulasi dan evaluasi fisik sediaan krim pelembab dimethylsilanol hyaluronate dengan penambahan basis nano dan fase minyak kelapa murni dilakukan untuk melihat kestabilan fisik sediaan krim tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi fisik (pengamatan organoleptis, ph, dan viskositas), pengujian stabilitas fisik menggunakan metode sentrifugasi, pengamatan distribusi sediaan krim, dan pengujian iritasi pada kulit. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara fisik sediaan krim dengan fase minyak kelapa murni stabil dan memenuhi standar, bahkan sediaan krim dengan perbandingan antara basis nano 10% dan fase minyak kelapa murni 10% memberikan stabilitas dan penampilan fisik terbaik. Hasil distribusi pada sediaan krim, menunjukkan tidak adanya penumpukan globul dan globul-globul dalam sediaan krim tersebut terlihat merata Hasil pengujian iritasi sediaan krim pelembab dimethylsilanol hyaluronate 6% dengan perbandingan antara basis nano 10% dan fase minyak kelapa murni 10% tidak mengiritasi kulit. Kata kunci: Krim, pelembab, dimethylsilanol hyaluronate, krim, minyak kelapa murni Abstract Nano base is the application of result nanotechnology in the pharmacy field. A research about the formulation and evaluation of physical stability of dimethylasilanol hyaluronate moisturizing cream with nano base and the phase of virgin coconut oil had been carried out to observe the physical stability of the cream dosage form. This research had through the physical evaluation (which included the organoleptic, ph, and viscosity), the physical stability using centrifugation method, the distribution of the nano cream dosage form in macroscopic and microscopic, and a skin irritation test. The result of observation indicated that dosage form of dimethylsilanol hyaluronate cream between nano bases 10% and 10% phase of virgin coconut oil gave the stability and the best physical performance so far. The distribution of cream preparation showed inagglomerate globules and looked smooth. The result of skin irritation test of 6% dimethylsilanol hyaluronate cream in 10% nano bases and 10% phase of virgin coconut oil had been proven as-non irritating. Keywords: Cream, moisturizing, dimethylsilanol hyaluronate, nano cream, virgin coconut oil. PENDAHULUAN Pemeliharaan kulit membutuhkan suatu perhatian khusus, karena kulit merupakan lapisan terluar yang menutupi hampir semua permukaan tubuh manusia (Harry, 1975). Bentuk sediaan kosmetik yang sering digunakan untuk perawatan kulit adalah bentuk sediaan krim. Penggunaan krim lebih disukai karena krim lebih mudah menyebar dengan rata dan lebih mudah dibersihkan dan dicuci (Ansel, 1989). Namun demikian, beberapa pemakaian sediaan krim pada kulit dapat meninggalkan lapisan putih serta 31

2 mempunyai tekstur yang cenderung terlihat kasar. Hal tersebut diakibatkan salah satunya oleh ukuran partikel dalam sediaan krim tersebut cenderung besar. Perkembangan teknologi semakin pesat hingga muncul teknologi nano atau sering disebut dengan istilah nanoteknologi. Nanoteknologi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan teknologi yang berkaitan dengan materi super kecil (nanopartikel) (Sharma, et. al., 1999). Pada bidang farmasi dan medis, perkembangan nanoteknologi telah dicapai dan diaplikasikan dalam kehidupan manusia (Rochman, 2007). Aplikasi nanoteknologi dalam farmasi pada bidang kosmetik salah satunya adalah penggunaan basis nano (Latiefah, 2008). Basis nano terdiri dari kombinasi potassium lauroyl wheat amino acid, palm glyceride dan capryoyl glycine. Telah dilakukan penelitian terhadap distribusi partikel basis nano dan pengujian iritasi secara in vitro melalui dermal. Hasil penelitian menunjukkan pemakaian basis nano tidak menyebabkan iritasi dan dari segi penampilannya memberikan tekstur yang lebih baik, serta distribusi partikelnya lebih homogen (Sinerga, 2006). Penyesuaian dalam membentuk sediaan krim dengan penambahan basis nano salahsatunya dengan menambahkan komponen berbentuk nano atau dapat juga dengan menambahkan komponen yang berbentuk cairan. Dimethylsilanol hyaluronate merupakan zat aktif berbentuk cairan. Penelitian aktivitas dimethylsilanol hyaluronate sebagai pelembab telah dilakukan secara in vivo (Exsymol, 2008). Minyak kelapa murni mempunyai rasa yang lembut dan bau khas kelapa yang unik, dan dalam keadaan cair tidak berwarna atau bening. Minyak kelapa murni lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi serta kosmetik. Pemanfaatan minyak kelapa murni sebagai bahan baku farmasi dan kosmetik didasarkan pada keamanannya dan mudah didapatkan (Setiaji, 2005). Oleh karena itu, minyak kelapa murni dapat menjadi salahsatu alternatif pemilihan komponen dalam membuat sediaan krim. METODOLOGI Alat Alat-alat gelas yang biasa digunakan di Laboratorium Teknologi Non Steril, alat sentrifugasi (Hettich EBA20), homogenizer (Heidelph RZR2021), kamera digital (Olympus ), magnetic stirrer (Cimarec ), mikroskop pijar (Olympus CH 20 BIMF 200), ph meter (744 Metrohm ), pipet, spatel, timbangan digital (Acculab VI 200), dan viskometer (Brookfield DV II-Pro) Bahan Basis nano (potassium lauroyl wheat amino acid, palm glycerydes, capryoyl glycine), dan dimethylsilanol hyaluronate. Aquadest, minyak kelapa murni, C12-15 alkil benzoat, lesitin, phenochem 32

3 (fenoxyethanol, etil paraben, metil paraben, propil paraben, butil paraben, dan isobutil paraben), Sodium polyacryloyldimethyl taurate (Viskolam AT 100P ), dan pengharum columbine Metode 1. Persiapan bahan baku Bahan baku penelitian berupa basis nano (potassium lauroyl wheat amino acid, palm glycerydes, capryoyl glycine) dan dimethylsilanol hyaluronate diperoleh dari PT. EXSYMOL, Monaco dan didistribusikan PT. Nardevchem Kemindo, Jakarta. 2. Formula sediaan krim Formula sediaan krim terdiri atas formula sediaan krim blanko (X 01, X 02, dan X 03 ) dan sediaan krim pelembab dimethylsilanol hyaluronate (X 1, X2, dan X 3 ). Masing-masing formula sediaan krim mempunyai variasi konsentrasi basis nano yaitu, X 1 dan X 01 (konsentrasi basis nano 5%), X 2 dan X 02 (konsentrasi basis nano 7,5%), X 3 dan X 03 (konsentrasi basis nano 10%) (Tabel. 1). 3. Pembuatan Krim Tahap pertama yaitu pencampuran basis nano dengan komponen lainnya. Pada suhu ruang, basis nano disimpan dalam beaker glass kemudian ditambahkan lesitin, C12-15 alkil benzoat dan minyak kelapa murni. Setelah itu, dihomogenkan menggunakan homoginizer selama 10 menit pada rentang rpm. Setelah homogen dilanjutkan pemanasan pada suhu 40 0 C supaya semua komponen larut. Kemudian tahap terakhir dalam pencampuran ini adalah penambahan aquadest sebanyak 25% pada suhu yang sama yaitu 40 0 C sambil tetap diaduk. Setelah benar-benar tercampur kemudian sisa aquadest dimasukkan pada suhu yang sama pula dan terus diaduk sampai terbentuk emulsi. Tahap kedua adalah pembentukan massa krim dilakukan pada suhu ruang dengan menggunakan homoginizer pada rentang putaran rpm. Emulsi yang sudah jadi, sedikit demi sedikit ditambahkan ke dalam viskolam yang terdapat dalam beaker glass. Setelah terbentuk massa krim, ditambahkan zat aktif, pengawet, dan pengharum. Pengadukan terus dilakukan sampai benarbenar seluruh komponen homogen dengan sempurna. Perlakuan yang sama dilakukan untuk formula X 1, X 2, dan X 3 dengan penyesuaian konsentrasi masing-masing komponen yang telah ditentukan dalam rancangan formula sediaan krim. 33

4 Tabel 1. Perancangan Formula Sediaan Krim dengan Penambahan Basis Nano dan Fase Minyak Kelapa Murni X1 Komponen (%) (%) (%) (%) (%) (%) Potassium lauroyl wheat amino acid, 5 7, ,5 10 palm glycerides, capryloyl glycine, aqua Minyak kelapa murni Lesitin 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 C12-15 Alkil Benzoat 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 Dimethylsilanol hyaluronate Phenochem ( Fenoxyethanol, etil 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 paraben metil paraben, propil paraben butil paraben, isobutyl paraben) Sodium polyacryloyldimethyl taurate Pengharum 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes (columbine ) Aquadest ad 50 ad 50 ad 50 ad 50 ad 50 ad 50 X2 X3 X01 X02 X03 4. Evaluasi Fisik Sediaan Krim Selama Waktu Penyimpanan Evaluasi fisik yang dilakukan, meliputi: a. Pengamatan organoleptis, ph, dan viskositas selama 28 hari waktu penyimpanan. b. Pengujian stsbilitas fisik menggunakan metode sentrifugasi terhadap sediaan krim setelah penyimpanan 28 hari (Lachman et al, 1994). c. Pengamatan distribusi sediaan krim dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. 5. Uji keamanan Uji keamanan sediaan krim menggunaan uji iritasi dengan metode patch test (Wasitaatmadja, 1997). 6. Analisis data Analisis data menggunakan metode Desain Blok Acak Sempurna (DBSA) (α= 0,05) dan dilanjutkan dengan uji Newman Keuls. HASIL DAN PEMBAHASAN Perancangan formula Didapatkan tiga formula sediaan krim X 1, X 2 dan X 3 dengan peningkatan konsentrasi pada basis nano secara berurutan sebesar 2,5%. Terhadap ketiga hasil perancangan formula ini dilakukan pengujian selanjutnya. Persiapan dan Pengumpulan Bahan Basis krim dan dimethylsilanol hyaluronate sebagai zat aktif diperoleh dari PT.EXSYMOL, Monaco didistribusikan PT. Nardevchem Kemindo, Jakarta. Bahan kimia lainnya berupa minyak kelapa murni diperoleh dari salah satu apotek di Bandung, C12-15 alkil benzoat dan lesitin diperoleh dari Bratachem, Bandung, phenochem (Fenoxyethanol, etil paraben metil paraben, propil paraben butil paraben, isobutyl paraben) sebagai pengawet dan Sodium polyacryloyldimethyl taurate sebagai thickener diperoleh dari PT. Nardevchem Kemindo, Jakarta, dan 34

5 pengharum (columbine ) diproduksi oleh Sillage Aromatique, Singapura dan didistribusikan PT. Nardevchem Kemindo, Jakarta. Formulasi Sediaan Krim Pada penelitian ini dibuat tiga formula sediaan krim yang bervariasi ditinjau dari konsentrasi basis nano. Dari hasil orientasi dipilih metode pembuatan yang berbeda dengan pembuatan sediaan krim konvensional, dikarenakan basis nano perlu mendapatkan perlakuan yang berbeda dari basis konvensional pada umumnya. Metode pembuatan dilakukan pada dua lingkungan suhu yang berbeda, karena disesuaikan dengan bahan-bahan yang digunakan. Pertama pada proses pencampuran basis nano dan minyak dilakukan pada suhu ruang dengan mengunakan homoginizer selama 10 menit pada rentang rpm dengan tujuan supaya semua komponen homogen dan partikel-partikel setiap komponen lebih lembut. Setelah homogen dilanjutkan pada suhu 40 0 C, supaya fase minyak tercampur lebih homogen dengan basis nano. Selanjutnya aquadest sebanyak 25% ditambahkan ke dalam campuran tersebut pada suhu yang sama yaitu 40 0 C sambil tetap diaduk. Setelah benar-benar homogen kemudian sisa aquadest dimasukkan dalam keadaan suhu yang sama sampai benarbenar terbentuk emulsi. Tahap selanjutnya yaitu pembentukan massa krim dengan menambahkan emulsi yang sudah jadi sedikit demi sedikit ke dalam viskolam. Viskolam dalam formulasi ini digunakan sebagai pengental. Setelah terbentuk massa krim selanjutnya ditambahkan ke dalamnya zat aktif, pengawet dan pengharum. Zat aktif harus ditambahkan pada suhu ruang, supaya tidak terjadi perubahan pada kondisi fisik dan kimianya. Sediaan krim yang telah dibuat menunjukkan warna krem dan berbau khas parfum columbine Warna krem pada krim dihasilkan dari lesitin yang berwarna kuning kecoklatan dan dari basis nano yang berwarna kuning pucat. Pada sediaan ditambahkan parfum, untuk menutupi bau khas yang ditimbulkan oleh lesitin. Hasil Pengamatan Evaluasi Fisik 1) Evaluasi Organoleptis Hasil evaluasi organoleptis disajikan pada Tabel 2. Sediaan krim mempuyai kestabilan organoleptis yang cukup baik dan tidak menunjukkan perubahan warna dan bau selama penyimpanan 28 hari waktu penyimpanan. Begitupun homogenitas masing-masing formula secara umum masih tetap sama dengan keadaan awal kecuali pada formula dengan sediaan krim dengan basis nano 5%. Kehomogenan yang stabil dikarenakan oleh sepadannya komponenkomponen dalam formula sediaan krim tersebut sehingga menyebabkan terbentuk massa sediaan krim yang stabil. Pada formula ini terdapat sejumlah komponen yang dapat meningkatkan stabilitas krim, 35

6 ph Sediaan Krim JSTFI antara lain penggunaan lesitin yang mempunyai fungsi untuk menjaga konsistensi kekentalan sediaan krim dengan cara meningkatkan viskositas krim tersebut. Penggunaan pengawet yang tepat sehingga dapat mempertahankan krim dari cemaran jamur dan bakteri. Selain itu, stabilitas dari sediaan krim yang telah dibuat dapat dipertahankan karena metode pembuatan yang tepat, dengan pengadukan yang konstan dan lingkungan suhu yang tepat. Dengan demikian sediaan krim yang dihasilkan akan tetap homogen selama waktu penyimpanan. Tabel 2. Hasil Pengamatan Organoleptis Selama Waktu Penyimpanan Formula Hasil Pengamatan Setelah Penyimpanan Hari Konsistensi Warna Bau Homogenitas X kr kr kh kh h th X kr kr kh kh h h X kr kr kh kh h h X kr kr kh kh h th X kr kr kh kh h h X kr kr kh kh h h Keterangan : +/- : Kuantitas kekentalan kr : Warna krem kh : Bau khas h : Homogen th : Tidak homogen Perlakuan (Hari Penyimpanan) Gambar 1. Hasil pengukuran ph sediaan krim X01 X02 X03 X1 X2 X3 Gambar 2 dapat menggambarkan bahwa selama waktu penyimpanan keenam sediaan krim mempunyai ph yang cenderung netral yaitu pada rentang 7,09-7,18. Setelah dilakukan perhitungan secara statistik dengan desain blok lengkap acak sub sampling ph dengan model tetap diperoleh hipotesis nol (H 0 ), dengan asumsi 36

7 tidak terdapat perbedaan mengenai rata-rata efek perlakuan yang diuji, ditolak karena F hitung lebih besar daripada F tabel pada taraf signifikan α=0,05. Hal ini berarti bahwa waktu penyimpanan berpengaruh pada perubahan ph pada setiap sediaan krim. Kemudian karena H 0 ditolak analisis statistik dilanjutkan dengan uji Newman Keuls untuk melihat perbedaan pengaruh waktu penyimpanan terhadap perubahan ph dari masing-masing sediaan krim. Hasil analisis menggunakan Newman Keuls menunjukkan bahwa pada hari ke-14 dan hari ke-7 memberikan pengaruh yang sama terhadap perubahan ph pada sediaan krim, dan lamanya waktu penyimpanan yang paling berpengaruh pada perubahan ph masing-masing sediaan krim yaitu pada waktu penyimpanan hari ke-28. Perubahan ph pada sediaan krim ditunjukkan dengan menurunnya nilai ph masing-masing sediaan yang diakibatkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut dapat diakibatkan oleh adanya reaksi hidrolisis dari hyaluronic acid yang terkandung dalam dimethylsilanol hyaluronate pada masing-masing sediaan krim. Dapat dilihat penurunan ph pada masing-masing sediaan krim selama waktu penyimpanan pada Gambar 2. Nilai ph akan menurun selama waktu penyimpanan karena ada zat-zat yang terurai dalam sediaan. Apabila ditinjau dari nilai rata-rata ph dan dibandingkannya terhadap sediaan krim satu sama lainnya, maka dapat dilihat perbedaan ph nya. Dari nilai ph tersebut dapat disimpulkan semakin bertambah basis nano, nilai ph pada setiap sediaan mengalami peningkatan. Hal ini dipengaruhi dari nilai ph basis nano sendiri, yaitu pada rentang 6,5-7,5. Oleh karena itu, semakin bertambahnya konsentrasi basis nano, maka nilai ph semakin besar. Apabila nilai ph sediaan krim (X 1, X 2 dan X 3 ) dibandingkan dengan nilai ph krim (X 01, X 02 dan X 03 ), maka dapat terlihat nilai ph sediaan krim (X 01, X 02 dan X 03 ) lebih besar daripada nilai ph sediaan krim (X 1, X 2 dan X 3 ). Hal tersebut dikarenakan pada sediaan krim (X 1, X 2 dan X 3 ) terdapat asam yang terkandung dalam dimethylsilanol hyaluronate. Oleh karena itu, dapat disebutkan penambahan zat aktif terhadap formula sediaan krim berpengaruh pada nilai ph. Akan tetapi nilai-nilai ph tersebut masih sesuai dengan persyaratan ph krim untuk pemakaian pada kulit yaitu ) Hasil pengamatan viskositas Hasil pengamatan viskositas dapat dilihat pada Gambar 3. Viskositas sediaan krim dengan berbagai konsentrasi basis nano mengalami perubahan yang tidak terlalu besar dan cenderung memiliki nilai yang stabil. Perhitungan statistik dengan desain blok lengkap acak sub sampling untuk pengukuran viskositas sediaan krim dengan basis nano menunjukkan bahwa hipotesis nol (H 0 ) ditolak karena F hitung lebih besar daripada F tabel, dengan taraf signifikan α=0,05. Hal ini menunjukkan bahwa selama waktu penyimpanan memberikan pengaruh 37

8 terhadap viskositas pada setiap masingmasing sediaan krim. Analisis dilanjutkan dengan uji Newman Keuls. Hasil uji Newman Keuls menunjukkan bahwa waktu penyimpanan yang paling berpengaruh terhadap perubahan viskoistas pada sediaan krim yaitu hari ke-28 dan hari ke-21. Walaupun demikian, pada hari ke-14 dan hari ke-1 juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan viskositas pada masing-masing sediaan krim, tetapi tidak terlalu besar, dan pada hari ke-3 dan hari ke-7 tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada perubahan viskositas sediaan krim. Perubahan viskositas yang terjadi ditunjukkan dengan penurunan nilai viskositas masing-masing sediaan krim. Perubahan yang terjadi selama waktu penyimpanan bisa terjadi karena perubahan pada suhu ruangan. Sesuai dengan Hukum Stokes menyatakan bahwa peningkatan suhu ruangan yang dapat mengganggu daya tahan krim dan dapat menurunkan nilai viskositas dari fase kontinu (air), serta meningkatkan gerak globul fase terdispersi (minyak). Keduanya menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik pada persamaan Hukum Stokes, semakin cepat pergerakan globul maka semakin turun nilai viskositas suatu sediaan. Selain itu, perubahan pada krim disebabkan pula oleh tipe emulsi pada krim itu sendiri. Emulsi yang termasuk dalam tipe minyak dalam air cenderung akan mengalami penurunan viskositas. Hukum Stokes juga menyatakan bahwa semakin bertambah hari maka ukuran globul mengalami pembesaran, sehingga menyebabkan nilai viskositas semakin kecil. Menurut Sherman dalam bukunya Rheology of Emulsion, pengurangan viskositas disebabkan oleh penurunan viskositas dari fase kontinu karena jarak antara globul-globul yang meningkat. Viskositas dengan waktu mencerminkan peningkatan ukuran globul karena penggumpalan. Apabila nilai viskositas sediaan krim dibandingkan terhadap sediaan satu sama lainnya, maka terlihat perbedaan viskositas, semakin besar konsentrasi basis nano, maka nilai viskositas semakin besar pula. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kandungan potassium lauroyl wheat amino acids dalam basis nano, dimana potassium lauroyl wheat amino acids ini merupakan salah satu senyawa yang dapat meningkatkan konsistensi krim dan juga meningkatkan stabilitas sediaan krim. Selain itu, meningkatnya viskositas dapat disebabkan oleh beberapa senyawa, seperti viskolam. Viskolam digunakan sebagai pengental, dimana viskolam ini mempunyai kemampuan mengentalkan larutan air sebagai fase luar dari krim. 38

9 Viskoistas SediaanKrim JSTFI 67 66, , , Perlakuan (Hari Penyimpanan) Gambar 2. Hasil pengukuran viskositas sediaan krim X01 X02 X03 X1 X2 X3 Pengujian Stabilitas Fisik dengan Menggunakan Metode Sentrifugasi Hasil uji sentrifugasi dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil uji sentrifugasi menunjukkan bahwa pada sediaan krim dengan basis 5% terjadi pemisahan pada kecepatan 3750 rpm. Pemisahan fase yang terjadi disebabkan oleh ketidakcampuran dengan sempurna antara basis bersama fase lainnya. Basis sebanyak 5% ternyata kurang sepadan jumlahnya dengan komponen lainnya dalam formula sediaan krim yang telah dibuat sehingga menyebabkan tidak tercampurnya dengan sempurna antara basis nano dan komponen lainnya. Alasan tersebut diperkuat dengan teori bahwa semakin banyak konsentrasi emulgator yang ditambahkan maka sediaan krim akan semakin stabil. Hasil sentrifugasi pada sediaan krim dengan basis 5% dapat menunjukkan bahwa sediaan krim tersebut tidak tahan terhadap penyimpanan di suhu ruang selama kurang dari 10 bulan. Pengujian Iritasi Sediaan Krim Pengujian iritasi merupakan syarat mutlak dalam industri kosmetik untuk memastikan bahwa sediaan yang dibuat aman untuk digunakan. Uji iritasi pada penelitian ini dilakukan secara in vivo kepada 10 orang sukarelawan. Adapun yang diuji adalah sediaan krim dengan basis nano 10%. Pengujian dilakukan hanya terhadap sediaan krim tersebut, karena sediaan yang diuji hanya sediaan yang cenderung lebih stabil daripada sediaan lainnya, sedangkan sediaan krim blanko diikutsertakan dalam pengujian iritasi ini hanya sebagai pembanding terhadap sediaan krim pelembab dimethylsilanol hyaluronate. Berdasarkan data hasil pengujian dapat diketahui bahwa sediaan krim pelembab dimethylsilanol hyaluronate dengan formula (X 3) tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Hal itu ditandai dengan tidak adanya reaksi panas, kemerahan dan iritasi, ataupun gatal pada kulit sukarelawan. Begitu juga dengan sediaan krim blanko 39

10 dengan formula X 03. Hal ini dikarenakan oleh bahan-bahan yang digunakan adalah bahan-bahan yang aman, inert, tidak mengiritasi, serta memiliki rasa raba kulit yang baik. SIMPULAN Hasil penelitian evaluasi fisik sediaan krim pelembab dimethylsilanol hyaluronate dengan penambahan basis nano dan fase minyak kelapa murni dapat disimpulkan bahwa penambahan dimethylsilanol hyaluronate sebagai bahan aktif pelembab dalam sediaan krim dengan penambahan basis nano dan fase minyak kelapa murni menghasilkan sediaan krim yang baik, stabil, dan aman untuk digunakan. Hasil pengamatan evaluasi fisik, stabilitas fisik, dan pengamatan distribusi sediaan krim, menunjukkan bahwa sediaan krim pelembab dimethylsilanol hyaluronate dengan penambahan basis nano 10% dan fase minyak kelapa murni 10% mempunyai kestabilan dan penampilan fisik terbaik. Penelitian lanjut yang perlu dilakukan adalah mengenai pengujian efektivitas secara in vitro maupun in vivo dari sediaan krim pelembab dimethylsilanol hyaluronate dengan penambahan basis nano dan fase minyak kelapa murni dan pengujian ukuran partikel dengan menggunakan Energy Filetering Transmission Electron Microscopy (EFTEM). DAFTAR PUSTAKA Ansel, C.H Pengantar Sediaan Farmasi. Penerjemah: F. Ibrahim. Jakarta: UI Press. Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 8. Dimethylsilanol Hyaluronate Exymol. [Diakses 4 Februari, 2009]. Harry, R.G Harry s Cosmetocology. Sixth edition. Vol I. London: Chemical Publishing Company, Inc. 12. Keithler, W.M.R The Formulation of Cosmetic and Cosmetic Specialties. New York: Drug Markets. Inc. 3. Lachman L, H.A. Lieberman, dan J.L. Kanig Teori dan Praktek Farmasi Industri. Penerjemah: Suyatmi S dan Aisyah I. Edisi ke-3. Jakarta: UI Press ; Latiefah, S Formulasi Krim Pelembab Wajah yang Mengandung Tabir Surya Nanopartikel Zink Oksida Salut Silikon. Bandung: Fakultas Universitas Padjadjaran. 2. Nanocream Sinerga. diakses 4 Februari, Rochman T.N Prospek Nanoteknologi di Tanah Air. e769.htm, diakses 6 Februari

11 Sharma, P.K. et. al Pengenalan Nanoteknologi. ess.com/2008/10/08/nanoteknologipe ngenalan/, diakses 6 Februari, Setiaji, B Salah Satu Manfaat Minyak Kelapa Murni. apakahvirgincoconutoil.pdf, diakses 13 September Sudjana, M.A Desain dan Analisis Eksperimen. Edisi IV. Bandung: Tarsito. Hal. 61; 65 Thassu, D, M. Delleers and Y. Pathak Nanoparticulate Drug Delivery System. Volume 166. New York: Pharmaceu Tech, Inc. Wasitaatmadja M. S Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press. 4-5;8; 85-93;112 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan sediaan losio minyak buah merah a. Perhitungan HLB butuh minyak buah merah HLB butuh minyak buah merah yang digunakan adalah 17,34. Cara perhitungan HLB

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Ekstrak Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) Ekstark buah tomat memiliki organoleptis dengan warna kuning kecoklatan, bau khas tomat, rasa manis agak asam, dan bentuk

Lebih terperinci

Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven

Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven IOCD International Symposium and Seminar of Indonesian Medicinal Plants xxxi, Surabaya 9-11 April 2007 Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven Yudi Padmadisastra Amin Syaugi

Lebih terperinci

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION Megantara, I. N. A. P. 1, Megayanti, K. 1, Wirayanti,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer Brookfield (Model RVF), Oven (Memmert), Mikroskop optik, Kamera digital (Sony), ph meter (Eutech), Sentrifugator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Evaluasi Krim Hasil evaluasi krim diperoleh sifat krim yang lembut, mudah menyebar, membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat dioleskan pada

Lebih terperinci

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Contoh si Sediaan Salep 1. sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Vaselin Putih 82,75% Ekstrak Hidroglikolik Centellae Herba 15 % Montanox 80 2 % Mentol 0,05 % Nipagin 0,15

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan berdasarkan variasi konsentrasi bahan peningkat viskositas memberikan

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan. BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Air suling, cangkang telur ayam broiler, minyak VCO, lanolin, cera flava, vitamin E asetat, natrium lauril sulfat, seto stearil alkohol, trietanolamin (TEA), asam stearat, propilenglikol,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan Getah Jarak Pengumpulan getah jarak (Jatropha curcas) berada di Bandarjaya, Lampung Tengah yang berusia 6 tahun. Pohon jarak biasanya dapat disadap sesudah berumur

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta)

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Mikroorganisme Uji Propionibacterium acnes (koleksi Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta) BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Propolis Gold (Science&Nature ), minyak lavender (diperoleh dari PT. Martina Berto), aquadest, Crillet 4 (Trimax), Crill 4 (diperoleh dari PT. Pusaka Tradisi Ibu), setostearil

Lebih terperinci

SHERLY JULIANI FORMULASI DAN UJI EFEK KRIM PELEMBAB UNTUK MENGATASI XEROSIS PADA TUMIT KAKI PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

SHERLY JULIANI FORMULASI DAN UJI EFEK KRIM PELEMBAB UNTUK MENGATASI XEROSIS PADA TUMIT KAKI PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SHERLY JULIANI FORMULASI DAN UJI EFEK KRIM PELEMBAB UNTUK MENGATASI XEROSIS PADA TUMIT KAKI PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007 Pada kutipan atau saduran

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium SBRC LPPM IPB dan Laboratorium Departemen Teknologi Industri Pertanian FATETA IPB mulai bulan September 2010

Lebih terperinci

PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC 505 HV IN VITRO

PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC 505 HV IN VITRO PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC HV IN VITRO Boesro Soebagio, Dolih Gozali, Nadiyah Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai

Lebih terperinci

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets I. Formula Asli R/ Krim Kosmetik II. Rancangan Formula Nama Produk : Jumlah Produk : 2 @ 40 g Tanggal Pembuatan : 16 Januari 2013 No. Reg : No. Bets : Komposisi : Tiap 40 g mengandung VCO 15% TEA 2% Asam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Hasil Evaluasi Sediaan a. Hasil pengamatan organoleptis Hasil pengamatan organoleptis menunjukkan krim berwarna putih dan berbau khas, gel tidak berwarna atau transparan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi digilib.uns.ac.id 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Pengumpulan Bahan Bahan berupa minyak kemiri (Aleurites moluccana L.) diperoleh dari rumah industri minyak kemiri dengan nama dagang Minyak kemiri alami 100%, VCO diperoleh di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan membuat sediaan lipstik dengan perbandingan basis lemak cokelat dan minyak jarak yaitu 60:40 dan 70:30

Lebih terperinci

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK KRIM SUSU KUDA SUMBAWA DENGAN EMULGATOR NONIONIK DAN ANIONIK Faridha Yenny Nonci, Nurshalati Tahar, Qoriatul Aini 1 1 Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Peralatan yang digunakan adalah alat-alat gelas, neraca analitik tipe 210-LC (ADAM, Amerika Serikat), viskometer Brookfield (Brookfield Synchroectic,

Lebih terperinci

IDA FARIDA SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

IDA FARIDA SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI IDA FARIDA 10703039 FORMULASI LOSIO DAN GEL EKSTRAK BUAH JERUK NIPIS (CITRUS AURANTIFOLIA (CHRISM.& PANZER) SWINGLE FRUCTUS) SERTA UJI STABILITA FISIK SEDIAAN PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Penelitian ini diawali dengan pemeriksaan bahan baku. Pemeriksaan bahan baku yang akan digunakan dalam formulasi mikroemulsi ini dimaksudkan untuk standardisasi agar diperoleh

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Karakteristik Minyak Atsiri Wangi Hasil penelitian menunjukkan minyak sereh wangi yang didapat desa Ciptasari Pamulihan, Kabupaten Sumedang dengan pengujian meliputi bentuk,

Lebih terperinci

KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF

KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF Suwarmi, Agus Suprijono Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi YAYASAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LECITHIN SEBAGAI EMULGATOR DALAM SEDIAAN EMULSI MINYAK IKAN

EFEKTIVITAS LECITHIN SEBAGAI EMULGATOR DALAM SEDIAAN EMULSI MINYAK IKAN EFEKTIVITAS LECITHIN SEBAGAI EMULGATOR DALAM SEDIAAN EMULSI MINYAK IKAN Nasrul Wathoni, Boesro Soebagio, Taofik Rusdiana Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jatinangor ABSTRAK Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada tahap awal formulasi, dilakukan orientasi untuk mendapatkan formula krim yang baik. Orientasi diawali dengan mencari emulgator yang sesuai untuk membentuk krim air

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental 8 BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi minyak atsiri

Lebih terperinci

FRANSISKUS X DHIAS

FRANSISKUS X DHIAS FRANSISKUS X DHIAS 10703037 FORMULASI KRIM TABIR SURYA DENGAN BAHAN AKTIF SERBUK CANGKANG TELUR AYAM BROILER DAN PENENTUAN AKTIVITAS PELINDUNG SURYANYA PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Dilakukan identifikasi dan karakterisasi minyak kelapa murni menggunakan GC-MS oleh LIPI yang mengacu kepada syarat mutu minyak kelapa SNI 01-2902-1992. Tabel 4.1.

Lebih terperinci

FORMULASI SARI BUAH TOMAT VARIETAS APEL (Lycopersicum esculentum Mill Pyriforme) SEBAGAI KRIM MASKER. A.Muflihunna

FORMULASI SARI BUAH TOMAT VARIETAS APEL (Lycopersicum esculentum Mill Pyriforme) SEBAGAI KRIM MASKER. A.Muflihunna As-Syifaa Vol 04 (01) : Hal. 1-6, Juli 2012 ISSN : 2085-4714 FORMULASI SARI BUAH TOMAT VARIETAS APEL (Lycopersicum esculentum Mill Pyriforme) SEBAGAI KRIM MASKER A.Muflihunna Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Ekstraksi simplisia segar buah duku dilakukan dengan cara dingin yaitu maserasi karena belum ada data tentang kestabilan komponen ekstrak buah duku terhadap panas.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Hasil determinasi Citrus aurantifolia (Christm. & Panzer) swingle fructus menunjukan bahwa buah tersebut merupakan jeruk nipis bangsa Rutales, suku Rutaceae, marga Citrus,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode faktorial desain 2 faktor 2 level. Jumlah formula yang dibuat adalah

Lebih terperinci

SUSPENSI DAN EMULSI Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt.

SUSPENSI DAN EMULSI Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt. SUSPENSI DAN EMULSI Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt. Sediaan cair banyak dipilih untuk pasien pediatrik dan geriatric karena mudah untuk ditelan, dan fleksibilitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah Lampiran 2. Gambar tumbuhan jahe merah Lampiran 3. Gambar makroskopik rimpang jahe merah Rimpang jahe merah Rimpang jahe merah yang diiris

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI PROPILEN GLIKOL TERHADAP STABILITAS FISIK KRIM ANTIOKSIDAN FITOSOM EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.

PENGARUH KONSENTRASI PROPILEN GLIKOL TERHADAP STABILITAS FISIK KRIM ANTIOKSIDAN FITOSOM EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L. PENGARUH KONSENTRASI PROPILEN GLIKOL TERHADAP STABILITAS FISIK KRIM ANTIOKSIDAN FITOSOM EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.) Karlina Amir Tahir 1, Sartini 2, Agnes Lidjaja 2 1 Jurusan Farmasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji pendahuluan Mikrokapsul memberikan hasil yang optimum pada kondisi percobaan dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 29 METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Alat Penelitian Bahan baku yang digunakan pada pembuatan skin lotion meliputi polietilen glikol monooleat (HLB12,2), polietilen glikol dioleat (HLB 8,9), sorbitan monooleat

Lebih terperinci

FORMULASI LULUR KRIM YANG MENGANDUNG KOMBINASI YOGHURT DAN PATI BERAS HITAM (Oryza sativa L.)

FORMULASI LULUR KRIM YANG MENGANDUNG KOMBINASI YOGHURT DAN PATI BERAS HITAM (Oryza sativa L.) As-Syifaa Vol 08 (02) : Hal. 83-91, Desember 2016 ISSN : 2085-4714 FORMULASI LULUR KRIM YANG MENGANDUNG KOMBINASI YOGHURT DAN PATI BERAS HITAM (Oryza Vina Purnamasari M 1, Ermina Pakki 2, Mirawati 1 1

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Mikroemulsi merupakan emulsi yang stabil secara termodinamika dengan ukuran globul pada rentang 10 nm 200 nm (Prince, 1977). Mikroemulsi dapat dibedakan dari emulsi biasa

Lebih terperinci

FORMULASI DAN EVALUASI FISIK KRIM BODY SCRUB DARI EKSTRAK TEH HITAM (Camellia sinensis), VARIASI KONSENTRASI EMULGATOR SPAN-TWEEN 60

FORMULASI DAN EVALUASI FISIK KRIM BODY SCRUB DARI EKSTRAK TEH HITAM (Camellia sinensis), VARIASI KONSENTRASI EMULGATOR SPAN-TWEEN 60 FORMULASI DAN EVALUASI FISIK KRIM BODY SCRUB DARI EKSTRAK TEH HITAM (Camellia sinensis), VARIASI KONSENTRASI EMULGATOR SPAN-TWEEN 60 Maria Ulfa, Nur Khairi, Fadillah Maryam Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi,

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P. PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Susanti, N. M. P. 1, Widjaja, I N. K. 1, dan Dewi, N. M. A. P. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

NILA PENGEMBANGAN FORMULA KRIM PROPOLIS DAN MINYAK LAVENDER SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP PROPIONIBACTERIUM ACNES

NILA PENGEMBANGAN FORMULA KRIM PROPOLIS DAN MINYAK LAVENDER SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP PROPIONIBACTERIUM ACNES NILA PENGEMBANGAN FORMULA KRIM PROPOLIS DAN MINYAK LAVENDER SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP PROPIONIBACTERIUM ACNES Program Studi Sains & Teknologi Farmasi INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008 Pada

Lebih terperinci

FORMULASI SABUN MANDI CAIR DENGAN LENDIR DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.)

FORMULASI SABUN MANDI CAIR DENGAN LENDIR DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.) FORMULASI SABUN MANDI CAIR DENGAN LENDIR DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.) Boesro Soebagio, Sriwidodo, Irni Anggraini Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD, Jatinangor-Sumedang ABSTRAK Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan adalah hotplate stirrer, reaktor labu leher tiga dan alat sentrifuse. Alat yang digunakan dalam analisis deterjen cair adalah viscosimeter

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen). Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen) sebelum

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION

HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION Sri Rahayu* Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan *Corresponding author email: rahayu.dds15@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan kosmetika dekoratif digunakan sehari-hari untuk mempercantik diri. Salah satu contoh kosmetika dekoratif yang sering digunakan adalah lipstik. Lipstik merupakan

Lebih terperinci

FORMULASI DAN UJI STABILITAS SIRUP TEPUNG KANJI. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2

FORMULASI DAN UJI STABILITAS SIRUP TEPUNG KANJI. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2 A.1 FORMULASI DAN UJI STABILITAS SIRUP TEPUNG KANJI Naela Nabiela 1*, Ahmad Hilmi Fahmi 1, Muhammad Sukron 1, Ayu Elita Sari 1, Yusran, Suparmi 1 1 Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran,

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN EVALUASI SECARA IN VITRO EMULSI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) MENGGUNAKAN EMULGATOR TWEEN 80 DAN GOM ARAB SKRIPSI

PEMBUATAN DAN EVALUASI SECARA IN VITRO EMULSI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) MENGGUNAKAN EMULGATOR TWEEN 80 DAN GOM ARAB SKRIPSI PEMBUATAN DAN EVALUASI SECARA IN VITRO EMULSI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) MENGGUNAKAN EMULGATOR TWEEN 80 DAN GOM ARAB SKRIPSI OLEH: Rutlin Valentina Silaban NIM 121524148 PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI SPAN 80 DAN CERA ALBA TERHADAP STABILITAS FISIK SEDIAAN COLD CREAM EKSTRAK ETANOL 96% KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.

PENGARUH KOMPOSISI SPAN 80 DAN CERA ALBA TERHADAP STABILITAS FISIK SEDIAAN COLD CREAM EKSTRAK ETANOL 96% KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L. PENGARUH KOMPOSISI SPAN 80 DAN CERA ALBA TERHADAP STABILITAS FISIK SEDIAAN COLD CREAM EKSTRAK ETANOL 96% KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Arisanti, C. I. S. 1, Indraswari, P. I. I. 1, Budiputra,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman. 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Determinasi Tanaman Bahan baku utama dalam pembuatan VC pada penelitian ini adalah buah kelapa tua dan buah nanas muda. Untuk mengetahui bahan baku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sediaan gel dari ekstrak etil asetat

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim. PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim. II. DASAR TEORI Definisi sediaan krim : Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan, 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam karya tulis ini adalah jenis penelitian eksperimen yang didukung dengan studi pustaka. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji tumbuhan canola, yaitu tumbuhan asli Kanada Barat dengan bunga berwarna kuning. Popularitas dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang musim. Sinar matahari merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup, namun ternyata

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI CREAM ZETACORT Disusun oleh : Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. mahasiswa : 09.0064 Tgl. Praktikum : 30 April 2010 Hari : Jumat Dosen pengampu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK PEMBUATAN t - BUTIL KLORIDA NAMA PRAKTIKAN : KARINA PERMATA SARI NPM : 1106066460 PARTNER PRAKTIKAN : FANTY EKA PRATIWI ASISTEN LAB : KAK JOHANNES BION TANGGAL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi UGM didapat bahwa sampel yang digunakan adalah benar daun sirsak (Annona muricata

Lebih terperinci

Formulasi dan Uji Stabilita Fisik Sediaan Oral Emulsi Virgin Coconut Oil

Formulasi dan Uji Stabilita Fisik Sediaan Oral Emulsi Virgin Coconut Oil ARTIKEL PENELITIAN Formulasi dan Uji Stabilita Fisik Sediaan Oral Emulsi Virgin Coconut Oil Formulation and Physical Stability Test of Virgin Coconut Oil Emulsion Oral Preparation Abstrak Ingenida Hadning

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN KRIM CAIR TANGAN DAN BADAN MENGGUNAKAN SARI KACANG KEDELAI (Soya max L.) SEBAGAI BAHAN PELEMBAB

FORMULASI SEDIAAN KRIM CAIR TANGAN DAN BADAN MENGGUNAKAN SARI KACANG KEDELAI (Soya max L.) SEBAGAI BAHAN PELEMBAB FORMULASI SEDIAAN KRIM CAIR TANGAN DAN BADAN MENGGUNAKAN SARI KACANG KEDELAI (Soya max L.) SEBAGAI BAHAN PELEMBAB SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

Lebih terperinci

UJI PELEPASAN FLUKONAZOL DARI SEDIAAN SUPOSITORIA DENGAN BASIS HIDROFILIK, BASIS LIPOFILIK, DAN BASIS AMFIFILIK SECARA INVITRO

UJI PELEPASAN FLUKONAZOL DARI SEDIAAN SUPOSITORIA DENGAN BASIS HIDROFILIK, BASIS LIPOFILIK, DAN BASIS AMFIFILIK SECARA INVITRO UJI PELEPASAN FLUKONAZOL DARI SEDIAAN SUPOSITORIA DENGAN BASIS HIDROFILIK, BASIS LIPOFILIK, DAN BASIS AMFIFILIK SECARA INVITRO Sriwidodo, Boesro Soebagio, Ricki Maranata S Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN KRIM CAIR TANGAN DAN BADAN MENGGUNAKAN SARI TOMAT (Solanum lycopersicum) SEBAGAI BAHAN PELEMBAB

FORMULASI SEDIAAN KRIM CAIR TANGAN DAN BADAN MENGGUNAKAN SARI TOMAT (Solanum lycopersicum) SEBAGAI BAHAN PELEMBAB FORMULASI SEDIAAN KRIM CAIR TANGAN DAN BADAN MENGGUNAKAN SARI TOMAT (Solanum lycopersicum) SEBAGAI BAHAN PELEMBAB SKRIPSI OLEH: CHRISTINE NIM 091501044 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III BAHAN, ALAT, DAN CARA KERJA. Aminofilin (Jilin, China), teofilin (Jilin, China), isopropil miristat (Cognis

BAB III BAHAN, ALAT, DAN CARA KERJA. Aminofilin (Jilin, China), teofilin (Jilin, China), isopropil miristat (Cognis BAB III BAHAN, ALAT, DAN CARA KERJA A. Bahan Aminofilin (Jilin, China), teofilin (Jilin, China), isopropil miristat (Cognis Oleochemicals, Malaysia), steareth-21, steareth-2 (Carechemicals, Jerman), HPMC

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon I PENDAHULUAN Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk daerah beriklim tropis yang merupakan tempat endemik penyebaran nyamuk. Dari penelitiannya Islamiyah et al., (2013) mengatakan bahwa penyebaran nyamuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I EMULSI FINLAX Disusun oleh : Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 Hari : Jumat Tanggal Praktikum : 5 Maret 2010 Dosen Pengampu : Anasthasia Pujiastuti,

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN LIPBALM MINYAK BUNGA KENANGA (Cananga Oil ) SEBAGAI EMOLIEN Hestiary Ratih 1 Titta Hartyana 1, Ratna Cahaya Puri 1 1 Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi hestiary_ratih@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. B. Tempat Dan Waktu Penelitian ini di lakukan pada tanggal 20 Februari 2016 sampai 30 November

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan Medika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di kawasan Puspitek Serpong, Tangerang. Waktu pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini digunakan bahan baku minyak atsiri daun sebagai bahan aktif gel antiseptik. Minyak atsiri daun ini berasal dari Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A EKSTRAK BIJI KEDELAI ( Glycine max L) : UJI STABILITAS FISIK DAN EFEK PADA KULIT SKRIPSI

FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A EKSTRAK BIJI KEDELAI ( Glycine max L) : UJI STABILITAS FISIK DAN EFEK PADA KULIT SKRIPSI FORMULASI SEDIAAN KRIM TIPE M/A EKSTRAK BIJI KEDELAI ( Glycine max L) : UJI STABILITAS FISIK DAN EFEK PADA KULIT SKRIPSI Oleh: NUNIK KURNIASIH K100110094 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Pada penelitian ini digunakan bahan diantaranya deksametason natrium fosfat farmasetis (diperoleh dari Brataco), PLGA p.a (Poly Lactic-co-Glycolic

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH digilib.uns.ac.id xvi DAFTAR SINGKATAN A/M ANOVA BHA BHT CMC CoCl 2 HIV HLB M/A O/W ph SPSS t-lsd UV W/O : Air dalam Minyak : Analysis of Variance : Butylated Hydroxyanisole : Butylated Hydroxytoluen)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni secara in vitro. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radiasi sinar UV yang terlalu lama pada kulit dapat menyebabkan timbulnya penyakit kulit seperti kanker kulit dan reaksi alergi pada cahaya/fotoalergi (Ebrahimzadeh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan sediaan yang digunakan di luar badan guna membersihkan, menambah daya tarik, dan memperbaiki bau badan tetapi tidak untuk mengobati penyakit (Tranggono

Lebih terperinci

DONNY RAHMAN KHALIK FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA MURNI UNTUK SEDIAAN NUTRISI LENGKAP PARENTERAL

DONNY RAHMAN KHALIK FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA MURNI UNTUK SEDIAAN NUTRISI LENGKAP PARENTERAL DONNY RAHMAN KHALIK 10703026 FORMULASI MIKROEMULSI MINYAK KELAPA MURNI UNTUK SEDIAAN NUTRISI LENGKAP PARENTERAL PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007 Pada kutipan atau

Lebih terperinci

Nama Sediaan Kosmetika Tujuan Pemakaian II. Karakteristik Sediaan

Nama Sediaan Kosmetika Tujuan Pemakaian II. Karakteristik Sediaan Nama Sediaan Kosmetika : Hand sanitizer alami I. Tujuan Pemakaian : Membersihkan kulit dengan kemampuan membunuh bakteri yang ada di tangan tanpa harus dibilas Memberikan efek melembutkan pada tangan II.

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA

FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA Helen Eliska Trianti Gurning 1), Adeanne C. Wullur 1), Widya Astuty Lolo 1) 1) Program Studi Farmasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang 59 Lampiran 2. Gambar tanaman rimbang dan gambar makroskopik buah rimbang A Keterangan: A. Tanaman rimbang B. Buah rimbang B 60 Lampiran 3. Gambar serbuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ASAM LAKTAT SEBAGAI HUMEKTAN DALAM SEDIAAN HAND CREAM TIPE M/A

PENGGUNAAN ASAM LAKTAT SEBAGAI HUMEKTAN DALAM SEDIAAN HAND CREAM TIPE M/A PENGGUNAAN ASAM LAKTAT SEBAGAI HUMEKTAN DALAM SEDIAAN HAND CREAM TIPE M/A SKRIPSI OLEH: ORIKA SORTA MELIYANTI MARPAUNG NIM 091524077 PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Kategori penelitian dan rancangan percobaan yang digunakan adalah kategori penelitian eksperimental laboratorium. 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian

Lebih terperinci

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 SKRIPSI PENGGUNAAN SARI BUAH ANGGUR MERAH (Fructus Vitis vinifera) SEBAGAI PELEMBAB DALAM SEDIAAN KRIM Diajukan oleh: IIN NOVITA SRI REZEKI SITOMPUL 060824056 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat certificate of analysis vitamin E (dl α-tocopherol acetate)

Lampiran 1. Surat certificate of analysis vitamin E (dl α-tocopherol acetate) Lampiran 1. Surat certificate of analysis vitamin E (dl α-tocopherol acetate) 61 Lampiran 2. Gambar bahan dan alat A B C D Keterangan: A. Cetakan kaca B. Pemotong bentuk masker C. Viskometer Brookfield

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetika merupakan suatu sediaan yang telah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Salah satu kegunaan sediaan kosmetika adalah untuk melindungi tubuh dari berbagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016 bertempat di Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Pengujian

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II SISTEM DISPERSI : DONI DERMAWAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS, 21 MEI RIMBA T.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II SISTEM DISPERSI : DONI DERMAWAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS, 21 MEI RIMBA T. LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II SISTEM DISPERSI NAMA : DONI DERMAWAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS, 21 MEI 2015 ASISTEN :1. NOVIA EKA PUTRI 2. RIMBA T. LABORATORIUM FARMASI FISIKA II FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radiasi sinar matahari yang mengenai permukaan bumi merupakan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi dan

Lebih terperinci

FORMULASI SEDIAAN PELEMBAB EKSTRAK LIDAH BUAYA (ALOE VERA L.) DENGAN KOMBINASI GLISERIN DAN PROPILEN GLIKOL DALAM BASIS VANISHING CREAM

FORMULASI SEDIAAN PELEMBAB EKSTRAK LIDAH BUAYA (ALOE VERA L.) DENGAN KOMBINASI GLISERIN DAN PROPILEN GLIKOL DALAM BASIS VANISHING CREAM FORMULASI SEDIAAN PELEMBAB EKSTRAK LIDAH BUAYA (ALOE VERA L.) DENGAN KOMBINASI GLISERIN DAN PROPILEN GLIKOL DALAM BASIS VANISHING CREAM LINAWATI SUTRISNO 2443010021 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci