KETERAMPILAN DASAR KONSELING: LAPORAN TES DAN LANGKAH BERIKUTNYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KETERAMPILAN DASAR KONSELING: LAPORAN TES DAN LANGKAH BERIKUTNYA"

Transkripsi

1 KETERAMPILAN DASAR KONSELING: LAPORAN TES DAN LANGKAH BERIKUTNYA Nurbaity Bustamam Bimbingan dan Konseling Departemen, Universitas Syiah Kuala ABSTRAK Keterampilan dasar konseling adalah modal awal bagi mahasiswa calon konselor untuk dapat mengembangkan kemampuan kerjanya terutama dalam layanan konseling baik konseling individu maupun konseling kelompok secara berkelanjutan. Oleh karena itu penguasaan keterampilan ini merupakan salah satu tujuan inti dalam program pendidikan sarjana bimbingan dan konseling selain penguasaan berbagai teori dalam konseling dan praktis penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling dalam seting sekolah dan luar sekolah. Artikel ini melaporkan hasil pengukuran aspek kognitif keterampilan dasar konseling dari 205 mahasiswa dan alumni Program Studi Bimbingan dan Konseling di Aceh. Temuantemuan positif dan negatif dijabarkan secara hati-hati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan konsep attending, questioning, observing dan responding masih belum memuaskan. Masih banyak poin-poin konsep yang hanya dipahami oleh sejumlah kecil peserta tes. Hal ini menunjukkan bahwa pengajar dalam mata kuliah yang mengajarkan kemampuan ini harus lebih memberikan penekanan terhadap pemahaman konseptual daripada hanya langkah-langkah prosedural saja. Pengajar juga diajak untuk memeriksa kembali konsep awal pelatihan keterampilan dasar konseling agar dapat digunakan di dalam pembelajaran mata kuliah yang terkait dengan pengembangan keterampilan dasar konseling ini. Kata Kunci: Keterampilan dasar konseling, tes aspek kognitif PENGANTAR Konseling merupakan salah satu profesi dari banyak profesi lain yang berupaya memberikan pertolongan bagi orang lain atau sering juga disebut helping profession. Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan konseling perlu membangun jenis hubungan tertentu yang akan memungkinkan terutama orang yang dibantu untuk tumbuh lebih baik. Konseli datang untuk berbicara tentang masalah mereka dan berharap konselor dapat memahami dan menerima perasaan mereka sehingga konseli dapat melakukan pengungkapan diri dengan nyaman. Konselor diharapkan dapat memberikan kondisi tertentu dalam interaksi ini yaitu membiarkan konseli untuk berbicara, menghormati perbedaan mereka, serta menumbuhkan kepercayaan dan memberikan penguatan (McLeod, 2007). Keberhasilan hubungan ini tergantung pada kualitas sikap konselor, kualitas pribadinya dan keterampilan dalam membangun hubungan (Timulak, 2011). Salah satu tujuan dari pendidikan konselor adalah mengajar mahasiswa untuk memiliki sikap dan keterampilan konselor dalam membangun hubungan terapeutik. Untuk alasan ini, pendidik konselor harus yakin bahwa metode yang mereka gunakan dalam mengajar sikap dan keterampilan akan efektif. Pendidik harus memusatkan perhatian mereka pada kondisi belajar dan mengajar yang akan mendukung pencapaian maksimal sikap dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja sebagai konselor yang profesional. 27

2 SULOH Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016 Keterampilan konseling dasar diyakini sebagai keterampilan inti dan dasar dari profesi konseling. Tanpa keterampilan ini konselor tidak dapat melakukan perannya sebagai konselor dengan baik. Tanpa keterampilan ini konselor tidak akan dapat membantu konseli dan akan berkinerja buruk dalam pekerjaannya sehari-hari. Perhatian pada pelatihan keterampilan ini harus diberikan baik dalam pendidikan untuk mahasiswa calon konselor atau disebut juga pendidikan pra-layanan (pre-service) maupun pendidikan bagi konselor yang sudah bekerja atau disebut pendidikan dalam-layanan (in-service). Pelatihan keterampilan dasar konseling di Indonesia saat ini khususnya berfokus pada mata kuliah mikro konseling. Mata kuliah ini biasanya menjadi prasyarat sebelum mahasiswa mengambil mata kuliah konseling individu. Mata kuliah mikro konseling biasanya berbeda dari mata kuliah lain dalam hal jumlah peserta kuliah. Jumlah peserta kelas ini cukup kecil untuk memungkinkan mereka memiliki cukup waktu untuk berlatih setiap keterampilan. Teknik yang biasa digunakan di dalam kelas adalah bermitra, siswa akan mengambil peran sebagai konselor dan konseli secara bergantian. Kadang-kadang rekaman video digunakan untuk membantu mahasiswa melakukan review atas keterampilan yang telah mereka tunjukkan. Rekaman video juga biasanya digunakan sebagai alat penilaian akhir mahasiswa. Laporan menunjukkan bahwa guru bimbingan dan konseling di sekolah memberikan layanan konseling dalam kondisi yang tidak cukup baik. Kusmaryani (2010) melaporkan bahwa personil konseling sekolah memberikan konseling dengan keterampilan minimum, atau tidak melakukan proses konseling sama sekali dalam pekerjaan sehari-hari mereka. Laporan diri dengan nada yang sama juga ditemukan hampir di setiap kegiatan pelatihan in-service, atau dalam diskusi dan pembicaraan di media sosial. Konselor sekolah atau guru bimbingan dan konseling di Aceh sebagian besar melaporkan bahwa apa yang telah mereka pelajari di universitas tidak dapat ditransfer dengan mudah di lapangan dengan konseli sesungguhnya. Atas dasar ini, universitas perlu memiliki dan terus mengadaptasikan kurikulum. Dosen harus menemukan format pengajaran yang tepat, desain pembelajaran yang baik untuk membantu mahasiswa mengembangkan profesionalisme yang sesuai. Sementara berencana untuk meningkatkan pembelajaran, dosen perlu mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari efek pembelajaran mereka yang telah lalu. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang pengetahuan dan keterampilan yang ditampilkan oleh mahasiswa senior dan alumni Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala, pada tes keterampilan dasar konseling yang mereka ikuti dengan harapan untuk memberikan deskripsi tentang apa yang telah mereka kuasai dan apa yang tidak mereka kuasai dalam hal keterampilan dasar konseling. KETERAMPILAN DASAR KONSELING Keterampilan dasar konseling adalah keterampilan dasar dan utama dalam konseling yang harus mampu dikuasai oleh mahasiswa selama tahun-tahun belajar mereka. Kata "dasar" menunjukkan bahwa ada beberapa keterampilan "lanjutan" yang juga harus dimiliki oleh mahasiswa. Keterampilan konseling lanjutan (advance) terkait dengan spesifik teori atau model konseling tertentu yang berbeda dengan teori atau model lain, sedangkan keterampilan dasar merupakan dasar dari semua teori tersebut. Banyak ahli menyarankan bahwa mata kuliah keterampilan dasar konseling penting terlepas teori atau model yang akan diikuti (misalnya Carkhuff, 1979; Kuntze, 2009; Reiter, 2008 dan Timulak, 2011). Para ahli percaya bahwa perkembangan konsep dan pelatihan

3 Nurbaity [Keterampilan dasar konseling...] keterampilan dasar konseling berdasarkan pada teori Carl Rogers. Smaby dan Maddux (2010) menyebut bahwa pendekatan Rogerian merupakan bentuk pelatihan keterampilan konseling modern dibandingkan dengan pelatihan keterampilan konseling atau psikoterapi sebelum era Rogerian. Mereka menyatakan bahwa pendekatan ini lebih mengutamakan pemahaman hubungan antara konselor dan konseli daripada pemahaman kepribadian konseli. Theron (2009) menyatakan bahwa usulan Rogers mengenai kondisi dasar yang harus disediakan dalam konseling menjadi awal dukungan terhadap pengembangan dan pelatihan keterampilan dasar konseling. Reiter (2008) mengemukakan bahwa pengembangan hubungan dengan konseli lebih penting daripada latar belakang teoritis konselor. Pernyataan ini sesuai dengan tujuan dari teori Rogers. Keterampilan dasar konseling juga dinyatakan dalam istilah lain oleh para ahli. Brems (2001) menggunakan istilah "keterampilan untuk memfasilitasi komunikasi" ketika menjelaskan perhatian, pertanyaan, tanggapan dan keterampilan menunjukkan empati. Ivey, Ivey & Zalaquett (2009) menggunakan istilah keterampilan mikro sebagai dasar dari wawancara yang disengaja (intentional interviewing) yaitu termasuk perilaku atending, sekuens mendengar dasar, konfrontasi, fokus, refleksi makna dan interpretasi, dan keterampilan mempengaruhi. Selanjutnya Ivey dkk. (2009) menekankan bahwa keterampilan sentral dalam melakukan wawancara termasuk perilaku atending dan sekuens mendengar dasar yaitu bertanya, mengobservasi konseli, mendorong, parafrase, meringkas dan refleksi perasaan. Egan (2009: 128) menyatakan bahwa penolong atau helper membutuhkan berbagai keterampilan komunikasi untuk membantu konseli terlibat sepenuhnya dalam proses menolong. Keterampilan yang dijelaskan oleh Egan (2009) adalah tuning in, mendengarkan secara aktif, menanggapi dengan empati, memeriksa pemahaman, menyelidik, meringkas, menantang dan negosiasi. Keterampilan dasar merupakan istilah yang digunakan Geldard & Geldard (2011) sebagai istilah yang melingkupi bergabung (joining) dan mendengarkan, melakukan parafrase, mencerminkan perasaan dan isi, mempertanyakan, meringkas, pencocokan bahasa dan metafora dan menciptakan pendekatan yang nyaman. Istilah keterampilan dasar juga digunakan oleh Bayliss (2001) dan Hough (2010). Bayliss (2001) menjelaskan bahwa keterampilan dasar yang diperlukan untuk secara aktif mendengarkan konseli adalah perhatian (attending) (termasuk penyiapan diri dan tempat/seting, serta penggunaan komunikasi non-verbal), mengamati, mendengarkan, dan merespons (termasuk penggunaan pertanyaan yang tepat, parafrase, refleksi dan meringkas). Hough (2010) menyatakan keterampilan dasar sebagai alat untuk melakukan komunikasi interpersonal secara efektif dengan konseli. Termasuk di dalamnya perhatian dan mendengarkan, parafrase, meringkas, mengajukan pertanyaan, mendorong konseli untuk lebih spesifik, mencerminkan perasaan, menjelaskan pikiran, fokus dan menawarkan bentuk-bentuk tantangan bila diperlukan. Ahli lain juga menggambarkan hal yang kurang lebih sama tentang keterampilan dasar dalam konseling. Reiter (2008), Cormier, Nurius dan Osborn (2009) dan Timulak (2011) menjelaskan bahwa memperhatikan, mendengarkan dan menanggapi dengan tepat adalah keterampilan inti yang dapat membantu konseli mengeksplorasi dan memahami kekhawatiran mereka. Keterampilan dasar ini akan efektif dalam membantu beberapa konseli apabila digunakan secara tepat, karena keterampilan ini akan membantu konseli untuk menggali dan memahami apa yang terjadi dan bagaimana mereka menangani masalah mereka, sedangkan untuk beberapa konseli lain keterampilan dasar saja tidak cukup sehingga konselor perlu memiliki keterampilan lanjutan. 29

4 SULOH Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016 MENGAJAR KETERAMPILAN DASAR KONSELING McLeod (2009) dan Smaby & Maddux (2010) melihat pelatihan konselor sebagai sejarah periode waktu. Ada periode waktu awal dan periode waktu modern. Para ahli ini setuju bahwa periode waktu modern dalam pelatihan konselor merupakan periode yang dibawa oleh Carl Rogers. McLeod (2009) menggambarkan saat ini sebagai "featured a more open and multifaceted approach to learning technique, and the introduction of other means of facilitating self-awareness (e.g. encounter groups), rather than a reliance solely on personal therapy." (Hal. 620). Rogers membawa pendekatan yang lebih terbuka dan teknik pembelajaran yang lebih beragam serta memberi penekanan pada memfasilitasi kesadaran diri. Sementara itu Smaby & Maddux (2010) menunjukkan bahwa zaman modern ini ditandai dengan pendekatan yang lebih jelas mendeskripsikan pengajaran keterampilan konseling. Mereka jelas terkesan bahwa terapi non-direktif atau person-centered yang dibawa oleh Rogers telah membawa pengaruh penting bagi pelatihan konselor. Para ahli percaya bahwa pelatihan keterampilan konseling saat ini telah dipengaruhi oleh pendekatan lama dan baru. Beberapa pendekatan yang memiliki pengaruh pada pelatihan keterampilan konseling adalah: (1) Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Resource Development), yang dikembangkan oleh Robert Carkhuff; (2) Interpersonal Process Recall, yang dikembangkan oleh Norman Kagan; (3) Microcounseling, yang dikembangkan oleh Alan Ivey; dan (4) Skilled Helping, yang dikembangkan oleh Gerard Egan (Larson, 1984; McLeod, 2009; Smaby & Maddux, 2010). Pelatihan keterampilan dasar konseling di Indonesia juga telah dipengaruhi oleh campuran berbagai pendekatan ini. Pelatihan keterampilan dasar yang telah diterapkan selama ini tampaknya lebih menekankan kepada penguasaan tahapantahapan prosedural dalam pelaksanaan keterampilan dasar konseling. Penekanan terhadap konsep mengapa konselor perlu melakukan langkah tertentu sepertinya masih mendapatkan sedikit perhatian. Sementara belajar adalah proses perkembangan. Mahasiswa harus menyadari mengapa mereka belajar hal tertentu dan apa kegunaan dari hal yang mereka pelajari dalam pekerjaan profesional sehingga mereka dapat menguasai keterampilan konseling dengan baik. Berkenaan dengan hal ini, McLeod (2009) menjelaskan bahwa selain kerangka teoritis dan keterampilan konseling, penekanan yang sama juga harus diberikan terhadap pengetahuan diri dan kesadaran diri. Calon konselor juga perlu diberi kesempatan untuk belajar menangani masalah profesional dan belajar untuk melakukan penelitian agar dapat memberi informasi terhadap praktek yang mereka lakukan. Sementara itu Dryden dan Feltham (1994) menyarankan institusi yang melatih calon konselor untuk memberikan perhatian penuh pada pemakaian metode pelatihan, pelatihan keterampilan, teori yang akan dipakai, pengembangan pribadi trainee dan pengawasan trainee. Pada pelatihan keterampilan Dryden dan Feltham (1994) menyarankan lembaga untuk berfokus pada pemahaman peserta terhadap setiap keterampilan tertentu yang dipelajari, sehingga mereka akan mengetahui fitur atau seluk-beluk dari setiap keterampilan. Mahasiswa juga harus memiliki waktu, kondisi yang tepat dan kesempatan untuk berlatih masing-masing keterampilan. Pandangan ini jelas mendukung bahwa untuk menguasai keterampilan konseling mahasiswa bukan hanya perlu dilatih untuk mengetahui langkah demi langkah dalam melakukan keterampilan spesifik tetapi juga perlu memahami mengapa konselor harus melakukan keterampilan tertentu. TES KETERAMPILAN DASAR KONSELING Tes Keterampilan Dasar Konseling (Basic Counseling Skills Test) adalah tes pilihan ganda yang dikembangkan untuk mengukur

5 Nurbaity [Keterampilan dasar konseling...] aspek kognitif dari keterampilan dasar konseling yang pada umumnya mencakup apa, bagaimana, kapan dan kapan tidak melakukan keterampilan tertentu, dan apa yang mungkin terjadi sebagai akibat dari praktek baik atau buruk setiap keterampilan ini. Butir keterampilan yang diukur di dalam tes ini dikelompokkan ke dalam keterampilan atending, keterampilan bertanya, keterampilan mengamati dan keterampilan menanggapi. Tes terdiri dari 20 butir soal, masing-masing soal memiliki empat pilihan jawaban. Format untuk setiap item adalah respon ganda atau pilihan ganda dengan lebih dari satu jawaban yang benar (Nurbaity, 2013). Format tes tersebut diyakini mudah untuk dilaksanakan dan mudah untuk diperiksa, namun berpotensi lebih kompleks karena mengurangi kemungkinan menebak dan juga menghargai pengetahuan parsial (McAlpine & Hesketh, 2003; University of Leeds, 2008). METODE Artikel ini bertujuan untuk melaporkan kinerja peserta dalam pengujian keterampilan dasar konseling. Data kuantitatif (p-value setiap butir soal dan pilihan jawabannya) dianalisis dengan hatihati untuk memeriksa penguasaan yang baik dan penguasaan yang buruk pada tiap butir keterampilan ini. Para peserta dalam penelitian ini adalah 205 mahasiswa dan alumni (fresh graduate) dari Program Studi Bimbingan dan Konseling di Aceh. Persentase akan digunakan untuk menjelaskan kondisi peserta. HASIL Peserta tes keterampilan dasar konseling ini adalah 205 mahasiswa dan alumni Program Studi Bimbingan dan Konseling di Aceh. Tidak ada dari 205 peserta tersebut yang mencapai skor maksimal yang mungkin diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan konsep mengenai keterampilan dasar konseling masih belum cukup baik. Hasil kinerja peserta ditampilkan dalam dua tabel di bawah ini. Persentase digunakan untuk menggambarkan kondisi pengetahuan peserta tentang keterampilan dasar konseling secara teoritis dan praktis. Hasilnya dibedakan antara temuan positif dan temuan negatif. Tabel 1 menunjukkan temuan positif tentang pengetahuan yang diungkapkan oleh peserta dalam tes tersebut. Tabel 1. Temuan Positif Konsep Keterampilan Dasar Konseling yang dinilai Persentase Attending: mempersiapkan diri (seting/tempat, fokus dan penampilan) 1. Tujuan sebenarnya dari mempersiapkan seting/tempat adalah untuk 96.6 memfasilitasi pengungkapan diri 2. Mengetahui cara mempersiapkan diri agar dapat fokus a. Pengaturan waktu yang lebih baik untuk membantu konseli 58.5 b. Cara agar dapat fokus Mengetahui konsep penampilan konselor a. Menampilkan nilai konselor 57.1 b. Kenyamanan konseli 31.7 Attending: menunjukkan minat verbal dan non verbal serta penerimaan 1. Mengetahui cara melakukan atending tubuh (non verbal) Mengetahui cara melakukan atending non verbal secara umum Mengetahui cara mendengarkan tanpa menghakimi 41.0 Pertanyaan 1. Pertanyaan untuk membantu membuka percakapan 31

6 SULOH Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016 a. Menggunakan percakapan umum & pertanyaan terbuka 78.5 b. Menggunakan atending verbal dan mendorong keterlibatan Jenis pertanyaan membantu untuk mendorong konseli a. Menanyakan makna 24.9 b. Menanyakan contoh Jenis pertanyaan berbahaya a. Menghindari pertanyaan yang mendorong konseli untuk membela 20.5 diri b. Menghindari pertanyaan "mengapa anda melakukan itu?" 21.5 Mengamati 1. Fungsi: mengenali kenyamanan-ketidaknyamanan Fungsi: membantu mendengar keseluruhan cerita, membantu 61.0 menanggapi 3. Mengamati diri sendiri a. Fungsi: menghindari perbedaan antara kata-kata dan bahasa tubuh 59.5 b. Fungsi: mengontrol kata-kata dan bahasa yang tubuh yang sesuai 36.6 dengan konseli c. Fungsi: mengenali penolakan terhadap nilai konseli dan menahan 22.9 kekontrasan 4. Hasil pengamatan yang baik a. Mengenali perbedaan 67.8 b. Mengenali minat atau penekanan 44.9 c. Mengenali makna dan nilai 22.0 Responding 1. Fungsi a. Mengungkapkan cerita secara lengkap 56.6 b. Merefleksikan konseli Mengenal cara melakukan melakukan responding a. Mengutip kata kunci 22.0 b. Parafrase mengklarifikasi 25.9 c. Mendorong Mengenal cara melakukan parafrase yang baik Mengenal cara melakukan refleksi perasaan Mengenal cara melakukan ringkasan 20.5 Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa terdapat variasi pengetahuan yang ditunjukkan oleh peserta tes. Pada umumnya peserta tes mengetahui bahwa tujuan sebenarnya dari mempersiapkan seting/tempat adalah untuk memfasilitasi pengungkapan diri konseli. Sementara sebagian besar peserta mengetahui bahwa mereka perlu melakukan pengaturan waktu yang baik agar dapat fokus membantu konseli; mengetahui bahwa penampilan konselor dapat menunjukkan nilai yang dimiliki oleh konselor; mengetahui cara melakukan atending non verbal secara umum. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar peserta menguasai sebagian konsep atending. Sementara mengenai konsep bertanya (questioning), konsep keterampilan dasar yang dikuasai oleh sebagian besar peserta tes adalah bahwa mereka dapat menggunakan percakapan umum &

7 Nurbaity [Keterampilan dasar konseling...] pertanyaan terbuka untuk membantu membuka percakapan. Hanya sedikit peserta tes yang memiliki pengetahuan mengenai konsep-konsep lain seperti jenis pertanyaan yang dapat membantu pengungkapan diri dan jenis pertanyaan yang berbahaya. Pada aspek keterampilan dasar mengamati, konsep yang dikuasai oleh lebih dari setengah peserta tes adalah mengenai fungsi pengamatan untuk membantu mendengar keseluruhan cerita, membantu menanggapi, menghindari perbedaan antara kata-kata dan bahasa tubuh baik pada diri sendiri maupun pada konseli. Pada aspek keterampilan dasar responding, hanya konsep fungsi responding yaitu untuk mengungkapkan cerita secara lengkap yang dipahai oleh lebih setengah peserta tes. Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa kurang dari setengah bahkan hanya sedikit peserta tes yang mengetahui konsep-konsep penting lainnya dalam keterampilan dasar konseling. Hasil temuan negatif pada Tabel 2 mengungkapkan banyak kesalahpahaman konsep yang juga masih dialami oleh peserta tes. Dapat dilihat bahwa masih banyak peserta tes yang menganggap bahwa mereka harus selalu tersenyum dan menunjukkan perilaku akrab ketika melayani konseli; mendengarkan cerita konseli dengan tujuan memeriksa kesesuaian cerita konseli dengan cerita orang lain; menggunakan jenis pertanyaan berbahaya; serta tidak mengetahui cara melakukan responding dengan baik. Tabel 2. Temuan Negatif Pengetahuan yang menilai Persentase Attending: menunjukkan minat verbal dan non verbal serta penerimaan 1. Selalu menunjukkan wajah tersenyum dan bahasa tubuh yang 57.6 menunjukkan keakraban 2. Mendengarkan untuk memeriksa kesesuaian antara cerita konseli dan 54.1 cerita orang lain Pertanyaan 1. Jenis pertanyaan berbahaya: menggunakan "Bukankah...?" untuk 60.0 memperjelas Responding 1. Mendorong: mengatakan "saya tahu bagaimana rasanya..." Tidak mengetahui cara melakukan parafrase Tidak mengetahui cara melakukan refleksi perasaan Tidak mengetahui cara meringkas 79.5 PEMBAHASAN Hasil penelitian di atas menunjukkan kondisi yang tidak memuaskan mengenai penguasaan konsep mengenai keterampilan dasar konseling pada mahasiswa dan alumni Program Studi Bimbingan dan Konseling. Hasil tersebut memberi implikasi bahwa penekanan terhadap pengetahuan dan kesadaran diri perlu lebih ditekankan oleh dosen dalam pembelajaran keterampilan dasar konseling. Hal ini penting karena beberapa hal. Pertama, pelatihan keterampilan apapun memang memiliki aspek kognitif, bukan hanya tahapantahapan prosedural saja, tetapi ada alasan yang mendasari setiap langkah prosedural ini. Kedua, para ahli juga telah menjelaskan bahwa ada dasar pengetahuan yang juga harus mengiringi pelatihan keterampilan dasar ini (Mcleod, 2009; Dryden & Feltham, 1994). Ketiga, setiap orang memiliki gaya pribadi masing-masing. Bahkan konseli datang dengan beragam pemikiran, perilaku, sikap, bahkan budaya. Akan sulit sekali menyesuaikan konselor 33

8 SULOH Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016 yang juga memiliki gaya kepribadiannya sendiri dengan beragam gaya konseli bila konselor hanya berpegang pada tahapantahapan keterampilan dasar konseling. Boleh jadi hal ini yang menyebabkan profesi konseling belum menunjukkan perkembangan yang cukup memuaskan baik di bidang pendidikan maupun di luar bidang pendidikan. Oleh karena itu program studi yang mendidik calon konselor atau guru bimbingan dan konseling perlu melihat kembali kepada teori membangun hubungan baik antara konselor dengan konseli. Truax dan Carkhuff (2007) menekankan bahwa walaupun banyak aliran yang telah mewarnai dunia konseling dan psikoterapi, namun ada sifat-sifat umum yang mendasari berbagai teori ini. Truax dan Carkhuff (2007: 25) menyatakan hal berikut: In one way or another, all have emphasized the importance of the therapist s ability to be integrated, mature, genuine, authentic or congruent in his relationship to the patient. They have all stresses also the importance of the therapist s ability to provide a nonthreatening, trusting, safe or secure atmosphere by his acceptance, nonpossessive warmth, unconditional positive regard, or love. Melihat pada kondisi-kondisi yang disebutkan oleh Truax dan Carkhuff ini, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa inilah konsep yang ditekankan oleh Rogers yang kemudian menjadi dasar pelatihan keterampilan dasar konseling. Namun bila pelatihan keterampilan dasar konseling tidak mampu membuat konselor menyediakan kondisikondisi ini di dalam pelayanan konseling, bahkan tidak memahami cara menyediakan kondisi-kondisi ini, maka tentu ada yang tidak lengkap pada pelatihan keterampilan dasar konseling yang telah diterapkan selama ini. Oleh karena itu pengajar perlu mempertimbangkan untuk melengkapi pembelajaran dengan penekanan terhadap konsep awal dalam pelatihan keterampilan dasar konseling. Mahasiswa perlu didorong untuk menguasai konsep dan tata cara dasar dalam membangun hubungan baik dengan beragam konseli. Apabila hal ini telah mereka kuasai, maka ini merupakan modal awal bagi mahasiswa untuk mengembangkan kepribadian konselor mereka sendiri yang sesuai dengan keunikan pribadinya masing-masing. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta tes telah menguasai beberapa konsep dengan baik, sementara konsep-konsep yang lain masih perlu ditekankan di dalam perkuliahan agar mahasiswa lain di masa depan menjadi lebih baik dalam penguasaan aspek kognitif dalam keterampilan dasar konseling ini. Pengetahuan menjadi landasan bagi perilaku yang lebih baik, oleh karena itu perhatian terhadap penguasaan konsep-konsep penting dalam keterampilan dasar konseling ini perlu lebih difokuskan agar mahasiswa dapat melakukan proses konseling dasar dengan lebih baik dan dapat mengembangkan gaya konselingnya sendiri sesuai dengan keunikan pribadinya. DAFTAR PUSTAKA Bayliss, J. (2001). Introduction to counseling skills dalam S. Aldridge & S. Rigby (Editor), Counseling Skills in Context. London, England: Hodder Education. Brems, C. (2001). Basic Skills in Psychotherapy and Counseling. Belmont, CA, USA: Wadsworth/Thompson Learning. Carkhuff, R. R. (1979). The Skills of Helping: An Introduction to Counseling Skills. Oxford, England: Human Resource Development Press. Cormier, S., Nurius, P. S. & Osborn, C. J. (2009) Interviewing and Change Strategies for Helpers: Fundamental Skills and Cognitive Behavioral

9 Nurbaity [Keterampilan dasar konseling...] Intervention (6th ed.). Belmont, CA: Brooks/Cole Publishing Company. Dryden, W. & Feltham, C. (1994). Developing Counsellor Training. London, England: SAGE Publication. Egan, G. (2009). The Skilled Helper: A Problem-Management and Opportunity-Development Approach to Helping (9th Ed.). Belmont, CA: Brooks/Cole Publishing Company. Geldard, D. & Geldard, K. (2011). Basic Personal Counselling (7th Ed.). Australia: Pearson Hough, M. (2010). Counseling Skills and Theory (3rd Ed.). London, England: Hodder Education. Ivey, A. E., Ivey, M. B. & Zalaquett, C. P. (2009). Intentional Interviewing and Counseling: Facilitating Client Development in a Multicultural Society. Belmont, CA: Brooks/Cole Publishing Company Kuntze, A.J. (2009). Assessing progress in mastery of counseling communication skills. Erasmus University Rotterdam. Kusmaryani, R. E. (2010). Penguasaan Keterampilan Konseling Guru Pembimbing di Yogyakarta. Jurnal Kependidikan (Penerbit: Lembaga Penelitian UNY), 40(2), McAlpine, M. & Hesketh, I. (2003). Multiple response questions Allowing for chance in authentic assessment. Paper presented at the 7th International CAA Conference, Leicestershire, United Kingdom. McLeod, J. (2007). Counselling skill. Berkshire, England: Open university press. McLeod, J. (2009. An introduction to counselling (4th Ed.). Berkshire, England: Open university press. Reiter, M. D. (2008). Therapuetik interviewing: Essential skills and contexts of counseling. Boston, MA: Pearson/Allyn and Bacon. Smaby, M. H. & Maddux, C. D. (2010). Basic and Advance Counseling Skills: Skilled Counselor Training Model. Belmont, CA: Brooks/Cole. Theron, M. J. (2009). A manual for basic relational skills training in psychotherapy. (Dotoral Disertation), University of South Africa. Retrieved from /2554 Timulak, L. (2011). Developing your counseling and psychotherapy: Skills and practice. Los Angeles, CA: Sage Publications. Truax, C. B. & Carkhuff, R. (2007). Toward effective counseling and psychotherapy: Training and practice. New Jersey, NJ: Aldine De Gruyter. University of Leeds. (2008). Writing multiple response questions. Questionmark Perception. Retrieved Feb. 2, 2013, from 4_mrq.html 35

PERBEDAAN KARAKTERISTIK KONSELOR PADA MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING

PERBEDAAN KARAKTERISTIK KONSELOR PADA MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING PERBEDAAN KARAKTERISTIK KONSELOR PADA MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING Nurbaity, Hetti Zuliani, Salmiati FKIP Universitas Syiah Kuala STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh Abstrak Karakteristik konselor

Lebih terperinci

SILABUS TEORI DAN PRAKTEK KONSELING INDIVIDUAL

SILABUS TEORI DAN PRAKTEK KONSELING INDIVIDUAL SILABUS TEORI DAN PRAKTEK KONSELING INDIVIDUAL Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi : S-1 Bimbingan Dan Konseling Mata Kuliah/SKS : Konseling Individual Carl Rogers (client Centered

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING MAHASISWA REGULER JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011

PEMAHAMAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING MAHASISWA REGULER JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011 Pemahaman Keterampilan Dasar Konseling Mahasiswa Reguler Jurusan Bimbingan Dan Konseling... 107 PEMAHAMAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING MAHASISWA REGULER JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011 Oleh:

Lebih terperinci

Keterampilan Konseling Dalam Mewujudkan Konselor Yang Trusted Objective Profesional

Keterampilan Konseling Dalam Mewujudkan Konselor Yang Trusted Objective Profesional Keterampilan Konseling Dalam Mewujudkan Konselor Yang Trusted Objective Profesional Oleh Rosita Endang Kusmaryani, M.Si 1. Pengertian Konseling Istilah konseling sebenarnya bukan merupakan istilah yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL KETERAMPILAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU BK DI YOGYAKARTA. Rosita Endang Kusmaryani Universitas Negeri Yogyakarta

PENGEMBANGAN MODUL KETERAMPILAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU BK DI YOGYAKARTA. Rosita Endang Kusmaryani Universitas Negeri Yogyakarta 1 PENGEMBANGAN MODUL KETERAMPILAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU BK DI YOGYAKARTA Rosita Endang Kusmaryani Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan

Lebih terperinci

PENERAPAN PERSON CENTERED THERAPY DI SEKOLAH (EMPATHY, CONGRUENCE, UNCONDITIONAL POSITIVE REGARD) DALAM MANAJEMEN KELAS

PENERAPAN PERSON CENTERED THERAPY DI SEKOLAH (EMPATHY, CONGRUENCE, UNCONDITIONAL POSITIVE REGARD) DALAM MANAJEMEN KELAS PENERAPAN PERSON CENTERED THERAPY DI SEKOLAH (EMPATHY, CONGRUENCE, UNCONDITIONAL POSITIVE REGARD) DALAM MANAJEMEN KELAS Vivi Ratnawati Universitas Nusantara PGRI Kediri, JL. Tinalan I / 14 Kediri vievie_18@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:

Lebih terperinci

TEKNIK LATIHAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING INDIVIDUAL

TEKNIK LATIHAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING INDIVIDUAL Proceedings of The 4 th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung, Indonesia, 8-10 November 2010 TEKNIK LATIHAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING INDIVIDUAL Dr. Anne

Lebih terperinci

Psikologi Konseling Ketrampilan Dasar Konseling

Psikologi Konseling Ketrampilan Dasar Konseling Modul ke: Psikologi Konseling Ketrampilan Dasar Konseling Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Attending Behavior Kunci dari attending behavior adalah

Lebih terperinci

P e d o m a n p r a k t i k u m m i k r o k o n s e l i n g Page 1

P e d o m a n p r a k t i k u m m i k r o k o n s e l i n g Page 1 Siti Aminah P e d o m a n p r a k t i k u m m i k r o k o n s e l i n g Page 1 Daftar Isi ISI HALAMAN HALAMAN DEPAN 1 DAFTAR ISI 2 PENDAHULUAN 4 PENYELENGGARAAN PRAKTIKUM MIKRO KONSELING 6 MEKANISME PELAKSANAAN

Lebih terperinci

ARTIKEL. Pengembangan Modul Keterampilan Konseling untuk Meningkatkan Kinerja Guru Pembimbing di Yogyakarta

ARTIKEL. Pengembangan Modul Keterampilan Konseling untuk Meningkatkan Kinerja Guru Pembimbing di Yogyakarta 1 Pendidikan ARTIKEL Pengembangan Modul Keterampilan Konseling untuk Meningkatkan Kinerja Guru Pembimbing di Yogyakarta Rosita Endang Kusmaryani, M.Si Rita Eka Izzaty, M.Si,Psi Agus Triyanto, M.Pd UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL. MIKRO KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL. MIKRO KONSELING SIL/PBK232/32 Revisi : 02 8 Maret 2011 Hal 1 dari 5 SILABI MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Mikro Konseling Kode Mata Kuliah : PBK 232 Jumlah SKS : 2 (dua) SKS Teori 0, Praktek 2 Dosen :, dkk. Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI KONSELING TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING DI SMA/SMK SE KOTA MAKASSAR

PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI KONSELING TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING DI SMA/SMK SE KOTA MAKASSAR PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI KONSELING TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING DI SMA/SMK SE KOTA MAKASSAR THE INFLUENCE OF TRAINING ON BASIC COMMUNICATION SKILL OF

Lebih terperinci

ANNE HAFINA JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FIP UPI. ANNE HAFINA Jurusan PPB FIP UPI

ANNE HAFINA JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FIP UPI. ANNE HAFINA Jurusan PPB FIP UPI OLEH ANNE HAFINA JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FIP UPI PADA PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING AKAN MEMBAWA PROSES KONSELING MENJADI EFEKTIF MD.DAHLAN (1987) MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KONSELING

Lebih terperinci

TINGKAT PEMAHAMAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING PADA GURU BK SMP SE KECAMATAN BANYUMAS

TINGKAT PEMAHAMAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING PADA GURU BK SMP SE KECAMATAN BANYUMAS Tingkat Pemahaman Keterampilan (Yeptha Briandana Satyawan) 386 TINGKAT PEMAHAMAN KETERAMPILAN DASAR KONSELING PADA GURU BK SMP SE KECAMATAN BANYUMAS TEACHERS UNDERSTANDING OF BASIC COUNSELING SKILLS IN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK. Diadaptasi oleh: Sunardi, PLB FIP UPI

KARAKTERISTIK. Diadaptasi oleh: Sunardi, PLB FIP UPI KARAKTERISTIK KONSELOR YANG EFEKTIF Diadaptasi oleh: Sunardi, PLB FIP UPI KUALITAS KEPRIBADIAN KONSELOR 1. Memiliki minat tulus terhadap kesejahteraan orang lain 2. Kemampuan & kesediaan untuk hadir dalam

Lebih terperinci

DRAFT PEDOMAN MIKRO KONSELING (2 SKS) DAN PRAKTIKUM KONSELING(4 SKS) SEMESTER GENAP 2012/2013

DRAFT PEDOMAN MIKRO KONSELING (2 SKS) DAN PRAKTIKUM KONSELING(4 SKS) SEMESTER GENAP 2012/2013 1 DRAFT PEDOMAN MIKRO KONSELING (2 SKS) DAN PRAKTIKUM KONSELING(4 SKS) SEMESTER GENAP 2012/2013 A. Identitas Matakuliah Nama Matakuliah : Mikro Konseling, dan Praktikum Konseling (Individual) Bobot SKS

Lebih terperinci

PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING GURU PEMBIMBING DI YOGYAKARTA

PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING GURU PEMBIMBING DI YOGYAKARTA PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING GURU PEMBIMBING DI YOGYAKARTA Rosita Endang Kusmaryani Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta e-mail rositasyt@yahoo.cm HP 08122986734 Abstract The

Lebih terperinci

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Astrini Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi, Bina Nusantara University, Jln. Kemanggisan Ilir III No 45, Kemanggisan, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB II. PELATIHAN KETERAMPILAN KONSELING DALAM TEORI DAN PRAKTIK...

BAB II. PELATIHAN KETERAMPILAN KONSELING DALAM TEORI DAN PRAKTIK... DAFTAR ISI Abstrak...i Pernyataan... ii Kata Pengantar... iii Ucapan Terima Kasih... vi Daftar Isi... xi Daftar Tabel... xiii Daftar Gambar... xvi Daftar Bagan... xvii Daftar Lampiran...xviii BAB I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

INTUISI JURNAL ILMIAH PSIKOLOGI

INTUISI JURNAL ILMIAH PSIKOLOGI INTUISI 8 (1) (2016) INTUISI JURNAL ILMIAH PSIKOLOGI http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/intuisi RESPON MAHASISWA TERHADAP PRAKTIK PEER COUNSELING PADA MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR KONSELING Muslikah

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Pengembangan Modul Keterampilan Konseling untuk Meningkatkan Kinerja Guru Pembimbing di Yogyakarta

ARTIKEL ILMIAH. Pengembangan Modul Keterampilan Konseling untuk Meningkatkan Kinerja Guru Pembimbing di Yogyakarta 1 ARTIKEL ILMIAH Pengembangan Modul Keterampilan Konseling untuk Meningkatkan Kinerja Guru Pembimbing di Yogyakarta Rosita Endang Kusmaryani, M.Si Rita Eka Izzaty, M.Si,Psi Agus Triyanto, M.Pd JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. konseling individual, serta teknik analisis data penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. konseling individual, serta teknik analisis data penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini disajikan paparan mengenai metode penelitian dengan pokok pembahasan mengenai pendekatan penelitian, definisi operasional variabel, prosedur dan langkah-langkah penelitian,

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING INDIVIDUAL

KETERAMPILAN KONSELING INDIVIDUAL KETERAMPILAN KONSELING INDIVIDUAL OLEH ANNE HAFINA A. JURUSAN PPB FIP UPI 14 June 2010 (Anne Hafina-PPB UPI) 1 COUNSELING SKILLS (CARKHUFF) CLIENT ACTIVITY (Aktivitas Konseli) INVOLVEMENT (PELIBATAN) EXPLORATION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wardah Nisa, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wardah Nisa, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bimbingan dan konseling diposisikan oleh negara sebagai profesi yang terintegrasikan sepenuhnya dalam bidang pendidikan, dengan menegaskannya dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 2014

SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 2014 SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 2014 I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Jumlah SKS : 2 SKS Semester : III Program Studi : Pendidikan Agama Islam Status Mata Kuliah : Prasyarat

Lebih terperinci

PRINSIP PRINSIP. Putri R Ayuningtyas

PRINSIP PRINSIP. Putri R Ayuningtyas PRINSIP PRINSIP KOMUNIKASI Putri R Ayuningtyas PENDAHULUAN TUJUAN Setelah kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengetahui dan memahami definisi komunikasi 2. Mengidentifikasi jenis-jenis/ bentuk komunikasi

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM KONSELING

PEDOMAN PRAKTIKUM KONSELING PEDOMAN PRAKTIKUM KONSELING PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 PEDOMAN PRAKTIKUM KONSELING Identitas

Lebih terperinci

Bernardus Widodo, S.Pd.,M.Pd

Bernardus Widodo, S.Pd.,M.Pd Bernardus Widodo, S.Pd.,M.Pd A. Pendahuluan Dalam perkembangannya, individu tidak dapat terlepas dari hubungannya dengan kelompok sosial lainnya, misalnya kelompok teman sebaya. Lingkungan/kelompok ini

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIK KONSELING INDIVIDUAL BERDASARKAN ANALISIS LATIHAN KETERAMPILAN KONSELING MAHASISWA 0leh : Anne Hafina

PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIK KONSELING INDIVIDUAL BERDASARKAN ANALISIS LATIHAN KETERAMPILAN KONSELING MAHASISWA 0leh : Anne Hafina PENGEMBANGAN PROGRAM PRAKTIK KONSELING INDIVIDUAL BERDASARKAN ANALISIS LATIHAN KETERAMPILAN KONSELING MAHASISWA 0leh : Anne Hafina Kata Kunci : attending, responding, personalizing dan initiating. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MEMBERI RESPON KONSELOR SEBAYA BERKARAKTER MELALUI STRATEGI BMB3 DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

KETERAMPILAN MEMBERI RESPON KONSELOR SEBAYA BERKARAKTER MELALUI STRATEGI BMB3 DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN KETERAMPILAN MEMBERI RESPON KONSELOR SEBAYA BERKARAKTER MELALUI STRATEGI BMB3 DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Rosmala Dewi, Universitas Negeri Medan ros_dw@yahoo.com Rahmulyani, Universitas Negeri Medan Rahmulyani@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Andri Setiawan, 2014 :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Andri Setiawan, 2014 : BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas tentang arah dari penelitian, sehingga pada bab ini akan dipaparkan secara berurutan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi penelitian dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini dipaparkan mengenai kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan merupakan inferensi dari temuan empiris dan kajian pustaka. Sementara rekomendasi difokuskan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berikutnya adalah sekolah, gereja, teman sebaya, dan televisi. Suatu survei di tahun

BAB I PENDAHULUAN. Berikutnya adalah sekolah, gereja, teman sebaya, dan televisi. Suatu survei di tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekitar tahun 1950-an, pengaruh terbesar dalam hidup remaja adalah rumah. Berikutnya adalah sekolah, gereja, teman sebaya, dan televisi. Suatu survei di tahun

Lebih terperinci

Duduk saling membelakangi, salah seorang berperan sebagai konseli berbicara dan konselor mendengarkan dengan perhatian Duduk berhadapan.

Duduk saling membelakangi, salah seorang berperan sebagai konseli berbicara dan konselor mendengarkan dengan perhatian Duduk berhadapan. Gantina Komalasari Duduk saling membelakangi, salah seorang berperan sebagai konseli berbicara dan konselor mendengarkan dengan perhatian Duduk berhadapan. Konseli berbicara dan konselor tidak memberi

Lebih terperinci

REVIEW BUKU : BASIC PERSONAL COUNSELLING: A TRAIN- ING MANUAL FOR COUNSELORS Yulianti 1

REVIEW BUKU : BASIC PERSONAL COUNSELLING: A TRAIN- ING MANUAL FOR COUNSELORS Yulianti 1 236 Review Buku : Basic Personal Counselling: A Training Manual For Counselors REVIEW BUKU : BASIC PERSONAL COUNSELLING: A TRAIN- ING MANUAL FOR COUNSELORS Yulianti 1 RUMUSAN PIKIRAN POKOK-POKOK Buku Basic

Lebih terperinci

PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING GURU PEMBIMBING DI YOGYAKARTA

PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING GURU PEMBIMBING DI YOGYAKARTA JURNAL KEPENDIDIKAN Volume 40, Nomor 2, November 2010, hal. 175-188 PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING GURU PEMBIMBING DI YOGYAKARTA Rosita Endang Kusmaryani Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

ETHICS, MULTICULTURAL COMPETENCE, AND WELLNESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

ETHICS, MULTICULTURAL COMPETENCE, AND WELLNESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI ETHICS, MULTICULTURAL COMPETENCE, AND WELLNESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Observe and follow professional standards, and practice ethically. 1. Client trust and understanding of the interviewing process

Lebih terperinci

Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan Vol. 13. No.1, Juli 2012

Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan Vol. 13. No.1, Juli 2012 PENGGUNAAN STRATEGI PENGELOLAAN DIRI (SELF- MANAGEMENT)UNTUK MENGURANGI TINGKAT KEMALASAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII E MTs AL ROSYID DANDER-BOJONEGORO Trio Isnansyah Marwi 1, Drs. Sutijono, M.M 2 ABSTRAK

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang,

Lebih terperinci

PEMAHAMAN PENDEKATAN KONSELING MAHASISWA BK FIP UNY SEBAGAI CALON KONSELOR JURNAL SKRIPSI. Oleh Siti Dinar Rohmawati NIM.

PEMAHAMAN PENDEKATAN KONSELING MAHASISWA BK FIP UNY SEBAGAI CALON KONSELOR JURNAL SKRIPSI. Oleh Siti Dinar Rohmawati NIM. PEMAHAMAN PENDEKATAN KONSELING MAHASISWA BK FIP UNY SEBAGAI CALON KONSELOR JURNAL SKRIPSI Oleh Siti Dinar Rohmawati NIM. 11104244043 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

Psikologi Konseling Pendekatan Konseling Non- Directive

Psikologi Konseling Pendekatan Konseling Non- Directive Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Konseling Pendekatan Konseling Non- Directive Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dasar Filsafi Carl Rogers Mengenai Manusia Manusia

Lebih terperinci

MODEL SPICC UNTUK MENGURANGI KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

MODEL SPICC UNTUK MENGURANGI KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR MODEL SPICC UNTUK MENGURANGI KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR Isti Yuni Purwanti Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Kesulitan belajar yang dialami

Lebih terperinci

Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills

Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills Oleh : Ahmad Baikuni Prodi BKI STAI Miftahul Ulum Panyepen Pamekasan email : baiqunia@ymail.com Abstract Counseling service is a service to help counselee

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA SILABI MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Manajemen Fasilitas Pendidikan Kode Mata Kuliah : PBK421PEM 214 SKS : 4 (SKS Teori 4, Praktik 0) Dosen : 1. Dr. Suwarjo, M.Si.MM Wahyuningrum H, MM 2. Rosita Endang

Lebih terperinci

Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum

Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum 85 4.5.3 Konseling dan Tes Secara Sukarela Didalam konseling dan tes secara sukarela (KTS) atau yang juga dikenal dengan Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum tes

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling Oleh Sugiyatno, M.Pd Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY

Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling Oleh Sugiyatno, M.Pd Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling Oleh Sugiyatno, M.Pd sugiyatno@uny.ac.id Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY Nasehat..? Pasif Reseptif.? Konseling? Teacher Centered Learning Perkembangan Optimum

Lebih terperinci

Human Resources Development

Human Resources Development Human Resources Development Presented by : M Anang Firmansyah SELECTION PRACTICES Main objective : Menyesuaikan karakteristik individu dengan persyaratan pekerjaan. JOB ANALYSIS Merupakan proses pengembangan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SIKAP DASAR KONSELOR MELALUI DVD STRUCTURED LEARNING APPROACH

PEMBENTUKAN SIKAP DASAR KONSELOR MELALUI DVD STRUCTURED LEARNING APPROACH PEMBENTUKAN SIKAP DASAR KONSELOR MELALUI DVD STRUCTURED LEARNING APPROACH GALANG SURYA GUMILANG YUANITA DWI KRISPHIANTI LAELATUL AROFAH Universitas Nusantara PGRI Kediri galang_@unpkediri.ac.id yuanitadwi@unpkediri.ac.id

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Review Materi dan Praktikum. Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Psikologi Konseling. Review Materi dan Praktikum. Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Psikologi Konseling Modul ke: Review Materi dan Praktikum Fakultas PSIKOLOGI Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Konseling sebagai hubungan membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konseling merupakan salah satu aktivitas layanan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Konseling merupakan salah satu aktivitas layanan yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konseling merupakan salah satu aktivitas layanan yang penting dalam keseluruhan pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah.counseling is the heart

Lebih terperinci

MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam

MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam penafsiran instrumen dapat disimpulkan. Menurut Popham (1995:187)

Lebih terperinci

ACTIVE LISTENING SEBAGAI DASAR PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING Oleh : Rosita E.K., M.Si

ACTIVE LISTENING SEBAGAI DASAR PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING Oleh : Rosita E.K., M.Si ACTIVE LISTENING SEBAGAI DASAR PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING Oleh : Rosita E.K., M.Si Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia

Lebih terperinci

PERSPEKTIF TERPADU: ALTERNATIF TERBAIK ATAS KONSELING KONVENSIONAL. Wening Cahyawulan 1 Arga Satrio Prabowo 2

PERSPEKTIF TERPADU: ALTERNATIF TERBAIK ATAS KONSELING KONVENSIONAL. Wening Cahyawulan 1 Arga Satrio Prabowo 2 140 Perspektif Terpadu: Alternatif Terbaik atas Konseling Konvensional PERSPEKTIF TERPADU: ALTERNATIF TERBAIK ATAS KONSELING KONVENSIONAL Wening Cahyawulan 1 Arga Satrio Prabowo 2 Abstrak Berbagai teori

Lebih terperinci

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN (Studi terhadap Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 14 Padang) Oleh: RIKA YULIA FITRI NPM: 11060038 Program

Lebih terperinci

JURNAL STUDI TENTANG SIKAP DASAR ROGERIAN YANG DIMILIKI KONSELOR SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI

JURNAL STUDI TENTANG SIKAP DASAR ROGERIAN YANG DIMILIKI KONSELOR SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI JURNAL STUDI TENTANG SIKAP DASAR ROGERIAN YANG DIMILIKI KONSELOR SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI THE STUDY OF THE BASIC ATTITUDE ROGERIAN OWNED COUNSELOR VOCATIONAL HIGH SCHOOL PGRI 4 KEDIRI Oleh: Irma Rahma Wati

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I Oleh Wahyudi Pendahuluan Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

Lebih terperinci

PROSES KONSELING KRISIS. Adhyatman Prabowo, M.Psi

PROSES KONSELING KRISIS. Adhyatman Prabowo, M.Psi PROSES KONSELING KRISIS Adhyatman Prabowo, M.Psi Crisis Intervention Crisis intervention is a short term helping process. It Focuses on resolution of immediate problem through the use of personal, social

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian didasarkan kepada pendekatan penelitian kualitatif didasari pertimbangan sebagai berikut : a. Penelitian secara spesifik fokus pada proses praktikum

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL

Prosiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL Widihastuti Dosen Program Studi Teknik Busana Fakultas Teknik UNY widihastuti@uny.ac.id; twidihastutiftuny@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU MATA PELAJARAN DENGAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 1 JAKARTA

GAMBARAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU MATA PELAJARAN DENGAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 1 JAKARTA Gambaran Komunikasi Interpersonal Guru Mata Pelajaran Dengan Guru Bimbingan... Di SMPN 1 Jakarta GAMBARAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU MATA PELAJARAN DENGAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 1 JAKARTA

Lebih terperinci

Psikologi Konseling Pendekatan Terapi Realitas (Reality Therapy)

Psikologi Konseling Pendekatan Terapi Realitas (Reality Therapy) Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Konseling Pendekatan Terapi Realitas (Reality Therapy) Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Terapi Realitas (Reality

Lebih terperinci

PSYCHODINAMIC AND HUMANISTIC PSYCHOTHERAPY. Kuliah 6

PSYCHODINAMIC AND HUMANISTIC PSYCHOTHERAPY. Kuliah 6 PSYCHODINAMIC AND HUMANISTIC PSYCHOTHERAPY Kuliah 6 TRANSFERENCE AND COUNTERTRANSFERENCE Tugas psikoanalis: memahami sumber dan arti simptom klien serta membantu klien untuk melakukan hal yang sama dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sementara rekomendasi hasil penelitian difokuskan pada upaya sosialisasi hasil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sementara rekomendasi hasil penelitian difokuskan pada upaya sosialisasi hasil 244 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini dipaparkan kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan merupakan inferensi dari temuan empiris dan kajian pustaka. Sementara rekomendasi hasil penelitian

Lebih terperinci

Keterampilan Konseling. (Attending, Bertanya, Empati, Pemusatan)

Keterampilan Konseling. (Attending, Bertanya, Empati, Pemusatan) Keterampilan Konseling (Attending, Bertanya, Empati, Pemusatan) Pertanyaan : Apa komentar bapak dan ibu terkait dengan tayangan film Babies tadi? Kecenderungan mana yang bapak dan ibu pilih: 1. Bayi

Lebih terperinci

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 06 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampel, langkah langkah penelitian, serta teknik analisis data.

BAB I PENDAHULUAN. sampel, langkah langkah penelitian, serta teknik analisis data. BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian. Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Tujuan

I. PENDAHULUAN. A. Tujuan A. Tujuan I. PENDAHULUAN Setelah mempelajari modul ini para konselor diharapkan : 1. Memiliki pemahamam tentang konselor sebagai suatu profesi 2. Memiliki pemahamam tentang kinerja profesional konselor

Lebih terperinci

Mekanisme dan Taktik Bertahan ; Penolakan Realita Dalam Konseling Oleh : Sigit Sanyata

Mekanisme dan Taktik Bertahan ; Penolakan Realita Dalam Konseling Oleh : Sigit Sanyata Mekanisme dan Taktik Bertahan ; Penolakan Realita Dalam Konseling Oleh : Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id Abstrak Mekanisme individu untuk menghindari kenyataan yang sedang dihadapi merupakan representasi

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR SEKOLAH

AKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR SEKOLAH Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 313-318 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 AKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga memasuki dunia pendidikan di negara-negara berkembang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. juga memasuki dunia pendidikan di negara-negara berkembang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan gelombang globalisasi yang melanda dunia, standarisasi juga memasuki dunia pendidikan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Artinya

Lebih terperinci

Abstract. Key word : problem based learning model, approach and environment concepts, ecosystem.

Abstract. Key word : problem based learning model, approach and environment concepts, ecosystem. PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN KONSEP DAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA 19 PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA Oleh : Agustin Rachmawati Purlina 1 Gantina Komalasari 2 Aip Badrujaman 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING 20 Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Karir Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING Daeri

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH

PELATIHAN PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL (PEKERTI) KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH VI JAWA TENGAH KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DAN BERTANYA LANJUT ( diisi oleh Pengamat ) Lampiran 1&2 Sub- No Komponen-Komponen Keterampilan Skor Kualitas Komentar A. Keterampilan Bertanya Dasar: 1. Pengungkapan pertanyaan

Lebih terperinci

BPSL BLOK KOMUNIKASI 1 SEMESTER I TAHUN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BPSL BLOK KOMUNIKASI 1 SEMESTER I TAHUN AKADEMIK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA BPSL KOMUNIKASI 1 SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2016-2017 BLOK 1.1.2 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 0 Modul 1 : Memulai Wawancara (Beginning an interview) Tanggal : 29 November 2016 Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. United Nation Development Programme (UNDP) telah mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. United Nation Development Programme (UNDP) telah mengeluarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah United Nation Development Programme (UNDP) telah mengeluarkan kalkulasi penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2008 pada tanggal 18 Desember 2008.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorangpun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsinya

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI KONSELING KODE MATAKULIAH / SKS = MKK / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI KONSELING KODE MATAKULIAH / SKS = MKK / 2 SKS TIU : Agar mahasiswa memahami prinsip-prinsip psikologi konseling, berbagai teori dan teknik konseling, serta langkah-langkah pelaksanaan konseling. 1 Pengertian A. Fungsi psikologi dalam pengamalannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 116 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Permainan Dialog untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa MI Ma arif NU Pucang Sidoarjo Dalam bahasan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENT S PROCESS SKILL IN

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI KONSELING KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI KONSELING KODE MATAKULIAH / SKS = IT / 2 SKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA TIU : Agar mahasiswa memahami prinsip-prinsip psikologi konseling, berbagai teori dan teknik konseling, serta langkah-langkah pelaksanaan

Lebih terperinci

GURUKU CANTIK SEKALI GURU SEBAGAI PENDIDIK DAN PENGAJAR MENDIDIK DAN MENGAJAR PEMBELAJARAN BERBASIS OTAK SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF

GURUKU CANTIK SEKALI GURU SEBAGAI PENDIDIK DAN PENGAJAR MENDIDIK DAN MENGAJAR PEMBELAJARAN BERBASIS OTAK SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF GURUKU CANTIK SEKALI GURU SEBAGAI PENDIDIK DAN PENGAJAR KURIKULUM SEBAGAI MEDIA MENDIDIK DAN MENGAJAR PEMBELAJARAN BERBASIS OTAK SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF GURU SEBAGAI PENDIDIK DAN PENGAJAR PENDIDIK

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KBPP63119 PSIKOLOGI KONSELING. Disusun oleh: ISNA ASYRI SYAHRINA, S. Psi., M.M

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KBPP63119 PSIKOLOGI KONSELING. Disusun oleh: ISNA ASYRI SYAHRINA, S. Psi., M.M RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KBPP63119 PSIKOLOGI KONSELING Disusun oleh: ISNA ASYRI SYAHRINA, S. Psi., M.M FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG 2017 LEMBAR PENGESAHAN Rencana

Lebih terperinci

KESULITAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM MENGUASAI KETERAMPILAN DASAR TAPEVA PADA MATA KULIAH MICROTEACHING TAHUN AKADEMIK 2015/2016

KESULITAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM MENGUASAI KETERAMPILAN DASAR TAPEVA PADA MATA KULIAH MICROTEACHING TAHUN AKADEMIK 2015/2016 KESULITAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI DALAM MENGUASAI KETERAMPILAN DASAR TAPEVA PADA MATA KULIAH MICROTEACHING TAHUN AKADEMIK 2015/2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

ARTIKEL PENERAPAN SELF ASSESSMENT DI SEKOLAH DASAR DHARMA PUTRA TANGERANG

ARTIKEL PENERAPAN SELF ASSESSMENT DI SEKOLAH DASAR DHARMA PUTRA TANGERANG ARTIKEL PENERAPAN SELF ASSESSMENT DI SEKOLAH DASAR DHARMA PUTRA TANGERANG Oleh: YULI AGUSTINA NIM 0250112010502 Disusun dan Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Syarat Yudisium Jurusan Dharmacarya

Lebih terperinci

GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN

GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN Gambaran Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan 13 GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN Arina Khoirun Nisa 1 Dra.

Lebih terperinci

Small Groups in Counseling and Therapy. Sigit Sanyata 07 Juni 2009

Small Groups in Counseling and Therapy. Sigit Sanyata 07 Juni 2009 Small Groups in Counseling and Therapy Sigit Sanyata 07 Juni 2009 Konseling kelompok? Konseling kelompok? Kita perlu belajar Perubahan dalam konseling Perasaan Pikiran Perilaku Bahagia Konsep konseling

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING BAGI GURU. 6/14/2010 Anne Hafina PPB UPI Bandung

KETERAMPILAN KONSELING BAGI GURU. 6/14/2010 Anne Hafina PPB UPI Bandung KETERAMPILAN KONSELING BAGI GURU Konseling sekolah merupakan kekuatan baru dalam pendidikan, sumber kontroversi, sumber inspirasi, sumber pemahaman teoritis, dan sumber keterampilan praktis. Komponen Keterampilan

Lebih terperinci

Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi. Oleh Didi Tarsidi <a href="http://www.upi.edu">universitas Pendidikan Indonesia (UPI)</a>

Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi. Oleh Didi Tarsidi <a href=http://www.upi.edu>universitas Pendidikan Indonesia (UPI)</a> Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi Oleh Didi Tarsidi universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 1. Definisi Istilah konseling rehabilitasi yang dipergunakan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING. Rosita E.K.

KETERAMPILAN KONSELING. Rosita E.K. KETERAMPILAN KONSELING Rosita E.K. KETERAMPILAN ATTENDING Keterampilan attending terkait dengan penerimaan konselor melalui perhatian dan kesiapsiagaan penuh yang diberikan kepada konseli. Keterampilan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar TIU: Agar mahasis mengetahui elemen-elemen penting dalam ncara, bentuk-bentuk ncara tradisional non tradisional, memahami menguasai ketrampilan ncara attending behavior, observasi, bertanya, encourage,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis Universitas Tunas Pembangunan Surakarta Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis Universitas Tunas Pembangunan Surakarta PERAN KONSELOR SEKOLAH DALAM KETRAMPILAN EMPATI SEBAGAI USAHA PENGUATAN KARAKTER SISWA Eny Kusumawati Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING REALITA TERHADAP PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN PADA SISWA SMPN 2 KURIPAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH KONSELING REALITA TERHADAP PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN PADA SISWA SMPN 2 KURIPAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH KONSELING REALITA TERHADAP PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN PADA SISWA SMPN 2 KURIPAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Elis Sulistiya, Hj. Jumailiyah, dan Harmoko Bimbingan dan Konseling, FIP IKIP Mataram Email:

Lebih terperinci

Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi Konseling Kelompok Salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi umpan balik dan pengalaman belajar

Lebih terperinci

PENGARUH RATIONAL-EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI COPING MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI PERKULIAHAN

PENGARUH RATIONAL-EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI COPING MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI PERKULIAHAN 14 Pengaruh Rational-emotive Behavioral Therapy Terhadap Peningkatan Strategi Coping Mengatasi... PENGARUH RATIONAL-EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN STRATEGI COPING MENGATASI KECEMASAN MENGHADAPI

Lebih terperinci

MERANCANG ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN PRAKARYA TEKNIK LAS BERORIENTASI PRODUK DI SMK

MERANCANG ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN PRAKARYA TEKNIK LAS BERORIENTASI PRODUK DI SMK 33 MERANCANG ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN PRAKARYA TEKNIK LAS BERORIENTASI PRODUK DI SMK Daniel Santoso 1, Wahid Munawar 2, Sriyono 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 216 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pemaparan mengenai kesimpulan pada bagian ini dirumuskan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang terdapat pada bab satu yang diuraian sebagai

Lebih terperinci