PENGARUH PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI PADA UKM MINUMAN HERBAL KOTA BOGOR AHMAD HARIS WIJAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI PADA UKM MINUMAN HERBAL KOTA BOGOR AHMAD HARIS WIJAYA"

Transkripsi

1 PENGARUH PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI PADA UKM MINUMAN HERBAL KOTA BOGOR AHMAD HARIS WIJAYA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi pada UKM Minuman Herbal Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2015 Ahmad Haris Wijaya NIM H

4 ABSTRAK AHMAD HARIS WIJAYA. Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi pada UKM Minuman Herbal Kota Bogor. Dimbimbing oleh ANGGRAINI SUKMAWATI. Gaya hidup sehat masyarakat sekarang telah memberikan peluang besar terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UKM), khususnya UKM minuman herbal di Kota Bogor. Agar UKM berdiri secara berkelanjutan diperlukan sumber daya manusia yang berpengetahuan dan inovatif. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui penyebab perkembangan UKM minuman Kota Bogor tidak optimal; (2) menganalisis hubungan pendidikan karyawan dengan proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi UKM minuman herbal Kota Bogor; (3) manganalisis pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor. Dengan diagram Ishikawa, analisis crosstab, dan SEM-PLS diperoleh hasil analisis yaitu, permasalahan UKM minuman herbal Kota Bogor terletak pada Sumber Daya Manusia (SDM), material, mesin, lingkungan, metode, dan pengukuran. Pendidikan karyawan memiliki hubungan dengan proses penciptaan pengetahuan, namun tidak memiliki hubungan dengan inovasi. Proses penciptaan pengetahuan didominasi oleh proses sosialisasi dan kombinasi, bentuk inovasi didominasi oleh inovasi administrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penciptaan pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi. Kata kunci : crosstab, herbal, inovasi, penciptaan pengetahuan, UKM ABSTRACT AHMAD HARIS WIJAYA. The Influence of Knowledge Creation Process on Innovation in Herbal Drink SMEs in Bogor City. Supervised by ANGGRAINI SUKMAWATI. The society healthy lifestyle had been giving opportunities to SMEs lately, especially herbal drink SMEs in Bogor. For SMEs to have sustainable business, knowledgeable and innovative human resources were needed. The objectives of this research were (1) to know the cause of nonoptimal developments of Bogor herbal drink SMEs; (2) to analyze the relation of employees education with innovation in Bogor herbal drink SMEs; (3) to analyze the effect of knowledge creation process on innovation in Bogor herbal drink SMEs. By using Ishikawa s diagram, crosstab analysis, and SEM-PLS, results of this research were obtained: (1) nonoptimal Bogor herbal drink SMEs development were caused by human resources, production tools, environment, methods, and measurements factors; (2) employees education were related with knowledge creation process, and unrelated with inovation; (3) knowledge creation process were dominated by socialization and combination process, the form of innovation were dominated by administration innovation. The results of this research showed that knowledge creation process had signifficant positive influece to innovation. Keywords: crosstab, herbal, innovation, knowledge creation, SMEs.

5 PENGARUH PROSES PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI PADA UKM MINUMAN HERBAL KOTA BOGOR AHMAD HARIS WIJAYA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

6

7 Judul Skripsi : Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi pada UKM Minuman Herbal Kota Bogor Nama : Ahmad Haris Wijaya NIM : H Disetujui oleh Dr Ir Anggraini Sukmawati, MM Pembimbing Diketahui oleh Tanggal Lulus: 1 9 P.'JS 2015

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala yang telah memberikan segala karunia-nya, sehingga skripsi ini telah berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi pada UKM Minuman Herbal Kota Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Anggraini Sukmawati, MM selaku pembimbing. Penghargaan penulis berikan kepada pimpinan dan karyawan UKM Sari Kurma Jadied, Sari Kurma Sahira, Taman Sringanis, R Lax, dan Nyonya Ing yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua tercinta (Bapak Muladi dan Ibu Sunarlin), kepada kakakku tercinta Retno Muji Rahayu dan Dwi Laksono, partner usaha Muhammad Nizam, Rizky Mubarok, dan Gagas, para sahabat Wisma Hijau (Hasannudin, Noorul Amin, Ibrahim Afif, dan Praditya), serta teman-teman yang telah membantu secara moril maupun materiil. Semoga penelitian ini memberikan manfaat, khususnya bagi UKM minuman herbal Kota Bogor dan penelitian selanjutnya. Bogor, Agustus 2015 Ahmad Haris Wijaya

9 DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 3 Ruang Lingkup Penelitian 3 TINJAUAN PUSTAKA 3 Usaha Kecil dan Menengah 3 Penciptaan Pengetahuan 4 Pemecahan Masalah 5 Inovasi 5 Studi Terdahulu yang Relevan 6 METODE 7 Kerangka Pemikiran 7 Tempat dan Waktu Penelitian 9 Jenis dan Sumber Data 9 Metode Penarikan Sampel 9 Pengolahan dan Analisis Data 9 HASIL DAN PEMBAHASAN 12 Karakteristik Responden 12 Karakteristik UKM 13 Permasalahan UKM 17 Persepsi Karyawan 18 Hubungan Pendidikan Karyawan terhadap Proses Penciptaan Pengetahuan dan Pengetahuan dan Inovasi 19 Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi dengan Pendekatan Partial Pendekatan Partial Least Square (PLS) 20 Implikasi Manajerial 23 SIMPULAN DAN SARAN 24 Simpulan 24 Saran 25 DAFTAR PUSTAKA 25 LAMPIRAN 27 RIWAYAT HIDUP 34 vi vi vi

10 DAFTAR TABEL 1 Pertumbuhan UKM minuman herbal Kota Bogor tahun Studi terdahulu yang relevan 6 3 Karakteristik karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor 12 4 Karakteristik UKM minuman herbal Kota Bogor 13 5 Proses penciptaan pengetahuan yang diterapkan UKM 13 6 Kapabilitas pemecahan masalah yang diterapkan UKM 14 7 Inovasi yang diterapkan UKM 15 8 Persepsi karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor terhadap proses penciptaan pengetahuan, kapabilitas pemecahan masalah, dan inovasi 18 9 Hasil chi-square tests pendidikan dengan proses penciptaan pengetahuan Hasil chi-square tests pendidikan dengan kapabilitas pemecahan masalah Hasil chi-square tests pendidikan dengan inovasi Hasil evaluasi outer model Hasil evaluasi inner model Implikasi manajerial 24 DAFTAR GAMBAR 1 SECI process 4 2 Kerangka pemikiran 7 3 Tahapan penelitian 8 4 Diagram Ishikawa 10 5 Model pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi 11 6 Diagram Ishikawa UKM minuman herbal Kota Bogor 17 7 Hasil outer model 22 DAFTAR LAMPIRAN 1 Hasil uji validitas dan realibilitas kuesioner 27 2 Hasil uji chi square hubungan pendidikan dengan proses penciptaan Penciptaan pengetahuan, kapabilitas pemecahan masalah, dan inovasi 28 3 Hasil outer model pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhaap Inovasi menggunakan Smart-PLS 32 4 Hasil inner model pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhaap Inovasi menggunakan Smart-PLS 33

11 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Banyaknya kasus malpraktek dan keracunan obat kimia akhir-akhir ini membuat masyarakat Indonesia semakin resah. Karena hal tersebut membuat kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan modern yang didominasi obat berbahan kimia mulai menurun. Masyarakat kini lebih memilih untuk menerapkan gaya hidup sehat, dibuktikan dengan peningkatan konsumsi masyarakat terhadap produk herbal. Adapun pengertian produk herbal yang dimaksud adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan mineral dapat berupa obat herbal tradisional ataupun obat herbal non tradisional (Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan 2014). Hal tersebut membuka peluang bagi para pelaku usaha khususnya bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Periode UKM memiliki persentase pertumbuhan terbesar dibanding usaha lainnya. Usaha kecil mengalami pertumbuhan sebesar 4,52% dan usaha menengah mengalami pertumbuhan sebesar 10,65%. Tenaga kerja yang diserap UKM pada tahun 2011 sebesar 6,47%, pada tahun 2012 meningkat menjadi 7,03% (Kementerian Koperasi dan UKM 2013). Kota Bogor sebagai salah satu kota penyangga ibukota Jakarta memiliki pertumbuhan UKM yang cenderung turun pada periode Jumlah UKM Kota Bogor tahun 2011 sebesar 6 582, meningkat sebesar 4,06% menjadi pada tahun Pada tahun 2013 jumlah UKM Kota Bogor sebesar 6 640, turun sebesar 3,05% dibanding tahun Jumlah UKM tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,56% dibanding tahun Ketika pertumbuhan jumlah UKM Kota Bogor cenderung menurun, pertumbuhan jumlah UKM minuman herbal Kota Bogor cenderung konstan. Pada Tabel 1 dapat dilihat pertumbuhan UKM minuman herbal Kota Bogor. Tabel 1 Pertumbuhan UKM minuman herbal Kota Bogor tahun UKM minuman herbal Kota Bogor Jumlah UKM (unit) Pertumbuhan UKM Tahun ,38% 0% Keterangan : - = data tidak tersedia Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor serta Dinas Perindustrin dan Perdagangan Kota Bogor (2015) Pada Tabel 1 terihat bahwa jumlah UKM minuman herbal Kota Bogor mengalami kenaikan pada periode , pada tahun 2014 pertumbuhan jumlah UKM konstan. Hal tersebut menujukkan bahwa UKM minuman herbal Kota Bogor dapat bertahan dari serbuan pasar globalisasi dibanding UKM lainnya. Disamping itu dengan meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap produk herbal, membuat UKM minuman herbal tetap eksis dalam persaingan industri obat-obatan. Semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat mengenai tren gaya hidup sehat, membuat prospek usaha dalam bidang minuman herbal semakin terbuka lebar. Namun kinerja UKM minuman herbal masih rendah, hal tersebut ditunjukkan

12 2 UKM hanya mampu memproduksi sebanyak 6 ton setiap bulannya, sedangkan permintaan pasar mencapai 9 ton. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kompetensi karyawan yang dimiliki, aspek permodalan, pengadaaan bahan baku yang berkualitas, dan masih kurangnya pengetahuan dalam manajemen keuangan (Andina 2014). Rendahnya kinerja UKM minuman herbal menjadi salah satu faktor penghambat UKM untuk bersaing dengan usaha lainnya. Menurut Setiarso (2005) salah satu penyebab rendahnya kinerja UKM disebabkan oleh rendahnya penguasaan atau pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini menuntut pihak UKM untuk mengimplementasikan manajemen pengetahuan khususnya dalam hal penciptaan pengetahuan. Salah satu keunikan pengetahuan adalah ketika pengetahuan dalam UKM diimplementasikan dan dibagikan secara intensif maka pengetahuan yang dimiliki oleh UKM akan terus bertambah. Pengetahuan yang dikelola dengan efektif dan efisien dapat menghasilkan UKM yang mampu beradaptasi terhadap kondisi persaingan pasar, terus melakukan inovasi, dan memilki kapabilitas pemecahan masalah yang terukur untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berawal dari pemikiran tersebut diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai proses penciptaan pengetahuan dan inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor. Perumusan Masalah UKM minuman herbal Kota Bogor menghadapi berbagai permasalahan, antara lain isu keamanan pangan pada produk obat herbal, rendahnya kedisiplinan karyawan, dan penerapan manajemen fungsional seadanya. Adanya permasalahanpermasalahan tersebut berdampak pada perkembangan UKM yang tidak optimal. Berdasarkan hal itu, maka rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut : 1 Apa penyebab perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor belum optimal? 2 Apakah pendidikan karyawan berhubungan terhadap proses penciptaan pengetahuan dan inovasi UKM minuman herbal Kota Bogor? 3 Apakah proses penciptaan pengetahuan berpengaruh terhadap inovasi UKM minuman hebal Kota Bogor? Tujuan Penelitian Berdasar rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1 Mengetahui penyebab perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor belum optimal. 2 Menganalisis hubungan pendidikan karyawan dengan proses penciptaan pengetahuan dan inovasi UKM minuman herbal Kota Bogor. 3 Manganalisis pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor.

13 3 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi UKM minuman herbal Kota Bogor Sebagai bahan evaluasi usaha dan pertimbangan dalam upaya pengembangan UKM minuman herbal Kota Bogor. 2. Bagi akademisi Sebagai bahan informasi dan bahan rujukan untuk penelitian bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berfokus pada pengaruh penciptaan pengetahuan terhadap inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor. Variabel-variabel pada penelitian ini adalah sumber inovasi, proses penciptaan pengetahuan, bentuk inovasi, dan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sebagai variabel perantara. Nasution (2005) inovasi dibatasi oleh indikator proses, produk, dan administrasi. Nonaka dan Hirotoka (1995) proses penciptaan pengetahuan memiliki indikator antara lain socialization, externalization, combination, dan internalization. Variabel kapabilitas pemecahan masalah dibatasi pada indikator kreativitas, komprehensif, dan konsensus (Ginsberg 1994). TINJAUAN PUSTAKA Usaha Kecil dan Menengah Usaha kecil dan menengah (UKM) menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 dibagi dengan berbagai kriteria : 1. Usaha kecil a. Usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp (lima puluh juta rupiah) sampai maksimal Rp (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan tempat bangunan usaha, b. Atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,- (tiga ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp (dua milyar lima ratus juta rupiah). 2. Usaha menengah a. Usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp (lima ratus juta rupiah) sampai maksimal Rp (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan tempat bangunan. b. Atau memiliki penjualan tahunan lebih dari Rp ,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp (lima puluh milyar rupiah).

14 4 Penciptaan Pengetahuan Menurut Nonaka dan Nishiguchi (2001) ada dua jenis pengetahuan, yaitu explicit knowledge dan tacit knowledge. 1. Explicit knowledge adalah pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan angka serta dibagikan dalam bentuk data, formula, dan manual. Pengetahuan ini dapat ditransfer kepada orang lain melalui bentuk formal dan sistematis. 2. Tacit knowledge merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang yang sulit untuk dikomunikasikan atau dibagikan kepada orang lain. Pengetahuan ini berakar dari dalam tindakan, pengalaman, emosi, citacita, intuisi, dan nilai-nilai yang dianut. Nonaka dan Hirotoka (1995) yang disitasi oleh Setiarso et al (2008) menyatakan bahwa proses penciptaan pengetahuan organisasi terjadi karena adanya interaksi tacit knowledge dan explicit knowledge, melalui sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi. Model SECI (Socialization, Externalization, Combanitation, Intenalization) berguna untuk mendukung proses aktivitas dan pengembangan sumberdaya manusia dalam suatu organisasi. Bentuk konversi SECI dapat dilihat dalam Gambar 1. Gambar 1 SECI process Indikator dari konversi pengetahuan ini terdiri atas : 1. Socialization (sosialisasi) merupakan proses sharing dan perubahan pengetahuan dari tacit knowledge ke tacit knowledge memungkinkan pengetahuan tacit diubah melalui interaksi antar individu. Proses sosialisasi dapat dilakukan melalui pertemuan tatap muka (rapat, diskusi, dan pertemuan bulanan), melalui pendidikan dan pelatihan. 2. Externalization (eksternalisasi) adalah proses berlangsung melalui aktivitas menangkap ide-ide dari tacit knowledge ke explicit knowledge. Dengan externalization, pengetahuan tacit yang ada dalam diri individu dikeluarkan dan diformulasikan ke dalam media lain yang dapat dengan mudah dipelajari oleh individu lain. Dukungan pada tahap ini dapat diberikan dengan mendokumentasikan notulensi rapat, kemudian dipublikasikan kepada mereka yang berkepentingan.

15 3. Combination (kombinasi) yakni pengubahan pengetahuan explicit knowledge ke explicit knowledge melalui proses pengorganisasian kumpulan explicit knowledge ke dalam satu bentuk media yang lebih sistematis, melalui proses penambahan knowledge baru, kombinasi dan kategorisasi pengetahuan yang telah terkumpul. 4. Internalization (internalisasi) adalah tranformasi knowledge dari bentuk explicit knowledge ke bentuk tacit knowledge. Contohnya dengan proses belajar yang kemudian diikuti dengan learning by doing yang lambat laun membentuk pengetahuan baru dalam diri individu. 5 Pemecahan Masalah Merujuk studi yang dilakukan oleh Soo et al (2005) digunakan proses kapabilitas pemecahan masalah untuk mengidentifkasi adanya pengetahuan yang terjadi dalam organisasi. Indikator yang digunakan dalam kapabilitas pemecahan masalah meliputi : (1) komprehensif, yaitu mampu membuat keputusan dan prediksi secara akurat; (2) kreativitas, yaitu menggunakan ide-ide yang unik atau baru untuk memperoleh solusi; (3) konsensus, yaitu adanya harmoni dan komitmen bersama dalam membuat keputusan untuk mencapai tujuan organisasi (Ginsberg 1994). Inovasi Sebastian (2010) pada prinsipnya inovasi (innovation) berbeda dengan penemuan (invention), karena inovasi tidak selalu berarti menciptakan produk baru. Inovasi lebih identik dengan upaya mengubah atau menggabungkan benda atau cara yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Merujuk pada studi Ngah dan Ibrahim (2009) sebagian besar UKM berinovasi dalam bentuk produk dan proses. Inovasi produk ada untuk meningkatkan kualitas produk sesuai permintaan konsumen, sedangkan inovasi proses berupa pemanfaatan teknologi dalam proses produksi. Nasution (2005) membagi inovasi dalam tiga jenis inovasi yaitu : 1. Inovasi produk, yaitu produk atau jasa baru yang diperkenalkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan pasar, disamping itu inovasi ini digunakan untuk meningkatkan keuntungan organisasi. 2. Inovasi proses, yaitu elemen baru yang diperkenalkan dalam operasi produk dan jasa, seperti materi bahan baku, spesifikasi tugas, mekanisme kerja dan informasi, maupun peralatan yang digunakan untuk memproduksi produk atau jasa. 3. Inovasi administrasi, yaitu perubahan dalam metode operasi bisnis untuk lebih efektif dalam struktur dan kebijaksanaan organisasi, metode kerja, dan prosedur lainnya untuk memproduksi, membiayai, dan memasarkan produk atau jasa. Inovasi ini melibatkan kebijakan organisasi, alokasi sumber daya, dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan struktur organisasi yang secara tidak langsung berkaitan dengan kegiatan organisasi.

16 6 Studi Terdahulu yang Relevan Terdapat tiga studi terdahulu yang relevan sebagai salah satu bentuk acuan dalam penelitian ini. Adapun variabel, metode, dan hasil penelitian pada studi terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Studi terdahulu yang relevan Peneliti Dewi, 2014 Hasmita, 2014 Sukmawati, 2008 Variabel Penciptaan pengetahuan, pemecahan masalah, tipologi inovasi, bentuk inovasi Sumber inovasi, penciptaan pengetahuan, pemecahan masalah, bentuk inovasi Aset pengetahuan, akuisisi pengetahuan, daya serap, kapabilitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, konversi pengetahuan, inovasi Metode analisis Diagram Ishikawa, Structural equation modeling (SEM) Diagram Ishikawa, Structural equation modeling (SEM), Force Field Analysis (FFA) Structural equation modeling (SEM), knowledge management scorecard Hasil penelitian Sumber inovasi di UKM kerajinan tangan Kota Bogor berasal dari sumber internal, dimana penciptaan pengetahuan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap inovasi, harus ada variabel yang menjadi perantara yaitu pemecahan masalah dan pengambilan keputusan Pada model kedua penciptaan pengetahuan berpengaruh langsung terhadap inovasi dan pemecahan masalah. Penciptaan pengetahuan dan pemanfaatan pengetahuan lebih efektif langsung menuju ke inovasi dibandingkan melalui pemecahan masalah terlebih dahulu Aset berkontribusi terhadap proses konversi pengetahuan kecuali aset pengetahuan sistemik, daya serap koperasi susu terhadap hasil akuisisi pengetahuan lebih dipengaruhi daya serap organisasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dipengaruhi akuisisi dan konversi sama besar, inovasi berhubungan erat dengan kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan Dewi (2014) menyatakan bahwa pada UKM kerajinan tangan Kota Bogor indikator terkuat dalam proses penciptaan pengetahuan adalah proses internalisasi, sedangkan bentuk inovasi yang terjadi yaitu inovasi produk. Dalam penelitian Hasmita (2014) sumber inovasi pada UKM Rizky Food berasal dari sumber internal, sedangkan proses penciptaan pengetahuan yang mendominasi adalah internalisasi. Bentuk inovasi pada UKM lebih dicirikan oleh inovasi manajamen. Studi Sukmawati (2008) diperoleh hasil bahwa indikator terkuat pada konversi pengetahuan pada koperasi susu adalah proses eksternalisasi, sedangkan bentuk inovasi pada koperasi susu lebih dicirikan adanya inovasi produk.

17 7 METODE Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan dalam tiga proses yaitu, pertama mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh UKM minuman herbal Kota Bogor, data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan kuisioner kemudian dianalisis menggunakan Diagram Ishikawa (Fishbone). Kedua, menganalisis pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi, dengan kapabilitas pemecahan masalah sebagai perantaranya. Teknik untuk menganalisis menggunakan Structural Equational Modeling Partial Least Square (SEM-PLS). Proses terakhir pada penelitian ini yaitu, membuat implikasi manajerial sebagai upaya meningkatkan efektivitas inovasi dan kesimpulan atas analisis penelitian UKM minuman herbal Kota Bogor. Kerangka pemikiran terdapat pada Gambar 2. UKM minuman herbal Kota Bogor Identifikasi penyebab perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor belum optimal Analisis diagram Ishikawa Upaya peningkatan Inovasi UKM Proses penciptaan pengetahuan : 1. Sosialisasi 2. Eksternalisasi 3. Kombinasi 4. Internalisasi Kapabilitas pemecahan masalah : 1. Kreativitas 2. Konsensus 3. Komprehensif Inovasi : 1. Produk 2. Proses 3. Administrasi Pemodelan dengan Structural Equational Modeling Partial Least Square (SEM-PLS) Smart Partial Least Square Implikasi manajerial Gambar 2 Kerangka pemikiran

18 8 Dalam penelitian ini terdapat dua tahapan penelitian, yaitu tahapan pertama pra penelitian yang meliputi identifikasi minat penelitian dan topik penelitian, studi pustaka dan diskusi, penentuan topik penelitian, penentuan rumusan masalah dan rancangan kebutuhan data. Tahap berikutnya yaitu pengolahan dan analisis data yang meliputi penyusunan diagram ishikawa, pemodelan dengan SmartPLS dan implikasi manajerial. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. Identifikasi minat penelitian dan pemilihan topik penelitian Studi pustaka dan diskusi Penentuan topik penelitian Penentuan rumusan masalah 1. Apa penyebab perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor belum optimal? 2 Apakah pendidikan karyawan berhubungan terhadap proses penciptaan pengetahuan dan inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor? 3 Apakah proses penciptaan pengetahuan berpengaruh terhadap inovasi UKM minuman hebal Kota Bogor? Rancangan kebutuhan data: Identifikasi kebutuhan data, metode pengumpulan data, dan sampel Data primer: 1. Obesrvasi 2. Kuesioner 3. Wawancara Penyusunan diagram ishikawa Analisis data Analisis Crosstab Data sekunder: 1. Studi literatur 2. Data dari instasi terkait 3. Internet Pemodelan dengan SmartPLS Pra penelitian Pengolahan dan analisis data Implikasi manajerial Gambar 3 Tahapan penelitian

19 9 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di UKM minuman herbal yang berada di Kota Bogor, Jawa Barat. Dengan waktu penelitian bulan Februari sampai Juni Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Menurut Umar (2003) data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan, data primer dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi, wawancara, dan kuesioner yang diisi oleh karyawan dan pimpinan UKM minuman herbal Bogor. Menurut Sugiyono (2005) data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data ke peneliti, data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, artikel, proceeding, skripsi, dan publikasi online yang relevan dengan penelitian ini. Metode Penarikan Sampel Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non probability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Tipe yang dipakai dalam penelitian adalah convenience sampling. Peneliti memilih individu untuk dijadikan sampel sesuai kedekatan dan kemauan individu sampai ukuran sampel yang diinginkan tercapai (Cohen et al 2007). Dari 26 UKM minuman herbal Kota Bogor hanya 5 UKM yang bersedia untuk dijadikan objek penelitian. Karyawan dan pimpinan yang menjadi responden sebanyak 33 orang. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan uji validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif, analisis tabulasi silang (crosstab), diagram ishikawa (fishbone), serta analisis structural equation modelling (SEM). Uji itas dan Reliabilitas itas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Untuk riset yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka kuesioner tersebut harus teruji validitasnya (Umar 2003). Kuesioner dikatakan valid apabila memiliki butir-butir pertanyaan yang saling berhubungan dengan konsepkonsep yang diinginkan serta menghasilkan jawaban yang bervariasi dan tidak menjuruskan kepada jawaban tertentu. Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah teknik korelasi Product Moment Pearson. Nilai korelasi yang telah didapat, selanjutnya dibandingkan dengan nilai kritis tabel korelasi nilai r. Apabila nilai rhitung > rtabel pada tingkat signifikansi (α), maka butir-butir pertanyaan tersebut valid atau signifikan. Namun apabila rhitung tidak positif serta rhitung < rtabel maka variabel tersebut tidak valid. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar 2003). Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas adalah teknik Alpha Cronbach. Kriteria

20 10 suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel adalah apabila koefisien reliabilitas (r) > 0.6 dan sebaliknya apabila koefisien reliabilitas (r) 0.6 maka instrumen penelitian dikatakan tidak reliabel. Hasil uji validitas dan reliabilitas terdapat pada lampiran 1. Analisis Deskriptif Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai tanggapan yang diberikan responden pada kuisioner. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan data dari data yang telah dikumpulkan dalam penelitian serta mempelajari cara melakukan pengukuran nilai-nilai statistik menggunakan modus. Data yang telah dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel. Sesuai dengan ruang lingkupnya, analisis deksriptif meliputi penyajian data, baik dalam bentuk tabel maupun grafik, serta pengukuran nilai-nilai statistik (Suliyanto 2005). Analisis Tabulasi Silang (Crosstab) Tabulasi silang (crosstab) merupakan proses pembuatan tabel yang menghubungkan dua variabel atau lebih secara simultan. Pembuatan crosstab dalam praktiknya dapat juga disertai dengan penghitungan tingkat keeratan hubungan (asosiasi) antar isi crosstab. Alat statistik yang sering digunakan untuk mengukur asosiasi pada sebuah crosstab adalah chi-square. Menurut Sujarweni (2015) analisis chi-square menggunakan data kategori/kualitatif nominal atau ordinal. Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan dan tidak dapat melihat seberapa besar hubungannya. Diagram Ishikawa Diagram ishikawa atau diagram tulang ikan (fishbone) merupakan sebuah diagram yang diciptakan oleh Dr Kaoru Ishikawa. Kategori penyebab permasalahan yang sering digunakan adalah bahan baku (materials), mesin (machines and equipment), lingkungan (mother nature), metode (methods), pengukuran (measurement), dan manusia (manpower) (Prawirosentono 2002). Gambar 4 Diagram Ishikawa Structural Equation Modelling (SEM) Menurut Ghozali (2008) model persamaan struktural (SEM) adalah generasi kedua teknik analisis multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks baik recursive maupun non-recuirsive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. Kusnendi

21 (2008) Structural Equation Modeling (SEM) merupakan metode analisis data multivariat yang bertujuan menguji model pengukuran dan model struktural variabel laten. SEM dapat digunakan untuk mempelajari hubungan struktural yang diekspresikan oleh seperangkat persamaan, yang serupa dengan seperangkat persamaan regresi berganda. Proses penciptaan pengetahuan pada UKM minuman herbal Kota Bogor berperan penting dalam menghasilkan inovasi. Disamping itu proses penciptaan pengetahuan juga memiliki andil besar dalam menghasilkan keputusan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada UKM. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Ichijo dan Nonaka (2007) bahwa penciptaan pengetahuan merupakan jantung bagi inovasi dan sebagai keunggulan kompetitif organisasi. Studi yang dilakukan oleh Sukmawati et al (2008) menunjukkan bahwa konversi pengetahuan tidak berpengaruh langsung terhadap inovasi, melainkan inovasi berkaitan erat terhadap kapabiltas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Hasil pengamatan di lapangan dan didukung oleh studi terdahulu, maka terbentuk model yang akan diuji pada penelitian ini. Model tersebut dapat dilihat pada Gambar Gambar 5 Model pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi Dari model yang akan diuji hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini sebagai berikut : H01 : Proses penciptaan pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap inovasi. H1 : Proses penciptaan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap inovasi. H02 : Proses penciptaan pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas pemecahan masalah. H2 : Proses penciptaan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas pemecahan masalah. H03 : Kapabilitas pemecahan masalah tidak berpengaruh signifikan terhadap inovasi. H3 : Kapabilitas pemecahan masalah berpengaruh signifikan terhadap inovasi.

22 12 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Dalam penelitian ini jumlah responden yang diambil dari 5 UKM minuman herbal Kota Bogor berjumlah 33 orang responden. Identifikasi karakteristik karyawan menggunakan analisis deskriptif berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, jumlah tanggungan, pendidikan, dan penghasilan per bulan. Secara detail karakteristik responden terdapat pada Tabel 3. Tabel 3 Karakteristik karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor Karakteristik Jumlah karyawan (orang) Karakteristik Jumlah karyawn (orang) Jenis kelamin : Jumlah tanggungan : Pria Wanita orang 3-4 orang 5-6 orang 7-8 orang >9 orang TOTAL 33 TOTAL 33 Usia : <15 tahun tahun tahun tahun > 45 tahun Pendidikan : SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat Diploma Sarjana (S1) TOTAL 33 TOTAL 33 Status pernikahan : Sudah menikah Belum menikah Janda/duda Penghasilan per bulan : < Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp >Rp TOTAL 33 TOTAL 33 Sumber : Data diolah (2015) Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa karakteristik responden dalam penelitian ini didominasi oleh karyawan berjenis kelamin laki-laki dengan umur tahun, komposisi status sudah menikah dan belum menikah seimbang, dengan jumlah tanggungan keluarga sebesar 1-2 orang, pendidikan terakhir SMA dan penghasilan per bulan Rp Rp Sebanyak tujuh responden pernah mengikuti pelatihan formal, adapun jenis pelatihan yang pernah diikuti oleh responden antara lain : Sanitasi Lingkungan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor, 5MP Product oleh Departemen Kesehatan, 2ROW oleh UKM Sringanis, Pemanfaatan Obat dan Ramuan oleh Ibu Endah Lesmadiwati, serta Pemanfaatan Tanaman Obat dan Ramuan oleh Ir Wahyu Suprapto. Sedangkan pelatihan yang ingin diikuti oleh sebagian besar responden UKM minuman herbal Kota Bogor yaitu, pelatihan komputer, ramuan obat, pijat refleksi, pelestarian tanaman obat, dan akupuntur

23 13 Karakteristik UKM UKM minuman herbal Kota Bogor didominasi oleh usaha yang memproduksi sari kurma, madu, dan obat tradisional. Komposisi UKM terdiri dari dua usaha menengah dan tiga usaha kecil. Berdasarkan wawancara dan pengamatan langsung dari kelima UKM yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki omset, lama berdiri dan jumlah karyawan yang berbeda-beda. Tabel 4 menunjukkan besar omset per bulan, lama berdiri, dan jumlah karyawan. Tabel 4 Karakteristik UKM minuman herbal Kota Bogor Nama UKM Lama berdiri (tahun) Jumlah karyawan Produk Omset/bulan (Rp) 1. Jadied 8 15 Sari kurma dan madu Sahira 5 10 Sari kurma Taman Sringanis Obat tradisional R Lax 2 5 Jahe merah instan Ny. Ing 5 5 Obat tradisional instan Adapun kualifikasi proses penciptaan pengetahuan yang diterapkan oleh kelima UKM tersebut terdapat pada Tabel 5. Tabel 5 Proses penciptaan pengetahuan yang diterapkan UKM UKM Sosialisasi Eksternalisasi Kombinasi Internalisasi Jadied Sering terjadi komunikasi horizontal maupun vertikal, misalnya Hasil rapat ditulis dalam notulensi rapat oleh supervisor, komunikasi kemudian pengarahan dari diterapkan pada Belum terjadi Belum terjadi manajer kepada bagian quality control aktivitas produksi sehari-hari, termasuk capaian produksi perhari. Sahira Taman Sringanis Karyawan baru mendapat pengarahan dan pendampingan oleh karyawan senior Karyawan baru mendapat pelatihan dan pengarahan langsung dari pimpinan dan karyawan senior. Belum terjadi Beberapa karyawannya mencatat hasil diskusi atau rapat dengan pimpinan UKM sebagai pengingat dan informasi ke karyawan lainnya. Belum terjadi Kombinasi dari komunikasi langsung pimpinan terhadap karyawan dan catatan dari pimpinan maupun notulen hasil diskusi antar SDM UKM Beberapa karyawan merasa bahwa semakin lama bekerja, semakin terampil dalam mengerjakan bagiannya. Belum terjadi

24 14 Lanjutan Tabel 5 UKM Sosialisasi Eksternalisasi Kombinasi Internalisasi R Lax Tempat produksi yang kecil meningkatkan interaksi antar individu. Proses internalisasi terjadi pada pimpinan, dimana pimpinan Belum terjadi Belum terjadi memperoleh pengetahuan melalui buku dan menyampaikannya ke karyawan secara lisan. Ny. Ing SDM UKM didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga, adanya kesamaat status membuat proses sosialisasi sering terjadi Karyawan melakukan pencatatan sebagai pengingat mengenai cara atau perintah yang diberikan oleh pimpinan UKM, walaupun hal tersebut jarang terjadi. Belum terjadi Belum terjadi Berdasar Tabel 5 dari kelima UKM minuman herbal Kota Bogor tersebut, proses penciptaan pengetahuan yang mendominasi adalah sosialisasi. Dimana proses penciptaan pengetahuan terjadi adanya interaksi individu seperti komunikasi secara tatap muka, pelatihan, dan pendampingan pimpinan UKM maupaun antar karyawan. UKM yang didominasi oleh proses sosialisasi antara lain : UKM Jadied, UKM Sahira, UKM R Lax, dan UKM Ny. Ing. Untuk UKM Taman Sringanis didominasi oleh proses penciptaan pengetahuan kombinasi. Kapabilitas pemecahan masalah yang terjadi pada kelima UKM dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Kapabilitas pemecahan masalah yang diterapkan pada UKM UKM Kreativitas Komprehensif Konsensus Jadied Terlihat dari desain kemasan setiap produk yang unik dan berbeda untuk menarik minat konsumen. Sahira Kreativitas terlihat dari kemasan produk sari kurma sampai kardus pengiriman yang unik dan menonjolkan identitas merek Sari Kurma Sahira. Setiap keputusan untuk memecahkan masalah diselesaikan oleh manajer yang berpendidikan sarjana dan pimpinan yang berpendidikan magister, sehingga kapabilitas pemecahan masalahnya lebih terukur dan bernilai. Pengalaman pimpinan UKM sebagai mantan karyawan di salah satu majalah islam berkontribusi dalam pengambilan keputusan yang terukur. Pengambilan keputusan dilakukan oleh pimpinan UKM, manajer, dan supervisor. Dalam hal ini karyawan tidak dilibatkan langsung. Sebelum memutuskan suatu pemecahan masalah, pimpinan UKM melakukan diskusi bersama karyawan untuk bersama-sama menyepakati keputusan yang akan diambil.

25 Lanjutan Tabel 6 UKM Kreativitas Komprehensif Konsensus Taman Sringanis R Lax Ny. Ing Keputusan kreatif yang dilakukan oleh UKM Taman Sringanis adalah memasarkan produknya melalui internet dengan sistem booking apabila ada konsumen yang ingin mengikuti pelatihan. Keputusan pemasaran untuk bekerja sama dengan beberapa minimarket di Bogor merupakan hal unik dibanding produk herbal UKM sejenis. Pengambilan keputusan untuk memasarkan produk melalui website dengan user interface yang unik. Pimpinan UKM memiliki andil besar dalam mengambil keputusan untuk memecahkan masalah. Pimpinan UKM merupakan tokoh yang telah berkecimpung dalam dunia pengobatan tradisional lebih dari 20 tahun, sehingga kapabilitas pemecahan masalah lebih terukur dan tepat sesuai pengalaman pimpinan Pimpinan memiliki andil besar dalam pengambilan keputusan, dengan latar belakang pendidikan sarjana dan pengalaman kerja, pimpinan dipercaya sebagai pengambil keputusan agar tercipta pemecahan masalah yang tepat dan terukur. Dibantu oleh keluarga pimpinan UKM yang berpendidikan sarjana, keputusan yang telah dihasilkan menjadi lebih bernilai. 15 Pimpinan UKM dalam mengambil keputusan belum melibatkan seluruh SDM UKM. Hanya melibatkan karyawan-karyawan senior yang dianggap mumpuni. Belum terjadi Dengan latar belakang ibu-ibu rumah tangga, pengambilan keputusan dilakukan secara bersama oleh pimpinan dan karyawan UKM Ny. Ing. Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa kapabilitas pemecahan masalah dari kelima UKM minuman herbal Kota Bogor didominasi oleh komprehensif. Pengalaman dan latar belakang pendidikan pimpinan mempengaruhi proses pengambilan keputusan secara tepat dan akurat. Adapun UKM yang didominasi oleh kapabilitas pemecahan masalah komprehensif antara lain : UKM Jadied, UKM Taman Sringanis, dan UKM R Lax. Untuk UKM Sahira dan UKM Ny. Ing kapabilitas pemecahan masalah didominasi oleh konsensus. Hasil inovasi pada kelima UKM minuman herbal Kota Bogor dapat tercantum pada Tabel 7. Tabel 7 Inovasi yang terjadi pada UKM UKM Administrasi Produk Proses Jadied Adanya susunan organisasi yang kompleks dan job description yang jelas menunjukkan UKM Jadied telah berinovasi dalam hal administrasi. UKM melakukan diversifikasi produk dari yang awalnya hanya memproduksi sari kurma, sekarang memproduksi sari kurma propolis dan sari kurma madu untuk anak. UKM dalam proses produksi masih menggunakan cara manual dengan mengandalkan teknologi sederhana.

26 16 Lanjutan Tabel 7 UKM Administrasi Produk Proses Sahira Penambahan divisi admin dan proses perluasan pasar di daerah Jawa Timur Taman Sringanis R Lax Ny. Ing Saat ini UKM sedang mengembangkan sistem pemasaran melalui program pelatihan menggunakan jaringan promosi internet dan seluler. Selain itu UKM mendorong karyawannya untuk lebih aktif mencatat dalam hal tata usaha mulai dari mencatat hasil penjualan harian, persediaan bahan baku, dan menjadwal konsumen yang ingin ikut pelatihan. Perkembangan administrasi pada UKM ini masih belum efektif, mengingat selama 2 tahun berdiri proses pencatatan keuangan, standar operasi yang belum diimplementasikan secara maksimal. Proses pencatatan hasil penjualan dan pencatatan keuangan tidak diterapkan secara konsisten. Metode kerja masih tidak mengalami perubahan selama 5 tahun berdiri. Saat ini UKM sedang mengemabngkan produk obat herbal minyak ikan, akan tetapi produk tersebut masih belum diterima pasar dengan baik. Dari yang awalnya hanya menjual produk hasil olahan tanaman obat keluarga, sekarang UKM mengembangkan produk jasa berupa pelatihan tanaman obat. Banyak instansi-instansi baik dari pemerintah maupun non pemerintah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Taman Sringanis. Disamping memproduksi minuman jahe merah, UKM ini sedang mengembangkan minuman sari buah. Penambahan varian produk yang awalnya hanya jahe instan sekarang merambah ke kunyit instan dan temulawak instan Pada UKM ini proses produksi masih menggunakan cara manual. Karena keterampilan karyawan yang belum memadai untuk menggunakan mesin. Proses produksi pada UKM masih menggunakan cara manual dibantu dengan alat-alat produksi yang sederhana. Proses produksi jahe merah instan R Lax telah menggunakan mesin industri rumahan yang terbilang efektif dan efisien dibanding teknologi manual sebelumnya. Belum terjadi Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa inovasi yang mendominasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor adalah administrasi. Inovasi metode kerja, susunan organisasi, dan pemasaran sedang terjadi pada tiga UKM, antara lain : UKM Jadied, UKM Sahira, dan UKM Taman Sringanis. Pada UKM R Lax inovasi yang menonjol adalah inovasi proses, dimana dalam proses produksi UKM R Lax sudah menggunakan mesin. Sedangkan pada UKM Ny. Ing inovasi yang menonjol adalah inovasi produk, penambahan varian produk dari yang awalnya memproduksi jahe merah bubuk, sekarang mulai memproduksu kunyit instan, dan temulawak instan.

27 17 Permasalahan UKM Permasalahan yang menyebabkan perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor tidak optimal dijelaskan menggunakan Diagram Ishikawa. Pengisian diagram diperoleh dengan wawancara terbuka kepada pimpinan dan karyawan UKM. Penyebab utama permasalahan terdapat pada ekor ikan, penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan duri ikan, sedangkan bagian kepala adalah akibat dari permasalahan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Diagram Ishikawa UKM minuman herbal Kota Bogor Perkembangan UKM minuman herbal Kota Bogor belum optimal disebabkan oleh berbagai faktor antara lain sumber daya manusia (SDM), lingkungan, mesin, metode, dan material. Dalam faktor SDM ditunjukkan dengan kurangnya karyawan dengan pendidikan yang baik. Hal tersebut merupakan pemicu karyawan UKM menjadi kurang disiplin, karyawan sering pulang tidak sesuai jam pulang yang telah disepakati. Faktor mesin, sebagian besar UKM dalam penelitian ini masih menggunakan terknologi manual dalam proses produksi. Disamping itu pada UKM Sahira mesin tidak dimanfaatkan secara optimal, dikarenakan keterampilan karyawan dalam pengoperasian mesin masih kurang. Hal tersebut mengakibatkan proses produksi menjadi lebih lama dan UKM memerlukan lebih banyak SDM. Faktor material terletak kurangnya modal yang dimiliki, sehingga menyebabkan pembelian bahan baku seperti kurma, kunyit, jahe merah, dan madu terbatas. Terdapat faktor lingkungan, dimana kebersihan tempat produksi tidak terjaga sehingga menyebabkan karyawan belum optimal dalam bekerja. Pencampuran tempat produksi dan pengemasan menyebabkan kondisi UKM terlihat kotor dan berantakan. Faktor metode ditunjukkan dengan pemasaran yang kurang efektif, produk UKM minuman herbal Kota Bogor dipasarkan melalui perantara distributor. Hal tersebut mengakibatkan hasil penjualan belum optimal, mengingat harga jual kepada distributor lebih murah dibanding harga jual langsung kepada konsumen. Selain itu pada faktor pengukuran terdapat pada pembuangan produksi atau limbah UKM belum termanfaatkan secara optimal. Banyak limbah kurma sisa produksi

28 18 ditumpuk dan dibuang ke tempat pembuangan sampah, padahal limbah tersebut masih bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik. Persepsi Karyawan Karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor memiliki penilaian tersendiri terkait variabel sumber inovasi, penciptaan pengetahuan, pemecahan masalah, dan bentuk inovasi. Penilaian tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Persepsi karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor terhadap proses penciptaan pengetahuan, kapabilitas pemecahan masalah, dan inovasi Proses penciptaan pengetahuan Variabel Persentase (%) Keterangan Internalisasi 41,41 Setuju Sosialisasi 26,52 Setuju Kombinasi 39,39 Setuju Eksternalisasi 54,55 Setuju Kapabilitas pemecahan masalah Kreativitas 31,52 Setuju Konsensus 56,06 Setuju Komprehensif 51,52 Setuju Inovasi Administrasi 43,94 Setuju Sumber : Data diolah (2015) Produk 31,82 Setuju Proses 35,35 Setuju Karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor memiliki persepsi setuju pada setiap variabel. Pada variabel sumber inovasi indikator internal memiliki persentase tertinggi sebesar 59,09%. Hal tersebut menunjukkan bahwa sumber inovasi dianggap penting oleh karyawan UKM. Selain itu variabel proses penciptaan pengetahuan memiliki persentase terbesar pada eksternalisasi sebesar 54,55%. Hal ini menunjukkan bahwa catatan dan notulen hasil diskusi atau rapat dengan pimpinan UKM memiliki kontribusi besar terhadap proses penciptaan pengetahuan SDM UKM. Pada variabel kapabiltas pemecahan masalah, persentase terbesar terdapat pada indikator konsensus sebesar 56,06%. Hal tersebut membuktikan bahwa kebersamaan dalam membuat keputusan adalah hal terpenting dalam untuk memecahkan masalah. Variabel bentuk inovasi memiliki persentase tertinggi pada administrast sebesar 43,94%, responden melihat bahwa saat ini sebagian besar UKM minuman herbal Kota Bogor memperbarui tata kelola dan merubah struktur organisasi untuk mencapai tujuan UKM.

29 Hubungan Pendidikan Karyawan terhadap Proses Penciptaan Pengetahuan dan Inovasi Analisis hubungan pendidikan terhadap proses penciptaan pengetahuan, kapabilitas pemecahan masalah, dan inovasi dalam penelitian ini diukur mengggunakan tabulasi silang (crosstab) dengan melihat nilai chi square. Jika nilai chi-square hitung lebih besar daripada chi-square tabel berarti tidak ada keterkaitan antara baris dan kolom. Keterkaitan baris dan kolom dilihat melalui nilai Asymp.Sig dimana apabila nilai chi-square hitung kurang dari 0,05 maka ada keterkaitan antara baris dan kolom. Tabulasi Silang Pendidikan dengan Proses Penciptaan Pengetahuan Pendidikan karyawan diduga memiliki hubungan terhadap proses penciptaan pengetahuan berupa sosialisasi, ekternalisasi, kombinasi, dan internalisasi. Hasil tabulasi silang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Hasil chi-square tests pendidikan dengan proses penciptaan pengetahuan Hubungan Chi-Square Keterangan Pendidikan dengan sosialisasi 0,049 Berhubungan Pendidikan dengan eksternalisasi 0,450 Tidak berhubungan Pendidikan dengan kombinasi 0,262 Tidak berhubungan Pendidikan dengan internalisasi 0,326 Tidak berhubungan Sumber : Data diolah (2015) Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa hasil uji chi-square dari keempat proses penciptaan pengetahuan, pendidikan memiliki hubungan dengan proses sosialisasi. Hal tersebut berdasarkan hasi uji chi-square didapatkan nilai Pearson Chi Square 0,049 < 0,05. Pendidikan karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor yang tergolong rendah memiliki hubungan terhadap proses penciptaan pengetahuan berupa sosialisasi. Diharapkan UKM minuman herbal Kota Bogor menambah interaksi antar individu UKM antara lain komunikasi, pelatihan, dan diskusi, mengingat sabagian besar latar belakang pendidikan karyawan UKM didominasi oleh lulusan SMA atau sederajat. Tabulasi Silang Pendidikan dengan Kapabilitas Pemecahan Masalah Pendidikan karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor diduga memiliki hubungan terhadap kapabilitas pemecahan masalah berupa kreativitas, komprehensif, dan konsensus. Hasil tabulasi silang dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Hasil chi-square tests pendidikan dengan kapabilitas pemecahan masalah Hubungan Chi-Square Keterangan Pendidikan dengan kreativitas 0,000 Berhubungan Pendidikan dengan komprehensif 0,007 Berhubungan Pendidikan dengan konsensus 0,000 Berhubungan Sumber : Data diolah (2015) 19

30 20 Pada Tabel 10 dapat dilihat hasil uji chi-square bahwa pendidikan karyawan memiliki hubungan dengan kreativitas, komprehensif, dan konsensus. Kreativitas karyawan terbentuk dari pendidikan informal seperti pelatihan informal dan pengalaman kerja. Kapabilitas pemecahan masalah komprehensif berasal dari keterbukaan manajer dan pimpinan UKM dalam memberikan tantangan kepada karyawan untuk menyelesaikan masalah secara terukur melalui upaya tim, sehingga tercipta kapabilatas pemecahan masalah dalam bentuk konsensus. Tingkat pendidikan karyawan yang tergolong rendah merupakan landasan kenapa upaya tersebut diterapkan oleh manajer dan pemimpin UKM minuman herbal Kota Bogor. Tabulasi Silang Pendidikan dengan Inovasi Pendidikan karyawan diduga memiliki hubungan dengan inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor berupa administrasi, produk, dan proses. Adapun hasil tabulasi silang pendidikan dengan inovasi terdapat pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil chi-square tests pendidikan dengan inovasi Hubungan Chi-Square Keterangan Pendidikan dengan administrasi 0,431 Tidak berhubungan Pendidikan dengan produk 0,396 Tidak berhubungan Pendidikan dengan proses 0,313 Tidak berhubungan Sumber : Data diolah (2015) Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa hasil uji chi-square didapatkan nilai Pearson Chi Square dari ketiga variabel inovasi lebih dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan pendidikan karyawan tidak memiliki hubungan dengan inovasi administrasi, produk, dan proses. Inovasi yang dihasilkan UKM muncul dari keputusan yang dibuat oleh pimpinan tanpa melibatkan karyawan secara langsung. Lebih lengkapnya hasil uji chi-square hubungan pendidikan dengan proses penciptaan pengetahuan, kapabilitas pemecahan masalah, dan inovasi terdapat pada lampiran 2 Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS) Pada penelitian ini akan menguji model menggunakan variabel laten eksogen dan variabel laten endogen. Variabel laten eksogen terdiri dari dua variabel yaitu proses penciptaan pengetahuan, dan pemecahan masalah. Sedangkan bentuk inovasi dijadikan sebagai variabel laten endogen. Analisis dilakukan dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) diolah dengan software SmartPLS. Secara umum evaluasi dan penjelasan kedua model dapat dilihat pada Tabel 12.

31 21 Tabel 12 Hasil evaluasi outer model Kriteria 1. Loading factor Standar penilaian menurut Chin disitasi Ghozali 2008 Nilai loading factor > 0,5 Model Seluruh indikator memiliki nilai loading factor > 0,5 kecuali indikator internalisasi pada penciptaan pengetahuan 2. Average Variance Extracted Nilai AVE > 0,5 Proses penciptaan pengetahuan (0,452); kapabilitas pemecahan masalah (0,652); inovasi (0,602) maka seluruh variabel valid kecuali proses penciptaan pengetahuan 3. Composite reliability Nilai Composite reliability > 0,7 Proses penciptaan pengetahuan (0,706); kapabilitas pemecahan masalah (0,846); inovasi (0,820) maka seluruh variabel reliabel 4. R-square R-square sebesar : 0,67 (model kuat), 0,33 (model moderat), 0,19 (model lemah) R-square inovasi sebesar 0,215 (moderat) dan kapabilitas pemecahan masalah sebesar 0,147 (lemah) Sumber : Data diolah (2015) Pada Tabel 12 didapatkan hasil evaluasi outer model, dimana indikator internalisasi pada penciptaan pengetahuan memiliki ukuran reflektif kurang dari 0,5, hal tersebut menunjukkan bahwa proses internalisasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor masih sangat kurang. Hasil outer model pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi menggunakan Smart-PLS secara lengkap terdapat pada lampiran 3. Jika T hitung > T tabel yaitu 1,96 untuk tingkat kesalahan 5%, maka diperoleh hasil evaluasi inner model yang terdapat pada Tabel 13. Tabel 13 Hasil inner model pada analisis SmartPLS Original Sample (O) Sample Mean (M) Standar Errors (STERR) T-Statistic Keterangan Hipotesis Proses penciptaan pengetahuan > Inovasi 0,526 0,575 0,208 2,527 Signifikan Tolak H 01 terima H 1 Proses penciptaan pengetahuan > Kapabilitas pemecahan masalah Kapabilitas pemecahan masalah > 0,238 0,240 0,230 1,034 Inovasi Sumber : Data diolah (2015) 0,384 0,450 0,158 2,434 Signifikan Tidak signifikan Tolak H 02 terima H 2 Terima H 03 tolak H 3

32 22 Pada Tabel 13 didapatkan hasil bahwa proses penciptaan pengetahuan memiliki pengaruh signifikan terhadap inovasi UKM minuman herbal Kota Bogor. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai T-statistic sebesar 2,527, apabila proses penciptaan pengetahuan meningkat maka inovasi akan meningkat. Disamping itu proses penciptaan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kapabilitas pemecahan masalah, ditunjukkan dengan T-statistic sebesar 2,434, artinya apabila proses penciptaan pengetahuan meningkat maka kapabilitas pemecahan masalah akan meningkat. Namun kapabilitas pemecahan masalah tidak berpengaruh signifikan terhadap inovasi, ditunjukkan dengan nilai T-statistic sebesar 1,034. Hal itu menunjukkan bahwa proses penciptaan pengetahuan pada UKM minuman herbal Kota Bogor berpengaruh langsung terhadap kapabilitas pemecahan masalah dan inovasi. Hasil inner model pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi terdapat pada lampiran 4. Hasil pengukuran model dapat dilihat pada Gambar 7. Keterangan : Berpengaruh Tidak berpengaruh Gambar 7 Hasil Outer model Pada Gambar 7 diperoleh hasil nilai loading setiap indikator terhadap variable, dan diiterpretasikan sebagai berikut : 1. Proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi Proses penciptaan pengetahuan melalui sosialisasi dan kombinasi memiliki peran penting dalam menghasilkan inovasi berupa administrasi. Pengetahuan yang terbentuk dari interaksi individu UKM membentuk sebuah tata kelola baru bagi UKM, baik dari segi perubahan metode kerja, penambahan divisi dalam struktur organisasi, dan perluasan pasar baru. Tata kelola tersebut terbentuk untuk mencapai proses produksi yang efektif dan efisien, sehingga menghasilkan produk minuman herbal yang berkualitas sesuai standar pemerintah. 2. Proses penciptaan pengetahuan terhadap kapabilitas pemecahan masalah Sosialisasi dan kombinasi UKM memiliki pengaruh terhadap terciptanya keputusan pemecahan masalah yang terukur dan bernilai. Manajer dan

33 pimpinan UKM memberikan tantangan kepada karyawan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada UKM melalui hasil diskusi tim. Hal tersebut dilakukan sebagai tambahan bahan pertimbangan manajer dan pimpinan UKM dalam mengambil keputusan untuk mencapai citacita UKM. 3. Kapabilitas pemecahan masalah terhadap inovasi Berdasar pengolahan SEM-PLS diperoleh hasil bahwa kapabilitas pemecahan masalah pada UKM minuman herbal Kota Bogor tidak berpengaruh terhadap inovasi. Hal tersebut menunjukkan hasil keputusan untuk pemecahan masalah dari karyawan tidak mempengaruhi hasil inovasi UKM. Manajer dan pimpinan UKM masih mendominasi dalam pengambilan keputusan untuk berinovasi. Berdasar hasil penelitian, proses penciptaan pengetahuan pada UKM minuman herbal Kota Bogor berpengaruh langsung terhadap inovasi. Hasil ini telah sesuai dengan pernyataan Ichijo dan Nonaka (2007) bahwa penciptaan pengetahuan merupakan jantung bagi inovasi, dimana inovasi berperan sebagai daya saing kompetitif bagi organisasi. 23 Implikasi Manajerial Berdasar pembahasan mengenai pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi pada UKM minuman herbal Kota Bogor didapatkan hasil yaitu, pertama pendidikan karyawan UKM memiliki hubungan dengan proses penciptaan pengetahuan berbentuk sosialisasi dan kapabilitas pemecahan masalah. Tingkat pendidikan karyawan UKM yang tergolong rendah berkontribusi terhadap terbentuknya proses penciptaan pengetahuan yang didominasi oleh sosialisasi, sehingga tercipta kapabilitas pemecahan masalah yang kreatif, kompehensif, dan konsensus. Kedua, proses penciptaan pengetahuan UKM minuman herbal Kota Bogor yang didominasi oleh kombinasi dan sosialisasi berpengaruh terhadap inovasi dalam hal administrasi dan kapabilitas pemecahan masalah berbentuk komprehensif. Proses pelatihan informal dari pimpinan UKM kepada karyawan dan pencatatan sederhana hasil diskusi yang telah diterapkan mampu mendorong terbentuknya inovasi dalam hal perubahan struktur organisasi dan metode kerja. Selain itu bentuk kapabilitas pemecahan masalah hasil brainstorming tim mampu menciptakan keputusan yang lebih akurat dan bernilai. Bentuk implikasi manajerial agar tercipta inovasi UKM yang efektif dan akurat dalam pengambilan keputusan antara lain : pimpinan UKM diharapkan untuk menambah intensitas pelatihan informal untuk karyawan, mendorong karyawan untuk aktif mencatat hasil pelatihan atau diskusi, melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan melalui upaya tim, dan diharapkan UKM untuk lebih sering mengikuti pelatihan eksternal serta bergabung dalam UKM binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. Bentuk implikasi manajerial secara jelas terdapat pada Tabel 14.

34 24 Tabel 14 Implikasi manajerial Hubungan Sosialisasi Kombinasi Sosialisasi Kombinasi Administrasi Komprehensif Implikasi manajerial 1. Penambahan pelatihan informal dari pimpinan UKM terhadap karyawan. 2. Pimpinan mendorong karyawan untuk lebih disiplin dalam mencatat hasil diskusi. 1. Pimpinan UKM diharapkan lebih sering melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan dengan membuat tim. 2. Pimpinan disarankan untuk sering mengikuti pelatihan eksternal dan bergabung dalam kelompok UKM binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan UKM minuman herbal Kota Bogor memiliki potensi dan prospek untuk berkembang serta mampu berdiri secara berkelanjutan. Tetapi berbagai penyebab mengakibatkan perkembangan UKM tidak optimal. Kategori penyebab permasalahan yang terjadi antara lain sumber daya manusia (SDM), lingkungan, mesin, metode, dan pengukuran. Dalam kategori SDM ditunjukkan dengan kurangnya kedisipilinan karyawan. Kategori mesin dimana proses produksi masih dikerjakan menggunakan teknologi sederhana, kategori lingkungan terdapat pada kebersihan tempat produksi yang masih kurang terjaga. Kategori metode, sistem pemasaran yang diterapkan kurang efektif, kategori pengukuran ditunjukkan pengelolaan limbah produksi yang masih belum maksimal Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan sumber daya manusia berpengetahuan dan mampu berinovasi secara efektif. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa pendidikan karyawan UKM minuman herbal Kota Bogor memiliki hubungan terhadap proses penciptaan pengetahuan berupa sosialiasi, namun tidak memiliki hubungan terhadap inovasi. Proses penciptaan pengetahuan yang terjadi pada UKM minuman herbal Kota Bogor didominasi oleh proses kombinasi dan sosialisasi. Hal tersebut membuktikan bahwa proses penciptaan pengetahuan karyawan diperoleh dari interaksi individu di dalam UKM dikombinasi dengan catatan hasil diskusi. Sedangkan bentuk inovasi yang mendominasi adalah administrasi. Artinya hasil inovasi pada UKM adalah perubahan yang dilakukan oleh manajer atau pimpinan UKM untuk menghasilkan tata kelola baru. Misalnya dengan perubahan metode kerja dengan pengelolaan secara teratur dan sistematis, penambahan divisi dalam struktur organisasi UKM, dan perluasan pasar baru. Perubahan tersebut bertujuan mencapai proses produksi yang efektif dan efisien agar tercipta produk minuman herbal yang berkualitas dan memenuhi standar pemerintah.

35 25 Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini antara lain : 1. Untuk meningkatkan proses penciptaan pengetahuan berupa sosialisasi, disarankan pimpinan UKM menambah pelatihan informal kepada karyawan lebih intensif dan melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan dengan membentuk tim. Pada proses kombinasi pimpinan harus mendorong karyawan untuk lebih disiplin dalam mencatat hasil diskusi, lebih sering mengikuti pelatihan eksternal, dan bergabung dalam UKM binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. 2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mengidentifikasi variabel di luar model penelitian ini, yaitu pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap kinerja UKM minuman herbal Kota Bogor. DAFTAR PUSTAKA Andina M Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap Kinerja pada UKM Cluster Minuman Herbal di Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Dewi AH Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi pada UKM Klaster Kerajinan Tangan Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Cohen L, Manion L, Morrison K. Research Method Education 6th Edition. New York (USA): Routledge. Ghozali I Structural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ginsberg A Minding The Competition: From Mapping to Mastery in Strategic Management Journal. 15: Hasmita H Pengaruh Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi pada UKM Rizky Food Kab. Sukabumi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Ichijo K. Nonaka I Knowledge Creation and Management: New Challenges for Managers. Oxford (UK): Oxford University Press. [Kemenkop UKM] Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Data/informasi UMKM tahun [internet]. [diunduh 2014 Oktober 14]. Tersedia pada: index.php? option=com_ phocadownload&view=sections&itemid=93 Kusnendi Model-Model Persamaan Struktural: Satu dan Multigroup Sampel dengan Lisrel. Bandung (ID): CV Alfabeta. Nasution HN Inovasi organisasi: konsep dan pengukurannya. Usahawan 34: Nonaka I, Nishiguchi T Knowledge Emergence: Social, Technical, and Evolutionary Dimension of Knowledge Creation. New York (US): Oxford University Press. Ngah R, Ibrahim AR The Relationship of Intellectual Capital, Innovation and Organizational Performance: a Preliminary Study in Malaysian SMEs. International Journal of Management Innovation Systems. 1(1): 1-13.

36 26 Prawirosentono S Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management Abad 21 Studi Kasus dan Analisis. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara. [PerKBPOM] Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Pedoman Uji Klinik Obat Herbal. PerKBPOM. Sebastian Y Keep Your Lights On!. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. Sujarweni VW SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta (ID): Penerbit Pustaka Baru Press. Sekretariat Negara Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jakarta (ID): Sekretariat Negara. Sukmawati A, Ma arif MS, Marimin, Mudikdjo K, Hardjomidjojo H, Indrasti NS Pembentukan Model Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation) dalam Mendorong Inovasi pada Koperasi Susu di Indonesia: Suatu Studi Konfirmatori. Journal of Animal Science and Technology. 31(3): Setiarso B Strategi Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management) untuk Meningkatkan Daya Saing UKM; 2005 Agustus 23-24; Jakarta, Indonesia; Jakarta (ID). Hlm E41-E50. Setiarso B, Harjanto N, Triyono, Subagyo H Penerapan Knowledge Management pada Organisasi. Jakarta (ID): Graha Ilmu. Suliyanto Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor (ID): Penerbit Ghalia Indonesia. Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung (ID): Alfabeta. Soo CW, Devinney T M, Midgley D F Knowledge Creation in Organizations: Exploring Firm and Context Specific Effects. Fontainebleau (FR): Insead. Umar H Metode Riset Bisnis. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama. [UURI] Undang-Undang Republik Indonesia Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UURI

37 27 Lampiran 1 Uji validitas dan reliabilitas kuesioner Uji itas Kuisioner Variabel Item(Q) R hitung R tabel itas* Sosialisasi ,660 0,643 0,567 0,406 Eksternalisasi 5 6 0,830 0,771 Kombinasi 7 0,790 8 Internalisasi Kreativitas Komprehensif Konsensus Administrasi Produk Proses *valid apabila R hitung > R tabel Uji Relibilitas Cronbach Alpha Reliabilitas* 0,811 Reliabel *reliabel jika Cronbach Alpha > 0,600 0,734 0,579 0,461 0,805 0,172 0,380 0,675 0,754 0,656 0,670 0,409 0,775 0,574 0,512 0,371 0,677 0,559 0,508 0,422 0,624 0,839 0,767 0,881 0,791 0,579 0,820 0,508 Tidak valid

38 28 Lampiran 2 Hasil uji chi square hubungan pendidikan dengan proses penciptaan pengetahuan, kapabilitas pemecahan masalah dan inovasi Hasil Uji Chi Square Pendidikan dengan Sosialisasi Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 31,484 a 20,049 Likelihood Ratio 30,179 20,067 Linear-by-Linear Association,788 1,375 N of Cases 33 a. 29 cells (96,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,03. Hasil Uji Chi Square Pendidikan dengan Eksternalisasi Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 7,830 a 8,450 Likelihood Ratio 8,695 8,369 Linear-by-Linear Association 1,516 1,218 N of Cases 33 a. 13 cells (86,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,12. Hasil Uji Chi Square Pendidikan dengan Kombinasi Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 23,558 a 20,262 Likelihood Ratio 21,899 20,346 Linear-by-Linear Association,060 1,806 N of Cases 33 a. 29 cells (96,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,09.

39 29 Lanjutan lampiran 2 Hasil Uji Chi Square Pendidikan dengan Internalisasi Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 13,612 a 12,326 Likelihood Ratio 13,775 12,315 Linear-by-Linear Association,092 1,762 N of Cases 33 a. 18 cells (90,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,03. Hasil Uji Chi Square Pendidikan dengan Kreativitas Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 66,196 a 24,000 Likelihood Ratio 33,933 24,086 Linear-by-Linear Association,233 1,630 N of Cases 33 a. 34 cells (97,1%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,03. Hasil Uji Chi Square Pendidikan dengan Komprehensif Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 38,711 a 20,007 Likelihood Ratio 26,877 20,139 Linear-by-Linear Association,895 1,344 N of Cases 33 a. 29 cells (96,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,03.

40 30 Lanjutan lampiran 2 Hasil Uji Chi Square Pendidikan dengan Konsensus Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 54,809 a 16,000 Likelihood Ratio 22,304 16,134 Linear-by-Linear Association,185 1,667 N of Cases 33 a. 23 cells (92,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,03. Hasil Uji Chi Square Pendidikan dengan Administrasi Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 20,431 a 20,431 Likelihood Ratio 22,456 20,316 Linear-by-Linear Association,020 1,887 N of Cases 33 a. 29 cells (96,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,03. Hasil Uji Chi Square Pendidikan dengan Produk Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 25,182 a 24,396 Likelihood Ratio 26,433 24,332 Linear-by-Linear Association 1,832 1,176 N of Cases 33 a. 35 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,03.

41 31 Lanjutan lampiran 2 Hasil Uji Chi Square Pendidikan dengan Proses Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square 31,103 a 28,313 Likelihood Ratio 21,426 28,807 Linear-by-Linear Association,818 1,366 N of Cases 33 a. 40 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,03.

42 32 Lampiran 3 Hasil outer model pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi menggunakan Smart-PLS OUTER MODEL Nilai Loading Factor Outer Model Variabel laten Indikator Loading factor Eksternalisasi 0,589 Internalisasi -0,005 Kombinasi 0,869 Sosialisasi 0,839 Proses penciptaan pengetahuan Kapabilitas pemecahan masalah Inovasi Komprehensif Konsensus Kreativitas Administrasi Produk Proses 0,911 0,610 0,869 0,810 0,765 0,752 Nilai AVE (Average Variance Extracted) dan Composite Reliability Variabel laten AVE Composite reliability Proses penciptaan pengetahuan Kapabilitas pemecahan masalah Inovasi 0,452 0,652 0,602 0,706 0,846 0,820

43 Lampiran 4 Hasil inner model pengaruh proses penciptaan pengetahuan terhadap inovasi menggunakan Smart-PLS INNER MODEL 33 Output dari model struktural (Inner Model) Original Evaluasi Hubungan Sample model (O) Proses penciptaan pengetahuan > Inovasi Proses penciptaan pengetahuan > Kapabilitas pemecahan masalah Kapabilitas pemecahan masalah > Inovasi Sample Mean (M) Standar Error (STERR) T Statistic Evaluasi model 0,526 Positif 0,575 0,208 2,527 Berpengaruh 0,384 Positif 0,450 0,158 2,434 Berpengaruh 0,238 Positif 0,240 0,230 1,034 Tidak berpengaruh

Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi UKM Minuman Herbal Kota Bogor

Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi UKM Minuman Herbal Kota Bogor Pengaruh Proses Penciptaan Pengetahuan terhadap Inovasi UKM Minuman Herbal Kota Bogor Ahmad Haris Wijaya Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Kampus Dramaga Bogor

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan PT XYZ mempunyai visi dan misi yang digunakan untuk pedoman dalam menjalankan mekanisme kerja. Perusahaan PT XYZ mempunyai bagian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Arti penting manajemen pengetahuan telah disadari oleh organisasi sebagai sumber daya utama dalam bersaing. Bukti-bukti menunjukkan bahwa pergeseran orientasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai salah satu perusahaan baja terkemuka di Indonesia, menyadari pentingnya penerapan strategi pengelolaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Saat ini SDM berperan aktif dan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, SDM suatu perusahaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pengembangan karir merupakan hal yang terpenting dalam mencapai tujuan suatu organisasi, karena dengan pengembangan karir dapat menciptakan pegawai yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Menurut Syamsir (2011), salah satu industri pengolahan minuman yang memiliki prospek yang semakin baik adalah industri yoghurt. Hal ini terkait nilai tambah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL

BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 71 BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 4.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pertimbangan konsep-konsep yang telah dibahas pada Bab 2, teori yang dikemukakan Nonaka dan Takeuchi (1995) mengenai penciptaan pengetahuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. YCH Indonesia adalah salah satu perusahaan distributor yang hampir 90% mendistribusikan produk susu dari perusahaan Frisian Flag Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian 3 BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TAHAPAN PENELITIAN Penelitian dibagi menjadi lima tahap, yaitu (1) penyusunan kuesioner, (2) pembuatan kuesioner online, (3) uji coba kuesioner, (4) pengumpulan data, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang kekuatan struktur usaha Indonesia. Usaha besar yang jumlahnya sedikit namun menguasai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

PENGARUH PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI UKM KLUSTER KERAJINAN TANGAN KOTA BOGOR ANISSA HUTAMI DEWI

PENGARUH PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI UKM KLUSTER KERAJINAN TANGAN KOTA BOGOR ANISSA HUTAMI DEWI PENGARUH PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI UKM KLUSTER KERAJINAN TANGAN KOTA BOGOR ANISSA HUTAMI DEWI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan karyawan Koperasi Prima Mandiri Pati. Penentuan jenis populasi ini didasarkan atas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan memahami terlebih dahulu definisi Marketing Public Relations sebagai salah satu bentuk bauran promosi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara menyeluruh yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sugiyono (2002, p11) jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang memiliki hubungan kausal, mendefinisikan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 32 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam era teknologi seperti sekarang persaingan antar produsen penyedia jasa layanan internet seperti mobile broadband sangatlah ketat. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Pada proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan produk pangan semakin meningkat dengan timbulnya berbagai macam produk pangan organik. Permintaan akan produk pangan organik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. WOM Finance merupakan salah satu perusahaan pembiayaan (finance), dimana bidang usahanya memberikan pembiayaan kepada konsumen dengan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah Karyawan PT Tuin Abadi. Penelitian ini diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pembelajaran yang terorganisasi timbul melalui serangkaian proses penciptaan dan perolehan gagasan-gagasan, pengetahuan dan pendekatanpendekatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Gagasan pertama berdirinya Rumah Sakit Islam Jakarta, bermula dirasakannya kebutuhan akan pelayanan rumah sakit yang bernafaskan islam.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu secara rasional, empiris dan sistematis. Adapun metodologi penelitian yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma sebuah penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo Kecamatan Kota Timur Kelurahaan Ipilo dan Heledulaa Utara selama 2 bulan yaitu bulan Mei sampai Juni tahun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pegawai merupakan asset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data. 40 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai arah dan cara melaksanakan penelitian yang mencakup jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN 17 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki strategi tertentu untuk memenangkan persaingan dalam pasar HP yang mereka hadapi. Persaingan yang ketat membuat perusahaan HP harus

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN BAB III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Sebagai penuntun dalam alur berfikir dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: BUDAYA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran diperlukan untuk memperjelas penalaran sehingga sampai pada jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Dalam upaya pencapaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada UMKM yang bergerak dibidang usaha kuliner di Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk 44 III. METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dengan mengoperasionalkan

Lebih terperinci

Dewi et al., Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management...

Dewi et al., Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management... 1 Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management Support terhadap Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur (Effect of Knowledge about

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA Felicia Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 7, felicia_fc@ymail.com Agung Gita Subakti,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dengan adanya sektor UKM, pengangguran akibat angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. strategis bagi perkembangan Ekonomi Islam, Perbankan Syari ah, Asuransi

BAB IV HASIL PENELITIAN. dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. strategis bagi perkembangan Ekonomi Islam, Perbankan Syari ah, Asuransi 64 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian 1.1 Profil Umum Program Studi Ekonomi Syari ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya Program Studi Ekonomi Syari ah memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survei, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. B. Populasi,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT XYZ merupakan perusahaan asuransi multinasional yang memiliki visi, misi serta tujuan yang ingin dicapai. Visi merupakan proyeksi atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian berlokasi di lingkungan Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, Makassar dan obyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Direktorat Jendral Pajak (DJP) merupakan Direktorat Jendral di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai pengaruh Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi visi, misi dan strategi yang tepat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Maraknya persaingan industri sampo di Indonesia, membuat perusahaan berlomba-lomba untuk mempromosikan produknya dengan melakukan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Proses manajemen menghendaki adanya keteraturan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Tanpa adanya keteraturan pencapaian tujuan dapat saja diselesaikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 19 ayat 1, yang dimaksud perguruan tinggi adalah merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah mencakup program pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey langsung dengan cara membagikan kuesioner kepada para responden. Penelitian yang dilakukan bersifat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pencapaian tujuan organisasi selalu dilatarbelakangi oleh visi dan misi organisasi tersebut. Visi dan misi suatu organisasi merupakan salah satu bentuk tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengkonsumsi produk minuman Teh Botol Sosro.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengkonsumsi produk minuman Teh Botol Sosro. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang dimiliki oleh Kota Bogor. Munculnya objek wisata baru yang menawarkan keunggulannya baik dalam bentuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan pengertian atau definisi yang dijadikan petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT TELKOM merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, termasuk jaringan internet. Sejalan dengan banyaknya

Lebih terperinci

Analisa hubungan karakteristik konsumen dengan atribut-atribut jasa internet telkomnet instant yang ditawarkan PT.Telkom di Surakarta

Analisa hubungan karakteristik konsumen dengan atribut-atribut jasa internet telkomnet instant yang ditawarkan PT.Telkom di Surakarta Analisa hubungan karakteristik konsumen dengan atribut-atribut jasa internet telkomnet instant yang ditawarkan PT.Telkom di Surakarta Kiki Adhi Eka Juana NIM.F0299067 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk menguji dan membuktikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun. 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Usia (X 1 ), adalah usia responden dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian dilakukan dan diukur dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR) yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT Sinar Sosro adalah perusahaan pelopor untuk minuman teh dalam kemasan. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri minuman di Indonesia, PT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswi Prodi Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswi Prodi Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dalam skripsi ini menggunanakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 1 Datanya diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Madiun tahun anggaran 2013 diperoleh data anggaran

Lebih terperinci

PENGARUH PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) CLUSTER KULINER KOTA BOGOR RESA DWI LARASATI

PENGARUH PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) CLUSTER KULINER KOTA BOGOR RESA DWI LARASATI PENGARUH PENCIPTAAN PENGETAHUAN TERHADAP INOVASI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) CLUSTER KULINER KOTA BOGOR RESA DWI LARASATI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega di Jalan Soekarno Hatta No 216,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT. Sinar Sosro memiliki visi untuk menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka pemikiran teoritis Kebudayaan yang semakin maju membuat gaya hidup manusia semakin berkembang. Kesadaran manusia akan pentingnya kesehatan mulai terlihat disamping

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen beserta karakteristiknya yang menjadi objek penyelidikan atau penelitian secara menyeluruh. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2010:2) pengertian metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) Nur Amalia Ma rufah 1, Panji Deoranto 2, Rizky Luthfian Ramadhan Silalahi 2* 1 Alumni,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Promosi merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Promosi merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Promosi merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu program pemasaran, karena promosi pada hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAAN...13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAAN...13 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL...i HALAMAN JUDUL...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...iv KATA PENGANTAR...v ABSTRAK...vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xii DAFTAR GAMBAR...xiii BAB

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Persaingan global memaksa Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk bersaing dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi lain di dunia. Perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir menjelaskan filosofi dari gagasan (ide) riset yang diajukan, sehingga memerlukan suatu model penelitian, yang ditampilkan dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah suatu

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN 28 III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR)

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) Disusun Oleh: Anita Naliebrata H24103041 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Sistem Aplikasi D-Pack Terhadap Kepuasan Pengguna pada CV.Sumber Jadi Pangkalpinang

Analisis Penggunaan Sistem Aplikasi D-Pack Terhadap Kepuasan Pengguna pada CV.Sumber Jadi Pangkalpinang 26 Analisis Penggunaan Sistem Aplikasi D-Pack Terhadap Kepuasan Pengguna pada CV.Sumber Jadi Pangkalpinang Rika Pratiwi* 1, Ervi Cofriyanti 2 1,2 STMIK Global Informatika MDP Jl. Rajawali No.14 Palembang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 24 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Saat ini diprediksi lebih dari 1 miliar lebih unit ponsel yang beredar secara global. Dari angka itu jumlah pemakai Nokia menguasai 36,4% market share ponsel

Lebih terperinci