M. Zainul Asrori, Andry Permana, Devi Sukma, Darminto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "M. Zainul Asrori, Andry Permana, Devi Sukma, Darminto"

Transkripsi

1 Prosiding Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir ISSN : PENGEMBANGAN NANOKOMPOSIT PANi (HCl)-TiO 2 SEBAGAI MATERIAL PELAPIS ANTI KOROSI ABSTRAK M. Zainul Asrori, Andry Permana, Devi Sukma, Darminto Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya asroris@physics.its.ac.id Telah dilakukan sintesis komposit berbasis polianilin dengan menggunakan pengisi partikel nano TiO 2 (anatase dan rutile). Sintesis PANi dilakukan dengan menggunakan metode reaksi kimia, sementara partikel nano TiO 2 dengan menggunakan teknik hidrotermal. Penyiapan komposit dilakukan dengan menggunakan teknik pencampuran mekanik. Konduktivitas listrik diukur dengan menggunakan metode 4-titik menghasilkan 2,412 S/cm untuk PANi(HCl), 1,832 S/cm untuk PANi(HCl)- TiO dengan 10% berat TiO 2 anatase, serta 1,641 S/cm dengan 10% berat TiO 2 rutile. Dari sisi ketahanan korosi penambahan TiO 2 (anatase dan rutile) menunjukkan material menjadi lebih tahan terhadap korosi. Sementara, seng tanpa pelapisan memiliki laju korosi 4,026 x 10-3 mpy, sedangkan dengan pelapisan cat saja adalah 1,921 x 10-3 mpy, dengan cat dan TiO 2 anatase 30% adalah 1,119 x 10-3 mpy, sedangkan hasil optimal dicapai oleh rutile dengan ketahanan korosi sebesar 1,031 x 10-3 mpy. Dari aspek degradasi fotokatalitik, penambahan 20% rutile akan meningkatkani ketahanan terhadap UV yang cukup besar, sedangkan penambahan 20% anatase mengakibatkan kerusakan rantai, dan degradasi ini juga menurunkan nilai konduktivitas listrik. Kata Kunci : Nanokomposit PANi, TiO 2 rutile, TiO 2 anatase, doping, fotokatalistik. ABSTRACT It has been synthesized polyaniline-based composite using nano-tio 2 filler particles (anatase and rutile phase). Synthesis of PANi were calculated using a chemical reaction, while the synthesis of TiO2 nanoparticles using hydrothermal techniques. Preparation of the composite was done by using mechanical mixing techniques. Electrical conductivity was measured using four-point probe produces S / cm for PANi (HCl), S/cm for PANi (HCl)-TiO with 10 wt% anatase TiO 2, and S/cm with 10wt% of TiO 2 rutile. In terms of corrosion resistance of the addition of TiO 2 showed the material becomes more resistant to corrosion. Meanwhile, the zinc material has a corrosion rate of x 10-3 mpy when not coated, whereas with just the paint coating is x 10-3 mpy, with the paint and 30% TiO 2 anatase is x 10-3 mpy, while the optimal results achieved by rutile with the corrosion resistance of x 10-3 mpy. From the aspect of photocatalytic degradation, the addition of 20% rutile will increase the resistance to UV are quite large, while the addition of 20% anatase caused damage to the chain, and this degradation is also reducing the value of electrical conductivity. Keywords: PANi Nanocomposite, rutile TiO 2, anatase TiO 2, doping, photocatalystic PENDAHULUAN Dewasa ini pengembangan bahan komposit berbasis polimer konduktif telah banyak dan terus dikembangkan sebagai upaya untuk merekayasa material untuk kepentingan manusia. Pengembangan bahan komposit berbasis polimer konduktif dilakukan baik dengan merekayasa bahan matrik dari polimer maupun rekayasa terhadap bahan pengisi (1). Bahan komposit berbasis polimer merupakan bahan alternatif pilihan pada beberapa keperluan penerapan, mengingat sifat bahan ini dapat dikendalikan dengan cara memilih bahanbahan penyusun komposit pada saat proses sintesanya (2). Material komposit berbasis polimer disintesa dari bahan utama polimer sebagai matrik dan bahan yang dicampurkan sebagai bahan pengisi (filler). Sifat fisis dan mekanik akhir bahan komposit yang dihasilkan sangat ditentukan oleh karakteristik sifat bahan pengisinya, yang meliputi ukuran partikulit, konsentrasi, bentuk dan distribusi partikulit dalam matrik serta sifat ikatan antar permukaan antara bahan matrik dengan bahan pengisi (1). Sejauh ini telah dilakukan berbagai penelitian bahan komposit berbasis polimer konduktif konvensional dan PANi 275

2 Pengembangan Nanokomposit PANi (HCL)... (M. Zainul Asrori,, dkk.) yang menguji sifat listrik (2), sifat listrik dan magnetiknya (3,4), sifat listrik dan magnetiknya melalui pembentukan nanokomposit (4), proteksi terhadap korosi (5. Dalam mengkaji sifat proteksi terhadap korosi telah dilakukan pengkajian dengan memvariasi dan memberi perlakuan pada bahan pengisi, seperti penggunaan bahan organik maupun non organik sebagai pengisi. Salah satu bahan pengisi yang banyak dikaji adalah bahan keramik TiO 2. Bahan ini banyak di pilih karena TiO 2 itu sendiri merupakan bahan keramik yang memiliki nilai kelistrikan yang rendah (5). Penambahan polimer konduktif pada TiO 2 nano partikel dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai konduktivitas TiO (5)) 2. TiO 2 sendiri memiliki beberapa struktur kristal, dan yang terkenal antara lain anatase, rutile, dan brookite. Akan tetapi yang sering diproduksi adalah rutile dan anatase. Rutile alami bisa berisi 10% besi dan sejumlah niobium serta tantalum. Rutile memperoleh namanya dari Latin rutilus, merah, karena berhubungan dengan warna merah yang teramati pada beberapa spesimen ketika dipandang dengan cahaya yang dipancarkan. Teknik yang dilakukan yaitu melalui proses hidrotermal, sehingga TiO 2 struktur rutile dan anatase dapat dihasilkan. Perbedaannya hanya terletak pada suhu serta waktu pengovenan. Dan hasilnya adalah TiO 2 rutile dan anatase ukuran nano dengan unit sel yang berbentuk tetragonal. Sejauh ini penggunaan TiO 2 sebagai pengisi baru dikaji pada beberapa aspek seperti karakteristik spektroskopi, kesetabilan termal dan konduktivitas listriknya. Berangkat dari kondisi tersebut akan dilakukan sintesis dan karakterisasi nanokomposit ber-filler oksida logam titania (TIO 2 ) yang diekstrak secara hidrotermal dari TiTl3. Sebagai upaya untuk pengembangan bahan komposit nano partikel berbasis polimer, pada penelitian ini dilakukan proses penambahan TiO 2 pada bahan polianilin yang telah didoping HCl yang bertujuan untuk mengetahui nilai konduktivitas komposit polianilin/tio 2. Sebagai parameter, akan diuji keberhasilan sintesis bahan PANi dengan IR, konduktivitas listrik, XRD, dan ketahanan korosi setelah dicampurkan pada cat tertentu, serta degradasi fotokatistik dari komposit yang bersangkutan. METODE EKSPERIMEN Langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut: pendopingan pada monomer aniline. Sintesis PANi(HCl) dilakukan dengan cara kimiawi. Tahapan sintesisnya diawali dengan penetesan larutan inisiator Amonium Peroksidisulfat {(NH4) 2 S 2 O 8 } p.a 98% kedalam larutan monomer Anilin (C 6 H 5 NH 2 ), kemudian dilakukan pendopingan dengan asam klorida (HCl) 1,5 M. dilanjutkan dengan pengadukan dan penyaringan dan pencucian dengan Metanol CH 3 OH dan Ammonium Hidroksida NH 4 OH Terakhir dicuci dengan Tetrahidrofuran/THF C 4 H 8 O. Preparasi partikel nano TiO 2 Pembuatan serbuk nano-ferimagnetik diawali dengan mengencerkan 10 ml TiCl 3 dengan 0.3 ml HCl 12 M dan 4.7 ml aquades kenudian diaduk dengan pengaduk magnetik selama 5 menit. Selanjutnya dicampurkan dengan 30 ml HCl 12M dan diaduk dengan pengaduk magnetik selama 5 menit. Selama proses pengadukan, dilakukan pula penetesan 180 ml NH 3 4 M sampai berwarna ungu violet dan kemudian berubah putih. Hasil yang didapat, didiamkan 24 jam, kemudian disaring dengan kertas saring didapatkan endapan putih. Selanjutnya endapan dicuci dengan aquades sampai kurang ± lima kali. Tahap berikutnya endapan di oven 6 jam dengan suhu 200 o C menghasilkan struktur anatase. Dan untuk mendapatkan fase yang lain endapan di oven 7 jam dengan suhu 1000 o C menghasilkan struktur rutile. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengukuran konduktivitas PANi Penggunaan dopan berupa HCl dengan konsentrasi 1,5 M didasarkan pada penelitian sebelumnya yang juga mensintesis polianilin dengan menggunakan HCl. Hasil pengujian konduktivitas listrik dengan menggunakan metode 4-titik didapatkan nilai konduktivitas polianilin sebesar S/cm. Hasil Pengujian Spektroskopi FTIR Pengukuran spektroskopi FTIR dilakukan pada saat fase garam emeraldin untuk mengetahui jenis ikatan yang muncul. Bilangan gelombang yang muncul pada pengujian spektroskopi FTIR ini kemudian dibandingkan dengan tabel hasil penelitian Angelopoulos. M. et. al (1988) yang ditunjukkan pada Tabel 1. Sintesis PANi dengan dopan HCl Guna mendapatkan polimer konduktif dari PANi maka harus dilakukan sintesis dan 276

3 Prosiding Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir ISSN : Tabel 1. Data spektroskopi FTIR untuk garam emeraldin Eksperimen (cm -1 ) , , , , ,97 Referensi (cm -1 ) Vibrasi C-H bending C-H bending C-N streching C-N streching C=C benzoid C=C kuinoid Struktur kristal tertentu dapat dibentuk dengan variasi suhu yang diberikan. Pola data XRD yang telah melalui proses search match menunjukkan bahwa pada TiO 2 yang dipanaskan pada suhu 200 o C selama 6 jam menghasilkan kemurnian kristal anatase 100%. Impuritas yang awalnya diprediksi antara lain NH 4 Cl dan TiCl 3 tidak muncul pada sampel. Mulai 6 jam dan suhu 200 o C inilah kristal anatase murni terbentuk. Bila kurang dari 6 jam serta suhunya lebih rendah masih terbentuk amorf dan sedikit kristal anatase.. Pengujian FTIR ini dilakukan guna mengatahui hasil polimerisasi dari monomer anilin menjadi polianilin. Pergeseran yang terjadi 5 cm -1 pada tipe C-H bending dan pada tipe vibrasi C-N streching nilai pergeseran sebesar 25,49 cm -1. Begitu pula pada tipe vibrasi C=C benzoid nilai pergeserannya 19,67 cm -1, sedangkan C=C kuinoid sebesar 40,97 cm -1. Ini menunjukkan secara kualitatif bahwa hasil polimerisasi polianilin berupa garam emeraldin relatif sama. Menurut (Mac Diarmid dan Epstein 1987) jika basa emeraldin terprotonasi penuh (50%) seharusnya mempunyai struktur dikation (bipolaron). Hasil Sintesis TiO 2 Sintesis TiO 2 dilakukan dengan metode hidrolisis. Bahan dasarnya adalah TiCl 3. Hidrolisis dari TiCl 3 menghasilkan TiO 2 dengan bentuk kristal anatase dan rutile. Pada proses sintesis ini terjadi perubahan warna 2 kali. Pertama warna ungu saat penambahan larutan NH 3. Perubahan warna yang kedua menjadi putih terjadi saat pengadukan (setelah penetesan larutan NH 3 selesai). Bila endapan yang didapat telah berwarna putih, hasil ini didiamkan selama 24 jam untuk menyempurnakan pembentukan TiO 2 (anatase). Namun, hasil penyaringan tersebut merupakan TiO 2 anatase yang berstruktur amorf. Sehingga, diperlukan proses pemanasan untuk membentuk kristal. Gambar 1. Hasil pola XRD nano TiO2 rutile Gambar 2. Hasil pola XRD nano TiO 2 anatase Metode hidrolisis ini mampu menghasilkan fase rutile dengan kemurnian 100% pula yang memiliki ukuran nanokristalin. Namun, yang membedakan dengan metode pembuatan TiO 2 anatase adalah suhu pemanasan dalam furnace yaitu 1000 o C selama 7 jam. Sehingga, pada suhu ini terjadi pergantian fase dari anatase menjadi rutile. Penelitian menunjukkan, ketika suhu kurang dari 900 o C, maka akan terbentuk rutile dengan sedikit anatase. Ukuran kristal anatase yang didapat adalah 4 nm sedangkan rutile 115 nm. Pengukuran ukuran kristal ini dilakukan dengan program MAUD. Hasilnya menunjukkan bahwa TiO 2 rutile lebih besar ukurannya dibandingkan TiO 2 anatase. Penyebabnya adalah suhu pemanasan yang digunakan berbeda. Suhu pembentukan kristal rutile lebih tinggi dan membutuhkan waktu yang lebih lama 1 jam. Sehingga, pertumbuhan butirnya (grain growth) juga lebih signifikan. Ketika suhu 200 o C, atom-atomya memiliki waktu yang cukup untuk kristalisasi dan terbentuk fasa awal. Sehingga didapatlah kristal anatase dengan ukuran kurang dari 100 nm. Sedangkan rutile, selain mengalami kristalisasi, proses pergantian fase (dari anatase menjadi rutile) yang diikuti pertumbuhan butir juga berlangsung. Pertumbuhan butir serta pergantian fase terjadi pada suhu tinggi termasuk 1000 o C. Hasil Sintesis Komposit Sintesis polianilin dan nano TiO 2 (anatase dan rutile) telah dilakukan. Pembuatan komposit 277

4 Pengembangan Nanokomposit PANi (HCL)... (M. Zainul Asrori,, dkk.) polianilin/nano TiO 2 ini dengan mencampurkan masing-masing bahan tersebut pada larutan aseton, dengan polianilin sebagai matrik dan nano TiO 2 fillernya dengan konsentrasi 10% dan 20% anatase dan rutile. Tabel 2. Data hasil pengukuran konduktivitas komposit polianilin-tio 2 tanpa radiasi UV Fase TiO 2 Konsentrasi Konduktivitas TiO 2 (% Wt) Listrik (S/cm) Anatase 10 1, ,374 Rutile 10 1, ,158 Polianilin yang berwarna hitam sedangkan nano TiO 2 (anatase dan rutile) berwarna putih mampu menghasilkan komposit warna abu-abu. Selanjutnya dilakukan karakterisasi dengan mencetak komposit pada tekanan 2 ton dan waktu penahanan 15 menit menjadi bentuk pelet dan kemudian dilakukan pengukuran konduktivitas listrik dengan hasil seperti pada Tabel 2. Dari data konduktivitas terlihat bahwa dengan penambahan konsentrasi TiO 2, maka akan terjadi penurunan konduktivitas listrik komposit PANi/TiO 2. Hal ini disebabkan karena butiran TiO 2 baik anatase maupun rutile ukurannya lebih besar dari pada ion-ion bipolaron. Sehingga, elektron bebas yang dihasilkan bipolaron ini susah bergerak karena terblokade oleh butir TiO 2. Ini mengakibatkan pula pemutusan rantai polimer. Partikel TiO 2 anatase yang berukuran lebih kecil memiliki luas permukaan total yang lebih besar jika dibandingkan dengan partikel TiO 2 rutile yang ukuran butirnya lebih besar. Hal ini mengakibatkan semakin besarnya daerah kontak antarmuka atau terdistribusi merata antara butir polianilin dengan butir TiO 2 anatase sehingga menutupi sebagian besar kontak antar butir polianilin sendiri. Hal ini menghalangi pergerakan pembawa muatan melalui polaron-polaron sehingga mengakibatkan penurunan nilai konduktivitas komposit secara keseluruhan. Laju Korosi (mm/tahun) Konsentrasi Pengisi (%) Gambar 3. Laju korosi sampel Seng dengan pelapisan cat Seng dengan pelapisan cat + anatase 10% Seng dengan pelapisan cat + rutile Dari Gambar 3 di atas tampak besarnya laju korosi masing masing sampel dan terlihat bahwa rutile 30% memiliki laju korosi yang lebih kecil dibandingkan dengan sampel yang lain. Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: Besarnya konsentrasi TiO 2 (rutile) yang ditambahkan, dan ukuran kristal dari TiO 2 (rutile). Degradasi Fotokatalitik Degradasi fotokatalitik merupakan kerusakan (cacat) rantai yang dialami suatu bahan akibat adanya energi cahaya dari luar yang memiliki panjang gelombang tertentu. Penelitian ini digunakan lampu mercury 100W dengan panjang gelombang 365nm. Bahan (polianilin atau nanokomposit PANi/TiO 2 ) yang sudah diradiasi selama waktu tertentu diuji dengan UV-Visible untuk mengetahui seberapa besar cacat yang timbul. Untuk pengujian ini sampel harus berupa larutan, sehingga serbuk harus dilarutkan terlebih dahulu ke dalam pelarut yang sesuai yakni H 2 SO 4 dengan pengenceran sampai 0.1 M. Hasil pengujian ditunjukkan pada Gambar 4, yang menunjukkan hubungan antara panjang gelombang dengan absorbansi. Tingkat ketahanan atau kecacatan suatu material dapat dilihat melalui nilai absorbansinya. Sedangkan panjang gelombang yang ada mengindikasikan besarnya tahui energi eksitasi dari bahan yang bersangkutan. Laju Korosi Laju korosi dapat dari sampel dapat dilihat pada Gambar 3 berikut: 278

5 Prosiding Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir ISSN : memiliki jenis ikatan imin. Sehingga ini meyebabkan nilai konduktivitas listrik turun. Hasil yang berbeda ditunjukkan pada pengujian nanokomposit polianilin/tio 2 pada 3,2 ev. Pada keadaaan ini, TiO 2 mampu menghasilkan pasangan elektron dan hole pada pita konduksi dan pita valensi. Elektron yang dihasilkan akan bereaksi dengan oksigen yang ada disekitarnya membentuk O 2 radikal dan begitu pula hole bereaksi dengan uap air menghasilkan ion H + serta OH - radikal. Ion-ion radikal inilah yang meyebabkan ikatan antar atom, antar polimer melemah dan akhirnya putus. Ion radikal tersebut mengganggu atom-atom pada rantai polimer. Gambar 4. Hasil UV-Visible (a) polianilin murni, (b) polianilin murni diradiasi 4 jam, dan (c) polianilin murni diradiasi 6 jam Panjang gelombang kedua sampel hampir sama. Ini menunjukkan polianilin yang dihasilkan pada eksperimen kali ini bereksitasi di sekitar nilai 1,63eV-3.41eV. Sedangkan adanya cacat rantai dindikasikan dari besarnya nilai absorbansi. Nilai absorbansi ini merupakan banyak sedikitnya gelombang UV-visible yang terserap oleh bahan. Bahan b mempunyai nilai absorbansi yang lebih tinggi dibandingkan bahan a. Ini mengindikasikan bahwa polianilin dengan radiasi 4 jam dan 6 jam mengalami degradasi fotokatalitik. Menurut L Zang dkk., polianilin yang teradiasi akan mengalami pemutusan rantai-rantai polimernya. Ikatan C-N terputus menjadi bagian-bagian yang terpisah satu dengan lain. Kejadian ini berpengaruh pada nilai konduktivitas listriknya. Bipolaron yang membuat polimer ini memiliki konduktivitas menjadi terganggu akibat dari terputusnya atom N dari rantai utama. Bipolaron terikat pada atom N yang Gambar 5. menunjukkan nanokomposit PANi/TiO 2 yang telah diradiasi 4 jam dengan (a) PANi/anatase 20%, (b) PANi/rutile 10%, (c) PANi/anatase 10%, (d) PANi/rutile 20%. Pada radiasi selama 4 jam, nilai absorbansi yang paling tinggi dimiliki oleh anatase 20%sedangkan yang terkecil adalah rutile 20%. Ini terbukti rutile lebih stabil daripada anatase. Pada konsentrasi 10% baik anatase maupun rutile terjadi degradasi fotokatalitik namun perubahannya belum signifikan. Sementara, peningkatan lama radiasi, yakni 6 jam memberikan efek yang berbeda terhadap degradasi fotokalistik dibandingkan dengan lama radiasi selama 4 jam. Seperti yang terlihat pada Gambar 6. Dengan penambahan konsentrasi menjadi 20% pada masing-masing komposit membuat nilai absorbansi berubah drastis. Filler rutile 20% lebih tahan dari pada anatase 20%. Ketika filler anatase 20% nilai absorbansi tinggi. Nilai absorbasi yang tinggi diikuti tingkat degradasi yang besar pula. Tingginya kerusakan yang dialami polianilin tergantung pada banyaknya konsentrasi filler yang ditambahkan, jenis filler, serta lamanya radiasi. 279

6 Pengembangan Nanokomposit PANi (HCL)... (M. Zainul Asrori,, dkk.) DAFTAR PUSTAKA 1. Gambar 6. Hasil pengujian UV-visible PANi/TiO2 (anatase dan rutile) diradiasi 6 jam (a) PANi/anatase 20%, (b) PANi/rutile 10%, (c) PANi/anatase 10%, (d) PANi/rutile 20%. Dari Gambar 6 di atas terlihat pada radiasi selama 6 jam penambahan TiO2 anatase 20% memberikan indikasi paling terdegradasi dan komposit TiO2 rutile 20% memiliki ketahanan yang baik di antara yang lain. KESIMPULAN Dari proses sintesis komposit PANi(HCl)-TiO2 dan karakterisasi yang telah dilakukan dapat diambil simpulan: 1. Komposit PANi(HCl telah berhasil disintesis secara kimia yang menghasilkan konduktivitas listrik 2,412 S/cm dan TiO2 dibuat dengan metode hidrotermal menghasilkan fasa anatase dan rutile dengan ukuran masing-masing 4 nm dan 115 nm 2. Ukuran partikel TiO2 yang lebih kecil memperbesar luas daerah kontak antarmuka antara matriks polianilin dengan TiO2 sehingga akan meperkecil konduktivitas listriknya. 3. Peningkatan konsentrasi pengisi TiO2 pada PANi menurunkan laju korosi. Dengan penambahan partikel TiO2 fasa rutile laju korosi yang terjadi lebih kecil dibandingkan TiO2 fasa anatase 4. Degradasi fotokatalitik pada polianilin dipengaruhi oleh jenis bahan tambahan (filler), lama penyinaran, serta konsentrasi filler itu sendiri. Penambahan anatase 20% memiliki tingkat degrasi tinggi yakni 12,7% sedangkan penambahan rutile 20% mempunyai ketahanan cukup besar dan hanya terdegradasi 8,2%. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih kepada ketua jurusan Fisika dan koordinator bidang minat Fisika Bahan FMIPA ITS, yang telah memfasilitasi penelitian ini, serta tak lupa teman-teman sejawat semua atas bantuan dan dorongannya. MALINAUKAS, J Malinauskiene and A Ramanavicius, 2005, Conducting PolymerBase Nanostructurized Materials: Electrochemical Aspects, Nanotechnology vol. 16, R51-R ASRORI M.Z.DAN MASHURI, 2000, Perubahan Kinerja Mekanik Komposit Polietilen Oleh Pembentukan Ikat Silang Serta Adesi Antar Muka Matrik Pengisi, Laporan Penelitian Dasar, Ditjend. Dikti. 3. AXEL HOUDAYER, RAPHAEL SCHNEIDER, DENIS BILLAUD, JAAFAR GHANBAJA, JACQUES LAMBERT, 2005, New Polyaniline/Ni(0) Nanocompo-sites: Synthesis, Characterization and Evaluation of Their Catalytic Activity in Heck Couplings, Synthetic Metals, vol.151, P.SIVARAMAN, S.K. RATH, V.R. HANDE, A.P. THAKUR, M.PATRI, A.B. SAMUI, 2006, All-Solid-Supercapasitor Based on Polyaniline and Sulfonated Polymers Synthetic Metals, vol.156, S. SATHIYANARAYANAN, S. SHED AZIM, G. VENCTACHARI, 2007, Preparation of Polyalianilene-TiO2 Composite and Its Comparative Corrosion Protection Performance With Polyaniline, Synthetic Metals, vol.157, WENYAN XUE, KUN FANG, HONG QIU, JING LI, WEIMIN MAO, 2006, Electrical and Magnetic Properties of the Fe3O4-Polyaniline Nanocomposite Pellets Containing DBSAdoped Polyaniline and HCl-doped Polyaniline with Fe3O4 nanoparticles, Synthetic Metals, vol.156, E. SEGAL, Y. HABA, M. NARKIS, A. SIEGMANN, 2001 On the Structure and Electrical Conductivity of Polyaniline/ Polystyrene Blends Prepared By an AquosDispersion Blending Method, Journal of Applied Polymer Science, vol. 39, D. AUSSAWASATHIEN, J.H. DONG, L. DAI, 2005, Electrospun Polymers Nanofiber Sensor, Synthetic Metals, vol.151, DARREN A, MAKEIFF, TRISHA HUBER, 2006, Microwave Absorbtion by PolyanilineCarbon Nanotube Composite, Synthetic Metals, vol.156, JIN-YEOL KIM, JOONG-HYUN LEE, SIJOONG KWON, 2007, The Manufacture and Properties of Polyaniline Nano-Filmes Prepared Trough Vapor-phase Polymerization, Synthetic Metals, vol.157, LIJUAN ZHANG, MEXIANG WAN, YEN WEI, 2005, Polyaniline/TiO2 Microsperes Prepared by a Tempalte-Free Method, Synthetic Metals, vol.151,

7 Prosiding Seminar Nasional ke-16 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir TANYA JAWAB Pertanyaan Bagaimana cara menentukan ukuran butir dan cara menentukan ketidakpastiannya. Kalau menggunakan data XRD, Apakah faktor prefferred orientation dan puncak2 yang overlap diperhatikan? (Suharyana, UNS) Jawaban Ukuran butir ditentukan dengan software MAUD dengan menggunakan refinement jadi tidak dilakukan secara manual sehingga menghindari overlap puncak-puncak Ketidakpastiannya berkisar 20% dari nilai 4 nm. 281 ISSN :

FABRIKASI POLIANILIN-TiO 2 DAN APLIKASINYA SEBAGAI PELINDUNG ANTI KOROSI PADA LINGKUNGAN STATIS, DINAMIS DAN ATMOSFERIK

FABRIKASI POLIANILIN-TiO 2 DAN APLIKASINYA SEBAGAI PELINDUNG ANTI KOROSI PADA LINGKUNGAN STATIS, DINAMIS DAN ATMOSFERIK FABRIKASI POLIANILIN-TiO 2 DAN APLIKASINYA SEBAGAI PELINDUNG ANTI KOROSI PADA LINGKUNGAN STATIS, DINAMIS DAN ATMOSFERIK Andry Permana, Darminto. Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Elektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya

Elektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR 1 JANUARI 2012 Elektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya Rakhmat Hidayat Wibawanto dan Darminto Jurusan

Lebih terperinci

Fabrikasi Komposit PANi/CaCO 3 berbasis Material Alam sebagai Pelapis Anti Korosi

Fabrikasi Komposit PANi/CaCO 3 berbasis Material Alam sebagai Pelapis Anti Korosi JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR 2 JUNI 2012 Fabrikasi Komposit PANi/CaCO 3 berbasis Material Alam sebagai Pelapis Anti Korosi Herman Jufri Andi, Zainal Arifin, dan Darminto Jurusan Fisika-FMIPA,

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRSI CaCO 3 TERHADAP SIFAT KOROSI BAJA ST.37 DENGAN COATING PANi (HCl) CaCO 3

PENGARUH KONSENTRSI CaCO 3 TERHADAP SIFAT KOROSI BAJA ST.37 DENGAN COATING PANi (HCl) CaCO 3 Tugas Akhir PENGARUH KONSENTRSI CaCO 3 TERHADAP SIFAT KOROSI BAJA ST.37 DENGAN COATING PANi (HCl) CaCO 3 Oleh: Ahmad Hijazi 1106 100 018 Pembimbing: Drs. Suminar Pratapa, M.Sc., ph.d. JURUSAN FISIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi NURUL ROSYIDAH Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pendahuluan Kesimpulan Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

Aplikasi Komposit Polianilin (PANi) TiO 2 Sebagai Pelapis Tahan Korosi Logam Besi pada Korosi Atmosferik

Aplikasi Komposit Polianilin (PANi) TiO 2 Sebagai Pelapis Tahan Korosi Logam Besi pada Korosi Atmosferik 1 Aplikasi Komposit Polianilin (PANi) TiO 2 Sebagai Pelapis Tahan Korosi Logam Besi pada Korosi Atmosferik Ardiyanti Aulia:Ir.Agung Budiono,Lizda Johar Mawarani,ST.MT Department of Engineering Physics,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb Oleh: Tahta A 1, Darminto 1, Malik A 1 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,

Lebih terperinci

Pengaruh Jumlah Lapisan Terhadap Reflection Loss pada Komposit Barium Heksaferit / Polianilin sebagai RAM (Radar Absorbing Material)

Pengaruh Jumlah Lapisan Terhadap Reflection Loss pada Komposit Barium Heksaferit / Polianilin sebagai RAM (Radar Absorbing Material) F130 Pengaruh Jumlah Lapisan Terhadap Reflection Loss pada Komposit Barium Heksaferit / Polianilin sebagai RAM (Radar Absorbing Material) Lita Nurricha Wahyuni, Widyastuti dan Rindang Fajarin. Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan TiO 2 sebagai fotokatalis diperkenalkan pertama kali oleh Fujishima dan Honda tahun 1972 mengenai pemecahan air menjadi oksigen dan hidrogen secara fotoelektrokimia

Lebih terperinci

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Yuliani Arsita *, Astuti Jurusan Fisika Universitas Andalas * yulianiarsita@yahoo.co.id

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3 SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3 1 Universitas Diponegoro/Kimia, Semarang (diannurvika_kimia08@yahoo.co.id) 2 Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KONDUKTIVITAS LITIUM BESI FOSFAT MELALUI PENAMBAHAN POLIANILINA TERDOPAN ASAM SULFAT

PENINGKATAN KONDUKTIVITAS LITIUM BESI FOSFAT MELALUI PENAMBAHAN POLIANILINA TERDOPAN ASAM SULFAT Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol. 05, No. 01 (2015) 7 11 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran PENINGKATAN KONDUKTIVITAS LITIUM BESI FOSFAT MELALUI PENAMBAHAN POLIANILINA TERDOPAN ASAM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi TiO2 Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. TiO2 dapat ditemukan sebagai rutile dan anatase yang mempunyai fotoreaktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotokatalis telah mendapat banyak perhatian selama tiga dekade terakhir sebagai solusi yang menjanjikan baik untuk mengatasi masalah energi maupun lingkungan. Sejak

Lebih terperinci

Karakterisasi Sifat Listrik dan Magnetik PANI/HCl/Fe 3 O 4 akibat Penambahan Fe 3 O 4 pada Komposit PANI/HCl

Karakterisasi Sifat Listrik dan Magnetik PANI/HCl/Fe 3 O 4 akibat Penambahan Fe 3 O 4 pada Komposit PANI/HCl 11 ISSN 2302-7290 Vol. 2 No. 1, Oktober 2013 Karakterisasi Sifat Listrik dan Magnetik PANI/HCl/Fe 3 O 4 akibat Penambahan Fe 3 O 4 pada Komposit PANI/HCl (Characterization of Electricity and Magnetic Properties

Lebih terperinci

Pengaturan Tingkat Oksidasi Polimer Konduktif PANi-HCl Melalui Pendopingan Mariana B. Malino *)

Pengaturan Tingkat Oksidasi Polimer Konduktif PANi-HCl Melalui Pendopingan Mariana B. Malino *) Pengaturan Tingkat Oksidasi Polimer Konduktif PANi- Melalui Pendopingan Mariana B. Malino *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Pontianak Jln. Ahmad Yani Pontianak Kalimantan Barat E-mail:

Lebih terperinci

Sintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb

Sintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X B-81 Sintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb Tahta A, Malik A. B, Darminto Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

SIFAT LISTRIK DAN OPTIK NANOKOMPOSIT EPOXY RESIN - TiO 2

SIFAT LISTRIK DAN OPTIK NANOKOMPOSIT EPOXY RESIN - TiO 2 SIFAT LISTRIK DAN OPTIK NANOKOMPOSIT EPOXY RESIN - TiO 2 Hawariyi Ola Yuzria, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: tuty_phys@yahoo.com ABSTRAK Penelitian tentang sintesis nanokomposit

Lebih terperinci

Penambahan Fly Ash pada Komposit Polianilin/HCl/Fly Ash

Penambahan Fly Ash pada Komposit Polianilin/HCl/Fly Ash 24 ISSN 2302-7290 Vol. 1. No. 1 Oktober 2012 Penambahan Fly Ash pada Komposit Polianilin/HCl/Fly Ash Fly Ash Addition in the Polyaniline/HCl/Fly Ash Composite Nila Rosana, Nugrahani Primary Putri* Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Emas merupakan salah satu logam mulia yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki banyak kegunaan. Sifatnya yang tahan korosi dan memiliki penampilan menarik membuat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini diulas dalam tiga subbab. Karakterisasi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 3 macam, yaitu SEM-EDS, XRD dan DRS. Karakterisasi

Lebih terperinci

Program Studi Fisika, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Pontianak Abstrak

Program Studi Fisika, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Pontianak   Abstrak Analisis Spektrum Serapan Optis Polianilin Hasil Sintesis Polimerisasi Kimia Interfasial Erni Agustiani, Mariana Bara allo Malino, Boni Pahlanop Lapanporo Program Studi Fisika, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

EFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI

EFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI EFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI Oleh : Darmawan Prasetia, Prof. Dr. Darminto, M.Sc Malik Anjelh Baqiya, M.Si Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING

PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING I Dewa Gede Panca Suwirta 2710100004 Dosen Pembimbing Hariyati Purwaningsih,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Katalis merupakan suatu zat yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Katalis yang digunakan merupakan katalis heterogen. Katalis heterogen merupakan katalis yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BENTUK KRISTAL TITANIUM DIOKSIDA

BENTUK KRISTAL TITANIUM DIOKSIDA BENTUK KRISTAL TITANIUM DIOKSIDA TiO2 memiliki tiga macam bentuk kristal : Anatase rutil brukit namun yang memiliki aktivitas fotokatalis terbaik adalah anatase. Bentuk kristal anatase diamati terjadi

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Fisika Indonesia Vol.02 No. 03 Tahun

Jurnal Inovasi Fisika Indonesia Vol.02 No. 03 Tahun Jurnal Inovasi Fisika Indonesia Vol.02 No. 03 Tahun 2013 1-6 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOKOMPOSIT PANi/SiO 2 SEBAGAI PELAPIS TAHAN KOROSI Ahmad Arifudin Zuhri Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 - Juni 2011 di Laboratorium Biofisika dan Laboratorium Fisika Lanjut, Departemen Fisika IPB.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan 6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk

Lebih terperinci

Sintesis dan Karakterisasi Komposit PANi-SiO 2 dengan Pengisi Gel SiO 2 dari Pasir Bancar Tuban

Sintesis dan Karakterisasi Komposit PANi-SiO 2 dengan Pengisi Gel SiO 2 dari Pasir Bancar Tuban JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol.6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) B-14 Sintesis dan Karakterisasi Komposit PANi-SiO 2 dengan Pengisi Gel SiO 2 dari Pasir Bancar Tuban Regina Gaby Lastiana Dyana

Lebih terperinci

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si SEMINAR TUGAS AKHIR Add Your Company Slogan STUDI AWAL FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) MENGGUNAKAN EKSTRAKSI BUNGA SEPATU SEBAGAI DYE SENSITIZERS DENGAN VARIASI LAMA ABSORPSI

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren (PS) Pada proses sintesis ini, benzoil peroksida berperan sebagai suatu inisiator pada proses polimerisasi, sedangkan stiren berperan sebagai monomer yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis material konduktor ionik MZP, dilakukan pada kondisi optimum agar dihasilkan material konduktor ionik yang memiliki kinerja maksimal, dalam hal ini memiliki nilai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Padatan ZnO dan CuO/ZnO Pada penelitian ini telah disintesis padatan ZnO dan padatan ZnO yang di-doped dengan logam Cu. Doping dengan logam Cu diharapkan mampu

Lebih terperinci

SINTESIS TITANIUM DIOKSIDA MENGGUNAKAN METODE LOGAM-TERLARUT ASAM

SINTESIS TITANIUM DIOKSIDA MENGGUNAKAN METODE LOGAM-TERLARUT ASAM SINTESIS TITANIUM DIOKSIDA MENGGUNAKAN METODE LOGAM-TERLARUT ASAM Oleh: Ella Agustin Dwi Kiswanti/1110100009 Dosen Pembimbing: Prof. Suminar Pratapa, M.Sc., Ph.D. Bidang Material Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

Sintesis dan Karakterisasi Polianilin dan Poli(anilin-N,N-dimetilanilin) sebagai Bahan Sensor Tekanan

Sintesis dan Karakterisasi Polianilin dan Poli(anilin-N,N-dimetilanilin) sebagai Bahan Sensor Tekanan Sintesis dan Karakterisasi Polianilin dan Poli(anilin-N,N-dimetilanilin) sebagai Bahan Sensor Tekanan Suwardi, Crys Fajar Partana, dan Das Salirawati Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI POLIMER KONDUKTIF POLIANILIN SEBAGAI MATRIKS MATERIAL KOMPOSIT PENYERAP GELOMBANG MIKRO

SINTESIS DAN KARAKTERISASI POLIMER KONDUKTIF POLIANILIN SEBAGAI MATRIKS MATERIAL KOMPOSIT PENYERAP GELOMBANG MIKRO SINTESIS DAN KARAKTERISASI POLIMER KONDUKTIF POLIANILIN SEBAGAI MATRIKS MATERIAL KOMPOSIT PENYERAP GELOMBANG MIKRO Ageng Bimantoro, Azwar Manaf, Mas Ayu Elita Hafizah Departemen Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Studi Efek Pendadah Berbagai Asam dan Temperatur Terhadap Konduktivitas Polibenzidin. Oleh : Agus salim Suwardi

Studi Efek Pendadah Berbagai Asam dan Temperatur Terhadap Konduktivitas Polibenzidin. Oleh : Agus salim Suwardi Studi Efek Pendadah Berbagai Asam dan Temperatur Terhadap Konduktivitas Polibenzidin Oleh : Agus salim Suwardi Pendahuluan Polimer elektroaktif telah menjadi objek penelitian yang menarik bagi kalangan

Lebih terperinci

SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI

SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI EL INDAHNIA KAMARIYAH 1109201715 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah banyak dibangun industri untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berkembangnya industri tentu dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, tetapi juga menimbulkan

Lebih terperinci

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP LOGO PRESENTASI TESIS STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP. 1109201006 DOSEN PEMBIMBING: Drs. Suminar Pratapa, M.Sc, Ph.D. JURUSAN FISIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al,

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenol merupakan senyawa organik yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Fenol merupakan salah satu senyawa organik yang bersifat karsinogenik,

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Produksi H 2 Sampai saat ini, bahan bakar minyak masih menjadi sumber energi yang utama. Karena kelangkaan serta harganya yang mahal, saat ini orang-orang berlomba untuk mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan sumber energi merupakan masalah yang harus segera diselesaikan oleh masing-masing negara termasuk Indonesia. Untuk itu perlu dikembangkan suatu teknologi

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fisik dan Kimia Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

Lebih terperinci

BATERAI BATERAI ION LITHIUM

BATERAI BATERAI ION LITHIUM BATERAI BATERAI ION LITHIUM SEPARATOR Membran polimer Lapisan mikropori PVDF/poli(dimetilsiloksan) (PDMS) KARAKTERISASI SIFAT SEPARATOR KOMPOSIT PVDF/POLI(DIMETILSILOKSAN) DENGAN METODE BLENDING DEVI EKA

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Fisher Indicator Universal Hotplate Stirrer Thermilyte Difraktometer Sinar-X Rigaku 600 Miniflex Peralatan Gelas Pyrex

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas Lampung. Analisis XRD di Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Graphene merupakan susunan atom-atom karbon monolayer dua dimensi yang membentuk struktur kristal heksagonal menyerupai sarang lebah. Graphene memiliki sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAH ULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAH ULUAN 1.1.Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Polimer secara umum merupakan bahan dengan kemampuan menghantarkan listrik yang rendah dan tidak memiliki respon terhadap adanya medan magnet dari luar. Tetapi melalui

Lebih terperinci

Uji fotokatalisis reduksi benzaldehida menggunakan titanium dioksida hasil sintesis

Uji fotokatalisis reduksi benzaldehida menggunakan titanium dioksida hasil sintesis Uji fotokatalisis reduksi benzaldehida menggunakan titanium dioksida hasil sintesis Diana Rakhmawaty Eddy*, Sanidya Saraswati B, Rustaman Departemen Kimia, FMIPA, Universitas Padjadjaran, Bandung *Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang material nanokomposit akhir-akhir ini mendapatkan perhatian yang serius dari para ilmuwan. Berbagai penelitian dengan sangat cermat terus menerus dilakukan.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Fenol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon pada cincin benzene dan merupakan senyawa yang bersifat toksik, sumber pencemaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pembuatan serbuk CSZ menggunakan cara sol gel. Pembuatan pelet dilakukan dengan cara kompaksi dan penyinteran dari serbuk calcia-stabilized

Lebih terperinci

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanoteknologi merupakan teknologi masa depan, tanpa kita sadari dengan nanoteknologi tersebut berbagai aspek persoalan dapat kita selesaikan (Anonim A, 2012). Pengembangan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA Firmansyah, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail: firman_bond007@yahoo.com

Lebih terperinci

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 ISSN 2302-8491 Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning Ardi Riski Saputra*, Dahyunir Dahlan Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

Pembuatan Material Sensor Kelembaban Relatif Berbasis Selulosa Ubi Gajah dan Polianilin (PANi)

Pembuatan Material Sensor Kelembaban Relatif Berbasis Selulosa Ubi Gajah dan Polianilin (PANi) Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 2, April 2016 ISSN 2302-8491 Pembuatan Material Sensor Kelembaban Relatif Berbasis Selulosa Ubi Gajah dan Polianilin (PANi) Rully Mandela *, Afdhal Muttaqin Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preparasi ZnO/C dan uji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi senyawa organik dalam limbah, yaitu fenol. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi diyakini akan menjadi suatu konsep teknologi yang akan

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi diyakini akan menjadi suatu konsep teknologi yang akan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanoteknologi diyakini akan menjadi suatu konsep teknologi yang akan melahirkan revolusi industri baru di abad 21 (Anonim, 2011). Sekarang ini nanoteknologi memiliki

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOPOLIMER SAMBUNG- SILANG POLIANILIN-KAF SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF CROSS-LINKING POLYANILINE-AFC COPOLYMERS

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOPOLIMER SAMBUNG- SILANG POLIANILIN-KAF SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF CROSS-LINKING POLYANILINE-AFC COPOLYMERS SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOPOLIMER SAMBUNG- SILANG POLIANILIN-KAF SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF CROSS-LINKING POLYANILINE-AFC COPOLYMERS Oleh : Suwardi, Agus Salim, dan Crys Fajar Partana Jurusan

Lebih terperinci

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini melibatkan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif. Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap penyiapan sampel, tahap

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren Sintesis polistiren yang diinginkan pada penelitian ini adalah polistiren yang memiliki derajat polimerisasi (DPn) sebesar 500. Derajat polimerisasi ini

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Nining Kusmahetiningsih NRP Dosen Pembimbing : Dyah Sawitri, ST, MT. Your Ihr Logo

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Nining Kusmahetiningsih NRP Dosen Pembimbing : Dyah Sawitri, ST, MT. Your Ihr Logo SEMINAR TUGAS AKHIR Oleh : Nining Kusmahetiningsih NRP. 24080 100 038 Dosen Pembimbing : Dyah Sawitri, ST, MT Your Ihr Logo APLIKASI TiO 2 SEBAGAI SELF-CLEANING PADA CAT TEMBOK DENGAN DISPERSANT POLIETILEN

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA) PENULIS : 1. Nur Chamimmah Lailis I,S.Si 2. Dr. rer. nat. Irmina Kris Murwani ALAMAT : JURUSAN KIMIA ITS SURABAYA JUDUL : SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN : Analisis Data Spektrum Spektroskopi FT-IR untuk Menentukan Tingkat Oksidasi Polianilin Aspi 1), Mariana Bara allo Malino 1), Boni Pahlanop Lapanporo 1) Program Studi Fisika, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2 KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2 Hendri, Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT Tujuan Berdasarkan metode ph-metri akan ditunjukkan bahwa ion metalik terhidrat memiliki perilaku seperti suatu mono asam dengan konstanta keasaman yang tergantung pada

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE 1 PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE Arum Puspita Sari 111010034 Dosen Pembimbing: Dr. Mochamad Zainuri, M. Si Kamis, 03 Juli 2014 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanopartikel merupakan suatu partikel dengan ukuran nanometer, yaitu sekitar 1 100 nm (Hosokawa, dkk. 2007). Nanopartikel menjadi kajian yang sangat menarik, karena

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistirena Polistirena disintesis melalui polimerisasi adisi radikal bebas dari monomer stirena dan benzoil peroksida (BP) sebagai inisiator. Polimerisasi dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 11. Rangkaian pengukuran karakterisasi I-V.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 11. Rangkaian pengukuran karakterisasi I-V. 10 larutan elektrolit yang homogen. Pada larutan yang telah homogen dengan laju stirring yang sama ditambahkan larutan elektrolit KI+I 2 sebanyak 10 ml dengan konsentrasi 0.3 M tanpa annealing. Setelah

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT LISTRIK POLIANILIN (PANi)

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT LISTRIK POLIANILIN (PANi) PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT LISTRIK POLIANILIN (PANi) Astuti, Henny Prastiwi Laboratorium Fisika Material. Jurusanan Fisika. Universitas Andalas Kampus Unand. Limau Manis. Padang Email

Lebih terperinci

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab ini memaparkan hasil sintesis, karakterisasi konduktivitas listrik dan struktur kirstal dari senyawa perovskit La 1-x Sr x FeO 3-δ (LSFO) dengan x = 0,2 ; 0,4 ; 0,5 ; 0,6

Lebih terperinci

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam HALLEY HENRIONO UTOMO 110610063 Dosen Pembimbing Dr. M. Zainuri, M.Si Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus ) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dibahas pada bab ini meliputi sintesis kolagen dari tendon sapi (Bos sondaicus), pembuatan larutan kolagen, rendemen kolagen, karakterisasi sampel kontrol,

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g) 22 HASIL PENELITIAN Kalsinasi cangkang telur ayam dan bebek perlu dilakukan sebelum cangkang telur digunakan sebagai prekursor Ca. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kombinasi suhu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Gambar 3.1 di bawah ini memperlihatkan diagram alir dalam penelitian ini. Surfaktan P123 2 gr Penambahan Katalis HCl 60 gr dengan variabel Konsentrasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan glukosamin hidroklorida (GlcN HCl) pada penelitian ini dilakukan melalui proses hidrolisis pada autoklaf bertekanan 1 atm. Berbeda dengan proses hidrolisis glukosamin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir

Lebih terperinci

Karakterisasi XRD. Pengukuran

Karakterisasi XRD. Pengukuran 11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini pada intinya dilakukan dengan dua tujuan utama, yakni mempelajari pembuatan katalis Fe 3 O 4 dari substrat Fe 2 O 3 dengan metode solgel, dan mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi hidrogen klorida (HCl) dan waktu hidrotermal terhadap kristalinitas SBA-15, maka penelitian ini dilakukan dengan tahapan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Polistiren disintesis dari monomer stiren melalui reaksi polimerisasi adisi dengan inisiator benzoil peroksida. Pada sintesis polistiren ini, terjadi tahap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi nano yang semakin populer beberapa

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi merupakan teknologi nano yang semakin populer beberapa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanoteknologi merupakan teknologi nano yang semakin populer beberapa tahun ini (Saas, 2007). Disebut nano karena ukuran partikel-partikel penyusunnya sangat kecil. Istilah

Lebih terperinci

SINTESIS NANOKOMPOSIT PAni/Fe 3 O 4 SEBAGAI PENYERAP MAGNETIK PADA GELOMBANG MIKRO

SINTESIS NANOKOMPOSIT PAni/Fe 3 O 4 SEBAGAI PENYERAP MAGNETIK PADA GELOMBANG MIKRO SINTESIS NANOKOMPOSIT PAni/Fe 3 O 4 SEBAGAI PENYERAP MAGNETIK PADA GELOMBANG MIKRO Erika Linda Yani Nasution, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: tuty_phys@yahoo.com ABSTRAK Nanokomposit

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp

Lebih terperinci