PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 ANALISIS KETEPATAN MODEL ALTMAN, SPRINGATE, DAN ZMIJEWSKI DALAM MEMPREDIKSI PERUSAHAAN YANG DELISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Melia Resita Puji Kusumawardani NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i

2 ANALISIS KETEPATAN MODEL ALTMAN, SPRINGATE, DAN ZMIJEWSKI DALAM MEMPREDIKSI PERUSAHAAN YANG DELISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Melia Resita Puji Kusumawardani NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i

3

4 31Juli2015 Si.

5 ------Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung (Amsal 4:12) The big secret in life is that there is no big secret. Whatever your goal, you can get there if you re willing to work - Oprah Winfrey- Kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus Bapakku Puji Prawoto dan Ibuku Puji Lestari Kel.Mbak Nina dan Dik Adit Serta orang-orang terkasih yang ada dihidupku iv

6 UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS KETEPATAN MODEL ALTMAN, SPRINGATE, DAN ZMIJEWSKI DALAM MEMPREDIKSI PERUSAHAAN YANG DELISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE dan diajukan untuk diuji pada tanggal 22 Juni 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan kepada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 31 Juli 2015 Yang membuat pernyataan, Melia Resita Puji Kusumawardani v

7 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Melia Resita Puji Kusumawardani NIM : Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul: Analisis Ketepatan Model Altman, Springate, dan Zmijewski dalam Memprediksi Perusahaan yang Delisting di Bursa Efek Indonesia Periode kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 31 Juli 2015 Yang membuat pernyataan, vi Melia Resita Puji Kusumawardani

8 KATA PENGANTAR Segala puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Ketepatan Model Altman, Springate dan Zmijewski Dalam Memprediksi Perusahaan yang Delisting di Bursa Efek Indonesia Periode Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian penulis. 2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., C.A., selaku Kepala Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Josephine Wuri, S.E., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA) yang memperhatikan perkembangan akademik mahasiswanya selama belajar vii

9 di Program Studi Akuntansi serta memberi motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, membantu, dan memberi masukan dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A. selaku Dosen Penguji atas masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Drs. G. Anto Listianto, M.S.A., Ak., selaku Dosen Penguji atas masukanmasukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Ibu Tutik BEI yang turut memberi arahan dalam pencarian data yang diperlukan. 9. Segenap staf Sekretariat Fakultas Ekonomi USD atas pelayanan dan bantuannya dalam segala hal yang diperlukan penulis baik selama kuliah maupun dalam proses penyelesaian skripsi ini. 10. Segenap staf Perpustakaan USD atas pelayanan dan bantuannya dalam menyediakan buku-buku sebagai sumber referensi. 11. Kedua orang tuaku, Puji Prawoto dan Puji Lestari yang senantiasa mendoakan, memberi perhatian dan motivasi serta kasih sayang yang begitu luar biasa di kehidupanku. 12. Kedua saudara kandungku, Ferina Dewi Ayu Puji Perwitosari yang senantiasa mendukung dan memberi teladan yang baik dalam menjalani hidup, serta Raditya Trio Nugraha yang senantiasa menemani dalam keceriaan. viii

10 13. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa mendukung dan memberi semangat: Chatarine, Eva, Sr.Lucia, Sr. Yuli, Sr. Erika, Deis, Dian, Igna, Anggit, Nia dan semua rekan-rekan Akuntansi angkatan 2011 khususnya Akuntansi kelas C. 14. Teman-teman MPAT yang banyak memberi kritik maupun saran yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini: Ana, Gala, Danu, Nisi, Sr. Lucia, Dani, Santi, Yoakim, Angela, Sara, Tata, Awan, Putra, dan Dedi. 15. Keluarga besar KKP FE XXVII: Keluarga Bapak Anton (CV. SANGGAR PUNOKAWAN), Sr. Faustin, Galih, Cahya, dan Tresia. 16. Sahabat-sahabat dari EKAMAS 47 yang senantiasa memberi doa dan dukungan. 17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan serta doa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, 31 Juli 2015 Penulis ix

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... i ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH... vi HALAMAN KATA PENGANTAR... vii HALAMAN DAFTAR ISI... x HALAMAN DAFTAR TABEL... xiii ABSTRAK... xiv ABSTRACT... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 4 E. Sistematika Penulisan... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7 A. Laporan Keuangan... 7 B. Komponen Laporan Keuangan... 7 C. Analisis Laporan Keuangan... 8 x

12 D. Kebangkrutan... 8 E. Manfaat Informasi Kebangkrutan F. Prediksi Kebangkrutan G. Delisting H. Alasan Terjadinya Delisting I. Kebangkrutan dan Delisting J. Model Prediksi Kebangkrutan K. Kesalahan Tipe I dan II L. Penelitian Terdahulu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian B. Objek Penelitian C. Teknik Pengambilan Sampel D. Teknik Pengumpulan Data E. Definisi Operasional Variabel F. Teknik Analisis Data BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel B. Deskripsi Data BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Prediksi Kebangkrutan dengan Model Altman Z-Score xi

13 2. Prediksi Kebangkrutan dengan Model Springate Prediksi Kebangkrutan dengan Model Zmijewski B. Pembahasan Perbandingan Hasil Prediksi Model Altman, Springate, dan Zmijewski Perhitungan Tingkat Akurasi dan Tipe Error a. Model Altman Z-Score b. Model Springate c. Model Zmijewski Analisis Ketepatan Model Altman, Springate, dan Zmijewski BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

14 DAFTAR TABEL Tabel 1 Tipe Kesalahan Prediksi Tabel 2 Daftar Sampel Perusahaan Tabel 3 Daftar Perusahaan Delisting Tabel 4 Daftar Perusahaan Listing Tabel 5 Periode Laporan Keuangan Yang Digunakan Tabel 6 Statistik Deskriptif Kategori I: Perusahaan Delisting Tabel 7 Statistik Deskriptif Kategori II: Perusahaan Listing Tabel 8 Prediksi Kebangkrutan dengan Model Altman Z-Score Tabel 9 Prediksi Kebangkrutan dengan Model Springate Tabel 10 Prediksi Kebangkrutan dengan Model Zmijewski Tabel 11 Perbandingan Hasil Prediksi Tabel 12 Perbandingan Hasil Prediksi Dengan Status Perusahaan Tabel 13 Daftar Perusahaan Yang Memiliki Kesamaan Prediksi Tabel 14 Rekapitulasi Tingkat Akurasi dan Tipe Error Model Altman Tabel 15 Rekapitulasi Tingkat Akurasi dan Tipe Error Model Springate Tabel 16 Rekapitulasi Tingkat Akurasi dan Tipe Error Model Zmijewski Tabel 17 Rekapitulasi Tingkat Akurasi Ketiga Model Prediksi Kebangkrutan.. 65 xiii

15 ABSTRAK ANALISIS KETEPATAN MODEL ALTMAN, SPRINGATE, DAN ZMIJEWSKI DALAM MEMPREDIKSI PERUSAHAAN YANG DELISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE Melia Resita Puji Kusumawardani NIM: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil prediksi model Altman, Springate, dan Zmijewski, serta untuk mengetahui model prediksi yang paling akurat dalam memprediksi perusahaan yang mengalami delisting. Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Penelitian ini menggunakan data sekunder laporan keuangan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan total sampel sebanyak 20 perusahaan. Data dianalisis dengan melakukan perhitungan tingkat akurasi dan error dari setiap model dalam memprediksi perusahaan yang mengalami delisting atau tidak mengalami delisting. Hasilnya menunjukkan bahwa model Altman, model Springate, dan model Zmijewski memiliki ketepatan yang tinggi dalam memprediksi delisting jika model-model tersebut memiliki hasil prediksi yang sama. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa model yang paling akurat adalah model Zmijewski, disusul oleh model Springate dan model Altman. Kata kunci: model prediksi kebangkrutan, model altman, model springate, model zmijewski, delisting xiv

16 ABSTRACT THE ANALYSIS OF ALTMAN, SPRINGATE, AND ZMIJEWSKI MODEL ACCURACY TO PREDICT DELISTING COMPANIES IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE FOR THE PERIOD Melia Resita Puji Kusumawardani NIM: Sanata Dharma University Yogyakarta 2015 This study aims to comparing of predictions model using the Altman model, the Springate model, and the Zmijewski model, and to determine the most accurate predictive models in predicting delisting companies. This research is an empirical study. The research used secondary data from financial report. The sampling technique was purposive sampling with a total sample were 20 companies. Data were analyzed by calculating level of accurateness and error of each model to predict delisting or non delisting companies. The results showed that the Altman model, the Springate model, and the Zmijewski model had a high accuracy to predict delisting companies if those models had the same results. Further analysis showed that the most accurate model was the Zmijewski model, followed by the Springate model and the Altman model. Keywords: bankruptcy prediction model, the Altman model, the Springate model, the Zmijewski model, delisting xv

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, tidak sedikit perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan. Namun pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama dalam hal menghasilkan laba atau profit demi kelangsungan hidupnya. Dalam mencapai tujuan tersebut, suatu perusahaan diharapkan dapat bertahan dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat sebagai imbas dari banyaknya usaha yang sedang berkembang. Ketatnya persaingan usaha dapat dialami oleh semua kalangan pelaku dalam bisnis. Bila tidak mampu bertahan, suatu perusahaan dapat mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Kesulitan-kesulitan yang dialami apabila tidak segera diantisipasi dapat menimbulkan kondisi dimana perusahaan tidak mampu mengoperasikan perusahaan dengan optimal. Perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dalam iklim persaingan bisnis, rentan mengalami kesulitan keuangan yang berpotensi mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan usaha biasanya diindikasikan dengan kesulitan keuangan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya (Deanta, 2009:151). Kesulitan keuangan yang dialami perusahaan dapat dinilai dengan melakukan perhitungan rasio-rasio keuangan. Perusahaan yang 1

18 2 mengalami kesulitan keuangan dalam jangka waktu yang lama akan memiliki kecenderungan untuk mengalami kebangkrutan sehingga dapat dikatakan bahwa potensi kebangkrutan suatu perusahaan dapat diukur dengan cara menganalisis laporan keuangan. Kebangkrutan dapat dialami oleh semua perusahaan, termasuk perusahaan go public yang sahamnya telah diperdagangkan di pasar modal. Indikator perusahaan bangkrut di pasar modal adalah perusahaan delisted (Hadi dan Anggraeni, 2008). Penghapusan pencatatan secara paksa dari bursa (delisting) merupakan salah satu representasi dari kegagalan keuangan di Bursa Efek Indonesia (Raras, 2014). Perusahaan yang tercatat di BEI namun dinilai mengalami suatu kondisi yang berpengaruh negatif terhadap kelangsungan hidup usahanya secara finansial akan berpotensi dikeluarkan secara paksa dari pencatatan saham sehingga perusahaan dianggap mengalami kegagalan keuangan. Penggunaan model prediksi kebangkrutan dalam penelitian ini diterapkan untuk memprediksi delisting suatu perusahaan yang dilakukan secara paksa oleh pihak otoritas bursa (forced delisting). Adanya keberagaman model prediksi kebangkrutan akan memberikan hasil yang beragam sehingga diperlukan suatu model prediksi yang mampu memprediksi lebih tepat perusahaan yang akan mengalami delisting atau perusahaan yang tidak akan mengalami delisting. Beberapa model prediksi yang digunakan sebagai alat analisis kebangkrutan seperti model Altman Z-Score, model Grover, model Springate, model Ohlson dan model Zmijewski.

19 3 Penelitian ini akan difokuskan pada penggunaan tiga model prediksi yaitu model prediksi Altman, Springate dan Zmijewski. Alasan pemilihan ketiga model prediksi tersebut karena tingginya tingkat akurasi yang dimiliki oleh masing-masing model prediksi. Raras (2014) yang menyebutkan bahwa model Altman original memiliki kemampuan prediksi 95%. Menurut Purnajaya dan Merkusiwati (2014), model Springate memiliki akurasi sebesar 92,5% berdasarkan tes yang dilakukan oleh Springate, sedangkan tingkat akurasi dari model Zmijewski adalah sebesar 94,9%. Berdasarkan uraian tentang kesulitan keuangan yang berpotensi mengakibatkan suatu perusahaan delisting secara paksa dari pencatatan BEI, maka penulis tertarik mengadakan penelitian tentang model prediksi kebangkrutan yang tepat digunakan dalam memprediksi terjadinya delisting dengan judul: Analisis Ketepatan Model Altman, Springate, dan Zmijewski dalam Memprediksi Perusahaan yang Delisting di Bursa Efek Indonesia Periode B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana perbandingan hasil prediksi model Altman, Springate dan Zmijewski dalam memprediksi perusahaan yang mengalami delisting atau tidak mengalami delisting?

20 4 2. Manakah diantara model Altman, model Springate atau model Zmijewski yang paling akurat dalam memprediksi perusahaan yang mengalami delisting atau tidak mengalami delisting? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui perbandingan hasil prediksi model Altman, Springate dan Zmijewski dalam memprediksi perusahaan yang mengalami delisting atau tidak mengalami delisting di Bursa Efek Indonesia. 2. Mengetahui manakah diantara model Altman, model Springate atau model Zmijewski yang paling akurat dalam memprediksi perusahaan yang mengalami delisting atau tidak mengalami delisting di Bursa Efek Indonesia. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini menjadi bahan referensi dalam menggunakan model prediksi kebangkrutan yang tepat untuk menilai kondisi keuangan perusahaan yang berpotensi mengalami delisting atau tidak mengalami delisting di masa yang akan datang. 2. Bagi investor, diharapkan penelitian ini menjadi bahan referensi dalam menggunakan model prediksi yang tepat untuk menilai kondisi keuangan perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan investasi di masa yang akan datang.

21 5 3. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan dan informasi tentang model-model prediksi kebangkrutan yang tepat dalam memprediksi kemungkinan perusahaan mengalami delisting atau tidak mengalami delisting di BEI serta sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi penulis, penelitian ini dapat memperluas wawasan penulis di bidang akuntansi keuangan secara khusus dalam analisis menggunakan model prediksi kebangkrutan Altman, Springate, dan Zmijewski untuk memprediksi delisting atau tidaknya suatu perusahaan yang telah go public.

22 6 E. Sistematika Penulisan Penyusunan penelitian ini akan disajikan dalam sistematika penulisan yang terdiri atas 6 bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan teknik analisis data. BAB VI GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan yang diteliti beserta deskripsi data yang akan diolah. BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang analisis data yang diperoleh dan pembahasan hasil analisis tersebut. BAB VI PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran.

23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 Revisi 2009 (2009:1.5), Laporan Keuangan adalah suatu penyajian yang terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan Keuangan merupakan media komunikasi dan pertanggungjawaban antara perusahaan dan pemiliknya atau pihak lain yang mempunyai hubungan dengan perusahaan tersebut (Pura, 2013:86). Laporan Keuangan turut berperan dalam memberi informasi tentang kondisi keuangan suatu perusahaan sehingga dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi tersebut dalam mengambil suatu keputusan yang tepat. B. Komponen Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2009), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: 1. Laporan Posisi Keuangan 2. Laporan Laba Rugi Komprehensif 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4. Laporan Arus Kas 5. Catatan atas laporan keuangan, yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya. 7

24 8 6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. C. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang (Prastowo dan Julianty, 2005:56). Hasil prediksi yang diperoleh melalui analisis laporan keuangan diharapkan mampu menjadi tanda peringatan awal bagi perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya dalam rangka mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di masa mendatang. Hasil analisis laporan keuangan akan mampu membantu menginterpretasikan berbagai hubungan kunci dan kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa datang (Prastowo dan Julianty, 2005:56). D. Kebangkrutan Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba (Endri, 2009). Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvensi (Ramadhani dan Lukviarman, 2009:17). Kebangkrutan juga identik dengan kegagalan yang dialami suatu perusahaan.

25 9 Menurut Martin et.al (1995:376) dalam Adnan dan Kurniasih (2000:137), kebangkrutan sebagai kegagalan didefinisikan dalam beberapa arti, yaitu: 1. Kegagalan ekonomi (Economic Failure) Kegagalan dalam arti ekonomi berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak menutupi biayanya sendiri, ini berarti tingkat laba lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban. 2. Kegagalan keuangan (Financial Failure) Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk, yaitu: a. Insolvensi teknis Perusahaan dapat dianggap gagal jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Insolvensi juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi pembayaran bunga atau pembayaran kembali pokok pada tanggal tertentu. b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan Kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban. Berdasarkan uraian tentang definisi kebangkrutan di atas, kebangkrutan dapat disimpulkan sebagai suatu keadaan dimana perusahaan dianggap gagal secara finansial dan tidak mampu dalam memenuhi

26 10 kewajiban-kewajibannya akibat dari ketidakmampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba bagi kelangsungan hidup usahanya. E. Manfaat Informasi Kebangkrutan Hanafi dan Halim (2009:259) mengungkapkan bahwa informasi kebangkrutan bisa bermanfaat bagi beberapa pihak seperti: 1. Pemberi Pinjaman Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk mengambil keputusan siapa yang akan diberi pinjaman, dan kemudian bermanfaat untuk kebijakan memonitor pinjaman yang ada. 2. Investor Investor saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya kemungkinan bangkrut atau tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga tersebut. 3. Pihak Pemerintah Lembaga pemerintah mempunyai kepentingan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan lebih awal supaya tindakan-tindakan yang perlu bisa dilakukan lebih awal, khususnya sektor perbankan dan BUMN. 4. Akuntan Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan suatu usaha karena akuntan akan menilai kemampuan going concern suatu perusahaan.

27 11 5. Manajemen Kebangkrutan berarti munculnya biaya-biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan dan biaya ini cukup besar. Apabila manajemen bisa mendeteksi kebangkrutan lebih awal, maka tindakan-tindakan penghematan bisa dilakukan, misal dengan melakukan merger atau restrukturisasi keuangan sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari. F. Prediksi Kebangkrutan Kebangkrutan suatu perusahaan dapat diprediksi jauh sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan dimana kemungkinan terjadinya kebangkrutan tidak dapat diketahui hanya dalam waktu singkat. Waktu yang digunakan biasanya dua sampai lima tahun sebagai batas toleransi penurunan kinerja untuk mendeteksi kemungkinan kebangkrutan perusahaan (Adnan dan Taufiq, 2001:189 dalam Triharyanti, 2008:14). Prediksi kebangkrutan usaha berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak-pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan keuangan atau tidak di masa mendatang (Darsono dan Ashari, 2005:105). G. Delisting Menurut Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep- 308/BEJ/ , definisi Penghapusan Pencatatan (delisting) adalah penghapusan Efek dari daftar Efek yang tercatat di Bursa sehingga Efek tersebut tidak dapat diperdagangkan di Bursa. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:84), delisting yaitu penghapusan pencatatan dari daftar

28 12 saham di bursa. Berdasarkan definisi tersebut, delisting merupakan tindakan untuk mengeluarkan suatu saham yang tercatat di bursa efek. H. Alasan Terjadinya Delisting Bursa Efek Indonesia mengatur ketentuan mengenai delisting dalam Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-308/BEJ/ Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:84), delisting atas suatu saham dari daftar Efek yang tercatat di Bursa dapat terjadi karena: 1. Permohonan delisting saham yang diajukan oleh Perusahaan Tercatat yang bersangkutan (voluntary delisting). Persyaratan voluntary delisting: a. Telah tercatat sekurang-kurangnya lima tahun b. Disetujui RUPS (bukan RUPS Pemegang Saham Independen) c. Buy-back atas saham bagi pemegang saham yang tidak menyetujui, yaitu pada harga tertinggi antara: 1) harga nominal 2) harga pasar tertinggi selama dua tahun ditambah premi dua tahun, yaitu harga perdana x tingkat bunga SBI tiga bulan atau tingkat bunga obligasi pemerintah yang setara 3) harga wajar berdasarkan laporan penilaian (appraisal) 2. Dihapus pencatatan sahamnya oleh Bursa (forced delisting) Berdasarkan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep- 308/BEJ/ , bursa menghapus pencatatan saham Perusahaan Tercatat

29 13 apabila Perusahaan Tercatat mengalami sekurang-kurangnya satu kondisi di bawah ini: a. mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha Perusahaan Tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status Perusahaan Tercatat sebagai Perusahaan Terbuka, dan Perusahaan Tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai b. Saham Perusahaan Tercatat yang akibat suspensi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, hanya diperdagangkan di Pasar Negosiasi sekurangkurangnya selama 24 (dua puluh empat) bulan terakhir Suspensi merupakan penghentian sementara perdagangan saham. Dengan pertimbangan tertentu, otoritas bursa dapat menghentikan sementara perdagangan suatu saham, sehingga saham tersebut tidak dapat diperjualbelikan hingga penghentian sementara dicabut oleh bursa (unsuspend). Tidak jarang suspensi yang berkepanjangan berakhir dengan penghapusan pencatatan (delisting) oleh pihak bursa. Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab penghentian perdagangan suatu saham, antara lain (Darmadji dan Fakhruddin, 2011:103): 1. Laporan Keuangan Auditan memperoleh opini Disclaimer (tidak memberikan pendapat) sebanyak dua kali berturut-turut atau memperoleh opini tidak wajar sebanyak satu kali.

30 14 2. Emiten dimohonkan pailit oleh krediturnya atau secara sukarela mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang (PKPU) 3. Tidak melakukan keterbukaan informasi atas suatu informasi yang menurut pertimbangan Bursa secara material dapat memengaruhi keputusan investasi investor. 4. Terjadi kenaikan atau penurunan harga yang signifikan dan/atau adanya pola transaksi yang tidak wajar. I. Kebangkrutan dan Delisting Indikasi perusahaan yang akan mengalami kebangkrutan adalah kesulitan keuangan (financial distress) yang dihadapinya. Penelitian yang dilakukan oleh Hofer (1980) dan Whitaker (1999) dalam Almilia (2006) mendefinisikan financial distress sebagai suatu kondisi perusahaan yang mengalami laba bersih (net income) negatif selama beberapa tahun. Menurut Darsono dan Ashari (2005:101), kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Sedangkan menurut Plat dan Plat (2002) dalam Almilia (2006) mendefinisikan financial distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuiditasi. Jika suatu perusahaan mengalami masalah dalam likuiditas maka sangat memungkinkan perusahaan tersebut mulai memasuki masa kesulitan keuangan, dan jika kondisi kesulitan tersebut

31 15 tidak cepat diatasi maka ini bisa berakibat kebangkrutan usaha (Fahmi, 2011:157). Indikasi awal perusahaan bangkrut adalah dilakukannya penghapusan pencatatan saham (delisting) dari Bursa (Hadi dan Anggraeni, 2008). Suatu saham perusahaan yang di delist dari Bursa umumnya karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan beberapa kondisi lainnya sesuai dengan Peraturan Pencatatan Efek di Bursa (Sunariyah, 2011:51). Lebih lanjut menurut Sunariyah (2011:51), jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari Bursa atau di Delist. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan tercatat yang mengalami kesulitan keuangan (financial distress) rentan mengalami delisting secara paksa. Berdasarkan uraian di atas, baik kebangkrutan maupun delisting secara paksa (forced delisting) umumnya diawali dengan kesulitan keuangan (financial distress) yang tidak mampu diatasi oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. J. Model Prediksi Kebangkrutan Munculnya berbagai model prediksi kebangkrutan merupakan antisipasi dan sistem peringatan dini terhadap financial distress karena model tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan memperbaiki kondisi sebelum sampai pada kondisi krisis atau kebangkrutan (Endri, 2009). Penggunaan model prediksi kebangkrutan dalam penelitian ini

32 16 akan digunakan dalam memprediksi terjadinya forced delisting suatu perusahaan yang mengindikasikan perusahaan tersebut mengalami financial distress sebelum dinyatakan delisting. Berikut ini akan diuraikan tiga model prediksi kebangkrutan yang akan digunakan dalam penelitian ini: 1. Model Prediksi Altman Z-Score Model prediksi yang dikembangkan oleh Altman pertama kalinya pada tahun 1968 yang menerapkan Multiple Discriminant Analysis. Anjum (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan prediktor ini merupakan model statistik yang menggabungkan lima rasio keuangan untuk menghasilkan suatu produk yang disebut Z-Score dan telah terbukti menjadi instrumen yang dapat diandalkan untuk meramalkan kegagalan dalam berbagai entitas bisnis. Persamaan diskriminan model Altman sebagai berikut (Hanafi dan Halim, 2009:272): Z = 1,2X 1 + 1,4X 2 + 3,3X 3 + 0,6X 4 + 1,0X 5 Dimana: X 1 = Working Capital / Total Asset X 2 = Retained Earnings / Total Asset X 3 = Earning Before Interest and Taxes/Total Asset X 4 = Market Value of Equity / Book Value of Total Debt X 5 = Sales / Total Asset

33 17 Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score model Altman, yaitu: a. Jika nilai Z < 1,81 maka termasuk perusahaan yang bangkrut. b. Jika nilai Z antara 1,81 dan 2,99 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan). c. Jika nilai Z > 2,99 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut. Seiring dengan perkembangannya, Altman melakukan revisi atas model prediksinya. Revisi yang dilakukan oleh Altman pada tahun 1983 merupakan penyesuaian yang dilakukan agar model prediksi kebangkrutan ini tidak hanya untuk perusahaan manufaktur yang go public melainkan juga dapat diaplikasikan untuk perusahaan-perusahaan di sektor swasta (Ramadhani dan Lukviarman, 2009). Altman merevisi modelnya dengan mengganti variabel X 4. Model Altman yang dikenal sebagai the revised Z- score memiliki rumus (Anjum, 2012): Z = 0,717X 1 + 0,847X 2 + 3,107X 3 + 0,420X 4 + 0,998X 5 Dimana: X 1 = Working Capital / Total Asset X 2 = Retained Earnings / Total Asset X 3 = Earning Before Interest and Taxes / Total Asset X 4 = Book Value of Equity / Book Value of Total Debt X 5 = Sales / Total Asset

34 18 Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score model Altman, yaitu: a. Jika nilai Z < 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut. b. Jika nilai Z antara 1,23 dan 2,90 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan). c. Jika nilai Z > 2,90 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut. Jika dibandingkan antara kedua model Altman tersebut, model prediksi Altman pertama memberikan tingkat prediksi kebangkrutan yang lebih tinggi dibandingkan dengan model Altman revisi (Ramadhani dan Lukviarman, 2009). Menurut Hanafi dan Halim (2009:273), model Altman yang baru mempunyai kemampuan prediksi yang cukup baik sebesar 94% (62 benar dari total sampel 66) sedangkan model Altman yang asli (pertama) memiliki kemampuan prediksi sebesar 95% (63 benar dari 66 total sampel). Berdasarkan hal tersebut, penelitian akan menggunakan model Altman yang pertama. 2. Model Prediksi Springate Penelitian yang dilakukan oleh Gordon L.V Springate (1978) menghasilkan model prediksi kebangkrutan yang dibuat dengan mengikuti prosedur model Altman (Prihanthini dan Sari, 2013:422). Springate mengkombinasikan empat rasio yang digunakan dalam memprediksi adanya potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Model ini memiliki rumus sebagai berikut:

35 19 S = 1,03 A + 3,07 B + 0,66 C +0,4 D Dimana: A = Working Capital / Total Asset B = Net Profit before Interest and Taxes / Total Asset C = Net Profit before Taxes / Current Liabilities D = Sales / Total Asset Model Springate ini mengklasifikasikan perusahaan dengan skor S > 0,862 merupakan perusahaan yang tidak berpotensi bangkrut, begitu juga sebaliknya jika perusahaan memiliki skor S < 0,862 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang tidak sehat dan berpotensi untuk bangkrut. 3. Model Prediksi Zmijewski Menurut Prihanthini dan Sari (2013:423), model prediksi yang dihasilkan oleh Zmijewski pada tahun 1983 merupakan hasil riset selama 20 tahun yang ditelaah ulang. Zmijewski menggunakan probit analisis yang diterapkan pada 40 perusahaan yang telah bangkrut dan 800 perusahaan yang masih bertahan saat itu (Hadi dan Anggraeni, 2008). Model ini menghasilkan rumus sebagai berikut: X = -4,3-4,5X1 + 5,7X2 0,004X3 Dimana : X1 = ROA (Return on Asset) X2 = Leverage (Debt Ratio) X3 = Likuiditas (Current Ratio)

36 20 Jika skor yang diperoleh sebuah perusahaan dari model prediksi kebangkrutan ini melebihi 0 maka perusahaan diprediksi berpotensi mengalami kebangkrutan. Sebaliknya, jika sebuah perusahaan memiliki skor yang kurang dari 0 maka perusahaan diprediksi tidak berpotensi untuk mengalami kebangkrutan. K. Kesalahan Tipe I dan II Setiap model selalu terdapat kemungkinan salah prediksi dan perbedaan tingkat akurasi. Sulit untuk berharap ada alat prediksi dengan akurasi 100%. Alat prediksi dikatakan benar apabila antara yang diprediksi dengan aktualnya sama, sedangkan kesalahan terjadi apabila antara yang diprediksi dengan aktualnya tidak sama. Kesalahan yang timbul dari alat prediksi terdiri dari (Prihadi, 2010:334): 1. Kesalahan Tipe 1 Kesalahan dimana alat prediksi menyatakan tidak bangkrut ternyata aktualnya bangkrut. 2. Kesalahan Tipe 2 Kesalahan dimana alat prediksi menyatakan bangkrut ternyata aktualnya tidak bangkrut. Menurut Hanafi dan Halim (2005:264), kesalahan prediksi terdiri dari dua tipe yaitu kesalahan tipe I dan kesalahan tipe II seperti berikut ini:

37 21 Tabel 1. Tipe Kesalahan Prediksi Diprediksi Tidak Kenyataan Benar Kesalahan Tipe I Tidak Kesalahan Tipe II Benar Sumber: Hanafi dan Halim L. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Hadi dan Anggraeni (2008) melakukan perbandingan antara model Zmijewski, model Altman, dan model Springate untuk mengetahui prediktor delisting terbaik pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian menggunakan semua data delisting BEI tahun kecuali data delisting bank.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Altman merupakan prediktor delisting terbaik, diikuti oleh model Springate dan model Zmijewski. Penelitian oleh Prihanthini dan Sari (2013) dilakukan dengan menggunakan model Grover, Altman Z-Score, Springate dan Zmijewski yang diterapkan pada perusahaan Food and Beverage yang masih tercatat di Bursa Efek Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat akurasi tertinggi diraih model Grover kemudian disusul oleh model Springate, model Zmijewski, dan terakhir model Altman Z-score. Penelitian oleh Raras (2014) menggunakan model prediksi Altman, Wang dan Campbell, dan Springate dalam analisisnya untuk menguji apakah ketiga model analisis prediksi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi secara tepat perusahaan yang delisting dari Bursa Efek Indonesia karena kegagalan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pada sampel

38 22 pembanding kecil, jika diurutkan berdasarkan tingkat akurasinya adalah Springate (1978), Altman (1984) dan Wang dan Campbell (2010). Sedangkan untuk sampel pembanding besar, kesimpulannya bahwa Altman menempati urutan pertama, urutan kedua model prediksi Springate, sedangkan model prediksi Wang dan Campbell berada diurutan terakhir.

39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan studi empiris. Studi empiris dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dari perusahaan-perusahaan baik perusahaan yang mengalami delisting maupun yang tidak mengalami delisting dengan analisis berdasarkan data keuangan dari laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut. B. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan yang digunakan adalah laporan keuangan dari perusahaan yang telah delisting dari Bursa Efek Indonesia pada periode Sebagai pembanding, digunakan pula laporan keuangan dari perusahaan yang tidak mengalami delisting. Laporan keuangan yang diperlukan berupa laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba rugi. C. Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang telah delisting dari Bursa Efek Indonesia pada periode maupun perusahaan-perusahaan yang tidak mengalami delisting sehingga masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel yang 23

40 24 didasarkan pada suatu kriteria tertentu. Kriteria umum penentuan sampel adalah: 1. Sampel perusahaan yang dipilih merupakan perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya selama tiga tahun berturut-turut yang berakhir pada 31 Desember. 2. Sampel perusahaan yang dipilih tidak termasuk perusahaan yang bergerak di sektor keuangan dan perbankan. Selain kriteria umum, terdapat kriteria khusus yang harus dipenuhi untuk mengkategorikan sampel. Sampel dibagi menjadi dua kategori yaitu perusahaan yang mengalami delisting dan perusahaan yang tidak mengalami delisting. Berikut kriteria khusus kategori I untuk perusahaan yang delisting: 1. Sampel perusahaan merupakan perusahaan yang mengalami forced delisting pada periode karena mengalami masalah keuangan yang mengindikasikan bahwa perusahaan yang bersangkutan mengalami financial distress sehingga menimbulkan keraguan atas kelangsungan usahanya (going concern). 2. Sampel perusahaan menyediakan data keuangan secara lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu data selama tiga tahun berturut-turut yang mengacu pada laporan keuangan terakhir yang diterbitkan di BEI sebelum dinyatakan delisting. Apabila laporan keuangan terakhir yang diterbitkan di BEI tidak memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan, maka data yang akan diambil dari laporan keuangan periode sebelumnya (1-3 tahun sebelum delisting) selama tiga tahun berturut-turut.

41 25 Adapun kriteria khusus kategori II untuk perusahaan yang tidak mengalami delisting (listing): 1. Perusahaan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data laporan keuangan selama tiga tahun berturut-turut pada periode yang sama dengan perusahaan yang telah delisting. 2. Sampel perusahaan yang dipilih tidak memiliki laba negatif secara berturut-turut yang menjadi indikator bahwa perusahaan tidak mengalami financial distress. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hofer (1980) dan Whitaker (1999) dalam Almilia (2006) yang mendefinisikan financial distress sebagai suatu kondisi perusahaan yang mengalami laba bersih (net income) negatif selama beberapa tahun. 3. Sampel perusahaan dipilih dalam jumlah yang sama dengan sampel perusahaan yang telah delisting dan dari sub sektor industri yang sejenis dengan perusahaan yang telah delisting. Tabel 2. Daftar Sampel Perusahaan No Nama Perusahaan Status Sub Sektor Industri 1 Jaka Inti Realtindo Tbk. Delisting Real Estate and Property 2 Bakrieland Development Tbk. Listing Real Estate and Property 3 Daya Sakti Unggul Corporindo Lumber and Wood Delisting Tbk. Products 4 Tirta Mahakam Resources Tbk. Listing Lumber and Wood Products 5 Infoasia Teknologi Global Tbk. Delisting Telecommunication 6 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Listing Telecommunication 7 New Century Development Tbk. Delisting Real Estate and Property 8 Ciputra Property Tbk. Listing Real Estate and Property Sumber: Indonesian Capital Market Directory dan Annual Report IDX

42 26 Lanjutan Tabel 2. Daftar Sampel Perusahaan No Nama Perusahaan Status Sub Sektor Industri 9 Suryainti Permata Tbk. Delisting Real Estate and Property 10 Cowell Development Tbk. Listing Real Estate and Property 11 Surya Intrindo Makmur Tbk. Delisting Apparel and Other Textile Products 12 Indorama Synthetics Tbk. Listing Apparel and Other Textile Products 13 Panca Wiratama Sakti Tbk. Delisting Real Estate and Property 14 Perdana Gapuraprima Tbk. Listing Real Estate and Property 15 Indo Setu Bara Resources Tbk. Delisting Mining and Mining Services 16 Indo Tambangraya Megah Tbk. Listing Mining and Mining Services 17 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk. Delisting Paper and Allied Products 18 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Listing Paper and Allied Products 19 Dayaindo Resources International Real Estate and Delisting Tbk. Property 20 Lippo Cikarang Tbk. Listing Real Estate and Property Sumber: Indonesian Capital Market Directory dan Annual Report IDX D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, dengan mengumpulkan, mempelajari dan menganalisis data sekunder. Data diperoleh dari pojok BEI, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), dan website E. Definisi Operasional Variabel Penggunaan model prediksi kebangkrutan dalam penelitian ini digunakan dalam memprediksi terjadinya forced delisting suatu perusahaan yang mengindikasikan perusahaan tersebut mengalami financial distress

43 27 sebelum dinyatakan delisting. Model prediksi yang digunakan meliputi model Altman, model Springate, dan model Zmijewski. Berikut ini variabel-variabel yang diukur dengan rasio keuangan yang digunakan oleh masing-masing model prediksi beserta definisinya: 1. Working Capital / Total Asset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya (Endri, 2009). Rasio ini digunakan dalam model Altman dan Springate. Perhitungan rasio ini dihitung dengan rumus: 2. Retained Earnings / Total Asset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan (Endri, 2009). Rasio ini digunakan dalam model Altman. Perhitungan rasio ini dengan cara: 3. Earning Before Interest and Taxes/Total Asset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak (Endri, 2009). Rasio ini digunakan dalam model Altman dan Springate. Rumus perhitungannya:

44 28 4. Market Value of Equity / Book Value of Total Debt Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa). Nilai pasar ekuitas sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan harga pasar per lembar saham biasa. Nilai buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang (Endri, 2009). Rasio ini digunakan dalam model Altman. Perhitungan rasio ini dengan cara: 5. Sales / Total Asset Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba (Endri, 2009). Rasio ini digunakan dalam model Altman dan Springate. Rumus perhitungannya: 6. Net Profit before Taxes/Current Liabilities Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum pembayaran pajak dari hutang jangka pendeknya. Rasio ini digunakan dalam model Springate. Perhitungan rasio ini dengan cara:

45 29 7. Return On Assets (ROA) ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba (Prastowo dan Julianty, 2005:91). Rasio ini digunakan dalam model Zmijewski. Rumus perhitungannya: 8. Leverage Leverage menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Prastowo dan Julianty, 2005:89). Debt ratio menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Rasio ini digunakan dalam model Zmijewski. Rumus perhitungannya: 9. Likuiditas Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek (Prastowo dan Julianty, 2005:83). Current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Rasio ini digunakan dalam model Zmijewski. Rumus perhitungannya:

46 30 F. Teknik Analisis Data 1. Untuk menjawab rumusan masalah pertama, teknik analisis data yang dilakukan meliputi empat hal berikut ini: a. Perhitungan rasio keuangan Perhitungan rasio keuangan terhadap seluruh data menggunakan rasio-rasio keuangan dalam model prediksi Altman, Springate, dan Zmijewski. b. Statistik deskriptif Statistik ini dapat memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Data yang digunakan meliputi variabel penelitian berupa rasio keuangan dari seluruh model prediksi yang digunakan dalam penelitian ini. c. Perhitungan masing-masing model prediksi kebangkrutan untuk masing-masing perusahaan yang delisting maupun listing. 1) Model Altman Z-Score Bentuk persamaan model Altman adalah sebagai berikut: Z = 1,2X 1 + 1,4X 2 + 3,3X 3 + 0,6X 4 + 1,0X 5 Dimana: X 1 = Working Capital / Total Asset X 2 = Retained Earnings / Total Asset X 3 = Earning Before Interest and Taxes/Total Asset

47 31 X 4 = Market Value of Equity / Book Value of Total Debt X 5 = Sales / Total Asset Skor yang diperoleh perusahaan sampel dari perhitungan rumus di atas dapat dibandingkan dengan nilai cut off untuk kategori berikut: Nilai Cut Off Z < 1,81 Z antara 1,81 2,99 Z > 2,99 Prediksi Grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan) Tidak bangkrut 2) Model Springate Bentuk persamaan model Springate adalah sebagai berikut: S = 1,03 A + 3,07 B + 0,66 C +0,4 D Dimana: A = Working Capital / Total Asset B = Net Profit before Interest and Taxes / Total Asset C = Net Profit before Taxes / Current Liabilities D = Sales / Total Asset Skor yang diperoleh perusahaan sampel dari perhitungan rumus di atas dapat dibandingkan dengan nilai cut off untuk kategori berikut: Nilai Cut Off S > 0,862 S < 0,862 Prediksi Tidak bangkrut

48 32 3) Model Zmijewski Bentuk persamaan model Zmijewski adalah sebagai berikut: X = -4,3-4,5X1 + 5,7X2 0,004X3 Dimana: X1 = ROA X2 = Leverage (Debt Ratio) X3 = Likuiditas (Current Ratio) Skor yang diperoleh perusahaan sampel dari perhitungan rumus di atas dapat dibandingkan dengan nilai cut off untuk kategori berikut: Nilai Cut Off X > 0 X < 0 Prediksi Tidak bangkrut d. Pembuatan tabel perbandingan hasil prediksi model Altman, Springate, dan Zmijewski. Skor yang dicantumkan dalam tabel merupakan skor berdasarkan perhitungan model prediksi selama tiga tahun berturutturut sebelum perusahaan mengalami delisting. Sama halnya untuk perusahaan yang tidak mengalami delisting (listing), skor yang dicantumkan merupakan skor selama tiga tahun berturut-turut. Kolom status menunjukkan keadaan sesungguhnya dari sampel perusahaan yang diteliti, apakah perusahaan berstatus delisting atau listing pada tahun tertentu. Berikut contoh format tabel beserta contoh pengisian kolomnya:

49 33 Model Prediksi Altman No Kode Perusahaan Skor Tahunan Ratarata Skor Prediksi Status (Tahun) Th I Th Th II III 1 PTRA xxx xxx xxx xxx bangkrut delisting (2011) dst Model Prediksi Springate No Skor Tahunan Ratarata Kode Perusahaan Th Th Th I Skor II III Prediksi 1 PTRA xxx xxx xxx xxx tidak bangkrut dst Status (Tahun) delisting (2011) Model Prediksi Zmijewski No Kode Perusahaan Skor Tahunan Ratarata Skor Prediksi Status (Tahun) Th I Th Th II III 1 PTRA xxx xxx xxx xxx bangkrut delisting (2011) dst *Th = tahun 2. Untuk menjawab rumusan masalah kedua tentang model prediksi yang paling tepat digunakan untuk memprediksi perusahaan yang delisting atau tidak mengalami delisting dilakukan dengan cara menganalisis ketepatan hasil prediksi model-model tersebut dengan melakukan perbandingan

S K R I P S I. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

S K R I P S I. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi ANALISIS AKURASI METODE ALTMAN, GROVER, SPRINGATE DAN ZMIJEWSKI DALAM MEMPREDIKSI PERUSAHAAN DELISTING (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013) S K R I P S I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Financial Distress. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan. Financial distress terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dimana dihapuskan batasan antar Negara, menyebabkan persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah menghasilkan barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah - property dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mengoptimalkan keuntungan atau laba. Dimana tujuan ini dapat dicapai jika perusahaan melakukan kegiatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi yang terjadi dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi yang terjadi dapat 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia termasuk dalam kategori negara berkembang yang tidak terlepas dari permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi yang terjadi dapat mengakibatkan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh profit dan berkembang dalam jangka waktu yang lama. Namun dengan semakin majunya perekonomian serta teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Bursa Efek Indonesia atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES).

Lebih terperinci

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing : Tri Utami Saputri : 2A214851 : S1 - Akuntansi : Dr. Renny, SE., MM LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan tidak hanya merugikan pihak internal perusahaan itu sendiri saja, namun banyak pihak yang akan juga dirugikan terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan penderitaan yang dialami Indonesia. Salah satu yang menonjol adalah aspek ekonomi, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dari sisi financial maupun non-financial. Hal ini berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. baik dari sisi financial maupun non-financial. Hal ini berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan siklus ekonomi di Indonesia saat ini yang pesat menimbulkan semakin banyaknya masalah yang terjadi dalam perusahaan, baik dari sisi financial maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pengambilan semple pada tanggal 29 Maret sampai bulan Desember 2016 pada Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin kuat, cerdas dan semakin berisiko. Perluasan industri biasa dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. semakin kuat, cerdas dan semakin berisiko. Perluasan industri biasa dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maraknya persaingan di setiap industri saat ini membuat perusahaan harus kreatif untuk selalu melakukan inovasi agar dapat terus tumbuh dan berkembang. Di era

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sabgai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

Lebih terperinci

PEMILIHAN PREDIKTOR DELISTING TERBAIK (PERBANDINGAN ANTARA THE ZMIJEWSKI MODEL, THE ALTMAN MODEL, DAN THE SPRINGATE MODEL)

PEMILIHAN PREDIKTOR DELISTING TERBAIK (PERBANDINGAN ANTARA THE ZMIJEWSKI MODEL, THE ALTMAN MODEL, DAN THE SPRINGATE MODEL) PEMILIHAN PREDIKTOR DELISTING TERBAIK (PERBANDINGAN ANTARA THE ZMIJEWSKI MODEL, THE ALTMAN MODEL, DAN THE SPRINGATE MODEL) Syamsul Hadi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia e-mail: syamsulhadi@fe.uii.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam Kartikawati, 2008). Financial distress juga didefinisikan sebagai 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress atau kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Penyebab, dan Manfaat Informasi Kebangkrutan 2.1.1 Pengertian Kebangkrutan Dalam kenyataannya, tidak semua perusahaan mampu bertahan hidup dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen Keuangan merupakan salah satu bidang yang paling penting dalam sebuah perusahaan berskala besar ataupun kecil baik profit maupun non profit, akan

Lebih terperinci

Oleh: Giovanni Edward Margali 1 Paulina Van Rate 2 Joubert B Maramis 3. Universitas Sam Ratulangi Manado

Oleh: Giovanni Edward Margali 1 Paulina Van Rate 2 Joubert B Maramis 3. Universitas Sam Ratulangi Manado ANALISIS AKURASI MODEL PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS ALTMAN, SPRINGATE, OHLSON DAN GROVER (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PT. DAYAINDO RESOURCES INTERNATIONAL TBK DAN PT. SURABAYA AGUNG INDUSTRI KERTAS DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mengoptimalkan keuntungan atau laba. Dimana tujuan ini dapat dicapai jika perusahaan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non. Gambar 1.1. Pengeluaran per Kapita di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non. Gambar 1.1. Pengeluaran per Kapita di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat memiliki kebutuhan pokok harian yang harus dipenuhi, yakni berupa konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non makanan masyarakat

Lebih terperinci

deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian

deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian BAB HI METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang

Lebih terperinci

dengan pada saat ekonomi dalam keadaan normal. Hal ini diakibatkan oleh rupiah terhadap mata uang asing dan kenaikan suku bunga kredit.

dengan pada saat ekonomi dalam keadaan normal. Hal ini diakibatkan oleh rupiah terhadap mata uang asing dan kenaikan suku bunga kredit. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebangkrutan merupakan salah satu fenomena yang dapat dilihat dalam semua bidang usaha, baik dimasa krisis maupun dimasa normal. Dimasa krisis potensi terjadinya

Lebih terperinci

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN 9 BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN 2.1 Going Concern Going concern adalah dalil yang menyatakan bahwa suatu entitas akan menjalankan terus operasinya dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa

BAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan didirikan dengan harapan akan menghasilkan profit sehingga mampu untuk bertahan dan berkembang dalam jangka waktu yang sangat panjang (going

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti beban bunga dan hutang lancar. Kebangkrutan telah digunakan sebagai istilah

BAB I PENDAHULUAN. seperti beban bunga dan hutang lancar. Kebangkrutan telah digunakan sebagai istilah BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kebangkrutan merupakan keadaan dimana arus kas operasi perusahaan tidak memadai untuk melunasi kewajiban yang menjadi tanggung jawab perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Desember 2016. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama periode 2010 hingga tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang di dalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand theory) dan teori harapan sebagai teori pendukung (supporting theory). Disamping itu bab ini juga menjelaskan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN KONTRUKSI

SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN KONTRUKSI SKRIPSI PENILAIAN TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN KONTRUKSI BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2009 OLEH: PUTRI NANDA SIREGAR 090522025

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia. Gambar 1.1 Logo Bursa Efek Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia. Gambar 1.1 Logo Bursa Efek Indonesia Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Bursa Efek Indonesia Gambar 1.1 Logo Bursa Efek Indonesia Sumber: www.idx.co.id Bursa Efek Indonesia atau yang biasa disingkat BEI, atau Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang menggabungkan pemakaian mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu proses untuk mengubah bahan

Lebih terperinci

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT ADHI KARYA (PERSERO),TBK PERIODE 2007-2011 Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM :23209191 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. model Grover, Altman Z-Score, Springate, dan Zmijewski pada perusahaan Food

BAB II KAJIAN PUSTAKA. model Grover, Altman Z-Score, Springate, dan Zmijewski pada perusahaan Food 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENELITIAN TERDAHULU Prihanthini dan Sari (2013) meneliti mengenai Prediksi kebangkrutan dengan model Grover, Altman Z-Score, Springate, dan Zmijewski pada perusahaan Food and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian di Indonesia yang masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan sehingga mengalami kesulitan keuangan atau bahkan

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB21 23210838 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan ekonomi mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan profit,

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan profit, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan profit, untuk itu perusahaan membutuhkan modal/pendanaan sebagai dasar untuk melakukan aktivitas operasinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber lain yang telah tersedia sebelum

Lebih terperinci

PROGAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2013

PROGAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2013 1 ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z-SCORE ALTMAN DAN SPRINGATE UNTUK MENGHADAPI DAN MENGELOLA PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh 32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode ini mengkhususkan pada studi kasus. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT This research is conducting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Evanny Indri Hapsari (2012) Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur di BEI pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan A. Objek / Subjek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 3 tahun dari tahun 2013 2015. Perusahaan manufaktur dipilih dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis laporan keuangan Laporan keuangan merupakan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya going concern, suatu entitas dianggap mampu. aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya going concern, suatu entitas dianggap mampu. aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan. Dengan adanya going concern, suatu entitas dianggap mampu mempertahankan usahanya dalam jangka panjang

Lebih terperinci

Oleh: Siti Rasikaesti Dewi NIM

Oleh: Siti Rasikaesti Dewi NIM PENGGUNAAN METODE ALTMAN Z-SCORE DAN SPRINGATE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI LAPORAN AKHIR Laporan akhir ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama enam bulan yang dimulai dari September 2013 sampai dengan Februari 2014 dimana penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter dan perbankan yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar keuangan dan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan antar perusahaan semakin ketat dengan adanya perusahaan pendatang baru dan akan terus bersaing. Setiap perusahaan dituntut untuk

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENERAPAN MODEL ANALISIS KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN (Z-SCORE), SPRINGATE (S-SCORE), ZMIJEWSKI (X-SCORE) DAN GROVER (G-SCORE) SEBAGAI EARLY WARNING SYSTEM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena fungsi utamanya sebagai perantara (financial intermediary) antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal bulan Juli tahun 1997 merupakan suatu peristiwa yang membawa

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal bulan Juli tahun 1997 merupakan suatu peristiwa yang membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal bulan Juli tahun 1997 merupakan suatu peristiwa yang membawa perubahan besar bagi perekonomian Indonesia, di mana pada saat tersebut Indonesia mengalami

Lebih terperinci

ANALISIS INDEKS ALTMAN Z-SCORE UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI, TBK. PERIODE TAHUN SKRIPSI

ANALISIS INDEKS ALTMAN Z-SCORE UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI, TBK. PERIODE TAHUN SKRIPSI ANALISIS INDEKS ALTMAN Z-SCORE UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI, TBK. PERIODE TAHUN 2003-2007 SKRIPSI Oleh : ENI WIJI LESTARI NIM. 060810391254 JURUSAN AKUNTANSI NR FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada tahun 2008 terjadi krisis keuangan global yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada tahun 2008 terjadi krisis keuangan global yang bermula dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2008 terjadi krisis keuangan global yang bermula dari krisis keuangan di Amerika Serikat, sehingga ini berpengaruh terhadap kondisi perekonomian dunia termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang mengalami delisted atau kebangkrutan, antara lain dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang mengalami delisted atau kebangkrutan, antara lain dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian penelitian yang terdahulu yang terkait dengan memprediksi perusahaan yang mengalami delisted atau kebangkrutan, antara lain dilakukan oleh: 2.1.1

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key Words: Financial Ratio Analysis, Bankruptcy Prediction with Altman, Foster, Zmijewski And Springate Model.

ABSTRACT. Key Words: Financial Ratio Analysis, Bankruptcy Prediction with Altman, Foster, Zmijewski And Springate Model. ABSTRACT In 2008 th global crisis had aftermath financial failure and economic failure to many big firms and caused the firm failed to maintain its survival. The firms failure had make disadvantages to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi tidak lepas dari kondisi investasi disuatu negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/subjek penelitian Obyek dan subjek pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010-2014 yang

Lebih terperinci

ANALISIS KEBANGKRUTAN BANK MELALUI METODE Z-SCORE

ANALISIS KEBANGKRUTAN BANK MELALUI METODE Z-SCORE 1 ANALISIS KEBANGKRUTAN BANK MELALUI METODE Z-SCORE (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI) Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (S1)

Lebih terperinci

ESTIMASI KEBANGKRUTAN USAHA MELALUI FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z -SCORE PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG

ESTIMASI KEBANGKRUTAN USAHA MELALUI FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z -SCORE PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG ESTIMASI KEBANGKRUTAN USAHA MELALUI FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z -SCORE PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Diajukan Oleh : Feni Kristanti 201211230

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik waktu dan kegiatan operasinya

BAB I PENDAHULUAN. melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik waktu dan kegiatan operasinya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan prospek pertumbuhan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Sedangkan laporan keuangan melaporkan posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ekonomi global mengalami perubahan yang cukup signifikan. Perubahan ini dapat terlihat dari adanya satu atau beberapa perusahaan yang baru berdiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi liabilitasnya terhadap bank, supplier, tenaga kerja, pajak, dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi liabilitasnya terhadap bank, supplier, tenaga kerja, pajak, dan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan adalah situasi dimana perusahaan dianggap tidak mampu untuk memenuhi liabilitasnya terhadap bank, supplier, tenaga kerja, pajak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI EARLY WARNING SYSTEM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN

ANALISIS MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI EARLY WARNING SYSTEM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN ANALISIS MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI EARLY WARNING SYSTEM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2013-2016 OLEH: MICHAEL JOKO PRANATA 3203012074 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang akan dianalisis yaitu dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang akan dianalisis yaitu dari tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data perusahaan melalui www.idx.co.id dan sumber-sumber lain yang mendukung. Adapun periode penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. menginventasikan dana diberbagai bentuk aset.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. menginventasikan dana diberbagai bentuk aset. 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Ahmad Rodono & Herni (2010) Manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya nilai perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya nilai perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan, meningkatnya nilai perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan (Prihadi, 2013:8).

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN (Z-SCORE) PADA PERUSAHAAN KOSMETIK YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN (Z-SCORE) PADA PERUSAHAAN KOSMETIK YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENILAIAN FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN (Z-SCORE) PADA PERUSAHAAN KOSMETIK YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA Hilda Nia Ferbianasari Universitas Negeri Surabaya nasyania@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang masing-masing pelaku bisnis untuk meraih keuntungan dan. keuangan menjadi penting dan strategis (Imanzadeh et al. 2011).

BAB I PENDAHULUAN. peluang masing-masing pelaku bisnis untuk meraih keuntungan dan. keuangan menjadi penting dan strategis (Imanzadeh et al. 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan yang semakin pesat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dan persaingan di kalangan pelaku dunia bisnis meningkat. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja namun juga pihak eksternal. Pihak-pihak yang memanfaatkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. saja namun juga pihak eksternal. Pihak-pihak yang memanfaatkan informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Hanafi dan Halim (2007), informasi kebangkrutan suatu perusahaan sangat berguna bagi banyak pihak. Tidak terbatas pada pihak internal saja namun juga pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders maupun calon investor dalam mengetahui seberapa besar potensi

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders maupun calon investor dalam mengetahui seberapa besar potensi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Anthony dan Govindarajan (2008:175), perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh para pelaku bisnis. Akuntansi mempunyai peran untuk memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. oleh para pelaku bisnis. Akuntansi mempunyai peran untuk memberikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Dalam dunia bisnis tentunya kata akuntansi merupakan kata yang lazim dikenal oleh para pelaku bisnis. Akuntansi mempunyai peran untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis. kebangkrutan adalah perusahaan Delisting. Perusahaan Delisting

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis. kebangkrutan adalah perusahaan Delisting. Perusahaan Delisting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis kebangkrutan adalah perusahaan Delisting. Perusahaan Delisting adalah perusahaan yang dihapus atau dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan rencana pengkomunikasian informasi keuangan yang formal dan terstruktur kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan.

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBANGKRUTAN CV. BATUBARA MAS ABADI DI SAMARINDA LISA CINTHIA. Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

PREDIKSI KEBANGKRUTAN CV. BATUBARA MAS ABADI DI SAMARINDA LISA CINTHIA. Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda PREDIKSI KEBANGKRUTAN CV. BATUBARA MAS ABADI DI SAMARINDA LISA CINTHIA Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda cinthia_08@ymail.com ABSTRACT The company was founded with the hope of generating

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minim, khususnya di wilayah luar Jawa. Hal tersebut terjadi karena setelah krisis pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. minim, khususnya di wilayah luar Jawa. Hal tersebut terjadi karena setelah krisis pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor transportasi merupakan salah satu subsektor dari sektor infrastruktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Infrastruktur merupakan salah satu faktor penentu pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan berisi tentang posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Hasil Perhitungan Variabel Independen Model Altman (z-score) Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa rumus (formula)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia sepanjang triwulan keempat 2008 mengalami penurunan sebesar 1,56 persen. Setidaknya empat sektor ekonomi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya perekonomian di era globalisasi yang semakin pesat telah mengakibatkan timbulnya persaingan antar perusahaan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dalam jangka panjang yang tidak terbatas. Hal ini berarti dapat

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dalam jangka panjang yang tidak terbatas. Hal ini berarti dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghasilkan keuntungan pada dasarnya merupakan tujuan dari didirikannya setiap perusahaan, serta dengan kemampuannya beradaptasi dengan perkembangan zaman

Lebih terperinci

FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS DAN ENTITAS ANAK

FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS DAN ENTITAS ANAK FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS DAN ENTITAS ANAK Julian Purnama Sari Program STudi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Kesulitan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian global telah tumbuh pesat dengan banyak melahirkan berbagai macam bidang industri di dunia ekonomi sehingga membuat siklus ekonomi terus mengalami perubahan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan judul yang dipilih, penulis mengadakan penelitian pada Perusahaan Pertambangan yang ada di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan

Lebih terperinci