BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang
|
|
- Verawati Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang menggabungkan pemakaian mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang layak untuk dijual. Perkembangan perusahaan manufaktur di Indonesia sendiri semakin berkembang. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya perusahaan manufaktur yang didirikan di Indonesia. Berikut jumlah perkembangan perusahaan manufaktur di Indonesia dari tahun : Jumlah Perusahaan Manufaktur di Indonesia sumber: Grafik 1.1 Jumlah Perkembangan Perusahaan Manufaktur di Indonesia Dari grafik diatas, tampak bahwa perusahaan manufaktur mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Akan tetapi, walaupun mengalami perkembangan terdapat beberapa perusahaan go public yang delisting sebagai akibat dari kerugian besar dan tidak mampu memperbaiki kinerja perusahaannya. Perusahaan tersebut adalah PT Pan Asia Filament Inti Tbk (PAFI), PT Surabaya 1
2 Agung Industri Pulp & Kertas Tbk (SAIP), dan PT Surya Intrindo Makmur Tbk (SIMM). Semakin banyak perusahaan manufaktur menyebabkan tingkat persaingan semakin tinggi, sehingga perusahaan manufaktur dituntut untuk memiliki kemampuan untuk tetap menjaga eksistensinya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing dalam mempertahankan kinerjanya, perlahan akan tersingkirkan dari lingkungan industridan akan mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan merupakan kondisi di mana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya (Syahyunan, 2013:103). Kebangkrutan dapat dilihat dari menurunnya kondisi keuangan suatu perusahaan atau disebut dengan financial distress. Financial distress merupakan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Menurut Atmini (2005), Financial distress merupakan konsep luas yang terdiri dari beberapa situasi dimana suatu perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan. Istilah umum untuk menggambarkan situasi tersebut adalah kebangkrutan, kegagalan, ketidakmampuan melunasi hutang dan default. Ketidakmampuan melunasi hutang menunjukkan kinerja yang negatif dan menunjukkan adanya masalah likuiditas. Default berarti suatu perusahaan melanggar perjanjian dengan kreditur dan dapat menyebabkan tindakan hukuman. Ketika perusahaan mengalami kondisi kesulitan keuangan, para investor maupun kreditur akan mempertimbangkan akan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut atau tidak. Menurut Harmono (2011:23) kinerja perusahaan umumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagai dasar ukuran 2
3 lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per lembar saham (earning per share). Oleh sebab itu, semua perusahaan harus memperkuat fundamentalnya untuk menjaga berjalannya kinerja perusahaan sesuai yang diharapkan agar tidak mengalami kesulitan keuangan dan bahkan sampai mengalami kebangkrutan. Kesulitan keuangan merupakan keadaan dimana perusahaan tidak mampu lagi dalam melunasi hutang-hutang jangka pendeknya. Financial distress sudah menjadi hal yang menakutkan bagi setiap perusahaan, karena financial distress dapat terjadi pada semua jenis perusahaan, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Peliknya permasalahan keuangan yang terjadi pada perusahaan saat ini menjadi bahan menarik untuk diteliti karena banyak perusahaan yang berusaha untuk menghindarinya. Menurut Platt dan Platt (2002), sebuah perusahaan dianggap mengalami financial distress jika terjadi salah satu dari kejadian berikut : mengalami laba operasi bersih negatif selama beberapa tahun, penghentian pembayaran dividen, restrukturisasi keuangan atau PHK massal. Financial distress yang cukup mengganggu kegiatan operasional perusahaan merupakan suatu kondisi yang harus segera diwaspadai dan diantisipasi. Sedangkan menurut Rodoni dan Ali (2010:176) apabila ditinjau dari kondisi keuangan ada tiga keadaanyang menyebabkan financial distress yaitu faktor ketidakcukupan modal atau kekurangan modal, besarnya beban utang dan bunga serta menderita kerugian. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki 3
4 perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Untuk mengukur rasio profitabilitas ini, dapat menggunakan Return On Assets (ROA). Return On Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak atau laba bersih operasi. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan serta menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA yang dihasilkan perusahaan, maka semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau laba yang dihasilkan besar, dan sebaliknya semakin rendah nilai ROA yang dihasilkan perusahaan maka kemungkinan terjadinya financial distress semakin besar (Sudana, 2011 : 22). Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Besar kecilnya rasio ini dapat dilihat dan diukur melalui Current Ratio (Rasio Lancar). Current ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki (Sudana, 2011:21). Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya (Munawir, 2007:72). Rasio leverage mengukur berapa besar penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan. Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan Debt Ratio. Debt Ratio ini mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukkan semakin besar porsi 4
5 penggunan utang dalam membiayai investasi pada aktiva, yang berarti pula risiko keuangan perusahaan meningkat dan sebaliknya (Sudana, 2011:20). Semakin rendah rasio ini maka semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (Syamsuddin, 2004:54). Almila dan Kristijadi (2003) menunjukkan hubungan anatara leverage dengan financial distress yang keduanya berhubungan positif. Semakin besar jumlah aset yang dimiliki perusahaan tersebut, perusahaan akan lebih stabil keadaannya dan lebih kuat menghadapi ancaman financial distress. Sebaliknya, jika aset perusahaan yang dimiliki rendah, maka perusahaan lebih mudah terkena financial distress. Penelitian dilakukan pada sektor manufaktur karena pada tahun 2010 sampai tahun 2014 terdapat banyak perusahaan yang mengalami laba operasi negatif di sektor manufaktur dibandingkan dengan sektor yang lainnya. Laba operasi yang negatif merupakan salah satu pertanda perusahaan tersebut mengalami financial distress. Berikut adalah perkembangan Return On Assets (ROA), Current Asset, dan Debt Ratio perusahaan manufaktur. Tabel 1.1 Perkembangan Return On Assets (ROA), Current Asset, dan Debt Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Rasio FPNI (PT. Lotte Chemical Tbk.) BRPT (PT. Barito Pasific Tbk.) ROA Current Ratio 0,74 0,88 0,91 0,94 0,77 1,44 1,98 1,52 1,34 1,40 Debt Ratio 0,56 0,63 0,66 0,65 0,63 0,50 0,50 0,65 0,74 0,71 Sumber: diolah) 5
6 Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat Return on Asset (ROA), current asset dan debt ratio pada perusahaan manufaktur dengan kode emiten FPNI yaitu PT. Lotte Chemical Tbk dan BRPT yaitu PT. Barito Pasific Tbk. Dapat dilihat ROA pada perusahaan manufaktur dengan kode FPNI dengan persentase yang berfluktuasi setiap tahunnya, pada tahun ROA mengalami peningkatan sebesar (3,11%) dari -6,98% pada tahun 2010 menjadi -3,87% pada tahun 2011, hal ini sudah sejalan dengan peningkatan current ratio pada periode yang sama sebesar 0,14% dari 0,74 pada tahun 2010 menjadi 0,88 pada tahun 2011, namun pada periode yang sama debt ratio mengalami peningkatan sebesar 0,07% dari 0,56% pada tahun 2010 menjadi 0,63% pada tahun Pada periode tahun ROA mengalami penurunan sebesar (1,31%) dari -3,87% pada tahun 2011 menjadi -5,18% pada tahun 2011, pada periode yang sama current ratio pada perusahaan manufaktur dengan kode FPNI mengalami peningkatan sebesar 0,03% dari 0,88 pada tahun 2011 menjadi - 5,18 pada tahun 2012, pada periode yang sama debt ratio mengalami peningkatan sebesar 0,03% dari 0,63% pada tahun 2011 menjadi 0,66% pada tahun Pada periode tahun ROA mengalami peningkatan sebesar (3,06%) dari -5,18% pada tahun 2012 menjadi -2,12% pada tahun 2012, pada periode yang sama current ratio juga mengalami peningkatan sebesar 0,03% dari 0,91 pada tahun 2012 menjadi 0,94 pada tahun 2013, pada periode yang sama debt ratio mengalami penurunan 0,01 % dari 0,66% pada tahun 2012 menjadi 0,65% pada tahun Pada periode tahun ROA mengalami 6
7 penurunan sebesar (0,39 %) dari -2,12% pada tahun 2013 menjadi -2,51% pada tahun 2014, pada periode yang sama current ratio mengalami penurunan sebesar 017% dari 0,94 pada tahun 2013 menjadi 0,77 pada tahun 2014, namun pada periode yang sama debt ratio mengalami penurunan sebesar 0,02% dari 0,65% pada tahun 2013 menjadi 0,63% pada tahun Perusahaan manufaktur dengan kode emiten BRPT yaitu PT. Barito Pasific Tbk, dapat dilihat pada tabel 1.1 ROA perusahaan dengan kode BRPT tersebut mengalami persentase yang berfluktuasi setiap tahunnya. Pada periode tahun ROA mengalami peningkatan sebesar (2,66%) dari -4,61% pada tahun 2010 menjadi -1,95% pada tahun 2011, pada periode yang sama current ratio mengalami peningkatan 0,54% dari 1,44 pada tahun 2010 menjadi 1,98 pada tahun 2011, pada periode yang sama debt ratio mengalami jumlah yang tetap sebesar 0,50%. Pada tahun ROA mengalami penurunan sebesar (3,88%) dari -1,95% pada tahun 2011 menjadi -5,83% pada tahun 2012, pada periode yang sama current ratio mengalami penurunan sebesar 0,46% dari 1,98 pada tahun 2011 menjadi 1,52 pada tahun 2012, namun pada periode yang sama debt ratio mengalami peningkatan sebesar 0,15% dari 0,50 pada tahun 2012 menjadi 0,65 pada tahun Pada tahun ROA mengalami peningkatan sebesar (4,42%) dari -5,83% pada tahun 2012 menjadi -1,41% pada tahun 2013, namun pada periode yang sama current ratio mengalami penurunan sebesar 0,18% dari 1,52 pada tahun 2012 menjadi 1,34 pada tahun 2013, pada periode yang sama debt ratio mengalami peningkatan sebesar 0,09% dari 0,65% pada tahun 2012 menjadi 7
8 0,74% pada tahun Pada tahun ROA perusahaan tersebut mengalami peningkatan sebesar 1,35% dari -1,41% pada tahun 2013 menjadi % pada tahun 2014, pada periode yang sama current ratio perusahaan tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,06% dari 1,34 pada tahun 2013 menjadi 1,40 pada tahun 2014, pada periode yang sama debt ratio perusahaan tersebut mengalami penurunan sebesar 0,03% dari 0,74% pada tahun 2013 menjadi 0,71% pada tahun Berdasarkan uraian diatas, dapat kita lihat bahwa kedua perusahaan manufaktur tersebut mengalami laba operasi negatif yang berfluktuasi selama beberapa tahun berturut turut. Meskipun Return on Asset (ROA) perusahan tersebut cenderung mengalami kenaikan, tetapi ROA perusahaan tersebut masih negatif, dimana ROA yang negatif merupakan tanda dari terkena financial distress (Luciana,2003). Selain itu, kinerja keuangan perusahaan yang baik ditunjukkan dengan penurunan debt ratio (Sugiono dan Untung, 2008:63), hal ini bertentangan dengan debt ratio yang cenderung mengalami peningkatan. Tabel 1.2 Perkembangan Laba Operasi Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun No. Kode Tahun Nama Perusahaan Emiten PT. Lotte Chemical 1. FPNI -228,032-99,630-89,941-83,485-55,614 Tbk PT. Barito Pasific 2. BRPT 131, ,806-1,416, ,565 69,803 Tbk Sumber: (data diolah) Berdasarkan Tabel 1.2, kita dapat melihat bahwa laba operasi PT. Lotte Chemical Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya. Sama halnya dengan PT 8
9 Barito Pasific Tbk, perusahaan ini juga mengalami laba operasi negatif yang cenderung turun. Laba operasi yang negatif merupakan ciri ciri perusahaan yang terkena financial distress (Sari, 2005). Banyak penelitian yang telah dilakukan dengan memanfaatkan rasio keuangan sebagai alat yang digunakan dalam memprediksi terjadinya financial distress pada perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Andre (2013) menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif dan signifikan dalam memprediksi financial distress, likuiditas tidak berpengaruh dalam memprediksi financial distress, leverage mempunyai pengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi financial distress pada perusahaan aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian yang dilakukan oleh Widhiari dan Merkusiwati (2015) menunjukkan bahwa rasio likuiditas, operating capacity dan sales growth berpengaruh negatif terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur. Sedangkan rasio leverage tidak berpengaruh terhadap financial distress. Dari penelitian diatas terdapat perbedaan hasil penelitian dimana pada penelitian yang dilakukan oleh Andre (2013) likuiditas tidak mempunyai pengaruh sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Widhiari dan Merkusiwati (2015) dikatakan bahwa likuiditas mampu mempegaruhi financial distress dengan arah negatif. Pada penelitian yang dilakukan oleh Andre (2013) juga dikatakan bahwa leverage mempunyai pengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi financial distress sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh 9
10 Widhiari dan Merkusiwati (2015) dikatakan bahwa rasio leverage tidak mampu mempengaruhi kemungkinan terjadinya financial distress. Berdasarkan pada fenomena-fenomena pada paparan diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian terkait kondisi financial distress dengan judul Analisis Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah profitabilitas, likuiditas dan leverage secara parsial dan simultan memiliki pengaruh dalam memprediksi financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisa Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage dalam memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 10
11 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan masukan atau saran dan juga sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan guna untuk memprediksi kondisi financial distress merupakan antisipasi dan sistem peringatan dini bagi manajemen perusahaan terhadap terjadinya kebangkrutan 2. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi peneliti untuk melihat dan lebih memahami dan juga membandingkan antara teori-teori dan literatur yang penulis dapatkan di bangku perkuliahan dengan fenomena yang ada di lapangan. Dengan demikian akan menambah pemahaman peneliti dalam bidang keuangan (financial), khususnya tentang faktor-faktor penyebab terjadinya financial distress. 3. Bagi Pihak Lain Di harapkan penelitian ini dapat menambah pemahaman dan memperluas pengetahuan mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya financial distress pada perusahaan bagi siapapun yang membaca penelitian ini, dan juga dapat menjadi bahan referensi dan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi penelitian lanjutan khususnya yang membahas mengenai penyebab terjadinya financial distress. 11
BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat suatu perusahaan mengalami financial distress (Wahyu, 2009 dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi kegiatan dan kinerja perusahaan, sehingga banyak perusahaan yang bangkrut terutama beberapa perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan,
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan, sehingga banyak sekali model financial distress perlu dikembangkan karena dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya. Namun, aktivitas investasi merupakan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan perbankan memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana merupakan elemen utama yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun Menurut Platt dan Platt (2002) menyebutkan financial distress
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Financial Distress merupakan suatu keadaan dimana perusahaan mengalami masalah kesulitan keuangan, banyak perusahaan di Indonesia yang mengalami Financial Distress
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan industri barang konsumsi adalah salah satu perusahaan yang ikut berperan dalam pasar modal. Perusahaan industri barang konsumsi merupakan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya industri diikuti dengan perkembangan kemajuan teknologi dan informasi di indonesia membuat setiap perusahaan yang ada bersaing untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana penundaan konsumsi masa sekarang dimaksudkan untuk konsumsi dimasa yang akan datang dan menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan kebijakan dalam menentukan penggunaan laba yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan iklim di dunia bisnis yang pesat dewasa ini, kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. Kondisi ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tujuan utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba (Sartono,2002).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan perkembangan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian pada bagian pengolahan data, pengujian hipotesis serta pembahasan dibagian sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perputaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar keuangan merupakan pasar yang menyediakan produk keuangan baik berupa aset fisik surat berharga atau valuta asing. Beberapa ahli menyebutkan bahwa, pasar keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Fianancial Distress (Kesulitan Keuangan) Kesulitan keuangan (Financial Distress) merupakan kondisi sebuah perusahaan dimana hasil operasi perusahaan tidak cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang disertai dengan teori-teori yang mendukung mengenai Pengaruh perputaran modal kerja (X 1
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman era globalisasi ini banyak perusahaan yang telah berdiri baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor manufaktur. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk menggambarkan situasi tersebut adalah kebangkrutan, kegagalan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Financial distress adalah suatu konsep luas yang terdiri dari beberapa situasi dimana perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan. Istilah umum untuk menggambarkan
Lebih terperinciMANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI
MANFAAT RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. kegagalan bisnis atau mengalami financial distress yang menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian di Indonesia masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan yang ditandai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu untuk tumbuh menjadi lebih besar sesuai dengan kebutuhan ekspansi yang akan dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini cukup pesat, maka dibutuhkan ketepatan dalam mengambil keputusan investasi. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam menjalankan usahanya, perusahaan memerlukan pendanaan. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu dari hutang. Pecking
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang ingin berkembang pasti membutuhkan dana yang besar untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini menyebabkan industri- industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non. Gambar 1.1. Pengeluaran per Kapita di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat memiliki kebutuhan pokok harian yang harus dipenuhi, yakni berupa konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non makanan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat menghasilkan laba dan juga mengalami kerugian dalam aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan ada dalam dua bentuk yaitu diinvestasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat persaingan antar perusahaan sejenis semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan perusahaan dalam menghadapi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik waktu dan kegiatan operasinya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan prospek pertumbuhan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Sedangkan laporan keuangan melaporkan posisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dividen Dividen menurut Riyanto (2008:265) adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut UU Negara Republik Indonesia No. 5 tahun 1984 pasal satu huruf dua menyatakan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari negara-negara berkembang, yang sekarang sedang mengalami perkembangan ekonomi dan industri yang cukup pesat. 1 Begitu banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor menginvestasikan dana bertujuan memaksimumkan kekayaannya yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha memaksimumkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi tidak lepas dari kondisi investasi disuatu negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian suatu negara tidak dapat terpisahkan dari dunia investasi yang dapat diukur dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (investor), yaitu capital gain dan dividend. Kebijakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui keputusan atau kebijakan investasi, keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk dijual.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan maka investor atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bangkrut, perbankan yang dilikuidasi dan meningkatnya jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak masalah yang dialami oleh bangsa Indonesia oleh karena krisis multidimensi yang melanda negeri ini. Yang termasuk menonjol adalah dalam aspek ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang disebabkan oleh kredit macet sektor perumahan, lalu membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat. Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi dibeberapa perusahaan melalui pembelian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Perusahaan yang mampu bersaing akan bertahan hidup,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini persaingan dunia usaha semakin kuat, ditambah dengan diberlakukannya ASEAN Free Trade Area (AFTA). Hal ini dapat berpengaruh dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan dan untuk memperoleh pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) dari investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan pendanaan dapat menentukan bagaimana suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya agar mampu sejalan dengan perkembangan yang sedang dihadapinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal pada negara tersebut.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penanaman investasi di pasar modal menjadi hal yang menarik bagi masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis perusahaan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Evanny Indri Hapsari (2012) Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur di BEI pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dan bisnis yang berkembang pesat seperti saat ini, perusahaan tidak hanya beroperasi untuk menghasilkan laba yang sebesarbesarnya tetapi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada prinsipnya pasar modal merupakan sarana bertemunya pihak yang memerlukan modal dengan pemilik modal, baik perorangan maupun kelompok dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk ekspor batubara, peringkat ke-2 untuk produksi timah, peringkat ke-2 untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambangan merupakan salah satu sumber daya alam potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber devisa untuk pembangunan nasional. Saat ini, Indonesia, menurut
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan akan dapat diketahui dari hasil analisis laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Hasil analisis laporan keuangan yang menunjukkan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan diperkuat dan dipercepat pelaksanaannya (http://www.tribunnews.com).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman mempunyai peran yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh perkembangan pasar modal yang ada di Indonesia, investor tertarik dengan saham yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).Secara umum, pemodal (investor) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan telah dilakakukan oleh: 1. T Mallikarjunappa dan Carmelita Goveas (2007) telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan perusahaan lain. Ketidakmampuan perusahaan dalam. mengantisipasi perkembangan global dengan memperkuat fundamental
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan yang semakin kuat membuat perusahaan dituntut untuk selalu memperkuat fundamental manajemen sehingga nantinya akan mampu bersaing dengan perusahaan lain.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi nasional. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pertambangan dan jasa pertambangan merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajernen,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan mernenuhi kewajiban-kewajiban keuangan jangka pendek atau yang harus segera dibayar. Masalah likuiditas merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi di Eropa diperediksi mengalami puncaknya pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang terjadi di Eropa diperediksi mengalami puncaknya pada tahun 2013. Ancaman krisis tersebut masih membayangi perkembangan Indonesia sebagai
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai
BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stakeholders maupun calon investor dalam mengetahui seberapa besar potensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Anthony dan Govindarajan (2008:175), perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit
Lebih terperinciRepositori STIE Ekuitas
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-05 Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Rasio Leverage Terhadap Tingkat Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu memaksimalkan nilai, atau harga saham perusahaan. Keberhasilan atau kegagalan keputusan manajemen hanya dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Financial Distress. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan. Financial distress terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan, perkembangan industri yang pesar membawa implikasi pada persaingan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1_Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Untuk dapat menarik kesimpulan kondisi suatu perusahaan atas dasar laporan keuangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini berbagai aspek kehidupan mengalami perkembangan dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apalagi jika perusahaan tersebut sampai menutup usahanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam sebuah perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan, apabila dibiarkan berlarut-larut akan mengakibatkan terjadinya kebangkrutan. Beberapa perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya era perdagangan bebas atau globalisasi. Dalam menghadapi era perdagangan bebas tersebut,
Lebih terperinci