BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memberikan penjelasan mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Adapun teori yang digunakan diantaranya perilaku konsumen, konsep produk, perancangan dan pengembangan produk, serta teknik-teknik yang digunakan untuk pengumpulan dan pengolahan data. 2.1 PERILAKU KONSUMEN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Dalam menajemen pemasaran terdapat dua hal yang sangat mendasar yaitu kebutuhan (need) dan keinginan (want) (William J. Stanton dalam Anwar P. Mangkunegara,2002). Berikut adalah penjelasan dari kebutuhan dan keinginan konsumen 1. Kebutuhan Kebutuhan adalah hal-hal mendasar yang dibutuhkan oleh makhluk hidupuntuk melangsungkan kehidupannya. Makhluk hidup membutuhkan air, udara dan lain-lain untuk melanjutkan kehidupannya. 2. Keinginan Keinginan adalah pernyataan manusia tehadap kebutuhan-kebutuhannya yang dipertajam oleh budaya dan kepribadiannya. Perbedaannya dengan kebutuhan adalah terletak pada hal-hal yang dipilih sesorang untuk melangsungkan kehidupannya. Minum adalah kebutuhan, sedangkan air putih adalah keinginan. Semakin berkembangnya zaman maka semakin berkembang juga kebutuhan, sehingga II-1

2 II-2 keinginan masyarakat semakin beragam dan bervariasi. Masyarakat yang mempunyai daya beli tinggi cenderung mempunyai variasi yang lebih luas. Adapun faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu : - Kebudayaan - Sosial - Pribadi - Psikologis 2.2 METODA IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KONSUMEN Metoda identifikasi kebutuhan konsumen yang biasa digunakan dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut : 1. Survei atau riset pasar 2. Wawancara secara grup 3. Wawancara perorangan 4. Observasi Masing-masing dari metode yang digunakan akan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk survei atau riset pasar mempunyai keunggulan mampu mengumpulkan suara konsumen dalam jumlah yang banyak dengan usaha yang relatif ringan, tetapi mempunyai kelemahan bahwa data yang dikumpulkan tidak secara langsung menggambarkan kebutuhan konsumen sebab para konsumen hanya diperintahkan untuk menjawab pertanyaan atas variabel-variabel yang telah disediakan. Wawancara baik secara grup ataupun perorangan akan lebih banyak membutuhkan tenaga, waktu dan biaya dibandingkan dengan survei pasar. Tetapi perancang dapat dengan bebas mengetahui lebih jauh kebutuhan konsumen. Wawancara secara perorangan ini dapat dianggap mencukupi dalam arti cukup mampu menggambarkan kebutuhan konsumen sampai sekitar 90% adalah sebnyak 30 wawancara. Ini didasarkan pada penelitian untuk suatu produk picnic coolers oleh Griffin dan Heuser (Ulrich & Eppinger, 2001). Wawancara secara grup lebih diutamakan karena kedinamisan grup akan membantu mengidentifikasi lebih banyak kebutuhan konsumen.

3 II-3 Observasi adalah merupakan metode yang cocok digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang tidak terkatakan. Metode ini juga membantu mengetahui motivasi konsumen dibalik pernyataan kebutuhannya. 2.3 KONSEP SAMPLING Pengertian Beberapa Istilah Untuk memahami konsep sampling, terlebih dahulu harus memahami pengertian dari istilah-istilah pokok yang banyak digunakan dalam riset pemasaran, yakni populasi, elemen, kerangka populasi, sampel, subyek, parameter, estimate, sampling error, non sampling error, akurasi dan tingkat kepercayaan (Weiers,1995). Populasi Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, peristiwa atau hal-hal lain yang ingin diteliti oleh peneliti. Pendefinisian populasi ditentukan oleh tujuan penelitian. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan. Elemen Elemen adalah sebuah anggota tunggal atau unsur individu dari suatu populasi. Sampel Sampel adalah himpunan bagian dari populasi. Sampel terdiri dari beberapa anggota yang dipilih dari populasi yang bersangkutan. Dengan kata lain beberapa tetapi tidak semua elemen akan membentuk sampel dari populasi yang bersangkutan. Dengan mempelajari sampel, peneliti diharapkan dapat mengambil suatu kesimpulan yang dapat digeneralisasikan mengenai keseluruhan elemen populasi. Parameter Parameter adalah karakteristik populasi yang ingin diteliti dalam penelitian. Nilai parameter yang sebenarnya tidak dapat diketahui karena besaran ini hanya dapat diketahui jika semua unsur populasi diteliti. Estimate Estimate adalah pengukuran atau statistik yang dihasilkan dari penelitian terhadap sampel yang diambil dari populasi diteliti.

4 II-4 Sampling error Sampling error adalah kesalahan yang dihasilkan karena sampel yang dipilih bukan merupakan reperesentasi yang baik dari populasi. Oleh sebab peneliti hanya meneliti sebagian dari populasi dan berusaha menggeneralisasikan hasil penelitian dari sampel kepopulasi maka sampling error muncul dalam suatu penelitian yang menggunakan teknik sampling dalam mengumpulkan data-datanya. Non-Sampling error Non-Sampling error adalah kesalahan yang disebabkan sumber informasi. Nonsampling error terdiri dari : - Response error Response error adalah kesalahan yang disebabkan responden memberikan jawaban yang tidak akurat, jawaban responden yang dicatat secara keliru atau jawaban yang dianalisis secara keliru. - Non Response error Non Response error adalah kesalahan yang disebabkan adanya beberapa responden yang termasuk sampel tetapi tidak dapat merespon penelitian karena mereka menolak atau sedang tidak ada ditempat. Akurasi Akurasi mencerminkan seberapa dekat estimasi yang diperoleh peneliti dari sampel terhadap nilai parameter yang sebenarnya. Tingkat kepercayaan Tingkat kepercayaan berkaitan dengan seberapa besar tingkat keyakinan peneliti bahwa estimasi yang diperoleh dari analisis sampel dekat dengan nilai parameter yang sebenarnya Teknik-Teknik Sampling Teknik-teknik sampling dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar (Weiers,1995), yakni probability sampling dan nonprobability sampling. Perbedaan

5 II-5 kedua kelompok ini pada peluang elemen populasi untuk dipilih menjadi objek dalam sampel. Pada probability sampling, tiap populasi memilki elemen yang diketahui untuk dipilih sebagai subyek dalam sampel. Sebaliknya pada non-probability sampling, peluang elemen populasi untuk dipilih menjadi subyek sampel tidak diketahui. Gambar 2.1 menunjukkan hubungan antara populasi dengan sampel. Proses Sampling Sampel Populasi Statistik Parameter ( x,s ) ( µ,σ ) Proses Estimasi Gambar 2.1 Hubungan Antara Populasi Dengan Sampel Teknik-teknik sampling dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu probability sampling dan non-probability sampling (Winardi, 1991). Perbedaan kedua kelompok tersebut terletak pada peluang elemen populasi untuk dipilih menjadi subjek dalam sampel. Teknik-teknik sampling tersebut adalah sebagai berikut: 1) Probability Sampling Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, cluster sampling (sampling area). a. Simple Random Sampling

6 II-6 Dikatakan Simple random sampling karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. b. Stratified Random Sampling Stratified random sampling dipilih jika terdapat subgrup-subgrup elemen yang mempunyai parameter subgrup yang berbeda-beda. Teknik ini diawali dengan menyusun stratifikasi kelompok elemen lalu memilih elemen dari setiap stratum secara acak. c. Cluster Sampling Cluster sampling merupakan kebalikan dari stratified random sampling. Teknik ini dipilih jika terdapat asumsi bahwa sifat elemen dalam satu cluster tertentu cenderung homogen sedangkan pada cluster yang lain cenderung heterogen. Cluster sampling mula-mula dilakukan dengan membagi populasi kedalam beberapa cluster kemudian memilih cluster secara acak dan selanjutnya menganalisis semua subjek dalam cluster tersebut. d. Area Sampling Area sampling dilakukan jika penelitian yang dilakukan berkaitan dengan populasi berada dalam wilayah-wilayah geografis yang dapat diidentifikasikan dengan jelas. e. Double Sampling Double sampling dilakukan dengan mengambil sejumlah elemen populasi sebagai subjek pendahuluan, selanjutnya di kemudian waktu sebagian dari sampel pendahuluan ini diteliti kembali secara rinci. 2) Non-Probability Sampling Pada non-probability sampling, peluang atau probabilitas elemen populasi untuk dipilih menjadi subjek sampel tidak diketahui. Teknik ini dibagi atas dua kategori yaitu convenience sampling dan purposive sampling. a. Convenience Sampling

7 II-7 Convenience sampling meliputi pengumpulan data dari anggota populasi yang bersedia untuk memberikan informasi yang dibutuhkan atau dengan kata lain, anggota populasi yang paling mudah diperoleh dipilih sebagai subjek sampel. Keunggulan dari teknik ini adalah mudah, cepat dan tidak membutuhkan biaya yang besar. b. Purposive Sampling Pada purposive sampling, informasi diperoleh dari target yang spesifik, yaitu orang-orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan atau karena hanya orang-orang tersebut yang mampu memberikan informasi yang dibutuhkan atau karena mereka sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Purposive sampling dibagi menjadi dua jenis utama yaitu judgement sampling dan quota sampling. 2.4 Skala Karena perilaku merupakan variabel yang kualitatif, maka pengukurannya memerlukan penyekalaan (scaling) untuk mengurangi subjektifitas responden. Beberapa skala yang biasa digunakan adalah sebagai berikut (Freddy Rangkuti, 1997): 1. Skala Likert Skala Likert, yang juga disebut summated-ratings scale, merupakan teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran. Skala ini memungkinkan responden untuk mengekspresikan intensitas perasaan mereka. Pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan tertutup. Pilihan dibuat berjenjang, mulai dari intensitas paling rendah hingga paling tinggi. Contoh dari skala Likert dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Contoh Skala Likert Skala Keterangan 1 Sangat tidak puas 2 Tidak puas 3 Kurang puas 4 Cukup puas 5 Puas 6 Sangat puas

8 II-8 2. Skala Diferensi Semantik (Semantic-Differential Scale) Skala diferensi semantik berisikan sifat-sifat bipolar (dua kutub) yang berlawanan, lalu responden dapat mengecek poin yang mewakili reaksinya terhadap objek sikap. Reaksi dapat dikatagori kedalam tiga dimensi dasar, yaitu : - Dimensi evaluasi, diwakili oleh pasangan-pasangan adjective (kata sifat), misalnya : baik-buruk, manis-pahit dan lain-lain. - Dimensi potensi, misalnya : kuat-lemah, penuh-kosong, tinggi-rendah dan lainlain. - Dimensi aktifitas, misalnya : cepat-lambat, tenang-ribut, tepat-menyimpang dan lain-lain. 3. Skala Numerik (Numerical Scale) Skala ini merupakan variasi skala semantic differential. Skala ini juga menggunakan dua kutub ekstrim, akan tetapi diantara keduanya diberikan angka-angka pilihanpilihan. 4. Skala Stapel (Staple Scale) Skala stapel merupakan modifikasi skala diferensial semantik. Perbedaannya adalah : - Adjektive atau frase deskriptif ditempatkan pada satu kutub (tidak bipolar). - Poin-poin pada skala diberi angka. - Pada umumnya terdiri dari sepuluh posisi skala. 5. Skala Grafis (Graphic-Rating Scale) Pada saat menggunakan skala ini responden mengindikasikan intensitas reaksi mereka dengan menandai poin yang cocok pada garis yang mengujungkan dua poin ekstrim yang berbeda. Posisi garisnya bisa vertikal maupun horisontal. 6. Itemized-Rating Scale Skala ini serupa dengan skala peringkat grafis. Bedanya, untuk itemized-rating scale pilihan yang tersedia lebih sedikit karena nasing-masing skala diberikan penjelasan verbal. 7. Skala Peringkat Komparatif (Comparative-Rating Scale) Dalam skala tingkat komparatif, responden yang ditanya mempertimbangkan setiap atribut secara relatif dengan atribut lain. Salah satu jenis skala ini adalah skala jumlah

9 II-9 tetap (Constant-Sum Scaling). Pada skala ini responden diintruksikan untuk membagi suatu jumlah (misalnya 100) ke dalam beberapa atribut. Setiap atribut akan memperoleh angka sesuai dengan tingkat kepentingan masing-masing. Keuntungan dari skala ini adalah responden tidak terpengaruh oleh efek halo, yaitu efek melebihlebihkan respon positif atau mengurang-ngurangkan respon negatif karena perasaan sungkan pada peneliti atau objek yang diteliti. Akan tetapi skala ini cukup menyulitkan responden, terutama jika jumlah atributnya banyak. 2.5 METODE PENGUJIAN KUESIONER Kuesioner yang telah disusun segera disebarkan untuk melakukan uji awal kuesioner. Uji ini untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat perlu direvisi atau tidak. Sehingga kuesioner yang digunakan sebagai sumber data nantinya akan memiliki reliabilitas dan validitas yang baik. Setelah memiliki reliabilitas dan validitas yang baik maka terdapat syarat lain agar dapat dijadikan sebagai sumber data yaitu kecukupan sampel Uji Validitas Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur koefien (Singarimbun dalam Suliyanto, 1989). Cara pengujiannya adalah dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan. Persamaan teknik korelasi product moment adalah sebagai berikut: ( X iyi ) ( X i. Yi ) i ( X i ). N. Yi N r = {. }{ ( (2.1) N X Y ) } 2 i keterangan : N = jumlah responden X = skor pertanyaan Y = skor total pertanyaan

10 II-10 Suatu pertanyaan akan dinyatakan valid apabila angka korelasi pertanyaan tersebut lebih besar dan pada angka kritik pada tabel korelasi Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang konsisten (Suliyanto, 2005). Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Nilai reliabilitas berkisar antara 0,00 1,00 akan tetapi nilai realibilitas yang dapat diterima adalah lebih besar dari 0,6. Uji Realibilitas yang digunakan adalah menggunakan koefisien keandalan alpha cronbach. Pada penelitian ini uji reliabilitas alpha cronbach menggunakan perangkat lunak SPSS Adapun rumus alpha cronbach dapat dilihat pada halaman berikutnya. 2 k S 1 α = 1 2 ( k 1) St Keterangan : α : Koefisien keandalan alat ukur k : Banyaknya item S 2 i : Jumlah varians item (2.2) 2 S t : Variansi total Persamaan matematis untuk variansi total dan varians item adalah : S 2 2 X ( X ) 2 i i i 2 = (2.3) n n 2 JK i JK St = n n Keterangan : s 2 JK i : Jumlah kuadrat seluruh skor item

11 II-11 JK s : Jumlah kuadrat subyek n : Jumlah reponden Koefisien alat ukur (α) menyatakan tingkat konsistensi jawaban responden. Nilai α berkisar antara 0 s/d 1. Nilai yang mendekati angka satu akan semakin baik. 2.6 KUALITAS PRODUK Posisi perusahaan dimata konsumen sangat ditentukan oleh kualits produk. Oleh sebab itu konsep kualitas harus dimengerti secara tepat oleh perusahaan. Kualitas adalah kemampuan produk dalam melakukan fungsinya selama jangka waktu penggunaan tertentu yang telah ditetapkan (Crawford, 1987). Kualitas adalah karakteristik total suatu entitas yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Secara umum kualitas dapat diartikan sebagai kemampuan produk dalam melaksanakan fungsinya sesuai kebutuhan konsumen. Tujuan akhir dilakukannya penjagaan kualitas produk adalah untuk mencapai kepuasan konsumen. Dengan mampu memenuhi kepuasan konsumen secara maksimal maka produk yang kita ciptakan akan dapat terlihat unggul dimata konsumen. Dalam sejarah perkembangan kualitas, dimana yang terakhir menghasilkan konsep Total Quality Control (TQC), maka tanggung jawab terhadap kualitas dibebankan kepada seluruh departemen. Sejak departemen hulu yang mengurusi tentang desain produk sampai departemen hilir yang berhubungan dengan konsumen secara langsung akan bertanggung jawab terhadap kulaitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan. 2.7 DIMENSI KUALITAS PRODUK Untuk dapat menciptakan produk yang unggul, tentunya harus dikenal dimensi apa saja yang mendasari kualitas suatu produk. Untuk mempermudah analisis strategis tentang konsep kualitas suatu produk, maka dikembangkan delapan dimensi kualitas (Garvin,1988). Sebuah produk dapat mempunyai peringkat yang tinggi dalam salah satu dimensi kualitas namun juga mempunyai tingkat yang rendah untuk salah satu dimensi kualitas yang lain. Ini dimungkinkan karena perbaikan dari salah satu dimensi kualitas

12 II-12 memerlukan pengorbanan dimensi kualitas yang lain. Gejala-gejala seperti ini yang perlu diwaspadai. Delapan dimensi kuliatas produk yang dikembangkan oleh Garvin tersebut terdiri dari : 1. Performance Berhubungan dengan karakteristik/fungsionalitas operasi dari sebuah fungsi utama suatu produk. 2. Features Berhubungan dengan segala karakteristik yang mendukung fungsi utama/fungsi dasar dari sebuah produk. Termasuk didalamnya biasanya adalah fasilitas/atribut tambahan dari suatu produk. 3. Reliability Merefleksikan probabilitas dari sebuah produk akan mengalami kegagalan atau ketidakberfungsian sebagaimana mestinya dalam periode waktu tertentu. Parameter dari reliabilitas yang biasa digunakan adalah mean time to first failure, mean time between failure dan juga failure rate per unit time. 4. Conformance Menyatakan derajat kecocokan antara product s design dan karakter operasinya dengan spesifikasi atau standar yang telah terbentuk. 5. Durability Merupakan alat ukur dari suatu product life atau dengan kata lain menyatakan daya tahan pakai dari produk tersebut. 6. Serviceability Termasuk didalamnya adalah kemampuan, kecepatan dan kemudahan dalam perbaikan (repair). Salah satu pengukuran yang dapat dilakukan adalah responsiveness, yaitu dengan mengukur mean time to repair. 7. Aesthetics

13 II-13 Merupakan dimensi kualitas yang paling subjektif selain perceived quality. Dimensi kualitas ini berhubungan dengan bagaimana tampilan atau cita rasa dari produk tersebut, dimana jelas merupakan refleksi dari preferensi individu. 8. Perceived Quality Merupakan dimensi kualitas produk yang menggambarkan reputasinya dimata konsumen. Repuitasi sebuah produk dipengaruhi oleh image, iklan(advertising) dan juga merk (brand names) 2.8 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK Pada dasarnya perancangan dan pengembangan produk memberikan gambaran mengenai rencana geometri, material dan teknik pembuatan suatu produk. Adapun proses perancangan dan pengembangan produk yang dilakukan harus melalui beberapa tahap sehingga menghasilkan produk yang bermanfaat. Proses tersebut adalah (Ulrich & Epinger, 2001) : 1. Identifikasi kebutuhan pelanggan Proses identifikasi kebutuhan pelanggan didapat dari matriks House of Quality yang telah dilakukan ditahap sebelumnya. Dari proses ini akan diketahui bagaimana kebutuhan pelanggan terhadap produk sehingga akan menjadi input yang berharga untuk perancangan dan pengembangan produk. 2. Spesifikasi Produk. Kebutuhan pelanggan biasanya diekspresikan sebagai bahasa konsumen. Untuk menyediakan tuntutan yang spesifik mengenai bagaimana mendesain dan membuat sebuah produk, maka ditetapkan serangkaian spesifikasi. Dalam spesifikasi ini akan menjelaskan detail-detail mengenai hal-hal yang harus dilakukan produk agar bisa mencapai kesuksesan komersial. Spesifikasi ini harus mencerminkan kebutuhan pelanggan, membedakannya dari produk pesaing dan secara teknis maupun ekonomis dapat direalisasikan. 3. Penyaringan konsep rancangan produk. Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja dan bentuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana memuaskan kebutuhan pelanggan. Sebuah konsep biasanya

14 II-14 diekspresikan dalam sketsa atau model tiga dimensi yang disertai uraian gambar. Sebuah produk dapat memuaskan pelanggan dan sukses dipasaran. Bergantung pada nilai-nilai yang tinggi untuk ukuran kualitas yang mendasari konsep. Penyusunan konsep dimulai dari serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target yang diakhiri dengan terciptanya berbagai konsep produk pilihan akhir. Hasil dari penyaringan konsep rancangan produk adalah beberapa alternative produk yang dihasilkan. Berbentuk desain produk sehingga dapat digambarkan secara jelas pengaplikasiannya dalam bentuk yang sesuai keinginan konsumen. 4. Seleksi konsep rancangan produk Seleksi konsep rancangan produk merupakan proses menilai konsep dengan memperhatikan kabutuhan pelanggan dan criteria lain. Membandingkan kakuatan dan kelemahan relatif dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan dan pengembangan. Ada dua tahapan yang dilakukan diseleksi konsep yaitu : Penyaringan konsep Proses evaluasi masih berupa perkiraan yang ditujukan untuk mempersempit alternatif. Penilaian konsep Analisis konsep yang ada untuk memilih salah satu konsep yang memungkinkan untuk membawa kesuksesan pada suatu produk. Tujuan tahap ini adalah mempermpit jumlah konsep secara tepat dan memperbaikinya sehingga didapat satu atau lebih pilihan konsep. 2.9 QUALITY FUNCTION DEVELOPMENT (QFD) Definisi Quality Function Development QFD sebenarnya merupakan suatu jalan bagi perusahaan unuk berusaha mengidentifikasikan dan memenuhi kebutuhan sert keinginan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya. Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi Quality Function Development menurut pakar. a. QFD adalah metodologi yang terstruktur yang digunakan dalam proses perancangan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan

15 II-15 konsumen, serta mengevaluasi secara sistematis produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Cohen, 1995). b. QFD merupakan metodologi untuk menerjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen kedalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknis dan karakteristik kualitas tertentu (Akao, 1990). Dengan menggunakan metodologi QFD dalam proses perancangna dan pengembangan produk akan merupakan suatu nilai tambah bagi perusahaan. Sebab perusahaan akan mempunyai keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan konsumen. Manfaat Quality Function Development (QFD) Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan QFD dalam proses perancangan produk adalah : a. Meningkatkan kehandalan produk b. Meningkatkan kualitas produk c. Menigkatkan kepuasan konsumen d. Memperpendek time to market e. Mereduksi biasa perancangan f. Meningkatkan komunikasi g. Meningkatkan produktivitas h. Meningkatkan keuntungan perusahaan Rumah Kualitas (HOQ) Rumah kualitas atau biasa disebut House of Quality merupakan matriks perencanaan produk. Matriks ini merupakan matriks pertama dalam penerapan metodologi QFD. Secara garis besar matriks ini adalah upaya untuk mengkonversi suara-suara konsumen secara langsung terhadap karakteristik teknis atau spesifikasi teknis dari produk atau jasa yang dihasilkan. Perusahaan akan berusaha mencapai karakteristik yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dengan sebelumnya melakukan benchmarking

16 II-16 terhadap produk-produk pesaing. Benchmarking dilakukan untuk mengetahui posisiposisi relatif produk yang ada dipasaran yang merupakan kompetitor. Struktur dapat dilihat pada gambar 2.2. E Korelasi Karakteristik Teknis C Karakteristik Teknis A Kebutuhan Konsumen D Hubungan (Dampak dari karakteristik teknis terhadap kebutuhan konsumen) B Matriks Perencanaan (Tingkat Preferensi dan Persepsi) F Matriks Teknikal (Karakteristik Teknis, Prioritas, Benchmark karakteristik teknis, Target) Gambar 2.2 Rumah Kualiatas (House of Quality) Keterangan dari matriks tersebut adalah : 1. Bagian A : Kebutuhan Konsumen Berisikan daftar kebutuhan dan keinginan konsumen. Suara konsumen ini akan menjadi input dalam proses QFD selanjutnya. 2. Bagian B : Matriks Perencanaan Bagian yang berisi tiga jenis informasi : a. Tingkat kepentingan dari tiap kebutuhan & keinginan konsumen b. Data tingkat kepuasan konsumen terhadap produk-produk yang dibandingkan.

17 II-17 c. Tujuan stratrgis untuk produk atau jasa baru yang akan dikembangkan 3. Bagian C : Karakteristik Teknis Berisikan karakteristik teknis produk atau jasa baru yang akan dikembangkan. Data karakteristik teknis ini akan diturunkan berdasarkan suara konsumen yang telah diperoleh pada bagian A. 4. Bagian D : Hubungan Berisikan hubungan antara karakteristik teknis dari produk atau jasa yang dikembangkan (bagian C) dengan suara konsumen (bagian A) yang mempengaruhinya. 5. Bagian E : Korelasi Karakteristik Teknis Berisikan 3 macam jenis data, yaitu : a. Tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis. b. Technical benchmarking dari produk-produk yang dibandingkan. c. Target kinerja karakteristik teknis dari produk yang dikembangkan. Hasil dari House of Quality adalah nilai target untuk karakteristik teknis (target spesifikasi). Hierarki Matriks QFD Dengan menggunakan metodologi QFD dalam proses perancangan produk, maka akan dikenal empat jenis tahapan matriks, yaitu : 1. Matriks perencanaan produk (House of Quality) 2. Matriks perencanaan komponen (Part Deployment) 3. Matriks perencanaan proses (Process Planning) 4. Matriks perencanaan (Production Planning) Apabila digambarkan kedalam bagan maka keempat hubungan matriks diatas terlihat seperti Gambar 2.3.

18 II-18 Gambar 2.3 Tahapan Perancangan Produk Dengan QFD Perancangan HOQ Proses perancangan house of quality (HOQ) didasarkan pada 9 langkah utama, adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Melakukan Identifikasi Terhadap Semua Kebutuhan Dan Keinginan Konsumen Terhadap Produk Kebutuhan dan keinginan konsumen merupakan input utama dari pengembangan produk. Dari kebutuhan konsumen ini nantinya akan diterjemahkan menjadi karakteristik teknis (technical response) pada perancangan HOQ. 2. Mengidentifikasi Tingkat Kepentingan Konsumen Pengidentifikasian tingkat kepentingan konsumen menunjukkan sejauh mana atributatribut/costumer needs itu dianggap penting bagi konsumen. Tingkat kepentingan konsumen merupakan importance to costumer yang akan menjadi bagian pada planning matrix. 3. Membuat Matriks Perencanaan Matriks perencanaan/planning matrix adalah suatu alat untuk memprioritaskan atribut kebutuhan konsumen dalam proses perancangan dan pengembangan produk. Planning matrix terdiri atas 7 bagian, yaitu : a. Importance to Costumer, yang merupakan tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut. b. Current Satisfaction Performance, yang merupakan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk perusahaan pengembang.

19 II-19 c. Competitive Satisfaction Performance, yang merupakan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk pesaing perusahaan pengembang. d. Goal, yang merupakan target dari perusahaan yang bersangkutan berdasarkan data-data sebelumnya. e. Improvement Ratio, yang merupakan tingkat perbaikan terhadap produk. f. Sales Point, yang merupakan informasi karakteristik costumer need kebutuhan konsumen untuk dapat dijual atau diperlihatkan kelebihannya pada konsumen. g. Raw Weight dan Normalized Raw Weight, yang menggambarkan perbaikanperbaikan yang akan dipentingkan dalam perancangan dan pengembangan produk. 4. Menentukan Karakterisitik Teknis Sebagai Penerjemahan Dari Kebutuhan Konsumen Karakteristik teknis adalah bagaimana memenuhi kebutuhan konsumen. Penetapan karakteristik teknis disini bertujuan untuk mengubah kebutuhan konsumen kedalam bahasa fabrikasi (teknik). Hal ini dimaksudkan agar keinginan konsumen yang bersifat kualitatif bisa diubah menjadi sesuatu yang bersifat kuantitatif dan dapat terukur. 5. Mengkorelasikan Atribut Dengan Karakterisiti Teknis Korelasi atau hubungan dibentuk berdasarkan hubungan antara kebutuhan konsumen (costumer needs) dengan karakteristik teknis (technical response). Dalam perhitungannya nilai hubungan antara kebutuhan konsumen terhadap karakteristik teknis didefinisikan kedalam bobot/nilai dan simbol penilaian tingkat hubungan. 6. Mengkorelasikan Karakterisitik Teknis Dengan Karakteristik Teknis Lainnya Korelasi teknik menunjukkan interaksi antar karakteristik teknis. Tiap-tiap karakteristik teknis dibandingkan satu dengan karakteristik teknis lainnya. Bentuk dari korelasi teknik berupa matriks yang menyerupai atap sehingga disebut juga roof matrix

20 II Menghitung Nilai Dari Korelasi Atribut Penghitungan nilai dari korelasi atribut didasarkan atas nilai simbol yang berlaku dengan normalized raw weight. Hasil perhitungan ini nantinya akan menjadi kontribusi yang akan menjadi dasar pada penentuan prioritas. 8. Menentukan Prioritas Prioritas dalam HOQ merupakan urutan hal-hal yang paling dipentingkan dalam melakukan pengembangan produk. Prioritas didapat dari pengurutan normalized contribution dari yang terbesar hingga yang terkecil. 9. Menentukan Target Perusahaan Penentuan target spesifikasi teknis adalah tahap penting dalam proses pengembangan produk dan jasa. Tahap ini akan menentukan aktivitas pengembangan produk selanjutunya. Dengan menggunakan QFD, penentuan target berkaitan erat dengan kebutuhan konsumen, performansi kompetitor serta performansi perusahaan saat ini. Cara yang umumnya digunkaan dalam penentuan target spesifikasiteknis ini adalah Perbandingan dengan Kompetitor (Cohen, 1995).

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pengumpulan dan pengolahan data, serta pengertian QFD dan HOQ. organisasi yang ditetapkan. ( James A.F.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk pengumpulan dan pengolahan data, serta pengertian QFD dan HOQ. organisasi yang ditetapkan. ( James A.F. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memberikan penjelasan mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Adapun teori yang digunakan diantaranya manajemen, manajemen operasi, perilaku konsumen, kualitas

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Flow Chart Metodologi Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematis dengan serangkaian proses yang dilakukan secara terstruktur. Setiap tahapan proses tersebut akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu di buat alur penelitian adapun alur penelitian dapat dilihat dari flow chart berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perpustakaan Terintegrasi (PTUKM) merupakan pengintegrasian dari perpustakaan terdistribusi yang sebelumnya dimiliki oleh fakultas-fakultas yang terdapat di (UKM). Pengintegrasian ini dilakukan

Lebih terperinci

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Definisi QFD QFD adalah suatu metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menentapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia 69 3. METODE PENELITIAN Untuk menyelesaikan permasalahan, maka perlu disusun langkah-langkah penyelesaian masalah sebagai berikut : Keterangan flowchart : 1. Survey Pendahuluan Studi litaratur dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti harus mengetahui terlebih dahulu bentuk penelitian yang dilakukan karena berkatian dengan prosedur, alat pengukuran dan desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek penelitian Obyek penelitian yang diamati adalah sasaran yang menjadi sumber informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai 45 tahun yang digunakan untuk aktivitas harian selain bekerja dan kuliah. Aktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Bundling Product bundling adalah strategi penjualan yang diterapkan di pemasaran. Product bundling mempunyai tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dalam berbagai macam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Tri Juwita N. 1) dan Moses L. Singgih 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Oleh: Hot Pangihutan Sianturi NRP: 9108.201.416

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yakni suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai tahapan penelitian serta penentuan variabel. Diharapkan bab ini akan memberikan gambaran bagaimana penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono (008:14) Pendekatan kuantitatif adalah: Sebuah pendekatan berdasarkan

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501)

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501) DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501) TOPIK 4: QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN DI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS TRAINING UNTUK PELANGGAN PT INKA DENGAN PENDEKATAN METODE AHP DAN QFD

PENINGKATAN KUALITAS TRAINING UNTUK PELANGGAN PT INKA DENGAN PENDEKATAN METODE AHP DAN QFD PENINGKATAN KUALITAS TRAINING UNTUK PELANGGAN PT INKA DENGAN PENDEKATAN METODE AHP DAN QFD Didik Hendriatna*), Suparno Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 22 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan Produk Pengembangan produk adalah rangkaian proses yang diawali dengan analisis persepsi dan peluang pasar dan sebagai tahap akhirnya adalah produksi, penjualan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Tri Juwita Nurcahyawening NRP 9113201301 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Moses L. Singgih,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di Unit Operasi Hydrocracking Complex (HCC) di PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Jalan Yos Sudarso No 1 Balikpapan, Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dasar Perencanaan dan Pengembangan Produk Proses perancangan dan pengembangan produk adalah urutan langkahlangkah atau kegiatan-kegiatan dimana suatu perusahaan berusaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Kantin SLU Madani adalah kantin milik Badan Layanan (BLU) UIN Suska Riau. Kantin ini didirikan pada tahun 20. Kantin SLU Madani ini adalah salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survey verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa : Penelitian survey yaitu suatu

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Hilda Harijono dan Bobby Oedy P. Soepangkat Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja 20 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai tujuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO

Lebih terperinci

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD (Studi kasus di Shop And Drive Astra Otoparts CV. Fastlube Mas ) SKRIPSI Diajukan Oleh : FRIDA SANDIA PUSPITA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. a. Kuesioner, yang merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan responden

METODE PENELITIAN. a. Kuesioner, yang merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan responden III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data a. Kuesioner, yang merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan responden dimana para responden diharapkan untuk memberikan jawaban dari sejumlah pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan gambaran penelitian secara keseluruhan sehingga diketahui proses, metode dan hasil yang diperoleh dalam penelitian. Terlihat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Seiring dengan krisis ekonomi yang menimpa Indonesia saat ini, terjadi banyak sekali perkembangan di segala aspek di dalam negeri salah satunya adalah perkembangan di dunia bisnis terutama bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu: pendekatan kualitatif yang berupa eksploratif dan pendekatan kuantitatifyang berupa deskriptif.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisis data kuantitatif dengan menggunakan pendekatan kolerasional. dengan pendekatan korelasional adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisis data kuantitatif dengan menggunakan pendekatan kolerasional. dengan pendekatan korelasional adalah BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi Terdapat banyak macam metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan dan Pengembangan Konsep Produk 2.1.1 Desain Adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, dan menyusun suatu sistem (fisik/ nonfisik) yang optimum

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL Saufik Luthfianto, Siswiyanti Teknik Industri Universitas Pancasakti Tegal Email : saufik34@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran KOGUPE SMAN 46 Jakarta merupakan koperasi konsumen di kawasan Jakarta Selatan yang bergerak di bidang usaha pertokoan dan simpan pinjam. Dalam upaya memenuhi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis elemen-elemen brand equity (ekuitas merek), yaitu brand awareness (kesadaran merek), brand association

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 ANALISIS KUALITAS LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL), MODEL KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi Kasus: Restoran X Lokasi Surabaya) Soca Waskitha 1) dan Suparno 2)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Development Product Development adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari menangkap keinginan dari pasar dan diakhiri dengan memproduksi, dan menjual produk. Tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta. BAB III METODE PENELITIAN A.Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan yaitu dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2016. Adapun tempat yang dijadikan objek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI...

BAB 2 LANDASAN TEORI... iii ABSTRAK Saat ini lembaga pendidikan bukan hanya sekedar tempat untuk belajar dan memperoleh pendidikan. Hampir seluruh lembaga pendidikan berusaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. sebanyak 30 buah. Kemudian dilakukan uji valliditas dan reliabilitas.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. sebanyak 30 buah. Kemudian dilakukan uji valliditas dan reliabilitas. 46 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1.Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data diperoleh dari pengguna jam weker. pengumpulan data dilakukan dengnan langkah awal penyebaran kuisioner terbuka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sugiyono (2013:01).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian yang akan dilakukan adalah sistem pelayanan informasi yang dimiliki oleh bus Trans Jogja sebagai elemen pendukung dari moda transportasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan dasar atau acuan bagi peneliti dalam menyelesaikan rumusan masalah dengan metode-metode yang akan dipaparkan dalam pembahasan untuk ditarik kesimpulan. 2.1.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian eksplanatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat induktif,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Usaha di bidang kuliner seperti warung tenda, food court, cafe maupun restoran merupakan salah satu usaha yang banyak berdiri di Bandung. Salah satu pelakunya adalah Atmosphere Resort Cafe, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan),

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), BAB III METODE PEELITIA A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Menurut sugiyono (2009 : 6) metode survey digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan hanya dapat terbentuk apabila pelanggan merasa puas atas produk dan pelayanan yang diterima mereka. Kepuasan pelanggan inilah yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM 20 BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM Studi pendahuluan Studi kepustakaan Pengumpulan data: * kuesioner *wawancara *observasi lapangan Data cukup, data reliabel, data valid? Ya tidak Identifikasi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia akhir-akhir ini telah berkembang dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin banyak berdirinya perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian atau kerangka pemecah masalah merupakan tahap-tahap penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian lebih lanjut yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan Instansi Pemerintah yang terdiri dari enam Direktorat. Direktorat

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan Instansi Pemerintah yang terdiri dari enam Direktorat. Direktorat 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum merupakan Instansi Pemerintah yang terdiri dari enam Direktorat. Direktorat Jenderal Penataan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2014) mendefinisikan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

Mengapa Kita Perlu Melakukan Sampling?

Mengapa Kita Perlu Melakukan Sampling? Pengertian Dasar yang Terkait Populasi: sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang ingin diteliti oleh peneliti. Elemen: anggota dari populasi Rerangka populasi: daftar yang memuat semua elemen

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Disesuaikan dengan tujuan penelitian dan tingkat eksplenasinya, jenis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Disesuaikan dengan tujuan penelitian dan tingkat eksplenasinya, jenis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Disesuaikan dengan tujuan penelitian dan tingkat eksplenasinya, jenis penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian deskriptif. Penelitian dekriptif merupakan

Lebih terperinci

Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING

Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING Jika Cukup Sesendok Tak Perlu Semangkok Dasar pemikiran Data yang dipergunakan dalam suatu penelitian belum tentu merupakan keseluruhan dari suatu populasi karena beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di Citra Sari Family Restaurant. Objek penelitian yang menjadi variabel bebas (independent

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian sangat diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, dimana metode ini merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

Bab 5 Analisis dan Perancangan Gambar Konsep Produk

Bab 5 Analisis dan Perancangan Gambar Konsep Produk Bab 5 Analisis dan Perancangan Gambar Konsep Produk 5.1. Analisis Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan data dengan cara observasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KONSEP DAN DEFINISI JASA Keanekaragaman makna dalam hal pemakaian istilah service dijumpai dalam literatur manajemen. Namun demikian, secara garis besar konsep service mengacu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment)

PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment) PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment) ( Studi Kasus di Jainal Abidin Gedok ) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah data yang dapat membantu untuk membahas masalah dalam suatu penelitian tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam kurun waktu 2007-2008, PT. TIKI JNE mengalami penurunan angka penjualan sekitar 15%. Oleh sebab itu, PT. TIKI JNE ingin memiliki strategi untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 3) metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Kerangka Pemecahan Masalah Metodologi penelitian merupakan rangkaian proses yang terkait secara sistematik Setiap tahap merupakan bagian yang menentukan tahapan berikutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model BAB III METODE PENELITIAN H. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan kuantitatif, maksudnya bahwa dalam menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian exsplanatori (exsplanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian exsplanatori (exsplanatory 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian exsplanatori (exsplanatory research). Menurut Singarimbun dan Effendi (1995:5) penelitian ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan kemajuan dunia pendidikan, saat ini bukan hanya pendidikan formal yang diikuti oleh masyarakat. Pada perkembangan pendidikan di Indonesia,

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Jasa Definisi Jasa

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Jasa Definisi Jasa Bab 2 Landasan Teori 2.1. Jasa 2.1.1. Definisi Jasa Produk berupa barang berwujud maupun tidak berwujud, pada prinsipnya mempunyai tujuan yang sama. Produk diciptakan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: Suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain penelitian ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan bagaimana prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik maka dibutuhkan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan suatu rencana atau rancangan yang dibuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap

Lebih terperinci

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No. (014) 8-33 ISSN 30 934X Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu aspek mendasar yang perlu dipahami oleh Perum Perhutani adalah karakter konsumen sebagai pengguna minyak kayu putih hasil produksinya, yaitu kepuasan. Dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB 3 METODOLOGI. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Inferensia. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis suatu sample dan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau BAB 5 PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 5.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kuantitas atau kualitas tertentu yang ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian korelasional. Menurut Kuncoro (2003) penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dimana suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang

Lebih terperinci