BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kasmir dan Jakfar (2010, p4) dalam bukunya berjudul Studi Kelayakan Bisnis menggunakan teori William F.S. Investasi diartikan sebagai mengorbankan dollar sekarang untuk dollar dimasa yang akan datang. Dari pengertian ini terkandung 2 (dua) atribut penting di dalam investasi yaitu adanya resiko dan tenggang waktu. Mengorbankan uang artinya menanamkan sejumlah dana dalam suatu usaha saat sekarang atau saat investasi dimulai. Kemudian mengharapkan pengembalian investasi dengan disertai tingkat keuntungan yang diharapkan di masa yang akan datang. Pengorbanan sekarang mengandung suatu kepastian bahwa uang yang digunakan untuk investasi sudah pasti dikeluarkan.sedangkan hasil di masa yang akan datang bersifat tidak pasti. Menurut Subagyo,Ahmad (2007, p6), studi kelayakan bisnis adalah studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan sebuah usaha. Menurut buku Kasmir dan Jakfar (2010) yang berjudul Studi Kelayakan Bisnis dan buku Husnan dan Muhamamad (2008) yang berjudul Studi Kelayakan Proyek perbedaan Studi kelayakan bisnis dan studi kelayakan proyek: Tabel 2.1 Perbedaan Studi KelayakanBisnis dan Studi Kelayakan Proyek FAKTOR STUDI KELAYAKAN BISNIS STUDI KELAYAKAN PROYEK DEFINISI Merupakan penelitian Merupakan penelitian tentang terhadap rencana bisnis layak atau tidaknya suatu yang tidak hanya proyek dibangun untuk menganalisa layak atau jangka waktu terntentu. tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan 9

2 10 yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. TUJUAN Memilik tujuan jangka Memiliki tujuan yang khusus, panjang yakni pencapaian produk akhir, atau hasil kerja keuntungan maksimal. akhir. KEGIATAN Kegiatan bersifat rutin, Kegiatan bersifat sementara, terutama operasionalisasi, dalam arti umumnya dibatasi sehingga beberapa aspek oleh selesainya tugas. Biaya, yang menjadi perhatian jadwal kerja, sumberdaya, termasuk mengenai layanan criteria mutu yang diperlukan pada pasar potensial dan telah ditentukan. kepuasan konsumen, dan Kegiatan bersifat rutin, tidak persaingan bisnis menjadi hal berulang-ulang, jenis dan yang penting. intensitas kegiatan berubah hanya sepanjang proyek berlangsung. Sumber : Buku Kasmir dan Jakfar (2010) dan Buku buku Husnan dan Muhamamad (2008) Menurut Subagyo Ahmad(2007, p9-10). Perbedaan studi kelayakan dengan rencana bisnis dapat digambarkan dalam tabel berikut: Tabel 2.2 PerbedaanStudi Kelayakan DenganRencanaBisnis Faktor Studi Kelayakan RencanaBisnis Jenis data Data estimasi Berdasarkan data empiris Perusahaan Sumber data Data eksternal Data internal Penyusun Pihak eksternal (konsultan/pakar) Pihak Intern (manajemen)

3 11 Tujuan Menilai kelayakan gagasan bisnis Merencanakan kegiatan bisnis di masa yang akan datang. User Investor, bank, Pemerintah Manajemen,Kreditor Waktu Bisa Lebih dari 1 tahun Biasanya kurang dari 1 Pembuatan tahun Biaya Biaya cukup besar, bisa diatas 1 Biaya relatif kecil Milyard Sumber : Subagyo Ahmad(2007, p9-10) 2.2. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Berdasarkan pendapat Kamaludin (2004, p2) ada tiga manfaat yang timbul dari adanya suatu studi kelayakan bisnis, yaitu : 1. Manfaat Finansial, artinya bisnis tersebut dirasa sangat mengguntungkan bagi pelaku bisnis sendiri apabila bisnis tersebut dibandingkan dengan resiko yang akan ditanggung. 2. Manfaat Ekonomi Nasional, artinya bisnis tersebut akan dijalankan mampu menunjukan manfaat makro bagi negara, hal ini ditunjukan dengan semakin banyak tenaga kerja yang terserap, GNP meningkat dan lain-lain. 3. Manfaat Sosial, artinya masyarakat sekitar lokasi bisnis tersebut merasa memperoleh manfaat atau bisnis yang dilakukan. 2.3 Tahapan Studi Kelayakan Bisnis Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis atau usaha, ada beberapa tahapan studi yang dikerjakan (Kasmir Jakfar, 2012, p19), yaitu : 1. Pengumpulan data dan informasi Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan selengkap mungkin, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan data dan informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber-sumber yang dapat dipercaya. Pengumpulan data ini dapat dari data primer maupun data sekunder dengan berbagai metode.

4 12 2. Melakukan pengolahan data Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan informasi tersebut. Pengolahan data dilakukan secara benar dan akurat dengan metode-metode dan ukuran-ukuran yang telah lazim digunakan untuk bisnis. Pengolahan ini dilakukan hendaknya secara teliti untuk masing-masing aspek yang ada. Kemudian dalam hal perhitungan ini hendaknya diperiksa ulang untuk memastikan kebenaran hitungan yang telah dibuat sebelumnya. 3. Analisis data Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data dalam rangka menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek. Kelayakan bisnis ditentukan dari kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai kritera yang layak digunakan. Setiap jenis usaha memiliki kriteria tersendiri untuk dikatakan layak atau tidak layak untuk dilakukan. Kriteria kelayakan diukur dari setiap aspek untuk seluruh aspek yang telah dilakukan. 4. Mengambil keputusan Apabila telah diukur dengan kriteria tertentu dan telah diperoleh hasil dari pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan terhadap hasil tersebut. Mengambil keputusan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan apakah layak atau tidak dengan ukuran yang telah ditentukan berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya. Jika tidak layak sebaiknya dibatalkan dengan menyebutkan alasannya. 5. Memberikan rekomendasi Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak tertentu terhadap laporan studi yang telah disusun. Dalam memberikan rekomendasi diberikan juga saran-saran serta perbaikan yang perlu, jika memang masih dibutuhkan, baik kelengkapan dokumen maupun persyaratan lainnya.

5 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis Ada beberapa aspek menurut Umar (2005, p24-29) yang akan diteliti dalam studi kelayakan bisnis, yaitu: 1. Aspek pasar, yang meneliti permintaan tentang permintaan suatu produk atau jasa, berapa luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market share dari produk yang bersangkutan. 2. Aspek pemasaran, yang meliputi segmen, target, dan posisi produk, kepuasan konsumen dan hal hal lainnya yang berkaitan dengan urusan marketing. 3. Aspek teknis dan teknologi, yang meneliti kebutuhan apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis, proses produksi akan dilaksanakan. 4. Aspek sumber daya manusia, yang meneliti peran SDM dalam pembangunan proyek bisnis dan juga peran SDM dalam operasional rutin bisnis setelah proyek selesai dibangun. 5. Aspek manajemen, yang meneliti tentang manajemen pada saat pembangunan proyek bisnis dan juga manajemen saat bisnis dioperasionalkan secara rutin. 6. Aspek keuangan, meneliti tentang penghitungan perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan harta tetap proyek. 7. Aspek ekonomi, sosial, dan politik, yang menganalisis kondisi-kondisi eksternal diluar perusahaan yang dinamis dan tidak bisa dikendalikan, seperti politik, ekonomi negara, dan juga sosial. 8. Aspek lingkungan industri, yang meneliti tentang persaingan dan kondisi lainnya yang mempengaruhi perjalanan suatu bisnis. 9. Aspek yuridis, yang meneliti tentang hal-hal yang menyangkut badan hukum perusahaan, izin operasional, dan lainnya. 10. Aspek lingkungan hidup, dimana analisis dilakukan untuk meneliti operasional bisnis terhadap lingkungan sekitarnya, seperti kesehatan, polusi, pencemaran, dan lainnya.

6 Aspek Pasar Dan Aspek Pemasaran Aspek Pasar Definisi pasar menurut Umar (2005, p35) pasar, menurut ahli, merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Sementara menurut Fuad, Christin, Nurlela (2009, p120) pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau lebih jelasnya, daerah, tempat, wilayah, area yang mengandung kekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu dan membentuk harga. Berdasarkan pendapat dari para ahli, peneliti dapat menyimpulkan, bahwa definisi pasar adalah area publik dimana terjadinya saling transaksi antara penjual dan pembeli yang mengandung situasi permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga yang telah disepakati kedua belah pihak. Bentuk pasar juga dapat dilihat dari sisi produsen atau penjual dan sisi konsumen. Dari sisi produsen atau penjual, pasar dapat dibedakan atas pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, dan monopoli.berikut ini dijelaskan secara singkat bentuk-bentuk pasar produsen. 1. Pasar Persaingan Sempurna adalah suatu pasar dimana terdapat sejumlah besar penjual dan pembeli, sehingga tindakan penjual secara individu tidak dapat mempegaruhi harga barang di pasar. Produk yang dihasilkan produsen relative sama ( homogeny. Sehingga suatu produsen merupakan pelengkap sempurna bagi hasil produksi produsen lain. 2. Pasar Persaingan Monopolistik adalah suatu pasar di mana terdapat banyak penjual atau perusahaan dan memiliki ukuran-ukuran yang relative sama besarnya. Produk yang di hasilkan berbeda corak, sehingga secara fisik mudah dibedahkan antara produsen suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Masuk ke dalam industri ini relative mudah. Perusahaan mempunyai sedikit kekuatan dalam menentukan dan memengaruhi tingkat harga, sehingga untuk memperoleh penjualan yang tinggi memerlukan promosi yang sangat besar. 3. Pasar Oligopoli adalah sebuah stuktur pasar yang hanya terdapat sedikit penjual. Barang yang dihasilkan adalah barang standar ( sebagai contoh semen, industry baja) dan barang berbeda corak (mobil). Hambatan untuk masuk industry sedikit sulit hal ini disebabkan modal yang diperlukan

7 15 relative besar. Peran iklan sangat dominan untuk meningkatkan penjualannya. 4. Pasar Monopoli adalah struktur pasar dimana hanya terdapat satu penjuala saja. Barang yang dihasilkan tidak mempunyai barang pengganti yang mirip, sulit sekali ke dalam industry ini, karena berbagi hambatan seperti: 1. Penguasaan bahan mentah yang strategis oleh pihak-pihak tertentu. 2. Terdapat skala ekonomi. 3. Peraturan pemerintah (hak paten, hak pengusaha ekslusif) Pengertian Pemasaran Marketing atau pemasaran menurut Kotler & Keller (2009, p5) adalah mengidentifikasikan dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu identifikasi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara menguntungkan. Sementara manajemen pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul Bauran Pemasaran Berdasarkan pendapat Fuad, Christine, Nurlela (2009, p128) Bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunujang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik, dan promosi yang efektif. Lima kebijaksanaan pemasaran yang sering disebut konsep Lima P atau bauran pemasaran (marketing mix) tersebut adalah produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), promosi (promotion) dan people 1. Produk (Product) adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. 2. Harga (Price) adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa

8 16 3. Saluran distribusi (Place) adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen. 4. Promosi (Promotion) adalah bagian dari bauran pemasaran yang besar peranannya. Promosi merupakan kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan. 5. People adalah staff atau orang orang yang berkaitan dengan sebuah bisnis dan mendukung kegiatan pemasaan sebuah peruhaan. Tindak lanjut dari penentuan pasar adalah melakukan segmentasi pasar karena sifat pasar yang heterogen. Menurut Djatmiko (2012, p46) pasar sasaran dapat didefiniskan sebagai kelompok konsumen atau pelanggan yang secara khusus menjadi sasaran usaha pemasaran bagi sebuah perusahaan.untuk menetapkan pasar sasaran, perlu dibuat komponen strategi pemasaran yang meliputi: 1. Segmentasi pasar. Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang beragam dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang sejenis. 2. Penetapan pasar sasaran (Targeting). Pada bagian ini, perusahaan memilih, menilai, dan menetapkan segmen pasar yang akan dimasuki, dengan menghitung dan menilai profit (keuntungan) 3. Penempatan produk (Positionng). Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah merumuskan penempatan produk dalam persaingan serta menetapkan bauran pemasaran secara terperinci Aspek Operasional Beberapa unsur dari aspek produksi atau operasi yang harus dianalisis adalah (Jumingan dalam Sudaryono, 2015:36): a.lokasi operasi Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan efisien, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pelanggannya. Misalnya dekat ke pemasok, ke konsumen, ke alat transportasi, atau di antara ketiganya. Di samping itu, lokasi bisnis harus menarik agar konsumen tetap loyal. b.volume operasi

9 17 Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas. Volume operasi yang berlebihan akan menimbulkan masalah baru dalam penyimpanan/penggudangan yang pada akhirnya memengaruhi harga pokok penjualan. c.mesin dan peralatan Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini dan yang akan datang serta harus disesuaikan dengan kebutuhan sehingga biaya bahan baku menjadi efisien. d.tenaga kerja Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) Setiap organisasi atau perusahaan memerlukan adanya sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga kerja. Menurut Boone & Kurtz (2007, p420) sebagian besar organisasi memberikan perhatian besar kepada manajemen sumber daya manusia (manajemen SDM), yaitu fungsi dalam menarik, mengembangkan, dan mempertahankan para karyawan yang memiliki kualifikasi untuk melaksanakan aktivitas yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Sementara menurut Dessler (2004, p2) Manajemen sumber daya manusia adalah Kebijakan dan praktik menentukan aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi pengharaan dan penilaian. Berdasarkan pendapat Fuad, Christine, Nurlela (2009, p110) fungsi manajemen sumber daya manusia memiliki tujuh tahap, yaitu: 1. Perencanaan sumber daya manusia. Yaitu peramalan secara sistemik terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply) tenaga kerja organisasi di waktu yang akan datang. 2. Rekrutmen. Yaitu proses pencarian dan penarikan calon tenaga kerja yang kompeten. 3. Seleksi. Yaitu serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau ditolak.

10 18 4. Orientasi (induksi). Memperkenalkan karyawan baru pada peranan atau kedudukan mereka dalam organisasi dan pada karyawan lain 5. Latihan dan pengembangan. Latihan bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci, dan rutin. Sedangkan pengembangan bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap, dan kepribadian. 6. Pemeliharaan. Merupakan fungsi personalia yang berkaitan dengan pemberian kompensasi, hubungan perburuhan, jenis pekerjaan, waktu operasional kerja, pelayanan karyawan, dan program kesehatan serta keamanan kerja. 7. Pemberhentian. Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja bisa terjadi karena karyawan mengundurkan diri, pensiun, tidak mampu atau produktif, dipecat atau dikeluarkan Aspek Lingkungan Hidup Berdasarkan pendapat Umar (2005, p303) Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa negara maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis atau Environmental Impact Assessment yang keduanya disingkat EIA. AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan dua alasan pokok, yaitu: 1. Karena undang-undang dan peraturan pemerintah menghendaki demikian. Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang kurang memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan proyeknya sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak samping yang timbul. 2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek-proyek industri Aspek Persaingan Menurut Umar (2005, p268) aspek persaingan lebih mengarah pada aspek persaingan di mana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis guna studi kelayakan bisnis. Michael E. Porter mengemukakan

11 19 konsep competitive strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama yang disebut Lima kekuatan bersaing. 1. Ancaman masuk pendatang baru. Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. 2. Persaingan sesama perusahaan dalam industri. Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. 3. Ancaman dari produk pengganti. Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri bersaingpula dengan produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. 4. Kekuatan tawar menawar pembeli. Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, meningkatkan mutu dan pelayanan serta mengadu perusahaan dengan kompetitor melalui kekuatan yang mereka miliki. 5. Kekuatan tawar menawar pemasok. Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk atau servis Aspek Keuangan Tujuan dari analisis keuangan adalah untuk menetukan dan mengembangkan rencana investasi perusahaan dengan melakukan perhitungan biaya dan manfaat yang akan diterima perusahaan pada saat rencana investasi tersebut dikembangkan. Perhitungan tersebut dilakukan dengan membandingkan pengeluaran dan pendapatan dari perusahaan. Berdasarkan pendapat Keown, Martin, Petty, Scott (2011, p4) Manajemen keuangan berkepentingan dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan. Konsekuensinya, semua pengambilan keputusan harus difokuskan pada penciptaan kekayaan. Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + Penyusutan + (1-Tarif pajak. Bunga)

12 20 1. Kebutuhan Dana dan sumbernya Untuk merealisasikan proyek bisnis dibutuhkan dana untuk investasi. Menurut Umar (2005, p178) dana tersebut dapat diklasifikasikan atas dasar aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan, pabrik, dan mesin-mesin serta aktiva tetap tak berwujud seperti paten, lisensi, biaya-biaya pendahuluan, biaya-biaya sebelum operasi. Setelah menetapkan jumlah dana yang diperlukan untuk melaksanakan rencana investasi tersebut maka langkah selanjutnya adalah menetukan sumber dana. Beberapa sumber dana yang penting antara lain: a. Modal pemilik saham yang disetorkan. b. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham di pasar modal. c. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal. d. Kredit yang diterima dari bank. e. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank. 2. Aliran Kas (Cash Flow) Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaanpenggunaannya. Perusahaan perlu untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat likuiditas dari aliran kas (cash flow) perusahaan karena jika tingkat likuiditas terlalu tinggi, yang mungkin disebabkan oleh tingkat perputaran kas yang rendah, keuntungan yang diterima oleh perusahaan akan menjadi rendah. Demikian juga sebaliknya, jika tingkat likuiditas aliran kas tersebut terlalu rendah, yang mungkin disebabkan oleh perputaran kas yang tinggi, perusahaan akan mendapat keuntungan yang tinggi namun aliran kas menjadi tidak likuid terjadi kebutuhan dana yang mendadak. 3. Biaya Modal (Cost of Capital) Konsep cost of capital (biaya-biaya untuk menggunakan modal) dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang dipakai dalam berinvestasi. Perusahaan perlu menentukan biaya pengunaan modal rata-rata dari keseluruhan dana yang akan dipakai, sehingga berdasarkan hal ini patokan tingkat keuntungan yang layak (cut off rate) dari proyek bisnis ini dapat diketahui. Menurut Umar (2005, p181) untuk menghitungnya, karena garis besar sumber-sumber pembelanjaan terbagi atas utang dan modal sendiri, biaya modal dari

13 21 masing-masing sumber harus dihitung, misalnya penilaian investasi dari biaya utang, aliran kas yang dihitung setelah pajak, demikian pula terhadap biaya modal sendiri. a. Biaya Utang, biaya utang dapat dibagi menjadi dua jangka waktu, yaitu biaya utang dalam jangka panjang dan biaya utang jangka pendek dimana keduanya dapat dihitung dengan menggunakan konsep present value. b. Biaya Modal Sendiri, biaya modal sendiri dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu biaya saham prefen, biaya saham biasa, dan biaya laba ditahan. Untuk menghitung besar biaya saham prefen, dapat digunakan cara yang sama dengan poenghitungan biaya modal utang. Sedangkan biaya laba yang ditahan memiliki prinsip yang sama dengan biaya saham biasa, namun perbedaanya adalah bahwa pada biaya ini tidak dikeluarkan biaya untuk melaksanakan proses saham (floattation cost). 4. Initial dan operational cash flow Initial cash flow adalah dana yang digunakan untuk mendanai dalam pelaksanaan proyek investasi, sedangkan operational cash flow adalah rencana keluar-masuknya dana jika proyek sudah dioperasikan. 5. Analisiskepekaan (Sensitivity Analysis) Ketidakpastian adalah unsur yang perlu mendapat perhatian khusus dari perusahaan karena dengan adanya unsur tersebut hasil perhitungan di atas kertas dapat menyimpang jauh dari kenyataan yang terjadi. Ketidakpastian ini dapat menyebabkan berkurangnya kapabilitas suatu proyek bisnis dalam beroperasi untuk mencapai keuntungan maksimal bagi perusahaan. Manfaat dari kepekaan analisis ini adalah untuk memaksa manajer mengidentifikasi variabel-variabel yang belum diketahui dan mengungkapkan taksiran-taksiran yang tidak tepat. Kekurangan dari analisis ini adalah bahwa nilai-nilai dari optimistis dan pesimistis bersifat sangat relatif dan bahwa, bisa jadi variabel-variabel yang mendasarinya saling berhubungan. 6. Penilaian dan Pemilihan Investasi Perusahaan yang memiliki beberapa usulan proyek investasi dengan dana terbatas maka perlu menerapkan prioritas terhadap beberapa usulan tersebut. Penilaian terhadap investasi dan melakukan analisis terhadap urutan prioritas dapat dilakukan dengan beberapa cara : a. Metode Penilaian Investasi. Dalam aspek keuangan perlu dilakukan analisis terhadap aliran kas yang akan terjadi. Terjadi empat metode yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

14 22 untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari investasi, yaitu : metode Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Profitability Index serta Menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2011, p308) Payback Period (PP) merupakan suatu kriteria penganggaran modal yang digambarkan sebagai jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan investasi kas awal. jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menutupi pengeluaran awal. Dengan kata lain, metode ini merupakan rasio antara initial cash invesment dengan cash inflow nya dan hasilnya ditetapkan dalam satuan tahun. Rumus nya : Adapun kriteria dari penilaian dengan metode ini adalah bahwa jika Payback Period lebih pendek daripada maksimum payback periodnya maka proyek investasi tersebut layak untuk dijalankan. Menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2011, p314) Internal rate of Return (IRR) didefinisikan sebagai kriteria keputusan penganggaran modal yang mencerminkan tingkat pengembalian yang didapat dari suatu proyek. Secara matematis merupakan tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari pemasukannya dengan nilai sekarang dari pengeluarannya. Rumusnya : Di mana : t = Tahun ken = Jumlah tahun I 0 CF = Nilai Investasi awal = Arus kas bersih IRR = Tingkat bunga yang dicari harganya Menurut Umar (2005, p199) Nilai IRR dapat dicari misalnya dengan cobacoba (trial and error). Caranya, hitung nilai sekarang dari arus kas dari suatu investasi dengan menggunakan suku bunga yang wajar, misalnya 10% lalu dibandingkan dengan biaya investasi.

15 23 Kriteria penilaian dari metode ini adalah jika IRR yang didapat lebih besar dari rate of return yang ditentukan maka investasi dapat diterima. Rumus IRR untuk interpolasi adalah : Di mana : P 1 = Tingkat bunga ke 1 P 2 = Tingkat bunga ke 2 C 1 = NPV ke 1 C 2 = NPV ke 2 Berdasarkan pendapat Keown, Scott, Martin, dan Petty (2011, p307) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang adalah kriteria keputusan anggaran modal yang ditentukan dari nilai sekarang arus kas bebas setelah dikurangi pajak dan pengeluaran. Rumusnya : Di mana : CF = Aliran kas per tahun pada periode t I0 = Investasi awal pada tahun 0 K = Suku bunga (discount rate) Kriteria penilaian dari metode ini adalah : Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak Sementara itu, menurut Mulyani (2008) Kombinasi dari beberapa faktor menjadikan keputusan investasi sebagai keputusan yang paling penting bagi pengelolaan keuangan. Semua bagian di dalam perusahaan sangat terpengaruh pada keputusan ini. Kenyataan bahwa akibat keputusan ini berlanjut untuk suatu jangka waktu yang panjang membuat pengambil keputusan kehilangan fleksibilitasnya. Perusahaan harus membuat komitmen untuk masa depan. Suatu kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat memiliki konsekuensi yang serius. Jika perusahaan terlalu besar dalam aktiva, maka hal itu dapat menimbulkan beban penyudutan dan beban lainnya yang tinggi, yang sebesarnya tidak perlu terjadi. Ada 5 (lima) metode

16 24 yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu investasi akan dijalankan. Namun setelah dikaji satu per satu dari setiap metode dapat diambil kesimpulan bahwa NPV merupakan metode yang lebih representatif, dibandingkan dengan metode-metode yang lain. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan beberapa kasus yang dengan metode lain tidak diterapkan, selain dengan menggunakan metode NPV. Menurut Keown, Scott, Martin, dan Petty (2011, p312) Profitability Index (PI) adalah suatu kriteria keputusan penganggaran modal yang digambarkan sebagai rasio nilai sekarang arus kas bersih masa depan terhadap pengeluaran awal. Rumusnya : Kriteria penilaian : Jika PI > 1, maka usulan proyek dikatakan menguntungkan Jika P1 < 1, maka usulan proyek tidak menguntungkan b. Pilihan Leasing atau Beli Perusahaan terkadang dihadapkan pada suatu dilema dimana perusahaan harus memilih antara membeli atau menyewa, katakanlah, suatu sistem informasi. Maka untuk mencari jalan keluarnya adalah dengan membandingkan biaya leasing dengan harga yang ditawarkan jika perusahaan ingin mengembagnkan sistem informasi untuk memperlancar operasionalnya. Rumus menghitung nilai leasing adalah : Di mana : NAL = Net Advantage of Leasing I 0 L t = Harga Fasilitas (Aktiva tetap) = Pembayaran sewa secara periodik DEP t = Jumlah beban penyusutan dalamperiode t K b T n = Biaya utang sebelum pajak = Tarif pajak = Umur penyusutan ekonomis Kriteria penilaian metode ini :

17 25 Jika nilai NAL = 0, maka biaya membeli sama dengan biaya leasing Jika nilai NAL > 0, maka biaya membeli lebh besar dari biaya leasing Jika nilai NAL < 0, maka biaya membeli lebih kecil dari biaya leasing c. Urutan Prioritas Menurut Umar (2005, p ) terdapat lima skenario pengurutan prioritas: 1. Skenario Mutually Exclusive (saling meniadakan) Skenario ini dipakai jika suaut proyek A dipilih, maka proyek lain harus ditiadakan. Tolak ukur untuk pemilihan proyek dapat menggunakan Net Present Vaue (NPV) atau Internal Rate Return ( IRR). 2. SkenarioContigency (saling terkait) Skenario ini dipakai jika perusahaan memilih proyek A yang erat hubungannya dengan proyek B, maka proyek B atau yang lainnya diikutsertakan juga. Metode-metode yang dapat digunakan dalam skenario ini adalah Profitability Index (PI), Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), dan sebagainya. 3. Skenario Indepedence (saling bebas) Skenario ini, digunakan jika perusahaan memilih proyek A dianggap yang paling layak direalisasikan, tidak ada hubungannya dengan Proyek B (atau proyek lainnya) yang juga layak direalisasikan. Apakah proyek B yang ditundan, dihapus, atau diikutsertakan akibat pembangunan Proyek A akan dipelajari kemudian, karena dianggap tidak berkaitan. 4. Skenario Capital Budget Constrain (keterbatasan keuangan) Jika, ada beberapa proyek yang layak untuk dibangun tetapi dana tidak mencukupi untuk membangun seluruh proyek, tentulah yang akan direalisasikan hanya satu atau beberapa proyek yang memenuhi syarat saja. 5. Skenario Cost Effectiveness (biaya efektif), Pengurutan proyek-proyek dengan cara ini didasarkan pada sumber daya yang mendesak untuk segera digunakan, seperti tenaga kerja yang menganggur.

18 Kerangka Pemikiran Berikut ini akan dipaparkan dalam Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran, sebagai berikut: CV Anugrah Pratama Analisis Studi Kelayakan Aspek Internal Perusahaan Aspek Keuangan Aspek Pasar & Pemasaran Aspek Teknis dan Operasional Aspek Eksternal Perusahaan Aspek Lingkungan Aspek Lingkungan (AMDAL) Industri Aspek Persaing Aspek SDM Aspek Pasar dan Pemasaran Kesimpulan Hasil Analisis Kelayakan Layak Tidak Layak Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Sumber : Pengelolah Data, 2015.

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan investasi pembangunan Cold Storage pada PT. Anugrah Mina Nusantara adalah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Yacob, Ibrahim (2003), studi kelayakan bisnis adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Jeff Madura yang diterjemahkan Yulianto, A. A. dan Krista (2007)

BAB II LANDASAN TEORI. Jeff Madura yang diterjemahkan Yulianto, A. A. dan Krista (2007) BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Bisnis Jeff Madura yang diterjemahkan Yulianto, A. A. dan Krista (2007) mendefinisikan, bisnis adalah suatu kegiatan yang didirikan untuk melayani kebutuhan pelanggan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

SILABUS MATA KULIAH STUDI KELAYAKAN BISNIS A. IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi : Ekonomi Akuntansi Mata Kuliah Kode Bobot Kelas Semester Prasyarat Deskripsi singkat Standar Kompetensi : Studi Kelayakan Bisnis : AK304 : 3 (tiga) sks : AK-4 :

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan bisnis PT. Dagang Jaya dalam pendistribusian dikatakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. yang akan didirikan oleh PT. Pertama Adhi Karya atau ANTARTIKA MANAGEMENT ini adalah

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. yang akan didirikan oleh PT. Pertama Adhi Karya atau ANTARTIKA MANAGEMENT ini adalah BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1. Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha di pabrik baru yang akan didirikan oleh PT. Pertama Adhi Karya atau

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Bisnis 2.1.1 Pengertian Bisnis Berdasarkan pendapat Kasmir dan Jakfar (2012:7) Pengertian bisnis adalah usaha yang di jalankan yang tujuan utamanya untuk memperoleh keuntungan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut William F.S dan Chuek (2008) investasi adalah mengorbankan dollar sekarang untuk dollar dimasa datang. Dari pengertian ini tergantung

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Menurut pendapat Halim (2007:4) investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Menurut pendapat Halim (2007:4) investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Menurut pendapat Halim (2007:4) investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini seperti yang kita ketahui dunia ekonomi dan teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi itu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi, baik pada sebuah proyek maupun bisnis yang sedang berjalan (Subagyo, 2007). Studi kelayakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1Metode Penilaian Investasi Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan bisnis PT. Mitra Computa Asia dalam pendistribusian produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek dan lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Ciafe yang merupakan jenis usaha yang bergerak dibidang jasa jahit dilihat dari aspek pasar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Wilayah: Menentukan dua wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan oleh pemilik modal pada usaha atau unit bisnis tertentu.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang)

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) pada usaha bisnis tertentu. Usaha bisnis itu sendiri dapat bersifat baru sama

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Pada penelitian ini riset yang digunakan adalah riset deskriptif. Riset deskriptif berasal dari kata to describe berarti menggambarkan bertujuan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang lebih baik, turut serta meningkatkan iklim pertumbuhan investasi dalam negeri. Hal ini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerupuk Menurut UU RI No. 5 tahun 1984 Pasal 1 tentang perindustrian, definisi Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan dan Investasi Studi kelayakan diadakan untuk menentukan apakah suatu usaha akan dilaksanakan atau tidak. Dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Menurut Ibrahim H.M.Y (2003) menyatakan bahwa biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan suatu proyek, yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu investasi baik dalam bidang industri atau bidang lainnya bertujuan untuk memperoleh standar yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat ini bisa berupa keuangan, non keuangan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan analisis Capital Budgeting dan analisis sensitivitas pada perusahaan Dian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Analisis Kelayakan Proyek Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Kebijakan Publik Perlukah membangun rumah sakit baru? Membangun bandara atau menambah

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek 2.2 Pengertian Bisnis 2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek 2.2 Pengertian Bisnis 2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek Kasmir dan Jakfar berpendapat bahwa investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

Proses Penyusunan Feasibility Study (Studi Kelayakan)

Proses Penyusunan Feasibility Study (Studi Kelayakan) Proses Penyusunan Feasibility Study (Studi Kelayakan) Banyaknya investasi proyek yang gagal, baik pada tahap pembangunan maupun tahap operasi, membuat perlunya ketepatan dan ketelitian dalam tahap studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam semua aspek kehidupan manusia, air bersih merupakan kebutuhan yang sangat hakiki karena sel-sel dalam tubuh manusia terdiri dari 68% kadar air. Bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M TIME VALUE OF MONEY Nilai uang saat ini lebih berharga dari pada nanti. Individu akan memilih menerima uang yang sama sekarang daripada nanti, dan lebih

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Keputusan Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Gambaran Umum Penganggaran Modal Net Present

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 39 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian pada skripsi ini yaitu tujuan studi/penelitian adalah studi deskriptif. Lingkungan/setting adalah lingkungan natural yaitu PT Patent Process,

Lebih terperinci