PROTEIN I GEDE SUDIRGAYASA PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROTEIN I GEDE SUDIRGAYASA PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 PROTEIN I GEDE SUDIRGAYASA PENDAHULUAN Kemungkinan sempat terlintas pertanyaan dalam pikiran kita bahwa bagaimana kita yang berawal dari zigot yang kita ketahui hanya berupa satu sel mampu tumbuh besar menjadi manusia dewasa dengan miliaran sel dalam tubuh kita. Namun demikian ada juga beberapa kasus seperti orang kerdil yang mungkin kita jumpai. Di lain kasus ada juga pertumbuhan orang yang super tinggi bagai raksasa. Beberapa pertanyaan lain mungkin juga muncul begitu saja ketika kita memikirkan hal tersebut. Misalnya telor ayam yang biasa kita konsumsi apakah memang diciptakan untuk kita makan. Dan rasanyapun cukup enak. Namun jika dierami oleh induknya dalam waktu tertentu, telur yang kita lihat hanya terdiri dari putih dan kuning telur tersebut akan menetas menjadi anak ayam. Luar biasa sekali ayam bisa muncul dari telur tersebut. Kita juga mengetahui bahwa kita perlu makan makanan yang bergisi jika ingin tumbuh dan hidup sehat. Lalu apakah ayam dalam telur tersebut makan? Belakangan ini juga banyak kita lihat baik melalui media cetak maupun elektronik suatu penelitian yang dilakukan oleh kelompok ilmuan untuk menjawab tantangan melawan penuaan. Tentunya untuk mencapai bisa berhasil dibutuhkan suatu pengetahuan dasar tentang bagaimana mekanisme penuaan itu sendiri. Factor-faktor apa saja yang terlibat, bagaimana cara factor tersebut mempengaruhi dan lain sebagainya. Pertanyaan lain misalnya bagaimana jika di dalam lambung kita tidak mengandung molekul-molekul yang membantu mencerna makanan? Bayangkan juga seekor anaconda mampu menelan seekor babi ke dalam perutnya yang akan tercerna sempurna dalam beberapa bulan. Pertanyaan-pertanyaan di atas akan mulai menjadi jelas jika kita melihat ke dalam reaksi yang terjadi pada level sel yang begitu rumit namun teratur yang keseluruhannya diistilahkan dengan metabolisme. Salah satu molekul penting yang berperan dalam metabolisme sel organisme adalah enzim. Anabolisme atau reaksi pembentukan serta katabolisme atau reaksi pemecahan silih berganti dilakukan oleh sel dengan bantuan enzim dalam rangka sintesis protein sebagai molekul pembangun yang berkontribusi dalam pertumbuhan kita. Sel juga melakukan reaksi untuk mensinteis suatu protein hormone yang akan mengkoordinasi aktivitas kita. Agar reaksi di dalam sel sendiri berjalan efektif, sel juga mensintesis molekul katalitik yang kita kenal dengan enzim yang juga merupakan molekul protein termodifikasi kusus. Dalam tulisan ini kami akan coba membahas prinsip-prinsip dasar tentang protein serta enzim yang begitu beragam serta berperan sentral dalam menjamin kelangsungan hidup suatu organisme.

2 A. Protein 1. Prinsip polimer Protein merupakan salah satu jenis makromolekul kehidupan selain karbohidrat, lipid, dan asam nukleat. Oleh karena itu, sebelum membahas lebih jauh mengenai hubungan struktur dan fungsi dari protein sabagai suatu makromolekul, pertama akan dibahas mengenai generalisasi umum bagaimana sel menyusun molekul besar tersebut dari molekul yang lebih kecil. a. Sebagian besar makromolekul adalah polimer Tiga molekul besar di antara empat kategori senyawa organik kehidupan: karbohidrat, protein, dan asam nukleat adalah molekul yang menyerupai rantai yang disebut polimer ( dari bahasa Yunani polys, berarti banyak, dan meris yang berarti bagian ). Polimer adalah suatu molekul panjang yang terdiri dari banyak blok penyusun yang identik atau serupa yang dihubungkan dengan ikatan-ikatan kovalen, mirip seperti kereta api yang terdiri dari rangkaian gerbong. Unit-unit yang disusun berulang-ulang yang berfungsi sebagai blok penyusun suatu polimer adalah molekul kecil yang disebut monomer. Beberapa molekul tersebut yang berfungsi sebagai monomer juga memiliki fungsi lain. Makromolekul polimer berbeda sifatnya dari monomer penyusunnya, akan tetapi mekanisme kimiawi yang digunakan sel untuk membuat dan memutus polimer secara mendasar adalah sama. Monomer-monomer dihubungkan melalui suatu reaksi di mana dua molekul berikatan secara kovalen satu sama lain melalui pelepasan satu molekul air; reaksi ini disebut reaksi kondensasi atau reaksi dehidrasi karena molekul yang hilang adalah air. Ketika ikatan terbentuk antara dua monomer, setiap monomer menyumbangkan bagian dari molekul air yang hilang itu: satu molekul memberikan gugus hidroksil ( -OH), sementara yang lainnya memberikan hidrogen (-H). Untuk membuat suatu polimer, reaksi ini dilakukan secara berulang saat monomer ditambahkan ke rantai itu satu demi satu. Sel harus mengeluarkan energi untuk melaksanakan reaksi kondensasi ini, dan proses ini terjadi hanya dengan bantuan enzim, suatu protein terspesialisasi yang mempercepat laju reaksi kimiawi dalam sel yang akan kita bahas nanti. Polimer akan diurai menjadi monomernya melalui hidrolisis, suatu proses yang pada prinsipnya merupakan kebalikan dari reaksi dehidrasi. Hidrolisis berarti memutus dengan air ( dari bahasa Yunani hydro berarti air dan lysis berarti memutus ). Ikatan dari monomer-monomer diputuskan dengan penambahan molekul air, hidrogen dari molekul air terikat dengan satu monomer, dan gugus hidroksil terikat dengan monomer didekatnya. Contoh hidrolisis yang bekerja dalam tubuh kita adalah proses pencernaan. Sejumlah besar materi organik dalam makanan kita berbentuk polimer yang terlalu besar untuk dapat masuk ke dalam sel kita. Di dalam saluran pencernaan, berbagai enzim menghancurkan polimer itu sehingga mempercepat hidrolisis. Monomer yang dibebaskan kemudian diserap ke dalam aliran darah untuk didistribusikan ke seluruh sel-sel tubuh. Sel-sel itu kemudian dapat menggunakan reaksi dehidrasi untuk merakit monomer itu menjadi polimer baru yang berbeda dari polimer yang dicerna sebelumnya.

3 Gambar 1. Sintesis dan Perombakan Polimer b. Variasi polimer yang sangat banyak dapat dibangun dari sekumpulan kecil monomer. Masing-masing sel memiliki ribuan jenis makromolekul yang berbeda. Jenisjenis makromolekul tersebut bervariasi dari satu jenis sel ke jenis sel yang lain dalam organisme yang sama. Perbedaan yang hakiki antara saudara sekandung menggambarkan variasi dalam polimer, kususnya DNA dan protein. Perbedaan molekuler antara individu-individu yang tidak saling berkerabat, jauh lebih besar lagi, dan perbedaan antara spesies-spesies makin besar lagi. Keragaman makromolekul dalam dunia kehidupan sangat besar dan potensi keragaman sungguh tak terbatas. Apa yang menjadi dasar keragaman seperti itu dalam polimer kehidupan? Molekul-molekul ini disusun hanya dari 40 sampai 50 monomer yang umum dan beberapa monomer lain yang jarang sekali muncul. Pembentukan keragaman polimer yang begitu besar dari monomer-monomer yang jumlahnya terbatas analog dengan menyusun ratusan ribu kata hanya dari 26 huruf alfabet. Kuncinya adalah pengaturan, variasi urutan linier dari unit-unit penyusunnya. Protein misalnya, dibangun dari 20 jenis asam amino yang tersusun dalam rantai dengan ratusan asam amino panjangnya. Molekul-molekul kecil yang dimiliki oleh semua organisme disusun menjadi makromolekul yang unik. Prinsip yang perlu diingat bahwa makromolekul memiliki sifat-sifat baru yang tidak ditemukan pada blok-blok penyusunnya. 2. Protein perkakas molekuler sel Peran penting protein dapat dilihat dari namanya yang berasal dari bahasa Yunani proteios yang artinya tempat pertama. Protein meliputi 50% bobot kering sebagian besar sel, dan molekul ini sangat berguna sebagai alat bantu dalam hampir setiap hal yang dilakukan oleh organisme. Protein digunakan untuk dukungan struktural, penyimpanan, transport substansi lain, pengiriman sinyal dari satu bagian organisme ke bagian lain, pergerakan, dan pertahanan melawan substansi asing. Sebagai emzim,

4 protein juga mengatur metabolism. Manusia memiliki puluhan ribu protein yang berbeda, masing-masing dengan struktur dan fungsi yang spesifik. Table 1. Gambaran Umum Fungsi Protein JENIS PROTEIN FUNGSI CONTOH GAMBAR Protein structural Pendukung Serangga dan laba laba menggunakan serat sutera, masing-masing untuk membentuk kokon dan sarangnya Protein simpanan Protein transport Protein hormonal Cadangan asam amino Mengangkut substansi lain Koordinasi aktivitas organism Ovalbumin adalah protein pada putih telur yang digunakan sebagai sumber asam amino bagi embrio yang sedang berkembang, kasein protein susu merupakan sumber asam amino untuk bayi mamalia. Tumbuhan memiliki protein cadangan di dalam bijinya Hemoglobin, protein yang mengandung besi dalam darah vertebrata mengangkut oksigen dari paru paru ke bagian tubuh lain. Protein transport lainnya mengangkut molekul melewati membrane sel Insulin, suatu hormone yang disekresi oleh pancreas membantu mengatur konsentrasi gula dalam darah vertebrata

5 Protein reseptor Respon sel terhadap rangsangan kimiawi Reseptor yang ada di dalam membrane sel-sel saraf akan mendeteksi sinyal kimiawi yang dilepaskan oleh selsel saraf lainnya Protein kontraktil Pergerakan Aktin dan myosin bertanggung jawab atas pergerakan otot. Protein kontraktil bertanggung jawab atas pergerakan atau getaran silia dan flagella yang menggerakkan banyak sel Protein pertahanan Perlindungan terhadap penyakit Antibody menyerang bakteri dan virus Protein enzimatik Percepatan reaksi-reaksi kimiawi secara selektif Enzim pencernaan menghidrolisis polimer dalam makanan Protein merupakan molekul yang dikenal mempunyai struktur paling rumit. Sesuai dengan fungsinya yang beragam itu, molekul protein sangat beragam strukturnya. Setiap jenis protein memiliki bentuk tiga dimensi atau konformasi yang unik. Meskipun protein beragam, semua molekul protein merupakan polimer yang dibangun dari kumpulan 20 asam amino yang sama. Polimer asam amino disebut polipeptida. Suatu protein terdiri atas satu atau lebih polipeptida yang terlipat dan terbelit membentuk suatu kesesuaian yang spesifik (Campbell, 2004). a. Polipeptida adalah polimer asam amino yang dihubungkan dalam suatu urutan yang spesifik Asam amino adalah molekul organik yang memiliki gugus karboksil dan gugus amino. Pada bagian pusat asam amino terdapat suatu atom karbon asimetrik. Keempat pasangannya yang berbeda itu adalah gugus amino, gugus karboksil, atom hidrogen dan berbagai gugus yang disimbulkan dengan R. Gugus R itu yang juga disebut rantai samping. Gugus R bisa sesederhana seperti atom hidrogen, misalnya pada asam amino glisin, atau bisa juga suatu kerangka karbon dengan berbagai gugus fungsional yang terikat seperti pada glutamin.

6 Gambar 2. Rumus Umum Asam Amino Sifat kimiawi dan fisik rantai samping akan menentukan karakteristik yang unik dari suatu asam amino tertentu. Pada gambar 3. asam amino dikelompokkan sesuai sifat rantai sampingnya. Satu kelompok terdiri atas asam amino dengan rantai samping nonpolar, yang bersifat hidrofobik. Kelompok lain terdiri atas asam amino dengan rantai samping polar yang bersifat hidrofilik. Asam amino bersifat asam atau asidik adalah asam amino dengan rantai samping yang umumnya bermuatan negatif akibat kehadiran suatu gugus karboksil yang umumnya terurai (terionisasi) pada tingkat ph seluler. Asam amino bersifat basa atau basik mempunyai gugus amino pada rantai sampingnya yang umumnya bermuatan positif. Karena bersifat ionik, rantai samping asidik dan basik juga bersifat hidrofilik. Bagaimana asam amino berikatan membentuk polimer? Ketika dua asam amino diposisikan sedemikian rupa sehingga gugus karboksil dari satu asam amino berdekatan dengan gugus amino dari asam amino yang lain, suatu enzim akan dapat menyatukan kedua asam amino tersebut melalui reaksi dehidrasi. Ikatan kovalen yang dihasilkan disebut ikatan peptida. Jika dilakukan berulang-ulang, proses ini akan menghasilkan polipeptida, suatu polimer yang terdiri dari banyak asam amino yang berikatan melalui ikatan peptida. Pada salah satu ujung rantai polipeptida itu terdapat satu gugus amino bebas. Dengan demikian, rantai tersebut memiliki polaritas dengan ujung amino ( terminal N) dan ujung karboksil ( terminal C). Panjang polipeptida berkisar mulai dari hanya beberapa monomer sampai ke seribu monomer atau lebih setiap polipeptida spesifik memiliki urutan linier yang unik yang terdiri dari asam-asam amino. Keragaman polipeptida yang begitu besar yang ditemukan di alam ini menggambarkan konsep penting yang telah dibahas sebelumnya bahwa sel dapat menghubungkan sejumlah monomer yang terbatas ke dalam urutan yang sangat beragam. Dari sekitar dua puluhan asam amino yang kita kenal, sekitar sepuluh macam tidak bisa dibentuk oleh tubuh manusia dan harus didatangkan dari asupan makanan. Itulah yang disebut asam amino esensial, sering juga disebut asam amino indispensable. Asam amino esensial ini diperlukan untuk pertumbuhan tubuh. Jika kekurangan kelompok asam amino ini akan menderita busung lapar (kwashiorkor). Itu sebabnya asupan asam amino yang cukup dari makanan selalu diperlukan setiap hari. Asam amino yang termasuk ke dalam kelompok esensial diantaranya :

7 Histidine, Isoleucine, Leucine, Lysine, Methionine, Phenylalanine, Threonine, Tryptophan, Valine. Tabel Asam Amino Penyusun Protein Sebenarnya dari beberapa jenis asam amino esensial seperti arginin dapat dibuat oleh tubuh, tetapi prosesnya sangat lambat dan tidak mencukupi untuk seluruh kebutuhan. Jadi juga harus disuplai dari makanan. Selain itu beberapa jenis asam amino juga berfungsi saling melengkapi satu sama lain. Contohnya metionin diperlukan untuk memproduksi cystein, atau fenilalanin diperlukan untuk membentuk tirosin. Ada sepuluh asam amino yang bisa dibentuk oleh tubuh manusia, dan disebut asam amino non esensial atau asam amino dispensable. Karena bisa dibentuk sendiri oleh tubuh maka tidak harus memperoleh asupan dari makanan. Yang termasuk asam amino nonesensial diantaranya: Alanine, Arginine, Asparagine,

8 Aspartic acid, Cysteine, Glutamic acid, Glutamine, Glycine, Proline, Selenocysteine, Serine, Taurine, Tyrosine, Ornithine. Gambar 3. Pembentukan rantai polipeptida b. Fungsi suatu protein bergantung pada bentuk spesifiknya Polipeptida tidaklah persis bersinonim dengan protein. Hubungannya analog dengan hubungan antara untaian benang panjang dan sebuah sweater dengan ukuran dan bentuk tertentu yang dapat dirajut dari benang tersebut. Suatu protein fungsional bukanlah sekedar rantai polipeptida, akan tetapi satu atau lebih polipeptida yang dipelintir, dilipat, dan dililit secara tepat menjadi suatu molekul dengan bentuk yang unik. Urutan asam amino suatu polipeptida itulah yang menentukan konformasi tiga dimensi apa yang akan diambil oleh protein tersebut. Banyak protein berbentuk globuler (secara kasar agak bulat), sementara yang lain bentuknya seperti serat. Namun demikian, di dalam kategori yang luas ini, mungkin terjadi variasi yang tak terhitung. Konformasi spesifik suatu protein akan menentukan bagaimana protein tersebut bekerja. Dalam hampir setiap kasus, fungsi suatu protein bergantung pada kemampuannya untuk mengenal dan berikatan dengan beberapa molekul lain. Misalnya suatu antibody berikatan dengan suatu substansi asing tertentu yang telah menyerang tubuh, dan suatu enzim mengenali dan berikatan dengan substratnya. 1) Empat tingkatan struktur protein Ketika sebuah sel mensintesis suatu polipeptida, rantai itu umumnya melipat secara spontan mengambil konformasi fungsional protein tersebut. Pelipatan tersebut digerakkan dan diperkuat oleh pembentukan berbagai

9 macam ikatan di antara bagian-bagian rantai itu. Dalam arsitektur kompleks suatu protein, dikenal tiga tingkatan struktur yang saling berimpitan yang disebut struktur primer, sekunder dan tersier. Tingkatan keempat, struktur kuaterner, terjadi ketika suatu protein terdiri atas dua atau lebih rantai polipeptida. Struktur primer suatu protein adalah adalah urutan uniknya yang terdiri dari asam amino. Misalnya struktur primer lisozim, suatu enzim antibakteri. Lisozim adalah protein yang relatif kecil yang hanya 129 asam amino panjangnya. Masing-masing dari 20 asam amino menempati setiap 129 posisi di sepanjang rantai itu. Struktur primer mirip dengan tatanan huruf dalam sebuah kata yang sangat panjang. Jika dibiarkan membentuk sendiri akan ada cara yang berbeda untuk mengatur asam amino menjadi suatu rantai polipeptida sepanjang ini. Namun, struktur primer suatu protein yang tepat tidak ditentukan oleh ikatan acak asam amino itu, akan tetapi oleh informasi genetik yang diwarisi. Gambar 4. Struktur primer protein Perubahan yang sedikit sekalipun dalam struktur primer akan dapat mempengaruhi konformasi protein dan kemampuannya untuk digunakan. Misalnya substitusi satu asam amino dengan asam amino yang lain pada posisi tertentu pada struktur primer hemoglobin, menyebabkan anemia sel sabit yaitu suatu kelainan darah turunan.

10 Yang mempelopori penentuan struktur primer protein adalah Frederick Sanger, yang bersama-sama dengan koleganya di Cambridge University di Inggris, mengerjakan urutan asam amino hormon insulin pada akhir tahun an dan awal tahun 1950-an. Pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan enzim pencerna protein dan katalis lain yang memutuskan polipeptida pada tempat-tempat spesifik. Perlakuan dengan salahs satu agen tersebut akan memotong-motong pelipeptida menjadi fragmen-fragmen yang dapat dipisahkan melalui kromatografi. Hidrolosis dengan agen lain akan memutuskan polipeptida itu pada tempat yang berbeda, yang menghasilkan kelompok pragmen yang lain. Sanger menggunakan metode kimiawi untuk menentukan urutan asam amino pada fragmen-fragmen kecil itu. Selanjutnya ia mencari daerah tumpang tindih di antara potongan yang diperoleh melalui hidrolisis dengan agen yang berbeda. Misalnya dua fragmen dengan urutan sebagai berikut: Cys-Ser-Leu-Tyr-Gln-Leu Tyr-Gln-Leu-Glu-Asn Kita dapat menyimpulkan dari daerah yang tumpang tindih tersebut maka urutan utuh mengandung segmen sebagai berikut: Cys-Ser-Leu-Tyr-Gln-Leu-Glu-Asn Sanger dan koleganya mampu menyusun ulang struktur primer insulin secara lengkap setelah melakukan upaya bertahun-tahun. Setelah itu sebagian besar langkah yang terlibat dalam pengurutan suatu polipeptida telah diotomatisasikan dengan mesin. Namun demikian, analisis insulin Sanger-lah yang pertama kali mendemonstrasikan apa yang sekarang merupakan suatu aksioma mendasar biologi molekuler: Setiap jenis protein memiliki struktur primer yang unik, suatu urutan asam-asam amino yang tepat. Struktur sekunder. Sebagian besar protein memiliki segmen-segmen dalam rantai polipeptidanya yang terlilit dan terlipat secara berulang dalam pola yang membentuk protein secara keseluruhan. Lilitan dan lipatan ini, yang secara keseluruhan disebut sebagai struktur sekunder. Struktur ini merupakan hasil dari ikatan-ikatan hydrogen pada interval beraturan di sepanjang tulang belakang polipeptida tersebut. Karena bersifat elektronegatif, baik atom oksigen dan nitrogen tulang belakang itu bermuatan negatif lemah. Atom hydrogen bermuatan positif lemah yang berikatan dengan atom nitrogen memiliki afinitas terhadap atom oksigen pada ikatan peptida didekatnya. Secara individual, ikatan hydrogen ini adalah lemah, tetapi karena berulang beberapa kali dalam suatu daerah rantai polipeptida yang relative panjang, ikatan ini dapat mendukung suatu bentuk kusus untuk bagian protein tersebut. Salah satu struktur sekunder seperti itu, adalah heliks alfa (α), suatu lilitan rumit yang disatukan oleh ikatan hydrogen di antara setiap empat asam amino. Jenis struktur sekunder utama lainnya adalah lembaran berlipat-lipat, di mana dua daerah rantai polipeptida terletak sejajar satu sam lain. Ikatan hydrogen antara bagian-bagian tulang belakang pada daerah sejajar itu akan menyatukan struktur tersebut. Lembar berlipat membentuk inti dari banyak protein globuler. Kita dapat melihat satu daerah seperti itu dalam lisozim.

11 Lembaran berlipat juga mendominasi beberapa protein serat, termasuk protein sutera yang dihasilkan oleh banyak serangga dan laba-laba. Struktur tersier. Lapisan tumpang tindih di atas pola struktur sekunder adalah struktur tersier protein, yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai-rantai samping (gugus R) berbagai asam amino. Salah satu jenis ikatan yang berperan dalam struktur tersier disebut interaksi hidrofobik. ketika polipeptida melipat membentuk konformasi fungsionalnya, asam amino dengan rantai samping hidrofobik ( nonpolar) umumnya mengumpul membentuk kumpulan pada bagian inti protein itu, menjauhi kontak dengan air. Dengan demikian, apa yang disebut dengan interaksi hidrofobik pada dasarnya dimulai oleh perilaku molekul air yang menjauhi substansi nonpolar ketika molekul-molekul air membentuk ikatan hydrogen satu sama lain dan dengan bagian hidrofilik protein tersebut. Begitu rantai samping asam amino nonpolar mendekat satu sama lain, gaya tarik Van Der Waals menguatkan kembali interaksi hidrofobik itu. Sementara itu, ikatan hydrogen antara rantai-rantai samping polar dan ikatan ionic antara rantai-rantai samping bermuatan positif dan rantai samping bermuatan negative juga membantu menstabilkan struktur tersier. Semuanya ini merupakan interaksi lemah, akan tetapi efek kumulatifnya membuat protein mempunyai bentuk yang spesifik. Gambar 5. Tiga tingkatan struktur protein Konformasi suatu protein bias semakin diperkuat oleh ikatan kovalen kuat yang disebut jembatan disulfida. Jembatan disulfida terbentuk ketika dua monomer sistein, yaitu asam amino dengan gugus sulfhidril (-SH) pada rantai sampingnya, saling mendekat satu sama lain melalui pelipatan protein tersebut. Sulfur salah satu sistein itu berikatan dengan sulfur sistein kedua, dan jembatan disulfida (-S-S-) mematri bagian-bagian protein menjadi terikat bersama. Semua jenis ikatan-ikatan yang berbeda ini dapat terjadi pada satu protein, seperti pada gambar 6. Struktur kuaterner. Seperti telah disebutkan sebelumnya, beberapa protein terdiri atas dua atau lebih polipeptida yang mengumpul menjadi satu

12 makromolekul yang fungsional. Struktur kuaterner adalah keseluruhan struktur protein yang dihasilkan dari penggabungan semua subunit polipeptida itu. Misalnya kolagen adalah suatu protein serat yang mempunyai subunit heliks yang mengalami superkoil atau superlilitan menjadi suatu heliks rangkap tiga yang lebih besar. Organisasi kolagen superkoil ini, mirip seperti konstruksi sebuah tali, memberikan kekuatan yang sangat besar kepada serat yang panjang tersebut. Hal tersebut sesuai dengan fungsi serat kolagen sebagai balok penopang jaringan ikat, seperti tendon dan ligament. Hemoglobin merupakan salah satu contoh protein globuler dengan struktur kuaterner. Protein ini terdiri dari dua jenis rantai polipeptida di mana pada tiap molekul hemoglobin terdapat dua buah dari masing-masing jenis rantai. Gambar 6. Contoh ikatan yang berperan dalam pembentukan struktur tersier protein 2) Apa yang menentukan konformasi protein? Kita telah mengetahui bahwa konformasi yang unik menyebabkan setiap protein mempunyai fungsi spesifik, namun apa factor kunci yang menentukan konformasi? Rantai polipeptida dengan suatu urutan asam amino tertentu dapat secara spontan mengatur diri mengambil suatu bentuk tiga dimensi yang dipertahankan oleh interaksi-interaksi yang menyebabkan struktur sekunder dan tersier. Keadaan ini terjadi secara normal ketika protein tersebut sedang disintesis di dalam sel. Namun, konformasi protein juga tergantung pada kondisi fisik dan kimiawi lingkungan protein tersebut. Jika ph, konsentrasi garam, suhu atau aspek lain dari lingkungan diubah, maka protein tersebut bisa terbuka dan kehilangan konformasi aslinya, suatu perubahan yang disebut denaturasi. Setelah berubah bentuk, protein terdenaturasi tersebut menjadi inaktif secara biologis. Sebagian besar protein menjadi terdenaturasi jika protein tersebut dipindahkan dari lingkungan aqueous ke suatu pelarut organic seperti eter atau kloroform. Protein tersebut akan menjadi terbalik ( bagian luar masuk ke bagian dalam ), daerah hidrofobiknya berganti tempat dengan bagian hidrofiliknya. Agen denaturasi lain meliputi bahan kimiawi yang merusak atau mengganggu

13 ikatan hidrogen, ikatan ionik dan jembatan disulfida yang mempertahankan suatu bentuk protein. Denaturasi juga disebabkan oleh panas yang berlebihan yang merangsang rantai polipeptida itu sedemikian rupa sehingga cukup mengatasi interaksi lemah yang menstabilkan konformasi tersebut. Gambar 7. Denaturasi dan renaturasi protein Ketika suatu protein dalam larutan tabung reaksi didenaturasi oleh panas atau bahan kimiawi, protein tersebut sering kali akan kembali ke bentuk fungsionalnya bila agen pendenaturasinya dihilangkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa informasi untuk membangun suatu bentuk spesifik protein bersifat intrinsik dalam struktur primer protein itu. Urutan asam amino menentukan konformasi di mana heliks α dapat terbentuk, di mana lembaran berlipat-lipat dapat terjadi, di mana jembatan disulfida berada, di mana ikatan ionik dapat terbentuk dan selanjutnya. Akan tetapi di dalam lingkungan yang penuh sesak di dalam suatu sel, pelipatan ulang suatu protein terdenaturasi dan bahkan pelipatan yang benar selama sintesis protein mungkin lebih merupakan masalah. 3) Masalah pelipatan protein Para ahli biokimia telah mengetahui urutan asam amino lebih dari protein dan sekitar bentuk tiga dimensi. Mungkin kita akan berpikir bahwa dengan menghubungkan struktur primer berbagai protein dengan konformasinya, akan memungkinkan untuk menemukan aturan pelipatan protein kususnya dengan bantuan komputer. Akan tetapi permasalahan pelipatan protein tidaklah sesederhana itu. Sebagian besar protein barangkali mengalami bentuk intermediet sebelum mencapai konformasi stabilnya, dan dengan hanya melihat konformasi yang matang tersebut tidak akan mengungkapkan tahapan pelipatan yang diperlukan untuk mencapai bentuk itu. Namun, para ahli biokimia telah mengembangkan metode untuk pelacakan suatu protein yang melalui tahapan pelipatan intermedietnya. Para peneliti juga telah menemukan protein chaperone, molekul yang berfungsi sebagai penahan atau penguat temporer yang membantu pelipatan protein lain.

14 Permasalahan pelipatan protein sangat penting artinya. Jika aturan pelipatan protein telah diketahui, seharusnya akan memungkinkan untuk merancang protein yang akan melakukan suatu tugas spesifik dengan cara membuat suatu rantai polipeptida dengan urutan asam amino yang tepat. 3. Sintesis protein Sebelum membahas bagaimana gen mengatur sintesis protein, akan dibahas terlebih dahulu mengenai hubungan antara gen dan protein. a. Satu gen satu polipeptida Setelah para ahli dan peneliti mempelajari lebih lanjut tentang protein, mereka membuat revisi kecil mengenai hipotesis satu gen satu enzim. Tidak semua protein adalah enzim. Keratin, protein structural pada rambut hewan dan hormone insulin merupakan contoh protein yang bukan enzim. Oleh karena protein yang bukan enzim bagaimanapun juga adalah produk dari gen, ahli biologi molekuler mulai berpikir dari sudut pandang satu gen satu protein. Namun demikian, banyak protein terdiri dari dua atau lebih rantai polipeptida yang berbeda,dan setiap polipeptida ditentukan oleh gennya masing-masing. Contohnya hemoglobin, protein pentranspor oksigen dalam sel darah merah vertebrata, terbentuk dari dua jenis polipeptida yang artinya protein ini di kode oleh dua gen. Oleh karena itu hipotesis menjadi satu gen satu polipeptida. Namun lebih umum disebut protein bukannya polipeptida sebagai produk gen. Gambar 8. Gambaran umum sintesis protein b. Transkripsi dan translasi merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke protein Gen memberi perintah untuk membuat protein tertentu. Tetapi gen tidak membangun protein secara langsung. Jembatan antara DNA dan sintesis protein adalah RNA. RNA secara kimiawi serupa dengan DNA, terkecuali bahwa RNA mengandung ribosa bukan deoksiribosa sebagai gulanya, dan memiliki basa nitrogen urasil bukan timin. Dengan demikian, setiap nukleotida di sepanjang untai DNA

15 memiliki deoksiribosa sebagai gulanya dan A, G, C atau T sebagai basanya. Setiap nukleotida di sepanjang untai RNA memiliki ribose sebagai gulanya dan A, G, C, atau U sebagai basanya. Suatu molekul RNA hampir selalu terdiri dari satu untai tunggal. Gen biasanya panjangnya mencapai ratusan atau ribuan nukleotida dengan urutan basanya masing-masing yang spesifik. Setiap polipeptida dari suatu protein juga memiliki monomer yang memiliki susunan dalam tatanan linier tertentu. Tetapi monomernya adalah keduapuluh asam amino tersebut. Dengan demikian asam nukleat dan protein berisi informasi yang ditulis dalam dua bahasa kimiawi yang berbeda. Untuk beralih dari DNA yang ditulis dalam suatu bahasa ke protein yang ditulis dalam bahasa lain, membutuhkan dua tahapan utama yaitu transkripsi dan translasi. Gambar 9. Heliks ganda DNA Transkripsi merupakan sintesis RNA berdasarkan arahan DNA. Kedua asam nukleat menggunakan bahasa yang sama dan informasinya tinggal ditranskripsi atau disalin dari satu molekul ke molekul yang lain. Transkripsi menyediakan suatu cetakan untuk penyusunan urutan nukleotida DNA. Molekul RNA yang dihasilkan merupakan transkrip penuh dari instruksi-instruksi pembangun protein dari gen tersebut. Jenis molekul RNA ini disebut RNA mesenjer ( mrna ), karena molekul ini membawa pesan dari DNA ke peralatan pensintesis protein dari sel tersebut. Translasi merupakan sintesis polipeptida yang sesungguhnya yang terjadi berdasarkan arahan mrna. Selama tahapan ini terdapat perubahan bahasa. Sel tersebut harus mentranslasi ( menerjemahkan ) urutan basa molekul mrna ke dalam urutan asam amino polipeptida. Tempat-tempat translasi ini adalah ribosom, partikel kompleks yang memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida. Dari uraian di atas dapat kita sederhanakan bahwa gen memprogram sintesis protein melalui pesan genetic dalam bentuk mrna. Dengan kata lain, sel diatur oleh rantai perintah molekuler: DNA RNA protein.

16 c. Dalam kode genetic, triplet nukleotida menentukan asam amino Ketika mulai diketahui bahwa perintah untuk sintesis protein dikodekan dalam DNA, para peneliti menyadari adanya masalah. Hanya ada 4 nukleotida untuk menentukan 20 asam amino. Jika setiap basa nukleotida ditranslasi ke dalam asam amino, hanya 4 dari keduapuluh asam amino itu yang dapat ditentukan. Bagaimana jika kode 2 huruf? Misalnya AG dapat menentukan satu asam amino, dan GT dapat menentukan asam amino yang lain. Karena terdapat 4 basa maka kemungkinan susunan yang dapat dihasilkan adalah 4 2 yaitu 16. Sehingga masih belum cukup untuk mengkode ke 20 asam amino. Triplet nukleotida merupakan unit terkecil dengan panjang seragam yang dapat mengkode seluruh asam amino. Jika tiga basa berurutan menentukan satu asam amino, maka terdapat 4 3 yaitu 64 kemungkinan kode, lebih dari cukup untuk menentukan asam amino tersebut. Sel tidak dapat secara langsung mentranslasi gen menjadi asam amino. Langkah antaranya adalah transkripsi dimana selama transkripsi inilah gen tersebut menentukan urutan triplet basa disepanjang molekul mrna. Untuk setiap gen, hanya salah satu dari dua untai DNA yang ditranskripsi. Untai ini disebut untai cetakan, karena untai ini memberikan cetakan untuk menata urutan nukleotida dalam transkrip RNA. DNA yang ada dapat menjadi untai cetakan di beberapa daerah dalam suatu molekul DNA. Sumber, biologi Campbell 9 Gambar 10. Kamus kode genetik Molekul mrna lebih merupakan komplementer daripada identik dengan cetakan DNAnya karena basa RNA disusun pada cetakan tersebut berdasarkan aturan pemasangan basa. Pasangan ini serupa dengan pasangan yang terbentuk selama replikasi DNA. Namun pada RNA basa U menggantikan T yang berpasangan dengan A. Dengan demikian, apabila untai DNA ditranskripsi, triplet basa ACC dalam DNA menyediakan cetakan untuk UGG dalam molekul mrna tersebut. Triplet basa ini disebut kodon. Misalnya, UGG merupakan kodon untuk asam amino triptofan ( disingkat Trp).

17 Selama translasi, urutan kodon di sepanjang mrna dikode atau ditranslasi menjadi urutan asam amino yang menyusun suatu rantai polipeptida. Setiap kodon di sepanjang mrna menentukan yang mana dari keduapuluh asam amino itu yang akan dimasukkan pada posisi yang sesuai di sepanjang polipeptida. Karena kodon merupakan triplet basa, jumlah nukleotida yang menyusun pesan genetic haruslah tiga kali jumlah asam amino yang menyusun produk protein tersebut. Misalnya dibutuhkan 300 nukleotida di sepanjang untai RNA untuk mengkode polipeptida yang panjangnya 100 asam amino. Dari uraian di atas dapat kita ringkas bahwa informasi genetic dikode sebagai suatu urutan triplet basa yang tidak tumpang tindih atau kodon, yang masingmasing ditranslasi menjadi asam amino spesifik selama sintesis protein. Gambar 11. Kode triplet d. Translasi adalah sintesis polipeptida yang diarahkan oleh RNA Kita dapat membagi translasi, sintesis rantai polipeptida ke dalam tiga tahapan: inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mrna, trna dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi. Tahap inisiasi membawa bersama-sama mrna, sebuah trna yang membawa asam amino pertama, dan dua subunit ribosom. Pertama subunit ribosom kecil mengikatkan diri pada mrna dan trna inisiator kusus. Pada arah downstream dari mrna terdapat kodon inisiasi AUG yang memberikan sinyal dimulainya proses translasi. trna inisiator yang membawa asam amino metionin melekat pada kodon inisiasi. Gambar 12. Inisiasi translasi

18 Penyatuan mrna, trna inisiator dan subunit ribosom menyempurnakan komplek inisiasi translasi. Protein yang disebut factor inisiasi dibutuhkan untuk membawa semua komponen tersebut bersama-sama. Saat penyelesaian proses inisiasi, trna inisiator berada pada tempat P dari ribosom dan tempat A yang kosong siap untuk trna aminoasil berikutnya. Sintesis polipeptida dimulai dari ujung aminonya. Elongasi. Pada tahap elongasi dari translasi, asam-asam amino ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama. Tiap penambahan melibatkan partisipasi beberapa protein yang disebut factor elongasi dan terjadi dalam siklus tiga tahap. 1) Pengenalan kodon. Kodon mrna pada tempat A dari ribosom membentuk ikatan hydrogen dengan antikodon molekul trna yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Factor elongasi membawa trna ke tempat A. Langkah ini juga membutuhkan hidrolisis GTP. 2) Pembentukan ikatan peptida Molekul rrna dari subunit ribosom besar berfungsi sebagai ribozim, mengkatalis pembentukan ikatan peptide yang menggabungkan polipeptida yang memanjang dari tempat P ke asam amino yang baru tiba di tempat A. Pada tahap ini, polipeptida memisahkan diri dari trna tempat pelekatannya semula, dan asam amino pada ujung karboksilnya berikatan dengan asam amino yang dibawa oleh trna di tempat A. 3) Translokasi trna di tempat A sekarang terikat pada polipeptida yang sedang tumbuh, ditranslokasikan ke tempat P. Saat RNA berpindah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan hydrogen pada kodon mrna. mrna bergerak bersama-sama dengan antikodon ini dan membawa kodon berikutnya untuk ditranslasi pada tempat A. Sementara itu, trna yang tadinya di tempat P bergerak ke tempat E dan dari tempat ini keluar dari ribosom. Siklus elongasi menghabiskan waktu kurang dari 1/10 detik dan terus diulang sampai rantai polipeptidanya lengkap. Gambar 13. Siklus elongasi tranlasi

19 Terminasi. Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai tempat A di ribosom. Triplet basa stop adalah UAA, UAG dan UGA tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan translasi. Suatu protein yang disebut factor pelepas langsung mengikatkan diri pada kodon stop di tempat A. Faktor pelepas ini menyebabkan penambahan molekul air, bukan asam amino, pada rantai polipeptida. Reaksi ini menghidrolisis polipeptida yang sudah selesai ini dari trna yang berada di tempat P, melepaskan polipeptida dari ribosom. Sisa-sinya penyusunan translasi kemudian terpisah-pisah. Gambar 14. Terminasi translasi 4. Metabolism protein a. Biosintesis asam amino Manusia dapat membentuk 12 dari ke 20 asam amino yang umum dari zat-zat antara amfibolik glikolisis dan siklus asam sitrat. Enzim glutamate dehidrogenase, glutamine sintetase dan aminotransperase menempati posisi sentral dalam biosintesis asam amino. Kerja kombinasi ketiga enzim tersebut adalah mengubah ion ammonium menjadi nitrogen α amino dari berbagai asam amino. Contohnya transaminasi oksaloasetat membentuk aspartat. Perubahan aspartat menjadi asparagin dikatalisis oleh asparagin sintetase yang mirip dengan glutamine sintetase. Gambar 15. Reaksi asparagin sintetase

20 b. Katabolisme protein dan nitrogen asam mino Pada orang dewasa normal, asupan nitrogen sesuai dengan nitrogen yang diekskresikan. Ammonia yang terutama berasal dari nitrogen α-amino asam amino sangat toksik. Jaringan mengubah ammonia menjadi nitrogen amida glutamine yang nontoksik. Deaminasi glutamine selanjutnya di hati membebaskan ammonia yang kemudian diubah menjadi urea yang nontoksik. Urea merupakan produk akhir utama hasil katabolisme nitrogen pada manusia. Sintesis 1 mol urea memerlukan 3 mol ATP plus 1 mol ion ammonium dan 1 mol nitrogen α-amino aspartat. Dari enam asam amino yang ikut serta, N-asetilglutamat hanya berfungsi sebagai activator enzim. Asam amino lain berfungsi sebagai pembawa atom yang akhirnya menjadi urea. Peran metabolic utama ornitin, sitrulin dan argininosuksinat pada mamalia adalah urea. Beberapa reaksi sintesis urea terjadi pada matrik mitokondria dan reaksi lain berlangsung di sitosol (Murray, 2006). c. Katabolisme rangka karbon asam amino Katabolisme asam amino biasanya dimulai dengan transaminasi. Pengeluaran nitrogen α-amino melalui transaminasi adalah reaksi katabolic pertama asam amino kecuali prolin, hidroksiprolin, treonin, dan lisin. Rangka hidrokarbon yang tersisa kemudian diuraikan menjadi zat-zat antara amfibolik. Ganbar 16. Zat-zat amfibolik katabolisme asam amino 5. Mutasi titik serta gangguan konformasi protein dapat memiliki konsekuensi patologis Mutasi adalah perubahan materi genetic suatu sel. Jika mutasi titik terjadi pada suatu gamet maka akan diturunkan pada keturunannya. Contohnya pada penyakit sel sabit yang merupakan mutasi pada suatu pasangan pasa yang mengkode pembentukan salah satu polipeptida hemoglobin. Begitu juga halnya dengan penyakit alzhaimer,

21 talasemia beta merupakan penyakit yang timbul dari adanya gangguan konformasi protein. Gambar 15. Penyakit sel sabit pada sel eritrosit manusia SIMPULAN Protein merupakan salah satu jenis makromolekul kehidupan selain karbohidrat, lipid, dan asam nukleat. Tiga makromolekul di antara empat kategori senyawa organik kehidupan: karbohidrat, protein, dan asam nukleat adalah molekul yang menyerupai rantai yang disebut polimer. Unit-unit yang disusun berulang-ulang yang berfungsi sebagai blok penyusun suatu polimer adalah molekul kecil yang disebut monomer. Polimer asam amino disebut polipeptida. Suatu protein terdiri atas satu atau lebih polipeptida yang terlipat dan terbelit membentuk suatu kesesuaian yang spesifik. Peran penting protein adalah digunakan untuk dukungan struktural, penyimpanan, transport substansi lain, pengiriman sinyal dari satu bagian organisme ke bagian lain, pergerakan, dan pertahanan melawan substansi asing dan sebagai enzim. Dalam arsitektur kompleks suatu protein, dikenal tiga tingkatan struktur yang saling berimpitan yang disebut struktur primer, sekunder dan tersier. Tingkatan keempat, struktur kuaterner, terjadi ketika suatu protein terdiri atas dua atau lebih rantai polipeptida. Struktur ini sangat khas untuk setiap protein agar fungsional. Sintesis protein dikontrol oleh gen dalam 2 tahapan utama yaitu transkripsi, proses sintesis RNA dan translasi, penerjemahan informasi yang dibawa RNA. Manusia dapat membentuk 12 dari ke 20 asam amino yang umum dari zat-zat antara amfibolik glikolisis dan siklus asam sitrat. Pada orang dewasa normal, asupan nitrogen sesuai dengan nitrogen yang diekskresikan. Urea merupakan produk akhir utama hasil katabolisme nitrogen pada manusia. Katabolisme asam amino biasanya dimulai dengan transaminasi. Pengeluaran nitrogen α-amino melalui transaminasi adalah reaksi katabolic pertama asam amino kecuali prolin, hidroksiprolin, treonin, dan lisin. Rangka hidrokarbon yang tersisa kemudian diuraikan menjadi zat-zat antara amfibolik. Mutasi titik serta gangguan konformasi protein dapat memiliki konsekuensi patologis. Contohnya pada penyakit sel sabit dan alzhaimer.

22 Rujukan Boyce Sinead, Keith F Tipton. Enzyme Classification and Nomenclature. Trinity College, Dublin, Ireland Campbell, Neil A Biologi.(terjemahan). Jakarta: Erlangga Phillips,Jhon S. dkk Chemistry: concept and application. USA: The McGraw Hill Companies Inc. Murray, Robert K. et al Harper s Illustrated Biochemistry, 27 th ed. The McGraw Hill Companies Inc.

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino

Lebih terperinci

Gb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72)

Gb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72) Gb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72) Rumus Umum Asam Amino (Campbell, 1999: 73) H H O N C C H R OH GUGUS AMINO GUGUS KARBOKSIL Tabel 5.1 Gambaran Umum Fungsi Protein (Campbell, 1999: 74) JENIS

Lebih terperinci

Metabolisme Protein - 2

Metabolisme Protein - 2 Protein Struktur asam amino Asam amino essensial Metabolisme asam amino Pengaruh hormon dalam metabolisme asam amino Anabolisme asam amino Katabolisme asam amino Keseimbangan nitrogen Siklus urea Perubahan

Lebih terperinci

adalah proses DNA yang mengarahkan sintesis protein. ekspresi gen yang mengodekan protein mencakup dua tahap : transkripsi dan translasi.

adalah proses DNA yang mengarahkan sintesis protein. ekspresi gen yang mengodekan protein mencakup dua tahap : transkripsi dan translasi. bergerak sepanjang molekul DNA, mengurai dan meluruskan heliks. Dalam pemanjangan, nukleotida ditambahkan secara kovalen pada ujung 3 molekul RNA yang baru terbentuk. Misalnya nukleotida DNA cetakan A,

Lebih terperinci

10/30/2015. Protein adalah makromolekul. Mereka dibangun dari satu atau lebih rantai asam amino. Protein dapat mengandung asam amino.

10/30/2015. Protein adalah makromolekul. Mereka dibangun dari satu atau lebih rantai asam amino. Protein dapat mengandung asam amino. Protein Struktur asam Asam essensial Metabolisme asam Pengaruh hormon dalam metabolisme asam Anabolisme asam Katabolisme asam Keseimbangan nitrogen Siklus urea Perubahan rangka karbon asam menjadi zat

Lebih terperinci

MAKALAH PROTEIN. Oleh : Galih Widi Astuti. Fahmi Nur Hidayat ( ) Iga Nur Azizah ( ) Linda Anggi Febri Yani.

MAKALAH PROTEIN. Oleh : Galih Widi Astuti. Fahmi Nur Hidayat ( ) Iga Nur Azizah ( ) Linda Anggi Febri Yani. MAKALAH PROTEIN Oleh : Galih Widi Astuti Fahmi Nur Hidayat (14312241041) Iga Nur Azizah (14312241042) Linda Anggi Febri Yani Adha Luthfi Asri Maharani UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BIOMOLEKUL II PROTEIN

BIOMOLEKUL II PROTEIN KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 22 Sesi NGAN BIOMOLEKUL II PROTEIN Protein dan peptida adalah molekul raksasa yang tersusun dari asam α-amino (disebut residu) yang terikat satu dengan lainnya

Lebih terperinci

Asam nukleat dan Protein Aliran informasi genetik

Asam nukleat dan Protein Aliran informasi genetik Asam nukleat dan Protein Aliran informasi genetik Pustaka: Glick, BR and JJ Pasternak, 2003, Molecular Biotechnology: Principles and Applications of Recombinant DNA, ASM Press, Washington DC, hal. 23-46

Lebih terperinci

Ada 2 kelompok basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu

Ada 2 kelompok basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu DNA DNA adalah rantai doble heliks berpilin yang terdiri atas polinukleotida. Berfungsi sebagi pewaris sifat dan sintesis protein. Struktur DNA (deoxyribosenucleic acid) yaitu: 1. gula 5 karbon (deoksiribosa)

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 10. GENETIKA MIKROBA Genetika Kajian tentang hereditas: 1. Pemindahan/pewarisan sifat dari orang tua ke anak. 2. Ekspresi

Lebih terperinci

Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotidanukleotida. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging

Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotidanukleotida. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging DNA membawa informasi genetik dan bagian DNA yang membawa ciri khas yang diturunkan disebut gen. Perubahan yang terjadi pada gen akan menyebabkan terjadinya perubahan pada produk gen tersebut. Gen sering

Lebih terperinci

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan

Lebih terperinci

ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di

ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di Membran Inti Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,

Lebih terperinci

BAB III. SUBSTANSI GENETIK

BAB III. SUBSTANSI GENETIK BAB III. SUBSTANSI ETIK Kromosom merupakan struktur padat yg tersusun dr komponen molekul berupa protein histon dan DNA (kumpulan dr kromatin) Kromosom akan tampak lebih jelas pada tahap metafase pembelahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggandaan dan penyediaan asam amino menjadi amat penting oleh karena senyawa tersebut dipergunakan sebagai satuan penyusun protein. Kemampuan jasad hidup untuk membentuk

Lebih terperinci

METABOLISME PROTEIN. Oleh : Tim Pengampu MK Biokimia

METABOLISME PROTEIN. Oleh : Tim Pengampu MK Biokimia METABOLISME PROTEIN Oleh : Tim Pengampu MK Biokimia Outline Perkuliahan Katabolisme Protein Degradasi Protein Asam Amino Katabolisme Asam Amino Siklus Urea Anabolisme Protein Biosintesis Asam Amino Biosintesis

Lebih terperinci

TRANSLASI. Sintesis Protein

TRANSLASI. Sintesis Protein TRANSLASI Sintesis Protein TRANSLASI TRANSLASI : adalah proses penterjemahan informasi genetik yang ada pada mrna kedalam rantai polipeptida/protein Informasi genetik pada mrna berupa rangkaian basa atau

Lebih terperinci

Asam Amino, Peptida dan Protein. Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes

Asam Amino, Peptida dan Protein. Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes Asam Amino, Peptida dan Protein Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes Pendahuluan Protein adalah polimer alami terdiri atas sejumlah unit asam amino yang berkaitan satu dengan yg lainnya Peptida adalah oligomer

Lebih terperinci

Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia

Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia Protein adalah salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan baku energi, pembentukan dan perbaikan sel, sintesis hormon, enzim,

Lebih terperinci

Protein. Kuliah Biokimia ke-3 PROTEIN

Protein. Kuliah Biokimia ke-3 PROTEIN Protein Kuliah Biokimia ke-3 PS Teknologi Hasil Pertanian Univ.Mulawarman Krishna P. Candra, 2015 PROTEIN Protein berasal dari kata latin Proteus (penting) Makromolekul yang dibentuk dari satu atau lebih

Lebih terperinci

Definisi Sintesis Protein

Definisi Sintesis Protein Definisi Sintesis Protein Manusia, hewan, dan tumbuhan sangat memerlukan protein sebagai unsur utama penyusun tubuhnya. Protein pada manusia dan hewan terdapat paling banyak pada membran sel, sitoplasma,

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA Oleh: Nama : Nur Amalina Fauziyah NIM : 141810401041 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2014 PEMBAHASAN Asam nukleat

Lebih terperinci

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus.

Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. DNA DAN RNA Adalah asam nukleat yang mengandung informasi genetik yang terdapat dalam semua makluk hidup kecuali virus. ADN merupakan blue print yang berisi instruksi yang diperlukan untuk membangun komponen-komponen

Lebih terperinci

ENZIM I GEDE SUDIRGAYASA

ENZIM I GEDE SUDIRGAYASA ENZIM I GEDE SUDIRGAYASA PENDAHULUAN Kemungkinan sempat terlintas pertanyaan dalam pikiran kita bahwa bagaimana kita yang berawal dari zigot yang kita ketahui hanya berupa satu sel mampu tumbuh besar menjadi

Lebih terperinci

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. Menentukan Kadar Protein Dengan Metode Titrasi Formol I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. II. Tinjauan Pustaka Protein berasal dari bahasa

Lebih terperinci

EKSPRESI GEN. Kuliah ke 5 Biologi molekuler Erlindha Gangga

EKSPRESI GEN. Kuliah ke 5 Biologi molekuler Erlindha Gangga EKSPRESI GEN Kuliah ke 5 Biologi molekuler Erlindha Gangga Mengalirnya informasi dari DNA menuju protein tidak dapat berjalan secara langsung. Pertama DNA akan digunakan sebagai model / cetakan dalam sintesis

Lebih terperinci

Metabolisme Protein. Tenaga. Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA

Metabolisme Protein. Tenaga. Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA Metabolisme Protein Tenaga Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA Metabolisme protein Tenaga Pendahuluan Metabolisme protein dan asam amino Klasifikasi asam amino Katabolisis

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 24 Sesi NGAN Review IV A. KARBOHIDRAT 1. Di bawah ini adalah monosakarida golongan aldosa, kecuali... A. Ribosa D. Eritrosa B. Galaktosa E. Glukosa C. Fruktosa

Lebih terperinci

STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK

STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK Mendel; belum terfikirkan ttg struktur, lokus, sifat kimiawi serta cara kerja gen. Sesudah Mendel barulah dipelajari ttg komposisi biokimiawi dari kromosom. Materi genetik

Lebih terperinci

Struktur dan Fungsi Protein

Struktur dan Fungsi Protein Struktur dan Fungsi Protein Protein merupakan makromolekul yang sangat serbaguna pada makluk hidup dan melakukan fungsi yang sangat vital dalam seluruh sistem biologis Proteins disusun oleh 20 jenis asam

Lebih terperinci

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial PROTEIN KEGUNAAN 1. Zat pembangun dan pengatur 2. Sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N 3. Sumber energi Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino

Lebih terperinci

Asam Amino dan Protein. Tri Rini Nuringtyas

Asam Amino dan Protein. Tri Rini Nuringtyas Asam Amino dan Protein Tri Rini Nuringtyas Protein Molekul yg sangat vital untuk organisme terdapt di semua sel Polimer disusun oleh 20 mcm asam amino standar Rantai asam amino dihubungkan dg iktn kovalen

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN ANTARA DNA dengan RNA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biologi Oleh: Aria Fransisca Bashori Sukma 141810401023 Dosen Pembimbing Eva Tyas Utami, S.Si, M.Si NIP. 197306012000032001

Lebih terperinci

BAHAN PENYUSUN GENETIK

BAHAN PENYUSUN GENETIK Materi Kuliah Bioteknologi Pertanian Prodi Agribisnis Pertemuan Ke 4 BAHAN PENYUSUN GENETIK Ir. Sri Sumarsih, MP. Email: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.ac.id

Lebih terperinci

PROTEIN. Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan

PROTEIN. Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan PROTEIN Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan 2-2015 Contents Definition Struktur Protein Asam amino Ikatan Peptida Klasifikasi protein Sifat fisikokimia Denaturasi protein Definition Protein adalah sumber asam-asam

Lebih terperinci

Bagian-bagian kromosom

Bagian-bagian kromosom BAB3: SUBSTANSI GENETIKA KROMOSOM Bagian-bagian kromosom 1. kromatid. 2. senrtomer. 3. lengan pendek. 4. lengan panjang. SUBSTANSI GENETIKA Seluruh peristiwa kimia (metabolisme) diatur oleh suatu master

Lebih terperinci

TINJAUAN MIKROBIOLOGI DAN BIOKIMIA

TINJAUAN MIKROBIOLOGI DAN BIOKIMIA Bab 2 TINJAUAN MIKROBIOLOGI DAN BIOKIMIA 2.1 Mikrobiologi 2.1.1 Sel Sel adalah struktur biologi terendah yang mampu melakukan semua aktivitas kehidupan. Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi karena setiap

Lebih terperinci

Aulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA

Aulia Dwita Pangestika A2A Fakultas Kesehatan Masyarakat. DNA dan RNA Aulia Dwita Pangestika A2A014018 Fakultas Kesehatan Masyarakat DNA dan RNA DNA sebagai senyawa penting yang hanya ada di mahkluk hidup. Di mahkluk hidup senyawa ini sebagai master kehidupan untuk penentuan

Lebih terperinci

PROTEIN. Sulistyani, M.Si

PROTEIN. Sulistyani, M.Si PROTEIN Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id KONSEP DASAR Kata protein berasal dari kata Yunani, proteios yang berarti pertama. Dalam kehidupan sehari-hari, protein terdapat dalam telur, kacangkacangan,

Lebih terperinci

METABOLISME PROTEIN DAN ASAM AMINO. Ika Puspita Dewi

METABOLISME PROTEIN DAN ASAM AMINO. Ika Puspita Dewi 1 METABOLISME PROTEIN DAN ASAM AMINO Ika Puspita Dewi 2 Pembahasan Pencernaan protein dan absorbsi asam amino Metabolisme asam amino Sintesis asam amino 3 PENCERNAAN PROTEIN DAN ABSORBSI ASAM AMINO Digesti

Lebih terperinci

Terdiri dari : senyawa organik C H O dan N

Terdiri dari : senyawa organik C H O dan N PROTEIN Adalah : makromolekul yg terbanyak di dalam sel hidup dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Terdiri dari : senyawa organik C H O dan N Berdasarkan fungsinya protein di kelompokkan mjd

Lebih terperinci

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2017 METABOLISME Metabolisme adalah proses-proses

Lebih terperinci

AKTIVITAS GEN DAN PENGATURANNYA: SINTESIS PROTEIN. dr. Arfianti, M.Biomed, M.Sc

AKTIVITAS GEN DAN PENGATURANNYA: SINTESIS PROTEIN. dr. Arfianti, M.Biomed, M.Sc AKTIVITAS GEN DAN PENGATURANNYA: SINTESIS PROTEIN dr. Arfianti, M.Biomed, M.Sc Protein Working molecules of the cells Action and properties of cells Encoded by genes Gene: Unit of DNA that contain information

Lebih terperinci

RESUME JURNAL The Structural Basis Of Large Ribosomal Subunit Function oleh Widayu Mutiya Ramadhani ( )

RESUME JURNAL The Structural Basis Of Large Ribosomal Subunit Function oleh Widayu Mutiya Ramadhani ( ) RESUME JURNAL The Structural Basis Of Large Ribosomal Subunit Function oleh Widayu Mutiya Ramadhani (24020115140122) Jurnal ini berjudul Kegunaan Struktur Dasar dari Sub-Unit Besar Ribosom. Jurnal ini

Lebih terperinci

SINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya

SINTESIS PROTEIN. Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya SINTESIS PROTEIN Yessy Andriani Siti Mawardah Tessa Devitya Sintesis Protein Proses dimana kode genetik yang dibawa oleh gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino SINTESIS PROTEIN EKSPRESI GEN Asam nukleat

Lebih terperinci

MAKALAH BIOKIMIA ASAM AMINO DAN PROTEIN DISUSUN OLEH: : Devi Andriani NPM : : Pendidikan Biologi

MAKALAH BIOKIMIA ASAM AMINO DAN PROTEIN DISUSUN OLEH: : Devi Andriani NPM : : Pendidikan Biologi MAKALAH BIOKIMIA ASAM AMINO DAN PROTEIN DISUSUN OLEH: Nama : Devi Andriani NPM : 1413024023 Prodi : Pendidikan Biologi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 DAFTAR ISI HALAMAN

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup biokimia, sejarah perkembangan ilmu biokimia, bidangbidang

Lebih terperinci

Substansi Genetik. By Ms. Evy Anggraeny. SMA Regina Pacis Jakarta. Sept

Substansi Genetik. By Ms. Evy Anggraeny. SMA Regina Pacis Jakarta. Sept Substansi Genetik SMA Regina Pacis Jakarta By Ms. Evy Anggraeny Sept 2013 1 DNA/ADN Terdiri dari gula pentosa, basa nitrogen dan phosphat DNA Sept 2013 2 Macam Basa Dua macam basa Purin Adenine = A pada

Lebih terperinci

5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor

5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor 1. Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah. a. suhu b. cahaya c. hormon d. makanan e. ph 2. Hormon yang termasuk ke dalam jenis hormon penghambat pertumbuhan

Lebih terperinci

19/10/2016. The Central Dogma

19/10/2016. The Central Dogma TRANSKRIPSI dr.syazili Mustofa M.Biomed DEPARTEMEN BIOKIMIA DAN BIOLOGI MOLEKULER FK UNILA The Central Dogma 1 The Central Dogma TRANSKRIPSI Transkripsi: Proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada

Lebih terperinci

ASAM AMINO. Asam amino: Asam karboksilat yang mempunyai gugus amino pada atom α dari posisi gugus - COOH

ASAM AMINO. Asam amino: Asam karboksilat yang mempunyai gugus amino pada atom α dari posisi gugus - COOH Asam amino: Asam karboksilat yang mempunyai gugus amino pada atom α dari posisi gugus - CH ASAM AMIN Atom C-α ialah atom asimetrik kecuali R ialah atom H Memutar bidang cahaya terpolarisasi atau bersifat

Lebih terperinci

Asam Amino dan Protein

Asam Amino dan Protein Modul 1 Asam Amino dan Protein Dra. Susi Sulistiana, M.Si. M PENDAHULUAN odul 1 ini membahas 2 unit kegiatan praktikum, yaitu pemisahan asam amino dengan elektroforesis kertas dan uji kualitatif Buret

Lebih terperinci

protein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE

protein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE protein A. PENGERTIAN PROTEIN PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE ARTINYA : TERUTAMA ATAU PENTING G. MULDER MENEMUKAN BAHWA SENYAWA INI DITEMUKAN PADA SEMUA ORGANISME

Lebih terperinci

PROTEIN. Rizqie Auliana

PROTEIN. Rizqie Auliana PROTEIN Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Sejarah Ditemukan pertama kali tahun 1838 oleh Jons Jakob Berzelius Diberi nama RNA dan DNA Berasal dari kata protos atau proteos: pertama atau utama Komponen

Lebih terperinci

METABOLISME PROTEIN/ ASAM AMINO. Dr.Yahwardiah Siregar,PhD Dr. Hidayat

METABOLISME PROTEIN/ ASAM AMINO. Dr.Yahwardiah Siregar,PhD Dr. Hidayat METABOLISME PROTEIN/ ASAM AMINO Dr.Yahwardiah Siregar,PhD Dr. Hidayat PENCERNAAN PROTEIN Sebagian besar zat makanan harus dipecahkan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi

Lebih terperinci

M A T E R I G E N E T I K

M A T E R I G E N E T I K M A T E R I G E N E T I K Tujuan Pembelajaran: Mendiskripsikan struktur heliks ganda DNA, sifat dan fungsinya. Mendiskripsikan struktur, sifat dan fungsi RNA. Mendiskripsikan hubungan antara DNA, gen dan

Lebih terperinci

Organisasi DNA dan kode genetik

Organisasi DNA dan kode genetik Organisasi DNA dan kode genetik Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila DNA terdiri dari dua untai

Lebih terperinci

Kasus Penderita Diabetes

Kasus Penderita Diabetes Kasus Penderita Diabetes Recombinant Human Insulin Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Sejak Banting & Best menemukan hormon Insulin pada tahun 1921, pasien diabetes yang mengalami peningkatan

Lebih terperinci

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.

MATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat

Lebih terperinci

K46-SPP-02. Describe how an amino acid becomes attached to a trna and outline the processes

K46-SPP-02. Describe how an amino acid becomes attached to a trna and outline the processes ANGGI ANGRAENI AMY PUTRI W FEBRI DAMAYANTI B1J006078 B1J006080 B1J006082 K46-SPP-02 Describe how an amino acid becomes attached to a trna and outline the processes that ensure that combinations are formed

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI) Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN Nama : Ade Tria NIM : 10511094 Kelompok : 4 Shift : Selasa Siang Nama Asisten : Nelson Gaspersz (20512021) Tanggal Percobaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kodon (kode genetik) adalah deret nukleotida pada mrna yang terdiri atas kombinasi tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu sehingga sering

Lebih terperinci

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom:

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: 100 Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: DNA polimer nukleotida (deoksiribosa+fosfat+basa nitrogen) gen (sekuens/dna yang mengkode suatu polipeptida/protein/sifat

Lebih terperinci

BIOLOGI SESI 03 SUBSTANSI GENETIK DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA

BIOLOGI SESI 03 SUBSTANSI GENETIK DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA 03 MATERI AN LATIHAN SBMTN TO LEVEL - XII SMA BIOLOGI SESI 03 SUBSTANSI GENETIK Komponen terkecil penyusun makhluk hidup disebut sel. Setiap sel eukariotik memiliki nukleus yang mengandung kromosom. Setiap

Lebih terperinci

V. GENETIKA MIKROORGANISME

V. GENETIKA MIKROORGANISME V. GENETIKA MIKROORGANISME Genetika merupakan suatu cabang ilmu yang membahas tentang sifat-sifat yang diturunkan oleh suatu organisme. Penelaahan genetika secara serius pertama kali dilakukan oleh Gregor

Lebih terperinci

BIOKIMIA Kuliah 2 KARBOHIDRAT

BIOKIMIA Kuliah 2 KARBOHIDRAT BIOKIMIA Kuliah 2 KARBOHIDRAT 1 2 . 3 . 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Biokimia Kuliah 2 POLISAKARIDA 17 POLISAKARIDA Sebagian besar karbohidrat dalam bentuk polisakarida. Suatu polisakarida berbeda

Lebih terperinci

BAB VI RIBOSOM DAN SINTESIS PROTEIN

BAB VI RIBOSOM DAN SINTESIS PROTEIN BAB VI RIBOSOM DAN SINTESIS PROTEIN I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang ribosom sebagai salah satu organela dalam sel, karakterisasi fisik dan kimianya serta fungsinya secara umum dalam proses sintesis

Lebih terperinci

Metabolisme Protein. dr.syazili Mustofa, M.Biomed Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler

Metabolisme Protein. dr.syazili Mustofa, M.Biomed Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Metabolisme Protein dr.syazili Mustofa, M.Biomed Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Pencernaan Protein Tujuan : untuk menghidrolisis semua ikatan peptida

Lebih terperinci

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati) BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata

Lebih terperinci

XII. Pengaturan Expresi Gen (Regulation of Gene Expression) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th

XII. Pengaturan Expresi Gen (Regulation of Gene Expression) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th 21/24 November 2011 Tatap Muka 9: Heredity IV XII. Pengaturan Expresi Gen (Regulation of Gene Expression) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th Sel secara tepat mampu mengatur ekspresi gen. Sel

Lebih terperinci

BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia

BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia KODE MK: IKF 207 DOSEN: DR.dr. BM.WARA KUSHARTANTI MS RUANG LINGKUP BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia yang terjadi pada makhluk hidup.

Lebih terperinci

Pencernaan Protein. (ikatan peptida adalah ikatan amida)

Pencernaan Protein. (ikatan peptida adalah ikatan amida) Metabolisme Protein dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah Ilmu Biomedik Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Pencernaan Protein Tujuan : untuk menghidrolisis

Lebih terperinci

BAB I. Prinsip dan Tujuan

BAB I. Prinsip dan Tujuan 1.1 Prinsip Percobaan Menentukan uji positif asam amino BAB I Prinsip dan Tujuan 1.2 Tujuan Percobaan 1. Diharapkan dapat memahami metode identifikasi protein secara kualitatif. 2. Mengetahui kandungan

Lebih terperinci

Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi

Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi Oleh: Fatchiyah dan Estri Laras Arumingtyas Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Universitas Brawijaya Malang 2006 2.1.Pendahuluan Era penemuan materi

Lebih terperinci

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I UJI ASAM AMINO UJI MILLON UJI HOPKINS-COLE UJI NINHIDRIN Oleh LUCIANA MENTARI 06091010033 PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Lebih terperinci

EKSPRESI GEN. Dyah Ayu Widyastuti

EKSPRESI GEN. Dyah Ayu Widyastuti EKSPRESI GEN Dyah Ayu Widyastuti Ekspresi Gen Gen sekuen DNA dengan panjang minimum tertentu yang mengkode urutan lengkap asam amino suatu polipeptida, atau RNA (mrna, trna, rrna) Ekspresi Gen Enam tahapan

Lebih terperinci

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi (  FMIPA UNY 2012 Bimbingan Olimpiade SMA Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2012 Genetika : ilmu yang memperlajari tentang pewarisan sifat (hereditas = heredity) Ilmu genetika mulai berkembang

Lebih terperinci

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein II. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Menganalisis unsur-unsur yang menyusun protein 2. Uji Biuret pada telur III. DASAR

Lebih terperinci

XI. Expresi Gen (From Gene to Protein) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th

XI. Expresi Gen (From Gene to Protein) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th 14/17 November 2011 Tatap Muka 8: Heredity III XI. Expresi Gen (From Gene to Protein) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa sifat (trait) yang diturunkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN I UJI NINHYDRIN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN I UJI NINHYDRIN LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN I UJI NINHYDRIN Diajuakan untuk memenuhi persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Shinta Selviana NRP :123020011 Kel /Meja : A/5 (Lima) Asisten :Noorman

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Program : XII/IPA Semester : 1 KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Standar Kompetensi Kompetensi dasar Uraian Materi Indikator

Lebih terperinci

Replikasi Gen Ekspresi genetik

Replikasi Gen Ekspresi genetik SEJARAH PENEMUAN BAHAN GENETIK Replikasi Gen Ekspresi genetik Pertemuan ke 4 1882, Walther Flemming menemukan kromosom adalah bagian dari sel yang ditemukan Mendel 1887, Edouard-Joseph-Louis-Marie van

Lebih terperinci

Struktur dan komponen Sel

Struktur dan komponen Sel Materi kuliah Bioteknologi Pertanian Jurusan Agribisnis Pertemuan ke 2 Dosen: Ir. Sri Sumarsih, MP. Struktur dan komponen Sel DNA KEANEKARAGAMAN BENTUK KEHIDUPAN DI ALAM Jasad hidup di alam: non uler dan

Lebih terperinci

Struktur. Ingat: basa nitrogen, gula pentosa, gugus fosfat

Struktur. Ingat: basa nitrogen, gula pentosa, gugus fosfat ASAM NUKLEAT ASAM NUKLEAT Asam nukleat (bahasa Inggris: nucleic acid) adalah makromolekul biokimia yang kompleks, berbobot molekul tinggi, dan tersusun atas rantai nukleotida yang mengandung informasi

Lebih terperinci

Siklus Krebs. dr. Ismawati, M.Biomed

Siklus Krebs. dr. Ismawati, M.Biomed Siklus Krebs dr. Ismawati, M.Biomed Berfungsi dalam katabolisme dan juga anabolisme amfibolik Katabolisme memproduksi molekul berenergi tinggi Anabolisme memproduksi intermedier untuk prekursor biosintesis

Lebih terperinci

Saya telah melihat cara membuat strand dna ini di internet dan akhirnya,,,, inilah hasilnya

Saya telah melihat cara membuat strand dna ini di internet dan akhirnya,,,, inilah hasilnya Untuk menghasilkan bahan 3D saya ini, bahan yang telah saya gunakan adalah kertas berwarna, dawai, double tape, gabus dan pelekat. Bahan-bahan ini merupakan bahan yang mudah untuk dicari dan semestinya

Lebih terperinci

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2 Kehidupan 7 karakteristik kehidupan Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi Aspek kimia dalam tubuh - 2 Aspek kimia dalam tubuh - 3 REPRODUKSI: Penting untuk kelangsungan hidup spesies.

Lebih terperinci

Struktur Sel. Materi kuliah Bioteknologi Pertanian Jurusan Agribisnis Pertemuan ke 2 Dosen: Ir. Sri Sumarsih, MP.

Struktur Sel. Materi kuliah Bioteknologi Pertanian Jurusan Agribisnis Pertemuan ke 2 Dosen: Ir. Sri Sumarsih, MP. Materi kuliah Bioteknologi Pertanian Jurusan Agribisnis Pertemuan ke 2 Dosen: Ir. Sri Sumarsih, MP. Struktur Sel KEANEKARAGAMAN BENTUK KEHIDUPAN DI ALAM Jasad hidup di alam: non seluler dan seluler Non

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Replikasi DNA

PEMBAHASAN Replikasi DNA PEMBAHASAN A. Replikasi DNA Ketika sebuah sel menyalin satu molekul DNA, setiap untai berfungsi sebagai pola cetakan untuk menyusun nukleutida-nukleutida menjadi satu untaian komplementer yang baru. Nukleutida-nukleutida

Lebih terperinci

Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen. Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY

Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen. Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY Home -- Reproduksi Sel -- Hereditas -- Struktur & Ekspresi Gen Regulasi Ekspresi Gen Teknologi DNA Rekombinan -- Genom Manusia GLOSSARY Adenin: salah satu jenis basa purin yang terdapat pada DNA dan RNA

Lebih terperinci

Pokok Bahasan: Ekspresi gen

Pokok Bahasan: Ekspresi gen Pokok Bahasan: Ekspresi gen Sub Pokok Bahasan : 3.1. Regulasi Ekspresi 3.2. Sintesis Protein 3.1. Regulasi ekspresi Pengaruh suatu gen dapat diamati secara visual misalnya pada anggur dengan warna buah

Lebih terperinci

Struktur DNA dan Pengaruh Perubahannya

Struktur DNA dan Pengaruh Perubahannya Struktur DNA dan Pengaruh Perubahannya Denny AP G64130017 / Q08.1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam nukleat merupakan suatu polinukleotida, yaitu polimer linier yang tersusun dari monomer-monomer nukleotida

Lebih terperinci

Rangkaian Ekspresi Gen

Rangkaian Ekspresi Gen TRANSKRIPSI Ekspresi Gen Gen berekspresi dengan cara mengendalikan. sifat organisme Pengendalian dilakukan melalui pembentukan enzim/protein yang berperan dalam proses metabolisme Pengendalian pembentukan

Lebih terperinci

Proses biologis dalam sel Prokariot (Replikasi) By Lina Elfita

Proses biologis dalam sel Prokariot (Replikasi) By Lina Elfita Proses biologis dalam sel Prokariot (Replikasi) By Lina Elfita 1. Replikasi 2. Transkripsi 3. Translasi TOPIK REPLIKASI Replikasi: Adalah proses perbanyakan bahan genetik. Replikasi bahan genetik dapat

Lebih terperinci

Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan

Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan PROTEIN Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan tubuh Fungsi khas: membangun & memlihara sel2 &

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen

BIOTEKNOLOGI. Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen BIOTEKNOLOGI Perubahan Genetik, Replikasi DNA, dan Ekspresi Gen Sekilas tentang Gen dan Kromosom 1882, Walther Flemming menemukan kromosom adalah bagian dari sel yang ditemukan oleh Mendel 1887, Edouard-Joseph-Louis-Marie

Lebih terperinci

Pentingnya Proses Translasi Akhir Protein dalam Ekspresi Genom dan Fitur Pelipatan Protein dan Penyambungan Intein

Pentingnya Proses Translasi Akhir Protein dalam Ekspresi Genom dan Fitur Pelipatan Protein dan Penyambungan Intein Pentingnya Proses Translasi Akhir Protein dalam Ekspresi Genom dan Fitur Pelipatan Protein dan Penyambungan Intein Anggota : Lia Indraswari B1J006116 Rr. Indri Mayasari B1J006118 Dwiwiyati Nurul. S B1J006122

Lebih terperinci

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup DASAR-DASAR KEHIDUPAN Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup 1.Reproduksi/Keturunan 2.Pertumbuhan dan perkembangan 3.Pemanfaatan energi 4.Respon terhadap lingkungan 5.Beradaptasi dengan lingkungan 6.Mampu

Lebih terperinci