ENZIM I GEDE SUDIRGAYASA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ENZIM I GEDE SUDIRGAYASA"

Transkripsi

1 ENZIM I GEDE SUDIRGAYASA PENDAHULUAN Kemungkinan sempat terlintas pertanyaan dalam pikiran kita bahwa bagaimana kita yang berawal dari zigot yang kita ketahui hanya berupa satu sel mampu tumbuh besar menjadi manusia dewasa dengan miliaran sel dalam tubuh kita. Namun demikian ada juga beberapa kasus seperti orang kerdil yang mungkin kita jumpai. Di lain kasus ada juga pertumbuhan orang yang super tinggi bagai raksasa. Beberapa pertanyaan lain mungkin juga muncul begitu saja ketika kita memikirkan hal tersebut. Misalnya telor ayam yang biasa kita konsumsi apakah memang diciptakan untuk kita makan. Dan rasanyapun cukup enak. Namun jika dierami oleh induknya dalam waktu tertentu, telur yang kita lihat hanya terdiri dari putih dan kuning telur tersebut akan menetas menjadi anak ayam. Luar biasa sekali ayam bisa muncul dari telur tersebut. Kita juga mengetahui bahwa kita perlu makan makanan yang bergisi jika ingin tumbuh dan hidup sehat. Lalu apakah ayam dalam telur tersebut makan? Belakangan ini juga banyak kita lihat baik melalui media cetak maupun elektronik suatu penelitian yang dilakukan oleh kelompok ilmuan untuk menjawab tantangan melawan penuaan. Tentunya untuk mencapai bisa berhasil dibutuhkan suatu pengetahuan dasar tentang bagaimana mekanisme penuaan itu sendiri. Factor-faktor apa saja yang terlibat, bagaimana cara factor tersebut mempengaruhi dan lain sebagainya. Pertanyaan lain misalnya bagaimana jika di dalam lambung kita tidak mengandung molekul-molekul yang membantu mencerna makanan? Bayangkan juga seekor anaconda mampu menelan seekor babi ke dalam perutnya yang akan tercerna sempurna dalam beberapa bulan. Pertanyaan-pertanyaan di atas akan mulai menjadi jelas jika kita melihat ke dalam reaksi yang terjadi pada level sel yang begitu rumit namun teratur yang keseluruhannya diistilahkan dengan metabolisme. Salah satu molekul penting yang berperan dalam metabolisme sel organisme adalah enzim. Anabolisme atau reaksi pembentukan serta katabolisme atau reaksi pemecahan silih berganti dilakukan oleh sel dengan bantuan enzim dalam rangka sintesis protein sebagai molekul pembangun yang berkontribusi dalam pertumbuhan kita. Sel juga melakukan reaksi untuk mensinteis suatu protein hormone yang akan mengkoordinasi aktivitas kita. Agar reaksi di dalam sel sendiri berjalan efektif, sel juga mensintesis molekul katalitik yang kita kenal dengan enzim yang juga merupakan molekul protein termodifikasi kusus. Dalam tulisan ini kami akan coba membahas prinsip-prinsip dasar tentang enzim yang begitu beragam serta berperan sentral dalam menjamin kelangsungan hidup suatu organism. PEMBAHASAN A. Enzim Hukum termodinamika memberitahukan apa yang dapat dan yang tidak dapat terjadi tanpa menyebutkan kecepatan proses yang terjadi. Suatu reaksi kimia spontan dapat terjadi sedemikian lambatnya sehingga reaksi tersebut tidak dapat ditangkap oleh

2 indera. Misalnya hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa bersifat eksergonik yang terjadi secara spontan dengan pelepasan energy bebas ( G = -7 kkal/ mol). Namun suatu larutan sukrosa yang dilarutkan dalam air steril akan tetap seperti itu selama bertahun-tahun dalam suhu ruangan tanpa terjadi hidrolisis yang berarti. Akan tetapi jika kita menambahkan sejumlah kecil enzim sukrase ke larutan itu, maka semua sukrosa itu dapat dihidrolisis dalam hitungan detik. Bagaimana cara kerja enzim melakukan hal tersebut? 1. Enzim mempercepat reaksi metabolisme dengan cara menurunkan rintangan energy Enzim adalah protein katalitik. Suatu katalis adalah suatu agen kimiawi yang mengubah laju reaksi tanpa harus dipergunakan oleh reaksi itu. Dengan tidak adanya enzim, lalu lintas kimiawi melalui jalur-jalur metabolism akan menjadi sangat macet. Apa yang menghalangi suatu reaksi spontan dan bagaimana enzim mengubah situasi tersebut? Setiap reaksi kimiawi melibatkan pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan. Misalnya hidrolisis sukrosa melibatkan pertama-tama melibatkan pemutusan ikatan antara glukosa dan fruktosa dan kemudian pembentukan ikatan baru dengan suatu atom hydrogen dan suatu gugus hidroksil dari air. Setiap saat suatu reaksi mengatur ulang atom-atom molekul tersebut. Ikatan-ikatan yang sudah ada dalam reaktan harus diputuskan dan ikatan baru pada produk akan dibentuk. Molekul reaktan harus menyerap energy dari sekelilingnya untuk dapat memutuskan ikatannya, dan energy akan dibebaskan ketika ikatan baru pada molekul produk terbentuk. Investasi awal energy untuk memulai suatu reaksi yaitu energy yang diperlukan untuk memutuskan ikatan pada molekul reaktan dikenal dengan energy bebas untuk aktivasi atau energy aktivasi yang disingkat dengan E A. Energy ini biasanya tersedia dalam bentuk panas yang diserap oleh molekul reaktan dari sekelilingnya. Jika reaksi itu bersifat eksergonik, E A akan dikembalikan lebih banyak, karena pembentukan ikatan baru akan membebaskan lebih banyak energy dibandingkan dengan yang diinvestasikan dalam pemutusan ikatan lama. Ikatan-ikatan reaktan hanya akan putus ketika molekul-molekulnya telah menyerap cukup banyak energy untuk membuatnya menjadi tidak stabil. Energy aktivasi digambarkan oleh bagian tanjakan bukit pada gambar, dengan kandungan energy bebas reaktan yang semakin meningkat. Penyerapan energy panas akan meningkatkan kecepatan reaktan, sehingga reaktan tersebut bertubrukan lebih sering dan lebih bertenaga. Selain itu, agitasi termal ( perangsangan oleh panas) pada atom-atom dalam molekul tersebut membuat ikatan itu lebih mudah putus. Pada puncak, reaktan berada pada kondisi tidak stabil yang dikenal dengan keadaan transisi. Reaktan telah berada pada kondisi siap dan reaksi bisa terjadi. Ketika molekul telah mantap dengan pengaturan ikatan barunya, energy dibebaskan ke sekelilingnya. Fase reaksi ini berhubungan dengan bagian turun bukit pada gambar, yang menandakan molekul tersebut mengalami kehilangan energy bebas. Perbedaan antara energy bebas produk dengan reaktan adalah G untuk keseluruhan reaksi, yang bernilai negatif untuk suatu reaksi eksergonik ( reaksi yang melepaskan energy).

3 Seperti terlihat pada gambar, untuk suatu reaksi eksergonik sekalipun yang secara energetis keseluruhannya adalah turun bukut, rintangan energy aktivasinya harus diturunkan dulu sebelum reaksi dapat berlangsung. Untuk beberapa reaksi, E A- nya tidak terlalu tinggi sehingga pada suhu ruangan sekalipun terdapat cukup energy panas yang bisa digunakan oleh banyak reaktan untuk mencapai keadaan transisi. Akan tetapi pada sebagian besar kasus, rintangan E A lebih tinggi, dan reaksi akan terjadi dengan laju yang teramati jika hanya reaktan dipanaskan. Busi pada mesin mobil akan memberikan energy pada campuran oksigen-bensin sedemikian rupa sehingga molekul tersebut mencapai keadaan transisi dan bereaksi. Hanya dengan demikian dapat terjadi pembebasan energy untuk mendorong piston. Tanpa busi, hidrokarbon bensin terlalu stabil untuk dapat bereaksi dengan oksigen. Gambar 1. Profil energi pada suatu reaksi Rintangan energy aktivasi sangat penting bagi kehidupan. Protein, DNA dan molekul kompleks sel lainnya sangat kaya akan energi bebas dan memiliki kemampuan terurai secara spontan. Hukum termodinamika dapat dipakai dalam menerangkan reaksi perombakannya. Molekul ini ada hanya pada suhu yang kas bagi sel, beberapa molekul berhasil melewati puncak energy aktivasi itu. Namun demikian, kadang-kadang rintangan reaksi tertentu harus dilewati, karena jika tidak sel tersebut secara metabolic akan stagnan. Panas akan mempercepat reaksi, akan tetapi suhu tinggi akan membunuh sel. Dengan demikian suatu organism harus menggunakan suatu alternative yaitu suatu katalis. Suatu enzim mempercepat sutu reaksi dengan cara menurunkan rintangan E A sedemikian rupa sehingga tebing yang curam yang menuju ke keadaan transisi itu dapat dijangkau pada suhu yang sedang. Suatu enzim tidak dapat mengubah G untuk suatu reaksi dan tidak akan dapat mengubah reaksi endergonik menjadi reaksi eksergonik. Enzim hanya dapat mempercepat reaksi yang memang pada akhirnya akan terjadi dengan sangat lambat, akan tetapi fungsi ini memungkinkan sel untuk memiliki suatu metabolism yang dinamis. Selanjutnya karena enzim sangat selektif dalam hal reaksi yang dapat dikatalisnya, maka enzim itu akan menentukan proses kimiawi mana yang akan berlangsung pada suatu sel pada suatu waktu tertentu.

4 Gambar 2. Enzim menurunkan rintangan energi aktivasi 2. Enzim memiliki substrat yang spesifik Reaktan di mana enzim akan bekerja disebut sebagai substrat enzim. Enzim berikatan dengan substratnya. Pada saat enzim dan substrat atau beberapa substrat berikatan, kerja katalitik enzim tersebut akan mengubah substrat menjadi produk atau beberapa produk reaksi. Keseluruhan proses tersebut dapat diringkas sebagai berikut: Enzim Substrat Produks Misalnya enzim sukrase ( sebagian besar nama enzim berakhiran ase) memecah disakarida sukrosa menjadi kedua monosakaridanya, glukosa dan fruktosa. Sukrase Sukrosa + H2O Glukosa + Fruktosa Setiap enzim dapat membedakan substratnya dari senyawa yang sangat dekat sekalipun hubungannya, seperti isomer, sedemikian rupa sehingga setiap jenis enzim mengkatalisis suatu reaksi tertentu. Misalnya sukrase hanya akan bekerja pada sukrosa dan akan menolak disakarida lain seperti maltosa. Apa yang berperan dalam pengenalan molekuler ini? Perlu diingat bahwa enzim merupakan protein, dan protein merupakan makromolekul dengan konformasi tiga dimensi yang unik. Kekususan suatu enzim disebabkan oleh bentuknya tersebut. Hanya daerah tertentu dari molekul enzim tersebut yang sesungguhnya berikatan dengan substrat. Daerah ini disebut tempat aktif, merupakan kantong atau lekukan yang khas pada permukaan protein tersebut. Umumnya tempat aktif dibentuk oleh beberapa asam amino pada molekul enzim itu, dan sisanya adalah molekul protein yang memberikan suatu kerangka kerja yang menguatkan konfigurasi tempat aktif tersebut. Kekhususan suatu enzim berhubungan dengan adanya kesesuaian antara bentuk tempat aktifnya dengan bentuk substratnya. Namun demikian, tempat aktif tersebut bukanlah tempat penerima yang kaku bagi substrat tersebut. Ketika substrat menempati tempat aktif, maka enzim akan terinduksi untuk mengubah bentuknya sedikit sehingga tempat aktif akan lebih pas mengelilingi substrat itu. Kecocokan terinduksi ini mirip dengan jabatan tangan yang sangat erat. Kecocokan terinduksi ini akan membawa gugus kimiawi tempat aktif itu ke posisi yang meningkatkan kemampuannya untuk mengkatalisis reaksi kimiawi.

5 3. Tempat aktif adalah pusat katalitik enzim Dalam suatu reaksi enzimatik, substrat berikatan dengan tempat aktif untuk membentuk suatu kompleks enzim substrat. Pada sebagian besar kasus, substrat terikata pada tempat aktif melalui interaksi yang lemah, seperti ikatan hidrogen dan ikatan ionik. Rantai samping beberapa asam amino yang membentuk tempat aktif akan mengkatalisis pengubahan substrat menjadi produk, dan produk itu akan keluar dari tempat aktif tersebut. Setelah itu enzim tersebut akan kembali bebas untuk mengikat molekul substrat lain pada tempat aktifnya. Siklus tersebut terjadi sedemikian cepatnya sehingga sebuah molekul enzim tunggal umumnya akan bekerja pada sekitar seribu molekul substrat per detik. Beberapa enzim bekerja lebih cepat lagi. Enzim-enzim, seperti katalis lain, keluar dari reaksi dalam bentuk aslinya. Dengan demikian, enzim dalam jumlah yang sangat kecil dapat mempunyai dampak metabolic yang sangat besar dengan cara berfungsi terus-menerus dalam siklus katalitik. Enzim menggunakan berbagai mekanisme untuk menurunkan energy aktivasi dan mempercepat reaksi. Pada reaksi yang melibatkan dua atau lebih reaktan, tempat aktif memberikan suatu cetakan bagi substrat agar bisa ikut bersama dalam reaksi yang terjadi di antara substrat-substrat tersebut. Ketika tempat aktif telah mengikat substrat, melalui kecocokan terinduksi, enzim dapat menekan molekul-molekul substrat, meregang dan membengkokkan ikatan kimiawi penting yang harus diputuskan selama reaksi tersebut. Karena E A sebanding dengan kesulitan untuk memutuskan ikatan itu, maka gangguan terhadap subtract akan mengurangi jumlah energy termal yang harus diserap untuk mencapai suatu keadaan transisi. Tempat aktif juga menyediakan suatu lingkungan mikro yang kondusif bagi suatu jenis reaksi tertentu. Misalnya jika tempat aktif memiliki asam amino dengan rantai samping yang asidik, tempat aktif itu akan dapat menjadi kantong ph rendah dalam sel yang biasanya bersifat netral. Pada kasus seperti itu, suatu asam amino asidik dapat memudahkan transper H + ke substrat sebagai langkah penting dalam mengkatalisis reaksi tersebut. Mekanisme lain dari katalisis adalah partisipasi langsung tempat aktif itu dalam reaksi kimiaw. Kadang-kadang proses ini bahkan melibatkan pembentukan ikatan kovalen sementara antara substrat dan rantai samping asam amino enzim tersebut. Langkah selanjutnya adalah rekasi itu akan mengembalikan rantai samping ke keadaan semula, sehingga tempat aktif itu akan sama antara setelah reaksi dengan sebelum reaksi terjadi. Laju di mana sejumlah enzim mengubah substrat menjadi produk, sebagian merupakan fungsi dari konsentrasi awal subtrat. Semakin banyak molekul substrat yang tersedia, semakin sering molekul-molekul tersebut memasuki tempat aktif molekul enzim. Akan tetapi terdapat keterbatasan dalam memacu kecepatan reaksi dengan cara menambahkan lebih banyak lagi substrat ke suatu konsentrasi enzim yang tetap. Pada suatu titik tertentu, konsentrasi substrat tersebut akan menjadi cukup tinggi sehingga semua tempat aktif pada semua molekul enzim sudah ditempati oleh subtrat. Segera setelah produk meninggalkan tempat aktif, molekul substrat yang lain akan masuk. Pada kondisi substrat seperti ini, enzim tersebut dikatakan mengalami kejenuhan, dan laju reaksi ditentukan kecepatan tempat aktif mengubah substrat menjadi produk. Ketika suatu populasi enzim telah jenuh, satu-satunya cara untuk meningkatkan

6 produktvitas adalah menambahkan lebih banyak lagi enzim. Inilah salah satu cara dari sel yaitu dengan membuat lebih banyak enzim. Gambar 3. Siklus katalitik suatu enzim 4. Lingkungan fisik dan kimiawi sel akan mempengaruhi aktivitas enzim Aktivitas suatu enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan umum seperti : ph, suhu, dan faktor kimiawi tertentu a. Pengaruh Suhu dan ph Perlu diingat bahwa struktur tiga dimensi protein sangat sensitif terhadap lingkungannya. Sebagai suatu protein, enzim memiliki kondisi tertentu di mana enzim tersebut dapat bekerja secara optimal karena lingkungan tersebut mendukung konformasi yang paling aktif bagi molekul enzim tersebut. Suhu merupakan salah satu factor lingkungan penting dalam aktivitas suatu enzim. Sampai pada suatu titik, kecepatan suatu reaksi enzimatik meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu, sebagian disebabkan karena substrat akan bertubrukan dengan tempat aktif lebih sering ketika molekul itu bergerak lebih cepat. Di luar suhu itu, kecepatan suatu reaksi enzimatik akan menurun drastis. Agitasi termal pada molekul enzim tersebut akan mengganggu ikatan hidrogen, ikatan ionik dan interaksi lemah lainnya yang menstabilkan konformasi aktifnya sehingga molekul enzim tersebut akan mengalami denaturasi. Setiap enzim memiliki suatu suhu optimal di mana laju reaksinya berjalan paling cepat. Suhu ini memungkinkan terjadinya tubrukan molekuler paling banyak tanpa mendenaturasikan enzim tersebut. Sebagian besar enzim manusia memiliki suhu optimal sekitar 35 0 C sampai 40 0 C. Lain halnya dengan bakteri yang hidup pada sumber air panas dapat mengandung enzim dengan suhu optimal 70 0 C atau lebih.

7 Selain setiap enzim memiliki suhu optimal, enzim juga memiliki nilai ph optimal untuk bekerja paling aktif. Nilai ph optimal untuk sebagian besar enzim adalah sekitar 6 sampai 8, akan tetapi tetapi terdapat beberapa perkecualian. Misalnya pepsin, enzim pencernaan dalam lambung, bekerja paling baik pada ph 2. Lingkungan asam seperti ini mendenaturasi sebagian besar enzim, akan tetapi konformasi aktif pepsin diadaptasikan dengan asam lambung tersebut. Sebaliknya tripsin, enzim pencernaan yang tinggal pada lingkungan usus yang bersifat basa, memiliki ph optimal 8. Gambar 4. Pengaruh lingkungan terhadap aktivitas enzim b. Kofaktor Banyak enzim yang memerlukan bantuan dari komponen nonprotein untuk aktifitas katalitiknya. Komponen inilah yang disebut kofaktor, dapat berikatan kuat dengan tempat aktif secara permanen, atau dapat juga berikatan secara lemah dan reversible bersama-sama dengan substrat. Kofaktor beberapa enzim adalah molekul anorganik, seperti atom logam zink, besi dan tembaga. Jika kofaktor tersebut merupakan molekul organik maka molekul organik ini secara lebih sfesifik disebut koenzim. Sebagian besar vitamin merupakan koenzim atau bahan baku untuk pembuatan koenzim tersebut. Kofaktor berfungsi dalam berbagai cara. Namun dalam semua kasus, kofaktor penting bagi terjadinya katalisis. c. Inhibitor enzim Senyawa kimiawi tertentu secara selektif menghambat ( menginhibisi ) kerja enzim spesifik. Jika inhibitor berikatan dengan enzim melalui ikatan kovalen, inhibisi yang terjadi umumnya bersifat ireversibel. Akan tetapi, akan menjadi dapat balik atau reversible jika inhibitor tersebut berikatan melalui ikatan lemah. (Gambar 20) Beberapa inhibitor menyerupai molekul substrat yang normal dan bersaing untuk dapat menempati tempat aktif enzim. Senyawa yang mirip seperti itu yang disebut inhibitor kompetitif. Mengurangi produktivitas enzim dengan cara

8 mencegah substrat untuk memasuki tempat aktif. Inhibisi seperti ini sifatnya reversible. Hambatan ini dapat diatasi dengan cara meningkatkan konsentrasi substrat sedemikian rupa sehingga begitu tempat aktif tersedia aka nada lebih banyak molekul substrat daripada molekul inhibitor di sekelilingnya sehingga akan dapat memenangkan persaingan untuk memasuki tempat aktif Inhibitor nonkempetitif tidak secara langsung bersaing dengan substrat pada tempat aktif. Sebaliknya inhibitor ini menghambat reaksi enzimatik dengan cara berikatan dengan bagian lain enzim tersebut. Interaksi ini akan menyebabkan molekul enzim tersebut mengubah bentuknya yang selanjutnya membuat tempat aktif tidak reseptif terhadap substrat atau membuat enzim tersebut kurang efektif dalam mengkatalisis perubahan substrat menjadi produk. Beberapa racun yang diserap oleh organism dari lingkungan bekerja dengan cara menginhibisi enzim. Misalnya pestisida DDT dan parathion adalah inhibitor enzim-enzim utama dalam system saraf. Banyak antibiotic adalah inhibitor enzim spesifik pada bakteri. Misalnya penisilin akan membatasi tempat aktif suatu enzim yang digunakan oleh banyak bakteri untuk mebuat dinding selnya. Dengan menyebut inhibitor enzim yang merupakan racun pada proses metabolism, maka inhibisi enzim umumnya memberi kesan abnormal dan berbahaya. Pada kenyataannya, inhibisi dan aktivasi enzim yang selektif oleh molekul yang secara alami ditemukan di dalam sel merupakan mekanisme penting dalam control metabolisme 5. Kontrol metabolisme Kekacauan kimiawi akan terjadi jika semua jalur metabolism terbuka secara bersamaan. Bayangkan misalnya substansi yang disintesis oleh suatu jalur segera dirombak oleh jalur yang lain, sel tersebut akan memutar metabolismenya tanpa henti. Sesungguhnya sebuah sel mengatur jalur metabolismenya secara ketat dengan cara mengontrol kapan dan di mana berbagai enzimnya tersebut akan diaktifkan. Jalur-jalur tersebut dikontrol dengan cara meng-on-kan atau meng-off-kan gen yang mengkode enzimenzim spesifik. Gambar 5. Inhibisi enzim

9 a. Kontrol metabolisme sering kali berantung pada pengaturan alosterik Pada banyak kasus, molekul yang secara alamiah mengatur aktivitas enzim dalam sebuah sel berperilaku mirip seperti inhibitor nonkompetitif reversible. Molekul pengatur ini akan mengubah bentuk dan fungsi enzim dengan cara berikatan dengan suatu tempat alosterik, suatu tempat reseftor spesifik pada beberapa bagian molekul enzim yang berada jauh dari tempat aktif enzim tersebut. Pengaruh yang ditimbulkan bisa bersifat menghambat ( inhibisi ) atau merangsang ( stimulasi ) aktivitas enzim. 1) Pengaturan alosterik Sebagian besar enzim yang diatur secara alosterik dibangun dari dua atau lebih rantai atau subunit polipeptida. Setiap subunit mempunyai tempat aktifnya sendiri, dan tempat alosterik umumnya berlokasi di mana subunutsubunit tersebut menyatu. Keseluruhan kompleks ini akan berosilasi ( bergantiganti ) di antara dua keadaan konformasi, satu keadaan secara katalitik aktif dan yang satunya lagi inaktif. Pengikatan activator ke suatu tempat alosterik akan menstabilkan konformasi yang mempunyai tempat aktif yang fungsional. Sementara pengikatan inhibitor alosterik akan menstabilkan konformasi inaktif enzim tersebut. Daerah kontak antara subunit-subunit suatu enzim alosterik berhubungan sedemikian rupa sehingga perubahan konformasi dalam suatu subunit akan diteruskan atau ditransmisikan ke semua subunit lainnya. Melalui interaksi subunit-subunit tersebut, suatu molekul activator atau inhibitor tunggal yang berikatan dengan salah satu tempat alosterik itu akan akan mempengaruhi tempat aktif semua subunit.karena pengatur alosterik berikatan dengan enzim melalui ikatan lemah, aktivitas enzim tersebut akan berubah oleh adanya konsentrasi pengatur yang berfluktuasi. Pada beberapa kasus, inhibitor dan activator sangat mirip bentuknya sehingga saling bersaing untuk menempati tempat alosterik yang sama. Misalnya beberapa enzim jalur katabolik bisa memiliki tempat alosterik yang cocok berikatan dengan ATP dan AMP ( adenosine monofosfat ) yang selalu dihasilkan dari ADP. Enzim seperti itu diinhibisi oleh ATP dan diaktifkan oleh AMP. Hal ini masuk akal karena fungsi utama katabolisme adalah untuk meregenerasi ATP. Jika produksi ATP lebih lambat dari penggunaannya, maka AMP akan terakumulasi dan akan mengaktifkan enzim-enzim utama yang mempercepat katabolisme. Jika penawaran ATP melebihi permintaan, maka katabolisme akan melambat karena molekul ATP terakumulasi dan bersaing untuk menempati tempat alosterik. Dengan cara ini enzim alosterik akan mengontrol laju reaksi-reaksi utama dalam jalur-jalur metabolism.

10 Gambar 21. Pengaturan alosterik 2) Inhibisi umpan balik Inhibisi jalur katabolic pengkasil ATP melalui pengikatan secara alosterik ATP dengan suatu enzim dalam jalur ini merupakan contoh inhibisi umpan balik, salah satu metode kontrol metabolisme. Inhibisi umpan balik adalah peng-offan suatu jalur metabolism oleh produk akhirnya, yang bertindak sebagai inhibitor suatu enzim dalam jalur tersebut. Gambar di bawah menunjukkan suatu contoh mekanisme kontrol yang beroperasi pada jalur anabolic. Beberapa sel menggunakan jalur anabolik lima tahap untuk mensintesis asam amino isoleusin dari treonin, asam amino yang lain. Setelah isoleusin, produk akhir jalur itu terakumulasi, maka asam amino tersebut akan memperlambat sintesisnya sendiri dengan cara menginhibisi secara alosterik enzim pada tahap paling awal dari jalur tersebut. Dengan demikian inhibisi umpan balik akan mencegah sel-sel menghamburkan sumberdaya kimiawi untuk mensintesis lebih banyak isoleusin dibandingkan dengan yang diperlukan. Gambar 22. Inhibisi umpan balik

11 3) Kooperativitas Melalui suatu mekanisme yang menyerupai suatu aktivasi alosterik, molekul substrat dapat merangsang kekuatan katalitik enzim. Perlu diingat bahwa pengikatan substrat pada enzim akan menginduksi perubahan bentuk yang menguntungkan tempat aktif ( kecocokan terinduksi ). Jika enzim memiliki dua atau lebih subunit, interaksi dengan satu molekul substrat akan memicu terjadinya perubahan konformasi menguntungkan yang sama pada semua subunit lain enzim tersebut. Mekanisme ini disebut kooperativitas, yang akan memperbesar respon enzim terhadap substrat. Satu molekul substrat akan menyiapkan enzim untuk menerima molekul substrat tambahan. Gambar 23. Kooperativitas b. Lokalisasi enzim di dalam suatu sel akan membantu mengatur metabolisme Sel bukan hanya sebuah kantung senyawa kimiawi dengan ribuan jenis enzim dan substrat yang berlainan yang bergerak secara acak. Struktur di dalam sel akan membuat jalur metabolism tersebut menjadi teratur. Dalam beberapa kasus, suatu kelompok enzim untuk beberapa tahap jalur metabolism bergabung bersama membentuk kompleks multienzim. Pengaturan ini akan mengontrol urutan reaksi, karena produk dari reaksi pertama akan menjadi substrat untuk enzim berikutnya dalam kompleks itu, dan demikian seterusnya sampai produk akhirnya dibebaskan. Beberapa enzim dan kompleks enzim memiliki lokasi yang tetap di dalam sel sebagai komponen structural membrane tertentu. Enzim lain berada dalam larutan di dalam organel sel eukariotik terbungkus membrane yang spesifik, masing-masing dengan lingkungan kimiawi internalnya sendiri-sendiri. Misalnya di dalam sel eukariotik enzim-enzim untuk respirasi seluler berada di dalam mitokondria. Jika sel itu memiliki sejumlah molekul enzim untuk respirasi yang sama namun terlarut dan diencerken dalam seluruh volume sel, maka respirasi tentunya akan menjadi sangat tidak efisien. Basis struktural dari keteraturan metabolism membawa kita 6. Klasifikasi dan tatanama enzim Banyak enzim yang telah dinamakan dengan menambahkan akhiran ase kepada nama substratnya, misalnya urease mengkatalisis hidrolisis urea, amilase menghidrolisis amilum. Tetapi banyak pula enzim yang dinamakan tidak berdasarkan nama substratnya, misalnya tripsin dan pepsin. Juga ada enzim yang dikenal dengan dua nama, misalnya amilase yang dihasilkan kelenjar ludah dinamakan pula ptialin.

12 Karena itu, dan juga dengan terus meningkatnya jumlah enzim yang baru ditemukan, suatu dasar penggolongan enzim secara sistematis telah dikemukakan oleh persetujuan Internasional. Sistem ini menempatkan semua enzim ke dalam enam kelas utama, masing-masing dengan subkelas, berdasarkan atas jenis reaksi yang dikatalisisnya. Tabel 2. Klasifikasi Enzim berdasarkan International Union of biochemistry (IUB) No Kelas Tife reaksi yang dikatalisis 1 Oksidoreduktase Transfer elektron 2 Transferase Transfer gugus fungsi 3 Hidrolase Reaksi hidrolisis 4 Liase Pemutusan ikatan C-C, C-O, C-N, membentuk ikatan rangkap 5 Isomerase Pemindahan gugus di dalam molekul, membentuk isomer 6 Ligase (sintetase) Pembentukan ikatan Tiap-tiap enzim ditetapkan ke dalam empat tingkat nomor kelas dan diberikan suatu nama sistematik, yang mengidentifikasi reaksi yang dikatalisis.. Reaksi-reaksi (dan enzim-enzim yang mengkatalisisnya) dibagi dalam 6 kelas utama, masing-masing kelas dengan 4-13 sub-kelas. Nama enzim mempunya 2 bagian. Yang pertama adalah nama substrat atau substrat-subtrat. Yang kedua, diakhiri dengan ase, menunjukan jenis reaksi yang dikatalisis. Akiran ase tidak lagi tercantum langsung pada nama substrat. Contoh, enzim yang mengkatalisis reaksi: ATP + D-glukosa ADP + D-glukosa 6 fosfat. Nama sistematik formal enzim ini adalah: fosfotransferase ATP: glukosa, yang menunjukkan bahwa enzim ini mengkatalisis pemindahan gugus fosfat dari ATP ke glukosa. Enzim ini ditempatkan ke dalam kelas 2 pada tabel 2, dan nomor klasifikasinya (EC) adalah , dengan bilangan pertama (yaitu 2) menunjukkan nama kelas (transferase), bilangan kedua (7 ) bagi subkelas (fosfotransferase) dan bilangan ketiga (1) bagi sub-sub kelas (fosfotransferase dengan gugus hidroksil sebagai penerima), dan bilangan keempat (1) bagi D-glukosa sebagai penerima gugus fosfat. Jika nama sistematiknya rumit, maka nama biasa dari enzim ini adalah heksokinase. SIMPULAN Enzim mempercepat reaksi metabolisme dengan cara menurunkan rintangan energy. Enzim adalah protein katalitik. Suatu katalis adalah suatu agen kimiawi yang mengubah laju reaksi tanpa harus dipergunakan oleh reaksi itu. Enzim bekerja dengan menurunkan hambatan energy aktivasi. Enzim memiliki tempat aktif sebagai tempat katalitik yang mengubah substrat spesifik menjadi suatu produk.

13 Aktivitas suatu enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan umum seperti : ph, suhu, dan faktor kimiawi tertentu. sel mengatur jalur metabolismenya secara ketat dengan cara mengontrol kapan dan di mana berbagai enzimnya tersebut akan diaktifkan. Jalur-jalur tersebut dikontrol dengan cara meng-on-kan atau meng-off-kan gen yang mengkode enzim-enzim spesifik. Sistem klasifikasi internasional menempatkan semua enzim ke dalam enam kelas utama, masing-masing dengan subkelas, berdasarkan atas jenis reaksi yang dikatalisisnya. RUJUKAN Boyce Sinead, Keith F Tipton. Enzyme Classification and Nomenclature. Trinity College, Dublin, Ireland Campbell, Neil A Biologi.(terjemahan). Jakarta: Erlangga Phillips,Jhon S. dkk Chemistry: concept and application. USA: The McGraw Hill Companies Inc. Murray, Robert K. et al Harper s Illustrated Biochemistry, 27 th ed. The McGraw Hill Companies Inc.

Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan

Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan Saluran Pencernaan Mulut (Kelenjar Ludah / Saliva) Lambung (Kelenjar Lambung) Pankreas (Saluran Pankreas) Usus (Kelenjar Usus) Nama enzim dan fungsinya

Lebih terperinci

Protein ENZIM Mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan tenaga aktivasi Tidak mengubah kesetimbangan reaksi Sangat spesifik

Protein ENZIM Mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan tenaga aktivasi Tidak mengubah kesetimbangan reaksi Sangat spesifik E N Z I M Sukarti Moeljopawiro Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Protein ENZIM Mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan tenaga aktivasi Tidak mengubah kesetimbangan reaksi Sangat spesifik ENZIM

Lebih terperinci

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb. Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb. Anabolisme = (biosintesis) Proses pembentukan senyawa

Lebih terperinci

ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu

ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu terikat pada satu atau lebih zat-zat yang bereaksi. Dengan demikian enzim menurunkan barier energi (jumlah energi aktivasi

Lebih terperinci

ENZIM. Ir. Niken Astuti, MP. Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, UMB YOGYA

ENZIM. Ir. Niken Astuti, MP. Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, UMB YOGYA ENZIM Ir. Niken Astuti, MP. Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, UMB YOGYA ENZIM ENZIM ADALAH PROTEIN YG SANGAT KHUSUS YG MEMILIKI AKTIVITAS KATALITIK. SPESIFITAS ENZIM SANGAT TINGGI TERHADAP SUBSTRAT

Lebih terperinci

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2017 METABOLISME Metabolisme adalah proses-proses

Lebih terperinci

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses

Lebih terperinci

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt BIOLOGI Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt Metabolisme Sel Metabolisme Metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala aktivitas hidup yang bertujuan agar sel

Lebih terperinci

VI. KONSEP DASAR ENZIM DR. EDY MEIYANTO MSI APT

VI. KONSEP DASAR ENZIM DR. EDY MEIYANTO MSI APT VI. KONSEP DASAR ENZIM DR. EDY MEIYANTO MSI APT Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Mahasiswa setelah mengikuti kuliah bagian ini mampu menyebut sifat dan jenis-jenis enzim serta menjelaskan konsep dasar

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 4-5. METABOLISME Ada 2 reaksi penting yang berlangsung dalam sel: Anabolisme reaksi kimia yang menggabungkan bahan

Lebih terperinci

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010 DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010 DIKTAT 2 METABOLISME Standar Kompetensi : Memahami pentingnya metabolisme pada makhluk hidup Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam proses

Lebih terperinci

Enzim dan koenzim - 3

Enzim dan koenzim - 3 Enzim dan koenzim Macam-macam enzim Cara kerja enzim Sifat kinetik enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi katalisis enzim Regulasi dan aktivitas enzim Enzim dan koenzim - 2 Enzim dan koenzim - 3 Substansi

Lebih terperinci

Enzim dan koenzim Macam-macam enzim Cara kerja enzim Sifat kinetik enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi katalisis enzim Regulasi dan aktivitas enzim

Enzim dan koenzim Macam-macam enzim Cara kerja enzim Sifat kinetik enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi katalisis enzim Regulasi dan aktivitas enzim Enzim dan koenzim Macam-macam enzim Cara kerja enzim Sifat kinetik enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi katalisis enzim Regulasi dan aktivitas enzim Enzim dan koenzim - 2 Substansi yang terdapat didalam

Lebih terperinci

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt BIOLOGI Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt Metabolisme Sel Metabolisme Metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala aktivitas hidup yang bertujuan agar sel

Lebih terperinci

ENZIM IKA PUSPITA DEWI

ENZIM IKA PUSPITA DEWI ENZIM IKA PUSPITA DEWI 1 2 Enzim Klasifikasi enzim Komponen dan struktur enzim Kerja enzim sebagai katalisator 3 Enzim Enzim merupakan Polimer biologis yang mengkatalisis reaksi kimia Protein yang dapat

Lebih terperinci

II. KARAKTERISTIK ENZIM

II. KARAKTERISTIK ENZIM II. KARAKTERISTIK ENZIM 2.1. Definisi Enzim Enzim merupakan katalisator suatu reaksi, artinya dapat mempercepat suatu reaksi tanpa terjadinya perubahan yang permanen dalam struktur enzim itu sendiri. Kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu reaksi kimia, khususnya antara senyawa organik, yang dilakukan dalam laboratorium memrlukan suatu kondisi yang ditentukan oleh beberapa faktor, speerti suhu,

Lebih terperinci

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Peta Konsep Kofaktor Enzim Apoenzim Reaksi Terang Metabolisme Anabolisme Fotosintesis Reaksi Gelap Katabolisme Polisakarida menjadi Monosakarida

Lebih terperinci

Metabolisme : Enzim & Respirasi

Metabolisme : Enzim & Respirasi Metabolisme : Enzim & Respirasi SMA Regina Pacis Ms. Evy Anggraeny August 2014 1 Pengantar Metabolisme Yaitu modifikasi reaksi biokimia dalam sel makhluk hidup Aktivitas sel Metabolit Enzim/fermen Macamnya

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA : ENZIM BAGIAN ENZIM 7 ENZIM MENGHASILKAN ENERGI (EKSERGONIK) MEMBUTUHKAN ENERGI (ENERGONIK) KEDUANYA MEMERLUKAN ENERGI PENGAKTIF

REAKSI KIMIA : ENZIM BAGIAN ENZIM 7 ENZIM MENGHASILKAN ENERGI (EKSERGONIK) MEMBUTUHKAN ENERGI (ENERGONIK) KEDUANYA MEMERLUKAN ENERGI PENGAKTIF 7 : - PROTEIN - KATALIASATOR BIOKIMIA REAKSI KIMIA : MENGHASILKAN ENERGI (EKSERGONIK) MEMBUTUHKAN ENERGI (ENERGONIK) KEDUANYA MEMERLUKAN ENERGI PENGAKTIF BAGIAN KATALISATOR : MEMPECEPAT REAKSI TANPA IKUT

Lebih terperinci

Biasanya diberi akhiran ase pada nama substrat atau reaksi yang dikatalisis Contoh:

Biasanya diberi akhiran ase pada nama substrat atau reaksi yang dikatalisis Contoh: Tata Nama Enzim Biasanya diberi akhiran ase pada nama substrat atau reaksi yang dikatalisis Contoh: Alkohol dehidrogenase: oksidasi alkohol Urease: hidrolisis urea DNA polimerase: polimerisasi nukleotida

Lebih terperinci

2.1.3 Terjadi dimana Terjadi salam mitokondria

2.1.3 Terjadi dimana Terjadi salam mitokondria 2.1.1 Definisi Bioenergetika Bioenergetika atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan mengenai perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. Reaksi ini diikuti oleh pelepasan energi selama

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi pokok Alokasi Waktu : SMA : BIOLOGI : XII IPA/1 (satu) : METABOLISME : 2 X 45 menit I. Kompetensi Inti KI 1

Lebih terperinci

AKTIVITAS ENZIM AMILASE

AKTIVITAS ENZIM AMILASE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II PERCOBAAN I AKTIVITAS ENZIM AMILASE OLEH : NAMA : ALFONSUS A. TOSARI NIM : H 411 06 056 KELOMPOK : III (TIGA) ASISTEN : BELINAYANTI, S.Si LABORATORIUM BOTANI JURUSAN

Lebih terperinci

1. Pengertian Enzim. Makalah Baru Amilase I. PENDAHULUAN

1. Pengertian Enzim. Makalah Baru Amilase I. PENDAHULUAN Makalah Baru Amilase I. PENDAHULUAN Peranan enzim sebagai biokatalisator dalam berbagai bidang industri semakin penting. Enzim yang diproduksi secara komersial, telah banyak digunakan dalam bidang industri,

Lebih terperinci

BAB 9 PENGANTAR TENTANG ENZIM Oleh: SUHARA

BAB 9 PENGANTAR TENTANG ENZIM Oleh: SUHARA BAB 9 PENGANTAR TENTANG ENZIM Oleh: SUHARA Kata Kunci Enzim sebagai Enzim merupakan katalis yang dapat mengubah laju Katalisator reaksi tanpa ikut bereaksi. Enzim bersifat khas (spesifik kerjanya) dan

Lebih terperinci

SMA Negeri 1 Nunukan Selatan METABOLISME. Pertemuan 2. Oleh. SUPARMUJI, S.Pd

SMA Negeri 1 Nunukan Selatan  METABOLISME. Pertemuan 2. Oleh. SUPARMUJI, S.Pd SMA Negeri 1 Nunukan Selatan www.sman1nusa.com METABOLISME Pertemuan 2 Oleh SUPARMUJI, S.Pd moejie01@gmail.com TUJUAN BELAJAR Mengetahui Sifat-Sifat Enzim Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

IV. ENZIM MIKROBA. Keterangan: E : Enzim, S: Substrat (reaktan), ES: ikatan sementara, P: Hasil reaksi

IV. ENZIM MIKROBA. Keterangan: E : Enzim, S: Substrat (reaktan), ES: ikatan sementara, P: Hasil reaksi IV. ENZIM MIKROBA Enzim adalah katalisator organik (biokatalisator) yang dihasilkan oleh sel. Enzim berfungsi seperti katalisator anorganik, yaitu untuk mempercepat reaksi kimia. Setelah reaksi berlangsung,

Lebih terperinci

Definisi Umum Enzim yg berfungsi sbg biokatalisator

Definisi Umum Enzim yg berfungsi sbg biokatalisator ENZIM Definisi Umum Dlm system biologi reaksi kimia selalu memerlukan katalis. Tanpa katalis sangat lama shg diperlukan Enzim yg berfungsi sbg biokatalisator protein yang berfungsi untuk mempercepat reaksi

Lebih terperinci

Pengertian, Macam-Macam Enzim dan Fungsinya

Pengertian, Macam-Macam Enzim dan Fungsinya Pengertian, Macam-Macam Enzim dan Fungsinya Pengertian, Macam-Macam Enzim dan Fungsinya Terdapat berbagai macam jenis enzim yang berfungsi dalam organ tubuh seperti pencernaan, dan organ tubuh lainnya.

Lebih terperinci

BAB IV METABOLISME. Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi.

BAB IV METABOLISME. Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi. BAB IV METABOLISME Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi METABOLISME ANABOLISME Proses Pembentukan Contoh: Fotosintesis, Kemosintesis Sintesis

Lebih terperinci

Biokimia Materi Enzim

Biokimia Materi Enzim Biokimia Materi Enzim NamaKelompok: 1. Devita Aprilia Wati (115040200111016) 2. Innez Candri Gilang P (115040201111044) 3. Tanti Virga Sartika (115040201111240) 4. Dewi Fatmosari (115040213111001) 5. Ahmad

Lebih terperinci

PERANAN TEMPAT KATALITIK PADA ENZIM DALAM REAKSI ENZIMATIS

PERANAN TEMPAT KATALITIK PADA ENZIM DALAM REAKSI ENZIMATIS PERANAN TEMPAT KATALITIK PADA ENZIM DALAM REAKSI ENZIMATIS Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN......... 1 II. ISI................ 1 II. 1. ENZIM KATALISATOR PROTEIN YANG

Lebih terperinci

02/10/2011. Ujian Akhir Semester 2, 40 % Tugas I (PAPER), 10 % Tugas II (SEMINAR), 10 % KEHADIRAN MIN 80%

02/10/2011. Ujian Akhir Semester 2, 40 % Tugas I (PAPER), 10 % Tugas II (SEMINAR), 10 % KEHADIRAN MIN 80% Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman 2011 KONTRAK BELAJAR Ujian Tengah Semester 1, 40 % Ujian Akhir Semester 2, 40 % Tugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi,

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

ENZIM 1. Nomenklatur Enzim 2. Struktur Enzim

ENZIM 1. Nomenklatur Enzim 2. Struktur Enzim ENZIM Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau

Lebih terperinci

L/O/G/O. Penggolongan & Tata Nama Enzim. dr.syazili Mustofa Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas kedokteran Universitas Lampung

L/O/G/O. Penggolongan & Tata Nama Enzim. dr.syazili Mustofa Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas kedokteran Universitas Lampung L/O/G/O Penggolongan & Tata Nama Enzim dr.syazili Mustofa Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas kedokteran Universitas Lampung Emulsin Pemecah lemak dalam suatu emulsi? memecah ikatan glikosida

Lebih terperinci

organel yang tersebar dalam sitosol organisme

organel yang tersebar dalam sitosol organisme STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA Mitokondria Mitokondria merupakan organel yang tersebar dalam sitosol organisme eukariot. STRUKTUR MITOKONDRIA Ukuran : diameter 0.2 1.0 μm panjang 1-4 μm mitokondria dalam

Lebih terperinci

PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU

PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU Laju reaksi sering dipengaruhi oleh adanya katalis Contoh : Hidrolisis sukrosa dalam air Suhu kamar lama (bisa beberapa bulan) Namun jika hidrolisis dilakukan dalam

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

Tabel Mengikhtisarkan reaksi glikolisis : 1. Glukosa Glukosa 6-fosfat. 2. Glukosa 6 Fosfat Fruktosa 6 fosfat

Tabel Mengikhtisarkan reaksi glikolisis : 1. Glukosa Glukosa 6-fosfat. 2. Glukosa 6 Fosfat Fruktosa 6 fosfat PROSES GLIKOLISIS Glikolisis merupakan jalur, dimana pemecahan D-glukosa yang dioksidasi menjadi piruvat yang kemudian dapat direduksi menjadi laktat. Jalur ini terkait dengan metabolisme glikogen lewat

Lebih terperinci

Siklus Krebs. dr. Ismawati, M.Biomed

Siklus Krebs. dr. Ismawati, M.Biomed Siklus Krebs dr. Ismawati, M.Biomed Berfungsi dalam katabolisme dan juga anabolisme amfibolik Katabolisme memproduksi molekul berenergi tinggi Anabolisme memproduksi intermedier untuk prekursor biosintesis

Lebih terperinci

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP TUGAS MATA KULIAH NUTRISI TANAMAN FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP Oleh : Dewi Ma rufah H0106006 Lamria Silitonga H 0106076 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 Pendahuluan Fosfor

Lebih terperinci

TOPIK BAHASAN: ENZIM TUJUAN PEMBELAJARAN:

TOPIK BAHASAN: ENZIM TUJUAN PEMBELAJARAN: TOPIK BAHASAN: ENZIM TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Agar mhs dapat menghafal nama-nama enzim dan fungsinya dalam tubuh 2. Agar mhs dapat mempelajari mekanisme kerja berbagai enzim dan substratnya BIOKIMIA - BAHAN

Lebih terperinci

5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor

5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor 1. Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah. a. suhu b. cahaya c. hormon d. makanan e. ph 2. Hormon yang termasuk ke dalam jenis hormon penghambat pertumbuhan

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut. Konsentrasi Jika konsentrasi suatu larutan makin besar, larutan akan mengandung jumlah partikel

Lebih terperinci

SMA Negeri 1 Nunukan Selatan METABOLISME. Pertemuan 1. Oleh. SUPARMUJI, S.Pd

SMA Negeri 1 Nunukan Selatan  METABOLISME. Pertemuan 1. Oleh. SUPARMUJI, S.Pd SMA Negeri 1 Nunukan Selatan www.sman1nusa.com METABOLISME Pertemuan 1 Oleh SUPARMUJI, S.Pd moejie01@gmail.com TUJUAN BELAJAR Definisi Metabolisme Mendefinisikan arti Enzim Menjelaskan Cara Kerja Enzim

Lebih terperinci

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A)

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Jalan Ir. H. Juanda No. 95

Lebih terperinci

PRINSIP ENERGI METABOLISME

PRINSIP ENERGI METABOLISME PRINSIP ENERGI METABOLISME TUJUAN PEMBELAJARAN MENGETAHUI PRINSIP REAKSI OKSIDASI PADA SIKLUS KREBS MENGETAHUI SUMBER RESIDU ASETIL MENGETAHUI LOKASI ENZIM PADA MITOKONDRIA MENGETAHUI KOMPONEN RANTAI PERNAPASAN

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PENGARUH ph TERHADAP KEAKTIFAN SUATU ENZIM : RR. DYAH RORO ARIWULAN NIM : H

PERCOBAAN VII PENGARUH ph TERHADAP KEAKTIFAN SUATU ENZIM : RR. DYAH RORO ARIWULAN NIM : H LAPRAN PRAKTIKUM BIKIMIA PERCBAAN VII PENGARU p TERADAP KEAKTIFAN SUATU ENZIM NAMA : RR. DYA RR ARIWULAN NIM : 411 10 272 KELMPK : VI (EMPAT) ARI / TANGGAL : RABU/ 9 NVEMBER 2011 ASISTEN : MU. SYARIF AQA

Lebih terperinci

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semua kehidupan di bumi ini bergantung kepada fotosintesis baik langsung maupun tidak

Lebih terperinci

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan

Lebih terperinci

Kecepatan Reaksi Hidrolisis Amilum Oleh Enzim Amilase

Kecepatan Reaksi Hidrolisis Amilum Oleh Enzim Amilase Kecepatan Reaksi Hidrolisis Amilum Oleh Enzim Amilase TUJUAN PRAKTIKUM Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain sebagai berikut: 1. Menetapkan konstanta Michaelis-Menten 2. mempelajari pengaruh penanbahan

Lebih terperinci

MAKALAH BIOKIMIA TANAMAN ENZIM SECARA UMUM. Oleh : Kelompok 1 / Kelas D

MAKALAH BIOKIMIA TANAMAN ENZIM SECARA UMUM. Oleh : Kelompok 1 / Kelas D MAKALAH BIOKIMIA TANAMAN ENZIM SECARA UMUM Oleh : Kelompok 1 / Kelas D 1. Devi Anggraini S. (125040200111007) 2. Desi Aulia (125040200111009) 3. Choirun Nisa (125040200111015) 4. Dewi Mar atus S. (125040200111039)

Lebih terperinci

Koordinasi metabolisme mikrobial dan biokonversi

Koordinasi metabolisme mikrobial dan biokonversi Koordinasi metabolisme mikrobial dan biokonversi Nutrien masuk ke dalam tubuh sel melalui : 1. Difusi pasif Pemasukan nutrien melalui pergerakan molekuler secara acak dan tidak memerlukan energi (ATP).

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan

PENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik Cihateup termasuk kedalam jenis unggas air yang memiliki sifat fisiologik terbiasa dengan air dan kemampuan thermoregulasi yang rendah dibandingkan dengan unggas-unggas

Lebih terperinci

SAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

SAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN SAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata kuliah : Kimia Kode : Kim 101/3(2-3) Deskripsi : Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar kimia yang disampaikan secara sederhana, meliputi pengertian

Lebih terperinci

Karena glikolisis dan glukoneogenesis mempunyai jalur yang same tetapi arahnya berbeda, maka keduanya hams dikendalikan secara timbal balik.

Karena glikolisis dan glukoneogenesis mempunyai jalur yang same tetapi arahnya berbeda, maka keduanya hams dikendalikan secara timbal balik. 5. GLUKONEOGENESIS Glukoneogenesis merupakan mekanisme dan reaksi-reaksi yang merubah senyawa non karbohidrat menjadi glukosa atau glikogen. Substrat utama glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik,

Lebih terperinci

Bismillahirrohmaanirrohiim

Bismillahirrohmaanirrohiim Bismillahirrohmaanirrohiim Tiada kata yang lebih pantas diucapkan di awal tulisan ini, kecuali ungkapan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Pemberi kekuatan sejati, Penunjuk jalan yang telah menganugerahkan

Lebih terperinci

DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si

DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si DISUSUN OLEH : WIDIYA AGUSTINA (A1F013001) FEPRI EFFENDI (A1F013021) DIAN KARTIKA SARI (A1F013047) DHEA PRASIWI (A1F013059) TYAS SRI MURYATI (A1F013073) DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si RESPIRASI Respirasi

Lebih terperinci

Metabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia

Metabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia Metabolisme Karbohidrat Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia LATAR BELAKANG Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat tergantung pada kemampuannya menghasilkan enzim amilase

Lebih terperinci

Prasetyastuti Department of Biochemistry Gadjah Mada University

Prasetyastuti Department of Biochemistry Gadjah Mada University Prasetyastuti Department of Biochemistry Gadjah Mada University Kepentingan Biomedis Bioenergetik = termodinamika Biokimia : mempelajari perubahan energi yang menyertai reaksi-reaksi Biokimia Dlm sistem

Lebih terperinci

Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013

Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013 Energi & METABOLISME Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013 Sesuatu yang diperlukan untuk aktivitas seluler, seperti pertumbuhan, gerak, transport molekul maupun ion

Lebih terperinci

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2 Kehidupan 7 karakteristik kehidupan Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi Aspek kimia dalam tubuh - 2 Aspek kimia dalam tubuh - 3 REPRODUKSI: Penting untuk kelangsungan hidup spesies.

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc ?? ENERGI PENDAHULUAN MAKANAN Protein Lemak Polisakarida Vitamin Mineral Asam-asam amino Asam lemak + gliserol Monosakarida (gula) Vitamin Mineral AKTIVITAS

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 47 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : IPA Biologi Materi Pokok : Metabolisme Kelas/ Semester : XII /1 Pertemuan ke : 1 (satu) Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Standar

Lebih terperinci

Apa itu Biokimia? Definisi:

Apa itu Biokimia? Definisi: BIOKIMIA Tujuan Perkuliahan Mengenalkan dan memahamkan bahasa biokimia : Kosakata (istilah dan struktur kimia), tatabahasa (reaksi- reaksi kimia), struktur kalimat (jalur metabolisme) dan arti (keterkaitan

Lebih terperinci

VIII. GLIKOLISIS Dr. Edy Meiyanto, MSi., Apt.

VIII. GLIKOLISIS Dr. Edy Meiyanto, MSi., Apt. VIII. GLIKOLISIS Dr. Edy Meiyanto, MSi., Apt. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kuliah bagian ini diharapkan mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan proses reaksi glikolisis Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan menjadi energi melalui tahapan metabolisme, dimana semua proses

BAB I PENDAHULUAN. digunakan menjadi energi melalui tahapan metabolisme, dimana semua proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memiliki kebutuhan energi untuk melakukan aktivitas di kehidupannya. Bahan bakar energi tersebut salah satunya adalah makanan berupa karbohidrat,

Lebih terperinci

METABOLISME MIKROORGANISME

METABOLISME MIKROORGANISME METABOLISME MIKROORGANISME Mengapa mempelajari metabolisme? Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Tujuan mempelajari metabolisme mikroorganisme Memahami jalur biosintesis suatu metabolit (primer

Lebih terperinci

Pencernaan dan Penyerapan Makanan

Pencernaan dan Penyerapan Makanan Pencernaan dan Penyerapan Makanan Makanan (KH, Lipid, Protein, Mineral, Vitamin dan Air) energi Makanan diubah molekul2 kecil masuk ke dalam sel Rx kimia energi Proses penguraian bahan makanan menjadi

Lebih terperinci

II. Pertumbuhan dan aktivitas makhluk hidup

II. Pertumbuhan dan aktivitas makhluk hidup II. Pertumbuhan dan aktivitas makhluk hidup Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat menjelaskan aktivitas makhluk hidup yang dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan lingkungan A. Sifat pertumbuhan

Lebih terperinci

Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas

Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Reaksi Terang Reaksi Gelap Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas Kebutuhan Cahaya membutuhkan cahaya tidak membutuhan cahaya

Lebih terperinci

A. Respirasi Selular/Aerobik

A. Respirasi Selular/Aerobik UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pendahuluan METABOLISME Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 4 SEL: RESPIRASI Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah ANABOLISME (Pembentukan molekul kompleks

Lebih terperinci

XII. Pengaturan Expresi Gen (Regulation of Gene Expression) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th

XII. Pengaturan Expresi Gen (Regulation of Gene Expression) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th 21/24 November 2011 Tatap Muka 9: Heredity IV XII. Pengaturan Expresi Gen (Regulation of Gene Expression) Diambil dari Campbell et al (2009), Biology 8th Sel secara tepat mampu mengatur ekspresi gen. Sel

Lebih terperinci

Klasifikasi Enzim. pengurangan gugus untuk membentuk ikatan rangkap, ikatan C O,C C atau C N. penyusunan kembali gugus fungsional, isomerisasi

Klasifikasi Enzim. pengurangan gugus untuk membentuk ikatan rangkap, ikatan C O,C C atau C N. penyusunan kembali gugus fungsional, isomerisasi Klasifikasi Enzim Oxidoreductase mengkatalisis reaksi reduksi oksidasi Transferase memindah gugus fungsional Hydrolase Lyase Isomerases Ligase menyebabkan reaksi hidrolisis pengurangan gugus untuk membentuk

Lebih terperinci

A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius C. katalis POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK

A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius C. katalis POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK 1. Diantara beberapa monomer di bawah ini : Monomer manakah yang dapat membentuk polimer adisi. A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Reaksi Kimia bisa terjadi di manapun di sekitar kita, bukan hanya di laboratorium. Materi berinteraksi untuk membentuk produk baru melalui proses yang disebut reaksi

Lebih terperinci

Apa itu Biokimia? Definisi:

Apa itu Biokimia? Definisi: BIOKIMIA Definisi: Apa itu Biokimia? Webster s dictionary: Bios = Yunani, artinya hidup Kimia mahluk hidup; Kimia yang terjadi dan menjadi ciri kehidupan. WebNet dictionary: Biokimia adalah kimia dari

Lebih terperinci

Pengertian Mitokondria

Pengertian Mitokondria Home» Pelajaran» Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan osmotik serta stres panas. Itik akan mengalami kesulitan

PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan osmotik serta stres panas. Itik akan mengalami kesulitan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik sangat rentan terhadap cuaca panas ditambah lagi dengan sistem pemeliharaan minim air menyebabkan konservasi air oleh ginjal lebih banyak dan meningkatnya tekanan

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup biokimia, sejarah perkembangan ilmu biokimia, bidangbidang

Lebih terperinci

Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat Metabolisme karbohidrat Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila PENCERNAAN KARBOHIDRAT Rongga mulut

Lebih terperinci

Struktur atom, dan Tabel periodik unsur,

Struktur atom, dan Tabel periodik unsur, KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA/MA Mata Pelajaran : KIMIA Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 2 3 1.1. Memahami struktur atom berdasarkan teori

Lebih terperinci

SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND

SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND SIKLUS KREBS Pertama kali ditemukan oleh Krebs tahun 1937, sehingga disebut Daur Krebs Merupakan jalur metabolisme utama dari berbagai

Lebih terperinci

Enzim-enzim Yang Terlibat Dalam Bioteknologi ( Kuliah S2)

Enzim-enzim Yang Terlibat Dalam Bioteknologi ( Kuliah S2) Enzim-enzim Yang Terlibat Dalam Bioteknologi ( Kuliah S2) Enzim : merupakan suatu protein yang berperan sebagai katalis dalam reaksi yang terjadi di dalam makhluk hidup (Biokatalis) 1. Struktur Enzim Holoenzim:

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI) Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

BIOENERGETIKA. Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini

BIOENERGETIKA. Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini BIOENERGETIKA Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini 1 BIOENERGETIKA MEMPELAJARI DINAMIKA/ PERUBAHAN ENERGI PADA REAKSI BIOKIMIAWI (REAKSI KIMIA PADA ORGANISME) 2 PADA ILMU KIMIA TELAH DIKENAL ADANYA: 1.REAKSI

Lebih terperinci

Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan III. Cara Kerja Sel Topik Bahasan: Fungsi (protein) membran Energi dalam kehidupan Fungsi enzim

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman. Secara kimiawi tanah berfungsi sebagai

Lebih terperinci

Uraian Materi Anda suka makan ubi atau kentang rebus? Ubi jalar dan kentang sama-sama mengandung karbohidrat dalam bentuk amilum.

Uraian Materi Anda suka makan ubi atau kentang rebus? Ubi jalar dan kentang sama-sama mengandung karbohidrat dalam bentuk amilum. Uraian Materi Anda suka makan ubi atau kentang rebus? Ubi jalar dan kentang sama-sama mengandung karbohidrat dalam bentuk amilum. Dari manakah asal kandungan amilum pada ubi jalar dan kentang? Amilum yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Pembahasan. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density) inkubasi D75 D92 D110a 0 0,078 0,073

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Madu

Proses Pembuatan Madu MADU PBA_MNH Madu cairan alami, umumnya berasa manis, dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar); atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar); atau ekskresi serangga cairan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004).

I. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Enzim merupakan senyawa protein yang disintesis di dalam sel secara biokimiawi. Salah satu jenis enzim yang memiliki peranan penting adalah enzim selulase. Enzim selulase

Lebih terperinci

Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia

Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia Mekanisme Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh Manusia Protein adalah salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh sebagai bahan baku energi, pembentukan dan perbaikan sel, sintesis hormon, enzim,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU BIOLOGI

TUGAS INDIVIDU BIOLOGI TUGAS INDIVIDU BIOLOGI ENERGY AND METABOLISM Nama : Akbar Fajar Kurniawan NIM : 115100302111001 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 Hubungan

Lebih terperinci

BIOKIMIA. Marisa Handajani

BIOKIMIA. Marisa Handajani BIOKIMIA Marisa Handajani Biokimia: perubahan-perubahan kimia yang dilakukan oleh organisme hidup Reaksi yang berlangsung: Ekstraseluler reaksi hidrolisis(reaksi pemutusan ikatan kimia dengan penambahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci