ANALISIS STRATEGI BISNIS EKSPOR PEMBEKUAN IKAN (Studi Kasus: PD SAMBU di Komplek Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRATEGI BISNIS EKSPOR PEMBEKUAN IKAN (Studi Kasus: PD SAMBU di Komplek Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat)"

Transkripsi

1 ANALISIS STRATEGI BISNIS EKSPOR PEMBEKUAN IKAN (Studi Kasus: PD SAMBU di Komplek Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat) SKRIPSI LISTIA NUR ISMA H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2 RINGKASAN LISTIA NUR ISMA. Analisis Strategi Bisnis Ekspor Pembekuan ikan (Studi Kasus: PD Sambu di Komplek Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan BURHANUDDIN). Perikanan Indonesia menjadi salah satu sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan baik pada sektor budidaya, perikanan tangkap maupun pengolahan. Saat ini, industri pengolahan ikan baik dalam skala besar, menengah maupun kecil terdiri dari industri pembekuan ikan, pengasapan, pemindangan, pengawetan, tepung ikan dan lain sebagainya. Pada tahun 2007 sebanyak 58,9 persen hasil penangkapan laut dipasarkan dalam bentuk segar dan sekitar 16 persen dipasarkan dalam bentuk bekuan, hal ini membuat masih terbukanya peluang untuk meningkatkan pasar produk ikan beku dengan memanfaatkan bahan baku ikan segar yang diproduksi hampir 60 persennya. Produk ikan beku banyak dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan luar negeri. Salah satu negara yang menjadi tujuan ekspor produk ikan beku dari Indonesia adalah Cina dengan volume ekspor yang cukup tinggi. Tahun 2010 volume ekspor ikan Indonesia sebesar ton dengan nilai ekspor dolar AS. Volume ekspor ikan Indonesia menurun di tahun 2011 menjadi ton, namun hal ini berbeda dengan nilai ekspor ikan Indonesia yang semakin meningkat menjadi dolar AS. Hal ini merupakan indikasi semakin baiknya nilai jual produk perikanan Indonesia ke Cina. Salah satu perusahaan pengolahan ikan yang terdapat di Cirebon adalah PD Sambu. Kegiatan produksi perusahaan juga seringkali mengalami kendala dikarenakan kesulitan mendapatkan bahan baku. Bahan baku perusahaan sangat tergantung pada pemasok yang berasal dari pasokan nelayan, akan tetapi saat ini nelayan sudah semakin sulit untuk mendapatkan ikan. Hal ini membuat ekspor produk PD Sambu ke negara tujuan ekspor menjadi berfluktuasi. Dalam menghadapi masalah yang terjadi, PD Sambu sebagai perusahaan yang berorientasi ekspor mengharuskan adanya pembuatan strategi yang tepat agar mampu bersaing diantara perusahaan dalam industri pembekuan ikan lainnya. Sehingga perusahaan dapat lebih siap untuk menghadapi perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal dengan memanfaatkan internal yang dimiliki. Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) menganalisis faktor-faktor internal yang ada pada PD Sambu dalam memproduksi ikan beku, (2) menganalisis faktorfaktor eksternal yang dihadapi PD Sambu di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat, (3) merumuskan alternatif strategi bisnis yang dapat dilakukan oleh PD Sambu, dan (4) merekomendasikan programprogram kegiatan dari alternatif strategi bisnis PD Sambu berdasarkan jangka waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pembekuan ikan, yaitu PD Sambu yang berlokasi di Komplek Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Responden yang digunakan dari pihak internal adalah factory manajer, i

3 kepala bagian produksi dan quality control, kepala bagian keuangan dan administrasi, kepala bagian operasional, bagian ekspor serta karyawan dari perusahaan. Sedangkan pihak eksternal dilakukan dengan Kabid Kelautan dan Perikanan Kota Cirebon, petugas Pusat Informasi Pelabuhan dan Perikanan. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Alat analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi adalah matriks SWOT dan arsitektur strategik. Alternatif strategi bisnis yang dapat dilakukan PD Sambu berdasarkan analisis SWOT terdiri dari delapan strategi, antara lain: 1) Diversifikasi produk, 2) Memperluas cakupan distribusi produk perusahaan, 3) Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, 4) Menjalin kerjasama dengan pemasok, 5) Meningkatkan kegiatan promosi, 6) Melakukan perubahan bentuk badan usaha dari Perusahaan Dagang menjadi Perseroan Terbatas, 7) Bekerjasama dengan pihak pemerintah untuk meningkatkan hubungan perdagangan luar negeri, 8) Memperbaiki sistem manajemen perusahaan, dan 9) Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemasok dan pembeli. ii

4 ANALISIS STRATEGI BISNIS PEMBEKUAN IKAN (STUDI KASUS : PD SAMBU DI KOMPLEK PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) KEJAWANAN, CIREBON, JAWA BARAT) LISTIA NUR ISMA H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 iii

5 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Strategi Bisnis Ekspor Pembekuan ikan (Studi Kasus: PD Sambu di Komplek Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat) : Listia Nur Isma : H Menyetujui, Pembimbing Ir. Burhanuddin, MM NIP Mengetahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus : iv

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Strategi Bisnis Ekspor Pembekuan ikan (Studi Kasus: PD Sambu di Komplek Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat) adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka pada bagian akhir skripsi. Bogor, Juni 2012 Listia Nur Isma H v

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Cirebon pada tanggal 25 Februari Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, pasangan Bapak H. Hudaya dan Ibu Hj. Lili Rosli. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri II Setu Wetan pada tahun 2002, pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2005 di SMP Negeri 4 Kota Cirebon dan pendidikan menengah atas penulis selesaikan pada tahun 2008 di SMA Mandiri Cirebon. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun Kemudian pada tahun 2009, penulis diterima di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai mayor dan mengambil program keahlian Agronomi dan Hortikultura sebagai minor. Selama mengikuti pendidikan, penulis tercatat sebagai anggota Gentra Kaheman IPB tahun Penulis juga tergabung dalam Organisasi Mahasiswa Tingkat Daerah sebagai anggota Ikatan Kekeluargaan Cirebon dan bendahara Departemen Public of Relation and Information Media, Himpunan Profesi Mahasiswa Peminat Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen periode Selain itu, penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan kampus dan luar kampus. vi

8 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Strategi Bisnis Ekspor Pembekuan Ikan (Studi Kasus: PD Sambu di Komplek Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal, merumuskan alternatif strategi, merekomendasikan program kegiatan serta merancang arsitektur strategik dalam upaya mempertahankan dan memajukan usaha pembekuan ikan PD Sambu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan keterbatasan yang dihadapi. Namun, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan. Bogor, Juni 2012 Listia Nur Isma vii

9 UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dan Nabi besar Muhammad SAW, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada: 1. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Ir. Narni Farmayanti, MSc dan Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktu serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 3. Ir. Juniar Atmakusuma, MS yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen serta staf Departemen Agribisnis yang selalu memberikan saran, masukkan kepada penulis. 4. Pihak PD Sambu terutama Bapak Sambudi, Mas Yusuf, Mbak Damayanti, Ibu Cunong, Ibu Ida serta Ibu Lia atas waktu, kesempatan, informasi dan dukungan yang diberikan. 5. Dinas Kelautan, Pertanian, Perikanan dan Perkebunan Kota Cirebon terutama Bapak Deddy Kusriadi selaku Kabid Kelautan dan Perikanan, Bapak Rakim dan Bapak Rohendi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Kota Cirebon atas waktu dan bantuannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 6. Ayahanda Hudaya dan Ibunda Lili Rosli, kedua kakaku Gilda Pramasa dan Sarah Linelda serta kedua adikku Fahri Faizal dan Wahyu Firmansyah yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dan memotivasi penulis. 7. Teman-teman sebimbingan Atika, Luky dan Ria serta Agribisnis 45 yang telah bersedia memberikan kritik maupun saran dalam penyelesaian tugas akhir ini. 8. Sahabat-sahabat di Agribisnis 45, Jayanti, Ririn, Anisa, Sistia dan teman sekamar, Rahmi Fauziah yang selalu membantu, mendukung, memberi masukan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Bogor, Juni 2012 Listia Nur Isma viii

10 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 9 II. TINJAUAN PUSTAKA Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan Strategi Bisnis Ekspor III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Manajemen Strategis Tahapan dan Model Manajemen Strategis Pernyataan Visi dan Misi Lingkungan Perusahaan Lingkungan Internal Analisis Rantai Nilai Lingkungan Eksternal Penetapan Tujuan Jangka Panjang Market Share Alternatif Strategi Perumusan Strategi Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Data dan Sumber Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Pangsa Pasar (Market Share) Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Perancangan Arsitektur Strategik V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah dan Perkembangan PD Sambu Lokasi dan Keadaan PD Sambu Visi, Misi dan Tujuan PD Sambu Struktur Organisasi PD Sambu Sumberdaya PD Sambu Prosedur Ekspor xi xii xiii ix

11 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Lingkungan Internal PD Sambu Kegiatan Utama Kegiatan Penunjang Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Kekuatan PD Sambu Kelemahan PD Sambu Analisis Lingkungan Eksternal PD Sambu Kekuatan Ekonomi Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Kekuatan Politik, Pemerintahan dan Hukum Kekuatan Teknologi Kekuatan Kompetitif Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Peluang yang Dihadapi PD Sambu Ancaman yang Dihadapi PD Sambu Tahap Perumusan Strategi: Matriks SWOT Rancangan Arsitektur Strategik PD Sambu Sasaran PD Sambu Tantangan PD Sambu Rekomendasi Program Kegiatan Tahapan Arsitektur Strategik VII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

12 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1 Rata-rata Volume Ekspor Non-minyak dan Gas Per Tahun (Dalam Ratusan Ton) Ekspor Ikan Termasuk Ikan Beku Indonesia ke Beberapa Negara Tahun Daerah Sebaran Industri Pengolah Ikan di Jawa Barat Tahun Perbandingan Nilai Ekspor PD Sambu dan PT Jaya Sakti Tahun Matriks SWOT Perincian Peralatan Produksi PD Sambu Kategori Karyawan PD Sambu Pengelompokan Ukuran Ikan Kurisi dan Mata Goyang Matriks SWOT PD Sambu Rekomendasi Program Kegiatan untuk PD Sambu xi

13 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1 Volume Produksi Perikanan Tangkap Nasional Berdasarkan Jenis Grafik Produksi Penangkapan di Laut Berdasarkan Perlakuan Ekspor Ikan Beku PD Sambu tahun 2011 dan Output yang Dihasilkan Model Komprehensif Manajemen Strategis Analisis Rantai Nilai Model Lima Kekuatan Persaingan Kerangka Pemikiran Operasional Perancangan Arsitektur Strategik PD Sambu Grafik Tingkat Inflasi di Indonesia Bulan Desember 2010-Maret Rancangan Arsitektur Strategik PD Sambu xii

14 Nomor DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Layout PD Sambu Struktur Organisasi PD Sambu Alur Proses Produksi Ikan Berdasarkan Bahan Baku Di PD Sambu Sertifikat HACCP PD Sambu Contoh Laporan Hasil Uji Produk PD Sambu Contoh Surat Jaminan Bahan Baku PD Sambu Dokumentasi xiii

15 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan Indonesia menjadi salah satu sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan baik pada sektor budidaya, perikanan tangkap maupun pengolahan. Sebagai negara dengan luas laut sekitar 7,9 juta km 2 dan garis pantai sepanjang km didukung luas pertambakan dan kolam ikan yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Dibandingkan luas daratannya yang hanya 1,9 juta km 2 ternyata Indonesia memiliki luas laut 81 persen dari seluruh luas wilayah Indonesia, sehingga bukan tidak mungkin bila indonesia dapat menguasai bisnis perikanan dunia (Dahuri et al. 2001). Berdasarkan Review of National Fisheries (2007), volume produksi perikanan tangkap nasional pada tahun 2007 lebih didominasi oleh penangkapan ikan dengan persentase yang cukup besar yaitu 89,4 persen. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1. Binatang Berkulit Keras; 6,69% Binatang Lunak; 3,62% Binatang Air Lainnya; 0,18% Tanaman Air ; 0,10% Ikan ; 89,41% Gambar 1. Volume Produksi Perikanan Tangkap Nasional Berdasarkan Jenis Sumber : Review of National Fisheries (2007) Dengan dukungan kondisi alam tersebut, Indonesia sangat berpotensi dalam melakukan kegiatan budidaya ikan sepanjang tahun. Ikan menjadi salah satu produk dari komoditi perikanan yang masih menjadi unggulan untuk pengembangan di sektor usaha budidaya maupun pengolahan baik itu untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Rata-rata volume ekspor produk dari sektor perikanan termasuk ikan dan olahannya mengalami perkembangan yang cukup baik meskipun mengalami fluktuasi setiap tahun dan hal ini dapat dilihat melalui Tabel 1. 1

16 Tabel 1. Rata-rata Volume Ekspor Non-minyak dan Gas Per Tahun (Dalam Ratusan Ton) Produk * Daging dan olahan daging 0,75 0,75 0,83 0,83 2,76 Hasil susu dan telur 3,25 5,42 4,17 4,17 3,9 Ikan, kerang-kerangan, moluska dan olahannya 75,3 71,17 63,67 73,67 69,0 Gandum dan olahan gandum 21,67 29,25 17,0 19,67 14,7 Buah-buahan dan sayuran 85,83 83,25 82,17 79,2 86,9 Gula, olahan gula dan madu 41,08 82,08 46,1 42,83 57,7 Kopi, teh, coklat dan rempah-rempah 86,3 101,5 107,58 106,83 84,2 Keterangan: * : Data sementara Sumber : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Diacu Dalam Bank Indonesia (2011) Ikan, kerang-kerangan, moluska dan olahannya memiliki rata-rata volume ekspor yang cukup besar bila dibandingkan ekspor produk non-minyak yang lainnya. Berdasarkan sumber Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, tahun 2007 ratarata volume ekspor mencapai ton. Namun, mengalami penurunan hingga tahun 2009, yaitu mencapai ton. Kemudian meningkat kembali di tahun 2010 menjadi ton. Meskipun mengalami fluktuasi, namun hal ini mengindikasikan bahwa produk periknan Indonesia masih tetap diminati yang terbukti dengan meningkatnya rata-rata volume ekspor pada tahun Fluktuasi ini diakibatkan oleh produksi perikanan yang bersifat musiman dan masa panen yang terbatas dalam periode tertentu yang relatif singkat. Barang hasil perikanan berupa bahan makanan yang mempunyai sifat mudah rusak. Masalah ini membutuhkan usaha atau perawatan khusus dalam proses pemasarannya untuk mempertahankan mutu salah satunya adalah melalui pembekuan (Hanafiah A. M. dan Saefuddin A. M. 1983). Penyumbang devisa negara tidak hanya dari ikan dalam bentuk fresh product, ikan yang telah mengalami pengolahan juga menjadi daya tarik tersendiri. Industri pengolahan ikan merupakan salah satu bagian dari agroindustri perikanan yang juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu makanan rakyat Indonesia. Saat ini, industri pengolahan ikan baik dalam skala besar, menengah maupun kecil terdiri dari industri pembekuan ikan, pengasapan, pemindangan, pengawetan, tepung ikan dan lain sebagainya. Pada tahun 2007 sebanyak 58,9 persen hasil penangkapan laut dipasarkan dalam bentuk segar dan sekitar 16 persen dipasarkan dalam bentuk bekuan, hal ini membuat masih 2

17 terbukanya peluang untuk meningkatkan pasar produk ikan beku dengan memanfaatkan bahan baku ikan segar yang diproduksi hampir setengahnya yang dapat dilihat berdasarkan Gambar 2. Pengeringan/ Penggaraman; 15,1% Pemindangan; 3,5% Peragian; 0,8% Dipasarkan Segar; 58,9% Pengasapan; 2,2% Pembekuan; 16,0% Pengalengan; 1,3% Gambar 2. Grafik Produksi Penangkapan di Laut Berdasarkan Perlakuan Sumber: Review national fisheries (2007) Produk ikan beku banyak dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan luar negeri. Salah satu negara yang menjadi tujuan ekspor produk ikan beku dari Indonesia adalah Cina dengan volume ekspor yang cukup tinggi. Tahun 2010 volume ekspor ikan Indonesia sebesar ton dengan nilai ekspor dolar AS. Volume ekspor ikan Indonesia menurun di tahun 2011 menjadi ton, namun hal ini berbeda dengan nilai ekspor ikan Indonesia yang semakin meningkat menjadi dolar AS. Hal ini merupakan indikasi semakin baiknya nilai jual produk perikanan Indonesia ke Cina. Fluktuasi ini dapat dilihat melalui Tabel 2. Pengawetan Lainnya; 0,9% Tepung Ikan; 1,3% Tabel 2. Ekspor Ikan Termasuk Ikan Beku Indonesia ke Beberapa Negara Tahun No. Negara Tujuan Nilai (US$) Volume (Kg) Thailand Rep.Rakyat Cina Jepang Vietnam Amerika Serikat Spanyol Korea Selatan Taiwan Singapura Italia Sumber: Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian dan Perdagangan (2012) 3

18 Departemen Perindustrian dan Perdagangan (2004), Indonesia memiliki 327 sentra agroindustri perikanan dengan sentra utamanya di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Cirebon merupakan daerah pesisir pantai Laut Jawa yang berada di wilayah Jawa Barat dan terkenal sebagai sentra perikanan. Cirebon juga sering disebut sebagai salah satu kota pelabuhan tertua di Indonesia dengan budaya bahari masyarakat yang kuat. Daerah Cirebon menyediakan kemurahan sumber daya berupa laut yang dapat dimanfaatkan untuk dapat menghasilkan produk perikanan maupun turunannya. 1 Cirebon merupakan salah satu daerah yang memiliki industri pengolah ikan dengan volume produksi terbesar kedua setelah Indramayu. Besarnya volume produksi yang dihasilkan dari industri pengolah ikan di daerah Cirebon sebesar ,94 ton. 2 Tabel 3. Daerah Sebaran Industri Pengolah Ikan di Jawa Barat Tahun 2005 Kabupaten/Kota Volume (Ton) Bekasi 1324,58 Ciamis 2460 Cianjur 89,3 Cirebon 24268,84 Garut 7298,16 Indramayu 65937,43 Karawang 10769,7 Kota Cirebon 4070,1 Subang 16143,95 Sukabumi 9124,14 Tasikmalaya 361,7 Sumber: Bank Indonesia (2005) Dinas Kelautan, Pertanian, Perikanan dan Perkebunan Kota Cirebon (2009), Cirebon memiliki lima eksportir pengolah hasil laut, empat eksportir berlokasi di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, yaitu PT Pan Putera Samudera dan PD Sambu. Dua lainnya berlokasi di Kelurahan Panjunan 1 DKP Prospek Perikanan Masih Cerah. /archives /c/58 /3514/ prospek- perikanan-masih-cerah/ [27 Desember 2011] 2 Bank Indonesia Daerah Sebaran Industri Ikan di Jawa Barat. sipuk/id/dss/comodity.asp [27 Desember 2011] 4

19 yaitu PT Sheraton dan PD Jaya Sakti serta PT Biotech Surindo dibidang pengelolaan Chitin untuk bahan baku Chitosan. 3 Salah satu perusahaan pengolahan ikan yang terdapat di Cirebon adalah PD Sambu. PD Sambu merupakan perusahaan dagang yang memproduksi olahan ikan dalam bentuk beku untuk tujuan ekspor. Negara yang menjadi tujuan utama perusahaan adalah Cina dan sebagian ke Hongkong serta beberapa negara Asia lainnya. Adapun produk yang diproduksi diantaranya ikan mata goyang dalam bentuk utuh atau potong kepala, ikan kurisi dalam bentuk utuh atau potong kepala, ikan acang-acang, ikan kakap merah, ikan layur, tenggiri, bawal dan ikan remang. Sebagai perusahaan yang berorientasi ekspor, tentunya memerlukan tatanan manajemen bisnis yang tepat dalam menjalankan usahanya. Untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan langkah awal, yaitu dengan menyusun strategi bisnis yang tepat. Strategi bisnis yang tepat juga diperlukan agar mendapatkan keuntungan yang maksimal, serta dapat meraih dan mempertahankan pangsa pasar dalam kondisi yang sangat kompetitif. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap analisis yang terkait dengan penyusunan strategi, dimana hasil dari pengkajian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengembangan usaha ini ke depannya Perumusan Masalah Sumberdaya perikanan cukup berperan dalam komoditas ekspor Indonesia dan salah satu sumberdaya perikanan tersebut adalah ikan. Ikan banyak dimanfaatkan karena memiliki kandungan gizi yang baik bagi tubuh. Produk perikanan yang di ekspor salah satunya adalah ikan beku. Ikan beku banyak diproduksi oleh perusahaan yang bisnisnya berbasis cold storage. PD Sambu merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis cold storage dan produk yang dihasilkan adalah ikan beku. Adapun ikan yang diproses oleh perusahaan ini antara lain ikan mata goyang dalam bentuk utuh atau potong kepala, ikan kurisi dalam bentuk utuh atau potong kepala, ikan remang, acang- 3 Dinas Kelautan, Pertanian, Perikanan dan Perkebunan Dalam Bisnis Cirebon Ekspor Ikan Cirebon Masih Jalan Meski Sulit Bahan Bakunya. [27 Desember 2011] 5

20 acang, kakap merah, tenggiri, bawal dan layur. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan menghadapi beberapa masalah internal diantaranya kerusakan mesin saat sedang melakukan kegiatan packing serta human error seperti kesalahan dalam menimbang bobot dan menyortir produk, belum matangnya ikan yang berada dalam air blast freezer karena kehabisan gas, terjadinya konflik diantara karyawan, tingginya tingkat bolos kerja karyawan, masih terjadi tumpang tindih pekerjaan dan kesalahan dalam membuat kardus untuk produk yang akan diproses keesokkan harinya. Kegiatan produksi perusahaan juga seringkali mengalami kendala dikarenakan kesulitan mendapatkan bahan baku. Bahan baku perusahaan sangat tergantung pada supplier yang berasal dari pasokan nelayan yang tidak menentu karena tergantung pada musim dan panen terbatas dalam periode tertentu yang relatif singkat. Hal ini membuat ekspor produk PD Sambu ke negara tujuan ekspor menjadi berfluktuasi. Menurut Manajer Produksi dan Quality Control PD Sambu, saat kondisi cuaca baik perusahaan dapat memproduksi ikan beku ratarata 5 kuintal. Namun, jika kondisi cuaca kurang mendukung perusahaan hanya bisa memproduksi ikan beku sebanyak 20 kg dalam satu kali proses produksi. Setelah tahun baru atau pada bulan Januari biasanya menjadi bulan paling sedikit ikan yang diekspor karena sebagian pemasok maupun nelayan libur dari kegiatannya masing-masing. Fluktuasi ekspor produk ikan beku PD Sambu tahun 2011 dapat dilihat pada Gambar , , , , , , , ,00 0,00 Volume (Kg) Nilai Ekspor (US$) Gambar 3. Ekspor Ikan Beku PD Sambu Tahun 2011 Sumber : Dinas Kelautan, Pertanian, Perikanan, dan Perkebunan Kota Cirebon (2012) 6

21 Saat ini yang terjadi adalah semakin banyak perusahaan pembekuan ikan yang gulung tikar. Di kota Cirebon sendiri terjadi penurunan perusahaan pembekuan ikan dari 14 eksportir di tahun 1980 hingga sekarang hanya terdapat 3 eksportir ikan beku yaitu PD Sambu, PT Jaya Sakti, dan PT Samtu. Selain itu, keberlangsungan usaha pembekuan ikan PD Sambu dipengaruhi oleh persaingan bisnis ekspor ikan beku diantara perusahaan-perusahaan pembekuan ikan terutama terjadi karena persaingan dalam mendapatkan bahan baku dan harga. Salah satu pesaing utama PD Sambu adalah PT Jaya Sakti, perusahaan ini memproduksi produk yang sejenis dengan PD Sambu dan mengekspor produk ke negara yang sama. Volume ekspor PD Sambu lebih besar bila dibandingkan dengan PT Jaya Sakti. Namun dilihat dari nilai ekspor produk, PT Jaya Sakti dapat dikatakan lebih baik bila dibandingkan dengan PD Sambu. Hal ini dapat terlihat dari total nilai ekspor PT Jaya Sakti selama tujuh bulan terakhir di tahun 2011, dari total volume ekspor ,2 kg memiliki nilai ekspor US$ ,13. Sedangkan PD Sambu dari total volume ekspor ,80 kg memiliki nilai ekspor US$ ,67. Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki strategi yang tepat agar lebih baik dari pesaingnya. Perbandingan tersebut dapat dilihat melalui Tabel 4. Tabel 4. Perbandingan Nilai Ekspor PD Sambu dan PT Jaya Sakti Tahun 2011 Bulan PD Sambu PT Jaya Sakti Volume (Kg) Nilai Ekspor (US$) Volume (Kg) Nilai Ekspor (US$) Juni , , , ,95 Juli , , , ,25 Agustus , , , ,40 September , , , ,60 Oktober , , , ,60 November , , , ,23 Desember , , , ,10 Total , , , ,13 Sumber : Dinas Kelautan, Pertanian, Perikanan, dan Perkebunan Kota Cirebon (2012) Produk produk PD Sambu selama ini lebih banyak diekspor ke negara Cina. Adanya implementasi dari ACFTA terkait penghapusan tarif perdagangan beberapa produk diantara negara-negara ASEAN termasuk Indonesia dan Cina dapat memberikan momentum bagi peningkatan ekspor produk perikanan Indonesia ke Cina dengan mudah. Perjanjian tersebut dilakukan secara bertahap, dimulai dari penghapusan tarif melalui Early Harvest Program (EHP) dimana tarif beberapa produk akan menjadi nol di tahun 2006, selanjutnya normal track 7

22 ACFTA yang diberlakukan di tahun 2010 dan untuk produk sensitif di tahun 2012 akan diturunkan hingga mencapai tarif maksimum 20 persen (Ditjen KPI 2005). Dan produk yang termasuk dalam perjanjian tersebut adalah ikan beku. Dengan adanya hal tersebut, bisa menjadi peluang bagi PD Sambu untuk meningkatkan ekspor produknya ke Cina dengan dukungan bahan baku yang memadai dan strategi yang tepat. Dalam menghadapi berbagai permasalahan serta perubahan yang terjadi baik dari sisi internal dan eksternal, PD Sambu sebagai perusahaan yang berorientasi ekspor mengharuskan adanya pembuatan strategi yang tepat agar mampu bersaing diantara perusahaan dalam industri pembekuan ikan lainnya. Sehingga perusahaan dapat lebih siap untuk menghadapi permasalahan dan perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal dengan memanfaatkan kekuatan internal yang dimiliki. Berdasarkan uraian tersebut, menjadi dasar bagi peneliti melakukan penelitian terhadap strategi bisnis ekspor pembekuan ikan di PD Sambu. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas antara lain: 1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari lingkungan internal PD Sambu dalam melakukan bisnis ekspor ikan beku? 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal PD Sambu dalam melakukan bisnis ekspor ikan beku? 3. Alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan PD Sambu yang sesuai dengan kondisi perusahaan? 4. Program-program kegiatan apa saja yang dapat direkomendasikan dari alternatif strategi bisnis PD Sambu berdasarkan jangka waktu tertentu? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: 1. Menganalisis faktor-faktor internal yang ada pada PD Sambu dalam memproduksi ikan beku. 2. Menganalisis faktor-faktor eksternal yang dihadapi PD Sambu di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat. 3. Merumuskan alternatif strategi bisnis yang dapat dilakukan oleh PD Sambu. 8

23 4. Merekomendasikan program-program kegiatan dari alternatif strategi bisnis PD Sambu berdasarkan jangka waktu tertentu Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Perusahaan sebagai masukan untuk bahan pertimbangan dalam menentukan strategi yang dapat digunakan untuk periode selanjutnya. 2. Para akademisi sebagai tambahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya. 3. Masyarakat sebagai masukan bagi pembaca untuk memperluas wawasan, pengalaman di lapang dan ilmu pengetahuan mengenai industri agribisnis terutama dalam bidang pembekuan ikan Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada usaha ekspor pembekuan ikan PD Sambu, dengan batasan analisis lingkungan internal menggunakan rantai nilai dan lingkungan eksternal menggunakan lingkungan jauh dan kekuatan kompetitif. Pada penelitian ini hanya membahas mengenai tahapan perumusan strategi. 9

24 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan Menurut Rosyidi (2007), dalam melakukan kegiatan ekspor suatu perusahaan dapat menentukan sendiri kebijakan mengenai pemasaran produknya. Perusahaan akan memproduksi produk sesuai dengan pesanan pembeli (make to order) terkait kualitas, spesifikasi dan jenis produknya dan hanya memiliki pembeli tunggal. Pemasaran produk tidak difokuskan untuk pasar lokal, terkecuali ada penolakan produk yang telah diekspor maka perusahaan akan menjual ke restoran-restoran atau hotel-hotel di dalam negeri. Untuk ekspor ke negara Jepang dan Uni Eropa menerapkan regulasi terkait ambang batas maksimal untuk antibiotik dan residu sebesar 1 miligram per ton, yang menunjukkan semakin ketatnya pengawasan terhadap masalah kebersihan dan kesehatan. Irianto dan Soesilo (2007) menyatakan bahwa Ikan termasuk komoditas yang cepat rusak dan bahkan lebih cepat dibandingkan dengan daging hewan lainnya. Kecepatan pembusukan ikan dipengaruhi oleh teknik penangkapan dan pemanenan, kondisi biologis ikan, serta teknik penanganan diatas kapal. Oleh karena itu, diperlukan pengawetan ikan dengan cara pembekuan. Teknologi pembekuan telah dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai jenis produk yang dipasarkan dan disimpan dalam keadaan beku dengan bahan mentah seperti ikan atau udang. Produk ikan dapat dipasarkan beku dalam bentuk ikan utuh yang telah disiangi, loin, fillet, dan lain-lain yang pada umumnya dari ikan laut. Produk ikan beku dapat disimpan cukup lama, yaitu berbulan-bulan bahkan bisa lebih dari 1 tahun. Selama pembekuan, pertumbuhan mikroorganisme dalam ikan akan terhambat. Faktor-faktor dasar yang mempengaruhi mutu produk akhir ikan beku adalah mutu bahan baku, penanganan sebelum pembekuan, metode dan kecepatan pembekuan, suhu penyimpanan dan fluktuasi suhu, waktu penyimpanan, kelembaban lingkungan penyimpanan, serta sifat bahan kemasan yang digunakan. Proses pembekuan harus dilakukan dengan cepat, yaitu penurunan suhu dari 0 o C menjadi 5 o C dalam waktu tidak lebih dari 2 jam, kemudian diteruskan dengan pembekuan dalam cold storage sehingga suhu mencapai 30 o C pada akhir pembekuan (Suryaningrum 2008). 10

25 Perusahaan yang bergerak dalam ekspor pembekuan sering menghadapi permasalahan seperti, jumlah produksi yang tergantung permintaan pembeli. Perusahaan harus mempertimbangkan efisiensi produksi mengenai jumlah tenaga produksi yang dibutuhkan, jumlah ketersediaan bahan baku dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pesanan dari pembeli, sehingga dengan penurunan produksi membuat perusahaan harus menekan biaya produksi (Rosyidi 2007). Pengolahan modern seperti pembekuan ikan menurut Heruwati (2002), menuntut pasokan bahan baku yang bermutu tinggi, jenis dan ukuran seragam serta tersedia dalam jumlah yang cukup banyak sesuai dengan kapasitas industri. Di Indonesia, persyaratan tersebut sulit dipenuhi karena beberapa hal. Pertama, corak perikanan bersifat perikanan rakyat, dengan 90 persen armada perahu kecil tanpa motor, pola produksinya tersebar diantara nelayan yang sangat banyak jumlahnya, sedangkan jumlah hasil tangkapan per nelayan hanya sedikit. Kedua, perikanan tropik mempunyai ciri khas berupa jenis dan ukuran ikan yang sangat beragam. Kedua hal ini menjadi kendala dalam memasok ikan dengan jenis dan ukuran yang seragam serta jumlah yang cukup. Permasalahan industri perikanan yang terlihat di Jawa Barat menurut penelitian Rahayu (2009), yaitu rendahnya mutu produk dan bahan baku serta lemahnya kemampuan teknologi. Oleh karena itu, diperlukan adanya desain untuk meningkatkan daya saing industri pengolahan. Peningkatan daya saing industri pengolahan ikan dapat dilakukan dengan perbaikan kinerja mutu pada rantai pasok, dan untuk mewujudkannya diperlukan bantuan dari beberapa pihak terkait seperti Dinas Perikanan Daerah, Dinas Perindustrian Daerah, DKP, Departemen Perindustrian, Pemerintah Pusat dan Daerah, Kementerian KUKM, lembaga bantuan permodalan, serta seluruh pelaku yang terlibat dalam rantai pasok industri pengolahan ikan laut tangkapan. Selain itu, hasil penelitian Park et al. (2008) diacu Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (2012) menemukan bahwa pelaksanaan liberalisasi ACFTA yang dilakukan diantara negara-negara ASEAN dan Cina akan menyebabkan penurunan surplus perdagangan negara ASEAN dibandingkan Cina. Negara ASEAN memiliki industri yang kurang kompetitif 11

26 dibandingkan Cina, sehingga diperlukan upaya perbaikan kinerja buruh, infrastruktur dan teknologi untuk meningkatkan daya saing produk ASEAN terhadap Cina. Oleh karena itu, diperlukan program untuk meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia. Pada PJPT II, pemerintah membuat kebijaksanaan yang berhubungan dengan pembangunan ekonomi, yaitu mengeluarkan beberapa deregulasi yang salah satunya menggalakkan ekspor non-migas, hal ini menjadi faktor yang secara tidak langsung mendukung peningkatan daya saing industri perikanan (Ditjen Perikanan 1999 diacu Risnawati 2002) Strategi Bisnis Ekspor Adanya beberapa penelitian terdahulu yang melakukan analisis mengenai strategi bisnis pada suatu perusahaan menandakan bahwa strategi dalam kegiatan usaha perlu dilakukan pengkajian untuk mengetahui maupun menentukan faktorfaktor lingkungan perusahaan. Dalam menganalisis strategi bisnis perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor, peneliti mempertimbangkan semua aspek yang terdapat dalam lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Proses analisis faktor internal dan eksternal perusahaan dapat dilakukan melalui analisis IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation) (Sapanli 2007). Dalam mendapatkan informasi untuk mengidentifikasi faktor internal perusahaan dapat dilakukan melalui analisis pangsa pasar untuk membandingkan volume ekspor ikan tuna perusahaan terhadap volume ekspor ikan tuna Indonesia (Risnawati 2002). Selain itu, identifikasi lingkungan internal dapat juga menggunakan pendekatan rantai nilai dan untuk mengidentifikasi lingkungan eksternal dapat digunakan alat analisis dari Porter (Indriyasari 2011). Penetapan strategi bisnis sangat terkait dengan peluang dan ancaman yang berasal dari faktor eksternal maupun kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dari sisi internal perusahaan. Raimu (2000) menyatakan bahwa dalam menganalisis strategi bisnis pada tahap menentukan alternatif strategi bagi perusahaan melalui tahap pencocokan hasil IFE dan EFE dapat dilakukan dengan matriks SWOT. Setelah didapat beberapa alternatif strategi dari matriks SWOT selanjutnya dapat dibuat beberapa program kegiatan menggunakan arsitektur strategik (Indriyasari 2011). Rancangan 12

27 arsitektur strategik didapat melalui analisis terhadap sasaran dan tantangan yang dihadapi perusahaan serta akan menghasilkan rekomendasi bagi perusahaan berdasarkan penjabaran dari alternatif strategi yang dihasilkan matriks SWOT. Dalam menganalisis strategi bisnis, pertama kali yang harus dilakukan adalah menganalisis kekuatan dan kelemahan internal perusahaan serta menganalisis peluang dan ancaman yang dihadapi dari sisi eksternal perusahaan. Adapun kekuatan internal yang dapat dimiliki bagi perusahaan eksportir agar mampu bersaing dalam industri ekspor. Berdasarkan Raimu (2000) kekuatan yang dimiliki perusahaan eksportir, yaitu memiliki fasilitas produksi lengkap, produk bermutu tinggi, diversifikasi produk, memiliki cold storage sendiri dan teknologi yang mampu menghasilkan produk turunan, memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing, memiliki hubungan baik dengan pemasok dan reputasi perusahaan yang baik selama meminjam kredit pada kreditur. Hal ini berbeda dengan yang diungkapkan oleh Sapanli (2007) yang menyatakan bahwa kekuatan perusahaan dapat berasal dari budaya disiplin yang tinggi, sistem distribusi penjualan produk yang baik, keunggulan kompetitif dalam bersaing, memiliki sertifikat HACCP dan lokasi yang strategis. Kepemilikan sertifikat internasional menjadi faktor kekuatan internal yang penting bagi perusahaan eksportir karena dengan sertifikat tersebut sudah pasti perusahaan akan menghasilkan produk sesuai standar yang diterapkan sehingga produk yang dihasilkan pasti berkualitas baik. Kekuatan-kekuatan tersebut dapat dimanfaatkan perusahaan untuk mendapatkan peluang yang ada dan mengurangi dampak dari kelemahan yang dimiliki maupun ancaman yang dihadapi. Kelemahan yang biasa terjadi di perusahaan ekspor pembekuan, diantaranya persediaan yang hanya tergantung pada pemasok yang tidak terikat kontrak, karyawan perusahaan yang kurang disiplin (seperti, saat melakukan kegiatan pemrosesan tidak menggunakan penutup mulut dan kepala), nilai dan volume ekspor perusahaan yang menurun tiap tahunnya mengakibatkan posisi perusahaan di pasar ekspor hanya sebagai penggarap relung pasar (Raimu 2000). Hal yang berbeda ditunjukkan oleh Indriyasari (2011). Dalam penelitiannya, kelemahan perusahaan lebih banyak berasal dari manajemen perusahaan. Adapun 13

28 kelemahan tersebut antara lain, pemilik tidak hanya fokus menjalankan satu usaha, segala keputusan kegiatan usaha masih bergantung pada pemilik, tidak adanya divisi pemasaran secara khusus, pemasaran dilakukan oleh pemilik, administrasi dan keuangan perusahaan belum rapi, modal usaha terbatas. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat diminimalkan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki agar tidak menjadi kendala dalam menjalankan usaha dan memanfaatkan peluang yang akan muncul. Peluang yang memiliki kemungkinan untuk muncul diantaranya dapat berasal dari kebijakan pemerintah yang mendukung dunia usaha, adanya fasilitas bea masuk bagi produk tersebut, kondisi perekonomian Indonesia yang semakin baik, adanya konsumen yang menyukai produk yang ditawarkan perusahaan, kondisi sosial masyarakat yang kondusif, kemajuan teknologi dibidang transportasi; informasi; dan industri, hambatan masuk bagi pendatang baru yang relatif tinggi, sumber bahan baku melimpah, jumlah pemasok banyak dan merebaknya penyakit pada hewan konsumsi non-perikanan (Rosyidi 2007). Peluang tersebut dapat dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan penjualan produknya ataupun memperluas pangsa pasar perusahaan. Selain peluang, perusahaan juga menghadapi beberapa ancaman dalam menjalankan usahanya. Ancaman yang dihadapi oleh perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor terutama dari subsektor perikanan antara lain, semakin baiknya pengusahaan produk negara pesaing maupun perusahaan sejenis di Indonesia, adanya arus globalisasi ekonomi, dan pemberlakuan standar mutu yang ketat. Ancaman tersebut dapat menimbulkan pasar yang semakin kompetitif dalam persaingan mutu produk (Raimu 2000). Ancaman lain yang dapat dihadapi adalah adanya bahaya isu bioterorism internasional, birokrasi perijinan usaha dan perijinan ekspor yang rumit, pajak yang masih tinggi dan banyaknya pungutan liar, adanya hambatan perdagangan internasional, sering terjadinya bencana alam serta semakin rusaknya ekosistem lingkungan perairan (Sapanli 2007). Analisis terhadap ancaman ini diperlukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan dan mengurangi dampak ancaman tersebut dengan kekuatan yang dimiliki maupun memanfaatkan peluang yang ada. 14

29 Penelitian mengenai strategi bisnis terutama ekspor ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan diantara para pesaingnya. Setelah mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal serta faktor peluang dan ancaman eksternal maka akan didapat beberapa alternatif strategi. Dalam Risnawati (2002) menunjukkan bahwa strategi kebijaksanaan bisnis yang dapat diterapkan oleh perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor ikan beku adalah memperluas segmen pasar tidak hanya tergantung pada satu pembeli, mencari dan mengembangkan pasar baru, membentuk divisi pemasaran dan merekrut tenaga ahli pemasaran. Sedangkan langkah operasional yang dapat dilakukan adalah memperbaiki teknik penetapan target penjualan dengan memperhatikan perubahan situasi eksternal yang terjadi, menetapkan tujuan tahunan dan mengalokasikan sumberdaya yang diperlukan untuk melakukan ekspansi pasar, melakukan riset pasar secara mendalam di daerah pemasaran saat ini dan daerah potensial pemasaran dan membudayakan penggunaan sistem informasi komputer (Etriya 2001). Alternatif-alternatif strategi bisnis ekspor tersebut dapat digunakan perusahaan sebagai rencana untuk membangun dan memperkuat posisi bersaing produk perusahaan eksportir (Rosyidi 2007). Selain itu, berguna untuk semakin meningkatkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang dimiliki agar mampu meraih peluang yang ada dan menghadapi ancaman yang mungkin muncul dari sisi eksternal perusahaan. Untuk lebih mempermudah dalam membaca dan memahami alternatif strategi yang telah dibuat dapat dilakukan dengan menggambarkannya ke dalam arsitektur strategik (Indriyasari 2011). 15

30 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Manajemen Strategis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana mencapai misi dan tujuan perusahaan. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing (Hunger dan Wheelen 2003). Manajemen strategis adalah sebuah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Dalam melaksanakan manajemen strategis ini, perusahaan tidak hanya melihat dan mengambil keputusan pada saat ini, untuk dunia sekarang dan bisnis sekarang, tetapi mencoba untuk mengetahui keadaan masa depan dan bersiap untuk menghadapinya (Jauch dan Glueck 1988). Manajemen strategis juga dapat didefinisikan sebagai sebuah seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang membuat suatu perusahaan mampu mencapai tujuannya. Tujuan manajemen strategis adalah mengeksploitasi serta menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda dari organisasi yang lainnya dengan dasar pertimbangan kondisi internal dan eksternal organisasi untuk masa yang akan datang (David 2009) Tahapan dan Model Manajemen Strategis Manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan diantaranya perumusan strategi, penerapan strategi dan penilaian atau evaluasi strategi. Tahapan tersebut dapat dijelaskan dengan sebuah model yang disebut model manajemen strategis komprehensif. Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan (David 2009). Dalam menganalisis lingkungan internal dapat menggunakan pendekatan Porter (1992), yaitu rantai nilai sedangkan analisis lingkungan eksternal menggunakan pendekatan David (2009) dan Porter (1992). 16

31 Tahap selanjutnya adalah implementasi strategi. Tahapan ini menuntut perusahaan untuk menentukan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya, sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan. Tahap ini sering disebut tahap aksi dari manajemen strategis. Tahap terakhir dari manajemen strategis adalah penilaian strategi. Tiga aktivitas yang biasa dijalankan dalam tahap ini adalah peninjauan ulang faktorfaktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini, pengukuran kinerja dan pengambilan langkah korektif. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 4. Melakukan Audit Eksternal Mengembangkan Pernyataan Visi dan Misi Menetapkan Tujuantujuan Jangka Panjang Menciptakan, Mengevaluasi dan Memilih Strategi Menerapkan Strategi Isuisu Manajemen Menerapkan Strategi Pemasaran, Keuangan, Akuntansi, Litbang dan Sistem Informasi Manajemen Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja Melakukan Audit Intenal Gambar 4. Model Komprehensif Manajemen Strategis Sumber : David (2009) Pernyataan Visi dan Misi Mengembangkan pernyataan visi sering kali dipandang sebagai langkah pertama dari perencanaan strategis, bahkan mendahului pembuatan pernyataan misi. Pernyataan visi harus menjawab pertanyaan dasar, Ingin menjadi seperti apakah kita? (David 2009). Berdasarkan Jauch dan Glueck (1988), misi dapat dipandang sebagai mata rantai antara melaksanakan beberapa fungsi sosial dan tujuan yang lebih khas dari organisasi tersebut. Misi ini dapat digunakan sebagai legitimasi keberadaan perusahaan. Sebagian dari pernyataan misi adalah batasan 17

32 bisnis itu sendiri, seperti uraian produk, kegiatan, fungsi dan pasar yang saat ini dijalankan perusahaan. David (2004) menyatakan bahwa misi merupakan pernyataan jangka panjang mengenai tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari perusahaan lain yang serupa Lingkungan Perusahaan Analisis lingkungan adalah suatu proses yang digunakan perencana strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan. Perusahaan perlu menganalisis dan mendiagnosis lingkungan karena faktor lingkungan merupakan pengaruh utama terhadap perubahan strategi. Analisis lingkungan memberikan kesempatan bagi perencana strategi untuk mengantisipasi peluang dan membuat rencana untuk melakukan tanggapan pilihan terhadap peluang ini. Hal ini juga membantu perencana untuk menghindari ancaman atau mengembangkan strategi yang dapat mengubah ancaman menjadi keuntungan perusahaan (Jauch dan Glueck 1988) Lingkungan Internal Lingkungan internal terdiri dari varibel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek. Variabel tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel itu meliputi struktur, budaya dan sumber daya organisasi (Hunger dan Wheelen 2003). Lingkungan internal dapat dikaji dengan pendekatan analisis rantai nilai yang dapat dilihat pada Gambar Analisis Rantai Nilai Analisis rantai nilai seperti yang dikemukakan oleh Porter adalah satu cara untuk menguji sifat dan tingkat sinergi, apabila ada, diantara kegiatan-kegiatan internal perusahaan. Setiap perusahaan melakukan kegiatan merancang, membuat, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produknya. Seluruh kegiatan tersebut dapat digambarkan dengan menggunakan rantai nilai. Perbedaanperbedaan diantara rantai nilai para pesaing adalah sumber kunci keunggulan kompetitif. Analisis rantai nilai dapat diidentifikasi dengan lima kegiatan utama yang biasanya terjadi di setiap bisnis yaitu (1) inbound logistic; penanganan bahan baku dan pergudangan, (2) operasi seperti mesin, perakitan dan pengujian, (3) 18

33 outbound logistic; penggudangan dan distribusi harga, produk jadi, (4) pemasaran dan penjualan, serta (5) layanan konsumen. Porter juga mengidentifikasi empat kegitan pendukung diantaranya (1) pembelian bahan mentah, mesin dan peralatan, (2) perkembangan teknologi seperti research and development, perbaikan produk dan proses, (3) manajemen sumber daya manusia terdiri dari perekrutan, pelatihan, pengembangan dan (4) infrastruktur perencanaan, akuntansi, keuangan, hukum, hubungan pemerintah dan manajemen kualitas. a Infrastruktur Perusahaan Manajemen Sumber Daya Manusia Perkembangan Teknologi Pembelian Margin Inbound Operasi Outbound Pemasaran Layanan Logistic Logistic dan Penjualan Margin Keterangan: b a : Kegiatan Penunjang b : Kegiatan Utama Gambar 5. Analisis Rantai Nilai Sumber : Hunger dan Wheelen (2003) Lingkungan Eksternal Menurut David (2009), analisis mengenai lingkungan eksternal dipengaruhi oleh lima kategori luas yaitu (1) kekuatan ekonomi, (2) kekuatan sosial, budaya, demografis dan lingkungan, (3) kekuatan politik, pemerintahan dan hukum, (4) kekuatan teknologi, dan (5) kekuatan kompetitif. 1. Kekuatan Ekonomi Kekuatan ekonomi ini yang mengatur pertukaran material, uang, energi dan informasi. Faktor ekonomi memiliki dampak langsung terhadap daya tarik potensial dari beragam strategi. Semakin buruk kondisi ekonomi maka akan semakin buruk pula iklim bisnis di negara tersebut. Faktor-faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi suatu perusahaan ekspor diantaranya inflasi dan nilai tukar atau kurs mata uang rupiah terhadap dolar. 19

34 2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis dan Lingkungan Perubahan sosial, budaya, demografis dan lingkungan memiliki dampak yang besar atas hampir semua produk, jasa, pasar dan konsumen. Tren-tren sosial, budaya, demografis dan lingkungan membentuk cara orang hidup, bekerja, memproduksi dan mengkonsumsi. Tren tersebut menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan konsekuensinya menciptakan kebutuhan akan produk, jasa dan strategi yang berbeda pula. Tren sosial yang mungkin mempengaruhi seperti gaya hidup (status atau kedudukan) dan perilaku masyarakat di sekitar perusahaan maupun pembeli produk perusahaan. Sedangkan tren budaya berkaitan dengan adat istiadat dan kebiasaan dari masyarakat di luar perusahaan. Tren demografis yang dapat mempengaruhi perusahaan dari sisi eksternalnya adalah jumlah penduduk yang bisa menjadi peluang bagi produk yang dihasilkan perusahaan. Dan faktor lingkungan yang dapat berpengaruh diantaranya perubahan musim, dalam hal ini berpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan permintaan ikan dikarenakan musim tertentu. 3. Kekuatan Politik, Pemerintahan dan Hukum Faktor politik, pemerintahan dan hukum dapat merepresentasikan peluang atau ancaman utama baik bagi organisasi kecil maupun besar. Pemerintah sebagai pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja serta konsumen utama dalam organisasi sangat berperan dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan. Selain itu, tujuan kebijakan dan stabilitas politik pemerintahan menjadi faktor penting yang mempengaruhi perusahaan dari sisi eksternalnya. Perubahan-perubahan dalam hukum paten, undang-undang, dan tarif pajak dapat mempengaruhi perusahaan secara signifikan. 4. Kekuatan Teknologi Kekuatan teknologi merepresentasikan peluang dan ancaman besar yang harus dipertimbangkan dalam perumusan strategi. Kemajuan teknologi bisa secara dramatis mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, konsumen, proses produksi, praktik pemasaran dan 20

35 posisi kompetitif organisasi. Selain itu, kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan produk yang baru dan lebih baik, mengubah posisi biaya kompetitif dalam suatu industri, serta membuat produk dan jasa yang ada saat ini usang. Teknologi dapat berkaitan dengan kecepatan transfer teknologi oleh karyawan, masa atau waktu keusangan teknologi dan harga teknologi yang diadopsi seperti transportasi, komunikasi dan informasi (penggunaan internet dan e-commerce). 5. Kekuatan Kompetitif Menurut Porter (1992), kekuatan persaingan yang dapat secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan kemampulabaan dalam industri atau kekuatan yang paling besar akan menentukan serta menjadi sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi. Kekuatan persaingan terdiri dari masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, serta persaingan diantara para pesaing yang ada. a. Ancaman Pendatang Baru Pendatang baru dalam industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta sering kali juga sumber daya yang besar. Akibatnya harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan. Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari pada pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh pendatang baru. Terdapat enam sumber utama rintangan masuk yaitu skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, akses ke saluran distribusi dan biaya tak menguntungkan terlepas dari skala. b. Ancaman Produk Pengganti Mengenali produk-produk pengganti adalah persoalan mencari produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri karena batas atas pada harga-harga perusahaan dalam suatu industri. Produk pengganti yang perlu mendapat perhatian adalah produk yang 21

36 (1) mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik dibanding produk dalam industri, (2) dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi. Dalam hal terakhir, produk pengganti seringkali dengan cepat ikut berperan jika terjadi perkembangan tertentu yang meningkatkan persaingan dalam industri perusahaan tersebut dan menyebabkan penurunan harga atau peningkatan prestasi. Produk pengganti akan memberikan ancaman saat produk pengganti tersebut memiliki harga yang lebih murah dari produk yang dihasilkan perusahaan dengan kualitas sama ataupun lebih tinggi (David 2009). c. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli Pembeli bersaing di industri dengan cara memaksa harga turun, tawar-menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing satu sama lain yang mengorbankan kemampulabaan industri. Kekuatan dari tiap-tiap kelompok pembeli yang penting dalam industri tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada kepentingan relatif pembeliannya dari industri yang bersangkutan dibandingkan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut. Daya tawar pembeli dapat menggambarkan kekuatan besar yang mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri. Oleh karena itu, untuk menarik konsumen perusahaan dapat menawarkan garansi yang panjang atau layanan khusus untuk mendapatkan loyalitas konsumen (Porter 1992). d. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar-menawar terhadap para peserta industri dengan mengamcam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat dapat menekan kemampulabaan industri yang tidak mampu mengimbangi kenaikan harganya. Kondisi-kondisi yang menentukan kekuatan pemasok tidak hanya dapat berubah melainkan juga seringkali berada di luar kekuasaan perusahaan. Tetapi, perusahaan terkadang dapat memperbaiki situasi melalui strategi. Perusahaan dapat memperkuat ancamannya seperti melakukan integrasi ke belakang 22

37 untuk mendapatkan kendali terhadap pemasok ataupun menghilangkan biaya peralihan. e. Persaingan Diantara Para Pesaing yang Ada Menurut Porter (1992), rivalitas dikalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, perang iklan, introduksi produk dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan. Intensitas persaingan berhubungan dengan beberapa faktor yaitu jumlah pesaing, tingkat pertumbuhan industri, karakteristik produk atau jasa, jumlah biaya tetap, kapasitas, tingginya penghalang untuk keluar dan diversitas pesaing. Hal ini dapat dilihat melalui model lima kekuatan persaingan pada Gambar 6. Ancaman masuknya pendatang baru Kekuatan tawarmenawar pemasok Persaingan diantara perusahaan yang ada Kekuatan tawar-menawar pembeli Ancaman produk atau jasa pengganti Gambar 6. Model Lima Kekuatan Persaingan Sumber: Porter (1992) Penetapan Tujuan Jangka Panjang Tujuan jangka panjang merepresentasikan hasil-hasil yang diharapkan dari pelaksanaan strategi tertentu. Strategi merepresentasikan berbagai tindakan yang perlu diambil untuk mencapai tujuan jangka panjang. Kerangka bagi tujuan dan strategi harus konsisten, biasanya berkisar antara dua sampai lima tahun. Tujuan harus kuantitatif, dapat diukur, realistis, dapat dimengerti, menantang, hierarkis, mungkin untuk dicapai dan kongruen antarunit organisasional. Tiap tujuan juga harus terkait dengan garis waktu. Tujuan diperlukan di tingkat perusahaan, divisional dan fungsional dari suatu organisasi. Tujuan juga menyediakan landasan bagi pengambilan keputusan yang konsisten oleh para manajer yang memiliki nilai dan sikap yang berbeda (David 2009). 23

38 Market Share Market share atau pangsa pasar merupakan bagian pasar yang dapat diraih perusahaan serta sebuah indikator tentang apa yang dilakukan oleh sebuah perusahaan terhadap kompetitornya dengan dukungan perubahan-perubahan dalam penjualan. Market share adalah persentase pasar yang ditentukan dalam ukuran unit maupun revenue dan dihitung berdasarkan specific entity. Pangsa pasar menjelaskan penjualan perusahaan sebagai persentase volume total penjualan dalam industri, market atau produk. Pangsa pasar dan pertumbuhannya akan memberikan perspektif kunci terhadap permintaan pasar saat ini dan yang akan datang. Adanya keputusan terkait jumlah produk yang akan diproduksi dengan tepat dan besarnya skala produksi yang akan dikembangkan, akan memberikan dampak besar terhadap perolehan keuntungan dari bisnis suatu perusahaan (Sumarwan et. al 2010) Alternatif Strategi Berdasarkan David (2009), alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan dengan analisis matriks SWOT adalah sebagai berikut: 1. Strategi SO Strategi ini dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Secara umum, organisasi akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT untuk mencapai situasi dimana mereka dapat melaksanakan strategi SO. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan. Ketika sebuah organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan akan berusaha untuk menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang. 2. Strategi WO Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang peluangpeluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut. 24

39 3. Strategi ST Strategi ini menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat pasti selalu menghadapi ancaman langsung dalam lingkungan eksternal. 4. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Sebuah perusahaan yang dihadapkan pada berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal berada pada posisi yang penuh risiko. Faktanya, perusahaan ini mungkin harus berjuang agar dapat bertahan, merjer, penghematan, menyatakan bangkrut atau memilih pailit Perumusan Strategi Perumusan strategi dapat dilakukan melalui dua pendekatan antara lain: 1. Matriks SWOT Matriks SWOT menggambarkan bagaimana manajemen dapat mencocokkan peluang-peluang dan ancaman-ancaman eksternal yang dihadapi suatu perusahaan tertentu dengan kekuatan dan kelemahan internal untuk menghasilkan empat rangkaian alternatif strategis. SWOT adalah akronim dari Strength, Weaknesses, opportunities dan Threats dari organisasi yang kesemuanya merupakan faktor-faktor strategis. Sehingga analisis SWOT harus mengidentifikasi kompetensi langka perusahaan yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan. Penggunaan kompetensi langka perusahaan secara tepat akan memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Matriks SWOT dapat diaplikasikan baik pada perusahaan bisnis tunggal maupun multibisnis, dan bahkan untuk unit bisnis (Hunger dan Wheelen 2003). 2. Arsitektur Strategik Pendekatan arsitektur strategik ini pertama kali dikenalkan oleh Gary Hamel dan C. K. Prahalad pada awal tahun 1990-an. Dalam pendekatan ini, strategi dan program yang dirancang tidak selalu terpaku dan 25

40 senantiasa responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis. Namun, organisasi dituntut untuk membangun kekuatan internal, menetapkan bidang bisnis saat ini dan bidang bisnis potensial yang akan digarap, dan menentukan masa depan organisasi sendiri. Penentuan masa depan ini adalah dengan menyusun industry foresight yang intinya merevisi ulang batasan industri yang akan digeluti oleh organisasi yang bersangkutan. Seluruh komponen kemudian dipetakan dalam bentuk blue print strategy yang disusun dengan maksud untuk memaksimalkan kemungkinan untuk mencapai masa depan pada waktu yang telah diperhitungkan dengan cermat. Dengan arsitektur startegik, perusahaan dapat mengembangkan skenario sendiri untuk melancarkan jalan menuju tercapainya visi dan misi. Selain itu, pilihan strategi yang akan diimplementasikan dapat dipetakan sehingga memudahkan pelaksana dalam membaca, memahami, dan melakukan atau mengimplementasikan serta mengevaluasinya (Yoshida 2006) Kerangka Pemikiran Operasional Kendala dalam mendapatkan bahan baku ikan segar dari supplier merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi PD Sambu. Kesulitan mendapatkan bahan baku dikarenakan ketersediaan ikan laut yang tidak dapat diprediksi terkait gangguan cuaca maupun iklim sehingga hasil tangkapan nelayan menjadi tidak menentu. Akibat tidak tersedianya bahan baku berupa ikan segar, perusahaan mengalami gangguan produksi sehingga menyebabkan produk ikan beku yang diekspor sedikit. Ikan yang diproduksi perusahaan saat cuaca baik bisa mencapai rata-rata 5 kuintal. Akan tetapi, ketika kondisi cuaca kurang baik perusahaan hanya dapat memproduksi sebanyak rata-rata 20 kg ikan beku. Adanya persaingan dalam mendapatkan bahan baku dari sesama perusahaan pembekuan ikan juga merupakan permasalahan yang dihadapi PD Sambu. Selain itu, semakin banyaknya perusahaan pembekuan ikan yang gulung tikar menjadi kondisi yang harus diperhatikan agar mampu bertahan ditengah tren penurunan jumlah perusahaan pembekuan ikan. Di kota Cirebon sendiri terjadi penurunan perusahaan pembekuan ikan dari 14 eksportir di tahun 1980 hingga sekarang 26

41 hanya terdapat 3 eksportir ikan beku yaitu PD Sambu, PT Jaya Sakti, dan PT Samtu. Hal ini mendasari peneliti untuk mencoba membuat strategi yang dapat digunakan perusahaan. Perumusan strategi yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengetahui visi, misi dan tujuan PD Sambu. Sehingga strategi yang dibuat sejalan dengan visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai. Kemudian dilakukan identifikasi lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan menganalisis kekuatan ekonomi; kekuatan sosial, budaya, demografis dan lingkungan; kekuatan politik, pemerintahan dan hukum; kekuatan teknologi dan kekuatan kompetitif yang mempengaruhi perusahaan. Sedangkan analisis lingkungan internal dilakukan dengan menggunakan pendekatan rantai nilai. Selain itu, dilakukan perhitungan terhadap pangsa pasar perusahaan sebagai tambahan informasi dalam melakukan analisis terhadap faktor internal. Hasil dari analisis eksternal dan internal selanjutnya diplotkan ke dalam matriks SWOT untuk merumuskan strategi sehingga mendapatkan alternatif strategi yang dapat digunakan PD Sambu. Alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan kemudian akan dibuat rekomendasi program kegiatan yang dapat dijalankan dengan melihat tantangan yang dihadapi dan sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan. Program-program tersebut akan dipetakan ke dalam arsitektur strategik berdasarkan jangka waktu tertentu. Penentuan waktu ini didasarkan pada kesesuaian untuk melihat kemungkinan perubahan lingkungan yang terjadi di masa depan dan kemampuan perusahaan dalam menjalankan program tersebut. 27

42 Pembekuan Ikan PD Sambu 1. Fluktuasi jumlah ikan beku yang diekspor 2. Pemerolehan bahan baku yang menghadapi persaingan 3. Penurunan jumlah perusahaan pembekuan ikan Visi, Misi dan Tujuan PD Sambu Identifikasi Lingkungan Internal Analisis Rantai Nilai A. Kegiatan Utama 1. Logistik ke dalam 2. Operasi 3. Logistik keluar 4. Pemasaran dan Penjualan 5. Pelayanan B. Kegiatan Penunjang 1. Infrastruktur Perusahaan 2. Manajemen SDM 3. Pengembangan Teknologi 4. Pembelian Identifikasi Lingkungan Eksternal 1. Kekuatan Ekonomi 2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan 3. Kekuatan Politik, Pemerintahan dan Hukum 4. Kekuatan Teknologi 5. Kekuatan Kompetitif a) Ancaman Pendatang Baru b) Persaingan Dalam Industri c) Kekuatan Pemasok d) Kekuatan Pembeli e) Ancaman Produk Pengganti Matriks SWOT Alternatif Strategi Bisnis PD Sambu Tantangan Rekomendasi Program Kegiatan Sasaran Arsitektur Strategik Gambar 7. Kerangka Pemikiran Operasional 28

43 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PD Sambu yang beralamat di Komplek Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling (sengaja). Pertimbangan dalam pengambilan tempat sampling didasarkan karena PD Sambu merupakan salah satu perusahaan agroindustri yang mampu memberikan nilai tambah bagi produk perikanan yang berada di Kota Cirebon. Perusahaan ini bergerak dalam bisnis cold storage dengan bahan baku utamanya ikan seperti ikan mata goyang, ikan kurisi dan ikan remang. Selain itu, perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan pengekspor ikan beku yang mampu bertahan dari kesulitan yang dihadapi. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari hingga Maret Data dan Sumber Data Penelitian ini ditunjang oleh pencarian data, baik itu data primer maupun data sekunder. Untuk pengambilan data primer diambil langsung dari tempat penelitian melalui pengamatan langsung, pencatatan dan wawancara secara mendalam (in-depth interview). Wawancara ini dilakukan sebanyak dua kali untuk mengetahui faktor-faktor strategis yang mempengaruhi perusahaan dan menilai sejauh mana perusahaan mampu memberikan respon. Wawancara pihak internal dilakukan dengan pengelola yaitu factory manager, kepala bagian produksi dan quality control, kepala bagian keuangan dan administrasi, kepala bagian operasional, bagian ekspor serta karyawan dari perusahaan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui gambaran umum dan sistem perusahaan, produksi yang dilakukan perusahaan, kondisi keuangan perusahaan serta kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan wawancara dengan pihak eksternal dilakukan dengan Kabid Kelautan dan Perikanan Kota Cirebon, petugas Pusat Informasi Pelabuhan dan Perikanan untuk mengetahui kondisi perusahaan pembekuan ikan di Cirebon dan tingkat persaingannya. Data sekunder yang digunakan berasal dari manual book PD Sambu, hasil riset atau penelitian terdahulu, buku, artikel, internet maupun instansi-instansi lain yang terkait seperti Perpustakaan IPB, Kementerian Kelautan dan Perikanan 29

44 Cirebon, Dinas Kelautan dan Perikanan Cirebon serta Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI Metode Pengolahan dan Analisis Data Pada penelitian mengenai analisis strategi bisnis, data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran umum kegiatan dari perusahaan yang diteliti. Perhitungan kuantitatif dilakukan untuk mengetahui besarnya pangsa pasar perusahaan. Sedangkan penentuan kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman eksternal yang mempengaruhi perusahaan dianalisis secara kualitatif berdasarkan hasil wawancara dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, dan menganalisis terhadap dokumen yang ditemukan dilapang. Setelah hasil diperoleh maka dipilih faktor-faktor mana yang paling mempengaruhi kemudian dilakukan penguraian terhadap faktor-faktor tersebut. Data selanjutnya dianalisis dengan metode SWOT untuk memperoleh alternatif strategi dan memetakan hasil alternatif strategi ke dalam arsitektur strategik dengan membuat program-program kegiatan yang dapat dijalankan perusahaan untuk jangka waktu tertentu Analisis Pangsa Pasar (Market Share) Perhitungan pangsa pasar dilakukan untuk mengetahui seberapa besar bagian pasar yang dicapai PD Sambu terhadap industri ekspor di Indonesia. Perhitungan ini dilakukan dengan cara membandingkan volume ekspor ikan beku perusahaan pada tahun tertentu dengan volume ekspor ikan beku di Indonesia pada tahun yang sama. Adapun rumusan yang digunakan adalah sebagai berikut (Sumarwan et. al. 2010): Mit = Sit / St x 100% Keterangan : Mit : Pangsa pasar PD Sambu dalam tahun t Sit : Total volume ekspor ikan beku PD Sambu pada tahun ke-t St : Total volume ekspor ikan beku Indonesia pada tahun ke-t t : Tahun 30

45 Hasil dari analisis pangsa pasar ini merupakan salah satu faktor yang berpengaruh bagi perusahaan dan dapat digunakan untuk melakukan analisis SWOT Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Matriks SWOT merupakan alat untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan serta faktor-faktor yang menjadi ancaman dan peluang bagi perusahaan. Dasar dari penggunaan matriks ini adalah memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) serta meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Matriks SWOT menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yang dapat digunakan perusahaan antara lain: 1) Startegi SO merupakan strategi untuk memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. 2) Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. 3) Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. 4) Strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Tabel 5. Matriks SWOT Internal Eksternal Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunities (Peluang) Strategi SO Strategi WO Threat (Ancaman) Startegi ST Strategi WT Sumber: David (2009) hal Perancangan Arsitektur Strategik Model arsitektur strategik diperlukan untuk melakukan perencanaan strategik dan sebagai solusi untuk menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat. Langkah yang harus dilakukan adalah pengkajian lebih lanjut mengenai visi dan misi perusahaan, keduanya harus dinyatakan dengan jelas 31

46 sehingga tidak akan menimbulkan interpretasi yang salah dalam mengkomunikasikannya. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap lingkungan internal serta eksternal perusahaan dan merupakan input yang akan digunakan pada analisis matriks SWOT. Hasil dari strategi pada matriks SWOT dijabarkan dalam bentuk program-program untuk mencapai sasaran. Program-program tersebut digunakan untuk menyusun arsitektur strategik. Identifikasi tantangan dan sasaran pun diperlukan dalam penyusunan arsitektur strategik, identifikasi ini berfungsi untuk memperoleh keunggulan bersaing yang baru melalui cara-cara yang dilakukan perusahaan. Penyusunan arsitektur strategik pada PD Sambu dapat dilihat pada Gambar 8. Identifikasi Lingkungan Internal Identifikasi Lingkungan Eksternal SWOT Tantangan Rekomendasi Program kegiatan Sasaran Arsitektur Strategik Gambar 8. Perancangan Arsitektur Strategik PD Sambu Sumber: Yoshida (2006) 32

47 V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan PD Sambu PD Sambu merupakan perusahaan pembekuan ikan yang berdiri pada tahun Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Budiono Go selaku direktur utama. Pada awalnya PD Sambu adalah perusahaan dibidang teri nasi dan manisan mangga. Namun seiring perkembangan zaman dan perkembangan bisnis, sejak tahun 2002 hingga sekarang PD Sambu beralih menjadi perusahaan yang bergerak dalam bisnis cold storage dengan bahan baku ikan laut seperti ikan remang, kurisi, acang-acang, kakap merah, bawal, mata goyang atau nama lainnya ikan swangi dan tenggiri. Bahan baku tersebut didapat dari beberapa pemasok ikan di kota-kota di Jawa seperti Batang, Tegal, Gebang dan Losari. Produk tersebut diekspor ke beberapa negara seperti Cina, Hongkong dan Vietnam. Beberapa permasalahan pernah dihadapi PD Sambu dalam membangun usaha seperti masalah krisis keuangan dan sepinya pembeli menjadi salah satu faktor utama. Saat ini perusahaan dimiliki oleh lima orang pemegang saham dan pemilik saham terbesar sekaligus direktur utama adalah Bapak Budiono Go. Tahun 2002 merupakan awal kebangkitan PD Sambu, dimana mulai terbukanya peluang untuk pasar ikan beku di wilayah internasional terutama Cina. Pada tahun 2009, PD Sambu telah menjadi perusahaan pembekuan ikan yang maju pesat, bisnisnya semakin berkembang, lahan perusahaan semakin luas dan jumlah karyawan serta kesejahteraan bagi karyawan pun semakin meningkat. PD Sambu pernah mengalami kesulitan dalam mengekspor produk namun setelah dilakukan perbaikan pabrik pada tahun 2009 serta dimilikinya sertifikat HACCP pada tahun 2010 semakin memperlancar kegiatan ekspor perusahaan. PD Sambu sudah memiliki sertifikat HACCP dari Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia dengan nomor 588/PP/HACCP/PB/12/10 dan mendapatkan penilaian B atau good pada 24 Juni PD Sambu juga mengekpor produk perikanan laut lain seperti udang, keong dan cumi. Khusus untuk produk cumi beku, perusahaan hanya mengekspor ke negara Taiwan. Selain ekspor, perusahaan juga memasarkan produk ke pasar domestik yaitu Palembang untuk jenis produk fillet ikan. Saat ini perusahaan 33

48 sedang mengembangkan produk baru yaitu bakso ikan yang baru mulai dipasarkan untuk wilayah Jawa dan Sumatera Selatan Lokasi dan Keadaan PD Sambu PD Sambu berlokasi di Jalan Kalijaga 1, Komplek Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Panjunan, Lemahwungkuk Cirebon, Jawa Barat. Lokasi ini digunakan untuk tempat produksi dan kantor. Tempat produksi terdiri dari tempat penerimaan bahan baku, ruang sortasi udang, ruang es, ruang sortasi dan penyusunan ikan dan keong, ruang penyusunan udang, contact plate freezer, ruang penyimpanan pan, ruang packing dan pelabelan terletak berdekatan dengan ruang manajemen kantor, cold storage, ruang penyimpanan bahan kimia, ruang pelabelan karton dan penyusunan, ruang penyimpanan dan pengepakan, ruang ganti karyawan, Air Blast Freezer, ruang mesin, ruang genset untuk lebih jelasnya Layout PD Sambu dapat dilihat pada Lampiran 1. Lokasi ini dipilih karena berdekatan dengan pelabuhan, Kantor Kementerian Perikanan dan Kelautan Cirebon serta dekat dengan jalan raya lintas provinsi Visi, Misi dan Tujuan PD Sambu Visi, misi serta tujuan yang dimiliki PD Sambu tidak tertulis secara nyata. Namun berdasarkan hasil wawancara visi dari PD Sambu adalah menjadi perusahaan perikanan yang terpercaya dalam menghasilkan produk ikan beku yang bermutu tinggi. Misi PD Sambu adalah memberikan pelayanan terbaik pada pembeli dengan menghasilkan produk yang berkualitas serta berusaha memenuhi keinginan pembeli. Dan tujuan PD Sambu adalah mensejahterakan pemegang saham dan karyawan perusahaan Struktur Organisasi PD Sambu Dalam menjalankan usahanya, PD Sambu menggunakan struktur organisasi fungsional yang terdiri dari beberapa bagian diantaranya external resources, plant manager, manajer engineering, manajer HRD, manajer produksi dan quality control serta manajer purchasing. Seluruh jabatan tersebut memegang peranan masing-masing dan dijalankan berdasarkan fungsi-fungsi yang ada agar tidak terjadi tumpang tindih dalam menjalankan tanggung jawabnya. Gambaran dari struktur organisasi PD Sambu dapat dilihat pada Lampiran 2. Adapun 34

49 pembagian tugas dari masing-masing jabatan dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Direktur Direktur merupakan penanggung jawab utama untuk aktivitas pabrik, produksi, karyawan dan hubungan bisnis. Otoritas utama untuk desain dan operasi dari HACCP berdasarkan IQMP (Integrated Quality Management Programme) serta memberikan dukungan anggaran dan biaya operasional. 2. Plant Manager Plant manager bertugas mengatur semua aktivitas produksi dari titik awal proses penerimaan hingga barang siap dipasarkan, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan apabila direktur utama berhalangan, memasarkan hasil produksi dan mencari pelanggan untuk membeli produk yang diolah oleh perusahaan dan mengatur manajemen keuangan pabrik. 3. Purchasing Manager Purchasing manager bertanggung jawab terhadap pembelian bahan baku, memimpin dan mengatur pengendalian rantai penyalur untuk ketersediaan dan implementasi atau pengendalian operasi yang aman menyangkut seluruh aturan yang digunakan untuk jaminan mutu dari bahan baku. 4. Production Manager and Quality Control Manajer produksi bertanggung jawab dari hari ke hari untuk seluruh kegiatan operasi di pabrik, meninjau ulang dan mengevaluasi verifikasi HACCP berdasarkan IQMP, bertanggung jawab terhadap pengawasan mutu produk pada setiap tahapan proses pada seksi di bawah pengawasannya dan menjamin penerapan HACCP, SSOP dan GMP pada proses produksi di bawah kendalinya. 5. Human Resource Departement Manager Manajer HRD bertanggung jawab terhadap seluruh kinerja, kerapihan dan kehadiran karyawan. 6. Engineering Manager Manajer teknis bertanggung jawab terhadap seluruh keadaan mesin termasuk cold room dan air blast freezer. 35

50 7. Bagian Cold Room Bagian ini berada di bawah manajer engineering yang bertugas memasukkan dan mengeluarkan produk dari mesin pendingin di pabrik. 8. Bagian Mesin dan Bengkel Bagian ini juga berada di bawah manajer engineering yang bertanggung jawab atas keadaan mesin dan melakukan perbaikan mesin yang rusak. 9. Staf Bagian Packing dan Ekspor Staf bagian ini berada di bawah manajer produksi dan quality control. Tanggung jawab dari bagian ini adalah melakukan pencatatan produk yang sudah melalui proses packing dan akan dimasukkan ke dalam cold storage serta menangani masalah yang berkaitan dengan kegiatan ekspor perusahaan. 10. Staf Bagian Operasi Staf bagian ini berada di bawah manajer produksi dan quality control yang bertugas mengawasi proses sortasi, memberikan penomoran pada setiap produk yang akan disusun di dalam pan dan mencatat semua produk yang diproses perusahaan sebelum dimasukkan ke dalam air blast freezer. 11. Staf Bagian Material Store Staff bagian ini berada di bawah manajer produksi dan quality control yang bertugas melakukan inventarisasi gudang, yaitu melakukan penyimpanan dan pencatatan keluar masuknya material seperti karton, plastik dan lain sebagainya. 12. Staf Purchasing Staf purchasing berada di bawah manajer purchasing yang bertugas mengatur rencana pembelian bahan baku, memantau harga bahan baku, melaporkan jumlah bahan baku dan bertanggung jawab atas ketersediaan bahan baku perusahaan Sumberdaya PD Sambu Sumberdaya sangat penting keberadaannya bagi perusahaan. Faktor sumberdaya ini membantu perusahaan dalam mencapai tujuan seperti pengembangan usaha dan bertahan didalam lingkaran persaingan. Sumberdaya dapat berupa modal, fisik dan manusia. PD Sambu merupakan sebuah perusahaan 36

51 yang dimiliki dan dikelola oleh lima orang pemegang saham dengan pemegang saham terbesar adalah Bapak Budiono Go. Sumberdaya modal PD Sambu berasal dari para pemegang saham. Sumberdaya fisik yang dimiliki cukup mendukung kegiatan usaha yang dilakukan oleh PD Sambu. Sumberdaya fisik yang dimiliki diantaranya bangunan perusahaan yang terdiri dari pabrik, kantor, tempat penyimpanan bahan baku, tempat penyimpanan karton, mushola, kamar untuk karyawan yang jauh, ruang es, ruang mesin, ruang genset, ruang makan, ruang mekanik dan area parkir. Selain itu, PD Sambu memiliki peralatan produksi yang perinciannya dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut: Tabel 6. Perincian Peralatan Produksi PD Sambu No. Jenis Peralatan Produksi Jumlah Meja sortasi Timbangan digital Timbangan duduk Meja proses penyusunan Meja proses penimbangan Pan Keranjang plastik Box fiber glass Termometer Selang air Ember Lori besar dan kecil Air blast freezer Contact Plate Freezer Cold storage Mesin pencuci cumi Meja proses pengepakan Meja glazing AC Strapping band machine Bak air Lemari besi Water brush Mobil pick up 7 unit 3 buah 3 buah 13 buah 2 buah 300 buah 100 buah 20 buah 3 buah 6 buah 30 buah 20 buah 4 unit 3 unit 1 unit 4 unit 4 unit 2 unit 7 unit 4 unit 3 buah 2 buah 2 unit 2 unit Sumber: PD Sambu (2012) PD Sambu memiliki sumberdaya manusia sebanyak 267 karyawan yang terdiri dari beberapa kategori diantaranya karyawan sortiran, pan, CR/SN, bongkar, staf, bakso dan borongan. Karyawan sortiran berjumlah 49 orang, karyawan bagian pan sebanyak 96 orang, karyawan CR/SN sebanyak 25 orang, karyawan bongkar sebanyak 48 orang, staf sebanyak 11 orang, karyawan bagian 37

52 bakso sebanyak 13 orang dan karyawan borongan sebanyak 25 orang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Kategori Karyawan PD Sambu Jenis Karyawan Jumlah (orang) Karyawan sortiran 49 Karyawan bagian pan 96 Karyawan Cold Room/Senior 25 Karyawan bongkar 48 Staf 11 Karyawan bagian bakso 13 Karyawan borongan 25 Total 267 Sumber: PD Sambu (2012) Seluruh karyawan digaji secara harian terkecuali para staf yang mendapatkan gaji bulanan. Pendidikan dari para staf dan manajer rata-rata merupakan lulusan SMA dan hanya terdapat satu orang dengan pendidikan D3, dua orang S1 sedangkan untuk karyawan sebagan besar merupakan lulusan SD sampai SMP. Cara perekrutan tenaga kerja tidak terlalu rumit, calon pekerja sebagian besar berasal dari daerah sekitar perusahaan, kenalan dari karyawan yang sudah lama bekerja di perusahaan maupun orang yang dikenal pemilik perusahaan. Setiap tahunnya perusahaan selalu kedatangan siswa dari sekolah kelautan yang berada di dekat perusahaan untuk melakukan praktek kerja lapangan. Karyawan di PD Sambu bekerja dari hari Senin sampai Sabtu dengan jam kerja dimulai pukul WIB. Waktu istirahat pukul WIB (1 jam) terkecuali hari Jumat waktu istirahat menjadi pukul WIB. Apabila bahan baku melimpah, perusahaan memberlakukan waktu kerja lembur setelah pukul WIB hingga selesai dan juga hari minggu. Besarnya upah lembur yang diberikan sebesar Rp 3.000,- per jam. Sistem gaji atau upah di PD Sambu diberikan tergantung pada pekerjaan yang dilakukan karyawan. Gaji atau upah yang diberikan perusahaan berkisar Rp ,- sampai Rp ,- per hari. Sedangkan untuk para staf dan manajer diberikan gaji pada akhir bulan serta uang makan setiap harinya sebesar Rp ,-. Setiap bulan perusahaan memberikan insentif kepada para karyawannya berupa bonus sebesar Rp ,- sampai Rp ,- yang diberikan setiap akhir bulan. 38

53 5.6. Prosedur Ekspor Kegiatan ekspor PD Sambu dilakukan apabila jumlah barang yang berada dalam cold storage sudah mencapai kapasitas minimal ekspor sebesar 27 ton. Jika produk jadi yang berada dalam cold storage belum mencukupi batas tersebut maka perusahaan tidak akan mengekspor produknya. Hal ini dilakukan untuk menyeimbangkan antara budget yang dikeluarkan dengan keuntungannya. Dalam mengekspor produk PD Sambu harus memenuhi beberapa dokumen perijinan diantaranya: 1. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) PEB merupakan dokumen ekspor utama yang dikeluarkan oleh pihak Bea Cukai. Dokumen ini memuat jumlah dan nilai barang yang diekspor. 2. Invoice Invoice merupakan surat kesepakatan mengenai harga yang telah disetujui oleh pengirim dan penerima barang. 3. Bill of Lading Bill of lading merupakan dokumen resmi untuk melindungi pengangkutan maupun pengiriman barang melalui laut yang dikeluarkan oleh perusahaan pembawa produk. Dokumen ini berguna bagi importir untuk mengambil barang yang dibelinya. 4. Letter of Credit Letter of credit merupakan surat berharga tentang perjanjian membayar yang diterbitkan oleh bank terkait transaksi dagang yang dilakukan dan ditunjukkan kepada penerima barang di luar negeri. 5. Packing List Packing list adalah dokumen yang menerangkan secara rinci mengenai seluruh uraian dan keterangan barang muatan atau komoditas dagang yang akan dikirim ke negara tujuan ekspor. Hal tersebut termasuk jumlah dan berat barang, jenis, berat bersih, serta ukuran tiap unit. 6. Certificate of Origin Certificate of Origin atau surat keterangan asal (SKA) merupakan surat keterangan yang menyatakan negara asal produk yang akan diekspor. SKA ini terdiri dari dua macam, yaitu SKA preferensi dan nonpreferensi. SKA 39

54 preferensi diterbitkan untuk memperoleh fasilitas pengurangan atau pembebasan tarif bea masuk yang diberikan oleh suatu negara atau sekelompok negara terhadap barang ekspor Indonesia yang memenuhi syarat internasional. Sedangkan SKA nonpreferensi diterbitkan untuk memenuhi ketentuan suatu negara atau sekelompok negara terhadap barang ekspor Indonesia berdasarkan perjanjian internasional. Untuk ekspor ke negara Cina menggunakan SKA preferensi ASEAN-China Free Trade Area Preferential Tariff Certificate of Origin. 7. Surat Pernyataan Mutu Dokumen ini dikeluarkan oleh Balai Pengujian dan Pembinaan Mutu Hasil Perikanan (BPPMHP) Cirebon yang menyatakan mutu produk perikanan yang akan diekspor. 40

55 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Lingkungan Internal PD Sambu Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berasal dari dalam PD Sambu dan memiliki pengaruh terhadap pengontrolan aset serta stakeholder yang berada di dalamnya untuk mencapai keberhasilan usaha. Analisis terhadap lingkungan internal dapat dilakukan melalui pendekatan rantai nilai yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan maupun kelemahan PD Sambu Kegiatan Utama Kegiatan ini terdiri dari penanganan terhadap bahan baku yang diterima, perakitan produk, penggudangan produk jadi, distribusi produk, promosi dan layanan yang diberikan perusahaan kepada para pembeli. Kegiatan utama yang dilakukan PD Sambu adalah sebagai berikut: 1. Logistik ke Dalam (Inbound Logistic) Kegiatan logistik ke dalam PD Sambu berupa penerimaan bahan baku dari supplier, pengadaan karton dan es balok. Bahan baku yang digunakan adalah ikan kurisi potong kepala dan utuh, ikan remang, ikan mata goyang potong kepala dan utuh, kakap merah, ikan layur dan ikan acang-acang. Bahan baku tersebut didapatkan dari para pemasok yang mengambil ikan dari laut perikanan Jawa seperti daerah Batang, Indramayu, Tegal, Gebang dan Losari. Pengadaan bahan baku ikan dilakukan dengan membeli kepada pemasok yang sebelumnya telah melakukan perjanjian kerja sama terkait jaminan mutu bahan baku dalam mengirim ikan ke perusahaan. Setiap hari para pemasok mengirimkan bahan baku ikan yang berasal dari hasil tangkapan nelayan ke PD Sambu dengan jumlah yang tidak menentu karena sangat tergantung dengan kondisi laut. Rata-rata dalam satu hari pemasok dapat mengirimkan ikan sebanyak 5 kuintal saat kondisi laut baik dan paling sedikit 20 kg saat kondisi laut buruk. Sebelum mengirim ikan untuk perusahaan, pemasok biasanya mengabarkan terlebih dahulu melalui telepon mengenai ada tidaknya ikan tersebut dan berapa banyak ikan yang 41

56 dikirim. Kemudian jumlah ikan akan ditulis ke dalam white board yang terpampang di dekat ruang kantor. Bahan baku ikan dari pemasok disimpan dalam kotak fiber yang sudah berisikan es dan bertahan selama 18 jam, bertemperatur dibawah 5 o C serta dibawa menggunakan truk ataupun mobil bak terbuka. Kriteria ikan yang bagus dan segar adalah ikan yang dagingnya tidak pucat atau berwarna merah muda, tidak bau dan tidak tercemar bahan kimia. Jika ikan yang diterima tidak sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan, maka dilakukan pengembalian atau rejected atau BS. Ikan yang sudah diterima biasanya langsung diproses, namun apabila bahan baku ikan yang diterima sangat banyak atau pemasok datang terlalu sore biasanya ikan disimpan dalam kotak fiber untuk keesokan harinya atau biasa disebut rest. Pengadaan karton untuk mengemas produk didapat dengan memesan secara khusus dari daerah Semarang. Pemesanan karton dilakukan dengan menghubungi pemasok melalui telepon beberapa hari sebelum stok di gudang habis. Karton yang dipesan PD Sambu terdiri dari dua jenis yaitu, bergambar matahari dan logo PD Sambu. Hal ini dilakukan untuk membedakan kemasan produk ikan beku yang dijual di setiap daerah di Cina agar menghindari terjadinya pemalsuan produk. Pengadaan bahan lain yaitu es balok untuk setiap harinya dipasok dari produksi perusahaan sendiri. Kegiatan inbound logistic sangat mempengaruhi jalannya produksi PD Sambu, karena dibutuhkan untuk proses operasi dimana kegiatan ini berkaitan dengan pemrosesan bahan baku menjadi produk jadi perusahaan. Pasokan bahan baku sebagian besar sangat tergantung dari nelayan dan terkadang mengalami fluktuasi yang mengakibatkan volume ekspor perusahaan pun mengalami fluktuasi. Pada musim tertentu seperti angin barat atau setelah lebaran, perusahaan mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan baku karena bahan baku yang diperoleh dari pemasok perusahaan sangat tergantung dari hasil tangkapan nelayan yang tidak menentu. Bahkan dengan hasil yang tidak menentu tersebut pernah membuat perusahaan tidak mampu mengekspor produknya. Waktu 42

57 pengiriman bahan baku yang tidak selalu tepat waktu juga menjadi kendala untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan. Bahan baku yang seharusnya datang pagi menjadi siang atau bahkan sore hari membuat tertundanya penanganan terhadap produk dan hal ini membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk gaji lembur para karyawan. 2. Operasi Operasi dalam hal ini didefinisikan sebagai kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan. PD Sambu sebagai salah satu perusahaan yang berbasis pada kegiatan pembekuan ikan memiliki tiga jenis produk yang dibedakan berdasarkan cara perlakuan terhadap ikan, yaitu ikan beku head on dan head less serta ikan remang yang dibersihkan isi perutnya. a. Ikan Head On (HO) Ikan head on adalah ikan yang tetap menyertakan kepala dalam proses produksinya. Jenis ikan yang diproses antara lain ikan kurisi, mata goyang atau swangi, acang-acang, kakap merah, layur, bawal dan tenggiri. Secara garis besar alur proses dari ikan head on adalah penerimaan bahan baku yang berupa ikan head on dan head less langsung dilakukan pembongkaran ikan dengan cara ditumpahkan ke atas keranjang plastik. Tahap ini memeriksa agar bahan baku yang diterima tidak tercemar, segar dan tanpa benda asing. Pembongkaran dilakukan dengan hati-hati dan cepat untuk mencegah ikan mengalami kenaikan suhu dan mengalami kerusakan fisik serta terkontaminasi bakteri. Setiap keranjang diambil contoh untuk diperiksa kesegarannya. Kemudian dilakukan pengecekan suhu ikan (minimal < 3 o C) dan penyortiran ikan yang telah memenuhi syarat suhu standar. Penyortiran berdasarkan size dan kualitas dilakukan secara manual. Spesifikasi grade didasarkan atas ukuran, bau, warna, kecerahan dan tekstur secara lengkap. Bau ikan yang tidak alami harus dikembalikan. Sortasi dilakukan berdasarkan permintaan pembeli menjadi 4 ukuran, yaitu kecil, sedang, besar dan paling besar. Sortasi ini harus dilakukan secara cermat dan cepat untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Penimbangan untuk ikan jenis ini dilakukan per 43

58 10 kg. Diperlukan kecermatan dan kecepatan dalam menentukan berat agar ikan tidak mengalami penurunan suhu. Setelah penerimaan barang dan penimbangan, ikan dicuci dua kali hingga bersih, pencucian dilakukan dengan air dingin bersuhu < 3 o C dan secara periodik dilakukan pergantian air. Tahap selanjutnya adalah penyusunan atau layering ke dalam pan yang disusun hingga rapi. Sebelum dan sesudah disusun, pan dilapisi plastik untuk memudahkan saat pelepasan ikan dari pan. Setelah itu ikan dibekukan dalam ABF (air blast freezer) selama jam dengan suhu -40 o C dan tidak boleh lebih dari 14 jam. ABF selalu dibersihkan dan bebas dari air sebelum dioperasikan, pembekuan ini selalu dimonitor dan dicatat. b. Ikan Head Less (HL) Ikan head less adalah ikan yang tidak menyertakan kepala atau tanpa kepala dalam proses produksinya. Jenis ikan yang diproses diantaranya ikan kurisi dan mata goyang tanpa kepala. Kedua ikan ini memiliki kode produksi SPT untuk ikan Swangi Potong atau Mata Goyang Potong dan KPT untuk Kurisi Potong. Alur produksi ikan head less sama dengan alur produksi pada ikan head on. Pengelompokan ukuran ikan kurisi dan mata goyang setiap 10 kg dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Pengelompokan ukuran Ikan Kurisi dan Mata Goyang Ukuran Jumlah dalam Pan (Buah) up >120 Sumber: Bagian Produksi PD Sambu (2012) c. Ikan Remang Produk lain yang diproduksi PD Sambu adalah ikan remang, ikan ini berbentuk panjang menyerupai ikan lele dengan mulut lancip. Ikan ini juga merupakan komoditi ekspor andalan perusahaan. Alur produksi ikan remang adalah pembongkaran ikan dari cold box ke atas 44

59 meja sortir, pengecekan suhu ikan, penyortiran ikan berdasarkan ukuran dan kualitas, penimbangan I berdasarkan ukuran dan kualitas, pembersihan isi perut ikan, pencucian, penimbangan II per 15 kg, pencucian kembali hingga bersih, penyusunan ke dalam pan, pembekuan dalam ABF. Produk-produk tersebut diproduksi berdasarkan standar HACCP (Hazard Analysis dan Critical Control Points) yang berupaya mengendalikan suatu areal atau titik dalam sistem pangan yang mungkin berkontribusi terhadap suatu kondisi bahaya, baik kontaminasi mikroorganisme patogen, objek fisik, kimiawi terhadap bahan baku, suatu proses, penggunaan langsung oleh pengguna maupun kondisi penyimpanan. Selain itu, adanya pengawasan dengan GMP (Good Manufacturing Practice) untuk memproduksi produk yang bermutu serta SSOP (Sanitation Standard Operational Procedure) untuk mengelola limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari lingkungan dilakukan untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik. Perusahaan sangat memperhatikan keseluruhan proses produksi ikan beku hingga diekspor agar menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan tidak terkontaminasi oleh apapun. Kebersihan dan kehigienisan tempat produksi sangat diperhatikan perusahaan. Setiap kali akan memproses ikan beku tempat tersebut selalu dibersihkan dengan air bersih terlebih dahulu, karyawan diwajibkan memakai jas lab, apron, penutup kepala atau kerudung dan sepatu boot saat bekerja serta karyawan yang sakit tidak diperbolehkan untuk masuk kerja karena dikhawatirkan dapat mencemari produk yang akan dihasilkan. Tahapan proses produksi setiap produk berbeda-beda tergantung bahan baku ikan. Alur proses produksi yang dilakukan PD Sambu dapat dilihat pada Lampiran 3. Kegiatan operasi perusahaan sudah berjalan dengan baik karena kebijakan mutu yang dijalankan dengan sangat ketat sesuai dengan SSOP, GMP dan sudah terpenuhinya kriteria maupun syarat bahan baku seperti jaminan kualitas ikan yang baik. Jaminan kualitas ini 45

60 sangat penting bagi perusahaan yang sudah memiliki sertifikat HACCP karena sudah pasti memerlukan bahan baku yang berkualitas baik sehingga bisa menghasilkan keluaran produk yang berkualitas baik pula. 3. Logistik ke Luar Kegiatan pada tahap ini berkaitan dengan penanganan terhadap produk jadi yang dihasilkan PD Sambu yaitu produk yang sudah selesai diproduksi atau dimasukan ke dalam ABF. Setelah dimasukkan ke dalam ABF proses selanjutnya adalah Glazing atau penyiraman ikan dengan air dingin dilakukan untuk melindungi ikan dari dehidrasi sewaktu pembekuan dilakukan. Ikan dicelupkan ke dalam air dingin agar ikan mudah dilepaskan dari pan. Kemudian dilakukan pengecekan akhir untuk memeriksa hasil sortir sesuai dengan ukuran dan grade untuk menghindari tercampurnya ukuran atau grade. Pengecekan lain dilakukan terhadap kemungkinan adanya benda asing yang menempel saat defrost. Tahap akhir dari proses ini adalah pengemasan, pelabelan dan penyimpanan dalam cold storage. Pengemasan dilakukan dengan tali klem, plastic bag dan master karton. Setiap ikan beku dikemas dengan plastic bag yang bersih dan dimasukan dalam karton untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. Pengemasan hanya menggunakan plastic bag dan karton sesuai spesifikasi yang diminta. Pelabelan ditulis dengan spidol warna merah, biru ataupun hitam dengan dimonitor oleh staf packing setiap 100 master karton. Penyimpanan dalam cold storage harus dioperasikan dengan suhu -25 o C dan dijaga kebersihannya, didalam cold storage diusahakan karton tidak menyentuh dinding untuk mencegah kerusakan karton dan produk terkontaminasi. Produk jadi yang disimpan dalam cold storage dapat tahan hingga 18 bulan. Produk yang berada dalam cold storage disimpan hingga mencapai batas minimum untuk diekspor yaitu 27 ton. Untuk menghasilkan produk yang sesuai standar negara tujuan ekspor maka selain perlu mendapatkan bahan baku yang berkualitas, kegiatan operasi yang dilakukan sesuai SSOP dan GMP, dibutuhkan juga sistem 46

61 pengemasan produk yang baik. Hal ini dilakukan agar kegiatan pemasaran dan penjualan perusahaan dapat berjalan lancar dan meminimalkan terjadinya reject terhadap produk-produk PD Sambu. 4. Pemasaran dan Penjualan Produk ikan beku PD Sambu hampir diekspor seluruhnya ke negara Cina dan daerah-daerah yang menjadi tujuan pemasarannya adalah Shenzhen, Fuzhou, Guangzhou dan hampir seluruh bagian wilayah di Cina. Saat ini perusahaan sedang mengusahakan produknya untuk masuk pasaran Korea. Perusahaan dapat mengekspor produk ke Cina sebanyak 2 sampai 3 kali dalam satu minggu tergantung banyaknya bahan baku yang diproses. Pemasaran dan penjualan dapat dianalisis menggunakan STP dan marketing mix yaitu, 1) Segmenting: Ikan konsumsi untuk seluruh kalangan masyarakat, 2) Targetting: Segala usia mulai dari anak-anak hingga dewasa dan 3) Positioning: Ikan masak sebelum konsumsi yang berkualitas. Marketing mix PD Sambu yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi yaitu: a. Produk Produk PD Sambu memiliki kualitas yang baik dan sudah diakui oleh para pelanggannya. Jenis produk yang dihasilkan adalah ikan beku dengan kepala dan tanpa kepala yang harus dimasak sebelum dikonsumsi. Dikemas menggunakan master karton yang dilapisi lilin agar tidak mudah rusak jika terkena air dengan label matahari atau logo perusahaan. Kedua logo tersebut digunakan untuk menghindari terjadinya pemalsuan produk dan membedakan daerah yang menjual produk dari perusahaan. Berat bersih untuk ikan kurisi, mata goyang, dan ikan lain adalah 10 kg serta 15 kg untuk ikan remang berdasarkan ukuran yang sudah ditentukan. Ukuran yang ditentukan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 8. Perusahaan menetapkan standar produk sesuai dengan standar negara importir. Masa kadaluarsa produk 18 bulan disimpan dalam kondisi beku. Produk akhir diberi label atau identitas seperti nama 47

62 produk, berat bersih, pengimpor/distributor, petunjuk penyimpanan, negara penghasil produk, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa. Adanya consumer s complain merupakan layanan yang diberikan perusahaan kepada para pembeli produknya. Jaminan dan pengembalian produk ikan beku PD Sambu dapat dilakukan melalui prosedur pelacakan atau penarikan kembali seperti mengidentifikasi produk yang akan ditarik, memberikan informasi kepada distributor mengenai data produk yang ditarik, pengecekan barang digudang sesuai identifikasi produk serta barang yang sudah ditarik disimpan dalam ruang pendingin secara terpisah kemudian dimusnahkan. Hal ini dilakukan apabila produk memiliki kemungkinan untuk membahayakan kesehatan manusia. b. Harga Harga yang ditawarkan perusahaan dihitung berdasarkan biaya operasional perusahaan dalam menghasilkan produk dan biaya ekspor dengan tetap memperhatikan persaingan harga yang terjadi di pasar. Selain itu, perusahaan menentukan harga berdasarkan kesepakatan antara perusahaan dengan pihak importir. Perusahaan menanggung seluruh biaya pengiriman produk hingga ke tempat importir atau disebut sistem CIF (Cost in Freight). Selain itu, sistem pembayaran dilakukan menggunakan L/C (Letter of Credit). Pembayaran dilakukan melalui pembukaan rekening pada bank yang sudah ditentukan. c. Tempat Pemasaran produk ikan beku PD Sambu sebagian besar diekspor ke negara Cina yang didistribusikan menggunakan kapal laut. Produk ini dijual kepada dua pembeli tetap yang mengimpor produk dalam jumlah besar dan nantinya akan mendistribusikan kembali produk perusahaan ke berbagai daerah di Cina. Adapun daerah yang menjadi tempat pemasaran produk PD Sambu selanjutnya adalah Shenzhen, Fuzhou, Guangzhou dan hampir seluruh bagian wilayah di Cina. Shenzhen merupakan salah satu wilayah yang termasuk special 48

63 economic zone di Cina. Zona tersebut secara geografis berada jauh dari situasi politik dan ekonomi Cina sehingga cukup aman untuk melakukan bisnis di wilayah tersebut. Sedangkan Fuzhou dan Guangzhou memiliki pelabuhan ekspor/impor serta memiliki link dengan pasar internasional dibandingkan kota lain. d. Promosi Promosi tidak dilakukan PD Sambu dikarenakan pembeli produk perusahaan didapatkan melalui pencarian yang dilakukan sendiri oleh pemilik perusahaan dengan mengirimkan sampel produk untuk pembeli disana. Setelah ada kecocokan maka pembeli akan memesan produk ke perusahaan dan jika tidak maka perusahaan akan melakukan perbaikan sehingga produk dapat sesuai keinginan pembeli. Namun, kegiatan promosi bagi suatu perusahaan yang ingin memperluas market share diperlukan sebagai bukti mengenai kredibilitas perusahaan agar produk semakin mudah diketahui oleh masyarakat. Berdasarkan hasil perhitungan, Market share PD Sambu dibandingkan Indonesia pada tahun 2011 hanya 0,94 persen dari total ekspor Indonesia. Namun, pangsa pasar ikan beku perusahaan lebih besar jika dibandingkan dengan pesaingnya yaitu PT Jaya Sakti yang hanya memiliki pangsa pasar 0,14 persen. 5. Layanan Pelayanan yang baik diberikan PD Sambu agar produknya mendapat kepercayaan dari pembeli. Pelayanan yang diberikan perusahaan antara lain: adanya layanan untuk komplain dan penarikan produk yang sudah diekspor jika produk tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibeli. Perusahaan terkadang mendapatkan komplain dari pembeli apabila ada beberapa produk yang tidak sesuai dengan kesepakatan. Namun, terkait penarikan produk sangat jarang terjadi karena PD Sambu selalu berusaha memenuhi standar yang diberikan pembeli. Selain itu, label dan bahan kemasan, sanitasi, akan diperiksa oleh pemilik dan staf quality control agar produk yang dijual terjamin mutunya. Pelayanan lain yang diberikan PD 49

64 Sambu adalah penanggungan biaya, asuransi dan pangangkutan sampai ke negara tujuan ekspor Kegiatan Penunjang Kegiatan ini terdiri dari aktivitas yang mendukung aktivitas utama seperti infrastruktur perusahaan, manajemen SDM, pengembangan teknologi dan pembelian. Kegiatan pendukung di PD Sambu antara lain: 1. Infrastruktur Perusahaan Modal yang dimiliki PD Sambu cukup besar karena dalam mendirikan usaha ini perusahaan perlu membeli peralatan dengan harga yang mahal dan harus mampu digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan seperti pembelian bahan baku hingga pemberian layanan bagi pembeli. Untuk informasi keuangan, PD Sambu tidak mengijinkan pihak luar untuk mengetahui karena bersifat sangat rahasia. Kegiatan yang berkaitan dengan akuntansi dan keuangan dilakukan perusahaan dengan dicatat secara manual terlebih dahulu baru setelah itu dimasukkan ke dalam komputer. Data dan laporan penjualan dibuat oleh bagian administrasi atau kasir setiap bulan dengan cukup rapi. PD Sambu merupakan sebuah badan usaha yang berbentuk Perusahaan Dagang (PD). Perusahaan ini berstatus milik sendiri yang dimiliki oleh lima orang pemegang saham dengan pemegang saham utama Bapak Budiono Go. PD Sambu berlokasi di lingkungan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan sehingga produk yang dibuat dan dijual perusahaan harus dilaporkan dan dicatat kepada pihak pelabuhan. Sistem pajak dilakukan perusahaan dengan baik, karena dibayarkan tepat pada waktunya. 2. Manajemen Sumberdaya Manusia Karyawan yang direkrut PD Sambu rata-rata berasal dari wilayah sekitar perusahaan dengan pendidikan minimal SD. Sistem perekrutan tenaga kerja cukup mudah yaitu hanya dengan membawa daftar riwayat hidup dan memiliki kemampuan dasar yaitu menata ikan ke dalam pan. Sedangkan khusus karyawan borongan perekrutan dilakukan dengan meminta bantuan mandor pabrik untuk mencarikan orang-orang yang mau 50

65 diajak untuk bekerja di PD Sambu jika bahan baku yang akan diproses banyak. Perekrutan untuk mandor biasanya dipilih berdasarkan saudara yang dulu atau sekarang bekerja di perusahaan. Karyawan diharuskan belajar sendiri dengan mengamati setiap kegiatan yang terdapat di PD Sambu agar karyawan mampu melakukan berbagai kegiatan di perusahaan. Namun, tidak jarang juga pemilik atau manajer memberikan pelatihan secara langsung saat sedang bekerja. Hal ini berbeda dengan perekrutan untuk para staf, karyawan yang ingin menjadi staf perusahaan diharuskan memiliki ijazah minimal SMA. Kemudian memperoleh sedikit pengetahuan dari pemilik atau manajer mengenai pencatatan dan pembukuan. Perbedaan ini terjadi karena posisi pekerjaan yang akan dilakukan karyawan tersebut berbeda. Sistem penggajian perusahaan diberikan secara harian kepada karyawan dan bulanan untuk para staf dan manajer. Gaji yang diberikan berkisar Rp ,- hingga Rp ,- dan untuk staf diberikan uang makan setiap harinya sebesar Rp ,-. Uang lembur diberikan perusahaan Rp 3.000,- per jamnya dan adanya bonus setiap bulan sebesar Rp ,- hingga Rp ,-. Pemberian gaji dan bonus ini disesuaikan dengan lamanya karyawan bekerja di perusahaan. Sistem kartu absensi yang kemudian diinput ke dalam komputer oleh bagian HRD sangat memudahkan perusahaan untuk mengetahui tingkat kedisiplinan karyawan dalam masuk kerja. PD Sambu memberikan fasilitas yang memadai untuk memotivasi para karyawannya, yaitu tour untuk seluruh karyawan setiap tahun, mengikutsertakan dalam program jamsostek, memberikan cuti bagi yang sakit dan melahirkan, memberikan bonus setiap bulan, memberikan santunan kepada keluarga karyawan yang meninggal, menyediakan tempat tinggal bagi karyawan yang berasal dari luar kota, adanya fasilitas publik seperti mushola, toilet, ruang ganti dan ruang istirahat beserta TV. Manajemen sumberdaya manusia yang baik dibutuhkan dalam mendukung jalannya kegiatan usaha PD Sambu karena kegiatan ini merupakan salah satu faktor penting untuk melakukan kegiatan utama 51

66 perusahaan dan penentu keberhasilan suatu perusahaan. Selain itu, bertujuan untuk mensejahterakan karyawan perusahaan agar dapat bekerja secara maksimal untuk kemajuan perusahaan. 3. Perkembangan Teknologi Sejak awal didirikan hingga saat ini PD Sambu sudah cukup mampu mengadopsi perkembangan teknologi yang terjadi. Seperti halnya, sistem informasi manajemen PD Sambu yang sudah dilakukan secara komputerisasi. Selain itu, PD Sambu memiliki inventaris seperti komputer, mesin fax, telepon yang terhubung ke beberapa ruangan dan kamera cctv di setiap ruang untuk mengontrol seluruh kegiatan di pabrik. Komputer berada di ruang kantor yang dioperasikan oleh para manajer dan pemilik. Perusahaan juga telah memiliki alat-alat standar pembekuan ikan dengan dimilikinya mesin pembeku ikan atau Air Blast Freezer, cold storage, strapping band machine, mesin pembuat dan penghancur es. Sedangkan penggunaan internet belum begitu diterapkan perusahaan dalam mempermudah pemasaran produk-produknya. Selain itu, perusahaan belum mampu memiliki kontainer dengan kargo berpendingin untuk mengekspor produknya yang dapat meningkatkan efisiensi kegiatan pemasaran perusahaan. 4. Pembelian Pembelian terkait dengan pembelian bahan mentah, mesin dan peralatan. Dalam melakukan pembelian bahan baku, PD Sambu melakukan sistem penyeleksian pemasok dan harus membuat surat perjanjian tertulis mengenai kualitas bahan baku yang dikirim ke perusahaan. Hal ini dilakukan agar mendapatkan pemasok berkualitas dengan harga rendah dan mutu tinggi. Selama ini bahan baku yang dibeli PD Sambu berkualitas baik yaitu tidak berbau, segar dan berwarna merah tidak pucat. Bahan baku yang dibeli dari pemasok cukup mahal karena terkait bahan baku yang sudah semakin sulit didapat. Penyeleksian tidak hanya dalam pembelian bahan baku ikan, tetapi pembelian peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan perusahaan juga diperlukan penyeleksian agar mendapatkan alat-alat yang bagus dan tahan lama. 52

67 Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak internal PD Sambu menggunakan pendekatan rantai nilai, maka diperoleh beberapa faktor yang menjadi kekuatan maupun kelemahan perusahaan Kekuatan PD Sambu 1. Memiliki sertifikat HACCP Perusahaan menerapkan manajemen mutu terpadu atau HACCP dalam proses produksi yang dilakukan dengan tujuan agar produk yang dihasilkan berkualitas baik. HACCP yang dimiliki sejak tahun 2010 dengan nilai kelayakan B atau Good ini menjamin bahwa produk yang dihasilkan perusahaan dilakukan berdasarkan SSOP, prinsip keamanan pangan dan terhindar dari bahaya fisik, kimia maupun biologi. Dengan sertifikat ini produk perusahaan dapat dengan mudah masuk ke pasaran internasional dan pembeli akan merasa lebih aman dalam mengkonsumsi produk karena terjaminnya kualitas produk. 2. Sistem packaging produk sudah baik Sistem packaging produk PD Sambu dapat dikatakan sudah baik dan hal ini menjadi salah satu kekuatan perusahaan. Setiap ikan beku dikemas dalam plastic bag yang bersih dan dimasukkan ke dalam karton yang dilapisi lilin untuk mengurangi kerusakan ikan. Pengemasan dilakukan menggunakan plastik dan karton sesuai spesifikasi negara pengimpor. Kemudian dilakukan pelabelan yang mudah dimengerti dan dimonitor setiap 100 karton. 3. Memiliki pembeli tetap Adanya pembeli tetap yang selama ini dimiliki PD Sambu menjadi faktor berjalan baiknya pendistribusian produk perusahaan. Pembeli tetap tersebut dapat dikatakan memiliki loyalitas tinggi dikarenakan kualitas produk yang baik dan selama ini produk-produk perusahaan belum pernah mengalami reject. Selain itu, dalam melakukan bisnis antar negara, hal yang menjadi perhatian besar adalah kepercayaan diantara kedua belah pihak, dengan adanya kepercayaan tersebut maka dapat terjalin sebuah kerjasama yang baik. Kegiatan ekspor produk-produk PD Sambu 53

68 dilakukan menggunakan jasa perusahaan pengangkutan yang menyewakan kontainer berpendingin dengan kemampuan menjaga suhu produk agar tetap beku selama pengiriman menggunakan kapal laut ke negara tujuan ekspor. Kemudian melalui pembeli tetap yang umumnya berupa perusahaan, akan mendistribusikan produk PD Sambu hampir ke seluruh bagian di negara Cina. 4. Sumber modal kuat Modal yang dimiliki PD Sambu cukup mampu membiayai kebutuhan operasional perusahaan selama ini seperti, pembelian bahan baku hingga pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pembeli. Selain itu, modal tersebut digunakan untuk membeli berbagai macam peralatan produksi pembekuan ikan yang harganya mahal. Sumber modal tersebut berasal dari beberapa pemegang saham dengan pemegang saham terbesar adalah Bapak Budiono Go. 5. Fasilitas produksi lengkap PD Sambu memiliki fasilitas produksi yang lengkap dan menjadi salah satu penjamin keunggulan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Fasilitas yang dimiliki berupa mesin dan peralatan industri diantaranya Air Blast Freezer (ABF), Generator set, Cold Storage, Water Brush, Air Conditioner (AC), Strapping Band Machine, mesin pembuat es batu, mesin pembuat keping es curai (ice flaker), water pump, meja proses, timbangan, keranjang plastik, termometer, lori, pan, kotak fiber, ember dan lainnya Kelemahan PD Sambu 1. Bahan baku yang sangat tergantung dari tangkapan nelayan Bahan baku yang digunakan perusahaan masih sangat tergantung dari pemasok yang mengambil ikan dari nelayan di perairan Jawa. Ketergantungan yang tinggi terhadap tangkapan nelayan dapat menghambat kelancaran proses produksi PD Sambu karena tangkapan nelayan yang kemudian dijual kepada pemasok perusahaan sering kali tidak menentu, seperti saat musim paceklik terkadang ikan yang didapat sedikit dan bahkan tidak ada. 54

69 2. Kegiatan promosi kurang dilakukan Perusahaan kurang dalam melakukan kegiatan promosi bahkan hampir tidak adanya kegiatan promosi yang dilakukan terkait produknya ke pembeli di pasar internasional. Dalam mendapatkan pembeli biasanya pemilik mencari sendiri calon pembeli dengan membawa sampel produk kepada calon pembeli tersebut. 3. Pangsa pasar perusahaan relatif kecil di tingkat Indonesia PD Sambu masih memiliki pangsa pasar yang kecil dalam industri ekspor ikan beku di Indonesia. Pangsa pasar perusahaan hanya 0,94 persen dari total ekspor ikan beku Indonesia. Pasar yang menjadi tujuan ekspor produk perusahaan hanya ke Cina serta sebagian negara Vietnam dan Hongkong. Namun, pengiriman produk untuk negara Hongkong tidak berjalan lancar dikarenakan perusahaan terkendala dalam memenuhi jumlah permintaan yang diinginkan pembeli. 4. Status perusahaan yang masih berupa Perusahaan Dagang (PD) Salah satu hal yang juga menjadi kelemahan perusahaan adalah status perusahaan yang masih berupa PD. Hal ini menjadi kendala tersendiri, terutama dalam bersaing dengan perusahaan pesaing yang sudah berupa Perseroan Terbatas (PT). PD Sambu yang masih merupakan perusahaan dagang menjalankan siklus kegiatan pembelian, pengeluaran uang, penjualan, dan penerimaan uang. Dan menggunakan sistem pembayaran CIF dimana penjual menanggung semua biaya pengiriman dan asuransi kerugian atas barang tersebut. PT lebih bersifat independen apabila dibandingkan dengan PD. 5. Peningkatan keahlian dan keterampilan karyawan kurang diperhatikan Pada umumnya karyawan yang bekerja di perusahaan pengolahan seperti PD Sambu kurang memperhatikan peningkatan keahlian dan keterampilan. Karyawan dianggap sudah cukup mengerti mengenai proses produksi sehingga pihak perusahaan tidak memberikan pelatihan-pelatihan untuk menambah produktivitas karyawannya. Namun, dalam menghadapi persaingan di industri pembekuan ikan diperlukan karyawan yang memiliki keahlian dan keterampilan memadai agar mampu membawa 55

70 perusahaan untuk bersaing dengan pesaingnya yang lebih banyak memiliki tenaga kerja ahli dan terampil. 6. Struktur organisasi tidak berjalan dengan baik Tumpang tindih pekerjaan masih sering terjadi di PD Sambu meskipun sudah memiliki struktur organisasi. Tidak jarang seorang manajer produksi dan quality control di perusahaan tersebut mengurus masalah ekspor, perekrutan karyawan dan juga operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan sebagian besar pekerja di perusahaan merupakan lulusan SD yang masih minim pengetahuan akan bisnis Analisis Lingkungan Eksternal PD Sambu Analisis ini dilakukan untuk mengamati lingkungan di luar perusahaan dalam mengidentifikasi peluang maupun ancaman yang mungkin terjadi. Pengamatan lingkungan dapat menjadi alat manajemen untuk mengantisipasi perubahan bisnis dan memastikan kelancaran bisnis dalam jangka panjang Kekuatan Ekonomi Inflasi merupakan faktor kekuatan ekonomi dari sisi eksternal perusahaan yang harus dihadapi oleh pebisnis. Dampak peningkatan inflasi dapat membuat harga barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan meningkat karena adanya kenaikan biaya produksi. Selama tahun 2011 tingkat inflasi di Indonesia menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi sejak bulan Desember 2010 sampai Desember 2011 meskipun dari bulan Desember 2010 ke bulan Januari 2011 sempat mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen. Tingkat inflasi pada Desember 2010 sebesar 6,96 persen dan terus menurun menjadi 3,79 persen pada bulan Desember 2011 bahkan penurunan ini terjadi hingga di awal tahun Penurunan tingkat inflasi ini dapat meningkatkan permintaan terhadap komoditas ekspor serta produk yang ditawarkan menjadi lebih kompetitif di pasar. Dampak inflasi yang paling besar dirasakan adalah saat terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga BBM ini membuat perusahaan harus meningkatkan biaya produksi terutama untuk menjalankan generator dan transportasi dalam pengiriman produk perusahaan. Perkembangan tingkat inflasi dapat dilihat melalui Gambar 9. 56

71 Tingkat Inflasi (%) Des-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agust-11 Sep-11 Okt-11 Nop-11 Des-11 Jan-12 Feb-12 Mar-12 Tingkat Inflasi (%) Gambar 9. Grafik Tingkat Inflasi di Indonesia Desember 2010 hingga Maret 2012 Sumber : Bank Indonesia (2012) Indikator lain yang digunakan untuk mengetahui kekuatan ekonomi adalah nilai tukar. Fluktuasi nilai tukar sangat mempengaruhi perusahaan yang bisnisnya berkaitan dengan ekspor-impor. Perusahaan harus mampu mengetahui perubahan nilai tukar agar dapat menentukan harga jual yang tepat dan tidak mengalami kerugian. Perusahaan eksportir seperti PD Sambu lebih diuntungkan ketika nilai tukar rupiah mengalami depresiasi karena jumlah rupiah yang akan diterima perusahaan menjadi lebih besar. Namun, kestabilan nilai tukar rupiah menjadi faktor yang diharapkan bagi PD Sambu karena penentuan harga jual menjadi tidak mudah berubah Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Pengaruh kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan masyarakat sekitar PD Sambu maupun masyarakat yang menjadi tujuan pemasaran produk memiliki dampak besar yang penting diperhatikan untuk perkembangan perusahaan. Lingkungan masyarakat sekitar sangat mendukung kegiatan usaha PD Sambu karena perusahaan lebih banyak memberdayakan masyarakat sekitar untuk bekerja di PD Sambu, limbah dibuang dengan baik melalui saluran air buangan atau got dan TPS dalam dua hari sekali untuk limbah padat. Produk PD Sambu sebagian besar diekspor ke negara Cina yang mana adat istiadat dan kebiasaan masyarakat Cina saat merayakan hari raya Imlek mempengaruhi pembelian terhadap produk perusahaan. Saat Imlek tiba biasanya perusahaan-perusahaan pembeli produk PD Sambu libur sehingga tidak melakukan pembelian selama satu minggu sebelum dan sesudah hari raya Imlek. 57

72 Kondisi ini membuat perusahaan hanya menyimpan produk yang sudah selesai diproduksi ke dalam cold storage. Selain itu, populasi merupakan indikator kunci untuk mengetahui potensi konsumsi masyarakat terhadap suatu produk dan ukuran pasar tertentu. Cina merupakan negara berkembang dengan populasi penduduk yang sangat besar. Berdasarkan Data Biro Statistik Cina diacu dalam Primus (2012), penduduk Cina hingga akhir tahun 2011 mencapai 1,34 miliar jiwa. Hal ini menjadi pengaruh tersendiri bagi pembelian produk ikan beku yang berasal dari perusahaan karena masih besarnya kemungkinan permintaan yang akan muncul Kekuatan Politik, Pemerintahan dan Hukum Setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan di satu negara berbeda dengan negara lainnya. Kebijakan dibuat untuk melindungi konsumen dalam hal kesehatan, harga produk, keseimbangan permintaan dan penawaran produsen dalam negara tersebut, maupun kepentingan politik suatu negara. Kebijakan untuk makanan lebih kepada masalah kesehatan yang terkait dengan mutu suatu produk. Kebijakan mutu yang diberlakukan di beberapa negara maju seperti Uni Eropa, Jepang dan Amerika sangat ketat. Ketiga negara tersebut mensyaratkan produk yang dikirim harus memiliki sertifikasi HACCP dengan nilai A, bahkan untuk Uni Eropa harus disertakan Surat Keterangan Hasil Tangkapan Ikan (SKHTI) dari pemasok yang akan memasok produknya ke perusahaan pengolah untuk memastikan mutu ikan sejak dari tangkapan. Dalam memperoleh sertifikasi agar dapat mengekspor produk ke negara-negara maju tersebut menjadi kendala yang harus dihadapi PD Sambu karena birokrasi dalam mengurus sertifikat cukup rumit. Implementasi dari ASEAN-China Free Trade Agreement di tahun 2010 dapat menjadi langkah untuk meningkatkan ekspor perikanan Indonesia ke Cina. Adanya ASEAN-China Free Trade Agreement dapat memudahkan produk ikan beku Indonesia untuk masuk ke pasar Cina dengan hambatan perdagangan terkait tarif yang menjadi nol. Hal ini dapat menjadi kesempatan bagi PD Sambu yang meningkatkan ekspor produknya ke Cina tanpa harus mengeluarkan biaya ekspor yang besar. 58

73 Pengembangan klaster industri prioritas berbasis agro yang dijalankan pada tahun oleh departemen perindustrian, termasuk didalamnya pengembangan klaster industri pengolahan ikan memberikan peluang yang bagus bagi pengembangan perusahaan-perusahaan pengolahan ikan yang ada di Indonesia ini untuk ke depannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 120/M-IND/PER/10/2009, Ikan dan udang beku memiliki peluang pasar domestik maupun internasional yang masih terbuka luas namun, sumbangan terhadap PDB baru mencapai 3,14 persen. Dengan adanya program ini diharapkan mampu menjamin ketersediaan bahan baku yang selama ini menjadi masalah utama dalam industri pengolahan ikan termasuk industri pembekuan ikan dan juga mampu meningkatkan ekspor ikan olahan. Dalam tahap implementasi program ini salah satunya adalah promosi investasi industri pengolahan ikan. Kegiatan promosi investasi ini dapat dikatakan cukup berhasil karena pada tahun 2011 menurut Direktur Perdagangan Luar Negeri Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut Hutagalung, Cina berencana meningkatkan investasinya dibidang industri perikanan Indonesia dalam bentuk kapal penangkap ikan, peralatan pengolahan dan infrastruktur. Kebijakan pemerintah lain untuk mendukung kegiatan ekspor produk perikanan adalah kebijakan yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Kota Cirebon yang sering mengadakan seminar dan training terkait mutu produk yang dihasilkan agar produk memiliki daya saing yang lebih tinggi dipasaran. Selain itu, penyediaan infrastruktur seperti lampu penerangan, akses jalan yang mudah juga merupakan salah satu bentuk dukungan yang diberikan dalam melancarkan kegiatan perusahaan pengolah hasil perikanan. Iklim perpolitikan di Cirebon tidak begitu mempengaruhi kegiatan usaha yang dijalankan oleh PD Sambu. Kondisi politik di daerah pesisir pantai utara Jawa ini ketika pemilihan umum berjalan dengan baik dan tidak terjadi konflik yang meresahkan Kekuatan Teknologi Perkembangan teknologi dan informasi memberikan tantangan tersendiri bagi sebuah perusahaan. Perkembangan yang memiliki dampak paling besar adalah kemajuan dibidang komputer, informasi, produksi dan transportasi baru 59

74 mampu meningkatkan kapasitas maupun efisiensi produksi perusahaan. Perusahaan seperti PD Sambu yang bisnisnya bergerak dalam bidang ekspor pembekuan ikan apabila mampu memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi dengan baik akan mampu bersaing di pasaran internasional, karena bisnisnya berhubungan dengan mancanegara maka akan sangat tergantung pada perkembangan teknologi dibidang komputer dan informasi. Penggunaan komputer sebagai alat yang dapat menyimpan dan menganalisis data memberikan kemudahan bagi manajemen dalam merumuskan strategi kebijakan perusahaan. Sedangkan internet telah memberikan perubahan besar dalam kemajuan transaksi bisnis perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang ekspor maupun impor. Penggunaan internet ini membuat perdagangan tidak lagi mengenal batas dan jarak diantara penjual dan pembeli. Melalui internet, informasi pasar domestik maupun luar negeri lebih mudah untuk diakses oleh para pengusaha dan pembeli produk dari pengusaha tersebut. Teknologi lain yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah komunikasi. Seperti, penggunaan telepon dan faksimili untuk mengirimkan data maupun dokumen secara cepat. Bahkan dengan semakin berkembangnya teknologi dibidang komunikasi, informasi terkait produk dapat ditunjukkan kepada calon pembeli hanya menggunakan media jejaring sosial seperti skype, sehingga pengusaha ataupun calon pembeli tidak perlu jauh-jauh datang ke tempat yang dituju. Selain itu, munculnya CCTV memberikan kemudahan dalam mengontrol dan mengawasi kegiatan maupun lingkungan perusahaan dari tindakan kriminal. Adanya teknologi yang dapat meningkatkan kualitas ikan dan alat untuk melakukan pengolahan bahan baku juga memberikan peran penting dalam mendukung kelancaran usaha perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan produk perikanan. Alat pembeku ikan seperti air blast freezer maupun cold storage dapat menjadikan mutu produk lebih baik karena pembusukan yang biasa terjadi pada ikan akan dihambat selama waktu tertentu. Munculnya timbangan digital semakin memberikan kemudahan dalam akurasi pengukuran berat ikan yang ditimbang. 60

75 Pemasaran produk perikanan harus dilakukan dengan cepat karena terkait produknya yang mudah rusak atau perishable, sehingga sangat mengandalkan kelancaran proses transportasi untuk menjaga mutu produk. Oleh karena itu, dibutuhkan alat transportasi yang mampu membawa produk dengan cepat seperti kapal laut atau pesawat. Perkembangan teknologi dibidang transportasi ini memunculkan kontainer dengan kargo berpendingin untuk menjaga suhu produk selama proses pengiriman Kekuatan Kompetitif Kekuatan kompetitif dapat dilihat melalui lima faktor diantaranya: 1. Ancaman Pendatang Baru Perusahaan yang baru masuk ke dalam industri pengolahan ikan akan memberikan pengaruh bagi perusahaan yang sudah ada seperti PD Sambu. Kemungkinan masuknya pendatang baru ke dalam industri pembekuan ikan ini tergolong rendah karena adanya kebutuhan modal yang cukup besar dan saat ini yang terjadi adalah semakin banyak perusahaan pembekuan ikan yang gulung tikar. Di kota Cirebon sendiri terjadi penurunan perusahaan pembekuan ikan dari 14 eksportir di tahun 1980 hingga sekarang hanya terdapat 3 eksportir ikan beku yaitu PD Sambu, PT Jaya Sakti, dan PT Samtu. 2. Persaingan Dalam Industri Persaingan dalam industri pembekuan ikan ini dialami juga oleh PD Sambu seperti persaingan harga dan perolehan bahan baku. Di Kota Cirebon terdapat dua perusahaan eksportir ikan beku selain PD Sambu yaitu PT Jaya Sakti dan PT Samtu. PT Jaya Sakti merupakan pesaing utama PD Sambu, PT Jaya Sakti memproduksi produk yang sama dengan PD Sambu serta memiliki negara tujuan ekspor yang sama. Perbedaan keduanya terletak pada bentuk badan usaha, PD Sambu masih berupa perusahaan dagang sedangkan PT Jaya Sakti sudah berupa perseroan terbatas yang manajemennya sudah lebih teratur. PT Jaya Sakti memiliki produk dengan nilai ekspor lebih tinggi bila dibandingkan PD Sambu. Selain itu, PT Jaya Sakti memiliki keunggulan karena lebih dulu berdiri dibandingkan PD Sambu sehingga memiliki ikatan dengan pemasok dan 61

76 pembeli yang lebih kuat. Adanya perusahaan sejenis dapat menjadi ancaman yang besar karena persaingan untuk mendapatkan harga bahan baku yang lebih murah dan bisa saja peluang pasar yang ada diambil oleh perusahaan pesaing. 3. Produk Substitusi Produk substitusi dapat mempengaruhi salah satunya dari sisi harga. Ketika harga produk yang dijual perusahaan dirasakan cukup mahal oleh pembeli maka pembeli berusaha untuk mencari alternatif produk lain yang memiliki fungsi sama dengan harga yang lebih murah. Berdasarkan wawancara dengan manajer PD Sambu, ketika harga ikan beku sedang mahal biasanya pembeli menggantinya dengan membeli produk udang beku, cumi beku maupun fillet baik itu fillet giling atau fillet biasa. Fillet ini merupakan daging ikan yang sudah dibuang tulang maupun kulitnya. 4. Kekuatan Pemasok Dalam industri pembekuan ikan, bahan baku sangat tergantung dari pemasok, karena ikan merupakan bahan utama untuk melakukan kegiatan produksi perusahaan dalam memenuhi permintaan pembeli. PD Sambu menggunakan bahan baku ikan yang berasal dari pemasok yang sebagian besar dari Jawa diantaranya Batang, Tegal, Gebang, dan Losari. Namun, pemasok PD Sambu mudah beralih ke perusahaan lain ketika harga yang ditetapkan tidak sesuai dengan keinginan pemasok. Pemasok mampu mempengaruhi kegiatan usaha PD Sambu karena ikan merupakan bahan baku utama bagi perusahaan. 5. Kekuatan Pembeli Eksportir ikan beku tidak hanya berada di Cirebon saja, tetapi diberbagai tempat di seluruh Indonesia. Sehingga PD Sambu harus mampu bersaing untuk mempertahankan pembeli produk perusahaan yang ada saat ini. Harga bisa saja menjadi faktor berpindahnya pembeli dari produk perusahaan. Ketika harga ikan beku dirasa cukup mahal, maka tidak jarang pembeli produk PD Sambu berusaha untuk menurunkan harga jual produk yang ditetapkan perusahaan agar sesuai keinginan pembeli. Namun, karena selama ini PD Sambu selalu berusaha memenuhi standar mutu produk 62

77 yang diinginkan pembeli dan memberikan layanan terbaik kepada para pembelinya, sehingga faktor yang mengancam dari sisi kekuatan pembeli dapat dikurangi Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan perlu mengetahui peluang dan ancaman yang ada untuk menganalisis kecenderungan yang terjadi dan berusaha menentukan arah yang akan dituju untuk masa depan. Identifikasi faktor ini dilakukan melalui wawancara menggunakan analisis lingkungan jauh dan kekuatan kompetitif Peluang yang Dihadapi PD Sambu 1. Inflasi yang cenderung menurun Inflasi yang cenderung menurun dapat mengindikasikan semakin baiknya permintaan terhadap komoditas ekspor serta produk yang ditawarkan menjadi lebih kompetitif di pasar. Hal ini dapat dilihat dari penurunan tingkat inflasi dari 6.96 persen di akhir tahun 2010 hingga mencapai 3,79 persen di akhir tahun Implementasi ACFTA Perusahaan sebagian besar mengekspor produknya ke negara Cina sehingga akan terkait dengan ACFTA. Adanya ASEAN-China Free Trade Agreement yang merupakan perjanjian penghapusan tarif diantara negara Asean dan Cina. Perjanjian ini dilakukan secara bertahap dimulai dengan penghapusan tarif melalui Early Harvest Program (EHP), dimana tarif beberapa produk akan menjadi nol di tahun Selanjutnya, normal track ACFTA yang diberlakukan di tahun Adanya ASEAN-China Free Trade Agreement dapat semakin memudahkan produk ikan beku Indonesia untuk masuk ke pasar Cina karena hambatan terkait tarif yang menjadi nol atau trade barriers yang berkurang. Hal ini dapat memberikan kesempatan bagi PD Sambu yang mengekspor produknya ke Cina tanpa harus mengeluarkan biaya ekspor yang besar. 3. Perkembangan teknologi dan informasi Teknologi dan informasi yang terus berkembang membuka peluang baru bagi perusahaan untuk bisa meningkatkan kapasitas produksi maupun 63

78 pendistribusian produk menjadi lebih mudah dan cepat. Dengan mudahnya suatu perusahaan mengadopsi teknologi terbaru kemungkinan untuk keluar dari industri akan rendah karena perbedaan yang dapat diciptakan menggunakan teknologi baru tersebut. Perkembangan dari sisi informasi dapat membantu dalam pengamatan lingkungan dan pengendalian berbagai kegiatan perusahaan, tetapi juga dapat berfungsi sebagai alat strategis perusahaan dalam upaya mendapatkan keunggulan kompetitif. Sistem informasi dapat bertujuan untuk memberikan sinyal peringatan masalah yang berasal dari luar maupun dalam, salah satunya dengan memanfaatkan media internet. 4. Adanya roadmap pengembangan industri berbasis industri agro Pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi industri pengolahan ikan dan ekspor ikan olahan. Implementasi dari peraturan ini akan dilakukan diantaranya dengan meningkatkan pasokan bahan baku baik kualitas maupun kuantitas melalui koordinasi dengan instansi terkait, melakukan promosi investasi industri pengolahan ikan, pelatihan-pelatihan teknis pengolahan ikan bagi aparat pembina dan pengusaha antara lain Diklat ISO , dan meningkatkan koordinasi interaksi dan terbentuknya jaringan kerja yang saling mendukung dan menguntungkan, serta peran aktif antara pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, lembaga penelitian dan perguruan tinggi dalam rangka pengembangan klaster industri pengolahan hasil laut melalui forum komunikasi industri pengolahan hasil laut. Dengan adanya peraturan tersebut menjadi peluang bagi PD Sambu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku yang selama ini terkendala dan juga dapat meningkatkan daya saing dari produk-produk yang dihasilkan perusahaan. 5. Pemasok ikan banyak Pemasok ikan banyak tersebar dibeberapa daerah diantaranya dari daerah Jawa Tengah seperti Tegal, Batang, Demak, Brebes (Kluwut), Pekalongan, Cilacap. Selain dari Jawa Tengah, pemasok juga terdapat di Indramayu, Gebang, Bondet, Palembang, Jakarta dan Grogol. Banyaknya pemasok ikan yang tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia menjadi 64

79 peluang tersendiri bagi perusahaan pengolah ikan untuk memenuhi pasokan bahan baku perusahaannya. 6. Hambatan masuk tinggi bagi pendatang baru Masuknya pendatang baru ke dalam industri pembekuan ikan tidak begitu mudah karena beberapa faktor yang menghambat, diantaranya kebutuhan modal yang besar menjadi hambatan bagi pendatang baru di industri ini seperti saat pembelian mesin-mesin dan peralatan industri yang akan digunakan Ancaman yang Dihadapi PD Sambu 1. Birokrasi yang rumit Pengajuan sertifikasi internasional untuk melancarkan kegiatan ekspor menjadi salah satu ancaman yang sering dihadapi perusahaan. Dalam mendapatkan sertifikat internasional perusahaan harus mengurus berbagai perijinan dengan berbagai tahapan yang rumit dan berbelit-belit. Tidak jarang hal ini membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mempercepat pemerolehan sertifikat internasional tersebut. 2. Kebijakan meningkatkan harga BBM Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan harga BBM berpengaruh pada kenaikan biaya produksi nelayan yang berimplikasi pada kenaikan harga bahan baku ikan dan akan meningkatkan biaya pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan. Selain itu, biaya produksi perusahaan akan meningkat karena penggunaan bahan bakar minyak dalam kegiatan transportasi produk dan mesin-mesin perusahaan seperti generator set dan ice flaker machine. 3. Pemasok dapat beralih ke perusahaan lain Jumlah pemasok banyak namun tidak menutup kemungkinan bagi pemasok tersebut sewaktu-waktu beralih ke perusahaan lain. Hal ini dikarenakan adanya persaingan harga bahan baku diantara pemasok. Jika harga yang diberikan oleh perusahaan terlalu murah maka pemasok dapat beralih ke perusahaan lain yang dapat membeli bahan baku dengan harga lebih tinggi. Bahkan di Cirebon sendiri, banyak pemasok yang tidak memasok ikannya untuk kebutuhan perusahaan pengolahan ikan yang 65

80 terdapat di Cirebon. Ikan hasil tangkapan nelayan biasanya dipasok untuk pabrik yang berada di Jakarta bukan untuk pabrik yang ada di Cirebon sehingga semakin menyulitkan pasokan bahan baku bagi industri pengolahan ikan. 4. Persaingan dengan perusahaan sejenis Ancaman lain yang dihadapi perusahaan adalah adanya perusahaan sejenis yang produk dan segmentasi pasarnya memiliki kesamaan. Persaingan dapat terjadi dari sisi pemerolehan bahan baku maupun harga jual produk yang diekspor Tahap Perumusan Strategi: Matriks SWOT Berdasarkan hasil analisis terhadap faktor-faktor internal perusahaan, didapatkan enam kekuatan PD Sambu yaitu: (1) Memiliki sertifikat HACCP, (2) Sistem packaging produk sudah baik, (3) Memiliki pembeli tetap, (4) Sumber modal kuat, dan (5) Fasilitas produksi lengkap. Kelemahan PD Sambu didapat enam faktor yaitu (1) Bahan baku sangat tergantung pasokan nelayan, (2) Promosi kurang dilakukan, (3) Pangsa pasar relatif kecil, (4) Status perusahaan yang masih berupa Perusahaan Dagang, (5) Peningkatan keahlian dan keterampilan kurang diperhatikan, serta (6) Struktur organisasi tidak berjalan baik. Sedangkan analisis faktor eksternal untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi PD Sambu dilakukan dengan wawancara. Hasil yang didapat untuk peluang antara lain: (1) Inflasi yang cenderung menurun, (2) Implementasi ACFTA, (3) Perkembangan teknologi dan informasi, (4) Adanya roadmap pengembangan industri berbasis industri agro, (5) Pemasok ikan banyak, dan (6) Hambatan masuk tinggi bagi pendatang baru. Sedangkan hasil untuk ancaman antara lain: (1) Birokrasi yang rumit, (2) Kenaikan harga BBM, (3) Pemasok dapat beralih ke perusahaan lain, dan (4) Persaingan dengan perusahaan sejenis. Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan tahap pencocokan dengan menggunakan matriks SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 9. Matriks ini dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Sehingga dari matriks ini akan diketahui beberapa 66

81 alternatif strategi yang dapat diterapkan PD Sambu untuk bersaing di industri pembekuan ikan. Tabel 9. Matriks SWOT PD Sambu EKSTERNAL INTERNAL OPPORTUNITY 1. Inflasi yang menurun 2. Implementasi ACFTA 3. Perkembangan teknologi dan informasi 4. Adanya roadmap pengembangan industri berbasis industri agro 5. Pemasok ikan banyak 6. Hambatan masuk tinggi bagi pendatang baru THREATS 1. Birokrasi yang rumit 2. Kenaikan harga BBM 3. Pemasok dapat beralih ke perusahaan lain 4. Persaingan dengan perusahaan sejenis Sumber : Data Diolah (2012) STRENGTH 1. Memiliki sertifikat HACCP 2. Sistem packaging produk sudah baik 3. Memiliki pembeli tetap 4. Sumber modal kuat 5. Fasilitas produksi lengkap Strategi SO 1. Melakukan diversifikasi produk (S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2, O3, dan O6) 2. Memperluas cakupan distribusi produk ikan beku (S3, S4, S5, O1, O2, O3, O4 dan O6) Startegi ST 1. Bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan hubungan perdagangan luar negeri (S1 dan T1) 2. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk (S1, S2, S3, S5, dan T4) 3. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemasok dan pembeli (S1, S3, S4, T2, dan T3) WEAKNESSES 1. Bahan baku sangat tergantung pasokan nelayan 2. Promosi kurang dilakukan 3. Pangsa pasar relatif kecil 4. Status perusahaan yang masih berupa Perusahaan Dagang 5. Peningkatan keahlian dan keterampilan kurang diperhatikan 6. Struktur organisasi tidak berjalan dengan baik Strategi WO 1. Meningkatkan promosi produk perusahaan (W2, W3, O3, dan O6) 2. Menjalin kerjasama dengan pemasok (W1 dan O5) Strategi WT 1. Perubahan bentuk badan usaha dari PD menjadi PT (W4, W6, dan T4) 2. Memperbaiki sistem manajemen perusahaan (W4, W5, W6, dan T4) 1. Startegi SO Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO yang menjadi alternatif perusahaan diantaranya: 67

82 a) Melakukan diversifikasi produk Strategi pertama (SO) PD Sambu yaitu melakukan diversifikasi produk. Strategi ini dapat dilakukan dengan menambah avriasi bahan baku yang selama ini digunakan. Selama ini PD Sambu hanya memproduksi ikan-ikan laut seperti kurisi, remang dan mata goyang. Perusahaan dapat menggunakan bahan baku ikan tuna yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan banyak diminati oleh negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika serikat. Dengan melihat peluang inflasi yang cenderung menurun, implementasi ACFTA, perkembangan teknologi dan informasi serta hambatan masuk yang tinggi bagi pendatang baru, maka perusahaan dapat melakukan strategi diversifikasi produk seperti menambahkan variasi produk ikan beku perusahaan dengan memproduksi ikan tuna beku. Selain itu, dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan seperti sertifikat mutu produk, sistem packaging produk yang sudah baik, memiliki pembeli tetap, sumber modal kuat dan fasilitas produksi yang lengkap dapat digunakan untuk menghasilkan variasi produk ikan beku dengan kualitas lebih baik. b) Memperluas cakupan distribusi produk ikan beku perusahaan Perluasan cakupan distribusi menjadi strategi kedua (SO) yang dapat dilakukan perusahaan dengan adanya pembeli tetap, modal yang kuat serta fasilitas produksi yang lengkap. Dengan adanya hal tersebut dapat menjadi kekuatan perusahaan untuk mengenalkan produk ikan beku saat ini ke wilayah-wilayah geografis baru. Peluang semakin menurunnya tingkat inflasi Indonesia, implementasi ACFTA, perkembangan teknologi dan informasi, roadmap pengembangan industri berbasis indutri agro serta hambatan masuk yang tinggi bagi pendatang baru memberikan peluang bagi perusahaan untuk memperluas cakupan distribusi produk ikan bekunya. Implementasi ACFTA mempermudah dalam hal akses masuk ke pasar di Cina. Hambatan masuk yang tinggi bagi pendatang baru membuat PD Sambu lebih mudah untuk mendapatkan pasar karena pesaing yang 68

83 masuk ke industri tergolong sedikit. Kemudian dengan adanya perkembangan teknologi terutama dalam bidang transportasi dan informasi seperti, penggunaan internet, dapat semakin mempermudah kegiatan distribusi dan pemasaran produk untuk menjangkau suatu wilayah tertentu. 2. Strategi WO a) Meningkatkan promosi Strategi pertama (WO) yaitu perusahaan perlu meningkatkan kegiatan promosi. Bisnis ekspor yang dijalankan PD Sambu sangat tergantung pada masalah kepercayaan, sehingga diperlukan bukti kredibilitas perusahaan untuk menarik minat calon pembeli produknya. Kegiatan promosi ini sangat jarang dilakukan perusahaan karena pihak perusahaan hanya mengandalkan pemilik yang mencari sendiri calon pembeli. Promosi perlu dilakukan karena pangsa pasar perusahaan masih relatif kecil dan adanya sasaran yang ingin dicapai perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar ke beberapa negara. Dalam melakukan kegiatan promosi, perusahaan dapat memanfaatkan buku petunjuk perdagangan yang berisikan alamat, nama dan jenis usaha, melakukan publikasi dagang dalam dan luar negeri maupun iklan. Dengan adanya kegiatan promosi, calon pembeli dapat mengetahui kredibilitas perusahaan melalui ketiga hal tersebut untuk mempertimbangkan apakah melakukan pembelian atau tidak. Adanya peluang perkembangan teknologi dan informasi dapat digunakan perusahaan untuk mencari pembeli baik ditingkat nasional maupun internasional, salah satunya penggunaan internet. Mengikuti pameran di luar dan di dalam negeri juga dapat menjadi salah satu cara promosi yang cukup efektif untuk mengenalkan produk-produk perusahaan kepada calon pembeli. Selain itu, PD Sambu juga dapat mempelajari kegiatan promosi yang dilakukan para pesaingnya untuk dapat diikuti. b) Menjalin kerjasama dengan pemasok Strategi kedua (WO) yang dapat dilakukan perusahaan yaitu menjalin kerjasama dengan pemasok. Hal ini dilatar belakangi oleh 69

84 kelemahan yang dimiliki yaitu bahan baku sangat tergantung dari pemasok yang mengambil ikan dari nelayan. Di Cirebon sendiri, cukup banyak pemasok ikan namun, ikan hasil tangkapan nelayan tersebut banyak yang dipasok untuk pabrik yang ada di Jakarta bukan untuk pabrik yang ada di Cirebon. Sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik agar pemasok tersebut bersedia memasok ikannya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan dengan cara membuat kesepakatan harga yang menguntungkan kedua belah pihak dan tidak merugikan satu sama lain. Dengan melihat peluang yang ada seperti pemasok ikan yang banyak dapat menjadi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan bahan baku secara kontinu dan mampu memenuhi permintaan para pembelinya. Selain itu, perusahaan dapat memanfaatkan lokasi perusahaan yang berada didekat tempat pelelangan ikan untuk semakin mempermudah menjalin kerjasama dengan pemasok disekitar perusahaan. 3. Strategi ST a) Bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan hubungan perdagangan luar negeri Strategi pertama (ST), perusahaan perlu bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan hubungan perdagangan luar negeri. Seperti, mengadakan pameran produk perikanan untuk menarik investor agar bersedia melakukan investasi pada produk-produk perikanan Indonesia. Selain itu, dapat dilakukan kerjasama untuk meningkatkan manajemen mutu produk-produk perusahaan. Pemerintah juga dapat melakukan lobi-lobi politik untuk memudahkan jalan bagi pengusaha-pengusaha pembekuan ikan dalam melakukan perdagangan dengan negara lain. Contohnya, adalah pembebasan bea tarif untuk produk-produk yang akan diekspor ke negara ASEAN dan Cina. Dengan adanya kerjasama yang baik diantara pengusaha dengan pemerintah diharapkan dapat semakin meningkatkan kegiatan ekspor produk perusahaan ke beberapa negara yang dapat berimplikasi pada peningkatan devisa negara. 70

85 b) Mempertahankan dan Meningkatkan Kualitas Produk Untuk mencapai sasaran menghasilkan produk ikan beku bermutu tinggi maka strategi kedua (ST), yaitu mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk perlu dilakukan. Strategi ini bertujuan agar pembeli semakin loyal pada produk perusahaan dan mampu bersaing dengan perusahaan sejenis, hal ini dapat dilakukan melalui kekonsistenan dalam membuat produk sesuai dengan standar produksi HACCP yang selama ini dijalankan. Strategi ini juga dapat dilakukan perusahaan berdasarkan kekuatan yang dimiliki seperti sistem packaging produk yang baik, memiliki pembeli tetap, dan fasilitas produksi yang lengkap. Selain itu, adanya persaingan dengan perusahaan sejenis dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang harus dihindari atau dikurangi dengan meningkatkan kualitas produk untuk mencapai sasaran dengan memiliki nilai sertifikasi A agar mampu mengekspor tidak hanya ke negara Cina. c) Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemasok dan pembeli Strategi ketiga (ST), yaitu meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemasok dan pembeli. Strategi ini bertujuan untuk memperoleh kesepakatan harga, baik diantara pemasok dengan PD Sambu maupun PD Sambu dengan pembeli ketika terjadi kenaikan harga BBM yang dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi perusahaan. Selain itu, untuk mengurangi ancaman dari pemasok yang mudah beralih ke perusahaan lain. 4. Strategi WT a) Perubahan bentuk badan usaha dari PD menjadi PT Strategi pertama (WO) yaitu perusahaan perlu melakukan perubahan bentuk badan usaha dari perusahaan dagang menjadi perseroan terbatas. Hal ini diperlukan untuk menghadapi pesaingpesaing PD Sambu yang sebagian besar sudah merupakan PT dengan sistem yang lebih independen dan memiliki badan hukum sendiri. Perubahan ini perlu didukung dengan struktur organisasi yang berjalan 71

86 baik agar setiap bagian mampu menjalankan tugasnya dengan maksimal untuk kemajuan perusahaan. b) Memperbaiki sistem manajemen perusahaan Strategi kedua (WT) yaitu memperbaiki sistem manajemen perusahaan. Perbaikan sistem manajemen perusahaan perlu ditingkatkan untuk mengatasi kelemahan, seperti peningkatan keahlian dan keterampilan yang kurang diperhatikan, status perusahaan yang masih berupa perusahaan dagang serta struktur organisasi yang tidak berjalan baik. Perbaikan sistem manajemen dapat dilakukan melalui restrukturisasi organisasi untuk menghindari terjadinya tumpang tindih pekerjaan diantara bagian dari organisasi di PD Sambu. Sehingga setiap bagian organisasi dapat memberikan kinerja terbaiknya bagi perusahaan. Selain itu, strategi ini dapat dilakukan dengan memperketat peraturan perusahaan atau SOP. Hal ini dilakukan untuk menghindari ancaman persaingan dari perusahaan sejenis yang struktur organisasinya berjalan baik dan memiliki SOP yang lebih ketat Rancangan Arsitektur Strategik PD Sambu Sasaran PD Sambu Berdasarkan hasil wawancara, sasaran perusahaan adalah memperluas pangsa pasar perusahaan ke beberapa negara, menghasilkan produk ikan beku yang bermutu tinggi, dan mengembangkan perusahaan Tantangan PD Sambu Beberapa tantangan yang dihadapi PD Sambu antara lain: kemampuan untuk mendapatkan bahan baku dalam jumlah besar dan kontinu, peningkatan kualitas produk yang dihasilkan dan peningkatan kinerja perusahaan Rekomendasi Program Kegiatan Rekomendasi program kegiatan merupakan penjabaran dari alternatif strategi yang dihasilkan melalui matriks SWOT yang kemudian dipetakan dalam arsitektur strategik, sehingga memudahkan perusahaan untuk melihat langkah 72

87 yang akan dijalankan perusahaan untuk lima tahun ke depan. Adapun program kegiatan yang dapat digunakan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Rekomendasi Program Kegiatan Alternatif Strategi Program Kegiatan Penanggung Jawab 1. Melakukan riset pasar untuk mengetahui produk baru yang bisa diciptakan sesuai keinginan konsumen Manajer Utama Diversifikasi 2. Memperbaiki pola pemakaian teknologi yang telah Produk digunakan saat ini Pemilik 3. Melakukan kerjasama dengan pihak Litbang dalam menghasilkan produk Pemilik 4. Menambah variasi jenis bahan baku Manajer Produksi Memperluas 1. Mencari dan mengembangkan pasar baru untuk produk perusahaan Manajer Utama cakupan distribusi 2. Menjalin kerjasama dengan pembeli di luar negeri Manajer Utama produk 3. Menjaga kontinuitas pasokan bahan baku Manajer Purchasing 4. Pengadaan kendaraan distribusi sendiri (kontainer) Pemilik Mempertahankan dan meningkatkan kualitas Produk Menjalin kerjasama dengan pemasok Meningkatkan promosi Perubahan badan usaha dari PD menjadi PT Bekerjasama dengan pihak pemerintahan Memperbaiki sistem manajemen perusahaan Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemasok dan pembeli 1. Meningkatkan nilai sertifikasi HACCP Pemilik 2. Mempertahankan citra produk dimata konsumen dengan terus menghasilkan produk bermutu tinggi 3. Menggunakan ikan dengan kualitas baik dalam setiap kegiatan produksinya untuk menghindari adanya komplain 1. Menjalin kerjasama dengan pemasok yang ada di wilayah Cirebon 2. Membuat kontrak kerjasama terkait pengadaan, kualitas dan waktu pengiriman bahan baku dengan pemasok Manajer Produksi dan Quality Control Manajer Produksi dan Qulaity Control Pemilik Pemilik 3. Menjalankan kontrak kerjasama sesuai kesepakatan Pemilik 1. Melakukan promosi melalui media internet Bagian Pemasaran 2. Mengikuti pameran-pameran produk perikanan di dalam dan luar negeri Bagian Pemasaran 3. Promosi menggunakan buku petunjuk perdagangan maupun publikasi dagang dalam dan luar negeri Pemilik 1. Mengajukan surat permohonan perubahan bentuk badan usaha Manajer HRD 2. Melengkapi persyaratan untuk melakukan perubahan bentuk badan usaha Manajer HRD 3. Perluasan pabrik untuk membuat kantin dan tempat istirahat yang lebih layak Pemilik 1. Menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk mengadakan pameran produk perikanan Indonesia agar negara lain tertarik untuk memudahkan hubungan perdagangan 2. Kerjasama dalam meningkatkan manajemen mutu produk perikanan Pemilik Pemilik 1. Memperketat peraturan perusahaan dan memberikan Manajer HRD reward bagi karyawan terbaik 2. Restrukturisasi organisasi dengan membuat job description yang jelas agar tumpang tindih pekerjaan Pemilik dapat dihindari 3. Evaluasi kinerja perusahaan secara berkala Pemilik 1. Menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan Manajer Utama 2. Menjalin hubungan yang baik dengan pemasokpemasok perusahaan Pemilik 73

88 Tahapan Arsitektur Strategik Rancangan arsitektur strategik dalam bisnis PD Sambu merupakan gambaran dan penjabaran program kegiatan untuk mewujudkan sasaran di masa yang akan datang dalam menghadapi tantangan yang ada. Setelah dilakukan serangkaian tahapan untuk merumuskan berbagai strategi yang berasal dari matriks SWOT, kemudian strategi-strategi tersebut dipetakan ke dalam arsitektur strategik PD Sambu. Penggambaran tersebut berisi program-program yang disusun berdasarkan rentang waktu yang telah ditentukan yaitu lima tahun, hal ini didasarkan pada prioritas kebutuhan paling dasar perusahaan. Adapun pelaksanaan program-program dalam peta arsitektur strategik akan dijalankan sejak pertengahan tahun 2012 hingga tahun Rentang waktu tersebut ditetapkan berdasarkan keadaan perusahaan dan kemampuan pihak pengelola terkait dengan pelaksanaan program yang sudah dibuat. Rancangan arsitektur strategik terdiri dari sumbu X (Horizontal) dan sumbu Y (Vertikal). Sumbu X merupakan rentang waktu bagi perusahaan untuk melaksanaan program-program yang telah dibuat. Sedangkan sumbu Y merupakan program kegiatan perusahaan. Program yang akan dipetakan dalam arsitektur strategik terdiri dari program kegiatan yang dijalankan secara rutin selama pelaksanaan strategi dan program kegiatan yang dijalankan secara bertahap dimana program tersebut sudah harus selesai dijalankan sebelum program kegiatan selanjutnya dijalankan. Program kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap antara lain: pada tahun 2012 ini perusahaan memperketat peraturan yang sudah ada selama ini dengan pemberian reward and punishment bagi karyawan PD Sambu dan juga melakukan perbaikan pada sistem manajemen perusahaan terutama dengan restrukturisasi untuk semakin memperjelas job description setiap bagian agar tumpang tindih pekerjaan dapat dihindari. Selain itu, bertujuan untuk membentuk bagian pemasaran karena selama ini perusahaan belum memiliki bagian pemasaran yang khusus menangani urusan pemasaran produk-produk PD Sambu. Kemudian pada tahap ini perusahaan perlu memperbaiki pola pemakaian teknologi yang selama ini sudah digunakan perusahaan. Perbaikan pola pemakaian teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan, 74

89 meningkatkan kapasitas produksi dan dalam rangka mencapai sasaran untuk mengembangkan perusahaan. Seperti, penggunaan strapping band machine yang perlu diperbaiki karena sering mengalami kerusakan. Dengan lebih ketatnya peraturan dan diperolehnya pemasok yang berasal dari Cirebon bertujuan untuk semakin memperkuat kondisi internal perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Tahap kedua dilakukan pada tahun 2013 adalah menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk mengadakan pameran produk perikanan Indonesia agar negara lain tertarik untuk memudahkan hubungan perdagangan. Dengan adanya kerjasama ini diharapkan pemerintah mampu melakukan lobi-lobi politik agar negara lain bersedia untuk melakukan hubungan kerjasama dalam perdagangan produk-produk perikanan terutama produk yang sudah mengalami pengolahan seperti ikan beku. Program selanjutnya adalah menjalin kerjasama dengan pemasok yang terdapat di Cirebon untuk mendapatkan bahan baku yang mampu diandalkan dalam memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan di setiap harinya. Karena selama ini perusahaan lebih banyak mendapat pasokan dari luar Cirebon. Kemudian perusahaan dapat melakukan kontrak kerjasama dengan pemasok terkait pengadaan bahan baku, kualitas bahan baku dan waktu pengiriman bahan baku. Kontrak ini perlu dibuat mengingat pengadaan bahan baku merupakan hal yang krusial bagi kegiatan perusahaan termasuk juga kualitas bahan baku yang harus baik seperti tidak pucat, bau dan segar dan waktu pengiriman untuk mencegah keterlambatan bahan baku yang diterima. Dalam melakukan kontrak ini sebaiknya perusahaan memberikan harga yang disepakati oleh kedua belah pihak, karena salah satu hal yang menyebabkan beralihnya pemasok dalam mengirimkan bahan baku diakibatkan perusahaan memberikan harga yang murah. Program terakhir pada tahap ini adalah perusahaan perlu menjalin kerjasama dalam meningkatkan manajemen mutu produk perikanan perusahaan agar memiliki daya saing yang lebih baik di pasaran luar negeri. Pada tahap ini diharapkan perusahaan mampu menjaga kontinuitas pengiriman produk perusahaan kepada pembeli, semakin mudah untuk memasuki pasar luar negeri dan produk-produk perusahaan semakin dikenal luas. 75

90 Tahap ketiga yang dilakukan pada tahun 2014 yaitu: melakukan riset pasar untuk mengetahui produk baru yang dapat diciptakan sesuai dengan keinginan konsumen. Informasi yang didapat dari kegiatan riset tersebut berguna untuk menentukan produk seperti apa yang dapat dihasilkan sesuai dengan kemampuan perusahaan. Selanjutnya, perusahaan dapat melakukan kerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) di Cirebon untuk melakukan inovasi pada produk-produk perikanan. Program terakhir dalam tahap ini adalah mengajukan surat permohonan perubahan bentuk badan usaha dan melengkapi persyaratan untuk melakukan perubahan bentuk badan usaha dari perusahaan dagang (PD) menjadi perseroan terbatas (PT). Perubahan ini diperlukan kaitannya untuk semakin memperkuat posisi bersaing perusahaan diantara perusahaan pembekuan ikan yang lain yang sudah berupa perseroan terbatas. Tahap ini bertujuan untuk memperkuat posisi bersaing perusahaan di dalam industri pembekuan ikan. Tahap keempat akan dilaksanakan pada tahun 2015, yaitu mencari dan mengembangkan pasar baru untuk produk-produk perusahaan. Pasar baru menjadi tujuan perusahaan dalam menemukan pembeli baru dan meningkatkan penjualan. Selain itu, perusahaan perlu mengikuti pameran produk perikanan kembali baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kegiatan promosi yang selama ini jarang dan bahkan hampir tidak dilakukan oleh perusahaan. Keikutsertaan dalam pameran dapat berimplikasi semakin dikenalnya produk perusahaan diantara produk-produk perikanan yang ada terutama ikan beku. Program selanjutnya adalah menambah variasi jenis bahan baku. Selama ini bahan baku perusahaan hanya berupa ikan-ikan karang seperti kurisi, mata goyang dan remang, perusahaan dapat menambah variasi bahan baku dengan ikan tuna yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Program-program pada tahap ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar perusahaan. Tahap kelima yang akan dilaksanakan pada tahun 2016, yaitu pengadaaan kendaraan distribusi sendiri seperti kontainer dengan kargo berpendingin yang selama ini masih disewa oleh perusahaan. Pengadaan kontainer dengan kargo berpendingin ini diperlukan agar perusahaan dapat menghemat biaya setiap 76

91 melakukan penyewaan kontainer untuk mengirimkan barang ke luar negeri dan dapat juga dijadikan sebagai aset perusahaan. Selain itu, diperlukan perluasan pabrik pada tahun ini karena belum adanya kantin untuk makan dan tempat istirahat yang layak untuk para karyawan sehingga membuat karyawan yang jumlahnya ratusan tersebut harus berebut tempat saat istirahat tiba. Program selanjutnya adalah menjalin kerjasama dengan pembeli dari luar negeri. Bentuk kerjasama yang dapat dilakukan adalah bantuan dalam bentuk transfer teknologi untuk meningkatkan efisiensi produksi perusahaan. Program kegiatan yang dilakukan secara rutin antara lain: 1) Mempertahankan citra produk dimata konsumen dengan menghasilkan produk bermutu tinggi, 2) Mempertahankan dan meningkatkan nilai sertifikasi HACCP, 3) Menggunakan ikan dengan kualitas baik dalam setiap kegiatan produksi untuk menghindari adanya komplain, 4) Menjaga kontinuitas pasokan bahan baku, 5) Menjalankan kontrak kerjasama sesuai kesepakatan, 6) Promosi melalui media internet, 7) Menjalin hubungan baik dengan pelanggan, 8) Promosi menggunakan buku petunjuk perdagangan maupun publikasi dagang dalam dan luar negeri, 9) Evaluasi kinerja perusahaan secara berkala, dan 10) Menjalin hubungan baik dengan pemasok perusahaan selama ini. Penggambaran arsitektur strategik PD Sambu dapat dilihat melalui Gambar

92 1.Diversifikasi produk 2. Memperluas cakupan distribusi produk 3. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk 4. Menjalin kerjasama dengan pemasok 5. Meningkatkan kegiatan promosi 6. Perubahan badan usaha dari PD menjadi PT 7. Bekerjasama dengan pihak pemerintah 8. Memperbaiki sistem manajemen perusahaan 9. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemasok dan pembeli Program Kegiatan ALTERNATIF STRATEGI Tantangan : 1. Kemampuan untuk mendapatkan bahan baku dalam jumlah besar dan kontinu 2. Peningkatan kualitas produk yang dihasilkan 3. Peningkatan kinerja perusahaan. Memperketat peraturan perusahaan Restrukturisasi organisasi dengan memperjelas job description Memperbaiki pola pemakaian teknologi Bekerjasama untuk mengadakan pameran produk perikanan Menjalin kerjasama dengan pemasok di Cirebon Membuat kontrak kerjasama dengan pemasok Menjalin kerjasama dalam meningkatkan manajemen mutu Melakukan riset pasar Melakukan kerjasama dengan pihak Litbang Melengkapi persyaratan untuk perubahan bentuk badan usaha Mengajukan surat permohonan perubahan bentuk badan usaha Program kegiatan yang dilakukan secara rutin antara lain: Mencari dan mengembang -kan pasar baru Menambah variasi jenis bahan baku Mengikuti pameran produk perikanan di dalam dan luar negeri Pengadaan kendaraan distribusi (kontainer) Perluasan pabrik Menjalin kerjasama dengan pembeli luar negeri 1) Mempertahankan citra produk dimata konsumen dengan membuat produk yang bermutu tinggi, 2) Mempertahankan dan meningkatkan nilai sertifikasi HACCP, 3) Menggunakan ikan dengan kualitas baik dalam setiap kegiatan produksi untuk menghindari adanya komplain, 4) Menjaga kontinuitas pasokan bahan baku, 5) Promosi menggunakan buku petunjuk perdagangan maupun publikasi dagang dalam dan luar negeri, 6) Menjalankan kontrak kerjasama sesuai kesepakatan, 7) Promosi melalui media internet, 8) Menjalin hubungan baik dengan pelanggan, 9) Evaluasi kinerja perusahaan secara berkala dan 10) Menjalin hubungan baik dengan pemasok perusahaan. Sasaran : 1. Memperluas pangsa pasar perusahaan hingga ke beberapa negara. 2.Menghasilkan produk ikan beku yang bermutu tinggi. 3.Mengembangkan perusahaan. Gambar 10. Rancangan Arsitektur Strategik PD Sambu 78

93 VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk merumuskan strategi bisnis ekspor pembekuan ikan pada PD Sambu, maka diperoleh beberapa kesimpulan antara lain: 1. Faktor internal yang menjadi kekuatan utama PD Sambu adalah memiliki sertifikat HACCP dan memiliki pembeli tetap, sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan utama perusahaan adalah ketergantungan yang tinggi terhadap pasokan bahan baku dari nelayan. 2. Faktor eksternal yang merupakan peluang utama bagi PD Sambu adalah adanya implementasi ACFTA. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman utama PD Sambu diantaranya birokrasi yang rumit dan persaingan dengan perusahaan sejenis. 3. Alternatif strategi bisnis yang dapat dilakukan PD Sambu berdasarkan analisis SWOT terdiri dari delapan strategi, antara lain: 1) Diversifikasi produk, 2) Memperluas cakupan distribusi produk perusahaan, 3) Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, 4) Menjalin kerjasama dengan pemasok, 5) Meningkatkan kegiatan promosi, 6) Melakukan perubahan bentuk badan usaha dari perusahaan dagang (PD) menjadi perseroan tarbatas (PT), 7) Bekerjasama dengan pihak pemerintah untuk meningkatkan hubungan perdagangan luar negeri, 8) Memperbaiki sistem manajemen perusahaan, dan 9) Meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemasok dan pembeli. 4. Program kegiatan yang disarankan secara bertahap pada tahun 2012 hingga 2016 antara lain: memperketat peraturan, melakukan perbaikan pada sistem manajemen perusahaan, menjalin kerjasama dengan pemasok yang terdapat di Cirebon, melakukan kontrak kerjasama dengan pemasok, menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk mengadakan pameran produk perikanan Indonesia, menambah variasi jenis bahan baku, menjalin kerjasama dalam meningkatkan manajemen mutu produk perikanan, melakukan riset pasar, melakukan kerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) di Cirebon, mengajukan surat permohonan 79

94 perubahan bentuk badan usaha dan melengkapi persyaratannya, mencari dan mengembangkan pasar baru, pengadaaan kontainer dengan kargo berpendingin, memperbaiki pola pemakaian teknologi, perluasan pabrik, dan menjalin kerjasama dengan pembeli dari luar negeri Saran Saran yang dapat diberikan untuk PD Sambu berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain: 1. Pihak perusahaan dan pemerintah perlu meningkatkan hubungan komunikasi dan kerjasama dalam memenuhi persyaratan ekspor terutama terkait standar kualitas produk yang ditetapkan secara internasional. 2. Seluruh alternatif strategi sebaiknya dijalankan secara konsisten oleh perusahaan dengan tujuan untuk mencapai sasaran lima tahun ke depan. 80

95 DAFTAR PUSTAKA Adawyah Rabiatul Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta: Bumi Aksara. [BI] Bank Indonesia Volume Ekspor Non Minyak dan Gas. ndonesia/versi+html/sektor+eksternal/. Diakses 27 Desember Dahuri Rokhmin, Iacub Rais, Sapta Putra Ginting dan M.J. Sitepu Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Cetakan Kedua, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. David Fred R Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-7. Sindoro Alexander, Penerjemah; Widyantoro Agus, Editor. Jakarta: PT Indeks. Terjemahan dari: Concepts of Strategic Management. David Fred R Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-12. Sunardi Dono, Penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Strategic Management, 12 th ed. [Desperindag] Departemen Perindustrian dan Perdagangan Dalam Indriyashari, Nuning Analisis Strategi Bisnis Pengolahan Ikan Pada CV Bening Jati Anugrah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. [Ditjen KPI] Direktorat Jenderal Kementerian Perdagangan Indonesia Dalam Lubis Adrian D., Rahmawati Irma Dampak Pelaksanaan FTA ASEAN-China untuk Produk Perikanan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Etriya Analisis Strategi Bersaing Komoditi Sayuran di PT X, Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hanafiah A. M. dan Saefuddin A. M Tataniaga Hasil Perikanan. Jakarta: UI-Press. Heruwati Endang Sri Pengolahan Ikan secara Tradisional: Prospek dan Peluang Pengembangan. Jurnal Litbang Pertanian 21 (3): Hunger David J., Wheelen Thomas L Manajemen Strategis. S. Agung Julianto, Penerjemah. Yogyakarta: Andi. Terjemahan dari: Strategic Management 5th Edition. 81

96 Indonesian Newspaper Kompas Cyber Media website Cina Kembangkan Perikanan Terpadu. Diakses 24 April Indriyasari Nuning Analisis Strategi Bisnis Pengolahan Ikan Pada CV Bening Jati Anugrah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Irianto Hari Eko dan Soesilo Indroyono Dukungan Teknologi Penyediaan Produk Perikanan. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia tahun Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan. Jauch Lawrence R, Glueck William F Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Murad, Sitanggang Henry, Penerjemah; Dharma Agus, Editor. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Terjemahan dari: Strategic Management and Business Policy. Linong Zhou China Business. Singapore: Pearson Education South Asia Pte. Ltd. Lubis Adrian D., Rahmawati Irma Dampak Pelaksanaan FTA ASEAN- China untuk Produk Perikanan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Park et al Dalam Lubis Adrian D., Rahmawati Irma Dampak Pelaksanaan FTA ASEAN-China untuk Produk Perikanan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Porter Michael E Strategi Bersaing. Maulana Agus, Penerjemah; Hutauruk Gunawan, Editor. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. Terjemahan dari: Competitive Strategy. Primus Josephus Cina Kelebihan Penduduk Kota. an.penduduk.kota. Diakses 2 Mei [Pusdatin] Pusat Data dan Informasi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Realisasi Ekspor Indonesia ke Dunia. Jakarta: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Rahayu, D. L Desain Peningkatan Daya Saing Industri Pengolahan Ikan Berbasis Perbaikan Kinerja Mutu Dalam Rantai Pasokan Ikan Laut Tangkapan di Wilayah Utara Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Raimu Wa Ode Analisis Strategi Bisnis Ekspor Industri Pembekuan Udang [abstrak]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 82

97 Review National Fisheries Analisis Data Kelautan dan Perikanan. Jakarta: Dinas Kelautan dan Perikanan. Risnawati Analisis Strategi Kebijaksanaan Bisnis Ikan Tuna Beku Pada PT Harini Asribahari Ltd. Jakarta Utara [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Rosyidi Irwan Analisis Strategi Bisnis Ekspor Udang Beku Pada PT Misaja Mitra Pati, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Sapanli Kastana Analisis Strategi Bisnis Ekspor Udang Beku PT Lola Mina di Merawang, Provinsi Bangka Belitung [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Sumarwan et. al Pemasaran Strategik: Perspektif Value-Based Marketing dan Pengukuran Kinerja. Cetakan 1. Bogor: IPB Press. Suryaningrum Th. Dwi Ikan Patin: Peluang Ekspor, Penanganan Pascapanen dan Diversifikasi Produk Olahannya. Squalen 1 (3): Thaheer Hermawan Sistem Manajemen HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points). Jakarta: PT Bumi Aksara. Yoshida Diah Tuhfat Arsitektur Strategik: Sebuah Solusi Meraih Kemenangan Dalam Dunia yang Senantiasa Berubah. Jakarta: PT Gramedia. 83

98 LAMPIRAN 84

99 Lampiran 1. Layout PD Sambu 85

100 Lampiran 2. Struktur Organisasi PD Sambu Direktur Budiono Go External Resources Haryadi Plant Manajer 1. Gunawan, SE 2. Hendra Rosia Manajer Engineering Cecep Arianto Manajer HRD Widianti, A.Md Manajer Produksi dan Quality Control Sambudi Manajer Purchasing Siti Nurlia Bagian Cold Room 1. Ridwan Alkuat 2. Tono Bagian Mesin dan Bengkel 1. Udin 2. Yayat 3. Toto 4. Supena Staf Bagian Packing dan Ekspor Wiji Astuti Staf Bagian Operasi 1. Damayanti 2. Sri Sulistianingsih Staf Bagian Material Store Siti Jubaedah Staf Purchasing Nopiana Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan 86

101 Lampiran 3. Alur Proses Produksi Ikan Berdasarkan Bahan Baku di PD Sambu Ikan Lain Penerimaan bahan baku Sortasi Remang Penerimaan bahan baku Sortasi Penimbangan 1 Buang isi perut Penimbangan per 10 kg Pencucian Penimbangan per 15 kg Pencucian Penyusunan Pembekuan Penyiraman dengan air dingin Pemeriksaan akhir Pengemasan dan pelabelan Penyimpanan Sumber: Bagian Produksi dan Quality Control PD. Sambu (2012) 87

102 Lampiran 4. Sertifikat HACCP PD Sambu 88

103 Lampiran 5. Contoh Laporan Hasil Uji Produk PD Sambu 89

104 Lampiran 6. Contoh Surat Jaminan Bahan Baku 90

105 Lampiran 7. Dokumentasi PD Sambu Ikan Remang Ikan Head Less (HL) Ikan Setelah Dibekukan Pan yang berisi ikan beku Pengemasan ke dalam Plastik dan Karton Produk yang Disimpan dalam Cold Storage 91

106 Ruang Kantor Air Blast Freezer Ruang Genset Ruang Pembuatan Es Cold Storage Ruang Packing Sortasi Ikan Mata Goyang atau Kurisi Layering Ikan Mata Goyang atau Kurisi 92

107 Pembuangan Isi Perut Remang Ruang Proses Karton Kemasan Kegiatan Saat Akan Ekspor Pintu Masuk ke Pabrik Wastafel Ruang Ganti Karyawan Gudang Kardus 93

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan Menurut Rosyidi (2007), dalam melakukan kegiatan ekspor suatu perusahaan dapat menentukan sendiri kebijakan mengenai pemasaran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana mencapai misi dan tujuan perusahaan. Strategi akan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat (Sugiarti, 2003).

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan PD Sambu PD Sambu merupakan perusahaan pembekuan ikan yang berdiri pada tahun 1998. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Budiono Go selaku direktur

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA Oleh AIDI RAHMAN H 24066055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Kenaikan Rata-rata *) Produksi

1 PENDAHULUAN. Kenaikan Rata-rata *) Produksi 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan dan industri yang bergerak dibidang perikanan memiliki potensi yang tinggi untuk menghasilkan devisa bagi negara. Hal tersebut didukung dengan luas laut Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini pasokan ikan dunia termasuk Indonesia sebagian besar berasal dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di sejumlah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi sektor perikanan Indonesia cukup besar. Indonesia memiliki perairan laut seluas 5,8 juta km 2 (perairan nusantara dan teritorial 3,1 juta km 2, perairan ZEE

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi secara legalitas berdiri pada tanggal 25 Januari 1997 sesuai dengan akta pendirian perseroan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang memiliki peran penting bagi suatu negara. Perdagangan internasional memberikan manfaat berkaitan dengan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN Oleh UUM SUMIATI H34066126 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Ciapus Bromel yang terletak di Ciapus Jl. Tamansari Rt 03/04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa

Lebih terperinci

SKRIPSI ARDIANSYAH H

SKRIPSI ARDIANSYAH H FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI KEBUN PLASMA KELAPA SAWIT (Studi Kasus Kebun Plasma PTP. Mitra Ogan, Kecamatan Peninjauan, Sumatra Selatan) SKRIPSI ARDIANSYAH H34066019

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA

ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA SKRIPSI ELA ELAWATI H34050118 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar yang ada di wilayah Asia Tenggara.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar yang ada di wilayah Asia Tenggara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor kelautan Indonesia yang cukup signifikan dan Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas yang dikelilingi oleh perairan dan Indonesia

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA Oleh : NURSYAMSIYAH A14102046 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA SKRIPSI TIUR MARIANI SIHALOHO H34076150 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian

1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian I. PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian lndonesia memegang peran yang cukup penting, mengingat potensi sumberdaya ikan tuna di perairan lndonesia

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, kelestarian ekosistem, serta persatuan dan kesatuan. Sedangkan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perikanan adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan dalam bidang perikanan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan paket-paket teknologi. Menurut Porter (1990)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara maritim yang kaya akan potensi ikannya, sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan dan perairan. Sektor perikanan menjadi bagian yang sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) SKRIPSI SAUD PARTOGI HAMONANGAN SITORUS H34076138 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekspor merupakan salah satu bagian penting dalam perdagangan internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HARY RACHMAT RIYADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) SKRIPSI PUSPA HERAWATI NASUTION H 34076122 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia yang secara geografis adalah negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang panjang, serta sebagian besar terdiri dari lautan. Koreksi panjang garis

Lebih terperinci

Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan

Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Sistem konektivitas pelabuhan perikanan untuk menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan Iin Solihin 1, Sugeng Hari Wisudo 1, Joko Susanto 2 1 Departemen

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR Oleh : Surya Yuliawati A14103058 Dosen : Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA Oleh EKO SUGENG HARAFI H24103082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI ITA FUSFITAWATI H34053987 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang strategis. Dilihat dari posisinya, negara Indonesia terletak antara dua samudera dan dua benua yang membuat Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya buah tropis yang melimpah yang bisa diandalkan sebagai kekuatan daya saing nasional secara global dan sangat menjanjikan. Buah tropis adalah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencerminkan wujud nyata sebagian besar kehidupan sosial dan ekonomi dari rakyat Indonesia. Peran usaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT I. Perumusan Masalah Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang optimal membutuhkan sebuah pemahaman yang luas dimana pengelolaan SDA harus memperhatikan aspek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor strategis dalam pembangunan perekonomian nasional seperti dalam hal penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat) ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI DE AULIA RAMADHAN H34066030 PROGRAM PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT

PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT PERANAN SEKTOR PERIKANAN DAN PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI ARIZAL LUTFIEN PRASSLINA PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI WINWORK SINAGA H34066130 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, kelestarian ekosistem, serta persatuan dan kesatuan. Sedangkan sasaran program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis I. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, memiliki 17.508 buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis pantai sepanjang 81.000

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PANTAI LOMBANG DI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PANTAI LOMBANG DI KABUPATEN SUMENEP ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PANTAI LOMBANG DI KABUPATEN SUMENEP SKRIPSI MOHAMMAD REZA H34051684 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 0 ANALISIS STRATEGI

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM : ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI Oleh : DEVI KUNTARI NPM : 0824010021 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JATIM

Lebih terperinci

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR SKRIPSI OOM ROHMAWATI H34076115 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi

I. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi perekonomian nasional, termasuk di dalamnya agribisnis. Kesepakatan-kesepakatan pada organisasi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Jawa Barat pada tahun 2010 terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian di masa depan. Globalisasi dan liberalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]

I. PENDAHULUAN.  (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan merupakan sektor agribisnis yang hingga saat ini masih memberikan kontribusi yang cukup besar pada perekonomian Indonesia. Dari keseluruhan total ekspor produk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses

I. PENDAHULUAN. banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis buah-buahan Indonesia saat ini dan masa mendatang akan banyak menghadapi tantangan dan peluang terutama dipacu oleh proses globalisasi, proses yang ditandai

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H 34066094 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (Crude Palm Oil) INDONESIA. Oleh : RAMIAJI KUSUMAWARDHANA A

PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (Crude Palm Oil) INDONESIA. Oleh : RAMIAJI KUSUMAWARDHANA A PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (Crude Palm Oil) INDONESIA Oleh : RAMIAJI KUSUMAWARDHANA A 14104073 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUKU-BUKU ISLAM PADA CV. GEMA INSANI PRESS. Oleh DEDI SULAIMAN RAMBE H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUKU-BUKU ISLAM PADA CV. GEMA INSANI PRESS. Oleh DEDI SULAIMAN RAMBE H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUKU-BUKU ISLAM PADA CV. GEMA INSANI PRESS Oleh DEDI SULAIMAN RAMBE H24103005 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK Dedi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN yang telah diberlakukan pada akhir 2015 lalu tidak hanya menghadirkan peluang yang sangat luas untuk memperbesar cakupan bisnis bagi para pelaku dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada tahun 2006 Badan Pusat

Lebih terperinci

SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA

SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika 128 Lampiran I Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika Jakarta, 17 April 2009 Kepada Yth : PT Rekadaya Elektrika Jakarta Dengan Hormat, Sehubungan dengan adanya analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang lndonesia adalah negara kepulauan dan maritim dengan garis pantai terpanjang di dunia yaitu sepanjang 81.000 km dan dengan jumlah pulau kurang lebih 17.508 pulau serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) SKRIPSI BESTARI DEWI NOVIATNI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini belum juga berakhir. Keadaan tersebut diperparah dengan adanya permasalahan permasalahan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan hortikuktura diharapkan mampu menambah pangsa pasar serta berdaya

Lebih terperinci

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR 45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk menopang perekonomian nasional dan daerah, terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang dialami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun mengatasi ketimpangan ekonomi dan pengembangan industri. Pada kondisi rawan pangan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan

Lebih terperinci