BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Panti Sosial Asuhan Anak ( PSAA ) 1. Sejarah Singkat Berdirinya Panti Sosial Asuhan Anak ( PSAA ) Organisasi Pertiwi Cabang Kabupaten Bandung sejak kelahirannya hingga sekarang, tidak henti-hentinya berusaha untuk berpartisipasi aktif turut mensukseskan program Pemerintah dibidang kesejahteraan sosial seperti halnya dibidang pendidikan PKK KB, dan usaha-usaha untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat yang tergolong kategori yang masih memerlukan bantuan dan pertolongan, masih memerlukan bimbingan dan pengarahan, hingga mereka tidak mempunyai perasaan dibiarkan atau disia-siakan oleh golongan masyarakat yang sudah memperoleh kemajuan. Dharma wanita Kabupaten Bandung yang selama ini berada di bawah pengelolaan Ny. R.H. Lily Sumantri, sering melakukan kunjungan kerja ke daerah-daerah pedalaman. Dari hasil kunjungan-kunjungan tersebut ternyata bahwa di dalam kehidupan sosial, terdapat mereka yang tergolong kategori yang perlu mendapat pertolongan dan bimbingan serta santunan, terutama anak-anak yang terlantar pendidikannya, lebih-lebih yang sudah tidak mempunyai sanak saudara lagi atau hidup sebatang kara. Dihadapkan kepada kenyataan-kenyataan tersebut di atas, maka terketuk dan tergugahlah hati masing-masing pengurus organisasi yang terdorong oleh rasa tanggung jawabnya. Maka para ibu pengurus Pertiwi Cabang Kabupaten

2 68 Bandung dibawah pimpinan ibu R.H. Lily Sumantri menyodorkan suatu gagasan untuk mendapat dukungan dan bantuan dari Bupati serta dari semua pihak, untuk menjelmakan suatu Panti Sosial Asuhan Anak, sebagai sarana perawatan dan pembinaan orang-orang tersebut di atas. Mengingat tugas dan misinya yang sangat kompleks, artinya tidak hanya mengelola atau mengurus Panti Asuhan saja, tetapi harus juga menangani bidangbidang lainnya, maka dirasakan perlu adanya suatu badan yang khusus menangani Panti Asuhan secara full time. Untuk maksud tersebut maka Panti Asuhan tersebut harus dijadikan Yayasan di bawah akte notaris. Pada tanggal 24 Desember 1976, Ny. R.H. Lily Sumantri dan Ny. Bana Supriatna, masing-masing selaku Ketua Umum dan Sekretaris Umum Pertiwi Cabang Kabupaten Bandung, menghadap kepada Notaris Ny. Soemantria Sanitioso SH di Cimahi, untuk membuat akte Notaris Yayasan bagi Panti Sosial Asuhan Anak Pertiwi di Manggahang Kecamatan Baleendah. Sejak itulah Panti Sosial Asuhan Anak tersebut dikukuhkan menjadi Yayasan Bhakti Pertiwi di bawah akte Notaris No. 20 tanggal 24 Desember Instrumen Data Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi a. Nama Orsos : Panti Sosial Asuhan Anak ( PSAA ) Bhakti Pertiwi b. Alamat : Kel. Manggahang, Kec. Baleendah, Kab. Bandung. c. Kapasitas Tampung : 65 orang d. Jumlah Anak Asuh : 40 orang anak dengan komposisi: 25 orang anak laki-laki

3 69 15 orang anak perempuan. e. Jumlah tenaga panti : 13 orang f. Tanggal berdiri : 24 Desember 1976 g. Akte Notaris : Ny. Soemantria sanitioso, SH No. 20 h. Organisasi pelindung : Bupati Bandung. i. No. Pendaftaran. Dinas Sosial Propinsi. Jawa Barat : 062/ 1097/ PRKS/ 86/ 2005 No. STPU ORSOS Soreang : 062 / 63/ 01/ II/ UKS/ 03/ 04 j. Aset bangunan yang dimiliki : No Ruangan Banyaknya Kamar mandi Kantor Ruang tidur (Putri) Ruang tidur (Putra) Dapur Kesenian Ruang tamu Komputer Mesjid k. Aset tanah yang dimiliki : Luas tanah kurang lebih 7000 m Fasilitas pendukung yang berada di Panti Bhakti Pertiwi, diupayakan dapat membantu kegiatan anak asuh sehingga mereka diharapkan dapat merasa kerasan seperti di rumah sendiri.

4 70 Kurikulum pendidikan yang diterapkan di panti sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi mengikuti pola atau model pendidikan asrama, dimana setelah mereka pulang dari pendidikan formal/ sekolah umum, melakukan kegiatan sesuai dengan keterampilan yang diminati anak asuh tersebut. 3. Keadaan Anak Asuh Keadaan anak asuh yang ada di Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi mempunyai latar belakang yang berbeda-beda dan daerah yang berbeda-beda (Mayoritas dari Kabupaten Bandung) dan dari Aceh. Usia terkecil anak adalah berumur 7 tahun sampai dengan yang terbesar adalah 25 Tahun. Jumlah anak asuh yang berada di dalam panti sebanyak 40 orang. Mengenai syarat-syarat untuk bisa diterima atau ditampung di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Bhakti Pertiwi, adalah sebagai berikut : a. Anak-anak yatim, anak-anak piatu dan anak-anak yatim piatu, b. Anak-anak orang tuanya tidak mampu. c. Usia antara 6 sampai 12 Tahun. d. Membawa surat keterangan dari Kepala Desanya masing-masing e. Berbadan sehat. Keadaan anak asuh akan dipaparkan berdasarkan usia, status, dan tingkat pendidikan seperti pada tabel berikut ini :

5 71 a. Kategori Anak Menurut Usia Usia Jumlah Jumlah 40 b. Kategori Anak Menurut Status Anak STATUS ANAK JUMLAH Yatim 22 Piatu 2 Yatim Piatu 1 Orang Tidak Mampu 13 Terlantar 2 Jumlah 40 c. Kategori Anak Menurut Tingkat Pendidikan TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH SD 13 SMP 11 SMA 10 PT 4 Penyaluran 2 Jumlah Bentuk Kegiatan dan Materi di Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi Bentuk kegiatan yang menjadi rutinitas anak selama mengikuti program pembinaan dan bimbingan di Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi adalah membangun semua potensi diri anak baik segi jasmani, rohani, sosial, intelektual, kepribadian, maupun etika atau budi pekerti. Kegiatan pembinaan dan bimbingan ini di arahkan kepada tujuan untuk membentuk sikap mandiri dan rasa percaya diri anak. Bentuk kegiatan tersebut seperti peningkatan bimbingan mental anak baik secara perorangan maupun melalui kegiatan pengajian atau konseling,

6 72 peningkatan bimbingan kesenian baik tradisional maupun modern, bimbingan kursus komputer, bahasa Inggris/ Mandarin, menjahit, sablon, pijat refleksi, kerajinan tangan, kegiatan usaha dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan harus dapat menarik anak asuh sehingga dapat aktif mengikutinya sesuai dengan kemampuan atau bakat yang dimilikinya. Untuk pengisian waktu luang anak, diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat positif seperti membaca buku, menonton televisi yang acaranya sesuai dengan perkembangan mental atau jiwanya. Dalam kegiatan ini para pembina tetap selalu memberikan pengawasan dan mendampingi anak sehingga setiap sikap dan perilaku anak selalu dibimbing dan diarahkan pada hal-hal yang bersifat edukatif dan rekreatif.

7 73 Bentuk kegiatan yang dilakukan di Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi adalah sebagai berikut: a.kegiatan Pembinaan Mental dan Rohani NO KEGIATAN FREKWENSI KETERANGAN Pendidikan Agama Pendidikan Mental Olah Raga Pramuka Kesenian Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban Dharmawisata Pesantren Kilat 2 x sehari 4 x Sebulan 2 x Seminggu ditambah waktu-waktu luang 1 x Seminggu 2 x Seminggu Setiap hari 1 x setahun Di Mushola Panti dibimbing oleh pengurus. Setiap malam Jum at dibimbing oleh pengurus. Dibimbing oleh pengurus : Sepak Bola - Volley Ball - Tenis Meja - Catur -Senam dll. Bersama sekolah Dibimbing oleh pengurus dan pelatih: - Nasyid - Degung - Calung - Tari tradisional dan Modern dll. Kebersihan di luar dan didalam panti Pada libur bulan suci Ramadhan

8 74 b. Kegiatan dan Usaha-usaha Lain NO JENIS FREKWENSI KETERANGAN Pertanian Perikanan Kerajinan Tangan Rental Komputer Musiman Musiman Waktu luang Tiap hari Memanfaatkan halaman dibimbing oleh pengurus Ternak ikan menunjang untuk menambah gizi Membuat bunga, menjahit, menyulam dll, dibimbing oleh pengurus s.d.a c. Rencana Kerja 1. Rencana Kerja Jangka Pendek : a. Meningkatkan proses belajar mengajar dan pengadaan buku-buku paket secara bertahap. b. Meningkatkan kerjasama yang baik dengan pihak sekolah dimana para kelayan belajar guna meningkatkan monitoring mereka dalam upaya meningkatkan prestasi belajar. c. Meningkatkan disiplin kelayan dalam pendidikan, waktu, tugas kelompok kerja dan menanamkan rasa cinta dan memiliki terhadap panti, sehingga timbul kesadaran bahwa antara dirinya dengan panti tidak dapat dipisahkan. d. Mengadakan kemitraan baik dengan yayasan Bhakti Pertiwi, maupun dengan Dinas, instansi dan lembaga terkait baik pemerintah maupun swasta, serta dengan para donator. e. Memberikan pendidikan keterampilan, seperti percetakan sablon dan

9 75 komputer, serta bahasa Inggris dan bahasa Mandarin f. Setiap bulan diadakan rapat intern untuk merumuskan serta mengevaluasi rencana kerja baik jangka pendek maupun jangka panjang. g. Menyalurkan anak asuh yang sudah selesai masa pendidikan. h. Menambah alat-alat pesta untuk usaha ekonomi produktif. i. Melabur gedung asrama. j. Menambah satu lokal untuk ruangan usaha ekonomi produktif rental komputer. k. Menambah satu lokal untuk ruangan perpustakaan. 2. Rencana Kerja Jangka Panjang: a. Mengadakan kerjasama dengan psikolog, karena satu dua orang kelayan yang membutuhkan penanganan khusus. b. Membangun lapangan olah raga Volley Ball. c. Pengaspalan jalan dilokasi panti. d. Perehaban plafon di asrama putra. d. Usaha Ekonomi Produktif. Usaha Ekonomi Produktif ( UEP ) yang dilaksanakan dilingkungan Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi adalah : 1. Menyewakan Kursi dan Pemanas Makanan Untuk Pesta Usaha menyewakan kursi dan alat pemanas makanan penghasilannya sangat kurang dikarenakan kurangnya peralatan seperti kendaraan untuk

10 76 mengangkut, tenda, panggung dan lain-lainnya. Jumlah kursi yang dimiliki oleh panti kurang memadai dan sudah mulai ada yang rusak, jumlahnya hanya 100 buah, sehingga kalau ada yang meminjam pada waktu yang bersamaan tidak bisa dilayani kedua-duanya, sedangkan untuk menambah jumlah kursi dan alat-alat yang lainnya tidak memungkinkan dikarenakan harga yang tinggi sedangkan dana yang tersedia tidak mencukupi. 2. Usaha Rental Komputer Usaha rental komputer mulai berjalan lancar, karena belum ada persaingan yang cukup berat, didaerah tempat panti berada hanya ada dua rental komputer, dan mudah-mudahan usaha rental ini terus berjalan dengan lancar. Usaha rental komputer ini sangat besar sekali manfaatnya bagi lingkungan panti sendiri, seperti untuk pembuatan kop surat, amplop, kartu lebaran dan lain-lain, kami membuat sendiri sehingga tidak terlalu banyak mengeluarkan banyak biaya dan juga bagi kelayan sendiri, dimana mereka bisa belajar lebih banyak tentang komputer sehingga mereka tidak ketinggalan oleh yang lainnya.

11 77 5. Biaya dan Sumber Biaya. Dana yang diperoleh Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi adalah sebagai berikut: a. Penerimaan : 1. Saldo akhir tahun Rp ,- 2. Bantuan dari yayasan Dharmais tahun anggaran2007.rp ,- 3. Bantuan dari Yayasan Dharmais paket lebaran Th.1427H Rp ,- 4. Bantuan dari Pemda Kabupaten Bandung Rp ,- 5. Subsidi kebutuhan dasar daridepsos Rp ,- 6. Donasidari masyarakat Rp ,- 7. Usaha ekonomi produktif.rp ,- Jumlah Penerimaan..Rp ,- b. Pengeluaran : 1. Makan..Rp ,- 2. Kesehatan.Rp ,- 3. Pendidikan Rp ,- 4. Extra Voding.Rp ,- 5. Kebersihan badan dan pakaian/perlengkapan mandi Rp ,- 6. Transport sekolah..rp ,- 7. Honor pengelola panti...rp ,- 8. Paket lebaran.rp ,- 9. Alat-alat Tulis Kantor Rp ,- 10. Rekening Listrik.Rp ,-

12 Rekening Telepon.Rp ,- 12.Biaya Operasional Rp ,- 13. BahanBakarminyak/minyak Tanah Rp ,- 14.Lain lain Rp ,- Jumlah Pengeluaran.Rp ,- C.SALDO AKHIR TAHUN Rp ,- 6. Struktur Organisasi Pelindung Ketua Wakil Ketua Sekretaris Bendahara Bidang Tata Usaha Bid. Pendidikan dan Pengajaran Bid. Umum dan Rumah Tangga Sie Ident dan Program PLY Sie Bimbingan Lanjut Sie. Rehabilitasi :Bupati Bandung. : Ny. Hj. E Kurniaty Adas Coswara : Dadan As : Ny Supriati : Ny Euis Nurlaela : Ny. Supriaty : Dra. Yunie Indrianti : Ny. Euis Nurlaela : Ny. Supriati : Dra. Yunie Indriati : Dra. Yunie Indriati

13 79 7. Program Pembinaan dan Pelayanan Program pembinaan dan pelayanan yang ada di Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi adalah sebagai berikut : 1. Penyantunan Penyantunan yang diberikan kepada kelayan pondok anak yatim ( PAY ) Bhakti Pertiwi berupa pemenuhan kebutuhan kesejahteraan mereka, mulai dari kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, rekreasi dan sebagainya. 2. Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Asuh dan Pembinaan a) Dalam bidang pendidikan dan pembinaan, semua anak asuh yang berada di Panti disekolahkan pada sekolah-sekolah umum yang ada di sekitar Panti mulai tingkat SD, SMP, SMA, sampai lanjutan atas dan atau Diploma/ S1. b) Pengadaan buku-buku pelajaran baik paket maupun LKS dan buku tambahan lainnya. c) Pemberian pelajaran tambahan baik yang dilaksanakan di Panti maupun luar Panti seperti bimbingan belajar tambahan di sekolah maupun di tempat kursus, seperti Ganeca operation ( GO ), bimbingan bahasa mandarin, bimbingan pijat refleksi, bimbingan keterampilan/ pengisian waktu luang, dan bimbingan komputer. d) Peningkatan bimbingan mental anak asuh baik secara perorangan maupun melalui kegiatan pengajian, konseling dan lain-lain. e) Peningkatan bimbingan kesenian baik tradisional maupun modern.

14 80 f) Mengikut sertakan anak asuh dalam berbagai kegiatan ekstra kurikuler. g) Mengikutkan anak-anak asuh yang berprestasi pada berbagai kursus sesuai dengan minat dan kemampuan anak seperti kursus komputer, bahasa Inggris, menjahit, sablon dan lain-lain. 3. Pelatihan Dalam bidang pelatihan, anak asuh yang berada di Panti dilatih keterampilan dan kesenian yang diminati yang memiliki nilai ekonomis produktif. Kegiatan-kegiatan tersebut di atas dimaksudkan agar anak memiliki bekal dan kesiapan untuk hidup bermasyarakat secara layak apabila telah selesai menjalani pelayanan di Panti Sosial Asuhan Anak ( PSAA ). Seiring dengan berkembangnya Panti Sosial Asuhan Anak ( PSAA ) Bhakti Pertiwi, lembaga ini berkeinginan terwujudnya kemandirian dan keberdayaan yang sesungguhnya sehingga usaha kesejahteraan sosial yang diupayakan khususnya dalam penyantunan dan pembinaan anak-anak yatim terlantar berjalan dengan semestinya lebih jauhnya lagi tumbuh rasa kemandirian dan jiwa kewirausahaan pada anak-anak asuh. 4. Penyaluran Anak Dalam bidang penyaluran anak asuh yang telah selesai studinya, maka pihak panti berusaha menyalurkan anak ke dunia pekerjaan sesuai dengan kualifikasi anak, menghubungi instalasi untuk menyalurkan anak mencari pekerjaan, mengembalikan anak pada orang tua/ keluarganya ( bila pihak keluarga telah mampu dan siap untuk menerimanya ).

15 81 8. Visi, Misi, Tujuan serta Sasaran Panti Sosial Asuhan Anak ( PSAA ) Visi : Bermutu, berahlak mulia, tumbuh dan berkembang sehat, mandiri dan bermanfaat ( Mensejahterakan anak ). Misi : - Meningkatkan harkat dan martabat serta kualitas hidup anak. - Mengembangkan pola-pola pelayanan, bantuan dan perlidungan sosial dalam rangka mencegah menanggulangi permasalahan sosial anak. -Memberdayakan individu dan keluarga kelayan melalui pendidikan, pembinaan dan penyantunan. Tujuan : a. Membantu Pemerintah dan turut berpartisipasi untuk mensukseskan program pembangunan Nasional dalam bidang pendidikan dan pembinaan generasi muda. b. Berusaha memelihara dan mendidik anak-anak yatim piatu untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dalam rangka pembinaan dan pemupukan kemampuannya sebagai tunas muda yang merupakan sumber tenaga potensial bagi pembangunan Negara. c. Bergerak dalam bidang usaha sosial dan proyek-proyek kemanusiaan. d. Bekerjasama dengan badan-badan pemerintah dan swasta serta organisasi-organisasi sosial atau Yayasan lainnya yang sama maksud dan tujuannya dengan Yayasan ini.

16 82 B. Pengolahan dan Penafsiran Hasil Penelitian Pada paparan ini penulis akan mencoba menafsirkan data yang telah ditabulasikan kemudian ditafsirkan sesuai dengan kondisi yang ada. Adapun tabulasi dan penafsiran terlihat sebagai berikut: a. Pengembangan Kesadaran dan Tanggung Jawab Tabel 1 Motivasi anda mengikuti kegiatan di panti. No Alternatif Jawaban F % 1 a. Karena kewajiban sebagai warga panti b. Karena kegiatan itu bermanfaat c. Karena mengikuti kawan , ,5 Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 24 orang (60 %) anak asuh mengatakan bahwa motivasi mengikuti kegiatan di Panti adalah karena kegiatan itu bermanfaat, sedangkan hampir setengahnya 13 orang (32,5 %) mengikuti kegiatan di Panti karena kewajiban sebagai warga Panti, dan sebagian kecil yaitu 3 orang (7,5 %) mengikuti kegiatan di Panti karena mengikuti kawan. Berdasarkan hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar anak asuh mengikuti kegiatan di Panti termotivasi karena mereka menyadari bahwa kegiatan itu sangat bermanfaat bagi dirinya, terlepas dari kegiatan tersebut merupakan kewajiban bagi anak asuh.

17 83 TABEL 2 Perilaku/ sikap anda dalam menerima segala tata tertib Panti. No Alternatif Jawaban F % 2 a. Saya menerima dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. b. Saya menerima dengan terpaksa c. Saya tidak menerima karena di rasa ,5 5 12,5 memberatkan. Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar yaitu 33 orang ( 82,5 %) menerima segala tata tertib Panti dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab, sedangkan sebagian kecil yaitu 5 orang ( 12,5 % ) menerima segala tata tertib panti karena tidak merasa memberatkan dirinya, dan hampir tidak ada yaitu 2 orang ( 5 % ) anak asuh menerima segala tata tertib Panti karena merasa terpaksa. TABEL 3 Perilaku anda bila dalam tata tertib terdapat sanksi atau hukuman bagi yang melanggar. No Alternatif Jawaban F % 3 a. Setuju, untuk mencegah terjadinya 21 52,5 pelanggaran. b. Setuju, agar pelanggaran itu tidak terulang lagi. c. Tidak setuju. 1 2,5 Jumlah (N) %

18 84 Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 21 orang (52,5 %) anak asuh menyetujui dalam tata tertib terdapat sanksi atau hukuman bagi yang melanggarnya untuk mencegah terjadinya pelanggaran, sedangkan hampir setengahnya yaitu 18 orang ( 45 % ) anak asuh menyetujui tata tertib terdapat sanksi atau hukuman bagi yang melanggarnya agar pelanggaran itu tidak terulang lagi, dan hampir tidak ada 1 orang ( 2,5 % ) anak asuh tidak setuju dalam tata tertib terdapat sanksi atau hukuman bagi yang melanggarnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebelum pelanggaran terjadi, maka sanksi harus diterapkan terlebih dahulu, dan dimana pelanggaran sudah pernah terjadi, maka sanksi dibuat untuk memberikan peringatan agar pelanggaran tidak terulang kembali. TABEL 4 Perilaku/ sikap jika melanggar peraturan. No Alternatif Jawaban F % 4 a. Mengakui kesalahan dan berusaha tanggung jawab. b. Mengakui kesalahan tapi tidak mau bertanggungjawab. 2 5 c. Tidak mau mengakui apalagi - - bertanggungjawab. Jumlah (N) %

19 85 Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa hampir seluruhnya yaitu 38 orang (95 %) anak asuh jika melanggar peraturan mengakui kesalahan dan berusaha bertanggungjawab, sedangkan hampir tidak ada yaitu 2 orang ( 5 % ) anak asuh jika melanggar peraturan mengakui kesalahan tapi tidak mau bertanggungjawab atau tidak bersedia untuk menerima konsekuensinya. b. Pengembangan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. TABEL 5 Sikap anda jika berhadapan dengan sesama warga Panti. No Alternatif Jawaban F % 5 a. Berbicara dan bersikap sopan b. Menghargai dan menyayangi c. Tidak memperdulikan ,5 42,5 - Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 23 0rang (57,5 %) anak asuh jika berhadapan dengan sesama warga Panti berbicara dan bersikap sopan, sedangkan hampir setengahnya yaitu 17 orang (42,5 %) anak asuh jika berhadapan dengan sesama warga Panti menghargai dan menyayangi. Kemampuan berinteraksi anak asuh dalam lingkungan Panti sendiri maupun lingkungan luarnya ( masyarakat ) terbina dengan baik. Berdasarkan jawaban mereka berbicara dan bersikap sopan terwujud bagi Pembina,

20 86 maupun sesama anak asuh, yang kemudian terefleksi dengan cara saling menghargai dan menyayangi. TABEL 6 Sikap anda jika berhadapan dengan masyarakat luar. No Alternatif Jawaban F % 6 a. Berbaur dan bergaul dengan mereka b. Bergaul dengan selektif c. Tidak memperdulikan Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 28 orang (70 %) anak asuh berbaur dan bergaul dengan masyarakat luar. Hal tersebut menunjukkan bahwa anak-anak asuh di panti ini memiliki hubungan sosial yang baik dengan lingkungan sekitarnya, sedangkan hampir setengahnya yaitu 12 orang ( 30 % ) anak asuh bergaul dengan selektif dengan masyarakat luar.

21 87 c. Bimbingan pribadi TABEL 7 Jika anda memiliki masalah, selalu dibicarakan/ dikonsultasikan dengan Pembina. No Alternatif Jawaban F % 7 a. Selalu b. Jarang c. Tidak pernah sama sekali ,5 2,5 Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar yaitu 32 orang ( 80 % ) apabila anak asuh memiliki masalah selalu dibicarakan atau dikonsultasikan dengan Pembina, sedangkan sebagian kecil yaitu 7 orang ( 17,5 % ) apabila anak asuh mendapatkan masalah jarang dibicarakan atau dikonsultasikan dengan Pembina, dan hampir tidak ada yaitu 1 orang ( 2,5 % ) anak asuh bila mendapatkan masalah tidak pernah sama sekali dibicarakan atau dikonsultasikan dengan pembina. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari sebagian besar anak asuh memiliki komunikasi yang baik dengan Pembina, dimana anak-anak tidak merasa enggan berbicara atau meminta solusi dari Pembina.

22 88 TABEL 8 Sikap Pembina sendiri, dalam mendengarkan masalah anda. No Alternatif Jawaban F % 8 a. Menanggapi dan berusaha membantu memecahkan masalah b. Menanggapi, namun tidak membantu memecahkan masalah c. Sama sekali tidak menanggapi maupun membantu Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar yaitu 36 orang (90 %) Pembina selalu menanggapi dan berusaha membantu memecahkan masalah mereka, sedangkan sebagian kecil yaitu 4 orang (10 % ) Pembina menanggapi, namun tidak membantu memecahkan masalah mereka. Hal ini bisa terjadi karena tidak ada kesepakatan atau solusi yang dapat diterima anak, sehingga anak berargumentasi demikian. d. Penyesuaian sosial. TABEL 9 Yang Pembina lakukan agar anda bisa beradaptasi di lingkungan Panti. No Alternatif Jawaban F % 9 a. Melibatkan secara langsung dalam 21 52,5 kegiatan b. Memberikan pengarahan c. Membiarkan saya beradaptasi sendiri ,5 20 Jumlah (N) %

23 89 Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 21 orang (52,5 %) menjawab bahwa Pembina secara langsung melibatkan anak dalam kegiatan, dan hampir setengahnya yaitu 11 orang ( 27,5 % ) menjawab bahwa untuk beradaptasi di lingkungan Panti, maka Pembina memberikan pengarahan sebelumnya kepada mereka, sedangkan hanya sebagian kecil yaitu 8 orang ( 20 % ) menjawab bahwa ia beradaptasi di lingkungan Panti dengan sendirinya. Ketiga hal tersebut menunjukkan bahwa setiap anak memiliki tingkat pengalaman yang berbeda dalam hal penyesuaian sosial dengan lingkungannya. d. Memberikan pendidikan Keagamaan. TABEL 10 Kegiatan keagamaan yang sering dilaksanakan secara bersama adalah? No Alternatif Jawaban F % 10 a. Shalat berjamaah dan tadarus Al-Qur an. b. Kultum pembinaan akhlak. c. Pengajian yasinan tiap hari jumat ,5 17,5 Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa hampir setengahnya yaitu 18 orang (45 %) menjawab bahwa kegiatan keagamaan yang sering dilaksanakan secara bersama adalah shalat berjamaah dan tadarus

24 90 Al- Qur an, dan hampir setengahnya yaitu 15 orang (37,5 %) juga menjawab bahwa kegiatan keagamaan yang sering dilaksanakan yaitu kultum pembinaan akhlak, sedangkan sebagian kecil yaitu 7 orang ( 17,5 % ) menjawab bahwa kegiatan keagamaan yang sering dilaksanakan adalah pengajian yasinan setiap hari jumat. Hal tersebut menunjukkan bahwa shalat berjamaah dan tadarus Al-Qur an maupun kultum pembinaan akhlak merupakan kegiatan keagamaan yang sama-sama dilaksanakan secara bersama. TABEL 11 Manfaat yang anda rasakan dari kegiatan keagamaan tersebut. No Alternatif Jawaban F % 11 a. Menambah pengetahuan keagamaan. b. Menjauhkan saya dari perbuatan yang negatif. c. Tidak ada manfaat yang saya peroleh Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 22 orang (55 %) menjawab bahwa manfaat yang dirasakan dari kegiatan keagamaan tersebut adalah untuk menjauhkan mereka dari perbuatan yang negatif, sedangkan hampir setengahnya yaitu 18 orang (45 %) menjawab bahwa manfaat yang dirasakan dari kegiatan keagamaan yaitu untuk menambah pengetahuan keagamaan mereka.

25 91 Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan keagamaan tersebut benarbenar memberikan hasil atau manfaat terhadap anak asuh, selain menambah pengetahuan juga dapat menghindarkan anak dari sesuatu hal yang bersifat negatif dan menyimpang. f. Kegiatan bersama TABEL 12 Jenis keterampilan yang dilakukan di Panti. No Alternatif Jawaban F % 12 a. Komputer dan les bahasa asing ( Inggris, Mandarin,dll ). b. Menjahit dan kerajinan tangan. c. Menggambar dan melukis ,5 42,5 Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa hampir setengahnya yaitu 34 orang (42,5%) menjawab bahwa jenis keterampilan yang dilakukan di Panti adalah menjahit dan kerajinan tangan serta menggambar dan melukis, sedangkan hanya sebagian kecil saja yaitu 6 orang ( 15 % ) menjawab bahwa jenis keterampilan yang dilakukan mereka di Panti yaitu komputer dan les bahasa asing. Sekalipun ketiganya merupakan jenis keterampilan yang kesemuanya diberikan di Panti, namun terlihat jelas bahwa frekuensi pemberian keterampilan menjahit, kerajinan tangan, menggambar dan melukis adalah yang paling sering dilakukan, selebihnya tergantung pada waktu senggang.

26 92 Kegiatan tersebut menyenangkan. TABEL 13 No Alternatif Jawaban F % 13 a. Ya, menyenangkan. b. Kadang-kadang. c. Tidak menyenangkan ,5 17,5 - Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar yaitu 33 orang (82,5 %) mereka menjawab bahwa kegiatan yang ada di Panti menyenangkan, sedangkan hanya sebagian kecil saja yaitu 7 orang ( 17,5 % ) yang menjawab kadang-kadang. Sekalipun jawaban mereka kadang-kadang, tetapi hal tersebut menunjukkan bahwa pada saat tertentu atau pada kondisi tertentu kegiatan yang diberikan di Panti ada kalanya memberikan kesenangan, sekalipun pada kondisi tertentu mungkin tidak. g. Menghindarkan anak dari berbagai ancaman dan bahaya. TABEL 14 Anda merasa aman dan nyaman tinggal di Panti. No Alternatif Jawaban F % 14 a. Ya. b. Kadang-kadang. c. Tidak ,5 2,5 Jumlah (N) %

27 93 Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar yaitu 34 orang ( 85 % ) menjawab mereka merasa aman dan nyaman tinggal di Panti, dan sebagian kecil dari mereka yaitu 5 orang (12,5 %) menjawab bahwa kadang-kadang mereka merasa aman dan nyaman tinggal di Panti, sedangkan hampir tidak ada yaitu 1 orang ( 2,5 % ) menjawab tidak merasa aman dan nyaman tinggal di Panti. Jika ya alasannya. TABEL 15 No Alternatif Jawaban F % 15 a. Karena suasana Panti penuh kekerabatan. b. Karena ada Pembina yang mengawasi. c. Karena ada petugas keamanan (satpam ) ,5 27,5 - Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 29 orang (72,5 %) menjawab merasa aman dan nyaman tinggal di Panti karena suasana Panti penuh kekerabatan, sedangkan hampir setengahnya yaitu 11 orang ( 27,5 % ) menjawab merasa aman dan nyaman tinggal di Panti karena ada Pembina yang mengawasi.

28 94 Jika tidak alasannya. TABEL 16 No Alternatif Jawaban F % 16 a. Karena sering terjadi kegaduhan. b. Karena sering terjadi perselisihan. c. Karena sering terjadi pencurian ,5 75 2,5 Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 30 orang (75 %) menjawab mereka merasa tidak aman dan nyaman tinggal di Panti karena sering terjadi perselisihan, dan hanya sebagian kecil saja yaitu 9 orang ( 22,5 % ) yang menjawab bahwa mereka tidak merasa aman dan nyaman tinggal di Panti karena sering terjadi kegaduhan, sedangkan hampir tidak ada yaitu 1 orang (2,5 %) yang menjawab bahwa mereka merasa tidak aman dan nyaman tinggal di Panti karena sering terjadi pencurian. Ketiga hal tersebut dapat dimaklumi dikarenakan jumlah anak asuh yang cukup banyak dan tinggal dalam satu atap, dengan kondisi lingkungan dan pembawaan perilaku atau watak anak yang berbeda-beda.

29 95 h. Merawat anak asuh. TABEL 17 Yang dilakukan Pembina terhadap anda dalam kaitannya dengan pengasuhan. No Alternatif Jawaban F % 17 a. Menjaga kesehatan. b. Menjaga kerapihan dalam berpakaian. c. Memberikan makanan yang bergizi ,5 17,5 Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa hampir setengahnya yaitu 19 orang (47,5 %) menjawab bahwa yang dilakukan Pembina terhadap mereka dalam hal pengasuhan adalah dengan menjaga kerapihan dalam berpakaian, dan hampir setengahnya juga yaitu 14 orang (35 %) yang menjawab bahwa yang dilakukan Pembina terhadap mereka dalam hal pengasuhan adalah dengan menjaga kesehatan, sedangkan hanya sebagian kecil saja yaitu 7 orang ( 17,5 % ) yang menjawab bahwa yang dilakukan Pembina terhadap mereka dalam hal pengasuhan yaitu dengan memberikan makanan yang bergizi. Analisis mengenai variabel peranan Panti Sosial telah penulis jelaskan diatas, dengan menyajikan tafsiran sementara berdasarkan hasil data yang penulis peroleh dari instrumen penelitian ( angket ), Selanjutnya penulis akan kembali menganalisis mengenai variabel pembinaan disiplin dengan teknik yang serupa, untuk mendapatkan hubungan yang signifikan antara dua variabel tersebut.

30 96 Analisis data tentang pembinaan disiplin bagi anak asuh dengan dimensi langkah penanaman disiplin dengan indikator sebagai berikut secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut : a. Pembiasaan. TABEL 18 Anda bangun tidur biasa jam berapa. No Alternatif Jawaban F % 18 a. Pukul pagi. b. Pukul pagi. c. Pukul pagi ,5 25 2,5 Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 29 orang (72,5 %) menjawab bahwa mereka bangun tidur yaitu pukul pagi, dan hampir setengahnya yaitu 10 orang ( 25 % ) yang menjawab bahwa mereka bangun tidur yaitu pukul pagi, sedangkan hampir tidak ada yaitu 1 orang ( 2,5 % ) yang menjawab mereka bangun tidur pukul pagi. Berdasarkan data tersebut tampak bahwa pembiasaan bangun tidur pada pukul pagi merupakan tata aturan untuk membiasakan mereka berdisiplin, dan dengan adanya anak yang masih terlambat bangun menunjukkan bahwa tata aturan tersebut masih belum sepenuhnya ditaati.

31 97 TABEL 19 Kegiatan yang dilakukan setelah bangun tidur. No Alternatif Jawaban F % 19 a. Shalat subuh berjamaah. b. Menghapal pelajaran sekolah. c. Piket Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar yaitu 36 orang ( 90 % ) menjawab shalat subuh berjamaah merupakan kegiatan mereka setelah bangun tidur, sedangkan hampir tidak ada yaitu 4 orang ( 5 % ) yang menjawab bahwa menghapal pelajaran sekolah dan piket yang dilakukan mereka setelah bangun tidur. Berdasarkan data tersebut terlihat jelas bahwa shalat berjamaah merupakan salah satu langkah penanaman disiplin bagi anak dan harus dibiasakan. TABEL 20 Pada waktu shalat maghrib dan isya dilakukan secara berjamaah. No Alternatif Jawaban F % 20 a. Ya, berjamaah. b. Tidak berjamaah. c. Tidak shalat Jumlah (N) %

32 98 Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa seluruhnya yaitu 40 orang ( 400 % ) menjawab melaksanakan waktu shalat magrib dan isya dilakukan secara berjamaah, dan tidak ada ( 0 % ) yang menjawab melaksanakan shalat magrib dan isya dilakukan tidak berjamaah ataupun tidak shalat. TABEL 21 Kegiatan dilakukan setelah shalat isya. No Alternatif Jawaban F % 21 a. Mengerjakan tugas sekolah. b. Belajar Al-Qur an. c. Tidur ,5 2,5 Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar yaitu 36 orang ( 90 % ) menjawab mengerjakan tugas sekolah adalah kegiatan yang dilakukan setelah shalat isya, dan hanya sebagian kecil yaitu 3 orang (7,5 %) menjawab bahwa belajar Al-Qur an merupakan kegiatan yang dilakukan mereka setelah shalat isya, sedangkan hampir tidak ada yaitu 1 orang ( 2,5 % ) yang menjawab bahwa tidur merupakan kegiatan yang dilakukan setelah shalat isya. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa anak asuh memiliki kewajiban serta kesadaran akan tugas yang menjadi tanggungjawab dirinya untuk belajar, walaupun ada satu orang yang menjawab kegiatan yang dilakukan setelah shalat isya adalah tidur.

33 99 b. Contoh atau tauladan TABEL 22 Pembina dalam membantu anda berdisiplin dalam melakukan segala peraturan dan kegiatan. No Alternatif Jawaban F % 22 a. Memberitahukan apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. b. Memberi contoh. c. Memberi hukuman bila melanggar , ,5 Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 21 orang (52,5 %) menjawab Pembina membantu anak asuh berdisiplin dengan cara memberitahukan apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, dan hampir setengahnya yaitu 10 orang ( 25 % ) yang menjawab bahwa Pembina membantu anak asuh berdisiplin dengan cara memberi contoh dari Pembina itu sendiri, sedangkan hanya sebagian kecil saja yaitu 9 orang ( 22,5 % ) menjawab bahwa pembina membantu anak asuh berdisiplin dengan cara memberi hukuman bila melanggar. Ketiga hal tersebut terlihat bahwa tingkat pembinaan disiplin yang diberikan Pembina sudah berjalan dengan baik dan semestinya.

34 100 c. Pengawasan. TABEL 23 Sikap anda dalam mematuhi setiap peraturan atau kegiatan yang diterapkan di Panti. No Alternatif Jawaban F % 23 a. Saya mematuhi walau tidak ada Pembina. b. Saya mematuhi bila ada Pembina yang mengawasi. c. Saya tidak mematuhi sama sekali ,5 17,5 - Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar yaitu 33 orang (82,5 %) menjawab mematuhi setiap peraturan atau kegiatan yang diterapkan di panti walau tidak ada pembinanya, dan hanya sebagian kecil saja yaitu 7 orang (17,5 %) menjawab bahwa mematuhi setiap peraturan atau kegiatan yang diterapkan di panti bila ada Pembina yang mengawasinya, sedangkan tidak ada (0 %) yang menjawab tidak mematuhi sama sekali semua peraturan yang diterapkan di Panti. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih perlu adanya pengawasan yang diberikan oleh Pembina dalam hal membantu anak berdisiplin bagi mereka yang belum terbiasa dengan segala kegiatan maupun peraturan yang ada di Panti.

35 101 d. Teguran. TABEL 24 Sikap Pembina lakukan jika anda melanggar peraturan. No Alternatif Jawaban F % 24 a. Menegur secara baik. b. Memaki dengan kata-kata kasar. c. Membiarkannya ,5 2,5 - Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa hampir seluruhnya yaitu 39 orang (97,5 %) menjawab bahwa cara yang dilakukan Pembina jika ada anak asuh yang melanggar peraturan yaitu dengan menegur secara baik, dan hampir tidak ada yaitu 1 orang (2,5 %) yang menjawab bahwa cara yang dilakukan Pembina jika ada anak asuh yang melanggar peraturan yaitu memaki dengan kata-kata kasar, sedangkan tidak ada ( 0 % ) yang menjawab bahwa cara yang dilakukan Pembina jika ada anak asuh yang melanggar peraturan ialah dengan membiarkannya. Hal tersebut dapatlah terjadi apabila faktor keadaan anak asuh, Pembina sendiri maupun kondisi yang memaksa Pembina melontarkan kata-kata kasar jika anak asuh melanggar peraturan.

36 102 e. Hukuman. TABEL 25 Anda melanggar peraturan, Pembina pernah memberikan hukuman secara fisik. No Alternatif Jawaban F % 25 a. Pernah. b. Kadang-kadang. c. Tidak pernah ,5 45 2,5 Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 21 orang (52,5 %) menjawab pernah memberikan hukuman fisik oleh Pembina, dan hampir setengahnya yaitu 18 orang (45 %) menjawab kadang-kadang Pembina memberikan hukuman fisik jika melanggar peraturan, sedangkan hampir tidak ada yaitu 1 orang ( 2,5 % ) yang menjawab tidak pernah memberikan hukuman fisik oleh Pembina. Dengan adanya bentuk hukuman fisik yang diberikan kepada anak tersebut, terlihat diberikan Pembina sesuai dengan kesalahan/ pelanggaran yang dilakukan anak, dan sesuai dengan usia anak bersangkutan, oleh karena itu terdapat keragaman jenis hukuman yang diberikan kepada anak seperti yang terdapat pada tabel diatas.

37 103 TABEL 26 Jika pernah hukuman fisik dalam bentuk apa. No Alternatif Jawaban F % 26 a. Berlari mengelilingi Panti. b. Menjewer telinga. c. Memukul tangan atau kaki ,5 22,5 Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 25 orang (62,5 %) menjawab bahwa bentuk hukuman fisik yang diberikan Pembina yaitu menjewer telinga, dan hanya sebagian kecil saja yaitu 9 orang ( 22,5 % ) yang menjawab bahwa bentuk hukuman fisik yang diberikan Pembina yaitu dengan memukul tangan atau kaki, sedangkan sebagian kecil juga yaitu 6 orang ( 15 % ) yang menjawab bahwa bentuk hukuman fisik yang diberikan Pembina yaitu dengan berlari mengelilingi Panti. TABEL 27 Yang anda rasakan dengan pemberian hukuman fisik tersebut. No Alternatif Jawaban F % 27 a. Menyadari. b. Jera. c. Tidak menerima ,5 2,5 Jumlah (N) %

38 104 Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 28 orang (70 %) menjawab bahwa pemberian hukuman fsisik tersebut mereka menjadi sadar akan perbuatannya, dan hampir setengahnya yaitu 11 orang ( 27,5 % ) yang menjawab bahwa pemberian hukuman fisik tersebut membuat mereka menjadi jera, sedangkan hampir tidak ada yaitu 1 orang ( 2,5 % ) yang menjawab bahwa pemberian hukuman fisik tersebut tidak menerima. Dengan pemberian hukuman fisik tersebut terlihat memiliki sifat yang positif bagi anak seperti menyadari atau jera. Hal tersebut membuktikan bahwa hukuman pun memberi nilai mendidik, walaupun ada satu orang anak yang menjawab tidak menerima hukuman tersebut. TABEL 28 Selain hukuman fisik apalagi yang diberikan Pembina? No Alternatif Jawaban F % 28 a. Membersihkan kamar mandi. b. Membersihkan halaman. c. Membersihkan ruangan asrama ,5 22,5 Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa hampir setengahnya yaitu 18 orang (45 %) menjawab membersihkan kamar mandi merupakan hukuman yang diberikan pada anak asuh yang telah melanggar peraturan Panti, dan hampir setengahnya juga yaitu 13 orang (32,5 %) yang

39 105 menjawab bahwa membersihkan halaman merupakan hukuman yang diberikan pada anak yang melanggar peraturan, sedangkan hanya sebagian kecil yaitu 9 orang (22,5 %) yang menjawab bahwa membersihkan ruangan asrama merupakan hukuman yang diterima bagi anak yang melanggar peraturan. Ketiga hukuman tersebut memberikan nilai mendidik pada anak juga pada lingkungannya. Selain membuat anak menyadari juga membuat lingkungan asrama tetap terjaga atau bersih. f. Ganjaran TABEL 29 Yang dilakukan Pembina jika anda melakukan tugas dengan baik. No Alternatif Jawaban F % 29 a. Memberikan pujian. b. Memberikan kehormatan (semisal jadi ketua adik). c. Memberikan materi Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar yaitu 32 orang ( 80 % ) menjawab bahwa yang dilakukan Pembina apabila anak asuh melaksanakan tugas dengan baik dengan memberikan pujian, dan hanya sebagian kecil saja yaitu 8 orang ( 20 % ) yang menjawab bahwa yang dilakukan Pembina apabila anak asuh melaksanakan tugas dengan baik yaitu dengan memberikan kehormatan.

40 106 Dengan demikian tampak bahwa tingkatan yang paling tinggi dan sering dilakukan Pembina apabila mendapati anak asuhnya melaksanakan tugas dengan baik ialah dengan memberikannya pujian. TABEL 30 Yang anda rasakan dengan pemberian pujian atau materi atau kehormatan tersebut. No Alternatif Jawaban F % 30 a. Saya merasa di hargai. b. Saya merasa lebih bersemangat. c. Saya merasa diakui ,5 37,5 15 Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa hampir setengahnya yaitu 19 orang (47,5 %) menjawab merasa di hargai dengan diberikannya reward tersebut ( pemberian pujian, materi, atau kehormatan ), dan hampir setengahnya juga yaitu 15 orang ( 37,5 % ) yang menjawab bahwa lebih bersemangat dengan diberikannya reward tersebut ( pemberian pujian, materi, atau kehormatan ), sedangkan hanya sebagian kecil saja yaitu 6 orang ( 15 % ) menjawab merasa diakui dengan diberikannya reward tersebut ( pemberian pujian, materi, atau kehormatan ). Hal demikian sangatlah membantu anak merasa dihargai dan termotivasi dalam melakukan segala hal dengan baik.

41 107 g. Melatih fisik, mental dan moral. TABEL 31 Menurut anda peraturan atau tata tertib perlu. No Alternatif Jawaban F % 31 a. Perlu. b. Ragu-ragu. c. Tidak Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa hampir seluruhnya yaitu 38 orang ( 95 % ) menjawab bahwa peraturan atau tata tertib itu perlu diterapkan, dan hampir tidak ada yaitu 2 orang ( 3 % ) yang menjawab bahwa peraturan atau tata tertib itu ragu-ragu untuk diterapkan. Hal tersebut menandakan adanya dilema pada anak asuh mengenai peraturan yang memiliki konsekuensi tersendiri dengan perlunya peraturan sebagai alat menciptakan ketertiban. TABEL 32 Jika perlu, alasannya. No Alternatif Jawaban F % 32 a. Guna membiasakan diri. b. Guna membina diri. c. Guna mengatur perilaku ,5 22,5 65 Jumlah (N) %

42 108 Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya yaitu 26 orang (65 %) menjawab bahwa peraturan atau tata tertib itu perlu diterapkan untuk mengatur perilaku, dan hanya sebagian kecil yaitu 9 orang ( 22,5 % ) menjawab bahwa peraturan atau tata tertib itu perlu diterapkan untuk membina diri, sedangkan hanya sebagian kecil juga yaitu 5 orang (12,5 %) menjawab bahwa peraturan atau tata tertib itu perlu diterapkan untuk membiasakan diri. Berdasarkan ketiga alasan yang diberikan responden menunjukkan bahwa peraturan adalah penting keberadaannya untuk menumbuhkan sikap kedisiplinan. h. Mengontrol tindakan pantas/ tidak. TABEL 33 Dari penegakan disiplin di Panti dapat mengontrol tindakan anda kearah yang lebih pantas dilakukan. No Alternatif Jawaban F % 33 a. Sudah. b. Kadang-kadang. c. Belum ,5 2,5 Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar yaitu 34 orang ( 85 % ) menjawab bahwa dari penegakan disiplin di Panti sudah dapat mengontrol tindakan anak asuh kearah yang lebih pantas dilakukan, dan hanya sebagian kecil saja yaitu 5 orang ( 12,5 % ) yang menjawab bahwa

43 109 penegakan disiplin di Panti kadang-kadang dapat mengontrol tindakan anak asuh kearah yang lebih pantas dilakukan, sedangkan hampir tidak ada yaitu 1 orang (2,5 %) yang menjawab bahwa penegakan disiplin di Panti belum dapat mengontrol tindakan anak asuh kearah yang lebih pantas dilakukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih perlu adanya pembinaan kedisiplinan bagi anak asuh, walaupun pada tabel diatas menunjukkan bahwa penegakan disiplin di panti sudah berjalan dengan baik. Terlihat bahwa sebagian besar anak asuhnya sudah mampu mengontrol tindakannya sendiri kearah yang lebih baik. i. Penyesuaian diri dengan lingkungan. TABEL 34 Dengan melaksanakan kegiatan atau peraturan sudah membuat anda di terima di lingkungan Panti. No Alternatif Jawaban F % 34 a. Ya, merasa diterima. b. Belum, karena teman-teman tidak merespon. c. Belum, karena Pembina tidak merespon ,5 7,5 - Jumlah (N) % Hasil pengolahan dari tabel di atas menunjukan bahwa hampir seluruhnya yaitu 37 orang (92,5 %) menjawab merasa diterima di lingkungan Panti atas apa yang telah anak asuh laksanakan ( peraturan maupun kegiatan di panti ), dan

44 110 hanya sebagian kecil saja yaitu 3 orang ( 7,5 % ) yang menjawab belum merasa diterima di lingkungan Panti karena teman-teman tidak merespon. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mereka belum sepenuhnya mampu beradaptasi dalam lingkungan Panti, kendati mungkin mereka mampu beradaptasi dalam situasi tertentu maupun lingkungan sekitarnya. C. Data Hasil Wawancara Analisis data berdasarkan hasil wawancara dengan tiga orang Pembina, secara keseluruhan terperinci sebagai berikut : Responden 1 ( R 1 ) : Ibu Dra. Yunie Indrati ( Sie. Rehabilitasi, bimbingan lanjut) Responden 2 ( R 2 ) : Bapak Dadan AS. ( Sie Multi Fungsi ) Responden 3 ( R 3 ) : Bapak Uyub (Sie. Rumah Tangga) Berikut ini akan diuraikan deskripsi hasil wawancara dari ketiga responden yang telah disebutkan di atas yaitu sebagai berikut : 1. Program Pembinaan bagi anak asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi. Program operasional bagi anak asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi diarahkan pada akar kemiskinan yang diantisipasi dengan : 1.1. Program peningkatan dan pengembangan potensi dan taraf kesejahteraan sosial. a) Penampungan anak yatim, yatim piatu, fakir miskin, dan anak terlantar. b) Santunan biaya sekolah dan lainnya.

45 111 c) Bimbingan dan penyuluhan sosial Program Rehabilitasi dan bantuan sosial. a) Program rehabilitasi dan pengembangan fungsi Panti Sosial Asuhan Anak b) Program bantuan terhadap keluarga miskin atau tidak mampu dalam perekonomiannya. a. Program Jangka Pendek Program operasional di Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi ini terefleksi dari program kegiatan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, dimana sementara ini kegiatan jangka pendek yang diadakan di Panti Sosial Asuhan Anak Bhakti Pertiwi ( PSAA ) yaitu dengan memperhatikan berupa pemenuhan kebutuhan kesejahteraan anak asuh, mulai dari kebutuhan makanan, pakaian, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, rekreasi dan sebagainya (diungkapkan oleh R 1 ). b. Program Jangka Menengah Program operasional jangka menengah terdiri atas pengembangan fasilitas dan kebutuhan Panti, dimana sarana yang akan dibangun akan dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan Panti. Sehingga mereka (anak asuh) tidak merasa kekurangan apapun berada di Panti. Kemudian program jangka menengah lainnya yaitu menyelesaikan studi mereka ( anak asuh ) setidaknya sampai Sekolah menengah Atas

46 112 (SMA ), sedangkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi haruslah anak asuh yang benar-benar mempunyai prestasi belajar yang bagus sehingga pengurus Panti bisa mengusahakan anak-anak yang berprestasi tersebut untuk bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. c. Program Kerja Jangka Panjang Sedangkan yang menjadi program jangka panjang ialah pemberdayaan anak asuh, dimana anak asuh yang ada di Panti ini, mereka disekolahkan di sekolah menengah kejuruan agar mereka memiliki keahlian dan keterampilan yang kedepannya mampu hidup layak ke arah jiwa interpreneuship yang mandiri. Selain itu, mereka dibekali pula keterampilan-keterampilan yang di selenggarakan oleh Panti ini yaitu unit usaha kerajinan kaligrafi arab, merangkai bunga dari bahan plastik ( kerajinan tangan ), rental komputer, menyewakan alat-alat pernikahan, juga menerima panggilan untuk upacara adat pernikahan, sablon. Sebagaimana sifat pelayanan Panti Sosial pada umumnya, PSAA Bhakti Pertiwi memberikan pembinaan dengan cara membantu dan membimbing anak asuh ke arah perkembangan pribadi yang wajar, serta memberikan kemampuan keterampilan agar mereka mampu hidup secara layak dan bertanggungjawab baik terhadap dirinya maupun masyarakat. ( seperti di ungkapkan oleh R1,R2 ).

47 Pola Pembinaan Disiplin dan Bimbingan Bagi Anak Asuh. Keberadaan Panti Sosial Asuhan Anak ( PSAA ) sebagai wadah pendidikan sangat penting dan berperan dalam mengembangkan potensi anak baik fisik, mental, sosial serta kemampuannya secara wajar melalui pelayanan yang profesional ( diungkapkan oleh R1, R2, R3, ) terbentuknya manusia-manusia yang berkepribadian matang dan berdedikasi, mempunyai keterampilan kerja yang mampu menopang hidupnya dan keluarganya. Pola pembinaan disiplin ialah dengan diberikannya peraturan dan tata tertib, dimana merupakan alat bagi anak asuh untuk memiliki kebiasaan yang baik, mandiri dan melaksanakan kewajibannya sebgai individu yang bertanggung jawab, dan dengan diberikannya sanksi atau hukuman bagi mereka yang melanggarnya. ( Diungkapkan oleh R2, R3 ). Sebagai contoh pola pembinaan yang diterapkan di Panti ini yakni berdasarkan surat keputusan ketua Panti Sosial Asuhan Anak ( PSAA ) Bhakti Pertiwi yang telah ditetapkan bahwa Jenis-jenis pelanggaran berat misalnya : 1. Merokok. 2. Mencuri, berkelahi. 3. Bolos sekolah, keluar Panti tanpa ijin. 4. melawan pengurus, menghina teman atau orang lain. 5. tidak shalat fardu berjamaah. 6. meminum minuman keras atau memakai narkoba.

48 114 Adapun hukuman yang dikenakan dari pelanggaran-pelanggaran berat di atas seperti mencuri, berkelahi, melawan pengurus, menghina teman atau orang lain, meminum minuman keras atau memakai narkoba, maka pimpinan Panti dapat mengeluarkan atau memulangkan anak asuh yang bersangkutan kepada sanak keluarganya. Akan tetapi sampai saat ini di Panti Sosial Asuhan Anak ( PSAA ) Bhakti Pertiwi tidak ada anak asuh yang melakukan pelanggaran berat seperti yang di ungkapkan di atas, walaupun ada itu sudah lama terjadi dan pengurus Panti atas kesepakatan bersama terpaksa memulangkan anak tersebut karena anak yang bersangkutan tidak mau lagi dibina, dididik dan diasuh ( diungkapkan oleh R3 ). Sementara itu pelanggaran yang sering terjadi yaitu tidak shalat berjamaah kecuali wanita yang sedang datang haid, maka pengurus memberikan hukuman yaitu dengan uang tranportasi untuk pergi ke sekolah tidak diberikan dan mereka harus berjalan kaki ke sekolah atau membersihkan seluruh ruangan yang ada di Panti. Hukuman yang diberikan terhadap anak asuh yang melanggar itu adalah bertujuan untuk mendidik anak agar bisa mematuhi peraturan yang ada di Panti atau bisa melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab. Peranan pembimbing yang lain yaitu sebagai pelaksana administrasi yang mencakup : (1) administrasi pegawai; (2) administrasi anak; (3) administrasi Panti. Semua kegiatan administrasi ditangani oleh sub bagian tata usaha membuat daftar hadir petugas, sistem kerja harus dilaksanakan tugas sehari-hari dengan penuh tanggungjawab. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, perlindungan anak termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan saat ini menghadapi berbagai masalah yang amat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah tersebut adalah menurunnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Kebun Bunga termasuk dalam wilayah Kecamatan Banjarmasin Timur dengan luas wilayah 94 Ha yang terdiri dari 34 RT, orbitasi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah-tengah masyarakat masih sangat sedikit yang memiliki perhatian pada pengasuhan dan pendidikan anak yatim adalah organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan. Rumah Singgah Anak Mandiri

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan. Rumah Singgah Anak Mandiri BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Rumah Singgah Anak Mandiri A. Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dinas Provinsi merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA BAB III PENYAJIAN DATA Dalam bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh dengan menganalisa hasil wawancara dan observasi dengan responden dan menganalisa dokumen yang terdapat di Panti Asuhan

Lebih terperinci

KOP LKS ..., Kepada Yth. BUPATI CILACAP c.q. Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap di - C I L A C A P

KOP LKS ..., Kepada Yth. BUPATI CILACAP c.q. Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap di - C I L A C A P KOP LKS...,... 0... Lampiran Perihal : : : Permohonan Pendaftaran / Perpanjangan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Kepada Yth. BUPATI CILACAP q. Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan orang lain. Kehidupan manusia mempunyai fase yang panjang, yang di dalamnya selalu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah hal yang perlu diperhatikan lagi di negara ini. Pendidikan juga dibuat oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang hidup saling bergantung dan membutuhkan ditengah-tengah masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial, tentunya

Lebih terperinci

Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN

Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang eksistensi proyek Bangsa Indonesia yang mempunyai tujuan untuk menyejahterakan rakyatnya seperti yang tercantum dalam UUD 1945, disebutkan bahwa Dan perjuangan pergerakan

Lebih terperinci

11. Apakah fasilitas mandi yang disediakan oleh Panti memadai? a. Memadai b. Tidak memadai

11. Apakah fasilitas mandi yang disediakan oleh Panti memadai? a. Memadai b. Tidak memadai A. Karakteristik Responden 1. Nama : No. Responden : 2. Umur : Tahun 3. Jenis Kelamin : a. Laki- laki b. Perempuan 4. Agama : 5. Etnis/Suku Bangsa : 6. Status Anak Asuh : tim Piatu b. Yatim c. Piatu d.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dianggap sebagai masa labil yaitu di mana individu berusaha mencari jati dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar dirinya tanpa ada pemikiran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perlindungan anak sesuai denagan amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945

I. PENDAHULUAN. perlindungan anak sesuai denagan amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sudah selayaknya memberikan perhatian terhadap perlindungan anak sesuai denagan amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 B (2) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu kelompok di dalam masyarakat. Kehidupan remaja sangat menarik untuk diperbincangkan. Remaja merupakan generasi penerus serta calon

Lebih terperinci

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan pendidikan di dalam masyarakat. Sekolah sebagai organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Anak terlantar merupakan salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis moneter yang berkepanjangan di negara kita telah banyak menyebabkan orang tua dan keluarga mengalami keterpurukan ekonomi akibat pemutusan hubungan kerja atau

Lebih terperinci

MENDIDIK (Educating), MENGINSPIRASI (Inspiring) dan MEMBENTUK (Transforming) Siswa untuk menjadi yang terbaik dalam dunia media

MENDIDIK (Educating), MENGINSPIRASI (Inspiring) dan MEMBENTUK (Transforming) Siswa untuk menjadi yang terbaik dalam dunia media 1 VISI SMK VISI MEDIA INDONESIA MENDIDIK (Educating), MENGINSPIRASI (Inspiring) dan MEMBENTUK (Transforming) Siswa untuk menjadi yang terbaik dalam dunia media MISI SMK VISI MEDIA INDONESIA Upaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi. Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota

BAB III PENYAJIAN DATA. Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi. Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota BAB III PENYAJIAN DATA Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Sesuai dengan judul skripsi yang diajukan, penulis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SDN Anjir Muara Kota Tengah SDN Anjir Muara Kota Tengah merupakan sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Anjir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA 47 BAB III PENYAJIAN DATA Upaya Pembimbing Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Pada Anak Asuh Dipanti Asuhan Ar-Rahim Kota Pekanbaru. Sesuai dengan judul skripsi yang diajukan dalam Bab ini, penulis akan

Lebih terperinci

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal. PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN 3.1. Visi Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 3.2. Misi 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat belajar. 2. Mewujudkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. 1. Nama Sekolah : SMK Surya Dharma. 2. Alamat : Jl. Kimaja Gg Pertama No.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. 1. Nama Sekolah : SMK Surya Dharma. 2. Alamat : Jl. Kimaja Gg Pertama No. IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Identitas Sekolah 1. Nama Sekolah : SMK Surya Dharma 2. Alamat : Jl. Kimaja Gg Pertama No.1 Way Halim Kecamatan

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.15. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2004 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2004 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2004 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS ( UPT ) PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.10 Wib. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung Pembinaan akhlak menjadi prioritas

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Umum Hasil Penelitian a. Profil Desa 1) Demografi Desa Caruban mempunyai jumlah penduduk 4.927 Jiwa. Tabel 4.1 Statistik penduduk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

2016 PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

2016 PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya pola asuh dilakukan oleh orang tua kepada anak di lingkungan keluarga. Pola asuh merupakan suatu kegiatan mendidik, membimbing, dan memberikan

Lebih terperinci

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. 1.1 Latar Belakang Organisasi Dharma Wanita Persatuan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. 1.1 Latar Belakang Organisasi Dharma Wanita Persatuan BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Organisasi Dharma Wanita Persatuan 1.1 Latar Belakang Organisasi Dharma Wanita Persatuan Sebagaimana telah digariskan dalam Garis-Garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PANTI ASUHAN AL HIKMAH WONOSARI NGALIYAN SEMARANG

BAB IV GAMBARAN UMUM PANTI ASUHAN AL HIKMAH WONOSARI NGALIYAN SEMARANG 74 BAB IV GAMBARAN UMUM PANTI ASUHAN AL HIKMAH WONOSARI NGALIYAN SEMARANG 4.1 Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Al Hikmah Panti asuhan merupakan suatu lembaga sosial yang bertanggung jawab memberi pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga, di asuh dengan sebaik-baiknya. Kiranya semua setuju dengan

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga, di asuh dengan sebaik-baiknya. Kiranya semua setuju dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pepatah klasik menyebutkan bahwa anak adalah insan titipan Tuhan yang harus dijaga, di asuh dengan sebaik-baiknya. Kiranya semua setuju dengan pepatah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK MALIKUL A LA

PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK MALIKUL A LA PROFILE YAYASAN MALIKUL A LA PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK MALIKUL A LA Panti Sosial Asuhan Anak Malikul A la Kantor dan Asrama : Jl. Baranang Siang Gg. Kebon Pisang No. 94/34 B Telp. ( 022 ) 92033694 Bandung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Gambaran umum TBM Plus Mas Raden 1. Sejarah singkat TBM Plus Mas Raden 2. Visi dan Misi TBM Mas Raden

LAMPIRAN 1 Gambaran umum TBM Plus Mas Raden 1. Sejarah singkat TBM Plus Mas Raden 2. Visi dan Misi TBM Mas Raden LAMPIRAN 1 Gambaran umum TBM Plus Mas Raden 1. Sejarah singkat TBM Plus Mas Raden. Pada tanggal 8 April 2006,pengelola warung jamu Mas Raden ini terpanggil untuk mengelola dan mengembangkan taman bacaannya

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BIMBINGAN LANJUT DAN RUJUKAN BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DI KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI

BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri mereka membutuhkan orang di sekitar untuk membantu dalam

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Panti Asuhan Al-Mudakkir

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Panti Asuhan Al-Mudakkir BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Sejarah Singkat Berdirinya Panti Asuhan AlMudakkir Panti Asuhan AlMudakkir Banjarmasin didirikan pada tanggal 7 April 947 dengan Akta

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan pertama di dunia sebagai negara dengan jumlah panti asuhan terbesar yaitu mencapai 5000 hingga 8000 panti terdaftar dan 15.000 panti

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai

Lebih terperinci

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebab melalui pendidikan diharapkan dapat menghasilkan

Lebih terperinci

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih BAB IV ANALISIS PERAN WANITA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI DUKUH BRAJAN DESA SALAKBROJO KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 A. Analisis Peran Wanita

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum lokasi penelitian 1. Sejarah Singkat PSBR Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria Provinsi Kalimantan Selatan di Kota Banjar Baru. Merupakan Unit Pelaksana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 153 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa melalui beberapa proses yaitu memberikan hukuman dan sanki yang tegas bagi siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah proses pengembangan, pembentukan, bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah proses pengembangan, pembentukan, bimbingan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pengembangan, pembentukan, bimbingan dan latihan praktis bagi manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat sepanjang kehidupannya.

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI HUKUMAN (Studi Tentang Pandangan Stakeholder di SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik)

PENDIDIKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI HUKUMAN (Studi Tentang Pandangan Stakeholder di SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik) 1 PENDIDIKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI HUKUMAN (Studi Tentang Pandangan Stakeholder di SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik) Muhammad Husnur Rofiq I Kedisiplinan masih menjadi problem serius

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan saudara kandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak hanya pada masalah belajar seperti membolos, mencontek,

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMK Negeri 2 Langsa dapat disimpulkan sebagai berikut: secara Profesional yang tercantum pada Misi sekolah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMK Negeri 2 Langsa dapat disimpulkan sebagai berikut: secara Profesional yang tercantum pada Misi sekolah 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Implementasi Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa dapat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan dimasa

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam 171 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam tesis ini maka penulis dapat mengemukakan isi dari keseluruhan inti penelitian berupa kesimpulan

Lebih terperinci

a. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja bersifat Amoral/ Asosial yang terjadi di SMPN 2 Sumbergempol

a. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja bersifat Amoral/ Asosial yang terjadi di SMPN 2 Sumbergempol A. Temuan Penelitian Berdasarkan paparan dan analisis data diatas maka diperoleh temuan data sebagai berikut: 1. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja Yang Dilakukan Remaja Di SMPN 2 Sumbergempol a. Bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial. Ini berarti manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok dan membentuk

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TANGERANG 1 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TANGERANG BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan pasal 136,

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

13 PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK

13 PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK 13 PEMENUHAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK Oleh: Sella Khoirunnisa, Ishartono & Risna Resnawaty ABSTRAK Pendidikan pada dasarnya merupakan hak dari setiap anak tanpa terkecuali.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang situasi di SMP Negeri 2 Wates. Hal ini penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai acuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, baik terhadap

Lebih terperinci

LAMPIRAN ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS

LAMPIRAN ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS LAMPIRAN Nama : Alamat : Kelas : ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS A. PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah setiap lembar pertanyaan dalam lembar soal ini dengan baik. 2. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1981, didirikan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Karawang. Alasan didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, dari masa tanpa identitas ke masa pemilikan identitas diri.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Panti Sosial Tresna Werdha Bhakti Yuswa Natar, Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Panti Sosial Tresna Werdha Bhakti Yuswa Natar, Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Panti Sosial Tresna Werdha Bhakti Yuswa Natar, Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Sejarah Singkat Panti Sosial Tresna Werdha Bhakti Yuswa Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM 1 RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

Peneliti, Win Hally Sulubere. Universitas Sumatera Utara

Peneliti, Win Hally Sulubere. Universitas Sumatera Utara Daftar Kuesioner Standar Pelayanan Kesejahteraan Sosial Bagi Lanjut Usia Oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Asuhan Budi Luhur Nanggroe Aceh Darussalam Petunjuk Pengisian a. Bacalah pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisiologis: makan, minum, kebutuhan rasa aman, rasa kasih sayang,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisiologis: makan, minum, kebutuhan rasa aman, rasa kasih sayang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak lahir seseorang anak sudah memiliki berbagai kebutuhan seperti kebutuhan fisiologis: makan, minum, kebutuhan rasa aman, rasa kasih sayang, kebutuhan dihargai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang : a. b.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dalam BAB IV ini dipaparkan tentang: A. Kesimpulan dan B. Saran. meningkatkan kualitas santri adalah:

BAB V PENUTUP. Dalam BAB IV ini dipaparkan tentang: A. Kesimpulan dan B. Saran. meningkatkan kualitas santri adalah: 132 BAB V PENUTUP Dalam BAB IV ini dipaparkan tentang: A. Kesimpulan dan B. Saran. A. Kesimpulan Dari pembahasan dan penelitian yang penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya, sebagai akhir dari penulisan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Anak Usia Dini

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Anak Usia Dini DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Anak Usia Dini No. responden.. Petunjuk Pengisian 1. Mohon dengan hormat bantuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

dengan penuh hormat. rumah. mata.

dengan penuh hormat. rumah. mata. Kegiatan Norma-norma di Masyarakat Perhatikan cerita berikut baik-baik. Alin dan Keluarganya Alin sekarang duduk di kelas III. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Keluarga Alin hidup dengan disiplin.

Lebih terperinci

Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP

Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP Email : putrasawangan73@yahoo.co.id ORGANISASI Pengertian : 1. Etimologi (Bahasa): Organisasi berasal dari kata

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Dasar ABC Sekolah Dasar ABC merupakan salah satu jenis sekolah dasar islam terpadu yang berdiri pada Bulan Juli tahun 2007 di Medan. Pada awalnya, sekolah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia hidup bersama dengan orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut Walgito (2001)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Panti Sosial Asuhan Anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah. seseorang dalam suatu masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah. seseorang dalam suatu masyarakat. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Peranan 2.1.1 Pengertian Peranan Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah suatu aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang

Lebih terperinci