BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Iman Soeharto, 1997) Dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Memiliki tujuan khusus berupa produk atau hasil akhir. 2. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta mutu dalam proses mencapai tujuan telah ditentukan. 3. Waktu awal dan akhir ditentukan jelas. 4. Jenis dan identitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. 5. Bersifat kompleks. Semua itu dibatasi dengan batasan-batasan tertentu yaitu: 1. Biaya, dibatasi dengan anggaran tertentu. 2. Waktu, telah ditetapkan. 3. Mutu, dalam bentuk kinerja yang harus memenuhi syarat tertentu. Proyek konstruksi adalah proyek dengan komponen kegiatan dari pengkajian kelyakan, design engineering, pengadaan dan konstruksi (Iman Soeharto, 1997). 2.2 Studi Kelayakan Proyek Pengkajian yang bersifat menyeluruh dan mencoba menyoroti segala aspek kelayakan proyek atau investasi dikenal sebagai studi kelayakan (Iman Soeharto, 1997). Mengkaji kelayakan suatu proyek bertujuan untuk menilai usulan suatu proyek atau investasi yang akan datang dari segala segi secara professional. Penilaian disini tidak lain adalah memberikan rekomendasi apakah sebaiknya proyek yang bersangkutan layak dikerjakan atau tidak. Mengingat kondisi dimasa mendatang penuh ketidak pastiaan, maka studi yang dilakukan meliputi berbagai aspek yang membutuhkan pertimbangan tertentu untuk memutuskannya. Tujuan dilakukannya studi kelayakan untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal 4

2 yang terlalu besar untuk proyek yang tidak memungkinkan. Hal-hal yang perlu diketahui dalam studi kelayakan adalah: 1. Ruang lingkup kegiatan proyek disini perlu ditentukan bidang-bidang apa proyek yang akan beroperasi. 2. Cara-cara kegiatan proyek dilakukan. Dalam hal ini perlu ditentukan apakah proyek akan dijalankan sendiri atau diserahkan kepada beberapa pihak lain. 3. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek 4. Sarana yang dibutuhkan oleh proyek misalnya kebutuhan tenaga kerja, material dan sebagainya. 5. Hasil kegiatan proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung. 6. Akibat-akibat yang bermanfaat maupun tidak dari adanya proyek tersebut. 7. Langkah-langkah rencana untuk melaksanakan proyek (jadwal untuk masing-masing kegiatan). Pada umumnya studi kelayakan menyangkut beberapa hal yang harus dipelajari antara lain aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial, aspek sosial, dan aspek ekonomi. Dalam hal ini yang akan dibahas lebih lanjut yaitu tentang aspek pasar, teknis, dan finansial Aspek Pasar Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek yang paling utama dan pertama dilakukan pengkajian dalam usulan proyek investasi, alasannya adalah tidak akan mungkin suatu proyek didirikan dan dioperasikan jika tidak ada pasar yang siap menerima produk perusahaan tersebut. Itulah sebabnya jika dalam kajian pada aspek pasar ini suatu usulan proyek investasi dinyatakan tidak layak, maka tidak perlu lagi mengkaji aspek-aspek yang lain. Dalam kajian aspek pasar akan mempelajari tentang: 1. Penawaran, dalam negeri serta perkembangan dimasa lalu dari perkiraan dimasa datang. 2. Perbandingan harga yang ditawarkan untuk proyek sejenis. 5

3 3. Program pemasaran yang mencakup strategi pemasaran yang digunakan. 4. Perkiraan penjualannya yang bisa dicapai perusahaan Aspek Teknis Kajian aspek teknis menitik beratkan pada penilaian atas kelayakan proyek dari sisi teknis. Penilaian meliputi penentuan lokasi proyek, pemilihan mesin dan peralatan. Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa hal yang perlu dikaji diantaranya: 1. Lokasi atau letak yang dipilih cukup strategis. 2. Material dan bahan mudah didapat. 3. Mobilisasi kendaraan Aspek Finansial Aspek finansial berkaitan dengan bagaiman menentukan jumlah dana dan sekaligus mengalokasikannya serta mencari sumber dana yang bersangkutan secara efisien sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investasi. Dalam menentukan jumlah dana dan mengalokasikan dana investor harus dapat menentukan berapa besar seharusnya dana yang ditanamkan dalam investasi dan mengalokasikan secara tepat sehingga dapat mengestimasi aliran kas dari proyek yang diusulkan. Tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor adalah suatu tingkat keuntungan yang diukur berdasarkan kas. 2.3 Evaluasi Proyek Evaluasi proyek merupakan metode pengevaluasian alternatif-alternatif dengan cara yang mudah dan dapat dipahami. Evaluasi proyek merupakan suatu sistem analisis yang membandingkan biaya-biaya dan manfaat-manfaat sebagai alat untuk menilai kewajaran dari usulan proyek. Tujuan evaluasi proyek pada dasarnya adalah untuk mengetahui atau menilai kelayakan dari suatu, apakah menguntungkan atau tidak bila dilaksanakan. Perencanaan dan penganalisaan proyek agar efektif perlu mempertimbangkan banyak secara bersama-sama untuk menentukan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi. Aspek-aspek dalam evaluasi 6

4 proyek yang harus diperhatikan antara lain adalah aspek pasar, teknis, keuangan, hukum, dan ekonomi Negara (Husnan dan Suwarsono 2000). Dalam tugas akhir ini yang akan dibahas adalah analisis proyek terhadap aspek pasar, aspek teknis, dan aspek finansial Evaluasi Aspek Pasar Setelah data-data yang dibutuhkan dalam menganalisis aspek pasar telah terkumpul maka selanjutnya dilakukan aspek pasar yang dalam penelitian ini akan dibahas: a. Penggolongan kelas hotel b. Pengukuran dan peramalan permintaan Penggolongan Kelas Hotel Menurut Ditjen Pariwisata definisi hotel adalah suatu usaha yang mengggunakan seluruh atau sebagian dari bangunan yang khusus disediakan, dimana setiap orang dapat menginap, makan dan minum (mempunyai pelayanan yang berada dibawah manajemen hotel bersangkutan) serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Menurut Peraturan Menterri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM. 53/HM.001/MPEK/2013 tentang penggolongan kelas hotel, bahwa golongan kelas hotel terdiri atas hotel bintang dan hotel nonbintang. Sesuai pasal 13, sertifikasi usaha hotel dilaksanakan oleh LSU Bidang Pariwisata yang berkedudukan di wilayah Indonesia. Pada pasal 6 tercantum unsur-unsur penilaian standar usaha hotel mencakup 3 hal yaitu: Persyaratan dasar, kriteria mutlak, dan kriteia tidak mutlak. Persyaratan dasar yang dimaksud antara lain: Tanda daftar usaha pariwisata bidang usaha penyediaan akomodasi jenis usaha hotel, kelaikan fungsi bangunan gedung, keterangan laik sehat, dan kelaikan kualitas air. Kriteria mutlak pada hotel bintang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek produk meliputi 12 unsur dan 15 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 3 unsur dan 5 sub unsur. Kriteria mutlak untuk hotel nonbintang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek produk meliputi 7 unsur 7

5 dan 7 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 3 unsur dan 4 sub unsur. Kriteria tidak mutlak pada hotel bintang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek produk meliputi 32 unsur dan 147 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 14 unsur dan 40 sub unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 6 unsur dan 21 sub unsur. Kriteria tidak mutlak untuk hotel nonbintang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek produk meliputi 7 unsur dan 7 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 3 unsur dan 4 sub unsur. Pada lampiran II Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Tahun 2013, berisi unsur-unsur dan sub unsur yang perlu dinilai untuk mengetahui standar usaha hotel bintang dan nonbintang. Terdapat pula tentang tata cara penilaian standar hotel bintang dan nonbintang. Metode penilaian standar hotel bintang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Metode Penilaian Standar Hotel Bintang JUMLAH BOBOT RENTANG INTERVAL KELAS HOTEL SUB UNSUR NILAI Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Tahun 2013 Kriteria penilaian standar hotel bintang terdiri dari 208 sub unsur yang merupakan bagian dari aspek produk, aspek pelayanan, dan aspek pengelolaan. Dari sejumlah 208 sub unsur tersebut ditetapkan 104 sub unsur sebagai bilangan pengali dengan bobot untuk menentukan nilai minimal pada setiap kelas hotel bintang. Dalam melakukan penilaian terhadap penggolongan kelas hotel bintang, 8

6 setiap sub unsur diberi nilai 1-5 sesuai dengan kualitas dan kondisinya. Angka 1-5 dijabarkan sebagai berikut, yaitu: 1=kurang, 2=cukup baik, 3=baik, 4=sangat baik, dan 5=terbaik. Dari total nilai sub unsur untuk seluruh aspek standar hotel yang merupakan penjumlahan dari total nilai sub unsur untuk aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan digunakan untuk menentukan penggolongan kelas hotel sesuai dengan rentang nilai sebagaimana tercantum pada tabel 2.1. Tabel 2.2 Metode Penilaian Standar Usaha Hotel Nonbintang Aspek Jumlah Sub Unsur Nilai Kualitas Sub Unsur Nilai Sub Unsur Terenda h (bxc), c=1 Tertingg i (bxc), c=3 Bobot Aspek Nilai Setelah Pembobotan Terendah (dxf) Tertinggi (dxf) A b C d e f g h PRODUK PELAYANAN 5 1;2; PENGLOLAAN Total Nilai Setelah Pembobotan Batas Nilai Penetapan Hotel Nonbintang (g+h):2 152 Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Tahun 2013 Jumlah sub unsur yang digunakan penilaian terdiri atas 28 sub unsur aspek produk, 5 sub unsur aspek pelayanan dan 5 sub unsur aspek pengelolaan, yang digunakan sebagai bilangan pengali dengan nilai kualitas setiap sub unsur, yaitu 1, 2, atau 3, untuk menentukan nilai terendah dan nilai tertinggi. Nilai kualitas sub unsur digunakan sebagai bilangan pengali dengan sub unsur setiap aspek untuk menentukan nilai terendah dan nilai tertinggi,3 = tinggi, 2 = sedang, atau 1 = rendah. Bobot aspek yang ditetapkan pada ketiga aspek standar hotel tersebut, yaitu pada aspek produk dengan bobot 2, aspek pelayanan dengan bobot 3, dan aspek pengelolaan dengan bobot 1. Hasil kali dari sub unsur setiap aspek dan bobot setiap aspek akan didapatkan nilai pembobotan tertinggi dan terendah. Batas nilai terendah penetapan untuk Hotel Nonbintang adalah sebesar 152 diperoleh dari rata-rata 9

7 penjumlahan nilai tertinggi dan terendah setelah pembobotan, sesuai dengan pada tabel 2.2 Penetapan akhir golongan kelas hotel dilakukan dengan penggabungan hasil penilaian dasar dengan hasil penilaian teknis operasional. Golongan kelas hotel dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.3 Penggolongan kelas hotel No GOLONGAN KELAS HOTEL SKALA NILAI BINTANG 1 Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang Nonbintang Min. 152 Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Tahun Pengukuran dan Peramalan Pemintaan Pengukuran permintaan merupakan salah satu analisa yang ditinjau dalam analisis aspek pasar. Pengukuran permintaan adalah usaha untuk mengetahui permintaan atas suatu produk atau sekelompok produk dimasa yang lalu dan masa sekarang dalam kendala suatu kondisi tertentu. Sedangkan peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk dimasa yang akan datang dalam kendala satu kondisi tertentu Analisis dan peramalan memegang peranan penting dalam pengkajian aspek pasar yaitu mengubah sejumlah besar data menjadi kesimpulan dan laporan yang dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan masukan informasi yang sangat berguna bagi proses pengambilan keputusan. Pengertian dan penguasaan metode yang digunakan merupakan syarat keberhasilan analisis data. Dalam memilih metode peramalan sangat tergantung pada berapa faktor antara lain : Waktu yang hendak diliput, yaitu rentang waktu masa datang dari jangkauan peramalan, 10

8 Tingkah laku data, meliputi jumlah ketepatan dan tingkah laku data masa lalu yang tersedia. Tipe model, yakni apakah model yang digunakan merupakan model time series, kausalitas ataukah model lain yang lebih komplek. Biaya yang tersedia. Tingkat ketepatan yang diinginkan, hal ini berkaitan dengan kebutuhan manajemen. Kemudahan penerapan, dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan manajemen, data dan biaya yang tersedia. Disamping keenam faktor-faktor tersebut waktu yang tersedia juga berpengaruh terhadap pemilihan teknik peramalan (Suad Husnan dan Suwarsono, 2000). Meramalkan nilai suatu variabel perlu diketaliui sifat dan tadiat variabel tersebut di waktu sekarang dan lampau. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode time series. Untuk mempelajari bagaimana perkembangan historis dan suatu variabel digunakan deret nilai-nilai variabel itu menurut waktu. Deretan seperti ini dinamakan time series (Amudi Pasaribu, 1975). Ada empat cara atau metode yang biasa digunakan untuk menyusun atau menentukan trend yaitu metode bebas freehand method, metode setengah rata-rata (semi average method), metode rata-rata bergerak (moving average method), metode kuadrat terkecil (least squares method). Metode kuadrat terkecil akan menghasilkan trend yang paling cocok dibandingkan dengan metode-metode lainnya (Nata Wirawan,2001). Metode trend dapat dibedakan berdasarkan persamaannya yaitu metode trend dengan persamaan linier, kuadrat dan logaritma linier (Simple Exponential). Metode Trend Linier Metode ini digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis lurus. Fungsi persamaan dari metode ini adalah : Y = a+bxi Koefisien a,b dan c diperoleh dengan : a = Y : n 11

9 b = XY: X 2 jika X = 0 Y = Variabel Permintaan n = Jumlah Data X = Variabel Tahun Metode Trend Kuadratik Metode ini digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola. Fungsi persamaan dari metode ini adalah : Y = a+bx+cx 2 Koefisien a,b dan c diperoleh dengan : a = ( Y - c X 2 ) : n b = XY : X 2 c = {n X 2 Y-( X 2 )( Y)}: { n X 4 -( X 2 ) 2 } jika X = 0 Metode Trend Logaritma (Simple Exponential) Metode ini digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik Fungsi persamaan dari metode ini adalah : Y 1 = ab xi Yang dapat diubah dalam fungsi logaritma: Log Y 1 = log a + X ( log b)x jika Xi = 0, maka koefisien a dan b dapat dicari dengan: log a = ( log Y) : n log b = { X (logy)}: X 2 Pedoman memilih trend adalah dipilih trend yamg memberikan harga (Yi-Y ) 2 terkecil Evaluasi Aspek Teknis Analisis teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut 12

10 selesai dibangun. Berdasarkan analisa ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya Lokasi Proyek Lokasi yang akan dipilih sebaiknya telah diteliti dari aspek hukum, sosial, ekonomi dan budaya masyarakatnya terlebih dahulu sehingga di kemudian hari tidak ada kendala yang menyebabkan gagalnya pembangunan proyek. Beberapa variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi proyek dibedakan dalam dua golongan besar, yakni variabel utama dan variabel bukan utama (Husnan dan Suwarsono 2000). Variabel-variabel utama tersebut antara lain: a. Ketersediaan bahan baku utama dan bahan pembantu b. Suplai tenaga kerja c. Ketersediaan fasilitas transportasi d. Ketersediaan sarana telekomunikasi, air dan tenaga listrik e. Kedekatan dengan letak pasar yang dituju Disamping kelima variabel utama tersebut diatas, terdapat beberapa variabel bukan utama yang perlu mendapat perhatian dalam pemilihan lokasi proyek diantaranya adalah : a. Hukum dan peraruran yang berlaku di Indonesia, maupun di tingkat lokal pada rencana lokasi b. Iklim,keadaan tanah c. Sikap dari masyarakat setempat (adat istiadat) d. Rencana masa depan perusaliaan, dalam kaitannya dengan perluasan Setelah variabel utama dan variabel bukan utama diketahui rnaka barulah dilakukan pengambilan keputusan pada lokasi mana proyek akan dilaksanakan Layout Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Dengan demikian pengertian layout mencakup layout site (layout lahan lokasi proyek), layout 13

11 pabrik, Suwarsono 2000). layout bangunan, bukan pabrik dan fasilitas-fasilitasnya (Husnan dan Evaluasi Aspek Finansial Dalam analisis aspek finansial proyek hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Kebutuhan dan pengalokasian dana 2. Sumber-sumber dana 3. Pendapatan hotel 4. Kriteria penilaian investasi 5. Analisa kepekaan (sensitivity analysis) Kebutuhan dan Pengalokasian Dana Tafsiran dana proyek investasi dipengaruhi beberapa faktor seperti lokasi dimana proyek akan dibangun, model bangunan, fasilitas yang ditawarkan dan biaya-biaya lain dibutuhkan untuk beroperasinya proyek. Secara umum investasi dialokasikan ke dalam dua kelompok yakni aktiva tetap dan untuk modal kerja. Aktiva tetap adalah aktiva yang dibeli tidak untuk dijual kembali melainkan digunakan untuk beroperasi. Modal kerja atau aktiva lancar adalah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan yang dapat berubah menjadi kas Sumber Dana Sumber dana proyek dapat berasal dari pinjaman atau dari modal sendiri yakni investor sendiri sebagai pemilik perusahaan. Permasalahan pokok adalah apakah suatu proyek investasi didanai dari pinjaman atau utang saja, modal sendiri, ataukah gabungan utang dan modal sendiri Aliran Kas Aliran kas (cash flow) bisa digambarkan sebagai yang menunjukkan penerimaaan dan pengeluaran daripada kas atau biaya pada tertentu. Sumbu X pada diagram menunjukkan besarnya uang atau biaya. 14

12 Untuk menyatakan penerimaan, umumnya mengarah ke sumbu Y positif dan pengeluaran k sumbu Y negatif,atau sebaliknya. 100 Diagram kas digambarkan sebagai berikut: Artinya besar pinjaman atau penerimaan sebesar 100, selama 6 satuan waktu (bulan, tahun, dll) harus membayar atau mengeluarkan sebesar 18 tiap periode waktu Estmasi Aliran Kas (Cash Flow) Salah satu bagian yang penting dalam perencanaan suatu investasi adalah mengestimasi aliran kas pada masa yang akan dating. Kelayakannya tergantung ketepatan estimasi tersebut. Keuntungan apapun yang diharapkan dari suatu investasi harus dinyatakan dalam hubungan dengan aliran kas dan bukan dengan pendapatan (konsep laba yang dipakai dalam akuntansi). Hal itu tidak lain karena : a. Laba dalam pengertian akutansi tidak sama dengan kas masuk bersih. b. Yang lebih relevan bagi investor adalah kas bukan laba Perusahaan menginvestasikan kas pada saat sekarang dengan harapan akan menerima hasil-hasilnya dalam bentuk kas pula dengan jumlah yang besar pada masa yang akan datang. Jadi aliran kas dapat dilukiskan sebagai suatu realisasi atau tafsiran dari pemasukan uang (inflow) atau pengeluaran (outflow) yang terjadi pada suatu investasi dalam jangka waktu tertentu. Cara umum yang dipakai untuk menafsir aliran kas adalah sebagai berikut: ( J. fred Wetson & Eugene F.Brigham, 1993) Aliran kas yang diharapkan = laba bersih setelah pajak + penyusutan = X (1-T) + Dep Atau = (EBDIT) (1-T) + T.Dep 15

13 Atau = NI + (Int) (1-T) + Dep X = pendapatan operasi bersih, atau NOI (Net Operating Income, atau EBIT (Earning Before Interest & Tax) Tax = Tax atau pajak dalam % Dep = Depresiasi EBDIT= Earning Before Depreciation, Interest, Tax NI = Net Income (pendapatan bersih) Int = Interest atau bunga Depresiasi Investasi modal dari sebuah perusahaan merupakan aset yang dapat dihitung seperti misalnya: peralatan, computer, kendaraan, bangunan, dan mesinmesin. Berkurangnya nilai dari aset tersebut sesuai dengan waktu disebut dengan depresiasi atau penyusutan. Depresiasi ini biasanya juga digunakan oleh perusahaan untuk mengembalikan aset, dimana proses depresiasi dari aset ini juga disebut pengembalian modal (capital recovery). Depresiasi secara umum dapat digolongkan menjadi 2 kelompok: 1. Berkurangnya nilai dari suatu aset karena umur pemakaian sehingga kemampuan dari aset tersebut menjadi berkurang yang disebut juga dengan physical degradation. 2. Semakin majunya perkembangan teknologi sehingga diperlukan mesin atau peralatan baru yang lebih efisien dan ekonomis dari pada yang dipergunakan sekarang yang disebut juga dengan fungsional depreciation. Depresiasi merupakan komponen yang penting dalam analisis ekonomi teknik, karena dengan menggunakan depresiasi: 1. Dapat dipergunakan unutk mengetahui nilai suatu aset sesuai dengan waktu. 2. Dapat dipergunakan untuk mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai aset tersebut. Pengalokasian tersebut dipergunakan 16

14 untuk menjamin bahwa aset yang telah diinvestasikan dapat diperoleh kembali setelah masa layannya selesai. 3. Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk pengurangan pengenaan pajak dengan jalan bahwa aset yang diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi, sehingga hal ini berkaitan dengan pajak. Terdapat beberapa model yang dipergunakan untuk menghitung depresiasi dari suatu aset. Metode depresiasi diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Depresiasi Garis Lurus (Straight Line Depreciation) Depresiasi garis lurus (Straight Line Depreciation) adalah metode depresiasi yang digunakan sebagai standar untuk kebanyakan metode yang lain. Dari namanya depresiasi tersebut ternyata nilai buku menurun secara linier terhadap waktu, karena laju depresiasinya adalah sama setiap tahun, mulai dari tahun 1 sampai periode pengembaliannya. Laju depresiasi d=1/n, depresiasi tahunan ditentukan denagn mengalikan biaya awal dikurangi nilai sisa dengan laju depresiasinya d, atau sama dengan dibagi dengan periode pengembalian n. Bentuk persamaannya adalah: D t = (B-SV).d = (B SV)/n Dimana: t = tahun (t=1,2,3 dst) D t = Depresiasi tahunan B = Biaya awal SV = Nilai sisa d = Laju depresiasi n = Periode pengembalian 2. Declening Balance Depreciation Metode ini juga dikenal sebagai persentase sama atau tetap. Model ini adalah model percepatan depresiasi. Perhitungan metode ini sangat sederhana, besarnya depresiasi tahunan diperoleh dengan mengalikan nilai buku setiap awal tahun dengan persentase yang sama, yang mana disebut denagn dengan d dalam bentuk desimal. Sebagai contoh, jika 17

15 persentasenya adalah 10% (maka d=0, 10), maka depresiasi setiap tahun yang diberikan adalah 10% dari nilai buku pada awal tahun. Laju depresiasi besar pada awal tahun dan menurun pada tahun-tahun berikutnya. Karena d menggambarkan laju depresiasi, formula yang digunakan untuk menghitung harga max (d max) adalah dua kali dari besarnya metode garis lurus atau d max = 2/n. ketika laju depresiasi ini dipergunakan maka metode ini dikenal sebagai Double Declening Balance. Laju depresiasi aktual untuk tiap-tiap tahun t relatif terhadap biaya awal adalah D t = d(1-d) t-1 Depresiasi untuk tahun ke t, D t adalah laju depresiasi d dikalikan dengan nilai buku pada akhir tahun sebelumnya. D t = (d)bv t-1 Jika BV t-1 tidak diketahui, besarnya depresiasi dapat dihitung dengan D t = (d)b(1-d) t-1 Nilai buku pada tahun ke t dapat ditentukan denagn dua cara. Pertama dengan menggunakan laju yang sama d dan biaya awal B BV t = B(1-d) t Yang kedua nilai buku BV t untuk setiap model depresiasi selalu dapat ditentukan denagn mengurangi nilai buku sebelumnya dengan besarnya nilai depresiasi saat ini BV t = BV t-1 -D t Nilai buku dalam metode Declining Balance (DB) tidak akan mencapai nol. Hal ini akan berpengaruh kepada nilai sisa (SV) setelah n tahun, yang sama dengan nilai buku (BV) pada tahun ke n Pengaruh SV = BV n = B(1-d) n Jika pengaruh SV kurang dari SV yang diperkirakan maka aset sudah terdepresiasi seluruhnya sebelum berakhirnya masa layan dari aset yang diperkirakan. 18

16 3. Sum of Year Digit (SOYD Metode ini berdasarkan jumlah bilangan tahun, dimana suatu aset berkurang nilainya sebanding dengan unit tahunnya. Besarnya depresiasi dihitung sebagai sisa masa layan pada awal tahun dibagi dengan jumlah angka tahun seluruh masa layan, diman rasio tersebut dikalikan dengan jumlah total depresiasi. Sisa masa layan SOYD = (P-S) Angka Sum of Year Sedangkan Sum of Year adalah sebagai berikut: Sum of Year = n/2 (n+1) Kriteria Penilaian Investasi Kriteria investasi merupakan alat untuk menentukan apakah proyek layak atau tidak untuk dilaksanakan. Kriteria investasi yang digunakan adalah: 3. Net Present Value (NPV). 4. Benefit Cost Ratio (BCR). 5. Internal Rate Of Return (IRR). 6. Payback Period 1. Metode Net Present Value Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas di masa yang akan datang. Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas di masa yang akan datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi, maka proyek dikatakan menguntungkan seliingga diterima. Sedangkan apabila NPV<0 (NPV egative), proyek ditolak karena dinilai tidak menguntungkan. Cara perhitungan Net Present Value adalah: n n [ 0 t 1 t 1 t t NPV = ( c) t:(1 i) ] [( c ) t:(1 i) ] dimana: NPV = Nilai sekarang neto It = Aliran kas masuk tahun ke-t 19

17 (c 0 )t = Aliran kas keluar taliun ke-t n = umur ekonomis proyek i = tingkat bunga yang berlaku t = waktu 2. Metode Benefit Cost Ratio Benefit cost ratio atau angka banding manfaat biaya adalah angka banding nilai manfaat (sekarang) suat u proyek dengan nilai biaya (sekarang). Jika nilai BCR>1 maka proyek layak dilaksanakan dan sebaliknya jika nilai BCR<1 maka proyek ditolak. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung nilai BCR sebagai berikut: BCR = dimana: Nilai sekarang benefit ( PV ) B Nilai sekarang biaya ( PV ) C BCR = Perbandingan manfaat terhadap biaya (Benefit-Cost ratio) (PV) B (PV) C = Nilai sekarang benefit = Nilai sekarang cost 3. Metode Internal Rate of Return Dalam beberapa keadaan adalah bermanfaat untuk menghitung suku bunga investasi, untuk mengetahui apakah investasi tersebut menguntungkan atau tidak. Biasanya suku bunga investasi tersebut dibandingkan dengan suku bunga yang terdapat di Bank atau suku bunga standar. Jika suku bunga investasi tersebut lebih besar dari suku bunga Bank atau Minimum Attractive Rate Of Return (MARR), maka investasi tersebut dapat dilakukan, jika tidak maka lebih ekonimis menyimpan uang di Bank. NPV ' IRR = i + x ( i'' i' ) NPV ' NPV '' Dalam analisis ini besarnya IRR tidak dapat ditentukan secara langsung tapi harus dicari dengan cara coba-coba. Mula-mula dipakai discount factor yang mendekati besarnya IRR. Jika dari basil perhitungan menghasilkan nilai NPV positif maka harus dicoba discount factor yang lebih tinggi. Sedangkan jika nilai 20

18 NPV egative bebarri nilai percobaan i terlalu tinggi, jadi dipilih nilai percobaan i baru yang lebih rendah. Nilai percobaan pertama untuk discount factor dilambangkan dengan i, yang kedua dengan i. Nilai percobaan pertama untuk NPV dilambangkan dengan NPV dan yang kedua dengan NPV. 4. Metode Payback Period Metode ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu satuan hasilnya bukan persentase tetapi satuan waktu (bulan, tahun dan sebagainya). Jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi dihitung dari aliran kas bersih yaitu selisih pendapatan terhadap pengeluaran pertahun. Aliran kas tahunan dengan Jumlah tetap Dalam hal ini selisih pendapatan dan pengeluaran per tahun atau aliran kas bersih dari tahun ke tahun adalah tetap. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Payback period = Cf/A dimana: Cf = biaya pertama A = aliran kas bersih neto per tahun Aliran kas Tahunan dengan Jumlah Tidak tetap Bila aliran kas tiap tahun berubah-ubah, dalam hal ini maka digunakan rumus: Payback Period = ( n-1 ) + [ Cf- An ] ( /Ian ) dimana: Cf = biaya pertama An = aliran kas pada tahun ke n n = tahun pengembalian Analisa Kepekaan (Sensitivity Analysis) Studi kelayakan proyek dibuat berdasarkan sejumlah asumsi, hal ini disebabkan karena banyak faktor ketidakpastian mengenai situasi dan kondisi di 21

19 masa depan. Perkiraan permintaan pada masa yang akan datang disusun berdasarkan berbagai macam asumsi. Analisa kepekaan ini diperlukan berkaitan dengan strategi yang akan dilakukan oleh menejemen dalam memperkirakan permintaan produk. 22

ANALISIS KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DI KABUPATEN BADUNG

ANALISIS KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DI KABUPATEN BADUNG ANALISIS KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DI KABUPATEN BADUNG Nama : Ir. I Gusti Ketut Sudipta, MT. Ir. Ida Bagus Rai Adnyana, MT. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) Anandhayu Mahatma Ratri Moch. Dzulkirom Achmad Husaini Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS bsphandout@yahoo.co.id bahanajar INVESTASI Jangka Waktu yang panjang Penuh Ketidakpastian Beresiko Penganggaran Modal (Capital Budgeting) merupakan seluruh proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001:284). Investasi juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE TUGAS AKHIR OLEH : NI PUTU FITRI MAHA INDRAWATI ( 1004105083) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 UCAPAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Untuk dapat memperoleh kualitas beton yang baik dalam proses pembangunan, selain material yang baik, pemilihan perancah yang berkualitas juga sangat diperlukan. Perancah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL, PETITENGET-BALI

STUDI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL, PETITENGET-BALI STUDI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL, PETITENGET-BALI TUGAS AKHIR Oleh: I Wayan Wahyu Pemudantara NIM: 1004105034 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

= Jumlah stasiun kerja. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan

= Jumlah stasiun kerja. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran dari ketidakefisienan Keterangan: n = Jumlah stasiun kerja Ws Wi = Waktu stasiun kerja terbesar. = Waktu sebenarnya pada stasiun kerja. i = 1,2,3,,n. 4. Keseimbangan Waktu Senggang (Balance Delay) Balance delay merupakan ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa bisa menganalisis untuk keputusan investasi modal 2. Khusus : Mahasiswa memahami dan dapat melakukan analisis keputusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN PEMIKIRAN. (Purwanti dan Prawironegoro, 2013). Konsep mendasar dari capital budgeting

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN PEMIKIRAN. (Purwanti dan Prawironegoro, 2013). Konsep mendasar dari capital budgeting BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN PEMIKIRAN 2.1 Penganggaran Modal Penganggaran Modal (Capital budgeting) adalah investasi jangka panjang untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang, atau pengeluaran

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian/studi kelayakan sangat diperlukan rancangan yang tepat agar penelitian bisa terarah. Rancangan penelitian merupakan rencana yang dibuat oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Mampu Menghitung Cash Flow Proyek Investasi Memahami

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) Aditya Satriawan Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian CAD CAD (Computer Aided Design) adalah suatu program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam arti sempit, pengertian

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN Djoko Susilo 1 dan Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: 1) djokoyysusilo@yahoo.com

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 39 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian pada skripsi ini yaitu tujuan studi/penelitian adalah studi deskriptif. Lingkungan/setting adalah lingkungan natural yaitu PT Patent Process,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku III. METODE PENELITIAN A. Umum Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku maupun jurnal-jurnal yang membahas tentang studi kelayakan, yang dapat menambah pengetahuan tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi dan Depresiasi Menurut Husein Umar (2000,p1), investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

ANALISA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BATIK SARI KENONGO TULANGAN SIDOARJO. Oleh Endang PW Teknik Industri FTI-Surabaya ABSTRAK

ANALISA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BATIK SARI KENONGO TULANGAN SIDOARJO. Oleh Endang PW Teknik Industri FTI-Surabaya ABSTRAK ANALISA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BATIK SARI KENONGO TULANGAN SIDOARJO Oleh Endang PW Teknik Industri FTI-Surabaya ABSTRAK Perusahaan Bati Sari Kenongo adalah salah satu produsen batik di Sidoarjo yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XII. Penganggaran Modal (Capita l Budgeting) i 1. Pengantar Investasi aktiva tetap merupakan salah satu investasi yang mendapat perhatian karena jangka waktu pengembalian biasanya lebih dari satu tahun,

Lebih terperinci

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi TAKARIR Break Event Point Cost Recovery Casing Declining Balance Dry Gas First Tranche Petroleum Flow Line Gross Revenue Higher Rate of Income Tax Net Present Value Off Shore On Shore Packer Payback Period

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitiandilakukan di lingkungan PT.DBM, lokasiinidipilihkarenasecarametodologismaupunsecarateknismemenuhipersyarata

BAB III METODOLOGI. Penelitiandilakukan di lingkungan PT.DBM, lokasiinidipilihkarenasecarametodologismaupunsecarateknismemenuhipersyarata 15 BAB III METODOLOGI 3.1 Obyek Penelitian Penelitiandilakukan di lingkungan PT.DBM, lokasiinidipilihkarenasecarametodologismaupunsecarateknismemenuhipersyarata n. PT. DBM adalah sebuah perusahaan yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis

Lebih terperinci

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427)

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) Prian priyatna putra (0113u254) Shinta achadya (0113u248) Kelas D FAKULTAS

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

Ekonomi Rekayasa. (Engineering Economy) Ir Donny M. Mangitung, M.Sc., Ph.D. Untad Press Palu

Ekonomi Rekayasa. (Engineering Economy) Ir Donny M. Mangitung, M.Sc., Ph.D. Untad Press Palu (Engineering Economy) Ir Donny M. Mangitung, M.Sc., Ph.D Untad Press Palu 2009 Oleh Ir. Donny M. Mangitung, M.Sc., Ph.D Hak cipta 2009, pada penulis Hak cipta dilindungi undang undang. Dilarang memperbanyak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI BAB II KEPUTUSAN INVESTASI II.1. Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001: 284).

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Muslim Patra Mokoginta 1 Nanang Setiawan 2 Eko Budi Santoso 3 ABSTRAK Rumah Sakit Umum Kaupaten Bolaang Mongondow dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perumahan Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seluruhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PERBAIKAN/REVISI LAPORAN TUGAS AKHIR iii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 32 IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 4.1. Identifikasi Indikator Kelayakan Finansial Pada umumnya ada enam indikator yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian kelayakan finansial dari

Lebih terperinci

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) ARR dapat dihitung dengan dua cara : 1. ARR atas dasar Initial Invesment NI ARR = ----------- x 100 % Io dimana : NI = Net Income (keuntungan netto rata-rata tahunan)

Lebih terperinci

TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1

TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1 TEHNIK PENGANGGARAN BARANG MODAL (CAPITAL BUDGETING) Oleh : Padlah Riyadi, SE. Ak 1 Penganggaran Barang Modal (Capital Budgeting) Adalah proses perencanaan pengeluaran untuk aktiva yang diharapkan akan

Lebih terperinci