ANALISIS KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DI KABUPATEN BADUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DI KABUPATEN BADUNG"

Transkripsi

1

2

3 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DI KABUPATEN BADUNG Nama : Ir. I Gusti Ketut Sudipta, MT. Ir. Ida Bagus Rai Adnyana, MT. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-nya laporan penelitian ini dapat kami selesaikan. Penelitian dengan judul Analisis Kelayakan Proyek Pembangunan Hotel di Kabupaten Badung, dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan proyek pembangunan hotel di Seminyak, Kabupaten Badung, yaitu proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel, Petitenget - Bali. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap aspek teknis, pasar, dan finansial. Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Denpasar, Juli 2016 Penulis ii

5 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DI KABUPATEN BADUNG Abstrak : Sektor pariwisata merupakan sektor andalan perekonomian Bali. Hal ini menuntut terpenuhinya segala sarana dan prasarana penunjang. Peningkatan sarana dan prasarana fisik yang menunjang sektor pariwisata, khususnya dalam bidang perhotelan diantaranya adalah proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali, di Seminyak, Kabupaten Badung. Untuk mengetahui kelayakan suatu proyek/investasi perlu dilakukan sebuah penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya proyek/investasi pembangunan Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali dilaksanakan. Penelitian kelayakan proyek/investasi pembangunan Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali dilakukan terhadap aspek teknis, aspek pasar, dan aspek finansial. Untuk menganalisis aspek teknis dilakukan survey langsung di lapangan. Metode yang digunakan untuk menganalisis aspek pasar adalah metode peramalan dan survey. Dan untuk aspek finansial digunakan metode Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period. Lokasi proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali cukup layak, karena berada di daerah pariwisata yang memang merupakan tujuan para wisatawan, berjarak cukup dekat dengan obyek-obyek wisata dan tempat-tempat hiburan terkenal di Bali yang berada di radius kurang lebih 10 km. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah kamar hotel yang akan tersewa pada Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali di kabupaten Badung adalah sebanyak unit pada tahun pertama dan diramalkan akan mengalami peningkatan sebanyak unit setiap tahunnya selama 25 tahun pertama beroperasi. Analisis finansial menunjukkan bahwa proyek/investasi ini layak dilaksanakan dengan memperoleh NPV = Rp , BCR=1,29, IRR=14,79, Payback Period =11,8 tahun. Pada analisis sensitivitas dengan menurunkan jumlah kamar hotel tersewa sebesar 3% per tahun maupun menurunkan harga sewa kamar hotel sebesar 5% masih mengindikasikan proyek/investasi layak untuk dilaksanakan. Kata Kunci: kelayakan, teknis, pasar, finansial, Jambuluwuk, hotel iii

6 DAFTAR ISI JUDUL KATA PENGANTAR... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR...viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Masalah... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Proyek Studi Kelayakan Proyek Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Finansial Evaluasi Proyek Evaluasi Aspek Pasar Penggolongan Kelas Hotel Pengukuran Dan Peramalan Permintaan Evaluasi Aspek Teknis Lokasi Proyek Layout Evaluasi Aspek Finansial Kebutuhan Dan Pengalokasian Dana Sumber Dana Aliran Kas Estimasi Aliran Kas (Cash Flow) Depresiasi Kriteria Penilaian Investasi Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis) BAB III METODE PENELITIAN Umum Penentuan Lokasi Dan Obyek Studi Kerangka Penelitian Analisis Data Aspek Pasar iv

7 3.4.2 Aspek Teknis Aspek Finansial Analisis Biaya Analisis Manfaat Analisis Finansial BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Pasar Letak / Lokasi Proyek Permintaan Dan Penawaran Permintaan Hotel Pesaing Penawaran Dan Jumlah Kamar Di Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali Aspek Teknis Lokasi Proyek Fasilitas-Fasilitas Aspek Finansial Perkiraan Pendapatan Pendapatan Bersih Hotel Perkiraan Pengeluaran Depresiasi Kelayakan Investasi Analisis Sensitivitas BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

8 DAFTAR TABEL 2.1 Metode Penilaian Standar Hotel Bintang Metode Penilaian Standar Hotel Nonbintang Penggolongan Kelas Hotel Kedatangan Wisatawan Langsung ke Bali Berdasarkan Kebangsaan Banyaknya Hotel Berbintang di Bali Menurut Lokasi dan Kelas Hotel Tahun Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang Kabupaten Badung Jumlah Kamar Hotel Berbintang Yang Tersewa di Kabupaten Badung Menentukan Persamaan Trend Logaritma (Simple Exponential) Jumlah Kamar Yang Tersewa Pada Hotel-Hotel Berbintang di Kabupaten Badung Peramalan Jumlah Kamar Yang Tersewa Pada Hotel-Hotel Berbintang Di Kabupaten Badung Tahun Daftar Hotel Berbintang 4 Yang Menjadi Pesaing Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali Room Rate Hotel Pesaing Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali Tipe dan Room Rate Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali Analisis Jarak Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali ke Obyek Wisata Analisis Jarak Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali ke Tempat Hiburan Analisis Investasi Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali Analisis Depresiasi Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali Analisis Pendapatan Kamar Tipe Superior Analisis Pendapatan Kamar Tipe Family Suite Analisis Pendapatan Kamar Tipe Deluxe Premiere Analisis Pendapatan Kamar Tipe Junior Suite Analisis Pendapatan Kamar Tipe Mini Superior Analisis Pendapatan Kamar Tipe Deluxe Analisis Pendapatan Kamar Tipe Suite Room Rekapitulasi Pendapatan Bersih Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali Penilaian Investasi Dengan Metode NPV dan BCR Dengan Discount Factor 13% Penilaian Investasi Dengan Metode Internal Rate of Return (IRR) Penilaian Investasi Dengan Metode Payback Period Analisis Pendapatan Kamar Tipe Superior (sensitivitas 1) Analisis Pendapatan Kamar Tipe Family Suite (sensitivitas 1) Analisis Pendapatan Kamar Tipe Deluxe Premiere (sensitivitas 1) Analisis Pendapatan Kamar Tipe Junior Suite (sensitivitas 1) Analisis Pendapatan Kamar Tipe Mini Superior (sensitivitas 1) Analisis Pendapatan Kamar Tipe Deluxe (sensitivitas 1) Analisis Pendapatan Kamar Tipe Suite Room (sensitivitas 1) Rekapitulasi Pendapatan Bersih Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali (sensitivitas 1) Penilaian Investasi Dengan Metode NPV dan BCR Dengan vi

9 Discount Factor 13% (sensitivitas 1) Penilaian Investasi Dengan Metode Internal Rate of Return (IRR) (sensitivitas 1) Penilaian Investasi Dengan Metode Payback Period (sensitivitas 1) Analisis Pendapatan Kamar Tipe Superior (sensitivitas 2) Analisis Pendapatan Kamar Tipe Family Suite (sensitivitas 2) Analisis Pendapatan Kamar Tipe Deluxe Premiere (sensitivitas 2) Analisis Pendapatan Kamar Tipe Junior Suite (sensitivitas 2) Analisis Pendapatan Kamar Tipe Mini Superior (sensitivitas 2) Analisis Pendapatan Kamar Tipe Deluxe (sensitivitas 2) Analisis Pendapatan Kamar Tipe Suite Room (sensitivitas 2) Rekapitulasi Pendapatan Bersih Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali (sensitivitas 2) Penilaian Investasi Dengan Metode NPV dan BCR Dengan Discount Factor 15% (sensitivitas 2) Penilaian Investasi Dengan Metode Internal Rate of Return (IRR) (sensitivitas 2) Penilaian Investasi Dengan Metode Payback Period (sensitivitas 2) vii

10 DAFTAR GAMBAR 4.5 Grafik Jumlah Kamar Tersewa Pada Hotel Berbintang di Kabupaten Badung viii

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel adalah perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyediaan makanan dan minuman, serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel tersebut. Hotel juga menjadi salah satu penunjang di sektor pariwisata yang menjadi andalan perekonomian Bali. Hal ini menuntut terpenuhinya segala sarana dan prasarana penunjang pariwisata untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan yang berkunjung ke Bali. Peningkatan sarana prasarana fisik yang menunjang sektor pariwisata, khususnya dalam bidang perhotelan menyebabkan semakin banyak bermunculan investor-investor yang mengembangkan usahanya di bidang perhotelan. Di dalam pembangunan suatu hotel juga harus tetap memperhatikan kelayakan pembangunan hotel tersebut, baik dari aspek pasar, finansial, maupun teknisnya. Oleh karena itu setiap proyek pembangunan hotel sebaiknya dilakukan analisis kelayakan terlebih dahulu. Analisis kelayakan proyek merupakan penelitian untuk mengevaluasi layak atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan. Pada suatu pembangunan konstruksi masalah biaya (cost) dan manfaat (benefit) merupakan hal yang perlu dicermati dengan baik terutama untuk proyek-proyek bersifat komersil. Diharapkan suatu proyek menghasilkan manfaat yang melebihi biaya yang dikeluarkan. Analisis kelayakan ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan proyek pembangunan hotel di Seminyak, Kabupaten Badung, yaitu proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel, Petitenget- Bali. Dalam analisis kelayakan ini akan dilakukan analisis terhadap aspek teknis, pasar, dan finansial. Analisis ini dilakukan mengingat semakin banyak bermunculan hotel-hotel di Bali, khususnya di Kabupaten Badung. Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan informasi dan 1

12 masukan tentang kelayakan proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali. 1.2 Rumusan Masalah Apakah pembangunan proyek Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali layak atau tidak dilaksanakan ditinjau dari aspek pasar, teknis, dan finansial? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kelayakan pembangunan proyek Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali berdasarkan dari aspek pasar, teknis, dan finansial. 1.4 Manfaat Penelitian Untuk memberikan informasi dan masukan kepada pemilik/owner apakah pembangunan proyek Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali memberikan manfaat yang baik dari segi aspek pasar, teknis, dan finansial. 1.5 Batasan Masalah Studi yang dilakukan dalam penelitian ini mengambil lokasi di proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali yang beralamat di Jalan Petitenget no.108 Seminyak, Badung-Bali. Untuk memberikan arah yang lebih baik dan terfokus dari studi ini, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih baik, maka penelitian ini dibatasi pada : 1. Analisa aspek pasar dibatasi untuk hotel-hotel bintang 4 yang berlokasi di kabupaten Badung. 2. Dalam perhitungan analisis finansial diasumsikan keadaan ekonomi dalam kondisi normal, artinya tidak terjadi krisis ekonomi yang menyebabkan ketidakstabilan pasar. 2

13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Soeharto, 1997) Dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Memiliki tujuan khusus berupa produk atau hasil akhir. 2. Jumlah biaya, sasaran, jadwal serta mutu dalam proses mencapai tujuan telah ditentukan. 3. Waktu awal dan akhir telah ditentukan. 4. Jenis dan identitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. 5. Bersifat kompleks. Semua itu dibatasi dengan batasan-batasan tertentu yaitu: 1. Biaya, dibatasi dengan anggaran tertentu. 2. Waktu, telah ditetapkan. 3. Mutu, dalam bentuk kinerja yang harus memenuhi syarat tertentu. Proyek konstruksi adalah proyek dengan komponen kegiatan dari pengkajian kelyakan, design engineering, pengadaan dan konstruksi (Iman Soeharto, 1997). 2.2 Studi Kelayakan Proyek Pengkajian yang bersifat menyeluruh dan mencoba menyoroti segala aspek kelayakan proyek atau investasi dikenal sebagai studi kelayakan (Soeharto, 1997). Mengkaji kelayakan suatu proyek bertujuan untuk menilai usulan suatu proyek atau investasi yang akan datang dari segala segi secara professional. Penilaian disini tidak lain adalah memberikan rekomendasi apakah sebaiknya proyek yang bersangkutan layak dikerjakan atau tidak. Mengingat kondisi dimasa mendatang penuh ketidak pastiaan, maka studi yang dilakukan meliputi berbagai aspek yang membutuhkan pertimbangan tertentu untuk memutuskannya. Tujuan dilakukannya 3

14 studi kelayakan untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk proyek yang tidak memungkinkan. Hal-hal yang perlu diketahui dalam studi kelayakan adalah: 1. Ruang lingkup kegiatan proyek disini perlu ditentukan bidang-bidang apa proyek yang akan beroperasi. 2. Cara-cara kegiatan proyek dilakukan. Dalam hal ini perlu ditentukan apakah proyek akan dijalankan sendiri atau diserahkan kepada beberapa pihak lain. 3. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek 4. Sarana yang dibutuhkan oleh proyek misalnya kebutuhan tenaga kerja, material dan sebagainya. 5. Hasil kegiatan proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung. 6. Akibat-akibat yang bermanfaat maupun tidak dari adanya proyek tersebut. 7. Langkah-langkah rencana untuk melaksanakan proyek (jadwal untuk masing-masing kegiatan). Pada umumnya studi kelayakan menyangkut beberapa hal yang harus dipelajari antara lain aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial, aspek sosial, dan aspek ekonomi. Dalam hal ini yang akan dibahas lebih lanjut yaitu tentang aspek pasar, teknis, dan finansial Aspek Pasar Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek yang paling utama dan pertama dilakukan pengkajian dalam usulan proyek investasi, alasannya adalah tidak akan mungkin suatu proyek didirikan dan dioperasikan jika tidak ada pasar yang siap menerima produk perusahaan tersebut. Itulah sebabnya jika dalam kajian pada aspek pasar ini suatu usulan proyek investasi dinyatakan tidak layak, maka tidak perlu lagi mengkaji aspek-aspek yang lain. Dalam kajian aspek pasar akan mempelajari tentang: 4

15 1. Penawaran, dalam negeri serta perkembangan dimasa lalu dari perkiraan dimasa datang. 2. Perbandingan harga yang ditawarkan untuk proyek sejenis. 3. Program pemasaran yang mencakup strategi pemasaran yang digunakan. 4. Perkiraan penjualannya yang bisa dicapai perusahaan Aspek Teknis Kajian aspek teknis menitik beratkan pada penilaian atas kelayakan proyek dari sisi teknis. Penilaian meliputi penentuan lokasi proyek, pemilihan mesin dan peralatan. Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa hal yang perlu dikaji diantaranya: 1. Lokasi atau letak yang dipilih cukup strategis. 2. Material dan bahan mudah didapat. 3. Mobilisasi kendaraan Aspek Finansial Aspek finansial berkaitan dengan bagaimana menentukan jumlah dana dan sekaligus mengalokasikannya serta mencari sumber dana yang bersangkutan secara efisien sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investasi. Dalam menentukan jumlah dana dan mengalokasikan dana investor harus dapat menentukan berapa besar seharusnya dana yang ditanamkan dalam investasi dan mengalokasikan secara tepat sehingga dapat mengestimasi aliran kas dari proyek yang diusulkan. Tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor adalah suatu tingkat keuntungan yang diukur berdasarkan kas. 2.3 Evaluasi Proyek Evaluasi proyek merupakan metode pengevaluasian alternatif-alternatif dengan cara yang mudah dan dapat dipahami. Evaluasi proyek merupakan suatu sistem analisis yang membandingkan biaya-biaya dan manfaat-manfaat sebagai alat untuk menilai kewajaran dari usulan proyek. Tujuan evaluasi proyek pada dasarnya adalah untuk mengetahui atau menilai kelayakan dari suatu, apakah 5

16 menguntungkan atau tidak bila dilaksanakan. Perencanaan dan penganalisaan proyek agar efektif perlu mempertimbangkan banyak hal secara bersama-sama untuk menentukan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi. Aspek-aspek dalam evaluasi proyek yang harus diperhatikan antara lain adalah aspek pasar, teknis, keuangan, hukum, dan ekonomi Negara (Husnan dan Suwarsono, 2000). Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah analisis proyek terhadap aspek pasar, aspek teknis, dan aspek finansial Evaluasi Aspek Pasar Setelah data-data yang dibutuhkan dalam menganalisis aspek pasar telah terkumpul maka selanjutnya dilakukan aspek pasar yang dalam penelitian ini akan dibahas: a. Penggolongan kelas hotel b. Pengukuran dan peramalan permintaan Penggolongan Kelas Hotel Menurut Ditjen Pariwisata definisi hotel adalah suatu usaha yang mengggunakan seluruh atau sebagian dari bangunan yang khusus disediakan, dimana setiap orang dapat menginap, makan dan minum (mempunyai pelayanan yang berada dibawah manajemen hotel bersangkutan) serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Menurut Peraturan Menterri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM. 53/HM.001/MPEK/2013 tentang penggolongan kelas hotel, bahwa golongan kelas hotel terdiri atas hotel bintang dan hotel nonbintang. Sesuai pasal 13, sertifikasi usaha hotel dilaksanakan oleh LSU Bidang Pariwisata yang berkedudukan di wilayah Indonesia. Pada pasal 6 tercantum unsur-unsur penilaian standar usaha hotel mencakup 3 hal yaitu persyaratan dasar, kriteria mutlak, dan kriteia tidak mutlak. Persyaratan dasar yang dimaksud antara lain adalah tanda daftar usaha pariwisata bidang usaha penyediaan akomodasi jenis usaha hotel, kelaikan fungsi bangunan gedung, 6

17 keterangan laik sehat, dan kelaikan kualitas air. Kriteria mutlak pada hotel bintang terdiri dari 3 aspek yaitu aspek produk meliputi 12 unsur dan 15 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 3 unsur dan 5 sub unsur. Kriteria mutlak untuk hotel nonbintang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek produk meliputi 7 unsur dan 7 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 3 unsur dan 4 sub unsur. Kriteria tidak mutlak pada hotel bintang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek produk meliputi 32 unsur dan 147 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 14 unsur dan 40 sub unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 6 unsur dan 21 sub unsur. Kriteria tidak mutlak untuk hotel nonbintang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek produk meliputi 7 unsur dan 7 sub unsur, aspek pelayanan meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur, dan aspek pengelolaan meliputi 3 unsur dan 4 sub unsur. Pada lampiran II Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Tahun 2013, berisi unsur-unsur dan sub unsur yang perlu dinilai untuk mengetahui standar usaha hotel bintang dan nonbintang. Terdapat pula tentang tata cara penilaian standar hotel bintang dan nonbintang. Metode penilaian standar hotel bintang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Metode Penilaian Standar Hotel Bintang JUMLAH SUB UNSUR BOBOT RENTANG NILAI INTERVAL KELAS HOTEL Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Tahun

18 Kriteria penilaian standar hotel bintang terdiri dari 208 sub unsur yang merupakan bagian dari aspek produk, aspek pelayanan, dan aspek pengelolaan. Dari sejumlah 208 sub unsur tersebut ditetapkan 104 sub unsur sebagai bilangan pengali dengan bobot untuk menentukan nilai minimal pada setiap kelas hotel bintang. Dalam melakukan penilaian terhadap penggolongan kelas hotel bintang, setiap sub unsur diberi nilai 1-5 sesuai dengan kualitas dan kondisinya. Angka 1-5 dijabarkan sebagai berikut, yaitu: 1= kurang, 2 = cukup baik, 3 = baik, 4 = sangat baik, dan 5 = terbaik. Dari total nilai sub unsur untuk seluruh aspek standar hotel yang merupakan penjumlahan dari total nilai sub unsur untuk aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan digunakan untuk menentukan penggolongan kelas hotel sesuai dengan rentang nilai sebagaimana tercantum pada Tabel 2.1. Tabel 2.2 Metode Penilaian Standar Usaha Hotel Nonbintang Aspek Jumlah Sub Unsur Nilai Kualitas Sub Unsur Nilai Sub Unsur Terenda h (bxc), c=1 Tertingg i (bxc), c=3 Bobot Aspek Nilai Setelah Pembobotan Terendah (dxf) Tertinggi (dxf) A b C d e f g h PRODUK PELAYANAN 5 1;2; PENGLOLAAN Total Nilai Setelah Pembobotan Batas Nilai Penetapan Hotel Nonbintang (g+h):2 152 Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Tahun 2013 Jumlah sub unsur yang digunakan penilaian terdiri atas 28 sub unsur aspek produk, 5 sub unsur aspek pelayanan dan 5 sub unsur aspek pengelolaan, yang digunakan sebagai bilangan pengali dengan nilai kualitas setiap sub unsur, yaitu 1, 2, atau 3, untuk menentukan nilai terendah dan nilai tertinggi. Nilai kualitas sub unsur digunakan sebagai bilangan pengali dengan sub unsur setiap aspek untuk menentukan nilai terendah dan nilai tertinggi,3 = tinggi, 2 = sedang, atau 1 = 8

19 rendah. Bobot aspek yang ditetapkan pada ketiga aspek standar hotel tersebut, yaitu pada aspek produk dengan bobot 2, aspek pelayanan dengan bobot 3, dan aspek pengelolaan dengan bobot 1. Hasil kali dari sub unsur setiap aspek dan bobot setiap aspek akan didapatkan nilai pembobotan tertinggi dan terendah. Batas nilai terendah penetapan untuk Hotel Nonbintang adalah sebesar 152 diperoleh dari rata-rata penjumlahan nilai tertinggi dan terendah setelah pembobotan, sesuai dengan pada Tabel 2.2 Penetapan akhir golongan kelas hotel dilakukan dengan penggabungan hasil penilaian dasar dengan hasil penilaian teknis operasional. Golongan kelas hotel dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.3 Penggolongan kelas hotel No GOLONGAN KELAS HOTEL SKALA NILAI BINTANG 1 Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang Nonbintang Min. 152 Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Tahun Pengukuran dan Peramalan Pemintaan Pengukuran permintaan merupakan salah satu analisa yang ditinjau dalam analisis aspek pasar. Pengukuran permintaan adalah usaha untuk mengetahui permintaan atas suatu produk atau sekelompok produk dimasa yang lalu dan masa sekarang dalam kendala suatu kondisi tertentu. Sedangkan peramalan permintaan merupakan usaha untuk mengetahui jumlah produk dimasa yang akan datang dalam kendala satu kondisi tertentu. Analisis dan peramalan memegang peranan penting dalam pengkajian 9

20 aspek pasar yaitu mengubah sejumlah besar data menjadi kesimpulan dan laporan yang dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan masukan informasi yang sangat berguna bagi proses pengambilan keputusan. Pengertian dan penguasaan metode yang digunakan merupakan syarat keberhasilan analisis data. Dalam memilih metode peramalan sangat tergantung pada berapa faktor antara lain : Waktu yang hendak diliput, yaitu rentang waktu masa datang dari jangkauan peramalan, Tingkah laku data, meliputi jumlah ketepatan dan tingkah laku data masa lalu yang tersedia. Tipe model, yakni apakah model yang digunakan merupakan model time series, kausalitas ataukah model lain yang lebih komplek. Biaya yang tersedia. Tingkat ketepatan yang diinginkan, hal ini berkaitan dengan kebutuhan manajemen. Kemudahan penerapan, dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan manajemen, data dan biaya yang tersedia. Disamping keenam faktor-faktor tersebut waktu yang tersedia juga berpengaruh terhadap pemilihan teknik peramalan (Husnan dan Muhamad, 2000). Meramalkan nilai suatu variabel perlu diketahui sifat dan tabiat variabel tersebut di waktu sekarang dan lampau. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode time series. Untuk mempelajari bagaimana perkembangan historis dan suatu variabel digunakan deret nilai-nilai variabel itu menurut waktu. Deretan seperti ini dinamakan time series (Pasaribu, 1975). Ada empat cara atau metode yang biasa digunakan untuk menyusun atau menentukan trend yaitu metode bebas freehand method, metode setengah rata-rata (semi average method), metode ratarata bergerak (moving average method), metode kuadrat terkecil (least squares method). Metode kuadrat terkecil akan menghasilkan trend yang paling cocok dibandingkan dengan metode-metode lainnya (Wirawan,2001). Metode trend dapat dibedakan berdasarkan persamaannya yaitu metode trend dengan persamaan linier, kuadrat dan logaritma linier (Simple Exponential). 10

21 Metode Trend Linier Metode ini digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis lurus. Fungsi persamaan dari metode ini adalah : Y = a+bxi Koefisien a,b dan c diperoleh dengan : a = Y : n b = XY: X 2 jika X = 0 Y = Variabel Permintaan n = Jumlah Data X = Variabel Tahun Metode Trend Kuadratik Metode ini digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola. Fungsi persamaan dari metode ini adalah : Y = a+bx+cx 2 Koefisien a,b dan c diperoleh dengan : a = ( Y - c X 2 ) : n b = XY : X 2 c = {n X 2 Y-( X 2 )( Y)}: { n X 4 -( X 2 ) 2 } jika X = 0 Metode Trend Logaritma (Simple Exponential) Metode ini digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik Fungsi persamaan dari metode ini adalah : Y 1 = ab xi Yang dapat diubah dalam fungsi logaritma: Log Y 1 = log a + X ( log b)x jika Xi = 0, maka koefisien a dan b dapat dicari dengan: 11

22 log a = ( log Y) : n log b = { X (logy)}: X 2 Pedoman memilih trend adalah dipilih trend yamg memberikan harga (Yi-Y ) 2 terkecil Evaluasi Aspek Teknis Analisis teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisa ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya Lokasi Proyek Lokasi yang akan dipilih sebaiknya telah diteliti dari aspek hukum, sosial, ekonomi dan budaya masyarakatnya terlebih dahulu sehingga di kemudian hari tidak ada kendala yang menyebabkan gagalnya pembangunan proyek. Beberapa variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi proyek dibedakan dalam dua golongan besar, yakni variabel utama dan variabel bukan utama (Husnan dan Suwarsono, 2000). Variabel-variabel utama tersebut antara lain: a. Ketersediaan bahan baku utama dan bahan pembantu b. Suplai tenaga kerja c. Ketersediaan fasilitas transportasi d. Ketersediaan sarana telekomunikasi, air dan tenaga listrik e. Kedekatan dengan letak pasar yang dituju Disamping kelima variabel utama tersebut diatas, terdapat beberapa variabel bukan utama yang perlu mendapat perhatian dalam pemilihan lokasi proyek diantaranya adalah : a. Hukum dan peraruran yang berlaku di Indonesia, maupun di tingkat lokal pada rencana lokasi b. Iklim, keadaan tanah c. Sikap dari masyarakat setempat (adat istiadat) 12

23 d. Rencana masa depan perusahaan, dalam kaitannya dengan perluasan. Setelah variabel utama dan variabel bukan utama diketahui rnaka barulah dilakukan pengambilan keputusan pada lokasi mana proyek akan dilaksanakan Layout Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Dengan demikian pengertian layout mencakup layout site (layout lahan lokasi proyek), layout pabrik, layout bangunan, bukan pabrik dan fasilitas-fasilitasnya (Husnan dan Suwarsono, 2000) Evaluasi Aspek Finansial Dalam analisis aspek finansial proyek hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Kebutuhan dan pengalokasian dana 2. Sumber-sumber dana 3. Pendapatan hotel 4. Kriteria penilaian investasi 5. Analisa kepekaan (sensitivity analysis) Kebutuhan dan Pengalokasian Dana Tafsiran dana proyek investasi dipengaruhi beberapa faktor seperti lokasi dimana proyek akan dibangun, model bangunan, fasilitas yang ditawarkan dan biaya-biaya lain dibutuhkan untuk beroperasinya proyek. Secara umum investasi dialokasikan ke dalam dua kelompok yakni aktiva tetap dan untuk modal kerja. Aktiva tetap adalah aktiva yang dibeli tidak untuk dijual kembali melainkan digunakan untuk beroperasi. Modal kerja atau aktiva lancar adalah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan yang dapat berubah menjadi kas. 13

24 Sumber Dana Sumber dana proyek dapat berasal dari pinjaman atau dari modal sendiri yakni investor sendiri sebagai pemilik perusahaan. Permasalahan pokok adalah apakah suatu proyek investasi didanai dari pinjaman atau hutang saja, modal sendiri, ataukah gabungan hutang dan modal sendiri Aliran Kas Aliran kas (cash flow) bisa digambarkan sebagai yang menunjukkan penerimaaan dan pengeluaran daripada kas atau biaya pada periode tertentu. Sumbu X pada diagram menunjukkan besarnya uang atau biaya. Untuk menyatakan penerimaan, umumnya mengarah ke sumbu Y positif dan pengeluaran ke sumbu Y negative. 100 Diagram kas digambarkan sebagai berikut: Artinya besar pinjaman atau penerimaan sebesar 100, selama 6 satuan waktu (bulan, tahun, dll) harus membayar atau mengeluarkan sebesar 18 tiap periode waktu Estimasi Aliran Kas (Cash Flow) Salah satu bagian yang penting dalam perencanaan suatu investasi adalah mengestimasi aliran kas pada masa yang akan dataing. Kelayakannya tergantung ketepatan estimasi tersebut. Keuntungan apapun yang diharapkan dari suatu investasi harus dinyatakan dalam hubungan dengan aliran kas dan bukan dengan pendapatan (konsep laba yang dipakai dalam akuntansi). Hal itu tidak lain karena : 14

25 a. Laba dalam pengertian akuntansi tidak sama dengan kas masuk bersih. b. Yang lebih relevan bagi investor adalah kas bukan laba Perusahaan menginvestasikan kas pada saat sekarang dengan harapan akan menerima hasil-hasilnya dalam bentuk kas pula dengan jumlah yang besar pada masa yang akan datang. Jadi aliran kas dapat dilukiskan sebagai suatu realisasi atau tafsiran dari pemasukan uang (inflow) atau pengeluaran (outflow) yang terjadi pada suatu investasi dalam jangka waktu tertentu. Cara umum yang dipakai untuk menafsir aliran kas adalah sebagai berikut: Aliran kas yang diharapkan = laba bersih setelah pajak + penyusutan = X (1-T) + Dep Atau = (EBDIT) (1-T) + T.Dep Atau = NI + (Int) (1-T) + Dep X = pendapatan operasi bersih, atau NOI (Net Operating Income, atau EBIT (Earning Before Interest & Tax) Tax = Tax atau pajak dalam % Dep = Depresiasi EBDIT = Earning Before Depreciation, Interest, Tax NI Int = Net Income (pendapatan bersih) = Interest atau bunga Depresiasi Investasi modal dari sebuah perusahaan merupakan aset yang dapat dihitung seperti misalnya: peralatan, computer, kendaraan, bangunan, dan mesinmesin. Berkurangnya nilai dari aset tersebut sesuai dengan waktu disebut dengan depresiasi atau penyusutan. Depresiasi ini biasanya juga digunakan oleh perusahaan untuk mengembalikan aset, dimana proses depresiasi dari aset ini juga disebut pengembalian modal (capital recovery). 15

26 Depresiasi secara umum dapat digolongkan menjadi 2 kelompok: 1. Berkurangnya nilai dari suatu aset karena umur pemakaian sehingga kemampuan dari aset tersebut menjadi berkurang yang disebut juga dengan physical degradation. 2. Semakin majunya perkembangan teknologi sehingga diperlukan mesin atau peralatan baru yang lebih efisien dan ekonomis dari pada yang dipergunakan sekarang yang disebut juga dengan fungsional depreciation. Depresiasi merupakan komponen yang penting dalam analisis ekonomi teknik, karena dengan menggunakan depresiasi: 1. Dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai suatu aset sesuai dengan waktu. 2. Dapat dipergunakan untuk mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai aset tersebut. Pengalokasian tersebut dipergunakan untuk menjamin bahwa aset yang telah diinvestasikan dapat diperoleh kembali setelah masa layannya selesai. 3. Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk pengurangan pengenaan pajak dengan jalan bahwa aset yang diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi, sehingga hal ini berkaitan dengan pajak. Terdapat beberapa model yang dipergunakan untuk menghitung depresiasi dari suatu aset. Metode depresiasi diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Depresiasi Garis Lurus (Straight Line Depreciation) Depresiasi garis lurus (Straight Line Depreciation) adalah metode depresiasi yang digunakan sebagai standar untuk kebanyakan metode yang lain. Dari namanya depresiasi tersebut ternyata nilai buku menurun secara linier terhadap waktu, karena laju depresiasinya adalah sama setiap tahun, mulai dari tahun 1 sampai periode pengembaliannya. Laju depresiasi d=1/n, depresiasi tahunan ditentukan denagn mengalikan biaya awal dikurangi nilai sisa dengan laju depresiasinya d, atau sama dengan dibagi dengan periode pengembalian n. Bentuk persamaannya adalah: 16

27 Dt = (B-SV).d = (B SV)/n Dimana: t = tahun (t=1,2,3 dst) Dt = Depresiasi tahunan B = Biaya awal SV = Nilai sisa d = Laju depresiasi n = Periode pengembalian 2. Declening Balance Depreciation Metode ini juga dikenal sebagai persentase sama atau tetap. Model ini adalah model percepatan depresiasi. Perhitungan metode ini sangat sederhana, besarnya depresiasi tahunan diperoleh dengan mengalikan nilai buku setiap awal tahun dengan persentase yang sama, yang mana disebut denagn dengan d dalam bentuk desimal. Sebagai contoh, jika persentasenya adalah 10% (maka d=0, 10), maka depresiasi setiap tahun yang diberikan adalah 10% dari nilai buku pada awal tahun. Laju depresiasi besar pada awal tahun dan menurun pada tahun-tahun berikutnya. Karena d menggambarkan laju depresiasi, formula yang digunakan untuk menghitung harga max (d max) adalah dua kali dari besarnya metode garis lurus atau d max = 2/n. ketika laju depresiasi ini dipergunakan maka metode ini dikenal sebagai Double Declening Balance. Laju depresiasi aktual untuk tiap-tiap tahun t relatif terhadap biaya awal adalah Dt = d(1-d) t-1 Depresiasi untuk tahun ke t, Dt adalah laju depresiasi d dikalikan dengan nilai buku pada akhir tahun sebelumnya. Dt = (d)bvt-1 Jika BVt-1 tidak diketahui, besarnya depresiasi dapat dihitung dengan Dt = (d)b(1-d) t-1 17

28 Nilai buku pada tahun ke t dapat ditentukan denagn dua cara. Pertama dengan menggunakan laju yang sama d dan biaya awal B BVt = B(1-d) t Yang kedua nilai buku BVt untuk setiap model depresiasi selalu dapat ditentukan denagn mengurangi nilai buku sebelumnya dengan besarnya nilai depresiasi saat ini BVt = BVt-1-Dt Nilai buku dalam metode Declining Balance (DB) tidak akan mencapai nol. Hal ini akan berpengaruh kepada nilai sisa (SV) setelah n tahun, yang sama dengan nilai buku (BV) pada tahun ke n Pengaruh SV = BVn = B(1-d) n Jika pengaruh SV kurang dari SV yang diperkirakan maka aset sudah terdepresiasi seluruhnya sebelum berakhirnya masa layan dari aset yang diperkirakan. 3. Sum of Year Digit (SOYD) Metode ini berdasarkan jumlah bilangan tahun, dimana suatu aset berkurang nilainya sebanding dengan unit tahunnya. Besarnya depresiasi dihitung sebagai sisa masa layan pada awal tahun dibagi dengan jumlah angka tahun seluruh masa layan, diman rasio tersebut dikalikan dengan jumlah total depresiasi. Sisa masa layan SOYD = (P-S) Angka Sum of Year Sedangkan Sum of Year adalah sebagai berikut: Sum of Year = n/2 (n+1) Kriteria Penilaian Investasi Kriteria investasi merupakan alat untuk menentukan apakah proyek layak atau tidak untuk dilaksanakan. Kriteria investasi yang digunakan adalah: 1. Net Present Value (NPV). 18

29 2. Benefit Cost Ratio (BCR). 3. Internal Rate Of Return (IRR). 4. Payback Period 1. Metode Net Present Value Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas di masa yang akan datang. Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas di masa yang akan datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi, maka proyek dikatakan menguntungkan sehingga diterima. Sedangkan apabila NPV < 0, proyek ditolak karena dinilai tidak menguntungkan. 2. Metode Benefit Cost Ratio Benefit cost ratio atau angka banding manfaat biaya adalah angka banding nilai manfaat (sekarang) suatu proyek dengan nilai biaya (sekarang). Jika nilai BCR>1 maka proyek layak dilaksanakan dan sebaliknya jika nilai BCR<1 maka proyek ditolak. 3. Metode Internal Rate of Return Dalam beberapa keadaan adalah bermanfaat untuk menghitung suku bunga investasi, untuk mengetahui apakah investasi tersebut menguntungkan atau tidak. Biasanya suku bunga investasi tersebut dibandingkan dengan suku bunga yang terdapat di Bank atau suku bunga standar. Jika suku bunga investasi tersebut lebih besar dari suku bunga Bank atau Minimum Attractive Rate Of Return (MARR), maka investasi tersebut dapat dilakukan, jika tidak maka lebih ekonimis menyimpan uang di Bank. IRR = i + NPV ' NPV ' NPV '' x (i'' i') Dalam analisis ini besarnya IRR tidak dapat ditentukan secara langsung tapi harus dicari dengan cara coba-coba. Mula-mula dipakai discount factor yang mendekati besarnya IRR. Jika dari basil perhitungan menghasilkan nilai NPV positif maka 19

30 harus dicoba discount factor yang lebih tinggi. Sedangkan jika nilai NPV negative bebarti nilai percobaan i terlalu tinggi, jadi dipilih nilai percobaan i baru yang lebih rendah. Nilai percobaan pertama untuk discount factor dilambangkan dengan i, yang kedua dengan i. Nilai percobaan pertama untuk NPV dilambangkan dengan NPV dan yang kedua dengan NPV. 4. Metode Payback Period Metode ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu satuan hasilnya bukan persentase tetapi satuan waktu (bulan, tahun dan sebagainya). Jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi dihitung dari aliran kas bersih yaitu selisih pendapatan terhadap pengeluaran pertahun. Aliran kas tahunan dengan Jumlah tetap Dalam hal ini selisih pendapatan dan pengeluaran per tahun atau aliran kas bersih dari tahun ke tahun adalah tetap. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Payback period = Cf/A dimana: Cf = biaya pertama A = aliran kas bersih neto per tahun Aliran kas Tahunan dengan Jumlah Tidak tetap Bila aliran kas tiap tahun berubah-ubah, dalam hal ini maka digunakan rumus: Payback Period = ( n-1 ) + [ Cf- An ] ( /Ian ) dimana: Cf = biaya pertama An = aliran kas pada tahun ke n n = tahun pengembalian 20

31 Analisa Kepekaan (Sensitivity Analysis) Studi kelayakan proyek dibuat berdasarkan sejumlah asumsi, hal ini disebabkan karena banyak faktor ketidakpastian mengenai situasi dan kondisi di masa depan. Perkiraan permintaan pada masa yang akan datang disusun berdasarkan berbagai macam asumsi. Analisa kepekaan ini diperlukan berkaitan dengan strategi yang akan dilakukan oleh menejemen dalam memperkirakan permintaan produk. 21

32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Pada umumnya studi kelayakan menyangkut beberapa hal yang harus dipelajari antara lain aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial, aspek sosial, dan aspek ekonomi. Pada studi ini yang dianalisis adalah aspek pasar, aspek teknis dan aspek finansial. 3.2 Penentuan Lokasi dan Obyek Studi Lokasi yang akan digunakan sebagai obyek penelitian ini yaitu proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali yang berlokasi di Jalan Petitenget no.108 Seminyak, Badung-Bali. 3.3 Kerangka Penelitian Dalam tulisan ini kerangka penelitian akan diuraikan dalam diagram alir di bawah ini. Mulai Latar Belakang Masalah Studi Literatur Pemilihan Objek Penelitian Pengumpulan Data A 22

33 A Data Aspek Pasar Tingkat kunjungan wisatawan Tingkat hunian hotel Data tersewa kamar hotel Data Aspek finansial - Kebutuhan dan alokasi dana - Sumber dana - Sumber pendapatan hotel Data Aspek Teknis - Lokasi proyek - Fasilitas Hotel Analisis Aspek Pasar dengan Metode Peramalan Metode Trend Linier, Metode Trend Kuadratik, dan Metode Trend Logaritma (Simple Exponential) Analisis Aspek Finansial dengan Metode Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period. Analisis Aspek Teknis dengan observasi langsung dilapangan, didaerah Seminyak Badung ` Hasil Kesimpulan dan Saran Selesai 3.4 Analisis Data Dalam analisis biaya dilakukan dengan pendekatan deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. Dari data yang dikumpulkan dilakukan penyusunan secara sistematis biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan proyek dan manfaat dalam bentuk uang yang akan didapat pada pengoperasian proyek. 23

34 3.4.1 Aspek Pasar 1. Pengumpulan Data dan Informasi Data-data yang dikumpulkan berupa: - Data primer yaitu data yang diperoleh berdasarkan wawancara langsung dengan pihak pelaksana pembangunan Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali yaitu PT. ARCHOUSE dan manajemen hotel yang berada di daerah badung yang merupakan pesaing bagi Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali. - Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, dan hotelhotel berbintang 4 yang berada di Kabupaten Badung. 2. Pengolahan Data Data-data yang yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan dianggap cukup kemudian diolah dengan menganalisis data. Dalam Tugas Akhir ini untuk pengujian aspek pasar, analisis data dilakukan dengan metode peramalan. Dengan metode peramalan ini akan diketahui secara umum berapa wisatawan yang menginap pada hotel-hotel berbintang di Kabupaten Badung dan khususnya untuk mengetahui berapa wisatawan yang akan menginap di Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali Aspek Teknis Analisis aspek teknis dilakukan dengan mengumpulkan data-data tentang lokasi proyek dilaksanakan, selanjutnya dilakukan analisis data. Kajian aspek teknis akan menganalisis tentang letak atau lokasi proyek Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali sebagai proyek investasi usaha hotel apakah layak atau tidak proyek tersebut dilaksanakan ditinjau dari aspek teknisnya. Layak atau tidaknya suatu proyek investasi usaha hotel sangat berpengaruh dengan lokasi proyek tersebut, maksudnya lokasi proyek investasi usaha hotel harus terletak di lokasi yang strategis agar mampu menarik pasar untuk 24

35 menggunakan jasa usaha hotel tersebut. Adapun indikator untuk menyatakan lokasi untuk usaha hotel strategis atau tidak antara lain: a. Obyek Wisata Lokasi hotel yang berada didekat dengan obyek sangat dipertimbangkan oleh para wisatawan, karena posisi hotel yang berdekatan dengan obyek wisata membuat para wisatawan akan lebih dekat untuk menuju obyek wisata yang dituju. b. Tempat Hiburan Tempat hiburan merupakan salah satu tujuan wisatawan yang berlibur ke suatu daerah, seperti misalnya: club, diskotek, wahana permainan, kebun binatang, dll. Oleh karena itu lokasi hotel yang berdekatan dengan tempat hiburan sangat diperhitungkan oleh para wisatawan. c. Transportasi/Aksesibilitas Akses transportasi sangat penting dalam pertimbangan wisatawan untuk memilih sebuah hotel untuk tempat menginap. Akses transportasi yang lancar dan tidak memakan waktu lama dalam perjalanan, akan membuat wisatawan nyaman dalam perjalanan menuju tempat yang dituju Aspek Finansial Kajian terhadap aspek finansial dilakukan setelah dipelajari dan dinilai dari segi aspek pasar dan teknis. Dari kajian aspek finansial inilah dapat diketahui layak dan tidaknya proyek hotel tersebut untuk dibangun Analisis Biaya Nilai total cost diperoleh dari biaya-biaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam analisa biaya/cost proyek terdiri dari: a. Biaya pengadaan tanah Biaya pengadaan tanah adalah harga sewa tanah untuk proyek hotel tersebut. 25

36 b. Biaya perijinan Biaya perijinan meliputi semua biaya yang diperlukan untuk memperoleh izin melaksanakan proyek dan beroperasinya hotel tersebut c. Biaya konstruksi Biaya konstruksi meliputi biaya pengadaan peralatan, biaya bahanbahan serta upah tenaga kerja untuk pembangunan hotel tersebut. d. Biaya perlengkapan hotel Biaya perlengkapan hotel meliputi fasilitas-fasilitas yang disediakan hotel. e. Biaya perencanaan Biaya perencanaan yaitu biaya-biaya yang diperlukan pada saat merencanakan suatu proyek, seperti biaya untuk desain gambar. f. Biaya operasional Biaya operasional yaitu biaya-biaya yang diperlukan seperti misalnya biaya untuk pemasaran, biaya operasional kantor dan lain sebagainya Analisis Manfaat Manfaaat yang diperoleh dari investasi ini yaitu berupa hasil penjualan kamar, makanan dan minuman, dan lain-lain. Dari data-data tersebut akan didapat nilai total benefit Analisis Finansial Evaluasi profibilitas proyek hotel dapat diukur dengan perhitungan sebagai berikut: 1. Net Present Value (NPV) 2. Benefit Cost Ratio (BCR) 3. Internal Rate Of Return (IRR) 4. Payback Period 26

37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Aspek Pasar Letak / Lokasi Proyek Lokasi Jambuluwuk Hotel Petitenget-Bali berada di daerah Petitenget Seminyak Badung, yang memang merupakan salah satu destinasi tempat wisata terkenal di pulau Bali. Tepatnya berada di Jln. Petitenget no. 108 Seminyak, Badung-Bali Permintaan dan Penawaran Permintaan Untuk mengetahui jumlah permintaan terhadap kamar hotel dilakukan studi permintaan akan kamar hotel. Dalam tugas akhir ini studi permintaan akan kamar hotel dilakukan dengan cara menganalisis data sekunder yang berhubungan dengan tingkat kunjungan wisatawan ke Bali dan jumlah wisatawan yan menginap di hotel. Tabel 4.1 Kedatangan Wisatawan Langsung ke Bali Berdasarkan Kebangsaan No. Negara Asal Asia & 1 Pasifik Eropa Amerika ASEAN Afrika Timur 6 Tengah Negara Lain ,731 TOTAL Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali 27

38 Tabel 4.2 Banyaknya Hotel Berbintang di Bali Menurut Lokasi dan Kelas Hotel Tahun 2014 Kabupaten/ Kelas Hotel Kota Bintang 5 Bintang 4 Bintang 3 Bintang 2 Bintang 1 Jumlah Jembrana Tabanan Badung Gianyara Klungkung Bangli Karangasem Buleleng Denpasar Sumber: BPS Provinsi Bali 2014 Tabel 4.3 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang Kabupaten Badung Jumlah Tingkat Hunian Kamar Tahun Kamar (unit) Hotel (%) , , , , , , , Sumber: BPS Kabupaten Badung 28

39 Tabel 4.4 Jumlah Kamar Hotel Berbintang Yang Tersewa di Kabupaten Badung Jumlah Kamar Tahun Kamar (unit) Tersewa Tingkat Hunian Kamar Hotel (%) Kamar Tersewa per Tahun (unit) (unit) = 2*3 5 = 4* Berdasarkan Tabel 4.4 yang menyajikan data tingkat hunian kamar dan jumlah kamar tersewa pada hotel-hotel berbintang di Kabupaten Badung periode akan dilakukan peramalan jumlah kamar tersewa pada hotel-hotel berbintang di Kabupaten Badung pada tahun-tahun mendatang. Gambar 4.5 Grafik Jumlah Kamar Tersewa Pada Hotel Berbintang di Kabupaten Badung Berdasarkan kurva di atas yang cenderung naik turun dan secara keseluruhan cenderung naik, maka metode peramalan yang dipilih adalah Metode Trend Logaritma (Simple Exponential). 29

40 Tabel 4.6 Menentukan Persamaan Trend Logaritma (Simple Exponential) Jumlah Kamar Yang Tersewa Pada Hotel-Hotel Berbintang di Kabupaten Badung Tahun Kamar Tersewa (Yi) Xi Xi 2 LogYi Xi log Yi , , , , , , , , , , , , , Total , , Didapat Yi = ; Xi 2 = 28 ; log Yi = 28, ; Xi logyi = 0, Maka: log a = log Yi : n =28, : 7 = 4,024 a = log b = Xi logyi : Xi 2 = 0, : 28 = 0,0074 b = 1,02 Jadi persamaan trend exponensialnya Y = ab Xi = 10568,18 (1,02) Xi Dengan telah didapatkannya fungsi persamaan di atas, maka peramalan jumlah kamar tersewa pada tahun-tahun mendatang adalah sebagai berikut: 30

41 Tabel 4.7 Peramalan Jumlah Kamar Yang Tersewa Pada Hotel-Hotel Berbintang di Kabupaten Badung Tahun ar Tersewa (unit) rsewa per Tahun (unit) Tahun = 2*365 hari Hotel Pesaing Berdasarkan penilaian dan penjelasan dari perwakilan owner hotel, diketahui bahwa Jambuluwuk Hotel, Petingtenget-Bali merupakan hotel kelas bintang 4. Dari hasil survey, didapat beberapa hotel dengan kelas bintang yang sama dan dapat menjadi pesaing Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali. Berikut daftar hotel bintang 4 yang dapat menjadi pesaing Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali. 31

42 Tabel 4.8 Daftar Hotel Bintang 4 Pesaing Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali No. Nama Hotel Alamat 1 Vasanti, Seminyak Resort-Bali Jl. Petitenget, Gg. Cendrawasih No. 2 Kuta Paradiso Hotel Bali Jl. Kartika Plaza, Tuban, Kuta, Bali 99 3 Kuta Central Park Hotel Jl. Patih Jelantik, Kuta, Bali Magani Hotel & Spa Jl. Melasti Legian Kelod, Kuta Bali Tabel 4.9 Room Rate Hotel Pesaing Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali No. Nama Hotel Tipe Kamar Room Rate 1 Vasanti, Seminyak Deluxe Room (37m 2 ) Rp Resort-Bali Deluxe Lanai Room (41m 2 ) Rp Deluxe Pool Access Room (37m 2 ) Rp Junior Suite (60m 2 ) Rp Vasanti Suite (80m 2 ) Rp Kuta Paradiso Hotel Deluxe Pool View Room (32-36m 2 ) Rp Deluxe Room (28-32m 2 ) Rp Deluxe Horizon Ocean View (32- Rp m2) Rp Premier Room (32-43m 2 ) Rp Family Room (32-36m 2 ) Rp Suite (68m 2 ) Rp Suite Ocean View (73m 2 ) Rp The Deluxe Suite (128m 2 ) Kuta Central Park Standard Room (26m 2 ) Rp Hotel Superior Room (30m 2 ) Rp Studio Room (46m 2 ) Rp

43 Suite Room (50m 2 ) Rp Studio Triple (53m 2 ) Rp Studio King Queen (57m 2 ) Rp Magani Hotel & Spa Deluxe Room (43m 2 ) Rp Deluxe Suite (60m 2 ) Rp Premier Pool Room (68m 2 ) Rp Magani Suites (85m 2 ) Rp Penawaran dan Jumlah Kamar di Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali Tabel: 4.10 Tipe dan Rate Kamar Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali Tipe Kamar Jumlah (unit) Luas (m 2 ) Rate (Rp.) Mini Superior Superior Deluxe Premier Junior Suite Deluxe Family suite Suite Room Dari hasil analisis peramalan pasar untuk kamar hotel yang tersewa pada hotelhotel berbintang di kabupaten Badung diramalkan akan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah seluruh hotel berbintang di kabupaten sebanyak 164 hotel yang tercantum pada tabel 4.2 dan ditambah Jambuluk Hotel, Petitenget-Bali sendiri menjadi 165 hotel. Dari hasil peramalan pada tahun 2015 dengan jumlah 165 hotel, didapatkan rata-rata kamar tersewa pada setiap hotel berbintang di kabupaten Badung sebesar unit per tahunnya dan akan mengalami peningkatan kamar yang tersewa rata-rata per tahun sebesar unit pada setiap hotel berbintang di Kabupaten Badung. 33

44 4.2 Aspek Teknis Pengkajian aspek teknis erat hubungannya terhadap aspek pasar dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap perkiraan proyek. Aspek teknis yang akan dibahas dalam tugas akhir ini meliputi lokasi Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali Lokasi Proyek Lokasi pembangunan proyek Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali berada didaerah Seminyak tepatnya berada di Jln. Petitenget no. 108 Seminyak, Badung- Bali. Daerah Seminyak yang notabene memang terkenal sebagai salah satu destinasi pariwisata di Bali. Pemilihan lokasi untuk sebuah perencanaan investasi hotel sangatlah penting untuk dianalisis, fungsinya untuk mendapatkan lokasi yang strategis dan mampu menjangkau pasar diharapkan. Indikator lokasi strategis untuk pemilihan lokasi pembangunan usaha hotel adalah seperti berada dekat dengan tempat-tempat tujuan wisata dan memiliki aksesibiltas yang lancar. Adapun obyek-obyek wisata yang berada disekitar Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Analisis Jarak Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali ke Obyek Wisata No. Obyek Wisata Lokasi Jarak (km) 1 Pantai Kuta Kuta, Badung 10 2 Pantai Berawa Kuta Utara, Badung 5 3 Pantai Seminyak Kuta, Badung 10 4 Pantai Batu Kuta Utara, Badung 9 Bolong 34

45 Adapun tempat-tempat hiburan yang berada disekitar Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 Analisis Jarak Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali ke Tempat Hiburan No. Tempat Hiburan Alamat Jarak (km) 1 Potato Head Beach Club Bali Jl. Petitenget no.51b 1 Seminyak, Kuta 2 Splash Water Park Bali Jl. Raya Pantai Berawa 5 3 Waterbom Bali Jl. Kartika Plaza, Tuban, 10 Kuta 4 Circus Water Park-Bali Jl. Satria, Kuta, Badung 10 5 Mirror Lounge and Club Bali Jl. Petitenget no. 108, Seminyak, Kuta 0.5 Transportasi/aksesibilitas merupakan salah satu indikator pendukung kepuasan pengunjung pada suatu hotel, karena aksesibilitas akan mempengaruhi kelancaran pengunjung yang bepergian menuju tempat tujuan, dengan waktu tempuh yang relatif singkat. Lokasi Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali yang beralamat di Jalan 35

46 Petitenget no.106 Seminyak Badung Bali merupakan kelas jalan provinsi dengan lebar jalan 8 meter yang akan membuat mobilitas perjalanan semakin lancar. Seperti halnya dengan Jambuluwuk Hotel, Pteitenget-Bali yang memiliki aksesibilitas yang relatif singkat menuju obyek-obyek wisata, tempat-tempat hiburan ataupun menuju Bandara Internasional Ngurah Rai yang berjarak kurang lebih 12 km dari Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali. Kondisi lingkungan yang ada pada lokasi Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget-Bali adalah: Sebelah Utara: Maxone Hotel Sebelah Timur: Gardin Restaurant Sebelah Selatan: Jalan Raya Sebelah Barat: Taman Rosani Hotels & Villas Diatas lahan seluas m 2 akan dibangun hotel dengan jumlah kamar 134 dengan tipe kamar yang berbeda-beda dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang sangat modern. Dari hasil analisis dan observasi di lapangan, lokasi yang dipilih untuk proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali ini memiliki lokasi yang strategis karena memilki jarak yang cukup dekat dengan obyek-obyek wisata dan tempat-tempat hiburan yang merupakan daya tarik bagi para wisatawan untuk berwisata yang hanya berjarak di radius 10 km dari Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali, jarak yang dekat dengan tujuan wisata akan membuat para wisatawan memilih hotel yang berada disekitarnya untuk tempat menginap. Selain berada didaerah wisata, lokasi Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali yang berada di Jalan Petitenget no.106 Seminyak Badung memiliki transportasi/aksesibilitas yang baik dengan kelas jalan provinsi dan memiliki lebar jalan 8 meter, yang membuat mobilisasi dalam perjalanan lancar menuju tempat tujuan ataupun menuju Bandara Internasional Ngurah Rai yang berjarak kurang lebih 12 km atau sekitar 30 menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. 36

47 4.2.2 Fasilitas-fasilitas Jambuluwuk Hotel Petitenget-Bali merupakan hotel berbintang 4 dengan gaya modern dan dilengkapi dengan fasilitas dan perlengkapan yang modern seperti AC, bath tub, TV, lift, Wi-fi, dll. Fasilitas-fasilitas yang diberikan antara lain kolam renang dengan minibar, laundry and dry cleaning, parkir yang cukup luas pada basement, restaurant, bar, coffee shop yang terletak pada roof top yang memungkinkan bagi tamu melihat pemandangan daerah Seminyak dari ketinggian hingga 15 meter. 4.3 Aspek Finansial Dari hasil wawancara kepada pihak pemilik/owner Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali diketahui bahwa sumber dana untuk pembangunan proyek Jambluwuk Hotel, Petitenget-Bali sebesar Rp yang merupakan 1/3 dari dana sendiri dan 2/3 dari pinjaman Bank atau sebesar Rp Pengembalian pinjaman ini akan diangsur selama 10 tahun dengan i = 12%, sehingga besar angsuran sebesar Rp per tahun. Tabel 4.13 Analisa Investasi Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali No. Uraian Jumlah (Rp.) 1 Sewa Tanah (25 tahun) Biaya Konstruksi + Fasilitas Furniture Biaya Perizinan Biaya Perencanaan Total Perkiraan Pendapatan Pendapatan yang diperoleh adalah dari hasil sewa kamar, sewa gedung rapat (meeting room), penjualan makanan dan minuman, jasa laundry, penyewaan telepon dan lain-lain. 37

48 4.3.2 Pendapatan Bersih Hotel Pada prinsipnya pendapatan bersih hotel adalah pendapatan kotor dikurangi biaya yang dikeluarkan oleh manajemen hotel untuk oprasional hotel seperti biaya bahan makanan dan minuman, pemeliharaan hotel, gaji karyawan, seragam karyawan, pengeluaran telepon, listrik, promosi, dan lain-lain. Analisa pendapatan bersih akan dilakukan per tahun selama 25 tahun pertama beroperasinya hotel tersebut Perkiraan Pengeluaran Selain biaya investasi ada juga pengeluaran biaya lainnya seperti biaya operasional hotel, promosi, administrasi dan gaji karyawan, listrik, telepon, gaji karyawan dll Depresiasi Analisa depresiasi atau penyusutan yang terjadi d Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali sebagai berikut: Tabel 4.14 Analisa Depresiasi Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali No. Uraian Nilai Investasi Umur nyusutan/ tahun Ekonomis = 3/4 1 Struktur Rp Rp Arsitektur Rp Rp Interior dan Rp Rp Furniture 4 Mekanikal dan Rp Rp Elektrikal 5 Lift Rp Rp Generator Set Rp Rp Jumlah Rp

49 4.3.5 Kelayakan Finansial Untuk melihat kondisi investasi Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali apakah layak atau tidak dengan discount factor 13%, dengan menggunakan beberapa metode penilaian kelayakan investasi sebagai berikut: 1. Metode Net Present Value (NPV) 2. Metode Benefit Cost Ratio (BCR) 3. Metode Internal Rate of Return (IRR) 4. Metode Payback Period 39

50 Tabel 4.15 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Superior Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 Jml. Kamar yg tersewa /tahun (unit) 6,515 6,515 6,888 6,888 7,260 7,632 8,004 8,377 8,749 9,121 9,494 Harga sewa kamar /malam (Rp.) 1,723,000 1,895,000 2,084,000 2,293,000 2,522,000 2,774,000 3,052,000 3,357,000 3,693,000 4,062,000 4,469,000 Tingkat hunian 35% 35% 37% 37% 39% 41% 43% 45% 47% 49% 51% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

51 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 9,866 10,238 10,611 10,983 11,355 11,727 12,100 12,472 12,844 13,217 13,589 13,961 14,334 14,706 4,915,000 5,407,000 5,948,000 6,543,000 7,197,000 7,917,000 8,708,000 9,579,000 10,537,000 11,591,000 12,750,000 14,025,000 15,428,000 16,971,000 53% 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 69% 71% 73% 75% 77% 79% (x Rp )

52 Tabel 4.16 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Family Suite Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 Jml. Kamar yg tersewa /tahun Harga sewa kamar /malam (Rp.) 2,381,000 2,619,000 2,881,000 3,169,000 3,486,000 3,834,000 4,218,000 4,639,000 5,103,000 5,614,000 6,175,000 Tingkat hunian 35% 35% 37% 37% 39% 41% 43% 45% 47% 49% 51% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

53 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1, ,793,000 7,472,000 8,219,000 9,041,000 9,946,000 10,940,000 12,034,000 13,238,000 14,561,000 16,018,000 17,619,000 19,381,000 21,320,000 23,452,000 53% 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 69% 71% 73% 75% 77% 79% (x Rp )

54 Tabel 4.17 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Deluxe Premiere Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 Jml. Kamar yg tersewa /tahun 3,577 3,577 3,781 3,781 3,986 4,190 4,395 4,599 4,803 5,008 5,212 Harga sewa kamar /malam (Rp.) 2,806,000 3,086,000 3,395,000 3,734,000 4,108,000 4,519,000 4,971,000 5,468,000 6,014,000 6,616,000 7,278,000 Tingkat hunian 35% 35% 37% 37% 39% 41% 43% 45% 47% 49% 51% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

55 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 5,417 5,621 5,825 6,030 6,234 6,439 6,643 6,847 7,052 7,256 7,461 7,665 7,869 8,074 8,005,000 8,806,000 9,687,000 10,655,000 11,721,000 12,893,000 14,182,000 15,601,000 17,161,000 18,877,000 20,765,000 22,841,000 25,125,000 27,638,000 53% 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 69% 71% 73% 75% 77% 79% (x Rp )

56 Tabel 4.18 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Junior Suite Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 Jml. Kamar yg tersewa /tahun Harga sewa kamar /malam (Rp.) 2,029,000 2,231,000 2,455,000 2,700,000 2,970,000 3,267,000 3,594,000 3,953,000 4,349,000 4,784,000 5,262,000 Tingkat hunian 35% 35% 37% 37% 39% 41% 43% 45% 47% 49% 51% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

57 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1, ,788,000 6,367,000 7,004,000 7,705,000 8,475,000 9,323,000 10,255,000 11,281,000 12,409,000 13,650,000 15,015,000 16,516,000 18,168,000 19,985,000 53% 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 69% 71% 73% 75% 77% 79% (x Rp )

58 Tabel 4.19 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Mini Superior Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 Jml. Kamar yg tersewa /tahun ,048 1,099 1,150 1,201 1,252 1,303 Harga sewa kamar /malam (Rp.) 1,532,000 1,685,000 1,853,000 2,039,000 2,243,000 2,467,000 2,714,000 2,985,000 3,283,000 3,612,000 3,973,000 Tingkat hunian 35% 35% 37% 37% 39% 41% 43% 45% 47% 49% 51% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

59 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 1,354 1,405 1,456 1,507 1,559 1,610 1,661 1,712 1,763 1,814 1,865 1,916 1,967 2,018 4,370,000 4,808,000 5,288,000 5,817,000 6,399,000 7,039,000 7,743,000 8,517,000 9,369,000 10,306,000 11,337,000 12,470,000 13,717,000 15,089,000 53% 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 69% 71% 73% 75% 77% 79% (x Rp )

60 Tabel 4.20 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Deluxe Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 Jml. Kamar yg tersewa /tahun 4,982 4,982 5,267 5,267 5,552 5,836 6,121 6,406 6,690 6,975 7,260 Harga sewa kamar /malam (Rp.) 1,910,000 2,101,000 2,311,000 2,542,000 2,796,000 3,076,000 3,383,000 3,722,000 4,094,000 4,503,000 4,954,000 Tingkat hunian 35% 35% 37% 37% 39% 41% 43% 45% 47% 49% 51% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

61 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 7,545 7,829 8,114 8,399 8,683 8,968 9,253 9,537 9,822 10,107 10,392 10,676 10,961 11,246 5,449,000 5,994,000 6,593,000 7,253,000 7,978,000 8,776,000 9,654,000 10,619,000 11,681,000 12,849,000 14,134,000 15,547,000 17,102,000 18,812,000 53% 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 69% 71% 73% 75% 77% 79% (x Rp )

62 Tabel 4.21 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Suite Room Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 Jml. Kamar yg tersewa /tahun Harga sewa kamar /malam (Rp.) 3,375,000 3,712,000 4,083,000 4,492,000 4,941,000 5,435,000 5,979,000 6,576,000 7,234,000 7,958,000 8,753,000 Tingkat hunian 35% 35% 37% 37% 39% 41% 43% 45% 47% 49% 51% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

63 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1, ,629,000 10,592,000 11,651,000 12,816,000 14,098,000 15,508,000 17,058,000 18,764,000 20,641,000 22,705,000 24,975,000 27,473,000 30,220,000 33,242,000 53% 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 69% 71% 73% 75% 77% 79% (x Rp )

64 Tabel 4.22 Rekapitulasi Pendapatan Bersih Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali ( x ) Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun Tahun Tahun 12/2027 Tipe Kamar (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) 10/ /2026 (Rp.) Superior (Rp.) (Rp.) Family Suite Deluxe Premier Junior Suite Mini Superior Deluxe Suite Room Total Pendapatan Angsuran Pendapatan Bersih Tipe Kamar Tahun 13/2028 (Rp.) Tahun 14/2029 (Rp.) Tahun 15/2030 (Rp.) Tahun 16/2031 (Rp.) Tahun 17/2032 (Rp.) Tahun 18/2033 (Rp.) Tahun 19/2034 (Rp.) Tahun 20/2035 (Rp.) Tahun 21/2036 (Rp.) Tahun 22/2037 (Rp.) Tahun 23/2038 (Rp.) Tahun 24/2039 (Rp.) Superior Family Suite Deluxe Premier Junior Suite Mini Superior Deluxe Suite Room Total Pendapatan Angsuran Pendapatan Bersih Tahun 25/2040 (Rp.) 54

65 Tabel 4.23 Penilaian Investasi Dengan Metode NPV dan BCR Dengan Discount Factor 13% ( x Rp ) Tahun Pendapatan Bersih Depresiasi Disc. Factor PV Benefit Investasi =(2+3)* Jumlah NPV BCR

66 Tabel 4.24 Penilaian Investasi Dengan Metode Internal Rate of Return (IRR) (x Rp ) Tahun Pendapatan Bersih Depresiasi Investasi Disc. Factor 14% PV Disc. Factor 15% PV =(2+3)*5 7 8=(2+3)* Total Total NPV NPV IRR = 14% + (NPV 1 / (NPV 1 - NPV 2)) (15%-14%) IRR = % 56

67 Tabel 4.25 Penilaian Investasi Dengan Metode Payback Period ( x Rp ) Tahun Pendapatan Bersih Depresiasi Investasi Procced Keterangan Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Kelebihan Kelebihan Bulan 937,936 / 4211,841 x Payback Periode ((12 x 12)-2,672) /

68 Dari hasil analisis didapat penilaian invetasi sebagai berikut: 1. Net Peresent Value dengan discount factor 13% adalah bernilai positif sebesar Rp Sehingga proyek ini layak dilanjutkan. 2. Benefit Cost Ratio proyek ini dengan discount factor 13% adalah lebih besar dari 1 yaitu 1, Nilai Internal Rate of Return adalah sebesar 14,79% atau telah melampaui discount factor 13% yang ditargetkan. 4. Payback Period proyek ini adalah 11,8 tahun Analisis Sensitivitas Berdasarkan analisis kriteria investasi diketahui proyek Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali layak untuk dilaksanakan, namun demikian analisa sensitivitas tetap dilakukan untuk mengungkapkan seberapa tingkat hunian kamar dapat diturunkan dan seberapa harga sewa kamar dapat diturunkan sehingga proyek masih layak. Hal ini tentunya berhubungan dengan usaha-usaha intern yang masih bias dilakukan pihak manajemen hotel. Untuk mendapatakan tingkat hunian kamar dan harga sewa kamar agar hotel masih layak, dilakukan dengan coba-coba (trial and error) yang disajikan pada tabel berikut. 58

69 Tabel 4.26 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Superior (sensitivitas 1 tingkat hunian turun 3%/tahun) Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 Jml. Kamar yg tersewa /tahun 5,957 5,957 6,329 6,329 6,701 7,074 7,446 7,818 8,191 8,563 8,935 Harga sewa kamar /malam (Rp.) 1,723,000 1,895,000 2,084,000 2,293,000 2,522,000 2,774,000 3,052,000 3,357,000 3,693,000 4,062,000 4,469,000 Tingkat hunian 32% 32% 34% 34% 36% 38% 40% 42% 44% 46% 48% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

70 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 9,308 9,680 10,052 10,424 10,797 11,169 11,541 11,914 12,286 12,658 13,031 13,403 13,775 14,147 4,915,000 5,407,000 5,948,000 6,543,000 7,197,000 7,917,000 8,708,000 9,579,000 10,537,000 11,591,000 12,750,000 14,025,000 15,428,000 16,971,000 50% 52% 54% 56% 58% 60% 62% 64% 66% 68% 70% 72% 74% 76% (x Rp )

71 Tabel 4.27 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Family Suite (sensitivitas 1 tingkat hunian turun 3%/tahun) Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 Jml. Kamar yg tersewa /tahun Harga sewa kamar /malam (Rp.) 2,381,000 2,619,000 2,881,000 3,169,000 3,486,000 3,834,000 4,218,000 4,639,000 5,103,000 5,614,000 6,175,000 Tingkat hunian 32% 32% 34% 34% 36% 38% 40% 42% 44% 46% 48% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

72 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1, ,793,000 7,472,000 8,219,000 9,041,000 9,946,000 10,940,000 12,034,000 13,238,000 14,561,000 16,018,000 17,619,000 19,381,000 21,320,000 23,452,000 50% 52% 54% 56% 58% 60% 62% 64% 66% 68% 70% 72% 74% 76% (x Rp )

73 Tabel 4.28 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Deluxe Premiere (sensitivitas 1 tingkat hunian turun 3%/tahun) Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 Jml. Kamar yg tersewa /tahun 3,270 3,270 3,475 3,475 3,679 3,884 4,088 4,292 4,497 4,701 4,906 Harga sewa kamar /malam (Rp.) 2,806,000 3,086,000 3,395,000 3,734,000 4,108,000 4,519,000 4,971,000 5,468,000 6,014,000 6,616,000 7,278,000 Tingkat hunian 32% 32% 34% 34% 36% 38% 40% 42% 44% 46% 48% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

74 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 5,110 5,314 5,519 5,723 5,928 6,132 6,336 6,541 6,745 6,950 7,154 7,358 7,563 7,767 8,005,000 8,806,000 9,687,000 10,655,000 11,721,000 12,893,000 14,182,000 15,601,000 17,161,000 18,877,000 20,765,000 22,841,000 25,125,000 27,638,000 50% 52% 54% 56% 58% 60% 62% 64% 66% 68% 70% 72% 74% 76% (x Rp )

75 Tabel 4.29 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Junior Suite (sensitivitas 1 tingkat hunian turun 3%/tahun) Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 Jml. Kamar yg tersewa /tahun Harga sewa kamar /malam (Rp.) 2,029,000 2,231,000 2,455,000 2,700,000 2,970,000 3,267,000 3,594,000 3,953,000 4,349,000 4,784,000 5,262,000 Tingkat hunian 32% 32% 34% 34% 36% 38% 40% 42% 44% 46% 48% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

76 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1, ,788,000 6,367,000 7,004,000 7,705,000 8,475,000 9,323,000 10,255,000 11,281,000 12,409,000 13,650,000 15,015,000 16,516,000 18,168,000 19,985,000 50% 52% 54% 56% 58% 60% 62% 64% 66% 68% 70% 72% 74% 76% (x Rp )

77 Tabel 4.30 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Mini Superior (sensitivitas 1 tingkat hunian turun 3%/tahun) Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 Jml. Kamar yg tersewa /tahun ,022 1,073 1,124 1,175 1,226 Harga sewa kamar /malam (Rp.) 1,532,000 1,685,000 1,853,000 2,039,000 2,243,000 2,467,000 2,714,000 2,985,000 3,283,000 3,612,000 3,973,000 Tingkat hunian 32% 32% 34% 34% 36% 38% 40% 42% 44% 46% 48% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

78 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 1,278 1,329 1,380 1,431 1,482 1,533 1,584 1,635 1,686 1,737 1,789 1,840 1,891 1,942 4,370,000 4,808,000 5,288,000 5,817,000 6,399,000 7,039,000 7,743,000 8,517,000 9,369,000 10,306,000 11,337,000 12,470,000 13,717,000 15,089,000 50% 52% 54% 56% 58% 60% 62% 64% 66% 68% 70% 72% 74% 76% (x Rp )

79 Tabel 4.31 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Deluxe (sensitivitas 1 tingkat hunian turun 3%/tahun) Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 Jml. Kamar yg tersewa /tahun 4,555 4,555 4,840 4,840 5,125 5,409 5,694 5,979 6,263 6,548 6,833 Harga sewa kamar /malam (Rp.) 1,910,000 2,101,000 2,311,000 2,542,000 2,796,000 3,076,000 3,383,000 3,722,000 4,094,000 4,503,000 4,954,000 Tingkat hunian 32% 32% 34% 34% 36% 38% 40% 42% 44% 46% 48% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

80 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 7,118 7,402 7,687 7,972 8,256 8,541 8,826 9,110 9,395 9,680 9,965 10,249 10,534 10,819 5,449,000 5,994,000 6,593,000 7,253,000 7,978,000 8,776,000 9,654,000 10,619,000 11,681,000 12,849,000 14,134,000 15,547,000 17,102,000 18,812,000 50% 52% 54% 56% 58% 60% 62% 64% 66% 68% 70% 72% 74% 76% (x Rp )

81 Tabel 4.32 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Suite Room (sensitivitas 1 tingkat hunian turun 3%/tahun) Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 Jml. Kamar yg tersewa /tahun Harga sewa kamar /malam (Rp.) 3,375,000 3,712,000 4,083,000 4,492,000 4,941,000 5,435,000 5,979,000 6,576,000 7,234,000 7,958,000 8,753,000 Tingkat hunian 32% 32% 34% 34% 36% 38% 40% 42% 44% 46% 48% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (50% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

82 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1, ,629,000 10,592,000 11,651,000 12,816,000 14,098,000 15,508,000 17,058,000 18,764,000 20,641,000 22,705,000 24,975,000 27,473,000 30,220,000 33,242,000 50% 52% 54% 56% 58% 60% 62% 64% 66% 68% 70% 72% 74% 76% (x Rp )

83 Tabel 4.33 Rekapitulasi Pendapatan Bersih Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali (sensitivitas 1 tingkat hunian turun 3%/tahun) ( x ) Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun Tahun Tahun Tipe Kamar (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) 10/ / /2027 Superior Family Suite Deluxe Premier Junior Suite Mini Superior Deluxe Suite Room Total Pendapatan Angsuran Pendapatan Bersih Tipe Kamar Tahun 13/2028 (Rp.) Tahun 14/2029 (Rp.) Tahun 15/2030 (Rp.) Tahun 16/2031 (Rp.) Tahun 17/2032 (Rp.) Tahun 18/2033 (Rp.) Superior Family Suite Deluxe Premier Junior Suite Mini Superior Deluxe Suite Room Total Pendapatan Angsuran Pendapatan Bersih Tahun 19/2034 (Rp.) Tahun 20/2035 (Rp.) Tahun 21/2036 (Rp.) Tahun 22/2037 (Rp.) Tahun 23/2038 (Rp.) Tahun 24/2039 (Rp.) Tahun 25/2040 (Rp.) 73

84 Tabel 4.34 Penilaian Investasi Dengan Metode NPV dan BCR Dengan Discount Factor 13% (sensitivitas 1 tingkat hunian turun 3%/tahun) ( x Rp ) Tahun Pendapatan Bersih Depresiasi Disc. PV Benefit Investasi =(2+3)* Jumlah NPV BCR

85 Tabel 4.35 Penilaian Investasi Dengan Metode Internal Rate of Return (IRR) (sensitivitas 1 tingkat hunian turun 3%/tahun) ( x Rp ) Tahun Pendapatan Bersih Depresiasi Investasi Disc. Factor 14% PV Disc. Factor 15% PV =(2+3)*5 7 8=(2+3)* Total Total NPV NPV IRR = 14% + (NPV 1 / (NPV 1 - NPV 2)) (15%-14%) IRR = % 75

86 Tabel 4.36 Penilaian Investasi Dengan Metode Payback Period (sensitivitas 1 tingkat hunian kamar turun 3%/tahun) ( x Rp ) Tahun Pendapatan Bersih Depresiasi Investasi Procced Keterangan Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Kelebihan Kelebihan Bulan 3883,700 / 4521,024 x Payback Periode ((13 x 12)-10,308) /

87 Tabel 4.37 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Superior (sensitivitas 2 harga sewa kamar turun 5%/tahun) Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 Jml. Kamar yg tersewa /tahun 6,515 6,515 6,888 6,888 7,260 7,632 8,004 8,377 8,749 9,121 9,494 Harga sewa kamar /malam (Rp.) 1,636,000 1,800,000 1,980,000 2,178,000 2,396,000 2,636,000 2,899,000 3,189,000 3,508,000 3,859,000 4,245,000 Tingkat hunian 35% 35% 37% 37% 39% 41% 43% 45% 47% 49% 51% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

88 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 18,615 9,866 10,238 10,611 10,983 11,355 11,727 12,100 12,472 12,844 13,217 13,589 13,961 14,334 14,706 4,670,000 5,137,000 5,650,000 6,215,000 6,837,000 7,521,000 8,273,000 9,100,000 10,010,000 11,011,000 12,113,000 13,324,000 14,656,000 16,122,000 53% 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 69% 71% 73% 75% 77% 79% (x Rp )

89 Tabel 4.38 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Family Suite (sensitivitas 2 harga sewa kamar turun 5%/tahun) Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 Jml. Kamar yg tersewa /tahun Harga sewa kamar /malam (Rp.) 2,261,000 2,488,000 2,736,000 3,010,000 3,311,000 3,642,000 4,007,000 4,407,000 4,848,000 5,333,000 5,866,000 Tingkat hunian 35% 35% 37% 37% 39% 41% 43% 45% 47% 49% 51% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

90 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1, ,453,000 7,098,000 7,808,000 8,589,000 9,448,000 10,393,000 11,432,000 12,576,000 13,833,000 15,217,000 16,738,000 18,412,000 20,254,000 22,279,000 53% 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 69% 71% 73% 75% 77% 79% (x Rp )

91 Tabel 4.39 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Deluxe Premiere (sensitivitas 2 harga sewa kamar turun 5%/tahun) Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 Jml. Kamar yg tersewa /tahun 3,577 3,577 3,781 3,781 3,986 4,190 4,395 4,599 4,803 5,008 5,212 Harga sewa kamar /malam (Rp.) 2,665,000 2,932,000 3,225,000 3,548,000 3,902,000 4,293,000 4,722,000 5,194,000 5,714,000 6,285,000 6,914,000 Tingkat hunian 35% 35% 37% 37% 39% 41% 43% 45% 47% 49% 51% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

92 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 10,220 5,417 5,621 5,825 6,030 6,234 6,439 6,643 6,847 7,052 7,256 7,461 7,665 7,869 8,074 7,605,000 8,366,000 9,202,000 10,122,000 11,135,000 12,248,000 13,473,000 14,821,000 16,303,000 17,933,000 19,726,000 21,699,000 23,869,000 26,256,000 53% 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 69% 71% 73% 75% 77% 79% (x Rp )

93 Tabel 4.40 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Junior Suite (sensitivitas 2 harga sewa kamar turun 5%/tahun) Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 Jml. Kamar yg tersewa /tahun Harga sewa kamar /malam (Rp.) 1,927,000 2,120,000 2,332,000 2,565,000 2,822,000 3,104,000 3,414,000 3,756,000 4,131,000 4,545,000 4,999,000 Tingkat hunian 35% 35% 37% 37% 39% 41% 43% 45% 47% 49% 51% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

94 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1, ,499,000 6,049,000 6,654,000 7,319,000 8,051,000 8,857,000 9,742,000 10,717,000 11,788,000 12,967,000 14,264,000 15,690,000 17,259,000 18,985,000 53% 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 69% 71% 73% 75% 77% 79% (x Rp )

95 Tabel 4.41 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Mini Superior (sensitivitas 2 harga sewa kamar turun 5%/tahun) Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 Jml. Kamar yg tersewa /tahun ,048 1,099 1,150 1,201 1,252 1,303 Harga sewa kamar /malam (Rp.) 1,455,000 1,600,000 1,761,000 1,937,000 2,130,000 2,343,000 2,578,000 2,836,000 3,119,000 3,431,000 3,774,000 Tingkat hunian 35% 35% 37% 37% 39% 41% 43% 45% 47% 49% 51% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

96 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 2,555 1,354 1,405 1,456 1,507 1,559 1,610 1,661 1,712 1,763 1,814 1,865 1,916 1,967 2,018 4,152,000 4,567,000 5,024,000 5,526,000 6,079,000 6,687,000 7,356,000 8,091,000 8,901,000 9,791,000 10,770,000 11,847,000 13,032,000 14,335,000 53% 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 69% 71% 73% 75% 77% 79% (x Rp )

97 Tabel 4.42 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Deluxe (sensitivitas 2 harga sewa kamar turun 5%/tahun) Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 Jml. Kamar yg tersewa /tahun 4,982 4,982 5,267 5,267 5,552 5,836 6,121 6,406 6,690 6,975 7,260 Harga sewa kamar /malam (Rp.) 1,814,000 1,995,000 2,195,000 2,415,000 2,656,000 2,922,000 3,214,000 3,535,000 3,889,000 4,278,000 4,706,000 Tingkat hunian 35% 35% 37% 37% 39% 41% 43% 45% 47% 49% 51% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

98 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 14,235 7,545 7,829 8,114 8,399 8,683 8,968 9,253 9,537 9,822 10,107 10,392 10,676 10,961 11,246 5,176,000 5,694,000 6,264,000 6,890,000 7,579,000 8,337,000 9,171,000 10,088,000 11,097,000 12,207,000 13,427,000 14,770,000 16,247,000 17,872,000 53% 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 69% 71% 73% 75% 77% 79% (x Rp )

99 Tabel 4.43 Analisis Pendapatan Kamar Tipe Suite Room (sensitivitas 2 harga sewa kamar turun 5%/tahun) Deskripsi Tahun 1/2016 Tahun 2/2017 Tahun 3/2018 Tahun 4/2019 Tahun 5/2020 Tahun 6/2021 Tahun 7/2022 Tahun 8/2023 Tahun 9/2024 Tahun 10/2025 Tahun 11/2026 Jumlah Kamar Jml. Kamar yg mampu disewakan /tahun (365 hr) 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 Jml. Kamar yg tersewa /tahun Harga sewa kamar /malam (Rp.) 3,206,000 3,526,000 3,879,000 4,267,000 4,694,000 5,163,000 5,680,000 6,248,000 6,872,000 7,560,000 8,316,000 Tingkat hunian 35% 35% 37% 37% 39% 41% 43% 45% 47% 49% 51% (x Rp ) Pendapatan kotor hotel Kamar (harga sewa x kamar tersewa) Makanan (21% x pend.kamar) Minuman ( 5% x pend.kamar) Telepon (2% x pend.kamar) Lain-lain (3% x pend.kamar) Total Biaya Operasional Hotel Kamar (28,2% x pend.kamar) Makanan (75% x pend.makanan) Minuman (58,3% x pend.minuman) Telepon (89,2% x pend.telepon) Lain-lain (90% x pend.lain-lain) Total Pendapatan Operasional Bruto (POB) Biaya Operasional Hotel Administrasi dan gaji pegawai (20% x POB) Promosi (9,5% x POB) Pemeliharaan hotel (8,5% x POB) Listrik (8,4% x POB) Total Keuntungan Bruto Biaya Dasar dan Manajemen (5,5% x POB) Keuntungan Sebelum Pajak (KSP) Pajak(28% x KSP) (PPh UU No.36 th.2008) Pendapatan Bersih Hotel

100 Tahun 12/2027 Tahun 13/2028 Tahun 14/2029 Tahun 15/2030 Tahun 16/2031 Tahun 17/2032 Tahun 18/2033 Tahun 19/2034 Tahun 20/2035 Tahun 21/2036 Tahun 22/2037 Tahun 23/2038 Tahun 24/2039 Tahun 25/ ,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1,095 1, ,147,000 10,062,000 11,068,000 12,175,000 13,393,000 14,732,000 16,205,000 17,826,000 19,609,000 21,570,000 23,727,000 26,099,000 28,709,000 31,580,000 53% 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 69% 71% 73% 75% 77% 79% (x Rp )

101 Tipe Kamar Tabel 4.44 Rekapitulasi Pendapatan Bersih Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali (sensitivitas 2 harga sewa kamar turun 5%/tahun) Tahun 1/2016 (Rp.) Tahun 2/2017(Rp.) Tahun 3/2018 (Rp.) Tahun 4/2019 (Rp.) Tahun 5/2020 (Rp.) Tahun 6/2021 (Rp.) Tahun 7/2022 (Rp.) Tahun 8/2023 (Rp.) Tahun 9/2024 (Rp.) ( x ) Tahun Tahun 10/ /2026 (Rp.) (Rp.) Superior Family Suite Deluxe Premier Junior Suite Mini Superior Deluxe Suite Room Total Pendapatan Angsuran Pendapatan Bersih Tahun 12/2027 (Rp.) Tipe Kamar Tahun 13/2028 (Rp.) Tahun 14/2029 (Rp.) Tahun 15/2030 (Rp.) Tahun 16/2031 (Rp.) Tahun 17/2032 (Rp.) Tahun 18/2033 (Rp.) Tahun 19/2034 (Rp.) Tahun 20/2035 (Rp.) Tahun 21/2036 (Rp.) Tahun 22/2037 (Rp.) Tahun 23/2038 (Rp.) Tahun 24/2039 (Rp.) Superior Family Suite Deluxe Premier Junior Suite Mini Superior Deluxe Suite Room Total Pendapatan Angsuran Pendapatan Bersih Tahun 25/2040 (Rp.) 91

102 Tabel 4.45 Penilaian Investasi Dengan Metode NPV dan BCR Dengan Discount Factor 13% (sensitivitas 2 harga sewa kamar turun 5%/tahun) ( x Rp ) Tahun Pendapatan Depresiasi Disc. PV Benefit Investasi =(2+3)* Jumlah NPV BCR

103 Tabel 4.46 Penilaian Investasi Dengan Metode Internal Rate of Return (IRR) (sensitivitas 2 harga sewa kamar turun 5%/tahun) ( x Rp ) Tahun Pendapatan Bersih Depresiasi Investasi Disc. Factor 14% PV Disc. Factor 15% PV =(2+3)*5 7 8=(2+3)* Total Total NPV NPV IRR = 14% + (NPV 1 / (NPV 1 - NPV 2)) (15%-14%) IRR = % 93

104 Tabel 4.47 Penilaian Investasi Dengan Metode Payback Period (sensitivitas 2 harga sewa kamar turun 5%/tahun) ( x Rp ) Tahun Pendapatan Bersih Depresiasi Investasi Procced Keterangan , Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup Belum Tertutup (44.471) Kelebihan Kelebihan Bulan 44,471 / 4001,661 x Payback Periode ((12 x 12)-0,133) /

105 Dari hasil analisis sensitivitas 1 dengan menurunkan tingkat hunian kamar hotel sebesar 3% per tahun, masih menandakan bahwa proyek Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali layak dilaksanakan. Didapat penilaian invetasi sebagai berikut: 1. Net Peresent Value dengan discount factor 13% adalah bernilai positif sebesar Rp Benefit Cost Ratio proyek ini dengan discount factor 13% adalah lebih besar dari 1 yaitu 1, Nilai Internal Rate of Return adalah sebesar 14,145% atau telah melampaui discount factor 13% yang ditargetkan. 4. Payback Period proyek ini adalah 12,14 tahun. Dari hasil analisis sensitivitas 2 dengan menurunkan harga sewa kamar hotel sebesar 5% per tahun masih menandakan bahwa proyek Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali layak dilaksanakan. Didapat penilaian invetasi sebagai berikut: 1. Net Peresent Value dengan discount factor 13% adalah bernilai negatif sebesar Rp Benefit Cost Ratio proyek ini dengan discount factor 13% adalah kurang dari 1 yaitu 1, Nilai Internal Rate of Return adalah sebesar 14,289% atau tidak melampaui discount factor 13% yang ditargetkan. 4. Payback Period proyek ini adalah 12 tahun. Dari hasil analisis aspek finansial diatas didapat penilaian sebagai berikut: Proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali akan layak dilaksanakan apabila tingkat jumlah kamar hotel yang tersewa pada Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali rata-rata 55%-60% pertahun dari jumlah kamar hotel yang mampu disewakan per tahunnya sebanyak unit, selama 25 tahun pertama beroperasinya Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali dan penetapan untuk harga sewa kamar per malamnya agar sesuai dengan analisis aspek finansial diatas. 95

106 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil analisis aspek teknis menunjukkan bahwa proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali layak untuk dilaksanakan. Karena memiliki lokasi yang strategis untuk melaksanakan suatu proyek investasi usaha hotel, dengan jarak berada sekitar radius 10 km untuk menuju obyek wisata dan tempat-tempat hiburan yang terkenal merupakan jarak yang cukup dekat untuk wisatawan mencapai tempat-tempat tersebut dan jarak untuk menuju Bandara Internasional Ngurah Rai hanya sekitar 12 km atau 30 menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Aksesibilitas transportasipun cukup lancar dengan kelas jalan provinsi yang memiliki lebar jalan 8 meter dapat membuat mobilitas perjalanan semakin lancar. 2. Dari analisis aspek pasar untuk peramalan tingkat jumlah kamar hotel yang tersewa pada hotel berbintang di Kabupaten Badung didapat bahwa jumlah kamar hotel yang akan tersewa pada Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali adalah sebanyak unit per tahunnya dan akan mengalami peningkatan sebanyak unit setiap tahunnya selama 25 tahun beroperasi. 3. Hasil dari analisis finansial sesuai dengan jumlah unit kamar hotel yang akan tersewa per tahunnya dan dengan discount factor 13% menunjukkan bahwa investasi Jambuluwuk Hotel, Petitenget-Bali ini layak untuk dilaksanakan, dengan kondisi sebagai berikut: a. Net Present Value (NPV) adalah Rp ,- b. Benefit Cost Ratio (BCR) adalah 1,29. c. Internal Rate Return (IRR) adalah sebesar 14,79% d. Payback Period adalah 11,8 tahun. Dan hasil analisis sensitivitas dengan menurunkan jumlah kamar hotel tersewa sebesar 3% per tahun maupun menurunkan harga sewa kamar hotel sebesar 5% masih mengindikasikan proyek layak untuk dilaksanakan. 96

107 5.2 Saran Berdasarkan atas tujuan dan hasil penelitian ini maka saran yang dapat disampaikan adalah masih perlu dilakukan analisis sensitivitas yang lebih luas dan mendalam. 97

108 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung Badung Dalam Angka Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung Badung Dalam Angka Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung Badung Dalam Angka Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung Badung Dalam Angka Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Bali Dalam Angka Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Bali Dalam Angka Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Bali Dalam Angka Dinas Pariwisata Provinsi Bali Statistik Pariwisata Bali Husnan, S., Muhammad, S Studi Kelayakan Proyek. Edisi Keempat. Unit Penerbit dan Percetakan, Yogyakarta. Kodoatie, R.J Analisis Ekonomi Teknik. Edisi II. Andi, Yogyakarta. Pasaribu, A Pengantar Statistik. Ghalia Indonesia, Jakarta. Soeharto, I. 1997, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga, Jakarta. Wirawan, N Cara Mudah Memahami Statistik I (Statistik Deskriptif) Untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi 2. Universitas Udayana. Keraras Emas, Denpasar. 98

109 PETA LOKASI JAMBULUWUK HOTEL, PETITENGET-BALI JAMBULUWUK HOTEL PETITENGET-BALI 99

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL, PETITENGET-BALI

STUDI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL, PETITENGET-BALI STUDI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL, PETITENGET-BALI TUGAS AKHIR Oleh: I Wayan Wahyu Pemudantara NIM: 1004105034 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE TUGAS AKHIR OLEH : NI PUTU FITRI MAHA INDRAWATI ( 1004105083) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 UCAPAN

Lebih terperinci

ANALISISS KELAYAKAN INVESTASI PADA THE NEST CONDOTEL NUSA DUA

ANALISISS KELAYAKAN INVESTASI PADA THE NEST CONDOTEL NUSA DUA ANALISISS KELAYAKAN INVESTASI PADA THE NEST CONDOTEL NUSA DUA TUGAS AKHIR I Oleh : Putu Bagus Andre Septiana NIM: 1104105067 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 i PERNYATAAN Yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP ABSTRAK Town house merupakan salah satu investasi yang diminati dengan membidik pasar wisatawan asing yang berkunjung ke Bali. Town house adalah kompleks perumahan dengan unit terbatas disertai fasilitas

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR Oleh: Candra Santosa 1119151001 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 PERNYATAAN Yang bertanda tangan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI PADA JASA PENYEWAAN PERANCAH SCAFFOLDING DI KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG

ANALISIS INVESTASI PADA JASA PENYEWAAN PERANCAH SCAFFOLDING DI KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG ANALISIS INVESTASI PADA JASA PENYEWAAN PERANCAH SCAFFOLDING DI KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG TUGAS AKHIR Oleh: IB KADE RAI DWI PUTRA ANGGARA 1104105123 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN GARUDA WISNU KENCANA DI KABUPATEN BADUNG BALI

EVALUASI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN GARUDA WISNU KENCANA DI KABUPATEN BADUNG BALI EVALUASI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN GARUDA WISNU KENCANA DI KABUPATEN BADUNG BALI TUGAS AKHIR Oleh : A A Ngurah Gede Mahesmara 1104105055 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PERBAIKAN/REVISI LAPORAN TUGAS AKHIR iii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah A222 Yudha Pramana dan I Putu Artama Wiguna Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-222 Evaluasi Kelayakan Investasi The Safin Hotel di Kabupaten Pati, Jawa Tengah Yudha Pramana dan I Putu Artama Wiguna Departemen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perumahan Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seluruhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Untuk dapat memperoleh kualitas beton yang baik dalam proses pembangunan, selain material yang baik, pemilihan perancah yang berkualitas juga sangat diperlukan. Perancah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota wisata di Indonesia. Permintaan akan fasilitas yang memadai seperti tempat tinggal sementara atau hotel untuk para wisatawan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

Ekonomi Rekayasa. (Engineering Economy) Ir Donny M. Mangitung, M.Sc., Ph.D. Untad Press Palu

Ekonomi Rekayasa. (Engineering Economy) Ir Donny M. Mangitung, M.Sc., Ph.D. Untad Press Palu (Engineering Economy) Ir Donny M. Mangitung, M.Sc., Ph.D Untad Press Palu 2009 Oleh Ir. Donny M. Mangitung, M.Sc., Ph.D Hak cipta 2009, pada penulis Hak cipta dilindungi undang undang. Dilarang memperbanyak

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) Anandhayu Mahatma Ratri Moch. Dzulkirom Achmad Husaini Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001:284). Investasi juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Condotel 2.1.1 Condominium Condominium memiliki arti yang hampir sama dengan apartement. Condominium dalam bahasa Indonesia adalah hak guna bangunan atas rumah susun,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS bsphandout@yahoo.co.id bahanajar INVESTASI Jangka Waktu yang panjang Penuh Ketidakpastian Beresiko Penganggaran Modal (Capital Budgeting) merupakan seluruh proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

Lebih terperinci

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi TAKARIR Break Event Point Cost Recovery Casing Declining Balance Dry Gas First Tranche Petroleum Flow Line Gross Revenue Higher Rate of Income Tax Net Present Value Off Shore On Shore Packer Payback Period

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam peningkatan pendapatan devisa negara. Banyak turis manca negara memilih Indonesia

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 39 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian pada skripsi ini yaitu tujuan studi/penelitian adalah studi deskriptif. Lingkungan/setting adalah lingkungan natural yaitu PT Patent Process,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana atau modal, kita perlu melakukan suatu studi kelayakan untuk melihat apakah proyek

Lebih terperinci

KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Muslim Patra Mokoginta 1 Nanang Setiawan 2 Eko Budi Santoso 3 ABSTRAK Rumah Sakit Umum Kaupaten Bolaang Mongondow dalam perkembangannya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT HUNIAN PADA KEPUTUSAN INVESTASI PROYEK HOTEL SANTIKA GUBENG SURABAYA

PENGARUH TINGKAT HUNIAN PADA KEPUTUSAN INVESTASI PROYEK HOTEL SANTIKA GUBENG SURABAYA PENGARUH TINGKAT HUNIAN PADA KEPUTUSAN INVESTASI PROYEK HOTEL SANTIKA GUBENG SURABAYA Agin Abduh Khaer, Christiono Utomo Teknik Sipil - Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya aginabduhkhaer@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitiandilakukan di lingkungan PT.DBM, lokasiinidipilihkarenasecarametodologismaupunsecarateknismemenuhipersyarata

BAB III METODOLOGI. Penelitiandilakukan di lingkungan PT.DBM, lokasiinidipilihkarenasecarametodologismaupunsecarateknismemenuhipersyarata 15 BAB III METODOLOGI 3.1 Obyek Penelitian Penelitiandilakukan di lingkungan PT.DBM, lokasiinidipilihkarenasecarametodologismaupunsecarateknismemenuhipersyarata n. PT. DBM adalah sebuah perusahaan yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian/studi kelayakan sangat diperlukan rancangan yang tepat agar penelitian bisa terarah. Rancangan penelitian merupakan rencana yang dibuat oleh peneliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 32 IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 4.1. Identifikasi Indikator Kelayakan Finansial Pada umumnya ada enam indikator yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian kelayakan finansial dari

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam arti sempit, pengertian

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI PEMBANGUNAN DEDARI KENDERAN VILLAS DEVELOPMENT INVESTMENT ANALYSIS DEDARI KENDERAN VILLAS

ANALISIS INVESTASI PEMBANGUNAN DEDARI KENDERAN VILLAS DEVELOPMENT INVESTMENT ANALYSIS DEDARI KENDERAN VILLAS ANALISIS INVESTASI PEMBANGUNAN DEDARI KENDERAN VILLAS Ariany Frederika 1, A. A. Wiranata 1, Ida Bagus Gede Aditya Putra Kamajaya 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi dan Depresiasi Menurut Husein Umar (2000,p1), investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN PEMIKIRAN. (Purwanti dan Prawironegoro, 2013). Konsep mendasar dari capital budgeting

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN PEMIKIRAN. (Purwanti dan Prawironegoro, 2013). Konsep mendasar dari capital budgeting BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN PEMIKIRAN 2.1 Penganggaran Modal Penganggaran Modal (Capital budgeting) adalah investasi jangka panjang untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang, atau pengeluaran

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

ANALISA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BATIK SARI KENONGO TULANGAN SIDOARJO. Oleh Endang PW Teknik Industri FTI-Surabaya ABSTRAK

ANALISA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BATIK SARI KENONGO TULANGAN SIDOARJO. Oleh Endang PW Teknik Industri FTI-Surabaya ABSTRAK ANALISA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BATIK SARI KENONGO TULANGAN SIDOARJO Oleh Endang PW Teknik Industri FTI-Surabaya ABSTRAK Perusahaan Bati Sari Kenongo adalah salah satu produsen batik di Sidoarjo yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa bisa menganalisis untuk keputusan investasi modal 2. Khusus : Mahasiswa memahami dan dapat melakukan analisis keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka 1 BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Peluang usaha di bidang peternakan ayam pada saat ini terbilang cukup baik, karena kebutuhan akan daging ayam setiap tahunnya meningkat, sementara produksi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci