ANALISIS PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN INFORMASI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI) OKVIYESHA HASISLAM DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengukuran Kinerja Orgnisasi Menggunakan Balanced Scorecard (Studi Kasus Badan Penelitian dan Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga dan Transmigrasi RI) adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, April 2014 Okviyesha Hasislam NIM H

4 ABSTRAK OKVIYESHA HASISLAM. H Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Menggunakan Balanced Scorecard (Studi Kasus Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI). Dibimbing Oleh LINDAWATI KARTIKA. Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi (Balitfo) merupakan salah satu unit organisasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yang bertugas melaksanakan penelitian, pengembangan serta pengelolaan data dan informasi di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Namun, hasil penelitian, pengembangan serta data dan informasi Balitfo tidak dimanfaatkan oleh 8 Direktorat Teknis pada level eselon I Kemenakertrans. Berdasarkan permasalahan ini perlu dilakukan analisis dan pengukuran pada kinerja Balitfo menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC). Tujuan penelitian ini adalah 1) Membuat rancangan sistem pengukuran kinerja BSC; 2) Merumuskan dan menggambarkan peta strategi; 3) Mengukur Pencapaian Kinerja Balitfo tahun Hasil penelitian mengindikasikan bahwa kinerja Balitfo masih rendah dengan nilai 43,68 % (diekspresikan dengan warna merah). Kinerja ini dapat diperbaiki dengan menerapkan program berupa inisiatif strategis terutama pada Indikator Kinerja Utama yang bernilai rendah. Kata kunci : balanced scorecard, pengukuran kinerja, peta strategi. ABSTRACT OKVIYESHA HASISLAM. H Performance Measurement Analysis of Organisation Using Balanced Scorecard (Case Study Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI). Supervised by LINDAWATI KARTIKA. Agency for Development Research and Informatio (Balitfo) is organizational unit of Ministry of Manpower and Transmigration Indonesia tasked to implement the research, development, and management of data and information in the field of manpower and transmigration. However, the results of Balitfo s research, development, and data and information are not utilized by 8 Directorate Technical of Ministry of Manpower and Transmigration of Indonesia echelon level 1. Based on these problems, performance measurement are required to analyzed in this reasearch using Balanced Scorecard method. The objective of this reasearch are 1) to make performance measurement design system; 2) to formulate and illustrate strategy map; 3) to measure performance achievement Balitfo in Results indicate that the performance of Balitfo still low with 43.68% value (expressed in red). That performance can be improved by implementing a program of strategic initiatives primarily on Key Performance Indicators low value. Key words : balanced scorecard, performance measurement, strategy maps.

5

6 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN INFORMASI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI) OKVIYESHA HASISLAM Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

7 Judul Skripsi : Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Menggunakan Balanced Scorecard (Studi Kasus Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI) Nama : Okviyesha Hasislam NIM : H Disetujui oleh Lindawati Kartika, SE, M.Si Pembimbing Diketahui oleh Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2013 ini ialah pengukuran kinerja, dengan judul Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Menggunakan Balanced Scorecard (Studi Kasus Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja dantransmigrasi RI). Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Lindawati Kartika SE, M.Si selaku pembimbing, serta Bapak R. Dikky Indrawan SP, MM dan Bapak Deddy C. Sutarman S.TP, MM yang telah banyak membantu dan memberi saran. Kemudian kepada Bapak Nurhadi Wijaya STP, MM dan Bapak Dr. Eko Ruddy Cahyadi S.Hut, MM selaku dosen penguji serta staf Departemen Manajemen. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada segenap jajaran pejabat serta staf Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta teman-teman atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, April 2014 Okviyesha Hasislam

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 3 Manfaat Penelitian 3 Ruang Lingkup Penelitian 3 TINJAUAN PUSTAKA 4 Kinerja Organisasi 4 Konsep Manajemen Strategik 4 Konsep Balanced Scorecard 4 Konsep Indikator Kinerja Utama (IKU) 4 METODE 5 Kerangka Pemikiran 5 Tahapan Penelitian 6 Lokasi dan Waktu Penelitian 7 Pengumpulan Data 8 Metode Pengambilan Sampel 8 Metode Pengolahan dan Analisis Data 8 HASIL DAN PEMBAHASAN 10 Gambaran Umum 10 Allignment 11 Rancangan Sistem Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 15 Peta Strategi 18 Hasil Pengukuran Kinerja pada Balitfo dengan pendekatan BSC 19 KESIMPULAN DAN SARAN 25 Kesimpulan 25 Saran 25

10 DAFTAR PUSTAKA 26 LAMPIRAN 29 RIWAYAT HIDUP 38

11 DAFTAR TABEL 1 Skala pada paired comparison 9 2 Kerangka pengukuran kinerja 10 3 Dashboard perspektif keuangan 15 4 Dashboard perspektif pelanggan 16 5 Dashboard perspektif manajemen internal 17 6 Dashboard perspektif pertumbuhan dan pembelajaran 18 7 Perhitungan kinerja perspektif keuangan 20 8 Perhitungan kinerja perspektif pelanggan 20 9 Perhitungan kinerja perspektif manajemen internal Hasil pengukuran kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran Hasil kinerja Balitfo Inisiatif strategi perspektif pelanggan Inisiatif strategi perspektif pertumbuhan dan pembelajaran 24 DAFTAR GAMBAR 1 Struktur organisasi Kemenakertrans RI 2 2 Kerangka pemikiran 6 3 Tahapan penelitian 7 4 Diagnosa alignment visi Balitfo ke misi Balitfo 11 5 Diagnosa alignment misi Balitfo ke tujuan Balitfo 12 6 Diagnosa alignment tujuan Balitfo ke sasaran Balitfo 13 7 Diagnosa alignment sasaran Balitfo dan IKU Balitfo 14 8 Peta strategi Balitfo 19 DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner pembobotan IKU Balitfo 29 2 Hasil pembobotan perspekti dan IKU menggunakan paired comparison 32 3 Struktur organisasi Balitfo 33 4 Dashboard BSC Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Kemenakertrans RI 35 5 Hasil pengukuran kinerja organisasi 36 6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 5 37

12

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumberdaya manusia dan sumberdaya alam merupakan modal bagi Indonesia untuk melaksanakan pembangunan. Mengacu pada dokumen Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun diketahui jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 121,2 juta, yang terbagi atas pekerja dan pengangguran. Jumlah penduduk yang bekerja mencapai 114,0 juta orang, sedangkan pengangguran terbuka mencapai 7,17 juta orang. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia masih tinggi. Pengangguran dan kesempatan kerja merupakan dua aspek ketenagakerjaan yang sangat erat kaitannya. Kesempatan kerja yang terbatas dan ketidakmampuan pengangguran dalam menciptakan kesempatan kerja mengakibatkan pengangguran terus meningkat. Transmigrasi merupakan salah satu pendekatan pembangunan yang memiliki kontribusi bagi upaya pemerintah untuk memperluas kesempatan kerja. Peran pemerintah dalam hal ini adalah mengoptimalkan angkatan kerja dan menjalankan transmigrasi dengan membuat kebijakan, program, dan strategi yang sesuai dengan perkiraan persediaan dan kebutuhan tenaga kerja. Pengetahuan berupa penelitian, data dan informasi menjadi dasar untuk membuat kebijakan. Indonesia memiliki suatu lembaga pemerintah yang fokus di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yaitu Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans). Dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) tertulis bahwa tugas Kemenakertrans adalah melaksanakan pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang diarahkan untuk memberikan kontribusi nyata dan terukur dalam rangka peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, dan ketenangan berusaha serta kesejahteraan masyarakat transmigrasi dan mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah yang dilaksanakan melalui berbagai kebijakan. Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi (Balitfo) merupakan salah satu unit organisasi Kemenakertrans pada level eselon I yang memiliki tugas pokok melaksanakan penelitian, pengembangan (litbang) dan pengkajian serta pengelolaan data dan informasi (datin) di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Hasil litbang dan datin Balitfo seharusnya dapat dimanfaatkan/diimplementasikan oleh satuan kerja dan masyarakat. Namun berdasarkan data dari notulensi tim Renstra Balitfo (Desember 2013), hasil litbang dan datin Balitfo tidak dimanfaatkan oleh direktorat teknis Kemenakertrans seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1.

14 2 Gambar 1 Struktur organisasi Kemenakertrans RI a a Sumber : Tim RB Kemenakertrans RI (2013) Gambar 1 menunjukkan bahwa terdapat 8 (delapan) direktorat teknis pada level eselon I yang ditandai dengan warna merah tidak menggunakan hasil litbang Balitfo. Kajian dan penelitian yang dilaksanakan Balitfo tidak berdasarkan kebutuhan pengguna, bahkan kegiatan tersebut tidak terkoordinasi baik dengan pihak terkait sehingga kedelapan direktorat teknis tersebut lebih memanfaatkan hasil kajian internalnya sendiri. Hal ini menunjukkan adanya disintegrasi antara Balitfo dan 8 (delapan) direktorat teknis Kemenakertrans pada level eselon I. Permasalahan tersebut dapat bersumber dari internal Balitfo sendiri, sehingga perlu dilakukan analisis pengukuran kinerja pada Balitfo untuk memberikan umpan balik dan tindakan korektif jika terdapat kinerja yang tidak memuaskan. Metode Balanced Scorecard merupakan salah satu alat analisis pengukuran kinerja yang dirasa dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Menurut Kaplan dan Norton (2000), Balanced Scorecard mampu menterjemahkan misi dan strategi kedalam berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun kedalam 4 perspektif : finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Scorecard memberi kerangka kerja, bahasa, untuk mengkomunikasikan misi dan strategi serta menggunakan pengukuran untuk memberi informasi kepada para pekerja tentang faktor yang mendorong keberhasilan saat ini dan masa yang akan datang. Penerapan Balanced Scorecard pada organisasi pemerintah juga sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang penerapan anggaran berbasis prestasi kerja yang menuntut perlunya suatu sistem pengukuran yang dapat mencerminkan adanya akuntabilitas kinerja serta adanya aturan Kemenpan No. 20 Tahun 2008 agar Kementerian dan Lembaga pemerintah membuat Indikator Kinerja Utama (IKU) berbasis BSC.

15 3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang diteliti adalah: (1) Bagaimana rancangan sistem pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC pada Balitfo Kemenakertrans RI? (2) Bagaimana peta strategi yang sesuai dengan keadaan Balitfo Kemenakertrans RI dengan pendekatan BSC? (3) Bagaimana Pencapaian kinerja Balitfo Kemenakertrans tahun 2012 dengan pendekatan BSC?. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Membuat rancangan sistem pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC pada Balitfo Kemenakertrans RI (2) Merumuskan dan menggambarkan peta strategi yang relevan berdasarkan BSC pada Balitfo Kemenakertrans RI (3) Mengukur Pencapaian Kinerja Balitfo Kemenakertrans RI tahun 2012 dengan pendekatan BSC. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: (1) Bagi Balitfo Kemenakertrans RI, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berupa informasi kepada Balitfo tentang faktor yang mendorong keberhasilan saat ini dan masa yang akan datang. (2) Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk mengaplikasikan ilmu yang dipelajari selama duduk di bangku kuliah, khususnya teori Balanced Scorecard. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada perancangan sistem pengukuran kinerja, penyusunan peta strategi, dan pengukuran kinerja tahun 2012 berbasis Balanced Scorecard. Objek penelitian ini adalah Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi (Balitfo) Kemenakertrans RI dengan menggunakan metode Balanced Scorecard sebagai alat analisis pengukuran kinerja.

16 4 TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Organisasi Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang ditetapkan oleh organisasi (Moeheriono, 2009). Konsep Manajemen Strategik David (2009) mendefinisikan manajemen strategik sebagai seni dan ilmu untuk merumuskan, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategik juga merupakan pola pengelolaan strategi organisasi jangka pendek dan panjang. Konsep Balanced Scorecard Balanced Scorecard (Kaplan dan Norton 2000) merupakan alat analisis pengukuran kinerja yang mampu menterjemahkan misi dan strategi kedalam berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun kedalam 4 perspektif : finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Scorecard memberi kerangka kerja, bahasa, untuk mengkomunikasikan misi dan strategi serta menggunakan pengukuran untuk memberi informasi kepada para pekerja tentang faktor yang mendorong keberhasilan saat ini dan masa yang akan datang. Kerangka Balanced Scorecard tidak hanya terbatas untuk organisasi bisnis, akan tetapi organisasi publik juga dapat menggunakannya dengan penempatan tumpuan yang berbeda. Jika dalam organisasi bisnis tumpuannya adalah pada perspektif keuangan, maka dalam organisasi sektor publik tumpuannya adalah perspektif pelanggan. Tujuan utama organisasi publik adalah bukan maksimalisasi hasil finansial, tetapi keseimbangan pertanggungjawaban finansial (anggaran) melalui pelayanan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) sesuai dengan visi misi organisasi pemerintah dengan pertimbangan organisasi pemerintah cenderung menekankan pelayanan publik yang berkualitas (Gasperz 2006). Konsep Indikator Kinerja Utama (IKU) Menurut Kaplan dan Norton (2000), Balanced Scorecard harus menjelaskan strategi unit bisnis secara keseluruhan. Hal ini dilaksanakan dengan menggabungkan ukuran hasil atau Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan faktor pendorong kinerja melalui serangkaian hubungan sebab akibat. Ukuran hasil cenderung menjadi lagging indicator yang menjelaskan tujuan utama strategi dan

17 5 merupakan upaya jangka pendek telah memberikan hasil yang diharapkan. Kemudian ukuran faktor pendorong kinerja merupakan leading indicator yang menjelaskan kepada seluruh partisipan perusahaan apa yang mereka harus lakukan hari ini untuk menciptakan nilai tambah di masa depan. Menurut PERMEN PAN No. PER/20/MENPAN/11/2008 dalam Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama, IKU pada tingkat Kementerian Negara /Departemen/ LPND/ Pemprov/ Pemkab/ Pemkot sekurang-kurangnya adalah indikator hasil (outcome), pada unit kerja setingkat Eselon I adalah indikator hasil (outcome), serta pada unit organisasi setingkat Eselon II adalah indikator keluaran (output). METODE Kerangka Pemikiran Badan Penelitian dan Pengembangan Informasi (Balitfo) merupakan unit organisasi kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada level eselon I yang memiliki peran strategis sebagai badan pelaksana penelitian, pengembangan,dan informasi di bidang tenaga kerja dan transmigrasi. Namun pada kenyataannya Balitfo dinilai kurang mampu melaksanakan peran strategis tersebut dengan baik karena hasil penelitian dan pembangunan serta data dan informasi secara umum tidak dimanfaatkan oleh 8 Direktorat Teknis pada level eselon I Kemenakertrans. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi dan pengukuran kinerja secara menyeluruh pada Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi untuk memberikan umpan balik dan tindakan korektif jika terdapat kinerja yang tidak memuaskan. Sistem penilaian kinerja secara menyeluruh mengukur kinerja dari berbagai aspek yaitu keuangan, pelanggan, manajemen internal serta pembelajaran dan pertumbuhan yang bertujuan untuk melihat apakah kinerja yang dihasilkan telah sesuai dengan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang organisasi. Balanced Scorecard dianggap sesuai untuk diterapkan pada Balifo. Penelitian ini memfokuskan untuk merancang pengukuran kinerja, memetakan hubungan sebab akibat antar sasaran strategis kedalam peta strategis, serta pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard. Uraian diatas akan dijelaskan pada Gambar 2.

18 6 Gambar 2 Kerangka pemikiran Tahapan Penelitian Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam organisasi, kemudian menentukan tema penelitian yaitu pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard. Tahapan berikutnya adalah melakukan studi pustaka dan menentukan batasan permasalahan dan tujuan penelitian. Dari tujuan penelitian diketahui persiapan apa saja yang diperlukan untuk melakukan penelitian yaitu rancangan pengumpulan dan analisis data, rancangan pengumpulan dan analisis data serta rancangan kuisioner pembobotan. Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data dimana data primer diperoleh melalui proses Focus Group Discussion, kuesioner dan notulensi FGD. Kemudian data sekunder yang diperoleh dari data internal organisasi dan sumber lain. Sebelum membuat rancangan kinerja Balitfo terlebih dulu dilakukan alignment untuk memastikan keselarasan antara visi, misi, tujuan, sasaran dan IKU Balitfo. Rancangan sistem pengukuran kinerja dibentuk melalui proses Focus Group Discussion (FGD). Mekanisme FGD diawali dengan melakukan penyempurnaan sasaran strategis dan indikator kinerja utama yang tercantum dalam LAKIP Balitfo tahun 2012, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pembobotan pada keempat perspektif BSC dan setiap Indikator Kinerja Utama (IKU) pada masingmasing perspektif. Proses selanjutnya adalah menentukan standar kinerja (baik, sedang dan rendah) untuk setiap Indikator Kinerja Utama, serta menghitung pencapaian setiap IKU pada tahun 2012 yang akan dijadikan sebagai baseline. Setelah standar dan baseline terbentuk selanjutnya dibuat target hingga 2019 sebagai bahan penyusunan renstra

19 7 Rancangan sistem pengukuran kinerja Balanced Scorecard berisi berbagai macam input yang diperlukan untuk melakukan evaluasi dan pengukuran terhadap kinerja Balitfo. Hasil pengukuran kinerja akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan/penetapan inisiatif strategis bagi manajemen. Uraian diatas akan dijelaskan pada Gambar 3. Gambar 3 Tahapan penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kemenakertrans khususnya pada Badan Penelitian dan Informasi (Balitfo) yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto Kav 51 Jakarta Pusat. Penelitian berlangsung sejak bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014.

20 8 Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer adalah Instrumen Kuesioner yang terlampir pada lampiran 1, Focus Group Discussion (FGD), dan notulensi FGD. Data sekunder diperoleh dari Studi literatur merupakan metode yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisis informasi dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Tugas dan Fungsi (Tusi) Balitfo, Rencana Strategis (Renstra) Balitfo, Petunjuk Penyusunan IKU menurut Kemenpan, buku, skripsi dan jurnal yang relevan dengan peneltian ini. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling atau penetapan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2008). Peneliti menggunakan penilaian pakar atau ahli yang benar-benar mengetahui situasi dan kondisi perusahaan. Sampel yang dipilih untuk penilaian perspektif BSC adalah pejabat Balitfo yang terdiri dari kepala Balitfo, Sekretaris Balitfo, Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan, Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketransmigrasian, Direktur Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan, Direktur Pusat Data dan Informasi Ketransmigrasian dan Tim Reformasi Birokrasi (RB) Kemenakertrans yang berjumlah 3 orang Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah diperoleh baik primer maupun sekunder akan diolah secara manual dengan bantuan program Microsoft Excel dan software Expert Choice. Alat analisis dan pengolahan data yang digunakan adalah paired comparison dan metode pengukuran kinerja Balanced Scorecard. Analisis Pengukuran Kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard Adapun tahapan untuk membangun dan mengimplementasikan Balanced Scorecard pada organisasi mengacu pada teori Kaplan dan Norton adalah sebagai berikut : 1. Alignment Alignment merupakan proses untuk menjamin bahwa visi, misi, sasaran strategis (SS), dan Indikator Kinerja Utama (IKU) telah selaras dengan unit yang selevel.

21 9 2. Pembentukan Dashboard/Kartu Skor Dashboard atau kartu skor BSC digunakan untuk mencatat skor kinerja organisasi dan merencanakan target yang akan dicapai masa yang akan datang. Dashboard yang dibentuk harus sesuai dengan template BSC yang terdiri dari : Objective (tujuan), Measurement (indikator kinerja utama dan indikator pemicu), Target (target) dan Iniatitive (Inisiatif). Template BSC diklasifikasikan kedalam 4 perspektif yaitu perspektif keuangan, pelangan, proses bisnis internal, serta pertumbuhan dan pembelajaran. Perumusan IKU seyogyanya memenuhi karakteristik indikator kinerja yang baik dan cukup memadai guna pengukuran kinerja menggunakan prinsip SMART-C (spesific, measurable, achievable, relevant dan continuously improve) (sirait et al 2010). Penetapan standar pada IKU terdiri dari standar sangat baik dengan ekspresi warna biru, baik dengan hijau, sedang dengan kuning, dan rendah dengan merah. 3. Perhitungan Bobot setiap Perspektif, dan Indikator Kinerja Utama (IKU). Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode paired comparison (Saaty 1993). Penentuan bobot pada setiap elemen dibandingkan menggunakan skala seperti yang tertera pada Tabel 1. Pembobotan dilakukan oleh pakar yang bertindak sebagai responden melalui pengisian kuesioner. Responden diminta untuk membandingkan elemen-elemen pada kuesioner. Jawaban dari pertanyaan tersebut merupakan nilai/skor kepentingan dari elemen-elemen yang dibandingkan secara bersamaan yang diolah dengan bantuan software expert choice sehingga akhirnya dihasilkan bobot setiap perspektif dan Indikator Kinerja Utama (IKU). Tabel 1 Skala pada paired comparison a Identitas Definisi Nilai Kepentingan 9 mutlak lebih penting 7 sangat jelas lebih penting 5 jelas lebih penting 3 sedikit lebih penting 1 sama penting 2, 4, 6, 8 apabila terdapat sedikit saja perbedaan atau keragu-raguan antar dua nilai faktor yang berdekatan a Sumber: Saaty (1993) 4. Penyusunan Peta Strategi Menurut Kaplan dan Norton (2010), peta strategi menguraikan proses penciptaan nilai melalui serangkaian hubungan sebab akibat diantara sasaransasaran dalam keempat perspektif Balanced Scorecard. Adapun tahapan dalam membangun peta strategi adalah ; (1) Jelaskan visi dan sasaran strategi organisasi, (2) Spesifikasikan ukuran kedalam 4 perspektif BSC. Hasil pembobotan merupakan dasar untuk menyusun peta strategi.

22 10 5. Pengukuran Kinerja Setelah dilakukan pembobotan pada keempat perspektif BSC dan indikator kinerja utama dari masing-masing perspektif, selanjutnya dibuat kerangka pengukuran kinerja BSC seperti pada Tabel 2. Tabel 2 Kerangka pengukuran kinerja a Bobot IKU (a) Penentuan Standar (b) Sangat baik Nilai Ekspresi warna Baseline (c) Target (d) Skor (f)=((c/d)*a)* 100% Baik Sedang Rendah a Sumber : Sirait et al. (2010) Secara teknis, metode pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan pencapaian aktual terhadap target yang telah ditetapkan dikalikan dengan bobot IKU. Pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC dilakukan dengan menggunakan program Microsoft excel Pengaturan nilai ekspresi warna dilakukan dengan menggunakan conditional formatting. Excel akan memberi warna background pada sel di tabel sesuai dengan informasi/rule yang ditentukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi (Balitfo) merupakan salah satu unit organisasi dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang memiliki visi terwujudnya hasil penelitian, pengembangan serta data informasi yang berkualitas sebagai landasan pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Upaya pencapaian visi tersebut akan diimplementasikan melalui beberapa misi sebagai berikut : 1) Meningkatkan peran penelitian dan pengembangan ketenagakerjaan sebagai landasan pembangunan ketenagakerjaan; 2) Meningkatkan peran penelitian dan pengembangan ketransmigrasian sebagai landasan pembangunan ketransmigrasian; 3) Meningkatkan peran pengelolaan data dan informasi ketenagakerjaan sebagai landasan pembangunan ketenagakerjaan; 4) Meningkatkan peran pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian sebagai landasan pembangunan ketransmigrasian dan 5) Mengembangkan kapasitas Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi menuju pengelolaan yang profesional dan terpercaya serta pengembangan sistem informasi menuju e-government. Struktur Organisasi Balitfo dapat dilihat pada Lampiran 3.

23 11 Alignment Alignment Visi Balitfo ke Misi Balitfo Visi merupakan pernyataan yang mendefinisikan tujuan organisasi jangka menengah dan jangka panjang perusahaan sedangkan misi merupakan pernyataan singkat yang mendefinisikan mengapa organisasi ada (Kaplan Norton 2008). Pernyataan visi dan misi yang dirancang dengan baik sangat penting untuk merumuskan, menerapkan dan mengevaluasi strategi (David 2009). Oleh sebab itu perlu dilakukan alignment untuk mengetahui keselarasan antara visi dan misi Balitfo seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4. Visi Balitfo Misi Balitfo Meningkatkan peran litbang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sebagai landasan pembangunan Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan serta data dan informasi yang berkualitas sebagai landasan pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian Meningkatkan peran data dan informasi ketenagakerjan dan ketransmigrasian Mengembangkan kapasitas Balitfo menuju pengelola yang profesional dan terpercaya serta pengembangan sistem informasi menuju e-government. Keterangan : -Kata-kata yang diwarnai merah dan biru menunjukkan kesamaan arti redaksi kata - : Menunjukkan keselarasan antara visi dan misi Balitfo Gambar 4 Diagnosa alignment visi Balitfo ke misi Balitfo a a Sumber : data diolah (2014) Gambar 4 menunjukkan bahwa visi Balitfo sudah sejalan (inline) dengan misi Balitfo dimana poin-poin penting yang tercantum pada visi sudah dijabarkan ke dalam 3 (tiga) misi Balitfo. Alignment Misi Balitfo ke Tujuan Balitfo Tahapan selanjutnya setelah dilakukan aligment antara visi misi adalah mendiagnosis keselarasan antara misi dan tujuan Balitfo. Tujuan merupakan realisasi dari misi yang spesifik dan dapat dilakukan dalam jangka pendek. Keselarasan antara misi dan tujuan perlu dianalisis dengan proses alignment. Diagnosa alignment misi dan tujuan Balitfo dapat dilihat pada Gambar 5.

24 12 Misi Balitfo Meningkatkan peran litbang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sebagai landasan pembangunan nakertrans; Tujuan Balitfo Menghasilkan produk penelitian dan pengembangan sebagai bahan rumusan kebijakan pembangunan ketenagakerjaan; Meningkatkan peran data dan informasi ketenagakerjan dan ketransmigrasian sebagai landasan pembangunan nakertrans; Menghasilkan produk penelitian dan pengembangan sebagai bahan rumusan kebijakan pembangunan ketransmigrasian Mengembangkan kapasitas Balitfo menuju pengelola yang profesional dan terpercaya serta pengembangan sistem informasi menuju e-government. Menghasilkan data dan informasi ketenagakerjaan yang akurat, lengkap dan berkesinambungan sebagai landasan pembangunan ketenagakerjaan Menghasilkan data dan informasi ketenagakerjaan yang akurat, lengkap dan berkesinambungan sebagai landasan pembangunan ketransmigrasian Mewujudkan Badan Penelitian, Pengembangan, dan informasi yang efektif, efisien dan profesional dengan Keterangan : -Kata-kata yang diwarnai biru, merah dan coklat menunjukkan kesamaan arti redaksi kata - : Menunjukkan keselarasan antara visi dan misi Balitfo Gambar 5 Diagnosa alignment misi Balitfo ke tujuan Balitfo a a Sumber : data diolah (2014) Secara keseluruhan misi dan tujuan Balitfo sudah selaras dimana kelima tujuan yang ditetapkan Balitfo sudah menggambarkan realisasi dari misi Balitfo. Alignment Tujuan Balitfo Ke Sasaran Balitfo Tahap ketiga dari proses alignment yaitu mendiagnosis keselarasan antara tujuan dan sasaran Balitfo. Sasaran adalah suatu keadaan atau kondisi yang ingin dicapai oleh suatu organisasi, baik tujuan jangka pendek atau jangka panjang, mencakup organisasi keseluruhan atau mencakup bagian organisasi tertentu. Tujuan bersifat luas dan umum, sedangkan sasaran bersifat lebih rinci dan memperlihatkan langkah atau gerakan menuju pencapaian tujuan. Diagnosa alignment tujuan ke sasaran Balitfo dapat dilihat pada Gambar 6.

25 13 Tujuan Balitfo Sasaran Balitfo Menghasilkan produk penelitian dan pengembangan sebagai bahan rumusan kebijakan pembangunan ketenagakerjaan; Terlaksananya penelitian dan pengembangan ketenagakerjaan yang menghasilkan rekomendasi untuk perumusan bahan kebijakan, norma, Menghasilkan produk penelitian dan pengembangan sebagai bahan rumusan kebijakan pembangunan ketransmigrasian Terlaksananya penelitian dan pengembangan ketranmigrasian yang menghasilkan rekomendasi untuk perumusan bahan kebijakan, norma, Menghasilkan data dan informasi ketenagakerjaan yang akurat, lengkap dan berkesinambungan sebagai landasan pembangunan Tersedianya data dan informasi ketenagakerjaan. Menghasilkan data dan informasi ketransmigrasian yang akurat, lengkap dan berkesinambungan sebagai landasan pembangunan Tersedianya data dan informasi ketransmigrasian.. Mewujudkan Badan Penelitian, Pengembangan, dan informasi yang efektif, efisien dan profesional dengan prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) serta Tersedianya pelayanan administrasi di lingkungan balitfo dan pelayanan sistem informasi mendukung terselenggaranya sistem (E- Keterangan : - Kata-kata yang diwarnai merah menunjukkan kesamaan arti redaksi kata - : Menunjukkan keselarasan antara tujuan dan sasaran Balitfo Gambar 6 Diagnosa alignment tujuan Balitfo ke sasaran Balitfo a a Sumber : data diolah (2014) Gambar 6 sudah menunjukkan keselarasan antara tujuan dan sasaran Balitfo dimana sasaran sudah bersifat spesifik yang memperlihatkan langkah atau gerakan menuju pencapaian tujuan. Alignment Sasaran Balitfo ke Indikator Kinerja Utama Balitfo Tahap keempat proses alignment yaitu mendiagnosis keselarasan antara sasaran strategis dan indikator kinerja utama Balitfo yang tercantum dalam dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (LAKIP) Balitfo tahun Hasil diagnosa dapat dilihat pada Gambar 7.

26 14 Sasaran Terlaksananya penelitian dan pengembangan ketenagakerjaan yang menghasilkan rekomendasi untuk perumusan bahan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang ketenagakerjaan. IKU 1.Jumlah hasil penelitian dan pengembangan untuk bidang pelatihan dan produktivitas, penempatan, hubungan industrial dan jamsos, serta pengawasan ketenagakerjaan yang dijadikan rekomendasi/kebijakan. 2. Dukungan kegiatan pelaksanaan teknis kelitbangan dan administrasi kelembagaan iptek penelitian dan pengembangan ketenagakerjaan Terlaksananya penelitian dan pengembangan ketransmigrasian yang menghasilkan rekomendasi untuk perumusan bahan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang ketransmigrasian. 1. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan bidang pembangunan kawasan transmigrasi yang dijadikan rekomendasi/kebijakan. 2. Dukungan kegiatan pelayanan teknis kelitbangan dan administrasi kelembagaan iptek penelitian dan pengembangan ketransmigrasasian 3. Jumlah hasil pengkajian dan teknik ketransmigrasian serta pengembangan masyarakat transmigrasi. 4. Dukungan kegiatan pelayanan teknis dan administrasi kelembagaan balai pengkajian dan penerapan teknik produksi ketransmigrasian Tersedianya data dan informasi ketenagakerjaan. 1. Jumlah data dan informasi ketenagakerjaan: pangkalan data dan informasi ketenagakerjaan umum, bidang pelatihan dan produktivitas serta penempatan dan perluasan kesempatan kerja. 2.Jumlah data dan informasi ketenagakerjaan: pangkalan data dan informasi bidang hubungan industrial dan jamsostek serta pengawasan ketenagakerjaan. 3. Terselenggaranya penyebarluasan, promosi, integrasi jejaring, dan pelatihan serta pelayanan data dan informasi ketenagakerjaan. 4. Dukungan manajemen, pelayanan administrasi dan teknis untuk kelembagaan pengelolaan data dan informasi ketenagakerjaan. Tersedianya data dan informasi ketransmigrasian. Tersedianya pelayanan administrasi di lingkungan balitfo dan dan pelayanan sistem informasi mendukung terselenggaranya sistem (E-GOVERNMENT) di lingkungan KEMENAKERTRANS... 1.Jumlah data dan informasi bidang pembangunan kawasan transmigrasi. 2. Jumlah data dan informasi bidang pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi 3. Dukungan kegiatan pelayanan teknis dan administrasi kelembagaan pengelolaan data dan informasi pembangunan masyarakat dan kawasan transmigrasi. 1.Dukungan pelayanan administrasi dan teknis lainnya (perencanaan program, evaluasi dan pelaporan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksanaan dan kerumahtanggaan. 2. Dukungan terselenggaranya E-GOVERNMENT sistem informasi dan jaringan serta pengembangan kapasitas sumberdaya informatika Keterangan : - Kata-kata yang diwarnai merah menunjukkan kesamaan arti redaksi kata - : Menunjukkan keselarasan antara sasaran dan IKU Balitfo Gambar 7 Diagnosa alignment sasaran Balitfo dan IKU Balitfo a a Sumber : data diolah (2014) Hasil diagnosa menunjukkan bahwa kelima sasaran Balitfo sudah selaras dengan 13 (tiga belas) IKU yang ditetapkan Balitfo. Namun berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa kalimat sasaran strategi masih bersifat pasif dan indikator kinerja utama secara umum belum masih bersifat output bukan outcomes atau belum berbasis outcome dan belum memenuhi syarat SMART-C sehingga perlu dilakukan perbaikan. Perbaikan dilakukan pada saat Focus Group Discussion yang hasilnya akan disajikan pada subbab pembahasan selanjutnya.

27 15 Rancangan Sistem Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard Perspektif Keuangan Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi menetapkan peningkatan efisiensi program dan anggaran Balitfo sebagai sasaran strategis pada perspektif keuangan. Indikator Kinerja Utama dan Indikator pemicu yang digunakan untuk mengukur pencapaian dari sasaran strategis tersebut tercantum dalam Dashboard perspektif keuangan yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Dashboard perspektif keuangan a Indikator Pemicu Indikator Kinerja Utama Bobot IKU Penentuan Standar (%) Baseline 2012 Target 2012 Peningkatan daya serap anggaran dan program Balitfo a Sumber : (data diolah) Persentase daya serap kegiatan terhadap anggaran Balitfo 0,043 Sangat Baik > Baik >79-89 Sedang Rendah <70 95,1% 79,01% Tabel 3 menunjukkan hasil pembobotan IKU perspektif keuangan dengan menggunakan paired comparison yaitu sebesar 0,043. Bobot tersebut termasuk rendah karena sesuai dengan tujuan organisasi pemerintah yang tidak berorientasi profit. Standar pencapaian yang ditetapkan pada IKU perspektif keuangan sudah cukup tinggi karena baseline/pencapaian tahun 2012 juga sudah sangat baik. Sehubungan dengan penyusunan Renstra maka Balitfo menetapkan target IKU hingga tahun Dashboard perspektif keuangan secara lengkap dapat dilihat di Lampiran 5. Perspektif Pelanggan Sasaran strategis yang ditetapkan Balitfo pada perspektif pelanggan adalah peningkatan peran litbang dan informasi dalam pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi. Pencapaian sasaran strategis ini diukur dengan 5 (lima) Indikator Kinerja Utama (IKU) dan 2 Indikator Pemicu seperti tercantum dalam Dashboard perspektif keuangan yang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan hasil pembobotan IKU perspektif pelanggan. Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian litbang yang diimplementasian satker sebagai bahan masukan adalah IKU yang memiliki bobot tertinggi yaitu sebesar 0,294. Hal ini menunjukkan bahwa IKU tersebut dianggap penting dan paling berpengaruh terhadap pencapaian kinerja perspektif pelanggan. Standar pencapaian yang ditentukan secara umum masih rendah didasarkan pada baseline/pencapaian tahun 2012 yang juga masih rendah. Sehubungan dengan penyusunan Renstra maka Balitfo menetapkan target IKU hingga tahun Dashboard perspektif pelanggan secara lengkap dapat dilihat di Lampiran 4.

28 16 Tabel 4 Dashboard perspektif pelanggan a Indikator Pemicu Peningkatan kepuasan Stakeholder dalam pelayanan serta peyediaan Litbang dan Informasi yang bermanfaat dan berkelanjutan Peningkatan Kepuasan Stakeholder tehadap kualitas penyelenggaraan E- Government penelitian, pengembangan dan informasi a Sumber : (data diolah) Indikator Kinerja Utama Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh masyarakat Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh masyarakat sebagai bahan masukan Persentase kepuasan stakeholder terhadap kualitas layanan penelitian pengembangan dan informasi Bobot IKU Penentuan Standar (%) Sangat Baik >55 Baik >40-55 Sedang Rendah < Sangat Baik >55 Baik >40-55 Sedang Rendah < Sangat >15 Baik Baik >10-15 Sedang 5-10 Rendah < Sangat >25 Baik Baik >20-25 Sedang Rendah < Sangat > Baik Baik >70-90 Sedang Rendah <60 Baseline 2012 (%) Target 2012 (%) 15 40, , , ,01 NA 70,01 Manajemen Internal Pada perspektif manajemen internal Balifo menetapkan 3 (tiga) sasaran strategis untuk mencapai tujuannya. Sasaran strategis tersebut adalah peningkatan kualitas perencanaan Balitfo di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, dan mewujudkan prima penyelenggaraan layanan pengadaan barang/jasa secara elektronik (LPSE). Ketiga sasaran strategis tersebut masing-masing diukur dengan 1 (satu) Indikator Kinerja Utama dan 1 (satu) Indikator Pemicu yang tercantum dalam Dashboard perspektif keuangan pada Tabel 5.

29 17 Tabel 5 Dashboard perspektif manajemen internal a Indikator Pemicu Indikator Kinerja Utama Bobot IKU Penentuan Standar (%) Baseline 2012 (%) Target 2012 (%) Meningkatnya jumlah program Balitfo yang terealisasikan sesuai Renstra Meningkatnya jumlah penelitian yang dipublikasikan Meningkatnya kualitas penyelenggaraan LPSE. Persentase sasaran Renstra yang diprogramkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA K/L) Balitfo Persentase peningkatan publikasi hasil penelitian per tahun Persentase kepuasan stakeholder terhadap penyelnggaraan LPSE per tahun a Sumber : data diolah (2014) Sangat baik > Baik >70-90 Sedang Rendah < Sangat baik >60 Baik >50-60 Sedang Rendah < Sangat baik >90 Baik >75-90 Sedang Rendah <60 98,48 70, , ,01 Tabel 5 menunjukkan hasil pembobotan IKU perspektif manajemen internal dimana persentase peningkatan hasil publikasi per tahun mendapatkan bobot tertinggi yaitu 0,134. Hal ini menunjukkan bahwa IKU tersebut dianggap penting dan paling berpengaruh terhadap pencapaian kinerja perspektif manajemen internal. Standar pencapaian yang ditentukan secara umum sudah cukup tinggi karena didasarkan pada baseline/pencapaian tahun lalu yang sudah cukup baik. Sehubungan dengan penyusunan Renstra maka Balitfo menetapkan target IKU hingga tahun Dashboard perspektif pelanggan secara lengkap dapat dilihat di Lampiran 4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Sasaran strategis yang ditetapkan Balitfo pada perspektif ini adalah Peningkatan kapasitas organisasi dan pegawai di lingkungan Balitfo. Sasaran strategi tersebut diukur oleh 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama dan 2 (dua) Indikator Pemicu yang tercantum dalam Dashboard perspektif keuangan pada Tabel 6.

30 18 Tabel 6 Dashboard perspektif pertumbuhan dan pembelajaran a Indikator Pemicu Meningkatnya kualitas pelayanan Sekretariat Badan Meningkatnya pegawai yang telah sesuai dengan kebutuhan Balitfo Indikator Kinerja Utama Persentase kepuasan pegawai terhadap pelayanan Set. Badan Persentase jumlah pegawai yang telah sesuai dengan kebutuhan Balitfo Persentase jumlah pegawai Balitfo yang dimanfaatkan kepakarannya a Sumber : data diolah (2014) Bobot IKU Penentuan Standar (%) Sangat baik > Baik > Sedang Rendah < Sangat > baik Baik > Sedang Rendah < Sangat > 45 baik Baik > Sedang Rendah <25 Baseline (2012) (%) Target (2012) (%) 86,42 80, , ,01 Tabel 6 menujukkan hasil pembobotan IKU perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dimana persentase jumlah pegawai yang telah sesuai dengan kebutuhan Balitfo memiliki bobot tertinggi yaitu 0,076. Hal ini menunjukkan bahwa IKU tersebut dianggap penting dan paling berpengaruh terhadap pencapaian kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Standar pencapaian yang ditentukan secara umum sudah cukup tinggi karena didasarkan pada baseline/pencapaian tahun lalu yang sudah cukup baik. Sehubungan dengan penyusunan Renstra maka Balitfo menetapkan target IKU hingga tahun Dashboard perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dapat dilihat di Lampiran 4. Peta Strategi Pembobotan perspektif menggunakan paired comparison merupakan dasar untuk menyusun peta strategis. Penyusunan peta strategi disusun secara hierarki dimulai dari bobot yang paling rendah yaitu perspektif keuangan (0,043) dan pertumbuhan pembelajaran (0,131), kemudian manajemen internal (0,204) hingga yang paling tinggi yang menjadi tumpuan yaitu perspektif pelanggan (0,622). Perspektif Keuangan dan Pertumbuhan Pembelajaran diposisikan paling bawah karena fungsinya sebagai pendukung bagi perspektif manajemen internal. Peta strategi Balitfo dapat dilihat pada Gambar 8.

31 19 Visi : "Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan serta data dan informasi yang berkualitas sebagai landasan pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian." Misi : (1) Meningkatkan peran penelitian dan pengembangan ketenagakerjaan sebagai landasan pembangunan ketenagakerjaan; (2) Meningkatkan peran penelitian dan pengembangan ketransmigrasian sebagai landasan pembangunan ketransmigrasian; (3) Meningkatkan peran pengelolaan data dan informasi ketenagakerjaan sebagai landasan pembangunan ketenagakerjaan; (4) Meningkatkan peran pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian sebagai landasan pembangunan ketransmigrasian dan; (5) Mengembangkan kapasitas Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi menuju pengelolaan yang profesional dan terpercaya serta pengembangan sistem informasi menuju e- government. PETA STRATEGI BALITFO Pelanggan (0,622) Peningkatan peran Litbang dan informasi dalam pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian (0,622) Manajemen Internal (0,204) Peningkatan kualitas perencaaan Balitfo di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian (0,038) Peningkatan kualitas penyelenggaraan publikasi data, hasil litbang dan informasi (0,134) Mewujudkan prima penyelenggaraan layanan pengadaan barang/jasa secara elektronik (LPSE) (0,032) Keuangan (0,043) Peningkatan efisiensi dan efektivitas anggaran Balitfo (0,043) Peningkatan kualitas dukungan manajemen dan teknis (0,131) Pertumbuhan dan Pembelajaran (0,131) Gambar 8 Peta strategi Balitfo a Sumber : data diolah (2014) Gambar 8 menunjukkan proses pencapaian visi dan misi melalui serangkaian hubungan sebab akibat antar sasaran strategis pada setiap perspektif. Visi Balitfo diciptakan dengan mencapai sasaran strategis pada perspektif pelanggan yaitu peningkatan peran litbang dan informasi dalam pembangunan Nakertrans. Proses manajemen internal yaitu peningkatan kualitas perencanaan Balitfo, peningkatan penyelenggaraan publikasi data, hasil litbang dan informasi serta mewujudkan prima penyelenggaraan layanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik (LPSE) dapat mendorong tercapainya sasaran strategis perspektif pelanggan. Kemudian peningkatan efisiensi dan efektivitas anggaran Balitfo pada perspektif keuangan serta peningkatan kualitas dukungan manajemen dan teknis pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dapat mendorong peningkatan kinerja dalam proses manajemen internal. Hasil Pengukuran Kinerja pada Balitfo dengan pendekatan BSC Perspektif Keuangan Skor kinerja perspektif keuangan dengan metode BSC adalah 4,30% dari skala 4,30% dengan interpretasi warna biru atau sangat baik. Hasil perhitungan kinerja perspektif keuangan dapat dilihat pada Tabel 7.

32 20 Tabel 7 Perhitungan kinerja perspektif keuangan a Indikator Kinerja Utama Persentase daya serap kegiatan terhadap anggaran Balitfo Bobot IKU (a) Baseline 2012 (%) (b) Target 2012 (%) (c) SKOR (d) = (b/c * 100) Skor Akhir (e) = (a*d) Pencapaian (%) (f) Nilai KRI (%) (g) = (a*f) Total Skor Perspektif Kuangan 4.30 a Sumber : data diolah (2014) Skor tersebut menunjukkan bahwa kinerja perspektif keuangan sudah melampaui target yang diharapkan dilihat dari pencapaian IKU presentase daya serap kegiatan terhadap anggaran Balitfo yang pencapaiannya sudah 100%. Oleh sebab itu kinerja perspektif keuangan sebaiknya dipertahankan. Tabel perhitungan kinerja perspektif pelanggan secara rinci dapat dilihat di Lampiran 5. Perspektif Pelanggan Persektif pelanggan mendapatkan skor kinerja sebesar 18,35% dari skala 62,2% dengan interpretasi warna merah atau rendah. Skor tersebut didapat dari akumulasi skor 5 (lima) IKU perpektif pelanggan seperti yang tercantum pada Tabel 8. Tabel 8 Perhitungan kinerja perspektif pelanggan a Indikator Kinerja Utama Bobot IKU (a) Baseline 2012 (%) (b) Target 2012 (%) (c) SKOR (d) = (b/c * 100) Skor Akhir (e) = (a*d) Pencapa ian (%) (f) Nilai KRI (g) = (a*f) (%) Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh masyarakat Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh masyarakat sebagai bahan masukan Persentase kepuasan stakeholder terhadap kualitas layanan penelitian pengembangan dan informasi , NA NA NA Total Skor Perspektif Pelanggan a Sumber : data diolah (2014)

33 21 Berdasarkan hasil skor kinerja setiap IKU, kinerja perspektif pelanggan perlu diperbaiki dengan meningkatkan pencapaian kinerja terutama pada IKU yang masih memberikan kontribusi skor rendah atau merah. Tabel perhitungan kinerja perspektif pelanggan secara rinci dapat dilihat di Lampiran 5. Perspektif Manajemen Internal Perspektif Manajemen Internal memperoleh skor kinerja sebesar 12,10% dari skala 20,4% yang termasuk kedalam kategori sedang atau kuning. Skor tersebut merupakan akumulasi dari skor 3 (tiga) IKU yang ada pada perspektif Manajemen Internal seperti yang tercantum pada Tabel 9. Tabel 9 Perhitungan kinerja perspektif manajemen internal a Indikator Kinerja Utama Persentase sasaran Renstra yang diprogramkan dalam RKA K/L Balitfo Persentase peningkatan publikasi hasil penelitian per tahun Persentase kepuasan stakeholder terhadap penyelnggaraan LPSE per tahun Bobot IKU (a) Baseline 2012 (%) (b) Target 2012 (%) (c) SKOR (d) = (b/c * 100) Skor Akhir (e) = (a*d) Pencapaian (%) (f) Nilai KRI (%) (g) = (a*f) , Total Skor Perspektif Manajemen Internal a Sumber : data diolah (2014) Berdasarkan hasil skor IKU pada Tabel 9, dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif manajemen internal perlu ditingkatkan dengan memperbaiki kinerja IKU yang memiliki skor rendah atau merah dan skor sedang atau kuning. Hasil Kinerja Perspektif Manajemen Internal secara rinci dapat dilihat di lampiran 5. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memperoleh skor kinerja sebesar 8,93% dari skala 13,10% dengan interpretasi warna kuning atau sedang. Skor tersebut merupakan akumulasi dari 3 (tiga) IKU seperti yang tercantum pada Tabel 10. Berdasarkan skor IKU pada tabel 10 dapat disimpulkan bahwa kinerja perpektif pertumbuhan dan pembelajaran perlu diperbaiki terutama pada IKU yang skor kinerjanya masih rendah atau merah. Tabel Hasil Kinerja Perspektif Manajemen Internal secara rinci dapat dilihat di lampiran 5.

34 22 Tabel 10 Hasil pengukuran kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran a Indikator Kinerja Utama Bobot IKU (a) Hasil Kinerja Balitfo Berdasarkan teknik perhitungan kinerja berbasis BSC, diperoleh hasil bahwa skor kinerja IKU Balitfo adalah 43,68% dengan interpretasi warna merah atau rendah. Skor tersebut merupakan akumulasi dari skor kinerja setiap perspektif seperti yang dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil kinerja Balitfo a PERSPEKTIF Pencapaian (%) BOBOT Nilai KRI (%) Keuangan 100 0,043 4,30 Manajemen Internal 59,31 0,204 12,10 Pertumbuhan Pembelajaran 37,63 0,131 8,93 Pelanggan 29,50 0,622 18,35 Total 1,00 43,68 Keterangan : Manajemen Internal : Pertumbuhan dan pembelajaran : Pelanggan : a Sumber : data diolah (2014) Baseline 2012 (%) (b) Target 2012 (%) (c) SKOR (d) = (b/c * 100) Skor Akhir (e) = (a*d) Pencapaian (%) (f) Nilai KRI (%) (g) = (a*f) Persentase kepuasan pegawai terhadap pelayanan Set. Badan Persentase jumlah pegawai yang telah sesuai dengan kebutuhan Balitfo Persentase jumlah pegawai Balitfo yang dimanfaatkan kepakarannya Total Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 8.93 a Sumber : data diolah (2014) Balitfo: Keuangan : > 85 % 70 % x 85% 55 % x 69,99 % < 55 % 17.35% x 20.40% 14.28% x 17.38% 11.22% x 14.27% 0.00% x 11.21% 11.15% x 13.10% 9.17% x 11.14% 7.21% x 9.16% 0.00% x 11.21% 3.67% x 4.30% 3.01% x 3.66% 2.37% x 3.00% 0.00% x 2.36% 52.88% x 62.20% 43.54% x 52.87% 34.21% x 43.53% 0.00% x 34.20% Tabel 11 menunjukkan nilai kinerja keseluruhan yang diakumulasikan dari nilai kinerja 4 (empat) perspektif BSC. Rendahnya skor kinerja Balitfo ini terutama dipengaruhi oleh nilai kinerja perspektif pelanggan yang hanya mencapai

35 23 18,35% dari skala 62,2%. Rendahnya nilai kinerja Balitfo dapat diperbaiki dengan memprioritaskan perbaikan pada perpektif pelanggan. Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan menggunaan metode Balanced Scorecard diperoleh skor kinerja Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi sebesar 43,68% dengan interpretasi warna merah atau rendah. Skor tersebut merupakan akumulasi dari skor kinerja 4 (empat) perspektif BSC. Perspektif pelanggan mendapat skor kinerja paling rendah dibanding ketiga pespektif lainnya yaitu sebesar 18,35% dari skala 62,2%. Skor kinerja ini termasuk kedalam kategori rendah (diekspresikan dengan warna merah), oleh sebab itu perbaikan kinerja pada perspektif pelanggan perlu dijadikan prioritas utama. Perbaikan kinerja dilakukan dengan meningkatkan kinerja IKU yang masih bernilai rendah atau merah dengan dukungan anggaran yang memadai dan program berupa inisiatif strategis seperti yang tercantum pada Tabel 12. Tabel 12 Inisiatif strategi perspektif pelanggan a Nilai Ekspresi Warna 7,35% 2,55% 6,10% 2,35% Indikator Kinerja Utama Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh masyarakat Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh masyarakat sebagai bahan masukan a Sumber : data diolah (2014) Inisiatif Strategis 1) Peningkatan jumlah lokus yang refresentatif pada kegiatan penelitian dan pengembangan, 2) Melakukan diseminasi/sosialisasi/diskusi teknis/workshop/seminar untuk Satker di lingkungan Kemnakertrans dan Pemerintah Daerah terkait, 3) Melakukan pengukuran pemanfaatan/implementasi hasil litbangnakertrans oleh Satker, 4) Peningkatan penyusunan Nota Riset/Policy untuk bahan masukan, 5) Peningkatan integrasi rekomendasi hasil litbang dengan stakeholder dan pengguna. 1) Melakukan publikasi/diseminasi/sosialisasi/workshop/seminar hasil litbang nakertrans untuk masyarakat, 2) Peningkatan kualitas dan kuantitas publikasi hasil penelitian melalui media informasi. 1) Mengembangkan database ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, 2) Melaksanakan sosialisasi penerapan Kepmen No. 250 tahun 2008 dan Permen No. 09 tahun 2012, koordinasi dengan Ditjen Teknis 3) Peningkatan kapasitas SDM pengelola Datin Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian, 4) Melaksanakan sosialisasi internal dalam rangka pemanfaatan Datin Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian. 1) Peningkatan kapasitas SDM pengelola Datin Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian di Daerah, 2) Sinergitas dan Sinkronisasi Pengelolaan Datin Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian di Daerah, 3) Survey kepuasan pengguna Datin Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian, 4) Meningkatkan publikasi dan pelayanan Datin Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian.

36 24 Perspektif Pertumbuhan dan pembelajaran memperoleh skor kinerja kedua terendah yaitu sebesar 8,93% dari skala 13,1%. Skor tersebut masuk kedalam kategori sedang yang diekspresikan dengan warna kuning. Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuan perlu ditingkatkan dengan memperbaiki kinerja IKU yang memilki skor rendah atau merah dengan dukungan anggaran yang memadai dan program berupa inisiatif strategis seperti yang tercantum pada tabel Tabel 13. Tabel 13 Inisiatif strategi perspektif pertumbuhan dan pembelajaran a Nilai Ekspresi Warna 0,45% a Sumber : data diolah (2014) INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase jumlah pegawai Balitfo yang dimanfaatkan kepakarannya INISIATIF STRATEGI 1) Peningkatan kapasitas SDM 2) Penyusunan peta kompetensi jabatan 3) Pemetaan kompetensi/kepakaran SDM dan mempublikasikannya. Perspektif Manajemen Internal memperoleh skor kinerja sebesar 12,10% dari skala 20,4% termasuk kedalam kategori sedang atau diekspresikan dengan warna kuning. Kinerja perspektif manajemen internal masih perlu ditingkatkan dengan memperbaiki kinerja IKU yang memiliki skor rendah atau merah dan sedang atau kuning dengan dukungan anggaran yang memadai dan program berupa inisiatif strategis seperti yang dapat dilihat pada tabel dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Inisiatif strategis perspektif manajemen internal a Nilai Ekspresi Warna 6,70 % 1,60% Indikator Kinerja Utama Persentase peningkatan publikasi hasil penelitian per tahun 1. Persentase kepuasan stakeholder terhadap penyelenggaraan LPSE per tahun a Sumber : data diolah (2014) Inisiatif Strategi 1) Peningkatan kerjasama Karya Tulis Ilmiah hasil litbangnakertrans dengan stakeholder 2) Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Publikasi Ilmiah melalui Publishing House 3) Peningkatan Penyebarluasan Publikasi Ilmiah terhadap stakeholder 4) Peningkatan kapasitas SDM peneliti 5) Melakukan penelusuran litbangnakertrans berdasarkan kebutuhan penggguna 6) 6. Peningkatan kualitas/akreditasi media publikasi hasil penelitian 1) Peningkatan sarana dan prasarana LPSE 2) Survei kepuasan pengguna LPSE Perspektif keuangan memperoleh skor kinerja 4,30% dari skala 4,30% yang termasuk kedalam kategori sangat baik (diekspresikan dengan warna biru). Skor kinerja tersebut dipengaruhi oleh pencapaian Indikator Kinerja Utama peningkatan daya serap anggaran dan program Balitfo yang sudah mencapai 100%. Kinerja IKU perspektif keuangan ini harus dipertahankan.

37 25 Rancangan sistem pengukuran kinerja Balitfo tersusun atas sasaran strategis, indikator pemicu, Indikator Kinerja Utama (IKU), baseline dan target kinerja IKU yang diklasifikasikan kedalam 4 (empat) perspektif. Komponen-komponen rancangan sistem pengukuran kinerja yang disusun Balitfo tersebut ditetapkan sebagai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun yang dapat dilihat pada Lampiran 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Rancangan sistem pengukuran kinerja Balanced Scorecard pada Balitfo yang dibentuk melalui proses Focus Group Discussion menghasilkan 5 sasaran strategi, 12 Indikator Kinerja Utama (IKU), 8 indikator pemicu dan target IKU hingga tahun 2019 yang diklasifikasikan kedalam 4 perspektif Balanced Scorecard. 2. Peta Strategi menunjukkan hubungan sebab akibat antar sasaran strategis pada setiap perspektif. Perspektif pelanggan berada di posisi teratas pada peta strategi Balitfo menyusul dibawahnya perspektif manajemen internal dan pada posisi paling bawah terdapat perspektif keuangan dan pertumbuhan pembelajaran. 3. Hasil pengukuran kinerja Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi dengan pendekatan Balanced Scorecard secara keseluruhan termasuk kedalam kategori rendah (diekspresikan dengan warna merah). Rendahnya nilai kinerja Balitfo disebabkan karena terdapat 6 Indikator Kinerja Utama (IKU) yang skor kinerjanya masih tergolong rendah (diekspesikan dengan warna merah). Indikator Kinerja Utama tersebut adalah realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian litbang yang diimplementasikan oleh satuan kerja, realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian litbang yang diimplementasikan oleh masyarakat, realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan, realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh masyarakat sebagai bahan masukan dari perspektif pelanggan. Kemudian IKU presentase kepuasan stakeholder terhadap penyelenggaraan LPSE per tahun dari perspektif manajemen internal, serta pegawai Balitfo yang dimanfaatkan kepakarannya dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Saran 1. Pada perspektif pelanggan sebaiknya Balitfo memprioritaskan perbaikan kinerja pada IKU dengan bobot tertinggi yang nilai kinerjanya masih rendah yaitu rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan. Perbaikan dilakukan dengan menjalankan program

38 26 berupa inisiatif strategis yaitu 1) Peningkatan jumlah lokus yang representatif pada kegiatan penelitian dan pengembangan; 2) Melakukan diseminasi/sosialisasi/diskusi teknis/workshop/seminar untuk Satker di lingkungan Kemnakertrans dan Pemerintah Daerah terkait; 3) Melakukan pengukuran pemanfaatan/implementasi hasil litbangnakertrans oleh Satker; 4) Peningkatan penyusunan Nota Riset/Policy untuk bahan masukan; 5) Peningkatan integrasi rekomendasi hasil litbang dengan stakeholder dan pengguna. 2. Pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sebaiknya Balitfo memprioritaskan perbaikan kinerja pada IKU yang nilai kinerjanya masih rendah atau merah yaitu persentase jumlah pegawai Balitfo yang dimanfaatkan kepakarannya. Perbaikan dilakukan dengan menjalankan program berupa inisiatif strategis diantaranya 1) Peningkatan kapasitas SDM; 2) Penyusunan peta kompetensi jabatan; 3) Pemetaan kompetensi/kepakaran SDM dan mempublikasikannya. 3. Pada perspektif Manajemen Internal sebaiknya Balitfo memprioritaskan perbaikan kinerja pada IKU yang nilai kinerjanya masih rendah atau merah yaitu IKU presentase kepuasan stakeholder terhadap pelayanan LPSE. Perbaikan kinerja dapat dilakukan dengan menjalankan program berupa inisiatif strategis sebagai berikut 1) Peningkatan sarana dan prasarana LPSE; 2) Survei kepuasan pengguna LPSE. 4. Pada pespektif keuangan sebaiknya Balitfo mempertahankan kinerja IKU pesentase daya serap kegiatan terhadap anggaran Balitfo yang nilai kinerjanya sudah sangat baik atau biru. DAFTAR PUSTAKA [Balitfo] Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Jakarta (ID) : Balitfo. [Balitfo] Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Rencana Srategis Jakarta (ID) : Balitfo. David FR Manajemen Strategis (Terjemahan). Jakarta (ID) : Salemba Empat. Imelda R Balanced Scorecard pada Organisasi Publik. Jurnal Akuntansi. [internet]. [diunduh 2013 Desember 12]. 6 (4): Tersedia pada : [Kemenpan] Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama. Jakata (ID) : Kemenpan. Kaplan RS dan Norton DP Having Trouble with Strategy? Than Map It. Harvard Bussiness Review Kaplan RS dan Norton DP The Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi (Terjemahan). Jakarta (ID) : Erlangga. Kaplan RS dan Norton DP Execution Premium : Sukses Besar Merencanakan dan Mengeksekusi Strategi (Terjemahan). Jakarta (ID) : Ufuk Pr.

39 [Kemenakertrans] Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Jakarta (ID) : Kemenakertrans. [Kemenakertrans] Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Notulensi Tim Reformasi Birokrasi Kemenakertrans. Jakarta (ID) : Kemenakertrans. [Kemenakertrans] Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun Jakarta (ID) : Kemenakertrans. [Kemenakertrans] Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rencana Strategis Jakarta (ID) : Kemenakertrans. Moeheriono Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor (ID) : Ghalia Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Jakarta (ID): Sekretariat Negara. Rivaldi Rancangan Pengukuran Kinerja di Yogya Bogor Junction dengan pendekatan Balanced Scorecard [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Saaty TL Pengambilan Keputusan bagi para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Jakarta (ID) : Pustaka Binama Pressindo. Sirait et al Panduan Pengelolaan Kinerja Berbasis Balanced Scorecard di Lingkungan Kementerian Keuangan. Jakarta (ID) : Kemenkeu. Sugiyono Statistika untuk penelitian. Cetakan Kelima Belas. Bandung (ID): CV. ALFABETA. Waluya D. Membangun dan Implementasi Balanced Scorecard pada Organisasi Publik. Jurnal ilmiah ekonomi. 9(1):5-6 27

40 28 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner pembobotan IKU Balitfo KUESIONER PEMBOBOTAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN INFORMASI BERBASIS BALANCED SCORECARD Responden yang Terhormat Dalam rangka penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) Balitfo berbasis Balanced Scorecard (BSC), maka diperlukan dukungan dari Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui bobot dari setiap perspektif BSC dan IKU yang telah ditetapkan. Penentuan indikator dalam kuesioner ini merupakan hasil perumusan dari focus group discussion (FGD) oleh direktorat-direktorat di lingkungan Balitfo Kemnakertrans-RI. Informasi yang jujur, objektif dan akurat sangat diharapkan, agar informasi ilmiah yang disajikan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Terima kasih atas bantuan dan kesediaannya dalam mengisi kuesioner ini. PETUNJUK PENGISIAN 1. Pada kuesioner ini, Bapak/Ibu responden diminta untuk membandingkan antara elemen-elemen di kiri (A) dan di kanan (B), lalu memberi tanda (x) atau ( ) pada nilai perbandingannya. 2. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh Bapak/Ibu berdasarkan tingkat kepentingan dari elemen-elemen yang dibandingkan secara bersamaan. 3. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1-9. Definisi dari skala yang digunakan untuk menilai komparasi ditentukan sebagai berikut : Nilai Komparasi Definisi (A dibandingkan dengan B) 1 A dan B Sama Penting 3 A Sedikit Lebih Penting dari B 5 A lebih penting dari B 7 A Sangat Jelas Lebih Penting dari B 9 A Mutlak lebih penting dari B 2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan 4. Jika Bapak/ibu mengalami kesulitan dalam memilih sebuah nilai berdasarkan definisi di atas, maka lakukanlah menggunakan intuisi/pertimbangan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, lalu pilih satu nilai yang memiliki kecenderungan lebih penting.

41 29 Contoh : Bapak/Ibu diminta untuk membandingkan tingkat kepentingan antara perspektif pelanggan dengan keuangan 1. Jika Bapak/Ibu menganggap pelanggan sedikit lebih penting dari keuangan, maka : Anda akan memberi tanda ceklis ( ) pada nomor 3 di sebelah kiri (ke arah pelanggan) A Nilai Perbandingan B Pelanggan Keuangan 2. Jika anda menganggap keuangan sangat jelas lebih penting dari pelanggan, maka : Anda akan memberi tanda ceklis ( ) pada nomor 7 ke sebelah kanan (ke arah perspektif keuangan) A Nilai Perbandingan B Pelanggan Keuangan 1. Pembobotan Perspektif PERSPEKTIF Skala Tingkat Kepentingan Lebih Penting < = > Lebih Penting PERSPEKTIF KEUANGAN PELANGGAN KEUANGAN INTERNAL MANAJEMEN KEUANGAN PELANGGAN PELANGGAN PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN INTERNAL MANAJEMEN PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN INTERNAL MANAJEMEN PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN

42 30 Lanjutan Lampiran 1 2. Pembobotan Indikator Kinerja Utama (IKU) A. Perspektif Pelanggan IKU PELANGGAN Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh masyarakat Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh masyarakat Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh masyarakat Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Skala Tingkat Kepentingan Lebih Penting < = > Lebih Penting IKU PELANGGAN Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh masyarakat Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh masyarakat sebagai bahan masukan Persentase kepuasan stakeholder terhadap kualitas layanan penelitian pengembangan dan informasi Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh masyarakat sebagai bahan masukan Persentase kepuasan stakeholder terhadap kualitas layanan penelitian pengembangan dan informasi Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh masyarakat sebagai bahan masukan

43 31 Lanjutan Lampiran 1 IKU PELANGGAN Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh masyarakat sebagai bahan masukan Skala Tingkat Kepentingan Lebih Penting < = > Lebih Penting IKU PELANGGAN Persentase kepuasan stakeholder terhadap kualitas layanan penelitian pengembangan dan informasi Persentase kepuasan stakeholder terhadap kualitas layanan penelitian pengembangan dan informasi B. Perspektif Manajemen Internal IKU MANAJEMEN INTERNAL Persentase sasaran Renstra yang diprogramkan dalam RKA K/L Balitfo Persentase sasaran Renstra yang diprogramkan dalam RKA K/L Balitfo persentase peningkatan publikasi hasil penelitian per tahun Skala Tingkat Kepentingan Lebih Penting < = > Lebih Penting IKU MANAJEMEN INTERNAL Persentase peningkatan publikasi hasil penelitian per tahun Persentase kepuasan stakeholder terhadap penyelnggaraa n LPSE per tahun Persentase kepuasan stakeholder terhadap penyelnggaraa n LPSE per tahun C. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran IKU PERTUMBUHAN & PEMBELAJARAN Persentase kepuasan pegawai terhadap pelayanan Set. Badan Persentase kepuasan pegawai terhadap pelayanan Set. Badan Persentase jumlah pegawai yang telah sesuai dengan kebutuhan Balitfo Skala Tingkat Kepentingan Lebih Penting < = > Lebih Penting IKU PERTUMBUHAN & PEMBELAJARAN Persentase jumlah pegawai yang telah sesuai dengan kebutuhan Balitfo Persentase jumlah pegawai Balitfo yang dimanfaatkan kepakarannya Persentase jumlah pegawai Balitfo yang dimanfaatkan kepakarannya

44 32 Lampiran 2 comparison Hasil pembobotan perspektif dan IKU menggunakan paired Perspektif IKU Bobot Perspektif Pelanggan Pelanggan Manajemen Internal Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh masyarakat Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh masyarakat sebagai bahan masukan Persentase kepuasan stakeholder terhadap kualitas layanan penelitian pengembangan dan informasi Perspektif Manajemen Internal 0,204 Persentase sasaran Renstra yang diprogramkan dalam RKA-KL Balitfo persentase peningkatan publikasi hasil penelitian per tahun Persentase kepuasan stakeholder terhadap penyelnggaraan LPSE per tahun Pertumbuhan dan Pembelajaran Keuangan Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 0,131 Persentase kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi di lingkungan Balitfo Persentase pegawai yang telah sesuai dengan kebutuhan Balitfo Persentase jumlah pegawai Balitfo yang dimanfaatkan kepakarannya Perspektif Keuangan Persentase daya serap kegiatan terhadap anggaran Balitfo 0.043

45 Lampiran 3 Struktur organisasi Balitfo 33

46 Lampiran 4 Dashboard BSC Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Kemenakertrans RI NO Perspektif Bobot Perspektif Sasaran Strategis Indikator Pemicu Indikator Kinerja Utama 1 Keuangan Peningkatan efisiensi dan efektivitas anggaran Balitfo Peningkatan daya serap anggaran dan program Balitfo Persentase daya serap kegiatan terhadap anggaran Balitfo Pelanggan Manajemen Internal Pertumbuhan dan Pembelajaran Peningkatan peran Litbang dan informasi dalam pembangunaan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian Peningkatan kualitas perencanaan Balitfo di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian Peningkatan kualitas penyelenggaraan publikasi data, hasil litbang dan informasi Mewujudkan prima penyelenggaraan layanan pengadaan barang/jasa secara elektronik (LPSE) Peningkatan kapasitas organisasi dan pegawai di lingkungan Balitfo Peningkatan kepuasan stakeholder dalam pelayanan serta penyediaan Litbang dan Informasi yang bermanfaat dan berkelanjutan Peningkatan kepuasan stakeholder terhadap kualitas penyelenggaraan E-Government penelitian, pengembangan, dan informasi Meningkatnya jumlah program Balitfo yang terealisasikan sesuai dengan Renstra Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh masyarakat Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh masyarakat sebagai bahan masukan Persentase kepuasan stakeholder terhadap kualitas layanan penelitian pengembangan dan informasi Persentase sasaran Renstra yang diprogramkan dalam RKA K/L Balitfo Meningkatnya jumlah penelitian yang dipublikasikan persentase peningkatan publikasi hasil penelitian per tahun Meningkatnya kualitas penyelenggaraan LPSE Persentase kepuasan stakeholder terhadap penyelnggaraan LPSE per tahun Meningkatnya kualitas pelayanan Set Badan persentase kepuasan pegawai terhadap pelayanan Set. Badan Meningkatnya pegawai yang telah sesuai dengan kebutuhan Balitfo Persentase jumlah pegawai yang telah sesuai dengan kebutuhan Balitfo Persentase jumlah pegawai Balitfo yang dimanfaatkan kepakarannya Bobot IKU Penentuan Standar (%) Baseline 2012 Sangat baik > Baik >79-89 Sedang Rendah <70 Sangat baik >55 Baik >40-55 Sedang Rendah <20 Sangat baik >55 Baik >40-55 Sedang Rendah <20 Sangat baik >15 Baik >10-15 Sedang 5-10 Rendah <5 Sangat baik >25 Baik >20-25 Sedang Rendah <15 Sangat baik > Baik > Sedang Rendah < 60 Sangat baik > Baik >70-90 Sedang Rendah < 60 Sangat baik >60 Baik >50-60 Sedang Rendah <40 Sangat baik >90 Baik >75-90 Sedang Rendah <60 Sangat baik > Baik > Sedang Rendah < 60 Sangat baik > Baik > Sedang Rendah < 50 Sangat baik > 45 Baik > Sedang Rendah < TARGET NA

47 35 Lampiran 5 Tabel hasil perhitungan kinerja Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Kemenakertrans RI dengan BSC NO Perspektif Bobot Perspektif 1 Keuangan Pelanggan Manajemen Internal Pertumbuh an dan Pembelajar an Indikator Kinerja Utama Persentase daya serap kegiatan terhadap anggaran Balitfo Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan rekomendasi hasil kajian Litbang yang diimplementasikan oleh masyarakat Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh Satker sebagai bahan masukan Realisasi peningkatan hasil pengelolaan Datin yang diimplementasikan oleh masyarakat sebagai bahan masukan Persentase kepuasan stakeholder terhadap kualitas layanan penelitian pengembangan dan informasi Persentase sasaran Renstra yang diprogramkan dalam RKA K/L Balitfo persentase peningkatan publikasi hasil penelitian per tahun Persentase kepuasan stakeholder terhadap penyelnggaraan LPSE per tahun persentase kepuasan pegawai terhadap pelayanan Set. Badan Persentase jumlah pegawai yang telah sesuai dengan kebutuhan Balitfo Persentase jumlah pegawai Balitfo yang dimanfaatkan kepakarannya Bobot IKU Penentuan Standar (%) Sangat baik > Baik >79-89 Sedang Rendah <70 Sangat baik >55 Baik >40-55 Sedang Rendah <20 Sangat baik >55 Baik >40-55 Sedang Rendah <20 Sangat baik >15 Baik >10-15 Sedang 5-10 Rendah <5 Sangat baik >25 Baik >20-25 Sedang Rendah <15 Sangat baik > Baik > Sedang Rendah < 60 Sangat baik > Baik >70-90 Sedang Rendah < 60 Sangat baik >60 Baik >50-60 Sedang Rendah <40 Sangat baik >90 Baik >75-90 Sedang Rendah <60 Sangat baik > Baik > Sedang Rendah < 60 Sangat baik > Baik > Sedang Rendah < 50 Sangat baik > 45 Baik > Sedang Rendah <25 BASELINE 2012 SKOR (Realisasi/ target * 100) SKOR AKHIR Nilai Ekspresi Warna Pencapaian Nilai KRI CARA MENGUKUR IKU SUMBER DATA PIC % 4.30% jumlah realisasi/total pagu*100% LAKIP SKOR FINANCE 4.30% % 7.35% % 2.55% % 6.10% % 2.35% (Persentase rekomendasi hasil kajian litbang yang dijadikan bahan pertimbangan kegiatan/program/kebijakan oleh Satker tahun 2012) - (Persentase rekomendasi hasil kajian litbang yang dijadikan bahan pertimbangan kegiatan/program/kebijakan oleh Satker tahun 2011) / (Persentase rekomendasi hasil kajian litbang yang dijadikan bahan pertimbangan kegiatan/program/kebijakan oleh Satker tahun 2011) * 100% (Persentase hasil kajian yang dimanfaatkan oleh masyarakat tahun 2012) - (Persentase hasil kajian yang dimanfaatkan oleh masyarakat tahun 2011) / (Persentase hasil kajian yang dimanfaatkan oleh masyarakat tahun 2011) * 100% (jumlah datin yang diimplemtasikan oleh Satker tahun 2012-tahun 2011)/(jumlah datin yang diimplemtasikan oleh Satker tahun 2011)*100% (jumlah datin yang diimplemtasikan oleh Satker tahun 2012-tahun 2011)/(jumlah datin yang diimplemtasikan oleh Satker tahun 2011)*100% NA NA NA 0 0% 0.00% Memberikan quesioner kepada stakeholder SKOR CUSTOMER 18.35% % 3.80% % 6.70% (Jumlah program yang ada di RKA-KL/ jumlah program yang ada di RENSTRA) * 100 % (jumlah publikasi tahun 2012-tahun 2011)/(Jumlah publikasi tahun 2011)*100% % 1.60% Memberikan quesioner kepada stakeholder SKOR INTERNAL MANAGEMENT 12.10% % 2.78% dokumen PMP RB (survei internal) % 5.70% % 0.45% SKOR LEARNING AND GROWTH 8.93% (jumlah pegawai yang inline antara posisi saat ini dengan latarbelakang pendidikan : jumlah total seluruh pegawai) x 100 % (Jumlah pegawai struktural dan fungsional tertentu balitfo yang diundang dan memenuhi undangan/jumlahpegawai struktural dan fungsional tertentu balitfo )*100% LAPORAN TAHUNAN/ NOTA RISET LAPORAN TAHUNAN/ NOTA RISET LAPORAN TAHUNAN PUSDATIN LAPORAN TAHUNAN PUSDATIN HASIL SURVEY SET BALITFO (PSI, SDI, DAN PEP) RENSTRA DAN RKA- KL LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH HASIL SURVEY SET BALITFO NILAI HASIL SURVEY INTERNAL PMPRB/ HASIL SURVEY KEPUASAN PEGAWAI INTERNAL DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI KABAG PEP BALITFO KASUBAG TU LITBANG NAKER DAN TRANS KASUBAG TU LITBANG NAKER DAN TRANS KASUBAG TU DATIN NAKER DAN TRANS KASUBAG TU DATIN NAKER DAN TRANS KABAG PSI DAN SDI KABAG PEP KASUBAG TU LITBANG NAKER DAN TRANS KABAG PSI DAN SDI KABAG KEPEGAWAIAN DAN UMUM KABAG KEPEGAWAIAN DAN UMUM KABAG KEPEGAWAIAN DAN UMUM

48 Lampiran 6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 5

49 Lanjutan Lampiran 6 37

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, mendorong kebutuhan atas tanah yang terus meningkat, sementara luas tanah yang ada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xvii xix Xx I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT PT. INDOSAT, Tbk. SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRATEGI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BIDANG PENDIDIKAN PT XYZ MELALUI BALANCED SCORECARD PUTRI VIONITA

PERANCANGAN STRATEGI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BIDANG PENDIDIKAN PT XYZ MELALUI BALANCED SCORECARD PUTRI VIONITA PERANCANGAN STRATEGI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BIDANG PENDIDIKAN PT XYZ MELALUI BALANCED SCORECARD PUTRI VIONITA DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah serta perusahaan milik pemerintah dan organisasi sektor publik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan strategi balanced scorecard dimana balanced scorecard memiliki empat perspektif strategi, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI BERBASIS KINERJA MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY PADA DEPARTEMEN MANAJEMEN FEM-IPB GITA BHAKTI HAPSARI

STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI BERBASIS KINERJA MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY PADA DEPARTEMEN MANAJEMEN FEM-IPB GITA BHAKTI HAPSARI STRATEGI PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI BERBASIS KINERJA MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY PADA DEPARTEMEN MANAJEMEN FEM-IPB GITA BHAKTI HAPSARI PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana pemerintahan dalam hal ini pemerintah dituntut oleh rakyat untuk dapat melaksanakan good governance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja (performance) menjadi isu dunia saat ini, terutama di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja (performance) menjadi isu dunia saat ini, terutama di negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja (performance) menjadi isu dunia saat ini, terutama di negaranegara berkembang. Hal tersebut terjadi antara lain sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat

Lebih terperinci

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC TESIS MM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JAMHARI KASA TARUNA NRP 9106 201 307 DOSEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia telah menumbuhkan persaingan pasar yang makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan liberalisasi perdagangan. Perdagangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 9 1.3. Tujuan Penelitian... 10 1.4. Manfaat Penelitian... 11 1.5.

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR Oleh : YULI HERNANTO H 24076139 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

Gambar Piramida Penyelarasan Strategi

Gambar Piramida Penyelarasan Strategi Balanced Scorecard Kementerian Keuangan Konsep Balanced Scorecard (BSC) dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton yang berawal dari studi tentang pengukuran kinerja di sektor bisnis pada tahun

Lebih terperinci

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PERANCANGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SEBAGAI PENENTU PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI, BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI BIOINDUSTRI INDONESIA YUANA ROSARIA KARINA DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat besar. Akan tetapi, potensi ini belum dapat diwujudkan secara optimal di

I. PENDAHULUAN. sangat besar. Akan tetapi, potensi ini belum dapat diwujudkan secara optimal di I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor peternakan merupakan sektor yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada potensi sumber daya alam yang mendukung dan potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGIS PENGUKURAN KINERJA BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN PRIMA PANJI MULYA PERMANA H

RANCANGAN STRATEGIS PENGUKURAN KINERJA BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN PRIMA PANJI MULYA PERMANA H RANCANGAN STRATEGIS PENGUKURAN KINERJA BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Oleh PRIMA PANJI MULYA PERMANA H24087030 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Di sejumlah negara yang sedang berkembang pendidikan telah mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjabaran latar belakang masalah pemilihan studi kasus berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan dan juga rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,

Lebih terperinci

E-COMMERCE. Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM

E-COMMERCE. Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM E-COMMERCE Achmad Dwi Saputro S.Kom, MM 2 Balanced Scorecard Balanced Scorecard merupakan suatu alat managemen yang menilai progres organisasional menuju tujuan strategik melalui pengukuran kinerja pada

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Sumber: Data Hasil Pribadi Gambar 3.1 Flowchart MetodePenelitian 40 41 1 Penerjemahan Visi dan Misi ke dalam empat perspektif Analisis SWOT

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Utama dari Penelitian

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Utama dari Penelitian BAB V PEMBAHASAN Dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk merancang pengukuran kinerja dan mengukur kinerja pada BBLKI Serang dengan pendekatan metode Balanced Scorecard yang meliputi perspektif keuangan,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. Arie Kusuma Wardana H

PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. Arie Kusuma Wardana H PERANCANGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA KANTOR CABANG UTAMA ROA MALAKA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK Oleh : Arie Kusuma Wardana H24104109 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

Disampaikan oleh : Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Disampaikan oleh : Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Disampaikan oleh : Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Latar Belakang: KONDISI:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah dalam penulisan tugas akhir ini dibagi dalam beberapa tahap yaitu : 1. Tahap Studi Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Latar Belakang Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya. Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SEBELUM DAN SESUDAH DITETAPKANNYA METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENGUKURAN KINERJA

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SEBELUM DAN SESUDAH DITETAPKANNYA METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENGUKURAN KINERJA JURNAL AKUNIDA ISSN 24423033 Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 9 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SEBELUM DAN SESUDAH DITETAPKANNYA METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENGUKURAN KINERJA ANALYSIS OF PERFORMANCE

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang plastic packaging berbahan baku

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang plastic packaging berbahan baku 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama ini, diasumsikan bahwa perbaikan dan perubahan organisasi tergantung pada analisis internal dan eksternal, gambaran proses bisnis, persiapan program

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK. Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H

PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK. Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H PERANCANGAN STRATEGI DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA PT. RELIFE REALTY INDONESIA DEPOK Oleh AKHIRUDIN ANNAFI H 24076005 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Visi, Misi dan Tujuan Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang 4.1.1 Visi Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang Menjadi pusat tenaga kerja yang professional dan berkualitas

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana organisasi tersebut dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Untuk mencapai pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini fenomena reformasi birokrasi merupakan isu penting bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.01/2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi birokrasi dengan tekad mewujudkan pemerintah yang transparan dan akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Kewajiban implementasi SAKIP melalui Inpres No. 7 Tahun 1999 tidak lepas dari tuntutan terselenggaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puskesmas merupakan organisasi sektor publik yang berfungsi sebagai Badan Layanan Umum Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang ada di

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Strategik Balanced Scorecard (BSC) : Memonitor dan Meningkatkan Kinerja Strategis Dan Keberhasilan Reformasi Birokrasi

Sistem Manajemen Strategik Balanced Scorecard (BSC) : Memonitor dan Meningkatkan Kinerja Strategis Dan Keberhasilan Reformasi Birokrasi Sistem Manajemen Strategik Balanced Scorecard (BSC) : Memonitor dan Meningkatkan Kinerja Strategis Dan Keberhasilan Reformasi Birokrasi Ir. Moh. Haitan Rachman MT. E : haitan.rachman@multiforma.co.id haitan.rachman@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG LAKIP merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam meningkatkan kinerja aparatur. Hal tersebut

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu Kementerian yang. perekonomian di negara ini berhubungan dengan Kementerian Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu Kementerian yang. perekonomian di negara ini berhubungan dengan Kementerian Keuangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu Kementerian yang sangat sentral kedudukannya dalam kepemerintahan, karena seluruh aspek perekonomian di negara ini

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Regulasi adalah salah satu norma atau aturan hukum yang harus dipatuhi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Regulasi adalah salah satu norma atau aturan hukum yang harus dipatuhi. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Regulasi Regulasi adalah salah satu norma atau aturan hukum yang harus dipatuhi. Regulasi mengandung arti mengendalikan perilaku manusia atau masyarakat dengan aturan atau

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang begitu pesat menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Hal tersebut dikarenakan adanya kemajuan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memberdayakan daerah dan mengurangi ketergantungan. daerah terhadap pemerintahan pusat. Dengan demikian pemerintah

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memberdayakan daerah dan mengurangi ketergantungan. daerah terhadap pemerintahan pusat. Dengan demikian pemerintah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah sebagai bentuk reformasi pemerintahan daerah bertujuan untuk memberdayakan daerah dan mengurangi ketergantungan daerah terhadap pemerintahan pusat. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah)

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah) BAB I PENDAHULUAN Peran rumah sakit/rs dalam membangun kesejahteraan masyarakat sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah) memiliki tanggung jawab untuk melayani pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang bisa mengelola, mempertahankan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang bisa mengelola, mempertahankan dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menghadapi persaingan global, selain harus memiliki kondisi keuangan yang baik, perusahaan juga harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

2015 IT PERFORMANCE MANAGEMENT

2015 IT PERFORMANCE MANAGEMENT BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.317, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Indikator Kinerja. Pengukuran. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kementerian Agama, sebagai salah satu satuan kerja pemerintah memiliki tugas

I. PENDAHULUAN. Kementerian Agama, sebagai salah satu satuan kerja pemerintah memiliki tugas I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Agama, sebagai salah satu satuan kerja pemerintah memiliki tugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Banyak bidang yang dilayani oleh Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perilaku manusia dalam suatu organisasi. Dengan adanya alat

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN

2013, No BAB I PENDAHULUAN 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGUMPULAN DATA KINERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF E. GUMBIRA SA ID & SETIADI DJOHAR.

RINGKASAN EKSEKUTIF E. GUMBIRA SA ID & SETIADI DJOHAR. RINGKASAN EKSEKUTIF DEWI RAMDIANI, 2007.Perancangan Pengukuran Kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Benih Kentang (BPBK) dengan Pendekatan Balanced Scorecard. DIbawah bimbingan

Lebih terperinci

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016 LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah.

Lebih terperinci

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

1. Meningkatnya Kualitas 1 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat, 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... DAFTAR ISI Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar... Daftar lampiran... Intisari... Abstract... i ii iii iv vi x xii xiii

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KECAMATAN KUBUTAMBAHAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KECAMATAN KUBUTAMBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KECAMATAN KUBUTAMBAHAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa karena hanya dengan limpahan karunia Nya penyusunan Dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia yang sangat cepat, khususnya Indonesia mengakibatkan lingkungan bisnis semakin kompetitif, manajemen organisasi yang baik merupakan

Lebih terperinci

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Seiring dengan semakin banyak turis yang datang (Tabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Evaluasi rancangan..., Agung Kadarmanta, FE UI, 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Evaluasi rancangan..., Agung Kadarmanta, FE UI, 2009. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap organisasi membutuhkan panduan agar perjalanannya terarah, seperti halnya suatu peta dalam satu perjalanan. Peta yang baik akan menuntun organisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERJANJIAN KINERJA DAN INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah merupakan suatu kewajiban sebagai upaya mewujudkan tata kelola system yang modern. RSB

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented), BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan perekonomian dunia dalam era pasar bebas, menjadikan persaingan bisnis semakin ketat termasuk persaingan bisnis di indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung jawab mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan barang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.316, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Data Kinerja. Pengumpulan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUMPULAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang suatu sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard yang sesuai dengan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara, peranan negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (government) menjadi kepemerintahan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U )

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U ) INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U ) DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN 2016-2021 DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN INDRAGIRI HULU Jalan Raya Belilas Km. 06 Pematang Reba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci