IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Berdirinya Boss Parfum Boss Parfum merupakan merupakan tempat kegiatan usaha berskala kecil dalam bidang isi ulang minyak wangi yang didirikan oleh Muhamad Riza pada tahun Sebelum mendirikan Boss Parfum, awalnya pemilik melakukan usaha kecil-kecilan, yaitu dengan menjual Parfum secara langsung (direct selling) kepada konsumen. Usaha ini dilakukan pada saat pemilik menyelesaikan gelar sarjananya di salah satu universitas swasta di Kota Depok. Konsumen yang menjadi pengguna parfum ini umumnya adalah mahasiswa di Universitas tersebut. Dalam menjalankan usahanya, parfum yang dijual berasal dari toko parfum milik pamannya yang terletak di daerah Jakarta. Seiring dengan berjalannya waktu, pemilik Boss Parfum menyadari bahwa parfum yang merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia dan pada saat itu jumlah toko isi ulang minyak wangi di Kota Bogor belum terlalu banyak, hal ini berarti pesaing dalam usaha isi ulang minyak wangi masih sedikit, oleh karena itu pemilik berinisiatif untuk mendirikan Boss Parfum. Awal mula pendirian Boss Parfum dimaksudkan untuk melayani permintaan konsumen dengan cara menjual produk minyak wangi yang ditawarkan. Pada tahun 2008, pemilik mendaftarkan usahanya ke Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Deperindagkop) agar usaha ini memiliki kekuatan hukum dan terjamin legalitasnya. Hal ini sesuai dengan kriteria UKM menurut Inpres No. 10 tahun 1998, dimana suatu usaha harus memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Boss Parfum merupakan salah satu jenis perusahaan perseorangan, karena kepemilikannya dimiliki oleh satu orang, bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja atau buruh yang sedikit dan menggunakan alat produksi teknologi sederhana.

2 Gambaran Umum Boss Parfum Boss Parfum merupakan salah satu tempat usaha yang bergerak di bidang isi ulang minyak wangi yang terletak di Jl. RE Abdullah No. 1 Bogor. Dalam melakukan usahanya, Boss Parfum memiliki Visi untuk menjadi toko parfum terbesar di Kota Bogor, selain itu juga ingin menjadi pemasok utama untuk toko parfum di Kota Bogor. Misi yang akan dijalankan oleh Boss Parfum adalah : (1) Memperhatikan ketersediaan produk minyak wangi; (2) Keramahan dalam melayani konsumen; (3) Membuka cabang sebanyak-banyaknya untuk melayani permintaan parfum di berbagai daerah di Kota Bogor. Boss Parfum masih menggunakan peralatan sederhana seperti yang banyak digunakan oleh toko isi ulang minyak wangi lainnya. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi antara lain Gelas Ukur dan Suntikan yang dibuat sedemekian rupa yang berfungsi untuk memasukan minyak wangi kedalam botol yang memerlukan perlakuan khusus (botol original). Namun, sistem pencatatan transaksi sudah dilakukan dengan cukup baik. Transaksi harian dicatat dalam buku berisi kolom nama barang, jumlah dan harga yang selanjutnya akan di input kedalam komputer untuk pengolahan lebih lanjut seperti mengetahui jumlah pendapatan dan pengeluaran harian, selain itu juga berfungsi sebagai penyimpanan data (database) bila sewaktu-waktu dibutuhkan Analisis Kelayakan Usaha Isi Ulang Minyak Wangi Boss Parfum Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek pasar dan pemasaran diperlukan untuk menilai sejauh mana potensi usaha tersebut dapat dijalankan. Analisis terhadap aspek ini menjadi perhatian pertama agar dapat diketahui sejauh mana peluang dan pangsa pasar yang tersedia dan dapat melihat kondisi pasar yang terjadi, sehingga dapat diperkirakan penjualan yang mungkin terjadi, agar dapat memperkirakan anggaran usaha. a. Bentuk Pasar Bentuk pasar produsen untuk usaha isi ulang minyak wangi adalah pasar persaingan sempurna. Pada jenis pasar ini, jumlah

3 25 produsen tidak terbatas karena pada dasarnya usaha ini dapat dijalankan oleh berbagai pihak selama memiliki kemampuan. Sedangkan pasar konsumen yang dipilih adalah pasar penjualan langsung (direct selling), karena Boss Parfum telah memiliki tempat usaha yang tetap dan memungkinkan untuk menjual produknya langsung ke tangan konsumen dan pasar penjualan kembali (reseller), dimana Boss Parfum melayani permintaan dari toko parfum lain maupun penjual individual lain. b. Kecenderungan Permintaan dan Penawaran Dengan semakin banyak penduduk Kota Bogor yang bekerja di Ibu Kota Jakarta, menyebabkan banyaknya permintaan akan minyak wangi yang bermutu dan murah. Selain itu, di Bogor juga terdapat banyak Perguruan Tinggi dan Sekolah Menengah yang menambah keragaman penduduk. Para pelajar dari instansi tersebut akan memberikan peluang tersendiri bagi usaha isi ulang minyak wangi ini. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2009) menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Bogor pada akhir tahun 2008 adalah jiwa, terdiri dari jiwa lakilaki, jiwa perempuan dan tersebar di enam wilayah kecamatan dengan laju pertumbuhan 4% per tahun. Kecamatan Bogor Barat merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Bogor Timur yang hanya jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa Boss Parfum yang terletak di Kecamatan Bogor Barat memiliki pangsa pasar yang sangat luas. Segmen konsumen yang ingin dicapai oleh Boss Parfum ini adalah penduduk Kota Bogor kalangan menengah ke atas, terutama yang membutuhkan minyak wangi bermutu, akan tetapi memiliki keterbatasan dalam segi biaya untuk membeli minyak wangi bermutu tetapi harga mahal. Target konsumen yang

4 26 dilayani adalah konsumen dari berbagai usia (14 60 tahun), baik umum, karyawan, mahasiswa dan pelajar. Dalam menempatkan citra produknya dibenak konsumen, Boss Parfum memposisikan usahanya sebagai tempat isi ulang minyak wangi yang menyediakan segala jenis minyak wangi. Sesuai dengan data yang dimiliki Boss Parfum, selama menjalankan usahanya, tercatat bahwa Boss Parfum melayani konsumen rata-rata orang per bulan, artinya orang per tahun, bila diasumsikan semua usaha isi ulang minyak wangi mengambil persentase pangsa pasar yang sama dan jumlah penduduk Kota Bogor berusia tahun berjumlah jiwa, maka dapat diperkirakan bahwa Boss Parfum memiliki pangsa pasar sebanyak 5 persen. c. Analisis Persaingan Dengan semakin menjamurnya usaha isi ulang minyak wangi, saat ini dapat ditemukan kios penyedia isi ulang minyak wangi di berbagai tempat di Kota Bogor. Hasil dari wawancara dengan pemilik Boss Parfum, didapatkan informasi bahwa setiap usaha isi ulang minyak wangi yang terdapat di Kota Bogor merupakan tempat isi ulang yang memiliki konsumen tersendiri. Hal ini disebabkan karena tampat isi ulang minyak wangi saat ini sudah terdapat di setiap daerah di Kota Bogor, seperti Diva Parfum yang terletak di jalan Ciheuleut, Toko Madinah Bibit Minyak Wangi di jalan Empang Raya dan Toko Jeddah Parfum yang berlokasi di jalan Raya Ciomas merupakan tempat isi ulang yang memiliki konsumen tersendiri, maka tidak ada tempat isi ulang minyak wangi yang dianggap sebagai pesaing utama oleh Boss Parfum karena pemilik menyadari bahwa konsumen akan memilih tempat isi ulang minyak wangi yang terdekat dengan daerah tempat tinggalnya. Namun sebenarnya hal ini dapat terbantahkan dengan gencarnya kegiatan promosi yang dapat

5 27 membuat konsumen mengatahui keberadaan Boss Parfum di Kota Bogor. d. Strategi Bauran Pemasaran 1) Product (Produk) Secara umum, produk yang dijual oleh Boss Parfum terdiri dari tiga jenis, yaitu bibit minyak wangi, botol (kemasan) dan aksesoris yang berhubungan dengan perlengkapan minyak wangi. i. Bibit Minyak Wangi Bibit minyak wangi yang dijual oleh Boss Parfum adalah bibit dengan berbagai merek dagang seperti Luzi, Parfex, Euro dan lain-lain, karena setiap merek dagang memiliki keunggulan dari jenis yang dimiliki. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan merek lain bila terdapat permintaan lain dari konsumen. Bibit ini merupakan bibit minyak wangi murni tanpa campuran bahan lain (solfiol). Solfiol adalah campuran atau pengencer Parfum non-alkohol yang tidak akan merubah atau tidak mempengaruhi bau atau aroma minyak wangi. Parfum dengan campuran solfiol biasanya dikemas dalam botol roll on. Namun, bila campuran solfiol ditambah dengan alkohol, maka daya tahan dari Parfum akan berkurang. Isi ulang minyak wangi adalah produk minyak wangi dimana terdapat dua pilihan, yaitu murni dan campuran. Minyak wangi murni adalah produk bibit minyak wangi tanpa menggunakan campuran alkohol atau etanol, produk ini umumnya dikemas dalam botol roll on. Sedangkan minyak wangi campuran adalah minyak wangi yang menggunakan campuran alkohol, umumnya dikemas dalam botol spray. Untuk produk minyak wangi campuran, standar yang digunakan oleh Boss Parfum

6 28 adalah 50 persen bibit minyak wangi berbanding 50 persen alkohol. Standar ini digunakan karena semakin banyak bibit minyak wangi yang digunakan, maka daya tahan minyak wangi tersebut akan semakin lama, namun tidak akan menimbulkan bercak atau noda pada pakaian saat pakaian dicuci. Dalam prakteknya, standar yang berlaku untuk campuran dapat berubah sesuai dengan keinginan konsumen. Untuk minyak wangi campuran, Boss Parfum menawarkan produk agar warna parfum mirip dengan warna aslinya. Parfum campuran ini ditambahkan pewarna yang tidak akan meninggalkan noda di baju maupun kulit. Alkohol yang digunakan adalah alkohol murni dengan kadar 97 persen tanpa campuran lain. ii. Botol (kemasan) Salah satu penunjang mutu produk adalah kemasan yang menarik dan diterima konsumen. Konsumen umumnya menyukai kemasan yang baik sebagai identifikasi awal dari atribut produk. Kemasan yang ditawarkan berupa botol yang terdiri dari berbagai jenis, bahan dan ukuran. Jenis botol yang ditawarkan adalah botol dengan jenis spray dan roll on. Jenis tersebut terdiri dari bahan kaca maupun plastik. Ukuran yang tersedia mulai dari botol dengan ukuran ml. Botol-botol tersebut dipajang dalam etalase kaca agar konsumen dapat melihat langsung kenampakan dari botol yang akan dipilih atau digunakan sebagai kemasan parfum yang dibeli. Kemasan atau botol yang dijual tidak selalu sama setiap periode, tergantung dari keberadaan jenis maupun tipe botol yang tersedia di distributor. Tabel 2

7 29 memaparkan bahan, jenis dan ukuran botol yang disediakan oleh Boss Parfum. Tabel 2. Bahan, jenis dan ukuran botol yang disediakan Boss Parfum No Bahan Jenis Ukuran (ml) 1. Plastik Spray Kaca Spray Kaca Roll on iii. Aksesoris Selain bibit minyak wangi dan botol yang digunakan sebagai kemasan, produk lain yang ditawarkan oleh Boss Parfum adalah produk sampingan (aksesoris). Produk sampingan ini terdiri dari gelas ukur, suntikan dan sprayer. Gelas ukur dan suntikan merupakan alat yang berhubungan dengan perlengkapan isi ulang. Gelas ukur digunakan untuk mengukur atau menghitung volume bibit minyak wangi dan alkohol yang akan digunakan. Suntikan yang ditawarkan adalah suntikan dengan jenis khusus yang dibuat sedemikian rupa agar dapat digunakan untuk mengisi botol minyak wangi, botol yang diisi dengan menggunakan suntikan ini biasanya berasal dari botol-botol minyak wangi asli (original), dimana

8 30 minyak wangi yang telah dicampur tidak dapat langsung dituangkan kedalam botol tersebut. Berbeda dengan gelas ukur dan suntikan, sprayer merupakan salah satu aksesoris yang berhubungan dengan botol (kemasan). Sprayer adalah bagian atas dari botol yang berfungsi untuk menyemprotkan minyak wangi yang berada di dalam botol. Terdapat dua jenis sprayer, yaitu sprayer yang berasal dari botol biasa dan asli (original). Kedua sprayer ini memiliki fungsi yang sama, namun bentuknya berbeda. Sprayer biasa dapat langsung dipasang kedalam botol, tapi sprayer yang berasal dari botol asli dipasang dengan perlakuan khusus. 2) Price (Harga) Penetapan harga adalah berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang digunakan dengan mempertimbangkan harga pasar yang berlaku dan mark up. Kisaran harga bibit minyak wangi per ml di pasar konsumen adalah Rp ,- - Rp ,- tergantung dari merek bibit dan mutu bibit minyak wangi tersebut. Boss Parfum yang berada dalam pasar persaingan sempurna merupakan tempat usaha yang bertindak sebagai price taker, artinya dalam penetapan harga jual produknya Boss Parfum harus mengikuti harga yang berlaku di pasar. Harga yang ditetapkan oleh Boss Parfum sendiri bervariasi sesuai dengan mutu dari bibit minyak wangi dan jenis botol yang dipilih oleh konsumen, namun tidak berbeda jauh dengan harga pasar yang berlaku. Untuk harga bibit minyak wangi yang umum digunakan adalah Rp ,-, Rp ,- dan Rp ,- per ml. Sedangkan untuk bibitbibit minyak wangi tertentu harga jualnya dapat mencapai Rp ,- per ml. Dalam peranannya sebagai reseller, Boss

9 31 Parfum menetapkan harga Rp ,- per 100 ml namun hal itu tergantung dari jenis bibit minyak wangi. Selain bibit minyak wangi, setiap usaha isi ulang minyak wangi akan menyediakan botol. Harga botol yang terjadi di pasar bermacam-macam tergantung dari ukuran, jenis dan bahan botol tersebut. Tidak ada aturan atau ketetapan baku untuk menentukan botol yang akan diperjualbelikan, namun Boss Parfum menyediakan botol seperti yang terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Daftar harga botol yang ditawarkan Boss Parfum No Bahan Jenis Ukuran (ml) 1. Plastik Spray Kaca Spray Kaca Roll on Harga/lusin (Rp.) Untuk pembelian partai besar, Boss Parfum memberikan potongan harga. Berdasarkan data dari Bank Indonesia ( inflasi (Indeks Harga Konsumen) yang terjadi pada tahun 2009 adalah 5 persen, oleh karena itu, tempat usaha isi ulang minyak wangi ini harus meningkatkan harga dan penjualannya minimal 5 persen per tahun untuk mengimbangi atau waspada terhadap inflasi dan kenaikan biaya produksi yang terjadi.

10 32 3) Place (Distribusi) Pemasaran akan menjadi lebih efektif apabila didukung dengan perencanaan distribusi yang memadai. Boss Parfum yang telah memiliki tempat usaha yang tetap, melaksanakan pendistribusian produknya langsung ke konsumen, atau dengan kata lain Boss Parfum melaksanakan sistem penjualan langsung (direct selling). 4) Promotion (Promosi) Kegiatan promosi dilakukan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen dan memudahkan pelaksanaan penjualan. Bentuk promosi yang dilakukan oleh Boss Parfum selama ini masih promosi dari mulut ke mulut, iklan di majalah, dan penempelan sticker di tempat-tempat yang mudah dilihat konsumen seperti di dalam angkutan umum. Selain itu, Boss Parfum juga memberikan potongan harga untuk pembelian produk dengan jumlah tertentu. Hal ini menyebabkan banyaknya konsumen yang ingin membeli dalam jumlah banyak untuk dijual kembali, jadi secara tidak langsung Boss Parfum memiliki sales marketing yang tidak terikat Aspek Teknik dan Teknologi Aspek teknik dan teknologi diperlukan untuk melihat apakah dari segi pembangunan proyek dan implementasi secara teknis dapat dilaksanakan dan berkaitan dengan teknologi yang digunakan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi dari usaha ini. Dalam pembahasan ini dibahas beberapa faktor, diantaranya : a. Lokasi Tempat usaha Boss Parfum berada dalam ruko di Jl. RE Abdullah No. 1. Lokasi ini dinilai cukup strategik dan mudah dijangkau, karena merupakan daerah yang ramai dilalui kendaraan. Selain itu, kios ini terletak didepan Mesjid Al-Huda

11 33 yang merupakan salah satu mesjid terkenal di Kota Bogor. Hal tersebut adalah salah satu faktor yang dapat memudahkan penjualan Boss Parfum. b. Penyediaan Bahan Baku dan Proses Produksi Bahan baku yang digunakan adalah bibit minyak wangi bermutu yang diperoleh langsung dari importir bibit minyak wangi yang berlokasi di Jakarta dan Surabaya. Sedangkan untuk pendistribusiannya dilakukan dengan sistem diantar langsung, sehingga menghemat biaya distribusi. Pemilihan bahan baku ini dilakukan langsung di tempat usaha oleh bagian pembelian bahan baku berdasarkan mutu dari bibit tersebut seperti bau atau aroma, daya tahan, harga dan kekentalan dari bibit minyak wangi tersebut. Botol yang digunakan sebagai kemasan merupakan salah satu produk penting yang harus dijaga ketersediaannya. Dalam penyediaannya, Boss Parfum telah memiliki pemasok tetap. Botol-botol tersebut berasal dari importir botol dengan sistem diantar langsung. Selain botol, Boss Parfum juga menjual produk sampingan yang berasal dari importir botol terutama sprayer. Untuk menjaga ketersediaan produk-produknya, Boss Parfum selalu memesan sebelum persediaan produknya habis, dalam jangka waktu satu bulan Boss Parfum dapat memesan sebanyak 2-3 kali pemesanan. Fokus kegiatan operasional Boss Parfum adalah penjualan bibit parfum sebagai bahan baku menjadi produk parfum yang siap digunakan oleh konsumen. Oleh karena itu, proses produksi hanya dilakukan bila terdapat permintaan dari konsumen atau terjadi transaksi. Tahapan dalam kegiatan produksi di Boss Parfum adalah : 1) Pemilihan Aroma Minyak Wangi Pemilihan aroma minyak wangi ini dilakukan oleh konsumen. Konsumen memilih aroma minyak wangi yang

12 34 tersedia berdasarkan selera. Karyawan memberikan botol yang berisi aroma yang diminta oleh konsumen. Namun, bila konsumen tidak memiliki pilihan aroma yang diinginkan, maka karyawan Boss Parfum memberikan rekomendasi agar konsumen dapat mencium sendiri aroma dari minyak wangi tersebut. Dalam tahap ini, bila konsumen membeli baru, maka karyawan menanyakan mengenai jenis produk (murni/campuran), jumlah bibit minyak wangi, jenis botol yang akan digunakan dan ukuran botol. Apabila konsumen akan mengisi ulang, biasanya membawa botol minyak wangi kosong yang akan digunakan untuk diisi minyak wangi baru. Bila konsumen menginginkan minyak wangi campuran, maka karyawan akan menanyakan mengenai konsentrasi atau perbandingan antara bibit minyak wangi dan campuran alkoholnya. 2) Pengukuran dan Pencampuran Bibit Minyak Wangi Setelah memilih aroma minyak wangi, maka karyawan akan mengukur jumlah bibit minyak wangi sesuai dengan permintaan konsumen menggunakan gelas ukur. Proses pencampuran yang dilakukan sangat sederhana. Pencampuran yang dilakukan adalah memasukkan alkohol kedalam gelas ukur yang sudah berisi bibit minyak wangi sesuai dengan permintaan tadi, sehingga mencapai ukuran botol yang digunakan, atau sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan. Setelah itu, gelas ukur yang berisi campuran minyak wangi dan alkohol diaduk hingga merata. 3) Pengemasan Minyak Wangi Proses pengemasan dilakukan dengan menuangkan campuran minyak wangi yang telah tercampur kedalam botol. Terdapat dua jenis botol. Pertama adalah botol biasa, pengemasan kedalam botol ini dapat langsung dituangkan melalui leher botol. Kedua adalah botol inject, pengemasan

13 35 kedalam botol ini harus menggunakan alat khusus berupa suntikan, karena leher botol tertutup oleh bahan mirip sedotan yang akan rusak dan mengganggu keluarnya parfum bila disemprotkan apabila penutup tersebut dibuka. Botol jenis kedua biasanya ditemukan dalam botol asli yang berasal dari pabrik minyak wangi pasaran. c. Tata letak Tata letak dari Boss Parfum yang bertempat di dalam sebuah Ruko secara umum mengikuti bentuk dan tata letak yang telah ada tanpa melakukan banyak perubahan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu banyak memakan biaya pembangunan. Perubahan-perubahan yang dilakukan hanya pada penempatan-penempatan alat-alat dan pajangan seperti etalase dan kusi-kursi. Tata letak yang ada di Boss Parfum dapat dilihat pada Gambar Aspek Manajemen dan Operasional Analisis aspek manajemen dan operasional Boss Parfum meliputi : a. Kepemilikan dan Perizinan Boss Parfum merupakan tempat usaha berskala kecil yang dimiliki oleh seorang pemilik dan bertanggungjawab atas seluruh kegiatan manajerial yang terjadi di dalamnya. Legalitas suatu usaha berkaitan dengan sahnya keberadaan usaha di mata hukum. Manfaat dari adanya legalitas adalah usaha tersebut akan diakui eksistensinya, dengan pengakuan eksistensi ini, maka usaha tersebut akan dikenal oleh masyarakat, kemudian memudahkan usaha untuk mengembangkan bisnisnya, karena mendapatkan perlindungan secara hukum dari pemerintah.

14 Keterangan : 1 : Tempat Parkir 2 : Teras 3 : Pintu 4 : Etalase Pajangan 7 : Etalase Aksesoris 5 : Kursi 8 : Meja 6 : Etalase Botol 9 : Lemari Bibit Minyak Wangi Gambar 2. Tata letak Boss Parfum Dalam mendapatkan legalitas tersebut, pemilik Boss Parfum telah mendapatkan perizinan yang harus dilengkapi dalam mendirikan suatu tempat usaha. Beberapa perizinan yang telah dimiliki oleh Boss Parfum, antara lain :

15 37 1) Tanda Daftar Perusahaan No : dari Departemen Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi (Deperindagkop) Kota Bogor. 2) Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) No : 517/791/PK/B/Deperindagkop yang juga dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Deperindagkop) Kota Bogor 3) Surat Ijin Gangguan Tempat Usaha Bukan Perusahaan No : /136-Bobar/Tahun 2008 yang juga dikeluarkan oleh Kecamatan Bogor Barat. 4) NPWP atas nama pemilik Boss Parfum dengan No : yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pajak Kota Bogor. b. Struktur Organisasi Boss Parfum adalah tempat usaha berskala kecil, oleh karena itu posisi yang terdapat dalam struktur organisasi Boss Parfum masih sangat sederhana dan dalam kenyataannya masih terjadi pembagian tugas yang kurang sempurna. Akan tetapi secara umum, susunan struktur organisasi Boss Parfum dapat dilihat pada Gambar 3. Boss Parfum didirikan oleh Muhammad Riza yang juga merupakan pemilik dari tempat usaha ini, karena masih sangat sederhana, sehingga pemilik bertanggungjawab pada bagian keuangan dan pembelian. Bagian keuangan bertugas untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran Boss Parfum, selain itu bagian keuangan juga bertugas input setiap data transaksi harian kedalam komputer yang akan digunakan sebagai database. Bagian pembelian bertugas untuk menentukan dan memeriksa setiap bahan baku yang akan masuk ke Boss Parfum. Jadi, secara tidak langsung bagian pembelian berperan sebagai Quality Control (QC) pada bahan baku.

16 38 Pemilik Pembelian Keuangan Produksi Produksi Produksi Gambar 3. Struktur organisasi Boss Parfum Bagian produksi adalah bagian yang melayani setiap permintaan konsumen pada setiap transaksi. Selain melayani permintaan konsumen, bagian produksi juga bertugas untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi setiap hari kedalam buku yang selanjutnya data tersebut akan dimasukkan kedalam komputer oleh bagian keuangan. c. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam pendirian usaha apapun. Tenaga kerja dalam kegiatan operasional dibedakan menjadi tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja tetap merupakan karyawan yang digaji setiap bulan, memiliki tanggungjawab atas kemajuan perusahaan dan bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam sebuah perusahaan. Sedangkan tenaga kerja tidak tetap merupakan tenaga yang dibutuhkan untuk waktu dan bagian tertentu. Boss Parfum tidak memiliki tenaga kerja tidak langsung, akan tetapi hanya memiliki tiga orang karyawan yang termasuk dalam tenaga kerja tetap, yaitu bagian produksi. Dalam menjalankan usahanya, pemilik menyadari bahwa perkembangan jenis usaha isi ulang minyak wangi ini akan mengalami kemajuan, maka untuk mengatasi keterbatasan

17 39 pelayanan terhadap konsumen, pemilik berencana untuk menambah sedikitnya dua orang untuk ditempatkan di bagian produksi. Perekrutan tenaga kerja yang terjadi di Boss Parfum tidak serumit seperti yang terjadi di perusahaan besar pada umumnya, tingkat pendidikan yang dibutuhkan untuk calon tenaga kerja tidak ditetapkan terlalu tinggi, yang penting calon tenaga kerja tersebut memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup dalam bidang minyak wangi dan mau bekerja keras. Jam kerja yang berlaku bagi karyawan adalah mulai dari jam buka kios, pukul hingga waktu tutup, yaitu pukul Tidak ada sistem penggantian, tetapi mendapat jam istirahat makan siang. Selain tugas dan kewajiban, hak karyawan Boss Parfum juga sangat diperhatikan oleh pemilik. Sistem penggajian yang berlaku adalah karyawan mendapat gaji bulanan yang langsung dibayarkan setiap bulan dan mendapat gaji harian untuk keperluan karyawan tersebut seperti makan siang dan transport. Karyawan mendapat bagian libur setiap dua minggu sekali. Tapi, tidak ada sanksi bila karyawan tersebut tidak masuk kerja dengan alasan yang jelas. Selain itu, karyawan juga mendapatkan Tunjangan Hari Raya sebesar dua kali gaji pokok Aspek Finansial Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan perkiraan besarnya yang diperlukan untuk pendirian isi ulang minyak wangi. Analisis aspek ini membicarakan mengenai kebutuhan dana, baik kebutuhan dana untuk aktiva tetap maupun sumber dana yang digunakan untuk modal kerja. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam usaha isi ulang minyak wangi ini dalam menentukan kriteria kelayakan adalah : a. Usaha yang dilakukan adalah usaha mandiri. Dimana Boss Parfum membeli bahan baku setengah jadi dari pemasok untuk

18 40 dijual kembali ke konsumen. Fokus usaha Boss Parfum adalah penjualan produk. b. Periode analisis usaha yang direncanakan adalah 5 tahun yang telah disepakati oleh pihak Boss Parfum. c. Usaha dimulai pada bulan Agustus 2007, akan tetapi tahun analisis dimulai dari tahun , yaitu pada tahun ke nol sampai dengan tahun ke lima. d. Biaya investasi untuk investasi barang-barang tidak bergerak dikeluarkan pada tahun 2007 dengan harga yang disesuaikan dengan penyusutan. e. Harga-harga yang digunakan adalah harga yang berlaku pada tahun analisis, yaitu harga tahun 2009 dan berubah sesuai dengan tingkat inflasi. f. Tingkat inflasi yang terjadi adalah 5 persen ( 2009) dan dianggap konstan setiap tahunnya. g. Harga produk minyak wangi yang digunakan adalah harga per liter dan harga produk botol dan aksesoris adalah harga per lusin. h. Sesuai dengan jumlah penduduk yang akan dilayani dan laju pertumbuhannya, maka pangsa pasar yang diambil oleh Boss Parfum adalah 5 persen dan akan meningkat 4 persen setiap tahunnnya, maka penjualan untuk setiap produk diasumsikan akan meningkat 9 persen pada tahun kedua dan seterusnya. i. Jumlah tenaga kerja yang terlibat adalah seluruh tenaga kerja Boss Parfum. j. Sumber modal yang digunakan adalah modal sendiri. k. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 13 persen, yaitu tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku pada bulan Januari 2009 ( 2009). l. Unsur pajak yang digunakan dalam perhitungan ini adalah pajak bumi dan bangunan sebesar Rp ,- dan pajak penghasilan 15 persen yang dikeluarkan setiap tahunnya.

19 41 m. Dalam penghitungan biaya penyusutan, setiap aset yang umur ekonomisnya kurang dari lama tahun analisis diasumsikan tidak memiliki nilai akhir (nol). n. Skenario sensitivitas dilakukan dengan dua perubahan, yaitu peningkatan biaya variabel 5 persen dan penurunan volume penjualan 10 persen. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai seberapa besar pengaruh peningkatan dan penurunan tersebut terhadap kriteria-kriteria investasi. Analisis aspek finansial untuk pendirian usaha Isi Ulang Minyak Wangi Boss Parfum adalah : a. Kebutuhan dan Sumber Dana Dana yang dibutuhkan untuk usaha isi ulang minyak wangi digunakan untuk modal investasi dan modal kerja. Kebutuhan investasi merupakan modal yang dikeluarkan pada awal periode usaha untuk pembelian sarana dan prasarana yang mendukung berjalannya usaha tersebut dan digunakan untuk memperoleh manfaat hingga secara ekonomis tidak dapat digunakan lagi. Jika investasi awal secara ekonomis sudah tidak dapat digunakan lagi, maka dilakukan investasi kembali atau yang disebut dengan reinvestasi. Kebutuhan invesatsi untuk periode pertama investasi dapat dilihat dalam Tabel 4. Total rencana kebutuhan modal pada periode pertama usaha ini adalah Rp ,- terdiri dari kebutuhan investasi tahun ke nol Rp ,- dan perkiraan modal kerja Rp ,-. Bangunan toko yang digunakan adalah bangunan berupa ruko, sehingga biaya untuk instalasi listrik, telepon dan pemasangan air sudah termasuk didalamnya. Usaha ini menggunakan tiga jenis etalase dan satu jenis lemari yang terbuat dari kaca.

20 42 Tabel 4. Kebutuhan investasi Boss Parfum Jenis Jumlah (Rp.) A. Aktiva Bangunan Toko dan Instalasi Etalase Peralatan Perlengkapan Perizinan Jumlah Aktiva (A) B. Modal Kerja Bahan Baku Produksi Biaya kemasan Biaya tenaga kerja Biaya lain-lain Jumlah Modal Kerja (B) TOTAL BIAYA KERJA (A+B) Bahan baku produksi terdiri dari alkohol, bibit minyak wangi, botol dan aksesoris. Sedangkan kemasan yang digunakan adalah kemasan plastik berlogo agar dapat digunakan sebagai salah satu sarana promosi. Biaya lain-lain terdiri dari biaya tagihan listrik, air, telepon dan penyusutan. Perhitungan biaya penyusutan dapat dilihat dalam Lampiran 2. Sumber pendanaan untuk usaha isi ulang minyak wangi Boss Parfum seluruhnya berasal dari modal sendiri. Bangunan toko merupakan tempat yang dimiliki keluarga pemilik yang sengaja dibeli untuk melakukan usaha ini. b. Proyeksi Penerimaan Pendapatan yang akan diterima dari hasil penjualan produk, baik produk bibit minyak wangi, botol maupun aksesoris. Pada tahun pertama Boss Parfum ditargetkan mampu menjual 351 l bibit minyak wangi, lusin semua jenis dan ukuran botol, 36 lusin produk suntikan dan sprayer dan 12 unit produk gelas ukur. Hal itu berarti dalam satu bulan Boss Parfum dapat menjual 29,25 liter bibit minyak wangi, 111 lusin semua produk botol, 3 lusin suntikan maupun sprayer dan 1 unit gelas ukur. Seluruh

21 43 penjualan tersebut diperkirakan akan naik 9 persen pada tahun berikutnya. Dengan harga modal dan harga jual yang diperkirakan naik 5 persen, maka dapat diproyeksikan penerimaan Boss Parfum selama 5 tahun analisis. Proyeksi tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Proyeksi penerimaan Boss Parfum. Tahun Jenis Produk (Rp.) Bibit Minyak Wangi Botol Aksesoris c. Penilaian Investasi Kelayakan usaha Boss Parfum dapat dilihat dengan menggunakan lima penilaian kriteria investasi, yaitu NPV, IRR, Net B/C, BEP dan PBP. Hasil perhitungan kriteria investasi secara komprehensif dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. Nilai dari kriteria penilaian investasi dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai kriteria penilaian investasi Boss Parfum Kriteria Investasi Nilai Net Present Value (NPV) Rp ,- Internal Rate of Return (IRR) 21% Net Benefit/Cost (Net B/C) 1,24 Break Even Point (BEP) Rp ,- Payback Period (PBP) 1,12 1) NPV Kriteria NPV didasarkan atas konsep pendiskontoan seluruh arus kas ke nilai sekarang. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai NPV untuk Boss Parfum adalah

22 44 Rp ,-. Nilai tersebut merupakan penerimaan kas bersih yang diterima usaha isi ulang minyak wangi Boss Parfum selama lima tahun periode analisis. Dari data tersebut didapatkan nilai positif yang menunjukkan bahwa nilai arus kas masuk lebih besar daripada nilai kas keluar, sehingga usaha isi ulang minyak wangi ini layak untuk dilanjutkan. 2) IRR Menurut Rangkuti (2005), IRR adalah suatu metode untuk mengukur tingkat investasi. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai IRR dari Boss Parfum 21 persen, nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga pinjaman yang digunakan dalam perhitungan (13 persen). Hal ini berarti, tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi pada pengembangan usaha ini lebih besar nilainya dibandingkan tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi yang dilakukan pada bank. Dengan demikian, kriteria untuk usaha isi ulang minyak wangi dapat dinilai layak. 3) NET B/C Net B/C atau Rasio Keuntungan/Biaya sama dengan Profitability Index (PI) menunjukkan kemampuan menghasilkan laba per satuan nilai investasi (Soeharto, 2001). Hasil perhitungan untuk Boss Parfum menunjukkan nilai 1,24. nilai ini berarti perbandingan penerimaan dari usaha lebih besar daripada jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya, atau dengan kata lain usaha isi ulang minyak wangi Boss Parfum akan mendapatkan tambahan penerimaan Rp. 1,24 dari setiap pengeluaran Rp. 1,00 dan karena nilai Net B/C ini lebih besar dari 1 (PI >1), maka usaha isi ulang minyak wangi ini layak untuk dilanjutkan. 4) BEP BEP merupakan suatu keadaan dimana pendapatan usaha mencapai titik impas, artinya tidak mengalami

23 45 keuntungan maupun kerugian. Berdasarkan hasil perhitungan, usaha isi ulang minyak wangi Boss Parfum mencapai titik impas pada Rp ,-. Artinya pendapatan Boss Parfum harus melebihi nilai tersebut untuk mendapatkan margin atau keuntungan. 5) PBP Periode pengembalian (PBP) adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal suatu investasi, yang dihitung dari arus kas bersih (Soeharto, 2001). Dari hasil perhitungan ini didapat nilai 1,12 tahun. Hal ini berarti usaha ini sudah dapat menutup biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir, maka usaha isi ulang minyak wangi ini layak untuk dijalankan dan menguntungkan. 6) Analisis Sensitivitas Hasil analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu usaha dalam menghadapi setiap perubahan yang mungkin terjadi. Analisis ini dilakukan dengan dua perubahan, yaitu peningkatan biaya variabel dan penurunan volume penjualan. Pada skenario peningkatan biaya variabel, biaya-biaya yang terdiri dari biaya pembelian alkohol, bahan baku produksi (bibit minyak wangi, botol dan aksesoris), plastik kemasan, pembayaran tagihan listrik, tagihan air dan tagihan telepon dinaikan 5 persen. Sedangkan pada skenario penurunan penjualan dilakukan dengan penurunan 10 persen. Analisis sensitivitas dengan peningkatan biaya variabel 5 persen menunjukkan bahwa nilai NPV Rp ,-, Net B/C 1,07 dan PBP 3,07, akan tetapi nilai IRR yang diperoleh adalah 8 persen dimana nilai ini lebih kecil dari dari tingkat suku bunga pinjaman yang digunakan dalam perhitungan (13 persen). Walaupun nilai NPV, Net B/C dan PBP memenuhi kriteria kelayakan, tetapi nilai IRR tidak

24 46 memenuhi kelayakan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha isi ulang minyak wangi ini tidak layak dan tidak sensitif terhadap kenaikan biaya variabel. Untuk analisis sensitivitas dengan penurunan volume penjualan 10 persen didapatkan nilain NPV Rp ,-, IRR 14 persen, Net B/C 1,33, dan PBP 1,50 tahun. Nilai tersebut menunjukkan bahwa usaha isi ulang minyak wangi ini masih layak untuk dijalankan atau dilanjutkan karena nilai NPV positif, IRR lebih dari tingkat suku bunga pinjaman yang digunakan, Net B/C lebih dari satu dan PBP menunjukkan bahwa usaha ini sudah dapat menutup biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Dengan demikian, usaha ini sensitif terhadap penurunan volume penjualan 10 persen Rekomendasi Dalam Menjalankan Usaha Isi Ulang Minyak Wangi Dengan kesungguhan dan tekad yang kuat dari pemilik untuk memajukan usaha isi ulang minyak wangi ini merupakan modal utama. Dengan dukungan dari pihak yang terkait, maka usaha ini dapat berlangsung dan bertahan dalam menjalankan usahanya. Terdapat beberapa hal yang masih harus menjadi perhatian pemilik dalam menjalankan usaha ini. Oleh karena itu, fokus usaha isi ulang minyak wangi ini adalah melayani pelanggan atau langsung berhubungan dengan pelanggan, maka kepuasan pelanggan adalah yang harus diutamakan. Hal yang paling penting dalam menjaga kepuasan pelanggan adalah untuk mempersiapkan dan memperbaiki kondisi internal dari usaha ini, maka segala sesuatu akan berjalan dengan baik, jika didasari dengan pondasi internal yang kuat. Kondisi internal yang dimaksud adalah penambahan jumlah karyawan seperti yang ditunjukan perhitungan pada Lampiran 5. Dengan semakin

25 47 banyaknya jumlah karyawan, maka pelayanan terhadap konsumen semakin cepat. Berkaitan dengan bauran pemasaran, Boss Parfum sudah memiliki kombinasi yang baik pada Produk, Harga dan Distribusi. Namun dengan berjalannya waktu dan semakin menjamurnya usaha isi ulang minyak wangi, maka kegiatan promosi harus lebih gencar dilakukan, karena promosi merupakan hal yang bertujuan untuk memperkenalkan produk maupun tempat usaha. Walaupun setiap daerah memiliki pasar tersendiri akan tetapi akan lebih baik jika konsumen mengetahui keberadaan Boss Parfum, dengan demikian tempat usaha ini akan dapat mencakup pangsa pasar yang lebih besar dari sebelumnya. Cara yang dapat digunakan dalam berpromosi antara lain : a. Menempelkan sticker ditempat yang dapat terlihat oleh umum dan membuat sticker untuk ditempel di botol parfum konsumen b. Menyebarkan pamphlet atau leaflet c. Membuat blog atau memanfaatkan situs jejaring sosial dengan menggunakan media internet d. Membuat iklan atau artikel pada media cetak yang terdapat di Kota Bogor e. Berpromosi melalui media elektronik seperti radio di Kota Bogor

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H24077027 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H24077027 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Sangkuriang Jaya yang terletak di Desa Babakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor berkeinginan untuk melakukan pengembangan usaha untuk meraup

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Keterangan Tahunan Aktiva tetap Seragam Rp 1,100,000 Mesin kasir Rp 3,500,000 Telepon Rp 150,000 Meja kayu panjang Rp 7,500,000 Sofa Rp

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Berdirinya Warnet Yo Net Warnet Yo Net merupakan merupakan kegiatan usaha dalam bidang jasa internet yang didirikan oleh Muhtar Mulyono pada bulan Oktober tahun

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PADA PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO BANGUNAN SINAR MULIA 2. Rendy Niechual

STUDI KELAYAKAN USAHA PADA PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO BANGUNAN SINAR MULIA 2. Rendy Niechual STUDI KELAYAKAN USAHA PADA PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO BANGUNAN SINAR MULIA 2 Rendy Niechual 15210743 Latar Belakang Masalah Seiring dengan lajunya perekonomian di Indonesia tentunya dipengaruhi oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Bab VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Agenda furniture membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: Tabel 6.1 Kebutuhan Dana no Komponen Investasi Jumlah Total 1 Aktiva Tetap A. Mobil Pick Up 112.000.000

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB V. Kesimpulan Dan Saran BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek

Lebih terperinci

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi* A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah 150.000.000 2 Bangunan 150.000.000 3 Peralatan Produksi 1.916.100.000 4 Biaya Praoperasi* 35.700.000 B Jumlah Modal Kerja 1 Biaya bahan baku 7.194.196.807 2 Biaya

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

14FEB. Kewirausahaan 1. Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan

14FEB. Kewirausahaan 1. Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Modul ke: Fakultas 14FEB Kewirausahaan 1 Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program Studi Manajemen Presentasi

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Untuk memproduksi Gezond diperlukan bahan baku dan peralatan. Berikut

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Untuk memproduksi Gezond diperlukan bahan baku dan peralatan. Berikut BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Untuk memproduksi Gezond diperlukan bahan baku dan peralatan. Berikut adalah rincian harga bahan baku yang digunakan untuk 1 bulan pertama: Tabel 6.1.1 Kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISA STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENDIRIAN USAHA BUNGA RAMPAI CLUB DI PERUMNAS KLENDER, JAKARTA TIMUR

ANALISA STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENDIRIAN USAHA BUNGA RAMPAI CLUB DI PERUMNAS KLENDER, JAKARTA TIMUR ANALISA STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENDIRIAN USAHA BUNGA RAMPAI CLUB DI PERUMNAS KLENDER, JAKARTA TIMUR Nama : Rachman Hidayah NPM : 25210496 Fakultas/ Jurusan : Ekonomi/ Akuntansi Pembimbing : Sudarsono,

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) Nama : Sonny Suryadi NPM : 36410653 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini seperti yang kita ketahui dunia ekonomi dan teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi itu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA COUNTER CULTURE. Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE.

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA COUNTER CULTURE. Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE. STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA DISTRO F&D COUNTER CULTURE Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : 19210393 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE.,MM Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembentukan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di UPR Citomi Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL Gambir merupakan salah satu produk ekspor Indonesia yang prospektif, namun hingga saat ini Indonesia baru mengekspor gambir dalam bentuk gambir asalan.

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana BAB V RENCANA AKSI Bagian ini akan membahas mengenai rencana bisnis dan rencana aksi. Rencana bisnis yang akan dibahas terdiri dari lima bagian yaitu misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran,

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Wilayah: Menentukan dua wilayah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Konsep dasar dan defenisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian ini dilakukan selama periode Agustus Desember 2012 dan bertempat di PT Panarub Industry. 3.2 Materi Penelitian Subyek

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Analisis Kelayakan Proyek Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Kebijakan Publik Perlukah membangun rumah sakit baru? Membangun bandara atau menambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari rencana pembukaan usaha jasa service komputer adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari rencana pembukaan usaha jasa service komputer adalah: A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Contoh proosal usaha. Teknologi yang berkembang begitu pesat menuntut semua pihak yang aktivitas hidupnya terikat dengan perangkat tersebut untuk segera menyesuaikan

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis.

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis. ABSTRAK PT. Usaha Panca Samitra merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor umum. Didirikan pada november tahun 2003 oleh beberapa pengusaha. Pada saat ini PT. Usaha Panca Samitra berencana

Lebih terperinci

ANALISA INVESTASI USAHA PADA PROYEK WARNET X BOUNCE

ANALISA INVESTASI USAHA PADA PROYEK WARNET X BOUNCE ANALISA INVESTASI USAHA PADA PROYEK WARNET X BOUNCE Nama : RITA MARIANI CAROLIN NPM : 20207953 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebutuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam

Lebih terperinci

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM MAKALAH KEGIATAN PPM Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM Oleh: Muniya Alteza, M.Si 1 Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Usaha bagi UKM di Desa Sriharjo, Bantul Dalam Rangka

Lebih terperinci

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

Bab 5. Kesimpulan dan Saran Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan 1. Setelah diketahui rata-rata jumlah penduduk Nasional periode 2010-2018 sebanyak 251,739,392 jiwa, laju pertumbuhan penduduk nasional pertahun minimum sebesar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman db JK KT F hit F 0.05 F0.01 Perlakuan 3 13,23749 4,412497 48,60917 4,06618 7,590984 Linier 1 12,742 12,74204 140,3695 5,317645*

Lebih terperinci