PENDEKATAN MODEL EKONOMETRI UNTUK PERAMALAN KEBUTUHAN LISTRIK PERIODE DI WILAYAH MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDEKATAN MODEL EKONOMETRI UNTUK PERAMALAN KEBUTUHAN LISTRIK PERIODE DI WILAYAH MALANG"

Transkripsi

1 B-8-1 PENDEKATAN MODEL EKONOMETRI UNTUK PERAMALAN KEBUTUHAN LISTRIK PERIODE DI WILAYAH MALANG * Diah Tri Wahyuni, Udisubakti Ciptomulyono, Nurhadi Siswanto * Program Studi Magister Manajemen Operasional Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Surabaya ABSTRAK Kebutuhan akan tenaga listrik di suatu daerah terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Dinamika konsumsi energi listrik juga dapat digunakan sebagai indikator kecenderungan kemana perkembangan dari sektor atau daerah tersebut bergerak. Semakin meningkatnya kebutuhan akan tenaga listrik ini tentunya harus diantisipasi dengan menyediakan sistem kelistrikan yang lebih memadai baik jumlah maupun kualitasnya di masa-masa yang akan datang. Dengan demikian dalam sistem ketenagalistrikan sangat dibutuhkan peramalan (prakirakan) dengan baik untuk mengetahui kebutuhan tenaga listrik dalam kurun waktu tertentu baik itu jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang dan kebutuhan beban puncak untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan energi listrik di masa mendatang, dan variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi kebutuhan tersebut secara menyeluruh ataupun berdasarkan sektor-sektor yang ada. Dalam melakukan peramalan kebutuhan energi listrik menggunakan pendekatan metode ekonometri dengan mengelompokkan pelanggan menjadi 4 (empat) sektor yaitu sektor r umah tangga, publik dan komersial, hotel, dan industri. Model ekonometri yang digunakan untuk peramalan merupakan pengembangkan model peramalan DKL 3.0. dengan menambahkan variabel jumlah pelanggan persektor dan harga listrik persektor. Yang kemudian dilakukan pengujian dengan metode statistik antara lain uji distribusi data dengan uji non parametik kolmogorov-smirnov, uji F, R untuk memperoleh hasil regresi yang terbaik. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah perkiraan kebutuhan energi listrik persektor dengan menerapkan dua skenario periode 005 sampai dengan 015, perkiraan daya terpasang persektor, laju pertumbuhan kebutuhan energi listrik dan daya terpasang. Untuk 10 tahun mendatang kebutuhan energi listrik setiap sektor mengalami kenaikan rata-rata adalah sektor rumah tangga 3,76% pertahun, komersial 11,01% pertahun, publik 1,6% pertahun, dan industri,05% pertahun. Kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang persektor, PDRB persektor dan jumlah pelanggan. Sedangkan untuk daya terpasang mengalami kenaikan rata-rata adalah sektor rumah tangga 4,46% pertahun, komersial 13,64% pertahun, publik 6,% pertahun, dan industri 1,7% pertahun. Kenaikan tersebut mengikuti kenaikan PDRB persektor dan jumlah pelanggan. Kata kunci : Kebutuhan energi listrik, model ekonometri, model DKL 3.0

2 B-8- PENDAHULUAN Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok. Hampir semua kegiatan, baik rumah tangga, industri, dunia usaha, dan ruang publik seperti jalan raya membutuhkan energi listrik. Indikator perkembangan suatu daerah itu dapat dianalisa melalui pola konsumsi kebutuhan primernya, dalam hal ini adalah energi listrik. Kebutuhan akan tenaga listrik di suatu daerah terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Semakin meningkatnya kebutuhan akan tenaga listrik ini tentunya harus diantisipasi dengan menyediakan sistem kelistrikan yang lebih memadai baik jumlah maupun kualitasnya di masa-masa yang akan datang. Namun pembangunan dan pengembangan sistem ketenagalistrikan membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan listrik di suatu daerah perlu dibuat suatu rencana, yaitu suatu rangkaian kegiatan-kegiatan atau suatu proses yang akan menetapkan kebutuhan pada suatu saat diwaktu yang akan datang. Satu hal yang penting dalam kaitannya dengan perencanaan pembangunan sistem kelistrikan adalah prakiraan kebutuhan listrik maupun prakiraan beban listrik yang diperoleh dengan melihat berbagai faktor tersebut diatas. Keadaan dan kegiatan atau kejadian-kejadian dimasa mendatang tidaklah selalu tepat sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu diadakan suatu proses peramalan (forecasting) kebutuhan energi listrik. Peramalan di bidang tenaga listrik adalah merupakan dasar dari perencanaan ketenagalistrikan (Sarindat, 1986). Kebutuhan energi listrik banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tak terduga, sehingga sulit diperoleh sesuatu yang pasti di masa mendatang. Namun demikian ketepatan ramalan sangat diharapkan, hasil ramalan yang baik adalah mendekati kebutuhan yang sebenarnya serta dapat disajikan sesuai waktu yang ditentukan. Dengan demikian dalam sistem ketenagalistrikan sangat dibutuhkan peramalan (prakirakan) dengan baik untuk mengetahui kebutuhan tenaga listrik dalam kurun waktu tertentu baik itu jangka pendek, jangka menengah ataupun jangka panjang dan kebutuhan beban puncak untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan. TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan Energi Listrik Energi listrik merupakan sarana produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari yang memegang peranan penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Tersedianya tenaga listrik yang merata dan dipergunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari peningkatan PDRB, yang pada dasarnya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan penyediaan energi. Dimana semakin meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu daerah maka mencerminkan peningkatan produksi barang dan jasa didaerah tersebut, sedangkan konsumsi listrik (kwh per kapita) akan menyatakan tingkat elektrifikasi yang telah dicapai. Tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang baik serta harga yang terjangkau merupakan penggerak utama sarana produksi sehingga dapat mendorong laju pembangunan diberbagai sektor yang lain seperti sektor industri, transportasi dan lain sebagainya. Pesatnya pembangunan diberbagai sektor di Jawa Timur berakibat pada pertumbuhan energi listrik yang dibutuhkan. Pola pertumbuhan

3 B-8-3 kebutuhan energi listrik dapat mengikuti suatu pola atau trend tertentu, apabila semakin naik trendnya maka untuk mengantisipasinya diperlukan perencanaan penyediaan tenaga listrik yang diwujudkan dalam berbagai sarana dan prasarana kelistrikan. Metode Ekonometri Ekonometrika merupakan suatu analisis kuantitatif dari fenomena ekonomi yang aktual berdasarkan pada pengembangan bersama dari teori dan pengamatan, yang dihubungkan dengan metode-metode penarikan kesimpulan yang sesuai, melalui beberapa langkah yaitu menspesifikasikan model ekonomi, dalam arti menerjemahkan hubungan ekonomi yang ada berdasarkan konsep-konsep dan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam teori ekonomi ke dalam fungsi matematis. Kemudian model ekonomi diubah menjadi model ekonometrika, setelah itu model ekonometri ditaksir berdasarkan data ekonomi dengan memanfaatkan teori serta metode statistik yang relevan. Selanjutnya penaksir parameter-parameter yang diperoleh diuji secara statistik dan kebenarannya apakah sesuai atau tidak dengan konsep dan ketentuan yang ada dalam teori ekonomi. Adapun tujuan dari ekonometrika (Lains, 003) antara lain: Untuk memberikan kontribusi dalam membuat prediksi atau peramalan. Untuk dapat memberikan sumbangan kepada pembuat kebijaksanaan atau mengambil keputusan yang lebih tepat serta mengevaluasi kebijaksanaan yang telah ada. Peramalan Dengan Model Ekonometrik Model ekonometrik dibuat untuk mendapatkan pengetahuan tentang koefisien persamaan bentuk struktural dan membuat peramalan variabel endogen terkondisikan dengan asumsi-asumsi tertentu yang diberikan pada variabel eksogen (Susetyo, 1993). Dalam pemodelan ekonometrik peramalan yang dilakukan meliputi variabel endogen dan variabel eksogen. Peramalan Variabel Endogen Peramalan variabel endogen dilakukan dengan memasukkan nilai variabelvariabel eksogen maupun endogen yang telah diketahui pada persamaan. Untuk persamaan dalam bentuk sederhana, peramalan variabel endogen berdasarkan masukan nilai dari variabel yang telah ditentukan ( predetermined variables) setelah parameterparameter dari persamaan tersebut diketahui. Sedangkan untuk persamaan struktural dimana variabel tak bebas (endogen) yang merupakan fungsi dari variabel eksogen dan variabel endogen, maka peramalan variabel endogen dilakukan dengan memasukkan kedua variabel tersebut secara bersama sesuai dengan fungsinya. Variabel endogen lain yang nilainya dimasukkan untuk meramalkan suatu variabel endogen diperoleh dari persamaan tersendiri atau berupa variabel beda, dimana nilainya diketahui sebelumnya (periode t-1) akan dimasukkan pada persamaan periode t. Peramalan Variabel Eksogen Peramalan untuk memperkirakan besarnya variabel eksogen di periode yang akan datang. Ada beberapa jenis peramalan yaitu model kualitatif dan model kuantitatif. Dalam model kualitatif peramalan dilakukan dengan tidak memerlukan perhitungan secara matematis. Oleh karena itu metode ini bersifat tidak ilmiah, sangat subyektif dan tidak bisa diikuti secara matematis. Dengan menggunakan metode ini maka masalah peramalan dapat dilakukan dengan cepat, murah dan tanpa data. Sedangkan model

4 B-8-4 kuantitatif adalah suatu metode peramalan yang menggunakan analisa-analisa statistik. Metode ini mencoba mencari suatu fungsi yang representatif terhadap masa lalunya. Untuk melakukan peramalan yang baik, proses peramalan harus mengikuti prosedur sebagai berikut: Mendefinisikan tujuan peramalan, variabel yang akan diramal serta selang waktu peramalannya. Membuat diagram pencar, data yang ada sebaiknya diplot dalam suatu diagram pencar. Pembuatan diagram ini berguna agar data yang diplot terlihat polanya. Memilih beberapa metode peramalan yang tepat. Menghitung ramalan dan kesalahannya. Memilih metode peramalannya, pemilihan dilakukan dengan melihat nilai kesalahan masing-masing metode. Metode dengan kesalahan terkecil yang lebih baik dipilih. Suatu metode peramalan dikatakan baik bila nilai kesalahan yang dihasilkan kecil. Karena semakin kecil nilai kesalahannya maka semakin besar kemungkinan hasil peramalan mendekati pola masa lalunya. HASIL DAN ANALISA Hasil Persamaan yang dihasilkan dari penggunaan metode kuadrat terkecil dua tahap dinamakan persamaan struktural, perhitungan dengan metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: PKETt = PKERTt + PKEKOMt + PKEPUBt + PKEINDt PKERTt = 58,97 + 1,66 PDTRTt + 0, PPDRBt 0,00039 PJPRTt R = 0,974 F = 94,93 PDTRTt = - 8, ,00013 PPDRBt + 0,00055 PJPRTt R = 0,96177 F = 101,66 PJPRTt = 43381,61 + 0,0863 PPDRBt 0,05745 PJMRTt R = 0,7616 F = 13,778 PKEKOMt = - 41,039 +,144 PDTKOMt + 0, PPDRBt + 0,0005 PJPKOMt R = 0,9434 F = 44, 581 PDTKOMt = 18,53 + 0, PPDRBt + 0,0011 PJPKOMt R = 0,97366 F = 148, 87 PKEPUBt = - 4,33 + 8,1595 PDTPUBt + 0, PPDRBt - 0,01699 PJPPUBt R = 0,97094 F = 90, 11 PDTPUBt =,88 + 0, PPDRBt + 0,006 PJPPUBt R = 0,99774 F = 1769,5 PKEINDt = 44,578 1,93 PDTINDt - 0, PPDRBt + 0,407 PJPINDt R = 0,86375 F = 17,91 PDTINDt = 16,954-0, PPDRBt + 0,0976 PJPINDt R = 0,71177 F = 10,878

5 B-8-5 Keterangan: KELRT DTRT PDRB RT JMRT JPRT KEKOM DTKOM PDRB KOM JPKOM KEPUB DTPUB PDRB PUB JPPUB KEIND DTIND PDRB IND JPIND : Kebutuhan Energi Listrik Rumah Tangga : Rumah Tangga : PDRB Rumah Tangga : Jumlah Rumah Tangga : Jumlah Pelanggan Rumah Tangga : Kebutuhan Energi Listrik Komersial : Komersial : PDRB Komersial : Jumlah Pelanggan Komersial : Kebutuhan Energi Listrik Publik : Publik : PDRB Publik : Jumlah Pelanggan Publik : Kebutuhan Energi Listrik Industri : Industri : PDRB Industri : Jumlah Pelanggan Industri Persamaan diatas dapat digunakan untuk meramalkan variabel endogen, sedangkan peramalan variabel eksogen dilakukan menggunakan metode time series dengan ketentuan memilih nilai MSE yang terkecil dari iterasi dalam program forecaster XL, berikut hasil dari peramalan variabel eksogen yang selanjutnya akan digunakan untuk peramalan variabel endogen. Tabel 3.1 Hasil Peramalan Variabel Eksogen Untuk Rumah Tangga Rumah Tangga PDRB Rumah Tangga (jutaan rupiah) Jumlah Pelanggan Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,46

6 B-8-6 Tabel 3. Hasil Peramalan Variabel Eksogen Untuk Komersial Komersial PDRB Komersial (juataan rupiah) Jumlah Pelanggan Komersial , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,69 Tabel 3.3 Hasil Peramalan Variabel Eksogen Untuk Publik Publik PDRB Publik (juataan rupiah) Jumlah Pelanggan Publik , , , , , , , , , , , , , ,1 0.46, , ,1 1.79, , , , , , ,7 01 7, , , , , , , , , , , ,40 Tabel 3.4 Hasil Peramalan Variabel Eksogen Untuk Industri Industri PDRB Industri (juataan rupiah) Jumlah Pelanggan Industri , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,55 Hasil dari peramalan variabel eksogen akan digunakan untuk meramalkan variabel endogen.

7 B-8-7 Tabel 3.5 Hasil Peramalan Variabel Endogen Pelanggan Rumah Tangga Kebutuhan Energi Listrik Rumah Tangga Rumah Tangga Jumlah Pelanggan Rumah Tangga ,70 38, , ,91 396, , ,57 4, , ,4 439, , ,15 46, , , 484, , ,41 507, , ,17 531, , ,6 55, , ,4 569, , ,19 595, , ,71 618, ,83 Tabel 3.6 Hasil Peramalan Variabel Endogen Pelanggan Komersial Kebutuhan Energi Listrik Komersial Komersial Tabel 3.7 Hasil Peramalan Variabel Endogen Pelanggan Publik Kebutuhan Energi Listrik Publik Publik

8 B-8-8 Tabel 3.8 Hasil Peramalan Variabel Endogen Pelanggan Industri Kebutuhan Energi Listrik Industri Industri ANALISA Pelanggan Rumah Tangga Tabel 3.9 Perbandingan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Rumah Tangga Dengan Skenario Skenario 1 69,70 656,91 69,57 7,4 751,15 783, 83,41 856,17 89,6 903,4 97,19 944,71 Skenario 579,6 603,91 660,40 69,55 741,08 784,5 830,34 879,6 9,8 954, , ,7 Berdasarkan tabel diatas rata-rata pertumbuhan kebutuhan energi listrik untuk skenario 1 sebesar 3,76% sedangkan untuk skenario sebasar 5,59% yang ditunjukkan pada gambar , ,00 800,00 600,00 400,00 00, Skenario 1 Skenario Gambar 3.1 Peramalan Pertumbuhan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Rumah Tangga Dengan Skenario Dari hasil perhitungan juga diperoleh perkiraan daya terpasang rumah tangga dalam 10 tahun kedepan. Dalam pengembangkan model ekonometrik mengasumsikan bahwa daya terpasang rumah tangga merupakan fungsi dari PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan rumah tangga, berikut hasil peramalan daya terpasang rumah tangga (tabel 3.10).

9 B-8-9 Tabel 3.10 Hasil Perkiraan (MVA) Rumah Tangga PDRB Rumah Tangga (jutaan rupiah) Jumlah Pelanggan Rumah Tangga PDTRT (Perkiraan) , ,89 503, , ,88 53, , ,93 605, , ,98 638, , ,80 703, , ,79 756, , ,1 814, , ,04 878, , ,54 98, , ,57 96, , ,0 1.07, , , ,66 Berdasarkan tabel 3.10 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan daya terpasang rumah tangga adalah 7,8%, yang dipengaruhi oleh PDRB rumah tangga dengan laju pertumbuhannya 11,61 dan jumlah pelanggan rumah tangga dengan laju pertumbuhannya,6%. 3.. Analisa Pelanggan Komersial Tabel 3.11 Perbandingan Kebutuhan Energi Listrik Komersial (GWh) Dengan Skenario Skenario 1 135,19 154,19 170,30 188,77 13,84 31,58 56,79 85,57 315,33 357,85 396,05 45,83 Skenario 18,8 140,56 154,15 174,71 188,87 6,11 66,43 35,64 415,0 465,79 539,58 6,85 Rata-rata pertumbuhan kebutuhan energi listrik komersial untuk skenario 1 adalah 11,01% dan skenario sebesar 15,58% dari hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan dengan menggunakan kedua skenario tersebut (gambar 3.). 700,00 600,00 500,00 400,00 300,00 00,00 100,00 0, Skenario 1 Skenario Gambar 3. Peramalan Pertumbuhan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Komersial Dengan Skenario Tabel 3.1 Hasil Perkiraan (MVA) Komersial PDRB Komersial (juataan rupiah) Jumlah Pelanggan Komersial PDTKOM (Perkiraan) , ,80 7, , ,64 77, , ,1 83, , ,85 9, , ,34 98, , ,30 114, , ,74 13, , ,8 158, , ,07 198, , ,87 1, , ,06 54, , ,69 9,07

10 B-8-10 Selain meramalkan kebutuhan energi listrik komersial pengembanggan model ekonometrik juga meramalkan daya terpasang komersial. Pada tabel 3.1 ditunjukkan bahwa daya terpasang komersial mengalami peningkatan begitu juga dengan variabelvariabel yang mempengaruhinya. Laju pertumbuhannya adalah sebagai berikut untuk daya terpasang laju pertumbuhannya sebesar 13,64%, variabel-variabel yang mempengaruhi sebesar 0,96% untuk PDRB komersial dan 7,36% untuk jumlah pelanggan komersial Analisa Pelanggan Publik Tabel 3.13 Perbandingan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Publik Dengan Skenario Skenario 1 85,38 86,37 88,70 96,30 15,94 133,55 135,69 148,75 179,19 38,44 81,84 300,36 Skenario 99,58 118,41 134,15 141,4 147,94 154,3 163,87 193,95 03,5 1,66 8,59 43,3 Perbedaan kedua skenario tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan kebutuhan energi listrik publik yaitu untuk skenario 1 rata-rata pertumbuhannya sebesar 1,6% sedangkan rata-rata pertumbuhan skenario sebesar 8,5%, hal tersebut ditunjukkan pada gambar ,00 300,00 50,00 00,00 150,00 100,00 50,00 0, Skenario 1 Skenario Gambar 3.3 Peramalan Pertumbuhan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Publik Dengan Skenario Daya terpasang publik selain sebagai variabel eksogen juga sebagai variabel endogen yang merupakan fungsi dari PDRB publik dan jumlah pelanggan publik. Hasil yang diperoleh sebagai variabel endogen ada di tabel Tabel 3.14 Hasil Perkiraan (MVA) Publik PDRB Publik (juataan rupiah) Jumlah Pelanggan Publik PDTPUB (Perkiraan) , ,39 46, , ,54 49, , ,8 53, , ,65 56, ,1 0.46,05 59, ,1 1.79,13 6, , , 66, , ,7 71, , ,31 75, , ,65 78, , ,37 84, , ,40 90,15 Laju pertumbuhan daya terpasang publik sebesar 6,% per tahun, sedangkan PDRB publik sebesar 1,79% menunjukkan peningkatannya lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan jumlah pelanggan publik yaitu 6,33% yang juga terjadi peningkatan.

11 B Analisa Pelanggan Industri Tabel 3.15 Perbandingan Kebutuhan Energi Listrik Industri (GWh) Dengan Skenario Skenario 1 319,08 37,39 330,39 338,6 344,96 349,00 354,61 360,64 368,55 368,63 378,80 398,37 Skenario 35,36 331,3 335,68 34,87 349,30 354,96 361,34 367,30 373,74 376,94 384,67 397,4 Pertumbuhan kebutuhan energi listrik industri untuk sepuluh tahun kedepan menunjukkan peningkatan pertumbuhan dengan rata-rata pertumbuhannya untuk skenario 1 sebesar,05% dan skenario adalah 1,83%, dapat dilihat pada gambar ,00 400,00 300,00 00,00 100,00 0, Skenario 1 Skenario Gambar 3.4 Peramalan Pertumbuhan Kebutuhan Energi Listrik (GWh) Industri Dengan Skenario Pada sektor industri hasil peramalan daya terpasang menunjukkan peningkatan, dikarenakan variabel-variabel yang mempengaruhinya juga mengalami peningkatan (tabel 3.16). Tabel 3.16 Hasil Perkiraan (MVA) Industri PDRB Industri (juataan rupiah) Jumlah Pelanggan Industri PDTIND (Perkiraan) , ,47 17, , ,65 130, , ,87 131, , ,77 134, , ,66 136, , ,94 137, , ,87 140, , ,09 14, , ,65 144, , ,31 145, , ,75 148, , ,55 153,86 Rata-rata daya terpasang industri adalah 1,7% per tahun lebih rendah jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan daya terpasang di sektor lain. Tabel diatas juga menunjukkan laju pertumbuhan PDRB industri yaitu sebesar 1,65% pertahun sedangkan jumlah pelanggan industri sebesar 1,9% per tahun.

12 B-8-1 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah melakukan pengolahan data serta analisa dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan sehingga diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kebutuhan energi listrik untuk periode 005 sampai dengan 015 persektor pelanggan akan mengalami kenaikan, dengan menggunakan skenario sebagai berikut: Sektor Rumah Tangga Skenario 1: Kebutuhan energi listrik rumah tangga mengalami kenaikan rata-rata 3,76% pertahun, mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan. Skenario : Kebutuhan energi listrik rumah tangga mengalami kenaikan rata-rata 5,59% pertahun, mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan. Sektor Komersial Skenario 1: Kebutuhan energi listrik komersial mengalami kenaikan rata-rata 11,01% pertahun, kanaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB komersial dan jumlah pelanggan. Skenario : Kebutuhan energi listrik komersial mengalami kenaikan rata-rata 15,58% pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB komersial dan jumlah pelanggan. Sektor Publik Skenario 1: Kebutuhan energi listrik publik mengalami kenaikan rata-rata 1,6% pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB publik dan jumlah pelanggan. Skenario : Kebutuhan energi listrik publik mengalami kenaikan rata-rata 8,5% pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB publik dan jumlah pelanggan. Sektor Industri Skenario 1: Kebutuhan energi listrik industri mengalami kenaikan rata-rata,05% pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB industri dan jumlah pelanggan. Skenario : Kebutuhan energi listrik industri mengalami kenaikan rata-rata 1,83% pertahun, kenaikan tersebut mengikuti kenaikan daya terpasang, PDRB industri dan jumlah pelanggan.. Skenario 1 yang menggunakan tiga variabel eksogen (Perkiraan Persektor, PDRB Persektor, Jumlah Pelanggan Persektor) hasil perkiraan lebih mendekati realita, berdasarkan error antara skenario 1 dengan realita periode yang lebih kecil dari error antara skenario dengan realita periode Kebutuhan energi listrik total akan mengalami kenaikan rata-rata pertahun 5,33% dari tahun 005 sampai dengan Daya terpasang setiap sektor akan mengalami peningkatan untuk periode 005 sampai dengan 015 adalah sebagai berikut Sektor rumah tangga mengalami kenaikan rata-rata 4,46% pertahun, kenaikan itu mengikuti kenaikan PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan. Sektor komersial mengalami kenaikan rata-rata 13,64% pertahun, kenaikan itu mengikuti kenaikan PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan.

13 B-8-13 Sektor publik mengalami kenaikan rata-rata 6,% pertahun, kenaikan itu mengikuti kenaikan PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan. Sektor Industri mengalami kenaikan rata-rata 1,7% pertahun, kenaikan itu mengikuti kenaikan PDRB rumah tangga dan jumlah pelanggan. 5. Dari hasil pengembangan model ekonometri diperoleh variabel-variabel yang mempengaruhi dalam melakukan peramalan kebutuhan energi dan daya terpasang setiap sektor antara lain: Sektor rumah tangga besarnya kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh daya terpasang rumah tangga, PDRB rumah tangga, dan jumlah pelanggan rumah tangga. Jika dilihat dari uji korelasi menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut berkorelasi positif dengan kebutuhan energi listrik rumah tangga. Sektor komersial besarnya kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh daya terpasang komersial, PDRB komersial, dan jumlah pelanggan komersial. Jika dilihat dari uji korelasi menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut berkorelasi positif dengan kebutuhan energi listrik komersial. Sektor publik besarnya kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh daya terpasang publik, PDRB publik, dan jumlah pelanggan publik. Jika dilihat dari uji korelasi menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut berkorelasi positif dengan kebutuhan energi listrik komersial. Sektor industri besarnya kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh daya terpasang industri, PDRB industri, dan jumlah pelanggan industri. Jika dilihat dari uji korelasi menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut berkorelasi positif dengan kebutuhan energi listrik komersial. Saran Penelitian ini masih terdapat kekurangan-kekurangan yang sangat menarik apabila ada pihak atau peneliti lain yang akan mengembangkan lebih lanjut penelitian mengenai energi secara umum maupun energi listrik secara khusus. Adapun saran untuk pihakpihak yang akan mengembangkan penelitian ini adalah Dalam mengembangkan model apabila menginginkan lebih banyak variabel-variabel yang berpengaruh harus dipastikan apakah datanya tersedia, sebab semakin banyak variabel yang berpangaruh maka model tersebut akan semakin sensitif.

14 B-8-14 DAFTAR PUSTAKA Djufri, S.U. (1989), Suatu Model Ramalan Beban Sistem Tenaga Listrik Jangka Pendek Dengan Analisa Deret Waktu, Skripsi Jurusan Teknik Elektro Institut Sains Dan Teknologi Nasional Jakarta. Feinberg, E. A. (003), Load Forecasting, Chapter 1, State University Of New York, Stony Brook. FTI, ITS. (1996), Studi Penelitian Kebutuhan Tenaga Listrik Di Jawa Timur Dalam Kurun Waktu 10 Yang Akan Datang, Draft Buku II Studi Peramalan Kebutuhan Listrik Dan Peramalan Beban Listrik. Hermanto, B. (1984), Perhitungan Kebutuhan Tenaga Listrik Minahasa (PLTM Tincep), Laporan Teknik Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan Dinas Penelitian Sistem Tenaga Listrik. Kueng, J.H. (001), Konsumsi Kayu Bakar Penduduk Di Desa Tanah Merah, Kecamatan Bunyu, Kabupaten Tanjung Selor, Jurnal Ilmiah Kehutanan Rimba Kalimantan Vol. 6 No.. Lains, A. (003), Ekonometrika Teori dan Aplikasi Jilid 1, Pustaka LP3S Indonesia. Makridakis, S. (1999), Metode Dan Aplikasi Peramalan, Binarupa Aksara, Jakarta. Permanahadi, D.W. (00 1), Pengembangan Model Optimasi Multiobjektif Dalam Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan Jangka Panjang Untuk Meminimalkan Dampak Lingkungan (Studi Kasus Pada Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali), Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS. Santoso, S. (001), SPSS Statistik Non Parametrik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Sarindat, E. (1986), Peramalan (Forecasting) Beban Listrik Pada Daerah Yang Berkembang Dengan Pesat (Studi Kasus Propinsi Lampung), Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro Institut Sains Dan Teknologi Nasional Jakarta. Setiawan, B.D. (000), Penerapan Metode Ekonometrik Untuk Mengukur Produktivitas Marginal Faktor- Faktor input Terhadap Output Aggregatnya dan Fungsi-Fungsi Biaya Dalam Menentukan Perencanaan Kegiatan Usaha, Studi Kasus: PT. Telkom, Tbk Kandatel Surabaya Barat, Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS. Sugiyanto, C. (1995), Ekonometri Terapan, BPFE Yogyakarta. Sulaiman, W. (00), Jalan Pintas Mengusai SPSS 10, Andi Yogyakarta. Susetyo, B. (1993), Pengembangan Model Ekonometrik Untuk P eramalan Pertumbuhan Ekonomi Dan Kesempatan Kerja Sektoral Periode Propinsi Jawa Timur, Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS. Sutarya, M (004), Apa Kata Mereka, Kompas 7 Okt hal S. Tarigan, B. (1998), Peramalan Kebutuhan Tenaga Listrik Kotam adya Medan 1998 Sampai Dengan 007, Tesis Program Studi Teknik Elektro UI. Wikantiyoso, I. (00), Permodelan Dinamis Kebutuhan Energi Listrik Sektor Rumah Tangga, Komersial, dan Industri di Jawa Timur 5 Mendatang, Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin ITS. Windarto, H. F. (003), Diversifikasi Pembangkit Listrik Dan Perencanaan Kebutuhan Energi, Yusuf, S. (1987), Studi Ramalan Kebutuhan Energi Dan Beban Listrik DKI Jakarta, Jurusan Teknik Elektro UI. Zuhal. (1995), Ketenagalistrikan Indonesia, PT. Ganeca Prima, Jakarta. Tugas Akhir

DOSEN PEMBIMBING PROF. DR. IR. UDISUBAKTI CIPTOMULYONO, M ENG SC

DOSEN PEMBIMBING PROF. DR. IR. UDISUBAKTI CIPTOMULYONO, M ENG SC STUDI PERAMALAN BEBAN LISTRIK PLN JAWA TIMUR TAHUN 2011 2020 DAN OPTIMALISASI PEMILIHAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JARING DISTRIBUSI DENGAN PENDEKATAN PROGRAM SIMPLE E DAN PROGRAM LINIER ARIFIEN BAY F NRP.

Lebih terperinci

Kata kunci: beban GI, perkiraan, regresi linier berganda

Kata kunci: beban GI, perkiraan, regresi linier berganda STUDI PERKIRAAN BEBAN PADA GARDU INDUK MANISREJO TAHUN 2014-2025 Wisnu Adi Suryo¹, Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D ², Teguh Utomo, Ir., MT ³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 STUDI PERAMALAN BEBAN LISTRIK PLN JAWA-TIMUR TAHUN 2011 2020 DAN OPTIMALISASI PEMILIHAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JARING DISTRIBUSI DENGAN PENDEKATAN PROGRAM SIMPLE E Arifien Bay Fiermansyah, Udisubakti Ciptomulyono

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama ( assaury, 1991). Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE GABUNGAN DAN METODE KECENDERUNGAN (REGRESI LINIER) UNTUK PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK WILAYAH SUMATERA UTARA

PERBANDINGAN METODE GABUNGAN DAN METODE KECENDERUNGAN (REGRESI LINIER) UNTUK PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK WILAYAH SUMATERA UTARA PERBANDINGAN METODE GABUNGAN DAN METODE KECENDERUNGAN (REGRESI LINIER) UNTUK PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK WILAYAH SUMATERA UTARA Mursyid Yazid, Riswan Dinzi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen

Lebih terperinci

Peramalan Beban Jangka Panjang Sistem Kelistrikan Kota Palu Menggunakan Metode Logika Fuzzy

Peramalan Beban Jangka Panjang Sistem Kelistrikan Kota Palu Menggunakan Metode Logika Fuzzy 13 Peramalan Beban Jangka Panjang Sistem Kelistrikan Kota Palu Menggunakan Metode Logika Fuzzy Maryantho Masarrang, Erni Yudaningtyas, dan Agus Naba Abstract Long-term load forecasting is intended to estimate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar udara memiliki peran yang penting terhadap kegiatan transportasi. Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap transportasi udara diseluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyumas khususnya kota Purwokerto dewasa ini banyak melakukan pembangunan baik infrastuktur maupun non insfrastuktur dalam segala bidang, sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

STUDI PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN WILAYAH KOTA PADANG SIDIMPUAN DENGAN METODE GABUNGAN

STUDI PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN WILAYAH KOTA PADANG SIDIMPUAN DENGAN METODE GABUNGAN STUDI PRAKIRAAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN 2013-2017 WILAYAH KOTA PADANG SIDIMPUAN DENGAN METODE GABUNGAN Syahrizal Agus Siregar, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

ANALISIS RAMALAN KEBUTUHAN BEBAN ENERGI LISTRIK DI REGIONAL SUMATERA UTARA TAHUN DENGAN METODE GABUNGAN

ANALISIS RAMALAN KEBUTUHAN BEBAN ENERGI LISTRIK DI REGIONAL SUMATERA UTARA TAHUN DENGAN METODE GABUNGAN ANALISIS RAMALAN KEBUTUHAN BEBAN ENERGI LISTRIK DI REGIONAL SUMATERA UTARA TAHUN 2015-2019 DENGAN METODE GABUNGAN Syafriwel 1 * 1 Program Studi Teknik Elektro, Politeknik LP3I Medan Telp: 061-7322634,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto 18 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto Dalam menghitung pendapatan regional, dipakai konsep domestik. Berarti seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor atau lapangan

Lebih terperinci

PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK PROPINSI BALI SAMPAI TAHUN 2018 DENGAN METODE REGRESI BERGANDA DERET WAKTU

PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK PROPINSI BALI SAMPAI TAHUN 2018 DENGAN METODE REGRESI BERGANDA DERET WAKTU PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK PROPINSI BALI SAMPAI TAHUN 018 DENGAN METODE REGRESI BERGANDA DERET WAKTU Oleh : Ngakan Putu Satria Utama Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro,Universitas Udaana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi diwilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) yang dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara terus-menerus dalam rangka mencapai kesejahteraan bagi masyarakatnya. Pencapaian kesejahteraan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Iva Prasetyo Kusumaning Ayu, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Iva Prasetyo Kusumaning Ayu, FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berlangsungnya pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional, maka transformasi struktural dalam perekonomian merupakan suatu proses yang tidak terhindarkan.

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN : PRISMA FISIKA, Vol. III, No. (05), Hal. 79-86 ISSN : 7-80 Pemodelan Kebutuhan Daya Listrik Di Pt. PLN (Persero) Area Pontianak dengan Menggunakan Metode Gauss-Newton Mei Sari Soleha ), Joko Sampurno *),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan perkapita diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Seiring dengan kemajuan teknologi, permasalahan pada dunia listrik sering terjadi salah satunya pada kebutuhan energi listrik. Kebutuhan energi listrik yang semakin bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, energi listrik merupakan salah satu komponen terpenting dalam perkembangan suatu daerah. Perkembangan pembangunan secara berkelanjutan serta berkembangnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

Secara garis besar penyusunan proyeksi permintaan energi terdiri dari tiga tahap,

Secara garis besar penyusunan proyeksi permintaan energi terdiri dari tiga tahap, 41 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Dalam penelitian ini bahan yang diperlukan adalah data ekonomi, kependudukan dan data pemakaian energi. Berikut adalah daftar data yang diperlukan sebagai

Lebih terperinci

STUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA

STUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA STUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA Madestya Yusuf 2204 100 023 Pembimbing : Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng NIP. 194612111974121001

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA)

PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA) PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA) Salmawaty Tansa 1, Bambang Panji Asmara 2 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pemerintahan yang dipergunakan untuk membantu dalam setiap pengambilan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pemerintahan yang dipergunakan untuk membantu dalam setiap pengambilan BAB TINJAUAN TEORITIS.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan bagian vital bagi setiap organisasi ataupun pada pemerintahan yang dipergunakan untuk membantu dalam setiap pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. data dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan pengolahan data

BAB 1 PENDAHULUAN. data dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan pengolahan data BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menghantar manusia pada tahap pemahaman yang lebih tinggi di masing-masing bidang ilmu pengetahuan. Dalam mengaplikasikan

Lebih terperinci

PRAKIRAAN KEBUTUHAN BEBAN DAN ENERGI LISTRIK KABUPATEN KENDAL

PRAKIRAAN KEBUTUHAN BEBAN DAN ENERGI LISTRIK KABUPATEN KENDAL Makalah Seminar Kerja Praktek PRAKIRAAN KEBUTUHAN BEBAN DAN ENERGI LISTRIK KABUPATEN KENDAL Ayu Adinda Putri 1, Susatyo Handoko, ST. MT. 1 Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PROYEKSI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN

PROYEKSI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN PROYEKSI KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2007-2020 Tadjuddin Hamdany Dosen Jurusan Teknik Elektro UNTAD Palu, Indonesia email: ophadhanny@yahoo.co.id Abstract The study is devoted

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Ramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

I Putu Surya Atmaja. Proceeding Seminar Tugas Akhir

I Putu Surya Atmaja. Proceeding Seminar Tugas Akhir ANALISIS KEBUTUHAN LISTRIK BERKAITAN DENGAN PENYUSUNAN TARIF LISTRIK REGIONAL DI DAERAH PROVINSI BALI GUNA MEMENUHI PASOKAN ENERGI LISTRIK 10 TAHUN MENDATANG I Putu Surya Atmaja Jurusan Teknik Elektro-FTI,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan. ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun.

III. METODE PENELITIAN. Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan. ternak ayam ras petelur dalam satuan ribu ton/tahun. 20 III. METODE PENELITIAN A. Batasan Operasional dan Jenis data 1. Batasan Operasional Proyeksi adalah ilmu dan seni meramalkan kondisi di masa yang akan datang berdasarkan data yang ada dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan suatu negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya pertumbuhan ekonomi mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu usaha daerah untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasting) 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan dapat diartikan sebagai berikut: a. Perkiraan atau dugaan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut

Lebih terperinci

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI Indikator yang lazim digunakan untuk mendapatkan gambaran kondisi pemakaian energi suatu negara adalah intensitas energi terhadap penduduk (intensitas energi per kapita)

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK PLN AREA BATAM MENGGUNAKAN METODE REGRESI LINEAR

ANALISIS PERAMALAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK PLN AREA BATAM MENGGUNAKAN METODE REGRESI LINEAR ANALISIS PERAMALAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK PLN AREA BATAM MENGGUNAKAN METODE REGRESI LINEAR TUGAS AKHIR untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S1 Disusun oleh: Ryan Septyawan 12524070

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia hingga saat ini telah mengalami beberapa tahap perubahan. Salah satunya adalah ketika terjadi krisis moneter pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

OPTIMASI KEUNTUNGAN PEMBELIAN MANIK-MANIK DI C.V BURHANI SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN LINIER

OPTIMASI KEUNTUNGAN PEMBELIAN MANIK-MANIK DI C.V BURHANI SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN LINIER OPTIMASI KEUNTUNGAN PEMBELIAN MANIK-MANIK DI C.V BURHANI SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN LINIER Ammar Nuruddin* dan Bobby O.P. Soepangkat** Program Pascasarjana Magister Manajemen Teknologi ITS

Lebih terperinci

2015, No Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5530); 3. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Kebijakan Energi Nasi

2015, No Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5530); 3. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Kebijakan Energi Nasi BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1151, 2015 KEMEN-ESDM. Ketenagalistrikan. Rencana Umum. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015

Lebih terperinci

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PREDIKSI PERKEMBANGAN BEBAN LISTRIK SEKTOR RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2013-2022 DENGAN SIMULASI SPSS Erhaneli *, Oki Irawan ** *) Dosen Jurusan Teknik Elektro **) Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan listrik bagi rumah

BAB I PENDAHULUAN. melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan listrik bagi rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PLN (Perusahaan Listrik Negara) merupakan salah satu Perusahaan Milik Negara yang memberikan pelayanan kepada calon pelanggan dan masyarakat dalam penyediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi

4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi 4. GAMBARAN UMUM 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha yang timbul akibat adanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series

III. METODE PENELITIAN. berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun Data time series III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa time series dari tahun 1995 sampai tahun 2011. Data time series merupakan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya bidang ekonomi. pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya bidang ekonomi. pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia telah mengalami kemajuan di berbagai bidang salah satunya bidang ekonomi. pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator kondisi perekonomian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian terhadap populasi yang sangat besar, kita perlu melakukan suatu penarikan sampel. Hal ini dikarenakan tidak selamanya kita dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya

TINJAUAN PUSTAKA. Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prediksi Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Prediksi bisa bersifat kualitatif (tidak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelanggan rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri pada tahun-tahun yang

METODE PENELITIAN. pelanggan rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri pada tahun-tahun yang III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Tugas akhir ini merupakan survei yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan konsumen dan jumlah penduduk terhadap kebutuhan/permintaan energi listrik di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi statistik yang akurat dan tepat waktu. Informasi tersebut selain menunjukkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan pada dasarnya merupakan perkiraan atau dugaan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Peramalan juga dapat

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (203) 233-20 (230-9X Print) D-300 Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R- dengan Metode Fungsi Transfer

Lebih terperinci

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi dan Irma Wardani Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta Email : triardewi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

APLIKASI LOGIKA FUZZY PADA PERAMALAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK JANGKA PANJANG DI PROVINSI SUMATERA BARAT SAMPAI TAHUN 2018 TUGAS AKHIR

APLIKASI LOGIKA FUZZY PADA PERAMALAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK JANGKA PANJANG DI PROVINSI SUMATERA BARAT SAMPAI TAHUN 2018 TUGAS AKHIR APLIKASI LOGIKA FUZZY PADA PERAMALAN KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK JANGKA PANJANG DI PROVINSI SUMATERA BARAT SAMPAI TAHUN 2018 TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Stratum-1 (S1)

Lebih terperinci

Atina Ahdika. Universitas Islam Indonesia 2015

Atina Ahdika. Universitas Islam Indonesia 2015 Atina Ahdika Universitas Islam Indonesia 2015 Pada materi sebelumnya, kita telah belajar tentang koefisien korelasi, yaitu suatu ukuran yang menyatakan tentang kuat tidaknya hubungan linier antara dua

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

Keadaan atau kejadian-kejadian pada masa yang akan datang tidaklah akan selalu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu

Keadaan atau kejadian-kejadian pada masa yang akan datang tidaklah akan selalu sesuai dengan yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kata peramalan pada dasarnya adalah suatu perkiraan tentang suatu kejadian atau keadaan dimasa yang akan datang. Jadi jelaslah bahwa peramalan itu bukan

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

PERHITUNGAN LAJU KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI KABUPATEN SOLOK MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN DELPHI

PERHITUNGAN LAJU KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI KABUPATEN SOLOK MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN DELPHI PERHITUNGAN LAJU KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK DI KABUPATEN SOLOK MENGGUNAKAN PEMOGRAMAN DELPHI ( ),. h h,. ( ),.,. ( ) (1) Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta, (2) Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi statistik yang akurat dan tepat waktu. Informasi tersebut selain menunjukkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 DATA UMUM 4.1.1 Keadaan Demografi Provinsi Jawa Timur (Statistik Daerah Provinsi Jawa Timur 2015) Berdasarkan hasil estimasi penduduk, penduduk Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. KERANGKA PIKIR Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode uji statistika. Dalam mengaplikasikan statistika terhadap suatu permasalahan pertama-tama dimulai

Lebih terperinci

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv I N Juniastra Gina, W G Ariastina 1, I W Sukerayasa 1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana 1 Staff

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1 Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Isu-isu Pokok Pembangunan Ekonomi Daerah... 2 1.1.2 Tujuan... 5 1.1.3 Keluaran... 5

Lebih terperinci

Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ANALISIS KEBUTUHAN LISTRIK BERKAITAN DENGAN PENYUSUNAN TARIF LISTRIK REGIONAL DI DAERAH PROVINSI BALI GUNA MEMENUHI PASOKAN ENERGI LISTRIK 10 TAHUN MENDATANG I Putu Surya Atmaja 2205 100 107 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat 37 Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat M. Iqbal Arsyad Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura iqbalarsyad@yahoo.co.id Abstract Electrical sector plays important

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi

Lebih terperinci

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya 1 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya Dewi Indiana dan Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng. Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB

PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 52-58 PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB Soemartini Statistika FMIPA UNPAD Email: tine_soemartini@yahoo.com

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Oleh: Putri Amelia 2508.100.020 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Budisantoso

Lebih terperinci

Peramalan (Forecasting)

Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) Peramalan (forecasting) merupakan suatu proses perkiraan keadaan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data di masa lalu (Adam dan Ebert, 1982). Awat (1990) menjelaskan

Lebih terperinci

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK TAHUN 213-222 PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT & BANTEN MENGGUNAKAN SOFTWARE LEAP Oding *), Susatyo Handoko, and Agung Nugroho Departemen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan keadaan pada suatu waktu merupakan hal penting. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan keadaan pada suatu waktu merupakan hal penting. Hal itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan keadaan pada suatu waktu merupakan hal penting. Hal itu dikarenakan peramalan dapat digunakan sebagai rujukan dalam menentukan tindakan yang akan

Lebih terperinci

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Model Peramalan Konsumsi Energi Final dengan Menggunakan Metode Regresi Fuzzy Untuk Dataset Kecil (Studi Kasus: Indonesia) Oleh: Alfi Lailah (1207 100 065) Dosen Pembimbing: Dra.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SEJARAH SINGKAT PT. GMF AEROASIA Dimulai pada tahun 1949, GMF AeroAsia berasal dari Divisi Teknik Garuda Indonesia Airlines di Kemayoran dan Bandara Halim Perdana Kusuma di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batubara telah digunakan sebagai sumber energi selama beratus-ratus tahun dan telah diperdagangkan secara internasional mulai jaman Kekaisaran Romawi. Batubara tidak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Definisi dan Tujuan Peramalan Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah sesuatu pada waktu yang akan datang berdasarkan data pada masa

Lebih terperinci

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-65 Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan Yani Wulandari dan Rulli Pratiwi

Lebih terperinci

penumpang dalam jumlah besar (masal), memiliki kenyamanan keselamatan perjalanan yang lebih baik dan lebih sedikit halangannya dibandingkan dengan

penumpang dalam jumlah besar (masal), memiliki kenyamanan keselamatan perjalanan yang lebih baik dan lebih sedikit halangannya dibandingkan dengan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian KA KA (Kereta Api) merupakan salah satu alat transportasi yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah besar (masal), memiliki kenyamanan keselamatan perjalanan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tingkat kabupaten/kota tahun 2010, yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian

Lebih terperinci

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan unsur penting dalam kegiatan ekonomi dan dalam usaha membangun suatu perekonomian. Jumlah penduduk biasanya dikaitkan dengan pertumbuhan income per

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Iklim Iklim ialah suatu keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Curah hujan ialah suatu jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah pada kurun waktu

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. KAJIAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN 2. KAJIAN PUSTAKA 1. PENDAHULUAN Perkebunan teh menjadi salah satu sektor potensial pembangunan Jawa Barat, karena telah mampu memberikan andil besar dalam kehidupan perekonomian. Sektor perkebunan teh memiliki fungsi ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diikuti dengan adanya perubahan struktur ekonomi. Salah satu sektor di bidang

BAB I PENDAHULUAN. diikuti dengan adanya perubahan struktur ekonomi. Salah satu sektor di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang ekonomi merupakan suatu aspek dari pembangunan nasional. Pembangunan ekonomi lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi. Proses pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator untuk menentukan atau menilai apakah suatu negara pembangunannya berhasil atau tidak. Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN

BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN BAB II TINJAUAN EKONOMI MURUNG RAYA TAHUN 2010-2014 2.1 STRUKTUR EKONOMI Penetapan SDG s Sustainable Development Goals) sebagai kelanjutan dari MDG s Millenium Development Goals) dalam rangka menata arah

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EKONOMETRIKA

KONSEP DASAR EKONOMETRIKA BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA KONSEP DASAR EKONOMETRIKA 1.1. Konsep Dasar Ekonometrik Ekonometrika adalah penggunaan analisis komputer serta teknik pembuatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menggambarkan bahwa adanya peningkatan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menggambarkan bahwa adanya peningkatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan dasar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk melihat pembangunan adalah dengan melihat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci