BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pengamatan kondisi awal Semakin berkembangnya teknologi komunikasi, maka semakin banyak menara BTS yang dibutuhkan untuk mendukung teknologi ini. Kebutuhan yang meningkat ini pun menyebabkan semakin banyaknya pembangunan menara BTS yang dilakukan. Dalam kurun waktu yang sama, pihak penyedia menara (tower provider) bisa meminta pembangunan beberapa menara dikerjakan paralel sehingga selesai dalam waktu yang sama. Untuk menyelesaikan sebuah proyek pembangunan menara BTS memerlukan proses yang panjang. Dari setiap tahapan proses perlu dioptimalkan sebaik mungkin sehingga hasil yang diperoleh memenuhi target. Pengoptimalan ini dapat dilakukan di dalam beberapa proses kerja. Salah satunya waktu kerja proyek penyambungan PLN. Pekerjaan penyambungan PLN ini mungkin terlihat sederhana akan tetapi apabila tidak mencapai target, tetap mempengaruhi proses penagihan pembayaran. Pekerjaan belum dinyatakan selesai apabila PLN atau daya listrik belum tersambung ke menara BTS. Tentunya perusahaan akan rugi apabila sekitar 90% pekerjaannya sudah selesai tetapi tidak bisa ditagihkan karena tersandung permasalahan PLN. Pada dasarnya proses kerja penyambungan PLN ini sudah mengikuti SOP (Standar Operating Procedure) dari PLN. Akan tetapi untuk proses penyambungan di lapangan dan proses instalasi jaringannya. Pihak PLN mendelegasikannya kepada subkon instalatir semacam AKLI atau AKLINDO. Jadi posisi PLN sebagai pengawas teknik bahwa penyambungan sudah dilakukan dengan benar dan sudah layak dioperasikan. 4.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data Proses pengurusan PLN Dalam menyelesaikan suatu proyek penyambungan PLN melewati beberapa proses. Adapun proses ini sudah baku karena ditetapkan oleh pihak PLN. Berikut ini merupakan proses kerja yang harus dilewati apabila hendak menyelesaikan suatu proyek penyambungan PLN, 16

2 17 Tabel 4.1 Tabel urutan proses kerja proyek penyambungan PLN No Deskripsi Lama Keterangan 1 Submit permohonan PLN 1 hari kerja membawa dokumen surat permohonan PLN dan KTP pemohon ke loket bagian pasang baru di kantor PLN terdekat 2 Survey jaringan 3 hari kerja penjadwalan survey ditentukan oleh PLN 3 Surat jawaban 3 hari kerja penandatanganan surat jawaban dan persetujuan hasil survey oleh Manager PLN 4 SPJBTL (administrasi) 4 hari kerja proses ini dilakukan apabila kedua belah pihak sudah sama-sama memahami dan menyetujui kondisi aktual lapangan terkait hasil survey, biaya yang dibutuhkan dan bersedia mengikuti aturan yang berlaku di PLN 5 Instalasi jaringan dan trafo. 7 hari kalender (tanpa trafo dan jaringan), 14 hari kalender (instalasi jaringan tanpa trafo), 21 hari kalender (instalasi jaringan dan trafo) setelah proses administrasi beres, pihak pemohon berkoordinasi dengan instalatir yang ditunjuk PLN atau bisa juga melakukan sendiri proses instalasi jaringan dan trafo. Hal ini tentunya dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dan arahan dari pihak PLN. 6 Bayar BP (administrasi) 1 hari kerja setelah proses instalasi jaringan sudah beres, pihak pemohon menyerahkan bukti kelayakan operasi ke pihak PLN berupa Sertifikat Layak Operasi (SLO) yang dikeluarkan oleh badan Jasa Sertifikat. Apabila dari pihak PLN menyatakan instalasi tersebut sudah beres, maka pihak PLN akan mengeluarkan SIP (Surat ijin Penyambungan). Hal ini berarti pihak pemohon sudah diperbolehkan membayar BP (Biaya Penyambungan) melalui loket/bank. Pembayaran ini harus segera dilakukan sebelum 30 hari. Apabila melewati 30 hari, maka perlu dilakukan administrasi ulang. 7 Pasang KWH meter 4 hari kerja setelah dilakukan pembayaran BP, kuitansi BP (copy) diserahkan ke pihak PLN. Lalu mengambil KWH meter di gudang PLN untuk segera dipasangkan di lokasi tower TOTAL WAKTU 23,30,37 Untuk proses kerja nomer 1, 2, 3, 4, 6, dan 7 berhubungan dengan pihak PLN. Oleh karena itu proses tersebut tidak banyak bisa diubah atau dioptimalkan. Untuk mengoptimalkan waktu kerja proyek ini dapat dioptimalkan pada proses nomor 5 yaitu instalasi jaringan. Proses instalasi jaringan sendiri terdiri dari 3 bagian, yaitu pengadaan material, proses pengerjaan dan survey kelayakan operasi. Total waktu pun berbeda,

3 18 apabila kondisi normal tanpa penambahan jaringan dan trafo maka totalnya 23 hari. Apabila memerlukan tambah jaringan tapi tidak perlu pembangunan trafo maka memerlukan waktu 30 hari. Untuk pengerjaan jaringan dan trafo memerlukan waktu 37 hari. Untuk lebih memahami terkait proses dan dokumen-dokumen yang disebutkan di atas, dibawah ini merupakan contoh dokumen dan foto-foto pelaksanaan proses kerja penyambungan PLN. Gambar 4.1 Hasil Survey Jaringan dan Trafo

4 19

5 20 Gambar 4.2 Surat Jawaban PLN Gambar 4.3 SPJBTL

6 21 Gambar 4.4 Box KWH (belum dipasang KWH meter) Gambar 4.5 Box KWH

7 22 Gambar 4.6 Instalasi Trafo Gambar 4.7 Instalasi jaringan

8 Gambar 4.8 SLO 23

9 24 Gambar 4.9 Kuitansi BP Gambar 4.10 Instalasi KWH Meter

10 25 Gambar 4.11 KWH Meter sudah terpasang Gambar 4.12 MCB sudah terpasang

11 26 Gambar 4.13 Instalasi KWH Meter sudah selesai Pada penelitian ini akan dibahas mengenai proses pengerjaan proyek penyambungan PLN sebanyak 5 lokasi yang proyeknya berjalan paralel dan mempunyai target RFI yang sama. Untuk lebih detilnya bisa dilihat di tabel bawah ini, Tabel 4.1 Tabel data penelitian proyek penyambungan PLN nama lokasi target RFI surat permohonan PLN diterima waktu tersedia kebonsari 28-Sep Sep pakumbulan 28-Sep Sep pucung 28-Sep Sep petukangan 28-Sep Sep randumukti 28-Sep Sep Sumber: data Proyek Dari data di atas dapat dilihat bahwa waktu yang tersisa untuk menyelesaikan proyek ini adalah 25 hari. Berbagai macam upaya dapat dilakukan untuk mengoptimalkan

12 27 waktu kerja proyek ini. Sesuai dengan apa yang dipaparkan di paragraf sebelumnya, bahwa optimalisasi dari pekerjaan ini hanya dapat dilakukan pada proses nomor 5 yaitu instalasi jaringan dan trafo. Setelah dikalkulasi, waktu untuk melakukan instalasi jaringan dan trafo ada di tanggal 15 September 2012 sampai dengan 23 September 2012, yaitu 9 hari kalender. Dalam 9 hari ini, kelima lokasi ini harus sudah selesai instalasi jaringannya. Untuk mengoptimalkan proses ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satunya adalah pengoptimalan rute perjalanan kelima site ini. Oleh karena itu, selanjutnya di bawah ini akan membahas mengenai proses pencarian rute terbaik dan solusi optimal yang diberikan dari rute tersebut. Sebelum memulai analisa perlu dikumpulkan beberapa informasi dan kondisi terkait perjalanan ke site. Dari situ dirangkum data data yang berkaitan dengan proses analisis yang akan dipakai, dalam hal ini analisis dynamic programming. Pengumpulan data dilakukan dengan menganalisis kondisi lapangan dan laporan dari tim yang sudah melakukan perjalanan sebelumnya. Tabel 4.3 Tabel jarak antar site (km) Kebonsari Pakumbulan Pucung (3) Petukangan Randumukti (1) (2) Selatan (4) (5) Kebonsari (1) Pakumbulan (2) Pucung (3) Petukangan Selatan (4) Randumukti (5) Sumber : data SITAC

13 28 Dari data yang dikumpulkan di atas dapat kita lihat bahwa ternyata perjalanan dari site A ke B jaraknya berbeda dengan perjalanan dari site B ke A. Dapat kita simpulkan bahwa perjalanan ini memiliki jarak yang dinamis sehingga. Dari data data tersebut untuk memperjelas dan mempermudah analisa rutenya maka digambarkan rute site site tersebut seperti di bawah ini, Gambar 4.14 Graph dengan 5 vertex 4.3 Analisis menggunakan metode dynamic programming Analisis dynamic programming memerlukan beberapa variabel dan langkah untuk mendapatkan rute terpendek dengan menggunakan metode forward. Sebelum melakukan analisis dynamic programming perlu diasumsikan bahwa kondisi pekerjaan ini ideal/normal. Rute yang akan dibuat dimulai dan berakhir di site kebonsari (1) di mana jarak dari site A ke B berbeda dengan jarak site B ke A.

14 29 Langkah langkah yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, Langkah pertama, Menentukan basis dari graph dengan persamaan, Langkah kedua, Lakukan penghitungan untuk, hitung menggunakan persamaan Dengan ketentuan, adalah bobot rute terpendek adalah rangkaian jalur S dikurangi vertex j i dan j adalah vertex vertex dalam V adalah bobot dari vertex i ke j Dari hasil tersebut dilanjutkan menghitung untuk hingga. Langkah ketiga, Setelah diperoleh hasil dari langkah di atas, kemiduain hitung persamaan hubungan rekursif, Dengan ketentuan, adalah panjang optimal dari tour adalah himpunan vertex dari suatu graph yang dikurang vertex 1 (awal) adalah himpunan berhingga tidak kosong dari vertex-vertex sebuah graph

15 30 adalah vertex yang terhubung ke vertex 1 (awal) adalah bobot dari vertex 1 (awal) ke k Langkah keempat, Setelah mendapatkan hasil dari persamaan rekursif di atas, maka akan didapatkan bobot rute terpendek. Dari hasil tersebut masih perlu kita hitung untuk memperoleh solusi optimal / rute terpendek. artinya adalah panjang jalur dari vertex awal (1) menuju vertex 1 setelah melewati vertex 2, 3, 4,..., n dengan urutan seminimum mungkin kemudian dicari pembentuk dari solusi optimal yang diperoleh. Selanjutnya langsung diaplikasikan langkah langkah tersebut ke dalam permasalahan penelitian ini. Berikut ini merupakan langkah langkah penyelesaian untuk mencari solusi optimal, Diketahui bahwa, n (jumlah site) = 5, dan rangkaian jalur = {2,3,4,5} Langkah pertama, Tentukan basis dari graph dengan persamaan, Hasilnya, Langkah kedua, Untuk, hitung menggunakan persamaan

16 31 Hasilnya, Setelah mendapatkan hasil di atas dilanjutkan dengan penghitungan untuk menggunakan persamaan, hitung Hasilnya,

17 32 Setelah mendapatkan hasil di atas dilanjutkan dengan penghitungan untuk menggunakan persamaan,, hitung Hasilnya,

18 33 langkah ketiga, hitung persamaan hubungan rekursif Hasilnya, Jadi rute terpendek yang berawal dan berakhir di site kebonsari = 31 km. Langkah keempat, Dari hasil tersebut dapat diketahui rute terpendek yang dilalui. Proses pencarian rute terpendek dimulai dari nilai 31. Hasil 31 tersebut didapatkan dari, berarti rutenya dari, sehingga didapatkan rute 1 5. Komponen pembentuk rute tersebut berasal dari. Dari didapatkan rute 5 4. Selanjutnya komponen pembentuk merupakan hasil dari. Dari situ didapatkan rute 4 3. Lalu komponen pembentuk merupakan hasil dari. Dari hasil tersebut didapatkan rute 3 2. Komponen pembentuk terakhir adalah. Komponen tersebut dari, maka didapatkan rute 2 1. Dengan merangkai rute rute tersebut didapatkan rute terpendek Dari hasil di atas kita buat graph seperti di bawah ini untuk menggambarkan rute yang optimal dari proyek ini,

19 Gambar 4.15 Graph rute terpendek 4.4 Analisis solusi optimal Dari rute tersebut, ditetapkan titik awal rute di kebonsari. Dari hasil penghitungan diketahui total jarak optimalnya adalah 31 km. Untuk waktu tempuh dengan solusi optimal tersebut, apabila kecepatan kendaraan 60 km/jam, sekitar 0,52 jam. Dengan menggunakan rute ini dapat mengoptimalkan pekerjaan dalam melakukan pengiriman material, transportasi tenaga kerja dan proses survey kelayakan operasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang melibatkan banyak pihak dan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Ervianto, 2005). Proses ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Alur Pengajuan Tambah Daya Listrik

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Alur Pengajuan Tambah Daya Listrik digilib.uns.ac.id 44 BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan magang pada tanggal 05 Januari sampai dengan 06 Februari 2015 di

Lebih terperinci

BAB III PENANGANAN KOMPLAIN DI PT PLN (PERSERO) RAYON GOMBONG Analisis Penanganan Komplain di PT PLN (Persero) Rayon Gombong

BAB III PENANGANAN KOMPLAIN DI PT PLN (PERSERO) RAYON GOMBONG Analisis Penanganan Komplain di PT PLN (Persero) Rayon Gombong BAB III PENANGANAN KOMPLAIN DI PT PLN (PERSERO) RAYON GOMBONG 3.1. Analisis Penanganan Komplain di PT PLN (Persero) Rayon Gombong Pengumpulan data mengenai upaya penanganan komplain PT. PLN Rayon Gombong

Lebih terperinci

Program Dinamis (dynamic programming):

Program Dinamis (dynamic programming): Materi #0 Ganjil 0/05 (Materi Tambahan) Program Dinamis (Dynamic Programming) Program Dinamis Program Dinamis (dynamic programming): metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan

Lebih terperinci

Program Dinamis (Dynamic Programming)

Program Dinamis (Dynamic Programming) Program Dinamis (Dynamic Programming) Program Dinamis Program Dinamis (dynamic programming): metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah (step) atau tahapan (stage)

Lebih terperinci

Program Dinamis. Oleh: Fitri Yulianti

Program Dinamis. Oleh: Fitri Yulianti Program Dinamis Oleh: Fitri Yulianti 1 Program Dinamis Program Dinamis (dynamic programming): - metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan tahapan (stage) - sedemikian sehingga

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #10 Ganjil 2015/2016 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #10 Ganjil 2015/2016 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #10 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan 2 Permasalahan pemrograman dinamis secara umum memiliki proses keputusan yang bersifat multi tahapan (multi-stage). I1 D1 I2 D2 In Dn R1 R2 Rn 6623

Lebih terperinci

Memudahkan Mendapat Sambungan Listrik melalui LAYANAN SATU PINTU

Memudahkan Mendapat Sambungan Listrik melalui LAYANAN SATU PINTU Memudahkan Mendapat Sambungan Listrik melalui LAYANAN SATU PINTU Coffee Morning, DJK, 21 Jan 2016 1 Latar Belakang 1. Keluhan masyarakat tentang rumitnya prosedur mendapat sambungan listrik. 2. Keputusan

Lebih terperinci

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT One of graph application on whole life is to establish the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada era globalisasi berlangsung dengan begitu pesat, salah satu buktinya adalah penggunaan teknologi komputer pada berbagai perusahaan, baik

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id 1 Program Dinamis (dynamic programming): - metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN Nomor BPPJBG/03/SOP/24b Revisi 00 Tanggal 01 Agustus 2012 Halaman 2 dari 3 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN JOMBANG BADAN PELAYANAN PERIZINAN Nama SOP

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PEMASANGAN KEMBALI SALURAN AIR DI PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

SISTEM DAN PROSEDUR PEMASANGAN KEMBALI SALURAN AIR DI PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR SISTEM DAN PROSEDUR PEMASANGAN KEMBALI SALURAN AIR DI PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : TRY ANDIKA MEGARANI NIM : 2013411022 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2016

Lebih terperinci

: Sarlina Maherani Harahap NPM : Program Studi : Akuntansi Komputer Pembimbing : Dr. Ir. Budi Hermana, MM

: Sarlina Maherani Harahap NPM : Program Studi : Akuntansi Komputer Pembimbing : Dr. Ir. Budi Hermana, MM PROSEDUR PENETAPAN BIAYA PENAMBAHAN DAYA TENAGA LISTRIK PADA PT. PLN ( PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA DAN TANGERANG AREA MARUNDA Nama : Sarlina Maherani Harahap NPM : 43209718 Program Studi : Akuntansi Komputer

Lebih terperinci

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 09

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 09 Design and Analysis Algorithm Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom Pertemuan 09 Contents 1 2 5 Algoritma Program Dinamis Lintasan Terpendek (Shortest Path) Penganggaran Modal (Capital Budgeting) 1/0 Knapsack

Lebih terperinci

Program Dinamis (Dynamic Programming)

Program Dinamis (Dynamic Programming) Program Dinamis (Dynamic Programming) Bahan Kuliah IF2211 Strategi Algoritma Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika STEI-ITB 1 2 Program Dinamis Program Dinamis (dynamic programming): - metode

Lebih terperinci

SOP PB/PD/PS On-Line di web PLN

SOP PB/PD/PS On-Line di web PLN PT PLN (Persero) 2011 SOP PB/PD/PS On-Line di web PLN www.pln.co.id A. Permohonan Pasang Baru 1. Buka Browser lalu masukan link http://www.pln.co.id/ maka akan tampil halaman sebagai berikut. 2. Pilih

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL II DYNAMIC PROGRAMMING

LAPORAN RESMI MODUL II DYNAMIC PROGRAMMING LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL II DYNAMIC PROGRAMMING I.

Lebih terperinci

BAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY

BAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY BAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY 7.1 Umum Perhitungan rinci perencanaan sistem distribusi air bersih utama wilayah pengembangan kota Niamey mencakup

Lebih terperinci

Efektif Berlaku Mulai Tahun Disahkan Oleh Direktur Aset

Efektif Berlaku Mulai Tahun Disahkan Oleh Direktur Aset Bidang Sub Bidang mor SOP Nama SOP Instalasi Listrik 01.01.01A. Pemasangan Sambungan Baru Instalasi Listrik UNIVERSITAS GADJAH MADA Disahkan Oleh Direktur Untuk memberikan panduan prosedur pemasangan sambungan

Lebih terperinci

commit to user BAB V PEMBAHASAN

commit to user BAB V PEMBAHASAN BAB V PEMBAHASAN A. Prosedur Pelayanan Penyambungan Listrik Baru di PLN Di PT. PLN (Persero) Area Surakarta dalam melayani penyambungan listrik baru terdapat prosedur -prosedur yang harus dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di bidang industri yang pesat dan maju dapat terlihat pada jumlah produk dalam setiap produksi dari sebuah perusahaan atau pabrik. Produk yang telah di

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru BAB IV PEMBAHASAN A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru Penerimaan kas dari PDAM Tirta Satria Cabang Purwokerto 2 terbagi menjadi 2 yaitu penerimaan kas air dan non air. Penerimaan kas

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN Nomor BPPJBG/03/SOP/36 Revisi 00 Tanggal 01 Agustus 2012 Halaman 2 dari 3 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN JOMBANG BADAN PELAYANAN PERIZINAN Nama SOP :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena penurunan biaya transportasi dapat meningkatkan keuntungan. mengoptimalkan penggunaan kapasitas serta jumlah kendaraan.

BAB I PENDAHULUAN. karena penurunan biaya transportasi dapat meningkatkan keuntungan. mengoptimalkan penggunaan kapasitas serta jumlah kendaraan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu perusahaan karena penurunan biaya transportasi

Lebih terperinci

SISTEM PENJADWALAN BAGI TEKNISI PEMELIHARAAN JARINGAN LISTRIK DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA

SISTEM PENJADWALAN BAGI TEKNISI PEMELIHARAAN JARINGAN LISTRIK DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA SISTEM PENJADWALAN BAGI TEKNISI PEMELIHARAAN JARINGAN LISTRIK DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA (Studi Kasus Pada Kontraktor Listrik CV. SINAR ABADI Magelang) Riza Nurul Aziza Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupannya, mulai dari aktivitas rumah tangga,

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN Nomor SOP 065/SOP/ /415.21/2012 Tanggal Pembuatan 12 Juni 2012 Tanggal Revisi Tanggal Efektif 12 Juni 2012 Disahkan oleh Kepala Badan Pelayanan Perizinan

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM RUMAH

CONTOH SURAT PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM RUMAH CONTOH SURAT PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM RUMAH Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : ---------------------------------------------------- Umur : ----------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat berusaha mendidik mahasiswanya agar dapat menjadi SDM yang

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat berusaha mendidik mahasiswanya agar dapat menjadi SDM yang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja Praktik Perguruan tinggi yang merupakan instansi pendidikan pendidikan tertinggi di masyarakat berusaha mendidik mahasiswanya agar dapat menjadi

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG STANDARD OPERATING PROCEDURE PELAYANAN PERIZINAN

Lebih terperinci

MODUL I PROGRAM DINAMIS

MODUL I PROGRAM DINAMIS MODUL I PROGRAM DINAMIS 1.1 Tujuan Praktikum Program dinamis merupakan modul pertama yang dipelajari dalam Praktikum Stokastik. Adapun yang menjadi tujuan praktikum dalam modul program dinamis adalah sebagai

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Dynamic Programming pada Aplikasi GPS Car Navigation System

Penggunaan Algoritma Dynamic Programming pada Aplikasi GPS Car Navigation System Penggunaan Algoritma Dynamic Programming pada Aplikasi GPS Car Navigation System Muhammad Anis 1350868 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem merupakan suatu proses penganalisaan dari suatu prosedur yang ada kemudian dilakukan untuk pemeriksaan masalah

Lebih terperinci

Kata Kunci: Sistem Informasi, Pemasangan KWH, Meningkatkan pelayanan pelanggan.

Kata Kunci: Sistem Informasi, Pemasangan KWH, Meningkatkan pelayanan pelanggan. Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 10 Oktober 2017 SISTEM INFORMASI PEMASANGAN KWH METER TOKEN GUNA MENINGKATKAN PELAYANAN PELANGGAN CV. DENIS PUTRA

Lebih terperinci

BIAYA PEMASANGAN BARU DAN PERHITUNGAN REKENING LISTRIK GOLONGAN TARIF RUMAH TANGGA

BIAYA PEMASANGAN BARU DAN PERHITUNGAN REKENING LISTRIK GOLONGAN TARIF RUMAH TANGGA BIAYA PEMASANGAN BARU DAN PERHITUNGAN REKENING LISTRIK GOLONGAN TARIF RUMAH TANGGA Baso Mukhlis Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako Email: basomukhlis@gmail.com Abstract -

Lebih terperinci

Penerapan Program Dinamis Pada Sistem Navigasi Otomotif

Penerapan Program Dinamis Pada Sistem Navigasi Otomotif Penerapan Program Dinamis Pada Sistem Navigasi Otomotif Pande Made Prajna Pradipa / 13510082 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BADAN PENDAPATAN DAERAH KOTA SEMARANG VISI MISI

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BADAN PENDAPATAN DAERAH KOTA SEMARANG VISI MISI STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK BADAN PENDAPATAN DAERAH KOTA SEMARANG VISI MENJADI MOTOR DALAM PENINGKATAN DAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH YANG PROFESIONAL DALAM RANGKA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang berjalan Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian - bagian komponennya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. minimum secara langsung didasarkan pada algoritma MST (Minimum Spanning

BAB 1 PENDAHULUAN. minimum secara langsung didasarkan pada algoritma MST (Minimum Spanning 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan antara titik-titik dalam graf kadang-kadang perlu diperjelas. Hubungannya tidak cukup hanya menunjukkan titik-titik mana yang berhubungan langsung, tetapi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Graph Graf adalah struktur data yang terdiri dari atas kumpulan vertex (V) dan edge (E), biasa ditulis sebagai G=(V,E), di mana vertex adalah node pada graf, dan edge adalah rusuk

Lebih terperinci

Penerapan Dynamic Programming pada sistem GPS (Global Positioning System)

Penerapan Dynamic Programming pada sistem GPS (Global Positioning System) Penerapan Dynamic Programming pada sistem GPS (Global Positioning System) Christy Gunawan Simarmata - 13515110 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya waktu, persaingan dalam dunia perdagangan semakin kompetitif. Maka dari itu perusahaanperusahaan yang ada harus menjaga serta meningkatkan

Lebih terperinci

FORMULIR PERMOHONAN. Kepada Yth, : Bapak Walikota Medan Cq. Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan di- MEDAN

FORMULIR PERMOHONAN. Kepada Yth, : Bapak Walikota Medan Cq. Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan di- MEDAN FP.I.2.MB FORMULIR PERMOHONAN Kepada Yth, : Bapak Walikota Medan Cq. Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Medan di- MEDAN DIISI OLEH PEMILIK/PENGURUS/PENANGGUNG JAWAB Yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

Pencarian Lintasan Terpendek Jalur Pendakian Gunung dengan Program Dinamis

Pencarian Lintasan Terpendek Jalur Pendakian Gunung dengan Program Dinamis Pencarian Lintasan Terpendek Jalur Pendakian Gunung dengan Program Dinamis Mochamad Luti Fadlan 1 13512087 Program Studi Teknik Inormatika Sekolah Teknik Elektro dan Inormatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 35 TAHUN2015

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 35 TAHUN2015 BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 35 TAHUN2015 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN RIIL TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa dengan meningkatnya

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 DAFTAR WAWANCARA Pertanyaan 1 a. Apakah Perusahan melakukan ekspor Jasa kena pajak? b. Apakah perusahaan pernah terjadi hal seperti ini : Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama kegiatan berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir. Metodologi digunakan untuk mengarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendistribusian suatu barang merupakan persoalan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari baik oleh pemerintah maupun oleh produsen. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

SOP PELAYANAN PDAM Tirta Jam Gadang Kota Bukittinggi

SOP PELAYANAN PDAM Tirta Jam Gadang Kota Bukittinggi SOP PELAYANAN PDAM Tirta Jam Gadang Kota Bukittinggi A. SOP Pembacaaan Meter 1. Tujuan Prosedur ini ditetapkan untuk mengendalikan proses pelaksanaan pembacaan meter mulai dari persiapan data hingga rekening

Lebih terperinci

SOP PERIZINAN KEMENTERIAN ESDM

SOP PERIZINAN KEMENTERIAN ESDM SOP PERIZINAN KEMENTERIAN ESDM Dasar hukum : Peraturan Menteri ESDM No. 35/2014 tanggal 19 Desember 2014 No Jenis Perizinan Dasar Hukum SOP Persyaratan SLA (hari) 1 Izin usaha penyediaan tenaga listrik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah dalam menentukan lintasan terpendek di antara titik tertentu dalam suatu graph telah banyak menarik perhatian. Persoalan dirumuskan sebagai kasus khusus dan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN RIIL TAPAK

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN RIIL TAPAK BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN RIIL TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa dengan meningkatnya

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN Nomor DPMPTSP/03/SOP/02 Revisi 00 Tanggal 03 April 2017 Halaman 2 dari 3 Disahkan Oleh KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta

BAB I PENDAHULUAN. produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Tirta Sibayakindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta Sibayakindo memiliki rantai

Lebih terperinci

Pemanfaatan Algoritma Program Dinamis dalam Pendistribusian Barang

Pemanfaatan Algoritma Program Dinamis dalam Pendistribusian Barang Pemanfaatan Algoritma Program Dinamis dalam Pendistribusian Barang Amelia Natalie / 13509004 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Algoritma Algoritma adalah teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah dalam bentuk kalimat dengan jumlah kata terbatas tetapi tersusun secara logis dan sitematis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mendampingi dan mengarahkan penulisan selama melakukan kegiatan. yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja praktek.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mendampingi dan mengarahkan penulisan selama melakukan kegiatan. yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja praktek. 7 BAB II LANDASAN TEORI Dalam pelaksanaan praktek kerja industri ini, bidang yang dikaji adalah bidang pelayanan pelanggan pada PT. PLN (Persero) Area Tanjung Karang yang dibimbing dan diarahkan oleh salah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelum sampai pada pendefenisian masalah lintasan terpendek, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dasar dari model graph dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dikunjungi. Daerah Kabupaten Kulon Progo yang letaknya sangat

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dikunjungi. Daerah Kabupaten Kulon Progo yang letaknya sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Kulon Progo terletak pada propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bagian barat yang memiliki berbagai tempat wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Daerah

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURE ( SOP ) TENTANG PELAYANAN SURAT IJIN KERAMAIAN DAN SURAT TANDA TERIMA PEMBERITAHUAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE ( SOP ) TENTANG PELAYANAN SURAT IJIN KERAMAIAN DAN SURAT TANDA TERIMA PEMBERITAHUAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT INTELKAM STANDARD OPERATING PROCEDURE ( SOP ) TENTANG PELAYANAN SURAT IJIN KERAMAIAN DAN SURAT TANDA TERIMA PEMBERITAHUAN Mataram,

Lebih terperinci

NOTULENSI Penentuan Penyebab Terjadinya Kecacatan Pakan Ternak. Apa penyebab terjadinya kecacatan pakan ternak pada masing-masing kategori berikut.

NOTULENSI Penentuan Penyebab Terjadinya Kecacatan Pakan Ternak. Apa penyebab terjadinya kecacatan pakan ternak pada masing-masing kategori berikut. NOTULENSI Penentuan Penyebab Terjadinya Kecacatan Pakan Ternak PERTANYAAN Apa penyebab terjadinya kecacatan pakan ternak pada masing-masing kategori berikut. Manusia Metode Material 4. Mesin/Peralatan

Lebih terperinci

PROGRAM DINAMIS UNTUK PENENTUAN LINTASAN TERPENDEK DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

PROGRAM DINAMIS UNTUK PENENTUAN LINTASAN TERPENDEK DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL 17 Dinamika Teknik Januari PROGRAM DINAMI UNTUK PENENTUAN LINTAAN TERPENDEK DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA FLOYD-WARHALL Enty Nur Hayati, Agus etiawan Dosen Fakultas Teknik Universitas tikubank emarang DINAMIKA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN SEBAGAI PENYELENGGARA PASAR LELANG KOMODITAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PASAR LELANG

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN Nomor BPPJBG/03/SOP/23 Revisi 00 Tanggal 01 Agustus 2012 Halaman 2 dari 3 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN JOMBANG BADAN PELAYANAN PERIZINAN Nama SOP :

Lebih terperinci

POHON KEPUTUSAN PADA MODEL TRANSPORTASI CV. TEEREX REKAYASA

POHON KEPUTUSAN PADA MODEL TRANSPORTASI CV. TEEREX REKAYASA POHON KEPUTUSAN PADA MODEL TRANSPORTASI CV. TEEREX REKAYASA Rivan Syamsurijal Biya Mahasiswa Magister Teknik Industri Universitas Trisakti Jakarta Abstraksi Penggunaan Pohon Keputusan untuk memilih Jalur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan pemeriksaan manajemen atas prosedur pembelian bahan baku dalam rangka mendukung efisiensi dan efektifitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KWH METER DIGITAL PRABAYAR BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535

TUGAS AKHIR KWH METER DIGITAL PRABAYAR BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535 TUGAS AKHIR KWH METER DIGITAL PRABAYAR BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535 Diajukan Sebagai Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENJADWALAN PERJALANAN ALAT TRANSPORTASI UNTUK PENDISTRIBUSIAN DAN LOADING BARANG DI WILAYAH RUTE SUMATERA UTARA PADA PT.BINA TAMA SENTRA FAJAR MEDAN

PENJADWALAN PERJALANAN ALAT TRANSPORTASI UNTUK PENDISTRIBUSIAN DAN LOADING BARANG DI WILAYAH RUTE SUMATERA UTARA PADA PT.BINA TAMA SENTRA FAJAR MEDAN PENJADWALAN PERJALANAN ALAT TRANSPORTASI UNTUK PENDISTRIBUSIAN DAN LOADING BARANG DI WILAYAH RUTE SUMATERA UTARA PADA PT.BINA TAMA SENTRA FAJAR MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Pasang Baru Listrik Pasang baru listrik merupakan pelayanan dari PT. PLN (Persero) kepada calon pelanggan yang akan memasang. Dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III ALGORITMA GREEDY DAN PROGRAM DINAMIS

BAB III ALGORITMA GREEDY DAN PROGRAM DINAMIS BAB III ALGORITMA GREEDY DAN PROGRAM DINAMIS 3.1 Algoritma Greedy Algoritma Greedy merupakan metode yang paling populer dalam memecahkan persoalan optimasi. Hanya ada dua macam persoalan optimasi, yaitu

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN Nomor 16 Tahun 2014 WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA

Lebih terperinci

SKEMA PSK TERSEBAR ecil Teknologi

SKEMA PSK TERSEBAR ecil Teknologi KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA M,INERAL NO : 1122 K/30/MEM/2002 12 Juni 2002 TENTANG PEDOMAN PENGUSAHAAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SKALA KECIL TERSEBAR Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2-2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin dengan berkembangnya teknologi fotografi di Indonesia, khususnya di Kota Medan, fotografi tidak hanya sebagai sarana atau alat untuk mengabadikan suatu kejadian

Lebih terperinci

PEDOMAN OPERASI GARDU INDUK

PEDOMAN OPERASI GARDU INDUK PEDOMAN OPERASI GARDU INDUK (STANDING OPERATION PROCEDURE) GARDU INDUK MITSUI I. PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan SOP ini merupakan pedoman dan petunjuk bagi Dispatcher dan Operator Gardu Induk untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Travelling Salesman Problem (TSP) merupakan salah satu permasalahan yang penting dalam dunia matematika dan informatika. TSP dapat diilustrasikan sebagai perjalanan

Lebih terperinci

39. PROSEDUR TETAP / STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR (IPALASA)

39. PROSEDUR TETAP / STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR (IPALASA) 39. PROSEDUR TETAP / STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR () PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU (PPTSP) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU (BPMPT)

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN RENCANA TAPAK

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN RENCANA TAPAK SALINAN BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN RENCANA TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa pengesahan

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE TERPENDEK MENUJU KAMPUS MENGGUNAKAN ALGORITMA DYNAMIC PROGRAMMING

PENENTUAN RUTE TERPENDEK MENUJU KAMPUS MENGGUNAKAN ALGORITMA DYNAMIC PROGRAMMING PENENTUAN RUTE TERPENDEK MENUJU KAMPU MENGGUNAKAN ALGORITMA DYNAMIC PROGRAMMING Jumadi Email: Jumadi@uinsgd.ac.id Jurusan Teknik Informatika, Fakultas ains dan Teknologi Universitas Islam Negeri unan Gunung

Lebih terperinci

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 417, 2016 KEMEN-ESDM. PT. PLN. Penyaluran Tenaga Listrik. Pelayanan. Biaya. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN REGULASI SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN REGULASI SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN REGULASI SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK Disampaikan pada Coffee Morning Soft Launching Layanan Satu Pintu Sambungan Listrik Jakarta, 21 Januari 2016 REGULASI SAMBUNGAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis yang dilakukan. Bisa disimpulkan, bahwa sebenarnya prosedur kerja yang ada di PT Aswi Perkasa saat

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG PELAYANAN PERIJINAN PADA PEMERINTAH KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG PELAYANAN PERIJINAN PADA PEMERINTAH KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG PELAYANAN PERIJINAN PADA PEMERINTAH KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut dari ketentuan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PASANG BARU PRABAYAR PADA PT PLN (PERSERO) UPJ SUKOHARJO TUGAS AKHIR

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PASANG BARU PRABAYAR PADA PT PLN (PERSERO) UPJ SUKOHARJO TUGAS AKHIR EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DARI PASANG BARU PRABAYAR PADA PT PLN (PERSERO) UPJ SUKOHARJO TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lemba

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lemba No.963, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ESDM. Tenaga Listrik. 10 MW. PLTA. Pembelian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PEMBELIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JENIS PERIZINAN DALAM SISTEM RESI GUDANG, PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (STANDARD OPERATING PROCEDURE) DAN TINGKAT

Lebih terperinci

Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis

Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis Dandun Satyanuraga 13515601 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berpengaruh dalam meningkatkan pelayanan konsumen adalah. meningkatkan daya saing perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang berpengaruh dalam meningkatkan pelayanan konsumen adalah. meningkatkan daya saing perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia bisnis sangat pesat, hal ini di tandai dengan adanya tingkat persaingan yang semakin meningkat. Mengingat hal ini, maka pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT PLN Persero merupakan perusahan penyedia layanan listrik bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT PLN Persero merupakan perusahan penyedia layanan listrik bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT PLN Persero merupakan perusahan penyedia layanan listrik bagi masyarakat Indonesia. Wilayah usaha PT PLN (Persero) Distribusi Jawa-Timur dibagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

Hasil Status Kelengkapan Syarat Jenis Dokumen. Keterangan

Hasil Status Kelengkapan Syarat Jenis Dokumen. Keterangan DAFTAR SIMAK KELENGKAPAN DOKUMEN PASCA KUALIFIKASI JASA PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEKERJAAN LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS SISI DARAT (JALAN AKSES KE TRESTLE) T.A. 2015 PT. TANJUNG NUSA PERSADA Hasil Scan

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN OPERASIONAL MENARA TELEKOMUNIKASI WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN OPERASIONAL MENARA TELEKOMUNIKASI WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN OPERASIONAL MENARA TELEKOMUNIKASI WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan wawancara terhadap para pekerja dilantai produksi solid pada PT Abbott Indonesia. Pengamatan

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH TOKO (RUKO)

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH TOKO (RUKO) CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH TOKO (RUKO) Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : ---------------------------------------------------- Umur : ----------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bidang Elektrical, Mechanical, Supplier & Maintenance yang berdiri sejak 12

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bidang Elektrical, Mechanical, Supplier & Maintenance yang berdiri sejak 12 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Dwi Karya Prasetya Nusantara adalah perusahaan yang bergerak pada bidang Elektrical, Mechanical, Supplier & Maintenance yang berdiri sejak 12

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan PT Trans Makmur Abadi berdiri pada tanggal 28 Agustus 2002, Kantornya terletak di TRANS MOBIL Jl.Bandengan Utara dalam no.38d Jakarta

Lebih terperinci

PROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG

PROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG PROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG Nama : Tri Anggun Mulyati NPM : 45209750 Jurusan : D3 Akuntansi Komputer Pembimbing : Dr. Aris Budi

Lebih terperinci

PERMOHONAN IJIN USAHA INDUSTRI ( IUI ) Nomor:

PERMOHONAN IJIN USAHA INDUSTRI ( IUI ) Nomor: PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL JL. Raya Sukowati. 255 Sragen, Telp: (0271) 892348, Fax: (0271) 894433 email: bpt@sragenkab.go.id website: http://bpt.sragenkab.go.id/

Lebih terperinci