BAB 2 LANDASAN TEORI. hendak digunakan sebagai konsep dan penjelasan dalam penelitian ini, 1. Definisi Komunikasi dan Teori Komunikasi Massa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. hendak digunakan sebagai konsep dan penjelasan dalam penelitian ini, 1. Definisi Komunikasi dan Teori Komunikasi Massa"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Teori-teori Dasar Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum yang hendak digunakan sebagai konsep dan penjelasan dalam penelitian ini, diantaranya: 1. Definisi Komunikasi dan Teori Komunikasi Massa 2. Uses and Gratification Dengan berpatokan pada ke dua teori tersebut, diharapakan akan mampu menjabarkan peranan sebuah komunikasi terhadap objek penelitian. Peneliti turut akan menjabarkan bagaimana pemahaman dari tiap-tiap teori melalui keterangan yang ada dibawah ini Definisi Komunikasi dan Teori Komunikasi Massa Mendalami pemahaman komunikasi itu sendiri, banyak yang mempertanyakan kebenaran dari ilmu komunikasi sebagai ilmu, dan tidak sedikit pula yang memberikan definisi mengenai komunikasi itu sendiri secara mendalam. Dalam bukunya yang berjudul Teori Komunikasi, Sasa Djuarsa Senjaya, dan kawan-kawan mengumpulkan sekiranya lima belas definisi mengenai komunikasi dari beberapa ahli 13

2 14 yang didasari pada komponen konseptual pokok dalam pemahaman komunikasi: 1. Simbol-simbol/verbal/ujaran Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal (Hoben, 1954). 2. Pengertian/pemahaman Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami olrang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku (Anderson, 1959). 3. Interaksi/hubungan/proses sosial Interaksi, juga dalam tingkat biologis, adalah salah satu perwujudan komunikasi, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan kebersamaan tidak akan terjadi (Mead, 1963). 4. Pengurangan rasa ketidakpastian Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego (Branlund, 1964). 5. Proses Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol, seperti kata-kat, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain (Berelson dan Steiner, 1964).

3 15 6. Pengalihan/penyampaian/pertukaran Penggunaan kata komunikasi tampaknya menunjuk kepada adanya sesuatu yang dialihkan dari suatu benda atau orang ke benda atau orang lainnya kata komunikasi kadang-kadang menunjuk kepada apa yang dialihkan, alat apa yang dipakai sebagai saluran pengalihan, atau menunjuk kepada keseluruhan proses upaya pengalihan. Dalam banyak kasus, apa yang dialihkan itu kemudian menjadi milik atau bagian bersama. Oleh karena itu, komunikasi juga menuntut adanya partisipasi. (Ayer, 1955). 7. Menghubungkan/menggabungkan Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dalam kehidupan dengan bagian lainnya. (Ruesch, 1957). 8. Kebersamaan Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. (Gode, 1959). 9. Saluran/alat/jalur Komunikasi adalah alat pengirim pesan-pesan kemiliteran perintah/order, dan lain-lainnya, seperti telegraf, telepon, radio, kurir, dan lain-lainnya. (America College Dictionary). 10. Replikasi memori Komunikasi adalah proses yang mengarahkan perhatian seseorang dnegn tujuan mereplikasi memori. (Cartier dan Harwood, 1953).

4 Tanggapan diskriminatif Komunikasi adalah tanggpan diskriminasi dari suatu organisasi terhadap stimulus. (Stevens, 1950). 12. Stimuli Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai penyampaian informasi yang berisikan stimuli diskriminasi, dari suatu sumber terhadap penerima. (Newcomb, 1966). 13. Tujuan/kesengajaan komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku pihak penerima. (Miller, 1966). 14. Waktu/situasi Proses komunikasi merupakan suatu transisi dari suatu keseluruhan struktur situasi yang lain sesuai pola yang diinginkan. (Sondel, 1956). 15. Kekuasaan/kekuatan Komunikasi adalah suatu mekanisme yang menimbulkan kekuatan/kekuasaan. (Schacter, 1951). Melalui kelima belas komponen konseptual tersebut, peneliti bisa menyusun sebuah kerangka acuan yang dapat dijadikan sebagai alat dasar dalam menganalisis fenomena peristiwa komunikasi. Komponenkomponen tersebut, baik secara tersendiri maupun tergabung, bisa dijadikan sebagai titik fokus perhatian dalam sebuah penelitian.

5 17 Dalam penelitian ini, peneliti turut memusatkan pada bagaimana konseptual pemikiran seorang individu terhadap suatu media, yang kemudian akan berlanjut pada tahap antar individu. Dan pada tahap tersebut peranan dalam pemahaman sebuah media akan semakin berkembang dan mencapai tahap pada bentuk komunikasi massa. Menurut Sasa Djuarsa Senjaya, dan kawan-kawan dalam buku Teori Komunikasi, komunkasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditunjukan kepada sejumah khalayak yang besar. Proses komunikasi massa melibatkan aspek-aspek komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi organisasi. Teori-teori komunikasi massa umumnya mefokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media dan masyarakat, hubungan antar media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta dampak atas hasil komunikasi massa terhadap individu. (Senjaya, dkk. 2007: 1.28) Dalam buku Ilmu Pengantar Komunikasi, Deddy Mulyana menerangkan bahwa teori Komunikasi Massa Merupakan teori menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televise), berbiaya relative mahal, yang dikelolah oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonym, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat,

6 18 serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Meskipun khalayak ada kalanya meyampaikan pesan kepada lembaga (dalam bentuk saransaran yang sering tertunda), proses komunikasi didominasi oleh lembaga, karena lembagalah yang menentukan agendanya (Mulyana, 2008, hal ). Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada komunikan yang berjumlah banyak, heterogen, tidak dikenal, atau ditujukan kepada masyarakat umum, dan proses komunikasinya dilakukan melalui media yang mampu digunakan untuk komunikasi massa, yaitu media massa, baik yang berupa media cetak, audio visual, film, dan media luar ruang (Barata, 2000, hal. 107). Jadi secara garis besar, peneliti mencoba untuk menggali bagaimana peranan media penelitian yang berupa film, dalam menyebarkan nilai dan pesannya terhadap para penontonnya yang tergolong para penggemar anime di universitas Binua Nusantara. Karena dengan melihat seberapa besar pesan yang mampu ditangkap oleh para penonton, akan membantu terbentukanya proses mendasar dari tercapainya tujuan mendasar penelitian ini Teori Kegunaan and Gratifikasi Menurut Richard West dan Lynn H. Turner dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, teori kegunaan dan gratifikasi merupakan teori yang menjelaskan bahwa orang

7 19 aktif memilih dan menggunakan media tertentu untuk memuaskan kebutuhan tertentu. Menekankan posisi pengaruh yang terbatas, teori ini melihat media mempunyai pengaruh terbatas karena pengguna mampu memilih dan mengendalikan. Orang memiliki kesadaran diri, dan mereka mampu memahami dan menyatakan alasan mereka menggunakan media. Mereka meilhat media sebagai salah satu cara memuaskan kebutuhan yang mereka miliki. Teori kegunaan dan gratifikasi sendiri mencoba berfokus pada poin yang menekankan pendapat apa yang orang lakukan dengan media. Dalam teori ini, komunikasi yang ada pada media lebih mengarah pada apa yang bisa dilakukan orang pada media, sehingga dalam teori ini khalayak dinilai lebih aktif dalam menggunakan media dalam memenuhi kebutuhannya. Teori ini turut menjadi bagian dari perluasan teori kebutuhan dan motivasi Abraham Maslow, yang menerangkan bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya berdasarkan tingkatantingktan tertentu yang terdiri dari: Physiological, merupakan pemenuhan kebutuhan biologis atau fisik yang terdiri dari kebutuhan makan, minum, oksigen, dan kesehatan. Safety, merupakan tahap dimana seorang individu merasakan keamanan atas lingkungan tempat ia berada Love and Belongingness, dimana seorang individu merasa bahwa dirinya memerlukan kasih sayang dan tempat dimana ia tidak merasa sendirian.

8 20 Self-Esteem, merupakan tahap dimana seseorang ingin dihargai atas keberadaannya dan tindakannya di dalam jalinan sosial. Selft-Actualization, tahap tertinggi manusia dimana ia telah mampu mengktualisasikan dirinya atas apa tujuan hidupnya (Gea, A. A. 2003: 216). Dengan memenuhi kebutuhannya pada satu tahap, maka individu tersebut akan mampu melangkah ketahap pemenuhan kebutuhan lainnya. Secara umum kita bisa memahami teori kegunaan dan gratifikasi sebagai teori yang menjelaskan motivasi yang mendorong tiap orang memenuhi kebutuhannya melalui media. Alan Rubin (1981) mengemukakan bahwa motivasi yang medorong khalayak menggunakan media, terutama televisi, dapat dikelompokan menjadi beberapa kategori: untuk melewatkan waktu, untuk menemani, kesenangan, pelarian, kenikmatan, interaksi sosial, relaksasi, informasi, dan untuk mempelajari muatan tertentu. Teori kegunaan dan gratifikasi memberikan sebuah kerangka untuk memahami kapan dan bagaimana konsumen media individu menjadi lebih atau kurang aktif dan konsekuensi dari keterlibatan yang meningkat atau menurun. Dari hal tersebut munculah berbagai asumsi mengenai teori kegunaan dan gratifikasi memegang perannya dalam media. Asumsiasumsi itu diantaranya berdasarkan pencetus dari teori ini (Katz, Blumler,

9 21 & Gurevitch, 1974), dimana mereka menyatakan bahwa terdapat lima asumsi dasar atas teori kegunaan dan gratifikasi, diantaranya: Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan, yaitu dengan anggota khalayak individu dapat membawa tingkat aktivitas yang berbeda untuk penggunaan media mereka, anggota khalayak juga berusaha untuk menyelesaikan tujuannya melalui media. Dalam mengidentifikasi klasifikasi kebutuhan dan kepuasan khalayak, McQuail menerangkan klasifikasi tersebut mencakup pengalihan (diversion), yang bisa diidentifikasi sebagai keluar dari rutinitas atau masalah sehari-hari; hubungan personal (personal relationship), yang terjadi ketika orang menggunakan media sebagai temannya; identitas personal (persona identitiy), atau cara untuk menekan nilai-nilai individu; dan pengawasan (surveillance), atau informasi mengenai bagaimana media akan membantu individu mencapai sesuatu. Berikut ini table kebutuhan yang dipuaskan oleh media: TIPE KEBUTUHAN Kognitif Afektf DESKRIPSI Memperoleh informasi, pengetahuan, pemahaman Pengalaman emosional, menyenangkan, atau estetis CONTOH MEDIA Televisi, video, dan film Film, televisi

10 22 Integrasi personal Integrasi sosial Pelepasan ketegangan Meningkatkan kredibilitas, percaya diri, dan status Meningkatkan hubungan dengan keluarga, teman, dan lainnya Pelarian dan pengalihan Video Internet ( , chat room, Listserv, IM) Televisi, film, video, radio, internet Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilhan media tertentu terdapat pada anggota khalayak, karena orang pada dasarnya adalah agen yang katif, mereka mengabil inisiatif. Kita memilih acara seperti The Simsons ketika kita ingin tertawa dan CNN World News Tonight ketika kita ingin mendapatkan informasi, tetapi tidak seorangpun memutuskan untuk apa kita inginkan dari sebuah media atau bagian isinya. Kita mungkin akan memilih CNN karena kita ingin dihibur. Implikasi yang ada disini adalah khalayak mempunyai banyak sekali otonomi dalam proses komunikasi massa. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan, yang berarti bahwa media dan khalayak dipengaruh oleh masyarakat. Pada kencan pertama, contohnya, pergi ke bioskop merupakan penggunaan media yang lebih mungkin daripada menyewa sebuah video dan menontonnya di rumah. Seseorang yang jarang menggunakan media contohnya, menggunakan kepuasan

11 23 lebih dalam perbincangan dnegan teman dan keluarg, mungkin akan lebih sering beralih pada media dengan frekuensi yang tinggi ketika mencari informasi selama pemilu. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti, sehingga menyatakan kembali keyakinan akan khalayak aktif; hal ini juga mengimplikasikan bahwa orang sadar akan aktivitas ini. Bahkan peneliti awal mengenai kegunaan dan gratifikasi mencakup menanyakan kepada responden mengenai mengapa mereka mengkonsumsi media tertentu. Pendekatan kualitatif ini, termasuk mewawancarai responden dan secara langsung mengamati reaksi mereka selama pembicaraan mengenai media tertentu. Pemikiran secara teknik pengumpulan data ini adalah bahwa orang berada pada posisi terbaik untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan dan mengapa mereka melakukan itu. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak, yaitu dimana sedikti berbicara mengenai khalayak daripada mengenai mereka yang melakukan studi mengani ini. Hal ini menyatakan bahwa peneliti harus mampu mempertahankan penilaiannya mengenai hubungan natara kebutuhan khalayak akan media atau muatan tertentu. Teoritikus kegunaan dan gratifikasi beragumen bahwa karena individu khalayak yang memutuskan untuk

12 24 menggunakan isi tertentu untuk tujuan akhirnya, nilai muatan media dapat dinilai hanya oleh khalayak. Menurut teoritikus dalam kegunaan dan gratifikasi, bahkan muatn murahan yang ditemukan dalam beberapa acara bincang-bincang seperti Jerry Springer mungkin berfungsi jika muatan ini memberikan kepuasan untuk khalayaknya. Orang adalah konsumen yang kritis. Menurut J.D. Rayburn dan Philip Palmgreen (1984), orang mungkin membaca surat kabar tertentu karena surat kabar itu hanya satu-stunya yang ada, tetapi ini tidak menyiaratkan bahwa ia terpuaskan secara penuh oleh surat kabar tersebut. Bahkan ia mungkin cukup merasa tidak puas untuk menghentikan langganan jika ada alternative surat kabar lain (hal. 542). (West & Turner, 2008: ) Melalui teori ini, peneliti mencoba untuk menelah pemahaman yang muncul pada para audience yang berpartisipasi dengan objek penelitian yang berupa media komunikasi, yaitu film yang berjudul Persona 4 Animation, terhadap bagaimnan alasan dan pengharapan meraka ketika memilih media tertentu sebagai pemuas kebutuhan mereka Teori-teori Khusus Berikut ini peneliti telah memilih beberapa konsep teori yang akan dikaitkan langsung dengan objek penelitian ini, berikut teori-teori yang dugunakan: 1. Teori Analitis Carl Jung

13 25 2. Teori Persespsi Diri 3. Teori Identitas 4. Teori Khalayak Aktif Teori Analitis Carl Jung Jung percaya bahwa akar dari kepribadian berasal dari keberadaan manusia itu sendiri (King, 2008: 413). Jung juga percaya bahwa jiwa manusia merupakan kesatuan yang didalamnya terdapat semua pikiran, perasaan dan tingkah laku baik yang disadari maupun tidak disadari yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Menurut Jess Feist dan Gregory J. Feist dalam bukunya yang berjudul Theories of Personality menerangkan konsep struktur jiwa menurut Jung yang terbagi atas beberapa bagian, yaitu: 1. Ego, yaitu jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran, dan perasaan-perasaan sadar. Ego bekerja pada tingkat conscious. Dari ego lahir perasaan identitas dan keberlangsungan seseorang. Ego merupakan gugusan tingkah laku yang pada umumnya dimiliki dan ditampilkan secara sadar oleh orang-orang dalam suatu masyarakat. Jadi secara garis besar, ego merupakan bagian dari manusia yang membuat ia sadar akan siapa dirinya. 2. Personal Unconscious, merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego. Pada dasarnya terdiri atas pengalaman-pengalaman yang pernah

14 26 disadari tetapi dipilih untuk dilupakan atau diabaikan dengan cara penekanan. Penglaman-pengalaman yang kurang mendalam turut disimpan ke dalam personal unconscious. Penekanan pada kenangan pahit kedalam personal unconscious dapat dilakukan oleh diri sendiri secara makanik, namun bisa juga karena desakan dari pihak luar yang lebih kuat. Dalam Personal Unconscious kita turut mengenal kompleks, yaitu kelompok yang terorganisir dari perasaan, pikiran dan ingatan-ingatan yang ada dalam Personal Unconscious. Setiap kompleks memiliki atau mengumpulkan berbagai pengalaman yang memiliki inti yang menarik atau mengumpulkan berbagai pengalaman yang memiliki inti yang menarik atau mengumpulkan pengalaman yang memiliki kesamaan tematik, dimana semakin kuat daya tarik inti semakin besar pula pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. Kepribadian dengan kompleks tertentu akan didominasi oleh ide, perasaan, dan persepsi yang dikandung oleh kompleks itu. 3. Collective Unconscious, merupakan wilayah kekuatan jiwa yang paling luas dan dalam, serat turut mengatur akar dari empat fungsi psikologis, yaitu sensasi, intuisi, pemikiran, dan perasaan. Tidak hanya itu, Collective Unconscious juga merupakan tempat ingatan dari masa lampau leluhur seseorang yang tidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri, tetapi juga leluhur para manusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective

15 27 Unconscious terdiri dari beberapa Archetype, yang merupakan ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bentuk pikiran ini menciptakan gambarangambaran yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan yang dianut oleh generasi tertentu secara hampir menyeluruh dan kemudian ditampilkan berulang-ulang pada beberapa generasi berikutnya. Empat archetype yang penting dalam membentuk kepribadian seseorang adalah: a. Persona, merupakan topeng yang dipakai setiap manusia sebagai respon terhadap tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat serta terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat terhadap kebutuhan archetypal sendiri. Persona adalah wajah yang ditampilkan oleh individu. Persona merupakan kepribadian yang sadar, yang dapat diidentikkan dengan ego. Dalam mimpi, ia muncul dalam bentuk sesosok figur yang melambangkan aku dalam suasana tertentu. Kadang-kadang, dapat berupa seorang tua yang keras, wanita bijak, orang gagah, badut, atau anak kecil. Inilah perilaku dari dari pikiran penghasil mimpi kita. Kadang kala, dalam mimpi, hal ini akan diimbangi dengan sebuah karakter yang memainkan peran yang berlawanan. Contohnya, seseorang yang dalam keadaan sadar sebagai sosok yang bermoral, ketika di dalam mimpi bisa jadi berupa seorang bajingan atau sebaliknya.

16 28 b. Shadow, merupakan archetype kegelapan dan penekanan, yang mewakili hal lain dari diri kita yang hendak kita tidak ingin ketahui tetapi mencoba bersembunyi dari diri kita dan orang lain. Shadow sendiri dapat kita pahami sebagai aspek-aspek yang lebih lemah dominasinya hanya menjadi baying-bayang diri. Jung mengistilahkannya dengan autonomous complex atau archetype yang lain, yang muncul ke permukaan di dalam mimpi. Kadang-kadang, naluri dan desakan diwujudkan dalam bentuk bayang-bayang, bersama perasaan perasaan negatif dan destruktif. Ia dapat berupa satu sosok yang mengancam, yang menyamar sebagai seseorang yang tidak disukai oleh orang-orang yang bermimpi. Satu cara untuk mengenali bayang-bayang figur di dalam sebuah mimpi adalah dengan mengamati reaksi dan perasaan kita yang paling negatif terhadap seseorang atau suasana tertentu, karena hal yang paling tidak kita sukailah yang membentuk inti dari bayangan tersebut. c. Anima pada laki-laki merupakan kondisi dimana hal yang mewakili sebuah pemikiran irasional pada suasana hati dan perasaan seorang laki-laki akan sisi feminim yang terdapat dalam diri mereka. Secara garis besar, Anima adalah pusat kasih sayang, emosi, naluri, dan intuisi dari sisi kepribadian laki-laki. Archetype ini merupakan bentuk kolektif dari seluruh perempuan yang dikenali oleh seorang laki-laki dalam hidupnya, khususnya ibunya sendiri. Bergabungnya sifat tersebut ke dalam kepribadiannya memungkinkan seorang laki-

17 29 laki untuk mengembangkan sisi sensitif dari tabiatnya, sehingga memungkinkannya untuk menjadi individu yang tidak terlalu agresif, baik hati, hangat dan penuh pengertian. Tidak mengakui atau menekan anima mengakibatkan timbulnya sifat keras kepala, keras, kaku, dan bahkan kejam secara fisik maupun emosi. d. Animus merupakan elemen kepribadian maskulin yang terdapat dalam diri wanita. Secara garis besar Animus bisa dipahami sebagai sisi praktis, independen, percaya diri, dan keberanian mengambil resiko dari kepribadian wanita. Sebagai sebuah archetype, hal ini merupakan bentuk kolektif dari seluruh laki-laki yang dikenal oleh seorang wanita di dalam hidupnya, terutama ayahnya sendiri. Bergabungnya sifat ini ke dalam memungkinkan dirinya untuk menjadi seorang pemimpin, pengelola yang baik, dan pencari nafkah. Namun, jika seorang wanita mengabaikan aspek-aspek ini dalam dirinya, maka ia menjadi cengeng, tergantung, cerewet, dan tidak aman. Dengan teori ini, peneliti mencoba untuk bisa memahami bagaimana keterkaitan konsep pribadi selalu mendasari tindakan dan pemikiran manusia terhadap hasil dari penelitian yang hendak dilakukan oleh peneliti, terutama mengenai bagaimana teori ini menekankan alasanalasan dasar terbentuknya sebuah tanggapan dari pada narasumber yang menjadi objek penelitian ini.

18 Teori Persepsi Diri Pemahaman mengenai teori ini berdasar pada sebuah proses psikologis yang diasosiasikan dengan interprestasi dan pemberian makna terhadap orang atau objek tertentu yang bisa kita sebut persepsi. Dalam buku Teori Komunikasi, Sasa Djuarsa Senjaya, dkk. Menjelaskan bagaimana definisi dari sebuah persepsi itu sendiri dengan mengutip pandangan Cohen, Fisher (1987: 118) yang menerangkan bahwa persepsi merupakan interprestasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek-objek eksternal, jadi persepsi adalah pengetahuan tentang apa yang dapat ditangkap oleh indra kita. Definisi ini sendiri melibatkan sejumlah karakteristik yang mendasari upaya kita untuk memahami proses antarpribadi. Konsep dari syarat berlangsungnya sebuah persepsi sendiri dapat kita pahami melalui tiga tahap, yaitu: Suatu tindakan persepsi mensyaratkan kehadiran objek eksternal untuk dapat ditangkap oleh indra kita. Dalam hal persepsi terhadap pribadi, kehadirannya sebagai objek eksternal mungkin kurang nyata, tetapi keberadaannya jelas dapat kita rasakan. Adanya informasi untuk diinterprestasikan. Informasi yang dimaksud disini adalah segla sesuatu yang diperoleh melalui sensasi atau indra yang kita miliki. Berhubungan dengan sifat representative dari pengindraan. Maksudnya, kita tidak dapat mengartikan makna suatu objek secara

19 31 langsung karena kita sebenarnya hanya mengartikan makna dari informasi yang kita anggap mewakili objek tersebut. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa meskipun sebuah persepsi didasari hanya pada pengamatan langsung, hal ini bukanlah sesuatu yang sebenarnya dalam artian kita dapat menangkap atau menguasai objek tersebut. Kita melihat, membaui, mendengar, mencicipi, dan meraba, tetapi apa yang harus kita interprestasikan adalah penampakan, bau, rasa, dan bentuk yang mewakili sesuatu, dan kita tidak akan pernah dapat merasakan objek itu sendiri. Konsekuensinya adalah bahwa pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukanlah tentang apakah suatu objek, melainkan apa yang tampak sebagai objek tersebut. Adakalanya penampakan dapat menyesatkan seperti yang kita alami dalam ilusi optis, special effects dalam film, dan sebagainya. Sebuah persepsi merupakan hal yang terjadi dalam benak individu yang mempersepsikan suatu objek, dan bukan didalam objek, dan selalu merupakan pengetahuan tentang penampakan. Maka apa yang jelas bagi orang lain mungkin terasa membingungkan bagi kita. Dalam konteks inilah kita perlu memahami tataran intra pribadi dari komunikasi antarpribadi dengan melihat lebih jauh sifat-sifat persepsi sebagai berikut: Persepsi adalah pengalaman, dimana untuk mengartikan makna dari seseorang, objek, atau peristiwa, kita harus memiliki dasar/basis untuk melakukan interprestasi. Dasar ini biasanya kita temukan pada

20 32 pengalaman masa lalu kita dengan orang, objek, atau peristiwa tersebut, atau dengan hal-hal yang menyerupai. Tanpa landasan pengalaman sebagai pembanding, tidak mungkin untuk mempersepsikan suatu makan, sebab ini akan membawa kita kepada suatu kebingungan. Persepsi adalah selektif, dimana ketika kita mepersepsiakan sesuatu, kita cenderung memperhatikan hanya bagian-bagian tertentu dari suautu objek atau orang. Dengan kata lain, kita melakukan seleksi hanya pada karakteristik tertentu dari objek persepsi kita dan mengabaikan orang lain. Dalam hal ini biasanya kita mempersepsikan apa yang kita inginkan atas dasar sikap, nilai, dan keyakinan yang ada dalam diri kita, dan mengabaikan karakteristik yang tidak relevan atau berlawanan dengan nilai dan keyakinan tersebut. Persepsi adalah penyimpulan, dimana ketika kita menilai proses psikologis dari persepsi mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi secara logis. Interprestasi yang dihasilkan melalui persepsi pada dasarnya adalah penyimpulan atas informasi yang tidak lengkap. Dengan kata lain, mempersepsikan makna adalah melompat kepada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan atas data yang dapat ditangkap oleh indra kita. Sifat ini saling mengisi dengan sifat kedua. Pada sifat kedua, persepsi adalah selektif karena keterbatasan kapasitas otak maka kita hanya dapat

21 33 mempersepsikan sebagian karakteristik dari objek. Melalui penyimpulan ini kita berusaha untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai objek yang kita persepsiakn atas dasar sebagian karakteristik dari objek tertentu. Persepsi tidak akurat, dimana setiap persepsi yang kita lakukan, akan mengandung kesalahan dalam kadar tertentu, hal ini disebabkan oleh pengaruh pengalaman masa lalu, selektivitas, dan penyimpulan. Biasanya ketidakakuratan ini terjadi karena penyimpulan yang terlalu mudah, atau menyamaratakan. Adakalanya persepsi tidak akurat karena orang menganggap sama sesuatu yang sebenarnya hanya mirip. Dan semakin jauh jarak antara orang mempersepsi dnegan objeknya maka semakin tidak akurat persepsinya, meskipun demikian kita biasanya mengabaikan ketidak akuratan tersebut dalam kegiatan persepsi kita sehari-hari, dan ketidakakuratan persepsi tidak selalu menjadi/menimbulkan masalah dalam komunikasi antarpribadi. Persepsi adalah evaluative, dimana persepsi tidak akan pernah objektif karena kita melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai, dan keyakinan pribadi yang digunakan untuk memberi makna pada objek persepsi. Karena persepsi merupakan proses kognitif psikologis yang ada di dalam diri kita, maka cenderung bersifat subyektif. Fisher (1987: 125) bahkan mengemukakan bahwa persepsi bukan hanya merupakan proses intrapribadi, tetapi juga sesuatu yang sangat pribadi, dan tidak

22 34 terhindarkannya keterlibatan pribadi dalam tindakan persepsi menyebabkan persepsi sangat subyektif. Pada dasarnya, bagaimana kita hendak menilai sesuatu obyek atau pun sebuah pristiwa, tanggapan dari diri kita lah yang akan mempengaruhi bagaimana kita menanggapi atau menindak keputuasn yang kita pilih. Hal tersebut bisa kita sebut sebagai persepsi, suautu hal yang muncul dalam pemikiran kita ketika kita hendak menilai sesuatu berdasarkan bagaimana suatu objek mempengaruhi pemikiran kita, sehingga terkadang kita menilai sesuatu secara subyektif. (Senjaya, dkk., 2007: ). Dengan mempertimbangkan hal ini, peneliti mencoba menggali bagaimana para narasumber yang menjadi penonton film Persoan 4 Animation memberi tanggapan mereka terhadap film yang telah mereka lihat, walalupun terkadang tanggapan tersebut cenderung bersifat subyektif, namun peneliti akan menekankan hal tersebut sebagai hasil penelitian yang penting untuk mencapai tujuan penelitian ini Teori Identitas Onong Uchjana Effendy menekankan bahwa dalam ilmu jiwa sosial terdapat gejala yang disebut identifikasi psikologis, dimana dalam menghayati sebuah film kerap kali penonton menyamakan seluruh pribadinya dengan salah satu karakter dalam film. Tidak hanya memahami atau merasakan, melainkan layaknya baik sang karakter film

23 35 dengan penonton ada dalam satu kondisi yang sama. Penonton yang menyukai suatu film akan cenderung terbawa dalam alur cerita film tersebut, sehingga ia merasa seakan-akan dirinya turut ada dalam film yang bersangkutan dan menjadi pemain itu sendiri. (Effendy, 2003: ) Media cenderung menampilkan sosok figure secara eksplisit dengan disertai kondisi dramatis yang melibatkan respon-respon menarik dan memberikan bahan identitas peranan untuk memperkaya konsep diri. Isi yang bersifat fiktif eksplisit menampilkan orang dalam perananperanan yang secara tipikal dirancang untuk dikagumi dan seringkali diwarnai glamour dengan fantasi yang memudahkan khalayak untuk mengambil peran pendorong ego melalui identifikasi dengan tokoh-tokoh. Ketika orang-orang yang disajikan media memainkan peranan rakyat biasa, maka penyajian media tetap menegaskan dan meninggikan makna peran-peran tersebut, yang sebenarnya secara meluas diperankan oleh kebanyakan anggota khalayak. (Rakhmat, 2008: ). Dengan mempertimbangkan bagaimana pola pikir seorang individu terhadap tanggapannya mengenai seorang karakter yang terdapat dalam film yang ia lihat. Karena berdasarkan hal itu akan mempengaruhi bagaimana penilaian dan alasan mereka membuat keputusan dalam memilih film tersebut sebagai media alternative mereka.

24 Teori Khalayak Aktif Menurut Ricard West dan Lynn H. Turner dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, teori khalayak aktif merupakan teori yang didasarkan pada asumsi bahwa konsumen media adalah aktif harus menjelaskan apa yang dikatakan sebagai Khalayak Aktif. Mark Levy dan Sven Windahl (1985) menjawab masalah ini dengan cara: Sebagaimana dipahami secara umum oleh penelitian gratifikasi, istilah aktivitas khalayak merujuk pada orientasi sukarela dan selektif oleh khalayak terhadap proses komunikasi. Singkatnya, hal ini menyatakan bahwa penggunaan media dimotivasi oleh kebutuhan dan tujuan yang didefinisikan oleh khalayak itu sendiri, dan bahwa partisipasi aktif dalam proses komunikasi mungkin difasilitasi, dibatasi, atau memengaruhi kepuasan dan pengaruh yang dihubungkan dengan eksposur. Pemikiran terbaru juga menyatakan bahwa aktivitas khalayak paling baik dikonseptualisasikan sebagai sebuah variable konstruk, dengan khalayak mempertunjukan berbagai jenis dan tingkat aktivitas. (hal.110) Jay G. Blumler (1979) juga menawarkan beberapa saran jenis aktivitas khalayak yang dapat dilakukan oleh konsumen media. Termasuk di dalamnya kegunaan, kesengajaan, selektivitas, dan kesulitan untuk mempengaruhi, dengan penjelasan sebagai berikut: Kegunaan (utility), yaitu dimana media memiliki kegunaan bagi orang, dan orang dapat menempatkan media pada kegunaan tersebut. Seperti ketika saat orang mendengarkan radio karena mereka ingin mendapatkan informasi lalu lintas. Mereka membeli CD Online. Mereka membaca majalah mode untuk mengetahui gaya terbaru. Kesengajaan (intentionality), yaitu dimana ketika motivasi orang menentukan konsumsi mereka akan isi media. Ketika orang hendak

25 37 dihibur, mereka akan menonton komedi. Ketika ingin mengetahui suatu berita dengan lebih mendalam, terdapat Charlie Rose atau Nightline. Selektivitas (selectivity), yaitu bahwa khalayak menggunakan media dapat merefleksikan ketertarikan dan preferensi mereka. Jika anda penggemar Jazz, anda mungkin mendengarkan program Jazz pada stasiun NPR local. Kesulitan untuk mempengaruhi (imperviousness to influence), yaitu bahwa khalayak membentuk pemahaman mereka sendiri dari isi dan bahwa makna memengaruhi apa yang mereka pikirkan dan lakukan. Mereka sering secara aktif menghindari jenis pengaruh media tertentu. Contohnya, beberapa orang membeli produk berdasarkan kualitas dan nilai daripada berdasarkan kampanye periklanan. Atau mereka tidak memperlihatkan serangan terhadap orang lain, tidak peduli seberapa banyak mereka menikmati film laga/ petualangan dan acara televisi. Melalui pemahaman ini peneliti mencoba untuk menegaskan bahwa sebagaimana tujuan proses ini adalah untuk mengetahui tanggapan dari pada narasumber mengenai film Persona 4 Animation, maka peneliti tidak meneliti pada tahap pemahaman bagaimana pengaruh secara nyata dalam objek penelitian pada para narasumber. Namun secara garis besar, para narasumber bebas dalam memberi keputusan atas media yang mereka gunakan sebagai kebutuhan.

TEORI KOMUNIKASI PERTEMUAN KETUJUH

TEORI KOMUNIKASI PERTEMUAN KETUJUH TEORI KOMUNIKASI PERTEMUAN KETUJUH Pengertian teori dalam komunikasi TEORI merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang suatu fenomena Jadi teori dalam komunikasi pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

Lingkup Teori Komunikasi

Lingkup Teori Komunikasi TEORI KOMUNIKASI MODUL 3 Lingkup Teori Komunikasi Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, definisi mengenai komunikasi yang diberikan

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Komponen Konseptual dan jenisjenis Teori Komunikasi SOFIA AUNUL, M.SI. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

TEORI KOMUNIKASI. Komponen Konseptual dan jenisjenis Teori Komunikasi SOFIA AUNUL, M.SI. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Komponen Konseptual dan jenisjenis Teori Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id Komponen Konseptual dan jenis-jenis

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI. Pengertian, Sifat, Tujuan dan Fungsi Teori

TEORI KOMUNIKASI. Pengertian, Sifat, Tujuan dan Fungsi Teori MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI Pengertian, Sifat, Tujuan dan Fungsi Teori Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi 02 85004 Abstract Pengertian Teori Dalam

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Uses and Gratification Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada komunikan. Komunikasi bisa diartikan dengan proses penyampaian pesan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada komunikan. Komunikasi bisa diartikan dengan proses penyampaian pesan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu atau simbol, mengandung arti, dilakukan oleh komunikator

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 3 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Massa Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 8 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Teori DeFleur dan Ball-Rokeach Tentang Pertemuan Dengan Media Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa Modul ke: 11 Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa Teori Penggunaan dan Gratifikasi dan Teori Pencarian Informasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting

Lebih terperinci

Carl Jung. Analytical Psychology. Asumsi

Carl Jung. Analytical Psychology. Asumsi Carl Jung Analytical Psychology Asumsi Fenomena yang berhubungan dengan kekuatan gaib atau magis (Occult) yang diturunkan oleh leluhur bisa dan memang berpengaruh pada kehidupan manusia Manusai bukan hanya

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Manusia dalam Pandangan Carl G. Jung

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan I Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan I Komunikasi Massa Modul ke: 1 Modul Perkuliahan I Komunikasi Massa Pengertian Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan Pengertian Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Media massa cetak dan elektronik merupakan salah satu unsur penting dalam proses komunikasi. Setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan surat

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 7 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Khalayak / Audiens Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan manusia berdasarkan citra diri-nya. Manusia memiliki sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan manusia berdasarkan citra diri-nya. Manusia memiliki sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang maha sempurna, karena Tuhan menciptakan manusia berdasarkan citra diri-nya. Manusia memiliki sebuah kelebihan yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto,

II. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto, II. LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan dan menawarkan

Lebih terperinci

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana PERSEPSI INTI KOMUNIKASI Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Pengertian Persepsi atau perception adl hal sederhana dari getaran apapun dari pikiran sehat kita. Persepsi sebagai proses yang memungkinkan

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi

I. PENDAHULUAN. Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi para produsen produk sejenis. Perubahan gaya hidup, kemajuan pemikiran, membuat konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari dengan teknologi yang diciptakan oleh manusia. Kemunculan produkproduk kecantikan masa kini menjanjikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Setiap usaha dan tindakan manusia selalu berlandaskan motif. Motif menjadi alasan untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu, seperti kegiatan belajar, bekerja,

Lebih terperinci

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Komunikasi massa 1. Apa yang Anda ketahui mengenai komunikasi massa? Sebutkan contohnya! 2. Bagaimana pendapat Anda

Lebih terperinci

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7)

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7) JUDUL SKRIPSI : KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7) OLEH : CHRISTINE, PEMBIMBING : BIROWO PROGRAM

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka 5 PENDEKATAN TEORETIS Bab ini menjelaskan tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Bahan pustaka yang dirujuk berasal dari beberapa sumber berupa buku dan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan yang sudah ada atau keluar dari suatu zona aman dalam beriklan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan yang sudah ada atau keluar dari suatu zona aman dalam beriklan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring munculnya berbagai macam industri ditengah masyarakat, membuat persaingan antar industri yang menghasilkan produk sejenis semakin ketat. Banyak dari mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas 03FIKOM Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom Program Studi MARCOMM Ruang Lingkup Komunikasi Dalam memahami ruang lingkup komunikasi sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan sumber informasi yang disajikan oleh media. Masyarakat menjadikan media sebagai subjek pembicaraan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia lain. Proses interaksi tersebut terjadi karena adanya komunikasi antar anggota masyarakat.

Lebih terperinci

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Komunikasi massa Puri Kusuma D.Putriii 1. Apa yang Anda ketahui mengenai komunikasi massa? Sebutkan contohnya! 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masyarakat telah secara bebas dalam memilih jenis media yang disukai. Sesuai dengan pendekatan Uses and Gratifications yang menjelaskan bahwa pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam era informasi sekarang ini, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peran media. Dari zaman ke zaman media massa mengalami perkembangan yang pesat.

Lebih terperinci

CARL GUSTAV JUNG (PSIKOANALITIK)

CARL GUSTAV JUNG (PSIKOANALITIK) CARL GUSTAV JUNG (PSIKOANALITIK) Carl Gustav Jung dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswyl (Switzerland) dan wafat pada tanggal 6 Juni 1961 di Kusnacht (Switzerland). Dimasa kanak-kanak Jung sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup hanya bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. Umumnya manusia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, komunikasi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep 2.1.1 Kebutuhan Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan dasar. Katz, Gurevitch, dan Haas (dalam Effendi, 2003 : 296) mendeskripsikan lima kebutuhan dasar tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

Psikoanalisa. CG. Jung

Psikoanalisa. CG. Jung Psikoanalisa CG. Jung KEPRIBADIAN Keseluruhan pikiran, perasaan, dan tingkah laku, baik sadar maupun tidak sadar. Kepribadian ini berfungsi untuk membimbing orang menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dibantu oleh Public Relations dalam memilih media

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dibantu oleh Public Relations dalam memilih media BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi membuat organisasi atau perusahaan masa kini berbeda jauh dengan yang sebelumnya, perkembangan tersebut juga mempengaruhi perusahaan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengertian komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Sampai

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Promosi 2.1.1 Pengertian Promosi Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam memperkenalkan,memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut

BAB I PENDAHULUAN. common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut BAB I PENDAHULUAN Komunikasi atau communicare berarti membuat sama (to make common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari hiburan. Alasannya karena film adalah sebuah hiburan yang dapat dijangkau dari segala

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Dalam hal ini, peneliti

BAB IV ANALISIS DATA. yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Dalam hal ini, peneliti BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Temuan penelitian berupa data lapangan diperoleh melalui penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil pertimbangan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses menyampaikan informasi kepada orang lain. Proses komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : komunikasi langsung dan tidak langsung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Komunikasi bukan hanya sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal ini membuat komunikasi pada saat ini dapat dilakukan, dimanapun, kapanpun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki sebuah peran penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam salah satu fungsi media massa sebagai penyebar

Lebih terperinci

Proses dan efek Media

Proses dan efek Media Proses dan efek Media McQuail Buku.2 bab.17 Kita di pengaruhi oleh media, tetapi mekanismenya seperti apa masih belum jelas. Penduduk empat musim berpakaian berdasarkan ramalan cuaca, membeli sesuatu berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Yang Melandasi Permasalahan Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI TENTANG TANGGAPAN, TAYANGAN DAN TELEVISI Deskripsi Teoritik Tentang Tangapan. gambaran ingatan dari pengamatan.

BAB II DESKRIPSI TENTANG TANGGAPAN, TAYANGAN DAN TELEVISI Deskripsi Teoritik Tentang Tangapan. gambaran ingatan dari pengamatan. BAB II DESKRIPSI TENTANG TANGGAPAN, TAYANGAN DAN TELEVISI 2.1. Landasan Kerangka Teori 2.1.1. Deskripsi Teoritik Tentang Tangapan a. Pengertian Tanggapan Hingga kini tanggapan belum bisa di definisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

2.1 Analisis Sikap II. LANDASAN TEORI Pengertian Sikap. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

2.1 Analisis Sikap II. LANDASAN TEORI Pengertian Sikap. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok 21 II. LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan dan menawarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar umat manusia, baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi

Lebih terperinci

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi

Perspektif dalam Ilmu Komunikasi TEORI KOMUNIKASI MODUL 4 Perspektif dalam Ilmu Komunikasi Membicarakan teori pada dasarnya membicarakan perspektif yang melatarbelakanginya. Dalam materi ini, kita menggunakan perspektif dan paradigma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar belakang Banyak kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia dan dijadikan trend bagi masyarakat Indonesia. Kebudayaan yang masuk pun datang dari barat dan timur dunia. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

6/13/2012 KOMUNIKASI MASSA (DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI KOMUNIKASI) SEJARAH SINGKAT ANEKA ALIRAN DALAM PENELITIAN MEDIA MASSA

6/13/2012 KOMUNIKASI MASSA (DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI KOMUNIKASI) SEJARAH SINGKAT ANEKA ALIRAN DALAM PENELITIAN MEDIA MASSA KOMUNIKASI MASSA (DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI KOMUNIKASI) Diyah Ayu Amalia Avina M.Si Fitri Hariana Oktaviani M.Commun SEJARAH SINGKAT ANEKA ALIRAN DALAM PENELITIAN MEDIA MASSA Bullet Theory Limited Effect

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia hiburan (entertainment) terjadi secara pesat di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia. Perkembangan tersebut membuat media massa dan

Lebih terperinci

merupakan suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik.

Lebih terperinci

KESADARAN Rah a ay a u G i G n i in i ta t s a a s s a i s

KESADARAN Rah a ay a u G i G n i in i ta t s a a s s a i s KESADARAN Rahayu Ginintasasi A. Pengertian Kesadaran Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness). Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu memiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perumahan Kota Modern , tentunya tidak bisa lepas dari berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perumahan Kota Modern , tentunya tidak bisa lepas dari berbagai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pemilihan media baru dalam dunia pendidikan di kalangan remaja di perumahan Kota Modern 2014-2015, tentunya tidak bisa lepas dari berbagai alasan rasional yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi adalah cara penyampaian pesan kepada seseorang yangbisa berupa informasi berbentuk bahasa ataupun lewat simbol- simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik seperti televisi, internet, maupun radio. Radio adalah. memperoleh informasi dengan cepat sehingga meniadakan jarak,

BAB I PENDAHULUAN. elektronik seperti televisi, internet, maupun radio. Radio adalah. memperoleh informasi dengan cepat sehingga meniadakan jarak, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu fenomena baru dalam masyarakat, akan media massa baik media massa cetak seperti majalah atau tabloid, koran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan

Lebih terperinci

Modul ke: Psikologi Komunikasi. Fakultas FIKOM. Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi MARKOM & PERIKLANAN.

Modul ke: Psikologi Komunikasi. Fakultas FIKOM. Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi MARKOM & PERIKLANAN. Modul ke: Psikologi Komunikasi Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi MARKOM & PERIKLANAN www.mercubuana.ac.id Proses Komunikasi Massa Proses Komunikasi Massa Komunikasi massa proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Uses and Gratification berangkat dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Pendengar sebagai sasaran komunikasi

Lebih terperinci

HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI

HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI Hambatan dalam kegiatan komunikasi Efektivitas proses komunikasi Beberapa Hambatan dalam Komunikasi Massa Hambatan Psikologis Hambatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : Rachmat Al Fajar F 100 950 017 /

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Membeli 1. Pengertian Perilaku Membeli Perilaku adalah semua respon (reaksi, tanggapan, jawaban; balasan) yang dilakukan oleh suatu organisme (Chaplin, 1999). Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON Motivasi menonton menurut McQuail ada empat jenis, yaitu motivasi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, teknologi komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi komunikasi memudahkan setiap orang untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hanya memapaparkan situasi yang didapat atau peristiwa yang diperoleh dari data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Baros (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh atribut produk terhadap terbentuknya citra merek (Brand Image) di PT. Radio Kidung Indah Selaras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Proses Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen. BAB II LANDASAN TEORI A. LOYALITAS MEREK 1. Definisi Loyalitas Merek Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang didapatkan manusia, manfaat tersebut berupa dukungan identitas. rumah, sekolah, kampus, maupun lingkungan kerja 1.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang didapatkan manusia, manfaat tersebut berupa dukungan identitas. rumah, sekolah, kampus, maupun lingkungan kerja 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi telah menjadi begitu lazim sehingga hampir tidak pernah memperhatikan apa itu televisi dan apa pengaruhnya. Televisi telah menciptakan sebentuk kemelekan huruf

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci